modul pelatihan jaringan
DESCRIPTION
modul pelatihan jaringan lab sisjar. (sistem operasi dan jaringan)TRANSCRIPT
1 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Modul pelatihan jaringan komputer
Pengenalan Perangkat Jaringan
Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan
yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer
seperti Membagi sumber daya seperti pemakaian printer, CPU, Memory, harddisk, sebagai komunikasi
contohnya kirim email, chatting, ataupun sebagai akses
Dari defenisi di atas yang dimaksud dengan perangkat lainnya dapat berupa hub, switch, router dan lain
sebagainya.
1.1 Gambar hub, switch, dan router
Fungsi Hub secara sederhana adalah
ke alamat yang akan dituju dengan menyebarkan berita (broadcast) ke seluruh computer yang
terhubung dalam satu terminal Hub.
Fungsi switch secara sederhana hampir sam
dimaksud adalah cara kerja antara switch dengan hub yang berbeda,
semua computer, sedangkan pada
switch menentukan tujuan berdasarkan MAC address (
hardware)
Fungsi router secara sederhana adalah sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan, (untuk
meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya).
Untuk membangun suatu jaringan computer yang paling sederhana adalah kita membutuhkan m
device (computer, laptop, atau lainnya)
twisted pair) biasanya orang menyebutnya kabel LAN, ataupun menggunakan wireless dan media
lainnya.
Pada palatihan kali ini kita awali dengan pemb
pada masalah ini kita memilih kabel UTP
| Pelatihan Jaringan Komputer
Modul pelatihan jaringan komputer
Pengenalan Perangkat Jaringan
adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan
sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer
daya seperti pemakaian printer, CPU, Memory, harddisk, sebagai komunikasi
contohnya kirim email, chatting, ataupun sebagai akses informasi contohnya web browsing.
Dari defenisi di atas yang dimaksud dengan perangkat lainnya dapat berupa hub, switch, router dan lain
Gambar hub, switch, dan router
adalah hanya memiliki kemampuan meneruskan paket (data yang dikirim)
dengan menyebarkan berita (broadcast) ke seluruh computer yang
lam satu terminal Hub.
hampir sama dengan hub namun lebih cerdas. L
cara kerja antara switch dengan hub yang berbeda, jika hub mengirimkan
pada switch dapat menentukan kemana paket harus dikirim (selektif),
switch menentukan tujuan berdasarkan MAC address (Media Access Control Address /
adalah sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan, (untuk
meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya).
Untuk membangun suatu jaringan computer yang paling sederhana adalah kita membutuhkan m
(computer, laptop, atau lainnya) dan suatu penghubung yang dapat berupa kabel UTP (unshield
biasanya orang menyebutnya kabel LAN, ataupun menggunakan wireless dan media
Pada palatihan kali ini kita awali dengan pembuatan kabel yang siap dipakai untuk jaringan computer
h kabel UTP dan selanjutnya kita akan melakukan crimping kabel
perangkat jaringan lainnya
sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer
daya seperti pemakaian printer, CPU, Memory, harddisk, sebagai komunikasi
informasi contohnya web browsing.
Dari defenisi di atas yang dimaksud dengan perangkat lainnya dapat berupa hub, switch, router dan lain
(data yang dikirim)
dengan menyebarkan berita (broadcast) ke seluruh computer yang
Lebih cerdas yang
hub mengirimkan paket ke
switch dapat menentukan kemana paket harus dikirim (selektif),
Media Access Control Address / alamat
adalah sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan, (untuk
Untuk membangun suatu jaringan computer yang paling sederhana adalah kita membutuhkan minimal 2
pa kabel UTP (unshield
biasanya orang menyebutnya kabel LAN, ataupun menggunakan wireless dan media
jaringan computer
akan melakukan crimping kabel UTP.
2 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Crimping cabel UTP
Sebelum melakukan crimping kabel UTP ada baiknya mengetahui kita akan melakukan crimping kabel
straight atau cross over.
Kabel straight
Kabel straight merupakan kabel yang memiliki cara pemasangannya yang sama antara ujung
satu dengan ujung dua (standar yang sama antara kedua ujungnya). Kabel straight digunakan
untuk menghubungkan 2 device yang berbeda.
1.2 Gambar Kabel UTP
Contoh penggunaan kabel straight adalah sebagai berikut :
1. Menghubungkan antara computer dengan switch
2. Menghubungkan computer dengan LAN pada modem cable/DSL
3. Menghubungkan router dengan LAN pada modem cable/DSL
4. Menghubungkan switch ke router
5. Menghubungkan hub ke router
Kabel cross over
Kabel cross over merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda antara ujung satu dengan
ujung dua. Kabel straight digunakan untuk menghubungkan 2 device yang sama, contohnya :
1. menghubungkan 2 buah komputer secara langsung
2. menghubungkan 2 buah switch
3. menghubungkan 2 buah hub
4. menghubungkan switch dengan hub
5. menghubungkan computer dengan router
3 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Dalam melakukan crimping kabel UTP, alat yang dibuthkan adalah:
1. kabel UTP
2. konektor RJ-45
3. crimping tool
4. LAN tester (untuk menguji hasil crimping)
4 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Crimping kabel straight
Langkah – langkah crimping kabel straight :
1) Kelupas kedua ujung kabel UTP seperti berikut:
2) Buka pilinan kabel kemudian pada ujung 1 urutkan kabel sesuai warna, adapun
warnanya sebagai berikut:
Putih orange, Orange, Putih hijau, Biru, Putih biru, Hijau, Putih cokelat, Cokelat
Untuk ujung 2 urutkan warnanya sesuai dengan ujung 1.
Putih orange, Orange, Putih hijau, Biru, Putih biru, Hijau, Putih cokelat, cokelat
3) Luruskan kabel dan potong ujungnya hingga lurus.
Kemudian masukkan kabel kedalam RJ-45 sebagai catatan kita harus konsisten dalam
melakukan pemasangan kabel. Apabila bagian muka pada ujung 1 adalah bagian yang
memiliki tonjolan pada RJ-45, maka pada ujung 2 bagian mukanya sama dengan ujung
1, yaitu yang memiliki tonjolan pada RJ-45.
5 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
4) Masukkan kabel kedalam RJ45
pastikan semua kabel mengenai pin (kuningan) yang ada pada RJ-45, selanjutnya
masukkan RJ-54 yang telah dimasukkan kabel kedalam crimping tool, kemudian
lakukan crimping dengan menekan crimping hingga pin (kuningan) pada RJ-45 benar-
benar menyentuh kabel.
Untuk menguji apakah kabel berhasil atau gagal yaitu dengan LAN tester. Masukkan
kedua ujung kabel yang sudah di pasang konektor RJ-45, selanjutnya nyalakan tombol
ON pada LAN tester. Indikator keberhasilan adalah lampu pada LAN tester menyala
bersamaan dari lampu no.1 hingga lampu no.8.
Crimping kabel cross over
Untuk melakukan crimping pada kabel cross over, secara langkah – langkah hampir sama
dengan melakukan crimping pada kabel straight. Hanya saja yang membedakan adalah urutan
kabel pada ujung 2, adapun urutannya adalah sebagai berikut:
1) Pada ujung 1
Putih orange, Orange, Putih hijau, Biru, Putih biru, Hijau, Putih cokelat, cokelat
6 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
2) Pada ujung 2
Sedangkan pada ujung 2 kabel no.1 ditukar dengan kabel no.3 (kabel Putih Orange
ditukar dengan kabel Putih hijau), dan kabel no.2 ditukar dengan kabel no.6 (kabel
Orange ditukar dengan kabel Hijau), sehingga urutannya menjadi :
Putih hijau, Hijau, Putih orange, Biru, Putih biru, Orange, Putih cokelat, Cokelat
Untuk lebih jelasnya sebagai berikut
Untuk menguji apakah kabel kita berhasil atau gagal, lakukan pengujian menggunakan
LAN tester. Indikator keberhasilan kita adalah hampir sama dengan kabel straight
namun pada saat lampu no.1 pada LAN tester sebelah kiri menyala maka Lampu pada
LAN tester sebelah kanan yang harus menyalah adalah no.3, dan pada saat Lampu
no.2 LAN tester sebelah kiri menyala maka lampu pada LAN tester sebelah kanan yang
harus menyala adalah no.6.
Catatan :
Apabila kita gagal dalam melakukan crimping (indikator keberhasilan tidak tercapai)
maka potong kedua ujung kabel yang sudah ada konektor RJ-45 nya kemudian lakukan
langkah-langkah diatas hingga indikator keberhasilan tercapai. Namun apabila kita
mengetahui bagian ujung mana yang gagal (ujung 1 atau ujung 2) maka kita tidak
perlu memotong kedua ujungnya, potong saja ujung yang di anggap gagal.
7 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Jangan gunakan kembali RJ-45 yang sudah gagal pada saat crimping, karena walaupun
kita sudah membuang kabel yang melekat pada konektor RJ-45, tetapi pin (kuningan)
yang ada pada RJ-45 tersebut sudah tenggelam, hal ini dapat menyebabkan kabel sulit
untuk masuk dengan sempurna sehingga resiko kegagalan semakin besar, dusahakan
menggunakan RJ-45 yang masih baru. Disisi lain harga RJ-45 baru relatif murah.
8 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Membangun jaringan sederhana
Latihan selanjutnya yaitu membangun jaringan sederhana dengan menghubungkan 2 komputer
menggunakan kabel LAN yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kabel LAN yang dibutuhkan adalah
cross over.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Masukkan ujung kabel 1 LAN cross over ke port LAN card pada PC-1 selanjutnya masukkan ujung
kabel 2 LAN cros over ke port LAN card pada PC-2.
