nilai-nilai nasionalisme dalam filme-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8858/1/fidda rifqi... ·...
TRANSCRIPT
NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM FILM
“TANAH SURGA KATANYA” KARYA HERWIN NOVIANTO
DAN MANFAATNYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR
BAHASA INDONESIA DI MADRASAH IBTIDAIYAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
FIDDA RIFQI AZIZAH
NIM: 23040160086
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2020
ii
iii
NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM FILM
“TANAH SURGA KATANYA” KARYA HERWIN NOVIANTO
DAN MANFAATNYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR
BAHASA INDONESIA DI MADRASAH IBTIDAIYAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
FIDDA RIFQI AZIZAH
NIM: 23040160086
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2020
iv
v
vi
vii
MOTTO
ب لدة طي بة ورب غفور
“(Negerimu) adalah negeri yang baik(nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan
Yang Maha Pengampun” (QS. Saba’: 15
viii
PERSEMBAHAN
Dengan segenap ketulusan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Orang tuaku tercinta, Papak Paring Kuat dan Ibu Painah yang senantiasa
memotivasi dan mendo’akan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di
IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan.
2. Saudaraku, Chumaidaida El Chusna yang selalu mendukung dan mendoakan
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di IAIN Salatiga.
3. Seluruh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Isti’anah, Jombor yang senantiasa
memberikan semangat serta mendo’akan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Keluarga santri Pondok Pesantren Al-Isti’anah angkatan 2016 yang telah ikut
mendukung serta mendo’akan dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Teman-teman PGMI angkatan 2016 dan semua pihak yang telah membantu
dan mendukung hingga selesainya skripsi ini.
6. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebut satu persatu.
ix
KATA PENGANTAR
يم بسم الله الرهحن الرهح
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji syukur teruntuk Allah SWT, penulis panjatkan kehadirat-Nya yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Nilai-Nilai Nasionalisme Dalam Film
‘Tanah Surga Katanya’ Karya Herwin Novianto Dan Manfaatnya Sebagai
Sumber Belajar Bahasa Indonesia Di Madrasah Ibtidaiyah”.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga,
sahabat, dan pengikut setianya. Yang telah mengantarkan kita dari zaman
kebodohan menuju zaman yang penuh dengan cahaya ilmu.
Dengan penyusunan skripsi ini penulis sudah berusaha dengan daya, upaya,
serta dengan kemampuan yang ada guna menyelesaikannya. Namun tampa bantuan
dari berbagai pihak, penyusun ini tidak mungkin dapat terwujud. Dengan selesainya
skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin, M.Ag selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan
3. Ibu Dr. Peni Susanti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI)
x
4. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan
ikhlas memberikaan bimbingan, saran, serta pengarahan dalam penyelesaian
skripsi ini.
5. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapat rahmat dan ridho
Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca umumnya.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR BERLOGO IAIN ......................................................................... ii
HALAMAN SAMPUL DALAM .................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ............................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................................ vi
MOTTO........................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
ABSTRAK ................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 4
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 4
E. Kajian Pustaka ................................................................. 5
F. Kajian Teori ..................................................................... 8
G. Metode Penelitian ............................................................ 11
H. Sistematika Penelitian ...................................................... 13
xii
BAB II BIOGRAFI NASKAH
A. Biografi Film “Tanah Surga Katanya” .............................. 14
1. Profil Film “Tanah Surga Katanya” ............................ 14
2. Sinopsis Film “Tanah Surga Katanya” ........................ 15
3. Unsur Intrinsik Film “Tanah Surga Katanya” ............. 18
B. Biografi Herwin Novianto ................................................ 30
C. Karya-Karya Herwin Novianto......................................... 30
D. Prestasi Herwin Novianto ................................................. 31
BAB III DESKRIPSI ANATOMI MUATAN NASKAH
A. Pengertian Nilai dan Nasionalisme ................................... 32
1. Nilai ........................................................................... 32
2. Nasionalisme .............................................................. 33
B. Sumber Belajar ................................................................ 35
1. Pengertian Sumber Belajar ......................................... 35
2. Fungsi Sumber Belajar ............................................... 35
C. Gambaran Umum Mengenai Film .................................... 39
1. Pengertian Film .......................................................... 36
2. Unsur-Unsur Dalam Film ........................................... 36
3. Jenis-jenis Film .......................................................... 40
D. Film Sebagai Sumber Belajar ........................................... 41
E. Kelebihan dan Kekurangan Film dalam Proses Pembelajaran
........................................................................................ 42
BAB IV PEMBAHASAN
A. Manfaat Nilai-Nilai Nasionalisme Dalam Film “Tanah Surga
Katanya” Karya Herwin Novianto Sebagai Sumber Belajar
Bahasa Inonesia di Madrasah Ibtidaiyah ........................... 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 59
B. Saran ................................................................................ 0
xiii
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karya-Karya Herwin Novianto ...................................................... 30
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Konsultasi Skripsi ................................................................ 64
2. Satuan Kredit Kegiatan ...................................................................... 65
3. Sampul Film ...................................................................................... 66
4. Naskah Film ...................................................................................... 67
5. KI dan KD ......................................................................................... 93
6. Daftar Riwayat Hidup........................................................................ 119
xvi
ABSTRAK
Azizah, Fidda Rifqi. 2020. Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Film “Tanah Surga
Katanya” Karya Herwin Novianto dan Manfaatnya Sebagai Sumber
Belajar Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah. Skripsi, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs.
Bahroni, M.Pd.
Kata kunci: Nilai-nilai nasionalisme, film “Tanah Surga Katanya”, sumber belajar
Bahasa Indonesia di MI.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
nilai-nilai nasionalisme dalam film “Tanah Surga Katanya” karya Herwin Novianto
serta mengetahui manfaatnya sebagai sumber belajar Bahasa Indonesia di MI.
Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi meliputi data
primer yakni isi film “Tanah Surga Katanya” dan data sekunder yakni hasil tulisan
yang membahas tentang film “Tanah Surga Katanya” baik berupa buku ataupun
internet. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analisys)
yaitu untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk
mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari
komunikator yang dipilih.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, manfaat nilai-nilai nasionalisme
dalam film “Tanah Surga Katanya” karya Herwin Novianto sebagai sumber belajar
Bahasa Indonesia, antara lain: (1) kesadaran dan rasa cinta terhadap tanah airnya
dan tidak akan melupakannya, bermanfaat Sebagai sumber belajar Bahasa
Indonesia pada materi Mendeskripsikan Tokoh Melalui Gambar dan Tulisan,
Menganalis Sikap, Tokoh dalam Cerita, Unsur-Unsur Cerita. (2) meminiki
kebangaan terhadap bangsa, bermanfaat sebagai sumber belajar Bahasa Indonesia
di MI pada materi Ungkapan Kalimat Pujian dan Ajakan. (3) memiliki rasa bela
negara atau patriotisme, bermanfaat sebagai sumber belajar Bahasa Indonesia pada
materi Teks/Informasi Terkait dengan Pertanyaan Apa, Di Mana, Kapan, dan Siapa.
(4) semangat juang dan sikap rela berkorban, bermanfaat sebagai sumber belajar
Bahasa Indonesia pada materi Mendeskripsikan Tokoh Melalui Gambar dan
Tulisan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Nasionalisme adalah sebuah paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (nation) dengan mewujudkan satu
konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan
atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan
nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal
maupun eksternal (Sutrisno, 2019). Dalam berbagai kitab tarikh disebutkan,
bahwa ketika Rasulullah SAW hendak meninggalkan Makkah untuk hijrah ke
Madinah, beliau berkata seraya memandang tanah kelahiranya, “Demi Allah,
sesungguhnya engkau adalah negeri Allah yang paling dicintai Allah, dan
sesungguhnya engkau adalah negeri yang paling aku cintai. Kalau siapa saja
pendudukmu tidak mengusirku darimu, maka aku tidak akan pergi
meninggalkanmu.” Dan manakala beliau merasa kangen kepada tanah
kelahiranya dan tempat beliau dibesarkan, Makkah. Allah SWT menurunkan
firman-Nya
لدى ومن هو ف آلم من ج دك إل معاد قل رب أع آن لر ءاالهذي ف رض عليك القر إنه ء ب
ضلل مبي
ii
Artinya:
“Sesungguhnya yang mewajibkan kamu (melaksanakan hukum-hukum) Al-
Qur’an, benar-benar akan mengembalikanmu ketempat kembali (Makkah)” (Al
– Qashas: 85).
Akan tetapi belakangan ini sikap nasionalisme tampaknya sudah mulai
luntur sedikit demi sedikit. Hal ini bisa dilihat ketika semakin bertambahnya
orang yang lebih memilih film luar daripada film buatan Indonesia sendiri,
banyaknya penghafal lagu-lagu barat daripada lagu dengan bahasa Indonesia.
Lebih percaya diri ketika pakaian yang digunakan hasil dari produk asing
daripada produk bangsanya sendiri.
Dari berbagai permasalah di atas dirasa sangat penting untuk segera
diantisipasi. Melihat adanya kutipan yang menyatakan bahwasanya
Nasionalisme dapat disampaikan melalui karya sastra. Oleh karena itu, sastra
dapat memberikan sumbangan yang besar dan memainkan peranan penting
dalam usaha pembangunan suatu bangsa. Karya sastra bukan hanya sekedar
permainan imajinasi, tetapi merupakan rekaman tata cara masyarakat
sezamannya sebagai perwujudan dari niat tertentu. Ada berbagai rasa cinta
tanah air yang dapat pembaca nikmati melalui karya sastra khususnya karya
sastra film. Dengan demikian, melalui karya sastra film pembaca dapat
memperoleh nilai-nilai nasionalisme berupa pemahaman rasa cinta tanah air
yang diungkapkan melalui tokoh atau aktor film.
3
Makadari itu dalam hal ini penulis memilih menggunakan media film,
karena film merupakan alat komunikasi yang sangat membantu proses
pembelajaran efektif. Apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh
telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dapat
dibaca saja atau hanya didengar saja. Selain hal tersebut melalui film inilah
seseorang dapat menggali atau mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang
ada di dalamnya (Munadi, 2008: 116).
Representasi nasionalisme film “Tanah Surga Katanya” karya Herwin
Novianto adalah film yang menggambarkan relevan dengan realitas kehidupan
yang terjadi di daerah perbatasan. Secara denotasi dalam film “Tanah Surga
Katanya” adalah keadaan dimana masyarakat daerah perbatasan tetap berjuang
meskipun keterbelakangan dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan secara konotasi dalam film “Tanah Surga Katanya” ditemukan
bahwa pemahaman nasionalisme masih diartikan secara dangkal. Film tersebut
menjadi salah satu upaya untuk membentuk nilai karakter anak bangsa melalui
tema rasa cinta tanah air atau nasionalisme.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian terhadap
nilai-nilai nasionalisme yang terdapat dalam film “Tanah Surga Katanya”.
Dalam hal ini peneniliti menetapkan judul penelitian yaitu “Nilai-Nilai
Nasionalisme yang Terkandung dalam Film ‘Tanah Surga Katanya’ Karya
Herwin Novianto dan Pemanfaatanya Sebagai Sumber Belajar Bahasa
Indonesia di Madrasah Ibtiaiyah Kelas VI Tema 2 Persatuan dalam Perbedaan”.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah di atas, rumusan
masalah yang diangkat dalam kajian ini adalah: Bagaimana Manfaat Nilai-Nilai
Nasionalisme dalam film “Tanah Surga Katanya” karya Herwin Novianto
Sebagai Sumber Belajar Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian dalam kajian ini
adalah: Untuk mengetahui manfaat nilai-nilai nasionalisme dalam film “Tanah
Surga Katanya” karya Herwin Novianto sebagai sumber belajar Bahasa
Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah.
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukanya penelitian ini, manfaat yang dapat diperoleh antara lain:
1. Secara Teoritis
a. Dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan, terutama untuk menambah literatur kepustakaan
tentang analisis film yang menyoroti tentang aspek nasionalisme.
b. Penelitian ini diharapkan bisa menanamkan nilai-nilai nasionalisme
yang terkandung dalam film Tanah Surga Katanya khususnya untuk
siswa MI.
5
c. Dari penelitian ini diharapkan pembaca dapat memberikan kontribusi
dalam pengembangan sikap Nasionalisme pada siswa MI melalui media
audio visual.
2. Adapun secara praktis, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai:
a. Bahan rujukan dan evaluasi dalam mengambil keputusan dalam
kegiatan pembelajaran.
b. Referensi dalam melakukan pembenahan dan pengembangan dalam
kegiatan pembelajaran.
E. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini berisi tentang penelitian terdahulu, sebagaimana
dapat menjadi rujukan dalam penelitian selanjutnya dan menghindari sistem
plagiat antar sesama peneliti. Di antara penelitian terdahulu yang menjadi
rujukan penelitian kali ini, antara lain:
1. Faisol, Ahmad. 2015. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel (Study
Tentang Pendidikan Karakter Pada Novel Laskar Pelangi Karya Andrea
Hirata). Skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang. Penelitian ini menjelaskan nilai pendidikan karakter yang
terkandung dalam novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata.
Karakteristik tokoh utama dalam novel “Laskar Pelangi”, dan relevansi nilai
budi pekerti dalam novel “Laskar Pelangi” dengan kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Sumber data yang
6
dikumpulkan yaitu dari novel “Laskar Pelangi”. Sedangkan pengumpulan
data yang dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis konten
(content analysis).
Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu subjek,
analisis, dan pembahasannya. Penelitian ini subjeknya menggunakan novel
Laskar Pelangi sedangkan penelitian penulis subjeknya menggunakan film
yang berjudul “Tanah Surga Katanya”. Selain itu pada pengumpulan
datanya, pada penelitian ini menggunakan teknik analisis konten, sedangkan
pada penelitian penulis menggunakan teknik dokumentasi melalui
pengumpulan data dengan pengamatan dan mencatat. Kemudian dari
pembahasannya juga berbeda, pada peenelitian ini membahas mengenai
nilai-nilai karakter pada novel, sedangkan pada penelitian penulis
pembahasannya mengenai nilai nasionalisme pada film beserta
pemanfaatanya sebagai sumber belajar.
Sebaliknya, antara penelitian terdahulu dan penelitian yang sekarang
juga mempunyai persamaan yaitu pada jenis penelitiannya. Jenis penelitian
yang digunakan keduanya adalah menggunakan jenis penelitian kualitatif.
2. Fitriana, Salis. 2018. Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam
Film Lima Elang dengan Materi Pendidikan Kewarganegaraan di MI
Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. IAIN Salatiga.
Penelitian ini membahas tentang relevansi nilai-nilai pendidikan karakter
yang terdapat dalam film “Lima Elang” dengan materi pendidikan
7
kewarganegaraan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan rancangan analisis isi (content analysis).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis ada pada subjek
dan pembahasan penelitian. Pada penelitian ini menggunakan subjek film
“Lima Elang”, sedangkan pada penelitian penulis menggunakan subjek film
“Tanah Surga Katanya”. Berbeda lagi pada pembahasan, pada penelitian ini
membahas tentang nilai pendidikan karakter, sedangkan pada penelitian
penulis membahas tentang nilai nasionalisme.
Sedangkan letak persamaan dari penelitian ini dengan penelitian
penulis adalah pada pendekatan penelitian dan metode analisisnya. Pada
penelitian ini dan penelitian penulis sama-sama menggunakan pendekatan
kualitatif. Begitu pula pada metode analisisnya, kedua penelitiannya sama-
sama menggunakan metode analisis isi (content analysis).
3. Muhlas, Muhamad. 2016. Nilai-nilai Pendidikan Sosial dalam Ibadah Haji
(Study atas Film Haji Backpacker). Skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan
Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. IAIN Salatiga.
Pene/litian ini membahas tentang nilai-nilai sosial dalam film “Haji
Bacpacker”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
rancangan analisis isi (content analysis).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis ada pada subjek
dan pembahasan penelitian. Pada penelitian ini menggunakan subjek film
“Haji Bacpacker”, sedangkan pada penelitian penulis menggunakan subjek
film “Tanah Surga Katanya”. Berbeda lagi pada pembahasan, pada
8
penelitian ini membahas tentang nilai-nilai sosial, sedangkan pada
penelitian penulis membahas tentang nilai nasionalisme.
Sedangkan letak persamaan dari penelitian ini dengan penelitian
penulis adalah pada pendekatan penelitian dan metode analisisnya. Pada
penelitian ini dan penelitian penulis sama-sama menggunakan pendekatan
kualitatif. Begitu pula pada metode analisisnya, kedua penelitiannya sama-
sama menggunakan metode analisis isi (content analysis).
F. Kajian Teori
1. Nilai
Nilai menurut Adisusilo (2013: 56-57) nilai berasal dari bahasa
Latin vale’rê yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku,
sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat
dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.
Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan,
dikejar, dihargai, berguna dan dapat membuat orang yang menghayatinya
menjadi bermartabat.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai
merupakan alat yang menunjukkan bahwa hal tertentu dikatakan baik,
benar, dan juga diinginkan.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti luas adalah paham kebangsaan yang
meletakkan kesetiaan tertinggi individu terhadap bangsa dan tanah airnya
9
dengan memandang bangsanya itu merupakan bagian dari bagian lain di
dunia (Kusdiono dalam Ilahi, 2012: 73).
Lebih lanjut Sujana dalam Ilahi (2012: 2) memandang nasionalisme
merupakan faham dan semangat kecintaan serta loyalitas suatu masyarakat,
bangsa, dan negara terhadap masyarakat, bangsa, dan negaranya sendiri.
Dengan kata lain, nasionalisme merupakan kebanggaan serta loyalitas suatu
masyarakat dengan sejarah penderitaan yang sama karena menjadi bagian
dari suatu bangsa.
Secara etimologi, nasionalisme berasal dari kata “nasional”
dan “isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna:
kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki kebanggaan sebagai
bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa, memiliki rasa solidaritas
terhadap musibah dan kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa
dan senegara, persatuan dan kesatuan (Heryanto, 1996: 4-5). Pada
prinsipnya nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila (Pigay, 2000: 33).
Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwasanya Nasionalisme merupakan rasa cinta terhadap tanah air yang
timbul dari dalam diri tanpa ada paksaan ataupun tuntutan, yang rela
mempertahankan kehormatan bangsanya dengan cara yang baik dan benar.
3. Film
10
Film adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses
pembelajaran efektif. Apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh
telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dapat
dibaca saja atau hanya didengar saja. Selain hal tersebut melalui film inilah
seseorang dapat menggali atau mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter
yang ada di dalamnya (Munadi, 2008: 116).
Film atau gambar merupakan kumpulan gambar-gambar dalam
frame. Dalam media ini, setiap frame diproyeksikan melalui lensa proyektor
secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak
dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visualisasi yang
kontinu. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek
yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.
Film dan video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses,
menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan,
menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap
(Kustandi dan Sutjipto, 2013: 64-65).
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa film
merupakan media yang dapat menawarkan rasa keindahan, renungan, atau
sekedar hiburan. Selain itu film juga memiliki kemampuan untuk menarik
perhatian orang dan juga mengantar pesan secara unik.
4. Sumber Belajar
Menurut Prastowo (2018: 27), sumber belajar adalah suatu sistem
yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan
11
sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual.
Lebih lanjut Sudjana dan Rifa’i (2007: 28) berpendapat bahwa sumber
belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberi
kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sumber
belajar merupakan segala sesuatu yang bisa menimbulkan proses belajar.
Contohnya seperti buku, film, internet, lingkungan sekitar, museum, alam
terbuka, dan lain-lain.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
dengan menggunakan metode penelitian deskripti kualitatif. Kegiatan
penelitian deskriptif melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis
yang berkaitan dengan status atau kondisi objek yang diteliti pada saat
dilakukan penelitian. Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan dan
menginterpretasi apa yang ada. Pada penelitian deskriptif, apabila masalah
penelitian telah didefinisikan, kajian pustaka dan hipotesis sudah dibuat,
selanjutnya peneliti harus hati-hati dalam memikirkan pemilihan sampel
dan pengumpulan data (Sumanto, 2014: 179).
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
dokumentasi merupakan bahan audiovisual merupakan bentuk dokumen
12
sudah berkembang sedemikian rupa seiring dengan perkembangan
teknologi, termasuk juga penelitian pada sebuah film (Indrawan dan
Yaniawati, 2016:140).
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara
melakukan pengamatan dan menulis. Adapun jenis data yang diggunakan
terdapat dua jenis data yaitu data primer yang memuat tentang isi dari film
“Tanah Surga Katanya” dan data sekunder yang memuat berbagai tulisan
yang membahas mengenai isi film “Tanah Surga Katanya” dari buku-buku
pustaka dan internet.
3. Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis isi
(content analisys) merupakan suatu teknik sistematik (prosedur) untuk
menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk
mengobservasi daan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka
dari komunikator yang dipilih (Burhan, 2011: 187).
Analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-
inferensi yang dapat ditiru (replicabel), dan sahih data dengan
memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan komunikasi atau isi
komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi
selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal
maupun nonverbal. Sejauh itu, makna komunikasi menjadi amat dominan
dalam setiap peristiwa komunikasi (Burhan, 2011: 231).
13
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dan penulis dalam memahami penelitian
ini perlu adanya sistematika pembahasan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
penulis mencantumkan sistematika pembahasan yang sesuai dengan
permasalahan yang ada.
BAB I PENDAHULUAN, pendahuluan merupakan bab yang memuat
tentang tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian,
manfa’at penelitian, penegasan istilah dan juga sistematika penulisan.
BAB II BIOGRAFI NASKAH, dalam bab ini menguraikan tentang
biografi naskah dengan memperkuat kajian teori yang berasal dari para ahli
maupun buku yang dijadikan sebagai sumber kutipan.
BAB III DESKRIPSI ANATOMI NASKAH, dalam bab ini diuraikan
secara lebih umum tentang rumusan masalah yang sudah ada dengan
menjabarkan hal-hal yang akan dibahas lebih lanjut pada bab pembahasan.
BAB IV PEMBAHASAN, dalam bab ini menguraikan tentang
pembahasan dan analisis mengenai nilai-nilai nasionalisme dalam film “Tanah
Surga Katanya” karya Herwin Novianto dan manfaatnya sebagai sumber belajar
Bahasa Indonesia di MI.
BAB V PENUTUP, dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran.
14
BAB II
BIOGRAFI NASKAH
A. Biografi Naskah
1. Profil Film “Tanah Surga Katanya”
Sutradara : Herwin Novianto
Produser : Deddy Mizwar
Gatot Brajamusti
Bustal Nawawi
Penulis : Danial Rifqi
Pemeran : Aji Santosa
Fuad Idris
Ence Bagus
Astri Nurdin
Tissa Biani Azzahra
Ringgo Agus Rahman, dll
Distributor : Citra Sinema
Tanggal rillis : 15 Agustus 2012
Durasi : 90 menit
Negara : Indonesia
Bahasa : Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu
Kalimantan Barat
15
2. Sinopsis Film
Dalam film “Tanah Surga Katanya” karya Herwin Novianto
menceritakan Kakek Hasyim sebagai tokoh utama merupakan bekas
pejuang sukarelawan konfrontasi perbatasan ketika masa perang
Indonesia-Malaysia tahun 1965 yang memiliki pendirian kuat, cinta mati
kepada bangsa Indonesia.
Haris merupakan anak Kakek Hasyim, Haris seorang duda yang
memutuskan untuk menikahi wanita Malaysia untuk mempermudahnya
menetap di Malaysia. Haris bermaksud mengajak ayah dan kedua anaknya
ikut pindah ke Malaysia, walaupun ditawari berbagai fasilitas yang tidak
bisa didapatkan di daerahnya namun tetap ditolak oleh Hasyim karena bagi
dirinya kesetiaan pada bangsa adalah harga mati.
Salman dan Salina merupakan cucu Kakek Hasyim, Salman seorang
siswa kelas 4 dan Salina kelas 3 mereka merupakan siswa tercerdas di
sekolahnya, polos, memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, sangat
menyayangi kakeknya, serta memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
Sebagai seorang sukarelawan bekas pejuang konfrontasi perbatasan,
Kakek Hasyim menanamkan rasa nasionalismenya kepada Salman dalam
melawan para pasukan gurka yang datang dari Inggris untuk membantu
Malaysia dalam melawan para pejuang Indonesia dari suku Sasak di
Kalimantan Barat.
Hasyim yang bekas sukarelawan itu tak pernah surut jiwa
nasionalismenya. Hasyim berusaha menularkan jiwa nasionalismenya itu
16
kepada cucunya melalui cerita-cerita heroik di era Konfrontasi. Namun,
jiwa nasionalisme Hasyim ditentang oleh kenyataan. Anaknya, Haris lebih
memilih bekerja dan menetap di Malaysia.
Sementara itu, pengasingan terjadi pada lainnya, yaitu bendera
merah putih dan mata uang rupiah. Saat Bu Astuti menyuruh anak-anak
untuk menunjukkan tugas membuat gambar bendera merah putih yang
didapat olehnya adalah gambar-gambar berwarna merah dan putih yang
bentuk dan komposisinya bukan berupa bendera Merah-Putih Indonesia.
Ada yang berbentuk segitiga, layang-layang, garis belang-belang, dan lain
sebagainya. Hanya Salina yang menggambar dengan benar. Itu pun ia
ketahui dari kakeknya yang mantan pejuang perbatasan.
Ketika pedagang Indonesia yang berdagang di Malaysia memakai
bendera merah-putih sebagai kain pembungkus dagangannya. Dari sini
dapat dilihat bahwa lambang negara yang satu ini tidak pernah dikenal oleh
orang Indonesia sendiri. Rasa nasionalisme Salman akan kecintaannya
terhadap bangsa Indonesia sangat tinggi. Salman memberanikan diri untuk
menegur pedagang di Malaysia yang telah meremehkan bendera Indonesia
untuk digunakan sebagai dasaran tempat berjualan.
Suatu hari ada pejabat provinsi datang ke sekolah Salman. Murid-
murid menyambutnya dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan tarian
khas Kalimantan Barat. Adapun sajian lain yang ditampilkan untuk para
pejabat adalah deklamasi puisi karangan Salman oleh dirinya sendiri. Puisi
17
itu merupakan puisi satir dengan judul Tanah Surga gubahan dari lirik lagu
Kolam Susu yang sering didengar dan dinyanyikan anak-anak di dusun itu.
Di akhir cerita, kakek Salman, Hasyim yang merupakan veteran
pejuang perbatasan meninggal karena sakit jantung yang dideritanya.
Selama ini, ia tidak mengobati penyakitnya. Alasan biaya menjadi alasan
klasik dan lumrah bagi veteran apalgi yang tinggal di daerah perbatasan.
Jangankan untuk dirawat di rumah sakit, membeli obat-obatannya pun ia tak
mampu. Biaya perjalanan menggunakan sampan ke kota pulang pergi sudah
menghabiskan 400 ringgit. Uang sebanyak itu memang tidak mustahil
diperoleh, namun alangkah lebih berartinya bila uang sebanyak itu dipakai
untuk keperluan lain daripada dihabiskan hanya untuk biaya perjalanan
mengobati penyakitnya. Ia berpikir, kebutuhan cucu-cucunya jauh lebih
penting daripada pengobatan penyakitnya itu.
Sebelum meninggal, Hasyim berpesan kepada cucunya, Salman,
agar tetap mencintai bangsanya. Sementara itu, di lain tempat, Haris sedang
ber-euforia bersama warga Malaysia atas kemenangan Malaysia pada
pertandingan sepakbola Malaysia melawan Indonesia. Dengan bangganya
ia mengibarkan spanduk Malaysia. Dengan sepenuh hati ia mendukung
Malaysia untuk menjadi jawaranya. Hilangnya rasa memiliki Indonesia,
bergeseranya identitas diri menjadi orang Malaysia, telah terpatri dalam diri
Haris.
18
3. Unsur Intrinsik Film
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur dari dalam yang dapat
melengkapi sebuah karya sastra. Unsur instrinsik dalam sebuah film antara
lain tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, amanat.
Adapun unsur-unsur intrinsik dari film Tanah Surga Katanya, antara lain:
a. Tema
Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema
cerita menyangkut segala ersoalan, yaitu persoalan kemanusiaan,
kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya (kosasih, 2008:
55)
Tema dari film “Tanah Surga Katanya” ini adalah tentang bentuk
cinta tanah air seseorang yang tinggal di daerah perbatasan. Dalam film
“Tanah Surga Katanya” ini tidak hanya tertuju pada satu tokoh saja,
melainkan beberapa tokoh yang saling berkaitan dan juga kondisi sosial
dan geografinya.
b. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang dalam menggambarkan dan
mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. (Kosasih, 2008:
61) Tokoh merupakan orang-orang yang berperan dalam sebuah drama.
Dalam film “Tanah Surga Katanya” tokoh-tokoh yang berperan, antara
lain:
1) Fuad Idris sebagai Hasyim
19
Tokoh Hasyim nenggambarkan sosok yang memiliki jiwa
pejuang, bijaksana, tegar, serta memiliki semangat yang tinggi untuk
membela Negara Indonesia.
a) Pejuang
Hasyim: “ketika kakek berada diperbatasan, tiba-tiba dari
sana muncullah pasukan gurka yang dating dari
Inggris membela Malaysia, nah kakek dan
sukarelawan lainnya menyelinaplah pulang surup
sasap sembunyi-sembunyi. Parasuka relawan
bertempur diperbatasan
tartartartartartartartartartar…!! Pasukan gurka itu
lari tunggang langgang lintang pukang balik
kampung.
b) Bijaksana
Hasyim: “Haris, mengatur negeri ini tidaklah mudah, tidak
semudah membalik telapak tangan, tau kau?”
c) Tegar
Hasyim: “Cukup dipijit kau ja Salman, nyeri dada kakek in
sudah terasa nyaman”
Hasyim: “Tak usah Salaman lebih baik untuk beli buku dan
seragam sekolahmu, ye? uhukuhukuhuk…”
d) Semangat yang tinggi untuk membela negara Indonesia.
Hasyim: “Aku mengabdi bukan untuk pemerintah, tapi untuk
negeri ini, bangsaku sendiri!”
Hasyim: “Indonesia tanah surga. Apa pun yang terjadi pada
dirimu, jangan sampai kehilangan cintamu pada
negeri ini. Genggam erat cita-citamu, katakan
20
kepada dunia dengan bangga “kami bangsa
Indonesia….” Laa illaaha illallaah…
2) Osa Aji Santoso sebagai Salman
Tokoh salman menggambarkan seorang cucu yang pandai,
penyayang, pekerja keras, mempunyai rasa ingin tau tinggi, suka
menabung, dan rela berkorban untuk negaranya. Sifatnya tidak jauh
beda dari sifat kakeknya.
a) Pandai
Salman: “Tadi saya dapet nilai 4 pak!”
Astuti: “Demikianlah grup tari dari sekolah kami yang baru
dibentuk 2 hari yang lalu. Selanjutnya, akan tampil
murid terbaik kami yang akan tampil membacakan
puisi, saya panggilkan, Salman!”
b) Penyayang
Salman: “Kalo kakek di sini, saya juga di sinilah!’
Salman: “Minggu depan saye akan bawa kakek ke rumah
sakit”
c) Pekerja keras
Salman: “400 ringgit liz! Aku harus dapet 400 ringgit. Aku
harus kerja, bukan main bola!” (Salman pergi
meninggalkan Lized dan kawan-kawan, dan pergi
menuju warung kecil bu Astuti untuk menanyakan
sesuatu)
d) Rasa ingin tahu tinggi
Salman: “Bu, penduduk dusun kite ni berape?”
Salman: “Pak, tanah kite… tanah surga ye?”
e) Suka menabung
21
Salman: “Bu, ini tabunganku! untuk kakek berobat, kakek
harus sembuh!”
f) Rela berkorban untuk negara
Salman: “Bapak tak perlu beli… tuker ja dengan kain merah
putih itu!”
3) Ence Bagus sebagai Haris
Tokoh Haris di sini menggambarkan sosok yang rela
berpindah ke negara lain untuk kesejahteraan dirinya sendiri dan
rela meninggalkan keluarganya di tanah kelahiranya sendiri.
a) Berkhianat terhadap tanah kelahiranya
Haris: “Ya kite pindah ke Malaysia, sebentar ya…” (sambil
meninggalkan Salman dan Salina kemudian menyusul
ayahnya yang keluar dari rumah) “Malaysia itu negeri
yang makmur, Yah!”
Haris: “Yah supaya segala sesuatunya jadi mudah saya harus
menjadi warga negara sana, Yah!”
Haris: “Malaysia menang!”
b) Kejam
Haris: “Ih ya sudah… kalo ayah tak mau taka pa… biar saya
ajak anak-anak saja ya?” (datanglah kedua anak haris
yaitu Salman dan Salina)
4) Astri Nurdin sebagai Bu Astuti
Tokoh Astuti di sini menggambarkan seorang guru yang
ditempatkan di daerah perbatasan yang memiliki sifat suka
menolong, giat, ramah, dan lemah lembut.
22
a) Suka Menolong
Astuti: “Kamu tenang ya! biar Ibu jaga kakek, sekarang kamu
cepat susul pak dokter ke rumah bu Gao!”
Astuti: “Ini, duit bapak saya tukar dengan ringgit ya?”
b) Giat
Astuti: “Bukan… saya lupa ajarkan mereka lagu Indonesia
Raya, sebab sekolah itu kosong 1 tahun sebelum saya
dating… tapi saya janji, hari Senin nanti, anak-anak tu
la hafal lagu Indonesia Raya...”
c) Ramah
Astuti: “Duit banyak tu berape, Salman?”
