modul praktikum fisiologi ekg

7
MODUL PRAKTIKUM FISIOLOGI EKG JURUSAN FARMASI Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman 2011

Upload: syukron-chalim-sardjono

Post on 26-Oct-2015

84 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

modul ekg fisio

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Praktikum Fisiologi Ekg

MODUL PRAKTIKUM FISIOLOGI EKG

JURUSAN FARMASI

Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan

Universitas Jenderal Soedirman

2011

Page 2: Modul Praktikum Fisiologi Ekg

FISIOLOGI SISTEM KONDUKSI JANTUNG

Depolarisasi jantung adalah kejadian awal untuk kontraksi jantung. EKG digunakan untuk

merekam potensial depolarisasi (stimulasi) dan repolarisasi (perbaikan) yang dihasilkan oleh miokard

atrium dan ventrikel.

Stimulus depolarisasi untuk denyut jantung normal berasal dari nodus sinus atau nodus

sinoatrium (SA). Nodus SA tercetus secara spontan (automatisitas). Aktivitas listrik kemudian disebar

oleh gelombang depolarisasi melalui atrium kiri dan kanan, diikuti oleh kontraksi atrium. Selanjutnya,

impuls merangsang pemacu dan jaringan konduksi khusus dalam atrio ventrikel (AV) dan daerah

serabut His (His bundle). Serabut His bercabang menjadi dua cabang utama, serabut kanan dan

serabut kiri, yang cepat menyebarkan gelombang depolarisasi ke miokardium ventrikel kanan dan

ventrikel kiri melalui serabut purkinje. Gelombang depolarisasi selanjutya menyebar melalui dinding

ventrikel, dari endokardium ke epikadium, mencetuskan kontraksi ventrikel (Gambar 1).

(Gambar 1. Sistem konduksi jantung)

BENTUK GELOMBANG DAN INTERVAL EKG

Bentuk gelombang EKG dinamai menurut abjad, yaitu :

Page 3: Modul Praktikum Fisiologi Ekg

Gelombang P menggambarkan depolarisasi atrium.

Kompleks QRS menggambarkan depolarisasi ventrikel.

Kompleks ST-T-U (segmen ST, gelombang T, dan gelombang U) menggambarkan repolarisasi ventrikel.

Titik J merupakan pertemuan antara akhir kompleks QRS dan awal segmen ST.

(Gambar 2. Bentuk gelombang dan interval dasar EKG)

Elektrokardiogram biasanya direkam pada kertas grafik khusus yang dibagi menjadi kotak –

kotak kecil berukuran 1 mm². Karena kecepatan kertas ekg biasanya 25 mm/detik, kotak horizontal

terkecil (1mm) sesuai dengan 0,04 detik (40 milidetik) dan garis yang lebih tebal mempunyai interval

0,20 detik (200 milidetik). Secara vertical, grafik EKG mengukur amplitude gelombang yang terjadi

atau defleksi (1mV = 10 mm dengan kalibrasi standar).

(Gambar 3. Kertas grafik EKG)

Page 4: Modul Praktikum Fisiologi Ekg

Ada empat interval utama EKG :\

1. R-R interval : digunakan untuk menghitung denyut jantung (jumlah denyut per menit). Dapat

dihitung dari interval antar denyut R-R dengan membagi jumlah satuan waktu (kotak besar =

0,20 detik) antara 2 gelombang R berturutan dengan 300 atau membagi jumlah satuan kecil

(0,04 detik) dengan 1500.

2. Interval PR : mengukur waktu antara depolarisasi atrium dan ventrikel (normalnya 120-200

milidetik).

3. Interval QRS : menggambarkan durasi depolarisasi ventrikel (normalnya 100 milidetik atau

kurang).

Kompleks QRS dibagi lagi menjadi menjadi defleksi atau gelombang spesifik. Jika defleksi

QRS awal pada lead yang digunakan negative, disebut gelombang Q; defleksi positif pertama

disebut gelombang R. Defleksi negative setelah gelombang R adalah gelombang S.

Gelombang positif atau negative berikutnya berturut – turut dinamai R’ dan S’. Huruf kecil

(qrs) digunakan untuk gelombang dengan amplitude relative kecil. Kompleks QRS yang

negarif secara keseluruhan disebut gelombang QS.

4. Interval QT : mencakup waktu depolarisasi dan repolarisasi ventrikel dan berkebalikan

dengan denyut jantung

LEAD EKG

Ke 12 lead EKG konvensional merekam beda potensial di antara elektroda yang diletakan

pada permukaan tubuh.

(Gambar 4. Enam bidang frontal (A) dan enam bidang horizontal (B))

Page 5: Modul Praktikum Fisiologi Ekg

Lead ini dibagi menjadi dua grup; 6 lead ekstremitas dan 6 lead dada (prekordial). Lead

ekstremitas merekam hantaran potensial ke bidang frontal (Gambar A) dan lead dada merekam

hantaran potensial ke bidang horizontal (Gambar B).

Selanjutnya, keenam lead ekstremitas dibagi lagi menjadi 3 lead bipolar (I, II, dan III) dan 3

lead unipolar (aVR, aVL, dan aVF). Setiap lead bipolar mengukur beda potensial di antara elektroda

pada 2 ekstremitas: lead I = voltase tangan kiri – tangan kanan, lead II = kaki kiri – tangan kanan, dan

lead III = kaki kiri – tangan kiri. Lead unipolar mengukur voltase (V) pada suatu tempat sesuai

dengan letak elektroda (disebut terminal sentral atau elektroda indifferen) yang kira – kira mempunyai

potensial nol. Karena itu aVR = tangan kanan, aVL = tangan kiri, dan aVF = kaki kiri. Elektroda pada

kaki kanan berfungsi sebagai penghubung dengan kutub bumi. Orientasi ruang dan polaritas keenam

bidang frontal digambarkan pada diagram heksasial.

( Gambar 5. Lead – lead bidang frontal (ekstremitas) digambarkan pada diagram heksasial)

Keenam lead dada merupakan rekaman unipolar yang diperoleh dengan elektroda pada posisi berikut :

1. Lead V1 = Spatium Inter Costae (SIC 4), linea parasternal dekstra.

2. Lead V2 = SIC 4, linea parasternal sinistra.

3. Lead V3 = pertengahan V2 dan V4.

4. Lead V4 = SIC 5, linea midclavicular sinistra.

Page 6: Modul Praktikum Fisiologi Ekg

5. Lead V5 = SIC 5, linea axillaris anterior sinistra.

6. Lead V6 = SIC 5, linea midaxillaris sinistra.

(Gambar 6. Lead – lead pada bidang horizontal (dada atau prekordial) didapat dengan elektroda pada lokasi yang telah ditentukan.)