mumps

10
MUMPS I. Pendahuluan Gondong adalah penyakit virus yang akut. 1 Penyakit Gondong atau dalam dunia kedokteran dikenal sebagai parotitis atau Mumps adalah suatu penyakit menular dimana seseorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah. 2 Parotitis dan orchitis telah disebutkan oleh hipocrates pada abad ke-5 sebelum masehi. Pada tahun 1934, Johnson dan Goodpasture telah menunjukkan bahwa gondok bisa ditularkan dari orang yang terinfeksi ke rhesus monyet dan menunjukkan bahwa gondok ini disebabkan oleh sebuah agen yang ada dalam air liur. Agen ini kemudian terbukti sebagai virus. 1 Parotitis epedemika adalah penyakit virus menyeluruh, akut, yang kelenjar ludahnya membesar nyeri, terutama kelenjar parotis, merupakan tanda-tanda yang biasa ada. 3 II. Definisi Gondong adalah penyakit virus akut dan menular yang ditandai oleh pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis. 4 Virus parotitis merupakan kelompok Paramyxovirus, 1

Upload: ira-hugo

Post on 13-Aug-2015

24 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mumps

MUMPS

I. Pendahuluan

Gondong adalah penyakit virus yang akut.1 Penyakit Gondong atau dalam dunia

kedokteran dikenal sebagai parotitis atau Mumps adalah suatu penyakit menular dimana

seseorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar

parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher

bagian atas atau pipi bagian bawah.2 Parotitis dan orchitis telah disebutkan oleh hipocrates

pada abad ke-5 sebelum masehi. Pada tahun 1934, Johnson dan Goodpasture telah

menunjukkan bahwa gondok bisa ditularkan dari orang yang terinfeksi ke rhesus monyet dan

menunjukkan bahwa gondok ini disebabkan oleh sebuah agen yang ada dalam air liur. Agen

ini kemudian terbukti sebagai virus. 1 Parotitis epedemika adalah penyakit virus menyeluruh,

akut, yang kelenjar ludahnya membesar nyeri, terutama kelenjar parotis, merupakan tanda-

tanda yang biasa ada.3

II. Definisi

Gondong adalah penyakit virus akut dan menular yang ditandai oleh pembesaran

kelenjar ludah terutama kelenjar parotis.4 Virus parotitis merupakan kelompok

Paramyxovirus, suatu virus RNA tunggal yang terbungkus dalam selubung protein dan lemak

yang memiliki zat hemaglutinasi neuroaminidase dan hemolisis, rusak pada pemanasan

sampai 560 C selama 20 menit. 4

Gambar 1: kelenjar parotis

1

Page 2: Mumps

III. Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967, parotitis epidemika merupakan

penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak. Insidens pada umur <15 tahun 85%

dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun. Setelah ditemukan vaksin parotitis,

kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang. Di negara barat seperti Amerika dan

Inggris, rata-rata didapat kurang dari 1.000 kasus per tahun. Demikian pula insidens parotitis

bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta menyebabkan kejadian luar biasa di tempat

kuliah atau tempat kerja. Di Indonesia, tidak didapatkan adanya data mengenai insidens

terjadinya parotitis epidemika.5 Penyakit tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara

endemik atau epidemik.6 Penyakit Mumps atau penyakit gondong  telah dilaporkan hampir di

seluruh belahan dunia, demikian juga di Indonesia resiko anak terkena gondok mungkin

masih tinggi. Gondong masih endemik di banyak negara di seluruh dunia, sedangkan vaksin

MMR digunakan hanya 57% dari negara-negara yang menjadi anggota Organisasi Kesehatan

Dunia, terutama di Negara-negara maju. Dalam Inggris dan Wales, sebuah epidemi gondok

yang dimulai pada 2005, telah dilaporkan  56.390 kasus kematian.2

Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak yang berumur 2-14 tahun.

