modul embuh
DESCRIPTION
embuhTRANSCRIPT
1
Makalah Seminar Kerja Praktek
PENYAMBUNGAN KABEL OPTIKMENGGUNAKAN
SPLICER Farich Novrina Sandy
[1], Sukiswo, ST. MT
[2]
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Tel (024) 7460053,
7460055 Fax (024) 7460055 [email protected]
Abstrak - Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan telekomunikasi, dikembangkan
sebuah teknologi baru yang menawarkan kecepatan data yang lebih besar sepanjang jarak yang
lebih jauh dengan harga lebih rendah daripada sistem kawat tembaga serta kecepatan akses yang
lebih cepat. Teknologi baru ini adalah serat optik, serat optik menggunakan cahaya untuk
mengirimkan informasi (data). Serat optik terbagi menjadi 2 tipe yaitu single mode dan multi
mode. Teknik penyambungan dan pemeliharaan serat optik sangat penting diketahui dan
dilakukan demi meminimalisir gangguan yang ada. Pada pelaksanaan penyambungan kabel optik
banyak kondisi dan prosedur yang harus diperhatikan. Untuk itu dari hasil studi kasus pada
penyambungan kabel optik dapat diambil kesimpulan bahwa penyambungan kabel optik
diperlukan ketelitian dan kesabaran karena membutuhkan waktu yang cukup lama.
Kata Kunci : Serat optik, teknik penyambungan
I. Pendahuluan
Komunikasi merupakan sebuah proses
menyampaikan informasi dari satu pihak ke
pihak lain. Pihak-pihak ini bisa berupa
individu, komunitas, maupun
antarperangkat. Kebutuhan manusia yang
semakin kompleks menyebabkan proses
komunikasi menjadi sangat penting. Apalagi
jika dikaitkan jarak dan waktu, maka
perangkat komunikasi jarak jauh
(telekomunikasi) seperti telepon dan internet
sangat diperlukan dalam rangka mendukung
proses komunikasi tersebut.
Untuk mendukung proses komunikasi
jarak jauh baik antarmanusia maupun antar
perangkat, dalam sebuah jaringan
komunikasi (network) diperlukan media
untuk menyampaikan informasi. Dalam
jaringan telekomunikasi digunakan satelit,
radio, dan kabel serat optik.
Serat optik merupakan media transmisi
yang menggantikan kabel tembaga (cooper
wire). Melalui perkembangannya dari
generasi pertama pada tahun 1975 hingga
generasi ke enam.
Sistem Komunikasi Serat Optik
(SKSO) telah mampu mentransmisikan
data hingga 35 ribu Gb.km/s. Dengan
kemampuan tersebut kabel serat optik
juga mampu mentransmisikan voice,
data, maupun video secara bersamaan.
Keunggulan serat optik dalam
mentransmisikan data dalam kapasitas
yang besar tidak terlepas dari beberapa
kendala yang dapat mengakibatkan
terganggunya proses transmisi, seperti
putusnya kabel optik di tengah jalan
dan lain-lain. Selain itu proses instalasi
dan maintenance kabel yang tidak
sederhana membuat serat optik
mebutuhkan sebuah manajemen khusus
yang disebut dengan manajemen fiber
optik.
Untuk mempelajari dan
mengaplikasikan proses penyambungan
kabel optik, perlu dilakukan kerja
praktik. Melalui kerja praktik ini
diharapkan mahasiswa dapat
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di
bangku kuliah dalam peyambungan
kabel optik.
2
Tujuan Praktek Kerja ini dengan judul
Penyambungan Kabel Optik Menggunakan
Splicer adalah untuk mempelajari sistem
komunikasi serat optik (SKSO) serta
mempelajari penyambungan serat optik.
Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang
terlalu luas, penulis membatasi pembahasan
maskalah ini hanya pada penyambungan
serat optik secara umum, tidak dibahas
secara mendetail, menjelaskan alat sambung
serat optik, serta menjelaskan cara
menggunakan penyambung serat optik.
