naskah publikasi ilmiah pengaruh suplementasi jinten …/pengaruh... · wara pratitis s s., spt, mp...

25
Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN HITAM (Nigela Sativa.L) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN KELINCI NEW ZEALAND RED JANTAN Jurusan/Progam Studi Peternakan Oleh : Aliful Adhim H0502034 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: dohanh

Post on 08-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

Naskah Publikasi Ilmiah

PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN HITAM (Nigela Sativa.L)

DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN

KELINCI NEW ZEALAND RED JANTAN

Jurusan/Progam Studi Peternakan

Oleh :

Aliful Adhim

H0502034

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

PERNYATAAN

Dengan ini Selaku tim Pembimbing Skripsi Mahasiswa Program Sarjana

Nama : Aliful Adhim

NIM : H0502034

Jurusan :Produksi Ternak

Menyetujui naskah publikasi ilmiah yang di susun oleh yang bersangkutan di

publikasikan dengan/tanpa* Mencantumkan Tim Pembibing Sebagai Author/co

Author.

Pembimbing Utama

Wara Pratitis S S., SPt, MP

NIP. 197304222000032001

Pembimbing Pendamping

Ir. Susi Dwi Widyawati, MS

NIP. 196103131985022001

Page 3: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN HITAM (Nigela Sativa.L)

DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN

KELINCI NEW ZEALAND RED JANTAN

ABSTRAK

Oleh :

Aliful Adhim

H0502034

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi jinten

hitam (Nigela Sativa.L) terhadap performan kelinci New Zealand Red Jantan. Penelitian

ini dilaksanakan selama 8 minggu di kampung Gulon, Desa Jebres, Surakarta. Materi

penelitian meliputi 20 ekor kelinci New Zealand Red Jantan lepas sapih umur 1-2 bulan

dengan bobot rata-rata 990 + 178 g.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) pola searah dengan empat perlakuan dan tiga ulangan dengan setiap ulangan

terdiri dari tiga ekor kelinci New Zealand Red Jantan. Penambahan jinten hitam adalah

P0 (0.0 %), P1 (1,5 %), P2 (3,0 %) dan P3 (4,5 %)dari bobot badan. Peubah yang diamati

selama penelitian meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan harian, konversi

pakan, dan feed cost per gain. Untuk analiasis data konsumsi pakan dan konversi pakan

dianalisis dengan analisis variansi, dan pertambahan bobot badan dianalisis dengan

analisis kovariansi. Sedangkan feed cost per gain dilaporkan secara diskriptif.

Hasil penelitian menujukkan bahwa dari rata-rata keempat perlakuan yaitu

P0, P1, P2, dan P3 berurutan untuk konsumsi pakan (BK) adalah 107,326; 113,148;

115,938 dan 106,398 g/ekor/hari. Pertambahan bobot badan harian adalah 17; 23; 20 dan

20 g/ekor/hari. Konversi pakan adalah 6,278; 5,01; 5,83 dan 5,39 sedangkan feed cost per

gain adalah Rp 358.19; Rp 524.82; Rp 630.48 dan Rp 723.08. Hasil analisis variansi

untuk konsumsi pakan menunjukkan berbeda tidak nyata, untuk konversi pakan berbeda

nyata, dan untuk analisis kovarian untuk pertambahan bobot badan menunjukkan hasil

yang berbeda nyata.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa suplementasi

jinten hitam dalam ransum taraf 0,15; 0,30 dan 0,45 persen tidak berpengaruh pada

konsumsi pakan tetapi berpengaruh signifikan terhadappertambahan bobot badan harian

serta konversi pakan. Penggunaan jinten hitam yang paling optimal pada level 0,15 g

Page 4: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

dalam ransum. Penggunaan jinten hitam tidak dapat menekan biaya pakan dan

menggantikan rumput lapang taraf 0,0; 0,15; 0,30 dan 0,45 persen.

Kata kunci: Kelinci New Zealand Red Jantan, suplementasi jinten hitam, performan.

Page 5: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

THE INFLUENCE OF BLACK CUMIN ( Nigela SativaL)

IN RANSUM TO PERFORMAN OF MALE NEW ZEALAND

RED RABBITS

Aliful Adhim

H0502034

SUMMARY

This research aim is to know the influence black cumin ( Nigela SativaL)

supplementation to performance of male New Zealand Red rabbits. This research was

executed during 8 week in Gulon, Jebres, Surakarta. Research matter covers 20 free male

New Zealand Red rabbits tails weaned age 1-2 months with weight average of 990 + 178

g.

Design of experiments applied is Completely randomized design ( RAL)

unidirectional pattern with four treatment and three restating with every restating

consisted of three male New Zealand Red rabbits. Addition of black cumin is P0 ( 00 %),

pl p2 etc. ( 1,5 %), pl p2 etc. ( 3,0 %) and P3 ( 4,5 %) from body weight. Variable

observed during research to cover feed consumption, increase of daily body weight, feed

conversion, and feed cost per gain. For analysis feed consumption data and feed

conversion is analyzed with analysis variances, and increase of body weight is analyzed

with analysis covariance. While feed cost per gain is reported in descriptive.

