modul krismin2011

36
Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009 BAB I KRISTALOGRAFI I. CARA PENGGAMBARAN SISTEM KRISTAL REGULER 1. Hexahedron Langkah 1 Langkah 2 Laboratorium Kristalografi-Mineralogi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta 2009 Buatlah sumbu kristalografi sesuai dengan ukuran perbandingan yaitu 1:3:3 dan besar sudut yaitu 30 o Beri tanda/titik pada ukuran perbandingan 1:3:3 pada sumbu kristalografi. Tarik garis sejajar pada 2 titik di sumbu b dan sumbu c dengan ukuran Buat/tarik garis sejajar terhadap dengan panjang sumbu c pada 2 titik pada sumbu b dan sumbu a 1

Upload: bintang-fernata-putra

Post on 29-Dec-2015

80 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

BAB IKRISTALOGRAFI

I. CARA PENGGAMBARAN SISTEM KRISTAL REGULER1. Hexahedron

Langkah 1

Langkah 2

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

Buatlah sumbu kristalografi sesuai

dengan ukuran perbandingan yaitu

1:3:3 dan besar sudut yaitu 30o

Beri tanda/titik pada ukuran

perbandingan 1:3:3 pada sumbu

kristalografi.

Tarik garis sejajar pada 2 titik di

sumbu b dan sumbu c dengan ukuran

yang sama dengan sumbu a yang

telah diberi tanda.

Buat garis sejajar dengan panjang

sumbu b pada 2 tanda/titik pada sumbu a

dan di sumbu c

Buat/tarik garis sejajar terhadap

dengan panjang sumbu c pada 2

titik pada sumbu b dan sumbu a

1

Page 2: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Langkah 3

Langkah 4

Keterangan :

- Bidang yang terlihat dari depan maka garis dibuat tegas sedangkan bidang yang tidak tampak dari

pandangan depan maka garis dibuat putus-putus. ( Berlaku untuk semua penggambaran sistem

kristal )

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

Pada setiap garis sejajar yang

berpotongan (Contohnya pada garis

sejajar b dengan garis sejajar a) di

tarik garis yang sejajar pula dengan

garis c (Lihat kotak kecil).

Pada setiap perpotongan garis yang

telah anda buat silahkan anda

hubungkan (Lihat kotak kecil).

2

Page 3: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

2. Pentagonal Dodecahedron

Langkah 1

Langkah 2

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

Untuk langkah awal buatlah sumbu

kristalogafi sistem regular dengan

posisi/sudut antar sumbu a+ dengan b-

adalah 30o.

Beri tanda/titik pada ketiga sumbu

dengan perbandingan ukuran 1:3:3

dan beri juga titik pada kelipatan

perbandingan tersebut 2:6:6.

Tarik garis dari titik a yang beukuran

1 (ukuran pada sumbu ini 1) dengan

titik pada sumbu b yang berukuran

dengan 6 (ukuran ini adalah kelipatan

dari 3 yang merupakan ukuran yang

sebenarnya)

Tarik garis dari sumbu a pada titik

yang berukuran 2 (ukuran sebenarnya

adalah 1) dengan titik pada sumbu b

yang berukuran 3 (ini adalah ukuran

yang sebenarnya)

3

Page 4: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Langkah 3

Langkah 4

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

Buat garis yang sejajar dengan sumbu c

berukuran 6 terhadap sumbu a pada

titik yang berukuran 2

Buat garis pada sumbu c pada titik

yang berukuran 3 sejajar dengan

sumbu b (ukurannya adalah 6)

Buatlah garis sejajar dengan sumbu a

(ukuran 1) pada titik yang berukuran

3 pada sumbu b, dan buat juga pada

sumbu c pada titik yang berukuran 6.

Buat garis sejajar dengan sumbu c

yang berukuran 6 pada sumbu a

4

Page 5: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Langkah 5

Langkah 6

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

Lalu tarik garis dari garis yang sejajar

sumbu a di sumbu c dengan garis yang

sejajar a di sumbu b.

Lalu hubungkan perpotongan yang

dibuat oleh garis itu (pada kotak jajaran

genjang).

