new program studi s1 keperawatan fakultas ilmu …repository.unimus.ac.id/2045/2/manuskrip.pdf ·...

18
GAMBARAN AKTIVITAS FISIK PADA LANJUT USIA (LANSIA) HIPERTENSI DI POSBINDU SUMBER SEHAT” DI DESA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK Manuscript OLEH : IKE FITRI HANDAYANI G2A216037 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2018 http://repository.unimus.ac.id

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • GAMBARAN AKTIVITAS FISIK PADA LANJUT USIA (LANSIA)

    HIPERTENSI DI POSBINDU “SUMBER SEHAT” DI DESA

    KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN

    KABUPATEN DEMAK

    Manuscript

    OLEH :

    IKE FITRI HANDAYANI

    G2A216037

    PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

    FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

    2018

    http://repository.unimus.ac.id

    http://repository.unimus.ac.id

  • GAMBARAN AKTIVITAS FISIK PADA LANJUT USIA

    (LANSIA) HIPERTENSI DI POSBINDU “SUMBER SEHAT”

    DI DESA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN

    KABUPATEN DEMAK

    Ike Fitri Handayani

    1, Edy Soesanto

    2, Khoiriyah

    3

    1, 2, 3 Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang

    Email Peneliti : [email protected]

    Abstrak

    Aktivitas fisik merupakan serangkaian gerakan dari otot anggota tubuh yang memerlukan tenaga.

    Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik yang melebihi angka 140 mmHg dan

    peningkatan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang

    waktu lima menit dalam keadaan tenang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran

    tingkat aktivitas fisik lansia penderita hipertensi di Posbindu Sumber Sehat di Desa Kangkung

    Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dengan

    menggunakan desain Cross Sectional. Penelitian dilakukan di Posbindu Sumber Sehat di Desa

    Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak dengan teknik Proportional Stratified

    Random Sampling. Jumlah sampel penelitian ini adalah 63 responden lansia penderita hipertensi.

    Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ).

    Analisis data yang digunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas

    fisik pada lansia penderita hipertensi termasuk dalam kategori aktivitas fisik sedang (60,3%),

    tekanan darah pada lansia penderita hipertensi sebagian besar termasuk dalam kategori hipertensi

    ringan (54,0%). Berdasarkan hasil tersebut diharapkan lansia penderita hipertensi untuk selalu

    meningkatkan aktivitas fisik terutama frekuensi dan durasi yang dilakukan sesuai kemampuan.

    Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menyusun kegiatan aktivitas fisik maupun jadwal

    olahraga setiap minggunya.

    Kata kunci : Aktivitas Fisik, Lansia Penderita Hipertensi, Tekanan Darah.

    Pustaka : 62 (2006-2016)

    Abstract Physical activity is a movement of the muscle limbs hich takes energy. Hypertension is a rise blood

    pressure systolic that exceed the number 140 mmHg and increase in blood pressure diastolik more

    than 90 mmHg upon twice measurement with a hose five minutes in a quite state. The purpose of

    this research was to know the level of physical activity elderly patients hypertension in Posbindu

    Sumber Sehat in the Kangkung village in Mranggen Demak. The type of research was a

    Descriptive using Cross Sectional design. The research was conducted in Posbindu Sumber Sehat

    in the Kangkung village in Mranggen Demak using Proportional Stratified Random Sampling

    Tehnique. The sample were 63 respondents elderly patiens hypertension. The data collection used

    Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ). Data analysis used frequency distribution. The

    result showed that physical activity on elderly patients hypertension was in a moderate physical

    activity category ( 60,3 %), blood pressure on the most elderly patients hypertension were in a

    mild hypertension category ( 54,0 % ). The results were expected elderly patients hypertension to

    always improve physical activity especially the frequency and duration which done according to

    their ability. The efforts to be made were to develop the physical activity and schedule sports every

    week.

    Keywords : Physical activity, Elderly Patients with Hypertension, Blood Pressure

    References : 62 (2006-2016)

    http://repository.unimus.ac.id

    mailto:[email protected]://repository.unimus.ac.id

  • PENDAHULUAN

    Peningkatan kesejahteraan, kesehatan dan jumlah penduduk lansia pada

    suatu negara seringkali dikaitkan dengan peningkatan angka harapan hidup

    (AHH) / Usia harapan hidup (UHH) (Kemenkes RI, 2013). Disebutkan dalam

    (Kementerian Kesehatan RI, 2016) perkiraan UHH pada tahun 2045-2050 adalah

    77,6. Terdapat 18,27 juta penduduk lansia di Indonesia berdasarkan Statistik

    Penduduk Lanjut Usia Di Indonesia tahun 2011 atau sekitar 7,58% dari

    keseluruhan jumlah penduduk Indonesia. Biro Pusat Statistik tahun 2015 juga

    mengemukakan bahwa Indonesia merupakan negara yang menjadi urutan nomor 4

    dengan jumlah penduduk lansia terbanyak. Hal ini dapat mencerminkan majunya

    sebuah negara, sebab bangsa yang maju adalah bangsa yang semakin sehat dengan

    jumlah penduduk lansia yang besar dan bangsa yang memiliki usia harapan hidup

    yang panjang (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

    Proses menua (degeneratif) adalah sebuah proses alamiah yang tidak dapat

    dikendalikan oleh seseorang dan merupakan sebuah proses fisiologis tubuh pada

    setiap manusia (Darmojo, 2004: 635). Berdasarkan data WHO dikategorikan

    sebagai lansia yaitu ketika seseorang berada pada usia 60 tahun ke atas. Dimana

    pada saat usia ini, lansia lambat laun akan mengalami penurunan fungsi baik dari

    segi biologis, psikologis, sosial, spiritual maupun seluruh fungsi organ dan sistem

