motivasi petani dan peranan kelompok tani hutan … · wawancara dan studi pustaka. data yang...
TRANSCRIPT
MOTIVASI PETANI DAN PERANAN KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA
HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI DESA WARNASARI, BKPH PANGALENGAN
KPH BANDUNG SELATAN
Oleh :
INDAH DIANA PUSPITA E14102028
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
MOTIVASI PETANI DAN PERANAN KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA
HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI DESA WARNASARI, BKPH PANGALENGAN
KPH BANDUNG SELATAN
INDAH DIANA PUSPITA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan pada Departemen Manajemen Hutan
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
Judul Penelitian : MOTIVASI PETANI DAN PERANAN KELOMPOK
TANI HUTAN (KTH) DALAM PENGELOLAAN
SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT
(PHBM) DI DESA WARNASARI, BKPH
PANGALENGAN, KPH BANDUNG SELATAN
Nama Mahasiswa : Indah Diana Puspita
NRP : E14102028
Menyetujui,
Pembimbing Skripsi
Dr. Ir. Nurheni Wijayanto, MS.
NIP. 131 412 316
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kehutanan
Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS.
NIP. 131 430 799
Tanggal Lulus :
RINGKASAN
Indah Diana Puspita. E14102028. Motivasi Petani dan Peranan Kelompok Tani Hutan (KTH) dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Desa Warnasari, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Nurheni Wijayanto, MS.
Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) merupakan
bentuk pembangunan hutan yang memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan
ekologi. Program ini dalam prakteknya mengikutsertakan masyarakat sekitar
hutan dan para stakeholder yang terkait secara bersama-sama dengan Perum
Perhutani membangun hutan. Keberhasilan kegiatan PHBM ini tidak terlepas dari
faktor sosial budaya masyarakat setempat. Salah satu faktor sosial budaya
masyarakat yang dianggap sangat penting peranannya dan erat hubungannya
dengan masalah tersebut adalah motivasi petani.
Motivasi petani sangat menentukan tingkat prestasi kerja petani, yang pada
akhirnya akan mempengaruhi produktivitas kerja dan pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Meskipun motivasi ini sepenuhnya timbul dari diri seorang
petani, namun faktor-faktor yang mempengaruhi bisa berupa faktor-faktor
intrinsik (dari dalam) dan faktor-faktor ekstrinsik (dari luar). Salah satu faktor
ekstrinsik yang sangat penting pengaruhnya terhadap motivasi petani adalah
peranan lembaga-lembaga terkait khususnya Kelompok Tani Hutan (KTH).
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka dalam penelitian ini difokuskan kepada
pengkajian motivasi petani, peranan KTH dan tingkat pendapatan dan
pengeluaran total petani pada kegiatan PHBM di Desa Warnasari, BKPH
Pangalengan, KPH Bandung Selatan.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengukur tingkat motivasi petani
dalam kegiatan PHBM, (2) Mengetahui pengaruh peranan KTH terhadap motivasi
petani, (3) Mengukur tingkat pendapatan dan pengeluaran total rumah tangga
petani dalam kegiatan PHBM.
Penelitian dilaksanakan di Desa Warnasari, BKPH Pangalengan, KPH
Bandung Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan April sampai Juli
2006.
Metode pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi, teknik
wawancara dan studi pustaka. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan
data sekunder. Analisis data untuk motivasi petani dilakukan dengan teknik skala
Likert, untuk analisis sosial yaitu pengaruh peranan KTH terhadap motivasi petani
dilakukan dengan uji statistik Jenjang Spearman, dan analisis ekonomi dilakukan
dengan analisis persentase.
Hasil analisis data yang diperoleh, menunjukkan bahwa motivasi yang
paling kuat mendorong para petani dalam kegiatan PHBM adalah motivasi
ekologi. Hal ini membuktikan bahwa alasan kuat petani hutan mengikuti kegiatan
PHBM adalah untuk menjaga dan mempertahankan kelestarian hutan, menjaga
kelestarian alam baik tata air, menjaga kesuburan tanah, dan terjaganya
kebersihan udara. Motivasi lain yang mendorong adalah motivasi sosial budaya
dan motivasi ekonomi. Motivasi petani dalam kegiatan PHBM di Desa Warnasari
sebagian besar termasuk ke dalam kategori tinggi (67,86 %) dan kategori sedang
sebanyak 32,14 %.
Hubungan peranan KTH Rumput Gajah (Citiis) terhadap motivasi petani di
Desa Warnasari dari hasil analisis Jenjang Spearman dapat diketahui bahwa
terdapat hubungan positif antara peranan KTH dan motivasi petani, hal ini berarti
peranan KTH Rumput Gajah (Citiis) dapat meningkatkan motivasi petani.
Persentase rata-rata pendapatan petani dari kegiatan PHBM terhadap
pendapatan totalnya sebesar 17,24 %, dari hasil penilaian kontribusi pendapatan
PHBM terhadap pendapatan total keluarga per tahun, nilai 17,24 % termasuk ke
dalam kategori cukup. Sedangkan untuk persentase rata-rata pendapatan total
petani dari pengeluarannya per tahun, secara keseluruhan sebesar 164,76 %. Dari
hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa pendapatan total per tahun lebih besar
dari pengeluaran totalnya. Kelebihan pendapatan petani biasanya dialokasikan
untuk keperluan mendesak misalnya untuk membayar hutang, usaha tani bagi
yang memiliki lahan, hari raya ataupun keperluan lainnya.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 24 Januari 1985. Anak ketiga dari
tiga bersaudara dari Bapak Dadang Suhanda dan Ibu Fatimah.
Penulis memulai pendidikan di SDN Sukamantri I pada tahun 1990 dan
lulus tahun 1996. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 7 Bogor dan lulus tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan di SMU
Negeri 5 Bogor dan lulus tahun 2002.
Tahun 2002 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan kemudian mengikuti pendidikan
program Strata I dengan program studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor. Dalam menjalankan pendidikannya penulis pernah
mengikuti International Forestry Student Association (IFSA) dan menjadi anggota
pasif.
Kegiatan praktek lapang yang pernah diikuti adalah Praktek Pengenalan dan
Pengelolaan Hutan (P3H) di Kamojang-Sancang Garut, dan di KPH Tasikmalaya,
Jawa Barat pada tahun 2005. Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan
penulis pada tahun 2006 berlokasi di Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea,
Kabupaten Bogor. Sedangkan untuk penelitian dilaksanakan di Desa Warnasari,
BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan.
Bogor, Agustus 2006
Penulis
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian sebagai salah satu
syarat meraih gelar sarjana di Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Dalam penelitian ini penulis mengambil judul ”Motivasi Petani dan Peranan
Kelompok Tani Hutan (KTH) dalam Kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Hutan
Bersama Masyarakat (PHBM) di Desa Warnasari, BKPH Pangalengan, KPH
Bandung Selatan”.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penulisan skripsi
ini, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah banyak memberikan dukungan
moral maupun material yang tak terhingga kepada penulis.
2. Bapak Dr. Ir. Nurheni Wijayanto, MS. atas kesabarannya dalam membimbing
penulis selama menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini.
3. Ir. Jojo Ontarjo, MM. dan Dr. Ir. Fauzi Febrianto, MS. selaku dosen penguji
atas kritik dan saran yang diberikan agar penulisan skripsi ini dapat lebih baik.
4. Keluarga besar BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan yang telah banyak
membantu dalam penelitian.
5. Lia, Nadia, Yuni, Linda, Adit, Ona, Teti, Fieta dan Dani, sahabat-sahabat
terbaik selama ini, atas dukungan dan bantuan yang tak terhingga.
6. Laili (teman selama penelitian), kel. P3H KPH Tasikmalaya, kel. KKN Desa
Cibanteng dan teman-teman MNH 39 atas kebersamaannya selama ini.
7. Pondok Malea Putri Atas (m’ Win, QQ, Mira, m’ Icut, Nia, Lely, Elis, dll.)
atas keceriaan, dukungan dan bantuan kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penelitian dan penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat di masa yang akan datang.
Bogor, Agustus 2006
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) ........ 5
B. Motivasi Petani .................................................................................... 6
C. Kelompok Tani Hutan (KTH) ............................................................. 7
D. Pendapatan Petani ................................................................................ 9
E. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 10
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 12
B. Kerangka Penelitian ............................................................................. 12
C. Alat dan Bahan .................................................................................... 14
D. Batasan Penelitian ................................................................................ 14
iii
E. Metode Pengambilan Data ................................................................... 15
F. Data Yang Dikumpulkan ..................................................................... 15
G. Metode Pengambilan Contoh .............................................................. 16
H. Analisis Data ........................................................................................ 16
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. BKPH Pangalengan ............................................................................. 19
B. Desa Warnasari .................................................................................... 20
C. Sejarah Kerjasama Pengelolaan Rumput Gajah di Kawasan Hutan .... 25
D. Lembaga Terkait .................................................................................. 26
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Motivasi Petani Dalam Kegiatan PHBM ............................................. 28
B. Hubungan Peranan KTH Rumput Gajah (Citiis) dengan Motivasi
Petani ................................................................................................... 41
C. Tingkat Pendapatan dan Pengeluaran Total Rumah Tangga Petani .... 44
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 48
B. Saran .................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 50
LAMPIRAN ..................................................................................................... 53
iv
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1. Luas Hutan BKPH Pangalengan ................................................................ 19
2. Jenis Penggunaan Lahan di Desa Warnasari ............................................. 21
3. Komposisi Penduduk Desa Warnasari Menurut Kelompok Umur ............ 22
4. Komposisi Penduduk Desa Warnasari Menurut Mata Pencaharian .......... 22
5. Komposisi Penduduk Desa Warnasari Menurut Tingkat Pendidikan ....... 23
6. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kelompok Umur ................. 24
7. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan ............. 25
8. Pertanyaan Seputar Motivasi Ekonomi dan Distribusi Jawaban Responden .................................................................................................. 31
9. Pertanyaan Seputar Motivasi Ekologi dan Distribusi Jawaban Responden .................................................................................................. 35
10. Pertanyaan Seputar Motivasi Sosial Budaya dan Distribusi Jawaban Responden ................................................................................... 38
11. Jenis Motivasi Petani dan Persentase Rata-rata Jawaban Responden ....... 40
12. Distribusi Tingkat Motivasi Petani ............................................................ 41
13. Pertanyaan Seputar Peranan KTH dan Distribusi Jawaban Responden .... 43
14. Nilai Korelasi Jenjang Spearman ............................................................... 44
15. Persentase Rata-rata Pendapatan Petani Menurut Sumber Pendapatannya ........................................................................................... 45
16. Persentase Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Petani Menurut Jenis Pengeluarannya ................................................................................. 46
Lampiran
1. Identitas Responden ................................................................................... 54
2. Hasil Penilaian Tingkat Motivasi Ekonomi Petani .................................... 55
3. Hasil Penilaian Tingkat Motivasi Ekologi Petani ...................................... 56
4. Hasil Penilaian Tingkat Motivasi Sosial Budaya Petani ........................... 57
5. Hasil Penilaian Besarnya Peranan KTH Menurut Petani .......................... 58
6. Hasil Penilaian Tingkat Motivasi dan Peranan KTH ................................. 59
v
No. Halaman
Lampiran
7. Pola Pendapatan Rata-rata Rumah Tangga Responden per Tahun ............ 60
8. Pola Pengeluaran Rata-rata Rumah Tangga per Tahun Menurut Jenis Pengeluaran ....................................................................................... 61
9. Presentase Pendapatan dari PHBM Terhadap Pendapatan Total dan Presentase Pendapatan Total Terhadap Pengeluaran Total per Tahun ......... .............. ................................................................................. 62
vi
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
1. Bagan Kerangka Penelitian .................................................................... 13
2. Tanaman Rumput Gajah ......................................................................... 32
3. Penanaman Tanaman Rumput Gajah di Bawah Tegakan Hutan ............ 36
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Uji Jenjang Spearman Untuk Mengetahui Pengaruh Antara Tingkat Motivasi dengan Peranan KTH ................................................. 63
2. Kuisioner Penelitian Motivasi Petani dan Peranan Kelompok Tani Hutan Pada Kegiatan PHBM .......................................................... 64
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui,
keberadaannya sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan adanya hutan
polusi udara yang diakibatkan dari asap pabrik dan asap kendaraan bermotor
yang kian lama makin meningkat akan terkurangi. Hutan Indonesia yang
meliputi kawasan seluas ± 120 juta ha, termasuk hutan tropis yang memiliki
biodiversity yang tinggi di dunia. Potensi akan lebih tinggi manfaatnya bila
dikelola dengan baik berdasarkan aturan yang ada dan kaidah yang telah
ditentukan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hutan diantaranya
adalah manfaat ekonomi, ekologi dan sosial.
Manfaat hutan secara ekonomi dapat dirasakan dalam setiap lingkup
atau tingkatan sistem kemasyarakatan. Pada tingkat individu dan keluarga
hutan merupakan sumber penting bagi pemenuhan kebutuhan dasar, baik
pangan atau pun papan, baik untuk mereka yang tinggal di sekitar hutan
maupun jauh dari lingkungan hutan. Selain itu hutan juga mempunyai manfaat
ekologi antara lain mengatur tata air, mengatur iklim mikro, sumber plasma
nutfah, produsen oksigen dan penyerap karbondioksida. Oleh karena itu,
sebagai barang publik, masyarakat yang berkepentingan terhadap keberadaan
hutan dan pengelolaan hutan secara lestari bukan hanya masyarakat lokal,
tetapi juga masyarakat regional, nasional dan global, disamping anak cucu
generasi yang akan datang.
Perkembangan penduduk yang semakin lama terus bertambah, terutama
di daerah pedesaan, mengakibatkan masyarakat desa semakin sulit untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Ini disebabkan banyaknya persaingan dalam
mencari nafkah dan terbatasnya lahan yang dimiliki, mengakibatkan tekanan
terhadap pemanfaatan sumberdaya alam juga meningkat. Karena masyarakat
makin membutuhkan berbagai hasil hutan untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya. Tidak dapat dihindari kegiatan mereka dapat mengganggu
keberadaan dan kelestarian hutan, hal tersebut menyebabkan kerusakan hutan
dan kerugian yang besar.
2Pembangunan masyarakat pedesaan lingkungan hutan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari pembangunan kehutanan. Pembangunan
kehutanan merupakan komponen dan penunjang utama dalam proses
pembangunan, karenanya selalu berusaha agar dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan serasi dengan tingkat
kemajuan pembangunan nasional. Hal ini hanya dapat dicapai melalui
peningkatan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan dan pembinaan
sumberdaya manusia, lingkungan hutan serta lingkungan biofisiknya.
Upaya untuk membangun masyarakat sekitar hutan adalah dengan
memberi kesempatan masyarakat untuk ikut berperan serta dalam pengelolaan
hutan untuk kesejahteraan mereka dengan tanpa mengorbankan fungsi hutan
itu sendiri. Perum Perhutani membentuk suatu wadah kegiatan/sistem yang
dinamakan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM),
wadah ini bertujuan mengajak masyarakat untuk turut serta dalam pengelolaan
hutan. Dalam kegiatan ini masyarakat desa hutan dalam wadah Kelompok
Tani Hutan (KTH) dapat berbagi peran, tanggung jawab, hak dan kewajiban
dan juga dalam hal materi/produk dengan pihak Perhutani, mereka dilibatkan
dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengontrolan dan evaluasi
program.
Keberhasilan dari kegiatan PHBM tidak terlepas dari faktor sosial
budaya masyarakat setempat. Salah satu faktor sosial budaya yang dianggap
sangat penting peranannya dan berhubungan erat dengan masalah tersebut
adalah motivasi petani. Motivasi sangat menentukan prestasi kerja,
produktivitas kerja dan tindakan petani terhadap PHBM. Motivasi diduga
muncul karena adanya dorongan berupa faktor intrinsik (dari dalam) seperti
pengetahuan, usia dan harapan petani serta faktor ekstrinsik (dari luar) antara
lain konservasi, estetika, beragam tujuan penanaman dan peran kelembagaan
serta faktor lainnya.
B. Perumusan Masalah
Program PHBM merupakan bentuk pembangunan hutan yang
memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan ekologi. Program ini dalam
3prakteknya mengikutsertakan masyarakat sekitar hutan dan para stakeholder
yang terkait secara bersama-sama dengan Perum Perhutani membangun hutan.
Keberhasilan kegiatan PHBM ini tidak terlepas dari faktor sosial budaya
masyarakat setempat. Salah satu faktor sosial budaya masyarakat yang
dianggap sangat penting peranannya dan erat hubungannya dengan masalah
tersebut adalah motivasi petani.
