nim: 214-13-010 program studi hukum ekonomi …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5043/1/skripsi...
TRANSCRIPT
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME ARISAN
(STUDI DI RUMA ARISAN MAPAN SALATIGA)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Hukum Ekonomi Syariah
Oleh:
Muhammad Ro’isun Ni’am
NIM: 214-13-010
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
i
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME ARISAN
(STUDI DI RUMA ARISAN MAPAN SALATIGA)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Hukum Ekonomi Syariah
Oleh:
Muhammad Ro’isun Ni’am
NIM: 214-13-010
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
vi
MOTTO
“JIKA KESALAHAN-KESALAHAN ITU SELALU
MEMBERI PERUBAHAN MAKA BERANILAH UNTUK
SALAH. TAPI JIKA KESALAHAN ITU MEMBUATMU
LEMAH MAKA BERBUATLAH SEBAIK-BAIKNYA”
-M.R.N-
vii
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT.Saya mempersembahkan
Skripsi ini kepada:
1. Kepada Bapak, Ibu, dan adikku yang tercinta Faza Ilyya Surrurim Masfufah,
yang selalu memberikan motivasi dan semangat serta doanya yang tidak pernah
putus kepadaku agar bisa anak yang sholeh.
2. Kepada keluarga besarku, yang selalu memberi kan do‟a dan dukungan
kepadaku.
3. Kepada keluarga besar PMII Kota Salatiga, khususnya PR Syariah Zubair
Umar Al-Jailani dan Sahabat-Sahabati Angkatan 2013 yang selalu mendorong,
mengingatkan dan memberi semangat dalam penyelesaian Skripsi ini.
4. Kepada keluarga besar Bidik Misi Angkatan 2013.
5. Kepada keluarga besar HukumEkonomi Syariah angkatan 2013.
6. Kepada Almamater tercinta Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
viii
KATA PENGANTAR
AlhamdulillahiRabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan hidayah-Nya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME ARISAN
(STUDI DI RUMA ARISAN MAPAN SALATIGA)”Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
dinanti-nantikan syafaatnya di hari yaumul kiamah.
Skripsi ini disusun sebagai syarat mencapai Gelar Sarjana Hukum
pada Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan dorongan baik moril ataupun materil, sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
penghargaan dan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri Salatiga.
2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Syariah.
3. Ibu Evi Ariyani, S.H,.M.H. selaku Ketua Program Studi Hukum
Ekonomi Syariah,
ix
4. Dosen pembimbing Skripsi, Ibu Heni Satar Nurhaida.SH.MSi. yang
telah membimbing, memberikan saran, pengarahan dan masukan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan.
5. Dr siti zumrotun M.ag. selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan motivasi dan masukan selama penulis menjalani
perkuliahan di IAIN Salatiga.
6. Seluruh dosen Fakultas Syariah beserta karyawan Fakultas Syariah
7. Sahabat-Sahabat PMII Kota Salatiga, khususnya kepada senior saya
yaitu Sahabat Choirul Huda, M.H, Sahabat Dewi Mustika, Sahabat
Ahmad Wasi‟ Uzzulfa, Sahabat Lilik Septiyani, Farid Kurniawan dan
Sahabat yang lain yang tak bisa kusebut satu persatu.
8. Kepada Sahabat Terdekatku yaitu M. Choirurohman, Hartono, Fajar
Riski, Fita Fitriyana, M. Khamdani, Arizki Nafi‟atul Yusro dan
patnerku Tiara Rahmadani.
9. Seluruh teman seperjuangan Bidik Misi Angkatan 2013.
10. Seluruh teman seperjuangan Hukum Ekonomi Syariah Tahun 2013.
Penulis berharap, semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan
menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT.Dalam penyusunan
skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari kata
sempurna.Hal ini dikarenakan keterbatasan dari segala aspek yang dimiliki
oleh penulis sendiri. Untuk itu, kritik dan saran terbuka luas dan selalu penulis
x
harapakan dari pembaca guna menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
Dan semga skripsi yang sederhana ini mampu memberikan manfaat bagi
penulis dan pembaca.
Salatiga Maret 2018
Muhammad Ro‟isun Ni‟am
NIM: 21413043
xi
ABSTRAK
Ni‟am Ro‟isun, Muhammad. 2018.TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP
MEKANISME ARISAN (STUDI DI RUMA ARISAN MAPAN
SALATIGA). Skripsi, Fakultas Syariah Program Studi Hukum Ekonomi
Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Heni Satar Nurhaida.SH.MSi.
Kata Kunci:Arisan, HutangPiutang
Arisan merupakan sebuah wujud perkembangan transaksi muamalah yang
sering dijumpai Indonesia, walau pada masa Nabi Muhammad SAW sudah ada
akan tetapi nama arisan yang ada hanya di negara ini. Arisan merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang dengan adanya penyerahan sejumlah
harta dalam bentuk utang piutang yang dilakukan secara berkala kemudian
dilakukan undian berkala sehingga seluruh anggota mendapatkan obyek arisan
(barang/uang). Begitu juga dengan Arisan Mapan Salatiga, yaitu arisan barang
dimana seorang ketua terikat dengan pihak perusahaan yaitu PT. RUMA, sistem
pengundian pemenang melalui aplikasi handphone tidak seperti arisan umumnya,
adanya tambahan harga yang tidak diketahui oleh pihak anggota (tidak gamblang)
dan menggunakan sistem pemasaran Multilevel marketting.
Rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Mekanisme Arisan
Barang di Arisan Mapan Salatigadan Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap
Arisan Barang di Arisan Mapan Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan objek penelitian yaitu mekanisme arisan di RUMA Arisan
Mapan Salatiga, Jenis penelitian ini dilihat dari objeknya yaitu menggunakan
penelitian lapangan (field research), lokasi penelitian dilakukan dikantor RUMA
Arisan Mapan Salatiga yang beralamat Jl. SoekarnoHattaRuko. Permata No.3 RT.
01 RW. 04 Ledok, Argomulyo, Salatiga 50732.Ruko Depan Pabrik Damatex,
Salatiga. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara deskriptif.
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan
sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
berupa observasi, wawancara dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan banyak terdapat temuan
yaitu,Arisan Mapan Salatiga ini menggunakan akad perikatan/ perjanjian dalam
membangun mitra usaha bersama antara agen dengan perusahaan, kemudian
dalam praktek arisan menggunakan akad Hutang Piutang karena adanya pihak
kreditur dan debitur, dan dalam sistem pemasaran menggunakan sistem Multilevel
Marketting karena perusahaan dalam sistem pemasaran menggunakan sistem level
agen. Semua itu merupakan Akad yang digunakan dalam mekanisme arisan
mapan. Dalam praktek tersebut terdapat kenaikan harga barang yang tidak
diketahui oleh anggota arisan/ terjadi pengelabuhan, selain itu juga terdapat unsur
mencari keuntungan dlam praktek arisan tersebut sehingga menimbulkan riba
yang hukumnya dilarang dalam aAl-Qur‟an dan Hadits.
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Halaman Persetujuan Pembimbing ................................................................ ii
Halaman Pengesahan .................................................................................... iii
Halaman Pernyataan Keaslian Penulisan ...................................................... iv
..........................................................................................................................
Halaman Pernyataan Bebas Plagiat ................................................................ v
Halaman Motto.............................................................................................. vi
Halaman Persembahan ................................................................................. vii
Halaman Kata Pengantar ............................................................................. viii
Halaman Abstrak ........................................................................................... xi
Halaman Daftar Isi ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 5
D. Kegunaan Penelitian ................................................................. 6
E. Penegasan Istilah ...................................................................... 7
F. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 9
G. Metode Penelitian ..................................................................... 14
H. Sistematika Penelitian .............................................................. 18
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perjanjian (Akad) ..................................................................... 20
B. Jual Beli ................................................................................... 30
C. Hutang Piutang (Qardh) ........................................................... 39
D. Riba ......................................................................................... 44
E. Bunga ...................................................................................... 48
F. Multilevel Marketting (MLM) ................................................. 51
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Profil RUMA Arisan Mapan Salatiga ...................................... 54
xiii
B. Ketentuan Umum RUMA Arisan Mapan Salatiga ................... 58
C. Mekanisme Kerja RUMA Arisan Mapan Salatiga ................... 65
D. Cara Mendaftar menjadi ketua Arisan Mapan ......................... 68
BAB IV ANALISIS MEKANISME ARISAN MAPAN DITINJAU DARI
HUKUM ISLAM (STUDI DI ARISAN MAPAN SALATIGA)
A. Analisis Mekanisme Arisan Mapan Salatiga ........................... 79
B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mekanisme Arisan Mapan
Salatiga ............................................................................................ 85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 90
B. Saran ......................................................................................... 91
C. Kata Penutup ............................................................................ 92
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Penunjukan Pembimbing Skripsi
Lampiran 3 Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 Daftar Nilai SKK
Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 6 Pedoman Wawancara
Lampiran 7 Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Percaya akan kekuasaan Allah SWT merupakan nilai yang paling asasi
dalam sejarah agama Islam. Allah menciptakaan dan memberi petunjuk,
memeritahkan dan memelihara alam semesta selain itu juga menanamkan
pengetahuan, membimbing dan menolong manusia.
Kenyataan bahwa Allah telah meniupkan Ruh-Nya kepada materi dasar
manusia, menunjukkan bahwa manusia berkedudukan mulia di antara ciptaan-
ciptaan Allah. Kesadaran moral dan keberaniannya untuk memikul tanggung
jawab dan amanat dari Allah yang di sertai dengan mawas diri menunjukan posisi
dan kedudukannya. Memahami ketinggian eksistensi dan potensi yang dimiliki
oleh manusia, yang mempunyai kedudukan sama antara satu dengan yang lainnya,
sebagai warga dunia, yang harus berjuang dan menunjukan peran yang di cita-
citakan.
Tidak ada kelebihan antara yang satu dengan yang lainnya, kecuali
ketaqwaan. Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, ada yang
menonjol dari diri seseorang tentang potensi kebaikannya, tetapi ada pula yang
selalu menonjol potensi kelemahannya. Karena kesadaran ini, manusia harus
saling menolong saling menghormati, bekerja sama, menasehati dan saling
mengajak pada kebenaran demi kebaikan bersama.
Manusia harus mengembangkan pola kehidupannya, pada umumnya usaha
mengembangkan kehidupan berupa hasil cipta rasa dan karsa manusia, maka hasil
2
itulah yang merupakan budaya manusia yang menjadi sebuah Pelestarian
perubahan selalu mewarnai kehidupan manusia sebagai tradisi.
Kerangka tersebut merupakan isyarat akan adanya pergerakan yang
dinamis, kreatif dan kritis dalam kehidupan manusia yang di tuntut untuk
mengembangkan potensinya demi kepentingan masyarakat bersama. dengan
demikian pengembangan potensi manusia menghasilkan sebuah budaya dan
tradisi yang senantiasa berada dalam lingkup Religiusitas maka dari itu perlu
usaha bersama dimulai dengan pola komunikasi yang baik dan sikap terbuka,
egaliter bukan otoriter dan secara horizontal sama rata sama rasa.
Melalui pandangan di atas manusia diharapkan dengan sendirinya
merealisasikan kerjasama serta berdampingan dan pengertian terhadap sesama.
Nilai nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar manusia tercakup dalam
persaudaraan antar insan muslim, persaudaraan sesama warga negara dan
persaudaraan antar umat manusia,perilaku persaudaraan ini harus menempatkan
diri pada posisi yang dapat memberi kemanfaatan untuk diri dan lingkungan
(PMII Cabang Kota Salatiga, 2015, Mapaba).
Hubungan manusia dengan manusia sebagai interaksi untuk bermuamalah
yang keuntungan dan kerugianya di tanggung bersama, pemahaman tersebut
adalah usaha untuk mendapatkan alat keperluan kehidupan jasmaniah yang paling
baik, seperti kegiatan pinjam meminjam, sewa menyewa, hutang piutang dan
perjanjian, kerjasama.
Firman Allah Swt,:
اتم ا انعذ ثى ا عه ال ل تعب انتم ا عه انجش تعب شذذ انعمبة للا إ ا للا
3
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan
bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksanya”.
(QS Al Maidah: 2)
Dalam hal jual beli, menghendaki agar di laksanakan secara sah, jual beli
tidak di gunakan untuk ajang jual beli yang kurang jelas, mengandung
kebohongan dan transaksi yang merugikan.
Firman Allah Swt,:
ثب انش أكه ب انز ى لبنا إ نك ثأ ظ ر ان ي طب ب مو انز تخجط انش إل ك ل مي
ت فب سث عظخ ي جبء ي ثب ف و انش حش ع انج أحم للا ثب ع يثم انش فه انج أيش إن للا يب عهف
ئك أصحبة انبس ى فب خبنذ عبد فأن ي
“orang orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah di sebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah di ambilnya dahulu sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba) maka
orang itu adalah penghuni penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.( surat
Al Baqarah: 275)
Berdasarkan ayat di atas bahwa manusia dilarang memperoleh harta
dengan jalan batil dan merugikan orang lain. Islam menghendaki agar
memperoleh rejeki dengan cara yang halal tanpa saling merugikan, dan jual beli
sah atas dasar sama sama rela, akan tetapi dasar tersebut tidak menjamin
sepenuhnya bahwa akad tersebut sah. Maka dari itu perlu penelitian lebih terkai
masalah yang hari ini khususnya pada akad jual beli yang terjadi di zaman
sekarang.
4
Arisan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang
dengan adanya penyerahan sejumlah harta dalam bentuk utang piutang yang
dilakukan secara berkala. Maksudnya, arisan diberlakukan dengan masa atau
waktu yang ditetapkan untuk memperoleh pemenang arisan pada periode tertentu.
Mengenai periode yang dimaksud, terdapat arisan yang terdiri dari seminggu
sekali penarikannya, ada yang perbulan ataupun perdua bulan penarikannya. Jadi,
masa atau periode yang berlaku di dalam arisan tergantung dengan kesepakatan
yang dibuat oleh anggota arisan. Selain itu, arisan memiliki fungsi sebagai wadah
menabung dan hutang piutang. Arisan sebagai sarana untuk menabung dapat
dilihat dengan adanya penyetoran sebagai harta kepada ketua sebagai pemegang
amanah dab pada waktu tertentu akan dapat diterima kembali sebesar yang telah
dan akan disetorkan. Dalam hal hutang piutang, terdapat pihak debitur dan
kreditur di dalamnya. Yang menjadi pihak debitur adalah anggota yang
memenangkan arisan lebih cepat dari pada anggota yang blum memenangkan
arisan tersebut, sehingga peserta yang belum memenangkan arisan disebut sebagai
kreditur dikarenakan memberi modal kepada anggota yang memenangkan arisan
itu. Dengan demikian, arisan menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam
menumbuhkan sifat hemat dalam diri dan juga membangun sikap tolong
menolong antar sesama (Widia Fahmi, 2017: 3).
Arisan yang terjadi pada masyarakat memiliki objek, metode, akad dan
mekanisme yang berbeda. Ada yang berbentuk uang, barang, proyek, sembako
dan sebagainya. selain itu, metode yang digunakan juga berbeda, dari metode
pemilihan pemenang, metode penyerahan barang dan seterusnya. Kemudian dari
5
Akad yang di gunakan apakah Perjanjian, jual beli, utang piutang, jual beli pesan
(Bai As salam), atau kerja sama. Dan pada mekanisme arisan juga ada banyak,
dari mekanisme pendaftaran anggota, mekanisme pendaftaran ketua (jika
mengikuti sebuah lembaga), mekanisme pemilihan objek yang di sukai oleh
masing- masing anggota.
Arisan Mapan Salatiga merupakan layanan arisan yang objek arisannya
adalah barang dengan menggunakan sistem level agen. Anggota mendaftar
melalui agen arisan mapan tanpa di pungut biaya yang nantinya akan menjadi
ketua kelompok arisan dengan ketentuan syarat yang berlaku dalam lembaga
tersebut, Ketua juga akan mendapatkan bonus dari lembaga arisan mapan.
Berdasarkan paparan di atas maka penulis sangat tertarik untuk meneliti
lebih dalam terkait Mekanisme Arisan mapan dan bagaimana tinjauannya dalam
Hukum Islam dengan mengutip judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Mekanisme Arisan ” (Studi di RUMA Arisan Mapan Salatiga).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun permasalahan yang akan di
bahas oleh penulis sebagai berikut:
1. Bagaimana Mekanisme Arisan di RUMA Arisan Mapan Salatiga?
2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap Mekanisme Arisan di RUMA
Arisan Mapan Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
Dengan memperhatikan pokok permasalahan di atas, maka penulisan
skripsi ini bertujuan:
6
1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme arisan barang di Arisan Mapan
Salatiga yang tidak sama dengan arisan pada umumnya.
2. Mengetahui bagaimana tinjauan hukum islam terhadap arisan barang di Arisan
Mapan Salatiga.
D. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan yang di inginkan penulis, maka Kegunaan dari
penulisan skripsi ini adalah sebagi berikut:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini sebagai salah satu tindakan mengeksplorasi
transaksi muamalah kontemporer untuk menambah khasanah ilmu dalam
bidang muamalah yang hari ini sangat berkembang metode transaksinya,
namun masih sangat minim dianalisis dan belum terbukti keabsahan hukumya.
2. Secara Praktis
a. Dapat digunakan sebagai rujukan dalam menulis penelitian selanjutnya.
diteliti lebih dalam terkait dengan berbagai perkembangan metode,
mekanisme dan akad arisan diberbagai daerah yang mempunyai sistem
berdasarkan tradisi lokalitasnya.
b. Memberi wawasan terhadap akad muamalah zaman sekarang yang terjadi
pada lembaga arisan dengan sistem arisan level agen, yang menggunakan
berbagai akad dan memberi pengetahuan tentang tinjauan hukum terhadap
mekanisme jual beli arisan barang di arisan mapan salatiga.
c. Diharapkan penelitian ini dapat membuka pengetahuan bagi masyarakat
umum dalam melaksanakan praktik arisan di Ruma Arisan Mapan Salatiga
7
serta menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak yang terkait
dalam pelaksanaan arisan tersebut.
E. PENEGASAN ISTILAH
Sebelum penjelasan lebih mendalam, penulis ingin mempaparkan makna
dari redaksi judul dalam skripsi ini, istilah-istilah tersebut ialah sebagai berikut:
1. Tinjauan Hukum Islam
Definisi hukum menurut Meyers adalah keseluruhan norma atau kaidah
dan penilaian yang berhubungan dengan perbuatan manusia sebagai anggota
masyarakat dan yang harus diperhatikan oleh penguasa dalam melaksanakan
tugasnya (Burhan Ashshofa S.H, 2001: 11). Sedangkan hukum islam adalah
keseluruhan norma yang berkaitan dengan manusia berdasarkan dalil fiqh
yaitu, Al-Qur‟an, Hadits, Ijma‟, Qiyas. Dari penjelasan tersebut tinjauan
hukum islam yaitu peninjauan yang dilakukan dengan menggunakan norma
yang berpedoman pada Al-Qur‟an, Hadits, Ijma‟, Qiyas.
