museum dirgantara tni au

3
Museum Dirgantara TNI AU Museum ini menempati gedung di dalam kompleks TNI Angkatan Udara yang berlokasi di daerah Wonocatur sekitar 10 kilometer dari pusat kota Yogyakarta. Dalam museum ini, para pengunjung dapat menyaksikan pesawat-pesawat dan benda sejarah dalam perjuangan TNI Angkatan Udara, sejak perang kemerdekaan sampai saat ini. Selain itu bisa dilihat pula diorama dari satelit Palapa dan kapal ruang angkasa Challenger, yang mengorbitkan satelit tersebut. Para pengunjung bisa langsung ke tempat ini, dengan melaporkan kedatangannya kepada para petugas di tempat jaga. Waktu untuk berkunjung ke museum ini, hari Minggu s/d Kamis antara pukul 08.00-12.00 Hari Besar dan Senin tutup Museum ini banyak menampilkan sejarah kedirgantaraan bangsa Indonesia serta sejarah perkembangan angkatan udara RI pada khususnya. Selain terdapat diorama juga terdapat bermacam-macam jenis pesawat yang dipergunakan pada masa perjuangan. Beberapa model dari pesawat tersebut adalah milik tentara jepang yang digunakan oleh angkatan udara Indonesia Koleksi, Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala memamerkan benda-benda koleksi sejarah, antara lain : koleksi peninggalan para pahlawan udara, diorama, pesawat miniatur, pesawat terbang dari negara-negara Blok Barat dan Timur, senjata api, senjata tajam, mesin pesawat, radar, bom atau roket, parasut dan patung-patung tokoh TNI Angkatan Udara. Yogyakarta tidak hanya punya Malioboro. Sekali waktu, luangkan kesempatan mengunjungi Museum Dirgantara Mandala, di komplek Lanud Adisucipto. Di halaman museum, Angkasa tertegun sejenak. Pengebom Tu- 16 bukan kali pertama dilihat. Namuan rasa takjub akan pesawat ini tak pernah pupus dari tahun ke tahun. Beberapa waktu berselang (1-2 tahun lalu) ketika Angkasa melakukan kunjungan “bedol deso” ke Lanud Iswahjudi, kami pun pernah berlama-lama bermain di bawah ketiak pembom strategis AURI yang pernah sangat ditakuti di kawasan belahan Selatan era 1960-an ini. Ya, sekadar membahas

Upload: sagala-kenca-7629

Post on 24-Jun-2015

504 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Museum Dirgantara TNI AU

Museum Dirgantara TNI AU

Museum ini menempati gedung di dalam kompleks TNI Angkatan Udara yang berlokasi di daerah Wonocatur sekitar 10 kilometer dari pusat kota Yogyakarta.

Dalam museum ini, para pengunjung dapat menyaksikan pesawat-pesawat dan benda sejarah dalam perjuangan TNI Angkatan Udara, sejak perang kemerdekaan sampai saat ini. Selain itu bisa dilihat pula diorama dari satelit Palapa dan kapal ruang angkasa Challenger, yang mengorbitkan satelit tersebut.

Para pengunjung bisa langsung ke tempat ini, dengan melaporkan kedatangannya kepada para petugas di tempat jaga. Waktu untuk berkunjung ke museum ini, hari Minggu s/d Kamis antara pukul 08.00-12.00 Hari Besar dan Senin tutup

Museum ini banyak menampilkan sejarah kedirgantaraan bangsa Indonesia serta sejarah perkembangan angkatan udara RI pada khususnya. Selain terdapat dioramajuga terdapat bermacam-macam jenis pesawat yang dipergunakan pada masa perjuangan. Beberapa model dari pesawat tersebut adalah milik tentara jepang yang digunakan oleh angkatan udara Indonesia

Koleksi, Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala memamerkan benda-benda koleksi sejarah, antara lain : koleksi peninggalan para pahlawan udara, diorama, pesawat miniatur, pesawat terbang dari negara-negara Blok Barat dan Timur, senjata api, senjata tajam, mesin pesawat, radar, bom atau roket, parasut dan patung-patung tokoh TNI Angkatan Udara.

Yogyakarta tidak hanya punya Malioboro. Sekali waktu, luangkan kesempatan mengunjungi Museum Dirgantara Mandala, di komplek Lanud Adisucipto.

