nasabah pandemi memaksa bank kian efisien...kunjungan nasabah atau mar-keting," jelasnya. walau...

1
PERBANKAN Kontan Jumat, 20 November 2020 Top Up E-Wallet KONTAN/Carolus Agus waluyo Nasabah melakukan top-p E-Wallet menggunakan Octo Mobile CIMB Niaga di dalam kendaraan yang melintas di kawasan Bintaro Tangerang Selatan, Kamis (19/11). CIMB Niaga menyediakan layanan top up lengkap hingga 12 e-wallet melalui aplikasi mobile banking Octo Mobile. Pengguna e-wallet bisa mengisi dan menambah saldo (top-up)langsung dari ponsel di genggaman tangan tanpa perlu bersentuhan dengan benda lain. Pandemi Memaksa Bank Kian Efisien Efisiensi terlihat dari cost to income ratio industri perbankan yang semakin menurun JAKARTA. Di tengah perlam- batan ekonomi memaksa per- bankan melakukan efisiensi demi menjaga kinerja Tengok saja rasio biaya dibanding pendapatan atau cost to inco- me ratio (CIR) bank semakin menurun. Salah satunya adalah Bank Central Asia (BCA). Bank te- rafiliasi Grup Djarum ini me- nyebut per September 2020 posisi CIR berada di angka 32,1%. Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menyata- kan, posisi itu menurun 3,8% dibandingkan kuartal II 2020. Menurutnya, penurunan itu terutama ditopang oleh melo- rotnya beban operasional BCA sebesar Rp 5,9 triliun pada kuartal III 2020 atau tu- run 12,3% secara kuartalan. Dalam situasi pandemi, Vera menegaskan harus mening- katkan efisiensi. "BCA juga memanfaatkan pengembang- an teknologi secara konsisten untuk mendukung perbaikan proses dan efisiensi biaya oeprasional," tuturnya, Kamis (19/11). Mengurangi kegiatan Direktur Utama Bank Panin Herwidayatmo menjelaskan saat ini CIR ada di kisaran 43%. Kendati tak merinci, ban- kir yang akrab disapa Herwid ini mengklaim, posisi itu terus menurun. Dia juga mengatakan dalam kondisi seperti sekarang sebe- narnya banyak biaya yang da- pat dihemat. Semisal biaya pelatihan karyawan, biaya perjalanan dinas, hingga bera- gam kegiatan. Seperti custo- mer gathering yang biasanya melibatkan orang berkumpul. "Kebijakan work from home (WFH) dan pengurangan jam pelayanan selama pandemi juga menghembat biaya ope- rasional, biaya lembur dan biaya transportasi, termasuk kunjungan nasabah atau mar- keting," jelasnya. Walau banyak kegiatan yang dikurangi, Bank Panin memastikan pelayanan nasa- bah bakal tetap terjaga. Perse- roan ini memaksimalkan la- yanan elektronic banking yang memberikan kemudahan kepada nasabah. Pun, pelatih- an pendidikan ke karyawan juga bisa dilakukan secara daring. Jadi sudah pasti lebih hemat. Smeentara Sekretaris Per- usahaan Bank Mandiri, Rudi As Aturridha mengatakan, per September 2020 posisi CIR Bank Mandiri ada di level 45,61%. Membaik dibanding- kan level 43,84% pada periode yang sama tahun lalu. Di tengah krisis ekonomi, sebagai dampak dari pandemi virus korona bank berlogo pita kuning biru tersebut me- mang menerapkan strategi efisiensi biaya dengan fokus pada digitalisasi proses bisnis. Salah satu caranya dengan pendekatan smart spending activity. Yakni berupa aktivi- tas pengeluaran biaya yang diprioritaskan untuk mengha- silkan nilai tambah yang je- las. Bank Mandiri juga melaku- kan optimalisasi produktivitas e-channel. "Misalnya dengan terus meningkatkan kapasitas Mandiri Online," terangnya. Terbukti berhasil, saat ini Mandiri Online telah diakses oleh 4,2 juta pengguna aktif. Dan menghasilkan pertum- buhan nilai transaksi 42% year on year (yoy), yakni mencapai Rp 739,6 triliun. n Marshall Sautlan BIAYA DANA n Kian Melandai, Seiring Kredit Melambat dan Bunga Turun JAKARTA. Biaya dana atau cost of fund (CoF) sejumlah bank kecil menengah tercatat mengalami penurunan. Ini se- jalan dengan penurunan bu- nga acuan Bank Indonesia (BI) dan