modul pelatihan jaringan

68
1 Laboratorium Sisjar | Pel Modul pelatihan jaring Pengenalan Perangkat Jari Jaringan komputer adalah sebuah yang bekerja bersama-sama untuk seperti Membagi sumber daya sep contohnya kirim email, chatting, ata Dari defenisi di atas yang dimaksud sebagainya. 1.1 Gambar hub, swit Fungsi Hub secara sederhana adala ke alamat yang akan dituju den terhubung dalam satu terminal Hub Fungsi switch secara sederhana h dimaksud adalah cara kerja antara semua computer, sedangkan pada switch menentukan tujuan berda hardware) Fungsi router secara sederhana a meneruskan data dari satu jaringan Untuk membangun suatu jaringan c device (computer, laptop, atau lain twisted pair) biasanya orang me lainnya. Pada palatihan kali ini kita awali d pada masalah ini kita memilih kabe latihan Jaringan Komputer gan komputer ingan h sistem yang terdiri atas komputer dan perangka k mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari j perti pemakaian printer, CPU, Memory, harddisk, se aupun sebagai akses informasi contohnya web brow d dengan perangkat lainnya dapat berupa hub, switc tch, dan router ah hanya memiliki kemampuan meneruskan paket ( ngan menyebarkan berita (broadcast) ke seluruh b. hampir sama dengan hub namun lebih cerdas. L a switch dengan hub yang berbeda, jika hub men a switch dapat menentukan kemana paket harus asarkan MAC address (Media Access Control A adalah sebagai penghubung antar dua atau lebih n ke jaringan lainnya). computer yang paling sederhana adalah kita membu nnya) dan suatu penghubung yang dapat berupa ka enyebutnya kabel LAN, ataupun menggunakan wi dengan pembuatan kabel yang siap dipakai untuk j el UTP dan selanjutnya kita akan melakukan crimping at jaringan lainnya jaringan komputer ebagai komunikasi wsing. ch, router dan lain (data yang dikirim) h computer yang Lebih cerdas yang ngirimkan paket ke s dikirim (selektif), Address / alamat h jaringan, (untuk utuhkan minimal 2 abel UTP (unshield ireless dan media jaringan computer g kabel UTP.

Upload: antares-bugi

Post on 19-Jun-2015

1.505 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

modul pelatihan jaringan lab sisjar. (sistem operasi dan jaringan)

TRANSCRIPT

Page 1: Modul pelatihan jaringan

1 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Modul pelatihan jaringan komputer

Pengenalan Perangkat Jaringan

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan

yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer

seperti Membagi sumber daya seperti pemakaian printer, CPU, Memory, harddisk, sebagai komunikasi

contohnya kirim email, chatting, ataupun sebagai akses

Dari defenisi di atas yang dimaksud dengan perangkat lainnya dapat berupa hub, switch, router dan lain

sebagainya.

1.1 Gambar hub, switch, dan router

Fungsi Hub secara sederhana adalah

ke alamat yang akan dituju dengan menyebarkan berita (broadcast) ke seluruh computer yang

terhubung dalam satu terminal Hub.

Fungsi switch secara sederhana hampir sam

dimaksud adalah cara kerja antara switch dengan hub yang berbeda,

semua computer, sedangkan pada

switch menentukan tujuan berdasarkan MAC address (

hardware)

Fungsi router secara sederhana adalah sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan, (untuk

meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya).

Untuk membangun suatu jaringan computer yang paling sederhana adalah kita membutuhkan m

device (computer, laptop, atau lainnya)

twisted pair) biasanya orang menyebutnya kabel LAN, ataupun menggunakan wireless dan media

lainnya.

Pada palatihan kali ini kita awali dengan pemb

pada masalah ini kita memilih kabel UTP

| Pelatihan Jaringan Komputer

Modul pelatihan jaringan komputer

Pengenalan Perangkat Jaringan

adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan

sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer

daya seperti pemakaian printer, CPU, Memory, harddisk, sebagai komunikasi

contohnya kirim email, chatting, ataupun sebagai akses informasi contohnya web browsing.

Dari defenisi di atas yang dimaksud dengan perangkat lainnya dapat berupa hub, switch, router dan lain

Gambar hub, switch, dan router

adalah hanya memiliki kemampuan meneruskan paket (data yang dikirim)

dengan menyebarkan berita (broadcast) ke seluruh computer yang

lam satu terminal Hub.

hampir sama dengan hub namun lebih cerdas. L

cara kerja antara switch dengan hub yang berbeda, jika hub mengirimkan

pada switch dapat menentukan kemana paket harus dikirim (selektif),

switch menentukan tujuan berdasarkan MAC address (Media Access Control Address /

adalah sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan, (untuk

meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya).

Untuk membangun suatu jaringan computer yang paling sederhana adalah kita membutuhkan m

(computer, laptop, atau lainnya) dan suatu penghubung yang dapat berupa kabel UTP (unshield

biasanya orang menyebutnya kabel LAN, ataupun menggunakan wireless dan media

Pada palatihan kali ini kita awali dengan pembuatan kabel yang siap dipakai untuk jaringan computer

h kabel UTP dan selanjutnya kita akan melakukan crimping kabel

perangkat jaringan lainnya

sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer

daya seperti pemakaian printer, CPU, Memory, harddisk, sebagai komunikasi

informasi contohnya web browsing.

Dari defenisi di atas yang dimaksud dengan perangkat lainnya dapat berupa hub, switch, router dan lain

(data yang dikirim)

dengan menyebarkan berita (broadcast) ke seluruh computer yang

Lebih cerdas yang

hub mengirimkan paket ke

switch dapat menentukan kemana paket harus dikirim (selektif),

Media Access Control Address / alamat

adalah sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan, (untuk

Untuk membangun suatu jaringan computer yang paling sederhana adalah kita membutuhkan minimal 2

pa kabel UTP (unshield

biasanya orang menyebutnya kabel LAN, ataupun menggunakan wireless dan media

jaringan computer

akan melakukan crimping kabel UTP.

Page 2: Modul pelatihan jaringan

2 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Crimping cabel UTP

Sebelum melakukan crimping kabel UTP ada baiknya mengetahui kita akan melakukan crimping kabel

straight atau cross over.

Kabel straight

Kabel straight merupakan kabel yang memiliki cara pemasangannya yang sama antara ujung

satu dengan ujung dua (standar yang sama antara kedua ujungnya). Kabel straight digunakan

untuk menghubungkan 2 device yang berbeda.

1.2 Gambar Kabel UTP

Contoh penggunaan kabel straight adalah sebagai berikut :

1. Menghubungkan antara computer dengan switch

2. Menghubungkan computer dengan LAN pada modem cable/DSL

3. Menghubungkan router dengan LAN pada modem cable/DSL

4. Menghubungkan switch ke router

5. Menghubungkan hub ke router

Kabel cross over

Kabel cross over merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda antara ujung satu dengan

ujung dua. Kabel straight digunakan untuk menghubungkan 2 device yang sama, contohnya :

1. menghubungkan 2 buah komputer secara langsung

2. menghubungkan 2 buah switch

3. menghubungkan 2 buah hub

4. menghubungkan switch dengan hub

5. menghubungkan computer dengan router

Page 3: Modul pelatihan jaringan

3 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Dalam melakukan crimping kabel UTP, alat yang dibuthkan adalah:

1. kabel UTP

2. konektor RJ-45

3. crimping tool

4. LAN tester (untuk menguji hasil crimping)

Page 4: Modul pelatihan jaringan

4 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Crimping kabel straight

Langkah – langkah crimping kabel straight :

1) Kelupas kedua ujung kabel UTP seperti berikut:

2) Buka pilinan kabel kemudian pada ujung 1 urutkan kabel sesuai warna, adapun

warnanya sebagai berikut:

Putih orange, Orange, Putih hijau, Biru, Putih biru, Hijau, Putih cokelat, Cokelat

Untuk ujung 2 urutkan warnanya sesuai dengan ujung 1.

Putih orange, Orange, Putih hijau, Biru, Putih biru, Hijau, Putih cokelat, cokelat

3) Luruskan kabel dan potong ujungnya hingga lurus.

Kemudian masukkan kabel kedalam RJ-45 sebagai catatan kita harus konsisten dalam

melakukan pemasangan kabel. Apabila bagian muka pada ujung 1 adalah bagian yang

memiliki tonjolan pada RJ-45, maka pada ujung 2 bagian mukanya sama dengan ujung

1, yaitu yang memiliki tonjolan pada RJ-45.

Page 5: Modul pelatihan jaringan

5 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

4) Masukkan kabel kedalam RJ45

pastikan semua kabel mengenai pin (kuningan) yang ada pada RJ-45, selanjutnya

masukkan RJ-54 yang telah dimasukkan kabel kedalam crimping tool, kemudian

lakukan crimping dengan menekan crimping hingga pin (kuningan) pada RJ-45 benar-

benar menyentuh kabel.

Untuk menguji apakah kabel berhasil atau gagal yaitu dengan LAN tester. Masukkan

kedua ujung kabel yang sudah di pasang konektor RJ-45, selanjutnya nyalakan tombol

ON pada LAN tester. Indikator keberhasilan adalah lampu pada LAN tester menyala

bersamaan dari lampu no.1 hingga lampu no.8.

Crimping kabel cross over

Untuk melakukan crimping pada kabel cross over, secara langkah – langkah hampir sama

dengan melakukan crimping pada kabel straight. Hanya saja yang membedakan adalah urutan

kabel pada ujung 2, adapun urutannya adalah sebagai berikut:

1) Pada ujung 1

Putih orange, Orange, Putih hijau, Biru, Putih biru, Hijau, Putih cokelat, cokelat

Page 6: Modul pelatihan jaringan

6 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

2) Pada ujung 2

Sedangkan pada ujung 2 kabel no.1 ditukar dengan kabel no.3 (kabel Putih Orange

ditukar dengan kabel Putih hijau), dan kabel no.2 ditukar dengan kabel no.6 (kabel

Orange ditukar dengan kabel Hijau), sehingga urutannya menjadi :

Putih hijau, Hijau, Putih orange, Biru, Putih biru, Orange, Putih cokelat, Cokelat

Untuk lebih jelasnya sebagai berikut

Untuk menguji apakah kabel kita berhasil atau gagal, lakukan pengujian menggunakan

LAN tester. Indikator keberhasilan kita adalah hampir sama dengan kabel straight

namun pada saat lampu no.1 pada LAN tester sebelah kiri menyala maka Lampu pada

LAN tester sebelah kanan yang harus menyalah adalah no.3, dan pada saat Lampu

no.2 LAN tester sebelah kiri menyala maka lampu pada LAN tester sebelah kanan yang

harus menyala adalah no.6.

