nim: 214-13-010 program studi hukum ekonomi …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5043/1/skripsi...

128
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME ARISAN (STUDI DI RUMA ARISAN MAPAN SALATIGA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Hukum Ekonomi Syariah Oleh: Muhammad Ro’isun Ni’am NIM: 214-13-010 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: buique

Post on 13-Jun-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME ARISAN

(STUDI DI RUMA ARISAN MAPAN SALATIGA)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Hukum Ekonomi Syariah

Oleh:

Muhammad Ro’isun Ni’am

NIM: 214-13-010

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

i

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME ARISAN

(STUDI DI RUMA ARISAN MAPAN SALATIGA)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Hukum Ekonomi Syariah

Oleh:

Muhammad Ro’isun Ni’am

NIM: 214-13-010

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

ii

iii

iv

v

vi

MOTTO

“JIKA KESALAHAN-KESALAHAN ITU SELALU

MEMBERI PERUBAHAN MAKA BERANILAH UNTUK

SALAH. TAPI JIKA KESALAHAN ITU MEMBUATMU

LEMAH MAKA BERBUATLAH SEBAIK-BAIKNYA”

-M.R.N-

vii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT.Saya mempersembahkan

Skripsi ini kepada:

1. Kepada Bapak, Ibu, dan adikku yang tercinta Faza Ilyya Surrurim Masfufah,

yang selalu memberikan motivasi dan semangat serta doanya yang tidak pernah

putus kepadaku agar bisa anak yang sholeh.

2. Kepada keluarga besarku, yang selalu memberi kan do‟a dan dukungan

kepadaku.

3. Kepada keluarga besar PMII Kota Salatiga, khususnya PR Syariah Zubair

Umar Al-Jailani dan Sahabat-Sahabati Angkatan 2013 yang selalu mendorong,

mengingatkan dan memberi semangat dalam penyelesaian Skripsi ini.

4. Kepada keluarga besar Bidik Misi Angkatan 2013.

5. Kepada keluarga besar HukumEkonomi Syariah angkatan 2013.

6. Kepada Almamater tercinta Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

viii

KATA PENGANTAR

AlhamdulillahiRabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan hidayah-Nya

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME ARISAN

(STUDI DI RUMA ARISAN MAPAN SALATIGA)”Shalawat serta salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

dinanti-nantikan syafaatnya di hari yaumul kiamah.

Skripsi ini disusun sebagai syarat mencapai Gelar Sarjana Hukum

pada Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan memberikan dorongan baik moril ataupun materil, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

penghargaan dan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama

Islam Negeri Salatiga.

2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Syariah.

3. Ibu Evi Ariyani, S.H,.M.H. selaku Ketua Program Studi Hukum

Ekonomi Syariah,

ix

4. Dosen pembimbing Skripsi, Ibu Heni Satar Nurhaida.SH.MSi. yang

telah membimbing, memberikan saran, pengarahan dan masukan

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan.

5. Dr siti zumrotun M.ag. selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan motivasi dan masukan selama penulis menjalani

perkuliahan di IAIN Salatiga.

6. Seluruh dosen Fakultas Syariah beserta karyawan Fakultas Syariah

7. Sahabat-Sahabat PMII Kota Salatiga, khususnya kepada senior saya

yaitu Sahabat Choirul Huda, M.H, Sahabat Dewi Mustika, Sahabat

Ahmad Wasi‟ Uzzulfa, Sahabat Lilik Septiyani, Farid Kurniawan dan

Sahabat yang lain yang tak bisa kusebut satu persatu.

8. Kepada Sahabat Terdekatku yaitu M. Choirurohman, Hartono, Fajar

Riski, Fita Fitriyana, M. Khamdani, Arizki Nafi‟atul Yusro dan

patnerku Tiara Rahmadani.

9. Seluruh teman seperjuangan Bidik Misi Angkatan 2013.

10. Seluruh teman seperjuangan Hukum Ekonomi Syariah Tahun 2013.

Penulis berharap, semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan

menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT.Dalam penyusunan

skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari kata

sempurna.Hal ini dikarenakan keterbatasan dari segala aspek yang dimiliki

oleh penulis sendiri. Untuk itu, kritik dan saran terbuka luas dan selalu penulis

x

harapakan dari pembaca guna menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

Dan semga skripsi yang sederhana ini mampu memberikan manfaat bagi

penulis dan pembaca.

Salatiga Maret 2018

Muhammad Ro‟isun Ni‟am

NIM: 21413043

xi

ABSTRAK

Ni‟am Ro‟isun, Muhammad. 2018.TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

MEKANISME ARISAN (STUDI DI RUMA ARISAN MAPAN

SALATIGA). Skripsi, Fakultas Syariah Program Studi Hukum Ekonomi

Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Heni Satar Nurhaida.SH.MSi.

Kata Kunci:Arisan, HutangPiutang

Arisan merupakan sebuah wujud perkembangan transaksi muamalah yang

sering dijumpai Indonesia, walau pada masa Nabi Muhammad SAW sudah ada

akan tetapi nama arisan yang ada hanya di negara ini. Arisan merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang dengan adanya penyerahan sejumlah

harta dalam bentuk utang piutang yang dilakukan secara berkala kemudian

dilakukan undian berkala sehingga seluruh anggota mendapatkan obyek arisan

(barang/uang). Begitu juga dengan Arisan Mapan Salatiga, yaitu arisan barang

dimana seorang ketua terikat dengan pihak perusahaan yaitu PT. RUMA, sistem

pengundian pemenang melalui aplikasi handphone tidak seperti arisan umumnya,

adanya tambahan harga yang tidak diketahui oleh pihak anggota (tidak gamblang)

dan menggunakan sistem pemasaran Multilevel marketting.

Rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Mekanisme Arisan

Barang di Arisan Mapan Salatigadan Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap

Arisan Barang di Arisan Mapan Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif dengan objek penelitian yaitu mekanisme arisan di RUMA Arisan

Mapan Salatiga, Jenis penelitian ini dilihat dari objeknya yaitu menggunakan

penelitian lapangan (field research), lokasi penelitian dilakukan dikantor RUMA

Arisan Mapan Salatiga yang beralamat Jl. SoekarnoHattaRuko. Permata No.3 RT.

01 RW. 04 Ledok, Argomulyo, Salatiga 50732.Ruko Depan Pabrik Damatex,

Salatiga. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara deskriptif.

Sedangkan sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan

sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

berupa observasi, wawancara dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan banyak terdapat temuan

yaitu,Arisan Mapan Salatiga ini menggunakan akad perikatan/ perjanjian dalam

membangun mitra usaha bersama antara agen dengan perusahaan, kemudian

dalam praktek arisan menggunakan akad Hutang Piutang karena adanya pihak

kreditur dan debitur, dan dalam sistem pemasaran menggunakan sistem Multilevel

Marketting karena perusahaan dalam sistem pemasaran menggunakan sistem level

agen. Semua itu merupakan Akad yang digunakan dalam mekanisme arisan

mapan. Dalam praktek tersebut terdapat kenaikan harga barang yang tidak

diketahui oleh anggota arisan/ terjadi pengelabuhan, selain itu juga terdapat unsur

mencari keuntungan dlam praktek arisan tersebut sehingga menimbulkan riba

yang hukumnya dilarang dalam aAl-Qur‟an dan Hadits.

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i

Halaman Persetujuan Pembimbing ................................................................ ii

Halaman Pengesahan .................................................................................... iii

Halaman Pernyataan Keaslian Penulisan ...................................................... iv

..........................................................................................................................

Halaman Pernyataan Bebas Plagiat ................................................................ v

Halaman Motto.............................................................................................. vi

Halaman Persembahan ................................................................................. vii

Halaman Kata Pengantar ............................................................................. viii

Halaman Abstrak ........................................................................................... xi

Halaman Daftar Isi ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian...................................................................... 5

D. Kegunaan Penelitian ................................................................. 6

E. Penegasan Istilah ...................................................................... 7

F. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 9

G. Metode Penelitian ..................................................................... 14

H. Sistematika Penelitian .............................................................. 18

BAB II LANDASAN TEORI

A. Perjanjian (Akad) ..................................................................... 20

B. Jual Beli ................................................................................... 30

C. Hutang Piutang (Qardh) ........................................................... 39

D. Riba ......................................................................................... 44

E. Bunga ...................................................................................... 48

F. Multilevel Marketting (MLM) ................................................. 51

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Profil RUMA Arisan Mapan Salatiga ...................................... 54

xiii

B. Ketentuan Umum RUMA Arisan Mapan Salatiga ................... 58

C. Mekanisme Kerja RUMA Arisan Mapan Salatiga ................... 65

D. Cara Mendaftar menjadi ketua Arisan Mapan ......................... 68

BAB IV ANALISIS MEKANISME ARISAN MAPAN DITINJAU DARI

HUKUM ISLAM (STUDI DI ARISAN MAPAN SALATIGA)

A. Analisis Mekanisme Arisan Mapan Salatiga ........................... 79

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mekanisme Arisan Mapan

Salatiga ............................................................................................ 85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 90

B. Saran ......................................................................................... 91

C. Kata Penutup ............................................................................ 92

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Penunjukan Pembimbing Skripsi

Lampiran 3 Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 4 Daftar Nilai SKK

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 6 Pedoman Wawancara

Lampiran 7 Dokumentasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Percaya akan kekuasaan Allah SWT merupakan nilai yang paling asasi

dalam sejarah agama Islam. Allah menciptakaan dan memberi petunjuk,

memeritahkan dan memelihara alam semesta selain itu juga menanamkan

pengetahuan, membimbing dan menolong manusia.

Kenyataan bahwa Allah telah meniupkan Ruh-Nya kepada materi dasar

manusia, menunjukkan bahwa manusia berkedudukan mulia di antara ciptaan-

ciptaan Allah. Kesadaran moral dan keberaniannya untuk memikul tanggung

jawab dan amanat dari Allah yang di sertai dengan mawas diri menunjukan posisi

dan kedudukannya. Memahami ketinggian eksistensi dan potensi yang dimiliki

oleh manusia, yang mempunyai kedudukan sama antara satu dengan yang lainnya,

sebagai warga dunia, yang harus berjuang dan menunjukan peran yang di cita-

citakan.

Tidak ada kelebihan antara yang satu dengan yang lainnya, kecuali

ketaqwaan. Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, ada yang

menonjol dari diri seseorang tentang potensi kebaikannya, tetapi ada pula yang

selalu menonjol potensi kelemahannya. Karena kesadaran ini, manusia harus

saling menolong saling menghormati, bekerja sama, menasehati dan saling

mengajak pada kebenaran demi kebaikan bersama.

Manusia harus mengembangkan pola kehidupannya, pada umumnya usaha

mengembangkan kehidupan berupa hasil cipta rasa dan karsa manusia, maka hasil

2

itulah yang merupakan budaya manusia yang menjadi sebuah Pelestarian

perubahan selalu mewarnai kehidupan manusia sebagai tradisi.

Kerangka tersebut merupakan isyarat akan adanya pergerakan yang

dinamis, kreatif dan kritis dalam kehidupan manusia yang di tuntut untuk

mengembangkan potensinya demi kepentingan masyarakat bersama. dengan

demikian pengembangan potensi manusia menghasilkan sebuah budaya dan

tradisi yang senantiasa berada dalam lingkup Religiusitas maka dari itu perlu

usaha bersama dimulai dengan pola komunikasi yang baik dan sikap terbuka,

egaliter bukan otoriter dan secara horizontal sama rata sama rasa.

Melalui pandangan di atas manusia diharapkan dengan sendirinya

merealisasikan kerjasama serta berdampingan dan pengertian terhadap sesama.

Nilai nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar manusia tercakup dalam

persaudaraan antar insan muslim, persaudaraan sesama warga negara dan

persaudaraan antar umat manusia,perilaku persaudaraan ini harus menempatkan

diri pada posisi yang dapat memberi kemanfaatan untuk diri dan lingkungan

(PMII Cabang Kota Salatiga, 2015, Mapaba).

Hubungan manusia dengan manusia sebagai interaksi untuk bermuamalah

yang keuntungan dan kerugianya di tanggung bersama, pemahaman tersebut

adalah usaha untuk mendapatkan alat keperluan kehidupan jasmaniah yang paling

baik, seperti kegiatan pinjam meminjam, sewa menyewa, hutang piutang dan

perjanjian, kerjasama.

Firman Allah Swt,:

اتم ا انعذ ثى ا عه ال ل تعب انتم ا عه انجش تعب شذذ انعمبة للا إ ا للا

3

“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan

bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksanya”.

(QS Al Maidah: 2)

Dalam hal jual beli, menghendaki agar di laksanakan secara sah, jual beli

tidak di gunakan untuk ajang jual beli yang kurang jelas, mengandung

kebohongan dan transaksi yang merugikan.

Firman Allah Swt,:

ثب انش أكه ب انز ى لبنا إ نك ثأ ظ ر ان ي طب ب مو انز تخجط انش إل ك ل مي

ت فب سث عظخ ي جبء ي ثب ف و انش حش ع انج أحم للا ثب ع يثم انش فه انج أيش إن للا يب عهف

ئك أصحبة انبس ى فب خبنذ عبد فأن ي

“orang orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan

seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit

gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah di sebabkan mereka berkata

(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang orang yang telah sampai

kepadanya larangan dari tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),

maka baginya apa yang telah di ambilnya dahulu sebelum datang larangan); dan

urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba) maka

orang itu adalah penghuni penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.( surat

Al Baqarah: 275)

Berdasarkan ayat di atas bahwa manusia dilarang memperoleh harta

dengan jalan batil dan merugikan orang lain. Islam menghendaki agar

memperoleh rejeki dengan cara yang halal tanpa saling merugikan, dan jual beli

sah atas dasar sama sama rela, akan tetapi dasar tersebut tidak menjamin

sepenuhnya bahwa akad tersebut sah. Maka dari itu perlu penelitian lebih terkai

masalah yang hari ini khususnya pada akad jual beli yang terjadi di zaman

sekarang.

4

Arisan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang

dengan adanya penyerahan sejumlah harta dalam bentuk utang piutang yang

dilakukan secara berkala. Maksudnya, arisan diberlakukan dengan masa atau

waktu yang ditetapkan untuk memperoleh pemenang arisan pada periode tertentu.

Mengenai periode yang dimaksud, terdapat arisan yang terdiri dari seminggu

sekali penarikannya, ada yang perbulan ataupun perdua bulan penarikannya. Jadi,

masa atau periode yang berlaku di dalam arisan tergantung dengan kesepakatan

yang dibuat oleh anggota arisan. Selain itu, arisan memiliki fungsi sebagai wadah

menabung dan hutang piutang. Arisan sebagai sarana untuk menabung dapat

dilihat dengan adanya penyetoran sebagai harta kepada ketua sebagai pemegang

amanah dab pada waktu tertentu akan dapat diterima kembali sebesar yang telah

dan akan disetorkan. Dalam hal hutang piutang, terdapat pihak debitur dan

kreditur di dalamnya. Yang menjadi pihak debitur adalah anggota yang

memenangkan arisan lebih cepat dari pada anggota yang blum memenangkan

arisan tersebut, sehingga peserta yang belum memenangkan arisan disebut sebagai

kreditur dikarenakan memberi modal kepada anggota yang memenangkan arisan

itu. Dengan demikian, arisan menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam

menumbuhkan sifat hemat dalam diri dan juga membangun sikap tolong

menolong antar sesama (Widia Fahmi, 2017: 3).

Arisan yang terjadi pada masyarakat memiliki objek, metode, akad dan

mekanisme yang berbeda. Ada yang berbentuk uang, barang, proyek, sembako

dan sebagainya. selain itu, metode yang digunakan juga berbeda, dari metode

pemilihan pemenang, metode penyerahan barang dan seterusnya. Kemudian dari

5

Akad yang di gunakan apakah Perjanjian, jual beli, utang piutang, jual beli pesan

(Bai As salam), atau kerja sama. Dan pada mekanisme arisan juga ada banyak,

dari mekanisme pendaftaran anggota, mekanisme pendaftaran ketua (jika

mengikuti sebuah lembaga), mekanisme pemilihan objek yang di sukai oleh

masing- masing anggota.

Arisan Mapan Salatiga merupakan layanan arisan yang objek arisannya

adalah barang dengan menggunakan sistem level agen. Anggota mendaftar

melalui agen arisan mapan tanpa di pungut biaya yang nantinya akan menjadi

ketua kelompok arisan dengan ketentuan syarat yang berlaku dalam lembaga

tersebut, Ketua juga akan mendapatkan bonus dari lembaga arisan mapan.

Berdasarkan paparan di atas maka penulis sangat tertarik untuk meneliti

lebih dalam terkait Mekanisme Arisan mapan dan bagaimana tinjauannya dalam

Hukum Islam dengan mengutip judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Mekanisme Arisan ” (Studi di RUMA Arisan Mapan Salatiga).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun permasalahan yang akan di

bahas oleh penulis sebagai berikut:

1. Bagaimana Mekanisme Arisan di RUMA Arisan Mapan Salatiga?

2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap Mekanisme Arisan di RUMA

Arisan Mapan Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan pokok permasalahan di atas, maka penulisan

skripsi ini bertujuan:

6

1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme arisan barang di Arisan Mapan

Salatiga yang tidak sama dengan arisan pada umumnya.

2. Mengetahui bagaimana tinjauan hukum islam terhadap arisan barang di Arisan

Mapan Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan yang di inginkan penulis, maka Kegunaan dari

penulisan skripsi ini adalah sebagi berikut:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini sebagai salah satu tindakan mengeksplorasi

transaksi muamalah kontemporer untuk menambah khasanah ilmu dalam

bidang muamalah yang hari ini sangat berkembang metode transaksinya,

namun masih sangat minim dianalisis dan belum terbukti keabsahan hukumya.

2. Secara Praktis

a. Dapat digunakan sebagai rujukan dalam menulis penelitian selanjutnya.

diteliti lebih dalam terkait dengan berbagai perkembangan metode,

mekanisme dan akad arisan diberbagai daerah yang mempunyai sistem

berdasarkan tradisi lokalitasnya.

b. Memberi wawasan terhadap akad muamalah zaman sekarang yang terjadi

pada lembaga arisan dengan sistem arisan level agen, yang menggunakan

berbagai akad dan memberi pengetahuan tentang tinjauan hukum terhadap

mekanisme jual beli arisan barang di arisan mapan salatiga.

c. Diharapkan penelitian ini dapat membuka pengetahuan bagi masyarakat

umum dalam melaksanakan praktik arisan di Ruma Arisan Mapan Salatiga

7

serta menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak yang terkait

dalam pelaksanaan arisan tersebut.

E. PENEGASAN ISTILAH

Sebelum penjelasan lebih mendalam, penulis ingin mempaparkan makna

dari redaksi judul dalam skripsi ini, istilah-istilah tersebut ialah sebagai berikut:

1. Tinjauan Hukum Islam

Definisi hukum menurut Meyers adalah keseluruhan norma atau kaidah

dan penilaian yang berhubungan dengan perbuatan manusia sebagai anggota

masyarakat dan yang harus diperhatikan oleh penguasa dalam melaksanakan

tugasnya (Burhan Ashshofa S.H, 2001: 11). Sedangkan hukum islam adalah

keseluruhan norma yang berkaitan dengan manusia berdasarkan dalil fiqh

yaitu, Al-Qur‟an, Hadits, Ijma‟, Qiyas. Dari penjelasan tersebut tinjauan

hukum islam yaitu peninjauan yang dilakukan dengan menggunakan norma

yang berpedoman pada Al-Qur‟an, Hadits, Ijma‟, Qiyas.

