nety rhohmayantirepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah...

130
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1439 H/2018 M Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Skripsi IMPLEMENTASI DEMOKRASI DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA PADA PEMILUKADA LAMPUNG BARAT TAHUN 2017 Jurusan : Pemikiran Politik Islam Oleh : NPM: 1331040096 NETY RHOHMAYANTI

Upload: others

Post on 17-Jan-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

1439 H/2018 M

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

S k r i p s i

IMPLEMENTASI DEMOKRASI DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA

PADA PEMILUKADA LAMPUNG BARAT TAHUN 2017

Jurusan : Pemikiran Politik Islam

Oleh :

NPM: 1331040096

NETY RHOHMAYANTI

Page 2: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG1439 H/2018 M

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

S k r i p s i

IMPLEMENTASI DEMOKRASI DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA

PADA PEMILUKADA LAMPUNG BARAT TAHUN 2017

Jurusan : Pemikiran Politik Islam

Oleh :

NPM: 1331040096

NETY RHOHMAYANTI

Pembimbing I : Dr. Arsyad Sobby Kesuma, Lc. M.Ag

Pembimbing II : Drs. Agustamsyah, M.IP

Page 3: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

ABSTRAK

IMPLEMENTASI DEMOKRASI DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL

HUDA PADA PEMILUKADA LAMPUNG BARAT TAHUN 2017

Oleh

Nety Rhohmayanti

Demokrasi adalah sebuah system pemerintahan yang berasal dari Yunani

Kuno yang tidak beragama Islam dan pondok pesantren adalah lembaga pendidikan

berbasis Islam yang ada di Indonesia. Sebagai unsure Negara yang berada dibawah

naungan Negara demokrasi, pondok pesantren harus mengikuti kebijakan-kebijakan

demokrasi, terlepas dari kebijakan itu berasal dari ajaran Islam atau bukan.

Perbedaan basis dari demokrasi dan pondok pesantren menghasilkan

kerancuan dalam prakteknya. Disatu sisi pondok pesantren harus menjalankan

praktek berbasis agama Islam, disisi lain Negara juga harus menjalankan praktek

berbasis demokrasi. Kerancuan yang timbul kemudian kerap menjadikan pondok

pesantren tidak mengikuti kebijakan pemerintah terkait dengan demokrasi tersebut.

Terutama pada kebijakan mengenai pergantian pemimpin yang dalam Negara

demokrasi dilakukan melalui pemilihan Umum. Salah satu pemilihan umu yang

dilakukan dinegara Republik Indonesia adalah pemilihan umum kepala daerah yang

dilakukan pemerintah kabupaten Lampung Barat pada tahun 2017. Pondok pesantren

Miftahul Huda 06, yang secara administrasi berdiri di daerah Lampung Barat pun

harus mengikuti kebijakan Negara demokrasi berupa pemilihan umum kepala daerah

tersebut. Namun, tidak seperti yang disajikan teori bahwa pondok pesantren dan

demokrasi sulit bersatu, pondok pesantren Miftahul Huda justru menunjukkan bahwa

pondok pesantren dapat tetap menjalankan praktek keagamaannya tanpa melawan

pemerintah negaranya. Bahkan pondok pesantren dapat membantu mewujudkan

penyelenggaraan Negara menjadi lebih tertib dan damai. Berdasarkan hal tersebut,

yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana

penerapan nilai Demokrasi di pondok pesantren Miftahul Huda 06 dalam Pelaksanaan

Pemilukada tahun 2017 kabupaten Lampung Barat? 2. Apa yang telah dilakukan

oleh pondok pesantren Miftahul Huda 06 mengenai pelaksanaan demokrasi pada

santri-santrinya?

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan

objek penelitian lapangan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan

dengan teknik non random sampling sehingga diperoleh 7 orang sampel . Sedangkan

alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah interview dan dokumentasi.

Dari penelitian yang telah dilakukan penulis mendapatkan temuan sebagai

berikut:

Page 4: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

1. Sebagai upaya penerapan nilai demokrasi di pondok pesantren Miftahul Huda

06 pada pemilukada 2017 di Lampung Barat, pondok pesantren Miftahul

Huda 06 memberikan kesempatan yang sama kepada santri untuk mengikuti

berbagai rangkaian kegiatan pesta demokrasi tersebut. Mulai dari masa

pemilihan hingga masa perhitungan hasil pemilihan. Partisipasi tersebut

merupakan upaya pondrok pesantren Miftahul Huda 06 dalam menerapkan

nilai demokrasi yang berupa persamaan hak bagi setiap warga Negara.

2. Pada saat pelaksanaan demokrasi tahun 2017, pondok pesantren Miftahul

Huda 06 melakukan upaya pemberian hak memilih kepada para santrinya

dalam mengikuti pelaksanaan demokrasi dengan cara memberikan izin untuk

mengikuti pemilu dan memberikan izin cuti bagi para santri yang ingin

memilih di daerah asalnya.

Page 5: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk
Page 6: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk
Page 7: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

MOTTO

Artinya: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang

urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang

Kami berikan kepada mereka. (QS. Asysyura:38)

Page 8: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini ku persembahkan sebagai wujud ungkapan terimakasih kepada

yang terkasih :

1. Kedua orang tuaku : Bapak Dedi Suherman dan Ibu Siti Nurainun, atas

pengorbanan selama ini sejak masih dalam kandungan sampai usia

sekarang, yang tidak pernah lelah dan bosan dalam bekerja dan berdo’a

untuk anak-anaknya, hanya Allah yang dapat membalasnya.

2. Kakakku Tatang Nuryadin dan Lydia Sari, kakakku Aan Syaiful Anwar

serta adikku Wilda Nur Inayah, dan Keponakan ku M. Aqil Akbar, M.

Azis Alfahrizi, Zafira Rana Nabaha yang selalu memberikan dorongan

dan semangat demi keberhasilanku.

Page 9: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

RIWAYAT HIDUP

Nety Rhohmayanti dilahirkan di desa Liman Sari, Kecamatan Blitang

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur,Ssumatera Selatan pada tanggal 06 april 1995.

Anak ke tiga dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Dedi Suherman dan Ibu

Siti Nurainun.

Jenjang Pendidikan Formal yang penulis jalani adalah:

1. SD Muhammadiyah Tanjung Mas, kecamatan Blitang, Kabupaten Ogan

Komering Ulu Timur, tamat pada tahun 2007.

2. SMP Negeri 1 Buay Madang Timur kecamatan Ogan Komering Ulu Timur,

tamat pada tahun 2010.

3. MA YAPSI Sumber Jaya Lampung Barat, tamat pada tahun 2013.

Selanjutnya pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan pada Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama, Jurusan Pemikiran Politik Islam Universitas Islam

Negeri Raden Intan Lampung.

Pengalaman kerja dan organisasi:

1. Penulis pernah aktif sebagai kader dari UKM BAPINDA (Seni Budaya Islam)

pada tahun 2013-2014

2. Menjadi anggota organisasi IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) pada

tahun 2014-2016.

Page 10: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

KATA PENGANTAR

Bismillaahirohmaanirrohiim

Dengan segala kerendahan hati sebagai hamba Allah SWT yang harus

mengabdi sekaligus bertafakur dihadapannya, kiranya suatu tuntunan illahi yang

harus dilaksanakan, dimana seorang hamba mempunyai tanggungjawab untuk

mengemban amanah sekaligus kewajiban yang bersifat mutlak, maka dalam

kesempatan ini merupakan ungkapan rasa syukur penulis sehingga dapat

merealisasikan gagasan-gagasan dalam wujudnyata, berupa karya ilmiah (skripsi)

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana sosial dalam fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,

juga menggali ilmu-ilmu yang ada baik yang diperoleh di bangku perkuliahan

maupun dari yang lainnya, khususnya yang menyangkut masalah Pemikiran Politik

Islam.

Sehubungan dengan terwujudnya karya ilmiah ini yang merupakan upaya

penulis secara optimal dengan wujud: “Implementasi Demokrasi Di Pondok

Pesantren Miftahul Huda Pada Pemilukada Lampung Barat Tahun 2017”

Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan semua

pihak, kiranya tidak berlebihan dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya, terutama kepada :

Page 11: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

1. Dr. H. Arsyad Sobby Kesuma, Lc.,M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Studi Agama UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan nasehat dan

motivasi tidak henti-hentinya kepada mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama UIN Raden Intan Lampung

2. Dr. Nadirsah Hawari, M.A dan Tin Amalia Fitri, M. Si selaku ketua dan sekretaris

jurusan Pemikiran Politik Islam yang telah memberi nasehat, arahan, serta

motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Dr. H. Arsyad Sobby Kesuma, Lc., M.Ag sebagai Pembimbing I yang telah

memberikan nasehat dan pengarahan serta motivasi yang berharga dalam

penyelesaian skripsi ini.

4. Drs.Agustamsyah, M.Ip sebagai Pembimbing II yang telah memberikan nasehat

dan pengarahan serta motivasi yang berharga dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam

Negeri Raden Intan Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis.

6. Keluarga besar UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung, UPTD Perpustakaan Kota Bandar Lampung, dan UPTD Perpustakaan

Daerah Provinsi Lampung atas diperkenankannya penulis meminjam buku

literature yang dibutuhkan.

Page 12: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

7. Kyai Babussalam Asysya’roni selaku pengasuh pondok esantren Miftahul Huda

06 yang telah mengizinkan dan membantu penulis untuk mengadakan penelitian

demi tersusunnya skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan di jurusan Pemikiran Politik Islam angkatan 2013.

9. Almamater tercinta UIN Raden Intan Lampung.

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril, materil maupun

spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Semoga atas bantuan dan jerih payah dari semua pihak menjadi satu catatan

ibadah disisi Allah SWT, Amin

Bandar Lampung, juni 2018

Penulis

Nety Rhohmayanti

NPM : 1331040096

Page 13: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................

ABSTRAK.............................................................................................................. i

PERSETUJUAN .................................................................................................... ii

PENGESAHAN ..................................................................................................... iii

MOTTO.................................................................................................................. iv

PERSEMBAHAN .................................................................................................. v

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Penegasan Judul ...................................................................................... 1

B. Alasan memilih Judul ............................................................................. 3

C. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ................................................................................... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 6

F. Metode Penelitian ................................................................................... 7

G. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 12

BAB II PEMILU DAN DEMOKRASI DI PONDOK PESANTREN .............. 14 A. Demokrasi ............................................................................................... 14

1. Pengertian Demokrasi ....................................................................... 14

2. Sejarah Demokrasi ............................................................................ 15

3. Nilai-nilai Demokrasi........................................................................ 16

B. Pondok Pesantren .................................................................................... 21

1. Definisi Pondok Pesantren ................................................................ 21

2. Klasifikasi Pondok Pesantren ........................................................... 29

3. Peran dan Fungsi Pondok Pesantren ................................................. 32

4. Peran Kyai dalam Pondok Pesantren ................................................ 36

C. Pemilihan Umum .................................................................................... 39

1. Pengertian Pemilihan Umum ............................................................ 39

2. Tujuan Pemilihan Umum .................................................................. 40

3. Kampanye dalam Pemilihan Umum ................................................. 42

BAB III PROFIL PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA 06 DAN

PENERAPAN DEMOKRASI ....................................................................... 44

A. Pondok Pesantren Miftahul Huda ........................................................... 44

B. Nilai demokrasi di pondok pesantren Miftahul Huda 06 ........................ 55

C. Penerapan demokrasi pada pemilukada 2017 di pondok pesantren

miftahul huda .......................................................................................... 63

BAB IV IMPLEMENTASI DEMOKRASI DI PONDOK

PESANTRENMIFTAHUL HUDA LAMPUNG BARAT PEMILUKADA

TAHUN 2017 ................................................................................................... 70

A. Penerapan Nilai Demokrasi di Pondok Pesantren Miftahul Huda 06 ..... 70

Page 14: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

B. Implementasi demokrasi di Pondok Pesantren Miftahul Huda 06 lampung

barat pada pemilukada tahun 2017. ........................................................ 77

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 88

A. Kesimpulan ............................................................................................. 88

B. Saran – Saran .......................................................................................... 89

C. Penutup ................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

Lampiran-lampiran ............................................................................................

Page 15: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Judul proposal skripsi ini adalah “Implementasi Demokrasi Di Pondok

Pesantren Miftahul Huda Pada Pemilukada Lampung Barat Tahun 2017”.

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul proposal skripsi ini, maka

perlu diberikan penjelasan mengenai istilah–istilah yang terdapat di dalamnya.

Istilah-istilah yang dianggap penting dalam judu proposal ini adalah sebagai

berikut.

Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan

sebagai pelaksanaan atau penerapan.1 Sedangkan menurut Arifin, implementasi

diartikan sebagai tindakan untuk melaksanakan dan menerapkan suatu ide atau

gagasan. Didalam implementasi terdapat beberapa tahapan, diantaranya

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.2

Sedangkan menurut penulis yang dimaksud dengan implementasi dari judul

skripsi ini adalah penerapan system yaitu system demokrasi yang ada dipondok

pesantren Miftahul Huda

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demokrasi berarti sebagai

berikut:

1 Depdiknas, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm 432

2Arifin, Ahmad, Politik Pendidikan Islam: Menelusuri Ideologi Dan Aktualisasi Pendidikan

Islam Ditengah Arus Globalisasi, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm 42

Page 16: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

2

1. bentuk pemerintahan di mana segenap rakyat turut serta memerintah

dengan perantaraan wakilnya (partisipasi);

2. gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan

kewajiban, kebebasan serta perlakuan yang sama bagi semua warga

Negara.3

Dari akar kata diatas, kita bisa mengatakan bahwa demokrasi memiliki dua arti,

yaitu:

1. Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan. Hal ini sesuai dengan akar kata

demokrasi itu sendiri (demos: rakyat, dan cratein: memerintah). Maka

secara harafiah, demokrasi berarti rakyat memerintah.

2. Demokrasi sebagai sebuah nilai atau pandangan hidup. Demokrasi

sebagai sebuah nilai tidak hanya berkaitan dengan urusan kepentingan

saja, tetapi juga bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari baik

dalam keluarga, sekolah, maupun dalam masyarakat4

Pondok Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya

tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan

sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri5 menurut

mastuhu, Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional islam yang berfokus

untuk memahami menghayati dan mengamalkan ajaran agama islam (tafaqquh

3Depdiknas, Op.Cit, hlm 115.

4Winanti, S. Poppy dan Titok Hariyanto, Demokrasi dan Civil Society. (Yogyakarta: IRE

Press, 2004), hlm. 14. 5Depdiknas, Op.Cit, hlm 684

Page 17: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

3

fiddiin) dengan menekankan pentingnya moral agama islam sebagai pedoman

hidup bermasyarakat sehari-hari. 6

Berdasarkan uraian tersebut, maka maksud dari judul ini adalah

melakukan penyelidikan mengenai penerapan asas demokrasi (pandangan hidup

yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban warga negaranya) yang

dilakukan di pondok pesantren miftahul huda pada Pemilihan bupati di Lampung

Barat pada tahun 2017.

B. Alasan Memilih Judul

Beberapa hal yang mendorong dan memotivasi penulis untuk memilih dan

membahas judul proposal skripsi ini antara lain, yaitu :

1. Implementasi demokrasi di pondok pesantren Miftahul Huda menarik

untuk diteliti karena budaya yang biasa hidup di pondok pesantren adalah

tergantung pada otoritas pilihan kiyai nya namun dipondok pesantren

Miftahul Huda menjunjug tinggi nilai Demokrasi.

2. Pondok pesantren merupakan salah satu sarana pembelajaran yang

menurut penulis cocok untuk pengembangan demokrasi.

3. Implementasi demokrasi merupakan judul yang sesuai dengan bidang

ilmu yang dikaji penulis pada Prodi Pemikiran Politik Islam Fakultas

Ushuludin

4. Terdapat sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses penulisan

skripsi ini.

6 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), hlm 5.

Page 18: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

4

C. Latar Belakang Masalah

Sebagai sebuah negara yang menganut sistem pemerintahan demokratis,

Indonesia senantiasa berupaya untuk benar-benar mewujudkan sistem yang

menjunjung tinggi peran serta masyarakatnya dalam menentukan laju

pemerintahan. Disetiap kelompok masyarakat selalu diupayakan untuk

menentukan keputusan dengan mencari suara terbanyak. Terlebih untuk

permasalahan yang menyangkut pemerintahan atau politik.

Sistem pemerintahan demokrasi memang selalu mengutamakan

musyawarah dari masyarakatnya dalam menentukan sebuah keputusan. Hal ini

dimaksudkan agar masyarakat menentukan sendiri bagaimana dan siapa

pemimpin yang akan memimpin mereka.

Namun nyatanya, tidak semua kelompok masyarakat yang benar-benar

merealisasikan kebebasan memilih bagi anggota kelompoknya, ada banyak sekali

kelompok masyarakat yang melakukan penyimpangan dalam menyelenggarakan

demokrasi. Penyimpangan yang sering terjadi pada sistem demokrasi adalah

adanya pemaksaan dari fihak calon pemimpin langsung terhadap warganya.

Pemaksaan ini misalnya dilakukan dengan praktek money politik sehingga

masyarakat memilih mereka bukan karena hati nurani melainkan karena telah

diberikan sejumlah uang dan biasanya juga telah dijanjikan hal lain pasca pemilu.

Praktek ini sepintas memang tidak menampakkan adanya pemaksaan terhadap

warga masyarakat, namun pada hakikatnya masyarakat diberikan tekanan sehinga

mereka memilih bukan karena memikirkan pemerintahan yang akan berlangsung

Page 19: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

5

ditangan pemimpin pilihan mereka, namun mereka memilih karena digiring

dengan uang.

Penyimpangan lain yang sering terjadi Misalnya berjalannya sistem

pembelian suara terhadap warga. transaksi suara ini dilakukan oleh calon

pemimpin dengan stakeholder daerah tersebut. Misalnya transaksi suara dilakukan

oleh calon bupati dengan kepala desa, dengan ketua pemuda atau yang

semisalnya, hal ini biasanya terjadi pada daerah pedalaman yang warganya masih

terbatas dalam mengakses informasi dari luar. Sehingga warganya ikut dengan apa

yang dikatakan oleh stakeholder daerah tersebut. Hal ini mengakibatkan hak

berpendapat dan menentukan pilihan bagi warga daerah tersebut seakan dirampas

oleh para pemimpin mereka. Pondok pesantren sebagai sebuah kelompok

masyarakat pun mengalami penyimpangan yang seperti ini. Para santri dan ustad

yang berada di pondok pesantren akan tunduk dengan apa yang sudah ditentukan

oleh kiyai atau pengasuh pondok pesantren tersebut. Jika sang pengasuh pondok

pesantren mengatakan mereka harus memilih calon A, maka semua suara akan

diarahkan ke calon tersebut. Namun hal ini nampaknya tidak berlaku pada Pondok

Pesantren Miftahul Huda yang terletak di pekon Sukapura kecamatan Sumberjaya

kabupaten Lampung Barat.

Pondok pesantren yang mengutamakan pendidikan berbasis Salafi/kajian

kitab-kitab klasik dengan sistim kelas/tingkatan dan mengusung 3 program

pesantren ini menerapkan sistem pembelajaran yang mendukung terselenggaranya

demokrasi yang seutuhnya. Hal ini terlihat dari terbaginya suara anggota pondok

pesantren tersebut pada setiap pesta demokrasi didaerah tersebut. Terutama pada

Page 20: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

6

pemilihan bupati kabupaten lampung barat pada tahun 2017. Pemilu yang

mengedepankan dua pasang calon tersebut berlangsung dengan tertib pada daerah

sukapura kecamatan sumberjaya yang merupakan lokasi berdirinya pondok

pesantren Miftahul Huda.

Perbedaan sistem pada pondok pesantren inilah yang kemudian menarik

penulis untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana pondok pesantren

Miftahul Huda dalam menerapkan demokrasi pada anggota pondok pesantren

tersebut dalam pemilihan umum kepala daerah Lampung Barat tahun 2017.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang telah dilakukan oleh pondok pesantren Miftahul Huda 06

mengenai pelaksanaan demokrasi pada santri-santrinya?

2. Bagaimana penerapan nilai Demokrasi di pondok pesantren Miftahul Huda

06 dalam Pelaksanaan Pemilukada tahun 2017 kabupaten Lampung

Barat?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui Apa yang telah dilakukan oleh pondok pesantren

Miftahul Huda 06 mengenai pelaksanaan demokrasi pada santri-santrinya

Page 21: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

7

b. Untuk mengetahui bagaimana penerapan nilai demokrasi di pondok

pesantren miftahul huda 06 pada pemilukada lampung barat tahun

2017.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dan memperkaya wawasan mengenai

implementasi demokrasi.

b. Secara praktis, bagi masyarakat luas dapat memahami ataupun

dapatmengetahui terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan

implementasi demokrasi.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field Research), yaitu

penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala.7Guna mencari

sumber data yang dibutuhkan mengenai implementasi demokrasi di pondok

pesantren miftahul huda pada pemilukada Lampung Barat tahun 2017, penulis

akan secara langsung melakukan penelitian di Pondok Pesantren Miftahul Huda

Lampung Barat.

2. Sifat Penelitian

Dilihat dari sifatnya, penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat

deskriptif. Yaitu penelitian yang menjadi prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan obyek penelitian pada saat

7M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 11.

Page 22: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

8

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang nampak atau sebagaimana adanya.8 Dalam

hal ini penulis akan mengungkapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan

penerapan demokrasi di pondok pesantren miftahul huda pada pemilukada

dikabupaten Lampung Barat. Menurut Irawan Soehartono penelitian yang bersifat

deskriptif ialah penelitian yang menggambarkan karakteristik suatu masyarakat

atau suatu kelompok orang tertentu.9

Jalaludin Rahmat dalam musa mengatakan bahwa penelitian deskriptif tidak

mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesi atau membuat

prediksi, penelitian deskriptif dilakukan untuk:

1) Mengumpulkan informasi atual secara rinci yang melukiskan gejala

yang ada.

2) Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek

yang berlaku

3) Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi

masalah yang sama dan belajar dari mereka untuk menentukan rencana

dan keputusan pada waktu yang akan datang.10

Penelitian ini akan menggambarkan dan mengungkap data-data dan juga

menganalisis data untuk memperoleh kejelasan dan kebenaran tindakan, aksi

maupun kegiatan-kegiatan di pondok pesantren miftahul huda dalam menerapkan

demokrasi pada pemilukada kabupaten Lampung Barat.

8Hadar Nawawi, Metode Penelitian Bidang Social, (Yogyakarta: Gama Press, 1987), hlm.63.

9Muhammad Musa, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Fajar Agung,1998), hlm.8

10Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya,1984),

hlm. 34

Page 23: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

9

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.11

Dalam penelitian ini yang

menjadi populasi adalah seluruh pengurus pondok pesantren miftahul huda, yang

berjumlah 107 orang terdiri dari 86 orang santriwan/santriwati yang sudah

memiliki hak pilih, 20 orang ustadz dan satu orang kiyai atau pengasuh pondok

pesantren.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.12

Dalam pemilihan

sampel, penulis menggunakan teknik purposive sample. Teknik ini dilakukan

dengan cara mengambil subjek berda sarkan atas adanya tujuan tertentu.

Pengambilan sampel juga harus didasarkan atas ciri - ciri, sifat – sifat atau

karakteristik tertentu, yang merupakan ciri – ciri pokok populasi.13

Adapun ciri-ciri

populasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah:

1) Kiyai/pimpinan pondok pesantren

2) Ustadz yang sudah mengabdi selama lebih dari 5 tahun

3) Santriwan/santriwati yang sudah berumur 17 tahun pada tahun 2017 atau

sudah memiliki hak pilih pada tahun 2017.

4) Santriwan/santriwati yang telah menjadi santri selama lebih dari 3 tahun

5) Santriwan/santriwati yang menjadi pengurus pesantren.

11

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (ed. revisi V, cet.

XII), (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), hlm. 108. 12

Ibid, hlm.109. 13

Ibid. hlm. 117.

Page 24: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

10

Dari kriteria tersebut diperoleh sampel sebanyak 3 orang santri, 2 orang santri

pengurus, 2 orang ustadz dan 1 orang pimpinan pondok pesantren atau kiyai.

Sehingga keseluruhan sampel dari penelitian ini berjumlah 8 orang

4. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat

berupa opini subyek (orang) secara individu atau kelompok, hasil observasi

terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.14

Dalam

hal ini penulis akan mengumpulkan data primer dari pondok pesantren miftahul

huda.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak

lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan hasil historis

yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan maupun

tidak dipublikasikan.15

Penulis akan mengumpulkan data sekunder yang berkaitan

implementasi demokrasi di Pondok Pesantren Miftahul Huda

5. Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya– jawab dalam penelitian yang berlangsung

secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara

14

Etta Mamang Sangaji dan Sopiah, Metodelogi Penelitian – Pendekatan Praktis dalam

Penelitian, (ed. I), (Yogyakarta : ANDI, 2010), hlm. 44. 15

Ibid.

