naskah pubikasieprints.ums.ac.id/22310/14/naskah_publikasi.pdf · 2013-01-09 · dan kursi sekolah...

21
ANALISIS DIM KENYAMANAN Skripsi Me PROGR UNIVER MENSI MEJA DAN KURSI SEKOLAH TE N BELAJAR SISWA SDN PABELAN 03 SU NASKAH PUBIKASI ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Sya emperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : RIZKY WAHYU BASKORO J 410 007 049 RAM STUDI KESEHATAN MASYARAK FAKULTAS ILMU KESEHATAN RSITAS MUHAMMADIYAH SURAKAR 2012 ERHADAP UKOHARJO arat KAT RTA

Upload: hoangngoc

Post on 06-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS DIMENSI

KENYAMANAN

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

IS DIMENSI MEJA DAN KURSI SEKOLAH TERHADAP AN BELAJAR SISWA SDN PABELAN 03 SUKOHARJO

NASKAH PUBIKASI

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :

RIZKY WAHYU BASKORO

J 410 007 049

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2012

MEJA DAN KURSI SEKOLAH TERHADAP BELAJAR SISWA SDN PABELAN 03 SUKOHARJO

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS DIMENSI MEJA DAN KURSI SEKOLAH TERHADAP KENYAMANAN BELAJAR SISWA SDN PABELAN 03 SUKOHARJO

Rizky Wahyu Baskoro1, Tarwaka 2*, Dwi Astuti2*

1Alumni Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

²Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh meja dan kursi belajar yang

berbasis ergonomi kelas 1 sampai dengan kelas 6 di SD Negeri Pabelan 03

Kabupaten Sukoharjo, Terhadap tingkat kenyamanan belajar siswa SD Negeri

Pabelan 03. Penelitian ini menggunakan survei analitik, dengan adapun desain

penelitian Cross Sectional (transfersal). Penelitian cross sectional merupakan

suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor risiko (independent)

dengan faktor efek (dependen). Subjek penelitiannya adalah 74 siswa yang telah

di peroleh dengan rumus menggunakan Lameshow dengan teknik total sampling.

Untuk mengetahui perbedaan tingkat kenyamanan menggunakan uji statistic

Kruskal Wallis. Hasil statistik hubungan kesesuaian antropometri dengan

kenyamanan belajar diperoleh kelompok 1 terdapat nilai mean 31.10; untuk

kelompok 2 nilai mean 62,26; dan kelompok 3 adalah 18,95; Berdasarkan hasil

signifikasi (p), dimana nilai p = 0,000 dimana nilai tersebut (p ≤ 0,05) maka Ho

ditolak, artinya ada pengaruh tingkat kenyamanan terhadap tiap kelompok.

Disimpulkan bahwa Meja dan kursi yang sesuai dengan antropometri siswa dapat

meningkatkan kenyamanan belajar secara signifikan.

Kata kunci : Meja dan kursi belajar, Ergonomi, Kenyamanan

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the influence of desk and ergonomic

chair-based learning grade 1 to grade 6 in elementary school Pabelan Sukoharjo

03, against the comfort level of elementary school students Pabelan 03. This study

uses an analytical survey, with as for the cross-sectional study design

(transfersal). The study was a cross sectional study that studied the relationship

between risk factors (independent) with effect factor (dependent). Research

subjects are 74 students who have obtained the formula using Lameshow with

total sampling technique. To determine differences in the level of comfort using

the Kruskal Wallis test statistic. Statistical results of anthropometric compatibility

relations with the convenience of learning obtained mean values of group 1

contained 31.10; for group 2 mean 62.26, and group 3 was 18.95; Based on the

significance (p), where p = 0.000 where the value (p ≤ 0.01) then Ho is rejected,

meaning that there is an influence on the comfort level of each group. It was

concluded that the tables and chairs are in accordance with anthropometry

student learning can improve comfort significantly.

Key words : The learning table and chair, Ergonomics, Comfortable

PENDAHULUAN

Di Indonesia masalah ketidaksesuaian dari aspek ergonomi antara sarana

dengan manusia serta pengaruhnya terhadap kenyamanan belum mendapat

perhatian serius. Berbagai hasil survei dan intervensi yang telah dilakukan

terhadap tenaga kerja menunjukkan bahwa penerapan sarana kerja yang ergonomi

dapat memperbaiki sikap kerja serta meningkatkan produktivitas dalam bekerja

(Lukman, 2007).

