modul kimia riza bimbel pasti 2016.pdf

Upload: riza-listiana-sudrajat

Post on 06-Jul-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    1/48

    chemistrychemistrychemistryc

    hemistrychemistrychemistrych

    emistrychemistrychemistrychemistrychemistrychemistryche

    mistrychemistrychemistryche

    mistrychemistrychemistrychemistrychemistrychemistryche

    mistrychemistrychemistryche

    mistrychemistrychemistryche

    mistrychemistrychemistruche

    mistrychemistrychemistryche

    mistrychemistrychemistryche

    mistrychemistrychemistryche

    mistrychemistrychemistrychemistrychemistrychemistryche

     

    MODUL KIMIA BIMBEL PASTI SBMPTN 2016 

    RIZA LISTIANA SUDRAJAT

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    2/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 1

    KATA PENGANTAR

    Modul dengan judul  Modul Kimia Bimbel Pasti SBMPTN 2016 ini bertujuan untuk

    memberikan kemudahan para peserta Bimbel Pasti dalam belajar untuk persiapan ujian

    SBMPTN 2016

    Pada saat pembuatan Modul ini penyusun mendapatkan kendala berupa waktu

     pengerjaan yang dirasa cukup singkat, mengingat penyusun merupakan mahasiswa yang

    memiliki jadwal kuliah yang cukup padat. Sehingga untuk hasilnya tidak begitu maksimal.

    Walaupun begitu, dengan semangat yang tinggi, penyusun dapat menyelesaikan modul ini

    tepat pada waktunya.

    Rasa syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT karena atas izin dan rido-Nya

     penyusun dapat menyelesaikan modul ini. Pada kesempatan ini pula ucapan terima kasih,

     penyusun ucapkan untuk Ibunda dan Ayahanda tercinta yang selalu menjadi penyemangat

    dalam setiap kegiatan yang penyusun lakukan, tak lupa ucapan terima kasih kepada Bapak

    Abdul Gani yang telah memberikan inspirasi kepada penyusun. Serta ucapan terima kasih

    kepada segenap keluarga BIMBEL PASTI 2016 yang selalu memberikan semangat satu sama

    lain, tetap dijaga dan ditingkatkan lagi kekompakkannya. Ucapan terima kasih pula kepada

     para peserta BIMBEL PASTI 2016 yang selalu semangat mengikuti program ini, ingat! selalu

    ikhtiar, ikhlas, diiringi doa serta selalu ceria yaa  

    Tak ada gading yang tak retak, tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, karena

    kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Begitu pula dengan modul ini jauh dari sempurna,

     banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Kritik dan saran sangat penyusun harapkan untuk

    memperbaiki Modul berikutnya. Sebuah harapan, semoga modul ini dapat bermanfaat.

    Bogor, April 2016

    Penyusun,

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    3/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 2

    DAFTAR ISIHalaman

    KATA PENGANTAR  .............................................................................................. i

    DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

    STRUKTUR ATOM, SISTEM PERIODIK UNSUR DAN IKATAN KIMIA .. 3

    STOIKHIOMETRI.................................................................................................. 9

    THERMOKIMIA .................................................................................................... 15

    LAJU REAKSI ......................................................................................................... 19

    KESETIMBANGAN KIMIA ..................................................................................  22 

    KIMIA LARUTAN ..................................................................................................  25 

    REDOKS DAN ELEKTROKIMIA .......................................................................  33 

    KIMIA UNSUR ........................................................................................................  37 

    KIMIA KARBON ....................................................................................................  41 

    KIMIA INTI .............................................................................................................  47

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    4/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 3

    BAB I STRUKTUR ATOM, SISTEM PERIODIK UNSUR DAN IKATAN

    KIMIA

    A.  STRUKTUR ATOM

    1. 

    Partikel Dasar Penyusun Atom

    Partikel penyususun atom adalah partikel-partikel utama yang menyusun suatu

    atom yaitu elektron, proton dan neutron.

    Partikel Massa (sma) Muatan Lambing Kedudukan

    Elektron -1 e Di luar inti

    Proton 1 +1 p Di dalam inti

     Neutron 1 0 n Di dalam inti

    2. 

    Lambang Atom

    X = Lambang atom suatu unsur

    A = Massa atom = jumlah proton + jumlah elektron

    Z = Nomor atom =jumlah proton = jumlah elektron

    Untuk atom netral   A = jumlah proton = jumlah

    elektron

    Untuk ion A tidak sama dengan jumlah elektron

    Contoh : 11 Na23 A = 11 (jumlah prtoton = jumlah elektron)Z = 23 (Massa atom Na)

     Neutron = Z – A = 12

    11 Na+

      A = 11 (jumlah proton)

    Z = 23 (Massa atom Na)

     Neutron = Z –  A = 12

    Elektron = 11 -1 = 10

    3. 

    Bilangan kuantumBilangan kuantum menunjukkan kedudukan elektron dalam atom. Ada 4 jenis

     bilangan kuantum :

    a.  BK Utama (n)

    n menunjukkan letak elektron pada tingkat energi/kulit atom

     Nilai n 1 2 3 4 5 6 7

    Kulit K L M N O P Q

     b. 

    BK Azimut (l)l menyatakan letak lektron pada subkulit atom. Nilai l = 0,1,2,….(n-1)

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    5/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 4

     Nilai l 0 1 2 3

    subkulit s p d f

    c.  BK magnetic (m)

    m menunjukkan orientasi orbital dalam ruangan dan juga menunjukkan

     banyaknya orbital pada subkulit.

     Nilai m : -l s.d. +l

    Subkulit s 1 orbital yaitu m =0

    Subkulit p 3 orbital yaitu m = -1,0,+1

    Subkulit d 5 orbital yaitu m = -2,-1,0,+1,+2

    Subkulit f 7 orbital yaitu m = -3,-2,-1,0,+1,+2,+3

    Orbital biasanya digambarkan dengan kotak

    s p

    d.  BK Spin (s)

    Menunjukkan arah putaran elektron dalam orbital

     Nilai s = +½

     Nilai s = -½

    4.  Konfigurasi Elektron

    Untuk menuliskan susunan elektron dalam atom perlu mengikuti aturan sebagai

     berikut:

    a.  Aturan Aufbau

    Merupakan pengisian elektron dimulai dari tingkat energi yang paling rendah

    ke tingkat energi yang paling tinggi, sesuai dengan bagan berikut:

     b.  Aturan Hund

    Bila terdapat lebih dari satu orbital pada tingkat energi tertentu, hanya satu

    elektron yang akan mengisi tiap orbital samapai setiap orbital terisi oleh satu

    elektron; kemudian elektron akan mulai membentuk pasangan pada setiaporbital tadi.

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    6/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 5

    …. …. …. …. …. 

    1s 2s 2p

    c. 

    Laragan PauliTidak ada dua elektron yang memiliki keempat bilangan kuantum sama dalam

    orbital yang sama.

    Contoh : tentukan konfigurasi elektron dari O8 !

    Jawab :

    O8 = 1S2 2S2 2P4

    B.  SISTEM PERIODIK UNSUR  

    Dengan membuat konfigurasi elektron, elektron valensi suatu unsur ditentukan.

    Elektron valensi adalah jumlah elektron pada kulit terluar. Berdasarkan konfigurasi

    elektron, unsur-unsur dikelompokkan ke dalam :

      Blok s : kelompok unsur yang memiliki elektron valensi pada subkulit s

      Blok p : kelompok unsur yang memiliki elektron valensi pada subkulit p

      Blok d : kelompok unsur yang memiliki elektron valensi pada subkulit d

      Blok f : kelompok unsur yang memiliki elektron valensi pada subkulit f

    1.  Sifat-sifat Periodik

     

    Energi Ionisasi  Afinitas Elektron

      Elektronegatifitas

      Oksidator

     

    Asam  Basa

      Jari-jari

      Logam

      Reduktor

    2.  Meramalkan Letak Unsur Dalam Tabel Periodik

    GOLONGAN Sesuai dengan elektron valensi:

    Subkulit s dan p golongan A

    Subkulit d golongan B

    Subkulit fgolongan lantanida/aktinida

    PERIODE Kulit terluar (jumlah kulit) yang telah terisi electron

    Contoh : Tentukan letak unsur Fe (nomor atom 26) dalam tabel periodik unsur

    Jawab :

    26Fe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 

    Golongan = B (karema diakhiri oleh subkulit d)

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    7/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 6

    VIII (karena elektron s+d = 8)

    Peride = 4 (karena kulit terbesarnya 4)

    C.  IKATAN KIMIA

    A. 

    Ikatan dalam Molekul (intermolekul)  Ikatan ion

    Ikatan kimia yang terjadi karena ada serah terima elektron antar atom.

    Ikatan ini terbentuk antara:

    -  Ion positif dengan ion negative

    -  Unsur logam dan non logam

    Contoh : NaCl, MgCl2

    Sifat-sifat senyawa ionik :

    a. 

    Bila cair menghantarkan listrik b.  Titik leleh dan titik didihnya tinggi

    c. 

    Larut dalam pelarut polar

    d. 

    Keras tapi rapuh

      Ikatan Kovalen

    Ikatan kimia yang terjadi melalui penggunaan elktron bersama. Ikatan

    kovalen terjadi antara unsur non logam dengan non logam.

