modul berpraktikum

15
Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332) Karakteristik Dinamik Elemen Sistem Pengukuran Kompetensi, RP, Materi Kompetensi yang diharapkan: Mahasiswa mampu merumuskankan karakteristik dinamik elemen sistem pengukuran Rancangan Pembelajaran: Minggu ke Kemampuan Akhir yang Diharapkan Materi Pembelajaran Bentuk Pembelajaran Kriteria (indikator) Penilaian Bobot (%) 7-8 Mahasiswa mampu merumuskan karakteristik dinamik sistem pengukuran Karakteristik dinamik sistem pengukuran: Instrumen Orde Nol Instrumen Orde Satu Instrumen Orde Dua Eror Dinamik Sistem Pengukuran Latihan soal menghitung kesalahan dinamik dan praktikum Ketepatan menghitung kesalahan dinamik Prakti kum 5% ETS 10% Uraian materi adalah sebagai berikut: Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 1

Upload: renhoardyansyah

Post on 18-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Modul ajar berpraktikum

TRANSCRIPT

  • Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

    Karakteristik Dinamik Elemen Sistem Pengukuran

    Kompetensi, RP, Materi

    Kompetensi yang diharapkan:

    Mahasiswa mampu merumuskankan karakteristik dinamik elemen sistem pengukuran

    Rancangan Pembelajaran:

    Minggu ke

    Kemampuan Akhir yang Diharapkan

    Materi Pembelajaran

    Bentuk Pembelajaran

    Kriteria (indikator) Penilaian

    Bobot (%)

    7-8 Mahasiswa mampu merumuskan karakteristik dinamik sistem pengukuran

    Karakteristik dinamik sistem pengukuran: Instrumen

    Orde Nol Instrumen

    Orde Satu Instrumen

    Orde Dua Eror Dinamik

    Sistem Pengukuran

    Latihan soal menghitung kesalahan dinamik dan praktikum

    Ketepatan menghitung kesalahan dinamik

    Praktikum 5%

    ETS 10%

    Uraian materi adalah sebagai berikut:

    Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 1

  • Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

    KARAKTERISTIK DINAMIK ELEMEN SISTEM PENGUKURAN

    Karakteristik dinamik dari elemen atau instrumen pengukuran menjelaskan

    perilaku antara waktu perubahan besaran yang diukur dengan waktu ketika output

    instrumen mencapai nilai mantap responnya. Seperti karakteristik statik, sembarang

    nilai untuk karakteristik dinamik yang dikutip pada data sheet instrumen hanya

    berlaku ketika instrumen digunakan pada kondisi lingkungan yang ditentukan. Di luar

    kondisi kalibrasi ini, beberapa perubahan parameter dinamik dapat terjadi.

    Pada sistem pengukuran linier, tak berubah terhadap waktu, persamaan umum

    berikut dapat dituliskan untuk menghubungkan antara input dan output pada waktu t

    > 0:

    IbdtdIb

    dtIdb

    dtIdb

    OadtdOa

    dtOda

    dtOda

    m

    m

    mm

    m

    m

    n

    n

    nn

    n

    n

    011

    1

    1

    011

    1

    1

    ++++=

    ++++

    (2.20)

    dengan I adalah besaran yang diukur, O adalah pembacaan output dan

    mn bbaa ,,,,, 00 adalah konstanta.

    Jika hanya ditinjau perubahan step (perubahan nilai konstan yang terjadi secara tiba-

    tiba ke nilai konstan baru) pada besaran yang diukur, maka persamaan (2.20)

    tereduksi menjadi:

    IbOatOa

    tOa

    tOa n

    n

    nn

    n

    n 0011

    1

    1 dd

    dd

    dd =++++

    (2.21)

    Sebagai catatan, persamaan diferensial yang ditunjukkan pada (2.21) dapat

    diperoleh melalui pemodelan elemen sistem pengukuran. Pemodelan dilakukan

    dengan cara analitis menggunakan hukum dan prinsip fisika, seperti prinsip

    kesetimbangan massa, energi, dan komposisi, serta teori penunjang lainnya. Bahasan

    mendalam tentang pemodelan tidak diberikan pada modul ajar ini karena bukan

    merupakan materi perkuliahan Sistem Pengukuran dan Kalibrasi.

    Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 2

  • Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

    3.1 Instrumen Orde Nol

    Jika seluruh koefisien a1, ... , an selain a0 pada persamaan (2.21) diasumsikan nol,

    maka:

    a0 O = b0 I

    atau:

    KIa

    IbO ==0

    0 (2.22)

    dengan K adalah konstanta yang diketahui sebagai sensitivitas instrumen seperti yang

    dijelaskan pada bagian karakteristik statik.

    Sembarang instrumen yang memiliki perilaku berhubungan dengan persamaan

    (2.22) dikatakan instrumen jenis orde nol. Saat terdapat perubahan step pada besaran

    yang diukur pada waktu t, output instrumen bergerak secara tiba-tiba ke nilai baru

    pada waktu sesaat yang sama t, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.12.

    Gambar 2.12 Karakteristik instrumen orde nol

    Pada kenyataanya, tidak ada instrumen atau elemen pengukuran yang memiliki

    sifat seperti instrumen jenis orde nol ini, karena perubahan nilai secara tiba-tiba tidak

    mungkin terjadi tanpa selang waktu. Namun secara pendekatan, dimana selang waktu

    perubahan yang terjadi sangat kecil dan diasumsikan mendekati nol, terdapat

    beberapa elemen pengukuran yang memiliki perilaku seperti instrumen orde nol.

    Potensiometer, yang mengukur pergerakan, merupakan contoh dari instrumen jenis

    ini, dimana tegangan output berubah secara tiba-tiba ketika slider digeser sepanjang

    rel potensiometer.

    Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 3

  • Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

    3.2 Instrumen Orde Satu

    Jika semua koefisien a2, ... , an selain a0 dan a1 pada persamaan (2.21)

    diasumsikan nol, maka:

    IbOatOa 001 d

    d =+ (2.23)

    Sembarang insrumen yang berperilaku berhubungan dengan persamaan (2.23)

    dikenal sebagai instrumen orde satu. Jika kita lakukan transformasi Laplace pada

    persamaan (2.23), maka diperoleh fungsi transfer yang menghubungkan dinamika

    output terhadap dinamika input sebagai berikut:

    sK

    IOsG

    +=

    =

    1)( (2.24)

    dengan K = b0/a0 adalah sensitivitas statik elemen pengukuran

    = a1/a0 adalah konstanta waktu elemen pengukuran

    Jika persamaan (2.24) diselesaikan secara analitis, respon besaran output O

    terhadap perubahan step input pada waktu t berubah terhadap waktu dengan pola

    seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.13. Konstanta waktu dari respon step

    tersebut merupakan waktu yang diperlukan oleh instrumen agar besaran output

    mencapai 63% dari perubahan nilai kondisi mantapnya.

    Gambar 2.13 Karakteristik respon instrumen orde satu

    Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 4

  • Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

    Termometer air raksa merupakan contoh dari instrumen orde satu. Saat

    termometer pada temperatur ruang dicelupkan ke air mendidih, nilai pembacaan tidak

    langsung naik secara tiba-tiba ke 100C, melainkan mendekati nilai pembacaan

    100C dengan pola yang sama dengan Gambar 2.13.

    Banyak instrumen lain yang merupakan instrumen orde satu: hal ini menjadi

    perhatian pada sistem kontrol dimana adanya keterlambatan waktu (time lag) antara

    perubahan nilai besaran yang diukur dengan indikasi alat ukur, perlu ditangani.

    Untungnya, konstanta waktu dari banyak instrumen orde satu relatif kecil terhadap

    dinamika proses yang diukur, dan tidak ada masalah serius yang terjadi.