2. Mekanisme

Mekanisme berasal dari kata dalam bahasa yunani mechane yang

memiliki arti instrumen, mesin pengangkat beban, perangkat, peralatan untuk

membuatsesuatu dan dari kata mechos yang memiliki arti sarana dan cara

menjalankan sesuatu. Mekanisme dapat diartikan dalam banyak pengertian

yang dapat dijelaskan menjadi 4 pengertian. Pertama, mekanisme adalah

pandangan bahwa interaksi bagian bagian dengan bagian bagian lainnya dalam

suatu keseluruhan atau sistem secara tanpa disengaja menghasilkan kegiatan

atau fungsi-fungsi sesuai dengan tujuan. Kedua Mekanisme adalah teori

8

bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip yang dapat di

gunakan untuk menjelaskan mesin mesin tanpa bantuan inteligensi sebagai

suatu sebab atau prinsip kerja. Ketiga, mekanisme adalah teori bahwa semua

gejala alam bersifat fisik dan dapat di jelaskan dalam kaitan dengan

perubahan material atau materi bergerak. Keempat, mekanisme adalah upaya

memberikan penjelasan mekanis yakni dengan gerak setempat dari bagian

yang secara intrinsik tidak dapat berubah bagi struktur internal benda alam dan

bagi seluruh alam (wikipedia. 10 Januari 2017.

Http://id.m.wikipedia.org/wiki/mekanisme).

3. Arisan

Arisan adalah kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai

sama oleh beberapa orang kemudian diundi di antara mereka untuk

menentukan siapa yang memperolehnya, undian dilaksanakan dalam sebuah

pertemuan, pertemuan secara berkala sampai anggota memperolehnya

(KBBI.22 Januari2017. http://kbbi.web.id/arisan). Adapun yang dimaksud

arisan barang adalah salah satu bentuk arisan yang dilakukan oleh kelompok

tertentu yang pemenangnya akan mendapatkan hasil arisannya berbentuk

barang.

4. RUMA Arisan Mapan

Arisan Mapan merupakan layanan arisan barang yang membantu dan

memudahkan Ketua Arisan dan orang lain di sekitarnya untuk membeli barang

yang berkualitas dan terjangkau secara bersama-sama (arisan Mapan, 22

Januari 2018: Https://www.mapan.id/).

9

F. TINJAUAN PUSTAKA

Pembahasan terkait dengan fiqih komtemporer cukup banyak, khususnya

di lingkup Muamalah, telaah pustaka ini adalah ringkasan penelitian sebelumnya

yang berkaitan dengan pokok masalah dalam penulisan skripsi ini, Sehingga

dalam penulisan ini tidak akan terjadi plagiasi. Maka dari itu dalam telaah pustaka

ini akan meringkas beberapa penelitian yang membahas tentang arisan, antara

lain:

Pertama, penelitian dilakukan oleh Nur Qomariyah, 2009, Dengan judul

“Tinjauan hukum Islam Terhadap Praktek Arisan Jajan Dengan Sistem Bagi Hasil

di Tambak Lumpang Kelurahan Sukomanunggal Kecamatan Sukomanunggal

Surabaya”, penelitian ini membahas bagaimana mekanisme praktek arisan dan

juga tinjauan hukum islam terhadap praktek arisan jajan dengan sistem bagi hasil

di Tambak Lumpang Kelurahan Sukomanunggal Kecamatan Sukomanunggal

Surabaya. Praktik arisan dengan sistem bagi hasil tersebut terdapat beberapa

perjanjian antara peserta dan pendiri arisan perjanjian tersebut sesuai dengan

kesepakatan antara pendiri arisan dan peserta arisan tiada pihak yang dirugikan

bahkan peserta dan pendiri sama sama mendapat keuntungan(bagi hasil). Maka

praktek arisan ini di menyangkut dengan perjanjian(akad) tersebut sesuai dengan

Hukum Islam.

Kedua, penelitian dilakukan oleh Afton Najib, 2017, Dengan judul

“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Arisan Bahan Bangunan”(Studi Kasus Di Desa

Pingit Kecamatan Rakit Kabupaten Banjar Negara), praktik arisan di Di Desa

Pingit Kecamatan Rakit Kabupaten Banjar Negara sama halnya dengan arisan

10

yang lainnya hanya bedanya objek arisannya yaitu bahan bangunan berupa semen

dan pasir, untuk penentuan penerimaan arisan ada dua metode, pertama dengan

cara kocokan dan yang kedua dengan cara musyawarah, dalam praktik ini peserta

melakukan iuran uang yang kemudian sesuai dengan kesepakatan di awal

mulainya arisan, uang tersebut di belikan 10 sak semen dan 1 rit pasir yang

menjadi objek arisan. Berdasarkan penelitian diatas masuk dalam akad hutang

(qard) akad hutang piutang dalam dalam arisan bahan bangunan di anggap tidak

sesuai dengan hukum islam di karenakan terdapat perbedaan dengan akad awal

mulainya risan(sighat al „aqd) sehingga menyebabkan akad arisan ini tidak

terpenuhi.

Ketiga, penelitian dilakukan oleh Purwanto, 2012, Dengan judul “Tinjauan

Hukum Islam terhadap Kasus Jual Beli Arisan Di Desa Waru Kecamatan

Rembang Kabupaten Rembang” penelitian ini menghasilkan beberapa temuan,

pelaksanaaan arisan tersebut tidak sah karena tida ada objeknyadan seharusnya

menggunakan ijab qobul hutang piutang, kedua hutang piutaang ini termasuk

kategori riba, karena adanya kelebihan pembayaran atas barang yang di bayarkan

secara bertempo, harga kelebihan di tentukan sebelumnya oleh kedua belah pihak

yang jelas jelas terdapat kelebihan dalam pembayaranya. Akad yang digunakan

juga bukan akad jual beli pada umumnya, akan tetapi akad tersebut menyerupai

bahkan cenderung sama dengan akad utang piutang, yang terdapat tambahan

dalam pengembaliannya. Selain itu jual beli tersebut juga menyerupai dengan jual

beli hutang piutang yang tersebut dalam hadits Nabi dan para Ulama jelas jelas

sepakat melarang hal tersebut.

11

Keempat, penelitian dilakukan oleh Wildan Nurlaela Hidayah, 2015,

Dengan judul “Tinjauan hukum Islam terhadap praktek arisan sistem gugur

berhadiah (studi kasus di BMT Al-hikmah Kecamatan Mlonggo Kabupaten

Jepara)”. Permasalahan yang diteliti adalah pertama, bagaimana pandangan

hukum Islam terhadap praktek arisan sistem gugur. Kedua, bagaimana pandangan

hukum Islam terhadap pemberian hadiah dalam arisan di BMT Al-Hikmah

Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Dari hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa pertama, praktek arisan sistem gugur berhadiah yang

diselenggarakan oleh BMT “Al-Hikmah” kecamatan Mlonggo kabupaten Jepara

berdasarkan akad utang-piutang. Namun karena arisan tersebut dengan sistem

gugur, maka arisan yang diselenggarakan oleh BMT Al-Hikmah tidak sah. Karena

dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan hukum Islam dan prinsip muamalah

yaitu adanya nilai ketidakadilan yang mana muamalah dilakukan atas dasar

memelihara nilai keadilan, menghindari penganiayaan, dan unsur-unsur

pengambilan kesempatan dalam kesempitan sesuai dengan firman Allah swt

dalam surat An-Nahl ayat 90 yang artinya “Sesungguhnya Allah menyuruh

(kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan

Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi

pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. Kedua, pemberian

hadiah dalam arisan sistem gugur tidak diperbolehkan. karena arisan sebagai

utang-piutang tidak diperbolehkan untuk memberikan nilai manfaat (bonus atau

hadiah yang dipersyaratkan) di awal perjanjian. Karena ada larangan dalam hadits

Nabi SAW. yang artinya “sesungguhnya Nabi SAW melarang pinjaman yang

12

mengandung unsur manfaat, atau setiap pinjaman yang mengandung manfaat,

maka itu merupakan riba”. Hal ini juga sesuai dengan kaidah “kullu qordhin jarro

naf‟an fahuwa ribaa” bahwa setiap utang-piutang yang ada tambahan manfaat

adalah riba. Oleh karena itu, arisan dengan cara seperti itu tidak diperbolehkan

karena mengandung unsur riba.

Kelima, penelitian dilakukan oleh Muh. Mahfud, 2016, Dengan judul

“Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek Arisan Iuran Berkembang” (Studi

Kasus Di Desa Mrisen, Kec. Wonosalam, Kab Demak). Arisan dengan sistem

iuran berkembang atau masyarakat sering menyebut Arisan panen, karena waktu

pengundian dan uang setoran iuran berasal dari hasil panen. Dalam arisan ini

setiap anggota wajib menyetorkan iuran pokok disertai iuran tambahan yang

berkelipatan, adanya tambahan kelipatan tersebut asumsi masyarakat karena setiap

nilai tukar rupiah untuk harga barang akan menurun dimasa yang akan datang.

Penulis mendapatkan beberapa temuan yang pertama, akad dalam arisan sama

dengan akad hutang piutang, karena terdapat kreditur dan debitur, dalam

tambahan iuran dalam arisan termasuk riba, karena munculnya tambahan tersebut

dari lamanya tempo pengundian, walau sudah menjadi kebiasaan tetapi arisan

tersebut seperti hanya untuk mencari keuntungan, arisan tersebut sama halnya

hutang piutang mengandung riba yang hukumnya dilarang dalam hukum Islam.

Muji Wahyu Setiyaningsih, 2015. Dengan Judul “Jual Beli Arisan Uang

Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Arisan Uang Wagean Di Desa

Cikidang Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas)”. kegiatan masyarakat

untuk saling berkumpul dan mempersatukan ikatan persaudaraan. Namun semakin

13

kesini arisan uang sebagai lahan ekonomi. Arisan dijadikan ajang jual beli bagi

para peserta. Jual beli arisan uang wagean berawal dari para peserta yang

membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Arisan uang

wagean diikuti oleh berbagai kalangan. Kebanyakan peserta yang mengikuti

adalah kalangan menengah kebawah. Oleh karena itu, pesertanya dari berbagai

kalangan, maka banyak dari para peserta yang terpaksa menjual arisan uang

tersebut pada saat merasa membutuhkan uang. Karena dengan menjual dapat

memenuhi kebutuhannya. Pada praktik jual beli arisan uang wagean tidak sesuai

dengan syarat jual beli uang , karena tidak terpenuhi syarat-syarat yaitu tidak bisa

diserahterimakan secara langsung, mata uang yang di jual belikan jumlahnya tidak

sama, akad yang dilakukan tidak kontan atau terjadi penangguhan dan terjadi

penambahan. Penambahan pada jual beli arisan uang wagean merupakan riba

nasi‟ah karena terdapat kelebihan dalam melakukan transaksi dan terjadinya

penangguhan dalam serah terima barang. Selain itu praktek jual beli arisan uang

wagean yang dilaksanakan di desa Cikidang menyerupai praktik hutang piutang

yang mengandung riba. Maka praktik jual beli arisan uang wagean dilarang dalam

ketentuan Islam.

Dari beberapa judul diatas yang berkaitan dengan pokok permasalahan

dalam judul skripsi ini tentunya penulis tidak akan meneliti dengan permasalahan-

pemasalahan yang sama persis dengan yang di atas, maka dari itu penulis akan

melakukan penelitian tentang arisan barang di sebuah lembaga layanan arisan di

kota salatiga dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mekanisme Arisan

Barang” (Studi di Ruma Arusan Mapan Salatiga). Skripsi ini akan membahas

14

tentang mekanisme arisan barang di Rumah Arisan Mapan salatiga dan akan di

tinjau dari Hukum Islam.

G. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan pisau analisis untuk mengetahui

permasalahan dalam penelitian, yang memuat tentang metode yang digunakan

secara rinci. Adapun metode penelitian yang di gunakan adalah sebagai berikut:

1. JENIS PENELITIAN

Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah

yang bersifat sosial. Maka, peneliti memilih jenis penelitian lapangan (Field

Research) yaitu penelitian yang secara langsung mengadakan pengamatan

untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir

(Natiazuriahms, 21 Maret 2018, googleweblight.com). Penelitian lapangan

merupakan penelitian Kualitatif dimana peneliti mengamati dan

berpartisipasi dalam penelitian skala sosial kecil dan mengamati budaya

setempat. Peneliti dapat memahami alur peristiwa secara kronologis,

menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang setempat, dan memperoleh

penjelasan yang banyak dan bermanfaat, serta memperoleh penemuan yang

tak terduga sebelumnya untuk membentuk kerangka teoritis baru

(maslikhah, 2013: 319). Yang menjadi objek penelitian adalah Ruma Arisan

Mapan Salatiga. Jl. Soekarno Hatta Ruko. Permata No.3 RT. 01 RW. 04

Ledok, Argomulyo, Salatiga 50732. Patokan : Ruko Depan Pabrik Damatex.

15

2. PENDEKATAN PENELITIAN

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif.

Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang menemukan apakah

perbuatan itu sesuai dengan hukum yang berlaku atau tidak (moleong‟ 2002:

8). Dengan pendekatan tersebut penulis penulis menganalisis mekanisme

Arisan di Ruma Arisan Mapan sesuai dengan hukum Islam atau tidak.

Fokus penelitian ini yaitu tentang mekanisme Arisan dengan menganalisis

secara mendalam dengan lembaga Arisan yang bertempat di Kantor Arisan

Mapan Kota Salatiga.

3. Sumber Data

Sumber data merupakan pangkal untuk menggali sebuah permasalahan

dengan menggunakan dua jenis sumber. Sumber-sumber data tersebut yaitu:

a. Sumber data primer

Menurut Narimawati yaitu data yang berasal dari sumber asli atau

pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi atau dalam bentuk

file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya

responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang

kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data (Metode

Penelitian, theorymethod.blogspot.co.id: diakses 23 januari 2018). sumber

data pokok penelitian ini di peroleh langsung di lapangan yang dilakukan oleh

peneliti untuk mencari sumber informasi yang menjadi pokok penelitian

praktek arisan barang adalah Ruma Arisan Mapan Cabang Salatiga.

16

b. Sumber data sekunder

menurut sugiono adalah data sekunder merupakan data yang sifatnya

mendukung keperluan data primer seperti buku, literature, dan bacaan yang

berkaitan dengan pelaksanaan arisan (Metode Penelitian,

theorymethod.blogspot.co.id: diakses 23 januari 2018). Menurut penulis data

sekunder ialah Data yang di dapat dari berbagai literatur berupa buku, surat

kabar, statistik, yang berkaitan dengan pembahasan penelitian, hasil

penelitian terdahulu dan sebagai tulisan yang berkaitan dengan penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dengan mengunakan dua teknik

yaitu sebagai berikut:

a. Wawancaara

Wawancara mendalam (In Depth) adalah bentuk komunikasi

antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh

informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan

pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2004: 180).

Wawancara yang akan dilakukan dengan menggunakan dua tahap,

pertama peneliti melakukan deskripsi dan orientasi awal tentang

masalah dan subyek yang di kaji. Kedua melakukan wawancara

mendalam sehingga menemukan informasi yang lebih banyak dan

penting sampai menemukan titik jenuh. Wawancara yang digunakan

dengan model wawancara tebuka, artinya informan dapat

mengungkapkan beberapa upaya yang dilakukan dan gagasan beserta

17

strategi yang akan dilaksanakan serta hambatan yang di prediksikan.

Supaya tidak terlalu keluar dari pokok penelitian maka peneliti

menyiapkan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan apa yag perlu di

teliti (maslikhah, 2013: 321). Pada penelitian ini yangf dipandang

sebagai informan yaitu Tim Penyuluh Arisan Mapan dan ketua arisan

mapan.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data berupa dokumen tertulis yang mengandung

keterangan dan penjelasan serta pemikirantentang fenomena yang

masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian (Donika Anggriyas,

2017: 49) Pengumpulan data dengan metode dokumentasi yaitu

mencari data mengenai hal hal atau variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain sebagainya.

Dalam hal ini peneliti mengumpulkan benda benda tertulis seperti

daftar anggota arisan, surat undangan, dan profil terkait lembaga arisan

mapan salatiga.

c. Observasi

Observasi yaitu aktivitas terhadap suatu proses untuk

mendiskripsikan setting, kegiatan yang terjadi, orang yang terlibat

dalam kegiatan, waktu kegiatan dan makna yang diberikan oleh para

pelaku yang diamati tentang peristiwa yang bersangkutan (Burhan

Ashshofa, 2001: 58). Metode pengamatan yang digunakan yaitu

18

metode pengamatan setengah terlibat yaitu peneliti terlibat dalam

objek yang diamati, tetapi tidak secara penuh.

5. Analisis Data

Menurut maslikhah (2013: 323) yaitu Proses analisi data sebagaimana

dalam penelitian kualitatif, maka digunakan teknik analisis data dengan

reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan,

abstraksi dan transformasi data kasar yang di peroleh di lapangan. penyajian

data yaitu deskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan

untuk melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.penarikan kesimpulan dan verifikasi dari permulaan pengumpulan

data, periset kualitatif mencari makna dari setiap gejala yang di peroleh dari

lapangan.

H. Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan langkah langkah dalam penulisan penelitian ini,

penulis jelaskan dalam sistematika penulisan. Penulis sajikan Sistematika

pembahasan sebagai gambaran umum tentang penulisan skripsi ini.

Bagian awal berisi tentang halaman sampul, halaman judul, halaman

persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian

penulisan, halaman pernyataan bebas plagiat, halaman motto, halaman

persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak dan halaman daftar isi.

Bagian isi berisi tentang laporan dari proses dan hasil penelitian. Bagian

ini terdiri dari lima bab dengan klasifikasi sebagai berikut:

19

Bab pertama, Pendahuluan, yang berisi tentang paparan tentang Latar

Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah,

Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Bab kedua, Landasan Teori, yang membahas tentang teori yang

berkaitan dengan mekanisme arisan Mapan yang meliputi: Perjanjian, Jual Beli,

Utang Piutang, Riba, Bunga Dan Multilevel Marketting (MLM)

Bab ketiga, Hasil penelitian, penulis akan memaparkan hasil dari

penelitian lapangan yang meliputi Profil Arisan Mapan Salatiga meliputi struktur,

anggota, media yang digunakan arisan Mapan. Selanjutnya, Menjelaskan

bagaimana Mekanisme Arisan Mapan yang meliputi, syarat dan ketentuan

anggota, cara pendaftaran, metode pemilihan pemenang, penyerahan barang dan

bonus untuk ketua.

Bab keempat, Pembahasan Masalah, Pada bab ini penulis menganalisa

bagaimana mekanisme arisan di RUMA arisan Mapan Salatiga dan tinjauan

Hukum Islam terhadap mekanisme RUMA Arisan Mapan.

Bab kelima, Penutup, Pada bab yang terakhir ini berisi kesimpulan,

saran dan Kata Penutup dari Penulis.

Daftar pustaka, merupakan rujukan berupa buku, kitab, skripsi dan yang

lainnya yang digunakan dalam penyusunan penulisan skripsi ini.

