neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron

8
Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron. Neurotransmiter terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan dengan datangnya potensial aksi. Neurotransmitter dalam bentuk zat kimia bekerja sebagai penghubung antara otak ke seluruh jaringan saraf dan pengendalian fungsi tubuh. Secara sederhana, dapat dikatakan neurotransmiter merupakan bahasa yang digunakan neuron di otak dalam berkomunikasi. Neurotransmiter muncul ketika ada pesan yang harus di sampaikan ke bagian-bagian lain. Seluruh aktivitas kehidupan manusia yang berkenaan dengan otak di atur melalui tiga cara, yaitu sinyal listrik pada neuron, zat kimiawi yang di sebut neurotransmitter dan hormon yang dilepaskan ke dalam darah. Hampir seluruh aktivitas di otak memanfaatkan neurotransmitter. Beberapa neurotransmiter utama, antara lain: Asam amino: asam glutamat, asam aspartat, serina, GABA, glisina Monoamina: dopamin, adrenalin, noradrenalin, histamin, serotonin, melatonin Bentuk lain: asetilkolina, adenosina, anandamida, dll. Puluhan jenis neurotransmiter yang telah teridentifikasi di bentuk melalui asupan yang berbeda. Bahan dasar pembentuk neurotransmiter adalah asam amino. Asam amino merupakan salah satu nutrisi otak terpenting, yang berfungsi meningkatkan kewaspadaan, mengurangi kesalahan, dan memacu kegesitan pikiran. Jaringan otak terdiri atas berjuta-juta sel otak yang disebut neuron. Sel ini terdiri atas badan sel, ujung axon dan dendrit. Antara ujung sel neuron satu dengan yang lain terdapat celah yang disebut celah sinaptik atau sinapsis. Satu neuron menerima berbagai macam informasi yang datang, mengolah atau mengintegrasikan informasi tersebut, lalu mengeluarkan responsnya yang dibawa suatu senyawa neurokimiawi yang disebut neurotransmiter. Terjadi potensial aksi dalam membran sel neuron yang memungkinkan dilepaskannya molekul neurotransmiter dari axon terminalnya (prasinaptik) ke celah sinaptik lalu ditangkap reseptor di membran sel dendrit dari neuron berikutnya. Terjadilah loncatan listrik dan komunikasi neurokimiawi antar dua neuron. Pada reseptor bisa terjadi “supersensitivitas” dan “subsensitivitas”. Supersensitivitas berarti respon reseptor lebih tinggi dari biasanya, yang menyebabkan neurotransmiter yang ditarik ke celah sinaptik lebih banyak jumlahnya yang berakibat naiknya kadar neurotransmiter di celah sinaptik tersebut. Subsensitivitas reseptor adalah bila terjadi sebaliknya. Bila reseptor di blok oleh obat tertentu maka kemampuannya menerima neurotransmiter akan hilang dan neurotransmiter yang ditarik ke celah sinaptik akan berkurang yang menyebabkan menurunnya kadar (jumlah) neurotransmiter tertentu di celah sinaptik. Suatu kelompok neurotransmiter adalah amin biogenik, yang terdiri atas enam neurotransmiter yaitu dopamin, norepinefrin, epinefrin, serotonin, asetilkholin dan

Upload: heri-damanik

Post on 12-Jul-2015

239 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron

Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron.

Neurotransmiter terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan dengan

datangnya potensial aksi. Neurotransmitter dalam bentuk zat kimia bekerja sebagai

penghubung antara otak ke seluruh jaringan saraf dan pengendalian fungsi tubuh. Secara

sederhana, dapat dikatakan neurotransmiter merupakan bahasa yang digunakan neuron di

otak dalam berkomunikasi. Neurotransmiter muncul ketika ada pesan yang harus di

sampaikan ke bagian-bagian lain.

Seluruh aktivitas kehidupan manusia yang berkenaan dengan otak di atur melalui tiga cara,

yaitu sinyal listrik pada neuron, zat kimiawi yang di sebut neurotransmitter dan hormon

yang dilepaskan ke dalam darah. Hampir seluruh aktivitas di otak memanfaatkan

neurotransmitter.

