nama

4
Nama : Alexander Yafet TR Nim : H22111260 Purdi E Chandra Purdi E Chandra lahir di Lampung !eptem"er 1#$ ia mulai "er"i%ni% %e&a' ia dudu' di "ang'u !(P di Lampung) *aitu 'eti'a dirin*a mulai "eterna' a*am dan " 'emudian men&ual telurn*a di pa%ar$ !+%+' Purdi E$ Chandra 'ini di'enal %e"aga *ang %u'%e%$ ,i%ni% -re%min*a. %endiri dimulai pada 10 (aret 1/2) *a'ni 'eti' teman temann*a mendiri'an Lem"aga ,im"ingan Te%tPrimagama 'emudian men&adi "im"ingan "ela&ar $ Lem"aga ,im"ingan ,ela&ar ,im"el Primagama *ang did "ah'an ma%u' 'e (u%eum Re'+r 3nd+ne%ia (4R3 lantaran memili'i 1/1 5a"ang di "e%ar di 3nd+ne%ia dengan 100 ri"u %i% a tiap tahun$ 7a'tu mendiri'an "i%ni%n*a ter%e"ut Purdi ma%ih ter5atat %e"agai maha%i% a di dari 2 Perguruan Tinggi Negeri di Y+g*a'arta$ Namun 'arena mera%a -tida' menda apa. ia ne'ad meninggal'an dunia pendidi'an untu' menggeluti dunia "i%ni%$ !e& Purdi muda %udah "erani meninggal'an '+ta 'elahirann*a dan men5+"a mandiri den "er%e'+lah di %alah %atu !(A di Y+g*a'arta$ 3"un*a) !iti 7a%ingah dan a*ahn*a) mere%tui 'einginan 'uat ana'n*a untu' mandiri$ 9engan merantau Purdi tergantung dan "i%a melihat "er"agai 'elemahan *ang dia mili'i$ Pelan 'elemahan itu diper"ai'i +leh Purdi$ Ha%iln*a) 3a menga'u %ema'in per5a*a diri "anting dalam %etiap lang'ah dalam "i%ni%n*a$ ,u'an %uatu 'e"etulan &i'a pengu identi' dengan 'ene'atan mere'a untu' "erhenti %e'+lah atau 'uliah$ !e+rang pengu%aha %u'%e% tida' ditentu'an gelar %ama %e'ali$ 3nilah *ang diper 'eti'a "aru mem"angun u%ahan*a$ uliah di 8 &uru%an *ang "er"eda) P%i'+l+gi) E !a%tra 3nggri% dan ;arma%i di 4ni<er%ita% =a&ah (ada 4=( dan 3 3P Y+g*a mem 'e5emerlangan +ta' Purdi$ Han*a %a&a ia mera%a tida' mendapat'an apa apa denga 'uliah *ang menurutn*a mem"+%an'an$ 3a *a'in) gagal meraih gelar %ar&ana "u'an gagal meraih 5ita 5ita$ Purdi muda *ang penuh 5ita 5ita dan ideali%me meninggal'an "ang'u 'uliah dan mulai %eriu% untu' "er"i%ni%$ !e&a' %aat itu pria 'elahiran Punggur) Lampung Tengah ini mulai mena "i%ni%n*a$ 9ia melihat tinggin*a antu%ia%me %i% a !(A *ang ingin ma%u' perguru negeri *ang pun*a nama) %eperti 4=($ ,agaimana &i'a mere'a di"antu untu' meme5 %+al %+al u&ian ma%u' perguruan tinggi) pi'irn*a a'tu itu$ Purdi lalu mendapa mendiri'an "im"ingan "ela&ar *ang di"eri nama) Primagama$ Purdi memulai u%aha tahun 1/2$ (ung'in 'arena tida' %ele%ai 'uliah itu *ang mem+ti<a%i ia men&adi 'i%ah Purdi$ Lalu) dengan m+dal ha%il meleg+ m+t+rn*a%eharga >00 ri"u rupiah) ia mendiri'an ,im"el Primagama dengan men*e a tempat 'e5il dan di%e'at men&adi du (uridn*a han*a 2 +rang$ 3tu pun tetangga$ ,ia*a le% 5uma #0 ri"u untu' dua "ul tida' ada le% ma'a uangn*a "i%a di'em"ali'an$

