naskah tanah

24
TANAH (BAJURI ILING KAWIN) Karya: Anggraini Agfar Para Pelaku: Bajuri, 45 tahun. Yusni, 35 tahun. Zubaedah, 27 tahun. Laela, 22 tahun. Bu Haji, 55 tahun. BABAK 1 ADEGAN I Fade In Latar Waktu : PAGI HARI Latar Tempat : RUANGTAMU Latar tempat ruang tamu seperti pada umumnya, terdapat kursi tamu, hiasan-hiasan dinding, beberapa hiasan di atas meja dan di lantai juga terdapat beberapa buah guci. Di belakang kursi terdapat gorden menuju ke arah dapur dan belakang. Sedangkan di bagian kanan panggung terdapat sebuah pintu. Sedang di bagian sebelah kiri terdapat dua buah kamar yang berukuran cukup besar. Rumah terlihat luas dan mewah. Seorang perempuan, Bedah sedang asyik membereskan ruang tamu, sambil mendendangkan lagu tak berirama. Kemudian…. Yusni : (Berteriak) Bedah….Bedah..!!!

Upload: aldhosutra

Post on 19-Feb-2016

339 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

NASKAH TANAH

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH TANAH

TANAH (BAJURI ILING KAWIN)

Karya: Anggraini Agfar

Para Pelaku:

Bajuri, 45 tahun.

Yusni, 35 tahun.

Zubaedah, 27 tahun.

Laela, 22 tahun.

Bu Haji, 55 tahun.

BABAK 1

ADEGAN I

Fade In

Latar Waktu              : PAGI HARI

Latar Tempat            : RUANGTAMU

Latar tempat ruang tamu seperti pada umumnya, terdapat kursi tamu, hiasan-

hiasan dinding, beberapa hiasan di atas meja dan di lantai juga terdapat beberapa

buah guci. Di belakang kursi terdapat gorden menuju ke arah dapur dan belakang.

Sedangkan di bagian kanan panggung terdapat sebuah pintu. Sedang di bagian

sebelah kiri terdapat dua buah kamar yang berukuran cukup besar. Rumah terlihat

luas dan mewah. Seorang perempuan, Bedah sedang asyik membereskan ruang

tamu, sambil mendendangkan lagu tak berirama. Kemudian….

Yusni              : (Berteriak) Bedah….Bedah..!!!

                         (tiba-tiba keluar dari kamar dan menuju ke ruang tamu)

                         Lihat!!! Kamu lihat baju ini?

Zubaedah       : Kenapa mbak?

Yusni              : Lihat, lihat baju saya ini (sambil menunjukkan kain ke depan

wajah Zubaedah).

Page 2: NASKAH TANAH

Zubaedah       : Memang kenapa Mbak?

Yusni              : Kenapa kata kamu? Coba kamu lihat dulu!

Zubaedah       : Tapi Mbak, saya tidak pernah merasa melakukan itu. Sumpah

Mbak. 

Yusni              : Beraninya kamu bersumpah palsu. Berani kamu berbohong pada

saya.

(tiba-tiba Bajuri masuk.)      

Bajuri             : Hei (membentak) saya rasa ini masalah yang begitu  sepele, tidak

perlu diributkan. Nanti kubelikan kamu baju baru (kepada Yusni)

Yusni             : Apa bang??? Saya tidak yakin dengan ucapan kamu. Awas kamu

berani macam-macam (kepada Zubaedah)

Bajuri             : Sudahlah, masih terlalu pagi untuk berteriak-teriak (duduk di

kursi). Kemarin  ada yang menawar tanahku yang di samping

rumah Pak Giono itu.

Yusni              : (tiba-tiba memotong perkataan Bajuri) Lalu, Bang??

Bajuri             : (diam tidak men jawab)

Yusni              : (menarik tangan suaminya dan berkata dengan keras) Lalu

bagaimana bang?? Laku atau tidak ????  jawab Bang !