juga melambatnya penyaluran kredit. PT Bank Oke Indonesia Tbk misalnya, mencatatkan biaya dana 6,33% per September 2020, turun dari 6,52% pada akhir 2019. Penurunan ini ter- jadi karena likuiditas persero- an cukup longgar serta adanya penurunan bunga deposito maupun tabungan. "Perkembangan COF kami semakin melandai. Ini tercer- min dengan permintaan kredit yang melambat sehingga likui- ditas bank semakin longgar," jelas Hendra Lie, Wakil Direk- tur Utama Bank Oke, (19/11). Meskipun rasio dana murah bank ini mengalami penuru- nan, Hendra memperkirakan tren biaya dana sampai akhir tahun akan tetap menurun seiring melambatnya kredit. Dana murah atau current account and saving account (CASA) Bank Oke per Sep- tember 2020 segede 20,6%, tu- run tipis dari periode sama tahun lalu sebesar 21,05%. Sampai akhir tahun, CASA di- prediksi turun lagi jadi 20%. Bank Mayora juga menca- tatkan penurunan biaya dana lantaran likuiditas tengah me- limpah. Makanya, Bank Ma- yora terus berupaya mengu- rangi deposito dan mendorong peningkatan CASA. Irfanto Oeij Direktur Utama Bank Mayora mengatakan, CASA naik jadi 35% per Sep- tember dari 32,5% pada perio- de yang sama tahun 2019. Sampai akhir tahun, Bank Mayora menargetkan CASA bisa 37%. "Dengan surplus dana pihak ketiga dan rasio CASA yang terus naik, pro- yeksi biaya dana sampai akhir tahun kian turun," ujarnya. Bank Woori Saudara (BWS) juga mengalami tren penuru- nan biaya dana. Per Septem- ber 2020, CoF 4,16%. Itu me- nurun 5,22% dari akhir tahun lalu. "Biaya dana terus menu- run karena likuiditas di pasar longgar," kata Sadhana Priat- madja, Direktur BWS. Dina Mirayanti Hutauruk BCA memanfaatkan teknologi untuk perbaikan proses dan efisiensi biaya. Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Central Asia (BCA) Konter Salurkan Pinjaman, BRI Menggandeng Ovo JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggandeng platform pembayaran digital Ovo, menyalurkan pinjaman digital bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). . Penyaluran pinjaman ini masuk dalam produk pinjaman digital DigiKu yang dipasarkan melalui aplikasi BRI Ceria. Namun DigiKu bisa dimanfaatkan oleh para UMKM dan pengguna Ovo untuk memperoleh tambahan modal hingga Rp 20 juta. Dengan tenor atau jangka waktu pinjaman mu- lai dari 1 hingga 12 bulan. Direktur Konsumer BRI, Handayani mengungkapkan saat ini UMKM memberikan kontribusi 68% terhadap pro- duk domestik bruto (PDB) dan 97% bagi penyerapan tena- ga kerja nasional. Ia berharap, kerja sama ini bisa mening- katkan penetrasi produk dan layanan digital produk BRI terhadap pelaku UMKM di Indonesia. "Dari 64,2 juta jumlah UMKM di Indonesia, lebih dari 70% belum dapat mengakses pinjaman modal yang penting un- tuk menjaga kelangsungan usaha dan selanjutnya bereks- pansi," tutur Natasha Ardiani, VP Lending Ovo dalam kete- rangan tertulis Kamis (19/11). Dalam seluruh proses pengajuan pinjaman berlangsung secara digital melalui aplikasi. Menggunakan verifikasi di- gital, credit scoring, dan digital signature. Pemberian pinjaman modal dilakukan dengan tetap me- megang prinsip kehati-hatian. Yakni dengan melakukan assessment seberapa besar kebutuhan sesungguhnya dari merchant dan pengguna Ovo. Langkah BRI menggandeng financial technology (fin- tech) dompet elektronik atau sistem pembayaran seperti Ovo ini berbeda dengan jalinan kerjasama pemain lain. Biasanya, kalangan perbankan menyalurkan pembiayaan melalui fintech lending. Maizal Walfajri Tren Cost to Income Ratio (CIR) Bank BUKU IV Sep 2020 Sep 2019 yoy BRI 49,82% 40,76% 9,06% Mandiri 45,6% 43,8% 1,80% BCA 43,8% 39,8% -4,00% BNI 44,2% 43,6% 0,60% CIMB Niaga 48,88% 48,92% -0,04% Panin Bank 45,67% 46,35% -0,68% Sumber : Laporan Keuangan