    Pembagian ikatan kovalen :

    a.  Ikatan kovalen nonpolar

    Ciri :

      Atom pusat tidak memiliki pasangan elektron bebas (PEB)

      Bentuknya simetris karena pasangan elektron ikat (PEI) tertarik sama

    kuat

      Mengandung jenis atom yang sama

    Contoh : H2, Cl2, Br 2, O2, CO2 

     b.  Ikatan kovalen polar

    Ciri :

     

    Atom pusat memiliki pasangan elektron bebas (PEB)

      Bentuknya tidak simetris karena pasangan elektron ikat (PEI) tertarik

    tidak sama kuat

    Contoh : HCl dan H2O

    c.  Ikatan kovalen koordinasi

    Terjadi melalui penggunaan pasangan elektron yang berasal hanya dari salah

    satu unsur yang memiliki pasangan lektron bebas

    Contoh :

     NH3 + H+ [NH4]+ 

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    8/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 7

    sifat-sifat senyawa kovalen :

    a.  Senyawa kovalen polar dapat menghantarkan listrik

     b.  Senyawa kovalen nonpolar tidak dapat menghantarkan listrik

    c. 

    Titik leleh dan titik didih relative rendah dibandingkan senyawa ionic

    Contoh :

    Jika unsur 12X berikatan dengan unsur 17Y, maka bagaimana senyawa yang

    terbentuk dan apa jenis ikatan yang terjadi adalah … 

    Jawab :

    12X = 1s2 2s2 2p6 3s2 

    Elektron valensinya 2, untuk menjadi stabil akan melepas 2 elektron sehingga

    akan menjadi X2+ 

    17Y = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 

    Elektron valensinya 7, untuk menjadi stabil akan menangkap 1 elektron

    sehingga menjadi Y-1 

    X2+ + Y-1 akan menjadi XY2 dan ikatannya ikatan ionic karen ada pelepasan

    dan penangkapan elektron.

    B.  Ikatan Antar Molekul

    Ikatan-ikatan Van der

    wals

    Gaya dipol-dipol Terjadi antara molekul-

    molekul polar

    Gaya dipol sesaat Terjadi antara molekul-

     polar dengan molekul

    nonpolar

    Gaya london Terjadi antara molekul-

    molekul nonpolar

    Ikatan hydrogen Terjadi antar molekul,

    yang H terikat pada

     N/O/F

    HF, H2O, NH3 

    Ikatan logam Terjadi antar atom logam Membentuk larutanelkektron

    Kekuatan ikatan :

      Gaya dipol-dipol>gaya dipol sesaat>gaya London

      Ikatan hydrogen>ikatan van der wals

    Contoh :

    Manakah diantara senyawa berikut yang mempunyai titik didih lebih tinggi ? jelaskan!

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    9/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 8

    a. 

    Br 2 dan ICl b. CO2 dan SO2 

    Jawab :

    1. 

    Br 2 adalah senyawa nonpolar sehingga ikatan yang terjadi anatara molekul adalah

    gaya London dan ICl adalah senyawa polar jadi ikatan antar molekul ICl adalahgaya dipol-dipol. Gaya dipol-dipol lebih kuat disbanding gaya londn sehingga titik

    didih ICl lebih tinggi dibandingkan Br 2.

    2.  CO2  adalah senyawa nonpolar sehingga ikatan yang terjadi antar molekul CO2 

    adalah gaya London dan SO2 adalah senyawa polar jadi ikatan antar molekul SO2 

    adalah gaya dipol-dipol. Gaya dipol-dipol lebih kuat dibandingkan gaya London

    sehingga titik didih yang lebih tinggi dibandingkan CO2.

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    10/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 9

    BAB II STOIKHIOMETRI

    1.  Massa Atom Relatif (Ar) dan Massa Molekul Relatf (Mr)

      Massa atom relative (Ar) suatu unsur adalah perbandingan massa satu atom

    unsur tersebut dengan  x massa satu atom isotope karbon-12 (12C). Secara

    matematis dapat dinyatakan dengan persamaan :

      Massa Molekul relative (Mr) suatu senyawa adalah perbandingan massa satu

    molekul senyawa tersebut dengan

      x massa satu atom isotope karbon-12(12C). Secara matematis dapat dinyatakan dengan persamaan :

    Jika dalam suatu senyawa terdapat beberapa unsur yang menyusun senyawa

    tersebut, maka diperoleh hubungan :

    Mr suatu senyawa = jumlah Ar unsur-unsur penyusun senyawa tersebut

    2.  Konsep Mol

     

    Hubungan mol dengan Ar dan Mr

    1 mol unsur X = Ar unsur X (dalam satu gram)

    1 mol senyawa Y = Mr senyawa Y (dalam satu gram)

    Secara umum dapat dituliskan :

      Hubungan mol dengan jumlah partikel

    1 mol unsur X = 6,02 x 1023 Butir atom

    1 mol senyawa Y = 6,02 x 1023 butir molekul6,02 x 1023 = Bilangan Avogadro (L)

    Ar unsur X=

       

    Mr senyawa Y =

     

     

    mol =

     =

     

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    11/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 10

    Jadi :

    Jumlah partikel = jumlah mol x 6,02 x 1023

    Jumlah mol =  

      Hubungan mol dengan Volume pada STP (0°C, 1 atm)

    mol zat X =

     

    PETA RUMUS KONSEP MOL

    X 22,4 L  X Mr 

    VOLUME

    (STP)

    : 22,4 L

    JUMLAH MOL MASSA

    (GRAM)

    JUMLAH

    PARTIKEL

    X

    L: L

    :

    Mr

    3.  Hukum-hukum Dasar Ilmu Kimia

      Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier)

    “jumlah massa zat-zat sebelum reaksi adalah sama denganjumlah massa zat-

    zat sesudah reaksi” 

    Contoh : C(g) + O2 (g)   CO2 (g)

    12 gram 32 gram 44 gram

      Hokum Perbandingan Tetap (Proust)

    “perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa slelau tetap” 

    Contoh:

    Dalam senyawa AmBn berlaku :

    Volume zat X = 22,4 X mol zat X

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    12/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 11

    1.  Massa A : massa B = (mx Ar unsur A) : (nx Ar unsur B)

    2.  %A =

    x100% dan %B =

    X100%

    3.  Massa A =

    x massa AmBn

    Massa B =

     x massa AmBn

      Hukum Perbandingan Berganda (Dalton)

    “jika unsur A dan B dapat membentuk lebih dari satu macam persenyawaan,

    unsur massa A yang tetap (sama) maka massa B dalam senyawanya

     berbanding sebagai bilangan bulat sederhana”. 

    Hokum Dalton diatas berlaku jika memenuhi syarat berikut :

    1.  Massa salah satu unsur pembentuk senyawa tersebut harus tetap (sama)

    2.  Jenis unsur pembentuk senyawanya harus sama

      Hokum perbandingan Volume (Gay-Lusac)

    “volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi, jika diukur

     pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat dan

    sederhana”. 

    Contoh : 2 H2(g) + O2(g) 2H2O(g) 

    2 vol 1 vol 2 vol

     

    Hipotesis Avogadro

    “gas-gas yang volumenya sama, jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama,

    mengandung jumlah molekul yang sama pula” 

      Persamaan Gas Ideal

    P.V = n.R.T dengan P = tekanan (atm)

    R = konstanta gas (0,082)V = volume (liter)

    T = suhu (Kelvin)

    n= mol

    Berdasarkan Hukum Gay-Lusac untuk gas, dapat diturunkan rumus :

    Berdasarkan Hipotesis Avogadro untuk gas, dapat diturunkan rumus :n1 = n2

     =

     

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    13/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 12

      Hukum Boyle

    “pada suhu tetap, hasil kali tekanan dan volume suatu gas selalu tetap

    (konstan)”. 

    Secara matematis dapat dirumuskan :P.V = konstan atau P1.V1 = P2.V2 = … 

      Hukum Boyle – Gay Lussac

    Digunakan untuk menghitung volume gas diluar keadaan standar.

    PersamaanHukum Boyle –  Gay Lussac dinyatakan dengan rumus :

     =

     

     

    Hukum Dalton tentang Tekanan Parsial Gas

    “tekanan total dari  campuran berbagai macam gas sama dengan jumlah

    tekanan parsial dari masing-masing gas yang saling bercampur tersebut”. 

    Ptotat = P1+ P2 + P3 + P4 + … 

    4.  Konsentrasi Molar

    Konsentrasi Molar (Molaritas) adalah satuan konsentrasi zat yang dinyatakan

    dalam jumlah mol zat terlarut dalam setiap satu liter larutan. Secara sistematis

    dapat dinyatakan dengan rumus:

    M =molaritas (mol/L)n = mol zat terlarut (mol)

    V = Volume larutan (liter)

    Jika volume larutan dinyatakan dalam Ml, maka persamaan diatas dapat

    dirumuskan dengan :

    M=

    x

     

    Jika dilakukan pengenceran pada larutan, maka berlaku ketentuan :

    “mol zat terlarut sebelum pengenceran = mol zat terlarut setelah pengenceran” 

    Secara sistematis dapat dirumuskan :

    n1= n2

    Pada reaksi penetralan asam dan basa, berlaku ketentuan :

    M = 

    M1.V1 = M2.V2 atau

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    14/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 13

    5. 

    Persamaan ReaksiCara menyetarakan persamaan reaksi yang kompleks adalah sebagai berikut.

    Contoh :

    a Cu + b HNO3  C Cu(NO3)2 + d NO2  + e H2O

    Jenis Atom Sebelum reaksi Setelah reaksi Persamaan

    Cu

    H

     N

    O

    a

     b

     b

    3b

    C

    2e

    2c+d

    6c+2d+e

    a=c

     b=2e

     b=2c+d

    3b=6c+2d+e

    Persamaan pada tabel di atas dapat diselesaikan dengan cara memisahkan a,b,c,d,atau e dengan suatu bilangan bulat dan sederhana, misak a= 1

    6.  Hitungan Kimia

     Rumus Empiris (RE)

    Rumus empiris suatu senyawa diperoleh berdasarkan perbandingan mol unsur-

    unsur pembentuknya

     Rumus Molekum (RM)

    Rumus molekul suatu zat diperoleh berdasarkan rumus (RE)n = Mr

     

    Langkah-langkah perhitungan:

    a. 