    3.3 Instrumen Orde Dua

    Jika semua koefisien a3, ... , an selain a0, a1 dan a2 pada persamaan (2.21)

    diasumsikan nol, maka:

    IbOatOa

    tOa 0012

    2

    2 dd

    dd =++ (2.25)

    Sembarang insrumen yang berperilaku berhubungan dengan persamaan (2.25)

    dikenal sebagai instrumen orde dua. Jika kita lakukan transformasi Laplace pada

    persamaan (2.25), maka diperoleh fungsi transfer yang menghubungkan dinamika

    output terhadap dinamika input sebagai berikut:

    12)(

    2

    2

    ++=

    =

    ss

    KIOsG

    (2.26)

    dengan K = b0/a0 adalah sensitivitas statik

    = a0/a2 adalah frekuensi natural tak teredam

    = a1/2a0 a2 adalah rasio redaman

    Jika persamaan (2.26) diselesaikan secara analitis, bentuk respon step besaran

    output O yang diperoleh bergantung pada nilai parameter rasio redaman. Respon step

    output dari instrumen orde dua untuk nilai parameter rasio redaman yang berbeda

    ditunjukkan pada Gambar 2.14. Untuk kasus (A) dimana = 0, tidak ada redaman

    dan output instrumen nampak berosilasi dengan amplitudo tetap.

    Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 5

  • Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

    Untuk redaman ringan = 0,2, kasus (B), respon terhadap perubahan step input

    masih berosilasi namun secara perlahan osilasi tersebut menghilang. Penambahan

    nilai rasio redaman dapat mengurangi osilasi namun overshoot masih tetap ada,

    seperti yang ditunjukkan pada kurva (C) dan (D). Respon menjadi overdamped

    (sangat teredam) seperti yang ditunjukkan pada kurva (E) dimana pembacaan output

    bergerak naik secara lambat ke pembacaan yang mantap. Jelas respon pada kasus (A)

    dan (E) tidak diinginkan. Jika sebuah instrumen hanya dipengaruhi input step, maka

    strategi desain akan bertujuan menghasilkan rasio redaman 0,707, yang memberikan

    respon teredam secara kritis (kasus C). Sayangnya, hampir seluruh besaran fisik yang

    diukur tidak berubah nilainya dalam bentuk step, namun dalam bentuk ramp dengan

    kemiringan yang bervariasi. Jika bentuk variabel input berubah, nilai terbaik untuk

    juga berubah, dan pemilihan menjadi satu kompromi diantara nilai-nilai yang

    terbaik untuk setiap perilaku variabel input. Instrumen orde dua secara komersial,

    seperti accelerometer, umumnya dirancang untuk memiliki rasio redaman pada range

    0,6 - 0,8.

    Gambar 2.14 Karakteristik respon instrumen orde dua

    Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 6

  • Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

    Selain ketiga parameter yang ditunjukkan pada fungsi transfer orde (persamaan

    (2.26)), terdapat beberapa parameter respon output yang dikenal, beberapa

    diantaranya adalah sebagai berikut:

    Frekuensi sudut teredam

    21 = nd (2.27)

    Waktu puncak, yaitu waktu yang menunjukkan puncak osilasi pertama

    terjadi

    21

    =

    n

    pT (2.28)

    Settling time, adalah waktu yang menunjukkan respon menempati nilai

    kondisi mantap. Waktu respon mencapai nilai di rentang 1% kondisi mantap

    adalah:

    nsT /5= (2.29)

    Dari gambar 3.3 terlihat bahwa Ts minimum saat = 0,7.

    Overshoot maksimum, adalah perbedaan antara nilai maksimum dengan nilai

    kondisi mantap

    =

    21exp

    pM (2.30)

    Dengan mengetahui nilai overshoot maksimum dari respon instrumen, maka

    dengan menggunakan persamaan (2.30) dapat dicari nilai . Selanjutnya, dengan

    mengetahui nilai , n dapat dicari dari pengukuran Td, Tp dan/atau Ts menggunakan

    persamaan (2.27) - (2.29).

    Salah satu contoh instrumen orde dua adalah sensor gaya. Dengan nilai kekakuan

    k = 103 N/m, massa m = 10-1 kg dan konstanta redaman = 10 Ns/m, diperoleh nilai

    sensitivitas kondisi mantap K = 1/k = 10-3 m/N, frekuensi natural mkn /= = 102

    rad/s dan koefisien redaman km2/ = = 0,5. Kedua parameter respon terakhir

    dapat juga dicari dari nilai overshoot maksimum Mp dan waktu puncak TP.

    Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 7

  • Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

    3.4 Eror Dinamik Sistem Pengukuran

    Sebuah sistem pengukuran terdiri atas beberapa elemen pengukuran yang setiap

    elemen memiliki karakteristik dinamik sendiri. Dengan demikian, fungsi transfer

    untuk sistem pengukuran keseluruhan merupakan perkalian dari fungsi transfer tiap

    elemen, atau dituliskan:

    )()()()()()(

    21 sGsGsGsGsIsO

    n==

    (2.31)

    dengan n adalah jumlah elemen pada sistem pengukuran terkait.

    Eror dinamik dari sistem pengukuran merupakan perbedaan antara sinyal terukur

    dengan sinyal benarnya, yaitu perbedaan antara O(t) dengan I(t):

    E(t) = O(t) - I(t)

    Dengan demikian, eror dinamik merupakan fungsi waktu yang berubah nilainya saat

    sistem pengukuran berada pada kondisi transien. Dari hasil respon step output sistem

    pengukuran (bukan elemen pengukuran), eror dinamik dapat ditentukan dari

    perbedaan nilai yang terukur dengan nilai kondisi mantapnya.

    Contoh:

    Sebuah sensor temperatur awalnya menunjukkan temperatur yang sama dengan

    temperatur fluida, yaitu T(0-) = TF(0-). Jika TF secara tiba-tiba naik menjadi 100C,

    maka terjadi perubahan step TF dengan ketinggian 75C. Perubahan yang berkaitan

    pada temperatur sensor diberikan oleh: T = 75(1 - e-t/ ) dan temperatur aktual sensor

    diberikan oleh:

    T(t) = 25 + 75(1 - e-t/ )

    Sehingga pada t = , T = 25 + (75 0,63) = 72,3 C. Dengan melihat waktu yang

    diperlukan oleh sensor mencapai nilai 72,3 C, maka kita dapat memperoleh

    konstanta waktu dari elemen sensor tersebut.

    Eror dinamik sensor diberikan oleh:

    Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 8

  • Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

    E(t) = T(t) - I(t) = 75(1 - e-t/ ) - 75 = 75e-t/

    Sehingga pada t = , eror dinamik mencapai 27,75 atau 37% dari 75.

    Modul Praktikum

    PENENTUAN KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER

    A. TUJUAN PRAKTIKUM

    1. Memahami karakteristik dinamik dari suatu alat ukur.2. Menentukan hubungan input dan output sebagai fungsi waktu.

    B. DASAR TEORI

    Karakteristik dinamik dari sebuah alat ukur menggambarkan perilakunya antara waktu yang terukur dengan perubahan nilai output untuk mencapai nilai stabil. Seperti dengan karakteristik statis, nilai-nilai untuk karakteristik dinamis dikutip dalam lembaran instrumen data hanya berlaku pada saat instrumen yang digunakan dalam kondisi lingkungan tertentu.

    Model sebuah elemen sistem pengukuran dapat dinyatakan dalam persamaan diferensial sebagai berikut:

    IbOatOa

    tOa

    tOa n

    n

    nn

    n

    n 0011

    1

    1 dd

    dd

    dd =++++

    Penyederhanaan lebih lanjut dapat dilakukan dengan mengambil kasus-kasus khusus tertentu dari persamaan di atas, yang secara kolektif berlaku untuk hampir semua sistem pengukuran.

    Instrument Orde Nol

    Instrumen orde nol memiliki perilaku respon step output sesuai dengan input step yang diterapkan ke instrumen. Saat ada perubahan input pengukuran, output segera bergerak ke nilai baru secara sangat cepat sehingga mendekati respon step, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Sebagai contoh, sebuah potensiometer yang mengukur gerak, di mana perubahan tegangan output

    Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 9

  • Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

    bergantung pada slider tersebut dipindahkan sepanjang jalur potensiometer.

    Gambar P2.1 Respon output orde nol

    Instrument Orde Satu

    Instrumen orde satu memiliki perilaku respon step output seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Terlihat di sini, bahwa saat ada perubahan step input pengukuran, output instrumen fo(t) berubah secara gradual (tidak secara tiba-tiba seperti instrumen orde nol) dan membutuhkan waktu untuk mencapai kondisi mantapnya. Nilai kondisi mantap diharapkan adalah sama dengan nilai benar besaran yang diukur, oleh karena itu nilainya dipengaruhi oleh karakteristik statik instrumen.

