museum pusat tni au dirgantara mandala sebagai salah satu tempat upaya pengabadian dan...
TRANSCRIPT
BAB II
ISI
2.1 Ciri-ciri dan Keunikan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Ciri-ciri Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala adalah koleksi di
Museum ini sebagian besar memuat koleksi pesawat terbang yang pernah
digunakan TNI AU, bahkan negara yang pernah memproduksi atau
menggunakannya saat ini tidak memiliki lagi. Keunikan dari Museum Pusat TNI
AU Dirgantara Mandala adalah memiliki pesawat-pesawat yang berasal dari
negara-negara timur dan barat, yang museum-museum negara lain di dunia tidak
memiliki keunikan ini.
2.2 Koleksi Ruang Utama dan Ruang Diorama Museum Pusat TNI AU
Dirgantara Mandala
2.2.1 Koleksi Ruang Utama
2.2.1.1 Patung Empat Pahlawan Nasional Perintis TNI AU
Di ruang utama Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala terdapat
patung empat Pahlawan Nasional Perintis TNI AU diantaranya:
1) Marsekal Muda TNI Anumerta Agustinus Adisutjipto;
2) Marsekal Muda TNI Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh;
3) Marsekal Muda TNI Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma;
4) Marsekal Pertama TNI Anumerta Iswahyudi.
8
9
2.2.1.2 Beberapa Foto Mantan Pemimpin TNI AU
Beberapa foto mantan pemimpin TNI AU yang dikoleksi di ruang utama
Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala diantaranya:
1) Laksamana Udara Suryadi Suryadarma (Kepala Staf TRI AU Tahun 1946-
1962);
2) Laksamana Muda Udara Omar Dani (Menteri/Panglima AU Tahun 1962-
1965);
3) Laksamana Muda Udara Sri Muljono Herlambang (Menteri Panglima AU
Tahun 1965-1966);
4) Laksamana Udara Roesmin Nurjadin (Menteri Panglima AU Tahun 1966-
1969);
5) Marsekal TNI Suwoto Sukendar (Kepala Staf TNI AU Tahun 1969-1973);
6) Marsekal TNI Saleh Basarah (Kepala Staf TNI AU Tahun 1973-1977);
7) Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi (Kepala Staf TNI AU Tahun 1977-1983);
8) Marsekal TNI Sukardi (Kepala Staf TNI AU Tahun 1983-1986);
9) Marsekal TNI Utomo (Kepala Staf TNI AU Tahun 1986-1990);
10) Marsekal TNI Siboen (Kepala Staf TNI AU Tahun 1990-1993);
11) Marsekal TNI Rilo Pambudi (Kepala Staf TNI AU Tahun 1993-1996);
12) Marsekal TNI Sutria Tubagus (Kepala Staf TNI AU Tahun 1996-1999).
2.2.1.3 Lambang-lambang
Beberapa Lambang-lambang yang dikoleksi di ruang utama Museum
Pusat TNI AU Dirgantara Mandala diantaranya:
1) Swa Bhuwana Paksa adalah lambang TNI AU, yang artinya Sayap Tanah Air;
10
2) Panji-panji TNI AU diresmikan oleh Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan
Perang pada tanggal 5 Oktober 1952 bersama-sama dengan Panji-panji TNI
Angkatan Darat dan Panji-panji TNI Angkatan Laut dalam suatu upacara
militer di Jakarta;
3) Pataka Komando Operasi TNI AU (Koopsau)
Motto: Abhibuti Antarikshe
Artinya: Keunggulan di udara adalah tujuan utama;
4) Pataka Komando Panduan Tempur Udara (Kopatdara)
Motto: Nitya Samakta Maawarti Surwabaya
Artinya: Senantiasa siaga bertindak terhadap segala ancaman bahaya;
5) Pataka Komando Pertahanan Udara (Kohanud)
Motto: Suraksita Nabhastala
Artinya: Udara yang dipertahankan dengan baik.