Bajuri             : (menjawab dengan dingin) Tidak jadi saya jual.

Yusni              : Kenapa, Bang? kita kan butuh uang

Bajuri             : Karena kamu banyak bicara.

(Yusni kemudian pergi karena merasa suami mulai bicara tidak enak.)

Page 3: NASKAH TANAH

Bajuri             : Bedah,  kemari (memegang tangan Bedah) Kamu ini terlalu

banyak diam. Diam itu memang emas. Tapi bukan berarti setiap

saat kamu harus diam. (melihat  ke arah Zubaedah). Kenapa?

Kamu mau mengumpulkan emas, sehingga kamu hanya

kebanyakan diam.

Zubaedah       : Bukan begitu Bang, Bedah memang tidak suka banyak bicara

kalau tidak terlalu penting.

Bajuri             : Ya, terserah kamu saja. Oh ya, kemarin Abang menjual tanah

yang di samping rumah Pak Giono itu.

Zubaedah       : Jadi dijual Bang?

Bajuri             : Ya, kenapa memangnya?

Zubaedah       : Lalu, kenapa tadi Abang bilang dengan Mbak….

Bajuri             : Sudah, kalau dia tanya, kamu bilang saja tidak tahu apa-apa

tentang tanah itu. Ini uangnya (menyerahkan sebuah amplop

berisi uang kepada zubaidah)

Zubaedah       : (membuka dan melihat isi amplop) Untuk Bedah semua, Bang?

Bajuri             : (meneguk kopi sambil menundukkan kepala) Kenapa? Kamu

tidak yakin. Saya memang sedikit perhitungan dengan orang-

orang. Tapi kalau untuk istri tidak mungkin  diperlakukan sama?

Zubaedah       : Untuk Mbak Yusni bagaimana?

Bajuri             :  Jangan kamu pikirkan, bagian untuknya sudah terlalu banyak

sebelum-sebelumnya. 15 tahun sudah saya membahagiakan

Yusni, sekarang giliran saya membahagiakan kamu.

Zubaedah       : Tapi, bagaimana kalau sampai Mbak Yusni tahu Bang tentang

uang ini.

Page 4: NASKAH TANAH

Bajuri             : Tidak mungkin Yusni tahu tentang…

DENGAN SANGAT TIBA-TIBA YUSNI KELUAR DARI KAMAR DAN

MEMOTONG PEMBICARAAN BAJURI BERSAMA ZUBAEDAH.

ADEGAN 2

Yusni              : Tega kamu membohongi saya, Bang. Kenapa uang penjualan

tanah itu tidak kamu bagi rata?

Bajuri             : Uang apa? Tanah itu tidak jadi kujual.

Yusni             : Lalu yang dipegang Bedah apa? Meski usia saya sudah hampir

tua, saya masih bisa melihat dengan jelas kalau itu uang. (melirik

ke tangan  Zubaedah)

Zubaedah       : Ambil saja Mbak (menyerahkan amplop kepada Yusni) Uang

bulanan dari Bang Bajuri bulan lalu masih tersisa kok. Ini Mbak

saja yang ambil. Saya permisi ke dapur.

Yusni              : Bagus. Kamu itu harus sadar diri sebagai istri muda.

Bajuri             : (keluar)

Yusni              : Kemana lagi, Bang?

Bajuri             : Keluar

Yusni              : Kemana lagi ? ini masih pagi Bang.

Bajuri             : Mau ngurus tanah. Mencari uang untuk istriku tercinta.

sBajuri             : Ya, ini mau ke rumahnya.

Yusni              : Hati-hati di jalan Bang.

ADEGAN 3

Page 5: NASKAH TANAH

YUSNI MEMBUKA AMPLOP SAMBIL MENGHITUNG UANG YANG ADA

DI DALAMNYA.

Bu Haji           : Assalamualaikum ..

Yusni              : Walaikumsallam, siapa?

