motivasi
DESCRIPTION
Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entutiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.TRANSCRIPT
MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Winardi (2007,p1), motivasi berasal dari kata motivation
yang berarti ”menggerakkan”. Motivasi merupakan hasil sejumlah proses
yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang
menyebabkan timbulnya sikap entutiasme dan persistensi dalam hal
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Morgan et al. (dalam Marwansyah dan Mukaram, 2002: 151)
menjelaskan bahwa : "motivasi merupakan kekuatan yang mengendalikan
dan menggerakkan seseorang untuk melakukan tindakan atau perilaku
yang diarahkan pada tujuan tertentu". Barton dan Martin (dalam
Marwansyah dan Mukaram, 2000: 151) menjelaskan bahwa: "motivasi
merupakan kekuatan yang menggerakkan perilaku yang memberi arah
pada perilaku dan mendasari kecenderungan untuk tetap menunjukkan
perilaku tersebut."
Djamarah (2002: 34) mendefiniskan motivasi sebagai perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feelling dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Perubahan energi
dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan
fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dan aktivitasnya, maka
seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan
segala upaya yang dapat ia lakukan untuk mencapainya.
Dalam mencapai suatu tujuan, motivasi sangat diperlukan, sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam mencapai suatu tujuan,
tidak akan mungkin melakukan aktivitas dalam mencapai tujuan tersebut.
Jadi motivasi adalah suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh
dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan
manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan
tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan, telah
terjadi di dalam diri seseorang.
Morgan (dalam Soemanto, 2001: 194) menjelaskan motivasi
berkaitan dengan tiga hal. Ketiga hal tersebut adalah "keadaan yang
mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang didorong
oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan daripada lingkah
laku tersebut (good or ends of such behavior). Senada dengan Morgan,
lebih lanjut Hamalik (2002: 173-174) menjelaskan bahwa "motivasi adalah
suatu perubahan energi di dalam peribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan". Pendapat di atas,
mengandung tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu : 1) motivasi dimulai
dari adanya perubahan energi dalam pribadi, 2) motivasi ditandai dengan
timbulnya perasaan (affective aronsal), 3) motivasi ditandai oleh reaksi-
reaksi untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur yang dimaksud adalah:
a. Motivasi dimulai dengan adanya perubahan energi dalam pribadi
Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-
perubahan tertentu di dalam sistem neurofisiologis dalam organisme
manusia. Contoh adanya perubahan dalam sistem pencernaan akan
menimbulkan motif lapar. Akan tetapi, ada juga perubahan energi yang
tidak diketahui,
b. Motivasi ditandai timbulnya perasaan (affective arousal)
Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana
emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif.
Perubahan ini mungkin disadari, mungkin juga tidak. Kita dapat
mengamatinya pada perbuatan. Contoh siswa terlibat dalam diskusi.
Karena dia merasa tertarik pada masalah yang dibicarakan, dia akan
berbicara dengan kata-kata dan suara yang lancar dan cepat, dan
motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
c. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju ke
arah suatu tujuan. Respons-respons itu berfungsi mengurangi
ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya.
Setiap respons merupakan suatu langkah ke arah pencapaian tujuan.
Contoh siswa ingin mendapat hadiah, maka ia akan belajar, mengikuti
ceramah, bertanya, membaca buku, mengikuti tes, dan sebagainya.
1
2. Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik
Beberapa definisi motivasi yang telah diuraikan mengacu pada
faktor-faktor personal, seperti kebutuhan, minat, kuriositas, dan
kesenangan. Sementara itu beberapa definisi yang lain menunjuk kepada
faktor-faktor lingkungan atau faktor-faktor eksternal, seperti hadiah,
pujian, tekanan sosial, atau hukuman. Motivasi yang muncul dari faktor-
faktor seperti minat, atau kuriositas dinamakan motivasi intrinsik,
sedangkan motivasi yang timbul dari keinginan untuk mendapatkan pujian
atau hadiah dan menghindari hukuman dinamakan motivasi ekstrinsik
(Woolfolk, 1993: 337).
