nailatulazizah - digilib.uns.ac.id filedipecah menjadi granul. contoh sebagai bahan penghancur yang...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGARUH PERBEDAAN CARA PENAMBAHAN BAHAN
PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR DAN
EKSTRAGRANULAR TERHADAP SIFAT FISIS TABLET
PARASETAMOL
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
Memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi
Oleh:
NailatulAzizah
M3509044
DIPLOMA 3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
PENGARUH PERBEDAAN CARA PENAMBAHAN BAHAN
PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR DAN
EKSTRAGRANULAR TERHADAP SIFAT FISIS TABLET
PARASETAMOL
Oleh :
NAILATUL AZIZAH
NIM.3509044
Telahdisetujuiuntuk di uji
Surakarta ,Agustus 2012
Pembimbing
Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt.
NIP.19780319 200501 1 003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil penelitian
saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh
gelar apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu
dalam naskah inidan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari dapat ditemukan adanya unsure penjiplakan
maka gelar yang telah diperoleh dapat ditinjau dan/atau dicabut.
Surakarta, 27 Juli 2012
NailatulAzizah
M3509044
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGARUH PERBEDAAN CARA PENAMBAHAN BAHAN
PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR DAN
EKSTRAGRANULAR TERHADAP SIFAT FISIS TABLET
PARASETAMOL
NAILATUL AZIZAH
Jurusan D3 Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret
INTISARI
Kecepatan hancurnya tablet ditentukan oleh posisi bahan penghancur
secara intragranular atau secara ekstragranular. Secara intragranular granul
dipecah menjadi partikel penyususn sedangkan secara ekstragranular tablet
dipecah menjadi granul. Contoh sebagai bahan penghancur yang digunakan yaitu
amilum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan
penghancur secara intragranular dan ekstragranular.
Tablet dibuat dalam tiga formula berdasarkan variasi perbandingan bahan
penghancur secara intragranular dan ekstragranular. Perbandingan tiga formula
secara intragranular daneksragranular yaitu F1 (100%:0%), F2 (75%:25%), F3
(0%:100%). Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dengan bahan pengikat
amilum 10%. Granul kering yang homogeny ditambahkan fase eksternal
kemudian diuji sifat fisik granul meliputi : waktu alir, sudutdiam, dan pengetapan.
Selanjutnya dikempa dan menjaga kedalaman punch yang konstan. Tablet yang
diperoleh diuji sifat fisik tablet meliputi : keseragaman bobot, kekerasan,
kerapuhan, dan waktu hancur.
Hasil uji statistic dengan uji oneway Anova menunjukkan bahwa semua
tablet parasetamol mempunyai perbedaan signifikan sehingga penambahan
amilum secara intragranular dan ekstragranular dengan kadar yang berbeda dapat
mempengaruhi waktu hancur tablet parasetamol. Data yang diperoleh
menunjukkan bahwa semua formula memenuhi persyaratan uji sifat fisis granul,
tetapi hanya F2 yang memenuhi persyaratan uji sifat fisis tablet. Formula tablet
yang paling efektifyaitu F2 (75%:25%) diperoleh waktu hancur 8,05menit.
Kata Kunci : tablet, parasetamol, amilum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
THE EFFECT OF INTRA- AND EXTRA-GRANULARY
SUPPLEMENTED DISINTEGRANT EXIPIENT ON PHYSICAL
PROPERTIES OF PARACETAMOL TABLET
NAILATUL AZIZAH
D3 Pharmacy Department, Mathematics and Sciences Faculty of Sebelas Maret
University
ABSTRACT
Fast disintegrantion of tablets is determined by intra- and extra-granulary
position of disintegrantexipient. In intragranulary granules were disintegrant into
composing particles, while in extragranulary tablets were disintegrant into granul.
Common disintegrantexipient exploited is starch. This research was aimed to
identify the influences of intra- and extra-granulary supplemented
disintergrantexipient on physical properties of tablets.
Tablet were prepared in tree formulas based on various ratios of intra- and
extra-granularydisintegrantexipient. The exipient ratios of tree intra- ang extra-
granulary formulas were: F1 (100%:0%), F2 (75%,25%), F3 (0%,100%). Tablets
were prepared using wet granulation method with starch binder exipient of 10 %.
External phase was introduced into homogenous dried granules, then physical
properties of granules were tested including : flow time, angel of repose, and
tapping. Then pressure was applied to punch deep constant of tablet. Tablet
produced were tested in terms physical properties including :weight similirty,
hardness, friability, and disintegrant time.
Statistical result of one wayAnova test indicated that all formulas of
parasetamol tablets had significant differences therefore intra- and extra-granulary
starch supplementations in different contents were able to influence disintegrant
time of parasetamol tablets. Data obtained showed that all formulas parasetamol
tablets fulfilled the requirements of granular physical test but only F2 fulfilled the
requirements of tablets physical test. Formula tablet is the most effective F2
(75%:25%) was disintegrant time(8.05 minute).
Keyword : tablet, paracetamol, starch.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN MOTTO
Denganilmuhidupmenjadimudah,
Dengansenihidupmenjadiindah
(KI.A.S)
Hope is a dream that never sleep
(Harapanadalahsebuahimpian yang tidakpernahpadam)
(Cho Kyu Hyun)
Orang yang suksesadalah orang yang bias membangunlandasan yang
kuatdenganbatubata yang dilemparkankepadanya
(Dana Brinkley)
Dan janganlahkamumemalingkanmukamudarimanusia (karenasombong
Dan janganlahkamuberjalan di mukabumidenganangkuh.
Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang sombong
Lagimembanggakandiri
(QS Luqman : 18)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini ku persembahkan buat:
Bapak danI buku tercinta, yang tidakp ernah lelah memberikan kasih saying dan
cintanya padaku dan selalu mendampingi setiap langkahku dalam meniti kehidupan ini,
Adikku tersayang, serta teman-temanku atas dukungan dan semangat dalam menjalani
kebersamaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh Perbedaan
Cara Penambahan Bahan Penghancur Secara Intragranular dan Ekstragranular
terhadap Sifat Fisis Tablet Parasetamol” sesuai waktu yang ditentukan.
Penyusunan Tugas Akhir ini untuk memenuhi persyaratan kelulusan
Program Diploma III Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas
Akhir ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah banyak membantu. Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc,(Hons),Ph.D selaku Dekan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Bapak Ahmad Ainurofiq, M.Si.,Apt selaku Ketua Program D3 Farmasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus Pembimbing.
3. Bapak-Ibu Dosen Jurusan Diploma 3 Farmasi UNS.
4. Seluruh staf dan laboran Laboratorium Teknologi Farmasi FMIPA UNS.
5. Teman-teman Farmasi FMIPA UNS angkatan 2009 maupun adik tingkat
atas dukungannya.
6. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Semoga Allah SWT memberikan balasan dengan sesuatu yang lebih baik.
Amin.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna.
Namun, dengan segala kerendahan hati atas kekurangan itu, penulis menerima
kritik dan saran dalam rangka perbaikan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini
bermanfaat bagi perkembangan ilmu kefarmasian khususnya dan ilmu
pengetahuan pada umumnya.