Sehingga secara diagram sebagai berikut
2) setting IP address pada PC-1 dengan 192.168.1.1 subnet mask 255.255.255.0
3) setting IP address pada PC-2 dengan 192.168.1.2 subnet mask 255.255.255.0
untuk masalah IP address dan netmask akan dibahas pada materi selanjutnya
adapun cara setting IP address pada tiap operating system caranya berbeda-beda apabila kita
menggunakan windows maka :
pilih properties
pilih Internet protocol (TCP/IP)
Kemudian isikan IP address seperti poin 2 dan 3
*Lakukan pada PC-1 dan PC-2
9 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
4) Selanjutnya untuk menguji kesuksesan jaringan, lakukan ping (packet internet groper) dengan
utilitas ping ini kita dapat mengecek apakah jaringan kita sukses atau gagal
caranya pada windows buka cmd.
Pada PC-2 lakukan ping ke PC-1 tuliskan di cmd pada PC-2
Ping 192.168.1.1
Pastikan hasilnya seperti berikut:
Maka indikator ini menandakan jaringan yang kita buat sukses, namun apabila hasilnya:
Maka indikator ini menandakan jaringan yang kita buat belum sukses, ulangi langkah-langkah di
atas hingga indikator tercapai.
Sebagai cross check, lakukan ping pada PC-1 ke PC-2 di cmd pada PC-1 tulis
Ping 192.168.1.2
Apabila indikator berhasil maka jarinngan sukses.
Seandainya masih tetap gagal periksa kembali kabel LAN yang digunakan, cek ulang IP address,
cek firewall pada PC masing-masing.
10 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Konsep IP address
Pada latihan sebelumnya (membangun jaringan sederhana) kita mengeset PC-1 dengan IP address
192.168.1.1 dan subnet mask 255.255.255.0 mari kita bahas apa maksud dari semua ini.
IP address adalah alamat suatu host (contohnya PC), kalau kita analogikan PC adalah rumah, maka IP
address adalah alamat rumah tersebut.
Pada pelatihan ini kali ini kita cukup membahas mengenai IP versi 4, pada contoh di atas IP PC-1 di set
192.168.1.1 kalau kita pisah berdasarkan titiknya menjadi :
Setiap kolom berisi 8 bit, jadi jika dilihat dalam bit tiap kolom menjadi :
Sekarang kolom 1 kita beri sebutan dengan octet 1, kolom 2 kita beri sebutan dengan octet 2, kolom 3
kita beri sebutan dengan octet 3, kolom 4 kita beri sebutan dengan octet 4.
Setiap kolom atau yang kita sebut dengan octet memiliki nilai minimum biner 00000000 kalau di
konversi ke decimal menjadi 0 dan memiliki nilai maksimum 11111111 kalau di konversi ke decimal
menjadi 255, jadi setiap kolom nilainya antara 0-255, tapi khusus untuk octet 1 tidak boleh diisi dengan
nilai 0 dan 255.
Selanjutnya pada IP address memiliki aturan pengkelasan IP, adapun pengkelasan IP dibagi sebagai
berikut:
CLASS RANGE keterangan
A 1.0.0.1 s/d 126.255.255.254 Mendukung hingga 16 juta host
dengan 127 jaringan
B 128.1.0.1 s/d 192.255.255.254 Mendukung hingga 65 ribu host
dengan 16 ribu jaringan
C 192.0.1.1 s/d 223.255.254.254 Mendukung hingga 254 host
dengan 2 juta jaringan
D 224.0.0.0 s/d 239.255.255.255 Digunakan untuk grup multicast
E 240.0.0.0 s/d 254.255.255.254 Digunakan sebagai penelitian
lanjut
11 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Sedangkan IP 127.x.x.x itu tidak boleh digunakan karena sebagai loopback test, dalam kata lain sebagai
localhost atau lebih sederhananya lagi IP computer itu secara pribadi.
Pada pelatihan ini kita hanya membahas mengenai IP class A, B dan C.
Kita juga mengenal IP Public dan IP private, sederhananya IP public adalah adalah IP yang digunakan
oleh internet sedangkan IP private tidak digunakan oleh internet.
• Untuk kelas A IP private nya adalah 10.0.0.0 s/d 10.255.255.255
• Untuk kelas B IP private nya adalah 172.16.0.0 s/d 172.16.255.255
• Untuk kelas C IP private nya adalah 192.168.0.0 s/d 192.168.255.255
Itu alasannya kenapa kita sering menjumpai IP address untuk kleas C 192.168.x.x.
Untuk menentukan kapan kita menggunakan IP class A , B , atau C kita bisa memutuskan berdasarkan
jumlah host dan jumlah jaringan yang akan kita buat.
12 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Konsep subnet
Masih mebahas mengenai PC-1 yang memiliki IP 192.168.1.1 dengan subnet mask 255.255.255.0, mari
kita perjelas maksud dari pernyataan di atas.
Pada PC-1, IP address 192.168.1.1 merupakan IP class C, IP class C ini secara default memiliki subnet
mask 255.255.255.0
Kalau kita kembali ke konsep IP address tadi IP 192.168.1.1 kita ubah ke biner menjadi:
Sedangkan netmasknya 255.255.255.0 kita jadikan biner maka :
Apabila kita lakukan proses AND (proses seperti AND pada true false, true dilambangkan dengan 1
sedangkan false dilambangkan dengan 0) dengan netmask nya menjadi :
Maka suatu IP address dikatakan satu jaringan dengan 192.168.1.1 apabila dilakukan proses AND
dengan subnet mask 255.255.255.0 maka menghasilkan hasil yang sama.
Kemungkinan yang ada adalah kita hanya bisa mengganti 8 bit terahir (octet 4) dari IP address karena
yang memiliki nilai bit 0 pada subnet mask adalah 8 bit terakhirnya.
Kemungkinannya ialah 0000001 sampai 11111110 karena 00000000 = 0 dan 11111111 = 255 tidak boleh
dipakai. IP address yang masuk kedalam jaringan PC1 adalah device dengan IP address 192.168.1.1 –
192.168.1.254
13 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
sekarang kita kembali ke konsep subnet mask. Untuk lebih mudah memahami konsep netmask
perhatikan analogi berikut ini :
Pada jalan Gatot subroto ada 8 rumah dengan rumah no.8 sebagai ketua RT. Ketua RT ini bertugas
memberikan pengumuman kepada warganya. Dengan bertambahnya waktu, penghuni jalan Gatot
Subroto semakin ramai sehingga tugas pak RT untuk menyampaikan informasi semakin berat, maka
agar tugas pak RT lebih mudah jalan gatot subroto di desain ada gang. Dimana setiap Gang kini memiliki
masing – masing RT.
Dengan begini RT pada gang I tidak perlu mengurusi gang II dan gang III, dalam kata lain setiap gang
mengurusi urusannya masing-masing.
Mari analogi ini kita bawa kedalam konsep subnet mask, anggap jalan gatot subroto adalah sebuah
alamat jaringan sebagai contoh PC-1 alamat jaringannya 192.169.1.0 kemudian rumah no.1 sampai no.7
adalah sebuah host dan pak RT adalah broadcast sehingga:
14 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Dengan bertambahnya host kinerja broadcast menjadi berat maka di desain subnet, subnet pada
masalah ini kita gambarkan seperti gang tadi.
Sehingga dengan seperti ini tiap broadcast di suatu subnet hanya mengurusi host nya sendiri pada
contoh diatas broadcast 192.168.1.31 hanya memberikan informasi kepada host di subnet 192.168.1.16
Apabila suatu jaringan menggunakan subnet mask defaultnya itu sama saja dengan suatu jalan tanpa
gang.
• Untuk IP class A subnet mask defaultnya 255.0.0.0
• Untuk IP class B subnet mask defaultnya 255.255.0.0
• Untuk IP class C subnet mask defaultnya 255.255.255.0
Setelah memahami konsep subnet mask diatas mari kita lakukan perhitungan subnet mask.
15 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Subnetting IP class C
Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, bahwa IP class C memiliki subnet mask default 255.255.255.0
apabila di binerkan menjadi:
Hal itu biasanya di sebut dengan /24 karena ada 24 bit pertama yang bernilai 1, sebagai tambahan
setelah ada angka 0 tidak boleh lagi ada angka 1.
Untuk membuat suatu subnetmask nilainya harus lebih besar dari nilai defaultnya, dengan demikian
untuk class C yang memiliki nilai default /24 untuk membuat subnet haruslah lebih besar dari /24 yaitu
/25 - /30, akan tetapi pada /31 dan /32 tidak boleh dipakai karena harus menyisakan 2 bit sebagai
alamat jaringan dan broadcast.
Subnet mask Nilai CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
Sekarang kita coba melakukan subnetting dengan IP class C menggunakan /25
/25 kalau dijadikan bit adalah:
Subnet mask : 255.255.255.128
Dalam perhitungan subnetting pada umumnya yang dicari adalah jumlah subnet pada jaringan itu (di
analogikan ada berapa jumlah gang pada jalan tersebut), jumlah host tiap subnet (di analogikan ada
berapa jumlah rumah tiap gang), blok subnetnya (di analogikan gang apa saja yang ada di jalan
tersebut).
