news 2 -

7
BPSDA Seluna http://bpsda-seluna.jatengprov.go.id/profilbalai/0berita_full_17.php Rencana Pemgembangan Bendungan Banjarejo di Kabupaten Blora Kudus, 14 September 2012 RENCANA PENGEMBANGAN BENDUNGAN BANJAREJO DI KABUPATEN BLORA A. DISKRIPSI SUNGAI LUSI Sungai Lusi merupakan salah satu sungai terbesar di Wilayah Sungai Jratunseluna (Jragung Tuntang Serang Lusi Juwana). Sungai Lusi melewati berbagai wilayah di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Grobogan. Daerah aliran sungainya meliputi : Bulu Kab. Rembang ke Selatan hingga Kabupaten Blora. Dari Kabupaten Blora terus ke Barat melalui Banjarejo, Kunduran, Ngaringan, Winosari, Tawangharjo, Purwodadi hingga bertemu dengan Sungai Serang. Sungi Lusi memiliki beberapa anak sungai, antara lain : a. Berhulu di pegunungan Kendeng : · Sungai Bangan (Jepon) · Sungai Kemiri (Jepon) · Sungai Medang, Sungai Gandu, dan Sungai Bolong (Kuwu, Sulursari, Doplang) · Sungai Coyo · Sungai Klampis

Upload: bertha-silvia

Post on 27-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sumber berita

TRANSCRIPT

BPSDA Selunahttp://bpsda-seluna.jatengprov.go.id/profilbalai/0berita_full_17.php

Rencana Pemgembangan Bendungan Banjarejo di Kabupaten BloraKudus, 14 September 2012