Page 25: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

11

langsung informasi – informasi atau keterangan –keterangan.16

Penulis akan

melakukan wawancara mengenai imlementasi demokrasi yang dilakukan Pondok

Pesantren Miftahul Huda pada pemilkada Lampung barat.

b. Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal–hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

lengger, agenda, berita-berita tentang pesantren, isu-isu yang berkaitan dengan

dmokrasi yang ada dipondok pesantren dan sebagainya.17

Pelaksanaan metode ini

dengan mengadakan pencatatan baik berupa arsip–arsip atau dokumen maupun

keterangan yang berhubungan masalah yang ada.

6. Analisis Data

Setelah data terkumpul sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan,

maka langkah selanjutnya adalah menghimpun dan mengelola data yang sudah

terkumpul dengan cara mengklarifikasikan semua jawaban untuk dianalisa. Data

yang diperoleh di lapangan dianalisa dengan menggunakan teknik analisis

kualitatif.Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan

terus-menerus. Data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka.

Analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi

data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.18

16

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian (cet. XIII), (Jakarta : Bumi

Aksara, 2013), hlm. 83. 17

Suharsimi Arikunto, Op.Cit. hlm. 206. 18

Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, Analiis Data Kualitatif, (Jakarta: Universitas

Indonesia, 2001), hlm.15.

Page 26: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

12

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian, pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data ”kasar” yang muncul dari

catatan-catatan lapangan. Sebagaiamana kita ketahui reduksi data berlangsung

terus menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan

melihat penyajian-penyajian kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi

dan apa yang harus dilakukan

Penarikan kesimpulan dan verivikasi, dari permulaan pengumpulan data,

seorang penganalisis kualitatif mulai mencara arti benda-benda mencatat

keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur

sebab akibat, dan proporsi. Kemudian akan menangani kesimpulan-kesimpulan itu

dengan longgar, tetap terbuka, kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian

berlangsung, verivikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas

dalam fikiran penganalisis selama ia menulis.

G. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan studi kepustakaan yang telah peneliti lakukan, terdapat beberapa

penelitian yang mirip dengan tema penelitian dalam proposal ini sebagai berikut.

1. Skripsi yang berjudul : “ Implementasi Nilai-Nilai Tasawuf di Pondok

Pesantren Dalam Upaya Menghadapai Era Globalisasi ( Studi kasus di Pondok

Pesantren Al- Fatah Temboro Magetan)“ oleh Subhan Murtodo jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang. Skripsi tersebut menjelaskan tentang

Page 27: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

13

Implementasi nilai-nilai tasawuf di pondok pesantren Al-Fatah Temboro Malang

dilakukan dengan cara Takhali, Tahalli, dan Tajjali. Faktor yang mendukung proses

Implementasi Nilai Tasawuf di Pondok Pesantren Al-Fatah yaitu adanya tharekat

Naqsabandiyah Qholidiyah yang Muktabaraoh.

2. Skripsi yang berjudul : “Implementasi Nilai – Nilai Demokrasi Dalam

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Smp Negeri 3 Gringsing Batang”

Oleh Rini Yuliana, Jurusan Politik Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang 2013. Skripsi diatas menjelaskan tentang

implementasi nilai nilai demokrasi pembelajaran PKn di SMP Negeri 3 Gringsing

Batang telah dilaksanakan dengan baik berkat kerjasama antara siswa dengan

pendidik yang diwujudkan dalam nilai-nilai demokrasi, yaitu: (1) Toleransi, (2)

kerjasama (3)kebebasan berpendapat, (4) kebebasan berkelompok, (5) menghormati

orang lain, (6) kepercayaan diri dan (7) kesadaran akan perbedaan. Faktor

pendorong implementasi nilai-nilai demokrasi dalam pembelajaran Pendidikan

kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Gringsing Batang diantaranya : (1) Kurikulum,

(2) Sarana dan Prasarana, (3) Budaya Sekolah yang menganut pada budaya disiplin

dan (4) Kepemimpinan. Faktor penghambat implementasi nilai-nilai demokrasi

dalam pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Gringsing

Batang diantaranya : (1) Dukungan orangtua, (2) Lingkungan masyarakat, (3)

Keterbatasan biaya dan (4) Perbedaan individual.

3. Skripsi yang ditulis oleh Romsi “Kontribusi KH. Moh. Khazin Ilyas

Syarqawi dalam Membina Sistem Pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren

Annuqayah.” Skripsi tersebut menjelaskan tentang Pemikiran KH. Khazin Ilyas

Page 28: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

14

tentang pendidikan formal di Annuqayah. Selain itu, skripsi tersebut juga

menjelaskan mengenai kontribusi KH. Khazin terhadap sistem pendidian di

lingkungan Pondok Pesantren Annuqayah dalam bidang kelembagaan, yaitu

membuat silabi terendiri, yang diberikan pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah.

Penelitian yang akan peneliti bahas berbeda dengan karya yang telah

disebutkan diatas. Peneliti memfokuskan pada implementasi demokrasi di Pondok

Pesantren Miftahul Huda dalam pemilukada di Lampung barat tahun 2017.

Page 29: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

14

BAB II

PEMILU DAN DEMOKRASI D1 PONDOK PESANTREN

A. Demokrasi

1. Pengertian demokrasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demokrasi berarti sebagai

berikut:

a. bentuk pemerintahan di mana segenap rakyat turut serta memerintah dengan

perantaraan wakilnya (partisipasi);

b. gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan

kewajiban, kebebasan serta perlakuan yang sama bagi semua warga Negara.1

Dari akar kata diatas, kita bisa mengatakan bahwa demokrasi memiliki dua arti, yaitu:

a. Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan. Hal ini sesuai dengan akar kata

demokrasi itu sendiri (demos: rakyat, dan cratein: memerintah). Maka secara

harafiah, demokrasi berarti rakyat memerintah.

b. Demokrasi sebagai sebuah nilai atau pandangan hidup. Demokrasi sebagai

sebuah nilai tidak hanya berkaitan dengan urusan kepentingan saja, tetapi

juga bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga,

sekolah, maupun dalam masyarakat2

1Depdiknas, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm 115.

2Winanti, S. Poppy dan Titok Hariyanto, Demokrasi dan Civil Society. (Yogyakarta: IRE Press,

2004), hlm. 14.

Page 30: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

15

2. Sejarah demokrasi

Demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang menganut pemerintahan

tertinggi oleh rakyat diklaim sudah mulai muncul sejak zaman yunani kuno. Pericles

seperti yang dikutip oleh Abu Bakar Ebyhara, menyatakan bahwa pemerintahan

athena pada abad ke-5 SM sudah menggunakan sistem pemerintahan demokrasi

karena adminstrasinya berada ditangan banyak fihak.3

Demokrasi berasal dari kata demos yang berarti rakyat dan kratos yang

berarti pemerintahan.4 demokrasi yang sering diartikan sebagai kekuasaan rakyat

adalah kekuasaan yang tertinggi dapat berarti bahwa keputusan-keputusan penting

pemerintahan atau garis kebijaksanaan dibelakang keputusan tersebut secara langsung

ataupun tidak langsung, hanya dapat dijalankan jika disetujui secara bebas oleh

mayoritas masyarakat dewasa yang berada dalam posisi diperintah (masyarakat

umum selain pemerintah)5

3. Nilai-nilai demokrasi

Nilai adalah takaran, harga, banyak sedikitnya isi dan mutu6. Demokrasi

mempunyai arti gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak

dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga Negara7. Jadi yang

dimaksud nilai-nilai demokrasi adalah takaran, harga sebuah gagasan atau pandangan

3Ebyhara, Abu Bakar, Pengantar Ilmu Politik, (Ar-Ruzz Media, 2016), cet III, hlm. 261.

4Ibid.

5Mujar Ibnu Syarif, Fiqh Siyasah, Doktrin Dan Pemikiran Politik Islam, (Jakarta:

Erlangga, 2008), hlm.216. 6 Depdiknas, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm 783.

7 Ibid, hlm 249.

Page 31: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

16

hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban, menghargai kebebasan

berpendapat, memahami dan menyadari keanekaragaman dalam masyarakat, serta

perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Lebih lanjut John Dewey dalam

Zamroni menyatakan bahwa nilai-nilai demokrasi adalah: kebebasan, toleransi,

menghormati perbedaan pendapat, memahami dan menyadari keanekaragaman

masyarakat, terbuka dalam menjunjung tinggi nilai-nilai dan martabat manusia,

mampu mengendalikan diri sehingga tidak mengganggu orang lain, kebersamaan dan

kemanusiaan, percaya diri tidak menggantungkan diri pada orang lain dan taat pada

peraturan yang berlaku.8selain nilai-nilai tersebut, Budi Hardiman juga menambahkan

bahwa nilai yang harus ada dalam sebuah pemerinyahan demokrasi adalah nilai

persamaan hak.9

1) kebebasan

Demokrasi harus didukung oleh kebebasan individu dalam mengekpresikan

gagasan dan kreativitasnya. Karena demokrasi menuntut kebebasan berpendapat,

maka tidak akan ada sensor terhadap pendapat seorang warga masyarakat10

. jika

dicermati tentang kebebasan seorang individu, ada dua hal yang patut di perhatikan

yaitu bebas liar dan bebas bertanggung jawab. Bebas liar dengan semaunya sendiri,

seperti kebut-kebutan di jalan umum, main music sampai tengah malam di

lingkungan perumahan dan lainnya bukanlah perbuatan yang dibenarkan. Kebebasan

8Zamroni, Pendidikan Untuk Demokrasi, (Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2001), hlm

201 9Budi Hardiman, Demokrasi Deliberatif Menimbang Negara Hukum dan Ruang Publik

dalam Teori Jurgen habermas, (Jakarta: Yogyakarta: 2009), hlm. 66 10

Harjono, Negara Hukum, Demokrasi. Dan Makamah Konstitusi, Jurnal Ilmu Hukum

Inovatif (Universitas Jambi Program Magister Ilmu Hukum, volume II Nomor III, 2010,) hlm. 7

Page 32: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

17

yang menjadi nilai dari demokrasi tentunya bukan bebas yang liar, yang sewenang-

wenang, namun yang menjadi nilai demokrasi adalah bebas yang bertanggung jawab.

Bebas yang bertanggung jawab adalah kebebasan untuk mengekpresikan dirinya

dengan tidak menganggu orang lain. Kebebasan yang dimiliki adalah juga terbatas,

yaitu dibatasi oleh kebebasan orang lain. Selain kebebasan untuk melakukan

kehendak dan mengekpresikan diri, juga perlu diperhatikan tentang kebebasan dari

penindasan. Pihak yang kuat tidak boleh melakukan penindasan terhadap pihak yang

lemah. Pihak yang mayoritas tidak boleh menindas pihak yang minoritas. Pihak

penguasa tidak boleh menindas rakya jelata. Pemilik modal besar tidak boleh

melakukan monopoli sebuah bisnis

Ada beberapa kelompok kebebasan, yaitu Kebebasan social-politik dan

Kebebasan individual.11

Pembedaan kelompok tersebut didasarkan kepada subyek

dari kebebasan itu sendiri. Kebebasan social-politik memberi kebebasan kepada suatu

bangsa dan Negara untuk menentukan ideologi bangsa dan negaranya. Kebebasan

individual memberikan kebebasan kepada manusia perorangan.

2) Toleransi

Toleransi merupakan suatu sikap yang menghargai dan menjunjung tinggi hak-

hak setiap individu, baik hak beribadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-

masing, hak untuk mengemukakan pendapat, hak menjalin hubungan sosial

dimasyarakat maupun hak-hak yang lain.

11

K. Bertam, Etika, cetakan kedelapan, (Jakarta: Gramedia, 2004), hlm 92

Page 33: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

18

Dalam masyarakat demokratis seseorang berhak memiliki pandangan nya

sendiri , tetapi ia akan memegang teguh pendiriannya itu dengan cara yang toleran

terhadap pandangan orang lain yang berbeda atau balikan bertentangan dengan

pendiriannya. Toleransi berbeda dengan sikap permisif, yaitu sikap serba

membolehkan sesuatu. Sebagai nilai, toleransi dapat mendorong tumbuh nya sikap

toleran terhadap keanekaragaman, sikap saling percaya dan kesediaan untuk bekerja

sama antar pihak yang berbeda–beda keyakinan, prinsip, pandangan dan

kepentingannya.

Toleransi pada dasarnya adalah rasa saling menghargai perbedaan dan

membiarkan keagamaan sebagai sifat alamiah. Toleransi juga merupakan implikasi

dari kebebasan manusia dalam tataran sosial. Toleransi merupakan konsekuensi dari

realitas masyarakat yang bertujuan membentuk dinamika sosial yang harmonis.

2) Menghargai perbedaan pendapat.

Ciri dari kehidupan berdemokrasi adalah adanya kebebasan untuk berpendapat.

Oleh karena itu dalam kehidupan berdemokrasi harus mampu menjunjung tinggi

adanya keragaman pendapat dari masing-masing individu. Sikap menjunjung tinggi

adanya perbedaan pendapat dalam kehidupan berdemokrasi ini ditunjukkan dari

adanya nilai untuk menghargai setiap pendapat yang dikemukakan orang lain.

3) Memahami dan menyadari keanekaragaman masyarakat

Nilai yang perlu dijunjung tinggi dalam kehidupan berdemokrasi adalah

adanya keanekaragaman yang ada pada masyarakat, baik keanekaragaman ras, suku,

Page 34: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

19

maupun agama. Tanpa adanya kesadaran adanya keanekaragaman yang ada pada

masyarakat maka tidak mungkin nilai demokrasi dapat dijunjung setinggi-tingginya

dan bahkan apabila adanya keragaman tersebut tidak diakui oleh anggota masyarakat

maka yang timbul dimasyarakat adalah perpecahan.

4) Terbuka dan menjunjung tinggi nilai-nilai dan martabat manusia

Sikap terbuka dan kemauan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai dan martabat

manusia merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam kehidupan berdemokrasi.

Tanpa adanya kemauan untuk terbuka dan menjunjung tinggi nilai-nilai dan martabat

manusia maka yang ada dalam kehidupan bermasyarakat adalah saling menghina,

merendahkan, dan menjatuhkan satu dengan yang lain.

5) Pengendalian diri

Nilai pengendalian diri dalam kehidupan berdemokrasi mutlak diperlukan

agar setiap perbuatan yang dilakukan tidak merugikan orang lain.

6) Kemanusiaan dan kebersamaan

Sikap kemanusiaan dan kebersamaan sudah menjadi salah satu nilai yang harus

dijunjung tinggi dalam kehidupan berdemokrasi sebab sudah menjadi kodratnya

manusia diciptakan sebagai mahluk individu dan sekaligus mahluk sosial. Dalam

kehidupan sosial tanpa adanya kebersamaan dalam menyelesaikan setiap persoalan

yang timbul maka segala sesuatunya akan terasa sangat berat untuk diselesaikan.

7) Kepercayaan diri

Sikap percaya diri dalam kehidupan bermasyarakat sangat penting dimiliki

oleh setiap anggota masyarakat guna mengurangi adanya sikap selalu

Page 35: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

20

menggantungkan diri kepada orang lain. Dengan adanya kepercayaan diri yang

mantap dalam diri setiap individu pada mereka cenderung akan terlebih dahulu

berusaha menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi sebelum pada akhirnya

meminta pertolongan orang lain.

8) persamaan hak

Menurut Budi Hardiman, demokrasi menuntut adanya persamaan hak,

keadilan semua agama, keadilan antara laki-laki dan perempuan, hamonisasi

pemerintah dan rakyat, orang dewasa dan anak-anak, dan semua individu yang

terlibat dalam negara12

Persamaan hak ini dimaksudkan agar semua masyarakat yang berada dibawah

naungan Negara penganut system demokrasi dapat mengatur sendiri apa yang

menjadi keinginannya tanpa membedakan dari kalangan mana masyarakat tersebut

berasal.

9) Ketaatan pada peraturan yang berlaku

Taat dan patuh memiliki arti selalu melaksanakan segala peraturan yang

ditetapkan. Ketaatan dan kepatuhan yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh akan

mewujudkan ketertiban dan ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat. Peraturan

yang dibuat harus dilaksanakan secara bersama-sama sebab peraturan tersebut

merupakan hasil kesepakatan bersama. Ketaatan dan kepatuhan juga merupakan modal

yang utama bagi setiap orang untuk mewujudkan keadilan masyarakat secara

keseluruhan. Wujud ketaatan dalam kehidupan bermasyarakat:

12

Budi Hardiman, Op.Cit, hlm 66

Page 36: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

21

a) Pengendalian tutur kata

b) Tidak melukai perasaan orang lain

c) Keluhuran nilai kemanusiaan

d) Pengakuan adanya kelebihan manusia dan makhluk yanglain

e) Perbuatan tidak merendahkan nilai kemanusiaan

Dengan demikian, nilai demokrasi secara individu hendaknya dimaknai

sebagai cermin perilaku hidup sehari-hari yang terwujud dalam cara bersikap dan

bertindak. Nilai yang dikemukakan diatas sesuai dengan apa yang menjadi nilai

demokrasi dan perilaku yang ditanamkan dalam Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu

perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama

diatas kepentingan perorangan atau golongan sehingga perbedaan pemikiran,

pendapat, ataupun kepentingan dapat diatasi melalui musyawarah dan mufakat diliputi

oleh semangat kekeluargaan yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Keputusan-

keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada

Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-

nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan, demi

kepentingan bersama.

B. Pondok Pesantren

1. Definisi Pondok Pesantren

Pada dasarnya Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang

dilaksanakan dengan sistem asrama (Pondok) dengan kyai sebagai tokoh sentralnya

Page 37: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

22

dan masjid sebagai pusat lembaganya. Sejak awal pertumbuhannya, Pesantren

memiliki bentuk yang beragam sehingga tidak ada suatu standarisasi yang berlaku

bagi semua pesantren. Namun demikian dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan Pesantren tampak adanya pola umum, yang diambil dari makna

peristilahan Pesantren itu sendiri yang menunjukkan adanya suatu pola tertentu.13

Perkataan Pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe dan akhiran

an, berarti tempat tinggal para santri. A.H. Johns berpendapat bahwa kata santri

berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji. Sedangkan C.C. Berg

berpendapat bahwa kata tersebut berasal dari kata shastri yang diambil dari bahasa

India yang berarti orang yang mengetahui kitab suci agama Hindu atau seorang sarjana

ahli kitab suci agama Hindu. Chatuverdi dan Tiwari mengatakan bahwa kata santri

berasal dari kata shastra yang berarti buku-buku suci (buku-buku agama) atau buku-

buku tentang ilmu pengetahuan.14

Adanya kaitan istilah santri yang dipergunakan setelah datangnya agama

Islam dengan istilah yang dipergunakan sebelum kedatangan Islam adalah suatu hal

yang wajar terjadi. Sebab seperti telah dimaklumi bahwa sebelum Islam masuk ke

Indonesia, masyarakat Indonesia telah menganut beraneka ragam agama dan

kepercayaan, termasuk di antaranya agama Hindu. Dengan demikian dapat saja terjadi

istilah santri itu telah dikenal di kalangan masyarakat Indonesia sebelum kedatangan

13

Imron Arifin, Kepemimpinan Kyai: Pondok Pesantren Tebuireng (Malang:

Kalimasahada Press, 1993), hlm. 3 14

Dhofier, Zamakhsyari Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai

(Jakarta: LP3ES, 1994), hlm. 18.

Page 38: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

23

Islam. Bahkan sebagian ada juga yang menyamakan tempat pendidikan itu dengan

agama Budha dari segi bentuk asrama.15

M. Qamar mendefinisikan Pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan agama

Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar, dengan sistem asrama (komplek)

di mana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau

madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari Leadership seorang atau

beberapa orang kyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharismatik serta independent

dalam segala hal.16

Biasanya seorang tamatan pesantren tertentu dan ia berhasil menjadi tokoh di

daerah asalnya, akan berperan sebagai perantara aktif antara masyarakat yang

dipimpinnya dengan pesantren tempat dahulu ia belajar. Misalnya sambil

bersilaturrahmi kepada kyai yang telah mendewasakan ilmunya, seringkali bekas

santri tersebut membawa serta calon santri baru, bahkan dana atau sumbangan

material yang lain. Dengan hubungan yang seerat ini, lagi-lagi akan menjadi

pendukung yang tangguh bagi kelanjutan hidup pesantren tersebut

Sebagai lembaga pendidikan yang dikelola seutuhnya oleh kyai dan santri,

keberadaan Pesantren pada dasarnya berbeda di berbagai tempat dalam kegiatan

maupun bentuknya. Meski demikian, secara umum dapat dilihat adanya pola yang

sama pada Pesantren. Zamakhsyari Dhofier menyebutkan lima elemen dasar yang

15

Haidar Putra Daulay, Historisitas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah, dan Madrasah,

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001), hlm. 8 16

Mujamil Qamar, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi

Institusi, (Jakarta: Erlangga, 2005), hlm. 2

Page 39: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

24

harus ada dalam Pesantren, yaitu : pondok, masjid, santri, kyai, kitab pokok

pengajaran17

a) Pondok,

Pondok sebagai asrama santri merupakan syarat pokok suatu pesantren, oleh

karena itu sebutan untuk lembaga semacam ini terkenal dengan nama “pondok

pesantren’’. Ada beberapa alasan pokok pentingnya unsur pondok dalam suatu

pesantren:

pertama,banyaknya santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk menuntut

ilmu kepada seorang kyai yang termashur. Kedua, adanya hubungan timbal balik

antara kyai dan santri. Ketiga,suasana belajar santri dan perilaku kehidupan santri

dapat diawasi dan dibimbing oleh kyai. Sehingga penanaman nilai-nilai pengamalan

terhadap ilmu-ilmu yang diperoleh dalam setiap proses belajar yang diikutinya. Santri

dapat dikondisikan dalam suasana belajar sepanjang hari dan malam, sehingga waktu-

waktu yang dipergunakan santri tidak ada yang terbuang secara percuma

b) masjid, sebagai sentral peribadatan dan pendidikan Islam

Masjid merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dengan pesantren dan

dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama

dalam praktik shalat, khutbah, dan shalat jum’at, dan juga pengajaran kitab-kitab

islam klasik. Dalam konteks pesantren, masjid dan kyai adalah dua hal yang memiliki

17

Dhofier, Zamakhsyari, Op.Cit., hlm. 68.

Page 40: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

25

keterkaitan erat satu dengan yang lainnya. Masjid digunakan oleh kyai sebagai pusat

kegiatan.

Secara historis, masjid adalah lembaga pendidikan islam yang telah ada sejak

zaman Nabi Muhammad Saw. Di masa itu, masjid bukan saja sebagai pusat

pendidikan dan pengajaran, tetapi juga sebagai pusat kegiatan lainnya

c) santri, sebagai peserta didik

Santri juga sebagai unsur penting dalam pesantren, kyai tanpa santri ibarat raja

tanpa rakyat. Santri adalah orang yang sedang mengeyam pendidikan agama di

pesantren. Selama menimba ilmu di pesantren, ia juga akan ditanamkan nilai-nilai

yang akan membentuk karakter santri, nilai-nilai itu tercermin dalam panca jiwa yang

dimiliki semua santri yaitu: keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah

islamiyah dan kebebasan.

Dalam tradisi pesantren dapat ditemukan dua macam status santri, yaitu santri

mukim dan santri kalong. Yang dimaksud dengan santri mukim adalah murid-murid

yang berasal dari daerah yang jauh dan karena itu memiliki probabilitas yang tinggi

untuk menetap didalam kompleks pesantren. Biasanya santri mukim inilah yang akan

tinggal di pesantren dalam waktu yang lama. Adapun yang dimaksud dengan santri

kalong adalah mereka yang berasal dari sekeliling pesantren. Mereka ini memiliki

rumah yang letaknya tidak jauh dari pesantren.

Santri di pesantren mengemban amanah untuk belajar mendalami ajaran

agama (tafaqquh fiddin) guna memperoleh bekal ilmu yang mencukupi sebagai

modal untuk berjuang menyebarkan ajaran agama islam

Page 41: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

26

d) kyai, sebagai pemimpin dan pengajar di Pesantren; dan

Kyai menduduki posisi strategis dan peran sentral dalam kehidupan suatu

pesantren. Posisi sentral mereka terkait dengan kedudukannya sebagai orang yang

terdidik, alim, dan memiliki kemampuan mengenai agama dan ekonomi yang

memadai di tengah pondok pesantren. Kyai tidak hanya mengajar dan mendidik

santri, lebih dari itu ia mengatur kehidupan ekonomi, rohani, mobilitas dan seluruh

lalu lintas kegiatan dalam pesantren.

Keberadaan pesantren tidak bisa dilepaskan dari kyai, ia yang memberi

landasan system, tempat dimana ia mengembangkan ajaran dan pengaruhnya melalui

pengajaran. Kyai hanya bertugas sebagai dewan penasehat pesantren atau juga

mengajar kepada santri dalam mata pelajaran tertentu dalam alokasi waktu yang

terbatas.

e) pengajaran kitab-kitab Islam klasik (kitab kuning).

Secara sederhana kitab-kitab islam klasik yang berbahasa Arab dan ditulis

menggunakan aksara arab, dan dapat dipahami sebagai kitab kuning atau kitab

gundul. Kitab-kitab ini biasanya mempunyai format tersendiri yang di tulis diatas

kertas berwarna kekuning-kuningan. Akan tetapi, Azra menambahkan bahwa kitab

kuning tidak hanya menggunakan bahasa Arab, tetapi juga bahasa lokal (daerah),

seperti: melayu, jawa, dan bahasa lokal lainnya di Indonesia dengan menggunakan

aksara arab. Dengan demikian, selain ditulis oleh ulama di timur tengah, juga ditulis

oleh ulama Indonesia sendiri. Kitab kuning ini sering kali dijadikan pembeda antara

kaum tradisionalis dengan modernis.

