modul guru sma hal 51-100

Upload: edy-hendras

Post on 20-Jul-2015

97 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Buku Modul Untuk Guru SMA, Muatan Lokal Hal 51-100

TRANSCRIPT

Pengambilan sampel hilir sungai untuk diamati kandungan kimianya

Green haose tidak harus mahal, dengan bahan apa adanya dapat dilakukan pembangunan, yang penting ada kemauan. Green haose sederhana ini, siswa dapat berkreasi dengan berbagai kegiatan, selain sebagai tempat untuk persemaian bibit sebelum di pindah ke lokasi penghijauan, hasil karya siswa ini dapat menhasilkan pendapatan.

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

51

2. Daerah Aliran SungaiA. PendahuluanDaerah aliran sungai (DAS) menurut definisi adalah suatu daerah yang dibatasi (dikelilingi) oleh garis ketinggian dimana setiap air yang jatuh di permukaan tanah akan dialirkan melalui satu outlet. Komponen yang ada di dalam sistem DAS secara umum dapat dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu komponen masukan yaitu curah hujan, komponen output yaitu debit aliran dan polusi / sedimen, dan komponen proses yaitu manusia, vegetasi, tanah, iklim, dan topografi. Sehingga penge-

lolaan DAS adalah melakukan pengelolaan setiap komponen DAS sehingga dapat mencapai tujuan yang dimaksud. Tujuan dari pengelolaan DAS adalah melakukan pengelolaan sumberdaya alam secara rasional supaya dapat dimanfaatkan secara maksimum lestari dan berkelanjutan sehingga dapat diperoleh kondisi tata air yang baik. Sedangkan pembangunan berkelanjutan adalah pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam bagi kepentingan umat manusia pada saat sekarang ini dengan masih menjamin kelangsungan pemanfaatan sumberdaya alam untuk generasi yang akan datang.

52

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

Dalam sistem DAS mempunyai arti penting terutama bila hubungan ketergantungan antara hulu dan hilir. Perubahan komponen DAS di daerah hulu akan sangat mempengaruhi komponen DAS pada daerah hilirnya, oleh sebab itu perencanaan daerah hulu menjadi sangat penting. Dalam setiap aktifitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di dalam sistem DAS, sangat diperlukan indikator yang mampu digunakan untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan tersebut telah berjalan sesuai dengan perencanaan atau belum. Indikator yang dimaksud adalah indikator yang dengan mudah dapat dilihat oleh seluruh masyarakat luas sehingga dapat digunakan peringatan awal dalam pelaksanaan kegiatan.

Tujuan secara umum kegiatan ini adalah, siswa mengetahui asal usul air. Dari mana air berasal, dan mengalir melalui pedesaan apakah mengalami hambatan, seperti penggalian pasir, pengambilan batu atau tempat membuang sampahApabila mengijinkan dan dapat dilakukan oleh sekolah maka : 1. Bagilah siswa menjadi 3 kelompok, setiap kelompok tergantung dari jumlah siswa di dalam kelas. 2. Kelompok pertama, melakukan observasi dan pengamatan di hulu sungai. Sedapat mungkin mengunjungi daerah dimna air itu berasal. Kelompok ini bertugas untuk mengamati daerah dis ekitarnya, seperti hutan, mata air atau apakah daerah hulu itu sudah tidak ada lagi vegetasi. Selain itu juga melakukan pengamatan biota perairan. 3. Kelompok ke dua bertugas untuk mengamati daerah aliran sungai yang melalui pedesaan, persawahan atau perkotaan. Apa yang terjadi pada sungai yang mengalir di pemukiman itu. Misalnya, adakah kegiatan manusia yang mengganggu aliran sungai, seperti pembuangan sampah, penggunaan air untuk irigasi atau perusakan daerah aliran sungai seperti penggalian pasir, pengambilan batu dsb. Perlu juga di catat, adakah bencana lingkungan yang

B.

Seting Kegiatan

Seandainya sekolah dekat dengan aliran sungai, baik yang ada di hulu ataupun yang tinggal di hilir, dapat melakukan beberapa kagiatan, agar siswa memahami tentang daerah aliran sungai atau sumber di mana air itu berasal. Tujuan secara umum kegiatan ini adalah, siswa mengetahui asal usul air. Dari mana air berasal, dan mengalir melalui pedesaan apakah mengalami hambatan, seperti penggalian pasir, pengambilan batu atau tempat membuang sampah. Karena umumnya masyarakat kita, menganggap bahwa sungai adalah tempat pembuangan sampah. Sedangkan di hulu sungai, siswa dapat membandingkan antara air di hulu dan di hilur.

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

53

4.

5.

6.

ditimbulkan oleh sungai tersebut yang merugikan masyarakat di sepanjang aliran sungai. Pengamatan biota perairan juga perlu dilakukan. Kelompok ke tiga, malakukan pengamatan di hilir, sebelum sungai itu mengalir ke muara atau ke laut. Amati dengan seksama, adakah sesuatu yang berbeda. Misalnya warna air, baunya, dan satwa perairan. Ketiga kelompok sedapat mungkin mengambil sampel air dari masingmasing daerah pengamatan. Kemudian berilah waktu untuk membuat laporan dan presentasi dari hasil pengamatan mereka.

2.

3.

C. Catatan Untuk Guru.1. Guru dapat memberikan bimbingan selama melakukan pengamatan di lapangan.

4.

Ada beberapa biota perairan yang dapat dijadikan indiokator sebuah perairan, apakah masih bagus atau sudah tersemar. Gambar terlampir ada beberapa biota perairan yang dapat dijadikan indikator sebuah perairan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan melibatkan multi disiplin ilmu, seperti mata pelajaran kimia, fisika dan biologi. Di lapangan dapat memberikan panduan ke tiga mata pelajaran tersebut. Misalnya unsur apa yang harus diamati.Misalnya dari Biologi untuk pengamatan flora dan fauna, baik darat atau perairan. Kimia dapat mempelajari kandunga oksigen dalam air, dan fisika dapat mengulas beberapa percobaan untuk menunjang mata pelajaran sekolah. Guru dapat menilai kegiatan siswa.

54

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

3. Kelayakan Air untuk KonsumsiAir adalah sumber kehidupan, dan setiap mahluk hidup memerlukan air untuk mencukupi kebutuhan hdup. Di bumi ini air tak pernah bertambah atau berkurang. Hanya bertambah tingkat pencemarannya dan dan berkurang kwalitasnya. Sehingga air yang kita

konsumsi perlu sekali untuk mengetahui tingkat kelayakan air yang dapat dikonsumsi. Di bawah ini ada peraturan pemerintah yang menyebutkan tentang kelayakan air untuk dikonsumsi berdasarkan kandungan kimia dan biologis. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No: 907/Menkes/SK/2002, tertanggal 29 Juli 2002 tentang:

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

55

1.

BakteriologisParameter1

Satuan2 Jumlah/100 ml sampel

Kadar Maksimum yang diperbolehkan3 0

Keterangan4

a. Air Minum E. Coli atau fecal coli b. Air yang masuk sistem distribusi E. Coli atau fecal coli Total Bakteri Coliform c. Air pada sistem distribusi E. Coli atau fecal coli Total Bakteri Coliform

Jumlah/100 ml sampel

0

Jumlah/100 ml sampel Jumlah/100 ml sampel

0 0

Jumlah/100 ml sampel

0

2.

KimiawiBahan kimia yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kesehatanParameter1

Satuan2 mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter

Kadar Maksimum yang diperbolehkan3 0,005 0,001 0,01 0,7 0,3 0,003 0,05 2 0,07 1,5 0,1 0,07 0,02 50 3 0,01

Keterangan4

Antimon Air Raksa Arsenik Barium Boron Kadmium Kromium (Valensi 6) Tembaga Sianida Fluorida Timbal Molibdenum Nikel Nitrat (sebagai NO3) Nitrit (sebagai NO2) Selenium

56

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

4. Sumur ResapanA. Apa itu Sumur ResapanSemakin berkurangnya daerah resapan air, khususnya di daerah perbukitan atau di daerah hulu atau daerah tangkapan hujan, akan berdampak terhadap melimpahnya air (banjir) saat musim hujan dan kekurangan air saat kemarau datang. Salah satu solusi yang dapat dilakukan dalam jangka pendek ini adalah pembuatan sumur resapan. Sumur resapan adalah sumur gali yang berfungsi untuk menampung, meresapkan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di permukaan tanah, bangunan, juga atap rumah. Dengan adanya sumur resapan, air hujan bisa lebih efektif terserap ke dalam tanah. Sebenarnya hal ini telah lama dilakukan oleh moyang kita secara tradisional yaitu melestarikan air dengan membuat lubang-lubang di sekitar tanaman atau pepohonan. Pembuatan sumur resapan tidaklah sulit, tidak seperti menggali dan sedalam sumur yang biasa dibuat untuk mengambil air. Ada beberapa hal yang perlu dicermati untuk membuat sumur resapan, antara lain: 1. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam, atau labil. 2. Sumur resapan juga dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic tank (minimum 5 meter diukur dari tepi), dan berjarak minimum 1 meter dari fondasi bangunan. 3. Bentuk sumur itu sendiri boleh bundar atau persegi empat, sesuai selera. 4. Kedalaman air tanah minimum 1,50 meter pada musim hujan. 5. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal 2 meter di bawah permukaan air tanah.

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

57

B.1.

Spesifikasi sumur resapan tersebut meliputi:Penutup sumur, dapat digunakan, misalnya, pelat beton bertulang tebal 10 sentimeter dicampur satu bagian semen, dua bagian pasir, dan tiga bagian kerikil. Dapat digunakan juga pelat beton tidak bertulang tebal 10 sentimeter dengan campuran perbandingan yang sama, berbentuk cubung dan tidak diberi beban di atasnya. Dapat digunakan juga ferocement setebal 10 sentimeter. Dinding sumur bagian atas dan bawah, sedangkan untuk dinding sumur bagian atas dan bawah dapat menggunakan buis beton. Dinding sumur bagian atas juga dapat hanya menggunakan batu bata merah, batako, campuran satu bagian semen, tempat bagian pasir, diplester dan diaci semen. Kalau memang sulit di dapat dan harganya mahal, dapat menggunakan bambu, yang berfungsi untuk menjaga agar tanah tidak longsor. Pengisi sumur, sementara pengisi sumur dapat menggunakan batu pecah ukuran 10-20 sentimeter, pecahan bata merah ukuran 5-10 sentimeter, ijuk, serta arang. Pecahan

4.

batu tersebut disusun berongga. Saluran air hujan, untuk saluran air hujan, dapat digunakan pipa PVC berdiameter 110 milimeter, pipa beton berdiameter 200 milimeter, dan pipa beton setengah lingkaran berdiameter 200 milimeter.

C. Catatan Untuk Guru1. Kegiatan ini akan lebih menarik, bila dibuat di sekolah-sekolah yang lokasinya di daerah tangkapan air hujan. Misalnya di daerah hulu sungai, daerah aliran sungai. Pembuatan sumur resapan dapat dibuat secara sederhana dengan menggunakan sumber daya lokal yang ada. Air yang dimasukkan ke dalam sumur resapan, yang penting adalah jernik, bebas dari lumpur. Karena bila kotor berlumpur akan menutupi pori-pori tanah sehingga mengganggu proses peresapan air ke dalam tanah. Dapat juga sumur resapan dibuat di dekat masjid, dapat mengalirkan air bekas wudhu. Karena air bekas wudhu masih bersih, dari pada terbuang sia-sia ke got, akan lebih baik bila dialirka ke sumur resapan.

