neraca pembayaran & kebijakan perdagangan … · 2020. 5. 11. · universitas hasanuddin 3...
TRANSCRIPT
i
NERACA PEMBAYARAN & KEBIJAKAN PERDAGANGAN (BALANCE OF PAYMENT & TRADE POLICY)
ANDI MUHAMMAD SADLI
CAKUL
CATATAN KULIAH
Universitas Hasanuddin 2
NERACA PEMBAYARAN BALANCE OF PAYMENT
Universitas Hasanuddin 3
Pengertian Neraca Pembayaran
Dalam Balance of Payments Manual (BPM) yang diterbitkan oleh IMF (1993),
defenisi balance of payment (BOP) adalah:
“A statement that systematically, for spesific time period, the economic transactions of an economic with the rest of the world. Transactions, for the most part between residents and nonresidents, consist of those involving goods, services and income; those involving financial claim on assets and liabilities to, the rest of the world; and those (such gift) classified as transfers which involve offsetting entries to balance in an accounting sense – one set transactions.”
Selanjutnya Hady (2001:59) mendefenisikan balance of payment (BOP) adalah
suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi
yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara
penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world)
untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.Neraca
pembayaran adalah suatu catatan yang sistematis mengenai transaksi ekonomi
yang dilakukan oleh penduduk (residen) suatu negara dengan penduduk negara
lainnya (non residen) dalam jangka waktu tertentu (Sugiyono, 2002). Dengan kata
lain neraca pembayaran mencatat nilai barang dan jasa serta volume modal netto
yang masuk dan keluar dari suatu negara untuk suatu periode tertentu, biasanya
dua belas bulan (Jackson, 2009).
Aplikasi serta interpretasi dari neraca pembayaran berpokok pada dua hal :
Pertama, neraca pembayaran mencakup baik barang dan jasa akhir
maupun antara(intermediate). Kedua, ketidakseimbangan dalam neraca
pembayaran mencerminkan surplus dan defisit,bukannya untung dan rugi. Hal ini
ukuran neraca pembayaran mencatat arus masuk keluarbarang, jasa dan kapital
untuk satu negara, bukannya syarat – syarat mengenai arus barang, jasa dan
kapital tersebut.
Universitas Hasanuddin 4
Tujuan Penyusunan Neraca Pembayaran
Statistik neraca pembayaran diperlukan dalam perhitungan
pendapatan nasionalmengingat salah satu variabel pendapatan nasional adalah
nilai ekspor – impor barang danjasa yang tercatat dalam neraca pembayaran.
Tujuan penyusunan neraca pembayaran adalah :
a) Mengetahui peranan sektor eksternal dalam perekonomian suatu
negara.
b) Mengetahui aliran sumber daya antara negara.
c) Mengetahui struktur ekonomi dan perdagangan suatu negara.
d) Mengetahui permasalahan utang luar negeri suatu negara.
e) Mengetahui perubahan posisi cadangan devisa suatu negara.
f) Dipergunakan sebagai sumber data dan informasi dalam
penyusunan anggaran devisa (foreign exchange budget).
g) Dipergunakan sebagai sumber data penyusunan statistik
pendapatan nasional (national account).
Struktur Dasar Neraca Pembayaran
Dilihat dari strukturnya, neraca pembayaran dapat dikelompokkan
dalam duakelompok besar, yaitu transaksi berjalan dan transaksi modal. Masing –
masing komponen dalam kelompok terdiri dari sisi kredit dan debet. Sisi kredit
mencatat transaksi – transaksi yang menimbulkan hak bagi penduduk suatu negara
untuk menerima pembayaran dan sisi debet mencatat transaksi – transaksi
yang menimbulkan kewajiban membayar bagi penduduk suatu negara terhadap
penduduk negara lain.
Secara garis besar neraca pembayaran meliputi:
Universitas Hasanuddin 5
- Current
Account
Meliputi transaksi yang berkaitan dengan ekspor dan impor terhadap barang
dan jasa. Melalui pos transaksi ini akan terlihat jelas apakah neraca perdagangan
suatu negara surplus atau bahkan defisit.
- Capital
Account
Mencakup arus modal masuk sebagai inflow dan arus modal keluar
(outflow). Adapun inflow dapat meliputi modal resmi maupun bentuk modal
lainnya.
- Errors and
Omissions
Errors and Ommissions sebagai kesalahan yang belum diperhitungkan
atau kesalahan yang diabaikan. Pada model perhitungan IMF
(International Monetary Fund) merupakan neraca penyeimbang yang memberi
makna defisit atau surplus neraca pembayaran pada tahunpencatatan.
- Reserve
Bahwa pada cara yang disajikan oleh IMF merupakan perkembangan
cadangan devisa dari tahun sebelum pencatatan sampai pada saat pencatatan atau
yang lazim dinyatakan sebagai monetary movement.
