naskah tanah
DESCRIPTION
NASKAH TANAHTRANSCRIPT
TANAH (BAJURI ILING KAWIN)
Karya: Anggraini Agfar
Para Pelaku:
Bajuri, 45 tahun.
Yusni, 35 tahun.
Zubaedah, 27 tahun.
Laela, 22 tahun.
Bu Haji, 55 tahun.
BABAK 1
ADEGAN I
Fade In
Latar Waktu : PAGI HARI
Latar Tempat : RUANGTAMU
Latar tempat ruang tamu seperti pada umumnya, terdapat kursi tamu, hiasan-
hiasan dinding, beberapa hiasan di atas meja dan di lantai juga terdapat beberapa
buah guci. Di belakang kursi terdapat gorden menuju ke arah dapur dan belakang.
Sedangkan di bagian kanan panggung terdapat sebuah pintu. Sedang di bagian
sebelah kiri terdapat dua buah kamar yang berukuran cukup besar. Rumah terlihat
luas dan mewah. Seorang perempuan, Bedah sedang asyik membereskan ruang
tamu, sambil mendendangkan lagu tak berirama. Kemudian….
Yusni : (Berteriak) Bedah….Bedah..!!!
(tiba-tiba keluar dari kamar dan menuju ke ruang tamu)
Lihat!!! Kamu lihat baju ini?
Zubaedah : Kenapa mbak?
Yusni : Lihat, lihat baju saya ini (sambil menunjukkan kain ke depan
wajah Zubaedah).
Zubaedah : Memang kenapa Mbak?
Yusni : Kenapa kata kamu? Coba kamu lihat dulu!
Zubaedah : Tapi Mbak, saya tidak pernah merasa melakukan itu. Sumpah
Mbak.
Yusni : Beraninya kamu bersumpah palsu. Berani kamu berbohong pada
saya.
(tiba-tiba Bajuri masuk.)
Bajuri : Hei (membentak) saya rasa ini masalah yang begitu sepele, tidak
perlu diributkan. Nanti kubelikan kamu baju baru (kepada Yusni)
Yusni : Apa bang??? Saya tidak yakin dengan ucapan kamu. Awas kamu
berani macam-macam (kepada Zubaedah)
Bajuri : Sudahlah, masih terlalu pagi untuk berteriak-teriak (duduk di
kursi). Kemarin ada yang menawar tanahku yang di samping
rumah Pak Giono itu.
Yusni : (tiba-tiba memotong perkataan Bajuri) Lalu, Bang??
Bajuri : (diam tidak men jawab)
Yusni : (menarik tangan suaminya dan berkata dengan keras) Lalu
bagaimana bang?? Laku atau tidak ???? jawab Bang !
Bajuri : (menjawab dengan dingin) Tidak jadi saya jual.
Yusni : Kenapa, Bang? kita kan butuh uang
Bajuri : Karena kamu banyak bicara.
(Yusni kemudian pergi karena merasa suami mulai bicara tidak enak.)
Bajuri : Bedah, kemari (memegang tangan Bedah) Kamu ini terlalu
banyak diam. Diam itu memang emas. Tapi bukan berarti setiap
saat kamu harus diam. (melihat ke arah Zubaedah). Kenapa?
Kamu mau mengumpulkan emas, sehingga kamu hanya
kebanyakan diam.
Zubaedah : Bukan begitu Bang, Bedah memang tidak suka banyak bicara
kalau tidak terlalu penting.
Bajuri : Ya, terserah kamu saja. Oh ya, kemarin Abang menjual tanah
yang di samping rumah Pak Giono itu.
Zubaedah : Jadi dijual Bang?
Bajuri : Ya, kenapa memangnya?
Zubaedah : Lalu, kenapa tadi Abang bilang dengan Mbak….
Bajuri : Sudah, kalau dia tanya, kamu bilang saja tidak tahu apa-apa
tentang tanah itu. Ini uangnya (menyerahkan sebuah amplop
berisi uang kepada zubaidah)
Zubaedah : (membuka dan melihat isi amplop) Untuk Bedah semua, Bang?
