modul praktek 1
DESCRIPTION
IMSTRANSCRIPT
MODUL PRAKTEK 1 : INTEGRATED MANUFACTURING SYSTEM (IMS)
LAPORAN
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan
Mata Kuliah OTOMASI
Oleh :
Afif Muslihuddin (0220130033)
Bayu Prakoso (0220130038)
Christian (0220130039)
Elsan Alpha K. (0220130041)
Muhammad Abdul R. (0220130049)
Prasetiyo Asdi W. (0220130055)
Wina Novia N. (0220130061)
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI DAN MANUFAKTUR
KONSENTRASI MEKATRONIKA
JAKARTA
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..........................................................................2
1.2 Tujuan.......................................................................................3
BAB 2 DASAR TEORI
2.1 Sensor dan Actuator..................................................................4
2.2 PLC...........................................................................................5
2.3 Metode pemrograman...............................................................6
BAB 3 PERCOBAAN
3.1 Handling....................................................................................8
3.2 Testing.......................................................................................20
3.3 Processing..................................................................................30
3.4 Storage.......................................................................................38
BAB 4 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
2
Automation adalah perkataan yang berasal dari Delmar. S. Harder dari
Ford Motor Company untuk menyatakan suatu perpindahan yang otomatis dan
terarah sifatnya dari kegiatan yang satu ke kegiatan yang lain berikutnya. Adapun
inti dari konsep automation adalah adanya prinsip umpan balik (feed back), yaitu
kemampuan daripada mesin untuk merasa, mengetahui dan membutuhkan
kekeliruan-kekeliruan dan kesalahan-kesalahan pada waktu hal itu terjadi. Prinsip
inilah yang membedakan antara mechanization dengan automation. Jadi dapatlah
diketahui bahwa automation sebenarnya menggambarkan pemindahan bahan
dalam proses atau parts dari satu mesin ke mesin berikutnya secara otomatis yang
bersifat selektif di mana ada sistem feed back.
Otomasi manufaktur mengacu pada penerapan otomatisasi untuk
menghasilkan hal-hal dengan cara pabrik. Sebagian besar keuntungan dari
teknologi otomasi berpengaruh dalam proses pembuatan. Keuntungan utama dari
manufaktur otomatis adalah konsistensi dan kualitas tinggi, mengurangi lead time,
produksi disederhanakan, penanganan berkurang, meningkatkan alur kerja, dan
peningkatan moral pekerja ketika implementasi yang baik dari otomatisasi dibuat.
Salah satu bentuk dari sistem otomasi tersebut adalah IMS (Integrated
Manufacturing System). IMS (Integrated Manufacturing System) inilah yang
dipelajari dalam praktikum mata kuliah teknik otomasi. IMS (Integrated
Manufacturing System) adalah simulasi otomasi di pabrik dengan menggunakan
miniatur mesin dengan perangkat pengendali yang sesuai dengan perangkat
pengendali yang digunakan di industri. Ada empat modul IMS (Integrated
Manufacturing System) yang mahasiswa pelajari dalam praktikum otomasi ini
yaitu testing, storage, handling dan processing. Dalam praktikum modul IMS
(Integrated Manufacturing System) mahasiswa mempelajari tentang cara
pengendalian modul IMS (Integrated Manufacturing System) dengan PLC untuk
mengendalikan sensor dan aktuator yang terpasang dalam modul tersebut.
Mahasiswa juga mempelajari cara menggambar dan design IMS (Integrated
Manufacturing System) dengan menggunakan inventor dan cara mengendalikan
dan memprogram PLC dengan special I/O. IMS (Integrated Manufacturing
System) dikendalikan dengan PLC. Beberapa jenis PLC yang mahasiswa gunakan
dalam praktikum modul IMS (Integrated Manufacturing System) otomasi adalah
PLC Omron CJ1M, PLC Omron CJ2M dan PLC Omron CP1H.
3
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu membuat design gambar simulasi system otomasi
skala laboratorium.
2. Mahasiswa mampu menyusun deskripsi kerja sebuah system dalam
bentuk flow chart atau skema sekuensial.
3. Mahasiswa mampu merencanakan kebutuhan input dan output untuk
sebuah simulasi system otomasi dan memilih perangkat pengendali
perangkat yang dibutuhkan.