    Kumpulkan data, kemudian rubah ke mol

     b. 

    Buat reaksi dan setarakan

    c. 

    Bandingkan data dengan koefisien

    d.  Perhitungan sesuai degan soal

    Contoh Soal 1 :

    Gas amoniak (NH3) dapat dihasilkan melalui persamaan berikut :

    (NH4)2SO4 + 2KOH 2 NH3 +2H2O + K 2SO4

    Reaksi berlangsung pada 0°C, 1 atm. Berpa volume gas NH 3 yang dihasilkan

     jika direaksikan 33 gram (NH4)2SO4 (Mr = 132)

    Jawab :

    Langkah 1 : kumpulkan data dan rubah ke mol

    Mol (NH4)2SO4 = w / Mr = 33 g/132 g/mol = 0,25 mol

    Langkah 2 : setarakan reaksi dan cari pereaksi pembatas

    nA = nBMA.VA = MB.VB atau

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    15/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 14

    (NH4)2SO4 + 2KOH 2 NH3 +2H2O + K 2SO4

    Reaksi di atas sudah setara dan hanya satu data yang diketahui yaitu (NH4)2SO4 

    sehingga tidak perlu dicari pereaksi pembatas.

    Langkah 3: cari mol zat yang ditanya dengan perbandingan koefisien

    Zat yang ditanya datanya = NH3

    Zat yang diketahui datanya = (NH4)2SO4

    Mol NH3 =

    x mol (NH4)2SO4 = x 0,25 mol = 0,5 mol

    Langkah 4 : perhitungan sesuai soal

    Yang ditanya V NH3 dalam STP

    V NH3 = n x 22,4 = 0,5 X 22,4 L = 11,2 L

    Contoh Soal 2 :

    Suatu hidrokarbon diketahui mengandung 80% karbon dan sisanya hydrogen.

    Tentukan :

    a.  Rumus empiris hidrokarbon tersebut

     b.  Jika hidrokarbon tersebut memiliki Mr 30

    Jawab :

    a. CxHy  x : y

    wC/Ar C : wH/Ar H

    80/12 : 20/1

    6,7: 20

    1 : 3

    Sehingga rumus empiris CxHy = CH3

     b.(RE)n = Mr

    (15)n = 30

    n = 30/15

    n = 2

    (CH3)n = (CH3)2

    Rumus molekulnya adalah C2H6

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    16/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 15

    BAB III THERMOKIMIA

    Thermokimia adalah bagian ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu

    system kimia yang disertai reaksi kimia.

    1.  Asas Kekekalan Energi

     Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, energi hanya dapat berubah

     bentuk dari satu bentuk energi menjadi bentuk energi lainnya.

     Kalor reaksi didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan atau dilepaskan pada

    reaksi kimia. Kalor reaksi yang diukur pada tekanan tetap dinyatakan sebagai

    ∆H (Perubahan entalpi) 

    ∆H = ΣH produk –  ΣH pereaksi 

    a.  Reaksi Eksoterm (pelepasan)

    Merupakan reaksi yang disertai dengan pelepasan kalor ke lingkungan.

    Pada reaksi eksoterm, entalpi produk lebih kecil dibandingkan dengan

    entalpi reaktan sehingga perubahan entalpinya negatif (∆H < 0).

    Persamaan termokimianya dapat ditunjukkan dengan contoh reaksi tesebut

    :

    C(S) + O2(g) CO2(g) ; ∆H = -393,52 kJ

    b. 

    Reaksi Endoterm (Penyerapan)Merupakan reaksi yang disertai dengan penyerapan kalor dari lingkungan.

    Pada reaksi endoterm, entalpi produk lebih besar dibandingkan dengan

    entalpi sehingga perubahan entalpinya positif (∆H > 0).

    Persamaan termokimianya dapat ditunjukkan dengan contoh reaksi berikut

    :

     N2(S) + 2O2(g) 2 NO2(g) ; ∆H = +66,4 kJ 

    c.  Macam-macam Kalor Reaksi

     

    Kalor Pembentukan Standar (∆Hf°) Merupakan kalor yang diserap atau dilepaskan pada pembentukan

    1 mol senyawa dari unsur-unsurnya dalam keadaan satandar.

    Contoh : C(S) + O2(g) CO2(g) ; ∆H = -393,52 kJ/mol

      Kalor penguraian standar (∆Hd°) 

    Kalor penguraian standar adalah kalor yang diserap atau dilepaskan

     pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya dalam

    keadaan standar.

    Contoh : NH3(g)  N2(g) + H2(g) ; ∆H = +265,5 kJ/mol

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    17/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 16

      Kalor Pembak aran Standar (∆Hc°) 

    Merupakan kalor yang dilepaskan pada pembakaran 1 mol suatu

    zat dengan oksigen.

    Contoh : CH4(g) + 2O2 (g)CO2(g) + 2H2O(l) ; ∆H = -890 kJ/mol

      Kalor Netralisasi Standar (∆Hn°) 

    Merupakan kalor yang dilepaskan pada penetralan 1 mol ion H+ 

    dari asam dengan 1 mol ion OH- dari basa.

    Contoh : NaOH(aq) +HCl(aq)  NaCl(aq) +H2O(l) ;∆H = -57,36 kJ/mol

    2.  Perhitungan Termokimia

    Soal-soal hitungan termokimia dapat diselesaikan dengan menggunakan hokum

    Laplace-Lavoisier dan Hukum Hess.

    a. 

    Hukum Laplace-LavoisierPada suatu reaksi reversible, perubahan entalpi untuk reaksi maju sama dengan

     perubahan entalpi untuk reaksi balik, tetapi tandanya berlawanan.

    Contoh : H2(g) + I2(g)  2HI(g); ∆H = -107,3 kJ

    2 HI(g)  H2(g) + I2(g) ; ∆H = +107,2 kJ 

    b.  Hukum Hess

    Perubahan entalpi pada suatu reaksi tertentu hanya ditentukan oleh keadaan awal

    dan keadaan akhir reaksi dan tidak bergantung pada banyknya tahapan reaksi yang

    ditempuh.

    Contoh :

    Reaksi 1 : S(s) + O2(g) SO2 (g) ∆H = -297 kJ

    Reaksi 2 : 2S (S) + O2(g) 2SO3 (g)  ∆H = -781 kJ

    Tentukan ∆H untuk reaksi 2SO2(g) +O2(g) 2SO3(g)

    Jawab :

    Reaksi 1 (dibalik dan dikali 2): 2SO2 (g) 2S(s) + 2O2(g) ∆H =-297x2 kJ

    Reaksi 2 (tidak berubah): 2S (S) + O2(g) 2SO3 (g)  ∆H = -781 kJ +

    2S (S) + O2(g) 2SO3 (g)  ∆H = -187 kJ

    c.  Energi Ikatan Rata-rata

    Merupakan energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan dari satu mol

    tersebut.

    Pada suatu persamaan termokimia. Jika zat-zat yang dilibatkan dalam

     persamaan reaksi tersebut diketahui energi ikatan zat rata-ratanya, maka entalpi

    dapat dihitung dengan persamaan :

    ∆Hr = Σ(energi ikatan pereaksi)–  Σ(energi ikatan produk) 

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    18/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 17

    Contoh : diketahui data energi ikatan adalah sebagai berikut.

    H-H = 435 kJ/mol

    Cl-Cl = 242 kJ/mol

    H-Cl = 431 kJ/molTentukan ∆H untuk reaksi H2 + Cl2  2HCl

    Jawab :

    Σ(energi ikatan produk) = 2x(H-Cl) = 2x 431 = 861 kJ/mol

    Σ(energi ikatan pereaksi)= 1x(H-H) + 1x(Cl-Cl)

    = (1x435) + (1x242) = 677 kJ/mol

    ∆Hr = Σ(energi ikatan pereaksi)–  Σ(energi ikatan produk) 

    = 677 –  861 = -185 kJ/mol

    d.  Entalpi Pembentukan Standar (∆Hf°) 

    Penentuan ∆H reaksi berdasarkan (∆Hf°)dapat menggunakan rumus berikut : 

    ∆Hr = Σ(∆Hf°)produk –  Σ(∆Hf°)pereaksi 

    Contoh :

    Diketahui entalpi pembentukan standar dari C2H6  (g), CO2(g) dan H2O(g) berturut-

    turut adalah -85 kj/mol, -394 kj/mol, dan -286 kJ/mol. Tentukaan kalor yang

    dilepaskan untuk membakar 1 mol C2H6(g)

    Jawab :

    Persamaan reaksi pembakaran C2H6 :

    C2H6(g) + 7/2O2(g)  2CO2(g) +3H2O(g)

    ∆Hr = Σ(∆Hf°)produk –  Σ(∆Hf°)pereaksi 

    = 2x-394 + 3x -286) –  (1x -85 + 0)

    = (-788 + -858) +85 = -1561 kJ/mol

    e.  Kalorimeter

    Penentuan panas reaksi berdasarkan azas Black (q lepas = - q terima). Penentuan

    entalpi dengan kalorimetri dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.

    q = m.c.∆T 

    Keterangan : q = jumlah kalor

    m = massa larutan

    c = kalor jenis larutan = kalor jenis air = 4,2 J/g°C

    ∆T = Perubahan suhu (°C)

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    19/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 18

    Contoh :

    Jika 10 gram larutan NaOH (Mr=40) dilarutkan ke dalam 100 gram air. Setelah

    semua NaOH larut suhu larutan naik dari 25°C menjadi 26°C. Hitung ∆H

     pelarutan NaOH tersebut.

