nomor - peraturan.bkpm.go.id · (1) perusahaan peserta dibawah pembinaan departemen perindustrian...

15
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 29/MPP/Kep/1/1997 TENTANG KETENTUAN DAN TATACARA PERMOHONAN FASILITAS DALAM RANGKA PELAKSANAAN PERJANJIAN "BASIC AGREEMENT ON THE ASEAN INDUSTRIAL COOPERATION" MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang Mengingat a. bahwa dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi, industri dan investasi untuk menghadapi perdagangan bebas dikawasan ASEAN, maka pada tanggal 27 April 1996, Pemerintah Republik Indonesia dan para Menteri Ekonomi di ASEAN telah menandatangani Basic Agreement on the ASEAN Industrial Cooperation Scheme yang selanjutnya disahkan melalui Keputusan Presiden Nomor 51 Tahun 1996; b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan Basic Agreement tersebut perlu ditetapkan prosedur pelaksanaannya; c. bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Surat Keputusan. 1. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1982 tentang Pelaksanaan Ekspor, Impor dan Lalu Lintas Devisa (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3210) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1985 (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nom::: 3291);

Upload: others

Post on 23-Oct-2019

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NOMOR - peraturan.bkpm.go.id · (1) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang telah menerima fasilitas dalam rangka kerjasama AICO wajib memberi

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia

KEPUTUSANMENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

REPUBLIK INDONESIANOMOR : 29/MPP/Kep/1/1997

TENTANG

KETENTUAN DAN TATACARA PERMOHONAN FASILITASDALAM RANGKA PELAKSANAAN PERJANJIAN

"BASIC AGREEMENT ON THE ASEAN INDUSTRIAL COOPERATION"

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGANREPUBLIK INDONESIA

Menimbang

Mengingat

a. bahwa dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi,industri dan investasi untuk menghadapi perdagangan bebasdikawasan ASEAN, maka pada tanggal 27 April 1996,Pemerintah Republik Indonesia dan para Menteri Ekonomidi ASEAN telah menandatangani Basic Agreement on theASEAN Industrial Cooperation Scheme yang selanjutnyadisahkan melalui Keputusan Presiden Nomor 51 Tahun1996;

b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan Basic Agreementtersebut perlu ditetapkan prosedur pelaksanaannya;

c. bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Surat Keputusan.

1. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1982 tentangPelaksanaan Ekspor, Impor dan Lalu Lintas Devisa(Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 1, TambahanLembaran Negara Nomor 3210) sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1985(Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 33, TambahanLembaran Negara Nom::: 3291);

Page 2: NOMOR - peraturan.bkpm.go.id · (1) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang telah menerima fasilitas dalam rangka kerjasama AICO wajib memberi

Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan R.I.Nomor : 29/MPP/Kep/1/1997

2

Memperhatikan

2. Keputusan Presiden RI Nomor 96/M Tahun 1993 tentangPembentukan Kabinet Pembangunan VI sebagaimanatelah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 388/MTahun 1995;

3. Keputusan Presiden RI Nomor 2 Tahun 1996 tentangPerubahan Atas Keputusan Presiden RI Nomor 15 Tahun1984 tentang Susunan Organisasi Departemensebagaimana telah Dua Puluh Lima Kali diubah, terakhirdengan Keputusan RI Nomor 61 Tahun 1995;

4. Keputusan Presiden RI Nomor 51 Tahun 1996 tentangPengesahan Basic Agreement on the ASEAN IndustrialCooperation Scheme;

5. Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan PerdaganganNomor 29/MPP/SK/2/1996 Jo. Nomor92/MPP/Kep/4/1996 tentang Organisasi dan Tata KerjaDepartemen Perindustrian dan Perdagangan.

6. Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan PerdaganganNomor 30/MPP/Kep/6/1996 tentang Penetapan Jenis-jenisIndustri Dalam Pembinaan Masing-masing DirektoratJenderal dan Kewenangan Pemberian Ijin Usaha Industridan Ijin Usaha Kawasan Industri di lingkunganDepartemen Perindustrian dan Perdagangan.