Peningkatan kasus yang besar biasanya didahului pada penularan di tempat sekolah.  Bayi

sampai umur 6 – 8 bulan tidak dapat terjangkit parotits epidemika karena dilindungi oleh anti

bodi yang dialirkan secara transplasental dari ibunya. Insiden tertinggi pada umur antara 5

sampai 9 tahun, kemudian diikuti antara umur 1 sampai 4 tahun, kemudian umur antara 10

sampai 14 tahun. 6 Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem

saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya.2 Penyebaran virus terjadi dengan

kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah, mungkin dengan urin. Virus dapat diisolasi

dari faring dua hari sebelum sampai enam hari setelah terjadi pembesaran kelenjar parotis.

Pada penderita parotitis epidemika tanpa pembesaran kelenjar parotis, virus dapat pula

diisolasi dari faring. 6

IV. Etiologi

Virus golongan paramyxovirus.7 Virus ini adalah kelompok paramiksovirus, yang

juga mencakup parainfluenza, campak dan virus penyakit Newcastle.4 Virus parainfluenza

dan penyakit Newcastle menghasilkan antibody yang cross-react dengan virus gondok. Virus

ini memiliki genom RNA berantai tunggal.1 Virus mumps merupakan virus ribonucleic acid

(RNA) rantai tunggal yang termasuk dalam genus paramyxovirus, dan merupakan salah satu

2

Page 3: Mumps

virus parainfluenza dengan manusia sebagai satu-satunya inang (host). Virus mumps mudah

menular melalui droplet, kontak langsung, air liur, dan urin. 5

Infeksi parotitis epidemika ditandai dengan gejala prodromal berupa demam, nyeri

kepala, nafsu makan menurun selama 3-4 hari, yang diikuti peradangan kelenjar parotis

(parotitis) dalam waktu 48 jam dan dapat berlangsung selama 7-10 hari. Penularan terjadi 24

jam sebelum sampai 3 hari setelah terlihatnya pembengkakan kelenjar parotis. Satu minggu

setelah terjadi pembengkakan kelenjar parotis pasien dianggap sudah tidak menular. 5

V. Patofisiologi

Virus masuk tubuh mungkin via hidung atau mulut. Proliferasi terjadi di parotis atau

epitel traktus respiratorius kemudian terjadi viremia dan selanjutnya virus berdiam di jaringan

kelenjar atau saraf dan yang paling sering terkena ialah glandula parotis. Pada manusia

selama fase akut, virus mumps dapat diisoler dari saliva, darah, air seni dan liquor. 6

Terdapat 2 teori :

1. Virus masuk melalui mulut ke dalam duktus Stensen kelenjar parotis dan terjadi

multiplikasi pertama pada kelenjar ini → viremia umum → testis, ovarium, pankreas,

tiroid, ginjal, jantung, dan otak.

2. Replikasi primer dalam epitel permukaan saluran nafas → viremia umum dan

lokalisasi serentak dalam kelenjar saliva da alat tubuh lainnya. 4

VI. Diagnosis

a. Diagnosis

Diagnosis mudah ditegakkan bila pada pemeriksaan fisis jelas, bila gejala tidak jelas,

diagnosis didasarkan pada:

1. Terdapatnya virus dalam saliva, urin, cairan serebrospinal, atau darah.

2. Serum neutralization test.

3. Kenaikan titer yang bermakna dari complement fixing antibody selama masa

penyembuhan.

4. Didapatkan antibodi dalam serum terhadap antigen S selama gejala parotitis epidemika

ada. 7

Infeksi parotitis epidemika ditandai dengan gejala prodromal berupa demam, nyeri

kepala, nafsu makan menurun selama 3-4 hari, yang diikuti peradangan kelenjar parotis

