new microsoft word document

2
Budaya Musyawarah Mufakat Makin Luntur JAKARTA, KOMPAS.com - Saat memperingati Hari Konstitusi hari ini, Kamis (18/8/2011), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan pentingnya kembali mengembangkan budaya musyarawah untuk mufakat yang dinilai makin meluntur belakangan ini. Padahal, pola ini yang dikembangkan oleh para pendiri dan pendahulu ketika merintis Republik Indonesia. Presiden mengungkapkan bahwa nilai budaya musyawarah dan mufakat langsung berasal dari Pancasila sebagai dasar negara. Pengambilan keputusan dengan konsensus dinilainya sebagai cara yang lebih tepat karena lebih memungkinkan mencapai win-win solution dalam berbagai persoalan. Memang, lanjutnya, bisa jadi waktu yang ditempuh akan lebih lama. Namun, ruang yang tersedia untuk mendengarkan pandangan pihak lain akan menjadi proses yang baik untuk menemukan pilihan terbaik. Presiden juga berharap agar seluruh proses pengambilan keputusan tidak biasa menggunakan metode pemungutan suara atau voting. "Voting atau pemungutan suara memang tidak ditabukan dalam kehidupan demokrasi. Ada kalanya ada masalah-masalah yang bisa dilakukan dengab pemungutan suara. Tapi ingat, saya punya pendapat yang sama dengan yang mengingatkan janganlah setiap isu harus diputuskan dengan cara voting," katanya ketika memberikan pidato sambutan dalam peringatan Hari Konstitusi

Upload: elamathy-palanisami

Post on 13-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kolaborasi

TRANSCRIPT

Page 1: New Microsoft Word Document

Budaya Musyawarah Mufakat Makin Luntur

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat memperingati Hari Konstitusi hari ini, Kamis

(18/8/2011), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan pentingnya kembali

mengembangkan budaya musyarawah untuk mufakat yang dinilai makin meluntur

belakangan ini. Padahal, pola ini yang dikembangkan oleh para pendiri dan

pendahulu ketika merintis Republik Indonesia.

Presiden mengungkapkan bahwa nilai budaya musyawarah dan mufakat langsung

berasal dari Pancasila sebagai dasar negara. Pengambilan keputusan dengan

konsensus dinilainya sebagai cara yang lebih tepat karena lebih memungkinkan

mencapai win-win solution dalam berbagai persoalan.

Memang, lanjutnya, bisa jadi waktu yang ditempuh akan lebih lama. Namun, ruang

yang tersedia untuk mendengarkan pandangan pihak lain akan menjadi proses yang

baik untuk menemukan pilihan terbaik.

Presiden juga berharap agar seluruh proses pengambilan keputusan tidak biasa

menggunakan metode pemungutan suara atau voting.

"Voting atau pemungutan suara memang tidak ditabukan dalam kehidupan

demokrasi. Ada kalanya ada masalah-masalah yang bisa dilakukan dengab

pemungutan suara. Tapi ingat, saya punya pendapat yang sama dengan yang

mengingatkan janganlah setiap isu harus diputuskan dengan cara voting," katanya

ketika memberikan pidato sambutan dalam peringatan Hari Konstitusi bersama

MPR, DPR dan DPD RI di Gedung Nusantara IV kompleks parlemen.

Presiden mengatakan bahwa tidak semua isu atau pilihan dapat tepat diambil

melalui pemungutan suara, apalagi jika menyangkut kebenaran dan logika. Presiden

mencontohkan dalam perumusan kandungan konstitusi UUD yang menjadi sumber

hukum yang penting dalam kehidupan bernegara. Menurut Presiden, manakala

diperlukan perubahan terhadap konstitusi, rakyat harus dilibatkan.

Page 2: New Microsoft Word Document

Perubahan tak boleh hanya berdasarkan pada keinginan elit politik semata. Apalagi

hanya diputuskan melalui voting yang dinilainya hanya sebagai jalan pintas.

Akibatnya, lanjut Presiden, substansi fundamental dari perubahan bisa saja

diabaikan. Padahal, konstitusi adalah mandat dari rakyat.

"Apalagi kalau voting itu tidak jernih untuk memilih opsi, termasuk disertai dengan

penyakit paling berbahaya dalam demokrasi, yaitu politik uang. Harus kita jauhkan

suasana-suasana seperti itu kalau kita ingin ambil keputusan dengan metodologi

voting. Mari kita kembalikan mana yang sebaiknya dengan musyawarah dan mana

yang bisa diambil dengan voting kepada nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan nilai

kebenaran dan logika," paparnya.

Presiden menekankan bahwa nilai budaya musyawarah dan mufakat langsung

berasal dari Pancasila sebagai dasar negara. Pengambilan keputusan dengan

konsensus dinilainya sebagai cara yang lebih tepat karena lebih memungkinkan

mencapai win-win solution dalam berbagai persoalan.

Memang, lanjutnya, bisa jadi waktu yang ditempuh akan lebih lama. Namun, ruang

yang tersedia untuk mendengarkan pandangan pihak lain akan menjadi proses yang

baik untuk menemukan pilihan terbaik.

http://nasional.kompas.com/read/2011/08/18/13170468/Budaya.Musyawarah.Mufakat.Makin.Luntur