2.2.2 Koleksi Ruang Diorama
Di ruang Diorama kita dapat menyaksikan beberapa peristiwa bersejarah
yang digambarkan dengan miniatur-miniatur juga disertai penjelasan otomatis
yang direkam pada diorama tersebut.
2.2.2.1 Serangan Udara Pertama dan Penembakan VT-CLA
Penggambaran dari serangan udara pertama AURI terhadap kedudukan
Belanda. Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan serangan serentak di
seluruh wilayah kekuasaaan RI yang dikenal sebagai Agresi I. Dalam kesempatan
itu hampir seluruh Pangkalan Udara RI menjadi sasaran, termasuk Pangkalan
Udara Maguwo yang diketahui sebagai pusat kekuatan udara RI waktu itu, namun
11
demikian serangan udara Belanda atas Pangkalan Udara Maguwo mengalami
kegagalan karena kabut tebal menutupi Maguwo.
Waktu itu Kasau Komodor S. Suryadarma bersama Perwira Operasi
Komodor Muda Halim Perdanakusuma segera merencanakan operasi udara,
dengan perhitungan matang para senior, akhirnya tugas mulia untuk melakukan
serangan udara itu dipercayakan kepada Kadet Penerbangan.
Pada tanggal 29 Juli 1947 kurang lebih pukul 05.00 pagi tiga buah pesawat
terbang TNI AU berturut-turut meninggalkan Pangkalan Udara Maguwo menuju
ke sasaran. Sebuah pesawat Guntai yang dipersenjatai tiga buah senapan mesin
dan 400 kg bom dengan penerbang Kadet Udara Mulyono bersama Penembak
Udara Abdulrachman melaksanakan penyerangan ke Semarang. Menyusul sebuah
pesawat Cureng yang dibekali bom-bom bakar dengan Penerbang Kadet Sutardjo
Sigit beserta penembak udara Sutardjo melakukan serangan ke kota Salatiga.
Pesawat Cureng lainnya dengan persenjataan yang sama dengan Penerbang Kadet
Udara Suharmoko Harbani beserta penembak udara Kaput melaksanakan
serangan ke kota Ambarawa.
Serangan yang terjadi pada tanggal 29 Juli 1947 merupakan serangan
AURI yang pertama, dimana Agustinus Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh
gugur. Dari semua awak pesawat dan penumpang hanya seorang yang selamat
yaitu A.Gani Handonotjokro, korban lain yang gugur diantaranya:
1) Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto;
2) Komodor Muda Udara Prof. Abdulrachman Saleh;
3) Opsir Muda Udara I Adisumarno Wiryokusumo;
12
4) Ex Wing Commander Alexander Noel Constatine (Australia);
5) Ex Squadron Leader Roy Huzelhurst (Inggris);
6) Bhida Ram (India);
7) Zainal Arifin (Indonesia).
Peristiwa gugurnya para perintis dan tokoh AU tersebut mula-mula
diresmikan dan diperingati sebagai Hari Berkabung dan sejak tahun 1962
ditetapkan menjadi Hari Bakti TNI AU dan tanggal 29 Juli diperingati secara
tradisional dipusatkan di Lanud Adisutjipto.
2.2.2.2 Peristiwa 19 Desember 1948
Penggambaran peristiwa pada tanggal 19 Desember 1948 terjadi
pertempuran yang heroik di Pangkalan Udara Maguwo. Pasukan kerajaan Belanda
yang terdiri dari sejumlah Pesawat Tempur, Pasukan Komando dan Korp Pasukan
Khusus menyerang, merebut, dan menguasai Pangkalan Udara Maguwo
Yogyakarta. Angkatan Udara Belanda mengerahkan:
1) 9 buah Pesawat Tempur P-40 Kitty Hawk;
2) 5 buah Pesawat Tempur P-51 Mustang;
3) 17 buah Pesawat Angkut C-47 Dakota.
