modul g pelunakan air sadah
DESCRIPTION
bbTRANSCRIPT
SATUAN PROSES I
PELUNAKAN AIR SADAH
LAPORAN
Oleh
Kelompok 7
Rahmi Pujiyati Putri 111411025
Rizky Sukmariyansyah 111411026
Teguh Taufiqurohim 111411027
Kelas 1A
Dosen Pembimbing : Ir. Retno Indarti, MT
Tanggal Praktikum : 07 Juni 2012
Tanggal Penyerahan Laporan : 14 Juni 2012
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2012
A. TUJUAN
1. Menentukan kesadahan air yang disebabkan oleh keberadaan ion kalsium dan ion
magnesium
2. Melakukan proses pelunakan air sadah dengan cara pengendapan
3. Menentukan efisiensi pelunakannya
4. Membandingkan larutan cuplikan, air lunak, dan aquades terhadap tingkat
kesadahannya
B. DASAR TEORI
Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+ juga oleh
Mn2+, Fe2+ dan semua kation yang bermuatan dua. Air yang kesadahannya tinggi
biasanya terdapat pada air tanah di daerah yang bersifat kapur, darimana Ca2+ dan Mg2+
berasal.
Air sadah mengakibatkan konsumsi sabun lebih tinggi, karena adanya hubungan
kimiawi antara ion kesadahan dengan molekul sabun menyebabkan sifat detergen sabun
hilang. Kelebihan ion Ca2+ serta ion CO32- mengakibatkan terbentuknya kerak pada
dinding pipa yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat CaCO3. Kerak ini akan
mengurangi penampang basah pipa dan meyulitkan pemanasan air dalam ketel.
Pelunakan air dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan cara
pengendapan atau dengan proses penukar ion. Dalam percobaan ini akan dilakukan
pelunakan dengan cara pengendapan. Prinsip proses pelunakan melalui pengendapan.
Kation kesadahan, Ca2+ selalu berhubungan dengan anion yang terlarut, misalnya ion
CO32-, HCO3
- dan OH-. Ion Ca2+ dapat bereaksi dengan HCO3- membentuk garam
karbonat yang terlarut tanpa terjadi kejenuhan. Sedangkan dengan CO32- akan
membentuk garam karbonat yang larut sampai batas kejenuhan di mana titik jenuh
berubah dengan nilai pH. Bila titik jenuh dilampaui, maka akan terjadi endapan garam
kalsium karbonat CaCO3 dan membuat kerak yang terlihat pada dinding pipa atau dasar
akan ketel. Kation lainnya, yaitu ion Mg2+ akan bereaksi dengan OH- dan membentuk
garam yang terlarut sampai batas kejenuhan dan mengendap sebagai Mg(OH)2.
Ion Ca2+ dan Mg2+ diendapkan sebagai CaCO3 dan Mg(OH)2 menurut reaksi
kesetimbangan berikut:
Mg2+ + 2OH- Mg(OH)2 (1)
Ca2+ + CO32- CaCO3 (2)
CO32- berasal dari karbon dioksida CO2 dan bikarbonat HCO3
- yang sudah terlarut
dalam air.
CO2 + OH- HCO3- (3)
HCO3- + OH- CO3
2- + H2O (4)
Didalam praktek, reaks (1) dan (2) terjadi agak lambat. Untuk mempercepat reaksi,
maka dosis bahan pelunak harus diberikan sedikit lebih banyak dari jumlah yang
diperhitungkan secara teoritis.
Penambahan ion OH- akan menggeser kesetimbangan reaksi (1) ke kanan sehingga
Mg(OH)2 mengendap. Disamping itu juga akan membentuk CO32- melalui reaksi (3) dan
(4) yang menggeser kesetimbangan reaksi (2) ke kanan. Sehingga CaCO3 mengendap.
