modul ekskursi.doc

23
MODUL EKSKURSI GEOLOGI, ACARA: KULIAH LAPANGAN OLEH: SRI MULYANINGSIH 1. Geologi Regional Pegunungan Selatan Didasarkan atas rona dan tekstur bentang alam, terutama dari citra landsat Jawa (Gambar 1), jalur Pegunungan Selatan Jawa (Tersier dan yang lebih tua) lebih cenderung mirip dengan jalur magmatik Kuarter Jawa, dan bahkan tak-terpisahkan dengan jalur magmatiknya yang berumur Tersier (yang diajukan oleh Soeria- Atmadja dkk., 1994). Yaitu, kenampakan-kenampakan berwarna abu- abu hingga kecoklatan agak kekuningan dengan geomorfologi tinggian berfitur melingkar. Ditambah lagi dengan data petrologinya berupa susunan batuan asal gunung api yang banyak tersingkap di wilayah ini, maka jalur Pegunungan Selatan adalah jalur utama volkanisme Jawa. Umur batuan gunung api dan posisi stratigrafi antara batuan gunung api yang satu dengan yang lain, terhadap batuan silisiklastik, terhadap batuan karbonat dan terhadap batuan metamorf, akan menentukan runtunan volkanisme yang berkembang di wilayah ini.

Upload: yussuf-abdurrosyid

Post on 16-Feb-2016

558 views

Category:

Documents


60 download

TRANSCRIPT

Page 1: modul ekskursi.doc

MODUL EKSKURSI GEOLOGI, ACARA: KULIAH LAPANGAN

OLEH: SRI MULYANINGSIH

1. Geologi Regional Pegunungan SelatanDidasarkan atas rona dan tekstur bentang alam, terutama dari citra

landsat Jawa (Gambar 1), jalur Pegunungan Selatan Jawa (Tersier dan yang lebih tua) lebih cenderung mirip dengan jalur magmatik Kuarter Jawa, dan bahkan tak-terpisahkan dengan jalur magmatiknya yang berumur Tersier (yang diajukan oleh Soeria-Atmadja dkk., 1994). Yaitu, kenampakan-kenampakan berwarna abu-abu hingga kecoklatan agak kekuningan dengan geomorfologi tinggian berfitur melingkar. Ditambah lagi dengan data petrologinya berupa susunan batuan asal gunung api yang banyak tersingkap di wilayah ini, maka jalur Pegunungan Selatan adalah jalur utama volkanisme Jawa. Umur batuan gunung api dan posisi stratigrafi antara batuan gunung api yang satu dengan yang lain, terhadap batuan silisiklastik, terhadap batuan karbonat dan terhadap batuan metamorf, akan menentukan runtunan volkanisme yang berkembang di wilayah ini.

Gambar 2. Hasil interpretasi inderaja di Pegunungan Selatan Yogyakarta-Jawa Tengah yang menjumpai adanya empat bentukan sirkular di antara bentukan-bentukan lineasi; bentukan-bentukan sirkular tersebut dapat diinterpretasi sebagai kelompok fosil gunung api berumur Tersier, yaitu (1) kelompok Parangtritis – Sudimoro, (2) kelompok Baturagung – Bayat, (3) kelompok Wonogiri dan (4) kelompok Wediombo.

Page 2: modul ekskursi.doc

Geologi Pegunungan Selatan, telah dipelajari oleh Rahardjo dkk. (1977; Gambar 2) serta Surono dkk. (1992) dan hasilnya diisikan dalam Tabel 1. Batuan tertua di Pegunungan Selatan berupa batuan malihan berumur Pratersier, yang tersingkap di Perbukitan Jiwo, Kec. Bayat, Kab. Klaten, Prov. Jawa Tengah. Di Pegunungan Selatan bagian barat, di atas batuan malihan secara berturut-turut diendapkan Formasi Gamping-Wungkal, Kebo-Butak, Semilir, Nglanggeran, Sambipitu, Oyo, Wonosari, Kepek, dan endapan aluvium. Formasi Gamping-Wungkal tersusun oleh batugamping dan batupasir kuarsa, yang juga tersingkap di Perbukitan Jiwo, Bayat. Litologi penyusun utama Formasi Kebo-Butak sampai dengan Formasi Nglanggeran adalah batuan gunung api, berupa bahan piroklastika, epiklastika dan koheren lava. Formasi Sambipitu bagian bawah masih tersusun oleh batuan klastika gunung api, tetapi makin ke atas bersifat karbonatan, sedangkan Formasi Oyo dan Wonosari hampir seluruhnya tersusun oleh batugamping. Satuan batuan Tersier paling atas adalah Formasi Kepek, tersusun oleh napal dan batugamping berlapis. Seluruh batuan Pratersier dan Tersier tersebut ditutupi secara tidak selaras oleh endapan aluvium, yang utamanya berasal dari Gunung api Merapi. Sesar utama di daerah ini adalah Sesar Opak, Sesar Ngalang dan Sesar Oyo yang berarah baratdaya-timurlaut.