Anak sekolah merupakan masyarakat yang berada dalam periode

pertumbuhan, sehingga perlu pembinaan dan pengembangan terhadap

kesehatannya. Salah satu upaya peningkatan kesehatan di sekolah yaitu dengan

memperhatikan ukuran sarana belajar di sekolah terutama meja dan kursi belajar

yang dipakai sehari-hari. Upaya tersebut dengan menyesuaikan meja dan kursi

belajar dengan ukuran antropometri murid. Maksud penyesuaian ini untuk

mencegah terjadinya ketidaknyamanan pada murid sehingga efektivitas belajar

tidak menurun dan mencegah terjadinya kelainan pada pertumbuhannya

(Wahyuningsih, 1989).

Di Indonesia secara umum belum dilakukan analisis fenomena dasar

ergonomi untuk fasilitas belajar di Sekolah Dasar, sehingga murid sekolah juga

punya peluang untuk menderita cidera jaringan otot dan dapat mengganggu

kesehatan pertumbuhan siswa sekolah dasar. Berdasarkan studi pendahuluan yang

telah peneliti lakukan yaitu berupa wawancara dengan beberapa murid di SD

Negeri Pabelan 03 diketahui bahwa meja dan kursi sekolah yang digunakan

sekarang masih menimbulkan rasa ketidaknyamanan bagi siswa dalam belajar

serta mengakibatkan keluhan sakit pada anggota tubuh para siswa. Oleh karena itu

diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan seperti pembinaan

lingkungan sekolah yang sehat mencakup lingkungan fisik. Salah satunya adalah

sarana belajar di sekolah yaitu meja kursi belajar. Meja kursi belajar yang

digunakan harus disesuaikan dengan ukuran antropometri siswa agar mencegah

terjadinya kelelahan pada siswa sehingga efektivitas belajar tidak menurun dan

mencegah terjadinya kelainan pada pertumbuhannya.

Meja dan kursi yang dirancang ergonomis untuk murid sekolah dasar akan

memberikan efek kondisi belajar dalam posisi duduk dengan kondisi jaringan otot

(bahu, tulang belakang leher, lengan dan kaki) dengan posisi yang alami sesuai

dengan dimensi tulang dan jaringan otot yang bekerja dengan tanpa melebihi

beban. Dampak dari ketidaksesuaian antara meja dan kursi belajar dengan ukuran

tubuh anak sekolah merupakan salah satu kendala dalam upaya meningkatkan

sumber daya manusia yang berkualitas.

Perkembangan fisik anak usia sekolah (5-12 tahun) sangat pesat. Bangku

dan kursi sekolah didesain untuk pemakai, artinya apabila fisik anak tumbuh dan

berkembang sesuai dengan bertambahnya usia, tentu ukuran bangku dan kursinya

harus menyesuaikan. Namun, dalam kenyataan bangku dan kursi sekolah dasar

dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 cenderung memiliki ukuran yang sama.

Kondisi ini, akan berakibat mengurangi daya konsentrasi selama pembelajaran

berlangsung, yang diakibatkan ketidaknyamanan selama duduk.

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah mampu memberikan saran

sebagai dasar ukuran pembuatan meja dan kursi belajar untuk murid sekolah

dasar. Berdasarkan uraian di ataslah yang menjadi latar belakang penulis dalam

melakukan penelitian.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei analitik, dengan adapun

desain penelitian Cross Sectional (tranfersal). Populasi adalah keseluruhan objek

peneliti atau objek yang akan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

SD Negeri Pabelan 3 Kabupaten Sukoharjo sebanyak 91 siswa. Teknik sampling

yang digunakan adalah simpel random sampling yaitu pengambilan sampel

penelitian secara acak, penentuan jumlah sampel dihitung dengan rumus

Lameshow et al. (1990) dalam Murti (2010) adalah sebagai berikut:

� � �

1 � ���

� � 91

1 � 91�0,05

= 74,13 dibulatkan menjadi 74 orang

Perincian jumlah sampel

Kelas I & II : 31 siswa

Kelas III & IV : 23 siswa

Kelas V & VI : 20 siswa

Jumlah total : 74 siswa

Pengambilan sampel di setiap kelompok berbeda karena jumlah sampel

tiap kelompok atau kelas berbeda-beda

HASIL PENELITIAN

SD Negeri Pabelan 3 terletak di Mendungan Desa Pabelan Kecamatan

Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Untuk saat ini jumlah anak didik di sekolah

tersebut berjumlah 91 siswa, dengan tenaga pengajar sebanyak 14 orang.