Page 42: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

27

Saat ini, meskipun pesantren kebanyakan meng-akomodasi sejumlah mata

pelajaran umum untuk diajarkan di pesantren, tetapi pengajaran kitab-kitab islam

klasik tetap diberikan sebagai upaya untuk meneruskan tujuan utama pesantren yaitu

mendidik calon-calon ulama yang setia kepada paham islam tradisional. Yang

dimaksud paham tradisional disini merujuk kepada kitab-kitab islam klasik karangan

ulama yang beraliran syafi’iyah. Dalam kaitan ini, kitab-kitab islam klasik yang

diajarkan di pesantren dapat di golongkan kedalam delapan kelompok, yaitu: nahwu

dan shorrof, fiqih, ushul fiqh, hadist, tafsir, tauhid, tasawwuf, serta cabang-cabang

lain seperti tarikh dan balaghah

Saat sekarang pengertian yang populer dari Pesantren adalah suatu lembaga

pendidikan Islam di Indonesia yang bertujuan untuk mendalami ilmu agama Islam

dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian (tafaqquh fi al-din) dengan

menekankan pentingnya moral dalam hidup bermasyarakat. Orientasi dan tujuan

didirikannya Pesantren adalah memberikan pendidikan dan pengajaran keagamaan.

Pengajaran-pengajaran yang diberikan di Pesantren itu mengenai ilmuilmu agama

dalam segala macam bidangnya, seperti tauhid, fiqh, ushul fiqh, tafsir, hadits, akhlak,

tasawuf, bahasa Arab, dan sebagainya. Diharapkan seorang santri yang keluar dari

Pesantren telah memahami beraneka ragam mata pelajaran agama dengan

kemampuan merujuk kepada kitab-kitab Islam klasik.18

18

Haidar Putra Daulay, Op.Cit., hlm. 9

Page 43: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

28

Jadi, yang dimaksud dengan Pondok Pesantren adalah suatu lembaga

pendidikan Islam dengan menetap dalam asrama (Pondok) dengan seorang kyai, tuan

guru sebagai tokoh utama dan masjid sebagai pusat lembaga dan menampung peserta

didik (santri), yang belajar untuk memperdalami suatu ilmu agama Islam.

Selanjutnya beberapa karakteristik Pesantren secara umum dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a) Pesantren tidak menggunakan batasan umur bagi santri-santri;

b) Pesantren tidak menerapkan batas waktu pendidikan, karena sistem

pendidikan di Pesantren bersifat pendidikan seumur hidup (life-long

education);

c) santri di Pesantren tidak diklasifikasikan dalam jenjang-jenjang menurut

kelompok usia, sehingga siapa pun di antara masyarakat yang ingin belajar

dapat menjadi santri;

d) santri boleh bermukim di Pesantren sampai kapan pun atau bahkan

bermukim di situ selamanya; dan

e) Pesantren pun tidak memiliki peraturan administrasi yang tetap. Kyai

mempunyai wewenang penuh untuk menentukan kebijaksanaan dalam

Pesantren, baik mengenai tata tertib maupun sistem pendidikannya, termasuk

menentukan materi/silabus pendidikan dan metode pengajarannya.19

Hal yang penting untuk diingat adalah bahwa Pondok Pesantren memiliki

program pendidikan yang disusun sendiri (mandiri) di mana program ini mengandung

proses pendidikan formal, maupun non formal yang berlangsung sepanjang hari dalam

satu pengkondisian di asrama. Sehingga dari sini dapat dipahami bahwa Pondok

Pesantren secara institusi atau kelembagaan dikembangkan untuk mengefektifkan

dampaknya, Pondok Pesantren bukan saja sebagai tempat belajar melainkan

19

Imron Arifin, op.cit., hlm. 4

Page 44: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

29

merupakan proses hidup itu sendiri, pembentukan watak dan pengembangan sumber

daya.20

2. Klasifikasi Pondok Pesantren Berdasarkan perkembangannya,

Pesantren dapat diklasifikasikan kepada empat jenis, yaitu:21

Pertama;

Pesantren Salafi (tradisional), yaitu Pesantren yang hanya memberikan materi agama

kepada para santrinya. Tujuan pokok dari Pesantren ini adalah mencetak kader-kader

dai yang akan menyebarkan islam di tengah masyarakatnya. Hal ini sesuai dengan

latar belakang kemunculan Pesantren dalam masyarakat. Sebagaimana dijelaskan

dalam QS. At-Taubah ayat 122 sebagai berikut:

Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan

perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka

beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan

untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali

kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At-Taubah :122)

20

Departemen Agama RI, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah, (Jakarta: Direktorat

Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003), hlm. 83 21

M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan islam (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi

Aksara), 1995, hlm. 243

Page 45: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

30

Pada Pesantren ini, seorang santri hanya dididik dengan ilmu-ilmu agama dan

tidak diperkenankan mengikuti pendidikan formal. Kalaupun ilmu-ilmu itu

diberikan, maka hal itu hanya sebatas pada ilmu yang berhubungan dengan

keterampilan hidup.

Kedua; Pesantren Ribathi, yaitu Pesantren yang mengkombinasikan pemberian

materi agama dengan materi umum. Biasanya, selain tempat pengajian, pada pesntren

ini juga disediakan pendidikan formal yang dapat ditempuh oleh para santrinya.

Tujuan pokok dari Pesantren ini, selain untuk mempersiapkan kader dai, juga

memberikan peluang kepada para santrinya untuk mengikuti pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi. Dengan demikian, kelak mereka diharapkan dapat mengisi posisi-

posisi strategis, baik didalam pemerintahan ataupun di tengah masyarakat.

Ketiga; Pesantren Khalafi (modern), yaitu Pesantren yang didesain dengan

kurikulum yang disusun secara baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Disebut

khalafi, karena adanya berbagai perubahan yang dilakukan baik pada metode maupun

materi pembelajaran. Para santri tidak hanya diberikan materi agama dan umum, tetapi

juga berbagai materi yang berkaitan dengan skill atau vocational (keterampilan).

Keempat; Pesantren Jami‟ i (asrama pelajar dan mahasiswa), yaitu Pesantren

yang memberikan pengajian kepada pelajar atau mahasiswa sebagai suplemen bagi

mereka. Dalam perspektif Pesantren ini, keberhasilan santri dalam belajar di sekolah

Page 46: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

31

formal lebih diutamakan. Oleh karena itu, materi dan waktu pembelajaran di

Pesantren disesuaikan dengan luang waktu pembelajaran disekolah formal.

Keempat jenis Pesantren tersebut, sudah barang tentu memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing. Proses pembelajaran Pesantren salafi lebih menonjol

dalam penguasaan ilmu-ilmu tanzil tetapi lemah dalam penguasaan ilmu-ilmu kauni;

Pesantren ribathi membuka peluang kepada para santrinya untuk menjadi dai dan

penguasaan ilmu kauni dengan mengikuti sekolah formal tetapi frekuensi waktu untuk

penguasaan ilmu-ilmu tanzili menjadi berkurang; Pesantren khalafi lebih menekankan

pembaharuan bagi para santrinya dan berorientasi pada peningkatan skill sehingga

frekuensi waktu untuk penguasaan ilmu-ilmu tanzili menjadi lebih berkurang;

sedangkan proses pembelajaran Pesantren pelajar/mahasiswa sangat tergantung

dengan keluangan dan batas waktu mereka dalam mengikuti pendidikan formal.

Dengan demikian, setiap jenis Pesantren tersebut di atas pada akhirnya akan

menimbulkan kesenjangan dalam penguasaan ilmu, baik ilmu yang bersumber kepada

teks-teks tanziliyyah maupun ilmu yang bersumber kepada teks-teks kauniyyah.

Kesenjangan tersebut dapat dipahami, karena timbul dari orientasi tujuan Pesantren

yang berbeda serta frekuensi waktu yang dialokasikan dalam proses pembelajaran.

3. Peran dan fungsi Pondok Pesantren

Page 47: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

32

Pondok Pesantren memiliki fungsi sebagai lembaga pendidikan dan dakwah

serta lembaga kemasyarakatan yang telah memberikan warna pada daerah pedesaan. Ia

tumbuh dan berkembang bersama warga masyarakatnya sejak berabad-abad. Oleh

karena itu, tidak hanya secara kultural bisa diterima, tapi bahkan telah ikut serta

membentuk dan memberikan gerak serta nilai kehidupan pada masyarakat yang

senantiasa tumbuh dan berkembang, figur kyai dan santri serta perangkat fisik yang

memadai sebuah Pesantren senantiasa dikelilingi oleh sebuah kultur yang bersifat

keagamaan. Kultur tersebut mengatur hubungan antara satu masyarakat dengan

masyarakat yang lain. Latar belakang Pesantren yang paling penting diperhatikan

adalah peranannya sebagai transformasi kultural yang menyeluruh dalam kehidupan

masyarakat yang agamis. Jadi, Pesantren sabagai jawaban terhadap panggilan

keagamaan, untuk menegakkan ajaran dan nilai-nilai agama melalui pendidikan

keagamaan dan pengayoman serta dukungan kepada kelompok-kelompok yang

bersedia menjalankan perintah agama dan mengatur hubungan mereka secara pelan-

pelan. Pesantren berupaya merubah dan mengembangkan tatanan, cara hidup yang

mampu menampilkan sebuah pola kehidupan yang menarik untuk diikuti, meskipun

hal itu sulit untuk diterapkan secara praktis ke dalam masyarakat yang heterogen. Cara

memandang kehidupan sebagai peribadatan, baik meliputi kultur keagamaan murni

maupun kegairahan untuk melakukan pengabdian pada masyarakat. Kecintaan

mendalam dan penghormatan terhadap peribadatan dan pengabdian untuk masyarakat

itu diletakkan. Kesanggupan untuk memberikan pengorbanan apapu bagi kepentingan

masyarakat pendukungnya. Dari penjabaran di atas, fungsi Pesantren jelas tidak hanya

Page 48: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

33

sebagai lembaga pendidikan saja, melainkan juga berfungsi sebagai lembaga sosial

dan penyiaran agama.22

Secara rinci fungsi Pesantren dapat dijelaskan sebagai berikut:

(a) Sebagai Lembaga Pendidikan

Sebagai lembaga pendidikan Pesantren ikut bertanggung jawab terhadap

proses pencerdasan kehidupan bangsa secara integral. Sedangkan secara khusus

Pesantren bertanggung jawab terhadap kelangsungan tardisi keagamaan dalam

kehidupan masyarakat. Dalam kaitannya dengan dua hal tersebut Pesantren memilih

model tersendiri yang dirasa mendukung secara penuh tujuan dan hakekat pendidikan

manusia itu sendiri, yaitu membentuk manusia mukmin sejati yang memiliki kualitas

moral dan intelektual secara seimbang. Untuk mewujudkan hal tersebut Pesantren

menyelenggarakan pendidikan formal (madrasah, sekolah umum, dan perguruan

tinggi), dan pendidikan formal yang secara khusus mengajarkan agama yang sangat

kuat dipengaruhi oleh pikiran ulama‟ fiqih, hadits, tafsir, tauhid, dan tasawuf,

bahasa Aran (nahwu, sharaf, balaqhod dan tajwid), mantik dan akhlaq. Sebagai

lembaga pendidikan, Pesantren ikut bertanggung jawab terhadap proses pencerdasan

bangsa secara keseluruhan, sedangkan secara khusus Pesantren bertanggung jawab

atas tradisi keagamaan (Islam) dalam arti yang seluas-luasnya. Dari titik pandang ini,

Pesantren memilih model tersendiri yang dirasa mendukung secara penuh tujuan dan

22

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: Indonesia-Netherlands

Cooperation in Islamic Studies, 1994), hlm. 59

Page 49: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

34

hakekat pendidikan manusia itu sendiri, yaitu membentuk manusia mukmin sejati

yang memiliki kualitas moral dan intelektual.

(b) Sebagai Lembaga Sosial

Sebagai lembaga sosial, Pesantren menampung anak dari segala lapisan

masyarakat muslim tanpa membedak-bedakan tingkat sosial ekonomi orang tuanya.

Biaya hidup di Pesantren relatif lebih murah daripada di luar Pesantren, sebab

biasanya para santri mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dengan jalan patungan

atau masak bersama, bahkan ada diantara mereka yang gratis, terutama bagi anak-anak

yang kurang mampu atau yatim piatu. Beberapa di antara calon santri sengaja datang

ke Pesantren untuk mengabdikan dirinya pada kyai dan Pesantren, juga banyak dari

para orang tua mengirimkan anaknya ke Pesantren untuk diasuh, sebab mereka

percaya tidak mungkin kyai akan menyesatkannya, bahkan sebaliknya dengan berkah

kyai anak akan menjadi orang baik nantinya. Di samping itu juga banyak anak-anak

nakal yang memiliki perilaku menyimpang dikirimkan ke Pesantren oleh orang tuanya

dengan harapan anak tersebut akan sembuh dari kenakalannya. Sebagai lembaga

sosial, Pesantren ditandai dengan adanya kesibukan akan kedatangan para tamu dari

masyarakat, kedatangan mereka adalah untuk bersilaturohim, berkonsultasi, minta

nasihat, “doa” berobat, dan minta semacam jimat untuk menangkal gangguan. Mereka

datang dengan membawa berbagai macam masalah kahidupan seperti menjodohkan

anak, kelahiran, sekolah, mencari kerja, mengurus rumah tangga, kematian, warisan,

karir, jabatan, maupun masalah yang berkaitan dengan pembangunan masyarakat dan

Page 50: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

35

pelayanan kepentingan umum. Dari fungsi sosial itu pesantren nampak sebagai sumber

solusi, dan acuan dinamis masyarakat.juga sebagai lembaga inspirato (penggerak) bagi

kemajuan pembangunan masyarakat.

(c) Sebagai Lembaga Penyiaran Agama (Lembaga Dakwah)

Sebagaimana kita ketahui bahwa semenjak berdirinya Pesantren adalah

merupakan pusat penyebaran agama Islam baik dalam masalah aqidah atau sari‟ ah di

Indonesia. Fungsi Pesantren sebagai penyiaran agama (lembaga dakwah) terlihat dari

elemen pokok Pesantren itu sendiri yakni masjid Pesantren, yang dalam

operasionalnya juga berfungsi sebagai masjid umum, yaitu sebagai tempat belajar

agama dan ibadah masyarakat umum. Masjid Pesantren sering dipakai untuk

menyelenggarakan majlis ta‟ lim (pengajian) diskusi-diskusi keagamaan dan

sebagainya oleh masyarakat umum. Dalam hal ini masyarakat sekaligus menjadi

jamaah untuk menimba ilmu-ilmu agama dalam setiap kegiatannya mengikuti kegiatan

yang diselenggarakan masjid Pesantren, ini membuktikan bahwa keberadaan

Pesantren secara tidak langsung membwa perubuatan positif terhadap masyarakat,

sebab dari kegiatan yang, diselenggarakan Pesantren baik itu shalat jamaah, pengajian

dan sebagainya, menjadikan masyarakat dapat mengenal secara lebih dekat ajaran-

ajaran agama Islam untuk selanjutnya mereka pegang dan amalkan dalam kehidupan

sehari-hari.23

4. Peran kyai dalam pondok pesantren

23

Mastuhu, op.cit., hlm. 61

Page 51: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

36

Menurut KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dikutip oleh Zulfi

Mubaraq bahwa istilah kyai / kiai / kiyai adalah dunia yang penuh dengan kerumitan,

apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda.Karenanya sangat sulit untuk

melakukan generalisasi atas kelompok ulama tradisional yang ada di masyarakat

bangsa kita ini.24

Menurut asal-usulnya, perkataan kyai dalam bahasa Jawa dipakai

untuk tiga jenis gelar yang saling berbeda, yaitu :

a. Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat,

misalnya “Kiai Garuda Kencana”, dipakai untuk kereta emas yang ada di

Keraton Yogyakarta.

b. Gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya.

c. Gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang

memiliki atau menjadi pimpinan pondok pesantren dan mengajar kitab-kitab

Islam kepada para santrinya. Selain itu gelar kyai juga sering digunakan untuk

menyebut seseorang alim (orang yang dalam pengetahuan agama Islamnya).25

Gelar kyai, kiai atau kiyai semakin membudaya di Indonesia yang sangat

diidentikkan dengan agama Islam. Di tengah perkembangan masyarakat Indonesia,

pada umumnya dijumpai beberapa gelar atau sebutan yang diperuntukkan bagi ulama,

misalnya: di daerah Jawa Barat (Sunda) orang menyebutnya “Ajengan”, di wilayah

Sumatera Barat disebut “Buya”, di daerah Aceh dikenal dengan panggilan “Tengku”,

di Sulawesi Selatan dipanggil dengan nama “Tofanrita”, di daerah Madura disebut

24

Mubaraq , Zulfi, Konspirasi Politik Elit Tradisional di Era Reformasi, (Yogyakarta: Aditya

Media, 2006), hlm. 35. 25

Ibid, hlm 36

Page 52: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

37

dengan “Nun” atau “Bindereh” yang disingkat “Ra”, dan di Lombok atau seputar

wilayah Nusa Tenggara orang memanggilnya dengan “Tuan Guru”.26

Keberadaan seorang kyai dalam sebuah pesantren adalah laksana jantung bagi

kehidupan manusia. Begitu urgen dan esensialnya kedudukan kyai, karena dialah

perintis, pendiri, pengelola, pengasuh, pemimpin, dan terkadang juga pemilik tunggal

sebuah pesantren. Itulah sebabnya, banyak pesantren yang kemudian merosot

pamornya atau bahkan bubar, lantaran ditinggal wafat kyainya, sementara dia tidak

memiliki keturunan yang dapat meneruskan pondok pesantrennya atau jika pun ada

yang menggantikan namun tidak sepopuler kyai yang terdahulu.27

Kyai seringkali mempunyai kekuasaan yang mutlak atau absolut dalam sebuah

pesantren. Berjalan atau tidaknya kegiatan apapun disitu, tergantung pada izin dan restu

kyai. Untuk menjalankan kepemimpinannya, unsur kewibawaan memegang peranan

penting. Kyai adalah seorang tokoh berwibawa baik dihadapan para ustadz yang menjadi

pelaksana kebijakannya, dihadapan santri apalagi, bahkan juga sering dihadapan istri dan

anak-anaknya. Ketaatan mereka yang penuh dan tulus kepada kyai, sering bukan karena

paksaan, tetapi didasari oleh motivasi kesopanan, mengharapkan barokah, dan tentu saja

demi memenuhi ajaran Islam yang menyuruh hormat kepada guru dan orang tua pada

umumnya.

Seorang kyai biasanya dipandang sebagai sesepuh, figur yang dituakan.

Karenanya selain ia berperan sebagai pemberi nasehat dalam berbagai aspek dan

26

Dirdjosanjoto, Pradjarta, Memelihara Umat, Kyai Pesantren-Kyai Langgar Di Jawa,

(Yogyakarta: LKiS Yogya 1999), hlm. 29. 27

Imam Bawani, Tradisionalisme Dalam Pendidikan Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1990),

hlm. 90.

Page 53: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

38

persoalan kehidupan, juga ada kalanya dikenal memiliki keahlian dalam hal pengobatan.

Kadangkala juga dikenal sebagai tokoh kunci yang kata-kata dan keputusannya dipegang

teguh kalangan tertentu, lebih dari kepatuhan mereka terhadap pemimpin formal

sekalipun.

Ciri khas lain, bisa dilihat dari kedudukan kyai sebagai pemimpin tunggal dan

pemegang otoritas tertinggi di lingkungan pesantren tradisional pada umumnya.

Kecenderungan semacam ini, orang menghubungkannya dengan tradisi raja-raja pada

masa lalu, yang ditangannyalah puncak kekuasaan, sekaligus pemilik kata akhir bagi

setiap kebijakan. Di lingkungan pesantren modern, yang telah mengembangkan

sistem kepemimpinan kolektif dengan perangkat organisasi dan manajemen mutakhir,

jelas tidak lagi ditemukan gambaran semacam itu.

Jika dicermati lebih lanjut, terlihat bahwa pengaruh utama kyai terhadap

kehidupan masyarakat terletak pada hubungan perorangan dengan menembus segala

hambatan sebagai akibat perbedaan strata di tengah-tengah masyarakat. Bagi anggota

masyarakat luar, pola kehidupan kyai dan pondok pesantrennya merupakan gambaran

ideal dan tidak mungkin dapat direalisasi dalam kehidupan masyarakat tersebut.28

Karena demikian besar kekuasaan dan pengaruh seorang kyai atas para santrinya,

maka santri akan merasa senantiasa ada keterkaitan yang mendalam terhadap kyai

dalam gerak langkahnya, yang secara berangsur akan menjadi sumber inspirasi dalam

kehidupan pribadinya. Secara umum kyai memiliki wewenang penuh di dalam

28

Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islami, Kyai & Pesantren, (Yogyakarta: ELSAQ Press, cet.

I, 2007), hlm. 199

Page 54: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

39

membawa perjalanan pesantren untuk diarahkan kepada suatu tujuan yang telah

digariskan. Oleh sebab itu proses penyelenggaraan pondok pesantren pun sangat

tergantung kepada kyai untuk mengaturnya. Walaupun demikian, biasanya

operasional pondok pesantren tetap dilakukan oleh para guru atau para

pembantunya.29

C. Pemilihan umum

1. Pengertian pemilihan umum

Pemilu adalah salah satu ciri yang harus ada pada Negara demokrasi.30

Dengan demikian pemilu merupakan sarana yang penting untuk rakyat dalam

kehidupan bernegara, yaitu dengan jalan memilih wakil-wakilnya yang pada

gilirannya akan mengendalikan roda pemerintahan.Hasil pemilihan umum yang

diselengarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan berpendapat dan

kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan dengan cukup akurat mencerminkan

aspirasi dan partisipasi masyarakat.31

Menurut Harris G.Warren, yang dikutip oleh Ramlan Surbakti, pemilu adalah

kesempatan bagi para warga negara untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah dan

memutuskan apakah yang mereka inginkan untuk dikerjakan oleh pemerintah. Dan

dalam membuat keputusannya itu para warga negara menentukan apakah sebenarnya

yang mereka inginkan untuk dimiliki.32

29

Mubaraq Zulfi, Op.Cit, hlm. 46 30

Hasbi Umar, “Paradigma Baru Demokrasi di Indonesia: Pendekatan terhadap Pemilu

DPR/DPRD, Jurnal Innovatio Vol.VII, No.14 Edisi Juli-September 2008, hlm. 315 31

Miriam Budirjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik. (Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 2008),

hlm. 461. 32

Ramlan Surbakti. Memahami Ilmu Politik. (Jakarta : PT.Grasindo, 1992), hlm. 15

Page 55: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

40

Sedangkan menurut A.Sudiharto, pemilu adalah sarana demokrasi yang

penting dan merupakan perwujudan yang nyata untuk keikut sertaan rakyat dalam

kehidupan kenegaraan.33

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa pemilu

merupakan suatu cara menentukan wakil-wakil yang akan menjalankan roda

pemerintahan dimana pelaksanaan pemilu harus disertai dengan kebebasan dalam arti

tidak mendapat pengaruh maupun tekanan dari pihak manapun juga. Semakin tinggi

tingkat kebebasan dalam pelaksanaan pemilu maka semakin baik pula

penyelenggaraan pemilu. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah tingkat

kebebasan maka semakin buruk pula penyelenggaraan pemilu. Hal ini menimbulkan

anggapan yang menyatakan bahwa semakin banyak rakyat yang ikut pemilu maka

dapat dikatakan pula semakin tinggi kadar demokrasi yang terdapat dalam

menyelenggarakan pemilu.

2. Tujuan pemilihan umum

Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum, yang antara lain memberikan

amanat untuk penyelenggaraan pemilu yang didasarkan pada prinsip bahwa pemilu

merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam rangka keikutsertaan

rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Pemilu bukan hanya bertujuan

untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk dalam lembaga

33

Ibid

Page 56: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

41

Permusyawaratan/perwakilan, melainkan juga merupakan suatu sarana untuk

mewujudkan penyusunan tata kehidupan negara yang dijiwai semangat Pancasila dan

UUD NRI 1945.

