nilai strategis teknologi penginderaan jauh untuk

3
15 Buletin LAPAN Edisi Vol. 8 No. 1 2021 Nilai Strategis Teknologi Penginderaan Jauh untuk Perencanaan Kota, Pemantauan Hutan, dan Kebencanaan Oleh Robi Aryanto Teknologi penginderaan jauh telah mengubah paradigma visualisasi permukaan bumi. Produk teknologi penginderaan jauh berupa citra satelit dengan berbagai jenis resolusi spasial yang rendah hingga tinggi, memberikan visual permukaan bumi sangat detail dan mengandung banyak informasi strategis di dalamnya. Citra Satelit merupakan suatu gambaran permukaan bumi yang direkam oleh sensor/ kamera pada satelit pengideraan jauh yang mengorbit bumi, dalam bentuk visual secara digital. Pemanfaatan citra satelit saat ini sudah sangat luas jangkauannya, terutama dalam hal yang berkaitan dengan ruang spasial permukaan bumi, mulai dari bidang sumber daya alam, perencanaan tata kota, pemantauan hutan, dan kebencanaan. Untuk mengoptimalkan penggunaan data citra satelit yang dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan, LAPAN melalui Kedeputian Bidang Penginderaan Jauh menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Citra Satelit Penginderaan Jauh Tahun 2021. Acara ini berlangsung pada Rabu, 27 Januari yang diselenggarakan secara hybrid (luring dan daring). Dengan memperhatikan protokol kesehatan, acara luring dilaksanakan di Gedung Indriya Bhuana, Kantor Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh, Pekayon, Jakarta. Sementara kegiatan daring menggunakan perangkat Zoom Meeting dan YouTube. Acara ini dihadiri perwakilan para pemangku kepentingan dari Kementerian/Lembaga, TNI, POLRI, Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Perguruan Tinggi, serta stakeholder lainya. Sambutan diberikan oleh Kepala LAPAN, Prof. Thomas Djamaluddin yang mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Kementerian/Lembaga (K/L), TNI, Polri, Pemda, Perguruan Tinggi, serta para pemangku kepentingan. LAPAN sesuai amanat UU No. 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan bahwa LAPAN wajib menyelenggarakan pengadaan citra satelit untuk kebutuhan instansi terkait, salah satunya agenda rakor ini dilaksanakan tiap tahun untuk memenuhi amanat tersebut. Thomas menjelaskan, tujuan utama rakor adalah mengidentifkasi kebutuhan data para stakeholders agar akuisisi data yang diperoleh sesuai kebutuhan, akuisisi diserahkan sesuai kebutuhan, dan pemberian apresiasi kepada stakeholders.

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nilai Strategis Teknologi Penginderaan Jauh untuk

15Buletin LAPAN Edisi Vol. 8 No. 1 2021

Nilai Strategis Teknologi Penginderaan Jauh

untuk Perencanaan Kota, Pemantauan Hutan,

dan KebencanaanOleh Robi Aryanto

Teknologi penginderaan jauh telah mengubah

paradigma visualisasi permukaan bumi. Produk

teknologi penginderaan jauh berupa citra satelit

dengan berbagai jenis resolusi spasial yang rendah

hingga tinggi, memberikan visual permukaan bumi

sangat detail dan mengandung banyak informasi

strategis di dalamnya. Citra Satelit merupakan suatu

gambaran permukaan bumi yang direkam oleh sensor/

kamera pada satelit pengideraan jauh yang mengorbit

bumi, dalam bentuk visual secara digital. Pemanfaatan

citra satelit saat ini sudah sangat luas jangkauannya,

terutama dalam hal yang berkaitan dengan ruang

spasial permukaan bumi, mulai dari bidang sumber

daya alam, perencanaan tata kota, pemantauan hutan,

dan kebencanaan.

Untuk mengoptimalkan penggunaan data citra satelit

yang dapat dimanfaatkan oleh para pemangku

kepentingan, LAPAN melalui Kedeputian Bidang

Penginderaan Jauh menyelenggarakan Rapat

Koordinasi Nasional (Rakornas) Citra Satelit

Penginderaan Jauh Tahun 2021. Acara ini berlangsung

pada Rabu, 27 Januari yang diselenggarakan secara

hybrid (luring dan daring). Dengan memperhatikan

protokol kesehatan, acara luring dilaksanakan di

Gedung Indriya Bhuana, Kantor Pusat Teknologi dan

Data Penginderaan Jauh, Pekayon, Jakarta. Sementara

kegiatan daring menggunakan perangkat Zoom

Meeting dan YouTube. Acara ini dihadiri perwakilan para

pemangku kepentingan dari Kementerian/Lembaga,

TNI, POLRI, Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota,

Perguruan Tinggi, serta stakeholder lainya.