4. Mahasiswa mampu melakukan program untuk mengatur perangkat
input dan output sehingga deskripsi kerja tercapai.
5. Mahasiswa mampu melakukan penelusuran dan penyelesaian masalah
yang timbul pada I/O dan perangkat pengendali selama praktikum.
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Sensor dan Actuator
Sensor adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi atau mengukur
sesuatu dan akan mengubah hasil deteksinya yang bisa berupa variasi mekanis,
magnetis, suhu maupun sinar menjadi arus listrik. Sensor sendiri terdiri atas
transduser dengan atau tanpa penguat dan pengolah. Dalam lingkungan elektrik
4
khususnya sistem pengendali, sensor layaknya indera seperti mata, pendengaran,
hidung, lidah bagi sistem itu sendiri yang kemudian akan diolah oleh kontroller
layaknya otak.
Jenis-jenis sensor yang digunakan dalam praktikum modul IMS
(Integrated Manufacturing System) :
1. Proximity sensor
Sensor Kedekatan (Proximity Sensor) adalah sensor yang
mendeteksi logam (ferrous) tanpa kontak fisik dan memiliki jarak sensing
yang relatif pendek, hanya beberapa milimeter saja. Proximity biasanya
tediri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat bertujuan untuk
melindunginya dari faktror eksternal seperti getaran, cairan, maupun
korosif yang berlebihan. Gambar sensor kedekatan.
2. Sensor optic atau Sensor Sinar (Photo Sensor)
Sensor sinar adalah sensor yang mengubah energi sinar (foton)
menjadi energi listrik. Sensor Sinar sendiri terdiri atas 3 kategori.
Fotovoltaic atau sel solar adalah jenis sensor sinar yang langsung
mengubah energi sinar menjadi energi listrik, adanya penyinaran cahaya
akan menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan.
Fotokonduktif (fotoresistif) memberikan perubahan tahanan (resistansi)
pada sel-selnya, sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima. Sedangkan
Fotolistrik bekerja berdasarkan pantulan karena perubahan posisi/jarak
suatu sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun target pemantulnya,
yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan penerima (pemantul).
3. Sensor kapasitif
Sensor kapasitif merupakan sensor elektronika yang bekerja
berdasarkan konsep kapasitif. Sensor ini bekerja berdasarkan perubahan
muatan energi listrik yang dapat disimpan oleh sensor akibat perubahan
jarak lempeng, perubahan luas penampang dan perubahan volume
dielektrikum sensor kapasitif tersebut. Konsep kapasitor yang digunakan
dalam sensor kapasitif adalah proses menyimpan dan melepas energi
listrik dalam bentuk muatan-muatan listrik pada kapasitor yang
dipengaruhi oleh luas permukaan, jarak dan bahan dielektrikum.
5
4. Sensor magnetic
Sensor magnetic adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet
dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran, seperti layaknya
saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet
disekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang
hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap maupun uap.
Aktuator alat daya yang menghasilkan masukan ke plant sesuai
dengan sinyal kontrol sedemikian sehingga sinyal umpan balik akan
berkaitan dengan sinyal masukan acuan. Keluaran dari kontroller otomatis
dimasukkan ke aktuator misalnya motor, katup pneumatik, motor hidrolik,
atau motor listrik.
2.2 PLC (Programmable Logic Controller)
Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah :
sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di
lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat
diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang
mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan,
pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui
modul-modul I/O digital maupun analog.
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah
fungsi atau kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik
dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan,
menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR,
dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur
proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
6
2.3 Metode pemrograman
Seperti yang kita ketahui bahwa PLC merupakan suatu perangkat
pengendali yang dapat diprogram. Metode pemrogramannya tak terlalu rumit dan
biasanya vendor yang memproduksi PLC memberikan pilihan kepada pengguna
untuk memilih metode pemrograman PLC yang bersangkutan. Metode yang
umum diberikan sebagai pilihan antara lain berupa metode pemrograman dengan
diagram logika tangga (ladder logic diagram), mneumonic (statement list), dan
atau diagram fung si blok (function block diagram). Adanya pilihan metode
tersebut dimaksudkan agar pengguna dapat dengan mudah membuat program
sesuai dengan keahlian maupun metode pemrograman yang disukai.