Sumber OH- yang termurah adalah Ca(OH)2 atau air kapur. Pada umumnya CO2 dan
HCO3- yang terlarut dalam air cukup jumlahnya untuk membentuk CO3
2+ melalui reaksi
(3) dan (4). Nila kadar karbonat kurang, maka CO32- harus ditambahkan garam Na2CO3
sehingga ion CO32- akan lebih mudah bereaksi dengan Ca2+ dan Na+ akan tertinggal
dalam larutan.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
1 buah gelas ukur 1L, 5mL
2 buah gelas kimia 250mL
1 buah buret 50mL
1 buah pipet ukur 25mL, 5mL
3 buah Erlenmeyer 250mL
1 buah gelas kimia 100mL
1 buah labu takar 100mL
1 buah batang pengaduk
2 buah spatula
2 buah kaca arloji
1 buah bola hisap
3 buah tabung reaksi
Larutan buffer pH 10
Larutan standar EDTA 0,01 M
Padatan CaCO3
Indikator EBT
Padatan Ca(OH)2
Padatan Na2CO3
Aquades
D. PROSEDUR KERJA
1. Pembakuan larutan EDTA
Menimbang 0,050 gram CaCO3
0,05 gram CaCO3
0,05 ml HCl
Aquades 100ml
Mendidihkannya hingga 5 menit
5ml larutan CaCO3
2ml buffer pH 10
Indikator EBT
2. Penentuan Kesadahan Air
Menitrasi dengan EDTA 0,01 M hingga larutan menjadi biru
Melakukan pengerjaan ini sebanyak 2 kali
Memasukkan
25ml larutan cuplikan
5ml larutan buffer pH 10
indikator EBT
Menitrasi dengan EDTA 0,01 M hingga larutan menjadi biru
Melakukan pengerjaan ini sebanyak 2 kali
3. Pelunakan Kesadahan Air
Memasukkan
100 ml larutan cuplikan
0,75 gram kapur
0,25 gram padatan Na2CO3
Mengaduknya hingga homogen
Menyaringnya dan mengambil filtrat yang berupa air lunak
25ml air lunak
5ml buffer pH 10
Indicator EBT
Memasukkan
Menitrasi dengan EDTA 0,01 M hingga larutan menjadi biru
Melakukan pengerjaan ini sebanyak 2 kali
4. Penyabunan Terhadap Air Sadah dan Air Lunak
E. DATA PENGAMATAN
1. Penentuan konsentrasi larutan baku CaCO3
Berat CaCO3 = 0,050 gram
Volume = 100 ml
Titrasi pembakuan :
No CaCO3 (ml) EDTA yang diperlukan (ml)
1 5 1,5
2 5 1,5
EDTA rata-rata 1,5
2. Titrasi kesadahan air cuplikan
No Cuplikan (ml) EDTA yang diperlukan (ml)
1 25 12,5
2 25 12,0
EDTA rata-rata 12,25
5 ml cuplikan + 5 ml sabun
5 ml air lunak + 5 ml sabun
5 ml aquades + 5 ml sabun
Memasukkannya pada masing-masing tabung reaksi
Mengocoknya dan mengamatinya
3. Titrasi air lunak
No CaCO3 (ml) EDTA yang diperlukan (ml)
1 25 24,3
2 25 23,8
EDTA rata-rata 24,05
4. Penyabunan terhadap cuplikan dan air lunak
Larutan, 5 mL Sabun (mL) Pengamatan
Cuplikan 5 ++
Air Lunak 5 +++
Aquades 5 ++++
F. PENGOLAHAN DATA
1. Penentuan konsentrasi larutan baku CaCO3
Berat CaCO3 = 0,050 gram
Volume = 100 mL
Mr CaCO3 = 100 gram/mol
Konsentrasi CaCO3 = beratCaCO3
Mre
. 1000V
= 0,0501002
. 1000100
= 0,01 N
2. Penentuan konsentrasi EDTA
VEDTA . NEDTA = VCaCO3 . NCaCO3
1,5 mL . NEDTA = 5 mL . 0,01 N
NEDTA = 0,051,5
NEDTA = 0,03 N
3. Menghitung kesadahan
Kesadahan air cuplikan = 1000V cuplikan
. VEDTA . NEDTA . 100
= 1000
25 . 12,25 . 0,03 . 100
= 1470 ppm
Kesadahan air lunak = 1000V air lunak
. VEDTA . NEDTA . 100
= 1000100
. 24,05 . 0,03 . 100
= 721,5 ppm
4. Menghitung efisiensi pelunakan
Efisiensi pelunakan = Kesadahanawal−kesadahanakhir
kesadahan awal . 100%
= 1470−721,5
1470 . 100%
= 50,92 %
5. Penyabunan terhadap cuplikan dan air lunak
Air Cuplikan Air Lunak Aquades
G. PEMBAHASAN
1. Pembahasan Oleh Rahmi Pujiyati Putri (111411025)
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menghilangkan atau paling tidak
mengurangi kesadahan pada air cuplikan. Adapun metoda yang digunakan adalah
metoda pengendapan. Karena Na2CO3 dan kapur mengikat ion penyebab kesadahan
Ca2+ menjadi endapan. Sehingga air tidak sadah lagi. Adapun titrasi dilakukan dengan
titran EDTA karena EDTA bisa mengikat ion – ion logam +2 dan +3 jadi praktikan
bisa mengetahui konsentrasi dr air cuplikan maupun air yang dilunakkan. Adapun
penambahan buffer pH 10 untuk mempertahankan pH larutan.
Dari hasil pengamatan penyabunan air sadah, didapat fakta bahwa sabun sangat
berbusa pada aquades, berbusa pada air lunak tapi tidak sebanyak pada aquades, dan
sedikit berbusa pada air cuplikan. Sabun menjadi kurang berbuih. Hal ini terjadi
karena ion Ca2+ atau Mg2+ dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan.