Lampiran, merupakan dokumen untuk memperkuat susunan penulisan

skripsi ini berupa daftar riwayat hidup, penunjukan pembimbing skripsi,

permohonan izin penelitian, daftar nilai SKK, lembar konsultasi, pedoman

wawancara dan dokumen yang lainnya.

20

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perjanjian(Akad)

1. Pengertian

Perikatan adalah terjemah dari istilah aslinya dalam belanda

”verbintenis”. Perikata/perjanjian artinya hal yang mengikat antara orang

yang satu dengan orang yang lain. Hal yang mengikat itu adalah peristiwa

hukumyang dapat berupa perbuatan, misal jual beli, hutang piutang, dapat

berupa kejadian, misalnya kelahiran, kematian, dapat berupa keadaan,

misalnya pekarangan berdampingan, rumah bersusun. Peristiwa hukum

tersebut menciptakan hukum hubungan hukum(Abdul Kadir Muhammad,

1993: 198).

Menurut buku II kompilasi hukum ekonomi syariah pasal 20 ayat

1, pengertian akad adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua

pihak atau lebih untuk melakukan dan atau tidak melakukan (kompilasi

hukum ekonomi syariah, 2017: 10). Sedangkan menurut buku III kitab

undang undang hukum perdata bagian 1 pada ketentuan umum, perikatan,

lahir karena suatu persetujuan atau karena undang undang dan perikatan

ditujukan untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk

tidak berbuat sesuatu(buku III, KUHP: 309), dan pada pasal 1313 buku III

KUHPerdata pengertian perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu

orang atau lebih mengikat diri terhadap satu orang lain atau lebih(buku III,

KUHP: 323).

21

Dari pengertian diatas maka, pengertian perjanjian(akad) atau

perikatan adalah suatu perbuatan yang dua pihak atau lebih yang

melakukan kesepakatan untuk mencapai tujuan tertentu dengan adanya

kerelaan timbal balik dan dilaksanakan sesuai dengan syariat.

Adapun yang menjadi dasar hukum perjanjian yaitu Kitab Undang-

undang Hukum Perdata ada Buku III tentang perikatan atau perjanjian.

Selain itu juga diatur pada Al-Qur‟an,

Firman Allah:

كى عه عبو إل يب ته خ ال فا ثبنعمد أحهت نكى ث آيا أ ب انز ت ب أ أ ذ ش يحه انص غ ى حشو إ

حكى يب شذ للا

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan

bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang

demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang

mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum

menurut yang dikehendaki-Nya”.(QS Al-Maidah: 1)

Firman Allah:

تم حت ان للا فئ اتم ذ ثع ف أ ي ثه

“(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang

dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-

orang yang bertakwa”.(Ali Imron: 76)

2. Asas-asas Perjanjian

Beberapa asas penting dalam perjanjian yang menjadi dasar

kehendak para pihak dalam mencapai tujuan, menurut Abdulkadir

Muhammad (1993: 225) Asas-Asas tersebut yaitu:

a. Asas kebebasan berkontrak, setiap orang bebas mengadakan

perjanjian apa saja, baik yang sudah diatur atau yang belum di atur

22

dalam undang-undang. Tetapi kebebasan tersebut dibatasi oleh tiga

hal yaitu tidak dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan

dengan ketertiban umum, tidak bertentangan dengan kesusilaan.

b. Asas pelengkap, asas ini mengandung arti bahwa ketentuan

undang-undang boleh tidak diikuti apabila pihak-pihak

menghendaki dan membuat ketentuan-ketentuan sendiri yang

menyimpang dari ketentuan-ketentuan undang-undang. Tetapi

apabila dalam perjanjian yang mereka buat tidak ditentukan lain,

maka berlakulah ketentuan-ketentuan undang-undang . asas ini

hanya mengenai hak dan kewajiban pihak-pihak saja.

c. Asas konsensual, asas ini mengandung arti bawhawa perjanjian itu

terjadi sejak saat tercapainya kata sepakat(konsensus) antara pihak-

pihak mengenai pokok pokok perjanjian, sejal saat itu perjanjian

mengikat dan mempunyai akibat hukum.

d. Asas obligator, asas ini mengandung arti bahwa perjanjian yang

dibuat oleh pihak-pihak itu baru dalam taraf menimbulkan hak dan

kewajiban saja, belum memindahkan hak milik. Hak milik baru

berpindah apabila dilakukan dengan perjanjian yang bersifat

kebendaan (zakelijke oveerenkomst), yaitu melalui penyerahan

(levering).

3. Rukun Perjanjian (akad)

Mengutip dari buku Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (2017:

16-17), Rukun perjanjian ada empat, yaitu:

23

a. Pihak pihak yang berakad (Aqid)

Pihak pihak yang berakad adalah orang, persekutuan, atau badan

usaha yang memiliki kecakapan dalam melakukan perbuatan

hukum. Seperti penjual dan pembeli beras masing-masing pihak

satu orang, ahli waris sepakat untuk memberikan sesuatu kepada

pihak yang lain, maka pihak terdiri dari beberapa orang.

b. Obyek Akad (Ma‟qud‟alaih)

Obyek Akad Adalah amwal atau jasa yang dihalalkan yang

dibutuhkan oleh masing-masing pihak. Seperti benda-benda yang

dijual dalam akad jual beli, dalam akad hibah (pemberian), dalam

akad gadai, hutang yan dijamin seseorang dalam akad kafalah.

c. Tujuan Pokok Akad (Maudhu‟ al-aqd)

Akad bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan

pengembangan usaha masing-masing pihak yang mengadakan

akad. Seperti dalam akad jual beli tujuan pokoknya ialah

memindahkan barang dari pejual kepada pembeli dengan ada

gantinya, tujuam pokok akad ijarah adalah memberikan manfaat

dengan adanya pengganti dan tujuan pokok ijarah adalah

memberikan manfaat dari seseorang pada orang lain tanpa

pengganti.

d. Kesepakatan (Sighat al-aqd)

Kesepakatan (Sighat al-aqd) adalah Ijab dan Qobul. Ijab ialah

permulan penjelasan yang yang keluar dari salah seorang yang

24

berakad sebagai gambaran kehendaknya dalam mengadakan akad

(yang menewarkan) sedangkan qobul ialah perkataan yang keluar

dari pihak yang berakad pula yang di ucapkan setelah ijab

(permintaan). pengertian ijab qobul yaitu bertukarnya sesuatu yang

lain, sehingga penjual dan pembeli dalam membeli sesuatu dalam

melaksanakan transaksi harus berhadapan langsung, walau

terkadang diwakilkan, misalnya pelanggan koran, pembeli

membayar melalui pos atau wesel, kemudian pembeli menerima

koran dari petugas pos.

4. Syarat perjanjian (akad)

Menurut Sayyid Sabiq, Syarat sahnya suatu perjanjian adalah:

a. Tidak menyalahi hukum Syari‟ah yang disepakati adanya.

Maksudnya bahwa perjanjian yang diadakan oleh para

pihak itu bukanlah perbuatan yang bertentangan dengan hukum

atau perbuatanyang melawan hukum syari‟ah, sebab perjanjian

yang bertentangan dengan ketentuan hukum syari‟ah adalah tidak

sah, dan dengan sedirinya tidak ada keajiban bagi masing masing

pihak untuk menepati atau melaksanakan perjanjian tersebut.

Dengan kata lain apabila isi perjanjian itu merupakan perbuatan

yang melawan hukum (Hukum Syai‟ah), maka perjanjian yang

diadakan dengan sendirinya akan batal demi Hukum.

b. Harus sama Ridha dan ada pilihan.

25

Maksud perjanjian yang diadakan oleh para pihak haruslah

didasarkan kepada kesepakatan kedua belah pihak, yaitu masing-

masing pihak ridha/rela dengan isi perjanjian tersebut, atau dengan

perkataan lain harus merupakan kehendak masing-masing pihak.

Dalam hal ini berarti tidak boleh ada paksaan dari pihak

yang satu kepada pihak yang lain, dengan sendirinya perjanjian

yang diadakan tidak mempunyai kekuatan hukum pabila tidak

didasarkan pada kehendak Masing-masing pihak.

c. Harus jelas dan Gamblang

Maksudnya apa yang diperjanjikan oleh pera pihak harus

terang tentang ap yang menjadi isi perjanjian, sehingga tidak

mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman diantara para pihak

tentang apa yang telah mereka perjanjikan di kemudian hari

(Chairuman Pasaribu, Suhwardi K. Lubis, 2004: 3).

Dengan demikian pada saat pelaksanaan perjanjian masing-masing

pihak yang mengadakan perjanjian atau yang mengikatkan diri dalam

perjanjian haruslah mempunyai interpretasi yang sama dengan yang

diperjanjikan, baik terhadap isi maaupun akibat yang timbul oleh

perjanjian itu.

5. Jenis-jenis perjanjian

Secara umum Jenis-jenis praktek perjanjian adalah sebagai berikut:

a. Perjanjian timbal balik dan sepihak.

26

Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang mewajibkan

kedua belah pihak berprestasi secara timbal balik. Misalnya

jual beli, sewa menyewa, tukar menukar. Perjanjian sepihak

adalah perjanjian yang mewajibkan pihak yang satu berprestasi

dan memberi hak kepada pihak yang lain untuk menerima

prestasi. Misalnya, perjanjian hibah, hadiah.

b. Perjanjian bernama dan tak bernama.

Perjanjian bernama adalah perjanjian yang sudah

mempunyai nama sendiri, yang dikelompokkan sebagai

perjanjian-perjanjian khusus dan jumlahnya terbatas, misalnya

jual beli, sewa menyewa, tukar menukar, pertanggungan,

pengangkutan, dll. Dalam KUHPdt diatur dalam titel V-XVIII

dan diatur dalam KUHD. Perjanjian tak bernama adalah

perjanjian yang tidak mempunyai nama tertentu dan jumlahnya

tidak terbatas.

c. Perjanjian obligator dan kebendaan.

Perjanjian obligator adalah perjanjian yang menimbulkan

hak dan kewajiban, misalnya, dalam jual beli, sejak terjadi

konsensus mengenai benda dan harga, penjual wajib

menyerahkan benda dan pembeli membayar harga, penjual

berhak atas pembayaran harga, pembeli berhak atas benda yang

dibeli. Perjanjian kebendaan adalah perjanjian yang

27

memindahkan penguasaan atas benda (bezit), mislanya dalam

sewa menyewa, pinjam pakai, gadai.

d. Perjanjian konsesual dan real.

Perjanjian konsensual adalah perjanjian yang terjadi itu

baru dalam taraf menimbulkan hak dan kewajiban saja bagi

pihak-pihak. Tujuan perjanjian baru tercapai apabila ada

tidakan realisasi hak dan kewajiban trsebut. Perjanjian real

adalah perjanjian yang terjadinya sekaligus realisasi tujuan

perjanjai yaitu pemindahan hak (Abdul Kadir Muhammad,

1993:227-228).

Dalam hukum adat, perjanjian real justru yang lebih menonjol

sesuai dengan sifat hukum adat bahwa setiap perjanjian yang

objeknya benda tertentu, seketika terjadi persetujuan serentak

ketika itu juga terjadi peralihan hak. Ini disebut kontan(tunai).

6. Batalnya Perjanjian

Demikian pembatalan suatu perjanjian dapat dilakukan apabila:

a. Jangka waktu telah berakhir

Lazimnya suatu perjanjian selalu didasarkan pada jangka

waktu tertentu (mempunyai waktu yang terbatas), maka jika

telah sampai pada waktu yang diperjanjikan, secara otomatis

batallah suatu perjanjian yang telah dilakukan para pihak

(perjanjian telah selesai).

28

Firman Allah SWT:

كى أحذا فأت شا عه نى ظب ئب مصكى ش ثى نى ششك ان عبذتى ي ا إل انز

تم حت ان للا ى إ ت يذ ذى إن ى ع إن

“kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan

perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi

sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka

membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap

mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa”.

(QS. At-Taubah: 4)

Dari ketentuan ayat diatas, khususnya dengan kalimat

“penuhilah janji sampai batas waktunya”, terlihat bahwa

kewajiban untuk memenuhi perjanjian itu hanya sampai pada

batas waktu yang telah diperjanjikan, dengan demikian setelah

berlalunya waktu yang diperjanjikan maka perjanjian itu batal

dengan sendirinya.

b. Salah satu pihak menyimpang dari apa yang diperjanjikan

Apabila salah satu pihak telah melakukan perbuatan

menyimpang dari apa yang telah diperjanjikan, maka pihak lain

dapat membatalkan perjanjian tersebut.

Pembolehan untuk pembatalan perjanjian oleh salah satu pihak

apabila pihak yang lain menyimpang dari apa yang telah di

perjanjikan adalah berdasarkan Firman Allah SWT:

غجذ انح ذ ان عبذتى ع إل انز ذ سعن ع ذ للا ذ ع ع ششك نه ف ك ب اعتمبيا نكى ك شاو ف

تم حت ان للا ا نى إ فبعتم

29

“Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan Rasul-

Nya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang

kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat

Masjidil haraam? maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu,

hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa”.(QS

At-Taubah: 7)

Dari ketentuan ayat diatas, khususnya dalam kalimat

“selama mereka harus lurus terhadapmu hendaklah kamu

berlaku lurus pula terhadap mereka”, dalam hal ini terkandung

pengertian bahwa apabila salah satu pihak tidak berklaku lurus,

maka pihak yang lain boleh membatalkan perjanjian yan telah

disepakati.

c. Jika ada kelancangan dan bukti pengkhianatan (penipuan).

Apabila salah satu pihak melakukan sesuatu kelancangan

dan telah pula ada bukti-bukti bahwa salah satu pihak

mengadakan pengkhianatan terhadap apa yang telah

diperjanjikan, maka perjanjian yang telah diikat dapat

dibatalkan oleh pihak lainnya.

Dasar hukumnya yaitu Firman Allah:

و خبخ ل ي ب تخبف إي ل حت انخبئ للا اء إ ع ى عه جز إن فب

“Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan

dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu

kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah

tidak menyukai orang-orang yang berkhianat”. (QS. Al-Anfal:

58)

Pembolehan pembatalan dalam hal ini dapat dipahamkan

dalam kalimat “jika kamu khawatir akan (terjadinya)

30

pengkhianatan....... , maka kembalikanlah perjanjian itu”. Dari

kalimat tersebut perjajian dapat dibatalkan apabila ada bukti

suatu pengkhianatan (Chairuman Pasaribu, Suhwardi K. Lubis,

2004: 4-6).

B. Jual Beli

1. Pengertian jual beli

Menurut Sayyid Sabiq, jual beli adalah pertukaran benda

dengan bendalain dengan jalan saling meridhai atau memindahkan

hak milik disertai penggantinya dengan cara yang dibolehkan

(Qomarul Huda, 2011: 51)

Jual beli (pasal 1457 B.W) adalah suatu persetujuan dengan

mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan

suatu barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga Yang

dijanjikan. Sedang menurut syara‟ jual beli adalah tukar menukar

dengan harta atas dasar kerelaan bersama atau pemindahan milik

dengan imbalan berdasarkan cara yang di izinkan (Ibrahim

Muhammad Al-Jamal, 1999: 365).

Dari paparan diatas, maka pengertian jual beli adalah suatu

perjanjian tukar menukar harta antara penjual dan pembeli atas

dasar kerelaan dengan aturan yang di izinkan.

Allah Berfirman:

ثب و انش حش ع انج أحم للا

“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.(Al-

Baqarah: 275)

31

تشاض تجبسح ع تك كى ثبنجبطم إل أ انكى ث آيا ل تأكها أي ب انز ب أ

ب ثكى سح كب للا فغكى إ ل تمتها أ كى ي

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.

Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu”.(QS An-Nisa‟ : 29)

2. Rukun dan syarat sah jual beli

a. Rukun Jual beli

Adapun yang menjadi rukun dalam jual beli menurut Kompilasi

Hukum Ekonomi Syariah menjelaskan tentang rukun jual beli.

Pasal 57: Pihak pihak yang terikat dalam jual beli terdiri atas penjual,

pembeli dan pihak lain yang terlibat dalam jual beli tersebut.

pasal 58: Objek jual beli yang terdiri atas benda benda yang berwujud

maupun benda yang tidak berwujud, yang bergerak maupun

tidak bergerak, dan terdaftar maupun tidak terdaftar.

Pasal 59: (1) Kesepakatan dilakukan dengan tulisan, lisan dan isyarat,

(2) kesepakatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1)

memiliki makna hukum yang sama.

b. Syarat Jual beli

1) Syarat penjual dan pembeli (aqid)

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh kedua pihak

tersebut ialah sebagai berikut:

a) Mumayyiz, balig dan berakal.

32

Maka tidak sah akadnya orang gila, orang yang mabuk,

begitu juga anak kecil, kecuali mendapat izin dari

walinya sebagaimana jumhur ulama. Hanafiyah hanya

mensyaratkan berakal dan mumayyiz, tidak

mensyaratkan baligh (Enang Hidayati, 2015: 18) .

b) Dengan kehendak sendiri(bukan dipaksa).

Karena itu apabila akad jual beli dilakukan kerena

terpaksa secara fisik maupun mental, maka menurut

jumhur ulama, jual beli tersebut tidak sah (Qomarul

Huda, 2011: 58)

Firman Allah:

تجبسح ع تك كى ثبنجبطم إل أ انكى ث آيا ل تأكها أي ب انز ب أ

فغكى إ ل تمتها أ كى بتشاض ي ثكى سح كب للا

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang

batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku

dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah

kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa: 29)

c) Tidak mubadzir(pemboros), maksudnya pihak yang

mengikat diri dalam perjanjian jual beli bukanlah

manusia yang pemboros, sebab seseorang yang

pemborosan didalam hukum dikategorikan sebagai

orang yang tidak cakap bertindak (Suhwardi K. Lubis,

Farid Wajdi, 2014: 142).

Dijelaskan dalam Firman Allah:

33

لنا اكغى اسصلى فب نكى لبيب انكى انت جعم للا فبء أي ل تؤتا انغ

ل يعش فبنى ل

"Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang

belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam

kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok

kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil

harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang

baik”.(QS An-Nisa‟ : 5)

2) Tentang objek jual beli

Yang dimaksud dengan objek jual beli disini adalah

benda yang menjadi sebab terjadinya perjanjian jual beli.

Benda yang dijadikan sebagai objek jual beli ini

haruslah memenuhi syarat sebagao berikut:

a) Bersih barangnya.

Yang dimaksud bersih barangnya, bahwa barang yang

diperjualbelikan bukanlah benda yang dikualifikasikan

sebagai benda najis, atau digolongkan benda yang

diharamkan (Chairuman Pasaribu, Surwandi K. Lubis,

2004: 37). Misalnya miras, bangkai, babi dan patung.

b) Dapat dimanfaatkan.

Pengertian barang yang dapat di manfaatkan adalah

barang yang dapat bermanfaat yang kemanfaatan

tersebut sesuai dengan ketentuan Syariah Islam. Seperti

barang untuk dikonsumsi (beras, buah-buahan, ikan,

sayur, dll) dinikmati keindahannya (hiasanrumah,

bunga-bungaan dll) serta dipergunakan untuk keperlun

34

yang bermanfaat seperti seekor anjing untk berburu

(Suhwardi K. Lubis, Farid Wajdi, 2014: 144)

c) Benda yang dijual dapat diserahterimakan saat

melakukan Akad.

