modul teknik kendaraan ringan 1 24

133
Page | i Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Penulis: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, M.T Drs. Syafiuddin P., M.Pd PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Upload: kasijanto-janto

Post on 25-Nov-2015

306 views

Category:

Documents


26 download

TRANSCRIPT

  • P a g e | i

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Penulis:

    Drs. Darmawang, M.Kes

    Drs. Suardy, M.T

    Drs. Syafiuddin P., M.Pd PSG

    Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

  • P a g e | ii

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    SAMBUTAN KETUA RAYON 1 24

    Universitas Negeri Makassar (UNM) adalah salah satu Perguruan Tinggi yang diberi amanah oleh pemerintah menyelenggarakan sertifikasi guru dalam jabatan yang bertugas memberikan sertifikat

    pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Pelaksanaan sertifikasi guru pada tahun 2012 mengalami beberapa perubahan, antara lain perubahan yang mendasar yaitu pola penetapan peserta dan pelaksanaan uji kompetensi awal sebelum PLPG. Selain itu, sertifikasi guru dalam jabatan

    tahun 2012 dilaksanakan berbasis program studi sesuai dengan Permendikbud Nomor 5 tahun 2012. Yang dimaksud dengan berbasis program studi adalah bahwa hanya rayon yang memiliki program studi S1 kependidikan terakreditasi yang dapat melaksanakan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

    pada mata pelajaran yang sesuai. PLPG merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk memperoleh sertifikat pendidik.

    Untuk menjamin standardisasi isi/materi PLPG, diperlukan keseragaman format penyajian materi menurut bidang studi kepesertaan dengan memperhatikan empat kompetensi guru yang dalam penyusunannya mengacu pada kisi-kisi Uji Kompetensi Awal (UKA). Oleh karena itu, tersusunnya

    modul ini kami sambut dengan baik diiringi rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan pengharapan semoga modul ini dapat dijadikan sebagai acuan utama bagi

    instruktur dan peserta dalam pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Oleh sebab itu, Ketua Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar mengucapkan terima kasih dan

    penghargaan yang tinggi kepada penyusun modul yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi dalam menyusun modul ini. Mudah-mudahan melalui modul ini proses penyelenggaraan PLPG dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien yang pada gilirannya dapat meningkatkan kompetensi dan

    profesionalisme guru peserta Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

    Ketua Rayon 1 24/Rektor UNM,

    Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | iii

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT oleh karena atas rahmat dan Inayah-Nya sehingga Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    dapat tersusun sebagaimana yang diharapkan. Modul ini disusun berdasarkan pada Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal (UKA) dan Rambu-Rambu

    Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (Buku 4) yang dikeluarkan oleh Dirjen DIKTI Kemdikbud Tahun 2012, dikembangkan sesuai dengan kisi-kisi yang telah disahkan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG) dan kurikulum PLPG PSG Rayon 1 24 UNM. Perubahan mendasar yang

    membedakan pelaksanaan PLPG tahun 2012 ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya antara lain: (1) Pelaksanaan PLPG yang berbasis Program Studi; (2) Pemberian materi kebijakan pembinaan profesionalisme guru berkelanjutan; dan (3) Penguatan materi bidang studi dengan penambahan

    jumlah JP serta penyampaian materi yang menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).

    Tujuan penyusunan modul ini adalah untuk memantapkan pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru pada Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ini

    antara lain memuat isi Pedagogik Umum dan Pedagogik Khusus. Kepada tim penyusun serta pihak lain yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Modul Pendidikan

    dan Latihan Profesi Guru ini disampaikan banyak terima kasih. Semoga Allah SWT memberkahi segala aktivitas kita.

    Makassar, April 2012 Ketua PSG,

    Prof. Dr. H. Eko Hadi Sujiono, M.Si.

    NIP. 19691017 199303 1 003

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | iv

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ............................................................................................................................ i Sambutan Ketua Rayon 1 24 ....................................................................................................... ii

    Kata Pengantar .......................................................................................................................... iii Daftar Isi .................................................................................................................................. iv

    - Media Pembelajaran Kejuruan .............................................................................................. 1 - Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................................... 13 - Strategi Pembelajaran Kejuruan............................................................................................ 24

    - Evaluasi Hasil Pembelajaran Kejuruan .................................................................................. 35 - Pembacaan Gambar Bidang Otomotif ................................................................................... 46 - Alat Ukur dan Servis Otomotif ............................................................................................. 55

    - Perbaikan Mesin Bensin ....................................................................................................... 65 - Perbaikan Mesin Diesel ....................................................................................................... 86 - Perbaikan Sistem Pemindah Tenaga .................................................................................... 93

    - Perbaikan Sistem Kemudi, Rem dan Suspensi ....................................................................... 99 - Perbaikan Kelistrikan Otomotif ............................................................................................. 107

    - Perbaikan Sistem Air Conditioner (AC) .................................................................................. 121

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 1

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    MEDIA PEMBELAJARAN KEJURUAN

    Standar Kompetensi : Media dalam pembelajaran otomotif Sub Kompetensi : 1. Pentingnya media dalam pembelajaran otomotif

    2. Menerapkan media dalam pembelajaran otomotif Alokasi Waktu : 50 menit

    A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat:

    1. Menguraikan pengertian, peran, fungsi media dalam pembelajaran otomotif.

    2. Menjelaskan pentingnya teori-teori belajar dalam kaitannya dengan pemilihan media. 3. Memilih media pembelajaran media visual 4. Menerapkan pembelajaran berbasis media komputer.

    B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar

    berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang

    disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang

    disediakan.

    C. Materi Pembelajaran 1. Rasional Pengunaan Media Pendidikan

    Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Dan kegiatan belajar-mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasitersendiri dimana dosen dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam

    komunikasi itu sering terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan tidak efisien yang antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siswa, kurang minat dan kegairahan dan lain-lain.

    Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan di atas ialah penggunaan media di dalam proses belajar mengajar, mengingat bahwa fungsi media di dalam proses ini kecuali sebagai penyaji stimulus (informasi, sikap dan lain-lain), juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan

    informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik.

    Kecuali dari hal itu juga media mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut : 1. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.

    Pengalaman siswa berbeda-beda, kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan

    macam pengalaman siswa. Sebagai contoh dua anak yang hidup di dua lingkungan berbeda aka mempunyai pengalaman yang berbeda tersebut.

    2. Media dapat mengatasi ruang kelas

    Banyak hal yang sukar untuk secara langsung oleh siswa di dalam kelas, seperti obyek yang selalu besar atau terlalu kecil, gerakan-gerakan yang akan diamati terlalu cepat. Dengan melalui kesukaran seperti di atas dapat di atasi.

    3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan. Gejala fisik dan sosial dapat diajak berkomunikasi dengannya.

    4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan

    Pengamatan yang dilakukan oleh siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang dapat dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

    5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit dan realitas.

    Penggunaan media seperti gambar, film, modul, grafik dan lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar.

    6. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang mahassiwa untuk belajar.

    Pemasangan gambar di papan buletin, pemutaran film, modul, grafik dan lainnya dapat menimbulkan rangsangan-rangsangan tertentu kearah keinginan untuk belajar.

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 2

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    7. Minat dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.

    Dengan menggunakan media, horizon pengalaman anak makin luas, persepsi semakin tajam dan konsep-konsep dengan sendirinya semakin lengkap. Akibatnya keinginan dan minat baru

    untuk belajar selalu timbul. 8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari yang kongkrit sampai yang abstrak.

    2. Karakteristik Pemilihan Media Pendidikan Media adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.

    Tetapi akan beraneka ragamnya serta masing-masing media mempunyai karakteristik sendiri,

    maka kita harus berusaha memilihnya dengan cermat agar dapat digunakan secara tepat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media antara lain :

    1. Tujuan yang ingin di capai

    Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Masalah tujuan ini adalah kriteria yang paling pokok, sedangkan yang lainnya merupakan kelengkapan dan kriteria yang utama tadi.

    2. Ketepatgunaan materi media Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari suatu benda maka gambar seperti bagan chart atau slide dapat digunakan, sedangkan kalau yang dipelajari

    adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak, maka media film atau video lebih tepat. 3. Keadaan Siswa

    Sebuah program media mungkin cocok untuk tujuan tertentu. Tetapi bila kerumitannya serta kosakata yang dipakai jauh di atas kemampuan siswa kita, maka media tersebut tidak dapat dipilih. Di samping kemampuan dan kesiapan siswa kita yang akan mempergunakan media,

    besar kecilnya kelompok juga mempengaruhi media. 4. Ketersediaan Media

    Seringkali media yang kita nilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran kita,

    umpamanya saja film, ternyata di perpustakaan kita tidak tersedia, sedangkan untuk memproduksi sendiri adalah suatu hal yang jauh dari mungkin. Dalam hal ini kita harus memilih alternatif yang lain, misalnya film strip, slide atau gambar mati, yang tersedia atau

    yang dapat dibuat sendiri. 5. Mutu teknis dari media

    Umpamanya kita akan menerangkan bagaimana cara kerjanya mesin turbin atau mesin ketam

    penebal. Ternyata pengambilannya tidak begitu memenuhi syarat, sehingga ada bagian-bagian yang penting tidak jelas. Karena mutu teknisnya tidak memenuhi persyaratan, maka media slide tidak dapat digunakan.

    6. Biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan dan penggunaan media. Kriteria yang tidak kalah pentingnya adalah masalah biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk

    mendapatkan dan menggunakan media hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil yang dicapai. Jika tujuan kita agar siswa dapat emnyebutkan bagian-bagian dari tubuh kita, gambar mati atau foto sudah dapat dipergunakan. Tidak perlu kita melihat media video yang biayanya

    jauh lebih mahal.

    3. Fungsi Media Pembelajaran

    Kalau seorang guru akan melakukan proses belajar-mengajar, maka pertama-tama guru harus memiliki gagasan yang diwujudkan dalam desain instruksional. Hal ini guru akan mengadakan proses komunikasi dengan siswanya, Oleh karena itu dalam proses komunikasi itu

    selain ada gagasan dari guru, ada pula unsur-unsur yang dapat menunjang proses komunikasi dan ada tujuan dari komunikasi itu. Proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :

    Sebagai contoh, bila seorang guru akan mengadakan persamaan pemahaman mengenai suatu gagasan (ambil sebagai contoh tentang motor/engine, model pembelajaran kelilstrikan atau

    yang lain) dengan siswa, maka ia pertama-tama harus membentuk gagasan itu kedalam suatu code menjadi kata-kata yang sambung menyambung yang kita dapat sebut kalimat, sesudah guru siap dengan kalimat-kalimat, tentang bagaimana ia harus mengatakan kepada siswa,

    mulailah guru berbicara, kalau pembicaraan itu berlangsung dalam bentuk tatap muka, maka

    SUMBER (RESOURCE)

    KOMUNIKATOR (ENCODER)

    KOMUNIKAN (DECODER)

    TUJUAN (DESTINATION)

    SIGNAL (MESSAGE)

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 3

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    kalimat-kalimat itu sampai kepada siswa dalam bentuk gelombang-gelombang suara yang kita

    kenal sebagai bahasa. Kalau pembicaraan berlangsung dalam jarak yang jauh atau dalam ruang dan waktu yang

    berbeda harus digunakan alat bantu misalnya radio, telepon, TV, atau bentuk karya tulis. Kalimat-kalimat itu akhirnya diterima melalui indra telinga atau mata. Kalau melalui komunikasi itu siswa dapat berhasil membentuk gambaran yang berarti dalam otaknya, maka dikatakan siswa itu

    mengerti. Dalam komunikasi belajar mengajar yang menjadi sumber dari pada massage itu dari

    gagasan-gagasan yang terucapkan adalah juga otak guru. Dalam hal ini guru menjadi Sourse dan sekaligus Encoder.

