motivasi petani dan peranan kelompok tani hutan … · wawancara dan studi pustaka. data yang...

82
MOTIVASI PETANI DAN PERANAN KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI DESA WARNASARI, BKPH PANGALENGAN KPH BANDUNG SELATAN Oleh : INDAH DIANA PUSPITA E14102028 DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Upload: nguyentram

Post on 06-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

MOTIVASI PETANI DAN PERANAN KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA

HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI DESA WARNASARI, BKPH PANGALENGAN

KPH BANDUNG SELATAN

Oleh :

INDAH DIANA PUSPITA E14102028

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

MOTIVASI PETANI DAN PERANAN KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA

HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI DESA WARNASARI, BKPH PANGALENGAN

KPH BANDUNG SELATAN

INDAH DIANA PUSPITA

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan pada Departemen Manajemen Hutan

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Judul Penelitian : MOTIVASI PETANI DAN PERANAN KELOMPOK

TANI HUTAN (KTH) DALAM PENGELOLAAN

SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT

(PHBM) DI DESA WARNASARI, BKPH

PANGALENGAN, KPH BANDUNG SELATAN

Nama Mahasiswa : Indah Diana Puspita

NRP : E14102028

Menyetujui,

Pembimbing Skripsi

Dr. Ir. Nurheni Wijayanto, MS.

NIP. 131 412 316

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kehutanan

Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS.

NIP. 131 430 799

Tanggal Lulus :

RINGKASAN

Indah Diana Puspita. E14102028. Motivasi Petani dan Peranan Kelompok Tani Hutan (KTH) dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Desa Warnasari, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Nurheni Wijayanto, MS.

Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) merupakan

bentuk pembangunan hutan yang memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan

ekologi. Program ini dalam prakteknya mengikutsertakan masyarakat sekitar

hutan dan para stakeholder yang terkait secara bersama-sama dengan Perum

Perhutani membangun hutan. Keberhasilan kegiatan PHBM ini tidak terlepas dari

faktor sosial budaya masyarakat setempat. Salah satu faktor sosial budaya

masyarakat yang dianggap sangat penting peranannya dan erat hubungannya

dengan masalah tersebut adalah motivasi petani.

Motivasi petani sangat menentukan tingkat prestasi kerja petani, yang pada

akhirnya akan mempengaruhi produktivitas kerja dan pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan. Meskipun motivasi ini sepenuhnya timbul dari diri seorang

petani, namun faktor-faktor yang mempengaruhi bisa berupa faktor-faktor

intrinsik (dari dalam) dan faktor-faktor ekstrinsik (dari luar). Salah satu faktor

ekstrinsik yang sangat penting pengaruhnya terhadap motivasi petani adalah

peranan lembaga-lembaga terkait khususnya Kelompok Tani Hutan (KTH).

Bertitik tolak dari hal tersebut, maka dalam penelitian ini difokuskan kepada

pengkajian motivasi petani, peranan KTH dan tingkat pendapatan dan

pengeluaran total petani pada kegiatan PHBM di Desa Warnasari, BKPH

Pangalengan, KPH Bandung Selatan.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengukur tingkat motivasi petani

dalam kegiatan PHBM, (2) Mengetahui pengaruh peranan KTH terhadap motivasi

petani, (3) Mengukur tingkat pendapatan dan pengeluaran total rumah tangga

petani dalam kegiatan PHBM.

Penelitian dilaksanakan di Desa Warnasari, BKPH Pangalengan, KPH

Bandung Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan April sampai Juli

2006.

Metode pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi, teknik

wawancara dan studi pustaka. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan

data sekunder. Analisis data untuk motivasi petani dilakukan dengan teknik skala

Likert, untuk analisis sosial yaitu pengaruh peranan KTH terhadap motivasi petani

dilakukan dengan uji statistik Jenjang Spearman, dan analisis ekonomi dilakukan

dengan analisis persentase.

Hasil analisis data yang diperoleh, menunjukkan bahwa motivasi yang

paling kuat mendorong para petani dalam kegiatan PHBM adalah motivasi

ekologi. Hal ini membuktikan bahwa alasan kuat petani hutan mengikuti kegiatan

PHBM adalah untuk menjaga dan mempertahankan kelestarian hutan, menjaga

kelestarian alam baik tata air, menjaga kesuburan tanah, dan terjaganya

kebersihan udara. Motivasi lain yang mendorong adalah motivasi sosial budaya

dan motivasi ekonomi. Motivasi petani dalam kegiatan PHBM di Desa Warnasari

sebagian besar termasuk ke dalam kategori tinggi (67,86 %) dan kategori sedang

sebanyak 32,14 %.

Hubungan peranan KTH Rumput Gajah (Citiis) terhadap motivasi petani di

Desa Warnasari dari hasil analisis Jenjang Spearman dapat diketahui bahwa

terdapat hubungan positif antara peranan KTH dan motivasi petani, hal ini berarti

peranan KTH Rumput Gajah (Citiis) dapat meningkatkan motivasi petani.

Persentase rata-rata pendapatan petani dari kegiatan PHBM terhadap

pendapatan totalnya sebesar 17,24 %, dari hasil penilaian kontribusi pendapatan

PHBM terhadap pendapatan total keluarga per tahun, nilai 17,24 % termasuk ke

dalam kategori cukup. Sedangkan untuk persentase rata-rata pendapatan total

petani dari pengeluarannya per tahun, secara keseluruhan sebesar 164,76 %. Dari

hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa pendapatan total per tahun lebih besar

dari pengeluaran totalnya. Kelebihan pendapatan petani biasanya dialokasikan

untuk keperluan mendesak misalnya untuk membayar hutang, usaha tani bagi

yang memiliki lahan, hari raya ataupun keperluan lainnya.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 24 Januari 1985. Anak ketiga dari

tiga bersaudara dari Bapak Dadang Suhanda dan Ibu Fatimah.

Penulis memulai pendidikan di SDN Sukamantri I pada tahun 1990 dan

lulus tahun 1996. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMP

Negeri 7 Bogor dan lulus tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan di SMU

Negeri 5 Bogor dan lulus tahun 2002.

Tahun 2002 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan kemudian mengikuti pendidikan

program Strata I dengan program studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan,

Institut Pertanian Bogor. Dalam menjalankan pendidikannya penulis pernah

mengikuti International Forestry Student Association (IFSA) dan menjadi anggota

pasif.

Kegiatan praktek lapang yang pernah diikuti adalah Praktek Pengenalan dan

Pengelolaan Hutan (P3H) di Kamojang-Sancang Garut, dan di KPH Tasikmalaya,

Jawa Barat pada tahun 2005. Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan

penulis pada tahun 2006 berlokasi di Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea,

Kabupaten Bogor. Sedangkan untuk penelitian dilaksanakan di Desa Warnasari,

BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan.

Bogor, Agustus 2006

Penulis

Karya ini ku persembahkan kepada Kedua Orang Tua, Keluarga dan Sahabat-sahabat terbaikku …

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian sebagai salah satu

syarat meraih gelar sarjana di Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penelitian ini penulis mengambil judul ”Motivasi Petani dan Peranan

Kelompok Tani Hutan (KTH) dalam Kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Hutan

Bersama Masyarakat (PHBM) di Desa Warnasari, BKPH Pangalengan, KPH

Bandung Selatan”.

Banyak pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penulisan skripsi

ini, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah banyak memberikan dukungan

moral maupun material yang tak terhingga kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Nurheni Wijayanto, MS. atas kesabarannya dalam membimbing

penulis selama menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini.

3. Ir. Jojo Ontarjo, MM. dan Dr. Ir. Fauzi Febrianto, MS. selaku dosen penguji

atas kritik dan saran yang diberikan agar penulisan skripsi ini dapat lebih baik.

4. Keluarga besar BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan yang telah banyak

membantu dalam penelitian.

5. Lia, Nadia, Yuni, Linda, Adit, Ona, Teti, Fieta dan Dani, sahabat-sahabat

terbaik selama ini, atas dukungan dan bantuan yang tak terhingga.

6. Laili (teman selama penelitian), kel. P3H KPH Tasikmalaya, kel. KKN Desa

Cibanteng dan teman-teman MNH 39 atas kebersamaannya selama ini.

7. Pondok Malea Putri Atas (m’ Win, QQ, Mira, m’ Icut, Nia, Lely, Elis, dll.)

atas keceriaan, dukungan dan bantuan kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penelitian dan penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat di masa yang akan datang.

Bogor, Agustus 2006

Penulis

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 2

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) ........ 5

B. Motivasi Petani .................................................................................... 6

C. Kelompok Tani Hutan (KTH) ............................................................. 7

D. Pendapatan Petani ................................................................................ 9

E. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 10

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 12

B. Kerangka Penelitian ............................................................................. 12

C. Alat dan Bahan .................................................................................... 14

D. Batasan Penelitian ................................................................................ 14

iii

E. Metode Pengambilan Data ................................................................... 15

F. Data Yang Dikumpulkan ..................................................................... 15

G. Metode Pengambilan Contoh .............................................................. 16

H. Analisis Data ........................................................................................ 16

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. BKPH Pangalengan ............................................................................. 19

B. Desa Warnasari .................................................................................... 20

C. Sejarah Kerjasama Pengelolaan Rumput Gajah di Kawasan Hutan .... 25

D. Lembaga Terkait .................................................................................. 26

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Motivasi Petani Dalam Kegiatan PHBM ............................................. 28

B. Hubungan Peranan KTH Rumput Gajah (Citiis) dengan Motivasi

Petani ................................................................................................... 41

C. Tingkat Pendapatan dan Pengeluaran Total Rumah Tangga Petani .... 44

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 48

B. Saran .................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 50

LAMPIRAN ..................................................................................................... 53

iv

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Luas Hutan BKPH Pangalengan ................................................................ 19

2. Jenis Penggunaan Lahan di Desa Warnasari ............................................. 21

3. Komposisi Penduduk Desa Warnasari Menurut Kelompok Umur ............ 22

4. Komposisi Penduduk Desa Warnasari Menurut Mata Pencaharian .......... 22

5. Komposisi Penduduk Desa Warnasari Menurut Tingkat Pendidikan ....... 23

6. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kelompok Umur ................. 24

7. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan ............. 25

8. Pertanyaan Seputar Motivasi Ekonomi dan Distribusi Jawaban Responden .................................................................................................. 31

9. Pertanyaan Seputar Motivasi Ekologi dan Distribusi Jawaban Responden .................................................................................................. 35

10. Pertanyaan Seputar Motivasi Sosial Budaya dan Distribusi Jawaban Responden ................................................................................... 38

11. Jenis Motivasi Petani dan Persentase Rata-rata Jawaban Responden ....... 40

12. Distribusi Tingkat Motivasi Petani ............................................................ 41

13. Pertanyaan Seputar Peranan KTH dan Distribusi Jawaban Responden .... 43

14. Nilai Korelasi Jenjang Spearman ............................................................... 44

15. Persentase Rata-rata Pendapatan Petani Menurut Sumber Pendapatannya ........................................................................................... 45

16. Persentase Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Petani Menurut Jenis Pengeluarannya ................................................................................. 46

Lampiran

1. Identitas Responden ................................................................................... 54

2. Hasil Penilaian Tingkat Motivasi Ekonomi Petani .................................... 55

3. Hasil Penilaian Tingkat Motivasi Ekologi Petani ...................................... 56

4. Hasil Penilaian Tingkat Motivasi Sosial Budaya Petani ........................... 57

5. Hasil Penilaian Besarnya Peranan KTH Menurut Petani .......................... 58

6. Hasil Penilaian Tingkat Motivasi dan Peranan KTH ................................. 59

v

No. Halaman

Lampiran

7. Pola Pendapatan Rata-rata Rumah Tangga Responden per Tahun ............ 60

8. Pola Pengeluaran Rata-rata Rumah Tangga per Tahun Menurut Jenis Pengeluaran ....................................................................................... 61

9. Presentase Pendapatan dari PHBM Terhadap Pendapatan Total dan Presentase Pendapatan Total Terhadap Pengeluaran Total per Tahun ......... .............. ................................................................................. 62

vi

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Bagan Kerangka Penelitian .................................................................... 13

2. Tanaman Rumput Gajah ......................................................................... 32

3. Penanaman Tanaman Rumput Gajah di Bawah Tegakan Hutan ............ 36

vii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Uji Jenjang Spearman Untuk Mengetahui Pengaruh Antara Tingkat Motivasi dengan Peranan KTH ................................................. 63

2. Kuisioner Penelitian Motivasi Petani dan Peranan Kelompok Tani Hutan Pada Kegiatan PHBM .......................................................... 64

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui,

keberadaannya sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan adanya hutan

polusi udara yang diakibatkan dari asap pabrik dan asap kendaraan bermotor

yang kian lama makin meningkat akan terkurangi. Hutan Indonesia yang

meliputi kawasan seluas ± 120 juta ha, termasuk hutan tropis yang memiliki

biodiversity yang tinggi di dunia. Potensi akan lebih tinggi manfaatnya bila

dikelola dengan baik berdasarkan aturan yang ada dan kaidah yang telah

ditentukan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hutan diantaranya

adalah manfaat ekonomi, ekologi dan sosial.

Manfaat hutan secara ekonomi dapat dirasakan dalam setiap lingkup

atau tingkatan sistem kemasyarakatan. Pada tingkat individu dan keluarga

hutan merupakan sumber penting bagi pemenuhan kebutuhan dasar, baik

pangan atau pun papan, baik untuk mereka yang tinggal di sekitar hutan

maupun jauh dari lingkungan hutan. Selain itu hutan juga mempunyai manfaat

ekologi antara lain mengatur tata air, mengatur iklim mikro, sumber plasma

nutfah, produsen oksigen dan penyerap karbondioksida. Oleh karena itu,

sebagai barang publik, masyarakat yang berkepentingan terhadap keberadaan

hutan dan pengelolaan hutan secara lestari bukan hanya masyarakat lokal,

tetapi juga masyarakat regional, nasional dan global, disamping anak cucu

generasi yang akan datang.

Perkembangan penduduk yang semakin lama terus bertambah, terutama

di daerah pedesaan, mengakibatkan masyarakat desa semakin sulit untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Ini disebabkan banyaknya persaingan dalam

mencari nafkah dan terbatasnya lahan yang dimiliki, mengakibatkan tekanan

terhadap pemanfaatan sumberdaya alam juga meningkat. Karena masyarakat

makin membutuhkan berbagai hasil hutan untuk mencukupi kebutuhan

hidupnya. Tidak dapat dihindari kegiatan mereka dapat mengganggu

keberadaan dan kelestarian hutan, hal tersebut menyebabkan kerusakan hutan

dan kerugian yang besar.

2Pembangunan masyarakat pedesaan lingkungan hutan merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari pembangunan kehutanan. Pembangunan

kehutanan merupakan komponen dan penunjang utama dalam proses

pembangunan, karenanya selalu berusaha agar dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan serasi dengan tingkat

kemajuan pembangunan nasional. Hal ini hanya dapat dicapai melalui

peningkatan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan dan pembinaan

sumberdaya manusia, lingkungan hutan serta lingkungan biofisiknya.

Upaya untuk membangun masyarakat sekitar hutan adalah dengan

memberi kesempatan masyarakat untuk ikut berperan serta dalam pengelolaan

hutan untuk kesejahteraan mereka dengan tanpa mengorbankan fungsi hutan

itu sendiri. Perum Perhutani membentuk suatu wadah kegiatan/sistem yang

dinamakan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM),

wadah ini bertujuan mengajak masyarakat untuk turut serta dalam pengelolaan

hutan. Dalam kegiatan ini masyarakat desa hutan dalam wadah Kelompok

Tani Hutan (KTH) dapat berbagi peran, tanggung jawab, hak dan kewajiban

dan juga dalam hal materi/produk dengan pihak Perhutani, mereka dilibatkan

dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengontrolan dan evaluasi

program.

Keberhasilan dari kegiatan PHBM tidak terlepas dari faktor sosial

budaya masyarakat setempat. Salah satu faktor sosial budaya yang dianggap

sangat penting peranannya dan berhubungan erat dengan masalah tersebut

adalah motivasi petani. Motivasi sangat menentukan prestasi kerja,

produktivitas kerja dan tindakan petani terhadap PHBM. Motivasi diduga

muncul karena adanya dorongan berupa faktor intrinsik (dari dalam) seperti

pengetahuan, usia dan harapan petani serta faktor ekstrinsik (dari luar) antara

lain konservasi, estetika, beragam tujuan penanaman dan peran kelembagaan

serta faktor lainnya.

B. Perumusan Masalah

Program PHBM merupakan bentuk pembangunan hutan yang

memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan ekologi. Program ini dalam

3prakteknya mengikutsertakan masyarakat sekitar hutan dan para stakeholder

yang terkait secara bersama-sama dengan Perum Perhutani membangun hutan.

Keberhasilan kegiatan PHBM ini tidak terlepas dari faktor sosial budaya

masyarakat setempat. Salah satu faktor sosial budaya masyarakat yang

dianggap sangat penting peranannya dan erat hubungannya dengan masalah

tersebut adalah motivasi petani.