Bu Haji           : Ini Bu Haji Yusni.

Yusni              : Sebentar bu Haji (membuka pintu). Silahkan masuk Bu Haji.

Bu Haji           : Terima kasih Yusni. Saya boleh duduk ini ya Yusni?

Yusni              : Ya silahkan Bu Haji. Ini ada urusan apa Bu Haji, tumben sekali

kemari?

Bu Haji           : Saya ini mencari Bajuri. Dimana dia?

Yusni              : Memang kenapa Bu Haji tiba-tiba mencari Bajuri?

Bu Haji           : Saya ini mau minta tolong Yusni (sesekali membenarkan

selendang di kepalanya)

Yusni              : Minta tolong apa Bu Haji?

Bu Haji           : Saya mau minta tolong menagih hutang sama Herman.

Yusni              : Oh. Memangnya hutang Herman itu banyak dengan Bu Haji ini?

Bu Haji           : Ya enggak terlalu banyak. Tapi kan saya ini tidak enak hati mau

menagih dengan Herman itu. Maka dari itu saya minta bantuan

pada Bajuri.

Yusni              : Kalau begitu Bu Haji tunggu disini sebentar, saya susul Abang

Bajuri. (Beranjak ke arah pintu)

Page 6: NASKAH TANAH

Bu Haji           : Ya nggak usah lah Yusni. Kamu sampaikan saja pada dia. Saya

ini buru-buru. Setelah dari sini masih mau mengisi pengajian

dengan ibu-ibu. (mengintip ke arah dalam) Oia, mana istri

muda? (berbisik pada Yusni)

Yusni              : Di kamar Bu Haji.

Bu Haji           : Kenapa di kamar terus? Kurang baik perempuan jam segini masih

di kamar.

Yusni              : Ya namanya juga istri muda Bu Haji. Sedikit manja….

Bu Haji           : Saya ini salut dengan kamu Yusni. Ya sudahlah, yang penting

kamu harus tetap ikhlas. Jangan terlalu dimasukkan ke dalam

hati.

Yusni              : Sebenarnya saya ini ikhlas enggak ikhlas Bu Haji. Di bilang

ikhlas, tapi enggak ikhlas. Di bilang enggak ikhlas, tetap harus

kembali ke ikhlas itu lah Bu Haji.

Bu Haji           : Ya ya ya. Mudah-mudahan kamu ini menjadi istri yang solehah

dan calon penghuni sorga Yusni. Kalau begitu, saya permisi dulu

Yusni.(berdiri)

Yusni              : Jangan buru-buru Bu Haji, minum dulu.

Bu Haji           : Sudahlah Yusni, saya mau ada pengajian. Kamu ini juga Cuma

basa-basi. Saya sudah mau pulang, baru ditawarkan minuman.

Yusni              : Kalau begitu hati-hati di jalan Bu Haji.

Bu Haji           : Ya Yusni. Assalamualaikum.

Yusni              : Walaikumsallam Bu Haji.

Page 7: NASKAH TANAH

FADE OUT

BABAK 2

ADEGAN 1

FADE IN

Latar Waktu : PAGI HARI

Latar tempat  : RUANG TAMU

YUSNI BERADA DI RUANG TAMU  SAMBIL MENATA KURSI,

SEDANGKAN BAJURI BARU SAJA KELUAR DARI KAMAR HANYA

MENGGUNAKAN SARUNG DAN KAOS DALAM.

Yusni              : Tidur bersama istri mudamu, Bang?

Bajuri             : (mengganguk)

Yusni              : Bukannya tadi malam jadwal Abang bersama saya?

Bajuri             : Apa iya?

Yusni              : Sudah seringkali kamu curang, tapi saya berusaha berbesar hati,

lama-kelamaan kamu kelewatan, Bang.

Bajuri             : Lalu???

Yusni              : Lalu bagaimana? saya ini istri kamu, Bang.