Bajuri : (meneguk kopi sambil menundukkan kepala) Kenapa? Kamu
tidak yakin. Saya memang sedikit perhitungan dengan orang-
orang. Tapi kalau untuk istri tidak mungkin diperlakukan sama?
Zubaedah : Untuk Mbak Yusni bagaimana?
Bajuri : Jangan kamu pikirkan, bagian untuknya sudah terlalu banyak
sebelum-sebelumnya. 15 tahun sudah saya membahagiakan
Yusni, sekarang giliran saya membahagiakan kamu.
Zubaedah : Tapi, bagaimana kalau sampai Mbak Yusni tahu Bang tentang
uang ini.
Bajuri : Tidak mungkin Yusni tahu tentang…
DENGAN SANGAT TIBA-TIBA YUSNI KELUAR DARI KAMAR DAN
MEMOTONG PEMBICARAAN BAJURI BERSAMA ZUBAEDAH.
ADEGAN 2
Yusni : Tega kamu membohongi saya, Bang. Kenapa uang penjualan
tanah itu tidak kamu bagi rata?
Bajuri : Uang apa? Tanah itu tidak jadi kujual.
Yusni : Lalu yang dipegang Bedah apa? Meski usia saya sudah hampir
tua, saya masih bisa melihat dengan jelas kalau itu uang. (melirik
ke tangan Zubaedah)
Zubaedah : Ambil saja Mbak (menyerahkan amplop kepada Yusni) Uang
bulanan dari Bang Bajuri bulan lalu masih tersisa kok. Ini Mbak
saja yang ambil. Saya permisi ke dapur.
Yusni : Bagus. Kamu itu harus sadar diri sebagai istri muda.
Bajuri : (keluar)
Yusni : Kemana lagi, Bang?
Bajuri : Keluar
Yusni : Kemana lagi ? ini masih pagi Bang.
Bajuri : Mau ngurus tanah. Mencari uang untuk istriku tercinta.
sBajuri : Ya, ini mau ke rumahnya.
Yusni : Hati-hati di jalan Bang.
ADEGAN 3
YUSNI MEMBUKA AMPLOP SAMBIL MENGHITUNG UANG YANG ADA
DI DALAMNYA.
Bu Haji : Assalamualaikum ..
Yusni : Walaikumsallam, siapa?
Bu Haji : Ini Bu Haji Yusni.
Yusni : Sebentar bu Haji (membuka pintu). Silahkan masuk Bu Haji.
Bu Haji : Terima kasih Yusni. Saya boleh duduk ini ya Yusni?
Yusni : Ya silahkan Bu Haji. Ini ada urusan apa Bu Haji, tumben sekali
kemari?
Bu Haji : Saya ini mencari Bajuri. Dimana dia?
Yusni : Memang kenapa Bu Haji tiba-tiba mencari Bajuri?
Bu Haji : Saya ini mau minta tolong Yusni (sesekali membenarkan
selendang di kepalanya)
Yusni : Minta tolong apa Bu Haji?
Bu Haji : Saya mau minta tolong menagih hutang sama Herman.
Yusni : Oh. Memangnya hutang Herman itu banyak dengan Bu Haji ini?
Bu Haji : Ya enggak terlalu banyak. Tapi kan saya ini tidak enak hati mau
menagih dengan Herman itu. Maka dari itu saya minta bantuan
pada Bajuri.
Yusni : Kalau begitu Bu Haji tunggu disini sebentar, saya susul Abang
Bajuri. (Beranjak ke arah pintu)
Bu Haji : Ya nggak usah lah Yusni. Kamu sampaikan saja pada dia. Saya
ini buru-buru. Setelah dari sini masih mau mengisi pengajian
dengan ibu-ibu. (mengintip ke arah dalam) Oia, mana istri
muda? (berbisik pada Yusni)
Yusni : Di kamar Bu Haji.
Bu Haji : Kenapa di kamar terus? Kurang baik perempuan jam segini masih
di kamar.
Yusni : Ya namanya juga istri muda Bu Haji. Sedikit manja….
Bu Haji : Saya ini salut dengan kamu Yusni. Ya sudahlah, yang penting
kamu harus tetap ikhlas. Jangan terlalu dimasukkan ke dalam
hati.