Motivasi petani sangat menentukan tingkat prestasi kerja petani, yang
pada akhirnya akan mempengaruhi produktivitas kerja dan pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan. Meskipun motivasi ini sepenuhnya timbul dari diri
seorang petani, namun faktor-faktor yang mempengaruhi bisa berupa faktor-
faktor intrinsik (dari dalam) dan faktor-faktor ekstrinsik (dari luar). Salah satu
faktor ekstrinsik yang sangat penting pengaruhnya terhadap motivasi petani
adalah peranan lembaga-lembaga terkait khususnya Kelompok Tani Hutan
(KTH).
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka dalam penelitian ini difokuskan
kepada pengkajian motivasi petani, peranan KTH dan tingkat pendapatan dan
pengeluaran total petani pada kegiatan PHBM di Desa Warnasari, BKPH
Pangalengan, KPH Bandung Selatan.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengukur tingkat motivasi petani dalam kegiatan PHBM.
2. Mengetahui pengaruh peranan KTH terhadap motivasi petani.
3. Mengukur tingkat pendapatan dan pengeluaran total rumah tangga petani
dalam kegiatan PHBM.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi mengenai tingkat motivasi petani peserta KTH
terhadap kegiatan PHBM.
42. Memberikan informasi kepada pihak Perum Perhutani dalam
penyempurnaan dan evaluasi di masa yang akan datang sebagai upaya untuk
mendukung kebijaksanaan pengelolaan sumberdaya hutan yang lestari.
3. Memberikan informasi mengenai peranan KTH dalam kegiatan PHBM di
BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan.
4. Sebagai acuan bagi penelitian berikutnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)
Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) adalah
suatu sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan bersama oleh
Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan atau Perum Perhutani dan
masyarakat desa hutan dengan pihak yang berkepentingan (Stakeholder)
dengan jiwa berbagi, sehingga kepentingan bersama untuk mencapai
keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan dapat diwujudkan secara
optimal dan proporsional (Perum Perhutani, 2001).
Tujuan dari Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat
(PHBM) menurut Perum Perhutani (2001) adalah:
1. Meningkatkan tanggung jawab perusahaan, masyarakat desa hutan dan
pihak yang berkepentingan terhadap keberlanjutan fungsi dan sumberdaya
hutan.
2. Meningkatkan peran perusahaan, masyarakat desa hutan dan pihak yang
berkepentingan terhadap pengelolaan sumberdaya hutan.
3. Menselaraskan kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan sesuai dengan
kegiatan pembangunan wilayah, sesuai dengan kondisi dan dinamika sosial
masyarakat desa hutan.
Prinsip-prinsip dasar Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama
Masyarakat (PHBM) yang tertera di dalam keputusan ketua dewan pengawas
Perum Perhutani No. 136/KPTS/DIR/2001 adalah:
1. Prinsip keadilan dan demokratis
2. Prinsip keterbukaan dan kebersamaan
3. Prinsip pembelajaran bersama dan saling memahami
4. Prinsip kejelasan hak dan kewajiban
5. Prinsip pemberdayaan ekonomi kerakyatan
6. Prinsip kerjasama kelembagaan
7. Prinsip perencanaan partisipatif
8. Prinsip kesderhanaan sistem dan prosedur
9. Prinsip perusahaan sebagai fasilitator
610. Prinsip kesesuaian pengelolaan dan karakteristik wilayah
B. Motivasi Petani
Motivasi diartikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu, atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok
orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1995).
Parson, Shield dan Olds (1962) dalam Nurozi (1993), menyatakan
motivasi adalah dorongan untuk melakukan pembaharuan disebabkan adanya
tuntutan akan pengaturan hidup. Jadi apa yang dicapai manusia seperti makan,
perumahan, status sosial, cita-cita serta kebutuhan hidup lainnya adalah
merupakan pencerminan dari adanya motivasi itu. Pengertian motivasi juga
diungkapkan oleh Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1994) yang menyatakan
bahwa motivasi adalah konsep yang kita gunakan untuk menggambarkan
dorongan-dorongan yang timbul pada atau di dalam seseorang individu yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku.
Wahjosumidjo (1987) menyatakan bahwa motivasi merupakan proses
psikologis yang terjadi pada diri seseorang yang mencerminkan interaksi
antara sikap, kebutuhan, persepsi, keputusan yang terjadi pada seseorang dan
sebagainya. Selanjutnya ia mengatakan bahwa motivasi sebagai proses
psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri
yang disebut intrinsik atau faktor di luar diri yang disebut faktor ekstrinsik.
Faktor di dalam diri seseorang atau faktor intrinsik dapat berupa kepribadian,
sikap, pengalaman dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita yang
menjangkau ke masa depan. Sedangkan faktor di luar diri atau ekstrinsik,
dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh pemimpin,
kolega atau faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Tetapi baik faktor
intrinsik maupun faktor luar motivasi timbul karena adanya rangsangan.
Maier (1955) dalam Zainun (1989) membedakan adanya dua macam
keadaan motivasi. Yang pertama dinamakannya situasi motivasi yang
7subjective dan yang lain disebutnya situasi motivasi yang objective. Yang
subjektif itu merupakan keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang
disebut need, atau kebutuhan, drive atau dorongan atau desire atau keinginan.
Sedangkan yang objektif adalah satu barang atau keadaan yang berada di luar
seseorang yang biasa disebut dengan istilah incentive atau rangsangan atau
goal atau sasaran atau tujuan.
Ada tiga jenis atau tingkatan motivasi seseorang, yaitu : pertama,
motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia melakukan
sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi. Motivasi
kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation).
Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada
tujuan di dalamnya, seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin
mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu. Sedangkan motivasi yang ketiga
adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation),
yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya; seseorang yang telah
menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan nilai (values) yang
diyakininya (Prijosaksono dan Sembel, 2002).
Maslow (1999) menyatakan bahwa dalam arti tertentu setiap keadaan
organisme apa pun merupakan suatu keadaan motivasi. Teori motivasi yang
sehat menganggap motivasi sebagai suatu hal yang konstan, tiada akhir,
berubah-ubah dan kompleks, dan merupakan sesuatu yang hampir universal
dari setiap keadaan organisme.
C. Kelompok Tani Hutan (KTH)
Kelompok Tani Hutan (KTH) merupakan perkumpulan orang-orang
yang menyatukan diri dalam usaha-usaha dibidang pengelolaan tanah hutan
negara yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk meningkatkan taraf
hidup masing-masing anggotanya dalam rangka kepentingan bersama (Perum
Perhutani, 1987 dalam Permana, 1998). Suharjito (1994) menyatakan bahwa
pembentukan dan pembinaan Kelompok Tani Hutan (KTH) merupakan
pendekatan baru dalam upaya mewujudkan partisipasi masyarakat sekitar
hutan dalam pengelolaan hutan negara.
8Tujuan pembentukan KTH adalah untuk melancarkan komunikasi dua
arah antara pihak pesanggem dan pihak Perum Perhutani. Kedua, karena
sasaran program adalah anggota masyarakat yang berlahan sempit dan petani
tidak berlahan, maka adanya kelompok dapat berfungsi sebagai wadah
kerjasama antar pesanggem : modal, tenaga kerja, informasi dan pemasaran
hasil. Petani berlahan luas dapat mengelola lahannya secara efisien mereka
mampu meningkatkan produktivitasnya melalui input-input teknologi yang
membutuhkan modal seperti pengolahan tanah, pupuk, pengairan, sedangkan
petani berlahan sempit tidak mampu menanggung biaya sendiri untuk
masukan teknologi tersebut. Dengan cara berkelompok petani sempit dapat
meningkatkan efisiensi dalam hal modal, tenaga kerja, dan informasi, serta
lebih efektif melakukan kontrol sosial (Wong, 1979 dalam Suharjito, 1994;
Cernea, 1990 dalam Suharjito, 1994).
Mulyana (2001) menyatakan kriteria pemilihan petani sebagai KTH itu
adalah kedekatan dengan hutan, hak-hak yang sudah ada, ketergantungan dan
pengetahuan lokal. Keempat dimensi tersebut sangat erat kaitannya dengan
sumber daya hutan dan mudah untuk dikenali. Selanjutnya ia menyatakan
proses pembentukan KTH adalah sebagai berikut :
1. Pembentukan kelompok
2. Penguatan Kelembagaan
3. Penyuluhan
4. Insentif
Pengertian pembinaan KTH menurut Suharjito (1994), adalah suatu
proses yang timbul dalam suatu hubungan antara pembina (petugas Perum
Perhutani bersama dengan instansi terkait) dengan kelompok binaan (KTH)
dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah atau mengembangkan
kegiatan kelompok. Tujuan pembinaan tentunya tidak terlepas dari tujuan
program Perhutanan Sosial, khususnya jangka menengah dan jangka panjang,
yaitu KTH berfungsi sebagai mitra dalam pembangunan dan pengelolaan
hutan dan tercapainya partisipasi masyarakat yang bertanggung jawab dalam
pembangunan hutan dan lingkungan.
9Suharjito (1994) menyatakan bahwa, proses pembentukan KTH terdapat
dua kegiatan yaitu :
1. Persiapan dan Rekruitmen
Dalam “Pedoman Pelaksanaan Program Perhutanan Sosial” (SK.
Direksi Perum Perhutani No. 602/Kpts/Dir/1988 tanggal 18 Juni 1988)
disebutkan pola pendekatan masyarakat antara lain tentang pembentukan
KTH sebagai berikut : (1) dilakukan secara formal melalui rapat desa atau
pertemuan lainnya dan informal melalui anjangsanaan atau lainnya, (2)
pencarian pemrakarsa untuk membantu kelancaran dan kemudahan untuk
menghimpun anggota KTH. Pemrakarsa dipilih dari tokoh masyarakat
maupun aparat desa, (3) calon anggota diprioritaskan dari masyarakat desa
sekitar hutan dengan kriteria : tingkat pendapatan rendah, lahan garapan
yang dimiliki tidak memadai atau tidak memiliki lahan pertanian, sanggup
bekerja di hutan, memiliki keterampilan khusus, dan lain-lain sesuai dengan
perjanjian, dan (4) seleksi anggota KTH dilakukan oleh KRPH, dapat
bersama-sama dengan kepala desa atau pemrakarsa. Namun dalam
pelaksanaannya petugas lapanganlah yang menetapkan.
2. Pembentukan Kelompok
Setelah pembagian andil barulah mulai menyatukan pesanggem ke
dalam kelompok atau sub kelompok. Jika semua pesanggem berasal dari
dusun yang sama, maka mereka dikelompokkan ke dalam satu kelompok
dengan sub kelompok berdasarkan kedekatan rumah. Namun jika mereka
berasal dari dua atau lebih dusun mereka dikelompokkan ke dalam satu atau
lebih kelompok berdasarkan dusun masing-masing. Namun pegangan
utama petugas lapangan Perhutani bukanlah atas dasar atau dusun atau
kedekatan rumah tinggal, melainkan petak tanaman.
D. Pendapatan Petani
Pendapatan bersih adalah besarnya nilai produksi setelah dikurangi
dengan biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja luar keluarga, biaya sewa
atau bagi hasil untuk tanah sewa atau tanah sakap dan biaya lain-lain seperti
pengairan, pajak panen dan sebagainya (Hartoyo, 1981).
10Pendapatan rumah tangga umumnya tidaklah berasal dari satu sumber,
tapi dapat berasal dari dua atau lebih sumber pendapatan. Ragam sumber
pendapatan tersebut diduga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan itu sendiri.
Tingkat pendapatan yang rendah, mengharuskan anggota rumah tangga untuk
bekerja/berusaha lebih giat untuk memenuhi kebutuhan. Bagi sebagian rumah
tangga, upaya tersebut tidak hanya menambah curahan jam kerja dari kegiatan
yang ada, tapi juga melakukan kegiatan lain. Hal ini terlihat dari beberapa
hasil panelitian bahwa sebagian besar rumah tangga mempunyai lebih dari
satu sumber pendapatan (Nurmanaf, 1989).
Menurut Sayogyo (1982) dalam Kusumaningtyas (2003), pendapatan
rumah tangga bisa dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Pendapatan dari usaha bertani saja.
b. Pendapatan yang mencakup usaha bertanam padi, palawija dan kegiatan
pertanian lain.
c. Pendapatan yang diperoleh dari seluruh kegiatan termasuk sumber-sumber
mata pencaharian di luar pertanian.
Biro Pusat Statistik (2000) menyatakan bahwa pendapatan rumah
tangga petani tidak hanya berasal dari usaha pertaniannya saja, tetapi juga
berasal dari sumber-sumber lain diluar sektor pertanian, seperti perdagangan,
jasa angkutan, industri pengolahan dan lain-lain. Bahkan kadang penghasilan
diluar usaha pertanian justru lebih besar dari pada pendapatannya dari
pertanian.
Dalam pola pengeluaran rumah tangga dibedakan pengeluaran untuk
pos-pos makanan dan non-makanan. Besarnya pengeluaran untuk makanan
serta jumlah pengeluaran rata-rata per kapita per rumah tangga merupakan
indikasi tentang tingkat kesejahteraan rumah tangga yang bersangkutan
(Kartasubrata, 1986).
E. Penelitian Terdahulu
Nurozi (1993) dalam penelitiannya menyatakan bahwa motivasi petani
adalah proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara persepsi,
kebutuhan, sikap, keputusan, dan sebagainya yang terjadi pada diri petani.
11Setelah merasakan hasilnya dari mengelola hutan rakyat baik dari segi
ekonomi maupun ekologi, semangat dan tekad mereka untuk tetap terus
mengelola hutan rakyat semakin jelas.
Sugiarto (1996) dalam penelitiannya menyatakan bahwa analisis tingkat
motivasi dilakukan untuk mengetahui faktor ekstrinsik yang mempengaruhi
motivasi petani hutan rakyat. Faktor ekstrinsik yang dimaksud adalah peranan
Kelompok Tani Hutan (KTH) dan peranan Dinas Perhutanan dan Konservasi
Tanah (Dinas PKT) melalui Petugas Penyuluh Lapangan Penghijauan (PLP).
Pujaningrum (2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa motivasi
yang paling kuat mendorong para petani untuk mengelola lahan
pekarangannya dengan sistem wanatani (dalam hal ini penanaman tanaman
kayu di lahan pekarangan) adalah motivasi ekonomi. Ini berarti, alasan kuat
petani mengelola lahan pekarangannya dengan sistem wanatani adalah untuk
mencukupi kebutuhan akan kayu, buah, sayur mayur, tanaman obat, dll, baik
untuk dimanfaatkan sendiri maupun dijual kepada orang lain. Motivasi lain
yang mendorong adalah motivasi ekologi dan motivasi sosial budaya.
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Warnasari, BKPH
Pangalengan, KPH Bandung Selatan. Waktu penelitian ini dari bulan April
sampai dengan Juli 2006.
B. Kerangka Penelitian
Pertambahan penduduk yang pesat akan menyebabkan terjadinya
peningkatan kebutuhan masyarakat dan juga lapangan pekerjaan karena
sumber pendapatan semakin berkurang. Kenyataan ini dapat menimbulkan
terjadinya pengurasan terhadap sumber daya hutan atau pun alih fungsi lahan
hutan menjadi lahan pertanian yang pada akhirnya akan menurunkan jumlah
dan kualitasnya. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Perhutani untuk
mengantisipasi hal tersebut adalah dengan melaksanakan kegiatan PHBM.
Permasalahan yang dapat diangkat dari keberadaan sistem PHBM ini
antara lain adalah motivasi petani, peranan KTH terhadap motivasi petani dan
kontribusi pendapatan dari program PHBM terhadap pendapatan total petani.
Berbagai masalah tersebut dapat terjawab dengan adanya berbagai data seperti
data dari responden peserta KTH serta data-data penunjang lainnya.
Tujuan akhir yang diharapkan antara lain peningkatan kegiatan PHBM
secara lebih intensif dan peningkatan pendapatan petani. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 1.
13
Gambar 1. Bagan Kerangka Penelitian
Pengurasan Sumber Daya Hutan dan Alih Fungsi
Lahan Hutan
Penurunan SDH : Jumlah, Kualitas, dll.
Upaya Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)
Data yang Diperlukan, antara lain : 1. Data dari Responden Peserta KTH. 2. Data dari kegiatan PHBM. 3. Data penunjang lainnya.
Tujuan Akhir yang Diharapkan antara lain : 1. Peningkatan Kegiatan PHBM Secara Intensif. 2. Peningkatan Pendapatan Petani
Pesatnya Pertambahan Penduduk
Peningkatan Kebutuhan Manusia dan Lapangan
Pekerjaan
Masalah yang Dapat Digali : 1. Motivasi Petani 2. Peranan KTH. 3. Tingkat pendapatan dan
pengeluaran total.
14C. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1) Bahan :
a) Keterangan mengenai anggota KTH
b) Laporan tentang keberadaan PHBM
2) Alat :
a) Alat tulis
b) Kuisioner
c) Peta wilayah desa
d) Kalkulator
e) Kamera
Obyek yang menjadi kajian penelitian adalah masyarakat sekitar hutan
yang menjadi anggota KTH yang mengikuti program PHBM.