Surakarta, 27 Juli 2012
NailatulAzizah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ iii
HALAMAN INTISARI ................................................................................. iv
HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. v
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 4
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 4
1. TinjauanTentangTablet .................................................................. 4
2. Metode Pembuatan Tablet ............................................................. 11
3. Pemeriksaan Uji Mutu Fisis Granul ............................................... 13
4. Pemeriksaan Kualitas Tablet .......................................................... 15
5. Monografi Bahan ........................................................................... 18
A. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 20
B. Hipotesis .............................................................................................. 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 22
A. Kategori Penelitian dan Variabel ........................................................ 22
B. Metode Penelitian ................................................................................ 22
C. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 23
D. Alat dan Bahan ..................................................................................... 23
1. Alat ................................................................................................. 23
2. Bahan ............................................................................................. 23
E. Prosedur Penelitian .............................................................................. 23
1. Rancangan Formula ....................................................................... 23
2. Pemeriksaan Sifat Fisis Granul ...................................................... 25
a. UjiWaktu Alir Granul .............................................................. 25
b. UjiSudut Diam Granul ............................................................. 25
c. Uji Pengetapan ......................................................................... 26
3. Pengempaan Tablet ........................................................................ 26
4. Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet ....................................................... 26
a. UjiKeseragamanBobot Tablet .................................................. 26
b. UjiKekerasan Tablet ................................................................ 27
c. UjiKerapuhan Tablet ................................................................ 27
d. UjiWaktuHancur ...................................................................... 27
F. Teknik Analisa dan Pengumpulan Data ............................................... 28
G. Diagram Alir Cara Kerja ...................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 30
A. Pembuatan Granul ................................................................................ 30
B. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul .................................................. 33
1. Kecepatan Alir Granul ................................................................... 33
2. Sudut Diam .................................................................................... 36
3. Pengetapan ..................................................................................... 38
C. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet ................................................... 40
1. Keseragaman Bobot Tablet ............................................................ 41
2. Kekerasan Tablet............................................................................ 43
3. Kerapuhan Tablet ........................................................................... 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
4. Waktu Hancur Tablet ..................................................................... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 50
LAMPIRAN .................................................................................................... 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. TipedanJumlahBahanPenghancur ................................................... 7
Tabel 2. PersyaratanPenyimpanganBobot Tablet .......................................... 16
Tabel 3.Formula Tablet .................................................................................... 24
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul ................................................ 33
Tabel 5. Hasil PemeriksaanSifatFisis Tablet Parasetamol ............................ 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. HistogramHubunganantaraFormula denganKecepatan Alir
(detik) sebelumdan sesudahpenambahanpelicin ........................ 35
Gambar 2. Histogram Hubungan antaraFormula dengan Sudut Diam
sebelumdan sesudah penambahan pelicin .................................. 37
Gambar3. Histogram Hubungan antara Formula dengan Pengetapan
Granul (%) .................................................................................. 39
Gambar 4. Histogram Hubungan antara Formula dengan Keseragaman
Bobot (mg) .................................................................................. 42
Gambar 5. Histogram Hubungan antara Formula dengan Kekerasan (Kg) . 44
Gambar 6. Histogram Hubungan antara Formula dengan Kerapuhan (%) .. 46
Gambar 7. Histogram Hubungan antara Formula dengan Waktu Hancur ... 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Perhitungan Bobot Amilum (pengikat) ...................................... 53
Lampiran 2. Hasil Pengukuran Kecepatan Alir dan Sudut Diam Granul ....... 54
Lampiran 3. Hasil Pengukuran Pengetapan Granul ........................................ 64
Lampiran 4. Hasil Pengukuran Keseragaman Bobot ...................................... 67
Lampiran 5. Hasil Pengukuran Kekerasan Tablet ........................................... 71
Lampiran 6. Hasil Pengukuran Kerapuhan Tablet .......................................... 74
Lampiran 7. Hasil Pengukuran Waktu Hancur Tablet .................................... 77
Lampiran 8. Gambar Tablet Berbagai Formula .............................................. 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
DAFTAR SINGKATAN
CV : Coefficient of Variation
C :Celcius
dt : detik
Kg : Kilogram
Mg Stearat : Magnesium Stearat
mnt : menit
rpm : rotary per menit
SD : Standart Deviasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penambahan bahan penghancur kedalam rancangan formula bertujuan
untuk menjamin apabila tablet bersentuhan dengan sebuah zat cair, pecah
menjadi fragmen-fragmen kecil, yang mempercepat pelarutan obat. Tablet
dipecah menjadi partikel-partikel obat masing-masing guna memperoleh bidang
permukaan yang mungkin paling efektif selama pelarutan.
Bahan penghancur dapat dicampur dengan bahan-bahan lain sebelum
granulasi (pembentukan butiran-butiran) dan digabungkan didalam butiran-butiran
(penambahan intraganular).Bahan penghancur juga biasa dicampurkan dengan
granul kering sebelum campuran serbuk yang lengkap dipadatkan (penambahan
ekstragranular). Prosedur yang terakhir akan berperan pada pemecahan tablet
yang efektif menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil. Bahan penghancur juga
dapat dipadukan sebagai bagian intragranular dan ekstragranular (Aulton’s, 2007).
Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan hancurnya tablet
ketika kontak dengan saluran pencernaan. Dapat berfungsi menarik air ke dalam
tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian.
Umumnya prinsip kerja dari bahan penghancur adalah melawan gaya ikat dari
bahan pengikat dan pengaruh kompresi mesin tablet (Banker and Anderson,
1986).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Efisisensi bahan penghancur lebih baik ditambahhkan 50% intragranular
dan 50% ekstragranular dibandingkan dengan 100% intragranular, maka
kemampuan bahan penghancur dipengaruhi oleh proses penggabungan. Pecahnya
tablet juga dapat dikaitkan dengan tablet yang mengandung bahan penghancur
secara ekstragranular, karena bahan penghancur lebih cepat terdistribusikan pada
permukaan tablet dibandingkan dengan bahan penghancur secara intragranular.
Selain itu bahan penghancur secara ekstragranular juga memiliki kecenderungan
lebih tinggi untuk menyerap air dari cairan sekitarnya melalui mekanisme
kecepatan pecahnya tablet (Ordu dan Oceme, 2011).
Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh
perbedaan cara penambahan bahan penghancur secara intragranular,
ekstragranular dan kombinasi intragranular-ekstragranular dengan metode
granulasi basah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
waktu hancur tablet dan sifat fisis tablet yang berguna dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu
1. Bagaimana pengaruh perbedaan carapenambahan bahan penghancur
secara intragranular, ekstragranular dan kombinasi intragranular-
ekstragranular terhadap sifat fisis tablet?
2. Formulasi manakah yang menghasilkan waktu hancur yang paling efektif?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
C. Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan cara
penambahan bahan penghancur secara intragranular, ekstragranular dan
kombinasi intragranular-ekstragranular terhadap sifat fisis tablet
2. Untuk mengetahui efektivitas pengaruh cara penambahan bahan penghancur
secara intragranular dan ekstragranular terhadap waktu hancur tablet.
D. Manfaat Penelitian
1. Diharapkan akan dihasilkan suatu metode pembuatan tablet dengan
penambahan bahan penghancur yang paling efektif dan efisien.
2. Diperoleh informasi tentang pembuatan tablet dengan metode granulasi
basah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1.Tinjauan Tentang Tablet
Tablet dapat didefenisikan sebagai bentuk sediaan solid yang
mengandung satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien (yang
meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat
kohesivitas, kecepatan disintegrasi, dan sifat antilekat) dan dibuat dengan
mengempa campuran serbuk dalam mesin tablet. Tablet kempa adalah unit
bentuk sediaan solid dibuat dengan mengempa suatu campuran serbuk yang
mengandung zat aktif dengan atau tanpa bahan atau bahan tertentu yang dipilih
guna membantu dalam proses pembuatan dan untuk menciptakan sifat-sifat
sediaan tablet yang dikehendaki(Siregar dan Saleh, 2010).
Tablet mempunyai beberapa keuntungan, salah satu diantaranya tablet
merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari
semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan
yang paling rendah (Lachman,dkk., 1994).
Eksipien atau zat tambahan adalah zat inert yang tidak aktif secara
farmakologi berfungsi sebagai zat pembantu dalam formulasi tablet untuk
membentuk tablet dan untuk mempermudah teknik pembuatan tablet. Dalam
pemilihan bahan tambahan untuk pembuatan tablet harus diperhatikan sifat fisika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dan kimianya, begitu juga dengan stabilitas dan zat tambahan yang digunakan
(Siregar dan Saleh, 2010). Bahan tambahan yang biasa dipakai dalam pembuatan
tablet antara lain:
a. Bahan Pengisi
Pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk.
Pengisi dapat juga ditambah karena untuk memperbaiki daya kohesi sehingga
dapat dikempa langsung atau untuk memacu aliran (Lachman dkk., 1994).
Bahan pengisi ditambahkan dalam tablet berfungsi untuk menambah berat
tablet dan memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau
untuk memacu aliran (Banker dan Anderson, 1986). Bahan pengisi yang
sering digunakan antara lain laktosa, pati dan selulosa mikrokristal (Anonim,
1995).
b. Bahan Pengikat
Bahan pengikat adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif yang
digunakan untuk mengikat serbuk-serbuk menjadi granul selanjutnya bila
dikempa akan menghasilkan tablet kompak. Zat pengikat dapat ditambahkan
dalam bentuk larutan (Anonim, 1995). Zat ini ditambahkan dalam bentuk
kering atau cairan selama granulasi basah untuk membentuk granul atau
menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet yang dicetak langsung (Lachman,
dkk., 1994).
c. Bahan Penghancur
Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau
hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran pencernaan. Dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet
pecah menjadi bagian-bagian. Fragmen-fragmen tablet itu mungkin sangat
menentukan kelarutan selanjutnya dari obat dan tercapainya biovaibilitas yang
diharapkan (Lachman, dkk., 1994).Bahan penghancur dimaksudkan untuk
menarik air masuk dalam tablet sehingga memudahkan hancurnya tablet
dalam medium cair sehingga dapat pecah menjadi granul atau partikel
penyusunnya (Banker dan Anderson, 1986).
Beberapa mekanisme tindakan bahan penghancur telah diungkapkan,
seperti pembengkakan partikel, reaksi pembasahan eksotermik, dorongan
partikel dan pemulihan deformasi partikel. Akan tetapi, ketika dua proses
dilibatkan dalam peristiwa pemisahan, bahan penghancur yang akan
digunakan dalam tablet-tablet biasa disini diklasifikasikan kedalam dua jenis:
a. Bahan penghancur yang memfasilitasi penyerapan air. Bahan penghancur
tersebut bertindak dengan memfasilitasi pengangkutan cairan kedalam pori-
pori tablet, dengan konsekuensi bahwa tablet tersebut dapat pecah menjadi
fragmen-fragmen. Salah satu jenis zat yang jelas yang dapat meningkatkan
penetrasi zat cair adalah zat aktif permukaan. Zat-zat semacam itu digunakan
untuk membuat permukaan partikel obat menjadi lebih hidrofilik dan dengan
demikian meningkatkan pembasahan zat padat dan peresapan zat cair
kedalam pori-pori tablet. Telah diungkapkan juga bahwa zat-zat lain dapat
meningkatkan peresapan zat cair, dengan menggunakan kekuatan kapiler
untuk mengisap air kedalam pori-pori tablet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Bahan penghancur yang akan memecahkan tablet. Pemecahan tablet dapat
disebabkan oleh pembengkakan partikel-partikel bahan penghancur selama
penyerapan air. Akan tetapi, telah dikemukakan juga bahwa bahan
penghancur yang tidak membengkak dapat memecah tablet dan mekanisme
yang berbeda telah diungkapkan. Salah satunya terkait dengan gaya tolak
partikel saat bersentuhan dengan air dan yang lainnya terkait dengan
pemulihan partikel-partikel yang berubah bentuk kedalam bentuk asli mereka
saat bersentuhan dengan air, yaitu partikel-partikel yang telah berubah bentuk
pada saat pemadatan (Aulton’s, 2007).
