modul 5 ritel modern

31
PASAR TRADISIONAL Vs PASAR MODERN DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNPAD

Upload: aga-martopranoto

Post on 26-Jan-2016

267 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Modul 5 Ritel Modern

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 5 Ritel Modern

PASAR TRADISIONAL Vs PASAR MODERN

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIANUNPAD

Page 2: Modul 5 Ritel Modern

Pasar Tradisional Vs Pasar ModernBersaing atau Memiliki Segmen Berbeda?

Vs

2Zumi Saidah_Industri Ritel Modern

Page 3: Modul 5 Ritel Modern

Menurut Saudara, Benarkah Pernyataan Ini

3Zumi Saidah_Industri Ritel Modern

Page 4: Modul 5 Ritel Modern

Ritel Tradisonal & Pasar Tradisional

Menurut saudara samakah pengertian antara ritel tradisional dengan pasar tradisional ?

4Zumi Saidah_Industri Ritel Modern

Page 5: Modul 5 Ritel Modern

Ritel Tradisional

• Ritel tradisional dapat didefinisikan sebagai bentuk usaha yang menjual barang eceran selain berbentuk ritel modern.

• Ritel tradisional salah satunya dicirikan oleh pelayanan terhadap konsumen dilakukan oleh pemilik ritel.

5Zumi Saidah_Industri Ritel Modern

Page 6: Modul 5 Ritel Modern

Ritel Tradisional

• Bentuk dari usaha ritel tradisional adalah perusahaan kelontong yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari yang berada di wilayah perumahan, pedagang kaki lima, pedagang yang berjualan di pasar tradisional.

• Mengacu kepada kriteria di atas, ritel tradisional diantaranya meliputi : pasar tradisional (pasar eceran, pasar induk), warung/toko (pengecer, grosir) yang letaknya tentunya tidak berada di lokasi pasar tradisional

6Zumi Saidah_Industri Ritel Modern

Page 7: Modul 5 Ritel Modern

Ritel Tradisional

• Warung/toko berperan eceran dan grosir, jumlahnya cukup banyak, peranannya cukup besar dalam rantai pemasaran, keberadaannya jauh sebelum ritel modern

• Lokasi warung/toko berada di jalan raya/pemukiman penduduk sehingga letaknya menyebar, mereka memanfaatkan celah pasar.

• Keberadaan mereka kurang terorganisir karena banyak yang tdk memiliki ijin usaha

7Zumi Saidah_Industri Ritel Modern

Page 8: Modul 5 Ritel Modern

Ritel Tradisional

• Dengan lokasi yang menyebar dan kurang terorganisir tersebut, kajian tentang peranan warung/toko tersebut sangat minim tidak seperti kajian terhadap pasar tradisional

• Oleh karena itu ritel tradisional selalu diidentikkan dengan pasar tradisional dengan segala kekurangannya.

8Zumi Saidah_Industri Ritel Modern

Page 9: Modul 5 Ritel Modern

Mengapa Ritel Tradisional Terpinggirkan?

Kondisi ritel tradisional yang umumnya berupa warung sederhana yang ada di lingkungan perumahan, kios-kios di dalam pasar,  dan letaknya yang menyebar.

Image terhadap pasar tradisonal yang terkesan kotor, jorok, bau, kumuh, sampah dimana-mana, saluran air (sanitasi air) yang tidak lancar.

Kondisi pasar tradisional umumnya berhimpitan-himpitan, sesak dan kurang beraturan sehingga faktor kenyamanan sangat sulit didapatkan. Panas, sirkulasi udara sangat kurang.

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 9

Page 10: Modul 5 Ritel Modern

Mengapa Ritel Tradisional Terpinggirkan?

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah faktor keamanan, banyaknya pelaku-pelaku diluar pasar yang ikut berperan dan mengambil keuntungan dari situasi pasar spt pedaganga ilegal, mafia pasar, preman pasar, dsb.

Adanya pungutan liar terhadap pedagang maupun pembeli

Selain itu yang perlu mendapat perhatian bagi kita adalah tentang apakah produk-produk yang diperjualbelikan higienis atau tidak

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 10

Page 11: Modul 5 Ritel Modern

Potret Buram Pasar Tradisional Pasar tradisional kerap diasosiasikan sebagai pasar :