2. Mekanisme
Mekanisme berasal dari kata dalam bahasa yunani mechane yang
memiliki arti instrumen, mesin pengangkat beban, perangkat, peralatan untuk
membuatsesuatu dan dari kata mechos yang memiliki arti sarana dan cara
menjalankan sesuatu. Mekanisme dapat diartikan dalam banyak pengertian
yang dapat dijelaskan menjadi 4 pengertian. Pertama, mekanisme adalah
pandangan bahwa interaksi bagian bagian dengan bagian bagian lainnya dalam
suatu keseluruhan atau sistem secara tanpa disengaja menghasilkan kegiatan
atau fungsi-fungsi sesuai dengan tujuan. Kedua Mekanisme adalah teori
8
bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip yang dapat di
gunakan untuk menjelaskan mesin mesin tanpa bantuan inteligensi sebagai
suatu sebab atau prinsip kerja. Ketiga, mekanisme adalah teori bahwa semua
gejala alam bersifat fisik dan dapat di jelaskan dalam kaitan dengan
perubahan material atau materi bergerak. Keempat, mekanisme adalah upaya
memberikan penjelasan mekanis yakni dengan gerak setempat dari bagian
yang secara intrinsik tidak dapat berubah bagi struktur internal benda alam dan
bagi seluruh alam (wikipedia. 10 Januari 2017.
Http://id.m.wikipedia.org/wiki/mekanisme).
3. Arisan
Arisan adalah kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai
sama oleh beberapa orang kemudian diundi di antara mereka untuk
menentukan siapa yang memperolehnya, undian dilaksanakan dalam sebuah
pertemuan, pertemuan secara berkala sampai anggota memperolehnya
(KBBI.22 Januari2017. http://kbbi.web.id/arisan). Adapun yang dimaksud
arisan barang adalah salah satu bentuk arisan yang dilakukan oleh kelompok
tertentu yang pemenangnya akan mendapatkan hasil arisannya berbentuk
barang.
4. RUMA Arisan Mapan
Arisan Mapan merupakan layanan arisan barang yang membantu dan
memudahkan Ketua Arisan dan orang lain di sekitarnya untuk membeli barang
yang berkualitas dan terjangkau secara bersama-sama (arisan Mapan, 22
Januari 2018: Https://www.mapan.id/).
9
F. TINJAUAN PUSTAKA
Pembahasan terkait dengan fiqih komtemporer cukup banyak, khususnya
di lingkup Muamalah, telaah pustaka ini adalah ringkasan penelitian sebelumnya
yang berkaitan dengan pokok masalah dalam penulisan skripsi ini, Sehingga
dalam penulisan ini tidak akan terjadi plagiasi. Maka dari itu dalam telaah pustaka
ini akan meringkas beberapa penelitian yang membahas tentang arisan, antara
lain:
Pertama, penelitian dilakukan oleh Nur Qomariyah, 2009, Dengan judul
“Tinjauan hukum Islam Terhadap Praktek Arisan Jajan Dengan Sistem Bagi Hasil
di Tambak Lumpang Kelurahan Sukomanunggal Kecamatan Sukomanunggal
Surabaya”, penelitian ini membahas bagaimana mekanisme praktek arisan dan
juga tinjauan hukum islam terhadap praktek arisan jajan dengan sistem bagi hasil
di Tambak Lumpang Kelurahan Sukomanunggal Kecamatan Sukomanunggal
Surabaya. Praktik arisan dengan sistem bagi hasil tersebut terdapat beberapa
perjanjian antara peserta dan pendiri arisan perjanjian tersebut sesuai dengan
kesepakatan antara pendiri arisan dan peserta arisan tiada pihak yang dirugikan
bahkan peserta dan pendiri sama sama mendapat keuntungan(bagi hasil). Maka
praktek arisan ini di menyangkut dengan perjanjian(akad) tersebut sesuai dengan
Hukum Islam.
Kedua, penelitian dilakukan oleh Afton Najib, 2017, Dengan judul
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Arisan Bahan Bangunan”(Studi Kasus Di Desa
Pingit Kecamatan Rakit Kabupaten Banjar Negara), praktik arisan di Di Desa
Pingit Kecamatan Rakit Kabupaten Banjar Negara sama halnya dengan arisan
10
yang lainnya hanya bedanya objek arisannya yaitu bahan bangunan berupa semen
dan pasir, untuk penentuan penerimaan arisan ada dua metode, pertama dengan
cara kocokan dan yang kedua dengan cara musyawarah, dalam praktik ini peserta
melakukan iuran uang yang kemudian sesuai dengan kesepakatan di awal
mulainya arisan, uang tersebut di belikan 10 sak semen dan 1 rit pasir yang
menjadi objek arisan. Berdasarkan penelitian diatas masuk dalam akad hutang
(qard) akad hutang piutang dalam dalam arisan bahan bangunan di anggap tidak
sesuai dengan hukum islam di karenakan terdapat perbedaan dengan akad awal
mulainya risan(sighat al „aqd) sehingga menyebabkan akad arisan ini tidak
terpenuhi.
Ketiga, penelitian dilakukan oleh Purwanto, 2012, Dengan judul “Tinjauan
Hukum Islam terhadap Kasus Jual Beli Arisan Di Desa Waru Kecamatan
Rembang Kabupaten Rembang” penelitian ini menghasilkan beberapa temuan,
pelaksanaaan arisan tersebut tidak sah karena tida ada objeknyadan seharusnya
menggunakan ijab qobul hutang piutang, kedua hutang piutaang ini termasuk
kategori riba, karena adanya kelebihan pembayaran atas barang yang di bayarkan
secara bertempo, harga kelebihan di tentukan sebelumnya oleh kedua belah pihak
yang jelas jelas terdapat kelebihan dalam pembayaranya. Akad yang digunakan
juga bukan akad jual beli pada umumnya, akan tetapi akad tersebut menyerupai
bahkan cenderung sama dengan akad utang piutang, yang terdapat tambahan
dalam pengembaliannya. Selain itu jual beli tersebut juga menyerupai dengan jual
beli hutang piutang yang tersebut dalam hadits Nabi dan para Ulama jelas jelas
sepakat melarang hal tersebut.
11
Keempat, penelitian dilakukan oleh Wildan Nurlaela Hidayah, 2015,
Dengan judul “Tinjauan hukum Islam terhadap praktek arisan sistem gugur
berhadiah (studi kasus di BMT Al-hikmah Kecamatan Mlonggo Kabupaten
Jepara)”. Permasalahan yang diteliti adalah pertama, bagaimana pandangan
hukum Islam terhadap praktek arisan sistem gugur. Kedua, bagaimana pandangan
hukum Islam terhadap pemberian hadiah dalam arisan di BMT Al-Hikmah
Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa pertama, praktek arisan sistem gugur berhadiah yang
diselenggarakan oleh BMT “Al-Hikmah” kecamatan Mlonggo kabupaten Jepara
berdasarkan akad utang-piutang. Namun karena arisan tersebut dengan sistem
gugur, maka arisan yang diselenggarakan oleh BMT Al-Hikmah tidak sah. Karena
dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan hukum Islam dan prinsip muamalah
yaitu adanya nilai ketidakadilan yang mana muamalah dilakukan atas dasar
memelihara nilai keadilan, menghindari penganiayaan, dan unsur-unsur
pengambilan kesempatan dalam kesempitan sesuai dengan firman Allah swt
dalam surat An-Nahl ayat 90 yang artinya “Sesungguhnya Allah menyuruh
(kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan
Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. Kedua, pemberian
hadiah dalam arisan sistem gugur tidak diperbolehkan. karena arisan sebagai
utang-piutang tidak diperbolehkan untuk memberikan nilai manfaat (bonus atau
hadiah yang dipersyaratkan) di awal perjanjian. Karena ada larangan dalam hadits
Nabi SAW. yang artinya “sesungguhnya Nabi SAW melarang pinjaman yang
12
mengandung unsur manfaat, atau setiap pinjaman yang mengandung manfaat,
maka itu merupakan riba”. Hal ini juga sesuai dengan kaidah “kullu qordhin jarro
naf‟an fahuwa ribaa” bahwa setiap utang-piutang yang ada tambahan manfaat
adalah riba. Oleh karena itu, arisan dengan cara seperti itu tidak diperbolehkan
karena mengandung unsur riba.
Kelima, penelitian dilakukan oleh Muh. Mahfud, 2016, Dengan judul
“Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek Arisan Iuran Berkembang” (Studi
Kasus Di Desa Mrisen, Kec. Wonosalam, Kab Demak). Arisan dengan sistem
iuran berkembang atau masyarakat sering menyebut Arisan panen, karena waktu
pengundian dan uang setoran iuran berasal dari hasil panen. Dalam arisan ini
setiap anggota wajib menyetorkan iuran pokok disertai iuran tambahan yang
berkelipatan, adanya tambahan kelipatan tersebut asumsi masyarakat karena setiap
nilai tukar rupiah untuk harga barang akan menurun dimasa yang akan datang.
Penulis mendapatkan beberapa temuan yang pertama, akad dalam arisan sama
dengan akad hutang piutang, karena terdapat kreditur dan debitur, dalam
tambahan iuran dalam arisan termasuk riba, karena munculnya tambahan tersebut
dari lamanya tempo pengundian, walau sudah menjadi kebiasaan tetapi arisan
tersebut seperti hanya untuk mencari keuntungan, arisan tersebut sama halnya
hutang piutang mengandung riba yang hukumnya dilarang dalam hukum Islam.
Muji Wahyu Setiyaningsih, 2015. Dengan Judul “Jual Beli Arisan Uang
Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Arisan Uang Wagean Di Desa
Cikidang Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas)”. kegiatan masyarakat
untuk saling berkumpul dan mempersatukan ikatan persaudaraan. Namun semakin
13
kesini arisan uang sebagai lahan ekonomi. Arisan dijadikan ajang jual beli bagi
para peserta. Jual beli arisan uang wagean berawal dari para peserta yang
membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Arisan uang
wagean diikuti oleh berbagai kalangan. Kebanyakan peserta yang mengikuti
adalah kalangan menengah kebawah. Oleh karena itu, pesertanya dari berbagai
kalangan, maka banyak dari para peserta yang terpaksa menjual arisan uang
tersebut pada saat merasa membutuhkan uang. Karena dengan menjual dapat
memenuhi kebutuhannya. Pada praktik jual beli arisan uang wagean tidak sesuai
dengan syarat jual beli uang , karena tidak terpenuhi syarat-syarat yaitu tidak bisa
diserahterimakan secara langsung, mata uang yang di jual belikan jumlahnya tidak
sama, akad yang dilakukan tidak kontan atau terjadi penangguhan dan terjadi
penambahan. Penambahan pada jual beli arisan uang wagean merupakan riba
nasi‟ah karena terdapat kelebihan dalam melakukan transaksi dan terjadinya
penangguhan dalam serah terima barang. Selain itu praktek jual beli arisan uang
wagean yang dilaksanakan di desa Cikidang menyerupai praktik hutang piutang
yang mengandung riba. Maka praktik jual beli arisan uang wagean dilarang dalam
ketentuan Islam.
Dari beberapa judul diatas yang berkaitan dengan pokok permasalahan
dalam judul skripsi ini tentunya penulis tidak akan meneliti dengan permasalahan-
pemasalahan yang sama persis dengan yang di atas, maka dari itu penulis akan
melakukan penelitian tentang arisan barang di sebuah lembaga layanan arisan di
kota salatiga dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mekanisme Arisan
Barang” (Studi di Ruma Arusan Mapan Salatiga). Skripsi ini akan membahas
14
tentang mekanisme arisan barang di Rumah Arisan Mapan salatiga dan akan di
tinjau dari Hukum Islam.
G. METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan pisau analisis untuk mengetahui
permasalahan dalam penelitian, yang memuat tentang metode yang digunakan
secara rinci. Adapun metode penelitian yang di gunakan adalah sebagai berikut:
1. JENIS PENELITIAN
Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah
yang bersifat sosial. Maka, peneliti memilih jenis penelitian lapangan (Field
Research) yaitu penelitian yang secara langsung mengadakan pengamatan
untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir
(Natiazuriahms, 21 Maret 2018, googleweblight.com). Penelitian lapangan
merupakan penelitian Kualitatif dimana peneliti mengamati dan
berpartisipasi dalam penelitian skala sosial kecil dan mengamati budaya
setempat. Peneliti dapat memahami alur peristiwa secara kronologis,
menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang setempat, dan memperoleh
penjelasan yang banyak dan bermanfaat, serta memperoleh penemuan yang
tak terduga sebelumnya untuk membentuk kerangka teoritis baru
(maslikhah, 2013: 319). Yang menjadi objek penelitian adalah Ruma Arisan
Mapan Salatiga. Jl. Soekarno Hatta Ruko. Permata No.3 RT. 01 RW. 04
Ledok, Argomulyo, Salatiga 50732. Patokan : Ruko Depan Pabrik Damatex.
15
2. PENDEKATAN PENELITIAN
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif.
Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang menemukan apakah
perbuatan itu sesuai dengan hukum yang berlaku atau tidak (moleong‟ 2002:
8). Dengan pendekatan tersebut penulis penulis menganalisis mekanisme
Arisan di Ruma Arisan Mapan sesuai dengan hukum Islam atau tidak.
Fokus penelitian ini yaitu tentang mekanisme Arisan dengan menganalisis
secara mendalam dengan lembaga Arisan yang bertempat di Kantor Arisan
Mapan Kota Salatiga.
3. Sumber Data
Sumber data merupakan pangkal untuk menggali sebuah permasalahan
dengan menggunakan dua jenis sumber. Sumber-sumber data tersebut yaitu:
a. Sumber data primer
Menurut Narimawati yaitu data yang berasal dari sumber asli atau
pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi atau dalam bentuk
file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya
responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang
kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data (Metode
Penelitian, theorymethod.blogspot.co.id: diakses 23 januari 2018). sumber
data pokok penelitian ini di peroleh langsung di lapangan yang dilakukan oleh
peneliti untuk mencari sumber informasi yang menjadi pokok penelitian
praktek arisan barang adalah Ruma Arisan Mapan Cabang Salatiga.
16
b. Sumber data sekunder
menurut sugiono adalah data sekunder merupakan data yang sifatnya
mendukung keperluan data primer seperti buku, literature, dan bacaan yang
berkaitan dengan pelaksanaan arisan (Metode Penelitian,
theorymethod.blogspot.co.id: diakses 23 januari 2018). Menurut penulis data
sekunder ialah Data yang di dapat dari berbagai literatur berupa buku, surat
kabar, statistik, yang berkaitan dengan pembahasan penelitian, hasil
penelitian terdahulu dan sebagai tulisan yang berkaitan dengan penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dengan mengunakan dua teknik
yaitu sebagai berikut:
a. Wawancaara
Wawancara mendalam (In Depth) adalah bentuk komunikasi
antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh
informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan
pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2004: 180).
Wawancara yang akan dilakukan dengan menggunakan dua tahap,
pertama peneliti melakukan deskripsi dan orientasi awal tentang
masalah dan subyek yang di kaji. Kedua melakukan wawancara
mendalam sehingga menemukan informasi yang lebih banyak dan
penting sampai menemukan titik jenuh. Wawancara yang digunakan
dengan model wawancara tebuka, artinya informan dapat
mengungkapkan beberapa upaya yang dilakukan dan gagasan beserta
17
strategi yang akan dilaksanakan serta hambatan yang di prediksikan.
Supaya tidak terlalu keluar dari pokok penelitian maka peneliti
menyiapkan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan apa yag perlu di
teliti (maslikhah, 2013: 321). Pada penelitian ini yangf dipandang
sebagai informan yaitu Tim Penyuluh Arisan Mapan dan ketua arisan
mapan.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data berupa dokumen tertulis yang mengandung
keterangan dan penjelasan serta pemikirantentang fenomena yang
masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian (Donika Anggriyas,
2017: 49) Pengumpulan data dengan metode dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain sebagainya.
Dalam hal ini peneliti mengumpulkan benda benda tertulis seperti
daftar anggota arisan, surat undangan, dan profil terkait lembaga arisan
mapan salatiga.
c. Observasi
Observasi yaitu aktivitas terhadap suatu proses untuk
mendiskripsikan setting, kegiatan yang terjadi, orang yang terlibat
dalam kegiatan, waktu kegiatan dan makna yang diberikan oleh para
pelaku yang diamati tentang peristiwa yang bersangkutan (Burhan
Ashshofa, 2001: 58). Metode pengamatan yang digunakan yaitu
18
metode pengamatan setengah terlibat yaitu peneliti terlibat dalam
objek yang diamati, tetapi tidak secara penuh.
5. Analisis Data
Menurut maslikhah (2013: 323) yaitu Proses analisi data sebagaimana
dalam penelitian kualitatif, maka digunakan teknik analisis data dengan
reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan,
abstraksi dan transformasi data kasar yang di peroleh di lapangan. penyajian
data yaitu deskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan
untuk melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.penarikan kesimpulan dan verifikasi dari permulaan pengumpulan
data, periset kualitatif mencari makna dari setiap gejala yang di peroleh dari
lapangan.
H. Sistematika Penelitian
Untuk memudahkan langkah langkah dalam penulisan penelitian ini,
penulis jelaskan dalam sistematika penulisan. Penulis sajikan Sistematika
pembahasan sebagai gambaran umum tentang penulisan skripsi ini.
Bagian awal berisi tentang halaman sampul, halaman judul, halaman
persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian
penulisan, halaman pernyataan bebas plagiat, halaman motto, halaman
persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak dan halaman daftar isi.
Bagian isi berisi tentang laporan dari proses dan hasil penelitian. Bagian
ini terdiri dari lima bab dengan klasifikasi sebagai berikut:
19
Bab pertama, Pendahuluan, yang berisi tentang paparan tentang Latar
Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah,
Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab kedua, Landasan Teori, yang membahas tentang teori yang
berkaitan dengan mekanisme arisan Mapan yang meliputi: Perjanjian, Jual Beli,
Utang Piutang, Riba, Bunga Dan Multilevel Marketting (MLM)
Bab ketiga, Hasil penelitian, penulis akan memaparkan hasil dari
penelitian lapangan yang meliputi Profil Arisan Mapan Salatiga meliputi struktur,
anggota, media yang digunakan arisan Mapan. Selanjutnya, Menjelaskan
bagaimana Mekanisme Arisan Mapan yang meliputi, syarat dan ketentuan
anggota, cara pendaftaran, metode pemilihan pemenang, penyerahan barang dan
bonus untuk ketua.
Bab keempat, Pembahasan Masalah, Pada bab ini penulis menganalisa
bagaimana mekanisme arisan di RUMA arisan Mapan Salatiga dan tinjauan
Hukum Islam terhadap mekanisme RUMA Arisan Mapan.
Bab kelima, Penutup, Pada bab yang terakhir ini berisi kesimpulan,
saran dan Kata Penutup dari Penulis.
Daftar pustaka, merupakan rujukan berupa buku, kitab, skripsi dan yang
lainnya yang digunakan dalam penyusunan penulisan skripsi ini.