Dibawah ini adalah tipe dan jumlah bahan penghancur yang umum
ditambahkan :
Tabel 1. Tipe dan Jumlah Bahan Penghancur
Bahan Penghancur Contoh Konsentrasi (%)
Mikrokristalin selulosa Avicel PH 5-20 pada granulasi basah atau
kempa langsung
Amilum NF jagung, gandum,
kentang, beras (paling
banyak digunakan
jagung) Starch 1500
5-10 dalam granulasi kering
Pengikat dan penghancur 5-20
pada granulasi basah
Croscarmellose Na
(NF)
Ac-Di-Sol 2-4 pada granulasi kering atau
basah
Na starch glycolat (NF) Primojel, Explotab 2-8 pada granulasi kering
Crosprovidon NF Crosprovidon 2-5 pada granulasi basah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Bahan-bahan tersebut tidak hanya berfungsi sebagai penghancur tetapi juga
memiliki beberapa fungsi lainnya, seperti sebagai pengisi, pengikat dan
sebagainya. Fungsi atau peran dari zat-zat diatas sebagai zat penghancur yaitu :
1. Avicel
Avicel merupakan bahan penghancur yang sangat baik terutama pada
konsentrasi 10% atau lebih, pada granulasi basah tidak bersifat bahan
penghancur. Perlu diperhatikan pada konsentrasi tinggi, Avicel dapat
menyebabkan tablet lengket pada lidah saat akan digunakan.
2. Strach (amilum)
Mekanisme kerja dengan membentuk ikatan hidrogen saat pengempaan
dan pecah atau mengembang saat air masuk melalui pori (kapiler). Pemakaian
sebagai bahan penghancur secara umum digunakan 5-20%, disesuaikan dengan
jenis amilum, tekanan pengempaan, dan kandungan air massa cetak. Sebelum
digunakan harus dikeringkan pada suhu 80-90 °C (suhu ini tidak terjadi gelatinasi
dari amilum) untuk menghilangkan air yang terabsorpsi, karena dengan adanya air
akan menurunkan kemampuannya sebagai penghancur.
3. Starch 1500
Strach 1500 merupakan bahan penghancur yang baik dan ditambahkan
dalam campuran kering (dalam fasa dalam dan atau fasa luar pada metoda
granulasi kering atau kempa langsung, atau dalam fasa luar pada metoda granulasi
basah). Starch 1500 tidak boleh diberikan pada massa basah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
4. Na starch glycolate (primogel, explotab)
Mekanisme kerjasama dengan strach merupakan strach termodifikasi
sehingga mampu menyerap air 200-300%. Waktu hancur ditentukan oleh
besarnya tekanan pengempaan. Pemakaian 2-8% dengan konsentrasi optimum 4%
, explotab tidak dapat sebagai penghancur dalam. Pada suhu dan kelembaban yang
tinggi dapat memperlama waktu hancur sehingga memperlambat waktu disolusi.
5. Croscarmellose Na (Ac-di-sol)
Acdisol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik untuk
digunakan sebagai bahan penghancur karena memiliki afinitas daya tarik tinggi
terhadap air yang menyebabkan tablet hancur dengan cepat. Ac-di-sol ini
digolongkan pada super bahan penghancur dengan penggunaan 2-4% ( Agoes,
2008).
Jika amilum digunakan 5% umumnya cocok untuk membantu
penghancuran, tetapi sampai kira-kira 15% dapat dapat dipakai untuk memperoleh
daya hancur yang lebih cepat. Jumlah seluruhnya dari bahan penghancur tidak
selalu ditambahkan ke dalam campuran obat dan pengisi, tetapi sebagian (kadang-
kadang separuh dari yang digunakan) disisakan untuk ditambahkan belakangan
bersama bahan pelicin, untuk membuat granulasi dari obat. Proses ini
menghasilkan dua kali pencampuran dari tablet, yang pertama hasil pencampuran
terakhir dan pemecahan menjadi bagian/bongkahan kecil dari tablet dan yang
kedua penghancuran dari bahan penghancur yang pertama dan menghancurkan
potongan-potongan tablet menjadi partikel yang halus. ( Ansel, 1989 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Mekanisme kerja zat bahan penghancur sebagai penghancur tablet pada
umumnya terdiri atas tiga teori klasik, antara lain :
1. Bahan penghancur membentuk lorong-lorong kecil di seluruh matriks
yang memungkinkan air ditarik ke dalam struktur dengan kerja kapiler
sehingga menyebabkan tablet menjadi pecah.
2. Konsep yang popular berkaitan dengan pengembangan butir-butir pati
pada pemaparan air, suatu fenomena yang secara fisik memutuskan ikatan
partikel-partikel dalam matriks tablet.
3. Reaksi kimia pelepasan gas yang menghancurkan struktur tablet.
Metode penambahan bahan penghancur harus diperhatikan terutama
kemungkinan dalam granulasi basah dengan menambahkan bahan penghancur
sebelum dan setelah proses granulasi. Berdasarkan berbagai penelitian, dapat
diperoleh keuntungan dengan membagi bahan penghancur menjadi bagian
ekstragranular dan satu bagian intragranular.Bahan penghancur dibagi menjadi
dua bagian, yakni ekstragranular antara 20 dan 50%.Jadi 50-75% bahan
penghancur yang ditambahkan sebelum granulasi merupakan intragranular
(Siregar dan Saleh, 2010).
d. Bahan Pelicin
Bahan pelicin berfungsi untuk mengurangi gesekan selama proses
pengempaan tablet. Pada umumnya bahan pelicin bersifat hidrofobik sehingga
cenderung menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet, oleh karena itu
kadar lubricant yang berlebihan harus dihindari (Anonim,1995). Bahan pelicin
ditujukan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan mengurangi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
gesekan di antara partikel-partikel. Bahan-bahan yang digunakan sebagai pelicin
atau pemacu aliran adalah jenis talk konsentrasi 5%, tepung jagung konsentrasi 5-
10% atau koloid-koloid silika seperti Cab-O-Sil, siloid, atau aerosil dalam
konsentrasi 0,25%-3% (Lachman,dkk., 1994).
Semua eksipiens harus memenuhi kriteria tertentu, seperti tertera di bawah
ini :
1. Tidak toksik dan dapat diterima oleh lembaga regulator semua negara.
2.Tersedia secara komersial dalam tingkat kualitas yang dapat diterima di
semua negara.
3. Tersedia dengan biaya rendah yang dapat diterima.
4. Tidak kontraindikasi oleh bahan itu sendiri atau komponennya untuk
populasi tertentu.
5. Bebas dari kandungan mikrobiologis yang tidak dapat diterima.
6. Tidak mempunyai pengaruh buruk pada ketersediaan hayati zat aktif dalam
tablet (Siregar dan Saleh, 2010).
2. Metode Pembuatan Tablet
Metode pembuatan tablet yaitu :
2.1. Granulasi kering
Pada granulasi ini dibentuk oleh penambahan bahan pengikat kedalam
campuran serbuk obat. Setelah itu, memecahkan dan menjadikan pecahan-
pecahan kedalam granul yang lebih kecil, setelah penimbangan dan pencampuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
bahan dengan cara yang tertera pada granulasi basah. Kemudian pelicin
ditambahkan dan tablet dikempa (Ansel, 1989).
Granulasi kering dilakukan apabila zat aktif tidak mungkin digranulasi
basah karena tidak stabil atau peka terhadap panas atau lembab atau juga tidak
mungkin dikempa langsung menjadi tablet karena zat aktif tidak dapat mengalir
bebas, atau dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk kempa langsung. Sebagai
contoh Asetosal dan Vitamin umumnya dibuat menjadi tablet dengan granulasi
kering (Siregar dan Saleh, 2010).
2.2.Kempa langsung
Salah satu metode pembuatan tablet yaitu kempa langsung. Metode ini
digunakan untuk bahan-bahan yang memiliki sifat mudah mengalir atau sifat
kohesifitasnya tinggi sehingga memungkinkan untuk langsung dicetak didalam
mesin tablet tanpa memerlukan ganulasi basah/kering (Ansel, 1989).
2.3. Granulasi basah
Metode granulasi basah dibentuk dengan jalan mengikat serbuk dengan
suatu perekat sebagai pengganti pengompakan. Teknik ini membutuhkan larutan,
suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke
campuran serbuk. Namun demikian, bahan pengikat itu dapat dimasukkan kering
ke dalam campuran serbuk dan cairan dapat ditambahkan tersendiri (Lachman,
dkk., 1994).