Beberapa neurotransmiter utama, antara lain:

Asam amino: asam glutamat, asam aspartat, serina, GABA, glisina

Monoamina: dopamin, adrenalin, noradrenalin, histamin, serotonin, melatonin

Bentuk lain: asetilkolina, adenosina, anandamida, dll.

Puluhan jenis neurotransmiter yang telah teridentifikasi di bentuk melalui asupan yang

berbeda. Bahan dasar pembentuk neurotransmiter adalah asam amino.

Asam amino merupakan salah satu nutrisi otak terpenting, yang berfungsi meningkatkan

kewaspadaan, mengurangi kesalahan, dan memacu kegesitan pikiran.

Jaringan otak terdiri atas berjuta-juta sel otak yang disebut neuron. Sel ini terdiri atas badan

sel, ujung axon dan dendrit. Antara ujung sel neuron satu dengan yang lain terdapat celah

yang disebut celah sinaptik atau sinapsis. Satu neuron menerima berbagai macam informasi

yang datang, mengolah atau mengintegrasikan informasi tersebut, lalu mengeluarkan

responsnya yang dibawa suatu senyawa neurokimiawi yang disebut neurotransmiter. Terjadi

potensial aksi dalam membran sel neuron yang memungkinkan dilepaskannya molekul

neurotransmiter dari axon terminalnya (prasinaptik) ke celah sinaptik lalu ditangkap

reseptor di membran sel dendrit dari neuron berikutnya. Terjadilah loncatan listrik dan

komunikasi neurokimiawi antar dua neuron. Pada reseptor bisa terjadi “supersensitivitas”

dan “subsensitivitas”. Supersensitivitas berarti respon reseptor lebih tinggi dari biasanya,

yang menyebabkan neurotransmiter yang ditarik ke celah sinaptik lebih banyak jumlahnya

yang berakibat naiknya kadar neurotransmiter di celah sinaptik tersebut. Subsensitivitas

reseptor adalah bila terjadi sebaliknya. Bila reseptor di blok oleh obat tertentu maka

kemampuannya menerima neurotransmiter akan hilang dan neurotransmiter yang ditarik

ke celah sinaptik akan berkurang yang menyebabkan menurunnya kadar (jumlah)

neurotransmiter tertentu di celah sinaptik.

Suatu kelompok neurotransmiter adalah amin biogenik, yang terdiri atas enam

neurotransmiter yaitu dopamin, norepinefrin, epinefrin, serotonin, asetilkholin dan

Page 2: Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron

histamin. Dopamin, norepinefrin, dan epinefrin disintesis dari asam amino yang sama,

tirosin, dan diklasifikasikan dalam satu kelompok sebagai katekolamin. Serotonin disintesis

dari asam amino triptofan dan merupakan satu-satunya indolamin dalam kelompok itu.

Serotonin juga dikenal sebagai 5-hidroksitriptamin (5-HT).

Selain kelompok amin biogenik, ada neurotransmiter lain dari asam amino. Asam amino

dikenal sebagai pembangun blok protein. Dua neurotransmiter utama dari asam amino ini

adalah gamma-aminobutyric acid (GABA) dan glutamate. GABA adalah asam amino

inhibitor (penghambat), sedang glutamate adalah asam amino eksitator. Kadang cara

sederhana untuk melihat kerja otak adalah dengan melihat keseimbangan dari kedua

neurotransmiter tersebut.

Bila oleh karena suatu hal, misalnya subsensitivitas reseptor-reseptor pada membran sel

paskasinaptik, neurotransmiter epinefrin, norepinefrin, serotonin, dopamin menurun

kadarnya pada celah sinaptik, terjadilah sindrom depresi. Demikian pula bila terjadi

disregulasi asetilkholin yang menyebabkan menurunnya kadar neurotransmiter asetilkolin

di celah sinaptik, terjadilah gejala depresi.

