new wordpad document (2)

Download New Wordpad Document (2)

If you can't read please download the document

Upload: friski-marto

Post on 24-Jun-2015

265 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

A. Pengertian Gigantisme adalah kondisi seseorang yang disebabkan oleh kelebihan jumlah hormon pertumbuhan yang disebabkan oleh sekresi Growth Hormon (GH) yang berlebihan. Keadaan ini dapat diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan. Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormone pertumbuhan terjadi sebelum lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab kelebihan produksi hormone pertumbuhan terutama adalah tumor pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormone pertumbuhan. Manusia dikatakan berperawakan raksasa (gigantisme) apabila tinggi badan mencapai dua meter atau lebih. Ciri utama gigantisme adalah perawakan yang tinggi hingga mencapai 2 meter atau lebih dengan proporsi tubuh yang normal. Hal ini terjdi karena jaringan lunak seperti otot dan lainnya tetap tumbuh. gigantisme dapat disertai gangguan penglihatan bila tumor membesar hingga menekan khiasma optikum yang merupakan jalur saraf mata. Bila kelebihan GH terjadi selama masa anak-anak dan remaja, maka pertumbuhan longitudinal pasien sangat cepat, dan akan menjadi seorang raksasa. Setelah pertumbuhan somatic selesai, hipersekresi GH tidak akan menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabkan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak. Kelebihan hormone pertumbuhan ini terjadi setelah masa pertumbuhan lewat atau lempeng epifisis menutup. Hal ini akan menimbulkan penebalan tulang terutama pada tulang akral tanpa diikuti pertumbuhan jaringan lunak disekitarnya yang disebut akromegali. Penebalan tulang terutama pada wajah dan anggota gerak. Akibat penonjolan tulang rahang dan pipi, bentuk wajah menjadi kasar secara perlahan dan tampak seperti monyet. Tangan dan kaki membesar dan jarijari tangan kaki dan tangan sangat menebal. Tangan tidak saja menjadi lebih besar, tetapi bentuknya akan makin menyerupai persegi empat (seperti sekop) dengan jari-jari tangan lebih bulat dan tumpul. Penderita mungkin membutuhkan ukuran sarung tangan yang lebih besar. Kaki juga menjadi lebih besar dan lebih lebar, dan penderita menceritakan mereka harus mengubah ukuran sepatunya. Pembesaran ini biasanya disebabkan oleh pertumbuhan dan penebalan tulang dan peningkatan pertumbuhan jaringan lunak. Sering terjadi gangguan saraf perifer akibat penekanan saraf oleh jaringan yang menebal. Dan karena hormone pertumbuhan mempengaruhi metabolisme beberapa zat penting tubuh, penderita sering mengalami problem metabolisme termasuk diabetes mellitus. Selain itu, perubahan bentuk raut wajah dapat membantu diagnosis pada inspeksi. Raut wajah menjadi makin kasar, sinus paranasalis dan sinus frontalis membesar. Bagian frontal menonjol, tonjolan supraorbital menjadi semakin nyata, dan terjadi deformitas mandibula disertai timbulnya prognatisme (rahang yang menjorok ke depan) dan gigi-geligi tidak dapat menggigit. Pembesaran mandibula menyebabkan gigi-gigi renggang. Lidah juga membesar, sehingga penderita sulit berbicara. Suara menjadi lebih dalam akibat penebalan pita suara. Deformitas tulang belakang karena pertumbuhan tulang yang berlebihan, mengakibatkan timbulnya nyeri di punggung dan perubahan fisologik lengkung tulang belakang. Pemeriksaan radiografik tengkorak klien akromegali menunjukkan perubahan khas disertai pembesaran sinus paranasalis, penebalan kalvarium, deformitas mandibula (yang menyerupai bumerang), dan yang paling penting ialah penebalan dan destruksi sela tursika yang menimbulkan dugaan adanya tumor hipofisis. Bila akromegali berkaitan dengan tumor hipofisis, maka klien mungkin mengalami nyeri kepala bitemporal dan gangguan penglihatan disertai hemianopsia bitemporal akibat penyebaran supraseral tumor tersebut, dan penekanan kiasma optikum. Klien dengan akromegali memiliki kadar basal GH dan IGF-1 (insulin- like growth faktor 1) yang tinggi dan juga dapat diuji dengan pemberian glukosa oral. Pada subjek yang normal, induksi hiperglikemia dengan glukosa akan menekan kadar GH. Sebaliknya, pada klien, akromegali atau gigantisme kadar GH gagal ditekan. CT scan dan MRI pada sela tursika memperlihatkan mikroadonema hipofisis, serta makroadonema yang meluas ke luar sel mencakup juga sisterna di atas sela, dan daerah sekitar sela, atau sinus sphenoid. Pengobatan akromegali atau gigantisme lebih kompleks. Iradiasi hipofisis, pembedahan kelenjar hipofisis untuk mengangkat tumor hipofisis, atau kombinasi keduanya, dapat mengakibatkan penurunan atau perbaikan penyakit. Pengobatan medis dengan menggunakan ocreotide, suatu analog somatostatin, juga tersedia. Ocreotide dapat menurunkan supresi kadar GH dan IGF-1,