Mekanisme atau Proses Penyesuaian Neraca Pembayaran
Terdapat 3 (tiga) macam mekanisme atau proses penyesuaian yang
penting menyangkut neraca pembayaran, yaitu:
- Mekanisme
Harga
Universitas Hasanuddin 6
Mekanisme Hume adalah mekanisme penyesuaian neraca
pembayaranmelalui perubahan harga-harga. Mekanisme ini umumnya pemerintah
membawa kembali neraca pembayaran ke posisi keseimbangan kembali.
Mekanisme ini pada hakekatnya adalah dengan sistem standar emas penuh.
- Mekanisme
Pendapatan
Mekanisme penyesuaian melalui kebijakan atau pengaturan pendapatan nasional,
yang singkatnya disebut “mekanisme pendapatan” menggambarkan adanya
saluran lain bagi proses penyesuaian neraca pembayaran. Mekanisme
ini didasarkan atas teori ekonomi makro oleh Keynes, khususnya diilhami
oleh proses pelipatan (multiplier) dalam teori tersebut.
- Mekanisme
Moneter
Mekanisme hume sesungguhnya tidak murni mekanisme harga sebab
sebelum suatu harga naik atau turun, terjadi penyebab lain, yaitu aliran uang
masuk atau keluar negeri. Jika terjadi surplus, maka uang akan mengalir masuk ke
dalam negeri sehingga berakibat stok uang di dalam negeri bertambah, sebaliknya
jika terjadi defisit maka uang akan mengalir ke luar negeri, sehingga uang dalam
negeri menurun.
Penyajian Neraca Pembayaran
Ada 2 (dua) bentuk penyajian neraca pembayaran yaitu penyajian
standar (standard presentation) dan penyajian analitis (analytical presentation).
a. Penyajian
Standar
Komponen-komponen neraca pembayaran dalam penyajian
standardisusun menurut panduan bagaimana dimuat dalam BOP manual.
Universitas Hasanuddin 7
Penentuan komponen standar neraca pembayaran didasarkan atas beberapa
pertimbangan dan tujuan tertentu.
b. Penyajian analitis disusun menurut keperluan analisis bagi perumus kebijakan
di masing-masing negara. Namun, komponen utama yang disajikan
tetap mengacu pada komponen standar dengan menonjolkan rincian komponen
yang dirasakan sangat diperlukan.
Konsep Keseimbangan Neraca Pembayaran
Secara umum dikenal empat konsep keseimbangan neraca pembayaran, yaitu:
1. Konsep Keseimbangan Perdagangan (Trade Balance)
Dalam konsep ini, transaksi yang termasuk dalam autonomous
transaction (transaksi yang mengakibatkan surplus atau defisit)hanya transaksi
ekspor dan impor barang sehingga keseimbangan neraca pembayaran diukur dari
berapa besarnya surplus atau defisit kedua transaksi tersebut.
2. Konsep Keseimbangan Transaksi Berjalan (Current Account
Balance)
Untuk menentukan surplus atau defisit pada autonomous transaction
selain diperhitungkan ekspor dan impor, juga diperhitungkan jasa-jasa,
termasuk penghasilan (income) dan transfer.
3. Konsep Basic
Balance
Dalam konsep ini, yang termasuk dalam autonomous transactionselain pos-
pos dalam transaksi berjalan, juga komponen-komponen dalam transaksi modal
dan keuangan jangka panjang.
4. Konsep Overall Balance
Yang termasuk autonomous transaction dalam konsep ini adalah komponen-
Universitas Hasanuddin 8
komponen transaksi modal dan keuangan baik jangka panjang maupun jangka
pendek.