D. Batasan Penelitian
Batasan Penelitian yang digunakan mencakup pengertian-pengertian
untuk menjelaskan beberapa istilah sebagai berikut :
1. Motivasi Petani dalam kegiatan PHBM adalah suatu kondisi yang
menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul pada atau di dalam diri
petani yang dapat menggerakkan dan mengarahkan petani untuk
melakukan kegiatan pertanian di dalam kawasan hutan tanpa merusak dan
mengganggu pertumbuhan tanaman kehutanan dengan menanam tanaman
tahunan yang sesuai dengan kondisi hutan.
2. Petani, adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi
sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti
luas yang meliputi usaha tani pertanian, peternakan, perikanan dan
pemungutan hasil laut.
3. PHBM, adalah suatu sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang
dilakukan bersama Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan.
154. Pendapatan PHBM, adalah pendapatan yang diterima oleh petani sebagai
hasil dari PHBM.
5. Tingkat Pendapatan dan Pengeluaran Total, adalah tingkat pendapatan
petani dari PHBM terhadap pendapatan total petani dan tingkat
pengeluaran total petani.
6. KTH, adalah kelompok yang menyatukan petani hutan dalam kegiatan
PHBM.
7. Peranan KTH, adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan KTH
membantu mengelola PHBM.
E. Metode Pengambilan Data
Teknik pengambilan data yang dilakukan dalam kegiatan penelitian ini
adalah :
1. Teknik Observasi
Data dikumpulkan melalui pengamatan langsung terhadap kegiatan
PHBM yang sedang berlangsung di BKPH Pangalengan, KPH Bandung
Selatan.
2. Teknik Wawancara
Data dikumpulkan melalui tanya-jawab dengan petani peserta PHBM
yang berada di desa sekitar hutan yang merupakan anggota KTH dan
petugas-petugas terkait dalam penyelenggaraan kegiatan PHBM (ASPER,
KRPH, Mandor dan Ketua KTH).
3. Studi Pustaka
Data didapatkan dengan cara mempelajari literatur, laporan, skripsi
penelitian dan prosiding yang berhubungan dengan PHBM, motivasi
petani, KTH serta pendapatan petani.
F. Data Yang Dikumpulkan
Data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian ini meliputi data primer
dan data sekunder.
1. Data Primer
16 Data primer adalah data yang diambil langsung dari masyarakat
sebagai responden, adapun data yang diambil adalah :
a. Data umum (karakteristik) rumah tangga : nama, umur, jumlah
anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan mata pencaharian.
b. Data motivasi dan KTH pada program PHBM.
c. Data pendapatan dan pengeluaran responden.
d. Data pola tanam, jarak tanam dan profil jenis tanaman dalam kegiatan
PHBM.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang menyangkut keadaan lingkungan
baik fisik, sosial ekonomi masyarakat dan data lain yang berhubungan
dengan obyek penelitian.
Data sekunder ini meliputi :
a. Keadaan umum lokasi penelitian yang meliputi letak dan keadaan fisik
lingkungan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat.
b. Keadaan penduduk : umur, jenis kelamin, mata pencaharian, serta
jumlah penduduk secara keseluruhan.
c. Data sumber pendapatan masyarakat.
G. Metode Pengambilan Contoh
Pemilihan responden sebagai sasaran penelitian dilakukan melalui
informasi yang diperoleh dari pihak Perum Perhutani dan aparat desa yang
bersangkutan. Penentuan responden sebagai unit contoh dilakukan dengan cara
sistem sensus terhadap seluruh anggota dari satu KTH aktif.
Pengambilan data primer di lapangan dilakukan langsung dengan
mengunjungi rumah responden atau pun di tempat berlangsungnya kegiatan
PHBM.
H. Analisis data
1. Pengukuran Motivasi
17Pengukuran motivasi dilakukan untuk mengetahui keinginan dari
petani yang diwujudkan dalam kegiatan/usaha PHBM untuk memperoleh
hasil yang maksimal. Motivasi petani diukur dengan menggunakan teknik
skala Likert (Black, J. A., dan D. J. Champion, 1992).
Konstruksi pelaksanaan sebagai berikut :
a. Pernyataan yang dimuat dalam kuisioner dinilai oleh responden dengan
cara memilih salah satu dari sejumlah kategori yang dimuat dari tidak
setuju, setuju dan sangat setuju dimana kategori tidak setuju diberi skor
1, kategori setuju diberi skor 2 dan kategori sangat setuju diberi skor 3.
b. Total skor dari setiap responden ditentukan berdasarkan jumlah dari skor
pada setiap pertanyaan.
c. Penentuan tingkatan motivasi petani secara ordinal tinggi, sedang,
rendah berdasarkan pada jumlah skor yang dimiliki dari hasil jawaban
kuisioner. Dimana motivasi rendah memiliki selang 1 sampai 24,
motivasi sedang memiliki nilai 25 sampai 48 dan motivasi tinggi
memiliki nilai 49 sampai 72.
2. Analisis Sosial
Analisis data dilakukan hanya pada satu pengaruh yaitu analisis data
pengaruh motivasi petani dengan peranan KTH. Analisis data pengaruh
motivasi petani dengan peranan KTH, uji yang digunakan adalah uji
statistik Jenjang Spearman. Rumus dari Jenjang Spearman yaitu (Gujarati,
1995) :
( )⎥⎥⎦⎤
⎢⎢⎣
⎡
−×−= ∑
161 2
2
nndi
rs
21
2
s
shit
r
nrt−
−×=
dimana : sr = Nilai korelasi Jenjang Spearman
di = Selisih kedua range
18 n = Banyaknya responden
hitt = Nilai hitung distribusi t-student
3. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi yang digunakan adalah analisis persentase. Analisis
ini dipakai untuk mengetahui persentase pendapatan petani dari kegiatan
PHBM terhadap total pendapatan petani. Rumus yang digunakan untuk
perhitungan analisis persentase adalah sebagai berikut (Perum Perhutani,
1997) :
%100)2()1(
)1()( ×+
=PP
PXP
dimana : P(X) = persentase pendapatan dari kegiatan PHBM terhadap
pendapatan totalnya
P(1) = pendapatan dari PHBM
P(2) = pendapatan di luar kegiatan PHBM
Sedangkan persentase pendapatan total petani terhadap
pengeluarannya selama setahun adalah sebagai berikut :
%100)4()3()( ×=
PPSP
dimana : P(S) = persentase pendapatan total petani terhadap total
pengeluarannya
P(3) = pendapatan total petani PHBM
P(4) = total pengeluaran petani PHBM
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. BKPH Pangalengan
1. Letak dan Luas
BKPH Pangalengan adalah salah satu bagian dari unit kerja
Kesatuan Pemangkuan Hutan Bandung Selatan di bawah pengelolaan
Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, secara administratif kawasan
wilayah kerja Perum Perhutani berada di Kecamatan Kertasari dan
Pangalengan, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat.
Adapun batas wilayah sebelah Utara adalah perkebunan teh
Kertamanah, wilayah hutan BKPH Banjaran dan BKPH Ciparay KPH
Bandung Selatan. Batas sebelah Timur adalah batas hutan KPH Garut,
batas sebelah Selatan adalah perkebunan teh Pasir Malang dan wilayah
hutan BKPH Cileuleuy KPH Garut. Sedangkan batas sebelah Barat adalah
wilayah hutan BKPH Ciwidey KPH Bandung Selatan.
Luas hutan BKPH Pangalengan mencapai 8.736,81 ha, meliputi 4
RPH yaitu RPH Papandayan, RPH Wayang Windu, RPH Pangalengan
dan RPH Kancana. Adapun luas hutan tiap-tiap RPH disajikan pada Tabel
1.
Tabel 1. Luas Hutan BKPH Pangalengan.
No.
(1)
RPH
(2)
Luas Hutan (ha)
(3)
1. Papandayan 1.077,00
2. Wayang Windu 2.749,38
3. Pangalengan 1.935,77
4. Kancana 2.974,66
Jumlah 8.736,81
Sumber : BKPH Pangalengan, 2005
20
2. Keadaan Tanaman Kehutanan
Jenis Tanaman Kehutanan BKPH Pangalengan pada dasarnya
berupa Rimba Campur seperti; Rasamala, Eucalyptus dan Pinus.
3. Topografi Tanah
Wilayah kawasan hutan BKPH Pangalengan sebagian besar
berdekatan dengan Perkebunan Teh PTP Nusantara VIII, bentuk lapangan
bergelombang merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian di atas
1.700 m dpl. Hulu sungai DAS Citarum yang sangat potensial terletak di
daerah pegunungan, sungai tersebut mengalir sampai ke pantai utara Jawa
Barat.
B. Desa Warnasari
1. Letak dan Luas
Desa Warnasari secara administratif masuk dalam wilayah
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat. Desa
Warnasari berjarak 4 km dari ibukota kecamatan dan 31 km dari ibukota
kabupaten. Wilayah Desa Warnasari sebelah Utara berbatasan dengan
Desa Pulosari, sebelah Selatan berbatasan dengan 2 desa yaitu Desa
Sukaluyu dan Desa Margaluyu, sebelah Barat berbatasan dengan dengan
Kecamatan Pasir Jambu, dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa
Pulosari dan Situ Cileunca. Luas Desa Warnasari keseluruhan adalah
2.354,119 ha yang terbagi dalam 16 RW.
2. Topografi dan Iklim
Pada umumnya, topografi Desa Warnasari adalah berbukit karena
Desa Warnasari merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian 1.400
m dpl. Jenis tanah umumnya adalah asosiasi andosol dengan curah hujan
rata-rata 2.400 mm/th dan banyaknya bulan hujan tahunan adalah 7 bulan
serta suhu rata-rata harian adalah 16-24° C.
3. Pola Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Desa Warnasari berupa hutan lindung
1.345,200 ha, tegalan 535,406 ha, perkebunan 414,191 ha, pemukiman
32,784 ha, tanah kas negara 16,900 ha, lapangan 7,138 ha, perkantoran
21
pemerintah 1,100 ha, lain-lain 1,400 ha. Untuk lengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Jenis Penggunaan Lahan di Desa Warnasari
No.
(1)
Jenis Penggunaan Lahan
(2)
Luas (ha)
(3)
Persentase (%)
(4)
1. Hutan Lindung 1.345,200 57,14
2. Tegalan 535,406 22,74
3. Perkebunan 414,191 17,59
4. Pemukiman 32,784 1,39
5. Tanah Kas Ngara 16,900 0,72
6. Lapangan 7,138 0,31
7. Perkantoran Pemerintah 1,100 0,05
8. Lain-lain 1,400 0,06
Jumlah 2.354,119 100,00
Sumber : Desa Warnasari, 2005
Tanaman semusim yang banyak diusahakan antara lain jagung, cabe,
tomat, sawi, kentang, kubis, wortel, labu dan lain-lain. Sedangkan jenis
tanaman tahunannya antara lain Pinus, Eucalyptus dan Puspa. Pada areal
perkebunan, jenis tanaman tahunan yang diusahakan adalah kopi.
4. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk
Penduduk Desa Warnasari sampai tahun 2005 berjumlah 7.307 jiwa
yang terdiri dari 3.698 orang pria dan 3.609 orang wanita dengan jumlah
kepala keluarga 2.045 KK. Sebagian besar penduduk berumur 0-10 tahun,
yaitu berjumlah 1.851 orang. Mayoritas adalah beragama Islam sebanyak
7.299 orang dan Kristen 8 orang. Adapun komposisi penduduk Desa
Warnasari dapat dilihat pada Tabel 3.
22
Tabel 3. Komposisi Penduduk Desa Warnasari menurut Kelompok Umur
No.
(1)
Kelompok Umur (tahun)
(2)
Jumlah (jiwa)
(3)
Persentase (%)
(4)
1. 0 – 10 1.851 25,33
2. 11 – 20 1.421 19,45
3. 21 – 30 1.420 19,43
4. 31 – 40 1.009 13,81
5. 41 – 50 784 10,73
6. > 50 822 11,25
Jumlah 7.307 100,00
Sumber : Desa Warnasari, 2005
Mata pencaharian penduduk di Desa Warnasari antara lain petani
sebanyak 337 orang, 519 orang buruh tani, 675 orang buruh/swasta, 115
orang pedagang, 358 orang peternak, 12 orang PNS, 120 orang supir/ojek,
dan sebanyak 35 orang bekerja pada sektor lain (lihat Tabel 4).
Tabel 4. Komposisi Penduduk Desa Warnasari menurut Mata Pencaharian
No.
(1)
Mata Pencaharian
(2)
Jumlah (jiwa)
(3)
Persentase (%)
(4)
1. Petani 337 15,52
2. Buruh Tani 519 23,91
3. Buruh/Swasta 675 31,09
4. Pedagang 115 5,30
5. Peternak 358 16,49
6. PNS 12 0,55
7. Supir/Ojek 120 5,53
8. Lain-lain 35 1,61
Jumlah 2.171 100,00 Sumber : Desa Warnasari, 2005
23
Tingkat pendidikan penduduk sebagian besar adalah tamat SD yaitu
sebanyak 3.639 orang, belum sekolah sebanyak 392 orang, tidak tamat SD
sebanyak 722 orang, tamat SLTP sebanyak 1.066 orang, tamat SMU
sebanyak 594 orang dan tamat perguruan tinggi sebanyak 30 orang (lihat
Tabel 5).
Tabel 5. Komposisi Penduduk Desa Warnasari menurut Tingkat Pendidikan
No.
(1)
Tingkat Pendidikan
(2)
Jumlah (jiwa)
(3)
Persentase (%)
(4)
1. Belum Sekolah 392 6,08
2. Tidak Tamat SD 722 11,21
3. Tamat SD 3.639 56,48
4. Tamat SLTP 1.066 16,54
5. Tamat SMU 594 9,22
6. Tamat Perguruan Tinggi 30 0,47
Jumlah 6.443 100,00
Sumber : Desa Warnasari, 2005
5. Sarana dan Prasarana Desa
Sarana dan prasarana penting yang terdapat di Desa Warnasari
antara lain sarana angkutan, jalan, sarana perekonomian, sarana
pendidikan, sarana ibadah, sarana olah raga dan sarana kesehatan. Jalan
yang ada terdiri dari jalan aspal sepanjang 15,707 km dan jalan tanah
tanpa pengerasan sepanjang 2,5 km. Untuk jenis jalan, terdapat jalan desa
sepanjang 12,207 km dan jalan antar desa/kecamatan sepanjang 6 km.
Jumlah jembatan beton sebanyak 3 buah, jembatan besi sebanyak 1 buah
dan jembatan kayu sebanyak 6 buah.
Sarana Perekonomian yang ada antara lain 2 buah industri makanan,
98 warung kelontong, 112 buah angkutan, 14 orang tengkulak, 2 unit
peternakan, 4 unit usaha perkebunan dan 16 unit kelompok simpan
24
pinjam. Sarana pendidikan berupa bangunan TK sebanyak 1 unit, SDN
sebanyak 3 unit, SMP sebanyak 1 unit dan pondok pesantren sebanyak 2
unit. Sarana ibadah yang ada antara lain 16 buah masjid dan 11
surau/musholla. Sarana olah raga yang ada antara lain lapangan sepak bola
sebanyak 3 buah, lapangan bulu tangkis sebanyak 1 buah, lapangan voli
sebanyak 8 buah dan tenis meja sebanyak 1 buah. Sedangkan sarana
kesehatan terdapat 1 unit puskesmas dan 16 posyandu.
6. Karakteristik Responden
Jumlah responden yang terpilih dalam penelitian ini adalah sebanyak
56 orang anggota Kelompok Tani Hutan Rumput Gajah Blok Citiis Desa
Warnasari dengan tingkat umur berkisar antara 20 sampai 88 tahun
dimana 48 orang (85,71 %) adalah laki-laki dan 8 orang (14,29 %)
perempuan. Distribusi kelompok umur responden dapat dilihat pada Tabel
6.
Tabel 6. Jumlah dan Persentase Responden menurut Kelompok Umur
No.
(1)
Kelompok Umur (tahun)
(2)
Jumlah (jiwa)
(3)
Persentase (%)
(4)
1. 23 – 30 17 30,36
2. 31 – 40 19 33,93
3. 41 – 50 14 25,00
4. 51 - 88 6 10,71
Jumlah 56 100,00
Tingkat pendidikan responden tergolong rendah, hal ini tercermin
dari banyaknya responden yang tidak sekolah dan berpendidikan SD, baik
tamat maupun tidak tamat, sebesar 92,86 %, sedangkan 7,14 %
berpendidikan SMP sederajat. Tabel 7 berikut menunjukkan jumlah dan
persentase responden menurut tingkat pendidikan.
25
Tabel 7. Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pendidikan
No.