Monoamin dan Depresi

Penelitian menunjukkan bahwa zat-zat yang menyebabkan berkurangnya monoamin,

seperti reserpin, dapat menyebabkan depresi.Akibatnya timbul teori yang menyatakan

bahwa berkurangnya ketersediaan neurotransmiter monoamin, terutama NE dan

serotonin, dapat menyebabkan depresi. Teori ini diperkuat dengan ditemukannya obat

antidepresan trisiklik dan monoamin oksidase inhibitor yang bekerja meningkatkan

monoamin di sinap. Peningkatan monoamin dapat memperbaiki depresi.

Serotonin

Neuron serotonergik berproyeksi dari nukleus rafe dorsalis batang otak ke korteks

serebri, hipotalamus, talamus, ganglia basalis, septum, dan hipokampus. Proyeksi ke

tempat-tempat ini mendasari keterlibatannya dalam gangguan-gangguan psikiatrik. Ada

sekitar 14 reseptor serotonin, 5-HT1A dst yang terletak di lokasi yang berbeda di susunan

syaraf pusat.

Serotonin berfungsi sebagai pengatur tidur, selera makan, dan libido. Sistem serotonin

yang berproyeksi ke nukleus suprakiasma hipotalamus berfungsi mengatur ritmik

sirkadian (siklus tidur-bangun, temperatur tubuh, dan fungsi axis HPA). Serotonin

bersama-sama dengan norepinefrin dan dopamin memfasilitasi gerak motorik yang

terarah dan bertujuan. Serotonin menghambat perilaku agresif pada mamalia dan

reptilia.

Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi terhadap beberapa jenis gangguan jiwa yang

mencakup ansietas, depresi, psikosis, migren, gangguan fungsi seksual, tidur, kognitif,

dan gangguan makan.

Banyak tindakan dalam perawatan gangguan jiwa adalah dengan jalan mempengaruhi

sistem serotonin tersebut.

Page 3: Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron

Fungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam pengaturan tidur, persepsi nyeri,

mengatur status mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam perilaku aggresi atau

marah dan libido.

Gejala Defisit : Irritabilitas & Agresif, Depresi & Ansietas, Psikosis, Migren, Gangguan

fungsi seksual, Gangguan tidur & Gangguan kognitif, Gangguan makan. Obsessive

compulsive disorder (OCD)

Gejala Berlebihan : Sedasi, Penurunan sifat dan fungsi aggresi Pada kasus yang jarang:

halusinasi

Neurotransmiter serotonin terganggu pada depresi. Dari penelitian dengan alat

pencitraan otak terdapat penurunan jumlah reseptor pos-sinap 5-HT1A dan 5-HT2A

pada pasien dengan depresi berat. Adanya gangguan serotonin dapat menjadi tanda

kerentanan terhadap kekambuhan depresi.

Dari penelitian lain dilaporkan bahwa respon serotonin menurun di daerah prefrontal

dan temporoparietal pada penderita depresi yang tidak mendapat pengobatan. Kadar

serotonin rendah pada penderita depresi yang agresif dan bunuh diri.

Triptofan merupakan prekursor serotonin. Triptofan juga menurun pada pasien depresi.

Penurunan kadar triptofan juga dapat menurunkan mood pada pasien depresi yang

remisi dan individu yang mempunyai riwayat keluarga menderita depresi. Memori,

atensi, dan fungsi eksekutif juga dipengaruhi oleh kekurangan triptofan. Neurotisisme

dikaitkan dengan gangguan mood, tapi tidak melalui serotonin. Ia dikaitkan dengan

fungsi kognitif yang terjadi sekunder akibat berkurangnya triptofan.

Hasil metabolisme serotonin adalah 5-HIAA (hidroxyindolaceticacid). Terdapat

penurunan 5-HIAA di cairan serebrospinal pada penderita depresi. Penurunan ini sering

terjadi pada penderita depresi dengan usaha-usaha bunuh diri.

Penurunan serotonin pada depresi juga dilihat dari penelitian EEG tidur dan HPA aksis.