Bangunan sekolah terdiri dari 4 bangunan sedang dan 1 bangunan besar. Empat

bangunan sedang yaitu masing-masing digunakan untuk ruang kelas 1, kelas 2,

kelas 3 dan ruang Laboratorium Komputer, sedangkan bangunan besar terbagi

menjadi 6 ruang, 3 ruang digunakan untuk tempat belajar kelas 4 sampai kelas 6,

untuk ruang lainnya digunakan sebagai ruang guru, ruang kepala sekolah dan

kantin. Setiap ruang belajar telah disediakan lampu penerang minimal 1 buah dan

kipas angin, lampu dan kipas angin ini berguna untuk memberikan penerangan

tambahan dan kenyamanan di tempat proses belajar mengajar.

Proses belajar di SD Negeri Pabelan 3 berlangsung dari jam 07.00 – 12.30.

Kelas 1 dan 2 proses belajar mengajar berlangsung dari jam 07.00 -10.30, Kelas 3

sampai Kelas 6 proses belajar mengajar berlangsung dari jam 07.00- 12.30 dengan

jeda istirahat 2 kali dengan lama 15 menit, jam istirahat pertama dilakukan pada

jam 08.45 – 09.00 dan istirahat kedua dilakukan pada jam 10.45-11.00, jeda

istirahat untuk semua kelas sama.

1. Berdasarkan data yang peneliti peroleh sebaran responden berdasarkan

kelas dapat dilihat pada Tabel Disitribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Kelas

Kelas Frekuensi Persentase (%) I 16 21,62 II 15 20,27 III IV V VI

12 11 11 9

16,22 14,86 14,86 12,16

Jumlah 74 100%

Distribusi responden berdasarkan kelas yaitu, untuk kelas 1 sebanyak 16 siswa

atau 21,62%, kelas 2 sebanyak 14 siswa atau 20,27% dan untuk kelas 3 sebanyak

12 siswa atau 16,22%, untuk kelas 4 sebanyak 11 siswa atau `14,86%, untuk kelas

5 sebanyak 10 siswa atau 14,86%, untuk kelas 6 sebanyak 8 siswa atau 12,16%.

2. Berdasarkan data yang peneliti peroleh sebaran responden berdasarkan

usia dapat dilihat pada Disitribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

Usia (tahun) Frekuensi Persentase (%) 6 dan 7 16 21,62 8 9 10 11 12

12 11 10 8 1

16,22 14,64 13,51 10,81 1,35

Jumlah 74 100% Distribusi responden berdasarkan usia yaitu usia 6 tahun dengan jumlah 16 siswa

atau 21,62%, usia 7 tahun dengan jumlah 16 siswa atau 21,62%, usia 8 tahun

dengan jumlah 12 siswa atau 16,22%, usia 9 tahun dengan jumlah 11 siswa atau

14,64%, usia 10 tahun dengan jumlah 10 siswa atau 13,51%, usia 11 tahun dengan

jumlah 8 siswa atau 10,81%, usia 12 tahun dengan jumlah 1 siswa atau 1,35%.

3. Berdasarkan data yang peneliti peroleh sebaran responden berdasarkan

kelas dapat dilihat pada Tabel Disitribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki 40 54,05

perempuan 34 45,95

Jumlah 74 100%

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin untuk laki-laki sebanyak 40 siswa

atau 54,05% dan perempuan sebanyak 34 atau 45,95%.

4. Pengolahan antropometri kelompok 1 kelas 1 dan 2

No Kriteria Hasil (Centimeter) Percentil Mean S.d Min Max 5 50 95

1 LP 18 22 26.40 21.78 2.602 18 27 2 TSkD 12.18 22 28 20.31 5.155 12 28 3 PJ 75.90 92 103 90.30 7.802 75 106 4 PBL 31.92 38 43 38.06 2.967 32 43 5 LSD 9.24 13.70 19 13.54 2.649 9 19 6 TP 24.80 32 35.60 31.80 2.716 23 36 7 TBD 32.62 39 44.88 38.70 3.397 32 48 8 TLD 29.60 38.90 43.40 37.76 3.367 29 44 9 TSD 22.80 35 44.80 33.23 6.772 22 49 10 LB 25 29 37 30.09 3.836 25 37 11 BL 48.48 42.62 6.26 61.32 7.266 48 73 12 TMD 62 51.50 8 50.97 4.144 43 58 13 TPD 71.20 58.20 12 8.56 1.687 6 12

