norma penghitungan khusus

10
NORMA PENGHITUNGAN KHUSUS Yuda Aryanto

Upload: karomah95

Post on 13-Apr-2017

331 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Norma penghitungan khusus

NORMA PENGHITUNGAN KHUSUS

Yuda Aryanto

Page 2: Norma penghitungan khusus

Norma Penghitungan Khusus Norma Penghitungan Khusus untuk menghitung penghasilan neto dari

WP tertentu yg tidak dapat dihitung berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) atau ayat (3) UU PPh ditetapkan Menteri Keuangan

Ketentuan ini mengatur tentang Norma Penghitungan Khusus untuk golongan WP tertentu, antara lain perusahaan pelayaran/ penerbangan internasional, perusahaan asuransi luar negeri, perusahaan pengeboran minyak, gas & panas bumi, perusahaan dagang asing, perusahaan yg melakukan investasi dalam bentuk bangun-guna-serah (build, operate, and transfer)

Untuk menghitung kesukaran dalam menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi golongan WP tertentu tsb, berdasarkan pertimbangan praktis/ sesuai dengan kelaziman pengenaan pajak dalam bidang-bidang usaha tsb, Menteri Keuangan diberi wewenang untuk menetapkan Norma Penghitungan Khusus guna menghitung besarnya penghasilan neto dari WP tertentu tsb

2

Pasal 15 UU PPh

Page 3: Norma penghitungan khusus

Dasar Hukum : Pasal 15 UU PPh KMK-417/KMK.04/1996 SE-32/PJ.4/1996

Pelayaran & Penerbangan Luar Negeri

3

Page 4: Norma penghitungan khusus

Objek & Tarif Pajak Penghasilan neto bagi WP Perusahaan Pelayaran &/atau Penerbangan

Luar Negeri ditetapkan sebesar 6% dari peredaran bruto Besarnya PPh bagi WP Perusahaan Pelayaran &/atau Penerbangan

luar negeri adalah sebesar 2,64% dari peredaran bruto dan bersifat final

Peredaran bruto adalah semua imbalan/ nilai pengganti berupa uang/ nilai uang yg diterima/ diperoleh WP Perusahaan Pelayaran &/atau Penerbangan luar negeri dari pengangkutan orang &/atau barang yg dimuat dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia &/atau dari pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar negeri

WP yg dicakup adalah WP perusahaan pelayaran &/atau penerbangan yg bertempat kedudukan di luar negeri yg melakukan usaha melalui Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia

4

KMK-417/KMK.04/1996 & SE-32/PJ.4/1996

Page 5: Norma penghitungan khusus

Objek & Tarif Pajak Peredaran bruto WP perusahaan pelayaran &/atau penerbangan luar

negeri seperti tsb di atas adalah semua nilai pengganti/ imbalan berupa uang/ nilai uang dari pengangkutan orang &/atau barang yg dimuat dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia &/atau dari pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar negeri

Dengan demikian tidak termasuk penggantian/ imbalan yg diterima/ diperoleh perusahaan pelayaran &/atau penerbangan luar negeri tsb dari pengangkutan orang &/atau barang dari pelabuhan di luar negeri ke pelabuhan di Indonesia

Besarnya Norma Penghasilan Neto bagi Wajib Pajak perusahaan pelayaran dan/atau penerbangan luar negeri adalah sebesar 6% dari peredaran bruto

Besarnya PPh yg wajib dilunasi WP perusahaan pelayaran &/atau penerbangan luar negeri seperti tsb adalah sebesar 2,64% dari peredaran bruto & bersifat final

5

KMK-417/KMK.04/1996 & SE-32/PJ.4/1996

Page 6: Norma penghitungan khusus

Penyetoran & Pelaporan Pelunasan/ pembayaran PPh WP perusahaan pelayaran &/atau

penerbangan luar negeri dilakukan sebagai berikut :a. Dalam hal penghasilan diperoleh berdasarkan perjanjian charter,

maka pihak yg membayar/ pihak yg mencharter wajib :1) Memotong PPh yg terutang pada saat pembayaran/ terutangnya

imbalan/ nilai pengganti2) Memberikan Bukti pemotongan PPh atas Penghasilan

Perusahaan Pelayaran &/atau Penerbangan luar negeri (final) kepada pihak yg menerima/ memperoleh penghasilan

3) Menyetor PPh yg terutang ke bank persepsi/ Kantor Pos & Giro selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan pembayaran/ terutangnya imbalan, dengan menggunakan SSP

4) Melaporkan pemotongan & penyetoran yg dilakukan ke KPP selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan pembayaran/ terutangnya imbalan

6

KMK-417/KMK.04/1996 & SE-32/PJ.4/1996

Page 7: Norma penghitungan khusus

Penyetoran & Pelaporan Pelunasan/ pembayaran PPh WP perusahaan pelayaran &/atau

penerbangan luar negeri dilakukan sebagai berikut :b. Dalam hal penghasilan diperoleh selain pada huruf a, maka WP

Perusahaan Pelayaran &/atau Penerbangan luar negeri wajib :1) Menyetor PPh yg terutang ke bank persepsi/ Kantor Pos & Giro

selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikut setelah bulan diterima/ diperolehnya penghasilan, dengan menggunakan SSP Final

2) Melaporkan penyetoran yg dilakukan ke KPP selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikut setelah bulan diterima/ diperolehnya penghasilan

Dalam hal WP juga menerima/ memperoleh penghasilan lainnya selain penghasilan diatas, maka atas penghasilan lainnya tsb dikenakan PPh berdasarkan ketentuan yg berlaku

7

KMK-417/KMK.04/1996 & SE-32/PJ.4/1996

Page 8: Norma penghitungan khusus

Dasar Hukum : Pasal 23 UU PPh KMK-634/KMK.04/1994 KEP-667/PJ./2001

Kantor Perwakilan Dagang

8

Page 9: Norma penghitungan khusus

Penghasilan neto dari WPLN yg mempunyai kantor perwakilan dagang di Indonesia ditetapkan sebesar 1% dari nilai ekspor bruto

Pelunasan PPh bagi WPLN yg mempunyai kantor perwakilan dagang adalah sebesar 0,44% dari nilai ekspor bruto & bersifat final

Nilai ekspor bruto adalah semua nilai pengganti/ imbalan yg diterima/ diperoleh WPLN yg mempunyai kantor perwakilan dagang di Indonesia dari penyerahan barang kepada orang pribadi/ badan yg berada/ bertempat kedudukan di Indonesia

9

KMK-634/KMK.04/1994 & KEP-667/PJ./2001

Objek & Tarif Pajak

Page 10: Norma penghitungan khusus

Pembayaran & pelaporan PPh 15 oleh WPLN yg mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia & pengadministrasiannya di KPP dilakukan sebagai berikut :a. WPLN yg mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia wajib

membayar PPh yg terutang dalam suatu masa Pajak ke bank persepsi/ Kantor Pos & Giro selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikut setelah bulan diterima/ diperolehnya penghasilan, dengan menggunakan satu SSP Final

b. WPLN yg mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia wajib melaporkan pembayaran PPh 15 yg dilakukan ke KPP selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikut setelah bulan diterima/ diperolehnya penghasilan & dilampiri dengan lembar ke-3 SSP Final

Atas penghasilan selain penghasilan diatas yg diterima/ diperoleh WPLN yg mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia dikenakan PPh berdasarkan ketentuan yg berlaku

10

KMK-634/KMK.04/1994 & KEP-667/PJ./2001

Pembayaran & Pelaporan