modifikasi hukum kontrak dalam perdagangan internasional ...... · langsung dan sifat data...

111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI E- COMMERCE Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh Syailendra Wisnu Wardhana NIM. E0007222 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: vongoc

Post on 25-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM

PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI E-

COMMERCE

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1

dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh

Syailendra Wisnu Wardhana

NIM. E0007222

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Nama : Syailendra Wisnu Wardhana

NIM : E0007222

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi)

berjudul MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM

PERDAGANGAN E-COMMERCE INTERNASIONAL adalah

betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam

penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan

dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan

saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya

peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, 20 Juli 2011

yang membuat pernyataan

Syailendra Wisnu Wardhana

E.0007222

Page 5: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Syailendra Wisnu Wardhana, E 0007222 . 2011 . MODIFIKASI HUKUM

KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI E-

COMMERCE. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyesuaian yang harus dilakukan terhadap hukum kontrak dalam perdagangan internasional melalui e-commerce.

Penelitian ini adalah penelitian normatif dan bersifat preskriptif. Perkembangan tekhnologi dan informasi yang semakin pesat telah membawa

model perdagangan baru yaitu perdagangan e-commerce. Perdagangan e-

commerce ini telah melahirkan sebuah model kontrak baru yang memiliki sifat agak berbeda yang biasa disebut dengan kontrak elektronik. Kontrak ini bersifat

papperless(tidak menggunakan kertas) dan tidak mengenal batasan wilayah. Munculnya kontrak elektronik membuat hukum kontrak harus dimodifikasi.

Modifikasi meliputi penggunaan teknik enkripsi dan penerapan digital

signature untuk menjamin validitas kontrak yang meliputi keabsahan dan keaslian atau integritas kontrak. Keraguan terhadap kontrak elektronik muncul disebabkan

karena proses pembuatannya yang tidak mengharuskan para pihak untuk bertemu langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik membutuhkan cara penyelesaian yang

khusus yaitu dengan menggunakan Online Dispute Resolution (ODR). Sampai saaat ini terdapat tiga model ODR yaitu Negosiasi Online, Mediasi Online, dan Arbitrase Online.

UNCITRAL berusaha untuk membuat sebuah harmonisasi hukum dengan cara merumuskan Model Law on Electronic Commerce dan United Nations

Convention on the Use of Electronic Communications in International Contracts. Dalam kedua pengaturan di atas, dapat disimpulkan data elektronik dapat berlaku sebagaimana dokumen kertas.

Kata Kunci: Kontrak Elektronik, Validitas, Integritas, Online Dispute Resolution,

UNCITRAL, Harmonisasi

Page 6: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Syailendra Wisnu Wardhana, E.0007222 . 2011 .MODIFICATION OF

CONTRACT LAW IN INTERNATIONAL TRADE BY USE OF E-

COMMERCE. Faculty of Law Sebelas Maret University.

This research purposed to knowing an adjustment in contract law in international e-commerce trade. This research is prescriptive normative research.

Information and Technology development making new model of commerce called e-commerce. This commerce borned a new model of contract which have a different characteristic with conventional contract called electronic contract. This

contract is papperless and there is no border in cross country. The appears of electronic contract makes the law of contract must be modified.

The modification is about implementation of encryption and digital signature to guarante a validity of contract that involving originality and integrity of contract. A doubt about validity of contract occur because of this contract is

faceless and easy to rearrange. Legal dispute because of electronic transaction need spesial resolution called Online Dispute Resolution (ODR). There are three

models of ODR, Online Negotiation, Online Mediation, and Online Arbitration UNCITRAL trying to make a harmonization with Model Law on Electronic

Commerce and United Nations Convention on the Use of Electronic

Communications in International Contracts. In both regulation, concluded that electronic data can be use as a papper document

Key word: Electronic Contract, Validity, Integrity, Online Dispute Resolution, UNCITRAL, Harmonization

Page 7: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan Penulisan Hukum (Skripsi) ini dalam rangka

melengkapi persyaratan guna meraih derajat Sarjana (S1) dalam ilmu hukum di

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulisan hukum ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah

penyesuaian yang harus dilakukan dalam hukum kontrak hubungannya dengan

perdagangan e-commerce dan bagaimanakah pengaturan internasional mengenai

kontrak e-commerce.

Dalam proses penulisan hukum ini, penulis telah dibantu oleh berbagai

pihak, oleh karena itu tak lupa penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Ibu Prof.Dr.Hartiwiningsih S.H.,M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Djuwityastuti, S.H.,M.H. Selaku Ketua Bagian Hukum Perdata Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Bapak Pranoto, S.H.,M.H. selaku Pembimbing Penulisan Hukum (Skripsi)

yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan

dan arahan bagi penulis dalam menyusun Penulisan Hukum (Skripsi) ini.

4. Bapak Soehartono S.H,M.Hum. selaku Pembimbing Akademis yang telah

memberikan bimbingan selama penulis menjalani perkuliahan di Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan ilmu kepada penulis.

6. Kedua orang tua penulis, Bapak Alm. Drs. Amir Hidayat, M,Sn, dan Ibu Dra

Christina Tri Hendriyani, M,Si., atas seluruh support dan limpahan kasih

sayang yang selama ini diberikan kepada penulis

Page 8: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Adikku Lucky Kresna Aji yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan hukum ini

8. Kawan-kawan di BEM FH UNS ,FOSMI FH UNS dan ILC atas segala

dukungan, diskusi, dan tukar pemikiran selama penulis menyelesaikan

penulisan hukum ini

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan hukum ini

Penulis menyadari bahwa Penulisan Hukum (Skripsi) ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu masukan, saran tetap penulis harapkan. Semoga

Penulisan Hukum (Skripsi) ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait

dengan penulisan hukum ini kususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, 13 Juli 2011

Penulis

Page 9: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI...................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR.................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................. 7

E. Metode Penelitian .............................................................. 8

BAB II TINJUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori............................................................... 13

1. Tinjauan tentang Hukum Kontrak Internasional ...... 13

a. Pengertian Kontrak Internasional ....................... 13

b. Prinsip Hukum Kontrak Internasional................ 14

c. Subjek Hukum Kontrak Internasional................ 19

d. Sumber Hukum Kontrak Internasional .............. 28

e. Hukum yang berlaku dalam kontrak internasional31

2. Tinjuan tentang E-Commerce................................... 39

a. Pengertian E-commerce...................................... 39

b. Ruang Lingkup E-Commerce ............................. 41

c. Karakteristik E-Commerce ................................. 43

d. Kategori E-Commerce ........................................ 47

B. Keranga Pemikiran ......................................................... 50

Page 10: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Modifikasi Hukum Kontrak Dalam Perdagangan

E-Commerce Internasional............................................. 52

1. Kontrak Elektronik ................................................... 52

2. Validitas Kontrak E-Commerce ............................... 60

a. Keabsahan Kontrak Elektronik .......................... 60

b. Keaslian dan Integritas Data .............................. 64

3. Penyelesaian Sengketa E-Commerce ....................... 71

B. Pengaturan Hukum Kontrak Dalam Perdagangan E-Commerce

Internasional ..................................................................... 80

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan......................................................................... 95

B. Saran ............................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 97

Page 11: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran ................................................................... 50

Gambar 2. Proses Kriptografi....................................................................... 66

Page 12: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi saat ini tengah mengalami kemajuan

yang sangat pesat. Perkembangan ini ternyata berdampak pada berbagai sektor

kehidupan termasuk juga dalam dunia perdagangan. Hadirnya teknologi

internet membuat manusia menuntut pemenuhan kebutuhannya dipenuhi

semakin cepat. Transaksi perdagangan tidak lagi dilakukan dengan cara

konvensional dimana antara penjual dan pembeli harus bertatap muka

langsung. Perbedaan jarak dan waktu seakan tidak menjadi masalah lagi bagi

perdagangan. Para pihak yang melakukan transaksi dapat bertemu dan saling

bertukar informasi melalui dunia maya yang diciptakan oleh teknologi internet

Perkembangan perdagangan melalui dunia internet meningkat pesat di

seluruh dunia. Di Canada dalam waktu dua tahun, jumlah transaksi

perdagangan via internet meningkat pesat hingga 61%. Peningkatan ini setara

dengan US$12,8 miliar. Bila dilihat dari segi kuantitas, dari tahun 2005 hingga

2007 terjadi peningkatan jumlah perdagangan dari 49,4 juta barang di tahun

2005 menjadi 69,9 juta di tahun 2007. Hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh

meningkatnya pengguna internet di Canada dari 6,9 juta orang menjadi 8,4

juta orang. (http://berita.kapanlagi.com/tekno/perdagangan-online-canada-

meningkat-pesat-rajzx14.html diakses 14 Desember 2010 Pukul 22.25). Di

Indonesia nilai perdagangan lewat internet menurut IDC pada tahun 2009

mencapai sekitar $3,4miliar. Sedangkan potensi perdagangan E-Commerce

secara global menjadi US$172,9 miliar. (http://www.rickyeka.com/transaksi-

online-di- indonesia-tembus-rp-35-triliun.html diakses 14 Desember 2010

22.11). Data-data diatas menunjukkan bahwa perdagangan melalui internet

atau yang biasa disebut dengan perdagangan E-Commerce mempunyai potensi

yang amat besar dan mulai banyak diminati oleh kalangan bisnis.

Penggunaan teknologi internet untuk transaksi perdagangan dimulai pada

tahun 1970-an. Perdagangan elektronik berarti fasilitasi komersial secara

Page 13: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

elektronik yang menggunakan teknologi seperti Electronic Data Interchange

(EDI) dan Transfer Dana Elektronik. Teknnologi ini memungkinkan

perusahaan untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelian

atau invoice secara elektronik. Electronic Data Interchange menurut Article 2

UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce diartikan sebagai “The

electronic transfer from computer to computer of information using an agreed

standard to structure the information”. Sedangkan International Data

Exchange Association (IDEA) mendefinisikan EDI sebagai transfer data

terstruktur dengan format standar yang telah disetujui yang dilakukan dari satu

sistem komputer ke sistem komputer yang lain dengan menggunakan media

elektronik (Nofie Iman, www.nofieiman.com).

Perdagangan E-Commerce juga tumbuh berkembang pada tahun 1980-an

dengan penerimaan kartu kredit, dan anjungan tunai mandiri (ATM) di dunia

perbankan. Munculnya kartu ktedit dan ATM ini semakin mempermudah

manusia untuk bertransaksi dimana saja. Setelah itu, muncul sistem reservasi

maskapai penerbangan secara online oleh maskapai Sabre di Amerika Serikat

dan Travicom di Inggris.

Di tahun 1990-an, perdagangan elektronik mencakup sistem perencanaan

sumber daya perusahaan, data mining dan data pergudangan. Perdagangan

barang secara fisik diawali oleh Boston Computer Exchange, yang

diluncurkan pada tahun 1982. Pertukaran informasi secara online termasuk

juga konsultasi secara online mulai diperkenalkan pada tahun 1991. Pada

tahun 1990, Tim Barners Lee menciptakan web browser World Wide Web

yang hingga saat ini dikenal dengan sebutan internet. Sekitar tahun 1994,

belanja online pertama dimulai dan pada tahun 2000, sudah banyak

perusahaan di eropa dan amerika yang menawarkan jasa melalui World Wide

Web.

(http://frenlove.blogspot.com/2010/10/electronic-commerce.html diakses 17

Desember 2010 Pukul 22.57)

Penggunaan internet dipilih sebagai media transaksi bukannya tanpa

alasan. Banyak kemudahan yang dapat diperoleh seseorang dengan

Page 14: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bertransaksi melalui internet. Yang pertama yaitu internet sebagai jaringan

publik yang sangat besar (huge/widespread network), layaknya yang dimilki

suatu jaringan publik elektronik, yaitu murah, cepat dan kemudahan akses.

Yang Kedua, penggunaan data elektronik sebagai media penyampaian

pesan/data sehingga dapat dilakukan pengiriman dan penerimaan informasi

secara mudah dan ringkas, baik dalam bentuk data elektronik analog maupun

digital. (Nofie Iman, www.nofieiman.com)

Alasan lain penggunaan Transaksi e-commerce antara lain karena transaksi

e-commerce memiliki beberapa keuntungan yaitu:

1. Transaksi melalui e-commerce menjadi lebih efektif dan cepat;

2. Transaksi dagang menjadi lebih efisien, produktif dan bersaing;

3. Lebih memberi kecepatan dan ketepatan kepada konsumen;

4. Mengurangi biaya administratif;

5. Memperkecil masalah-masalah sebagai akibat perbedaan budaya, bahasa

dan praktik perdagangan;

6. Meningkatkan pendistribusian logistik; dan

7. Memungkinkan perusahaan-perusahaan kecil untuk menjual produknya

secara global (Huala Adolf,2005: 163)

Sedangkan menurut Joseph Luhukay memaparkan beberapa keuntungan

transaksi e-commerce bagi pedagang sebagai berikut:

1. Dapat digunakan sebagai lahan untuk menciptakan pendapatan (revenue

generation) yang sulit atau tidak dapat diperoleh melalui cara

konvensional, seperti memasarkan langsung produk barang atau jasa;

menjual informasi, iklan, (baner), membuka cybermall, dan sebagainya;

2. Menurunkan biaya operasional. Berhubungan langsung dengan pelanggan

melalui internet dapat menghemat kertas dan biaya telpon, tidak perlu

menyiapkan tempat ruang pamer (outlet), staf operasional yang banyak,

gudang yang besar, dan sebagainya;

3. Memperpendek product cycle dan management supplier. Perusahaan dapat

memesan bahan baku atau produk ke supplier langsung ketika ada

Page 15: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pemesanan sehingga perputaran barang lebih cepat dan tidak perlu gudang

yang besar untuk menyimpan produk-produk tersebut;

4. Melebarkan jangkauan (global reach). Pelanggan dapat menghubungi

perusahaan/penjual dari manapun di seluruh dunia;

5. Waktu operasi tidak terbatas. Bisnis melalui internet dapat dilakukan

selama 24 jam per hari, 7 hari per minggu;

6. Pelayanan ke pelanggan lebih baik. Melalui internet pelanggan bisa

menyampaikan kebutuhan maupun keluhan secara langsung sehingga

perusahaan dapat meningkatkan pelayanannya (Dikdik M.Arief Mansur &

Elisatris Gultom, 2009: 149).