Pemilu di Indonesia menggunakan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan

adil

a. Langsung artinya sebagai pemilih mempunyai hak memberikan suaranya

secara langsung dengan kehendak hati nuraninya tanpa perantara;

b. Umum artinya pemilu berlaku bagi semua warga negara;

c. Bebas artinya setiap hak pilih bebas menentukan siapapun yang akan dipilih

untuk mengemban aspirasinya tanpa ada paksaan, dan tekanan dari siapapun;

d. Rahasia artinya pemilih dijamin kerahasiaan pilihannya;

e. Jujur artinyasemua pihak yang terkait dengan pemilu harus bersikap dan

bertindak jujur sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku;

f. Adil artinya dalam penyelenggaraan pemilu setiap pemilih dan peserta pemilu

mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan pihak manapun.34

Secara umum tujuan pemilihan umum adalah:

a. Melaksanakan kedaulatan rakyat;

b. Sebagai perwujudan hak asas politik rakyat;

c. Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga legislatif serta

memilih Presiden dan wakil Presiden;

d. Melaksanakan pergantian personel pemerintahan secara aman, damai, dan

tertib;

e. Menjamin kesinambungan pembangunan nasional.35

Menurut Ramlan Surbakti, kegiatan pemilihan umum dalam Negara demokrasi

berkedudukan sebagai:

a. Mekanisme untuk menyeleksi para pemimpin dan alternative kebijakan umum

34

Di akses melalui http://www.kpu.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=39

(7 Januari 2018) 35

Ibid

Page 57: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

42

b. Mekanisme untuk memindahkan konflik kepentingan dari masyarakat ke

lembaga-lembaga perwakilan melalui wakil rakyat yang terpilih, sehingga

integrasi masyarakat tetap terjaga;

c. Sarana untuk memobilisasikan dukungan rakyat terhadap Negara dan

pemerintahan dengan jalan ikut serta dalam proses politik;36

3. Kampanye dalam pemilihan umum

Menurut Rise and Paisley seperti dikutip oleh Antar Venus dalam buku

Manajemen Kampanye, kampanye adalah keinginan seseorang untuk mempengaruhi

opini individu dan publik, kepercayaan, tingkah laku, minat serta keinginan audiensi

dengan daya tarik komunikator yang sekaligus komunikatif.37

Sedangkan Dan

Nimmo mengartikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang

terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak

yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.38

Sedangkan menurut Budi Setiyono, Kampanye adalah sebuah tindakan doktet

bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh

peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian

suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga

dilakukan guna memengaruhi, penghambatan, pembelokan pecapaian.39

36

Ramlan Surbakti, Op.Cit, hlm.21. 37

Antar Venus. Manajemen Kampanye.( Jakarta : PT Gramedia Utama, 2004), hlm.8 38

Ibid 39

Budi Setiyono dan RTS Masli, Iklan dan Politik: Menjaring Suara Dalam Pemilihan

Umum, (Jakarta : AdGoal Com, 2008), hlm. 56

Page 58: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

43

Secara ringkas, kampanye khususnya yang dilakukan dengan tujuan

memenangkan pemilihan umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pasangan

calon dan atau tim kampanye/pelaksana kampanye/petugas kampanye untuk

meyakinkan para pemilih dalam rangka mendapatkan dukungan sebesar-besarnya,

dengan menawarkan visi, misi,dan program pasangan calon secara lisan atau tertulis

kepada masyarakat yang dilakukan dalam waktu yang telah ditetukan oleh komisi

pemilihan umum.

Kampanye berusaha untuk mendorong para pemberi suara menuju ke tempat

pemilihan untuk memberikan suara kepada sang calon. Kampanye dilakukan dalam

pemilihan umum agar suara yang diperoleh merupak suara seluruh masyarakat. Untuk

meraih sebanyak mungkin pemilih, kandidat perlu melakukan smart campaign atau

setidaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Model kampanye terbaik adalah sepanjang usia. Asumsinya adalah menjadi

orang baik, sehingga orang tersebut akan dipercaya ketika membutuhkan

dukungan.

2. Kampanye terbaik adalah mengemukakan citra sosial dan figur diri di depan

publik. Dengan demikian publik akan mengerti karakter orang tersebut dan

jika perlu sampai sedetil-detilnya (emotional feelings candidate image)

3. Praktik kampanye terbaik adalah jika melalui inducement atau bujukan yang

dapat ditempuh dengan menyampaikan gagasan dari orang ke orang atau dari

rumah ke rumah. Cara ini harus diimbangi dengan penguatan strategi serta

rasionalisasi.40

40

Ibid

Page 59: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

44

BAB III

PROFIL PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA 06 DAN

PENERAPAN DEMOKRASI

A. Pondok Pesantren Miftahul Huda

1. Profil pondok pesantren

Pondok pesantren miftahul huda merupakan salah satu pondok pesantren

salafi yang ada di Indonesia. Sebagaimana pondok pesantren salafi yang lainnya,

pondok pesantren miftahul huda juga menjadikan kitab kuning atau kitab kuno

sebagai objek kajiannya.

Pondok pesantren Miftahul Huda 06 yang beralamat di jl. Rahmat Syatori,

no. 92 desa Sukapura, kecamatan Sumberjaya kabupaten Lampung Barat dipimpin

oleh seorang kiyai yang bernama ky. Babussalam Asysya‟roni. Pondok pesantren

ini merupakan cabang dari pondok pesantren Miftahul Huda yang berada di desa

Manonjaya, kecamatan Tasikmalaya, Jawa Barat.

2. Sejarah singkat pondok pesantren

Pondok pesantren Miftahul Huda 06 didirikan pada tanggal 1 muharam

1420 H yang bertepatan dengan tahun 1999 Masehi. Pada saat didirikan oleh Ky.

Babussalam Asysya‟roni, pondok pesantren ini hanya memiliki 50 orang santri

lokal yang berasal dari sekitar daerah Sukapura, daerah tempat pondok pesantren

Miftahul Huda 06 didirikan. Pendirian pondok pesantren ini difasilitasi dengan 12

“kobong” atau kamar yang menjadi tempat tinggal santri. 12 kobong tersebut ada

dalam dua gedung, dimana satu gedung merupakan tempat tinggal santri putra dan

gedung yang satu lagi merupakan kobong putri. 2 gedung tersebut diberi nama

Page 60: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

45

asrama As-salam yang berisi 6 kobong (kamar) santri putri, dan asrama Ashabul

Kahfi yang berisi 6 kobong (kamar) santri putra.

Kemudian seiring bertambahnya santri yang mengaji di pondok pesantren

Miftahul Huda 06, pada tahun 2013 dilakukan penambahan kobong. Penambahan

tersebut menjadikan asrama As-salam memiliki 15 kobong, dan asrama Ashabul

Kahfi memiliki 10 kobong. Selain penambahan kobong, pada tahun tersebut juga

dilakukan penambahan asrama, yang menjadikan pondok pesantren miftahul huda

memiliki 4 asrama yaitu asrama As-salam dengan 15 kobong, asrama ashabul

kahfi dengan 10 kobong, asrama Alawiyatul Huda dengan 15 kobong dan asrama

Salman Alfarizi dengan dengan 12 kobong.1

Saat ini apondok pesantren Miftahul Huda 06 memiliki 397 santri yang

terdiri dari 253 santri perempuan144 santri laki-laki.2

3. Struktur kelembagaan pondok pesantren Miftahul Huda 06

Pimpinan pondok pesantren :Ky. Babussalam Asysya‟roni

Rois :M. zaini Dahlan

Sekretaris : Arif Rahman

Bendahara : Syarif Abdurrohman.

Koordinator pendidikan : M. Alki Hasan

Kordinator keamanan : A. rifai

Kordinator asrama As-Salam : Lili Aliyah

Kordinator asrama alawiyatul huda :Suciyati

Kordinator asrama Salman Al-Farizi : Sujana

1 Dokumen pondok pesantren Miftahul Huda 06, dicatat pada 4 februari 2018

2 Dokumen pondok pesantren Miftahul Huda 06, dicatat pada 4 februari 2018

Page 61: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

46

Kordinator asrama Salman Ashabul Kahfi : Al Muqtadir3

4. Visi dan misi pondok pesantren miftahul huda 06

Visi :

menciptakan generasi yang bersikaf ta‟muruunabilma‟ruuf wa tanhauna

„anilmunkar.

Misi :

a. Mencetak 'Ulama'ul 'Amilin (Ulama yang mengamalkan Ilmu)

Ini merupakan tujuan puncak dan menjadi target dan harapan seluruh

pemangku Pesantren Miftahul Huda 06. Namun pondok pesantren menyadari

bahwa misi ini tidak mungkin terkabul oleh seluruh para santrinya, oleh

karenanya bila tujuan ini tidak kesampaian maka diharapkan misi yang kedua

dapat terkabulkan.

b. Mencetak Imamal Muttaqin (Sponsor manusia untuk bertaqwa)

Bahwa siapapun dapat menjadi sponsor yang aktif mendukung dalam

menciptakan manusia-manusia yang muttaqin, maka pondok pesantren miftahul

huda 06 mengharapka santrinya dapat menjadi pendorong masyarakat untuk

bertaqwa kepada Allah, karena tidak semua orang punya kemampuan memimpin

dan mengajak orang lain untuk bertaqwa, maka paling tidak lulusan Pesantren

Miftahul Huda dapat menghasilkan misi berikutnya.

3 Ibid

Page 62: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

47

c. Mencetak pribadi yang Muttaqin.

Diharapkan lulusan Pesantren Miftahul Huda atau bahkan yang tidak lulus

pun dapat memiliki bekal ketaqwaan dalam pribadinya4

5. Fasilitas pondok pesantren

Fasilitas yang dimiliki oleh pondok pesantren Miftahul Huda 06 untuk

menunjang kegiatan belajar dan mengajar di pondok pesantren tersebut adalah

sebuah masjid yang bernama masjid Jami‟ Al-Khairiyah. Masjid ini berada

ditengah-tengah pondok pesantren Miftahul Huda 06. Masjid jami‟ Al-Khairiyah

selain digunakan sebagai tempat beribadah santri dan warga masyarakat disekitar

pondok pesantren, masjid Jami‟ Al-Khairiyah juga digunakan sebagai tempat

mengaji dan setoran hafalan oleh santri. Masjid Jami‟ Al-Khairiyah dilengkapi

dengan perangkat pendingin ruangan berupa kipas angin dan tempat wudhu serta

wc yang digunakan untuk bersuci sebelum memasuki Masjid.

Mobil pick up

Selain masjid, fasilitas yang dimiliki oleh pondok pesantren Miftahul Huda

06 adalah 1 unit mobil pick-up. Mobil ini digunakan sebagai sarana transportasi

untuk mengangkut bahan makanan yang akan dimasak dan dikonsumsi oleh

santriwan dan santriwati Miftahul Huda 06. Selain untuk kepentingan pokok

tersebut, mobil ini juga disewakan kepada masyarakat yang membutuhkan jasa

angkutan, dimana hasil sewa ini dimasukkan sebagai tambahan kas pondok

pesantren yang kelak akan digunakan sebagai dana operasional pondok pesantren.

4 Dokumen pondok pesantren Miftahul Huda 06.

Page 63: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

48

Depot air minum isi ulang

Depot air minum juga menjadi salah satu fasilitas dan media penambah uang

kas pondok pesantren. Depot air minum ini digunakan sebagai sumber air minum

bagi para santri secara gratis, namun jika masyarakat sekitar yang menggunakan

akan dikenakan biaya sebesar 3000 rupiah setiap satu galon airnya. Menurut

pimpinan pondok pesantren Miftahul Huda, depot air minum ini didirikan dengan

dana kas pesantren. Depot air minum dijadikan sebagai pilihan pemanfaatan dana

pesantren karena memiliki peluang berkembang yang cukup bagus. Dimana

daerah Sukapura yang enjadi tempat berdirinya pondok pesantren Miftahul Huda

06 masih sangat jarang orang yang memiliki usaha depot air minum. Pada saat

didirikan depot air minum dipondok pesantren Miftahul Huda hingga saat penulis

melakukan penelitian, hanya terdapat 2 depot air minum. Sedangkan kebutuhan

air minum merupakan ebutuhan yang tidak pernah terhenti, sehingga pemanfaatan

dana kas pesantren kepada usaha depot air minum merupakan pemanfaatan usaha

yang cukup menjanjikan bagi pondok pesantren, selain bernilai ekonomi, depot air

minm juga dapat menunjang kebutuhan air minum bagi para santri di ponok

pesantren Miftahul Huda 06.

Koperasi santri

Para santri dan ustadz yang ada dipondok pesantren Miftahul Huda 06

adalah manusia biasa yang asih memerlukan kebutuhan ekonomi untuk kehidupan

mereka sehari-hari. Sebagai solusi perekonomian sehari-hari santri dan ustadz,

pondok pesantren Miftahul Huda 06 mendirikan sebuah koperasi yang anggotanya

khusus santri dan ustadz di pondok pesantren Miftahul Huda saja. Para santri yang

Page 64: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

49

ikut tergabung dalam koperasi ini dapat menyimpan dan meminjam uang untuk

kebutuhan mereka sehari-hari.

Menurut ustadz hadi, salah seorang santri senior yang juga diperbantukan

untuk mengajar fiqih dipondok pesantren Miftahul Huda 06, keberadaan koperasi

ini sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan yang terkadang mendadak,

kebutuhan untuk pengobatan misalnya. Beliau mengemukakan bahwa:

”koperasi yang ada dipondok pesantren Miftahul Huda ini sangat membantu

sekali, terlebih pada saat-saat kita memiliki keperluan mendadak, seperti misalkan

saya sekitar bulan agustus 2017 mengalami kecelakaan, kaki kanan saya patah

waktu itu, maka saya mengajukan pinjaman ke koperasi untuk biaya pengobatan

dan juga biaya hidup selama saya belum bisa bekerja normal kembali.”5

Begitu ungkap ustadz hadi yang selain santri dan ustadz, beliau juga biasa

berprofesi sebagai tukang bangunan dan pekerja harian lepas.

Perpustakaan

Sebagaimana pondok pesantren salafi pada umumnya, pondok pesantren

Miftahul Huda 06 juga melarang para santri untuk membawa alat komunikasi

seperti handphone, baik handphone biasa ataupun ponsel pintar yang dikenal

dengan sebutan android. Hal ini dilakukan bukan dimaksudkan untuk melarang

santri mengenal teknologi ataupun keadaan terkini dunia. Tetapi larangan

membawa handphone dilakukan agar para santri lebih sering mengisi kegiatan

mereka dengan membaca kitab-kitab para ulama terdahulu dan al-qur‟an daripada

hanya menyibukkan diri dengan menggunakan ponsel. Sebagai sarana mendukung

kebiasaan membaca para santri, pondok pesantren Miftahul Huda 06 menyediakan

perpustakaan yang memiliki koleksi buku-buku dan kitab dari para ulama

5 Ustd Hadi, pengajar di pondok pesantren Miftahul Huda 06, wawancara tgl 4 februari

2018

Page 65: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

50

terdahulu. Kitab yang ada di perpustakaan ini tidak hanya sebatas kitab-kitab

terjemahan, ada juga beberapa kitab berbahasa arab seperti Fathul Bari yang

ditulis oleh Al-hafidz Ibnu hajar Al-Asqalani. Perpustakaan ini dijaga oleh

seorang petugas perpustakaan bernama rizki hamid. Para santri dan ustadz dapat

meminjam dan membaca buku ataupun kitab diperpustakaan ini dengan

menggunakan kartu perpustakaan yang telah dibuat pada saat para santri

mendaftar dan diterima di pondok pesantren Miftahul Huda 06.

Klinik kesehatan

Kesehatan adalah satu aspek kehidupan yang sangat penting, bahkan ada

pepatah mengatakan bahwa uang tidak akan ada artinya jika pemiliknya mengidap

penyakit. Hal ini terjadi karena setiap orang akan rela mengeluarkan kekayaan

yang dimiliki hanya untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Yang menarik

adalah tidak ada seorangpun didunia yang sepanjang hidupnya tidak mengalami

sakit. Hal ini menjadikan fasilitas kesehatan sebagai sarana yang sangat penting

dalam sebuah kelompok masyarakat.

Pondok pesantren Miftahul Huda sebagai sebuah tempat yang didiami oleh

sekelompok santri dan ustadz, sangat menyadari akan pentingnya fasilitas

kesehatan tersebut. Karena itu, pada tahun 2010 pondok pesantren Miftahul Huda

06 membangun sebuah gedung yang difungsikan sebagai klinik kesehatan. Klinik

ini memiliki 1 orang tenaga medis yang merupakan alumni dari pondok pesantren

Miftahul Huda pusat yang berada di Manonjaya, Tasikmalaya.

Klinik kesehatan yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda 06 dapat

digunakan oleh santri dan ustadz untuk pengobatan dengan membayar obatnya

Page 66: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

51

saja, sedangkan jasa tenaga kesehatan dan konsultasi kesehatan dapat dinikmati

oleh santri dan ustadz pondok pesantren Miftahul Huda 06 secara gratis. 6

Klinik kesehatan Miftahul Huda 06 dapat digunakan oleh masyarakat sekitar

pondok pesantren Miftahul Huda 06, namun apabila yang menggunakan bukan

santri dan ustadz pondok pesantren Miftahul Huda 06, maka akan dikenakan biaya

administrasi sebagaimana mestinya.

6. Kegiatan rutin pondok pesantren

Pondok pesantren Miftahul Huda 06 sebagai wadah pendidikan

keagamaan bagi santri memiliki beberapa kegiatan rutin, baik kegiatan yang

dilakukan oleh pondok pesantren untuk santri dan alumninya maupun kegiatan

yang dibuka umum sehingga warga sekitar dapat mengikuti kegiatan tersebut dan

merasakan manfaat dari kehadiran ponndok pesantren ditengah-tengah

masyarakat.

Kegiatan rutin yang ada dipondok pesantren Miftahul Huda 06 adalah

sebagai berikut:

a. Reuni akbar tahunan

Pondok pesantren adalah wadah untuk mencetak masyarakat yang mampu

menjadi pencerah dimana tempat dia berada dan mengabdi kelak. Sehingganya

walaupun mereka sudah menjadi alumni, mereka tetap diberikan pengingat bahwa

mereka adalah warga pondok pesantren dan harus berbuat sesuai dengan apa yang

dipelajari dipondok pesantren Miftahul Huda 06.

6 Miftahul Khairiyah, tenaga medis Pondok pesantren Miftahul Huda 06, wawancara 5

februari 2018

Page 67: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

52

Reuni akbar dijadikan sebagai salah satu acara rutin setiap tahunnya

dengan rangkaian acara berupa penampilan solawat dari adik-adik santri yang

masih belajar di pondok pesantren Miftahul Huda 06, kemudian sambutan-

sambutan baik dari fihak pondok pesantren, aparat pemerintah setempat, maupun

sambutan dari perwakilan alumni, acara reuni akbar ini kemudian diisi juga

dengan tausiyah dari penceramah yang didatangkan dari daerah lain atau

terkadanag diisi oleh kiyai Babussalam Asysya‟roni selaku pimpinan pondok

pesantren Miftahul Huda 06 sendiri. reuini akbar ini diadakan dipondok pesantren

Miftahul Huda 06 setiap satu tahun sekali, dengan harapan para alumni tetap akan

terjaga rasa persaudaraan, rasa cinta terhadap pondok pesantren, serta tetap

menyadari bahwa dirinya adalah alumni pondok pesantren, sehingganya untuk

berbuat yang tidak sesuai dengan ketentuan agama merekapun merasa malu.

b. Pengajian mingguan

Sebagai Pondok pesantren yang hidup ditengah-tengah perumahan

penduduk, maka kegiatan keislaman bukan saja hanya diberikan kepada para

santri, tetapi juga kepada penduduk sekitar pondok pesantren Miftahul Huda 06,

kegiatan ini dilakukan agar masyarakat sekitar pondok pesantren juga ikut

merasakan manfaat dari berdirinya pondok pesantren Miftahul Huda 06 ditengah-

tengah mereka. Pengajian mingguan ini dilaksanakan di dua waktu, yaitu bakda

shalat jum‟at untuk pengajian bapak-bapak sedangkan ba‟da zuhur hari rabu untuk

pengajian ibu-ibu.

“kegiatan pengajian ini diadakan sebagai bentuk kepedulian pondok

pesantren kepada masyarakat sekitar pondok pesantren, jadi hadirnya pondok

pesantren ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar pondok

pesantren. Sebenarnya selain diwaktu pengajian, masyarakat banyak juga yang

Page 68: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

53

hadir ke pondok pesantren Miftahul Huda 06 untuk meminta nasehat, pendapat,

menyampaikan ide, atau hanya sekedar bercerita mengeluarkan keluh kesahnya

saja”7

c. Pawai muharam

Awal tahun hijriah dijadikan sebuah momen yang diperingati oleh pondok

pesantren Miftahul Huda 06. Peringatan ini dilakukan oleh pondok pesantren

Miftahul Huda dengan cara melakukan pawai keliling dengan rute keliling desa

Sukapura. Peserta dari kegiatan pawai ini adalah santri dan anak-anak sekitar

pondok pesantren Miftahul Huda. Menurut M. Zaini Dahlan, ketua santri pondok

pesantren Miftahul Huda, acara pawai ini dimaksudkan agar terjadi silaturahmi

antara warga pondok pesantren dan warga masyarakat sekitar. 8

Acara pawai muharam ini dilakukan dengan cara mengenakan pakaian-

pakaian tradisional, baik pakaian ulama, pakaian pahlawan, atau pakaian

tradisional daerah. Setelah melakukan pawai keliling, sambil istirahat dilapangan,

peserta dan warga masyarakat akan disuguhi penampilan-penampilan dari para

santri pondok pesantren Miftahul Huda 06.

d. Pelatihan menjahit

Pondok pesantren merupakan wadah untuk menciptakan generasi penerus

bangsa yang memiliki iman dan takwa, lulusan yang dihasilkan dari proses

pendidikan di pondok pesantren merupakan orang-orang yang mampu menjadi

pencerah ditempat mereka tinggal kelak. Berbeda dari sekolah formal yang

menjanjikan ijazah dan pengetahuan untuk menambah daya saing didunia kerja,

7 Ky Babussalam Asysya‟roni, pengasuh ponpes Miftahul Huda, wawancara 5 februari

2018 8 M. Zaini Dahlan, Rois Ponpes Miftahul Huda 06, Wawancara 04 Februari 2018

Page 69: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

54

pondok pesantren justru menjanjikan kemantapan ilmu dan jiwa yang dapat

bermanfaat bagi kebutuhan pencerahan ummat. Pemahaman inilah yang

menjadikan masyarakat umumnya memiliki pandangan bahwa pondok pesantren

hanya akan menghasilkan guru ngaji, pengurus masjid, pemimpin doa diwaktu

hajatan, pembaca talqin saat proses pemakaman dan pembaca khutbah saat sholat

jum‟at. Sedangkan untuk bekal kehidupan, alumni pondok pesantren hanya akan

mengharapkan dari kerja keras menjadi petani.

Menghadapi permasalahan tersebut, pondok pesantren Miftahul Huda

memberikan kegiatan yang dapat meningkatkan lifeskill para santri sehingga pada

saat mereka berada ditengah-tengah masyarakat, mereka sudah memiliki keahlian

yang diharapkan dapat membentu menopang kehidupan mereka sehari-hari.

Pelatihan menjahit merupakan kegiatan yang dipilih untuk menambah lifeskill para

santri. Para santri dilatih menjahit oleh M Rasyid salah seorang ustadz dipondok

pesantren Miftahul Huda yang juga berprofesi sebagai penjahit pakaian di desa

Sukapura, kecamatan Sumberjaya kabupaten Lampung Barat

Menjahit dipilih sebagai bekal keahlian santri karena menjahit merupakan

profesi yang tidak akan berhenti karena perubahan zaman, kebutuhan akan pakaian

akan selalu ada disetiap perkembangan zaman, sehingga menjahit tidak akan

kehilangan konsumen walaupun berada dizaman dan tempat yang berbeda. Selain

itu profesi sebagai penjahit adalah pekerjaan yang dapat dilakukan dirumah.

Dengan kata lain seseorang yang memiliki keahlian menjahit akan mampu

Page 70: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

55

menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Tanpa harus menjadi pelamar kerja

diberbagai perusahaan dan kemudian bekerja dibawah tekanan atasan.9

Pelatihan menjahit dilakukan setiap hari minggu pukul 09 pagi hingga

menjelang zuhur. Menurut Muhammad Rasyid, Pembina kegiatan belajar menjahit

dipondok pesantren Miftahul Huda 06, hari minggu dipilih sebagai waktu untuk

melaksanakan kegiatan belajar menjahit karena pada hari tersebut, santri yang

masih mengikuti pendidikan formal seperti SMP dan SMA memiliki waktu luang

sebab mereka libur sekolah, sehingga kegiatan belajar menjahit dapat dilakukan

tanpa mengganggu kegiatan belajar mereka di pendidikan formal. peserta pelatihan

menjahit adalah para santri yang berminat menekuni atau memiliki keahlian

menjahit. Pada saat ini, santri yang mengikuti pelatihan menjahit berjumlah 127

orang, yang terdiri dari 89 santriwati dan 38 orang santriwan atau santri laki-laki.10

B. Nilai-Nilai Demokrasi Di Pondok Pesantren Miftahul Huda 06

Pondok pesantren Miftahul Huda 06 sebagai wadah mengelola santri

menjadi muslim yang berakhlak, yang siap menjadi pencerah dimanapun tempat

dia berada kelak, tentu memiliki nilai-nilai yang diterapkannya didalam pondok

pesantren Miftahul Huda 06. Nilai-nilai ini diterapkan dipondok pesantren

Miftahul Huda 06 agar proses pembelajaran yang ada di pondok pesantren ini

berjalan dengan lancar dan tidak menemui halangan yang berarti, sehingga apa

yang menjadi visi dan misi pondok pesantren Miftahul Huda 06 dapat benar-benar

terwujud.