Prajurit AURI di bawah pimpinan Kadet Kasmiran melawan pasukan
Belanda yang lebih lengkap persenjataan maupun kemampuannya. Kadet
Kasmiran bersama dengan anak buahnya bertempur habis-habisan, sampai titik
darah penghabisan. Dalam peristiwa ini seluruh anggota pasukan pertahanan
Pangkalan kurang lebih 70 orang gugur. Untuk mengenang peristiwa itu
diungkapkan fakta-fakta sejarah dalam kisah pertempuran Maguwo.
13
2.2.2.3 Ruang Diorama Palapa
Ruang Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa diresmikan
oleh Bapak Menparpostel A. Tahir pada tanggal 27 September 1986. Diorama
SKSD Palapa ini terdiri dari 5 buah Vitrine berukuran 1,5 m x 3 m x 3,5 m.
Sebuah Vitrine tersebut sebagai ruang antariksa berbentuk 1/2 lingkaran bergaris
tengah 6 m. Diorama tersebut disusun berdasarkan urutan kronologis peristiwa-
peristiwa penggunaan Satelit Palapa yang bersejarah. Setiap Vitrine merupakan
Diorama yang dibuat dari bahan fiberglass yang dilukis sesuai dengan temanya.
Di tengah ruangan terletak prasasti berupa tanda peresmian dan prasasti Sumpah
Mahapatih Gadjah Mada.
2.2.2.4 Sekolah Penerbangan Lanjutan di PAU Andir Tahun 1950 – 1953
Sekolah Penerbangan Lanjutan (SPL) di Pangkalan Angkatan Udara Andir
Untuk pertama kali Sekolah Penerbangan Lanjutan pada bulan Maret 1950
menyelenggarakan ADVANCED TRAINING bagi penerbang-penerbang yang
sudah ada yaitu Exs Sekbang I Maguwo dan Sekbang II India yang mendapat
pendidikan sebagai penerbang sipil.
Angkatan pertama dimulai tahun 1950 dan selesai tahun 1951, bersamaan
dengan selesainya angkatan pertama datanglah Sekbang III yang dididik di
Amerika Serikat untuk memenuhi syarat sebagai penerbang militer. Para
penerbang yang dididik di AS untuk memenuhi syarat sebagai penerbang militer.
Para penerbang yang dididik di AS ini diberi refreshing course di SPL yang
disebut ADVANCED REFRESHING COURSE.
14
2.3 Riwayat Singkat Para Perintis TNI AU
2.3.1 Laksamana Anumerta R. Suryadi Suryadarma
R. Suryadi Suryadarma dilahirkan di Banyuwangi (Jawa Timur) pada
tanggal 6 Desember 1912. Pendidikan militernya mula-mula lulus Koninklijk
Militaire Academie di Breda, pada tahun 1934. Kemudian pada tahun 1939 lulus
Sekolah Navigator (Waarnemer School) di Kalijati.
Setelah diresmikannya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5
Oktober 1945, beliau ditugasi pemerintah RI untuk membentuk kekuatan udara,
pada tanggal 10 Desember 1945 diangkat sebagai Kepala Bagian Penerbangan
pada Markas Besar Oemoem Tentara Keamanan Rakyat di Yogyakarta. Dalam
perkembangan organisasi, maka TKR Bagian Penerbangan menjadi TKR Jawatan
Penerbangan. Kemudian sejak tanggal 9 April 1946 beliau diangkat sebagai
Kepala Staf Tentara Republik Indonesia Angkatan udara Berdasarkan Penetapan
Pemerintah Nomor 6/ SD Tahun 1946.
Jabatan lain yang pernah dipangkunya antara lain anggota POPDA (1946),
KSAP (27-2-1948 s/d 1-10-1948), Penasehat Ahli Penerbangan dalam KMB
(1949), Menteri/Penasehat Presiden RI (1962). Wafat pada tanggal 16 Agustus
1975 di Jakarta, sedang namanya diabadikan untuk Ruang Operasi di Mabesau
dan Markas Komando dalam jajaran TNI AU.