1. Kesepakatan hasil Sidang Tingkat Menteri Ekonomi ke 28,tanggal 12 September 1996, tentang pelaksanaan BasicAgreement on the ASEAN Industrial Cooperation olehnegara-negara di ASEAN akan dimulai bulan Nopember1996;

2. Surat Menteri Koordinasi Bidang Produksi dan DistribusiNomor 410/MK.PRODIS/9/1996 tentang Pelaksanaan BasicAgreement on the ASEAN Industrial Cooperation Scheme.

Page 3: NOMOR - peraturan.bkpm.go.id · (1) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang telah menerima fasilitas dalam rangka kerjasama AICO wajib memberi

3Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan R.I.Nomor : 29/MPP/Kep/1/1997

MEMUTUSKAN

Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DANPERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANGKETENTUAN DAN TATA CARA PERMOHONANFASILITAS DALAM RANGKA PELAKSANAANPERJANJIAN "BASIC AGREEMENT ON THE ASEANINDUSTRIAL COOPERATION SCHEME".

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. "Skema AICO" (= AICO Scheme) adalah Skema KerjasamaIndustri dilingkungan ASEAN sebagaimana yang dimaksuddalam Basic Agreement on the ASEAN IndustrialCooperation Scheme (AICO) yang telah disahkan melaluiKeputusan Presiden R.I. No. 51 Tahun 1996;

2. "Kerjasama AICO" (=AICO Agreement) adalah kerjasamayang dilakukan oleh sekurang-kurangnya dua NegaraPeserta anggota ASEAN dengan masing-masing satu ataulebih Perusahaan Peserta di Negara Peserta;

3. "Negara Peserta" (=Participating Countries) adalah negaraanggota ASEAN yang setuju berpartisipasi dalamkerjasama AICO dengan memberikan hak istimewa kepadaPerusahaan Peserta;

4. "Perusahaan Peserta" (= Participating Companies) adalahperusahaan Industri yang didirikan dan beroperasi di negaraanggota ASEAN yang memenuhi ketentuan Article 2 (1)dan Article 3 dari Basic Agreement;

Page 4: NOMOR - peraturan.bkpm.go.id · (1) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang telah menerima fasilitas dalam rangka kerjasama AICO wajib memberi

4Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan R.I.Nomor : 29/MPP/Kep/1/1997

5. Certificate of Eligibility yang selanjutnya disebut COEadalah sertifikat yang diterbitkan oleh Sekretariat ASEANuntuk mendapatkan fasilitas tarif dalam rangka kerjasamaAICO;

6. "Produk AICO" (= AICO Products) adalah produk yangtercantum dalam COE yang diberikan kepada PerusahaanPeserta .

Produk tersebut dapat berupa :

a. "Produk akhir AICO" adalah produk yang merupakanhasil akhir yang tidak memerlukan proses lebih lanjut;

b. "Produk setengah jadi AICO" adalah produk yangdigunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkanproduk akhir AICO;

c. "Bahan baku AICO" adalah bahan yang digunakanuntuk menghasilkan produk setengah jadi dan atauproduk akhir AICO.

7. "Tingkat Tarif Preferensi" adalah tingkat tarif yangdiberikan terhadap pengimporan Produk AICO yangbesarnya berkisar antara 0 - 5%.

8. "Direktur Jenderal Pembina Industri" adalah DirekturJenderal yang tugas dan fungsinya sesuai dengan SuratKeputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor29/MPP/SK/2/1996 jo. Nomor 92/MPP/Kep/4/-1996, danDirektur Jenderal Pembina Industri Departemen Teknislainnya yang mendapatkan pelimpahan sesuai denganketentuan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1986.