Catatan :

Apabila kita gagal dalam melakukan crimping (indikator keberhasilan tidak tercapai)

maka potong kedua ujung kabel yang sudah ada konektor RJ-45 nya kemudian lakukan

langkah-langkah diatas hingga indikator keberhasilan tercapai. Namun apabila kita

mengetahui bagian ujung mana yang gagal (ujung 1 atau ujung 2) maka kita tidak

perlu memotong kedua ujungnya, potong saja ujung yang di anggap gagal.

Page 7: Modul pelatihan jaringan

7 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Jangan gunakan kembali RJ-45 yang sudah gagal pada saat crimping, karena walaupun

kita sudah membuang kabel yang melekat pada konektor RJ-45, tetapi pin (kuningan)

yang ada pada RJ-45 tersebut sudah tenggelam, hal ini dapat menyebabkan kabel sulit

untuk masuk dengan sempurna sehingga resiko kegagalan semakin besar, dusahakan

menggunakan RJ-45 yang masih baru. Disisi lain harga RJ-45 baru relatif murah.

Page 8: Modul pelatihan jaringan

8 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Membangun jaringan sederhana

Latihan selanjutnya yaitu membangun jaringan sederhana dengan menghubungkan 2 komputer

menggunakan kabel LAN yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kabel LAN yang dibutuhkan adalah

cross over.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Masukkan ujung kabel 1 LAN cross over ke port LAN card pada PC-1 selanjutnya masukkan ujung

kabel 2 LAN cros over ke port LAN card pada PC-2.

Sehingga secara diagram sebagai berikut

2) setting IP address pada PC-1 dengan 192.168.1.1 subnet mask 255.255.255.0

3) setting IP address pada PC-2 dengan 192.168.1.2 subnet mask 255.255.255.0

untuk masalah IP address dan netmask akan dibahas pada materi selanjutnya

adapun cara setting IP address pada tiap operating system caranya berbeda-beda apabila kita

menggunakan windows maka :

pilih properties

pilih Internet protocol (TCP/IP)

Kemudian isikan IP address seperti poin 2 dan 3

*Lakukan pada PC-1 dan PC-2

Page 9: Modul pelatihan jaringan

9 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

4) Selanjutnya untuk menguji kesuksesan jaringan, lakukan ping (packet internet groper) dengan

utilitas ping ini kita dapat mengecek apakah jaringan kita sukses atau gagal

caranya pada windows buka cmd.

Pada PC-2 lakukan ping ke PC-1 tuliskan di cmd pada PC-2

Ping 192.168.1.1

Pastikan hasilnya seperti berikut:

Maka indikator ini menandakan jaringan yang kita buat sukses, namun apabila hasilnya:

Maka indikator ini menandakan jaringan yang kita buat belum sukses, ulangi langkah-langkah di

atas hingga indikator tercapai.

Sebagai cross check, lakukan ping pada PC-1 ke PC-2 di cmd pada PC-1 tulis

Ping 192.168.1.2

Apabila indikator berhasil maka jarinngan sukses.

Seandainya masih tetap gagal periksa kembali kabel LAN yang digunakan, cek ulang IP address,

cek firewall pada PC masing-masing.

Page 10: Modul pelatihan jaringan

10 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Konsep IP address

Pada latihan sebelumnya (membangun jaringan sederhana) kita mengeset PC-1 dengan IP address

192.168.1.1 dan subnet mask 255.255.255.0 mari kita bahas apa maksud dari semua ini.

IP address adalah alamat suatu host (contohnya PC), kalau kita analogikan PC adalah rumah, maka IP

address adalah alamat rumah tersebut.

Pada pelatihan ini kali ini kita cukup membahas mengenai IP versi 4, pada contoh di atas IP PC-1 di set

192.168.1.1 kalau kita pisah berdasarkan titiknya menjadi :

Setiap kolom berisi 8 bit, jadi jika dilihat dalam bit tiap kolom menjadi :

Sekarang kolom 1 kita beri sebutan dengan octet 1, kolom 2 kita beri sebutan dengan octet 2, kolom 3

kita beri sebutan dengan octet 3, kolom 4 kita beri sebutan dengan octet 4.

Setiap kolom atau yang kita sebut dengan octet memiliki nilai minimum biner 00000000 kalau di

konversi ke decimal menjadi 0 dan memiliki nilai maksimum 11111111 kalau di konversi ke decimal

menjadi 255, jadi setiap kolom nilainya antara 0-255, tapi khusus untuk octet 1 tidak boleh diisi dengan

nilai 0 dan 255.

Selanjutnya pada IP address memiliki aturan pengkelasan IP, adapun pengkelasan IP dibagi sebagai

berikut:

CLASS RANGE keterangan

A 1.0.0.1 s/d 126.255.255.254 Mendukung hingga 16 juta host

dengan 127 jaringan

B 128.1.0.1 s/d 192.255.255.254 Mendukung hingga 65 ribu host

dengan 16 ribu jaringan

C 192.0.1.1 s/d 223.255.254.254 Mendukung hingga 254 host

dengan 2 juta jaringan

D 224.0.0.0 s/d 239.255.255.255 Digunakan untuk grup multicast

E 240.0.0.0 s/d 254.255.255.254 Digunakan sebagai penelitian

lanjut

Page 11: Modul pelatihan jaringan

11 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Sedangkan IP 127.x.x.x itu tidak boleh digunakan karena sebagai loopback test, dalam kata lain sebagai

localhost atau lebih sederhananya lagi IP computer itu secara pribadi.

Pada pelatihan ini kita hanya membahas mengenai IP class A, B dan C.

Kita juga mengenal IP Public dan IP private, sederhananya IP public adalah adalah IP yang digunakan

oleh internet sedangkan IP private tidak digunakan oleh internet.

• Untuk kelas A IP private nya adalah 10.0.0.0 s/d 10.255.255.255

• Untuk kelas B IP private nya adalah 172.16.0.0 s/d 172.16.255.255

• Untuk kelas C IP private nya adalah 192.168.0.0 s/d 192.168.255.255

Itu alasannya kenapa kita sering menjumpai IP address untuk kleas C 192.168.x.x.

Untuk menentukan kapan kita menggunakan IP class A , B , atau C kita bisa memutuskan berdasarkan

jumlah host dan jumlah jaringan yang akan kita buat.

Page 12: Modul pelatihan jaringan

12 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Konsep subnet

Masih mebahas mengenai PC-1 yang memiliki IP 192.168.1.1 dengan subnet mask 255.255.255.0, mari

kita perjelas maksud dari pernyataan di atas.

Pada PC-1, IP address 192.168.1.1 merupakan IP class C, IP class C ini secara default memiliki subnet

mask 255.255.255.0

Kalau kita kembali ke konsep IP address tadi IP 192.168.1.1 kita ubah ke biner menjadi:

Sedangkan netmasknya 255.255.255.0 kita jadikan biner maka :

Apabila kita lakukan proses AND (proses seperti AND pada true false, true dilambangkan dengan 1

sedangkan false dilambangkan dengan 0) dengan netmask nya menjadi :

Maka suatu IP address dikatakan satu jaringan dengan 192.168.1.1 apabila dilakukan proses AND

dengan subnet mask 255.255.255.0 maka menghasilkan hasil yang sama.

Kemungkinan yang ada adalah kita hanya bisa mengganti 8 bit terahir (octet 4) dari IP address karena

yang memiliki nilai bit 0 pada subnet mask adalah 8 bit terakhirnya.

Kemungkinannya ialah 0000001 sampai 11111110 karena 00000000 = 0 dan 11111111 = 255 tidak boleh

dipakai. IP address yang masuk kedalam jaringan PC1 adalah device dengan IP address 192.168.1.1 –

192.168.1.254

Page 13: Modul pelatihan jaringan

13 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

sekarang kita kembali ke konsep subnet mask. Untuk lebih mudah memahami konsep netmask

perhatikan analogi berikut ini :

Pada jalan Gatot subroto ada 8 rumah dengan rumah no.8 sebagai ketua RT. Ketua RT ini bertugas

memberikan pengumuman kepada warganya. Dengan bertambahnya waktu, penghuni jalan Gatot

Subroto semakin ramai sehingga tugas pak RT untuk menyampaikan informasi semakin berat, maka

agar tugas pak RT lebih mudah jalan gatot subroto di desain ada gang. Dimana setiap Gang kini memiliki

masing – masing RT.

Dengan begini RT pada gang I tidak perlu mengurusi gang II dan gang III, dalam kata lain setiap gang

mengurusi urusannya masing-masing.

Mari analogi ini kita bawa kedalam konsep subnet mask, anggap jalan gatot subroto adalah sebuah

alamat jaringan sebagai contoh PC-1 alamat jaringannya 192.169.1.0 kemudian rumah no.1 sampai no.7

adalah sebuah host dan pak RT adalah broadcast sehingga:

Page 14: Modul pelatihan jaringan

14 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Dengan bertambahnya host kinerja broadcast menjadi berat maka di desain subnet, subnet pada

masalah ini kita gambarkan seperti gang tadi.

Sehingga dengan seperti ini tiap broadcast di suatu subnet hanya mengurusi host nya sendiri pada

contoh diatas broadcast 192.168.1.31 hanya memberikan informasi kepada host di subnet 192.168.1.16

Apabila suatu jaringan menggunakan subnet mask defaultnya itu sama saja dengan suatu jalan tanpa

gang.

• Untuk IP class A subnet mask defaultnya 255.0.0.0

• Untuk IP class B subnet mask defaultnya 255.255.0.0

• Untuk IP class C subnet mask defaultnya 255.255.255.0

Setelah memahami konsep subnet mask diatas mari kita lakukan perhitungan subnet mask.