Motivasi petani sangat menentukan tingkat prestasi kerja petani, yang

pada akhirnya akan mempengaruhi produktivitas kerja dan pencapaian tujuan

yang telah ditetapkan. Meskipun motivasi ini sepenuhnya timbul dari diri

seorang petani, namun faktor-faktor yang mempengaruhi bisa berupa faktor-

faktor intrinsik (dari dalam) dan faktor-faktor ekstrinsik (dari luar). Salah satu

faktor ekstrinsik yang sangat penting pengaruhnya terhadap motivasi petani

adalah peranan lembaga-lembaga terkait khususnya Kelompok Tani Hutan

(KTH).

Bertitik tolak dari hal tersebut, maka dalam penelitian ini difokuskan

kepada pengkajian motivasi petani, peranan KTH dan tingkat pendapatan dan

pengeluaran total petani pada kegiatan PHBM di Desa Warnasari, BKPH

Pangalengan, KPH Bandung Selatan.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengukur tingkat motivasi petani dalam kegiatan PHBM.

2. Mengetahui pengaruh peranan KTH terhadap motivasi petani.

3. Mengukur tingkat pendapatan dan pengeluaran total rumah tangga petani

dalam kegiatan PHBM.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi mengenai tingkat motivasi petani peserta KTH

terhadap kegiatan PHBM.

42. Memberikan informasi kepada pihak Perum Perhutani dalam

penyempurnaan dan evaluasi di masa yang akan datang sebagai upaya untuk

mendukung kebijaksanaan pengelolaan sumberdaya hutan yang lestari.

3. Memberikan informasi mengenai peranan KTH dalam kegiatan PHBM di

BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan.

4. Sebagai acuan bagi penelitian berikutnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)

Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) adalah

suatu sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan bersama oleh

Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan atau Perum Perhutani dan

masyarakat desa hutan dengan pihak yang berkepentingan (Stakeholder)

dengan jiwa berbagi, sehingga kepentingan bersama untuk mencapai

keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan dapat diwujudkan secara

optimal dan proporsional (Perum Perhutani, 2001).

Tujuan dari Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat

(PHBM) menurut Perum Perhutani (2001) adalah:

1. Meningkatkan tanggung jawab perusahaan, masyarakat desa hutan dan

pihak yang berkepentingan terhadap keberlanjutan fungsi dan sumberdaya

hutan.

2. Meningkatkan peran perusahaan, masyarakat desa hutan dan pihak yang

berkepentingan terhadap pengelolaan sumberdaya hutan.

3. Menselaraskan kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan sesuai dengan

kegiatan pembangunan wilayah, sesuai dengan kondisi dan dinamika sosial

masyarakat desa hutan.

Prinsip-prinsip dasar Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama

Masyarakat (PHBM) yang tertera di dalam keputusan ketua dewan pengawas

Perum Perhutani No. 136/KPTS/DIR/2001 adalah:

1. Prinsip keadilan dan demokratis

2. Prinsip keterbukaan dan kebersamaan

3. Prinsip pembelajaran bersama dan saling memahami

4. Prinsip kejelasan hak dan kewajiban

5. Prinsip pemberdayaan ekonomi kerakyatan

6. Prinsip kerjasama kelembagaan

7. Prinsip perencanaan partisipatif

8. Prinsip kesderhanaan sistem dan prosedur

9. Prinsip perusahaan sebagai fasilitator

610. Prinsip kesesuaian pengelolaan dan karakteristik wilayah

B. Motivasi Petani

Motivasi diartikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang

secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

tertentu, atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok

orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang

dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya (Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1995).

Parson, Shield dan Olds (1962) dalam Nurozi (1993), menyatakan

motivasi adalah dorongan untuk melakukan pembaharuan disebabkan adanya

tuntutan akan pengaturan hidup. Jadi apa yang dicapai manusia seperti makan,

perumahan, status sosial, cita-cita serta kebutuhan hidup lainnya adalah

merupakan pencerminan dari adanya motivasi itu. Pengertian motivasi juga

diungkapkan oleh Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1994) yang menyatakan

bahwa motivasi adalah konsep yang kita gunakan untuk menggambarkan

dorongan-dorongan yang timbul pada atau di dalam seseorang individu yang

menggerakkan dan mengarahkan perilaku.

Wahjosumidjo (1987) menyatakan bahwa motivasi merupakan proses

psikologis yang terjadi pada diri seseorang yang mencerminkan interaksi

antara sikap, kebutuhan, persepsi, keputusan yang terjadi pada seseorang dan

sebagainya. Selanjutnya ia mengatakan bahwa motivasi sebagai proses

psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri

yang disebut intrinsik atau faktor di luar diri yang disebut faktor ekstrinsik.

Faktor di dalam diri seseorang atau faktor intrinsik dapat berupa kepribadian,

sikap, pengalaman dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita yang

menjangkau ke masa depan. Sedangkan faktor di luar diri atau ekstrinsik,

dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh pemimpin,

kolega atau faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Tetapi baik faktor

intrinsik maupun faktor luar motivasi timbul karena adanya rangsangan.

Maier (1955) dalam Zainun (1989) membedakan adanya dua macam

keadaan motivasi. Yang pertama dinamakannya situasi motivasi yang

7subjective dan yang lain disebutnya situasi motivasi yang objective. Yang

subjektif itu merupakan keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang

disebut need, atau kebutuhan, drive atau dorongan atau desire atau keinginan.

Sedangkan yang objektif adalah satu barang atau keadaan yang berada di luar

seseorang yang biasa disebut dengan istilah incentive atau rangsangan atau

goal atau sasaran atau tujuan.

Ada tiga jenis atau tingkatan motivasi seseorang, yaitu : pertama,

motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia melakukan

sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi. Motivasi

kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation).

Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada

tujuan di dalamnya, seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin

mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu. Sedangkan motivasi yang ketiga

adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation),

yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya; seseorang yang telah

menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan nilai (values) yang

diyakininya (Prijosaksono dan Sembel, 2002).

Maslow (1999) menyatakan bahwa dalam arti tertentu setiap keadaan

organisme apa pun merupakan suatu keadaan motivasi. Teori motivasi yang

sehat menganggap motivasi sebagai suatu hal yang konstan, tiada akhir,

berubah-ubah dan kompleks, dan merupakan sesuatu yang hampir universal

dari setiap keadaan organisme.

C. Kelompok Tani Hutan (KTH)

Kelompok Tani Hutan (KTH) merupakan perkumpulan orang-orang

yang menyatukan diri dalam usaha-usaha dibidang pengelolaan tanah hutan

negara yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk meningkatkan taraf

hidup masing-masing anggotanya dalam rangka kepentingan bersama (Perum

Perhutani, 1987 dalam Permana, 1998). Suharjito (1994) menyatakan bahwa

pembentukan dan pembinaan Kelompok Tani Hutan (KTH) merupakan

pendekatan baru dalam upaya mewujudkan partisipasi masyarakat sekitar

hutan dalam pengelolaan hutan negara.

8Tujuan pembentukan KTH adalah untuk melancarkan komunikasi dua

arah antara pihak pesanggem dan pihak Perum Perhutani. Kedua, karena

sasaran program adalah anggota masyarakat yang berlahan sempit dan petani

tidak berlahan, maka adanya kelompok dapat berfungsi sebagai wadah

kerjasama antar pesanggem : modal, tenaga kerja, informasi dan pemasaran

hasil. Petani berlahan luas dapat mengelola lahannya secara efisien mereka

mampu meningkatkan produktivitasnya melalui input-input teknologi yang

membutuhkan modal seperti pengolahan tanah, pupuk, pengairan, sedangkan

petani berlahan sempit tidak mampu menanggung biaya sendiri untuk

masukan teknologi tersebut. Dengan cara berkelompok petani sempit dapat

meningkatkan efisiensi dalam hal modal, tenaga kerja, dan informasi, serta

lebih efektif melakukan kontrol sosial (Wong, 1979 dalam Suharjito, 1994;

Cernea, 1990 dalam Suharjito, 1994).

Mulyana (2001) menyatakan kriteria pemilihan petani sebagai KTH itu

adalah kedekatan dengan hutan, hak-hak yang sudah ada, ketergantungan dan

pengetahuan lokal. Keempat dimensi tersebut sangat erat kaitannya dengan

sumber daya hutan dan mudah untuk dikenali. Selanjutnya ia menyatakan

proses pembentukan KTH adalah sebagai berikut :

1. Pembentukan kelompok

2. Penguatan Kelembagaan

3. Penyuluhan

4. Insentif

Pengertian pembinaan KTH menurut Suharjito (1994), adalah suatu

proses yang timbul dalam suatu hubungan antara pembina (petugas Perum

Perhutani bersama dengan instansi terkait) dengan kelompok binaan (KTH)

dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah atau mengembangkan

kegiatan kelompok. Tujuan pembinaan tentunya tidak terlepas dari tujuan

program Perhutanan Sosial, khususnya jangka menengah dan jangka panjang,

yaitu KTH berfungsi sebagai mitra dalam pembangunan dan pengelolaan

hutan dan tercapainya partisipasi masyarakat yang bertanggung jawab dalam

pembangunan hutan dan lingkungan.

9Suharjito (1994) menyatakan bahwa, proses pembentukan KTH terdapat

dua kegiatan yaitu :

1. Persiapan dan Rekruitmen

Dalam “Pedoman Pelaksanaan Program Perhutanan Sosial” (SK.

Direksi Perum Perhutani No. 602/Kpts/Dir/1988 tanggal 18 Juni 1988)

disebutkan pola pendekatan masyarakat antara lain tentang pembentukan

KTH sebagai berikut : (1) dilakukan secara formal melalui rapat desa atau

pertemuan lainnya dan informal melalui anjangsanaan atau lainnya, (2)

pencarian pemrakarsa untuk membantu kelancaran dan kemudahan untuk

menghimpun anggota KTH. Pemrakarsa dipilih dari tokoh masyarakat

maupun aparat desa, (3) calon anggota diprioritaskan dari masyarakat desa

sekitar hutan dengan kriteria : tingkat pendapatan rendah, lahan garapan

yang dimiliki tidak memadai atau tidak memiliki lahan pertanian, sanggup

bekerja di hutan, memiliki keterampilan khusus, dan lain-lain sesuai dengan

perjanjian, dan (4) seleksi anggota KTH dilakukan oleh KRPH, dapat

bersama-sama dengan kepala desa atau pemrakarsa. Namun dalam

pelaksanaannya petugas lapanganlah yang menetapkan.

2. Pembentukan Kelompok

Setelah pembagian andil barulah mulai menyatukan pesanggem ke

dalam kelompok atau sub kelompok. Jika semua pesanggem berasal dari

dusun yang sama, maka mereka dikelompokkan ke dalam satu kelompok

dengan sub kelompok berdasarkan kedekatan rumah. Namun jika mereka

berasal dari dua atau lebih dusun mereka dikelompokkan ke dalam satu atau

lebih kelompok berdasarkan dusun masing-masing. Namun pegangan

utama petugas lapangan Perhutani bukanlah atas dasar atau dusun atau

kedekatan rumah tinggal, melainkan petak tanaman.

D. Pendapatan Petani

Pendapatan bersih adalah besarnya nilai produksi setelah dikurangi

dengan biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja luar keluarga, biaya sewa

atau bagi hasil untuk tanah sewa atau tanah sakap dan biaya lain-lain seperti

pengairan, pajak panen dan sebagainya (Hartoyo, 1981).

10Pendapatan rumah tangga umumnya tidaklah berasal dari satu sumber,

tapi dapat berasal dari dua atau lebih sumber pendapatan. Ragam sumber

pendapatan tersebut diduga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan itu sendiri.

Tingkat pendapatan yang rendah, mengharuskan anggota rumah tangga untuk

bekerja/berusaha lebih giat untuk memenuhi kebutuhan. Bagi sebagian rumah

tangga, upaya tersebut tidak hanya menambah curahan jam kerja dari kegiatan

yang ada, tapi juga melakukan kegiatan lain. Hal ini terlihat dari beberapa

hasil panelitian bahwa sebagian besar rumah tangga mempunyai lebih dari

satu sumber pendapatan (Nurmanaf, 1989).

Menurut Sayogyo (1982) dalam Kusumaningtyas (2003), pendapatan

rumah tangga bisa dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

a. Pendapatan dari usaha bertani saja.

b. Pendapatan yang mencakup usaha bertanam padi, palawija dan kegiatan

pertanian lain.

c. Pendapatan yang diperoleh dari seluruh kegiatan termasuk sumber-sumber

mata pencaharian di luar pertanian.

Biro Pusat Statistik (2000) menyatakan bahwa pendapatan rumah

tangga petani tidak hanya berasal dari usaha pertaniannya saja, tetapi juga

berasal dari sumber-sumber lain diluar sektor pertanian, seperti perdagangan,

jasa angkutan, industri pengolahan dan lain-lain. Bahkan kadang penghasilan

diluar usaha pertanian justru lebih besar dari pada pendapatannya dari

pertanian.

Dalam pola pengeluaran rumah tangga dibedakan pengeluaran untuk

pos-pos makanan dan non-makanan. Besarnya pengeluaran untuk makanan

serta jumlah pengeluaran rata-rata per kapita per rumah tangga merupakan

indikasi tentang tingkat kesejahteraan rumah tangga yang bersangkutan

(Kartasubrata, 1986).

E. Penelitian Terdahulu

Nurozi (1993) dalam penelitiannya menyatakan bahwa motivasi petani

adalah proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara persepsi,

kebutuhan, sikap, keputusan, dan sebagainya yang terjadi pada diri petani.

11Setelah merasakan hasilnya dari mengelola hutan rakyat baik dari segi

ekonomi maupun ekologi, semangat dan tekad mereka untuk tetap terus

mengelola hutan rakyat semakin jelas.

Sugiarto (1996) dalam penelitiannya menyatakan bahwa analisis tingkat

motivasi dilakukan untuk mengetahui faktor ekstrinsik yang mempengaruhi

motivasi petani hutan rakyat. Faktor ekstrinsik yang dimaksud adalah peranan

Kelompok Tani Hutan (KTH) dan peranan Dinas Perhutanan dan Konservasi

Tanah (Dinas PKT) melalui Petugas Penyuluh Lapangan Penghijauan (PLP).

Pujaningrum (2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa motivasi

yang paling kuat mendorong para petani untuk mengelola lahan

pekarangannya dengan sistem wanatani (dalam hal ini penanaman tanaman

kayu di lahan pekarangan) adalah motivasi ekonomi. Ini berarti, alasan kuat

petani mengelola lahan pekarangannya dengan sistem wanatani adalah untuk

mencukupi kebutuhan akan kayu, buah, sayur mayur, tanaman obat, dll, baik

untuk dimanfaatkan sendiri maupun dijual kepada orang lain. Motivasi lain

yang mendorong adalah motivasi ekologi dan motivasi sosial budaya.

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Warnasari, BKPH

Pangalengan, KPH Bandung Selatan. Waktu penelitian ini dari bulan April

sampai dengan Juli 2006.

B. Kerangka Penelitian

Pertambahan penduduk yang pesat akan menyebabkan terjadinya

peningkatan kebutuhan masyarakat dan juga lapangan pekerjaan karena

sumber pendapatan semakin berkurang. Kenyataan ini dapat menimbulkan

terjadinya pengurasan terhadap sumber daya hutan atau pun alih fungsi lahan

hutan menjadi lahan pertanian yang pada akhirnya akan menurunkan jumlah

dan kualitasnya. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Perhutani untuk

mengantisipasi hal tersebut adalah dengan melaksanakan kegiatan PHBM.

Permasalahan yang dapat diangkat dari keberadaan sistem PHBM ini

antara lain adalah motivasi petani, peranan KTH terhadap motivasi petani dan

kontribusi pendapatan dari program PHBM terhadap pendapatan total petani.

Berbagai masalah tersebut dapat terjawab dengan adanya berbagai data seperti

data dari responden peserta KTH serta data-data penunjang lainnya.

Tujuan akhir yang diharapkan antara lain peningkatan kegiatan PHBM

secara lebih intensif dan peningkatan pendapatan petani. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Gambar 1.

13

Gambar 1. Bagan Kerangka Penelitian

Pengurasan Sumber Daya Hutan dan Alih Fungsi

Lahan Hutan

Penurunan SDH : Jumlah, Kualitas, dll.

Upaya Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)

Data yang Diperlukan, antara lain : 1. Data dari Responden Peserta KTH. 2. Data dari kegiatan PHBM. 3. Data penunjang lainnya.

Tujuan Akhir yang Diharapkan antara lain : 1. Peningkatan Kegiatan PHBM Secara Intensif. 2. Peningkatan Pendapatan Petani

Pesatnya Pertambahan Penduduk

Peningkatan Kebutuhan Manusia dan Lapangan

Pekerjaan

Masalah yang Dapat Digali : 1. Motivasi Petani 2. Peranan KTH. 3. Tingkat pendapatan dan

pengeluaran total.