Tarik garis dari garis sejajar terhadap

sumbu b di sumbu c ke titik

perpotongan antara garis sejajar sumbu

c di sumbu a dengan garis miring yang

menghubungkan sumbu a dan sumbu c

(lihat pola yang ada pada kotak kecil)

5

Page 6: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

CARA PENGGAMBARAN SISTEM KRISTAL TETRAGONAL

1. Tetragonal Prisma Orde I

Langkah 1

Langkah 2

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

- Membuat perbandingan panjang sumbu

a:b:c = 1:3:6

- Membuat garis a- /b+ =300

- Memberi keterangan pada garis–garisnya

seperti tanda a+, a-,b+,b-

- Memperhatikan gambar disebelah

- Membuat proyeksi garis yang merupakan

pencerminan 1 bagian a+,a-

- Menuju bagian ketiga dari sumbu b+

- Menuju bagian ketiga dari sumbu b-

- Memperhatikan gambar di sebelah

- Membuat proyeksi bidang dari horizontal

seperti langkah kedua tadi

- Memproyeksikan bidang menuju bagian

ketiga dari sumbu c+

- Memproyeksikan bidang menuju bagian

ketiga dari sumbu c-

- Melengkapi garis seperti gambar disebelah.

6

Page 7: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

2.Tetragonal Bipyramid Orde I

Langkah 1

Langkah 2

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

- Membuat perbandingan panjang sumbu

a:b:c = 1:3:6

- Membuat garis a- /b+ =300

- Memberi keterangan pada garis –

n garisnya seperti tanda a+,a-,b+,b-

- Perhatikan gambar disebelah

- Membuat garis dengan menghubungkan

3 bagian dari b+ dengan 1 bagian a-

lanjutkan dengan 3 bagian b- lalu ke 1

bagian a +

- Perhatikan gambar disebelah

- Membuat proyeksi bidang dari horizontal

seperti langkah kedua tadi

- Memproyeksikan bidang menuju bagian

ketiga dari sumbu c+

- Memproyeksikan bidang menuju bagian

ketiga dari sumbu c-

- Melengkapi garis seperti gambar

disebelah.

7

Page 8: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

SISTEM HEXAGONAL

A. Hexagonal Prisma Orde I dan Hexagonal Bipyramid Orde I

Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

- Buat sumbu a, b, c dan d dengan

ketentuan :

< a+ / b- = 17°

< b + / d- = 39°

b : d : c = 3 : 1 : 6

- Dimana 1 satuan berukuran 1 cm

- Buat garis sejajar dengan sumbu b

melalui titik berukuran 1 pada sumbu

d hingga memotong sumbu a

Buat garis yg sejajar dengan sumbu a

yang melalui sumbu b pada ukuran 3

dan sumbu d yang berukuran 1

8

Page 9: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Langkah 4

Langkah 5:

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

Hubungkan setiap titik-titik pada

garis tersebut sehingga membentuk

bidang alas dan atap berbentuk segi

enam pada bangun tersebut.

Tarik garis sejajar dengan sumbu c

pada setiap titik-titik sudut dari

bidang segi enam

9

Page 10: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

B. Hexagonal Prisma Orde II dan Hexagonal Bipyramid Orde II

Langkah 1

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

Untuk membuat kristal hexagonal

bipyramid orde I kita dapat memodifikasi

dari gambar hexagonal prisma orde I

yaitu dengan menghubungkan titik-titik

sudut dari bidang segi enam pada bagian

tengah kristal ke titik pusat bidang alas

dan atap.

Beri warna setiap bidang simetri,

gunakan komposisi warna yang

proporsi dan cocok.

Beri simbol pada setiap bidang

simetri.

10

Page 11: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

langkah 2

Langkah 3

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

Dari hasil penghubungan titik-

titik tersebut didapat bidang

berbentuk segienam

Tarik garis sejajar dengan

sumbu c pada setiap titik-titik

sudut dari bidang segi enam

- Buat sumbu a, b, c dan d dengan

ketentuan :

< a+ / b- = 17°

< b + / d- = 39°

b : d : c = 3 : 1 : 6

- Dimana 1 satuan berukuran 1 cm

- Buat garis yg saling

menghubungkan antara titik pada

sumbu b dan d seperti pada gambar

disamping

11

Page 12: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Langkah 4

CARA PENGGAMBARAN SISTEM KRISTAL TRIGONAL1. Trigonal Bipyramid Orde I

Langkah 1 Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

Hubungkan setiap titik-titik pada garis

tersebut sehingga membentuk bidang

alas dan atap berbentuk segi enam pada

bangun tersebut

Beri warna setiap bidang

simetri, gunakan komposisi

warna yang proporsi dan cocok.