(1)
Tingkat Pendidikan
(2)
Jumlah (jiwa)
(3)
Persentase (%)
(4)
1. Tidak Sekolah 1 1,79
2. SD (Tamat/Tidak) 51 91,07
3. SMP (Sederajat) 4 7,14
Jumlah 56 100,00
C. Sejarah Kerjasama Pengelolaan Rumput Gajah di Kawasan Hutan
Penanaman rumput gajah dimulai tahun 1978 dan sampai tahun 1981
dapat direalisir seluas 315 ha di BKPH Pangalengan, Ciparay dan
Tambakruyung Timur. Pendorong penanaman rumput gajah adalah banyaknya
sapi perah di Pangalengan; pada tahun 1980 tercatat 3310 ekor dan sampai
akhir tahun 1981 sudah mencapai 6100 ekor. Pakan sapi berupa limbah
pertanian dan rumput yang ada di lahan milik, akan tetapi sumber-sumber
tersebut jauh dari mencukupi (Kartasubrata, 2003).
Selanjutnya Kartasubrata (2003) juga menyatakan penanaman rumput
gajah di KPH Bandung Selatan dilaksanakan dalam program Prosperity
Approach dan Ma-Lu. Kesempatan ini juga digunakan oleh petani
tumpangsari sayuran untuk menjadi peternak sapi perah.
Bentuk riil kerjasama pemanfaatan kawasan hutan dengan rumput gajah
antara Perum Perhutani dengan KTH sudah dimulai sejak tahun 1988. Dari
tahun ke tahun proses kerjasama terus mengalami perubahan/perkembangan
yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Kerjasama pemanfaatan rumput
gajah mengalami penurunan saat terjadi perambahan hutan. Hal itu terjadi
dikarenakan oleh tanaman rumput gajah yang ditanam di lahan hutan, dirusak
dan digantikan dengan tanaman sayuran oleh masyarakat sekitar hutan atau
lebih dikenal dengan istilah tumpangsari. Namun, ketika dikeluarkan larangan
tumpangsari di kawasan hutan, kembali produksi rumput gajah semakin
26
bertambah. Pada awalnya kerjasama rumput gajah dilakukan antar Perum
Perhutani dengan petani rumput gajah, salah satunya di Desa Warnasari.
D. Lembaga Terkait
Keberadaan kawasan hutan di BKPH Pangalengan sangat berpengaruh
terhadap keberadaan KPBS (Koperasi Peternak Bandung Selatan) sebagai
koperasi terbesar se-Jawa Barat dalam usaha susu sapi, di sisi lain, masyarakat
petani yang berintegrasi ke kawasan hutan pada awalnya tergabung dalam
sebuah KTH (Kelompok Tani Hutan). Selanjutnya KTH ini diwadahi dalam
Lembaga Tingkat Desa dengan nama LMDH (Lembaga Masyarakat Desa
Hutan).
Sementara itu, LMDH-LMDH se-Kabupaten Bandung telah memiliki
wadah komunikasi yang disebut KTHA (Kontak Tani Hutan Andalan)
Kabupaten Bandung.
Sistem PHBM yang dibangun, dari 16 desa hutan di BKPH
Pangalengan, saat ini telah terbentuk 14 LMDH (72 KTH). Dari 14 LMDH
ini, 11 LMDH diantaranya telah mempunyai Akta Notaris. Sedangkan yang
telah melakukan Perjanjian kerjasama dengan Perum Perhutani sebanyak 10
LMDH.
KTH Rumput Gajah (Citiis) berada di bawah LMDH Warnasari dan
KTH tersebut sudah ada sejak tahun 1998, akan tetapi karena kelembagaan
LMDH di Desa Warnasari baru berdiri tahun 2005, maka secara resmi KTH
Rumput Gajah (Citiis) mulai diakui tahun 2005. Lahan andil yang dikelola
oleh KTH Rumput Gajah (Citiis) berada di petak 42a yang merupakan bagian
dari RPH Pangalengan.
Adapun proses pelaksanaan PHBM pada awalnya dilakukan dengan
beberapa tahap, yaitu :
1. Sosialisasi
Tahapan sosialisasi dimulai tahun 1998 oleh Perhutani bekerjasama
dengan LSM. Masyarakat Desa Warnasari termasuk masyarakat yang
terbuka sehingga dapat dengan mudah menerima sistem yang ditawarkan
oleh Perum Perhutani, yaitu PHBM.
27
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai dengan pembentukan kepengurusan yang
dilakukan secara demokrasi.
3. Perencanaan Pembuatan Program
Tahapan ini dilakukan dengan inventarisasi komponen-komponen dari
PHBM, baik anggota maupun potensi objek dan lahan. Hal tersebut dapat
memudahkan dalam pencarian tanaman tahunan yang sesuai dengan
potensi lahannya.
4. Pelaksanaan Teknis
Setelah secara resmi perjanjian disahkan, maka kegiatan PHBM dapat
dimulai. Adapun pembaharuan kontrak dilakukan setiap 1 tahun sekali.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Motivasi Petani dalam Kegiatan PHBM
Analisis tingkat motivasi dilakukan untuk mengetahui faktor ekstrinsik
yang mempengaruhi motivasi petani. Faktor ekstrinsik yang dimaksud salah
satunya adalah peranan Kelompok Tani Hutan (KTH).
Motivasi petani dalam kegiatan PHBM dibagi kedalam tiga aspek, yaitu
motivasi ekonomi, motivasi ekologi dan motivasi sosial budaya. Pembagian
tersebut dimaksudkan untuk lebih memudahkan pengelompokkan berbagai
jenis motivasi.
1. Motivasi Ekonomi
Motivasi ekonomi berkaitan erat dengan hal pendapatan dan
peningkatan kesejahteraan petani, hal tersebut dikarenakan harapan petani
yang dapat merubah kehidupannya ke arah yang lebih baik di masa yang
akan datang. Dorongan motivasi ekonomi tersebut membuat responden
berusaha keras dalam kegiatan PHBM agar hasil dari tanaman rumput
gajah tersebut dapat berproduksi secara berkesinambungan dan kebutuhan
pakan ternaknya dapat terpenuhi.
Dari hasil kuisioner (Tabel 10) dapat diketahui bahwa sebanyak
89,29 % responden setuju dan 10,71 % sangat setuju bahwa kegiatan
PHBM tersebut untuk diambil hasilnya, yaitu hasil dari tanaman rumput
gajah yang dipergunakan sebagai pakan ternak sapi mereka.
Selanjutnya 1,79 % tidak setuju bahwa kegiatan PHBM dilakukan
untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga karena
mereka tidak merasakan dampak langsung dari kegiatan PHBM terhadap
pendapatan dan kesejahteraan keluarganya. Sedangkan 78,57 % responden
setuju dan 19,64 % responden sangat setuju kegiatan PHBM dapat
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.
Sebanyak 100 % responden tidak setuju budidaya dan pemeliharaan
tanaman rumput gajah di lahan PHBM dilakukan untuk memenuhi
permintaan suatu lembaga, atau pasar, dll. Hal tersebut dikarenakan
29
budidaya dan pemeliharaan tanaman rumput gajah tersebut digunakan
untuk keperluan pakan ternak mereka sehari-harinya.
Sebesar 96,42 % responden tidak setuju, 1,79 % responden setuju
dan 1,79 % responden sangat setuju kegiatan PHBM dilakukan untuk
mendapat kepuasan pribadi sebagai suatu kegiatan sampingan. Responden
yang menyatakan tidak setuju merupakan responden yang pekerjaan
utamanya peternak sehingga kegiatan PHBM rumput gajah tersebut
sebagai kegiatan utama untuk memberi makan ternak mereka. Sedangkan
responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju merupakan
responden yang mempunyai pekerjaan utama selain dari peternak,
pekerjaan sebagai peternak merupakan pekerjaan sampingan dari
responden.
Untuk pernyataan selanjutnya sebanyak 89,29 % responden
menjawab setuju dan 10,71 % menjawab sangat setuju bahwa
menguntungan menanam tanaman rumput gajah bersama-sama tanaman
lain di lahan PHBM, akan tetapi dalam pelaksaan PHBM tersebut belum
adanya rencana untuk menambah komoditas lain selain dari pada rumput
gajah di petak tersebut.
Pada pernyataan mengenai usaha tanaman rumput gajah
memberikan keuntungan yang terbesar dibandingkan dengan tanaman
lainnya, sebanyak 1,79 % menyatakan tidak setuju, 85,71 % menjawab
setuju dan 12,5 % menyatakan sangat setuju. Responden yang tidak setuju
berpendapat bahwa budidaya tanaman lain lebih menguntungkan
dibandingkan dengan tanaman rumput gajah yang belum dapat
dipasarkan. Sedangkan responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
menyatakan bahwa budidaya tanaman rumput gajah lebih menguntungkan
karena dapat membantu dalam hal pakan ternak karena selain di lahan
hutan, tidak banyak lahan lain yang dapat ditanami rumput gajah sehingga
budidaya rumput gajah memudahkan pekerjaan para peternak sapi.
Pernyataan mengenai hasil tanaman rumput gajah dalam kegiatan
PHBM untuk terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, sebanyak 64,29 %
menjawab setuju dan 35,71 % menjawab sangat setuju. Para responden
30
berpendapat bahwa rumput gajah yang dihasilkan dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari dari ternak mereka, sehingga secara tidak langsung
dapat berpengaruh terhadap produksi susu sapi yang dapat mereka jual
dan hasilnya untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Selanjutnya sebanyak 69,64 % menyatakan setuju dan 30,36 %
menyatakan sangat setuju bahwa lahan PHBM atau lahan hutan
merupakan lahan yang menyediakan mata pencaharian bagi masyarakat
desa hutan, hal tersebut dikarenakan kehidupan mereka sehari-harinya
bergantung pada hutan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun distribusi jawaban tercantum di Tabel 8.
31
Tabel 8. Pertanyaan Seputar Motivasi Ekonomi dan Distribusi Jawaban Responden
No.
(1)
Pertanyaan Motivasi Ekonomi
(2)
Distribusi Jawaban Responden (3)
Tidak Setuju Setuju Sangat Setujun % n % n %
1.
Kegiatan PHBM dilakukan untuk diambil hasilnya.
- 0 50 89,29 6 10,71
2. Kegiatan PHBM dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga.
1 1,79 44 78,57 11 19,64
3. Budidaya dan pemeliharaan tanaman yang diusahakan di lahan PHBM (rumput gajah) dilakukan untuk memenuhi permintaan suatu lembaga, atau pasar, dll.
56 100 - 0 - 0
4. Kegiatan PHBM dilakukan untuk mendapat kepuasan pribadi sebagai suatu kegiatan sampingan.
54 96,42 1 1,79 1 1,79
5. Menguntungan menanam tanaman yang diusahakan (rumput gajah) bersama-sama tanaman lain di lahan PHBM.
- 0 50 89,29 6 10,71
6. Usaha tanaman yang diusahakan (rumput gajah) memberikan keuntungan yang terbesar dibandingkan dengan tanaman lainnya.
1 1,79 48 85,71 7 12,5
7. Hasil tanaman (rumput gajah) dalam kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) untuk terpenuhinya kebutuhan sehari-hari.
- 0 36 64,29 20 35.71
8. Lahan PHBM atau hutan merupakan lahan yang menyediakan mata pencaharian bagi masyarakat desa hutan.
- 0 39 69,64 17 30.36
Motivasi ekonomi juga berkaitan dengan hasil dari kegiatan PHBM
dimana hasil tersebut mempengaruhi pendapatan dari petani baik secara
langsung maupun tidak langsung, dalam hal ini rumput gajah yang
digunakan sebagai pakan ternak yaitu sapi perah milik dari para petani
hutan. Adapun gambar tanaman rumput gajah dapat dilihat di Gambar 2.
32
Gambar 2. Tanaman Rumput Gajah
2. Motivasi Ekologi
Motivasi ekologi berhubungan dengan dorongan petani dalam
melestarikan dan menjaga lingkungan hutan yang dikelola. Hal tersebut
didasari oleh kepedulian petani terhadap kelestarian alam, yang nantinya
akan berdampak pada kehidupan mereka sehari-harinya.
Sebanyak 85,71 % responden menyatakan setuju dan 14,29 %
menyatakan sangat setuju bahwa kegiatan PHBM dapat menjaga dan
mempertahankan kesuburan tanah agar tetap produktif. Responden
menyadari bahwa penanaman tanaman musiman dapat mengakibatkan
berkurangnya unsur hara yang penting didalam tanah, dengan kegiatan
PHBM yang menggunakan tanaman tahunan dalam kegiatannya agar
kesuburan tanah dapat tetap dipertahankan agar tetap produktif.
Selanjutnya 87,5 % responden menjawab setuju dan 12,5 %
responden menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa kegiatan
PHBM dapat menjaga tanah dan tata air agar tidak menimbulkan longsor,
erosi dan banjir, karena kegiatan PHBM yang dilaksanakan di lahan hutan
dilakukan dengan pola tanam yang diatur agar tidak mengakibatkan
kerusakan struktur tanah. Selain itu juga kegiatan tersebut tetap menjaga
dan memelihara tanaman kehutanan yang dapat menjaga struktur tanah
dan menahan air dengan akarnya dan juga serasah yang berasal dari daun
tanaman kehutanan tersebut dapat menjaga permukaan tanah dari pukulan
33
air hujan agar tidak merusak struktur tanah sehingga tidak terjadi erosi dan
banjir.
Sebanyak 33,93 % responden setuju dan 66,07 % responden
menjawab sangat setuju bahwa selain tanaman yang diusahakan yaitu
rumput gajah dalam PHBM, tanaman berkayu atau tanaman kehutanan
juga ikut dipelihara. Responden menyadari tuntutan dari kerjasama antara
petani dan Perum Perhutani yang mengharuskan petani hutan untuk turut
memelihara tanaman kehutanan selain daripada tanaman rumput gajah,
selain itu petani hutan merasa sebagai suatu kewajiban moril untuk turut
memelihara tanaman kehutanan tersebut.
Pada pernyataan selanjutnya bahwa kegiatan PHBM dapat
mempertahankan kelangsungan hutan di masa yang akan datang, sebanyak
89,29 % responden menyatakan setuju dan sebanyak 10,71 % menyatakan
sangat setuju serta pada pernyataan kegiatan PHBM dapat membantu
kelestarian hutan, sebanyak 75 % menyatakan setuju dan 25 %
menyatakan sangat setuju karena kegiatan PHBM mengacu kepada
kelestarian dan kelangsungan hutan dengan cara pola tanam yang sesuai
dan kerjasama dengan masyarakat desa hutan dalam pengelolaannya
sehingga semua pihak dapat ikut andil dalam kelestarian hutan.
Masyarakat pun menyadari bahwa dengan tetap terjaga kelangsungan
hutan di masa yang akan datang, masyarakat desa hutan dapat tetap
menikmati fungsi dan manfaat dari hutan secara berkelanjutan. Hal
tersebut sesuai dengan salah satu tujuan dari PHBM itu sendiri adalah
meningkatkan tanggung jawab perusahaan, masyarakat desa hutan dan
pihak yang berkepentingan terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat
sumberdaya hutan (Perum Perhutani 2001).
Sebesar 75 % menyatakan setuju dan 25 % responden menyatakan
sangat setuju bahwa yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan
pelestarian hutan adalah pemerintah dan masyarakat. Hal tersebut sesuai
dengan salah satu kewajiban dari masyarakat desa hutan yaitu bersama
perusahaan (Perum Perhutani sebagai wakil dari pemerintah) menjaga dan
34
melindungi sumberdaya hutan untuk keberlanjutan fungsi dan manfaatnya
(Perum Perhutani, 2001).
Responden menjawab setuju sebanyak 75 % dan sangat setuju
sebanyak 25 % bahwa hutan berfungsi sebagai paru-paru atau penghasil
oksigen yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari makhluk
hidup. Selanjutnya pada pernyataan terakhir sebanyak 46,43 %
menyatakan setuju dan 53,57 % menyatakan sangat setuju bahwa selain
tanaman yang diusahakan dalam PHBM yaitu rumput gajah, tanaman
berkayu atau tanaman kehutanan juga ikut dijaga keamanannya.
Responden turut menjaga keamanan dari tanaman kehutanan dengan cara
memberikan informasi kepada petugas Perum Perhutani atau Polisi Hutan
mengenai pencurian kayu atau pun sekedar turut mengawasi wilayah
hutan yang merupakan lahan andil mereka. Untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai distribusi jawaban dari reponden, dapat dilihat pada Tabel 9.
35
Tabel 9. Pertanyaan Seputar Motivasi Ekologi dan Distribusi Jawaban Responden
No. (1)
Pertanyaan Motivasi Ekologi
(2)
Distribusi Jawaban Responden (3)
Tidak Setuju Setuju Sangat Setujun % n % n %
1.