Result of research indicates that from fourth mean of treatment that is P0, P1, pl

p2 etc., and successive P3 to consume feed ( BK) be 107,326; 113,148; 115,938 and

106,398 g/each/day. Increase of daily body weight is 17; 23; 20 and 20 g/each/day. Feed

conversion is 6,278; 5,01; 5,83 and 5,39 while feed cost per gain is Rp 35819; Rp 52482;

Rp 63048 and Rp 72308. Result of analysis variances to consume is feed shows differing

in not reality, to convert is feed differentness reality, and analyses bilinear covariant for

increase of body weight shows different result of reality.

Conclusion obtained from this research is that supplementation black cumin in

ransom level 0,15; 0,30 and 0,45 % doesn't have an in with feed consumption but

influential significant to increase of daily body weight and feed conversion. Usage of

black cumin of which most optimal at level 0,15 g in ransom. Usage of black cumin can

depress feed cost and replaces spacious grass of level 0,15 %.

Keyword: Male New Zealand Red Rabbit, supplementation black cumin, performance

Page 6: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan produk pertanian dan

peternakan. Konsumsi daging meningkat seiring dengan pertambahan

penduduk pada tahun 2005 ini, yaitu sebesar 1,5 persen per tahun diikuti

dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dari 1,5 persen sampai lima

persen (Diwyanto et al., 2005). Disamping itu, perkembangan konsumsi

daging domestik secara nasional bertumbuh sangat cepat yaitu dari 383,2 ribu

ton (1970-1975) menjadi 1.139,7 ribu ton pada periode 2000-2001, atau

meningkat dengan laju 4,7 persen/tahun (Diwyanto et al,. 2005)

Kelinci adalah salah satu hewan ternak yang banyak dipelihara oleh

masyarakat. Daging kelinci kaya akan protein dan rendah energi tetapi

kandungan abunya sama atau lebih besar dibandingkan spesies ternak lain.

Daging kelinci miskin K dan Na dan kaya akan Ca dan P (de Blas and

Wiseman, 1998). Pada umumnya ternak kelinci di Indonesia dipelihara dengan

tujuan utama sebagai penghasil daging disamping sebagai penghasil pupuk dan

kerajinan (Rismunandar, 1974).

Kelinci mempunyai sistem digesti yang khas berkaitan dengan coecum

dan colon jika dibandingkan dengan spesies lain, sehingga aktivitas mikrobia

pada coecum sangat penting dalam proses pencernaan dan pemanfaatan nutrisi.

Kelinsi memiliki sifat coprophagy, kebiasaan mencerna feses lembut dari feses

coecum, menyebabkan pencernaan mikrobia dalam coecum lebih penting

untuk pemanfaatan nutrisi secara penuh oleh kelinci (de Blas and Wiseman,

1998).

Pemeliharaan ternak membutuhkan suplemen untuk menjaga maupun

meningkatkan produktivitas. Menurut Bestari et al. (1998) untuk meningkatkan

dan mempertahankan produktivitas ternak perlu diupayakan pemberian pakan

suplemen. Penggunaan pakan suplemen atau pakan pelengkap dapat

meningkatkan efisiensi pencernaan pakan sehingga dapat menaikkan produksi

ternak (Hatmono dan Hastoro, 1997).

1

Page 7: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

Namun kebanyakan penggunaan suplementasi tersebut masih

menggunakan zat kimia atau aditif yang dapat berbahaya apabila digunakan

terlalu sering atau berlebihan. Kandungan minyak atsiri sebesar 1,5% (Mursito,

2004) yang mampu menjadi alternatif pengganti antibiotik. Penggunaan bahan

yang alami akan sangat membantu untuk mengurangi penggunaan obat dari

bahan kimia.

Jinten hitam adalah salah satu produk yang sudah sangat terkenal

berkhasiat untuk menjaga kesehatan dan juga menyembuhkan penyakit pada

manusia.Menurut Diratpahgar (2009) jinten hitam selain berfungsi sebagai

bumbu masak juga lebih banyak dikenal masyarakat sebagai tanaman obat

tradisional yang cukup banyak mengandung khasiat.

Sistem kerja jinten hitam dalam tubuh manusia adalah dengan

memperbaiki, menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia

terhadap berbagai penyakit. Selain memiliki ragam khasiat yang cukup

baik jinten memiliki kandungan air 9,87 g, energi 1.393 Kj, protein 19,77 g,

total lemak 14,59 g, karbohidrat 49,9 g, serat 38 g dan ampas 5,87 g

(Riana,2007) dan produk ini juga memiliki potensi menjadi suplemen yang

cukup baik bagi ternak

Jinten hitam mengandung minyak atsiri yang telah diketahui manfaatnya

untuk memperbaiki pencernaan (El-taher, 1993) dalam Astawan (2008).