Page 15: Modul pelatihan jaringan

15 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Subnetting IP class C

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, bahwa IP class C memiliki subnet mask default 255.255.255.0

apabila di binerkan menjadi:

Hal itu biasanya di sebut dengan /24 karena ada 24 bit pertama yang bernilai 1, sebagai tambahan

setelah ada angka 0 tidak boleh lagi ada angka 1.

Untuk membuat suatu subnetmask nilainya harus lebih besar dari nilai defaultnya, dengan demikian

untuk class C yang memiliki nilai default /24 untuk membuat subnet haruslah lebih besar dari /24 yaitu

/25 - /30, akan tetapi pada /31 dan /32 tidak boleh dipakai karena harus menyisakan 2 bit sebagai

alamat jaringan dan broadcast.

Subnet mask Nilai CIDR (Classless Inter-Domain Routing)

255.255.255.128 /25

255.255.255.192 /26

255.255.255.224 /27

255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29

255.255.255.252 /30

Sekarang kita coba melakukan subnetting dengan IP class C menggunakan /25

/25 kalau dijadikan bit adalah:

Subnet mask : 255.255.255.128

Dalam perhitungan subnetting pada umumnya yang dicari adalah jumlah subnet pada jaringan itu (di

analogikan ada berapa jumlah gang pada jalan tersebut), jumlah host tiap subnet (di analogikan ada

berapa jumlah rumah tiap gang), blok subnetnya (di analogikan gang apa saja yang ada di jalan

tersebut).

Page 16: Modul pelatihan jaringan

16 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Cara Mencari jumlah subnet, jumlah host, dan blok subnet (Contoh dibawah ini menggunakan nilai bit

11111111.11111111.11111111.10000000) :

a. Kita mulai dengan mencari jumlah subnetnya, jumlah subnet dapat dicari dengan cara 2x

dimana nilai x didapat dari banyaknya angka 1 pada octet 4, pada kasus ini ada 1 sehingga

jumlah subnetnya adalah :

21 = 2 buah subnet

b. Jumlah host tiap subnet dapat dicari dengan cara 2y dimana nilai y didapat dari banyaknya

angka 0 pada octet 4 pada kasus ini ada 7 buah pada octet 4 yang bernilai 0 sehingga jumlah

host tiap subnetnya adalah :

27-2=126 host tiap subnet

c. Untuk mencari blok subnet dapat dicari dengan cara 256 – 128 (dimana 128 adalah nilai octet

4) = 128, blok selanjutnya hasil ini di kali 2 menghasilkan 256.

Jadi subnet valid nya adalah 0 (pasti ada), 128 tetapi 256 tidak di gunakan.

d. Agar lebih jelas maka akan terkihat seperti ini:

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.128

Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.129

Host Treakhir 192.168.1.126 192.168.1.254

Broadcast 192.168.1.127 192.168.1.255

Page 17: Modul pelatihan jaringan

17 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Sekarang kita buktikan secara binary bahwa antara 192.168.1.10 dengan 192.168.1.130 tidak saling

terhubung.

192.168.1.10 dijadikan bit:

Subnet masknya 255.255.255.128 di jadikan bit:

Di AND menghasilkan :

Sekarang 192.168.1.130 dijadikan bit:

Subnet mask nya 255.255.255.128 dijadikan bit:

Di AND menghasilkan :

Terbukti hasil AND pada IP 192.168.1.10 dengan hasil AND pada IP 192.168.1.130 tidak sama, sehingga 2

IP ini tidak terhubung di karenakan subnet yang berbeda.

Sekarang kita lakukan pembuktian secara langsung, dibawah ini adalah jaringan sederhana yang telah

dibangun sebelumnya

• Ganti konfigurasi IP address pada PC-1 yang sebelumnya IP address 192.168.1.1 /24 diganti

menjadi 192.168.1.10/25 atau 192.168.1.10 subnet mask 255.255.255.128

Page 18: Modul pelatihan jaringan

18 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

• Ganti konfigurasi IP address pada PC-2 yang sebelumnya IP address 192.168.1.2 /24 diganti

menjadi 192.168.1.130/25 atau 192.168.1.130 subnet mask 255.255.255.128

• Selanjutnya lakukan proses ping dari PC-1 ke PC-2 dan begitupun sebaliknya yang terjadi adalah:

Terbukti bahwa PC-1 tidak terhubung dengan PC-2.

Sebagai contoh lainnya sekarang kita menggunakan class C dengan subnetmask /27. Masih dengan

alamat jaringan 192.168.1.0

/27 kalau dijadikan bit adalah :

255.255.255.224

a. Jumlah subnet

23 = 8 buah subnet

b. Jumlah host

25

– 2 = 30 host tiap subnet

c. Subnet yang valid

256 – 224 = 32, blok selanjutnya hasil ini di kali 2 = 64, dikali 3 = 96 dikali 4 = 128 dikali 5 = 160

dikali 6 = 192 dikali 7 = 224.

Jadi subnet valid nya adalah 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192,224

d. Agar lebih jelas maka akan terkihat seperti ini:

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.32 192.168.1.64 192.168.1.96

Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.33 192.168.1.65 192.168.1.97

Host Treakhir 192.168.1.30 192.168.1.62 192.168.1.94 192.168.1.126

Broadcast 192.168.1.31 192.168.1.63 192.168.1.95 192.168.1.127

Page 19: Modul pelatihan jaringan

19 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Subnet 192.168.1.128 192.168.1.160 192.168.1.192 192.168.1.224

Host Pertama 192.168.1.129 192.168.1.161 192.168.1.193 192.168.1.225

Host Treakhir 192.168.1.158 192.168.1.190 192.168.1.222 192.168.1.254

Broadcast 192.168.1.159 192.168.1.191 192.168.1.223 192.168.1.255

Lakukanlah pengujian jaringan menggunakan binary, dan secara jaringan seperti sebelumnya.

Page 20: Modul pelatihan jaringan

20 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Subnetting IP class B

Seperti yang telah dipelajari pada perhitungan subnetting IP class C bahwa subnetmask harus lebih

besar dari nilai defaultnya, dengan demikian untuk class B yang memiliki nilai default /16. Maka subnet

mask yang diperbolehkan adalah mulai dari /17 sampai dengan /30:

Subnet Mask Subnet mask

/17 /25

/18 /26

/19 /27

/20 /28

/21 /29

/22 /30

/23

/24

Pada table diatas segaja dilakukan pemisahan karena berbeda dalam cara perhitungan, sekarang kita

awali dengan melakukan perhitungan dengan subnetmask kolom sebelah kiri. Sebagai contoh kita

gunakan IP class B dengan network 172.16.0.0 /18

/18 kalau diubah dalam bit :

255.255.192.0

a. Kita mulai dengan mencari jumlah subnetnya, jumlah subnet dapat dicari dengan cara 2x

dimana nilai x didapat dari banyaknya angka 1 pada 2 octet terakhir, pada kasus ini ada 2

sehingga jumlah subnetnya adalah :

22 = 4 buah subnet

b. Jumlah host tiap subnet dapat dicari dengan cara 2y dimana nilai y didapat dari banyaknya

angka 0 pada 2 octet terakhir pada kasus ini ada 14 buah angka 0 pada 2 octet terakhir sehingga

jumlah host tiap subnetnya adalah :

214

-2=16.382 host tiap subnet

Page 21: Modul pelatihan jaringan

21 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

c. Untuk mencari blok subnetnya dapat dicari dengan cara 256 – 192 (dimana 192 adalah nilai

octet 3) = 64. Blok selanjutnya hasil ini di kali 2 menghasilkan 128 dikali 3 menghasilkan =192.

Jadi subnet valid nya adalah 0,64,128,192.

Agar lebih jelas maka akan terkihat seperti ini:

Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0

Host Pertama 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1

Host Treakhir 172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254

Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16.255.255

Sekarang kita lakukan perhitungan pada subnet pada kolom sebelah kanan sebagai contoh kita gunakan

IP class B dengan network 172.16.0.0 /25

/25 kalau diubah dalam bit :

255.255.255.128

a. Kita mulai dengan mencari jumlah subnetnya, jumlah subnet dapat dicari dengan cara 2x

dimana nilai x didapat dari banyaknya angka 1 pada 2 octet terakhir, pada kasus ini ada 9

sehingga jumlah subnetnya adalah :

29 = 512 buah subnet

b. Jumlah host tiap subnet dapat dicari dengan cara 2y dimana nilai y didapat dari banyaknya

angka 0 pada octet 3 dan octet 4 pada kasus ini ada 7 buah sehingga jumlah host tiap subnetnya

adalah :

27-2=126 host tiap subnet

c. Untuk mencari blok subnetnya dapat dicari dengan cara 256 – 128 (dimana 128 adalah nilai

octet 4) = 128.

Jadi subnet valid nya adalah 0, 128.

Page 22: Modul pelatihan jaringan

22 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

d. Agar lebih jelas maka akan terkihat seperti ini:

Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128

Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129

Host Treakhir 172.16.0.126 192.168.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254

Broadcast 192.168.0.127 192.168.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255

Page 23: Modul pelatihan jaringan

23 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Subnetting IP class A

Sama seperti perhitungan sebelumnya pada subnetting IP class B dan C bahwa subnet mask harus lebih

besar dari nilai defaultnya, dengan demikian untuk class A yang memiliki nilai default /8. Maka subnet

mask yang diperbolehkan adalah mulai dari /9 sampai dengan /30:

Subnet Mask Subnet Mask Subnet mask

/9 /17 /25

/10 /18 /26

/11 /19 /27

/12 /20 /28

/13 /21 /29

/14 /22 /30

/15 /23

/16 /24

Sebagai contoh kita gunakan IP class B dengan network 10.0.0.0 /12

/12 kalau di rubah dalam bit :

255.240.0.0

a. Kita mulai dengan mencari jumlah subnetnya, jumlah subnet dapat dicari dengan cara 2x

dimana nilai x didapat dari banyaknya angka 1 pada 3 octet terakhir pada kasus ini ada 4

sehingga jumlah subnetnya adalah :

24 = 16 buah subnet

b. Jumlah host tiap subnet dapat dicari dengan cara 2y dimana nilai y didapat dari banyaknya

angka 0 pada 3 octet terakhir pada kasus ini ada 20 sehingga jumlah host tiap subnetnya

adalah:

220

-2=1.048.574 host tiap subnet

c. Untuk mencari blok subnetnya dapat dicari dengan cara 256 – 240 = 16, blok selanjutnya hasil

ini di kali 2 menghasilkan 32 dikali 3 menghasilkan =48 dan seterusnya sehhingga.

