modulus elastisitas

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Prinsip-prinsip gaya gesek dan modulus elastisitas telah banyak diterapkan manusia seperti peristiwa pengereman, pengangkutan barang, pembuatan jembatan dll. Bila suatu benda diluncurkan di atas suatu lantai yang rata dan horisontal maka lajunya akan berkurang dan akhirnya berhenti. Jelas sekali bahwa ada suatu gaya yang bekerja dalam arah horisontal dan berlawanan pada benda itu. Gaya tersebut merupakan gaya gesekan yang bekerja pada benda yang disebabkan oleh lantai. Koefisien gesekan antara lantai dan benda serta besarnya gaya normal merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya gaya gesekan. Koefisien gesekan itu sendiri dibagi menjadi 2 yaitu koefisien gesek statis dan koefisien gaya kinetik. Prinsip-prinsip tersebut telah dirumuskan secara sistematik dan percobaan ini dilakukan untuk menerapkan kembali rumusan/teori yang telah ada dalam kasus-kasus yang sederhana agar praktikan lebih cepat memahami rumusan atau teori tadi. 1.2 TUJUAN PERCOBAAN Percobaan bertujuan menentukan : a. besarnya koefisien gesekan statis dan kinetis b. besarnya modulus elastisitas dari batang kayu 1.3 PERMASALAHAN 1

Upload: batlaugh

Post on 13-Jun-2015

17.295 views

Category:

Documents


48 download

TRANSCRIPT

Page 1: modulus elastisitas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Prinsip-prinsip gaya gesek dan modulus elastisitas telah banyak diterapkan

manusia seperti peristiwa pengereman, pengangkutan barang, pembuatan jembatan

dll. Bila suatu benda diluncurkan di atas suatu lantai yang rata dan horisontal maka

lajunya akan berkurang dan akhirnya berhenti. Jelas sekali bahwa ada suatu gaya

yang bekerja dalam arah horisontal dan berlawanan pada benda itu. Gaya tersebut

merupakan gaya gesekan yang bekerja pada benda yang disebabkan oleh lantai.

Koefisien gesekan antara lantai dan benda serta besarnya gaya normal merupakan

faktor yang mempengaruhi besarnya gaya gesekan. Koefisien gesekan itu sendiri

dibagi menjadi 2 yaitu koefisien gesek statis dan koefisien gaya kinetik.

Prinsip-prinsip tersebut telah dirumuskan secara sistematik dan percobaan ini

dilakukan untuk menerapkan kembali rumusan/teori yang telah ada dalam kasus-kasus

yang sederhana agar praktikan lebih cepat memahami rumusan atau teori tadi.

1.2 TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan bertujuan menentukan :

a. besarnya koefisien gesekan statis dan kinetis

b. besarnya modulus elastisitas dari batang kayu

1.3 PERMASALAHAN

Bagaimana cara menentukan percepatan benda, koefisien gesek statis dan

kinetis, menyimpulkan hubungan keduanya dan membuat grafik s sebagai fungsi

g/(g-a) serta mencari besar modulus elastisitas pada batang kayu.

1.4 SISTEMATIKA LAPORAN

Laporan ini terdiri dari lima bab secara garis besar dan berisi tentang

percobaan penentuan nilai koefisien gesek statis dan kinetis serta modulus elastisitas

dari batang kayu, untuk lebih jelasnya maka susunan laporan adalah sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan yang di dalamnya berisi tentang latar belakang, tujuan percobaan,

permasalahan, sistematika laporan praktikum. Bab II Dasar Teori merupakan

penjelasan dan ulasan singkat tentang teori dasar yang mendasari kegiatan percobaan

yang dilakukan. Bab III Cara Kerja dan Peralatan, dalam bab ini menerangkan tentang

tata urutan kerja yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan praktikum serta 1

Page 2: modulus elastisitas

pengenalan peralatan yang diperlukan dalam melakukan praktikum. Bab IV Analisa

Data dan Pembahasan, dalam praktikum tentunya kita akan memperoleh data-data

sehingga perlu adanya penganalisaan lebih lanjut karena tidak sempurnanya alat ukur,

ketidaktepatan cara mengukur, tidak sempurnanya alat indera dan lain-lain. Dengan

memperhitungkan ralat-ralat dari data yang diperoleh dalam melakukan praktikum

agar mendapatkan data yang mempunyai ketelitian yang sesuai. Bab V Kesimpulan,

memberikan kesimpulan dari kegiatan praktikum yang dilakukan.