Hipofontalitas aliran darah otak dan penurunan metabolisme glukosa otak sesuai

dengan penurunan serotonin. Pada penderita depresi mayor didapatkan penumpulan

respon serotonin prefrontal dan temporoparietal. Ini menunjukkan bahw adanya

gangguan serotonin pada depresi.

Pada penderita bulimia nervosa (BN), dan terkait pesta-purge sindrom, faktor serotonin

pusat (5-hydroxytryptamine, 5-HT) berkontribusi tidak hanya untuk disregulasi

appetitive tetapi juga untuk manifestasi temperamental dan kepribadian. Pada temuan

dari studi neurobiologis, molekul-genetik, dan otak-pencitraan, telah diungkapkan

model integratif peran 5-HT fungsi dalam sindrom bulimia.

Asetilkolin

Neuron kolinergik mengandung setilkolin yang terdistribusi difus di korteks serebri dan

mempunyai hubungan timbal balik dengan sistem monoamin. Abnormal kadar kolin

(prekursor asetilkolin) terdapat di otak pasien depresi. Obat yang bersifat agonis

kolinergik dapat menyebabkan letargi, anergi, dan retardasi psikomotor pada orang

normal. Selain itu, ia juga dapat mengeksaserbasi simptom-simptom depresi dan

mengurangi simptom mania.

Page 4: Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron

Hipotesis kolinergik mengklaim bahwa penurunan fungsi kognitif pada demensia

terutama terkait dengan penurunan neurotransmisi kolinergik. Hipotesis ini telah

menyebabkan minat yang besar dalam keterlibatan putatif dari neurotransmisi

kolinergik dalam proses pembelajaran dan memori.

Fungsi asetilkolin antara lain mempengaruhi kesiagaan, kewaspadaan, dan

pemusatan perhatian. Berperan pula pada proses penyimpanan dan pemanggilan

kembali ingatan, atensi dan respon individu. Di otak, asetilkolin ditemukan pada

cerebral cortex, hippocampus (terlibat dalam fungís ingatan), bangsal ganglia

(terlbat dalam fungís motoris), dan cerebrlum (koordinasi bicara dan motoris).

Ach merupakan neurotransmitter yang tidak diproduksi didalam neuron. Ia

ditransportasikan ke otak dan ditemukan pada seluruh bagaian otak. AcH memiliki

konsentrasi tinggi di basal ganglia dan cortex motorik.

Fungsi Utama Acetylcholine (ACh) adalah mengatur atensi, memori, rasa haus,

pengaturan mood, tidur REM, memfasilitasi perilaku sexual dan tonus otot.

Gejala Defisit: Kurangnya inhibisi, Berkurangnya fungsi memori, Euphoria, Antisosial,

Penurunan fungsi bicara

Gejala Berlebihan: Over-inhibisi, Anxietas & Depresi dan Keluhan Somatic

Asetilkolin merupakan neurotransmiter hasil sintesa dari bahan utama berupa kolin.

Saat ini, sangat cukup banyak penelitian yang mengkaji peranan kolin dalam

pembelajaran.

Peran asetilkolin (Ach) dalam fungsi kognitif diselidiki. Keterlibatan AcH dalam proses

pembelajaran dan memori. Terutama, penggunaan skopolamin sebagai alat farmakologis

dikritik. Dalam bidang perilaku neuroscience racun kolinergik yang sangat spesifik telah

dikembangkan. Tampaknya bahwa kerusakan yang lebih besar dan lebih spesifik

kolinergik, efek sedikit dapat diamati pada tingkat perilaku. Korelasi antara penurunan

penanda kolinergik dan penurunan kognitif pada demensia mungkin tidak tebang habis

seperti yang telah diasumsikan. Keterlibatan sistem neurotransmitter lain dalam fungsi

kognitif secara singkat dibahas. Dengan mempertimbangkan hasil dari berbagai bidang

