nim: 101070023073 q.(j.j -...

107
1J1ijf51 /P HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA ); ' . '" i '""" ;-;.;_; SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh: Imam Fahrni Umami NIM: 101070023073 Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana .. -. _, •iari . fgl. ; No. lnduk : Q.(J.J - t 1..::::- 2t'TG'o" klasifikasi • ................................... __ . ·············································· FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009. M

Upload: hatram

Post on 08-Apr-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

1J1ijf51 /P HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN

KENAKALAN REMAJA

); ' . '" i '""" ;-;.;_;

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh:

Imam Fahrni Umami

NIM: 101070023073

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana fi~~~P.J?9i ~ .. -. _, •iari . ........-~'WW@*1'w:u-iqv,'R-~

fgl. ; It:::cz;:~:~~"'''"'HH\HH~ No. lnduk : Q.(J.J - t 1..::::-2t'TG'o" klasifikasi • ................................... __

. ·············································· FAKULTAS PSIKOLOGI •

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009. M

Page 2: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Pembimbing I

Oleh:

Imam Fahrni Umami

NIM: 101070023073

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing II

S. Evangeline I. Suaidy, M.Si.. Psi NIP: 5150411217

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 3: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

PENGESAHAN PANITIA Jl.fif!iRPUSTAKAAN UTAMA ··1 UIN SYAHID JAKARTA

Skripsi yang berjudul Hubungan Keharmonisan Keluarga dengan

Kenakalan remaja telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada: Senin, 7

Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Jakarta, 7 Desember 2009

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris merangkap Anggota

Jahja Umar, Ph.D

NIP. 130 885 522 NIP. 195661223 198303 2001

Anggota:

Penguji I

~---Ors. Rachmat Mulyono, M.Si., Psi

NIP. 150 293 240

Pembimbing I

Dr . Fadhilah Sura a a M.Si

NIP. 195661223 198303 2001

Penguji II

NIP. 195661223 198303 2001

S. Evangeline I. Suaidy, M.Si., Psi

NIP. 5150411217

Page 4: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan

Karya sederhanaku ini untuk kedua orang tuaku tercinta

Yang tidak pernah lelah untuk mendorong dan

mendoakan penulis dalam menyelesaikan kuliah ini,

keringat dan cucuran air matanya takkan kusia-siakan lagi.

Untuk keponakan dan kakak-kakakku

yang sangat kusayangi,

Terima kasih alas semua pengorbanannya.

Dan untuk Furi lndriyani yang sangat kucintai

Page 5: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

(A) Fakultas Psikologi (B) November 2009 (C) Imam Fahrni Umami

ABSTRAK

(D) Hubungan Keharmonisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja (E) xiv + 95 halaman (F) Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan karena belum

diperolehnya status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi dalam status anak-anak. Secara umum usia remaja berkisar antara 12 sampai 22 tahun yang ditandai dengan terjadinya berbagai perubahan baik dalam bentuk fisik emosi maupun psikologisnya. Masa transisi tersebut kemungkinan dapat menjadi masa krisis yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku yang menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu. Melihat kondisi tersebut, apabila didukung oleh lingkungan yang kurang kondusif dan kepribadian yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai perilaku menyimpang dan tingkah laku negatif yang melanggar aturan dan norma yang ada di masyarakat atau yang biasanya disebut dengan istilah kenakalan remaja atau juvenile delinquency.

Kenakalan remaja adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut melanggar aturan atau norma (baik norma agama, norma hukum maupun norma-norma lainnya yang berlaku di masyarakat) yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

Keharmonisan keluarga adalah situasi dan kondisi dalam keluarga dimana di dalamnya tercipta kehidupan beragama yang kuat, suasana yang hangat, saling menghargai, saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga dan diwarnai oleh kasih sayang dan rasa saling percaya sehingga memungkinkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara seimbang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan negatif yang signifikan antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/i SMP DUA MEI Ciputat berjumlah 234 orang. Sampel yang digunakan berjumlah 39 orang yang diambil dari kelas VII, VIII dan IX. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Teknik pengambilan data

Page 6: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

menggunakan skala model Likert, skala yang digunakan adalah skala kenakalan remaja dan skala keharmonisan kelurga.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel penelitian berdasarkan analisa koefisien korelasi.

Setelah kedua skala diuji validitasnya dengan korelasi Product Moment dari Pearson dan diuji reliabilitasnya dengan Alpha Cronbach, untuk skala kenakalan remaja diperoleh 31 item valid dengan koefisien reliabilitas sebesar 0, 9110, sedangkan untuk skala keharmonisan keluarga diperoleh 26 item valid dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,8908, semua item yang valid dalam kedua skala ini digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 15 for Windows dengan teknik uji korelasi Product Moment dari Pearson. Dari hasil penelitian diperoleh rhitung sebesar -0.159 lebih kecil dari r1abe1 pada taraf signifikansi 5% sebesar 0.316. Dengan demikian, maka hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan negatif yang signifikan antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja diterima. Arah hubungan yang dihasilkan menunjukkan arah yang negatif, yang bermakna ada kecenderungan semakin tinggi keharmonisan keluarga maka semakin berkurang kenakalan remaja meskipun hubungan tersebut tidak signifikan.

Bagi peneliti selanjutnya penulis berharap dapat menggali masalah ini lebih dalam dan sebaiknya responden yang diambil lebih bervariasi atau bila memungkinkan dapat digunakan kombinasi dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan jumlah responden yang lebih besar, sehingga dapat diperoleh sebuah gambaran menyeluruh mengenai keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja. Selain itu, adanya variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah, status sosial ekonomi, kondisi lingkungan, konformitas, identitas, kepribadian dan lain­lainnya adalah beberapa faktor yang dapat dijadikan variabel bebas.

(G) Daftar Pustaka: 29 (1977 - 2008)

Page 7: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

KAT A PENGANT AR

Alhamdulillah, puji serta syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT

karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya telah memberikan kekuatan

lahir dan batin kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah untuk Nabi Muhammad SAW

sebagai suri tauladan yang sempurna untuk seluruh umat manusia di muka

bumi ini hingga akhir zaman, serta kepada keluarga dan para sahabatnya

yang senantiasa mendampinginya dalam menyebaran ajaran kebenaran.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan dedikasi dari

berbagai pihak yang telah membantu kelancarannya sehingga penulis dapat

menyelesaikannya. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat penulis akan

memberikan rasa terima kasih kepada semua pihak tersebut, diantaranya:

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Jahja

Umar, Ph.D beserta jajaran pimpinan lainnya.

2. lbu Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si, Dosen Pembimbing I dan lbu S.

Evangeline I. Suaidy, M.Si, Dosen Pembimbing II, yang di tengah

kesibukannya telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan,

bimbingan dan saran dalam penulisan skrispsi ini.

3. lbu solicha, M.Si, Dosen Penasehat Akademik penulis serta seluruh

dosen Fakultas Psikologi yang teiah banyak memberikan ilmu dan

arahannya.

4. Orang tua tercinta, Hasan Djayadi dan Didoh Hidayatulmilah yang telah

memberikan kasih sayang dan doa yang tiada henti-hentinya dipanjatkan

kepada Allah SWT guna keberhasilan dan kebahagiaan anak-anaknya.

Terima kasih yang tak terhingga ananda ucapkan dari hati yang paling

dalam. Ya Allah, Berikanlah kemuliaan untuk kedua orang tuaku ini, Amin.

5. Untuk kakak-kakak tercinta; Neneng Fatimatu Zahra, Nunung Nurlaela,

Asep Muhamad Iqbal dan Rina Khaerunnisa yang telah memberikan

bantuan baik moral maupun materiil serta fasilitas yang penulis butuhkan

Page 8: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

dalam penulisan skripsi ini, kebaikan dan kemurahan hatinya akan selalu

penulis ingat.

6. Semua keponakanku tersayang: Ulfa, Fikri, Syahla, Salwa, Nabiel dan

Najwa serta calon adiknya yang masih dalam kandungan, senyum kalian

selalu membuat penulis rindu dan bahagia.

7. Teruntuk Furi lndriyani, orang yang sangat istimewa yang selalu

mendampingi penulis baik suka maupun duka, terutama dalam penulisan

skripsi ini. Terima kasih alas kepedulian, kasih sayang, bantuan moral dan

materiil, saran serta kesetiaannya mendampingi dan menunggu penulis

selama ini.

8. Untuk sahabatku Abdul kholiq, teman-teman Fakultas Psikologi angkatan

2001, Aan, Sibul, Rahmat, Akbar yang udah mau berbagi tinta printernya,

saudaraku Dadang, Azis, Fikri, Mang Arif, Badrus, lntan dan Ros yang

udah minjemin kartu perpustakaannya. Serta teman-teman yang tidak

dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan support serta kritik

yang mernbangun.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikannya. Amin

Jakarta, November 2009

Penulis

Page 9: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

DAFTAR ISi

Lembar Persetujuan ..................................................................................... ii

Lembar Pengesahan ................................................................................... iii

Persembahan ............................................................................................... iv

Abstrak ........................................................................................................ v

Kata Pengantar ........................................................................................... vii

Daftar lsi ...................................................................................................... ix

Daftar Tabel ................................................................................................. xiii

Daftar Skema .............................................................................................. xiv

BABIPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

1.2. ldentifikasi Masalah ...................................................................... 8

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 8

1.3.1. Pembatasan masalah ........................................................ 8

1.3.2. Perumusan masalah ......................................................... 9

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 9

1.4.1. Tujuan penelitian ............................................................... 9

1.4.2. Manfaat penelitian ............................................................. 1 O

1. Manfaat teoritis ............................................................. 1 O

2. Manfaat praktis ............................................................. 1 o

1.5. Sistematika Penulisan .................................................................. 1 O

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kenakalan Remaja ...................................................................... 12

2.1.1. Definisi Remaja ..... .... .. .. .. .......................................... 12

Page 10: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

2.1.2. Ciri - ciri masa remaja ....................................................... 16

2.13. Tugas-tugas perkembangan remaja ................................... 19

2.1.4. Definisi kenakalan remaja ................................................. 20

2.1.5. Bentuk dan aspek kenakalan remaja ................................ 21

2.1.6. Latar belakang kenakalan remaja ..................................... 24

2.1.7. Karakteristik kenakalan remaja ......................................... 25

2.1.8. faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja ........ 28

2.1.9. Upaya-upaya mengatasi kenakalan remaja ...................... 33

2.2. Keharmonisan Keluarga ............................................................... 36

2.2.1. Pengertian keluarga .......................................................... 36

2.2.2. Ciri-ciri keluarga ................................................................ 40

2.2.3. Peran dan fungsi keluarga ................................................ 40

2.2.4. Pengertian keharmonisan keluarga ................................... 41

2.2.5. Aspek-aspek keharmonisan keluarga ............................... 43

2.2.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi

keharmonisan keluarga ..................................................... 46

2.3. Kerangka Berpikir ......................................................................... 48

2.4. Hipotesis ...................................................................................... 52

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jen is Penelitian ............................................................................ 53

3.1.1. Pendekatan dan metodologi penelitian ............................. 53

3.2. Definisi variabel dan operasional variabel .................................... 53

Page 11: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

3.3. Pengambilan sampel .................................................................... 54

3.3.1. Populasi dan sampel ......................................................... 54

3.3.2. Teknik pengambilan sampel .............................................. 55

3.4. Teknik pengumpulan data ............................................................ 55

3.4.1. Metode dan instrumen pengumpulan data ........................ 55

3.4.2. Teknik uji instumen penelitian ........................................... 60

1. Uji validitas ...................................................................... 60

2. Uji reliabilitas ................................................................... 64

3.5. Teknik analisa data ...................................................................... 65

3.6. Prosedur penelitian ...................................................................... 66

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gamba ran Um um Subjek Peneliti ................................................ 68

4.1.1 Gamba ran subjek berdasarkan jenis kelamin .................... 68

4.1.2. Gambaran subjek berdasarkan penyebaran skor .............. 68

1. Kategorisasi skor kenakalan remaja ............................... 68

2. Kategori skor keharmonisan keluarga ............................. 71

4 2 P .. H. t . . . enguj1an 1po es1s ...................................................................... 73

4.3. Hasil Tambahan ........................................................................... 74

4.3.1. Keharmonisan keluarga __ ...... _ .... _ ..... _ ................................ 7 4

4.3.2. kenakalan remaja .............................................................. 78

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ····································································-··-··-··-··--· 81

Page 12: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

5.2. Diskusi .......................................................................................... 81

5.3. Saran ............................................................................................ 86

DAFT AR PUST AKA ................................................................................... 88

LAMPI RAN ................................................................................................. 91

Page 13: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

DAFTAR TABEL

Table 3.1 Bobot Nilai ----------------------------------------------------------------------------- 56

Table 3.2 Blue Print Kenakalan Remaja ------------------------------------------------ 57

Table 3.3 Blue Print Keharmonisan Keluarga ---------------------------------------- 58

Table 3.4 Blue Print Hasil Try Out Skala Kenakalan Remaja ---------------- 61

Tabel 3.5 Blue Print Hasil Try Out Skala Keharmonisan Keluarga -------- 63

Tabel 3.6 Tingkat reliabilitas ------------------------------------------------------------------ 64

Tabel 4.1 Jenis kelamin ------------------------------------------------------------------------- 68

Tabel 4.2 Kategorisasi Skor Kenakalan Remaja ----------------------------------- 69

Tabel 4.3 Tingkat kenakalan remaja berdasarkan jenis kelamin ------------ 70

Tabel 4.4 Tingkat keharmonisan keluarga berdasarkan jenis kelamin ___ 71

Tabel 4.5 Perbandingan antara kenakalan remaja dengan

keharmonisan keluarga ...... ____ ----------------- _____ ------------ _______________ 72

Tabel 4.6 Hasil uji korelasi ---------------------------------------------------------------------- 74

Tabel 4.7 Nilai R square keharmonisan keluarga ___________________________________ 76

Tabel 4.8 Uji konstanta aspek keharmonisan keluarga -------------------------- 76

Tabel 4.9 Nilai R Square kenakalan remaja ------------------------------------------- 79

Tabel 4.10 Uji konstanta aspek kenakalan remaja ___________________________________ 80

Page 14: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

DAFTAR SKEMA

Tabel 2.1 Skema Kerangka Berpikir ...................................................... 51

Page 15: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan karena belum

diperolehnya status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi dalam status

anak-anak. Secara umum usia remaja berkisar antara 10 sampai 22 tahun

yang ditandai dengan terjadinya berbagai perubahan baik dalam bentuk fisik

emosi maupun psikologisnya (Santrock, 2003). Para ahli membagi rentangan

usia remaja ini berdasarkan sudut pandang masing-masing sehingga terjadi

perbedaan antara permulaan dan berakhirnya masa remaja.

Masa transisi tersebut kemungkinan dapat menjadi masa krisis yang ditandai

dengan kecenderungan munculnya perilaku yang menyimpang. Pada kondisi

tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang

mengganggu. Melihat kondisi tersebut, apabila didukung oleh lingkungan

yang kurang kondusif dan kepribadian yang kurang baik akan menjadi

pemicu timbulnya berbagai perilaku menyimpang dan tingkah laku negatif

yang melanggar aturan dan norma yang ada di masyarakat atau yang

biasanya dist:ibut dengan istilah kenakalan remaja atau juvenile delinquency.

1

Page 16: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

2

Secara mayoritas pelaku kenakalan remaja berusia di bawah 21 tahun.

Angka tertinggi kejahatan pada usia 15 - 19 tahun, dan sesudah usia 22

tahun kasus kejahatan menurun (dalam Kartono, 2006). Hal ini disebabkan

karena mulainya proses pendewasaan, sehingga remaja mulai bisa

mempertimbangkan setiap perilaku agar tidak menyimpang dari norma-norma

yang ada di masyarakat.

Secara umum kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku

remaja yang bertentangan dengan norma-norma yang ada di dalam

masyarakat di mana ia hidup dan terkandungnya unsur-unsur anti-normatif.

Kartini Kartono (2006) mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula

sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat sosial disebabkan oleh

pengaruh sosial yang ada di tengah masyarakat, sehingga perilaku mereka

dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut kenakalan. lstilah

kenakalan remaja atau juvenile delinquency mengacu pada suatu rentang

yang luas, mulai dari tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial

sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2006).

Dewasa ini sering terjadi seorang remaja digolongkan sebagai anak yang

nakal jika pada remaja tersebut menunjukkan kecenderungan anti-sosial

yang dapat menimbulkan gangguan keamanan, ketentraman dan ketertiban.