14C. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1) Bahan :

a) Keterangan mengenai anggota KTH

b) Laporan tentang keberadaan PHBM

2) Alat :

a) Alat tulis

b) Kuisioner

c) Peta wilayah desa

d) Kalkulator

e) Kamera

Obyek yang menjadi kajian penelitian adalah masyarakat sekitar hutan

yang menjadi anggota KTH yang mengikuti program PHBM.

D. Batasan Penelitian

Batasan Penelitian yang digunakan mencakup pengertian-pengertian

untuk menjelaskan beberapa istilah sebagai berikut :

1. Motivasi Petani dalam kegiatan PHBM adalah suatu kondisi yang

menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul pada atau di dalam diri

petani yang dapat menggerakkan dan mengarahkan petani untuk

melakukan kegiatan pertanian di dalam kawasan hutan tanpa merusak dan

mengganggu pertumbuhan tanaman kehutanan dengan menanam tanaman

tahunan yang sesuai dengan kondisi hutan.

2. Petani, adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi

sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti

luas yang meliputi usaha tani pertanian, peternakan, perikanan dan

pemungutan hasil laut.

3. PHBM, adalah suatu sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang

dilakukan bersama Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan.

154. Pendapatan PHBM, adalah pendapatan yang diterima oleh petani sebagai

hasil dari PHBM.

5. Tingkat Pendapatan dan Pengeluaran Total, adalah tingkat pendapatan

petani dari PHBM terhadap pendapatan total petani dan tingkat

pengeluaran total petani.

6. KTH, adalah kelompok yang menyatukan petani hutan dalam kegiatan

PHBM.

7. Peranan KTH, adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan KTH

membantu mengelola PHBM.

E. Metode Pengambilan Data

Teknik pengambilan data yang dilakukan dalam kegiatan penelitian ini

adalah :

1. Teknik Observasi

Data dikumpulkan melalui pengamatan langsung terhadap kegiatan

PHBM yang sedang berlangsung di BKPH Pangalengan, KPH Bandung

Selatan.

2. Teknik Wawancara

Data dikumpulkan melalui tanya-jawab dengan petani peserta PHBM

yang berada di desa sekitar hutan yang merupakan anggota KTH dan

petugas-petugas terkait dalam penyelenggaraan kegiatan PHBM (ASPER,

KRPH, Mandor dan Ketua KTH).

3. Studi Pustaka

Data didapatkan dengan cara mempelajari literatur, laporan, skripsi

penelitian dan prosiding yang berhubungan dengan PHBM, motivasi

petani, KTH serta pendapatan petani.

F. Data Yang Dikumpulkan

Data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian ini meliputi data primer

dan data sekunder.

1. Data Primer

16 Data primer adalah data yang diambil langsung dari masyarakat

sebagai responden, adapun data yang diambil adalah :

a. Data umum (karakteristik) rumah tangga : nama, umur, jumlah

anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan mata pencaharian.

b. Data motivasi dan KTH pada program PHBM.

c. Data pendapatan dan pengeluaran responden.

d. Data pola tanam, jarak tanam dan profil jenis tanaman dalam kegiatan

PHBM.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang menyangkut keadaan lingkungan

baik fisik, sosial ekonomi masyarakat dan data lain yang berhubungan

dengan obyek penelitian.

Data sekunder ini meliputi :

a. Keadaan umum lokasi penelitian yang meliputi letak dan keadaan fisik

lingkungan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat.

b. Keadaan penduduk : umur, jenis kelamin, mata pencaharian, serta

jumlah penduduk secara keseluruhan.

c. Data sumber pendapatan masyarakat.

G. Metode Pengambilan Contoh

Pemilihan responden sebagai sasaran penelitian dilakukan melalui

informasi yang diperoleh dari pihak Perum Perhutani dan aparat desa yang

bersangkutan. Penentuan responden sebagai unit contoh dilakukan dengan cara

sistem sensus terhadap seluruh anggota dari satu KTH aktif.

Pengambilan data primer di lapangan dilakukan langsung dengan

mengunjungi rumah responden atau pun di tempat berlangsungnya kegiatan

PHBM.

H. Analisis data

1. Pengukuran Motivasi

17Pengukuran motivasi dilakukan untuk mengetahui keinginan dari

petani yang diwujudkan dalam kegiatan/usaha PHBM untuk memperoleh

hasil yang maksimal. Motivasi petani diukur dengan menggunakan teknik

skala Likert (Black, J. A., dan D. J. Champion, 1992).

Konstruksi pelaksanaan sebagai berikut :

a. Pernyataan yang dimuat dalam kuisioner dinilai oleh responden dengan

cara memilih salah satu dari sejumlah kategori yang dimuat dari tidak

setuju, setuju dan sangat setuju dimana kategori tidak setuju diberi skor

1, kategori setuju diberi skor 2 dan kategori sangat setuju diberi skor 3.

b. Total skor dari setiap responden ditentukan berdasarkan jumlah dari skor

pada setiap pertanyaan.

c. Penentuan tingkatan motivasi petani secara ordinal tinggi, sedang,

rendah berdasarkan pada jumlah skor yang dimiliki dari hasil jawaban

kuisioner. Dimana motivasi rendah memiliki selang 1 sampai 24,

motivasi sedang memiliki nilai 25 sampai 48 dan motivasi tinggi

memiliki nilai 49 sampai 72.

2. Analisis Sosial

Analisis data dilakukan hanya pada satu pengaruh yaitu analisis data

pengaruh motivasi petani dengan peranan KTH. Analisis data pengaruh

motivasi petani dengan peranan KTH, uji yang digunakan adalah uji

statistik Jenjang Spearman. Rumus dari Jenjang Spearman yaitu (Gujarati,

1995) :

( )⎥⎥⎦⎤

⎢⎢⎣

−×−= ∑

161 2

2

nndi

rs

21

2

s

shit

r

nrt−

−×=

dimana : sr = Nilai korelasi Jenjang Spearman

di = Selisih kedua range

18 n = Banyaknya responden

hitt = Nilai hitung distribusi t-student

3. Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi yang digunakan adalah analisis persentase. Analisis

ini dipakai untuk mengetahui persentase pendapatan petani dari kegiatan

PHBM terhadap total pendapatan petani. Rumus yang digunakan untuk

perhitungan analisis persentase adalah sebagai berikut (Perum Perhutani,

1997) :

%100)2()1(

)1()( ×+

=PP

PXP

dimana : P(X) = persentase pendapatan dari kegiatan PHBM terhadap

pendapatan totalnya

P(1) = pendapatan dari PHBM

P(2) = pendapatan di luar kegiatan PHBM

Sedangkan persentase pendapatan total petani terhadap

pengeluarannya selama setahun adalah sebagai berikut :

%100)4()3()( ×=

PPSP

dimana : P(S) = persentase pendapatan total petani terhadap total

pengeluarannya

P(3) = pendapatan total petani PHBM

P(4) = total pengeluaran petani PHBM

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. BKPH Pangalengan

1. Letak dan Luas

BKPH Pangalengan adalah salah satu bagian dari unit kerja

Kesatuan Pemangkuan Hutan Bandung Selatan di bawah pengelolaan

Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, secara administratif kawasan

wilayah kerja Perum Perhutani berada di Kecamatan Kertasari dan

Pangalengan, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat.

Adapun batas wilayah sebelah Utara adalah perkebunan teh

Kertamanah, wilayah hutan BKPH Banjaran dan BKPH Ciparay KPH

Bandung Selatan. Batas sebelah Timur adalah batas hutan KPH Garut,

batas sebelah Selatan adalah perkebunan teh Pasir Malang dan wilayah

hutan BKPH Cileuleuy KPH Garut. Sedangkan batas sebelah Barat adalah

wilayah hutan BKPH Ciwidey KPH Bandung Selatan.

Luas hutan BKPH Pangalengan mencapai 8.736,81 ha, meliputi 4

RPH yaitu RPH Papandayan, RPH Wayang Windu, RPH Pangalengan

dan RPH Kancana. Adapun luas hutan tiap-tiap RPH disajikan pada Tabel

1.

Tabel 1. Luas Hutan BKPH Pangalengan.

No.

(1)

RPH

(2)

Luas Hutan (ha)

(3)

1. Papandayan 1.077,00

2. Wayang Windu 2.749,38

3. Pangalengan 1.935,77

4. Kancana 2.974,66

Jumlah 8.736,81

Sumber : BKPH Pangalengan, 2005

20

2. Keadaan Tanaman Kehutanan

Jenis Tanaman Kehutanan BKPH Pangalengan pada dasarnya

berupa Rimba Campur seperti; Rasamala, Eucalyptus dan Pinus.

3. Topografi Tanah

Wilayah kawasan hutan BKPH Pangalengan sebagian besar

berdekatan dengan Perkebunan Teh PTP Nusantara VIII, bentuk lapangan

bergelombang merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian di atas

1.700 m dpl. Hulu sungai DAS Citarum yang sangat potensial terletak di

daerah pegunungan, sungai tersebut mengalir sampai ke pantai utara Jawa

Barat.

B. Desa Warnasari

1. Letak dan Luas

Desa Warnasari secara administratif masuk dalam wilayah

Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat. Desa

Warnasari berjarak 4 km dari ibukota kecamatan dan 31 km dari ibukota

kabupaten. Wilayah Desa Warnasari sebelah Utara berbatasan dengan

Desa Pulosari, sebelah Selatan berbatasan dengan 2 desa yaitu Desa

Sukaluyu dan Desa Margaluyu, sebelah Barat berbatasan dengan dengan

Kecamatan Pasir Jambu, dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa

Pulosari dan Situ Cileunca. Luas Desa Warnasari keseluruhan adalah

2.354,119 ha yang terbagi dalam 16 RW.

2. Topografi dan Iklim

Pada umumnya, topografi Desa Warnasari adalah berbukit karena

Desa Warnasari merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian 1.400

m dpl. Jenis tanah umumnya adalah asosiasi andosol dengan curah hujan

rata-rata 2.400 mm/th dan banyaknya bulan hujan tahunan adalah 7 bulan

serta suhu rata-rata harian adalah 16-24° C.

3. Pola Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Desa Warnasari berupa hutan lindung

1.345,200 ha, tegalan 535,406 ha, perkebunan 414,191 ha, pemukiman

32,784 ha, tanah kas negara 16,900 ha, lapangan 7,138 ha, perkantoran

21

pemerintah 1,100 ha, lain-lain 1,400 ha. Untuk lengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis Penggunaan Lahan di Desa Warnasari

No.

(1)

Jenis Penggunaan Lahan

(2)

Luas (ha)

(3)

Persentase (%)

(4)

1. Hutan Lindung 1.345,200 57,14

2. Tegalan 535,406 22,74

3. Perkebunan 414,191 17,59

4. Pemukiman 32,784 1,39

5. Tanah Kas Ngara 16,900 0,72

6. Lapangan 7,138 0,31

7. Perkantoran Pemerintah 1,100 0,05

8. Lain-lain 1,400 0,06

Jumlah 2.354,119 100,00

Sumber : Desa Warnasari, 2005

Tanaman semusim yang banyak diusahakan antara lain jagung, cabe,

tomat, sawi, kentang, kubis, wortel, labu dan lain-lain. Sedangkan jenis

tanaman tahunannya antara lain Pinus, Eucalyptus dan Puspa. Pada areal

perkebunan, jenis tanaman tahunan yang diusahakan adalah kopi.

4. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk

Penduduk Desa Warnasari sampai tahun 2005 berjumlah 7.307 jiwa

yang terdiri dari 3.698 orang pria dan 3.609 orang wanita dengan jumlah

kepala keluarga 2.045 KK. Sebagian besar penduduk berumur 0-10 tahun,

yaitu berjumlah 1.851 orang. Mayoritas adalah beragama Islam sebanyak

7.299 orang dan Kristen 8 orang. Adapun komposisi penduduk Desa

Warnasari dapat dilihat pada Tabel 3.

22

Tabel 3. Komposisi Penduduk Desa Warnasari menurut Kelompok Umur

No.

(1)

Kelompok Umur (tahun)

(2)

Jumlah (jiwa)

(3)

Persentase (%)

(4)

1. 0 – 10 1.851 25,33

2. 11 – 20 1.421 19,45

3. 21 – 30 1.420 19,43

4. 31 – 40 1.009 13,81

5. 41 – 50 784 10,73

6. > 50 822 11,25

Jumlah 7.307 100,00

Sumber : Desa Warnasari, 2005

Mata pencaharian penduduk di Desa Warnasari antara lain petani

sebanyak 337 orang, 519 orang buruh tani, 675 orang buruh/swasta, 115

orang pedagang, 358 orang peternak, 12 orang PNS, 120 orang supir/ojek,

dan sebanyak 35 orang bekerja pada sektor lain (lihat Tabel 4).

Tabel 4. Komposisi Penduduk Desa Warnasari menurut Mata Pencaharian

No.

(1)

Mata Pencaharian

(2)

Jumlah (jiwa)

(3)

Persentase (%)

(4)

1. Petani 337 15,52

2. Buruh Tani 519 23,91

3. Buruh/Swasta 675 31,09

4. Pedagang 115 5,30

5. Peternak 358 16,49

6. PNS 12 0,55

7. Supir/Ojek 120 5,53

8. Lain-lain 35 1,61

Jumlah 2.171 100,00 Sumber : Desa Warnasari, 2005

23

Tingkat pendidikan penduduk sebagian besar adalah tamat SD yaitu

sebanyak 3.639 orang, belum sekolah sebanyak 392 orang, tidak tamat SD

sebanyak 722 orang, tamat SLTP sebanyak 1.066 orang, tamat SMU

sebanyak 594 orang dan tamat perguruan tinggi sebanyak 30 orang (lihat

Tabel 5).

Tabel 5. Komposisi Penduduk Desa Warnasari menurut Tingkat Pendidikan

No.

(1)

Tingkat Pendidikan

(2)

Jumlah (jiwa)

(3)

Persentase (%)

(4)

1. Belum Sekolah 392 6,08

2. Tidak Tamat SD 722 11,21

3. Tamat SD 3.639 56,48

4. Tamat SLTP 1.066 16,54

5. Tamat SMU 594 9,22

6. Tamat Perguruan Tinggi 30 0,47

Jumlah 6.443 100,00

Sumber : Desa Warnasari, 2005

5. Sarana dan Prasarana Desa

Sarana dan prasarana penting yang terdapat di Desa Warnasari

antara lain sarana angkutan, jalan, sarana perekonomian, sarana

pendidikan, sarana ibadah, sarana olah raga dan sarana kesehatan. Jalan

yang ada terdiri dari jalan aspal sepanjang 15,707 km dan jalan tanah

tanpa pengerasan sepanjang 2,5 km. Untuk jenis jalan, terdapat jalan desa

sepanjang 12,207 km dan jalan antar desa/kecamatan sepanjang 6 km.

Jumlah jembatan beton sebanyak 3 buah, jembatan besi sebanyak 1 buah

dan jembatan kayu sebanyak 6 buah.

Sarana Perekonomian yang ada antara lain 2 buah industri makanan,

98 warung kelontong, 112 buah angkutan, 14 orang tengkulak, 2 unit

peternakan, 4 unit usaha perkebunan dan 16 unit kelompok simpan

24

pinjam. Sarana pendidikan berupa bangunan TK sebanyak 1 unit, SDN

sebanyak 3 unit, SMP sebanyak 1 unit dan pondok pesantren sebanyak 2

unit. Sarana ibadah yang ada antara lain 16 buah masjid dan 11

surau/musholla. Sarana olah raga yang ada antara lain lapangan sepak bola

sebanyak 3 buah, lapangan bulu tangkis sebanyak 1 buah, lapangan voli

sebanyak 8 buah dan tenis meja sebanyak 1 buah. Sedangkan sarana

kesehatan terdapat 1 unit puskesmas dan 16 posyandu.

6. Karakteristik Responden

Jumlah responden yang terpilih dalam penelitian ini adalah sebanyak

56 orang anggota Kelompok Tani Hutan Rumput Gajah Blok Citiis Desa

Warnasari dengan tingkat umur berkisar antara 20 sampai 88 tahun

dimana 48 orang (85,71 %) adalah laki-laki dan 8 orang (14,29 %)

perempuan. Distribusi kelompok umur responden dapat dilihat pada Tabel

6.

Tabel 6. Jumlah dan Persentase Responden menurut Kelompok Umur

No.

(1)

Kelompok Umur (tahun)

(2)

Jumlah (jiwa)

(3)

Persentase (%)

(4)

1. 23 – 30 17 30,36

2. 31 – 40 19 33,93

3. 41 – 50 14 25,00

4. 51 - 88 6 10,71

Jumlah 56 100,00

Tingkat pendidikan responden tergolong rendah, hal ini tercermin

dari banyaknya responden yang tidak sekolah dan berpendidikan SD, baik

tamat maupun tidak tamat, sebesar 92,86 %, sedangkan 7,14 %

berpendidikan SMP sederajat. Tabel 7 berikut menunjukkan jumlah dan

persentase responden menurut tingkat pendidikan.