penelitian, gagasan bahwa AcH memainkan peran penting dalam belajar dan proses

memori tampaknya dilebih-lebihkan. Bahkan ketika peran sistem neurotransmitter

lainnya dalam belajar dan memori dipertimbangkan, tidak mungkin bahwa AcH

memiliki peran tertentu dalam proses ini. Atas dasar data yang tersedia, AcH tampaknya

lebih khusus terlibat dalam proses attentional dibandingkan dalam proses pembelajaran

dan memori

Noradrenergik atau Norepinefrin

Norepinephrine memiliki konsentrasi tinggi di dalam locus ceruleus serta dalam

konsentrasi sekunder dalam hippocampus, amygdala, dan kortex cerebral. Selain itu

ditemukan juga dalam konsentrasi tinggi di saraf simpatis.

Norepinephrine dipindahkan dari celah synaptic dan kembali ke penyimpanan melalui

proses reuptake aktif.

Fungsi Utama adalah mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi;

mengatur “fight-flight”dan proses pembelajaran dan memory.

Page 5: Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron

Gejala Defisit : Ketumpulan. Kurang energi (Fatique), Depresi

Gejala Berlebihan : Anxietas. kesiagaan berlebih. Penurunan rasa awas, Paranoia,

Kurang napsu makan. dan Paranoid

Badan sel neuron adrenergik yang menghasilkan norepinefrin terletak di locus

ceruleus(LC) batang otak dan berproyeksi ke korteks serebri, sistem limbik, basal

ganglia, hipotalamus dan talamus. Ia berperan dalam mulai dan mempertahankan

keterjagaan (proyeksi ke limbiks dan korteks). Proyeksi noradrenergik ke hipokampus

terlibat dalam sensitisasi perilaku terhadap stressor dan pemanjangan aktivasi locus

ceruleus dan juga berkontribusi terhadap rasa ketidakberdayaan yang dipelajari. Locus

ceruleus juga tempat neuron-neuron yang berproyeksi ke medula adrenal dan sumber

utama sekresi norepinefrin ke dalam sirkulasi darah perifer.

Stresor akut dapat meningkatkan aktivitas LC. Selama terjadi aktivasi fungsi LC, fungsi

vegetatif seperti makan dan tidur menurun. Persepsi terhadap stressor ditangkap oleh

korteks yang sesuai dan melalui talamus diteruskan ke LC, selanjutnya ke komponen

simpatoadrenalsebagai respon terhadap stressor akut tsb. Porses kognitif dapat

memperbesar atau memperkecil respon simpatoadrenal terhadap stressor akut tersebut.

Rangsangan terhadap bundel forebrain (jaras norepinefrin penting di otak) meningkat

pada perilaku yang mencari rasa senang dan perilaku yang bertujuan. Stressor yang

menetap dapat menurunkan kadar norepinefrin di forbrain medial. Penurunan ini dapat

menyebabkan anergia, anhedonia, dan penurunan libido pada depresi.

Hasil metabolisme norepinefrin adalah 3-methoxy-4-hydroxyphenilglycol (MHPG).

Penurunan aktivitas norepinefrin sentral dapat dilihat berdasarkan penurunan ekskresi

MHPG. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa MHPG mengalami defisiensi pada

penderita depresi. Kadar MHPG yang keluar di urin meningkat kadarnya pada penderita

depresi yang di ECT (terapi kejang listrik).

Dopamin

Berbagai penelitian menunjukkan dopamin juga makin mendekatkan pada kesimpulan

bahwa neurotransmiter jenis ini mempengaruhi proses pengingatan. Melalui mekanisme

kompensasi yang di munculkan oleh dopamin, maka hubungan zat kimia ini dalam

proses belajar dan ingatan dapat terlihat jelas.

Dopamin di produksi pada inti-inti sel yang terletak dekat dengan sistem aktivasi

retikuler. Dopamin di bentuk dari asam amino tirosin, yang berfungsi membantu otak

mengatasi depresi, meningkatkan ingatan dan meningkatkan kewaspadaan mental.