Lampiran, merupakan dokumen untuk memperkuat susunan penulisan
skripsi ini berupa daftar riwayat hidup, penunjukan pembimbing skripsi,
permohonan izin penelitian, daftar nilai SKK, lembar konsultasi, pedoman
wawancara dan dokumen yang lainnya.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perjanjian(Akad)
1. Pengertian
Perikatan adalah terjemah dari istilah aslinya dalam belanda
”verbintenis”. Perikata/perjanjian artinya hal yang mengikat antara orang
yang satu dengan orang yang lain. Hal yang mengikat itu adalah peristiwa
hukumyang dapat berupa perbuatan, misal jual beli, hutang piutang, dapat
berupa kejadian, misalnya kelahiran, kematian, dapat berupa keadaan,
misalnya pekarangan berdampingan, rumah bersusun. Peristiwa hukum
tersebut menciptakan hukum hubungan hukum(Abdul Kadir Muhammad,
1993: 198).
Menurut buku II kompilasi hukum ekonomi syariah pasal 20 ayat
1, pengertian akad adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua
pihak atau lebih untuk melakukan dan atau tidak melakukan (kompilasi
hukum ekonomi syariah, 2017: 10). Sedangkan menurut buku III kitab
undang undang hukum perdata bagian 1 pada ketentuan umum, perikatan,
lahir karena suatu persetujuan atau karena undang undang dan perikatan
ditujukan untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk
tidak berbuat sesuatu(buku III, KUHP: 309), dan pada pasal 1313 buku III
KUHPerdata pengertian perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu
orang atau lebih mengikat diri terhadap satu orang lain atau lebih(buku III,
KUHP: 323).
21
Dari pengertian diatas maka, pengertian perjanjian(akad) atau
perikatan adalah suatu perbuatan yang dua pihak atau lebih yang
melakukan kesepakatan untuk mencapai tujuan tertentu dengan adanya
kerelaan timbal balik dan dilaksanakan sesuai dengan syariat.
Adapun yang menjadi dasar hukum perjanjian yaitu Kitab Undang-
undang Hukum Perdata ada Buku III tentang perikatan atau perjanjian.
Selain itu juga diatur pada Al-Qur‟an,
Firman Allah:
كى عه عبو إل يب ته خ ال فا ثبنعمد أحهت نكى ث آيا أ ب انز ت ب أ أ ذ ش يحه انص غ ى حشو إ
حكى يب شذ للا
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan
bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang
demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum
menurut yang dikehendaki-Nya”.(QS Al-Maidah: 1)
Firman Allah:
تم حت ان للا فئ اتم ذ ثع ف أ ي ثه
“(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang
dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertakwa”.(Ali Imron: 76)
2. Asas-asas Perjanjian
Beberapa asas penting dalam perjanjian yang menjadi dasar
kehendak para pihak dalam mencapai tujuan, menurut Abdulkadir
Muhammad (1993: 225) Asas-Asas tersebut yaitu:
a. Asas kebebasan berkontrak, setiap orang bebas mengadakan
perjanjian apa saja, baik yang sudah diatur atau yang belum di atur
22
dalam undang-undang. Tetapi kebebasan tersebut dibatasi oleh tiga
hal yaitu tidak dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan
dengan ketertiban umum, tidak bertentangan dengan kesusilaan.
b. Asas pelengkap, asas ini mengandung arti bahwa ketentuan
undang-undang boleh tidak diikuti apabila pihak-pihak
menghendaki dan membuat ketentuan-ketentuan sendiri yang
menyimpang dari ketentuan-ketentuan undang-undang. Tetapi
apabila dalam perjanjian yang mereka buat tidak ditentukan lain,
maka berlakulah ketentuan-ketentuan undang-undang . asas ini
hanya mengenai hak dan kewajiban pihak-pihak saja.
c. Asas konsensual, asas ini mengandung arti bawhawa perjanjian itu
terjadi sejak saat tercapainya kata sepakat(konsensus) antara pihak-
pihak mengenai pokok pokok perjanjian, sejal saat itu perjanjian
mengikat dan mempunyai akibat hukum.
d. Asas obligator, asas ini mengandung arti bahwa perjanjian yang
dibuat oleh pihak-pihak itu baru dalam taraf menimbulkan hak dan
kewajiban saja, belum memindahkan hak milik. Hak milik baru
berpindah apabila dilakukan dengan perjanjian yang bersifat
kebendaan (zakelijke oveerenkomst), yaitu melalui penyerahan
(levering).
3. Rukun Perjanjian (akad)
Mengutip dari buku Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (2017:
16-17), Rukun perjanjian ada empat, yaitu:
23
a. Pihak pihak yang berakad (Aqid)
Pihak pihak yang berakad adalah orang, persekutuan, atau badan
usaha yang memiliki kecakapan dalam melakukan perbuatan
hukum. Seperti penjual dan pembeli beras masing-masing pihak
satu orang, ahli waris sepakat untuk memberikan sesuatu kepada
pihak yang lain, maka pihak terdiri dari beberapa orang.
b. Obyek Akad (Ma‟qud‟alaih)
Obyek Akad Adalah amwal atau jasa yang dihalalkan yang
dibutuhkan oleh masing-masing pihak. Seperti benda-benda yang
dijual dalam akad jual beli, dalam akad hibah (pemberian), dalam
akad gadai, hutang yan dijamin seseorang dalam akad kafalah.
c. Tujuan Pokok Akad (Maudhu‟ al-aqd)
Akad bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
pengembangan usaha masing-masing pihak yang mengadakan
akad. Seperti dalam akad jual beli tujuan pokoknya ialah
memindahkan barang dari pejual kepada pembeli dengan ada
gantinya, tujuam pokok akad ijarah adalah memberikan manfaat
dengan adanya pengganti dan tujuan pokok ijarah adalah
memberikan manfaat dari seseorang pada orang lain tanpa
pengganti.
d. Kesepakatan (Sighat al-aqd)
Kesepakatan (Sighat al-aqd) adalah Ijab dan Qobul. Ijab ialah
permulan penjelasan yang yang keluar dari salah seorang yang
24
berakad sebagai gambaran kehendaknya dalam mengadakan akad
(yang menewarkan) sedangkan qobul ialah perkataan yang keluar
dari pihak yang berakad pula yang di ucapkan setelah ijab
(permintaan). pengertian ijab qobul yaitu bertukarnya sesuatu yang
lain, sehingga penjual dan pembeli dalam membeli sesuatu dalam
melaksanakan transaksi harus berhadapan langsung, walau
terkadang diwakilkan, misalnya pelanggan koran, pembeli
membayar melalui pos atau wesel, kemudian pembeli menerima
koran dari petugas pos.
4. Syarat perjanjian (akad)
Menurut Sayyid Sabiq, Syarat sahnya suatu perjanjian adalah:
a. Tidak menyalahi hukum Syari‟ah yang disepakati adanya.
Maksudnya bahwa perjanjian yang diadakan oleh para
pihak itu bukanlah perbuatan yang bertentangan dengan hukum
atau perbuatanyang melawan hukum syari‟ah, sebab perjanjian
yang bertentangan dengan ketentuan hukum syari‟ah adalah tidak
sah, dan dengan sedirinya tidak ada keajiban bagi masing masing
pihak untuk menepati atau melaksanakan perjanjian tersebut.
Dengan kata lain apabila isi perjanjian itu merupakan perbuatan
yang melawan hukum (Hukum Syai‟ah), maka perjanjian yang
diadakan dengan sendirinya akan batal demi Hukum.
b. Harus sama Ridha dan ada pilihan.
25
Maksud perjanjian yang diadakan oleh para pihak haruslah
didasarkan kepada kesepakatan kedua belah pihak, yaitu masing-
masing pihak ridha/rela dengan isi perjanjian tersebut, atau dengan
perkataan lain harus merupakan kehendak masing-masing pihak.
Dalam hal ini berarti tidak boleh ada paksaan dari pihak
yang satu kepada pihak yang lain, dengan sendirinya perjanjian
yang diadakan tidak mempunyai kekuatan hukum pabila tidak
didasarkan pada kehendak Masing-masing pihak.
c. Harus jelas dan Gamblang
Maksudnya apa yang diperjanjikan oleh pera pihak harus
terang tentang ap yang menjadi isi perjanjian, sehingga tidak
mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman diantara para pihak
tentang apa yang telah mereka perjanjikan di kemudian hari
(Chairuman Pasaribu, Suhwardi K. Lubis, 2004: 3).
Dengan demikian pada saat pelaksanaan perjanjian masing-masing
pihak yang mengadakan perjanjian atau yang mengikatkan diri dalam
perjanjian haruslah mempunyai interpretasi yang sama dengan yang
diperjanjikan, baik terhadap isi maaupun akibat yang timbul oleh
perjanjian itu.
5. Jenis-jenis perjanjian
Secara umum Jenis-jenis praktek perjanjian adalah sebagai berikut:
a. Perjanjian timbal balik dan sepihak.
26
Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang mewajibkan
kedua belah pihak berprestasi secara timbal balik. Misalnya
jual beli, sewa menyewa, tukar menukar. Perjanjian sepihak
adalah perjanjian yang mewajibkan pihak yang satu berprestasi
dan memberi hak kepada pihak yang lain untuk menerima
prestasi. Misalnya, perjanjian hibah, hadiah.
b. Perjanjian bernama dan tak bernama.
Perjanjian bernama adalah perjanjian yang sudah
mempunyai nama sendiri, yang dikelompokkan sebagai
perjanjian-perjanjian khusus dan jumlahnya terbatas, misalnya
jual beli, sewa menyewa, tukar menukar, pertanggungan,
pengangkutan, dll. Dalam KUHPdt diatur dalam titel V-XVIII
dan diatur dalam KUHD. Perjanjian tak bernama adalah
perjanjian yang tidak mempunyai nama tertentu dan jumlahnya
tidak terbatas.
c. Perjanjian obligator dan kebendaan.
Perjanjian obligator adalah perjanjian yang menimbulkan
hak dan kewajiban, misalnya, dalam jual beli, sejak terjadi
konsensus mengenai benda dan harga, penjual wajib
menyerahkan benda dan pembeli membayar harga, penjual
berhak atas pembayaran harga, pembeli berhak atas benda yang
dibeli. Perjanjian kebendaan adalah perjanjian yang
27
memindahkan penguasaan atas benda (bezit), mislanya dalam
sewa menyewa, pinjam pakai, gadai.
d. Perjanjian konsesual dan real.
Perjanjian konsensual adalah perjanjian yang terjadi itu
baru dalam taraf menimbulkan hak dan kewajiban saja bagi
pihak-pihak. Tujuan perjanjian baru tercapai apabila ada
tidakan realisasi hak dan kewajiban trsebut. Perjanjian real
adalah perjanjian yang terjadinya sekaligus realisasi tujuan
perjanjai yaitu pemindahan hak (Abdul Kadir Muhammad,
1993:227-228).
Dalam hukum adat, perjanjian real justru yang lebih menonjol
sesuai dengan sifat hukum adat bahwa setiap perjanjian yang
objeknya benda tertentu, seketika terjadi persetujuan serentak
ketika itu juga terjadi peralihan hak. Ini disebut kontan(tunai).
6. Batalnya Perjanjian
Demikian pembatalan suatu perjanjian dapat dilakukan apabila:
a. Jangka waktu telah berakhir
Lazimnya suatu perjanjian selalu didasarkan pada jangka
waktu tertentu (mempunyai waktu yang terbatas), maka jika
telah sampai pada waktu yang diperjanjikan, secara otomatis
batallah suatu perjanjian yang telah dilakukan para pihak
(perjanjian telah selesai).
28
Firman Allah SWT:
كى أحذا فأت شا عه نى ظب ئب مصكى ش ثى نى ششك ان عبذتى ي ا إل انز
تم حت ان للا ى إ ت يذ ذى إن ى ع إن
“kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan
perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi
sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka
membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap
mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa”.
(QS. At-Taubah: 4)
Dari ketentuan ayat diatas, khususnya dengan kalimat
“penuhilah janji sampai batas waktunya”, terlihat bahwa
kewajiban untuk memenuhi perjanjian itu hanya sampai pada
batas waktu yang telah diperjanjikan, dengan demikian setelah
berlalunya waktu yang diperjanjikan maka perjanjian itu batal
dengan sendirinya.
b. Salah satu pihak menyimpang dari apa yang diperjanjikan
Apabila salah satu pihak telah melakukan perbuatan
menyimpang dari apa yang telah diperjanjikan, maka pihak lain
dapat membatalkan perjanjian tersebut.
Pembolehan untuk pembatalan perjanjian oleh salah satu pihak
apabila pihak yang lain menyimpang dari apa yang telah di
perjanjikan adalah berdasarkan Firman Allah SWT:
غجذ انح ذ ان عبذتى ع إل انز ذ سعن ع ذ للا ذ ع ع ششك نه ف ك ب اعتمبيا نكى ك شاو ف
تم حت ان للا ا نى إ فبعتم
29
“Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan Rasul-
Nya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang
kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat
Masjidil haraam? maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu,
hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa”.(QS
At-Taubah: 7)
Dari ketentuan ayat diatas, khususnya dalam kalimat
“selama mereka harus lurus terhadapmu hendaklah kamu
berlaku lurus pula terhadap mereka”, dalam hal ini terkandung
pengertian bahwa apabila salah satu pihak tidak berklaku lurus,
maka pihak yang lain boleh membatalkan perjanjian yan telah
disepakati.
c. Jika ada kelancangan dan bukti pengkhianatan (penipuan).
Apabila salah satu pihak melakukan sesuatu kelancangan
dan telah pula ada bukti-bukti bahwa salah satu pihak
mengadakan pengkhianatan terhadap apa yang telah
diperjanjikan, maka perjanjian yang telah diikat dapat
dibatalkan oleh pihak lainnya.
Dasar hukumnya yaitu Firman Allah:
و خبخ ل ي ب تخبف إي ل حت انخبئ للا اء إ ع ى عه جز إن فب
“Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan
dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu
kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berkhianat”. (QS. Al-Anfal:
58)
Pembolehan pembatalan dalam hal ini dapat dipahamkan
dalam kalimat “jika kamu khawatir akan (terjadinya)
30
pengkhianatan....... , maka kembalikanlah perjanjian itu”. Dari
kalimat tersebut perjajian dapat dibatalkan apabila ada bukti
suatu pengkhianatan (Chairuman Pasaribu, Suhwardi K. Lubis,
2004: 4-6).
B. Jual Beli
1. Pengertian jual beli
Menurut Sayyid Sabiq, jual beli adalah pertukaran benda
dengan bendalain dengan jalan saling meridhai atau memindahkan
hak milik disertai penggantinya dengan cara yang dibolehkan
(Qomarul Huda, 2011: 51)
Jual beli (pasal 1457 B.W) adalah suatu persetujuan dengan
mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan
suatu barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga Yang
dijanjikan. Sedang menurut syara‟ jual beli adalah tukar menukar
dengan harta atas dasar kerelaan bersama atau pemindahan milik
dengan imbalan berdasarkan cara yang di izinkan (Ibrahim
Muhammad Al-Jamal, 1999: 365).
Dari paparan diatas, maka pengertian jual beli adalah suatu
perjanjian tukar menukar harta antara penjual dan pembeli atas
dasar kerelaan dengan aturan yang di izinkan.
Allah Berfirman:
ثب و انش حش ع انج أحم للا
“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.(Al-
Baqarah: 275)
31
تشاض تجبسح ع تك كى ثبنجبطم إل أ انكى ث آيا ل تأكها أي ب انز ب أ
ب ثكى سح كب للا فغكى إ ل تمتها أ كى ي
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu”.(QS An-Nisa‟ : 29)
2. Rukun dan syarat sah jual beli
a. Rukun Jual beli
Adapun yang menjadi rukun dalam jual beli menurut Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah menjelaskan tentang rukun jual beli.
Pasal 57: Pihak pihak yang terikat dalam jual beli terdiri atas penjual,
pembeli dan pihak lain yang terlibat dalam jual beli tersebut.
pasal 58: Objek jual beli yang terdiri atas benda benda yang berwujud
maupun benda yang tidak berwujud, yang bergerak maupun
tidak bergerak, dan terdaftar maupun tidak terdaftar.
Pasal 59: (1) Kesepakatan dilakukan dengan tulisan, lisan dan isyarat,
(2) kesepakatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1)
memiliki makna hukum yang sama.
b. Syarat Jual beli
1) Syarat penjual dan pembeli (aqid)
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh kedua pihak
tersebut ialah sebagai berikut:
a) Mumayyiz, balig dan berakal.
32
Maka tidak sah akadnya orang gila, orang yang mabuk,
begitu juga anak kecil, kecuali mendapat izin dari
walinya sebagaimana jumhur ulama. Hanafiyah hanya
mensyaratkan berakal dan mumayyiz, tidak
mensyaratkan baligh (Enang Hidayati, 2015: 18) .
b) Dengan kehendak sendiri(bukan dipaksa).
Karena itu apabila akad jual beli dilakukan kerena
terpaksa secara fisik maupun mental, maka menurut
jumhur ulama, jual beli tersebut tidak sah (Qomarul
Huda, 2011: 58)
Firman Allah:
تجبسح ع تك كى ثبنجبطم إل أ انكى ث آيا ل تأكها أي ب انز ب أ
فغكى إ ل تمتها أ كى بتشاض ي ثكى سح كب للا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah
kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa: 29)
c) Tidak mubadzir(pemboros), maksudnya pihak yang
mengikat diri dalam perjanjian jual beli bukanlah
manusia yang pemboros, sebab seseorang yang
pemborosan didalam hukum dikategorikan sebagai
orang yang tidak cakap bertindak (Suhwardi K. Lubis,
Farid Wajdi, 2014: 142).
Dijelaskan dalam Firman Allah:
33
لنا اكغى اسصلى فب نكى لبيب انكى انت جعم للا فبء أي ل تؤتا انغ
ل يعش فبنى ل
"Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang
belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam
kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil
harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang
baik”.(QS An-Nisa‟ : 5)
2) Tentang objek jual beli
Yang dimaksud dengan objek jual beli disini adalah
benda yang menjadi sebab terjadinya perjanjian jual beli.
Benda yang dijadikan sebagai objek jual beli ini
haruslah memenuhi syarat sebagao berikut:
a) Bersih barangnya.
Yang dimaksud bersih barangnya, bahwa barang yang
diperjualbelikan bukanlah benda yang dikualifikasikan
sebagai benda najis, atau digolongkan benda yang
diharamkan (Chairuman Pasaribu, Surwandi K. Lubis,
2004: 37). Misalnya miras, bangkai, babi dan patung.
b) Dapat dimanfaatkan.
Pengertian barang yang dapat di manfaatkan adalah
barang yang dapat bermanfaat yang kemanfaatan
tersebut sesuai dengan ketentuan Syariah Islam. Seperti
barang untuk dikonsumsi (beras, buah-buahan, ikan,
sayur, dll) dinikmati keindahannya (hiasanrumah,
bunga-bungaan dll) serta dipergunakan untuk keperlun
34
yang bermanfaat seperti seekor anjing untk berburu
(Suhwardi K. Lubis, Farid Wajdi, 2014: 144)
c) Benda yang dijual dapat diserahterimakan saat
melakukan Akad.
Artinya benda yang dijual belikan harus konkret dan ada
pada waktu akad. karena itu, ikan di air (kolam) tidak
dapat dijualbelikan karena tidak dapat diserahterimakan
dan mengandung ketidakpastian. Bentuk penyerahan
benda dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pada
barang bergerak dan benda tidak bergerak.teknis
penyerahan benda bergerak dengan beberapa macam
yaitu:
(1) Menyempurnakan takaran atau ukurannya baik
dengan takaran, timbangan dan sebagainya untuk
menentukan ukuran sesuatu.