Secara umum, tahap awal volkanisme muncul di dasar laut berupa aliran lava basal, yang dapat berstruktur bantal, kadang-kadang di antaranya terdapat sisipan tuf gelas (Bronto, 2006). Kemunculan gunung api tersebut dilanjutkan dengan pembangunan kerucut komposit (disebut tahap konstruksi), yang secara khas tersusun oleh perlapisan breksi dan lava andesit, serta sisipan tuf. Pada tahap destruksi terjadi letusan besar membentuk kaldera yang menghancurkan kerucut komposit sebelumnya. Kegiatan ini secara khas menghasilkan bahan piroklastika dalam berbagai ukuran, yang banyak mengandung pumis dan berkomposisi andesit silika tinggi, dasit ataupun riolit (Williams dan McBirney, 1979). Siklus tahap pembangunan dan penghancuran gunung api dapat terjadi berulang-ulang, sebagai contoh di Gunung api Krakatau, Selat Sunda (van Bemmelen, 1949; Bronto, 1983), Kaldera Tengger di Jawa Timur (van Bemmelen, 1949; Neumann van Padang, 1951; Kusumadinata, 1979), dan Kaldera Batur di Bali (Sutawidjaja, 1990a,b; Sutawidjaja dkk., 1992; Wheller dan Varne, 1986).

Tabel 1. Kolom stratigrafi regional daerah Pegunungan Selatan (Rahardjo dkk., 1977; Surono dkk., 1992).

Page 3: modul ekskursi.doc

Secara umum batuan penyusun Pegunungan Selatan Yogyakarta-Jawa Tengah terdiri atas batuan gunung api, batuan metamorf, batuan sedimen silisiklastik dan batuan karbonat, berumur Pra-Tersier hingga Tersier. Penyebaran batuan gunung api sendiri di Pegunungan Selatan Yogyakarta - Jawa Tengah mencapai 50% dari total keseluruhan batuan yang tersingkap di wilayah ini. Di dalamnya terdiri atas breksi gunung api, breksi pumis dan tuf pumis, serta batuan beku lava dan intrusi. Di dalam peta geologi lembar Yogyakarta dan Surakarta-Giritontro, batuan-batuan gunung api tersebut diketahui merupakan bagian dari Formasi Kebo-Butak, Formasi Semilir dan Formasi Nglanggeran; yang keseluruhannya berumur Tersier (Rahardjo dkk., 1977; dan Surono dkk., 1992).

Page 4: modul ekskursi.doc

Gambar 2. Peta geologi terpilih Pegunungan Selatan bagian barat (Rahardjo dkk, 1979)

Page 5: modul ekskursi.doc

Dari Gambar 1 terlihat adanya keberadaan fosil gunung api di daerah Pegunungan Selatan, yaitu (Tabel 1):

A. Kelompok Gunung Api Purba Parangtritis - Sudimoro,B. Kelompok Gunung Api Purba Baturagung – Bayat,

Di samping kedua kelompok fosil gunung api tersebut, dari pengamatan inderaja juga dapat diamati adanya bentukan depresi melingkar di cekungan Wonosari. Hasil pengamatan di lapangan menjumpai adanya batuan teralterasi, breksi volkanik dan lava yang tersingkap di Dn. Beji.

Tabel 1. Daftar fosil gunung api di Pegununan Selatan bagian barat di wilayah Kabupaten Bantul, Gunungkidul dan Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan bagian tengah di wilayah Kabupaten Klaten, Sukoharjo.