    Kalimat-kalimat yang terucapkan, yang berupa gelombang suara, yang disampaikan guru kepada siswa disebut signal. Siswa menerima signal dari guru dalam bentuk gelombang suara

    atau tulisan dan selanjutnya membentuknya kembali menjadi gagasan, maka siswa dalam hal ini disebut komunikan dan tujuan dan sekaligus, maka jelaslah sekarang bahwa sumber/source adalah sumber dari massage/signal, misalnya Si guru dan komunikan/encoder pembentuk gagasan menjadi kata-kata dan kalimat yang diekspressikan.

    Komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar semakin penting artinya karena dalam proses komunikasi, tujuan utama harus tercapai, yaitu siswa menjadi mengerti/memahami. Media

    pendidikan digunakan dengan maksud untuk meningkatkan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar-mengajar, untuk memungkinkan media pendidikan berfungsi secara maksimal

    maka perlu memperhatikan ciri-ciri umum dari media tersebut sebagai berikut: 1. Media Pendidikan pada umumnya dapat dilihat atau dapat didengar (Media Pendidikan disebut

    alat pandang dengar).

    2. Media Pendidikan adalah alat bantu belajar mengajar di kelas atau luar kelas 3. Media Pendidikan adalah suatu medium atau perantara yang digunakan untuk pendidikan 4. Media pendidikan sebagai alat belajar, misalnya modul, program radio, program TV.

    Media Pendidikan adalah satu bagian yang integral dalam proses pendidikan di sekolah.

    Media pendidikan telah berkembang sedemikian rupa berkat kemajuan ilmu dan teknologi dan

    perubahan sikap masyarakat untuk lebih maju sesuai dengan tujuan pendidikan dan ilmu jiwa belajar.

    Media dan teknologi banyak manfaatnya dalam pendidikan antara lain pendidikan Ilmu

    Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan pendidikan kejuruan. Dengan menggunakan media guru dapat mengatasi hal-hal yang secara biasa tidak dapat disajikan karena beberapa sebab.

    Media Pendidikan mempunyai beberapa nilai praktis sebagai berikut : 1. Media pendidikan dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi siswa, misalnya siswa yang

    berasal dari golongan yang mampu tidak akan sama pengalamannya sehari-hari dengan siswa dari golongan yang tidak/kurang mampu (yaitu dengan film, gambar, TV dan lainnya).

    2. Media pendidikan dapat mengatasi batas-batas ruang kelas, misalnya : benda yang akan

    diajarkan terlalu besar atau berat bila dibawa ke ruang kelas untuk diajarkan/diamati secara langsung (yaitu dengan film, gambar, slide, film strip dan sebagainya).

    3. Media pendidikan dapat mengatasi apabila suatu benda secara langsung tidak dapat diamati

    karena terlalu kecil, seperti molekul, sel atau atom (yaitu dengan model, gambar, film dan sebagainya).

    4. Media pendidikan dapat mengatasi apabila secara langsung benda itu terlalu lambat

    gerakannya atau terlalu cepat, sedangkan gerakan itu yang menjadi pusat perhatian siswa (yaitu dengan film, film strip dan sebagainya).

    5. Media pendidikan dapat mengatasi apabila hal-hal itu terlalu kompleks untuk dapat diamati,

    seperti sistem listrik pada pesawat terbang atau isi tabung binatang (yaitu dengan slide, film, gambar dan sebagainya).

    6. Media pendidikan dapat mengatasi apabila suara terlalu halus untuk didengar secara biasa

    (yaitu dengan radio, kaset, sistem pengeras suara dan sebagainya). 7. Media pendidikan dapat mengatasi hal-hal seperti peristiwa-peristiwa alam misalnya tiupan

    angin, mekarnya bunga, terjadinya letusan gunung berapi (yaitu dengan film, film strip, slide

    dan sebagainya). 8. Media pendidikan memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat atau

    dengan keadaan alamiah (yaitu dengan meninjau kebun binatang, taman nasional, museum dan sebagainya).

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 4

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    9. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan terhadap sesuatu dimana pada

    mulanya pengalaman-pengalaman siswa itu bermacam-macam atau berbeda-beda (yaitu dengan film, slide dan sebagainya).

    10. Media pendidikan membangkitkan minat belajar yang baru dan membangkitkan motivasi serta merangsang kegaiatan belajar (yaitu dapat menggunakan hampir semua jenis media yang telah disebutkan)

    1. Metode Template

    Template adalah suatu alat bantu untuk mengambbar di papan tulis terbuat dari

    hardboard, sheet metal atau plastik yang dibuat menjadi sebuah pola tertentu sesuai dengan bentuk gambar yang akan dibuat di papan tulis. Dengan menggunakan template ini membuat gambar di papan tulis lebih cepat dan

    kelemahannya adalah bahwa template hanya khusus untuk membuat gambar. Dalam mempergunakan template ini sebaiknya dibuat desain gambar secara garis besarnya saja, kemudian dilengkapi gambar tersebut sewaktu porses belajar-mengajar berlangsung.

    2. Metode Pola Lubang Pola lubang merupakan suatu alat bantu untuk menggambar di papan tulis. Pola lubang terbuat dari plastik atau kertas tebal yang diberi lubang-lubang kecil sesuai dengan bentuk

    gambar yang akan di gambar di papan tulis. Kertas yang sudah mempunyai lubang kecil-kecil sesuai dengan bentuk gambar yang

    dibuat tersebut di tempelkan di papan tulis kemudian dipukul-pukul dengan penghapus papan, hasilnya merupakan titik-titik putih sesuai dengan bentuk gambar yang dibuat. Keuntungan mempergunakan pola lubang ini adalah guru tidak menghabiskan waktu

    terlalu lama untuk membuat gambar di papan tulis. 3. Papan Tulis Putih (White Board)

    Papan tulis putih adalah suatu permukaan benda datar berwarna putih dipergunakan untuk

    menulis di depan kelas dengan mempergunakan alat tulis khusus. Papan tulis putih terbuat dari mika, sebagian ada yang dilapisi dengan metal, disebut magnetic board.

    Pemakaian white board tidak menggunakan kapur tulis melainkan spidol khusus (felt-maker pen). Alat ini merupakan media pendidikan yang mewah dan biaya pemakaiannya sehari jauh lebih tinggi bila kita bandingkan dengan papan tulis biasa. Di pasaran tersedia

    dalam bermacam-macam ukuran, antara lain :

    40 X 60 cm ; 80 x 120 cm ; 90 x 120 cm

    90 X 180 cm ; 90 x 240 cm ; 120 x 240 cm

    Keuntungan pemakaian white board terutama sekali adalah tidak berdebu dan bersih, juga kelihatan lebih bagus dan spidol tersedia dari bermacam-macam warna sehingga penyajian bahan akan lebih menarik.

    Kelemahan pemakaian white board antara lain adalah: harganya sangat mahal bila dibandingkan dengan papan tulis biasa, memerlukan spidol khusus dengan harga yang cukup mahal, sehingga kecil sekali kemungkinan digunakan di daerah terpencil,

    membutuhkan pangaturan cahaya yang baik karena lebih mengkilat dari papan tulis biasa.

    4. Model

    Model merupakan modifikasi dari benda asli, benda asli ini dimodifikasi atau ditiru, karena beberapa hal. Misalnya, karena benda asli itu terletak jauh dari sekolah, atau terdapat di kota lain, sehingga bila siswa di bawa kedaerah tersebut akan memakan biaya yang besar dan banyak waktu

    yang hilang, dalam kasus seperti ini dosen atau guru dapat membuat model sebagai tiruan benda asli. Hal lain adalah karena benda asli tersebut ukurannya terlalu besar dan perlu dibuat lebih kecil, sehingga guru dapat menggunakannya di kelas.

    Kadangkala bila benda asli terlalu kecil, seperti microchips atau IC, maka guru dapat memperbesarnya menjadi sebuah model, sehingga model ini dapat diamati dengan baik oleh siswa. Pada sekolah-sekolah kejuruan penggunaan model sebagai alat bantu pembelajaran sangat

    bermanfaat sekali. Alat-alat seperti; mesin-mesin, motor-motor, konstruksi bangunan, dapat ditampilkan dalam bentuk mini, lebih jauh lagi konstruksi bagian dalam dari suatu alat dapat pula

    ditunjukkan dengan model dipotong, diharapkan dengan model ini pemahaman akan cara kerja

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 5

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    bagian-bagian penting alat, secara faktual dapat ditangkap oleh siswa dengan cepat dan tahan lama

    dalam ingatannya. Model dapat juga dapat berupa kit, seperti rangkaian instalasi listrik, turbin, bangunan-

    bangunan, pesawat terbang dan lain-lain. Peranan guru dalam hal ini mendemostrasikan cara merakit kit tersebut sehingga menjadi alat, benda jadi atau model yang diharapkan.

    Kemudian dengan memberikan kesempatan pada siswa/siswa untuk merakit kit tersebut

    menjadi model, akan sangat membantu penanaman siswa akan obyek yang dikerjakan.

    1. Papan Magnit (Magnetic Board)

    Papan magnit adalah papan putih yang dilapisi metal. Dengan mempergunakan magnit (berupa magnit buah baju, magnit pita, dan lain-lain), bahan dapat disajikan bahan pada papan magnit itu. Biasanya, bahan yang disajikan adalah bahan pelajaran yang penting berupa konsep-konsep, ide-

    ide, atau gagasan yang dilengkapi dengan ikhtisar, ilustrasi, gambar, atau grafik. Bahan itu disiapkan secara baik dan sempurna terlebih dahulu. Keuntungan mempergunakan papan magnit :

    a) Dapat dipersiapkan sebelumnya di luar kelas; b) Bahan displaynya dapat dibuat dari bahan yang mudah diperoleh seperti karton dan kertas

    tebal lainnya.

    c) Dapat dipakai dengan mudah. d) Dapat dikembangkan selangkah, dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks sesuai

    dengan jalannya pelajaran. e) Dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, yaitu dengan jalan menyuruh siswa menyusunnya

    atau memberi nama bagian-bagian gambar/ilustrasi itu.