Jorok

Bau

Semberaut

11Zumi Saidah_Industri Ritel Modern

Page 12: Modul 5 Ritel Modern

Potret Buram Pasar Tradisional

Becek

Jorok

Susah di atur

12Zumi Saidah_Industri Ritel Modern

Page 13: Modul 5 Ritel Modern

Potret Buram Pasar Tradisional

Tiket Parkir Konsumen

Copet

Tiket Retribusi Pasar

13Zumi Saidah_Industri Ritel Modern

Page 14: Modul 5 Ritel Modern

Potret Buram Pasar Tradisional

Para Penjual Kantong Keresek

Mafia atau preman pasar

Retribusi Pasar

14Zumi Saidah_Industri Ritel Modern

Page 15: Modul 5 Ritel Modern

Arti Pentingnya Pasar Tradisional1. Pengangguran (padat karya & padat pemilik usaha)

2. Lapangan kerja menyempit (banyaknya aktivitas perekonomian lain, yg terkait scr lsng & tdk langsung)

3. Rendahnya jaminan ketersediaan barang kebutuhan sehari-hari

4. Hilangnya penerimaan daerah dari Retribusi Pasar dan penerimaan retribusi lain yg terkait dng pasar

5. Hilangnya pasar (tempat permintaan aktual terjadi) bagi pemasok (usaha rumah tangga dan produk pertanian skala kecil). Kinerja per-usaha-an pemasok akan dapat menurun.

6. Hilangnya salah satu wadah akulturasi (percampuran) budaya

7. Hilangnya salah satu instrumen demokratisasi ekonomi; dari kita oleh semua untuk semua

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 15

Page 16: Modul 5 Ritel Modern

Faktor Penyebab Matinya Pasar Tradisional

1) Rendahnya animo masyarakat utk berbelanja di pasar tradisional

2) Tingginya persaingan dari pasar modren (khususnya yg menjual jenis barang yg sama)

3) Rendahnya daya beli masyarakat

4) Persaingan kuat dng PKL yg menggelar dagangannya di seputar (di luar) pasar

5) Kapabilitas pedagang yg ada di Pasar Tradisional Modal, kewirausahaan, kerjasama dng pemasok, rendahnya kemampuan utk menyesuaikan layanan dng harapan konsumen, dll

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 16

Page 17: Modul 5 Ritel Modern

Faktor Penyebab Matinya Pasar Tradisional

6) Rendahnya kualitas pengelolaan pasar Kualitas pasar antara lain: penertiban PKL di luar bangunan, kebersihan, kesehatan, ketertiban, sarpras yg rusak atau tidak ada, ide pekan murah, . Salah satu penyebab: pengelola yg hanya fokus pd penarikan retribusi pasar

7) Rendahnya aksesibilitas (akibat kemacetan sehingga waktu tempuh ke dan dari pasar cenderung lama)

8) Ketidaktepatan lokasi pasar atau tata ruang interior.

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 17

Page 18: Modul 5 Ritel Modern

Mengapa Animo Berbelanja ke Pasar Tradisional Berkurang?

1) Rendahnya stabilitas kepastian transaksi jual beli (harga lebih tinggi dan proses tawar menawar yg lama, jaminan kuantitas, jaminan kualitas, dan jaminan ukuran)

2) Rendahnya kualitas pelayanan pedagang; tergantung mood individual.

3) Rendahnya kenyamanan, ketertiban dan keamanan, kesehatan serta kebersihan lingkungan pasar.

4) Pasar tradisional tdk menyediakan layanan lain.

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 18

Page 19: Modul 5 Ritel Modern

Mengapa Animo Berbelanja ke Pasar Tradisional Berkurang?

5) Lamanya penyelesaian tiap transaksi (lama waktu tawar menawar dan lama waktu pemilihan barang mana yg berkualitas)

6) Bentuk bangunan pasar (mis: struktur bangunan pasar bertingkat cenderung membuat calon pembeli dan bahkan pedagang enggan ke lantai atas) serta tata ruang interior.

7) Gengsi konsumen untuk berbelanja ke pasar tradisional.

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 19

Page 20: Modul 5 Ritel Modern

Kharisma Pasar Tradisional ?

1) Pasar tradisional merupakan penghubung perekonomian pedesaan dan perkotaan.

2) Pasar tradisional melibatkan transaksi dalam jumlah besar (beragamnya jenis barang dan harga yang ditawarkan)

3) Dalam budaya masyarakat timur, berbelanja sambil bersosialisasi adalah lebih menjadi preferensi dari pada berbelanja secara individualis. Dalam pasar tradisional transaksi barang tidak dapat ditarik

menurut perspektif dikhotomis “keuntungan yang maksimal, kerugian yang minimal”.

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 20

Page 21: Modul 5 Ritel Modern

Kharisma Pasar Tradisional ?

Seorang pedagang tidak sekedar menerima uang dan pihak lain menerima barang, tetapi terdapat kebutuhan social yang ingin didapat dari pihak lain, yakni penghargaan yang bersifat timbal-balik berlangsung dalam hubungan yang setara, terjalin ikatan hubungan personal emosional.