RENCANA PENGEMBANGAN BENDUNGAN BANJAREJODI KABUPATEN BLORAA. DISKRIPSI SUNGAI LUSISungai Lusi merupakan salah satu sungai terbesar di Wilayah Sungai Jratunseluna (Jragung Tuntang Serang Lusi Juwana). Sungai Lusi melewati berbagai wilayah di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Grobogan. Daerah aliran sungainya meliputi : Bulu Kab. Rembang ke Selatan hingga Kabupaten Blora. Dari Kabupaten Blora terus ke Barat melalui Banjarejo, Kunduran, Ngaringan, Winosari, Tawangharjo, Purwodadi hingga bertemu dengan Sungai Serang.Sungi Lusi memiliki beberapa anak sungai, antara lain :a. Berhulu di pegunungan Kendeng : Sungai Bangan (Jepon) Sungai Kemiri (Jepon) Sungai Medang, Sungai Gandu, dan Sungai Bolong (Kuwu, Sulursari, Doplang) Sungai Coyo Sungai Klampis Sungai Glugu Sungai Peganjingb. Berhulu di pegunungan Kapur Utara : Sungai Gempol (Tunjungan) Sungai Lempuyan (Ngawen) Sungai Kedungbulus Sungai Kedungwaru Sungai Tirto Sungai Jangkungharjo (Grobogan)Daerah tangkapan (catchment area) Sungai Lusi mencakup wilayah seluas 403,0 km dengan panjang sungai 90 km.Kondisi dan permasalahan-permasalahan di sepanjang aliran sungai Lusi : Terjadinya luapan air yang melebihi penampang sungai yang menyebabkan penggenangan di daerah permukiman di desa/kota dan area pertanian terutama pada musim basah/hujan Sungai Lusi merupakan salah satu sungai penyebab banjir di Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora dan Kabupaten Kudus. Pada musim kemarau Sungai Lusi dapat dikatakan kering dan tidak ada aliran di palung sungai terutama pada bulan Juni Oktober, sehingga wilayah yang dilewati Sungai Lusi mengalami kekurangan air terutama kebutuhan air untuk pertanian dan perternakan. Di daerah tangkapan air saat ini menunjukkan bahwa akibat pertambahan penduduk yang semakin meningkat, maka tekanan penduduk terhadap lahan juga meningkat. Akibatnya banyak lahan yang digunakan oleh penduduk sebagai pemukiman dan memanfaatkan lahan-lahan di sepanjang aliran Sungai sehingga kondisi penutupan lahan semakin terbuka sehingga limpasan air permukaan yang masuk ke aliran Sungai Lusi semakin besar. Penebangan hutan di daerah hulu Sungai Lusi (terutama wi wilayah Kabupaten Blora) yang tidak terkendali menyebabkan sebagian lahan di hulu Sungai Lusi terbuka dan menyebabkan sering terjadi longsoran dan gerusan permukaan tanah sehingga berdampak pada tingginya tingkat sedimentasi di alur Sungai Lusi.B. KEADAAN DAERAH LOKASI BENDUNGAN BANJAREJO1. Lokasi dan Keadaan Topografi Keadaan topografi rencana Bendungan Banjarejo cukup bervariasi, merupakan perbukitan landai dan dataran. Perbukitan landai terdapat disepanjang batas rencana bendungan memanjnag dari arah barat ke timur laut dengan ketinggian 75 100 m. Daerah ini umumnya berupa ladang dengan kemiringan lereng 5 - 10. Daerah dataran terdapat pada daerah rencana waduk memanjang dari barat ke timur laut, dengan ketinngian antara 60 m 75 m. Daerah ini umunya berupa sawah tadah hujan, tegalan, jalan dan pemukiman penduduk.2. Iklim Kabuapten Blora teletak didaerah tropis, daerah proyek dipengaruhi oleh angin musim (monsoon) dan terdiri dari 2 musim : musim hujan dan musim kemarau. Rata-rata hujan tahunan di DAS Banjarejo sebesar 1660 mm per tahun.3. Keadaan Sosial Ekonomi Secara administratif daerah rencana Bendungan Banjarejo terletak di Kabupaten Blora. Sebagian besar waduk terletak di Kec. Banjarejo (15 desa) dan sebagian kecil terletak di Kecamatan Ngawen (4 Desa). Lokasi pemukiman penduduk di daerah rencana waduk dibawah elevasi + 78,00 m, yang diperkirakan sebesar 4000 kepala keluarga.C. TUJUAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN BANJAREJO Untuk suplesi air Daerah Irigasi Dumpil seluas 11.300 ha (4600 ha sebelah kiri, dan 6700 ha sebelah kanan). Pengambilan air irigasi diambil dari sebuah bendung, yaitu Bendung Dumpil yang terletak 30 km di hilir lokasi rencana Bendungan Banjarejo. Dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM). Pengendalian bajir di wilayah aliran Sungai Lusi.D. DATA TEKNIS BENDUNGAN BANJAREJO Tinggi maksimum : 25 m diatas pondasi. Elevasi puncak bendungan : El. 80,00 m Panjang Bendungan : 2.500 m Kapasitas tampung : 87,60 juta m Muka air maksimum (FSL) : El. 77,20 m Muka air rendang (MOL) : El. 71.30 m Muka air banjir (FSL) : El. 77,40 m Areal genangan waduk (pada FSL) : 1.900 haE. PERMASALAHAN DAN KENDALA Pemukiman penduduk dan sebagian besar areal sawah tadah hujan dan tegalan berada dibawah Eleavasi 75.00 m, sedangkan genangan waduk pada saat air maksimum berada pada El. 77.20 m. Hal ini akan menenggelamkan fasilitas infrastruktur ( pemukiman, jalan, tempat ibadah, makam, dan fasilitas umum lainnya) seluas 1900 ha, yang terdiri dari permukiman sebanyak 4000 kepala keluarga. Curah hujan yang minim dan kondisi DAS yang sudah kritis dikhawatirkan sumber air permukaan tidak mencukupi untuk memenuhi target kapasitas tampung waduk, selain kondisi geologi tanah yang sangat porous. Disamping itu tingkat sedimentasi yang tinggi yang dapat menyebabkan tampungan akan semakin berkurang seiring dengan waktu berjalan. Perlunya pemindahan penduduk/permukiman, pemindahan jalan, pemindahan lokasi pemakaman serta penggantian lahan penduduk yang menyebabkan nilai proyek sangat tinggi sehingga tidak sebanding dengan manfaat proyek.F. TINDAK LANJUT YANG AKAN DILAKUKAN Berdasarkan kondisi-kondisi diatas, Balai Besar Wialayah Sungai Pemali Juana akan melakukan studi dan kajian yang mendalam dalam upaya pengelolaan sumber daya air di aliran Sungai Lusi. Pada tahun anggaran 2013 akan dilakukan Studi Pengelolaan Sumber Daya Air di SubDAS Lusi.Maksud dari Pekerjaan ini adalah : Melakukan identifikasi dan kajian serta menganalisa pengembangan ekonomi yang dapat dilaksanakan dalam upaya mengurangi resiko banjir dan kerusakan banjir di wilayah perdesaan/perkotaan, pertanian, dan wilayah industri di dataran sepanjang Sungai Lusi. Meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, kualitas hidup, dan lingkungan pada masyarakat yang tinggal disekitar Sungai Lusi, dan meningkatkan produksi pertanian.Tujuan pekerjaan ini antara lain : Menyiapkan strategi pengelolaan sumber sumber daya air di wilayah Sungai Lusi, sesuai dengan skenario pengelolaannya Menyusun upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi kerusakan banjir pada musim hujan/basah. Merumuskan program-program kegiatan dalam upaya mengurangi dampak kerusakan akibat banjir terhadap fasilitas infrastruktur umum, perdesaan dan perkotaan, jalan raya, jalan kereta api, baik melalui pembangunan baru, rehabilitasi, dan peningkatan pengaman banjir. Menyusun rencana program-program dan kegiatan prioritas, jangka pendek, menengah dan jangka panjang dalam upaya pendayagunaan sumberdaya air di Sungai Lusi.G. KESIMPULAN DAN REKOMENDASIBerdasarkan penelitian dan evaluasi awal (recognaissance study) kondisi sumber daya air di Sungai Lusi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Mengingat pada musim kemarau (Juni-Oktober) palung Sungai Lusi tidak ada aliran air sama sekali, maka dibutuhkan bangunan-bangunan air sebagai penampung/penyimpan air skala kecil sampai sedang dibangun di palung sungai, antara lain : checkdam, embung-embung di anak-anak sungai Lusi. Untuk mengurangi longsoran dan gerusan di tebing sungai Lusi dan gerusan dasar sungai perlu dibuatkan bangunan pengaman tebing sungai dan groundsill di beberapa lokasi sepanjang Sungai Lusi. Perlu dibuat retarding pond di hulu Bendung Dumpil untuk cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada musim kemarau. Bangunan-bangunan checkdam, retarding pond, embung-embung diatas dapat juga berfungsi untuk menghambat air banjir pada musin hujan dari Sungai Lusi yang masuk ke Sungai Serang, sehingga debit banjir pada Sungai Serang/Wulan dapat dikurangi.(nv/sln)