2.

2.

3.

3.

58

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

bah dan tak pula berkurang, hanya kwalitasnya saja yang terus menurun akibat pencemaran. Menurut para ahli isi air dalam laut lebih kurang 1.370 juta kilometer kubik dan menutupi permukaan bumi ini sekitar 361 juta kilometer persegi. Air yang ada di bumi ini 98,8 % merupakan air laut, sedangkan sisanya seperti yang berbentuk es 1,2 %, air yang ada di sungai dan danau sekitar 0,002 % dan berupa uap atau yang berada di atmosphere sekitar 0,0008 %.

5. Fakta Tentang AirAir adalah sumber kehidupan. Bila sedikit menjadi kawan, namun bila banyak dapat mengaki batkan kehancuran. Saat musim hujan tiba, air melimpah ruah menjadi benana bagi umat manusia, namun ssat musim kering banyak berita tentang kekeringan. Hal ini sangat terkait dengan daerah tangkapan hujan yang berupa hutan yang kian menyusut. Kwantitas air di dunia ini tak bertam-

Apakah Anda Cukup Air ? Air telah menjadi kehidupan seharihari. Di setiap negara kebutuhan air untuk kegiatan sehari-hari berbeda. Di Indonesia, rata-rata kebutuh an air sebanyak 1.970 liter per orang/hari meliputi; 1. Rumah tangga (memasak/mencuci): 160 liter (8.1%) 2. Pertanian: 1.800 liter (91.4%) 3. Industri: 10 liter (0.5%) 4. Jumlah: 1.970 liter.

a. Air adalah wajah dunia yang paling kita kenal, sebagai cairan, air mengisi danau, sungai, dan waduk di permukaan bumi dan menempati laut serta samudera. b. Air juga merupakan gas yang terjadi sewaktu menguap di atmosfir. Sebagai padatan, air menutupi kawasan kutub dan gunung-gunung tinggi serta menciptakan pemandangan musim dingin. c. Air dalam jumlah yang sangat besar tersimpan di dalam tanah, baik di dalam tanahnya sendiri maupun di bawahnya, yaitu di dalam formasi berpori yang ikenal sebagai akifer. d. Air ada di dalam vegetasi atau tumbuhan dan juga di dalam tubuh kita - hampir 80% dari tubuh manusia terdiri dari air. e. Air ada juga yang meresap ke dalam tanah menjadi airtanah. Secara alami, perlahan muncul kembali menjadi air permukaan dan menjadi sumber utama dari aliran sungai yang dibutuhkan.

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

59

6. Meditasi di Pinggir SungaiPermainan ini hanyalah sebuah motivasi bagi kita semua, untuk merasakan sebuah kehidupan di alam. Tujuannya adalah, merasakan sebuah kehidupan yang ada di pinggir sungai. Seting kegiatan: Semua siswa duduk diam di pinggir sungai, diam tak ada yang bcara, serta memejamkan mata, dalam keadaan rilex,

tenang, dan tenang. Dengarkan suara-suara yang ada di sungai, selain suara gemercik air mengalir. Ambil nafas perlahan-lahan, dihirup dari hidung, dan dikeluarkan secara perlahan-lahan melalui mulut. Bernafas secara normal, perlahan. Dengarkan detak jantung Kemudian siswa membayangkan sesuatu yang ada di atas air, Semuanya mengambang dan hanyut dibawa arus sungai

60

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

Air yang menetes dari hulu, yang keluar dari perakaran Berkumpul menjadi satu berupa mata air Mata air bergabung menjadi sungai kecil yang mengalir dengan air yang sangat jernih Sungai-sungai kecil bergabung menjadi sungai yang lebih besar Dan akhirnya bermuara di laut Namun dalam perjalanan, air itu mengalai pencemaran dari berbagai kegiatan manusia. Air adalah sumber kehidupan Semua kehidupan berasal dari air Air yang jernih, air yang dibutuhkan Air yang sedikit menjadi sahabat Namun bila meluap, air mendatangkan bencana Apa yang harus kita perbuat ? Apa yang menyebabkan air meluap? Apa yang menyebabkan air surut sehingga kita kekurangan air? Bukalah matamu Dan tersenyumlah, bahwa hari esok masih menanti Bahawa hari kemudian adalah sebuah tantangan Menyelamatkan air adalah menyelamatkan kehidupan..

Catatan Untuk Guru:Apa yang dapat kita perbuat? Kita dapat melakukan berbagai kegiatan untuk membantu program ini dalam usaha pelestarian air untuk kepentingan bersama: 1. hemat air, menanam pohon, pembuatan sumur resapan, 2. tidak membuang sampah sembarangan (karena dapat menyebabkan pencemaran), 3. penyebaran informasi, pendidikan lingkungan. 9. Peran dan partisipasi kita sangat berarti dalam pelestarian lingkungan di sekitar kita. Dan tentu kata-kata di atas hanyalah sebagai panduan dalam mengembangkan motivasi siwa dalam usaha pelestarian air.

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

61

62

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

Bagian Keempat: Kelas XI Semester II.

Jaga Hutan Untuk Kehidupan1. Manfaat Hutan Bagi KehidupanA. Hutan KotaAda pun manfaat yang bisa dirasakan dalam kehidupan masyarakat perkotaan dari pembangunan hutan kota, antara lain: 1. Manfaat estetis. Warna hijau dan aneka bentuk dedaunan serta bentuk susunan tajuk berpadu menjadi suatu pemandangan yang indah dan menyejukkan. 2. Manfaat hidrologis. Struktur akar tanaman mampu menyerap kele-

HM o d u l

utan kota memberikan banyak sekali manfaat bagi kelestarian lingkungan perkotaan. Hutan kota sangat diperlukan bagi semua penghuni di daerah perkotaan, karena setiap manusia yang tinggal di daerah perkotaan pasti akan mendapatkan banyak manfaat jika dekat tinggal mereka tersebut memiliki hutan kota.

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

63

3.

4.

5.

6.

bihan air apabila turun hujan sehingga tidak mengalir sia-sia melainkan dapat diserap tanah. Manfaat klimatologis. Iklim yang sehat dan normal penting untuk keselarasan hidup manusia. Efek rumah kaca akan dikurangi dengan banyaknya tanaman dalam suatu daerah. Bahkan adanya tanaman akan menambah kesejukan dan kenyamanan lingkungan. Manfaat ekologis. Keserasian lingkungan bukan hanya baik untuk satwa, tanaman, atau manusia saja. Kehidupan makhluk di alam ini saling ketergantungan. Apabila salah satunya musnah maka kehidupan makhluk lainnya akan terganggu. Manfaat protektif. Pohon dapat menjadi pelindung dari teriknya matahari, terpaan angin kencang dan peredam dari suara bising. Manfaat higienis. Dengan adanya

6.

tanaman, bahaya polusi mampu dikurangi karena dedaunan tanaman mampu menyaring debu dan mengisap kotoran di udara. Bahkan tanaman mampu menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan manusia. Manfaat edukatif. Semakin langkanya pepohonan yang hidup di perkotaan membuat sebagian warganya tidak mengenalnya lagi. Karena langkanya pepohonan tersebut maka generasi manusia yang akan datang yang hidup dan dibesarkan di perkotaan seolah tidak mengenal lagi sosok tanaman yang pernah ada. Sehingga penanaman kembali pepohonan di perkotaan dapat bermanfaat sebagai laboratorium alam.

B.

Hutan Alam

Hutan yang ada di Indonesia merupakan hutan hujan tropik yang mem-

64

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

punyai banyak fungsi. Selain fungsnya seperti hutan kota, hutan hujan tropis memiliki fungsi yang sangat besar sebagai: 1. Tempat hidup berbagai satwa liar. 2. Sumber plasma nutfah Hutan tropik dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari letak dimana tumbuh (dataran rendah atau tinggi) juga tipe tumbuhan yang ada (bakau, kerangas). Dibawah ini ada beberapa contoh tipe hutan antara lain: 1. Hutan mangrove/hutan bakau. Hutan mangrove atau bakau umumnya tumbuh di daerah pantai berdekatan dengan muara sungai atau di pulau-pulau. Di Indonesia terdapat hampir di semua pulau atau pantai kecuali daerah pantai yang berkarang. Karena hidup pada tanah yang selalu terendam air, tumbuhannya mempunyai akar nafas yang muncul ke permukaan atau keluar dari batang utaman.

2.

Umumnya binatang yang hidup pada hutan bakau adalah buaya, cacing, kepiting, kerang, siput, dan hewan lainnya secara langsung hidup di laut. Selain itu binatang daratan yang sering berkunjung ke darah hutan bakau adalah biawak, burung, kadal, laba-laba, monyet, serangga, tikus, ular dan binatang lain yang hidupnya tidak langsung tergantung dari laut. Hutan pantai Hutan pantai, tumbuh di sepanjang pantai yang berpasir atau berbatu karang atau berlempung. Tumbuhan yang tumbuh pada hutan ini diantaranya adalah pohon cemara, kelapa, pandan, ketapang dsb. Sedangkan jenis binatang yang sering ditemukan antara lain, beberapa jenis penyu (penyu sisik, penyu belimbing, penyu hijau, penyu pipih), kepiting, kerang siput, dan juga binatang mamalia seperti

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

65

3.

4.

monyet, lutung, sambar, beberapa jenis burung dsb. Hutan rawa Adalah hutan yang keberadaannya di daerah rawa, pada umumnya sepanjang tahun akarnya tertutup air. Tumbuhan yang hidup pada hutan rawa mempunyai ciri-ciri khas, antara lain mempunyai akar nafas atau akar papan (baner). Akar-akar ini berfungsi untuk pernafasan, menghirup udara. Hutan rawa adalah hutan yang selalu hijau sepanjang tahun, sehingga banyak ditumbuhi tumbuhan merambat atau tumbuhan yang menempel pada pohon yang besar. Misalnya lumut, paku-pakuan, anggrek. Sedangkan jenis binatangnya lebih beragam, misalnya gajah, harimau, badak, tapir, rusa, biawak, berbagai jenis ikan, kadal, kalajengking, ular, serangga, berbagai jenis burung, buaya air tawar, beberapa jenis primata dsb. Hutan rawa gambut. Seperti halnya hutan rawa, hutan gambut atau disebut juga hutan rawa gambut, mempunyai ciri yang hampir sama, baik tumbuhannya, maupun satwanya. Perbedaanya terletak pada gambut yang terdapat pada dasar hutan. Gambut ini terbentuk dari serasah yang terus menumpuk karena selalu terendam air, sehingga tidak dapat membusuk. Hutan gambut tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya. Selain itu pada hutan rawa

gambut, ada ciri khas lainnya, yaitu air berwarna hitam, kadar keasamannya tinggi. 5. Hutan hujan basah. Hutan hujan basah, merupakan jenis hutan tropik yang berbeda bila dibandingkan dengan hutan yang telah di sebutkan di atas. Hutan ini tumbuh hampir di seluruh Indonesia, dan tersebar luas, mulai dari daerah dataran rendah hingga lereng pegunungan, puncak gunung. Jenis binatang yang ada juga mempunyai variasi yang tinggi, karena menyediakan segala jenis makanan yang cukup, mulai dari mamalia tingkat tinggi seperti orangutan hingga jenis serangga, jamur, anggrek, tumbuhan merambat, hingga tumbuhan besar yang mempunyai nilai ekonomi penting.