Artinya benda yang dijual belikan harus konkret dan ada

pada waktu akad. karena itu, ikan di air (kolam) tidak

dapat dijualbelikan karena tidak dapat diserahterimakan

dan mengandung ketidakpastian. Bentuk penyerahan

benda dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pada

barang bergerak dan benda tidak bergerak.teknis

penyerahan benda bergerak dengan beberapa macam

yaitu:

(1) Menyempurnakan takaran atau ukurannya baik

dengan takaran, timbangan dan sebagainya untuk

menentukan ukuran sesuatu.

(2) Memindahkannya dari tempatnya jika termasuk

benda yang tidak diketahui kadarnya secara

terperinci kecuali oleh ahlinya, misalnya benda yag

dikemas dalam botol.

(3) Kembali kepada „Urf (adat) setempat yang tidak

disebutkan diatas.

(4) Adapun penyerahan benda yang tidak dapat

bergerak cukup menggosongkannya atau

35

menyerahkan surat atau sertifikat. Demikianlah

pendapat uang dikemukakan oleh Sayyid Sabiq

(Qomarul Huda, 2011: 133-134).

d) Barang yang diakadkan di tangan.

Menyangkut perjanjian jual beli atas sesuatu barang

yang belum di tangan (tidak berada pada penguasa

penjual) adalah dilarang sebab bisa jadi barang sudah

rusak atau tidak dapat diserahkan sebagaimana yang

telah diperjanjikan (Chairuman Pasaribu, Surwandi K.

Lubis, 2004: 40).

e) Milik penuh penjualnya, Barang yang diperjualbelikan

milik penjual atau diizinkan menjual oleh pemiliknya.

Jika menjual barang tanpa seizin pemiliknya maka

dianggap tidak sah. Misalnya seorang suami menjual

barang milik istri tanpa izin (Suhrawardi K. Lubis, Farid

Wajdi, 2014: 146).

3) Adanya lafal (Ijab dan Qabul)

Definisi ijab menurut para fuqaha (ulama ahli Fiqh)

adalah suatu kata kata yang pertama kali keluar dari salah

satu kedua pihak (dua orang yang berakad) yang

menunjukan keridhaanya, baik penjual maupun pembeli.

Sedangkan definisi Qabul menurut fuqaha (ulama

ahli fiqh) adalah suatu ungkapan kedua yang keluar dari

36

salah satu pihak yang menunjukkan keridhaanya dan

menyetujuinya, baik yang keluar dari penjual maupun

pembeli.

Adapun yang menjadi syarat-syarat ijab qabul

adalah sebagai berikut:

a) Ijab qabul diungkapkan dengan kalimat yang

menunjukkan jual beli yang umum diketahui

masyarakat.

Seperti penjul berkata: “aku jual buku ini

kepadamu seharga Rp. 20.000” kemudian

pembeli menjawab; “saya beli buku ini seharga

Rp. 20.000”. apabila ijab qabul tidak sesuai,

maka jual beli tidak sah. malikiyah berpendapat

sahnya jual beli dengan sesuatu yang

menunjukan keridhaan kedua belah pihak baik

melalui ucpan maupun isyarat

b) Ijab qabul dilakukan dalam satu majelis.

Maksudnya kedua belah pihak yang melakukan

jual beli harus hadir dan membicarakan topik

yang sama dalam satu tempat, atau antara ijab

dan qabul tidak terpisah oleh suatu yang

menunjukkan berpalingnya akad menurut

kaebiasaan (adat).

37

c) Terdapat kesepakatan yang berkenaan dengan

barang, baik jenis, macamnya, sifatnya, begitu

juga dengan harga barang yang diperjual belikan

baik kontan atau tidaknya (Enang Hidayat,

2015: 22).

3. Jual beli yang dilarang

Beberapa macam jual beli yang dilarang dalam Islam adalah

sebagai berikut:

a. Jual beli gharar (bai‟ al gharar)

Maksud bai‟ al gharar adalah setiap akad jual beli yang

mengandung resiko atau bahaya kepada salah satu pihak yang

berakad sehingga mendatangkan kerugian finansial. Hal ini

disebabkan adanya keraguan, ketidakjelasan dengan apa yang

di jualbelikan (mulus atau cacat). Salah satu contohnya adalah

barang yang diperjualbelikan itu tidak bisa diserahkan pada

waktu akad, jual beli sesuatu yang tidak ada barangya pada

saat akad, dan belum bisa dipastikan baik kualitas maupun

kuantitas barang yang diperjualbelikan (Enang Hidayat, 2015:

102).

b. Jual beli yang mengandung riba.

Suatu akad jual beli yang dapat mendatangkan keuntungan

dinar dan dirham (secara lebih). Salah satu contohnya yaitu bai‟

al „inah yaitu jual beli dagangan dengan cara diangsur (kredit)

38

sampai batas waktu yang disepakati. Jual beli dengan

menggunakan tempo dan dibayar dengan cara diangsur

merupakan jual beli yang mengeruk keuntungan. Contoh,

seseorang membeli barang kontan dengan harga murah, akan

tetapi jika membeli barang secara kredit harganya lebih mahal

dn di bayar secara berangsur itu merupakan jual beli yang

mengandung riba (Enang Hidayat, 2015: 116).

c. Jual beli yang mengandung penipuan

Maksudnya adalah jual beli yang didalamnya terdapat unsur

penipuan hanya untuk menarik para pembelinya. Salah satunya

yaitu bai‟ al najasy yang artinya menyembunyikan sedang

menurut istilahnya adalah menaikan harga komoditi yang

dilakukan oleh orang yang yang tidak ingin membeli barang

yang diperjualbelikan tersebut. Tujuannya adalah hanya

semata-mata agar orang lain tertarik untuk membelinya. Seperti

contohnya si penjual atau wakilnya mengaku-ngaku dengan

cara berdusta bahwa barang yang dijual itu sudah ada yang

berani membayar lebih (Enang Hidayat, 2015: 127-128).

d. Jual beli dilarang karena zatnya (haram Lidzatihi)

Yang dimaksud Jual beli dilarang karena zatnya adalah jual beli

yang barangnya haram menurut syariah Islam, sebagaimana

yang diatur dalam syarat sah barang yang diperjualbelikan

adalah dapat bermanfaat, barang suci atau bersih. Maka dari itu

39

semua barang yang tergolong haram menurut Syariah Islam

dilarang jual belinya. Contoh jual beli bangkai (bai‟ al-maitah)

(Enang Hidayat, 2015: 146).

e. Jual beli dilarang karena yang lain (haram lighairihi)

Jual beli yang dilarang ini termasuk jual beli yang diharamkan

yang mafsadatnya (kerusakannya) tidak berdiri sendiri,

melainkan karena yang lain. Semua tindakan ada kaitannya

dengan kaidah sadd al-dzari‟ah (tindakan prefentif). Salah satu

contonya yaitu jual beli ketika adzan jum‟at. Haram hukumnya

melakukan transaksi jual beli ketika adzan jum‟at, karena itu

adalah panggilan untuk mengingat Allah (Enang Hidayat,

2015: 195) .

C. Hutang Piutang (Qardh)

1. Pengertian

Hutang piutang adalah penyerahan harta berupa uang untuk

dikembalikan pada waktunya dengan nilai yang sama. Kata

“penyerahan harta” mengandung arti pelepasan pemilikan dari

yang empunya. Kata “untuk dikembalikan pada waktunya”

mengandung arti bahwa pelepasan pemilikan hanya berlaku untuk

sementara yang diserahkan itu hanya manfaatnya. Kata “berbentuk

uang” mengandunga arti uang yang dinilai dengan uang. Kata “

nilai yang sama” mengandung arti bahwa pengembalian dengan

40

nilai yang bertambah tidak disebut hutang piutang (Hasan Saleh,

2008: 389).

Sedangkan Pengertian Hutang piutang menurut B. W (pasal

1754) adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu

memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang

barang yang menghabis karena pemakaian, dengan syarat bahwa

pihak yang terakhir ini akan mengembalikan sejumlah yang sama

dari jenis dan mutu yang sama pula.

Dalam Hutang piutang, pihak yang menerima pinjaman

menjadi pemilik dari barang yang dipinjam, dan jika barang itu

musnah, dengan cara bagaimanapun, maka kemusnahan itu adalah

atas tanggungannya (peminjam) (pasal 1755). Dalam hal

peminjaman uang, utang yang terjadi karenanya hanyalah terdiri

atas jumlah uang yang disebutkan dalam perjanjian. Jika sebelum

saat pelunasan, terjadi suatu kenaikan atau kemunduran harga

(nilai) atau ada perubahan mengenai berlakunya mata uang, maka

pengembalian jumlah yang dipinjamkan harus dilakukan dalam

mata uang yang berlaku pada waktu pelunasan, dihitung menurut

harganya (nilainya) yang berlaku pada saat itu (pasal 1756),

dengan demikian maka untuk menetapkan jumlah uang yang

terutang, maka harus berpangkal pada jumlah yang disebutkan

dalam perjanjian (R. Subekti, 1995: 126). Adapun yang menjadi

dasar hukum dari Hutang piutang.

41

Firman Allah :

سثك عه مذ إ للا يعك انز طبئفخ ي ثهث صف م انه ثهث ي س ى أك تمو أد

عهى أ انمشآ ش ي كى فبلشءا يب تغ تحص فتبة عه ن بس عهى أ ان م انه

آخش فضم للا ي ف السض جتغ ضشث آخش كى يشض ي عك

ألشضا كبح آتا انض لح ا انص أل ش ي فبلشءا يب تغ ف عجم للا مبته للا

أعظى أجشا لشضب شا خ ذ للا ش تجذ ع خ فغكى ي يا ل يب تمذ حغب

غفس سحى للا إ اعتغفشا للا

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri

(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua

malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari

orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran

malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak

dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia

memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang

mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada

di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang

berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan

orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka

bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah

sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada

Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu

perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di

sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar

pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-

Muzammil: 20)

Firman Allah :

ب انز كى كبتت ثبنعذل ب أ نكتت ث فبكتج أجم يغ إن تى ثذ آيا إرا تذا

نتك انحك هم انز عه ن فهكتت للا ب عه كتت ك ل أة كبتت أ ل للا سث

م ل غتطع أ ضعفب أ انحك عفب أ انز عه كب ئب فئ ش جخظ ي

نى كب سجه سجبنكى فئ ي ذ ذا ش اعتش ن ثبنعذل هم فه ايشأتب فشجم

ذا ل أة انش ب الخش ش إحذا ب فتزك تضم إحذا ذاء أ انش ي تشض ء إرا ي

42

نك ر أجه كجشا إن تكتج صغشا أ ل تغأيا أ و يب دعا أل ذ للا ى ألغظ ع

ظ عه كى فه تجبسح حبضشح تذشب ث تك أل تشتبثا إل أ أد كى جب نهشبدح

ل ضبس كبتت ذا إرا تجبعتى أش فغق ثكى أل تكتجب تفعها فئ إ ذ ل ش

ء عهى ثكم ش للا كى للا عه اتما للا

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah

tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu

menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan

menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka

hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu

mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia

bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi

sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang

yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri

tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya

mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua

orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada

dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang

perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang

lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi

itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan

janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar

sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di

sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada

tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu),

kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan

di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak

menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan

janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu

lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu

kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah

mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS.

Al-Baqarah: 282)

Firman Allah :

تى تعه ك ش نكى إ لا خ تصذ أ غشح ي ر عغشح فظشح إن كب إ

“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka

berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan

43

(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu

mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 280

2. Rukun Hutang piutang

Adapun yang menjadi rukun hutang piutang adalah sebagai

berikut:

1) Lafal (kalimat menghutangi).

Adanya ucapan dari pihak yang kreditur kepada seseorang

membutuhkan, seperti: “saya hutangkan ini kepada engkau” jawab

seorang debitur “saya mengaku berhutang kepada engkau”.

2) Kreditur dan Debitur

Pihak kreditur disyaratkan agar memenuhi kriteria-kriteria

berikut ini:

a) Bahwa ia berhak atas barang yang dipinjamkannya itu.

b) Barang tersebut dapat dimanfaatkan, sebab pinjam

meminjam hanya menyangkut kemanfaatan sesuatu benda

(pemanfaatan sesuatu benda hanya sebatas yang dibolehkan

dalam islam).

Sedangkan menyangkut dengan debitur disyaratkan

harus orang yang cakap bertindak (berhak) sebab perjanjian

hutang piutang yang dilakukan oleh orang yang tidak cakap

bertindak adalah tidak sah (Suhwardi K. Lubis, Farid

Wajdi, 2014:137-138).

3) Barang yang dihutangkan. setiap barang yang dapat dilihat

jumlahnya, mutunya, kualitas dan manfaatnya boleh

44

dihutangkan. Begitu pula mengutangkan hewan yang dapat

dimanfaatkan, maka akan dibayar dengan jenis hewan yang

sama. Segala sesuatu yang dihutangkan aka dikembalikan

dalam wujud yang sama.

Melebihkan bayaran dari sebanyak hutang, kalau kelebihan itu

memang kemauan yang berutang dan tidak atas perjanjian

sebelumnya, maka kelebihan itu boleh (halal) bagi yang

mengutangkannya, dan menjadi kebaikan untuk orang yang

membayar hutang (H. Sulaiman Rasjid, 2004: 306-307).

D. Riba

1. Pengertian

Secara bahasa riba berarti tambahan, dengan demikian ribadapat

didefinisikan sebagai tambahan dari pokok hutang, yang dibebankan

pada pihak yang menghutang, dengan cara yang tidak sah (batil) dan

dusta (Hasan Saleh, 2008: 397).

Sedangkan menurut istilah syara‟ adalah akad yang terjadi dengan

penukaran yang tertentu, tidak diketahui sama atau tidaknya, menurut

aturan syara‟ atau terlambat menerimanya(Sulaiman Rasjid, 2004:

290).

Dari paparan diatas, pengertian riba adalah akad pertukaran

tertentu yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang menyimpang dari

hukum syara‟, terjadi penambahan dalam pengembalian barang

tertentu.

45

2. Macam-macam riba

Ada dua jenis riba yang dilarang Syariat Islam yaiu sebagai berikut:

a. Riba nasi‟ah

Maksud riba nasi‟ah adalah tambahan pada hutang piutang

yang memiliki tempo tertentu sebagai imbalan perpanjangan tempo

tersebut. Pelarangan jenis riba ini disebabkan adanya unsur-unsur

eksploitasi manusia atas manusia lain, yang merupakan bentuk

pemerasn orang kaya terhadap orang miskin.

b. Riba fadhal

Riba fadhal adalah tambahan yang diperoleh seseorang sebagai

hasil penukaran barang sejenis, misalnya: antara 1 gram emas

dengan 2 gram emas, antara 1 kuintal padi dengan ½ kuintal padi.

Pelarangan riba jenis ini disebabkan akan berakibat pada

meluasnya prasktik praktik penipuan dan jenis eksploitasi manusia

atas manusia lainnya jika hal seperti ini dibiarkan saja (Hassan

Saleh, 2008: 397-398).

3. Berbagai pendapat tentang riba

a. Pendapat ulama

Dalam kaitannya dengan bunga bank, Abu Zahrah

menyatakan bahwa bunga bank sama saja dengan Riba Nasi‟ah,

tetapi karena dalam sistem perekonomian sekarang peranan bank

begitu penting dengan bunga bank sebagai modus operandinya,

maka bunga bank tidak dapat di elakan lagi. Oleh sebab itu, umat

46

islam boleh melakukan transaksi melalui bank karena darurat.

Sejalan dengan pendapat Abu Zahrah di atas, Musthafa Ahmad Al-

Zarqa‟ lebih menekankan pengertian riba pada praktik iba yang

benar-benar bersifat pemerasan yang dilakukan orang-orang kaya

atas orang miskin dalam hubungan hutang piutang barang-barang

konsumtif, bukan yang bersifat produktif.

b. Pendapat muhammadiyah

Majlis tarjih Muhammadiyah menyatakan bahwa dari satu

sisi bunga bank termasuk dalam kategori Syubhat masalah yang

belum ada kejelasan hukumnya, apakah haram atau halal yang

harus dihindari, karena mengandung kedua unsur tesebut. Disisi

lain, keuntungan yang diperoleh bank itu diperoleh untuk

kepentingan umum, yang dengan demikian bunga merupakan

sesuatu yang wajar, boleh di pungut dan diberikan oleh bank.

Dalam hal ini, majlis menyarankan kepada PP Muhammadiyah

untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi sistem perekonomian,

khususnya lembaga perbankan, yang sesuai dengan kaidah Islam.

c. Pendapat NU

Lajnah bahtsul masail NU menyatakan bahwa bank dan

bunganya sama seperti hukum gadai, sehunungan dengan masalah

ini dijumpai tiga pendapat ulama:

1) Haram, sebab termasuk hutang yang di pungut secara angsur;

47

2) Halal, sebab tidak ada syarat pada waktu akad, sedangkan adat

yang berlaku tidak dapat begitu saja dijadikan syarat;

3) Syubhat (tidak tentu halal atau haram), sebab para ahli hukum

berselisih pendapat tentangnya.

Merujuk kepada sidang ke-2 OKI (Organisasi Konfernsi Islam)

yang berlangsung di karachi, pakistan, desember 1970 bahwa

praktik bank dengan sistem bunga adalah tidak sesuai dengan

syariah Islam, maka perlu segera di dirikan bank alternatif yang

menjalankan operasinya sesuai dengan syariat Islam (Hassan

Saleh, 2008: 398-399).

4. Hukum riba

a. Firman Allah SWT:

ثب أضعبف آيا ل تأكها انش ب انز ب أ نعهكى تفهح اتما للا ب يضبعفخ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba

dengan berlipat ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya

kamu mendapat keberuntungan”.(QS. Ali-Imron: 130)

b. Firman Allah SWT:

ثب و انش حش ع انج أحم للا

“padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba”.(Al-Baqarah: 275)

c. Firman Allah SWT:

ا إ كتى ث ٱنش ي رسا يب ثم ءايا ٱتما ٱلل ب ٱنز أ ـ ؤي ي

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

tinggalkan sisa riba [yang belum dipungut] jika kamu orang-orang

yang beriman.” (QS: Al Baqarah: 278)

d. Sabda Nabi SAW:

48

لبل: انش انج د أ يغع اث انحبكى ع كح س غشب يثم أ ثبثب أ عجع ثب ثلثخ

جم أي انش

Al Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas`ud, bahwa Nabi

Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Riba itu mempunyai 73

pintu (tingkatan), yang paling rendah (dosanya) sama dengan

seseorang yang melakukan zina dengan ibunya!”

e. Firman Allah SWT

صكبح تى ي يب آت ذ للا ال انبط فل شث ع ف أي سثب نشث تى ي يب آت

ضعف ئك ى ان فأن ج للا تشذ

Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia

bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah

pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang

kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang

berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan

(pahalanya).”(QS. Ar-Rum : 39) (Sulaiman Rasjid, 2004: 294).

E. Bunga

Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu

perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan lalai,

tetap lalai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus

diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya

dalam waktu yang melampaui tenggang waktu yang telah di tentukan

(Pasal 1243 KUHP). Menurut pasal tersebut, selain biaya dan kerugian,

dalam ganti rugi terdapat pula unsur bunga yang harus dibayarkan oleh

debitur yang telah melakukan wanprestasi terhadap kreditur, bunga juga

merupakan keuntungan buat kreditur karena wanprestasi dengan seorang

kreditur.