Kegiatan PHBM dapat menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah agar tetap produktif
-
0
48
85,71
8
14,29
2. Kegiatan PHBM dapat menjaga tanah dan tata air agar tidak menimbulkan longsor, erosi dan banjir.
- 0 49 87,5 7 12,5
3. Selain tanamann yang diusahakan dalam PHBM (rumput gajah), tanaman berkayu (kehutanan) juga ikut dipelihara.
- 0 19 33,93 37 66,07
4. Kegiatan PHBM dapat mempertahankan kelangsungan hutan di masa yang akan datang.
- 0 50 89,29 6 10,71
5. Kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dapat membantu kelestarian hutan.
- 0 42 75 14 25
6. Yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pelestarian hutan adalah pemerintah dan masyarakat.
- 0 42 75 14 25
7. Hutan atau lahan PHBM dapat berfungsi sebagai paru-paru (menghasilkan oksigen).
- 0 42 75 14 25
8. Selain tanaman yang diusahakan dalam PHBM (rumput gajah), tanaman berkayu (kehutanan) juga dijaga keamanannya.
- 0 26 46,43 30 53,57
Gambar 3. berikut memperlihatkan penanaman tanaman rumput
gajah di bawah tegakan hutan.
36
Gambar 3. Penanaman Tanaman Rumput Gajah di Bawah Tegakan Hutan
3. Motivasi Sosial Budaya
Sebanyak 92,86 % responden menyatakan setuju dan selebihnya
sebanyak 7,14 % responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan
yang menyatakan bahwa kegiatan PHBM merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk memenuhi anjuran dan dorongan dari pemerintah. Hal
tersebut berkaitan dengan berlakunya larangan penanaman musiman
khususnya sayuran dengan sistem tumpangsari dan diberlakukannya
sistem PHBM.
Pada pernyataan selanjutnya yaitu bahwa kegiatan PHBM
merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai kegiatan yang bersifat
sukarela (tanpa paksaan dari pihak lain), sebesar 44,64 % responden
menyatakan setuju dan 55,36 % sangat setuju. Hal tersebut dikarenakan
para responden merasa kegiatan PHBM sangat memberikan manfaat
terhadap kehidupan mereka sehari-hari dan juga dapat membantu
meringankan pekerjaan mereka, jika tidak ada kegiatan PHBM tersebut
maka peternak harus mencari pakan ternak di tempat lain yang belum
tentu dapat dengan mudah diperoleh.
Responden menjawab setuju sebanyak 62,5 % dan sangat setuju
sebanyak 37,5 % menjawab sangat setuju bahwa kegiatan PHBM
dilakukan untuk membuka lapangan kerja dan kesempatan berusaha,
karena pada masa krisis ekonomi sekarang ini banyak yang beralih untuk
berusaha di lahan hutan, baik untuk usaha pokok atau sampingan. Selain
37
itu, tanaman yang ditanam untuk kegiatan PHBM terlebih dahulu di
analisis pemasarannya apakah menguntungkan atau tidak, sehingga petani
hutan tidak perlu memikirkan akan pemasaran dan penjualan dari
komoditas tersebut. Masyarakat hutan sendiri sejak lama menggantungkan
hidup mereka kepada hutan dan perasaan bagian dari hutan yang tinggi
sehingga mereka dapat berusaha di lingkungan mereka sendiri.
Sebanyak 80,36 % responden menyatakan setuju dan 19,64 %
responden menyatakan sangat setuju bahwa kegiatan PHBM dilakukan
sebagai tabungan hari tua (pekerjaan jangka panjang), sehingga selain dari
segi ekonomi, mereka juga dapat tetap berusaha di lahan hutan karena
kelangsungan hutan tetap terjaga atas partisipasi mereka. Selanjutnya
sebagian besar responden (91,07 %) menjawab setuju dan 8,93 %
menjawab sangat setuju bahwa kegiatan PHBM merupakan suatu kegiatan
yang penting dalam rangka pelestarian nilai-nilai sosial dan budaya.
Sebanyak 78,57 % responden menyatakan setuju dan 21,43 %
menyatakan sangat setuju bahwa pelestarian hutan merupakan tuntutan
moral. Responden merasa bahwa merupakan kewajiban mereka untuk
melestarikan hutan, karena mereka mendapat manfaat dari hutan itu
sendiri. Jika tidak, bencana yang terjadi pun, mereka akan terkena dampak
yang lebih dulu karena mereka bermukim di sekitar hutan.
Sebagian kecil responden (5,36 %) menyatakan tidak setuju bahwa
pelestarian hutan merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai warisan
nenek moyang karena bagi mereka pelestarian hutan yang utama
dilakukan oleh Perum Perhutani, sedangkan sebanyak 76,78 % responden
menyatakan setuju dan 17,86 % menyatakan sangat setuju karena
berpendapat bahwa partisipasi masyarakat dalam pelestarian hutan
dilakukan sejak dahulu kala. Hal itu terbukti dari tetap terjaganya lahan
hutan sampai sekarang dan tetap terjaga kelestarian alamnya, baik dari tata
air ataupun yang lainnya.
Responden yang seluruhnya beragama Islam menyadari bahwa
segala kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan termasuk pelestarian hutan
merupakan tuntutan dan anjuran agama, hal tersebut terbukti dengan
38
banyaknya responden (94,64 %) responden menyatakan setuju dan 5,36 %
sangat setuju akan pernyataan tersebut. Tabel 10 menyajikan distribusi
jawaban responden tentang motivasi sosial budaya.
Tabel 10. Pertanyaan Seputar Motivasi Sosial Budaya dan Distribusi Jawaban Responden
No.
(1)
Pertanyaan Motivasi Sosial
Budaya (2)
Distribusi Jawaban Responden (3)
Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju n % n % n %
1.
Kegiatan PHBM merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi anjuran dan dorongan dari pemerintah.
-
0
52
92,86
4
7,14
2. Kegiatan PHBM merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai kegiatan yang bersifat sukarela (tanpa paksaan dari pihak lain).
- 0 25 44,64 31 55,36
3. Kegiatan PHBM dilakukan untuk membuka lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
- 0 35 62,5 21 37,5
4. Kegiatan PHBM dilakukan sebagai tabungan hari tua (pekerjaan jangka panjang).
- 0 45 80,36 11 19,64
5. Kegiatan PHBM merupakan suatu kegiatan yang penting dalam rangka pelestarian nilai-nilai sosial dan budaya.
- 0 51 91,07 5 8,93
6. Pelestarian hutan merupakan tuntutan moral.
- 0 44 78,57 12 21,43
7. Pelestarian hutan merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai warisan nenek moyang.
3 5,36 43 76,78 10 17,86
8. Pelestarian hutan merupakan tuntutan dan anjuran agama.
- 0 53 94,64 3 5,36
Pada penelitian yang dilakukan oleh Pujaningrum (2002) di Desa
Pecoro, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember Jawa Timur, motivasi
yang paling kuat mendorong para petani untuk mengelola lahan
pekarangannya dengan sistem wanatani (dalam hal ini penanaman
tanaman kayu di lahan pekarangan) adalah motivasi ekonomi, dan
39
motivasi lain yang mendorong adalah motivasi ekologi dan motivasi
sosial. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Syahrul (2002) di Desa
Cibeber II, RPH Leuwiliang, BKPH Leuwiliang, KPH Bogor, motivasi
yang paling kuat mendorong para petani untuk ikut PHBM adalah
motivasi ekologi dan ekonomi, dan disusul oleh motivasi sosial budaya.
Setelah dianalis lebih lanjut, motivasi yang paling kuat mendorong
para petani untuk mengikuti kegiatan PHBM di Desa Warnasari adalah
motivasi ekologi. Hal ini membuktikan bahwa alasan kuat petani hutan
mengikuti kegiatan PHBM adalah untuk menjaga dan mempertahankan
kelestarian hutan, menjaga kelestarian alam baik tata air, menjaga
kesuburan tanah, dan terjaganya kebersihan udara. Motivasi lain yang
mendorong adalah motivasi sosial budaya dan motivasi ekonomi. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11.
Pengaruh motivasi ekonomi yang tidak tinggi disebabkan oleh
karena secara ekonomi hasil PHBM secara tidak langsung memberikan
kontribusi yang tinggi dalam tingkat pendapatan petani. Hasil PHBM
berupa rumput gajah secara tidak langsung menentukan hasil dari ternak
berupa susu yang merupakan sumber pendapatan utama petani. Dengan
terpenuhinya kebutuhan petani dan dengan tingginya nilai pendapatan
yang diperoleh maka motivasi petani dalam kegiatan PHBM tidak lagi
berupa motivasi ekonomi, dalam kasus ini adalah motivasi ekologi. Selain
dari itu, dengan adanya pembinaan dan penyuluhan oleh Perum Perhutani
akan pentingnya PHBM dalam rangka pelestarian hutan dan pentingnya
hutan itu sendiri, maka petani lebih menyadari dan memahami akan
pentingnya aspek ekologi sehingga petani termotivasi untuk menjaga
kelestarian hutan sehingga motivasi terkuat yaitu motivasi petani.
40
Tabel 11. Jenis Motivasi Petani dan Persentase Rata-rata Jawaban Responden
No. (1)
Jenis Motivasi Petani
(2)
Persentase Rata-rata Jawaban Responden (3)
Tidak Setuju (%)
Setuju (%) Sangat Setuju (%)
1. Motivasi Ekonomi
25 59,82 15,18
2. Motivasi Ekologi
0 70,98 29,02
3. Motivasi Sosial Budaya
0,67 77,68 21,65
Nurozi (1993) dalam penelitiannya di Desa Mekarsari, Cibeber,
Lebak, Jawa Barat, menyatakan bahwa setelah merasakan hasilnya dari
mengelola hutan rakyat baik dari segi ekonomi maupun ekologi, semangat
dan tekat petani untuk tetap terus mengelola hutan rakyat semakin jelas.
Pada penelitian di Desa Warnasari semangat dan tekad petani untuk tetap
terus melakukan kegiatan PHBM semakin jelas hasilnya dari kegiatan
PHBM dari segi ekologi.
Keberhasilan dalam kegiatan PHBM tidak terlepas dari faktor sosial
budaya masyarakat setempat, salah satunya yang penting adalah motivasi
petani. Motivasi petani sangat menentukan dalam prestasi kerja dan
dorongan untuk berusaha dan bekerja lebih baik dalam kegiatan PHBM.
Dari hasil penilaian tersebut dapat dikelompokkan lebih lanjut ke dalam
motivasi rendah, sedang dan tinggi. Tingkat motivasi petani KTH Rumput
Gajah (Citiis) sebagian besar termasuk ke dalam kategori tinggi yaitu
67,86 % dan 32,14 % masuk ke dalam kategori sedang. Distribusi tingkat
motivasi petani dapat dilihat pada Tabel 12.
41
Tabel 12. Distribusi Tingkat Motivasi Petani
No.
(1)
Tingkat Motivasi Petani
(2)
Kelas Nilai
(3)
Jumlah Responden
(4)
Persentase (%)
(5) 1. Tinggi 49 – 72 38 67,86
2. Sedang 25 – 48 18 32,14
3. Rendah 1 – 24 - -
Jumlah 56 100,00
B. Hubungan Peranan KTH Rumput Gajah (Citiis) dengan Motivasi Petani
Secara umum keberadaan KTH Rumput Gajah (Citiis) melalui perannya
sebagai wadah kerjasama antar anggota kelompok di Desa Warnasari sangat
dibutuhkan oleh petani. Hal ini terlihat dari pernyataan responden dimana
60,71 % menunjukkan peranan KTH termasuk kategori tinggi dan 39,29 %
termasuk kategori sedang.
Sebanyak 83,93 % responden menyatakan setuju dan 16,07 % sangat
setuju bahwa KTH membantu dalam kegiatan PHBM, karena dalam kegiatan
PHBM dibutuhkan suatu kepengurusan yang dapat membantu dalam kegiatan
PHBM, baik mengenai kerjasama dengan Perum Perhutani ataupun dalam
pelaksanaannya.
Sebanyak 1,79 % responden menyatakan tidak setuju KTH memberikan
penyuluhan tentang PHBM karena mereka tidak mengikuti pertemuan yang
mengadakan penyuluhan tentang PHBM tersebut. Sedangkan sebanyak 58,92
% responden menyatakan setuju dan 16,07 % menyatakan sangat setuju
karena mereka mengikuti pertemuan mengenai penyuluhan tersebut sehingga
mereka dapat lebih memahami sistem PHBM. Adapun penyuluhan dilakukan
oleh LSM dan Perum Perhutani sebagai pihak yang terkait dalam PHBM.
Sebagian kecil responden (3,57 %) menyatakan tidak setuju bahwa KTH
memberikan solusi dalam pemecahan masalah yang dialami pada program
PHBM, sedangkan sebagian besar (82,14 %) menyatakan setuju dan 14,29 %
sangat setuju karena dalam setiap kegiatan yang dilakukan pasti terdapat
kendala-kendala dan masalah-masalah yang dialami oleh pelaku dari kegiatan
42
tersebut, tidak terkecuali dalam program PHBM. Setiap masalah yang dialami
oleh petani dibicarakan dalam pertemuan yang diadakan sebulan sekali, dan
dibahas bersama-sama agar semua kepentingan dapat terpenuhi dan terhindar
dari masalah yang lebih besar.
Selanjutnya sebanyak 5,36 % responden menyatakan tidak setuju bahwa
KTH memberikan penyuluhan tentang cara budidaya dan pemeliharaan
tanaman yang dibudidayakan dalam PHBM, 62,5 % menyatakan setuju dan
32,14 % menyatakan sangat setuju. Penyuluhan dilakukan pada pertemuan
KTH dan diberikan oleh ahli-ahli di bidang budidaya dan pemeliharaan
tanaman rumput gajah, baik dari Perum Perhutani ataupun dari KPBS selaku
pihak yang terkait dengan petani. Bagi petani yang tidak setuju, mereka tidak
mengikuti pertemuan yang mengadakan penyuluhan tersebut, sedangkan
responden yang setuju dan sangat setuju mengikuti penyuluhan tersebut.
Pernyataan selanjutnya yaitu keterlibatan KTH dapat membantu dalam
peningkatan kesejahteraan, sebagian kecil responden (1,79 %) berpendapat
tidak setuju, karena keterlibatan KTH tidak berdampak pada peningkatan
kesejateraan petani. Sedangkan sebanyak 89,28 % responden menyatakan
setuju dan 8,93 % sangat setuju karena keterlibatan KTH dapat berpengaruh
terhadap kesejahteraan petani, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Salah satunya berkaitan dengan kerja sama petani dengan Perum Perhutani
agar petani dapat mengelola lahan hutan untuk memenuhi tuntutan hidupnya
melalui suatu wadah penghubung yaitu KTH.
Sebanyak 78,57 % responden menjawab setuju dan 21,43 % sangat
setuju bahwa KTH sebagai wadah aspirasi petani. Karena setiap pendapat
petani mengenai kegiatan PHBM dapat disalurkan melalui KTH untuk
dibicarakan tindak lanjut dari setiap pendapat yang dapat meningkatkan
pelaksanaan PHBM. Selanjutnya sebanyak 8,93 % responden tidak pernah
mengikuti pertemuan KTH atau yang menyatakan tidak setuju, 80,36 %
responden menyatakan setuju atau jarang mengikuti pertemuan dan 10,71 %
menyatakan sangat setuju atau sering mengikuti pertemuan.
Pada pernyataan terakhir (Tabel 13) bahwa KTH sebagai mediator atau
penghubung antara petani dengan Perum Perhutani atau lembaga terkait
43
lainnya, sebagian besar responden (80,36 %) menjawab setuju dan sebagian
kecil responden (19,64 %) menyatakan sangat setuju. Dalam kerjasama
PHBM, petani tidak dapat secara langsung berhubungan dengan Perum
Perhutani akan tetapi dihubungkan oleh suatu organisasi yang dapat
menjembatani antara kepentingan Perum Perhutani dan petani itu sendiri yaitu
KTH. Adapun distribusi jawaban responden tertera pada Tabel 13.
Tabel 13. Pertanyaan Seputar Peranan KTH dan Distribusi Jawaban Responden
No.
(1)
Jenis Pertanyaan Peranan KTH
(2)
Distribusi Jawaban Responden (3)
Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju n % n % n %
1.
Kelompok Tani Hutan (KTH) membantu dalam kegiatan PHBM.
-
0
47
83,93
9
16,07
2. Kelompok Tani Hutan (KTH) memberikan penyuluhan tentang PHBM.
1 1,79 33 58,92 22 39,29
3. Kelompok Tani Hutan (KTH) memberikan solusi dalam pemecahan masalah yang dialami pada program PHBM.
2 3,57 46 82,14 8 14,29
4. Kelompok Tani Hutan (KTH) memberikan penyuluhan tentang cara budidaya dan pemeliharaan tanaman yang dibudidayakan dalam PHBM.