Astuti: “Yaa kalua begitu kita harus kerja keras, nabung…
buat apa 400 ringgit?” (saat itu Salman hanya
menunduk dan pergi meninggalkan bu Astuti)
Astuti: “Disini signal memang lemah dokter”
d) Lemah lembut
Astuti: “Ya semua benar, tapi yang paling benar punya Salina
ye? merah di atas putihnya di bawah”
5) Ringgo Agus sebagai Dr. Anwar
Dr. Anwar dalam film ini menggambarkan sosok dokter
yang ditempatkan di perbatasan yang mempunyai sifat ulet, suka
menolong dan ramah.
a) Ulet
Anwar: “Eh… bu Astuti nonton juga? eee… cari signal urusan
penting buat obat-obatan. Mari bu…”
23
Anwar: “Gini Salman, wilayah Indonesia itu kan luas sekali
ya… kamu nggak cukup satu hari buat keliling
Indonesia, jadi, butuh waktu lama dan kerja keras
supaya bisa mengolah ala mini semuanya, supaya
semua rakyat sejahtera... tapi kamu nggak usah mikirin
itu, kamu belajar aja yang rajin, supaya pinter… nanti
kamu bisa jadi pemimpin, baru kamu sejahterain semua
rakyat, makanya ulangan jangan dapet nilai 0!”
Anwar: (memeriksa pak Hasyim) “Pak Hasyim dengar saya,
Pak?” (pak Hasyim mengangguk) “Usahain tetep sadar
ya pak, sebentar lagi kita sampai… sebentar ya… pak
Hasyim… pak Hasyim saya kasih obat di bawah lidah
jangan ditelan lagi ya, Pak!” (pak Hasyim
mengangguk)
b) Suka Menolong
Anwar: “Bu kita harus bawa pak Hasyim ke rumah sakit
sekarang!” (berbicara dengan bu Astuti kemudian
melihat pak Hasyim, kemudian bu Astuti mengajak Dr.
Anwar untuk menjauh dan berbicara berdua)
c) Ramah
Anwar: “Makasih ya!” (sambil menyodorkan uang Rp.
50.000) kembali 30!”
Anwar: “Saya pengganti dr. Ruma yang baru meninggal…
yang sebelumnya tugas disini”
Anwar: “Kalo gitu saya kasih obat, tapi sifatnya sementara ya
pak Hasyim. Jangan dipaksa kerja berat, saya kasih
obatnya ke Salman pak. Salman, ini obat kakek, nanti
kamu ingetin kakeknya supaya minum obat tepat waktu
ya!”
6) Norman Akyuwen sebagai Pak Gani
Pak Gani dalam film ini menggambarkas seorang kepala dusun yang
baik dan mengayomi.
a) Baik
Gani: “Wah wah wah… hehehehe, saya Gani, kepala dusun
disini. Tak lama lagi hujan ni, silahkan masuk!”
24
b) Mengayomi
Pak Gani menyalakan disel agar listrik hidup dan para warga
dapa menonton televisi bersama di depan rumah pak Gani.
7) Muhammad Rizky sebagai Lized
Dalam film ini Lized diggambarkan sebagai sosok yang perhitungan,
lucu, dan berjiwa pemimpin.
a) Perhitungan
Lized: “Saya lagi, saya lagi, baik bu… upahnya 20
ringgit!”
Lized: “Oh… rumah pak kepala dusun… saye tau. satu, dua,
tiga, empat, upahnya 20?”
b) Lucu
Lized: “Nah… saya tahu… pasti di sini, (sambal menuju ke
depan papan tulis dan menunjuk peta yang berlubang)
c) Berjiwa pemimpin
Lized: “Cepatlah masuk… bu Astuti sudah datanglah” (Lized
menyuruh murid-murid untuk cepat masuk karena bu
Astuti sudah dating)
8) Tissa Biani Azahra sebagai Salina
Salina dalam film ini digambarkan sebagai adik Salman yang sangat
polos.
Salina: “Abang pindah kesini keh?”
9) Gatot Brajamusti sebagai Gao
25
Dalam film ini gao diggambarkan sebagai tokoh yang sangat
menyayangi hewan peliharaanya.
Gao: “Pak Gani… tolonglah pak Gani… Sopia harapan keluarga
kami pak Gani”
c. Alur
Alur adalah pola pengembagan cerita yang terbentuk oleh
hubungan sebab-akibat. Alur terbagi ke dalam bagian-bagian
pengenalan situasi cerita, pengungkapan peristiwa, terjadi konflik,
puncak konflik, dan penyelesaian (Kosasih, 2008: 58).
Alur merupakan rangkaian atau urut-urutan cerita dalam sebuah
karya sastra. Alur dalam film “Tanah Surga Katanya” yaitu Maju-
Mundur, artinya ada adegan yang menceritakan kisah sebelumnya atau
yang biasa disebut flashback.
Hasyim: “Ketika kakek berada di perbatasan, tiba-tiba dari sana
muncullah pasukan gurka yang dating dari Inggris membela
Malaysia, nah kakek dan sukarelawan lainnya
menyelinaplah pulang surup sasap sembunyi-sembunyi.
Para sukarelawan bertempur di perbatasan
tartartartartartartartartartar…!! Pasukan gurka itu lari
tunggang langgang lintang pukang balik kampong”
Hasyim: “Ris, sejak tahun ’65 aku sudah berperang melawan
Malaysia, sekarang ko suruh aku nak pindah kesana??
tidak!!!
Hasyim: “Tahun 1963, Malaysia melanggar perjanjian manila, dan
menghina bangsa kite, Indonesia. Gambar bung Karno di
koyak-koyak, lambang Garuda di tijak-tijak, oleh karna tu,
bung Karno menyatakan perang yang disebut operasi
26
dwikora” Ehehhh…. (sambil menahan sakit sesak nafas
yang mulai kambuh) cobalah kau pijatnya sebelah kiri ni!”
d. Latar
Latar termasuk unsur intrinsik karya sastra. Latar meliputi latar
tempat dan latar waktu. Tempat dan waktu yang dirujuk dalam cerita
bisa merupakan sesuatu yang faktual atau imajiner (Kosasih, 2008: 60).
Begitu pula dalam film, latar pada film “Tanah Surga Katanya”:
1) Latar tempat yang digambarkan pada film “Tanah Surga Katanya”,
antara lain:
a) Daerah Perbatasan
Hasyim: “Ketika kakek berada diperbatasan, tiba-tiba dari
sana muncullah pasukan gurka yang dating dari
Inggris membela Malaysia, nah kakek dan
sukarelawan lainnya menyelinaplah pulang surup
sasap sembunyi-sembunyi. Para sukarelawan
bertempur diperbatasan
tartartartartartartartartartar…!! Pasukan gurka itu
lari tunggang langgang lintang pukang balik
kampung.
Di sekolah ketika pembelajaran sedang berlangsung.
b) Kamar Kakek
Salman: “Kek, aku ingin tidur dibawah, di kamar kakek!”
c) Sekolah
Di sekolah ketika pembelajaran sedang berlangsung.
d) Rumah Pak Hasyim
Di ruang tamu di rumah pak Hasyim
e) Makam
27
Salman berlari menuju kakeknya yang sedang menunggui
kuburan istri dan menantunya.
f) Pinggir Sungai
Dipinggir sungai tempat biasa orang menurunkan penumpang,
di dekat tempat itu ada Lized sedang mendengarkan radio
dengan lagu kolam susu.
g) Rumah Kepala Dusun
Sesampainya di depan rumah pak kepala dusun.
h) Rumah Pak Gao
Anwar: “Iya pak… iya pak…” (sambil berjalan menuju
rumah pak Gao, sesampainya disana dr. Anwar ingin
masuk menemui Sopia yang dia kira itu istri pak Gao)
“Hloh...? istri bapak mana?” (terkejut karena dr.
Anwar tidak dipersilahkan masuk malah pak Gao
keluar membawa baskom berisi air)
i) Di bawah Pohon
Ketika Lized dan kawan-kawan sedang bermain bola bersama,
dibawah pohon terlihat Salman sedang melamun memikirkan
sesuatu.
j) Warung Bu Astuti
Salman pergi meninggalkan Lized dan kawan-kawan, dan
pergi menuju warung kecil bu Astuti untuk menanyakan
sesuatu
k) Tempat Pembuatan Kerajinan
28
Salman menuju ke tempat di mana orang-orang dewasa
membuat berbagai kerajinan tangan. Di sana dia belajar
membuat kerajinan tangan dengan manik-manik.
l) Pasar Malaysia
Sesampainya di pasar Malaysia Salman terkejut dengan
keadaan di sana yang serba ada.
2) Latar waktu yang digambarkan pada film “Tanah Surga Katanya”,
antara lain:
a) Pagi hari
Pagi harinya Salman bangun pagi dan pergi membawa hasil
kerajinan yang sudah dibuatnya kemarin bersama ibu-ibu
pengrajin untuk dijual ke Malaysia, melewati hutan dan sungai
untuk menuju ke perbatasan.
b) Siang hari
Siang itu Salman datang dengan menggendong beberapa
barang dagangan sengan menggunakan bakul menuju warung
sederhana bu Astuti”
c) Malam hari
Salman pulang ke rumah. Sampai malam Salman pulang ke
rumah membawa obor melewati hutan dan sungai.
29
e. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan
cerita. Posisi pengarang terdiri atas dua macam, yaitu berperan
langsung sebagai orang pertama dan hanya sebagai orang ketiga yang
berperan sebagai pengamat (Kosasih, 2008:62).
Sudut pandang pada film “Tanah Surga Katanya” yaitu
menggunakan sudut pandang orang ke tiga yang mengetahui semuanya.
f. Amanat
Amanat merupakan ajaran moral yang akan disampaikan
melalui film tersebut.
Amanat yang dapat diambil dari film “Tanah Surga Katanya”
adalah teruslah mencintai tanah air dalam keadaan apapun dan segala
sesuatu membutuhkan kerja keras untuk mendapatkannya.
Hasyim: “Aku mengabdi bukan untuk pemerintah, tapi untuk negeri
ini, bangsaku sendiri!”
Hasyim: “Indonesia tanah surge, apapun yang terjadi pada dirimu
jangan sampai kehilangan cintamu kepada negeri ini!
Genggan erat cite-citemu! katakana kepada dunia dengan
bangga! Kami bangsa Indonesia… laillahaaillalloh…”
Astuti: “Yaa kalau begitu kita harus kerja keras, nabung… buat apa
400 ringgit?” (saat itu Salman hanya menunduk dan pergi
meninggalkan bu Astuti)
Anwar: “Gini Salman, wilayah Indonesia itu kan luas sekali ya…
kamu nggak cukup satu hari buat keliling Indonesia, jadi,
butuh waktu lama dan kerja keras supaya bisa mengolah ala
30
mini semuanya, supaya semua rakyat sejahtera... tapi kamu
nggak usah mikirin itu, kamu belajar aja yang rajin, supaya
pinter… nanti kamu bisa jadi pemimpin, baru kamu
sejahterain semua rakyat, makanya ulangan jangan dapet
nilai 0!”
B. Biografi Herwin Novianto
Herwin Novianto lahir pada 21 November 1965, dan sudah mempunyai
istri yang bernama Ira Herwin dan mempunyai anak yang bernama Matahari
Kinanti Herwin. Herwin sudah tidak asing lagi dalam dunia perfilman karena
profesinya sebagai sutradara. Selain menjadi sutradara herwin juga menjadi
penulis naskah, keterampilan herwin ini terbukti dalam penulisan naskah pada
film Jagad x Code yang diproduksi oleh Maleo Picture pada tahun 2019.
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/Herwin_Novianto, 18 Februari 2020).
C. Karya-Karya Herwin Novianto
Tabel 2.1 Karya-Karya Herwin Novianto
Tahun Film Rumah Produksi Keterangan
2009 Jagad x Code Maleo Picture Sutradara dan
Penulis Naskah
2012 Tanah Surga…
Katanya
Demi Gisela Citra
Film
Sutradara
2016 Aisyah: Biarkan
Kami Bersaudara
Film One Production Sutradara
31
2018 Gile Lu Ndro Folcon Picture Sutradara
2019 Sin Folcon Picture Sutradara
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/Herwin_Novianto, 18 Februari 2020).
D. Prestasi Herwin Novianto
1. Penghargaan FFI untuk Penyutradaraan Terbaik pada Festival Film
Indonesia 2012 untuk drama-nya Tanah Surga... Katanya.
2. Pada 2011, Papi, Mami, dan Tukang Kebun memenangkan dua belas
penghargaan di Penghargaan FTV di Jakarta, termasuk Sutradara Terbaik
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/Herwin_Novianto, 18 Februari 2020).
32
BAB III
DESKRIPSI ANATOMI MUATAN NASKAH
A. Pengertian Nilai dan Nasionalisme
1. Nilai
Nilai menurut Adisusilo (20013: 56-57) nilai berasal dari bahasa
Latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku,
sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat
dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.
Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan,
dikejar, dihargai, berguna dan dapat membuat orang yang menghayatinya
menjadi bermartabat.
Nilai akan selalu berhubungan dengan kebaikan, kebajikan dan
keluhuran budi serta akan menjadi sesuatu yang dihargai dan dijunjung
tinggi serta dikejar oleh seseorang sehingga ia merasakan adanya suatu
kepuasan, dan ia merasa menjadi manusia yang sebenarnya.
Jadi pengertian dari nilai adalah pandangan seseorang pada suatu hal
yang dianggap baik. Dengan nilai, seseorang berusaha keras untuk menjadi
pribadi yang baik dan selalu membekali dirinya dengan kebaikan.
Berdampak pula pada lingkungan di sekitarnya, apabila di lingkungan
tersebut dapat tertanam hal-hal yang baik, maka orang-orang yang tinggal
di lingkungan itu akan merasakan hal-hal yang baik pula.
33
2. Nasionalisme
Secara etimologi, nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan
“isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna, kesadaran dan
semangat cinta tanah air, memiliki kebanggaan sebagai bangsa atau
memelihara kehormatan bangsa, memiliki rasa solidaritas terhadap musibah
dan kekurang beruntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara,
persatuan dan kesatuan (Hidayat, 2008: 28). Pembahasan mengenai
nasionalisme sebagai perekat suatu bangsa dimaknai oleh Soekarno,
Proklamator Ripublik Indonesia sebagai rasa cinta sepenuh hati kepada
Indonesia, kebangaan menjadi bagian dari Indonesia, yang merupakan suatu
rasa persatuan diantara orang-orang yang sedemikian berbeda karena
memiliki sejarah penderitaan yang sama dan sama-sama berjuang untuk
mencapai kemerdekaan (Suseno, 2007: 185)
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan
sekaligus menghormati bangsa lain.
Unsur-unsur yang membentuk nasionalisme Indonesia adalah sebagai
berikut:
a. Kesatuan sejarah
Indonesia memiliki sejarah yang panjang sejak zaman Sriwijaya,
Majapahit, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam hingga munculnya
34
kolonialisme dan imperialisme Barat. Namun, nasionalisme secara
terbuka pertama kali dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober
1928 dan mencapai puncaknya pada Proklamasi Kemerdekaan RI pada
17 Agustus 1945.
b. Kesatuan nasib
Bangsa Indonesia terbentuk memiliki persamaan nasib, yaitu
penderitaan selama hidup dalam masa penjajahan dan perjuangan
merebut kemerdekaan secara terpisah dan bersama-sama, hingga
Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang menandai berakhirnya masa
pendudukan tentara Jepang.
c. Kesatuan kebudayaan
Meskipun bangsa Indonesia memiliki keragaman budaya dan agama,
namun keseluruhannya merupakan satu kebudayaan yang serumpun dan
mempunyai kaitan dengan agama-agama besar yang dianut oleh bangsa
Indonesia, khususnya Islam dan Hindu.
d. Kesatuan wilayah
Bangsa Indonesia hidup dan mencari penghidupan di wilayah yang
sama, yakni Indonesia.
e. Kesatuan asas rohani
Bangsa Indonesia memiliki kesamaan cita-cita, pandangan hidup dan
falsafah kenegaraan yang berakar dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri di masa lalu maupun masa kini.
35
B. Sumber Belajar
1. Pengertian sumber belajar
Sumber-sumber bahan dan belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal
untuk belajar seseorang. Dengan demikian, sumber belajar itu merupakan
bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung
hal-hal baru bagi sipelajar.
Sumber belajar menurut Majid (2007: 170), diartikan sebagai segala
tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung
informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku.
Mulyasa (2003: 48), menyatakan bahwa sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik
dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan
keterampilan dalam proses belajar mengajar.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber
belajar adalah segala sesuatu yang membantu siswa dalam belajar yang
memberikan informasi, pengetahuan, keterampilan, dan pengetahuan yang
disimpan dan disajikan dalam bentuk berbagai media.