5. Pengolahan antropometri kelompok 2 kelas 3 dan 4

No Kriteria Hasil (Centimeter) Percentil Mean S.d Min Max 5 50 95

1 LP 19 25.30 32.70 24.58 4.316 19 33 2 TSkD 12.92 21.70 29.60 21.96 4.723 12 30 3 PJ 91.40 100 111.80 101.17 5.975 91 112 4 PBL 38 42.60 47.84 100 3.461 38 48 5 LSD 9.21 14 20.40 13.78 2.672 9 21 6 TP 31 36 38.80 35.05 2.374 31 39 7 TBD 38.08 42 54.58 42.45 4.099 38 56 8 TLD 37.40 42 45.80 41.86 2.375 37 46 9 TSD 26.50 36 46.80 36.26 5.801 26 47 10 LB 28.48 32.50 39.60 33.26 3.266 28 40 11 BL 58.80 70.80 77.40 68.97 4.630 58 78 12 TMD 50.48 56 61.40 56.21 3.556 50 62 13 TPD 8.00 10 12.40 10.05 1.364 8 12

6. Pengolahan antropometri kelompok 3 kelas 5 dan 6

No Kriteria Hasil (Centimeter) Percentil Mean S.d Min Max 5 50 95

1 LP 20 2950 33 27.88 3.843 20 33 2 TSkD 2.50 25.50 30 23.46 6.541 2 30 3 PJ 100 109 118 108.56 5.638 100 118 4 PBL 42 49 57 48.51 3.608 42 57 5 LSD 12.20 15 23 16.19 3.253 12 23 6 TP 34 39 41.90 38.67 1.897 34 42 7 TBD 42 47 55 47.67 3.366 42 55 8 TLD 42 44.85 51 45.31 2.665 42 51 9 TSD 31.50 39.50 51 40.81 6.570 32 51 10 LB 30 35.35 46 36.44 4.025 30 45 11 BL 70.20 73.95 90 76.09 4.986 70 90 12 TMD 56 61.95 70 62.34 3.905 56 70 13 TPD 8 10.10 12 10.39 1.051 8 12 Keterangan

L P : Lebar Pinggul T SkD : Tinggi Siku Duduk P J : Panjang Jangkauan P B L : Panjang Buttock-lutut LSD : Lebar Sandaran Duduk T P : Tinggi Popliteal T B D : Tinggi Bahu, duduk

T L D : Tinggi Lutut Duduk T S D : Tinggi Sandaran Duduk L B : Lebar Bahu BL : Bentang Lengan TMD : Tinggi Mata Duduk T P D : Tinggi Paha Duduk

7. Ukuran meja kursi berdasarkan antropometri di setiap kelompok

1. Kelompok 1 (kelas 1 & 2)

a. Ukuran meja kelompok 1 kelas 1 dan 2

No Kriteria Meja sebenarnya (centimeter)

Meja yang disarankan (centimeter)

Keterangan

1 Tinggi meja 65 43 tinggi siku duduk persentil 95% ditambahkan toleransi (15cm).

2 Lebar meja 55 47 Lebar bahu maksimal ditambah toleransi (10 cm).

3 Panjang meja 60 75.90 panjang jangkauan persentil 5%.

4 Tinggi pijakan kaki

15 13.8 tinggi lutut duduk persentil 95% dikurangi tinggi lutut duduk persentil 5%.

b. ukuran kursi kelompok 1 (kelas 1 dan 2)

no Kriteria Kursi sebenarnya (centimeter)

Kursi yang disarankan (centimeter)

Keterangan

1 Tinggi kursi 40 35.60 Popliteal

persentil 95% 2 Tinggi

sandaran kursi 42 32.62 Tinggi bahu

duduk persentil 5%.

3 Lebar kursi 38 26.40 Lebar pinggul persentil 95%

4 Lebar sandaran

15 37 Lebar bahu persentil 95%

5 Panjang sandaran

38 19 Lebar sandaran duduk persentil 95%

2. Kelompok 2 (kelas 3 & 4)

a. Ukuran meja kelompok 2 (kelas 3 dan 4)

No Kriteria Meja sebenarnya (centimeter)

Meja yang disarankan (centimeter)

Keterangan

1 Tinggi meja 65 44.6 tinggi siku duduk

persentil 95%

ditambahkan toleransi (15cm).