Universitas Hasanuddin 9
METADATANERACAPEMBAYARANINDONESIA
Universitas Hasanuddin 10
TABLE 1
INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS
SUMMARY
(Millions of USD)
Aug-19
ITEMS 2015 2016 2017 2018* 2019
Total Total Total Total Q1* Q2**
I. Current Account -17,761 -16,952 -16,196 -31,046 -6,966 -8,443
A. Goods 1) 13,281 15,318 18,814 -439 1,188 187 - Exports 148,341 144,470 168,883 180,725 41,213 40,079 - Imports -135,060 -129,152 -150,069 -181,164 -40,025 -39,893 1. General
Merchandise 12,551 14,744 17,915 -429 692 -162 - Exports 146,941 143,105 167,002 178,703 40,403 39,254 - Imports -134,389 -128,360 -149,087 -179,132 -39,711 -39,416 a. Non-Oil and Gas 19,024 19,516 25,264 11,186 2,907 3,021
- Exports 130,526 130,188 151,429 161,089 37,374 36,420 -111,502 -110,672 -126,164 -149,903 -34,466 -33,400
b. Oil and Gas -6,472 -4,772 -7,349 -11,615 -2,215 -3,183 - Exports 16,415 12,916 15,573 17,614 3,030 2,834 - Imports -22,887 -17,688 -22,922 -29,229 -5,245 -6,017
2. Other Goods 730 574 899 -9 496 348 - Exports 1,400 1,365 1,881 2,022 809 825 - Imports -670 -792 -982 -2,032 -313 -477
B. Services -8,493 -7,084 -7,379 -7,068 -1,869 -1,962 - Exports 21,891 23,324 25,328 28,003 6,735 6,763 - Imports -30,384 -30,407 -32,707 -35,071 -8,604 -8,725
C. Primary Income -28,028 -29,647 -32,131 -30,435 -8,116 -8,725 - Receipts 2,826 4,048 5,575 9,277 1,438 2,295 - Payments -30,854 -33,695 -37,706 -39,712 -9,554 -11,019
D. Secondary Income 5,479 4,460 4,500 6,895 1,831 2,058 - Receipts 10,333 9,832 9,967 12,220 2,983 3,225 - Payments -4,853 -5,371 -5,467 -5,325 -1,152 -1,167
II. Capital Account 17 41 46 97 2 4 - Receipts 17 41 46 97 2 4 - Payments 0 0 0 0 0 0
III. Financial Account 2) 17,120 29,306 28,686 24,883 9,928 7,051 - Assets -20,273 15,920 -18,410 -20,323 -6,104 -2,499 - Liabilities 37,393 13,386 47,096 45,206 16,031 9,550 1. Direct Investment 9,259 16,136 18,502 13,422 5,265 5,394
a. Assets -9,427 11,594 -2,008 -6,399 -850 -1,622 b. Liabilities 18,686 4,542 20,510 19,821 6,115 7,016
Universitas Hasanuddin 11
2. Portfolio Investment 16,707 18,996 21,059 9,312 5,373 4,501 a. Assets -1,003 2,218 -3,356 -5,171 123 -16 b. Liabilities 17,709 16,778 24,415 14,483 5,250 4,517
- Public Sector 17,369 16,835 21,877 9,504 3,780 4,166 - Private Sector 341 -57 2,537 4,980 1,469 351
3. Financial Derivatives 20 -9 -128 34 84 -1 4. Other Investment -8,866 -5,817 -10,747 2,115 -794 -2,845
a. Assets -10,510 1,499 -13,487 -9,370 -5,743 -1,008 b. Liabilities 1,645 -7,316 2,740 11,485 4,948 -1,837
- Public Sector -469 -2,369 -1,353 -983 -767 -645 - Private Sector 2,113 -4,947 4,093 12,469 5,715 -1,191
IV. Total (I + II + III) -624 12,394 12,536 -6,066 2,963 -1,388 V. Net Error and Omissions -474 -305 -950 -1,065 -544 -588 VI. Overall Balance (IV + V) -1,098 12,089 11,586 -7,131 2,419 -1,977 VII. Reserves and Related Items 3) 1,098 -12,089 -11,586 7,131 -2,419 1,977
A. Reserve Asset Transactions 1,098 -12,089 -11,586 7,131 -2,419 1,977
B. Credit and Loans with IMF 0 0 0 0 0 0
C. Exceptional Financing 0 0 0 0 0 0 Memorandum:
- Reserve Assets Position 105,931 116,362 130,196 120,654 124,539 123,823 In Months of Imports &
Official Debt Repayment 7,4 8.4 8.3 6.5 6.8 6.8 - Current Account (% GDP) -2.06 -1.82 -1.60 -2.98 -2.60 -3.04
Notes: 1) In terms of free on board (fob) 2) Excludes reserves and related items 3) Negative represents surplus and positive represents deficit * Provisional figures ** Very provisional figures
Universitas Hasanuddin 12
TABLE 2
INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS
CURRENT ACCOUNT
GOODS (Millions of USD)
Aug-19
ITEMS 2016 2017 2018 2019
Total Total Total Q1* Q2**
Goods 1) 15,318 18,814 -439 1,188 187
- Exports 144,470 168,883 180,725 41,213 40,079
- Imports -129,152 -150,069 -
181,164 -
40,025 -
39,893 A. General merchandise 14,744 17,915 -429 692 -162
1. Non-oil and gas 19,516 25,264 11,186 2,907 3,021 a. Exports 130,188 151,429 161,089 37,374 36,420