36
2. Fungsi Sumber Belajar
Menurut Mulyasa (2003: 49) dalam keragaman sifat-sifat dan
sumber-sumber belajar dapat dirumuskan kegunaanya sebagai berikut:
a. Merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap
proses belajar mengajar yang ditempuh.
b. Merupakan pemandu teknis dan langkah-langkah operasional untuk
menelusuri secara teliti guna penguasaan ilmuan tuntas.
c. Memberikan ilustrasi contoh-contoh yang berkaitan dengan aspek-
aspek bidang keilmuan yang dipelajari.
d. Memberikan petunjuk dan gambaran kaitan bidang keilmuan yang
sedang dipelajari dengan berbagai bidang keilmuan lainnya.
e. Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang pernah diperoleh
orang lain sehubungan dengan bidang keilmuan tertentu.
f. Menunjukkan berbagai bidang permasalahan yang timbul dan
merupakam konsekuensi logis dalam suatu bidang keilmuan yang
menuntut adanya kemampuan pemecahan dari orang yang mengabdikan
diri dalam bidang tersebut.
C. Gambaran Umum Mengenai Film
1. Pengertian film
Film merupakan sebuah media dan juga sebuah seni. Tapi, di sisi
lain film juga merupakan usaha yang unik dan sangat kompleks secara
teknologis. Ahli-ahli teori dari prancis membedakan film dari cinema. Films
merupakan aspek seni yang berkenaan dengan hubungannya dan dunia
37
sekitarnya. “Sinematis” khusus mempersoalkan estetika dan struktur
internal dari seni film. Sedangkan dalam Bahasa Inggris ada kata ketiga
untuk film dan cinema yaitu movie yang berasal dari kata movei yang berarti
bergerak, jadi movie merupakan gambar yang bergerak atau gambar yang
hidup. Secara umum dalam Bahasa Inggris, ketiga nama untuk seni film ini
digunakan sedemikian rupa hingga sejajar dengan perbedaan-
perbedaannya. Movie dan film adalah istilah paling umum digunakan,
sedangkan cinema (dalam pengertian Amerika) merupakan seni estetika
tinggi (Monaco, 2000: 228)
Menurut UU Nomer 33 Tahun 2009 tentang Perfilman, film adalah
karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi
massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa
suara dan dapat dipertunjukkan. Film merupakan media audio visual karena
film terdiri dari serangkaian gambar bergerak yang didukung oleh suara.
Meskipun ada juga film yang diproduksi tanpa suara atau yang biasa disebut
film bisu, namun film bisu sendiri berasal dari periode sebelum
diperkenalkannya film bersuara.
2. Unsur-unsur dalam film
a. Menurut Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto (2013: 65) Unsur-
unsur visual utama yang ada dalam suatu video/film adalah sebagai
berikut:
1) Pemain/orang/tokoh
38
Pemain adalah orang yang tampil secara langsung maupun secara
tidak langsung (tidak tampak dalam gambar) seperti narator, baik
memerankan sebagai dirinya ataupun sebagai orang lain.
2) Setting
Setting merupakan tempat dimana kejadian/adegan berlangsung.
Setting ini dapat digambarkan pada:
a) Bagian awal program, berupa: establishing shot. Properties,
action tertentu dari pemain, dan sound effect.
b) Bagian akhir program, dengan maksud untuk: memancing rasa
ingin tahu penonton dan memberikan kejutan.
3) Properties
Merupakan segala benda/perlengkapan yang dapat dipindah-
pindahkan untuk melengkapi, memperindah, dan memberikan ciri
pada set dimana set tersebut berada.
4) Lighting atau pencahayaan
Sama halnya mata manusia, karena video/film juga membutuhkan
cahaya agar dapat “melihat” dan berfungsi sebagaimana mestinya.
5) Gerak
Gerak yang tampak dalam layar proyeksi belumlah sempurna kalau
tidak dilengkapi gerak. Dalam video, gerak ini mencakup:
Gerak fisik yang terdiri dari:
a) Gerak primer yaitu gerakan segala macam benda, objek atau
subjek yang berada di depan kamera.
39
b) Gerak sekunder, yaitu gerakan yang terlihat dilayar yang
diakibatkan oleh gerak dari kamera.
c) Gerak tersier, yaitu kesan gerak yang ditimbulkan oleh
pergantian shot biasanya ada dari hasil editing.
d) Gerak psikis, yaitu gerak yang timbul dalam hati/jiwa
penonton sebagai akibat dari program yang kita sajikan.
b. Menurut Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto (2013: 66) Unsur
audio/suara adalah unsur yang ditampilkan apabila: gambar sudah tidak
mampu lagi menjelaskan suatu informasi, juga disampaikan melalui
gambar dianggap kurang efektif/efisien.
Unsur audio dalam film mencakup:
1) Suara pemain, berupa dialog maupun monolog/ komentar/ narasi.
2) Sound effect, yaitu segala macam bunyi, selain musik dan suara
manusia yang mendukung suasana. Penggunaan Sound effect dapat
memberikan suasana yang realistis pada gambar, bahkan
menimbulkan suasana dramatis.
3) Musik, yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
a) Pembuka: untuk memperkenalkan atau membuka suatu
program.
b) Penutup: untuk mengakhiri program.
c) Bridge atau transitional: menjembatani satu scane dengan
scane berikutnya.
d) Background: untuk memberi latar belakang suasana.
40
e) Smash: untuk memberikan penekanan tertentu, menimbulkan
efek dramatis (suara besar tiba-tiba).
3. Jenis-jenis film
Ormar Hamalik (1986: 111) mengemukakan bahwa film
dikelompokkan menjadi 10 jenis, yaitu: film informasi, film kecakapan atau
drill, film apresiasi, film documenter, film rekreasi, film episode, film
science, film berita, film industry, dan film provokasi. Sementara itu,
Ardianto dkk (2004: 140) membagi film menurut jenisnya adalah sebagai
berikut:
a. Film cerita adalah film yang mengandung suatu cerita yang lazim
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang tenar dan
film ini didistribusikan sebagai barang dagangan
b. Film berita adalah film-film mengenai fakta, peristiwa yang benar-
benar telah terjadi.
c. Film documenter didefinisikan oleh Robert Flaherty sebagai suatu
karya cipta mengenai kenyataan, film documenter merupakan hasil
interpretasi pembuatanya mengenai kenyataan.
d. Film kartun adalah film yang pada umumnya dibuat untuk konsumsi
anak-anak.
e. Film episode adalah film yang terdiri dari edisi-edisi yang pendek.
Biasanya di release dalam jenis film rekreasi, industri, atau film
televisi.
41
f. Film provokasi, film ini dimaksudkan untuk menjalani tujuan-tujuan
study group orang dewasa, tetapi juga digunakan untuk anak-anak di
sekolah dalam pelajaran tertentu seperti studi sosial, etika, dan
sebagainya (Danim, 2008: 19)
D. Film Sebagai Sumber Belajar
Film sebagai alat bantu pendidikan adalah bagian komponen sumber
belajar yang mengandung materi instruksional yang dapat dilihat dan didengar
oleh karena itu, keberadaan film sebagai media atau alat bantu pendidikan dapat
membantu dan merangsang siswa untuk belajar dan lebih memahami materi
yang diajarkan. Hal tersebut senada dengan Arsyad (2004: 49) yang
mengemukakan bahwa “film dapat menyajikan informasi, memaparkan proses,
menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan,
menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap”.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu
guru memperkaya wawasan para siswa. Aneka macam bentuk dan jenis media
pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi
para siswa, jika dalam pendidikan di masa lampau, guru merupakan satu-
satunya sumber belajar bagi para siswa. Namun, sekarang di jaman yang sudah
serba canggih ini segala sesuatunya mungkin bisa saja dijadikan sebagai sumber
belajar. Terutama hal-hal yang berkaitan dengan teknologi, ternyata teknologi
tidak hanya sebagai alat bantu, tetapi juga sumber belajar dalam proses
pembelajaran siswa.
42
Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual,
dan audiovisual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak bisa
sembarangan. Akan tetapi, harus disesuaikan dengan perumusan tujuan
intruksional, dan tentu saja dengan kompetensi guru itu sendiri. Salah satu dari
media pendidikan dari sumber belajar tersebut berupa film. Film sebagai
sumber belajar masuk dalam kategori media audiovisual. Hal ini dikarenakan
media audiovisual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Sehingga film dapat dikategorikan ke dalam golongan media
audiovisual.
Dengan menggunakan sumber belajar berupa film dirasa bisa lebih
menarik minat dan perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di
kelas. Guru yang biasanya hanya menggunakan metode ceramah dan latihan
soal, sekarang bisa menggunakan film sebagai sumber belajar yang menarik
bagi siswa untuk dipelajari. Melalui film, guru juga bertujuan untuk memancing
kemampuan berfikir siswa agar dapat menganalisis dan memecahkan suatu
permasalahan yang ada dalam film menggunakan studi kasus.
E. Kelebihan dan Kekurangan Film dalam Proses Pembelajaran
Kemampuan film untuk memanipulasi waktu dan ruang seperti yang
telah dijelaskan lebih dahulu sangat penting bagi proses pembelajaran. Dalam
buku Media Pembelajaran Latuheru (1988: 95-96), ada beberapa karakteristik
lain dari film sehingga dikatakan bahwa film dapat memberikan keuntungan
atau kelebihan bagi proses pembelajaran, antara lain:
43
1. Sifat-sifat yang nyata pada film dalam proses pembelajaran, adalah
kemampuannya untuk memperlihatkan gerakan-gerakan.
2. Film dapat menyajikan suatu proses dengan lebih tepat guna (efektif)
dibanding dengan media lain.
3. Film memungkinkan adanya pengamatan yang baik terhadap suatu keadaan
atau peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung dapat dilihat dan
dinikmati secara baik dan meyakinkan.
4. Film sangat berguna untuk mengajarkan keterampilan, karena kemungkinan
adanya pengulangan sehingga suatu keterampilan bisa dipelajari secara
berulang-ulang.
5. Karena memiliki dampak emosional yang tinggi, film sangat cocok untuk
mengajarkan masalah-masalah yang menyangkut dominan afektif.
6. Suatu episode dapat digunakan secara tepat guna dalam situasi
pembelajaran yang menekankan pada proses pemecahan masalah.
7. Suatu PBM yang berlangsung dengan menggunakan film, akan mempunyai
pengaruh psikologis yang lebih menguntungkan bagi para siswa, dibanding
dengan media lain.
Sedangkan kekurangan film dalam proses pembelajaran meliputi:
1. Pembuatanya memerlukan banyak waktu dan tenaga.
2. Memerlukan operator khusus untuk mengoperasikannya.
3. Memerlukan pengelapan ruangan.
4. Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar
yang diinginkan, kecuali film itu dirancang sendiri.
44
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Nilai-Nilai Nasionalisme Dalam Film “Tanah Surga Katanya” Karya
Herwin Novianto
1. Kesadaran dan rasa cinta terhadap tanah airnya dan tidak akan
melupakannya:
a. Kakek Hasyim yang memilih menetap di daerah perbatasan ketika
diajak anaknya pindah ke Malaysia
00.10.19 – 00.10.55
Hasyim: “Ris, sejak tahun ’65 aku sudah berperang melawan
Malaysia, sekarang ko suruh aku nak pindah kesana?
Tidak!!!
Haris: “Sekarang ini bukan lagi tahun ’65 Yah! Semua orang bebas
berdagang di mana saja”
45
Hasyim: “Kalo boleh semua orang berdagang dimana saja, kenapa
harus berdagang ke Malaysia?” (sambil menahan sesak nafas
yang mulai kambuh)
b. Hasyim yang tetap kekeh tidak mau pindah ke Malaysia meskipun diberi
iming-iming kesejahteraan
00.11.58 – 00.12.57
Hasyim: “Negeri kita lebih makmur Haris”
Hasyim: “Haris, mengatur negeri ini tidaklah mudah, tidak semudah
membalik telapak tangan, tau Kau?”
Haris: “Tapi apa yang Ayah dapatkan dari pemerintah? mereka
tidak pernah memberikan apa-apa untuk Ayah yang pernah
berjuang di perbatasan”
Hasyim: “Aku mengabdi bukan untuk pemerintah, tapi untuk negeri
ini, bangsaku sendiri!”
46
c. Pesan Kakek Hasyim untuk salman sebelum meninggal dunia
01.01.23.26 – 01.24.25
Hasyim: “Salman…”
Salman: “Iya kek”
Hasyim: “Indonesia tanah surge, apapun yang terjadi pada dirimu
jangan sampai kehilangan cintamu kepada negeri ini!
Genggan erat cite-citemu! katakana kepada dunia dengan
bangga! Kami bangsa Indonesia… laillahaaillalloh…”
Dari cuplikan di atas dapat disimpuulkan bahwa nilai tersebut
bermanfaat Sebagai sumber belajar Bahasa Indonesia pada materi
Mendeskripsikan Tokoh Melalui Gambar dan Tulisan, Menganalis Sikap,
Tokoh dalam Cerita, Unsur-Unsur Cerita.
47
2. Meminiki kebangaan terhadap bangsa
a. Ibu Astuti mengenalkan tentang peta Indonesia
00.04.39 – 00.05.00
Astuti: “Anak-anak ini pete negri kite, Indonesia! apa anak-anak?”
Murid: “Indonesia!”
Astuti: “Kite berada di Pulau Kalimantan, ape?”
Murid: “Kalimantan!”
Lized: “Dusun kita di mana, Bu?”
Astuti: “Dusun kita berada di garis terluar Indonesia, tepatnya
berada di antara perbatasan Indonesia dan Malaysia”
48
b. Ibu Astuti mengenalkan tentang Bendera Merah Putih
00.07.08 – 00.07.40
Astutui: “Coba keluarkan PRnya! tunjukkan pada Ibu gambar
bendera negara Indonesia Sangsaka Merah Putih!” (dengan
muka cemas karena belum melihat ada gambar bendera yang
benar sampai akhirnya lega karena gambar milik Salina
benar)
Murid: “Ini bu…”
Astuti: “Ya semua benar, tapi yang paling benar punya Salina ye?
Merah di atas putihnya di bawah”
49
c. Lized mengajak teman-temannya untuk mengibarkan bendera merah
putih
00.07.45 – 00.07.58
Lized mengajak teman yang lain untuk mendirikan bendera merah putih
dari kertas bertiang bambu.
d. Dr. Anwar menjelaskan bahwa Indonesia adalah Tanah Surga
00.52.56 – 00.54.22
Salman: “Pak, tanah kite… tanah surga ye?”
50
Anwar: “Maksudnya itu... negeri kita itu tanahnya subur, alamnya
kaya raya…”
Salman: “Tapi, mengape ayah saye pindah ke Malaysia?”
Anwar: “Ya… mungkin di sana dia hidupnya lebih senang, lebih
sejahtera...”
Salman: “Kalo begitu tanah kita bukan tanah surge, Pak?”
Anwar: “Gini Salman, wilayah Indonesia itu kan luas sekali ya…
kamu nggak cukup satu hari buat keliling Indonesia, jadi,
butuh waktu lama dan kerja keras supaya bisa mengolah
alam ini semuanya, supaya semua rakyat sejahtera... tapi
kamu nggak usah mikirin itu, kamu belajar aja yang rajin,
supaya pinter… nanti kamu bisa jadi pemimpin, baru kamu
sejahterain semua rakyat, makanya ulangan jangan dapet
nilai 0!”
e. Ibu Astuti mengajarkan tentang lagu Indonesia Raya
51
00.59.17 – 00.59.30
Di dalam kelas ibu Astuti sudah menuliskan di papan tulis lirik lagu
Indonesia Raya.
Astuti: “Hari ini kite akan belajar menyanyikan lagu Indonesia
Raya, kelas 3 dan 4 wajib belajar lagu ini ya! kalian semua
harus hafal! sekarang kalian catat lagu ini di buku kalian ya!”
f. Salman berteriak Hidup Indonesia
01.12.13 – 01.14.12
Setelah menukar bendera merah putih dengan kain sarung yang baru dia
beli, kemudian salman pulang ke rumah dengan gembira. Di tengah
perjalanan Salman melihat seorang Malaysia sedang berdiri
memperhatikannya dan Salman pun memperhatikan orang itu.
Salman: “(sambil membayangkan bahwa seorang laki-laki tersebut
sebagai gurka) “Gurka!” (setelah dia perhatikan lagi ternyata
52
bukan gurka, Salman tersenyum dan pergi kembali pulang
sambil berlari) “Gurka balik kampong… hidup Indonesia…!
Hidup Indonesia…! Gurka balik kampong…! Hidup merah
putih… hiduplah Indonesia…!
Dari cuplikan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut bermanfaat
sebagai sumber belajar Bahasa Indonesia di MI pada materi Ungkapan
Kalimat Pujian dan Ajakan.
3. Memiliki rasa bela negara atau Patriotisme
a. Salman menukarkan kain sarungnya dengan bendera Merah Putih yang
digunakan sebagai alas untuk berdagang
01.11.25 – 01.11.59
Salman: “Pak!” (laki-laki itu menoleh karena merasa dipanggil
seseorang) “Saya punya kain, masih baru, kualitas bagus,
cocok untuk bapak… bapak lebih gagah kalo pake ini!”