Bila individu secara intrinsik termotivasi maka individu tersebut
tidak membutuhkan insentif atau perangsang atau hukuman untuk
membuatnya beraktivitas karena akrivitas itu sendiri sudah merupakan
hadiah. Sebaliknya individu yang melakukan aktivitas karena motivasi
ekstrinsik maka individu tersebut beraktivitas hanya untuk mendapatkan
hadiah, menghindari hukuman, menyenangkan guru, atau demi beberapa
alasan lain yang memiliki kaitan sedikit sekali dengan aktivitas yang
dilakukan. Sesungguhnya tidak ada rasa tertarik yang muncul dari dalam
diri individu tersebut untuk melakukan aktivitas yang sedang dikerjakan.
Untuk memperjelas uraian ini maka berikut ini dikemukakan
dimensi dan indikator motivasi berdasarkan teori motivasi belajar dari
Good & Brophy (1990: 418) sebagai berikut:
a. Dimensi intrinsik dengan indikatomya: dorongan untuk teriibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran, dorongan untuk mencari tahu hal-hal
yang berhubungan dengan pelajaran, dorongan untuk belajar secara
mandiri, dan
b. Dimensi ekstrinsik dengan indikatomya dorongan untuk menghindari
hukuman guru, dorongan untuk mendapatkan pujian dari guru,
dorongan untuk menyenangi hati orang tua, dorongan untuk
mendapatkan nilai yang bagus dan dorongan untuk mendapatkan
pengakuan dari teman-teman.
2
UPAYA
1. Pengertian
Dalam kamus Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian upaya
adalah tindakan yang dilakukan seseorang, untuk mencapai apa yang
diinginkan atau merupakan sebuah strategi.
Upaya adalah aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)
terhadap sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu upaya (Soeharto
2002; soekamto 1984:237). Upaya dijelaskan sebagai usaha (syarat) suatu
cara, juga dapat dimaksud sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara
sistematis, terencana dan terarah untuk menjaga sesuatu hal agar tidak
meluas atau timbul.
2. Jenis Jenis Upaya
a. Upaya preventif
Memiliki konotasi negatif yaitu sesuatu masalah atau suatu hal yang
berusaha untuk dicegah. Adapun sesuatu yang dimaksud itu
mengandung bahaya baik bagi lingkup personal, maupun global.
Dalam lingkup pendidikan masalah yang dimaksud adalah berbagai
hal yang dapat menghambat perkembangan pendidikan baik itu dari
siswa, guru, kepala sekolah dan unsur – unsur yang yang terkait
didalamnya.
b. Upaya preservatif
Memelihara atau mempertahankan kondisi yang telah kondusif atau
baik, jangan sampai terjadi keadaan yang tidak yang baik.
c. Upaya kuratif
Upaya yang bertujuan untuk membimbing siswa kembali kepada
jalur yang semula, dari yang mulanya menjadi siswa bermasalah
menjadi siswa yang bias menyelesaikan masalah dan terbebas dari
masalah. Upaya ini juga berusaha untuk membangun rasa
kepercayaan diri siswa agar bias bersosialisasi dengan
lingkungannya.
3
d. Upaya adaptasi
Upaya yang berusaha untuk membantu terciptanya penyesuaian
antara siswa dan lingkungannya sehingga dapat timbul kesesuaian
antara pribadi siswa dan sekolah. Upaya – upaya tersebut dapat juga
dilakukan dalam mengahadapi maraknya penyebaran ajaran islam
sempalan, pada siswa. Pada suatu daerah yang masyarakatnya
pernah terpengaruh ajaran islam sempalan ini misalnya, maka
gabungan antara kelima upaya diatas efektif sekali untuk dilakukan.
Jika upaya preventif gagal dilaksanakan, maka langkah selanjutnya
adalah pelaksanaan, maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan
upaya kuratif sebagai langkah awal penyembuhan. Pembinaan
kembali suatu masyarakat atau individu menjadi individu yang
memiliki rasa percaya diri dan sosialisasi yang tinggi adalah
merupakan suatu upaya yang berat.
Oleh sebab itu diperlukan kerjasama dari berbagai pihak antara lain,
keluaraga, masyarakat, pemerintah dan aparat yang berwajib dalam melaksanakan
upaya koretif dan preservatif selanjutnya.
4