nomor 01/prn/i.0/b/2015 tentang

20
NOMOR 01/PRN/I.0/B/2015 TENTANG

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

<<< [2] >>>
<<< [3] >>>
Muhammadiyah nomor 47/KEP/I.0/B/
Surat Keputusan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah nomor 47/KEP/I.0/B/
yah nomor 01/QDH/I.0/B/2013 tentang
Muhammadiyah nomor 47/KEP/I.0/B/
<<< [4] >>>
Surat Keputusan Pimpinan Pusat
Muatan Peraturan dalam Muhammadi-
RumahTangga Muhammadiyah;
Muhammadiyah nomor 158/KEP/I.0/B/
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode
nomor 01/QDH/I.0/B/2013 tentang Unsur
Muhammadiyah nomor 244/KEP/I.0/B/
Muhammadiyah nomor 264/KEP/I.0/B/
Muatan Peraturan dalam Muhammadiyah;
di Yogyakarta;
<<< [5] >>>
dan wewenangnya memiliki landasan filosofis sebagai berikut:
1. Melaksanakan gerakan Islam, da'wah amar ma'ruf nahi
munkar dan tajdid yang bersumberpada Al-Qur`an dan As-
Sunnah dan berasas Islam.
pengembangan dalam berbagai aspek.
tertentu.
warga dan gerakan Muhammadiyah yang dilakukan secara
terorganisasi guna mengantisipasi perkembangan jaman.
Pasal 2
Pengertian Umum
1. Persyarikatan adalah Muhammadiyah.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, dan
Pimpinan Cabang Muhammadiyah.
adalah Unsur Pembantu Pimpinan Persyarikatan yang
Peraturan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Majelis Tarjih dan Tajdid
<<< [6] >>>
bidang tarjih dan tajdid sesuai dengan kebijakan Pimpinan
Persyarikatan.
Persyarikatan Muhammadiyah baik laki-laki maupun
perempuan yang mempunyai kemampuan dan kemauan
untuk bertarjih dan bertajdid yang di tetapkan oleh
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah, dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah
atas usul Majelis masing-masing tingkat.
5. Musyawarah Tarjih adalah suatu forum yang diberi
kewenangan untuk membahas dan mengambil keputusan
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah
keagamaan.
berupa tindakan yang direncanakan, disusun dan
dilaksanakan oleh Majelis secara berkesinambungan untuk
jangka waktu tertentu dalam rangka pelaksanaan program
Muhammadiyah.
berupa tindakan di masyarakat, meliputi aktifitas dalam
rangka pelaksanaan program Muhammadiyah.
dimiliki dan diperoleh dari sumber yang sah dan halal serta
digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan usaha-
usaha, pelaksanaan program dan kegiatan Persyarikatan
yang dikelola oleh Majelis.
pengembangan yang dilakukanoleh Pimpinan Persyarikatan
terhadap Majelis.
dilakukan oleh Pimpinan Persyarikatan terhadap Majelis
Peraturan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Majelis Tarjih dan Tajdid
<<< [7] >>>
kegiatan serta mengelola keuangan dan kekayaan.
11. Penghargaan adalah pemberian penghormatan yang
dilakukan oleh Pimpinan Persyarikatan terhadap Majelis
yang berprestasi.
dilakukan oleh Pimpinan Persyarikatan terhadap
Majelis,institusi dan/atau perorangan, yang menyalahi
peraturan yang berlaku.
dan cabang.
masing tingkat berdasar kebutuhan.
bidang tarjih dan tajdid sesuai kebijakan Persyarikatan,
meliputi:
lingkungan Majelis.
pengawasan atas pengelolaan usaha-usaha yang dilakukan.
Peraturan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Majelis Tarjih dan Tajdid
<<< [8] >>>
dalam bidang tarjih dan tajdid
4. Pengembangan kualitas dan kuantitas usaha-usaha yang
dilakukan.
6. Penyampaian masukan kepada Pimpinan Persyarikatan
sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan
bidang tarjih dan tajdid.
bidang tarjih dan tajdid sesuai dengan kebijakan pimpinan
Persyarikatan.
4:
melaksanakan aturan dari Majelis tingkat pusat.
Pasal 6
Majelis tentang pelaksanaan pasal 4;
(2) Majelis tingkat wilayah sampai dengan cabang berwenang
menyelenggarakan usaha-usaha sebagaimana di tetapkan
pada Pasal 6 ayat (1).