53
(laki-laki itu melihat sarung itu dan menggelengkan
kepalanya menandakan dia tidak mau)
Salman: “Bapak tak perlu beli… tuker ja dengan kain merah putih
itu!”
Pedagang: “(tersenyum) “Bolehlah…”
b. Cerita Hasyim tentang perjuangan kepada Salman.
00.02.51 – 00.03.50
Hasyim: “Ketika kakek berada di perbatasan, tiba-tiba dari sana
muncullah pasukan gurka yang datang dari Inggris membela Malaysia,
nah kakek dan sukarelawan lainnya menyelinaplah pulang surup sasap
sembunyi-sembunyi. Para sukarelawan bertempur di perbatasan
tartartartartartartartartartar…!! Pasukan gurka itu lari tunggang
langgang lintang pukang balik kampung.
c. Cerita Hasyim tentang peperangan
54
00.23.33 – 00.24.12
Salman dan kakeknya sedang berada dikamar, ketika itu Salman sedang
memijat kakeknya yang sedang bercerita tentang peperangan jaman
dahulu.
Hasyim: “Tahun 1963, Malaysia melanggar Perjanjian Manila, dan
menghina bangsa kite, Indonesia. Gambar Bung Karno di
koyak-koyak, lambang Garuda di tijak-tijak, oleh karna tu,
Bung Karno yang disebut Operasi Dwikora” Ehehhh….
(sambil menahan sakit sesak nafas yang mulai kambuh)
cobalah kau pijatnya sebelah kiri ni!”
55
d. Melaksanakan upacara bendera.
01.00.33 – 01.02.56
Di sekolah bu Astuti memandu murid-murid menyanyikan lagu
Indonesia Raya. Sampai tiba saatnya dimana hari pejabat dari Dinas
Pendidikan datang mengujungi sekolah di dusun tersebut. Setelah
penyambutan tari dari murid-murid selesai terjadi percakapan antara pak
Gani dan asisten pejabat tersebut.
e. Tolong menolong antar sesama
01.16.00 – 01.16.36
56
Sesampainya di rumah, Hasyim diperiksa oleh Dr. Anwar.
Anwar: “Obat yang saya taruh dibawah lidah jangan ditelan ya Pak!”
(dokter berbicara dengan pak Hasyim)
Anwar: “Bu kita harus bawa pak Hasyim ke Rumah Sakit sekarang!”
(berbicara dengan bu Astuti kemudian melihat pak Hasyim,
kemudian bu Astuti mengajak Dr. Anwar untuk menjauh dan
berbicara berdua)
Astuti: “Takada sampan yang berani lewat malam hari, paling besok
pagi… banyak jurang curam kalo kita lewat sungai itu,
bahaya pak Hasyim...”
Dari cuplikan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai sumber belajar Bahasa Indonesia pada materi
Teks/Informasi Terkait dengan Pertanyaan Apa, Di Mana, Kapan, dan
Siapa.
4. Semangat juang dan sikap rela berkorban
a. Dokter Anwar yang rela ditugaskan di daerah perbatasan
57
00.20.40 – 00.20.50
Anwar: “Saya pengganti Dr. Ruma yang baru meninggal… yang
sebelumnya tugas disini”
b. Ibu Astuti yang rela ditugaskan sebagai pendidik di daerah perbatasan
00.20.18 – 00.20.28
Astuti: “Nasionalisme? saya guru kelas 3 dan 4, saya baru 2 bulan
ngajar disini, kamu ni intel?”
58
Dari cuplikan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut bermanfaat
sebagai sumber belajar Bahasa Indonesia pada materi Mendeskripsikan
Tokoh Melalui Gambar dan Tulisan.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
Manfaat nilai-nilai nasionalisme dalam film “Tanah Surga Katanya”
karya Herwin Novianto sebagai sumber belajar Bahasa Indonesia, antara lain:
(1) kesadaran dan rasa cinta terhadap tanah airnya dan tidak akan
melupakannya, bermanfaat Sebagai sumber belajar Bahasa Indonesia pada
materi Mendeskripsikan Tokoh Melalui Gambar dan Tulisan, Menganalis
Sikap, Tokoh dalam Cerita, Unsur-Unsur Cerita. (2) meminiki kebangaan
terhadap bangsa, bermanfaat sebagai sumber belajar Bahasa Indonesia di MI
pada materi Ungkapan Kalimat Pujian dan Ajakan. (3) memiliki rasa bela
negara atau patriotisme, bermanfaat sebagai sumber belajar Bahasa Indonesia
pada materi Teks/Informasi Terkait dengan Pertanyaan Apa, Di Mana, Kapan,
dan Siapa. (4) semangat juang dan sikap rela berkorban, bermanfaat sebagai
sumber belajar Bahasa Indonesia pada materi Mendeskripsikan Tokoh Melalui
Gambar dan Tulisan.
B. Saran
Dalam penelitian ini penulis ingin menyampaikan saran-saran demi perbaikan
dan kemajuan:
60
1. Bagi mahasiswa calon guru dan guru hendaknya dapat menerapkan nilai-
nilai nasionalisme yang terkandung dalam film “Tanah Surga Katanya”
karya Herwin Novianto.
2. Sebagai orang tua, hendaknya juga dapat menerapkan nilai-nilai
nasionalisme yang terkandung dalam film “Tanah Surga Katanya” karya
Herwin Novianto dalam kehidupan sehari-hari.
61
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, S. (2013). Pendidikan Nilai Karakter. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Danim, S. (2008). Media Komunikasi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara.
Elvinaro Ardianto, L. K. (2004). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Faisol, Ahmad. (2015). Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel (Study
Tentang Pendidikan Karakter Pada Novel Laskar Pelangi Karya Andrea
Hirata).
Fitriana, Salis. (2018). Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Film
Lima Elang Dengan Materi Pendidikan Kewarganegaraan di MI Tahun
Pelajaran 2017/2018.
Hamalik, O. (1986). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.
Heryanto, Ariel. (1996). Nasionalisme Refleksi Kritis Kaum Ilmuwan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Hidayat, K. d. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Jakarta:
ICCE.
Ilahi, Muhammad Takdir. (2012). Nasionalisme dalam Bingkai Pluralitas Bangsa:
Paradigma Pembangunan dan Kemandirian Bangsa. Ar-Ruzz Media.
Yogyakarta.
62
Ilahi, Mohammad Tafsir. (2014). Gagalnya Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar
Ruzz Media.
Kosasih, E. (2008). Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: PT Perca.
Kustandi, Cecep, dan Bambang Sutjipto. (2013). Media Pembelajaran Manual Dan
Digital, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Liliweri, A. (2004). Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogya: Pustaka
Pelajar.
Majid, A. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moekijat. (1977). Teori Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.
Monaco, J. (2000). How to Read a Film: Movies, Media, Multimedia. New York:
Oxford University Press.
Muhlas, Muhamad. (2016). Nilai-nilai Pendidikan Sosial dalam Ibadah Haji (Study
atas Film Haji Backpacker).
Mulyasa. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetisi. Bandung: Rosda Karya.
Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada Press.
Prastowo, A. (2018). Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar : Teori dan
Aplikasinya di Sekolah/Madrasah. Yogyakarta: DIVA.
Pigay, Decki Natalis. (2000). Evolusi Nasionalisme dan Sejarah Konflik Politik di
Papua. Penerbit PT. Sinar Harapan. Jakarta.
63
Rully Indrawan, P. Y. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Campuran untuk Managemen, Pembangunan dan Pendidikan. Bandung:
Rafika Aditama.
Sumanto, M. (2014). Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta : CACS
(Center of Academic Publishing Service), 32.
Suseno, F. M. (2007). Berebut Jiwa Bangsa, Dialog Perdamain dan Persaudaraan.
Jakarta: Kompas.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Herwin_Novianto, Selasa 18 Februari 2020
http://bloggoeroe.blogspot.com/2019/03/unduh-ki-dan-kd-bahasa-indonesia-kelas-
html?m=1 (Minggu, 29 Maret 2020)
64
LEMBAR KONSULTASI
65
SATUAN KREDIT KEGIATAN
66
SAMPUL FILM “TANAH SURGA KATANYA”
67
NASKAH FILM “TANAH SURHA KATANYA”
Hasyim: “Ketika kakek berada di perbatasan, tiba-tiba dari sana muncullah
pasukan gurka yang datang dari Inggris membela Malaysia, nah kakek
dan sukarelawan lainnya menyelinaplah pulang surup sasap sembunyi-
sembunyi. Para sukarelawan bertempur di perbatasan
tartartartartartartartartartar…!! Pasukan gurka itu lari tunggang
langgang lintang pukang balik kampung.
Salman: “Oh pasukan Inggris te, mukanya seram-seram ya, Kek?”
Hasyim: “Salman, pasukan gurka itu orang dari Nepal atau India, yang mukanya
hitam dan kumisnya tebal”
Salman: “Kek, aku ingin tidur di bawah, di kamar Kakek!”
Hasyim: “Tidurlah... boleh...”
Salman: “Terus gurka sudah tidak ada di sini kan, Kek?”
Hasyim: “Ssssttt Salman, ceritanya kita sambung besok malam ya!”
Di Sekolah ketika pembelajaran sedang berlangsung.
Astuti: “Anak-anak ini pete negri kite, Indonesia! apa anak-anak?”
Murid: “Indonesia!”
Astuti: “Kite berada di Pulau Kalimantan, ape?”
Murid: “Kalimantan!”
Lized: “Dusun kita di mana, Bu?”
Astuti: “Dusun kita berada di garis terluar Indonesia, tepatnya berada di antara
perbatasan Indonesia dan Malaysia”
Lized: “Rumah Pak Kepala Dusun di mana, Bu?”
68
Astuti: “Rumah Pak Kepala Dusun pasti ada di peta dusun kita, tapi petanya
belum sempat dibuat”
Lized: “Nah… saya tahu… pasti di sini, (sambil menuju ke depan papan tulis
dan menunjuk peta yang berlubang)
Murid: “hahahahahaha…” (semua tertawa)
Astuti: “Sudah, sudah, sudah! Nah penduduk Indonesia berjumlah 230.000.000
jiwa”
Salman: “Bu, penduduk dusun kite ni berape?”
Lized: “Pasti belum sempat dihitung Salman…”
Astuti: “Karena belum sempat dihitung, berarti tugas Lized untuk
menghitungnya gimana, setuju?”
Murid: “Setuju!”
Lized: “Saya lagi, saya lagi, baik Bu… Upahnya 20 ringgit!”
Murid: “Hahahahahaha… “
Astuti: “Tenang… Tenang…”
Dari perbatasan Indonesia dan Malaysia keluarlah haris dan mobil dari arah
Malaysia.
Haris: “See you latter pak cik!” (sambil meninggalkan perbatasan menuju
Indonesia)
Pak cik: “Ok!”
Pelajaran sedang berlangsung di dalam ruang kelas.
Astuti: “Sekarang kerjakan yang ini ya!” (sambil berjalan menuju kelas 3 dari
kelas 4)
Murid: “Ya bu…”
69
Astutui: “Coba keluarkan PRnya! tunjukkan pada Ibu gambar bendera negara
Indonesia Sangsaka Merah Putih!” (dengan muka cemas karena belum
melihat ada gambar bendera yang benar sampai akhirnya lega karena
gambar milik Salina benar)
Murid: “Ini bu…”
Astuti: “Ya semua benar, tapi yang paling benar punya Salina ye? Merah di atas
putihnya di bawah”
Lized mengajak teman yang lain untuk mendirikan bendera merah putih dari kertas
bertiang bambu.
Lized: “Cepat ya jalan! Kasih di sini, pelan!”
Teman 1: “Kalo ujan macem mane?”
Teman 2: “Kalo ujan kamu ganti saje pake daun ubi!”
Siang itu Salman datang dengan menggendong beberapa barang dagangan sengan
menggunakan bakul menuju warung sederhana bu Astuti.
Salman: “Bu...” (sambil menyerahkan barang dagangan bu Astuti)
Astuti: “Eh, Salman, terimakasih ya! duitnya sudah ko kasih pak Gani?”
Salman: “Sudah bu”
Astuti: “Ini untukmu, (menyerahkan uang) dan ini hadiah untuk Salina adekmu,
karena tadi di kelas dia menggambar Bendera Merah Putih dengan
benar. Ibu contohkan ya…”
Salman dan adiknya bermain di bawah pohon yang besar.
Salman: “Waktu di sekolah darimana adek tau Bendera Merah Putih?”
Salina: “Dikasih tahu Kakek”
Salman: “Kakek, terterterterterterterter…!!! Guraka balik kapal kau semua!!
terterterterterterter…!!!
70
Di ruang tamu di rumah pak Hasyim, Haris berusaha mengutarakan niatnya untuk
mengajak ayah dan anak-anaknya pindah ke Malaysia.
Haris: “Yah, sebentar Yah”
Hasyim: “Ris, sejak tahun ’65 aku sudah berperang melawan Malaysia, sekarang
ko suruh aku nak pindah kesana? Tidak!!!
Haris: “Sekarang ini bukan lagi tahun ’65 Yah! Semua orang bebas berdagang
di mana saja”
Hasyim: “Kalo boleh semua orang berdagang dimana saja, kenapa harus
berdagang ke Malaysia?” (sambil menahan sesak nafas yang mulai
kambuh)
Haris: “Ih ya sudah… kalo Ayah tak mau taka pa… biar saya ajak anak-anak
saja ya?” (datanglah kedua anak haris yaitu Salman dan Salina)
Salina: “Assalamualaikum, Ayah!”
Salman: “Ayah!”
Haris: “Salina, Salman, sebentar ya, (mengambil beberapa mainan yang ia
bawakan dari Malaysia) ini ape yang Ayah bawa? ini belum seberapa,
kalo nanti kalian ikut pindah ayah belikan yang lebih dari ini. Kau
Salina, nanti Ayah akan belikan boneka yang besar, ya kau Salman nanti
ayah akan belikan pistol-pistolan, a… nak macam begini, nanti Ayah
akan belikan pistol-pistolan yang original ya!”
Salman: “Kite mo pindahkeh?”
Haris: “Ya kite pindah ke Malaysia, sebentar ya…” (sambil meninggalkan
Salman dan Salina kemudian menyusul ayahnya yang keluar dari
rumah) “Malaysia itu negeri yang makmur, Yah!”
Hasyim: “Negeri kita lebih makmur Haris”
71
Hasyim: “Haris, mengatur negeri ini tidaklah mudah, tidak semudah membalik
telapak tangan, tau Kau?”
Haris: “Tapi apa yang Ayah dapatkan dari pemerintah? mereka tidak pernah
memberikan apa-apa untuk Ayah yang pernah berjuang di perbatasan”
Hasyim: “Aku mengabdi bukan untuk pemerintah, tapi untuk negeri ini,
bangsaku sendiri!”
Haris: “Sekali lagi yah aku Cuma ingin mensejahterakan Ayah,
membahagiakan anak-anak Yah, dan aku sudah menikah dengan
perempuan Malaysia, Yah”
Hasyim: “Ape maksudmu hah?”
Haris: “Yah supaya segala sesuatunya jadi mudah saya harus menjadi warga
negara sana, Yah!”
Hasyim pergi meninggalkan Haris menggunakan sampan dan menjauhi Haris yang
masih mengharapkan ayahnya menuruti bujukanya.
Haris: “Yah, disana Ayah akan mendapatkan perawatan kesehatan lebih baik!
Anak-anak bisa sekolah lebih tinggi dan kita bisa tinggal di tempat yang
lebih layak! nak semacam disini, Yah!”
Salman berlari menuju kakeknya yang sedang menunggui kuburan istri dan
menantunya.
Salman: “Kakek dengan siapa di sini?”
Hasyim: “Sama pak Gani Kepala Dusun, sama Bu Astiti, Pak Lanyong, Lised,
Pak Gao, dan seluruh warga Indonesia yang ada di sini lah”
Salman: “Kalo kakek disini, saya juga di sini!’
Haris: “Kalo ko tak ikut, ko tak dapat pistol-pistolan!’
Salina: “Aku nadak mau kalo abang ndak ikut”
Haris: “Eeeh … nanti abang menyusul sama kakek”
72
Salina berpamitan dengan Hasyim dan Salman, setelah berbalik Salina
membalikkan badan dan memberikan satu mainan hadiah dari bu Astuti.
Salina: “Abang! ini untuk Abang, nih”
Di pinggir sungai tempat biasa orang menurunkan penumpang, di dekat tempat itu
ada Lized sedang mendengarkan radio dengan lagu Kolam Susu.
Anwar: “Yah terakhir, ini makasih Pak”
Lized: “Ha, bisa saya tolong Pak?”
Anwar: “Eh boleh”
Lized: “Mau dibawa kemana ini, Pak?”