Granulasi basah merupakan suatu proses perubahan dari bentuk serbuk
halus menjadi granul dengan bantuan larutan bahan pengikat. Pada granulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
basah ini bahan pengikat yang ditambahkan agar dihasilkan massa lembab
jumlahnya harus relatif cukup, karena kekurangan atau kelebihan bahan pengikat
akan menyebabkan granul yang tidak sesuai dengan yang diinginkan dan akan
mempengaruhi hasil akhir tablet. Keuntungan metode granulasi basah :
a. Meningkatkan kohesifitas dan kompaktibilitas serbuk sehingga diharapkan
tablet yang dibuat dengan mengempa sejumlah granul pada tekanan
kompresi tertentu akan menjadi massa yang kompak, mempunyai
penampilan bagus, keras dan tidak rapuh.
b. Obat yang mempunyai tekanan tinggi, sifat alir dan kompaktibilitas yang
jelek dengan metode granulasi basah dapat menghasilkan sifat alir dan
kompaktibilitas yang baik untuk dicetak.
c. Sistem granul basah mencegah terjadinya segregasi komponen penyusun
tablet yang telah homogen selama proses pengempaan.
d. Granulasi basah dapat memperbaiki kecepatan pelarutan obat dengan
memilih pengikat dan pelarut yang sesuai.
Kelemahan pada granulasi basah yaitu dibutuhkan tempatkerja yang luas dengan
suhu dan kelembaban yang dikontrol karena banyak tahapan dalam proses
granulasi basah (Siregar dan Saleh, 2010).
3. Pemeriksaan Uji Mutu Fisis Granul
Pemeriksaan granul dilakukan untuk mendapatkan tablet yang baik.
Keseragaman bentuk granul dapat menyebabkan keseragaman bentuk tablet,
sehingga akan dihasilkan massa tablet yang tetap dengan ketepatan takaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
tinggi. Pemeriksaan kualitas granul meliputi :waktu alir, sudut diam,
kompaktibilitas, dan pengetapan. Uji pemeriksaan kualitas granul perlu dilakukan
sebelum proses penabletan.
3.1.Waktu alir
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan serbuk atau granul untuk
mengalir melalui corong. Sifat aliran dipengaruhi oleh bentuk partikel, ukuran
partikel, melalui gaya kohesi di antara partikel. Sifat aliran ini dapat diperbaiki
melalui penambahan bahan pelicin yang menurunkan gesekan antar partikel.Uji
dilakukan dengan menimbang 100 g granul, dimasukkan kedalam alat penguji
waktu alir yang berupa corong yang ditutup pada lubang keluarnya.Penutup
dibuka kemudian alat pencatat waktu dihidupkan sampai semua serbuk atau
granul keluar dari corong.Begitu semua granul keluar stopwatch dimatikan.
Waktu yang diperlukan untuk keluarnya serbuk atau granul dicatat sebagai waktu
alirnya, kemudian dihitung kecepatan alirnya sebagai banyaknya serbuk yang
mengalir tiap satuan waktu (Banker dan Anderson, 1986).
3.2.Sudut Diam
Sudut diam adalah sudut maksimum yang dibentuk permukaan serbuk
dengan permukaan horizontal pada waktu berputar. Bila sudut diam lebih kecil
atau sama dengan 30° biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas,
bila sudutnya lebih besar atau sama dengan 40° biasanya daya mengalirnya
kurang baik (Banker dan Anderson, 1986). Suatu granul memiliki sifat alir yang
baik apabila mempunyai sudut diam 25-45° (Siregar dan Saleh, 2010). Untuk
mengetahui besarnya sudut diam digunakan rumus :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Tan α =
Keterangan : α = sudut diam
h = tinggi dari kerucut granul
r = jari-jari permukaan dari kerucut
3.3. Kompaktibilitas
Uji kompaktibilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan granul saling
melekat menjadi massa yang kompak, digunakan mesin tablet single punch
dengan tekanan yang diatur berdasarkan kedalaman punch atas turun ke ruang die.
Kompaktibilitas ditujukan dengan kekerasan tablet yang dihasilkan.
3.4. Pengetapan
Pengetapan menunjukkan penerapan volume sejumlah granul, serbuk
akibat hentakan (tap) dan getaran (vibrating).Makin kecil indeks pengetapan
makin kecil sifat alirnya.Granul atau serbuk dengan indeks pengetapan kurang
dari 20% menunjukkan sifat alir baik (Fassihi dan Kanfer, 1986).Indeks
pengetapan granul ditentukan setelah dilakukan penghentakan terhadap sejumlah
granul sehingga diperoleh volume yang konstan.Pada saat volume konstan
partikel serbuk berada pada kondisi yang paling mampat. Sifat fisik massa granul
yang baik jika memiliki harga pengetapan lebih kecil dari 20 % (Lachman dkk.,
1994).
4. Pemeriksaan Kualitas Tablet
Pemeriksaan kualitas tablet meliputi : keseragaman ukuran, keseragaman
bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
4.1. Keseragaman bobot
Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut :
Ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu
persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih
besar dari harga yang di tetapkan dalam kolom A dan tidak boleh satu tablet pun
yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga kolom B, jika perlu dapat
digunakan 10 tablet dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar
dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B :
Tabel 2. Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet
Bobot rata-rata
Penyimpanan bobot rata-rata dalam (%)
Kolom A
Kolom B
25 mg atau kurang
15 % 30 %
26 mg – 150 mg
10 % 20 %
151 mg – 300 mg
7,5 % 15 %
Lebih dari 300 mg
5 % 10 %
Suatu formulasi tablet dikatakan memenuhi keseragaman bobot jika nilai
untuk tablet tidak bersalut dengan bobot rata-rata lebih dari 300 mg, tidak boleh
lebih dari 2 tablet yang menyimpang bobotnya lebih besar dari 5 % dan tidak
satupun yang menyimpang dari 10 % dihitung dari bobot rata-rata tablet (Anonim,
1995).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
4.2. Kekerasan tablet
Sepuluh tablet dari masing-masing formula diambil secara acak dan diuji
dengan alat pengukur kekerasan tablet. Ditentukan nilai rata-rata hasil
pengujiannya.Setidaknya nilai rata-rata adalah pada rentang nilai 4-8 kg (Banker
dan Anderson, 1986).
4.3. Kerapuhan tablet
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerapuhan tablet yaitu bentuk, ukuran
dan sifat mengembang dari bahan penghancur. Kerapuhan tablet masih diterima
adalah kurang dari 1,0%. Kerapuhan di atas 1,0% menunjukkan bahwa tablet
rapuh dan dianggap kurang baik (Banker dan Anderson, 1986). Kerapuhan tablet
diperiksa dengan alat yang dinamakan Friability Tester.
4.4. Waktu hancur tablet
Waktu hancur tablet ditetapkan sebagai berikut :
Lima tablet dimasukkan ke dalam keranjang dan diturun-naikkan secara teratur 30
kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang
tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut.Tablet
dikatakan baik apabila waktu hancurnya kurang dari 15 menit (Anonim, 1995).
Waktu hancur suatu tablet dipengaruhi oleh sifat dan konsentrasi bahan tambahan.
Bahan-bahan tambahan tersebut bukan merupakan bahan penghancur melainkan
hanya meningkatkan kerja bahan penghancur menjadi optimal (Voigt, 1994).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
5. Monografi Bahan
a. Parasetamol
Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian hablur atau
serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit. Kelarutan larut dalam 70 bagian air,
dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian
gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam larutan alkali
hidroksida (Anonim, 1995).
b. Amilum Manihot
Merupakan pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utilissima Pohl
atau beberapa spesies Manihot lain. Pemerian serbuk halus, kadang-kadang
berupa gumpalan kecil, putih, tidak berbau, tidak berasa. Kelarutan praktis tidak
larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%) P. Khasiat dan penggunaan zat
tambahan (Anonim, 1995).
Amilum merupakan serbuk halus, kadang-kadang berupa gumpalan
kecil,putih, tidak berbau,tidak berasa yang berasal dari pati singkong.Teori Pati
menunjukkan suatu daya tarik besar terhadap air melalui kerja kapiler yang
menyebabkan pemuaian.Pada umumnya konsentrasi pati yang tinggi
menghasilkan waktu hancur yang lebih cepat. Akan tetapi konsentrasi pati yang
tinggi sering menyebabkan hilangnya ikatan kohesi dan kekerasan dalam tablet
(Siregar dan Saleh, 2010 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
c. Laktosa
Laktosa adalah bentuk disakarida dari karbohidrat yang dapat dipecah
menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa. Pemerian
serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis. Kelarutan larut dalam 6
bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol (95 %) P,
praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P. Khasiat dan penggunaan
sebagai zat tambahan (Anonim, 1995).
d. Mg Stearat
Magnesium stearat merupakan senyawa magnesium dengan campuran
asam–asam organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari
magnesium stearat dan magnesium palmitat dalam berbagai perbandingan.
Magnesium stearat mengandung MgO setara dengan tidak kurang dari 6,8% dan
tidak lebih dari 8,3%. Magnesium stearat berupa serbuk halus, putih dan
voluminus, bau lemah khas, mudah melekat di kulit, bebas dari butiran, tidak larut
dalam air, etanol, dan eter (Anonim, 1995).
e. Aquadest
Merupakan air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat
diminum.Pemerian cairan jernih, tidak berwarna, tidak mempunyai rasa (Anonim,
1995).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
B. Kerangka Pemikiran
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya
dibuat dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai. Tablet dapat berbeda
ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya dan aspek lain yang
tergantung dengan pemakaian tablet dan cara pembuatannya. Kebanyakan tablet
digunakan pada pemberian secara oral.