mengecilkan ukuran tumor, dan memperbaiki gambaran klinis. Terapi yang paling tepat untuk kelebihan hormone pertumbuhan tak lain adalah pengangkatan tumor pada hipofisis sedini mungkin untuk mencegah efek negative darinya. B. Pengkajian Keperawatan 1. Biodata 2. Keluhan Utama 3. Riwayat Kesehatan/Penyakit a. Riwayat penyakit dahulu b. Riwayat penyakit sekarang c. Riwayat penyakit keluarga d. Riwayat tumbuh kembang 4. Pemeriksaan Fisik Perawat melakukan pemeriksaan secara menyeluruh mulai dari tanda tanda vital dan fisik baik secara persistem ataupun head to too, diantaranya yang perlu diperhatikan adalah: a. Apakah klien mengalami penambahan pada lingkar kepala b. Apakah klien mengalami pembesaran hidung c. Apakah mandibula tumbuh berlebihan d. Apakah klien mengalami gigi yang terpisah-pisah e. Apakah jari dan ibu jari tumbuh menebal f. Apakah klien mengalami kifosis g. Apakah klien mengalami kelelahan dan kelemahan pada gejala awal h. Apakah klien mengalami hipogonadisme i. Apakah kien mengalami keterlambatan maturasi seksual j. Apakah terjadi tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial k. Apakah klien mengalami kehilangan penglihatan pada pemeriksaan lapang pandang 5. Riwayat sosial dan spiritual 6. Pemeriksaan penunjang a. Laboratorium b. Kadar GH berlebihan mencapai 400 ng/ml c. Tes toleransi glukosa : hiperglikemia d. Kadar somatomidin meningkat 2,6-21,7 U/ml ( 0,31-1,4 U/ml) e. CT. Scan f. MRI D. Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan 1. Gangguan bodi image berhubungan dengan perubahan struktur tubuh Tujuan : tidak terjadi penurunan bodi image pada klien Kriteria : klien dapat menerima perubahan diri Klien mau bersosialisasi dengan lingkungan Intervensi : Pertahankan lingkungan yang kondusif untuk membicarakan perubahan citra tubuh Diskusikan perasaan yang berhubungan dengan perubahan yang dialami oleh klien Kaji klien dengan mengidentifikasi dan mengembangkan mekanisme koping untuk mengatasi perubahan fisik Berikan dorongan untuk mengungkapkan perasaan yang berhubungan dengan perubahan fisik Bantu klien dalam mengembangkan mekanisme koping untuk mengatasi perubahan fisik Bantu pasien dalam mengembangkan rencana untuk menyelaraskan semua perubahan ke dalam gaya hidup Berikan penekanan perilaku yang memperlihatkan penerimam terhadap perubahan 2. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme, lidah membesar, mandibula tumbuh berlebih, gigi menjadi terpisah-