Anwar: “Rumah Kepala Dusun, Kamu tau?”
Lized: “Oh… rumah pak Kepala Dusun… saye tau... satu, dua, tiga, empat,
upahnya 20?”
Anwar: “20?”
Lized: “He eh”
Anwar: “Boleh, zada… nah itu ringan… nih bawa ini juga ya, wah kuat ini bisa
bawa ini?”
Lized: “Bisa Pak!”
Anwar: “Ati-ati ya”
Sesampainya di depan rumah pak Kepala Dusun.
Anwar: “Makasih ya!” (sambil menyodorkan uang Rp. 50.000) kembali 30!”
Lized: “Ini duit ape?”
Anwar: “Itu Rp. 50.000”
73
Lized: “Tak pernah mandeng ane… (bu Astuti keluar dari rumah pak kepala
dusun setelah mengambil barang) Bu Guru dia mau tipu saye? dilihat
saye uang palsu!”
Anwar: “Ini uang asli Ibu, bisa dilihat, diraba, ditrawang! Asli ini!”
Astuti: “Ini, duit Bapak saya tukar dengan Ringgit ya?”
Kemudian Dr. Anwar memberikan uangnya kepada Lized.
Lized: “Ha… ini baru duit”
Anwar: “Ini Indonesia kan?”
Astuti: “Iye, tapi disini meraka pake Ringgit Malaysia”
Anwar: “Kenapa bukan Rupiah?”
Astuti: “Karena warga dusun disini berdagang ke perbatasan Indonesia-
Malaysia, mereka jual-beli pake Ringgit”
Anwar: “Wah bahaya…”
Astuti: “Bahaya? kenape keh?”
Anwar: “Ya bahaya, nanti lama-lama meraka merasa dirinya bukan orang
Indonesia”
Astuti: “Memang dah banyak yang pindah jadi warga negara Malaysia”
Anwar: “Kenapa dibiarin?”
Astuti: “Siapa bisa melarang?”
Anwar: “Kamu guru kan?”
Astuti: “Iya…”
Anwar: “Nggak mengajarkan nasionalisme?”
Astuti: “Nasionalisme? saya guru kelas 3 dan 4, saya baru 2 bulan ngajar disini,
kamu ni intel?”
74
Anwar: “Saya dokter”
Lized: “Dokter Intel… Dokter Intel, saya Lized, ini bu Astuti yang biasa ngajar
saya sehari-hari”
Astuti: “Astuti”
Anwar: “Nama saya Anwar”
Astuti: “Oh yaayaayaa...”
Anwar: “Saya pengganti Dr. Ruma yang baru meninggal… yang sebelumnya
tugas disini”
Lized: “Pak Gani! dokternya sudah datang! namanya Dokter Intel”
Gani: “Wah wah wah… hehehehe, saya Gani, Kepala Dusun di sini. Tak lama
lagi hujan ni, silahkan masuk!”
Anwar: “Oh yaa…”
Tak berselang lama datang seorang bapak berlari menuju rumah pak Gani dan
berteriak minta tolong.
Gao: “Pak Gani? pak Gani tolong! tolong pak Gani! tolong Sopia pak Gani!
Sopia sakit semakin parah pak Gani!”
Gani: “Iya sebentar wok saya kasih tau Dr. Intel” (masuk ke dalam dan
memberitahu Dr. Anwar) dokter tolong ada yang sakit!”
Anwar: “Iya Pak, permisi Bu...”
Gao: “Pak Dokter, tolong Sopia Pak Dokter!”
Anwar: “Iya Pak”
Gao: “Dia sudah kurus kering Pak...”
Anwar: “Iya Pak… iya Pak…” (sambil berjalan menuju rumah pak Gao,
sesampainya disana Dr. Anwar ingin masuk menemui Sopia yang dia
kira itu istri pak Gao) “Hloh...? istri Bapak mana?” (terkejut karena Dr.
75
Anwar tidak dipersilahkan masuk malah pak Gao keluar membawa
baskom berisi air)
Gao: “Apa pula ko nanya-nanya bini saye?”
Anwar: “Tadi katanya Sopia sakit?’
Gao: “Itu Sopia, Sopia…”
Anwar; “Sapi?”
Gao: “Iye Sopia’
Anwar: “Wah Pak saya tu bukan dokter hewan, Pak!”
Gao: “Pak, tolonglah Sopia! pala dah berputar-putar macam mo mati, Pak!”
Anwar: “Iya pak, tapi gini pak, saya bisa nolong orang pak, ini juga obat buat
orang, bukan hewan pak! aduhh …”
Gao: “Pak Gani… tolonglah pak Gani… Sopia harapan keluarga kami pak
Gani”
Gani: “Dr. Intel tolong sembuhkan Sopia”
Anwar: “Gini pak Gani, kalo misalnya Sopianya jadi tambah sakit, siapa yang
mo tanggung jawab Pak?”
Astuti: “Dokter, dokter bantuin, saya jamin takkan ada keluarga Sopia yang
akan menuntut dokter!”
Gao: “Sopia… Sopia… Sopia…”
Salman dan kakeknya sedang berada dikamar, ketika itu Salman sedang memijat
kakeknya yang sedang bercerita tentang peperangan jaman dahulu.
Hasyim: “Tahun 1963, Malaysia melanggar Perjanjian Manila, dan menghina
bangsa kite, Indonesia. Gambar Bung Karno di koyak-koyak, lambang
Garuda di tijak-tijak, oleh karna tu disebut Operasi Dwikora” Ehehhh….
76
(sambil menahan sakit sesak nafas yang mulai kambuh) cobalah kau
pijatnya sebelah kiri ni!”
Salman: “Kakek mo minum teh?” (saat salman mengambilkan teh, tehnya jatuh
tersenggol tangan kakek) “Kek? kakek kenapa kek?” (Salman berlari
keluar rumah menuju rumah pak Gani untuk meminta pertolongan pak
Gani? pak Gani?”
Gani: “Ada apa Man?”
Salman: “Sakit”
Gani: “Sapa yang sakit?”
Anwar: “Sapi apa Kambing?”
Salman: “Kakek saya yang sakit”
Anwar: “Bentar-bentar ya, tunggu!”
Gani: “Tenang-tenang Salman, Dr. Intel akan mengobbati kakekmu ya!”
Anwar: “Yuk yuk”
Sesampainya di rumah Hasyim diperiksa oleh Dr. Anwar.
Anwar: “Sebelumnya pernah ke rumah sakit Pak?”
Hasyim: “Jauh dan mahal Dokter, dari sini naik perahu, 200 Ringgit, pergi balik
400, belum lagi obatnya pak Dokter” (mendengar itu Salman terlihat
sedang memikirkan sesuatu)
Anwar: “Kalo gitu saya kasih obat, tapi sifatnya sementara ya pak Hasyim.
Jangan dipaksa kerja berat, saya kasih obatnya ke Salman, Pak. Salman,
ini obat kakek, nanti kamu ingetin kakeknya supaya minum obat tepat
waktu ya!”
77
Salman: “Terima kasih Dok!”
Anwar: “Yaah”
Ketika Lized dan kawan-kawan sedang bermain bola bersama, di bawah
pohon terlihat Salman sedang melamun memikirkan sesuatu. Ketika itu bola yang
mereka pakai untuk bermain terlempar menuju arah Salman ketika itu Lized berkata
kepada Salman.
Lized: “Salman! ayo main bola!”
Salman: “400 ringgit Liz! Aku harus dapet 400 ringgit. Aku harus kerja, bukan
main bola!” (Salman pergi meninggalkan Lized dan kawan-kawan, dan
pergi menuju warung kecil bu Astuti untuk menanyakan sesuatu)
Salman: “Bu, kerja ape yang bisa dapat duit banyak dan cepat?”
Astuti: “Duit banyak tu berape, Salman?”
Salman: “400 Ringgit, Bu”
Astuti: “Yaa kalau begitu kita harus kerja keras, nabung… buat apa 400
Ringgit?” (saat itu Salman hanya menunduk dan pergi meninggalkan bu
Astuti)
Salman menuju ke tempat dimana orang-orang dewasa membuat berbagai
kerajinan tangan. Di sana dia belajar membuat kerajinan tangan dengan manik-
manik. Pagi harinya Salman bangun pagi dan pergi membawa hasil kerajinan yang
sudah dibuatnya kemarin bersama ibu-ibu pengrajin untuk dijual ke Malaysia,
melewati hutan dan sungai untuk menuju ke perbatasan. Sesampainya di pasar
Malaysia Salman terkejut dengan keadaan di sana yang serba ada. Setelah menjual
barang dagangannya Salman bergegas pulang. Tetapi di perjalanan dia bertemu
seseorang laki-laki yang menjadikan bendera merah putih sebagai alas daganganya.
Salman: “Pak?”
78
Pedagang: “Apa?”
Salman: “Itu Merah Putih!”
Pedagang: “Aku tau ini warnanya merah putih. Dan ini warna kuning, ini hijau, dan
ini warna coklat”
Salman: “Merah putih itu bendera Indonesia, Pak!”
Pedagang: “Ini kan kain pembungkus daganganku”
Salman: “Ini bendera pusaka!”
Pedagang: “Ini mandau pusaka kakek aku, pergi Kau!” (Salman pergi
meninggalkan kakek itu dan pulang)
Sesampainya di rumah Salaman menaruh hasil dia bekerja seharian di dalam
kaleng yang biasa dia pakai untuk menyimpan uang. Salman kemudian
menghampiri kakekknya.
Salman: “Kek dadanye masih sakit keh?”
Hasyim: “Iye”
Salman: “Minggu depan saye akan bawa Kakek ke Rumah Sakit”
Hasyim: “Cukup dipijit kau ja Salman, nyeri dada kakek ini sudah terasa
nyaman”
Salman: “Saya akan nyari ayah, suruh dia bawa Kakek ke Rumah Sakit, ya Kek?”
Hasyim: “Tak usahlah… nanti Kakek dibawa ke rumah sakit Malaysia”
Salman: “Disana sudah tak da Gurka Kakek, kan kata Kakek dah balik kampung”
Pak Gani menyalakan disel agar listrik hidup dan para warga dapat
menonton televisi bersama di depan rumah pak Gani. Dan pak Gani menggunakan
79
alat komunikasi yang dia sebut radio panggil sedangkan Dr. Anwar berusaha
mencari signal di hp-nya untuk memesan obat untuk pak Hasyim.
Pesawat radio dari kota: “Pak Gani? ada kabar baik, pemohonan Bapak untuk
kunjungan dinas dikabulkan, dalam minggu depan aka ada kunjungan
ke dusun Bapak!”
Anwar yang sedang mencari signal di depan warga yang sedang menonton televisi
bersama yang di sana terdapat bu Astuti.
Astuti: “Disini signal memang lemah Dokter”
Anwar: “Eh... bu Astuti nonton juga? eee… cari signal urusan penting buat obat-
obatan. Mari Bu...”
Pagi-pagi para siswa berangkat ke Sekolah.
Lized: “Cepatlah masuk… bu Astuti sudah datanglah...” (Lized menyuruh
murid-murid untuk cepat masuk karena bu Astuti sudah datang)
Ketika pelajaran telah usai pak Gani menemui bu Astuti dan
memberitahukan bahwa minggu depan akan ada kunjungan dari Dinas Pendidikan
untuk meninjau sekolah yang ada di dusun mereka.
Gani: “Hari Senin ade pejabat pemerintah nak datang kesini, menengok
sekolah di dusun kite”
Astuti: “Waaah… kebetulan pak, sebab kite ni, perlu tambahan guru, sebab
murid-murid tak pernah terima materi secara lengkap karena gurunya
saya seorang”
Gani: “Selain itu, bu Astuti harus berdandan cantik, dan murid-murid pun
harus menampilkan bakat-bakatnya!”
Astuti: “Iye Pak iye… saya akan koordinasi dengan murid-murid saye”
80
Hari berikutnya di sekolah.
Astuti: “Ibu mita kalian saling kerjasama ye! kita tunjukkan ke mereka bahwa
semangat senang belajar sekolah kite tak kalah dengan sekolah-sekolah
di kota besar!” (murid-murid bertepuk tangan bersama) “ssssstttt… sapa
tau Salman kemana?”
Lized: “Tak taulah” (sambil berdiri)
Di perbatasan Salman sedang menjual daganganya.
Salman: “Terimakasih pak cik” (pak cik mengagguk)
Diperjalanan pulang Salman sedang menjual daganganya.
Salina: “Bang Salman?”
Salman: “Adek!”
Salina: “Abang pindah kesini keh?”
Salman: “Tak… aku kerja disini, mana ayah?”
Salina: “Ayah di kedai, deket sini, ayo kesitu!’ (hingga mereka sampai kedai
milik ayahnya)
Salman: “Adek lagi makan apa tu?”
Salina: “Ini sosis, abang mau?” (kemudian ayah Salman memanggil Salman)
Haris: “Salman!”
Salman: “Iya yah...”
Haris: “Ini nomer telpon Ayah, nanti ko bisa minta tolong pak Gani atau bu
guru untuk telpon Ayah kalo ada perlu. Oh iya, bagaimana keadaan
kakekmu sekarang? masih sering sesak nafasnya?”
81
Ketika Salman akan memberitahukan ayahnya bahwa kakeknya harus
segera dibawa kerumah sakit, tetapi belum sempat Salman mengatakan kepada
ayahnya, ayahnya sudah dipanggil orang lain dan meninggalkan Salman.
Salman: “Iya, kata Dr. Intel…” (Haris memotong pembicaraan dengan Salman
dan meninggalkan Salman)
Haris: “Sebentar-sebentar… pak cik letakkan disana barangnya!”
Salina dan Salman pun keluar meninggalkan kedai. Salman pulang ke
rumah. Sampai malam Salman pulang kerumah membawa obor melewati hutan dan
sungai.
Bu Astuti mendatangi Dr. Anwar untuk meminta tolong sesuatu. Dia
menunggu Dr. Anwar di depan rumahnya. Sampai Dr. Anwar pulang dari
memeriksa warga.
Anwar: “Eh bu Astuti, kenapa? ada yang sakit?”
Astuti: “Bukan… besok saya mau ke kota ngambil gaji, sayee…”
Anwar: “Oh duduk dulu! ke kotanya besok? e… sekalian saya mo nitip uang,
karna saya cuma bawa rupiah”
Astuti: “Oh boleh Dokter, boleh… nah sayapun nak minta tolong…”
Anwar: “Apa?”
Astuti: “Selama saye ke kota, tolong gantikan saye ngajar di sekolah!”
Anwar: “Waah… saya itu belum pernah ngajar…”
Astuti: “Anggeplah mereka semua pasien pasti lebih mudah”
Anwar: “Boleh...”
Astuti: “Terima kasih ye! saye pulang dulu...”
82
Pagi hari ketika Dr. Anwar harus terpaksa menggantikan bu Astuti untuk mengajar
di Sekolah.
Anwar: “Saya disini menggantikan ibu Astuti, karena ibu Astuti sedang ada
urusan di kota, begitu. Nah sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri
saya terlebih dahulu, sebagian orang disini memanggil saya denga
sebutan Dr. Intel, tapi sebenernya nama saya bukan itu, nama saya
sebenarnya adalah bapak…” (saat itu juga Dr. Anwar mematahkan
lantai yang terbuat dari kayu yang sudah using dan rapuh sehingga
menjadi patah dan berlubang yang berada di tengah-tengah ia berdiri,
sontak semua muridpun menertawainya) “Tenang-tenang”
Kemudian di tenggah pelajaran.
Anwar: “Salman, Lized, (sembarimembagikan buku hasil ulangan pagi) nah,
tadi bapak masih melihat banyak yang mendapat nilai 0, waduuuh...
bagaimana ini… naah sebagai hukumanya yang mendapat nilai 0 bapak
hukum turun ke kelas 3 (murid-murid mengeluh, huhuhuhuhuh…)
“Sebentar…sebentar… tenang dulu, ini yang mendapat nilai lebih dari
0 Cuma 2 orang?” (hanya Salman san satu murid lagi yang masih duduk
di bangkunya) “Salman dapat berapa?”
Salman: “4 Pak”
Anwar: “Kamu?”
Murid: “1 Pak”
Anwar: “Ehemm… karena bapak hari ini pertama mengajar, dan keliatanya ini
bangku di kelas 3 tidak cukup, yang dapat nilai 0 semuanya bapak
ampuni, dan pindah lagi ke kelas 4..”
Murid-murid: “Yeeee...!!” (sambil berjalan menuju bangku mereka masing-
masing)
83
Anwar: “Ya… duduk lagi… duduk lagi… yang tadi dapet nilai 0 pokoknya
harus belajar lagi… kan malu sama yang kelas 3, ya kan? jangan mau
kalah, eheh...” (seketika itu juga kaki Dr. Anwar masuk kedalam lubang
yang tadi sudah ia rusakkan. Murid-murid pun langsung tertawa
terbahak-bahak dan sampai ada yang maju kedepan kelas)
Murid-murid: “Ahahahahahahahaha…!!!”