Keuntungan juga akan banyak didapatkan oleh pembeli dalam melakukan

transaksi e-commerce. Menurut Joseph Luhukay keuntungan yang akan

diperoleh pembeli antara lain:

1. Home Shopping. Pembeli dapat melakukan transaksi dari rumah sehingga

dapat menghemat waktu, menghindari kemacetan, dan menjangkau took-

toko yang jauh dari lokasi;

2. Mudah melakukan. Tidak perlu pelatihan khusus untuk bisa belanja atau

melakukan transaksi melalui internet;

3. Pembeli memiliki pilihan yang sangat luas dan dapat membandingkan

produk maupun jasa yang ingin dibelinya;

4. Tidak dibatasi waktu. Pembeli dapat melakukan transaksi kapan saja

selama 24 jam per hari, 7 hari per minggu;

5. Pembeli dapat mencari produk yang tidak tersedia atau sulit diperoleh di

outlet-outlet/pasar tradisional (Dikdik M.Arief Mansur & Elisatris Gultom,

2009:150)

Selain itu masih banyak faktor yang mendukung perkembangan E-

Commerce. Cakupannya yang luas, proses transaksi yang cepat, efisiensi yang

tinggi, murah serta informatif, mudah, aman dan akurat menjadi pertimbangan

tersendiri bagi pengguna jasa perdagngan di Internet. Pelayanan yang

demikian cepat dan mudah juga dapat meningkatkan kepuasan konsumen atas

produk yang dijual produsen. (Munawar Kholil: 2009)

Page 16: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kemajuan di bidang perdagangan dengan hadirnya perdagangan E-

Commerce ini tentu perlu diikuti pula oleh perkembangan hukum yang

mengatur mengenai masalah perdagangan melalui media internet ini.

Perdagangan ini bersifat scriptless dan papperless. Artinya bahwa transaksi

melalui internet tidak dilakukan secara tertulis. Perkembangan sarana

teknologi dan informasi yang biasa disebut dengan dunia maya ini juga

membawa pengaruh yang cukup besar terhadap hukum kontrak internasional.

Kontrak tidak lagi harus tunduk pada doktrin-doktrin yang berlaku

sebelumnya. Penyelelesaian sengketanya pun tidak harus dilakukan secara

konvensional. Segala kesepakatan kontrak dan penyelesaian sengketanya

dapat diselesaikan dengan menggunakan tekhnologi informasi. Biasanya

bentuk-bentuk kontrak melalui dunia maya ini menggunakan kontrak baku

atau kontrak standar. Bentuk kontrak yang seperti ini sulit dihindari karena

transaksi di dunia maya menghendaki transaksi yang cepat, seiring dengan

sifat tekhnologi informasi tersebut (Huala Adolf, 2008: 40)

Ada tiga pandangan hukum terkait dengan perkembangan teknologi

informasi. Yang pertama adalah bahwa hukum harus memperlakukan

perkembangan teknologi informasi secara berbeda. Artinya bahwa diperlukan

sebuah pengaturan secara revolusioner. Pandangan ini berpendapat bahwa

dunia yang diatur yaitu dunia maya adalah dunia yang berbeda, sehingga harus

dilakukan pengaturan dan diperlakukan berbeda pula. Pandangan yang kedua

biasa disebut dengan pandangan ortodoks. Pandangan ini mengungkapkan

bahwa tidak perlu ada hukum khusus yang mengatur mengenai tekhnologi

informasi maupun segala sesuatu yang terdapat didalamnya, termasuk juga

dalam perdagangan E-Commerce. Tetapi hukum konvensional yang ada harus

disesuaikan dengan perkembangan tekhnologi informasi. Menurut pandangan

ini penyesuaian mutlak diperlukan karena dampak dari apa yang terjadi dalam

dunia maya tersebut berimbas pada dunia nyata. Pandangan yang ketiga

berpendapat bahwa hukum tekhnologi informasi hanya dapat bekerja bersama

dengan komponen-komponen hukum yang telah dikembangkan secara paralel

dengan informasi di satu sisi dan teknologi di sisi yang lain. Pengaturan

Page 17: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengenai perkembangan tekhnologi informasi tidak dapat dilakukan dengan

serta merta, namun membutuhkan sebuah proses yang panjang. Pandangan ini

biasa disebut dengan pandangan evolusioner ( M. Arsyad Sanusi, 2005:249).

Menyikapi munculnya perdagangan E-Commerce, tampaknya perlu

sebuah pengaturan yang khusus mengingat terdapat beberapa permasalahan

yang kemudian timbul. Perdagangan E-Commerce tidak dapat lagi disamakan

dengan kontrak-kontrak dagang biasa. Doktrin-doktrin hukum kontrak yang

ada perlu disesuaikan dengan keadaan terkini. Beberapa permasalahan yang

kemudian muncul dengan adanya E-Commerce ini meliputi Bagaimana

keabsahan pembentukan kontrak elektronik, nilai validitas kontrak itu sendiri,

validasi tanda tangan elektronik terkait dengan para pihak dalam E-

Commerce, Kejelasan tempat dan waktu kontrak, dan ketentuan mengenai

kontrak elektronik itu sendiri masih perlu dikaji lebih dalam.

Berdasarkan hal diatas, maka Penulis tertarik untuk mengkaji persoalan

bagaimana seharusnya pengaturan hukum kontrak yang diterapkan dalam

perdagangan internasional melalui E-Commerce dengan sebuah penulisan

hukum berjudul “MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM

PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI E-COMMERCE”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, maka penulis

merumuskan pokok permasalahan yaitu:

1. Bagaimana penyesuaian (modifikasi) pengaturan hukum kontrak yang

terjadi dalam perdagangan internasional melalui E-Commerce?

2. Bagaimana pengaturan hukum kontrak dalam perdagangan internasional

melalui E-Commerce?

C. Tujuan Penelitian

Sebuah penulisan hukum pasti mempunyai sebuah tujuan tertentu. Tujuan

dalam penulisan hukum yang dilakukan penulis ini yaitu:

1. Tujuan Objektif

Page 18: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Untuk mengetahui bagaimana penyesuaian (modifikasi)

pengaturan hukum kontrak yang terjadi dalam perdagangan

internasional melalui E-Commerce

b. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan hukum kontrak yang

diterapkan dalam perdagangan internasional melalui E-Commerce.

2. Tujuan Subjektif

a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis di bidang

perdagangan internasional terutama pada perdagangan

internasional secara E-Commerce.

b. Untuk memenuhi persyaratan akademis guna mencapai gelar

sarjana hukum pada bidang ilmu hukum di Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Sebuah penulisan hukum diharapkan dapat memberikan manfaat yang

berguna baik bagi perkembangan ilmu hukum itu sendiri maupun dapat

diterapkan dalam praktiknya. Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan

hukum ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian untuk penulisan hukum ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di

bidang hukum pada umumnya dan Hukum Perdagangan

Internasional pada khususnya.

b. Diharapkan penulisan hukum ini dapat menambah referensi ilmiah

di bidang hukum tentang perdagangan internasional khususnya

pada perdagangan E-Commerce.

c. Diharapkan dari penulisan hukum ini dapat digunakan sebagai

acuan untuk melakukan penulisan sejenis untuk selanjutnya.

Page 19: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Manfaat Praktis

a. Menjadi wahana bagi penulis untuk mengembangkan penalaran,

membentuk pola pikir ilmiah, sekaligus menerapkan ilmu yang

telah diperoleh.

b. Hasil dari penulisan hukum ini diharapkan dapat membantu

pengembangan hukum terutama dalam menyikapi perkembagan

perdagangan internasional khususnya dalam perdagangan

internasional melalui E-Commerce.

E. Metode Penelitian

Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum,

prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu

hukum yang dihadapi (Peter Mahmud, 2010: 35).

Dalam penelitian hukum ini metode penulisan yang akan digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah penelitian hukum normatif. Penelitian normatif terdiri atas:

a. Penelitian pada ranah dogmatig hukum;

b. Penelitian pada ranah teori hukum;

c. Penelitian pada ranah filsafat hukum (PPH, 2009:6)

Pada penelitian ini penulis akan menggunakan penelitian pada

ranah dogmatik hukum. Penelitian hukum dalam ranah dogmatik

menyangkut ketentuan hukum yang relevan dengan fakta yang

dihadapi (Peter Mahmud, 2010:61). Penelitian dalam penulisan hukum

ini akan menyangkut pengaturan internasional hukum kontrak dalam

perdagangan internasional melalui E-Commerce.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian dalam penulisan hukum ini adalah preskriptif. Ilmu

hukum mempunyai karakteristik ilmu yang bersifat preskripitif dan

Page 20: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terapan. Sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu hukum

mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan

hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum (Peter

Mahmud,2010:22) .

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan undang-undang (statute approach) dan pendekatan

komparatif (comparative approach) . Pendekatan undang-undang

dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang

bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Sedangkan

pendekatan komparatif pendekatan yang dilakukan dengan

membandingkan satu undang-undang dengan undang-undang yang

lain. (Peter Mahmud, 2010:95). Pada pendekatan undang-undang,

penulis akan mengkaji pengaturan internasional mengenai e-commerce

yang terdapat pada UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce,

United Nations Convention on the Use of Electronic Communications

in International Contracts 2005 dan beberapa contoh kontrak e-

commerce yang diterapkan dalam perdagangan internasional.

Sedangkan pada pendekatan perbandingan, penulis akan

membandingkan antara hukum kontrak yang konvensional, dengan

hukum kontrak dalam e-commerce.

4. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian hukum, tidak dikenal adanya data. Untuk

memecahkan isu hukum dan dan sekaligus memberikan preskripsi

mengenai apa yang seyogianya, diperlukan sumber-sumber penelitian.

Sumber-sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber

penelitian yang yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan-

bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer terdiri dari perudang-

undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan

perundang-undangan dan putusan-putusan hakim. Sedangkan bahan

Page 21: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan

merupakan dokumen-dokumen resmi (Peter Mahmud, 2010: 141).

Dalam penulisan hukum ini sumber hukum primer yang akan

digunakan antara lain UNCITRAL Model Law on Electronic

Commerce 1996 dan United Nations Convention on the Use of

Electronic Communications in International Contracts 2005.

Sedangkan sumber hukum sekunder yang akan digunakan dapat

berupa buku, jurnal, publikasi melalui internet, dan berbagai macam

bahan hukum sekunder yang dibutuhkan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Setelah isu hukum ditetapkan, peneliti kemudian melakukan

penelusuran untuk mencari bahan-bahan hukum yang relevan terhadap

isu yang dihadapi. Yang dilakukan peneliti dalam penelitian yang

menggunakan pendekatan perundang-undangan adalah mencari

peraturan perundang-undangan mengenai atau yang berkaitan dengan

isu tersebut (Peter Mahmud, 2010: 194). Bagi penggunaan pendekatan

komparatif, yang harus dilakukan adalah dengan mengumpulkan

ketentuan perundang-undangan dan pembandignya. Dalam penulisan

hukum ini yang akan dilakukan penulis adalah mengumpulkan

peraturan perundang-undangan yaitu UNCITRAL Model Law on

Electronic Commerce dan United Nations Convention on the Use of

Electronic Communications in International Contracts 2005, dan

sebagai pembandingnya adalah hukum kontrak internasional

konvensional.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penulisan hukum

ini adalah teknik analisis dengan logika deduktif. Johny Ibrahim yang

mengutip pendapat Bernand Areif Shiharta, logika deduktif merupakan

suatu teknik khusus untuk menarik kesimpulan dari hal-hal yang

bersifat umum menjadi kasus yang individual (Jhonny

Ibrahim,2006:249). Jadi yang dimaksud teknik deduktif adalah

Page 22: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjelaskan sesuatu yang bersifat umum, kemudian mengerucutkan

pada hal yang khusus, kemudian menarik kesimpulan.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Sistematika penulisan hukum adalah untuk memberi gambaran yang jelas

dan komprehensif mengenai isi penulisan hukum ini, maka penulis membagi

penulisan hukum ini dalam empat bab. Sistematika tersebut adalah sebagai

berikut:

BAB I :PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

penelitian, jadwal penelitain, dan sistematika penelitian

BAB II:TINJAUAN PUSTAKA

Bab Tinjauan Pustaka ini terdiri dari Kerangka Teori dan

Kerangka Pemikiran. Kerangka teori memuat berbagai pengertian

dan teori-teori hukum yang mendukung judul penulisan hukum

sehingga akan memudahkan pembacanya untuk memahami apa

yang penulis paparkan dalam penulisan hukum ini. Dimulai dari

tinjauan mengenai hukum kontrak internasional, hingga tinjauan

mengenai E-Commerce. Kerangka pemikiran akan memberikan

gambaran bagaimana alur berpikir penulis, dalam melakukan

penulisan hukum

BAB III: HASIL PENELITIAN

Bab Hasil Penelitian adalah bab inti dalam penulisan hukum ini.