b. Imports -110,672 -126,164 -
149,903 -
34,466 -
33,400 2. Oil -9,680 -12,816 -18,420 -3,739 -4,118
a. Exports 6,267 7,503 7,839 909 1,099 b. Imports -15,947 -20,319 -26,259 -4,648 -5,217
3. Gas 4,908 5,467 6,805 1,524 936 a. Exports 6,649 8,070 9,776 2,121 1,735 b. Imports -1,741 -2,604 -2,971 -597 -799
B. Other goods 574 899 -9 496 348 o/w Nonmonetary gold 574 899 -9 496 348
a. Exports 1,365 1,881 2,022 809 825 b. Imports -792 -982 -2,032 -313 -477
Memorandum:
1. Nominal a. Total exports (fob) 144,470 168,883 180,725 41,213 40,079
- Non-oil and gas 131,554 153,310 163,111 38,183 37,246 - Oil and gas 12,916 15,573 17,614 3,030 2,834
b. Total imports (fob) -129,152 -150,069 -
181,164 -
40,025 -
39,893
- Non-oil and gas -111,464 -127,146 -
151,935 -
34,780 -
33,876 - Oil and gas -17,688 -22,922 -29,229 -5,245 -6,017
2. Growth (%, yoy) a. Total exports (fob) -3 16.9 7.0 -7 -8
- Non-oil and gas 0 16.5 6.4 -5 -5 - Oil and gas -25 20.6 13.1 -26 -36
b. Total imports (fob) -4 16.2 20.7 -5 -8 - Non-oil and gas -1 14.1 19.5 -2 -7 - Oil and gas -23 29.6 27.5 -19 -17
3. Crude oil unit prices (USD/barrel) 39 51.3 68.2 64 68
Universitas Hasanuddin 13
4. Crude oil production (million barrels per day) 1 0.802 0.772 1 1
Notes: 1) In terms of free on board (fob) * Provisional figures ** Very provisional figures
TABLE 3
INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS
CURRENT ACCOUNT
SERVICES (Millions of USD)
Aug-19
ITEMS 2016 2017 2018 2019
Total Total Total Q1* Q2**
Services -7,084 -7,379 -7,068 -1,869 -1,962
- Exports 23,324 25,328 28,003 6,735 6,763 - Imports -30,407 -32,707 -35,071 -8,604 -8,725
A. Manufacturing services 351 354 382 49 89 - Exports 351 354 382 49 89 - Imports 0 0 0 0 0
B. Maintenance and repair services -353 -178 -195 -99 -25 - Exports 411 169 248 75 67 - Imports -764 -348 -443 -174 -92
C. Transport -5,544 -6,864 -8,840 -1,891 -1,800 - Exports 3,572 3,472 3,598 893 996 - Imports -9,116 -10,336 -12,438 -2,784 -2,796 a. Passenger -1,006 -1,105 -1,368 -317 -360
- Exports 1,360 1,552 1,490 336 371 - Imports -2,366 -2,656 -2,857 -654 -731
b. Freight -4,387 -5,581 -6,928 -1,543 -1,388 - Exports 1,676 1,283 1,530 413 470 - Imports -6,064 -6,865 -8,458 -1,957 -1,857
c. Other -151 -178 -544 -30 -52 - Exports 536 637 578 144 156 - Imports -687 -815 -1,122 -174 -208
D. Travel 3,639 4,850 5,338 1,353 805 - Exports 11,206 13,139 14,110 3,399 3,024 - Imports -7,566 -8,289 -8,772 -2,046 -2,219
E. Construction 93 183 262 -2 -22 - Exports 226 369 405 104 83 - Imports -133 -186 -144 -106 -105
Universitas Hasanuddin 14
F. Insurance and pension services -661 -570 -643 -215 -177 - Exports 80 83 86 7 14 - Imports -741 -653 -728 -222 -191
G. Financial services -577 -442 -435 -79 -58 - Exports 336 640 659 97 110 - Imports -913 -1,082 -1,094 -176 -168
H. Charges for the use of intellectual property -1,686 -1,851 -1,403 -397 -451 - Exports 47 50 61 14 14 - Imports -1,732 -1,901 -1,465 -411 -465
I. Telecommunications, computer, and information services -1,175 -1,536 -1,578 -341 -407
- Exports 970 997 1,301 285 399 - Imports -2,146 -2,533 -2,879 -626 -807
J. Other business services -1,836 -1,947 -902 -425 -112 - Exports 5,359 5,261 6,069 1,593 1,732 - Imports -7,194 -7,208 -6,971 -2,018 -1,844
K. Personal, cultural, and recreational services 36 74 278 21 18 - Exports 89 131 367 44 44 - Imports -53 -57 -89 -23 -26
L. Government goods and services 630 547 669 155 179 - Exports 678 663 717 174 190 - Imports -48 -115 -49 -19 -11
Memorandum:
Number of traveler (thousands of people) - Inbound 10,860 12,199 13,138 2,969 3,128 - Outbound 8,509 9,077 9,756 2,574 2,633
Notes: * Provisional figures ** Very provisional figures
TABLE 4
INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS
CURRENT ACCOUNT
PRIMARY INCOME
(Millions of USD)
Aug-19
ITEMS 2016 2017 2018 2019
Total Total Total Q1* Q2**
Primary Income -29,647 -32,131 -30,435 -8,116 -8,725
- Receipts 4,048 5,575 9,277 1,438 2,295
- Payments -33,695 -37,706 -39,712 -9,554 -