Bajuri             : (Tertawa) Memangnya siapa yang bilang kalau kamu bukan

istriku?? Apa pernah kamu dengar kalau saya bilang kamu itu

istri si Jarwo, bos singkong itu atau siapalah.

Yusni              : Bang!!!

Page 8: NASKAH TANAH

Bukan itu maksudku. Dari awalkan sudah ada perjanjian, saya

mengizinkan Abang menikahi Zubaedah karena Abang berjanji

akan berlaku adil pada kami. Tapi mana kenyataannya?

Abang lebih berpihak pada Zubaedah. Pembagian jadwal tidur

sudah kita atur, tapi kebanyakan Abang tidur dengan Zubaedah.

Pembagian uang pun sama, tapi mana buktinya?? Sudah 3 bulan

terakhir ini jatah bulananku semakin berkurang. Alasan Abang

karena tanah belum lakulah, rugilah, pembeli pada nunggak. Tapi

saya lihat keuangan Zubaedah baik-baik saja.

Bajuri             : Bagaimana tidak baik,? Zubaedah itu pintar mengatur keuangan,

sedang kamu? Uang yang saya beri pada Zubaedah kemarin saja

kamu ambil.

Yusni              : Memang apa yang kamu banggakan dari perempuan itu Bang?

Orang tua nya saja miskin, tukang sampah! (berteriak marah

pada Bajuri) Perempuan seperti itu kamu banggakan.Kenapa

Bang? Apa kamu sudah kena guna-guna perempuan itu?

Bajuri             : Hei Yusni, apa yang kamu katakana, malu didengar tetangga.

Sudahlah, pagi-pagi sudah luar biasa mulutmu berkoar.

Ambilkan saya segelas air.

Yusni              : Zubaedah… (berteriak). Abang minta air putih.

Bajuri             : Hah… begitu tingkahmu, tapi banyak kamu menuntut.

Zubaedah       : Ini Bang air putihnya (meletakkan gelas di atas meja)

Bajuri             : Belum kamu bersihkan ruangan ini ?

Zubaedah       : Belum, Bang. Saya masih sibuk di belakang.

Yusni              : Lekas kamu ambil sapu.

Page 9: NASKAH TANAH

Zubaedah       : (pergi ke belakang mengambil sapu dan lap pel, kemudian

kembali ke ruang tamu dan menyapu lantai).

Bajuri             : Bedah, kemari sebentar. Bawa sapu dan lap itu.

Zubaedah       : Kenapa, Bang?

Bajuri             : Yusni, sudah lama Abang tidak melihat kamu menyapu

(menyindir) Coba kamu contohkan cara menyapu yang baik

kepada Bedah, Abang perhatikan sepertinya kamu sudah  paham

betul bagaimana membersihkan rumah dengan baik.

Zubaedah       : Biar bedah saja, Bang.

Yusni              : (beranjak dari kursi lalu mengambil sapu dengan agak kesal)

Semakin kamu manjakan saja istri muda kamu itu. (Terus

mengomel kepada suaminya)

Bajuri             : Yang bersih Yusni! Saya mau  ke kamar dulu.

BAJURI MASUK KE DALAM KAMAR, DAN MEMBIARKAN YUSNI

MENYAPU. SEDANGKAN BEDAH  ASYIK DUDUK DI KURSI.

ADEGAN 2

Yusni              : (Melihat ke arah kamar, lalu menarik Bedah) Bagaimana yang

saya perintahkan kemarin?          

Zubaedah       : Yang mana Mbak?

Yusni              : Kamu ini bodoh Bedah. Yang saya perintahkan kemarin-kemarin

itu.

Zubaedah       : Itu beres Mbak. Abang sudah percaya dengan semua perkataan

saya.

Page 10: NASKAH TANAH

Yusni              : Bagus. Sekarang kamu bujuk dia terus supaya semua tanah nya di

kampung ini dijual.kalau tanah itu belum habis, dia tidak akan

berubah untuk kawin lagi.