16 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Cara Mencari jumlah subnet, jumlah host, dan blok subnet (Contoh dibawah ini menggunakan nilai bit
11111111.11111111.11111111.10000000) :
a. Kita mulai dengan mencari jumlah subnetnya, jumlah subnet dapat dicari dengan cara 2x
dimana nilai x didapat dari banyaknya angka 1 pada octet 4, pada kasus ini ada 1 sehingga
jumlah subnetnya adalah :
21 = 2 buah subnet
b. Jumlah host tiap subnet dapat dicari dengan cara 2y dimana nilai y didapat dari banyaknya
angka 0 pada octet 4 pada kasus ini ada 7 buah pada octet 4 yang bernilai 0 sehingga jumlah
host tiap subnetnya adalah :
27-2=126 host tiap subnet
c. Untuk mencari blok subnet dapat dicari dengan cara 256 – 128 (dimana 128 adalah nilai octet
4) = 128, blok selanjutnya hasil ini di kali 2 menghasilkan 256.
Jadi subnet valid nya adalah 0 (pasti ada), 128 tetapi 256 tidak di gunakan.
d. Agar lebih jelas maka akan terkihat seperti ini:
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.128
Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.129
Host Treakhir 192.168.1.126 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.127 192.168.1.255
17 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Sekarang kita buktikan secara binary bahwa antara 192.168.1.10 dengan 192.168.1.130 tidak saling
terhubung.
192.168.1.10 dijadikan bit:
Subnet masknya 255.255.255.128 di jadikan bit:
Di AND menghasilkan :
Sekarang 192.168.1.130 dijadikan bit:
Subnet mask nya 255.255.255.128 dijadikan bit:
Di AND menghasilkan :
Terbukti hasil AND pada IP 192.168.1.10 dengan hasil AND pada IP 192.168.1.130 tidak sama, sehingga 2
IP ini tidak terhubung di karenakan subnet yang berbeda.
Sekarang kita lakukan pembuktian secara langsung, dibawah ini adalah jaringan sederhana yang telah
dibangun sebelumnya
• Ganti konfigurasi IP address pada PC-1 yang sebelumnya IP address 192.168.1.1 /24 diganti
menjadi 192.168.1.10/25 atau 192.168.1.10 subnet mask 255.255.255.128
18 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
• Ganti konfigurasi IP address pada PC-2 yang sebelumnya IP address 192.168.1.2 /24 diganti
menjadi 192.168.1.130/25 atau 192.168.1.130 subnet mask 255.255.255.128
• Selanjutnya lakukan proses ping dari PC-1 ke PC-2 dan begitupun sebaliknya yang terjadi adalah:
Terbukti bahwa PC-1 tidak terhubung dengan PC-2.
Sebagai contoh lainnya sekarang kita menggunakan class C dengan subnetmask /27. Masih dengan
alamat jaringan 192.168.1.0
/27 kalau dijadikan bit adalah :
255.255.255.224
a. Jumlah subnet
23 = 8 buah subnet
b. Jumlah host
25
– 2 = 30 host tiap subnet
c. Subnet yang valid
256 – 224 = 32, blok selanjutnya hasil ini di kali 2 = 64, dikali 3 = 96 dikali 4 = 128 dikali 5 = 160
dikali 6 = 192 dikali 7 = 224.
Jadi subnet valid nya adalah 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192,224
d. Agar lebih jelas maka akan terkihat seperti ini:
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.32 192.168.1.64 192.168.1.96
Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.33 192.168.1.65 192.168.1.97
Host Treakhir 192.168.1.30 192.168.1.62 192.168.1.94 192.168.1.126
Broadcast 192.168.1.31 192.168.1.63 192.168.1.95 192.168.1.127
19 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Subnet 192.168.1.128 192.168.1.160 192.168.1.192 192.168.1.224
Host Pertama 192.168.1.129 192.168.1.161 192.168.1.193 192.168.1.225
Host Treakhir 192.168.1.158 192.168.1.190 192.168.1.222 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.159 192.168.1.191 192.168.1.223 192.168.1.255
Lakukanlah pengujian jaringan menggunakan binary, dan secara jaringan seperti sebelumnya.
20 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Subnetting IP class B
Seperti yang telah dipelajari pada perhitungan subnetting IP class C bahwa subnetmask harus lebih
besar dari nilai defaultnya, dengan demikian untuk class B yang memiliki nilai default /16. Maka subnet
mask yang diperbolehkan adalah mulai dari /17 sampai dengan /30:
Subnet Mask Subnet mask
/17 /25
/18 /26
/19 /27
/20 /28
/21 /29
/22 /30
/23
/24
Pada table diatas segaja dilakukan pemisahan karena berbeda dalam cara perhitungan, sekarang kita
awali dengan melakukan perhitungan dengan subnetmask kolom sebelah kiri. Sebagai contoh kita
gunakan IP class B dengan network 172.16.0.0 /18
/18 kalau diubah dalam bit :
255.255.192.0
a. Kita mulai dengan mencari jumlah subnetnya, jumlah subnet dapat dicari dengan cara 2x
dimana nilai x didapat dari banyaknya angka 1 pada 2 octet terakhir, pada kasus ini ada 2
sehingga jumlah subnetnya adalah :
22 = 4 buah subnet
b. Jumlah host tiap subnet dapat dicari dengan cara 2y dimana nilai y didapat dari banyaknya
angka 0 pada 2 octet terakhir pada kasus ini ada 14 buah angka 0 pada 2 octet terakhir sehingga
jumlah host tiap subnetnya adalah :
214
-2=16.382 host tiap subnet
21 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
c. Untuk mencari blok subnetnya dapat dicari dengan cara 256 – 192 (dimana 192 adalah nilai
octet 3) = 64. Blok selanjutnya hasil ini di kali 2 menghasilkan 128 dikali 3 menghasilkan =192.
Jadi subnet valid nya adalah 0,64,128,192.
Agar lebih jelas maka akan terkihat seperti ini:
Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
Host Treakhir 172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254
Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16.255.255
Sekarang kita lakukan perhitungan pada subnet pada kolom sebelah kanan sebagai contoh kita gunakan
IP class B dengan network 172.16.0.0 /25
/25 kalau diubah dalam bit :
255.255.255.128
a. Kita mulai dengan mencari jumlah subnetnya, jumlah subnet dapat dicari dengan cara 2x
dimana nilai x didapat dari banyaknya angka 1 pada 2 octet terakhir, pada kasus ini ada 9
sehingga jumlah subnetnya adalah :
29 = 512 buah subnet
b. Jumlah host tiap subnet dapat dicari dengan cara 2y dimana nilai y didapat dari banyaknya
angka 0 pada octet 3 dan octet 4 pada kasus ini ada 7 buah sehingga jumlah host tiap subnetnya
adalah :
27-2=126 host tiap subnet
c. Untuk mencari blok subnetnya dapat dicari dengan cara 256 – 128 (dimana 128 adalah nilai
octet 4) = 128.
Jadi subnet valid nya adalah 0, 128.
22 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
d. Agar lebih jelas maka akan terkihat seperti ini:
Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129
Host Treakhir 172.16.0.126 192.168.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254
Broadcast 192.168.0.127 192.168.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255
23 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Subnetting IP class A
Sama seperti perhitungan sebelumnya pada subnetting IP class B dan C bahwa subnet mask harus lebih
besar dari nilai defaultnya, dengan demikian untuk class A yang memiliki nilai default /8. Maka subnet
mask yang diperbolehkan adalah mulai dari /9 sampai dengan /30:
Subnet Mask Subnet Mask Subnet mask
/9 /17 /25
/10 /18 /26
/11 /19 /27
/12 /20 /28
/13 /21 /29
/14 /22 /30
/15 /23
/16 /24
Sebagai contoh kita gunakan IP class B dengan network 10.0.0.0 /12
/12 kalau di rubah dalam bit :
255.240.0.0
a. Kita mulai dengan mencari jumlah subnetnya, jumlah subnet dapat dicari dengan cara 2x
dimana nilai x didapat dari banyaknya angka 1 pada 3 octet terakhir pada kasus ini ada 4
sehingga jumlah subnetnya adalah :
24 = 16 buah subnet
b. Jumlah host tiap subnet dapat dicari dengan cara 2y dimana nilai y didapat dari banyaknya
angka 0 pada 3 octet terakhir pada kasus ini ada 20 sehingga jumlah host tiap subnetnya
adalah:
220
-2=1.048.574 host tiap subnet
c. Untuk mencari blok subnetnya dapat dicari dengan cara 256 – 240 = 16, blok selanjutnya hasil
ini di kali 2 menghasilkan 32 dikali 3 menghasilkan =48 dan seterusnya sehhingga.
Jadi subnet valid nya adalah 0,16,32,48...240.
24 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
d. Agar lebih jelas maka akan terkihat seperti ini:
Subnet 10.0.0.0 10.16.0.0 10.32.0.0 ... 10.240.0.0
Host Pertama 10.0.0.1 10.16.0.1 10.32.0.1 ... 10.240.0.1
Host Treakhir 10.15.255.254 10.31.255.254 10.63.255.254 ... 10.255.255.254
Broadcast 10.15.255.255 10.31.255.255 10.63.255.255 ... 10.255.255.255
Gateway
Setelah memahami konsep subnetmask dengan baik maka kita sudah memiliki pengetahuan dasar
mengenai jaringan, apakah suatu jaringan itu saling terhubung atau tidak. Jika tidak terhubung maka
dibutuhkan perangkat untuk menghubungkan jaringan yang berbeda tersebut seperti router.
Suatu jaringan anggap saja 192.168.1.0/24 akan disambungkan dengan jaringan 192.168.2.0/24 maka
pada tiap jaringan dibutuhkan gateway.