Sambutan diberikan oleh Kepala LAPAN, Prof. Thomas

Djamaluddin yang mengungkapkan rasa terima

kasihnya kepada Kementerian/Lembaga (K/L), TNI,

Polri, Pemda, Perguruan Tinggi, serta para pemangku

kepentingan. LAPAN sesuai amanat UU No. 21 Tahun

2013 tentang Keantariksaan bahwa LAPAN wajib

menyelenggarakan pengadaan citra satelit untuk

kebutuhan instansi terkait, salah satunya agenda

rakor ini dilaksanakan tiap tahun untuk memenuhi

amanat tersebut. Thomas menjelaskan, tujuan utama

rakor adalah mengidentifikasi kebutuhan data para stakeholders agar akuisisi data yang diperoleh sesuai

kebutuhan, akuisisi diserahkan sesuai kebutuhan, dan

pemberian apresiasi kepada stakeholders.

Page 2: Nilai Strategis Teknologi Penginderaan Jauh untuk

16 Buletin LAPAN Edisi Vol. 8 No. 1 2021

Dengan adanya amanat UU No. 21 Tahun 2013,

LAPAN sebagai lembaga yang bisa menyediakan data

citra satelit sehingga lebih hemat anggaran karena

sebagai penyedia data citra satelit penginderaan

jauh nasional. Rakornas ini mengambil tema “Inovasi

Pemanfaatan Teknologi Satelit Penginderaan Jauh

untuk Perencanaan Kota, Pemantauan Hutan, dan

Kebencanaan”. LAPAN sudah melakukan kerja

sama dengan mitra strategis seperti United Nations

Economic and Social Commission for Asia and the

Pacific (UNESCAP), SDGs Center Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Hasanuddin (Unhas).

LAPAN memiliki kemampuan dalam menganalisis

citra-citra satelit (optis maupun radar) untuk Indonesia

maju, mandiri, dan berdaulat.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi/

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/

Kepala BRIN), Prof. Bambang Soemantri Brojonegoro

menjelaskan mengenai Peningkatan Produktivitas

dan Daya Saing dengan Arah Kebijakan dan Strategi:

Peningkatan Kapabilitas IPTEK dan Penciptaan

Inovasi. Menteri Bambang juga menjelaskan visi dan

misi Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2017 - 2045

dan turunannya, yaitu Prioritas Riset Nasional (PRN)

2020 - 2024. Peran LAPAN di Bidang Penginderaan

Jauh sesuai UU no. 21 tahun 2013 dan PP no. 18

tahun 2018 juga disampaikan, seperti Pengembangan

Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN) dan

Pengembangan Sistem Pemantauan Bumi Nasional

(SPBN).

Menristek/Kepala BRIN menegaskan bahwa

Indonesia harus berupaya menciptakan ekosistem

yang mendukung penguasaan akan data citra satelit

jarak jauh. Hal itu penting mengingat begitu banyak

manfaat dari teknologi satelit yang bisa kita dapatkan.

Satelit telah menjadi kebutuhan mutlak bagi semua

negara di Bumi, di mana berbagai negara berlomba-

lomba untuk memperkuat kemampuan satelitnya, baik

untuk komunikasi dan juga penginderaan jauh. Ia juga

mengatakan pemanfaatan penginderaan jauh makin

relevan dengan kondisi negara yang rawan bencana.

Termasuk bencana hidrometeorologi yang sebagian

dikrenakan perubahan cuaca ekstrim dan sebagian lagi

dari perubahan tata ruang.

Pada kesempatan ini juga diberikan penghargaan

“Indriya Mandrawa” dengan kategori: Kementerian

dan Lembaga sebagai pengguna data penginderaan

jauh terbaik 2020, Pemerintah Provinsi sebagai

pengguna data penginderaan jauh terbaik 2020,

Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai pengguna data

penginderaan jauh terbaik 2020. Lalu dilanjutkan

kategori: Kementerian dan Lembaga sebagai pengguna

informasi penginderaan jauh terbaik 2020, Pemerintah

Provinsi sebagai pengguna informasi penginderaan

jauh terbaik 2020, Pemerintah Kabupaten/Kota

sebagai pengguna informasi penginderaan jauh terbaik

2020. Penghargaan diberikan secara virtual dan akan

dikirimkan kepada para pemenang.

Deputi Bidang Penginderaan Jauh, Dr. Orbita

Roswintiarti menyampaikan akan diadakan Focus

Group Discussion (FGD) Kebutuhan Data dan

Informasi Penginderaan Jauh. Kebutuhan data dibagi

menjadi data menengah, tinggi, sangat tinggi, dan

juga Synthetic Aperture Radar (SAR). Sedangkan

informasi penginderaan jauh dibagi menjadi: Sumber

Daya Wilayah (SDW) Darat, Laut dan Pesisir, Air,

Kebencanaan, dan informasi lainnya..

Untuk itu, Bambang Beri Apresiasi dan Dorong

Optimalisasi Peran LAPAN dalam Pemanfaatan Data

Citra Satelit Penginderaan Jauh. Ia selalu mendorong

terjadinya peningkatan kapabilitas ilmu pengetahuan

dan teknologi terkait citra satelit penginderaan jauh

untuk mendukung peningkatan produktivitas dan

daya saing Indonesia. Sebagai langkah serius, Pada

Jum’at, 5 Maret, ia beserta jajarannya melakukan

kunjungan secara langsung ke pusat teknis di bawah

Kedeputian Penginderaan Jauh yaitu Pusat Teknologi

dan Data Penginderaan Jauh (Pustekdata) dan Pusat

Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusfatja) yang

berlokasi di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Hal

ini untuk mengenal lebih detail sekaligus memastikan

fasilitas-fasilitas penunjang dan program-program

unggulan LAPAN khususnya dalam mendorong

pemanfaatan data citra satelit penginderaan jauh bagi

kebutuhan masyarakat.