Bab ini akan memaparkan hasil penelitan yang kemudian dengan

analisis, menghasilkan pembahasan atas pokok permasalahan

seperti yang telah dirumuskan sebelumnya. Bab ini akan

menjawab permasalahan yang diangkat. Dalam penulisan hukum

ini yang akan dijawab adalah bagaimana penyesuaian

(modifikasi) hukum kontrak yang dilakukan terkait dengan

Page 23: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

munculnya perdagangan internasional melalui E-Commerce dan

bagaimana pengaturan hukum kontrak dalam perdagangan

internasional melalui E-Commerce.

BAB IV: PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari apa yang telah dibahas

sebelumnya dan juga berisi saran yang ditujukan kepada pihak-

pihak yang terkait dengan permasalahan yang penulis teliti dalam

penelitian ini.

Page 24: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

G. Kerangka Teori

1. Tinjauan tentang Hukum Kontrak Internasional

a. Pengertian Kontrak Internasional

Black’s Law mengartikan kontrak sebagai suatu perjanjian

antara dua orang atau lebih yang menciptakan kewajiban untuk

melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan tertentu (“An

agreement betwen two or more persons which creates an obligation to

do nor not to do a particular thing”)(lihat dalam Huala Adolf,2008:1)

Wilis Reese mengartikan kontrak internasional sebagai

“Contract with elements in two or more nation states. Such contract

may be between states, between a state and a private party, or

exclusively between private parties” (lihat dalam Huala Adolf,2008:4).

Dari definisi di atas, dapat dilihat bahwa Reese mensyaratkan adanya

lebih dari satu negara dalam kontrak. Secara lebih sederhana, Sudargo

Gautama menjelaskan bahwa kontrak internasional adalah kontrak

nasional yang terdapat unsur luar negeri (foreign element).(lihat dalam

Huala Adolf,2008:4)

Secara teoritis, unsur asing yang dapat menjadi indikator suatu

kontrak adalah kontrak nasional yang mengandung unsur:

1) Kebangsaan yang berbeda;

2) Para pihak memiliki domisili hukum di negara yang berbeda;

3) Hukum yang dipilih adalah hukum asing, termasuk aturan-aturan

atau prinsip-prinsip kontrak internasional terhadap kontrak

tersebut;

4) Penyelesaian sengketa kontrak dilangsungkan di luar negeri;

5) Pelaksanaan kontrak tersebut di luar negeri;

6) Kontrak tersebut ditandatangani di luar negeri;

7) Objek kontrak di luar negeri;

Page 25: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8) Bahasa yang digunakan dalam kontrak adalah bahasa asing; dan

9) Digunakannya mata uang asing dalam kontrak tersebut (Huala

Adolf, 2008:4)

b. Prinsip Hukum Kontrak Internasional

Secara umum hukum kontrak internasional dapat dipat dibagi

menjadi dua prinsip pengaturan yaitu prinsip fundamental hukum

kontrak internasional dan prisip hukum kontrak internasional. Prinsip

fundamental hukum kontrak internasional terdiri dari Prinsip Dasar

Supremasi/Kedaulatan Hukum Nasional, dan Prinsip Kebebasan

Berkontrak. Sedangkan prinsip hukum kontrak internasional terdiri dari

Prinsip Pacta Sunt Servanda; dan Prinsip good faith (itikad baik); dan

Prinsip Resiprositas (Huala Adolf, 2008:19)

1) Prinsip Fundamental Hukum Kontrak Internasional

a) Prinsip Fundamental Supremasi/Kedaulatan Hukum Nasional

Prinsip fundamental pertama mensyaratkan bahwa hukum

nasional tidak dapat diganggu gugat keberadaannya. Kekuatan

mengikatnya adalah mutlak. Setiap benda, subjek hukum,

perbuatan atau peristiwa hukum, termasuk di dalamnya transaksi

dagang yang dituangkan ke dalam kontrak, yang terjadi di dalam

wilayah suatu negara tunduk secara mutlak pada hukum

nasional tersebut (Huala Adolf, 2008:19)

b) Prinsip Fundamental Kebebasan Berkontrak

Prinsip kebebasan berkontrak mensyaratkan bahwa para

pihak bebas menutup kontrak. Para pihak bebas menetapkan

bentuk dan isi kontrak berdasarkan kesepakatan mereka. Prinsip

ini sering kali disebu dengan party autonomy. Prinsip ini

merupakan prinsip yang terpenting dan aturan dasar yang utama.

Atiyah menyatakan kebebasan berkontrak adalah “(it) is one of

the most fundamental features of the law of contract”

Page 26: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Clive M.Schmitthoff menegaskan bahwa dengan prinsip

otonomi, para pihak dapat mengembagkan, menginovasi, atau

menciptakan bentuk-bentuk kontrak baru yang mereka inginkan

dan sepakati. Pengakuan terhadap kebebasan berkontrak ini

telah mengembangkan, memperluas bahkan menciptakan

bentuk-bentuk baru bidang kontrak (lihat dalam Huala

Adolf,2008:21).

Pengakuan secara tegas terhadap prinsip ini termuat

dalam Prinsip UNIDROIT/The International Institute for the

Unification of Private Law (the UNIDROIT Principles of

International Contract tahun 1994). Dalam Pasal 1.1 ditegaskan

bahwa “The parties are free to enter into a contract and to

determine its content”. Dalam penjelasannya disebutkan bahwa

berdasarkan prinsip ini, setiap pegusaha memiliki hak untuk

memutuskan secara bebas dengan siapa saja mereka akan

menawarkan produk barang atau jasanya dan dengan pihak siapa

mereka akan mendapatkan produk yang dibutuhkan. Mereka

juga berhak secara bebas untuk menentukan syarat-syarat yang

berlaku untuk transaksi yang mereka buat.

Namun prinsip ini tidak dapat menyimpangi prinsip

fundamental yang pertama. Hukum nasional tetap harus

diperhatikan dan tidak boleh disimpangi walaupun disepakati

oleh para pihak. Pembatasan trersebut dikenal dengan pacta

privata juri publico derogare non possunt.

Pembatasan prinsip ini juga dikemukakan Professor

Yntema sebagai berikut:

“... the principle of party autonomy in the law of contract is subject to various restrictions in the defferent municipal laws

and is not interpreted elsewhere in the same manner; these restriction are mainly imposed for reason of public policy or in the public interest” (lihat dalam Huala Adolf, 2008:23)

Page 27: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Prinsip-prinsip Hukum Kontrak Internasional

a) Prinsip Pacta Sunt Servanda

Black’s Law Dictionary mengartikan prinsip ini sebagai

berikut: “Agreements must be kept”. The rule that agreements

and stipulations, esp.those contained in treaties must be

observed”(lihat dalam Huala Adolf,2008:23)

Prinsip ini diakui secara universal oleh berbagai sistem

hukum di dunia. Schmitthoff menyampaikan dengan kalimat

sebagai berikut:

“In most legal system the parties to a contract are allowed a considerable measure of autonomy in the making of the contract, the term which they wish to adopt, and the choice of

law which they wish tp apply to their bargain. “The universal recognition and confirmation of the principles of freedom of

contract and pacta sunt servanda is an accepted fact,’writes Profesor Goldstajn. As the principle of party autonomy in the law of contract is recognized by most countries of the east and

west, none of the legal system raises a theoritical objection to an attempt of the parties to a contract to go to the extreme and to

adopt a legal regulation which makes a redundant a reference to a national system of law” (lihat dalam Huala Adolf, 2008:24)

Kewajiban menghormati dan melaksanakan ketentuan-

ketentuan dalam kontrak ini sifatnya adalah mutlak karena

kesepakatan tersebut berlaku sebagaimana Undang-Undang.

Setiap pihak wajib menjalankan walaupun pelaksanaannya

ternyata menguntungkan atau tidak menguntungkan.

b) Prinsip Good Faith ( itikad baik)

Itikad baik harus dianggap ada pada waktu negoisasi,

pelaksanaan kontrak, hingga penyelesaian sengketa. Prinsip ini

penting karena dibutuhkan kepercayaan dari para pihak agar

pembuatan kontrak dapat direalisasikan.

Namun prinsip ini mengandung makna yang berbeda di

antara sistem hukum. Pemahaman mengenai itikad baik rupanya

Page 28: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tidak sama antara Sistem Hukum Kontinental dengan Common

Law (Huala Adolf,2008:25).

(1) Prisip Itikad Baik dalam Sistem Hukum Kontinental

Dalam sistem hukum kontinental, pendekatan

terhadap prinsip ini didasarkan pada filosofi dari kotrak

yang menitik beratkan pada hubungan para pihak.

Hubungan ini mensyaratkan adanya itikad baik bukan saja

saat kontrak ditandatangani namun juga sebelum kontrak

disepakati. Itikad baik harus ada baik sebelum maupun

setelah kontrak ditandatangani.

(2) Prinsip Itikad Baik dalam Sistem Common Law

Sistem hukum Common Law khususnya hukum

Inggris tidak mengenal itikad baik dalam proses negosiasi.

Menurut hukum inggris, masuknya para pihak ke dalam

negosiasi tidak dengan serta merta melahirkan kewajiban

itikad baik. Menurut hukum Inggris, selama kontrak belum

ditandatangani, para pihak tidak terikat satu sama lain dan

tidak memiliki kewajiban apapun terhadap pihak lainnya

hingga kontrak tersebut akhirnya ditandatangani.

Seperti halnya hukum Inggris, hukum Amerika

Serikat juga demikian. Dalam The Uniform Commercial

Code AS (UUC) dan The Restatment (Second) hanya

meletakkan kewajiban itikad baik pada para pihak dalam

melaksanakan kontrak. Section 1-203 UCC menyatakan

“Every contract or duty whitin this Act imposes an

obligation of good faith in its performance or

enforcement”.

Dalam sistem Common Law AS, arti itikad baik

tidak lain adalah kejujuran dalam perilaku atau kejujuran

dalam bertransaksi dagang, ternasuk di dalamnya adalah

Page 29: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kejujuran dalam fakta dan penghormatan terhadap standar-

standar dagang yang wajar dan transaksi dagang yang jujur.

(3) Prinsip Itikad Baik dalam Perjanjian Internasional

Pengakuan dan kewajiban untuk melaksanakan

prinsip itikad baik diakui dalam prisip-prinsip kontrak

menurut UNIDROIT (The UNIDROIT Principles of

International Commercial Contracts) Pasal 1.7 Prinsip

UNIDROIT menyatakan:

(1) Each Party must act in accordance with good faith

and fair dealing in international trade

(2) The parties may not exclude or limit this duty

Kewajiban yang sama terdapat pula dalam the United

Nations on Contracts for the International Sale of Goods

(CISG). Pasal 7 (1) CISG menyatakan sebagai berikut:

“(1) In the interpretation of this Convention, regard is to be had to its international character and to the need

to promote uniformity in its application and the observance of good faith in international trade” (Huala Adolf,2008:27)

c) Prinsip Resiprositas (Resiprokal)

Prinsip ini mensyaratkan bahwa para pihak dalam kontrak

harus melaksnakan hak dan kewajibannya masing-masing secara

timbal balik. Menurut prinsip ini, pelaksanaan kontrak harus

memberikan keuntungan bagi para pihak. Lord Devlin

menyatakan sebagai berikut:

“It is of the essence of every contract that there should be

mutuality. A contract is an exchange of promises for another...A contract can consist of an exchange of promises on one subject,

e.g., payment against delivery; then if the seller does not deliver on the due date, the buyer may release himself from his obligation to pay”(Huala Adolf, 2008:27)

Page 30: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Subjek Hukum Kontrak Internasional

Subjek hukum yang dapat menjadi para pihak dalam kontrak

internasional antara lain:

1) Individu;

2) Badan hukum (perusahaan);

3) Organisasi Internasional;

4) Negara (Huala Adolf, 2008: 47)

Individu sebagai subjek dalam hukum kontrak internasional tidak

diatur dalam berbagai perjanjian internasional di bidang kontrak. Pasal

2 dalam perjanjain CISG (United Nations Convention o Contract for the

International Sale of Goods menjelaskan sebagai berikut:

This Convention does not apply to sales: a) Of goods bought for personal, family or household use, unless the

seller, at any time before or at the conclusion of the contract, neither knew nor ought to have known that the goods were bought for any such use;

b) By auction; c) On execution or otherwise by authority og law;

d) Of stocks, shares, investment securities, negotiable instrument or money;

e) Of ships, vessels, hovercraft; or aircraft;

f) Of elelctricity (Huala Adolf, 2008:48)

Di dalam United Nations Convention on the Use of Electronic

Communications in International Contract juga disebutkan dalam

Article 2 :

“This Convention does not apply to electronic communications relating

to any ojf the following: a) Contracts concluded for personal, family or household purposes;

b) (i) Transactions on regulated exchange; (ii) foreign exchange transactions; (iii) inter-bank payment systems, inter-bank payment agreements or clearance ad settlement systems relating to

securities or other financial assets or instrument; (iv) the transfer of securities or other financial assets or instrument held with an

intermediary”

Dari alasan tersebut, maka penggolongan subjek dalam kontrak

internasional antara lain adalah sebagai berikut:

Page 31: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Antara Perusahaan dengan perusahaan (asing) lainnya;

Prinsip umum yang berlaku adalah badan hukum atau

perusahaan asing tunduk pada hukum nasional tempat di mana

perusahaan tersebut didirikan. Permasalahan akan muncul ketika

perusahaan tersebut memiliki anak perusahaan di luar negeri dan

bersengketa dengan negara tempat anak perusahaan tersebut

didirikan. Biasanya anak perusahaan didirikan berdasarkan hukum

nasional tempat anak perusahaan berada karena didirikan dengan

badan hukum dari negara tempat anak perusahaan berada.