Yusni : Sebenarnya saya ini ikhlas enggak ikhlas Bu Haji. Di bilang
ikhlas, tapi enggak ikhlas. Di bilang enggak ikhlas, tetap harus
kembali ke ikhlas itu lah Bu Haji.
Bu Haji : Ya ya ya. Mudah-mudahan kamu ini menjadi istri yang solehah
dan calon penghuni sorga Yusni. Kalau begitu, saya permisi dulu
Yusni.(berdiri)
Yusni : Jangan buru-buru Bu Haji, minum dulu.
Bu Haji : Sudahlah Yusni, saya mau ada pengajian. Kamu ini juga Cuma
basa-basi. Saya sudah mau pulang, baru ditawarkan minuman.
Yusni : Kalau begitu hati-hati di jalan Bu Haji.
Bu Haji : Ya Yusni. Assalamualaikum.
Yusni : Walaikumsallam Bu Haji.
FADE OUT
BABAK 2
ADEGAN 1
FADE IN
Latar Waktu : PAGI HARI
Latar tempat : RUANG TAMU
YUSNI BERADA DI RUANG TAMU SAMBIL MENATA KURSI,
SEDANGKAN BAJURI BARU SAJA KELUAR DARI KAMAR HANYA
MENGGUNAKAN SARUNG DAN KAOS DALAM.
Yusni : Tidur bersama istri mudamu, Bang?
Bajuri : (mengganguk)
Yusni : Bukannya tadi malam jadwal Abang bersama saya?
Bajuri : Apa iya?
Yusni : Sudah seringkali kamu curang, tapi saya berusaha berbesar hati,
lama-kelamaan kamu kelewatan, Bang.
Bajuri : Lalu???
Yusni : Lalu bagaimana? saya ini istri kamu, Bang.
Bajuri : (Tertawa) Memangnya siapa yang bilang kalau kamu bukan
istriku?? Apa pernah kamu dengar kalau saya bilang kamu itu
istri si Jarwo, bos singkong itu atau siapalah.
Yusni : Bang!!!
Bukan itu maksudku. Dari awalkan sudah ada perjanjian, saya
mengizinkan Abang menikahi Zubaedah karena Abang berjanji
akan berlaku adil pada kami. Tapi mana kenyataannya?
Abang lebih berpihak pada Zubaedah. Pembagian jadwal tidur
sudah kita atur, tapi kebanyakan Abang tidur dengan Zubaedah.
Pembagian uang pun sama, tapi mana buktinya?? Sudah 3 bulan
terakhir ini jatah bulananku semakin berkurang. Alasan Abang
karena tanah belum lakulah, rugilah, pembeli pada nunggak. Tapi
saya lihat keuangan Zubaedah baik-baik saja.
Bajuri : Bagaimana tidak baik,? Zubaedah itu pintar mengatur keuangan,
sedang kamu? Uang yang saya beri pada Zubaedah kemarin saja
kamu ambil.
Yusni : Memang apa yang kamu banggakan dari perempuan itu Bang?
Orang tua nya saja miskin, tukang sampah! (berteriak marah
pada Bajuri) Perempuan seperti itu kamu banggakan.Kenapa
Bang? Apa kamu sudah kena guna-guna perempuan itu?
Bajuri : Hei Yusni, apa yang kamu katakana, malu didengar tetangga.
Sudahlah, pagi-pagi sudah luar biasa mulutmu berkoar.
Ambilkan saya segelas air.
Yusni : Zubaedah… (berteriak). Abang minta air putih.
Bajuri : Hah… begitu tingkahmu, tapi banyak kamu menuntut.
Zubaedah : Ini Bang air putihnya (meletakkan gelas di atas meja)
Bajuri : Belum kamu bersihkan ruangan ini ?
Zubaedah : Belum, Bang. Saya masih sibuk di belakang.
Yusni : Lekas kamu ambil sapu.
Zubaedah : (pergi ke belakang mengambil sapu dan lap pel, kemudian
kembali ke ruang tamu dan menyapu lantai).
Bajuri : Bedah, kemari sebentar. Bawa sapu dan lap itu.
Zubaedah : Kenapa, Bang?