2 Lebar meja 55 49.6 Lebar bahu maksimal ditambah toleransi (10 cm).

3 Panjang meja 60 91.40 panjang jangkauan persentil 5%.

4 Tinggi pijakan kaki

15 8.4 tinggi lutut duduk persentil 95% dikurangi tinggi lutut duduk persentil 5%.

b. Ukuran kursi kelompok 2 (kelas 3 dan 4)

no Kriteria Kursi sebenarnya (centimeter)

Kursi yang disarankan (centimeter)

Keterangan

1 Tinggi kursi 40 38.80 Popliteal

persentil 95% 2 Tinggi

sandaran kursi

42 38.08 Tinggi bahu duduk persentil 5%.

3 Lebar kursi 38 32.70 Lebar pinggul persentil 95%

4 Lebar sandaran

15 39.60 Lebar bahu persentil 95%

5 Panjang sandaran

38 20.40 Lebar sandaran duduk persentil 95%

3. Kelompok 3 (kelas 5 & 6)

a. Ukuran meja kelompok 3 (kelas 5 dan 6)

No Kriteria Meja sebenarnya (centimeter)

Meja yang disarankan (centimeter)

Keterangan

1 Tinggi meja 65 45 tinggi siku duduk

persentil 95% ditambahkan toleransi (15cm).

2

Lebar meja

55 55 Lebar bahu maksimal ditambah toleransi (10 cm).

3 Panjang meja 60 100 panjang jangkauan persentil 5%.

4 Tinggi pijakan kaki

15 9 tinggi lutut duduk persentil 95% dikurangi tinggi lutut duduk persentil 5%.

b. Ukuran kursi kelompok 3 (kelas 5 dan 6)

B. U

j

i

s

t

8. U

ji tingkat kenyamanan dengan menggunakan kuesioner

No Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelas Skor

kenyamanan Kelas Skor

kenyamanan Kelas Skor

kenyamanan 1 1 56 3 76 5 38

no Kriteria Kursi sebenarnya (centimeter)

Kursi yang disarankan (centimeter)

Keterangan

1 Tinggi kursi 40 41.90 Popliteal

persentil 95% 2 Tinggi

sandaran kursi

42 42 Tinggi bahu duduk persentil 5%.

3 Lebar kursi 38 33 Lebar pinggul persentil 95%

4 Lebar sandaran

15 45 Lebar bahu persentil 95%

5 Panjang sandaran

38 23 Lebar sandaran duduk persentil 95%

2 1 66 3 69 5 38 3 1 38 3 74 5 27 4 1 42 3 58 5 20 5 1 62 3 79 5 36 6 1 32 3 67 5 43 7 1 38 3 78 5 29 8 1 47 3 69 5 32 9 1 36 3 73 5 33 10 1 42 3 76 5 41 11 1 43 3 59 5 39 12 1 48 3 75 6 24 13 1 31 4 69 6 28 14 1 27 4 73 6 34 15 1 70 4 75 6 39 16 1 36 4 78 6 44 17 2 32 4 68 6 27 18 2 43 4 76 6 32 19 2 48 4 74 6 43 20 2 41 4 76 6 57 21 2 36 4 69 22 2 66 4 68 23 2 54 4 66 24 2 33 25 2 52 26 2 38 27 2 52 28 2 43 29 2 32 30 2 39 31 2 57 Rata-rata 44,52 71,52 35,2

9. Hasil kuesioner dengan menggunakan metode Kruskal Wallis. adalah

sebagai berikut:

Kelompok N Mean Kelompok 1 31 31.10 Kelompok 2 23 62.26 Kelompok 3 20 18.95 Total 74

Dilihat dari nilai hasil kuesioner, terdapat perbedaan tingkat kenyamanan antara

tiap kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3. Terlihat rata-rata (mean) untuk

kelompok 1 31.10, untuk kelompok 2 62.26, dan kelompok 3 18.95, artinya

adalah bahwa rata-rata tingkat kenyamanan kelompok 2 paling tinggi diantara

kelompok lainnya kemudian kelompok 1 dan kelompok 3.

PEMBAHASAN

Penelitian ini melibatkan 74 siswa sekolah dasar yang berusia 6-12 tahun.