Upload: others

Post on 15-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nasabah Pandemi Memaksa Bank Kian Efisien...kunjungan nasabah atau mar-keting," jelasnya. Walau banyak kegiatan yang dikurangi, Bank Panin memastikan pelayanan nasa-bah bakal tetap

Perbankan �Kontan Jumat, 20 November 2020

Top Up E-Wallet

kOnTan/Carolus agus waluyo

Nasabah melakukan top-p E-Wallet menggunakan Octo Mobile CIMB Niaga di dalam kendaraan yang melintas di kawasan Bintaro Tangerang Selatan, Kamis (19/11). CIMB Niaga menyediakan layanan top up lengkap hingga 12 e-wallet melalui aplikasi mobile banking Octo Mobile. Pengguna e-wallet bisa mengisi dan menambah saldo (top-up)langsung dari ponsel di genggaman tangan tanpa perlu bersentuhan dengan benda lain.

Pandemi Memaksa Bank Kian Efisien Efisiensi terlihat dari cost to income ratio industri perbankan yang semakin menurun

JAKARTA. Di tengah perlam-batan ekonomi memaksa per-bankan melakukan efisiensi demi menjaga kinerja Tengok saja rasio biaya dibanding pendapatan atau cost to inco-me ratio (CIR) bank semakin menurun.

Salah satunya adalah Bank Central Asia (BCA). Bank te-rafiliasi Grup Djarum ini me-nyebut per September 2020 posisi CIR berada di angka 32,1%. Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menyata-kan, posisi itu menurun 3,8% dibandingkan kuartal II 2020.

Menurutnya, penurunan itu terutama ditopang oleh melo-rotnya beban operasional BCA sebesar Rp 5,9 triliun pada kuartal III 2020 atau tu-run 12,3% secara kuartalan. Dalam situasi pandemi, Vera menegaskan harus mening-katkan efisiensi. "BCA juga memanfaatkan pengembang-an teknologi secara konsisten untuk mendukung perbaikan

proses dan efisiensi biaya oeprasional," tuturnya, Kamis (19/11).

Mengurangi kegiatan Direktur Utama Bank Panin

Herwidayatmo menjelaskan saat ini CIR ada di kisaran 43%. Kendati tak merinci, ban-kir yang akrab disapa Herwid ini mengklaim, posisi itu terus menurun.

Dia juga mengatakan dalam kondisi seperti sekarang sebe-narnya banyak biaya yang da-pat dihemat. Semisal biaya pelatihan karyawan, biaya perjalanan dinas, hingga bera-gam kegiatan. Seperti custo-mer gathering yang biasanya melibatkan orang berkumpul.

"Kebijakan work from home (WFH) dan pengurangan jam pelayanan selama pandemi juga menghembat biaya ope-rasional, biaya lembur dan biaya transportasi, termasuk kunjungan nasabah atau mar-keting," jelasnya.

Walau banyak kegiatan yang dikurangi, Bank Panin

memastikan pelayanan nasa-bah bakal tetap terjaga. Perse-roan ini memaksimalkan la-yanan elektronic banking yang memberikan kemudahan kepada nasabah. Pun, pelatih-an pendidikan ke karyawan juga bisa dilakukan secara daring. Jadi sudah pasti lebih hemat.

Smeentara Sekretaris Per-usahaan Bank Mandiri, Rudi As Aturridha mengatakan, per September 2020 posisi CIR Bank Mandiri ada di level 45,61%. Membaik dibanding-kan level 43,84% pada periode yang sama tahun lalu.

Di tengah krisis ekonomi, sebagai dampak dari pandemi virus korona bank berlogo pita kuning biru tersebut me-mang menerapkan strategi efisiensi biaya dengan fokus pada digitalisasi proses bisnis. Salah satu caranya dengan pendekatan smart spending activity. Yakni berupa aktivi-tas pengeluaran biaya yang diprioritaskan untuk mengha-silkan nilai tambah yang je-las.

Bank Mandiri juga melaku-kan optimalisasi produktivitas e-channel. "Misalnya dengan terus meningkatkan kapasitas Mandiri Online," terangnya. Terbukti berhasil, saat ini Mandiri Online telah diakses oleh 4,2 juta pengguna aktif. Dan menghasilkan pertum-buhan nilai transaksi 42% year on year (yoy), yakni mencapai Rp 739,6 triliun. n

Marshall Sautlan

Biaya Danan

Kian Melandai, Seiring Kredit Melambat dan Bunga TurunJAKARTA. Biaya dana atau cost of fund (CoF) sejumlah bank kecil menengah tercatat mengalami penurunan. Ini se-jalan dengan penurunan bu-nga acuan Bank Indonesia (BI) dan juga melambatnya penyaluran kredit.