Jadi subnet valid nya adalah 0,16,32,48...240.

Page 24: Modul pelatihan jaringan

24 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

d. Agar lebih jelas maka akan terkihat seperti ini:

Subnet 10.0.0.0 10.16.0.0 10.32.0.0 ... 10.240.0.0

Host Pertama 10.0.0.1 10.16.0.1 10.32.0.1 ... 10.240.0.1

Host Treakhir 10.15.255.254 10.31.255.254 10.63.255.254 ... 10.255.255.254

Broadcast 10.15.255.255 10.31.255.255 10.63.255.255 ... 10.255.255.255

Gateway

Setelah memahami konsep subnetmask dengan baik maka kita sudah memiliki pengetahuan dasar

mengenai jaringan, apakah suatu jaringan itu saling terhubung atau tidak. Jika tidak terhubung maka

dibutuhkan perangkat untuk menghubungkan jaringan yang berbeda tersebut seperti router.

Suatu jaringan anggap saja 192.168.1.0/24 akan disambungkan dengan jaringan 192.168.2.0/24 maka

pada tiap jaringan dibutuhkan gateway.

Gateway adalah alamat host yang berfungsi sebagai keluar masuknya paket data dari dan ke luar

jaringan , gateway dapat dianalogikan dengan sebuah jembatan penyebrangan, anggap orang-orang

yang ada di madura kalau mau keluar atau masuk dari madura harus melewati jembatan suramadu, nah

jembatan suramadu ini dikatakan sebagai gateway. Pada umumnya gateway adalah host yang berupa

router.

DNS (Domain Name System)

Selanjutnya yang perlu dipahami adalah DNS server, DNS (Domain Name sistem) yaitu suatu metode

dimana mentranslasikan suatu alamat IP address kedalam sebuah kalimat yang lebih mudah diingat,

sebagai contoh www.facebook.com, secara default jaringan tidak mengenal www.facebook.com

jaringan hanya mengenal IP address, namun ketika komputer melakukan permintaan ke jaringan alamat

facebook.com hal yang pertama di lakukan adalah komputer mengecek ke host DNS komputer itu

sendiri pada windows berada pada windows/system32/driver/etc/host apabila pada file ini tidak

ditemukan maka akan meminta alamat facebook.com ke DNS server.

Page 25: Modul pelatihan jaringan

25 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Pengenalan paket tracer

Paket Tracer merupakan software khusus yang memungkinkan penggunanya melakukan

simulasi jaringan komputer baik itu pear to pear, jaringan dengan menggunakan switch,

router maupun komputer gateway, serta dapat melakukan simulasi dengan berbagai tipe

hubungan kabel, baik itu dengan tipe kabel UTP Straigh Trough, Cross Over atau Roll Over.

Sebelum kita melakukan simulasi jaringan menggunakan cisco packet tracer sebaiknya kita mengenal

terlebih dahulu tools – tools serta bagian-bagian yang ada pada packet tracer adapun tampilan paket

tracer sebagai berikut :

• Toolbars

Pada toolbars terdapat tools yag dapat digunakan untuk undo, redo zoom print serta save.

• Navigasi

Pada bar navigasi dapat digunakan apabila hendak merubah dari posisi grab ke posisi select ,

memberikan catatan, hapus, periksa jaringan.

• Mengirim PDU (ping)

Digunakan untuk mengetes jaringan apakah sukses atau tidak

Page 26: Modul pelatihan jaringan

26 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

• Informasi status

Digunakan untuk melihat kondisi paket yang dikirim, apakah sukses atau gagal

• Daftar perangkat jaringan

Digunakan untuk memilih device apa yang akan digunakan dalam mendimulasikan jaringan.

• Memilih perangkat

Merupakan sub dari daftar perangkat jaringan yang kita pilih

• Area kerja dalam simulasi

Tempat simulasi berlangsung.

Page 27: Modul pelatihan jaringan

27 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

I. Simulasi jaringan peer to peer

Kita akan melakukan simulasi seperti pada contoh awal, yaitu menggunakan jaringan peer-

to-peer.

Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Buka aplikasi cicso paket tracer

b. Pada bagian daftar perangkat pilih end devices selanjutnya pada bagian jenis

perangkat pilih PC-PT.

Kita dapat memilihnya dengan cara melakukan drag menuju area kerja, atau klik

device yang dipilih hingga menjadi

kemudian klik area kerja.

c. Lakukan langkah ini sekali lagi untuk membuat 2 device PC-PT

d. Selanjutnya pilih jenis kabel penghubung, pada daftar perangkat pilih

connection

e. Pada jenis perangkat pilih kabel cross (di gambarkan dengan gambar garis

putus-putus) atau kita dapat memilih automatically, apabila kita memilih

automatically maka paket tracer secara otomatis akan memilihkan kabel yang

sesuai dengan device yang akan dihubungkan.

f. Akan tampak sebagai berikut

� Warna hijau menandakan Ethernet dalam kondisi up atau kondisi

terhubung

� Warna orange menandakan Ethernet sedang dalam proses menuju up

� Warna merah menandakan Ethernet sedang down atau mati

Page 28: Modul pelatihan jaringan

28 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

g. Selanjutnya lakukan pengaturan IP address dengan cara klik pada PC0 sehingga

muncul kotak dialog:

Pilih tab Desktop selanjutnya:

h. Pilih IP Configuration

i. Isi IP address dengan 192.168.1.1

Subnet Mask 255.255.255.0

Default gateway dan DNS server dikosngkan

Page 29: Modul pelatihan jaringan

29 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

j. Lakukan hal yang sama pada PC1

k. Selanjutnya lakukan ping (mengecek apakah terhubung antara PC0 dengan PC1

l. klik PC0 sehingga muncul kotak dialog selanjutnya pilih tab desktop dan pilih

Command Prompt

Lakukan ping ke PC1 dengan cara ketik :

Ping 192.168.1.2

m. Pastikan berhasil dengan indikator adanya reply dari host PC1

n. Apabila outputnya sebagai berikut:

Maka jaringan belum benar lakukan langkah diatas dengan benar

II. Simulasi jaringan dengan switch

a. Membangun jaringan dengan 6 host

Setelah kita melakukan simulasi menggunakan 2 host (peer-to-peer ) sekarang kita akan

membangun jaringan LAN sederhana dengan 6 host, disini untuk membangun jaringan

dengan 6 host kita menggunakan sebuah switch, karena Ethernet (LAN Card) pada PC

pada umumnya hanya ada satu.

Topologi yang akan kita bangun adalah sebagai berikut

Page 30: Modul pelatihan jaringan

30 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Cara menambahkan switch caranya hamper sama dengan menambahkan PT-PC namun

pada daftar perangkat pilih switches dan pilih tipe switch sesuai kebutuhan.

a. Konfigurasi IP address

PC-PT0

IP address 192.168.1.1

Subnet mask 255.255.255.0

PC-PT1

IP address 192.168.1.2

Subnet mask 255.255.255.0

PC-PT2

IP address 192.168.1.3

Subnet mask 255.255.255.0

Dan seterusnya hingga ke enam PC tersebut mendapatkan IP address

b. Selanjutnya lakukan pengecekan jaringan dengan melakukan ping dari IP

address 192.168.1.1 ke IP address 192.168.1.5 atau bebas sesuai pilihan kita.

Pastikan indikatator keberhasilan tercapai.

b. Simulasi jaringan menggunakan subnet IP class C

Pada pembelajaran sebelumnya kita sudah membahas mengenai subnetting pada class

C sekarang kita akan simulasikan hal tersebut, adapun topologi yang akan kita buat

adalah seperti dibawah ini :

Lakukan konfigurasi IP Address sebagai berikut:

Page 31: Modul pelatihan jaringan

31 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

PC-PT IP address Subnet mask

0 192.168.1.31 255.255.255.0

1 192.168.1.32 255.255.255.0

2 192.168.1.33 255.255.255.0

3 192.168.1.131 255.255.255.0

4 192.168.1.132 255.255.255.0

5 192.168.1.133 255.255.255.0

Selanjutnya lakukan ping dari IP address 192.168.1.32 ke IP address 192.168.1.132 yang

terjadi adalah reply, yang menandakan bahwa paket berhasil diterima. Sekarang kita

terapkan masalah subnet pada jaringan ini, kita akan melakukan subnetting

menggunakan /25 sesuai dengan perhitungan kita sebelumnya maka yang dihasilkan

adalah :

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.128

Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.129

Host Treakhir 192.168.1.126 192.168.1.254

Broadcast 192.168.1.127 192.168.1.255

Secara teori, kita dapatkan bahwa IP address dengan range 192.168.1.1 sampai dengan

192.168.1.126 adalah satu subnet, begitu pula dengan range 192.168.1.129 sampai

dengan 192.168.1.254 adalah satu subnet, namun antar subnet tidak terhubung atau

dengan bahasa sederhananya berbeda jaringan.

Ubahlah IP addresses yang sudah diset dengan :

PC-PT IP address Subnet mask

0 192.168.1.31 255.255.255.128

1 192.168.1.32 255.255.255.128

2 192.168.1.33 255.255.255.128

3 192.168.1.131 255.255.255.128

4 192.168.1.132 255.255.255.128

5 192.168.1.133 255.255.255.128

Selanjutnya dari IP address 192.168.1.32 lakukan ping ke IP address 192.168.1.33 dan

lakukan ping ke IP address 192.168.1.132 apa yang terjadi?

Pada saat melakukan ping ke 192.168.1.33 paket dapat terkirim ditandai dengan adanya

respons, dikarenakan antara 192.168.1.32 dan 192.168.1.33 berdasarkan perhitungan

yang kita buat adalah satu range, sedangkan pada saat melakukan ping ke

192.168.1.132 yang terjadi adalah RTO (request time out) yang menandakan tidak

adanya respon dari 192.168.1.132 karena sudah beda subnet.

Page 32: Modul pelatihan jaringan

32 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Berikutnya apa yang terjadi kalau PC-4 di ubah konfigurasinya menjadi:

Ipaddress 192.168.1.132 subnet mask 255.255.255.0 ?