25

Tabel 7. Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pendidikan

No.

(1)

Tingkat Pendidikan

(2)

Jumlah (jiwa)

(3)

Persentase (%)

(4)

1. Tidak Sekolah 1 1,79

2. SD (Tamat/Tidak) 51 91,07

3. SMP (Sederajat) 4 7,14

Jumlah 56 100,00

C. Sejarah Kerjasama Pengelolaan Rumput Gajah di Kawasan Hutan

Penanaman rumput gajah dimulai tahun 1978 dan sampai tahun 1981

dapat direalisir seluas 315 ha di BKPH Pangalengan, Ciparay dan

Tambakruyung Timur. Pendorong penanaman rumput gajah adalah banyaknya

sapi perah di Pangalengan; pada tahun 1980 tercatat 3310 ekor dan sampai

akhir tahun 1981 sudah mencapai 6100 ekor. Pakan sapi berupa limbah

pertanian dan rumput yang ada di lahan milik, akan tetapi sumber-sumber

tersebut jauh dari mencukupi (Kartasubrata, 2003).

Selanjutnya Kartasubrata (2003) juga menyatakan penanaman rumput

gajah di KPH Bandung Selatan dilaksanakan dalam program Prosperity

Approach dan Ma-Lu. Kesempatan ini juga digunakan oleh petani

tumpangsari sayuran untuk menjadi peternak sapi perah.

Bentuk riil kerjasama pemanfaatan kawasan hutan dengan rumput gajah

antara Perum Perhutani dengan KTH sudah dimulai sejak tahun 1988. Dari

tahun ke tahun proses kerjasama terus mengalami perubahan/perkembangan

yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Kerjasama pemanfaatan rumput

gajah mengalami penurunan saat terjadi perambahan hutan. Hal itu terjadi

dikarenakan oleh tanaman rumput gajah yang ditanam di lahan hutan, dirusak

dan digantikan dengan tanaman sayuran oleh masyarakat sekitar hutan atau

lebih dikenal dengan istilah tumpangsari. Namun, ketika dikeluarkan larangan

tumpangsari di kawasan hutan, kembali produksi rumput gajah semakin

26

bertambah. Pada awalnya kerjasama rumput gajah dilakukan antar Perum

Perhutani dengan petani rumput gajah, salah satunya di Desa Warnasari.

D. Lembaga Terkait

Keberadaan kawasan hutan di BKPH Pangalengan sangat berpengaruh

terhadap keberadaan KPBS (Koperasi Peternak Bandung Selatan) sebagai

koperasi terbesar se-Jawa Barat dalam usaha susu sapi, di sisi lain, masyarakat

petani yang berintegrasi ke kawasan hutan pada awalnya tergabung dalam

sebuah KTH (Kelompok Tani Hutan). Selanjutnya KTH ini diwadahi dalam

Lembaga Tingkat Desa dengan nama LMDH (Lembaga Masyarakat Desa

Hutan).

Sementara itu, LMDH-LMDH se-Kabupaten Bandung telah memiliki

wadah komunikasi yang disebut KTHA (Kontak Tani Hutan Andalan)

Kabupaten Bandung.

Sistem PHBM yang dibangun, dari 16 desa hutan di BKPH

Pangalengan, saat ini telah terbentuk 14 LMDH (72 KTH). Dari 14 LMDH

ini, 11 LMDH diantaranya telah mempunyai Akta Notaris. Sedangkan yang

telah melakukan Perjanjian kerjasama dengan Perum Perhutani sebanyak 10

LMDH.

KTH Rumput Gajah (Citiis) berada di bawah LMDH Warnasari dan

KTH tersebut sudah ada sejak tahun 1998, akan tetapi karena kelembagaan

LMDH di Desa Warnasari baru berdiri tahun 2005, maka secara resmi KTH

Rumput Gajah (Citiis) mulai diakui tahun 2005. Lahan andil yang dikelola

oleh KTH Rumput Gajah (Citiis) berada di petak 42a yang merupakan bagian

dari RPH Pangalengan.

Adapun proses pelaksanaan PHBM pada awalnya dilakukan dengan

beberapa tahap, yaitu :

1. Sosialisasi

Tahapan sosialisasi dimulai tahun 1998 oleh Perhutani bekerjasama

dengan LSM. Masyarakat Desa Warnasari termasuk masyarakat yang

terbuka sehingga dapat dengan mudah menerima sistem yang ditawarkan

oleh Perum Perhutani, yaitu PHBM.

27

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dimulai dengan pembentukan kepengurusan yang

dilakukan secara demokrasi.

3. Perencanaan Pembuatan Program

Tahapan ini dilakukan dengan inventarisasi komponen-komponen dari

PHBM, baik anggota maupun potensi objek dan lahan. Hal tersebut dapat

memudahkan dalam pencarian tanaman tahunan yang sesuai dengan

potensi lahannya.

4. Pelaksanaan Teknis

Setelah secara resmi perjanjian disahkan, maka kegiatan PHBM dapat

dimulai. Adapun pembaharuan kontrak dilakukan setiap 1 tahun sekali.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Motivasi Petani dalam Kegiatan PHBM

Analisis tingkat motivasi dilakukan untuk mengetahui faktor ekstrinsik

yang mempengaruhi motivasi petani. Faktor ekstrinsik yang dimaksud salah

satunya adalah peranan Kelompok Tani Hutan (KTH).

Motivasi petani dalam kegiatan PHBM dibagi kedalam tiga aspek, yaitu

motivasi ekonomi, motivasi ekologi dan motivasi sosial budaya. Pembagian

tersebut dimaksudkan untuk lebih memudahkan pengelompokkan berbagai

jenis motivasi.

1. Motivasi Ekonomi

Motivasi ekonomi berkaitan erat dengan hal pendapatan dan

peningkatan kesejahteraan petani, hal tersebut dikarenakan harapan petani

yang dapat merubah kehidupannya ke arah yang lebih baik di masa yang

akan datang. Dorongan motivasi ekonomi tersebut membuat responden

berusaha keras dalam kegiatan PHBM agar hasil dari tanaman rumput

gajah tersebut dapat berproduksi secara berkesinambungan dan kebutuhan

pakan ternaknya dapat terpenuhi.

Dari hasil kuisioner (Tabel 10) dapat diketahui bahwa sebanyak

89,29 % responden setuju dan 10,71 % sangat setuju bahwa kegiatan

PHBM tersebut untuk diambil hasilnya, yaitu hasil dari tanaman rumput

gajah yang dipergunakan sebagai pakan ternak sapi mereka.

Selanjutnya 1,79 % tidak setuju bahwa kegiatan PHBM dilakukan

untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga karena

mereka tidak merasakan dampak langsung dari kegiatan PHBM terhadap

pendapatan dan kesejahteraan keluarganya. Sedangkan 78,57 % responden

setuju dan 19,64 % responden sangat setuju kegiatan PHBM dapat

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.

Sebanyak 100 % responden tidak setuju budidaya dan pemeliharaan

tanaman rumput gajah di lahan PHBM dilakukan untuk memenuhi

permintaan suatu lembaga, atau pasar, dll. Hal tersebut dikarenakan

29

budidaya dan pemeliharaan tanaman rumput gajah tersebut digunakan

untuk keperluan pakan ternak mereka sehari-harinya.

Sebesar 96,42 % responden tidak setuju, 1,79 % responden setuju

dan 1,79 % responden sangat setuju kegiatan PHBM dilakukan untuk

mendapat kepuasan pribadi sebagai suatu kegiatan sampingan. Responden

yang menyatakan tidak setuju merupakan responden yang pekerjaan

utamanya peternak sehingga kegiatan PHBM rumput gajah tersebut

sebagai kegiatan utama untuk memberi makan ternak mereka. Sedangkan

responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju merupakan

responden yang mempunyai pekerjaan utama selain dari peternak,

pekerjaan sebagai peternak merupakan pekerjaan sampingan dari

responden.

Untuk pernyataan selanjutnya sebanyak 89,29 % responden

menjawab setuju dan 10,71 % menjawab sangat setuju bahwa

menguntungan menanam tanaman rumput gajah bersama-sama tanaman

lain di lahan PHBM, akan tetapi dalam pelaksaan PHBM tersebut belum

adanya rencana untuk menambah komoditas lain selain dari pada rumput

gajah di petak tersebut.

Pada pernyataan mengenai usaha tanaman rumput gajah

memberikan keuntungan yang terbesar dibandingkan dengan tanaman

lainnya, sebanyak 1,79 % menyatakan tidak setuju, 85,71 % menjawab

setuju dan 12,5 % menyatakan sangat setuju. Responden yang tidak setuju

berpendapat bahwa budidaya tanaman lain lebih menguntungkan

dibandingkan dengan tanaman rumput gajah yang belum dapat

dipasarkan. Sedangkan responden yang menjawab setuju dan sangat setuju

menyatakan bahwa budidaya tanaman rumput gajah lebih menguntungkan

karena dapat membantu dalam hal pakan ternak karena selain di lahan

hutan, tidak banyak lahan lain yang dapat ditanami rumput gajah sehingga

budidaya rumput gajah memudahkan pekerjaan para peternak sapi.

Pernyataan mengenai hasil tanaman rumput gajah dalam kegiatan

PHBM untuk terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, sebanyak 64,29 %

menjawab setuju dan 35,71 % menjawab sangat setuju. Para responden

30

berpendapat bahwa rumput gajah yang dihasilkan dapat memenuhi

kebutuhan sehari-hari dari ternak mereka, sehingga secara tidak langsung

dapat berpengaruh terhadap produksi susu sapi yang dapat mereka jual

dan hasilnya untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Selanjutnya sebanyak 69,64 % menyatakan setuju dan 30,36 %

menyatakan sangat setuju bahwa lahan PHBM atau lahan hutan

merupakan lahan yang menyediakan mata pencaharian bagi masyarakat

desa hutan, hal tersebut dikarenakan kehidupan mereka sehari-harinya

bergantung pada hutan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Adapun distribusi jawaban tercantum di Tabel 8.

31

Tabel 8. Pertanyaan Seputar Motivasi Ekonomi dan Distribusi Jawaban Responden

No.

(1)

Pertanyaan Motivasi Ekonomi

(2)

Distribusi Jawaban Responden (3)

Tidak Setuju Setuju Sangat Setujun % n % n %

1.

Kegiatan PHBM dilakukan untuk diambil hasilnya.

- 0 50 89,29 6 10,71

2. Kegiatan PHBM dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga.

1 1,79 44 78,57 11 19,64

3. Budidaya dan pemeliharaan tanaman yang diusahakan di lahan PHBM (rumput gajah) dilakukan untuk memenuhi permintaan suatu lembaga, atau pasar, dll.

56 100 - 0 - 0

4. Kegiatan PHBM dilakukan untuk mendapat kepuasan pribadi sebagai suatu kegiatan sampingan.

54 96,42 1 1,79 1 1,79

5. Menguntungan menanam tanaman yang diusahakan (rumput gajah) bersama-sama tanaman lain di lahan PHBM.

- 0 50 89,29 6 10,71

6. Usaha tanaman yang diusahakan (rumput gajah) memberikan keuntungan yang terbesar dibandingkan dengan tanaman lainnya.

1 1,79 48 85,71 7 12,5

7. Hasil tanaman (rumput gajah) dalam kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) untuk terpenuhinya kebutuhan sehari-hari.

- 0 36 64,29 20 35.71

8. Lahan PHBM atau hutan merupakan lahan yang menyediakan mata pencaharian bagi masyarakat desa hutan.

- 0 39 69,64 17 30.36

Motivasi ekonomi juga berkaitan dengan hasil dari kegiatan PHBM

dimana hasil tersebut mempengaruhi pendapatan dari petani baik secara

langsung maupun tidak langsung, dalam hal ini rumput gajah yang

digunakan sebagai pakan ternak yaitu sapi perah milik dari para petani

hutan. Adapun gambar tanaman rumput gajah dapat dilihat di Gambar 2.

32

Gambar 2. Tanaman Rumput Gajah

2. Motivasi Ekologi

Motivasi ekologi berhubungan dengan dorongan petani dalam

melestarikan dan menjaga lingkungan hutan yang dikelola. Hal tersebut

didasari oleh kepedulian petani terhadap kelestarian alam, yang nantinya

akan berdampak pada kehidupan mereka sehari-harinya.

Sebanyak 85,71 % responden menyatakan setuju dan 14,29 %

menyatakan sangat setuju bahwa kegiatan PHBM dapat menjaga dan

mempertahankan kesuburan tanah agar tetap produktif. Responden

menyadari bahwa penanaman tanaman musiman dapat mengakibatkan

berkurangnya unsur hara yang penting didalam tanah, dengan kegiatan

PHBM yang menggunakan tanaman tahunan dalam kegiatannya agar

kesuburan tanah dapat tetap dipertahankan agar tetap produktif.

Selanjutnya 87,5 % responden menjawab setuju dan 12,5 %

responden menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa kegiatan

PHBM dapat menjaga tanah dan tata air agar tidak menimbulkan longsor,

erosi dan banjir, karena kegiatan PHBM yang dilaksanakan di lahan hutan

dilakukan dengan pola tanam yang diatur agar tidak mengakibatkan

kerusakan struktur tanah. Selain itu juga kegiatan tersebut tetap menjaga

dan memelihara tanaman kehutanan yang dapat menjaga struktur tanah

dan menahan air dengan akarnya dan juga serasah yang berasal dari daun

tanaman kehutanan tersebut dapat menjaga permukaan tanah dari pukulan

33

air hujan agar tidak merusak struktur tanah sehingga tidak terjadi erosi dan

banjir.

Sebanyak 33,93 % responden setuju dan 66,07 % responden

menjawab sangat setuju bahwa selain tanaman yang diusahakan yaitu

rumput gajah dalam PHBM, tanaman berkayu atau tanaman kehutanan

juga ikut dipelihara. Responden menyadari tuntutan dari kerjasama antara

petani dan Perum Perhutani yang mengharuskan petani hutan untuk turut

memelihara tanaman kehutanan selain daripada tanaman rumput gajah,

selain itu petani hutan merasa sebagai suatu kewajiban moril untuk turut

memelihara tanaman kehutanan tersebut.

Pada pernyataan selanjutnya bahwa kegiatan PHBM dapat

mempertahankan kelangsungan hutan di masa yang akan datang, sebanyak

89,29 % responden menyatakan setuju dan sebanyak 10,71 % menyatakan

sangat setuju serta pada pernyataan kegiatan PHBM dapat membantu

kelestarian hutan, sebanyak 75 % menyatakan setuju dan 25 %

menyatakan sangat setuju karena kegiatan PHBM mengacu kepada

kelestarian dan kelangsungan hutan dengan cara pola tanam yang sesuai

dan kerjasama dengan masyarakat desa hutan dalam pengelolaannya

sehingga semua pihak dapat ikut andil dalam kelestarian hutan.

Masyarakat pun menyadari bahwa dengan tetap terjaga kelangsungan

hutan di masa yang akan datang, masyarakat desa hutan dapat tetap

menikmati fungsi dan manfaat dari hutan secara berkelanjutan. Hal

tersebut sesuai dengan salah satu tujuan dari PHBM itu sendiri adalah

meningkatkan tanggung jawab perusahaan, masyarakat desa hutan dan

pihak yang berkepentingan terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat

sumberdaya hutan (Perum Perhutani 2001).

Sebesar 75 % menyatakan setuju dan 25 % responden menyatakan

sangat setuju bahwa yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan

pelestarian hutan adalah pemerintah dan masyarakat. Hal tersebut sesuai

dengan salah satu kewajiban dari masyarakat desa hutan yaitu bersama

perusahaan (Perum Perhutani sebagai wakil dari pemerintah) menjaga dan

34

melindungi sumberdaya hutan untuk keberlanjutan fungsi dan manfaatnya

(Perum Perhutani, 2001).

Responden menjawab setuju sebanyak 75 % dan sangat setuju

sebanyak 25 % bahwa hutan berfungsi sebagai paru-paru atau penghasil

oksigen yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari makhluk

hidup. Selanjutnya pada pernyataan terakhir sebanyak 46,43 %

menyatakan setuju dan 53,57 % menyatakan sangat setuju bahwa selain

tanaman yang diusahakan dalam PHBM yaitu rumput gajah, tanaman

berkayu atau tanaman kehutanan juga ikut dijaga keamanannya.

Responden turut menjaga keamanan dari tanaman kehutanan dengan cara

memberikan informasi kepada petugas Perum Perhutani atau Polisi Hutan

mengenai pencurian kayu atau pun sekedar turut mengawasi wilayah

hutan yang merupakan lahan andil mereka. Untuk mengetahui lebih lanjut

mengenai distribusi jawaban dari reponden, dapat dilihat pada Tabel 9.

35

Tabel 9. Pertanyaan Seputar Motivasi Ekologi dan Distribusi Jawaban Responden

No. (1)

Pertanyaan Motivasi Ekologi

(2)

Distribusi Jawaban Responden (3)

Tidak Setuju Setuju Sangat Setujun % n % n %

1.