49

Dari paparan diatas maka pengertian bunga adalah keuntugan yang

seharusnya di peroleh oleh kreditur jika tidak terjadi wanprestasi. Atau

bisa juga yang dimaksud bunga adalah kerugian yang berupa kehilangan

keuntungan yang sudah dihitung oleh kreditur.

Untuk peminjaman barang atau uang yang habis dalam pemakaian,

diperbolehkan membuat syarat bahwa atas pinjaman itu akan di bayar

bunga (Pasal 1765 KUHP). Maksudnya dalam sebuah transaksi muamalah

khususnya berkaitan dengan pinjam meminjam diperbolehkan dibayar

dengan bunga.

Selanjutnya, barangsiapa sudah menerima suatu pinjaman dan telah

membayar bunga yang tidak diperjanjukan dahulu, tidk dapat meminta

kembali bunga itu dan juga tidak dapat mengurangkannya dari pinjaman

pokok, kecuali jika bunga yang telah di bayar itu melampaui jumlah bunga

yang ditetapkan dalam undang-undang; dalam hal ini uang kelebihan itu

dapat diminta kembali atau dikurangkan dari pinjaman pokok.

Pembayaran bunga yang yang tidak diperjanjikan tidak mewajibkan

debitur untuk membayar bunga terus; tetapi bunga yang diperjanjikan

wajib dibayar sampai pada saat pengembalian atau penitipan uang

pinjaman pokok semuanya, walaupun pengembalian atau penitipan uang

pinjaman itu dilakukan tatkala sudah lewat waktu pelunasan menurut

perjanjian (Pasal 1766 KUHP).

50

Bunga uang pokok yang dapat ditagih dapat pula menghasilkan bunga,

baik karena suatu permohonan dimuka pengadilan, maupun karena suatu

persetujuan yang khusus, asal saja permintaan atau persetujuan tersebut

adalah mengenai bunga yang harus yang harus dibayar satu tahun (Pasal

1251 KUHP). Tujuan diaturnya ketentuan bunga berbunga pada pasal ini

adalah untuk mencegah dibuatnya janji yang merugikan debitur, yaitu

suatu janji yang menggabungkan bunga yang dibayar oleh debitur kedalam

utang pokok yang selanjutnya dikenakan pula bunga (Abi Asmana, diakses

pada 15 februari 2018, http://legalstudies71.blogspot.co.id/2015/09/bunga-

menurut-undang-undang.html?m=1). Ketentuan ini bersifat memaksa dan

hanya dua hal yang ada pengecualiannya, yaitu:

1. Bahwa bunga atas uang pokok dapat pula dikenakan bunga karena

permintaan dimuka hakim.

2. Karena persetujuan khusus, asal saja menyangkut bunga yang

harus dibayar satu tahun.

Ada dua jenis bunga menurut KUHPerdata, yaitu bunga menurut

undang-undang dan bunga yang ditetapkan menurut perjanjian, yaitu:

1. Bunga menurut undang-undang ialah bunga yang ditentukan oleh

undang-undang. Bunga yang ditetapkan dalam perjanjian boleh

melampaui bunga menurut menurut undang-undang dalam segala

hal yang tidak dilarang undang-undang.

2. Besarnya bunga yang ditetapkan dalam perjanjian harus dinyatakan

secara tertulis (Pasal 1767 KUHP).

51

Perjanjian bunga abadi ialah suatu persetujuan bahwa pihak yang

memberikan pinjaman uang akan menerima pembayaran bunga atas

sejumlah sejumlah uang pokok yang tidak akan di mintanya kembali

(Pasal 1770 KUHP).

F. Multi Level Marketting (MLM)

1. Pengertian MLM

Multi level marketting berasal dari bahasa inggris, multi berarti

banyak, level berarti berjenjang/ bertingkat dan marketting berarti

pemasaran. Maka pengertian Multi level marketting adalah pemasaran

yang berjenjang banyak. Disebut Multi level karena merupakan suatu

organisasi distributor yang melaksanakan penjualan yang berjenjang

banyak atau bertingkat-tingkat.

MLM disebut juga sebagai network marketting, karena anggota

kelompok tersebut semakin banyak, sehingga membentuk sebuah

jaringan kerja (network) yang merupakan suatu sistem pemasaran

dengan menggunakan jaringan kerja brupa sekumpulan banyak orang

yang kerjanya melakukan pemasaran.

2. Konsep Dasar MLM

MLM adalah menjual atau memasarkan langsung suatu produk,

baik berupa barang atau jasa konsumen, sehingga biaya distribusi dari

barang yang dijual atau dipasarkan tersebut sangat minim atau bahkan

sampai ke titik nolyang artinya, bahwa dalam bisnis MLM ini tidak

diperlukan biaya distribusi. MLM ini juga menghilangkan dari

52

promosi dari benda yang hendak dijual, karena distribusi dan promosi

ditangani langsung oleh distributor dengan sistem berjenjang.

Mekanisme operasional pada MLM ini yaitu, seorang distributor

dapat mengajak orang lain untuk ikut juga sebagai distributor.

Kemudian orang lain itu dpat pula mengajak orang lain untuk ikut

bergabung. Begitu seterusnya, semua yang diajak dan ikut merupakan

suatu kelompok distributor yang bebas mengajak orang lain lagi

sampai level tak terbatas.

Dalam MLM terdapat unsur jasa. Hal ini dapat dilihat dengan

adanya seseorang distributor yang menjualkan barang yang bukan

miliknya dan mendapatkan upah dari presentase harga barang. Selain

itu jika dapat menjual barang tersebut sesuai dengan target yang telah

ditetapkan maka akan mendapatkan bonus yang telah ditetapkan oleh

peerusahaan.

3. MLM menurut Hukum Islam

Sistem MLM ini dapat diktegorikan pembahasan Fiqh Muamalah

dalam kitab buyu‟ mengenai perdagangan atau jual beli. Oleh karena

itu, dasar hukum yang dapat dijadikan panduan umat Islam terhadap

bisnis MLM ini antara lain adalah konsep jual beli dan tolong

menolong, dan kerjasama (ta‟awun).

Firman Allah:

QS. Al-Baqarah: 275

53

Firman Allah:

QS. Al-Maidah: 5

Jadi, pada dasarnya, hukum dari MLM adalah mubah (boleh),

asalkan tidak mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

a. Riba

b. Gharar atau ketidakjelasan

c. Dharar atau merugikan/ menzalimi pihak lain

d. Jahalah atau tudak transparan

Karena MLM merupakan perdagangan, oleh karena itu juga harus

memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian (Gemala Dewi,

Wirdyaningsih, Yeni Salma Barlinti, 2005: 187-190).

54

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Profil Arisan Mapan Salatiga

1. Gambaran Umum Arisan Mapan Salatiga

Masyarakat indonesia sudah sangat familiar dengan kata “Arisan”

yang hampir semua wilayah ada kelompok yang melaksanakan praktik

muamalah komtemporer tersebut, dan macam macam objek arisannya,

seperti arisan motor, arisan makanan, arisan barang dan sebagainya.

Praktik arisan ini ternyata tidak bisa dikatakan akad yang baru, akan

tetapi pada abad sembilan hijriyah masyarakat Arab sudah melakukan

hal tersebut yang mayoritas dilakukan oleh kaum perempuan, saat itu

praktik muamalah yang hampir mirip dengan arisan itu disebut dengan

istilah “Jum’iyyah al-muazhzhafin atau Al-qardhu at-ta’awuni” yang

sampai sekarang masih berkembang. Tentunya tidak lepas dari

perhatian dan penjelasan hukum syariah bentuk muamalah seperti ini

oleh para ulama. Fenomena ini banyak dilakukan oleh kaum muslim

karna mempermudah dan membantu dalam memenuhi kebutuhan

(Kholid Syamhudi, 2014, https://almanhaj.or.id/3818-arisan-dalam-

pandangan-islam.html, diakses 2 Februari 2018).

Hakekat arisan ini adalah setiap orang dari anggotanya

meminjamkan uang kepada anggota yang menerimanya dan meminjam

dari orang yang sudah menerimanya kecuali orang yang pertama

55

mendapatkan arisan maka ia menjadi orang yang berhutang terus

setelah mendapatkan arisan, juga orang yang terakhir mendapatkan

arisan, maka ia selalu menjadi pemberi hutang kepada anggota.

Seperti halnya pada arisan mapan salatiga. Tahun 2009 lalu,

berawal dari sebuah layanan masyarakat yaitu Setoran uang rutin untuk

membeli sesuatu dalam tempo tertentu (jimpitan) pada saat itu jenis

jimpitannya yaitu jimpitan makanan lebaran, kegiatan layanan

pembayaran tagihan melalui agen (tagihan listrik, air dll), dan agen

penjual pulsa. Produk layanan tersebut bukan dari perseorangan

melainkan dari sebuah perusahaan yaitu PT. RUMA (Rekan Usaha

Mikro Anda). Perusahan tersebut merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang penjualan langsung yang memiliki tujuan

meningkatkan derajat, pendapatan, dan akses untuk masyarakat

Indonesia. Perusahaan yang mengembangkan sistem bisnis berbasis

teknologi bagi masyarakat untuk mengembangkan usahanya. Ruma

berdiri pada tanggal 24 Juni 2009.

Menurut Moh Shodiq Dawami, “pada januari 2015, perusahaan

tersebut membuat produk baru yaitu program arisan mapan, yang di

maksud dengan arisan mapan yaitu layanan arisan barang yang

membantu dan memudahkan Ketua Arisan dan orang lain di sekitarnya

untuk membeli barang yang berkualitas dan terjangkau secara

bersama-sama. Arisan mapan tersebut obyek arisannya yatu berupa

barang".

56

Dari tahun 2015 Sampai saat ini Ruma arisan mapan memiliki

lebih dari 2500 agen dan lebih dari 1300 anggota yang tergabung

didalam aplikasi bisnis Ruma Arisan Mapan Salatiga.

Alamat arisan mapan salatiga yaitu Jl. Soekarno Hatta Ruko.

Permata No.3 RT. 01 RW. 04 Ledok, Argomulyo, Salatiga 50732.

Patokan : Ruko Depan Pabrik Damatex, Salatiga. Adapun yang masih

dalam jangkauan wilayah arisan mapan salatiga yaitu kecamatan

tengaran, kecamatan pabelan, kecamatan getasan, kecamatan tuntang,

dan kecamatan banyu biru. Sedangkan untuk alamat pusat PT RUMA

Arisan Mapan yaitu jl. Bulungan No. 9 kebayoran baru, jakarta selatan,

12130. Telp: (021) 7253065 dan websitenya yaitu www.mapan.id.

Arisan mapan salatiga mempunyai stuktur kepengurusan yaitu

sebagai berikut:

1. RSM : ZENI SETIAWAN

2. DSM : BOWO RESTU AWAN

3. ST : ASEP ISMAIL

4. BMBO : RISNA NUR FAJRIANI MAULINA

5. BMFO : FAHRUDIN FAHRUROZI

PY REMBANG

KODE NAMA NIK

074-5 PY- HARRI SETIYONO 1602-3757

57

074-4 PY- MOH SHODIQ DAWAMI 1508-3599

074-13 PY- AJI EDI WIDOWATI 1703-4739

074-15 PY- ZUSWANTI 1705-4997

074-17 PY- SUNU PRATAMA 1708-5369

074-19 PY- BAYU HERMAWAN 1709-5606

07420 PY- NIA MURTININGSIH 1709-5643

074-21 PY- PETRUS FANNY TRIYOGO 1709-5673

074-22 PY- DEWI EKA PUSPITA

ANGGRAINI

1710-5717

Misi RUMA Arisan Mapan yaitu:

“Untuk meningkatkan akses, derajat, pendapatan untuk masyarakat

berpenghasilan rendah melalui teknologi”.

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh seluruh ketua

didampingi oleh penyuluh dari arisan mapan, yaitu pertemuan rutin

(kopdar) sebulan sekali, meliputi pertemuan anggota Arisan mapan

wilayah salatiga, pertemuan anggota Arisan mapan perkecamatan dan

pertemuan anggota arisan mapan perkelurahan (paguyuban mapan).

Tujuan pertemuan ini yaitu untuk diskusi bersama terkait dengan keluhan

dari masing-masing kelompok dan mencari solusi bersama dengan di

dampingi tim penyuluh dari arisan mapan. Kemudian, ada pembuatan grup

58

Whatsapp (WA) di masing-masing ketua arisan bersama dengan

kelompoknya dengan tujuan mempermudah komunikasi, dan ketua

melakukan kegiatan yang wajib dari ketentuan-ketentuan arisan mapan.

Seperti, menyetor uang, cash on delivery (cod) barang dengan kurir dari

Arisan mapan, dan lain sebagainya (Wawancara, 13 Februari, 08: 26

WIB).

B. Ketentuan umum Arisan Mapan Salatiga

Secara umum, Setiap melaksanakan praktek arisan pastinya ada

ketentuan khusus yang di sepakati bersama oleh anggota, aturan yang

digunakan arisan yang pertama yaitu Objek Arisan, Sebelum mengikuti

arisan pastinya ada semacam tawaran dari orang yang mengadakan arisan

maupun anggota yang telah mengikuti arisan yang sering dipertanyakan

adalah objek arisannya, misalnya berupa barang, uang, atau makanan

maka perlu adanya kerelaan dari seseorang tersebut untuk mengikuti

arisan. Yang kedua yaitu Uang dan Waktu, Setelah menentukan objek

arisannya, kemudian membuat kesepakatan bersama untuk menentukan

setoran arisannya per minggu, per 2 minggu, perbulan atau per 2 bulan.

Waktu penyetoran tersebut mempengaruhi jumlah uang yang akan

disetorkan selain dari objek arisan itu sendiri. Dan yang terakhir yaitu

bagaimana sistem Undian arisan, Model undian yang digunakan apakah

secara terbuka ataupun tertutup, berdasarkan kesepakatan bersama. Yang

dimaksud terbuka ialah sistem pemilihan pemenang dengan disaksikan

seluruh anggota arisan, sedangkan yang secara tertutup ialah, sitem

59

pemilihan pemenang dipilih oleh beberapa orang saja setelah itu baru di

umumkan kepada seluruh anggota arisan.

Dari beberapa yang menjadi inti dari arisan diatas, pada Arisan Mpan

salatiga memiliki mekanisme yang berbeda daripada umumnya. Peratuan

di buat bukan atas kesepakatan bersama akan tetapi peraturan dusah ada

dari arisan mapan sendiri, mau tidak mau harus seperti itu, selain itu arisan

mapan juga menggunakan konten Aplikasi yang cukup mudah dalam

pendaftaran untuk menjadi anggotanya. Kemudian dengan sistem level

agen yaitu setelah terdaftar menjadi anggota (otomatis menjadi ketua)

selanjutnya mencari dan mendaftarkan agen paling sedikit berjumlah 4

orang yang menjadi satu kelompok arisan, yang didaftarkan oleh ketua

Arisan melalui aplikasi arisan mapan. Secara umum, ketentuan-ketentuan,

Batasan, Hak dan Kewajiban Ketua Arisan Mapan Salatiga yaitu sebagai

berikut:

1. Ketua Arisan Mapan adalah Agen PT RUMA baik level Dealer

atau level Rekan Usaha yang menjalankan Arisan Mapan.

2. Semua hak dan kewajiban yang dimiliki oleh Ketua Arisan sesuai

dengan level Agen tersebut (Dealer atau Rekan Usaha)

3. Semua proses pendaftaran Ketua Arisan akan mengikuti level

Agen

4. Pendaftaran Ketua dan Kelompok Arisan Mapan tidak dipungut

biaya apapun

60

5. Ketua Arisan wajib memberikan keterangan yang benar tidak lain

dari yang sebenarnya pada saat mendaftar menjadi Ketua Arisan

6. Ketua Arisan wajib memberikan keterangan yang benar tidak lain

dari yang sebenarnya tentang produk Arisan Mapan kepada

anggota Kelompok Arisan

7. Ketua Arisan wajib memastikan Kelompok Arisannya berjalan

dengan baik dan lancar dan tidak terjadi tunggakan

8. Ketua Arisan dilarang mendaftarkan anggota kelompok fiktif, yaitu

mendaftarkan orang sebagai anggota Kelompok Arisan tetapi orang

tersebut tidak ada; atau indentitas orang yang didaftarkan dengan

yang sebenarnya berbeda seluruhnya maupun sebagian.

9. Ketua Arisan wajib menyetorkan uang setoran dari anggota ke PT

RUMA sesuai dengan jumlah dan waktu yang telah ditentukan

oleh sistem aplikasi Arisan Mapan.

10. Ketua Arisan wajib menyerahkan barang yang diterima dari PT

RUMA untuk anggotanya dengan segera, dalam keadaan baik

seperti pada saat semula pengiriman

11. Ketua Arisan dan/ atau Anggota wajib mengembalikan barang

yang sudah dikirimkan bila merasa tidak pernah memesan barang

yang diterima atau barang belum dibayar dan pesanan sedang

dalam proses pembatalan.

61

12. Ketua Arisan dan/ atau Anggota Arisan dilarang mengembalikan

barang retur apabila tidak memenuhi satu atau beberapa alasan

tersebut dalam poin (4.1)

13. Ketua Arisan dan/ atau Anggota Arisan wajib mengembalikan

barang retur dalam kondisi yang lengkap dan baik seperti pada saat

semula menerima barang

Selanjutnya, ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan khusus oleh

ketua arisan yaitu sebagai berikut:

a. Hari/Tanggal Setoran adalah batas maksimal pembayaran untuk

kelompok di periode tersebut

b. Kode Referensi adalah kode yang Ketua Arisan dapatkan dari

media ataupun karyawan PT RUMA dan dimasukkan saat

pendaftaran di aplikasi Arisan Mapan. Jika Ketua Arisan tidak

memiliki kode tersebut, kolom Kode Referensi dapat dikosongkan.

c. Kode Promo adalah kode unik yang dimiliki oleh masing-masing

Ketua Arisan atau Kode Promosi yang muncul di waktu tertentu.

Ketua Arisan dapat memasukkan kode unik Ketua Arisan lain

untuk saling mendapatkan keuntungan atau memasukkan Kode

Promosi agar bisa mendapatkan keuntungan menarik.

d. Ketua Arisan menggunakan Handphone milik sendiri yang sudah

terinstal aplikasi Arisan Mapan untuk mendaftarkan kelompok

secara mandiri

62

e. Dalam hal Ketua Arisan tidak mempunyai Handphone dengan

aplikasi Arisan Mapan, maka pendaftaran kelompok bisa dilakukan

melalui Melati (Melayani sepenuh hati).

f. Ketua Arisan dapat mendaftarkan lebih dari satu kelompok. Tidak

ada batasan jumlah pengajuan arisan. Selain itu, tidak ada

pembatasan pula untuk jumlah arisan yang sedang berjalan (sedang

AKTIF). Ketua Arisan dapat memiliki arisan aktif sebanyak

mungkin.

g. Anggota dapat memesan lebih dari 1 barang dalam 1 kocokan

h. Periode Arisan terdiri dari mingguan dan bulanan dengan jumlah

anggota maksimal masing-masing adalah 15 orang untuk

mingguan dan 5 orang untuk bulanan. Perihal adanya pilihan arisan

bulanan untuk 10 orang, arisan tersebut hanya diperuntukkan untuk

barang tertentu saja.

