[modul 5_jumat 2_10510071]
DESCRIPTION
FRTRANSCRIPT
-
MODUL V
PENENTUAN CLOUD POINT, POUR POINT, DAN FLASH POINT
LAPORAN PRAKTIKUM
Nama : Ansori Muchtar
NIM
Kelompok
:
:
10510071
Jumat Shift 2
Tanggal Praktikum : 8 November 2013
Tanggal Penyerahan : 15 November 2013
Dosen : Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana
Asisten Modul : Alfino Harun Lubis (12210013)
Nelly Irmawati (12210047)
LABORATORIUM ANALISA FLUIDA RESERVOIR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
-
I. JUDUL PERCOBAAN
PENENTUAN CLOUD POINT, POUR POINT, DAN FLASH POINT
II. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan cloud point, pour point, dan flash point dari crude oil 2. Memahami pemakaian modul dilapangan
III. DATA PERCOBAAN
No Jenis Fluida Cloud Point Pour Point Flash Point
1 Jatibarang Heavy Tidak terlihat 71 F 78 C
2 Indramayu Light Tidak terlihat 16 C -
IV. PENGOLAHAN DATA
Konversi satuan Pour point Jatibarang Heavy
C = (F 32) : 1,8 = (71-32) : 1,8 = 21,6 C
V. ANALISIS Pada percobaan ini dilakukan pengukuran cloud point, pour point, dan
flash point dari crude oil. Pada percobaan cloud point dan pour point
digunakan metode ASTM standar. Kedua point ini diukur secara seri yaitu
penentuan cloud point terlebih dahulu baru pengukuran pour point. Cloud
point adalah temperatur tertinggi saat pertama kali parrafin (wax) dari
crude oil itu memisahkan diri untuk mulai mengkristal. Pada teknis
pelaksannannya crude oil yang akan diukur diturunkan suhunya hingga
mencapai cloud pointnya. Penurunan suhu digunakan es dan garam.
Fungsi garam adalah untuk menurunkan titik beku es sehingga es akan
mencair. Jika tidak diberi garam maka permukaan yar tidak semuanya
menyentuh es melainkan hanya sebagian saja. Ini menyebabkan penurunan
suhu menjadi lama. Jika diberi garam maka es akan mencair dan
menyentuh dari keseluruhan permukaan yar. Tercapainya cloud point
ditunjukkan dengan pembentukan wax berupa padatan putih yang
berukuran kecil pada crude oil. Masalah yang timbul dari percobaan ini
adalah tidak terlihatnya pembentukan wax tersebut. hal ini dikarenakan
ukuran wax yang terlalu kecil dan warna crude oil yang menutupi warna
wax yang putih sehingga pembentukannya tidak terlihat. Selanjutnya
ditentukan nilai dari pour point crude oil. Pour point adalah temperatur
tertinggi dimana suatu fluida tidak dapat mengalir lagi. Berbeda dengan
cloud point, pour point sangat mudah diamati. Hal ini ditunjukkan bila
crude oil tidak mengalir lagi jika yar dimiringkan selama 5 menit. Crude
oil yang ditentukan pour pointnya adalah jatibarang heavy dan indramayu
light. Dari data percobaan diperoleh nilai dari pour point dari jatibarang
heavy adalah 21,6 C dan pour point dari indramayu light adalah 16 C. Dari data tersebut terlihat bahwa nilai pour point dari jatibarang heavy
lebih tinggi dari pada pour point indramayu light. Hal ini dikarenakan
-
jatibarang heavy memiliki komponen berat (paraffin) yang lebih banyak
dari pada indramayu light sehingga dengan penurunan suhu yang kecil saja
langsung mencapai nilai pour pointnya. Indramayu light memiliki nilai
yang lebih kecil karena komponen beratnya sedikit sehingga butuh
penurunan suhu yang lebih besar untuk mencapai nilai pour pointnya.
