ns nurul istiqomah

19

Click here to load reader

Upload: noval

Post on 01-Jul-2015

56 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ns Nurul Istiqomah

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

GANGGUAN BEBAHASA EKSPRESIF

Disusun Oleh :

NAUFAL QURTUBI

HAULIAWATI

NISFUL LAIL

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL’ULUM

JOMBANG

2010/2011

Page 2: Ns Nurul Istiqomah

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya ucapkan kehadiran Allah swt atas berkat,

rahmat, dan hidayah-Nya ,yang kedua tidak lupa saya sampaikan sholawat serta salam

kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat waktu.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh

pembimbing mata kuliah KEPERAWATAN JIWA mengenai masalah

GANGGUAN BERBAHASA EKSPRESIF Pada kesempatan yang baik ini, tidak

lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing mata kulia

KEPERAWATAN JIWA dan semua pihak yang telah banyak membantu atas

pembuatan/penyusunan makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini saya banyak yang luput dan

kekurangan maupun kesalahan baik itu isi makalah dan penulisan, maka saya minta

kerendahan hati dari dosen pembimbing, saya mengharapkan saran dan kritik demi

menyempurnakan makalah ini, dengan lapang dada kami terima saran dan kritik dari

pembimbing, kami ucapkan Terima kasih.

Jombang 2 maret 2011

Page 3: Ns Nurul Istiqomah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kemampuan bahasa membedakan manusia dengan binatang. Orang tua

dengan antusias menunggu perkembangan bicara anak mereka, bila anak tidak dapat

bicara normal maka mereka mengira bahwa anak mereka bodoh / retardasi. Sering

orang tua memperkirakan bahwa perkembangan bicara pada anak diluar normal

merupakan suatu hal yang menghawatirkan, sehingga membawanya ke dokter.

Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh keseimbangan anak

sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori, motorik, psikologis, emosi, dan

lingkungan sekitar anak.

Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab gangguan

perkembangan yang paling sering ditemukan. Pada anak gangguan ini semakin hari

semakin meningkat pesat, beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan

bicara dan bahasa berkisar 5 – 10 % pada anak sekolah.

Prevalensi gangguan bahasa ekspresif terentang dari 3 – 10 % dari semua anak

sekolah, yang sebagian besar diperkirakan adalah antara 3 dan 5 %, pada gangguan

bahasa ekspresif anak – anak berada dibawah kemampuan yang diharapkan dalam hal

pembendaharaan kata, pemakaian keterangan waktu ( tenses ) yang tepat, produksi

kalimat yang kompleks, mengingat kata – kata.

Penyebab keterlambatan bicara sangat luas dan banyak, gangguan tersebut ada

yang ringan sampai yang berat mulai dari yang bisa membaik hingga yang sulit untuk

membaik.

Page 4: Ns Nurul Istiqomah

BAB II

KONSEP DASAR

A. DEFINISI

gangguan berbahasa : Perkembangan khas dimana kemampuan anak dalam

mengekspresikan bahasa dengan berbicara, jelas dibawah rata – rata anak di usia

mentalnya, tetapi pengertian bahasa dalam batas – batas normal, dengan tanpa

gangguan articulasi. ( Dr. Rusdi muslim, 2003, 124 )

Gangguan berbahasa ekspresif : adanya gangguan bahasa dalam hal

perbandaharaan kata, pemakaian keterangan (tenses) dengan tepat, produkasi kalimat

yang kompleks, dan mengingat kata-kata.

PERKEMBANGAN BAHASA NORMAL

Hemisfer kiri merupakan kemampuan berbahasa yang dimulai sejak dalam

kandungan, tetapi berfungsi secara sempurna setelah beberapa tahun kemudian.

Terdapat 3 area utama pada hemisfer kiri anak khusus untuk berbahasa, yaitu dibagian

anterior ( area bicara dan korteks motorik ) dan dibagian posterior ( area wernicke ).

Perkembangan bahasa juga memerlukan fungsi reseptif dan ekspresif.