    Jawab :

    q = m.c.∆T 

    = (100+10) X 4,2 X 1=

    Mol NaOH = w/Mr = 10/40 = ¼ mol

    ∆H pelarutan NaOH = q/mol

    = 459,8 J/1/4 mol = 1839,2 J/mol = 1,84 kJ/mol

    Karena suhu reaksi naik maka reaksi adalah eksoterm sehingga

    ∆H = -1.8392 kJ/mol

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    20/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 19

    BAB IV LAJU REAKSI

    1.  Definisi Laju Reaksi

    Laju reaksi didefinisikan sebagai pengurangan konsentrasi pereaksi tiap satuan waktu

    atau pertambahan konsentrasi hasil reaksi tiap satuan waktu.

     

    Pada reaksi AB ; Laju reaksi didefinisikan sebagai :

    a. 

    Berkurangnya konsentrasi A tiap satuan waktu, atau

     b. 

    Bertambahnya konsentrasi B tiap satuan waktu

    VA= -

     

    a.  Ungkapan Laju Reaksi

    Untuk persamaan reaksi : 2A + B2  2AB

    Laju reaksi berdasarkan A : -

     Laju reaksi berdasarkan B2 : -   

    Laju reaksi berdasarkan AB : +

     Hubungan ketiganya dinyatakan oleh ungkapan :

     =  =+

     

    b.  Rumusan Kecepatan Reaksi

    Perhatikan persamaan reaksi berikut : 2A + B2  2AB

    Persamaan laju reaksinya dinyatakan dalam perumusan :

    V = k [A]X [B2]Y 

    Keterangan : V = Laju reaksi

    k = tetapan laju reaksi

    [] = konsentrasi molar

    x = orde/tingkat reaksi terhadap A

    y = orde/tingkat reaksi terhadap B

    x+y = orde reaksi total

    VB= +

     

    VA = 2VB2 = VAB 

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    21/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 20

    Rumus laju reaksi tidak dapat ditentukan langsung dari persamaan reaksinya, sebab

    rumus laju reaksi semata-mata ditentukan berdasarkan hasil eksperimen.

    Contoh : diketahui data hasil percobaan berikut.

    No [A] [B2] V (mol/det)

    1 0,50 0,50 1,6 x 10-

    2 0,50 1,00 3,2 x 10-

    3 1,00 1,00 3,2 x 10-

    Tentukan :

    a. 

    orde reaksi terhadap A

     b. 

    Orde reaksi terhadap B2

    c.  Tulislah rumus laju reaksinya

    Jawab :

    Rumus umum : V=k[A]x [B]y 

    a.  X ditentukan berdasarkan konsentrasi B2 yang tetap yaitu data 2 dan 3, maka:

     =

     

    1  = ( (

     = (  x=0

    Jadi terhadap A adalah orde reaksi ke-0

    Pada reaksi orde nol pembesaran ataupun pengecilan konsentrasi tidak

    memengaruhi laju reaksi.

     b. 

    Y ditentukan selain data 2 dan 3, misal data 1 dan 2 maka:

     =

     

    (½) = (  y= 1Jadi terhadap B2 reaksi orde ke-1

    c.  Rumus laju reaksinya : V = k [A]0 [B2]

    V = k [B2]

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    22/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 21

    2.  Faktor-faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi

    a.  Suhu

    Umumnya pada suhu tinggi reaksi akan berlangsung lebih cepat.

      Jika untuk setiap kenaikan suhu 10°C reaksi berlangsung 2 lebih cepat. Maka

     berlaku rumus :Vt = V0 2 ⁄  

    Keterangan : Vt = kecepatan reaksi pada suhu t

    V0 = kecepatan reaksi awal

    2= koefisien suhu

    = perubahan suhu (tt-t0) Jika untuk setiap kenaikan suhu 15°C reaksi berlangsung 3 lebih cepat. Maka

     berlaku rumus :

    Keterangan : Vt = kecepatan reaksi pada suhu t

    V0 = kecepatan reaksi awal

    3= koefisien suhu

    = perubahan suhu (tt-t0)

    b.  Katalis

    Katalis positif disebut katalisator, fungsinya mempercepat reaksi dengan cara

    menurunkan energi pengaktifan.

    c.  Konsentrasi

    Konsentrasi molar menyatakan mol zat terlarut dalam setiap liter larutannya.

    Umumnya pada konsentrasi yang besar, reaksi akan berlangsung makin cepat,

    sebab jumlah tumbukan efektif antar molekul pereaksi semakin banyak.

    Tumbukan yang tidak efektif adalah tumbukan yang tidak menghasilkan reaksi,sebab posisinya tidak tepat dan energinya tidak cukup.

    d.  Luas permukaan zat

    Semakin besar luas permukaan maka laju reaksi akan semakin cepat. Zat yang

     berbentuk serbuk akan mempunyai permukaan yang lebih luas dibandingkan

    dengan zat yang berbentuk serpihan/bongkahan sehingga zat yang berbentuk

    serbuk akan lebih cepat bereaksi dibandingkan dengan serpihan/bongkahan.

    Vt = V0 3 ⁄  

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    23/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 22

    BAB V KESETIMBANGAN KIMIA

    1.  Keadaan Kesetimbangan

    Kesetimbangan kimia tercapai jika kecepatan reaksi maju = kecepatan reaksi balik.

    Setelah tercapai kesetimbangan, reaksi tidak berhenti tetapi terus berlangsung dalam

    dua arah yang berlawanan dengan kecepatan yang sama. Kesetimbangan demikian

    disebut kesetimbangan dinamis.

    2.  Hukum Kesetimbangan (Hukum Guldberg-Waage)

    Untuk reaksi k esetimbangan : mA + nB ↔ pC + qd 

     Hukum kesetimbangan dinyatakan sebagai :

    Kc =

     

    Kc =tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi molar

    [A], [B], [C], [D] = konsentrasi zat dalam kesetimbangan.

    Harga K tetap pada suhu tetap.

    Contoh 1 :

    Tuliskan Rumus Kc untuk :

    a.   N2 (g) + 3H2(g) 2NH3 (g) 

     b.  CaCO3(S) ↔ CaO(s) + CO2(g) 

    Jawab :

    a.  Kc =

      b. Kc= [CO2]

      Untuk reaksi kesetimbangan gas, harga K dinyatakan sebagai Kp

    Kp =

     

      Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan K:

    a.  Zat yang mampat (masif) atau padat diabaikan

     b. 

    Bila reaksi dibalik : K’ = 1/K  

    Bila reaksi dijumlah : K’ = K1 +K2 Bila reaksi dikali n : K’ = K n

    Bila reaksi dikali 1/n : K’ = K 1/n

    c.  Derajat disosiasi (α) = mol terurai /mol mula-mula

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    24/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 23

    Kp = ketetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan parsial gas-gas bereaksi. PA, PB,

    PC, PD = tekanan pasrial gas-gas A,B,C,D dalam kesetimbangan.

    PA =

    x Ptotal 

      Hubungan Kp dan Kc :

    Kp = Kc RT(p+q)-(m+n)

    Kp = Kc. (R.T)∆n 

    3.  Pergeseran Kesetimbangan

    Azas Le Chatelier :

    “jika terhadap suatu system kesetimbangan diadakan aksi, maka system

    kesetimbangan tersebut akan berubah sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-

    kecilnya”. 

    a.  Perubahan konsentrasi

    Untuk reaksi kesetimbangan : A2 + B2 ↔ 2AB berlaku : 

      Jika konsentrasi A2  atau B2 diperbesar, maka reaksi bergeser ke arah

     pembentukan AB (ke kanan)

     

    Jika konsentrasi A2  atau B2 diperkecil, maka reaksi bergeser ke arah penguraian AB (ke kiri)

    b.  Perubahan tekanan

      Jika volume diperkecil atau tekanan diperbesar reaksi bergeser ke arah yang

     jumlah koefisiennya lebih kecil dan jika volume diperbesar atau tekanan

    diperkecil reaksi bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih besar.

    c.  Perubahan suhu

      Jika suhu dinaikkan reaksi akan ke arah reaksi endoterm

      Jika suhu diturunkan reaksi akan ke arah reaksi eksoterm

    4.  System kesetimbangan Industri

      Pembuatan Amoniak dengan Proses Haber-Bosch

    Reaksi : N2 (g) + 3H2(g) ↔ 2NH3 (g) ; ∆H= -184 kJ

    Untuk memperoleh persentase amoniak (NH3) yang besar maka harus

    diperhatikan hal-hal berikut :

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    25/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 24

      Suhu harus rendah, suhu optimum 500-600°C

     

    Tekanan tinggi, tekanan optimum 250-1000 atm

      Ditambah katalis

    5. 

    Meramal Arah Reaksi KesetimbanganUntuk meramal arah reaksi, kita dapat menggunakan besaran Q (kosien). Cara

    mencari sama dengan mencari K.

    Q>K ; maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri

    Q=K ; maka kesetimbangan tercapai

    Q

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    26/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 25

    BAB VI KIMIA LARUTAN

    1.  Konsentrasi Larutan

    Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam sejumlah pelarut

    tertentu. Ada bebrapa macam satuan konsentrasi larutan diantaranya :

    a.  Konsentrasi dinyatakan dalam persentase (%)

     

    Persen volume (%v/v) menyatakan volume zat terlarut (mL) dalam 100

    mL larutannya.