3 5,36 35 62,5 18 32,14
5. Keterlibatan Kelompok Tani Hutan (KTH) dapat membantu dalam peningkatan kesejahteraan.
1 1,79 50 89,28 5 8,93
6. Kelompok Tani Hutan sebagai wadah aspirasi petani.
- 0 44 78,57 12 21,43
7. Selaku anggota KTH, sering mengikuti pertemuan Kelompok Tani Hutan (KTH) untuk membahas masalah-masalah petani dan diskusi anggota KTH.
5 8,93 45 80,36 6 10,71
8. Kelompok Tani Hutan (KTH) sebagai mediator antara petani dengan Perum Perhutani atau lembaga terkait lainnya.
- 0 45 80,36 11 19,64
44
Sugiarto (1996) pada penelitiannya di Dusun Pagersengon, Desa
Selopuro, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa
Tengah, memperoleh hasil bahwa peranan KTH Percabaan mampu
meningkatkan tingkat motivasi petani hutan rakyat di Dusun Pagersengon.
Sedangkan untuk perhitungan nilai korelasi antara motivasi petani dan
peranan KTH Rumput Gajah (Citiis) dapat dilakukan pengujian Jenjang
Spearman yang disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Nilai Korelasi Jenjang Spearman
Beda Kuadrat ( 2di )
(1) sr
(2)
hitt
(3)
01,0t
(4)
05,0t
(5)
18054,5 0,383270676 3,049310077 2,326 1,645
Setelah dilakukan pengujian dengan Jenjang Spearman, ternyata ada
pengaruh positif antara peranan KTH terhadap tingkat motivasi petani. Hal ini
berarti peranan KTH Rumput Gajah (Citiis) mampu meningkatkan motivasi
petani di Desa Warnasari.
C. Tingkat Pendapatan dan Pengeluaran Total Rumah Tangga Petani
Pendapatan total petani bersumber dari jumlah pendapatan dari kegiatan
PHBM dan dari kegiatan di luar PHBM. Pendapatan dari kegiatan PHBM
diperoleh dari hasil panen tanaman rumput gajah. Jika setiap produksi rumput
gajah diberi harga Rp. 30/kg maka rata-rata pendapatan rumah tangga petani
dari kegiatan PHBM sebesar Rp. 1.403.839/tahun.
Sedangkan pendapatan dari kegiatan di luar PHBM meliputi : ternak,
sambilan dan lain-lain. Rata-rata pendapatan rumah tangga petani dari luar
kegiatan PHBM adalah Rp. 6.737.142/tahun.
Rata-rata pendapatan rumah tangga petani per tahun sebesar Rp.
8.140.981/tahun. Persentase rata-rata pendapatan rumah tangga petani
menurut jenis sumber pendapatannya dapat dilihat pada Tabel 15. Data
45
terperinci mengenai rata-rata pendapatan rumah tangga petani per tahun
disajikan pada Tabel Lampiran 7.
Tabel 15. Persentase Rata-rata Pendapatan Petani Menurut Sumber Pendapatannya.
No.
(1)
Jenis Pendapatan
(2)
Pendapatan (Rp)
(3)
Persentase (%)
(4)
1. PHBM 1.403.839 17,24
2. Ternak 3.998.571 49,12
3. Sambilan 2.273.571 27,93
4. Lain-lain 465.000 5,71
Jumlah 8.140.981 100,00
Pengeluaran total rumah tangga petani per tahun terdiri dari pengeluaran
untuk kebutuhan pokok, seperti pangan, pakaian, perumahan, serta kebutuhan
pelengkap, seperti biaya pendidikan, transportasi, pajak, sharing dan lain-lain.
Rata-rata pengeluaran total rumah tangga petani per tahun adalah sebesar Rp.
4.941.227/tahun. Persentase rata-rata pengeluaran rumah tangga petani per
tahun menurut sumber pengeluarannya dapat dilihat pada Tabel 16. Data
mengenai pengeluaran total rumah tangga petani secara terperinci disajikan
dalam Tabel Lampiran 8.
46
Tabel 16. Persentase Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Petani Menurut Jenis Pengeluarannya.
No.
(1)
Jenis Pengeluaran
(2)
Pengeluaran (Rp)
(3)
Persentase (%)
(4)
1. Pangan 2.678.571 54,21
2. Rumah 136.339 2,76
3. Pakaian 155.179 3,14
4. Pendidikan 732.857 14,83
5. Transportasi 476.464 9,64
6. Pajak 24.455 0,49
7. Sharing 241.505 4,89
8. Lain-lain 495.857 10,04
Jumlah 4.941.227 100,00
Kegiatan PHBM penting peranannya secara tidak langsung terhadap
pendapatan rumah tangga petani. Rata-rata persentase pendapatan petani dari
kegiatan PHBM terhadap pendapatan totalnya sebesar 17,24 %. Persentase
yang tidak begitu tinggi ini diakibatkan karena untuk rumput gajah jika dinilai
secara nominal untuk dijual harganya hanya Rp. 30/kg. Selain itu juga, rumput
gajah hasil panen para petani setiap harinya tidak digunakan sebagai barang
komoditi atau untuk dijual melainkan untuk pakan ternak petani.
Berdasarkan penilaian kontribusi pendapatan PHBM terhadap
pendapaan total keluarga pertahun (Perum Perhutani, 1997), nilai 17,24 %
termasuk ke dalam kategori cukup. Akan tetapi pada kasus di Desa Warnasari
ini, flow rumput gajah berhubungan langsung dengan hasil dari ternak berupa
susu, jadi walaupun menurut persentase pendapatan dari kegiatan PHBM
terhadap pendapatan totalnya mempunyai persentase yang cenderung kecil,
akan tetapi secara tidak langsung hasil PHBM tersebut sangat bernilai lebih
dan dapat meningkatkan pendapatan dari ternaknya. Jadi dengan tingkat
pendapatan yang dihasilkan dari ternak tersebut, dapat mencukupi kebutuhan
petani sehingga untuk motivasi petani dalam aspek ekonomi, sudah terpenuhi.
47
Hal tersebut mendorong petani dalam kegiatan PHBM dengan lebih
cenderung kepada motivasi ekologi. Data terperinci mengenai proporsi
pendapatan dari kegiatan PHBM terhadap pendapatan totalnya disajikan
dalam Tabel Lampiran 9.
Rata-rata persentase pendapatan total petani dari pengeluarannya per
tahun, secara keseluruhan sebesar 164,76 %. Dari hasil perhitungan tersebut
terlihat bahwa pendapatan total per tahun lebih besar dari pengeluaran
totalnya. Kelebihan pendapatan terhadap pengeluaran total petani biasanya
dialokasikan untuk keperluan mendesak misalnya untuk membayar hutang,
usaha tani sayuran bagi yang memiliki lahan garapan, hari raya ataupun
keperluan lainnya. Data terperinci mengenai persentase pendapatan total
petani dari pengeluarannya disajikan pada Tabel Lampiran 9.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) telah
berkembang dan dilaksanakan dengan tingkat motivasi yang cukup tinggi
oleh masyarakat Desa Warnasari. Motivasi petani di Desa Warnasari
dalam kegiatan PHBM didasari oleh motivasi ekonomi, motivasi ekologi
dan motivasi sosial budaya. Hasil penelitian yang dilakukan pada analisis
jenis-jenis motivasi diperoleh hasil bahwa motivasi yang paling
berpengaruh adalah motivasi ekologi, kemudian motivasi sosial budaya
dan motivasi ekonomi.
2. Pengaruh ekstrinsik pada motivasi petani salah satunya adalah peranan
KTH. Peranan KTH mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi
petani, dengan kata lain peranan KTH dapat meningkatkan motivasi
petani di Desa Warnasari.
3. Kegiatan PHBM penting peranannya secara tidak langsung terhadap
pendapatan rumah tangga petani. Rata-rata pendapatan petani dari kegiatan
PHBM sebesar Rp. 1.403.839 atau sebesar 17,24 % dari rata-rata
pendapatan totalnya. Persentase yang kecil tersebut tidak menurunkan
motivasi petani untuk tetap melakukan kegiatan PHBM, karena alasan
yang lebih kuat dalam kegiatan PHBM adalah motivasi ekologi. Hasil
penilaian kontribusi PHBM terhadap pendapatan total petani di KTH
Rumput Gajah (Citiis) termasuk kategori cukup.
4. Persentase rata-rata pendapatan total petani terhadap rata-rata pengeluaran
total petani sebesar 164,76 %. Persentase tersebut menunjukkan bahwa
rata-rata pendapatan petani lebih besar dari rata-rata pengeluaran petani.
Kelebihan pendapatan petani dipergunakan untuk keperluan-keperluan
mendesak dari petani.
49B. Saran
1. Perlu adanya perubahan dalam penggunaan hasil panen, tidak hanya untuk
dipergunakan bagi ternak petani akan tetapi dapat dijual ke sebuah wadah
koperasi. Sehingga petani dapat meningkatkan pendapatannya dari hasil
panen tanaman pada kegiatan PHBM.
2. Perlu adanya kerjasama lebih lanjut dengan KPBS agar hasil panen
rumput gajah dapat dijual pula ke KPBS yang kemudian rumput gajah
tersebut disebar atau dibagikan kepada para peternak anggota KPBS.
DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik. 2000. Sensus Pertanian Indonesia. Biro Pusat Statistik.
Jakarta.
BKPH Pangalengan. 2005. Laporan Tahunan. BKPH Pangalengan. Bandung
Black, J. A. Dan D. J. Champion. 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. PT Eresco. Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar bahasa Indonesia Edisi Kedua. Balai Pustaka. Jakarta.
Desa Warnasari. 2005. Daftar Isian Penyusunan Profil Desa Warnasari. Desa Warnasari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Bandung.
Gibson, J. L. , J. M. Ivancevich dan J. H. Donnelly. 1994. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Jilid 1. Penerbit Bina Rupa Aksara. Jakarta.
Gujarati, D. N. 1995. Basic Econometrics Third Edition. McGraw-Hill International Editions. Singapore.
Hartoyo, S. 1981. Tingkat Produksi, Tenaga Kerja, Pendapatan Rumah Tangga dan Kelembagaan di Desa Gemarang, Ngawi, Jawa Timur. Prosiding. Rural Dynamics Series No.19. Bogor.
Kartasubrata, J. 1986. Partisipasi Rakyat Dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan di Jawa. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.
_____________. 2003. Social Forestry dan Agroforestry di Asia. Laboratorium Politik Ekonomi dan Sosial Kehutanan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kusumaningtyas, H. 2003. Partisipasi Masyarakat Dalam Proyek PHBM. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Maslow, A. 1999. Motivasi dan Kepribadian 1. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Mulyana, Y. 2001. Mendayagunakan Kelompok Tani Hutan Untuk Mengusahakan Hutan Tanaman. Departemen Kehutanan. Jakarta.
Nurmanaf, A. R. 1989. Struktur dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Pedesaan di Lampung. Prosiding. Pusat Penelitian Agro Ekonomi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
51Nurozi. 1993. Pengkajian Motivasi Petani dan Keberhasilan Tanaman Dalam
Kegiatan Pengelolaan Hutan Rakyat. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Permana, I. 1998. Studi Peranan KTH (Kelompok Tani Hutan) dalam Pengembangan Usaha Produktif di RPH Mandalawangi Cikajang KPH Garut, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Perum Perhutani. 1997. Pedoman Masyarakat Desa Hutan di Perum Perhutani. Perum Perhutani. Jakarta.
Perum Perhutani. 2001. Keputusan Ketua Dewan Pengawas PT. Perhutani. No 136/KPTS/DIR/2001 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat. Perum Perhutani. Jakarta.
Prijosaksono, A. , dan R. Sembel. 2002. Motivasi. http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/01/4/man01.html.
Proyek Pembinaan dan Pengembangan Hutan Serba Guna Pusat dan Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. 1985. Pedoman Teknis Penanaman Rumput Gajah. Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Bogor
Pudjirahardjo, W. J. , H. Poernomo, dan M. H. Machfoed. 1993. Metode Penelitian dan Statistik Terapan. Airlangga University Press. Jakarta.
Pujaningrum, R. R. 2002. Motivasi Petani Dalam Mengelola Lahan Pekarangannya Dengan Sistem Wanatani di Desa Pecoro, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Provinsi jawa Timur. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Setiana, M. A. 1992. Pengenalan Jenis Hijauan Makanan Ternak Unggul. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sinaga, N. 2002. Hubungan Komunikasi Interpersonal Dalam Kelompok Tani Dengan Motivasi Anggota Kasus Pengembangan Sentra Agribisnis Komoditas Unggulan Kambing Peranakan Etawah di Kabupaten Kulonprogo. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Sugiarto, W. 1996. Pengkajian Motivasi Petani, Keberhasilan Tanaman dan Peranan Lembaga Terkait Pada Kegiatan Pengelolaan Hutan Swadaya. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.
52Suharjito, D. 1994. Pelembagaan dan Kemandirian Kelompok Tani Hutan (KTH).
Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Susantyo, B. 2001. Motivasi Petani Berusahatani di Dalam Kawasan Hutan, Wilayah Bandung Selatan. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Syahrul, F. S. 2002. Motivasi Petani Dalam Kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di desa Cibeber II, RPH Leuwiliang, BKPH Leuwiliang, KPH Bogor. Tugas Akhir. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Tim Sukses PHBM BKPH Pangalengan. 2006. Selayang Pandang Pengelolaan Rumput Gajah di Kawasan Hutan. BKPH Pangalengan. Bandung.
Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan dalam Motivasi. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Walpole, R. E. 1995. Pengantar Statistik Edisi Ke-3. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Zainun, B. 1989. Manajemen dan Motivasi. Penerbit Balai Aksara. Jakarta.
54Tabel Lampiran 1. Identitas Responden
No. (1).
Responden ke- (2)
Umur (3)
Tingkat Pendidikan (4)
Jumlah Anggota (5)
Pekerjaan Utama (6)
Tingkat Motivasi (7)
1 1 43 SD 4 Peternak Tinggi 2 2 25 SD 3 Peternak Tinggi 3 3 25 SD 2 Peternak Sedang 4 4 24 SD 3 Peternak Sedang 5 5 35 SD 5 Peternak Sedang 6 6 35 SD 7 Peternak Sedang 7 7 35 SD 3 Peternak Sedang 8 8 33 SD 5 Peternak Sedang 9 9 28 SMP 3 Peternak Tinggi 10 10 65 SD 3 Peternak Tinggi 11 11 31 SD 4 Peternak Tinggi 12 12 50 SD 3 Peternak Tinggi 13 13 45 SD 3 Peternak Sedang 14 14 27 SD 3 Peternak Tinggi 15 15 38 SD 4 Peternak Sedang 16 16 44 SD 5 Peternak Tinggi 17 17 28 SD 3 Peternak Tinggi 18 18 42 SD 4 Peternak Sedang 19 19 50 SD 3 Peternak Sedang 20 20 40 SD 5 Peternak Tinggi 21 21 28 SD 3 Peternak Sedang 22 22 40 SD 5 Peternak Tinggi 23 23 40 SMP 4 Peternak Sedang 24 24 42 SD 6 Peternak Sedang 25 25 32 SD 4 Peternak Tinggi 26 26 40 SD 4 Peternak Tinggi 27 27 35 SD 4 Peternak Tinggi 28 28 29 SD 3 Peternak Tinggi 29 29 35 SD 4 Peternak Tinggi 30 30 43 SD 2 Peternak Tinggi 31 31 25 SD 3 Peternak Tinggi 32 32 45 SD 2 Peternak Tinggi 33 33 28 SD 3 Peternak Tinggi 34 34 87 SD 9 Peternak Tinggi 35 35 50 SD 6 Peternak Tinggi 36 36 26 SD 5 Peternak Tinggi 37 37 50 SD 5 Peternak Tinggi 38 38 40 SD 7 Peternak Sedang 39 39 30 SD 4 Peternak Sedang 40 40 35 SD 5 Peternak Sedang 41 41 25 SD 3 Peternak Tinggi 42 42 53 SD 4 Peternak Sedang 43 43 23 SD 3 Peternak Tinggi 44 44 60 - 4 Peternak Sedang 45 45 30 SD 3 Peternak Sedang 46 46 35 SD 4 Peternak Tinggi 47 47 50 SMP 3 Salon Tinggi 48 48 24 SD 3 Peternak Tinggi 49 49 35 SD 4 Peternak Tinggi 50 50 70 SD 3 Peternak Tinggi 51 51 30 SD 4 Peternak Tinggi 52 52 40 SD 5 Peternak Tinggi 53 53 45 SD 3 Peternak Tinggi 54 54 40 SD 4 Buruh Tani Tinggi 55 55 54 SMP 5 Pedagang Tinggi 56 56 50 SD 3 Peternak Tinggi
55Tabel Lampiran 2. Hasil Penilaian Tingkat Motivasi Ekonomi Petani. Responden ke-
(1) Jawaban dan Bobot Nilai
(2) Total Nilai
(3) Tingkat motivasi
(4) 1 2 3 4 5 6 7 8
1 b/2 b/2 a/1 a/1 c/3 c/3 c/3 b/2 17 Tinggi
2 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 b/2 15 Sedang
3 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
4 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
5 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
6 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
7 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 b/2 15 Sedang
8 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 c/3 b/2 b/2 15 Sedang
9 b/2 c/3 a/1 a/1 c/3 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
10 c/3 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 15 Sedang
11 c/3 b/2 a/1 a/1 c/3 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
12 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
13 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
14 b/2 c/3 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 15 Sedang
15 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
16 b/2 c/3 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 15 Sedang
17 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 c/3 b/2 b/2 15 Sedang
18 b/2 c/3 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 15 Sedang
19 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
20 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
21 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
22 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
23 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
24 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
25 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
26 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 16 Sedang
27 b/2 c/3 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 c/3 16 Sedang
28 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 c/3 15 Sedang
29 b/2 c/3 a/1 a/1 c/3 b/2 c/3 c/3 18 Tinggi
30 b/2 c/3 a/1 a/1 c/3 b/2 c/3 c/3 18 Tinggi
31 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 c/3 c/3 b/2 16 Sedang
32 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 16 Sedang
33 c/3 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 17 Tinggi
34 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 c/3 15 Sedang
35 b/2 c/3 a/1 a/1 b/2 c/3 c/3 c/3 18 Tinggi
36 c/3 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 15 Sedang
37 c/3 c/3 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 18 Tinggi
38 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
39 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
40 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
41 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 16 Sedang
42 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
43 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 16 Sedang
44 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
45 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
46 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 c/3 c/3 b/2 16 Sedang
47 b/2 b/2 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 15 Sedang
48 b/2 c/3 a/1 a/1 b/2 c/3 c/3 b/2 17 Tinggi
49 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 c/3 15 Sedang
50 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 b/2 15 Sedang
51 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 16 Sedang
52 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 16 Sedang
53 b/2 c/3 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 15 Sedang
54 b/2 a/1 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 15 Sedang
55 c/3 b/2 a/1 c/3 c/3 a/1 c/3 c/3 19 Tinggi
56 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang
56Tabel Lampiran 3. Hasil Penilaian Tingkat Motivasi Ekologi Petani.