Beri simbol pada setiap bidang

simetri, dengan ketentuan:

= jika bernilai 6

= jika bernilai 2

Untuk membuat kristal hexagonal

bipyramid orde II kita dapat

memodifikasi dari gambar

hexagonal prisma orde II yaitu

dengan menghubungkan titik-titik

sudut dari bidang segi enam pada

bagian tengah kristal ke titik pusat

bidang alas dan atap.

Beri warna setiap bidang simetri,

gunakan komposisi warna yang

proporsi dan cocok.

Beri simbol pada setiap bidang

simetri, dengan ketentuan

= jika bernilai 6

= jika bernilai 2

12

Page 13: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Langkah 2

Langkah 3

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

- Tarik garis pada setiap

ujung-ujung garis pada

pengerjaan langkah

sebelumnya.

- Lihat gambar disamping.

- Membuat garis sejajar

dengan sumbu d pada 3

bagian sumbu b+ sehingga

menampakan bentuk bidang

segitiga.

- Menarik garis lurus yang

sejajar dengan sumbu c di

setiap titik-titik perpotongan

sepanjang 6 bagian.

- Lihat gambar disamping.

- Membuat perbandingan panjang

sumbu b:d:c = 3:1:6

- Membuat garis a- /b+=170

- Membuat garis b+/d- =390

- Memberi keterangan pada

garis – garisnya seperti tanda

a+,a-,b+,b-,c+,c-,d+ dan d-

- Memperhatikan gambar disebelah

- Membuat garis sejajar dengan

sumbu a pada 3 bagian sumbu b-.

- Membuat garis sejajar dengan

sumbu b pada 1 bagian sumbu d-.

- Lihat gambar disamping.

13

Page 14: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Langkah 4

2. Trigonal Prisma Orde II dan Trigonal Bypiramid Orde II

Langkah 1

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

- Membuat perbandingan panjang sumbu

b:d:c = 3:1:6

- Membuat garis a- /b+=170

- Membuat garis b+/d- =390

- Memberi keterangan pada garis

– garisnya seperti tanda

a+,a-,b+,b-,c+,c-,d+ dan d-

- Untuk membuat kristal trigonal

bipyramid orde I kita dapat

memodifikasi dari gambar trigonal

prisma orde I. Tarik garis pada

setiap sudut dari bidang segitiga di

bagian tengah dengan 6 bagian dari

sumbu c+ dan c-.

- Lihat gambar disamping

14

Page 15: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Langkah 2

Langkah 4

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

- Menarik garis lurus yang sejajar

dengan sumbu c di setiap titik-titik

perpotongan sepanjang 6 bagian.

- Lihat gambar disamping.

- Membuat garis memotong pada 1

bagian sumbu b- dan 3 bagian

sumbu d+ kemudian potongkan

dengan garis sebelumnya.

- Hubungkan kedua garis tersebut

sehingga terbentuk segitiga

- Lihat gambar di samping.

- Membuat perbandingan panjang sumbu

b:d:c = 3:1:6

- Membuat garis a- /b+=170

- Membuat garis b+/d- =390

- Memberi keterangan pada garis

– garisnya seperti tanda

a+,a-,b+,b-,c+,c-,d+ dan d-

15

Page 16: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Langkah 5

Langkah 6

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

- Untuk membuat kristal hexagonal

bipyramid orde II kita dapat

memodifikasi dari gambar Tarik

garis pada setiap sudut dari bidang

segitiga di bagian tengah dengan 6

bagian dari sumbu c+ dan c-.

- Lihat gambar disamping.

- Tarik garis pada setiap ujung-ujung

garis pada pengerjaan langkah

sebelumnya.

- Lihat gambar disamping.

- Menarik garis lurus yang sejajar

dengan sumbu c di setiap titik-titik

perpotongan sepanjang 6 bagian.

- Lihat gambar disamping.

16

Page 17: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

CARA PENGGAMBARAN SISTEM KRISTAL ORTHOROMBIC1. Kombinasi Orthorombic Brachy, Makro, Basalt Pinacoid

Langkah 1

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

- Untuk membuat kristal hexagonal

bipyramid orde II kita dapat

memodifikasi dari gambar Tarik

garis pada setiap sudut dari bidang

segitiga di bagian tengah dengan 6

bagian dari sumbu c+ dan c-.

- Lihat gambar disamping.