Upload: muhammad-irfan-kusuma

Post on 05-Oct-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Kuliah

TRANSCRIPT

Nama : Alexander Yafet TRNim : H22111260

Purdi E ChandraPurdi E Chandralahir di Lampung 9 September 1959. ia mulai berbisnis sejak ia masih duduk di bangku SMP di Lampung, yaitu ketika dirinya mulai beternak ayam dan bebek, dan kemudian menjual telurnya di pasar. Sosok Purdi E. Chandra kini dikenal sebagai pengusaha yang sukses. Bisnis resminya sendiri dimulai pada 10 Maret 1982, yakni ketika ia bersama teman-temannya mendirikan Lembaga Bimbingan Test Primagama (kemudian menjadi bimbingan belajar). Lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel)Primagamayang didirikannya bahkan masuk ke Museum Rekor Indonesia (MURI) lantaran memiliki 181 cabang di 96 kota besar di Indonesia dengan 100 ribu siswa tiap tahun.

Waktu mendirikan bisnisnya tersebut Purdi masih tercatat sebagai mahasiswa di 4 fakultas dari 2 Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta. Namun karena merasa tidak mendapat apa-apa ia nekad meninggalkan dunia pendidikan untuk menggeluti dunia bisnis. Sejak awal Purdi muda sudah berani meninggalkan kota kelahirannya dan mencoba mandiri dengan bersekolah di salah satu SMA di Yogyakarta. Ibunya, Siti Wasingah dan ayahnya, Mujiyono, merestui keinginan kuat anaknya untuk mandiri. Dengan merantau Purdi merasa tidak tergantung dan bisa melihat berbagai kelemahan yang dia miliki. Pelan-pelan berbagai kelemahan itu diperbaiki oleh Purdi. Hasilnya, Ia mengaku semakin percaya diri dan tahan banting dalam setiap langkah dalam bisnisnya. Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah.

Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya. Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh cita-cita dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.

Sejak saat itu pria kelahiran Punggur, Lampung Tengah ini mulai menajamkan intuisi bisnisnya. Dia melihat tingginya antusiasme siswa SMA yang ingin masuk perguruan tinggi negeri yang punya nama, seperti UGM. Bagaimana jika mereka dibantu untuk memecahkan soal-soal ujian masuk perguruan tinggi, pikirnya waktu itu. Purdi lalu mendapatkan ide untuk mendirikan bimbingan belajar yang diberi nama, Primagama. Purdi memulai usaha sejak tahun 1982. Mungkin karena tidak selesai kuliah itu yang memotivasi ia menjadi pengusaha, kisah Purdi. Lalu, dengan modal hasil melego motornya seharga 300 ribu rupiah, ia mendirikan Bimbel Primagama dengan menyewa tempat kecil dan disekat menjadi dua. Muridnya hanya 2 orang. Itu pun tetangga. Biaya les cuma 50 ribu untuk dua bulan. Kalau tidak ada les maka uangnya bisa dikembalikan.

