modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

23
NIM : 12010103077

Upload: sitinasityy

Post on 15-Feb-2017

1.330 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

NIM : 12010103077

Page 2: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT

karena berkat karunianya saya dapat menyelesaikan

tugas ini dengan baik. Penenulisanya yang masih sangat sederhana,

dengan tujuan agar kita bisa mengetahui tentang “Proses

Terjadinya Pelangi.. Dalam pembuatanya, saya sebagai

penulis menyadari bahwa sepenuhnya masih jauh dari

sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan saran-

saran dan kritik dari rekan-rekan, bagi yang

membacanya agar lebih baik untuk kedepannya. Saya berharap semoga dalam pembuatan yang

sederhana ini ada manfaatnya bagi kita semua.

Amin.

Kendari, 18 Mei 2015

Penyusun

SITINA LA HADA

KATA

PENGANTAR

Page 3: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

BAB II : PEMBAHASAN

C. Pengertian Pelangi

D. Proses Terjadinya Pelangi

E. Faktor-Faktor Terjadinya Gejala Pelangi

F. Jenis - jenis Pelangi

G. Warna Pelangi

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISI

Page 4: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

A. LATAR BELAKANG

Pelangi merupakan salah satu pemandangan

indah yang jarang kita lihat. Jika dilihat, bentuk pelangi

seperti busur di langit biru yang muncul karena

pembiasan dari sinar matahari ketika hujan Kira-kira di

mana ya pelangi bisa terlihat? Biasanya pelangi bisa

dilihat di daerah pegunungan atau ketika mendung atau

ketika hujan baru berhenti turun. Pelangi merupakan

satu-satunya gelombang elektromagnetik yang dapat kita

lihat. Ia terdiri dari beberapa spektrum warna. Warna

merah memiliki panjang gelombang paling besar,

sedangkan violet memiliki panjang gelombang terkecil.

Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu sering melihat

pelangi setelah terjadinya hujan. Pada kali ini kita akan

membahas :

1. bagaimana proses terjadinya/terbentuknya

pelangi,

2. hubungan antaran pelangi dan matahari,

BAB I

PENDAHULUAN

Page 5: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

3. Bentuk – bentuk pelangi

B. TUJUAN

1. Dapat mengetahui apa itu pelangi.

2. Mengetahui bagaimana proses terjadinya pelangi.

3. Dapat mngetahui komponen waran pelangi serta

bentuk - bentuknya.

Page 6: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

A. PENGERTIAN PELANGI

Pelangi atau bianglala merupakan gejala alam

fisika dimana tanda-tanda optik serta meteorologi

berbentuk sinar beragam warna saling sejajar yang

terlihat di langit atau medium yang lainnya. Pelangi

merupakan satu busur spektrum besar yang berlangsung

dikarenakan pembiasan sinar matahari oleh butir-butir

air. Pelangi berasal dari cahaya putih dibiaskan menjadi

BAB II

PEMBAHASAN

Page 7: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

berbagai panjang gelombang cahaya yang terlihat oleh

mata kita sebagai merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan

ungu. Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita

garis-garis paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di

sebelahnya. Pita ini disebut “spektrum”. Di dalam

spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu

ujung dan biri serta ungu disisi lain, dan ini ditentukan

oleh perbedaan panjang gelombang. Ketika kita melihat

pelangi, sama saja dengan ketika kita melihat spektrum.

Bahkan, pelangi adalah spketrum melengkung besar yang

disebabkan oleh pembiasan cahaya matahari.

B. PROSES TERJADINYA PELANGI

Page 8: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

Ketika cahaya matahari melewati tetesan air, ia

membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi

didalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang

berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air

lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian

dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali

dan keluar lagi dari tetesan air. Cahaya keluar kembali

dari tetesan air kearah yang berbeda, tergantung pada

warnanya. Dan ketika kita melihat warna-warna ini pada

pelangi, kita akan melihatnya tersusun dengan merah di

paling atas dan ungu di paling bawah pelangi. Pelangi

hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan

matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan

si pengamat. Posisi kita harus berada diantara matahari

dan tetesan air dengan matahari dibekalang kita.

Matahari, mata kita dan pusat busur pelangi harus berada

dalam satu garis lurus.