Pada usia anak sekolah dasar, pertumbuhan dan perkembangan fisik berlangsung

secara optimal. Pertumbuhan fisik anak usia sekolah dasar akan menimbulkan

karakteristik juga pola penyesuaian diri mereka terhadap lingkungan (Ariyanti,

2010).

Masa usia sekolah dasar merupakan masa kelanjutan dari masa bayi dan

prasekolah anak. Masa ini terjadi dari usia 5 sampai 12 tahun yang ditandai

dengan terjadinya perkembangan-perkembangan pada diri anak diantaranya fisik

dan juga kognitifnya. Perkembangan anak merupakan segala perubahan yang

terjadi pada usia anak, yaitu pada masa infancy todlerhood (usia 0-3 tahun), early

childhood (usia 3-6 tahun), middle childhood (usia 6-11 tahun). Perubahan yang

terjadi pada diri anak tersebut meliputi perubahan pada aspek fisik, emosi,

kognitif, dan psikososial (Samsunuwiyati, 2005).

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh desain meja dan

kursi terhadap kenyamanan belajar di SD Negeri Pabelan III Kecamatan

Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Untuk mengetahui pengaruh tersebut peneliti

menggunakan uji Kruskal Wallis. dan dibantu dengan program SPSS 17.0.

Dilihat dari output yang diperoleh, terdapat tingkat kenyamanan yang

signifikan antara tiap kelompok, kelompok 1 terdapat nilai mean 31.10,

menunjukan bahwa kelompok 1 pada kategori tidak nyaman., seperti ukuran,

tinggi kursi terlalu tinggi, lebar kursi terlalu lebar, dan tinggi meja terlalu rendah,

lebar meja terlalu lebar, panjang meja terlalu pendek. Untuk kelompok 2 nilai

mean 62.26, menunjukkan bahwa kelompok 2 pada kategori cukup nyaman

seperti lebar kursi, tinggi kursi dan lebar panjang meja sudah sesuai dengan

antropometri siswa. Kelompok 3 adalah 18.95, menunjukkan bahwa kelompok 3

pada kategori tidak nyaman sekali seperti merasakan meja dan kursi kurang

ergonomis atau sangat tidak nyaman, seperti panjang meja kurang, tinggi meja

kurang, dan lebar kursi terlalu lebar, panjang sandaran terlalu panjang, lebar

sandaran kurang lebar. Berdasarkan hasil signifikasi (p), dimana nilai p = 0,000

dimana nilai tersebut (p ≤ 0,05) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh tingkat

kenyamanan terhadap tiap kelompok.

Sikap duduk ketika belajar yang tidak alamiah adalah sikap yang

menyebabkan posisi bagian-bagian tubuh tergerak menjahui posisi alamiah,

misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk dan kepala

terangkat. Sikap kerja tidak alamiah ini lebih banyak disebabkan oleh adanya

ketidakserasian antara dimensi alat dan stasiun kerja dengan ukuran tubuh

pekerja, dalam penelitian ini berkaitan dengan rancangan meja dan kursi. Akibat

yang terjadi adalah keluhan Musculoskeletal Disorders.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasanya, maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Meja dan kursi yang berbasis ergonomi.

a. Kelompok 1 (kelas 1 dan 2) dari hasil uji kruskal wallis rata-rata total

skor kenyamanan 31.10, menunjukan bahwa kelompok 1 pada kategori

“tidak nyaman”. Seperti ukuran, tinggi kursi terlalu tinggi, lebar kursi

terlalu lebar, tinggi sandaran kursi terlalu tinggi, dan lebar meja terlalu

lebar.

b. Kelompok 2 (kelas 3 dan 4) dari hasil uji kruskal wallis rata-rata total

skor kenyamanan 62.26, menunjukkan bahwa kelompok 2 pada

kategori “cukup nyaman” seperti lebar kursi, tinggi kursi dan lebar

meja, panjang meja sudah sesuai dengan antropometri siswa.

c. Kelompok 3 (kelas 5 dan 6) dari hasil uji kruskal wallis rata-rata total

skor kenyamanan 18.95 menunjukkan bahwa kelompok 3 pada

kategori “sangat tidak nyaman” seperti merasakan meja dan kursi

kurang ergonomis, seperti panjang meja kurang panjang dan lebar

kursi kurang, dan pijakan kaki terlalu tinggi.