    Kelemahan mempergunakan papan magnit :

    a) biaya papan putihnya mahal.

    b) Mungkin sulit mendapatkan magnit pita dan magnit lempengan.

    2. Papan Flanel (Flanelgraf). Papan flannel adalah salah satu alat bantu pelajaran yang paling tua, paling sederhana, dan

    barangkali merupakan yang paling efektif serta mudah dipergunakan di samping papan tulis. Alat ini juga paling murah bahannya

    Papan flannel pada umumnya dibuat dari kain flannel atau bahan-bahan selimut dengan warna netral dan menarik. Kain itu ditutupkan pada selembar papan atau multipleks ukuran 40x80 cm dengan mempergunakan paku gambar secukupnya. Papan flannel itu ditempatkan pada suatu standar

    yang dapat diturun naikkan. Seperti halnya pada papan magnit, bahan display untuk papan flannel juga dengan karton

    manila. Pilihlah yang berwarna dan tulislah dengan warna spidol yang serasi. Di belakang bahan yang telah disiapkan di tempelkan amplas kayu (kertas pasir) yang kasar. Karena permukaan flannel atau kain selimut itu kasar, maka bahan display akan tergantung dengan baik pada flannel.

    Ditinjau dari segi materi yang dapat disajikan pada papan flannel ini sama dengan papan magnit. a. Kegunaan Papan Flanel.

    a) Dapat di pakai pada semua tingkat sekolah, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi.

    b) Dapat dipakai pada berbagai situasi belajar

    c) Dapat dipakai untuk menerangkan perbandingan perkembangan atau persamaan secara sistematis sambil menambahkan butir yang satu pada yang lain.

    b. Keuntungan mempergunakan papan planel

    a) Bahan papannya mudah dibuat dan didapatkan. b) Dapat dibuat sendiri oleh guru atau guru bersama siswa c) Dapat dipersiapkan sebelumnya dengan teliti di luar kelas

    d) Bahan displaynya dapat dari bahan yang mudah diperoleh seperti karton dan kertas tebal lainnya.

    e) Dapat dipakai dengan mudah

    f) Dapat memusatkan perhatian siswa kepada masalah yang akan dibicarakan g) Dapat disajikan dan dikembangkan selangkah demi selangkah sesuai dengan jalannya

    pelajaran. h) Bahan yang sudah dibuat dapat digunakan berkali-kali tanpa mengurangi kwalitasnya.

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 6

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    i) Dapat menghemat waktu dan tenaga bagi guru dengan hanya tinggal menerangkan hal-hal

    yang perlu saja, karena anak dapat melihat sendiri. j) Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi yaitu dengan jalan menyuruh siswa menyusun atau

    memberi warna bagian-bagian gambar/ilustrasi. c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian papan 6lannel

    a) Letakkan papan plannel setinggi garis mata anak (siswa).

    b) Butir harus cukup besar, jelas dan cukup diterangi. c) Jangan terlalu banyak menempelkan butir pada suatu saat, agar jangan mengacaukan dan

    membingungkan.

    d) Letakkan butir yang penting saja dan letakkan secara sistematis e) Adakan persiapan sebaiknya, agar pelajaran dapat berjalan lancar, persiapan butir meliputi:

    pengaturan, pemberian nomor, penempelan dalam amplop dan sebagainya.

    f) Adakan percobaan dan penelitian sebelum dipakai di muka kelas. g) Perhatikan materi yang akan disampaikan siapa yang akan dihadapi.

    d. Prosedur/langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut :

    a) Rencanakanlah komposisi dan lay out sebagai konsep sebelum dikerjakan pada kertas karton yang sesungguhnya.

    b) Buatlah secara sederhana

    c) Jangan menuliskan informasi atau keterangan terlalu banyak d) Pakai dan pilihlah warna yang serasi dan menarik

    e) Ukuran gambar dan tulisan harus cukup besar sehingga jelas dan mudah dilihat/dibaca dari belakang

    f) Pemakaian kertas pasir harus seimbang dengan karton yang akan menjadi bebannya

    g) Keterangan/informasi yang diperlukan sebagai pendukung, dapat disampaikan melalui media lainnya.

    3. Flip Chart dan Wall Chart Flip Chart dan Wall Chart adalah media pendidikan (AVA) dua dimensi yang berbentuk gambar

    tidak diproyeksikan. Cara penggunaan flip chart dan wall chart, cara yang baik dalam proses belajar

    mengajar, karena sangat membantu kelancaran proses komunikasi antara guru dan siswa. Pesan yang disampaikan akan lebih mudah dan lebih cepat dipahami siswa. Penyajian akan menggunakan chart akan mempunyai arti tersendiri bagi siswa dalam usaha memahami materi pelajaran yang

    sedang dibicarakan, karena mereka dapat melihat dengan jelas hubungan-hubungan isi materi yang diterangkan. Di samping itu, penggunaan gambar atau ilustrasi yang telah dipersiapkan sebelum proses belajar-mengajar berlangsung dapat pula menghemat waktu dalam penyajian materi pelajaran.

    Pengertian

    Untuk jelasnya berikut ini akan dicoba menjelaskan prinsip-prinsip penggunaan flip chart dan wall chart tersebut. 1) Flip Chart

    Flip chart adalah gambar atau ilustrasi yang cukup besar yang dibuat pada lembaran-lembaran kertas ini merupakan satu kesatuan rangkaian informasi satu kesatuan. Setiap lembar kertas mempunyai satu gambar yang merupakan satu bahagian atau satu tahap dari keseluruhan

    informasi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Selesai menerangkan satu tahap atau satu bahagian lembaran itu dibalikkan, dan lembaran berikutnya merupakan tahap lanjutan dari lembaran pertama.

    Demikian selanjutnya sampai pada lembaran terakhir pulalah disajikan satu kesatuan materi atau satu kesatuan informasi yang lengkap. Satu materi pelajaran atau informasi mungkin saja memerlukan 8 atau 10 lembar informasi ini disatukan agar tidak mudah terpisah antara satu

    dengan yang lainnya. Dengan menyiapkan flip chart ini pada akhirnya akan dimiliki suatu koleksi informasi yang lengkap dan dapat dipilih setiap akan mempergunakannya.

    Cara mempergunakan flip chart adalah dengan jalan menggantungkannya pada suatu

    standar gantungan atau dipasangkan pada papan agar dibalikkan dengan mudah.

    2) Wall Chart

    Wall Chart adalah suatu gambar atau illustrasi yang dibuat pada selembar kertas dan biasa juga disebut gambar dinding. Gambar ini akan menampilkan suatu materi pelajaran atau

    suatu informasi yang lengkap mengenai suatu atau sub topik pelajaran.

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 7

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Perencanaan dan Syarat-syarat Pembuatan

    Flip Chart dan Wall Chart biasanya disediakan oleh guru yang bersangkutan. Merencanakan suatu gambar harus sesuai dengan materi atau topik yang akan disajikan pada

    waktu tertentu. Seperti telah disebutkan di atas bahwa flip chart dan wall chart adalah salah satu alat bantu berkomunikasi dalam suatu proses belajar-mengajar dengan demikian di harapkan dapat mencapai efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Untuk dapat mencapai efektivitas dan

    efesiensi inilah maka gambar atau illustrasi sebaiknya direncanakan dan dibuat sendiri oleh guru yang akan menerangkan materi tersebut. Dengan merencanakan dan membuat sendiri guru dapat menyesuaikan dan menerapkan ide/gagasan dalam bentuk visual yang diikuti dengan kata-kata

    sendiri yang merupakan suatu kesatuan informasi. Guru menghayati sekali apa saja yang harus terkandung dalam gambar yang dibuatnya dan informasi yang bagaimana yang harus diberikan untuk menjelaskan materi yang terkandung dalam gambar itu.

    Syarat-syarat yang diperlukan untuk suatu flip chart dan wall chart yang baik adalah sebagai berikut : a. Gambar atau ilustrasi harus dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa/siswa dalam kelas.

    b. Gambar atau ilustrasi harus sederhana tidak rumit sehingga mudah dimengerti oleh siswa/siswa.

    c. Gambar atau ilustrasi harus sesuai dengan materi pelajaran yang bersangkutan.

    d. Pemberian warna akan lebih menarik minat siswa/siswa. Rencanakan paduan warna yang serasi untuk memperjelas bagian-gaian yang ada.

    e. Buatlah ukuran dan bentuk tulisan yang mudah dapat dibaca oleh seluruh peserta dalam kelas.

    f. Gambar yang disajikan adalah gambar yang betul sesuai dengan prinsip-prinsip teori yang

    mendukungnya.

    Selain syarat-syarat yang tersebut di atas, juga masih perlu diperhatikan ukuran kertas

    yang dipergunakan untuk membuat flip chart dan wall chart ini biasanya adalah kertas A1 atau A01, lebih kurang 60 x 84 cm atau 84 x 120 cm.

    Dengan mempergunakan kertas ukuran A1 atau A01 ini masing-masing gambar atau

    illustrasi pada setiap lembar kertas mempunyai ukuran yang cukup besar, sehingga akan jelas terlihat oleh seluruh anggota kelas.

    4. Over Head Projector (OHP) Media transparansi sebagai media instruksional merupakan komunikasi yang sangat

    potensial dalam kegiatan belajar-mengajar di Perguruan Tinggi. Dewasa ini seluruh Perguruanm

    Tinggi di Indonesia sudah mempunyai Over Head Projector (OHP). Alat tersebut dapat digunakan dengan mudah serta tidak memerlukan ruangan yang gelap.

    Dalam kegiatan belajar mengajar dengan mempergunakan media transparansi seorang dosen dapat : 1. Berkomunikasi dengan siswa tanpa kehilangan pandangan. Untuk mengarahkan perhatian dia

    tidak perlu membelakangi kelas untuk menunjukkan saja pada bagain pesan pada transparansi yang ada dihadapan anda.

    2. Menutup transparansi yang berisi pesan dengan transparansi lain yang kosong agar dapat

    digunakan untuk menambah catatan pada waktu memberikan kuliah tanpa merusak transparnasi aslinya. Setelah selesai dipergunakan transparansi penutup tersebut dapat dibersihkan kembali dengan alkohol.

    3. Mempergunakan kertas penutup yang tidak tembus cahaya untuk mengatur kecepatan. Pada penutup tersebut dapat pula dituliskan catatan penting dari pesan yang akan disampaikan. Pada waktu dipergunakan untuk menutup transparansi hal tersebut tidak akan diproyeksikan kelayar

    karena kertasnya tidak tembus cahaya. 4. Mempergunakan overlays, yaitu transparansi lain yang berisikan bagian dari pesan yang akan

    disampaikan langkah demi langkah. Dengan demikian konsep yang sulit dapat diberikan tahap

    demi setahap selama memberikan kuliah. 5. Mempergunakan benda 3 dimensi untuk memproyeksikan sivetnya. Dengan memanipulasi benda-

    benda tersebut dapat terjadi animasi untuk menunjukkan gerak atau perubahan.