C. Rahasia Kehidupan Hutan Tropis.Hutan tropis masih banyak menyimpan rahasia kehidupan, dan hingga saat ini belum semuanya terungkap. Sehingga hancurnya hutan tropis, maka cepat atau lambat menghancurkan pula kehidupan di dalamnya. Banyak sekali kehidupan hutan tropis, memberikan inspirasi bagi manusia untuk memenuhi kehidupannya, serta menjadikan hutan tropis sebagai gudang makanan, gudang obat-obatan dengan keragaman kehidupan yang ada di dalamnya. Di dalam hutan yang masih penuh rahasia itu, rupanya terjadi persaingaan

66

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

dalam mempertahankan hidup, baik itu flora atau fauna yang ada di dalamnya. 1. Persaingan merebutkan daerah kekuasaan sesama satwa (sejenis) dilakukan oleh semua jenis binatang. Misalnya setiap hewan mempunyai daerah teritorial, dan bila diduduki oleh kelompk hewan sejenis (tertentu, misalnya kedih), maka akan terjadi pertempuran. Namun umumnya satwa yang melanggar tapal batas akan menyingkir bila diusir. 2. Untuk merebutkan cahaya matahari, semua tumbuhan akan melakukan persaingan, sehingga di dalam hutan tampak pohon yang menjulang tinggi untuk mendpatkan cahaya. Namun tumbuhan liana, mempunyai strategi yang lain. Dia akan merambat ke puncak pohon, dan menutupi semua permukaan pohon inangnya (tempat merambat), bahkan dapat mematikan pohon tersebut. 3. Ditolong, tapi mencekik. Unik memang tumbuhan ini. Saat kecil dia hidup pada pohon inang, namun setelah dia tumbuh menjadi besar, mencekik dan mematikan pohon inang. Itulah beringin (ara) pencekik. 4. Meminta bantuan satwa. Tumbuhan rupanya juga mempunyai strategi dalam hal penyebaran biji. Umumnya buah yang masih muda, masih berwarna hijau, rasa asam dan tidak berbau.Namun bila sudah matang, akan mengeluarkan bau harum, warna merah segar dan rasa manis. Inilah yang dilakukan, untuk mengundang satwa agar memakannya,

5.

6.

dengan harapan bijinya dapat disebarkan oleh hewan. Berlomba merebutkan udara. Tumbuhan juga bernafas memerlukan zat karbon. Bersama dengan air zat itu diolah menjadi pati dalam proses fotosintesa, serta menghasilkan hasil sampingan berupa oksigen. Nah dalam persaingan itu tumbuhan melakukan berbagai cara antara lain: membentuk akar papan (baner), akar nafas (berbagai bentuk akar nafas seperti akar gantung pada beringin, akar lutut pada mangrove dsb). Belum lagi bentuk dan cara hidup satwa yang ada di dalam rimba tropik, banyak diadopsi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya Capung, menjadi inspirasi pembuatan helikopter, lapisan tumbuhan talas, diteliti untuk membuat lapisan gedung pencakar langit. Karena

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

67

ditengarai mengandung zat yang dapat membersihkan diri dari kotoran. Warna binatang pemburu digunakan sebagai cara penyamaran tentara saat melakukan perang.

D. Catatan Untuk Guru1. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menggali kekayaan alam hutan hujan tropik sangat banyak. Guru dapat memberikan beberapa kegiatan antara lain: o Memberikan tugas kepada siswa untuk mengumpulkan jenis tanaman yang ada di dalam hutan, yang biasa digunakan oleh nenek moyang menjadi bahan obat-obatan. o Mencatat setiap jenis yang ada, dan manfaatnya. o Selain itu mencari ramuan obat untuk menyembuhkan penyakit tertentu, dengan berbagai jenis campuran dari berbagai jenis tanaman. Apakah ada ide atau pendapat dari siswa mengenai flora atau fauna yang ada di dalam hutan, yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Misalnya di Kalimantan Tengah ada sekelompok pemuda yang mencoba mencari getah tertentu untuk dijadikan bahan pewarna alami dan dapat dijadikan bahan untuk batik atau membuat sablon di kaos. Untuk selingan kegiatan tentang kreatifitas siswa, cobalah berikan permainan warna warni hutan. Permainan ini bertujuan memberikan

2.

3.

pemahaman siswa mengenai warna warni kehidupan dalam hutan tropis serta ajang kreatifitas siswa. o Bagikan potongan karton dengan ukuran poscard (kartu pos), yang sudah ditempel dengan stereotip atau potongan karton dengan lem. o Ajaklah ke luar ruangan, dan siswa bertugas untuk mengumpulkan bagian dari pohon baik yang kering atau yang masih segar. Kemudian menempelkan pada karton. Berilah contoh yang sudah jadi (misalnya) o Siswa diberikan kebebasan untuk berkreasi dari bagian pohon tersebut, misalnya membuat gambar, lukisan atau tulisan. o Filosofi kegiatan ini adalah : Hutan tidak hanya berwarna hijau, dalam kenyataanya, dengan dibuktikan permainan ini. Warna di dalam hutan juga menjadi strtegi tumbuhan di dalam hidupnya. Misalnya buah selalu berwarna hijau ketika masih mentah dan warna merah atau kuning saat sudah masak. Strategi ini dimaksudkan bila sudah masak dengan berubah warna yang mencolok, dengan harapan dapat mengundang binatang, seperti burung, atau mamalia lain, untuk mengambilnya atau memakannya. Sehingga tumbuhan itu dapat dibantu dalam penyebaran biji. Suatu sisi kehidupan yang unik di dalam hutan.

68

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

2. Mengenal Kawasan Pelestarian AlamKonservasi, diambil dari bahasa asing yaitu conservation, yang artinya perlindungan. Apabila membicarakan mengenai perlindungan, maka kita akan menyinggung masalah cagar alam, atau pencagar alaman (nature conservation). Di dalam kamus Poerwadarminta cagar berarti benda yang dipakai sebagai tanggungan pinjaman atau hutang. Apabila dikaitkan kata cagar alam dalam kamus Poerwadarminta maka mempunyai arti bahwa alam ini bukan milik kita, melainkan milik dari generasi mendatang.

Kita hanya meminjam, tentunya seorang peminjam harus mengembalikan lebih baik dari semula,atau paling tidak seperti sediakala. Kaitannya dengan kehidupan seharihari, konservasi atau pelestarian juga mempunyai arti penghematan, agar tidak cepat habis sehingga generasi mendatang dapat menikmatai apa yang saat ini kita manfaatkan. Untuk usaha pelestarian ini, ada berbagai bentuk kawasan yang disesuaikan dengan keperuntukannya, dengan harapan kawasan tersebut memberikan manfaat kepada umat manusia, serta kehidupan di alam.

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

69

A. Hutan KonservasiDalam konteks pembangunan wilayah, pengurusan hutan dilaksanakan melalui tiga jalur utama, yaitu: a. Alokasi kawasan lindung dan kawasan budidaya yang diatur melalui penataan ruang; b. Menetapkan kebijakan pengurusan hutan yang memungkinkan pemanfaatan jasa hutan secara berkelanjutan sesuai dengan fungsi ruang yang telah dialokasikan; c. Menetapkan mekanisme tata praja/ tata pemerintahan yang secara sinergis mendukung pencapaian tujuan konservasi sumberdaya hutan bagi kesejahteraan rakyat. Sekali alokasi kawasan lindung dan kawasan budidaya kehutanan ditetapkan, setiap pihak baik dari pemerintah, swasta maupun masyarakat harus menghargai dan mempertahankan fungsinya sebagai hutan tetap. Dalam kaitannya dengan sumberdaya hutan, kategori kawasan lindung yang digunakan dalam UndangUndang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang mengacu pada Surat Keputusan Presiden RI Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Kawasan Lindung, yaitu: 1. Kawasan Suaka Alam: kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Bentuk kawasan dalam kategori ini adalah 2.

3.

4.

5.

Cagar Alam dan Suaka Margasatwa. Kawasan Pelestarian Alam: kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Bentuk kawasan dalam kategori ini adalah Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata. Cagar biosfer: suatu kawasan yang terdiri dari ekosistem asli, ekosistem unik, dan atau ekosistem yang telah mengalami degradasi yang keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan dilestarikan bagi kepentingan penelitian dan pendidikan. Kawasan Hutan Lindung: kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Kawasan Perlindungan Setempat, yaitu: a. Kawasan Bergambut adalah kawasan yang unsur pembentuk tanahnya sebagian besar berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam waktu yang lama. b. Kawasan Resapan Air adalah daerah yang mempunyai kemampuan tinggi meresapkan air hujan sehingga merupakan

70

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

c.

d.

e.

f.

g.

tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air. Sempadan Pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Kawasan sekitar Danau/Waduk adalah kawasan tertentu di sekeliling danau/waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau/waduk. Kawasan Sekitar Mata Air adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Kawasan Pantai Berhutan

h.

Bakau adalah kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberi perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan. Kawasan Rawan Bencana Alam adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam sehingga harus dilindungi secara khusus.

Kebijakan pengurusan hutan ditetapkan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi berjalannya pengelolaan hutan berkelanjutan, memberikan insentif bagi konservasi hutan, serta menjaga fungsifungsi publik hutan dalam skala makro.

B. Kawasan Konservasi di IndonesiaKawasan pelestarian alam di Indonesia terbagi menjadi beberapa bentuk, sesuai dengan keperuntukannya, baik di darat maupun di laut. Kawansan tersebut tersebar diberbagai daerah. Di bawah ini bentuk kawasan yang sudah ditetapkan.

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

71

NO 1.

KAWASAN KONSERVASI Cagar Alam A.Darat B.Laut Jumlah: Suaka Margasatwa A. Darat B. Laut Jumlah: Taman Nasional A.Darat B.Laut Jumlah: Taman Wisata Alam A. Darat B. Laut Jumlah: Taman Hutan Raya Taman Buru

JUMLAH(UNIT)

LUAS(HA)

228 9 237

4,456,488.59 274,215.45 4,730,704.04

2.

70 7 77

5,083,704.54 339,218.25 5,422,922.79

3.

42 8 50

12,165,845.14 4,218,349.00 16,384,194.14

4.

101 18 119 21 15 477 42 519

300,411.73 765,500.70 1,065,912.43 343,454.41 219,392.49 22,569,296.90 5,597,283.40 28,166,580.30

5. 6.

Jumlah Kawasan Konservasi Darat Jumlah Kawasan Konservasi Laut Jumlah Kawasan Konservasi

C.

Kawasan Konservasi di Sumatera

Pulau Sumatera memiliki luas sekitar 473.390 km2 berbentuk memanjang dari 60 Lintang Utara sampai 6 0 Lintang Selatan dan 95 0 Bujur Timur sampai 1060 Bujur Timur. Pulau Sumatera ditandai oleh adanya barisan pegunungan Bukit Barisan yang memanjang dari utara hingga selatan, seperti bentuk tulang punggung. Gunung Kerinci

(3.805 meter dari permukaan laut) merupakan gunung tertinggi di Sumatera, terletak di bagian tengah pulau. Di bagian utara Pulau Sumatera, Gunung Leuser merupakan gunung yang tertinggi yaitu 3.404 m dpl. Pulau Sumatera memiliki delapan propinsi, yaitu: 1. Daerah Istimewa Aceh (55. 390 km2) 2. Sumatera Utara (70.790 km2) 3. Sumatera Barat (49.780 km2)

72

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

Taman Nasional Gunung Leuser

4. 5. 6. 7. 8.