Asumsi yang dipakai dalam praktikum ini adalah suhu ruangan dianggap
konstan selama proses, termometer berguna dengan baik, kondisi crude oil
masih baik, tidak adanya transfer kalor dari lingkungan kesistem, semua
peralatan yang digunakan bersih dan kering, proses pendinginan pada yar
dianggap terdistribusi merata pada permukaan yar. Pada aplikasi
dilapangan nilai dari pour point digunakan untuk melakukan treatment
lebih lanjut pada sisitem penyaluran crude oil. Minyak yang keluar dari
reservoir mengalami penurunan suhu dan temperatur yang drastis sehingga
akan berakibat pada fisik dari crude oil salah satunya pour point. Crude oil
yang memiliki pour point yang tinggi biasanya dilakukan treatment
pemanasan dan penambahan pour poit depressant (ppd) untuk menurunkan
nilai pour point dan mencegah penbentukan kristal sehingga melancarkan
aliran fluida. Pada penentuan flash point digunakan peralatan pensky
marten closed tester. Instrumen ini menggunakan termostat sebagai
pemanas. Flash point adalah temperatur terendah dimana diberi nyala api
akan menyebabkan uap dari fluida tersebut menyala dibawah kondisi
percobaan. Pada teknis pelaksanaannya crude oil dipanaskan
menggunakan termostat dan diaduk. Cup ditutup agar tekanan cup naik
sehingga suhu crude oil cepat naik. Selain itu juga mencegah uap yang
dihasilkan terbebaskan keudara. Pengadukan berfungsi agar pemanasan
crude oil meratadan menimbulkan uap lebih cepat. Uap yag terbentuk
kemudian menyala jika dikasih api. Kondisi ini yang menunjukkan flash
point dari crude oil. Dari percobaan flash point diperoleh nilai flash point
dari jatibarang heavy adalah 78 C. asumsi yang digunakan dalam penentuan flash point ini adalah tekanan sistem tetap.
VI. KESAN DAN PESAN Praktikum modul ini merupakan praktikum yang paling enak
pelaksanaannya dari modul-modul sebelumnya. Hal ini disebabkan
pembawaan dari asisten yang bagus terutama dalam tes alat dan
pelaksanaan praktikum sehingga kami lebih enjoy dalam menjalani
praktikum. Pesan untuk asisten adalah jangan terlalu keras (aturan)
terhadap praktikan.
VII. KESIMPULAN Nilai cloud point, pour point, dan flash point dari crude oil adalah sebagai
berikut:
No Jenis Fluida Cloud Point Pour Point Flash Point
1 Jatibarang Heavy Tidak terlihat 71 F 78 C
2 Indramayu Light Tidak terlihat 16 C -
-
VIII. DAFTAR PUSTAKA 1. William D. McCain Jr., The Properties of Petroleum fluid. Second
Edition, Tulsa Oklahoma, 1990
2. http://global.britannica.com/EBchecked/topic/473102/pour-point
IX. JAWABAN PERTANYAAN 1. Peristiwa pembekuan minyak terjadi karena kelarutan parrafin yang
terdapat dalam minyak bumi akan menurun seiring dengan
menurunnya temperatur. Parafin merupakan molekul organik yang
mempunyai rumus empiris(CnH2n+2) dan secara alami terdapat dalam
minyak bumi. Pada saat penurunan temperatur mencapai temperatur
tertentu, parafin tidak lagi larut dalam minyak bumi dan akam
membentuk kristal lilin(wax crystal). Temperatur saat wax mulai
terlihat disebut sebagai cloud point. Ketika jumlah wax yang terbentuk
terlalu banyak, viskositas minyak terlalu besar sehingga minyak akan
sulit mengalir atau berhenti mengalir sama sekali.
Wax crystals (kristal-kristal lilin) yang terbentuk yang terbentuk
saat kelarutan parafin dalam minyak bumi menurun akan bergabung
menjadi kristal yang lebih besar dengan cara berinteraksi satu sama
lain. Pembentukkan kristal lilin yang lebih besar akan meningkatkan
viskositas minyak bumi sehingga sulit untuk mengalir.
Penumpukkan wax crystal yang terbentuk akibat penurunan kelarutan parafin dalam minyak bumi dapat mengancam aliran fluida
-
Struktur kimia paraffin
2. Perbedaan pensky marten closed tester dan tag closed tester
No Perbedaan Pensky marten closed tester
Tag closed tester
1 Pemanas Termostat Bunsen
2 Stirer ada Tidak ada