Zubaedah       : Baik Mbak.

Yusni              : Sekarang kamu bersihkan rumah ini. Jangan berlagak seperti Raja

jika ada Bajuri.

Zubaedah       : Ia Mbak.

Yusni              : Yang bersih Bedah (memerintah pada Bedah)

TIBA-TIBA BAJURI KELUAR,

Bajuri             : Enak kamu jadi ratu Yusni? Kenapa kamu menyuruh Bedah?

Saya kan menyuruh kamu?

Yusni              : Jangan marah-marah Bang. Kan bisa bicara baik-baik.

Bajuri             : Bedah, biar Yusni yang membereskan rumah ini. Berikan sapu itu

pada Yusni.

Zubaedah       : Biar Bedah saja Bang.

Bajuri             : Bersihkan rumah ini Yusni!

Yusni              :  Kamu kelewatan Bang. Apa maksudnya kamu memperlakukan

saya seperti ini di depan Bedah. Saya ini memang biasa Bang

dari kecil kerja; menyapu, masak, mengepel, mencuci dan semua

pekerjaan saya lakukan Bang. Kata orang tua saya kalau kita

malas enggak mau kerja nanti kita cepat sakit,dan kalau kita

sering sakit, nanti kita cepat mati.

Bajuri : Kamu menyindir saya Yusni ? Hah? (Hendak memukul Yusni)

Page 11: NASKAH TANAH

Yusni: Kalau begini saya mau pergi saja dari rumah ini Bang. Sakit hati

saya Bang. (terus mengomel dalam kamar sambil memasukkan

pakaian ke dalam tas karena hendak pergi dari rumah) Saya

pergi Bang. Tidak pernah kamu bilang-bilang cinta lagi Bang

semenjak ada Bedah, kamu ingat dulu Bang. Sekarang kamu

berubah Bang. Saya mau minggat Bang. Saya sudah enggak

betah lagi di rumah ini. (terus mengomel dan langsung keluar

pintu)

Bajuri             : Yusni….(tetap memanggil Yusni). Yusni…..

FADE OUT

BABAK 3

ADEGAN I

FADE IN

Latar Waktu : Siang Hari

Bajuri             : Abang tidak pernah menyangka.(diam).

Zubaedah       : Ya sudahlah Bang. Harusnya Abang jangan terlalu kasar dengan

Mbak Yusni. Kasihan dia.

Bajuri             : Abang kan tidak bermaksud mengusir dia.

Zubaedah       : Besok juga Mbak Yusni pasti pulang. Tidak usah dipikirkan. Ayo

kita makan dulu Bang

Bajuri             : Kamu makan duluan saja. Abang belum lapar.

Zubaedah       : Bedah tunggu di belakang ya Bang.

Bajuri             : Ya.

Page 12: NASKAH TANAH

Laela               : Assalamualaikum.

Bajuri             : Walaikumsallam. Siapa?

Laela               : Bang Bajuri….

Bajuri             : Yusni???

Zubaedah       : Bukan. Ini Laela.

Bajuri             : Oh Laela,  ayo silahkan masuk. Ada keperluan apa?(menatap

Laela dari ujung rambut ke ujung kaki) Tidak biasanya datang

kemari Dek Laela.

Laela               : Jadi begini Bang. Maksud kedatangan Laela kemari, mau

menyewa tanah Bang Bajuri. Laela mau buka usaha jual

gorengan.

Bajuri             : Oh hanya persoalan tanah. Tentu saja boleh. Kapan rencana Dek

Laela mau mulai menyewa tanah saya?

Laela               : Kalau bisa secepatnya Bang. Ya mungkin kalau bang Bajuri bisa,

siang ini juga saya minta izin.

Bajuri             : Baik, baik. Persoalan uang sewa tidak usah kamu pikirkan. Bisa

dibicarakan nanti.