Bajuri : Yusni, sudah lama Abang tidak melihat kamu menyapu
(menyindir) Coba kamu contohkan cara menyapu yang baik
kepada Bedah, Abang perhatikan sepertinya kamu sudah paham
betul bagaimana membersihkan rumah dengan baik.
Zubaedah : Biar bedah saja, Bang.
Yusni : (beranjak dari kursi lalu mengambil sapu dengan agak kesal)
Semakin kamu manjakan saja istri muda kamu itu. (Terus
mengomel kepada suaminya)
Bajuri : Yang bersih Yusni! Saya mau ke kamar dulu.
BAJURI MASUK KE DALAM KAMAR, DAN MEMBIARKAN YUSNI
MENYAPU. SEDANGKAN BEDAH ASYIK DUDUK DI KURSI.
ADEGAN 2
Yusni : (Melihat ke arah kamar, lalu menarik Bedah) Bagaimana yang
saya perintahkan kemarin?
Zubaedah : Yang mana Mbak?
Yusni : Kamu ini bodoh Bedah. Yang saya perintahkan kemarin-kemarin
itu.
Zubaedah : Itu beres Mbak. Abang sudah percaya dengan semua perkataan
saya.
Yusni : Bagus. Sekarang kamu bujuk dia terus supaya semua tanah nya di
kampung ini dijual.kalau tanah itu belum habis, dia tidak akan
berubah untuk kawin lagi.
Zubaedah : Baik Mbak.
Yusni : Sekarang kamu bersihkan rumah ini. Jangan berlagak seperti Raja
jika ada Bajuri.
Zubaedah : Ia Mbak.
Yusni : Yang bersih Bedah (memerintah pada Bedah)
TIBA-TIBA BAJURI KELUAR,
Bajuri : Enak kamu jadi ratu Yusni? Kenapa kamu menyuruh Bedah?
Saya kan menyuruh kamu?
Yusni : Jangan marah-marah Bang. Kan bisa bicara baik-baik.
Bajuri : Bedah, biar Yusni yang membereskan rumah ini. Berikan sapu itu
pada Yusni.
Zubaedah : Biar Bedah saja Bang.
Bajuri : Bersihkan rumah ini Yusni!
Yusni : Kamu kelewatan Bang. Apa maksudnya kamu memperlakukan
saya seperti ini di depan Bedah. Saya ini memang biasa Bang
dari kecil kerja; menyapu, masak, mengepel, mencuci dan semua
pekerjaan saya lakukan Bang. Kata orang tua saya kalau kita
malas enggak mau kerja nanti kita cepat sakit,dan kalau kita
sering sakit, nanti kita cepat mati.
Bajuri : Kamu menyindir saya Yusni ? Hah? (Hendak memukul Yusni)
Yusni: Kalau begini saya mau pergi saja dari rumah ini Bang. Sakit hati
saya Bang. (terus mengomel dalam kamar sambil memasukkan
pakaian ke dalam tas karena hendak pergi dari rumah) Saya
pergi Bang. Tidak pernah kamu bilang-bilang cinta lagi Bang
semenjak ada Bedah, kamu ingat dulu Bang. Sekarang kamu
berubah Bang. Saya mau minggat Bang. Saya sudah enggak
betah lagi di rumah ini. (terus mengomel dan langsung keluar
pintu)
Bajuri : Yusni….(tetap memanggil Yusni). Yusni…..
FADE OUT
BABAK 3
ADEGAN I
FADE IN
Latar Waktu : Siang Hari
Bajuri : Abang tidak pernah menyangka.(diam).
Zubaedah : Ya sudahlah Bang. Harusnya Abang jangan terlalu kasar dengan
Mbak Yusni. Kasihan dia.
Bajuri : Abang kan tidak bermaksud mengusir dia.
Zubaedah : Besok juga Mbak Yusni pasti pulang. Tidak usah dipikirkan. Ayo
kita makan dulu Bang
Bajuri : Kamu makan duluan saja. Abang belum lapar.
Zubaedah : Bedah tunggu di belakang ya Bang.
Bajuri : Ya.
Laela : Assalamualaikum.
Bajuri : Walaikumsallam. Siapa?
Laela : Bang Bajuri….
Bajuri : Yusni???