(www.familychildren.com )

Perkembangan kemampuan bicara dan berbahasa pada anak normal. ( Towne, 1983 )

Tampak mendengarkan ucapan pembicara, dapat tersenyum pada pembicara

Melihat kearah pembicara

Memberi tanggapan yang berbeda terhadap suara bernada marah / senang

Bereaksi terhadap panggilan namanya

Mulai mengenal kata – kata “da – da, papa, mama”

Bereaksi terhadap kata – kata “ naik, kemari, dada”

Menghentikan aktifitas bila namanya dipanggil

Menghentikan kegiatan bila dilarang

Page 5: Ns Nurul Istiqomah

Secara tepat menirukan variasi suara tinggi

Reaksi atas pertanyaan sederhana dengan melihat atau menoleh

Reaksi dengan melakukan gerakan terhadap barbagai pertanyaan verbal

Mengetahui dan mengenali nama – nama bagian tubuh

Dapat mengetahui dan mengenali gambar – gambar obyek yang sudah akrab

dengannya, jika obyek tersebut disebut namanya

Akan mengikuti petunjuk yang berurutan ( ambil topimu dan letakkan diatas meja )

Mengetahui lebih banyak kalimat yang rumit Vokalisasi yang masih sembarangan,

terutama huruf hidup.

Tanda – tanda vokal yang menunjukkan perasaan senang, senyum sosial.

Tersenyum sebagai jawaban terhadap pembicara.

Jawaban vokal terhadap rangsangan sosial.

Mulai meniru suara.

Protes vokal, berteriak karena kegirangan.

Mulai mengguanakan suara mirip kata – kata kacau.

Meniru rangkaian suara.

Kata – kata pertama mulai muncul.

Kata – kata yang kacau mulai dapat dimengerti dengan baik.

Mengungkapkan kesadaran tentang obyekyang telah akrab dan menyebut namanya.

Kata – kata yang benar terdengar diantara kata – kata yang kacau, sering disertai

dengan gerakan tubuhnya.

Lebih banyak menggunakan kata - kata dari pada gerakan, untuk mengungkapkan

keinginannya.

Mulai mengkombinasikan kata –kata ( mobil, papa, mama,berdiri )

Menyebut nama sendiri

B. FISIOLOGI BICARA

Proses bicara melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem

pernafasan pusat khusus pengantar bicara diotak dalam cortex cerebri, pusat respirasi

di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung.

Page 6: Ns Nurul Istiqomah

Terdapat 2 hal proses terjadinya bicara, yaitu proses sensorik dan motorik :

• Aspek sensorik meliputi : pendengaran, penglihatan, rasa raba berfungsi untuk

memahami apa yang didengar, dilihat dan dirasa.

• Aspek motorik meliputi : mengatur larinx, alat – alat untuk articulasi, tindakkan

articulasi dan larinx yang bertanggung jawab untuk pengeluaran suara.

Dalam otak terdapat 3 pusat yang mengatur mekanisme berbicara, dua pusat bersifat

resrtif yang mengurus penangkapan bahasa lisan dan tulisan serta satu pusat lainnya

bersifat ekspresif yang mengurus penatalaksanaan bahasa, ketiganya berada di

hemisfer dominan dari otak atau sistem SSP.

Area broca merupakan pusat bahasa ekspresif.

C. ETIOLOGI

Penyebab gangguan bahasa ekspresif tidak diketahui. Kerusakan serebral dan

keterlambatan maturasi dalam perkembangan serebral telah didalilkan sebagai

penyebab yang mendasari, tetapi tidak ada bukti yang mendukung teori tersebut.