Walaupun dopamin di produksi oleh otak, individu tetap membutuhkan asupan tirosin

yang cukup guna memproduksi dopamin. Tirosin di temukan pada makanan berprotein

seperti : daging, produk-produk susu (sperti keju), ikan , kacang panjang, kacang-

kacangan dan produk kedelai. Dengan 3-4 ons protein sehari, energi kita akan lebih

terjaga.

Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron-

neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada

regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi

Page 6: Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron

Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa area.

Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara

serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke

struktur garis tengah (midline)

Ada empat jaras dopamin di otak, yaitu tuberoinfundobulair, nigrostriatal, mesolimbik,

mesokorteks-mesolimbik. Sistem ini berfungsi untuk mengatur motivasi, konsentrasi,

memulai aktivitas yang bertujuan, terarah dan kompleks, serta tugas-tugas fungsi

eksekutif. Penurunan aktivitas dopamin pada sistem ini dikaitkan dengan gangguan

kognitif, motorik, dan anhedonia yang merupakan manifestasi simptom depresi.

Glutamate

Asam amino glutamat dan glisisn merupakan neurotransmiter utama di SSP, yang

terdistribusi hampir di seluruh otak. Ada 5 reseptor glutamat, yaitu NMDA, kainat, L-

AP4, dan ACPD. Bila berlebihan, glutamat bisa menyebabkan neurotoksik. Obat-obat

yang antagonis terhadap NMDA mempunyai efek antidepresan.

Glutamat merupakan neurotransmitter excitatory utama pada otak dimana hampir tiap

area otak berisi glutamate. Glutamat memiliki konsentrasi tinggi di corticostriatal dan di

dalam sel cerebellar. Gangguan pada neurotrasmitter ini akan berakibat gangguan atau

penyakit bipolar afektif dan epilepsi.

Fungsi Utama Glutamat adalah pengaturan kemampuan memori dan memelihara ufngsi

automatic.

Gejala Defisit : Gangguan memori, Low energy, Distractibilitas. Schizophrenia

Gejala Berlebihan : Kindling, Seizures dan Bipolar affective disorder.

GABA

GABA merupakan neurotransmitter yang memegang peranan penting dalam gejala-

gejala pada gangguan jiwa. Hampir tiap-tiap area otak berisi neuron-neuron GABA.

GABA (gamma-aminobutyric acid) memiliki efek inhibisi terhadap monoamin,

terutama pada sistem mesokorteks dan mesolimbik.

Pada penderita depresi terdapat penurunan GABA. Stressor khronik dapat mengurangi

kadar GABA dan antidepresor dapat meningkatkan regulasi reseptor GABA.Banyak

pathway di otak menggunakan GABA dan merupakan Neurotransmitter utama untuk sel

Purkinje. GABA dipindahkan dari synaps melalui katabolism oleh GABA transaminase

Fungsi Utama adalah menurunkan arousal dan mengurangi agresi, kecemasan dan aktif

dalam fungsi eksitasi.

Gejala Defisit : Irritabilitas, Hostilitas, Tension and worry, Anxietas, Seizure.

Gejala Berlebihan : Mengurangi rangsang selular, Sedasi dan Gangguan memori

HPA aksis (Hypothalamic-Pituitary-Adrenal)

Bila pengalaman yang berbentuk stressor dalam kehidupan sehari-hari kita tercatat

dalam korteks serebri dan sistem limbik sebagai stresor atau emosi yang mengganggu,

bagian dari otak ini akan mengirim pesan ke tubuh. Tubuh meningkatkan kewaspadaan

untuk mengatasi stressor tersebut. Target adalah kelenjar adrenal. Adrenal akan

mengeluarkan hormon kortisol untuk mempertahankan kehidupan. Kortisol memegang

peranan penting dalam mengatur tidur, nafsu makan, fungsi ginjal, sistem imun, dan

Page 7: Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron

semua faktor penting kehidupan. Peningkatan aktivitas glukokortikoid (kortizol)

merupakan respon utama terhadap stressor. Kadar kortisol yang meningkat

menyebabkan “umpan balik”, yaitu hipotalamus menekan sekresi cortikotropik-

releasing hormone (CRH), kemudian mengirimkan pesan ini ke hipofisis sehingga

hipofisi juga menurunkan produksi adrenocortictropin hormon (ACTH). Akhirnya pesan

ini juga diteruskan kembali ke adrenal untuk mengurangi produksi kortisol.