Kandungan minyak atsiri yang dimiliki + 1,5 %. Secara tradisional minyak

atsiri digunakan untuk obat diare. Menurut Ulfah (2002), minyak atsiri

dapat digunakan sebagai pakan tambahan (feed additive) di setiap jenis ransum

ternak tanpa merubah sistem pemberian yang digunakan pada suatu

peternakan. Berdasarkan penelitian yag dilakukan oleh Vihan and Panwar

(1987), pengunaan jinten sebanyak 100 mg/kg berat badan dapat meningkatkan

volume susu pada kambing.

Bau dan rasa dari minyak esensial atau atsiri yang dicampurkan dalam

pakan basal ternak menstimulasi sistem saraf pusat, yang akhirnya

menghasilkan peningkatan nafsu makan dan konsumsi zat-zat makanan.

Keberadaan minyak esensial (atsiri) menstimulasi produksi cairan pencernaan

Page 8: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

yang menghasilkan pH yang sesuai untuk enzim pencernaan, seperti peptinase.

Pada waktu yang bersamaan terjadi pengaturan kestabilan mikroflora di dalam

saluran penceranan. Pengaruh nyata dari mekanisme ini adalah perbaikan

sistem pencernaan zat-zat makanan dan metabolisme nitrogen, asam amino

dan glukosa (Ulfah ,2002).

Dengan harga yang cukup murah dan penggunaan yang relatif kecil

penggunaan jinten hitam ini bisa menjadi alternatif suplemen sehingga

keuntungan peternak bisa lebih besar.

B. Rumusan Masalah

Untuk mengoptimalkan produksi ternak kelinci dengan memperhatikan

fisiologis ternak, setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan: Pertama

metabolisme tubuh ternak yang akan mendorong berfungsinya seluruh organ

baik sensorik motorik, mekanis maupun enzimatis. Kedua upaya meningkatkan

nafsu makan sehingga ternak mampu mengoptimalkan kapasitas lambungnya

untuk menampung makanan. Ketiga optimalisasi sistem pencernaan yang

mencakup pencernaan yang bersifat kimiawi dan mikrobial. Kelinci adalah

hewan yang memiliki keunikan dalam sistem pencernaan. Ternak ini memiliki

kebiasaan memakan kembali feses yang di sebut Copropagy. Dengan sistem

pencernaan tersebut maka fungsi lambung sebagai tempat pencernaan kimiawi

dan coecum sebagai tempat pencenaan mikrobial menjadi sangat penting.

Dengan memperhatikan tiga aspek tersebut diharapkan produktifitas kelinci

lebih optimal.

Minyak atsiri adalah bahan yang tidak asing dalam dunia herbal. Minyak

atsiri bermanfaat untuk memperbaiki sitem pencernaan. Jinten hitam sebagai

salah satu sumber minyak atsiri sudah dimanfaatkan sejak lama sebagai obat

diare. Keberadaan minyak essensial menstimulasi produksi cairan pencernaan

yang menghasilkan pH yang sesuai untuk enzim pencernaan, seperti peptinase.

Pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan aktifitas enzim pencernaan

dan pengaturan mikroba. Kestabilan mikroflora di dalam saluran penceranan

menurunkan kasus diare dan penyakit pencernaan lain. Pengaruh nyata dari

Page 9: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

mekanisme ini adalah perbaikan konversi energi dan pencernaan zat-zat

makanan dan pengaruh positif terhadap metabolisme nitrogen, asam amino dan

glukosa.

Jinten hitam memiliki potensi besar untuk dapat meningkatkan

performance dan kecernaan pada kelinci namun perlu diperhatikan bahwa

kandungan minyak atsiri yang berlebihan dapat membunuh mikrobia sehingga

perlu diteliti berapa taraf maksimal penggunaan jinten sehingga memiliki hasil

yang optimal.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh suplementasi jinten hitam dalam ransum terhadap

performan kelinci New Zealand Red Jantan.

2. Mengetahui aras suplementasi jinten hitam yang optimal pada kelinci New

Zealand Red Jantan.

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah suplementasi jinten hitam dalam

ransum sampai tingkat tertentu berpengaruh terhadap performan kelinci New

Zealand Red Jantan.

Page 10: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

II. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang pengaruh suplementasi jinten hitam dalam

ransum terhadap performan kelinci New Zealand Red jantan dilaksanakan di

Ngoresan, Desa Jebres, Surakarta selama ± 8 minggu mulai tanggal 28

November 2008 hingga 28 Januari 2009. Analisis proksimat pakan dilakukan

di Laboratorium Uji Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Sementara analisis bahan

kering dan bahan organik di Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan dan alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Kelinci

Kelinci yang digunakan adalah New Zealand Red Jantan lepas

sapih umur 1-2 bulan sebanyak 20 ekor dengan bobot rata-rata 990 + 178

g/ekor.

2. Ransum

Ransum yang digunakan adalah berupa hijauan dan konsentrat yang

diberi tambahan jinten. Hijauan berupa rumput lapang dan konsentrat

menggunakan konsentrat BR1.