Gateway adalah alamat host yang berfungsi sebagai keluar masuknya paket data dari dan ke luar
jaringan , gateway dapat dianalogikan dengan sebuah jembatan penyebrangan, anggap orang-orang
yang ada di madura kalau mau keluar atau masuk dari madura harus melewati jembatan suramadu, nah
jembatan suramadu ini dikatakan sebagai gateway. Pada umumnya gateway adalah host yang berupa
router.
DNS (Domain Name System)
Selanjutnya yang perlu dipahami adalah DNS server, DNS (Domain Name sistem) yaitu suatu metode
dimana mentranslasikan suatu alamat IP address kedalam sebuah kalimat yang lebih mudah diingat,
sebagai contoh www.facebook.com, secara default jaringan tidak mengenal www.facebook.com
jaringan hanya mengenal IP address, namun ketika komputer melakukan permintaan ke jaringan alamat
facebook.com hal yang pertama di lakukan adalah komputer mengecek ke host DNS komputer itu
sendiri pada windows berada pada windows/system32/driver/etc/host apabila pada file ini tidak
ditemukan maka akan meminta alamat facebook.com ke DNS server.
25 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Pengenalan paket tracer
Paket Tracer merupakan software khusus yang memungkinkan penggunanya melakukan
simulasi jaringan komputer baik itu pear to pear, jaringan dengan menggunakan switch,
router maupun komputer gateway, serta dapat melakukan simulasi dengan berbagai tipe
hubungan kabel, baik itu dengan tipe kabel UTP Straigh Trough, Cross Over atau Roll Over.
Sebelum kita melakukan simulasi jaringan menggunakan cisco packet tracer sebaiknya kita mengenal
terlebih dahulu tools – tools serta bagian-bagian yang ada pada packet tracer adapun tampilan paket
tracer sebagai berikut :
• Toolbars
Pada toolbars terdapat tools yag dapat digunakan untuk undo, redo zoom print serta save.
• Navigasi
Pada bar navigasi dapat digunakan apabila hendak merubah dari posisi grab ke posisi select ,
memberikan catatan, hapus, periksa jaringan.
• Mengirim PDU (ping)
Digunakan untuk mengetes jaringan apakah sukses atau tidak
26 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
• Informasi status
Digunakan untuk melihat kondisi paket yang dikirim, apakah sukses atau gagal
• Daftar perangkat jaringan
Digunakan untuk memilih device apa yang akan digunakan dalam mendimulasikan jaringan.
• Memilih perangkat
Merupakan sub dari daftar perangkat jaringan yang kita pilih
• Area kerja dalam simulasi
Tempat simulasi berlangsung.
27 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
I. Simulasi jaringan peer to peer
Kita akan melakukan simulasi seperti pada contoh awal, yaitu menggunakan jaringan peer-
to-peer.
Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Buka aplikasi cicso paket tracer
b. Pada bagian daftar perangkat pilih end devices selanjutnya pada bagian jenis
perangkat pilih PC-PT.
Kita dapat memilihnya dengan cara melakukan drag menuju area kerja, atau klik
device yang dipilih hingga menjadi
kemudian klik area kerja.
c. Lakukan langkah ini sekali lagi untuk membuat 2 device PC-PT
d. Selanjutnya pilih jenis kabel penghubung, pada daftar perangkat pilih
connection
e. Pada jenis perangkat pilih kabel cross (di gambarkan dengan gambar garis
putus-putus) atau kita dapat memilih automatically, apabila kita memilih
automatically maka paket tracer secara otomatis akan memilihkan kabel yang
sesuai dengan device yang akan dihubungkan.
f. Akan tampak sebagai berikut
� Warna hijau menandakan Ethernet dalam kondisi up atau kondisi
terhubung
� Warna orange menandakan Ethernet sedang dalam proses menuju up
� Warna merah menandakan Ethernet sedang down atau mati
28 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
g. Selanjutnya lakukan pengaturan IP address dengan cara klik pada PC0 sehingga
muncul kotak dialog:
Pilih tab Desktop selanjutnya:
h. Pilih IP Configuration
i. Isi IP address dengan 192.168.1.1
Subnet Mask 255.255.255.0
Default gateway dan DNS server dikosngkan
29 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
j. Lakukan hal yang sama pada PC1
k. Selanjutnya lakukan ping (mengecek apakah terhubung antara PC0 dengan PC1
l. klik PC0 sehingga muncul kotak dialog selanjutnya pilih tab desktop dan pilih
Command Prompt
Lakukan ping ke PC1 dengan cara ketik :
Ping 192.168.1.2
m. Pastikan berhasil dengan indikator adanya reply dari host PC1
n. Apabila outputnya sebagai berikut:
Maka jaringan belum benar lakukan langkah diatas dengan benar
II. Simulasi jaringan dengan switch
a. Membangun jaringan dengan 6 host
Setelah kita melakukan simulasi menggunakan 2 host (peer-to-peer ) sekarang kita akan
membangun jaringan LAN sederhana dengan 6 host, disini untuk membangun jaringan
dengan 6 host kita menggunakan sebuah switch, karena Ethernet (LAN Card) pada PC
pada umumnya hanya ada satu.
Topologi yang akan kita bangun adalah sebagai berikut
30 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Cara menambahkan switch caranya hamper sama dengan menambahkan PT-PC namun
pada daftar perangkat pilih switches dan pilih tipe switch sesuai kebutuhan.
a. Konfigurasi IP address
PC-PT0
IP address 192.168.1.1
Subnet mask 255.255.255.0
PC-PT1
IP address 192.168.1.2
Subnet mask 255.255.255.0
PC-PT2
IP address 192.168.1.3
Subnet mask 255.255.255.0
Dan seterusnya hingga ke enam PC tersebut mendapatkan IP address
b. Selanjutnya lakukan pengecekan jaringan dengan melakukan ping dari IP
address 192.168.1.1 ke IP address 192.168.1.5 atau bebas sesuai pilihan kita.
Pastikan indikatator keberhasilan tercapai.
b. Simulasi jaringan menggunakan subnet IP class C
Pada pembelajaran sebelumnya kita sudah membahas mengenai subnetting pada class
C sekarang kita akan simulasikan hal tersebut, adapun topologi yang akan kita buat
adalah seperti dibawah ini :
Lakukan konfigurasi IP Address sebagai berikut:
31 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
PC-PT IP address Subnet mask
0 192.168.1.31 255.255.255.0
1 192.168.1.32 255.255.255.0
2 192.168.1.33 255.255.255.0
3 192.168.1.131 255.255.255.0
4 192.168.1.132 255.255.255.0
5 192.168.1.133 255.255.255.0
Selanjutnya lakukan ping dari IP address 192.168.1.32 ke IP address 192.168.1.132 yang
terjadi adalah reply, yang menandakan bahwa paket berhasil diterima. Sekarang kita
terapkan masalah subnet pada jaringan ini, kita akan melakukan subnetting
menggunakan /25 sesuai dengan perhitungan kita sebelumnya maka yang dihasilkan
adalah :
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.128
Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.129
Host Treakhir 192.168.1.126 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.127 192.168.1.255
Secara teori, kita dapatkan bahwa IP address dengan range 192.168.1.1 sampai dengan
192.168.1.126 adalah satu subnet, begitu pula dengan range 192.168.1.129 sampai
dengan 192.168.1.254 adalah satu subnet, namun antar subnet tidak terhubung atau
dengan bahasa sederhananya berbeda jaringan.
Ubahlah IP addresses yang sudah diset dengan :
PC-PT IP address Subnet mask
0 192.168.1.31 255.255.255.128
1 192.168.1.32 255.255.255.128
2 192.168.1.33 255.255.255.128
3 192.168.1.131 255.255.255.128
4 192.168.1.132 255.255.255.128
5 192.168.1.133 255.255.255.128
Selanjutnya dari IP address 192.168.1.32 lakukan ping ke IP address 192.168.1.33 dan
lakukan ping ke IP address 192.168.1.132 apa yang terjadi?
Pada saat melakukan ping ke 192.168.1.33 paket dapat terkirim ditandai dengan adanya
respons, dikarenakan antara 192.168.1.32 dan 192.168.1.33 berdasarkan perhitungan
yang kita buat adalah satu range, sedangkan pada saat melakukan ping ke
192.168.1.132 yang terjadi adalah RTO (request time out) yang menandakan tidak
adanya respon dari 192.168.1.132 karena sudah beda subnet.
32 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Berikutnya apa yang terjadi kalau PC-4 di ubah konfigurasinya menjadi:
Ipaddress 192.168.1.132 subnet mask 255.255.255.0 ?
Perhatikan perhitungan dibawah ini:
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.128
Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.129
Host Treakhir 192.168.1.126 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.127 192.168.1.255
Sedangkan untuk IP 192.168.1.32 yang memiliki subnet mask 255.255.255.0
Subnet 192.168.1.0
Host Pertama 192.168.1.1
Host Treakhir 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.255
Perhatikan kondisi saat :
• 192.168.1.31/25 melakukan ping ke 192.168.1.32/24 yang terjadi adalah paket
berhasil dikirim kenapa? Karena dalam subnet 192.168.1.31/25 yang memiliki
range 192.168.1.1 – 192.168.1.126 sedangkan IP 192.168.1.32 ada didalam
rangenya.
• 192.168.1.32/24 melakukan ping ke 192.168.1.31/25 yang terjadi sukses, ini
terjadi karena 192.168.1.32/24 memiliki range 192.168.1.1 sampai 192.168.1.254
sedangkan IP address 192.168.1.1.31 ada didalam range tersebut.
• Selanjutnya apa yang terjadi jika 192.168.1.32/24 melakukang ping ke
192.168.1.132/25?