Salah satu metode pemrograman PLC yang sangat umum dipergunakan
yaitu pemrograman menggunakan ladder diagram (diagram tangga). Metode
yang praktis dan cukup mudah dimengerti. Programer bertugas untuk menuliskan
sebuah progra m selayaknya menggambarkan sebuah rangkaian saklar elektronik.
Dapat dirancang dengan melakukan konversi dari rangkaian elektronik yang telah
ada, lalu menggantikan fungsi saklar sesuai dengan fungsi yang tersedia pada
software programer. Diagram ini sendiri terdiri dari dua buah garis vertikal yang
melambangkan daya. Komponen-komponen rangkaian disambungkan sebagai
garis-garis horisontal yang merupakan anak tangga. Komponen-komponen yang
dimaksud ditempatkan di antara kedua buah garis vertical.
7
BAB 3
PERCOBAAN
3.1 Handling
Percobaan meliputi :
A. Langkah-langkah praktek
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Wiring plc sesuai alamat yang ditentukan
3. Buka software cx programmer
8
4. Klik new pada cx programmer
5. Settinglah cx programmer sesuai dengan modul plc yang
digunakan.
9
6. Klik I/O table unit setup
10
7. Setting I/O sesuai dengan yang digunakan PLC
8. Buatlah program untuk menjalankan station handling secara
step by step
11
9. Jika program sudah selesai, compile dan trial program tersebut
pada modul plc dan modul IMS.
B. Alat dan bahan
1. Kabel wiring
2. Kabel DB 9
3. Kabel DB 25
4. Port Serial
5. PLC CJ2M
6. PC
7. Modul IMS station handling
C. Gambar station handling
12
D. Deskripsi kerja
Benda kerja berada di ujung kiri dan mengenai sensor kiri
konveyor. Tombol start ditekan konveyor jalan membawa benda kerja.
Sensor B1 mendeteksi benda lalu stopper turun. Sensor B1 dan B2
mendeteksi benda konveyor berhenti. Gripper bergerak ketengah
mengenai sensor B5 gripper turun dan vacum ON. Setelah timer
menghitung satu detik, gripper naik mengangkat benda. Gripper
bergerak ke kiri sensor B4 detect dan mengakibatkan gripper turun dan
timer menghitung satu detik, lalu vacuum OFF. Gripper bergerak naik
kembali. Sensor B7 kembali mendetect, stopper naik dan mengenai
sensor B3 dan mengakibatkan konveyor kembali berjalan hingga jig
benda kerja mengenai sensor batas kanan konveyor lalu konveyor
berhenti.
E. I/O (table alamat station handling)
Handling (PLC CJ2M)
13
Input Output
B1 9/25 Motor Forward 5/9
B2 1/25 Motor Reverse 6/9
B3 2/25 Inching Mode 7/9
B4 8/25 Stoper 14/25
B5 10/25 Axis Kanan 15/25
B6 5/25 Axis Kiri 16/25
B7 6/25 Gripper 17/25
B8 7/25 Vacum 18/25
B9
B10 1/9 Lampu 20/25
B11 2/9
14
F. Diagram step by step
15
G. Program
16
17
18
H. Permasalahan yang timbul dan cara menanganinya
1) Permasalahan : Vacum pada gripper tidak dapat mengangkat
benda kerja dengan baik.
Solusi : Dilakukan penyetelan pada valve vacum yang
berhubungan dengan aliran angin sehingga angin yang keluar
mampu mengangkat benda kerja dan mengganti benda kerja
dengan yang lebih ringan.
2) Permasalahan : Pergerakan silinder terlalu cepat sehingga tidak
berhenti ditempat yang seharusnya.
Solusi : Dilakukan penyetelan pada valve silinder yang
berhubungan dengan axis kiri kanan.
19
3.2 Testing
Percobaan meliputi :
A. Langkah-langkah praktek
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Wiring plc sesuai alamat yang ditentukan
3. Buka software cx programmer
20
4. Klik new pada cx programmer
5. Settinglah cx programmer sesuai dengan modul plc
yang digunakan.
21
6. Klik I/O table unit setup
7. Setting I/O sesuai dengan yang digunakan
22
8. Buatlah program untuk menjalankan station Testing
secara step by step
9. Jika program sudah selesai, compile dan trial program
tersebut pada modul plc dan modul IMS.