BAB IV
<<< [9] >>>
setingkat maupun yang dituju. Dalam hal hubungan dengan
Pimpinan Persyarikatan dilakukan dengan persetujuan dan
atas nama Pimpinan Persyarikatan setingkat.
(2) Majelis mengadakan hubungan horizontal dengan Majelis
dan Lembaga lain serta Organisasi Otonom, dengan
pemberitahuan kepada Pimpinan Persyarikatan.
dilakukan dengan pemberitahuan sebelumnya kepada
Majelis yang membawahi amal usaha tersebut dan
Pimpinan Persyarikatannya.
pihak lain di luar Persyarikatan, dengan persetujuan
Pimpinan Persyarikatan setingkat. Dalam hal hubungan dan
kerjasama dengan pihak luar negeri, diatur oleh Pimpinan
Pusat Muhammadiyah.
Pasal 8
Tata Kerja
berdasarkan peraturan Persyarikatan.
<<< [10] >>>
b. Setia pada prinsip-prinsip dasar perjuangan
Muhammadiyah.
d. Taat pada garis kebijakan Pimpinan Muhammadiyah.
e. Memiliki kecakapan dan berkemampuan menjalankan
tugasnya.
kepemimpinan di lingkungan Muhammadiyah bagi
Pimpinan tingkat Daerah, wilayah, dan pusat.
g. Tidak merangkap jabatan dengan Pimpinan
Muhammadiyah dan amal usahanya, baik vertikal
maupun horisontal.
sama dengan Muhammadiyah di semua tingkat.
(2) Penyimpangan dari ketentuan Pasal 9 angka 6, 7, dan 8
dapat dilakukan oleh Pimpinan Persyarikatan masing-
masing tingkat berdasar Keputusan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah.
Pasal 11
<<< [11] >>>
dilakukan oleh Pimpinan Persyarikatan masing-masing
tingkat.
Pimpinan Persyarikatan.
yang sama paling banyak dua kali berturut-turut.
(4) Perubahan personalia Pimpinan Majelis dapat dilakukan
dalam tenggang masa jabatan oleh Pimpinan Persyarikatan
masing-masing tingkat.
serah-terima jabatan dengan Pimpinan yang baru.
(6) Penyimpangan dari ketentuan Pasal 11 ayat (3) dapat
dilakukan oleh Pimpinan Persyarikatan masing-masing
tingkat dengan persetujuan Pimpinan Persyarikatan
setingkat di atasnya.
Anggota Persyarikatan baik laki-laki maupun perempuan
yang mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bertarjih
dan bertajdid.
Persyarikatan masing-masing tingkat atas usul Majelis
masing-masing tingkat.
Anggota Majelis.
<<< [12] >>>
Musyawarah, menyampaikan pendapat, dan hak suara
dalam permusyawaratan.
permusyawaratan, mematuhi dan mentaati putusan
permusyawaratan.
atas usul Majelis.
dalam Ketentuan Majelis.
cendekiawan Anggota Muhammadiyah yang di tetapkan oleh
Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas usul Majelis tingkat
pusat.
cendekiawan Anggota Muhammadiyah yang di tetapkan oleh
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah atas usul Majelis tingkat
wilayah.
cendekiawan Anggota Muhammadiyah yang di tetapkan oleh
Pimpinan Daerah Muhammadiyah atas usul Majelis tingkat
Daerah .
<<< [13] >>>
PERMUSYAWARATAN
Pimpinan Persyarikatan.
kurangnya dua kali dalam satu periode.
(3) Tata tertib Musyawarah Nasional di tetapkan oleh Majelis
tingkat pusat.
a. Anggota , terdiri atas:
1) Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
4) Utusan Wilayah;
diundang oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas
usul Majelis tingkat pusat;
(5) Keputusan Musyawarah Nasional:
Anggota Musyawarah tingkat pusat;
dua bulan sesudah musyawarah, disampaikan oleh
Majelis tingkat pusat kepada Pimpinan Pusat
Muhammadiyah untuk ditanfidzkan;
bersifat mengikat;
atau dibatalkan oleh Musyawarah Nasional berikutnya.
Peraturan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Majelis Tarjih dan Tajdid
<<< [14] >>>
Pimpinan Persyarikatan.