(2) Memindahkannya dari tempatnya jika termasuk
benda yang tidak diketahui kadarnya secara
terperinci kecuali oleh ahlinya, misalnya benda yag
dikemas dalam botol.
(3) Kembali kepada „Urf (adat) setempat yang tidak
disebutkan diatas.
(4) Adapun penyerahan benda yang tidak dapat
bergerak cukup menggosongkannya atau
35
menyerahkan surat atau sertifikat. Demikianlah
pendapat uang dikemukakan oleh Sayyid Sabiq
(Qomarul Huda, 2011: 133-134).
d) Barang yang diakadkan di tangan.
Menyangkut perjanjian jual beli atas sesuatu barang
yang belum di tangan (tidak berada pada penguasa
penjual) adalah dilarang sebab bisa jadi barang sudah
rusak atau tidak dapat diserahkan sebagaimana yang
telah diperjanjikan (Chairuman Pasaribu, Surwandi K.
Lubis, 2004: 40).
e) Milik penuh penjualnya, Barang yang diperjualbelikan
milik penjual atau diizinkan menjual oleh pemiliknya.
Jika menjual barang tanpa seizin pemiliknya maka
dianggap tidak sah. Misalnya seorang suami menjual
barang milik istri tanpa izin (Suhrawardi K. Lubis, Farid
Wajdi, 2014: 146).
3) Adanya lafal (Ijab dan Qabul)
Definisi ijab menurut para fuqaha (ulama ahli Fiqh)
adalah suatu kata kata yang pertama kali keluar dari salah
satu kedua pihak (dua orang yang berakad) yang
menunjukan keridhaanya, baik penjual maupun pembeli.
Sedangkan definisi Qabul menurut fuqaha (ulama
ahli fiqh) adalah suatu ungkapan kedua yang keluar dari
36
salah satu pihak yang menunjukkan keridhaanya dan
menyetujuinya, baik yang keluar dari penjual maupun
pembeli.
Adapun yang menjadi syarat-syarat ijab qabul
adalah sebagai berikut:
a) Ijab qabul diungkapkan dengan kalimat yang
menunjukkan jual beli yang umum diketahui
masyarakat.
Seperti penjul berkata: “aku jual buku ini
kepadamu seharga Rp. 20.000” kemudian
pembeli menjawab; “saya beli buku ini seharga
Rp. 20.000”. apabila ijab qabul tidak sesuai,
maka jual beli tidak sah. malikiyah berpendapat
sahnya jual beli dengan sesuatu yang
menunjukan keridhaan kedua belah pihak baik
melalui ucpan maupun isyarat
b) Ijab qabul dilakukan dalam satu majelis.
Maksudnya kedua belah pihak yang melakukan
jual beli harus hadir dan membicarakan topik
yang sama dalam satu tempat, atau antara ijab
dan qabul tidak terpisah oleh suatu yang
menunjukkan berpalingnya akad menurut
kaebiasaan (adat).
37
c) Terdapat kesepakatan yang berkenaan dengan
barang, baik jenis, macamnya, sifatnya, begitu
juga dengan harga barang yang diperjual belikan
baik kontan atau tidaknya (Enang Hidayat,
2015: 22).
3. Jual beli yang dilarang
Beberapa macam jual beli yang dilarang dalam Islam adalah
sebagai berikut:
a. Jual beli gharar (bai‟ al gharar)
Maksud bai‟ al gharar adalah setiap akad jual beli yang
mengandung resiko atau bahaya kepada salah satu pihak yang
berakad sehingga mendatangkan kerugian finansial. Hal ini
disebabkan adanya keraguan, ketidakjelasan dengan apa yang
di jualbelikan (mulus atau cacat). Salah satu contohnya adalah
barang yang diperjualbelikan itu tidak bisa diserahkan pada
waktu akad, jual beli sesuatu yang tidak ada barangya pada
saat akad, dan belum bisa dipastikan baik kualitas maupun
kuantitas barang yang diperjualbelikan (Enang Hidayat, 2015:
102).
b. Jual beli yang mengandung riba.
Suatu akad jual beli yang dapat mendatangkan keuntungan
dinar dan dirham (secara lebih). Salah satu contohnya yaitu bai‟
al „inah yaitu jual beli dagangan dengan cara diangsur (kredit)
38
sampai batas waktu yang disepakati. Jual beli dengan
menggunakan tempo dan dibayar dengan cara diangsur
merupakan jual beli yang mengeruk keuntungan. Contoh,
seseorang membeli barang kontan dengan harga murah, akan
tetapi jika membeli barang secara kredit harganya lebih mahal
dn di bayar secara berangsur itu merupakan jual beli yang
mengandung riba (Enang Hidayat, 2015: 116).
c. Jual beli yang mengandung penipuan
Maksudnya adalah jual beli yang didalamnya terdapat unsur
penipuan hanya untuk menarik para pembelinya. Salah satunya
yaitu bai‟ al najasy yang artinya menyembunyikan sedang
menurut istilahnya adalah menaikan harga komoditi yang
dilakukan oleh orang yang yang tidak ingin membeli barang
yang diperjualbelikan tersebut. Tujuannya adalah hanya
semata-mata agar orang lain tertarik untuk membelinya. Seperti
contohnya si penjual atau wakilnya mengaku-ngaku dengan
cara berdusta bahwa barang yang dijual itu sudah ada yang
berani membayar lebih (Enang Hidayat, 2015: 127-128).
d. Jual beli dilarang karena zatnya (haram Lidzatihi)
Yang dimaksud Jual beli dilarang karena zatnya adalah jual beli
yang barangnya haram menurut syariah Islam, sebagaimana
yang diatur dalam syarat sah barang yang diperjualbelikan
adalah dapat bermanfaat, barang suci atau bersih. Maka dari itu
39
semua barang yang tergolong haram menurut Syariah Islam
dilarang jual belinya. Contoh jual beli bangkai (bai‟ al-maitah)
(Enang Hidayat, 2015: 146).
e. Jual beli dilarang karena yang lain (haram lighairihi)
Jual beli yang dilarang ini termasuk jual beli yang diharamkan
yang mafsadatnya (kerusakannya) tidak berdiri sendiri,
melainkan karena yang lain. Semua tindakan ada kaitannya
dengan kaidah sadd al-dzari‟ah (tindakan prefentif). Salah satu
contonya yaitu jual beli ketika adzan jum‟at. Haram hukumnya
melakukan transaksi jual beli ketika adzan jum‟at, karena itu
adalah panggilan untuk mengingat Allah (Enang Hidayat,
2015: 195) .
C. Hutang Piutang (Qardh)
1. Pengertian
Hutang piutang adalah penyerahan harta berupa uang untuk
dikembalikan pada waktunya dengan nilai yang sama. Kata
“penyerahan harta” mengandung arti pelepasan pemilikan dari
yang empunya. Kata “untuk dikembalikan pada waktunya”
mengandung arti bahwa pelepasan pemilikan hanya berlaku untuk
sementara yang diserahkan itu hanya manfaatnya. Kata “berbentuk
uang” mengandunga arti uang yang dinilai dengan uang. Kata “
nilai yang sama” mengandung arti bahwa pengembalian dengan
40
nilai yang bertambah tidak disebut hutang piutang (Hasan Saleh,
2008: 389).
Sedangkan Pengertian Hutang piutang menurut B. W (pasal
1754) adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu
memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang
barang yang menghabis karena pemakaian, dengan syarat bahwa
pihak yang terakhir ini akan mengembalikan sejumlah yang sama
dari jenis dan mutu yang sama pula.
Dalam Hutang piutang, pihak yang menerima pinjaman
menjadi pemilik dari barang yang dipinjam, dan jika barang itu
musnah, dengan cara bagaimanapun, maka kemusnahan itu adalah
atas tanggungannya (peminjam) (pasal 1755). Dalam hal
peminjaman uang, utang yang terjadi karenanya hanyalah terdiri
atas jumlah uang yang disebutkan dalam perjanjian. Jika sebelum
saat pelunasan, terjadi suatu kenaikan atau kemunduran harga
(nilai) atau ada perubahan mengenai berlakunya mata uang, maka
pengembalian jumlah yang dipinjamkan harus dilakukan dalam
mata uang yang berlaku pada waktu pelunasan, dihitung menurut
harganya (nilainya) yang berlaku pada saat itu (pasal 1756),
dengan demikian maka untuk menetapkan jumlah uang yang
terutang, maka harus berpangkal pada jumlah yang disebutkan
dalam perjanjian (R. Subekti, 1995: 126). Adapun yang menjadi
dasar hukum dari Hutang piutang.
41
Firman Allah :
سثك عه مذ إ للا يعك انز طبئفخ ي ثهث صف م انه ثهث ي س ى أك تمو أد
عهى أ انمشآ ش ي كى فبلشءا يب تغ تحص فتبة عه ن بس عهى أ ان م انه
آخش فضم للا ي ف السض جتغ ضشث آخش كى يشض ي عك
ألشضا كبح آتا انض لح ا انص أل ش ي فبلشءا يب تغ ف عجم للا مبته للا
أعظى أجشا لشضب شا خ ذ للا ش تجذ ع خ فغكى ي يا ل يب تمذ حغب
غفس سحى للا إ اعتغفشا للا
“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri
(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua
malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari
orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran
malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak
dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia
memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang
mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada
di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang
berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan
orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka
bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada
Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu
perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di
sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar
pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-
Muzammil: 20)
Firman Allah :
ب انز كى كبتت ثبنعذل ب أ نكتت ث فبكتج أجم يغ إن تى ثذ آيا إرا تذا
نتك انحك هم انز عه ن فهكتت للا ب عه كتت ك ل أة كبتت أ ل للا سث
م ل غتطع أ ضعفب أ انحك عفب أ انز عه كب ئب فئ ش جخظ ي
نى كب سجه سجبنكى فئ ي ذ ذا ش اعتش ن ثبنعذل هم فه ايشأتب فشجم
ذا ل أة انش ب الخش ش إحذا ب فتزك تضم إحذا ذاء أ انش ي تشض ء إرا ي
42
نك ر أجه كجشا إن تكتج صغشا أ ل تغأيا أ و يب دعا أل ذ للا ى ألغظ ع
ظ عه كى فه تجبسح حبضشح تذشب ث تك أل تشتبثا إل أ أد كى جب نهشبدح
ل ضبس كبتت ذا إرا تجبعتى أش فغق ثكى أل تكتجب تفعها فئ إ ذ ل ش
ء عهى ثكم ش للا كى للا عه اتما للا
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka
hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang
yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri
tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada
dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang
lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi
itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar
sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di
sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada
tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu),
kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan
di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan
janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu
lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS.
Al-Baqarah: 282)
Firman Allah :
تى تعه ك ش نكى إ لا خ تصذ أ غشح ي ر عغشح فظشح إن كب إ
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka
berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan
43
(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 280
2. Rukun Hutang piutang
Adapun yang menjadi rukun hutang piutang adalah sebagai
berikut:
1) Lafal (kalimat menghutangi).
Adanya ucapan dari pihak yang kreditur kepada seseorang
membutuhkan, seperti: “saya hutangkan ini kepada engkau” jawab
seorang debitur “saya mengaku berhutang kepada engkau”.
2) Kreditur dan Debitur
Pihak kreditur disyaratkan agar memenuhi kriteria-kriteria
berikut ini:
a) Bahwa ia berhak atas barang yang dipinjamkannya itu.
b) Barang tersebut dapat dimanfaatkan, sebab pinjam
meminjam hanya menyangkut kemanfaatan sesuatu benda
(pemanfaatan sesuatu benda hanya sebatas yang dibolehkan
dalam islam).
Sedangkan menyangkut dengan debitur disyaratkan
harus orang yang cakap bertindak (berhak) sebab perjanjian
hutang piutang yang dilakukan oleh orang yang tidak cakap
bertindak adalah tidak sah (Suhwardi K. Lubis, Farid
Wajdi, 2014:137-138).
3) Barang yang dihutangkan. setiap barang yang dapat dilihat
jumlahnya, mutunya, kualitas dan manfaatnya boleh
44
dihutangkan. Begitu pula mengutangkan hewan yang dapat
dimanfaatkan, maka akan dibayar dengan jenis hewan yang
sama. Segala sesuatu yang dihutangkan aka dikembalikan
dalam wujud yang sama.
Melebihkan bayaran dari sebanyak hutang, kalau kelebihan itu
memang kemauan yang berutang dan tidak atas perjanjian
sebelumnya, maka kelebihan itu boleh (halal) bagi yang
mengutangkannya, dan menjadi kebaikan untuk orang yang
membayar hutang (H. Sulaiman Rasjid, 2004: 306-307).
D. Riba
1. Pengertian
Secara bahasa riba berarti tambahan, dengan demikian ribadapat
didefinisikan sebagai tambahan dari pokok hutang, yang dibebankan
pada pihak yang menghutang, dengan cara yang tidak sah (batil) dan
dusta (Hasan Saleh, 2008: 397).
Sedangkan menurut istilah syara‟ adalah akad yang terjadi dengan
penukaran yang tertentu, tidak diketahui sama atau tidaknya, menurut
aturan syara‟ atau terlambat menerimanya(Sulaiman Rasjid, 2004:
290).
Dari paparan diatas, pengertian riba adalah akad pertukaran
tertentu yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang menyimpang dari
hukum syara‟, terjadi penambahan dalam pengembalian barang
tertentu.
45
2. Macam-macam riba
Ada dua jenis riba yang dilarang Syariat Islam yaiu sebagai berikut:
a. Riba nasi‟ah
Maksud riba nasi‟ah adalah tambahan pada hutang piutang
yang memiliki tempo tertentu sebagai imbalan perpanjangan tempo
tersebut. Pelarangan jenis riba ini disebabkan adanya unsur-unsur
eksploitasi manusia atas manusia lain, yang merupakan bentuk
pemerasn orang kaya terhadap orang miskin.
b. Riba fadhal
Riba fadhal adalah tambahan yang diperoleh seseorang sebagai
hasil penukaran barang sejenis, misalnya: antara 1 gram emas
dengan 2 gram emas, antara 1 kuintal padi dengan ½ kuintal padi.
Pelarangan riba jenis ini disebabkan akan berakibat pada
meluasnya prasktik praktik penipuan dan jenis eksploitasi manusia
atas manusia lainnya jika hal seperti ini dibiarkan saja (Hassan
Saleh, 2008: 397-398).
3. Berbagai pendapat tentang riba
a. Pendapat ulama
Dalam kaitannya dengan bunga bank, Abu Zahrah
menyatakan bahwa bunga bank sama saja dengan Riba Nasi‟ah,
tetapi karena dalam sistem perekonomian sekarang peranan bank
begitu penting dengan bunga bank sebagai modus operandinya,
maka bunga bank tidak dapat di elakan lagi. Oleh sebab itu, umat
46
islam boleh melakukan transaksi melalui bank karena darurat.
Sejalan dengan pendapat Abu Zahrah di atas, Musthafa Ahmad Al-
Zarqa‟ lebih menekankan pengertian riba pada praktik iba yang
benar-benar bersifat pemerasan yang dilakukan orang-orang kaya
atas orang miskin dalam hubungan hutang piutang barang-barang
konsumtif, bukan yang bersifat produktif.
b. Pendapat muhammadiyah
Majlis tarjih Muhammadiyah menyatakan bahwa dari satu
sisi bunga bank termasuk dalam kategori Syubhat masalah yang
belum ada kejelasan hukumnya, apakah haram atau halal yang
harus dihindari, karena mengandung kedua unsur tesebut. Disisi
lain, keuntungan yang diperoleh bank itu diperoleh untuk
kepentingan umum, yang dengan demikian bunga merupakan
sesuatu yang wajar, boleh di pungut dan diberikan oleh bank.
Dalam hal ini, majlis menyarankan kepada PP Muhammadiyah
untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi sistem perekonomian,
khususnya lembaga perbankan, yang sesuai dengan kaidah Islam.
c. Pendapat NU
Lajnah bahtsul masail NU menyatakan bahwa bank dan
bunganya sama seperti hukum gadai, sehunungan dengan masalah
ini dijumpai tiga pendapat ulama:
1) Haram, sebab termasuk hutang yang di pungut secara angsur;
47
2) Halal, sebab tidak ada syarat pada waktu akad, sedangkan adat
yang berlaku tidak dapat begitu saja dijadikan syarat;
3) Syubhat (tidak tentu halal atau haram), sebab para ahli hukum
berselisih pendapat tentangnya.
Merujuk kepada sidang ke-2 OKI (Organisasi Konfernsi Islam)
yang berlangsung di karachi, pakistan, desember 1970 bahwa
praktik bank dengan sistem bunga adalah tidak sesuai dengan
syariah Islam, maka perlu segera di dirikan bank alternatif yang
menjalankan operasinya sesuai dengan syariat Islam (Hassan
Saleh, 2008: 398-399).
4. Hukum riba
a. Firman Allah SWT:
ثب أضعبف آيا ل تأكها انش ب انز ب أ نعهكى تفهح اتما للا ب يضبعفخ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapat keberuntungan”.(QS. Ali-Imron: 130)
b. Firman Allah SWT:
ثب و انش حش ع انج أحم للا
“padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”.(Al-Baqarah: 275)
c. Firman Allah SWT:
ا إ كتى ث ٱنش ي رسا يب ثم ءايا ٱتما ٱلل ب ٱنز أ ـ ؤي ي
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba [yang belum dipungut] jika kamu orang-orang
yang beriman.” (QS: Al Baqarah: 278)
d. Sabda Nabi SAW:
48
لبل: انش انج د أ يغع اث انحبكى ع كح س غشب يثم أ ثبثب أ عجع ثب ثلثخ
جم أي انش
Al Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas`ud, bahwa Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Riba itu mempunyai 73
pintu (tingkatan), yang paling rendah (dosanya) sama dengan
seseorang yang melakukan zina dengan ibunya!”
e. Firman Allah SWT
صكبح تى ي يب آت ذ للا ال انبط فل شث ع ف أي سثب نشث تى ي يب آت
ضعف ئك ى ان فأن ج للا تشذ
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya).”(QS. Ar-Rum : 39) (Sulaiman Rasjid, 2004: 294).
E. Bunga
Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu
perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan lalai,
tetap lalai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus
diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya
dalam waktu yang melampaui tenggang waktu yang telah di tentukan
(Pasal 1243 KUHP). Menurut pasal tersebut, selain biaya dan kerugian,
dalam ganti rugi terdapat pula unsur bunga yang harus dibayarkan oleh
debitur yang telah melakukan wanprestasi terhadap kreditur, bunga juga
merupakan keuntungan buat kreditur karena wanprestasi dengan seorang
kreditur.
49
Dari paparan diatas maka pengertian bunga adalah keuntugan yang
seharusnya di peroleh oleh kreditur jika tidak terjadi wanprestasi. Atau
bisa juga yang dimaksud bunga adalah kerugian yang berupa kehilangan
keuntungan yang sudah dihitung oleh kreditur.