Kontrak antara perusahaan dengan perusahaan pada umumnya

tunduk pada suatu hukum nasional tertentu. Dalam beberapa kontrak

para pihak bisa saja menyepakati hukum lain disamping hukum

nasional. (Huala Adolf, 2008:51)

Salah satu instrumen hukum yang dapat dijadikan acuan untuk

pembahasan kontrak antar perusahaan adalah Resolusi Interational

Law Institute dengan judul “The Autonomy of the parties in

International Contracts between Private Persons or Entities”.

Beberapa substansi yang terdapat di dalamnya antara lain:

a) Ruang lingkup substansi ini hanya berlaku untuk kontrak-

kontrak dagang internasional, tidak termasuk di dalamnya

kontrak di bidang ketenagakerjaan atau kontrak-kontrak yang

dibuat oleh individu dalam kapasitasnya sebagai konsumen

(Pasal 1)

b) Para pihak pada prinsipnya bebas untuk memilih hukum setiap

negara untuk berlaku terhadap kontrak mereka (Pasal 2 Ayat 1),

termasuk di dalam kebebasan ini adalah kesepakatan untuk tidak

menerapkan aturan-aturan hukum mengenai pilihan hukum

negara tersebut (freedom of choice of law, Pasal 2 Ayat 2)

c) Pilihan hukum yang berlaku harus didasarkan pada kesepakatan

para pihak. Dalam hal tidak adanya kesepakatan yang tegas,

maka pilihan hukum para pihak harus didasarkan pada keadaan

Page 32: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang menunjukkan secara jelas keinginan (intention) dari para

pihak (Pasal 3 Ayat 1 dan 2)

d) Apabila kontrak ternyata tidak sah menurut hukum yang dipilih

oleh para pihak, maka pilihan tersebut tidak memiliki akibat

(hukum) apapun (Pasal 3 Ayat 3)

e) Keberadaan dan keabsahan dari kesepakatan para pihak terhadap

pilihan hukum yang berlaku harus ditentukan oleh hukum

tersebut (Pasal 4 Ayat 1). Namun demikian bila salah satu pihak

tidak memberi jawaban terhadap adanya permintaan (offer)

untuk menutup suatu kontrak, maka akibat dari tidak adanya

jawaban dari pihak tersebut maka arti diamnya pihak tersebut

diatur oleh hukum dari negara di mana pihak tersebut biasanya

diketahui tempat tinggalnya (the law of the State of his habitual

residence) (Pasal 4 Ayat 2)

f) Hukum yang berlaku dapat pula ditentukan (designated) oleh

syarat-syarat umum dari kontrak (general conditions of

contract), yang para pihak telah sepakati (Pasal 5 Ayat 1).

Namun kesepakatan para pihak tersebut harus dinyatakan secara

tertulis atau dengan cara yang sesuai dengan praktek yang telah

berlaku di antara para pihak atau sesuai dengan kebiasaan

dagang yang diketahui oleh para pihak (Pasal 5 Ayat 2);

g) Kebebasan para pihak untuk memilih hukum yang berlaku dapat

dilakukan setelah kontrak ditutup atau mengubah pilihan

hukumnya yang telah dipilih sebelumnya (Pasal 6 Ayat 1).

Kebebasan untuk mengubah hukum yang berlaku ini dapat

berlaku secara retrospektif (berlaku mundur) apabila hal tersebut

tidak mempengaruhi kepentingan pihak ketiga (Pasal 6 Ayat 2);

h) Para pihak bebas memilih hukum yang berlaku terhadap seluruh

atau sebagian dari kontrak (Pasal 7)

i) Hukum yang dipilih harus berlaku dengan tunduk pada aturan-

aturan memaksa dari hukum dari forum (jurisdiksi dari negara

Page 33: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang hukumnya dipilih) yang harus berlaku terhadap hukum

yang berlaku terhadap kontrak (Pasal 9 Ayat 1). (Huala

Adolf,2008: 53)

2) Antara negara dengan perusahaan (asing);

The Institute of International Law telah mengeluarkan resolusi

terkait dengan kontrak antara negara dengan perusahaan pada tahun

1979 yang berjudul “the Proper Law of the Contract in Agreements

Between a State and a Foreign Private Person”. Alasan

dikeluarkannya resolusi ini antara lain:

a) Kontrak yang ditandatangani oleh pemerintah dan perusahaan

asing merupakan kontrak yang penting dewasa ini dalam

hubungan ekonomi internasional;

b) Aturan-aturan mengenai kontrak yang dibuat oleh Negara dengan

perusahaan belum begitu jelas sehingga perlu dibuat penjelasan

mengenai aturan-aturan hukum perdata internasional mengenai

kontrak seperti ini;

c) Bahwa berdasarkan prinsip-prinsip umum umum mengenai

hukum perdata internasional, para pihak dapat memilih hukum

tertentu, termasuk di dalamnya untuk tidak memilih hukum

nasional suatu negara tertentu; dan

d) Bahwa dalam kontrak seperti ini alasan penerapan tidak

berlakunya suatu kontrak karena alasan adanya aturan-aturan

hukum yang memaksa atau ketertiban umum dapat saja terjadi

(misalnya karena salah satu pihaknya adalah negara yang dapat

memanfaatkan alasan ini sebagai alasan untuk tidak

melaksanakan kewajibannya berdasarkan kontrak) (Huala Adolf,

2008:54)

Bermann, membagi kontrak antara negara dengan perusahaan ke

dalam dua bentuk yaitu kontrak pembangunan ekonomi (Economic

Development Agreement) dan kontrak pengadaan jasa pemerintah

Page 34: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(agreement on Government Procurement). Yang dimaksud dengan

pembangunan ekonomi adalah:

“...agreements whereby a State engages the capital and

technology of a foreign enterprise, typically of one or more developed countries, in an undertaking designed to have a decisive

positive impact on the State’s overall economic development.” (lihat dalam Huala Adolf,2008: 55)

Kontrak antara negara dengan perusahaan menimbulkan

beberapa permasalahan antara lain:

a) Masalah kedudukan para pihak

Dalam kontrak antara negara dengan perusahaan, kedudukan

negara seakan lebih tinggi dari pihak lainnya. Negara membuat

dan melaksanakan hukum serta dapat mengubah hukum. Negara

juga dapat mengadili subjek hukum yang melanggar hukum.

Kedudukan negara sebagai subjek hukum seakan sempurna

karena memiliki kewenangan yang begitu besar. Oleh karena itu

harus ada pemisahan yang jelas kapan negara berperan sebagai

para pihak dalam kontrak yang komersial, dan kapan negara

harus berperan dan menjalankan fungsi negara.

Para sarjana telah berhasil memisahkan keduanya dan

membuat kedudukan seimbang. Pertama, status negara adalah

sebagai negara yang berdaulat (jure imperii). Kedua, status

negara sebagai suatu negara yang melakukan tindakan-tindakan

komersial (jure gestiones). Dengan konsep jure gestiones,

negara telah dianggap menanggalkan imunitas atau

kedaulatannya sehubungan dengan tindakan bisnis yang

dilakukan negara tersebut (Huala Adolf,2008:56)

b) Masalah hukum yang berlaku

Terdapat beberapa pendapat mengenai hukum yang berlaku

dalam kontrak Internasional. Schachter berpendapat bahwa

prinsip kesepakatan dan kebebasan para pihak tetap berlaku.

Namun hukum yang akan berlaku dalam kontrak tersebut adalah

Page 35: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hukum nasional dimana kontrak tersebut dibuat dan

dilaksanakan. Jika tidak ada pilihan hukum, maka hukum yang

akan berlaku ditentukan berdasarkan prinsip-prinsip hukum

perdata internasional.

“Normally a contract between a State and a private person is governed by the law of the state where is made and performed. However, the parties are free under private international law to

designate the governing law of the contract and, if they so wish, to withdraw the contract from the exclusive application of any

particular domestic legal system. If they fail to make a choice, the contract would, under the private international principles, be subject to the law of the state with which it has the closest

links. If the parties wish to designate the applicable law, it is generally considered that they are free to do so without

limitation” (lihat dalam Huala Adolf, 2008: 57)

Böckstiegel mempunyai pandangan yang berbeda denagn

Schachter. Menurut Böckstiegel, kontrak internasional yang

dibuat oleh para pihak mempunyai pilihan hukum yang sangat

luas yaitu:

(1) Pemilihan hukum nasional salah satu pihak atau hukum

nasional pihak ketiga;

(2) Kombinasi hukum nasional kedua belah pihak;

(3) Pemilihan hukum suatu hukum nasional tertentu disertai

dengan pemilihan prinsip-prinsip itikad baik;

(4) Pemilihan hukum internasional;

(5) Pemilihan prinsip-prinsip hukum dari kedua sistem hukum

para pihak;

(6) Pemilihan prinsip-prinsip hukum umum (general principles

of law)

(7) Pemilihan hukum yang berupa klausul yang hanya

menentukan aturan-aturan kontraklah yang akan berlaku

(tidak memilih hukum nasional tertentu)

Page 36: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(8) Pemilihan kombinasi hukum tertentu dengan hukum lainnya

yang bukan hukum nasional (lihat dalam Huala

Adolf,2008:59).

Sementara Bermann berpendapat bahwa kontrak

internasional cenderung memilih hukum negara ketiga. Pilihan

hukum seperti ini biasa disebut sebagai delokalisasi kontrak

(delocalization of contracts) (lihat dalam Huala Adolf,2008: 59)

c) Masalah penyelesaian sengketa kontrak

Permasalahan selanjutnya adalah masalah penyelesaian jika

suatu saat timbul sengketa mengani kontrak yang telah

disepakati para pihak. Masalah ini menjadi sangat penting untuk

dibahas karena negara dengan imunitasnya tidak mungkin

diadili oleh badan peradilan atau forum nasional negara lain.

Masalah yang lain yaitu dikhawatirkan negara yang akan

mengadili tidak bersikap netral. Biasanya, para pihak cenderung

untuk memilih badan arbitrase untuk menyelesaikan sengketa

yang mungkin akan timbul. (Huala Adolf, 2008: 60)

3) Antara negara dengan negara;

Kontrak antara negara dengan negara adalah kontrak komersial

yang menyangkut dua kedaulatan dan biasanya berupa kontrak kerja

sama, pinjaman (utang), atau kontrak pembangunan ekonomi. Salah

satu karakteristik hukum kontrak adalah pilihan hukum dan pilihan

forumnya. Sangat sulit bagi satu negara untuk tunduk pada hukum

negara lain. Oleh karena itu pilihan yang ada adalah dengan

menggunakan hukum internasional yang bersifat netral bagi kedua

negara atau justru tidak mengadakan pilihan hukum dengan asumsi

bahwa para pihak tidak akan melanggar kontrak yang telah

disepakati. Termasuk juga pilihan forum. Sangat sulit bagi satu pihak

untuk tunduk pada badan peradilan nasional lainnya. Solusinya

adalah dengan memilih badan peradilan internasional seperti

Page 37: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mahkamah Internasional, Permanen Court of Arbitration, atau badan

arbitrase internasional lain (Huala Adolf,2008:61).

4) Antara organisasi internasional dengan perusahaan

Terkait dengan kontrak antara organisasi internasional dengan

perusahaan, Institute of International Law (ILA) pada tahun 1977 di

Oslo telah mengeluarkan suatu resolusi yaitu “Contracts Concluded

by International Organizations with Private Persons”. Beberapa

pertimbangan dikeluarkannya resolusi ini antara lain:

a) Kontrak-kontrak yang ditandatangani oleh organisasi

internasional dan pihak perusahaan sudah semakin mengikat dan

bentuknya sudah semakin beragam;

b) Semakin meniingkatnya muatan dan bentuk kontrak tersebut

seharusnya memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

(1) Organisasi internasional harus diberi keleluasaan untuk

melaksanakan kewajiban-kewajibannya tanpa terhalang

oleh aturan-aturan hukum internasional;

(2) Kontrak-kontrak tersebut harus menghormati hukum;

(3) Kontrak-kontrak tersebut juga perlu dilindungi sehingga

kestabilan hubungan hukum para pihak dapat dilidungi.