Hasilnya adalah RTO, kenapa padahal 192.168.1.132 berada di dalam range
192.168.1.32/24, jawabnnya adalah ketika kondisinya diubah 192.168.1.132/25
melakukan ping ke 192.168.1.32/24, IP address 192.168.1.32 tidak berada didalam
range 192.168.1.132/25.
Jadi jaringan dikatakan terhubung jika A dapat menghubungi B, dan B juga dapat
menghubungi A. Untuk jaringan dengan IP class A dan IP class B secara prakteknya
sama, asalkan sudah mahir dalam perhitungan sebelumnya .
33 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
III. Simulasi jaringan dengan router
a. Menggunakan 1 router
Pada contoh sebelumnya dengan adanya subneting maka akan adanya jaringan yang
berbeda sebagai contoh 192.168.1.32 tidak dapat berhubungan dengan 192.168.1.132.
Seperti disinggung sebelumnya untuk menghubungkan jaringan yang berbeda
dibutuhkan device yang berupa router.
Pada paket tracer menyediakan banyak roouter tapi untuk simulasi kali ini kita
menggunakan router empty.
Pada jenis perangkat pilih:
Selanjutnya drag tipe router menuju area simulasi, kemudian klik router empty tersebut:
Sehingga muncul tampilan sebagai berikut :
34 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
• Modul yaitu berupa perangkat yang dapat ditambahkan ke router seperti
Ethernet
• Tab yatu navigasi untuk pindah ke konfigurasi lainnya
• Slot yaitu tempat untuk meletakkan modul-modul yang akan dipasang
• Tombol power digunakan untuk mematikan dan menghidupkan router
Selanjutnya kita akan melakukan simulasi menggunakan satu router buatlah topologi
seperti dibawah ini:
Konfigurasi IP address jaringan 1
PC-PT IP address Subnet mask
0 192.168.1.2 255.255.255.0
1 192.168.1.3 255.255.255.0
2 192.168.1.4 255.255.255.0
Konfigurasi IP address jaringan 2
PC-PT IP address Subnet mask
3 172.16.1.2 255.255.0.0
4 172.16.1.3 255.255.0.0
5 172.16.1.4 255.255.0.0
Langkah – langkah konfigurasi jaringan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Karena disini kita menggunakan router empty maka kita harus menambahkan
modul Ethernet (LAN Card) sebanyak 2.
Caranya adalah sebagai berikut :
a) Klik router.
b) Matikan router dengan klik tombol power.
35 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
c) Pilih module PT-ROUTER-NM-CFE, modul ini merupakan modul untuk
Ethernet card, Klik dan drags menuju slot yang kosong. Lakukan sebanyak
dua kali karena kita mebutuhkan 2 Ethernet card:
2) Pada interface sudah ada modul yang barusan kita tambah. Selanjutnya
hubungkan 2 jaringan tadi ke router.
Link masih berwarna merah karena Ethernet pada router belum dinyalakan
sebelum itu kita harus mengetahui Ethernet yang mana yang mnuju jaringan 1
dan jaringan 2, caranya cukup arahkan mouse ke kabel yang menghubungkannya
sehingga:
Berarti Ethernet 9/0 adalah slot yang dipakai untuk menghubungkan ke jaringan 1
dan Ethernet 8/0 adalah slot yang dipakai untuk menghubungkan kejaringan 2.
36 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Konsep yang akan kita pakai disini adalah Ethernet 9/0 harus merupakan satu
jaringan dengan jaringan 1, dan Ethernet 8/0 harus satu jaringan dengan jaringan
2, selanjutnya kita setting interface 9/0 pada router.
3) Pilih tab Config
Ceklist port status menjadi On
Isikan IP Address dengan jaringan 1 kita ambil contoh 192.168.1.1 subnet mask
255.255.255.0
37 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Lakukan hal yang sama pada interface 8/0 dengan IP Address 172.16.1.1 netmask
255.255.0.0
Dan yang akan terjadi adalah :
Secara teori jaringan ini sudah benar sekarang kita lakukan mengujian ping dari
PC-1 ke PC-3 atau untuk lebih jelasnya IP address melakukan ping ke 172.16.1.2,
namun yang terjadi adalah RTO.
Mengapa ini bias terjadi?
Jawabanya, kita kembali ke analogi awal mengenai pulau Madura, host di
jarinngan 1 untuk keluar dari jaringan 1 membutuhkan sebuah gateway. Kalau kita
lihat lagi ketika host jaringan 1 akan keluar dari jaringan 1 mereka harus melalui
router, lebih tepatnya lagi router dengan Ethernet 9/0 maka IP address pada
Ethernet 9/0 di router adalah geteway jaringan 1 maka kita harus menambahkan
gateway pada setiap host di jaringan1.
Lakukan ini semua untuk tiap host di jaringan 1.
Pada masalah sebelumnya suatu jaringan dikatakan terhubung apabila A dapat
menghubungi B dan begitu pula sebaliknya, maka kita juga harus mengeset
gateway pada jaringan 2 dengan IP address Ethernet 0/8 router.
38 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Lakukan ini semua untuk tiap host di jaringan 2.
Selanjutnya lakukan pengujian kembali menggunakan ping.
Lakukan ping dari 192.168.1.3 ke 172.16.1.3,
Hasinya adalah reply atau dengan kata lain jaringan sudah terhubung dengan
benar.
b. Menggunakan 2 router
Pada latihan sebelumnya kita sudah memahami masalah penggunaan router hingga
melakukan simulasi antara dua jaringan yang berbeda, sekarang kita akan melakukan
simulasi yang sama namun menggunakan 2 router, adapaun topologi jaringannya
sebagai berikut:
Set IP addres untuk jaringan 1 (disini digambarkan dengan warna kuning muda) yaitu:
PC-PT IP address Subnet mask Default Gateway
0 192.168.1.2 255.255.255.0 192.168.1.1
1 192.168.1.3 255.255.255.0 192.168.1.1
2 192.168.1.4 255.255.255.0 192.168.1.1
Kemudian set IP address untuk jaringan 2 (disini digambarkan dengan warna orange)
yaitu:
PC-PT IP address Subnet mask Default Gateway
3 172.16.1.2 255.255.0.0 172.16.1.1
4 172.16.1.3 255.255.0.0 172.16.1.1
5 172.16.1.4 255.255.0.0 172.16.1.1
39 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Langkah – langkah konfigurasi :
1) Pada router 0 kita lakukan konfigurasi untuk link yang terhubung dengan jaringan
1, set IP addressnya sebagai berikut:
192.168.1.1 subnet mask 255.255.255.0 (geteway jaringan 1)
2) Dan pada router 1 kita lakukan konfigurasi untuk link yang terhubung dengan
jaringan 2, set IP addresnya sebagai berikut:
172.16.1.1 subnet mask 255.255.0.0 (gateway jaringan 2)
3) Selanjutnya lakukan ping antar jaringan sebagai contoh kita ping jaringan
172.16.1.3 melalui 192.16.1.3, hasilnya adalah RTO. Mengapa hal ini bias terjadi?
Pada topologi jaringan di atas sebenarnya terdapat 3 jaringan yang berbeda yaitu
jaringan 1 , jaringan 2 , dan terakhir adalah jaringan antar router. Jaringan antar
router biasanya dikenal dengan nama jaringan backbone. Maka yang perlu kita
lakukan adalah mendefenisikan jaringan backbone tersebut.
4) Defenisikan jaringan backbone tersebut dengan 10.14.202.0 / 24
Sehingga menjadi:
Selanjutnya konfigurasi IP address pada router 0 yang terhubung ke jaringan
backbone (warna hijau)
5) Set IP address 10.14.202.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 untuk router 0 dan
set IP address router 1 yang terhubung ke jaringan backbone dengan IP address
10.14.202.2 dengan subnet mask 255.255.255.0.
40 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Kemudian lakukan ping pada jaringan 1 ke jaringan 2 sebagai contoh lakukan ping
dari IP 192.168.1.3 menuju 172.16.1.3 apakah yang terjadi?
Hasilnya adalah RTO, kenapa hal ini dapat terjadi?
Satu konsep yang perlu dipahami adalah sebuah router untuk mengirimkan paket
menuju ke jaringan yang berbeda yang bukan merupakan jaringan router itu
sendiri maka router tersebut membutuhkan table routing, table routing yaitu
sebuah table yang berda di dalam router yang berisikan alamat jaringan lain dan
hop selanjutnya.
Sebagai contoh:
Ketika IP 192.168.1.3 melakuan ping menuju 172.16.1.3 maka paket tersebut di
teruskan menuju switch, pada switch dilihat pada tebel ARP nya, apakah paket
tersebut ditujukan pada anggota dijaringannya atau tidak, mengetahui bahwa
paket tersebut bukan untuk anggotanya, maka paket diteruskan menuju gateway
dalam kasus ini adalah router 0.