Tabel 1. Kebutuhan Nutrien Kelinci Masa Pertumbuhan

Nutrien (%)

Digestible Energi (Kkal/kg)1 2100-2500

Protein Kasar (%)1 12-16

Lemak Kasar (%)2 5,5

Serat Kasar (%)1 13-20

Sumber : 1) Whendrato dan Madyana (1983)

2) de Blas dan Wiseman (1998)

5

Page 11: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

Tabel 2. Kandungan Nutrien Bahan Pakan untuk Ransum

Bahan Pakan DE

(%)

PK

(%)

SK

(%)

LK

(%)

Rumput lapangan

3084,411 11,87

2 27,61

2 5,46

2

Konsentrat BR13 2775,75

1 18,86

2 2,29

2 5,79

2

Sumber :

1. DE (Kkl/kg) = %TDN x 44

%TDN = 77,07 – 0,75 (%PK) + 0,07 (%SK) (NRC, 1981)

2. Hasil analisis Laboratorium Teknologi Pertanian UGM (2008)

3. Produksi PT Japfa Comfeed Indonesia (2008)

Tabel 3. Susunan Ransum dan Kandungan Nutrien Ransum

Bahan Pakan Perlakuan (%)

Rumput lapang

60

Konsentrat BR1 40

Kandungan nutrien

DE (Kkal/kg) 2960,95

PK (%) 14,67

LK (%) 5,59

SK (%) 17,48

Sumber : Hasil perhitungan Tabel 2

3. Kandang dan peralatan

Kandang yang digunakan terbuat dari bambu berbentuk baterai

dengan ukuran (p x l x t) = 50 x 40 x 50 cm3 berjumlah 20 buah dan satu

buah kandang karantina. Peralatan kandang yang digunakan antara lain :

a. Tempat pakan dan tempat minum

Tempat pakan untuk hijauan, konsentrat dan tempat minum masing-

masing berjumlah 20 buah yang terbuat dari bahan plastik.

b. Termometer, digunakan untuk mengetahui suhu ruangan kandang

c. Timbangan

Timbangan yang digunakan ada 3 macam yaitu (1) Timbangan elektrik

kapasitas 2 kg dengan kepekaan 1 gram merek ideal life umtuk

menimbang pakan (2) Timbangan kapasitas 5 kg dengan kepekaan 10

gram merek five goat untuk menimbang bobot badan.(3) Timbangan

Page 12: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

digital kapasitas 420 gram dengan kepekaan 0,001 gram dengan merek

AND FX-400 untuk menimbang sisa pakan dan feses.

d. Penampung feses, diletakkan di bawah setiap baterai dan bahan terbuat

dari kain karung gandum.

e. Peralatan pendukung : sapu lidi, sabit, kwas (untuk membersihkan sisa

pakan), ember, golok, kertas label, gelas takaran air dan alat

penyemprot.

C. Persiapan Penelitian

1. Persiapan kandang

Kandang beserta semua peralatan disucihamakan dengan

menggunakan zat antiseptik dengan dosis 1,5 ml/ 1 liter air dengan cara :

kandang disemprot sedangkan tempat pakan dan minum setelah bersih

direndam dalam larutan antiseptik, kemudian dikeringkan dan dipasang di

kandang.

2. Persiapan ternak

Kelinci yang digunakan adalah berdasarkan keseragaman bangsa,

umur, bobot badan dan jenis kelamin. Sebelum dilakukan penelitian

dilakukan adaptasi terhadap ternak selama ±14 hari (2 pekan). Proses

adaptasi dilakukan dengan cara pemberian pakan/konsentrat sedikit demi

sedikit sampai konsumsi stabil. Kemudian kelinci secara acak ditempatkan

pada kandang dengan penomoran (kode) yang telah dipersiapkan.

3. Persiapan ransum

Ransum terdiri dari konsentrat, jinten dan hijauan. Konsentrat dan

jinten diberikan sebelum hijauan. Adapun dosis perlakuan untuk penelitian

ini adalah P1 (1,5 %), untuk P2 (3,0 %) dan untuk P3 (4,5 %). Campuran

konsentrat dan jinten harus dipastikan habis termakan kelinci.

Page 13: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Metode penelitian

Penelitian tentang pengaruh suplementasi jinten hitam dalam

ransum terhadap performan kelinci New Zealand Red Jantan ini dilakukan

secara eksperimental.

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola

searah dengan empat perlakuan (P0, P1, P2, P3) dimana setiap perlakuan

diulang sebanyak 5 kali dan setiap ulangan terdiri dari 1 ekor sehingga total

kelinci New Zealand Red Jantan yang digunakan adalah 20 ekor.

Pakan basal terdiri dari hijauan 60% + konsentrat 40% dan

penambahan jinten hitam dengan dosis sebagai berikut :

P0 : + 0,0 % jinten hitam dari bobot badan

P1 : + 1,5 % jinten hitam dari bobot badan

P2 : + 3,0 % jinten hitam dari bobot badan

P3 : + 4,5 % jinten hitam dari bobot badan

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap, tahap pertama

adalah adaptasi dan yang kedua koleksi data. Tahap adaptasi dilaksanakan

selama ± 2 pekan yang bertujuan agar kelinci dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan dan pakan hingga diperoleh konsumsi pakan yang

stabil.