Dalam Resoluisi ILA 1977 ini disebutkan juga hukum yang

mengatur kontrak antara organiasasi internasional dengan

perusahaan. Pada prinsipnya kebebasan para pihak dalam membuat

kontrak tetap diakui. Selain itu dimungkinkan pula berlakunya lebih

dari satu sistem hukum dalam kontrak tersebut. Pasal 2 dan 3

Resolusi menyatakan sebagai berikut:

“Article 2

1. To facilitate the settlement of difficulties which may arise in

connection with the contracts under consideration, it is

desirable that the parties expressly specify the source, national

or international, from which the proper law of the contract is to

be derived.

Page 38: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. The parties may expressly refer to a combination of several

sources.

Article 3

The parties may stipulate that domestic law provisions referred to in

the contract shall be considered as being those in force at the time of

conclusion of the contract”

Dalam hal penyelesaian sengketa Resolusi ILA 1977

menyatakan bahwa forum penyelesaian sengketa untuk

menyelesaikan sengketa kontrak meliputi:

a) Badan independen khususnya arbitrase, baik yang sifatnya

permanen (terlembaga) atau sementara (ad hoc); dan

b) Pengadilan nasional. Pilihan ini hanya dimungkinkan apabila

penyelesaian melalui badan pengadilan nasional ini memang

tidak bertentangan dengan status dan fungsi dari organisasi

internasonal yang bersangkutan.

Pasal 7 – 9 Resolusi tersebut menyatakan sebagai berikut:

“Article 7

Contracts concluded with private persons by international

organizations should, in cases where the latter enjoy immunity from

jurisdiction, provide for the settlement of disputes arising out of such

contracts by an independent body.

Article 8

The body referred to in article 7 may be:

a) an arbitration body set up in accordance with the rules of a

permanent arbitration institution or in pursuance of ad hoc

clauses;

b) a tribunal set up by an international organization, if conferring

such jurisdiction is compatible with the rules of the

organization; or

c) a national judicial body, if this is not incompatible with the

status and functions of the organization.

Page 39: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Article 9

If a dispute arises in connection with a contract which contains no

clause on the settlement of disputes, the organization concerned

should either waive immunity from jurisdiction or negotiate with the

other party to the contract with a view to settling the dispute or to

establishing an appropriate procedure for its settlement –

particularly through arbitration” (lihat dalam Huala Adolf,

2008:65)

d. Sumber Hukum Kontrak Internasional

Sumber hukum kontrak internasional adalah sumber dimana hukum

yang mengatur kontrak internasional ditemukan. Sumber hukum

kontrak internasional dapat digolongkan dalam tujuh bentuk yaitu:

1) Hukum Nasional

Hukum nasional adalah sumber hukum primer dalam hukum

kontrak internasional. Sudargo Gautama menyatakan bahwa

kontrak internasional yaitu kontrak nasional yang memiliki unsur

asing. Artinya bahwa kontrak tunduk pada salah satu sistem hukum

nasional di bidang hukum komersial atau dagang suatu pihak.

Hukum nasional yang dimaksud termasuk juga aturan-aturan

pemerintah yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung

dengan objek kontrak itu sendiri (lihat dalam Huala Adolf,

2008:70).

2) Dokumen Kontrak

Kesepakatan yang telah disetujui para pihak mengikat dan

berlaku sebagai hukum bagi para pihak. Dokumen kontrak adalah

aturan yang paling penting bagi para pihak karena berlaku seperti

Undang-Undang. Dokumen kontrak merupakan lex specialist dari

atura-aturan atau prinsip hukum kontrak internasional. Aturan-

aturan yang utama berupa hak dan kewajiban yang diatur dalam

kontrak harus didasarkan pada prinsip kesepakatan dan kebebasan

berkontrak para pihak (Huala Adolf,2008:70).

Page 40: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Kebiasaan-kebiasaan di bidang perdagangan internasional yang

terkait dengan kontrak

Kebiasaan internasional di bidang perdagangan telah diakui

sebagai suatu aturan hukum yang mengikat. Kebiasaan ini biasa

disebut Lex Mercatoria (hukum para pedagang). Kebiasaan ini

lahir dan berkembang dari kebiasaan atau praktik yang dilakukan

oleh pedagang sendiri yang apabila tidak dilaksanakan ada

perasaan bersalah dari pedagang. Oleh karena itu kebiasaan

perdagangan internasional ini dianggap mengikat diantara mereka.

Menurut Horn dan Schmitthoff, kebiasaan perdagangan

internasional memiliki dua sifat, yaitu:

a) Sumber hukum ini biasanya dirumuskan oleh lembaga-lembaga internasional atau asosiasi-asosiasi dagang; dan

b) Sumber hukum tersebut akan berlaku apabila para pihak menyatakan atau memasukkannya ke dalam kontrak mereka (lihat dalam Huala Adolf,2008:72).

Dari pendapat diatas, dapat disimpulan bahwa kekuatan hukum

dari kebiasaan internasional tidaklah mengikat secara otomatis.

Para pihak harus memasukkannya ke dalam klausula kontrak yang

mereka sepakati. Jika para pihak menyepakati untuk tidak

menggunakan kebiasaan internasional tertentu, maka tidak akan

berlaku dan tidak mengikat bagi para pihak.

4) Prinsip Hukum Umum Mengenai Kontrak

Prinsip hukum umum sebagai sumber hukum kontrak

internasional banyak digunakan sebagai alternatif hukum dalam

klausul-kalusul kontrak khususnya kontrak negara dan kontrak oleh

organisasi interasional. Pada tahun 1979 Institut Hukum

Internasional (Institute de Droit International atau the Institute of

International Law) mengeluarkan suatu resolusi yaitu “Resolution

on Contract Concluded by International Organization with Private

Person”. Dalam Article 2 dijelaskan:

Page 41: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

“The parties may in particular choose as the proper law of the

contract either one or several domestic legal system or the principles common to such system, or the general principles of law, or the priciples applied in international economic relations, or

international law, or a combination of these source of law” (Huala Adolf, 2008:74)

Contoh prinsip hukum umum nasional yang dapat diterapkan dalam

kontrak internasional antara lain Prisip Pacta Sunt Servanda, dan

Prinsip Itikad Baik (Huala Adolf, 2008:75)

5) Putusan Pengadilan

Putusan Pengadilan adalah sumber hukum tambahan. Sumber

hukum berupa putusan pengadilan ini penting untuk mengetahui

posisi pengadilan terhadap aturan-aturan hukum kontrak

internasional. Fox berpendapat bahwa banyak putusan pengadilan

yang memberi peran penting bagi perkembangan hukum kontrak

internasional, terlebih pada sistem Common Law. Putusan

pengadilan bersifat menentukan bila putusan pengadilan tersebut

diikuti oleh pengadilan selanjutnya secara konsisten (Huala Adolf,

2008:75).

6) Doktrin

Doktrin adalah sumber hukum tambahan berupa pendapat dari

sarjana yang diakui kepakarannya. Doktrin dapat berbentuk

pendapat tertulis yang terdapat pada literatur baik buku, artikel, dan

tulisan lainnya, dan dapat pula berupa catatan pendapat pada

perumusan rancangan perjanjian internasional (travaux

preparatoire). Doktrin juga dapat dilihat pada putusan pengadilan

oleh hakim yang mempunyai kapasitas tertentu (Huala

Adolf,2008:76)

7) Perjanjian Internasional

Perjanjian internasional merupakan sumber hukum utama

disamping hukum nasional dan dokumen kontrak yang mengatur

kontrak yang akan dibuat oleh para pihak. Betuk perjanjian

internasional dapat berbentuk perjanjian bilateral yang mengikat

Page 42: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dua negara, ataupun perjanjian multilateral yang berlaku bagi lebih

dari dua negara.

Perjanjian internasional multilateral di bidang kontrak jika

dilihat dari sifatnya dapat dibagi menjadi yang Pertama, Soft Law

yang bersifat tidak mengikat. Sifatnya tergantung pada kehendak

setiap negara atau para pihak dalam kontrak akan diikuti atau tidak.

Kedua, Hard Law yaitu perjanjian internasional yang

keberlakuannya di suatu negara harus diratifikasi terlebih dahulu.

Dan yang Ketiga, Campuran antara Soft Law dan Hard Law yang

merupakan kombinasi dari keduanya (Huala Adolf,2008:77)

e. Hukum yang Berlaku dalam Kontrak Internasional

Untuk dapat menentukan hukum yang berlaku (aplicable law),

maka dalam bidang hukum kontrak sangat banyak titik taut yang dapat

digunakan sebagai indikator hukum mana yang relevan untuk dapat

diterapkan dalam kontrak. Kewarganegaraan para pihak, domisili para

pihak, tempat pembuatan atau pelaksanaan kontrak, pusat bisnis para

pihak di negara yang berbeda, letak objek perjanjian, dapat digunakan

sebagai pertimbangan untuk dapat menentukan hukum mana yang akan

dipilih oleh para pihak (Bayu Seto, 2006:283). Asas dan teori yang

berkembang mengenai titik taut tersebut antara lain:

1) Asas Lex Loci Contractus

Menurut teori klasik Lex Loci Contractus, hukum yang

berlaku bagi suatu kontrak internasional adalah hukum di tempat

perjanjian atau kontrak itu dibuat. (Ridwan Khairandy,2007:133).

Asas ini merupakan asas tertua yang dilandasi prinsip locus regit

actum. Tempat pembuatan kontrak dalam konteks HPI adalah

tempat dilaksanakannya tindakan terakhir yang dibutuhkan untuk

terbentuknya kesepakatan (Bayu Seto,2006:284).

Pada masa modern seperti sekarang ini asas ini dirasa agak

sulit untuk diterapkan. Pada zaman dulu, biasanya para pihak yang

mengadakan kontrak berada pada tempat yang sama, para pihak

Page 43: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

langsung bertatap muka (Ridwan Khairandy,2007:133). Sekarang

ini sering kali kontrak yang dibuat para pihak difasilitasi oleh

sarana komunikasi modern seperti teleks, telegram, dan faksimile

yang membuat para pihak tidak harus bertemus secara langsung.

Dalam kontrak jenis ini, penentuan locus contract menjadi sulit

untuk dilakukan (Bayu Seto,2006:284).

2) Asas Lex Loci Solutionis

Asas lex loci solutionis merupakan variasi dari lex loci

contractus. Menurut asas ini, hukum yang berlaku bagi suatu

kontrak adalah tempat di mana kontrak tersebut dilaksanakan.

Menurut Sudargo Gautama, dalam praktek hukum internasional

umumnya diakui bahwa berbagai peristiwa tertentu dipastikan oleh

hukum yang berlaku pada tempat pelaksanaan kontrak (lihat dalam

Ridwan Khaerandy,2007:135). Hukum tempat pelaksanaan

perjanjian adalah tempat yang dirasa lebih relevan dengan kontrak

dibandingkan dengan tempat pembuatan perjanjian, terutama jika

disadari bahwa suatu kontrak yang walaupun sah di tempat

pembuatannya akan tetap unforceable bila bertentangan dengan

sistem hukum dari tempat pelaksanaan perjanjian tersebut (Bayu

Seto,2006:285).

Dalam perkembangannya, ternyata asas lex loci solutionis tidak

selalu memberikan jalan keluar yang memuaskan, terutama jika

diterapkan pada kontrak-kontrak yang harus dilaksanakan di

pelbagai tempat yang berbeda. Ada kemungkinan bahwa kontrak

itu dianggap sah di salah satu tempat pelaksanaannya, tetapi

dianggap tidak sah atau ilegal di tempat pelaksanaan lainnya (Bayu

Seto,2006:285)

3) Asas Kebebasan Para Pihak

Asas ketiga ini merupakan pengembangan dari asas utama

dalam hukum perjanjian yaitu bahwa setiap orang pada dasarnya

memiliki kebebasan untuk mengikatkan diri pada perjanjian. Asas

Page 44: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ini diwujudkan pula dalam bentuk menentukan hukum yang

berlaku untuk mengatur kontrak yang mereka buat (freedom to

choose the applicable law). Hukum yang dipilih para pihak itulah

yang diakui sebagai the proper law of contract (Bayu

Seto,2006:286).