    Pada dasarnya prinsip-prinsip pembuatan media transparansi ada empat prinsip umum yang

    perlu diperhatikan seperti kesederhanaan, kesatuan, penekanan dan keseimbangan, serta lima unsur

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 8

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    tambahan seperti garis, bentuk, telestur warna dan ruang. Dengan demikian sedapat mungkin dalam

    mendesain media transparansi prinsip dan unsur tambahan tersebut perlu diperhatikan. Selain prinsip umum dan unsur tambahan yang disebutkan di atas, masih ada beberapa

    prinsip yang perlu diperhatikan di dalam membuat overhead transparancy (OHT) sebagai berikut : 1. Mudah terlihat, huruf yang dibuat pada OHT jangan terlalu kecil karena akan sulit di baca peserta

    atau siswa yang ada dibagian belakang. Huruf paling kecil pada transparansi adalah 6 mm atau

    diproyeksikan pada layar paling kecil 2,5 cm, baru dapat terbaca pada jarak 10m.m kalau bisa tulisan diatur secara horizontal agar lebih nyaman dilihat siswa.

    2. Jelas, satu transparansi yang baik memuat satu ide, enam kata perbaris, enam baris per

    transparansi. Memberikan illustrasi dengan gambar mempermudah dan mempercepat orang mengerti. Gambar harus jelas, tidak ruwet dan sistematis. Warna warni memperbagus penampilan.

    3. Sederhana, informasi dalam transparansi hanyalah hal-hal yang penting saja. Pembuatan media transparansi dapat dikerjakan dengan dua cara yaitu :

    1. Proses langsung, yaitu orang dapat menulis langsung, menggambar, membuat grafik pada bahan transparansi (write on transparancy atau write on film), atau plastik taplak meja, dengan mempergunakan marking pen yang dapat dihapus atau yang permanen sesuai dengan

    kebutuhan. Dalam membuat transparansi secara langsung ini disarankan agar anda menggunakan pena transparansi yang permanen. Karena jenis lain yaitu yang non permanen mudah terhapus.

    Tulisan yang menggunakan pena transparansi yang permanen tidak mudah dihapus sehingga dapat dipakai berulang-ulang. Akan tetapi jika kita akan menghapusnya, hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menggunakan alkohol.

    2. Proses tidak langsung, yaitu dengan menggunakan mesin heat termal atau infrared transparancy, yaitu memindahkan pesan yang sudah ada atau telah dibuat terlebih dahulu pada sehelai kertas dengan memakai thermofax.

    Alat pengatur ketebalan dapat diatur apakah hasilnya diperlukan tebal atau tipis, tinggal

    memutar atau menggeser jarumnya saja.

    Caranya sebagai berikut : 1. Terlebih dahulu buatlah pesan visual diatas sehelai kertas HVS jika perlu bahan tersebut dapat di

    foto copy dahulu.

    2. Letakkan infrared transparancy diatas fotocopy atau bahan asli tadi. Perlu diperhatikan sudut yang dipotong harus terletak pada sudut kanan atas.

    3. Masukkanlah bahan yang sudah disiapkan pada langkah-langkah ke dalam themofax, dengan

    bahan transparansi terletak di sebelah atas. Jangan lupa mengatur jarum penunjuk ketebalan untuk mengatur tebal tipisnya hasil yang diinginkan.

    Bahan-bahan untuk membuat transparansi

    Transparansi overhead adalah suatu karya grafis yang dibuat di atas sehelai plastik yang

    tembus pandang. Kemudian diproyeksikan ke sehelai layar dengan sebuah proyektor overhead (OHP) untuk mengajarkan atau menjelaskan sesuatu.

    Plastik yang dipakai untuk transparansi OHP adalah khusus. Ada yang disebut kertas acelate

    kertas write on transparancy dan merek-merek lainnya. Tapi transparansi OHP dapat pula dibuat dari sehelai plastik untuk taplak meja. Namun hasil hanya grafis yang dibuat di atas plastik biasa tidak sebaik bila di buat di atas kertas acetate atau kertas write on transparancy. Hasil yang dibuat di atas

    acetate atau kertas write on transparancy jernih bila diproyeksikan, sedangkan hasil di atas plastik biasa agak suram.

    Untuk membuat diperlukan bermacam-macam alat dan bahan terutama yang dianggap

    penting, antara lain ; 1. Kertas write on transparanscy, kertas acetate atau plastik biasa (untuk taplak meja) untuk

    transparan.

    2. Kertas gambar putih 3. Kertas plastik beraneka warna yang khusus untuk keperluan ini(norma film ) dari mecanorma. 4. Pita plastik transparan khusus untuk keperluan ini dari mecanorma.

    5. Letter press. 6. Visual marking pen (sigh pen) permanent dan non permanen macam-macam warna, merk 3M,

    Stabilio, Steadler. 7. Marking tape /selotape.

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 9

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    8. Bingkai khuaus untuk OHP transparansi dari karton.

    9. Pena rapido. 10. Pisau /Gunting.

    11. Peralatan menggambar. 12. Tinta cina, Retering, Steadler, dan sebagainya

    Untuk pembuatan transpran telah disebut terlebih dahulu pada bagian bahan bahan. Untuk membuat garis hitam dan bloking dapat dipergunakan visual market / sign pen dari 3M atau stabilo. Ada yang permanen dan ada yang tidak permanen bila tertekan air atau keringat atau lentur dan

    gambarnya akan hilang terhapus. Ada pula cat air yang khusus untuk dipakai diatas plastik. Cat plakat dapat pula dipakai,hanya bila nanti gambar diproyeksikan semua gambar akan nampak berupa bloking hitam saja, warnanya tidak nampak. Untuk mendapatkan warna bila transparansi

    diproyeksikan selain dengan visual maker tadi juga dapat dengan menempelkan semacam kertas dan pita yang disebut dengan Norma Filem atau transparan adhesive film dan transparan adhesive tape.

    Dalam membuat gambar dan huruf usahakan sederhana saja, jangan terlalu ramai, jangan

    pula mempergunakan bentuk-bentuk yang sulit. Buatlah gambar seperti pada karton, atau distilasi. Pada bagian-bagian terpenting dari karya grafis, berilah tekanan, sehingga lebih nampak dan lebih menonjol dari obyek lainnya. Penekanan itu dapat diberi dengan macam-macam cara. Umpamanya,

    dengan memberikan garis pinggir (outline) yang jelas maupun tebal. Untuk membuat gambar lebih menarik atau menonjol dapat digunakan texture, yaitu berupa bintik-bintik garis-garis dan lain

    sebagainya. Untuk keperluan ini dapat dipergunakan kertas normatone. Cara memberi teks

    Pemberian teks pada transparansi OHP harus dipikirkan terlebih dahulu. Bila mempergunakan visual maker atau sign pen ada warna-warna yang tipis sekali. Sehingga bisa terjadi huruf atau teks tidak akan dapat di baca atau sukar di baca karena begitu tipisnya warna tersebut. Paling

    mempergunakan warna hitam dan warna gelap lainnya. Huruf yang berupa tulisan tangan dapat dibuat dengan visual maker atau dengan semacam pena, umpamanya Rapido. Mata pena rapido mempunyai ketebalan yang bermacam-macam. Untuk teks pergunakan cara huruf yang sederhana

    tidak banyak hiasan, dan tebal. Huruf lebih kecil dari `` (6 mm) akan sukar di baca. Bila

    mempergunakan leter press jangan memakai lebih kecil dan 41 pt.

    Untuk judul digunakan ukuran 24 pt atau 9 mm ke atas. Corak huruf yang baik dan tepat untuk teks judul antara lain, ialah huruf Futura, Grotesque, Univers dan Helvetica. Ada pula yang

    penting harus dipikirkan yaitu jarak antara huruf dengan huruf, kata dengan kata, dan baris yang satu dengan yang lain terlalu jauh atau terlalu dekat atau menganggu waktu dibaca. Demikian pula halnya jarak antara kata demi kata baris demi baris.

    Bila lebar semua huruf 6 mm, maka jarak a antara huruf yang satu dengan yang lain cukup sekitar 2-3 mm. Perlu diperhatikan bahwa jarak dari tiap bentuk huruf tidak dapat disamakan karena

    bentuknya berbeda-beda. Jadi bila jarak antara huruf N dengan huruf H sejauh 3 mm maka jarak antara A dan V lebih kecil lagi dari 3 mm. Hal ini supaya ruangan yang terjadi antara huruf -huruf enak dipandang mata.

    Jarak antara satu kata dengan kata yang lain kira-kira 1-121 kali lebar huruf N. Sedangkan

    jarak antara baris dengan baris berikutnya sebaiknya ialah sekitar 1-11/2 huruf. Dalam satu lembar transparan usahakan jangan sampai teks lebih 7 baris. Lebih dari itu akan terlalu penuh. Sebaiknya teks itu hanya 5 baris saja, sehinga jarak antara baris dapat leluasa diatur dan huruf dapat dipilih

    dengan tepat. Penyusunan teks huruf harus rapi, terletak pada satu garis lurus. Sebagai penolong dapat dipergunakan kertas yang sudah diberi garis, kemudian taruh disebelah bawah transparansi. Tapi teks yang tidak sam a nemberikan kesan kacan (semrawut ). Maka buatlah sebelah kiri teks rata

    terletak pada pada satu garis lurus yang vertikal. Penggunaan huruf yang bermacam-macam dalam satu bidang gambar akan membingungkan

    yang membacanya.Kalau akan mempergunakan huruf yang berbeda-beda juga, pakailah 2 macam

    saja. Umpamanya untuk judul satu macam lalu untuk teks satu macam lagi.Begitu pula tulisan tangan yang banyak variasinya akan menyukarkan untuk dibaca.

    a. Cara membuat overlays. Salah satu sifat yang sangat efektif dalam penggunaan media transparansi sebagai media

    instruksional ialah teknik overlays seperti telah dikemukakan di muka masalah, proses atau informasi

    dapat dibagi atau diuraikan menjadi unsur-unsur yang logis dan disiapkan dalam transparansi yang

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 10

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    terpisah untuk setiap unsur, dan kemudian diprosentasikan secara berurutan agar supaya kokmunikasi

    kita lebih efektif. Untuk memperlihatkan satu demi satu bagian dari gambar, selain cara lipatan (overlays),

    dapat dengan cara menutup sebahagian gambar dengan menarik kertas kemudian ditarik kertas tersebut sedikit demi sedikit, sehingga akhirnya seluruh gambar /transparansi kelihatan.

    Dengan demikian langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat overlays adalah

    sebagai berikut : 1. Buatlah sketsa yang menggambarkan keseluruhan materi. 2. Uraikanlah materi tersebut menjadi unsur-unsur yang logis.