Perhatikan perhitungan dibawah ini:

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.128

Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.129

Host Treakhir 192.168.1.126 192.168.1.254

Broadcast 192.168.1.127 192.168.1.255

Sedangkan untuk IP 192.168.1.32 yang memiliki subnet mask 255.255.255.0

Subnet 192.168.1.0

Host Pertama 192.168.1.1

Host Treakhir 192.168.1.254

Broadcast 192.168.1.255

Perhatikan kondisi saat :

• 192.168.1.31/25 melakukan ping ke 192.168.1.32/24 yang terjadi adalah paket

berhasil dikirim kenapa? Karena dalam subnet 192.168.1.31/25 yang memiliki

range 192.168.1.1 – 192.168.1.126 sedangkan IP 192.168.1.32 ada didalam

rangenya.

• 192.168.1.32/24 melakukan ping ke 192.168.1.31/25 yang terjadi sukses, ini

terjadi karena 192.168.1.32/24 memiliki range 192.168.1.1 sampai 192.168.1.254

sedangkan IP address 192.168.1.1.31 ada didalam range tersebut.

• Selanjutnya apa yang terjadi jika 192.168.1.32/24 melakukang ping ke

192.168.1.132/25?

Hasilnya adalah RTO, kenapa padahal 192.168.1.132 berada di dalam range

192.168.1.32/24, jawabnnya adalah ketika kondisinya diubah 192.168.1.132/25

melakukan ping ke 192.168.1.32/24, IP address 192.168.1.32 tidak berada didalam

range 192.168.1.132/25.

Jadi jaringan dikatakan terhubung jika A dapat menghubungi B, dan B juga dapat

menghubungi A. Untuk jaringan dengan IP class A dan IP class B secara prakteknya

sama, asalkan sudah mahir dalam perhitungan sebelumnya .

Page 33: Modul pelatihan jaringan

33 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

III. Simulasi jaringan dengan router

a. Menggunakan 1 router

Pada contoh sebelumnya dengan adanya subneting maka akan adanya jaringan yang

berbeda sebagai contoh 192.168.1.32 tidak dapat berhubungan dengan 192.168.1.132.

Seperti disinggung sebelumnya untuk menghubungkan jaringan yang berbeda

dibutuhkan device yang berupa router.

Pada paket tracer menyediakan banyak roouter tapi untuk simulasi kali ini kita

menggunakan router empty.

Pada jenis perangkat pilih:

Selanjutnya drag tipe router menuju area simulasi, kemudian klik router empty tersebut:

Sehingga muncul tampilan sebagai berikut :

Page 34: Modul pelatihan jaringan

34 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

• Modul yaitu berupa perangkat yang dapat ditambahkan ke router seperti

Ethernet

• Tab yatu navigasi untuk pindah ke konfigurasi lainnya

• Slot yaitu tempat untuk meletakkan modul-modul yang akan dipasang

• Tombol power digunakan untuk mematikan dan menghidupkan router

Selanjutnya kita akan melakukan simulasi menggunakan satu router buatlah topologi

seperti dibawah ini:

Konfigurasi IP address jaringan 1

PC-PT IP address Subnet mask

0 192.168.1.2 255.255.255.0

1 192.168.1.3 255.255.255.0

2 192.168.1.4 255.255.255.0

Konfigurasi IP address jaringan 2

PC-PT IP address Subnet mask

3 172.16.1.2 255.255.0.0

4 172.16.1.3 255.255.0.0

5 172.16.1.4 255.255.0.0

Langkah – langkah konfigurasi jaringan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Karena disini kita menggunakan router empty maka kita harus menambahkan

modul Ethernet (LAN Card) sebanyak 2.

Caranya adalah sebagai berikut :

a) Klik router.

b) Matikan router dengan klik tombol power.

Page 35: Modul pelatihan jaringan

35 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

c) Pilih module PT-ROUTER-NM-CFE, modul ini merupakan modul untuk

Ethernet card, Klik dan drags menuju slot yang kosong. Lakukan sebanyak

dua kali karena kita mebutuhkan 2 Ethernet card:

2) Pada interface sudah ada modul yang barusan kita tambah. Selanjutnya

hubungkan 2 jaringan tadi ke router.

Link masih berwarna merah karena Ethernet pada router belum dinyalakan

sebelum itu kita harus mengetahui Ethernet yang mana yang mnuju jaringan 1

dan jaringan 2, caranya cukup arahkan mouse ke kabel yang menghubungkannya

sehingga:

Berarti Ethernet 9/0 adalah slot yang dipakai untuk menghubungkan ke jaringan 1

dan Ethernet 8/0 adalah slot yang dipakai untuk menghubungkan kejaringan 2.

Page 36: Modul pelatihan jaringan

36 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Konsep yang akan kita pakai disini adalah Ethernet 9/0 harus merupakan satu

jaringan dengan jaringan 1, dan Ethernet 8/0 harus satu jaringan dengan jaringan

2, selanjutnya kita setting interface 9/0 pada router.

3) Pilih tab Config

Ceklist port status menjadi On

Isikan IP Address dengan jaringan 1 kita ambil contoh 192.168.1.1 subnet mask

255.255.255.0

Page 37: Modul pelatihan jaringan

37 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Lakukan hal yang sama pada interface 8/0 dengan IP Address 172.16.1.1 netmask

255.255.0.0

Dan yang akan terjadi adalah :

Secara teori jaringan ini sudah benar sekarang kita lakukan mengujian ping dari

PC-1 ke PC-3 atau untuk lebih jelasnya IP address melakukan ping ke 172.16.1.2,

namun yang terjadi adalah RTO.

Mengapa ini bias terjadi?

Jawabanya, kita kembali ke analogi awal mengenai pulau Madura, host di

jarinngan 1 untuk keluar dari jaringan 1 membutuhkan sebuah gateway. Kalau kita

lihat lagi ketika host jaringan 1 akan keluar dari jaringan 1 mereka harus melalui

router, lebih tepatnya lagi router dengan Ethernet 9/0 maka IP address pada

Ethernet 9/0 di router adalah geteway jaringan 1 maka kita harus menambahkan

gateway pada setiap host di jaringan1.

Lakukan ini semua untuk tiap host di jaringan 1.

Pada masalah sebelumnya suatu jaringan dikatakan terhubung apabila A dapat

menghubungi B dan begitu pula sebaliknya, maka kita juga harus mengeset

gateway pada jaringan 2 dengan IP address Ethernet 0/8 router.

Page 38: Modul pelatihan jaringan

38 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Lakukan ini semua untuk tiap host di jaringan 2.

Selanjutnya lakukan pengujian kembali menggunakan ping.

Lakukan ping dari 192.168.1.3 ke 172.16.1.3,

Hasinya adalah reply atau dengan kata lain jaringan sudah terhubung dengan

benar.

b. Menggunakan 2 router

Pada latihan sebelumnya kita sudah memahami masalah penggunaan router hingga

melakukan simulasi antara dua jaringan yang berbeda, sekarang kita akan melakukan

simulasi yang sama namun menggunakan 2 router, adapaun topologi jaringannya

sebagai berikut:

Set IP addres untuk jaringan 1 (disini digambarkan dengan warna kuning muda) yaitu:

PC-PT IP address Subnet mask Default Gateway

0 192.168.1.2 255.255.255.0 192.168.1.1

1 192.168.1.3 255.255.255.0 192.168.1.1

2 192.168.1.4 255.255.255.0 192.168.1.1

Kemudian set IP address untuk jaringan 2 (disini digambarkan dengan warna orange)

yaitu:

PC-PT IP address Subnet mask Default Gateway

3 172.16.1.2 255.255.0.0 172.16.1.1

4 172.16.1.3 255.255.0.0 172.16.1.1

5 172.16.1.4 255.255.0.0 172.16.1.1

Page 39: Modul pelatihan jaringan

39 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Langkah – langkah konfigurasi :

1) Pada router 0 kita lakukan konfigurasi untuk link yang terhubung dengan jaringan

1, set IP addressnya sebagai berikut:

192.168.1.1 subnet mask 255.255.255.0 (geteway jaringan 1)

2) Dan pada router 1 kita lakukan konfigurasi untuk link yang terhubung dengan

jaringan 2, set IP addresnya sebagai berikut:

172.16.1.1 subnet mask 255.255.0.0 (gateway jaringan 2)

3) Selanjutnya lakukan ping antar jaringan sebagai contoh kita ping jaringan

172.16.1.3 melalui 192.16.1.3, hasilnya adalah RTO. Mengapa hal ini bias terjadi?

Pada topologi jaringan di atas sebenarnya terdapat 3 jaringan yang berbeda yaitu

jaringan 1 , jaringan 2 , dan terakhir adalah jaringan antar router. Jaringan antar

router biasanya dikenal dengan nama jaringan backbone. Maka yang perlu kita

lakukan adalah mendefenisikan jaringan backbone tersebut.

4) Defenisikan jaringan backbone tersebut dengan 10.14.202.0 / 24

Sehingga menjadi:

Selanjutnya konfigurasi IP address pada router 0 yang terhubung ke jaringan

backbone (warna hijau)

5) Set IP address 10.14.202.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 untuk router 0 dan

set IP address router 1 yang terhubung ke jaringan backbone dengan IP address

10.14.202.2 dengan subnet mask 255.255.255.0.

Page 40: Modul pelatihan jaringan

40 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Kemudian lakukan ping pada jaringan 1 ke jaringan 2 sebagai contoh lakukan ping

dari IP 192.168.1.3 menuju 172.16.1.3 apakah yang terjadi?

Hasilnya adalah RTO, kenapa hal ini dapat terjadi?

Satu konsep yang perlu dipahami adalah sebuah router untuk mengirimkan paket

menuju ke jaringan yang berbeda yang bukan merupakan jaringan router itu

sendiri maka router tersebut membutuhkan table routing, table routing yaitu

sebuah table yang berda di dalam router yang berisikan alamat jaringan lain dan

hop selanjutnya.

Sebagai contoh:

Ketika IP 192.168.1.3 melakuan ping menuju 172.16.1.3 maka paket tersebut di

teruskan menuju switch, pada switch dilihat pada tebel ARP nya, apakah paket

tersebut ditujukan pada anggota dijaringannya atau tidak, mengetahui bahwa

paket tersebut bukan untuk anggotanya, maka paket diteruskan menuju gateway

dalam kasus ini adalah router 0.