Page 9: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

C. HUBUNGAN ANTARA PELANGI DAN

MATAHARI

Gambar 1

Terjadinya pelangi adalah pembiasan cahaya.

Ketika dibiaskan, cahaya akan berubah arah. Biasanya

pembelokan ini terjadi ketika cahaya pindah dari medium

satu ke yang lain. Hal ini terjadi karena cahaya bergerak

dengan kecepatan berbeda dalam medium berlainan.

Page 10: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

Gambar 2

Pelangi bermula saat cahaya matahari melewati

suatu tetes hujan yang selanjutnya dibelokkan atau

dibiaskan menuju tengah tetes hujan tersebut, yang

memisahkan cahaya putih itu menjadi sebuah warna

spektrum. Kemudian, warna-warna yang terpisah ini

memantul di belakang tetes hujan dan memisah lebih

banyak lagi saat meninggalkannya. Sehingga, cahaya

tampak melengkung menjadi kurva warna yang disebut

sebagai pelangi.

Page 11: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

D. BENTUK - BENTUK PELANGI

Pelangi atau bianglala adalah gejala optik dan

meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar

yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit,

pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya

mengarah pada horizon pada suatu saat hujan

ringan.Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang

deras,

Page 12: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

Adapun bentuk-bentuknya sebagai berikut :

a. Classic Rainbows

Pelangi Alam terdiri dari enam warna: merah,

oranye, kuning, hijau, biru dan ungu. Intensitas warna

masing-masing mungkin karena berbagai kondisi

atmosfer dan waktu (kemudian).

b. Circular Rainbows

Page 13: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

Pelangi itu benar-benar terlihat seperti busur

lingkaran sempurna (dengan radius tepat 42 derajat,

menurut Descartes), meskipun melihat pelangi ini sulit

karena tanahnya memiliki kebiasaan menghalangi.

c. Secondary Rainbows

Pelangi primer, sering disertai dengan pelangi

sekunder biasanya tipis dan redup daripada pelangi

primer. Pelangi sekunder terkenal dengan karakteristik

tertentu: spektrum ditampilkan dalam urutan terbalik dari

sebuah pelangi primer.

d. Red Rainbows

Page 14: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

Red Rainbows biasanya terlihat saat fajar atau

senja ketika ketebalan filter atmosfir bumi menjadi biru,

meninggalkan lebih merah atau tetesan cahaya oranye

mencerminkan dan membiaskan air. Hasilnya adalah

pelangi dengan spektrum ujung merah sangat meningkat.

e. Sundogs

Yang paling sering terlihat rendah di langit di hari

musim dingin yang cerah, sundogs dibuat ketika

matahari bersinar melalui kristal es yang tinggi di

atmosfer. Sundogs berwarna merah di bagian dalam dan

ungu di bagian luar dengan sisa spektrum ramai di

antaranya. Semakin tebal konsentrasi kristal es di udara,

semakin tebal pula strukturnya.

f. Fogbows

Page 15: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

Fogbows lebih jarang terlihat daripada pelangi

karena parameter tertentu yang harus disesuaikan untuk

menciptakan mereka. Misalnya, sumber cahaya harus

berada di belakang pengamat dan membumi. Juga, kabut

di belakang pengamat harus sangat tipis sehingga sinar

matahari yang dapat bersinar melalui kabut tebal di

depan.

g. Waterfall Rainbows

Page 16: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

Kabut air terjun bercampur ke dalam aliran udara

konstan atmosfer terus menerus, terlepas dari cuaca. Hal

ini membuat sebuah foto teman-air terjun yang sangat

baik untuk pelangi! Seleksi pasangan beberapa gambar

air terjun paling terkenal yang berbarengan dengan

beberapa pelangi menakjubkan.

h. Fire Rainbows

Page 17: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

Pelangi ini bukan terbuat dari api, Nama yang

benar untuk efek optik yang indah ini adalah

“circumhorizontal arc”. Fenomena ini hanya dapat dilihat

dalam kondisi spesifik tertentu: awan cirrus, yang

bertindak seperti prisma harus setidaknya berada di

ketinggian 20.000 kaki dan matahari harus menyorot

ketika mereka berada di ketinggian 58-68 derajat.