    tubuhnya (Darmojo, 2004). Terkait dengan perubahan fisiologis pada sistem

    kardiovaskular pada manusia, terdapat beberapa perubahan yang muncul selama

    manusia berada pada periode usia dewasa. Otot jantung akan kehilangan efisiensi

    dan kekuatan kontraktil ketika manusia berada pada masa dewasa sehingga akan

    mengurangi curah jantung pada kondisi stress fisiologis. Sel pacu jantung pun

    akan menjadi tidak beraturan dan berkurang jumlahnya, serta selubung yang

    mengelilingi nodus sinus pun mengental. Kontraksi dan waktu relaksasi pada

    ventrikel kiri membutuhkan banyak waktu. Siklus pengisian diastolik dan

    pengosongan sistolik membutuhkan lebih banyak waktu untuk diselesaikan

    (Eliopoulos, 2010: 55).

    http://repository.unimus.ac.id

    http://repository.unimus.ac.id

  • Proses degeneratif lansia dapat menimbulkan berbagai macam gangguan

    yang sangat kompleks yang dapat mengancam jiwa. Salah satu diantara gangguan

    yang sering dialami lansia adalah gangguan kardiovaskuler yang merupakan

    terganggunya sistem pembuluh darah. Menurut (Mubarak, 2006) terganggunya

    sistem pembuluh darah ini merupakan akibat dari penurunan fungsi organ dan

    labilitas tekanan darah yang terjadi secara alami pada tubuh lansia. Gangguan

    kardiovaskuler ini mengakibatkan penurunan relaksasi pada otot polos pembuluh

    darah yang mampu mengakibatkan kondisi aterosklerosis dan kondisi hilangnya

    elastisitas jaringan ikat sehingga terjadi penurunan kemampuan daya regang serta

    penurunan kemampuan pembuluh darah untuk berdistensi (Brunner & Suddart,

    2014). Berbagai penurunan yang terjadi berangsur-angsur akan ditandai dengan

    penurunan tingkat aktivitas. (Stanley & Beare, 2007: 179).

    Dari hasil survei Badan Pusat Statistik Penduduk Lansia Indonesia tahun

    2011 penyakit kronis yang salah satunya adalah hipertensi mencapai angka

    28,53% untuk lansia muda, 38,26% untuk lansia madya dan 44,27% lansia tua.

    Dilihat dari aktivitas patofisiologisnya hipertensi dapat dikatakan sebagai penyakit

    “silent killer” (Aspiani, 2014). Tekanan darah tinggi terjadi ketika tekanan darah

    siastolik mengalami peningkatan yaitu berkisar pada angka lebih dari 140 mmHg

    (milimeter hidrogen), dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (milimeter

    hidrogen) (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2014). Menurut Rasdi (2006:

    304) penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menjadikan penderitanya

    berpeluang untuk mengalami stroke 7 kali lebih besar, berpeluang 5 kali lebih

    besar untuk penyakit gagal jantung, serta dapat terkena serangan jantung 3 kali

    lebih besar.

    Terapi penyembuhan penyakit hipertensi adalah dengan terapi farmakologi

    dan terapi non farmakologi (Manungkalit & Maria, 2016). Salah satu aktivitas

    atau kegiatan terapi non farmakologi adalah dengan menjalani pola hidup sehat,

    gaya hidup sedentary people, menciptakan suasana rileks, serta melakukan

    aktivitas fisik yang ringan (Khomarun, 2014). Aktivitas fisik merupakan semua

    kegiatan yang dilakukan secara terencana, terstruktur dan berulang-ulang yang

    membutuhkan beberapa energi untuk mengerjakannya yang mana tujuannya guna

    http://repository.unimus.ac.id

    http://repository.unimus.ac.id

  • peningkatan kebugaran jasmani (Farizati, 2002). Aktivitas fisik lansia

    memberikan dampak terhadap perubahan kekuatan otot polos pada jantung

    sehingga denyutan pada jantung dapat kuat dan teratur (Mutiarawati, 2009).

    United States Departement of Health and Human Services (2008)

    menyebutkan beberapa tingkatan dari aktivitas fisik. Level dari aktivitas fisik

    yaitu meliputi level inactive (tidak aktif), low activity (aktivitas tingkat rendah),

    medium activity (aktivitas tingkat sedang) dan high activity (aktivitas tingkat

    tinggi) yang ditentukan dalam rentang menit berdasarkan standar aktivitas fisik

    yang dilakukan selama satu mingggu. United States Departement of Health and

    Human Services (2008) pun membagi kategori aktivitas fisik yang meliputi

    aktivitas dengan intensitas sedang (moderate intensity) dan aktivitas dengan

    intensitas kuat (vigorous intensity).