pisah. Tujuan : nutrisi klien adekuat Kriteria: Klien tidak mengalami penurunan berat badan yang berarti. Nafsu makan klien meningkat. Intervensi : Beri makan sedikit tapi sering (termasuk cairan) Masukkan makanan kesukaan dalam diet Anjurkan untuk makan sendiri, bila mungkin (kelemahan otot dapat membuat keterbatasan) Klien memilih sendiri makanan dari daftar menu Atur makanan secara menarik diatas nampan Atur jadwal pemberian makanan Berikan makanan yang bergizi tinggi dan berkualitas 3. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan keluarga dengan gigantisme Tujuan: Mempersiapkan keluarga untuk dapat merawat anggota dengan gigantisme dan keluarga dapat beradaptasi denganpenyakitnya Kriteria : Keluarga dapat mengatasi masalah yang timbul dari adanya tanda dan gejala yang muncul dan memberikan atau menyediakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi klien Intervensi : Berikan dukungan emosional pada keluarga dan klien Anjurkan orang tua untuk mengekspresikan perasaannya Anjurkan klien untuk berbagi rasa tidak berdaya, malu, ketakutan yang berkaitan dengan manifestasi penyakit. Bertindak sebagai pembela dan penghubung klien dan keluarga dengan anggota tim perawatan kesehatan lainnya Anjurkan klien untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar Dorong keterlibatan klien dalam aktivitas rekreasi dan aktivitas pengalih yang sesuai dengan usia. 4. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi Tujuan : Menunjukkan perbaikan kemampuan berpartisipasi dalam melakukan aktifitas Kriteria : Tidak terjadi kelelahan yang berarti pada klien setelah melakukan aktivitas Klien tidak merasa malas saat akan melakukan aktivitas Intervensi : Kaji tanda-tanda vital Ciptakan lingkungan yang tenang : ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sensori Sarankan klien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istirahat di tempat tidur Berikan tindakan yang membuat klien nyaman; sentuhan, masage. Memberikan aktivitas pengganti yan menyenangkan dan tenang; membaca mendengarkan radio dan menonton televisi Berikan obat sesuai indikasi (kolaboratif); sedatif (fenobarbital )

DAFTAR PUSTAKA 1. Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan dkk. Ed. 1. Jakarta : EGC; 2001 2. Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001. 3. Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998 4. Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994 5. Reeves, Charlene J et al. Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko Setyono. Ed. I. Jakarta : Salemba Medika; 2001

A.Pengertian Gegantisme adalah suatu keadaan yang abnormal pada anak yang disebabkan oleh produksi GH yang berlebihan. B.Etiologi Tumor hipofise : adenoma eosinofilik C.Manifestasi klinik * Lingkar kepala bertambah * Hidung lebar * Lidah membesar * Wajah kasar * Mandibula tumbuh berlebihan * Gigi menjadi terpisah-pisah * Jari dan ibu jari tumbuh menebal * Kifosis * Kelelehan dan kelemahan gejala awal * Hipogonadisme * Keterlambatan maturasi seksual * Kehilangan penglihatan pada pemeriksaan lapang pandang secara seksama D.Pemeriksaan penunjang * Laboratorium * Kadar GH berlebihan mencapai 400 ng/ml * Tes toleransi glukosa : hiperglikemia * Kadar somatomidin meningkat 2,6-21,7 U/ml ( 0,31-1,4 U/ml) * CT. Scan