    %v/v=

    X100%

    %v/v = persen volumeV1 = volume zat terlarut

    V2 = volume zat pelarut

    V1+V2 = Volume larutan

      Persen berat (%w/w) menyatakan berat zat terlarut (gram) dalam 100 gram

    larutannya.

    %w/w=

    X100%

    %w/w = persen berat

    W1 = berat zat terlarut

    W2 = berat zat pelarut

    W1+w2 = berat larutan

    b.  Molaritas

    Menyatakan jum;ah mol zat terlarut dalam satu liter larutannya

    M= 

    M= molaritas

    n = mol zat terlarut

    V = volume larutan (L)

      Pada pengenceran berlaku rumus : V1.M1 = V2.M2

      Pada pencampuran larutan sejenis berlaku rumus : 

    VC.MC = V1.M1 + V2.M2 + Vn.Mn

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    27/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 26

    c.  Molalitas (m)

    Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut

    m=

    x

     

    m = molalitas

    w = massa zat terlarut (gram)

    P = massa pelarut (gram)

    Mr = massa molekul relative zat terlarut (gram/mol)

    d.  Fraksi mol

    Fraksi mol suatu zat dalam larutan menyatakan mol zat tersebut dibagi mol

    total zat yang terdapat dalam larutan.

    Xt =

     

    Xp =

     

    Xt = fraksi mol zat terlarut

    Xp =fraksi mol zat pelarut

    nt +np = mol total larutan

    2.  Larutan Elektrolit dan nonelektrolit

     

    Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik  

      Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik  

    Senyawa yang termasuk ke dalam golongan larutan elektrolit adalah larutan

    asam, basa dan garam sedangkan yang termasuk ke dalam golongan larutannonelektrolit adalah senyawa selain yang disebutkan di atas yaitu senyawa-senyawa

    organic seperti urea, gula, gliserol dan alcohol.

      Beberapa reaksi larutan elektrolit :

    a.  Oksida basa + asam garam + air

     b.  Oksida asam + basa garam + air

    c.  Ammonia +asam garam ammonium

    d.  Logam + asam kuat encer  garam + gas H2 

    Semua logam kecuali Cu, Hg, Ag, Pt dan Au

    Xt+Xp =1

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    28/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 27

    Contoh :

    Zn + 2 HCl encer   ZnCl2 + H2 

    Ag + 2 HCl encer tidak bereaksi

    3.  Larutan Asam dan Basa

      Teori Asam dan Basa

    TEORI ASAM BASA KETERANGAN

    Arrhenius Dalam air melepas

    H+Dalam air melepas

    OH- 

    Bronsted-Lowry Donor Proton H+ Akseptor proton H+  HA + B ↔ A- + HB+

     HA dan A- adalah

    Pasangan As-Basa

    konjugasi

     

    HB+ dan B adalah

     pasangan As-Basa

    konjugasi

    Lewis Akseptor pasangan

    elektron

    Donor pasangan

    elektron

    BF3 + NH3 ↔ BF3 NH3 

    BF3 = Asam

     NH3 = Basa

      Kekuatan Asam dan Basa

    Asam Kuat  : HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, HClO4 dalam larutan terionisasi

    sempurna (α=100%) 

    Asam lemah  : HF, CH3COOH, HNO2, H3PO4, H2CO3  dalam larutan

    terionisasi sebagian (α

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    29/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 28

      [H+] untuk asam lemah dihitung berdasarkan perumusan :

    [H+] = √   Ka = tetapan disosiasi asam lemah

    Ma = konsentrasi larutan asam lemah

      [OH-] untuk basa lemah dihitung berdasarkan perumusan :

    [H+] = √   Kb = tetapan disosiasi basa lemah

    Mb = konsentrasi larutan basa lemah

      [H+] untuk asam kuat dihitung berdasarkan perumusan :

    [H+] = a x Ma a = valensi asam

    Ma = konsentrasi larutan asam kuat

      [OH-] untuk basa kuat dihitung berdasarkan perumusan :

    [OH-] = b x Mb  b = valensi basa

    Mb = konsentrasi larutan basa kuat

    4.  Larutan Buffer

    Larutan penyangga adalah campuran lasutan asam lemah dengan garamnya dari

     basa kuat atau campuran larutan basa lemah dengan garamnya dari asam kuat.

    Larutan buffer dapat mempertahankan pH terhadap penambahan asam, basa maupun

     pengenceran.

    Larutan buffer dapat dibuat dengan cara:

    1.  Mencampurkan asam lemah dengan garamnya (buffer asam)

    2.  Mencampurkan basa lemah dengan garamnya (buffer basa)

    3.  Mencampurkan asam lemah dengan basa kuat, asam lemahnya berlebihan (buffer

    asam)

    4.  Mencampurkan basa lemah dengan asam kuat, asam lemahnya berlebihan (buffer

     basa)

      [H+] dari buffer asam : [H

    +] = Ka

      na = mol asam lemah

    ng= mol asam

    a = indeks anion asam lemah

      [OH-] dari buffer basa : [OH-] = Kb

      nb = mol asam lemahng= mol asam

     b = indeks anion asam lemah

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    30/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 29

    5.  Hidrolisis Garam

    Hidrolisis garam adalah bereaksinya spesi/bagian yang lemah (kation atau anion) dari

    suatu senyawa garam dengan air.

    a. 

    Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah (GAK-BL), terhidrolisissebagian menghasilkan ion H+ sehingga bersifat asam :

    Contoh : NH4Cl → NH4+ +Cl- 

    Reaksi hidrolisisnya : NH4+ +H2O ↔ NH4OH + H+ 

    Cl- + H2O ↔ tidak bereaksi 

    Rumus Perhitungan :

    Kh =  

    [H+

    ] =    

    Kh = tetapan hidrolisis

    Kw = tetapan disosiasi air = 1x 10-14 

    Kb = tetapan disosiasi basa lemah

    Mg = konsentrasi garam

    X = jumlah kation dari basa lemah

    b. 

    Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat (GAL-BK), terhidrolisissebagian menghasilkan ion OH- sehingga bersifat basa :

    Contoh : CH3COOK → CH3COO- + K + 

    Reaksi hidrolisisnya : CH3COO- +H2O ↔ CH3COOOH + OH

    K + + H2O ↔ tidak bereaksi 

    Rumus Perhitungan :

    Kh =  

    [H+] =    

    Kh = tetapan hidrolisis

    Kw = tetapan disosiasi air = 1x 10-14 

    Ka = tetapan disosiasi asam lemah

    Mg = konsentrasi garam

    X = jumlah kation dari asam lemah

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    31/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 30

    c.  Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah (GAL-BL), terhidrolisis

    sempurna dan sifat garamnya bergantung pada Ka dan Kb :

    Contoh : NH4CN → NH4+ +CN- 

    Reaksi hidrolisisnya : NH4+ +H2O ↔ NH4OH + H+ 

    CN

    -

     + H2O ↔ HCN + OH

    -

     Rumus Perhitungan :

    Kh =

     

    [H+] =    

    [OH-] =    

    d.  Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat (GAK-BK), tidak terhidrolisis

    dan sifat garamnya netral :

    Contoh : NaCl → Na+ +Cl- 

    Reaksi hidrolisisnya : Na+ +H2O ↔ tidak bereaksi 

    Cl- + H2O ↔ tidak bereaksi 

    Latihan

    100 Ml CH3COOH 0,1 M direaksikan dengan 100 Ml NaOH 0,1 M. Hitunglah pHsesuai reaksi ! (Ka asam asetat =10-5)

    6.  Kelarutan (s) dan hasil kali kelarutan (Ksp)

    a.  Hasil kali kelarutan (Ksp)

    Garam atau basa yang sukar larut dalam air akan membentuk kesetimbangan antar

     bentuk Kristal dengan ion-ionnya. Sebagai contoh garam Ag2CrO4, dalam air

    garam tersebut akan membentuk kesetimbangan sebagai berikut:

    Ag2CrO4 (S) ↔ 2Ag+

    (aq) + CrO4- (aq) maka : K = [Ag

    +]2 [CrO42-]

    Konstanta K tersebut merupakan konstanta yang disebut hasil kali ion-ion yang

    diberi lambing Ksp. Sehingga dapat ditulis :

    Ksp = [Ag+]2 [CrO42-]

    Secara umum dapat untuk senyawa AxBy, berlaku :

    AxBy (S) ↔ XAy+

    (aq) + YBx- (aq)

    b.  Kelarutan (s)

    Merupakan jumlah mol zat yang dapat larut ddalam tiap liter larutan. Untuk

    memahami hubungan kelarutan dengan Ksp, perhatikan uraian berikut :

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    32/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 31

    1. 

    Untuk senyawa biner (menghasilkan 2 buah ion)

    AgBr (s) ↔ Ag+ (aq) + Br 

    - (aq)

    s s s

    Ksp AgBr = [Ag+] . [Br -]

    = s . s= s2 

    2. 

    Untuk senyawa terner (menghasilkan 3 buah ion)

    BaF2 (s) ↔ Ba2+ (aq) + 2F

    - (aq) 

    s s 2s

    Ksp BaF2 = [Ba2+] . [F-]2

    = s. (2s)2

    = 4s3

      Pengaruh pH dan ion senama pada kelarutan

    Adanya ion senama dalam larutan akan memperkecil kelarutan karena jumlah

    zat yang terlarut akan semakin kecil.

    Latihan :

    1.  Pada suhu 25°C kelarutan SrCrO4 adalah 6x10-3 . tentukan :

    a.  Rumus Ksp

     b.   Nilai Ksp

    2.  Jika diketahui Ksp Al(OH)3 = 2,7 x 10-15. Tentukan berapa pH larutan

     basa tersebut !