    Menurut penelitian yang dilakukan (Khomarun, 2014) aktivitas fisik

    sangat berpengaruh terhadap tinggi dan rendahnya tekanan darah. Penelitian ini

    menunjukkan bahwa aktivitas fisik seperti berjalan mampu menurunkan tekanan

    darah khususnya tekanan darah sistolik. Khomarun (2014) menyebutkan bahwa

    tekanan darah sistolik pre dan post aktivitas berjalan pada lansia menunjukkan

    angka yang berbeda. Keduanya sama-sama menunjukkan penurunan yang

    signifikan. Tekanan darah sistolik pre aktivitas fisik berkisar 140 mmHg-158

    mmHg. Sedangkan tekanan darah sistolik post aktivitas berjalan menunjukkan

    angka 133 mmHg-153 mmHg. Intervensi aktivitas berjalan tersebut dilakukan

    selama 8 minggu dengan 40 kali intervensi.

    Berdasarkan (Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak, 2015) pada tahun

    2010 Kabupaten Demak merupakan Kabupaten dengan jumlah penduduk tertinggi

    di Jawa Tengah dengan berpenduduk sebanyak 1.177 jiwa/km dan jumlah

    penduduk tertinggi di Kabupaten Demak diduduki oleh Kecamatan Mranggen

    dengan angka 158.597 penduduk. Penduduk usia lanjut dikawasan Kabupaten

    Demak mayoritas berempat tinggal di daerah pedesaan. Desa Kangkung

    Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak merupakan salah satu desa yang

    mayoritas penduduknya adalah lansia.

    http://repository.unimus.ac.id

    http://repository.unimus.ac.id

  • Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan KB

    Kabupaten Demak terdapat 13,4% dari total keseluruhan penduduk Desa

    Kangkung yang berkisar 7.478 penduduk adalah penduduk lansia atau setara

    dengan 726 penduduk lansia berada di Desa Kangkung. Hasil dari data kunjungan

    usia lanjut dari Puskesmas Mranggen ditahun 2012 pun menjelaskan bahwa

    penyakit yang paling sering diderita oleh sebagian besar lansia di Desa Kangkung

    adalah hipertensi dengan presentasi 57%.

    Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 28 Juli 2017 pukul

    19.30 dengan ketua kader setempat diperoleh data bahwa RW 05 Desa Kangkung

    Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak memiliki sebuah posbindu yang

    dibentuk pada tahun 2009 dan diberi nama Posbindu “Sumber Sehat” dan menurut

    Ketua Kader sebagian besar lansia di Desa Kangkung merupakan lansia yang

    sebagian besar menderita penyakit tidak menular hipertensi. Berdasarkan hasil

    wawancara sebagian besar lansia di Desa Kangkung melakukan aktivitas fisik

    sesuai dengan kemampuan lansia tersebut. Aktivitas fisik pada lansia di Desa

    Kangkung adalah kategori aktivitas dengan intensitas sedang.

    Ketua kader menyatakan lansia di Desa kangkung bekerja sebagai petani

    dan ibu rumah tangga. Mereka bekerja dari pagi hingga larut sore sehingga untuk

    melakukan beberapa jenis aktivitas rutin dan terkontrol sangatlah sulit diakibatkan

    lansia tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan beberapa aktivitas fisik

    pilihan yang rutin dan teratur sebagai upaya pencegahan penyakit hipertensi.

    Ketua kader pun menambahkan faktor penyebab yang menjadikan lansia

    menderita hipertensi yaitu dikarenakan gaya hidup lansia yang kurang baik yang

    dibuktikan dengan lansia yang jarang melakukan olahraga maupun aktivitas fisik

    sehingga menyebabkan penyakit tidak menular hipertensi di Desa Kangkung

    meningkat. Soesanto (2010) pun menambahkan terdapat 59,6% lansia di Desa

    Kangkung kurang melakukan kegiatan olahraga secara teratur.

    METODE

    Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif dengan desain cross

    sectional (Setiadi, 2013). Dalam penelitian ini Populasi adalah lansia penderita

    hipertensi di Posbindu sumber Sehat di Desa Kangkung kecamatan mranggen

    http://repository.unimus.ac.id

    http://repository.unimus.ac.id

  • Kabupaten Demak. Cara pengambilan sampel ini adalah dengan metode

    Probability sampling dengan pendekatan Proportional Stratified random

    sampling sehingga menjadi 63 responden (Notoatmodjo, 2014). Penelitian

    dilakukan pada lansia penderita hipertensi di Posbindu sumber Sehat di Desa

    Kangkung Kecamatan mranggen Kabupaten Demak. Alat pengumpulan data

    menggunakan lembar observasi atau kuesioner penelitian dari GPAQ (Global

    Physical Activity Questionnaire). Proses Penelitian berlanggsung dari bulan juni-

    januari 2018. Data dianalisis secara univariat.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Karakteristik responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu

    sebanyak 63 responden (100%), sebagian besar usia rata-rata dalam kategori usia

    lansia (60-74 tahun) sebanyak 28 responden (44,4%), pendidikan sebagian besar

    responden berpendidikan rendah yaitu sebanyak 63 responden (100%), dan

    sebagian responden tidak bekerja sebanyak 41 responden (65,1%).