(3) Tata tertib Musyawarah Wilayah di tetapkan oleh Majelis
tingkat wilayah.
a. Anggota , terdiri atas:
1) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah;
4) Utusan Daerah ;
diundang oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah atas
usul Majelis tingkat wilayah;
(5) Keputusan Musyawarah Wilayah:
Anggota Musyawarah tingkat wilayah;
b. keputusan Musyawarah Wilayahselambat-lambatnya
Muhammadiyah untuk ditanfidzkan;
ditanfidzkan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah
dan bersifat mengikat di wilayahnya;
d. keputusan Musyawarah Wilayah hanya dapat diubah
atau dibatalkan oleh Musyawarah Wilayah berikutnya.
Pasal 18
Musyawarah Daerah
<<< [15] >>>
Persyarikatan.
(3) Tata tertib Musyawarah Daerah di tetapkan oleh Majelis
tingkat Daerah .
a. Anggota, terdiri atas:
1) Pimpinan Daerah Muhammadiyah;
4) Utusan Cabang;
diundang oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah atas
usul Majelis tingkat Daerah ;
(5) Keputusan Musyawarah Daerah :
Anggota Musyawarah tingkat Daerah ;
tingkat Daerah kepada Pimpinan Daerah
Muhammadiyah untuk ditanfidzkan;
ditanfidzkan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah
dan bersifat mengikat di Daerah nya;
d. keputusan Musyawarah Daerah hanya dapat diubah atau
dibatalkan oleh Musyawarah Daerah berikutnya.
Pasal 19
Musyawarah Khusus
Nasional, Wilayah, atau Daerah yang dilaksanakan atas izin
Peraturan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Majelis Tarjih dan Tajdid
<<< [16] >>>
macamnya diatur dalam Ketentuan Majelis.
Pasal 20
Materi Musyawarah
BAB VIII
pelaksanaan kebijakan dan program Persyarikatan yang
berkaitan dengan tugas Majelis.
a. Rapat Harian;
b. Rapat Bidang;
c. Rapat Pleno.
lanjut pelaksanaan kebijakan dan program Persyarikatan
yang berkaitan dengan tugas Majelis.
(2) Rapat Kerja dihadiri oleh:
a. Tingkat pusat:
Peraturan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Majelis Tarjih dan Tajdid
<<< [17] >>>
yang terkait;
5) Undangan.
4) Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat wilayah
yang terkait;
5) Undangan.
4) Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Daerah
yang terkait.
5) Undangan.
3) Wakil Pimpinan Ranting;
yang terkait;
5) Undangan.
ditanfidz oleh Pimpinan Persyarikatan setingkat.
Pasal 23
Rapat Koordinasi
tindak lanjut pelaksanaan kebijakan dan program
Persyarikatan yang berkaitan dengan tugas Majelis.
Peraturan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Majelis Tarjih dan Tajdid
<<< [18] >>>
tugas dan kepentingan Rapat Majelis.
BAB IX
Persyarikatan masing-masing tingkat.
administrasi keuangan sendiri atas persetujuan dan dalam
koordinasi Pimpinan Persyarikatan masing-masing tingkat.
(3) Majelis menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja untuk diajukan kepada dan disahkan oleh Pimpinan
Persyarikatan masing-masing tingkat.
Belanja yang dilakukan oleh Majelis.
Pasal 25
Muhammadiyah.
Pimpinan Persyarikatan.
dilakukan oleh Pimpinan Persyarikatan masing-masing
tingkat atas pelimpahan wewenang dari Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, sedang untuk benda tidak bergerak
dilakukan atas izin Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Peraturan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Majelis Tarjih dan Tajdid
<<< [19] >>>
agama, ideologi, penyelenggaraan amal usaha, program,
kegiatan, dan pengelolaan keuangan dan kekayaan dilakukan
oleh Pimpinan Persyarikatan.
disertai laporan keuangan dan kekayaan kepada Pimpinan
Persyarikatan.
Laporan Tahunan, Laporan Insidental, dan Laporan
Khusus.
Pimpinan Persyarikatan.
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
<<< [20] >>>
disesuaikan dengan Peraturan ini.
Pusat Muhammadiyah nomor 47/KEP/I.0/B/2010, tanggal
10 Rabi’ulawwal 1431 H bertepatan dengan 24 Februari
2010 M tentang Pedoman Majelis Tarjih dan Tajdid.
(2) Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan.
Ditetapkan di : Yogyakarta
06 April 2015 M
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
Ketua Sekretaris Umum,
Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin, M.A. Dr. H. AgungDanarto, M.Ag.
NBM. 563653 NBM. 608658