Responden ke- (1)
Jawaban dan Bobot Nilai (2)
Total Nilai (3)
Tingkat motivasi (4)
9 10 11 12 13 14 15 16
1 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 c/3 b/2 c/3 21 Tinggi
2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 18 Tinggi
3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
4 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
5 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
6 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
7 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
8 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
9 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
10 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 19 Tinggi
11 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
12 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 20 Tinggi
13 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
14 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 19 Tinggi
15 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi
16 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
17 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 18 Tinggi
18 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
19 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
20 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 18 Tinggi
21 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
22 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 19 Tinggi
23 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
24 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
25 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 20 Tinggi
26 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 19 Tinggi
27 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 19 Tinggi
28 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
29 c/3 c/3 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 21 Tinggi
30 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 c/3 20 Tinggi
31 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 20 Tinggi
32 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 20 Tinggi
33 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi
34 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi
35 c/3 b/2 b/2 c/3 c/3 b/2 c/3 c/3 21 Tinggi
36 b/2 c/3 c/3 c/3 c/3 b/2 c/3 c/3 19 Tinggi
37 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 19 Tinggi
38 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi
39 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
40 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
41 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 20 Tinggi
42 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi
43 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi
44 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
45 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi
46 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 19 Tinggi
47 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 b/2 18 Tinggi
48 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 20 Tinggi
49 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 c/3 20 Tinggi
50 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi
51 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 19 Tinggi
52 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 19 Tinggi
53 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 19 Tinggi
54 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 22 Tinggi
55 c/3 c/3 c/3 c/3 c/3 c/3 c/3 c/3 24 Tinggi
56 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi
57Tabel Lampiran 4. Hasil Penilaian Tingkat Motivasi Sosial Budaya Petani. Responden ke-
(1) Jawaban dan Bobot Nilai
(2) Total Nilai
(3) Tingkat motivasi
(4) 17 18 19 20 21 22 23 24
1 c/3 c/3 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 21 Tinggi
2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
3 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
4 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
5 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 17 Tinggi
6 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 a/1 b/2 15 Sedang
7 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 17 Tinggi
8 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
9 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 20 Tinggi
10 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 18 Tinggi
11 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
12 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
13 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
14 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 19 Tinggi
15 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
16 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
17 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
18 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
19 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
20 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
21 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
22 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 18 Tinggi
23 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
24 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
25 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
26 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
27 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
28 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 17 Tinggi
29 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 19 Tinggi
30 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
31 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
32 b/2 c/3 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 19 Tinggi
33 b/2 c/3 c/3 c/3 b/2 c/3 c/3 b/2 21 Tinggi
34 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
35 b/2 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 c/3 c/3 21 Tinggi
36 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 c/3 b/2 20 Tinggi
37 b/2 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 c/3 b/2 19 Tinggi
38 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 17 Tinggi
39 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
40 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 a/1 b/2 15 Sedang
41 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 19 Tinggi
42 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
43 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
44 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
45 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
46 b/2 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 19 Tinggi
47 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 c/3 c/3 b/2 20 Tinggi
48 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 a/1 b/2 15 Sedang
49 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
50 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
51 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
52 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
53 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 18 Tinggi
54 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 22 Tinggi
55 b/2 c/3 c/3 c/3 c/3 c/3 c/3 b/2 22 Tinggi
56 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
58Tabel Lampiran 5. Hasil Penilaian Besarnya Peranan KTH Menurut Petani.
Responden ke-
(1) Jawaban dan Bobot Nilai
(2) Total Nilai
(3) Tingkat Motivasi
(4) 1 2 3 4 5 6 7 8
1 c/3 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 20 Tinggi
2 b/2 a/1 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 13 Sedang
3 b/2 b/2 b/2 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 15 Sedang
4 b/2 b/2 b/2 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 15 Sedang
5 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 19 Tinggi
6 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 18 Tinggi
7 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 17 Tinggi
8 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
9 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
10 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 b/2 20 Tinggi
11 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
12 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
13 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
14 b/2 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 20 Tinggi
15 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
16 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
17 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 19 Tinggi
18 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
19 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
20 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
21 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
22 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 18 Tinggi
23 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
24 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
25 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 20 Tinggi
26 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi
27 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
28 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
29 b/2 c/3 c/3 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 20 Tinggi
30 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 20 Tinggi
31 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 19 Tinggi
32 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
33 c/3 c/3 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 19 Tinggi
34 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
35 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 18 Tinggi
36 c/3 c/3 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 c/3 22 Tinggi
37 c/3 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 19 Tinggi
38 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi
39 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
40 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 20 Tinggi
41 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
42 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
43 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
44 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
45 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
46 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 a/1 b/2 15 Sedang
47 b/2 b/2 a/1 b/2 a/1 b/2 a/1 b/2 13 Sedang
48 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi
49 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 20 Tinggi
50 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 a/1 b/2 16 Sedang
51 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
52 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 17 Tinggi
53 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 a/1 b/2 15 Sedang
54 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 a/1 b/2 16 Sedang
55 c/3 b/2 c/3 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 21 Tinggi 56 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang
59Tabel Lampiran 6. Hasil Penilaian Tingkat Motivasi dan Peranan KTH.
Responden ke- (1)
Nilai Motivasi
(2) Ranking ( 1x )
(3)
Peranan KTH (4)
Ranking ( 2x )
(5)
di ( 1x - 2x )
(6)
2di (7)
1 59 53.5 20 50.5 3 9
2 50 26 13 1.5 24.5 600.25
3 48 15 15 4.5 10.5 110.25
4 48 15 15 4.5 10.5 110.25
5 47 8.5 19 44 -35.5 1260.25
6 45 1.5 18 35.5 -34 1156
7 48 15 17 26 -11 121
8 47 8.5 16 14.5 -6 36
9 54 45 18 35.5 9.5 90.25
10 52 34 20 50.5 -16.5 272.25
11 50 26 17 26 0 0
12 51 29.5 18 35.5 -6 36
13 48 15 17 26 -11 121
14 53 39.5 20 50.5 -11 121
15 48 15 18 35.5 -20.5 420.25
16 49 21.5 17 26 -4.5 20.25
17 50 26 19 44 -18 324
18 47 8.5 16 14.5 -6 36
19 46 4 16 14.5 -10.5 110.25
20 49 21.5 18 35.5 -14 196
21 46 4 16 14.5 -10.5 110.25
22 51 29.5 18 35.5 -6 36
23 47 8.5 17 26 -17.5 306.25
24 46 4 16 14.5 -10.5 110.25
25 52 34 20 50.5 -16.5 272.25
26 53 39.5 18 35.5 4 16
27 51 29.5 18 35.5 -6 36
28 49 21.5 16 14.5 7 49
29 58 52 20 50.5 1.5 2.25
30 54 45 20 50.5 -5.5 30.25
31 54 45 19 44 1 1
32 55 48.5 16 14.5 34 1156
33 56 50.5 119 44 6.5 42.25
34 49 21.5 16 14.5 7 49
35 60 55 18 35.5 19.5 380.25
36 54 45 22 56 -11 121
37 56 50.5 19 44 6.5 42.25
38 49 21.5 17 26 -4.5 20.25
39 47 8.5 16 14.5 -6 36
40 45 1.5 20 50.5 -49 2401
41 55 48.5 18 35.5 13 169
42 48 15 18 35.5 -20.5 420.25
43 52 34 16 14.5 19.5 380.25
44 47 8.5 16 14.5 -6 36
45 48 15 16 14.5 0.5 0.25
46 54 45 15 4.5 40.5 1640.25
47 53 39.5 13 1.5 38 1444
48 52 34 18 35.5 -1.5 2.25
49 53 39.5 20 50.5 -11 121
50 51 29.5 16 14.5 15 225
51 53 39.5 16 14.5 25 625
52 53 39.5 17 26 13.5 182.25
53 52 34 15 4.5 29.5 870.25
54 59 53.5 16 14.5 39 1521
55 65 56 21 55 1 1
56 49 21.5 16 14.5 7 49
60Tabel Lampiran 7. Pola Pendapatan Rata-rata Rumah Tangga Responden per
Tahun Menurut Sumber Pendapatan (dalam Rp.). Responden ke-
(1) PHBM
Rumput Gajah (2)
Non PHBM(3)
Total (4)
Ternak Sambilan Lain-lain Jumlah non PHBM
1 2,700,000 7,200,000 - 560,000 7,760,000 10,460,000
2 1,440,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 4,280,000
3 1,170,000 3,000,000 - 440,000 3,440,000 4,610,000
4 1,170,000 6,000,000 - 560,000 6,560,000 7,730,000
5 2,295,000 12,000,000 12,000,000 - 24,000,000 26,295,000
6 2,565,000 4,200,000 - 560,000 4,760,000 7,325,000
7 1,440,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 4,280,000
8 1,845,000 1,200,000 1,800,000 560,000 3,560,000 5,405,000
9 2,070,000 9,600,000 - 440,000 10,040,000 12,110,000
10 1,305,000 3,600,000 1,800,000 560,000 5,960,000 7,265,000
11 810,000 12,000,000 36,000,000 - 48,000,000 48,810,000
12 990,000 2,400,000 - 560,000 2,960,000 3,950,000
13 2,745,000 4,800,000 - 560,000 5,360,000 8,105,000
14 360,000 1,800,000 3,600,000 560,000 5,960,000 6,320,000
15 1,530,000 3,000,000 - 560,000 3,560,000 5,090,000
16 2,925,000 4,800,000 - 560,000 5,360,000 8,285,000
17 900,000 4,800,000 - 560,000 5,360,000 6,260,000
18 1,530,000 4,800,000 - 560,000 5,360,000 6,890,000
19 2,115,000 5,400,000 2,520,000 560,000 8,480,000 10,595,000
20 1,620,000 2,400,000 - 560,000 2,960,000 4,580,000
21 2,115,000 4,800,000 - 440,000 5,240,000 7,355,000
22 1,710,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 4,550,000
23 1,485,000 6,000,000 - 560,000 6,560,000 8,045,000
24 495,000 1,440,000 12,000,000 - 13,440,000 13,935,000
25 1,440,000 840,000 2,520,000 440,000 3,800,000 5,240,000
26 990,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 3,830,000
27 720,000 6,000,000 - 440,000 6,440,000 7,160,000
28 1,665,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 4,505,000
29 1,575,000 6,000,000 - 440,000 6,440,000 8,015,000
30 3,015,000 4,800,000 - 440,000 5,240,000 8,255,000
31 1,395,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 4,235,000
32 855,000 3,000,000 - 440,000 3,440,000 4,295,000
33 720,000 4,800,000 - 560,000 5,360,000 6,080,000
34 990,000 6,000,000 - 560,000 6,560,000 7,550,000
35 630,000 3,600,000 2,880,000 560,000 7,040,000 7,670,000
36 720,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 3,560,000
37 1,440,000 1,200,000 3,600,000 560,000 5,360,000 6,800,000
38 900,000 3,600,000 - 560,000 4,160,000 5,060,000
39 1,530,000 3,600,000 - 560,000 4,160,000 5,690,000
40 1,035,000 7,200,000 - 560,000 7,760,000 8,795,000
41 855,000 2,400,000 3,600,000 560,000 6,560,000 7,415,000
42 360,000 3,000,000 - 560,000 3,560,000 3,920,000
43 1,035,000 2,400,000 - 560,000 2,960,000 3,995,000
44 1,395,000 2,400,000 - 560,000 2,960,000 4,355,000
45 1,845,000 2,400,000 - 560,000 2,960,000 4,805,000
46 1,035,000 3,000,000 - 440,000 3,440,000 4,475,000
47 495,000 6,000,000 18,000,000 - 24,000,000 24,495,000
48 1,395,000 3,600,000 - 440,000 4,040,000 5,435,000
49 2,205,000 2,400,000 3,960,000 560,000 6,920,000 9,125,000
50 3,060,000 2,400,000 - 560,000 2,960,000 6,020,000
51 1,080,000 2,400,000 3,600,000 560,000 6,560,000 7,640,000
52 2,790,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 5,630,000
53 675,000 3,000,000 - 440,000 3,440,000 4,115,000
54 675,000 2,400,000 5,040,000 440,000 7,880,000 8,555,000
55 495,000 8,640,000 14,400,000 - 23,040,000 23,535,000
56 270,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 3,110,000
61Tabel Lampiran 8. Pola Pengeluaran Rata-rata Rumah Tangga Responden per
Tahun Menurut Jenis Pengeluaran (dalam Rp.).
Responden ke- (1)
Pangan (2)
Rumah (3)
Pakaian(4)
Pendidikan(5).