Router 0 menerima paket dan memeriksa apakah paket tersebut ada didalam

jaringannya ternyata tidak ada, karena router 0 hanya memilki jaringan

192.168.0/24 dan jaringan 10.14.202.0/24. Untuk dapat meneruskan paket yang

tadi diterima oleh router0 maka router 0 harus mendefenisikan table routing

untuk jaringan 172.16.1.0 /24 melalui hop yang mana, adapun hoop yang

Page 41: Modul pelatihan jaringan

41 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

berhubungan dengan jaringan 172.16.1.0/24 adalah 10.14.202.2 sehingga pada

table routing untuk router 1 adalah :

jaringan Netmask Next hoop

172.16.1.0 255.255.0.0 10.14.202.2

Cara konfigurasinya sebagai berikut:

a) Klik router 0 kemudian pilih tab config

b) Pada kategori Routing ada 2 opsi yaitu:

Static yaitu routing yang kita sendiri yang menentukan isi dari table routing

nya, dengan kata lain kita menentukan sendiri route pengiriman paketnya.

c) Pilih Static

Isikan network dengan 172.16.1.0, mask 255.255.0.0, next hop 10.14.202.2

kemudian add.

d) Sehingga routing berhasil ditambahkan ke table routing

Page 42: Modul pelatihan jaringan

42 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Kita lanjutkan contoh mengenai ping diatas, dengan begini ketika router 0

mendapatkan paket uang ditujukan untuk IP 172.16.1.3 maka router 0 akan

mengecek pada table routing nya, kejaringan mana IP 172.16.1.3 di lingkupi,

ternyata pada router 0 yang melingkupi 172.16.1.3 adalah jaringan 172.16.0.0/16,

untuk menuju kejaringan ini maka oleh router 0 paket di kirim via 10.14.202.2,

karena IP 20.14.202.2 berada pada router 1 maka selanjutnya router 1 lah yang

bekerja meneruskan paket tersebut.

Pada router 1 ketika menerima paket dengan tujuan jaringan 172.16.0.0, router 1

mengecek apakah jaringan ini ada pada router 1, dikarenakan jaringan ini berada

pada router 1 maka router 1 tidak memerlukan table routing.

Sebuah catatan penting pada latihan sebelumnya dijelaskan bahwa suatu jaringan

dikatakan terhubung apabila adanya hubungan yang saling timbal balik, A

terhubung ke B maka B juga harus terhubung ke A.

Karena jaringan 192.168.1.0/24 sudah memiliki jalur menuju jaringan

172.16.0.0/16 tetapi belum sebaliknya maka kita buat jalur sebaliknya, yautu pada

router1 kita tambahkan table routingnya dengan:

Sehingga dapat digambarkan:

Panah berwarna merah menggambarkan cara jaringan 1 menuju ke jaringan 2,

dan panah berwarna biru untuk sebaliknya.

Page 43: Modul pelatihan jaringan

43 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Lakukan uji kesuksesan jaringan kita dengan melakukan ping dari 192.168.1.3

menuju 172.16.1.3 dan hasilnya adalah reply.

c. Menggunakan 5 router

Setelah melakukan latihan di atas kita sudah mengerti mengenai konsep routing pada

router selajutnya kita akan melakukan simulasi dengan topologi sebagai berikut:

Langkah awal untuk mendesain jaringan besar adalah kita harus mendefenisikan

jaringan backbone nya kemudian menetapkan table routing pada setiap router, sebagai

contoh pada jaringan di atas jaringan 1 (di gambarkan dengan warna biru muda) akan di

hubungkan dengan jaringan 2 ( digambarkan dengan warna merah muda).

Sebelumnya set jaringan 1 dengan:

PC-PT IP address Subnet mask Default Gateway

0 10.14.202.2 255.255.255.0 10.14.202.1

2 10.14.202.3 255.255.255.0 10.14.202.1

Kemudian set jaringan 2 dengan:

PC-PT IP address Subnet mask Default Gateway

1 10.14.134.2 255.255.255.0 10.14.134.1

3 10.14.134.3 255.255.255.0 10.14.134.1

Page 44: Modul pelatihan jaringan

44 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Selanjutnya defeniskan jaringan backbone nya dengan:

Jaringan Alamat Jaringan Range

A 10.14.202.0/24 10.14.202.1 – 10.14.202.254

B 192.168.1.0/27 192.168.1.1 – 192.168.1.30

C 192.168.1.32/27 192.168.1.33 – 192.168.1.62

D 192.168.1.64/27 192.168.1.65 – 192.168.1.94

E 192.168.1.96/27 192.168.1.97 – 192.168.1.126

F 192.168.1.128/27 192.168.1.129 – 192.168.1.158

G 192.168.1.160/27 192.168.1.161 – 192.168.1.190

H 10.14.134.1/0 10.14.134.1 – 10.14.134.254

Untuk setiap jaringan tidak boleh ada yang sama pada sebuah router.

Konfigurasi untuk router 1

LINK ke Jaringan IP Address Subnet Mask Keterangan

A 10.14.202.1 255.255.255.0 Gateway jaringan 1

B 192.168.1.1 255.255.255.224 Masuk ke jaringan B

C 192.168.1.33 255.255.255.224 Masuk ke Jaringan C

Konfigurasi untuk router 2

LINK ke Jaringan IP Address Subnet Mask Keterangan

C 192.168.1.34 255.255.255.224 Masuk ke Jaringan C

E 192.168.1.97 255.255.255.224 Masuk ke jaringan E

G 192.168.1.161 255.255.255.224 Masuk ke Jaringan G

Konfigurasi untuk router 3

LINK ke Jaringan IP Address Subnet Mask Keterangan

E 192.168.1.98 255.255.255.224 Masuk ke JaringanE

F 192.168.1.129 255.255.255.224 Masuk ke jaringan F

Konfigurasi untuk router 4

LINK ke Jaringan IP Address Subnet Mask Keterangan

B 192.168.1.2 255.255.255.224 Masuk ke JaringanB

D 192.168.1.65 255.255.255.224 Masuk ke jaringan D

G 192.168.1.162 255.255.255.224 Masuk ke jaringan G

Konfigurasi untuk router 5

LINK ke Jaringan IP Address Subnet Mask Keterangan

D 192.168.1.66 255.255.255.224 Masuk ke JaringanD

F 192.168.1.130 255.255.255.224 Masuk ke jaringan F

H 10.14.134.1 255.255.255.0 Gateway jaringan 2

Page 45: Modul pelatihan jaringan

45 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Routing static

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa pada jaringan core (backbone) untuk pengiriman

paket dari satu ke yang lainnya dibutuhkan sebuah routing, kali ini kita akan

menerapkan sebuah routing static.

untuk melakukan routing static kita harus menetapkan jalur atau rute paket dari

jaringan 1 ke jaringan 2 dan begitu pula sebaliknya sebagai contoh :

untuk rute dari jaringan satu ke jaringan 2 :

Sedangkan rute dari jaringan 2 ke jaringan 1 adalah sebagai berikut :

Sekarang kita akan membangun rute dari jaringan 1 menuju jaringan 2 maka pada

router harus di berikan table routing, adapun table routingnya sebagai berikut:

� Dari router 1 melalui router 2 :

Tambahkan route1 dengan

Network 10.14.134.0

Mask 255.255.255.0

Next Hop 192.168.1.2

Page 46: Modul pelatihan jaringan

46 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

� dari router 2 menuju router3

Network 10.14.134.0

Mask 255.255.255.0

Next Hop 192.168.1.98

� dari router 2 menuju router4

Network 10.14.134.0

Mask 255.255.255.0

Next Hop 192.168.1.162

� dari router 3 menuju router 5

Network 10.14.134.0

Mask 255.255.255.0

Next Hop 192.168.1.130

� dari router 4 menuju router5

Network 10.14.134.0

Mask 255.255.255.0

Next Hop 192.168.1.66

Dengan demikian rute dari jaringan 1 menuju jaringan 2 sudah terbentuk,

selanjutnya kita akan membuat jalur dari jaringan 2 menuju jaringan 1.

Adapun table routing yang akan kita buat adalah sebagai berikut:

Page 47: Modul pelatihan jaringan

47 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

� dari router 5 ke router 4

Network 10.14.202.0

Mask 255.255.255.0

Next Hop 192.168.1.65

� dari router 5 ke router 3

Network 10.14.202.0

Mask 255.255.255.0

Next Hop 192.168.1.129

� dari router 3 ke router 2

Network 10.14.202.0

Mask 255.255.255.0

Next Hop 192.168.1.97

� dari router 2 menuju 4

Network 10.14.202.0

Mask 255.255.255.0

Next Hop 192.168.1.162

Page 48: Modul pelatihan jaringan

48 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

� dari router4 menuju router 1

Network 10.14.202.0

Mask 255.255.255.0

Next Hop 192.168.1.162

Dengan demikian antara jaringan 1 dengan jaringan 2 sudah terkoneksi dimana dari

jaringan 1 menuju jaringan 2 memiliki 2 alternatif pilihan jalan yaitu melalui router 1 –

router 2 – router 3 – router 5 dan jalur lainnya yaitu melalui router1 – router2 – router4

– router5.

Sedangkan dari jaringan 2 menuju jaringan 1 melalui router5 – router3 – router2 –

router4 – router 1 dan jalur lainnya adalah melaui router5 – router4 – router1 . Router

akan memilih jalur yang di tetapkan terlebih dahulu kemudian apabila jalur yang

ditetapkan pertama gagal maka router akan memilih jalur yang kedua, begitu

seterusnya.

• Simulasi kegagalan

Pada simulasi di atas dapat digambarkan lagi sebagai berikut:

Apa yang terjadi ketika router4 down? Pada saat router4 down jaringan antara

jaringan1 dan jaringan2 akan down karena jalur antara jaringan2 dengan

jaringan satu terputus.

Sedangkan apabila router 3 down maka jaringan akan tetap menyala

dikarenakan jaringan 1 menuju jaringan 2 melalu router 1- router2 – router4 –

router5 dan jaringan 2 menuju jaringan 1 melalui router 5 –router4 – router1.