II. Sistem Komunikasi Serat Optik
2.1 Pengertian dan Blok Diagram Sistem
Komunikasi Serat Optik
Sistem komunikasi serat optik
menggunakan sinyal-sinyal informasi dalam
bentuk energi cahaya yang disalurkan
melalui serat optik. Sinyal informasi yang
dikirirmkan tersebut, dapat berupa sinyal
audio, video ataupun data dalam bentuk
sinyal elektrik dan kemudian diubah menjadi
sinyal optik sebelum ditransmisikan melalui
serat optik. Untuk mengubah sinyal listrik
menjadi sinyal optik diperlukan suatu
sumber optik yang dapat menghasilkan
cahaya yang intensitasnya dapat diatur
sesuai dengan sinyal elektrik yang
mengendalikannya. Begitu pula pada sisi
penerima, diperlukan detektor optik yang
dapat mengubah sinyal optik menjadi sinyal
elektrik sesuai dengan aslinya.
Blok diagram sederhana dari sistem
komunikasi serat optik tersebut adalah
sebagai berikut :
Gambar Prinsip Dasar Sistem Komunikasi
Serat Optik
2.2 Karakteristik Kabel Serat Optik
Karakteristik serat optik
dibandingkan dengan kabel-kabel
telekomunikasi yang ada sekarang ini,
yaitu :
a. Ukuran kecil
b. Ringan
c. Lentur
d. Tidak berkarat
e. Rugi-rugi rendah
f. Kapasitas tinggi
g. Bebas induksi
h. Cross Talk rendah
i. Tahan temperatur tinggi
j. Tidak menimbulkan bunga api
k. Tidak dapat dicabangkan
l. Tidak menggunakan bahan tembaga
m. Rapuh
2.3 Struktur Dasar Serat Optik
Struktur dasar dari serat optik
sebenarnya tersusun atas coating,
cladding dan core. Namun demi alasan
keamanan. Maka ditambahkan
pengaman setelah lapisan coating.
Lapisan tersebut bisa berupa plastik,
seng, atau anyaman kawat besi. Pada
serat oprtik yang digunakan untuk
SKKL (Sistem Komunikasi Kabel
Laut). Lapisan pelindung bisa berlapis-
lapis. Berikut adalah gambar susunan
dari fiber optik.
Gambar Susunan Serat Optik
Keterangan :
1. Core (inti)
2. Cladding (lapisan)
3. Coating (jaket)
3
2.4 Jenis-jenis Serat Optik
Serat optik terdiri dari beberapa jenis,
yaitu :
1. Multimode Step Index
2. Multimode Graded Index
3. Single Mode Step Index
2.5 Parameter Serat Optik
Parameter serat optic antara lain :
a. Kecepatan Propagasi
b. Numerical Aperture (NA)
c. Dispersi
d. Pemantulan dan Pembiasan
2.6 Kelemahan dan Kelebihan Serat
Optik
2.6.1 Kelebihan
1. Less expensive
2. Thinner
3. Higher Carrying Capacity
4. Less Signal Degradation
5.Informasi ditransmisikan dengan kapasitas
yang tinggi
6.Lebar bidang yang luas, sehingga sanggup
menampung informasi yang besar
7.Sinyal tidak terpengaruhpada gelombang
elektromagnetik dan frekuensi radio, hal
ini dikarenakan fiber optik (FO) terbuat
dari kaca plastik
2.6.2 Kelemahan
1. Biaya yang mahal untuk peralatannya.
2. Sulitnya membuat terminal pada kabel
serat.
3. Perlu konversi data listrik ke cahaya dan
sebaliknya, yang cukup rumit.
4. Untuk perbaikan yang kompleks perlu
tenaga ahli di bidang ini.
5. Penyambungan serat harus menggunakan
teknik dan ketelitian yang tinggi.
6. Selain merupakan keuntungan, sifatnya
yang tidak menghantarkan listrik juga
merupaan kelemahannya, karena
memerlukan alat pembangkit listrik
eksternal.
7. Dapat menyerap hidrogen yang
menyebabkan loss data.
2.7 Rugi-rugi Penyambungan
Rugi-rugi penyambungan dapat terjadi
karena :
Perbedaan struktur fiber
Kualitas penyambungan
III. Penyambungan Kabel Optik
Menggunakan Splicer
3.1 Penyambungan Kabel Serat
Optik
Dalam jaringan kabel titik rawan
ganguan pada titik sambung. Penyebab
gangguan pada kabel adalah masuknya
air kedalam closure. Dalam kurun
waktu 5 s/d 10 tahun karakteristik kabel
akan menurun. Dengan demikian
penyambungan kabel serat optik harus
mengikuti prosedur yang sesuai dengan
petunjuk pelaksanaannya.