    3. Tentukanlah unsur-unsur yang akan dijadikan dasar dan unsur-unsur mana yang bagian-bagian yang mengikutinya(overlays)

    4. Buatlah dengan lembaran yang terpisah transparansi dasar dan untuk setiap overlays. Hal

    tersebut dapat dibuat baik dengan proses langsung maupun tidak langsung 5. Tentukanlah transparansi dasar pada muka bagian bawah sedangkan lembaran overlays di

    tempelkan pada bagian atas bingkai.

    5. Media Laboratorium/Workshop a. Pengertian dan Fungsi Laboratory Work

    Dalam dunia pendidikan di sadari perlunya menghubungkan teori dan praktek. Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Yang terdapat dalam pengalaman praktek: di cari dasar-

    dasarnya, dalam teori dan dalam prinsip-prinsip. Hubungan antara teori dan praktek seyogyanya bersifat berlapis-lapis yang integratif dimana teori dan praktek secara bergantian dan bertahap salaming isi mengisi, saling mencari dasar dan saling mengkaji (Raka Joni, 1980, Pengembangan

    Kurikulum IKIP/FIP/FKG Suatu Kasus Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi, 19). Sehubungan kaitan antara teori dan praktek inilah Laboratory Work dan fasilitas lain

    dalam proses belajar mengajar patut mendapat perhatian. Laboratory Work atau kerja laboratorium adalah kegiatan (kerja) yang berlangsung dalam laboratorium. Laboratorium yang dimaksud tidak hanya berarti ruangan atau bangunan yang dipergunakan untuk percobaan ilmiah misalnya dalam bidang Sain teknologi dan kejuruan dan sebagainya., melainkan juga termasuk

    tempat aktivitas ilmiahnya sendiri baik itu berupa eksprimen, riset, observasi, demonstrasi yang terkait dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain Laboratory Work adalah kegiatan kerja ilmiah dalam suatu tempat yang dialkukan oleh dosen atau siswa atau pihak lain, baik berupa

    praktikum, observasi, penelitian, demonstrasi dan pembuatan model-model yang dilakukan dalam rangka kegiatan belajar-mengajar.

    Jadi dalam pengertian laboratorium tidak hanya termasuk di dalamnya gedung atau ruang

    dan peralatannya seperti misalnya Laboratorium kimia, Fisika, teknologi dan kejuruan atau workshop. Dalam pengertian labortatorium termasuk juga sekolah, kelas dan bahkan bengkel dan

    masyarakat sendiri. Lembaga kemasyarakatan, alam sekitar merupakan laboratorium pula. Ia meruapakan sumber belajar dan media dalam proses belajar-mengajar yang tiada akan kering.

    Darin uraian di atas maka yang disebut dengan laboratory work adalah kegiatan kerja

    ilmiah yang dilakukan dalam sebuah laboratorium-laboratorium dapat diartikan dalam bermacam-macam segi. a. Laboratorium dapat merupakan wadah yaitu tempat, gedung, ruang dengan segala macam

    peralatan yang diperlukan untuk kegaiatan ilmiah. Dalam hal ini laboratorium dilihat sebagai perangkat keras (hardware).

    b. Laboratorium dapat merupakan sarana media dimana dilakukan kegiatan belajar mengajar.

    Dalam pengertian ini laboratorium dilihat sebagai perangkat lunaknya (software) dalam kegiatan ilmiah.

    c. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat kegiatan ilmiah untuk menemukan kebenaran

    ilmiah dan penerapannya. d. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat inovasi.

    Dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sebuah laboratorium diadakanlah kegiatan

    ilmiah; eksperimentasi sehingga terdapat penemuan-penemuan baru dalam bidang keilmuan yang membawa pembaharuan baik itu berupa mesin-mesin, bahan-bahan baru, cara-cara kerja dan sebagainya.

    e. Dilihat dari segi chentele maka laboratorium merpuakan tempat dimana dosen, siswa, guru, siswa dan orang lain melaksanakan kegiatan kerja ilmiah dalam rangka kegiatan belajar

    mengajar.

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 11

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    f. Dilihat dari segi kerjanya laboratorium merupakan tempat dimana dialkukan kegiatan kerja

    untuk menghasilkan sesuatu. Dalam hal demikian ini dalam bidang teknik laboratorium di sini dapat diartikan sebagai bengkel kerja (Workshop)

    g. Dilihat dari hasil yang diperoleh maka laboratorium dengan segala sarana dan prasarana yang dimiliki dapat merupakan dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar (PSB). Pertanyaan yang lebih lanjut adalah apakah fungsi laboratory work itu ?

    Secara garis besarnya fungsi laboratory work adalah sebagai berikut : a. Memberikan kelengkapan bagai pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan

    praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah, melainkan dua sisi dari satu mata uang.

    Keduanya saling kaji mengkaji dan saling mencari pasar. b. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagai siswa / siswa c. Memberikanb dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu

    objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial. d. Menambah ilmu keterampilan dalam mempergunakan alat media yang tersedia untuk mencari

    dan menemukan kebenaran.

    e. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon ilmuwan. f. Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan yang diperoleh,

    penemuan yang di dapat dalam proses kerja laboratorium.

    Uraian manfaat kegiatan laboratorium tersebut dapat dikaitkan dengan beberapa contoh

    manfaatnya dalam bidang studi tertentu. Dalam bidang teknologi misalnya dengan menggunakan laboratorium atau workshop, siswa diajak mempelajari konsep-konsep teknologi dalam situasi yang kongkrit dengan menggunakan objek-objek kongkrit misalnya membuat sesuatu benda kerja

    dengan menggunakan fasilitas yang ada di laboratorium atau workshop dan sebagainya. Dengan penggunaan alat peraga siswa aktif bekerja dan rasa keyakinannya menimbulkan rasa tertarik untuk mempelajari atau mencobanya lebih lanjut.

    Manfaat dari kegiatan dalam laboratorium antara lain adalah: a. Menimbulkan gairah dan mendorong untuk belajar hal-hal keteknikan, karena kegiatan

    laboratorium tekanan diberikan pada aktivitas siswa.

    b. Lebih meragakan konsep-konsep dan proses pembelajaran teknologi c. Mendorong penggunaan proses belajar-mengajar di bidang teknologi yang bersifat multimedia d. Membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional calon guru teknik.

    b. Macam Ragam Laboratory Work

    Macam ragam laboratory work dapat dilihat dari beberapa segi. Dilihat dari segi

    pendekatan ada beberapa macam, yaitu : a. Computer Assisted Learning (CAL)

    Istilah CAL sering dikalangan buruh dalam kerajaan Inggris sedang istilah lain dengan isi yang sama adalah Computer Assisted Instruction (CAI) yang sering dipakai dikalangan guru-guru di Amerika Serikat.

    Komputer dalam pendekatan ini sebagai sarana atau media belajar. Seringkalai komputer untuk membuat model atau simulasi suatu situasi atau proses yang tidak mungkin tersedia untuk dipelajari, mungkin karena harganya mahal atau kelengkapannya sehingga tidak

    mungkin memperoleh pengalaman langsung dari padanya. Peranan guru digantikan oleh komputer, karena komputer dapat mengisi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada guru (dosen).

    b. Learning Aids Laboratory (LAL) Learning Aids Laboratory dapat dirumuskan sebagai pusat dimana siswa terlibat dalam individualized learning dengan memakai sarana/peralatan yang ada dalam laboratorium

    misalnya Audio Visual Aids, Calculator, Computer, Pameran, percobaan sendiri atau Studi Referensi. Keberhasilan belajar dengan memakai pendekatan LAL ini amat tergantung pada motivasi

    siswa sendiri karena peralatan dalam laboratorium baik yang perangkat keras (hardware) maupun perangkap lunaknya (Software-nya) tergantung pada niat, kemampuan dan irama kerja dari siswa sendiri. Jadi laboratorium di sini hanya berfungsi sebagai media belajar

    mengajar. c. Modular Laboratory (ML)

    Hal ini dimaksudkan adalah laboratorium dimana yang bersangkutan siswa atau dosen atau orang lain dapat bekerja dengan menggunakan modul-modul yang tersedia.

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 12

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Penggunaan modul sebagai metode belajar mengajar, sebagaimana metode belajar mengajar

    lain yang bersifat inovatif disebabkan antara lain untuk mengatasi jumlah kelas yang besar yang tidak lagi memperhatikan perbedaan-perbedaan individual, apabila berbentuk kelas

    dengan metode ceramah. d. Integrated Laboratory

    Laboratorium yang terintegrasi berusaha mengintegrasikan, menyatakan disiplin yang

    terpisah-pisah atau sub-sub disiplin ke dalam satu paket belajar dengan media laboratorium yang terintegrasikan. Misalnya laboratorium/workshop teknik sipil teknik mesin, teknik otomotif, teknik elektro,

    elektronika dan PKK. Oleh karena itu demi pemakaian laboratorium yang berdaya guna dan berhasil guna, maka pendirian laboratorium terintegrasi untuk dua disiplin bidang studi tersebut amat bermanfaat.

    e. Project Work Belajar dengan bekerja merupakan suatu pengalaman belajar tersendiri dimana siswa dihadapkan kepada masalah-masalah yang kongkrit yang harus dipecahkan.

    Dalam Laboratorium Project, siswa atas nasehat dosen pembimbing memilih satu project topic. Atas dasar pilihan itu dia memilih kepustakaan untuk mendapatkan informasi. Informasi ini merupakan dasar penyusunan rencana kerja untuk mencapai tujuan yang telah

    dirumuskan terlebih dahulu. Barulah kemudian menyusul fase kerja lapangan, eksperimen dengan berbagai alat yang tersedia atau perlu dibuat terlebih dahulu. Langkah-langkah yang

    dijalankan dan persoalan yang timbul serta hasil-hasil yang dicapai di catat dalam laporan formal yang merupakan hasil kerja ilmiah. Selama proses berlangsung pembimbing project memberikan kesempatan pada siswa untuk berkonsultasi mengenai masalah-masalah yang

    dihadapi. f. Partisipation in Research (PIR)

    Di dalam macam atau model ini siswa ikut serta dalam real research yang sedang diadakan

    oleh Fakultas atau lembaga lain. Misalnya Lembaga Penelitian, Lembaga Pengabdian Masyarakat dan seterusnya. Riset yang sedang dilaksanakan itu meruapakan laboratorium dimana siswa mendapatkan pengetahuan

    langsung baik teori, maupun praktek dari pengalaman kerja dalam riset tersebut. Dalam riset inilah siswa mempelajari konsep yang dipadukan dalam praktek dalam kenyataan hidup (real life).

    Di samping macam-macam laboratory work dapat didasarkan pada pendekatan bidang studi atau kelompok bidang studi :

    1) Laboraorium work untuk bidang sains (Science), misalnya laboratorium IPA. 2) Laboratory work untuk bidang studi tertentu. Misalnya dalam Lab. Kimia, Lab. Fisika, Lab.

