module 2

39
UTARI GITA MUTIARA

Upload: arri-kurniawan

Post on 07-Dec-2014

15 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Module 2

UTARI GITA MUTIARA

Page 2: Module 2
Page 3: Module 2

DEFINISI

Peradangan dari kulit liang telinga

Page 4: Module 2

Klasifikasi

Page 5: Module 2
Page 6: Module 2

Definisi

Page 7: Module 2

EtiologiKuman tersering: Staphylococcus

aureus

Lap subkutan folikel rambut, gld sebasea, gld seruminosa

Page 8: Module 2

Gejala dan TandaGejala:•Nyeri telinga yang terlokalisir•Pruritus•Penurunan pendengaran (bila lesi menutup kanal)

Tanda :•Furunkel di liang telinga•Hiperemis, edema •Nyeri tarik bagian telinga luar•Nyeri tekan pada tragus

Page 9: Module 2

Tatalaksana

•Ear toilet (dengan lidi kapas/penghisap)•Pemasangan tampon telinga yang diolesi antiseptik dan antibiotik (cream) atau gliserin (ichtamol) ↓ nyeri dan bengkak•Analgetik oral•Bila tidak pecah dalam 24-48 jam insisi dengan anestesi lokal

Page 10: Module 2
Page 11: Module 2

EtiologiKuman tersering: Pseudomonas aeruginosa

Kuman Lain: Proteus mirabilis, Basillus piosianius, streptococci, enterobacter

Page 12: Module 2

Faktor Predisposisi

Page 13: Module 2

PatogenesisStadium preinflamasi:

Telinga terpapar faktor predisposisi (panas, kelembapan, maserasi, tidak adanya serumen, pH alkali) edema stratum corneum dan oklusi apopilosebasea

Gejala: pruritus dan rasa penuh pada telingaTanda: edema ringan

Page 14: Module 2

PatogenesisStadium inflamasi akut: derajat ringan

Eritema dan edema ringan kanal

Sekret jernih pada kanal

Page 15: Module 2

PatogenesisStadium inflamasi akut: derajat sedang

Kanal lebih edema dengan eksudat yang lebih banyak

Page 16: Module 2

PatogenesisStadium inflamasi akut: derajat berat

Obliterasi lumenSekret purulen

Kulit konka eritema dan bersisik

Infeksi meluas ke jaringan lunak sekitar dan limfonodi servikal

Page 17: Module 2

PatogenesisStadium inflamasi kronis

bila inflamasi menetap lebih dari 3 bulan

Penebalan kulit liang telingaPengelupasan kulit liang telingaPerubahan kulit daun telinga:-Eczema-Likenifikasi-Ulserasi superfisial

Page 18: Module 2

Gejala dan TandaGejala:

Page 19: Module 2

Gejala dan TandaTanda:

Page 20: Module 2

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium darah

Kultur (untuk kasus refrakter)Dibuat hapusan kultur dan sensitivitas kuman

Page 21: Module 2

TatalaksanaLiang telinga dibersihkan dengan hati-hati dengan

H2O2 3%Pasang tampon telinga yang telah diolesi dengan

antibiotik dan antiseptik secara berkala tiap 2 hariAntibiotika topikal (kombinasi dengan steroid) dipakai

secara hati-hati karena dapat alergi atau mungkin dapat menyebabkan tumbuh jamur yang berlebihan

Analgetik oralAntibiotik oral untuk kasus berat

Page 22: Module 2
Page 23: Module 2

EtiologiAspergillus (80%), Candida, Phycomycetes, Rhizopus, Actinomyces, Penicillium

Page 24: Module 2

Gejala dan TandaGejala:

PruritusRasa penuh pada telingaOtoreaOtalgiaPenurunan pendengaran (akibat akumulasi debris mikotik)Pernah menggunakan antibiotik topikal tapi tidak sembuh

Page 25: Module 2

Tanda: pada otoskopi ditemukan mycelia, debris jamur berwarna putih, abu-abu atau hitam, kanal eritem

Page 26: Module 2

Pemeriksaan PenunjangPreparasi KOH kultur fungi

Ear toilet complete removalAntifungal topikal

Nonspesifik: thimerosal (Merthiolate), gentian violet

Spesifik: clotrimazole drop, nystatin, ketoconazol, itraconazole

Page 27: Module 2

INFLAMASI AURICULA

Page 28: Module 2

Etiologi

Page 29: Module 2

Patofisiologi

Page 30: Module 2

Manifestasi Klinis

Page 31: Module 2

Diagnosis1. Anamnesis• Apakah pasien mengeluh rasa gatal, nyeri atau tidak pada daun

telinga. Dan keluhan-keluhan khusus yang mengarah ke diagnosa impetigo, erysipelas, herpes zoster otikus, eczema, ot hematoma dan perikondritis.

2. Inspeksi• Adanya effloresensi yang spesifik seperti eritematous, edema,

krusta, nodula, vesikel, bula dan sebagainya yang mengarah ke diagnosa etiologi inflamasi aurikula.

3. Palpasi • untuk menemukan adanya fluktuasi dan untuk memastikan tidak

adanya nyeri tekan. 4.Pengambilan sekret • kultur dan sensitivitas kuman pada kecurigaan infeksi dan

aspirasi untuk mendapatkan adanya cairan serohemoragis pada ot hematoma. 

Page 32: Module 2

Tatalaksana

Page 33: Module 2

KELAINAN KONGENITAL

Page 34: Module 2

Fistula Preaurikula 

•Terjadi bila terdapat kegagalan penggabungan tuberkel ke satu dan tuberkel ke dua. •Merupakan kelainan herediter yang bersifat dominan •Sering ditemukan di depan tragus berbentuk bulat / lonjong dengan ukuran seujung pensil •Dari muara fistel sering keluar cairan yang berasal dari cairan sebasea •Obstruksi / infeksi fistula -> pioderma / selulitis fasial 

Tatalaksana : •Pemberian antibiotik •Jika sudah terbentuk abses -> insisi (untuk drainase abses) •Operasi diperlukan bila cairan keluar berkepanjangan / terjadi infeksi berulang -> mengganggu aktivitas •Fistel harus diangkat seluruhnya supaya mencegah kekambuhan

Page 35: Module 2
Page 36: Module 2

Microtia dan Atresia Liang Telinga 

•Daun telinga pada microtia berbentuk lebih kecil

dan tidak sempurna. Biasanya disertai dengan

tidak terbentuknya liang telinga dan kelainan

tulang pendengaran 

•Jarang disertai kelainan telinga dalam, karena

Perkembangan embriologi yang berbeda antara

telinga tengah dan telinga dalam 

• Epidemiologi : – Laki-laki > perempuan

•Lebih sering pada telinga kanan 

Page 37: Module 2
Page 38: Module 2

Telinga camplang / Bat’s ear

•Daun telinga tampak lebih lebar dan lebih menonjol •Fungsi pendengaran tidak terganggu •Kadang menimbulkan masalah psikis 

Terapi :•Operasi otoplasti Hematoma •Biasanya disebabkan oleh trauma •Terdapat kumpulan darah di antara perikondrium dan tulang rawan -> harus dikeluarkan secara steril guna mencegah perikondritis

Page 39: Module 2