Page 5: NOMOR - peraturan.bkpm.go.id · (1) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang telah menerima fasilitas dalam rangka kerjasama AICO wajib memberi

5Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan R.I.Nomor : 29/MPP/Kep/1/1997

9. Sekretaris Jenderal adalah Sekretaris Jenderal DepartemenPerindustrian dan Perdagangan.

10. "Formulir Permohonan AICO" adalah suatu daftar isiansesuai ketentuan yang telah ditetapkan bersama oleh negara-negara ASEAN dan Formulir permohonan dapat dibuatsendiri oleh calon Perusahaan Peserta dengan formatsebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Pasal 2

(1) Fasilitas dalam rangka Kerjasama AICO dapat diberikankepada Perusahaan Peserta di Indonesia yang memenuhisemua syarat berikut :

a. Perusahaan Peserta berbentuk Badan Hukum;

b. Didirikan dan melakukan kegiatannya di Indonesia;

c. Sekurang-kurangnya 30% dan saham-sahamnyadimiliki oleh :

i) satu atau lebih warga negara Indonesia dan ataubadan hukum Indonesia yang keseluruhanmodalnya dimiliki oleh warga negara Indonesia;atau

(ii) satu atau lebih badan hukum Indonesia yanggabungan kepemilikan modalnya oleh warganegara Indonesia sekurang-kurangnya 30%.

d. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a, b dan c hams disampaikan dalam bentukdokumen resmi.

Page 6: NOMOR - peraturan.bkpm.go.id · (1) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang telah menerima fasilitas dalam rangka kerjasama AICO wajib memberi

6Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan R.I.Nomor : 29/MPP/Kep/1/1997

(2) Dapat mcnyimpang lebih rendah dari 30% sebagaimanayang ditetapkan pada ayat (1) huruf c Pasal ini, apabilaPerusahaan Peserta di Indonesia memenuhi satu atau lebihketentuan berikut

a) Perusahaan Peserta melakukan kegiatannya diKawasan Timur Indonesia;

b) Secara kumulatif, 40% kepemilikan PerusahaanPeserta dikuasai oleh perusahaan-perusahaan dalamlingkup ASEAN dan 15% dari kepemilikan tersebutharus dikuasai oleh perusahaan nasional;

c) Perusahaan Peserta menghasilkan komponen dan/ataubarang modal;

d) 50% dari bahan untuk diproses dipasok dan hasilindustri kecil dan menengah.

e) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurufa, b, c dan d hams disampaikan dalam bentukdokumen resmi.

(3) Perusahaan Peserta dan perusahaan mitranya di negaraASEAN lain yang berpartisipasi hams salingmemanfaatkan sumberdaya, komplementasi industri dansaling melengkapi atau melakukan kerjasama industridibidang :alih teknologi, pelatihan, lisensi, pembelianterkonsolidasi, manajemen, penjualan dan pemasaran danbentuk kerjasama lainnya.

(4) Menyampaikan dokumen yang merupakan bukti-bukti sahuntuk mendukung persyaratan yang tercantum pada Pasal2 ayat (1) dan ayat (2) Keputusan ini.

Pasal 3

(1) Produk AICO mencakup semua produk diluar yangtercantum dalam General Exception pads PerjanjianCommon Effective Preferential Tariff (CEPT) Article 9,

Page 7: NOMOR - peraturan.bkpm.go.id · (1) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang telah menerima fasilitas dalam rangka kerjasama AICO wajib memberi

7Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan R.I.Nomor : 29/MPP/Kep/1/1997

dan harus memenuhi ketentuan Rules of Origin dariskema CEPT.

(2) Persetujuan Produk AICO diberikan berdasarkan HS8-digit atau lebih.

Pasal 4

(1) Perusahaan Peserta AICO mengajukan surat permohonanmengikuti Skema AICO kepada Sekretaris Jenderaldengan tembusan kepada Direktur Jenderal PembinaIndustri yang bersangkutan dan Direktur Jenderal Bea danCukai Departemen Keuangan.