Ca2+ (aq) + 2RCOONa (aq) –> Ca(RCOO)2 (s) + 2Na+ (aq)
Dengan terbentuknya endapan, maka fungsi sabun sebagai pengikat kotoran
menjadi kurang atau bahkan tidak efektif. Sabun akan berbuih kembali setelah semua
ion Ca2+ atau Mg2+ yang terdapat dalam air mengendap. Lain halnya dengan detergen,
detergen tidak bereaksi dengan ion Ca2+ atau Mg2+ sehingga detergen tidak
terpengaruh oleh air sadah. Adapun efisiensi pelunakkan air sadah sekitar 50,92 % itu
berarti pengurangan jumlah ion Ca2+ dalam cuplikan awal sudah banyak berkurang.
2. Pembahasan Oleh Rizky Sukmariyansyah (111411026)
Pada praktikum ini dilakukan percobaan pelunakan air sadah untuk mengurangi
kesadahan dalam air. Kesadahan ini disebabkan oleh berlebihnya ion-ion Ca2+ dan ion
Mg2+ dalam air. Pada proses pelunakan kesadahan air, ditambahkan Na2CO3 dan kapur
Ca(OH)2, supaya terbentuk endapan garam karbonat dan atau hidroksida. Proses titrasi
menggunakan EDTA dengan indikator EBT dan buffer ammonia dengan pH 10. Hal
ini bertujuan untuk memelihara agar pH latutan tetap, karena ketika ion hidrogen
lepas pada proses titrasi dapat menyebabkan perubahan pH dalam titrasi
kompleksometri.
Pada proses titrasi digunakan EDTA sebagai titran, karena EDTA merupakan
suatu senyawa kompleks yang larut ketika ditambahkan ke dalam suatu larutan yang
mengandung kation logam tertentu seperti Ca2+ dan Mg2+, di mana akan membentuk
senyawa kompleks dengan logam-logam tersebut. Ketika ditambahkan suatu indikator
EBT ke dalam larutan tersebut maka akan menghasilkan perubahan warna dari merah
muda menjadi biru, perubahan warna ini menandakan bahwa titik ekivalen telah
tercapai. Sehingga bisa didapatkan kesadahan dari air lunak (air yang sedikit atau
tidak mengandung ion-ion Ca2+ dan Mg2+.
Selanjutnya dilakukan percobaan untuk mencari kesadahan dari air cuplikan
yang tidak melalui proses pelunakan, setelah mendapat titik ekivalen saat terjadi
perubahan warna, akan didapatkan nilai kesadahannya. Melalui proses perhitungan
didapatkan bahwa efisiensi pelunakan air sadahnya adalah 50,92%. Dalam percobaan
dilakukan pula proses penyabunan terhadap larutan cuplikan, air lunak, dan aquades.
Hasil yang didapat adalah kesadahan larutan cuplikan > kesadahan air lunak >
kesadahan aquades.
3. Pembahasan Oleh Teguh Taufiqurohim (111411027)
Pada praktikum ini, dilakukan percobaan untuk megetahui kesadahan dalam air
dan metoda untuk menguranginya dengan cara pelunakan. Kesadahan air kandungan
ion Ca2+ dan ion Mg2+ dalam air yang menyebabkan sabun tidak berbusa. Apabila
terdapat di pipa, dapat menyebabkan kerak yang menyumbat laju alir dalam pipa.
Metoda pelunakan dilakukan untuk mengendapkan ion-ion Ca2+ dan Mg2+
menjadi endapan dengan menambahkan kapur Ca(OH)2 dan Na2CO3. Secara otomatis
kandungan ion-ion yang membuat air tersebut menjadi sadah menjadi berkurang.
Untuk mengetahui seberapa besar kesadahan dapat berkurang, maka dibandingkan
dengan kesadahan awalnya.
Untuk mengetahui kesadahan dari suatu larutan, maka dilakukan titrasi dengan
menggunakan larutan EDTA. Larutan EDTA dapat bereaksi dengan logam
membentuk ion kompleks sehingga merubah warna larutan dari merah muda menjadi
biru. EDTA yang digunakan dibakukan terlebih dahulu agar diketahui konsentrasi
sebenarnya dari EDTA tersebut. Setelah kesadahan awal dan kesadahan akhir
diketahui, maka didapat efisiensi pelunakan air sadah adalah 50,92 %.
Secara sederhana kesadahan air juga dapat terlihat dengan menambahkan sabun
kedalam larutan cuplikan, air lunak, dan aquades. Dapat terlihat bahwa busa yang
dihasilkan dengan menggunakan air cuplikan lebih sedikit apabila dibandingkan
dengan air lunak dan aquades.
H. KESIMPULAN
1. Kesadahan air dapat dikurangi dengan metoda pengendapan dengan membandingkan
kesadahan awal (cuplikan) dan kesadahan akhir (air lunak).
2. Efisiensi pelunakan = 91,73%.
3. Larutan cuplikan sedikit menghasilkan buih dibandingkan dengan air lunak dan
aquades.
I. DAFTAR PUSTAKA
2012.”Modul Praktikum Satuan Proses”.Bandung : Politeknik Negeri Bandung