3

Page 4: Mumps

(parotitis) dalam waktu 48 jam dan dapat berlangsung selama 7-10 hari. Penularan terjadi 24

jam sebelum sampai 3 hari setelah terlihatnya pembengkakan kelenjar parotis. Satu minggu

setelah terjadi pembengkakan kelenjar parotis pasien dianggap sudah tidak menular. 5

b. Manifestasi klinis

Masa tunas 14-24 hari. Gejala prodromal 1-2 hari berupa demam, anoreksia, sakit

kepala, nuntah, dan nyeri otot. 7 Suhu tubuh biasanya naik sampai 38,5 0C sampai 39,50C

kemudian timbul pembengkakan kelenjar parotis yang mula-mula unilateral tetapi kemudian

dapat menjadi bilateral. Pembengkakan tersebut terasa nyeri baik spontan maupun perabaan,

terlebih-lebih bila penderita makan atau minum sesuatu yang masam, ini merupakan gejala

khas untuk parotitis epidemika.6 Dapat terjadi trismus dan disfagia. Kadang-kadang kelenjar

submandibularis dan sublingualis dapat terkena. 7 Penderita Gondong juga mengalami gejala

kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya

disertai kaku rahang (sulit membuka mulut). Kadangkala disertai nyeri telinga yang hebat

pada 24 jam pertama. Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis)

yang diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar

mengalami pembengkakan. Sekitar 70-80% terjadi pembengkakan kelanjar pada dua sisi.

Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3-5 hari kemudian berangsur mengempis dan

disertai dengan demam yang membaik. Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar air liur

di bawah rahang (submandibula), submaksilaris, kelenjar di bawah lidah (sublingual) dan 

terjadi edema dan eritematus pada orificium dari duktus. Pada pria akil balik adalanya terjadi

pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran melalui aliran darah.2

Gambar 2: pembengkakan kelenjar parotid pada penderita MUMPS

4

Page 5: Mumps

VII. Pemeriksaan penunjang

Apabila dibutuhkan konfirmasi untuk menegakkan diagnosis, harus dilakukan isolasi

virus. Isolasi virus dapat dilakukan dari air liur sejak 6 hari sebelum sampai 9 hari setelah

terlihatnya pembengkakan kelenjar parotis. Virus juga dapat diisolasi dari urin sejak pertama

sampai hari ke-14 sejak terlihatnya pembengkakan kelenjar parotis. Pemeriksaan yang

menjadi pilihan utama adalah enzyme-linked immunosorbent assay. Pemeriksaan

haemagglutination inhibition test dapat digunakan tetapi memiliki reaksi silang dengan virus

parainfluenza lainnya. Diagnosis parotitis epidemika biasanya tidak memerlukan pemeriksaan

penunjang. 5

Ditemukannya IgM virus parotitis epidemika atau peningkatan titer IgG terhadap

virus parotitis epidemika dapat membantu diagnosis parotitis epidemika.5 Jumlah lekosit

normal atau terdapat leukopenia dengan limfositosis relatif. Sebagai pemeriksaan tambahan

dapat dilakukan complement-fixing antibody test, neutralization test, isolasi virus, uji

intradermal dan pengukuran kadar amylase dalam serum. Countries antibodies dapat

dibuktikan di darah pada minggu ke-1 dan pada akhir minggu ke-2 sudah ada peninggian

jelas. Titer meningkat lebih dari 4 kali atau lebih berarti mumps. Kadar amylase dalam serum

meninggi pada mumps paraparotitis dan pankreatitis. Kadar amylase rupanya berjalan paralel

dengan pembengkakan parotis, puncaknya tercapai di minggu ke-1, berangsur-angsur

menjadi normal pada minggu ke-2 atau 3. Kira-kira 70% mumps disertai amylase yang

meninggi.6 Pemeriksaan analisis isoenzim dapat digunakan untuk membedakannya dengan

amilase pankreas.5 Virus mumps juga dapat dideteksi dengan PCR (polymerase chain

reaction)). 1

VIII. Penatalaksanaan

Istirahat di tempat tidur selama masih demam dan pembengkakan kelenjar parotis

masih ada. Simtomatik diberikan kompres demam atau dingin serta dapat diberikan analgetik.

Diet makanan cair atau lunak tergantung dari kemampuan menelan. Kortikosteroid diberikan

selama 2-4 hari dan globulin gama dipikirkan apabila terdapat orkitis. 7 Kortikosteroid selama

2-4 hari dan 20 ml convalescent gammaglobulin diperkirakan dapat mencegah terjadinya

orkitis.6 Simtomatis, istirahat baring disesuaikan dengan kebutuhan pasien, makanan

disesuaikan dengan kemampuan mengunyah.4

5

Page 6: Mumps

IX. Pencegahan

Vaksinasi parotitis epidemika menggunakan virus mumps hidup yang dilemahkan.