(2) Perusahaan Peserta AICO dibawah pembinaanDepartemen Teknis lainnya mengajukan suratpermohonan mengikuti skema AICO kepada SekretarisJenderal dengan tembusan kepada Sekretaris JenderalDepartemen Teknis yang bersangkutan dan DirekturJenderal Bea dan Cukai Departemen Keuangan.

(3) Perusahaan Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2) wajib mengisi formulir permohonan AICOsebagaimana terlampir pada Keputusan ini dan disertaidengan penjelasan mengenai:

a. Latar belakang dan motivasi perusahaan berpartisipasidalam skema AICO;

b. Penjelasan yang lebih spesifik tentang manfaat yangdiperoleh perusahaan berpartisipasi dalam skemaAICO;

c. Investasi yang diperlukan dalam melaksanakan skemaAICO;

Page 8: NOMOR - peraturan.bkpm.go.id · (1) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang telah menerima fasilitas dalam rangka kerjasama AICO wajib memberi

8Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan R.I.Nomor : 29/MPP/Kep/1/1997

d. Copy Tanda Daftar Perusahaan dan Surat Ijin UsahaIndustri (IUI) atau Tanda Daftar Industri;

e. Copy pernyataan kondisi keuangan terakhir yang telahdiaudit;

f. Dokumen atau bukti-bukti kemitraan untuk melakukansaling memanfaatkan sumberdaya, hubungan industriyang saling melengkapi atau kerjasama industri;

g. Surat kuasa sebagai pejabat yang berwenang atas namaperusahaan pemohon (apabila diajukan melalui kuasa);

h. Profil Perusahaan Peserta yang antara lain mencakupinformasi tentang jenis produk, kapasitas, jumlahpegawai, dan lain-lain.

(4) Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 10 (sepuluh)hari kerja sejak lengkapnya permohonan sesuaipersyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2Keputusan ini, Sekretaris Jenderal meneruskanpermohonan tersebut kepada Direktur Jenderal PembinaIndustri yang bersangkutan atau Sekretaris JenderalDepartemen Teknis lainnya dengan tembusan kepadaSekretariat ASEAN.

(5) Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)hari kerja, Direktur Jenderal Pembina Industri yangbersangkutan atau Sekretaris Jenderal Departemen Teknislainnya harus menyampaikan pendapatnya mengenaipermohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepadaSekretaris Jenderal;

(6) Dirjen Pembina Industri yang bersangkutan atauSekretaris Jenderal Departemen Teknis lainnya melakukanpenghitungan besarnya tarif preferensi danmenyampaikannya kepada Sekretaris Jenderal;

Page 9: NOMOR - peraturan.bkpm.go.id · (1) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang telah menerima fasilitas dalam rangka kerjasama AICO wajib memberi

9Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan R.I.Nomor : 29/MPP/Kep/1/1997

(7) Dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah menerimapendapat dari Direktur Jenderal Pembina Industri yangbersangkutan atau Sekretaris Jenderal Departemen Teknislainnya, Sekretaris Jenderal menyampaikan pemberitahuanpermohonan kepada Sekretariat ASEAN;

(8) Atas dasar pemberitahuan Sekretaris Jenderalsebagaimana dimaksud pada ayat (6), Sekretariat ASEANmengeluarkan COE dan disampaikan ke SekretarisJenderal;

(9) Sekretaris Jenderal segera menyampaikan COE kepadaPerusahaan Peserta dengan tembusan kepada DirekturJenderal Bea dan Cukai, Direktur Jenderal Pembinaindustri yang bersangkutan atau Sekretaris JenderalDepartemen Teknis lainnya dan Direktur JenderalPerdagangan Intemasional;

(10) Perusahaan Peserta yang telah memperoleh COE dapatmengajukan permohonan secara tertulis kepada MenteriKeuangan dengan melampirkan COE untuk mendapatkanTarif Preferensi dalam bentuk Surat Keputusan PemberianFasilitas dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal,Direktur Jenderal Pembina Industri yang bersangkutanatau Sekretaris Jenderal Departemen Teknis lainnya;

(11) Besarnya Tarif Preferensi yang diberikan akan ditetapkanoleh Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Bea danCukai berdasarkan usulan Sekretaris Jenderal.