2

Page 3: modulus elastisitas

BAB II

DASAR TEORI

Suatu benda yang bergerak pada suatu permukaan benda lain akan mendapat

gaya yang arahnya berlawanan dengan arah benda. Gaya ini terjadi akibat gesekan

kedua permukaan benda dan disebut sebagai gaya gesek. Bukti adanya gaya gesek

adalah peristiwa pengereman pada mobil atau ketika kita mendorong sebuah buku

dilantai dengan gaya tertentu dan buku bergerak maka buku tersebut akan berhenti di

satu titik.

Gaya gesek ini selanjutnya dibagi menjadi dua yaitu gaya gesek statis dan

kinetis. Perbedaan itu terjadi pada harga koefisien geseknya. Koefisien gesek statis

(s) pasti lebih besar daripada harga koefisien kinetisnya karena itu besar gaya gesek

statis pasti lebih besar daripada gaya gesek kinetis (terhadap sistem yang sama). Hal

ini dapat kita buktikan ketika kita mendorong sebuah mobil. Ketika mobil masih diam

lalu kita dorong tepat akan bergerak ( berlaku gaya gesek statis ) akan terasa lebih

berat daripada setelah mobil bergerak. Untuk kasus tersebut dapat pula dimodelkan

sebagai berikut :

N N

F F

fs fk

W W

(a) (b)

Gambar 2.1 Perbedaan gaya gesek statis dan kinetis

Dari gambar diatas jika gaya F lebih kecil atau sama dengan gaya gesek statis

(fs = s . N) maka benda A tidak bergerak (a = 0). Tapi bila gaya F sedikit saja lebih

besar dari gaya gesek statis (fs) maka benda akan bergerak dengan percepatan (a) dan

menimbulkan gaya gesek kinetis (fk) yang lebih kecil dari fs tapi tetap sebanding

dengan gaya normal (N) dirumuskan sebagai : (fk = k . N).

Koefisien gesek (statis dan kinetis) itu sendiri merupakan suatu konstanta yang

besarnya dipengaruhi oleh kondisi permukaan benda-benda yang bergesekkan. Makin

kasar suatu permukaan maka makin besar pula koefisien geseknya, harga koefisien

gesek berkisar antara 0 (licin sempurna) sampai dengan 1 (paling kasar).

Tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu regangan tertentu

bergantung pada sifat benda yang menerima tegangan tersebut. Perbandingan

3

Page 4: modulus elastisitas

tegangan terhadap regangan menghasilkan apa yang disebut modulus elastisitas.

Makin besar modulus elastisitas suatu benda maka makin besar pula tegangan yang

diperlukan untuk tiap satu satuan regangan. Sehingga dapat diktakan bahwa modulus

Elastisitas (E) adalah perbandingan antara tegangan dan regangan :

E = P / e

E = ( F / A ) / ( L / L )

E = ( F . L ) / ( L . A )

dimana : P = tegangan ; e = regangan ; L = pertambahan panjang ; L = panjang

awal ; A = luas permukaan yang terkena gaya

Dari rumus dasar tersebut ternyata besar modulus elastisitas sebanding dengan

besarnya gaya F dan panjang L dan berbanding terbalik dengan pertambahan panjang

dan luas benda.

Gambar 2.2 Modulus Elastisitas

Untuk gambar diatas besarnya lenturan/regangan yang terjadi pada titik tengah

batang tersebut adalah :

= w . L 3 4 E b h2

dimana : b = lebar batang ; h = tebal batang

Pada batas proporsional tertentu jika belum melampaui batas modulus

elastisitas benda tersebut, perbandingan antara besarnya tegangan dan regangan adalah

konstan. Oleh karena itu pada kondisi seperti itu berlaku hukum Hooke yang

menyatakan bahwa modulus elastisitas suatu benda adalah konstan dan hanya

tergantung pada sifat benda itu sendiri.