Page 17: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

pencurian, pembunuhan, penganiayaan, pemerasan dan perbuatan­

perbuatan Jainnya yang bisa meresahkan masyarakat.

Jika dilihat dari aspek sikap dan jenis perbuatan, maka Johnson (dalam

Monks, 1999) membagi kenakalan remaja ke dalam dua jenis, yaitu

kenakalan sosiologis dan kenakalan individual. Kenakalan sosiologis terjadi

jika seorang remaja menentang seluruh konteks (termasuk norma, adat,

budaya dan lain-lainnya) sosial kecuali konteks sosialnya sendiri. Dalam

kondisi tersebut kebanyakan remaja yang nakal tidak merasa bersalah bila

melakukan kejahatan yang merugikan orang lain asal bukan dari

kelompoknya sendiri. Sedangkan kenakalan individual, remaja tersebut

memusuhi semua orang, baik tetangga, kawan bahkan kedua orang tuanya

sendiri.

3

Mengenai masalah kenakalan remaja, telah banyak pendapat dan penelitian

yang mengungkapkan berbagai faktor-faktor yang melatarbelakangi

munculnya kenakalan remaja ini. Bila dihubungkan dengan kondisi

masyarakat Indonesia saat ini, terlihat bahwa remaja menghadapi pergeseran

dalam sistem nilai, terutama dalam etika pergaulan serta gaya hidup. Hal ini

dipengaruhi oleh banyaknya tayangan di media televisi yang memperlihatkan

pergaulan yang lebih permisif dan memperlihatkan budaya hedonis.

Sementara gaya hidup yang lebih banyak hura-hura dan terlalu menekan sisi

Page 18: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

tertentu dari perkembangan di masa remaja telah menjadi model berperilaku

bagi sebagian remaja Indonesia. Akibatnya remaja mengalami kebingungan

dan kekaburan dalam dirinya, hal yang beresiko menimbulkan perilaku yang

tidak sesuai/ma/adaptive (Elfida, 2005).

4

Remaja yang melakukan perilaku menyimpang atau kenakalan biasanya

kurang memiliki kontrol diri atau justru menyalahgunakan kontrol diri tersebut,

dan suka menegakkan standar tingkah laku sendiri disamping meremehkan

keberadaan orang lain. Kejahatan yang mereka lakukan itu pada umumnya

disertai unsur-unsur mental dengan motif subjektif, yaitu keinginan untuk

mencapai sesuatu dengan disertai kekerasan dan agresi. Pada umumnya

mereka sangat egoistis dan suka menyalahgunakan atau melebih-lebihkan

harga dirinya.

Pengaruh sosial dan kultur di masyarakat memiliki peranan yang besar dalam

pembentukan atau pengondisian tingkah laku kriminal remaja. Perilaku

menyimpang yang dilakukan remaja ini menunjukkan tanda-tanda kurangnya

bahkan tidak adanya konformitas terhadap norma-norma, baik norma sosial

maupun norma agama (Kartono, 2006).

Kenakalan yang dilakukan oleh remaja sangat beragam mulai dari perbuatan

yang amoral dan anti-sosial dan tidak dapat dikategorikan sebagai

Page 19: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

pelanggaran hukum sampai dengan perbuatan yang melanggar hukum.

Bentuk kenakalan remaja tersebut seperti: kabur dari rumah, membawa

senjata tajam, dan kebut-kebutan di jalan, sampai pada perbuatan yang

sudah menjurus pada perbuatan kriminal atau perbuatan yang melanggar

hukum seperti pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, seks bebas,

pemakaian obat-obatan terlarang, dan tindak kekerasan lainnya yang sering

diberitakan media masa (Gunarsa, 1989).

5

Salah satu bentuk kenakalan remaja yang sering terjadi adalah perkelahian

yang melibatkan pelajar pada usia muda. Kenakalan remaja dalam hal

perkelahian, dapat digolongkan ke dalam dua jenis delikuensi, yaitu

situasional dan sistematik. Pada delikuensi situasional, perkelahian terjadi

karena adanya situasi yang mengharuskan mereka untuk berkelahi.

Sedangkan pada delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian

itu berada dalam satu geng atau organisasi yang norma, aturan, dan

kebiasaan tertentu yang harus diikuti anggota termasuk berkelahi. Sebagai

anggota, mereka bangga melakukan apa yang diharapkan (Tambunan,

2008). Kejadian itu berkaitan dengan emosinya yang dikenal dengan masa

"strom dan stress", yaitu perasaan frustrasi dan penderitaan, konflik dan krisis

penyesuaian, mimpi dan melamun cinta, dan perasaan teralienasi (Lustin

Pikunas dalam Yusuf, 2002). Selain itu, tingkah laku menyimpang tersebut

Page 20: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

dipengaruhi oleh faktor internal, lingkungan tempat tinggal, keluarga, dan

sekolah.

Menurut Dadang Hawari (1999) bahwa remaja hidup dalam tiga kutub yang

saling mempengaruhi satu sama lain, baik pengaruh yang positif maupun

negatif. Ketiga kutub tersebut adalah keluarga, sekolah dan lingkungan

masyarakat. Secara umum mekanisme penyimpangan perilaku pada masa

remaja dipengaruhi oleh ketiga kutub ini.

6

Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam masyarakat tetapi

menempati kedudukan yang primer dan fundamental, oleh sebab itu keluarga

mempunyai peranan yang besar dan vital dalam mempengaruhi kehidupan

seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya.

Keluarga yang gaga! memberi cinta kasih dan perhatian akan memupuk

kebencian, rasa tidak aman dan tindak kekerasan kepada anak-anaknya.

Demikian pula jika keluarga tidak dapat menciptakan suasana pendidikan,

maka hal ini akan menyebabkan anak-anak terperosok atau tersesat

jalannya. Kondisi keluarga yang nyaman adalah kondisi yang mampu

memberikan rasa aman, merasa dihargai dan adanya sikap saling pengertian

terhadap berbagai perbedaan (Gunarsa, 2007).

Page 21: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

7

Berdasarkan hasil beberapa penelitian ditemukan bahwa salah satu faktor

penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah tidak berfungsinya orang tua

sebagai figur teladan bagi anak (Hawari, 1999). Selain itu suasana keluarga

yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan

keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap

usia terutama pada masa remaja.

Banyak penelitian yang dilakukan para ahli menemukan bahwa remaja yang

berasal dari keluarga yang penuh perhatian, hangat, dan harmonis

mempunyai kemampuan dalam menyesuaikan diri dan sosialisasi yang baik

dengan lingkungan di sekitarnya (Hurlock, 1973).

Kondisi keluarga yang harmonis yang di dalamnya terdapat rasa saling

pengertian, saling menerima satu sama lain, saling menghargai, saling

mempercayai, dan saling mencintai, akan memberikan pengaruh yang positif

bagi perkembangan kepribadian remaja yang termasuk dalam masa transisi

tersebut (Gunarsa, 2007). Sehingga remaja akan memersepsikan rumahnya

sebagai tempat yang menyenangkan dan tidak akan mencari kesenangan

ditempat lain. Orang tua menganggap anaknya sebagai manusia yang patut

diberikan kasih sayang dan memahami berbagai kebutuhan sesuai dengan

perkembangannya, anakpun akan menganggap orang tuanya sebagai figur

yang patut ditiru dan menjadi cerminan dalam berperilaku.

Page 22: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

1.2. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kenakalan remaja?

2. Faktor-faktor apakah yang mendukung terbentuknya keharmonisan

keluarga?

8

3. Apakah ada hubungan antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan

remaja?

4. Seberapa besarkah peranan keharmonisan keluarga dalam

mempengaruhi kenakalan remaja?

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1. Pembatasan masalah

Agar penelitian ini tidak meluas dan lebih terarah, maka penelitian ini akan

diberi batasan sebagai berikut:

1. Remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak dan

orang dewasa yang meliputi perubahan biologis, kognitif dan sosio­

emosional; Dengan rentangan usia antara 12 - 21 tahun.

2. Kenakalan remaja adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh remaja,

dimana tindakan tersebut melanggar aturan atau norma (baik norma

agama, norma hukum maupun norma-norma lainnya yang berlaku di

Page 23: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

masyarakat) yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik

terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

9

3. Keharmonisan keluarga adalah situasi dan kondisi dalam keluarga

dimana di dalamnya tercipta kehidupan beragama yang kuat, suasana

yang hangat, saling menghargai, saling pengertian, saling terbuka, saling

menjaga dan diwarnai oleh kasih sayang dan rasa saling percaya

sehingga memungkinkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara

seimbang. Dalam hal ini yang dimaksud dengan keharmonisan keluarga

adalah apa yang dirasa oleh remaja itu sendiri.

1.3.2. Perumusan masalah

Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah penelitian dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara keharmonisan

keluarga dengan kenakalan remaja?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara

keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja.

Page 24: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

1.4.2. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

10

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi wahana

perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi perkembangan, psikologi

keluarga, dan psikologi sosial terutama yang berhubungan dengan kenakalan

remaja.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan orang tua, pendidik

dan remaja mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja,

serta menambah pengetahuan yang bisa digunakan sebagai langkah

preventif dalam menghadapi masalah kenakalan remaja.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Terdiri dari: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB 2 KAJIAN PUST AKA

Terdiri dari: Kenakalan remaja, meliputi: pengertian remaja, ciri-ciri masa

remaja, tugas-tugas perkembangan remaja. Definisi kenakalan remaja,

Page 25: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

11

bentuk dan aspek-aspek kenakalan remaja, latar belakang kenakalan remaja,

karakteristik kenakalan remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan

remaja, upaya-upaya mengatasi kenakalan remaja.

Keharmonisan keluarga meliputi: Pengertian keluarga, Pengertian

keharmonisan keluarga, aspek-aspek keharmonisan keluarga, faktor-faktor

yang mempengaruhi keharmonisan keluarga; Kerangka berpikir dan

hipotesis.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Terdiri dari: Jenis penelitian meliputi: Pendekatan dan metodologi penelitian.

Definisi variabel dan operasional variabel. Pengambilan sampel meliputi:

populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel. Teknik pengumpulan data

meliputi: metode dan instrumen penelitian, teknik uji instrumen; dan diakhiri

dengan uraian tentang teknik analisa data.

BAB 4 PRESENT ASI DAN ANALISA DAT A

Terdiri dari gambaran umum subjek penelitian, presentasi data dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

DAFT AR PUST AKA

LAMPIRAN

Page 26: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

BAB2

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kenakalan Remaja

2.1.1. Definisi remaja

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat

penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik dan seksual

sehingga mampu bereproduksi. Salzman (dalam Yusuf, 2002)

mengemukakan bahwa remaja merupakan masa perkembangan dari sikap

tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian

(independence), minat-minat seksual, perenungan diri dan perhatian

terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.

Ausubel (dalam Mi.inks, 1999) mengatakan bahwa remaja berada dalam

status interim sebagai akibat dari posisi yang sebagian diberikan oleh orang

tua dan sebagian diperoleh melalui usaha se11diri yang selanjutnya

memberikan prestise tertentu kepadanya. Status ini berhubungan dengan

masa peralihan yang timbul sesudah kematangan seksual atau masa

pubertas.

12

Page 27: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

13

Berdasarkan perspektif relasi interpersonal, remaja merupakan suatu periode

yang mengalami perubahan dalam hubungan sosial, yang ditandai dengan

berkembangnya minat terhadap lawan jenis ataupun pengalaman pertama

dalam mengapresiasikan cintanya. Kegagalan dalam menjalin hubungan

sosial kemungkinan besar akan menjadi penghambat bagi perkembangan

sosial selanjutnya, baik dalam persahabatan, pernikahan ataupun dalam

berkeluarga.

WHO (dalam Sarwono, 2002) mendefinisikan remaja lebih bersifat

konseptual, dengan adanya tiga krieria yaitu biologis, psikologis, dan sosial

ekonomi, dengan batasan usia antara 10-20 tahun, secara lengkap definisi

tersebut sebagai berikut:

a. lndividu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda

seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

b. lndividu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari

kanak-kanak menjadi dewasa.

c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada

keadaan yang relatif lebih mandiri.

Mengenai batasan usia remaja, para ahli memberikan batasan yang

bervariasi. Hal ini disebabkan karena banyaknya faktor yang harus

dipertimbangkan yang sedikit banyak mempengaruhi perkembangan remaja,

Page 28: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

seperti kondisi sosio-kultural, kondisi ekonomi bahkan pengetahuan

lingkungan tempat remaja tinggal. Sehingga terdapat perbedaan rentangan

usia antara satu daerah dengan yang lainnya.

14

Santrock (2003) mengatakan bahwa periode remaja dimulai pad a usia 10-13

tahun dan berakhir antara usia 18-22 tahun. Sedangkan Monks (1999)

memberikan batasan usia masa remaja adalah masa diantara 12-21 tahun

dengan perincian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja

pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir.

Sumadi Suryabrata (1981) membagi rentang masa remaja menjadi tiga,

masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun dan

masa remaja akhir 18-21 tahun. Berbeda dengan pendapat Hurlock (1999)

yang membagi masa remaja menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal 13-

16 tahun, dan masa remaja akhir 17-18 tahun. Hal ini berdasarkan tanda­

tanda fisik yang menunjukkan kematangan seksual dengan timbulnya gejala­

gejala biologis.

Menurut Zakiah Daradjat (1977) bahwa batasan usia remaja jika dilihat dari

segi psikologis akan lebih banyak bergantung pada keadaan masyarakat di

mana remaja itu tinggal. Yang dapat ditentukan dengan pasti adalah

permulaannya yaitu puber pertama atau mulainya perubahan jasmani dari

Page 29: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

15

anak-anak menjadi dewasa kira-kira umur akhir 12 atau permulaan 13 tahun.

Akan tetapi untuk akhir masa remaja tidak sama, pada masyarakat pedesaan

jika seorang anak pertumbuhan jasmaninya telah tampak sempurna maka ia

akan diberi kepercayaan dan tanggung jawab sebagai orang dewasa, pada

remaja perempuan sudah bisa dinikahkan dan dengan demikian masa

remajanya berakhir. Sedangkan di masyarakat perkotaan yang lebih maju

pola pikirnya biasanya banyak persyaratan yang diperlukan agar seseorang

dapat diterima sebagai orang dewasa yang mampu diberi tanggung jawab.

Untuk itu perlu diperpanjang usia remaja sampai kira-kira 21 tahun.

Sarlito W. Sarwono (2001) membuat batasan mengenai remaja Indonesia.

Menurutnya remaja Indonesia adalah individu yang berada pada usia 11-24

tahun dan belum menikah. Usia 11 tahun adalah saat seseorang mulai

mengalami perubahan seksualnya, yang umumnya berakhir pada usia 24

tahun. Seseorang yang sudah menikah biarpun usianya masih muda (di

bawah 18 tahun) akan tetap dianggap dan diperlakukan sebagai orang

dewasa.

Berdasarkan pendapat di atas, jika ditinjau secara teoritis dan empiris, dari

segi psikologis remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak­

kanak dan dewasa, yang meliputi perubahan biologis, kognitif dan sosio­

emosional dengan rentangan usia remaja berada dalam usia 12 tahun

Page 30: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

16

sampai dengan 21 tahun bagi perempuan dan 13-22 tahun bagi laki-laki, hal

ini disebabkan karena pada perempuan usia matangnya lebih cepat

dibandingkan dengan laki-laki. Jika dibagi menjadi remaja awal dan remaja

akhir, maka remaja awal berada dalam usia 12/13-17/18 tahun, sedangkan

remaja akhir berada pada usia 17/18-21/22 tahun

2.1.2. Ciri - ciri masa remaja

Pappalia (dalam Suroyah, 2003) mengungkapkan bahwa masa remaja

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Terjadinya perubahan-perubahan besar dalam diri remaja yang

membutuhkan penyesuaian diri baik dari pihak remaja maupun dari pihak

orang tua. Perubahan tersebut adalah:

a. Perubahan fisik yang meliputi perubahan biologis yang terjadi begitu

cepat dan kematangan organ seksual yang memungkinkan untuk

melakukan reproduksi.

b. Perubahan kognitif, ditandai dengan berkembangnya kemampuan

untuk berpikir abstrak, memanipulasi dan mengoperasikan informasi,

menggunakan konsep dan membuat hipotesa.

c. Perubahan psikologis yang paling menonjol pada remaja adalah emosi

yang masih labil, kemampuan untuk mandiri, mengembangkan nilai­

nilai kehidupan dan kemampuan untuk menjalin hubungan

persahabatan dan cinta.