Riau (94.560 km2) Jambi (44.920 km2) Sumatera Selatan (103.690 km2) Bengkulu (21.170 km2) Lampung (33.310 km2)

Sumatera memiliki beberapa taman nasional, yaitu: Taman Nasional Gunung Leuser (di Aceh dan Sumatera Utara; seluas 1.094.692 ha) Taman Nasional Batang Gadis (Sumatera Utara; seluas 108.000 ha) Taman Nasional Kerinci Seblat (di Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan; seluas seluas 1.375.349,867 ha)

Taman Nasional Siberut (di Sumatera Barat; seluas 190.500 ha) Taman Nasional Bukit Tigapuluh (di Riau dan Jambi; seluas 127.698 ha) Taman Nasional Berbak (Jambi; seluas 162.700 ha) Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (di Lampung dan Bengkulu; seluas 365.000 ha) Taman Nasional Way Kambas (di Lampung; seluas 130.000 ha)

D. Kawasan Pelestarian Alam di Provinsi Aceh.Di Nanggroe Aceh Darussalam, dikenal beberapa kawasan pelestraian alam antara lain:

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

73

No Nama Kawasan dan Lokasi1. Taman Hutan Raya Cut Nyak Dien. Kab. Aceh Besar Suaka Margasatwa Rawa Singkil. Kab. Aceh Singkil. Cagar Alam Hutan Pinus Jantho, Kab Aceh Besar Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh Tenggara, Aceh Selatan, AcehTimur dan Kabupaten Langkat (Sumut) Taman Wisata Alam Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil Taman Wisata Alam Pulau Weh, Kota Sabang. Taman Buru Lingga Isaq, Kab Aceh Tengah Cagar Alam Raflesia I/II Serbojadi, Kab Aceh Timur

Luas/Ha6.300

KeputusanSK Menhut No. 01/Kpts-II/98, 5 Januari 1998. SK Menhut No. 166/Kpts-II/1998, 26 Februari 1998. SK Menhut No. 168/Kpts-II/ 1984, 10 Maret 1984. SK Menhut No. 276/Kpts-VI/ 1997, 23 Mei 1997.

2.

102.500

3.

8.000

4.

867.789

5.

227.500

SK Menhut No. 596/Kpts-II/1996, 16 September 1996. SK Mentan No. 19928/Kpts/Um/ 12/82, 24 Desember 1982 SK Mentan No. 70/Kpts/Um/2/ 78, 1 Februari 1978. SK ZB No. 159/AGR, 19 Desember 1936.

6.

3.900

7.

80.000

8.

300

Sumber: DEPHUT/DITJEN PHKA

74

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

E. Kawasan Ekosistem Ulu Masen1. Keanekaragaman hayati di Kawasan Ulu Masen Hamparan hutan Ulu Masen sangatlah unik, karena hutan yang tercakup dalam kawasan ini merupakan kombinasi antara hutan dataran rendah dan dataran tinggi. Luas kawasan hutan Ulu Masen adalah seluas 738.856 hektar yang lokasinya meliputi lima kabupaten di

bagian utara Aceh dengan dengan batasbatas sebagai berikut: a. Kabupaten Aceh Barat (Kecamatan Sungai Mas, Kaway XVI dan Pante Ceureumen), b. Kabupaten Aceh Jaya (kecamatan Teunom, Panga, Krueng Sabee, Setia Bakti, Sampoiniet dan Jaya), c. Kabupaten Aceh Besar (kecamatan Darul Imarah, Darul Kamal, Indra-

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

75

Hutan dan sungai di Ulu Masen

d.

e.

puri, Kota Jantho, Kuta Cot Glie, Kuta Malaka, Lembah Seulawah, Lhoong, Leupung, Lhok Nga, Seulimuem, Simpang Tiga dan Suka Makmur). Kabupaten Pidie (kecamatan Bandar Dua, Delima, Gempang, Glumpang Tiga, Mane, Mila, Padang Tiji, Sakti, Tangse, Tiro, dan Kemala), Kabupaten Pidie Jaya ( Kecamatan Meurah Dua, Bandar Baru, Meureudu, Trieng Gadeng dan Ulim)

2.

Manfaat Ekosistem Ulu Masen. Hasil penelitian hidrologi di kawasan ini menyimpulkan bahwa Hutan Ulu Masen menyediakan jasa lingkungan berupa sumber air yang bermanfaat bagi lebih dari dua juta masyarakat Aceh di

bagian Utara. Selain itu, hutan Ulu Masen sangat kaya dengan keanekaragaman hayati yang menjadikan hutan ini sebagai penyedia jasa lingkungan yang bernilai ekonomi tinggi dan dibutuhkan oleh masyarakat Aceh dibagian Utara melalui beberapa jasa lingkungan seperti; a. Penyedia sumber Air, b. pencegah Banjir dan Erosi, c. sumber Perikanan air tawar, d. pembangkit Tenaga listrik, e. produksi Karbon, f. sumber Plasma nutfah, g. sumber hasil hutan bukan kayu, h. pengendali hama, i. sumber ilmu pengetahuan, dan pariwisata.

76

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

Keragaman Hayati. Dalam kawasan Ulu Masen, diketahui berbagai flora dan fauna Sumatra yang terancam punah dipastikan masih mendiami kawasan ini. Satwa dan tumbuhan tersebut diantaranya adalah : a. Harimau (Panthera tigris sumatrae), b. Beruang Madu (Helarctos malayanus), c. Macan Dahan (Neofelis nebulosa), d. Kukang (Nycticebus coucang), e. Siamang (Symphalangus syndactylus ssp. Syndactylus), f. Kedih atau Reungkah (Presbytis thomasi), g. Kambing Sumatra (Capricornis sumatraensis), h. Burung Rangkong Papan (Buceros bicornis), i. Kuau Besar (Argusianus argus), dan j. Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus). Selain fauna yang ada di atas, masih jenis satwa yang mempunyai peranan penting dalam regenarasi hutan timbal baliknya adata satwa dengan lingkungan. 4. a. b. c. Hutan Ulu Masen dalam Angka Luas total Ulu Masen 738.856 ha atau 7.388 km2 Terletak pada 95 3323,8" BT dan 5 0334,3" LU Terletak dilima Kabupaten (Kabupaten Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Pidie, dan Pidie Jaya) Setara dengan luas kepulauan Riau Setara 12,87 persen dari total luas Provinsi Aceh

3.

f. g. h.

Setara 20,81 persen dari total luas kawasan hutan Aceh Setara 0,67 persen dari total luas kawasan hutan Indonesia Terdapat 190 spesies burung

F.

Kegiatan: Catatan untuk Guru.

Sekolah anda ada dimana (Kabupaten, Kecamatan dan Desa), apakah terletak atau di perbatasan hutan Ulu Masen yang disebutkan di atas. Kalau YA beri garis arsir pada peta yang telah ada. Kemudian siswa mencatat manfaat apa saja yang diberikan oleh hutan untuk kehidupan dirinya sendiri khususnya, dan bagi masyarakat yang ada di sekitar hutan itu pada umunya. Di bawah ini ada sebuah permainan tentang meditasi atau berperan sebagai sebuah pohon (meningkatkan rasa empati). Berilah permainan ini bila melakukan kegiatan di pinggiran hutan. Bagian pertama: Siswa duduk tegak dan diam, dan memejamkan mata Diam dan diam. Lebih kurang 10 menit, dan berikan arahan untuk menggunakan kelima panca indera untuk merasakan, apa yang mereka rasakan Untuk mencium, bau apa yang mereka cium Untuk mendengar, suara apa yang ditangkap oleh indera pendengaran Diam, dan diam, tenang, tenang tak ada suara . Kemudian bukalah mata sambil tersenyum Diskusikan apa yang mera dengan,

d. e.

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

77

rasakan dan cium selama bermeditasi Diskusikan. Bagian kedua: Aku adalah sebuah pohon yang tenang dan nyaman hidup di hutan ini Aku bernafas dengan bebas tak ada udara yang kotor Udara masih bersih, aku bernafas lagi mengirup zat-zat yang aku perlukan Daunku hijau segar Tubuhku tegak berdiri tegap dan tumbuh menggapai awan Akarku menjulur mencara unsur hara yang aku perlukan Daunku yang hijau, menangkap energi matahari untuk keperluan hidupku Energi yang sangat aku perlukan untuk mengubah gas asam arang dan air menjadi kebutuhan hidupku

Namun zat yang saya hasilkan sangat diperlukan setiap mahluk hidup yang tinggal di permukaan bumi ini. Daunku yang rimbun Memberikan keteduhan bagi semua insan Teduh dari sengatan matahari Dan keteduhan hati bagi yang menikmati Batangku yang tegap, menyokong tubuhku menjulang tinggi Pertumbuhan selalu terjadi setiap saat Akarku yang yang menjulur di dalam tanah mencari kemana ada unsur hara yang dapat aku serap. Air hujan yang turun dari langit Aku tahan, aku simpan dan aku lepas setetas demi setetes Sehingga air yang keluar dapat menetes sepanjang masa Baik saat musim hujan tiba ataupun saat musim kering datang Buah yang aku hasilkan Dapat dijadikan sumber kehidupan bagi semua insan Biji yang aku miliki, membantu dalam regenerasi Regenerasi hutan yang selalu berkembang dan tumbuh Bagian ketiga: Kemudian sebelum siswa membuka mata .. Tersenyumlah ... Kemudian diskusikan tentang peran pohon yang ada di sekitar kita .

78

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

3. Keanekaragaman HayatiA. Apa Itu Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman hayati atau biological diversity (biodiversity) merupakan istilah yang mengacu pada berbagai kehidupan di bumi. Secara umum, kajiannya mengenai keanekaragaman hayati ini menyangkut tiga tingkatan yaitu: keanekaragaman genetik, jenis dan ekosistem. Di alam, beranekaragam jenis hayati umumnya hidup dalam lingkungan tertentu, hasil interaktif antar jenis-jenis hayati (biotic) dengan abiotik (antara lain tanah, udara, air, suhu dan kelembaban) disekitarnya. Selanjutnya, sistem hubungan timbal balik antara jenis-jenis hayati lingkungannya membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem.

B. Keanekaragaman Hayati GenetikKeanekaragaman genetik, seringkali dihubungkan dengan tingkah laku reproduksi dari setiap individu di dalam sebuah populasi. Individu ini biasanya berbeda secara genetik satu sam lain. Variasi ini berbeda karena setiap individu memiliki gen yang berbeda, unit kromosom yang memberi kode untuk protein tertenu.

C.

Keanekaragaman Hayati Jenis

Pada setiap tingkatan keragaman hayati jenis yang ada di bumi ini, banyak didefinisikan dengan berbagai istilah. Istilah pertama menyebutkan bahwa, keragaman jenis didefinisikan sebagai kumpulan individu yang secara bentuk luar, fisiologi atau biokimia berbeda dari kelompok satu dengan yang lain. Sedang-

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

79

Walaupun kehidupan di alam ini beraneka macam jenis tumbuhan dan hewan, namun mereka tidak dapat berdiri sendiri, mereka saling ketergantungan sama lain.kan istilah kedua sering dipakai, bahwa keragaman jenis ini dibedakan sebagai suatu kelompok individu yang dapat berkembag biak di antara mereka sendiri dan tidak bisa dengan individu lain.