9M. Zaini Dahlan, Rois Ponpes Miftahul Huda 06, Wawancara 04 Februari 2018

10M. Rasyid, pembina kegiatan menjahit dipondok pesantren Miftahul Huda 06,

wawancara 5 februari 2018

Page 71: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

56

Nilai-nilai islam sudah pasti merupakan nilai yang sangat diperhatikan dan

diterapkan dipondok pesantren Miftahul Huda 06, disamping itu pondok pesantren

Miftahul Huda 06 juga menerapkan beberapa prinsip nilai demokrasi untuk

menunjang kemudahan program pembelajaran di pondok pesantren Miftahul Huda

06. Beberapa nilai demokrasi yang ada di pondok pesantren Miftahul Huda 06

adalah sebagai berikut:

1. Memberikan kebebasan kepada santri untuk memilih ustadz

Sebagaimana pondok pesantren salafi pada umumnya, pondok pesantren

Miftahul Huda 06 juga mengajarkan pendidikan kitab-kitab fiqih, ulumul quran

dsb. Namun pondok pesantren Miftahul Huda 06 memiliki perhatian khusus

kepada kenyamanan belajar santri. Pondok pesantren Miftahul Huda 06

menyediakan setidaknya 2 orang ustadz yang dapat dipilih salah satunya oleh para

santri untuk menjadi guru Pembina mereka dalam mata pelajaran tertentu. Ky.

Babussalam Asysya‟roni selaku pengasuh pondok pesantren Miftahul Huda 06

menjelaskan:

“Pondok pesantren Miftahul Huda merupakan tipe pesantren salaf. Namun

untuk kenyamanan dalam belajar, pondok pesantren memberikan pilihan ustadz

kepada para santri untuk mengajar mereka dalam mata pelajaran tertentu.

Setidaknya ada 2 orang ustadz dari setiap mata pelajaran yang dapat mereka pilih

untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar yang ada di pondok pesantren

Miftahul Huda”.11

11

Ky Babussalam Asysya‟roni, pengasuh ponpes Miftahul Huda, wawancara 5 februari

2018

Page 72: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

57

Dilihat dari kebebasan memilih ustadz yang diberikan oleh pondok

pesantren Miftahul Huda ini, maka dapat dikatakan bahwa pondok pesantren

miftahul Huda menginginkan para santri untuk memiliki kenyamanan dalam

belajar, serta memiliki keberanian untuk mengekspresikan apa yang ada dalam

fikirannya, serta terciptanya komunikasi dua arah antara pondok pesantren-santri

dan santri-pondok pesantren.

2. Mewajibkan ustadz untuk memberikan kesempatan yang sama

kepada santri dalam hal kegiatan belajar mengajar

Pembelajaran yang ada di pondok pesantren Miftahul Huda 06 dibina oleh

satu orang ustadz/ustadzah disetiap kelasnya. Setiap ustadz yang mengajar benar-

benar diingatkan bahwa proses penanaman ilmu pengetahuan yang objeknya

adalah para santri. Sebagai objek, para santri harus benar-benar di prioritaskan. Ky

Babussalam Asysya‟roni menyadari bahwa keterpaksaan dan ketertekanan

bukanlah keadaan yang baik untuk menerima pengetahuan. Selain itu santri adalah

orang yang berasal dari keluarga yang berbeda, bahkan berasal dari daerah yang

berbeda-beda. Karena itu sangat pasti bahwa setiap santri memiliki kemampuan

belajar yang berbeda-beda.

Dari perbedaan tersebut, kegiatan belajar mengajar dapat menjadi ajang

perlombaan sehingga para santri mendapatkan dorongan semangat untuk lebih giat

belajar. Semangat yang sudah dimiliki oleh para santri ini harus benar-benar dijaga

oleh para ustadz, jangan sampai semangat tersebut justru berubah menjadi keputus

asa‟an yang berujung pada gagalnya proses belajar ilmu agama di pondok

pesantren Miftahul Huda 06. Sebagai upaya untuk menjaga semangat tersebut,

Page 73: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

58

maka ustadz yang mengajar dipondok pesantren Miftahu Huda 06 ditekankan agar

selalu memberikan kesempatan yang sama kepada para santri dalam proses belajar

tersebut. Santri diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai apa yang mereka

belum fahami serta diberikan kesempatan untuk menyatakan apa pendapat mereka

berdasarkan apa yang sudah mereka fahami. Sebagai bentuk upaya ini, setiap mata

pelajaran akan diberikan satu kesempatan diskusi mengenai sebuah permasalahan

yang terkait dengan mata pelajaran tersebut. Dalam diskusi ini para santri diberikan

waktu untuk membahas sebuah permasalahan berdasarkan apa yang mereka sudah

fahami. Dari diskusi ini, selain diasah kemampuan mengekspresikan pendapat,

santri juga diajarkan untuk berfikir kreatif namun tetap berlandasan. Salah seorang

ustadz pondok pesantren Miftahul Huda 06, yakni H. M.Syukron Djazilan Badri

mengemukakan bahwa:

“pendidikan tidak dipandang sebagai proses pemaksaan dari seseorang

pendidik untukmenentukan setiap langkah yang harus diterima oleh peserta

didiknya secara individual” dengan demikian dalam proses pembelajaran harus

dilandasi oleh nilai–nilai demokrasi yaitu dengan penghargaan terhadap

kemampuan peserta didik, menerapkan persamaan kesempatan dan memperhatikan

keragaman peserta didik sebagai insan yang harus dihargai kemampuannya dan

diberi kesempatan untuk mengmbangkan kemampuannya tersebut. Dalam proses

pembelajaran harus dihindari suasana belajar yang kaku, penuh dengan

ketegangan, sarat dengan perintah dan instruksi yang membuat peserta didik

menjadi pasif dan tidak bergairah, cepat bosan dan mengalami kelelahan. Sebab

Page 74: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

59

semua itu pasti akan menghambat terserapnya ilmu pengetahan yang mereka

pelajari.”12

Dari pendapat ustadz tersebut, terlihat bahwa pondok pesantren Miftahul

Huda benar-benar menyadari bahwa Islam menyerukan adanya prinsip persamaan

dan peluang yang sama dalam belajar sehingga terbukalah kesadaran untuk belajar

bagi semua orang, tanpa adanya peerbedaan antara si kaya dan si miskin dan status

sosial ekonomi seorang peserta didik, serta tidak pula gender dengan tujuan untuk

memperoleh pengetahuan dari pendidik

3. Berupaya memaksimalkan minat dan bakat santri

Dalam system pemerintahan demokrasi, yang menjadi objek dan tujuan

utama sebuah program adalah masyarakat. Hal ini senada dengan pengertian

demokrasi sebagai sebuah system yang berasal dari rakyat oleh rakyat dan untuk

rakyat. Dalam pondok pesantren, yang menjadi pemerintah adalah pengelola

pondok pesantren beserta jajarannya, sedangkan yang menjadi rakyat adalah para

santri. Sehingga kegiatan dan program yang ada dipondok pesantren akan

menjadikan santri sebagai objek kemajuannya.

Kemajuan santri dapat dilihat dari terasahnya keahlian yang dimiliki oleh

santri sebagai penunjang kehidupan mereka sehari-hari, tentu saja hal ini tidak

dapat menggantikan posisi pengetahuan dan pengamalan agama sebagai pokok

ajaran, namun keahlian yang lain adalah sebuah pendukung dari pengetahuan

keagamaan tersebut.

12

H. M.Syukron Djazilan Badri, ustadz pondok pesantren Miftahul Huda 06, wawancara

5 februari 2018

Page 75: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

60

Sebagai bentuk perhatiannya terhadap minat dan bakat para santri, pondok

pesantren Miftahul Huda 06 berupaya semaksimal mungkin untuk dapat

mengembangkan potensi dari para santri. Misalkan pada tahun 2017, menurut

pengakuan ky. Babussalam Asysya‟roni selaku pengasuh pondok pesantren

Miftahul Huda 06, ada salah seorang santri bernama Mustofa Hamidin yang

memiliki bakat dalam seni baca al-qur‟an, maka pondok pesantren mendaftarkan

santri tersebut untuk mengikuti MTQ tingkat kabupaten di kota liwa, yang

kemudian akan diteruskan ke ajang MTQ tingkat provinsi, namun walaupun

pelatihan dan dukungan dari pondok pesantren sudah sangat maksimal, Mustofa

Hamidin hanya mendapatkan posisi ke 23 kategori qiraat murotal remaja tingkat

kabupaten, sehingga Mustofa Hamidin tidak dapat melanjutkan ke perlombaan

MTQ tingkat provinsi.13

4. Menyediakan mading sebagai media penyalur aspirasi santri

Demokrasi adalah sebuah system pemerintahan yang menjunjung tinggi

hak-hak bagi masyarakat dibawah pemerintahannya. Pemerintahan demokrasi

sangat menghargai setiap pendapat atau aspirasi masyarakatnya. Masyarakat yang

berada dibawah naungan pemerintahan demokrasi tidak akan dikekang untuk

mengikuti keputusan pemerintah tanpa mendapatkan kesempatan mengeluarkan

pendapatnya.

Salah satu nilai demokrasi yang diterapkan dipondok peantren Miftahul

Huda 06 adalah nilai kebebasan berpendapat yang dapat dilihat dari tersedianya

majalah dinding (mading) sebagai sarana bagi para santri untuk mengeluarkan

13

Ky Babussalam Asysya‟roni, pengasuh ponpes Miftahul Huda, wawancara 5 februari

2018

Page 76: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

61

aspirasinya, baik itu saran maupun kritik dan harapan kepada pengelola pondok

pesantren maupun para santri yang ada di pondok pesantren Miftahul Huda 06.

Majalah dinding ini diletakkan di masjid Jami‟ Al-Khairiyah yang merupakan

masjid ditengah-tengah pondok pesantren Miftahul Huda 06. Menurut M. Zaini

Dahlan, Rois pondok pesantre Miftahul Huda 06, diletakkannya madding dimasjid

ini karena masjid merupakan tempat yang pasti dikunjungi oleh setiap santri,

ustadz, maupun fihak pengelola pondok pesantren. Sehingga apabila ada seseorang

yang memasang tulisan di majalah dinding tersebut, pasti akan dapat dilihat oleh

semua orang yang ada di pondok pesantren Miftahul Huda.14

Majalah dinding yang ada dipondok pesantren Miftahul Huda ini dikelola

oleh sejumlah santri yang berada dibawah naungan rois, setiap orang yang ingin

memasang tulisannya di madding tersebut, harus menyerahkan tulisannya kepada

rois, yang kemudian di musyawarahkan oleh pengelola majalah dinding mengenai

kelayakan tulisan tersebut dimuat di majalah dinding pondok pesantren Miftahul

Huda 06.15

5. Menerapkan system pengelolaan pondok pesantren perwakilan kiyai.

Dalam sebuah demokrasi, persaingan merupakan suatu hal yang wajar

sebagai dampak dari perbedaan pendapat. Namun dari beberapa pendapat yang

berbeda tersebut, demokrasi menginginkan tujuan yang bias disikapi dengan

kerjasama yang baik dan berkualitas. Kompetisi menuju hal yang baik mutlak

diperlukan, namun disisi lain upaya untuk menuju kearah yang lebih baik tersebut

memerlukan kerjasama yang maksimal dari semua fihak yang bersangkutan.

14

M. Zaini Dahlan, Rois Ponpes Miftahul Huda 06, Wawancara 04 Februari 2018 15

M. Alqi Hasan, kordinator mading ponpes Miftahul Huda 06, Wawancara 04 Februari

2018

Page 77: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

62

Kyai sebagai tokoh sentral pondok pesantren memiliki power dalam

mengatur dan menetapkan kebijakan pondok pesantren, namun ky. Babussalam

Asysya‟roni, menyadari bahwa kerjasama sangatlah diperlukan dalam mengelola

pondok pesantren tersebut, sebagai upaya dalam mewujudan kerjasama tersebut,

ky. Babussalam Asysya‟roni membentuk kepengurusan pondok pesantren yang

diberi tugas dan wewenang khusus dalam bidangnya masing-masing. Misalkan

dalam bidang keamanan, ky. Babussalam Asysya‟roni memiliki Ahmad Rifai

sebagai kordinator keamanan, koordinator keamanan ini bertugas untuk menjaga

keamanan para santri dan juga keamanan pondok pesantren Miftahul Huda dari

ancaman luar.16

Pembentukan struktur keorganisasian ini ditujukan agar terciptanya

kerjasama antar semua civitas pondok pesantren dalam memperlancar kegiatan

pondok pesantren guna tercapainya visi dan misi pondok pesantren Miftahul Huda.

Penentuan orang yang akan mengisi posisi-posisi sebagai wakil kiyai ini dilakukan

dengan pemilihan langsung oleh para santri. Mekanismenya adalah penunjukan

calon yang dilakukan langsung oleh ky. Babussalam Asysya‟roni, kemudian calon

tersebut dikenalkan kepada santri dan santri akan melakukan pemilihan langsung

sebagai penentu pemenang yang akan mengisi posisi tersebut. Cara pemilihan ini

telah berlangsung sejak dari pondok pesantren Miftahul Huda 06 berdiri.17

16

Ky Babussalam Asysya‟roni, pengasuh ponpes Miftahul Huda, wawancara 5 februari

2018 17

Ky Babussalam Asysya‟roni, pengasuh ponpes Miftahul Huda, wawancara 5 februari

2018

Page 78: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

63

6. Menerapkan gotong royong dalam mengelola konsumsi.

Sebagai pondok pesantren salafi, maka konsumsi untuk santri dilakukan

secara bergotong royong dengan giliran piket, dimana santri laki-laki bertugas

untuk memasak nasi, sedangkan santri perempuan bertugas untuk memasak sayur.

Makanan yang telah selesai dimasak kemudian dikemas dan didistribusikan kepada

santri melalui kantin yang ada di pondok pesantren Miftahul Huda 06. Pada

pembeagia jadwal piket, rois tau ketua pondok akan membagi secara merata santri

dalam bagian yang seadil-adilnya. Santri yang masih kecil akan dibagi secara

merata disetiap kelompoknya agar tidak terjadi piket dalam satu hari hanya

dilakukan oleh santri-santri junior saja.

Dana untuk konsumsi santri sudah termasuk kedalam spp santri selama

satu tahun yaitu sebesar 3,5 juta rupiah, termasuk didalamnya, dana kobong, listrik

konsumsi, dsb.

C. Penerapan demokrasi pada pemilukada 2017 di pondok pesantren

Miftahul Huda 06

Pemilukada (Pemilihan Umum Kepala Daerah) merupakan salah satu

kegiatan rutin pada Negara yang menganut system pemerintahan demokrasi.

Pemilihan umum ini dilakukan secara langsung di tempat pemungutan suara atau

TPS. Pemberian suara oleh rakyat dilakukan dengan mepasanagan calon kepala

dareah yang akan memimpin mereka pada pemerintahan 5 tahun kedepan.

Tahun 2017 kabupaten Lampung Barat melaksanakan pesta demokrasi

atau pemilihan umum untuk menentukan pemimpin kabupaten (bupati) yang akan

memimpin Lampung Barat priode 2017-2022. Pada pemilu 2017 tersebut terdapat

Page 79: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

64

2 pasang calon bupati yaitu pasangan H. Parosil Mabsus, S.Pd – Drs. H. Mad

Hasnurin, dan pasangan Dr. H. Edy Irawan Arief, S.E., M.Ec – H. Ulul Azmi

Soltiansyah, S.H.

Pesta demokrasi atau pemilihan umum memiliki sebuah kegiatan berupa

kampanye yang merupakan peluang bagi pasangan calon kepala daerah untuk

menyampaikan visi dan misinya apabila mereka terpilih menjadi kepala daerah.

Kampanye dapat dilakukan disemua tempat didaerah yang bersangkutan kecuali

tempat ibadah dan tempat pendidikan.18

Pondok pesantren Miftahul Huda 06, sebagai salah satu unsur masyarakat

Lampung Barat memiliki hak yang sama dengan masyarakat lainnya terkait

pemilihan kepala daerah yang akan memimpin Lampung Barat priode 2017-2022.

Sebagai sebuah tempat pendidikan bagi para santri, pondok pesantren Miftahul

Huda memang tidak disentuh oleh pasangan calon kepala daerah Lampung Barat

pada saat masa kampanye. Namun karena pentingnya pemimpin atau kepala

daerah, pondok pesantren Miftahul Huda 06 sangat memperhatikan

keberlangsungan pemilukada 2017 tersebut.19

Berikut beberapa upaya penerapan demokrasi di pondok pesantren

Miftahul Huda 06 pada pemilukada 2017 kabupaten Lampung Barat:

1. Mengingatkan kepada para santri bahwa pemberian suara bukan hal

yang sepele, namun akan menentukan laju kepemimpinan 5 tahun

kedepan

18

UUD no 10 tahun 2016 19

Ky Babussalam Asysya‟roni, pengasuh ponpes Miftahul Huda, wawancara 5 februari

2018

Page 80: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

65

Pemberian suara secara langsung merupakan salah satu ciri pemerintahan

demokrasi dalam segi penentuan kepemimpinan. Pemberian suara ini merupakan

hak bagi seluruh rakyat Indonesia yang sudah berumur 17 tahun atau sudah

menikah, tanpa mempermasalahkan apa yang menjadi profesi mereka, petani,

pegawai negeri, pengangguran, pun begitu dengan ustadz atupun santri. Apabila

mereka sudah berumur 17 tahun atau sudah menikah, maka mereka berhak untuk

menyuarakan pilihan mereka pada acara pemilihan umum kepala daerah

(pemilukada). Ky. Babussalam Asysya‟roni selaku pengasuh pondok pesantren

Miftahul Huda 06 mengemukakan bahwa dalam mengahadapi pemilukada 2017,

beliau memberikan keleluasaan kepada seluruh santri untuk mengikuti pemilihan

umum tersebut. Namun dibalik kebebasan tersebut beliau tetap mengingatkan

bahwa satu suara yang diberikan pada pemilu akan menentukan kepemimpinan 5

tahun kedepan dan tentu akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT

sebab dengan memilih, berarti mereka sedang bersaksi bahwa pilihannya layak

untuk memimpin Lampung Barat pada tahun 2017 hingga tahun 2022.

“saya sendiri selalu menyampaikan dalam beberapa kesempatan menjelang

pemilu tahun 2017 bahwa para santri juga merupakan warga Negara Indonesia

yang memiliki hak untuk menyuarakan pilihannya pada acara pemilihan umum

tersebut, jadi mereka memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya. Namun

tetap saya pribadi mengingatkan bahwa pada saat mereka menentukan pilihan

waktu pencoblosan, maka mereka saat itu sedang bersaksi kepada Allah nahwa

pilihannya tersebut layak untuk menjadi pemimpin Lampung Barat 5 tahun

kedepan maka mereka perlu benar-benar berhati-hati dalam menentukan pilihan,

perhatikan baik-baik siapa yang akan mereka pilih tersebut.” Begitu ungkap ky.

Babussalam Asysya‟roni.20

2. Memberikan bantuan tenaga pada acara pemungutan suara

20

Ky Babussalam Asysya‟roni, pengasuh ponpes Miftahul Huda, wawancara 5 februari 2018

Page 81: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

66

Acara pemungutan suara merupakan kegiatan yang sangat penting dalam

proses pemilihan umum. Sebab pada kegiatan ini suara dari para pemilih akan

diperhitungkan dan hasilnya akan menentukan siapa yang akan memimpin

Lampung Barat. Banyak sekali peluang terjadinya kecurangan dalam melakukan

pemungutan suara, mulai dari penggandaan surat suara, hingga kepada pemalsuan

hasil perhitungan suara. Kecurangan-kecuranagn dalam proses pemungutan suara

tersebut tentulah sangat tidak diinginkan oleh masyarakat sebagai pemberi suara.

Begitu pentingnya acara pemungutan suara membuat diperlukannya para

pekerja yang bertugas menjaga keberlangsungan pemungutan suara agar berjalan

dengan sebagaimana mestinya, yaitu langsung, umum, bebas dan rahasia. Pondok

pesantren Miftahul Huda 06, sebagai salah satu unsure lapisan masyarakat tentu

sangat mendukung keberlangsungan proses pemungutan suara ini, bahkan ada 2

orang ustadz yang ikut berpartisipasi menjadi panitia pemungutan suara di tempat

pemungutan suara desa Sukapura, kecamatan Sumber Jaya, Lampung Barat, yaitu

ustadz Abdul Hadi Al-Ghifari yang pada saat pemilu bertugas sebagai pemberi

surat suara kepada para pemilih, dan ustadz Wawan Saefullah yang bertugas

menjaga tinta bukti pemilih telah memberikan suaranya.21

Berpartisipasinya

ustadz pondok pesantren Miftahul Huda 06 dalam kegiatan pemungutan suara ini

diharapkan dapat membantu memperlancar kegiatan pemungutan suara serta

mengurangi peluang terjadinya kecurangan pemungutan suara yang

menguntungkan satu fihak dan merugikan fihak lain.

21

Dokumen pemerintahan desa Sukapura, dicatat pada 6 februari 2018

Page 82: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

67

3. Mengizinkan para santri dan ustadz untuk menghadiri pertemuan

kampanye pasangan calon bupati di desa Sukapura.

Kampanye merupakan waktu bagi para calon kepala daerah untuk

memperkenalkan diri serta visi dan misinya apabila terpilih menjadi pemimpin

pada pesta demokrasi yaitu pemilihan umum. Pada saat kampanye juga akan dinilai

oleh komisi pemilihan umum mengenai keseriusan dan ketaatan calon dalam

melakukan kampanye. Apabila pada saat kampanye ada calon kepala daerah yang

tidak mematuhi peraturan perundang-undangan yang mengatur kegiatan pemilihan

umum, maka calon tersebut dapat dibatalkan pencalonannya oleh Komisi

Pemilihan Umum (KPU).

Sebagai waktu bagi para calon untuk memperkenalkan diri, masa

kampanye menjadi masa yang sangat menarik bagi masyarakat, mereka dapat

mengenal lebih dekat siapa calon pemimpin mereka, bahkan ada yang menjadikan

masa kampanye sebagai waktu penggalian dana bagi kepentingan umum, misalnya

meminta dibelikan bantuan alat-alat marawis untuk ibu-ibu PKK, meminta

dibelikan bola voli untuk pemuda, bantuan pembangunan masjid, dsb. Hal tersebut

sah-sah saja sepanjang dana yang dihasilkan memang dipergunakan untuk

kepentingan umum.

Disisi lain, masa kampanye menjadi masa untuk melakukan pelanggaran

aturan pemilihan umum, misalnya melakukan money politik dengan membagikan

uang perkepala dan membuat perjanjian bahwa akan memilih calon tertentu.

Pelanggaran ini memang sangat diterima oleh masyarakat yang belum memiliki

pengetahuan akan makna pemilihan umum. Mereka berfikir yang penting bias

Page 83: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

68

mencukupi kebutuhan saat itu sudah cukup. Masalah bagaimana keberlangsungan

pemerintahan 5 tahun kedepan tidklah menjadi permasalahan.

Pondok pesantren Miftahul Huda 06 memiliki santri dan ustadz yang

berhak mengikuti pemilihan umum di Lampung Barat sejumlah 209 orang ini

memberikan pengarahan kepada para santri dan ustadz tersebut untuk mengikuti

pertemuan kampanye didesa sukapura. Tujuannya adalah agar mereka mengenal

lebih dekat lagi siapa calon yang akan mereka pilih pada pemilukada 2017

tersebut.22

4. Memanfaatkan Mading sebagai media peringatan pemilu yang jujur

dan adil.

Pondok pesantren Miftahul Huda 06 memiliki Mading sebagai sarana

penyalur aspirasi bagi para santri kepada pondok pesantren maupun kepada

jajaran kepengurusan pondok pesantren. Pada hari-hari biasanya, madding ini

dimanfaatkan sebagai sarana berekspresi diri, baik menempilkan hasil karya

tulisan berupa kritik dan saran, pengumuman, maupun hasil karya berupa sastra

ataupun karya tulis lain dari para santri Miftahul Huda 06.

Menjelang pemilu 2017, pengasuh pondok pesantren Miftahul Huda 06

sendiri ikut menulis dan memasang tulisannya pada madding tersebut. Tulisan

dari kiyai ini berisi tentang makna pemilihan umum, saran terhadap calon pemilih

dan peringatan akan hukum dari money politik atau pembelian suara dalam

pandangan islam. Ky Babussalam Asysya‟roni selaku pengasuh pondok pesantren

Miftahul Huda 06 mengharapkan bahwa tulisannya tersebut dapat berpengaruh

22

Ky Babussalam Asysya‟roni, pengasuh ponpes Miftahul Huda, wawancara 5 februari

2018

Page 84: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

69

terhadap suksesnya pemilihan umum 2017 khususnya para pemilih yang berasal

dari pondok pesantren Miftahul Huda 06.23

23

Ky Babussalam Asysya‟roni, pengasuh ponpes Miftahul Huda, wawancara 5 februari

2018

Page 85: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

69

BAB IV

IMPLEMENTASI DEMOKRASI DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL

HUDA 06 PADA PEMILUKADA TAHUN 2017 KABUPATEN

LAMPUNG BARAT

A. Implementasi demokrasi di pondok pesantren Miftahul Huda 06 pada pemilukada

tahun 2017 kabupaten Lampung Barat

Sebagai Negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi, Negara

Kesatuan Republik Indonesia secara berkala melakukan pergantian kepemimpinan

dengan cara melakukan pemilihan umum atau yang dikenal dengan pemilu.