    3. 

    Jika Ksp AgCl adalah 1x10-10

    . Tentukan kelarutan AgCl dalam:a.  Air murni

     b.  HCl 0,05 M

      Kosien (Q) dan pengendapan

    Untuk meramal terjadinya endapan digunakan kosien (Q). harga Q

    dibandingkan terhadap Ksp. Cara mencari nilai Q sama dengan mencari Ksp.

    Bila :

    Q > K berarti larutan lewat jenuh dan akan terjadi endapan

    Q = K berarti larutan tepat jenuh

    Q < K berarti larutan belum jenuh dan belum akan terbentuk endapan

    7.  Sifat Koligatif Larutan

    Merupakan sifat larutan yang hanya ditentukan oleh jumlah partikel zat terlarut dan

    tidak ditentukan oleh jenis zat terlarutnya.

    Sifat koligatif larutan meliputi :

    -  Penurunan tekanan uap (∆p) 

    -  Kenaikan titik didih (∆td) 

    -  Penurunan titik beku (∆tf) 

    Tekanan osmotik (π) 

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    33/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 32

    a.  Penurunan tekanan uap (∆p) 

    Untuk larutan non elektrolit berlaku rumus :

    p= p0. Xp  p = tekanan uap larutan

    ∆p = p0. Xt  p

    0 = tekanan uap pelarut murni

    ∆ p =penurunan tekanan uapXp = fraksi mol pelarut

    Xt = fraksi mol terlarut

    Untuk larutan elektrolit harus ditambahkan faktor Van’t Hoff (i) : 

    i = 1 + (n-1) α jika larutan bersifat elektrolit kuat (α=1), maka i = n  

    ∆p = p0. Xt.i n= jumlah ion dalam larutan

    α = derajat ionisasi 

    b.  Kenaikan titik didih (∆td) 

    ∆Tb = m. Kb

    (Untuk larutan elektrolit harus ditambahkan faktor Van’t Hoff (i)) 

    Titik didih larutan : Tblarutan = Tbpelarut + ∆Tb 

    c.  Penurunan Titik Beku (∆tf) 

    ∆Tf = m. Kf

    (Untuk larutan elektrolit harus ditambahkan faktor Van’t Hoff (i)) 

    Titik beku larutan : Tf larutan = Tf pelarut + ∆Tf  

    d.  Tekanan Osmotik (π) 

    Π = MRT (Untuk larutan elektrolit harus ditambahkan faktor Van’t Hoff (i)) 

    Π = tekanan osmotic 

    M = molaritas larutan

    R = tetapan gas (0,082)

    T = suhu (K)

    Latihan :

    1. 

    Sebanyak 12 gram urea (Mr = 60) dilarutkan dalam 180 gram air pada suhu 25°C.

     pada suhu tersebut tekanan uap air murni adalah 23,76 mmHg. Tentukan :a.

     

    Tekanan uap larutan

     b.  Titik beku larutan (Kf = 1,86)

    2. 

    Sbnyak x gram CaCl2 dilarutkan dalam 200 gram air dan ternyata titik didihnya

    sebesar 103,12 °C. Berapa berat CaCl2  yang dilarutkan ? (Ar Ca=40, Cl = 35,5,

    Kb=0,52)

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    34/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 33

    BAB VII REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

    1.  Jenis Reaksi

    a.  Reaksi redoks   reaksi yang tidak disertai dengan perubahan bilangan oksidasi.

    Contoh : NaOH + HCl  NaCl+ H2O

     b.  Reaksi redoks yaitu reaksi yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi

    unsur-unsur yang mengaami reaksi.

    Contoh :

     Na + HCl NaCl + H2

    0 +1 +1 0

    2.  Konsep Reaksi Oksidasi – Reduksi

    a.  Berdasarkan Pengikatan Oksigen

      Oksidasi adalah peristiwa pengikatan oksigen oleh suatu zat

      Reduksi adalah peristiwa pelepasan oksigen dari suatu zat

    Contoh :

    K+ O2 K2O

     

    Oksidator (pengoksidasi) adalah zat yang mengalami peristiwa reduksi  Reduktor (pereduksi)adalah zat yang mengalami oksidasi

    b.  Berdasarkan Transfer Elektron

    Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron dari suatu reduktor (zat pereduksi).

    Contoh : Fe Fe3+ +3e (1/2 reaksi redoks)

    Reduksi adalah peristiwa penangkapan elektron oleh suatu zat pengoksidasi

    (oksidator).

    Contoh : Mg2+ + 2 e Mg (1/2 reaksi redoks)

    c.  Berdasarkan perubahan bilangan oksidasi

    Oksidasi adalah peristiwa pertambahan bilangan oksidasi suatu zat.

    Reduksi adalah peristiwa penurunan bilangan oksidasi suatu zat.

    Contoh :

    3 Zn + 8 HNO3  3 Zn (NO3)2 + 2 NO + 4H2O

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    35/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 34

    3.  Penentuan Bilangan Oksidasi 

      Dalam unsur-unsur bebas setiap atom memiliki bilangan oksidasi nol.

    Contoh unsur-unsur bebas : Na, Fe, O2, H2 dan lain-lain.

      Ion yang sederhana (satu atom) memiliki bilangan oksidasi yang sama dengan

    muatannya.Contoh : Cu2+ memiliki bilangan oksidasi +2

    S2- memiliki bilangan oksidasi -2

     

    Atom hydrogen (H) dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi +1

    Dalam senyawa hidrida logam, atom hydrogen memiliki bilangan oksidasi -1

      Atom oksigen (O) dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi -2, kecuali :

    - Dalam F2O bilangan oksidasi O = +2

    - Dalam senyawa peroksida (misal H2O2, Na2O2, BaO2) bilangan oksidasi O = -1

      Jumlah total bilangan oksidasi seluruh atom dalam suatu senyawa sama dengan

     

    Jumlah total bilangan oksidasi seluruh atom dalam suatu ion poliatomik sama dengan

      Logam golongan IA, IIA, IIIA dalam senyawa berturut-turut memiliki bilangan

    oksidasi +1, +2, +3

      Biloks F selalu -1, unsur halogen lain umumnya -1 kecuali pada asenyawa

    interhalogen dan oksihalogen

    4.  Persyaratan Persamaan Reaksi Redoks

    A.  Cara setengah Reaksi (cara ion-elektron) 

    Tahap-tahap penyetaraan reaksi adalah sebagai berikut

    a.  Pisahkan reaksi redoks menjadi 2 buah ½ reaksi

     b. 

    Setarakan jumlah atom yang terlibat

    c.  Setarakan jumlah atom O dan dengan menambahkan H2O

    d.  Setarakan jumlah atom H dengan cara :

    -  Menamnahkan H+ pada sisi yang kekurangan H (suasana asam)

    -  Menambahkan H+ pada sisi yang kekurangan H sekaligus menambahkan

    OH- pada kedua sisi dengan jumlah yang sama dengan H+ (suasana basa)

    e.  Setarakan jumlah muatan dengan menambahkan elektron

    f.  Setarakan jumlah elektron pada dua buah setengah reaksi dengan kali silang

    g.  Jumlahkan kedua setengah reaksi tersebut

    Latihan :

    1.  Setarakanlah persamaan reaksi berikut dengan cara setengah reaksi :

    MnO + PbO2  MnO4- + Pb2+ (suasana asam)

    2.  Setarakanlah persamaan reaksi berikut dengan cara setengah reaksi :

    Zn + NO3-  Zn2+ + NH

    4+ (suasana basa)

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    36/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 35

    b. Cara Bilangan Oksidasi

    1.  tulislah zat-zat pereaksi dan hasil reaksinya

    2.  tandai unsur-unsur yang mengalami perubahan biloks dan setarakan jumlah unsur

    yang mengalami perubahan biloks tersebut.

    3. 

    Tentukan jumlah bertambahnya dan berkurangnya biloks

    4.  Setarakan jumlah berkurangnya dan bertambahnya bilangan oksidasi.

    Berkurangnya biloks menjadi koefisien bagi reduktor dan sebaliknya.

    5.  Setarakan jumlah atom oksigen dengan menambahkan H2O dan atom hydrogen

    dengan menambahkan H+ jika suasana asam, atau OH- jika suasana basa.

    Latihan :

    1.  CuS + NO3-  Cu

    2+  + S + NO (asam)

    2. 

    MnO2 + ClO3-  MnO4

    - + Cl- (basa)

    5.  Sel-sel Elektrokimia

    a.  Sel Volta

    Sel volta, sel yang digunakan untuk mengubah energi kimia menjadi energi listrik.

     Notasi penulisan sel volta:

    M : Logam yang teroksidasi

    M

    A+

     : Logam hasil oksidasi dengan kenaikan bilangan biloks = A

    L : Logam hasil reduksi

    LB+ : Logam yang mengalami reduksi dengan penurunan biloks = B

    b.  Potensial Elektroda (E)

    Dalam suhu 250C, 1 atm E = E0 (Potensial Elektroda standar)

    Urutan E0 reduksi beberapa logam (kecil ke besar):

    Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-H2O-Zn-Cr-Fe-Cd-Ni-Co-Sn-Pb-H-Cu-Hg-Ag-Pt-Au = deret

    volta

    Potensial sel = E reduksi - E oksidasi 

    M MA+  L

    B+ L 

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    37/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 36

    c.  Hukum Faraday

      Hukum faraday 1

    “Massa zat yang dibebaskan pada reaksi elektrolisis sebanding dengan jumlah arus listrik

    dikkalikan dengan waktu elektrolisis”.

      Hukum faraday 2

    “Massa zat yang dibebaskan pada reaksi elektrolisis sebanding dengan massa ekivalen zat”. 