Page 31: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

17

2. Masa remaja merupakan masa pencarian identitas diri. Erikson (dalam

Gunarsa, 1989) berpendapat bahwa pada masa remaja tujuan utama

seluruh perkembangannya adalah pembentukan identitas diri. Menurut

Singgih D. Gunarsa (1989) identitas diri merupakan suatu persatuan yang

terbentuk dari azas-azaz, cara hidup dan pandangan-pandangan yang

menentukan cara hidup selanjutnya. Persatuan ini merupakan inti pada

seseorang yang menentukan cara melihat diri sendiri dalam pergaulannya

dengan orang lain. Remaja yang berhasil mengatasi konflik identitas ini

akan merasa bahwa dirinya menyenangkan dan diterima sedangkan

remaja yang tidak berhasil mengatasinya akan menderita krisis identitas.

3. Masa remaja merupakan masa yang menyenangkan sekaligus membawa

masalah, baik bagi remaja sendiri maupun bagi orang tua. Di satu pihak ia

mempunyai keinginan kuat untuk bebas dari orang tua, namun di pihak

lain ia membutuhkan orang tua untuk memberikan dukungan dan

bimbingan.

4. Awareness of sexuality merupakan aspek penting dalam pembentukan

identitas diri yang berhubungan dengan self-image dalam menjalin

hubungan terutama dengan lawan jenis. Proses ini bermula pada masa

remaja dan terus berlangsung sampai masa dewasa.

5. Remaja mulai mengembangkan kemampuannya untuk mengemukakan

argumentasi dalam memandang berbagai isu atau informasi.

Page 32: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

18

6. Karakteristik lain dari remaja adalah kesadaran diri (self-consciousness)

yang berlebihan atau terlalu ekstrim. Mereka berasumsi bahwa apa yang

orang lain pikirkan sama dengan apa yang ia pikirkan tentang dirinya.

Begitu pula dengan se/f-centeredness, dimana remaja memiliki keyakinan

bahwa dirinya spesial, memiliki pengalaman unik dan berbeda dengan

orang lain.

Menurut Singgih D. Gunarsa (1983) bahwa remaja memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Adanya kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan

sebagai akibat dari perkembangan fisik yang bisa menyebabkan timbulnya

perasaan rendah diri.

2. Sikap menentang dan menantang orang tua maupun orang dewasa

lainnya, hal ini merupakan ciri yang menunjukkan keinginan remaja untuk

merenggangkan ikatannya dengan orang tua dan menunjukkan

ketidaktergantungannya kepada orang tua ataupun kepada orang lain.

3. Kegelisahan. Perasaan tidak tenang menguasai remaja, hal ini terjadi

karena begitu banyaknya keinginan remaja tetapi dia sendiri tidak

sanggup memenuhinya.

4. Banyaknya fantasi, khayalan dan bualan.

5. Kecenderungan untuk membentuk kelompok.

Page 33: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

Dari dua pendapat di alas, rumusan ciri-ciri perkembangan masa remaja

dalam penelitian ini meliputi:

1. Terjadinya perubahan besar yang membutuhkan pnyesuaian diri,

perubahan tersebut meliputi: perubahan fisik yang pesat, perubahan

kognitif yang ditandai dengan kemampuan berpikir abstrak, terjadinya

perubahan psikologis yang ditandai dengan kondisi emosi yang labil.

2. Masa pencarian identitas diri.

3. Sikap menentang terhadap orang tua atau orang dewasa lainnya, hal ini

mengindikasikan adanya keinginan untuk mandiri (independence) dari

ketergantungan terhadap orang lain.

4. Kegelisahan. Perasaan tidak tenang menguasai remaja, hal ini terjadi

karena begitu banyaknya keinginan remaja tetapi dia sendiri tidak

sanggup memenuhinya.

5. Adanya kecenderungan membentuk kelompok atau bergaul dengan

golongan yang sebaya.

2.1.3. Tugas-tugas perkembangan remaja

Menurut Hurlock (1999) tugas-tugas perkembangan remaja itu adalah:

19

1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya

baik pria maupun wanita.

2. Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita

3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif.

Page 34: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.

5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa

lainnya.

6. Mempersiapkan karir ekonomi.

7. Mempersiapkan perkawinan dan keuangan.

8. Memperoleh pangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk

berperilaku dalam mengembangkan ideologi.

Sedangkan untuk tugas-tugas perkembangan remaja awal, Mar'at

Samsunuwijati (dalam Nihayah, 2006) mengemukakan lebih spesifik tugas­

tugas perkembangannya, yaitu sebagai berikut:

1. Menerima perubahan tubuh yang dialaminya.

2. Dapat berinteraksi dengan teman sebayanya.

20

3. Menerima peran sesuai jenis kelamin yang akan menuju ke arah dewasa.

2.1.4. Definisi kenakalan remaja

kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda

yang merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan

remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga

mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang (Kartono, 2005).

Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada

Page 35: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat

sebagai suatu kelainan dan disebut "kenakalan".

Simanjuntak memberikan pengertian berdasarkan tinjauan sosiokultural,

bahwa juvenile delinquency adalah suatu perbuatan apabila bertentangan

dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat di mana ia hidup atau

suatu perbuatan yang anti-sosial dimana di dalamnya terkandung unsur­

unsur anti-normatif (dalam Sudarsono, 2004).

Bimo Walgito dan Fuad Hasan memberikan pengertian kenakalan remaja

sebagai perbuatan anti sosial yang melawan hukum yang dilakukan oleh

anak-anak khususnya remaja, dan jika dilakukan oleh orang dewasa

dikualifikasikan sebagai tindakan kejahatan (dalam Sudarsono, 2004).

Hurlock (1973) juga menyatakan kenakalan remaja adalah tindakan

pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut

dapat membuat seseorang individu yang melakukannya masuk penjara.

21

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja

adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut

melanggar aturan atau norma (baik norma agama, norma hukum maupun

norma-norma lainnya yang berlaku di masyarakat) yang dapat

Page 36: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

22

mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun

orang lain. Jika perbuatan melanggar hukum ini dilakukan oleh orang

dewasa, maka dinamakan tindakan kejahatan. Namun apabila dilakukan oleh

anak-anak tidak termasuk ke dalam tindakan kriminal, sehingga tidak

dikenakan sangsi hukum formal dan tindakan tersebut hanya disebut dengan

kenakalan bukan kejahatan.

2.1.5. Bentuk dan aspek kenakalan remaja

Singgih D. Gunarsa (1989), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja

digolongkan dalam dua kelompok, yaitu:

1. Kenakalan yang bersifat amoral dan asosial dan tidak diatur dalam

undang-undang sehingga tidak dapat digolongkan sebagai pelanggaran

hukum. Seperti:

a. Berbohong

b. Membolos

c. Kabur dari rumah

d. Keluyuran

e. Memiliki dan membawa benda yang membahayakan orang lain

f. Bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk

g. Berpesta pora semalaman tanpa ada pengawasan

h. Membaca buku porno dan kebiasaan menggunakan bahasa tidak

sopan/kasar

Page 37: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

23

1. Secara berkelompok makan di rumah makan tanpa bayar atau naik bis

tanpa membeli karcis

J. Turut dalam pelacuran atau melacurkan diri dengan berbagai tujuan

k. Berpakaian tidak pantas dan minum-minuman keras atau

menggunakan narkoba.

2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum atau kejahatan dengan

penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku,

sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.

Kejahatan ini dapat diklasifikasikan sesuai dengan berat ringannya

pelanggaran tersebut, seperti:

a. Perjudian dan segala macam bentuknya yang menggunakan uang.

b. Pencurian dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan, seperti

pencopetan, perampasan, penjambretan.

c. Penggelapan barang.

d. Penipuan dan pemalsuan.

e. Pelanggaran norma susila, menjual gambar dan film porno.

f. Pemalsuan uang dan pemalsuan surat-surat keterangan resmi.

g. Tindakan-tindakan anti sosial, seperti perbuatan yang merugikan orang

lain.

h. Percobaan pembunuhan.

i. Menyebabkan kematian orang lain.

J. Pembunuhan.

Page 38: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

k. Menggugurkan kandungan.

I. Penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian seseorang.

Jensen (dalam Sarwono, 2002) membagi kenakalan remaja menjadi empat

bentuk yaitu:

a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, seperti:

perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain.

b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi, seperti: perusakan,

pencurian, pencopetan, pemerasan dan lain- lain.

c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain,

seperti: pelacuran, penyalahgunaan obat, hubungan seks bebas.

d. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak

sebagai pelajar dengan cara membolos, minggat dari rumah,

membantah perintah.

24

Berdasarkan bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dikemukakan oleh

Singgih D. Gunarsa dan Jensen, maka bentuk-bentuk kenakalan remaja yang

digunakan dalam penelitian ini adalah semua tindakan yang melanggar

aturan atau norma yang berlaku yang dapat mengakibatkan kerugian

terhadap orang lain maupun pelakunya sendiri, dengan bentuk-bentuk

kenakalan remaja sebagai berikut:

Page 39: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

25

1. Kenakalan yang bersifat amoral dan asosial dan tidak diatur dalam

undang-undang sehingga tidak dapat digolongkan sebagai pelanggaran

hukum. Seperti: berbohong, membolos, kabur dari rumah, keluyuran,

memiliki dan memba Kenakalan yang bersifat amoral dan asosial dan

tidak diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat digolongkan

sebagai pelanggaran hukum. Seperti: membawa senjata tajam, bergaul

dengan teman yang memberikan pengaruh buruk, berpesta pora, makan

dan naik kendaraan umum tanpa bayar, membaca buku porno,

berpakaian tidak pantas dan minum-minuman keras.

2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan undang-undang dan

hukum yang berlaku. Kejahatan ini dapat diklasifikasikan sesuai dengan

berat ringannya pelanggaran tersebut, seperti: berjudi, pencurian,

penggelapan barang, penipuan, pelanggaran norma susila, pembunuhan,

menggugurkan kandungan, penganiayaan berat.

1.1.6. Latar belakang kenakalan remaja

Singgih D. Gunarsa (1989) mengungkapkan latar belakang terbentuknya

kenakalan remaja dilihat dari berbagai kondisi, yaitu sebagai berikut:

1. Kondisi remaja yang bersangkutan:

a. Kekurangan penampungan emosional. Mencapai kematangan

emosional merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit bagi

remaja. Proses pencapaiannya dipengaruhi oleh kondisi sosio-

Page 40: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

26

emosional lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan kelompok

teman sebayanya. Apabila lingkungan keluarga cukup kondusif yang

diwarnai dengan keharmonisan, saling mempercayai, saling

menghargai dan penuh tanggung jawab, maka remaja cenderung

dapat mencapai kematang emosionalnya. Dalam menghadapi

perubahan emosional tersebut tidak sedikit remaja bersifat defensif,

reaksi ini berupa tingkah laku agresif dan melarikan diri dari kenyataan

(Yusuf, 2002).

b. Kelemahan dalam mengendalikan dorongan dan kecenderungan.

c. Kegagalan prestasi sekolah atau pergaulan.

d. Kekurangan dalam pembentukan hati nurani

2. Kondisi lingkungan:

a. Lingkungan keluarga. Kondisi keluarga yang tidak nyaman seperti

seringnya terjadi pertengkaran antara orang tua (tension), kehilangan

kehangatan (warmth less), hubungan buruk antara orang tua dan anak

(bad parent-child relationship), dan seringnya orang tua "absen" di

rumah, kesemuanya ini bisa memberikan kemungkinan terjadinya

penyimpangan perilaku pada remaja (Hawari, 1999).

b. Lingkungan masyarakat:

1. Perkembangan teknologi yang menimbulkan kegoncangan pada

remaja yang belum memiliki kekuatan mental untuk menerima

perubahan-perubahan baru.

Page 41: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

27

2. Faktor sosial politik, sosial ekonomi, dengan mobilisasi-mobilisasi

yang sesuai dengan kondisi secara keseluruhan atau kondisi-kondisi

setempat, seperti di kota-kota besar dengan ciri-ciri khasnya.

3. Kepadatan penduduk yang menimbulkan persoalan demografis dan

bermacam-macam kenakalan remaja.

2.1. 7. Karakteristik kenakalan remaja

Singgih D. Gunarsa (1989) mengungkapkan beberapa ciri-ciri pokok dari

kenakalan remaja, yaitu:

1. Dalam pengertian nakal, harus terlihat adanya perbuatan yang bersifat

melanggar hukum yang berlaku dan pelanggaran nilai-nilai moral.

2. Kenakalan tersebut mempunyai tujuan yang asosial yaitu bertentangan

dengan norma sosial yang ada di lingkungannya.

3. Kenakalan remaja merupakan kenakalan yang dilakukan oleh remaja

yang berusia antara 13-17 tahun. Mengingat di Indonesia pengertian

dewasa selain ditentukan oleh batas-batas umur, juga ditentukan oleh

status perkawinan. Maka dapat ditambahkan bahwa kenakalan remaja

adalah perbuatan yang dilakukan oleh remaja yang berumur antara 13-17

tahun dan belum menikah.

4. Kenakalan remaja dapat dilakukan oleh perorangan maupun secara

berkelompok.

Page 42: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

PER PUST AKAAN UT AMA UIN SYAHtO JAKARTA

Sedangkan untuk karakteristik remaja yang nakal, Kartini kartono (2006),

mengungkapkan beberapa karakteristik umum yang sangat berbeda dengan

remaja tidak nakal. Perbedaan itu mencakup :

1. Perbedaan struktur intelektual

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Rahayu Haditono menunjukkan bahwa

kebanyakan dari jumlah anak-anak delinkuen yang diteliti mempunyai skor

inteligensi di bawah rata-rata (69,59%) dan sebagian kecil mempunyai

skor yang tinggi (6,9%) (Monks, 1999).

2. Perbedaan fisik dan psikis

Remaja yang nakal memiliki perbedaan ciri karakteristik yang jasmaniah

sejak lahir jika dibandingkan dengan remaja normal. Bentuk tubuh mereka

lebih kekar, berotot, kuat, dan pada umumnya bersikap lebih agresif.

3. Ciri karakteristik individual

Remaja yang nakal ini mempunyai sifat kepribadian khusus yang

menyimpang, seperti :

1. Rata-rata remaja nakal ini hanya berorientasi pada masa sekarang,

bersenang-senang dan puas pada hari ini tanpa memikirkan masa

depan.

2. Kebanyakan dari mereka terganggu secara emosional.

3. Mereka kurang bersosialisasi dengan masyarakat normal, sehingga

tidak mampu mengenal norma-norma kesusilaan, dan tidak

bertanggung jawab secara sosial.

Page 43: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

4. Mereka senang menceburkan diri dalam kegialan lanpa berpikir yang

merangsang rasa kejanlanan, walaupun mereka menyadari besarnya

resiko dan bahaya yang lerkandung di dalamnya.

5. Pada umumnya mereka sangal impulsif dan suka lanlangan dan

bahaya.

6. Hali nurani lidak alau kurang lancar fungsinya.

7. Kurang memiliki disiplin dan konlrol diri sehingga mereka menjadi liar

danjahat.

29

Conger (dalam Monks, 1999) menyalakan bahwa remaja nakal biasanya

mempunyai ciri-ciri seperti kepercayaan diri yang linggi, sifat memberonlak,

ambivalen lerhadap olorilas, mendendam, curiga, destruktrif, implusif dan

menunjukan konlrol balin yang kurang.

Dari beberapa karaklerislik kenakalan remaja di alas, yang dijadikan

landasan dalam penelilian ini adalah:

1. Kenakalan remaja merupakan semua perbuatan yang melanggar hukum

dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dan moral oleh remaja berusia

sekilar 13-17 lahun, baik secara berkelompok maupun perorangan.

2. Secara inleleklual, remaja nakal biasanya memiliki skor inleligensi di

bawah rala-rata dan sebagian kecil mempunyai skor yang linggi.

Page 44: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

3. Rata-rata remaja yang nakal hnya berorientasi pada masa sekarang

tanpa memikirkan masa depan dan pada umumnya mereka sangat

implusif dan menyukai tantangan yang berbahaya untuk merangsang

kejantanannya.

30

4. selain itu, mereka memiliki tingkat kepercayan diri yang tinggi, cenderung

untuk memberontak dengan sikap ambivalen terhadap otoritas,

mendendam, curiga dan cenderung destruktifyang menunjukkan kontrol

batin yang sangat rendah.

2.1.8. Faktor - faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja

Dalam bukunya, Sudarsono (2004) mengungkapkan bahwa faktor yang dapat

mempengaruhi perilaku menyimpang pada remaja adalah kondisi keluarga.