Adapun mekanisme pelaksanaan arisan mapan yaitu sebagai berikut:

1. Kocokan pertama dimulai minimal 7 hari setelah Ketua Arisan

mendapat SMS konfirmasi (tergantung Hari/Tanggal Setoran)

2. Anggota Arisan rutin menyetorkan uangnya setiap periode kepada

Ketua Arisan

3. Jumlah uang yang disetorkan oleh Anggota Arisan kepada Ketua

Arisan adalah sejumlah Harga Barang/Jumlah Anggota. Jika

barang yang dipilih berbeda, maka setoran tiap orang akan berbeda

sesuai harga barangnya.

63

4. Setelah menerima uang dari Anggota, Ketua Arisan bayar setoran

kelompok melalui Dealer Payment Point, transfer Bank, atau

menggunakan saldo Mapan

5. Setoran yang dibayarkan oleh Ketua Arisan setiap periode adalah

sejumlah setoran kelompok di periode tersebut

6. Jika Ketua Arisan membayar setoran ke kelompok yang salah,

maka segera hubungi Melati dalam 1×24 jam

7. Jika terdapat Anggota yang tidak membayar uang setoran, maka

Ketua Arisan atau Anggota Arisan lainnya dapat menanggung uang

setorannya. Sehingga, pastikan anggota yang bergabung di

kelompok mempunyai komitmen untuk rutin membayar uang

setoran.

8. Jika pada Hari/Tanggal Setoran setoran kelompok belum dibayar,

maka status kelompok tersebut menjadi suspended atau dihentikan.

9. Suspended adalah status arisan untuk kelompok yang ditahan.

Kelompok ditahan jika setoran kelompok belum dibayar hingga

Hari/Tanggal Setoran.

10. Untuk kelompok arisan suspended, pengiriman barang di periode

tersebut dan periode selanjutnya akan dihentikan.

11. Adanya status suspended ini tidak membuat periode arisan untuk

kelompok tersebut bertambah. Sehingga jumlah setoran yang harus

dibayarkan di periode berikutnya adalah 2x lipat (periode saat

gagal gagal bayar dan periode setoran berikutnya).

64

12. Karena status Suspended, Ketua Arisan tidak dapat membayar

sebagian. Seluruh total pembayaran yang telat harus dibayarkan

langsung secara bersamaan.

13. Setelah setoran dibayar, status Suspended otomatis berubah

menjadi Aktif

14. Kocokan Arisan Mapan dilakukan otomatis oleh sistem, bukan

seperti kocokan tradisional pada umumnya.

15. Ketua Arisan akan mendapatkan SMS pemberitahuan pemenang

setiap periodenya dalam H-7 Hari/Tanggal Setoran.

16. Barang tidak dapat diganti ketika Arisan sudah berjalan. Barang

arisan harus ditentukan di awal dan tidak boleh diganti dengan

barang lain.

17. Ketua Arisan berhak mendapatkan komisi dari PT RUMA karena

telah menjadi Ketua Arisan dan menyelesaikan jalannya kelompok

arisan. Komisi akan terus bertambah pada setiap periode dan dapat

digunakan setelah kelompok arisan selesai.

Model pengiriman barang pada arisan mapan yaitu sebagai berikut:

1. Seluruh barang akan diantarkan langsung ke alamat Ketua Arisan.

Khusus untuk barang berat, seperti kulkas, mesin cuci,

dan furniture, akan diantarkan langsung ke alamat Anggota.

2. Barang akan diterima paling lambat 3 hari setelah Hari/Tanggal

Setoran

65

3. Ketua Arisan dapat mengetahui status pengiriman barang melalui

nomor resi yang dikirimkan oleh PT RUMA

4. Bisa juga dengan cash of delivery (cod) ketua arisan dengankurir

dari arisan mapan. Sekaligus menyetor uang arisan yang dititipkan

kepada kurir.

5. Model pengiriman SKSD (satu kecamatan satu delivery day) per

kecamatan dalam satu hari pengiriman barang arisan, supaya

barang segera sampai ditangan ketua arisan.

Ketentuan pembatalan kelompok arisan mapan yaitu sebagai berikut:

1. Pembatalan tidak bisa dilakukan hanya untuk beberapa anggota

kelompok. Pembatalan kelompok Arisan harus dilakukan untuk

satu kelompok.

2. Ketua Arisan dapat menghubungi Melati untuk proses pembatalan

kelompok.

3. Jika ketua bisa mencari pengganti, maka kelompok bisa lanjut

sampai slesai.

4. Jika batal dalam satu kelompok, maka uang akan di kembalikan

sesuai jumlah (jika belum ada undian) (wawancara, 13 februari

2018, 08: 30 WIB).

C. Mekanisme kerja Arisan Mapan Salatiga

Berikut adalah 5 langkah mudah cara kerja Arisan Mapan:

1. Pilih Barang Impian di Katalog Arisan Mapan pendaftaran Arisan

Mapan Cabang Salatiga.

66

Sebelum memulai Arisan Mapan, sebaiknya sudah melihat dan

memilih barang yang akan dibeli. Barang-barang ini dapat dilihat di

Katalog Arisan Mapan. Terdapat berbagai kategori barang berkualitas

dan terjangkau yang di katalog arisan mapan. Kamu bisa membaca

katalog secara online, memesan katalog cetak, ataupun mengunduh

katalog dalam format pdf.

2. Daftar Sebagai Ketua Arisan Mapan

Setelah memilih barang yang akan dibeli, selanjutnya bisa daftar

jadi Ketua Arisan. Tugas utama dari seorang Ketua Arisan adalah

mengatur kegiatan arisan dan mengumpulkan uang setoran arisan

sampai selesai periodenya. Ketua Arisan akan mendapatkan berbagai

bonus menarik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pendaftaran

Ketua Arisan dapat dilakukan dengan berbagai cara: dari website Arisan

Mapan atau aplikasi Mapan.

3. Cari 4 Anggota dan Daftarkan Mereka

Untuk dapat memulai Arisan, Sebuah Kelompok arisan haruslah

memiliki 4 anggota (belum termasuk Ketua Arisan). Minta anggota

arisan untuk memilih Barang impian mereka dari katalog Arisan

Mapan. Arisan mapan dimulai ketika anggota kamu sudah di daftarkan

di awali dengan pengocokan urutan pemenang arisan. Kamu akan

menerima SMS pemenang kocokan 2 hari sebelum bayar Arisan.

4. Bayar Setoran dan Terima Barang Arisan

67

Ketua akan menerima barang pesanan sesuai urutan pemenang dari

hasil kocokan arisan. Pesanan dikirim langsung oleh Tim Antar Mapan

ke Ketua Arisan. Ketua Arisan harus memastikan uang sudah

terkumpul saat Hari Kumpul Uang (sehari sebelum Hari Bayar

Arisan). Iuran arisan yang disetor oleh anggota ke Ketua Arisan akan

berbeda-beda, menyesuaikan dengan harga barang yang mereka pesan.

Pembayaran diberikan kepada Tim Antar Mapan saat barang diterima

(bayar di tempat atau cash on delivery).

Untuk kategori barang non-dropship, barang akan dikirim langsung

ke alamat Ketua Arisan saat Hari Bayar Arisan.

Untuk kategori barang dropship (barang dengan logo dropship di

Katalog Arisan Mapan), Ketua Arisan akan membayar uang setoran

arisan pada Tim Antar Mapan pada Hari Bayar Arisan dan Tim Antar

Mapan akan menyerahkan Sertifikat Tanda Terima Pembayaran

sebagai bukti setoran. Barang akan dikirim oleh Tim Antar Mapan ke

alamat anggota maksimum 7 hari setelah pembayaran.

5. Terima Bonus Arisan

Ketua arian berhak atas berbagai macam bonus menarik. Bonus ini

diberikan sebagai apresiasi untuk ketua arisan karena mereka telah

membantu anggotanya untuk mendapatkan barang berkualitas dengan

harga terjangkau. bonus yang pasti didapat yaitu bonus 10% dari

jumlah setoran dari anggota yang ikut arisan barang non elektronik

dan 5% dari jumlah setoran dari anggota yang ikut arisan barang

68

elektronik. Selain Bonus tersebut yang mungkin didapatkan adalah:

bonus Rekrut anggota, Bonus Rekrut Ketua Arisan Binaan, Bonus

Bulanan, Bonus Promosi Ketua Arisan Binaan, dan Bonus Jalan-Jalan.

D. Cara Mendaftar menjadi ketua Arisan Mapan

Untuk daftar Arisan Mapan, terdapat beberapa cara. Cara yang

paling umum digunakan adalah mendaftar melalui website Arisan Mapan

ini. Cara alternatif adalah dengan menghubungi Penyuluh, apabila sudah

pernah dihubungi. Cara lainnya lagi adalah dengan menggunakan aplikasi

Arisan Mapan yang dapat diunduh di Google Playstore.Daftar Arisan

Mapan juga dapat dibagi dua tahap. Tahap pertama adalah daftar sebagai

Ketua Arisan (KA). Setelah mendaftarkan diri sebagai KA, kamu harus

mendapatkan minimal 3 tambahan anggota agar kamu bisa mendaftarkan

kelompok arisan di tahap kedua.

1. Daftar Jadi Ketua Arisan (KA) Mapan

Untuk mendaftar sebagai Ketua Arisan, kamu harus mengisi

data-datamu seperti Nama Lengkap, Nomor Telepon yang bisa

dihubungi, Alamat Lengkap, dan data lainnya. Untuk

mendaftar sebagai Ketua Arisan melalui website. Setelah

mendaftar sebagai kletua arisan, kamu akan mendapatkan PIN

yang dapat digunakan untuk mendaftarkan kelompok Arisan

(Minimal 4 Orang anggota).

2. Daftar Kelompok Arisan Mapan

69

Untuk mendaftarkan kelompok harus sudah memiliki minimal

4 orang anggota arisan (bisa termasuk kamu juga).

Pendaftaran kelompok juga hanya bisa dilakukan setelah kamu

mendaftar sebagai Ketua Arisan. Ketua Arisan akan memiliki

sebuah nomor khusus pribadi (PIN) yang digunakan untuk

mengakses formulir pendaftaran kelompok. Apabila kamu

sudah mendaftar sebagai Ketua Arisan tetapi belum

mendapatkan PIN, harap hubungi Melati di 1500127. Kamu

juga bisa sewaktu-waktu dihubungi oleh Penyuluh Online yang

akan membantu kamu dalam proses pendaftaran kelompok

(Arisan Mapan, 13 Januari 2018: https://www.mapan.id/).

Dari paparan diatas, mekanisme tersebut fokus pada ketentuan

ketua arisan, dan mekanisme pendaftaran. dapat dijelaskan secara singkat

mekanisme pelakanaan arisan mapan, Supaya lebih mudah pemahannya

maka ditulis dengan tahapan yaitu sebagai berikut:

1. Ketua arisan mendaftar ke arisan mapan melalui penyuluh dengan

aplikasi mapan di handphone, mencantumkan foto KTP, nomer

HP, dan foto ketua arisan mapan dengan membawa katalog arisan

mapan.

2. Ketua arisan mencari anggota minimal 4 orang untuk menjadi satu

kelompok arisan, dengan aplikasi arisan mapan, dengan

mencantumkan identitas secara lengkap sesuai ktp.

70

3. Anggota kelompok tersebut bebas memilih barang yang diinginkan

dalam katalog arisan mapan (barang tidak harus sama). Sesuai

dengan setoran dan harga sesuai dengan yang ada dikatalog

(jumlah setoran berbeda-beda).

4. Kemudian ketua arisan mengkoordinir seluruh anggota untuk

mengumpulkan uang sesuai dengan setoran.

5. Undian pemenang ditentukan oleh aplikasi arisan mapan, bukan di

undi melalui kocokan pada arisan umumnya.

6. Jika pemenang sudah diundi akan diinfokan melalui aplikasi

mapan dihandphone Ketua arisan. undian dibuat per hari dalam

satu kecamatan, misalnya kecamaan tengaran undiannya ada hari

selasa minggu pertama.

7. selanjutnya penyetoran uang kepada kurir sekaligus mengirim

barang arisan kepada ketua, atau bisa COD (khusus barang non

dropship) dengan kurir pada hari yang telah ditentukan oleh arisan

mapan.

8. Apabila barang yang dipilih dalam katalog ada keterangan

dropship, maka pengiriman barang akan dikirim langsung ke

alamat anggota 7-14 hari setelah ketua menyetor uang.

9. Ketua arisan mendapatkan bonus sebesar 10% dari harga barang

non elektronik dan 5% dari barang elektronik.

10. Mulai Mekanisme yang tahap ke-4 diatas, dilakukan sampai

semua anggota mendapatkan barang.

71

Supaya lebih jelas, maka penulis akan memaparkan mekanisme

dari arisan mapan yang dilakukan oleh ketua arisan dengan satu kelompok

dan beranggota 5 orang. Misalnya pemenangnya urut dari huruf A. Di

bawah ini adalah contoh 3 kelompok arisan yang berbeda barang dan

anggotanya.

Anggot

a

Barang/bonu

s (%)

Harga

barang

Setoran

per

anggot

a

Jumla

h

setora

n

Keteranga

n

Sald

o

Bonu

s

(Rp)

A Sharp kulkas

1 pintu biru/

5%

Rp 1,

959,00

0

Rp

391,

800

Rp 717,

400 - Rp

1, 959,000

=

- Rp

1,

241,

600

Rp

97,

950

B Kayeen tas

adriani/ 10%

Rp

310,

500

Rp 62,

100

Rp 717,

400 - Rp

310, 500 =

Rp

406,

900

Rp

15,

525

C Turbo

blender kaca

2L/ 5%

Rp

539,

000

Rp

107,80

0

Rp

717,

400

Rp 717,

400 - Rp

539, 000 =

Rp

178,

400

Rp

26,

950

D Nappolly

lemari

plastik/ 10%

Rp

279,

000

Rp 55,

800

Rp 717,

400 - Rp

279, 000 =

Rp

438,

400

Rp

27,

900

E Boboko

copper

square pan/

10%

Rp

499,

500

Rp 99,

900

Rp 717,

400 - Rp

499, 500 =

Rp

217,

900

Rp

49,

950

Jumlah Rp 3,

587,

000

Rp 0. Rp

218,

275

72

Contoh kelompok 1 diatas merupakan gambaran satu kelompok

arisan mapan dalam satu putaran yaitu selama 5 bulan dengan 5 orang

anggota, pemenang undian arisan tersebut secara urut dari anggota A-E.

Anggota arisan mapan A memesan barang arisan berupa satu buah kulkas

merk Sharp 1 pintu biru, dan karena kulkas termasuk barang elektronik

maka presentase pendapatan bonus untuk ketua arisan yaitu 5% jika

barang tersebut non elektronik maka bonusnya yaitu 10% dari harga cash

sesuai dalam ketentuan pada arisan mapan, harga cash kulkas tersebut

yaitu Rp 1, 959,000. arisan ini diundi setiap bulan sekaligus ketua

menyetorkan uang arisan kepada tim arisan mapan maka setiap anggota

menyetor setiap bulan sekali yaitu sejumlah harga cash barang yang

dipesan dibagi 5, anggota A tersebut menyetor uang perbulannya sejumlah

Rp 391, 800. Begitu juga dengan anggota yang lain, setoran sebulan sekali

sejumlah harga cash barang yang dipesan di bagi 5. Kelima anggota

tersebut menyetor uang perbulan kepada ketua arisan sesuai dengan yang

ada di tabel setoran perbulan tersebut kemudian dari ketua arisan

disetorkan ke arisan mapan, jumlah yang disetorkan berjumlah Rp 717,

400 perbulan setiap kali undian, pada bulan pertama pemenang undian

adalah anggota A, yaitu kulkas seharga Rp 1, 959,000 sedangkan uang

yang terkumpul perbulan hanya berjumlah Rp 717, 400, secara otomatis

uang setoran pertama tersebut kurang sejumlah Rp 1, 241, 600, maka

kekurangan tersebut akan diambilkan dari uang ketua arisan yang lain/ dari

uang global, karena sistem keuangan bersifat global jadi saling melengkapi

73

dan menutup kekurangan dan bonus yang didapat anggota A tersebut

sejumlah Rp 97, 950, selanjutnya pada kelompok yang kedua dengan 10

anggota dengan tempo waktu 10 bulan dan pemenang undian urut dari

huruf A-J dimulai dari bulan yang sama juga dengan contoh kelompok 1

diatas.

Anggota Barang/bon

us (%)

Harga

barang

Setoran

per

anggota

Jumlah

setoran

Keterang

an

Sald

o

Bonu

s

(Rp)

A Lemari

napolly 4

susun/ 10%

Rp

259,

500

Rp 25,

950

Rp 1,

596, 650

- Rp

259,

500=

Rp 1,

337,

150

Rp

25,

950

B Kasur busa

queen/ 10%

Rp

1,099,

500

Rp 109,

950

Rp 1,

596, 650

- Rp

1,099,

500=

Rp

497,

150

Rp

109,

950

C Tas paspor

kayana/

10%

Rp

119,

500

Rp 11,

950

Rp 1,

596, 650

- Rp

119,

500=

Rp 1,

477,

150

Rp

11,

950

D Lemari

napolly 5

susun/ 10%

Rp

299,

500

Rp 29,

950

Rp 1,

596, 650

- Rp

299,

500=

Rp 1,

297,

150

Rp

29,

950

E Kasur busa

queen/ 10%

Rp

1,099,

500

Rp 109,

950

Rp 1,

596,

650

Rp 1,

596, 650

- Rp

1,099,

Rp

497,

150

Rp

109,

950

74

500=

F Led tv 24”/

5%

Rp 2,

179,

500

Rp 217,

950

Rp 1,

596, 650

- Rp 2,

179,

500=

-Rp

582,

850

Rp

108,

975

G Kulkas 1

pintu/ 5%

Rp 2,

203,

500

Rp 220,

350

Rp 1,

596, 650

- Rp 2,

203,

500=

-Rp

606,

850

Rp

110,

175

H Kulkas 1

pintu/ 5%

Rp 2,

203,

500

Rp 220,

350

Rp 1,

596, 650

- Rp 2,

203,

500=

-Rp

606,

850

Rp

110,

175

I Laptop azus

X435SA

Rp 4,

299,00

0

Rp

429,900

Rp 1,

596, 650

- Rp 4,

299,000

=

-Rp

2,

702,

350

Rp

214,

950

J Kulkas 1

pintu/ 5%

Rp 2,

203,

500

Rp 220,

350

Rp 1,

596, 650

- Rp 2,

203,

500=

-Rp

606,

850

Rp

110,

175

Rp

942,

200

Contoh kelompok 2, Pada undian bulan pertama dikelompok 1

pemenang pertama mengalami kekurangan dalam membeli barang

pemenang undian pertama, uang setoran perbulan tidak mencukupi harga

75

barang undian (kulkas), karena uang yang sudah disetor ke arisan mapan

itu bersifat global atau menyeluruh dan jadi satu, maka uang sisa dari

kelompok 2 bisa digunakan untuk melunasi terlebih dahulu supaya bisa

saling menutup kekurangan dikelompok 1, mungkin itulah unsur tolong

menolong yang terdapat didalam arisan mapan sendiri. Secara kasat mata,

layanan arisan mapan ini hanya sekedar memutarkan uang dan hanya

membelanjakan barang arisan kepada anggota, tetapi perusahaan tetap

mempunyai tujuan untuk mencari keuntungan. Mustahil jika perusahaan

meminjamkan uang untuk membelanjakan barang arisan jika terjadi

seperti di kelompok 1 diatas.