    Bahasa, Lab. IPS, Lab. PMP dan sebagainya. 3) Untuk bidang keguruan misalnya : PSB memberikan fasilitas yang ada. Untuk mempelajari

    bidang ini, misalnya AVA untuk micro teaching. Sekolah latihan dapat pula merupakan

    laboratorium kejuruan. 4) Untuk Ilmu Teknik : Laoratorium dapat diartikan dan berwujud bengkel kerja (Workshop).

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 13

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    Standar Kompetensi : Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sub Kompetensi : 1. Memiliki pengetahuan tentang RPP

    2. Memiliki kemampuan menyusun RPP Alokasi Waktu : 50 menit

    A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat:

    1. Memahami anatomi RPP

    2. Menganalisis format RPP 3. menerapkan prinsip-prinsip perumusan format RPP

    B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini:

    1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan.

    2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang disediakan.

    C. Materi Pembelajaran 1. Kompetensi Dasar dalam Penyusunan Silabus

    Pengidentifikasian indikator dari suatu kompetensi dasar (KD) perlu dilakukan secara

    sistematis agar indikator-indikator yang diperoleh benar-benar merupakan representasi dari penanda dan KD yang dimaksud. Dalam penyusunan silabus, jabaran KD yang berupa indikator-indikator menentukan pemilihan bahan pelajaran, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, asesmen, dan sumber

    dan media pembelajaran. Bagian ini akan menyajikan serangkaian langkah latihan penyusunan silabus dan rencana

    pelaksanaan pembelajaran (RPP). Uraian setiap langkah diawali dengan rasional, tujuan, dan kegiatan

    yang dilakukan. Kegiatan dalam setiap Iangkah disertai contoh untuk memudahkan penerapannya. Pemikiran-pemikiran yang melandasi uraian ini adalah:

    1. Pelaksanaan pembelajaran hanya akan berlangsung efektif apabila indikator-indikator dari suatu

    KD telah dirumuskan di dalam silabus dengan baik. 2. Indikator-indikator dari suatu KD menunjukkan apa yang harus diajarkan (bahan pelajaran),

    bagaimana diajarkannya (kegiatan pembelajaran), dan bagaimana diases. 3. RPP, sebagai suatu skenario pembelajaran, memandu kegiatan guru dan utamanya siswa

    melaksanakan pembelajaran di kelas.

    4. Silabus adalah acuan pengembangan RPP dan RPP adalah acuan pelaksanaan KBM

    Penyusunan Silabus Langkah 1 : Identifikasi keoperasionalan rumusan KD Rasional : Tidak semua KD memiliki rumusan yang operasional,

    Tujuan : Menentukan tingkat keoperasionalan rumusan KD Kegiatan : 1. Tulis KD yang hendak dirinci ke dalam indikator-indikator pada rumusan KD

    tersebut benar-benar operasional Contoh 1). Gunakan Format B apabila

    rumusan KD tersebut tampaknya memuat dua kompetensi atau lebih (Contoh 2).

    2. Kaji apakah KD tersebut menyuratkan satu atau lebih dari satu kompetensi :

    a. Apabila hanya memiliki satu kompetensi (lihat Lampiran 1 dan 2), lakukan analisis instruksional untuk mengidentifikasi indikator-indikatornya (teruskan ke Langkah 4).

    b. Apabila terdapat lebih dari satu kompetensi (lihat Lampiran 3 dan4), identifikasi sub-kompetensi/sub-KD-nya (lakukan Langkah 2).

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 14

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Contoh 1 :

    Kompetensi Dasar (1)

    Indikator (2)

    (KD dengan satu kompetensi) 1. Menjelaskan pengertian motor bakar

    di depan kelas dengan benar tanpa membuka buku catatan.

    2. Menyebutkan prinsip kerja motor secara benar tanpa dibantu oleh temannya.

    Contoh 2 :

    Kompetensi : (KD dengan lebih dari satu kompetensi) Dasar Menyebutkan komponen-komponen sistem penerangan pada mobil (baterai,

    kunci kontak, sekering,kabel-kabel, dan bola lampu) serta prinsip kerja pada lampu jarak pendek dan jarak jauh.

    Sub-kompetensi : Dasar

    Sub-sub Kompetensi Dasar (1)

    Indikator (2)

    Langkah 2 : Identifikasi sub-tujuan/sub-KD

    Rasional : KD yang tidak operasional memiliki lebih dari satu kompetensi. Tujuan : mengidentifikasi sub-kompetensi/sub-KD Kegiatan :

    1. Buatlah diagram pohon berupa kotak-kotak. 1. Tuliskan rumusan KD di dalam kotak teratas 2. Kaji bagian-bagian yang menjadi sub-kompetensi dari KD tersebut.

    3. Rumuskan sub-kompetensinya dan tuliskan di dalam kotak-kotak di bawahnya. 4. Apabila sudah operasional (hanya terdapat satu kompetensi), tuliskan rumusan sub-kompetensi ke

    dalam kolom sub-kompetensi dasar (Silabus Format B) (lihat lampiran3 dan 4). Teruskan ke

    langkah 4. 5. Apabila belum operasional (masih terdapat lebih dari satu kompetensi), lakukan langkah 3.

    Langkah 3 : Identifikasi sub-sub kompetensi/sub-sub-KD Rasional : Sub-Kompetensi dari KD dimungkinkan belum operasional Tujuan : mengidentifikasi sub-sub-kompetensi/sub-sub-KD

    Kegiatan : 1. Kaji apakah sub-kompetensi pada Langkah 2 masih bisa dijabarkan lagi ke dalam sub-sub-kompetensi

    2. Apabila sub-kompetensi tersebut masih memuat beberapa sub-sub-kompetensi,

    buat kotak-kotak tambahan di bawah diagram 3. Rumuskan sub-sub-kompetensi ini dan tuliskan di dalam kotak-kotak di bawahnya 4. Pindahkan rumusan sub-sub-kompetensi tersebut kedalam kolom sub-sub-

    kompetensi dasar (SIlabus Format B) (Lampiran 5).

    Prinsip Kerja Motor

    Motor 4 Tak

    Motor 2 Tak

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 15

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Langkah 4 : Analisis Instruksional

    Rasional : Indikator dari suatu KD perlu diidentifikasi secara logis, sistematis, dan pedagogis Tujuan : Mengidentifikasi Indikator

    Kegiatan : 1. Tuliskan KD yang rumusannya operasional atau sub-KD/sub-sub-KD yang merupakan penjabaran dari KD yang rumusannya tidak operasional di bagian atas diagram.

    2. Buat beberapa kotak di bawahnya dan hubungkan dengan tanda panah. 1 3. Rumuskan indicator-indikator dan tuliskan secara berurutan mulai dari indicator

    yang merupakan awal langkah kegiatan pembelajaran di dalam kotak-kotak

    yang tersedia.2 4. Pindahkan rumusan indicator ke dalam kolom Indikator pada format silabus.

    Langkah 5 : Analisis instruksional lanjut Rasional : Kegiatan belajar dan mengajar tidak hanya menyangkut perumusan tujuan, tetapi

    juga apa yang dipelajari, bagaimana dipelajari, dan bagaimana diases.

    Tujuan : mengidentifikasi sub - indikator ( sub - keterampilan/ pengetahuan ) Kegiatan : 1. Setelah indikator dirumuskan, lakukan identifikasi sub-ketrampilan dan/atau

    pengetahuan yang dibutuhkan siswa untuk mampu menguasai masing-masing

    indikator. 2. Kembangkan hasil analisis indikator sebelumnya dengan menambahkan kotak-

    kotak di bawah masing-masing indikator.1

    Catatan: 1. Hanya indikator utama saja dipindahkan ke dalam silabus. Pengetahuan dan sub-ketrampilan

    yang teridentifikasi tidak perlu dituliskan di dalam silabus.

    2. Hasil analisis instruksional digunakan sebagai dasar pemilihan bahan pelajaran, penyusunan kegiatan pembelajaran, pemilihan bentuk alat ukut asesmen, pemilihan indikator-indikator yang perlu diases, dan pengembangan alat ukurnya.

    3. Lampirkan hasil analisis instruksional ini di bagian akhir RPP untuk panduan pelaksanaan pembelajaran.

    Langkah 6: Identifikasi bahan pelajaran Rasional : KD dicapai melalui sejumlah indikator dan sub indikator dapat dikuasai apabila

    butir-butir bahan pelajaran dipilih berdasarkan indikator. Tujuan : Mengidentifikasi butir-butir bahan pelajaran. Kegiatan : 1. Mengidentifikasi butir-butir bahan pelajaran berdasarkan rumusan butir-butir

    sub-indikator. 2. Menentukan butir-butir bahan pelajaran yang sesuai butir-butir sub-indikator.1 3. Tulis butir-butir bahan pelajaran di dalam kolom Bahan Pelajaran.

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 16

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    B. Menyusun Silabus dan RPP

    Indikator (2)

    Bahan Pelajaran (3)

    Indikator 1 :

    Butir bahan pelajaran 1:

    Indikator 2 :

    Butir bahan pelajaran 2:

    Indikator 3 :

    Butir bahan pelajaran 3:

    Indikator 4 :

    Butir bahan pelajaran 4:

    Catatan : 1. Silabus KTSP adalah silabus yang berbasis visi. Oleh karena itu, butir-butir bahan pelajaran perlu

    diberi muatan yang mencerminkan pernyataan visi sekolah. Muatan ini bisa berupa tema, topic, bahan bacaan, tugas, dan/atau contoh (lihat Lampiran 1-5).

    Pernyataan Visi Sekolah Muatan bahan Pelajaran

    Mencetak mekanik yang handal Terkait dengan perbengkelan

    Membentuk pelopor kewirausahaan Terkait dengan semangat kewirausahaan dalam segala bidang kehidupan

    Mengutamakan sains dan teknologi Terkait dengan isu-isu perubahan dan

    perkembangan sains dan teknologi

    Keimanan dan ketaqwaan Terkait dengan masalah-masalah keimanan

    dan ketaqwaan

    Langkah 7: Identifikasi kegiatan pembelajaran Rasional : Keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh rumusan tujuan yang jelas

    dan pemilihan bahan pelajaran, tetapi juga langkah-langkah pembelajaran yang sistematis dan pedagogis.

    Tujuan : Mengidentifikasi kegiatan/langkah-langkah pembelajaran

    Kegiatan : 1. Memastikan bahwa hasil analisis instruksional telah menggambarkan dan memetakan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang mengarah pada pencapaian Sub-sub KD/Sub-KD/KD.