Pembuatan tablet melewati beberapa tahap, pencampuran bahan
merupakan tahap awal sebelum granulasi dalam pembuatan tablet. Salah satu
proses pencampuran yaitu pencampuran bahan penghancur. Proses pencampuran
bahan penghancur dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu intragranulasi,
ekstragranulasi dan kombinasi intragranulasi-ekstragranulasi. Posisi bahan
penghancur tersebut dapat mempengaruhi kecepatan hancurnya tablet. Secara
intragranular granular dipecah menjadi partikel penyusun sedangkan secara
ekstragranular tablet dipecah menjadi granul. Dengan mengetahui pengaruh
pencampuran bahan penghancur yang paling efektif dapat diperoleh tablet dengan
sifat fisis yang baik.
Tablet dibuat dalam tiga formula berdasarkan variasi perbandingan bahan
penghancur secara intragranular dan ekstragranular. Perbandingan tiga formula
secara intragranular dan ekstragranular yaitu : FI (100%:0%), FII (75%:25%), FIII
(0%:100%). Tablet dibuat dalam metode granulasi basah dengan bahan pengikat
amilum. Granul kering yang homogen kemudian diuji sifat fisisk granul meliputi :
waktu alir, sudut diam, dan pengetapan. Selanjutnya dikempa dan menjaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
kedalaman punch tetap konstan. Tablet yang diperoleh diuji sifat fisika kimia
tablet meliputi : keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur.
C. Hipotesis
a. Pencampuran bahan penghancur secara intragranular, ekstragranulardan
kombinasi intragranular-ekstragranular mempengaruhi sifat fisis tablet.
b. Pencampuran bahan penghancur secara kombinasi intragranular-
ekstragranular memiliki waktu hancur yang lebih efektif dibandingkan
dengan secara intragranular saja atau ekstragranular saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kategori Penelitian dan Variabel
Kategori penelitian dan rancangan penelitian ini yaitu kategori penelitian
eksperimental dengan 3 variabel :
1. Variabel bebas : perbandingan carapencampuran bahan penghancur antar
ke tiga formula
2. Variabeltergantung : waktu alir granul, sudut diam, pengetapan granul,
keseragaman bobot tablet, kekerasan tablet, kerapuhan
tablet dan waktu hancur tablet
3. Variabelterkendali : konsentrasi amilum sebagai bahan pengikat, konsentrasi
amilum sebagai bahan penghancur, dan metode
pembuatan tekanan kompresi yang sama.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data hasil adalah
metode eksperimental laboratorium. Digunakan tiga formula pembuatan tablet
berdasarkan variasi perbandingan bahan penghancur secara intragranular dan
ekstragranular. Perbandingan tiga formula secara intragranular dan ekstragranular
yaitu : FI (100%:0%), FII (75%:25%), FIII(0%:100%). Tablet dibuat dalam
metode granulasi basah dengan bahan pengikat amilum. Selanjutnya dilakukan
penelitian dengan beberapa uji sifat fisis granul dan sifat fisis tablet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
C. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan sumber diperolehnya data yang dibutuhkan
dari masalah yang akan diteliti. Penelitian ini bertempat di Laboratorium
Teknologi Farmasi Universitas Sebelas Maret.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan sesuai pada jadwal penelitian pada bulan
Maret-Juni 2012.
D. Alat dan Bahan
1. Alat –alat yang digunakan adalah :oven (IL-80EN), mesin pencetak tablet
single punch(seri TDP 1), ayakan mesh 16, jangka sorong, klem, statif, Hardness
tester (Guoming YD-1) untuk uji kekerasan, disintegration tester (Guoming BJ-2)
untuk uji waktu hancur,Friabilator (Guoming CS-2)untuk uji
kerapuhan,thermometer untuk mengukur suhu pada waktu hancur, dan alat-alat
gelas pyrex seperti gelas beker, gelas ukur, corong kaca dan batang pengaduk.
2. Bahan-bahan yang digunakan adalah : Parasetamol, Laktosa, Amilum, Mg
stearat, Aquadest.
E. Prosedur Penelitian
1. Rancangan Formula
Dosis yang dibuat dalam formulasi tablet parasetamol yaitu 300 mg.
Digunakan tiga formula pembuatan tablet menggunakan bahan penghancur
amilum dengan konsentrasi 10 %. Perbandingan tiga formula secara intragranular
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dan ekstragranular yaitu : FI (100%:0%), FII (75%:25%), FIII(0%:100%). Tablet
dibuat dalam metode granulasi basah dengan bahan pengikat amilum
10%.Kemudian untuk rancangan formulasi tablet adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Formula Tablet
Bahan Formula 1 (mg) Formula 2 (mg) Formula 3 (mg)
Parasetamol 300 300 300
Amilum (pengikat) 19 19 19
Amilum
(intragranular)
57 42,75 -
Amilum
(ekstragranular)
- 14,25 57
Laktosa 188,3 188,3 188,3
Mg Stearat 5,7 5,7 5,7
Total Bobot Tablet 570 570 570 Keterangan
Formula 1 : Tablet parasetamol dengan bahan penghancur intragranular
Formula 2 : Tablet parasetamol dengan bahan penghancur kombinasi intragranular dan
ekstragranular
Formula 3 : Tablet parasetamol dengan bahan penghancur ekstragranular
Bahan sebagai fase dalam dicampur hingga homogen dengan alat pemutar
selama 15 menit pada kecepatan putar 90 rpm.Pencampuran tersebut bertujuan
agar diperoleh homogen yang maksimal, jika waktu pencampuran lebih lama
belum tentu campuran semakin homogen.Campuran masa homogen ditambah
amilum10%(pengikat) dicampur hingga terbentuk masa granul yang dapat dikepal
dan dipatahkan.Massa granul di ayak dengan ayakan 16 mesh.Dikeringkan dalam
oven pada suhu 60°C selama 120 menit.Masa di ayak dengan ayakan 18 mesh,
dicampur dengan fase luar selama 15 menit.Massa tablet dimasukkan ke dalam
hopper dan dicetak menjadi tablet yang diinginkan memiliki bobot 570 mg.
Evaluasi dilakukan terhadap massa dan tablet yang telah dicetak berdasarkan
parameter yang telah ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2. Pemeriksaan Sifat Fisis Granul
a. Uji Waktu Alir Granul
Sejumlah granul ditimbang 100 gram dan dimasukkan ke dalam corong
lewat tepi corong yang ujung tangkainya tertutup.Penutup dibuka dan granul
dibiarkan mengalir sampai habis.Waktu alirnya dicatat dengan stopwatch yaitu
dari saat dibuka sampai seluruh granul keluar. Dilakukan uji waktu alir sebelum
dan sesudah penambahan pelicin yaitu :
V =
Keterangan :
V = kecepatan alir granul (gram/detik)
m = massa granul (gram)
t = waktu alir granul (detik)
b. Uji Sudut Diam Granul
Sudut diam merupakan sudut yang terbentuk antara permukaan tumpukan
granul dengan bidang horizontal. Bila sudut diam lebih kecil atau sama dengan
30° biasanya menunjukkan bahwa granul mempunyai sifat alir yang baik dan bila
sudutnya lebih besar atau sama dengan 40° biasanya sifat alirnya kurang baik.
Sudut diamnya diukur dengan cara menggunakan jangka sorong untuk mengukur
diameter granul dan tingginya diukur dengan menggunakan penggaris. Dilakukan
uji sudut diam sebelum dan sesudah penambahan pelicin yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Tan α =
Keterangan :
h = tinggi kerucut (cm)
r = jari-jari kerucut (cm)
c. Uji Pengetapan
Sejumlah granul (telah mengandung bahan pelicin) dimasukkan ke dalam
volumenometer secara perlahan dan hati-hati sampai volume 100 ml. Kemudian
alat dijalankan dan perubahan volume akibat perlakuan getaran dicatat.
Pengamatan dilakukan setelah volume serbuk tidak mengalami perubahan lagi
(volume konstan) yang besarnya di ungkapkan dalam persamaan berikut :
T =
x 100%
Keterangan :
V = volume awal granul sebelum perlakuan
Vt = volume granul konstan
3. Pengempaan Tablet
Granul yang memenuhi persyaratan dalam uji sifat fisisnya, dicetak
menjadi tablet.Campuran granul yang sudah dicampur dengan Mg stearat dicetak
menggunakan mesin tablet single punch dengan tekanan bobot tiap tablet 570 mg.
4. Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet
a. Uji Keseragaman Bobot
Sejumlah dua puluh tablet ditimbang satu persatu, dihitung bobot rata-rata
tiap tablet dan penyimpangan bobotnya, standart deviasi (SD) serta dihitung
Coeffisient of Variation (CV) dengan rumus :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
CV =
x 100%
b. Uji Kekerasan Tablet
Diuji dengan Hardness Tester digital, sebuah tablet diletakkan pada alat
dengan skala awal 0, kemudian alat diputar searah jarum jam, skala pada alat
dibaca pada saat tablet pecah dan harga yang diperoleh merupakan bilangan yang
menyatakan kekerasan tablet.
c. Uji Kerapuhan Tablet
Dua puluh tablet dibebasdebukan dengan penghisap debu. Kemudian
ditimbang dengan seksama, baru dimasukkan kedalam alat pengukur kerapuhan
tablet (Friability tester).Alat dijalankan selama 4 menit atau 100 kali putaran.