Router 0 menerima paket dan memeriksa apakah paket tersebut ada didalam
jaringannya ternyata tidak ada, karena router 0 hanya memilki jaringan
192.168.0/24 dan jaringan 10.14.202.0/24. Untuk dapat meneruskan paket yang
tadi diterima oleh router0 maka router 0 harus mendefenisikan table routing
untuk jaringan 172.16.1.0 /24 melalui hop yang mana, adapun hoop yang
41 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
berhubungan dengan jaringan 172.16.1.0/24 adalah 10.14.202.2 sehingga pada
table routing untuk router 1 adalah :
jaringan Netmask Next hoop
172.16.1.0 255.255.0.0 10.14.202.2
Cara konfigurasinya sebagai berikut:
a) Klik router 0 kemudian pilih tab config
b) Pada kategori Routing ada 2 opsi yaitu:
Static yaitu routing yang kita sendiri yang menentukan isi dari table routing
nya, dengan kata lain kita menentukan sendiri route pengiriman paketnya.
c) Pilih Static
Isikan network dengan 172.16.1.0, mask 255.255.0.0, next hop 10.14.202.2
kemudian add.
d) Sehingga routing berhasil ditambahkan ke table routing
42 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Kita lanjutkan contoh mengenai ping diatas, dengan begini ketika router 0
mendapatkan paket uang ditujukan untuk IP 172.16.1.3 maka router 0 akan
mengecek pada table routing nya, kejaringan mana IP 172.16.1.3 di lingkupi,
ternyata pada router 0 yang melingkupi 172.16.1.3 adalah jaringan 172.16.0.0/16,
untuk menuju kejaringan ini maka oleh router 0 paket di kirim via 10.14.202.2,
karena IP 20.14.202.2 berada pada router 1 maka selanjutnya router 1 lah yang
bekerja meneruskan paket tersebut.
Pada router 1 ketika menerima paket dengan tujuan jaringan 172.16.0.0, router 1
mengecek apakah jaringan ini ada pada router 1, dikarenakan jaringan ini berada
pada router 1 maka router 1 tidak memerlukan table routing.
Sebuah catatan penting pada latihan sebelumnya dijelaskan bahwa suatu jaringan
dikatakan terhubung apabila adanya hubungan yang saling timbal balik, A
terhubung ke B maka B juga harus terhubung ke A.
Karena jaringan 192.168.1.0/24 sudah memiliki jalur menuju jaringan
172.16.0.0/16 tetapi belum sebaliknya maka kita buat jalur sebaliknya, yautu pada
router1 kita tambahkan table routingnya dengan:
Sehingga dapat digambarkan:
Panah berwarna merah menggambarkan cara jaringan 1 menuju ke jaringan 2,
dan panah berwarna biru untuk sebaliknya.
43 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Lakukan uji kesuksesan jaringan kita dengan melakukan ping dari 192.168.1.3
menuju 172.16.1.3 dan hasilnya adalah reply.
c. Menggunakan 5 router
Setelah melakukan latihan di atas kita sudah mengerti mengenai konsep routing pada
router selajutnya kita akan melakukan simulasi dengan topologi sebagai berikut:
Langkah awal untuk mendesain jaringan besar adalah kita harus mendefenisikan
jaringan backbone nya kemudian menetapkan table routing pada setiap router, sebagai
contoh pada jaringan di atas jaringan 1 (di gambarkan dengan warna biru muda) akan di
hubungkan dengan jaringan 2 ( digambarkan dengan warna merah muda).
Sebelumnya set jaringan 1 dengan:
PC-PT IP address Subnet mask Default Gateway
0 10.14.202.2 255.255.255.0 10.14.202.1
2 10.14.202.3 255.255.255.0 10.14.202.1
Kemudian set jaringan 2 dengan:
PC-PT IP address Subnet mask Default Gateway
1 10.14.134.2 255.255.255.0 10.14.134.1
3 10.14.134.3 255.255.255.0 10.14.134.1
44 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Selanjutnya defeniskan jaringan backbone nya dengan:
Jaringan Alamat Jaringan Range
A 10.14.202.0/24 10.14.202.1 – 10.14.202.254
B 192.168.1.0/27 192.168.1.1 – 192.168.1.30
C 192.168.1.32/27 192.168.1.33 – 192.168.1.62
D 192.168.1.64/27 192.168.1.65 – 192.168.1.94
E 192.168.1.96/27 192.168.1.97 – 192.168.1.126
F 192.168.1.128/27 192.168.1.129 – 192.168.1.158
G 192.168.1.160/27 192.168.1.161 – 192.168.1.190
H 10.14.134.1/0 10.14.134.1 – 10.14.134.254
Untuk setiap jaringan tidak boleh ada yang sama pada sebuah router.
Konfigurasi untuk router 1
LINK ke Jaringan IP Address Subnet Mask Keterangan
A 10.14.202.1 255.255.255.0 Gateway jaringan 1
B 192.168.1.1 255.255.255.224 Masuk ke jaringan B
C 192.168.1.33 255.255.255.224 Masuk ke Jaringan C
Konfigurasi untuk router 2
LINK ke Jaringan IP Address Subnet Mask Keterangan
C 192.168.1.34 255.255.255.224 Masuk ke Jaringan C
E 192.168.1.97 255.255.255.224 Masuk ke jaringan E
G 192.168.1.161 255.255.255.224 Masuk ke Jaringan G
Konfigurasi untuk router 3
LINK ke Jaringan IP Address Subnet Mask Keterangan
E 192.168.1.98 255.255.255.224 Masuk ke JaringanE
F 192.168.1.129 255.255.255.224 Masuk ke jaringan F
Konfigurasi untuk router 4
LINK ke Jaringan IP Address Subnet Mask Keterangan
B 192.168.1.2 255.255.255.224 Masuk ke JaringanB
D 192.168.1.65 255.255.255.224 Masuk ke jaringan D
G 192.168.1.162 255.255.255.224 Masuk ke jaringan G
Konfigurasi untuk router 5
LINK ke Jaringan IP Address Subnet Mask Keterangan
D 192.168.1.66 255.255.255.224 Masuk ke JaringanD
F 192.168.1.130 255.255.255.224 Masuk ke jaringan F
H 10.14.134.1 255.255.255.0 Gateway jaringan 2
45 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Routing static
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa pada jaringan core (backbone) untuk pengiriman
paket dari satu ke yang lainnya dibutuhkan sebuah routing, kali ini kita akan
menerapkan sebuah routing static.
untuk melakukan routing static kita harus menetapkan jalur atau rute paket dari
jaringan 1 ke jaringan 2 dan begitu pula sebaliknya sebagai contoh :
untuk rute dari jaringan satu ke jaringan 2 :
Sedangkan rute dari jaringan 2 ke jaringan 1 adalah sebagai berikut :
Sekarang kita akan membangun rute dari jaringan 1 menuju jaringan 2 maka pada
router harus di berikan table routing, adapun table routingnya sebagai berikut:
� Dari router 1 melalui router 2 :
Tambahkan route1 dengan
Network 10.14.134.0
Mask 255.255.255.0
Next Hop 192.168.1.2
46 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
� dari router 2 menuju router3
Network 10.14.134.0
Mask 255.255.255.0
Next Hop 192.168.1.98
� dari router 2 menuju router4
Network 10.14.134.0
Mask 255.255.255.0
Next Hop 192.168.1.162
� dari router 3 menuju router 5
Network 10.14.134.0
Mask 255.255.255.0
Next Hop 192.168.1.130
� dari router 4 menuju router5
Network 10.14.134.0
Mask 255.255.255.0
Next Hop 192.168.1.66
Dengan demikian rute dari jaringan 1 menuju jaringan 2 sudah terbentuk,
selanjutnya kita akan membuat jalur dari jaringan 2 menuju jaringan 1.
Adapun table routing yang akan kita buat adalah sebagai berikut:
47 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
� dari router 5 ke router 4
Network 10.14.202.0
Mask 255.255.255.0
Next Hop 192.168.1.65
� dari router 5 ke router 3
Network 10.14.202.0
Mask 255.255.255.0
Next Hop 192.168.1.129
� dari router 3 ke router 2
Network 10.14.202.0
Mask 255.255.255.0
Next Hop 192.168.1.97
� dari router 2 menuju 4
Network 10.14.202.0
Mask 255.255.255.0
Next Hop 192.168.1.162
48 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
� dari router4 menuju router 1
Network 10.14.202.0
Mask 255.255.255.0
Next Hop 192.168.1.162
Dengan demikian antara jaringan 1 dengan jaringan 2 sudah terkoneksi dimana dari
jaringan 1 menuju jaringan 2 memiliki 2 alternatif pilihan jalan yaitu melalui router 1 –
router 2 – router 3 – router 5 dan jalur lainnya yaitu melalui router1 – router2 – router4
– router5.
Sedangkan dari jaringan 2 menuju jaringan 1 melalui router5 – router3 – router2 –
router4 – router 1 dan jalur lainnya adalah melaui router5 – router4 – router1 . Router
akan memilih jalur yang di tetapkan terlebih dahulu kemudian apabila jalur yang
ditetapkan pertama gagal maka router akan memilih jalur yang kedua, begitu
seterusnya.
• Simulasi kegagalan
Pada simulasi di atas dapat digambarkan lagi sebagai berikut:
Apa yang terjadi ketika router4 down? Pada saat router4 down jaringan antara
jaringan1 dan jaringan2 akan down karena jalur antara jaringan2 dengan
jaringan satu terputus.
Sedangkan apabila router 3 down maka jaringan akan tetap menyala
dikarenakan jaringan 1 menuju jaringan 2 melalu router 1- router2 – router4 –
router5 dan jaringan 2 menuju jaringan 1 melalui router 5 –router4 – router1.
49 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Routing dynamic
Untuk routing dynamic konsepnya adalah sama dengan routing static, yaitu
membutuhkan table routing, namun pada routing dynamic ini kita tidak perlu mengeset
jalurnya atau secara otomatis router akan menentukan sendiri jalur-jalur yang akan
dipilihnya.
Topologi dibawah ini menggunakan salah salah satu routing dynamic, yaitu RIP.
RIP hanya dapat digunakan pada IP class C dan B, pada RIP ini kita hanya diperbolehkan
menggunakan jaringan dengan netmask defaultnya (jaringan tanpa menggunakan
subnet). Dikarenakan routing RIP hanya melihat berdasarkan alamat jaringannya saja.