Jakob OetamaDr (HC) Jakob Oetama(lahir diBorobudur,Magelang,27 September1931; umur 82 tahun), adalah wartawan dan salah satu pendiri Surat KabarKompas. Saat ini ia merupakan Presiden DirekturKelompokKompas-Gramedia, Pembina Pengurus PusatPersatuan Wartawan Indonesia, dan Penasihat Konfederasi WartawanASEAN. Dia adalah penerimaDoktor Honoris Causadi bidang komunikasi dariUniversitas Gajah Madadan penerima penghargaanBintang Mahaputra Utamadari pemerintah Indonesia pada tahun 1973.[1][2]Jakob adalah putra seorang pensiunan guru diSleman,Yogyakarta. Karier jurnalistik Jakob dimulai ketika menjadi redaktur Mingguan Penabur tahun 1956 dan berlanjut dengan mendirikan majalah Intisari tahun 1963 bersamaP.K. Ojong, yang mungkin diilhami majalahReader's Digestdari Amerika. Dua tahun kemudian, 28 Juni 1965, bersama Ojong, Jacob mendirikanharian Kompasyang dikelolanya hingga kini. Tahun 80-an Kompas Gramedia Group mulai berkembang pesat, terutama dalam bidang komunikasi. Saat ini, Kompas Gramedia Group memiliki beberapa anak perusahaan/bisnis unit yang bervariatif dari media massa, toko buku, percetakan, radio, hotel, lembaga pendidikan, event organizer, stasiun TV hingga universitas. Selain itu, bersama denganJusuf Wanandi, Muhammad Chudori, Eric Samola, Fikri Jufri,Goenawan Mohamad, H. G. Rorimpandey danHarmoko, Jakob Oetama juga ikut mendirikan Jakarta Post, harian nasional Indonesia berbahasa Inggris.[3]

Eka Tjipta Widjaya

VIVAnews- Majalah Globe Asia kembali mengumumkan daftar orang terkaya di Indonesia pada Senin 31 Mei 2010. Urutan pertama masih dipegang oleh bosGrup Djarum, Budi Hartono.Taipan kawakan Eka Tjipta Widjaja berada di peringkat kedua dari10 orang terkaya Indonesia. Dia adalah pengendali Grup Sinarmas yang memiliki kekayaan US$ 4 miliar atau sekitar Rp 36 triliun.Eka Tjipta adalah salah satu pengusaha yang besar di jaman Orde Baru, sempat meredup saat krisis dan sekarang bangkit kembali. Di jajaran orang kaya dunia versi majalahForbes 2010,Eka Tjipta tidak masuk daftartujuh wakil Indonesia. Namun, namanya masuk dalam jajaran orang kaya Indonesia versi majalahGlobe Asia2010.Usaha Grup Sinar Mas menggurita dari bubur kertas hingga ke perkebunan. Eka Tjipta mengendalikan usahanya melalui empat grup, yaitu Asia Pulp & Paper Group, PT Sinar Mas Multi Artha Tbk, Asia Food & Properties Limited, dan PT Smart Tbk. Selain itu, Eka Tjipta juga memiliki yayasan sosial, Eka Tjipta Foundation.

Eka Tjipta dilahirkan dari keluarga miskin di Coan Ciu, Hokian, pada 3 Oktober 1923. Pada 1931 dia migrasi ke Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam wawancara dengan tim Eka Tjipta Foundation, dia mengaku hidup dari keluarga susah. Setiap hari hanya bisa makam bubur dan ubi. "Karena keadaan yang sulit ini, saya tidak bisa menyelesaikan pendidikan sekolah dasar," katanya.

Dia mengaku harus membantu ayahnya berdagang kelontong. Sejak usia sembilan tahun, berbekal sepeda dan barang eceran dari toko milik ayahnya, ia menjual barang-barang makanan dari pintu ke pintu.

Beberapa tahun kemudian, Eka Tjipta mengatakan, saudaranya menawarkan bantuan menyelesaikan sekolahnya. Tetapi saat itu tentara Jepang mulai masuk dan menjajah Indonesia. Karena itu, dia masih belum bisa meneruskan pendidikan. Sampai umur 12, Eka Tjipta baru bisa mulai meneruskan kembali pendidikan sekolah dasarnya.

"Boleh dibilang bahwa modal saya saat itu hanya ijazah SD, saya tidak punya uang untuk modal dagang," katanya.

Pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan, saat itu masih banyak jalan-jalan yang sulit dilewati sepeda. "Jadi tidak jarang saya terpaksa memikul sepeda," katanya.

Ia juga mengaku berbagai pekerjaan pernak dilakoni, termasuk kerja non-stop selama 26 jam tanpa tidur. "Tapi menurut saya kesulitan apa pun yang kita hadapi, asal kita punya keinginan untuk berjuang, pasti semua bisa diatasi," katanya.