4

A B

Tempat beban

Batang Kayu

Skala

b

l

h

Page 5: modulus elastisitas

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 ALAT DAN BAHAN

Papan gesekan, katrol, kotak kayu dan beban (anak timbangan)

Stop Watch

Batang kayu yang akan ditentukan modulus elastisitasnya

Papan skala, kaca dan pinggan tempat beban

Mistar dan jangka sorong 1 buah

3.2 CARA KERJA

A. Koefisien gesekan statis

1. Susun peralatan seperti gambar berikut :

Gambar 3.1 Peralatan uji koefisien statis dan kinetis

2. Beri beban pada A dan B sehingga sistem tepat akan bergerak

3. Catat massa di A dan di B (termasuk tempat bebannya)

B. Koefisien gesekan kinetis

1. Susun peralatan seperti Gb. 3.1

2. Letakkan A pada posisi tertentu dan beri beban di A (200 gr) dan di B

(250 gr, 300 gr, 350 gr, 400 gr, 450 gr) sehingga sistem bergerak dengan

percepatan a. Catat posisi benda A sebelum bergerak dan waktu tempuh

sistem sampai berhenti (ulangi tiga kali)

3. lakukan langkah dua untuk posisi 50 cm dan 55 cm

5

N

mB

wA

fs mA

A

B

C

wB

mB

Page 6: modulus elastisitas

C. Modulus elastisitas

1. Susunlah peralatan seperti gambar 3.2

2. Ukurlah panjang, lebar dan tebal kayu dengan teliti

3. Letakkan batang pada penumpu dan catat posisi skala

4. Beri beban (anak timbangan) pada tempat beban ditengah tumpuan satu

per satu dan catat kedudukan skala tiap penambahan beban

5. Kurangi beban satu per satu dan catat kedudukan skala pada tiap

pengurangan beban

6. Ulangi langkah 2-4 dengan mengambil lebar sebagai tebal batang

6

A B

Tempat beban

Batang Kayu

Skala

Gambar 3.2

Page 7: modulus elastisitas

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 ANALISA DATA

Berikut ini data-data yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan :

Koefisien Gesek Statis

Tabel 4.1

No. Massa di A (gram) Massa di B (gram)

1.

2.

3.

4.

5.

100

200

300

400

800

80

110

180

280

490

Koefisien Gesek Kinetis (dengan beban di A=200gr)

Tabel 4.2

45 cm

No. Massa di B (gram) Waktu tempuh (detik)

1.

2.

3.

4.

5.

250

300

350

400

450

0,53

0,56

0,53

0,47

0,40

Tabel 4.3

50 cm

No. Massa di B (gram) Waktu tempuh (detik)

1.

2.

3.

4.

5.

250

300

350

400

450

0,69

0,66

0,56

0,47

0,41

7

Page 8: modulus elastisitas

Tabel 4.4

45 cm

No. Massa di B (gram) Waktu tempuh (detik)

1.

2.

3.

4.

5.

250

300

350

400

450

0,72

0,69

0,57

0,50

0,43

Modulus Elastisitas ( l = 101 cm, b = 1,6 cm, h = 1,1)

Tabel 4.5

No.Penambahan beban Pengurangan beban

Beban Lenturan (mm) Beban Lenturan (mm)

1.

2.

3.

4.

5.