2.3.2 Marsekal Muda TNI Anumerta Agustinus Adisutjipto
Agustinus Adisutjipto dilahirkan pada tanggal 3 Juli 1916. Pendidikan
militer yang pernah diikutinya ialah Sekolah Penerbangan (Vliegschool) di
Kalijati.
15
Prestasi selama di TNI AU diantaranya:
1) Tanggal 27 Oktober 1945 untuk pertama kalinya berhasil menerbangkan
pesawat Cureng yang beridentitas Merah Putih di Yogyakarta;
2) Tanggal 15 Nopember 1945 atas prakarsanya didirikan Sekolah Penerbangan
di Pangkalan Udara Maguwo;
3) Pada tanggal 9 April 1946 menjabat sebagai Wakil Kepala Staf II TRI-AU
dengan pangkat Komodor Muda Udara;
4) Pada tanggal 23 April 1946 bersama Opsir Udara Imam Suwangso
Wiryosaputro dan Opsir II Iswahyudi masing-masing dengan pesawat Cukiu
mendarat di Lapangan Terbang Kemayoran dalam rangka membawa Delegasi
RI KASAU Komodor Udara R.S. Suryadarma dan Jendral Mayor Sudibyo
untuk perundingan dengan Sekutu dalam rangka tugas pangangkutan Tentara
Jepang dan APWI pulang ke negaranya masing-masing;
5) Sewaktu tugas di India dan Pakistan dalam perjalanan kembali ke Tanah Air
tanggal 29 Juli 1947 gugur bersama Dakota VT-CLA akibat ditembak pesawat
Kittyhawk Belanda yang mengangkut sumbangan obat-obatan untuk Palang
Merah Indonesia.
Atas jasa-jasanya, Agustinus Adisutjipto diangkat sebagai Pahlawan
Nasional dengan pangkat Marsekal Muda TNI Anumerta dan namanya diabadikan
untuk Pengkalan Udara Maguwo Yogyakarta.
2.3.3 Marsekal Muda TNI Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh
Abdulrachman Saleh dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Juli 1909.
Setelah memperoleh gelar Dokter, lalu memperdalam Studi Ilmu Faal, bahkan
16
berhasil mendirikan bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Atas jasa-jasanya ia diangkat sebagai bapak Ilmu Faal. Pada tahun 1945 termasuk
salah seorang perintis RRI dan siaran Radio Indonesia Merdeka untuk
memperkenalkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Luar Negeri. Pada saat
pertumbuhan Angkatan Udara RI, Abdulrachman Saleh mengalihkan perhatian di
bidang penerbangan.
Prestasi selama di TNI AU diantaranya:
1) Mampu menerbangkan pesawat-pesawat peninggalan Jepang;
2) Sebagai Instruktur pada Sekolah Penerbangan di Maguwo;
3) Tahun 1946 menjabat Komando Pangkalan Udara Bugis (Malang) merangkap
Komando Radio Pangkalan Udara Maospati (Madiun);
4) Mendirikan Sekolah Radio Telegrafis Udara di Malang dan Sekolah Teknik
Udara di Madiun;
5) Sewaktu tugas ke India dan Pakistan dalam rangka perjalanan pulang tanggal
29 Juli 1947 gugur bersama pesawat Dakota C-47 VT-CLA yang
ditumpanginya akibat ditembak jatuh pesawat Kittyhawk Belanda.
Atas jasa-jasanya Prof. Abdulrachman Saleh diangkat sebagai Pahlawan
Nasional dengan pangkat Marsekal Muda TNI Anumerta dan namanya diabadikan
untuk Pengkalan Udara Bugis (Malang).