    Tabel 1

    Distribusi Frekuensi Reponden Berdasarkan karakteristik responden Lansia

    Hipertensi di Desa Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

    Tanggal 19-21 Bulan Januari 2018 n = 63

    Karakteristik Frekuensi (N) Persentase (%)

    1. Jenis kelamin

    Perempuan

    63

    100,0

    2. Usia

    a. Usia pertengahan (45 – 59 tahun)

    b. Lansia (60 – 74 tahun) c. Lansia tua (75 – 90 tahun)

    16

    28

    19

    25,4

    44,4

    30,2

    3. Pendidikan

    Tidak Sekolah

    63

    100,0

    4. Pekerjaan

    a. Tidak Bekerja b. Petani

    41

    22

    65,1

    34,9

    5. Hipertensi

    a. Hipertensi Ringan b. Hipertensi Sedang c. Hipertensi Berat

    34

    16

    13

    54,0

    25,4

    20,6

    6. Aktivitas Fisik

    a. Aktivitas Ringan b. Aktivitas Sedang c. Aktivitas Berat

    13

    38

    12

    20,6

    60,3

    19,0

    http://repository.unimus.ac.id

    http://repository.unimus.ac.id

  • 7. Jenis Aktivitas

    a. Bekerja berat b. Bekerja Sedang c. Trasnportasi d. Rekreasi

    23

    46

    32

    46

    63,5

    73,0

    50,8

    73,0

    Rerata Aktivitas Fisik

    Aktivitas Bekerja (MET-

    menit/minggu)

    1302,22

    Aktivitas Trasportasi (MET-

    menit/minggu)

    168,57

    Aktivitas Rekreasi

    (MET-menit/ minggu)

    287,17

    PEMBAHASAN

    Hasil Karakteristik responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan

    yaitu sebanyak 63 responden (100%), sebagian besar usia rata-rata dalam kategori

    usia lansia (60-74 tahun) sebanyak 28 responden (44,4%), pendidikan sebagian

    besar responden berpendidikan rendah yaitu sebanyak 63 responden (100%), dan

    sebagian responden tidak bekerja sebanyak 41 responden (65,1%).

    Berdasarkan hasil penelitian, gambaran aktivitas fisik pada lansia

    hipertensi didapatkan data bahwa sebagian besar lansia termasuk dalam kategori

    aktivitas fisik sedang yaitu sebanyak 38 orang (60,3%), sebanyak 13 orang

    (20,6%) masuk dalam kategori aktivitas fisik ringan dan 12 orang (19,0%)

    diantaranya adalah termasuk dalam kategori aktivitas fisik berat. (Anggara, 2013)

    menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi diantaranya

    adalah usia, pendidikan, pekerjaan, dan kebiasaan berolahraga atau beraktivitas.

    Faktor tersebut terbukti berhubungan secara statistik dengan tekanan darah yang

    dapat dibuktikan dari hasil p value dimana (p < 0,05). (Ambardini, 2010)

    menunjukkan beberapa aktivitas fisik intensitas sedang dapat menurunkan tekanan

    siastolik 11 poin dan tekanan diastolik sebanyak 8 poin. Aktivitas intensitas

    sedang ini merupakan aktivitas yang membuat seseorang dapat menahan beban

    tubuhnya sendiri seperti berjalan maupun aktivitas yang tidak secara langsung

    dapat menahan beban tubuhnya sendiri seperti bersepeda.

    Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Firdaus

    Mayasari, dimana terdapat hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada

    lansia penderita hipertensi dengan p value sebesar 0,012 (α = 0,05). Penelitian

    tersebut menunjukkan bahwa responden aktivitas fisik dengan kategori baik

    http://repository.unimus.ac.id

    http://repository.unimus.ac.id

  • memiliki kategori hipertensi yang ringan. responden yang aktif melakukan jalan

    kaki (20 menit dalam 1,6 km) (45,2%) dan menyapu daun kering (45,0%)

    sehingga tekanan darah sistolik paling tinggi 150 mmHg dengan tekanan diastolik

    90 mmHg.

    Aktivitas fisik merupakan pergerakan dari seluruh anggota tubuh yang

    dapat menjadi penyebab pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi

    pemeliharaan kesehatan fisik, mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar

    tetap sehat sepanjang hari (Fatmah, 2010: 166). Aktivitas fisik dapat membantu

    meningkatkan kondisi kesehatan seseorang. Dalam penelitian ini aktivitas fisik

    dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu kategori aktivitas fisik ringan, aktivitas

    fisik sedan dan aktivitas fisik berat. Kategori aktivitas fisik dikelompokkan

    berdasarkan pertanyaan dari kuesioner Global Physical Activity Questionnaire

    (GPAQ). Kuesioner Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) ini membagi

    pertanyaan menjadi 6 sub kategori pertanyaan. Diantara pertanyaan yang

    diberikan kepada responden adalah pertanyaan mengenai aktivitas bekerja berat,

    aktivitas bekerja ringan, aktivitas pada saat transportasi, aktivitas

    rekreasi.olahraga berat, aktivitas rekreasi/olahraga sedang serta aktivitas menetap.

    Aktivitas bekerja berat yang diteliti adalah berapa lama dan berapa sering

    seseorang melakukan aktivitas berat seperti membaa barang berat, berkebun,

    bersepeda serta mengangkat barang yang berat. Pada aktivitas bekerja ringan yang

    diteliti adalah aktivitas fisik yang meliputi 40% dari aktu yang digunakan adalah

    untuk duduk dan berdiri serta 60% untuk kegiatan bekerja khusus dalam bidang

    pekerjaannya. Contoh aktivitas yang diteliti pada sub bagian aktivitas bekerja

    sedang adalah mencuci kendaraan, bersepeda pergi dan pulang beraktivitas,

    berjalan sedang dan cepat, menggosok lantai, mencuci kendaraan serta menanam

    tanaman. Pada aktivitas transportasi yang diteliti meliputi berapa lama seseorang

    melakukan perjalanan ke tempat aktivitas atau ketika berbelanja dan beribadah

    diluar rumah yang dilakukan minimal 10 menit secara rutin baik dengan

    menggunakan kendaraan seperti sepeda motor, sepeda maupun berjalan kaki.