D. Keanekaragaman Hayati Komunitas dan EkosistemKeragaman hayati komunitas dan ekosistem didefinisikan sebagai mahluk hidup yang tinggal pada tempat tertentu dan melakukan interaksi antara jenis yang satu dengan yang lain. Pada keragaman hayati dalam tingkat ekosistem ini, setiap jenis menggunakan sumber daya alam yang khas. Misalnya kearagam hayati atau kehidupan yang memerlukan tempat tiggal seperti laut, sungai, pegunungan, hutan tropis dan sebagainya.

Tujuan: 1. Siswa mampu memahami hubungan ketergantungan diantara mahluk hidup yang satu dengan yang lain dalam sebuah ekosistem. 2. Memahami keterkaitan diantara komponen ekosistem dan terjadinya ketidakseimbangan apabila terdapat komponen ekosistem yang hilang. 3. Memahami bahwa sebenarnya manusia adalah bagian dari alam, manusia adalah salah satu dari anggota komponen ekosistem. 4. Diharapkan siswa dapat mulai ikut menjaga keseimbangan ekosistem. Bahan: 1. Benang atau tali 2. Kartu kartu yang berisi komponen ekosistem/komponen alam (bisa juga tidak memakai kartu, tapi guru sudah mempunyai pengetahuan tentang komponen ekosistem yang ingin dibahas).

E.

Saling Ketergantungan

Walaupun kehidupan di alam ini beraneka macam jenis tumbuhan dan hewan, namun mereka tidak dapat berdiri sendiri, mereka saling ketergantungan sama lain. Di bawah ini ada sebuah pemahaman tentang hidup satu sama lain saling membutuhkan.

80

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

Seting kegiatan Pertama: Kegiatan dapat dilakukan di luar atau di dalam kelas. 1. Berikan keterangan singkat kepada para siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini, yaitu tentang permainan jaring jaring kehidupan. Sebaiknya berikan permainan yang menyenangkan terlebih dahulu agar suasana menyenangkan. 2. Siswa diminta untuk membentuk lingkaran 3. Setiap siswa yang ada diberi satu komponen alam. Jenis komponen alam yang tertulis di dalam kartu merupakan peran yang harus dimainkan oleh siswa. 4. Guru boleh memilih salah satu ekosistem (ekosistem hutan tropis, hutan bakau, laut, dll) sebagai bahan permainan, misalnya ekosistem hutan tropis. 5. Komponen ekosistem hutan tropis yang dipilih misalnya: pohon, belalang, burung pipit, elang, kumbang, kotoran, bakteri, jamur, rumput, lipas, tikus, kelinci, ular, kumbang, cacing, kadal, ayam hutan, harimau, kutu penghisap darah, semut, perdu, tupai, manusia, dll. 6. Orang pertama menyebutkan komponen ekosistem hutan tropis pertama yang berperan sebagai produsen yaitu tumbuhan yang diminta untuk memegang ujung tali 7. Orang kedua yang berada di seberang orang pertama menyebutkan salah satu komponen ekosistem hutan tropis selanjutnya dan menjelaskan keterkaitan antara komponen tersebut dengan komponen yang disebut oleh

orang pertama. Misalnya orang pertama menyebut pohon sebagai komponen hutan tropis (sesuai dengan kartu yang dipegangnya) kemudian orang kedua menyebut burung (sesuai dengan kartu yang dipegangnya), hubungannya adalah pohon sebagai tempat hidup, mencari makan, mencari pasangan, dan tempat berlindung. Guru menghubungkan tali tersebut dari orang pertama ke orang kedua. 8. Tali kemudian dihubungkan lagi ke orang ketiga yang berada di seberang orang kedua setelah orang ketiga menyebutkan komponen hutan ekosistem tropis selanjutnya. Hal ini terus dilakukan sampai semua orang di dalam lingkaran sudah mewakili semua komponen hutan tropis (telah memegang tali). 9. Setiap orang di dalam lingkaran memegang tali sehingga terbentuk seperti jaring jaring. Jaring jaring ini memperlihatkan keterkaitan antara komponen yang satu dengan yang lain. Guru harus mempunyai kepandaian untuk membagi peran bagi para siswa sehingga tali yang terbentuk menyerupai jaring. 10. Masing masing peserta harus memegang tali dengan kencang. Guru menyebutkan salah satu komponen hutan yang ada di dalam lingkaran ekosistem tersebut. Orang yang memerankan komponen tersebut menggoyang goyangkan tali yang dipegangnya, akibatnya semua komponen merasakan getaran dan semua ikut menggoyangkan talinya.

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

81

11. Selanjutnya guru menyebutkan salah satu komponen hutan, komponen yang disebut harus melepaskan tali yang dipegangnya. Akibatnya ada komponen lain yang merasakan talinya tidak kencang lagi dan komponen tersebut harus melepaskan talinya. Akhirnya semua komponen hutan merasakan bahwa talinya tidak kencang lagi sehingga semua komponen harus melepaskan talinya Seting kegiatan ke dua: Piramida makanan Tujuan: 1. Pemahaman tentang asal muasal makanan yang dimakan hingga proses perjalanan makanan tersebut. 2. Pengetahuan rantai makanan pada suatu ekosistem dan diperkenalkan pada pengertian piramida makanan. 3. Pengetahuan dalam proses makan dan dimakan, sehingga terjadi perpindahan energi dan dalam proses perpindahan energi tersebut terjadi pelepasan energi

4.

Pemahaman keterkaitan ekosistem dan terjadinya ketidakseimbangan apabila terdapat komponen ekosistem yang hilang.

Latar belakang: 1. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan dukungan pada penyampaian materi tentang rantai makanan atau hubungan timbal balik antara mahluk hidup yang satu dengan yang laian. 2. Di alam terjadi proses saling memakan di antara komponen ekosistem (produsen dan konsumen) dan terjadi proses perpindahan energi yang mengakibatkan pelepasan energi (membentuk piramida energi) Setting kegiatan: Kegiatan dapat dilakukan di luar kelas. Kalau bisa dilakukan di lapangan berumput. 1. Tunjuk beberapa siswa yang mempunyai fisik yang kuat untuk lapisan bawah (produsen) sebanyak 6 orang. 2. Untuk lapisan ke dua (konsumen pertama) sebanyak 4 orang. 3. Lapisan ke tiga (konsumen kedua) sebanyak 2 orang. 4. Top karnivora satu orang untuk lapisan paling atas. 5. Jelaskan kepada siswa, apa akibatnya bila salah satu komponen pertama atau produsen atau konsumen pertama musnah. 6. Tentu piramida makanan ini akan terganggu dan bahkan akan rusak. 7. Dapat dicoba, sambil bermain dan memahami tentang kehidupan mengenai rantai makanan di alam.

82

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

4. Belajar Mengamati Flora dan Fauna4.1. Pengamatan Satwa LiarUntuk mengenal satwa liar dan cara melakukan pengamatan satwa di lapangan, boleh jadi siswa diajak untuk membuat sebuah kegiatan di lapangan untuk belajar melakukan pengamatan dan mengidentifikasi. FFI dapat membantu dalam melakukan atau memberikan pelatihan singkat mengenai pengamatan satwa yang ada di sekitar kita. A. Apa itu satwa liar Satwa liar adalah semua jenis satwa yang masih memiliki sifat-sifat liar baik yang hidup di dalam kandang dan dipelihara manusia, ataupun yang hidup bebas di alam.

B. Apa manfaat satwa liar Satwa yang hidup di hutan, bukan hanya sebagai pelengkap kehidupan yang ada di alam bebas itu. Semua mahluk hidup yang diciptakan oleh Sang pencipta, telah memupunyai tugas masing. Satwa-satwa tersebut di alam mempunyai fungsi sebagai : 1. Menjaga regenerasi hutan. Misalnya beberapa sywa membantu dalam penyerbungan berbagai jenis tumbuhan, membantu penyebaran biji, sehingga banyak biji dari pohon tertentu tersebar luas. 2. Menjaga keseimbangan alam. Suatu hutan yang terjaga siiklus dan regenerasinya, maka hutan tersebut akan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Misalnya sebagai sumber keanekaragaman hayati flora dan fauna, hutan penghasil

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

83

3. 4.

sebagai penyimpan dan pengatur tata air, penghasil oksigen dsb. Sebagai indikator kesehatan lingkungan suatu kawasan. Sebagai obyek wisata alam. Beberapa jenis satwa menjadi daya tarik wisatawan nusantara ataupun manca negara. Karena satwa tersebut memiki keunikan tersendiri. Misalnya Komodo, Orangutan, Gajah, Cendrawasih dsb. Banyak mengundang wisatawan untuk melihat langsung di hutan.

Kura-kura

C.

Status Pelestarian Patwa Liar Sehubungan dengan semakin terancamnya beberapa satwa liar akan kepunahan, maka diterbitkanlah berbagai undang-undang dalam usaha melestariakan satwa. Pemerintah RI medalam upaya melakukan perlindungan flora dan fauna, menerbitkan berbagai surat keputusan. Antara lain UU No 5 Tahun 1990, tentang Sumber daya Alam hayati dan ekosistemnya. Peraturan Pemerintah No 7, tahun 1999, tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa, Sedangkan peraturan pemerintah No 8 tahun 1999, tentang pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa berdasarkan hukum di negara RI Ada beberapa kategori flotra dan fauna yang dilindungi antara lain: 1. Kategori Terancam Punah (Threathened ) Kritis (Critical Endangered): Yaitu jika jenis tertentu flora atau fauna, menghadapi resiko kepunahan di alam, sedikitnya 50% dalam 10 tahun atau tiga generasi, mana saja yang lebih lama.

Misalnya Owa Jawa, Buaya air Tawar, Jalak Bali, Kakatua Jambul Kecil, Senyulong dsb. Genting (Endengered): yaitu jika jenis tertentu flora atau fauna, menghadapi resiko di alam sedikitnya 20 % dalam 20 tahun atau lima generasi, mana saja yang lebih lama. Contoh Orangutan, Surili (lutung), Bekantan, Kijang, Beruang Madu, Elang Jawa dll. Rentan/Rawan (Vulnerable): Yaitu jika jenis flora atau fauna, menhadapi resiko kepunahan di alam sedikitnya 10 % dalam 100 tahun. Misalnya Kukang, kurakura, Burung Maleo, Merak dsb.

2.

Kategori Tidak Terancam Punah (Resiko Rendah/Lower Risk) Tergantung tindakan konservasi (Conservation Dependent). Yaitu jika jenis yang menjadi fokus program pelestarian khusus, dan jira program tersebut dihentikan akan menyebabkan jenis tersebut dima-

84

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

sukkan ke dalam satwa dalam kategori terancam punah dalam waktu lima tahun Mendekati terancam punah (Near Threathened). Yaitu jika jenis tertentu tidak memenuhi syarat kategori terancam punah di atas, tetapi kemungkinan akan memenuhi syarat kategori terancam punah dalam waktu dekat. Contoh: Burung Cabe dan Burung Kacamata di Jawa. Kurang data (Data Deficient). Yaitu jenis yang kurang atau tidak ada data sebaran dan populasinya yang memadai untuk mendiga resiko kepunahannya, baik secara langsung ataupun tidak. Contoh burung sarak kecil.