Laela               : Kalau begitu terima kasih banyak Bang. Laela ini buru-buru,

permisi ya bang.

Bajuri             : Baiklah Dek Laela. Hati-hati di jalan.

 

ADEGAN 2

Page 13: NASKAH TANAH

Zubaedah       : Tumben sekali Abang tidak menarik uang sewa tanah? Biasanya

abang pasti bertele-tele kalau ada orang yang hendak sewa tanah

dengan uang yang tidak sesuai, apalagi tadi saya tidak

mendengar ada pembahasan sama sekali tentang penyewaannya.

Bajuri             :  Itu kan bisa dibicarakan nanti. Lagipula tadi kan dia baru mau

mencoba buka usaha, tidak mungkin abang tiba-tiba minta uang

sewa.

(Zubaedah  tiba-tiba langsung ke belakang karena merasa aneh dengan sikap

suaminya terhadap Laela.)

Laela               : Permisi Bang,

Bajuri             : Loh, Laela ? katanya tadi buru-buru?

Laela               : Begini Bang, dompet Laela ketinggalan. Laela mau ambil bang.

Bajuri             : Kenapa harus terburu-buru, duduk dulu sebentar. Kita

berbincang-bincang dulu sebentar. Apa Laela ini sudah punya

calon pendamping masa depan  ?

Laela               : Maksudnya Bang? Pacar? (sambil memainkan rambut nya yang

panjang)

Bajuri             : ya. Gadis seperti kamu tidak layak mendapat laki-laki

sembarangan. Harus ada laki-laki yang bisa memenuhi semua

kemauan  kamu.(memegang pundak Laela) Seperti istri-istri

Abang, walaupun dua tapi jangan salah , mereka hidup bahagia

dengan berselimut harta.

Laela               : Aduh..(merasa mulai risih dengan perlakuan Bajuri kemudian

berdiri) Laela permisi ya Bang

Bajuri             : Mau kemana kamu Laela ? Kenapa terburu-buru?

Page 14: NASKAH TANAH

Laela               : Masih ada urusan Bang, kalau masih ada yang mau

diperbincangkan, Laela tunggu di warung ya Bang.

Zubaedah       : (berteriak dari dalam) Terus Bang.! Teruskan saja tingkah

lakumu. Mbak Yusni sudah pergi bukannya berpikir malah

semakin menjadi.

 

FADE OUT

BABAK 4

ADEGAN 1

FADE IN

ZUBAEDAH DUDUK DI RUANG TAMU SENDIRIAN MENUNGGU

SUAMINYA PULANG. TIDAK LAMA KEMUDIAN.

Bu Haji           : Assalamualaikum. Bedah……….

Zubaedah       : Siapa?

Bu Haji           : Ini Bu Haji Bedah.

Zubaedah       : Bu Haji? (Membuka pintu lalu kaget melihat Yusni) Mbak Yusni?

Yusni              : Mana Bajuri ? (sedikit berbisik)

Zubaedah       : Sedang keluar Mbak.

Yusni              : Bagus. ( duduk ).Masuk Bu Haji

Zubaedah       : Jadi Mbak menginap di rumah Bu Haji?

Yusni              : Ya. Pergi kemana laki-laki hidung belang itu?

Page 15: NASKAH TANAH

Zubaedah       : Tadinya katanya mau mengurus jual beli tanah.

Yusni              : Masih tingkahnya yang suka main perempuan itu?

Zubaedah       : Ia Mbak. Beberapa hari yang lalu, Abang membawa seorang

perempuan ke rumah ini, namanya Laela.

Yusni              : Oh, jadi selama saya tinggal belum juga dia mau berubah?

Zubaedah       : Ya begitulah Mbak, malah semakin menjadi.

Bu Haji           : Oia, ini sebenarnya ada apa Bedah. Kenapa tiba-tiba Yusni ini

minggat dari rumah dan malah lari ke rumah saya?