Dalam sambutannya, ia memberikan apresiasi untuk

peran LAPAN di mana manfaatnya hasil litbangjirapnya

dapat dirasakan oleh masyarakat dan diharapkan

akurasinya dapat lebih ditingkatkan karena akan lebih

membantu dalam mendukung pengambilan kebijakan.

Menteri Bambang juga mengatakan hal yang terpenting

dari teknologi penginderaan jauh adalah bagaimana

data yang kita kumpulkan bisa kita arahkan kepada

pemanfaatan yang relevan. Artinya, sesuai dengan

kebutuhan pemerintah dan masyarakat dengan tiga

fokus tujuan pelayanan pemanfaatan penginderaan

jauh.

Tujuan pertamanya yaitu ketahanan sumber daya alam

yakni sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. “Kita

melihat bahwa pemanfaatan data, meski kelihatannya

sederhana, memetakan zona penangkapan ikan

kegunaannya sangat luar biasa, khususnya bagi

nelayan di Indonesia terutama mereka yang bukan

termasuk perusahaan,” katanya. Ia juga mengatakan

risiko yang nelayan hadapi cukup tinggi mengingat

akhir-akhir ini sering terjadi gelombang pasang akibat

perubahan iklim, terutama di pantai utara Jawa. Di

sinilah pentingnya peran LAPAN dalam memberikan

analisa-analisa data yang akurat dalam zona potensi

penangkapan ikan dan teknologi satelit penginderaan

jauh.

Page 3: Nilai Strategis Teknologi Penginderaan Jauh untuk

17Buletin LAPAN Edisi Vol. 8 No. 1 2021

Dalam sektor pertanian dan kehutanan, data

penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk

menghitung luasan lahan pertanian untuk memantau

produktivitas pertanian dan memetakan daerah tutupan

hutan di Indonesia, terutama menganalisis berapa

persen hutan yang hilang.

Tujuan kedua adalah ketahanan bencana yang bisa

lebih difokuskan pada bencana hidrometeorologi,

seperti banjir, hujan, dan tanah longsor. Menteri

Bambang mengatakan kita sudah akrab dengan istilah

daerah rawan gempa, rawan tsunami, dan banjir, tapi

tidak banyak yang punya informasi daerah rawan

longsor.

Tujuan ketiga mengenai tata ruang. Dengan

memanfaatkan data citra satelit penginderaan jauh, Ia

berharap teknologi ini bisa digunakan untuk mengecek

tata ruang kota sehingga data yang diperoleh lebih

terintegrasi, terutama bagi pembangunan daerah-

daerah baru.

Pada kesempatan kunjungan Menristek ini, Orbita

menjelaskan dua program utama kedeputiannya yaitu:

Pengembangan Bank Data Penginderaan Jauh Nasional

(BDPJN), dan Pengembangan Sistem Pemantauan

Bumi Nasional (SPBN), dengan kegiatan utama adalah

Prioritas Skala Nasional (PRN) “Penginderaan Jauh

untuk kawasan konservasi, pencegahan pencemaran,

kebencanaan, dan pemanfaatan sumber daya alam,

dan Sustainable Development Goals (SDGs).”

Untuk melihat secara langsung proses pengolahan data

penginderaan jauh, Bambang berkeliling fasilitas seperti

menyaksikan kegiatan Bank Data Penginderaan Jauh

Nasional (BDPJN) yang dikenalkan melalui informasi

pada Data Center dan SPACeMAP. Penjelasannya

dipandu oleh Kepala Pustekdata, Dedi Irawadi.

Bambang juga mengunjungi fasilitas Sistem

Pemantauan Bumi Nasional (SPBN) yang berlokasi di

Pusfatja. Kepala Pusfatja, Dr. M. Rokhis Khomarudin

menjelaskan mengenai PRN Platypus dan dashboard

produksi informasi berbasis penginderaan jauh. Pada

kesempatan ini, Deputi Bidang Sains Antariksa

dan Atmosfer Halimurrahman, juga menjelaskan

kolaborasinya dengan penginderaan jauh, dengan

mengupas tuntas fungsi dari sistem informasi Satellite-

based Disaster Early Warning System (SADEWA),

yang merupakan produk litbang LAPAN berupa sistem

peringatan dini atmosfer ekstrem berbasis satelit dan

model atmosfer yang dikembangkan untuk mendukung

riset atmosfer maupun aplikasinya oleh badan

operasional terkait.

Hal yang terpenting dari teknologi penginderaan jauh

adalah bagaimana data yang kita kumpulkan bisa kita

arahkan kepada pemanfaatan yang relevan, artinya

sesuai dengan kebutuhan pemerintah dan masyarakat.