Untuk peminjaman barang atau uang yang habis dalam pemakaian,
diperbolehkan membuat syarat bahwa atas pinjaman itu akan di bayar
bunga (Pasal 1765 KUHP). Maksudnya dalam sebuah transaksi muamalah
khususnya berkaitan dengan pinjam meminjam diperbolehkan dibayar
dengan bunga.
Selanjutnya, barangsiapa sudah menerima suatu pinjaman dan telah
membayar bunga yang tidak diperjanjukan dahulu, tidk dapat meminta
kembali bunga itu dan juga tidak dapat mengurangkannya dari pinjaman
pokok, kecuali jika bunga yang telah di bayar itu melampaui jumlah bunga
yang ditetapkan dalam undang-undang; dalam hal ini uang kelebihan itu
dapat diminta kembali atau dikurangkan dari pinjaman pokok.
Pembayaran bunga yang yang tidak diperjanjikan tidak mewajibkan
debitur untuk membayar bunga terus; tetapi bunga yang diperjanjikan
wajib dibayar sampai pada saat pengembalian atau penitipan uang
pinjaman pokok semuanya, walaupun pengembalian atau penitipan uang
pinjaman itu dilakukan tatkala sudah lewat waktu pelunasan menurut
perjanjian (Pasal 1766 KUHP).
50
Bunga uang pokok yang dapat ditagih dapat pula menghasilkan bunga,
baik karena suatu permohonan dimuka pengadilan, maupun karena suatu
persetujuan yang khusus, asal saja permintaan atau persetujuan tersebut
adalah mengenai bunga yang harus yang harus dibayar satu tahun (Pasal
1251 KUHP). Tujuan diaturnya ketentuan bunga berbunga pada pasal ini
adalah untuk mencegah dibuatnya janji yang merugikan debitur, yaitu
suatu janji yang menggabungkan bunga yang dibayar oleh debitur kedalam
utang pokok yang selanjutnya dikenakan pula bunga (Abi Asmana, diakses
pada 15 februari 2018, http://legalstudies71.blogspot.co.id/2015/09/bunga-
menurut-undang-undang.html?m=1). Ketentuan ini bersifat memaksa dan
hanya dua hal yang ada pengecualiannya, yaitu:
1. Bahwa bunga atas uang pokok dapat pula dikenakan bunga karena
permintaan dimuka hakim.
2. Karena persetujuan khusus, asal saja menyangkut bunga yang
harus dibayar satu tahun.
Ada dua jenis bunga menurut KUHPerdata, yaitu bunga menurut
undang-undang dan bunga yang ditetapkan menurut perjanjian, yaitu:
1. Bunga menurut undang-undang ialah bunga yang ditentukan oleh
undang-undang. Bunga yang ditetapkan dalam perjanjian boleh
melampaui bunga menurut menurut undang-undang dalam segala
hal yang tidak dilarang undang-undang.
2. Besarnya bunga yang ditetapkan dalam perjanjian harus dinyatakan
secara tertulis (Pasal 1767 KUHP).
51
Perjanjian bunga abadi ialah suatu persetujuan bahwa pihak yang
memberikan pinjaman uang akan menerima pembayaran bunga atas
sejumlah sejumlah uang pokok yang tidak akan di mintanya kembali
(Pasal 1770 KUHP).
F. Multi Level Marketting (MLM)
1. Pengertian MLM
Multi level marketting berasal dari bahasa inggris, multi berarti
banyak, level berarti berjenjang/ bertingkat dan marketting berarti
pemasaran. Maka pengertian Multi level marketting adalah pemasaran
yang berjenjang banyak. Disebut Multi level karena merupakan suatu
organisasi distributor yang melaksanakan penjualan yang berjenjang
banyak atau bertingkat-tingkat.
MLM disebut juga sebagai network marketting, karena anggota
kelompok tersebut semakin banyak, sehingga membentuk sebuah
jaringan kerja (network) yang merupakan suatu sistem pemasaran
dengan menggunakan jaringan kerja brupa sekumpulan banyak orang
yang kerjanya melakukan pemasaran.
2. Konsep Dasar MLM
MLM adalah menjual atau memasarkan langsung suatu produk,
baik berupa barang atau jasa konsumen, sehingga biaya distribusi dari
barang yang dijual atau dipasarkan tersebut sangat minim atau bahkan
sampai ke titik nolyang artinya, bahwa dalam bisnis MLM ini tidak
diperlukan biaya distribusi. MLM ini juga menghilangkan dari
52
promosi dari benda yang hendak dijual, karena distribusi dan promosi
ditangani langsung oleh distributor dengan sistem berjenjang.
Mekanisme operasional pada MLM ini yaitu, seorang distributor
dapat mengajak orang lain untuk ikut juga sebagai distributor.
Kemudian orang lain itu dpat pula mengajak orang lain untuk ikut
bergabung. Begitu seterusnya, semua yang diajak dan ikut merupakan
suatu kelompok distributor yang bebas mengajak orang lain lagi
sampai level tak terbatas.
Dalam MLM terdapat unsur jasa. Hal ini dapat dilihat dengan
adanya seseorang distributor yang menjualkan barang yang bukan
miliknya dan mendapatkan upah dari presentase harga barang. Selain
itu jika dapat menjual barang tersebut sesuai dengan target yang telah
ditetapkan maka akan mendapatkan bonus yang telah ditetapkan oleh
peerusahaan.
3. MLM menurut Hukum Islam
Sistem MLM ini dapat diktegorikan pembahasan Fiqh Muamalah
dalam kitab buyu‟ mengenai perdagangan atau jual beli. Oleh karena
itu, dasar hukum yang dapat dijadikan panduan umat Islam terhadap
bisnis MLM ini antara lain adalah konsep jual beli dan tolong
menolong, dan kerjasama (ta‟awun).
Firman Allah:
QS. Al-Baqarah: 275
53
Firman Allah:
QS. Al-Maidah: 5
Jadi, pada dasarnya, hukum dari MLM adalah mubah (boleh),
asalkan tidak mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Riba
b. Gharar atau ketidakjelasan
c. Dharar atau merugikan/ menzalimi pihak lain
d. Jahalah atau tudak transparan
Karena MLM merupakan perdagangan, oleh karena itu juga harus
memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian (Gemala Dewi,
Wirdyaningsih, Yeni Salma Barlinti, 2005: 187-190).
54
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Profil Arisan Mapan Salatiga
1. Gambaran Umum Arisan Mapan Salatiga
Masyarakat indonesia sudah sangat familiar dengan kata “Arisan”
yang hampir semua wilayah ada kelompok yang melaksanakan praktik
muamalah komtemporer tersebut, dan macam macam objek arisannya,
seperti arisan motor, arisan makanan, arisan barang dan sebagainya.
Praktik arisan ini ternyata tidak bisa dikatakan akad yang baru, akan
tetapi pada abad sembilan hijriyah masyarakat Arab sudah melakukan
hal tersebut yang mayoritas dilakukan oleh kaum perempuan, saat itu
praktik muamalah yang hampir mirip dengan arisan itu disebut dengan
istilah “Jum’iyyah al-muazhzhafin atau Al-qardhu at-ta’awuni” yang
sampai sekarang masih berkembang. Tentunya tidak lepas dari
perhatian dan penjelasan hukum syariah bentuk muamalah seperti ini
oleh para ulama. Fenomena ini banyak dilakukan oleh kaum muslim
karna mempermudah dan membantu dalam memenuhi kebutuhan
(Kholid Syamhudi, 2014, https://almanhaj.or.id/3818-arisan-dalam-
pandangan-islam.html, diakses 2 Februari 2018).
Hakekat arisan ini adalah setiap orang dari anggotanya
meminjamkan uang kepada anggota yang menerimanya dan meminjam
dari orang yang sudah menerimanya kecuali orang yang pertama
55
mendapatkan arisan maka ia menjadi orang yang berhutang terus
setelah mendapatkan arisan, juga orang yang terakhir mendapatkan
arisan, maka ia selalu menjadi pemberi hutang kepada anggota.
Seperti halnya pada arisan mapan salatiga. Tahun 2009 lalu,
berawal dari sebuah layanan masyarakat yaitu Setoran uang rutin untuk
membeli sesuatu dalam tempo tertentu (jimpitan) pada saat itu jenis
jimpitannya yaitu jimpitan makanan lebaran, kegiatan layanan
pembayaran tagihan melalui agen (tagihan listrik, air dll), dan agen
penjual pulsa. Produk layanan tersebut bukan dari perseorangan
melainkan dari sebuah perusahaan yaitu PT. RUMA (Rekan Usaha
Mikro Anda). Perusahan tersebut merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang penjualan langsung yang memiliki tujuan
meningkatkan derajat, pendapatan, dan akses untuk masyarakat
Indonesia. Perusahaan yang mengembangkan sistem bisnis berbasis
teknologi bagi masyarakat untuk mengembangkan usahanya. Ruma
berdiri pada tanggal 24 Juni 2009.
Menurut Moh Shodiq Dawami, “pada januari 2015, perusahaan
tersebut membuat produk baru yaitu program arisan mapan, yang di
maksud dengan arisan mapan yaitu layanan arisan barang yang
membantu dan memudahkan Ketua Arisan dan orang lain di sekitarnya
untuk membeli barang yang berkualitas dan terjangkau secara
bersama-sama. Arisan mapan tersebut obyek arisannya yatu berupa
barang".
56
Dari tahun 2015 Sampai saat ini Ruma arisan mapan memiliki
lebih dari 2500 agen dan lebih dari 1300 anggota yang tergabung
didalam aplikasi bisnis Ruma Arisan Mapan Salatiga.
Alamat arisan mapan salatiga yaitu Jl. Soekarno Hatta Ruko.
Permata No.3 RT. 01 RW. 04 Ledok, Argomulyo, Salatiga 50732.
Patokan : Ruko Depan Pabrik Damatex, Salatiga. Adapun yang masih
dalam jangkauan wilayah arisan mapan salatiga yaitu kecamatan
tengaran, kecamatan pabelan, kecamatan getasan, kecamatan tuntang,
dan kecamatan banyu biru. Sedangkan untuk alamat pusat PT RUMA
Arisan Mapan yaitu jl. Bulungan No. 9 kebayoran baru, jakarta selatan,
12130. Telp: (021) 7253065 dan websitenya yaitu www.mapan.id.
Arisan mapan salatiga mempunyai stuktur kepengurusan yaitu
sebagai berikut:
1. RSM : ZENI SETIAWAN
2. DSM : BOWO RESTU AWAN
3. ST : ASEP ISMAIL
4. BMBO : RISNA NUR FAJRIANI MAULINA
5. BMFO : FAHRUDIN FAHRUROZI
PY REMBANG
KODE NAMA NIK
074-5 PY- HARRI SETIYONO 1602-3757
57
074-4 PY- MOH SHODIQ DAWAMI 1508-3599
074-13 PY- AJI EDI WIDOWATI 1703-4739
074-15 PY- ZUSWANTI 1705-4997
074-17 PY- SUNU PRATAMA 1708-5369
074-19 PY- BAYU HERMAWAN 1709-5606
07420 PY- NIA MURTININGSIH 1709-5643
074-21 PY- PETRUS FANNY TRIYOGO 1709-5673
074-22 PY- DEWI EKA PUSPITA
ANGGRAINI
1710-5717
Misi RUMA Arisan Mapan yaitu:
“Untuk meningkatkan akses, derajat, pendapatan untuk masyarakat
berpenghasilan rendah melalui teknologi”.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh seluruh ketua
didampingi oleh penyuluh dari arisan mapan, yaitu pertemuan rutin
(kopdar) sebulan sekali, meliputi pertemuan anggota Arisan mapan
wilayah salatiga, pertemuan anggota Arisan mapan perkecamatan dan
pertemuan anggota arisan mapan perkelurahan (paguyuban mapan).
Tujuan pertemuan ini yaitu untuk diskusi bersama terkait dengan keluhan
dari masing-masing kelompok dan mencari solusi bersama dengan di
dampingi tim penyuluh dari arisan mapan. Kemudian, ada pembuatan grup
58
Whatsapp (WA) di masing-masing ketua arisan bersama dengan
kelompoknya dengan tujuan mempermudah komunikasi, dan ketua
melakukan kegiatan yang wajib dari ketentuan-ketentuan arisan mapan.
Seperti, menyetor uang, cash on delivery (cod) barang dengan kurir dari
Arisan mapan, dan lain sebagainya (Wawancara, 13 Februari, 08: 26
WIB).
B. Ketentuan umum Arisan Mapan Salatiga
Secara umum, Setiap melaksanakan praktek arisan pastinya ada
ketentuan khusus yang di sepakati bersama oleh anggota, aturan yang
digunakan arisan yang pertama yaitu Objek Arisan, Sebelum mengikuti
arisan pastinya ada semacam tawaran dari orang yang mengadakan arisan
maupun anggota yang telah mengikuti arisan yang sering dipertanyakan
adalah objek arisannya, misalnya berupa barang, uang, atau makanan
maka perlu adanya kerelaan dari seseorang tersebut untuk mengikuti
arisan. Yang kedua yaitu Uang dan Waktu, Setelah menentukan objek
arisannya, kemudian membuat kesepakatan bersama untuk menentukan
setoran arisannya per minggu, per 2 minggu, perbulan atau per 2 bulan.
Waktu penyetoran tersebut mempengaruhi jumlah uang yang akan
disetorkan selain dari objek arisan itu sendiri. Dan yang terakhir yaitu
bagaimana sistem Undian arisan, Model undian yang digunakan apakah
secara terbuka ataupun tertutup, berdasarkan kesepakatan bersama. Yang
dimaksud terbuka ialah sistem pemilihan pemenang dengan disaksikan
seluruh anggota arisan, sedangkan yang secara tertutup ialah, sitem
59
pemilihan pemenang dipilih oleh beberapa orang saja setelah itu baru di
umumkan kepada seluruh anggota arisan.
Dari beberapa yang menjadi inti dari arisan diatas, pada Arisan Mpan
salatiga memiliki mekanisme yang berbeda daripada umumnya. Peratuan
di buat bukan atas kesepakatan bersama akan tetapi peraturan dusah ada
dari arisan mapan sendiri, mau tidak mau harus seperti itu, selain itu arisan
mapan juga menggunakan konten Aplikasi yang cukup mudah dalam
pendaftaran untuk menjadi anggotanya. Kemudian dengan sistem level
agen yaitu setelah terdaftar menjadi anggota (otomatis menjadi ketua)
selanjutnya mencari dan mendaftarkan agen paling sedikit berjumlah 4
orang yang menjadi satu kelompok arisan, yang didaftarkan oleh ketua
Arisan melalui aplikasi arisan mapan. Secara umum, ketentuan-ketentuan,
Batasan, Hak dan Kewajiban Ketua Arisan Mapan Salatiga yaitu sebagai
berikut:
1. Ketua Arisan Mapan adalah Agen PT RUMA baik level Dealer
atau level Rekan Usaha yang menjalankan Arisan Mapan.
2. Semua hak dan kewajiban yang dimiliki oleh Ketua Arisan sesuai
dengan level Agen tersebut (Dealer atau Rekan Usaha)
3. Semua proses pendaftaran Ketua Arisan akan mengikuti level
Agen
4. Pendaftaran Ketua dan Kelompok Arisan Mapan tidak dipungut
biaya apapun
60
5. Ketua Arisan wajib memberikan keterangan yang benar tidak lain
dari yang sebenarnya pada saat mendaftar menjadi Ketua Arisan
6. Ketua Arisan wajib memberikan keterangan yang benar tidak lain
dari yang sebenarnya tentang produk Arisan Mapan kepada
anggota Kelompok Arisan
7. Ketua Arisan wajib memastikan Kelompok Arisannya berjalan
dengan baik dan lancar dan tidak terjadi tunggakan
8. Ketua Arisan dilarang mendaftarkan anggota kelompok fiktif, yaitu
mendaftarkan orang sebagai anggota Kelompok Arisan tetapi orang
tersebut tidak ada; atau indentitas orang yang didaftarkan dengan
yang sebenarnya berbeda seluruhnya maupun sebagian.
9. Ketua Arisan wajib menyetorkan uang setoran dari anggota ke PT
RUMA sesuai dengan jumlah dan waktu yang telah ditentukan
oleh sistem aplikasi Arisan Mapan.
10. Ketua Arisan wajib menyerahkan barang yang diterima dari PT
RUMA untuk anggotanya dengan segera, dalam keadaan baik
seperti pada saat semula pengiriman
11. Ketua Arisan dan/ atau Anggota wajib mengembalikan barang
yang sudah dikirimkan bila merasa tidak pernah memesan barang
yang diterima atau barang belum dibayar dan pesanan sedang
dalam proses pembatalan.
61
12. Ketua Arisan dan/ atau Anggota Arisan dilarang mengembalikan
barang retur apabila tidak memenuhi satu atau beberapa alasan
tersebut dalam poin (4.1)
13. Ketua Arisan dan/ atau Anggota Arisan wajib mengembalikan
barang retur dalam kondisi yang lengkap dan baik seperti pada saat
semula menerima barang
Selanjutnya, ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan khusus oleh
ketua arisan yaitu sebagai berikut:
a. Hari/Tanggal Setoran adalah batas maksimal pembayaran untuk
kelompok di periode tersebut
b. Kode Referensi adalah kode yang Ketua Arisan dapatkan dari
media ataupun karyawan PT RUMA dan dimasukkan saat
pendaftaran di aplikasi Arisan Mapan. Jika Ketua Arisan tidak
memiliki kode tersebut, kolom Kode Referensi dapat dikosongkan.
c. Kode Promo adalah kode unik yang dimiliki oleh masing-masing
Ketua Arisan atau Kode Promosi yang muncul di waktu tertentu.
Ketua Arisan dapat memasukkan kode unik Ketua Arisan lain
untuk saling mendapatkan keuntungan atau memasukkan Kode
Promosi agar bisa mendapatkan keuntungan menarik.
d. Ketua Arisan menggunakan Handphone milik sendiri yang sudah
terinstal aplikasi Arisan Mapan untuk mendaftarkan kelompok
secara mandiri
62
e. Dalam hal Ketua Arisan tidak mempunyai Handphone dengan
aplikasi Arisan Mapan, maka pendaftaran kelompok bisa dilakukan
melalui Melati (Melayani sepenuh hati).
f. Ketua Arisan dapat mendaftarkan lebih dari satu kelompok. Tidak
ada batasan jumlah pengajuan arisan. Selain itu, tidak ada
pembatasan pula untuk jumlah arisan yang sedang berjalan (sedang
AKTIF). Ketua Arisan dapat memiliki arisan aktif sebanyak
mungkin.
g. Anggota dapat memesan lebih dari 1 barang dalam 1 kocokan
h. Periode Arisan terdiri dari mingguan dan bulanan dengan jumlah
anggota maksimal masing-masing adalah 15 orang untuk
mingguan dan 5 orang untuk bulanan. Perihal adanya pilihan arisan
bulanan untuk 10 orang, arisan tersebut hanya diperuntukkan untuk
barang tertentu saja.