200

250

300

350

400

1,5

2,3

3

2,5

4,5

200

250

300

350

400

4,5

3,5

3

2,5

1,5

4.2 PEMBAHASAN

1. Menghitung s dari data tabel 4.1 :

a. s = mb/ma = 80/100 = 0,8

b. s = mb/ma = 110/200 = 0,55

c. s = mb/ma = 180/300 = 0,6

d. s = mb/ma = 280/400 = 0,7

e. s = mb/ma = 490/800 = 0,6

maka s = ( 0,8 + 0,55 + 0,6 + 0,6 + 0,7 )/5 = 0,65

2. Menghitung percepatan (a) dengan rumus : a = 1/2gt2

Untuk 45 cm :

a1 = 1/2gt2 = ½ 10 (0,53)2 = 1,4 m/s2

a2 = 1/2gt2 = ½ 10 (0,56)2 = 1,6 m/s2

a3 = 1/2gt2 = ½ 10 (0,53)2 = 1,4 m/s2

a4 = 1/2gt2 = ½ 10 (0,47)2 = 1,1 m/s2

a5 = 1/2gt2 = ½ 10 (0,40)2 = 0,8 m/s2

Untuk 50 cm :

a1 = 1/2gt2 = ½ 10 (0,69)2 = 2,3 m/s2

a2 = 1/2gt2 = ½ 10 (0,66)2 = 2,2 m/s2

a3 = 1/2gt2 = ½ 10 (0,56)2 = 1,6 m/s2

8

Page 9: modulus elastisitas

a4 = 1/2gt2 = ½ 10 (0,47)2 = 1,1 m/s2

a1 = 1/2gt2 = ½ 10 (0,41)2 = 0,8 m/s2

Untuk 55 cm :

a1 = 1/2gt2 = ½ 10 (0,72)2 = 2,6 m/s2

a2 = 1/2gt2 = ½ 10 (0,69)2 = 2,3 m/s2

a3 = 1/2gt2 = ½ 10 (0,57)2 = 1,6 m/s2

a4 = 1/2gt2 = ½ 10 (0,50)2 = 1,25 m/s2

a5 = 1/2gt2 = ½ 10 (0,43)2 = 0,9 m/s2

3. Menghitung k : [ k = mb / ma - (ma + mb) . a / g] ma

Untuk 45 cm :k1 = 250/200 - (200+250) . 1,25/10 = 0,935

200k2 = 300/200 - (200+300) . 1,60/10 = 1,1

200k3 = 350/200 - (200+350) . 1,40/10 = 1,35

200k4 = 400/200 - (200+400) . 1,10/10 = 1,67

200k5 = 450/200 - (200+450) . 0,80/10 = 1,99

200maka k (hasil perhitungan) :

k = (0,93 + 1,1 + 1,35 + 1,67 + 1,99) / 5 = 1,4

Untuk 50 cm :k1 = 250/200 - (200+250) . 2,30/10 = 0,73

200k2 = 300/200 - (200+300) . 2,20/10 = 0,95

200k3 = 350/200 - (200+350) . 1,60/10 = 1,31

200k4 = 400/200 - (200+400) . 1,10/10 = 1,67

200k5 = 450/200 - (200+450) . 0,80/10 = 1,99

200maka k (hasil perhitungan) :

k = (0,73 + 0,95 + 1,31 + 1,67 + 1,99) / 5 = 1,33

Untuk 55 cm :k1 = 250/200 - (200+250) . 2,60/10 = 0,665

200k2 = 300/200 - (200+300) . 2,30/10 = 0,925

200k3 = 350/200 - (200+350) . 1,60/10 = 1,31

200k4 = 400/200 - (200+400) . 1,25/10 = 1,625

200k5 = 450/200 - (200+450) . 0,90/10 = 1,96

200maka k (hasil perhitungan) :

k = (0,665 + 0,925 + 1,31 + 1,625 + 1,96) / 5 = 1,34. Membuat grafik m2/m1 fungsi g / (g-a) {dg regresi linier}

Pada jarak 45 cm

Y = AX + B ; variabel Y adalah m2/m1 atau mb/ma.

9

Page 10: modulus elastisitas

variabel X ialah abs [g / (g-a)].