Anggot

a

Barang/bon

us (%)

Harga

barang

Setora

n per

anggot

a

Jumla

h

setora

n

Keteranga

n

Saldo Bonu

s (Rp)

A Gilingan

daging/ 10%

Rp

195,

000

Rp

39,000

Rp 271,

000- Rp

195, 000=

Rp 76,

000

Rp

39,00

0

B Gilingan

serba guna/

10%

Rp

279,

000

Rp 55,

800

Rp 271,

000- Rp

279, 000=

-Rp

8000

Rp

55,

800

C Kittle 415

L/ 10%

Rp

169,

500

Rp 33,

900

Rp

271,

000

Rp 271,

000- Rp

169 500=

Rp

101,50

0

Rp

33,

900

D Happy call/

10%

Rp

399,

500

Rp 79,

900

Rp 271,

000- Rp

399, 500=

-Rp

128,

500

Rp

79,

900

E Global eagel

ice/rice/

10%

Rp

154,

500

Rp 30,

900

Rp 271,

000- Rp

154, 500=

Rp

116,

500

Rp

30,

900

76

F Tas ninja/

10%

Rp

157,50

0

Rp 31,

500

Rp 271,

000- Rp

157,500=

Rp

114,

500

Rp

31,

500

Rp

271,

000

Contoh kelompok 3 ini dengan 6 anggota akan tetapi dalam jangka

waktu 5 bulan, diantara salah satu dari lima bulan pada jangka waktu

arisan tersebut ada yang undiannya 2 pemenang arisan seperti itu.

Pemenang udian berurutan dari huruf A-F. Semua mekanisme arisannya

sama, dan bonuspun presentasenya sudah dipatok oleh perusahaan. Saldo

sisa dari pembelian barang selain digunakan untuk menutup kekurangan

dari kelompok lain juga disimpan oleh perusahaan guna untuk

membelanjakan barang arisan dari anggota yang belum mendapat undian.

Yang menjadi unsur untuk mencari keuntungan untuk perusahaan tersebut

yaitu barang yang dijadikan objek arisan ini harganya lebih mahal dari

harga pasaran, seperti contoh harga Sharp kulkas 1 pintu biru dipasaran

harganya kurang lebih Rp 1, 700 di arisan mapan harganya menjadi Rp 1,

959,000, harga Nappolly lemari plastik coklat 4 susun dipasaran kurang

lebih harganya Rp 160, 000 di arisan mapan harganya menjadi Rp 279,

000, harga Led tv 24” pada pasaran harganya kisaran Rp 1,600, itu untuk

semua merk, di arisan mapan harganya menjadi Rp 2, 179, 500, cukup

banyak dalam menaikkan harga barang yang ada pada katalog arisan

mapan tersebut. Sebenarnya didalam katalog sendiri sudah ada keterangan

77

harga cash, tetapi bukan harga cash sama yang dipasaran tatapi harga

khusus yang dibuat oleh perusahaan arisan mapan sendiri yang sudah

dinaikkan10-40% dari pasaran. Dalam islam pengambilan keuntungan

berapapun boleh, kecuali barang tersebut makanan, asalkan dalam

pengambilan keuntungan tersebut tidak ada unsur pengelabuhan,

maksudnya harus adanya keterbukaaan antara penjual dan pembeli supaya

ada kerelaan, kesepakatan dan tak ada unsur keterpakasaan . Memang

secara sosial arisan tersebut sangat membantu, tetapi disisi lain ternyata

malah merugikan dan terjadi penipuan terhadap harga barang arisan

tersebut.

Dari penjelasan diatas sama halnya seseorang membeli barang

akan tetapi barangnya bisa didapat melalui undian dalam aplikasi. Harga

yang dibuat dalam katalog memang tidak sesuai harga pasaran melainkan

seperti harga yang dibuat dalam membeli barang secara kredit, hanya saja

jika kredit barangnya bisa dibawa diawal, jika arisan ini mendapatkan

barangnya melalui sistem undian dengan aplikasi arisan mapan

dihandphone ketua arisan.

Setelah penulis wawancara dengan beberapa ketua arisan mapan,

Pemenang undian yang pertama biasanya barang yang murah lebih dahulu

mendapatkan undian kemudian setelah setengah putaran baru barang yang

lebih mahal undiannya baru keluar, supaya jumlah setoran bisa menutup

harga yang yang lebih mahal terlebih dahulu, dari paparan tersebut bisa

jadi dalam aplikasi arisan mapan sudah diatur oleh adminnya supaya

78

pemenang undian yang lebih awal bukan barang yang mahal. Kemudian,

pada sistem pengolahan keuangan dari uang setoran arisan mapan tidak

terpaku pada uang ketua A atau ketua B, melainkan uang tersebut sudah

dijadikan satu (uang global dalam satu cabang arisan mapan) dari seluruh

setoran ketua arisan, maka dari itu, uang tersebut digunakan untuk

membelanjakan barang yang dimenangkan pada pemenang undian diwaktu

tersebut, karena pengundiannya sebulan sekali, berbasis kecamatan dan

pada hari tertentu secara otomatis perusahaan tidak ada kemungkinan

untuk mengalami kerugian. Karena masing masing ketua arisan banyak

tidak hanya mempunyai satu kelompok arisan saja, jadi tidak akan terjadi

kekurangan uang belanja barang arisan dalam arisan mapan tersebut.

Sampai saat ini yang ketua yang aktif dalam praktek arisan ini kurang

lebih 400 ketua (Wawancara, 13 Februari, 08: 26 WIB).

Selain itu, dari semua harga barang dalam arisan mapan juga lebih

mahal daripada harga barang di pasaran umum dan tidak diketahui oleh

para anggota Arisannya, harga tersebut dinaikkan karena pembayarannya

yang berjangka dan juga untuk keuntungan layanan arisan tersebut.

Sistem arisan mapan tersebut sudah paten dibuat oleh arisan

mapan, ketua hanya melakukan sesuai prosedur yang di tentukan oleh

arisan mapan tersebut. Ketua boleh membuat lebih dari satu kelompok,

contoh pada kelompok 1diatas dalam 5 bulan ketua arisan mendapat bonus

sejumlah Rp 218, 275, (uang tersebut diberikan ketika selesai satu putaran

arisan) atau jika dihitung perbulan sangat minim bonusnya tergantung

79

barang yang dipilih oleh anggota, barang semakin mahal untung semakin

banyak yang di dapat oleh ketua arisan. Ketua yang kreatif pastinya tidak

akan memiliki satu kelompok saja, apabila mempunyai lebih dari satu

kelompok arisan secara otomatis bonus yang didapat lebih banyak

tergantung kekreatifan ketua arisan, semakin banyak kelompok yang

dibuat oleh ketua arisan maka semakin banyak juga keuntungan yang

didapat dalam tempo lima bulan (jika setiap kelompok 5 anggota). Dalam

hal inilah yang di sebut dengan level agen seperti yang disebut dalam

ketentuan umum Arisan mapan diatas.

80

BAB IV

ANALISIS MEKANISME ARISAN MAPAN DITINJAU DARI HUKUM

ISLAM (STUDI DI ARISAN MAPAN SALATIGA)

A. MEKANISME ARISAN MAPAN SALATIGA

Hari ini, masyarakat mengalami peningkatan dalam kebutuhan

kesehariannya, dari hal yang primer, sekunder dan tersier. Seseorang dengan

pendapatan yang diperolehnya dapat membeli pelbagai barang dan jasa sehingga

mencapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya, perilaku

konsumtif pada konsumen di masyarakat sangat berkaitan erat dengan bidang

pemasaran, menurut american marketting association, perilaku konsumen dapat

diartikan sebagai interaksi dinamis antara afektif dan kognis, perilaku dan

lingkungan, yang mana masusia melakukan pertukaran dalam pelbagai sepek

kehidupan mereka. Perilaku konsumen sangat bergantung pada pengetahuan

pelayanan dan pengaruh pada konsumen. Perilaku konsumen dapat disimpulkan

sebagai berikut: (1) perilaku konsumen adalah dinamis, karena pemikiran,

perasaan dan tindakan dari setiap individu konsumen, kelompok sasaran

konsumen dan masyarakat secara keseluruhan adalah selalu berubah. (2) perilaku

konsumen melibatkan interaksi antara pemikiran orang-orang, perasaan, tindakan

dan lingkungan. (3) perilaku konsumen melibatkan pertukaran. Pertukaran ini

sering terjadi pada sesama manusia (UIN Syarif Hidayatullah, 2014, Ahkam

Jurnal Ilmu Syariah).

Banyak sekali masyarakat melakukan kegiatan perekonomian. Khususnya

kegiatan arisan yang semakin hari semakin meningkat, di bentuk dari berbagai

81

cara, berbagai akad dan macam macam metode yang dipakai dalam praktik ini,

pada umumnya arisan pembayaran dan peraturan di sepakati oleh seluruh anggota,

akan tetapi manusia selalu mengembangkan berbagai kegiatan dalam mencari

sebuah hal yang diinginkan, arisan mapan merupakan layanan arisan barang yang

membantu dan memudahkan Ketua Arisan dan orang lain di sekitarnya untuk

membeli barang yang berkualitas dan terjangkau secara bersama-sama.

Arisan mapan ini menggunakan sistem level agen yang ketuanya harus

terdaftar dalam PT RUMA arisan mapan dan terikat dengan perusahaan arisan

tersebut dan melakukan perikatan/ perjanjian dengan perusahaan dengan

menjalankan ketentuan-ketentuan dari perusahaan seperti yang di jelaskan pada

bab sebelumnya. Perjanjian ini terjadi antara seseorang dengan perusahaan,

dimana seorang ketua arisan melakukan perikatan setelah terjadi kesepakatan

dengan perusahaan melalui tim penyuluh dari perusahaan tersebut untuk

melakukan usaha bersama. Dalam hal ini merupakan akad perjanjian dalam

pkratek arisan ini, jika dilihat dari rukun-rukun dalam perjanjian yaitu:

1. Pihak pihak yang berakad (Aqid)

Pihak-pihak yang berakad disini yaitu seorang ketua arisan dengan

perusahaan yaitu PT RUMA Arisan Mapan, dimana dalam perusahaan

diwakilkan oleh seorang penyuluh. Maksud penyuluh aitu seorang dari

perusahaan yang bertugas mencari anggota/ ketua arisan dengan cara

menjelaskan secara detail profil, ketentuan dan mekanisme arisan

mapan.

82

2. Obyek Akad (Ma‟qud‟alaih)

Obyek akad dalam arisan ini yaitu berupa barang, akan tetapi masing-

masing pihak saling membutuhkan, dari pihak perusahaan

membutuhkan jasa (ketua arisan) supaya usaha bersamanya semakin

baik, dan dari pihak ketua arisan membutuhkan barang sebagai obyek

arisan.

3. Tujuan Pokok Akad (Maudhu‟ al-aqd)

Tujuan pokok arisan mapan ini ialah untuk mempermudah masyarakat

dalam memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga. Tujuan utamanya

yaitu tolong menolong antar sesama dan mempermudah dalam

mencapai kebutuhan rumah tangga.

4. Kesepakatan (Sighat al-aqd)

Kesepakatan bersama/ ijab qobul dalam arisan mapan ini yaitu adanya

kemauan dari calon ketua untuk mendaftarkan diri kepada tim

penyuluh arisan mapan yang sudah menjelaskan berbagai ketentuan,

hak, kewajiban, mekanisme arisan mapan tanpa adanya unsur

keterpaksaan. Tim penyuluh mendaftarkan ketua arisan melalui

aplikasi arisan mapan di handphone dengan memberikan KTP dan

nomer HP untuk pencatatatan.

Maka, dalam perikatan usaha arisan mapan tersebut sama dengan akad

perjanjian seperti yang dijelaskan dalam rukun perjanjian diatas. Adapun didalam

syarat perikatan dalam rukun tersebut sudah ada unsurnya, yaitu sama sama rela

dan gamblang (jelas), didalam rukun ada kesepakatan yang mengandung kerelaan

83

dan sebelum adanya kesepakatan penyuluh dari arisan mapan sudah memaparkan

secara gamblang tentang arisan mapan.

Dalam perikatan diatas tidak langsung melakukan arisan langsung, akan

tetapi perikatan tersebut bertujuan untuk membangun mitra usaha bersama dari

perusahaan dengan seorang ketua arisan, ketua arisan sebagai agen pemasar dari

barang yang disediakan oleh perusahaan, yang bertujuan membuat kelompok

arisan karena terbentuknya kelompok arisan harus adanya anggota yang memesan

barang. Jika anggota sudah memesan barang, setiap kali setoran dan undian

perbulannya seolah olah pada waktu setoran tersebut ketua arisan mapan membeli

barang kepada pihak perusahaan yang barang tersebut diberikan kaepada

pemenang arisan.

Kemudian, Sistem undian dengan objek barang ini dilakukan dengan

pengundian pemenang arisan melalui aplikasi arisan mapan untuk mengetahui

siapa yang mendapatkan giliran lebih awal, secara tidak langsung mendapatkan

pinjaman (kreditur) dari anggota arisan yang lain yang belum mendapatkan

undian. Sehingga harus melakukan pembayaran dengan cara mengangsur dalam

arisan tersebut sampai semua anggota mendapatkan undian arisan masing-masing.

Bagi pihak yang belum mendapatkan arisan berarti memberikan pinjaman

(debitur) kepada anggota yang telah mendapatkan undian arisan yang sudah

dilaksanakan. Pinjaman ini tidak bisa ditagih dan tidak bisa ditentukan kapan

waktu mendapatkannya. Karena ini harus melalui proses pengundian pemenang

terlebih dahulu.

84

Transaksi arisan mapan Salatiga ini cenderung kepada hutang piutang

(qardh), jika dilihat dari rukun dan syarat hutang piutang.

4) Lafal (kalimat menghutangi).

Adanya ucapan dari pihak yang kreditur kepada seseorang

membutuhkan, seperti: “saya hutangkan ini kepada engkau” jawab

seorang debitur “saya mengaku berhutang kepada engkau”. Dari

penjelasan tersebut maka, dalam praktek arisan mapan salatiga

menggunakan lafaz yang menyangkut perjanjian yang sesuai dengan

hukum Islam, karena terdapat kesepakatan antara anggota dengan

ketua arisan, walaupun mekanismenya sudah ditentukan oleh arisan

mapan.

5) Kreditur dan Debitur

Setelah melakukan undian pemenang arisan, maka akan diketahui

siapa yang berhutang dan berhutang yaitu

c) Setiap anggota yang namanya keluar lebih awal dalam pengundian

pemenang arisan mapan adalah orang berhutang dalam arisan

(kreditur), karena harus melakukan pemnbayaran seperti anggota

yang lain yang belum mendapat undian, pembayaran tersebut

sampai dengan seluruh anggota mendapat undian arisan.

d) Setiap anggota yang namanya keluar lebih akhir dalam pengundian

arisan mapan sebagai anggota yang berpiutang damlam arisan

(debitur), karena terus melakukan pembayaran kepada ketua arisan.

setelah uang terkumpul kemudian disetorkan ke arisan mapan

85

untuk ditukar dengan barang. barang tersebut diberikan kepada

pemenang arisan yang lebih awal. Secara tidak langsung debitur

memberikan pinjaman kepada anggota lain yang namanya keluar

lebih awal dalam arisan.

6) Barang yang dihutangkan (objek arisan).

setiap barang yang dapat dilihat jumlahnya, mutunya, kualitas dan

manfaatnya boleh dihutangkan. Objek dari arisan mapan ini sudah

jelas yaitu berupa barang kebutuhan rumah tangga, baik yang berupa

elektronik maupun non elektronik, jelaslah barang tersebut bisa dilihat

bentuknua, mutunya, dan kualitasnya dan pasti bisa diserahkan.

Sehingga praktek arisan tersebut cenderung hutang piutang (qardh) bahkan

dilihat dari rukun dan syarat bisa dikatakan sama dengan praktek hutang

piutang yang dilakukan oleh arisan mapan salatiga tersebut. Berdasarkan

paparan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa praktek arisan mapan

tersebut termasuk dalam akad hutang piutang (qardh).

Selain itu, dari segi pemasarannya menggunakan sistem level agen

berjenjang, dengan model tersebut ketua yang mempunyai anggota/ kelompok

banyak maka ketua arisan akan mendapat keuntungan lebih banyak. Dari

paparan tersebut maka dalam sistem pemasaran arisan mapan ini menyerupai

praktek multi level marketting (MLM), yaitu sistem pemasaran yang

berjenjang atau bertingkat banyak. Arisan mapan ini bisa dikatakan seperti

MLM karena anggota kelompok tersebut semakin banyak, sehingga

membentuk sebuah jaringan kerja (network) yang merupakan suatu sistem

86

pemasatan dengan menggunakan jaringan kerja berupa sekumpulan banyak

orang yang kerjanya melakukan pemasaran.

Dilihat dari mekanisme operasional multi level Marketting (MLM) ini

yaitu, penyuluh disebut sebagai distributor yang dapat mengajak orang lain

untuk ikut juga distributor (sebagai ketua arisan), kemudian ketua arian itu

mengajak orang lain itu dapat pula mengajak orang lain lagi untuk ikut

bergabung, begitu seterusnya, semua yang diajak dan ikut merupakan suatu

kelompok arisan yang bebas mengajak orang lain lagi sampai level yang tanpa

batas. Dalam MLM terdapat unsur jasa. Hal ini dapat dilihat dengan adanya

seseorang distributor (sebagai ketua arisan) yang menjualkan barang yang

bukan miliknya dan mendapatkan upah dari presentase harga barang. Selain

itu jika dapat menjual barang tersebut sesuai dengan target yang telah

ditetapkan maka akan mendapatkan bonus yang telah ditetapkan oleh

perusahaan.

Dari penjelasan diatas terkait dengan sistem pemasaran arisan mapan

dengan sistem level agen, maka penulis menyimpulkan praktek arisan mapan

dari segi sistem pemasarannya termasuk praktek Multi Level Merketting

(MLM).

B. TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME ARISAN

MAPAN SALATIGA

Arisan merupakan perkumpulan sekelompok orang, dimana mereka

berinisiatif untuk tetap bertemu dan bersosialisasi. Arisan dapat disebut juga

87

dengan hutang piutang karena adanya kreditur dan debitur dalam praktek

tersebut, dengan menggunakan prinsip dasar tolong menolong (tabarru‟).

Arisan secara umum termasuk praktek muamalah yang hukumnya belum

disinggung dalam Al-Qur‟an dan As-Sunah secara langsung, maka hukumnya

dikembalikan keasal mula muamalah yaitu dibolehkan. Selama ada dalil-dalil

yang mengatur arisan maka praktek arisan tidak ada larangan. Walau demikian

dalam praktek arisan harus memperhatikan aturan yang sudah ada dalam aAl-

Qur‟an maupun As-Sunah yang berkaitan dengan akad tersebut, karena

kesalahan dalam melakukan praktek muamalah dapat merujuk pada riba,

padahal Allah telah melarang Riba dalam hutang piutang yang prinsipnya

yaitu tolong menolong.

Secara bahasa riba berarti tambahan, dengan demikian riba dapat

didefinisikan sebagai tambahan dari pokok hutang, yang dibebankan pada

pihak yang menghutang, dengan cara yang tidak sah (batil) dan dusta (Hasan

Saleh, 2008: 397).