Zubaedah : Bukan. Ini Laela.
Bajuri : Oh Laela, ayo silahkan masuk. Ada keperluan apa?(menatap
Laela dari ujung rambut ke ujung kaki) Tidak biasanya datang
kemari Dek Laela.
Laela : Jadi begini Bang. Maksud kedatangan Laela kemari, mau
menyewa tanah Bang Bajuri. Laela mau buka usaha jual
gorengan.
Bajuri : Oh hanya persoalan tanah. Tentu saja boleh. Kapan rencana Dek
Laela mau mulai menyewa tanah saya?
Laela : Kalau bisa secepatnya Bang. Ya mungkin kalau bang Bajuri bisa,
siang ini juga saya minta izin.
Bajuri : Baik, baik. Persoalan uang sewa tidak usah kamu pikirkan. Bisa
dibicarakan nanti.
Laela : Kalau begitu terima kasih banyak Bang. Laela ini buru-buru,
permisi ya bang.
Bajuri : Baiklah Dek Laela. Hati-hati di jalan.
ADEGAN 2
Zubaedah : Tumben sekali Abang tidak menarik uang sewa tanah? Biasanya
abang pasti bertele-tele kalau ada orang yang hendak sewa tanah
dengan uang yang tidak sesuai, apalagi tadi saya tidak
mendengar ada pembahasan sama sekali tentang penyewaannya.
Bajuri : Itu kan bisa dibicarakan nanti. Lagipula tadi kan dia baru mau
mencoba buka usaha, tidak mungkin abang tiba-tiba minta uang
sewa.
(Zubaedah tiba-tiba langsung ke belakang karena merasa aneh dengan sikap
suaminya terhadap Laela.)
Laela : Permisi Bang,
Bajuri : Loh, Laela ? katanya tadi buru-buru?
Laela : Begini Bang, dompet Laela ketinggalan. Laela mau ambil bang.
Bajuri : Kenapa harus terburu-buru, duduk dulu sebentar. Kita
berbincang-bincang dulu sebentar. Apa Laela ini sudah punya
calon pendamping masa depan ?
Laela : Maksudnya Bang? Pacar? (sambil memainkan rambut nya yang
panjang)
Bajuri : ya. Gadis seperti kamu tidak layak mendapat laki-laki
sembarangan. Harus ada laki-laki yang bisa memenuhi semua
kemauan kamu.(memegang pundak Laela) Seperti istri-istri
Abang, walaupun dua tapi jangan salah , mereka hidup bahagia
dengan berselimut harta.
Laela : Aduh..(merasa mulai risih dengan perlakuan Bajuri kemudian
berdiri) Laela permisi ya Bang
Bajuri : Mau kemana kamu Laela ? Kenapa terburu-buru?
Laela : Masih ada urusan Bang, kalau masih ada yang mau
diperbincangkan, Laela tunggu di warung ya Bang.
Zubaedah : (berteriak dari dalam) Terus Bang.! Teruskan saja tingkah
lakumu. Mbak Yusni sudah pergi bukannya berpikir malah
semakin menjadi.
FADE OUT
BABAK 4
ADEGAN 1
FADE IN
ZUBAEDAH DUDUK DI RUANG TAMU SENDIRIAN MENUNGGU
SUAMINYA PULANG. TIDAK LAMA KEMUDIAN.
Bu Haji : Assalamualaikum. Bedah……….
Zubaedah : Siapa?
Bu Haji : Ini Bu Haji Bedah.
Zubaedah : Bu Haji? (Membuka pintu lalu kaget melihat Yusni) Mbak Yusni?
Yusni : Mana Bajuri ? (sedikit berbisik)
Zubaedah : Sedang keluar Mbak.
Yusni : Bagus. ( duduk ).Masuk Bu Haji
Zubaedah : Jadi Mbak menginap di rumah Bu Haji?
Yusni : Ya. Pergi kemana laki-laki hidung belang itu?
Zubaedah : Tadinya katanya mau mengurus jual beli tanah.
Yusni : Masih tingkahnya yang suka main perempuan itu?
Zubaedah : Ia Mbak. Beberapa hari yang lalu, Abang membawa seorang
perempuan ke rumah ini, namanya Laela.