Kemudian tablet dikeluarkan dari alat, dibebasdebukan lagi baru ditimbang.
Kerapuhan tablet dihitung dari pengurangan berat tablet akibat perlakuan,
diungkapkan dengan persamaan berikut ini :
% kerapuhan =
x 100%
d. Uji Waktu hancur
Sejumlah enam tablet dimasukkan ke dalam alat disintegration tester.
Diturun naikkan keranjang sampai tablet habis dan dicatat waktu dari masing-
masing tablet tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
.F. Teknik Analisa dan Pengumpulan Data
1. Teknik analisis penelitian meliputi:
a. Pendekatan Teoritis
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dibandingkan dengan
persyaratan tablet yang terdapat dalam Farmakope Indonesia dan
kepustakaan lain.
b. Pendekatan Statistik
Analisis statistik dari mutu fisik tablet dilakukan dengan metode
Analyze nonparametric test sampel Kolmogorov-Smirnov karena data yang
didapatkan nantinya distribusi populasinya belum diketahui normal atau
tidak. Jika data terdistribusi normal kemudian dilanjutkan dengan One-Way
Anova.
2. Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari:
a. Uji sifat fisis granul meliputi: sifat alir, sudut diam dan penetapan.
b.Uji sifat fisis tablet parasetamol meliputi: uji keseragaman bobot,kekerasan,
waktu hancur,dan kerapuhan tablet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
G. DIAGRAM ALIR CARA KERJA
Parasetamol
+ laktosa
Massa granul basah
Massa granul kering
Massa granul
Uji waktu alir
Uji sudut diam
Uji pengetapan Dicetak
Uji kekerasan
Uji keseragaman
bobot
Uji kerapuhan
Uji waktu hancur Tablet
Analisis data
F1 F3 F2
Parasetamol + amilum
(intra) + laktosa
Parasetamol + amilum
(intra) + laktosa
Amilum 10 % (pengikat)
Di ayak dengan
ayakan No. 18
mesh
F1
+ Mg stearat F2
Mg stearat + Amilum (ekstra)
F3
+Mg
stearat +
Amilum
(ekstra)
Dikeringkan dalam oven pada suhu 600C selama 120 menit
Di ayak dengan
ayakan No. 16
mesh
Massa Granul akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan Granul Dengan Metode Granulasi Basah
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan penghancur
amilum terhadap sifat fisik tablet parasetamol. Tablet merupakan sediaan padat
yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan tambahan (Anonim,
1995).Zat aktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah parasetamol yang
diindikasikan sebagai analgetikum dan antipiretikum.Parasetamol memiliki sifat
stabil terhadap larutan dan pemanasan.Oleh karena itu, pembuatan tablet
parasetamol dilakukan dengan metode granulasi basah. Metode ini dipilih karena
merupakan salah satu metode yang mampu menghasilkan sediaan tablet yang baik
dan stabil serta tidak terlalu sulit untuk dilakukan.
Pembuatan granul dengan metode granulasi basah secara garis besar
dilakukan dengan mencampur zat aktif yang ada dengan bahan pembantu yang
lain serta dengan bahan pengikat yang telah dibuat mucilago atau disuspensikan
sampai terbentuk massa yang elastis. Setelah terbentuk massa yang elastis, massa
ini kemudian diayak dan dikeringkan. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi
konsentrasi air dalam serbuk.Granul yang kering kemudian diayak dengan ayakan
16 mesh. Hal ini untuk menghindari variasi ukuran granul yang besar dan kecil
sehingga diharapkan menghasilkan granul yang memiliki fluiditas yang baik yang
akan menjamin tercapainya keseragaman bobot tablet dengan bobot yang
seragam, sehingga dihasilkan tablet dengan kandungan zat aktif yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Pembuatan tablet parasetamol pada penelitian ini menggunakan 3 variasi
penambahan bahan penghancur secara intragranular dan ekstragranular dengan
perbandingan konsentrasi Formula I (100%:0%), Formula II (75%:25%) dan
Formula III (0%:100%). Dengan variasi penambahan bahan penghancur
dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan penggunaan amilum sebagai bahan
penghancur yang akhirnya dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh
penambahan bahan penghancur terhadap sifat fisis tablet parasetamol. Bahan yang
digunakan dalam formulasi tablet parasetamol ini yaitu parasetamol 300 mg
sebagai zat khasiat, amilum sebagai bahan penghancur kadar 10%, mucilago amili
kadar 10 % sebagai pengikat, laktosa sebagai pengisi, dan Mg stearat kadar 1%
sebagai lubrikan (Siregar dan Saleh, 2010). Rancangan tablet yang dibuat sebesar
570 mg/tablet.Jika dosis tablet dalam jumlah yang kecil, diperlukan pengisi dalam
jumlah besar. Jika jumlah dosisnya besar, diperlukan sedikit atau tidak perlu
pengisi, dan penambahan eksipien lain perlu dijaga dalam jumlah minimal untuk
menghindari terjadinya tablet yang lebih besar dari pada ukuran yang dapat
diterima (Siregar dan Saleh, 2010).
Dalam penelitian ini digunakan metode granulasi basah dan mucilago
amili sebagai pengikat, dengan kadar amilum dalam mucilago10%. Amilum
merupakan bahan pengikat golongan polimer alam. Zat pengikat ditambahkan ke
dalam formulasi tablet untuk menambah kohesifitas serbuk. Tergantung dari
jumlah panas yang digunakan, pati dapat terhidrolisasi menjadi dekstrin dan
glukosa.Banyak faktor yang mempengaruhi keefektifan suatu pengikat yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
konsentrasi, viskositas, sifat mekanik pengikat, sifat zat aktif dan eksipien lain
dalam formulasi (Siregar dan Saleh, 2010).
Amilum dapat digunakan sebagai pengisi, pengikat, dan penghancur
(Lachman dkk, 1994). Pengikat membentuk matriks internal, akibatnya kekuatan
granul dan kekuatan tablet meningkat jika konsentrasi pengikat meningkat dalam
suatu formulasi. Jika konsentrasi pengikat meningkat, kekuatan untuk
menghancurkan granul lebih besar (Siregar dan Saleh, 2010).Pengeringan granul
dilakukan dengan oven pada suhu 60°C selama 120 menit dimaksudkan untuk
mengurangi kandungan air dalam granul. Setelah diperoleh massa granul kering,
maka perlu dilakukan evaluasi terhadap granul kering yang didapat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
B. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul
Pemeriksaan sifat fisik granul dilakukan untuk mengetahui kualitas granul
yang dihasilkan.Dilakukan pada granul yang telah dikeringkan. Ini bertujuan
untuk mengetahui apakah granul yang akan dibuat tablet memenuhi persyaratan
sehingga diharapkan akan menghasilkan mutu tablet yang baik.
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul Tablet Parasetamol
Uji sifat fisik
serbuk
Sebelum + pelicin Sesudah + pelicin
F1 F2 F3 F1 F2 F3
Kecepa
tan Alir
(detik)
Rata-
rata
7,79 7,56 6,69 6,67 6,36 5,63
SD 0,02 0,13 0,17 0,57 0,57 0,57
Sudut
Diam
( 0 )
Rata-
rata
31,60 31,03 30,88 30,95 30,49 30,18
SD 0,39 0,05 0,25 0,11 0,28 0,7
Pengetap
an
(% )
Rata-
rata
- - - 9,67 8,67 7,67
SD - - - 5,77 5,77 5,77
Keterangan :
Formula 1 : Tablet parasetamol dengan bahan penghancur intragranular
Formula 2 : Tablet parasetamol dengan bahan penghancur kombinasi intragranular dan
ekstragranular
Formula 3 : Tablet parasetamol dengan bahan penghancur ekstragranular
1. Kecepatan Alir
Pemeriksaan kecepatan alir bertujuan untuk mengetahui bahwa
granul yang digunakan mempunyai sifat alir yang baik. Kecepatan alir
yang baik akan menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan terutama
terhadap keseragaman bobotnya. Faktor yang mempengaruhi sifat alir
granul yaitu bentuk dan ukuran partikel granul, distribusi ukuran partikel,
kekerasan permukaan, penurunan energi permukaan dan luas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
permukaan.Ukuran partikel makin kecil akan memperbesar daya kohesi
sehingga granul akan menggumpal dan menghambat kecepatan alirnya.
Namun data yang dihasilkan menunjukkan formula 3 memiliki kecepatan
alir yang paling cepat.Hal ini mungkin dikarenakan adanya bahan
penghancur yang ditambahkan secara ekstragranular berfungsi sebagai
glidant yang bekerja mengurangi gesekan antar partikel, sehingga granul
mudah mengalir dengan cepat.