11,019 A. Compensation of employees -1,553 -1,507 -1,503 -347 -370
Universitas Hasanuddin 15
- Receipts 219 228 241 64 58 - Payments -1,772 -1,735 -1,744 -411 -428
B. Investment income -28,094 -30,624 -28,932 -7,769 -8,355 - Receipts 3,829 5,347 9,036 1,374 2,237
- Payments -31,923 -35,970 -37,967 -9,143 -
10,591 a. Direct investment income -17,593 -19,773 -17,141 -4,822 -4,393
1) Income on equity capital -16,557 -18,816 -16,006 -4,645 -4,205 - Receipts 1,101 1,999 4,909 542 1,044 - Payments -17,658 -20,815 -20,915 -5,188 -5,250
2) Income on debt (interest) -1,036 -957 -1,135 -177 -188 - Receipts 74 14 42 11 33 - Payments -1,109 -971 -1,178 -188 -221
b. Portfolio investment income -8,318 -8,600 -9,648 -2,350 -3,142 1) Income on equity capital -1,920 -2,457 -3,183 -364 -1,463
- Receipts 828 395 464 82 235 - Payments -2,748 -2,852 -3,647 -446 -1,699
2) Income on debt (interest) -6,398 -6,144 -6,465 -1,986 -1,679 - Receipts 1,134 2,157 2,554 500 699 - Payments -7,532 -8,301 -9,019 -2,486 -2,378
c. Other investment income -2,183 -2,250 -2,142 -597 -819 - Receipts 694 782 1,067 240 224 - Payments -2,876 -3,032 -3,209 -836 -1,044
Notes: * Provisional figures ** Very provisional figures
TABLE 5
INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS
CURRENT ACCOUNT
SECONDARY INCOME
(Millions of USD)
Aug-19
ITEMS 2016 2017 2018 2019
Total Total Total Q1* Q2**
Secondary Income 4,460 4,500 6,895 1,831 2,058
- Receipts 9,832 9,967 12,220 2,983 3,225 - Payments -5,371 -5,467 -5,325 -1,152 -1,167 A. General government 365 411 384 8 47
- Receipts 366 416 384 8 47 - Payments -1 -5 0 0 0
B. Other sectors 4,095 4,089 6,512 1,823 2,011 1. Personal transfers 5,309 5,319 7,571 1,983 2,109
Universitas Hasanuddin 16
- Receipts 8,687 8,761 10,974 2,784 2,898 - Payments -3,378 -3,442 -3,404 -802 -789
2. Other current transfers -1,214 -1,230 -1,059 -159 -98 - Receipts 778 790 862 191 280 - Payments -1,992 -2,019 -1,921 -350 -378
Memorandum:
- Number of Indonesian migrant worker/TKI (thousands of people) 3,511 3,549 3,652 3,704 3,737
- Number of foreign migrant worker/TKA (thousands of people) 97 96 94 84 82
Notes: * Provisional figures ** Very provisional figures
TABLE 6
INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS
FINANCIAL ACCOUNT
DIRECT INVESTMENT (Millions of USD)
Aug-19
ITEMS 2016 2019
Total Total Total Q1* Q2**
Direct Investment 16,136 18,502 13,422 5,265 5,394
A. Assets 11,594 -2,008 -6,399 -850 -1,622 1. Equity capital 10,676 -2,603 -5,547 -427 -1,224 2. Debt instuments 918 595 -853 -424 -398
B. Liabilities 4,542 20,510 19,821 6,115 7,016 1. Equity capital 4,684 18,839 21,033 5,274 8,578 2. Debt instuments -142 1,671 -1,211 841 -1,562
a. Inflow 50,638 49,415 48,259 12,281 12,690
b. Outflow -50,780 -47,744 -49,470 -
11,441 -
14,252
Memorandum: Direct investment based on directional principle 16,136 18,502 13,422 5,265 5,394
A. Direct investment abroad 12,215 -2,077 -8,052 -897 -389 1. Equity capital 12,058 -2,133 -5,478 -421 -1,302 2. Debt instruments 156 56 -2,574 -476 914
B. Direct investment in Indonesia 3,921 20,579 21,474 6,162 5,783 1. Equity capital 3,301 18,369 20,965 5,269 8,656 2. Debt instruments 620 2,210 510 893 -2,873
Universitas Hasanuddin 17
Notes: * Provisional figures ** Very provisional figures
TABLE 7
INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS
FINANCIAL ACCOUNT
PORTFOLIO INVESTMENT (Millions of USD)
Aug-19
ITEMS 2016 2019
Total Total Total Q1* Q2**
Portfolio Investment 18,996 21,059 9,312 5,373 4,501
A. Assets 2,218 -3,356 -5,171 123 -16 1. Public Sector 1,795 -9 228 258 -119
a. Equity capital 0 0 0 0 0 b. Debt securities 1,795 -9 228 258 -119
2. Private Sector 423 -3,346 -5,399 -134 103 a. Equity capital -210 -1,560 -1,418 -15 -94 b. Debt securities 633 -1,787 -3,982 -120 197
B. Liabilities 16,778 24,415 14,483 5,250 4,517 1. Public Sector 16,835 21,877 9,504 3,780 4,166
a. Equity capital N/A N/A N/A N/A N/A b. Debt securities 16,835 21,877 9,504 3,780 4,166