3.2 Penyambungan Kabel Serat
Optik Menggunakan Splicer
A. Alat-alat yang digunakan :
1. ARC Fusion Splicer Fujikura
FSM – 50S
2. High Precision Cleaver Fujikura
CT – 30
3. Voksel Kabel Serat Optik / SM.
DD LT 12/2T
4. Termofit / Protection Slip
5. Sealing Tape
6. Join clousure / universal clousure
7. Pengupas Kabel Optik
8. Pemotong Kabel Optik
9. Alkohol
10. Sarung Tangan
11. Tissue
B. Langkah penyambungan :
1. Terlebih dahulu masukkan plastik
khusus (protection sleeve) untuk
melindungi bagian core yang telah
4
di-splice satu persatu dengan diberi
tanda dengan spidol.
2. Kupas core dari jaketnya menggunakan
tang pengupas (fiber stripper) dengan
cara memposisikan tang agak miring,
tahan lalu tarik ke ujung core secara
perlahan.
3. Setelah terkupas bersihkan core dengan
tissue yang sudah dibasahi dengan
alkohol sampai gesekannya
mengeluarkan bunyi. Lakukan
sebanyak 3 kali lalu keringkan dengan
tissue.
4. Lalu masukkan ke dalam pemotong core
(fiber cleaver) dimana kita
menempatkan ujung jaket pada skala
antara 15 dan 20 mm, lalu potong. Pada
saat memotong, pisau harus dijalankan
dengan kecepatan yang sesuai dan
konstan.
5. Setelah itu kita masukkan ke dalam
splicer yang berfungsi menyambung
core dengan teknik fusion. Jangan
sampai ujung core menyentuh sesuatu
benda sebab akan menambah redaman.
6. Kemudian tekan tombol set maka secara
otomatis splicer akan meleburkan kedua
core dan menyambungnya. Tunggu
sampai layar menunjukkan estimasi
redaman lalu tekan reset maka layar
akan kembali ke tampilan awal.
7. Setelah itu keluarkan core tersebut lalu
geser plastik khusus tadi ke sisi core
yang telah mengalami proses splice.
Kemudian masukkan ke bagian splicer
yang berfungsi untuk memanaskan
plastik tersebut dan tekan heat. Tunggu
sampai splicer mengeluarkan bunyi lalu
keluarkan.
8. Kemudian letakkan core kembali ke
dalam kaset seperti semula.
3.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
a. Sambungan kabel yang merupakan titik
rawan terjadinya gangguan.
b. Hal tersebut disebabkan karena saat
penanganannya tidak mengikuti
prosedur yang ditentukan.
3.3 Prosedur Penyambungan Kabel
Serat Optik
a. Sambungan kabel serat optik harus
sesuai prosedur.
b. Penggunaan peralatan dan material
harus benar.
c. Pengetesan harus dilaksanakan
setelah selesai penyambungan.
IV. Penutup
4.1 Kesimpulan
1. Serat Optik terdiri dari Core,
Cladding, dan Coating.
2. Sumber cahaya yang biasa
digunakan dalam Serat Optik adalah
LD (Laser Diode) dan LED (Light
Emithing Diode).
3. Karakteristik kabel serat optik antara
lain :
Ukuran kecil.
Ringan.
Lentur.
Tidak berkarat.
Rugi-rugi rendah.
Kapasitas tinggi.
Bebas induksi.
Crosstalk rendah.
Tahan temperatur tinggi.
Tidak menimbulkan bunga api.
Tidak dapat dicabangkan.
Tidak menggunakan bahan tembaga.
Rapuh.
4. Jenis-jenis serat optik antara lain :
Multimode Step Index.
Multimode Graded Index.
Singlemode Step Index.
5. Parameter serat optik antara lain :
Kecepatan propagasi.
Numerical aperture.
Dispersi.
Penghamburan cahaya.
Pemantulan Fresnel.