    Aktivitas rekreasi atau aktivitas olahraga yang di teliti adalah seberapa

    lama dan sering seseorang melakukan kegiatan rekreasi/olahraga baik olahraga

    http://repository.unimus.ac.id

    http://repository.unimus.ac.id

  • berat maupun olahraga/rekreasi yang tergolong sedang seperti berjalan cepat,

    berenang dan bersepeda yang dapat mengakibatkan peningkatan nafas dan denyut

    nadi minimal 10 menit secara rutin. Sub aktivitas rekreasi/olahraga berat yang

    diteliti adalah intensitas dan durasi dari responden mengenai aktivitas olahraga

    dan rekreasi yang berat yang meliputi lari, dan sepak bola. Kemudian sub ketiga

    mengenai aktivitas menetap. Aktivitas menetap ini merupakan aktivitas yang tidak

    memerlukan banyak gerak seperti duduk ketika bekerja, duduk di dalam

    kendaraan, berbaring maupun menonton televisi.

    Aktivitas fisik yang teratur dilakukan dapat meningkatkan efisiensi

    jantung. Secara umum seseorang yang memiliki keaktivan dalam beraktivitas

    cenderung memiliki tekanan darah yang lebih rendah dan lebih jarang terkena

    tekanan darah tinggi. Penyebabnya adalah seseorang yang aktif akan memiliki

    fungsi otot dan sendi yang lebih kuat dan lentur serta dapat mempertahankan

    kebugaran dan ketahanan kardio-respirator (Eliopoulos, 2010). Perubahan-

    perubahan dalam tubuh didapatkan ketika seseorang rutin melakukan aktivitas.

    Aktivitas fisik dapat menghilangkan endapan kolesterol dan pembuluh darah, otot

    polos pada jantung pun akan cenderung lebih kuat sehingga denyut nadi dan

    frekuensinya pun kuat dan teratur, selain itu elastisitas pembuluh darah akan

    bertambah akibat adanya relaksasi dan vasodilatasi sehingga timbunan lemak

    berkurang dan dapat meningkatkan kontraksi otot dinding pembuluh darah.

    Kerusakan jantung dan pembuluh darah diakibatkan oleh karena kondisi

    jantung dan pembuluh darah yang rusak akibat dari meningkatnya sistem kerja

    otot jantung dan akibat pembuluh darah yang menerima aliran darah yang

    bertekanan tinggi. Sebaliknya, kondisi daya pompa jantung yang kurang optimal

    akan terjadi pada seseorang yang cenderung rendah aktivitasnya dimana ketika

    rendahnya aktivitas seseorang, aliran darah dalam tubuh tidak lancar. Aktivitas

    fisik sangat penting untuk dilakukan guna terbentuknya otot jantung yang kuat

    ketika memompakan darah. Hal tersebut dapat dilihat dari fakta yang ada di

    lapangan dimana dari hasil aancara yang menggunakan kuesioner berdasarkan

    Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) didapatkan data bahwa lansia

    hipertensi yang beraktivitas fisik sedang sebanyak 38 orang (60,3%), sebanyak 13

    http://repository.unimus.ac.id

    http://repository.unimus.ac.id

  • orang (20,6%) masuk dalam kategori aktivitas fisik ringan dan 12 orang (19,0%)

    diantaranya adalah termasuk dalam kategori aktivitas fisik berat.

    Berdasarkan hasil penelitian terdapat beragam nilai MET dari lansia

    penderita hipertensi yang meliputi aktivitas dengan nilai MET-menit/minggu yaitu

    mulai dari nilai terendah 0 MET-menit/minggu dan nilai tertinggi 7480 MET-

    menit/minggu. Dari hasil penelitian diperoleh data sebanyak 38 responden

    (60,3%) memiliki nilai MET dalam interval 3000 > MET ≥ 600 sehingga dapat

    dikategorikan sebagai aktivitas fisik dengan kategori sedang. Sebanyak 13

    responden (20,6%) memiliki nilai MET dalam interval 600 < MET yang termasuk

    dalam kategori aktivitas ringan. Dikategorikan aktivitas berat ketika nilai MET

    berada pada interval MET ≥ 3000 yaitu sebanyak 12 responden (19,0%) lansia

    hipertensi. Nilai MET dari keseluruhan lansia penderita hipertensi memiliki rata-

    rata sebesar 1757,97 MET-menit/minggu yang berada pada interval 3000 > MET

    ≥ 600 sehingga dapat disebutkan dari hasil tersebut sebagian besar aktivitas fisik

    lansia penderita hipertensi di posbindu sumber sehat di desa kangkung kecamatan

    mranggen kabupaten demak termasuk dalam kategori aktivitas fisik sedang. Hasil

    rerata median untuk total aktivitas fisik adalah 1320,00 dengan st.deviasi

    1576,960.

    Hasil penelitian pun menjelaskan bahwa waktu terlama yang diperlukan

    untuk melakukan aktivitas fisik adalah waktu ketika aktivitas bekerja. Nilai MET-

    menit/minggu untuk aktivitas ketika rekreasi dan transportasi tidak berbeda jauh.