Yusni              : Jadi begini Bu Haji. Saya dan Bedah sudah tidak tahan lagi…

ADEGAN 2

BELUM SELESAI YUSNI BERCERITA, TIBA-TIBA BAJURI SUDAH

DATANG. YUSNI DAN BU HAJI LANGSUNG LARI DAN SEMBUNYI DI

DALAM KAMAR.

Bajuri             : Bedah, buka pintu..

Zubaedah       : Ia Bang.

Bajuri             : (membaringkan tubuh di kursi) Alangkah pegal badan Abang.

Zubaedah       :Darimana, Bang? Semalam kamu tidak menginap di rumah.

Bajuri             : Mengurus tanah!

Zubaedah       : Lalu tidur di mana?

Bajuri             : Saya menginap di kantor kelurahan.

Page 16: NASKAH TANAH

Zubaedah       : Saya kira Abang tidur di atas tanah-tanahmu. Takut sekali

rupanya semeterpun direbut orang. Abang pikir saya bodoh. Tadi

Abang bilang mengurus tanah, lalu apa hubungan tanah dengan

kantor kelurahan. Kalau alasan Abang ada urusan di kelurahan,

mungkin lebih masuk akal. Kenapa Abang tidak bilang saja kalau

menginap di warung gadis itu?

Bajuri             : Maksud kamu?

Zubaedah       : Saya sudah sering dengar tentang kamu dengan gadis itu. Kalian

sering bercumbu di warung yang tanahnya kamu sewakan itu

kan?

Bajuri             : Perempuan mana? Kamu jangan sembarangan bicara Bedah.

Sekarang saya mau Tanya. Semalam kamu menginap dimana?

Zubaedah       : Di rumah Bapak. Kenapa saya harus menunggu suami yang tidak

punya kehendak untuk tidur dengan saya?

Bajuri             : Apa Bedah? Jadi kamu menginap di rumah Bapak kamu yang

miskin dan tidak punya apa-apa itu? Lalu kenapa kamu tidak izin

pada saya?

Zubaedah       : Apa Abang pernah izin kalau menginap dengan perempuan itu?

Hah??

Bajuri             : Bedah!!!(Mengangkat tangan hendak menampar Bedah)

Zubaedah : Cukup Bang, saya sudah tidak tahan lagi. Biar saya juga pergi

dari rumah ini. Biar kamu puas.

 

ADEGAN 3

Page 17: NASKAH TANAH

YUSNI LANGSUNG KELUAR DARI KAMAR BERSAMA BU HAJI. LALU

MENGANTAR ZUBAEDAH KELUAR, TIDAK LAMA KEMBALI LAGI.

WAJAHNYA TERLIHAT BEGITU KECEWA, NAMUN TETAP BERUSAHA

TERSENYUM PADA BAJURI

Yusni              : Apa lagi yang mau kamu banggakan Bang? Semua tanah dan

harta sudah habis, bahkan istri-istri kamu sudah meninggalkan

kamu. (Duduk dan menghela nafas). Bagaimana Bang? Apa masih

maU terus begini? Abang tidak mau berubah

Bajuri          : (menundukkan wajah tanpa menjawab)

Yusni               : Abang mau berubah nggak Bang. Kalau Abang memang enggak

mau berubah, kita mulai lagi dari awal Bang.

Bajuri        : (menganggukkan kepala)

Yusni               : Abang mau minum? Biar saya ambilkan

Bajuri : Tidak usah Yusni, nanti saya ambil sendiri. Ini barang-barang

kamu biar saya bereskan. Pokoknya kamu duduk saja, biar semua

saya yang mengerjakan

Yusni              : (tersenyum) Ternyata Abang memang sudah mulai berubah.

Abang sudah mau mengerjakan pekerjaan perempuan.

Bajuri : Ya kan kata kamu kalau enggak kerja cepat mati.

Yusni : Ah, Abang (tertawa malu)

Keduanya asyik saling menggoda.

FADE OUT