23
B. Alat dan bahan
1. Kabel wiring
2. Kabel DB 9
3. Kabel DB 25
4. Port Serial
5. PLC CJ2M
6. PC
7. Modul IMS station testing
C. Gambar station testing
D. Deskripsi kerja
Benda berada dikiri saat push button ditekan dan sensor kiri mendeteksi benda, konveyor forward aktif. Benda kerja melewati sensor (datang) sehingga stopper dan inching mode aktif. Saat sensor (loading) aktif mendeteksi benda kerja, maka inching mode off atau mati. Benda kerja akan diproses dengan sensor B4 untuk mendeteksi
24
apakah box pada benda kerja berwarna putih atau hitam. Kemudian pada sensor B5 akan mendeteksi pin pada benda kerja, apakah terbuat dari logam atau non logam. Sensor B7 akan mendeteksi bagian top pada benda kerja apakah berarna putih atau hitam. Sensor B6 mendeteksi benda kerja, apakah benda kerja yang sedang di proses ada di tempat atau tidak. Sensor B4, B5, B7 dan B6 akan memberi sinyal yang kemudian dialihkan ke output lampu untuk mengindikasikan benda kerja tersebut. Saat sensor B6 aktif, maka timer 1 #5 aktif. Saat kontak on pada timer aktif (close) maka stopper off atau mati. Saat stopper mati, konveyor forward aktif, dan membawa benda kerja. Saat sensor (kanan) mendeteksi benda kerja, maka konveyor forward off atau mati.
E. I/O (table alamat station testing)
TESTINGCJ2M
Input OutputWiring Nama Wiring Nama
1/9 B8 14/25 Stopper2/9 B9 5/9 Forward
1/25 B1 6/9 Reverse2/25 B2 7/9 Inching Mode3/25 B3 20/25 Lamp4/25 B4 5/25 B5 6/25 B6 7/25 B7
F. Diagram step by step
25
26
G. Program
27
28
29
3.3 Processing
Percobaan meliputi :
A. Langkah-langkah praktek30
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Wiring plc sesuai alamat yang ditentukan
3. Buka software cx programmer
4. Klik new pada cx programmer
5. Settinglah cx programmer sesuai dengan modul plc
yang digunakan.
31
6. Klik I/O table unit setup
i.
32
7. Setting I/O sesuai dengan yang digunakan
8. Buatlah program untuk menjalankan station Processing
secara step by step
33
9. Jika program sudah selesai, compile dan trial program
tersebut pada modul plc dan modul IMS.
B. Alat dan bahan
1. Kabel wiring
2. Kabel DB 9
3. Kabel DB 25
4. Port Serial
5. PLC CJ2M
6. PC
7. Modul IMS station processing
C. Gambar station processing
34
D. Deskripsi kerja
Ketika tombol Start ditekan dan Sensor B4 mendeteksi pin, maka konveyor forward aktif membawa benda kerja. Saat sensor IR mendeteksi benda kerja, maka stopper aktif. Saat sensor B2 mendeteksi benda kerja, maka konveyor berhenti dan mengaktifkan clamping dan lifting table yang berfungsi untuk menjepit benda kerja. Saat clamp aktif, maka sensor B7 aktif dan mengaktifkan silinder press yang berfungsi untuk mendorong pin kedalam benda kerja. Silinder aktif, maka sensor B6 aktif dan silinder press off. Silinder press off dan mengaktifkan sensor B5, sehingga clamp dan lifting table off dan mengaktifkan timer selama 0,5 detik. Setelah 0,5 detik, kontak on pada timer aktif (On) stopper off dan konveyor forward aktif. Saat sensor B9 aktif mendeteksi benda kerja , timer dan konveyor forward off dan processing benda kerja selesai.
E. I/O (table alamat station processing)
PROCESSINGCJ1M CPU21
Input OutputWiring Nama Wiring Nama2/9 B9 5/9 Forward1/25 IR 6/9 Reverse2/25 B2 7/9 Inching Mode4/25 B4 14/25 Stopper5/25 B5 15/25 Clamping 6/25 B6 16/25 Press Silinder7/25 B7 20/25 Lamp11/25 Emergency 21/25 Lifting Table
F. Diagram step by step
35
G. Program
36
37
H. Permasalahan yang timbul dan cara menanganinya
a) Permasalahan : lifting table tidak dapat naik untuk mengangkat
benda kerja karena valve rusak.