Kegiatan PHBM dapat menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah agar tetap produktif

-

0

48

85,71

8

14,29

2. Kegiatan PHBM dapat menjaga tanah dan tata air agar tidak menimbulkan longsor, erosi dan banjir.

- 0 49 87,5 7 12,5

3. Selain tanamann yang diusahakan dalam PHBM (rumput gajah), tanaman berkayu (kehutanan) juga ikut dipelihara.

- 0 19 33,93 37 66,07

4. Kegiatan PHBM dapat mempertahankan kelangsungan hutan di masa yang akan datang.

- 0 50 89,29 6 10,71

5. Kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dapat membantu kelestarian hutan.

- 0 42 75 14 25

6. Yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pelestarian hutan adalah pemerintah dan masyarakat.

- 0 42 75 14 25

7. Hutan atau lahan PHBM dapat berfungsi sebagai paru-paru (menghasilkan oksigen).

- 0 42 75 14 25

8. Selain tanaman yang diusahakan dalam PHBM (rumput gajah), tanaman berkayu (kehutanan) juga dijaga keamanannya.

- 0 26 46,43 30 53,57

Gambar 3. berikut memperlihatkan penanaman tanaman rumput

gajah di bawah tegakan hutan.

36

Gambar 3. Penanaman Tanaman Rumput Gajah di Bawah Tegakan Hutan

3. Motivasi Sosial Budaya

Sebanyak 92,86 % responden menyatakan setuju dan selebihnya

sebanyak 7,14 % responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan

yang menyatakan bahwa kegiatan PHBM merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk memenuhi anjuran dan dorongan dari pemerintah. Hal

tersebut berkaitan dengan berlakunya larangan penanaman musiman

khususnya sayuran dengan sistem tumpangsari dan diberlakukannya

sistem PHBM.

Pada pernyataan selanjutnya yaitu bahwa kegiatan PHBM

merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai kegiatan yang bersifat

sukarela (tanpa paksaan dari pihak lain), sebesar 44,64 % responden

menyatakan setuju dan 55,36 % sangat setuju. Hal tersebut dikarenakan

para responden merasa kegiatan PHBM sangat memberikan manfaat

terhadap kehidupan mereka sehari-hari dan juga dapat membantu

meringankan pekerjaan mereka, jika tidak ada kegiatan PHBM tersebut

maka peternak harus mencari pakan ternak di tempat lain yang belum

tentu dapat dengan mudah diperoleh.

Responden menjawab setuju sebanyak 62,5 % dan sangat setuju

sebanyak 37,5 % menjawab sangat setuju bahwa kegiatan PHBM

dilakukan untuk membuka lapangan kerja dan kesempatan berusaha,

karena pada masa krisis ekonomi sekarang ini banyak yang beralih untuk

berusaha di lahan hutan, baik untuk usaha pokok atau sampingan. Selain

37

itu, tanaman yang ditanam untuk kegiatan PHBM terlebih dahulu di

analisis pemasarannya apakah menguntungkan atau tidak, sehingga petani

hutan tidak perlu memikirkan akan pemasaran dan penjualan dari

komoditas tersebut. Masyarakat hutan sendiri sejak lama menggantungkan

hidup mereka kepada hutan dan perasaan bagian dari hutan yang tinggi

sehingga mereka dapat berusaha di lingkungan mereka sendiri.

Sebanyak 80,36 % responden menyatakan setuju dan 19,64 %

responden menyatakan sangat setuju bahwa kegiatan PHBM dilakukan

sebagai tabungan hari tua (pekerjaan jangka panjang), sehingga selain dari

segi ekonomi, mereka juga dapat tetap berusaha di lahan hutan karena

kelangsungan hutan tetap terjaga atas partisipasi mereka. Selanjutnya

sebagian besar responden (91,07 %) menjawab setuju dan 8,93 %

menjawab sangat setuju bahwa kegiatan PHBM merupakan suatu kegiatan

yang penting dalam rangka pelestarian nilai-nilai sosial dan budaya.

Sebanyak 78,57 % responden menyatakan setuju dan 21,43 %

menyatakan sangat setuju bahwa pelestarian hutan merupakan tuntutan

moral. Responden merasa bahwa merupakan kewajiban mereka untuk

melestarikan hutan, karena mereka mendapat manfaat dari hutan itu

sendiri. Jika tidak, bencana yang terjadi pun, mereka akan terkena dampak

yang lebih dulu karena mereka bermukim di sekitar hutan.

Sebagian kecil responden (5,36 %) menyatakan tidak setuju bahwa

pelestarian hutan merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai warisan

nenek moyang karena bagi mereka pelestarian hutan yang utama

dilakukan oleh Perum Perhutani, sedangkan sebanyak 76,78 % responden

menyatakan setuju dan 17,86 % menyatakan sangat setuju karena

berpendapat bahwa partisipasi masyarakat dalam pelestarian hutan

dilakukan sejak dahulu kala. Hal itu terbukti dari tetap terjaganya lahan

hutan sampai sekarang dan tetap terjaga kelestarian alamnya, baik dari tata

air ataupun yang lainnya.

Responden yang seluruhnya beragama Islam menyadari bahwa

segala kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan termasuk pelestarian hutan

merupakan tuntutan dan anjuran agama, hal tersebut terbukti dengan

38

banyaknya responden (94,64 %) responden menyatakan setuju dan 5,36 %

sangat setuju akan pernyataan tersebut. Tabel 10 menyajikan distribusi

jawaban responden tentang motivasi sosial budaya.

Tabel 10. Pertanyaan Seputar Motivasi Sosial Budaya dan Distribusi Jawaban Responden

No.

(1)

Pertanyaan Motivasi Sosial

Budaya (2)

Distribusi Jawaban Responden (3)

Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju n % n % n %

1.

Kegiatan PHBM merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi anjuran dan dorongan dari pemerintah.

-

0

52

92,86

4

7,14

2. Kegiatan PHBM merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai kegiatan yang bersifat sukarela (tanpa paksaan dari pihak lain).

- 0 25 44,64 31 55,36

3. Kegiatan PHBM dilakukan untuk membuka lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

- 0 35 62,5 21 37,5

4. Kegiatan PHBM dilakukan sebagai tabungan hari tua (pekerjaan jangka panjang).

- 0 45 80,36 11 19,64

5. Kegiatan PHBM merupakan suatu kegiatan yang penting dalam rangka pelestarian nilai-nilai sosial dan budaya.

- 0 51 91,07 5 8,93

6. Pelestarian hutan merupakan tuntutan moral.

- 0 44 78,57 12 21,43

7. Pelestarian hutan merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai warisan nenek moyang.

3 5,36 43 76,78 10 17,86

8. Pelestarian hutan merupakan tuntutan dan anjuran agama.

- 0 53 94,64 3 5,36

Pada penelitian yang dilakukan oleh Pujaningrum (2002) di Desa

Pecoro, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember Jawa Timur, motivasi

yang paling kuat mendorong para petani untuk mengelola lahan

pekarangannya dengan sistem wanatani (dalam hal ini penanaman

tanaman kayu di lahan pekarangan) adalah motivasi ekonomi, dan

39

motivasi lain yang mendorong adalah motivasi ekologi dan motivasi

sosial. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Syahrul (2002) di Desa

Cibeber II, RPH Leuwiliang, BKPH Leuwiliang, KPH Bogor, motivasi

yang paling kuat mendorong para petani untuk ikut PHBM adalah

motivasi ekologi dan ekonomi, dan disusul oleh motivasi sosial budaya.

Setelah dianalis lebih lanjut, motivasi yang paling kuat mendorong

para petani untuk mengikuti kegiatan PHBM di Desa Warnasari adalah

motivasi ekologi. Hal ini membuktikan bahwa alasan kuat petani hutan

mengikuti kegiatan PHBM adalah untuk menjaga dan mempertahankan

kelestarian hutan, menjaga kelestarian alam baik tata air, menjaga

kesuburan tanah, dan terjaganya kebersihan udara. Motivasi lain yang

mendorong adalah motivasi sosial budaya dan motivasi ekonomi. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11.

Pengaruh motivasi ekonomi yang tidak tinggi disebabkan oleh

karena secara ekonomi hasil PHBM secara tidak langsung memberikan

kontribusi yang tinggi dalam tingkat pendapatan petani. Hasil PHBM

berupa rumput gajah secara tidak langsung menentukan hasil dari ternak

berupa susu yang merupakan sumber pendapatan utama petani. Dengan

terpenuhinya kebutuhan petani dan dengan tingginya nilai pendapatan

yang diperoleh maka motivasi petani dalam kegiatan PHBM tidak lagi

berupa motivasi ekonomi, dalam kasus ini adalah motivasi ekologi. Selain

dari itu, dengan adanya pembinaan dan penyuluhan oleh Perum Perhutani

akan pentingnya PHBM dalam rangka pelestarian hutan dan pentingnya

hutan itu sendiri, maka petani lebih menyadari dan memahami akan

pentingnya aspek ekologi sehingga petani termotivasi untuk menjaga

kelestarian hutan sehingga motivasi terkuat yaitu motivasi petani.

40

Tabel 11. Jenis Motivasi Petani dan Persentase Rata-rata Jawaban Responden

No. (1)

Jenis Motivasi Petani

(2)

Persentase Rata-rata Jawaban Responden (3)

Tidak Setuju (%)

Setuju (%) Sangat Setuju (%)

1. Motivasi Ekonomi

25 59,82 15,18

2. Motivasi Ekologi

0 70,98 29,02

3. Motivasi Sosial Budaya

0,67 77,68 21,65

Nurozi (1993) dalam penelitiannya di Desa Mekarsari, Cibeber,

Lebak, Jawa Barat, menyatakan bahwa setelah merasakan hasilnya dari

mengelola hutan rakyat baik dari segi ekonomi maupun ekologi, semangat

dan tekat petani untuk tetap terus mengelola hutan rakyat semakin jelas.

Pada penelitian di Desa Warnasari semangat dan tekad petani untuk tetap

terus melakukan kegiatan PHBM semakin jelas hasilnya dari kegiatan

PHBM dari segi ekologi.

Keberhasilan dalam kegiatan PHBM tidak terlepas dari faktor sosial

budaya masyarakat setempat, salah satunya yang penting adalah motivasi

petani. Motivasi petani sangat menentukan dalam prestasi kerja dan

dorongan untuk berusaha dan bekerja lebih baik dalam kegiatan PHBM.

Dari hasil penilaian tersebut dapat dikelompokkan lebih lanjut ke dalam

motivasi rendah, sedang dan tinggi. Tingkat motivasi petani KTH Rumput

Gajah (Citiis) sebagian besar termasuk ke dalam kategori tinggi yaitu

67,86 % dan 32,14 % masuk ke dalam kategori sedang. Distribusi tingkat

motivasi petani dapat dilihat pada Tabel 12.

41

Tabel 12. Distribusi Tingkat Motivasi Petani

No.

(1)

Tingkat Motivasi Petani

(2)

Kelas Nilai

(3)

Jumlah Responden

(4)

Persentase (%)

(5) 1. Tinggi 49 – 72 38 67,86

2. Sedang 25 – 48 18 32,14

3. Rendah 1 – 24 - -

Jumlah 56 100,00

B. Hubungan Peranan KTH Rumput Gajah (Citiis) dengan Motivasi Petani

Secara umum keberadaan KTH Rumput Gajah (Citiis) melalui perannya

sebagai wadah kerjasama antar anggota kelompok di Desa Warnasari sangat

dibutuhkan oleh petani. Hal ini terlihat dari pernyataan responden dimana

60,71 % menunjukkan peranan KTH termasuk kategori tinggi dan 39,29 %

termasuk kategori sedang.

Sebanyak 83,93 % responden menyatakan setuju dan 16,07 % sangat

setuju bahwa KTH membantu dalam kegiatan PHBM, karena dalam kegiatan

PHBM dibutuhkan suatu kepengurusan yang dapat membantu dalam kegiatan

PHBM, baik mengenai kerjasama dengan Perum Perhutani ataupun dalam

pelaksanaannya.

Sebanyak 1,79 % responden menyatakan tidak setuju KTH memberikan

penyuluhan tentang PHBM karena mereka tidak mengikuti pertemuan yang

mengadakan penyuluhan tentang PHBM tersebut. Sedangkan sebanyak 58,92

% responden menyatakan setuju dan 16,07 % menyatakan sangat setuju

karena mereka mengikuti pertemuan mengenai penyuluhan tersebut sehingga

mereka dapat lebih memahami sistem PHBM. Adapun penyuluhan dilakukan

oleh LSM dan Perum Perhutani sebagai pihak yang terkait dalam PHBM.

Sebagian kecil responden (3,57 %) menyatakan tidak setuju bahwa KTH

memberikan solusi dalam pemecahan masalah yang dialami pada program

PHBM, sedangkan sebagian besar (82,14 %) menyatakan setuju dan 14,29 %

sangat setuju karena dalam setiap kegiatan yang dilakukan pasti terdapat

kendala-kendala dan masalah-masalah yang dialami oleh pelaku dari kegiatan

42

tersebut, tidak terkecuali dalam program PHBM. Setiap masalah yang dialami

oleh petani dibicarakan dalam pertemuan yang diadakan sebulan sekali, dan

dibahas bersama-sama agar semua kepentingan dapat terpenuhi dan terhindar

dari masalah yang lebih besar.

Selanjutnya sebanyak 5,36 % responden menyatakan tidak setuju bahwa

KTH memberikan penyuluhan tentang cara budidaya dan pemeliharaan

tanaman yang dibudidayakan dalam PHBM, 62,5 % menyatakan setuju dan

32,14 % menyatakan sangat setuju. Penyuluhan dilakukan pada pertemuan

KTH dan diberikan oleh ahli-ahli di bidang budidaya dan pemeliharaan

tanaman rumput gajah, baik dari Perum Perhutani ataupun dari KPBS selaku

pihak yang terkait dengan petani. Bagi petani yang tidak setuju, mereka tidak

mengikuti pertemuan yang mengadakan penyuluhan tersebut, sedangkan

responden yang setuju dan sangat setuju mengikuti penyuluhan tersebut.

Pernyataan selanjutnya yaitu keterlibatan KTH dapat membantu dalam

peningkatan kesejahteraan, sebagian kecil responden (1,79 %) berpendapat

tidak setuju, karena keterlibatan KTH tidak berdampak pada peningkatan

kesejateraan petani. Sedangkan sebanyak 89,28 % responden menyatakan

setuju dan 8,93 % sangat setuju karena keterlibatan KTH dapat berpengaruh

terhadap kesejahteraan petani, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Salah satunya berkaitan dengan kerja sama petani dengan Perum Perhutani

agar petani dapat mengelola lahan hutan untuk memenuhi tuntutan hidupnya

melalui suatu wadah penghubung yaitu KTH.

Sebanyak 78,57 % responden menjawab setuju dan 21,43 % sangat

setuju bahwa KTH sebagai wadah aspirasi petani. Karena setiap pendapat

petani mengenai kegiatan PHBM dapat disalurkan melalui KTH untuk

dibicarakan tindak lanjut dari setiap pendapat yang dapat meningkatkan

pelaksanaan PHBM. Selanjutnya sebanyak 8,93 % responden tidak pernah

mengikuti pertemuan KTH atau yang menyatakan tidak setuju, 80,36 %

responden menyatakan setuju atau jarang mengikuti pertemuan dan 10,71 %

menyatakan sangat setuju atau sering mengikuti pertemuan.

Pada pernyataan terakhir (Tabel 13) bahwa KTH sebagai mediator atau

penghubung antara petani dengan Perum Perhutani atau lembaga terkait

43

lainnya, sebagian besar responden (80,36 %) menjawab setuju dan sebagian

kecil responden (19,64 %) menyatakan sangat setuju. Dalam kerjasama

PHBM, petani tidak dapat secara langsung berhubungan dengan Perum

Perhutani akan tetapi dihubungkan oleh suatu organisasi yang dapat

menjembatani antara kepentingan Perum Perhutani dan petani itu sendiri yaitu

KTH. Adapun distribusi jawaban responden tertera pada Tabel 13.

Tabel 13. Pertanyaan Seputar Peranan KTH dan Distribusi Jawaban Responden

No.

(1)

Jenis Pertanyaan Peranan KTH

(2)

Distribusi Jawaban Responden (3)

Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju n % n % n %

1.

Kelompok Tani Hutan (KTH) membantu dalam kegiatan PHBM.

-

0

47

83,93

9

16,07

2. Kelompok Tani Hutan (KTH) memberikan penyuluhan tentang PHBM.

1 1,79 33 58,92 22 39,29

3. Kelompok Tani Hutan (KTH) memberikan solusi dalam pemecahan masalah yang dialami pada program PHBM.

2 3,57 46 82,14 8 14,29

4. Kelompok Tani Hutan (KTH) memberikan penyuluhan tentang cara budidaya dan pemeliharaan tanaman yang dibudidayakan dalam PHBM.