Adapun mekanisme pelaksanaan arisan mapan yaitu sebagai berikut:
1. Kocokan pertama dimulai minimal 7 hari setelah Ketua Arisan
mendapat SMS konfirmasi (tergantung Hari/Tanggal Setoran)
2. Anggota Arisan rutin menyetorkan uangnya setiap periode kepada
Ketua Arisan
3. Jumlah uang yang disetorkan oleh Anggota Arisan kepada Ketua
Arisan adalah sejumlah Harga Barang/Jumlah Anggota. Jika
barang yang dipilih berbeda, maka setoran tiap orang akan berbeda
sesuai harga barangnya.
63
4. Setelah menerima uang dari Anggota, Ketua Arisan bayar setoran
kelompok melalui Dealer Payment Point, transfer Bank, atau
menggunakan saldo Mapan
5. Setoran yang dibayarkan oleh Ketua Arisan setiap periode adalah
sejumlah setoran kelompok di periode tersebut
6. Jika Ketua Arisan membayar setoran ke kelompok yang salah,
maka segera hubungi Melati dalam 1×24 jam
7. Jika terdapat Anggota yang tidak membayar uang setoran, maka
Ketua Arisan atau Anggota Arisan lainnya dapat menanggung uang
setorannya. Sehingga, pastikan anggota yang bergabung di
kelompok mempunyai komitmen untuk rutin membayar uang
setoran.
8. Jika pada Hari/Tanggal Setoran setoran kelompok belum dibayar,
maka status kelompok tersebut menjadi suspended atau dihentikan.
9. Suspended adalah status arisan untuk kelompok yang ditahan.
Kelompok ditahan jika setoran kelompok belum dibayar hingga
Hari/Tanggal Setoran.
10. Untuk kelompok arisan suspended, pengiriman barang di periode
tersebut dan periode selanjutnya akan dihentikan.
11. Adanya status suspended ini tidak membuat periode arisan untuk
kelompok tersebut bertambah. Sehingga jumlah setoran yang harus
dibayarkan di periode berikutnya adalah 2x lipat (periode saat
gagal gagal bayar dan periode setoran berikutnya).
64
12. Karena status Suspended, Ketua Arisan tidak dapat membayar
sebagian. Seluruh total pembayaran yang telat harus dibayarkan
langsung secara bersamaan.
13. Setelah setoran dibayar, status Suspended otomatis berubah
menjadi Aktif
14. Kocokan Arisan Mapan dilakukan otomatis oleh sistem, bukan
seperti kocokan tradisional pada umumnya.
15. Ketua Arisan akan mendapatkan SMS pemberitahuan pemenang
setiap periodenya dalam H-7 Hari/Tanggal Setoran.
16. Barang tidak dapat diganti ketika Arisan sudah berjalan. Barang
arisan harus ditentukan di awal dan tidak boleh diganti dengan
barang lain.
17. Ketua Arisan berhak mendapatkan komisi dari PT RUMA karena
telah menjadi Ketua Arisan dan menyelesaikan jalannya kelompok
arisan. Komisi akan terus bertambah pada setiap periode dan dapat
digunakan setelah kelompok arisan selesai.
Model pengiriman barang pada arisan mapan yaitu sebagai berikut:
1. Seluruh barang akan diantarkan langsung ke alamat Ketua Arisan.
Khusus untuk barang berat, seperti kulkas, mesin cuci,
dan furniture, akan diantarkan langsung ke alamat Anggota.
2. Barang akan diterima paling lambat 3 hari setelah Hari/Tanggal
Setoran
65
3. Ketua Arisan dapat mengetahui status pengiriman barang melalui
nomor resi yang dikirimkan oleh PT RUMA
4. Bisa juga dengan cash of delivery (cod) ketua arisan dengankurir
dari arisan mapan. Sekaligus menyetor uang arisan yang dititipkan
kepada kurir.
5. Model pengiriman SKSD (satu kecamatan satu delivery day) per
kecamatan dalam satu hari pengiriman barang arisan, supaya
barang segera sampai ditangan ketua arisan.
Ketentuan pembatalan kelompok arisan mapan yaitu sebagai berikut:
1. Pembatalan tidak bisa dilakukan hanya untuk beberapa anggota
kelompok. Pembatalan kelompok Arisan harus dilakukan untuk
satu kelompok.
2. Ketua Arisan dapat menghubungi Melati untuk proses pembatalan
kelompok.
3. Jika ketua bisa mencari pengganti, maka kelompok bisa lanjut
sampai slesai.
4. Jika batal dalam satu kelompok, maka uang akan di kembalikan
sesuai jumlah (jika belum ada undian) (wawancara, 13 februari
2018, 08: 30 WIB).
C. Mekanisme kerja Arisan Mapan Salatiga
Berikut adalah 5 langkah mudah cara kerja Arisan Mapan:
1. Pilih Barang Impian di Katalog Arisan Mapan pendaftaran Arisan
Mapan Cabang Salatiga.
66
Sebelum memulai Arisan Mapan, sebaiknya sudah melihat dan
memilih barang yang akan dibeli. Barang-barang ini dapat dilihat di
Katalog Arisan Mapan. Terdapat berbagai kategori barang berkualitas
dan terjangkau yang di katalog arisan mapan. Kamu bisa membaca
katalog secara online, memesan katalog cetak, ataupun mengunduh
katalog dalam format pdf.
2. Daftar Sebagai Ketua Arisan Mapan
Setelah memilih barang yang akan dibeli, selanjutnya bisa daftar
jadi Ketua Arisan. Tugas utama dari seorang Ketua Arisan adalah
mengatur kegiatan arisan dan mengumpulkan uang setoran arisan
sampai selesai periodenya. Ketua Arisan akan mendapatkan berbagai
bonus menarik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pendaftaran
Ketua Arisan dapat dilakukan dengan berbagai cara: dari website Arisan
Mapan atau aplikasi Mapan.
3. Cari 4 Anggota dan Daftarkan Mereka
Untuk dapat memulai Arisan, Sebuah Kelompok arisan haruslah
memiliki 4 anggota (belum termasuk Ketua Arisan). Minta anggota
arisan untuk memilih Barang impian mereka dari katalog Arisan
Mapan. Arisan mapan dimulai ketika anggota kamu sudah di daftarkan
di awali dengan pengocokan urutan pemenang arisan. Kamu akan
menerima SMS pemenang kocokan 2 hari sebelum bayar Arisan.
4. Bayar Setoran dan Terima Barang Arisan
67
Ketua akan menerima barang pesanan sesuai urutan pemenang dari
hasil kocokan arisan. Pesanan dikirim langsung oleh Tim Antar Mapan
ke Ketua Arisan. Ketua Arisan harus memastikan uang sudah
terkumpul saat Hari Kumpul Uang (sehari sebelum Hari Bayar
Arisan). Iuran arisan yang disetor oleh anggota ke Ketua Arisan akan
berbeda-beda, menyesuaikan dengan harga barang yang mereka pesan.
Pembayaran diberikan kepada Tim Antar Mapan saat barang diterima
(bayar di tempat atau cash on delivery).
Untuk kategori barang non-dropship, barang akan dikirim langsung
ke alamat Ketua Arisan saat Hari Bayar Arisan.
Untuk kategori barang dropship (barang dengan logo dropship di
Katalog Arisan Mapan), Ketua Arisan akan membayar uang setoran
arisan pada Tim Antar Mapan pada Hari Bayar Arisan dan Tim Antar
Mapan akan menyerahkan Sertifikat Tanda Terima Pembayaran
sebagai bukti setoran. Barang akan dikirim oleh Tim Antar Mapan ke
alamat anggota maksimum 7 hari setelah pembayaran.
5. Terima Bonus Arisan
Ketua arian berhak atas berbagai macam bonus menarik. Bonus ini
diberikan sebagai apresiasi untuk ketua arisan karena mereka telah
membantu anggotanya untuk mendapatkan barang berkualitas dengan
harga terjangkau. bonus yang pasti didapat yaitu bonus 10% dari
jumlah setoran dari anggota yang ikut arisan barang non elektronik
dan 5% dari jumlah setoran dari anggota yang ikut arisan barang
68
elektronik. Selain Bonus tersebut yang mungkin didapatkan adalah:
bonus Rekrut anggota, Bonus Rekrut Ketua Arisan Binaan, Bonus
Bulanan, Bonus Promosi Ketua Arisan Binaan, dan Bonus Jalan-Jalan.
D. Cara Mendaftar menjadi ketua Arisan Mapan
Untuk daftar Arisan Mapan, terdapat beberapa cara. Cara yang
paling umum digunakan adalah mendaftar melalui website Arisan Mapan
ini. Cara alternatif adalah dengan menghubungi Penyuluh, apabila sudah
pernah dihubungi. Cara lainnya lagi adalah dengan menggunakan aplikasi
Arisan Mapan yang dapat diunduh di Google Playstore.Daftar Arisan
Mapan juga dapat dibagi dua tahap. Tahap pertama adalah daftar sebagai
Ketua Arisan (KA). Setelah mendaftarkan diri sebagai KA, kamu harus
mendapatkan minimal 3 tambahan anggota agar kamu bisa mendaftarkan
kelompok arisan di tahap kedua.
1. Daftar Jadi Ketua Arisan (KA) Mapan
Untuk mendaftar sebagai Ketua Arisan, kamu harus mengisi
data-datamu seperti Nama Lengkap, Nomor Telepon yang bisa
dihubungi, Alamat Lengkap, dan data lainnya. Untuk
mendaftar sebagai Ketua Arisan melalui website. Setelah
mendaftar sebagai kletua arisan, kamu akan mendapatkan PIN
yang dapat digunakan untuk mendaftarkan kelompok Arisan
(Minimal 4 Orang anggota).
2. Daftar Kelompok Arisan Mapan
69
Untuk mendaftarkan kelompok harus sudah memiliki minimal
4 orang anggota arisan (bisa termasuk kamu juga).
Pendaftaran kelompok juga hanya bisa dilakukan setelah kamu
mendaftar sebagai Ketua Arisan. Ketua Arisan akan memiliki
sebuah nomor khusus pribadi (PIN) yang digunakan untuk
mengakses formulir pendaftaran kelompok. Apabila kamu
sudah mendaftar sebagai Ketua Arisan tetapi belum
mendapatkan PIN, harap hubungi Melati di 1500127. Kamu
juga bisa sewaktu-waktu dihubungi oleh Penyuluh Online yang
akan membantu kamu dalam proses pendaftaran kelompok
(Arisan Mapan, 13 Januari 2018: https://www.mapan.id/).
Dari paparan diatas, mekanisme tersebut fokus pada ketentuan
ketua arisan, dan mekanisme pendaftaran. dapat dijelaskan secara singkat
mekanisme pelakanaan arisan mapan, Supaya lebih mudah pemahannya
maka ditulis dengan tahapan yaitu sebagai berikut:
1. Ketua arisan mendaftar ke arisan mapan melalui penyuluh dengan
aplikasi mapan di handphone, mencantumkan foto KTP, nomer
HP, dan foto ketua arisan mapan dengan membawa katalog arisan
mapan.
2. Ketua arisan mencari anggota minimal 4 orang untuk menjadi satu
kelompok arisan, dengan aplikasi arisan mapan, dengan
mencantumkan identitas secara lengkap sesuai ktp.
70
3. Anggota kelompok tersebut bebas memilih barang yang diinginkan
dalam katalog arisan mapan (barang tidak harus sama). Sesuai
dengan setoran dan harga sesuai dengan yang ada dikatalog
(jumlah setoran berbeda-beda).
4. Kemudian ketua arisan mengkoordinir seluruh anggota untuk
mengumpulkan uang sesuai dengan setoran.
5. Undian pemenang ditentukan oleh aplikasi arisan mapan, bukan di
undi melalui kocokan pada arisan umumnya.
6. Jika pemenang sudah diundi akan diinfokan melalui aplikasi
mapan dihandphone Ketua arisan. undian dibuat per hari dalam
satu kecamatan, misalnya kecamaan tengaran undiannya ada hari
selasa minggu pertama.
7. selanjutnya penyetoran uang kepada kurir sekaligus mengirim
barang arisan kepada ketua, atau bisa COD (khusus barang non
dropship) dengan kurir pada hari yang telah ditentukan oleh arisan
mapan.
8. Apabila barang yang dipilih dalam katalog ada keterangan
dropship, maka pengiriman barang akan dikirim langsung ke
alamat anggota 7-14 hari setelah ketua menyetor uang.
9. Ketua arisan mendapatkan bonus sebesar 10% dari harga barang
non elektronik dan 5% dari barang elektronik.
10. Mulai Mekanisme yang tahap ke-4 diatas, dilakukan sampai
semua anggota mendapatkan barang.
71
Supaya lebih jelas, maka penulis akan memaparkan mekanisme
dari arisan mapan yang dilakukan oleh ketua arisan dengan satu kelompok
dan beranggota 5 orang. Misalnya pemenangnya urut dari huruf A. Di
bawah ini adalah contoh 3 kelompok arisan yang berbeda barang dan
anggotanya.
Anggot
a
Barang/bonu
s (%)
Harga
barang
Setoran
per
anggot
a
Jumla
h
setora
n
Keteranga
n
Sald
o
Bonu
s
(Rp)
A Sharp kulkas
1 pintu biru/
5%
Rp 1,
959,00
0
Rp
391,
800
Rp 717,
400 - Rp
1, 959,000
=
- Rp
1,
241,
600
Rp
97,
950
B Kayeen tas
adriani/ 10%
Rp
310,
500
Rp 62,
100
Rp 717,
400 - Rp
310, 500 =
Rp
406,
900
Rp
15,
525
C Turbo
blender kaca
2L/ 5%
Rp
539,
000
Rp
107,80
0
Rp
717,
400
Rp 717,
400 - Rp
539, 000 =
Rp
178,
400
Rp
26,
950
D Nappolly
lemari
plastik/ 10%
Rp
279,
000
Rp 55,
800
Rp 717,
400 - Rp
279, 000 =
Rp
438,
400
Rp
27,
900
E Boboko
copper
square pan/
10%
Rp
499,
500
Rp 99,
900
Rp 717,
400 - Rp
499, 500 =
Rp
217,
900
Rp
49,
950
Jumlah Rp 3,
587,
000
Rp 0. Rp
218,
275
72
Contoh kelompok 1 diatas merupakan gambaran satu kelompok
arisan mapan dalam satu putaran yaitu selama 5 bulan dengan 5 orang
anggota, pemenang undian arisan tersebut secara urut dari anggota A-E.
Anggota arisan mapan A memesan barang arisan berupa satu buah kulkas
merk Sharp 1 pintu biru, dan karena kulkas termasuk barang elektronik
maka presentase pendapatan bonus untuk ketua arisan yaitu 5% jika
barang tersebut non elektronik maka bonusnya yaitu 10% dari harga cash
sesuai dalam ketentuan pada arisan mapan, harga cash kulkas tersebut
yaitu Rp 1, 959,000. arisan ini diundi setiap bulan sekaligus ketua
menyetorkan uang arisan kepada tim arisan mapan maka setiap anggota
menyetor setiap bulan sekali yaitu sejumlah harga cash barang yang
dipesan dibagi 5, anggota A tersebut menyetor uang perbulannya sejumlah
Rp 391, 800. Begitu juga dengan anggota yang lain, setoran sebulan sekali
sejumlah harga cash barang yang dipesan di bagi 5. Kelima anggota
tersebut menyetor uang perbulan kepada ketua arisan sesuai dengan yang
ada di tabel setoran perbulan tersebut kemudian dari ketua arisan
disetorkan ke arisan mapan, jumlah yang disetorkan berjumlah Rp 717,
400 perbulan setiap kali undian, pada bulan pertama pemenang undian
adalah anggota A, yaitu kulkas seharga Rp 1, 959,000 sedangkan uang
yang terkumpul perbulan hanya berjumlah Rp 717, 400, secara otomatis
uang setoran pertama tersebut kurang sejumlah Rp 1, 241, 600, maka
kekurangan tersebut akan diambilkan dari uang ketua arisan yang lain/ dari
uang global, karena sistem keuangan bersifat global jadi saling melengkapi
73
dan menutup kekurangan dan bonus yang didapat anggota A tersebut
sejumlah Rp 97, 950, selanjutnya pada kelompok yang kedua dengan 10
anggota dengan tempo waktu 10 bulan dan pemenang undian urut dari
huruf A-J dimulai dari bulan yang sama juga dengan contoh kelompok 1
diatas.
Anggota Barang/bon
us (%)
Harga
barang
Setoran
per
anggota
Jumlah
setoran
Keterang
an
Sald
o
Bonu
s
(Rp)
A Lemari
napolly 4
susun/ 10%
Rp
259,
500
Rp 25,
950
Rp 1,
596, 650
- Rp
259,
500=
Rp 1,
337,
150
Rp
25,
950
B Kasur busa
queen/ 10%
Rp
1,099,
500
Rp 109,
950
Rp 1,
596, 650
- Rp
1,099,
500=
Rp
497,
150
Rp
109,
950
C Tas paspor
kayana/
10%
Rp
119,
500
Rp 11,
950
Rp 1,
596, 650
- Rp
119,
500=
Rp 1,
477,
150
Rp
11,
950
D Lemari
napolly 5
susun/ 10%
Rp
299,
500
Rp 29,
950
Rp 1,
596, 650
- Rp
299,
500=
Rp 1,
297,
150
Rp
29,
950
E Kasur busa
queen/ 10%
Rp
1,099,
500
Rp 109,
950
Rp 1,
596,
650
Rp 1,
596, 650
- Rp
1,099,
Rp
497,
150
Rp
109,
950
74
500=
F Led tv 24”/
5%
Rp 2,
179,
500
Rp 217,
950
Rp 1,
596, 650
- Rp 2,
179,
500=
-Rp
582,
850
Rp
108,
975
G Kulkas 1
pintu/ 5%
Rp 2,
203,
500
Rp 220,
350
Rp 1,
596, 650
- Rp 2,
203,
500=
-Rp
606,
850
Rp
110,
175
H Kulkas 1
pintu/ 5%
Rp 2,
203,
500
Rp 220,
350
Rp 1,
596, 650
- Rp 2,
203,
500=
-Rp
606,
850
Rp
110,
175
I Laptop azus
X435SA
Rp 4,
299,00
0
Rp
429,900
Rp 1,
596, 650
- Rp 4,
299,000
=
-Rp
2,
702,
350
Rp
214,
950
J Kulkas 1
pintu/ 5%
Rp 2,
203,
500
Rp 220,
350
Rp 1,
596, 650
- Rp 2,
203,
500=
-Rp
606,
850
Rp
110,
175
Rp
942,
200
Contoh kelompok 2, Pada undian bulan pertama dikelompok 1
pemenang pertama mengalami kekurangan dalam membeli barang
pemenang undian pertama, uang setoran perbulan tidak mencukupi harga
75
barang undian (kulkas), karena uang yang sudah disetor ke arisan mapan
itu bersifat global atau menyeluruh dan jadi satu, maka uang sisa dari
kelompok 2 bisa digunakan untuk melunasi terlebih dahulu supaya bisa
saling menutup kekurangan dikelompok 1, mungkin itulah unsur tolong
menolong yang terdapat didalam arisan mapan sendiri. Secara kasat mata,
layanan arisan mapan ini hanya sekedar memutarkan uang dan hanya
membelanjakan barang arisan kepada anggota, tetapi perusahaan tetap
mempunyai tujuan untuk mencari keuntungan. Mustahil jika perusahaan
meminjamkan uang untuk membelanjakan barang arisan jika terjadi
seperti di kelompok 1 diatas.