Page 49: Modul pelatihan jaringan

49 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Routing dynamic

Untuk routing dynamic konsepnya adalah sama dengan routing static, yaitu

membutuhkan table routing, namun pada routing dynamic ini kita tidak perlu mengeset

jalurnya atau secara otomatis router akan menentukan sendiri jalur-jalur yang akan

dipilihnya.

Topologi dibawah ini menggunakan salah salah satu routing dynamic, yaitu RIP.

RIP hanya dapat digunakan pada IP class C dan B, pada RIP ini kita hanya diperbolehkan

menggunakan jaringan dengan netmask defaultnya (jaringan tanpa menggunakan

subnet). Dikarenakan routing RIP hanya melihat berdasarkan alamat jaringannya saja.

Selajutnya kita akan mulai melakukan routing dynamic dengan menambahkan routing

RIP pada router 1 yaitu dengan cara :

� Klik router 1 kemudian pilih tab config, pada bagian routing pilih RIP

Isikan pada router 1 dengan alamat network:

• 172.16.0.0

• 192.168.1.0

• 192.168.2.0

Page 50: Modul pelatihan jaringan

50 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

� Sehingga akan terlihat seperti ini

Penambahan network address dilakukan satu per satu.

� Pada router 2

� Pada router3

� Pada router 4

� Pada router5

• Simulasi kegagalan

Page 51: Modul pelatihan jaringan

51 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Selanjutnya kiata akan melakukan simulasi kegagalan router pada masalah ini

kuta akan menghapus router 4 tanpa melakukan konfigurasi ulang (anggap

router mengalami kerusakan) maka yang akan terjadi adalah jaringan tidak

mengalami down karena masih ada router 2 dan route 3 sebagai penghubung

kedua jaringan ini.

IV. Mensimulasikan jaringan kompleks

Selanjutnya kita akan membuat sebuah jaringan kompleks seperti berikut ini :

Page 52: Modul pelatihan jaringan

52 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

MIKROTIK

Pengetahuan Dasar Tentang Mikrotik

MikroTik RouterOS™, merupakan sistem operasi Linux base yang diperuntukkan sebagai network router.

Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui

Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standard komputer PC

(Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang

cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang

besar (network yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan

resource PC yang memadai.

Sejarah MikroTik RouterOS

MikroTik adalah sebuah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia, bersebelahan dengan Rusia.

Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins. John Trully adalah seorang

berkewarganegaraan Amerika yang berimigrasi ke Latvia. Di Latvia ia bejumpa dengan Arnis, Seorang

darjana Fisika dan Mekanik sekitar tahun 1995.

John dan Arnis mulai me-routing dunia pada tahun 1996 (misi MikroTik adalah me-routing seluruh

dunia). Mulai dengan sistem Linux dan MS-DOS yang dikombinasikan dengan teknologi Wireless-LAN

(WLAN) Aeronet berkecepatan 2 Mbps di Moldova, negara tetangga Latvia, baru kemudian melayani

lima pelanggannya di Latvia.

Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (W-ISP), tetapi membuat program router yang

handal dan dapat dijalankan diseluruh dunia. Latvia hanya merupakan tempat eksperimen John dan

Arnis, karena saat ini mereka sudah membantu negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani

sekitar 400 pengguna.

Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama denag

bantuan 5-15 orang staff Research and Development (R&D) MikroTik yang sekarang menguasai dunia

routing di negara-negara berkembang. Menurut Arnis, selain staf di lingkungan MikroTik, mereka juga

merekrut tenega-tenaga lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif mengembangkan MikroTik secara

marathon.

Page 53: Modul pelatihan jaringan

53 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

JENIS-JENIS MIKROTIK

1. MikroTik RouterOS yang berbentuk software yang dapat di-download di www.mikrotik.com.

Dapat diinstal pada kompuetr rumahan (PC).

2. BUILT-IN Hardware MikroTik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board

router yang didalamnya sudah terinstal MikroTik RouterOS.

FITUR-FITUR MIKROTIK

1. Address List : Pengelompokan IP Address berdasarkan nama

2. Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in / dial-out, dengan otentikasi CHAP, PAP, MSCHAPv1

dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand, modem pool hingga 128 ports.

3. Bonding : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antarmuka ethernet ke dalam 1 pipa

pada koneksi cepat.

4. Bridge : Mendukung fungsi bridge spinning tree, multiple bridge interface, bridging firewalling.

5. Data Rate Management : QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ, RED, SFQ, FIFO

queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer

6. DHCP : Mendukung DHCP tiap antarmuka; DHCP Relay; DHCP Client, multiple network DHCP;

static and dynamic DHCP leases.

7. Firewall dan NAT : Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT dan destination

NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address, range port, protokol IP, pemilihan opsi

protokol seperti ICMP, TCP Flags dan MSS.

8. Hotspot : Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS. Mendukung limit data rate, SSL ,HTTPS.

9. IPSec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellmann groups 1, 2, 5; MD5 dan

algoritma SHA1 hashing; algoritma enkirpsi menggunakan DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256;

Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2,5

10. ISDN : mendukung ISDN dial-in/dial-out. Dengan otentikasi PAP, CHAP, MSCHAPv1 dan

MSCHAPv2, Radius. Mendukung 128K bundle, Cisco HDLC, x751, x75ui, x75bui line protokol.

11. M3P : MikroTik Protokol Paket Packer untuk wireless links dan ethernet.

12. MNDP : MikroTik Discovery Neighbour Protokol, juga mendukung Cisco Discovery Protokol (CDP).

13. Monitoring / Accounting : Laporan Traffic IP, log, statistik graph yang dapat diakses melalui

HTTP.

14. NTP : Network Time Protokol untuk server dan clients; sinkronisasi menggunakan system GPS.

Page 54: Modul pelatihan jaringan

54 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

15. Poin to Point Tunneling Protocol : PPTP, PPPoE dan L2TP Access Consentrator; protokol otentikasi

menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan Radius; enkripsi MPPE;

kompresi untuk PPoE; limit data rate.

16. Proxy : Cache untuk FTP dan HTTP proxy server, HTTPS proxy; transparent proxy untuk DNS dan

HTTP; mendukung protokol SOCKS; mendukung parent proxy; static DNS.

17. Routing : Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4.

18. SDSL : Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan jaringan.

19. Simple Tunnel : Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).

20. SNMP : Simple Network Monitoring Protocol mode akses read-only.

21. Synchronous : V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media ttypes; sync-PPP, Cisco HDLC; Frame Relay

line protokol; ANSI-617d (ANDI atau annex D) dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis

LMI.

22. Tool : Ping, Traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer; Dinamik DNS

update.

23. UPnP : Mendukung antarmuka Universal Plug and Play.

24. VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1q untuk jaringan ethernet dan wireless; multiple VLAN;

VLAN bridging.

25. VoIP : Mendukung aplikasi voice over IP.

26. VRRP : Mendukung Virtual Router Redudant Protocol.

27. WinBox : Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi MikroTik RouterOS.

Page 55: Modul pelatihan jaringan

55 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Dasar – Dasar Mikrotik

Cara Instalasi Mikrotik

Sebelum kita melakuakn proses instalasi perlu diperkenalkan dulu adanya level lisensi di Mikrotik.

Sistem lisensi Mikrotik adalah berbayar dan bisa didapatkan di http://www.mikrotik.co.id/ .

Mikrotik bisa diinstall dengan beberapa cara :

1. CD Installer. Di situsnya sudah tersedia file ISO installer mikrotik versi PC. Anda bisa unduh

filenya di situs resminya kemudian diburn sebagai bootable image.

2. NetInstall. Menginstall RouterOS dengan melalui jaringan LAN dengan satu disket, atau

menggunakan ethernet yang mendukung proses booting melalui Ethernet Card.

3. Mikrotik Disk Maker. Merupakan tool yang digunakan supaya penginstalan dapat berjalan

dengan beberapa disket yang akan diinstall pada harddisk. Menggunakan tools FloppyMaker.exe

Kali ini kita akan melakukan instalasi mikrotik ke PC (dalam hal ini VMWare) dengan media CD dimana

komputer berspesifikasi RAM yang cukup dimana minimal 64 Mb dan maksimum 1 Gb, serta

menggunakan media penyimpanan harddisk IDE.

Pertama kali booting harus diatur agar device yang boot pertama adalah CD drive. Saat pemilihan paket

kita instal saja semuanya supaya tidak ribet (sebenarnya tergantung kebutuhan). Tekan “a” untuk

memarking semua paket yang ada. Panah atas atau “p” untuk ke atas, dan panah bawah atau “n” untuk

ke bawah. Tekan tombol spasi untuk memarking. Tekan “i” untuk install semua paket yang dimarking.

*Catatan (yang ada kata test-nya jangan diinstall)

Page 56: Modul pelatihan jaringan

56 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Nantinya akan ditanyakan apakah kita ingin menyimpan sistem yang sudah lebih dulu ada. Dalam hal ini

meskipun Mikrotik adalah salah satu turunan dari Unix, Mikrotik akan menggunakan seluruh space yang

ada pada harddisk tersebut. Itulah mengapa harddisk yang kita pilih sebaiknya tidak berukuran terlalu

besar. Tekan “n” lalu tekan “y” untuk mulai memformat harddisk.

Setelah proses instalasi berjalan, maka kita akan diperintahkan untuk mereboot komputer. Reboot

komputer anda. Kemudian secepatnya tekan F2 atau tombol lainnya untuk masuk ke BIOS. Atur lagi

supaya Device yang boot pertama kali adalah harddisk. Maka tidak berapa lama akan muncul login.

Secara default Mikrotik akan mempunyai username “admin” dan tanpa password.

Jika MikroTik RouterOS anda belum berlisensi maka secara otomatis OS ini akan memberi waktu trial

selama 24 jam. Jika melebihi waktu tersebut belum menginput key maka OS tidak akan bisa dipakai

kecuali anda bisa menginput key-nya.

Mengetahui network interface card (NIC) yang ada

Penting untuk mengetahui penamaan dari network interface card (NIC) karena untuk setting jaringan,

penamaan ini akan membantu kita untuk mengseleksi interface yang akan kita gunakan.

/interface print

Penamaan dari interface di MikroTik RouterOS secara default adalah ether<urutan>

Page 57: Modul pelatihan jaringan

57 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Mengeset IP address dari interface card yang ada

IP address sangat penting untuk pengalamatan paket nantinya. Dalam hal ini interface yang akan

disetting pertama kali adalah ether1 dengan perintah :

/ip address add address=192.168.1.1 broadcast=192.168.1.255 network=192.168.1.0 netmask=255.255.255.0 interface=ether1

Lalu kita akan menambahkan IP lagi pada interface tersebut.