Yusni : Oh, jadi selama saya tinggal belum juga dia mau berubah?
Zubaedah : Ya begitulah Mbak, malah semakin menjadi.
Bu Haji : Oia, ini sebenarnya ada apa Bedah. Kenapa tiba-tiba Yusni ini
minggat dari rumah dan malah lari ke rumah saya?
Yusni : Jadi begini Bu Haji. Saya dan Bedah sudah tidak tahan lagi…
ADEGAN 2
BELUM SELESAI YUSNI BERCERITA, TIBA-TIBA BAJURI SUDAH
DATANG. YUSNI DAN BU HAJI LANGSUNG LARI DAN SEMBUNYI DI
DALAM KAMAR.
Bajuri : Bedah, buka pintu..
Zubaedah : Ia Bang.
Bajuri : (membaringkan tubuh di kursi) Alangkah pegal badan Abang.
Zubaedah :Darimana, Bang? Semalam kamu tidak menginap di rumah.
Bajuri : Mengurus tanah!
Zubaedah : Lalu tidur di mana?
Bajuri : Saya menginap di kantor kelurahan.
Zubaedah : Saya kira Abang tidur di atas tanah-tanahmu. Takut sekali
rupanya semeterpun direbut orang. Abang pikir saya bodoh. Tadi
Abang bilang mengurus tanah, lalu apa hubungan tanah dengan
kantor kelurahan. Kalau alasan Abang ada urusan di kelurahan,
mungkin lebih masuk akal. Kenapa Abang tidak bilang saja kalau
menginap di warung gadis itu?
Bajuri : Maksud kamu?
Zubaedah : Saya sudah sering dengar tentang kamu dengan gadis itu. Kalian
sering bercumbu di warung yang tanahnya kamu sewakan itu
kan?
Bajuri : Perempuan mana? Kamu jangan sembarangan bicara Bedah.
Sekarang saya mau Tanya. Semalam kamu menginap dimana?
Zubaedah : Di rumah Bapak. Kenapa saya harus menunggu suami yang tidak
punya kehendak untuk tidur dengan saya?
Bajuri : Apa Bedah? Jadi kamu menginap di rumah Bapak kamu yang
miskin dan tidak punya apa-apa itu? Lalu kenapa kamu tidak izin
pada saya?
Zubaedah : Apa Abang pernah izin kalau menginap dengan perempuan itu?
Hah??
Bajuri : Bedah!!!(Mengangkat tangan hendak menampar Bedah)
Zubaedah : Cukup Bang, saya sudah tidak tahan lagi. Biar saya juga pergi
dari rumah ini. Biar kamu puas.
ADEGAN 3
YUSNI LANGSUNG KELUAR DARI KAMAR BERSAMA BU HAJI. LALU
MENGANTAR ZUBAEDAH KELUAR, TIDAK LAMA KEMBALI LAGI.
WAJAHNYA TERLIHAT BEGITU KECEWA, NAMUN TETAP BERUSAHA
TERSENYUM PADA BAJURI
Yusni : Apa lagi yang mau kamu banggakan Bang? Semua tanah dan
harta sudah habis, bahkan istri-istri kamu sudah meninggalkan
kamu. (Duduk dan menghela nafas). Bagaimana Bang? Apa masih
maU terus begini? Abang tidak mau berubah
Bajuri : (menundukkan wajah tanpa menjawab)
Yusni : Abang mau berubah nggak Bang. Kalau Abang memang enggak
mau berubah, kita mulai lagi dari awal Bang.
Bajuri : (menganggukkan kepala)
Yusni : Abang mau minum? Biar saya ambilkan
Bajuri : Tidak usah Yusni, nanti saya ambil sendiri. Ini barang-barang
kamu biar saya bereskan. Pokoknya kamu duduk saja, biar semua
saya yang mengerjakan
Yusni : (tersenyum) Ternyata Abang memang sudah mulai berubah.
Abang sudah mau mengerjakan pekerjaan perempuan.
Bajuri : Ya kan kata kamu kalau enggak kerja cepat mati.
Yusni : Ah, Abang (tertawa malu)
Keduanya asyik saling menggoda.
FADE OUT