Nama Gunung Api Purba (G.)

Lokasi Indikasi Bentang Alam dan Litologi

1. Kelompok Parangtritis – Sudimoro

(1) G. Parangtritis

Di utara pantai Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, 7o 59’ 30” – 8 o 1’ 30” LS - 110o 19’ – 20’ 45” BT.

Tinggian tersusun oleh perlapisan aliran lava dan breksi piroklastika yang diterobos retas, kesemuanya berkomposisi andesit

(2) G. Siluk Selatan-baratdaya Imogiri Tinggian tersusun oleh perlapisan breksi piroklastika berkomposisi andesit-basalt dan lava basalt

(3) G. Sudimoro – Imogiri

G. Sudimoro, Kecamatan Imogiri dan Dlingo, Kabupaten Bantul, 7o 55’– 59’ LS - 110o 19’ – 20’ 45” BT.

Cekungan, tersusun oleh batuan ubahan, pada dinding dan puncak G. Sudimoro terdiri dari perlapisan aliran lava dan breksi piroklastika berkomposisi andesit

(4)G. Wonolelo – Pleret

Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, 7o 52’ 58,0” LS – 110 o 25’ 58,4” BT.

Tinggian tersusun oleh perlapisan lava dan breksi andesit, sisipan konglomerat dan tuf

2. Kelompok Bayat-Baturagung

(5) G. Watuadeg Kali Opak, Dusun Sumberkidul, Desa Kalitirto, Kecamatan Berbah,

Aliran lava basal piroksen berstruktur bantal, struktur aliran berarah U70oT di bagian utara

Page 6: modul ekskursi.doc

Kabupa-ten Sleman , 7o 48’29,6” LS – 110 o 27’ 34,0 BT

sampai dengan U150oT di bagian selatan K. Opak; 200 m di sebelah baratnya terdapat bukit kecil juga tersusun oleh basal piroksen, umur 56,3 ± 3,8 Ma

(6) G. Candisari Dusun Candisari, Desa Wukirharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, 7o 49’5,1” LS – 110

o 31’ 5,8 BT

Perlapisan aliran lava dan breksi piroklastika berkomposisi andesit, juga dijumpai mega blok andesit, silisifikasi, argilitisasi (?) dan piritisasi

(7) G. Tegalrejo Air terjun Kali Cermo, Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, 7o 48’ 45” LS – 110 o38’ 30” BT.

Perlapisan aliran lava, tuf abu-abu hitam halus, retas dan sill berkomposisi basal piroksen

(8) G. Sepikul G. Sepikul, Desa Talun, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, 7o 47’ 40” LS – 110 o39’ BT.

Dua bukit tersusun oleh batupasir gunung api yang ditumpangi aliran lava berstruktur bantal, mengandung barit

(9) G. Jiwo Timur G. Pendul, Perbukitan Jiwo Timur, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, 7o 45’ 30” - 46’LS - 110o 40’ – 40’ 15” BT.

Intrusi dan aliran lava mikro gabro – basal piroksen. Aliran lava basal berstruktur bantal juga dijumpai di Dusun Kalinampu dan Desa Nampurejo

(10) G. Jiwo Barat Perbukitan Jiwo Barat – Rowo Jombor, G. Kebo & Desa Gedangan, Kecamatan Bayat, 7o 45’ – 46’ LS - 110o 37’ – 38’ 15” BT.

Intrusi diorit di Desa Gedangan, mikro gabro di G. Kebo dan sekitarnya, cekungan bawah permukaan di sebelah barat Rowo Jombor.