    Hubungan hukum faraday 1 dan 2:

    m = i.t.me/9600 

    i = kuat arus

    t= waktu

    me = masa ekivalen zat

    m1/ m2 = me1/ me2

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    38/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 37

    VIII KIMIA UNSUR

    1. Unsur Golongan Utama (golongan A)

    A. 

    Gas Mulia (VIII A), meliputi: Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr),Xenon (Xe), dan Radon (Rn)

      Mempunyai satu electron terluar (ns2 np6)

    a.  Semua unsurnya stabil

     b.  Energi ionisasi tinggi (sukar melepaskan elektron)

    c.  Afinitas elektron rendah

      Sumber :

    udara = He, Ne, Ar (0,934%), Kr, Xe

    Rongga batuan uranium = Rn

     

    Jari-jari makin ke bawah makin besar :a.

     

    Makin ke bawah titik didih/titik leleh makin besar

     b. Makin ke bawah kestabilan makin berkurang: Kr, Xe, Rn dapat membentuk

    senyawa

      Pengolahan :

    a.  Destilasi bertingkat udara (semua gas, kecuali Rn)

     b. 

    Reaksi udara dengan karbid CaC2 (gas Ar)

    c. 

    Pemisahan dari gas alam (gas He)

    d. 

    Isolasi dari bantuan uranium (Rn)

      Kegunaan :

    a.  He : pengisi balon udara, pendingin, campuran oksigen penyelam

     b.   Ne, Ar, dan Kr : pengisi bola lampu reklame, blitz kamera, dll

    c.  Xe : untuk membius

    d.  Rn : terapi kanker

    B.  Halogen (VIIA), meliputi F (fluorin), Cl (klorin), Br (bromin), I(iodin), dan At

    (astatin). 

      Mempunyai tujuh elektron terluar (ns2 np5) :

    a. 

    Keelektronegatifan tinggi (mudah menangkap electron)

     b. Oksidator kuat (mudah mengalami reduksi)

    c.  Sangat reaktif (di alam tidak ada unsur bebasnya)

    d. Bereakasi dengan semua logam membentuk garam yang berikatan ion

    e.  Bereaksi dengan sesama bukan logam, membentuk senyawa kovalen

    f.  Unsur-unsur halogen berwujud molekul dwiatom (X2)

      Sumber :

    Garam-garaman dalam air laut

     

    Jari-jari atom makin ke bawah makin besar :

    a. 

    Makin ke bawah kereaktifan berkurang b. Makin ke bawah sifat oksidator melemah

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    39/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 38

    c. 

    Makin ke bawah titik didih makin tinggi

    F2 dan Cl2 berwujud gas, Br 2 cair, dan I2 padat

      Pembuatan unsur halogen :

    a.  F2 diperoleh dari elektrolisis leburan KHF2 

     b. 

    Cl2 diperoleh dari elektrolisis larutan atau leburan NaClc.  Br 2 diperoleh dari reaksi Cl2 terhadap senyawa bromide (Br 

    -) dalam air laut

    d. I2 diperoleh dari reduksi NaIO3 atau KIO3 

      Asam-asam halida (HX) :

    a.  Asam halida bersifat reduktor

    Kekuatan reduktor : HF < HCl < HBr < HI

     b.  Kekuatan asam : HF < HCl < HBr < HI

    HF asam lemah, sedangkan HCl, HBr, dan HI adalah asam-asam

    kuat

    c.  Kereaktifan : HI < HBr < HCl < HF

    d. 

    Titik didih : HCl < HBr < HI < HF

    Tingginya titik didih HF disebabkan adanya ikatan hidrogen.

      Bilangan oksidasi dan tatanama senyawa halogen :

    Bilangan Oksidasi Anion Nama Trivial Nama IUPAC

    -1 X-  Halida Halida

    +1 XO-  Hipohalit Halat (I)

    +3 XO -  Halit Halat (III)

    +5 XO -  Halat Halat (V)

    +7 XO -  Perhalat Halat (VII)

    C.  Alkali (IA), meliputi Li (litium), Na (Natirum), K (Kalium), Rb (Rubidium), Cs

    (Sesium), dan Fr (Fransium).

      Mempunyai satu elektron terluar (ns1) :

    a.  Energi ionisasi rendah (mudah melepaskan electron)

     b. Reduktor kuat (mudah mengalami oksidasi)

    c.  Sangat reaktif (di alam tidak ada unsur bebasnya)

    d. Reaksinya dengan air berlangsung cepat

    e. 

    Titik leleh rendah (lunak), sebab ikatan logam lemah

      Sumber :

    Air laut = Na+, K + 

    Batuan = LiAl(SiO3)2 (Spodumen)

     

    Jari-jari atom makin ke bawah makin besar :

    d. 

    Makin ke bawah kereaktifan bertambah

    e.  Makin ke bawah basanya makin kuat

    f.  Makin ke bawah titik leleh makin rendah

     

    Logam-logam alkali diperoleh dari elektrolisis leburan garam halidanya

     

    Senyawa-senyawa alkali berikatan ion, berwujud padat, dan memiliki titik leleh tinggi  Reaksi nyala : natrium berwarna kuning dan kalium berwarna ungu

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    40/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 39

      Semua senyawa alkali larut dengan baik di dalam air

    D.  Alkali Tanah (IIA),  meliputi Be (berilium), Mg (magnesium), Ca (kalsium), Sr

    (stronsium), Ba (barium), dan Ra (radium).

      Mempunyai dua elektron terluar (ns2) :

    a.  Energi ionisasi rendah,tetapi golongan IA lebih rendah

     b. Reduktor kuat tetapi tidak sekuat golongan IA

    c.  Sangat reaktif tetapi IA lebih reaktif

    d. Reaksinya dengan air berlangsung lambat

    e.  Titik leleh cukup tinggi (keras), sebab ikatan logam cukup kuat

     

    Sumber :

    Air laut = Mg2+ 

    Batuan = MgCO3  (magnesit), CaCO3  (kalsit), MgCO3.CaCO3  (dolomit), BaSO4 

    (barit), BaCO3 (witerit), BaSO4.2H2O (gips), SrSO4 (strontiatit)

      Logam-logam alkali tanah diperoleh dari elektrolisis leburan garam halidanya

      Senyawa-senyawa alkali berikatan ion, berwujud padat, dan memiliki titik leleh tinggi

      Reaksi nyala : Strontium berwarna merah dan barium berwarna hijau

     

    Senyawa klorida (Cl-), sulfida (S2-), dan nitrat (NO3-) dari IIA larut baik dalam air.

    Senyawa karbonat (CO32-) dari IIA tidak ada yang larut

    Kelarutan senyawa sulfat (SO42-) dari IIA makin ke bawah makin kecil (makin sukar

    larut) dan kelarutan seyawa hidroksida (OH-) dari IIA makin ke bawah makin besar

    (makin mudah larut).

    E.  Aluminium (IIIA dan periode ketiga) 

    Sifat-sifat yang ke kanan semakin bertambah :

      Energy ionisasi

      Keelektronegatifan

      Bilangan oksidasi maksimum

      Sifat asam

     

    Sifat oksidator  Al2O3 (bauksit), Na3AlF4 (kriolit), SiO2 (pasir kwarsa), Ca3(PO4)2 (apatit)

    Sifat-sifat yang ke kanan makin berkurang :

      Jari-jari atom

      Daya hantar

      Sifat logam

      Sifat basa

      Sifat reduktor

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    41/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 40

    Kemiripan diagonal :

      Li dan Mg mudah bereaksi dengan gas N2 di udara

    Hasil pembakaran Li : LiO dan Li3 N

    Hasil pembakaran Mg : MgO dan Mg3 N2 

     

    Be dan Al bersifat amfoter

    Be(OH)2, H2BeO2, Al(OH)3, HAlO2 

      B dan Si bersifat metalloid

    Meskipun bukan logam, mereka memiliki beberapa sifat logam: mengkilap,

    menghantar listrik dan dapat ditempa.

    2.Unsur-unsur Transisi

    Sifat-sifat logam transisi (golongan B)

     

    Semuanya padat, kecuali Hg yang mencair  Data membentuk ion kompleks

      Titik leleh tinggi

      Paramagnetic (tertarik oleh magnet)

      Bersifat katalis

      Bilangan oksidasi bermacam-macam

      Senyawa-senyawa berwarna

      Sumber mineral : spalerite/sengblende (ZnS), Fe2O3  (hematit), Fe2O4 

    (magnetit), FeCO3 (siderit), 2Fe2O3 3H2O (limonit), FeS2 (pirit).

    Ion kompleks adalah ion yang terbentuk dari kation logam transisi (atom pusat)

    yang mengikat molekul atau anion (ligan-ligan) melalui ikatan kovalen

    koordinasi. Jumlah ligan yang diikat oleh atom pusat disebut bilangan koordinasi.

    Harganya 2, 4, atau 6.

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    42/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 41

    IX KIMIA KARBON

    1.  Posisi Atom C

    10CH3  10CH3 

    10CH3  –  3

    0CH –  20CH2  –  4

    0C –  10CH3 

    10CH3 

    10 = Atom C primer yaitu atom karbon yang terikat pada 1 atom C lain

    20 = Atom C primer yaitu atom karbon yang terikat pada 2 atom C lain

    30 = Atom C primer yaitu atom karbon yang terikat pada 3 atom C lain

    40 = Atom C primer yaitu atom karbon yang terikat pada 4 atom C lain

    2.  Klasifikasi Senyawa Karbon

    Senyawa karbon dapat diklasifikasikan menjadi :

    d.  Senyawa alifatik

    Senyawa karbon rantai lurus yang terbuka. Contoh : C –  C –  C

    e.  Senyawa siklik

    Senyawa karbon rantai lurus yang tertutup. Contoh : C

    C C

    f. 