Mekanisme kerja amilum sebagai bahan penghancur yaitu dengan
membentuk ikatan hidrogen saat pengempaan dan pecah atau
mengembang saat air masuk melaluipori (kapiler).Hasil pemeriksaan
waktu alir menunjukkan bahwa penggunaan bahan penghancur secara
intragranular dan ekstragranular menunjukkan bahwa waktu alir dari
ketiga formula baik, karena telah memenuhi persyaratan yaitu tidak lebih
dari 10 detik untuk 100 gram.Kecepatan alir tergolong baik jika
kecepatannya lebih dari 10 g/s (Siregar & Saleh, 2010).Ini membuktikan
bahwa interaksi bahan penghancur amilum secara intragranular dan
ekstragranular tidak memberikan gangguan waktu alir pada granul. Hasil
mendukung tercapainya keseragaman bobot ketika pencetakan tablet
sertahomogenitas tablet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar 1. Histogram Hubungan antara Formula dengan Kecepatan Alir
(Detik) Sebelum dan sesudah penambahan bahan pelicin
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui bahwa data
kecepatan alir sebelum dan sesudah diberi pelicin merupakan data
terdistribusi normal, sehingga dilanjutkan uji statistik ANOVA satu jalan
dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan pada semua formula, karena nilai signifikansi< 0,05 yaitu
sebesar 0,000baik untuk waktu alir sesudah diberi bahan pelicin.
Selanjutnya uji dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test yang menunjukkan
bahwa antar formula yang satu dengan yang lain terdapat perbedaan yang
signifikan. Dari Uji Post Hoc Test menunjukkan bahwa F2 dengan
F3danF1 dengan F3 terjadi perbedaan yang signifikan.Kecepatan alir
untuk F1 denagn F2 tidak signifikan, dikarenakan penambahan bahan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Ke
cep
atan
Alir
(d
eti
k)
sebelum + pelicin sesudah + pelicin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
penhhancur secara intragranular saja dan kombinasi intra-ekstragranular
tidak berpengaruh pada kecepatan alir.
Penambahan komponen pelicin dilakukan sesaat sebelum
pencetakan, karena jika ditambahkan sebelumnya dalam rentang waktu
yang lama atau melalui pengocokan yang terlalu lama, pelicin yang
bersifat hidrofob (Mg Stearat) akan menutupi seluruh permukaan granul
sehingga setelah dicetak dan dilakukan uji waktu hancur akan didapat
waktu yang terlalu lama karena granul yang telah menjadi tablet akan
semakin sulit untuk dibasahi (Siregar dan Saleh, 2010).
Konsentrasi optimum lubrikan yaitu 1% dari bobot kering
granul.Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2%. Jika terlalu
besar akan terjadi laminating. Fungsi lubrikan sebagai eksipien untuk
menghilangkan gesekan/friksi saat pengempaan dan penarikan tablet ke
luar cetakan. Metode penambahan lubrikan di akhir memberikan hasil
yang lebih baik terhadap kekerasan tablet dan kemudahannya untuk
dikeluarkan dibandingkan dengan metode penambahan lubrikan saat
dilakukan granulasi (Siregar dan Saleh, 2010).
2. Sudut Diam
Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan
partikel berbentuk kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granul
atau serbuk dituang ke dalam alat pengukur, besar kecilnya sudut diam
dipengaruhi oleh bentuk, ukuran kelembaban granul. Granul akan mudah
mengalir jika mempunyai sudut diam kurang dari 30° dan tidak lebih dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
40° (Banker and Anderson, 1986). Sudut diam granul dilakukan dengan
cara 100 gram granul dimasukkan ke dalam corong, massa yang jatuh akan
membentuk kerucut, lalu tinggi (h) dan jari-jari (r) kerucut diukur sehingga
mendapat nilai α (
).
Hasil perhitungan sudut diam formula 1, 2 dan 3, menunjukkan
hasil yang berbeda.Hal ini dikarenakan bentuk, ukuran, kelembaban dari
granul masing-masing formula yang berbeda. Dengan waktu alir yang
cepat, akan dihasilkan sudut diam yang kecil.Pada ketiga formula setelah
diberi bahan pelicin mengalami penurunan sudut diam yang menunjukkan
bahwa kemampuan alir granul lebih baik dibanding sebelum diberi bahan
pelicin. Hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan kriteria <40° yang
artinya mudah mengalir, sehingga granul tidak akan mengalami kesulitan
pada proses penabletan.
Gambar 2. Histogram Hubungan antara Formula dengan Sudut Diam(°)
Sebelum dan Sesudah penambahan bahan pelicin
29
29.5
30
30.5
31
31.5
32
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Sud
ut
Dia
m (°)
sebelum + pelicin sesudah + pelicin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Berdasarkan uji Kolmogorov-smirnov dapat diketahui bahwa data
sudut diam sebelum dan sesudah diberi pelicin merupakan data
terdistribusi normal, sehingga dilanjutkan uji statistik ANOVA satu jalan
dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan pada semua formula, karena nilai signifikansi < 0,05 yaitu
sebesar 0,038 untuk sudut diam sebelum diberi bahan pelicin dan 0,009
sesudah diberi bahan pelicin. Selanjutnya uji dilanjutkan dengan uji Post
Hoc Test yang menunjukkan bahwa antar formula yang satu dengan yang
lain terdapat perbedaan yang signifikan. Dari Uji Post Hoc Test
menunjukkan F1 dengan F2 dan F1 dengan F3terdapat perbedaan yang
signifikan baik yang sebelum maupun sesudah ditambah bahan pelicin.
3. Pengetapan
Uji pengetapan dilakukan untuk mengetahui sifat alir granul dengan
adanya ketukan.Pengujian dilakukan dengan mengamati pengurangan
volume yang dihasilkan akibat getaran mekanis dari granul dalam
volumenometer.Dari data tersebut maka dihitung harga indeks pengetapan.
Semakin kecil harga indeks pengetapan semakin baik sifat fisik massa
granul. Sifat fisik massa granul yang baik jika memiliki harga pengetapan
lebih kecil 20 % (Lachman et al., 1989). Besar kecilnya indeks pengetapan
sangat ditentukan oleh bagaimana campuran granul dalam mengisi ruang
antar partikel dan memampatkan lebih rapat saat terjadinya getaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
volumenometer. Indeks pengetapan dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain bentuk, kerapuhan dan distribusi ukuran partikel.
Dari data yang diperoleh seperti terlihat pada Tabel 2, secara
umum terdapat pengaruh signifikan antara penambahan bahan penghancur
dari ketiga formula dengan indeks pengetapan yang dihasilkan, yakni
semakin besar kadar bahan penghancur secara ektragranular indeks
pengetapan yang dihasilkan cenderung semakin kecil. Indeks pengetapan
yang dihasilkan tidak lebih dari 20% yaitu FI (9,67%), FII (7,67%), FIII
(8,67%).
Dengan dihasilkannya indeks pengetapan yang masih dibawah
20% yaitu formula I, II, III maka semua formula tersebut memenuhi
standart.Besarnya indeks pengetapan kemungkinan disebabkan oleh
bentuk granul. Granul memampat lebih rapat sehingga akan menaikkan
indeks pengetapan.
Gambar 3. Histogram Hubungan antara Formula dengan Pengetapan Granul
(%)
0
2
4
6
8
10
12
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Pe
nge
tap
an G
ran
ul (
%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Hasil uji statistik Anova satu jalan untuk indeks pengetapan dengan
taraf kepercayaan 95% dihasilkan nilai signifikasi 0,016<0,05 yang berarti
ada perbedaan yang signifikan dari ketiga formula tersebut.Dilanjutkan uji
Pos Hoc Test (LSD) yang menunjukkan bahwa perbandingan antara
formula 1 dengan formula 3terdapat perbedaan yang signifikan.
C. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet
Tablet yang sudah dikempa kemudian diuji sifat fisiknya.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah tablet yang dibuat
sudah mempunyai mutu yang baik dan memenuhi persyaratan.
Pemeriksaan sifat fisik tablet parasetamol meliputi keseragaman bobot,
kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur.
Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Parasetamol
Uji sifat fisik tablet Formula
F1 F2 F3
Keseragaman
bobot
(mg)
Rata-
rata
571,2 549,3 580,7
SD 4,58 3,54 2,61
CV (%) 0,8 0,64 0,45
Kekerasan (kg) Rata-
rata
6,85 5,31 4,68
SD 0,22 0,21 0,11
Kerapuhan (%) Rata-
rata
0,56 0,84 1,27
SD 0,13 0,55 0,29
Waktu hancur
(menit)
Rata-
rata
17,78 8,05 4,35
SD 0,39 0,34 0,51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
1. Keseragaman Bobot Tablet
Keseragaman bobot adalah faktor yang penting dalam suatu
proses produksi sediaan tablet, karena bobot yang sama diharapkan
intensitas dosis obat yang masuk kedalam tubuh juga sama, sehingga
akan berpengaruh pula terhadap keamanan terapi dari sediaan tablet
tersebut. Keseragaman bobot dipengaruhi sifat alir granul, sehingga
diharapkan granul dapat mengalir secara kontinyu dan seragam saat
pencetakan tablet. Hasil pemeriksaan keseragaman bobot tablet dapat
dilihat pada Tabel 5.