Secara litologi, indikasi adanya gunung api di sepanjang Pegunungan Selatan Yogyakarta-Jawa Tengah antara lain adanya singkapan lava basal berstruktur bantal, lava dan intrusi andesit yang berasosiasi dengan breksi autoklastik, aglomerat, breksi koignimbrit yang berasosiasi dengan breksi pumis dan tuf pumis, dan beberapa endapan epiklastik lainnya. Lava basal berstruktur bantal banyak dijumpai di dalam Formasi Kebo-Butak, yang antara lain tersingkap di Bayat, Tegalrejo, dan Gunung Sepikul (Bronto dkk., 2004a). Lava bantal di Watuadeg belum jelas termasuk di dalam formasi batuan yang mana, karena tidak berasosiasi dengan batuan sedimen Formasi

Page 7: modul ekskursi.doc

Kebo-Butak dan langsung ditindih oleh Formasi Semilir. Lava dan intrusi andesit banyak dijumpai di dalam Formasi Mandalika, Besole dan Nglanggeran, serta Formasi Wonolelo (nama formasi sedang dalam proses pengusulan) yang secara stratigrafi terletak di bawah Formasi Semilir. Batuan beku asal gunung api tersebut tersingkap di Parangtritis, Candisari (Prambanan), Wonolelo, Kali Ngalang dan lain-lain. Kebanyakan lava dan intrusi andesit tersebut juga berasosiasi dengan batuan asal gunung api, yaitu breksi volkanik, aglomerat dan batuan teralterasi, sebagaimana yang tersingkap di Beji dan G. Nglanggeran (Kec. Patuk, Kab. Gunungkidul). Breksi koignimbrit, breksi pumis dan tuf pumis secara dominan menyusun Formasi Semilir, Kebo-Butak dan Besole, serta sebagai sisipan dalam Formasi Mandalika, Nglanggeran dan Sambipitu. Batuan tersebut tersingkap di Prambanan, Watuadeg, Ds. Semilir (Kec. Patuk Kab. Gunungkidul), G. Baturagung, G. Semilir (Ds. Tegalrejo, Kec. Semin Kab. Gunungkidul), dan lain-lain. Batuan gunung api epiklastik banyak dijumpai dalam Formasi Sambipitu dan Formasi Oyo.

Page 8: modul ekskursi.doc

2. Jalur Ekskursi

Page 9: modul ekskursi.doc
Page 10: modul ekskursi.doc

NO. LOKASI GEOGRAFI

LOKASI ADMINISTRASI PEMERIAN Foto singkapan

1. S 7o50,82’ dan 110o26,43’

Dn. Pagergunung, Ds. Sitimulyo, Kec. Piyungan, Kab. Bantul

Singkapan breksi dan batupasir tuf pumis di bawah jembatan K. Opak. Singkapan berada di lembah sungai, morfologi bergelombang lemah, vegetasi sedang-lebat, kondisi singkapan agak lapuk sampai segar. Breksi menumpang di atas tuf, dijumpai melensa dengan tebal singkapan 5-7 m dan lebar 10 m. Singkapan batupasir tuf dicirikan oleh warna abu-abu terang sampai kelabu, struktur berlapis-laminasi dengan tebal lapisan 5-20 cm, ukuran butir dari pasir sedang sampai kasar, beberapa mengandung fragmen granul litik dan pumis, dengan kedudukan perlapisan N 55o E/29o. Dikelompokkan ke dalam Formasi Sindet (dalam usulan). Breksi dicirikan oleh struktur masif, sortasi sedang-jelek, kemas terbuka – agak tertutup (grain supported), bentuk butir menyudut sampai menyudut tanggung dengan Ø 10-15 cm, fragmen terdiri atas andesit piroksen-andesit basaltis. Breksi andesit dikelompokkan ke dalam Formasi Wonolelo (dalam usulan).

2. S 7o50’31,5” dan 110o26’50,0”Tanggal: 15-5-2008

Dn. Nyamplung, Ds. Srimulyo, Kec. Piyungan, kab. Bantul

Singkapan perselingan breksi dan lava di tepi sungai tempuran dengan K. Opak pada bukit yang tertoreh oleh bekas penggalian (quarry). Dijumpai sesar turun dengan arah N 172o E, dengan urat kuarsa pada N 30o E, bagian kiri turun, kedudukan bidang perlapisan N 85o E/40o. Dari bawah ke atas adalah breksi tebal 2 m, merupakan breksi autoklastik bersusunan basalt diameter rata-rata 5-10 cm, agak lapuk abu-abu kecoklatan-abu-abu gelap. Di atasnya adalah breksi piroklastika dengan fragmen bom dan blok andesit basalt tebal 3 m yang tertanam dalam matriks tuf pasiran bintik putih mengandung feldspar, litik dan kristal mineral. Di atas breksi piroklastika berupa breksi autoklastika dan lava basalt berstruktur bantal, tebal maksimum 2 m, warna abu-abu sangat gelap, yang menipis ke barat hingga 15 cm. Di atasnya adalah breksi dengan fragmen bom dan blok basalt dan andesit piroksen, beberapa terabrasi, diameter rata-rata 2,5-7 cm, tebal 4,5 m. Di atasnya lagi adalah lava basalt hitam