2.3.4 Marsekal Muda TNI Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma
Abdul Halim Perdanakusuma dilahirkan di Sampang Madura pada tanggal
18 Nopember 1922. Ketika Perang Dunia II pemuda Halim Perdanakusuma
dikenakan wajib Militer AL Belanda. Ketika Jepang masuk ke Indonesia ia ke
17
Inggris dan mengikuti pendidikan sebagai Navigator pada Royal Canadian Air
Force. Selama Perang Dunia II beliau melakukan operasi penerbangan di Eropa,
setelah perang berakhir pada pertengahan Agustus 1945 kembali ke Tanah Air dan
kemudian ikut membangun AURI.
Prestasi selama di TNI AU diantaranya:
1) Tahun 1946 melakukan penerbangan dari Maguwo ke Madura dengan pesawat
Cureng dan mengadakan pendaratan darurat di lapangan Tambak;
2) Sebagai Perwira Operasi menyiapkan Rencana Operasi Pemboman Semarang,
Salatiga dan Ambarawa dengan dua buah pesawat Cureng dan sebuah Guntai
pada tanggal 29 Juli 1947;
3) Merintis dan membangun AURI di Sumatera;
4) Beberapa kali melaksanakan penerbangan ke luar negeri;
5) Tanggal 14 Desember 1947 dalam perjalanan pulang dari Bangkok ke
Indonesia gugur bersama pesawat Avro Anson RI-003 yang ditumpanginya di
Tanjung Hantu, Malaya.
Atas jasa-jasanya Abdul Halim Perdanakusuma diangkat sebagai
Pahlawan Nasional dengan pangkat Marsekal Muda TNI Anumerta dan namanya
diabadikan untuk Pangkalan Udara Cililitan (Jakarta).
2.3.5 Marsekal Pertama TNI Anumerta Iswahyudi
Iswahyudi dilahirkan di Surabaya pada tanggal 15 Juli 1918. Pada masa
penjajahan Belanda mengikuti pendidikan Asirant Officier Kortverband Vliger di
Pangkalan Udara Kalijati.
18
Prestasi selama TNI AU diantaranya:
1) Sebagai Instruktur Penerbangan pada Sekolah Penerbangan di Maguwo
dengan pangkat Opsir Udara II;
2) Tanggal 23 April 1946 melakukan penerbangan dengan pesawat Cukiu dari
Maguwo ke Jakarta, Gorda, Banten, Teluk Betung dan Branti (Sumatera
Selatan);
3) Tanggal 10 Juli 1946 melakukan penerbangan dengan pesawat Cureng di
Maguwo ke Tasikmalaya;
4) Tahun 1946 menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Bukittinggi,
membentuk dan membina organisasi AURI di Sumatera;
5) Tahun 1947 bertugas ke Luar Negeri dan tanggal 14 Desember 1947 dalam
perjalanan pulang dari Bangkok ke Indonesia gugur bersama pesawat Avro
Anson RI-003 di Tanjung Hantu Malaya.
Atas jasa-jasanya Iswahyudi diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan
pangkat Marsekal Pertama TNI Anumerta dan namanya diabadikan untuk
Pangkalan Udara Maospati (Madiun).