Anwar: “Yoyo… kembali lagi! kembali lagi!” (setelah semua kembali tenang)
“Lized boleh kesini!” (menyuruh Lized maju kedepan kelas) “Coba
kamu pimpin semua temannya yang disini untuk nyanyi ya! kita
menyanyikan lagu kebangsaan kita, ya! bisa ya?” (Lized maju ke depan)
Lized: “Bisaa.… siap semua? satu, dua, tiga! Bukan lautan hanya kolam
susu…”
Anwar: “Stop dulu! sebentar, sebentar…”
Lized: “Kenapa pak?”
Anwar: “Kamu nggak tau lagu Indonesia Raya?”
Lized: “Dulu pernah diajarkan Pak, tapi sekarang lupa”
Anwar: “Kenapa bisa lupa?”
Lized: “Kami sama kawan-kawaan sudah satu tahun diliburkan, sebelum bu
Astuti datang…”
Anwar: “Jadi lagu nasional yang kamu tau apa?”
Lized: “Kolam Susu”
Anwar: “Kolam Susu? zada... boleh... itu aja lagi deh… sekali lagi nyanyi yang
semangat yaa!”
84
Lized: “Siap semua? satu, dua, tiga!” (semua murid menyanyikan lagu Kolam
Susu)
Setelah pulang sekolah Salman dan kawan-kawan mandi di sungai dekat rumah
ditemani Dr. Anwar yang sedang duduk dihampiri oleh Salman.
Salman: “Pak, tanah kite… tanah surga ye?”
Anwar: “Maksudnya itu... negeri kita itu tanahnya subur, alamnya kaya raya…”
Salman: “Tapi, mengape ayah saye pindah ke Malaysia?”
Anwar: “Ya… mungkin di sana dia hidupnya lebih senang, lebih sejahtera...”
Salman: “Kalo begitu tanah kita bukan tanah surge, Pak?”
Anwar: “Gini Salman, wilayah Indonesia itu kan luas sekali ya… kamu nggak
cukup satu hari buat keliling Indonesia, jadi, butuh waktu lama dan kerja
keras supaya bisa mengolah alam ini semuanya, supaya semua rakyat
sejahtera... tapi kamu nggak usah mikirin itu, kamu belajar aja yang
rajin, supaya pinter… nanti kamu bisa jadi pemimpin, baru kamu
sejahterain semua rakyat, makanya ulangan jangan dapet nilai 0!”
Salman: “Tadi saya dapet nilai 4, Pak!”
Anwar: “Nah, bagus… berarti itu kamu bisa jadi pemimpin!”
Salman: “Jadi Presiden?”
Aanwar: “Bisa!”
Salman: “Kalo si Linda yang dapet nilai 1?”
Anwar: “Dia… bisa kamu angkat jadi mentri!”
Salman: “Kalo si Lized dan teman-teman jadi ape?”
85
Anwar: “Aduuh… Lized sama teman-teman yang dapet nilai 0, ee… jadi…
rakyat yang harus kamu sejahterain nantinya!” (sambil melihat Lized
dan kawan-kawan Salman mengagguk dan tersenyum)
Malam hari bu Astuti bertemu dengan Dr. Anwar.
Astuti: “Makasih ya sudah menggantikan saya ngajar 2 hari ini”
Anwar: “Oh sama-sama. Saya juga senang, saya dapat pengalaman baru. Tapi
ada yang agak bingung, kenapa murid-murid itu kok lebih hafal lagu
Kolam Susu dibandingkan Indonesia Raya?”
Astuti: “Maaf saya lupa…” (sambil tertawa kecil)
Anwar: “Hah? Ibu juga lupa lagu Indonesia Raya?”
Astuti: “Bukan… saya lupa ajarkan mereka lagu Indonesia Raya, sebab Sekolah
itu kosong 1 tahun sebelum saya datang… tapi saya janji, hari Senin
nanti, anak-anak tu la hafal lagu Indonesia Raya…”
Anwar: “Bagus-bagus…”
Di dalam kelas ibu Astuti sudah menuliskan di papan tulis lirik lagu Indonesia Raya.
Astuti: “Hari ini kite akan belajar menyanyikan lagu Indonesia Raya, kelas 3
dan 4 wajib belajar lagu ini ya! kalian semua harus hafal! sekarang
kalian catat lagu ini di buku kalian ya!”
Astuti mencari bendera merah putih di ruang guru tak satupun ia temukan,
kemudian dia pergi menuju rumah pak Gani kepala dusun untuk
meminjam bendera merah putih.
Astuti: “Pak Gani punya bendera merah putih?”
Gani: “Saye kan tak punya tiang, jadi saye tak punya bendera”
86
Astuti: “Tapi kan bapak Kepala Dusun disini... tak kan juga tak dapat jatah…”
Gani: “Saye tak pernah diberi bendera, cuma saya dikasih radio panggil…”
Astuti: “Terimakasih ye! saye permisi dulu”
Kemudian bu Astuti pergi menuju rumah pak Hasyim untuk menanyakan apa dia
mempunyai bendera merah putih atau tidak.
Hasyim; “Sejak Operasi Dwikora, bendera ini tak lagi dikibarkan, nenek Salman
yang menjahitnya” (sambil menyerahkan bendera merah putih kepada
bu Astuti untuk dibawa ke sekolah)
Di sekolah bu Astuti memandu murid-murid menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Sampai tiba saatnya dimana hari pejabat dari Dinas Pendidikan datang
mengujungi sekolah di dusun tersebut. Setelah penyambutan tari dari
murid-murid selesai terjadi percakapan antara pak Gani dan asisten
pejabat tersebut.
Gani: “Bagaimana pak?”
Dedy Nizwar: “Sangat memerlukan bantuan” (sambil mengagguk-angguk
kemudian berbicara kepada asistenya) “Catat! biar semua lebih
sempurna, belikan baju tari dan siapkan urusan lainya!’
Astuti: “Demikianlah grup tari dari Sekolah kami yang baru dibentuk 2 hari
yang lalu. Selanjutnya, akan tampil murid terbaik kami yang akan tampil
membacakan puisi, saya panggilkan, Salman!”
Salman membacakan puisi yang dia buat sendiri di depan semua tamu undangan
yang ada, berikut isinya.
Tanah Surga
Oleh: Salman
87
Bukan lautan hanya kolam susu, katanya...
Tapi kata kakekku, hanya orang-orang kaya yang bisa minum susu
Kayu dan jala cukup untuk menghidupimu, katanya...
Tapi kata kakekku, ikan-ikan kita dicuri oleh banyak negara
Tiada badai tiada topan kau temui, katanya ...
tapi kenapa ayahku tertiup angin ke Malaysia
Ikan dan udang menghampiri dirimu, katanya...
tapi kata kakek, awas! Ada udang di balik batu!
Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat dan batu jadi tanaman, katanya...
Tapi kata dokter Intel belum semua rakyatnya sejahtera
Banyak pejabat yang menjual kayu dan batu untuk membangun surganya sendiri
Setelah mendengar itu pejabat pemerintah merasa tersinggung.
Dedy Nizwar: “Catat! Coret semua yang kamu catat!” (mereka pergi meninggalkan
tempat itu)
Salman melihat sarung kakeknya yang sudah rusak dan using merasa kasihan
kepada kakekknya ditambah lagi dia melihat kakeknya sholat
menggunakan spreinya untuk membalut setengat badanya sebagai
pengganti sarung. Sepulang dari menjual daganganya Salman pergi ke
toko baju untuk membelikan kakeknya sarung.
Pak Cik: “Ha ini kain satu 15 ringgit dua 25 ringgit…”
Salman: “Dua aja” (kemudian salman membayarnya ketika itu juga Salman
melihat laki-laki yang menggunakan bendera merah putih sebagai alas
untuk daganganya dan ia berniat untuk menghampirinya) “Terimakasih
Pak Cik”
Pak Cik: “Same-same”
88
Salman mengejar laki-laki itu, sampai dia bertemu laki-laki tersebut.
Salman: “Pak!” (laki-laki itu menoleh karena merasa dipanggil seseorang) “Saya
punya kain, masih baru, kualitas bagus, cocok untuk bapak… bapak
lebih gagah kalo pake ini!” (laki-laki itu melihat sarung itu dan
menggelengkan kepalanya menandakan dia tidak mau)
Salman: “Bapak tak perlu beli… tuker ja dengan kain merah putih itu!”
Pedagang: “(tersenyum) “Bolehlah…”
Setelah menukar bendera merah putih dengan kain sarung yang baru dia beli,
kemudian salman pulang ke rumah dengan gembira. Di tengah
perjalanan Salman melihat seorang Malaysia sedang berdiri
memperhatikannya dan Salman pun memperhatikan orang itu.
Salman: “(sambil membayangkan bahwa seorang laki-laki tersebut sebagai
gurka) “Gurka!” (setelah dia perhatikan lagi ternyata bukan gurka,
Salman tersenyum dan pergi kembali pulang sambil berlari) “Gurka
balik kampong… hidup Indonesia…! Hidup Indonesia…! Gurka balik
kampong…! Hidup merah putih… hiduplah Indonesia…!
Di rumah Salman yang sedang memijat kakeknya yang sakit semakin parah.
Salman: “Kek saye dah dapet duit banyak, saye nak bawa kakek ke Rumah
Sakit...”
Hasyim: “Tak usah Salaman lebih baik untuk beli buku dan seragam sekolahmu,
ye? uhukuhukuhuk…”
Salman: “Kek? Kakek? saya panggil pak dokter ya Kek?”
Salman berlari mencari mencari Dr. Anwar dan bertemu bu Astuti di depan rumah
pak Gani.
Astuti: “Salman cari siapa?”
89
Salman: “Bu bu dimana pak Gani? dan pak Dokter?”
Astuti: “Pak Gani di rumah pak Kepala Adat, pak Dokter di rumah bu Gao,
kenapa Salman?”
Salman: “Kakek sakitnya semakin parah bu!”
Astuti: “Kamu tenang ya! biar ibu jaga kakek, sekarang kamu cepat susul pak
Dokter kerumah bu Gao!”
Salman: “Ya bu” (Salman berlari menuju rumah bu Gao sesampainya disana)
“Bu Gao? bu Gao? Bu?” (keluar bu Gao dari dalam rumahnya) “Pak
dokter Intel ada di sini?”
Lanyong: “Pak dokter Intel baru aja keluar”
Salman: “Kemane?”
Lanyong: “Saya pun tak tau, diapun tak kabar” (sambil menggelengkan
kepalanya)
Sesaat kemudian Dr. Anwar dating untuk kembali ke rumah pak Lanyong
mengambil buah pisang yang tertinggal di rumah pak Lanyong.
Anwar: “Pak saya lupa pisang pak?”
Salman: “Dokter?”
Anwar: “Salman?”
Salman: “Tolong kakek saya Dokter!”
Anwar: “Di rumah?”
Salman: “Iya”
Sesampainya di rumah, Hasyim diperiksa oleh Dr. Anwar.
90
Anwar: “Obat yang saya taruh dibawah lidah jangan ditelan ya Pak!” (dokter
berbicara dengan pak Hasyim)
Anwar: “Bu kita harus bawa pak Hasyim ke Rumah Sakit sekarang!” (berbicara
dengan bu Astuti kemudian melihat pak Hasyim, kemudian bu Astuti
mengajak Dr. Anwar untuk menjauh dan berbicara berdua)
Astuti: “Takada sampan yang berani lewat malam hari, paling besok pagi…
banyak jurang curam kalo kita lewat sungai itu, bahaya pak Hasyim...”
Anwar: “Saya pernah ngobrol sama pak Gani, katanya ada jalan pintas lewat
danau, memang jarang katanya orang lewat situ...”
Salman masuk ke kamar kakek dan menyodorkan kaleng berisi tabunganya untuk
biaya berobat kakekknya.
Salman: “Bu, ini tabunganku! untuk kakek berobat, kakek harus sembuh!”
Pagi harinya Salman, kakek, Dr. Anwar, dan bu Astuti sudah berada di dalam saman
yang akan berangkat ke kota membawa Kakek Salman berobat ke rumah
sakit. Disana sudah ada Lized dan kawan-kawan Salman beserta pak
Kepala Dusun yang mengantar mereka sampai ke tempat berhentinya
sampan.
Lized: “Salman? (menyodorkan sedikit uang hasil patungan dengan kawan-
kawannya) “Semoga kakek kao lekas sembuh ya!”
Salman: “Terimakasih Lized”
Sampan yang Salman tumpangi beserta rombongan meninggalkan tempat itu
perlahan. Di tengah perjalanan perahu sampan yang ditumpangi Salman
macet karena baling-balingnya rusak. Ketika itu juga pertandingan bola
antara Indonesia melawan Malaysia.
Pengemudi kapal: “Tampaknya pengaitnya patah pak”
91
Anwar: “Hah? patah? bisa pake dayung aja nggak? kita harus cepat ke Rumah
Sakit!”
Pengemudi kapal: “Bisa Pak, bisa”
Salman: “Kek, kakek diam ja pak Dokter! kakek ndak bergerak! kakek! kakek!”
Anwar: (memeriksa pak Hasyim) “Pak Hasyim dengar saya pak?” (pak Hasyim
mengangguk) “Usahain tetep sadar ya pak, sebentar lagi kita sampai…
sebentar ya… pak Hasyim… pak Hasyim saya kasih obat dibawah lidah
jangan ditelan lagi ya, Pak!” (pak Hasyim mengangguk)
Hasyim: “Salman… Salman…”
Anwar: “Pak Hasyim jangan bicara dulu Pak, istirahat saja”
Hasyim: “Saye nak bicara sama cucu saya”
Anwar: “Sebentar saja Pak”
Hasyim: “Salman…”
Salman: “Iya kek”
Hasyim: “Indonesia tanah surge, apapun yang terjadi pada dirimu jangan sampai
kehilangan cintamu kepada negeri ini! Genggan erat cite-citemu!
katakana kepada dunia dengan bangga! Kami bangsa Indonesia…
laillahaaillalloh…”
Salman: “Kakeeeekk!! kakeeeeekk!!”
Anwar: “Innalillahiwainnaillaihiroji’un...”
Salman kemudian menelpon ayahnya di Malaysia.
Haris: “Malaysia menang!”
92
Salman: “Ayaah? Ayah?”
Haris: “Sudah kau tak usah sedih! besok ayah jemput!”
Salman: “Ayaaah… Ayaah… Ayah kakek… kakekkk meninggal, kakek
meninggal … Ayah pulang… Ayah pulang yaah… Ayah pulang…
Ayah pulang…”
Selesai.