Rainbow Fire tidak pernah terlihat di lokasi lebih dari 55

derajat utara atau selatan.

i. Moonbows

Page 18: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

Moonbows, seperti moondogs, adalah mitra untuk

pelangi lunar. Mereka juga jauh lebih sulit dilihat karena

badai hujan harus berlalu dan, idealnya, bulan purnama

yang terang tidak terhalang oleh awan.

E. WARNA PELANGI

Pelangi merupakan satu-satunya gelombang

elektromagnetik yang bisa kita lihat secara lansung.

Pelangi terdiri dari beberapa spektrum warna yang terdiri

dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, serta

ungu. Tiga warna utama yang merupakan unsur

pembentuk sinar putih. Merah, Kuning dan Biru.

1. Merah: VITALITAS

Warna merah adalah warna dengan panjang

gelombang terjauh, dan paling mendekati sinar

inframerah. Dari ketiga warna ini akan muncul

harmonisasi yang menimbulkan warna warna

Page 19: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

baru dalam tubuh anda. Dari ketiga warna utama

inilah akan ada beberapa warna sekunder

berikutnya:

2. Kuning: KEBIJAKSANAAN

Warna kuning biasanya diasosiasikan dengan

matahari, sehingga warna ini akan membantu kita

dalam kehidupan dan memperbaiki energi. Warna

kuning memperkaya, meringankan dan

mengaktifkan sistem2 dalam tubuh kita.

3. Biru: SPIRITUALITAS

Warna benda yang jauh dari kita: lautan, angkasa,

langit. Energi Warna biru akan membantu kita

melihat lebih dari sekeliling kita, dan memperluas

persepsi kita.

4. Oranye: ENERGI KREATIF

Oranye yang adalah gabungan antara merah dan

kuning yang membawa kekuatan energi merah

yang membara dan pengendalian dan

kebijaksanaan kuning. Oranye, seperti halnya

merah, adalah energi dinamis yang lenih

terkendali dan lebih "terdidik".

5. Hijau: KEHIDUPAN, KESEIMBANGAN, ALAM

Page 20: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

Hijau adalah gabungan antara kuning (pikiran)

dan biru (spirit). Dan terletak persis ditengah

keseimbangan warna. Warna hijau ini memiliki

banyak variasi, dan variasinyalah yang paling

banyak bisa ditangkap olej mata manusia.

6. Indigo: TANPA BATAS

Indigo memperkuat energi biru. Pada level fisik,

biru akan menenangkan, dan indigo akan

membuat kita tertidur. Indigo akan memperdalam

efek warna biru dan mengarahkan energi biru ke

dalam.

7. Violet:PENGUASAAN SPIRITUAL

TERTINGGI.

Violet adalah sinar penguasaan spiritual. Sebagai

gabungan antara biru dan merah, energi yang

dibawa oleh sinar violet bersifat stabil dan kuat.

F. LATIHAN

Page 21: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

Perhatikan soal berikut ini, dan jawablah dengan

benar.

1. Apa pengertian pelangi ?

2. Ceritakanlah proses terjadinya pelangi !

3. Ada berapakah warna pelangi yang kamu ketahui

?

4. Sebutkan beberapa bentuk pelangi yang kamu

ketahui !

5. Apakah pelangi selalu ada di langit ?

BAB III

PENUTUP

Page 22: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

A. KESIMPULAN

Pelangi merupakan pembiasan cahaya yang

berasal dari warna putih yang dibisakan melalui tetesan

air yang pembiasannya sama seperti dibiaskan pada

prisma kaca. Sehingga akan menghasilkan spektrum

cahaya yang terdiri dari beberapa warna. Pelangi juga

merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat

dilihat. Dengan berbagai macam pembiasan cahaya yang

terjadi maka akan menghasilkan bentuk pelangi yang

berbeda. Sehinggamenjadi bentuk-bentuk pelangi yang

sangat indah.

DAFTAR PUSTAKA

Page 23: Modul proses terjadinya pelangi/sitinasity

http://ismail.blogspot.com/2015/proses-tejadinya

pelangi.html

http://samoeji.blogspot.com/2012/02/makalah-proses-

terjadinya-pelangi.html,