* MRI E.Penatalaksanaan * Intervensi bedah dilakukan apabila terjadi peningkatan tekanan intra kranial * Radiasi konvensional / sinar proton energi tinggi apabila papil edema dan penyempitan lapang pandang 1.Pengkajian 1. Riwayat penyakit dahulu ? 2. Riwayat penyakit sekarang ? 3. Riwayat penyakit keluarga ? 4. Riwayat tumbuh kembang ? 5. Apakah klien mengalami penambahan pada lingkar kepala 6. Apakah klien mengalami pembesaran hidung ? 7. Apakah klien mengalami pembesaran hidung ? 8. Apakah mandibula tumbuh berlebihan ? 9. Apakah klien mengalami gigi yang terpisah-pisah 10. Apakah jari dan ibu jari tumbuh menebal ? 11. Apakah klien mengalami kifosis ? 12. Apakah klien mengalami kelelahan dan kelemahan pada gejala awal ? 13. Apakah klien mengalami hipogonadisme ? 14. Apakah kien mengalami keterlambatan maturasi seksual ? 15. Apakah terjadi tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial ? 16. Apakah klien mengalami kehilangan penglihatan pada pemeriksaan lapang pandang ? Diagnosa keperawatan * Gangguan bodi image b.d perubahan struktur tubuh Tujuan : tidak terjadi penurunan bodi image pada klien Kriteria : Klien dapat menerima perubahan diri Klien mau bersosialisasi dengan lingkungan Intervensi : * Pertahankan lingkungan yang kondusif untuk membicarakan perubahan citra tubuh * Diskusikan perasaan yang berhubungan dengan perubahan yang dialami oleh klien * Kaji klien dengan mengidentifikasi dan mengembangkan mekanisme koping untuk mengatasi perubahan fisik * Berikan dorongan untuk mengungkapkan perasaan yang berhubungan dengan perubahan fisik * Bantu klien dalam mengembangkan mekanisme koping untuk mengatasi perubahan fisik * Bantu pasien dalam mengembangkan rencana untuk menyelaraskan semua perubahan ke dalam gaya hidup * Berikan penekanan perilaku yang memperlihatkan penerimam terhadap perubahan * Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan metabolisme, lidah membesar, mandibula tumbuh berlebih, gigi menjadi terpisah-pisah. Tujuan : nutrisi klien adekuat Kriteria :

Klien tidak mengalami penurunan berat badan yang berarti Nafsu makan klien meningkat Intervensi : * Beri makan sedikit tapi sering (termasuk cairan) * Masukkan makanan kesukaan dalam diet * Anjurkan untuk makan sendiri, bila mungkin (kelemahan otot dapat membuat keterbatasan) * Memilih makanan dari daftar menu * Atur makanan secara menarik diatas nampan * Atur jadwal pemberian makanan * Berikan makanan yang bergizi tinggi dan berkualitas * Perubahan proses keluarga b.d keluarga dengan gegantisme Tujuan : Mempersiapkan keluarga untuk dapat merawat anggota dengan gegantisme Keluarga dapat beradaptasi dengan penyakitnya Kriteria : Keluarga dapat mengatasi masalah yang timbul dari adanya tanda dan gejala yang muncul dan memberikan atau menyediakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi klien Intervensi : * Berikan dukungan emosional pada keluarga dan klien * Anjurkan orang tua untuk mengekspresikan perasaannya * Anjurkan klien untuk berbagi rasa tidak berdaya, malu, ketakutan yang berkaitan dengan manifestasi penyakit. * Bertindak sebagai pembela dan penghubung klien dan keluarga dengan anggota tim perawatan kesehatan lainnya * Anjurkan klien untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar * Dorong keterlibatan klien dalam aktivitas rekreasi dan aktivitas pengalih yang sesuai dengan usia. * Kelelahan b.d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi Tujuan : menunjukkan perbaikan kemampuan berpartisipasi dalam melakukan aktifitas Kriteria : Tidak terjadi kelelahan yang berarti pada klien setelah melakukan aktivitas Klien tidak merasa malas saat akan melakukan aktivitas Intervensi : * Kaji tanda-tanda vital * Ciptakan lingkungan yang tenang : ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sensori * Sarankan klien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istirahat di tempat tidur * Berikan tindakan yang membuat klien nyaman; sentuhan, masage. * Memberikan aktivitas pengganti yang menyenagkan dan tenang; membaca, mendengarkan radio dan menonton televisi * Berikan obat sesuai indikasi; sedatif (fenobarbital )

DAFTAR PUSTAKA 1. Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan dkk. Ed. 1. Jakarta : EGC; 2001

2. Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001. 3. Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998 4. Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994 5. Reeves, Charlene J et al. Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko Setyono. Ed. I. Jakarta : Salemba Medika; 2001