Adapun kondisi keluarga yang dapat menimbulkan kenakalan adalah:

1. Keluarga yang broken home. Pada dasarnya kenakalan remaja yang

disebabkan karena broken home dapat diatasi dengan cara-cara tertentu.

Dalam keluarga yang broken home cara mengatasinya adalah orang tua

hendaklah mampu memberikan kasih sayang sepenuhnya sehingga anak

merasa tidak pernah kehilangan ayah dan ibunya. Di samping itu

keperluan anak secara jasmani (sandang, pangan dan papan) harus

dipenuhi sebagaimana layaknya.

Pada prinsipnya struktur keluarga dalam broken home sudah tidak lengkap

lagi yang disebabkan oleh adanya hal-hal:

Page 45: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

32

masyarakat. Jika kondisi ketiga kutub itu tidak kondusif, maka akan memicu

timbulnya penyimpangan perilaku.

1. Kutub Keluarga

Kriteria kondisi keluarga yang tidak sehat yang dapat memicu timbulnya

perilaku menyimpang pada remaja:

a) Keluarga yang tidak utuh (broken home by death, separation, divorce).

b) Kesibukan orang tua, ketidakberadaan dan ketidakbersamaan orang tua

dan anak di rumah.

c) Hubungan interpersonal antara anggota keluarga yang tidak harmonis.

d) Substitusi ungkapan kasih sayang orang tua kepada anak hanya dalam

bentuk materi bukan dari pada kejiwaan.

2. Kutub Sekolah

Kondisi sekolah yang tidak baik dapat mengganggu proses belajar mengajar

yang pada saatnya dapat memberikan peluang pada anak didiknya untuk

berperilaku menyimpang. Kondisi tersebut antara lain:

a) Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai.

b) Kuantitas dan kualitas tenaga pengajar yang tidak memadai.

c) Kuantitas dan kualitas Tenaga non guru yang tidak memadai

d) Kesejahteraan guru yang tidak memadai.

e) Kurikulum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama kurang.

f) Lokasi sekolah di daerah yang rawan

Page 46: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

33

3. Kutub Masyarakat

Kutub rnasyarakat ini dibagi rnenjadi dua faktor, yaitu:

a. Faktor kerawanan rnasyarakat (lingkungan), terdiri dari:

1) Ternpat-ternpat hiburan yang dibuka hingga larut rnalarn bahkan sarnpai

dini hari.

2) Peredaran alkohol, narkotika dan obat-obatan terlarang.

3) Pengangguran.

4) Anak-anak putus sekolah/anak jalanan.

5) Wanita tuna susila

6) Beredarnya bacaan dan tontonan yang sifatnya porno dan rnengandung

kekerasan.

7) Perurnahan kurnuh dan padat.

8) Pencernaran lingkungan.

9) Tindak kekerasan dan krirninalitas.

10) Kesenjangan sosial.

b. Faktor daerah rawan (gangguan kearnanan), terdiri dari:

1) Penyalahgunaan alkohol, narkotika dan zat adiktif lainnya.

2) Perkelahian perorangan ataupun rnassal.

3) Kebut-kebutan.

4) Pencurian, perarnpasan, penodongan, perarnpokan.

5) Perkosaan

6) Pernbunuhan

Page 47: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

35

dimengerti bila remaja membutuhkan kesempatan untuk dapat berkomunikasi

secara terbuka dengan orang yang mereka anggap dewasa, yang pada

umumnya adalah orang tua mereka. Kehidupan keluarga yang harmonis

itulah yang sangat mendukung perkembangan remaja yang baik, dimana

orang tua bisa berperan sebagai figur yang penuh perhatian, memperhatikan

kebutuhan secara fisik dan psikisnya, adanya komunikasi yang harmonis,

serta saling menyayangi dan menghargai, sehingga remaja akan mempunyai

persepsi interpersonal yang positif tentang keluarganya.

Menurut Syamsu Yusuf (2002), Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

menyimpang pada remaja adalah:

1. Kelalaian orang tua dalam mendidik anak terutama dalam memberikan

ajaran dan bimbingan tentang nilai-nilai agama

2. Sikap atau perlakuan orang tua yang buruk terhadap anak

3. Perselisihan atau konflik orang tua (antar anggota keluarga)

4. Kondisi ekonomi keluarga yang morat-marit (miskin)

5. Perceraian orang tua

6. Pergaulan negatif (teman bergaul yang sikap dan perilakunya kurang

memperhatikan nilai moral)

7. Diperjualbelikannya minuman dan obat terlarang secara bebas

8. Penjualan alat-alat kontrasepsi yang tidak terkontrol

9. Hidup menganggur

Page 48: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

36

10. Beredarnya film atau bacaan porno secara bebas

11. Kehidupan moralitas masyarakat yang bobrok

12. Kurang dapat memanfaatkan waktu luang

2.1.9. Upaya - upaya mengatasi kenakalan remaja

Menurut Singgih D. Gunarsa (1989) usaha penanggulangan masalah

kenakalan remaja dapat dibagi dalam tindakan preventif, represif dan kuratif.

1. Tidakan preventif yaitu usaha yang bertujuan untuk mencegah timbulnya

kenakalan-kenakalan. Tindakan ini terbagi kedalam dua bidang, yaitu:

1) Usaha pencegahan secara umum, meliputi:

a. Usaha mengenal dan mengetahui ciri-ciri umum maupun yang khas

pada perkembangan remaja.

b. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para

remaja. Terutama yang bisa menyebabkan timbulnya kenakalan

remaJa.

c. Usaha pembinaan remaja, usaha ini terdiri dari:

a) Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan

persoalan yang dihadapinya.

b) Memberikan pendidikan mental dan pribadi melalui pelajaran

agama, budi pekerti dan etika.

c) Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang

optimal demi perkembangan kepribadian yang wajar.

Page 49: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

37

d) Usaha memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial

keluarga maupun masyarakat dimana terjadi banyaknya

kenakalan remaja.

2) Usaha pencegahan secara khusus yang dilakukan oleh para pendidik

terhadap kelainan perilaku remaja, baik itu orang tua maupun guru di

sekolah dengan memberikan pelayanan bimbingan dan konseling

dengan tujuan:

a. Pengenalan diri sendiri

b. Penyesuaian diri: Mengenal dan menerima tuntutan dan

menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut.

c. Orientasi diri: Mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan

antara diri pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada

kesadaran nilai-nilai sosial, moral dan etika.

2. Tindakan represif. Usaha ini dilakukan dengan memberikan hukuman

terhadap berbagai pelanggaran terhadap norma-norma yang disepakati,

baik dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Hal ini

dilakukan untuk menimbulkan efek jera terhadap pelaku kenakalan remaja.

3. Tindakan kuratif dan rehabilitasi. Tindakan ini dilakukan setelah tindakan

pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu untuk mengubah

tingkah laku terhadap remaja yang nakal dengan memberikan pembinaan.

Page 50: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

Sedangkan menurut Sudarsono (2004) upaya penanggulangan kenakalan

remaja dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Upaya menumbuhkan kesadaran hukum. Dengan memberikan

38

penjelasan secara luas dan rinci kepada para remaja tentang beberapa

aspek yuridis yang relevan dengan perbuatan-perbuatan nakal yang

dilakukan oleh mereka. Dengan demikian, para remaja akan dapat

memiliki pemahaman, penghayatan dan berperilaku hukum yang sehat.

Usaha untuk mencapai kesadaran hukum ini dapat dilakukan melalui

penyuluhan hukum yang dapat divisualisasikan dalam beragam bentuk

dan jenisnya. Tolak ukur indikasi tersebut dapat dilihat dari pengetahuan

tentang hukum, pemahaman kaidah-kaidah hukum, sikap terhadap

norma-norma hukum dan berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku.

2. lnternalisasi nilai-nilai kaidah sosial. Dalam setiap masyarakat pasti

memiliki norma-norma sosial yang harus dihormati dan dipatuhi oleh

setiap anggotanya. Usaha untuk memahami norma-norma yang berlaku

di masyarakat hampir sama dengan internalisasi norma agama.

3. lnternalisasi nilai-nilai norma agama. Hal ini dilakukan dengan

melaksanakan setiap perintah dan menjauhi setiap larangannya.

Dalam upaya menanggulangi kenakalan remaja tidak bisa hanya dibebankan

kepada satu pihak saja, misalkan orang tua, akan tetapi harus adanya kerja

sama dan pemahaman yang sama sehingga timbul kesadaran akan

Page 51: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

39

pentingnya upaya penanggulangan kenakalan remaja. Karena remaja tinggal

dalam tiga lingkungan dasar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat, maka

ketiga elemen ini harus mampu melakukan perannya masing-masing dengan

baik dengan menciptakan kondisi yang kondusif yang bisa mendukung

perkembangan remaja menuju yang lebih positif. Terlebih lagi kondisi

keluarga yang harmonis dengan adanya hubungan yang ideal antar sesama

anggota keluarga dan usaha-usaha untuk menanamkan nilai moral yang

positif akan mampu untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kenakalan

pada remaja.

2.2. KEHARMONISAN KELUARGA

2.2.1. Pengertian keluarga

Keluarga merupakan satu organisasi sosial yang paling penting dalam

kelompok sosial dan keluarga merupakan lembaga di dalam masyarakat

yang paling utama bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan sosial

dan kelestarian biologis anak manusia.

Sebagian besar manusia tumbuh dan berkembang dan didewasakan dalam

lingkungan keluarga dan sejak masa bayi mereka sudah menghirup iklim

kasih sayang dan loyalitas terhadap ideologi keluarga. ldeologi ini dimuati

dengan kebiasaan, tradisi, emosi, sentimen-sentimen, nilai dan norma-norma

Page 52: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

tertentu yang mengikat setiap anggota menjadi satu kesatuan (Kartono,

1986).

40

Mengenai pengertian keluarga, menurut Gunarsa dan Ny. Gunarsa (1995)

bahwa keluarga adalah tempat yang penting dimana anak memperoleh

keterampilan dalam membentuk kemampuannya agar kelak menjadi orang

yang berhasil di dalam masyarakat, dan keluargapun sangat penting dalam

pembentukan kepribadian seseorang, karena suasana dalam keluarga

mempunyai pengaruh dalam perkembangan emosi, respons reaktif anggota

keluarganya terutama anak-anak.

Sedangkan menurut F.J. Brown (dalam Yusuf, 2002) jika dipandang secara

sosiologis bahwa keluarga dapat diartikan menjadi dua macam, yaitu: a)

dalam arti luas keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau

keturunan yang dapat dibandingkan dengan klan atau marga; b) dalam arti

sempit keluarga meliputi orang tua dan anak. Hal ini senada dengan definsi

keluarga yang terdapat dalam Kamus Lengkap Psikologi, yang menyatakan

bahwa keluarga dapat diartikan sebagai satu kelompok individu yang terikat

oleh ikatan pernikahan atau darah yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak

(Chaplin, 2002).

Page 53: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

Begitu juga dengan Dadang Hawari (1999), yang mendefinisikan keluarga

sebagai suatu matriks sosial atau suatu organisasi bio-psiko-sosio-spritual,

dimana seluruh anggota keluarga terikat oleh status ikatan yang khusus

untuk hidup bersama dalam ikatan pernikahan.

41

Dari beberapa pendapat di atas hampir semuanya memiliki kesamaan bahwa

yang namanya keluarga merupakan suatu kelompok individu yang di

dalamnya terdapat beberapa faktor penentu seperti adanya ikatan dan

adanya hubungan darah yang secara emosional memiliki ikatan yang sangat

kuat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

Sedangkan untuk bentuk dan pola keluarga sendiri terbagi menjadi dua

bentuk, yaitu 1) keluarga inti (nuclear family) atau keluarga kecil, yang terdiri

dari suami/ayah, istri/ibu, dan anak-anak yang lahir dari pernikahan termasuk

juga anak tiri Qika ada). 2) Keluarga luas (extended family) atau keluarga

besar, yang keanggotaannya tidak hanya meliputi suami, istri dan anak-anak

yang belum berkeluarga, tetapi juga termasuk kerabat lain yang biasanya

tinggal dalam sebuah rumah tangga besama, seperti mertua, adik, kakak ipar

atau yang lainnya, bahkan mungkin pembantu rumah tangga atau orang lain

yang tinggal menumpang (Yusuf, 2002).

Page 54: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

43

2.2.2. Ciri-ciri keluarga

Maciver (dalam Yusuf, 2002) menyebutkan secara rinci ciri khas dari keluarga

yang umum terdapat dimana-mana, yaitu:

1. Hubungan berpasangan kedua jenis.

2. Adanya perkawinan atau bentuk ikatan lain yang mengokohkan

hubungan tersebut.

3. Adanya pengakuan akan keturunan.

4. Kehidupan ekonomis yang dinikmati bersama.

5. Terciptanya kehidupan berumah tangga.

2.2.3. Peran dan fungsi keluarga

Keluarga memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam upaya

mengembangkan pribadi anak. Peranan orang tua yang penuh dengan kasih

sayang dan disertai dengan internalisasi nilai-nilai kehidupan, baik agama

maupun nilai sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang

menukung untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota

masyarakat yang bermanfaat.

Keluarga yang penuh dengan kebahagiaan merupakan suatu hal yang

sangat penting bagi perkembangan emosi para anggotanya. Kebahagiaan ini

diperoleh apabila keluarga dapat memerankan fungsinya secara baik. Dalam

bukunya, Syamsu Yusuf (2002) menjelaskan bahwa fungsi dasar dari

Page 55: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

45

unsur dalam keluarga itu dapat berfungsi dan berperan sebagimana mestinya

dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama, sehingga interaksi sosial

yang harmonis antar unsur dalam keluarga dapat diciptakan.

Menurut Singgih D. Gunarsa (2007) bahwa suatu keluarga akan dikatakan

harmonis jika setiap anggota keluarga memiliki kemauan baik, toleransi, dan

adanya kasih sayang. Adanya kemauan baik adalah adanya usaha untuk

menciptakan kondisi keluarga yang harmonis yang nyaman. Memiliki

toleransi dalam menyikapi berbagai perbedaan, disamping sikap orang tua

yang memi\iki kesatuan dan keserasian dalam pikiran terutama dalam

masalah po\a pengasuhan anak. Sedangkan menanamkan cinta kasih atau

kasih sayang berarti dalam kehidupan setiap hari antara orang tua dan anak

saling mencurahkan kasih sayang.

Selanjutnya Hurlock (1973) menyatakan bahwa anak yang hubungan

perkawinan orang tuanya bahagia akan memersepsikan rumah mereka

sebagai tempat yang membahagiakan untuk hidup karena makin sedikit

masalah antar orang tua, semakin sedikit masa\ah yang dihadapi anak, dan

sebaliknya hubungan keluarga yang buruk akan berpengaruh kepada seluruh

anggota keluarga, sehingga anak ingin keluar dari rumah sesering mungkin

karena secara emosional suasana tersebut akan mempengaruhi masing­

masing anggota keluarga untuk bertengkar dengan yang lainnya.

Page 56: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

46

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan keharmonisan keluarga

adalah situasi dan kondisi dalam keluarga dimana di dalamnya tercipta

kehidupan beragama yang kuat, suasana yang hangat, saling menghargai,

saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga dan diwarnai kasih sayang

dan rasa saling percaya sehingga memungkinkan anak untuk tumbuh dan

berkembang secara seimbang.

2.2.5. Aspek-aspek keharmonisan keluarga

Nick Stinnet dan John DeFrain (dalam Hawari, 1999) mengemukakan enam

aspek sebagai suatu pegangan menuju hubungan perkawinan/keluarga

harmonis yang di dalamnya terdapat kebahagiaan.

Aspek-aspek tersebut adalah:

1. Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga.

Sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya kehidupan

beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting karena dalam agama

terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan Berdasarkan beberapa

penelitian ditemukan bahwa keluarga yang tidak religius yang penanaman

komitmen agamanya rendah atau tanpa nilai agama sama sekali

cenderung terjadi konflik dan percekcokan dalam keluarga, dengan

suasana yang seperti ini, maka anak akan merasa tidak betah di rumah

dan kemungkinan besar anak akan mencari lingkungan lain yang dapat

menerimanya.

Page 57: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

47

2. Mempunyai waktu bersama dalam keluarga

Keluarga yang harmonis selalu menyediakan waktu untuk bersama

keluarganya, baik itu hanya sekedar berkumpul, makan bersama,

menemani anak bermain dan mendengarkan masalah dan keluhan­

keluhan anak, dalam kebersamaan ini anak akan merasa dirinya

dibutuhkan dan diperhatikan oleh orang tuanya, sehingga anak akan betah

untuk tinggal di rumah.