    Dalam lembar data (data sheet) instrumen, parameter dinamik instrumen orde satu yang sering dituliskan adalah konstanta waktu. Berdasarkan gambar 2, konstanta waktu adalah waktu yang dibutuhkan ketika respon dinamik ouput bernilai 63% dari perubahan output saat kondisi mantap O. Dengan demikian, saat t = , eror dinamik yang terjadi adalah 37% dari O.

    Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 10

  • Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

    Gambar P2.2 Respon output orde satu

    Instrument Orde Dua

    Instrumen orde dua memiliki model matematis dalam bentuk persamaan diferensial sebagai berikut:

    Terdapat tiga parameter dinamik untuk instrumen orde dua, yaitu: K (sensitivitas statis), (frekuensi natural tak teredam) dan (rasio redaman), di mana:K = b0/a0

    = a0/a2

    = a1/2a0 a2

    Jika persamaan differensial di atas diselesaikan secara analitis, bentuk dari respon yang diperoleh tergantung pada nilai rasio redaman. Respon step dari output instrumen orde dua ditunjukkan pada Gambar 3.

    Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 11

  • Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

    Gambar P2.3 Respon output orde dua

    C. PERALATAN DAN KOMPONEN PERCOBAAN

    1. Termometer raksa2. Termometer Digital3. Heater/pemanas air4. Air5. Stop watch/Timer

    Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 12

  • Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

    D. LANGKAH PERCOBAAN

    1. Ukurlah suhu ruang saat percobaan2. Panaskan air dalam wadah dengan heater hingga mencapai suhu yang

    ditentukan yaitu T0C (sesuai ketentuan asisten). 3. Lakukan pembagian tugas pada setiap anggota kelompok praktikum

    sebagai berikut: Pengamat temperatur Pemegang stopwatch Pencatat data Pengendali temperatur dengan heaterLakukan simulasi dengan dibantu oleh asisten.

    4. Gunakan termometer digital untuk menjaga temperatur air tetap pada T0C dengan menggunakan heater secara manual

    5. Pada saat temperatur air telah mencapai T0C, celupkan segera termomoter raksa ke dalam wadah air dan catat penunjukan temperatur pada termometer raksa setiap 20 detik hingga penunjukan mantap di nilai T0C

    6. Setelah kondisi mantap tercapai, cabut termomter raksa segera dan catat penunjukan temperatur pada termometer raksa setiap 20 detik hingga penunjukan mantap di nilai suhu ruang

    7. Isi tabel percobaan seperti yang tercantum pada tabel 1. Perhitungan eror dinamik pada saat termometer raksa berada di air adalah :

    eror = T T terukur Perhitungan eror dinamik pada saat termometer raksa berada di udara adalah :

    eror = Truang T terukur 8. Buat grafik berdasarkan data tersebut.

    Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 13

  • Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

    Tabel P2.1 Data Pengukuran Suhu

    No Time (detik) Temperatur (0C) Eror dinamik1 0 Suhu ruang 02 203 404 605 .. (jika sudah steady, cabut

    thermometer dan ukur suhunya di udara)

    678

    Dst. Sampai kembali pada suhu ruang

    E. ANALISIS PERCOBAAN

    Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 14

  • Sistem Pengukuran & Kalibrasi (TF 091332)

    1. Tentukan konstanta waktu dari sensor termometer raksa berdasarkan data yang anda peroleh saat di air panas

    2. Tentukan konstanta waktu dari sensor termometer raksa berdasarkan data yang anda peroleh saat di udara

    3. Buatlah analisis tentang karakteristik dinamis instrumen berdasarkan data dan hasil perhitungan yang anda peroleh.

    4. Simpulkan percobaan ini.5. Buat laporan resmi percobaan.

    Program Studi S1 Teknik Fisika ITS 15

    Karakteristik Dinamik Elemen Sistem PengukuranKompetensi, RP, Materi