( Harorld, dkk, 1997 : hal 767 )

Penyebab gangguan bicara dan bahasa pada anak dapat kita lihat pada tabel berikut :

Penyebab Efek pada perkembangan bicara

1. Lingkungan

a. Sosial ekonomi kurang

b. Tekanan keluarga

c. Keluarga bisu

d. Dirumah menggunakan bahasa bilingual

2. Emosi

a. Ibu yang tertekan

b. Gangguan serius pada orang tua

c. Gangguan serius pada anak

3. Masalah pendengaran

a. Konginetal

b. Di dapat

Page 7: Ns Nurul Istiqomah

4. Perkembangan terlambat

a. Perkembangan lambat

b. Perkembangan lambat, tetapi masih dalam batas rata – rata

c. Retardasi mental

5. Cacat bawaan

a. Palatoschizis

b. Sindrom down

6. Kerusakan otak

a. Kelainan neuromuskular

b. Kelainan sensorimotorik

c. Palsi serebral

d. Kelainan persepsi

Hal hal yang ditimbulkan oleh kerusakan otak antara lain.

a. Mempengaruhi kemampuan menghisap, menelan, mengunyah, dan akhirnya timbul

gangguan bicara dan artikulasi seperti disartria

b. Mempengaruhi kemampuan menghisap dan menelan, akhirnya menimbulkan

gangguan artikulasi, seperti dispraksia

c. Berpengaruh pada pernafasan, makan dan timbul juga masalah artikulasi yang dapat

menyebabkan disartria dan dispraksia

d. Kesulitan membedakan suara, mengerti bahasa, simbolisasi, mengenal konsep,

akhirnya menimbulkan kesulitan belajar disekolah

D. MANIFESTASI KLINIS

Ciri khusus anak dengan gangguan bahasa ekspresif adalah gangguan yang

terlihat jelas dengan perkembangan bahasa ekspresif yang sesuai dengan usia, yang

menyebabkan pemakaian bahasa verbal / isyarat yang jelas dibawah tingkat yang

diharapkan mengingat kapasitas intelektual non verbal anak.

Contoh :

“ Anak usia 18 bulan dengan gangguan bahasa ekspresif ”

Page 8: Ns Nurul Istiqomah

Pada usia ini anak biasanya kerap mengucapkan kata sederhana seperti “ mama “dan “

dada “ tapi anak dengan ganggua bahasa ekspresif tidak dapat mengucapkan kata

dengan spontan / bahkan untuk meniru kata atau suara tunggal sehingga tidak ada

pembendaharaan kata aktif dari anak dan menunjukkan / menggunakan gerakan badan

untuk menyatakan keinginannya. ( Harold, dkk, 1997 : hal 768)

Aram DM (1997) dan Towne (1983), menyatakan bahwa dicurigai adanya gangguan

perkembangan kemampuan bahasa pada anak. Jika ditemukan gejala – gejala berikut :

1) Pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serat kepalanya terhadap

suara yang datang dari belakang atau samping.

2) Pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya sendiri.

3) Pada umur 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap kat – kata jangan,

da – da dan sebagainya.

4) Pada usia 18 bulan tidak dapat menyebutkan sepuluh kata tunggal.

5) Pada usia 21 bulan tidak dapat memberi reaksi terhadap perintah ( misalnya duduk,

kemari, berdiri ).

6) Pada usia 24 bulan tidak bisa menyebutkan bagian – bagian tubuh.

7) Pada usia 24 bulan belum mampu mengetengahkan ungkapan yang etrdiri dari 2

buah kata.

8) Setelah usia 24 bulan hanya mempunyai pembendaharaan kata yang sangat sedikit /

tidak mempunyai kata – kat huruf Z pada frase.

9) Pada usia 30 bulan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh anggota keluarga.

10) Pada usia 36 bulan dapat mempergunakan kalimat – kalimat sederhana.

11) Pada usia 36 bulan tidak bisa bertanya dengan menggunakan kalimat tanya yang

sederhana.

12) Pada usia 36 bulan ucapannya dtidak dapat dimengerti oleh orang diluar

keluarganya.

13) Pada usia 3,5 tahun selalu gagal untuk menyebutkan kata akhir (ca untuk cat, ba

untuk ban, dan lain – lain ).

14) Setelah usia 4 tahun tidak lancar berbicara / gagap.

15) Setelah usia 7 tahun masih ada kesalahan ucapan.