3. Adanya komunikasi yang baik antar anggota keluarga

Komunikasi yang baik, demokratis, dan tidak mementingkan keinginan

sendiri merupakan hal yang sangat penting dalam menjalin hubungan

yang harmonis. Sering kali keluarga yang disebabkan karena adanya

kesenjangan komunikasi antar anggotanya. Sebab komunikasi tidak hanya

sekedar menyampaikan pesan tetapi komunikasi juga menentukan kondisi

hubungan interpersonal seseorang (Rakhmat, 2002).

4. Saling menghargai satu sama lain

Dalam sebuah keluarga terdapat berbagai perbedaan antar satu sama

lain, baik dalam sikap. kepribadian maupun pola pikir. Untuk itulah sebuah

keluarga akan bahagia jika anggota keluaganya berusaha saling

memahami dan menghargai berbagai perbedaan yang ada. Singgih D.

Gunarsa (2007) mengatakan bahwa keluarga yang harmonis adalah

keluarga yang setiap anggotanya memiliki sikap toleransi yang tinggi

terhadap berbagai perbedaan yang ada pada setiap anggotanya sehingga

Page 58: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

memperkecil kemungkinan terjadinya konflik yang bisa menimbulkan

keretakkan hubungan antar anggota keluarga.

5. Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga.

48

Hubungan yang erat antar anggota keluarga juga menentukan

harmonisnya sebuah keluarga, apabila dalam suatu keluarga tidak

memiliki hubungan yang erat maka antar anggota keluarga tidak ada lagi

rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan akan kurang. Hubungan yang

erat antar anggota keluarga ini dapat diwujudkan dengan adanya

kebersamaan, komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan saling

menghargai.

6. Mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan konflik secara positif dan

konstruktif

Dalam keluarga harmonis setiap anggota keluarga berusaha

menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan mencari penyelesaian

terbaik dari setiap permasalahan.

Keenam aspek tersebut mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang

lainnya. Proses tumbuh kembang anak sangat ditentukan dari berfungsi

tidaknya keenam aspek di atas, untuk menciptakan keluarga harmonis peran

dan fungsi orang tua sangat menentukan, keluarga yang tidak bahagia atau

tidak harmonis akan mengakibatkan persentase anak menjadi nakal semakin

tinggi.

Page 59: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

49

2.2.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga

Zakiah Daradjat (dalam Uswatusolihah, 2008) mengungkapkan beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya keluarga yang harmonis atau

sakinah, faktor-faktor tersebut adalah:

1. Sikap saling mengerti antara suami dan istri

Maksudnya masing-masing saling memahami dan dapat mengerti

pasangannya masing-masing. Paham bagaimana harus bersikap dalam

menghadapi berbagai perbedaan dengan menghormatinya, sehingga

dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik atau kesalah

pahaman.

2. Saling menerima

Maksudnya adalah menerima kondisi apapun terhadap semua anggota

keluarga, dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Tidak

mempermasalahkan berbagai perbedaan yang ada, seperti, kondisi

jasmani. kondisi ekonomi maupun terhadap prestasi-prestasi yang telah

diraih oleh anggota keluarga.

3. Saling menghargai

Penghargaan dapat diberikan dalam bentuk ucapan maupun perbuatan,

hal ini akan memberikan dampak yang positif seperti timbulnya perasaan

diterima, merasa dibutuhkan, dan menumbuhkan citra diri yang baik.

Penghargaan dapat meliputi penghargaan terhadap perkataan dan

perbuatan, bakat masing-masing, prestasi, keinginan dan lain-lainnya.

Page 60: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

51

Mengenai masalah kenakalan remaja, telah banyak pendapat dan penelitian

yang mengungkapkan berbagai faktor yang melatarbelakangi munculnya

kenakalan remaja. Jika dilihat dari beberapa faktor yang menimbulkan

kenakalan pada remaja diantaranya faktor keluarga, lingkungan, maupun

lingkungan sekolah, semuanya memiliki ikatan yang kuat untuk bisa saling

mempengaruhi dan bisa menimbulkan perilaku yang menyimpang (Hawari,

1999). Sudarsono (2004) mengungkapkan dengan jelas bahwa kondisi

keluarga memberikan kontribusi yang besar dalam terciptanya kenakalan

pada remaja, seperti keluarga broken home.

Berdasarkan hasil beberapa penelitian ditemukan bahwa salah satu faktor

penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah tidak berfungsinya orang tua

sebagai figur tauladan bagi anak (Hawari, 1999) Selain itu suasana keluarga

yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan

keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap

usia terutama pada masa remaja.

Permasalahan keharmonisan keluarga sebenarnya terletak pada erat

tidaknya hubungan antar anggota keluarga, baik hubungan dalam bentuk

komunikasi verbal maupun secara emosional. Menurut Dadang Hawari

(1999) keharmonisan keluarga itu akan terwujud apabila masing-masing

unsur dalam keluarga itu dapat berfungsi dan berperan sebagaimana

Page 61: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

52

mestinya dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama, sehingga

interaksi sosial yang harmonis antar unsur dalam keluarga dapat diciptakan.

Hurlock (1973) menyatakan bahwa anak yang hubungan perkawinan orang

tuanya bahagia akan memersepsikan rumah mereka sebagai tempat yang

membahagiakan untuk hidup karena makin sedikit masalah antar orang tua,

semakin sedikit masa\ah yang dihadapi anak, dan sebaliknya hubungan

keluarga yang buruk akan berpengaruh kepada seluruh anggota keluarga,

sehingga anak ingin keluar dari rumah sesering mungkin. Dan secara

emosional suasana tersebut akan mempengaruhi rnasing-masing anggota

keluarga untuk bertengkar dengan yang lainnya.

Aspek-aspek yang dijadikan landasan teoritis terhadap harmonis atau

tidaknya suatu keluarga berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan

oleh Nick Stinnet dan John DeFrain. yang menyatakan beberapa aspek

seperti: Kehidupan beragarna dalam keluarga. rnemiliki waktu bersama dalam

keluarga. terciptanya komunikasi yang baik. saling menghargai, adanya

keterikatan, memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah dengan

positif dan konstruktif (dalam Hawari, 1999).

Page 62: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

53

Sedangkan aspek kenakalan remaja didasarkan pada aspek-aspek

kenakalan remaja yang dikemukakan oleh Singgih D. Gunarsa (1989), yang

terdiri dari aspek:

1. Kenakalan yang bersifat amoral dan asosial. Dengan indikator:

Berbohong, membolos, kabur dan keluyuran dari rumah, memiliki dan

membawa benda yang membahayakan orang lain, pergaulan negatif,

berpesta para, membaca buku porno dan kebiasaan menggunakan

bahasa tidak sopan/kasar, makan/naik bis tanpa bayar dan minum­

minuman keras.

2. Kenakalan yang bersifal melanggar hukum. Dengan indikalor: Perjudian,

pencurian, pelanggaran norma susila, menggugurkan kandungan,

penganiayaan beral dan terlibal narkoba.

Berdasarkan landasan leori di alas, mekanisme yang lerjadi pada

permasalahan di alas adalah bagaimana remaja yang merasakan bersama

keluarganya yang harmonis cenderung mempunyai perilaku positif. Hal ini

tentu berdampak semakin berkurangnya kecenderungan berperilaku nakal

alau negalif, karena di dalam keluarga harmonis anak diajarkan apa ilu

langgung jawab dan kewajiban, mengajarkan berbagai norma yang berlaku di

masyarakat dan keterampilan lainnya agar anak dapal menyesuaikan diri

dengan lingkungan serta dapal mencapai kematangan secara keseluruhan

baik emosi maupun kemalangan secara sosial.

Page 63: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

54

Table 2.1

Skema Kerangka Berpikir

Keluarga harmonis Kenakalan remaja tinggi

Keluarga tidak harmonis J Kenakalan remaja rendah

2.4. HIPOTESIS

Dalam penelitian ini penulis menetapkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H0 : Tidak ada hubungan negatif yang signifikan antara keharmonisan

keluarga dengan kenakalan remaja.

Ha : Ada hubungan negatif yang signifikan antara keharmonisan keluarga

dengan kenakalan remaja.

Page 64: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

BAB3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan dan metodologi penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif karena analisa data akhir dilakukan dengan perhitungan secara

statistik. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif

dengan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk mencari hubungan

antar variabel penelitian.

3.2. Definisi variabel dan operasional variabel

Variabel adalah suatu karakteristik yang mempunyai dua atau lebih nilai atau

sifat yang satu sama lain terpisah (Sevilla, et al, 1993). Variabel terbagi dua

macam, yaitu variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas

(independent variable).

Variabel dalam penelitian ini meliputi:

1. Variabel terikat (DV): Kenakalan remaja

2. Variabel bebas (IV): Keharmonisan keluarga

55

Page 65: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

56

Dalam penelitian ini dirumuskan definisi operasional variabel sebagai berikut:

1. Kenakalan remaja dalam penelitian ini adalah skor yang dihasilkan dari

skala kenakalan remaja yang meliputi tindakan melanggar aturan atau

norma (baik norma agama, norma hukum maupun norma-norma lainnya

yang berlaku di masyarakat) yang dapat mengakibatkan kerugian dan

kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

2. Keharmonisan keluarga dalam penelitian ini adalah skor yang dihasilkan

dari skala keharmonisan keluarga yang meliputi adanya kehidupan

beragama yang kuat, suasana yang hangat, saling menghargai, saling

pengertian, saling terbuka, saling menjaga dan diwarnai oleh kasih

sayang dan rasa saling percaya sehingga memungkinkan anak untuk

tumbuh dan berkembang secara seimbang.

3.3. Pengambilan sampel

3.3.1. Populasi dan sampel

Populasi adalah kelompok objek dengan ukurannya tidak terhingga yang

karakteristiknya dikaji atau diuji melalui sampling (Reksoatmodjo, 2007).

Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP

DUA MEI Ciputat yang berjumlah 234 siswa, dengan rincian kelas VII

Page 66: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

berjumlah 73 siswa, kelas VIII berjumlah 78 siswa, kelas IX berjumlah 83

siswa.

57

Dalam menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan persentase 10-

15% seperti yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2002). Hal ini

dilakukan atas dasar pertimbangan kemampuan peneliti dilihat dari waktu,

tenaga dan dana. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 15% yang diambil

dari kelas VII, VIII dan IX.

3.3.2. Teknik pengambilan sampel

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random

sampling, artinya setiap subjek dalam populasi memiliki kesempatan yang

sama untuk dipilih menjadi sampel (Arikunto, 2002).

3.4. Teknik pengumpulan data

3.4.1. Metode dan instrumen pengumpulan data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah

metode angket. Angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari subjek (Arikunto, 2002).

Page 67: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

58

Adapun alat pengumpul data yang dipakai adalah skala. Menurut Kerlinger

(dalam Kuncono, 2004) skala adalah seperangkat lambang atau angka yang

dibuat melalui aturan, lambang atau angka tersebut dapat ditempatkan pada

individu yang menjadi sasaran penggunaan skala. Kedua skala ini

menggunakan bentuk skala model Liker!, dengan variasi jawaban sebanyak

empat pilihan, yaitu sangat tidak sesuai (STS), tidak sesuai (TS), sesuai (S)

dan sangat sesuai (SS) dengan menghilangkan pilihan jawaban ragu-ragu

(R), hal ini dilakukan untuk menghindari jawaban responden yang berada di

tengah-tengah/netral yang mengindikasikan untuk menghindari jawaban yang

seharusnya. Masing-masing alternatif jawaban menunjukkan kesesuaian

pernyataan yang diberikan dengan keadaan yang dirasakan responden

sendiri. Setiap kategori memiliki nilai tertentu sebagai berikut:

Jawaban

Favorable

Unfavorable

Tabel 3.1

Bobot Nilai

SS s 4 3

1 2

TS STS

2 1

3 4

Skala yang digunakan terdiri dari: (1) skala kenakalan remaja yang mengacu

pada teori yang dikemukakan oleh Singgih D. Gunarsa (1989). (2) Skala

persepsi keharmonisan keluarga disusun berdasarkan konsep teori yang

dikemukakan oleh Stinnet dan DeFrain (dalam Hawari, 1999).

Page 68: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

1. Skala kenakalan remaja

Tabel 3.2

Blue Print Kenakalan Remaja

No Aspek lndikator

1. Kenakalan yang Berbohong

bersifat amoral Membolos

59

PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYAHID JAKART,J,

No. Item Jumlah

Fav Unfav

1,2 3, 16 4

4,19 9 3

dan asosial Kabur dan keluyuran dari rumah 5, 10 7,8,12 5

Memiliki dan membawa benda

tajam yang membahayakan 11 1

orang lain

Pergaulan negatif 6,25 13, 14 4

Berpesta pora 20 15 2

Membaca buku porno dan 26,27, 21,22,2

kebiasaan menggunakan 6 29 4

bahasa tidak sopan/kasar

Makan/naik bis tanpa bayar 18 23 2

Minum-minuman keras 28 30 2

2. Kenakalan yang Perjudian 37,38 31 3

bersifat melanggar Pencurian 34 39,40 3

hukum Pelanggaran norma susila 35 32,41 3

--

Page 69: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

60

Menggugurkan kandungan 33

Penganiayaan berat 36 42,43

Terlibat narkoba 17 44

Jumlah 20 24

Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala kenakalan remaja, berarti

semakin tinggi kenakalan pada remaja tersebut, demikian juga sebaliknya

semakin rendah skor yang diperoleh skala kenakalan remaja, berarti semakin

rendah kenakalan pada remaja tersebut.

2. Skala keharmonisan keluarga

Tabel 3.3

Blue print Keharmonisan Keluarga

No. Item No Aspek lndikator

Fav Unfav

Terciptanya kehidupan Tertanamnya nilai etika dan

1. beragama dalam moral, melakukan ibadah 1,2,3 8,9

keluarga dengan rutin

Mengisi waktu luang Mempunyai waktu 10, 11

2. bersama, liburan bersama, 4,5,7 bersama '12

makan bersama

-· -

1

3

2

44

Jumlah

5

6

--

Page 70: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

61

Saling terbuka, tidak

Mempunyai mementingkan keinginan 13,14

3. komunikasi yang baik sendiri, bersedia '15, 1 6,18,19

antar anggota keluarga mendengarkan keluhan 7

orang lain

Saling menghargai 16,21 Bertindak adil, tidak iri hati, 20,26,2

4. antar sesama anggota ,22,2 saling menghargai 9

keluarga 4

Adanya hubungan Rasa saling memiliki, akrab 23,25 30,33,3

5. atau ikatan yang erat satu sama lain ,27 4

antar anggota keluarga

Mempunyai Lebih mengutamakan 28,31 35,36,3

6. kemampuan untuk keutuhan keluarga, tidak ,32 7,38

menyelesaikan konflik emosional

Jumlah 20 18

Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala keharmonisan keluarga

berarti semakin harmonis keluarganya, demikian juga sebaliknya semakin

rendah skor yang diperoleh dalam skala keharmonisan keluarga berarti

semakin tidak harmonis keadaan keluarganya.

7

7

6

7

38

Page 71: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

62

3.4.2. Teknik uji instumen penelitian

1. Uji validitas

Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya, suatu alat ukur akan memiliki validitas yang

tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukur sesuai dengan

tujuan ukur (Kuncono, 2004).

Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan korelasi

Product Moment dari Pearson. Dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

r xv : Koefisien Korelasi

n : Jumlah sampel

l:XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

L X : Jumlah seluruh skor X

:LY : Jumlah seluruh skor Y

Page 72: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

63

Hasil pengujian validitas skala kenakalan remaja

Data uji coba skala kenakalan remaja diperoleh dengan melibatkan 40 orang

responden siswa-siswi SMP Dharma Karya UT kelas 1, 2, dan 3. Skala uji

coba ini terdiri dari 44 item, setelah dilakukan pengujian indeks daya beda

item (validitas) terhadap skala ini dihasilkan 31 item yang memiliki indek

daya beda (validitas) yang baik dan 13 item gugur. Ke-31 item ini dikatakan

memiliki validitas yang baik karena memiliki nilai r hitung > r tabel (0,316)

(taraf signifikansi 5%). Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabet 3.4

Blue Print Hasil Try Out Skala Kenakalan Remaja

No. Item No Aspek lndikator

Fav Unfav

1. Kenakalan yang Berbohong 1,2* 3, 16*

bersifat amoral Membolos 4*, 19* 9*

dan asosial Kabur dan keluyuran dari rumah 5, 10* 7*,8*, 12*

Memiliki dan membawa benda

tajam yang membahayakan 11*

orang lain

Pergaulan negatif 6*,25* 13*, 14*

Berpesta pora 20 15*

Membaca buku porno dan 26,27, 21*,22*,

Jumlah

4

3

5

1

4

2

~

Page 73: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

64

kebiasaan menggunakan 29 24*

bahasa tidak sopan/kasar

Makan/naik bis tanpa bayar 18 23*

Minum-minuman keras 28* 30*

2. Kenakalan yang Perjudian 37,38 31*

bersifat melanggar Pencurian 34 39*,40*

hukum Pelanggaran norma susila 35* 32*,41 *

Menggugurkan kandungan 33

Penganiayaan berat 36* 42*,43*

Terlibat narkoba 17 44*

Jumlah 20 24

Keterangan: * : Item yang valid

Hasil pengujian validitas skala keharmonisan keluarga

Data uji coba skala keharmonisan keluarga diperoleh dengan melibatkan 40

orang responden siswa-siswi SMP Dharma Karya UT kelas VII, VIII, dan IX.