    2. Memilih pokok-pokok kegiatan pembelajaran berdasarkan indikator dan sub-indikator (pengetahuan dan sub-ketrampilan)1

    3. Tulis butir-butir kegiatan pembelajaran di dalam kolom Kegiatan Pembelajaran.

    Indikator (2) Bahan Pelajaran (3)

    Indikator 1 : Butir bahan pelajaran 1: Indikator 2 : Butir bahan pelajaran 2: Indikator 3 : Butir bahan pelajaran 3: Indikator 4 : Butir bahan pelajaran 4:

    Catatan : 1. Kegiatan pembelajaran juga diupayakan berupa kegiatan yang sejalan dengan butir bahan

    pelajaran-kegiatan pembelajaran berbasis visi.

    Langkah 8 : Penetapan alokasi waktu Rasional : Keberhasilan pencapaian kompetensi dipengaruhi oleh ketersediaan waktu belajar

    yang cukup.

    Tujuan : Menentukan alokasi waktu pembelajaran Kegiatan : 1. Membuat estimasi waktu penyelesaian penyajian bahan yang memungkinkan

    siswa mampu mencapai kompetensi

    2. Menetapkan alokasi waktu pembelajaran 3. Tuliskan alokasi waktu pembelajaran di dalam kolom Alokasi Waktu

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 17

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Kegiatan Pembelajaran (4)

    Alokasi Waktu (5)

    Kegiatan Pembelajaran 1 : Estimasikan waktu untuk menyelesaikan bahan pelajaran dan

    melakukan kegiatan pembelajaran terkait

    Kegiatan Pembelajaran 2 : Kegiatan Pembelajaran 3 : Kegiatan Pembelajaran 4 :

    Langkah 9 : Penetapan bentuk asesmen dan alat ukur asesmen

    Rasional : Asesmen diperlukan untuk memperoleh simpulan/penjelasan apakah kompetensi telah tercapai sesuai standar yang diharapkan dan ditetapkan

    Tujuan : menentukan jenis asesmen dan alat ukur asesmen.1

    Kegiatan : 1. Mengkaji indikator dan sub-indikator untuk menentukan jenis asesmen-hasil (tes) dan/atau proses (non-tes).

    2. Menentukan jenis dan alat ukur asesmen sesuai indikator dan sub-indikator

    yang hendak diukur 3. Tuliskan jenis dan alat ukur asesmen di dalam kolom Asesmen. Sertai dengan

    contoh alat ukur

    Indikator (3) Asesmen (6)

    Indikator 1 :

    Asesmen hasil dan/atau proses?

    Alat ukur asesmen? Contoh?

    Indikator 2 : Indikator 3 : Indikator 4 :

    Catatan : Jenis asesmen dan alat ukur asesmen ditentukan berdasarkan indikator dan/atau sub-indikator. Asesmen diarahkan hanya pada sampel indikator dan/atau sub-indikator (pengetahuan dan/atau sub-

    ketrampilan) yang dianggap penting (lihat penjelasannya di bagian Pengembangan RPP di bawah). Langkah 10 : Pemilihan sumber dan media pembelajaran

    Rasional : Pembelajaran lebih efektif apabila, selain guru, terdapat sumber informasi lain dan alat bantu pembelajaran.

    Tujuan : Menentukan sumber dan media pembelajaran Kegiatan : 1. Mengkaji bahan pelajaran untuk menentukan sumber dan media pembelajaran

    1. Menentukan sumber dan media pembelajaran

    2. Tuliskan sumber dan media pembelajaran di dalam kolom Sumber dan Media Pembelajaran

    3. Periksa keseluruhan silabus untuk memastikan kesatuan antar isi deskripsi

    masing-masing kolom

    Bahan Pelajaran (3)

    Sumber dan Media Pembelajaran (7)

    Bahan Pelajaran 1 :

    Tentukan sumber dan media pembelajaran berdasarkan bahan pelajaran

    Bahan Pelajaran 2 :

    Bahan Pelajaran 3 :

    Bahan Pelajaran 4 :

    Dengan dirumuskannya sumber dan media pembelajaran, penyusunan silabus untuk satu KD

    berakhir. Langkah selanjutnya adalah menyusun silabus untuk KD-KD yang lain atau mengembangkan

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 18

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    RPP untuk KD yang telah diselesaikan. Yang amat penting dalam setiap pengembangan silabus adalah

    tahapan analisis instruksional karena hasil dan analisis ini akan menentukan uraian yang diperlukan di kolom-kolom lain. Seperti yang akan terlihat pada penjelasan pada bagian berikut, pengembangan

    silabus amat mudah dilakukan apabila setiap kolom di dalam di silabus telah berisi uraian yang lengkah dan sesuai dengan keperluan.

    C. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Silabus adalah suatu rencana instruksional/pembelajaran yang dibuat untuk setiap mata

    pelajaran yang terdapat di struktur kurikulum. Silabus disusun untuk dilaksanakan selama kurun

    waktu tertentu (1 semester, 1 tahun, 2 tahun, atau 3 tahun). Satu silabus mata pelajaran memerlukan penjabaran ke dalam beberapa RPP. RPP sesuai namanya, adalah rencana pembelajaran satu unit pelajaran atau kompetensi dasar suatu mata pelajaran untuk dilaksanakan selama kurun waktu

    pembelajaran tertentu (1, 2,3, atau 4 x jam pembelajaran). Format RPP bisa berbeda, tetapi pada dasarnya memuat komponen-komponen sebagai berikut:

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 19

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Format RPP :

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    1. Mata Pelajaran : 2. Kelas/Semester : 3. Pertemuan Ke : 4. Alokasi Waktu : 5. Kompetensi Dasar : 6. Sub-kompetensi Dasar : 7. Sub-sub-kompetensi Dasar : .. 8. Indikator : 9. Bahan Pelajaran : 10. Strategi pembelajaran : 11. Langkah-langkah Pembelajaran :

    a. Pembukaan :

    Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

    b. Kegiatan Inti :

    Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

    c. Penutup :

    12. Asesmen : 13. Sumber dan Media Pembelajaran : 14. Lampiran :

    RPP dibuat berdasarkan silabus. Beberapa bagian dari RPP tidak memerlukan pengembangan,

    namun beberapa yang lain perlu ditambah dengan rincian atau contoh-contoh sesuai keperluan

    (Lampiran 6 - 10). Bagian-bagian yang pengenbangannya sama, maupun yang berbeda, adalah: Kompetensi Dasar:

    1. Sama dengan silabus. 2. Bagian Kompetensi Dasar diisi dengan rumusan KD seperti yang terdapat di dalam silabus.

    Sub-kompetensi Dasar: 1. Sama dengan silabus. 2. Bagian Sub-kompetensi Dasar diisi apabila di dalam silabus terdapat rumusan sub-KD

    (Lampiran 8 dan 9). Apabila tidak ada rumusan sub-KD, bagian ini dibiarkan kosong Lampiran

    6 dan 7). 3. Hanya satu sub-KD dipilih untuk dibuatkan RPP-nya.

    Indikator: 1. Sama dengan silabus. 2. Bagian ini diisi dengan rumusan-rumusan indikatordari KD, Sub-KD, atau Sub-sub-KD. 3. Tuliskan indikator utama saja.

    Bahan Pelajaran:

    1. Diperjelas.

    2. Bagian ini diisi deskripsi dan contoh bahan pelajaran. 3. Apabila bahan pelajaran tersebut terdapat di dalam buku paket, tuliskan bab atau judul

    pelajaran dan halaman butir-butir bahan pelajaran tersebut disajikan di buku paket.

    4. Apabila bahan pelajaran tersebut diambilkan dan sumber lain, lampirkan bahan tersebut.

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 20

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Langkah-langkah Pembelajaran:

    1. Deskripsikan bagian ini berdasarkan hasil analisis instruksional. 2. Kelompokkan bagian ini menjadi bagian pembukaan, bagian inti kegiatan, dan bagian penutup.

    3. Pembukaan: Bagian pembukaan bisa diisi dengan salah satu atau gabungan dari hal-hal berikut: a. Penciptaan suasana kelas yang produktif/kondusif. b. Persiapan mental dan intelektual siswa mengikuti pelajaran.

    c. Pemberian prates: Prates yang dimaksud disini berbeda dengan prates untuk mengases pengetahuan terdahulu. Prates ini adalah sejumlah pertanyaan yang langsung terkait dengan isi pembelajaran, diberikan dalam waktu singkat sehingga tidak menyita waktu kegiatan inti

    pembelajaran, berbentuk terbuka (open-ended), dan dijawab siswa dalam angan-angan unituk merangsang penemuan jawaban yang tepat sejalan dengan proses pembelajaran.

    d. Pemaparan tujuan pembelajaran: siswa diberitahukan tujuan-tujuan pembelajaran (indikator-

    indikator) yang diharapkan dapat dilakukan dan dikuasainya. e. Overview: deskripsi singkat isi bahan pelajaran dalam bentuk paragraf atau diagram. f. Advance organizer seperti overview, tetapi ditulis dalam bentuk abstraksi tingkat tinggi.

    4. Kegiatan Inti: Kelompokkan bagian kegiatan inti menjadi dua bagian. Bagian pertama mendeskripsikan kegiatan guru dan bagian kedua kegiatan siswa. Rumuskan masing-masing bagian sedemikian rupa untuk menunjukkan waktu yang lebih lama digunakan siswa belajar

    dibandingkan waktu yang digunakan guru memberikan penjelasan siswa aktif melakukan kegiatan pembelajaran dan guru memfasilitasinya, bukan mendominasi.

    5. Penutup: Isi bagian penutup dengan pemberian tugas-tugas di luar jam pelajaran yang memungkinkan siswa mendalami bahan pelajaran yang baru dipelajari dan mempersiapkan bahan pelajaran selanjutnya.

    6. Asesmen: Asesmen ditentukan berdasarkan sampling terhadap indikator.

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 21

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Contoh : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    Mata pelajaran : Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas/Semester : I (Satu) / I Tahun Pelajaran : 2009/2010

    Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit) Bidang Keahlian : ..

    A. Standar Kompetensi : Menggunakan ikon menggambar B. Kompetensi Dasar : Menggunakan ikon-ikon untuk penampilan (viewer) dan pembuatan

    gambar. C. Indikator pencapaian kompetensi siswa : 1. Produk:

    a. Mewarnai gambar yang tidak berwarna b. Mengganti komposisis warna gambar yang sudah berwarna

    c. Melakukan beberapa perubahan warna gambar.