Anggot
a
Barang/bon
us (%)
Harga
barang
Setora
n per
anggot
a
Jumla
h
setora
n
Keteranga
n
Saldo Bonu
s (Rp)
A Gilingan
daging/ 10%
Rp
195,
000
Rp
39,000
Rp 271,
000- Rp
195, 000=
Rp 76,
000
Rp
39,00
0
B Gilingan
serba guna/
10%
Rp
279,
000
Rp 55,
800
Rp 271,
000- Rp
279, 000=
-Rp
8000
Rp
55,
800
C Kittle 415
L/ 10%
Rp
169,
500
Rp 33,
900
Rp
271,
000
Rp 271,
000- Rp
169 500=
Rp
101,50
0
Rp
33,
900
D Happy call/
10%
Rp
399,
500
Rp 79,
900
Rp 271,
000- Rp
399, 500=
-Rp
128,
500
Rp
79,
900
E Global eagel
ice/rice/
10%
Rp
154,
500
Rp 30,
900
Rp 271,
000- Rp
154, 500=
Rp
116,
500
Rp
30,
900
76
F Tas ninja/
10%
Rp
157,50
0
Rp 31,
500
Rp 271,
000- Rp
157,500=
Rp
114,
500
Rp
31,
500
Rp
271,
000
Contoh kelompok 3 ini dengan 6 anggota akan tetapi dalam jangka
waktu 5 bulan, diantara salah satu dari lima bulan pada jangka waktu
arisan tersebut ada yang undiannya 2 pemenang arisan seperti itu.
Pemenang udian berurutan dari huruf A-F. Semua mekanisme arisannya
sama, dan bonuspun presentasenya sudah dipatok oleh perusahaan. Saldo
sisa dari pembelian barang selain digunakan untuk menutup kekurangan
dari kelompok lain juga disimpan oleh perusahaan guna untuk
membelanjakan barang arisan dari anggota yang belum mendapat undian.
Yang menjadi unsur untuk mencari keuntungan untuk perusahaan tersebut
yaitu barang yang dijadikan objek arisan ini harganya lebih mahal dari
harga pasaran, seperti contoh harga Sharp kulkas 1 pintu biru dipasaran
harganya kurang lebih Rp 1, 700 di arisan mapan harganya menjadi Rp 1,
959,000, harga Nappolly lemari plastik coklat 4 susun dipasaran kurang
lebih harganya Rp 160, 000 di arisan mapan harganya menjadi Rp 279,
000, harga Led tv 24” pada pasaran harganya kisaran Rp 1,600, itu untuk
semua merk, di arisan mapan harganya menjadi Rp 2, 179, 500, cukup
banyak dalam menaikkan harga barang yang ada pada katalog arisan
mapan tersebut. Sebenarnya didalam katalog sendiri sudah ada keterangan
77
harga cash, tetapi bukan harga cash sama yang dipasaran tatapi harga
khusus yang dibuat oleh perusahaan arisan mapan sendiri yang sudah
dinaikkan10-40% dari pasaran. Dalam islam pengambilan keuntungan
berapapun boleh, kecuali barang tersebut makanan, asalkan dalam
pengambilan keuntungan tersebut tidak ada unsur pengelabuhan,
maksudnya harus adanya keterbukaaan antara penjual dan pembeli supaya
ada kerelaan, kesepakatan dan tak ada unsur keterpakasaan . Memang
secara sosial arisan tersebut sangat membantu, tetapi disisi lain ternyata
malah merugikan dan terjadi penipuan terhadap harga barang arisan
tersebut.
Dari penjelasan diatas sama halnya seseorang membeli barang
akan tetapi barangnya bisa didapat melalui undian dalam aplikasi. Harga
yang dibuat dalam katalog memang tidak sesuai harga pasaran melainkan
seperti harga yang dibuat dalam membeli barang secara kredit, hanya saja
jika kredit barangnya bisa dibawa diawal, jika arisan ini mendapatkan
barangnya melalui sistem undian dengan aplikasi arisan mapan
dihandphone ketua arisan.
Setelah penulis wawancara dengan beberapa ketua arisan mapan,
Pemenang undian yang pertama biasanya barang yang murah lebih dahulu
mendapatkan undian kemudian setelah setengah putaran baru barang yang
lebih mahal undiannya baru keluar, supaya jumlah setoran bisa menutup
harga yang yang lebih mahal terlebih dahulu, dari paparan tersebut bisa
jadi dalam aplikasi arisan mapan sudah diatur oleh adminnya supaya
78
pemenang undian yang lebih awal bukan barang yang mahal. Kemudian,
pada sistem pengolahan keuangan dari uang setoran arisan mapan tidak
terpaku pada uang ketua A atau ketua B, melainkan uang tersebut sudah
dijadikan satu (uang global dalam satu cabang arisan mapan) dari seluruh
setoran ketua arisan, maka dari itu, uang tersebut digunakan untuk
membelanjakan barang yang dimenangkan pada pemenang undian diwaktu
tersebut, karena pengundiannya sebulan sekali, berbasis kecamatan dan
pada hari tertentu secara otomatis perusahaan tidak ada kemungkinan
untuk mengalami kerugian. Karena masing masing ketua arisan banyak
tidak hanya mempunyai satu kelompok arisan saja, jadi tidak akan terjadi
kekurangan uang belanja barang arisan dalam arisan mapan tersebut.
Sampai saat ini yang ketua yang aktif dalam praktek arisan ini kurang
lebih 400 ketua (Wawancara, 13 Februari, 08: 26 WIB).
Selain itu, dari semua harga barang dalam arisan mapan juga lebih
mahal daripada harga barang di pasaran umum dan tidak diketahui oleh
para anggota Arisannya, harga tersebut dinaikkan karena pembayarannya
yang berjangka dan juga untuk keuntungan layanan arisan tersebut.
Sistem arisan mapan tersebut sudah paten dibuat oleh arisan
mapan, ketua hanya melakukan sesuai prosedur yang di tentukan oleh
arisan mapan tersebut. Ketua boleh membuat lebih dari satu kelompok,
contoh pada kelompok 1diatas dalam 5 bulan ketua arisan mendapat bonus
sejumlah Rp 218, 275, (uang tersebut diberikan ketika selesai satu putaran
arisan) atau jika dihitung perbulan sangat minim bonusnya tergantung
79
barang yang dipilih oleh anggota, barang semakin mahal untung semakin
banyak yang di dapat oleh ketua arisan. Ketua yang kreatif pastinya tidak
akan memiliki satu kelompok saja, apabila mempunyai lebih dari satu
kelompok arisan secara otomatis bonus yang didapat lebih banyak
tergantung kekreatifan ketua arisan, semakin banyak kelompok yang
dibuat oleh ketua arisan maka semakin banyak juga keuntungan yang
didapat dalam tempo lima bulan (jika setiap kelompok 5 anggota). Dalam
hal inilah yang di sebut dengan level agen seperti yang disebut dalam
ketentuan umum Arisan mapan diatas.
80
BAB IV
ANALISIS MEKANISME ARISAN MAPAN DITINJAU DARI HUKUM
ISLAM (STUDI DI ARISAN MAPAN SALATIGA)
A. MEKANISME ARISAN MAPAN SALATIGA
Hari ini, masyarakat mengalami peningkatan dalam kebutuhan
kesehariannya, dari hal yang primer, sekunder dan tersier. Seseorang dengan
pendapatan yang diperolehnya dapat membeli pelbagai barang dan jasa sehingga
mencapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya, perilaku
konsumtif pada konsumen di masyarakat sangat berkaitan erat dengan bidang
pemasaran, menurut american marketting association, perilaku konsumen dapat
diartikan sebagai interaksi dinamis antara afektif dan kognis, perilaku dan
lingkungan, yang mana masusia melakukan pertukaran dalam pelbagai sepek
kehidupan mereka. Perilaku konsumen sangat bergantung pada pengetahuan
pelayanan dan pengaruh pada konsumen. Perilaku konsumen dapat disimpulkan
sebagai berikut: (1) perilaku konsumen adalah dinamis, karena pemikiran,
perasaan dan tindakan dari setiap individu konsumen, kelompok sasaran
konsumen dan masyarakat secara keseluruhan adalah selalu berubah. (2) perilaku
konsumen melibatkan interaksi antara pemikiran orang-orang, perasaan, tindakan
dan lingkungan. (3) perilaku konsumen melibatkan pertukaran. Pertukaran ini
sering terjadi pada sesama manusia (UIN Syarif Hidayatullah, 2014, Ahkam
Jurnal Ilmu Syariah).
Banyak sekali masyarakat melakukan kegiatan perekonomian. Khususnya
kegiatan arisan yang semakin hari semakin meningkat, di bentuk dari berbagai
81
cara, berbagai akad dan macam macam metode yang dipakai dalam praktik ini,
pada umumnya arisan pembayaran dan peraturan di sepakati oleh seluruh anggota,
akan tetapi manusia selalu mengembangkan berbagai kegiatan dalam mencari
sebuah hal yang diinginkan, arisan mapan merupakan layanan arisan barang yang
membantu dan memudahkan Ketua Arisan dan orang lain di sekitarnya untuk
membeli barang yang berkualitas dan terjangkau secara bersama-sama.
Arisan mapan ini menggunakan sistem level agen yang ketuanya harus
terdaftar dalam PT RUMA arisan mapan dan terikat dengan perusahaan arisan
tersebut dan melakukan perikatan/ perjanjian dengan perusahaan dengan
menjalankan ketentuan-ketentuan dari perusahaan seperti yang di jelaskan pada
bab sebelumnya. Perjanjian ini terjadi antara seseorang dengan perusahaan,
dimana seorang ketua arisan melakukan perikatan setelah terjadi kesepakatan
dengan perusahaan melalui tim penyuluh dari perusahaan tersebut untuk
melakukan usaha bersama. Dalam hal ini merupakan akad perjanjian dalam
pkratek arisan ini, jika dilihat dari rukun-rukun dalam perjanjian yaitu:
1. Pihak pihak yang berakad (Aqid)
Pihak-pihak yang berakad disini yaitu seorang ketua arisan dengan
perusahaan yaitu PT RUMA Arisan Mapan, dimana dalam perusahaan
diwakilkan oleh seorang penyuluh. Maksud penyuluh aitu seorang dari
perusahaan yang bertugas mencari anggota/ ketua arisan dengan cara
menjelaskan secara detail profil, ketentuan dan mekanisme arisan
mapan.
82
2. Obyek Akad (Ma‟qud‟alaih)
Obyek akad dalam arisan ini yaitu berupa barang, akan tetapi masing-
masing pihak saling membutuhkan, dari pihak perusahaan
membutuhkan jasa (ketua arisan) supaya usaha bersamanya semakin
baik, dan dari pihak ketua arisan membutuhkan barang sebagai obyek
arisan.
3. Tujuan Pokok Akad (Maudhu‟ al-aqd)
Tujuan pokok arisan mapan ini ialah untuk mempermudah masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga. Tujuan utamanya
yaitu tolong menolong antar sesama dan mempermudah dalam
mencapai kebutuhan rumah tangga.
4. Kesepakatan (Sighat al-aqd)
Kesepakatan bersama/ ijab qobul dalam arisan mapan ini yaitu adanya
kemauan dari calon ketua untuk mendaftarkan diri kepada tim
penyuluh arisan mapan yang sudah menjelaskan berbagai ketentuan,
hak, kewajiban, mekanisme arisan mapan tanpa adanya unsur
keterpaksaan. Tim penyuluh mendaftarkan ketua arisan melalui
aplikasi arisan mapan di handphone dengan memberikan KTP dan
nomer HP untuk pencatatatan.
Maka, dalam perikatan usaha arisan mapan tersebut sama dengan akad
perjanjian seperti yang dijelaskan dalam rukun perjanjian diatas. Adapun didalam
syarat perikatan dalam rukun tersebut sudah ada unsurnya, yaitu sama sama rela
dan gamblang (jelas), didalam rukun ada kesepakatan yang mengandung kerelaan
83
dan sebelum adanya kesepakatan penyuluh dari arisan mapan sudah memaparkan
secara gamblang tentang arisan mapan.
Dalam perikatan diatas tidak langsung melakukan arisan langsung, akan
tetapi perikatan tersebut bertujuan untuk membangun mitra usaha bersama dari
perusahaan dengan seorang ketua arisan, ketua arisan sebagai agen pemasar dari
barang yang disediakan oleh perusahaan, yang bertujuan membuat kelompok
arisan karena terbentuknya kelompok arisan harus adanya anggota yang memesan
barang. Jika anggota sudah memesan barang, setiap kali setoran dan undian
perbulannya seolah olah pada waktu setoran tersebut ketua arisan mapan membeli
barang kepada pihak perusahaan yang barang tersebut diberikan kaepada
pemenang arisan.
Kemudian, Sistem undian dengan objek barang ini dilakukan dengan
pengundian pemenang arisan melalui aplikasi arisan mapan untuk mengetahui
siapa yang mendapatkan giliran lebih awal, secara tidak langsung mendapatkan
pinjaman (kreditur) dari anggota arisan yang lain yang belum mendapatkan
undian. Sehingga harus melakukan pembayaran dengan cara mengangsur dalam
arisan tersebut sampai semua anggota mendapatkan undian arisan masing-masing.
Bagi pihak yang belum mendapatkan arisan berarti memberikan pinjaman
(debitur) kepada anggota yang telah mendapatkan undian arisan yang sudah
dilaksanakan. Pinjaman ini tidak bisa ditagih dan tidak bisa ditentukan kapan
waktu mendapatkannya. Karena ini harus melalui proses pengundian pemenang
terlebih dahulu.
84
Transaksi arisan mapan Salatiga ini cenderung kepada hutang piutang
(qardh), jika dilihat dari rukun dan syarat hutang piutang.
4) Lafal (kalimat menghutangi).
Adanya ucapan dari pihak yang kreditur kepada seseorang
membutuhkan, seperti: “saya hutangkan ini kepada engkau” jawab
seorang debitur “saya mengaku berhutang kepada engkau”. Dari
penjelasan tersebut maka, dalam praktek arisan mapan salatiga
menggunakan lafaz yang menyangkut perjanjian yang sesuai dengan
hukum Islam, karena terdapat kesepakatan antara anggota dengan
ketua arisan, walaupun mekanismenya sudah ditentukan oleh arisan
mapan.
5) Kreditur dan Debitur
Setelah melakukan undian pemenang arisan, maka akan diketahui
siapa yang berhutang dan berhutang yaitu
c) Setiap anggota yang namanya keluar lebih awal dalam pengundian
pemenang arisan mapan adalah orang berhutang dalam arisan
(kreditur), karena harus melakukan pemnbayaran seperti anggota
yang lain yang belum mendapat undian, pembayaran tersebut
sampai dengan seluruh anggota mendapat undian arisan.
d) Setiap anggota yang namanya keluar lebih akhir dalam pengundian
arisan mapan sebagai anggota yang berpiutang damlam arisan
(debitur), karena terus melakukan pembayaran kepada ketua arisan.
setelah uang terkumpul kemudian disetorkan ke arisan mapan
85
untuk ditukar dengan barang. barang tersebut diberikan kepada
pemenang arisan yang lebih awal. Secara tidak langsung debitur
memberikan pinjaman kepada anggota lain yang namanya keluar
lebih awal dalam arisan.
6) Barang yang dihutangkan (objek arisan).
setiap barang yang dapat dilihat jumlahnya, mutunya, kualitas dan
manfaatnya boleh dihutangkan. Objek dari arisan mapan ini sudah
jelas yaitu berupa barang kebutuhan rumah tangga, baik yang berupa
elektronik maupun non elektronik, jelaslah barang tersebut bisa dilihat
bentuknua, mutunya, dan kualitasnya dan pasti bisa diserahkan.
Sehingga praktek arisan tersebut cenderung hutang piutang (qardh) bahkan
dilihat dari rukun dan syarat bisa dikatakan sama dengan praktek hutang
piutang yang dilakukan oleh arisan mapan salatiga tersebut. Berdasarkan
paparan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa praktek arisan mapan
tersebut termasuk dalam akad hutang piutang (qardh).
Selain itu, dari segi pemasarannya menggunakan sistem level agen
berjenjang, dengan model tersebut ketua yang mempunyai anggota/ kelompok
banyak maka ketua arisan akan mendapat keuntungan lebih banyak. Dari
paparan tersebut maka dalam sistem pemasaran arisan mapan ini menyerupai
praktek multi level marketting (MLM), yaitu sistem pemasaran yang
berjenjang atau bertingkat banyak. Arisan mapan ini bisa dikatakan seperti
MLM karena anggota kelompok tersebut semakin banyak, sehingga
membentuk sebuah jaringan kerja (network) yang merupakan suatu sistem
86
pemasatan dengan menggunakan jaringan kerja berupa sekumpulan banyak
orang yang kerjanya melakukan pemasaran.
Dilihat dari mekanisme operasional multi level Marketting (MLM) ini
yaitu, penyuluh disebut sebagai distributor yang dapat mengajak orang lain
untuk ikut juga distributor (sebagai ketua arisan), kemudian ketua arian itu
mengajak orang lain itu dapat pula mengajak orang lain lagi untuk ikut
bergabung, begitu seterusnya, semua yang diajak dan ikut merupakan suatu
kelompok arisan yang bebas mengajak orang lain lagi sampai level yang tanpa
batas. Dalam MLM terdapat unsur jasa. Hal ini dapat dilihat dengan adanya
seseorang distributor (sebagai ketua arisan) yang menjualkan barang yang
bukan miliknya dan mendapatkan upah dari presentase harga barang. Selain
itu jika dapat menjual barang tersebut sesuai dengan target yang telah
ditetapkan maka akan mendapatkan bonus yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
Dari penjelasan diatas terkait dengan sistem pemasaran arisan mapan
dengan sistem level agen, maka penulis menyimpulkan praktek arisan mapan
dari segi sistem pemasarannya termasuk praktek Multi Level Merketting
(MLM).
B. TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME ARISAN
MAPAN SALATIGA
Arisan merupakan perkumpulan sekelompok orang, dimana mereka
berinisiatif untuk tetap bertemu dan bersosialisasi. Arisan dapat disebut juga
87
dengan hutang piutang karena adanya kreditur dan debitur dalam praktek
tersebut, dengan menggunakan prinsip dasar tolong menolong (tabarru‟).
Arisan secara umum termasuk praktek muamalah yang hukumnya belum
disinggung dalam Al-Qur‟an dan As-Sunah secara langsung, maka hukumnya
dikembalikan keasal mula muamalah yaitu dibolehkan. Selama ada dalil-dalil
yang mengatur arisan maka praktek arisan tidak ada larangan. Walau demikian
dalam praktek arisan harus memperhatikan aturan yang sudah ada dalam aAl-
Qur‟an maupun As-Sunah yang berkaitan dengan akad tersebut, karena
kesalahan dalam melakukan praktek muamalah dapat merujuk pada riba,
padahal Allah telah melarang Riba dalam hutang piutang yang prinsipnya
yaitu tolong menolong.
Secara bahasa riba berarti tambahan, dengan demikian riba dapat
didefinisikan sebagai tambahan dari pokok hutang, yang dibebankan pada
pihak yang menghutang, dengan cara yang tidak sah (batil) dan dusta (Hasan
Saleh, 2008: 397).