Page 11: modul ekskursi.doc

porfiroafanitik, vesikuler, berstruktur bantal tebal 3 m. Di atas lava adalah batupasir tuf pumis warna coklat, berlapis @ 20-40 cm tebal 3 m, lalu tuf warna coklat laminasi tebal 80 cm dan paling atas adalah breksi aneka bahan dengan fragmen bom dan blok andesit – basaltik dan pumis, tebal lebih dari 10 m.

3. Dn. Banyakan

Singkapan lava andesit dan breksi gunung api menyusun bukit bergelombang kuat, dengan slope 45-60o, kondisi singkapan lapuk, vegetasi sedang-lebat. Lava andesit tebal singkapan 2-3,5 m menumpang di atas breksi gunung api, dan dibatasi oleh lapisan lempung hitam dan pasir warna hitam (tebal 40 cm) yang diinterpretasi sebagai bagian dari efek panggang lava. Lava andesit dicirikan oleh warna lapuk abu-abu kecoklatan (akibat pengaruh pelapukan dan oksidasi), masif-vesikuler, porfiritik sedang dengan fenokris piroksen (Ø 0,3-0,5 cm) 10-15% tertanam dalam massa dasar afanitik. Breksi gunung api dicirikan oleh warna abu-abu, struktur berlapis dengan tebal lapisan 1,5-2,5 m, sortasi jelek,kemas terbuka, bentuk butir sangat menyudut hingga menyudut tanggung, Ø rata-rata 10-15 cm dan Ø maksimum 40 cm, terdiri dari blok dan bom andesit piroksen dan andesit amfibol berwarna abu-abu gelap, abu-abu kemerahan dan abu-abu terang vesikuler.

4. S 7o51,707’ dan 110o25,237’

Tanggal: 7-5-2008

Dn. Kunden, Ds. Jampidan, Kec. Banguntapan, Kab. Bantul

Singkapan lava basal berstruktur bantal, breksi gunung api, batupasir tuf dan batuan teralterasi di lembah sungai anak K. Opak (pinggir Jalan Raya Segoroyoso-Berbah). Secara stratigrafi breksi autoklastik dan breksi gunung api terletak di atas tuf pumis.Lava basalt (andesit piroksen-basalt) berstruktur bantal warna hitam (abu-abu gelap) terbreksikan tidak dapat diamati dengan jelas karena terrendam air sungai. Singkapan di permukaan menunjukkan lava mengalami breksiasi membentuk breksi autoklastik. Breksi dicirikan oleh struktur masif, sortasi jelek, kemas terbuka, bentuk butir menyudut (blok) sampai membulat (bom) dengan Ø 15-25 cm, Ø maksimum 1,8 m, fragmen terdiri atas andesit piroksen-basaltis. Breksi andesit dan lava basal

Page 12: modul ekskursi.doc

berstruktur bantal dikelompokkan ke dalam Formasi Wonolelo (dalam usulan). Singkapan batupasir tuf dicirikan oleh warna abu-abu terang sampai kelabu, struktur berlapis-laminasi-gelembur dengan tebal lapisan 5-20 cm, ukuran butir dari pasir sedang sampai kasar, beberapa mengandung fragmen granul litik dan pumis, dengan kedudukan perlapisan N 184o E/10o. Beberapa mengalami alterasi dengan membentuk kumpulan belerang (sulfur) di dalam tuf pumis berwarna kekuningan. Beberapa yang lain mengalami pengkekaran, beberapa kekar terisi oleh kuarsa-mineral silisifikasi. Dikelompokkan ke dalam Formasi Sindet (dalam usulan).

5.