- Membuat perbandingan panjang sumbu

a:b:c = 1:4:6

- Membuat garis a- /b+ =300

- Memberi keterangan pada garis –

garisnya seperti tanda a+,a-,b+,b-,c+,c-

- Memperhatikan gambar disebelah

17

Page 18: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Langkah 2

2. Orthorombic Brachy Dome, Makro, Basalt Pinacoid

Langkah 1

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

- Membuat perbandingan panjang sumbu

a:b:c = 1:4:6

- Membuat garis a- /b+ =300

- Memberi keterangan pada garis –

garisnya seperti tanda a+,a-,b+,b-,c+,c-

- Memperhatikan gambar disebelah

- Membuat proyeksi garis yang merupakan

pencerminan 1 bagian a+,a-

- Menuju bagian keempat dari sumbu b+

dan b-

- Menuju bagian keenam dari sumbu c+

- Menuju bagian keenam dari sumbu c-

- Tarik garis sejajar dengan sumbu b+ dan

b- pada pencerminan 1 bagian a+ dan a-.

- Memperhatikan gambar disebelah

- Hubungkan ujung-ujung pada garis

yang memotong sumbu

a+,a-,b+,b-,c+dan c-.

- Lihat gambar disamping

- Membuat perbandingan panjang sumbu

a:b:c = 1:4:6

- Membuat garis a- /b+ =300

- Memberi keterangan pada garis

– garisnya seperti tanda a+,a-,b+,b-,c+,c-

- Memperhatikan gambar disebelah.

- Membuat proyeksi garis yang

merupakan pencerminan 1 bagian a+,a-

- Menuju bagian keempat dari sumbu b+

dan b-

- Menuju bagian keenam dari sumbu c+

18

Page 19: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Langkah 2

CARA PENGGAMBARAN SISTEM KRISTAL MONOKLIN1. Kombinasi Monoklin Clino, Ortho, Basal Pinacoid

Langkah 1

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

- Membuat perbandingan panjang

sumbu a:b:c = 1:4:6

- Membuat garis a- /b+ =450

- Memberi keterangan pada

garis – garisnya seperti tanda

a+,a-,b+,b-

- Memperhatikan gambar disebelah

- Membuat proyeksi garis yang

merupakan pencerminan 1 bagian

a+,a-

- Membuat perbandingan panjang sumbu

a:b:c = 1:4:6

- Membuat garis a- /b+ =300

- Memberi keterangan pada garis

– garisnya seperti tanda a+,a-,b+,b-,c+,c-

- Memperhatikan gambar disebelah.

- Membuat proyeksi garis yang

merupakan pencerminan 1 bagian a+,a-

- Menuju bagian keempat dari sumbu b+

dan b-

- Menuju bagian keenam dari sumbu c+

- Hubungkan ujung-ujung

pada garis yang memotong

sumbu a+,a-,b+,b-,c+danc-.

- Lihat gambar disamping.

19

Page 20: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Langkah 2

2. Monoklin Hemibipyramid

Langkah 1

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

- Membuat perbandingan panjang

sumbu a:b:c = 1:4:6

- Membuat garis a- /b+ =450

- Memberi keterangan pada

garis – garisnya seperti tanda

a+,a-,b+,b-

- Memperhatikan gambar disebelah

- Membuat proyeksi garis yang

merupakan pencerminan 1 bagian

a+,a-

- Membuat garis memotong sumbu

b+ sejajar sumbu c sepanjang 6

bagian

- Membuat garis memotong sumbu

b- sejajar sumbu c sepanjang 6

bagian

- Kemudian hubungkan garis garis

tersebut menjadi sebuah bentuk

kristal

- Perhatiakan gambar di samping

- Membuat perbandingan panjang

sumbu a:b:c = 1:4:6

- Membuat garis a- /b+ =450

- Memberi keterangan pada

garis – garisnya seperti tanda

a+,a-,b+,b-

- Memperhatikan gambar disebelah

-

- Hubungkan titik-titik pada bagian

a-,b-,a+,dan b+ menjadi sebuah bidang.

- Lihat gambar disamping

20

Page 21: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Langkah 2

CARA PENGGAMBARAN SISTEM KRISTAL TRIKLIN1. Triklin Hemibipyramid

Langkah 1

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

- Membuat perbandingan panjang

sumbu a:b:c = 1:4:6

- Membuat garis a- /b+ =450

- Memberi keterangan pada

garis – garisnya seperti tanda

a+,a-,b+,b-

- Memperhatikan gambar disebelah

-

- Hubungkan titik-titik pada bagian

a-,b-,a+,dan b+ menjadi sebuah bidang.

- Lihat gambar disamping

- Tarik garis dari pojok bidang

tersebut menuju titik pada 6

bagian c+ dan c-.

- Lihat gambar disamping.