2. Meja dan kursi yang sesuai dengan antropometri siswa dapat

meningkatkan kenyamanan belajar secara signifikan. Yaitu dibuktikan dari

hasil uji kruskal wallis p = 0.00 < 0.05

Saran

1. Bagi pihak sekolah, berikut rancangan meja dan kursi sesuai antropometri

siswa.

a. Kelompok 1 kelas 1 dan 2

Panjang meja 75,90 cm, lebar meja 47,00 cm, tinggi meja 43,00 cm, dan

tinggi pijakan kaki 13,8 cm. Sedangkan rancangan kursi didapat dengan ukuran

Tinggi kursi 35,60 cm, lebar kursi 26,40 cm, panjang kursi 31,92 cm, Tinggi

sandaran kursi 32,60 cm, lebar sandaran kursi 37,00 panjang sandaran kursi 19,00

cm.

b. Kelompok 2 kelas 3 dan 4

Panjang meja 91,40 cm, lebar meja 49,6 cm, tinggi meja 44,6 cm, dan

tinggi pijakan kaki 8,4 cm. Sedangkan rancangan kursi didapat dengan ukuran

Tinggi kursi 38,80 cm, lebar kursi 32,70 cm, panjang kursi 38 cm, Tinggi

sandaran kursi 38,08 cm, lebar sandaran kursi 39,60 panjang sandaran kursi 20,40

cm.

c. Kelompok 3 kelas 5 dan 6

Panjang meja 100 cm, lebar meja 55 cm, tinggi meja 45,00 cm, dan tinggi

pijakan kaki 9 cm. Sedangkan rancangan kursi didapat dengan ukuran Tinggi

kursi 41,90 cm, lebar kursi 33,00 cm, panjang kursi 42 cm, Tinggi sandaran kursi

42,00 cm, lebar sandaran kursi 35,00 cm panjang sandaran kursi 23,00 cm.

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya dilakukan penelitian dengan

memperhatikan faktor-faktor lainya yang mempengaruhi tingkat kenyamanan

belajar seperti keadaan suhu ruangan dan penerangan dalam ruangan.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, K.Eillen, 2010. Profil Perkembangan Anak, Prakelahiran Hingga Usia 12 Tahun. Jakarta : Indeks.

Ariyanti, Fitri. 2010.” Perkembangan Fisik dan Persepektual Anak Sekolah

Dasar” http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/24/perkembangan-fisik-dan-

persepektual-anak-sekolah-dasar/ Diakses : 21 Juli 2012, jam 09.30 AM. Jasman dkk, 2004. Pengaruh Penggunaan Kursi Dan Meja Kerja Ergonomis

Terhadap Kenyamanan Dan Produktivitas Tenaga Kerja Industri Pembuatan Emping Mlinjo Di Padang Pariaman. Yogyakarta: Jurnal Sains Kesehatan April 2004

Kusuma , Wijaya. 2011.”Langkah-Langkah Untuk Menciptakan Kenyaman

Dalam Belajar Dalam Ruang Kelas” .http://id.shvoong.com/how-to/writing/2208854-langkah-langkah-untuk-menciptakan-kenyamanan/#ixzz1kLL38vPH

Diakses : 21 Juli 2012, jam 09.37 AM. Lukman, Mohammad.2007. Penerapan Prototype Meja Bangku Ergonomis

untuk Murid Sekolah Dasar Kelas Satu dan Dua di Malang. Universitas Muhammadiyah Malang. Draft Laporan Penelitian.

Mulyono, Grace. 2010. Kajian Ergonomi pada Fasilitas Duduk Universitas

Kristen Petra Surabaya. Universitas Kristen Petra-Surabaya. Jurnal Dimensi Interior.

Murti B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif di Bidang Kesehatan (edisi ke-2). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Notoatmodjo, Soekidjo.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta Nurmianto, Eko.2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi. Surabaya.:

Guna Widya. Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:

Nuha Medika Samsunuwiyati, Mar’at. 2005 .“Psikologi Perkembangan”. Bandung : PT

Remaja Rosda Karya.

Tarwaka, 2010. Ergonomi Industri, Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi Di Tempat Kerja. Surakarta.: Harapan press.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2008. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu Teknik

Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya : Prima Printing

Wahyuningsih, Sri. 1989, Studi Tentang Ukuran Meja Dan Kursi Belajar

Ditinjau Dari Segi Ergonomi di SD Negeri Ngesrep I Kecamatan Semarang Selatan Kodya Semarang. Universitas Diponegoro. Skripsi.