Transportasi(6)
Pajak(7)
Sharing(8)
Lain-lain (9)
Total(10)
1 720,000 100,000 100,000 720,000 405,000 18,000 40,500 360,000 2,463,500
2 1,800,000 100,000 50,000 - 150,000 5,000 259,200 480,000 2,844,200
3 1,800,000 150,000 80,000 - 180,000 6,000 210,600 240,000 2,666,600
4 4,800,000 120,000 100,000 - 600,000 6,000 210,600 360,000 6,196,600
5 3,600,000 250,000 250,000 1,800,000 1,800,000 40,000 413,112 420,000 8,573,112
6 2,880,000 80,000 100,000 600,000 150,000 16,000 461,712 300,000 4,587,712
7 1,200,000 90,000 100,000 540,000 150,000 25,000 259,200 180,000 2,544,200
8 1,800,000 150,000 100,000 720,000 200,000 7,000 332,112 180,000 3,489,112
9 5,400,000 120,000 150,000 1,200,000 1,200,000 15,000 372,600 1,260,000 9,717,600
10 3,600,000 100,000 150,000 - 360,000 28,000 234,912 480,000 4,952,912
11 7,200,000 250,000 250,000 3,600,000 1,200,000 48,000 14,580 2,100,000 14,662,580
12 1,800,000 80,000 150,000 - 180,000 10,000 178,200 276,000 2,674,200
13 3,600,000 100,000 150,000 - 540,000 10,000 494,112 600,000 5,494,112
14 3,240,000 200,000 150,000 360,000 300,000 8,500 64,800 300,000 4,623,300
15 1,800,000 80,000 80,000 - 100,000 11,000 275,400 600,000 2,946,400
16 1,800,000 100,000 120,000 2,400,000 200,000 28,000 526,512 492,000 5,666,512
17 1,800,000 150,000 120,000 720,000 1,620,000 9,500 162,000 300,000 4,881,500
18 1,800,000 200,000 200,000 360,000 500,000 11,000 275,400 240,000 3,586,400
19 2,520,000 250,000 200,000 - 360,000 16,000 380,712 600,000 4,326,712
20 1,800,000 80,000 100,000 360,000 200,000 9,000 291,600 180,000 3,020,600
21 2,880,000 200,000 200,000 360,000 300,000 27,000 380,712 420,000 4,767,712
22 1,800,000 - 100,000 - 150,000 15,000 307,800 300,000 2,672,800
23 3,600,000 150,000 150,000 720,000 300,000 15,000 267,312 600,000 5,802,312
24 3,600,000 250,000 200,000 2,160,000 500,000 35,000 89,112 840,000 7,674,112
25 1,800,000 100,000 150,000 720,000 300,000 18,000 259,200 480,000 3,827,200
26 1,800,000 100,000 100,000 360,000 250,000 11,000 178,200 180,000 2,979,200
27 1,800,000 150,000 150,000 1,800,000 1,620,000 30,000 129,600 600,000 6,279,600
28 1,800,000 100,000 100,000 - 300,000 3,000 299,712 300,000 2,902,712
29 2,880,000 200,000 200,000 2,520,000 500,000 70,000 283,512 276,000 6,929,512
30 3,600,000 200,000 250,000 - 500,000 14,000 542,712 480,000 5,586,712
31 1,800,000 100,000 100,000 - 300,000 3,000 251,112 180,000 2,734,112
32 2,520,000 100,000 150,000 - 250,000 10,000 153,912 300,000 3,483,912
33 3,600,000 150,000 150,000 - 350,000 3,000 129,600 120,000 4,502,600
34 3,600,000 150,000 150,000 1,080,000 460,000 9,000 178,200 300,000 5,927,200
35 3,600,000 170,000 120,000 720,000 310,000 50,000 113,400 300,000 5,383,400
36 1,800,000 -- 100,000 360,000 200,000 30,000 129,600 180,000 2,799,600
37 3,960,000 150,000 150,000 - 300,000 28,000 259,200 480,000 5,327,200
38 1,800,000 100,000 150,000 1,080,000 250,000 10,000 162,000 600,000 4,152,000
39 900,000 150,000 200,000 - 600,000 3,500 275,400 600,000 2,728,900
40 3,600,000 180,000 240,000 360,000 380,000 27,000 186,312 720,000 5,693,312
41 1,800,000 220,000 180,000 - 350,000 42,000 153,912 360,000 3,105,912
42 1,800,000 - 100,000 - 180,000 3,000 64,800 300,000 2,447,800
43 1,800,000 175,000 210,000 - 275,000 20,000 186,312 300,000 2,966,312
44 1,800,000 150,000 175,000 - 250,000 10,000 251,112 360,000 2,996,112
45 1,800,000 - 150,000 300,000 300,000 10,000 332,112 180,000 3,072,112
46 1,800,000 120,000 125,000 360,000 480,000 10,000 186,312 180,000 3,261,312
47 5,400,000 200,000 300,000 2,700,000 3,600,000 200,000 89,112 1,488,000 13,977,112
48 2,700,000 180,000 120,000 - 300,000 9,000 251,112 240,000 3,800,112
49 3,600,000 220,000 180,000 720,000 300,000 15,000 396,912 444,000 5,875,912
50 1,800,000 240,000 200,000 - 320,000 24,000 500,800 180,000 3,264,800
51 3,600,000 175,000 190,000 720,000 360,000 15,000 194,400 480,000 5,734,400
52 1,800,000 125,000 210,000 360,000 300,000 125,000 502,200 180,000 3,602,200
53 1,800,000 - 120,000 900,000 240,000 37,000 121,512 180,000 3,398,512
54 1,800,000 140,000 200,000 - 192,000 5,000 121,512 240,000 2,698,512
55 7,200,000 240,000 300,000 9,000,000 600,000 96,000 89,112 4,272,000 21,797,112
56 1,800,000 - 120,000 360,000 120,000 10,000 48,600 180,000 2,638,600
62Tabel Lampiran 9. Persentase Pendapatan PHBM Terhadap Pendapatan Total dan
Persentase Pendapatan Total Terhadap Pengeluaran Total per Tahun.
Responden ke-
(1)
Pendapatan PHBM (P1) (Rp.) (2)
Pendapatan non PHBM (P2) (Rp.) (3)
Total Pendapatan (P3) (Rp.) (4)
Total Pengeluaran (P4) (Rp) (5)
Persen P1 Terhadap P3 (PX) (%) (6)
Persen P3 Terhadap P4 (PS) (%)
(7)
1 2,700,000 7,760,000 10,460,000 2,463,500 25.81 424.60
2 1,440,000 2,840,000 4,280,000 2,844,200 33.64 150.48
3 1,170,000 3,440,000 4,610,000 2,666,600 25.38 172.88
4 1,170,000 6,560,000 7,730,000 6,196,600 15.14 124.75
5 2,295,000 24,000,000 26,295,000 8,573,112 8.73 306.71
6 2,565,000 4,760,000 7,325,000 4,587,712 35.02 159.67
7 1,440,000 2,840,000 4,280,000 2,544,200 33.64 168.23
8 1,845,000 3,560,000 5,405,000 3,489,112 34.14 154.91
9 2,070,000 10,040,000 12,110,000 9,717,600 17.09 124.62
10 1,305,000 5,960,000 7,265,000 4,952,912 17.96 146.68
11 810,000 48,000,000 48,810,000 14,662,580 1.66 332.89
12 990,000 2,960,000 3,950,000 2,674,200 25.06 147.71
13 2,745,000 5,360,000 8,105,000 5,494,112 33.87 147.52
14 360,000 5,960,000 6,320,000 4,623,300 5.70 136.70
15 1,530,000 3,560,000 5,090,000 2,946,400 30.06 172.75
16 2,925,000 5,360,000 8,285,000 5,666,512 35.30 146.21
17 900,000 5,360,000 6,260,000 4,881,500 14.38 128.24
18 1,530,000 5,360,000 6,890,000 3,586,400 22.21 192.11
19 2,115,000 8,480,000 10,595,000 4,326,712 19.96 244.87
20 1,620,000 2,960,000 4,580,000 3,020,600 35.37 151.63
21 2,115,000 5,240,000 7,355,000 4,767,712 28.76 154.27
22 1,710,000 2,840,000 4,550,000 2,672,800 37.58 170.23
23 1,485,000 6,560,000 8,045,000 5,802,312 18.46 138.65
24 495,000 13,440,000 13,935,000 7,674,112 3.55 181.58
25 1,440,000 3,800,000 5,240,000 3,827,200 27.48 136.91
26 990,000 2,840,000 3,830,000 2,979,200 25.85 128.56
27 720,000 6,440,000 7,160,000 6,279,600 10.06 114.02
28 1,665,000 2,840,000 4,505,000 2,902,712 36.96 155.20
29 1,575,000 6,440,000 8,015,000 6,929,512 19.65 115.66
30 3,015,000 5,240,000 8,255,000 5,586,712 36.52 147.76
31 1,395,000 2,840,000 4,235,000 2,734,112 32.94 154.89
32 855,000 3,440,000 4,295,000 3,483,912 19.91 123.28
33 720,000 5,360,000 6,080,000 4,502,600 11.84 135.03
34 990,000 6,560,000 7,550,000 5,927,200 13.11 127.38
35 630,000 7,040,000 7,670,000 5,383,400 8.21 142.48
36 720,000 2,840,000 3,560,000 2,799,600 20.22 127.16
37 1,440,000 5,360,000 6,800,000 5,327,200 21.18 127.65
38 900,000 4,160,000 5,060,000 4,152,000 17.79 121.87
39 1,530,000 4,160,000 5,690,000 2,728,900 26.89 208.51
40 1,035,000 7,760,000 8,795,000 5,693,312 11.77 154.48
41 855,000 6,560,000 7,415,000 3,105,912 11.53 238.74
42 360,000 3,560,000 3,920,000 2,447,800 9.18 160.14
43 1,035,000 2,960,000 3,995,000 2,966,312 25.91 134.68
44 1,395,000 2,960,000 4,355,000 2,996,112 32.03 145.36
45 1,845,000 2,960,000 4,805,000 3,072,112 38.40 156.41
46 1,035,000 3,440,000 4,475,000 3,261,312 23.13 137.21
47 495,000 24,000,000 24,495,000 13,977,112 2.02 175.25
48 1,395,000 4,040,000 5,435,000 3,800,112 25.67 143.02
49 2,205,000 6,920,000 9,125,000 5,875,912 24.16 155.30
50 3,060,000 2,960,000 6,020,000 2,944,800 50.83 204.43
51 1,080,000 6,560,000 7,640,000 5,734,400 14.14 133.23
52 2,790,000 2,840,000 5,630,000 3,602,200 49.56 156.29
53 675,000 3,440,000 4,115,000 3,398,512 16.40 121.08
54 675,000 7,880,000 8,555,000 2,698,512 7.89 317.03
55 495,000 23,040,000 23,535,000 21,797,112 2.10 107.97
56 270,000 2,840,000 3,110,000 2,638,600 8.68 117.87
63Lampiran 1. Uji Jenjang Spearman Untuk Mengetahui Pengaruh Antara Tingkat
Motivasi dengan Peranan KTH.
0H = Tidak ada Pengaruh positif antara Tingkat Motivasi dengan Peranan KTH
1H = Ada pengaruh positif antara Tingkat Motivasi dengan Peranan KTH
Beda Kuadrat ( 2di ) = 18054,5
( )⎥⎥⎦⎤
⎢⎢⎣
⎡
−×−= ∑
161 2
2
nndi
rs
sr = 0,383270676
Konversi ke Uji – t :
21
2
s
shit
r
nrt−
−×=
=hitt 3,049310077
< )2(2/ −ntα ________ Terima 0H
hitt
> )2(2/ −ntα ________ Tolak 0H
01,0t = 2,326
05,0t = 1,645
Kesimpulan : tolak 0H , artinya ada pengaruh positif antara peranan KTH dengan
tingkat motivasi petani.
64Lampiran 2. Kuisioner Penelitian Motivasi Petani dan Peranan Kelompok Tani
Hutan Pada Kegiatan PHBM.
KUISIONER PENELITIAN
MOTIVASI PETANI DAN PERANAN KELOMPOK TANI HUTAN DALAM
PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT
(Kasus di Desa Warnasari, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Perhutani Unit III Jawa Barat
dan Banten)
No. Responden : __________
Tanggal : __________
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : ______________________________
2. Umur : __________________________tahun
3. Agama : ______________________________
4. Jenis Kelamin : L/P
5. Pendidikan Terakhir : ______________________________
6. Alamat : ______________________________
7. Jumlah Anggota Keluarga : ___________________________Jiwa
Tabel 2. Daftar Nama dan Hubungan Keluarga
No. Nama & Hubungan
Keluarga
Umur
(th)
L/P Pendidikan
Terakhir
Bekerja Pada Usaha Tani
(ya/tidak)*
1
2
3
4
5
6
7
Keterangan : *) Ikut bekerja secara produktif membantu menyelesaikan jenis-jenis pekerjaan pada
usaha tani.
8. Mata Pencaharian Kepala Keluarga
65
Tabel 3. Mata Pencaharian Kepala Keluarga
Sifat
Pekerjaan
Bidang Pekerjaan * Jenis Pekerjaan ** Taksiran Pendapatan / bulan (Rp)
Pokok
Sambilan
Keterangan : *) Sebutkan misalnya : tani, buruh tani, berdagang, pegawai negeri, industri rumah
tangga/kerajinan, dll.
**) Misalnya, pertanian tanaman pangan, pertanian perkebunan, berdagang barang
konsumsi (kelontong), warung makan/kedai, dll.
II. ALAT UKUR MOTIVASI RESPONDEN
A. Motivasi Ekonomi 1. Menurut Bapak, kegiatan PHBM dilakukan untuk diambil hasilnya.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
2. Menurut Bapak, kegiatan PHBM dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan keluarga.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
3. Menurut Bapak, budidaya dan pemeliharaan tanaman yang diusahakan di lahan PHBM
dilakukan untuk memenuhi permintaan suatu lembaga, atau pasar, dll.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
4. Menurut Bapak, kegiatan PHBM dilakukan untuk mendapat kepuasan pribadi sebagai
suatu kegiatan sampingan.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
5. Menurut Bapak, apakah menguntungan menanam tanaman yang diusahakan bersama-
sama tanaman lain di lahan PHBM.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
6. Menurut Bapak, usaha tanaman yang diusahakan memberikan keuntungan yang terbesar
dibandingkan dengan tanaman lainnya.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
7. Menurut Bapak, hasil tanaman dalam kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama
Masyarakat (PHBM) untuk terpenuhinya kebutuhan sehari-hari.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
8. Menurut Bapak, lahan PHBM atau hutaan merupakan lahan yang menyediakan mata
pencaharian bagi masyarakat desa hutan.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
66B. Motivasi Ekologi
9. Menurut Bapak, kegiatan PHBM dapat menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah
agar tetap produktif.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
10. Menurut Bapak, kegiatan PHBM dapat menjaga tanah dan tata air agar tidak
menimbulkan longsor, erosi dan banjir.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
11. Menurut Bapak, selain tanaman yang diusahakan dalam PHBM, tanaman berkayu
(kehutanan) juga ikut dipelihara.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
12. Menurut Bapak, kegiatan PHBM dapat mempertahankan kelangsungan hutan di masa
yang akan datang.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
13. Menurut Bapak, kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)
dapat membantu kelestarian hutan.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
14. Menurut Bapak, yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pelestarian hutan adalah
pemerintah dan masyarakat.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
15. Menurut Bapak, hutan atau lahan PHBM dapat berfungsi sebagai paru-paru.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
16. Menurut Bapak, selain tanaman yang diusahakan dalam PHBM, tanaman berkayu
(kehutanan) juga dijaga keamanannya.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
C. Motivasi Sosial
17. Menurut Bapak, kegiatan PHBM merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi
anjuran dan dorongan dari pemerintah.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
18. Menurut Bapak, kegiatan PHBM merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai kegiatan
yang bersifat sukarela (tanpa paksaan dari pihak lain).
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
19. Menurut Bapak, kegiatan PHBM dilakukan untuk membuka lapangan kerja dan
kesempatan berusaha.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
20. Menurut Bapak, kegiatan PHBM dilakukan sebagai tabungan hari tua (pekerjaan jangka
panjang).
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
67
21. Menurut Bapak, kegiatan PHBM merupakan suatu kegiatan yang penting dalam rangka
pelestarian nilai-nilai sosial dan budaya.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
22. Menurut Bapak, pelestarian hutan merupakan tuntutan moral.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
23. Menurut Bapak, pelestarian hutan merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai warisan
nenek moyang.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
24. Menurut Bapak, pelestarian hutan merupakan tuntutan dan anjuran agama.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
Total Skor : __________
Tingkat Motivasi : __________
III. PERANAN KELOMPOK TANI HUTAN (KTH)
1. Menurut Bapak, Kelompok Tani Hutan (KTH) membantu dalam kegiatan PHBM.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
2. Menurut Bapak, Kelompok Tani Hutan (KTH) memberikan penyuluhan tentang PHBM.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
3. Menurut Bapak, Kelompok Tani Hutan (KTH) memberikan solusi dalam pemecahan masalah
yang dialami pada program PHBM.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
4. Menurut Bapak, Kelompok Tani Hutan (KTH) memberikan penyuluhan tentang cara budidaya
dan pemeliharaan tanaman yang dibudidayakan dalam PHBM.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
5. Menurut Bapak, keterlibatan Kelompok Tani Hutan (KTH) dapat membantu dalam
peningkatan kesejahteraan.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
6. Menurut Bapak, Kelompok Tani Hutan sebagai wadah aspirasi petani.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
7. Menurut Bapak, selaku anggota KTH apakah bapak sering mengikuti pertemuan Kelompok
Tani Hutan (KTH) untuk membahas masalah-masalah petani dan diskusi anggota KTH.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
8. Menurut Bapak, Kelompok Tani Hutan (KTH) sebagai mediator antara petani dengan Perhutani
atau lembaga terkait lainnya.
a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju
68
IV. PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA
A. Sumber Pendapatan
Tabel 4. Sumber Pendapatan
No. Sumber Pendapatan Nilai (Rp)/bulan Keterangan
1.
2.
Kegiatan usaha PHBM :
Non Usaha PHBM :
a. _____________
b. _____________
c. _____________
d. _____________
e. _____________
B. Pengeluaran Rumah Tangga
Tabel 5. Pengeluaran Rumah Tangga
No. Jenis Pengeluaran Nilai (Rp)/bulan Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Pangan
a. Beras
b. Non Beras
Pakaian
Perumahan
Pendidikan
Keseharan
Transportasi
Rekreasi
Peralatan Rumah Tangga
Pajak/Iuran
Sumbangan sosial
Lain-lain
Jumlah Total