3 5,36 35 62,5 18 32,14

5. Keterlibatan Kelompok Tani Hutan (KTH) dapat membantu dalam peningkatan kesejahteraan.

1 1,79 50 89,28 5 8,93

6. Kelompok Tani Hutan sebagai wadah aspirasi petani.

- 0 44 78,57 12 21,43

7. Selaku anggota KTH, sering mengikuti pertemuan Kelompok Tani Hutan (KTH) untuk membahas masalah-masalah petani dan diskusi anggota KTH.

5 8,93 45 80,36 6 10,71

8. Kelompok Tani Hutan (KTH) sebagai mediator antara petani dengan Perum Perhutani atau lembaga terkait lainnya.

- 0 45 80,36 11 19,64

44

Sugiarto (1996) pada penelitiannya di Dusun Pagersengon, Desa

Selopuro, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa

Tengah, memperoleh hasil bahwa peranan KTH Percabaan mampu

meningkatkan tingkat motivasi petani hutan rakyat di Dusun Pagersengon.

Sedangkan untuk perhitungan nilai korelasi antara motivasi petani dan

peranan KTH Rumput Gajah (Citiis) dapat dilakukan pengujian Jenjang

Spearman yang disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Nilai Korelasi Jenjang Spearman

Beda Kuadrat ( 2di )

(1) sr

(2)

hitt

(3)

01,0t

(4)

05,0t

(5)

18054,5 0,383270676 3,049310077 2,326 1,645

Setelah dilakukan pengujian dengan Jenjang Spearman, ternyata ada

pengaruh positif antara peranan KTH terhadap tingkat motivasi petani. Hal ini

berarti peranan KTH Rumput Gajah (Citiis) mampu meningkatkan motivasi

petani di Desa Warnasari.

C. Tingkat Pendapatan dan Pengeluaran Total Rumah Tangga Petani

Pendapatan total petani bersumber dari jumlah pendapatan dari kegiatan

PHBM dan dari kegiatan di luar PHBM. Pendapatan dari kegiatan PHBM

diperoleh dari hasil panen tanaman rumput gajah. Jika setiap produksi rumput

gajah diberi harga Rp. 30/kg maka rata-rata pendapatan rumah tangga petani

dari kegiatan PHBM sebesar Rp. 1.403.839/tahun.

Sedangkan pendapatan dari kegiatan di luar PHBM meliputi : ternak,

sambilan dan lain-lain. Rata-rata pendapatan rumah tangga petani dari luar

kegiatan PHBM adalah Rp. 6.737.142/tahun.

Rata-rata pendapatan rumah tangga petani per tahun sebesar Rp.

8.140.981/tahun. Persentase rata-rata pendapatan rumah tangga petani

menurut jenis sumber pendapatannya dapat dilihat pada Tabel 15. Data

45

terperinci mengenai rata-rata pendapatan rumah tangga petani per tahun

disajikan pada Tabel Lampiran 7.

Tabel 15. Persentase Rata-rata Pendapatan Petani Menurut Sumber Pendapatannya.

No.

(1)

Jenis Pendapatan

(2)

Pendapatan (Rp)

(3)

Persentase (%)

(4)

1. PHBM 1.403.839 17,24

2. Ternak 3.998.571 49,12

3. Sambilan 2.273.571 27,93

4. Lain-lain 465.000 5,71

Jumlah 8.140.981 100,00

Pengeluaran total rumah tangga petani per tahun terdiri dari pengeluaran

untuk kebutuhan pokok, seperti pangan, pakaian, perumahan, serta kebutuhan

pelengkap, seperti biaya pendidikan, transportasi, pajak, sharing dan lain-lain.

Rata-rata pengeluaran total rumah tangga petani per tahun adalah sebesar Rp.

4.941.227/tahun. Persentase rata-rata pengeluaran rumah tangga petani per

tahun menurut sumber pengeluarannya dapat dilihat pada Tabel 16. Data

mengenai pengeluaran total rumah tangga petani secara terperinci disajikan

dalam Tabel Lampiran 8.

46

Tabel 16. Persentase Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Petani Menurut Jenis Pengeluarannya.

No.

(1)

Jenis Pengeluaran

(2)

Pengeluaran (Rp)

(3)

Persentase (%)

(4)

1. Pangan 2.678.571 54,21

2. Rumah 136.339 2,76

3. Pakaian 155.179 3,14

4. Pendidikan 732.857 14,83

5. Transportasi 476.464 9,64

6. Pajak 24.455 0,49

7. Sharing 241.505 4,89

8. Lain-lain 495.857 10,04

Jumlah 4.941.227 100,00

Kegiatan PHBM penting peranannya secara tidak langsung terhadap

pendapatan rumah tangga petani. Rata-rata persentase pendapatan petani dari

kegiatan PHBM terhadap pendapatan totalnya sebesar 17,24 %. Persentase

yang tidak begitu tinggi ini diakibatkan karena untuk rumput gajah jika dinilai

secara nominal untuk dijual harganya hanya Rp. 30/kg. Selain itu juga, rumput

gajah hasil panen para petani setiap harinya tidak digunakan sebagai barang

komoditi atau untuk dijual melainkan untuk pakan ternak petani.

Berdasarkan penilaian kontribusi pendapatan PHBM terhadap

pendapaan total keluarga pertahun (Perum Perhutani, 1997), nilai 17,24 %

termasuk ke dalam kategori cukup. Akan tetapi pada kasus di Desa Warnasari

ini, flow rumput gajah berhubungan langsung dengan hasil dari ternak berupa

susu, jadi walaupun menurut persentase pendapatan dari kegiatan PHBM

terhadap pendapatan totalnya mempunyai persentase yang cenderung kecil,

akan tetapi secara tidak langsung hasil PHBM tersebut sangat bernilai lebih

dan dapat meningkatkan pendapatan dari ternaknya. Jadi dengan tingkat

pendapatan yang dihasilkan dari ternak tersebut, dapat mencukupi kebutuhan

petani sehingga untuk motivasi petani dalam aspek ekonomi, sudah terpenuhi.

47

Hal tersebut mendorong petani dalam kegiatan PHBM dengan lebih

cenderung kepada motivasi ekologi. Data terperinci mengenai proporsi

pendapatan dari kegiatan PHBM terhadap pendapatan totalnya disajikan

dalam Tabel Lampiran 9.

Rata-rata persentase pendapatan total petani dari pengeluarannya per

tahun, secara keseluruhan sebesar 164,76 %. Dari hasil perhitungan tersebut

terlihat bahwa pendapatan total per tahun lebih besar dari pengeluaran

totalnya. Kelebihan pendapatan terhadap pengeluaran total petani biasanya

dialokasikan untuk keperluan mendesak misalnya untuk membayar hutang,

usaha tani sayuran bagi yang memiliki lahan garapan, hari raya ataupun

keperluan lainnya. Data terperinci mengenai persentase pendapatan total

petani dari pengeluarannya disajikan pada Tabel Lampiran 9.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) telah

berkembang dan dilaksanakan dengan tingkat motivasi yang cukup tinggi

oleh masyarakat Desa Warnasari. Motivasi petani di Desa Warnasari

dalam kegiatan PHBM didasari oleh motivasi ekonomi, motivasi ekologi

dan motivasi sosial budaya. Hasil penelitian yang dilakukan pada analisis

jenis-jenis motivasi diperoleh hasil bahwa motivasi yang paling

berpengaruh adalah motivasi ekologi, kemudian motivasi sosial budaya

dan motivasi ekonomi.

2. Pengaruh ekstrinsik pada motivasi petani salah satunya adalah peranan

KTH. Peranan KTH mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi

petani, dengan kata lain peranan KTH dapat meningkatkan motivasi

petani di Desa Warnasari.

3. Kegiatan PHBM penting peranannya secara tidak langsung terhadap

pendapatan rumah tangga petani. Rata-rata pendapatan petani dari kegiatan

PHBM sebesar Rp. 1.403.839 atau sebesar 17,24 % dari rata-rata

pendapatan totalnya. Persentase yang kecil tersebut tidak menurunkan

motivasi petani untuk tetap melakukan kegiatan PHBM, karena alasan

yang lebih kuat dalam kegiatan PHBM adalah motivasi ekologi. Hasil

penilaian kontribusi PHBM terhadap pendapatan total petani di KTH

Rumput Gajah (Citiis) termasuk kategori cukup.

4. Persentase rata-rata pendapatan total petani terhadap rata-rata pengeluaran

total petani sebesar 164,76 %. Persentase tersebut menunjukkan bahwa

rata-rata pendapatan petani lebih besar dari rata-rata pengeluaran petani.

Kelebihan pendapatan petani dipergunakan untuk keperluan-keperluan

mendesak dari petani.

49B. Saran

1. Perlu adanya perubahan dalam penggunaan hasil panen, tidak hanya untuk

dipergunakan bagi ternak petani akan tetapi dapat dijual ke sebuah wadah

koperasi. Sehingga petani dapat meningkatkan pendapatannya dari hasil

panen tanaman pada kegiatan PHBM.

2. Perlu adanya kerjasama lebih lanjut dengan KPBS agar hasil panen

rumput gajah dapat dijual pula ke KPBS yang kemudian rumput gajah

tersebut disebar atau dibagikan kepada para peternak anggota KPBS.

DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik. 2000. Sensus Pertanian Indonesia. Biro Pusat Statistik.

Jakarta.

BKPH Pangalengan. 2005. Laporan Tahunan. BKPH Pangalengan. Bandung

Black, J. A. Dan D. J. Champion. 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. PT Eresco. Bandung.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar bahasa Indonesia Edisi Kedua. Balai Pustaka. Jakarta.

Desa Warnasari. 2005. Daftar Isian Penyusunan Profil Desa Warnasari. Desa Warnasari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Bandung.

Gibson, J. L. , J. M. Ivancevich dan J. H. Donnelly. 1994. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Jilid 1. Penerbit Bina Rupa Aksara. Jakarta.

Gujarati, D. N. 1995. Basic Econometrics Third Edition. McGraw-Hill International Editions. Singapore.

Hartoyo, S. 1981. Tingkat Produksi, Tenaga Kerja, Pendapatan Rumah Tangga dan Kelembagaan di Desa Gemarang, Ngawi, Jawa Timur. Prosiding. Rural Dynamics Series No.19. Bogor.

Kartasubrata, J. 1986. Partisipasi Rakyat Dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan di Jawa. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.

_____________. 2003. Social Forestry dan Agroforestry di Asia. Laboratorium Politik Ekonomi dan Sosial Kehutanan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kusumaningtyas, H. 2003. Partisipasi Masyarakat Dalam Proyek PHBM. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.

Maslow, A. 1999. Motivasi dan Kepribadian 1. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

Mulyana, Y. 2001. Mendayagunakan Kelompok Tani Hutan Untuk Mengusahakan Hutan Tanaman. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Nurmanaf, A. R. 1989. Struktur dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Pedesaan di Lampung. Prosiding. Pusat Penelitian Agro Ekonomi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

51Nurozi. 1993. Pengkajian Motivasi Petani dan Keberhasilan Tanaman Dalam

Kegiatan Pengelolaan Hutan Rakyat. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.

Permana, I. 1998. Studi Peranan KTH (Kelompok Tani Hutan) dalam Pengembangan Usaha Produktif di RPH Mandalawangi Cikajang KPH Garut, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.

Perum Perhutani. 1997. Pedoman Masyarakat Desa Hutan di Perum Perhutani. Perum Perhutani. Jakarta.

Perum Perhutani. 2001. Keputusan Ketua Dewan Pengawas PT. Perhutani. No 136/KPTS/DIR/2001 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat. Perum Perhutani. Jakarta.

Prijosaksono, A. , dan R. Sembel. 2002. Motivasi. http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/01/4/man01.html.

Proyek Pembinaan dan Pengembangan Hutan Serba Guna Pusat dan Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. 1985. Pedoman Teknis Penanaman Rumput Gajah. Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Bogor

Pudjirahardjo, W. J. , H. Poernomo, dan M. H. Machfoed. 1993. Metode Penelitian dan Statistik Terapan. Airlangga University Press. Jakarta.

Pujaningrum, R. R. 2002. Motivasi Petani Dalam Mengelola Lahan Pekarangannya Dengan Sistem Wanatani di Desa Pecoro, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Provinsi jawa Timur. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.

Setiana, M. A. 1992. Pengenalan Jenis Hijauan Makanan Ternak Unggul. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sinaga, N. 2002. Hubungan Komunikasi Interpersonal Dalam Kelompok Tani Dengan Motivasi Anggota Kasus Pengembangan Sentra Agribisnis Komoditas Unggulan Kambing Peranakan Etawah di Kabupaten Kulonprogo. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.

Sugiarto, W. 1996. Pengkajian Motivasi Petani, Keberhasilan Tanaman dan Peranan Lembaga Terkait Pada Kegiatan Pengelolaan Hutan Swadaya. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.

52Suharjito, D. 1994. Pelembagaan dan Kemandirian Kelompok Tani Hutan (KTH).

Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Susantyo, B. 2001. Motivasi Petani Berusahatani di Dalam Kawasan Hutan, Wilayah Bandung Selatan. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.

Syahrul, F. S. 2002. Motivasi Petani Dalam Kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di desa Cibeber II, RPH Leuwiliang, BKPH Leuwiliang, KPH Bogor. Tugas Akhir. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.

Tim Sukses PHBM BKPH Pangalengan. 2006. Selayang Pandang Pengelolaan Rumput Gajah di Kawasan Hutan. BKPH Pangalengan. Bandung.

Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan dalam Motivasi. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Walpole, R. E. 1995. Pengantar Statistik Edisi Ke-3. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Zainun, B. 1989. Manajemen dan Motivasi. Penerbit Balai Aksara. Jakarta.

LAMPIRAN

54Tabel Lampiran 1. Identitas Responden

No. (1).

Responden ke- (2)

Umur (3)

Tingkat Pendidikan (4)

Jumlah Anggota (5)

Pekerjaan Utama (6)

Tingkat Motivasi (7)

1 1 43 SD 4 Peternak Tinggi 2 2 25 SD 3 Peternak Tinggi 3 3 25 SD 2 Peternak Sedang 4 4 24 SD 3 Peternak Sedang 5 5 35 SD 5 Peternak Sedang 6 6 35 SD 7 Peternak Sedang 7 7 35 SD 3 Peternak Sedang 8 8 33 SD 5 Peternak Sedang 9 9 28 SMP 3 Peternak Tinggi 10 10 65 SD 3 Peternak Tinggi 11 11 31 SD 4 Peternak Tinggi 12 12 50 SD 3 Peternak Tinggi 13 13 45 SD 3 Peternak Sedang 14 14 27 SD 3 Peternak Tinggi 15 15 38 SD 4 Peternak Sedang 16 16 44 SD 5 Peternak Tinggi 17 17 28 SD 3 Peternak Tinggi 18 18 42 SD 4 Peternak Sedang 19 19 50 SD 3 Peternak Sedang 20 20 40 SD 5 Peternak Tinggi 21 21 28 SD 3 Peternak Sedang 22 22 40 SD 5 Peternak Tinggi 23 23 40 SMP 4 Peternak Sedang 24 24 42 SD 6 Peternak Sedang 25 25 32 SD 4 Peternak Tinggi 26 26 40 SD 4 Peternak Tinggi 27 27 35 SD 4 Peternak Tinggi 28 28 29 SD 3 Peternak Tinggi 29 29 35 SD 4 Peternak Tinggi 30 30 43 SD 2 Peternak Tinggi 31 31 25 SD 3 Peternak Tinggi 32 32 45 SD 2 Peternak Tinggi 33 33 28 SD 3 Peternak Tinggi 34 34 87 SD 9 Peternak Tinggi 35 35 50 SD 6 Peternak Tinggi 36 36 26 SD 5 Peternak Tinggi 37 37 50 SD 5 Peternak Tinggi 38 38 40 SD 7 Peternak Sedang 39 39 30 SD 4 Peternak Sedang 40 40 35 SD 5 Peternak Sedang 41 41 25 SD 3 Peternak Tinggi 42 42 53 SD 4 Peternak Sedang 43 43 23 SD 3 Peternak Tinggi 44 44 60 - 4 Peternak Sedang 45 45 30 SD 3 Peternak Sedang 46 46 35 SD 4 Peternak Tinggi 47 47 50 SMP 3 Salon Tinggi 48 48 24 SD 3 Peternak Tinggi 49 49 35 SD 4 Peternak Tinggi 50 50 70 SD 3 Peternak Tinggi 51 51 30 SD 4 Peternak Tinggi 52 52 40 SD 5 Peternak Tinggi 53 53 45 SD 3 Peternak Tinggi 54 54 40 SD 4 Buruh Tani Tinggi 55 55 54 SMP 5 Pedagang Tinggi 56 56 50 SD 3 Peternak Tinggi

55Tabel Lampiran 2. Hasil Penilaian Tingkat Motivasi Ekonomi Petani. Responden ke-

(1) Jawaban dan Bobot Nilai

(2) Total Nilai

(3) Tingkat motivasi

(4) 1 2 3 4 5 6 7 8

1 b/2 b/2 a/1 a/1 c/3 c/3 c/3 b/2 17 Tinggi

2 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 b/2 15 Sedang

3 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

4 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

5 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

6 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

7 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 b/2 15 Sedang

8 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 c/3 b/2 b/2 15 Sedang

9 b/2 c/3 a/1 a/1 c/3 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

10 c/3 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 15 Sedang

11 c/3 b/2 a/1 a/1 c/3 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

12 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

13 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

14 b/2 c/3 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 15 Sedang

15 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

16 b/2 c/3 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 15 Sedang

17 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 c/3 b/2 b/2 15 Sedang

18 b/2 c/3 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 15 Sedang

19 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

20 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

21 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

22 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

23 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

24 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

25 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

26 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 16 Sedang

27 b/2 c/3 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 c/3 16 Sedang

28 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 c/3 15 Sedang

29 b/2 c/3 a/1 a/1 c/3 b/2 c/3 c/3 18 Tinggi

30 b/2 c/3 a/1 a/1 c/3 b/2 c/3 c/3 18 Tinggi

31 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 c/3 c/3 b/2 16 Sedang

32 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 16 Sedang

33 c/3 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 17 Tinggi

34 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 c/3 15 Sedang

35 b/2 c/3 a/1 a/1 b/2 c/3 c/3 c/3 18 Tinggi

36 c/3 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 15 Sedang

37 c/3 c/3 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 18 Tinggi

38 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

39 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

40 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

41 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 16 Sedang

42 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

43 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 16 Sedang

44 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

45 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

46 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 c/3 c/3 b/2 16 Sedang

47 b/2 b/2 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 15 Sedang

48 b/2 c/3 a/1 a/1 b/2 c/3 c/3 b/2 17 Tinggi

49 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 c/3 15 Sedang

50 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 b/2 15 Sedang

51 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 16 Sedang

52 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 16 Sedang

53 b/2 c/3 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 15 Sedang

54 b/2 a/1 a/1 a/1 b/2 b/2 c/3 c/3 15 Sedang

55 c/3 b/2 a/1 c/3 c/3 a/1 c/3 c/3 19 Tinggi

56 b/2 b/2 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 14 Sedang

56Tabel Lampiran 3. Hasil Penilaian Tingkat Motivasi Ekologi Petani.