    Hasil penelitian menunjukkan waktu yang digunakan untuk aktivitas menetap

    lebih lama sehingga dapat dikatakan bahwa lansia cenderung pasif dalam

    beraktivitas dibandingkan dengan waktu untuk rekreasi maupun untuk

    transportasi. Hal tersebut dikarenakan oleh lansia yang semakin lemah dan mudah

    lelah ketika melakukan sedikit aktivitas meskipun aktivitas tersebut tergolong

    ringan seperti berjalan perlahan, mencuci piring dan memasak.

    Hasil rerata nilai MET-menit/minggu berdasarkan kategori setiap aktivitas

    yaitu 1302,22 MET-menit/minggu untuk aktivitas bekerja, 168,58 MET-

    menit/minggu untuk aktivitas transportasi dan perjalanan, kemudian aktivitas

    rekreasi bernilai 287,17 MET-menit/minggu serta aktivitas yang menetap

    http://repository.unimus.ac.id

    http://repository.unimus.ac.id

  • memiliki nilai 455,40 MET-menit/minggu. Nilai MET-menit/minggu untuk

    aktivitas bekerja cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kategori aktivitas

    lainnya hal ini terjadi karena beberapa lansia memiliki berbagai macam kegiatan

    dengan intensitas yang sedang dan berat baik ketika sedang berada dirumah

    maupun ketika berada diluar rumah seperti berkebun, bersepeda, merawat hewan

    peliharaan, maupun berjalan membawa beban berat di atas kepala. Aktivitas

    rekreasi memiliki nilai waktu yang lebih besar dari nilai aktivitas perjalanan atau

    transportasi.

    Dari hasil penelitian menunjukkan aktivitas transport memiliki nilai waktu

    yang lebih sedikit dibanding dengan nilai pada setiap kategori aktivitas fisik. Hasil

    Penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas untuk bekerja, dan aktivitas rekreasi

    memberikan dukungan terbanyak terhadap total aktivitas fisik. Dari data tersebut

    dapat diketahui bahwa selain aktivitas bekerja yang tinggi yang dilakukan baik di

    rumah maupun diluar rumah lansia masih menyempatkan untuk melakukan

    aktivitas rekreasi meski harus mengimbangi aktivitas bekerjanya yang tinggi.

    Sebagian besar lansia hipertensi di posbindu sumber sehat di Desa

    Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak memiliki kategori aktivitas

    fisik sedang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meski aktivitas perjalanan

    atau transportasi cenderung lebih rendah namun lansia penderita hipertensi di

    posbindu sumber sehat di Desa Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten

    Demak mencapai kriteria MET-menit/minggu yang minimal untuk kriteria lansia

    sehat dengan lebih banyak melakukan aktivitas fisik intensitas sedang baik ketika

    bekerja, rekreasi maupun perjalanan. Berdasarkan data total aktivitas fisik lansia

    penderita hipertensi memiliki jumlah MET-menit/minggu 93,7% lebih tinggi

    dibandingkan dengan lansia penderita hipertensi laki-laki. Lansia penderita

    hipertensi yang cenderung baeraktivitas fisik rendah sebagian besar disebabkan

    oleh kegiatan aktivitas bekerja yang rendah. Hal ini terjadi akibat adanya proses

    degeneratif.

    Aktivitas fisik yang cenderung rendah akan meningkatkan frekuensi

    denyut jantung sehingga otot jantung harus bekerja lebih keras setiap kontraksi.

    Semakin kuat dan semakin sering otot jantung memompa, semakin besar pula

    http://repository.unimus.ac.id

    http://repository.unimus.ac.id

  • tekanan yang dibebankan pada arteri. Sehingga aktivitas rendah cenderung

    menjadi penyebab seseorang mengalami gangguan kesehatan khususnya penyakit

    kardiovaskuler (Sherwood, 2014). Melakukan aktivitas fisik setiap hari minimal

    30 menit dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas kardiovaskular. Kegiatan

    yang perlu dilakukan yaitu seperti berkebun, menyapu halaman, bersepeda, dan

    bermain dengan anak. Aktivitas fisik secara teratur direkomendasikan untuk

    meningkatkan kebugaran fisik, membantu membangun dan menjaga kesehatan

    tulang, otot, dan sendi serta dapat mengurangi resiko penyakit jantung dan

    membantu pengontrolan tekanan darah (Harikedua, 2012). (Kementerian

    Kesehatan RI, 2016) menambahkan bahwa salah satu upaya pengendalian faktor

    resiko terjadinya hipertensi yaitu dengan rajin beraktivitas fisik. Semua kegiatan

    olahraga, gerakan tubuh, pekerjaan, rekreasi serta semua kegiatan sehari-hari

    sampai kegiatan pada waktu berlibur atau waktu senggang tersebut merupakan

    beberapa cakupan dari aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh semua orang

    (Suiraoka: 149, 2012). Dapat disimpulkan bahwa lansia yang beraktivitas fisik

    berat cenderung memiliki tekanan darah ringan begitu sebaliknya responden

    lansia yang beraktivitas fisik ringan cenderung lebih besar beresiko terkena

    hipertensi berat. Jadi aktivitas fisik dapat mempengaruhi hipertensi pada lansia.