Pengalaman buruk seperti penganiayaan pada masa anak atau penelantaran pada awal

perkembangan merupakan faktor yang bermakna untuk terjadinya gangguan moodpada

masa dewasa.

Sistem CRH merupakan sistem yang paling terpengaruh oleh stressor yang dialami

seseorang pada awal kehidupannya. Stressor yang berulang menyebabkan peningkatan

sekresi CRH, dan penurunan sensitivitas reseptor CRH adenohipofisis. Stressor pada

awal masa perkembangan ini dapat menyebabkan perubahan yang menetap pada sistem

neurobiologik atau dapat membuat jejak pada sistem syaraf yang berfungsi merespon

respon tersebut. Akibatnya, seseorang menjadi rentan terhadap stressor dan resiko

terhadap penyakit-penyakit yang berkaitan dengan stressor meningkat, seperti

terjadinya depresi setelah dewasa.

Stressor pada awal kehidupan seperti perpisahan dengan ibu, pola pengasuhan buruk,

menyebabkan hiperaktivitas sistem neuron CRH sepanjang kehidupannya. Selain itu ,

setelah dewasa, reaktivitas aksis HPA sangat berlebihan terhadap stressor.

Adanya faktor genetik yang disertai dengan stressor di awal kehidupan, mengakibatkan

hiperaktivitas dan sensitivitas yang menetap pada sistem syaraf. Keadaan ini menjadi

dasar kerentanan seseorang terhadap depresi setelah dewasa. Depresi dapat dicetuskan

hanya oleh stressor yang derajatnya sangat ringan.

Peneliti lain melaporkan bahwa respons sistem otonom dan hipofisis-adrenal terhadap

stressor psikososial pada wanita dengan depresi yang mempunyai riwayat penyiksaan

fisik dan seksual ketika masa anak lebih tinggi dibanding kontrol.

Stressor berat di awal kehidupan menyebabkan kerentanan biologik seseorang terhadap

stressor. Kerentanan ini menyebabkan sekresi CRH sangat tinngi bila orang tersebut

menghadapi stressor. Sekresi tinggi CRH ini akan berpengaruh pula pada tempat di luar

hipotalamus, misalnya di hipokampus. Akibatnya, mekanisme “umpan balik” semakin

terganggu. Ini menyebabkan ketidakmampuan kortisol menekan sekresi CRH sehingga

pelepasan CRH semakin tinggi. Hal ini mempermudah seseorang mengalami depresi

mayor, bila berhadapan dengan stressor.

Peningkatan aktivitas aksis HPA meningkatkan kadar kortisol. Bila peningkatan kadar

kortisol berlangsung lama, kerusakan hipokampus dapat terjadi. Kerusakan ini menjadi

prediposisi depresi. Simptom gangguan kognitif pada depresi dikaitkan dengan

gangguan hipokampus

Hiperaktivitas aksis HPA merupakan penemuan yang hampir selalu konsisten pada

gangguan depresi mayor. Gangguan aksis HPA pada depresi dapat ditunjukkan dengan

adanya hiperkolesterolemia, resistennya sekresi kortisol terhadap supresi deksametason,

tidak adanya respon ACTH terhadap pemberian CRH, dan peningkatan konsentrasi CRH

Page 8: Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron

di cairan serebrospinal. Gangguan aksis HPA, pada keadaan depresi, terjadi akibat tidak

berfungsinya sistem otoregulasi atau fungsi inhibisi umpan balik. Hal ini dapat diketahui

dengan test DST (dexamethasone supression test).

Endorphin

Endorphin adalah suatu bahan-kimia diproduksi di dalam otak dan spinal cord yang

mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan mood. Dalam keadaan defisit adalah

Keluhan Somatic.