Tahap koleksi data dilakukan selama sepuluh minggu minggu

dengan pemberian ransum sesuai dengan perlakuan dalam penelitian.

Penimbangan bobot badan dilaksanakan setiap satu minggu dipagi hari

sebelum pemberian pakan untuk menyesuaikan pemberian pakan.

Penimbangan sisa pakan dilaksanakan pagi hari sebelum pemberian pakan

hari berikutnya. Pengambilan sampel Rumput lapang dan konsentrat serta

sisa pakan dilaksanakan dua kali dalam seminggu.

Konsentrat diberikan dua kali dalam sehari yaitu pada pukul

07.00 WIB dan pukul 14.00 WIB, rumput lapang diberikan dua kali yaitu

pada pukul 08.00 WIB dan pukul 15.00 WIB. Air minum diberikan secara

Page 14: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

ad libitum. Pakan diberikan berdasarkan bahan kering sebanyak 8% dari

bobot badan.

3. Parameter Penelitian

a. Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan dihitung dengan cara menimbang pakan yang

diberikan dikurangi sisa pakan setiap harinya yang dinyatakan dalam

g/ekor/hari.

Konsumsi pakan = pakan yang diberikan – pakan yang tersisa

b. Pertambahan berat badan harian (PBBH)

PBBH merupakan selisih bobot badan awal dan bobot badan

akhir (gram) dibagi dengan lama periode pemeliharaan (hari).

Penimbangan dilakukan seminggu sekali.

c. Konversi Pakan

Konversi pakan dihitung dengan cara membagi jumlah

konsumsi ransum dengan pertambahan berat badan selama

pemeliharaan.

Konversi pakan = Pakan yang dikonsumsi (g/ekor/hari)

PBB (g/ekor/hari)

d. Feed Cost per Gain

Feed cost per gain adalah besarnya biaya pakan yang

dikonsumsi ternak untuk menghasilkan 1 kg gain (pertambahan berat

badan) dan dihitung dengan cara mengalikan nilai konversi pakan

dangan harga pakan (Rp/kg).

E. Analisis Data

Semua data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan

menggunakan analisis variansi berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Apabila terdapat hasil yang berbeda nyata, akan dilanjutkan dengan uji beda

antar mean, yaitu uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).

Page 15: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

Model matematika yang digunakan adalah:

Yij = + i + ij

Keterangan:

Yij : Nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

: Rataan nilai dari seluruh perlakuan

i : Pengaruh perlakuan ke-i

ij : Kesalahan (galat) percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

(Yitnosumarto, 1993).

Page 16: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Konsumsi Pakan

Rerata konsumsi pakan kelinci New Zealand Red jantan yang mendapat

pakan perlakuan disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Rerata konsumsi pakan dalam bahan kering selama penelitian

(g/ekor/hari).

Perlakuan Ulangan Rerata

1 2 3 4 5

P0 94,5 82,35 125,14 116, 64 118, 00 107,326

P1 112,59 107,97 98,94 121,36 124,88 113,148

P2 84,03 138,14 114,79 130,0 112,73 115,938

P3 83,9 93,84 118,83 129,85 `105,57 106,398

Rerata konsumsi yang diperoleh selama penelitian untuk masing-

masing perlakuan (P0, P1, P2 dan P3) berturut-turut yaitu 107,326; 113,148;

115,938 dan 106,398 g/ekor/hari. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa

pemberian perlakuan jinten hitam terhadap konsumsi kelinci menunjukkan

hasil yang berbeda tidak nyata. Hal ini berarti jinten hitam dalam ransum taraf

0%;1,5%; 3% dan 4,5% persen tidak mempengaruhi konsumsi pakan kelinci.

Tingkat rata-rata konsumsi pakan kelinci New Zealand Red Jantan

pada penelitian disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Rerata konsumsi pakan kelinci New Zealand Red Jantan

11

Page 17: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

Hasil ini diduga karena perbedaan jumlah jinten yang relatif sangat

kecil antara satu perlakuan dengan perlakuan lain sehingga membuat

palatabilitas pakan relatif sama pula disamping itu ransum yang digunakan

dalam penelitian mengandung energi dan protein yang relatif sama. Parakkasi

(1999) menyampaikan bahwa tinggi rendahnya konsumsi pakan dipengaruhi

oleh palatabilitas. Palatabilitas tergantung pada bau, rasa dan kenampakan

pakan. Palatabilitas pakan mempengaruhi jumlah konsumsi pakan

(Prawirodigdo et al., 1995). Palatabilitas pakan berhubungan dengan segi

kepuasan terhadap suatu pakan dan banyaknya pakan yang dikonsumsi oleh

ternak (Sulistriyanti, 2000).