5
Pemantulan dan pembiasan.
6. Kelebihan penggunaan Serat Optik
dibandingkan dengan media transmisi
yang lain antara lain :
Less expensive/tidak terlalu mahal.
Thinner.
Higher carrying capacity.
Less signal degradation.
Kapasitas tinggi.
Lebar bidang luas.
Sinyal tidak terpengaruh pada gelombang
elektromagnetik dan frekuensi radio.
Lebih banyak mengantarkan sinyal
informasi.
Aman.
7. Kerugian penggunaan Serat Optik
dibandingkan dengan media transmisi
yang lain antara lain:
Biaya yang mahal untuk peralatannya.
Sulitnya membuat terminal pada kabel
serat.
Perlu konversi data listrik ke cahaya dan
sebaliknya, yang cukup rumit.
Untuk perbaikan yang kompleks perlu
tenaga ahli di bidang ini.
Penyambungan serat harus
menggunankan teknik dan ketelitian yang
tinggi.
Selain merupakan keuntungan, sifatnya
yang tidak menghantarkan listrik juga
merupakan kelemahannya, karena
memerlukan alat pembangkit listrik
eksternal.
Dapat menyerap hidrogen yang
menyebabkan loss data.
8. Pada saat proses Splicing sangat
dibutuhkan ketelitian dan kesabaran
karena proses ini membutuhkan waktu
yang lama dan Core yang telah dikupas
harus dibersihkan hingga nilai lossnya
mencapai nilai Loss maksimum yang
diizinkan.
4.2 Saran
1. Untuk penyambungan diharapkan dapat
menggunakan alat penyambung selain
fusion splicer yang lebih praktis dan
efisien waktu.
2. Untuk perawatan sebaiknya
dilakukan secara rutin meliputi
penyambungan kabel dan
pengecekan pada tiap Terminal dan
Repeater.
3. Jika melaksanakan Trouble Shooting
di lapangan, sebaiknya praktikan
yang melaksanakan Kerja Praktek
diikutsertakan, sehingga para
praktikan tersebut bisa mendapatkan
pengalaman tentang cara mengatasi
Trouble Shooting secara langsung.
4. PT. TELKOM sebaiknya lebih
mempererat hubungan kerjasama
dengan pihak sekolah atau instansi
terkait, terutama dalam pembinaan
pendidikan (Education).
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://www.telkom.co.id/, diakses
pada tanggal 20 Maret 2012
[2]http://www.zethcorner.wordpress.co
m, diakses pada tanggal 20 Maret
2012
[3]http://www.kaskus.co.id/showthread.
php?p=691349389, diakses pada
tanggal 20 Maret 2012
[4]http://zethcorner.wordpress.com/cate
gory/teknologi/, diakses pada
tanggal 20 Maret 2012
[5]http://digilib.ittelkom.ac.id/index.ph
p?option=com_content&view=arti
cle,&id=681:sistem-transmisi-
serat-optik&catid=11:sistem-
komunikasi&Itemid=14, diakses
pada tanggal 20 Maret 2012
[6]http://maxchristian.wordpress.com/si
stem-komunikasi-serat-optik/,
diakses pada tanggal 20 Maret
2012
[7]http://www.jkyfiberoptics.com/instal
lation-accessories/18-splice-
protection-sleeve.html, diakses
pada tanggal 20 Maret 2012
6
[8]http://fiberopticknowledge.blogspot.com/
2012/02/splicing-kabel-fiber-
optic.html, diakses pada tanggal 20
Maret 2012
[11]Anonim. 2000. Kabel Serat Optik :
Standard Operation Procedure dan
Standard Maintenence Procedure Edisi
Pertama. PT. Telekomunikasi
Indonesia. Bandung
Biodata Penulis
Farich Novrina Sandy
(L2F009096) lahir di
Semarang, 3 November
1991. Menempuh
pendidikan dari SD
Islam Nasima
Semarang, SMP Negeri
7 Semarang, SMA
Negeri 14 Semarang dan saat ini
melanjutkan studi S1 di Jurusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro Konsentrasi Teknik
Telekomunikasi.
Mengetahui/Mengesahkan,
Dosen Pembimbing
Sukiswo, S.T, M.T
NIP 195906191985111001