Sesuai dengan asas kebebasan berkontrak, maka para pihak

dalam suatu perjanjian atau kontrak bebas menentukan isi dan

bentuk suatu perjanjian, termasuk menentukan pilihan hukum

(Ridwan Khairandy,2007:129). Pilihan hukum dapat dilakukan

dengan beberapa cara. Pilihan hukum dapat dilakukan dengan cara

tegas. Dalam pilihan hukum secara tegas ini para pihak yang

mengadakan kontrak secara tegas dan jelas menentukan hukum

mana yang akan dipilih oleh para pihak. Cara yang kedua adalah

menentukan pilihan hukum secara diam-diam. Untuk mengetahui

pilihan hukum tertentu yang dinyatakan secara diam-diam dapat

disimpulkan dari maksud, atau ketentuan-ketentuan, dan fakta-fakta

yang terdapat dalam suatu kontrak tersebut seperti misalnya bahasa

yang digunakan, mata uang yang digunakan, gaya kontrak,

pelaksanaan kontrak, ataupun pilihan domisili para pihak. Cara

yang ketiga adalah adalah menentukan pilihan hukum secara

dianggap. Pilihan hukum secara dianggap hanya menggunakan

presumption iuris, atau suatu dugaan hukum. Hakim menentukan

pilihan hukum hanya berdasarkan pada dugaan. Dalam pilihan

hukum ini tidak dapat dibuktikan dengan saluran-saluran yang ada.

Dugaan hakim sudah dianggap cukup untuk mempertahankan

bahwa para pihak benar-benar telah menghendaki berlakunya suatu

sistem hukum tertentu. Pilihan hukum yang terakhir ditentukan

secara hipotesis. Dalam pemilihan hukum ini sebenarnya tidak ada

kemauan para pihak untuk memilih hukum mana yang akan

diterapkan, namun hakim yang melakukan pilihan hukum tersebut.

Banyak kalangan yang tidak menerima pilihan hukum secara

Page 45: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dianggap ataupun secara hipotesis. Namun permasalahannya akan

timbul jika nantinya ada kontrak yang tidak memuat klausula

hukum mana yang akan digunakan ataupun tidak dibuat secara

tertulis. Oleh karena itu penentuan secara dianggap dan hipotesis

tetap perlu untuk dilakukan (Ridwan Khairandy,2007:132).

Asas kebebasan berkontrak memperbolehkan para pihak dalam

kontrak internasional untuk memilih sendiri hukum apa yang akan

digunakan (Aplicable Law). Namun tentu kebebasan tersebut

bukanlah kebebasan yang mutlak. Para pihak bebas untuk

menentukan pilihan hukum dengan memperhatikan batasan antara

lain tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan pilihan hukum

yang dipilih para pihak tidak mengenai hukum yang bersifat

memaksa (Ridwan Khairandy,2007:129). Pembatasan yang ada di

dalam Hukum Perdata Internasional untuk menetapkan validitas

suatu pilihan hukum, antara lain:

a) Jika pilihan hukum dimaksudkan hanya untuk membentuk atau

menafsirkan persyaratan-persyaratan dalam kontrak, kebebasan

para pihak pada dasarnya tidak dibatasi;

b) Pilihan hukum tidak boleh melanggar public policy atau public

order (ketertiban umum) dari sistem hukum yang mempunyai

kaitan yang nyata dan substansial terhadap kontrak;

c) Pilihan hukum hanya dapat dilakukan ke arah suatu sistem

hukum yang berkaitan secara substansial dengan kontrak

seperti tempat pembuatan kontrak, tempat pelaksanaan kontrak,

domisili atau kewarganegaraan para pihak, tempat pendirian

atau pusat administrasi badan hukum;

d) Pilihan hukum tidak boleh menundukkan seluruh atau sebagian

kontrak pada sistem hukum asing dengan tujuan

menghindarkan diri dari suatu kaidah hukum yang memaksa

dari sistem hukum yang seharusnya berlaku seandainya tidak

ada pilihan hukum;

Page 46: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e) Pilihan hukum hanya dapat dilakukan untuk mengatur hak dan

kewajiban yang timbul dari kontrak dan tidak untuk mengatur

masalah validitas pembentukan perikatam/perjanjian;

f) Pilihan hukum ke arah suatu sistem hukum tertentu mengarah

pada kaidah-kaidah hukum intern dari sistem hukum yang

bersangkutan, dan tidak kearah kaidah-kaidah HPI-nya.

Pembatasan ini dimaksudkan untuk menghindarkan terjadinya

renvoi dalam hukum kontrak internasional;

g) Kewajiban untuk melakukan pilihan hukum pada saat kontrak

ditutup;

h) Larangan melakukan pilihan hukum ke arah sistem hukum yang

sama sekali tidak memiliki kaitan yang nyata dengan kontrak

atau transaksi yang dibuat oleh para pihak;

i) Kewajiban untuk melakukan pilihan hukum ke arah sistem

hukum nasional suatu negara tertentu atau ke arah konvensi-

konvensi internasional dan tidak ke arah kaidah-kaidah hukum

transnasional atau prinsip-prinsip dalam perdagangan

internasional;

j) Pilihan hukum harus dijelaskan pada suatu sistem hukum

nasional tertentu. Pilihan hukum yang tidak bermakna tidak

dapat diakui sebagai pilihan hukum yang sah (Bayu Seto,

2006:288)

Mengenai hukum yang berlaku dalam kontrak, dikenal pula

beberapa teori- teori HPI modern. Teori-teori ini khususnya berupaya

menjawab satu atau lebih masalah-masalah pokok HPI, yang meliputi

persoalan penentuan yurisdiksi forum, pemilihan hukum yang harus

diberlakukan, dan pengakuan hak dan/atau hukum asing oleh forum

(Bayu Seto,2006:206). Teori-teori tersebut antara lain:

Page 47: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Teori Statuta Modern

Teori ini berusaha memperluas klasifikasi statuta realia,

personalia, dan mixta ke dalam seluruh sistem pemikiran HPI.

Persoalan-persoalan HPI hendaknya dikualifikasikan terlebih

dahulu pokok perkaranya ke dalam kategori persoalan real

(tentang benda), atau persoalan personal (tentang status hukum

dari subjek hukum), atau persoalan mixta, untuk perkara-perkara

yang menyangkut hak dan kewajiban yang terbit dari sebuah

perbuatan hukum. Setelah dikualifikasikan demikian, lex cause

dapat ditentukan dengan menentukan teritori hukum yang relevan

dengan perkara yang bersangkutan. Teori ini berupaya untuk

menetapkan daya jangkau ekstrateritorial dari perkara-perkara

yang mengandung unsur asing yang sedang dihadapi pengadilan.

Berdasarkan cara berpikir tersebut, teori in imenyimpulan bahwa

perkara HPI yang:

a) Menyangkut benda atau perbuatan hukum, maka berlaku

hukum dari tempat yang berkaitan dengan benda atau

perbuatan itu.

b) Menyangkut orang atau subjek hukum, maka hukum yang

berlaku adalah hukum personal dari orang tersebut, tanpa

harus memperhatikan dimana perkara diajukan.

Terhadap teori tersebut, beberapa kritikan yang ada antara lain

bahwa teori ini akan menghadapi kesulitan jika sebuah masalah

oleh sistem hukum A dikualifikasikan sebagai masalah realia,

tetapi oleh sistem hukum B dikualifikasikan sebagai masalah

personalia, atau khusus pada masalah personalia, sistem hukum A

berasas kewarganegaraan dan sistem hukum B berasas domicile

(Bayu Seto,2006:207).

2) Teori HPI Internasional

Menurut teori ini, HPI adalah:

Page 48: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Suatu kesatuan sistem hukum yang dibentuk untuk menyelesaikan

sengketa-sengketa yang timbul akibat fakta bahwa sebuah sistem hukum lokal ternyata isinya bertentangan dengan sistem hukum lokal lain (Bayu Seto,2006:207)

Untuk menghindarkan kesulitan yang mungkin timbul, maka

sesuai dengan pemikiran Von Savigny bahwa perlu dibentuk

prinsip-prinsip HPI Universal untuk dijadikan landasan di dalam

sistem-sistem HPI suatu negara, dan prinsip-prinsip ini akan

berlaku bagi semua orang di mana pun.

Terhadap teori tersebut, kritikan yang dilontarkan antara lain

bahwa berdasarkan pada prinsip kedaulatan, suatu negara dapat

saja membatasi kemungkinan berlakunya kaidah/asas HPI

semacam itu dengan menggunakan asas ketertiban umum atau

untuk menegakkan kaidah-kaidah hukum setempat yang bersifat

memaksa. Selain itu membangun prinsip HPI secara universal

akan sulit dilakukan terutama karena disebabkan adanya

perbedaan asas hukum di berbagai sistem hukum yang berlaku.

Internasional tidak harus selalu disamakan dengan universal

(Bayu Seto,2006:208).

3) Teori Teritorial

Teori teriorial bertolak dari pengertian kedaulatan dalam arti

hukum internasional publik. Menurut teori ini :

Sistem hukum yang diberlakukan di dalam badan peradilan suatu negara pada dasarnya adalah sistem hukum intern negara itu;

sistem-sistem hukum asing hanya akan diberlakukan dan/atau dipertimbangkan sejauh penguasa/pemegang kedaulatan di negara

forum mengizinkannya (Bayu Seto,2006:209) Beberapa kritikan mengenai teori ini mengungkapkan bahwa

istilah teritorial diartikan terlalu sempit. Teritorial seharusnya

dipahami dalam kaitan dengan sistem hukum suatu suatu negara

yang berdaulat, yang dalam kenyataannya disamping memuat

kaidah-kaidah hukum intern yang dibuat untuk mengatur tingkah

laku dan peristiwa hukum yang terjadi di dalam tritorial negara

Page 49: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut, juga mencakup kaidah-kaidah HPI yang diberlakukan

untuk mengatur masalah-masalah yang mengandung elemen

asing, dan teori ini juga dianggap kurang bermanfaat apabila

harus berfungsi untuk menentukan hukum mana yang berlaku

dalam penyelesaian perkara HPI (Bayu Seto,2006:211).

4) Teori Hukum Lokal

Teori ini adalah teori yang menerapkan prinsip teritorial

secara lebih radikal. Dalam teori ini, tidak ada badan peradilan

suatu negara yang menerapkan kaidah-kaidah hukum nagara lain

selain kaidah-kaidah hukum dari sistem hukumnya sendiri. Teori

ini tidak mengakui, memberlakukan, atau menerapkan suatu hak

atau hukum asing, tetapi hanya menerapkan suatu hak yang

diciptakannya sendiri dengan mempertimbangkan kemiripan

dengan hak atau lembaga hukum sejenis yang dikenal di dalam

sistem hukum asing tertentu (Bayu Seto,2006:213).

5) Teori Analisi Kepentingan Negara

Dalam teori ini yang dimaksud dengan kepentingan negara

adalah kepentingan dari negara yang sistem hukumnya relevan

dengan pokok perkara, untuk memberlakukan hukumnya dalam

penyelesaian pokok perkara yang sedang dihadapi, yang dapat

disimpulkan dari kebijakan hukum di dalam kaidah hukum lokal

yang bersangkutan. Menurut teori ini sistem hukum yang

seharusnya menjadi lex causae dalam sebuah perkara HPI adalah

lex fori.Keputusan forum untuk mengesampingkan lex fori dan

menggantikannya dengan suatu kaidah hukum asing hanya dapat

dilakukan setelah dilakukan analisis secara kasuistik dengan

mempertimbangkan berbagai policies dan interest dari negara-

negara lain yang sistem hukumnya relevan terhadap pokok

perkara yang sedang dihadapi (Bayu Seto,2006:215)

Page 50: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Tinjauan tentang E-Commerce

a. Pengertian E-Commerce

Secara umum E-Commerce dapat diartikan sebagai proses

transaksi jual beli secara elektronik melalui media internet. E-

Commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut

konsumen (consumers), manufaktur (manufactures), service providers

dan pedagang perantara(intermediaries) degan menggunakan

jaringan-jaringan komputer (computer networks) yaitu internet. Julian

Ding dalam bukunya E-Commerce: Law & Practice mengemukakan

bahwa E-Commerce sebagai suatu konsep yang tidak dapat

didefinisikan. E-Commerce memiliki arti yang berbeda bagi orang

yang berbeda (lihat dalam Nofie Iman, www.nofieiman.com).