B. Pertambahan Bobot Badan Harian

Rerata pertambahan bobot badan harian masing-masing perlakuan

selama penelitian disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Rerata pertambahan bobot harian kelinci selama penelitian

Perlakuan

Ulangan Rerata

1 2 3 4 5

P0 15 15 18 19 18 16,98a

P1 24 23 22 22 22 22,63b

P2 16 22 23 21 18 19,86a

P3 16 20 24 23 16 19,91a

Rerata pertambahan bobot badan harian kelinci New Zealand Red Jantan

selama penelitian untuk masing-masing perlakuan (P0, P1, P2 dan P3)

berturut-turut yaitu 17; 23; 20 dan 20 g/ekor/hari.

Analisis variansi menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan harian

kelinci menunjukan hasil yang berbeda nyata. Superskrip menunjukkan bahwa

nilai P1 berbeda nyata dengan P0 tapi berbeda tidak nyata dengan P1, P2,

P3.Hal ini berarti perlakuan pemberian jinten hitam dalam ransum taraf 1,5%

memberikan pengaruh yang lebih optimal terhadap pertambahan berat badan

harian kelinci.

Page 18: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

Tingkat Rerata pertambahan bobot harian kelinci New Zealand Red

Jantan pada penelitian disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Rerata pertambahan bobot badan harian kelinci New Zealand Red

Jantan.

Hal ini diduga disebabkan oleh proses pencernaan yang lebih optimal.

Menurut Parakkasi (1986) secum mempunyai fungsi seperti rumen pada ternak

ruminansia yaitu sebagai tempat fermentasi, sintesa protein dan vitamin B dan

K oleh mikroorganisme, sehingga fungsi tempat ini penting dalam saluran

pencernaan. Di secum dan usus besar sebagai tempat fermentasi pakan terdapat

banyak kegiatan jasad renik yang mampu menguraikan protein yang belum

dicerna menjadi skatol, indole, fenol, asam-asam lemak, hidrogen sulfide dan

asam-asam amino (Tillman et al., 1991).

Menurut Maria Ulfah (2002), Keberadaan minyak esensial menstimulasi

produksi cairan pencernaan yang menghasilkan pH yang sesuai untuk enzim

pencernaan, seperti peptinase. Pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan

aktifitas enzim pencernaan dan pengaturan mikroba. Kestabilan mikroflora di

dalam saluran penceranan menurunkan kasus diare dan penyakit pencernaan

lain. Pengaruh nyata dari mekanisme ini adalah perbaikan konversi energi dan

pencernaan zat-zat makanan dan pengaruh positif terhadap metabolisme

nitrogen, asam amino dan glukosa.

Page 19: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

C. Konversi Pakan

Rerata konversi pakan kelinci untuk masing-masing perlakuan selama

penelitian disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Rerata konversi pakan kelinci selama penelitian

Perlakuan

Ulangan Rerata

1 2 3 4 5

P0 6,30 5,67 6,82 6,10 6,47 6,27a

P1 4,63 4,75 4,56 5,43 5,66 5,01bc

P2 5,20 6,12 5,14 6,3 6,41 5,83a

P3 5,35 4,76 4,89 5,55 6,42 5,39ab

Rerata konversi pakan kelinci New Zealand Red Jantan yang diperoleh

selama penelitian untuk masing-masing perlakuan (P0, P1, P2 dan P3)

berturut-turut yaitu 6,278; 5,01; 5,83 dan 5,39.

Tingkat Rerata konversi pakan kelinci New Zealand Red Jantan pada

penelitian disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Rerata konversi pakan kelinci selama penelitian

Konversi pakan merupakan parameter yang digunakan untuk

mengetahui efisiensi penggunaan pakan (de blas dan Wiseman, 1998). Hasil

analisis variansi menunjukkan bahwa konversi pakan kelinci berbeda nyata.

Hal ini berarti penggunaan jinten hitam dalam ransum, 0%;1,5%; 3% dan

4,5% berpengaruh terhadap nilai konversi pakan kelinci New Zealand Red

Page 20: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

jantan. Uji lanjut dengan menggunakan metode Duncan Multiple Range Test

(DMRT) menunjukkan bahwa pola hubungannya sebagai berikut P0 berbeda

sangat nyata dengan P1,berbeda tidak nyata terhadap P2 dan berbeda nyata

terhadap P3. Sedangkan P1 berbeda nyata terhadap P2 tapi berbeda tidak

nyata dengan P3. Sedangkan P2 Berbeda tidak nyata dengan P3.

Nilai konversi yang semakin rendah dengan diikuti nilai kenaikan berat

badan yang semakin tinggi berarti semakin efisien pakan yang diberikan

(Gusmanizar, 1999). Menurut Martawidjaya (1998) Semakin baik kualitas

pakan yang dikonsumsi ternak, akan menghasilkan pertambahan berat badan

lebih tinggi dan lebih efisien penggunaan pakannya. Hal ini berarti efisiensi

penggunaan pakan dipengaruhi oleh kualitas pakan, pertambahan berat badan

dan nilai kecernaan. Dari data di atas menunjukan bahwa jinten mampu

meningkatkan efisiensi penggunaan pakan.