Pemberian vaksin parotitis epidemika dikombinasi dengan vaksin virus campak dan rubela

dalam vaksin, mumps, measles, dan rubela (MMR).5 Pemberian vaksinasi MMR (mumps,

morbili, rubela) untuk mencegah penyakit gondong merupakan bagian dari imunisasi rutin

pada masa kanak-kanak, diberikan melalui injeksi pada usia 15 bulan. Imunisasi MMR dapat

juga diberikan kepada remaja dan orang dewasa yang belum menderita Gondong.2 Advisory

Committee on Immunization Practices (ACIP) merekomendasikan penggunaan MMR apabila

seseorang memiliki komponen-komponen indikasi.1

Vaksinasi MMR pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, yang kedua

direkomendasikan pada usia 4-6 tahun namun dapat diberikan pada usia berapa pun minimal

4 minggu setelah vaksinasi pertama. Pada anak yang tidak mendapatkan vaksinasi kedua

direkomendasikan untuk mendapatkan imunisasi pada usia 11-12 tahun. 5

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan vaksin MMR, 98,3%

membentuk antibodi terhadap campak dan parotitis epidemika 99,7% membentuk antibodi

terhadap rubela. Antibodi yang terbentuk setelah imunisasi MMR muncul perlahan.

Pemberian vaksin parotitis epidemika pada saat sudah terjadi paparan parotitis epidemika

tidak dapat mencegah terjadinya infeksi parotitis epidemika. Kejadian ikutan pasca imunisasi

(KIPI) pada pemberian vaksinasi MMR jarang terjadi. Gejala KIPI yang mungkin terjadi

antara lain parotitis atau demam subfebris yang dapat terjadi pada 10-14 hari pasca vaksinasi.

Pada kasus ini pasien belum pernah mendapatkan vaksinasi MMR. 5

X. Komplikasi

Komplikasi serius infeksi parotitis epidemika adalah ensefalitis, meningitis, orkitis,

dan pancreatitis yang dapat timbul tanpa pembengkakan kelenjar parotis. Orkitis merupakan

salah satu komplikasi parotitis epidemika yang ditakuti. 5 Komplikasi lain adalah

Meningoensefalitis, epididimoorkitis, oovoritis, pankreatitis, artritis, nefritis, mastitis,

dakrioadenitis, tiroiditis, dan miokarditis. 7

a. Epididymo-orchitis

Epididimitis selalu disertai orchitis. Ditemukan 20-30%, unilateral pada lelaki yang

menderita mumps sesudah pubertas, insiden orchitis bilateral rendah, kira-kira 2 %.Orchitis

6

Page 7: Mumps

kebanyakan terjadi dalam 2 minggu pertama. Adakalanya di minggu ketiga. Diagnosis

mumps orchitis tanpa parotitis ditegakkan dengan titer complement fixing antibodies yang

meningkat selama masa rekonvalesensi. 6

b. Meningoencephalitis

Insiden kira-kira 10%, biasanya timbul 3-10 hari sesudah parotitis, dapat juga

mendahului parotitis. Ditandai oleh demam, sakit kepala, nausea, muntah, kaku kuduk,

gangguan kesadaran dan jarang ada kejang. Positive Brudzinski’s dan Kernig’s Signs. Liquor

menunjukkan plecytosis dengan kebanyakan limfosit, protein meninggi, glukosa dan klorida

normal. Biasanya demam menurun secara lysis dalam 3-10 hari. Perjalanan penyakit serupa

benign aseptic meningitis dan biasanya tanpa sequelae. 6

c. Pankreatitis

Kelainan berat teapi jarang sekali, tia-tiba ada keluhan hebat di epigastrium disertai

demam, menggigil, lemah sekali,nausea dan muntah. Keluh kesah hilang perlahan – lahan

dalam 37 hari, biasanya sembuh sempurna. 6

7