    2. Proses : a. Mendemonstrasikan ikon untuk :

    1) memilih gambar 2) memilih warna 3) mewarnai gambar

    4) menghapus warna dan 5) mengganti warna 3. Keterampilan social :

    a. Bekerja sama b. Komunikasi lisan c. Komunikasi tulisan, dan

    d. Menaggapi pertanyaan/pendapat

    D. Materi Pokok :

    Perangkat lunak pengolah gambar sederhana a. Ikon memilih gambar b. Ikon memilih warna

    E. Pendekatan dan metode pembelajaran : 1. Pendekatan pembelajaran :

    Direct Instruction (Pembelajaran langsung) Siswa diajak langsung berinteraksi kepada perangkat computer yang digunakan. 2. Metode pembelajaran :

    a. kerja kelompok b. Diskusi c. Demonstrasi

    F. Sumber dan media pembelajaran : 1. Buku paket

    2. Lembar observasi (lembar kerja) 3. Laboratorium computer 4. Perangkat computer

    G. Skenario Pembelajaran : 1. Pra-pembelajaran :

    a. Memeriksa kelas b. mengabsen siswa c. Melakukan pre-test dengan cara :

    1) Salah seorang siswa disuruh menceritakan pengalamannya dalam mewarnai, atau 2) Salah seorang siswa menyampaikan kelebihan mewarnai dengan computer. Jika tidak ada

    siswa yang mampu, maka sambil dibantu guru atau jika tidak ada yang memungkinkan,

    maka guru yang menyampaikan.

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 22

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    2. Pembelajaran inti :

    a. Guru mengajak siswa membuka lembar kerja dan mengikuti contoh yang diberikan guru : 1) menyalakan computer

    2) membuka program mewarnai 3) memilih gambar 4) memilih warna

    5) menghapus warna 6) mengganti warna

    b. Siswa mengulangi kembali kegiatan (a) hanya dengan melihat lembar kerja, sementara guru

    berkeliling mengawasi dan membantu jika diperlukan. c. Siswa mengulangi kembali kegiatan (b) tanpa melihat lembar kerja, sementara guru

    berkeliling mengawasi dan membantu jika diperlukan.

    d. Siswa membentuk kelompok kecil dan mengerjakan tugas bersama memilih dan mewarnai gambar, memberi judul gambar, dan komentarnya.

    e. Perwakilan kelompok membacakan judul gambar dan komentarnya.

    3. Penutup : a. mengulas rangkuman materi kompetensi yang telah disajikan.

    b. Memberi penghargaan kepada kelompok yang berhasil dengan baik. c. Memberikan tugas-tugas kepada siswa untuk diselesaikan di rumah.

    H. Penilaian : 1. Jenis tugas : a. Test tulis

    b. Unjuk kerja (penilaian praktik) c. Proyek (tugas projek) d. Portofolio (kumpulan tugas)

    2. Bentuk instrument : Menjodohkan dan lembar observasi

    3. Soal/instrument : a. Uji kompetensi tertulis b. Uji kompetensi unjuk kerja :

    Mendemonstrasikan ikon-ikon untuk : 1) memilih gambar 2) memilih warna

    3) menghapus warna 4) mengganti warna c. Tugas kelompok :

    1) Memilih dan mewarnai gambar 2) memilih judul dan memberikan komentas 4. Contoh instrument penilaian :

    No Aspek instrument Rentang nilai Jumlah nilai

    Psikomotorik Kuantitatif

    1 Menunjukkan ikon memilih gambar

    0 - 3

    .../12 x 10 = 2 Menunjukkan ikon memilih warna 0 3 3 Menunjukkan ikon menghapus

    warna 0 3

    4 Menunjukkan ikon mengganti

    warna 0 - 3

    Skor maksimal 12

    Afektif Kuantitatif

    A B C D Keterangan

    1 Bekerja sama

    2 Komunikasi lisan

    3 Komunikasi tulisan

    4 Tanggung jawab

    5 Kedisiplinan

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 23

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    Keterangan :

    Jumlah skor yang diperoleh 1. Nilai akhir = x 10

    Skor maksimal 2. Untuk penilaian psikomotorik, bila siswa menjawab cepat diberi nilai 3, bila menjawab agak

    lambat diberi nilai 2, jika membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab diberi nilai 1, dan

    bila tidak dapat menjawab diberi nilai 0. 3. Untuk penilaian aspek afektif : A = sangat baik

    B = Baik C = cukup D = kurang

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 24

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    STRATEGI PEMBELAJARAN KEJURUAN

    Standar Kompetensi : Menerapkan Strategi Pembelajaran Sub Kompetensi : 1. Membandingkan model-model pembelajaran

    2. Menerapkan model-model pembelajaran Alokasi Waktu : 50 menit

    A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Model-model pembelajaran

    2. Penerapan model-model pembelajaran B. Kegiatan Belajar

    Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang

    disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang

    disediakan. C. Materi Pembelajaran

    1. Latar Belakang Strategi Pembelajaran Guru memegang peranan yang cukup penting baik dalam perencanaan maupun

    pelaksanaan pembelajaran kejuruan. Guru adalah perencana, pelaksana dan pengembang

    pembelajaran di kelasnya. Karena itu, guru merupakan barisan terdepan dalam penciptaan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Menyadari hal itu, betapa pentingnya untuk meningkatkan aktivitas, kreativitas, kualitas dan profesiona-lisme guru kejuruan. Hal tersebut lebih

    tampak lagi dalam pendidikan yang dikembangkan secara desentralisasi sejalan dengan kebijaksanaan otonomi daerah, oleh karena itu guru disini diberi kebebasan untuk memilih dan mengembangkan materi standar dan kompetensi untuk disajikan dalam proses pembelajaran.

    Hasil penelitian di negara-negara berkembang menunjukkan adanya dua kunci penting dari peran guru yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, yaitu jumlah waktu efektif yang digunakan guru untuk melakukan pembelajaran di kelas, dan kualitas

    kemampuan guru. Dalam hal ini, guru hendaknya memiliki standar kemampuan profesional untuk melakukan pembelajaran kejuruan yang berkualitas, kreatif dan menyenangkan.

    Kualitas guru kejuruan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi proses dan dari segi hasil pembelajaran. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun social dalam proses pembelajaran. Disamping

    itu, dapat dilihat dari gairah dan semangat mengajarnya, serta adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang dilaksanakan mampu mengubah perilaku sebagian besar siswa ke arah penguasaan kompetensi dasar yang lebih

    baik. Untuk memenuhi tuntutan tersebut diperlukan berbagai kompetensi pembelajaran. Pengembangan kualitas guru merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan

    berbagai faktor yang saling terkait. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya tidak hanya menuntut

    keterampilan teknis dari para ahli terhadap pengembangan kompetensi guru, tetapi juga harus dipahami berbagai faktor yang mempengaruhinya. Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas guru dalam pengembangan berbagai aspek

    pendidikan dan pembelajaran. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang masih tetap menerapkan pola berbasis kompetensi dengan manajemen berbasis sekolah, dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah.

    Pelaksanaan berbagai kebijakan tersebut secara benar dan transparan dapat meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan.

    Dalam penerapan berbagai kebijakan di atas, guru dituntut menjadi ahli penyebar

    informasi yang baik, karena tugas utamanya antara lain menyampaikan informasi (materi pelajaran) kepada siswa. Guru juga berperan sebagai perencana (planner), pelaksana (implementer), dan penilai (evaluator) pembelajaran. Apabila pembelajaran diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pribadi para peserta didik dengan penyediaan ilmu yang tepat dan latihan

    PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri M

    akassar

  • P a g e | 25

    Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

    keterampilan yang mereka perlukan, maka diperlukan ketergantungan terhadap materi standar

    yang efektif dan terorganisasi. Untuk itu, diperlukan peran baru dari para guru, mereka dituntut memiliki keterampilan-keterampilan teknis yang memungkinkan untuk mengorganisasi materi

    standar serta mengelolanya dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi siswa. Dalam implementasi KTSP yang berbasis kompetensi, guru terutama berperan dalam

    mengembangkan materi standar dan membentuk kompetensi peserta didik. Sehubungan dengan

    itu, guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan dalam pengembangan materi pembelajaran. Guru harus kreatif dalam memilih dan memilah, serta mengembangkan materi standar sebagai bahan untuk membentuk kompetensi peserta didik. Guru harus professional dalam

    membentuk kompetensi peserta didik sesuai dengan karakteristik individual masing-masing. Guru juga harus menyenangkan, tidak saja bagi peserta didik, tetapi juga terhadap dirinya. Artinya, belajar dan pembelajaran harus menjadi makanan pokok guru sehari-hari, harus dicintai agar

    dapat membentuk dan membangkitkan rasa cinta dan gairah belajar peserta didik. Dalam kondisi dan perubahan yang bagaimanapun dahsyatnya, guru harus tetap guru, jangan terpengaruh oleh issu, dan jangan bertindak terburu-buru.

    2. Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi

    Keberhasilan dalam pembelajaran KBK sangat tergantung kepada guru. Sebab guru

    merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran. Bagaimanapun sempurnanya sebuah kurikulum, tanpa didukung oleh kemampuan guru, maka kurikulum itu hanya sesuatu yang tertulis

    dan tidak memiliki makna. Oleh karena itu, guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses implementasi kurikulum. Selanjutnya, peran apa saja yang harus dilakukan oleh guru? Dalam implementasi KBK, peran guru dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu: (1) peran guru sebagai

    perencana, (2) peran guru sebagai pengelola, (3) peran guru sebagai fasilitator dan (4) peran guru sebagai evaluator. 1. Guru sebagai perencana pembelajaran

    Keberhasilan dalam implementasi KBK dapat dipengaruhi oleh perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru. Oleh sebab itu, kepiawaian guru dalam menyusun rencana pembelajaran (instructional design) dapat menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi. KBK adalah kurikulum yang memberikan peluang kepada guru untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik serta kondisi daerah masing-masing. Oleh karena itu, dalam proses penyusunan perencanaan, guru dituntut agar memahami

    kebutuhan dan kondisi daerah setempat, di samping memahami karakteristik peserta didik. Melalui pemahaman itu, selanjutnya guru mendesain pembelajaran sesuai dengan kondisi lapangan dan kebutuhan.

    2. Guru sebagai pengelola pembelajaran Tujuan dari pengelolaan pembelajaran adalah terciptanya kondisi lingkungan belajar yang

    menyenangkan bagi peserta didik, sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik tidak merasa terpaksa apalagi tertekan. Oleh karena itulah, peran dan tanggung jawab guru sebagai pengelola pembelajaran (manager of leraning) menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, baik iklim social maupun iklim psikologis. Iklim social yang baik ditunjukkan dengan terciptanya hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik, antara peserta didik dan peserta didik, serta antara guru dan pengelola sekolah. Sedangkan iklim psikologis ditunjukkan dengan adanya

    saling kepercayaan dan saling menghormati antara sesama unsur sekolah. Melalui iklim yang demikian, memungkinkan peserta didik untuk berkembang secara optimal, terbuka, dan demokratis.

    3. Guru sebagai fasilitator Sebagai seorang fasilitator, tugas guru adalah membantu untuk mempermudah peserta didik belajar. Dengan demikian, guru perlu memahami karakteristik peserta didik, termasuk gaya

    belajar, kebutuhan kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik. Melalui pemahaman itu, guru dapat melayani dan memfasilitasi setiap peserta didik. Sebagai seorang fasilitator, guru harus menempatkan diri s