Tambahan pada hutang piutang yang memiliki tempo tertentu sebagai
imbalan perpanjangan tempo tersebut. Demikianlah yang disebut dengan Riba
Nasi‟ah. Adanya tambahan dari kedua pihak yaitu, penambahan waktu dan
penambahan harga barang dari pihak penjual. Karena adanya tambahan
tersebut maka akad tersebut dinamakan riba.
Larangan riba sudah jelas terdapat pada Al-Qur‟an dan Hadis,
sebagaimana firman Allah SWT:
نعهكى تفهح اتما للا ثب أضعبفب يضبعفخ آيا ل تأكها انش ب انز ب أ
88
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan”.(QS. Ali-Imron: 130)
Firman Allah SWT:
ثب و انش حش ع انج أحم للا
“padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”.(Al-Baqarah: 275)
اث انحبكى ع كح س غشب يثم أ ثبثب أ عجع ثب ثلثخ لبل: انش انج د أ يغع
جم أي انش
Al Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas`ud, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda: “Riba itu mempunyai 73 pintu (tingkatan), yang
paling rendah (dosanya) sama dengan seseorang yang melakukan zina
dengan ibunya!”
Jika dilihat dari literatur, setiap sesuatu yang bertambah merupakan riba,
tapi faktanya arisan mapan ini banyak memberikan manfaat bagi anggota, tolong
menolong dalam memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga, hanya saja terjadi
penambahan harga yang tidak sesuai harga pasaran, riba diatas merupakan secara
lafaz atau dari pelaksanaannya.
Pada dasarnya arisan itu dibolehkan selama tidak adanya gharar dan dalil
dalil yang melarangnya, karena dalam praktek arisan terdapat tujuan yang baik,
tolong menolong, silaturahmi, menjalin persaudaraan dan sebagainya maka
mayoritas ulama juga membolehkan akad tersebut.
Islam sangat menganjurkan hal tersebut sebagaimana manusia dalam
kehidupan sosial butuh interaksi dengan masyarakat lain guna untuk
mengembangkan kegiatan muamalah yang bertujun untuk memenuhi kebutuhan
sehari hari. Selain itu juga membantu tetanggga yang kesusahan dan saling
memberi kemanfaatan kepada manusia lain.
89
Tambahan harga barang dalam praktek arisan mapan salatiga tersebut
tidak diketahui oleh anggotanya, anggota hanya mengetahui dari harga yang ada
pada katalog arisan mapan saja. Tambahan harga tersebut dari 10% sampai 40%
lebih mahal daripada harga barang pada pasaran. Memang dalam Islam pada
dasarnya pengambilan keuntungan berapapun itu boleh kecuali barang tersebut
makanan, akan tetapi dilarang mengurangi profesionalitas dalam melakukan
usaha, maksudnya bolehnya mengambil keuntungan berapapun itu harus adanya
kejelasan secara gamblang tidak ada unsur pengelabuhan. Jika terjadi
pengelabuhan jelaslah akad tersebut menjadi riba, termasuk jenis riba nasi‟ah
karena tambahan harga itu adanya perpanjangan tempo dan eksploitasi manusia.
Padahal yang diketahui arisan secara umum ialah hutang piutang dan prinsip
hutang piutang tidak diperbolehkan mengambil keuntungan (akad tabarru‟ tidak
boleh digunakan untuk akad tijarah).
Dalam bulughul maram disebutkan yang dinamakan riba itu karena
terdapat didalam akadnya. tetapi jika menambahkan secara suka rela maka itu
tidak dianggap riba dan bahkan dianjurkan. Anggota merasa terbantu dengan
adanya arisan mapan, karena mempermudah dalam membeli barang untuk
kubutuhan rumah tangga dengan sistem angsuran dan dirasa lebih murah karena
angsurannya perbulan.
Dalam praktek arisan pada arisan mapan salatiga ini penulis melihat
penambahan harga barang yang terdapat didalam arisan tersebut, harga tersebut
sudah tercantum dalam katalog dan harga tersebut tidak sesuai dengan harga
dipasaran terdapat penambahan harga yang cukup tinggi yang tidak diketahui oleh
90
anggota arisan. selain itu terdapat pengambilan keuntungan untuk ketua arisan dan
pastinya PT RUMA Arisan mapan juga.
Berdasarkan pada sub bab yang menjelaskan tentang akad yang terdapat
dalam praktek arisan mapan salatiga sama dengan akad hutang piutang (qardh),
dimana dalam praktek arisan orang telah mendapat undian lebih awal sama
dengan orang yang berhutang disebut (kreditur) kepada orang yang mendapat
undian yang lebih akhir di sebut (debitur). Pada sistem pemasaran menggunakan
sistem Multi level marketting (MLM), dimana seorang ketua arisan (distributor)
mencari anggota sebanyak mungkin untuk dijadikan kelompok arisan lebih dari
satu. Semakin banyak anggota semakin banyak pula keuntungan yang didapat
oleh ketua arisan.
Dari paparan diatas penulis menyimpulkan bahwa praktek arisan di Arisan
Mapan Salatiga dilarang oleh Islam, karena terdapat kenaikan harga yang tidak
sesuai dengan harga pasaran dan tidak diketahui oleh anggota arisan mapan sejak
awal, artinya ada unsur pengelabuhan (tidak gamblang), Selain itu juga jauh dari
unsur tolong menolong. Dalam akad hutang piutang (qardh) merupakan akad
tolong menolong yang pada prinsipnya dilarang untuk digunakan sebagai ajang
mengambil keuntungan (tijarah). Dalam Hadis Nabi yang mengatur larangan
akad tabarru‟ menjadi akad tijarah yaitu: “Dari Ibnu Mas’ud bahwasanya Nabi
SAW bersabda, tidaklah seorang muslim memberikan pinjaman (Qardh) kepada
muslim lainnya, sebanyak dua kali, melainkan pahalanya seperti sedekah sekali”
(HR. Ibnu Majah). Allah telah menganjurkan saling tolong menolong sesama
manusia bukan untuk mencari keuntungan.
91
BAB V
PENUTUP
C. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai mekanisme
arisan di Arisan Mapan Salatiga, Dari paparan hal-hal dalam Bab
sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam mekanisme praktek arisan di RUMA Arisan mapan
menggunakan beberapa akad, adapun akad yang pertama yaitu, akad
perjanjian/ perikatan dimana didalam akad tersebut yang melakukan
perjanjian yaitu pihak perusahaan dengan perseorangan yang saling
berinteraksi. akad yang kedua yaitu menggunakan akad hutang
piutang, dimana Anggota yang mendapatkan undian lebih awal disebut
kreditur, karena anggota tersebut berhutang kepada anggota lain yang
belum mendapatkan undian. Anggota yang mendapatkan undian lebih
akhir disebut debitur, karena anggota tersebut memberikan pinjaman
uang setoran kepada anggota yang mendapat undian lebih awal. Dan
akad yang ketiga yaitu menggunakan akad mutilevel Marketting dalam
sistem pemasarannya, dimana seorang ketua setiap satu putaran dalam
satu kelompok arisan mendapatkan bonus dari pihak PT RUMA
Arisan Mapan Salatiga. Bonus tersebut sudah ditentukan oleh pihak
Perusahaan. Ketua boleh mempunyai lebih dari satu kelompok arisan,
dan anggota arisanpun juga bisa membuat kelompok dan menjadi
92
ketua dalam kelompoknya. Semakin banyak kelompok yang
dikoordinir bonus seorang ketua semakin banyak.
2. Ditinjau dari Hukum Islam, dalam mekanisme arisan mapan ini
terdapat tambahan atau kenaikan harga barang arisan yang tidak
dietahui oleh anggota maka transaksi tersebut mengandung unsur Riba
dalam hutang piutang dan mengandung unsur pengelabuhan/ tidak
gamblang dalam transaksi tersebut, maka transaksi tersebut dilarang
dalam Islam. Pada prinsipnya arisan dengan akad hutang piutang
tersebut bertujuan untuk tolong menolong sesama manusia akan tetapi
disini ada unsur untuk mencari keuntungan. Karena Hutang piutang
(Qardh) dikategorikan sebagai aqad tabarru‟ yang tidak boleh
mendatangkan keuntungan (tijarah).
D. SARAN
Praktek arisan tersebut memang sudah memberikan banyak manfaat
kepada masyarakat khususnya diwilayah kota salatiga, akan tetapi ada
beberapa hal yang perlu diberbaiki dalam mekanisnmenya, seperti harus ada
keterbukaan yang harus dijelaskan kepada anggota arisan mapan salatiga
antara harga pasaran dengan harga yang ada pada arisan mapan supaya para
anggota tidak dirugikan hanya karena model arisan yang seharusnya
meringankan, tetapi tanpa sadar anggota malah dirugikan oleh perusahaan.
Selain itu, pada harga barang juga harus sesuai dengan harga dipasaran
supaya dapat tercapai tujuan dari tolong menolong. Karena pada prinsipnya
93
Arisan dengan akad Hutang piutang tersebut dikategorikan Akad Tabarru‟
(tolong menolong) bukan kategori Akad Tijarah (mencari keuntungan).
Bagi masyarakat umum jika mengikuti arisan dalam suatu lembaga
tertentu sebaiknya teliti sebelum mendaftarnya, dari harga, mekanisme arisan
dan hal hal yang perlu diteliti supaya tidak terjadi kerugian maupun tertipu
dalam mengikutinya.
E. Kata Penutup
Alhamdulillah Puji Syukur Bagi Allah Yang Maha Mengerti Akan
Mahluknya yang sedang berproses mengerjakan tugas akhir guna untuk
mendapat gelar Sarjana Hukum, dengan skripsi yang berjudul TINJAUAN
HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME ARISAN (STUDI DI PT
RUMA ARISAN MAPAN SALATIGA) sampai pada titik akhir, yang telah
memberikan kekuatan, kesabaran dan keistiqomahan dalam proses
menyelesaikan skripsi ini. Walaupun banyak rintangan dan kesulitan yang
harus dilewati oleh penulis. Penulis memohon maaf dengan sangat penulisan
skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banuyak yang perlu
diperbaiki. Penulis sangat berharap dengan adanya kritik dan saran yang
konstruktif supaya memperbaiki masa yang akan datang.
Sebelumnya penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Allah SWT
dan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini
semoga mendapat keberkahan dari-Nya. Amin Yaa Rabbal Alamin...
94
Daftar Pustaka
Abdul Qadir Syaibah Al-Hamd, 2007, Fiqh Islam Sarah Bulughul Maram,
Jakarta: Darul Haq. Cetakan Pertama
Abdulkadir Muhammad, 1993, Hukum Perdata Indonesia, Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti. Cetakan Kedua
Abi Asmana, diakses pada 15 februari 2018,
http://legalstudies71.blogspot.co.id/2015/09/bunga-menurut-undang-
undang.html?m=1
Afton Najib, 2017, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Arisan Bahan
Bangunan”(Studi Kasus Di Desa Pingit Kecamatan Rakit Kabupaten
Banjar Negara), Https://Scholar.Google.co.id, Diakses Pada 19 Januari
2018
Ahkam Jurnal Ilmu Syariah, 2014, “Kartu Kredit Syariah dan Perilaku Konsumtif
Masyarakat”, hlm 287
Arisan Mapan, 22 Januari 2018: Https://www.mapan.id/
Burhan Ashshofa, 2001, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Rineke Cipta.
Cetakan Kedua
Dewi, Gemala., Wirdyanngsih., Yeni Salma Barlinti, 2005, Hukum Perikatan
Islam Indonesia, Jakarta: Prenada Media. Cetakan pertama
Enang Hidayat, 2015, Fiqh Jual Beli, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cetakan
Pertama
Hasan Saleh (Ed), 2008, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Ibrahim Muhammad Al-Jamal, 1999, Fiqh Muslimah Ibadat Muamalah, Jakarta:
Pustaka Amani.
95
KBBI.22 Januari2017. http://kbbi.web.id/arisan
Kholid Syamhudi, 2014, https://almanhaj.or.id/3818-arisan-dalam-pandangan-
islam.html, diakses 2 Februari 2018
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Tangerang Selatan: SL Media
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, 2017, Ekslusive www.badilag.net.
Lubis, Suhrawardi K., Farid Wajdi, 2014, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta Timur:
Sinar Grafika. Cetakan Kedua
MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru) Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia Kota Salatiga, 2015, Yogyakarta: Lingkar Media.
Mardani, 2013, Hukum Perikatan Syariah Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika.
Cetakan Pertama
Maslikhah, 2013, Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa,
Yogyakarta: Trustmedia. Cetakan Pertama
Metode Penelitian, theorymethod.blogspot.co.id: diakses 23 januari 2018
Muji Wahyu Setiyaningsih, 2015, “Jual Beli Arisan Uang Dalam Perspektif
Hukum Islam (Studi Kasus Arisan Uang Wagean Di Desa Cikidang
Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas)”,
Https://Scholar.Google.co.id, Diakses Pada 19 Januari 2018
Natiazuriahms, 21 Maret 2018, googleweblight.com
Nur Qomariyah, 2009, “Tinjauan hukum Islam Terhadap Praktek Arisan Jajan
Dengan Sistem Bagi Hasil di Tambak Lumpang Kelurahan
Sukomanunggal Kecamatan Sukomanunggal Surabaya”,
Https://Scholar.Google.co.id, Diakses Pada 19 Januari 2018
Pasaribu , Chairuman.,Suhwardi K. Lubis, 2004, Hukum Perjanjian Dalam Islam,
Jakarta: Sinar Grafika. Cetakan Ketiga
96
Purwanto, 2012, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Kasus Jual Beli Arisan Di
Desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang”,
Https://Scholar.Google.co.id, Diakses Pada 19 Januari 2018
Qamarul Huda, 2011, Fiqh Muamalah, Yogyakarta: Teras. Cetakan Pertama
Subekti, R, 1995, Aneka Perjanjian, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Cetakan
Kesepuluh
Sulaiman Rasjid, 2004, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo. Cetakan Ke
37
Wawancara Dengan Bapak Moh Shodiq Dawami, Penyuluh Arisan Mapan
Salatiga, 13 Februari 2018, 08.30 WIB.
Wawancara Dengan Ibu Nurul Wakhidatul Khasanah, Ketua Arisan Mapan
Salatiga, 23 Februari 2018, 18.45 WIB.
Widia Fahmi, 2017, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Arisan Dengan
Sistem Tawaran (Studi Kasus Di Desa Sidotani, Kecamatan Bandar,
Kabupaten Simalungun)”, Banda Aceh: Fakultas Syariah Dan Hukum,
UIN Ar-Raniry
Wikipedia.10Januari2017.Http://Id.M.Wikipedia.Org/Wiki/Mekanisme
Wildan Nurlaela Hidayah, 2015. “Tinjauan hukum Islam terhadap praktek arisan
sistem gugur berhadiah (studi kasus di BMT Al-hikmah Kecamatan
Mlonggo Kabupaten Jepara)”, Https://Scholar.Google.co.id, Diakses Pada
19 Januari 2018
101
DAFTAR NILAI SKK
NAMA : M. RO‟ISUN NI‟AM
NIM : 214-13-010
FAKULTAS : SYARIAH
JURUSAN : HUKUM EKONOMI SYARIAH
NO NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN KETERANGAN NILAI
1. Sekolah sejarah PC.
PMII Purworejo
1-4 Oktober 2017 Peserta 3
2. Lokakarya Imsakiyah
Ramadhan 1737 H
Fakultas Syariah
30 April 2016 Peserta 2
3. Pelatihan
technopreuneur bagi
wirausaha pemula
5 Mei 2017 Peseta 3
4. Ramadhan in campus,
Yaa bisamillah
16 Juni 2017 Peserta 2
5. Seminar nasional
melawan radikalisme
dan komunisme PC
PMII Kota Salatiga
Agustus 2016 Peserta 6
6. Pelatihan kader muda
(lakmud) PC IPNU
IPPNU Kab. Semarang
25 November
2015
Peserta 3
7. Seminar wawasan
kebangsaan, PC IPNU
IPPNU Kab. Semarang
2 April 2016 Peserta 2
8. Seminar nasional,
Hukum Ekonomi
Syariah
4 November 2015 Peserta 8
102
9. Semiloka nasional dan
kongres forum
mahasiswa syariah Se
indonesia(FORMASI)
6-8 Mei 2016 Peserta 8
10. Seminar motivasi, yaa
Bismillah
23 Desember 2015 Peserta 2
11. Sertifikat utp
perpustakaan
16 Desember 2013 Peserta 2
12. Talk show, Yaa
Bismillah
29 September
2015
Peserta 2
13. Opak syariah 2013 29 Agustus 2013 Peserta 3
14. Talk show, Yaa
Bismillah
14 Desember 2014 Peserta 2
15. Pelatihan managemen
TPQ, Yaa Bismillah
3 Juli 2014 Peserta 3
16. Seminar nasional, HMJ
AS
Desember 2014 Peserta 6
17. Seminar Internasional,
IAIN Salatiga
28 Februari 2015 Peserta 8
18. Sertifikat, survival
English Program
13 Januari-7
Februari 2015
Peserta 3
19. Opak STAIN Salatiga
2013
26-27 Agustus
2013
Peserta 3
20. Sosialisasi regulasi
terkait FKUB kepada
mahasiswa
30 Mei 2016 Peserta 2
21. Seminar nasional, Senat
Mahasiswa IAIN
Salatiga
6 September 2016 Peserta 6
22. Pelatihan Kader Dasar,
PR dakwah PMII Kota
25-27 Maret 2016 Peserta 3
103
Salatiga
23. Kuliah umum, fakultas
syariah
19 September
2016
Peserta 2
24. ESQ Leadership
Training, Bidikmisi
IAIAN Salatiga
13 Juni 2016 Peserta 3
25. Public Hearing SEMA
IAIAN Salatiga
17 November
2016
Peserta 2
26. Sosialisasi empat pilar,
MPR RI
- Peserta 6
27. MAPABA PR Syariah
ZUJ
Oktober 2016 Panitia 3
28. Sertifikat seminar
nasional, Dema F
Syariah
27 Juni 2015 Panitia 8
29. SK panitia OPAK
2015, Dema F Syariah
13-14 Agustus
2015
Panitia 3
30. Sertifikat OPAK 2015,
Dema F Syariah
13-14 Agustus
2015
Panitia 3
31. Sertifikat seminar
nasional, Dema F
Syariah
2 Juni 2016 Panitia 6
32. SK Kepengurusan
DEMA F Syariah 2015
2015 Pengurus 4
107
PEDOMAN WAWANCARA
1. Apa yang dimaksud RUMA Arisan Mapan?
2. Bagaimana sejarah singkat RUMA Arisan Mapan Salatiga?
3. Bagaimana sistem pendataan anggota Arisan Mapan?
4. Bagaimana Syarat dan Ketentuan Arisan Mapan?
5. Bagaimana mekanisme praktek Arisan Mapan?
6. Bagaimana sistem pengiriman Barang Arisan Mapan?
7. Apa saja kegiatan dalam Arisan Mapan?
8. Bagaimana tahapan pembatalan arisan?
9. Bagaimana managemen keuangan Arisan Mapan?