16) Pada usia berapa saja terdapat hipernassalitas atau hiponasalitas yang nyata atau

mempunyai suara yang monoton tanpa berhenti, sangat keras dan tidak dapat didengar

Page 9: Ns Nurul Istiqomah

serta terus menerus memperdengarkan suara yang serak.

E. DIAGNOSA BANDING

Dalam retardasi mental, pasien memiliki gangguan keseluruhan dalam fungsi

interlektual, seperti yang ditunjukkan oleh intelegensia yang dibawah normal pada

semua bidang. Kapasitas dan fungsi intelektual nonverbal pada anak – anakdengan

gangguan bahasa ekspresif adalah dalam batas normal.

Pada gangguan bahasa reseptif / ekspresif campuran, pemahaman bahasa

(pembacaan sandi) adalah jelas dibawah tingkat yang diharapkan menurut usianya,

sedangkan pada gangguan bahasa ekspresif, pemahaman bahasa tetap dalam batas

normal.

Pada gangguan perkembangan pervasif, anak yang terkena tidak memiliki

inner language, rencana simbolik atau khayalan, pemakaian gerak isyarat yang sesuai,

atau kapasitas untuk membentuk hubungan sosial yang hangat dan penug arti,

disamping karakteristik kognitif utama. Selain itu anak menuinjukkan sedikit atau

tidak menunjukkan frustasi dengan ketidakmampuan berkomunikasi secara

verbal.sebaliknya semua karakteristik tersebut adalah ditemukan pada anak – anak

dengan gangguan bahasa ekspresif.

F. TERAPI

Terapi harus dimulai segera setelah didiagnosa gangguan bahasa ekspresif.

Yterapi tersebut terdiri dari latihan pendorong prilaku dan praktek dengan fonem

( unit suara ). Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah frase dengan

menggunakan mentode menyusun balok dan terapi bicara konfensional.

G. PROGNOSIS

Pada umumnya, prognosis gangguan bahasa ekspresif adalah baik. Kecepatan

dan derajat pemulihan tergantung pada keparahan gangguan, motivasi anak untuk

berperan serta dalam terapi, dan pemberian bahasa yang tepat waktu dan intervensi

Page 10: Ns Nurul Istiqomah

terapitik lain. Adanya atau tidak adanya faktor lain seperti kehilangan pendengaran

yang sedang sampai yang parah, retardasi mental ringan, dan masalah emosional

parah. Juga mempengaruhi prognosis pemuluhan. Sebanyak 50 % anak – anak dengan

ganguan bahasa ekspresif ringan pulih spontan tanpa adanya tanda gangguan bahaasa,

tetapi anak – anak dengan gangguan bahasa ekspresif berat mungkin selanjutnya

menunjukkan ciri – ciri gangguan bahasa ringan sampai sedang.

Page 11: Ns Nurul Istiqomah

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Gangguan bahasa ekspresif merupakan salah satu gangguan komunikasi

dimana kemampuan ekspresif anak berada di kemampuan yang diharapkan. Namun

gangguan bahasa ekspresif ini pada umumnya prognosisnya adalah baik, jika

gangguan ini dapat terditeksi lebih dini dengan catatan etiologinya memungkinkan

terjadi penyembuhan dengan terapi yang dimulai segera setelah di diagnosa gangguan

bahasa ekspresif. Terapi tersebut terdiri dari latihan pendengaran, prilaku dan praktek

dengan foenem( unit suara ).

Page 12: Ns Nurul Istiqomah

DAFTAR PUSTAKA

Stuart, gail wiscarz. (1998). Keperawatan jiwa.EGC. jakarta.

Townsend, mary c. (1998) . diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri. EGC.

Jakarta.

Suhartian. Piet a. ( 1983) . aliran-aliran modern dalam ilmu jiwa. Usaha nasional.

Surabaya.

Azizah,Umi .Fitrotul Ula,Siti Rahmahhttp://snizty.blogspot.com/2010/06/gangguan-

berbahasa.html 11:54