S 7o51,650’ dan 110o25,178’Tanggal: 7-5-2008

Dn. Kunden, Ds. Jampidan, Kec. Banguntapan, Kab. Bantul; 100 m ke baratlaut dari lokasi sebelumnya

Singkapan bongkah-bongkah andesit amfibol di atas puncak bukit bergelombang lemah, vegetasi sangat lebat dan kondisi sekitarnya sangat lapuk dengan soil yang sangat tebal. Bongkah andesit amfibol Ø 1,8-2,5 m, porfiritik halus sampai sangat kasar, vesikuler, fenokris amfibol Ø maksimum 2 cm, Ørata-rata 0,5-1 cm tertanam dalam massa dasar afanitik diduga sebagai lava yang dikelompokan ke dalam Formasi Wonolelo.

6.

S 7o51,1’ dan 110o26,005’Tanggal: 8-5-2008

Dn. Ploso, Ds. Wonolelo, Kec. Pleret, Kab. Bantul

Singkapan lava andesit dan batupasir tuf pada morfologi bergelombang lemah (bukit-bukit kecil). Lava andesit piroksen-basaltik warna abu-abu gelap di bawah tuf pumis tebal 20-50 cm (Formasi Semilir) dikelompokkan ke dalam Formasi Wonolelo (dalam usulan).

7.

S 7o53,939’ dan 110o25,099’Tanggal: 8-5-2008

Dn. Karangtalun, Ds. Wukirsari, Kec.Imogiri, Kab. Bantul

Singkapan breksi dan batuan beku yang miring ke utara, kondisi segar-lapuk, membaji. Permukaan batuan beku membreksi membentuk breksi autoklastik dengan fragmen dan matriks tediri atas batuan beku yang sama. Tebal breksi autoklastik sekitar 0,5-1 m. Ke utara, lava berubah menjadi breksi andesit piroksen. Tebal breksi sekitar 2-3,5 m, masif, sortasi jelek-sedang, kemas terbuka, fragmen terdiri atas bom dan blok andesit Ø rata-rata 10-20 cm.

8. S 7o54,3375’ dan 110o24,859’Tanggal: 8-5-

Dn. Pucung, Ds. Wukirsari, Kec. Imogiri,

Singkapan dike, lava dan breksi autoklastik bersusunan andesit di pinggir jalan, tebal keseluruhan singkapan 10 m. Morfologi datar-bergelombang lemah, vegetasi jarang-

Page 13: modul ekskursi.doc

2008 Kab. Bantul

agak lebat dan kondisi singkapan agak lapuk-segar. Dike keluar melalui sesar-sesar / rekahan-rekahan bidang sesar berarah N 205o E diinterpretasi sebagai daerah proksimal gunung api yang menghasilkan Formasi Wonolelo.Sekitar 50 m ke barat di pinggir jalan pada morfologi miring dijumpai kontak antara batupasir kecoklatan bintik putih berukuran kasar sedikit karbonatan dan breksi dengan batupasir tuf berukuran halus, tersesarkan dengan kedudukan N 70o E dan dijumpai sisipan batupasir lumpuran warna hitam karbonatan.

9.

S 7o54,3375’ dan 110o24,859’Tanggal: 9-5-2008

Dn. Karangsari – Sindet, Ds. Trimulyo, Kec. Imogiri, Kab. Bantul

Singkapan tuf pumis abu-abu gelap di pinggir jalan menuju Perumahan Sindet, kondisi segar, vegetasi sedang, merupakan lokasi penambangan. Tuf pumis dicirikan oleh warna abu-abu, masif-berlapis, tebal lapisan 0,20-1,5 m, sortasi sedang-buruk, bentuk fragmen menyudut diameter 0,5-3 cm, setempat sedikit terkloritisasi, mengandung kristal piroksen. Di bawahnya berupa breksi pumis, dengan fragmen pumis putih dan batulempung dengan diameter 5-15 cm sedikit membulat. Perlapisan batuan ini secara stratigrafi terletak di bawah breksi dan lava andesit Formasi Wonolelo, miring ke utara N 100oE diinterpretasi sebagai batuan gunung api hasil erupsi eksplosif sebelum pertumbuhan kerucut Wonolelo, sehingga dimasukkan ke dalam satu formasi tersendiri yaitu Formasi Sindet. Bedanya dengan Formasi Semilir yaitu: secara stratigrafi terletak di bawah F. Wonolelo, warnanya lebih gelap karena lebih andesitik dan banyak mengandung kristal piroksen, sedangkan Formasi Semilir lebih putih dan lebih dasitik.