Di halaman museum, Angkasa tertegun sejenak. Pengebom Tu-16 bukan kali pertama dilihat. Namuan rasa takjub akan pesawat ini tak pernah pupus dari tahun ke tahun. Beberapa waktu berselang (1-2 tahun lalu) ketika Angkasa melakukan kunjungan “bedol deso” ke Lanud Iswahjudi, kami pun pernah berlama-lama bermain di bawah ketiak pembom strategis AURI yang pernah sangat ditakuti di kawasan belahan Selatan era 1960-an ini. Ya, sekadar membahas ulang cerita-cerita yang pernah dituturkan sesepuh AURI, dari mulai kedatangannya tahun 1961 hingga operasi yang pernah dilakoninya antara lain Operasi Trikora (1961-1963) dan Dwikora (1964).

Bermain imajinasi

Berkunjung ke MDMterasa diajak untuk melambungkan imajinasi pada kekuatan AURI tempo doeloe. Menurut Kepala Museum Letkol Sus Djoko Purnomo yang mendampingi Angkasa, di museum ini terdapat sekitar 40-an jenis pesawat beserta alutsista yang pernah digunakan AURI pada era 1945 hingga 1970-an. “Jumlah ini belum total karena baru sekitar 60-an persen dari sekitar 74 jenis pesawat yang pernah digunakan TNI AU,” ujar Djoko yang tengah mengajukan permohonan untuk memiliki OV-10 Bronco dan A-4 Skyhawk yang sudah tidak digunakan.

Selain Tu-16, di pelataran museum masih terlihat dua peninggalan pesawat lainnya, yakni PBY-5A Catalina dan UF 1 Albatros IR-0117. Catalina buatan AS masuk ke jajaran Skadron V Lanud Abdulrachman Saleh tahun 1950. AURI mendapatkan delapan Catalina bekas pakai AU Hindia Belanda sebagai realisasi Konferensi Meja Bundar, 1949.

Page 2: Museum Dirgantara TNI AU

Sementara Albatros, pesawat amfibi angkut sedang buatan AS juga masuk ke dalam jajaran Skadron V Intai Laut AURI Lanud Abdulrachman Saleh tahun 1955. AURI membeli sebanyak delapan pesawat dari AS.

Selain ketiga pesawat, di halaman masih ditempatkan rudal pertahanan udara (hanud) jarak sedang SA-75 buatan Soviet. Antara 1962-1979 alutsista ini digunakan untuk pertahanan ibukota dari ancaman asing, sebelum akhirnya pada 1984 diboyong ke MDM.

Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala” memiliki koleksi meliputi beragam foto, panji-panji, diorama, pakaian dinas, pesawat terbang, senjata, prasasti, patung, lukisan, tanda kehormatan serta koleksi buku. Pesawat yang menjadi koleksi museum ini diantaranya adalah pesawat terbang dari bahan aluminium hasil produksi pertama yang dibuat tahun 1948 di Maospati, Madiun oleh Nurtanio dan replika Pesawat Dakota VT-CLA milik perusahaan penerbangan India yang ditembak jatuh di daerah Ngotho, Bantul oleh Belanda ketika hendak mendarat di Maguwo Yogyakarta.

Museun Dirgantara Mandala dibuka untuk umum pada setiap hari pukul 08.30 – 14.30. Fasilitas pendukung yang terdapat di museum Dirgantara Mandala adalah perpustakaan, auditorium, tempat parkir, musholla dan toilet.

Museum ini berisi segala sesuatu tentang pesawat terbang. Disini kita dapat melihat semua jenis pesawat terbang yang pernah ada dari jaman dahulu sampai sekarang. Kita dapat melihat pula pesawat-pesawat yang pernah digunakan sewaktu zaman perang, pesawat-peswat tersebut ada yang masih utuh dan ada pula yang tidak. Semua yang ada dimuseum ini sangat menarik karena menambah wawasan kita.

KETIKA memasuki museum Dirgantara Mandala, Yogyakarta yang terletak di dalam komplek AURI, kita akan disambut empat pesawat tempur dan satu unit rudal pertahanan udara buatan Uni Soviet. Rudal ini berdaya ledak mencapai radius 600 meter yang berada di beberapa sudut halaman museum yang rimbun dengan pepohonan.

Di bagian dalam, sedikitnya 36 pesawat tempur milik angkatan udara, mulai jenis cureng yang terbang pertama kali 27 Oktober 1945, pemburu P-51 Mustang dan bomber B-25 buatan Amerika Serikat, jenis MIG 15, 17, 19. Juga 21 buatan Uni Soviet, radar, jet kargo pemberian dari Presiden Amerika Serikat untuk Presiden RI I Soekarno. Bangkai pesawat angkut PT CLA yang jatuh tertembak pesawat Belanda saat membawa bantuan obat-obatan dari Singapura untuk Palang Merah Indonesia, 29 Juni 1947 di Lapangan Terbang Maguwo (Lanud Adi Sucipto) juga ada.