Viswanathan juga berpandangan bahwa belum ada definisi yang pasti

mengenai definisi E-Commerce. Namun secara umum Viswanathan

mendefinisikan E-Commerce sebagai keseluruhan bentuk aktivitas

komersial yang terjadi dalam cyberspace. (lihat dalam M. Arsyad

Sanusi, 2005:139)

Mariza Arfina dan Robert Marpaung mengartikan E-Commerce

sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct

selling yang memanfaatkan fasilitas internet dimana terdapat website

yang dapat menyediakan layanan get and deliver (lihat dalam

Munawar Kholil: 2009)

Julian Ding mendefinisikan E-Commerce sebagai berikut:

“Electronic Commerce or E-Commerce as it is also known, is a commercial transaction between avendor and purchaser or parties in

similar contractual relationship for the supply of goods, services or acquisition of “rights”. This commercial transaction is executed or

entered into electronic medium (or digital medium) where the physical presence of parties is not required, and medium exist in a public network or system as opposed to private network (closed system). The

public network system must considered on open system (e.g the internet or world wide web). The transaction concluded regardless of

national boundaries or local requirement” (lihat dalam Abdul Halim Barkatullah,2005:11)

Page 51: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bryan A.Garner dalam Black’s Law Dictionary Seventh Edition

mendefinisikan E-Commerce sebagai:

“E-Commerce the practice of buying and selling goods and

services trough online consumer services on the internet. The e ashortened from electronic, has become a popular prefix for other

terms associated with electronic trasaction” (lihat dalam Abdul Halim Barakatullah dkk,2005:12)

Roger Clarke dalam “Electronic Commerce Definitions”

menyatakan bahwa E-Commerce adalah The conduct of commerce in

goods and services, with the assistance of telecomunications and

telecomunications-based tools”(lihat dalam Munawar Kholil: 2009)

Wigan memberikan definisi E-Commerce yang bersifat umum

yaitu sebagai berikut:

“Suatu pengaplikasian teknologi komunikasi dan informasi yang

didalamnya mulai dari titik awal hingga titik akhir mata rantai proses bisnis dilaksanakan secara elektronis dan dirancang untuk

memungkinkan tercapainya suatu tujuan bisnis tertentu. Proses-proses yang dilaksanakan secara elektonis tersebut bisa seluruhnya atau bisa juga sebagian saja, dan dan dapat mencakup transaksi- transaksi antara

perusahaan dan perusahaan, perusahaan dan konsumennya, atau antara konsumen dengan perusahaan” (lihat dalam Abdul Halim Barkatullah,

2005:12). Menurut ECEG-Australia (Electronic Commerce Expert Group)

E-Commerce adalah “a broad concept that covers any commercial

transaction that is effected via electronic means and would include

such means as facsimile, telex, EDI, Internet, and the telephone. (lihat

dalam Abdul Halim Barkatullah, 2005:12).

ECEG mendefinisikan E-Commerce lebih luas dari definisi yang

lain. Dalam definisi ECEG, yang termasuk E-Commerce termasuk

juga berbagai transaksi yang dilakukan melalui media elektronik yang

lain seperti faksimile, telex, EDI, internet dan telepon. Definisi ini

tidak membatasi E-commerce hanya meliputi transaksi melalui

internet.

Page 52: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Uni Eropa dalam websitenya mendefinisikan E-Commerce

sebagai berikut:

“E-Commerce merupakan sebuah konsep umum yang mencakup

keseluruhan bentuk transaksi bisnis atau pertukaran informasi yang dilaksanakan dengan menggunakan atau memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi, yang terjadi antara perusahaan dan konsumennya, atau antara perusahaan dan lembaga- lembaga administrasi publik. Perdagangan elektronik atau E-Commerce ini

juga mencakup perdagangan barang dan jasa serta pertukaran materi-materi elektronik yang dilaksanakan secara elektronik” (lihat dalam

M. Arsyad Sanusi, 2005:139) E-Commerce juga dapat diartikan sebagai

“suatu proses berbisnis dengan memakai tekhnologi elektronik yang menghubungkan antara perusahaan, konsumen dan masyarakat dalam bentuk transaksi elektronik dan pertukaran/penjualan barang,

servis, dan informasi secara elektronik” (lihat dalam Munawar Kholil, 2009)

b. Ruang Lingkup E-Commerce

Menurut Whiteley, ruang lingkup E-Commerce terbagi dalam tiga

area utama, yaitu Pasar Elektronik (Electonic Markets), EDI

(Electronic Data Interchange), dan Perdagangan internet (Internet

Commerce) (lihat dalam M,Arsyad Sanusi,2005:151).

1) Electronic Markets (EMs)

Electronic Markets adalah model penawaran dengan

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sehingga

pembeli dapat secara langsung membandingkan berbagai macam

harga yang ditawarkan dalam satu segmen pasar. Pada dasarnya

EMs menyediakan fasilitas bagi penjual dan pembeli utuk saling

bertukar informasi tentang harga, produk, dan spesifikasi dari

barang yang diperjualbelikan. Keuntungan aplikasi ini adalah

bahwa calon pembeli dapat secara mudah membandingkan

penawaran dari berbagai produsen atau distributor secara nyata.

Selain itu calon pembeli dapat memilih barang dengan efektif dan

efisien karena calon pembeli tidak perlu pergi ke banyak tempat

untuk dapat membandingkan harga dan dapat bertransaksi dengan

Page 53: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lebih cepat. Bagi penjual, keuntungannya adalah bahwa penjual

dapat dengan cepat memberikan informasi terkait dengan produk

yang ditawarkan dan dapat menarik lebih banyak pelanggan

(M.Arsyad Sanusi,2005:152).

2) Electronic Data Interchange (EDI)

EDI adaldah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data

transaksi- transaksi reguler yang berulang dalam jumlah besar

antara organisasi-organisasi komersial. EDI oleh International

Data Exchange Association (IDEA) diartikan sebagai transfer

data terstruktur dengan format standar yang telah disetujui yang

dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang lain

dengan menggunakan media elektronik. EDI biasanya digunakan

oleh retail besar yang bertransaksi dengan suplier-nya.

EDI memiliki sistem pengkodean transaksi perdagangan yang

standar sehingga organisasi komersial tersebut dapat bertukar data

dan berkomunikasi secara langsung dari satu sistem komputer

dengan sistem komputer yang lain tanpa memerlukan hardcopy,

faktur sehingga terhindar dari penundaan, kesalahan yang tidak

disengaja yang disebabkan karena intervensi dari manusia seperti

contohnya kesalahan berkas.

Keuntungan menggunakan EDI adalah waktu pemesanan

yang dapat dilakukan dengan singkat, tidak terlalu banyak

membutuhkan biaya, mengurangi kesalahan yang biasanya terjadi

karena faktor humann eror, memperoleh respon yang cepat bagi

para pihak, pengiriman faktur yang dapat dilaksanakan secara

cepat dan akurat, dan pemnbayaran yang dapat dilakukan secara

elektronik. Dengan menggunakan EDI, order barang kepada

suplier dapat dilakukan dengan lebih mudah dan tidak ada

kesalahan yang terjadi oleh faktor manusia. Selain itu juga

transaksi dapat dilakukan dengan cepat dan efisien sehingga

Page 54: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

supply barang dapat berjalan dengan lancar ( Nofie Iman,

www.nofieiman.com).

3) Internet Commerce

Internet commerce adalah penggunaan internet yang berbasis

tekhnologi informasi dan komunikasi untuk tujuan perdagangan.

Kegiatan internet commerce dapat berupa iklan maupun

penjualan dilaksanakan dengan menggunakan media internet.

Transaksi dapat dilakukan dengan cara pembeli mentransferkan

sejumlah uang kepada rekening penjual dan kemudian penjual

mengirim produk yang dipesan melalui pos atau sarana lain

setelah hasil ltransfer diterima oleh penjual.

Beberapa keuntungan menggunakan internet commerce antara

lain beberapa produk yang dijual melalui media internet memiliki

harga yang lebih murah karena biaya promosi yang sangat murah

jika dibandingkan jika penjual harus menggunakan media iklan

yang lain. Selain itu, penjualan melalui media internet tidak

memerlukan outlet untuk menawarkan produknya secara langsung

kepada calon pembeli sehingga hal ini pun dapat menekan harga

jual. Keuntungan yang lain bagi penjual adalah penjual dapat

menawarkan produk barang atau jasanya secara lebih luas, dan

dalam waktu yang lebih singkat. Pembelian melalui internet

diikuti layanan pengantaran barang sampai di tempat pemesanan.(

Nofie Iman, www.nofieiman.com)

c. Karekteristik E-Commerce

Berbagai pendapat dikemukakan ahli mengenai karakteristik

E-Commerce. Remy Sjahdeini mengungkapkan bahwa E-Commerce

adalah sebuah bidang yang multidisipliner. Artinya cakupan E-

Commerce turut melibatkan berbagai disiplin ilmu yang ada. Bidang

tersebut meliputi bidang Teknik mengenai jarigan dan telekomunikasi,

Page 55: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengamanan, peyimpanan, dan pengambilan data dari multimedia;

bidang bisnis seperti pemasaran, pembelian dan penjualan produk,

penagihan dan pembayaran, dan manajemen jaringan distribusi; serta

aspek hukum seperti information privacy, hak milik intelektual,

perpajakan, pembuatan perjanjian dan permasalahan-permasalahan

hukum lain yang timbul setelah adanya transaksi E-Commerce. (lihat

dalam M. Arsyad Sanusi, 2005:148)

Rayport dan Jaworski menyatakan bahwa E-Commerce

memiliki karakteristik yang berupa atribut-atribut sebagai berikut:

1) E-Commerce berkaitan erat dengan pertukaran informasi digital

antara para pihak

Pertukaran informasi tersebut dapat terjadi dalam proses

komunikasi antara kedua belah pihak, proses koordinasi jual beli

barang dan jasa, atau pengiriman pesanan secara elektronik.

Pertukaran informasi tersebut dapat terjadi antarperusahaan,

antarindividu atau melibatkan keduanya. Pertukaran informasi

adalah hal yang paling penting dalam transaksi E-Commerce.

Pelaksanaan kesepakatan sangat bergantung pada informasi yang

diterima kedua pihak. Perlu kesepahaman antara dua belah pihak

agar tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai pelaksanaan

perjanjian sebagaimana yang tertuang dalam kontrak E-

Commerce. Penyamaan pandangan perlu dilakukan mengingat

para pihak tidak harus selalu bertemu secara langsung dalam E-

commerce.

2) E-Commerce dimungkinkan oleh adanya teknologi (technology

enabled)

Dalam E-Commerce terjadi transaksi-transaksi yang

dimungkinkan oleh adanya teknologi. Dalam transaksi-transaksi

offline, perusahaan-perusahaan biasanya melakukan transaksi

dengan pasar dan konsumennya melalui peran manusia atau

Page 56: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

melalui tatap muka secara langsung, sebaliknya, di dalam E-

Commerce, transaksi- transaksi tersebut dapat dilakukan dengan

memanfaatkan teknologi. Dengan adanya teknologi, para pihak

tidak perlu lagi bertemu secara langsung untuk melakukan

transaksi.

3) E-Commerce menggunakan teknologi sebagai media (technology

mediated)

E-Commerce lebih daripada sekadar transaksi-transaksi yang

dimungkinkan oleh teknologi (technology enabled), melainkan E-

Commerce juga merupakan hubungan-hubungan yang

menggunakan teknologi sebagai media (technology mediated).

Pembelian yang dilakukan di pasar fisik, misalnya pembelian di

supermarket juga termasuk transaksi yang bersifat technology

enabled karena dalam proses jual beli tersebut manusia

memanfaatkan teknologi (misalnya mesin kasir) yang merupakan

alat pemrosesan jual beli yang berbasis PC (Personal Computer).

Sedangkan, proses jual beli yang terjadi dalam E-Commerce

dilaksanakan atau dimediasi oleh teknologi, sehingga kontak oleh

manusia tidak lagi banyak terjadi dan yang lebih banyak berperan

adalah teknologi, termasuk di dalam proses hubungan antara

perusahaan dan konsumennya. Tempat pembeli dan penjual saling

bertemu untuk melakukan transaksi juga telah beralih dari market

place yang berada didunia fisik beralih ke dunia maya.

4) E-Commerce berkaitan dengan aktivitas-aktivitas intra dan inter

organisasional yang menunjang proses pertukaran

Ruang lingkup E-Commerce mencakup keseluruhan aktivitas

inter dan intra organisasional yang berbasis elektronik yang

secara langsung maupun tidak langsung menunjang terjadinya

proses pertukaran dalam dunia nyata. Dalam konteks seperti ini,

E-Commerce memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap cara

perusahaan-perusahaan menjalin hubungan dengan pihak-pihak

Page 57: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

eksternal (konsumen, suplier, mitra dagang, pesaing dan pasar)

serta bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut mengelola

aktivitas-aktivitas operasi dan proses-proses internal di dalam

perusahaan. (lihat dalam M. Arsyad Sanusi, 2005:149)

Sementara, Nufransa Wira Sakti memberikan pendapat mengenai

karakteristik E-Commerce sebagai berikut:

1) Transaksi tanpa batas

Sebelum adanya teknologi internet, batas geografis menjadi

kendala bagi sebuah perusahaan atau individu yang ingin

memasarkan produk-nya ke luar negeri. Akhirnya hanya

perusahaan besar saja yang bisa menjalankan transaksi

internasional. Namun semenjak adanya teknologi internet, batas

geografis dan penghalang berupa jarak seakan hilang. Teknologi

dapat mengatasi masalah tersebut dengan cara penjual memasang

iklan di situs internet. Iklan ini kemudian akan sangat mudah

diakses oleh pihak yang memerlukan barang atau jasa yang

ditawarkan dari seluruh dunia.

2) Transaksi anonim

Para pihak dalam perdagangan E-Commerce tidak perlu

bertemu secara langsung. Penjual tidak perlu mengenal pembeli

sepanjang pembayaran yang dilakukan pihak pembeli telah

diterima oleh penjual.

3) Produk digital dan non digital

Produk yang dijual di internet tidak hanya berupa barang dan

jasa, namun juga produk lain yang sifatnya digital. Musik,

software, dan muatan data yang lain dapat didapatkan oleh

konsumen dengan cara mendownload secara elektronik.