93
F. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia di MI
KELAS I
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menerima dan
menjalankan ajaran
agama yang dianutnya
1.1 Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa
berupa bahasa Indonesia yang dikenal
sebagai bahasa persatuan dan sarana
belajar di tengah keberagaman bahasa
daerah
1.2 Menerima keberadaan Tuhan Yang Maha
Esa atas penciptaan manusia dan bahasa
yang beragam serta benda-benda di alam
sekitar
2. Memiliki perilaku
jujur, disiplin,
tanggung jawab,
santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan
guru
2.1 Memiliki kepedulian dan rasa ingin tahu
terhadap keberadaan wujud dan sifat benda
melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
dan/atau bahasa daerah
2.2 Memiliki rasa percaya diri terhadap
keberadaan tubuh melalui pemanfaatan
bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah
2.3 Memiliki perilaku santun dan sikap kasih
sayang melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia dan/atau bahasa daerah
94
2.4 Memiliki kedisiplinan dan tanggung jawab
merawat tubuh agar sehat dan bugar
melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
dan/atau bahasa daerah
2.5 Memiliki perilaku santun dan jujur dalam
hal kegiatan dan bermain di lingkungan
melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
dan/atau bahasa daerah
3. Memahami
pengetahuan faktual
dengan cara
mengamati
[mendengar, melihat,
membaca] dan
menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di rumah
dan di sekolah
3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota
tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat
benda, serta peristiwa siang dan malam
dengan bantuan guru atau teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat
diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu pemahaman
3.2 Mengenal teks petunjuk/arahan tentang
perawatan tubuh serta pemeliharaan
kesehatan dan kebugaran tubuh dengan
bantuan guru atau teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu pemahaman
95
3.3 Mengenal teks terima kasih tentang sikap
kasih sayang dengan bantuan guru atau
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu
pemahaman
3.4 Mengenal teks cerita diri/personal tentang
keberadaan keluarga dengan bantuan guru
atau teman dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu
pemahaman
3.5 Mengenal teks diagram/label tentang
anggota keluarga dan kerabat dengan
bantuan guru atau teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu pemahaman
4. Menyajikan
pengetahuan faktual
dalam bahasa yang
jelas dan logis, dalam
karya yang estetis,
4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif
tentang anggota tubuh dan pancaindra,
wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang
dan malam secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
96
dalam gerakan yang
mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan
perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia
dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu penyajian
4.2 Mempraktikkan teks arahan/petunjuk
tentang merawat tubuh serta kesehatan dan
kebugaran tubuh secara mandiri dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat
diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu penyajian
4.3 Menyampaikan teks terima kasih mengenai
sikap kasih sayang secara mandiri dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat
diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu penyajian
4.4 Menyampaikan teks cerita diri/personal
tentang keluarga secara mandiri dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat
diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu penyajian
4.5 Membuat teks diagram/label tentang
anggota keluarga dan kerabat secara
mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu penyajian
97
KELAS II
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menerima dan
menjalankan ajaran
agama yang dianutnya
1.1 Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa
berupa bahasa Indonesia yang dikenal
sebagai bahasa persatuan dan sarana belajar
di tengah keberagaman bahasa daerah
1.2 Menerima keagungan Tuhan Yang Maha
Esa atas keberadaan keluarga serta
penciptaan hewan dan tumbuhan
2. Memiliki perilaku
jujur, disiplin,
tanggung jawab,
santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan
guru
2.1 Memiliki kepedulian dan rasa ingin tahu
terhadap alam sekitar, hewan, dan tumbuhan
melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
dan/atau bahasa daerah
2.2 Memiliki perilaku santun dan jujur dalam
hal kegiatan dan bermain di lingkungan
melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
dan/atau bahasa daerah
2.3 Memiliki rasa percaya diri dan tanggung
jawab terhadap keberadaan anggota
keluarga dan dokumen milik keluarga
melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
dan/atau bahasa daerah
98
2.4 Memiliki rasa percaya diri terhadap
keberadaan alam dan penampakannya
melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
dan/atau bahasa daerah
2.5 Memiliki perilaku santun dan jujur dalam
percakapan tentang hidup rukun dalam
kemajemukan keluarga melalui
pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau
bahasa daerah
3. Memahami
pengetahuan faktual
dengan cara
mengamati
[mendengar, melihat,
membaca] dan
menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di rumah
dan di sekolah
3.1 Mengenal teks laporan sederhana tentang
alam sekitar, hewan, dan tumbuhan serta
jumlahnya dengan bantuan guru atau teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang
dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah
untuk membantu pemahaman
3.2 Mengenal teks cerita narasi sederhana
kegiatan dan bermain di lingkungan dengan
bantuan guru atau teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu pemahaman
3.3 Mengenal teks buku harian tentang kegiatan
anggota keluarga dan dokumen milik
99
keluarga dengan bantuan guru atau teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang
dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah
untuk membantu pemahaman
3.4 Mengenal teks lirik puisi tentang alam
semesta dan penampakannya dengan
bantuan guru atau teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu pemahaman
3.5 Mengenal teks permintaan maaf tentang
sikap hidup rukun dalam kemajemukan
keluarga dan teman dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis yang dapat diisi dengan
kosakata bahasa daerah untuk membantu
pemahaman
4. Menyajikan
pengetahuan faktual
dalam bahasa yang
jelas dan logis, dalam
karya yang estetis,
dalam gerakan yang
mencerminkan anak
4.1 Mengamati dan mencoba menyajikan teks
laporan sederhana tentang alam sekitar,
hewan, dan tumbuhan serta jumlahnya
secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu penyajian
100
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan
perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia
4.2 Memperagakan teks cerita narasi sederhana
tentang kegiatan dan bermain di lingkungan
secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu penyajian
4.3 Mengungkapkan teks buku harian tentang
kegiatan anggota keluarga dan dokumen
milik keluarga secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu penyajian
4.4 Melantunkan dan menyajikan teks lirik puisi
tentang alam semesta dan penampakannya
secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu penyajian
4.5 Menggunakan teks permintaan maaf tentang
sikap hidup rukun dalam kemajemukan
keluarga dan teman secara mandiri bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu penyajian
101
KELAS III
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menerima, menjalankan,
dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya
1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang
Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang
dikenal sebagai bahasa persatuan dan
sarana belajar di tengah keberagaman
bahasa daerah
1.2 Meresapi keagungan Tuhan Yang Maha
Esa atas penciptaan makhluk hidup,
hidup sehat, benda dan sifatnya, energi
dan perubahan, bumi dan alam semesta
2. Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru,
dan tetangganya
2.1 Memiliki kepedulian dan rasa tanggung
jawab terhadap makhluk hidup, energi
dan perubahan iklim, serta bumi dan alam
semesta melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia dan/atau bahasa daerah
2.2 Memiliki kedisiplinan dan tanggung
jawab untuk hidup sehat serta merawat
hewan dan tumbuhan melalui
pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau
bahasa daerah
2.3 Memiliki perilaku santun dan jujur
terhadap perkembangan teknologi
102
produksi, komunikasi, dan transportasi
serta permasalahan sosial di daerah
melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
dan/atau bahasa daerah
2.4 Memiliki rasa percaya diri dan
kepedulian terhadap kondisi alam dan
lingkungan sosial melalui pemanfaatan
bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah
2.5 Memiliki kepedulian terhadap kehidupan
hewan dan tumbuhan melalui
pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau
bahasa daerah
3. Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di
sekolah dan tempat
bermain
3.1 Menggali informasi dari teks laporan
informatif hasil observasi tentang
perubahan wujud benda, sumber energi,
perubahan energi, energi alternatif,
perubahan iklim dan cuaca, rupa bumi
dan perubahannya, serta alam semesta
dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang
dapat diisi dengan kosakata bahasa
daerah untuk membantu pemahaman
103
3.2 Menguraikan teks arahan/petunjuk
tentang perawatan hewan dan tumbuhan,
serta daur hidup hewan dan
pengembangbiakan tanaman dengan
bantuan guru atau teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu pemahaman
3.3 Mengemukakan isi teks surat tanggapan
pribadi tentang perkembangan teknologi
produksi, komunikasi, dan transportasi
serta permasalahan dan lingkungan sosial
di daerah dengan bantuan guru dan teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis
yang dapat diisi dengan kosakata bahasa
daerah untuk membantu pemahaman
3.4 Menggali informasi dari teks dongeng
tentang kondisi alam dengan bantuan
guru atau teman dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis yang dapat diisi dengan
kosakata bahasa daerah untuk membantu
pemahaman
104
3.5 Menggali informasi dari teks
permainan/dolanan daerah tentang
kehidupan hewan dan tumbuhan dengan
bantuan guru atau teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu pemahaman
4. Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa
yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan
perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia
4.1 Mengamati dan mengolah isi teks laporan
informatif hasil observasi tentang
perubahan wujud benda, sumber energi,
perubahan energi, energi alternatif,
perubahan iklim dan cuaca, rupa bumi
dan perubahannya, serta alam semesta
secara mandiri dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis yang dapat diisi dengan
kosakata bahasa daerah untuk membantu
penyajian.
4.2 Menerangkan dan mempraktikkan teks
arahan/petunjuk tentang perawatan
hewan dan tumbuhan serta daur hidup
hewan dan pengembangbiakan tanaman
secara mandiri dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis yang dapat diisi dengan
105
kosakata bahasa daerah untuk membantu
penyajian
4.3 Mengolah dan menyajikan teks surat
tanggapan pribadi tentang perkembangan
teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta permasalahan dan
lingkungan sosial di daerah secara
mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu penyajian
4.4 Menyampaikan teks dongeng tentang
kondisi alam dalam bentuk permainan
peran secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu penyajian
4.5 Mendemonstrasikan teks permainan
daerah tentang kehidupan hewan dan
tumbuhan secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu penyajian
106
KELAS IV
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menerima, menjalankan,
dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya
1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang
Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang
diakui sebagai bahasa persatuan yang
kokoh dan sarana belajar untuk
memperoleh ilmu pengetahuan
1.2 Mengakui dan mensyukuri anugerah
Tuhan yang Maha Esa atas keberadaan
lingkungan dan sumber daya alam, alat
teknologi modern dan tradisional,
perkembangan teknologi, energi, serta
permasalahan sosial
2. Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru,
dan tetangganya
2.1 Memiliki kepedulian terhadap gaya,
gerak, energi panas, bunyi, cahaya, dan
energi alternatif melalui pemanfaatan
bahasa Indonesia
2.2 Memiliki kedisiplinan dan tanggung
jawab terhadap penggunaan alat
teknologi modern dan tradisional, proses
pembuatannya melalui pemanfaatan
bahasa Indonesia
107
2.3 Memiliki perilaku santun dan jujur
tentang jenis-jenis usaha dan kegiatan
ekonomi melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia
2.4 Memiliki kepedulian terhadap
lingkungan dan sumber daya alam
melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
2.5 Memiliki perilaku jujur dan santun
terhadap nilai peninggalan sejarah dan
perkembangan Hindu-Budha di
Indonesia melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia
3. Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati dan
menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di
sekolah dan tempat
bermain
3.1 Menggali informasi dari teks laporan
hasil pengamatan tentang gaya, gerak,
energi panas, bunyi, dan cahaya dengan
bantuan guru dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata baku
3.2 Menguraikan teks instruksi tentang
pemeliharaan pancaindera serta
penggunaan alat teknologi modern dan
tradisional dengan bantuan guru dan
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan
108
tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
3.3 Menggali informasi dari teks wawancara
tentang jenis-jenis usaha dan pekerjaan
serta kegiatan ekonomi dan koperasi
dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku
3.4 Menggali informasi dari teks cerita
petualangan tentang lingkungan dan
sumber daya alam dengan bantuan guru
dan teman dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
3.5 Menggali informasi dari teks ulasan buku
tentang nilai peninggalan sejarah dan
perkembangan Hindu-Budha di
Indonesia dengan bantuan guru dan
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
4. Menyajikan
pengetahuan faktual
4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan
teks laporan hasil pengamatan tentang
109
dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang
mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia
gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan
cahaya dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
4.2 Menerangkan dan mempraktikkan teks
arahan/petunjuk tentang pemeliharaan
pancaindera serta penggunaan alat
teknologi modern dan tradisional secara
mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
4.3 Mengolah dan menyajikan teks
wawancara tentang jenis-jenis usaha dan
pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan
koperasi secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata baku
4.4 Menyajikan teks cerita petualangan
tentang lingkungan dan sumber daya
alam secara mandiri dalam teks bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata baku
110
4.5 Mengolah dan menyajikan teks ulasan
buku tentang nilai peninggalan sejarah
dan perkembangan Hindu-Budha di
Indonesia secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata baku
KELAS V
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menerima, menjalankan,
dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya
1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang
Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang
diakui sebagai sarana yang lebih unggul,
daripada bahasa lain untuk memperoleh
ilmu pengetahuan
1.2 Meresapi anugerah Tuhan Yang Maha
Esa atas keberadaan proses kehidupan
bangsa dan lingkungan alam
2. Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan
2.1 Memiliki kepedulian dan tanggung jawab
terhadap makanan dan rantai makanan
serta kesehatan melalui pemanfaatan
bahasa Indonesia
2.2 Memiliki perilaku jujur dan disiplin
tentang proses daur air rangkaian listrik,
111
keluarga, teman, guru,
dan tetangganya
sifat magnet, anggota tubuh (manusia,
hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta
sistem pernapasan melalui pemanfaatan
bahasa Indonesia
2.3 Memiliki perilaku santun dan jujur serta
bertanggung jawab dan disiplin tentang
ekspor impor sebagai kegiatan ekonomi
antarbangsa melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia
2.4 Memiliki kepedulian, tanggung jawab,
dan rasa cinta tanah air terhadap bencana
alam dan keseimbangan ekosistem serta
kehidupan berbangsa dan bernegara
melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
2.5 Memiliki rasa percaya diri dan cinta tanah
air tentang nilai-nilai perkembangan
kerajaan Islam melalui pemanfaatan
bahasa Indonesia
3. Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya,
3.1 Menggali informasi dari teks laporan
buku tentang makanan dan rantai
makanan, kesehatan manusia,
keseimbangan ekosistem, serta alam dan
pengaruh kegiatan manusia dengan
112
makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di
sekolah dan tempat
bermain
bantuan guru dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata baku
3.2 Menguraikan isi teks penjelasan tentang
proses daur air, rangkaian listrik, sifat
magnet, anggota tubuh (manusia, hewan,
tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem
pernapasan dengan bantuan guru dan
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
3.3 Menguraikan isi teks paparan iklan
tentang ekspor impor sebagai kegiatan
ekonomi antarbangsa dengan bantuan
guru dan teman dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku
3.4 Menggali informasi dari teks pantun dan
syair tentang bencana alam serta
kehidupan berbangsa dan bernegara
dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku
113
3.5 Menggali informasi dari teks cerita narasi
sejarah tentang nilai-nilai perkembangan
kerajaan Islam di Indonesia dengan
bantuan guru dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata baku
4. Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa
yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan
perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia
4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan
teks laporan buku tentang makanan dan
rantai makanan, kesehatan manusia,
keseimbangan ekosistem, serta alam dan
pengaruh kegiatan manusia secara
mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
4.2 Menyampaikan teks penjelasan tentang
proses daur air, rangkaian listrik, sifat
magnet, anggota tubuh (manusia, hewan,
tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem
pernapasan secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata baku
4.3 Menyajikan teks paparan iklan tentang
ekspor impor sebagai kegiatan ekonomi
114
antarbangsa secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata baku
4.4 Melantunkan dan menyajikan teks pantun
dan syair tentang bencana alam serta
kehidupan berbangsa dan bernegara
secara mandiri dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku
4.5 Mengolah dan menyajikan teks cerita
narasi sejarah tentang nilai-nilai
perkembangan kerajaan Islam di
Indonesia secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata baku
KELAS VI
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menerima, menjalankan,
dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya
1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang
Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang
diakui sebagai sarana yang lebih unggul
daripada bahasa lain untuk memperoleh
ilmu pengetahuan
115
1.2 Meresapi makna anugerah Tuhan yang
Maha Esa atas keberadaan ciri khusus
makhluk hidup, hantaran panas, energi
listrik dan perubahannya, serta tata surya
2. Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan
tetangganya
2.1 Memiliki kepedulian dan tanggung jawab
tentang ciri khusus makhluk hidup dan
lingkungan melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia
2.2 Memiliki kepedulian dan rasa ingin tahu
tentang perubahan benda dan hantaran
panas, energi listrik dan perubahannya,
serta tata surya melalui pemanfaatan
bahasa Indonesia
2.3 Memiliki sikap disiplin dan rasa cinta
tanah air terhadap sistem pemerintahan
serta layanan masyarakat daerah melalui
pemanfaatan bahasa Indonesia melalui
pemanfaatan bahasa Indonesia
2.4 Memiliki kesetiaan, dan kebanggaan
terhadap keutuhan wilayah nusantara
Indonesia melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia
116
3. Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di
sekolah dan tempat
bermain
3.1 Menggali informasi dari teks laporan
investigasi tentang ciri khusus makhluk
hidup dan lingkungan, serta campuran
dan larutan dengan bantuan guru dan
teman dalam ahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
3.2 Menguraikan isi teks penjelasan
(eksplanasi) ilmiah tentang penyebab
perubahan dan sifat benda, hantaran
panas, energi listrik dan perubahannya,
serta tata surya dengan bantuan guru dan
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
3.3 Menguraikan isi teks pidato persuasif
tentang cinta tanah air dan sistem
pemerintahan serta layanan masyarakat
daerah dengan bantuan guru dan teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis
dengan memilih dan memilah kosakata
baku
117
3.4 Menggali informasi dari teks cerita fiksi
sejarah tentang keutuhan wilayah
nusantara Indonesia dan hubungannya
dengan negara tetangga dengan bantuan
guru dan teman dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku
4. Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa
yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan
perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia
4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan
teks laporan investigasi tentang ciri
khusus makhluk hidup dan lingkungan,
serta campuran dan larutan secara
mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
4.2 Menyajikan teks penjelasan (eksplanasi)
ilmiah tentang penyebab perubahan dan
sifat benda, hantaran panas, energi listrik
dan perubahannya, serta tata surya secara
mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
4.3 Menyampaikan teks pidato persuasif
tentang cinta tanah air dan sistem
118
pemerintahan serta layanan masyarakat
daerah secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata baku
4.4 Mengolah dan menyajikan teks cerita
fiksi sejarah tentang keutuhan wilayah
nusantara Indonesia dan hubungannya
dengan negara tetangga secara mandiri
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis
dengan memilih dan memilah kosakata
baku.
119
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Fidda Riqi Azizah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Temanggung, 27 Oktober 1998
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Desa Petarangan 05/01, Kecamatan Kledung,
Kabupaten Temanggung.
Pendidikan:
1. SD N 1 Petarangan, Temanggung Lulus Tahun 2010
2. Mts N 02 Kedu, Temanggung Lulus Tahun 2013
3. MA N Temanggung Lulus Tahun 2016
4. S1 IAIN Salatiga sampai sekarang
Salatiga, 28 Mei 2020
Penulis,
Fidda Rifqi Azizah