Selajutnya kita akan mulai melakukan routing dynamic dengan menambahkan routing
RIP pada router 1 yaitu dengan cara :
� Klik router 1 kemudian pilih tab config, pada bagian routing pilih RIP
Isikan pada router 1 dengan alamat network:
• 172.16.0.0
• 192.168.1.0
• 192.168.2.0
50 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
� Sehingga akan terlihat seperti ini
Penambahan network address dilakukan satu per satu.
� Pada router 2
� Pada router3
� Pada router 4
� Pada router5
• Simulasi kegagalan
51 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Selanjutnya kiata akan melakukan simulasi kegagalan router pada masalah ini
kuta akan menghapus router 4 tanpa melakukan konfigurasi ulang (anggap
router mengalami kerusakan) maka yang akan terjadi adalah jaringan tidak
mengalami down karena masih ada router 2 dan route 3 sebagai penghubung
kedua jaringan ini.
IV. Mensimulasikan jaringan kompleks
Selanjutnya kita akan membuat sebuah jaringan kompleks seperti berikut ini :
52 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
MIKROTIK
Pengetahuan Dasar Tentang Mikrotik
MikroTik RouterOS™, merupakan sistem operasi Linux base yang diperuntukkan sebagai network router.
Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui
Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standard komputer PC
(Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang
cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang
besar (network yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan
resource PC yang memadai.
Sejarah MikroTik RouterOS
MikroTik adalah sebuah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia, bersebelahan dengan Rusia.
Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins. John Trully adalah seorang
berkewarganegaraan Amerika yang berimigrasi ke Latvia. Di Latvia ia bejumpa dengan Arnis, Seorang
darjana Fisika dan Mekanik sekitar tahun 1995.
John dan Arnis mulai me-routing dunia pada tahun 1996 (misi MikroTik adalah me-routing seluruh
dunia). Mulai dengan sistem Linux dan MS-DOS yang dikombinasikan dengan teknologi Wireless-LAN
(WLAN) Aeronet berkecepatan 2 Mbps di Moldova, negara tetangga Latvia, baru kemudian melayani
lima pelanggannya di Latvia.
Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (W-ISP), tetapi membuat program router yang
handal dan dapat dijalankan diseluruh dunia. Latvia hanya merupakan tempat eksperimen John dan
Arnis, karena saat ini mereka sudah membantu negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani
sekitar 400 pengguna.
Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama denag
bantuan 5-15 orang staff Research and Development (R&D) MikroTik yang sekarang menguasai dunia
routing di negara-negara berkembang. Menurut Arnis, selain staf di lingkungan MikroTik, mereka juga
merekrut tenega-tenaga lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif mengembangkan MikroTik secara
marathon.
53 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
JENIS-JENIS MIKROTIK
1. MikroTik RouterOS yang berbentuk software yang dapat di-download di www.mikrotik.com.
Dapat diinstal pada kompuetr rumahan (PC).
2. BUILT-IN Hardware MikroTik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board
router yang didalamnya sudah terinstal MikroTik RouterOS.
FITUR-FITUR MIKROTIK
1. Address List : Pengelompokan IP Address berdasarkan nama
2. Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in / dial-out, dengan otentikasi CHAP, PAP, MSCHAPv1
dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand, modem pool hingga 128 ports.
3. Bonding : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antarmuka ethernet ke dalam 1 pipa
pada koneksi cepat.
4. Bridge : Mendukung fungsi bridge spinning tree, multiple bridge interface, bridging firewalling.
5. Data Rate Management : QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ, RED, SFQ, FIFO
queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer
6. DHCP : Mendukung DHCP tiap antarmuka; DHCP Relay; DHCP Client, multiple network DHCP;
static and dynamic DHCP leases.
7. Firewall dan NAT : Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT dan destination
NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address, range port, protokol IP, pemilihan opsi
protokol seperti ICMP, TCP Flags dan MSS.
8. Hotspot : Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS. Mendukung limit data rate, SSL ,HTTPS.
9. IPSec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellmann groups 1, 2, 5; MD5 dan
algoritma SHA1 hashing; algoritma enkirpsi menggunakan DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256;
Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2,5
10. ISDN : mendukung ISDN dial-in/dial-out. Dengan otentikasi PAP, CHAP, MSCHAPv1 dan
MSCHAPv2, Radius. Mendukung 128K bundle, Cisco HDLC, x751, x75ui, x75bui line protokol.
11. M3P : MikroTik Protokol Paket Packer untuk wireless links dan ethernet.
12. MNDP : MikroTik Discovery Neighbour Protokol, juga mendukung Cisco Discovery Protokol (CDP).
13. Monitoring / Accounting : Laporan Traffic IP, log, statistik graph yang dapat diakses melalui
HTTP.
14. NTP : Network Time Protokol untuk server dan clients; sinkronisasi menggunakan system GPS.
54 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
15. Poin to Point Tunneling Protocol : PPTP, PPPoE dan L2TP Access Consentrator; protokol otentikasi
menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan Radius; enkripsi MPPE;
kompresi untuk PPoE; limit data rate.
16. Proxy : Cache untuk FTP dan HTTP proxy server, HTTPS proxy; transparent proxy untuk DNS dan
HTTP; mendukung protokol SOCKS; mendukung parent proxy; static DNS.
17. Routing : Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4.
18. SDSL : Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan jaringan.
19. Simple Tunnel : Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).
20. SNMP : Simple Network Monitoring Protocol mode akses read-only.
21. Synchronous : V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media ttypes; sync-PPP, Cisco HDLC; Frame Relay
line protokol; ANSI-617d (ANDI atau annex D) dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis
LMI.
22. Tool : Ping, Traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer; Dinamik DNS
update.
23. UPnP : Mendukung antarmuka Universal Plug and Play.
24. VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1q untuk jaringan ethernet dan wireless; multiple VLAN;
VLAN bridging.
25. VoIP : Mendukung aplikasi voice over IP.
26. VRRP : Mendukung Virtual Router Redudant Protocol.
27. WinBox : Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi MikroTik RouterOS.
55 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Dasar – Dasar Mikrotik
Cara Instalasi Mikrotik
Sebelum kita melakuakn proses instalasi perlu diperkenalkan dulu adanya level lisensi di Mikrotik.
Sistem lisensi Mikrotik adalah berbayar dan bisa didapatkan di http://www.mikrotik.co.id/ .
Mikrotik bisa diinstall dengan beberapa cara :
1. CD Installer. Di situsnya sudah tersedia file ISO installer mikrotik versi PC. Anda bisa unduh
filenya di situs resminya kemudian diburn sebagai bootable image.
2. NetInstall. Menginstall RouterOS dengan melalui jaringan LAN dengan satu disket, atau
menggunakan ethernet yang mendukung proses booting melalui Ethernet Card.
3. Mikrotik Disk Maker. Merupakan tool yang digunakan supaya penginstalan dapat berjalan
dengan beberapa disket yang akan diinstall pada harddisk. Menggunakan tools FloppyMaker.exe
Kali ini kita akan melakukan instalasi mikrotik ke PC (dalam hal ini VMWare) dengan media CD dimana
komputer berspesifikasi RAM yang cukup dimana minimal 64 Mb dan maksimum 1 Gb, serta
menggunakan media penyimpanan harddisk IDE.
Pertama kali booting harus diatur agar device yang boot pertama adalah CD drive. Saat pemilihan paket
kita instal saja semuanya supaya tidak ribet (sebenarnya tergantung kebutuhan). Tekan “a” untuk
memarking semua paket yang ada. Panah atas atau “p” untuk ke atas, dan panah bawah atau “n” untuk
ke bawah. Tekan tombol spasi untuk memarking. Tekan “i” untuk install semua paket yang dimarking.
*Catatan (yang ada kata test-nya jangan diinstall)
56 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Nantinya akan ditanyakan apakah kita ingin menyimpan sistem yang sudah lebih dulu ada. Dalam hal ini
meskipun Mikrotik adalah salah satu turunan dari Unix, Mikrotik akan menggunakan seluruh space yang
ada pada harddisk tersebut. Itulah mengapa harddisk yang kita pilih sebaiknya tidak berukuran terlalu
besar. Tekan “n” lalu tekan “y” untuk mulai memformat harddisk.
Setelah proses instalasi berjalan, maka kita akan diperintahkan untuk mereboot komputer. Reboot
komputer anda. Kemudian secepatnya tekan F2 atau tombol lainnya untuk masuk ke BIOS. Atur lagi
supaya Device yang boot pertama kali adalah harddisk. Maka tidak berapa lama akan muncul login.
Secara default Mikrotik akan mempunyai username “admin” dan tanpa password.
Jika MikroTik RouterOS anda belum berlisensi maka secara otomatis OS ini akan memberi waktu trial
selama 24 jam. Jika melebihi waktu tersebut belum menginput key maka OS tidak akan bisa dipakai
kecuali anda bisa menginput key-nya.
Mengetahui network interface card (NIC) yang ada
Penting untuk mengetahui penamaan dari network interface card (NIC) karena untuk setting jaringan,
penamaan ini akan membantu kita untuk mengseleksi interface yang akan kita gunakan.
/interface print
Penamaan dari interface di MikroTik RouterOS secara default adalah ether<urutan>
57 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Mengeset IP address dari interface card yang ada
IP address sangat penting untuk pengalamatan paket nantinya. Dalam hal ini interface yang akan
disetting pertama kali adalah ether1 dengan perintah :
/ip address add address=192.168.1.1 broadcast=192.168.1.255 network=192.168.1.0 netmask=255.255.255.0 interface=ether1
Lalu kita akan menambahkan IP lagi pada interface tersebut.