Demikian juga dengan konsumen/pelanggan tidak semata mendapat sesuatu barang yang diperlukan, tetapi terdapat “kepuasan” lain yang diperlukan, diantaranya tempat dan dengan siapa penjual yang dihadapinya

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 21

Page 22: Modul 5 Ritel Modern

Kharisma Pasar Tradisional ?

4) Pasar tradisional terkandung transaction cost dan bahkan asymmetric information Dari korbanan waktu, proses tawar-menawar adalah

merupakan biaya transaksi, akan tetapi jika didalamnya berlangsung pula proses komunikasi dimana proses transaksi mempunyai peluang akan berkelanjutan berdasarkan interaksi social yang terjadi karena diantara keduanya menjadi saling kenal.

5) Signifikansi pasar tradisional dilindungi dapat dilihat dari fungsi sosial ekonomi pasar

6) Kepercayaan (trust), sebagai salah satu institusi social

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 22

Page 23: Modul 5 Ritel Modern

Revitalisasi Pasar Tradisional (Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan)

Selama 2011-2014 akan dikembangkan 79 pasar percontohan supaya dapat jadi referensi pengembangan pasar di Indonesia

Pada 2011 Kemendag telah mengembangkan 10 pasar percontohan. Pada tahun 2012, rencananya akan dikembangkan 20 pasar. Pada 2013 sebanyak 23 pasar dan 2014 rencananya 26 pasar.

Dari 9.559 pasar yang telah di survei hanya 10 persen yang melakukan pembukuan keuangan dan sebagian besar dari segi fisik tidak memadai. Saat ini 95 persen pasar sudah berumur lebih dari 25 tahun, 1 persen berumur 10-20 tahun dan hanya 3 persen di bawah 10 tahun.

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 23

Page 24: Modul 5 Ritel Modern

Revitalisasi Pasar Tradisional

1. Pemerintah seyogianya mampu mengubah “wajah” pasar tradisional agar lebih higienis, nyaman, aman dan teratur

2. Pemerintahharus terus melakukan kampanye massal untuk mendorong kesadaran pedagang dalam melakukan sanitasi lingkungan.

3. Pemerintah harus senantiasa mendorong dan membangun kesadaran masyarakat dan pedagang akan pentingnya mutu dan keamanan produk

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 24

Page 25: Modul 5 Ritel Modern

Revitalsasi Pasar Tradisional

4. Pemerintah bisa menggunakan instrumen CSR perush distributor untuk membina pasar tradisional

5. Diperlukan koordinasi dan kerjasama yang erat antar semua pihak agar tidak terjadi kerancuan dlm menyikapi kebijakan yang telah dikeluarkan.

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 25

Page 26: Modul 5 Ritel Modern

Revitalisasi Pasar Tradisional

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 26

Page 27: Modul 5 Ritel Modern

Bentuk-Bentuk Tempat penjualan di Pasar Tradisional

Kios

Lapak

Tenda

27Zumi Saidah_Industri Ritel Modern

Page 28: Modul 5 Ritel Modern

Kendala Revitalisasi Pasar Tradisional

Problem tata ruang Para pedagang selalu berebut menempati lahan dasar (lower

ground) untuk meraup keuntungan dari pembeli. Karena itu, kalau ada pembangunan, mereka khawatir lahan yang ditempati bakal digeser.

kecenderungan sosiologis pedagang pasar tradisional adalah menempatkan kecurigaan berlebihan (over curiosity) terhadap segala bentuk pembangunan.

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 28

Page 29: Modul 5 Ritel Modern

Langkah untuk menjembatani Kepentingan Investor, Pedagang dan Pemerintah

1. Dibutuhkan political will kuat dari pemerintah kota berupa jaminan kepada pedagang agar revitalisasi pasar benar-benar dilaksanakan. Adanya pembangunan pasar harus dilandasi garansi terhadap

kelangsungan pedagang lama.

2. Langkah revitalisasi pasar sebaiknya diujicobakan tanpa melibatkan investor. Caranya dengan mengembalikan pembangunan kepada

pedagang. Dimana setiap pasar pedagang sudah memiliki organisasi yang menghimpun pedagang atau koperasi pasar.

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 29

Page 30: Modul 5 Ritel Modern

Langkah untuk menjembatani Kepentingan Investor, Pedagang dan Pemerintah

3. Kepada lembaga yang menjadi fasilitator pembangunan dapat memberikan kredit lunak kepada pedagang. Hal ini dimaksudkan untuk meredam munculnya

gejolak bila pembangunan pasar itu dilakukan.

Zumi Saidah_Industri Ritel Modern 30

Page 31: Modul 5 Ritel Modern

TERIMA KASIH

31