    KESIMPULAN

    Hasil penelitian di masyarakat Kelurahan Rowosari Kota Semarang dengan

    responden sebanyak 63 didapatkan, sebagian besar responden dengan aktivitas

    sedang sebanyak 38 orang (60,3%), sedangkan 13 orang (20,6%) memiliki

    kategori aktivitas fisik ringan, dan yang terendah 12 orang (19,0%). Berdasarkan

    kategori hipertensi sebagian besar responden memiliki kategori hipertensi ringan

    yaitu sebanyak 34 orang (54,0%), sedangkan 16 orang (25,4%) memiliki kategori

    hipertensi sedang, dan yang terendah 13 orang (20,6%) memiliki kategori

    hipertensi berat. Hasil ini menunjukkan ada hubungan dan pengaruh yang

    signifikan antara aktivitas fisik dan tekanan darah tinggi (hipertensi) pada lansia

    penderita hipertensi di Posbindu Sumber Sehat di Desa Kangkung Kecamatan

    Mranggen Kabupaten Demak.

    http://repository.unimus.ac.id

    http://repository.unimus.ac.id

  • SARAN

    Bagi masyarakat diharapkan masyarakat mampu mengatur antara aktivitas yang

    dilakukan dirumah dan aktivitas yang dilakukan di luar rumah khususnya bagi

    lansia yang masih bekerja sehingga dapat meminimalisir terjadinya peningkatan

    tekanan darah. Bagi Institusi Pendidikan diharapkan dengan adanya penelitian ini

    institusi pendidikan dapat menciptakan generasi penerus yang dapat

    mengembangkan ilmu pengetahuan dalam hal penelitian tentang aktivitas fisik

    beserta faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian hipertensi. Bagi

    Responden diharapkan lansia (lanjut usia) tetap berolahraga atau minimal aktif

    dalam melakukan aktivitas fisik untuk menjaga vitalitas tubuh sehingga dapat

    mengurangi resiko terkena penyakit degenerative, diharapkan lansia perlu

    melakukan kegiatan aktivitas fisik maupun berolahraga sesuai dengan

    kemampuan, jangan memaksakan, serta diharapkan lansia (lanjut usia) untuk lebih

    teratur dalam mengikuti kegiatan posbindu lansia supaya lansia dapat mengetahui

    status kesehatan secara umum dan dapat memeriksakan tekanan darahnya secara

    rutin dan teratur. Bagi perawat atau teman sejawat diharapkan penelitian ini dapat

    memberikan wawasan baru dan informasi tambahan tentang seperti apa gambaran

    aktivitas fisik dan pengaruhnya terhadap perubahan tekanan darah pada lansia.

    Bagi Peneliti diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman yang

    nyata dalam melaksanakan penelitian secara ilmiah dalam rangka

    mengembangkan diri dalam melaksanakan fungsi perawatan sebagai perawat

    peneliti yang dapat digunakan dalam penelitiannya. Bagi peneliti selanjutnya

    diharapkan dapat meneliti mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat memotivasi

    lansia dalam melakukan aktivitas fisik yang perlu dilakukan oleh lansia khususnya

    lansia yang menderita hipertensi.guna menurunkan angka kejadian hipertensi,

    melakukan penelitian yang sejenis dengan variabel yang berbeda, sampel yang

    lebih besar serta lokasi yang berbeda misalnya di daerah pesisir pantai. Sehingga

    dapat diketahui apakah ada perbedaan faktor-faktor resiko hipertensi dan faktor-

    faktor pengendali hipertensi.

    http://repository.unimus.ac.id

    http://repository.unimus.ac.id

  • UCAPAN TERIMA KASIH

    Peneliti mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Desa Kangkung

    Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak khususnya lansia penderita hipertensi

    yang sudah membantu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Ketua

    Kader beserta anggota Kader di Posbindu Sumber Sehat yang sudah membantu

    ketika proses penelitian berlangsung. Kepada Kepala Desa di Desa Kangkung

    Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak yang sudah bersedia memberikan izin

    dalam penelitian ini serta Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Puskesmas

    Rowosari.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ambardini, R. L. (2008). Aktivitas Fisik Pada Lanjut Usia, 1–10. Retrieved from

    https://schoolar.google.co.id/

    Anggara, F. H. (2013). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Tekanan Darah

    Di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah

    Kesehatan Keperawatan, 5. Retrieved from https://schoolar.google.co.id/.

    Aspiani. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Aplikasi NANDA, NIC,

    NOC. Jakarta: Trans Info Media.

    Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak. (2015). Statistik Daerah Kabupaten

    Demak Tahun 2015. Demak: Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak.

    https://doi.org/1101002.3321

    Brunner & Suddart. (2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (12th ed.).

    Jakarta: EGC.

    Darmojo, B. (2004). Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta:

    Balai Penerbit FKUI.

    Eliopoulos, C. (2010). Gerontological Nursing (7th ed). China: Wolters Kluwer

    Health/ Lippincott Williams & Wilkins.

    Farizati, K. (2002). Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan.

    Depkes RI.

    Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Jakarta: PT Penerbit Erlangga.

    http://repository.unimus.ac.id

    https://schoolar.google.co.id/https://schoolar.google.co.id/http://repository.unimus.ac.idhttps://schoolar.google.co.id/.https://doi.org/1101002.3321

  • Harikedua, Vera., Naomi, M. (2012). Aktivitas Fisik dan Pola Makan Dengan

    Obesitas Sentral Pada Tokoh Agama Di Kota Manado. Jurnal Gizido, 4

    No.1, 289–298. Retrieved from https://schoolar.google.co.id/. Diakses pada

    Tanggal 23 Juni 2017 Pukul 22.57 WIB.