Upaya perlindungan, juga dilakukan terhadap kegiatan perdagangannya, CITIES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) merupakan konvensi internasional yang mengawasi dan memastikan bahwa perdagangan jenis liar tidak mengancam keberadaannya di alam. Daftar spesies yang perlu diawasi perdagangannya dalam tiga kategori.

Appendiks I: adalah seluruh jenis yang terancam bahaya kepunahan yang terkena dampak atau mungkin terkena dampak oleh perdagangan sehingga menjadi terancam punah. Seluruh jenis ini tidah boleh diperdagangkan. Contoh: Bekantan, Siamang, Lumba-lumba Bengkok, Macan Dahan, Rusa Bawean, Duyung, Maleo dsb. Appendiks II: Adalah jenis yang di alam saat ini belum terancam bahaya kepunah namun dapat menjadi terancam, bila perdagangannya tidak dikendalikan, serta jenis lain yang populasinya di alam saat ini belum terancam namun pemanfaatannya harus dikendalikan. Misalnya: Kalong, tupai, elang, monyet, lutung, biawak, sanca dan kupukupu raja, kukang, merak dsb. Appendiks III: Adalah jenis yang oleh Negara tertentu diinginkan untuk dikontrol secara internasional melalui mekanisme CITIES dan diperlakukan seperti jenis appendiks II. Untuk satwa Indonesia dalam kategori ini tidak ada.

D.

Upaya Pelestarian Indonesia kaya akan jenis flora dan fauna, sehingga disebut sebagai Negara Megabiodiversity kedua setelah Brasilia. Namun kekayaan itu ancamannya cukup besar dengan berbagai kegiatan yang mengubah habitat satwa tersebut menjadi berbagai keperluan. Di bawah ini kekayaan alam dari berbagai pulau di Indonesia (Catatan dalam kurung adala satwa endemik).

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

85

No1. 2. 3.

PulauSumatera Jawa-Bali Kalimantan

Fl/10.000 4.500 10.000 15.000 520, (37) 20.000 (specimen yang terkumpul) 15.000 -

Mam.210 (9) 183 (19) 222 (44)

Av.580 (19) 340 (31) 420 (37)

Rep.194 49 (5) 166 (ular) 117, (26%) 37 endemik

Amf.62 36 (10) 100

Ikan272 (30) 132 (12) 394

Kupu49 (4) 35 (2) 40 (4)

4. 5.

Sulawesi Nusa Tenggara

127, (62%) 112

235 (8) 400 (71)

29 (19)

68 (52)

38 (11) 31 kupu-kupu dan 15 kumbang

6.

Papua

220 (124)

650 (50%) 20.000

98 ular1 84 kadal 8 kura-kura

197 (115)

282 (55)

26 (2)

Ancaman yang cukup besar dari berbagai jenis satwa itu, maka diupayakan untuk melakukan pelestarian. Ada dua cara dalam pelestarian satwa tersebut, yaitu : 1. Pelestarian in situ : yaitu pelestarian flora atau fauna di dalam habitat aslinya. Habitat yang berupa hutan tropis tersebut bisa berupa kawasan taman nasional, cagar alam, suaka margasatwa. 2. Pelestarian ex situ : yaitu pelestarian flora dan fauna, di luar kawasan habitat aslinya. Misalnya pelestarian dalam kawasan kebun binatang, taman hutan raya, taman wisata alam, kebun raya, taman wisata alam.

4.2. Kegiatan yang Dapat Dilakukan.o Pengamatan satwa liar Untuk mengenal satwa liar, sebagai bahan untuk mengajar ke siswa, sangat perlu mencari informasi tentang satwa

yang umum di daerah tempat tinggal atau domisili sekolah. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sbb; 1. Jenis Satwa Liar Pengenalan jenis seperti tandatanda atau ciri-ciri satwa pada bagian luar tubuh (morfologi) yang dimiliki, sehingga dapat membedakan jenis binatang dalam kelompok satwa liar. Keperluan ini akan mudah jika ada buku identifikasi satwa liar. 2. Habitat Pengenalan tempat hidup atau kebiasaan hidup (habitat) yang disukai oleh satwa liar, seperti kondisi habitat pada daerah yang akan dikunjungi : hutan bakau, hutan rawa, hutan pegunungan, padang rumput dsb. 3. Perilaku Merupakan kebiasaan-kebiasaan satwa liar dalam kehidupan sehari-

86

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

4.

5.

6.

hari. Misalnya pengelompokan, cara hidup, waktu aktif, daerah pergerakan, cara mencari makan, membuat sarang, kawin dan melahirkan anak, hubungan sosial, interaksi dengan species lain, dsb. Jejak Bekas tapak kaki di tanah, kotoran, bagian-bagian yang ditinggalkan, suara, sarang, bau-bauan dan tanda-tanda lain perlu juga dipelajari dengan seksama. Bekas tapak kaki di tanah, penting untuk diketahui ukurannya, bentuk dan umurnya. Tempat-tempat yang mudah untuk mendapatkan jejak kaki antar di tepitepi sungai, tempat kubangan atau minum, pantai, tempat-tempat istirahat, lorong-lorong diantara tumbuhan bambu dan semak belukar. Kotoran (Feces) Penemuan kotoran penting karena dapat mengetahui masih baru atau sudah lama. Untuk mengetahui berapa lama satwa liar tersebut berada di daerah yang ada kotorannya, dengan melihat tingkat kekeringan, banyak sedikitnya serangga dsb. Dengan melihat kotoran secara sederhana dapat diketahui jenis makanan mereka, maka dapat pula diketahui jenis binatang yang meninggalkan kotoran. Bagian-Bagian Anggota Tubuh Ada beberapa jenis satwa yang mempunyai kebiasaan melepas atau meninggalkan bagian tubuhnya seperti, bulu (bangsa burung, ayam, merak), bulu duri (landak), telur dsb-nya.

7.

8.

9.

Suara Dan Bunyi Suara yang dimaksud adalah sesuatu yang terdengar akibat dikeluarkan oleh mulut satwa liar seperti kijang, harimau, burung, owa dsb, sedangkan bunyi adalah sesuatu yang terdengar akibat dari tingkah laku satwa liar seperti buaya di air, ulang menangkap mangsa dsb. Tanda-Tanda Habitat Tanda-tanda satwa liar dapat tertinggal setelah satwa tersebut melakukan aktivitas seperti tingkah laku pada saat mencari makan, waktu kawin, mandi, berkubang dsb. Tandatanda tersebut dapat berupa gigitangigitan pada sisa daun yang dimakan, kulit pohon, akar, pucuk-pucuk pohon yang patah, bekas cakaran, sisa buah dan jalur lintasan. Sarang Adalah sesuatu yang dengan sengaja atau tidak dibangun oleh satwa yang dipergunakan untuk perkembang biakan, atau digunakan sebagai tempat istirahat. Letaknya bermacam-macam, di pohon, atau di tanah, di lubang pohon mati.

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

87

Bangau tongtong

o

Tehnik Pengamatan Langsung Teknik ini biasanya diterapkan untuk inventarisasi dan sensus. Pada inventrisasi pengamatan ditujukan untuk mengenal jenis-jenis satwa liar dari tanda-tanda yang dimilikinya, baik bentuk, ukuran, warna, bulu atau rambut, keadaan anggota badan, panjang dan tinggi badan, bentuk muka, kepala, tanduk dsb. Sedangkan untuk sensus merupakan perhitungan semua individu satwa liar yang terdapat di suatu areal pada suatu waktu tertentu, atau suatu interval waktu pada areal tertentu. Dalam kegiatan sensus diamati dan dicatat jumlah individu, struktur umur, kondisi fisik satwa dan jenis kelamin. 1. Pengamatan Burung Pengamatan burung, dapat lebih mudah dilakukan dan lebih mudah untuk diidentifikasikan dengan membuat sket gambar pada buku catatan,

seperti tanda-tanda warna pada setiap bagian tubuhnya. Burung-burung umumnya mempunyai ciri-ciri yang sangat mencolok, baik dari warnanya, bentuk tubuhnya, bentuk paruh maupun suaranya. Untuk mengamati burung sebaiknya dilakukan pada saat burung-burung tersebut sedang aktif malaksanakan aktifitas kehidupannya, seperti mencari makan, biasanya kegiatan tersebut dilakukan pada pagi hari (jam 06:00-08:00) pada saat burung meninggalkan pohon sarangnya untuk mencari makan dan sore hari (jam 17:00-18:00) pada saat burung kembali untuk istirahat. 2. Mamalia Darat. Mengenal mamalia darat, tentu berbeda dengan pengamatan burung yang jenis lebih banyak. Bila ber-

88

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

diamati. Biasanya jenis mamalia sangat sensitif pada pendatang baru, sehingga kemungkinan hewan liar tersebut dapat menghindar atau menyerang kita. o Pengamatan Tidak Langsung Pengenalan satwa secara tidak langsung dapat dilakukan dengan menelusuri jejak satwa yang dimaksud. Salah satu cara diantaranya adalah dengan pengenalan tapak. Di bawah ini akan disebutkan beberapa jenis jejak yang dapat ditemui di dalam hutan, yang ditinggalkan oleh binatang.Kedih

1.

jumpa satwa yang masih liar, catat ciri-ciri hewan yang khas, seperti tanduknya, warna, seperti bentuk tubuhnya, atau menyerupai binatang yang dikenal sehari-hari dsb. Buatlah sketsa gambar, kemudian bandingkan dengan buku-buku mengenai mamalia darat Indonesia untuk mengetahui keterangan lebih lanjut. Untuk mengamati jenis-jenis mamalia, harus diketahui jam berapa mereka mulai aktif mencari makan, merumput, minum, sumber air dan habitatnya. Umumnya jam aktif adalah pada pagi hari dan sore hari. Pada siang hari biasanya hewanhewan tersebut beristirahat di dalam kerimbunan hutan. Mengamati jenis-jenis mamalia liar sebaiknya kita jangan menentang arah angin, maksudnya posisi dimana kita berada jangan sampai bau badan kita terbawa ke arah hewan yang sedang

2.

Tapak Tapak adalah jejak dari telapak kaki binatang yang ditinggalkan, yang membekas pada tanah atau pasir. Jejak binatang ini ada berbagai jenis tergantung dari jenis binatangnya. Setiap binatang mempunyai cetakan tapak yang berbeda, dan mempunyai ciri-ciri khusus, ukuran. Cetakan tapak biasanya hanya untuk mengenal jenis saja, tidak biasa untuk mengenal kelamin. Kadang-kadang beberapa jenis tapak dapat menentukan umur (dewasa atau anak). Bekas Makan Bekas makan, adalah sisa makanan yang ditinggalkan oleh binatang tertentu. Misalnya bekas gigitan buah, daun, biji atau bekas makanan lain atau sisa makanan binatang pemangsa. Sisa makanan pemangsa, biasanya akan tersisa, seperti tulang binatang, sisik, rambut atau

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

89

3.

4.