2.4 Beberapa koleksi Pesawat yang ada Di Ruang Alutsista
1) Auster Mark II
Negara asal
Jenis
Panjang sayap
Panjang badan
:
:
:
:
Inggris
Pesawat Pengintai Darat
11 m
7,1 m
19
Berat kosong
Kecepatan Max
Jarak terbang
Akomodasi
Diabadikan
:
:
:
:
:
772 kg
202 km/jam
342 km/jam
1 Awak Pesawat
1987
2) C-47 Dakota
Negara asal
Jenis
Panjang sayap
Panjang badan
Berat kosong
Kecepatan Max
Jarak terbang
Akomodasi
Diabadikan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Amerika Serikat
Angkutan Ringan
29 m
19,5 m
8.200 kg
256 km/jam
2.400 km/jam
5 Awak Pesawat dan 27 Penumpang
1964
3) DH-115 Vampire
Negara asal
Jenis
Panjang sayap
Panjang pesawat
Kecepatan Max
Tinggi terbang
Berat kosong
Persenjataan
:
:
:
:
:
:
:
:
Inggris
Pesawat Latih Jet
11,6 m
10,5 m
885 km/jam
12.200 m
5.060 kg
4 buah Cannon 20 mm, dapat dipersenjatai pula dengan
Roket dan Bom
20
4) F-28 Avon Sabre
Negara asal
Jenis
Panjang sayap
Panjang pesawat
Kecepatan Max
Tinggi terbang
Persenjataan
Akomodasi
Diabadiakan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Australia
Buru Sergap
11,3 m
11,45 m
700 mph (1.125 km/jam)
45.000 ft (19.725 m)
2 Cannon Aden 30 mm, 2 bom 1.000 lbs atau 24 roket,
atau 3 peluru kendali udara ke udara
1 Awak Pesawat
1981
5) L-24 Dolphine
Negara asal
Jenis
Panjang sayap
Panjang pesawat
Berat kosong
Kec. jelajah
Akomodasi
Diabadiakan
:
:
:
:
:
:
:
:
Chekoslowakia
Pesawat Latih Lanjut
10,3 m
10,8 m
2.364 kg/max 3.535 kg
590 km/jam
2 Awak Pesawat
1984
6) LA-11 Lavochikin
Negara asal
Jenis
Panjang sayap
Panjang pesawat
:
:
:
:
Uni Soviet
Pesawat Buru Sergap
9,94 m
8,70 m
21
Berat Max
Kecepatan
Persenjataan
Jarak tembak
Akomodasi
Diabadiakan
:
:
:
:
:
:
3.996 kg
660 km/jam
3 Cannon NS-23
2.550 km
1 Awak Pesawat
1986
7) MIG-17
Negara asal
Jenis
Panjang sayap
Panjang pesawat
Berat kosong
Kecepatan Max
Tinggi terbang
Persenjataan
Akomodasi
Diabadiakan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Uni Soviet
Pesawat Tempur
10,56 m
11,09 m
4.470 kg/max 7.030 kg
1.140 km/jam
17.530 m
3 senjata 23 mm, bom, roket 500 kg
1 Awak Pesawat
1984
8) Mitsubishi A6M5 Zero Sen
Negara asal
Jenis
Panjang sayap
Panjang badan
Berat kosong
Kecepatan Max
Jarak terbang
:
:
:
:
:
:
:
Jepang
Pemburu Taktis
1938
11 m
9,06 m
2.744 m
570 km/jam
22
Akomodasi
Diabadiakan
:
:
1 Awak Pesawat
1984
9) Radar Darat Naysa
Negara asal
Tahun pembuatan
a. Type
Berat
Kegunaan
Kemampuan
b. Type
Berat
Kegunaan
Kemampuan
c. Type
Berat
Kegunaan
Kemampuan
Diabadikan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Polandia
1960
Nysa C/Tx Cabin
10 Ton
Pengamatan Dini
Max jarak 400 km
Nysa B/Tx Cabin
8 Ton
Pengamatan Ketinggian
Pada jarak 300 km/ketinggian max 15 km
Indikator
7 Ton
Layar penampilan jarak dan ketinggian
3 unit layar penampilan
1978
10) Replika Pesawat Terbang RI-X (Tergantung)
Negara asal
Jenis pesawat
Buatan tahun
Type
Motor
:
:
:
:
:
Indonesia
Pesawat O-R
1948
Pesawat terbang ringan bermotor tunggal dengan
tempat duduk tunggal dan sayap 2 bagian (parabol)
Harley Davidson 2 silinder model tahun 1925, 20/15
23
Ukuran
Berat
Prestasi
Diabadikan
:
:
:
:
daya kuda
Panjang sayap 9,00 m
Panjang badan 5,05 m
Tinggi 2,40 m
263 kg
Kecepatan jelajah 85 km/jam
1980