Skala uji coba ini terdiri dari 38 item, setelah dilakukan pengujian indeks daya

beda item (validitas) terhadap skala ini dihasilkan 26 item yang memiliki

indek daya beda (validitas) yang baik dan 12 item gugur. Ke-26 item ini

dikatakan memiliki validitas yang baik karena memiliki nilai r hitung > r label

(0,316) (taraf signifikansi 5%). Data selengkapnya dapat dilihat pada label

berikut ini:

2

2

3

3

3

1

3

2

44

Page 74: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

65

Tabel 3.5

Blue Print Hasil Try Out Skala Keharmonisan Keluarga

No. Item No Aspek lndikator Jumlah

Fav Unfav

Terciptanya Tertanamnya nilai etika dan

1. kehidupan beragama moral, melakukan ibadah 1 *,2*,3* 8*,9* 5

dalam keluarga dengan rutin

Mempunyai waktu Mengisi waktu luang 10*,11*,

2. bersama bersama, liburan bersama, 4,5,7* 6 12*

makan bersama

Mempunyai Saling terbuka, tidak

komunikasi yang baik mementingkan keinginan 13, 14*, 6*, 18,

3. antar anggota sendiri, bersedia 7 15, 17* 19*

keluarga mendengarkan keluhan

orang lain

Saling menghargai Bertindak adil, tidak iri hati, 16,21*, 20,26,

4. antar sesama saling menghargai 7 22*,24* 29*

anggota keluarga

Adanya hubungan Rasa saling memiliki, akrab

atau ikatan yang erat satu sama lain 23*,25*, 30*,33, 5. 6

antar anggota 27* 34*

keluarga

Mempunyai Lebih mengutamakan 28,31, 35*,36,

6. kemampuan untuk keutuhan keluarga, tidak 7 32* 37*,38*

menyelesaikan konflik emosional

Jumlah 20 18 38

Keterangan: * : Item yang valid

Page 75: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

66

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas biasa disebut juga keajegan atau konsistensi suatu a lat ukur.

Suatu alat ukur akan dikatakan reliabel jika dilakukan beberapa kali

pengukuran terhadap kelompok sumber yang sama akan diperoleh hasil yang

relatif sama juga (Arikunto, 2002). Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus

Alpha Cronbach, dengan rumus:

:LSJ2] Sx2

Keterangan:

a : Koefisien reliabilitas alpha

Sj2 : Uraian belahan

K : Jumlah belahan tes

Sx : Varian skor tes

Hasil analisa reliabilitas kedua skala ini dibandingkan dengan keidah

reliabilitas menurut Guilford - Frutcher berikut (Kuncono, 2004):

Tabel 3.6.

Tingkat reliabilitas

Kriteria Koefisien Reliabilitas Sangat Reliabel > 0,9

Reliabel 0,7 - 0,9 Cukup Reliabel 0,4-0,7 Kurang Reliabel 0,2-0.4 Tidak Reliabel < 0,2

Page 76: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

L;x : Jumlah seluruh skor X

L;r : Jumlah seluruh skor Y

68

3.6. Prosedur penelitian

Berkaitan dengan jalannya penelitian ini, peneliti membuat langkah-langkah

prosedur penelitian yang diharapkan dapat menunjang kelancaran serta

keberhasilan penelitian ini. Langkah-langkah tersebut meliputi:

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan ini dimulai dengan mimilih judul penelitian, perumusan

masalah, menentukan variabel yang akan diteliti, merumuskan hipotesis

penelitian, mencari serta menyusun teori yang berkaitan dengan variabel

penelitian, menyusun dan menentukan instrumen penelitian, menentukan

subjek dan lokasi penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini dimulai dengan menentukan subjek penelitian

dengan teknik simple random sampling, artinya setiap subjek dalam

populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

Kemudian melakukan uji coba (try out) intrumen penelitian berupa skala,

yang dilakukan untuk melihat tingkat validitas dan reliabilitas dari alat ukur.

Uji coba dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2009 di SMP Dharma

Karya UT, Pondok Cabe. Baru setelah itu dilakukan penelitian yang

Page 77: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

73

orang (17,9%) dari mereka memiliki tingkat kenakalan remaja rendah, dan 11

orang (28,2%) memiliki tingkat kenakalan remaja yang sedang. Sedangkan

untuk jenis kelamin perempuan terdapat 2 orang responden (5, 1 %) memiliki

tingkat kenakalan remaja yang tinggi, 12 orang (30,8%) memiliki tingkat

kenakalan remaja yang sedang, dan 3 orang (7,7%) memiliki tingkat

kenakalan remaja yang rendah. Jika di lihat secara keseluruhan, ternyata

antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan memiliki tingkat kecenderungan

untuk berperilaku nakal pada kategori sedang. lni menunjukkan tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam tingkat

kenakalan remaja.

2. Kategori skor keharmonisan keluarga

Sedangkan untuk keharmonisan keluarga dibagi dalam tiga kategori, yaitu:

harmonis, cukup harmonis, dan kurang harmonis. Tabel 4.4 di bawah ini

menggambarkan kategori keharmonisan keluarga berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.4.

Tingkat keharmonisan keluarga berdasarkan jenis kelamin

Kategori Keharmonisan Keluarga

Cukup Ku rang Total Harmon is

Harmon is Harmon is

Jen is 7 11 4 22 Laki-laki

Kela min 17.9% 28.2% 10.3% 56.4%

Perempuan 1 13 3 17

Page 78: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

74

I 2.6% 33.3% 7.7% 43.6%

8 24 7 39 Total

20.5% 61.5% 17.9% 100.0%

Berdasarkan label di alas, dikelahui bahwa jenis kelamin hanya 7 orang

responden laki-laki (17,9%) dan 1 orang responden perempuan (2,6%) yang

lermasuk dalam kalegori harmonis. Unluk kalegori cukup harmonis lerdapal

11 orang responden laki-laki (28,2%) dan 13 orang responden perempuan

(33,3%). Sedangkan unluk kalegori kurang harmonis lerdapal 4 orang

responden laki-laki (10,3%) dan 3 orang responden perempuan (7,7%). Jika

di lihal secara keseluruhan, lernyala anlara jenis kelamin laki-laki dan

perempuan memiliki lingkal keharmonisan keluarga pada kalegori cukup

harmonis.

Selanjulnya unluk melihal perbandingan anlara kenakalan remaja dengan

keharmonisan keluarga dapal dilihat pada label 4.5 di bawah ini

Tabel 4.5.

Perbandingan antara kenakalan remaja

dengan keharmonisan keluarga

Kateqori Keharmonisan Keluarqa

Harmonis Cukup Ku rang Total

Harmonis Harmon is Kategori

Tinggi 1 5 0 6

Kenakalan 2.6% 12.8% .0% 15.4% Remaja Sedang 5 12 6 23

Page 79: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

75

12.8% 30.8% 15.4% 59.0%

Rendah 2 7 1 10

5.1% 17.9% 2.6% 25.6%

Total 8 24 7 39

20.5% 61.5% 17.9% 100.0%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya responden

memiliki tingkat kenakalan remaja yang sedang dengan kategori

keharmonisan keluarga yang cukup harmonis, hal ini dapat dilihat dari

prosentase yang didapat pada kategori tingkat kenakalan sedang dengan

kategori cukup harmonis dengan jumlah 30,8 % untuk 12 orang responden.

Bahkan tidak terdapat sama tingkat kenakalan yang tinggi pada kategori

keluarga yang kurang harmonis, secara umum reponden menunjukkan

tingkat kenakalan yang sedang dengan kategori keluarga yang cukup

harmonis.

4.2. Pengujian Hipotesis

Penelitian ini hendak menguji apakah terdapat hubungan yang signifikan

antara Keharmonisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja pada siswa SMP

DUA MEI Ciputat. Hipotesis kerja yang diajukan adalah hipotesis nihil (Ho)

yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan negatif yang signifikan

antara Keharmonisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja pada siswa SMP

DUA MEI, Ciputat. Hasil penghitungannya dirangkum dalam Tabel 4.6.

berikut;

Page 80: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

76

Tabel 4.6.

Hasil uji korelasi

antara keharmonisan keluarga dan kenakalan remaja

Rhi R (N 39; 5%) Keputusan

-0, 159 0,316 Terima Ho

Hasil uji korelasi dengan menggunakan teknik Pearson's Product Moment

dihasilkan nilai korelasi (r) hitung sebesar -0, 159. Sementara nilai r tabel pada

taraf signifikansi 5% dengan N 39 adalah sebesar 0,316. Karena nilai rhitung

yang didapat (-0,159) < r1abel (Sig. 5%; N 39 = 0,316), maka hipotesis nihil

(Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan negatif yang signifikan

antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja diterima. Arah

hubungan yang dihasilkan menunjukkan arah yang negatif, yang bermakna

ada kecenderungan semakin tinggi keharmonisan keluarga maka semakin

berkurang kenakalan remaja, meskipun hubungan tersebut tidak signifikan.

4.3. Hasil Tambahan

4.3.1. Keharmonisan keluarga

Hasil uji korelasi antara enam aspek Keharmonisan Keluarga dan Kenakalan

Remaja dengan menggunakan teknik Pearson's product moment dihasilkan

nilai korelasi (r) hitung sebesar:

a. 0,207 pada aspek Terciptanya kehidupan beragama dalam keluarga

Page 81: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

b. -0,090 pada aspek Mempunyai waktu bersama

c. -0, 121 pada aspek Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota

keluarga

77

d. -0,300 pada aspek Saling menghargai antar sesama anggota keluarga

e. -0,314 pada aspek Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar

anggota keluarga

f. -0,097 Mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan konflik

Sementara nilai r tabe1 pada taraf signifikansi 5% dengan N 39 adalah sebesar

0,316.

Keputusan:Ho diterima jika rhitung < rtabel

Karena nilai rhitung yang didapat < r1abe1, maka keenam variabel Keharmonisan

Keluarga di alas tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan Kenakalan

Remaja.

Setelah dilakukan uji korelasi kemudian dilakukan penghitungan nilai R

Square untuk mengetahui seberapa besar sumbangsih keenam variabel

keharmonisan keluarga terhadap variabel kenakalan remaja. Hasilnya

disajikan pada label berikut;

Page 82: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

78

Tabel 4.7.

Nilai R Square keharmonisan keluarga

Model R I R Square I Adjusted R Std. Error of Square the Estimate

1 .618(a) I .382 I .266 11.82509

a Predictors: (Constant), Mempunya1 kemampuan untuk menyelesa1kan konflik, Terciptanya kehidupan beragama dalam keluarga, Saling menghargai antar sesama anggota keluarga, Mempunyai waktu bersama, Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga, Adanya hubungan atau ikatan yang era! antar anggota keluarga

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai R Square yang didapat

adalah sebesar 0.382. Hal ini berarti bahwa keenam aspek keharmonisan

keluarga memberikan sumbangsih sebesar 38.2% bagi perubahan variabel

kenakalan remaja. Dengan demikian terdapat 61.8% aspek lain selain

keenam aspek di atas yang tidak terukur dalam penelitian ini, yang dapat

memberikan perubahan variabel kenakalan remaja.

Kemudian dilakukan penghitungan uji signifikansi konstanta dari keenam

aspek variabel independen yang diukur. Hasilnya disajikan pada tabel

coefficients(a) berikut;

Tabel 4.8.

Uji konstanta aspek keharmonisan keluarga

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Siq. 1 (Constant) 97.930 17.258 5.674 .000

Terciptanya kehidupan

3.241 1.053 .538 3.078 .004 beragama dalam keluarqa

Page 83: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

79

Mempunyai .490 1.234 .085 .397 .694 waktu bersama

Mempunyai komunikasi yang baik antar -.091 1.284 -.015 -.071 .944 anggota keluaraa Saling menghargai antar sesama -2.169 1.280 -.333 -1.695 .100 anggota . keluaraa Adanya hubungan atau ikatan yang erat -3.365 1.156 -.644 -2.912 .006 antar anggota keluarQa Mempunyai kemampuan untuk 1.596 1.187 .268 1.345 .188 menyelesaikan konflik

a Dependent Vanabel: Kenakalan Remaia

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai t hitung yang didapat pada

keenam aspek variabel keharmonisan keluarga adalah sebesar

a. 3.078 pada aspek Terciptanya kehidupan beragama dalam keluarga

b. 0.397 pada aspek Mempunyai waktu bersama

c. -0.071 pada aspek Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota

keluarga

d. -1.695 pada aspek Saling menghargai antar sesama anggota keluarga

e. -2.912 pada aspek Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar

anggota keluarga

f. 1.345 Mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan konflik

Page 84: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

80

Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df 37 (n - 2 = 39 - 2) adalah

sebesar 2.042. Nilai t hitung yang didapat aspek Terciptanya Kehidupan

Beragama dalam Keluarga > t tabet. maka dapat disimpulkan bahwa hanya

satu aspek keharmonisan keluarga tersebut yang benar-benar memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kenakalan remaja. Sementara kelima

aspek lainnya tidak memberikan dampak perubahan yang signifikan terhadap

kenakalan remaja.

4.3.2. Kenakalan remaja

Hasil uji korelasi antara dua aspek kenakalan remaja dan keharmonisan

keluarga dengan menggunakan teknik Pearson's product moment dihasilkan

nilai korelasi (r) hitung sebesar:

a. -0.214 pada aspek Kenakalan Moral dan Asosial

b. -0.026 pada aspek Kenakalan Melanggar Hukum

Sementara nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 39 adalah sebesar

0.316.

Keputusan: Ho diterima jika rhrrung < rtabel

Karena nilai rhrrung < rtabet. maka kedua variabel kenakalan remaja di atas tidak

memiliki hubungan yang signifikan dengan keharmonisan keluarga.

Page 85: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

82

Tabel 4.10

Uji konstanta aspek kenakalan remaja

Unstandardized t Sig. Model Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) 96.546 12.379 7.79

.000 9

Kenakalan Amoral -dan Asosial -.406 .243 -.367 1.67 .103

5 Kenakalan 1.02 Melanggar Hukum .455 .443 .225

6 .312

a Dependent Vanabel: Keharrnonisan Keluarga

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai t hitung yang didapat pada

keenam aspek variabel keharmonisan keluarga adalah sebesar

a. -1.675 pada aspek Kenakalan Amoral dan Asosial

b. 1.026 pada aspek Kenakalan Melanggar Hukum

Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df 37 (n - 2 = 39 - 2) adalah

sebesar 2.042. Nilai t hitung yang didapat dua aspek variabel kenakalan remaja

< t tabe1, maka dapat disimpulkan bahwa kedua aspek Kenakalan Remaja

tersebut tidak memberikan dampak perubahan yang signifikan terhadap

keharmonisan keluarga.

Page 86: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

BABS

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis, maka dapat

dikemukakan kesimpulan bahwa tidak ada hubungan negatif yang signifikan

antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja, arah hubungan

yang dihasilkan menunjukkan arah yang negatif yang bermakna ada

kecenderungan semakin tinggi keharmonisan keluarga maka semakin

rendah kenakalan remaja. Meskipun tidak ada hubungan antara

keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja, bukan berarti keluarga

tidak memiliki pengaruh dalam membentuk perilaku menyimpang remaja,

tetap ada hubungan antar keharmonisan keuarga dengan kenakalan remaja

meskipun hubungan tersebut tidak signifikan.

5.2. Diskusi

Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara keharmonisan

keluarga dengan kenakalan remaja. Adapun hasil yang diperoleh adalah

tidak terdapatnya hubungan antara keharmonisan keluarga dengan

kenakalan remaja.