Perganyian pemimpin secara berkala ini diharapkan dapat menjadikan pemerintahan

di Negara Republik Indonesia selalu memiliki semangat yang baru, sebab pemikiran

daan strategi kepemimpinan selalu diperbarui seiring dengan diperbaruinya orang-

orang yang menduduki kursi kepemimpinan dinegara Republik Indonesia. Pergantian

kepemimpinan secara berkala ini tidak hanya dilakukan pada kepemimpinan pusat

atau kepresidenan saja, namun juga dilakukan terhadap jajaran kepemerintahan

dibawah presiden, baik itu gubernur, bupati hingga pemerintah yang mengurus

kepemimpinan desa atau kelurahan yang dikenal dengan sebutan kepala desa atau

lurah.

Pondok pesantren merupakan lembaga sosial yang diharapkan dapat berperan

sebagai tempat yang menghadirkan solusi dari berbagai permasalahan sosial.

misalkan Pesantren atau orang yang mewakili, seperti kyai, ustadz, atau santri senior

yang disibukkan dengan adanya para tamu dari masyarakat, kedatangan mereka

Page 86: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

70

adalah untuk bersilaturohim, berkonsultasi, minta nasihat, “doa” berobat, dan minta

semacam jimat untuk menangkal gangguan. Mereka datang dengan membawa

berbagai macam masalah kahidupan seperti menjodohkan anak, kelahiran, sekolah,

mencari kerja, mengurus rumah tangga, kematian, warisan, karir, jabatan, maupun

masalah yang berkaitan dengan pembangunan masyarakat dan pelayanan kepentingan

umum. Dari fungsi sosial itu pesantren nampak menjadi sumber solusi, dan acuan

dinamis masyarakat.juga sebagai lembaga inspirato (penggerak) bagi kemajuan

pembangunan masyarakat. Sehingga keberadaan pondok pesantren dapat dikatakan

sebagai imam masyarakat, dimana beberapa permasalahan yang apabila telah

dianjurkan atau dilakukan sendiri oleh fihak pondok pesantren, maka lingkungan

masyarakat akan ikut beranggapan bahwa hal tersebut merupakan hal baik yang perlu

dan patut untuk dilakukan.

Pondok pesantren Miftahul Huda 06 sangat menyadari akan fungsinya sebagai

lembaga sosial ini, bahkan pondok pesantren Miftahul Huda 06 telah meluangkan

waktu khusus untuk menjalankan fungsi ini dan melayani permasalahan masyarakat

sekitar pondok pesantren Miftahul Huda 06 dengan mengadakan pengajian mingguan

yang dibuka untuk umum, sehingga masyarakat sekitar pondok pesantren yang ingin

bersilaturahmi atau berdiskusi dengan fihak pondok pesantren dapat langsung

bertanya dan berdiskusi pada kegiatan pengajian ini.

Hal ini senada dengan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada

pimpinan pondok pesantren Miftahul Huda 06, ky. Babussalam Asysya’roni.

Page 87: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

71

“kegiatan pengajian ini diadakan sebagai bentuk kepedulian pondok pesantren

kepada masyarakat sekitar pondok pesantren, jadi hadirnya pondok pesantren ini

dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar pondok pesantren. Sebenarnya

selain diwaktu pengajian, masyarakat banyak juga yang hadir ke pondok pesantren

Miftahul Huda 06 untuk meminta nasehat, pendapat, menyampaikan ide, atau hanya

sekedar bercerita mengeluarkan keluh kesahnya saja”

Berfungsinya pondok pesantren Miftahul Huda 06 sebagai lembaga sosial di

desa Sukapura kecamatan Sumber Jaya kabupaten Lampung Barat ini memiliki

dampak tersendiri terhadap peran pondok pesantren dalam berbagai bidang sosial di

masyarakat, mulai dari sosial keagamaan dengan perannya yang menjadi tolak ukur

permasalahan keagamaan masyarakat sekitar, sampai kepada peran sebagai lembaga

sosial politik yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan politik di desa

Sukapura kecamatan Sumber Jaya kabupaten Lampung Barat.

Sebagaimana telah dipaparkan diatas, bahwa pemerintahan yang menganut

system demokrasi akan selalu memperbarui orang-orang yang mengisi kepemimpinan

daerahnya secara berkala dengan menggunakan pemilihan umum sebagai penentunya.

Kabupaten Lampung Barat sebagai salah satu jajaran kepemerintahan yang ada di

Negara Demokrasi Republik Indonesia pada tahun 2017 juga mengadakan regenerasi

atau pembaruan kepemimpinan dengan mengikuti pemilihan kepala daerah serentak

yang diadakan oleh pemerintah Republik Indonesia. pada pemilu tahun 2017, ada dua

pasangan calon bupati yang mengikuti pemilihan umum tersebut. Dalam

melaksanakan peta demokrasi atau pemilu tersebut, pondok pesantren Miftahul Huda

06 yang berdiri didesa Sukapura kecamatan Sumber Jaya kabupaten Lampung Barat

ikut berpartisipasi dalam penerapan nilai demokrasi pada pemilukada 2017 tersebut,

baik partisipasinya dalam persiapan pemilihan umum pada saat masa kampanye,

Page 88: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

72

maupu dalam pelaksanaan pemilihan umum pada saat pemungutan suara di TPS

(Tempat Pemungutan Suara).

Setelah melalui kajian teori dan penelitian lapangan, maka penerapan

demokrasi dipondok pesantren Miftahul Huda 06 pada pemilukada 2017 kabupaten

Lampung Barat dapat penulis analisis sebagai berikut:

1. Mengingatkan kepada para santri bahwa pemberian suara bukan hal yang

sepele, namun akan menentukan laju kepemimpinan 5 tahun kedepan

salah satu nilai yang terkandung dalam system pemerintahan demokrasi

adalah nilai ketaatan pada peraturan yang berlaku. Nilai ketaatan pada peraturan yang

berlaku ini akan menciptakan sebuah tatanan masyarakat yang damai tanpa

mengalami gangguan keamanan sehingga akan terciptanya masyarakat yang

sejahtera, sebab dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, masayarakat akan berada

dalam keadaan yang tenang dan damai.

Masyarakat yang taat terhadap peraturan yang berlaku akan lebih mudah

untuk diarahkan kepada pembangunan masyarakat, baik pembangunan masyarakat

dalam bidang sosial budaya, sosial keagamaan maupun pembangunan pada bidang

sosial ekonomi. Hal ini terjadi karena setiap program pembangunan masyarakat akan

mendapatkan dukungan dari masyarakat dengan cara mengikuti apa yang telah

menjadi strategi pembangunan oleh pemimpin dari masyarakat tersebut.

Pemilihan pemimpin yang tepat yang berdasarkan keyakinan bahwa

pemimpin tersebut pantas dan layak untuk menjadi seorang pemimpin akan sangat

membantu bagi masyarakat yang menganut nilai patuh dan taat terhadap peraturan

Page 89: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

73

yang berlaku. Sebab pemimpin yang memang layak dan berkompeten dalam posisi

kepemimpinannya akan benar-benar menjalankan amanah yang diembannya sebagai

pemimpin ummat. Maka dari itu pemilihan pemimpin yang tepat merupakan salah

satu unsur yang sangat mendukung bagi kesejahteraan masyarakat demokrasi yang

memiliki nilai patuh dan taat terhadap peraturan yang berlaku.

Pondok pesantren Miftahul Huda 06 sangat mengerti dan memahami akan

permasalahan ini. Hal ini terlihat dari upaya pondok pesantren Miftahul Huda 06

dalam mengajarkan kehati-hatian dalam memilih pemimpin pada pemilukada 2017 di

kabupaten Lampung Barat. pondok pesantren Miftahul Huda 06 menekankan kehati-

hatian ini dengan cara memberikan pemahaman kepada santri dan ustad dipondok

pesantren Miftahul Huda 06 khususnya bahwa pada saat melakukan pemberian suara

pada hari pemungutan suara pada saat itu juga merreka sedang bersaksi kepada Allah

SWT bahwa yang menjadi pilihannya tersebut adalah orang yang benar-benar

memiliki itegritas untuk menjadi pemimpin kabupaten Lampung Barat 5 tahun

kedepan.

Hal ini dipekuat dengan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada

pimpinan pondok pesantren Miftahul Huda 06, ky. Babussalam Asysya’roni pada

tanggal 5 februari 2018:

“saya sendiri selalu menyampaikan dalam beberapa kesempatan menjelang

pemilu tahun 2017 bahwa para santri juga merupakan warga Negara Indonesia yang

memiliki hak untuk menyuarakan pilihannya pada acara pemilihan umum tersebut,

jadi mereka memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya. Namun tetap saya

pribadi mengingatkan bahwa pada saat mereka menentukan pilihan waktu

Page 90: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

74

pencoblosan, maka mereka saat itu sedang bersaksi kepada Allah nahwa pilihannya

tersebut layak untuk menjadi pemimpin Lampung Barat 5 tahun kedepan maka

mereka perlu benar-benar berhati-hati dalam menentukan pilihan, perhatikan baik-

baik siapa yang akan mereka pilih tersebut.”

Sebagai kalangan orang yang berpengetahuan agama, santri dan ustadz

pondok pesantren Miftahul Huda 06 tentu memahami bahwa kesaksian merupakan

sebuah pernyataan yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Sebab

mereka pasti memahami bahwa salah satu azab yang ada pada hari kiamat kelak

adalah azab yang akan diberikan kepada orang yang memberikan kesaksian palsu.

2. Memberikan bantuan tenaga pada acara pemungutan suara.

Proses pemungutan suara adalah sebuah proses yang sangat krusial dalam

pesta demokrasi atau pemilu, sebab kesalahan yang dilakukan pada proses

pemungutan suara akan berakibat pada dirugikannya salah satu fihak serta tidak akan

tersalurkannya suara dari masyarakat. Jika hal ini terjadi tentu penyaluran suara dari

rakyat yang diharapkan pada proses pemungutan suara tidak akan terjadi sesuai

dengan apa yang diharapkan oleh pemerintahan yang menganut system demokrasi

yaitu terciptanya pemerintahan yang berasal dari rakyat (pilihan mayoritas) dan untuk

rakyat (seluruh masyarakat tanpa memandang mayoritas dan minoritas). Hal ini

karena kemungkinan manipulasi suara yang memungkinkan calon dengan suara

rendah dapat dimanipulasi menjadi pemenang pemilihan umum atau pemilu.

Beberapa kecurangan yang mungkin saja terjadi pada kegiatan pemungutan

suara misalnya adalah panitia pemungutan suara merupakan relawan partai politik

tertentu sehingga panitia tersebut berupaya untuk memenangkan partai politik tersebut,

Page 91: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

75

dipersulitnya warga masyarakat yang akan memilih jika diketahui warga masyarakat

tersebut bukan berasal dari golongan partisipan partai politik tertentu, melakukan

pembengkakan suara dengan cara memberikan kartu suara ganda kepada pemilih yang

merupakan relawan partai politik tertentu, melakukan kecurangan dengan merusak

surat suara menggunakan kuku tangan pada saat penghitungan suara (hal ini dilakukan

dengan melihat secara sepintas mengenai siapa yang dipilih dalam kartu suara

bersangkutan, jika dilihat bukan calon yag didukung oleh petugas penghitung suara,

maka surat suara tersebut akan dirusak menggunakan kuku tangan pada saat dia

membuka dan memperlihatkan kartu suara kepada para saksi. Dan kecurangan-

kecurangan lain yang mungkin dilakukan pada saat acara pemungutan suara.

Kecurangan-kecurangan yang dilakukan pada saat pemungutan suara tentu

akan sangat bertentangan dengan tujuan dari pemilihan umum tersebut, adapun tujuan

dari pemilihan umum adalah Sebagai perwujudan hak asas politik rakyat. Sehingga

jika pemungutan suara dilakukan dengan mengguanakan kecurangan, tentu

perwujudan hak poltik dari rakyat tersebut akan terhambat.

Pondok pesantren Miftahul Huda 06 tidak menginginkan kecurangan terjadi

pada saat pemungutan suara tersebut. Hal inilah yang menyebabkan Pondok Pesantren

Miftahul Huda ikut melakukan control terhadap berlangsungnya proses pemilihan

Umum tersebut.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara kepada pimpinan pondok pesantren

Miftahul Huda 06 pada tanggal 5 februari 2018.:

Page 92: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

76

“Pemungutan suara pada pemilukada 2017 tersebut sangat menetukan

bagaimana kepemimpinan kabupaten Lampung Barat 5 tahun kedepan, jadi tentu kami

sangat tidak menginginkan proses vital tersebut diwarnai oleh kecurangan-kecurangan,

makanya saya mengizinkan pada waktu ketua dusun (KADUS) meminta bantuan

tenaga kepada pondok pesantren untuk membantu mengawal berlangsungnya proses

pemungutan suara tersebut. Pada waktu itu ada dua orang ustadz kita yang ikut

berpartisipasai sebagai petugas pelaksana pemungutan suara di desa sukapura ini,

yaitu ustadz hadi, dan ustadz wawan. Saya rasa itu sudah cukup untuk menunjukkan

bahwa pondok pesantren Miftahul Huda sangat mendukung berlangsungnya pemilihan

umum yang lancar, jujur dan tidak terdapat kecurangan-kecurangan didalamnya.”

3. Mengizinkan para santri dan ustadz untuk menghadiri pertemuan

kampanye pasangan calon bupati di desa Sukapura.

Pesta demokrasi atau pemilihan umum sangat identik dengan kegiatan

kampanye. kampanye adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon dan

atau tim kampanye/pelaksana kampanye/petugas kampanye untuk meyakinkan para

pemilih dalam rangka mendapatkan dukungan sebesar-besarnya, dengan menawarkan

visi, misi, dan program pasangan calon secara lisan atau tertulis kepada masyarakat.

Adapun manfaat kampanye bagi masyarakat adalah sebagai sarana

pengenalan terhadap calon pemimpin. Pengenalan yang dimaksudkan disini adalah

pengenalan secara sepintas, baik mengenai kondisi fisik calon kepala daerah tersebut,

maupun pengenalan mengenai program atau visi misi dari calon yang bersangkutan.

Dikatakan pengenalan secara sepintas karena pada saat kampanye mustahil seorang

calon pemimpin akan dapat mengeluarkan jati diri yang sesungguhnya. Hal ini terjadi

karena terbatasnya waktu yang dimiliki oleh calon tersebut untuk mengenalkan

dirinya serta memang pada dasarnya kampanye bertujuan untuk menarik simpati

calon pemilih, sehingga sudah pasti calon pemimpin tersebut hanya akan berbicara

Page 93: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

77

mengenai dirinya dalam sisi yang baik-baik saja. Baik dalam bidang prestasinya

terdahulu maupun tentang visi dan misinya kedepan. Untuk dapat mengenal lebih

jauh mengenai calon pemimpin tersebut, tentu rakyat sebagai calon pemilih harus

mencari informasi dari fihak ketiga mengenai kredibilitas dan prestasi dari calon

pemimpin tersebut.

Pondok pesantren Miftahul Huda 06, sangat menghendaki para pemilih

khususnya santri dan ustadz pondok pesantren Miftahul Huda 06 menjadi pemilih

yang cerdas, bahkan pondok pesantren Miftahul Huda menekankan bahwa pemberian

suara akan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak, oleh sebab itu calon pemilih tentu

harus sangat yakin dengan pilihannya bahwa yang dipilih tersebut memang pantas

untuk menjadi pemimpin kabupaten Lampung Barat 5 tahun kedepan dari tahun

2017. Untuk dapat menentukan pilihan yang tepat tersebut, tentu mereka harus

mengenal siapa yang akan mereka pilih (calon kepala daerah) tersebut. Hal inilah

yang menurut penulis menjadi alasan bagi pondok pesantren Miftahul Huda 06

mengizinkan para santri dan ustadz pondok pesantren Miftahul Huda 06 untuk

menghadiri kampanye dari pasangan calon kepala daerah didesa Sukapura kecamatan

Sumber Jaya kabupaten Lampung Barat.

Analisis penulis mengenai hal ini diperkuat dengan jawaban dari pimpinan

pondok pesantren pada saat penulis melakukan wawancara dengan beliau. Pada saat

itu beliau mengatakan bahwa:

“Kampanye itu sebenarnya sebagai media bagi masyarakat untuk dapat

mengenal siapa calon pemimpinnya dan apa saja program kerja yang akan

dilakukannya apabila dia terpilih, bukan seperti fenomena saat ini yang justru

Page 94: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

78

menjadikan kampanye sebagai waktu untuk mencari keuntungan ekonomi saja.

Terkait kampanye sebelum pemilukada 2017 kemarin, saya memang mengizinkan

ustadz dan santri untuk ikut hadir saat pasangan-pasangan calon bupati melakukan

pertemuan kampanye, namun saya tetap mengingatkan bahwa tujuan mereka

menghadiri acara tersebut adalah untuk mengenal calon bupatinya, apabila informasi

pada saat itu belum dirasa cukup, maka saya mengingatkan untuk mencari informasi

dari fihak ketiga mengenai bagaimana rekam jejak dari calon pemimpin tersebut.

Sehingga mereka dapat membandingkan yang mana dari dua pasang calon tersebut

yang pantas untuk menjadi pemimpin Lampung Barat 5 tahun kedepan. Tujuannya

supaya pada saat pemilihan umum mereka sudah dapat menentukan siapa yang akan

mereka pilih.”

4. Memanfaatkan Mading sebagai media peringatan pemilu yang jujur dan

adil.

Pemilihan umum atau pemilu merupakan ciri khas dari demokrasi. Dimana

dalam acara ini pemerintahan dalam priode yang dihadapi akan ditentukan mengenai

siapa yang akan menduduki posisinya. Karena vitalnya pemilihan umum terhadap

keberlangsungan pemerintahan, maka tentu proses pemilu juga harus dilakukan

dengan adil dan terbuka. pemilu harus menjunjung tinggi asas langsung, umum,

bebas, rahasia, jujur dan adil. Sehingga dengan pemilu yang menjunjung 6 asas

tersebut pemerintahan akan dijalankan oleh orang yang memang menurut masyarakat

pantas untuk dijadikan pemimpin mereka. Selain itu pemilu yang berlandaskan pada

keenam asas tersebut akan menghasilkan pemimpin yang mengawali

kepemimpinannya dengan jujur. Bukan pemimpin yang mengawali kepemimpinan

dengan kecurangan dan ketidak adilan. Jika awal kepemimpinannya saja sudah

diwarnai dengan kecurangan, tentu akan sulit untuk mengharapkan pemerintahan

yang bersih dari kecurangan.

Page 95: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

79

Pondok pesantren Miftahul Huda 06 memiliki kesadaran yang tinggi terhadap

pemilihan umum yang jujur dan adil tersebut. bahwa pondok pesantren Miftahul

Huda 06 sangat ingin pemilu yang akan dilakukan pada tahun 2017 tersebut jauh dari

kecurangan dan ketidak adilan. Baik kecurangan yang terjadi pada proses kampanye,

proses pemungutan suara, maupun kecurangan yang mungkin dilakukan pada proses

penghitungan suara. Sebagai bentuk realisasi dari keinginannya tersebut, bahkan

pondok pesantren Miftahul Huda 06 memanfaatkan majalah dinding pondok

pesantren untuk mengkampanyekan pemilu yang jujur dan adil tersebut.

Analisis ini bersesuaian dengan apa yang dikatakan oleh pengelola madding

pondok pesantren Miftahul Huda 06. Beliau mengatakan bahwa:

“Madding ini dimanfaatkan untuk menyalurkan pendapat atau kritikan warga

pesantren atau juga bias menjadi wadah untuk para santri yang ingin mengasah

kemampuan menulis mereka, baik menulis artikel ataupun kaligrafi dan kalmia-

kalimat bijak dari para ulama islam terdahulu. Tentu para santri ataupun mereka yang

ingin memasang tulisan mereka di madding ini tidak dapat secara langsung

memasang tulisannya di madding, tetapi ada proses dan alur yang harus diikuti, yaiitu

pertama para santri akan menyerahkan hasil tulisannya kepada pengurus madding,

kemudian pengurus madding akan menyeleksi mana tulisan yang layak untuk

dipasang mana yang tidak, baru setelah selesai dari seleksi tersebut tulisan yang

dinyatakan layak pasang akan di pasang oleh pengurus madding. Tema karya tulis

yang dibuat biasanya musiman, sesuai dengan fenomena yang sedang hangat

ditengah-tengah masyarakat. Pada waktu menjelang pemilu 2017, banyak sekali

tulisan yang dikhususkan untuk menegakkan kejujuran, keadilan dan kepemimpinan.”

B. penerapan nilai demokrasi di pondok pesantren Miftahul Huda 06

Sebagai pondok pesantren salafi, pondok pesantren Miftahul Huda 06

menggunakan kitab-kitab klasik sebagai kitab rujukan pendidikan. Namun, walaupun

demikian, didalam proses pengajarannya pondok pesantren Miftahul Huda 06

bukanlah termasuk pondok pesantren yang kaku terhadap perkembangan berfikir para

Page 96: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

80

santri. Banyak sekali strategi pembelajaran dan penyelenggaraan pondok pesantren

yang sistemnya diperbaharui sehingga lebih modern namun tetap memiliki ciri khas

sebagai pondok pesantren tradisional. Hal ini tentu merupakan salah satu bentuk dari

fungsi kyai yang merupakan tokoh sentral di pondok pesantren. Kyai yang memimpin

pondok pesantren Miftahul Huda 06 melakukan pembaharuan system yang bertujuan

untuk menjadikan pondok pesantren Miftahul Huda 06 sebagai tempat pembentukan

masyarakat yang berfikiran modern namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur

agama islam.

bahwa system penyelenggaran pondok pesantren secara teoritis bukan system

penyelenggaraan yang berasaskan demokrasi. System penyelenggaraan dari pondok

pesantren lebih cenderung kepada pemerintahan kerajaan yang memiliki faham bahwa

kyai adalah tokoh utama yang memiliki kekuasaan mutlak terhadap pondok pesantren.

Hal ini mungkin saja terjadi karena memang pemerintahan demokrasi yang bukan

berasal dari ajaran agama islam, sehingga pondok pesantren yang secara alamiah

merupakan lembaga islam tentu akan memilih system pengelolaan yang islami. Dan

tentu saja demokrasi tidak akan menjadi pilihan dari para pengelola pondok pesantren.

meskipun menganut system penyelenggaraan yang berbasis kekuasaan kyai,

namun pondok pesantren Miftahul Huda 06 tetap menjalankan dan menerapkan

beberapa asas dari demokrasi dalam kegiatan operasionnalnya. Beberapa poin yang

menurut penulis merupakan sebuah penerapan asas demokrasi dari pondok pesantren

Miftahul Huda 06 adalah sebagai berikut:

1. Menjunjung kebebasan santri

Page 97: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

81

Salah satu ciri-ciri dari sistem pemerintahan demokrasi adalah kebebasan

menentukan pilihan atau kebebasan berpendapat. dalam system pemerintahan

demokrasi, nilai yang berperan didalamnya adalah nilai kebebasan yang

bertanggungjawab. Kebebasan yang bertanggungjawab adalah kebebasan yang tetap

memperhatikan kebebasan orang lain yang juga memiliki kebebasan yang sama.

Jangan sampai terjadi jika kebebasan yang dilakukan akan menghambat atau bahka

menghilangkan kebebasan orang lain. Jika kebebasan yang dilakukan oleh seseorang

mengganggu kebebasan orang lain, maka yang akan timbul adalah konflik, karena

ada seseorang yang merasa kebebasannya tidak dihargai.

Kebebasan dalam kehidupan demokratis lebih ditekankan kepada kebebasan

menentukan pilihan, kebebasan berpendapat serta kebebasan mengekspresikan diri

atau aktualisasi diri, bukan kebebasan bertindak yang dapat mengganggu orang-orang

yang ada disekitar kita.

Didalam penyelenggaraan pondok pesantren, kyai Babussalam Asysya’roni

selaku pengasuh pondok pesantren Miftahul Huda 06 sangat mengutamakan akan

kebebasan para santrinya. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan kyai Babussalam

Asysya’roni pada saat penulis melakukan wawancara:

“Pondok pesantren Miftahul Huda merupakan tipe pesantren salaf. Namun

untuk kenyamanan dalam belajar, pondok pesantren memberikan pilihan ustadz

kepada para santri untuk mengajar mereka dalam mata pelajaran tertentu. Setidaknya

ada 2 orang ustadz dari setiap mata pelajaran yang dapat mereka pilih untuk

menunjang proses kegiatan belajar mengajar yang ada di pondok pesantren Miftahul

Huda. Hal ini kami lakukan agar para santri memiliki kenyamanan dalam menimba

ilmu di pondok pesantren Miftahul Huda 06 ini. Sehingga ilmu yang dipelajari dapat

lebih mudah untuk diingat dan diamalkan oleh santri.”

Page 98: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

82

2. Memberikan kesempatan yang sama kepada santri

Kesempatan merupakan hal yang sangat diperlukan oleh seseorang terutama

apabila seseorang tersebut masih dalam proses pembelajaran atau proses pendidikan.