PT Bank Oke Indonesia Tbk misalnya, mencatatkan biaya dana 6,33% per September 2020, turun dari 6,52% pada akhir 2019. Penurunan ini ter-jadi karena likuiditas persero-an cukup longgar serta adanya penurunan bunga deposito maupun tabungan.

"Perkembangan COF kami semakin melandai. Ini tercer-min dengan permintaan kredit yang melambat sehingga likui-ditas bank semakin longgar," jelas Hendra Lie, Wakil Direk-tur Utama Bank Oke, (19/11).

Meskipun rasio dana murah bank ini mengalami penuru-nan, Hendra memperkirakan tren biaya dana sampai akhir tahun akan tetap menurun seiring melambatnya kredit.

Dana murah atau current account and saving account

(CASA) Bank Oke per Sep-tember 2020 segede 20,6%, tu-run tipis dari periode sama tahun lalu sebesar 21,05%. Sampai akhir tahun, CASA di-prediksi turun lagi jadi 20%.

Bank Mayora juga menca-tatkan penurunan biaya dana lantaran likuiditas tengah me-limpah. Makanya, Bank Ma-yora terus berupaya mengu-rangi deposito dan mendorong peningkatan CASA.

Irfanto Oeij Direktur Utama Bank Mayora mengatakan, CASA naik jadi 35% per Sep-tember dari 32,5% pada perio-de yang sama tahun 2019.

Sampai akhir tahun, Bank Mayora menargetkan CASA bisa 37%. "Dengan surplus dana pihak ketiga dan rasio CASA yang terus naik, pro-yeksi biaya dana sampai akhir tahun kian turun," ujarnya.

Bank Woori Saudara (BWS) juga mengalami tren penuru-nan biaya dana. Per Septem-ber 2020, CoF 4,16%. Itu me-nurun 5,22% dari akhir tahun lalu. "Biaya dana terus menu-run karena likuiditas di pasar

longgar," kata Sadhana Priat-madja, Direktur BWS.

Dina Mirayanti Hutauruk

BCA memanfaatkan teknologi untuk perbaikan proses dan efisiensi biaya.Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Central Asia (BCA)

Konter

Salurkan Pinjaman, BRI Menggandeng Ovo

JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggandeng platform pembayaran digital Ovo, menyalurkan pinjaman digital bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). . Penyaluran pinjaman ini masuk dalam produk pinjaman digital DigiKu yang dipasarkan melalui aplikasi BRI Ceria.

Namun DigiKu bisa dimanfaatkan oleh para UMKM dan pengguna Ovo untuk memperoleh tambahan modal hingga Rp 20 juta. Dengan tenor atau jangka waktu pinjaman mu-lai dari 1 hingga 12 bulan.

Direktur Konsumer BRI, Handayani mengungkapkan saat ini UMKM memberikan kontribusi 68% terhadap pro-duk domestik bruto (PDB) dan 97% bagi penyerapan tena-ga kerja nasional. Ia berharap, kerja sama ini bisa mening-katkan penetrasi produk dan layanan digital produk BRI terhadap pelaku UMKM di Indonesia.

"Dari 64,2 juta jumlah UMKM di Indonesia, lebih dari 70% belum dapat mengakses pinjaman modal yang penting un-tuk menjaga kelangsungan usaha dan selanjutnya bereks-pansi," tutur Natasha Ardiani, VP Lending Ovo dalam kete-rangan tertulis Kamis (19/11).

Dalam seluruh proses pengajuan pinjaman berlangsung secara digital melalui aplikasi. Menggunakan verifikasi di-gital, credit scoring, dan digital signature.

Pemberian pinjaman modal dilakukan dengan tetap me-megang prinsip kehati-hatian. Yakni dengan melakukan assessment seberapa besar kebutuhan sesungguhnya dari merchant dan pengguna Ovo.

Langkah BRI menggandeng financial technology (fin-tech) dompet elektronik atau sistem pembayaran seperti Ovo ini berbeda dengan jalinan kerjasama pemain lain. Biasanya, kalangan perbankan menyalurkan pembiayaan melalui fintech lending.

Maizal Walfajri

Tren Cost to Income Ratio (CIR) Bank BUKU IVSep 2020 Sep 2019 yoy

BRI 49,82% 40,76% 9,06%Mandiri 45,6% 43,8% 1,80%BCA 43,8% 39,8% -4,00%BNI 44,2% 43,6% 0,60%CIMB Niaga 48,88% 48,92% -0,04%Panin Bank 45,67% 46,35% -0,68%

Sumber : Laporan Keuangan