10. S 7o53’ 29,9” dan 110o23’26,9”Tanggal: 9-5-2008

Dn. Sindet, Ds. Trimulyo, Kec. Imogiri, Kab. Bantul

Singkapan tuf pumis abu-abu gelap di belakang Perumahan Sindet, kondisi segar, vegetasi sangat jarang, tersesarkan, merupakan lokasi penambangan. Tuf pumis dicirikan oleh warna abu-abu, masif-berlapis-laminasi-gelembur, tebal lapisan 0,20-0,5 m, sortasi sedang-buruk, bentuk fragmen menyudut diameter 0,5-3 cm, setempat terkloritisasi, kristal piroksen, beberapa sisipan laminasi arang dan tuf tersilisifikasi. Perlapisan batuan ini secara

Page 14: modul ekskursi.doc

stratigrafi terletak di bawah breksi dan lava andesit Formasi Wonolelo, miring ke barat N 185oE/ 6o dikelompokkan ke dalam Formasi Sindet diajukan sebagai lokasi tipe. 50 m ke arah baratlaut-utara dari Perum Sindet tersingkap breksi dan lava andesit F. Wonolelo kondisi segar-lapuk, tebal singkapan 5 m dengan blok 1,5 m, lava tipis 40-50 cm. 20 m ke barat tersingkap kontak antara breksi andesit yang menumpang di atas tuf pumis.

11.

S 7o54’23,6” dan 110o23’45,9”Tanggal: 9-5-2008

Dn. Plencing, Ds. Wukirsari, Kec. Imogiri, Kab. Bantul

Singkapan breksi aneka bahan di belakang rumah Ibu Asmani, pinggir jalan kecil pada morfologi yang bergelombang diinterpretasi sebagai breksi koignimbrit. Breksi dicirikan struktur masif di atas batupasir tuf pumis berlapis sampai laminasi. Warna abu-abu gelap dengan bintik putih (tuf dan pumis), sortasi jelek, kemas terbuka, diameter butir berragam 10-12 cm, diameter maksimum hingga 110 cm yang terdiri atas bom dan blok andesit piroksen dan andesit amfibol, dengan matriks tuf pumis. Diameter pumis 0,5-1 cm, blok andesit 2,5-30 cm dan miring ke arah barat, makin ke timur laut makin berukuran kasar hingga 1,5 m.

12.

S 7o57’8,2” dan 110o23’5,9”Tanggal: 9-5-2008

Dn. Siluk, Ds. Triharjo, Kec. Imogiri, Kab. Bantul

Singkapan breksi lahar lumpuran (matriks supported) di tepi jalan raya Siluk-Imogiri, pinggir sungai Oyo. Breksi lahar dicirikan oleh struktur berlapis @ 20-80 cm hingga massif, sortasi sangat jelek, kemas terbuka, fragmen mengambang dalam matrik lumpuran, tebal keseluruhan 7 m. breksi lahar menumpang di atas batupasir berlapis sejajar, dengan tebal lapisan @ 5-10 cm mengandung sedikit fragmen litik berukuran kerikil diinterpretasi sebagai endapan lahar medial-distal.

13. S 7o57’29,45” dan 110o22’27,3”Tanggal: …-5-2008

Dn. Giriloko, Ds. Grinjing

Singkapan breksi gunung api dengan fragmen andesit Px di tepi jalan menuju ….Breksi dicirikan oleh struktur berlapis-masif dengan kekar-kekar yang membuka terisi oleh mineral sekunder (silika / kalsit (?)), sortasi sedang-jelek, kemas terbuka (matriks supported), diameter rata-rata 5-10 cm, diameter maksimum 40 cm. Fragmen batuan beku dicirikan oleh warna segar abu-abu gelap, porfiritik kasar, dengan

Page 15: modul ekskursi.doc

fenokris Piroksen diameter maksimum 1,5 cm 25% yang tertanam dalam massa dasar afanitik.

14.

S 7o58’23,6” dan 110o21’35,2”Tanggal: …-5-2008

Ds. Darmoduran

Singkapan kontak antara breksi Formasi Wonolelo dengan batugamping Formasi Wonosari di tepi jalan kampung.