- Membuat perbandingan panjang

sumbu a:b:c = 1:4:6

- Membuat garis a+ /c-=450

- Membuat garis b+/c -=800

- Memberi keterangan pada

garis – garisnya seperti tanda

a+,a-,b+,b-

- Memperhatikan gambar disebelah

- Hubungkan titik-titik pada bagian

a-,b-,a+,dan b+ menjadi sebuah bidang.

- Lihat gambar disamping

21

Page 22: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Langkah 2

2. Kombinasi Triklin Brachy, Makro, Basalt Pinacoid

Langkah 1

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

- Membuat perbandingan panjang

sumbu a:b:c = 1:4:6

- Membuat garis a+ /c-=450

- Membuat garis b+/c -=800

- Memberi keterangan pada

garis – garisnya seperti tanda

a+,a-,b+,b-

- Memperhatikan gambar disebelah

- Hubungkan titik-titik pada bagian

a-,b-,a+,dan b+ menjadi sebuah bidang.

- Lihat gambar disamping

- Tarik garis dari pojok bidang

tersebut menuju titik pada 6

bagian c+ dan c-.

- Lihat gambar disamping.

- Membuat perbandingan panjang sumbu

a:b:c = 1:4:6

- Membuat garis a+ /c-=450

- Membuat garis b+/c -=800

- Memberi keterangan pada garis –

garisnya seperti tanda a+,a-,b+,b-

- Memperhatikan gambar disebelah

22

Page 23: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Langkah 2

BAB II

MINERALOGI

II.1 BATASAN-BATASAN DEFINISI MINERAL:

1. Suatu bahan alam2. Mempunyai sifat fisis dan kimia yang tetap3. Pada umumnya anorganik 4. Homogen

Mineralogi dibagi menjadi 2 Macam :1. Mineralogi fisik2. Mineralogi kimiawi

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

- Membuat proyeksi garis yang merupakan

pencerminan 1 bagian a+,a-

- Menuju bagian keempat dari sumbu b+

- Menujui bagian keempat dari sumbu b-

- Menuju bagian keenam dari sumbu c+

- Menuju bagian keenam dari sumbu c-

- Memperhatikan gambar disebelah,

Hubungkan garis-tersebut hingga

menampakan bentuk kristal.

- Lihat gambar disamping

23

Page 24: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

II.2 PENDESKRIPSIAN MINERAL

II.2.1 Sifat-sifat fisik yang Diselidiki

1. WARNA

Faktor yang dapat mempengaruhi warna : komposisi kimia struktur kristal dan ikatan atom pengotor dari mineral

2. PERAWAKAN KRISTAL

Perawakan kristal dibagi menjadi 3 golongan ( Richard Pearl, 1975) yaitu :A. Elongated habitsB. Flattened habitsC. Rounded habits

3. KILAP

Macam-macam kilap :

Kilap Logam dan Non Logam

4.KEKERASAN

Skala kekerasan relative mineral dari mohs :1. Talc Mg3Si4O10(OH)2

2. gypsum CaSO22H2O3. Calcite CaCO3

4. Fluorite CaF2

5. Apatite Ca5(PO4)3F6. Orthoclas K(AlSi3O8)7. Quartz SiO2

8. Topaz Al2SiO4(FOH)2

9. Corondum Al2O3

10. Diamond C

5. GORES ( STREAK )

Gores merupakan warna asli dari mineral apabila mineral ditumbuk sampai halus.

6. BELAHAN

1. sempurna (perfect)2. baik (good)3. jelas (distinct)4. tidak jelas (indistinct)5. tidak sempurna (imperfect)

7. PECAHAN ( FRACTURE )

1. Choncoidal2. hacly

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

24

Page 25: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

3 Even 4 .Uneven 5. Splintery 6 . Earthy

8. DAYA TAHAN TERHADAP PUKULAN (TENACITY)

1. Brittle 2. Sectile 3. Malleable 4. Ductile 5. Flexible 6. Elastic

9. BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)

BJ =

10. RASA DAN BAU (TASTE AN ODOUR)

a. Rasa Astringet Sweetist Astringet Alkaline Bitter Cooling Sour

b. Bau

Alliaceous Horse Radish Odour Sulphurous Bitominous Fetid Argiilaceous

11. SIFAT KEMAGNETAN

Paramagnetit (magnetit) Diamagnetit (non-magnetit)

12. DERAJAT KETRANSPARAN

Opaque mineral Transparant mineral Translucent mineral Mineral-mineral yang tidak tembus pandang (non-transparant)

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

Berat mineral

Volume mineral

25

Page 26: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

BAB III

MINERALOGI KIMIAWI

II.3 Mineralogi Kimiawi

Mineralogi Kimiawi adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat kimiawi dari mineral. Meliputi perubahan yang terjadi bila dipanasi oleh api oksidasi maupun api reduksi mengenai perubahan warna, sublimasi, pengembunan, penggarangan dan lain-lain, serta mempelajari sistematika mineral kedalam golongan-golongan atas dasar senyawa kimianya.