Responden ke- (1)

Jawaban dan Bobot Nilai (2)

Total Nilai (3)

Tingkat motivasi (4)

9 10 11 12 13 14 15 16

1 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 c/3 b/2 c/3 21 Tinggi

2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 18 Tinggi

3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

4 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

5 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

6 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

7 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

8 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

9 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

10 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 19 Tinggi

11 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

12 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 20 Tinggi

13 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

14 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 19 Tinggi

15 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi

16 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

17 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 18 Tinggi

18 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

19 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

20 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 18 Tinggi

21 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

22 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 19 Tinggi

23 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

24 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

25 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 20 Tinggi

26 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 19 Tinggi

27 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 19 Tinggi

28 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

29 c/3 c/3 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 21 Tinggi

30 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 c/3 20 Tinggi

31 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 20 Tinggi

32 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 20 Tinggi

33 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi

34 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi

35 c/3 b/2 b/2 c/3 c/3 b/2 c/3 c/3 21 Tinggi

36 b/2 c/3 c/3 c/3 c/3 b/2 c/3 c/3 19 Tinggi

37 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 19 Tinggi

38 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi

39 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

40 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

41 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 20 Tinggi

42 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi

43 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi

44 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

45 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi

46 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 19 Tinggi

47 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 b/2 18 Tinggi

48 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 20 Tinggi

49 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 c/3 20 Tinggi

50 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi

51 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 19 Tinggi

52 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 19 Tinggi

53 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 19 Tinggi

54 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 22 Tinggi

55 c/3 c/3 c/3 c/3 c/3 c/3 c/3 c/3 24 Tinggi

56 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi

57Tabel Lampiran 4. Hasil Penilaian Tingkat Motivasi Sosial Budaya Petani. Responden ke-

(1) Jawaban dan Bobot Nilai

(2) Total Nilai

(3) Tingkat motivasi

(4) 17 18 19 20 21 22 23 24

1 c/3 c/3 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 21 Tinggi

2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

3 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

4 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

5 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 17 Tinggi

6 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 a/1 b/2 15 Sedang

7 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 17 Tinggi

8 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

9 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 20 Tinggi

10 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 18 Tinggi

11 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

12 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

13 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

14 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 19 Tinggi

15 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

16 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

17 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

18 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

19 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

20 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

21 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

22 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 18 Tinggi

23 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

24 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

25 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

26 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

27 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

28 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 17 Tinggi

29 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 19 Tinggi

30 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

31 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

32 b/2 c/3 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 19 Tinggi

33 b/2 c/3 c/3 c/3 b/2 c/3 c/3 b/2 21 Tinggi

34 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

35 b/2 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 c/3 c/3 21 Tinggi

36 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 c/3 b/2 20 Tinggi

37 b/2 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 c/3 b/2 19 Tinggi

38 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 17 Tinggi

39 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

40 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 a/1 b/2 15 Sedang

41 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 19 Tinggi

42 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

43 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

44 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

45 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

46 b/2 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 19 Tinggi

47 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 c/3 c/3 b/2 20 Tinggi

48 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 a/1 b/2 15 Sedang

49 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

50 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

51 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

52 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

53 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 18 Tinggi

54 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 22 Tinggi

55 b/2 c/3 c/3 c/3 c/3 c/3 c/3 b/2 22 Tinggi

56 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

58Tabel Lampiran 5. Hasil Penilaian Besarnya Peranan KTH Menurut Petani.

Responden ke-

(1) Jawaban dan Bobot Nilai

(2) Total Nilai

(3) Tingkat Motivasi

(4) 1 2 3 4 5 6 7 8

1 c/3 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 20 Tinggi

2 b/2 a/1 a/1 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 13 Sedang

3 b/2 b/2 b/2 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 15 Sedang

4 b/2 b/2 b/2 a/1 b/2 b/2 b/2 b/2 15 Sedang

5 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 19 Tinggi

6 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 18 Tinggi

7 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 17 Tinggi

8 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

9 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

10 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 c/3 b/2 20 Tinggi

11 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

12 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

13 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

14 b/2 c/3 c/3 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 20 Tinggi

15 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

16 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

17 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 c/3 19 Tinggi

18 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

19 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

20 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

21 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

22 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 18 Tinggi

23 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

24 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

25 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 20 Tinggi

26 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 18 Tinggi

27 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

28 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

29 b/2 c/3 c/3 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 20 Tinggi

30 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 c/3 c/3 20 Tinggi

31 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 19 Tinggi

32 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

33 c/3 c/3 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 19 Tinggi

34 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

35 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 b/2 18 Tinggi

36 c/3 c/3 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 c/3 22 Tinggi

37 c/3 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 19 Tinggi

38 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 17 Tinggi

39 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

40 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 c/3 b/2 c/3 20 Tinggi

41 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

42 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

43 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

44 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

45 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

46 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 a/1 b/2 15 Sedang

47 b/2 b/2 a/1 b/2 a/1 b/2 a/1 b/2 13 Sedang

48 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 b/2 b/2 b/2 18 Tinggi

49 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 20 Tinggi

50 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 a/1 b/2 16 Sedang

51 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

52 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 b/2 17 Tinggi

53 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 a/1 b/2 15 Sedang

54 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 c/3 a/1 b/2 16 Sedang

55 c/3 b/2 c/3 c/3 b/2 c/3 b/2 c/3 21 Tinggi 56 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 b/2 16 Sedang

59Tabel Lampiran 6. Hasil Penilaian Tingkat Motivasi dan Peranan KTH.

Responden ke- (1)

Nilai Motivasi

(2) Ranking ( 1x )

(3)

Peranan KTH (4)

Ranking ( 2x )

(5)

di ( 1x - 2x )

(6)

2di (7)

1 59 53.5 20 50.5 3 9

2 50 26 13 1.5 24.5 600.25

3 48 15 15 4.5 10.5 110.25

4 48 15 15 4.5 10.5 110.25

5 47 8.5 19 44 -35.5 1260.25

6 45 1.5 18 35.5 -34 1156

7 48 15 17 26 -11 121

8 47 8.5 16 14.5 -6 36

9 54 45 18 35.5 9.5 90.25

10 52 34 20 50.5 -16.5 272.25

11 50 26 17 26 0 0

12 51 29.5 18 35.5 -6 36

13 48 15 17 26 -11 121

14 53 39.5 20 50.5 -11 121

15 48 15 18 35.5 -20.5 420.25

16 49 21.5 17 26 -4.5 20.25

17 50 26 19 44 -18 324

18 47 8.5 16 14.5 -6 36

19 46 4 16 14.5 -10.5 110.25

20 49 21.5 18 35.5 -14 196

21 46 4 16 14.5 -10.5 110.25

22 51 29.5 18 35.5 -6 36

23 47 8.5 17 26 -17.5 306.25

24 46 4 16 14.5 -10.5 110.25

25 52 34 20 50.5 -16.5 272.25

26 53 39.5 18 35.5 4 16

27 51 29.5 18 35.5 -6 36

28 49 21.5 16 14.5 7 49

29 58 52 20 50.5 1.5 2.25

30 54 45 20 50.5 -5.5 30.25

31 54 45 19 44 1 1

32 55 48.5 16 14.5 34 1156

33 56 50.5 119 44 6.5 42.25

34 49 21.5 16 14.5 7 49

35 60 55 18 35.5 19.5 380.25

36 54 45 22 56 -11 121

37 56 50.5 19 44 6.5 42.25

38 49 21.5 17 26 -4.5 20.25

39 47 8.5 16 14.5 -6 36

40 45 1.5 20 50.5 -49 2401

41 55 48.5 18 35.5 13 169

42 48 15 18 35.5 -20.5 420.25

43 52 34 16 14.5 19.5 380.25

44 47 8.5 16 14.5 -6 36

45 48 15 16 14.5 0.5 0.25

46 54 45 15 4.5 40.5 1640.25

47 53 39.5 13 1.5 38 1444

48 52 34 18 35.5 -1.5 2.25

49 53 39.5 20 50.5 -11 121

50 51 29.5 16 14.5 15 225

51 53 39.5 16 14.5 25 625

52 53 39.5 17 26 13.5 182.25

53 52 34 15 4.5 29.5 870.25

54 59 53.5 16 14.5 39 1521

55 65 56 21 55 1 1

56 49 21.5 16 14.5 7 49

60Tabel Lampiran 7. Pola Pendapatan Rata-rata Rumah Tangga Responden per

Tahun Menurut Sumber Pendapatan (dalam Rp.). Responden ke-

(1) PHBM

Rumput Gajah (2)

Non PHBM(3)

Total (4)

Ternak Sambilan Lain-lain Jumlah non PHBM

1 2,700,000 7,200,000 - 560,000 7,760,000 10,460,000

2 1,440,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 4,280,000

3 1,170,000 3,000,000 - 440,000 3,440,000 4,610,000

4 1,170,000 6,000,000 - 560,000 6,560,000 7,730,000

5 2,295,000 12,000,000 12,000,000 - 24,000,000 26,295,000

6 2,565,000 4,200,000 - 560,000 4,760,000 7,325,000

7 1,440,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 4,280,000

8 1,845,000 1,200,000 1,800,000 560,000 3,560,000 5,405,000

9 2,070,000 9,600,000 - 440,000 10,040,000 12,110,000

10 1,305,000 3,600,000 1,800,000 560,000 5,960,000 7,265,000

11 810,000 12,000,000 36,000,000 - 48,000,000 48,810,000

12 990,000 2,400,000 - 560,000 2,960,000 3,950,000

13 2,745,000 4,800,000 - 560,000 5,360,000 8,105,000

14 360,000 1,800,000 3,600,000 560,000 5,960,000 6,320,000

15 1,530,000 3,000,000 - 560,000 3,560,000 5,090,000

16 2,925,000 4,800,000 - 560,000 5,360,000 8,285,000

17 900,000 4,800,000 - 560,000 5,360,000 6,260,000

18 1,530,000 4,800,000 - 560,000 5,360,000 6,890,000

19 2,115,000 5,400,000 2,520,000 560,000 8,480,000 10,595,000

20 1,620,000 2,400,000 - 560,000 2,960,000 4,580,000

21 2,115,000 4,800,000 - 440,000 5,240,000 7,355,000

22 1,710,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 4,550,000

23 1,485,000 6,000,000 - 560,000 6,560,000 8,045,000

24 495,000 1,440,000 12,000,000 - 13,440,000 13,935,000

25 1,440,000 840,000 2,520,000 440,000 3,800,000 5,240,000

26 990,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 3,830,000

27 720,000 6,000,000 - 440,000 6,440,000 7,160,000

28 1,665,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 4,505,000

29 1,575,000 6,000,000 - 440,000 6,440,000 8,015,000

30 3,015,000 4,800,000 - 440,000 5,240,000 8,255,000

31 1,395,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 4,235,000

32 855,000 3,000,000 - 440,000 3,440,000 4,295,000

33 720,000 4,800,000 - 560,000 5,360,000 6,080,000

34 990,000 6,000,000 - 560,000 6,560,000 7,550,000

35 630,000 3,600,000 2,880,000 560,000 7,040,000 7,670,000

36 720,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 3,560,000

37 1,440,000 1,200,000 3,600,000 560,000 5,360,000 6,800,000

38 900,000 3,600,000 - 560,000 4,160,000 5,060,000

39 1,530,000 3,600,000 - 560,000 4,160,000 5,690,000

40 1,035,000 7,200,000 - 560,000 7,760,000 8,795,000

41 855,000 2,400,000 3,600,000 560,000 6,560,000 7,415,000

42 360,000 3,000,000 - 560,000 3,560,000 3,920,000

43 1,035,000 2,400,000 - 560,000 2,960,000 3,995,000

44 1,395,000 2,400,000 - 560,000 2,960,000 4,355,000

45 1,845,000 2,400,000 - 560,000 2,960,000 4,805,000

46 1,035,000 3,000,000 - 440,000 3,440,000 4,475,000

47 495,000 6,000,000 18,000,000 - 24,000,000 24,495,000

48 1,395,000 3,600,000 - 440,000 4,040,000 5,435,000

49 2,205,000 2,400,000 3,960,000 560,000 6,920,000 9,125,000

50 3,060,000 2,400,000 - 560,000 2,960,000 6,020,000

51 1,080,000 2,400,000 3,600,000 560,000 6,560,000 7,640,000

52 2,790,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 5,630,000

53 675,000 3,000,000 - 440,000 3,440,000 4,115,000

54 675,000 2,400,000 5,040,000 440,000 7,880,000 8,555,000

55 495,000 8,640,000 14,400,000 - 23,040,000 23,535,000

56 270,000 2,400,000 - 440,000 2,840,000 3,110,000

61Tabel Lampiran 8. Pola Pengeluaran Rata-rata Rumah Tangga Responden per

Tahun Menurut Jenis Pengeluaran (dalam Rp.).

Responden ke- (1)

Pangan (2)

Rumah (3)

Pakaian(4)

Pendidikan(5).