    Kemenkes RI. (2013). Data Dasar Puskesmas. Journal of Chemical Information

    and Modeling (Vol. 53). https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

    Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013.

    Laporan Nasional 2013, 1–384. https://doi.org/1 Desember 2013.

    Kementerian Kesehatan RI. (2016). Infodatin Lanjut Usia (lansia). Pusat Data

    dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

    Khomarun, Wahyuni, E. S., & Nugroho, M. A. (2014). Pengaruh Aktivitas Fisik

    Jalan Pagi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan

    Hipertensi Stadium I Di Posyandu Lansia Desa Makamhaji. Jurnal Terpadu

    Ilmu Kesehatan, 3.2(Nopember), 41–155. Retrieved from

    https://schoolar.google.co.id. Diakses pada Tanggal 02 Juni 2017 Pukul

    12.50 WIB.

    Manungkalit, & Maria. (2016). Perbedaan Efektifitas Senam Kebugaran Jasmani

    (SKJ) 2012 dan Rendam Kaki Air Hangat dalam Menurunkan Tekanan

    Darah Lansia dengan Hipertensi Ringan. Jurnal Ners Lentera, 4(2), 114–

    123. Retrieved from

    http://journal.wima.ac.id/index.php/NERS/article/view/875. Diakses pada

    Tanggal 08 Juni 2017 Pukul 23.30 WIB.

    Mubarak. W.H. (2006). Pengantar Keperawatan Komuniitas 2. Jakarta: Sagung

    Seto.

    Mutiarawati, R. (2009). Hubungan Antara Riwayat Aktivitas Fisik Dengan

    Kejadian Hipertensi Pada Usia 45-54 Tahun Study Di wilayah Kelurahan

    Tlogosaari Kulon Semarang Tahun 2009. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 63.

    Retrieved from http.schoolar.google.co.id. Diakses pada Tanggal 17 Juni

    2017 Pukul 22.01 WIB.

    Notoatmodjo, S. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba

    Medika.

    Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. (2014). Situasi Kesehatan Jantung.

    (Kementerian Kesehatan RI, Ed.). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

    Rasdi, N, dkk. (2006). Analisis Faktor Resiko Kejadian Hipertensi Pada Dewasa

    Muda Di Unit Rawat Jalan RSU Labuang Baji Makassar. Kemas. Volume II,

    No.1. Januari-Maret 2006.

    http://repository.unimus.ac.id

    https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004http://journal.wima.ac.id/index.php/NERS/article/view/875.http://repository.unimus.ac.idhttps://schoolar.google.co.id/.https://doi.org/1https://schoolar.google.co.id.

  • Setiadi. (2013). Konsep dan Praktek Penulisan Riset Keperaatan. Yogyakarta:

    Graha Ilmu.

    Sherwood, L. (2014). Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem. Jakarta: EGC.

    Soesanto, E. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik

    Lansia Hipertensi Dalam Mengendalikan Kesehatannya Di Puskesmas

    Mranggen Demak. Jurnal Keperawatan, 3(2), 98–108. Retrieved from

    http://jurnal.unimus.ac.id. Diakses pada Tanggal 23 Juni 2017 Pukul 23.03

    WIB.

    Stanley, Mickey., P. G. B. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik (2nd ed.).

    Jakarta: EGC.

    Suiraoka, IP. (2012). Penyakit Degeneratif, Mencegah, Mengenal, dan

    Mengurangi Faktor Resiko Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Nuha Medika.

    U.S Departement of Health and Human Services. (2008). 2008 Physical Activity

    Guidelines for Americans. (U.S Departement of Health and Human Services,

    Ed.), U.S Departement of Health and Human Services. washington D.C: U.S

    Departement of Health and Human Services. Retrieved from

    www.health.gov/paguidelines. Diakses pada Tanggal 02 Agustus 2017 Pukul

    12.12 WIB.

    WHO. (2016). Global Physical Activity Qustionnaire Analysis Guide. Diunduh

    darihttp://www.who.int/ncds/surveillance/steps/resources/GPAQ_Analysis_G

    uide.pdf pada tanggal 30 Desember 2017, pukul 21.00 WIB.

    http://repository.unimus.ac.id

    http://www.who.int/ncds/surveillance/steps/resources/GPAQ_Analysis_Guide.pdfhttp://www.who.int/ncds/surveillance/steps/resources/GPAQ_Analysis_Guide.pdfhttp://jurnal.unimus.ac.id.http://www.who.int/ncds/surveillance/steps/resources/GPAQ_Analysis_Ghttp://repository.unimus.ac.idwww.health.gov/paguidelines.

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Ike Fitri Handayani

    Tempat Tanggal Lahir : Tegal, 3 Maret 1995

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

    Alamat : Jalan Sakura II No.6 Rt 07 Rw 06 Kelurahan Kejambon, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal

    Alamat Email : [email protected]

    RIWAYAT PENDIDIKAN

    1. SD Negeri Mangkukusuman (MKK) 02 Kota Tegal : 1999 – 2006

    2. SMP Negeri 08 Kota Tegal : 2006 – 2009

    3. MA Negeri 01 Kota Tegal : 2009 – 2012

    4. Akademi Keperawatan Pemerintah Kota Tegal : 2013 – 2016

    5. Universitas Muhammadiyah Semarang : 2016 – Sekarang

    http://repository.unimus.ac.id

    mailto:[email protected]://repository.unimus.ac.id