1) Central bank 114 -104 62 -35 92 2) Government 16,720 21,982 9,441 3,815 4,074
a) Short term -444 1,715 -1,069 -310 54 b) Long term 17,164 20,267 10,510 4,125 4,020
2. Private Sector -57 2,537 4,980 1,469 351 a. Equity capital 1,319 -2,538 -3,668 1,120 -136 b. Debt securities -1,376 5,075 8,648 349 487
1) Short term -291 318 -770 -538 -245 2) Long term -1,085 4,757 9,418 887 733
Memorandum:
Government's debt securities, liabilities 16,720 21,982 9,441 3,815 4,074 1. Denominated in Rupiah 8,047 12,794 3,963 5,245 1,528 2. Denominated in foreign currency 8,673 9,188 5,479 -1,430 2,546
Notes: N/A : Not Applicable * Provisional figures ** Very provisional figures
Universitas Hasanuddin 18
TABLE 8
INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS
FINANCIAL ACCOUNT
OTHER INVESTMENT (Millions of USD)
Aug-19
ITEMS 2016 2019
Total Total Total Q1* Q2**
Other Investment -5,817 -10,747 2,115 -794 -2,845
A. Assets 1,499 -13,487 -9,370 -5,743 -1,008 1. Public Sector -269 0 0 0 0 2. Private Sector 1,768 -13,487 -9,370 -5,743 -1,008
a. Currency and deposits 2,940 -8,193 -3,735 -5,999 958 b. Loans -480 -2,422 -3,760 -1,115 -657 c. Trade credit and advances -725 -1,265 -587 349 -810 d. Other assets 33 -1,607 -1,289 1,022 -499
B. Liabilities -7,316 2,740 11,485 4,948 -1,837 1. Public Sector -2,369 -1,353 -983 -767 -645
a. Currency and deposits 0 0 0 0 0 b. Loans -574 -1,362 -755 -509 -764
1) Central bank 1) -48 -145 0 0 0 a) Drawings 0 0 0 0 0 b) Repayments -48 -145 0 0 0
2) Government -525 -1,217 -755 -509 -764 a) Drawings 4,619 3,645 4,588 654 1,131
(1) Program 2,772 1,612 3,492 500 1,024 (2) Project 1,847 2,033 1,097 154 107 (3) Other 0 0 0 0 0
b) Repayments -5,145 -4,862 -5,344 -1,163 -1,896 c. Other liabilities -1,795 9 -228 -258 119
2. Private Sector -4,947 4,093 12,469 5,715 -1,191 a. Currency and deposits -471 186 125 2,363 -1,330 b. Loans -5,282 2,064 10,266 1,051 -1,609
1) Drawings 20,400 23,252 36,353 7,220 6,723 2) Repayments -25,683 -21,187 -26,087 -6,170 -8,331
c. Trade credit and advances 998 1,626 1,961 1,903 1,591 d. Other liabilities -192 216 116 399 157
Catatan:
1) Excludes credit and loans with IMF
Universitas Hasanuddin 19
KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INTERNATIONAL TRADE POLICY
Universitas Hasanuddin 20
Pengertian Kebjakan Perdagangan Internasional
Kebijakan perdagangan internasional diartikan sebagai berbagai tindakan dan
peraturan yang dijalankan suatu negara, baik secara langsung maupun tidak
langsung, yang akan mempengaruhi struktur, komposisi, dan arah perdagangan
internasional dari /ke negara tersebut.
Tujuan Kebijakan Perdagangan Internasional
Tujuan kebijakan perdagangan internasional yang dijalankan oleh suatu negara
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Melindungi kepentingan ekonomi nasional dari pengaruh buruk
atau negatif dan dari situasi/ kondisi ekonomi / perdagangan internasional
yang tidak baik atau tidak menguntungkan.
2. Melindungi kepentingan industri di dalam negeri.
3. Melindungi lapangan kerja (employment).
4. Menjaga keseimbangan dan stabilitas neraca perbayaran internasional.
5. Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil.
6. Menjaga stabilitis nilai tukar atau kurs valas.
Kebijakan Ekspor
Kebijakan perdagangan internasional di bidang ekspor diartikan sebagai
berbagai tindakan dan peraturan yang dijalankan suatu negara, baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang akan mempengaruhi struktur, komposisi,
dan arah transaksi serta kelancaran usaha untuk peningkatan devisa nagara.
Kebijakan perdagangan internasional di bidang ekspor dikelompokkan menjadi
dua macam kebijakan sebagai berikut :
Kebijakan Ekspor di dalam Negeri
1. Kebijakan perpajakan dalam bentuk pembebasan, keringanan, pengembalian
pajak untuk barang-barang tertentu. (pajak crude palm oil -CPO) Fasilitas
Universitas Hasanuddin 21
kredit perbankan yang murah untuk mendorong peningkatan ekspor barang
tertentu.