Pasal 5

(1) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan DepartemenPerindustrian dan Perdagangan yang telah menerimafasilitas dalam rangka kerjasama AICO wajib memberilaporan perkembangan kegiatannya secara berkala setiap 6(enam) bulan sekali terhitung sejak dikeluarkannyaSurat Keputusan Pemberian Fasilitas kepada Direktur

Page 10: NOMOR - peraturan.bkpm.go.id · (1) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang telah menerima fasilitas dalam rangka kerjasama AICO wajib memberi

10Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan R.I.Nomor : 29/MPP/Kep/1/1997

Jenderal Pembina Industri yang bersangkutan dengantembusan Sekretaris Jenderal, Direktur JenderalPerdagangan Internasional dan Direktur Jenderal Bea danCukai.

(2) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan DepartemenTeknis lainnya yang telah menerima fasilitas dalam rangkakerjasama AICO wajib memberi laporan perkembangankegiatannya secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekaliterhitung sejak dikeluarkannya Surat KeputusanPemberian Fasilitas kepada Direktur Jenderal PembinaIndustri Departemen Teknis lainnya dengan tembusanSekretaris Jenderal, Sekretaris Jenderal DepartemenTeknis lainnya, Direktur Jenderal PerdaganganInternasional dan Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Pasal 6

(1) Perusahaan Peserta yang tidak melaksanakankewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diberiperingatan tertulis;

(2) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pembina Industri yangbersangkutan atau Direktur Jenderal Pembina IndustriDepartemen Teknis lainnya sebanyak 3 (tiga) kali dalamjangka waktu 3 (tiga) bulan;

(3) Apabila peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)tidak diindahkan, atas saran Direktur Jenderal PembinaIndustri yang bersangkutan atau Direktur JenderalPembina Industri Departemen Teknis lainnya, makaSekretaris Jenderal mengusulkan kepada MenteriKeuangan cq Direktur Jenderal Bea dan Cukai untukmembekukan Tarif Preferensi dan mengembalikan beamasuk yang ditangguhkan;

Page 11: NOMOR - peraturan.bkpm.go.id · (1) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang telah menerima fasilitas dalam rangka kerjasama AICO wajib memberi

1 1

Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan R.I.Nomor : 29/MPP/Kep/1/1997

Pasal 7

Pelaksanaan lebih lanjut dari Keputusan ini akan diatur olehSekretaris Jenderal.

Pasal 8

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di JakartaPada tanggal 30 Januari 1997

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGANUBLIK INDONESIA

T. ARIWIBOWOSALINAN Keputusan ini

disampaikan kepada :1. Menteri Koordinator Bidang Ekku & Wasbang2. Menteri Koordinator Bidang Produksi dan Distribusi3. Menteri Luar Negeri4. Menteri Keuangan5. Menteri Kehutanan6. Menteri Kesehatan7. Menteri Pertanian8. Menteri Pertambangan dan Enerji9. Dirjen Bea dan Cukai Departemen Keuangan

10. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal,Para Direktur Jenderal dan Para Kepala Badandilingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan

11. Kepala Biro Hukum dan Organisasi DepartemenPerindustrian dan Perdagangan

12. Pertinggal,SK-AICOAvind/22

Page 12: NOMOR - peraturan.bkpm.go.id · (1) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang telah menerima fasilitas dalam rangka kerjasama AICO wajib memberi

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIANDAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR : 29/MPP/Kep/1/1997TANGGAL 30 Januari 1997

CONTOH SPECIMEN

AICO ARRANGEMENT APPLICATION FORM FORMULIR PERMOHONAN AICO

I. PERUSAHAAN PEMOHONPROPOSING COMPANIES

A. Nama PerusahaanName of Company

B. NegaraCountry

C. Alamat Kantor & NomorTelepon/Faximili Official Address &Phone and Fax. No.

D. Nama Penghubung & Kuasa Contact Person &Designation

E. Tanggal Pengesahan Sebagai Badan HukumDate of Incorporation

F. Kegiatan Usaha Business Activities

Page 13: NOMOR - peraturan.bkpm.go.id · (1) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang telah menerima fasilitas dalam rangka kerjasama AICO wajib memberi