/ip address add address=192.168.1.1 broadcast=192.168.1.255 network=192.168.1.0 netmask=255.255.255.0 interface=ether1

Mengganti Nama Server

Kita bisa juga merubah identitas default dari server dengan nama yang kta inginkan.

System identity set name=Pelatihan_Sisjar

Mensetting DNS

DNS (Domain Name Server ) adalah server yang bisa meresolusikan alamat IP dengan alamat yang

familiar dengan dengan bahasa manusia (bahasa keseharian). Sekarang kita akan menyetting supaya

MikroTik mampu mengarahkan meresolve nama website dengan IP di Internet atau jaringan yang ada

DNS Server tersendirinya. Alamat DNS Server yang harus kita masukkan bisa dua buah.

/ip dns set primary-dns=10.14.200.253

/ip dns set secondary-dns=10.14.203.80

/ip dns print

Page 58: Modul pelatihan jaringan

58 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Melihat service network yang berjalan

Jadi kita bisa melihat adanya service network yang berjalan pada MikroTik RouterOS kita. Caranya :

/ip service print

Mengeset port default dari service network

Ada kalanya untuk alasan keamanan kita bisa mengganti port yang default dari service network sehingga

butuh usaha yang lebih jika ingin mengetahui service yang berjalan di server tersebut.

/ip service set ssh port=1000

/ip service print

Page 59: Modul pelatihan jaringan

59 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Manajemen User

Manajemen user di MikroTik menggunakan beberapa policy di mana kebijakan hak akses suatu user

diatur dengan cukup ketat.

Untuk menampilkan policy group default :

/user group print

Untuk menambahkan user :

/user add name=namamu group=full password=namamu

Untuk melihat user yang ada pada sistem ketikkan :

/user print

Untuk melihat list user yang sedang mengakses MikroTik RouterOS :

/user active print

Untuk mereset router seperti semula (default)

Hati-hati jika tidak ingin semua konfigurasi lenyap !

/system reset

Membuat Log dari Service

Page 60: Modul pelatihan jaringan

60 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Apabila ada suatu hal yang terjadi pada suatu service pada sistem operasi maka secara otomatis

MikroTik akan membuat log atau catatan dari apa yang terjadi pada service sistem operasi anda. Kadang

kita perlu mengaktifkan ini untuk bisa men-trace back apa yang terjdi pada sistem.

/system logging add topics=web-proxy action=memory

Terlihat bahwa log akan disimpan pada memory MikroTik.

/system logging print

Mereboot System

Merestart mesin

/system reboot

Mengeset gateway

Mengeset gateway dari mikrotik

/ip route add gateway=10.14.200.1

Membuat Bonding

Bonding adalah sama dengan port trunking. Bonding membolehkan anda untuk mengumpulkan banyak

port ke single group. kombinasi efektif bandwidth ke dalam single koneksi. Bonding juga membolehkan

anda untuk membuat jalur multi-gigabit traffic lalu lintas data ke dalam traffic area tertinggi di dalam

network anda. sebagai contoh, anda dapat mengumpulkan tiga megabits port ke dalam sebuah tiga-

megabits trunk port. Ini sama artinya dengan punya satu interface dengan kecepatan tiga megabit.

Semisal kita memiliki dua ethernet yang akan kita bonding. Caranya :

Page 61: Modul pelatihan jaringan

61 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

/interface bonding add slaves=ether2,ether3

Mengeset IP dari bonding yang kita buat sekaligus memberi nama pada bondingnya.

/ip address add address=10.14.200.204/24 interface=bonding1

Mencoba tool bandwidht test

/tool bandwidth-test

Network Address Translation (NAT)

Konsep dari NAT adalah bagaimana kita mentranslasikan alamat lokal kepada alamat publik atau alamat

dengan IP yang berbeda kelasnya. Jadi semisal kita memiliki IP lokal nantinya akan ditranslasikan ke IP

publik. Sehingga kita bisa berkomunikasi dengan dunia luar selain dunia jaringan lokal.

Contohnya terlihat pada gambar dibawah :

Page 62: Modul pelatihan jaringan

62 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Jadi konfigurasi NAT ada dua tipe, yaitu :

1. Source NAT atau srcnat.

2. Destination NAT atau dstnat.

Jika seandainya anda menginginkan komputer di jaringan lokal bisa berkomunikasi dan mengetahui

komputer yang ada di jaringan eksternal tetapi jaringan ekternal tidak bisa mengakses sumber daya

yang ada di komputer jaringan lokal, maka kita hanya perlu mengkonfigurasi nat secara srcnat atau

Source NAT. Caranya :

/interface set ether1 name=Publik

/ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade out-

interface=Publik

Page 63: Modul pelatihan jaringan

63 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Membangun DHCP Server

1. Menamai NIC ether1 sebagai lokal

Set nama ethernet agar gampang kita kenal dan familiar :

2. Membuat sebuah DHCP server secara manual

Membuat IP Pool

/ip pool add name=hs-pool range=10.14.200.2-10.14.200.200

/ip pool print

Membuat network DHCP dengan alamat 10.14.200.0/24 dan mendistribusikan alamat gateway

10.14.200.1 dan DNS Server 10.14.200.253

Ip dhcp-server network add address=10.14.200.0/24 gateway 10.14.200.1 dns-

server=10.14.200.253

3. Membuat DHCP Server dengan setup

Ip dhcp-server setup

Page 64: Modul pelatihan jaringan

64 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

Load Balancing

Adalah teknik untuk mengatur bagaimana supaya tiap koneksi yang melalui mikrotik akan dioptimalkan

penggunaan bandwidhtnya. Biasanya penggunaannya adalah pada suatu router yang menggunakan jasa

Page 65: Modul pelatihan jaringan

65 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

ISP (Internet Service Provider) yang berbeda jenis atau pengkabelannya yang berbeda. Dengan Load

Balancing ini diharapkan nantinya ketika mengakses internet akan menempuh jalur akses yang berbeda.

Sehingga Load dari internet tidak akan tergabung. Biasanya pula digunakan kalau kita menginginkan

akses internet yang berbeda provider sehingga jika salah satu putus atau sedang error maka kita masih

bisa terkoneksi ke luar dengan adanya jasa dari provider lainnya.

Misal kita memiliki sistem load balancing seperti ini :

Setting IP dari masing-masing interface ethernet (ceritanya berbeda jaringan)

Kali ini kita akan menggunakan sedikit bantuan dari Winbox. Sehingga diharapkan IP interface sudah

diset sedemikian rupa sesuai dengan contoh kasus di atas.

1. Kita konfigurasikan dulu IP addressnya mikrotik dengan IP seperti ini :

Ether1 : 10.14.200.1/24

Ether2 : 10.14.201.1/24

Ether3 : 10.14.202.1/24

Ether4 : 10.14.203.1/24

Dimana bisa dipastikan

bahwa interface yang

terhubung dengan modemnya haruslah memiliki class IP yang sama dengan IP modem.

Bila perlu namai salah satu interfacenya sehingga nantinya tidak tertukar satu sama lain.

2. Sekarang kita buat dulu pemisah paketnya dengan Mangle. Pemisahan paket maksudnya

nantinya paket akan diberi header tambahan mengenai pengarahan paket menuju ke

modemnya. Caranya kita masuki menu IP > Firewall > Mangle.

Hal yang pertama kita lakukan adalah membuat connection mark.

• Pada tab General

Add chain : prerouting

In interface : lokal (karena Ether1 sudah saya namai lokal)

Connection State : new

Page 66: Modul pelatihan jaringan

66 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

• Pada tab Extra

Nth :

Every : 3

Packet : 1 (artinya setiap interval 3 paket yang lewat akan diarahkan ke grup 1)

Karena interface yang berhubungan dengan modem ada 3 buah maka connection mark juga

kita lakukan 3 kali. Kita buat connection mark dengan Nth diset 31, 32, dan 33.

• Pada tab Action

Action : mark connection

New Connection mark : satu

Passtrough : yes

Sama halnya seperti di atas pengaturan dilakukan sebanyak 3 kali pula. Jadi ketika Nth = 31

maka penamaan New Connection mark misalnya jadi “satu”. Demikian seterusnya.

Page 67: Modul pelatihan jaringan

67 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

3. Sekarang kita namakan peroutingannya. Masih di Mangle.

• Di tab General

Add chain : prerouting

In interface : lokal

Connection mark : satu

• Di tab Action

Action : mark routing

New Connection mark : route_1

Passthrough : no

Pada bagian routing ini kita namakan pula sesuai mark koneksinya. Jadi kita ulangi langkah

ini 3 kali tetapi dengan merubah New Connection mark menjadi yang kita inginkan.

4. Mulai saat ini kita akan mentranslasikan paket sehingga alamat lokal yang ada diubah menjadi

alamat publik di dunia internet sana. Masuklah ke menu IP > Firewall > NAT.

• Pada tab General

Chain : srcnat

Out Interface : ether2

• Pada tab Action

Action : masquerade

Lakukan ini sebanyak 3 kali dengan Out interface yang sudah anda buat sebanyak 3 kali.

Setelah itu kita tentukan pula NAT untuk jaringan lokal dengan konfigurasi :

Page 68: Modul pelatihan jaringan

68 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer

• Tab General :

Chain : srcnat

Src. Adress 10.14.200.0/24

• Action :

Action : masquerade

5. Melakukan pengaturan kebijakan routing, kita coba masuk ke terminal dari Mikrotik lewat

Winbox. Tujuannya supaya anda bisa juga menggunakan terminal dari Mikrotik dari melalui

WinBox.

Caranya kita klik New Terminal

Setelah itu inputkan perintah berikut :

/ ip route

add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.14.201.1 scope=255 target-

scope=10 \

routing-mark=route_1 comment="" disabled=no

add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.14.202.1 scope=255 target-

scope=10 \

routing-mark= route_2 comment="" disabled=no

add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.14.203.1 scope=255 target-

scope=10 \

routing-mark= route_3 comment="" disabled=no

add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.14.201.1 scope=255 target-

scope=10 \

comment="primary connection" disabled=no