83

Page 87: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

84

Dengan demikian hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian­

penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa kondisi keluarga terutama

keluarga yang harmonis yang didalamnya jarang dan hampir tidak terdapat

konflik dan lain sebagainya, memiliki korelasi yang signifikan terhadap

kenakalan remaja. Seperti halnya pendapat yang diungkapkan oleh Nick

Stinnet dan John Defrain (dalam Hawari, 1999) tentang keluarga yang sehat

dan harmonis yang menyatakan bahwa keluarga memiliki peranan yang

besar dalam membentuk perilaku dan kepribadian anggota keluarganya,

dalam hal ini remaja.

Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Rachmat

Mulyono (2007) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara persepsi interpersonal remaja terhadap perceraian orang tua dengan

kecenderungan perilaku menyimpang pada remaja, dalam hal ini berarti

bahwa semakin tinggi persepsi interpersonal remaja terhadap perceraian

orang tua semakin tinggi pula kecenderungan perilaku menyimpang pada

remaja.

Dengan tidak adanya hubungan antara variabel dalam penelitian ini bukan

berarti keluarga tidak memiliki pengaruh atau peran dalam membentuk

kerpribadian dan perilaku anggota keluarganya. Seperti halnya pendapat

yang diungkapkan oleh Hurlock (1973) bahwa anak yang hubungan

Page 88: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

85

perkawinan orang tuanya bahagia akan memersepsikan rumah mereka

sebagai tempat yang membahagiakan untuk hidup karena makin sedikit

masalah antar orang tua, semakin sedikit masalah yang dihadapi anak, dan

sebaliknya hubungan keluarga yang buruk akan berpengaruh kepada seluruh

anggota keluarga, sehingga anak ingin keluar dari rumah sesering mungkin.

Dan secara emosional suasana tersebut akan mempengaruhi masing-masing

anggota keluarga untuk bertengkar dengan yang lainnya.

Dari enam aspek kaharmonisan keluarga yang dijadikan indikator dalam

skala keharmonisan keluarga, hanya satu aspek saja yang memberikan

pengaruh yang signifikan terhadp kenakaln remaja, yaitu aspek Terciptanya

Kehidupan Beragama dalam Keluarga, dengan t h~ung sebesar 3.078 dengan

nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df 37 (n - 2 = 39 - 2) adalah

sebesar 2.042.

Aspek terciptanya kehidupan beragama berarti adanya kesadaran akan

beragama, kesadaran akan adanya Tuhan. Pada masa remaja mulai tumbuh

kemampuan untuk berpikir abstrak sehingga memungkinkannya untuk

mentransformasikan keyakinan beragamanya. Remaja mulai bisa

mengapresiasikan kualitas keabstrakan Tuhan sebagai yang Maha adil,

Maha Kasih Sayang dan lain sebagainya, selain itu juga mulai menanyakan

atau mempermasalahkan sumber-sumber otoritas dalam kehidupan, seperti

Page 89: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

87

perkembangan masa remaja, terutama dalam lingkungan keluarga. Karena

dalam ajaran agama terdapat nilai-nilai yang mengatur setiap orang untuk

melakukan yang seharusnya dilakukan dan menjauhi semua hal yang

dilarang ataupun tidak baik. Kondisi keluarga yang di dalamnya tertanam

nilai-nilai keagamaan yang kuat akan menimbulkan tingkat kenakalan remaja

yang rendah. Akan tetapi tertanamnya nilai-nilai agama bukanlah satu­

satunya faktor penentu berkurangkan tingkat kenakalan remaja, masih

banyak faktor lain seperti pengawasan pihak sekolah maupun adanya

program dari pemerintah dalam menangani kenakalan remaja.

Sedangkan untuk variabel kenakalan remaja diperoleh nilai ltabel pada taraf

signifikansi 5% dengan df 37 (n - 2 = 39 - 2) adalah sebesar 2.042. Dengan

nilai lMung:

a. -1.675 pada aspek Kenakalan Amoral dan Asosial

b. 1.026 pada aspek Kenakalan Melanggar Hukum

Nilai t hitung yang didapat dua aspek variabel kenakalan remaja lebih kecil dari

t tabei. maka dapat disimpulkan bahwa kedua aspek kenakalan remaja

tersebut tidak memberikan dampak perubahan yang signifikan terhadap

keharmonisan keluarga. Yang mengindikasikan bahwa yang menjadi pemicu

timbulnya kenakalan remaja bukan hanya kondisi keluarga saja, tetapi masih

Page 90: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

89

hendak diukur baik pada skala keharmonisan keluarga maupun pada skala

kenakalan remaja. Pada saat menyebarkan angket, situasi yang kurang

kondusif dalam pengisian angket dikarenakan waktu yang terlalu singkat

sehingga mengakibatkan siswa tidak optimal dalam membaca dan mengisi

angket yang diberikan oleh peneliti. Selain itu juga pada keterbatasan jumlah

sampel yang mungkin kurang representatif serta tidak disertakannya usia dan

karakteristik sampel yang sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap

tingkat kenakalan remaja tersebut. Hal ini pula yang mungkin menyebabkan

tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara keharmonisan keluarga

dengan kenakalan remaja.

5.3. Saran

1. Saran teoritis

Sebagai penutup bab ini, penulis mengajukan beberapa saran terkait dengan

adanya kekurangan dalam penelitian ini:

Bagi peneliti selanjutnya penulis berharap dapat menggali masalah ini

lebih dalam dan sebaiknya responden yang diambil lebih bervariasi atau

bila memungkinkan dapat digunakan kombinasi dua pendekatan, yaitu

pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan jumlah responden yang lebih

besar, sehingga dapat diperoleh sebuah gambaran menyeluruh mengenai

keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja.

Page 91: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

.-----~~,-·90··"'""'"""""~.,·f

PER PUST AKAAN UT AMA ' UIN SYAHIO JAKART~-'

- Adanya variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap

kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah, status sosial

ekonomi, kondisi lingkungan, konformitas, identitas, kepribadian dan lain-

lainnya adalah beberapa faktor yang dapat dijadikan variabel bebas.

2. Saran praktis

Berdasarkan penelitian ini, diharapkan agar:

Para remaja mengontrol diri dan emosi agar tidak terjerumus dalam

pergaulan negatif dengan lebih selektif dalam memilih teman dan

bergaul.

Para orang tua mengerti dan memahami bahwa masa remaja adalah

masa transisi yang sangat rentan, dengan memberikan bimbingan dan

arahan perilaku yang positif dalam bergaul. Seperti: memberikan

gambaran perilaku dan konsekuensinya, sehingga remaja dapat

bertindak lebih hati-hati dan tidak terjerumus pada kenakalan remaja

yang dapat merusak cita-cita dan masa depan, serta adanya usaha

untuk lebih meningkatkan pemahaman dan penanaman nilai-nilai

keagamaan yang diharapkan dapat menekan tingkat kenakalan

remaja.

Bagi pihak guru dan sekolah tempat remaja belajar hendaklah selalu

mengawasi siswa yang memiliki kecenderungan untuk berperilaku

menyimpang yang mengarah pada kenakalan remaja dengan

memberikan layanan bimbingan dan konseling pada waktu khusus.

Page 92: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

Sedangkan untuk siswa yang telah melakukan kenakalan remaja,

sekolah diharuskan melakukan tindakan yang sesuai dengan tidak

menghakiminya tetapi berikanlah teguran dengan cara yang baik,

diperlakukan dengan adil, memahami keadaannya dan membantu

mengembalikannya untuk berperilaku baik.

91

Page 93: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

92

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Chaplin, J.P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi (terjemahan) Jakarta: Raja Grafindo Persada

Daradjat, Z. (1977). Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang

Depdikbud (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Elfida, D. (2005) Hubungan antara Kemampuan Mengontrol Diri dengan Delinkuen pada Remaja. Jurnal Psikologi, Vol. 1, No.2,78- 86

Gunarsa, S.D. dan Gunarsa, S.D. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia

---------------, (1983). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia

---------------. (2007). Psikologi untuk Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia

Hawari, D. (1999). Al-Quran llmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Mental. Jakarta: Dana Bhakti Yasa

Hurlock, E.B. (1973). Adolescent Development (4th ed). Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha Ltd

---------------, ( 1999). Developmental Psycology: Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. lstiwidayanti (terj). Jakarta: Erlangga

Kartono, K. (1986). Psikologi Wanita (Wanita Sebagai lbu dan nenek). Jilid 2. Bandung: Alumni

-------------. (2005). Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers

Kuncono, (2004). Analisa Butir. Teknik Analisa dan Aplikasi pada Mata Ku/iah: Penyusunan Skala Psikologi, Konstruksi Tes,

Page 94: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

Uswatusolihah, U. (2008). Keluarga Sakinah dalam Media Cetak Islam: Analisa Wacana pada Rubrik "Ayah Bunda" Harian Umum REPUBLIKA. Tesis (tidak diterbitkan). Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hldayatullah Jakarta

Yusuf, S. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda Karya

94

Page 95: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

ampiran 1

:epada Yth,

,jswa/siswi SMP DUA MEI

Ii

'em pat

1dik-adik yang saya homati, dalam rangka penelitian tentang Hubungan Keharmonisan

Celuarga dengan Kenakalan Remaja, saya mohon kesediaan adik-adik untuk mengisi

;kala yang saya buat ini. Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan yang berhubungan

lengan peristiwa yang adik-adik alami dalam kehidupan sehari-hari

\dik-adik diminta untuk mengisi biodata dan memberikan jawaban sesuai dengan

<eadaan atau pengalaman sendiri. Sebelum mengisi mohon membaca pemyataan

:lengan seksama. Semua jawaban adik-adik adalah BENAR, asalkan sesuai dengan

pengalaman dan keadaan adik-adik. Saya sangat menghargai kesungguhan dan kejujuran

adik-adik, kerahasiaan identitas dan jawaban adik-adik saya jamin sesuai dengan kode

etik psikologi.

Terima kasih atas kesediaan dan kesungguhan adik-adik dalam mengisi skala ini.

Hormat saya

Ttd.

Imam Fahrni Umami

Page 96: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

1ma (boleh inisial) : .L

nur nis kelamin ~las

IDENTITAS PRIBADI

bawah ini terdapat beberapa pernyataan, bacalah setiap pernyataan dan berikan .vaban dengan cara memberi tanda centang (---1) pada kolom yang tersedia yang sesuai mgan keadaan atau kondisi yang adik-adik alami.

S : Sangat Sesuai : Sesuai

S : Tidak Sesuai TS : Sangat Tidak Sesuai

ontoh: 0 Pernyataan

I Saya selalu merasa bosan tinggal di rumah

kala Kenakalan Remaja lo Pernyataan

I. Saya akan tetap berusaha untuk berkata jujur ) Saya tidak pernah bolos sekolah

l. Meskipun saya bergaul dengan anak-anak yang nakal tapi saya tidak mengikuti tingkah laku mereka

i. Saya lebih baik kabur dari kelas dari pada harus mengikuti pelajaran yang sulit

). Habis keluyuran, biasanya saya pulang ke rumah larut malam

l. Dalam seminggu saya bolos sekolah minimal sekali r. Selesai sekolah saya langsung pulang ke rumah

3. Kemana-mana saya selalu membawa benda tajam untuk melindungi diri

~- Pulang sekolah saya tidak langsung ke rumah tapi keluyuran dulu bareng teman-teman ataupun sendirian

10. Saya biasa nongkrong di jalan bareng teman-teman 11. Bagi saya berciuman dengan pacar adalah hal yang biasa 12. Moment istimewa seperti ulang tahun atau malam tahun baru biasa

kami rayakan dengan berpesta pora

13. Saya biasa berbohong untuk menutupi kesalahan saya

14. Saya rajin mengikuti pe\ajaran sekolah

SS s TS

" SS s TS

STS

STS

Page 97: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

5. Kadang-kadang saya membaca buku atau cerita porno

6. Jika sedang marah saya biasa mengungkapkannya dengan kata-kata kasar

7. Jika naik angkutan umum atau bis rame-rame saya tidak pernah bayar

8. Saya biasa berbicara kasar dengan teman-teman biar terlihat akrab

9. Meskipun berpacaran saya akan tetap menjaga diri dan tidak melanggar norma-norma

'0. Saya tidak minum minuman keras karena tidak baik untuk kesehatan

!1. Saya pernah minum minuman keras

!2. Saya pernah main judi meskipun kecil-kecilan ~3. Selama berpacaran saya pernah melakukan hubungan seksual

dengan pacar saya

24. Saya tidak akan melakukan perbuatan yang melanggar susila

25. Biasanya saya menyelesaikan masalah secara damai 26. Kadang-kadang saya suka mengambil uang simpanan orang tua

secara diam-diam

27. Saya pernah mengambil barang orang lain hanya karena ingin memilikinya

28. Melakukan hubungan seksual sebelum pernikahan merupakan hal yang wajar bagi saya

29. Kadang-kadang saya memukul orang yang membuat saya kesal

30. Karena dendam saya pernah menganiaya teman sampai babak belur

31. Saya pernah menggunakan narkoba

Page 98: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

:ala Keharmonisan Keluarga

::> Pernyataan SS s TS STS Orang tua biasa mengingatkan saya untuk menja\ankan perintah agama Orang tua saya mengajarkan beribadah sejak kecil Orang tua senantiasa menanamkan nilai-nilai etika dan moral Orang tua saya kurang bisa menghargai pendapat anak-anaknya karena masih dianggap anak kecil

Kami lebih banyak melakukan kegiatan sendiri-sendiri Orang tua saya jarang beribadah Keluarga saya tidak pernah berdiskusi tentang masalah-masalah agama Orang tua saya menyediakan waktu untuk berkumpul bersama

' anak-anaknya walaupun sedang sibuk I. Biasanya keluarga kami makan bersama

0. Setiap ada waktu luang, orang tua mengajak kami untuk berjalan-jalan bersama

1. Orang tua saya menghargai pendapat anak-anaknya

12. Orang tua saya terbuka dalam banyak hat

13. Saya paling malas mendengarkan keluhan orang lain

14. Orang tua saya bersikap adil, terutama dalam perhatian dan kasih sayang kepada anak-anaknya

15. Saya menghargai orang tua walaupun mereka berbeda pendapat dengan saya

16. Saya dan saudara saya memiliki hubungan yang akrab

17. Meskipun kami sekeluarga memiliki perbedaan tetapi kami tetap sating menghargai

18. Saya merasa dekat dengan orang tua

19. Jika ada masalah, kami biasa mendiskusikannya dengan keluarga untuk mencari solusinya

20. Kami sering berselisih paham hanya karena masalah kecil

21. Orang tua kaku sehingga saya tidak dekat

22. Ayah terlihat tenang dalam menghadapi masa\ah

23. Hubungan kedua orang tua saya tidak harmonis

24. Orang tua saya bertengkar tanpa alasan yang jelas

25. Jika bertengkar saya tidak pernah mau mengalah

26. Kedua orang tua saya jarang berdiskusi untuk menyelesaikan masalah

Page 99: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

La~inm 2

Korelasi Keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja

Mempunya Adanya i Saling hubungan

Terciptanya komunikasi menghar atau ikatan Mempunyai kehidupan yang balk gai antar yang erat kernampuan beragama Mempunya antar sesama an tar untuk

Kenakalan da!am iwaktu anggota anggota anggota menyelesaikan Remaia keluar~a bersama keluarna ke!uarna keluarr a konflik

Pearson Kenakalan 1.000 .207 -.090 ·.121 -.300 -.314 -.097

Correlation Remaia Terciptanya kehidupan 207 1.000 .553 .324 .365 .530 .336 beragama da!am keluaroa Mempunyai waktu bersama -.090 .553 1.000 .584 .551 .598 .394

Mempunyai komunikasi yang balk antar -.121 .324 .584 1.000 .641 .396 .520 anggota keluarga

Saling menghargai antar sesama -.300 .365 .551 .641 1.000 .511 .482 anggota keluarga

Adanya hubungan, alau ikatan yang erat -.314 .530 .598 .396 .511 1.000 .637 antar anggota keluarQa Mempunyai kemampuan untuk -.097 .336 .394 .520 .482 .637 1.000 menyelesalkan konflik

Sig. (1-tailed) Kenakalan .103 .293 .232 .032 .026 .279 Remaia

Terciptanya kehidupan beragama dalam .103 .000 .022 .011 .000 .018

ke!uarga

Mempunyai waktu bersama .293 .000 .000 .000 .000 .007

Mempunyai komunikasi yang baik antar .232 .022 .000 000 .006 .000

anggota keluarga

Saling menghargai

032 antar sesama .011 .000 .000 .000 .001

anggota keluarga

Adanya hubungan atau ikatan yang erat .026 .000 .000 .006 .000 .000 antar anggota keluaraa Mempunyai kemampuan untuk .279 .018 .007 .000 .001 .000 menyelesaikan konnik