/ip address add address=192.168.1.1 broadcast=192.168.1.255 network=192.168.1.0 netmask=255.255.255.0 interface=ether1
Mengganti Nama Server
Kita bisa juga merubah identitas default dari server dengan nama yang kta inginkan.
System identity set name=Pelatihan_Sisjar
Mensetting DNS
DNS (Domain Name Server ) adalah server yang bisa meresolusikan alamat IP dengan alamat yang
familiar dengan dengan bahasa manusia (bahasa keseharian). Sekarang kita akan menyetting supaya
MikroTik mampu mengarahkan meresolve nama website dengan IP di Internet atau jaringan yang ada
DNS Server tersendirinya. Alamat DNS Server yang harus kita masukkan bisa dua buah.
/ip dns set primary-dns=10.14.200.253
/ip dns set secondary-dns=10.14.203.80
/ip dns print
58 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Melihat service network yang berjalan
Jadi kita bisa melihat adanya service network yang berjalan pada MikroTik RouterOS kita. Caranya :
/ip service print
Mengeset port default dari service network
Ada kalanya untuk alasan keamanan kita bisa mengganti port yang default dari service network sehingga
butuh usaha yang lebih jika ingin mengetahui service yang berjalan di server tersebut.
/ip service set ssh port=1000
/ip service print
59 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Manajemen User
Manajemen user di MikroTik menggunakan beberapa policy di mana kebijakan hak akses suatu user
diatur dengan cukup ketat.
Untuk menampilkan policy group default :
/user group print
Untuk menambahkan user :
/user add name=namamu group=full password=namamu
Untuk melihat user yang ada pada sistem ketikkan :
/user print
Untuk melihat list user yang sedang mengakses MikroTik RouterOS :
/user active print
Untuk mereset router seperti semula (default)
Hati-hati jika tidak ingin semua konfigurasi lenyap !
/system reset
Membuat Log dari Service
60 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Apabila ada suatu hal yang terjadi pada suatu service pada sistem operasi maka secara otomatis
MikroTik akan membuat log atau catatan dari apa yang terjadi pada service sistem operasi anda. Kadang
kita perlu mengaktifkan ini untuk bisa men-trace back apa yang terjdi pada sistem.
/system logging add topics=web-proxy action=memory
Terlihat bahwa log akan disimpan pada memory MikroTik.
/system logging print
Mereboot System
Merestart mesin
/system reboot
Mengeset gateway
Mengeset gateway dari mikrotik
/ip route add gateway=10.14.200.1
Membuat Bonding
Bonding adalah sama dengan port trunking. Bonding membolehkan anda untuk mengumpulkan banyak
port ke single group. kombinasi efektif bandwidth ke dalam single koneksi. Bonding juga membolehkan
anda untuk membuat jalur multi-gigabit traffic lalu lintas data ke dalam traffic area tertinggi di dalam
network anda. sebagai contoh, anda dapat mengumpulkan tiga megabits port ke dalam sebuah tiga-
megabits trunk port. Ini sama artinya dengan punya satu interface dengan kecepatan tiga megabit.
Semisal kita memiliki dua ethernet yang akan kita bonding. Caranya :
61 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
/interface bonding add slaves=ether2,ether3
Mengeset IP dari bonding yang kita buat sekaligus memberi nama pada bondingnya.
/ip address add address=10.14.200.204/24 interface=bonding1
Mencoba tool bandwidht test
/tool bandwidth-test
Network Address Translation (NAT)
Konsep dari NAT adalah bagaimana kita mentranslasikan alamat lokal kepada alamat publik atau alamat
dengan IP yang berbeda kelasnya. Jadi semisal kita memiliki IP lokal nantinya akan ditranslasikan ke IP
publik. Sehingga kita bisa berkomunikasi dengan dunia luar selain dunia jaringan lokal.
Contohnya terlihat pada gambar dibawah :
62 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Jadi konfigurasi NAT ada dua tipe, yaitu :
1. Source NAT atau srcnat.
2. Destination NAT atau dstnat.
Jika seandainya anda menginginkan komputer di jaringan lokal bisa berkomunikasi dan mengetahui
komputer yang ada di jaringan eksternal tetapi jaringan ekternal tidak bisa mengakses sumber daya
yang ada di komputer jaringan lokal, maka kita hanya perlu mengkonfigurasi nat secara srcnat atau
Source NAT. Caranya :
/interface set ether1 name=Publik
/ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade out-
interface=Publik
63 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Membangun DHCP Server
1. Menamai NIC ether1 sebagai lokal
Set nama ethernet agar gampang kita kenal dan familiar :
2. Membuat sebuah DHCP server secara manual
Membuat IP Pool
/ip pool add name=hs-pool range=10.14.200.2-10.14.200.200
/ip pool print
Membuat network DHCP dengan alamat 10.14.200.0/24 dan mendistribusikan alamat gateway
10.14.200.1 dan DNS Server 10.14.200.253
Ip dhcp-server network add address=10.14.200.0/24 gateway 10.14.200.1 dns-
server=10.14.200.253
3. Membuat DHCP Server dengan setup
Ip dhcp-server setup
64 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
Load Balancing
Adalah teknik untuk mengatur bagaimana supaya tiap koneksi yang melalui mikrotik akan dioptimalkan
penggunaan bandwidhtnya. Biasanya penggunaannya adalah pada suatu router yang menggunakan jasa
65 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
ISP (Internet Service Provider) yang berbeda jenis atau pengkabelannya yang berbeda. Dengan Load
Balancing ini diharapkan nantinya ketika mengakses internet akan menempuh jalur akses yang berbeda.
Sehingga Load dari internet tidak akan tergabung. Biasanya pula digunakan kalau kita menginginkan
akses internet yang berbeda provider sehingga jika salah satu putus atau sedang error maka kita masih
bisa terkoneksi ke luar dengan adanya jasa dari provider lainnya.
Misal kita memiliki sistem load balancing seperti ini :
Setting IP dari masing-masing interface ethernet (ceritanya berbeda jaringan)
Kali ini kita akan menggunakan sedikit bantuan dari Winbox. Sehingga diharapkan IP interface sudah
diset sedemikian rupa sesuai dengan contoh kasus di atas.
1. Kita konfigurasikan dulu IP addressnya mikrotik dengan IP seperti ini :
Ether1 : 10.14.200.1/24
Ether2 : 10.14.201.1/24
Ether3 : 10.14.202.1/24
Ether4 : 10.14.203.1/24
Dimana bisa dipastikan
bahwa interface yang
terhubung dengan modemnya haruslah memiliki class IP yang sama dengan IP modem.
Bila perlu namai salah satu interfacenya sehingga nantinya tidak tertukar satu sama lain.
2. Sekarang kita buat dulu pemisah paketnya dengan Mangle. Pemisahan paket maksudnya
nantinya paket akan diberi header tambahan mengenai pengarahan paket menuju ke
modemnya. Caranya kita masuki menu IP > Firewall > Mangle.
Hal yang pertama kita lakukan adalah membuat connection mark.
• Pada tab General
Add chain : prerouting
In interface : lokal (karena Ether1 sudah saya namai lokal)
Connection State : new
66 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
• Pada tab Extra
Nth :
Every : 3
Packet : 1 (artinya setiap interval 3 paket yang lewat akan diarahkan ke grup 1)
Karena interface yang berhubungan dengan modem ada 3 buah maka connection mark juga
kita lakukan 3 kali. Kita buat connection mark dengan Nth diset 31, 32, dan 33.
• Pada tab Action
Action : mark connection
New Connection mark : satu
Passtrough : yes
Sama halnya seperti di atas pengaturan dilakukan sebanyak 3 kali pula. Jadi ketika Nth = 31
maka penamaan New Connection mark misalnya jadi “satu”. Demikian seterusnya.
67 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
3. Sekarang kita namakan peroutingannya. Masih di Mangle.
• Di tab General
Add chain : prerouting
In interface : lokal
Connection mark : satu
• Di tab Action
Action : mark routing
New Connection mark : route_1
Passthrough : no
Pada bagian routing ini kita namakan pula sesuai mark koneksinya. Jadi kita ulangi langkah
ini 3 kali tetapi dengan merubah New Connection mark menjadi yang kita inginkan.
4. Mulai saat ini kita akan mentranslasikan paket sehingga alamat lokal yang ada diubah menjadi
alamat publik di dunia internet sana. Masuklah ke menu IP > Firewall > NAT.
• Pada tab General
Chain : srcnat
Out Interface : ether2
• Pada tab Action
Action : masquerade
Lakukan ini sebanyak 3 kali dengan Out interface yang sudah anda buat sebanyak 3 kali.
Setelah itu kita tentukan pula NAT untuk jaringan lokal dengan konfigurasi :
68 Laboratorium Sisjar | Pelatihan Jaringan Komputer
• Tab General :
Chain : srcnat
Src. Adress 10.14.200.0/24
• Action :
Action : masquerade
5. Melakukan pengaturan kebijakan routing, kita coba masuk ke terminal dari Mikrotik lewat
Winbox. Tujuannya supaya anda bisa juga menggunakan terminal dari Mikrotik dari melalui
WinBox.
Caranya kita klik New Terminal
Setelah itu inputkan perintah berikut :
/ ip route
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.14.201.1 scope=255 target-
scope=10 \
routing-mark=route_1 comment="" disabled=no
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.14.202.1 scope=255 target-
scope=10 \
routing-mark= route_2 comment="" disabled=no
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.14.203.1 scope=255 target-
scope=10 \
routing-mark= route_3 comment="" disabled=no
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.14.201.1 scope=255 target-
scope=10 \
comment="primary connection" disabled=no