2. Penetapan prosedur ekspor yang relatif mudah.
3. Pemberian subsidi ekspor, seperti pemberian sertifikat ekspor.
4. Pembentukan asosiasi eksportir.
5. Larangan/ pembatasan ekspor, misalnya larangan ekspor CPO oleh
Menperindag.
Kebijakan Ekspor di luar Negeri
1. Pembentukan International Trade Cetre (ITPC) di bergagai negara, Jepang
(Tokio), Eropa, Asdam lain-lain.
2. Pemanfaattan General System of Preferency (GSP), yaitu fasilitas keringan
bea masuk yang diberikan negara-negara industri untuk barang manufaktur
yang berasal dari negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia.
3. Menjadi anggota Commodity Association of Producer, seperti OPEK dan
lain-lain.
4. Menjadi anggota Commodity Agreement Between Producer and Consumer,
seperti ICO (International Coffee Organization), MFA (Multifibre
Agreement) dan lain-lain.
Kebijakan Impor
Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor diartikan sebagai berbagai
tindakan dan peraturan yang dijalankan suatu negara, baik secara langsung maupun
tidak langsung, yang akan mempengaruhi struktur, komposisi, dan kelancaran
usaha untuk melindungi/ mendorong pertumbuhan industri dalam negeri dan
penghematan devisa.
Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor dapat dikelompokkan
menjadi dua macam kebijakan sebagai berikut :
Universitas Hasanuddin 22
Kebijakan Tariff
Kebijakan Tariff dalam bentuk bea masuk dapat dibedakan berdasarkan tinggi
randahnya pembebanan Tariff, sebagai berikut :
a. Tariff rendah, yaitu antara 0 % - 5 % dikenakan pada bahan kebutuhan
pokok dan vital seperti beras, mesin vital, alat-alat militer dan lain-lain.
b. Tariff sedang, yaitu antara 6 % - 20 % dikenakan untuk barang setengah
jadi dan barang-barang lain yang belum cukup diproduksi di dalam
negeri.
c. Tariff tinggi, yaitu di atas 20 % dikenakan untuk barang- barang mewah
dan barang-barang lain yang sudah cukup diproduksi di dalam negeri dan
bukan barang kebutuhan pokok.
Sistem Tariff
Dalam pelaksanaan pembebanan Tariff dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Bea Nilai (Ad valorem Tariff)
Bea masuk (BM) impor ditentukan dengan tingkat prosentase tertentu dari nilai
barang yang di impor. Contoh : Nilai impor = $100, Tariff = 10 %, Kurs =
Rp.10.000,00/US $. Jumlah Tariff = $100 x Rp.10.000,00 x 10 % =
Rp.100.000,00.
b. Bea Spesifik (Spesific Tariff)
Bea masuk impor ditentukan berdasarkan jumlah ukuran fisik dari barang yang di
impor. Contoh : Semen = Rp.3.000,00 per ton Sepatu = Rp.14.500,00 per pasang
c. Bea Campuran (Compound Tariff)
Bea masuk impor ditentukan berdasarkan kombinasi kedua Tariff di atas.
Universitas Hasanuddin 23
Tujuan dan Fungsi Tariff
1. Menurut tujuannya, kebijakan bea masuk dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Tariff Proteksi, yaitu pengenaan Tariff bea masuk yang tinggi untuk membatasi
impor barang tertentu.
b. Tariff Revenue, yaitu pengenaan Tariff bea masuk yang bertujuan untuk
meningkatkan penerimaan negara.
2. Menurut fungsinya, kebijakan Tariff bea masuk dibedakan sebagai berikut :
a. Fungsi mengatur (regulerend), yaitu untuk mengatur perlindungan kepentingan
ekonomi/ industri dalam negeri.
b. Fungsi budgeter, sebagai salah satu sumber penerimaan negara.
c. Fungsi demokrasi, penetapan besarnya Tariff bea masuk melalui persetujuan
DPR.
d. Fungsi pemerataan, untuk pemerataan distribusi pendapatan nasional, contoh
bea masuk barang mewah.
Efek Tariff
Dampak dikenakan Tariff terhadap seuatu barang tertentu berakibat terhadap
beberapa hal sebagai berikut :
Universitas Hasanuddin 24
Grafik 1 : Analisis Efek-efek Tariff
Kebijakan Non Tariff
Kebijakan non Tariff adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea masuk
yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi potensi manfaat
perdagangan internasional. Secara garis besar kebijakan non Tariff dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Pembatasan spesifik
a. Larangan impor secara mutlak
b. Pembatasan impor (quota import)
c. Peraturan teknis impor produk tertentu
d. Peraturan kesehatan (karantina)
e. Perizinan impor
f. Embargo
g. Hambatan pemasaran
h. dll.