5.

bagian tubuh binatang yang dimangsa, kecuali ular, tidak pernah menyisakan hasil tangkapannya, karena semuanya ditelan. Bau Air Kencing Bau yang menyengat di hutan (pesing) biasanya merupakan air kencing yang dikeluarkan oleh binatang tertentu. Setiap binatang mempunyai bau yang khas, sesuai dengan makananya. Bau air kencing ini dapat juga diartikan sebagai daerah teritorial (kekuasaan) suatu jenis binatang. Harimau jantan dan betina menandai daerah teritorinya dengan air kencing yang disebarkan dan kotorannya diletakkan secara menyolok. Bau yang ditimbulkannya sangat khas dan akan tercium dari jarak beberapa meter. Tanda untuk daerah teritori semacam ini lazim dibuat oleh bangsa kucing lainnya. Kotoran Setiap binatang akan membuang kotoran. Dari kotoran binatang yang ditinggalkan, seseorang dapat mengenal atau paling tidak memperkirakan binatang yang meninggalkan kotoran tersebut. Kotoran yang ada pada batu-batu besar, yang terdiri dari biji-bijian, umumnya musang untuk menandai teritorinya. Sarang Ada beberapa jenis binatang, bila akan tidur memerlukan sarang. Sarang ini dibangun tidak hanya untuk tidur, akan tetapi juga dibuat untuk berkembang biak. Sarang

6.

dapat di pohon atau di tanah, yang dibuat dari kumpulan daun kering, rumput kering atau ranting kecil serta ada beberapa yang menggunakan air liur, bulu burung dsb. Beberapa jenis binatang ada yang setiap harinya membangun sarang setiap akan tidur (Orangutan). Orangutan selalu pindah tempat untuk membangun sarang setiap sore hari dengan daun yang masih segar. Beruang madu biasanya sering menggunakan sarang bekas, sedangkan babi membuat sarang (biasanya di tanah) hanya saat berbiak atau melahirkan hingga beberapa waktu sampai anak dapat berjalan. Beberapa jenis burung selalu membangun sarang setiap akan berbiak dan menempati hingga anaknya menetas dan dapat hidup mandiri. Goresan Dan Galian Goresan atau torehan pada pohon, atau pada tanah, juga dapat digunakan untuk mengetahui binatang yang meninggalkan tanda tersebut. Goresan cakar pada pohon, biasa dilakukan oleh bangsa kucing (macan atau harimau). Sedangkan galian pada tanah yang agak basah, biasa dilakukan oleh babi yang sedang mencari cacing.

90

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

4.2. Pengamatan FloraTumbuh-tumbuhan yang menyusun hutan sangat beragam bentuknya, baik itu akar, batang, daun, buah maupun bunganya. Setiap tempat, mulai dari dataran rendah sampai pegunungan; keadaan jenis tanah dan iklim sangat menentukan keberadaan dan bentuk dari tumbuhtumbuhan. Misalnya daerah hutan hujan tropis dapat dicirikan dengan banyaknya tumbuhan lumut, paku-pakuan dan liana. Untuk mempelajari dan mengenal tumbuh-tumbuhan maka perlu mengenal seluruh bagian yang ada mulai dari akar sampai bunga, baik itu berupa penampakan bagian luar maupun sifat-sifat dalamnya. Setiap jenis tumbuhan yang ada mempunyai ciri tersendiri. Hal-hal di bawah ini perlu untuk dicatat untuk memandu siswa belajar di lapangan. 1. Akar: bentuk percabangan 2. Batang: berbentuk pohon tinggi, liana, perdu atau merambat; berkayu atau herba; mempunyai banir atau tidak. 3. Daun: bentuk tepi daun (rata, ber-

4. 5. 6.

7. 8.

gerigi); bentuk daun (bulat, lonjong, menjari); susunan daun (daun tunggal atau majemuk); tebal atau tipis; susunan urat daun; tangkai daun (berpelepah, mempunyai helai/tidak, bertangkai atau tidak); permukaan kasar atau mengkilat; warna daun dsb. Buah: buah tunggal/majemuk; berdaging atau kering; warna; letak buah. Bunga: bunga tunggal/majemuk; warna; bau, dsb. Bagian-bagian lain: sulur, duri dan rambut-rambut halus yang lembut atau tajam Mahkota pohon: bentuknya bulat, lonjong, segitiga atau lebar seperti payung Pertajukannya: saling tumpang tindih atau terpisah-pisah

Selain mengenal bagian dari tumbuhan maka perlu juga untuk mengetahui kondisi tanah dan tempat tumbuhan tersebut tumbuh. Juga perlu diketahui bagian-bagian mana dari tumbuhan tersebut yang mengandung racun.

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

91

Masyarakat setempat lebih berpengalaman mengenal beberapa tumbuhan yang berpotensi sebagai obat atau keperluan lain dan pengetahuan tersebut sebaiknya dibuatkan catatannya. Musim berbuah atau berbunga perlu dicatat dan ini ada hubungannya dengan keberadaan binatang di sekitarnya, sehingga memudahkan untuk mengetahui pula bagaimana keterkaitan antara tumbuhan dan binatang. Berberapa jenis dari tumbuhan lain seperti jamur, kantung semar dan bunga bangkai adalah jenis yang jarang dijumpai. Merekapun mempunyai keunikan ciri tersendiri yang perlu dicatat dan diamati. Keunikan mereka terletak pada cara hidup, mendapatkan makanan, seperti bunga bangkai dengan bau busuknya banyak mengundang lalat yang akhirnya dimakan (setelah busuk) demikian juga kantung semar. Rupanya tumbuhan pun mempunyai pertahanan untuk menghadapi segala gangguan musuh, sehingga tumbuhtumbuhan mempunyai racun. Racun ini

ada pada akar, batang, daun dan buah, karena musuh (binatang) memakan bagian-bagian tersebut. Keberadaan racun pada bagian dari tumbuhan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat secara tradisional untuk kepentingan berburu ataupun sebagai obat terhadap berbagai macam penyakit.

4.4. Apa yang dapat dilakukan.Tentu kita tidak menginginkan siswa untuk menjadi seorang biolog atau seorang ahli kehutanan, namun kegiatan ini semata-mata memberikan pemahaman kepada siswa, mengenai pemahaman mereka akan arti penting keberadaan hutan dan isinya untuk kehidupan kita bersama. Kegiatan yang dapat dikembangkan untuk skala lokal, daerah dimana sekolah berada, adalah mengumpulkan informasi tentang tanaman obat. Dibawah ini ada beberapa contoh tanaman obat yang sudah dimanfaatkan dan kolom yang dapat diisi oleh siswa sebagai tugas.

92

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

Contoh: No 1. Nama daerah/Latin Kumis Kucing Orthosiphon glandiflorus Bagian Daun Manfaat Kencing manis Pembersih pankreas. Campuran pembersih batu saluran kencing Cara penggunaan Untuk kencing manis, pembersih pankreas dan campuran pemecah batu saluran kencing, ambil segenggam daun segar atau dikeringkan, kemudian direbus atau dicampur air panas (diseduh seperti teh) diminum 3 kali sehari, lakukan selama 1 minggu.

2.

Paku rane (Sunda) Selaginella plana

Daun

Penguat lambung (maag) Penghenti pendarahan (muntah darah) Pembersih darah pada persalinan. Penghalus muka untuk wanita berjerawat.

Untuk penguat lambung, penghenti pendarahan (muntah darah) dan pembersih pendarahan pada persalinan, ambil beberapa lembar daun (satu kepalan), kemudian ditumbuk dan disaring. Cairannya dicampur dengan air matang 1 gelas, kemudian diminum. Lakukan selama diperlukan, ulangi sehari 1-2 kali. Untuk luka luar, daun diremas-remas kemudian ditempelkan pada luka. Pembersih dan penghalus muka atau jerawatan, ambil segenggam daun, kemudian ditumbuk halus dan digunakan sebagai masker pada muka. Ulangi 2-3 kali seminggu, dilakukan 1 jam sebelum mandi atau sambil mandi.

Di atas adalah sebagai contoh yang telah dikembangkan di beberapa sekolah, dan tentu untuk di Aceh memiliki berbagai jenis tumbuhan dan manfaat yang berbeda. Pada prinsipnya tumbuhan yang mempunyai sebaran luas memiliki nama daerah yang berbeda, kemungkinan mempunyai manfaat yang sama dengan daerah lain

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

93

5. Menanam Pohon, Menyelamatkan Masa DepanDi atas telah dibahas beberapa fungsi hutan bagi kehidupan, nah selain untuk saat ini, masa yang akan datang juga dipikirkan agar kehidupan ini berjalan terus. Sudah banyak fakta yang menunjukkan kini banyak sekali bencana yang menimpa kehidupan manusia. Bencana-bencana yang datang silih berganti itu, akibat dari ulah manusia juga. Untuk itulah peran guru sangat diharapkan untuk memberikan pengertian mengenai manfaat hutan bagi kehidupan manusia, kini dan yang akan datang, karena hutan telah mendapatkan tugas dari Sang Kholik. Tugas-tugas tersebut adalah: 1. Mengubah energi surya menjadi energi potensial untuk makhluk lainnya dan mengubah CO2 menjadi O2 dalam proses fotosintesis yang

2.

3.

4.

5.

sangat dibutuhkan oleh manusia untuk bernafas. Tumbuhan hijau dapat memberikan berbagai fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Bumi semakin panas, dan salah satunya adalah akibat gas buangan CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan, yang mengakibatkan effek rumah kaca Manusia sendiri juga penghasil CO2., lho saat bernafas. Saat manusia menhembuskan nafas mengeluarkan CO2, bukan. Nah, kalau 200 manusia bernafas bersamasama dan menghembuskan bersmasama, lebih kurang mengeluarkan 8 kg CO2. Sedangkan 1 hektar daundaun hijau yang ada di hutan menyerap 8 kg CO2. Kira-kira perlu berapa hektar tumbuhan hijau untuk menetralisir CO2 pada sebuah kota. Setiap tahun tumbuh-tumbuhan di bumi ini mempersenyawakan sekira 150.000 juta ton CO2 dan 25.000

94

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

juta ton hidrogen dengan membebaskan 400.000 juta ton oksigen ke atmosfer, serta menghasilkan 450.000 juta ton zat-zat organik. Setiap jam 1 ha daun-daun hijau menyerap 8 kg CO2 yang ekuivalen dengan CO2 yang dihembuskan oleh napas manusia sekira 200 orang dalam waktu yang sama.

Setiap pohon yang ditanam mempunyai kapasitas mendinginkan udara sama dengan rata-rata 5 pendingin udara (AC), yang dioperasikan 20 jam terus menerus setiap harinya. Setiap 93 m2 pepohonan mampu menyerap kebisingan suara sebesar 8 desibel, dan setiap 1 ha pepohonan mampu menetralkan CO2 yang dikeluarkan 20 kendaraan.(Zoeraini Djamal Irwan,1996).

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

95

Bagian Kelima, Kelas XII Semester I

Bumi Semakin Panas1. Beberapa Penyebab Pemanasan Globali bawah ini ada sebuah artikel dan dapat dijadikan bahan bacaan: Apa Penyebab Utama Pemanasan Global, oleh Chindy Tan. Bahan Bacaan: Dalam laporan PBB (FAO) yang berjudul Livestocks Long Shadow: Environmental Issues and Options (Dirilis bulan November 2006), PBB mencatat bahwa industri peternakan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang paling tinggi (18%), jumlah ini melebihi gabungan dari seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). PBB juga menambahkan bahwa emisi yang dihitung hanya berdasarkan emisi CO2 saja, padahal industri peternakan juga merupakan salah satu sumber utama pencemaran tanah dan air bersih. Peternakan melepaskan: 1. 9 % karbondioksida dan 2. 37 % gas metana (23 kali lebih berbahaya dari CO2).