N Kenaka!an 39 39 39 39 39 Remaia 39 39

Terciptanya kehidupan beragama dalam 39 39 39 39 39 39 39 ke!uarga

Mempunyai waktu bersama 39 39 39 39 39 39 39

Page 100: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

Mempunyai komunikasi yang baik antar 39 39 39 39 39 39 39 anggota keluarga

Sallng menghargai

39 39 39 39 39 39 39 antar sesama anggota ke!uarga

Adan ya hubungan atau lkatan yang era! 39 39 39 39 39 39 39 antar anggota keluaraa Mempunyai kemampuan untuk 39 39 39 39 39 39 39 menyelesaikan konflik

Lampiran Korelasi antara dua aspek Kenakalan Remaja dan Keharmonisan Keluarga

Kenakalan Kenakalan Keharmonisa Amoral dan Melanggar n Keluaroa Asosial Hukum

Pearson Correlation Keharmonisan Keluarga 1.000 -.214 -.026 Kenakalan Amoral dan Asosial -.214 1.000 .682

Kenakalan Melanggar -.026 .682 1.000 Hukum

Sig. (Hailed) Keharmonisan Keluarga .095 .439 Kenakalan Amoral dan Asosial .095 .000

Kenakalan Melanggar .439 .000 Hukum

N Keharmonisan Keluarga 39 39 39 Kenakalan Amoral dan Asosial 39 39 39

Kenakalan Melanggar 39 39 39 Hukum

Page 101: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

VAR00038 136.8205 241.6248 .1441 .8881 VAR00039 136.9487 229. 8920 .5467 .8806 VAR00040 136.5128 229.8354 .5876 .8801 VAR00041 136.2051 237.1147 .4744 .8827 VAR00042 137.4872 234.0985 .4333 .8827 VAR00043 136.4615 231.5182 .6099 .8802 VAR00044 136.1538 237.8704 . 4864 .8828

Reliability Coefficients N of Cases 39.0 N of Items 44 Alpha .8862

Page 102: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

Lampiran 5

Reliability

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

R E L I A B I L I T Y

Statistics for SCALE

Mean 98.7436

Item-total Statistics

VAROOOOl VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAROOOll VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031

Reliability N of Cases Alpha

Scale Mean

if Item Deleted

95.4103 95.6923 95. 4872 95.5385 95.5385 95.3333 95.4615 95.1282 95.7179 95.8205 96. 1538 96.4615 96.2564 95.2308 95.3590 96.5897 95.4103 95.8974 95.2051 95.5897 95.1026 95.4103 95. 0513 95.5128 95.4103 95.7436 95.3077 95.0000 96. 2821 95.2564 94.9487

Coefficients 39.0

= . 9110

A N A L Y S I S S C A L E

Variance 190.4588

Scale Variance if Item Deleted

182.8799 175.6397 179. 0985 180.9919 176.5182 181.0702 178.4130 182.5884 173.8920 169.2038 170.6599 177.7287 181. 7220 182.2874 180.2888 182.2483 177.4062 183.7787 183.3252 180.5641 179.0945 179.1957 181.8394 180.1511 180.6167 174. 7220 174.2713 180.5263 178.5762 175.1430 181.4184

N Of Std Dev Variables 13.8007 31

Corrected Item­Total

Correlation

. 3527

.5070

. 4 678

.3915

.5533

. 4366

. 5961

. 3831

. 6863

.7700

. 6512

.4701

. 3476

.4463

.4788

.3290

. 5779

.2391

. 3862

.2744

. 57 4 5

. 4 048

. 4 636

.3528

.4691

.5574

. 6165

.5205

.4369

. 6719

.5231

N of Items 31

(A L P H A)

Alpha if Item Deleted

.9100

.9078

. 9084

. 9095

. 9070

.9089

.9067

. 9096

.9048

.9028

.9050

. 9084

.9103

. 9088

.9083

.9105

. 9068

. 9121

.9095

.9130

.9071

. 9096

.9086

. 9106

. 9084

.9069

.9059

. 9079

.9090

.9053

. 9080

Page 103: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

Lampiran 6

Reliability

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

R E L I A B I L I T Y ANALYSIS S C A L E (A L P H A)

N Of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables

SCALE 88.3077 118.6397 10.8922 27

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha

if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

VAROOOOl 84.4872 113. 8880 . 4720 .8878 VAR00002 84.6154 112. 7166 . 4 633 .8873 VAR00003 84.4872 114. 8354 .3722 .8890 VAR00004 85.5385 110. 5709 . 3679 .8894 VAR00005 85.4872 107.8880 . 4870 .8864 VAR00006 84.7179 110.4710 .5794 .8850 VAR00007 85.0513 109.1552 .5156 .8856 VAR00008 84.9744 110. 8677 . 4 654 .8868 VAR00009 85.0000 108.6842 .5339 .8852 VAROOOlO 85.0256 109.2362 .5293 .8853 VAROOOll 85.1026 111. 8313 . 4303 .8876 VAR00012 85.2308 107.9717 .5712 .8843 VAR00013 85.2308 110. 6032 .3977 .8885 VAR00014 85.0000 106.4737 .6983 .8814 VAR00015 85.0000 110.5263 .5579 .8853 VAR00016 84.9487 110. 8394 . 4 633 .8869 VAR00017 84.7179 113.8920 .4230 .8882 VAR00018 85.0513 110.2605 .4707 .8867 VAR00019 85.2051 108. 2726 . 624 7 .8834 VAR00020 85.4359 109. 9366 . 4 057 .8884 VAR00021 85.0000 110. 0000 . 4027 .8885 VAR00022 85 .1026 112. 3050 .3534 .8892 VAR00023 84. 9231 110. 3887 .3620 .8898 VAR00024 84.8974 109.3576 .5033 .8859 VAR00025 85.3077 110.7976 . 4111 .8880 VAR00026 85.1795 107.3617 . 4 932 .8863

Reliability Coefficients N of Cases 39.0 N of Items 26 Alpha ~ .8908

Page 104: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

impiran 7

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 4 4 4 1 1 1 1 4 2

2 4 3 3 1 2 4 3 3 1

3 4 3 3 1 2 1 3 4 2

4 4 4 4 4 3 4 4 4 4

5 4 4 4 1 1 2 3 4 4

6 4 4 4 2 3 3 3 4 4

7 3 3 3 2 2 4 4 3 3

8 3 3 3 1 4 4 2 3 3

9 4 4 4 3 3 4 4 3 3

10 4 4 4 2 2 4 3 4 3

11 3 3 3 3 3 3 3 3 3

12 4 3 4 3 2 3 4 3 3

13 4 4 4 4 3 4 3 4 3

14 4 4 4 2 2 3 4 2 2

15 4 4 4 4 3 4 4 4 4

16 4 4 4 3 4 3 3 4 4

s 17 4 4 4 3 3 3 3 4 3

u 18 4 3 3 3 3 4 3 3 3 b j

19 4 4 4 2 3 4 4 3 3

e 20 4 4 4 2 4 4 4 4 3 k 21 3 4 4 1 1 1 3 2 1

22 3 3 4 3 3 4 4 3 2

23 4 4 4 3 4 4 4 2 2

24 4 4 4 3 4 3 2 4 4

25 4 2 3 4 2 4 3 3 3

26 4 3 4 3 3 2 3 3 3

27 4 4 4 4 4 4 4 4 4

28 4 4 3 3 3 4 3 3 3

29 4 4 3 3 2 4 4 1 3

30 4 4 4 3 1 3 3 2 4

31 4 4 4 3 3 4 4 4 3

32 4 4 4 3 3 4 4 3 3

33 4 4 4 2 3 3 4 4 4

34 4 4 4 3 2 3 4 4 4

35 4 3 3 4 2 3 3 4 3

36 4 3 3 4 3 4 3 2 3

37 4 4 4 4 2 4 3 4 4

38 4 4 4 1 2 4 3 3 2

39 4 4 4 3 3 4 4 4 4

Analisa Butir Keharmonisan Keluarga

Item

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

2 2 3 3 2 2 4 4 2 2

1 2 2 3 2 2 2 3 2 1

3 4 2 2 4 2 4 2 4 4

4 4 3 4 4 3 4 4 4 4

4 2 4 4 2 4 1 4 4 4

3 4 4 4 4 4 4 4 4 3

3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

3 3 3 2 3 1 2 4 2 3

4 3 3 2 4 3 4 4 4 3

3 2 2 3 2 3 3 3 3 2

3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

4 3 3 3 4 4 3 3 3 3

4 3 2 3 3 3 1 4 3 2

2 3 2 3 2 2 4 4 3 2

4 4 1 3 4 4 3 3 3 2

4 4 3 3 4 4 4 3 4 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 3 3 3 4 3 4 3 3 2

3 4 4 2 4 3 4 3 4 3

4 3 4 1 4 4 4 4 4 3

1 1 1 4 2 2 2 1 2 1

3 3 2 2 3 4 3 3 4 4

2 2 2 1 4 3 2 3 4 3

4 3 4 1 4 3 3 4 4 3

4 3 3 3 4 3 2 3 3 3

2 3 3 4 3 4 3 3 3 2

4 1 1 4 4 4 4 4 4 1

4 3 3 4 4 4 3 3 4 3

3 4 3 3 4 4 3 4 4 3

4 4 4 1 4 4 4 4 4 4

4 4 3 3 4 3 4 4 4 4

3 3 2 3 3 3' 2 3 4 4

4 4 4 4 3 2 4 4 1 4

3 3 1 3 4 4 4 4 3 4

3 4 2 2 4 4 4 3 4 4

2 4 3 4 4 4 4 4 4 3

4 4 4 4 4 3 4 4 4 3

3 3 4 4 4 3 3 3 4 4

4 3 3 3 4 3 3 3 4 4

20 21 22

1 1 2

2 2 2

1 3 4

2 4 3

1 4 4

3 3 4

2 2 3

2 2 3

2 3 3

2 4 3

3 3 3

2 3 3

3 2 3

2 2 3

3 3 4

3 4 2

4 4 4

4 3 3

3 4 4

1 4 2

2 1 1

4 3 4

2 4 4

2 2 3

4 4 4

3 1 2

4 4 4

3 3 3

2 3 3

2 2 4

3 3 4

3 3 4

4 4 2

4 4 4

3 3 4

4 1 4

4 3 4

3 4 4

4 4 4

.. .........,~ .... '"''"••'

PE~PUSTAKAA UIN SYAHID ,,

23 24 25 26 Jumlah

1 1 1 1 56

4 4 1 3 62

3 1 1 3 70

4 4 4 4 98

4 4 4 4 85

4 4 3 3 93

2 2 2 2 71

2 2 2 2 67

4 4 4 4 90

3 4 4 3 79

3 3 3 3 77

2 4 3 4 83

3 4 3 3 82

2 1 3 2 69

1 4 4 4 89

4 4 3 4 94

4 4 4 4 97

4 3 3 3 83

4 4 4 4 92

4 3 2 4 88

1 1 1 1 45

3 3 2 2 81

4 4 2 4 81

4 4 2 2 84

2 3 2 2 80

3 3 2 4 76

4 4 4 4 95

4 4 3 3 88

3 3 3 3 83

3 3 3 3 BS

4 4 3 4 95

3 4 1 1 81

1 4 1 2 84

4 4 4 4 93

4 4 2 2 85

4 4 4 2 88

4 3 2 1 92

3 1 2 3 82

4 4 4 4 96

UTA/c\A KART;\

Page 105: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

1mpiran 8

Analisa Butir Kenakalan Rernaja

Item

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jumlah

1 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 1 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106

2 3 4 4 4 4 4 2 4 2 4 1 1 1 4 4 1 4 2 2 4 4 4 2 2 4 2 4 3 2 4 4 94

3 4 3 2 1 2 3 3 1 1 4 2 1 4 3 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 3 1 1 1 2 1 3 81

4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 3 4 101

5 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 1 4 4 107

6 4 4 3 2 2 2 4 4 3 3 3 1 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 100

7 4 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 4 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 4 77

8 4 2 2 4 1 3 2 4 2 1 1 1 2 4 3 2 4 4 4 4 1 1 2 3 3 2 2 2 1 1 1 73

9 4 3 4 2 2 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 2 4 4 102

10 3 4 3 2 4 4 3 4 3 3 2 3 2 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 105

11 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 75

12 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 1 4 2 4 1 3 4 3 4 2 3 4 97

13 4 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 2 4 4 103

14 3 2 2 4 2 1 2 4 2 1 1 2 2 2 3 1 3 2 4 3 3 4 4 2 3 2 3 4 2 2 4 79

15 2 1 2 3 4 2 3 4 2 1 1 3 2 3 1 1 2 4 3 3 4 1 4 3 1 3 4 4 1 3 4 79

16 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 109

17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 119

18 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 97

19 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 114

20 3 1 3 4 4 3 4 3 4 3 1 3 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 103

21 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 1 1 1 2 2 1 3 1 2 3 2 4 4 3 4 2 4 4 3 4 2 78

22 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 4 2 4 4 92

23 2 3 4 2 3 3 4 4 3 2 1 1 3 2 3 1 4 2 2 1 4 4 4 1 2 2 4 4 1 3 4 83

24 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 110

25 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 1 3 2 3 4 1 3 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 2 4 4 98

26 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 1 4 4 112

27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 122

28 4 4 1 4 3 3 4 4 4 4 3 2 2 4 3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 107

29 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 4 105

30 4 2 2 4 3 2 4 4 4 3 3 1 2 4 3 3 3 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 102

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 118

32 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 3 4 4 106

33 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 114

34 2 1 4 3 1 4 3 3 3 1 2 2 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 1 1 3 1 3 3 80

35 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 2 4 1 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 4 104

36 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120

37 4 4 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 2 4 2 2 3 2 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 99

38 2 2 3 3 3 4 3 4 2 1 1 1 1 4 4 1 2 2 4 1 4 2 4 4 3 2 2 4 2 3 4 82

39 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 1 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 98

Page 106: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

lomor .amp.

DEPARTEMEN AGAMA UNlVERSIT AS ISLAM NEGERI (UIN) SY ARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA

FAKULTAS PSIKOLOGI .JI. Kerta Mukti No.5 Circndcu .Jakarta Sclatan 15419 Telp. (021) 7433060 Fax. 74714714

Un.O l/F7/KM.O 1.31;296 / /2009 Jakarta, 20 Oktober 2009

!al : Permolzonan fzin Penelitian

Kepada Yth. Kepala Sekolah SMP Dua Mei Ciputat

Assalamu 'a/aikum Wr. Wb.

Dengan hormat, kami sampaikan bahwa :

Nam a Nomor Pokok Tahun Akademik Program

Imam Fahmi Umami 101070023073 2009/2010 Strata I (S-1)

Mahasiswa tersebut sedang menulis skripsi yang betjudul : "Hubungan Keharmonisan Keluarga Dengan Kenakalan Remaja", yang bersangkutan perlu melakukan penelitian di lembaga yang Bapak/lbu/Saudara pimpin.

Sehubungan dengan itu kami rncngharapkan kesediaan bapak/ibu untuk memberikan data maupun inforrnasi yang diperlukan oleh mahasiswa tersebut.

Dernikian atas perhatian dan kerja sama yang baik kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Page 107: NIM: 101070023073 Q.(J.J - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28552/1/IMAM... · kenakalan remaja seperti kontrol diri, prestasi di sekolah,

YAYASAN PENDIDIKAN DUA MEI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

(Disarnakan) JI. H. Abdul Gani No. 135 Cempaka Putih, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Telp. (021) 7490034, 74707557

SURAT KETERANGAN Nomor : 066/SMP/YPDM/XII/2009

Yang bertanda tangan di bawab ini: Nama : ENJANG SUPY AN, S.Pd. Jabatan : Kepala Sekolab Unit Kerja : MP Dua Mei Alamat : JI. H. Abdul Gani No. 135 Cempaka Putih Kee. Ciputat Timur

Kota Tangerang Selatan - Banten 15412

Menerangkan babwa : Nama : IMAM F AHMI UMAMI Tempat, Tgl. Labir : Sukaburni, 03 Mei 1983 Fakultas : Psikologi UIN SyarifHidayatullah, Jakarta Alamat : Komplek Dosen UIN SyarifHidayatullab, Jakarta

JI. H. Ibnu Rusyd II No. 195 Kee. Ciputat, Kota Tangerang Selatan

Adalab benar nama yang tersebut diatas telah melakukan penelitian di sekolab kami, dengan judul "HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA".

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.