Tambahan pada hutang piutang yang memiliki tempo tertentu sebagai

imbalan perpanjangan tempo tersebut. Demikianlah yang disebut dengan Riba

Nasi‟ah. Adanya tambahan dari kedua pihak yaitu, penambahan waktu dan

penambahan harga barang dari pihak penjual. Karena adanya tambahan

tersebut maka akad tersebut dinamakan riba.

Larangan riba sudah jelas terdapat pada Al-Qur‟an dan Hadis,

sebagaimana firman Allah SWT:

نعهكى تفهح اتما للا ثب أضعبفب يضبعفخ آيا ل تأكها انش ب انز ب أ

88

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan

berlipat ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu

mendapat keberuntungan”.(QS. Ali-Imron: 130)

Firman Allah SWT:

ثب و انش حش ع انج أحم للا

“padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba”.(Al-Baqarah: 275)

اث انحبكى ع كح س غشب يثم أ ثبثب أ عجع ثب ثلثخ لبل: انش انج د أ يغع

جم أي انش

Al Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas`ud, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi

wa sallam bersabda: “Riba itu mempunyai 73 pintu (tingkatan), yang

paling rendah (dosanya) sama dengan seseorang yang melakukan zina

dengan ibunya!”

Jika dilihat dari literatur, setiap sesuatu yang bertambah merupakan riba,

tapi faktanya arisan mapan ini banyak memberikan manfaat bagi anggota, tolong

menolong dalam memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga, hanya saja terjadi

penambahan harga yang tidak sesuai harga pasaran, riba diatas merupakan secara

lafaz atau dari pelaksanaannya.

Pada dasarnya arisan itu dibolehkan selama tidak adanya gharar dan dalil

dalil yang melarangnya, karena dalam praktek arisan terdapat tujuan yang baik,

tolong menolong, silaturahmi, menjalin persaudaraan dan sebagainya maka

mayoritas ulama juga membolehkan akad tersebut.

Islam sangat menganjurkan hal tersebut sebagaimana manusia dalam

kehidupan sosial butuh interaksi dengan masyarakat lain guna untuk

mengembangkan kegiatan muamalah yang bertujun untuk memenuhi kebutuhan

sehari hari. Selain itu juga membantu tetanggga yang kesusahan dan saling

memberi kemanfaatan kepada manusia lain.

89

Tambahan harga barang dalam praktek arisan mapan salatiga tersebut

tidak diketahui oleh anggotanya, anggota hanya mengetahui dari harga yang ada

pada katalog arisan mapan saja. Tambahan harga tersebut dari 10% sampai 40%

lebih mahal daripada harga barang pada pasaran. Memang dalam Islam pada

dasarnya pengambilan keuntungan berapapun itu boleh kecuali barang tersebut

makanan, akan tetapi dilarang mengurangi profesionalitas dalam melakukan

usaha, maksudnya bolehnya mengambil keuntungan berapapun itu harus adanya

kejelasan secara gamblang tidak ada unsur pengelabuhan. Jika terjadi

pengelabuhan jelaslah akad tersebut menjadi riba, termasuk jenis riba nasi‟ah

karena tambahan harga itu adanya perpanjangan tempo dan eksploitasi manusia.

Padahal yang diketahui arisan secara umum ialah hutang piutang dan prinsip

hutang piutang tidak diperbolehkan mengambil keuntungan (akad tabarru‟ tidak

boleh digunakan untuk akad tijarah).

Dalam bulughul maram disebutkan yang dinamakan riba itu karena

terdapat didalam akadnya. tetapi jika menambahkan secara suka rela maka itu

tidak dianggap riba dan bahkan dianjurkan. Anggota merasa terbantu dengan

adanya arisan mapan, karena mempermudah dalam membeli barang untuk

kubutuhan rumah tangga dengan sistem angsuran dan dirasa lebih murah karena

angsurannya perbulan.

Dalam praktek arisan pada arisan mapan salatiga ini penulis melihat

penambahan harga barang yang terdapat didalam arisan tersebut, harga tersebut

sudah tercantum dalam katalog dan harga tersebut tidak sesuai dengan harga

dipasaran terdapat penambahan harga yang cukup tinggi yang tidak diketahui oleh

90

anggota arisan. selain itu terdapat pengambilan keuntungan untuk ketua arisan dan

pastinya PT RUMA Arisan mapan juga.

Berdasarkan pada sub bab yang menjelaskan tentang akad yang terdapat

dalam praktek arisan mapan salatiga sama dengan akad hutang piutang (qardh),

dimana dalam praktek arisan orang telah mendapat undian lebih awal sama

dengan orang yang berhutang disebut (kreditur) kepada orang yang mendapat

undian yang lebih akhir di sebut (debitur). Pada sistem pemasaran menggunakan

sistem Multi level marketting (MLM), dimana seorang ketua arisan (distributor)

mencari anggota sebanyak mungkin untuk dijadikan kelompok arisan lebih dari

satu. Semakin banyak anggota semakin banyak pula keuntungan yang didapat

oleh ketua arisan.

Dari paparan diatas penulis menyimpulkan bahwa praktek arisan di Arisan

Mapan Salatiga dilarang oleh Islam, karena terdapat kenaikan harga yang tidak

sesuai dengan harga pasaran dan tidak diketahui oleh anggota arisan mapan sejak

awal, artinya ada unsur pengelabuhan (tidak gamblang), Selain itu juga jauh dari

unsur tolong menolong. Dalam akad hutang piutang (qardh) merupakan akad

tolong menolong yang pada prinsipnya dilarang untuk digunakan sebagai ajang

mengambil keuntungan (tijarah). Dalam Hadis Nabi yang mengatur larangan

akad tabarru‟ menjadi akad tijarah yaitu: “Dari Ibnu Mas’ud bahwasanya Nabi

SAW bersabda, tidaklah seorang muslim memberikan pinjaman (Qardh) kepada

muslim lainnya, sebanyak dua kali, melainkan pahalanya seperti sedekah sekali”

(HR. Ibnu Majah). Allah telah menganjurkan saling tolong menolong sesama

manusia bukan untuk mencari keuntungan.

91

BAB V

PENUTUP

C. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai mekanisme

arisan di Arisan Mapan Salatiga, Dari paparan hal-hal dalam Bab

sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam mekanisme praktek arisan di RUMA Arisan mapan

menggunakan beberapa akad, adapun akad yang pertama yaitu, akad

perjanjian/ perikatan dimana didalam akad tersebut yang melakukan

perjanjian yaitu pihak perusahaan dengan perseorangan yang saling

berinteraksi. akad yang kedua yaitu menggunakan akad hutang

piutang, dimana Anggota yang mendapatkan undian lebih awal disebut

kreditur, karena anggota tersebut berhutang kepada anggota lain yang

belum mendapatkan undian. Anggota yang mendapatkan undian lebih

akhir disebut debitur, karena anggota tersebut memberikan pinjaman

uang setoran kepada anggota yang mendapat undian lebih awal. Dan

akad yang ketiga yaitu menggunakan akad mutilevel Marketting dalam

sistem pemasarannya, dimana seorang ketua setiap satu putaran dalam

satu kelompok arisan mendapatkan bonus dari pihak PT RUMA

Arisan Mapan Salatiga. Bonus tersebut sudah ditentukan oleh pihak

Perusahaan. Ketua boleh mempunyai lebih dari satu kelompok arisan,

dan anggota arisanpun juga bisa membuat kelompok dan menjadi

92

ketua dalam kelompoknya. Semakin banyak kelompok yang

dikoordinir bonus seorang ketua semakin banyak.

2. Ditinjau dari Hukum Islam, dalam mekanisme arisan mapan ini

terdapat tambahan atau kenaikan harga barang arisan yang tidak

dietahui oleh anggota maka transaksi tersebut mengandung unsur Riba

dalam hutang piutang dan mengandung unsur pengelabuhan/ tidak

gamblang dalam transaksi tersebut, maka transaksi tersebut dilarang

dalam Islam. Pada prinsipnya arisan dengan akad hutang piutang

tersebut bertujuan untuk tolong menolong sesama manusia akan tetapi

disini ada unsur untuk mencari keuntungan. Karena Hutang piutang

(Qardh) dikategorikan sebagai aqad tabarru‟ yang tidak boleh

mendatangkan keuntungan (tijarah).

D. SARAN

Praktek arisan tersebut memang sudah memberikan banyak manfaat

kepada masyarakat khususnya diwilayah kota salatiga, akan tetapi ada

beberapa hal yang perlu diberbaiki dalam mekanisnmenya, seperti harus ada

keterbukaan yang harus dijelaskan kepada anggota arisan mapan salatiga

antara harga pasaran dengan harga yang ada pada arisan mapan supaya para

anggota tidak dirugikan hanya karena model arisan yang seharusnya

meringankan, tetapi tanpa sadar anggota malah dirugikan oleh perusahaan.

Selain itu, pada harga barang juga harus sesuai dengan harga dipasaran

supaya dapat tercapai tujuan dari tolong menolong. Karena pada prinsipnya

93

Arisan dengan akad Hutang piutang tersebut dikategorikan Akad Tabarru‟

(tolong menolong) bukan kategori Akad Tijarah (mencari keuntungan).

Bagi masyarakat umum jika mengikuti arisan dalam suatu lembaga

tertentu sebaiknya teliti sebelum mendaftarnya, dari harga, mekanisme arisan

dan hal hal yang perlu diteliti supaya tidak terjadi kerugian maupun tertipu

dalam mengikutinya.

E. Kata Penutup

Alhamdulillah Puji Syukur Bagi Allah Yang Maha Mengerti Akan

Mahluknya yang sedang berproses mengerjakan tugas akhir guna untuk

mendapat gelar Sarjana Hukum, dengan skripsi yang berjudul TINJAUAN

HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME ARISAN (STUDI DI PT

RUMA ARISAN MAPAN SALATIGA) sampai pada titik akhir, yang telah

memberikan kekuatan, kesabaran dan keistiqomahan dalam proses

menyelesaikan skripsi ini. Walaupun banyak rintangan dan kesulitan yang

harus dilewati oleh penulis. Penulis memohon maaf dengan sangat penulisan

skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banuyak yang perlu

diperbaiki. Penulis sangat berharap dengan adanya kritik dan saran yang

konstruktif supaya memperbaiki masa yang akan datang.

Sebelumnya penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Allah SWT

dan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini

semoga mendapat keberkahan dari-Nya. Amin Yaa Rabbal Alamin...

94

Daftar Pustaka

Abdul Qadir Syaibah Al-Hamd, 2007, Fiqh Islam Sarah Bulughul Maram,

Jakarta: Darul Haq. Cetakan Pertama

Abdulkadir Muhammad, 1993, Hukum Perdata Indonesia, Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti. Cetakan Kedua

Abi Asmana, diakses pada 15 februari 2018,

http://legalstudies71.blogspot.co.id/2015/09/bunga-menurut-undang-

undang.html?m=1

Afton Najib, 2017, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Arisan Bahan

Bangunan”(Studi Kasus Di Desa Pingit Kecamatan Rakit Kabupaten

Banjar Negara), Https://Scholar.Google.co.id, Diakses Pada 19 Januari

2018

Ahkam Jurnal Ilmu Syariah, 2014, “Kartu Kredit Syariah dan Perilaku Konsumtif

Masyarakat”, hlm 287

Arisan Mapan, 22 Januari 2018: Https://www.mapan.id/

Burhan Ashshofa, 2001, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Rineke Cipta.

Cetakan Kedua

Dewi, Gemala., Wirdyanngsih., Yeni Salma Barlinti, 2005, Hukum Perikatan

Islam Indonesia, Jakarta: Prenada Media. Cetakan pertama

Enang Hidayat, 2015, Fiqh Jual Beli, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cetakan

Pertama

Hasan Saleh (Ed), 2008, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Ibrahim Muhammad Al-Jamal, 1999, Fiqh Muslimah Ibadat Muamalah, Jakarta:

Pustaka Amani.

95

KBBI.22 Januari2017. http://kbbi.web.id/arisan

Kholid Syamhudi, 2014, https://almanhaj.or.id/3818-arisan-dalam-pandangan-

islam.html, diakses 2 Februari 2018

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Tangerang Selatan: SL Media

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, 2017, Ekslusive www.badilag.net.

Lubis, Suhrawardi K., Farid Wajdi, 2014, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta Timur:

Sinar Grafika. Cetakan Kedua

MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru) Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia Kota Salatiga, 2015, Yogyakarta: Lingkar Media.

Mardani, 2013, Hukum Perikatan Syariah Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika.

Cetakan Pertama

Maslikhah, 2013, Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa,

Yogyakarta: Trustmedia. Cetakan Pertama

Metode Penelitian, theorymethod.blogspot.co.id: diakses 23 januari 2018

Muji Wahyu Setiyaningsih, 2015, “Jual Beli Arisan Uang Dalam Perspektif

Hukum Islam (Studi Kasus Arisan Uang Wagean Di Desa Cikidang

Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas)”,

Https://Scholar.Google.co.id, Diakses Pada 19 Januari 2018

Natiazuriahms, 21 Maret 2018, googleweblight.com

Nur Qomariyah, 2009, “Tinjauan hukum Islam Terhadap Praktek Arisan Jajan

Dengan Sistem Bagi Hasil di Tambak Lumpang Kelurahan

Sukomanunggal Kecamatan Sukomanunggal Surabaya”,

Https://Scholar.Google.co.id, Diakses Pada 19 Januari 2018

Pasaribu , Chairuman.,Suhwardi K. Lubis, 2004, Hukum Perjanjian Dalam Islam,

Jakarta: Sinar Grafika. Cetakan Ketiga

96

Purwanto, 2012, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Kasus Jual Beli Arisan Di

Desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang”,

Https://Scholar.Google.co.id, Diakses Pada 19 Januari 2018

Qamarul Huda, 2011, Fiqh Muamalah, Yogyakarta: Teras. Cetakan Pertama

Subekti, R, 1995, Aneka Perjanjian, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Cetakan

Kesepuluh

Sulaiman Rasjid, 2004, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo. Cetakan Ke

37

Wawancara Dengan Bapak Moh Shodiq Dawami, Penyuluh Arisan Mapan

Salatiga, 13 Februari 2018, 08.30 WIB.

Wawancara Dengan Ibu Nurul Wakhidatul Khasanah, Ketua Arisan Mapan

Salatiga, 23 Februari 2018, 18.45 WIB.

Widia Fahmi, 2017, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Arisan Dengan

Sistem Tawaran (Studi Kasus Di Desa Sidotani, Kecamatan Bandar,

Kabupaten Simalungun)”, Banda Aceh: Fakultas Syariah Dan Hukum,

UIN Ar-Raniry

Wikipedia.10Januari2017.Http://Id.M.Wikipedia.Org/Wiki/Mekanisme

Wildan Nurlaela Hidayah, 2015. “Tinjauan hukum Islam terhadap praktek arisan

sistem gugur berhadiah (studi kasus di BMT Al-hikmah Kecamatan

Mlonggo Kabupaten Jepara)”, Https://Scholar.Google.co.id, Diakses Pada

19 Januari 2018

97

LAMPIRAN

98

99

100

101

DAFTAR NILAI SKK

NAMA : M. RO‟ISUN NI‟AM

NIM : 214-13-010

FAKULTAS : SYARIAH

JURUSAN : HUKUM EKONOMI SYARIAH

NO NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN KETERANGAN NILAI

1. Sekolah sejarah PC.

PMII Purworejo

1-4 Oktober 2017 Peserta 3

2. Lokakarya Imsakiyah

Ramadhan 1737 H

Fakultas Syariah

30 April 2016 Peserta 2

3. Pelatihan

technopreuneur bagi

wirausaha pemula

5 Mei 2017 Peseta 3

4. Ramadhan in campus,

Yaa bisamillah

16 Juni 2017 Peserta 2

5. Seminar nasional

melawan radikalisme

dan komunisme PC

PMII Kota Salatiga

Agustus 2016 Peserta 6

6. Pelatihan kader muda

(lakmud) PC IPNU

IPPNU Kab. Semarang

25 November

2015

Peserta 3

7. Seminar wawasan

kebangsaan, PC IPNU

IPPNU Kab. Semarang

2 April 2016 Peserta 2

8. Seminar nasional,

Hukum Ekonomi

Syariah

4 November 2015 Peserta 8

102

9. Semiloka nasional dan

kongres forum

mahasiswa syariah Se

indonesia(FORMASI)

6-8 Mei 2016 Peserta 8

10. Seminar motivasi, yaa

Bismillah

23 Desember 2015 Peserta 2

11. Sertifikat utp

perpustakaan

16 Desember 2013 Peserta 2

12. Talk show, Yaa

Bismillah

29 September

2015

Peserta 2

13. Opak syariah 2013 29 Agustus 2013 Peserta 3

14. Talk show, Yaa

Bismillah

14 Desember 2014 Peserta 2

15. Pelatihan managemen

TPQ, Yaa Bismillah

3 Juli 2014 Peserta 3

16. Seminar nasional, HMJ

AS

Desember 2014 Peserta 6

17. Seminar Internasional,

IAIN Salatiga

28 Februari 2015 Peserta 8

18. Sertifikat, survival

English Program

13 Januari-7

Februari 2015

Peserta 3

19. Opak STAIN Salatiga

2013

26-27 Agustus

2013

Peserta 3

20. Sosialisasi regulasi

terkait FKUB kepada

mahasiswa

30 Mei 2016 Peserta 2

21. Seminar nasional, Senat

Mahasiswa IAIN

Salatiga

6 September 2016 Peserta 6

22. Pelatihan Kader Dasar,

PR dakwah PMII Kota

25-27 Maret 2016 Peserta 3

103

Salatiga

23. Kuliah umum, fakultas

syariah

19 September

2016

Peserta 2

24. ESQ Leadership

Training, Bidikmisi

IAIAN Salatiga

13 Juni 2016 Peserta 3

25. Public Hearing SEMA

IAIAN Salatiga

17 November

2016

Peserta 2

26. Sosialisasi empat pilar,

MPR RI

- Peserta 6

27. MAPABA PR Syariah

ZUJ

Oktober 2016 Panitia 3

28. Sertifikat seminar

nasional, Dema F

Syariah

27 Juni 2015 Panitia 8

29. SK panitia OPAK

2015, Dema F Syariah

13-14 Agustus

2015

Panitia 3

30. Sertifikat OPAK 2015,

Dema F Syariah

13-14 Agustus

2015

Panitia 3

31. Sertifikat seminar

nasional, Dema F

Syariah

2 Juni 2016 Panitia 6

32. SK Kepengurusan

DEMA F Syariah 2015

2015 Pengurus 4

104

105

106

107

PEDOMAN WAWANCARA

1. Apa yang dimaksud RUMA Arisan Mapan?

2. Bagaimana sejarah singkat RUMA Arisan Mapan Salatiga?

3. Bagaimana sistem pendataan anggota Arisan Mapan?

4. Bagaimana Syarat dan Ketentuan Arisan Mapan?

5. Bagaimana mekanisme praktek Arisan Mapan?

6. Bagaimana sistem pengiriman Barang Arisan Mapan?

7. Apa saja kegiatan dalam Arisan Mapan?

8. Bagaimana tahapan pembatalan arisan?

9. Bagaimana managemen keuangan Arisan Mapan?

108

109

110

111

112