    Senyawa aromatikKhusus untuk senyawaan benzena dan turunannya. Contoh :

    3.Tata Nama dan Gugus Fungsi

    Dalam tatanama, langkah pertama tentukan terlebih dahulu rantai utama. Rantai

    utama pada alkane adalah rantai terpanjang, sedangkan pada senyawa lain, rantai utama

    adalah yang meliputi gugus fungsional.

     

    Tatanama Alkana (Rumus : CnH2n+2)Contoh :

    CH3 

    CH3  – CH – CH2  – CH – CH3 

    CH3 

     Nama : 2,4 –  dimetil –  pentana

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    43/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 42

    Beberapa senyawa alkana

    Atom C Rumus molekul Nama

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    CH4 

    C2H6 

    C3H8 

    C4H10 

    C5H12 

    C6H14 

    C7H16 

    C8H18 

    C9H20 

    C10H22 

    Metana

    Etana

    Propana

    Butana

    Pentana

    Heksana

    Heptana

    Oktana

     Nonana

    Dekana

     

    Tatanama yang Mengandung Gugus Fungsi

    No. Gugus Fungsi Golongan Tatanama

    1 -C = C- Alkena Mencakup -C = C-

    2 - C = C- Alkuna Mencakup - C = C-

    3 R –  OH Alkohol Mengikat –  OH

    4 R –  OR’  Alkoksi Alkana/ Eter Alkoksi (-OR’), dengan R’

    adalah rantai pendek.

    Rantai utama merupakan

    rantai terpanjang yang

    mengikat – OR.

    5 O

    R –  C –  H

    Alkanal/ Aldehida Mencakup

    O

     –  C –  H

    6 O

    R –  C –  R’ 

    Alkanon/ Keton Mencakup

    O

     –  C –  

    7 O

    R –  C –  OH

    Asam Alkanoat/ Asam

    Karboksilat

    Mencakup

    O

     –  C –  OH

    8 O

    R –  C –  O –  R’

    Alkil Alkanoat/ Ester Mencakup

    O

     –  C –  O

    9 R - X Haloalkana/ Alkil Halida Mengikat –  X

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    44/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 43

      Rantai utama harus mencakup gugus fungsi, jadi bukan yang terpanjang.

    Contoh Alkena :

    CH3  –  CH2  – CH2  – CH – CH2  –  CH2  –  CH3 

    CH = CH2 Nama : 3 –  propil –  1 –  heksena

    Contoh Alkohol :

    CH3 

    CH3  –  CH2  –  CH – CH2  –  CH –  CH3 

    CH2 –  OH

     Nama : 2 –  etil –  4 –  metil –  1 –  pentanol

    Contoh Eter :

    CH3  –  CH2  – CH2  – CH – CH2  –  CH2  –  CH3 

    O –  CH3

     Nama : 4 –  metoksi –  heptana

    4.  Isomer

    Isomer yaitu senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi rumus

    strukturnya berbeda.

      Contoh Isomer Kerangka : CH3  –  CH2  –  CH2  –  CH3 CH3  –  CH –  CH3 

    CH3

    Isomer

    Struktur

    Kerangka Posisi Fungsi

    Ruang

    Geometri Optik

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    45/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 44

      Contoh Isomer Posisi : CH3  –  CH = CH –  CH3 CH3  –  CH2 - CH = CH2 

      Contoh Isomer Fungsi  : Alkanol dengan alkoksi alkana, alkanal dengan alkanon,

    asam alkanoat dengan alkil alkanoat, alkena dengan sikloalkana, alkuna dengan

    alkadiena.

      Contoh Isomer Geometri :

    H H CH3  H

    C = C C = C

    CH3  CH3  H CH3

    (Cis –  2 butena) (Trans –  2 butena)

      Contoh Isomar Optik  :

    Ciri senyawa yang mempunyai isomer optic adalah senyawa yang mempunyai C

    khiral ( C yang mengikat keempat gugus yang berbeda).

    CH3  CH3 

    HO –  C –  H H –  C –  OH

    COOH COOH

    (dekstro asam laktat) (lacvo asam laktat)

    5. Benzena dan Turunannya

     Rumus molekul benzena adalah C6H6

     Rumus struktur benzena adalah

     Beberapa turunan benzena khusus yaitu toluen, anilin, fenol, benzoat, benzen

    sulfonat.

     Subtituen yang terikat pada benzena, posisinya dapat dibedakan dan disebut :

    Orto Meta Para

    Subtituen pengarah orto dan para Subtituen pengarah meta

    Cl, Br NO

    CH3  SO3H

     NH2  CHO

    OH COOHOCH3  NH3

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    46/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 45

    6.Reaksi-reaksi Organik yang Penting

    A. Reaksi Substitusi (Reaksi Penggantian)

    Atom H yang mudah diganti adalah atom H yang terikat pada :

    H pada C tersier > H pada C sekunder > H pada C primer

    Contoh : Br

    CH3  –  CH –  CH3 + Br 2 CH3  –  C –  CH3 + HBr

    CH3  CH3 

    B.  Reaksi Eliminasi (Reaksi Penghilangan)

    Atom H yang mudah dihilangkan adalah atom H yang terikat pada :

    H pada C tersier > H pada C sekunder > H pada C primer dan atom C tersebut yang

    dekat dengan atom C yang mengikat gugus fungsi.

    Contoh :

    2.  Dehidrogenasi (penghilangan H2) dari alkana

    CH3  –  CH2  –  CH –  CH3  CH3  –  CH = CH –  CH3 + H2 

    CH3  CH3 

    3.  Dehidrasi (penghilangan H2O) dari alkohol

    CH3  –  CH –  CH2  –  CH3  CH3  –  CH = CH –  CH3 + H2O

    CH3 

    4.  Dehidro Halogenasi (penghilangan HX) dari alkil halida

    CH3  –  CH –  CH2  –  CH3  CH3  –  CH = CH –  CH3 + HBr

    Br

    C. 

    Reaksi Adisi (Reaksi Penambahan)

    Aturan yang dipergunakan adalah aturan Markonikov yaitu :

      Ikatan rangkap merupakan kumpulan electron

     

    Gugus alkil merupaka gugus pendorong electron, semakin banyak atau panjang C

    alkil semakin kuat daya dorongnya.

      Alkil yang mendorong berkutub (+) dan alkil lainnya yang berkutub (-)

    Contoh :

    1. 

    Hidrogenasi (Penambahan Hidrogen)

    CH3  –  CH2  –  CH+ = CH2 + H2 CH3  –  CH2  –  CH2  –  CH3

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    47/48

    Modul KIMIA Persiapan SBMPTN-BIMBEL PASTI 2016 Page 46

    2. 

    Halogenasi (Penambahan X2)

    CH3  –  CH2  –  CH+ = CH2 + Br 2 CH3  –  CH –  CH –  CH3 

    Br Br

    3. 

    Hidrohalogenasi (Penambahan HX)

    CH3  –  CH2  –  CH

    +

     = CH2 + H +

    - Br   CH3  –  CH2  –  CH –  CH3Br

    D. 

    Reaksi Oksidasi

    Oksidator yang sering dipergunakan adalah KMnO4, H2CrO4, H2Cr 2O7, dan O2.

    Oksigen dari oksidator menyerang atom H yang terikat pada atom C yang mengikat gugus

    fungsional.

    1.  Oksidasi pada Alkohol (senyawa yang dapat bereaksi yaitu senyawa alkohol golongan

     primer dan sekunder, alkohol tersier tidak bereaksi)

    2.  Oksidasi pada Aldehid (reaksi oksigen dengan senyawa aldehid akan menghasilkan

    senyawa asam karboksilat)

    3.  Oksidasi pada Keton (senyawa keton tidak dapat bereaksi dengan Oksigen)

    4.  Oksidasi pada Asam Karboksilat (senyawa yang dapat bereaksi yaitu hanya pada

    asam formiat)

    E.  Reaksi Polimerisasi

    Polimerisasi adalah penggabungan banyak molekul-molekul kecil untuk membentuk

    molekul yang sangat besar.

    1. 

    Polimerisasi Adisi

    Yaitu polimerisasi dari monomer yang sama dan tidak disertai pelepasan

    senyawa apapun.

    2. 

    Polimerisasi Kondensasi

    Yaitu polimerisasi dari monomer yang berbeda dan disertai pelepasan

    senyawa.

  • 8/17/2019 MODUL KIMIA RIZA BIMBEL PASTI 2016.pdf

    48/48

    BAB X KIMIA INTI

    1.  Radioaktif  

    Unsur radioaktif adalah unsur yang memancarkan radiasi.

    1.  Sinar alpa (), partikel yang bermuatan positif.

    2.  Sinar beta (), partikel bermuatan negatif

    3.  Sinar gamma ()

    Peluruhan radioaktif adalah peristiwa spontan emisi alpa, beta dan gamma dari suatu

    inti atom tidak stabil menuju inti atom yang stabil. Simbol untuk partikel yang terlibat dalam

    inti adalah sebagai berikut:

    Proton (p) Neutron (n)Beta() Positron (

    +

    ) Gamma () = X1 p 0n -1e

    0 = -10  +1e

    0 = +10  0

    Cara mencapai kestabilan:

    5.  Unsur diatas pita kestabilan (>1), memancarkan sinar beta (-1e0= -1

    0) :

    0n11 p

    1 + -1e0

    Contoh: 6C14 7 N

    14 + -1e0

    6. 

    Unsur di bawah pita kestabilan (