Solusi : Diganti dengan valve yang baru.
b) Permasalahan : Connector pada valve lifting table yang baru tidak
berfungsi
Soulusi : Mengganti connector menggunakan komponen black
housing
3.4 Storage
A. Langkah-langkah praktek
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Wiring plc sesuai alamat yang ditentukan
3. Buka software cx programmer
38
i.
4. Klik new pada cx programmer
i.
5. Settinglah cx programmer sesuai dengan modul plc
yang digunakan.
39
i.
6. Klik I/O table unit setup
i.
40
7. Setting I/O sesuai dengan yang digunakan
8. Buatlah program untuk menjalankan station Storage
secara step by step
41
9. Jika program sudah selesai, compile dan trial program
tersebut pada modul plc dan modul IMS.
B. Alat dan bahan
1. Kabel wiring
2. Kabel DB 9
3. Kabel DB 25
4. Port Serial
5. PLC CJ2M
6. PC
7. Modul IMS station storage
C. Gambar station storage
42
D. Deskripsi kerja
Benda berada pada posisi sensor B1, tombol start ditekan konveyor berjalan membawa benda. Benda mengenai sensor B2 dan sensor B2 mendeteksi benda kerja konveyor OFF dan gripper pada axis Z turun. Gripper mengenai sensor loading position lalu gripper diam dan axis Z OFF. Vacum ON. Sensor vacum preset ON. Gripper naik dan membawa benda hingga level tiga. Sensor level tiga ON. Motor axis Z OFF dan gripper maju, sensor silinder extend ON. Vacuum OFF, gripper melepaskan benda. Timer menghitung dua detik lalu silinder mundur. Gripper pada motor axis Z naik hingga mengenai sensor level empat lalu OFF. Konveyor pembawa benda kembali ke posisi awal.
A. I/O (table alamat station storage)
Storage (PLC CJ1M)Input Output
B1 1/9 Motor Forward 5/9B2 2/9 Motor Reverse 6/9
Vacum Preset 8/25 Z turun 18/25Level 1 1/25 Z Naik 17/25Level 2 2/25 Vacum On 15/25Level 3 3/25 Vacum Off 16/25Level 4 4/25 Gripper 14/25
Loading Position 5/25 X Maju 21/25B6 6/25 X Mundur 20/25B7 7/25
43
E. Diagram step by step
44
F. Program
45
46
G. Permasalahan yang timbul dan cara menanganinya
1) Permasalahan : Vacum preset terlalu sensitive (tidak dapat
berfungsi dengan baik)
Solusi : Dilakukan penyettingan dengan obeng pada baut
pengontrol vacum preset.
BAB 4
47
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Jelaskan apa saja yang diperlukan untuk mencapai tujuan dipoint 3
Dalam melakukan praktikum pada simulasi system otomasi, mahasiswa harus mengetahui bagaimana cara menjalankan simulasi tersebut dengan menggunakan program yang sesuai. Simulasi system otomasi dapat beroperasi, jika alamat input dan output pada program sesuai dengan wiring input dan outut pada PLC yang digunkan. Penggunaan input dan output sesuai dengan kebutuhan pada praktikum yang dilakukan. Untuk mengetahui kebutuhan input dan output yang sesuai, mahasiswa harus mengetahui input dan output yang digunakan pada simulasi. Sehingga mahasiswa mampu merencanakan kebutuhan input dan output pada PLC yang digunakan.
Hasil praktikum secara umum
Dalam dunia industri penggunaan sistem otomasi sangat mempengaruhi efisiensi dalam berproduksi. Untuk mengetahui cara kerja sistem otomasi pada dunia industri, mahasiswa melakukan simulasi sistem otomasi berbasis IMS (Ingtegrated Manufacturing System). Pada IMS memiliki 4 station yang berbeda, yaitu Storage, Handling, Testing dan Processing dimana pada tiap station memiliki kebutuhan input dan output yang berbeda. Setiap station memiliki cara kerja yang berbeda dengan station lain
DAFTAR PUSTAKA
Tugas akhir Yudha Wijaya
48
Kumpulan laporan hasil praktikum otomasi mekatronika 2011
49