Universitas Hasanuddin 25
2. Peraturan Bea cukai
a. Prosedur impor
b. Penetapan harga pabean
c. Penetapan kurs valas dan pengawasan devisa
d. Consulate formalities
e. Regulasi pengepakan dan labelling
f. Tes standar kualitas
g. Pungutan administrasi
h. Klasifikasi Tariff
3. Pengaruh Pemerintah
a. Kebijakan pengadaan pemerintah
b. Subsidi ekspor
c. Kebijakan anti Tariff dan dumping
d. Deversifikasi perdagangan
Kuota Impor
Kuota adalah suatu kebijakan yang dilakukan dengan cara membatasi jumlah impor
atau dengan kata lain menentukan jumlah maksimum barang yang boleh di impor.
Menurut ketentuan GATT/ WTO sistem quota ini hanya dapat digunakan dalam
hal sebagai berikut :
- Dalam perlindungi hasil pertanian.
- Dalam menjaga keseimbangan neraca pembayaran.
- Dalam melindungi kepentingan ekonomi nasional.
Macam-macam quota impor :
- Unilateral Quota, yaitu sistem quota yang ditetapkan secara sepihak (tanpa
negosiasi).
- Bilateral Quota, yaitu sistem quota yang ditetapkan atas kesepakatan ke
dua belah pihak.
Universitas Hasanuddin 26
- Tariff Quota, yaitu pembatasan impor yang dilakukan
dengan mengkombinasikan sistem Tariff dan sistem quota.
- Mixing Quota, yaitu pembatasan impor bahan baku tertentu untuk
melindungi industri dalam negeri.
Efek-efek Quota
Dampak diberlakukan quota impor sama halnya dengan dampak diberlakukan
Tariff impor, akan tetapi pemerintah tidak mendapatkan penerimaan berupa pajak,
namun justru yang menerima adalah pihak pemegang/ pemilik quota atau supplier
(importir yang monopoli), karena terjadi selisih harga yang relatif tinggi antara
harga pembelian dari LN dengan harga penjualan di DN.
Grafik 2 : Analisis Efek-efek Quota
Kelemahan Sistem Quota Impor
- Sifatnya tidak transparan.
Universitas Hasanuddin 27
- Jika quota diberikan kepada perorangan atau perusahaan swasta, maka yang
mendapat keuntungan hanya orang pribadi atau perusahaan yang mendapat
quota tersebut.
- Dapat menimbulkan distorsi pasar berupa monopoli yang akan merugikan
masyarakat konsumen.
Subsidi
Kebijakan subsidi adalah merupakan kebijakan pemerintah untuk memberikan
perlindungan atau bantuan kepada industri dalam negeri dalam bentuk keringanan
pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga, dan lainnya dengan
tujuan sebagai berikut :
- Menambah produksi dalam negeri
- Mempertahankan jumlah konsumen dalam negeri
- Menjual dengan harga yang lebih murah daripada produk impor.
Universitas Hasanuddin 28
Grafik 3 : Analisis Subsidi Impor
Kelebihan Subsidi :
- Subsidi biasanya diberikan untuk barang-barang kebutuhan pokok.
- Subsidi biasanya bersifat transparan dan dapat dikontrol oelh masyarakat.
Dumping
Kebijakan suatu diskriminasi harga secara internasional (international
price discrimination) yang dilakukan dengan menjual suatu komoditi di
pasar internasional dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan
dibayar konsumen di dalam negeri
Ada tiga tipe dumping :
- Persistant dumping, yaitu kecenderungan monopoli yang
berkelanjutan dari suatu perusahaan dipasar domestik untuk memperoleh
Universitas Hasanuddin 29
profit maksimum dengan menetapkan harga yang lebih tinggi di
dalam negeri daripada di luar negeri
- Predatory dumping, yaitu tindakan perusahaan untuk menjual barang di luar
negeri lebih murah untuk sementara (temporary) sehingga menggusur atau
mengalahkan perusahaan lain dari persaingan bisnis, setelah dapat
memonopoli pasar, barulah harga kembali dinaikkan untuk mendapat profit
maksimum.
- Sporadic dumping, yaitu tindakan perusahaan dalam menjual produkya di
luar negeri dengan harga yang lebih murah secara pecara
poradis dibandingkan dengan harga di dalam negeri karena adanya
surplus produksi di dalam negeri.
Dampak Kebijakan Perdagangan Internasional disajikan dalam tabel gains and
losses (tabel yang untung dan yang rugi).
---000---
TABELYANGUNTUNGDANYANGRUGIINTRADEPOLICY
EFEK TARIF SUBSIDI KUOTAIMPOR RESTRIKSI
EKSPORSURPLUSPRODUSEN BERTAMBAH BERTAMBAH BERTAMBAH BERTAMBAH
SURPLUSKONSUMEN BERKURANG BERKURANG BERKURANG BERKURANG
PENDAPATANNEGARA
BERTAMBAH BERKURANG TIDAKBERUBAH TIDAKBERUBAH
MANFAATEKONOMI(WELFAREEFFECT)
AMBIGU(BERKURANGUNTUKNEGARAKECIL)
BERKURANG AMBIGU(BERKURANGUNTUKNEGARAKECIL)
BERKURANG