D

96

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

3.

4.

Selain itu, kotoran ternak menyumbang 65 % nitrooksida (296 kali lebih berbahaya dari CO2), 64 % amonia penyebab hujan asam

Alarm tanda bahaya dampak pemanasan global berbunyi semakin nyaring. Pola pencairan es di Kutub merupakan salah satu indikatornya. Perubahan demi perubahan melaju dalam hitungan bulan. Tanggal 18 Maret 2008, Jay Zwally, ahli iklim NASA, memprediksi es di Arktika hampir semua akan mencair pada akhir musim panas 2012. Hanya dalam waktu dua bulan prediksi itu bergeser. Tanggal 1 Mei 2008 lalu, prediksi terbaru dilansir NASA: mencairnya semua es di Arktika bisa terjadi di akhir tahun 2008 ini. Sederet tanda-tanda bahaya yang telah terjadi sebelumnya adalah volume es di Arktika pada musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari empat tahun sebelumnya. Es di Greenland yang telah mencair mencapai 19 juta ton. Fenomena terbaru lainnya, pada tanggal 8 Maret 2008 beting es Wilkins di Antartika yang berusia 1500 tahun pecah dan runtuh seluas 414 kilometer persegi (hampir 1,5 kali luas kota Surabaya atau sepertiga luas Jakarta). Ada 400 miliar ton gas Metana di dasar laut Kutub yang dapat memusnahkan kehidupan di Bumi. Efek domino apa yang membayang bila es di Arktika mencair semua? Mencairnya es di Arktika tidak akan menaikkan level permukaan air laut, melainkan akan mempercepat siklus pemanasan global itu sendiri.

Bila es di Arktika mencair semua, 80% sinar matahari yang sebelumnya dipantulkan akan diserap 95% oleh air laut. Konsekuensi lanjut adalah potensi terlepasnya 400 miliar ton gas metana atau 3000 kali dari jumlah gas metana di atmosfer. Gas metana dapat terlepas akibat mencairnya bekuan gas metana yang stabil pada suhu di bawah dua derajat celcius. Seperti diketahui, gas metana memiliki efek rumah kaca 25 kali lebih besar dari gas CO2. Salah satu skenario yang mungkin terjadi adalah terulangnya bencana kepunahan massal yang pernah terjadi pada 55 juta tahun yang lalu dikenal dengan masa PETM (Paleocene-Eocene Thermal Maximum). Saat itu, gas metana yang terlepas ke atmosfer mengakibatkan percepatan pemanasan global hingga mengakibatkan kepunahan massal. Bukti geologi lain menunjukkan kepunahan massal juga pernah terjadi 251 juta tahun lalu, pada akhir periode Permian. Akibat terlepasnya gas metana, lebih dari 94% spesies mengalami kepunahan massal. Kematian massal terjadi mendadak karena turunnya level oksigen secara ekstrem. Membaca fakta-fakta di atas, satu hal yang patut digarisbawahi adalah tenggat waktu yang semakin sempit. Dr. Rajendra K. Pachauri, Ketua IPCC, menekankan bahwa dua tahun ke depan merupakan masa tenggat penting untuk menghambat laju pemanasan global yang bergerak dengan sangat cepat. James Hansen, ahli iklim NASA, mengatakan bahwa kita telah berada di titik sepuluh persen di atas batas ambang kemampuan Bumi mencerna

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

97

CO2. Artinya, kita telah melampaui titik balik. Pada level saat ini, tindakan yang harus diambil bukan lagi mengurangi, melainkan menghentikan. Kita butuh kecepatan dan ketepatan membaca masalah hingga dapat memilih solusi yang efektif. Solusi yang mampu berpacu dengan waktu untuk memperlambat laju pemanasan global. Berkaitan dengan ini, dalam konferensi persnya di Paris, 15 Januari 2008, Pachauri mengimbau masyarakat dunia dalam tingkat individu untuk: Pertama, jangan atau kurangi memakan daging. Kedua, kendarai sepeda atau kendaraan yang hemat energi Ketiga, jadilah konsumen yang hemat. Mengapa jangan makan daging berada pada urutan pertama? Fakta berbicara, seperti laporan yang dirilis Badan Pangan Dunia FAO (2006) dalam Livestocks Long Shadow Environmental Issues and Options : 1. Daging merupakan komoditas penghasil emisi karbon paling intensif 18%), bahkan melebihi kontribusi emisi karbon gabungan seluruh kendaraan bermotor (motor, mobil, truk, pesawat, kapal, kereta api, helikopter) di dunia (13%). 2. Peternakan juga adalah penggerak utama dari penebangan hutan. Diperkirakan 70% persen bekas hutan di Amazon telah dialih-fungsikan menjadi ladang ternak. Setiap tahunnya, penebangan hutan untuk

3.

4.

pembukaan lahan peternakan berkontribusi emisi 2,4 miliar ton CO2. Memelihara ternak membutuhkan energi listrik untuk lampu-lampu dan peralatan pendukung peternakan, mulai dari penghangat ruangan, mesin pemotong, mesin pendingin untuk penyimpanan daging. Mesin pendingin merupakan mata rantai paling tidak efisien energi listrik. Hitung saja mesin pendingin mulai dari rumah jagal, distributor, pengecer, rumah makan, pasar hingga sampai pada konsumen. Mata rantai inefisiensi berikutnya adalah alat transportasi untuk mengangkut ternak, makanan ternak, sampai dengan elemen pendukung lain dalam peternakan intensif seperti obat-obatan, hormon dan vitamin.

Mata rantai lain yang sangat tidak efisien tapi telah berlaku demikian kronis adalah pemanfaatan hasil pertanian untuk peternakan. Dua pertiga lahan pertanian di muka Bumi ini digunakan untuk peternakan. Sebagai contoh: 1. Eropa mengimpor 70% protein (kedelai, jagung dan gandum) dari pertanian untuk peternakan. 2. Indonesia sendiri pada tahun 2006 mengimpor jagung untuk pakan ternak 1,77 juta ton. 3. Prediksi produksi pakan ternak naik dari 7,2 juta ton menjadi 7,7 juta ton, kata Ketua Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas-Paulus Setiabudi (Kompas, 8 November 2007). 4. Sementara itu, menurut data Indone-

98

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

sian Nutrition Network (INN), setengah dari penduduk Indonesia mengalami kelaparan tersembunyi (16 Sept 2005), sebagaimana yang dikemukakan oleh Menteri Kesehatan DR. dr. Fadillah Supari, SPJP(K). Tanggal 30 April 2008 lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak segenap bangsa ini untuk bersama saling membahu menghadapi krisis pangan dunia. Akar masalah kelangkaan pangan jika dicermati salah satunya adalah krisis manajemen lahan itu sendiri. Secara matematis, inefisiensi pemakaian lahan pertanian untuk pakan ternak tercermin dari perhitungan kalori yang terbuang untuk membesarkan ternak cukup. Pakan yang selama ini diberikan kepada ternak dapat memenuhi kebutuhan kalori 8,7 miliar orang! Berarti masih ada kelebihan kalori untuk 2,1 miliar orang. Sebenarnya tidaklah

sulit untuk memahami mendesaknya perubahan pola makan ini, yakni perubahan ke pola makan yang mata rantainya pendek. Perut manusia bisa langsung mencerna kedelai, jagung dan gandum tanpa harus melalui perut ternak terlebih dahulu. Tidakkah beralih ke pola makan bebas daging justru dapat menjadi solusi ketimpangan akses pangan seluruh dunia? Pertanian untuk pakan ternak itu sendiri merupakan penyumbang: 1. 9% CO2 (karbondioksida), 2. 65% N2O (dinitrooksida) dan 3. 37% CH4 (metana). Perlu diketahui efek rumah kaca N2O adalah 296 kali CO2, sedangkan CH4 adalah 25 kali CO2. Satu lagi masalah industri peternakan yang sangat krusial yakni, inefisiensi air. Sekian triliun galon air diperuntukkan untuk irigasinya

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

99

saja. Sebagai gambaran sederhana: 1. untuk mendapatkan satu kilogram daging sapi mulai dari pemeliharaan, pemberian pakan ternak, hingga penyembelihan seekor sapi membutuhkan satu juta liter air! 2. Data yang dihimpun Lester R. Brown, Presiden Earth Policy Institute dan Worldwatch Institute, memaparkan dalam bukunya Plan B 3.0 Mobilizing to Save Civilization (2008) bahwa karena untuk memproduksi satu ton biji-bijian membutuhkan seribu ton air, tidak heran bila 70% persediaan air di dunia digunakan untuk irigasi. Jejak emisi gas rumah kaca daging terukur jelas. Dr Rajendra memberi ilustrasi konversi energi untuk memelihara sampai menghasilkan sepotong daging sapi, domba sama besar dengan energi yang dibutuhkan: 1. Untuk menyalakan lampu 100 watt selama 3 minggu. 2. Satu kilogram daging menyumbang 36,4 kg CO2, tidak heran bila data dari film dokumenter Meat The Truth menyebutkan emisi CO2 seekor sapi selama setahun sama dengan mengendarai kendaraan sejauh 70.000 km. 3. Sebuah Penelitian di negeri Belanda (www.partijvourdedie.en.el) mengungkapkan, seminggu sekali saja membebaskan piring makan dari daging masih 7,6 kali lebih cepat dibandingkan gerakan hemat energi skala rumah tangga dalam setahun.

Penelitian paling gres yang dilakukan Prof. Gidon Eshel dan Pamela A. Martin (Diet, Energy and Global Warming) merunut kontribusi setiap potongan daging terhadap emisi karbon. Penelitian ini diakui secara ilmiah dan dipublikasikan dalam jurnal bergengsi para ilmuwan Earth Interaction Vol. 10 (Maret 2006). Jumlah gas rumah kaca yang diemisikan oleh daging merah, ikan, unggas, susu dan telur jika dibandingkan dengan diet murni nabati/vegan, ternyata jika satu orang dalam setahun mau mengganti diet hewani mereka ke diet nabati murni/vegan akan mencegah emisi CO2 sebesar 1,5 ton. Lima puluh persen lebih efektif daripada upaya mengganti mobil Toyota Camry ke mobil Toyota Prius hybrid sekalipun yang ternyata hanya mampu mencegah 1 ton emisi CO2. Objektivitas akan menuntun kita untuk mengakui pola konsumsi daging sebagai kontributor terbesar emisi gas rumah kaca. Pilihan kita tidak banyak, mengingat tenggat waktu yang demikian sempit. Mengutip tulisan Senator Queensland, Andrew Bartlett, bahwa seluruh dunia tidak mesti menjadi vegetarian atau vegan untuk menyelamatkan planet kita, tapi kita harus mengakui faktafakta ilmiah ini, bahwa jika kita tidak mengurangi konsumsi produk hewani, kesempatan kita untuk menghentikan perubahan iklim adalah nihil. Menurut Bartlett, tidak ada langkah yang lebih murah, lebih mudah dan lebih cepat untuk dilakukan yang dapat mengurangi kontribusi tiap individu terhadap emisi gas rumah kaca selain memangkas jumlah konsumsi daging dan produk susu dan olahannya.

100

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p