Sebuah kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi misalnya,

merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi para pelajar yang sedang

menempuh pendidikan. Bahkan ada ungkapan-ungkapan yang mengatakan bahwa

bagi mereka yang sangat menginginkan pendidikan namun tidak memiliki

kesempatan untuk mewujudkannya maka kesedihan yang akan Nampak dari raut

mukanya. Ungkapan ini memberikan pemahaman bahwa kesempatan merupakan hal

yang sangat tinggi nilainya.

demokrasi adalah sebuah system pemerintahan yang menjamin persamaan hak

warga negaranya. Setiap warga Negara penganut system demokrasi memiliki hak

yang sama dalam mengatur kehidupannya, serta memiliki hak yang sama untuk

menikmati program dari pemerintahnya.

Kyai Babussalam Asysya’roni sebagai kyai pondok pesantren Miftahul Huda

06 membuat kebijakan persamaan hak ini dalam system pembelajaran yang dilakukan

dipondok pesantren Miftahul Huda 06. Bentuk persamaan hak ini sebagaimana yang

diungkapkan oleh H. M.Syukron Djazilan Badri pada saat diwawancarai pada tanggal 5

februari 2018:

“pendidikan tidak dipandang sebagai proses pemaksaan dari seseorang

pendidik untukmenentukan setiap langkah yang harus diterima oleh peserta didiknya

secara individual” dengan demikian dalam proses pembelajaran harus dilandasi oleh

nilai–nilai demokrasi yaitu dengan penghargaan terhadap kemampuan peserta didik,

menerapkan persamaan kesempatan dan memperhatikan keragaman peserta didik

Page 99: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

83

sebagai insan yang harus dihargai kemampuannya dan diberi kesempatan untuk

mengmbangkan kemampuannya tersebut. Dalam proses pembelajaran harus dihindari

suasana belajar yang kaku, penuh dengan ketegangan, sarat dengan perintah dan

instruksi yang membuat peserta didik menjadi pasif dan tidak bergairah, cepat bosan

dan mengalami kelelahan. Sebab semua itu pasti akan menghambat terserapnya ilmu

pengetahan yang mereka pelajari.”

3. Menyediakan media penyalur aspirasi santri

Kebebasan berpendapat merupakan satu nilai demokrasi yang sangat khas.

bahkan system pemerintahan selain demokrasi tidak memiliki nilai kebebasan

berpendapat ini. Kebebasan berpendapat tidak dijamin keberadaannya dalam system

pemerintahan selain demokrasi, tapi dalam Negara demokrasi, kebebasan

berpendapat menjadi satu hal yang sangat terjamin keberadaannya. Masyarakat dapat

dengan bebas menyatakan aspirasi dan pendapatnya, yang diatur hanyalah cara

penyampaian pendapat atau aspirasi tersebut. Dalam menyampaikan aspirasinya,

masyarakat tentu harus memperhatikan kode etik dan peraturan tentang kesopanan

(artinya jangan sampai aspirasi disampaikan dengan cara yang tidak layak atau tidak

sopan dilakukan), pencemaran nama baik (apabila aspirasi tersebut menyangkut

orang atau tokoh tertentu, maka harus diperhatikan konteksnya, jangan sampai

aspirasi tersebut hanyalah hoax yang dapat mencemarkan nama baik tokoh

bersangkutan), ketenangan umum (dalam menyampaikan aspirasi atau pendapat,

masyarakat sebagai warga Negara penganut system demokrasi tidak dibenarkan untuk

mengganggu ketenangan umum, misalnya mengganggu ketenangan peribadatan atau

mengganggu proses pendidikan.

Page 100: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

84

Demokrasi harus didukung oleh kebebasan individu dalam mengekpresikan

gagasan dan kreativitasnya. Karena demokrasi menuntut kebebasan berpendapat,

maka tidak akan ada sensor terhadap pendapat seorang warga masyarakat.

Kebebasan berpendapat yang tidak tersensor dalam pernyataan tersebut berarti

masyarakat bebas menyatakan aspirasinya tanpa boleh dikekang atau ditutup-tutupi

oleh fihak-fihak tertentu.

Ky Babussalam Asysya’roni, selaku pengasuh pondok pesantren Miftahul

Huda 06 sangat mendukung akan adaya kebebasan berpendapat ini. Kebebasan

berpendapat ini bahkan difasilitasi oleh pondok pesantren Miftahul Huda 06 dengan

menyediakan madding (majalah dinding) sebagai wadah para santri dan ustadz yang

ingin menyampaikan aspirasi, pendapat tentang sebuah permasalahan, atau sekedar

mempublikasikan karya tulis yang mereka buat.

Pendapat diatas diperkuat dengan jawaban dari M. Zaini Dahlan saat penulis

mewawancarai beliau dipondok pesantren Miftahul Huda pada tanggal 5 februari 2018:

“Kebanyakan orang kan merasa canggung untuk menyampaikan aspirasinya

jika harus dilakukan secara langsung dalam sebuah musyawarah atau pertemuan

langsung, makanya kami selaku rois pondok pesantren Miftahul Huda menyediakan

madding sebagai media penyalur aspirasi para santri dan ustadz. Sehingga setiap

orang dapat menyampaikan aspirasinya melalui madding tersebut. Penempatannya di

masjid Karena masjid kan sebagai tempat yang akan dikunjungi oleh semua lapisan

pondok pesantren, baik kiyai, ustadz, santri, bahkan masyarakat sekitar pondok

pesantren. Jadi aspirasi yang disampaikan bias dilihat dan dibaca oleh semua lapisan

pondok pesantren. Makanya madding ini kami letakkan di masjid pondok pesantren

ini.”

Keberadaan madding di pondok pesantren Miftahul Huda 06 ini menjadi

bentuk upaya pondok pesantren dalam mewujudkan nilai-nilai demokrasi di pondok

pesantren Miftahul Huda 06.

Page 101: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

85

4. Menerapkan pemilu untuk menentukan perwakilan kiyai.

System pemerintahan demokrasi adalah system pemerintahan yang

pemimpinnya ditentukan melalui pilihan mayoritas warga negaranya. Salah satu sisi

positif dari penentuan pemimpin dengan suara terbanyak ini adalah dihasilkannya

pemimpin yang sosoknya diinginkan oleh sebagan besar rakyatnya. Dengan demikian

peraturan atau kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemimpin tersebut

berkemungkinan besar untuk mudah diterima dan di jalankan oleh masyarakatnya.

Hal ini tentu didasari oleh pemikiran bahwa pemimpin tersebut terpilih karena

masyarakat yang menunjuk, maka kebijakannya harus pula masyarakat menerimanya.

Pemilihan umum merupakan kesempatan bagi para warga negara untuk

memilih pejabat-pejabat pemerintah dan memutuskan apakah yang mereka inginkan

untuk dikerjakan oleh pemerintah. Dan dalam membuat keputusannya itu para warga

negara menentukan apakah sebenarnya yang mereka inginkan untuk dimiliki.

Pondok pesantren Miftahul Huda 06 juga menggunakan system pemilihan

umum untuk menentukan pemimpin santri (ro’is). Pemilihan umum yang dilakukan

memang tidak berkala sebagaimana pemilihan kepala daerah, namun pemilihan yang

dilakukan untuk menentukan ro’is atau ketua pondok ini merupakan bentuk

perwujudan demokrasi di pondok pesantren Miftahul Huda 06.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh ky. Babussalam Asysya’roni pada saat

diwawancarai pada tanggal 5 februari 2018.:

“Penunjukkan rois dan perangkat penyelenggara pondok pesantren dilakukan

melalui pemilihan umum oleh santri, sehingga santri akan mengetahui dan mengenal

kepengurusan yang berjalan, namun mekanisme tidak seperti pemilihan umum yang

Page 102: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

86

dilakukan oleh sekolah umum dalam menentukan pengurus OSIS nya, disini tidak

ada pendaftaran calon, artinya para santri tidak berhak untuk mencalonkan diri, tetapi

kyai lah yang berhak menunjuk siapa yang akan menjadi calon rois dan pengurusnya,

baru kemudian para santri diberikan kebebasan untuk memilih siapa yang akan

dijadikan rois, kalau dari segi mekanisme pemungutan suara sampai pada

penghitungan suara itu sama saja dengan pemilihan umum yang lainnya, dimana para

santri akan memberikan satu suara kepada calon rois, kemudian setelah semua suara

telah diberikan baru kemudian kita lakukan penghitungan suara, nanti yang memiliki

suara terbesar dia yang akan menjadi rois di pondok pesantren Miftahul Huda 06

dalam satu priode, yaitu selama 2,5 tahun atau jika rois tersebut melanggar peraturan

pondok pesantren”.

Page 103: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demokrasi adalah sebuah system pemerintahan dan pondok pesantren adalah

lembaga pendidikan berbasis Islam yang berada dibawah pemerintahan demokrasi.

Sebagai sebuah lembaga yang berada dibawah pemerintahan yang bersistem

demokrasi, maka pondok pesantren Miftahul Huda 06 turut berpartisipasi dalam

terwujudnya proses demokrasi di kabupaten Lampung Barat pada tahun 2017.

Sebagai partisipasi dalam kegiatan pesta demokrasi tahun 2017 di kabupaten

Lampung Barat, pondok pesantren Miftahul Huda 06 mengikuti berbagai rangkaian

kegiatan pesta demokrasi tersebut. Mulai dari masa kampanye, masa pemilihan

hingga masa perhitungan hasil pemilihan. Partisipasi tersebut merupakan upaya

pondrok pesantren Miftahul Huda 06 dalam menerapkan nilai-nilai demokrasi pada

pemilukada 2017 kabupaten Lampung Barat.

Sebagai bentuk penerapan nilai demokrasi di pondok pesantren Miftahul Huda

06, maka beberapa program kegiatan maupun fasilitas pondok pesantren dilakukan

dengan menerapkan nilai-nilai demokrasi didalamnya. Beberapa kegiatan pondok

pesantren yang merupakan bentuk penerapan nilai demokrasi diantaranya adalah

mengupayakan kebebasan santri menentukan ustadz Pembina pengajian, Memberikan

kesempatan yang sama kepada santri dalam kegiatan pengkajian ilmu, Menyediakan

media penyalur aspirasi santri, menerapkan pemilihan umum untuk menunjukkan

ro’is, menerapkan gotong royong dalam berbagai kegiatan.

Page 104: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

89

B. Saran – Saran

sebelum menutup bab ini, kiranya perlu dikemukakan saran-saran terkait

dengan tema skripsi ini.

bahwasanya Islam adalah agama yang sempurna, setiap ajarannya adalah

ajaran yang mengandung kebaikan. Maka tidak ada kebaikan-kebaikan didunia yang

bertentangan dengan ajaran islam. demokrasi memang bukan system pemerintahan

yang berasal dari agama islam. namun nilai-nilai kebaikan yang ada dalam demokrasi

tentu tidak bertentangan dengan ajaran islam. nilai-nilai kebaikan yang tidak

bertentangan dengan Islam ini dapat menjadi peluang bagi aktifis Islam yang ingin

menjalankan syariat Islam dan tidak mengundang permsalahan dalam kegiatan

bernegara, sehingga terwujudlah Islam yang rahmatan lil ‘alamiin. Kepada pondok

pesantren Miftahul Huda 06, bahwa penyelenggaraan pesantren dengan

memperhatikan nilai-nilai demokrasi dapat menjadi penanaman pemahaman secara

tidak langsung kepada santri bahwa Islam dapat hidup berdampingan dengan semua

system dimuka bumi, termasuk demokrasi, maka penerapan nilai-nilai demokrasi

dipondok pesantren sangat perlu untuk dilakukan dengan lebih detail dan teliti agar

pondok pesantren benar-benar mencetak calon masyarakat yang menjadi pencerah

dalam kehidupan bermasyarakat.

Bagi fakultas Ushuluddin besar harapan penulis agar melakukan pengkajian

yang lebih luas tentang demokrasi dan Islam. agar pembahasan yang dilakukan dapat

lebih mendalam dan lebih luas kajiannya

Page 105: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

90

Bagi mahasiswa fakultas Ushuluddin karena beragama tidak harus menjadi

penentang Negara, maka nilai-nilai bernegara yang tidak bertentangan dengan syariat

Islam perlu untuk didukung pelaksanaannya.

c. Penutup

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

mencurahkan Rahmat serta Hidayahnya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan lancar dan tanpa hambatan yang

berarti, serta tidak lupa penulis haturkan shalawat serta salam kepada baginda Nabi

agung Muhammad SAW yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya dihari akhir

nanti. Atas segala saran serta kritik dari semua pembaca yang budiman, penulis

mengucapkan terimakasih yang tak terhingga semoga Allah SWT dapat memberikan

ganjaran yang sesuai dengan amal ibadahnya.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu serta memberikan motivasi kepada penulis, semoga semua yang diberikan

kepada penulis menjadi amal shaleh disisi Allah SWT.

Page 106: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk
Page 107: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk
Page 108: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk
Page 109: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Sekretariat : Jl. Letkol H. Endro Suratmin, UIN Raden Intan Lampung, KodePos 35131Telp (0721) 78088 / Fax 780422

RESUMEN TRANSKRIP HASIL WAWANCARA (SENIN 5 FEBRUARI 2018, PUKUL

08:30 PAGI DI KANTOR PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA 06)

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama : H. M.Syukron Djazilan Badri

Umur :42

Jabatan : Ustadz Pondok Pesantren Miftahul Huda 06.

Jenis kelamin :laki-laki

Alamat : desa Sukapura Kecamatan Sumberjaya Lampung Barat

II. HASIL WAWANCARA

Peneliti :Bagaimana pandangan bapak mengenai system pergantian pemimpin setiap lima

tahun yang ada pada pemerintahan demokrasi di Negara kita?

H. M. Syukron Djazilan Badri : penyelenggaraan pemerintahan itu memang harus dilakukan

dengan sangat cermat, mengingat penyelenggaraan itu adalah penentu

kesejahteraan mayarakat serta aspek social budaya dan agama yang ada

didalamnya. Dengan adanya pergantian pemimpin setiap lima tahun, maka aka

nada pembaruan ide dan sosok pemimpin untuk dapat membawa Negara ini

menjadi lebih maju lagi.

Peneliti : lalu menurut bapak apakah cara penentuan pemimpin dengan pemilihan umum

cukup efektif dalam menghasilkan pemimpin yang ideal?

H. M. Syukron Djazilan Badri: saya sangat setuju dengan pemilihan umum sebagai cara

menentukan pemimpin. Sebab dengan dipilihnya pemimpin secara langsung oleh

Page 110: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

rakyat, maka kita akan melihat siapa pemimpin yang diinginkan oleh masyarakat,

sehingga pemerintahan atau kebijakan-kebijakan yang dibuat tentu akan dipatuhi

oleh rakyat, sebab mereka lah yang memilih pemimpin tersebut sebagai pemimpin

mereka. Namun memang sering kita temui kenyataan bahwa masyarakat kita

memilih pemimpin bukan karena kemampuan atau kepantasan calon tersebut

untuk menjadi pemimpin, tetapi mereka banyak yang memilih karena

mendapatkan bayaran, inilah yang membuat pemimpin yang dihasilkan dari

pemilu malah sering melakukan tindakan-tindakan yang merugikan rakyat.

Peneliti :dari fihak pondok pesantren apakah ada pengarahan untuk memilih kepada salah

satu calon saja pak?

H. M. Syukron Djazilan Badri: kalau pengarahan tidak ada, kita hanya diarahkan untuk

mendukung terciptanya pemilukada yang bersih saja. Kalau tentang pilihan

pribadi tidak ada pengarahan dari fihak pondok pesantren ataupun kiyai. Memang

kiyai pernah menyampaikan tentang pilihan, tapi bukan pengarahan kepada salah

satu calon. Kiyai hanya menunjukkan bagaimana cara menentukan pilihan yang

benar.

Peneliti : kalau dari kyai pondok pesantren sendiri apakah pernah melakukan pertemuan

dengan salah satu calon bupati pada saat itu pak?

H. M. Syukron Djazilan Badri: Setau saya kalau pertemuan pribadi seperti calon bupati yang

berkunjung ke kediaman kyai, itu tidak pernah.

Page 111: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Sekretariat : Jl. Letkol H. Endro Suratmin, UIN Raden Intan Lampung, KodePos 35131Telp (0721) 78088 / Fax 780422

RESUMEN TRANSKRIP HASIL WAWANCARA (SENIN 5 FEBRUARI 2018, PUKUL

08:30 PAGI DI KANTOR PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA 06)

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama : H. M.Syukron Djazilan Badri

Umur :42

Jabatan : Ustadz Pondok Pesantren Miftahul Huda 06.

Jenis kelamin :laki-laki

Alamat : desa Sukapura Kecamatan Sumberjaya Lampung Barat

II. HASIL WAWANCARA

Peneliti :Bagaimana pandangan bapak mengenai system pergantian pemimpin setiap lima

tahun yang ada pada pemerintahan demokrasi di Negara kita?

H. M. Syukron Djazilan Badri : penyelenggaraan pemerintahan itu memang harus dilakukan

dengan sangat cermat, mengingat penyelenggaraan itu adalah penentu

kesejahteraan mayarakat serta aspek social budaya dan agama yang ada

didalamnya. Dengan adanya pergantian pemimpin setiap lima tahun, maka aka

nada pembaruan ide dan sosok pemimpin untuk dapat membawa Negara ini

menjadi lebih maju lagi.

Peneliti : lalu menurut bapak apakah cara penentuan pemimpin dengan pemilihan umum

cukup efektif dalam menghasilkan pemimpin yang ideal?

H. M. Syukron Djazilan Badri: saya sangat setuju dengan pemilihan umum sebagai cara

menentukan pemimpin. Sebab dengan dipilihnya pemimpin secara langsung oleh

Page 112: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

rakyat, maka kita akan melihat siapa pemimpin yang diinginkan oleh masyarakat,

sehingga pemerintahan atau kebijakan-kebijakan yang dibuat tentu akan dipatuhi

oleh rakyat, sebab mereka lah yang memilih pemimpin tersebut sebagai pemimpin

mereka. Namun memang sering kita temui kenyataan bahwa masyarakat kita

memilih pemimpin bukan karena kemampuan atau kepantasan calon tersebut

untuk menjadi pemimpin, tetapi mereka banyak yang memilih karena

mendapatkan bayaran, inilah yang membuat pemimpin yang dihasilkan dari

pemilu malah sering melakukan tindakan-tindakan yang merugikan rakyat.

Peneliti :dari fihak pondok pesantren apakah ada pengarahan untuk memilih kepada salah

satu calon saja pak?

H. M. Syukron Djazilan Badri: kalau pengarahan tidak ada, kita hanya diarahkan untuk

mendukung terciptanya pemilukada yang bersih saja. Kalau tentang pilihan

pribadi tidak ada pengarahan dari fihak pondok pesantren ataupun kiyai. Memang

kiyai pernah menyampaikan tentang pilihan, tapi bukan pengarahan kepada salah

satu calon. Kiyai hanya menunjukkan bagaimana cara menentukan pilihan yang

benar.

Peneliti : kalau dari kyai pondok pesantren sendiri apakah pernah melakukan pertemuan

dengan salah satu calon bupati pada saat itu pak?

H. M. Syukron Djazilan Badri: Setau saya kalau pertemuan pribadi seperti calon bupati yang

berkunjung ke kediaman kyai, itu tidak pernah.

Page 113: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Sekretariat : Jl. Letkol H. Endro Suratmin, UIN Raden Intan Lampung, Kode Pos 35131Telp (0721) 78088 / Fax 780422

RESUMEN TRANSKRIP HASIL WAWANCARA (SELASA 6 FEBRUARI

2018, PUKUL 15:00 SORE DI KANTIN KEJUJURAN PONDOK PESANTREN

MIFTAHUL HUDA 06)

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama : Sabitta Izzati

Umur :23

Jabatan : -

Jenis kelamin : perempuan

Alamat : dusun tuguratu kecamatan Suoh Lampung Barat

Pekerjaan :santri

II. HASIL WAWANCARA

Peneliti :sejak tahun berapa anda menjadi santri di pondok pesantren Miftahul

Huda 06?

Sabitta Izzati: saya menjadi santri di pondok pesantren Miftahul Huda 06 sejak tahun

2011

Peneliti : apakah anda sudah ikut memilih waktu pemilukada 2017 kemarin?

Sabitta Izzati : iya. Saya sudah ikut memilih waktu itu.

Page 114: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

Peneliti : dimana anda memilih waktu itu?

Sabitta Izzati: saya memilih di kecamatan Suoh

Peneliti : lalu bagaimana dengan kegiatan mengaji anda kalau anda memilih di

kecamatan Balik Bukit?

Sabitta Izzati: kita diberikan libur 2 hari untuk memilih kalau yang jauh, jadi ya

nggak papa saya pulang dulu untuk memilih

Peneliti :adakah pengarahan dari kyai tentang pemilihan umum 2017 tersebut?

Sabitta Izzati: ada, waktu itu kyai mengarahkan bahwa pemilu ini penting untuk

kelangsungan kabupaten Lampung Barat, jadi kita nggak boleh main-

main dalam menentukan pilihan kita.

Peneliti : selain pengarahan itu, apa ada pengarahan lain, missal waktu

kampanye, atau waktu pemungutan suara?

Sabitta Izzati: untuk waktu kampanye kita diarahkan agar menghadiri pertemuan

kampanye.yang ada didesa Sukapura ini.

Peneliti : apa hal yang didapatkan waktu menghadiri pertemuan kampanye itu?

Sabitta Izzati: ya waktu kampanye itu calon bupati memperkenalkan diri, tentang

darimana asalnya, apa sukunya, apa jabatan sebelum mencalonkan diri,

apa program yang akan diberikan kalau jadi bupati, ya perkenalan

biasa aja.

Peneliti : kalau dari kyai pernah nggak ngasih saran untuk milih siapa diantara

dua calon itu?

Sabitta Izzati: saran yang diberikan kyai setau saya hanya cara yang bisa dilakukan

untuk menentukan pilihan saja. Kyai nggak pernah kalau mengarahkan

harus memilih pasangan tertentu dari dua pasangan calon itu.

Page 115: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

Peneliti : pernah nggak kalau masa kampanye itu calon bupatinya datang

kepondok?

Sabitta Izzati: kalau calon bupati yang datang kepondok setau saya nggak pernah

Waktu kampanye itu santri yang laki-laki yang datang ketempat

petemuan. kalau calon bupatinya nggak ke pondok

Peneliti : waktu pertemuan kampanye itu kyai ikut hadir juga apa nggak?

Sabitta Izzati: nggak. Kyai nggak ikut hadir, kyai di pondok saja, santri laki-laki sama

ustadz yang hadir waktu itu

Peneliti : banyak yang hadir nggak santri dan ustadz waktu pertemuan kampanye

itu?

Sabitta Izzati: saya nggak tau. Kan saya nggak ikut pertemuan itu.

Page 116: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Sekretariat : Jl. Letkol H. Endro Suratmin, UIN Raden Intan Lampung, Kode Pos 35131Telp (0721) 78088 / Fax 780422

RESUMEN TRANSKRIP HASIL WAWANCARA (SELASA 6 FEBRUARI

2018, PUKUL 15:00 SORE DI KANTIN KEJUJURAN PONDOK PESANTREN

MIFTAHUL HUDA 06)

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama : Wawan Saefullah

Umur :24

Jabatan : -

Jenis kelamin :laki-laki

Alamat : dusun Muara Aman kecamatan Balik Bukit Lampung Barat

Pekerjaan :santri

II. HASIL WAWANCARA

Peneliti :sejak tahun berapa anda menjadi santri di pondok pesantren Miftahul

Huda 06?

Wawan Saefullah: saya menjadi santri di pondok pesantren Miftahul Huda 06 sejak

tahun 2010

Peneliti : apakah anda sudah ikut memilih waktu pemilukada 2017 kemarin?

Wawan Saefullah : iya. Saya sudah ikut memilih.

Page 117: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

Peneliti : dimana anda memilih waktu itu?

Wawan Saefullah: saya memilih di balik bukit.

Peneliti : lalu bagaimana dengan kegiatan mengaji anda kalau anda memilih di

kecamatan Balik Bukit?

Wawan Saefullah: kita diberikan libur 2 hari untuk memilih kalau yang jauh, jadio ya

nggak papa saya pulang dulu untuk memilih

Peneliti :adakah pengarahan dari kyai tentang pemilihan umum 2017 tersebut?

Wawan Saefullah: ada, waktu itu kyai mengarahkan bahwa pemilu ini penting untuk

kelangsungan kabupaten Lampung Barat, jadi kita nggak boleh main-

main dalam menentukan pilihan kita.

Peneliti : selain pengarahan itu, apa ada pengarahan lain, missal waktu

kampanye, atau waktu pemungutan suara?

Wawan Saefullah: untuk waktu kampanye kita diarahkan agar menghadiri pertemuan

kampanye.yang ada didesa Sukapura ini.

Peneliti : apa hal yang didapatkan waktu menghadiri pertemuan kampanye itu?

Wawan Saefullah: ya waktu kampanye itu calon bupati memperkenalkan diri, tentang

darimana asalnya, apa sukunya, apa jabatan sebelum mencalonkan diri,

apa program yang akan diberikan kalau jadi bupati, ya perkenalan

biasa aja.

Peneliti : kalau dari kyai pernah nggak ngasih saran untuk milih siapa diantara

dua calon itu?

Wawan Saefullah: saran yang diberikan kyai setau saya hanya sebatas pada

bagaimana menentukan pilihan saja. Kyai nggak pernah kalau

mengarahkan harus memilih pasangan a atau b.