2

Lampiran Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan R.I.Nomor : 29/MPP/Kep/1/1997

Tanggal : 30 Januari 1997

G. Struktur Modal Capital Structure

Lokal

Anggota ASEAN Diluar Anggota ASEANLocal

Other ASEAN

Non-ASEANAmount

% Amount

AmountBesarnya

Besarnya

Besarnya

AuthorizedSubscribedPaid-up

H. Pertimbangan untuk dikecualikan dari keharusan bahwa 30% saham harus dimiliki nasional Justification of Waiver of 30% National Equity (Where Applicable)

26/Ip-aico.doc/ep

Page 14: NOMOR - peraturan.bkpm.go.id · (1) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang telah menerima fasilitas dalam rangka kerjasama AICO wajib memberi

AN PERDAGANGAN R.I.

T. ARIWIBOWO

-3

Lampiran Keputusan Menteri Perindustriandan PerdaganganNomor : 29/MPP/Kep/1/1997Tanggal : 30 Januari 1997

I. Produk Yana Diaiukan (Akhir/Setengah Jadi/Bahan Baku) NOMINATED PRODUCT (Final/Intermediate/Raw Material)

1.1. Uraian BarangDescription of Goods

1.2. Nomor Kode HSHS Code No.

1.3. Kandungan ASEAN (%)ASEAN Content (%)

1.4. Besar & Nilai per unit Volume & value per unit

II. URAIAN MENGENAI PEMANFAATAN SUMBERDAYA,KOMPLEMENTASI INDUSTRI ATAU KEGIATAN-KEGIATANKERJASAMA INDUSTRI DESCRIPTION OF RESOURCE SHARING, INDUSTRIALCOMPLEMENTATION OR INDUSTRIAL COOPERATIONACTIVITIES.

III. DIAGRAM SKEMA PERJANJIAN AICO/ARUS PRODUK SCHEMATIC DIAGRAM OF THE AICO ARRANGEMENT/-PRODUCT FLOW.

IV. PENYELESAIANJUSTIFICATION OF THE AICO ARRANGEMENT

MENTERI PERINDUSTRIAN

26/1p-aico.doc/ep

Page 15: NOMOR - peraturan.bkpm.go.id · (1) Perusahaan Peserta dibawah pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang telah menerima fasilitas dalam rangka kerjasama AICO wajib memberi

ENTERI PERINDUSTRIANN PERDAGANGAN R.I.

T. ARIWIBOWO

3

Lampiran Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan R.I.Nomor : 29/MPP/Kep/1/1997Tanggal : 30 Januari 1997

I. Produk Yang Diajukan (Akhir/Setengah Jadi/Bahan Baku) NOMINATED PRODUCT (Final/Intermediate/Raw Material)

1.1. Uraian BarangDescription of Goods

1.2. Nomor Lode HS HS Code No.

1.3. Kandungan ASEAN (%)ASEAN Content (%)

1.4. Besar & Nilai per unit Volume & value per unit

II. URAIAN MENGENAI PEMANFAATAN SUMBERDAYA,KOMPLEMENTASI INDUSTRI ATAU KEGIATAN-KEGIATANKERJASAMA INDUSTRI DESCRIPTION OF RESOURCE SHARING, INDUSTRIALCOMPLEMENTATION OR INDUSTRIAL COOPERATIONACTIVITIES.

III. DIAGRAM SKEMA PERJANJIAN AICO/ARUS PRODUK SCHEMATIC DIAGRAM OF THE AICO ARRANGEMENT/-PRODUCT FLOW.

IV. PENYELESAIANJUSTIFICATION OF THE AICO ARRANGEMENT

Rillp-aimdodep