Tabel 4.6X Y X2 X Y

1,161,191,161,121,09

1,251,51,75

22,25

1,341,421,341,251,19

1,451,792,032,242,45

X = 5,72 Y = 8,75 X2 = 6,54 XY = 9,76

Regresi grafik I fungsi M percobaan I

A = (n . XY - X . Y) / ( n . X2 - ( X )2 )

= (5 . 9,76 - 5,72 . 8,75) / (5 . 6,54 - 32,72) = 62,5

B = ( Y - A X ) / n = (8,75 - 62,5 . 5,72) / 5 = 69,75

Jadi Y = 62,5 X + 69,75

Grafik 4.1

Grafik 4.1 M2/M1 sebagai fungsi g / (g-a)

5. Mencari besar Modulus Elastisitas

a. Diket : = 0,0015 m; w = 0,2 kg; L = 1,01 m; b = 0,016 m; h = 0,011 m;

Letak beban 0,5L

E = ( w . L3 ) / ( 4 b h2 )

= ( 0,2 . 1,013 )/( 4 . 0,0015 . 0,016 . 0,0112) = 1,7 . 107 kg / m2

b. Diket : = 0,0023 m; w = 0,25 kg; L = 1,01 m; b = 0,016 m; h = 0,011 m;

Letak beban 0,5L

E = ( w . L3 ) / ( 4 b h2 )

= ( 0,25 . 1,013 )/( 4 . 0,0023 . 0,016 . 0,0112) = 1,7 . 107 kg / m2

c. Diket : = 0,003 m; w = 0,3 kg; L = 1,01 m; b = 0,016 m; h = 0,011 m;

Letak beban 0,5L

E = ( w . L3 ) / ( 4 b h2 ) 10

Page 11: modulus elastisitas

= ( 0,3 . 1,013 )/( 4 . 0,003 . 0,016 . 0,0112) = 1,3 . 107 kg / m2

d. Diket : = 0,0035 m; w = 0,35 kg; L = 1,01 m; b = 0,016 m; h = 0,011 m;

Letak beban 0,5L

E = ( w . L3 ) / ( 4 b h2 )

= ( 0,35 . 1,013 )/( 4 . 0,0035 . 0,016 . 0,0112) = 1,3 . 107 kg / m2

e. Diket : = 0,0045 m; w = 0,4 kg; L = 1,01 m; b = 0,016 m; h = 0,011 m;

Letak beban 0,5L

E = ( w . L3 ) / ( 4 b h2 )

= ( 0,4 . 1,013 )/( 4 . 0,0045 . 0,016 . 0,0112) = 1,2 . 107 kg / m2

Selain itu dari ralat data yang dilakukan nampak bahwa tingkat keseksamaan

data tidak sama. Hal ini memungkinkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan

dalam perhitungan selain juga nilai pembulatan dan gesekan pada katrol yang

diabaikan serta faktor-faktor yang lainnya.

11

Page 12: modulus elastisitas

BAB V

KESIMPULAN

Berdasar hasil analisa data dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Setiap permukaan suatu bidang akan mempunyai koefisien gesek yang berbeda-

beda. Semakin kasar permukaan bidang tersebut semakin besar koefisien geseknya.

2. Koefisien gesek statis merupakan koefisien gesek benda terhadap bidang dalam

keadaan benda diam, sedangkan koefisien gesek kinetis digunakan atau bekerja

pada saat benda telah bergerak.

3. Besar koefisien gesek statis dan koefisien gesek kinetis yang diperoleh dari

percobaan bisa dikatakan tidak sesuai. Perbedaan yang besar ini sangat mungkin

terjadi karena tingkat keseksamaan data yang tidak seimbang. Hal ini

dimungkinkan terutama dalam pengambilan data yang kurang teliti baik dari faktor

praktikan maupun dari alat yang dipakai.

4. Besarnya modulus elastisitas tidak berubah (konstan), atau dengan kata lain

tegangan itu berbanding lurus dengan regangan asalkan batas elastisitas

(kelentingan) tidak dilampaui.

12

Page 13: modulus elastisitas

DAFTAR PUSTAKA

1. Sears & Zemansky, “ FISIKA UNTUK UNIVERSITAS I”, edisi ke-2

Penerbit Erlangga, Jakarta, 1994

2. Dosen-dosen FMIPA ITS, “FISIKA DASAR I”, edisi 1997, penerbit Yayasan

Pembina Jurusan Fisika

13