Page 118: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

Peneliti : pernah nggak kalau masa kampanye itu calon bupatinya datang

kepondok?

Wawan Saefullah: kalau datang kepondok nggak pernah. Pertemuannya dirumah

warga, kita yang disuruh sama kyai kalau mau tau siapa calonnya ya

datang aja kata kyai.

Peneliti : waktu pertemuan kampanye itu kyai ikut hadir juga apa nggak?

Wawan Saefullah: nggak. Kyai nggak ikut hadir, kyai di pondok saja, kita santri sama

ustadz yang hadir waktu itu

Peneliti : banyak yang hadir nggak santri dan ustadz waktu pertemuan kampanye

itu?

Wawan Saefullah: ya banyak, hampir semua santri laki-laki yang sudah memiliki hak

pilih ikut hadir dalam pertemuan kampanye itu, cuman ada beberapa

yang nggak ikut hadir karena pertemuannya malam dan ada santri yang

baru sembuh, jadi dia tidak ikut. Kalau yang perrempuan memang

nggak ada yang ikut waktu itu karna pertemuannya malam

Page 119: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Sekretariat : Jl. Letkol H. Endro Suratmin, UIN Raden Intan Lampung, KodePos 35131Telp (0721) 78088 / Fax 780422

RESUMEN TRANSKRIP HASIL WAWANCARA (SENIN 5 FEBRUARI 2018,

PUKUL 07:30 PAGI DI MASJID JAMI’ AL KHAIRIYAH PONDOK

PESANTREN MIFTAHUL HUDA 06)

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :kyai Babussalam Asysya’roni

Umur :52

Jabatan : pengasuh pondok pesantren Miftahul Huda.

Pekerjaan : da’i

Jenis kelamin : laki-laki

Alamat : Pondok pesantren Miftahul Huda 06, jl Rahmat Syatori no

92, Sukapura, Sumberjaya, Lampung Barat.

II. HASIL WAWANCARA

Peneliti: bagaimana demokrasi menurut pandangan kyai?

Kyai Babussalam Asysya’roni: demokrasi itu sebuah cara menjalankan roda

pemerintahan. Ada pemerintahan yang didalam menjalankan negaranya

menggunakan sistem kerajaan, ada yang menggunakan sistem khilafah,

seperti pada masa khulafaurrasyidin, dan ada yang mengunakan sistem

pemerintahan demokrasi seperti di negara kita ini. Sistem pemerintahan

demokrasi kalau menurut saya pribadi merupakan sistem pemerintahan

yang cocok dilakukan pada masyarakat modern seperti sekarang ini. Sebab

masyarakat tidak hanya bertindak sebagai objek pemerintahan, namun juga

dapat menjadi pengisi posisi pemerintahan. Selain itu pada sistem

Page 120: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

demokrasi, masyarakat dapat menentukan sendiri siapa yang akan menjadi

calon pemimpin mereka. Namun memang dibalik itu semua menurut

pandangan saya selaku orang islam, ada kekurangan pada sistem demokrasi

ini. Yaitu ada kesempatan bagi seorang yang tidak punya standar

kepemimpinan menurut islam untuk menjadi pemimpin. Terlebih jika

kesadaran masyarakat dalam menentukan pilihan yang kurang objektif atau

yang sering kita lihat adalah masyarakat memilih seorang yang pada masa

kampanye membagi-bagikan uang misalnya.

Peneliti: Bagaimana partisipasi pondok pesantren Miftahul Huda 06 dalam

pemilukada di lampung barat pada tahun 2017?

kyai Babussalam Asysya’roni: Sebagai wadah pendidikan, kita memang tidak

disentuh pada saat kampanye menjelang pemilukada 2017 kemarin, tetapi

karena kita menyadari bahwa keberlangsungan pemilu tersebut akan

mempengaruhi keberlangsungan kabupaten Lampung Barat, yang secara

tidak langsung tentu akan mempengaruhi kita sebagai salah satu lembaga

yang berdiri di wilayah pemerintahan kabupaten Lampung Barat. Makanya

kita sangat memperhatikan keberlangsungan pemilu tersebut. Kita ikut

mengawasi agar pemilu tersebut dapat berjalan dengan lancar, tidak

terdapat kecurangan, dan menghasilkan pemimpin yang berkwalitas bagi

Lampung Barat.

Peneliti: pengawasan yang seperti apa yang dilakukan oleh pondok pesantren

Miftahul Huda 06 pada pemilukada tersebut?

kyai Babussalam Asysya’roni: ya kita melakukan pengawasan dengan cara tidak

meninggalkan aktifitas politik terutama yang ada di desa Sukapura

ini.misal ini kan para ustadz kita banyak yang memiliki kegiatan luar

pondok seperti buruh bangunan, bertani, budidaya ikan dan lain

sebagainya, artinya ustadz kita memiliki waktu untuk berbaur dengan

masyarakat secara langsung. Jadi menjelang pemilu itu saya sendiri

memang sudah mengingatkan kepada para ustadz khususnya untuk

mencermati kegiatan-kegiatan politik yang ada di lapisan terbawah yaitu

masyarakat kecil. Jangan sampai terjadi kecurangan-kecurangan seperti

money politik atau yang sejenisnya.

Peneliti: untuk materi-materi dakwah sendiri apa para ustadz diarahkan secara khusus

untuk mengingatkan akan kejujuran berpolitik ini?

kyai Babussalam Asysya’roni: betul. Saya menganjurkan kepada para ustadz untuk

menyampaikan pandangan islam mengenai kejujuran juga mengenai

kecurangan. Ini kan kegiatan di desa ini ada yasinan bapak-bapak setiap

Page 121: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

malam jumat di rumah penduduk secara bergiliran. Sebelum membaca

rangkaian yasin dan tahlil diadakan kultum, yang mengisi kultum itu

memang dari ustadz kita disini sering dimintai kesedian untuk mengisinya.

Nah pada kesempatan-kesempatan seperti itulah ustadz-ustadz kita ini

menyampaikan dakwah yang berisi tentang ancaman-ancaman bagi orang

yang berlaku curang, menyuap, atau yang lain sebagainya.

peneliti: Adakah upaya yang dilakukan pondok pesantren kepada para santri terkait

pemilihan umum tahun 2017?

kyai Babussalam Asysya’roni: saya sendiri selalu menyampaikan dalam beberapa

kesempatan menjelang pemilu tahun 2017 bahwa para santri juga

merupakan warga Negara Indonesia yang memiliki hak untuk menyuarakan

pilihannya pada acara pemilihan umum tersebut, jadi mereka memiliki

kebebasan untuk menentukan pilihannya. Namun tetap saya pribadi

mengingatkan bahwa pada saat mereka menentukan pilihan waktu

pencoblosan, maka mereka saat itu sedang bersaksi kepada Allah nahwa

pilihannya tersebut layak untuk menjadi pemimpin Lampung Barat 5 tahun

kedepan maka mereka perlu benar-benar berhati-hati dalam menentukan

pilihan, perhatikan baik-baik siapa yang akan mereka pilih tersebut

peneliti: apakah ada perbedaan hak antara santriwan dan santriwati dalam mengikuti

demokrasi pada tahun 2017 ?

kyai Babussalam Asysya’roni: didalam memberikan suara saya tidak membedakan

antara santri laki-laki dan santri perempuan. Semua sama saja, lagi pula

pemberian suara kan dilakukan pada siang hari, jadi yang perempuan tidak

akan bermasalah walaupun ikut datang ke tempat pemungutan suara.

kecuali pada pertemuan kampanye yang dilakukan malam hari, santriwati

memang tidak saya izinkan untuk mengikuti pertemuan.

Peneliti: apakah kyai memberikan pengarahan secara langsung untuk memilih salah

satu pasangan calon bupati?

Kyai Babussalam Asysya’roni: saya tidak pernah memberikan pengarahan kepada

para santri untuk memilih salah satu pasangan calon bupati.

Peneliti: Pada saat kegiatan pemungutan suara pada pemilukada tahun 2017 tersebut

apakah pondok pesantren MIftahul Huda 06 ikut berpartisipasi?

kyai Babussalam Asysya’roni: Pemungutan suara pada pemilukada 2017 tersebut

sangat menetukan bagaimana kepemimpinan kabupaten Lampung Barat 5

tahun kedepan, jadi tentu kami sangat tidak menginginkan proses vital

Page 122: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

tersebut diwarnai oleh kecurangan-kecurangan, makanya saya mengizinkan

pada waktu ketua dusun (KADUS) meminta bantuan tenaga kepada

pondok pesantren untuk membantu mengawal berlangsungnya proses

pemungutan suara tersebut. Pada waktu itu ada dua orang ustadz kita yang

ikut berpartisipasai sebagai petugas pelaksana pemungutan suara di desa

sukapura ini, yaitu ustadz hadi, dan ustadz wawan. Saya rasa itu sudah

cukup untuk menunjukkan bahwa pondok pesantren Miftahul Huda sangat

mendukung berlangsungnya pemilihan umum yang lancar, jujur dan tidak

terdapat kecurangan-kecurangan didalamnya.

Peneliti: Apakah santri dan ustadz diberikan izin untuk mengikuti kegiatan kampanye

yang dilakukan sebelum pemilukada tersebut?

kyai Babussalam Asysya’roni :Kampanye itu sebenarnya sebagai media bagi

masyarakat untuk dapat mengenal siapa calon pemimpinnya dan apa saja

program kerja yang akan dilakukannya apabila dia terpilih, bukan seperti

fenomena saat ini yang justru menjadikan kampanye sebagai waktu untuk

mencari keuntungan ekonomi saja. Terkait kampanye sebelum pemilukada

2017 kemarin, saya memang mengizinkan ustadz dan santri untuk ikut

hadir saat pasangan-pasangan calon bupati melakukan pertemuan

kampanye, namun saya tetap mengingatkan bahwa tujuan mereka

menghadiri acara tersebut adalah untuk mengenal calon bupatinya, apabila

informasi pada saat itu belum dirasa cukup, maka saya mengingatkan untuk

mencari informasi dari fihak ketiga mengenai bagaimana rekam jejak dari

calon pemimpin tersebut. Sehingga mereka dapat membandingkan yang

mana dari dua pasang calon tersebut yang pantas untuk menjadi pemimpin

Lampung Barat 5 tahun kedepan. Tujuannya supaya pada saat pemilihan

umum mereka sudah dapat menentukan siapa yang akan mereka pilih.

Page 123: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Sekretariat : Jl. Letkol H. Endro Suratmin, UIN Raden Intan Lampung, Kode Pos 35131Telp (0721) 78088 / Fax 780422

RESUMEN TRANSKRIP HASIL WAWANCARA (SELASA 6 FEBRUARI 2018, PUKUL

10:00 PAGI DI KANTIN KEJUJURAN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA 06)

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama : Muhammad Alki Hasan

Umur :30

Jabatan : Santri pengelola mading Pondok Pesantren Miftahul Huda 06.

Alamat : dusun Sidomukti kecamatan Bandar Negeri Suoh Lampung Barat

Pekerjaan :santri

II. HASIL WAWANCARA

Peneliti :apakah anda sudah berada di pondok pesantren ini saat pemilukada 2017 Lampung

Barat kemarin?

Muhammad Alki Hasan: iya saya sudah menjadi santri waktu itu.

Peneliti : apakah anda sudah ikut memilih waktu itu?

Muhammad Alki Hasan : iya. Saya sudah ikut memilih.

Peneliti : dimana anda memilih waktu itu?

Muhammad Alki Hasan: saya memilih ditempat asal saya, di dusun Sidomukti kecamatan

Bandar Negeri Suoh Lampung Barat.

Peneliti : lalu bagaimana dengan kegiatan mengaji anda kalau anda memilih di Bandar

negeri suoh?

Page 124: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

Muhammad Alki Hasan: kita memang diberikan libur 2 hari kalau yang jauh, untuk dapat

mengikuti pemilihan umum 2017.

Peneliti :adakah pengarahan dari kyai tentang pemilihan umum 2017 tersebut?

Muhammad Alki Hasan: ada, kita diarahkan untuk tidak menjadi golput waktu pemilu. Kita

disuruh ikut memilih.

Peneliti : selain pengarahan untuk tidak menjadi golput, apa ada pengarahan lain, missal

waktu kampanye, atau waktu pemungutan suara?

Muhammad Alki Hasan: untuk waktu kampanye kita diarahkan agar menghadiri pertemuan

kampanye.yang ada didesa Sukapura ini.

Peneliti : apa hal yang didapatkan waktu menghadiri pertemuan kampanye itu?

Muhammad Alki Hasan: ya waktu kampanye itu calon bupati memperkenalkan diri, tentang

darimana asalnya, apa sukunya, apa jabatan sebelum mencalonkan diri, apa

program yang akan diberikan kalau jadi bupati, ya perkenalan biasa aja.

Peneliti : kalau dari kyai pernah nggak ngasih saran untuk milih siapa diantara dua calon

itu?

Muhammad Alki Hasan: kalau ngasih saran tentang siapa yang harus dipilih itu kyai tidak

pernah. Tapi yang disarankan kyai tentang pilihan adalah bagaimana menentukan

pilihan. Makanya kita disuruh untuk menghadiri pertemuan kampanye itu.

Padahal biasanya malam hari kita nggak dikasih izin keluar pondok. Tapi waktu

kampanye itu kita diizinkan keluar pondok. Kata kyai biar tau siapa calon

bupatinya, jadi nanti bisa nentukan pilihan sendiri. Siapa yang lebih pantas untuk

menjadi bupati lampung barat.

Peneliti : pernah nggak kalau masa kampanye itu calon bupatinya dating kepondok?

Muhammad Alki Hasan: kalau datang kepondok nggak pernah. Pertemuan kampanyenya

dirumah warga sini aja. Waktu itu juga kan diadakan turnamen bola voli putra,

sponsornya dari faisol (cawabup no 2-red), waktu itu dia hadir dilapangan. Tapi

nggak mampir ke pondok. Cuman lewat aja

Peneliti : waktu pertemuan kampanye itu kyai ikut hadir juga apa nggak?

Page 125: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

Muhammad Alki Hasan: nggak. Kyai nggak ikut hadir, cuman nyuruh santri sama ustadz aja,

kalau ada yang mau ikut pertemuan disuruh ikut. Tapi kalau yang mau di pondok

aja ya nggak papa. Nggak wajib hadir semua

Peneliti : banyak yang hadir nggak santri dan ustadz waktu pertemuan kampanye itu?

Muhammad Alki Hasan: ya banyak, hampir semua santri yang sudah memiliki hak pilih ikut

hadir dalam pertemuan kampanye itu, cuman ada beberapa yang nggak ikut hadir

karena pertemuannya malam dan ada santri yang baru sembuh, jadi dia tidak ikut.

Peneliti : mengenai madding yang ada di masjid pondok ini, bagaimana pemanfaatannya

saat pemilukada 2017?

Muhammad Alki Hasan: santri kita ini kan hampir 400 orang jumlahnya, jadi dengan sekian

banyaknya santri, tentu daya fahamnya akan berbeda-beda, ada yang dengan

mendengar tausiyah atau ceramah dari ustadz dan kyai sudah langsung faham, ada

juga yang tidak langsung faham dengan apa yang disampaikan kyai saat ceramah,

makanya peringatan mengenai kejujuran saat memilih dan saat kampanye, serta

pesan kyai yang menganjurkan para santri dan ustadz untuk ikut menjadi

pengontrol keadaan agar tidak terdapat kecurangan-kecurangan, atau pesan kyai

mengenai cara menentukan pilihan yang tepat kita jadikan sebuah karya tulis atau

kata-kata bijak yang kemudian kita pasang di madding ini, sehingga semua santri

bisa membacanya, dan bagi yang lambat dalam pemahaman bisa membacanya

sampai berulang-ulang, sehingga makna yang terkandung dalam pesan itu dapat

benar-benar difahami oleh para santri maupun ustadz, atau bahkan masyarakat

sekitar, karena ini kan posisi maddingnya ada di masjid yang setiap waktu kita

pakai sebagai tempat sholat berjamaah, baik itu santri, ustadz, maupun masyarakat

sekitar.

Page 126: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Sekretariat : Jl. Letkol H. Endro Suratmin, UIN Raden Intan Lampung, Kode Pos 35131Telp (0721) 78088 / Fax 780422

RESUMEN TRANSKRIP HASIL WAWANCARA (SELASA 6 FEBRUARI 2018, PUKUL

13:00 SIANG DI MASJID JAMI’ ALKHAIRIYAH PONDOK PESANTREN MIFTAHUL

HUDA 06)

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama : Arif Rahman

Umur :27

Jabatan : Sekretaris Rois Pondok Pesantren Miftahul Huda 06.

Alamat : dusun Simpang Cempaka kecamatan Sekincau, Lampung Barat

Pekerjaan :santri

II. HASIL WAWANCARA

Peneliti :apakah anda sudah berada di pondok pesantren ini saat pemilukada 2017 Lampung

Barat kemarin?

Arif Rahman: iya saya sudah menjadi santri waktu itu.

Peneliti : apakah anda sudah ikut memilih waktu itu?

Arif Rahman : iya. Saya sudah ikut memilih.

Peneliti : dimana anda memilih waktu itu?

Arif Rahman: saya memilih di Sukapura saja, mengusulkan A5 ke fihak kelurahan. Soalnya saya

belum mau pulang ke sekincau waktu itu

Peneliti :adakah pengarahan dari kyai tentang pemilihan umum 2017 tersebut?

Page 127: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

Arif Rahman: pengarahan yang diberikan kyai hanya pengarahan supaya bisa menentukan

pilihan dengan objektif dan berfokus demi kemajuan bersama,.

Peneliti : selain pengarahan untuk bisa menentukan pilihan dengan baik, apa ada

pengarahan lain, missal waktu kampanye, atau waktu pemungutan suara?

Arif Rahman: untuk waktu kampanye kita diarahkan agar menghadiri pertemuan kampanye.yang

ada didesa Sukapura ini. Kalau waktu mau pemungutan suara, saya sendiri bahkan

tidak bertemu kyai waktu itu, artinya kyai nggak ngasih pengarahan ke saya waktu

pemungutan suara.

Peneliti : apa hal yang didapatkan waktu menghadiri pertemuan kampanye itu?

Arif Rahman: ya waktu kampanye itu calon bupati memperkenalkan diri secara umum, tidak ada

yang pakai bagi-bagi uang atau sejenisnya..

Peneliti : kalau dari kyai pernah nggak ngasih saran untuk milih siapa diantara dua calon

itu?

Arif Rahman: kalau tentang siapa pasangan yang harus di pilih, kyai hanya memngarahkan untuk

memilih pasangan yang terbaik diantara dua pasang calon itu. Kyai tidak pernah

menyebut harus pasangan nomor 1 atau 2, kita diberi kebebasan untuk

menentukan pilihan kita dalam pemilu tersebut.

Peneliti : pernah nggak kalau masa kampanye itu calon bupatinya datang kepondok?

Arif Rahman: setau saya tidak pernah ada pasangan calon bupati yang berkunjung ke pondok ini

Peneliti : waktu pertemuan kampanye itu kyai ikut hadir juga apa nggak?

Arif Rahman: nggak. Kyai nggak ikut hadir, cuman santri sama ustadz aja yang hadir waktu itu

Peneliti : banyak yang hadir nggak santri dan ustadz waktu pertemuan kampanye itu?

Arif Rahman: ya banyak, santri yang tidak memiliki halangan untuk hadir rata-rata pada hadir

semua, kecuali yang perempuan, karena pertemuannya malam hari jadi nggak

ikut.

Page 128: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Sekretariat : Jl. Letkol H. Endro Suratmin, UIN Raden Intan Lampung, Kode Pos 35131Telp (0721) 78088 / Fax 780422

RESUMEN TRANSKRIP HASIL WAWANCARA (SENIN5 FEBRUARI 2018, PUKUL

09:00 PAGI DI KANTOR PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA 06)

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama : Abdul Hadi Al-Ghifari

Umur :35

Jabatan : Ustadz Pondok Pesantren Miftahul Huda 06.

Jenis kelamin : laki-laki

Alamat : desa Sukapura, kecamatan Sumberjaya Lampung Barat

II. HASIL WAWANCARA

Peneliti : bagaimana pandangan bapak mengenai pemilukada 2017 Lampung Barat kemarin,

khususnya yang ada di desa Sukapura?

Abdul Hadi Al-Ghifari: dari pandangan saya pemilu yang dilakukan pada tahun 2017 kemarin

sudah berlangsung dengan cukup adil. Dari penyelenggaraan kampanye yang ada

di desa Sukapura ini saya tidak menemukan adanya kecurangan, dari pemungutan

suara sampai perhitungan suara juga tidak ada kecurangan yang terjadi.

Masyarakat desa Sukapura juga sudah memiliki pemahaman yang bagus tentang

pemilihan umum. Sebab kartu suara yang rusak karena kesalahan cara memilih

sudah sangat jarang ditemukan. Ya paling ada satu dua, mungkin itu milik pemilih

yang memang sudah berusia lanjut.

Peneliti : tadi kata bapak tidak ada ditemukan kecurangan baik dari masa kampanye ataupun

masa pemungutan suara, mengapa bapak bisa seyakin itu, apakah bapak tergabung

dalam panitia pemungutan suara atau bagaimana?

Abdul Hadi Al-Ghifari: iya. Saya memang termasuk dalam panitia penyelenggara pemungutan

suara, jadi saya tahu dengan pasti bahwa kecurangan waktu pemungutan suara itu

Page 129: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

tidak terjadi. Kalau masa kampanye saya hanya mendengar dari apa yang tersebar

di masyarakat. Karena sehari-hari selain mengajar di pondok pesantren saya

bekerja sebagai buruh tani atau bangunan, jadi saya sangat membaur dengan

masyarakat desa Sukapura. Kalau memang ada isu-isu tentang money politik atau

sejenisnya, saya pasti sudah mendengar itu dari masyarakat. Buktinya saya tidak

mendengar ada berita tentang kecurangan itu, makanya tadi saya berani bilang

kalau kecurangan pada masa kampanye itu tidak terjadi di desa Sukapura.

Peneliti : apakah fihak pondok pesantren memberi saran khusus mengenai pengawasan

terhadap pemilukada tersebut pak?

Abdul Hadi Al-Ghifari: iya. Dari fihak pondok pesantren itu ada pengarahan atau saran. Kita

diberikan saran untuk membantu memberikan kesadaran kepada warga

masyarakat bahwa yang namanya melakukan kecurangan dalam pemilu itu

merupakan perbuatan yang sangat fatal. Sebab jika yang dihasilkan adalah

pemimpin yang tidak bertanggung jawab, maka seluruh masyarakat Lampung

Barat yang akan terzalimi jika dia melakukan tindakan pelanggaran diwaktu dia

memimpin. Artinya kita sudah membantu seseorang yang tidak bertanggungjawab

untuk menduduki jabatan sentral di kabupeten Lampung Barat.

Peneliti :kapan waktu untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat tersebut pak?

Abdul Hadi Al-Ghifari: dimana saja ada kesempatan. Dalam posisi kita sebagai ustad itu banyak

sekali masyarakat yang bertanya mengenai berbagai permasalahan yangsedang

dihadapi. Baik saat kebetulan bersilaturahmi, atau sengaja datang untuk

menanyakan permasalahan mereka. Selain itu juga ada acara kultum sebelum

membaca surat yasin dan tahlil pada malam jum’at. Ya diwaktu-waktu seperti

itulah kita memberikan pesan-pesan kejujuran dan keadilan itu.

Peneliti : apakah kyai pernah memiliki pertemuan khusus dengan salah satu calon bupati

tahun itu pak?

Abdul Hadi Al-Ghifari: kalau pertemuan khusus setahu saya itu tidak ada. Kyai memang orang

yang tertutup terhadap politik-politik semacam itu. Beliau tidak pernah melakukan

pertemuan atau menjalin kerjasama dengan salah satu calon bupati pada saat itu.

Bukan karena beliau tidak kenal, parosil (cabup no 1-red) dan faisol (cawabup no

2-red) itu sangat kenal dengan kyai. Tapi pada saat pemilu saya tidak melihat

bahwa keduanya melakukan silaturahmi kepada kyai. Karena seperti yang saya

katakana tadi, sudah berapa kali pemilu, bauk kades atau legislative dan bupati,

kyai memang tertutup untuk melakukan pertemuan terhadap calon-calon

pemimpin tersebut.

Page 130: NETY RHOHMAYANTIrepository.radenintan.ac.id/4756/1/skripsi.pdftinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk

Peneliti : bagaimana kyai memberikan saran untuk menentukan pilihan pada waktu

pemilukada 2017 itu pak?

Abdul Hadi Al-Ghifari: beliau memberikan pemahaman tentang apa makna pemungutan suara

yang sebenarnya. Kemudian karena besarnya efek yang dihasilkan oleh kegiatan

pemungutan suara itu, maka masyarakat, khususnya santri dan ustad perlu untuk

menentukan pilihan yang tepat. Kita disuruh untuk mengikuti beberapa pertemuan

kampanye, selain untuk mengenal calon pemimpin juga untuk mengawasi

kegiatan kampanye itu. Jika dirasa belum cukup pengenalan dari waktu pertemuan

itu, maka kita perlu mencari informasi mengenai siapa dan bagaimana kiprahnya

dalam mewakili atau memimpin rakyat.