Transportasi(6)

Pajak(7)

Sharing(8)

Lain-lain (9)

Total(10)

1 720,000 100,000 100,000 720,000 405,000 18,000 40,500 360,000 2,463,500

2 1,800,000 100,000 50,000 - 150,000 5,000 259,200 480,000 2,844,200

3 1,800,000 150,000 80,000 - 180,000 6,000 210,600 240,000 2,666,600

4 4,800,000 120,000 100,000 - 600,000 6,000 210,600 360,000 6,196,600

5 3,600,000 250,000 250,000 1,800,000 1,800,000 40,000 413,112 420,000 8,573,112

6 2,880,000 80,000 100,000 600,000 150,000 16,000 461,712 300,000 4,587,712

7 1,200,000 90,000 100,000 540,000 150,000 25,000 259,200 180,000 2,544,200

8 1,800,000 150,000 100,000 720,000 200,000 7,000 332,112 180,000 3,489,112

9 5,400,000 120,000 150,000 1,200,000 1,200,000 15,000 372,600 1,260,000 9,717,600

10 3,600,000 100,000 150,000 - 360,000 28,000 234,912 480,000 4,952,912

11 7,200,000 250,000 250,000 3,600,000 1,200,000 48,000 14,580 2,100,000 14,662,580

12 1,800,000 80,000 150,000 - 180,000 10,000 178,200 276,000 2,674,200

13 3,600,000 100,000 150,000 - 540,000 10,000 494,112 600,000 5,494,112

14 3,240,000 200,000 150,000 360,000 300,000 8,500 64,800 300,000 4,623,300

15 1,800,000 80,000 80,000 - 100,000 11,000 275,400 600,000 2,946,400

16 1,800,000 100,000 120,000 2,400,000 200,000 28,000 526,512 492,000 5,666,512

17 1,800,000 150,000 120,000 720,000 1,620,000 9,500 162,000 300,000 4,881,500

18 1,800,000 200,000 200,000 360,000 500,000 11,000 275,400 240,000 3,586,400

19 2,520,000 250,000 200,000 - 360,000 16,000 380,712 600,000 4,326,712

20 1,800,000 80,000 100,000 360,000 200,000 9,000 291,600 180,000 3,020,600

21 2,880,000 200,000 200,000 360,000 300,000 27,000 380,712 420,000 4,767,712

22 1,800,000 - 100,000 - 150,000 15,000 307,800 300,000 2,672,800

23 3,600,000 150,000 150,000 720,000 300,000 15,000 267,312 600,000 5,802,312

24 3,600,000 250,000 200,000 2,160,000 500,000 35,000 89,112 840,000 7,674,112

25 1,800,000 100,000 150,000 720,000 300,000 18,000 259,200 480,000 3,827,200

26 1,800,000 100,000 100,000 360,000 250,000 11,000 178,200 180,000 2,979,200

27 1,800,000 150,000 150,000 1,800,000 1,620,000 30,000 129,600 600,000 6,279,600

28 1,800,000 100,000 100,000 - 300,000 3,000 299,712 300,000 2,902,712

29 2,880,000 200,000 200,000 2,520,000 500,000 70,000 283,512 276,000 6,929,512

30 3,600,000 200,000 250,000 - 500,000 14,000 542,712 480,000 5,586,712

31 1,800,000 100,000 100,000 - 300,000 3,000 251,112 180,000 2,734,112

32 2,520,000 100,000 150,000 - 250,000 10,000 153,912 300,000 3,483,912

33 3,600,000 150,000 150,000 - 350,000 3,000 129,600 120,000 4,502,600

34 3,600,000 150,000 150,000 1,080,000 460,000 9,000 178,200 300,000 5,927,200

35 3,600,000 170,000 120,000 720,000 310,000 50,000 113,400 300,000 5,383,400

36 1,800,000 -- 100,000 360,000 200,000 30,000 129,600 180,000 2,799,600

37 3,960,000 150,000 150,000 - 300,000 28,000 259,200 480,000 5,327,200

38 1,800,000 100,000 150,000 1,080,000 250,000 10,000 162,000 600,000 4,152,000

39 900,000 150,000 200,000 - 600,000 3,500 275,400 600,000 2,728,900

40 3,600,000 180,000 240,000 360,000 380,000 27,000 186,312 720,000 5,693,312

41 1,800,000 220,000 180,000 - 350,000 42,000 153,912 360,000 3,105,912

42 1,800,000 - 100,000 - 180,000 3,000 64,800 300,000 2,447,800

43 1,800,000 175,000 210,000 - 275,000 20,000 186,312 300,000 2,966,312

44 1,800,000 150,000 175,000 - 250,000 10,000 251,112 360,000 2,996,112

45 1,800,000 - 150,000 300,000 300,000 10,000 332,112 180,000 3,072,112

46 1,800,000 120,000 125,000 360,000 480,000 10,000 186,312 180,000 3,261,312

47 5,400,000 200,000 300,000 2,700,000 3,600,000 200,000 89,112 1,488,000 13,977,112

48 2,700,000 180,000 120,000 - 300,000 9,000 251,112 240,000 3,800,112

49 3,600,000 220,000 180,000 720,000 300,000 15,000 396,912 444,000 5,875,912

50 1,800,000 240,000 200,000 - 320,000 24,000 500,800 180,000 3,264,800

51 3,600,000 175,000 190,000 720,000 360,000 15,000 194,400 480,000 5,734,400

52 1,800,000 125,000 210,000 360,000 300,000 125,000 502,200 180,000 3,602,200

53 1,800,000 - 120,000 900,000 240,000 37,000 121,512 180,000 3,398,512

54 1,800,000 140,000 200,000 - 192,000 5,000 121,512 240,000 2,698,512

55 7,200,000 240,000 300,000 9,000,000 600,000 96,000 89,112 4,272,000 21,797,112

56 1,800,000 - 120,000 360,000 120,000 10,000 48,600 180,000 2,638,600

62Tabel Lampiran 9. Persentase Pendapatan PHBM Terhadap Pendapatan Total dan

Persentase Pendapatan Total Terhadap Pengeluaran Total per Tahun.

Responden ke-

(1)

Pendapatan PHBM (P1) (Rp.) (2)

Pendapatan non PHBM (P2) (Rp.) (3)

Total Pendapatan (P3) (Rp.) (4)

Total Pengeluaran (P4) (Rp) (5)

Persen P1 Terhadap P3 (PX) (%) (6)

Persen P3 Terhadap P4 (PS) (%)

(7)

1 2,700,000 7,760,000 10,460,000 2,463,500 25.81 424.60

2 1,440,000 2,840,000 4,280,000 2,844,200 33.64 150.48

3 1,170,000 3,440,000 4,610,000 2,666,600 25.38 172.88

4 1,170,000 6,560,000 7,730,000 6,196,600 15.14 124.75

5 2,295,000 24,000,000 26,295,000 8,573,112 8.73 306.71

6 2,565,000 4,760,000 7,325,000 4,587,712 35.02 159.67

7 1,440,000 2,840,000 4,280,000 2,544,200 33.64 168.23

8 1,845,000 3,560,000 5,405,000 3,489,112 34.14 154.91

9 2,070,000 10,040,000 12,110,000 9,717,600 17.09 124.62

10 1,305,000 5,960,000 7,265,000 4,952,912 17.96 146.68

11 810,000 48,000,000 48,810,000 14,662,580 1.66 332.89

12 990,000 2,960,000 3,950,000 2,674,200 25.06 147.71

13 2,745,000 5,360,000 8,105,000 5,494,112 33.87 147.52

14 360,000 5,960,000 6,320,000 4,623,300 5.70 136.70

15 1,530,000 3,560,000 5,090,000 2,946,400 30.06 172.75

16 2,925,000 5,360,000 8,285,000 5,666,512 35.30 146.21

17 900,000 5,360,000 6,260,000 4,881,500 14.38 128.24

18 1,530,000 5,360,000 6,890,000 3,586,400 22.21 192.11

19 2,115,000 8,480,000 10,595,000 4,326,712 19.96 244.87

20 1,620,000 2,960,000 4,580,000 3,020,600 35.37 151.63

21 2,115,000 5,240,000 7,355,000 4,767,712 28.76 154.27

22 1,710,000 2,840,000 4,550,000 2,672,800 37.58 170.23

23 1,485,000 6,560,000 8,045,000 5,802,312 18.46 138.65

24 495,000 13,440,000 13,935,000 7,674,112 3.55 181.58

25 1,440,000 3,800,000 5,240,000 3,827,200 27.48 136.91

26 990,000 2,840,000 3,830,000 2,979,200 25.85 128.56

27 720,000 6,440,000 7,160,000 6,279,600 10.06 114.02

28 1,665,000 2,840,000 4,505,000 2,902,712 36.96 155.20

29 1,575,000 6,440,000 8,015,000 6,929,512 19.65 115.66

30 3,015,000 5,240,000 8,255,000 5,586,712 36.52 147.76

31 1,395,000 2,840,000 4,235,000 2,734,112 32.94 154.89

32 855,000 3,440,000 4,295,000 3,483,912 19.91 123.28

33 720,000 5,360,000 6,080,000 4,502,600 11.84 135.03

34 990,000 6,560,000 7,550,000 5,927,200 13.11 127.38

35 630,000 7,040,000 7,670,000 5,383,400 8.21 142.48

36 720,000 2,840,000 3,560,000 2,799,600 20.22 127.16

37 1,440,000 5,360,000 6,800,000 5,327,200 21.18 127.65

38 900,000 4,160,000 5,060,000 4,152,000 17.79 121.87

39 1,530,000 4,160,000 5,690,000 2,728,900 26.89 208.51

40 1,035,000 7,760,000 8,795,000 5,693,312 11.77 154.48

41 855,000 6,560,000 7,415,000 3,105,912 11.53 238.74

42 360,000 3,560,000 3,920,000 2,447,800 9.18 160.14

43 1,035,000 2,960,000 3,995,000 2,966,312 25.91 134.68

44 1,395,000 2,960,000 4,355,000 2,996,112 32.03 145.36

45 1,845,000 2,960,000 4,805,000 3,072,112 38.40 156.41

46 1,035,000 3,440,000 4,475,000 3,261,312 23.13 137.21

47 495,000 24,000,000 24,495,000 13,977,112 2.02 175.25

48 1,395,000 4,040,000 5,435,000 3,800,112 25.67 143.02

49 2,205,000 6,920,000 9,125,000 5,875,912 24.16 155.30

50 3,060,000 2,960,000 6,020,000 2,944,800 50.83 204.43

51 1,080,000 6,560,000 7,640,000 5,734,400 14.14 133.23

52 2,790,000 2,840,000 5,630,000 3,602,200 49.56 156.29

53 675,000 3,440,000 4,115,000 3,398,512 16.40 121.08

54 675,000 7,880,000 8,555,000 2,698,512 7.89 317.03

55 495,000 23,040,000 23,535,000 21,797,112 2.10 107.97

56 270,000 2,840,000 3,110,000 2,638,600 8.68 117.87

63Lampiran 1. Uji Jenjang Spearman Untuk Mengetahui Pengaruh Antara Tingkat

Motivasi dengan Peranan KTH.

0H = Tidak ada Pengaruh positif antara Tingkat Motivasi dengan Peranan KTH

1H = Ada pengaruh positif antara Tingkat Motivasi dengan Peranan KTH

Beda Kuadrat ( 2di ) = 18054,5

( )⎥⎥⎦⎤

⎢⎢⎣

−×−= ∑

161 2

2

nndi

rs

sr = 0,383270676

Konversi ke Uji – t :

21

2

s

shit

r

nrt−

−×=

=hitt 3,049310077

< )2(2/ −ntα ________ Terima 0H

hitt

> )2(2/ −ntα ________ Tolak 0H

01,0t = 2,326

05,0t = 1,645

Kesimpulan : tolak 0H , artinya ada pengaruh positif antara peranan KTH dengan

tingkat motivasi petani.

64Lampiran 2. Kuisioner Penelitian Motivasi Petani dan Peranan Kelompok Tani

Hutan Pada Kegiatan PHBM.

KUISIONER PENELITIAN

MOTIVASI PETANI DAN PERANAN KELOMPOK TANI HUTAN DALAM

PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT

(Kasus di Desa Warnasari, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Perhutani Unit III Jawa Barat

dan Banten)

No. Responden : __________

Tanggal : __________

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ______________________________

2. Umur : __________________________tahun

3. Agama : ______________________________

4. Jenis Kelamin : L/P

5. Pendidikan Terakhir : ______________________________

6. Alamat : ______________________________

7. Jumlah Anggota Keluarga : ___________________________Jiwa

Tabel 2. Daftar Nama dan Hubungan Keluarga

No. Nama & Hubungan

Keluarga

Umur

(th)

L/P Pendidikan

Terakhir

Bekerja Pada Usaha Tani

(ya/tidak)*

1

2

3

4

5

6

7

Keterangan : *) Ikut bekerja secara produktif membantu menyelesaikan jenis-jenis pekerjaan pada

usaha tani.

8. Mata Pencaharian Kepala Keluarga

65

Tabel 3. Mata Pencaharian Kepala Keluarga

Sifat

Pekerjaan

Bidang Pekerjaan * Jenis Pekerjaan ** Taksiran Pendapatan / bulan (Rp)

Pokok

Sambilan

Keterangan : *) Sebutkan misalnya : tani, buruh tani, berdagang, pegawai negeri, industri rumah

tangga/kerajinan, dll.

**) Misalnya, pertanian tanaman pangan, pertanian perkebunan, berdagang barang

konsumsi (kelontong), warung makan/kedai, dll.

II. ALAT UKUR MOTIVASI RESPONDEN

A. Motivasi Ekonomi 1. Menurut Bapak, kegiatan PHBM dilakukan untuk diambil hasilnya.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

2. Menurut Bapak, kegiatan PHBM dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan keluarga.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

3. Menurut Bapak, budidaya dan pemeliharaan tanaman yang diusahakan di lahan PHBM

dilakukan untuk memenuhi permintaan suatu lembaga, atau pasar, dll.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

4. Menurut Bapak, kegiatan PHBM dilakukan untuk mendapat kepuasan pribadi sebagai

suatu kegiatan sampingan.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

5. Menurut Bapak, apakah menguntungan menanam tanaman yang diusahakan bersama-

sama tanaman lain di lahan PHBM.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

6. Menurut Bapak, usaha tanaman yang diusahakan memberikan keuntungan yang terbesar

dibandingkan dengan tanaman lainnya.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

7. Menurut Bapak, hasil tanaman dalam kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama

Masyarakat (PHBM) untuk terpenuhinya kebutuhan sehari-hari.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

8. Menurut Bapak, lahan PHBM atau hutaan merupakan lahan yang menyediakan mata

pencaharian bagi masyarakat desa hutan.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

66B. Motivasi Ekologi

9. Menurut Bapak, kegiatan PHBM dapat menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah

agar tetap produktif.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

10. Menurut Bapak, kegiatan PHBM dapat menjaga tanah dan tata air agar tidak

menimbulkan longsor, erosi dan banjir.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

11. Menurut Bapak, selain tanaman yang diusahakan dalam PHBM, tanaman berkayu

(kehutanan) juga ikut dipelihara.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

12. Menurut Bapak, kegiatan PHBM dapat mempertahankan kelangsungan hutan di masa

yang akan datang.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

13. Menurut Bapak, kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)

dapat membantu kelestarian hutan.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

14. Menurut Bapak, yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pelestarian hutan adalah

pemerintah dan masyarakat.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

15. Menurut Bapak, hutan atau lahan PHBM dapat berfungsi sebagai paru-paru.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

16. Menurut Bapak, selain tanaman yang diusahakan dalam PHBM, tanaman berkayu

(kehutanan) juga dijaga keamanannya.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

C. Motivasi Sosial

17. Menurut Bapak, kegiatan PHBM merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi

anjuran dan dorongan dari pemerintah.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

18. Menurut Bapak, kegiatan PHBM merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai kegiatan

yang bersifat sukarela (tanpa paksaan dari pihak lain).

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

19. Menurut Bapak, kegiatan PHBM dilakukan untuk membuka lapangan kerja dan

kesempatan berusaha.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

20. Menurut Bapak, kegiatan PHBM dilakukan sebagai tabungan hari tua (pekerjaan jangka

panjang).

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

67

21. Menurut Bapak, kegiatan PHBM merupakan suatu kegiatan yang penting dalam rangka

pelestarian nilai-nilai sosial dan budaya.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

22. Menurut Bapak, pelestarian hutan merupakan tuntutan moral.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

23. Menurut Bapak, pelestarian hutan merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai warisan

nenek moyang.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

24. Menurut Bapak, pelestarian hutan merupakan tuntutan dan anjuran agama.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

Total Skor : __________

Tingkat Motivasi : __________

III. PERANAN KELOMPOK TANI HUTAN (KTH)

1. Menurut Bapak, Kelompok Tani Hutan (KTH) membantu dalam kegiatan PHBM.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

2. Menurut Bapak, Kelompok Tani Hutan (KTH) memberikan penyuluhan tentang PHBM.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

3. Menurut Bapak, Kelompok Tani Hutan (KTH) memberikan solusi dalam pemecahan masalah

yang dialami pada program PHBM.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

4. Menurut Bapak, Kelompok Tani Hutan (KTH) memberikan penyuluhan tentang cara budidaya

dan pemeliharaan tanaman yang dibudidayakan dalam PHBM.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

5. Menurut Bapak, keterlibatan Kelompok Tani Hutan (KTH) dapat membantu dalam

peningkatan kesejahteraan.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

6. Menurut Bapak, Kelompok Tani Hutan sebagai wadah aspirasi petani.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

7. Menurut Bapak, selaku anggota KTH apakah bapak sering mengikuti pertemuan Kelompok

Tani Hutan (KTH) untuk membahas masalah-masalah petani dan diskusi anggota KTH.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

8. Menurut Bapak, Kelompok Tani Hutan (KTH) sebagai mediator antara petani dengan Perhutani

atau lembaga terkait lainnya.

a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat Setuju

68

IV. PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA

A. Sumber Pendapatan

Tabel 4. Sumber Pendapatan

No. Sumber Pendapatan Nilai (Rp)/bulan Keterangan

1.

2.

Kegiatan usaha PHBM :

Non Usaha PHBM :

a. _____________

b. _____________

c. _____________

d. _____________

e. _____________

B. Pengeluaran Rumah Tangga

Tabel 5. Pengeluaran Rumah Tangga

No. Jenis Pengeluaran Nilai (Rp)/bulan Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Pangan

a. Beras

b. Non Beras

Pakaian

Perumahan

Pendidikan

Keseharan

Transportasi

Rekreasi

Peralatan Rumah Tangga

Pajak/Iuran

Sumbangan sosial

Lain-lain

Jumlah Total