Hasil perhitungan keseragaman bobot tablet parasetamol
formula 1 rata-rata sebesar 571,2 mg, formula 2 rata-rata sebesar 549,3
mg,dan formula 3 rata-rata sebesar 580,7 mg.Ketiga formula tablet
tersebut telah memenuhi syarat uji keseragaman bobot menurut
Farmakope Indonesai edisi III yaitu untuk tablet lebih dari 300 mg
tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 5 % dan tidak
satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih besar dari 10%. Pada formula 1 perhitungan batas penyimpangan
5 % sebesar 542,64-599,76 mg dan batas penyimpangan 10% sebesar
514,08-628,32 mg. Pada formula 2 perhitungan batas penyimpangan 5
% sebesar 521,88-576,82 mg dan batas penyimpangan 10% sebesar
494,42-604,28 mg. Pada formula 3 perhitungan batas penyimpangan 5
% sebesar 551,66-609,73 mg dan batas penyimpangan 10% sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
522,63-638,77 mg perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 4.
Tablet yang baik mempunyai CV kurang dari 5% (Banker and
Anderson, 1994).Nilai CV tersebut menunjukkan keseragaman zat
aktif dalam tablet yang seragam, dipengaruhi oleh sifat alir yang baik
dengan sudut diam yang kecil. Hasil perhitungan CV formula 1
sebesar 0,8%, formula 2 sebesar 0,64% dan formula 3 sebesar 0,45%,
sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga formula memenuhi persyaratan
yang ditetapkan.
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa terdapat
hubungan antara waktu alir granul dan sudut diam terhadap CV
formula tablet, yakni semakin bagus sifat alir suatu granul maka sudut
diam yang dihasilkan semakin kecil sehingga keseragaman bobot yang
diperoleh menjadi lebih stabil, ditandai dengan harga CV yang
cenderung semakin kecil.
Gambar 4. Histogram Hubungan antara Formula dengan Keseragaman
Bobot (mg)
530
540
550
560
570
580
590
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Ke
sera
gam
an B
ob
ot
(mg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui bahwa
data keseragaman bobot merupakan data terdistribusi normal, sehingga
dilanjutkan uji homogenity dengan taraf kepercayaan 95%
menunjukkan homogen.Dan dilanjutkan uji Post Hoc Test
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara ketiga
formula.Hasil selengkapnya dilihat pada Lampiran 4.
2. Kekerasan Tablet
Uji kekerasan tablet ditetapkan untuk mengetahui keras atau
tahannya suatu tablet bila mengalami goncangan baik saat transportasi
maupun penyimpanan. Kekerasan tablet dipengaruhi antara lain oleh
sifat alir bahan, besarnya tekanan pada saat pengempaan dan sifat
bahan yang dikempa. Pada proses penabletan tekanan kompresi dibuat
sama, agar diperoleh tablet dengan hasil yang nantinya dapat dianalisis
ada tidaknya pengaruh terhadap sifat fisik tablet sesuai dengan karakter
bahan tambahan yang digunakan. Kekerasan tablet akan berpengaruh
terhadap kerapuhan, semakin keras tablet maka semakin rendah
kerapuhannya. Hasil pemeriksaan kekerasan tablet dapat dilihat pada
Tabel 5.
Hasil pengujian kekerasan tablet parasetamol dengan bahan
penghancur amilum formula 1 didapat rata-rata sebesar 6,85 kg,
formula 2 sebesar 5,31 mg, dan formula 3 sebesar 4,68 mg. Tekanan
komprimasi pada ketiga formula dibuat sama yaitu dengan cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
mengendalikan kedalaman punch atas. Ketiga formula tersebut dalam
industri farmasi telah memenuhi standar, yaitu tekanan minimum 4 kg
(Ansel, 1989).
Tablet dengan bahan penghancur amilum secara intragranular
memiliki kekerasan yang lebih tinggi.Hal ini dikarenakan partikel-
partikel bahan penghancur semakin merapat.Bahan penghancur secara
intragranular-ekstragranular memiliki kekerasan lebih rendah dari
formula 1, hal ini dikarenakan sebagian bahan penghancur secara
ektragranular dan intragranular.Sedangkan secara ekstragranular
memiliki kekerasan yang lebih rendah karena bahan penghancur yang
ditambahkan dapat menurunkan kekuatan dari bahan pengikat.
Gambar 5. Histogram Hubungan antara Formula dengan Kekerasan (Kg)
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui bahwa
data kekerasan tablet merupakan data terdistribusi normal, sehingga
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Ke
kera
san
(K
g)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
dilanjutkan uji homogenity dengan taraf kepercayaan 95%
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara ketiga
formula.Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
3. Kerapuhan Tablet
Uji kerapuhan dapat dijadikan sebagai indikator bahwa tablet
memiliki kekuatan mekanik yang cukup sehingga sampai pada tangan
konsumen dalam keadaan baik. Kerapuhan tablet merupakan salah satu
hal yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan tablet. Kerapuhan
dihubungkan dengan kekuatan fisik dari permukaan tablet. Kekerasan
tablet yang semakin besar umumnya mempunyai kerapuhan yang
kecil. Hasil pemeriksaan kerapuhan tablet dapat dilihat pada Tabel 5.
Hasil pengujian kerapuhan tablet parasetamol dengan bahan
penghancur amilum secara intragranular rata-rata sebesar 0,56%,
amilum secara intragranular-ekstragranular rata-rata sebesar
0,84%,sedangkan amilum secara ekstragranular rata-rata sebesar
1,27%. Pada formula 1 kerapuhan yang dihasilkan memenuhi standar,
kerapuhan yang diperoleh kecil karena kekerasannya besar.Tablet
formula 2 juga memenuhi standar karena nilai kekerasannya besar.
Kerapuhan tablet berbanding terbalik dengan kekerasan tablet.
Sedangkan pada formula 3 kerapuhan yang dihasilkan tidak memenuhi
standar, Hal ini mungkin dikarenakan bahan penghancur yang
ditambahkan secara ekstragranular mampu menurunkan kekuatan
bahan pengikat sehingga kekuatan mengikat granul kurang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
mengakibatkan kerapuhan tablet besar. Sehingga hasil pengujian
kerapuhan formula 1 dan 2 memenuhi standar, yaitu tidak lebih besar
dari 1 % (Banker dan Anderson, 1994).
Gambar 6. Histogram Hubungan antara Formula dengan Kerapuhan (%)
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui bahwa
data kerapuhan tablet merupakan data terdistribusi normal, sehingga
dilanjutkan uji statistik Anova satu jalan dengan taraf kepercayaan
95% menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada semua
formula, karena nilai signifikansinya< 0,05 yaitu 0,011. Selanjutnya
dilakukan uji Post Hoc Tests yang menunjukkan adanya perbedaan
signifikan antara formula 1 dengan formula 3.Hasil selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 6.
4. Waktu Hancur Tablet
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Ke
rap
uh
an (
%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Waktu hancur adalah waktu yang diperlukan tablet untuk
hancur menjadi partikel atau granul. Waktu hancur tablet dimaksudkan
agar komponen obat yang ada dalam tablet dapat larut dan mudah
diabsorbsi dalam saluran pencernaan, maka tablet harus melepaskan
obatnya ke dalam cairan tubuh. Tablet semakin cepat hancur dengan
bertambahnya jumlah bahan penghancur yang ditambahkan. Semakin
lambat tablet dalam mengabsorbsi air, semakin lama bahan penghancur
bekerja, sehingga semakin lama pula waktu hancur. Selain itu waktu
hancur berhubungan dengan kekerasan tablet, yaitu semakin keras
tablet maka semakin lama waktu hancur tablet. Hasil pemeriksaan
waktu hancur tablet dapat dilihat pada Tabel 5.
Hasil pengujian waktu hancur formula 1 didapat rata-rata 17,78
menit, formula 2 didapat rata-rata 8,05 menit, dan formula 3 didapat
rata-rata 4,35 menit. Formula 1 tidak memenuhi persyaratan karena
bahan penghancur yang ditambahkan secara intragranular bekerja
dengan menghancurkan tablet menjadi partikel penyusun, sehingga
waktu untuk menghancurkan tablet lama. Sedangkan pada formula 3
memiliki waktu hancur yang paling cepat karena tablet dihancurkan
menjadi granul. Dan pada formula 2 sebagian besar tablet hancur
menjadi partikel penyusun dan sebagian kecil hancur menjadi granul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Gambar 7. Histogram Hubungan antara Formula dengan Waktu Hancur
(Menit)
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui bahwa
data kerapuhan tablet merupakan data terdistribusi normal, sehingga
dilanjutkan uji statistik Anova satu jalan dengan taraf kepercayaan
95% menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada semua
formula, karena nilai signifikansinya < 0,05 yaitu 0,000. Selanjutnya
uji Post Hoc Tests yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan
antar formula.Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Wak
tu H
ancu
r (m
en
it)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penggunaan cara penambahan bahan penghancur secara intragranular,
ekstragranular dan kombinasi intragranular-ektragranular berpengaruh
terhadap sifat fisis tabletyaitu secara intragranular memiliki kekerasan
yang lebih tinggi dibandingkan ekstragranular dan kombinasi
intragranular-ekstragranular, sehingga kerapuhan tablet semakin
rendah dan waktu hancurnya tinggi.
2. Cara penambahan bahan penghancur secara kombinasi intragranular
dan ekstragranular pada formula 2 menghasilkan tablet dengan waktu
hancur yang paling efektif yaitu memenuhi semua syarat uji sifat fisis
tablet.
B. Saran
1. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut yaitu disolusi tablet menurut
Farmakope Indonesia edisi IV.
2. Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan bahan penghancur
lain .