D. Feed Cost per Gain

Rerata biaya pakan (feed cost per gain) untuk masing-masing

perlakuan selama penelitian disajikan pada tabel 7.

Tabel 7. Rerata Feed Cost per Gain kelinci selama penelitian (Rp/kg)

Perlak

uan

Harga Ulangan Rerata

(Rp/kg)

1 2 3 4 5

0% 4200 26460 23814 28644 25620 27174 26342

1.5% 4256 19705 20216 19407 23110 24088 21306

3.0% 4325 22490 26469 22230 27247 27723 25232

4.5% 4381 23438 20853 21423 24314 28126 23631

Feed cost per gain adalah besarnya biaya pakan yang diperlukan ternak

untuk menghasilkan 1 kg berat badan (Suparman,2004). Rerata feed cost per

gain selama penelitian untuk masing-masing perlakuan P0, P1, P2 dan P3

berturut-turut yaitu yaitu Rp 26342; Rp 21306; Rp 25232dan Rp 23631

Page 21: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

Feed Cost per Gain kelinci New Zealand Red selama penelitian dapat

dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Rerata biaya pakan (Feed Cost per Gain)

Pada tabel 8 dan gambar 4. menunjukkan bahwa pakan perlakuan dengan

jinten hitam memberikan feed cost per gain lebih rendah dibandingkan pakan

kontrol. Hal ini berarti pakan perlakuan dengan jinten hitam dilihat dari segi

ekonomi lebih efisien dibandingkan pakan kontrol. Penggunaan pakan yang

efisien dan ekonomis ditunjukkan dengan angka feed cost per gain yang rendah.

Rasyaf (1994) menyatakan semakin efisien dalam mengubah pakan menjadi

daging semakin baik pula nilai income over feed cost-nya.

Perlakuan dengan menggunakan jinten hitam memberikan feed cost per

gain lebih rendah dibandingkan pakan kontrol. Besarnya nilai feed cost per gain

tergantung pada harga pakan dan efisiensi dalam penggunaan pakan. Feed cost per

gain dihitung berdasarkan besarnya biaya pakan yang diperlukan untuk

menghasilkan pertambahan berat badan.

Page 22: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan hasil penelitian ini adalah

suplementasi jinten hitam dalam ransum mampu meningkatkan performance

kelinci New Zealand Red Jantan dengan penggunaan paling efektif pada level

1,5 %.

B. Saran

Penggunaan jinten hitam dalam ransum kelinci taraf 1,5% persen

dapat digunakan oleh petani untuk meningkatkan efisiensi beternak kelinci

karena mampu meningkatkan pertumbuhan berat badan dan menekan harga

pakan.

17

Page 23: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

DAFTAR PUSTAKA

Aksi Agraris Kanisius, 1980. Pemeliharaan Kelinci. Kanisius, Yogyakarta.

Anggorodi, 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia, Jakarta

Anonimus , 2008. Full Taksonomy New Zealand Red. http://www. centralpets.

com/ animals/ mammals/ rabbits/ rbt1438. html. akses 6 Mei 2009

Asniyah, 2008. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Astawan, M. 2008. Gizi Jinten Tangkal Kanker dan Aids. 24 juli 2008.

http://imunisasihalal.wordpress.com. Akses ada tanggal 26 Maret 2009.

Basuki, P., 2002. Pengantar Ilmu ternak Potong dan Kerja. Bahan Kuliah.

Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Blas, C. de dan Wiseman, J. 1998. The Nutrition of The Rabbit. CABI

Publishing. London.

Chesworth, J. 1992. Ruminant Nutrition. Macmillan Education. Ltd. Department

of Animal Science. College of Agriculture Sultan Qaboos University.

Oman.

Diratpahgar, 2009. Mengenal Manfaat Jinten Hitam. Direktorat Jenderal

Perkebunan - Departemen Pertanian. Jakarta. http://ditjenbun. deptan.

go.id/rempahbun/ rempah // index.php? option = com_content & task =

blogsection & id = 4 & Itemid=26 artikel 02 Februari 2009. akses 27 maret

2009.

Diwyanto K., A. Priyanti, R.A. Saptati, 2005. Prospek Pengembangan Integrasi Usaha Peternakan Di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

Farrel,D. J. dan Y. C. Raharjo, 1984. Potensi Ternak Kelinci Sebagai Ternak

Penghasil Daging. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Bogor.

Gusmanizar, N., 1998. Pengaruh Penggunaan Kulit Biji Cokelat Dalam Ransum

Terhadap Performan Ayam Broiler. Jurnal Peternakan dan Lingkungan.

Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Padang.Vol. 5. No. 12.

Hatmono, H dan I. Hastoro, 1997. Urea Molase Blok Pakan Suplemen Ternak

Ruminansia. Trubus Agriwidya. Unggaran

Kartadisastra, H.R. 1997. Ternak Kelinci Teknologi Pascapanen.