A. Maksud dan tujuan

1. Mengetahui sifat-sifat kimia yang penting dari setiap mineral dengan metode yang sesuai.2. Melengkapi data yang diperoleh dari penyelidikan secara fisis.

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

26

Page 27: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

B. Alat-alat yang dipergunakan

1. Pipa tiup2. Lampu spirtus3. Kawat platina4. Jarum preparat5. Gelas arloji6. Keping gips7. Bor tangan8. Buluh tertutup9. Magnet

C. Nyala Api

a. Struktur nyala api.

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

27

Page 28: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

D. Pembagian Penyidikan

a. Penyelidikan basah dengan regensia

1. Mutiara boraxAlat-alat : - lampu spirtus

- pipa tiup- kawat platina- jarum preparat- gelas arloji

Regensia : - HCl encer- Soda- tepung borax Na2B4O7

Bahan : - pyrolusite (MnO2)- prusi (CuSO4)- Magnetit (Fe3O4)- Kalium bichromat

Cara Penyelidikan

1. Bersihkan kawat platina dengan jalan memasukkannya ke dalam lampu spirtus, supaya cepat bersih, masukkan ke dalam HCl encer, kemudian dipanaskan. Begitu berulang-ulang sampai bersih (berwarna putih).

2. Masukkan kawat platina ke dalam tepung borax3. Panaskan ke dalam api oksidasi sampai terbentuk manik-manik (mutiara borax) yang berwarna jernih

tanpa noda sedikitpun.4. Masukkan mutiara borax (dalam keadaan panas) ke dalam bubuk mineral yang akan diselidiki.5. Panaskan dengan api oksidasi.6. Amati dan catat warna pada waktu panas dan pada waktu dingin.7. Buatla mutiara borax lagi dan masukkan ke dalam tepung mineral yang akan diselidiki.8. Panasi dengan api reduksi.9. Amati dan catat warna pada waktu panas dan pada waktu dingin.10. Cocokkan dengan tabel Bead Corolation Kranss, maka dapat diketahui unsur yang diselidiki.

Tabel Bead Coloration Kranss

No Oksidasi

dari

Borax Bead

Nyala api oksidsi Nyala api reduksi

1. Mn Violet kemerahan Tak berwarna

2. Co Biru Biru

3. Cu Biru hijau Merah Opaq

4. Ni Coklat kemerahan Abu-abu Opaq

5. Fe Kuning Hijau pucat

6. Cr Hijau kekuningan Hijau pucat

7. U Kuning Hijau pucat tak berwarna

8. V Hijau kekuningan Hijau cerah

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

28

Page 29: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

9. Ti Tak berwarna Violet Kecoklatan

10

.

Mo Tak berwarna Coklat

11

.

W Tak berwarna Kuning-Coklat kemerahan

12

.

Si Tak berwarna Tak berwarna

BAB IV

ROCK FORMING MINERAL

( MINERAL PEMBENTUK BATUAN )

IV.1 Reaksi Bowen

Mineral-mineral yang penting dalam pembentukan kulit bumi adalah pada seri

Reaksi Bowen.

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

29

Page 30: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Gambar.III.1

DAFTAR PUSTAKA

Berry L.G and Mason B., 1989, Mineralogy, Freeman W. and Co San Francisco

Flint. V.L., Essentials Of Crystalography, Peace Publisher Moscow.

Dana ES., 1960, A Textbook of Mineralogy, John Willey and Sons Inc. New York

Danisworo C. Ir., 1980, Mineralogi (Buku Petunjuk Praktikum), Fakultas Teknik Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta.

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

30

Page 31: MODUL Krismin2011

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

Denned Williams H., 1960, Principle of Mineralogy, The Ronald Press Company, New York.

Escher BG., 1949, Algemene Mineralogie en Krystallografie, Oogsqust.

Kraus E., Hunt WF. and Ramsdell LS., 1959, Mineralogy, Mc Graw Hill Book Company Inc. New York.

Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN “Veteran” Yogyakarta2009

31