15.

S 7o50’50,8” dan 110o27’6,7”Tanggal: 15-5-2008

Dn. Sentong, Ds. Srimulyo, Kec. Piyungan, kab. Bantul

Singkapan perselingan lava andesit basaltik, breksi dan batupasir tuf pumis warna coklat di kaki bukit gawir Sentong.Paling bawah adalah batupasir sedikit karbonatan mengandung fragmen litik andesit tebal 3 m, di atasnya lava basalt 60 cm struktur skoria, lalu breksi miskin fragmen, sortasi sangat buruk, kemas terbuka, dengan fragmen basalt mengambang dalam pasir granul kecoklatan bintik putih, diameter fragmen hingga 55 cm tebal 2,5 m. Di atas breksi basalt adalah lava basalt skoriaan tebal 60 cm warna gelap, lalu batupasir coklat bintik putih dengan fragmen granule, sortasi sedang tebal 4 m, lalu batupasir tuf coklat bintik putih berlapis @ 20-40 cm, sedangkan paling atas adalah batugamping (pada gawir).

16.

S 7o51’26,3” dan 110o26’36,7”Tanggal: 15-5-2008

Dn.Gadung, Ds. Sitimulyo, Kec. Piyungan, kab. Bantul

Kontak antara breksi dan lava andesit basaltik dengan Formasi Semilir

17.

S 7o52’58,3” dan 110o26’39,7”Tanggal: 15-5-2008

Dn. Cegokan, Ds. Terong, Kec. Dlingo, Kab. Gunungkidul

Singkapan batupasir warna abu-abu kecoklatan bintik putih, di tepi jalan, struktur berlapis @ 10-20 cm dikelompokkan ke dalam Formasi Wonolelo

18.

S 7o52’58,3” dan 110o26’39,7”Tanggal: 15-5-2008

Dn. Cegokan, Ds. Terong, Kec. Dlingo, Kab. Gunungkidul

100 m ke selatan dari lokasi sebelumnya tersingkap kontak antara F. wonolelo (bawah) dan Formasi Semilir (atas) secara gradasional.

19. S 7o52’59,5” Dn. Cegokan, Tersingkap kontak antara Formasi semilir (bawah) dan

Page 16: modul ekskursi.doc

dan 110o26’49”Tanggal: 15-5-2008

Ds. Terong, Kec. Dlingo, Kab. Gunungkidul

Formasi Nglanggeran (breksi andesit) yang dibatasi oleh lava andesit

20.

S 7o53’51,9” dan 110o26’31,6”Tanggal: 15-5-2008

Dn. Mangunan, Ds. Puntuk

Breksi dan lava andesit Formasi Wonolelo; gawir di sebelah tenggara tersusun atas batugamping

21.

S 7o54’45,1” dan 110o26’19,6”Tanggal: 15-5-2008

Dn. Muntuk-Karangasem; setelah pertigaan Muntuk

Singkapan breksi dengan fragmen blok dan bom andesit dan basalt, masif, sortasi sedang-baik, kemas terbuka-tertutup, diameter butir 10-40 cm, singkapan breksi autoklastik dan lava andesit basaltik yangsedikit mengalami kloritisasi dan kekar lembar. Ke arah barat dijumpai sesar geser mendatar N 60o E (sinistral ?)

22.

S 7o49’16,0” dan 110o32’58,4”Tanggal: 20-5-2008

Dn. Nglanggeran

Singkapan tuf pumis dan breksi andesit di tepi jalan sebelah utara Dn. Nglanggeran, pada morfologi miring rendah, vegetasi sedang. Kontak antara tuf pumis Formasi Semilir yang ditumpangi oleh breksi andesit Formasi Nglanggeran, membentuk bidang erosi.

23.

S 7o49’39,7” dan 110o33’00,7”Tanggal: 20-5-2008

Dn. Semilir

Singkapan tuf-pumis warna putih, berlapis dengan bidang perlapisan N 88o E / 21o, tersesarkan FW turun N 60oE. breksi pumis mengandung fragmen batulempung diameter 30 cm. batupasir tuf berlapis @ 5-40cm dengan sisipan arang 10 cm terkekarkan.