Kanisius,Yogyakarta.

18

Page 24: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

Lestari, C. M. S., D. Harsojo R., dan D. R. Djatiningsih, 1988. Pengaruh

Pemberian Berbagai Bentuk Fisik Makanan Konsentrat Terhadap

Presentase Karkas, Daging, dan Lemak Karkas Kelinci Lokal Jantan.

Dalam : B. Gunawan, D. Aritonang, S. Sastrodihardjo, H. Resnawati, Y.

C. Raharjo, A. P. Sinurat, B. Tangendjaja, D. Zaenuddin, dan T. Herawati.

Proceding Seminar Nasional Peternakan dan Forum Peternak Unggas

dan Aneka Ternak II. BPT Ciawi, 18 – 20 Juli 1988 : 420 – 426

Martawidjaja, M., 1998. Pengaruh Taraf Pemberian Konsentrat terhadap

Keragaan Kambing Kacang Betina Sapihan. Pada : Prosiding Seminar

Nasiona Peternakan dan Veteriner. Balai Penelitian Ternak. Bogor

Mugiyono,Y dan Karmada, G., 1989. Potensi dan Kemungkinan Pakan Ternak di

Nusa Tenggara Barat. Hal 13-14 dalam Suhubudi Yasin dan S.H. Dilaga

(edisi Peternakan Sapi Bali dan Permasalahannya) Bumi Aksara. Jakarta

Mulyono, S., 1998. Tehnik Pembibitan Kambing dan Domba. Penebar Swadaya,

Jakarta

Mursito, B., 2004. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Jantung. Penebar

Swadaya. Jakarta.

National Research Counsil, 1981. Nutritional Energitic of Domestics Animal and

Glossary of Energy Terms. National Academi Press. Washington DC

Nugroho. 1982. Beternak Kelinci Secara Modern Jilid I. Eka Offset.

Semarang. Hal. 10 – 18.

Nuswantara, L. K., M. Soejono, R. Utomo, dan B. P. Widyobroto, 2005.

Kecernaan Nutrien Ransum Prekusor Nitrogen dan Energi Tinggi pada

Sapi Perah yang Diberikan Pakan Basal Jerami Padi. Jurnal

Pengembangan Peternakan Tropis. Vol 30 (3) : 172 – 178.

Parakkasi, A., 1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik vol. IB. UI

Press. Jakarta.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. UI Press.

Jakarta.

Rasyaf, M., 1994. Beternak Ayam Kampung. PT Penebar Swadaya. Jakarta

Riana, Apit. 2007. Jinten, bumbu dapur. asiamaya. com / nutrients / jinten. htm.

akses tanggal 25 September 2007

Rismunandar, 1974. Beternak Kelinci. Penerbit Masa Baru. Jakarta.

Page 25: Naskah Publikasi Ilmiah PENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN …/Pengaruh... · Wara Pratitis S S., SPt, MP NIP. 197304222000032001 Pembimbing Pendamping Ir. Susi Dwi Widyawati, MS NIP. 196103131985022001

Rukmana, R., 2001. Membuat Sosis Daging Kelinci, Daging Ikan, Tempe

Kedelai. Kanisius.Yogyakarta

Sarwono, 2002. Kelinci Potong dan Hias. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Sulistriyani, F., 2000. Pengaruh Aras Undegraded Protein dan Pakan Terhadap

Konsumsi dan Kecernaan Nutrien dan Kadar Metabolit Darah Sapi Perah

SSPFH. Theses S2 Program Pasca Sarjana. Universitas Gajah Mada,

Yogyakarta.

Suparman, D., 2004. Kinerja Produksi Kelinci Lokal Jantan dengan Pemberian

Pakan Kering vs Basah. Skripsi S1. Fakultas Peternakan, Universitas

Gadjah Mada. Yogyakarta.

Tillman, Allen D., Hari Hartadi, Soedomo Reksohadiprojo, Soeharto

Prawirokusumo, Soekanto Lebdosoekojo, 1989. Ilmu Makanan Ternak

Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ulfah, Maria. 2000. Minyak Esensial Alternatif Pengganti Antibiotika. 26082002.

www.kompascybermedia.com. akses tanggal 24 12 2007.

Vihan, V. S. and Panwar, H. S. 1987. Galactopoietic Effect of Nigella Sativa (H-

Kalonji) in Clinic

Wahyu, J., 1978. Cara Pemberian dan Penyusunan Ransum Unggas. IPB. Bogor

al Cases of Agalactia in Goats. Indian Vet. J. 64:347-9.

Whendarto, I. Dan Madyana, 1983. Beternak Kelinci Secara Populer. Eka Offset,

Semarang.

Williamson, G. dan W. J. A. Payne, 1993. Pengantar Peternakan di Daerah

Tropis. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Yitnosumarto, S. 1993. Perancangan Percobaan, Analisis dan Interpretasinya. PT

Gramedia. Jakarta.