4) Produk barang tak berwujud

Produk yang ditawarkan melalui internet tidak hanya produk

mempunyai bentuk seperti barang fisik, namun juga barang tak

Page 58: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berwujud (non-fisik) seperti data, software, dan ide yang dijual

melalui internet. (lihat dalam Nofie Iman, www.nofieiman.com)

Ciri transaksi e-commerce juga disebutkan sebagai berikut:

1) Transaksi secara e-commerce memungkinkan para pihak

memasuki pasar global secara cepat tanpa dirintangi oleh batas-

batas negara;

2) Transaksi secara e-commerce memungkinkan para pihak

berhubungan tanpa mengenal satu sama lainnya.

3) Transaksi melalui e-commerce sangat bergantung pada sarana

(teknologi) yang keandalannya kurang dijamin (Huala Adolf,

2005: 162)

d. Kategori E-Commerce

Rayport dan Jaworski berpendapat bahwa terdapat empat

kategori aplikasi E-Commerce. Empat kategori tersebut terdiri dari

Business to Business (perusahaan ke perusahaan), Business to

Consumer (perusahaan ke konsumen), Consumer to Consumer

(konsumen ke konsumen), dan Consumer to Business (konsumen ke

perusahaan) (lihat dalam M.Arsyad Sanusi,2005:154).

1) Business to Business (B2B)

Aplikasi B2B dilakukan oleh dua perusahaan. Aktivitas yang

dilakukan pada E-Commerce B2B ini ditujukan untuk menunjang

kegiatan para pelaku bisnis sendiri. Aplikasi B2B meliputi

aktivitas-aktivitas seperti pembelian dan penjualan, supplier

management, inventory management, channel management,

aktivitas-aktivitas penjualan, payment management, serta service

dan suport. (M. Arsyad Sanusi, 2005:154). Semua aktivitas antara

dua perusahaan di atas dilakukan melalui media elektronik.

Karakterisasi dari aplikasi B2B ini antara lain:

a) Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara

mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup

lama. Pertukaran informasi berlangsung diantara mereka dan

Page 59: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

karena sudah sangat mengenal, maka pertukaran informasi

dilakukan atas dasar kebutuhan dan kepercayaan;

b) Pertukaran yang dilakukan secara berulang-ulang dan berkala

format data yang telah disepakati. Jadi service yang

digunakan antara kedua sistem tersebut sama dan

menggunakan standar yang sama pula;

c) Salah satu pelaku tidak harus menunggu partners mereka

lainnya untuk mengirim data;

d) Model yang digunakan adalah peer to peer dimana

processing intelegence dapat didistribusikan di kedua pelaku

bisnis (Abdul Halim Barkatullah, 2005:19)

2) Business to Consumer (B2C)

E-Commerce B2C meliputi pertukaran yang terjadi antara

perusahaan dan konsumen. Aktivitasnya meliputi penjualan,

pencarian konsumen, serta pelayanan dan dukungan (service and

support) bagi para konsumen (M. Arsyad Sanusi, 2005:155).

Transaksi E-Commerce jenis ini memperjual belikan produk baik

barang ataupun jasa, dalam bentuk fisik ataupun digital yang telah

siap digunakan atau dikonsumsi.

Dengan menggunakan jenis E-Commerce ini, kedua belah

pihak sama-sama mendapatkan keuntungan. Bagi pelaku usaha,

transaksi E-Commerce membuat pelaku usaha memiliki suatu

lahan baru yang mempunyai potensi sangat besar dibandingkan

dengan penjualan secara konvensional. Pemasaran pelaku usaha

dapat menjangkau seluruh dunia karena tawaran melalui media

elektronik dapat dengan mudah diakses oleh konsumen dari

seluruh dunia. Selain itu, pelaku usaha juga dapat menawarkan

produknya selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu tanpa

berhenti. Pelaku usaha juga tidak memerlukan toko atau show

room untuk memasarkan produknya.

Page 60: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keuntungan juga dirasakan oleh konsumen dengan berbagai

kemudahan yang didapatkan. Konsumen tidak perlu meluangkan

waktu khusus untuk membeli sesuatu. Cukup dengan media

internet dan mencari produk yang dibutuhkan. Melalui model ini,

kosumen juga dapat dengan mudah membandingkan produk satu

dengan yang lain tanpa perlu mengunjungi pejual satu per satu.

(Abdul Halim Barkatullah, 2005:20)

Karakteristik yang umum untuk E-Commerce B2C antara lain:

(1) Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan secara

umum pula;

(2) Service yang diberikan bersifat umum sehingga mekanisme

dapat digunakan oleh banyak orang;

(3) Service yang diberikan adalah berdasarkan permintaan.

Konsumen berinisiatif sedangkan produsen harus siap

merespon terhadap inisiatif konsumen;

(4) Sering dilakukan pendekatan client-server dimana konsumen

di pihak client menggunakan sistem yang minimal (berbasis

web) dan penyedia barang atau jasa berada pada pihak server.

(Abdul Halim Barkatullah, 2005:22)

3) Consumer to Consumer (C2C)

C2C merupakan transaksi bisnis secara elektronik yang

dilakukan antarkonsumen untuk memenuhi suatu kebutuhan

tertentu dan pada saat tertentu pula. C2C sifatnya lebih khusus

karena transaksi dilakukan oleh konsumen ke konsumen lain yang

memerlukan transaksi. Internet menjadi sarana untuk tukar

menukar informasi tentang produk baik mengenai harga, kualitas

dan pelayanannya. Ketidak puasan konsumen atas suatu barang

dapat menyebar luas secara cepat melalui transaksi informasi ini.(

Abdul Halim Barkatullah, 2005:23)

4) Consumer to Business (C2B)

Page 61: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam hubungan ini konsumen dapat mengikatkan diri

bersama-sama dengan konsumen yang lain untuk membentuk

kelompok pembeli untuk suatu perusahaan. Kelompok ini

mempunyai posisi tawar tersendiri di hadapan perusahaan karena

kepuasan konsumen dan pendapat dari konsumen tentu akan

mempengaruhi penjualan ataupun proses produksi selanjutnya (

M. Arsyad Sanusi, 2005:155).

H. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Keterangan Kerangka pemikiran:

Perkembagan tekhnologi dan informasi saat ini yang begitu pesat

mempengaruhi segala macam aspek termasuk juga aspek perdagangan.

Perdagangan tentu tidak dapat dilepaskan dari kontrak. Berbagai macam

peranjian mengenai perdagangan dituangkan para pihak dalam kontrak.

Munculnya perdagangan E-Commerce akan mempengaruhi hukum

Perkembangan Teknologi

Informasi Perdagangan

Internasional

Hukum Kontrak Internasional Hukum Kontrak E-

Commerce

Modifikasi Hukum

Kontrak dalam

Perdagangan

E-Commerce

Internasional

Page 62: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kontrak, Sifat perdagangan E-Commerce yang papperless atau scripless

sangat berbeda dengan hukum kontrak yang mensyaratkan kotrak harus

tertulis. Perlindungan hukum para pihak menjadi begitu lemah. Harus ada

penyesuaian (modifikasi) yang dilakukan pada hukum kontrak yang saat

ini ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi

mengenai pengaturan hukum kontrak E-Commerce yang dilakukan oleh

dunia internasional untuk mengatur perdagangan E-Commerce antar

negara.

Page 63: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN E-

COMMERCE INTERNASIONAL

1. Kontrak Elektronik

Kontrak adalah instrumen yang sangat penting dalam perdagangan

internasional. Dalam era perdagangan elektronik sekarang ini, muncul

sebuah model kontrak baru yang biasa disebut dengan kontrak

elektronik (e-contract). Kontrak elektronik merupakan “darah sumber

kehidupan” (lifeblood) bagi perdagangan elektronik. Oleh karena itu

kontrak elektronik tidak dapat dipisahkan dari perdagangan elektronik.

Permasalahan yang kemudian muncul adalah adanya pergeseran

bentuk komunikasi dalam proses pembuatan kontrak. Kesepakatan

dalam kontrak elektronik dilakukan secara elektronik. Para pihak tidak

perlu bertemu secara langsung (face to face) dan tidak perlu

menggunakan kertas dalam pembuatan kontraknya. Model komunikasi

dalam kontrak elektronik telah bergeser dari bentuk komunikasi

kontrak sebelumnya. Proses kontrak yang sebelumnya face to face

telah beralih menjadi faceless karena para pihak tidak lagi harus

bertemu secara langsung, bentuk kontrak yang biasanya dibuat diatas

kertas (paper based economy), telah bergeser menjadi digital-

electronic based economy. Dengan demikian, pemakaian benda-benda

tidak berwujud (intangible) semakin berkembang menggantikan

penggunaan benda berwujud (tangible). Pergeseran-pergeseran ini

akan membawa implikasi pada prinsip-prinsip hukum kontrak

tradisional. Hukum kontrak mau tidak mau harus mengalami

modifikasi (M.Arsyad Sanusi, 2005:196).

Minter Ellison Rudd Watts mendefinisikan kontrak elektronik atau

e-contract adalah “a contract formed by transmiting electronic

messages between comouters”(lihat dalam M.Arsyad

Page 64: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sanusi,2005:377). Dari definisi di atas, yang menjadi ruang lingkup

kontrak elektronik adalah seluruh kontrak yang dibentuk melalui

pertukaran-pertukaran data elektronik antar komputer. Sedangkan

Edmon Makarim dan Deliana mendefinisikan kontrak elektronik

adalah:

Perikatan ataupun hubungan hukum yang dilakukan secara

elektronik dengan memadukan jaringan (networking) dari sistem informasi berbasiskan komputer (computer based information system) dengan sistem komunikasi yang berdasarkan atas jaringan dan jasa

telekomunikasi (telecommunication based) yang selanjutnya difasilitasi oleh keberadaan komputer global internet (network of

network) (lihat dalam M.Arsyad Sanusi,2005:377) Berdasarkan pembuat kontraknya, Sergio Maldonado membagi

kontrak elektronik dalam beberapa kategori yaitu:

a. Kontrak yang dibentuk antara seorang manusia fisik (physical

person) dan sebuah sistem komputer

Dalam kontrak jenis ini, penghubung para pihak adalah

website. Seseorang atas nama pribadi ataupun atas nama suatu

badan hukum melakukan tindakan tertentu terhadap sebuah sistem

komputer milik seseorang atau badan hukum lain yang pada

akhirnya akan melahirkan sebuah kontrak. Tindakan tersebut

biasanya berupa pengisian formulir- formulir yang sudah tersedia di

dalam website.

b. Kontrak yang dibentuk antara dua buah sistem komputer

Kontrak juga dapat dihasilkan melalui interaksi yang terjadi

antara sistem-sistem komputer yang berperan sebagai agen

elektronik (electronic agent) para pihak yang melakukan transaksi.

Biasanya kontrak ini digunakan melalui sarana EDI.

c. Kontrak yang dibentuk antara dua atau lebih manusia fisik

Kontrak jenis ini melibatkan para pihak untuk

berkomunikasi secara langsung. Hanya saja perantara yang

digunakan adalah media elektronik. Dalam pembentukan kontrak

jenis ini terjadi negosiasi di antara para pihak melalui komunikasi

Page 65: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang dilakukan para pihak (lihat dalam M.Arsyad

Sanusi,2005:370).

Berdasarkan komunikasi pra kontrak yang dilakukan para pihak,

transaksi elektronik dapat diklasifikasikan dalam beberapa bentuk.

Research Paper on Contract Law membaginya kedalam:

a. Transaksi melalui chatting dan video conference

Dalam model ini, transaksi disepakati oleh para pihak

melalui komunikasi interaktif melalui internet seperti chatting dan

video conference. Melalui model ini, para pihak dapat bernegosiasi

secara langsung mengenai transaksi yang akan dilakukan oleh para

pihak.

b. Transaksi melalui surat elektronik (e-mail)

Penawaran dalam model transaksi ini dilakukan dengan

cara mengirimkan e-mail kepada calon pembeli. Calon pembeli

yang tertarik kemudian membalas e-mail tersebut beserta dengan

segala macam ketentuan yang akan disepakati oleh para pihak. Para

pihak melakukan negosiasi dengan cara saling mengirimkan e-mail.

c. Transaksi melaui web atau situs

Transaksi melalui website dilakukan dengan cara penjual

menyediakan daftar atau katalog barang yang dijualnya disertai

dengan deskripsi produk. Pembeli yang tertarik dengan tampilan

yang dibuat penjual kemudian melakukan proses sebagaimana

sudah ditentukan dalam website tersebut (lihat dalam Yahya

Ahmad Zein, 2009:35)

Model komunikasi dalam transaksi elektronik di atas tentu akan

mempengaruhi kontrak yang akan dibuat oleh para pihak. Transaksi

yang dilakukan melalui sarana chating, video conference, dan e-mail

masih memungkinkan para pihak untuk melakukan negosiasi

mengenai kesepakatan yang akan dibuat. Namun tidak dengan

transaksi yang menggunakan media website. Kontrak yang akan

dihasilkan oleh transaksi jenis ini adalah model kontrak standar dan

Page 66: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

baku yang mau tidak mau harus disepakati oleh pembeli. Kontrak

jenis ini sudah tidak dapat dinegosiasikan lagi.

Kontrak baku secara umum adalah suatu kontrak tertulis yang

isinya telah diformulasikan oleh suatu pihak dalam bentuk-bentuk

formulir. Kontrak baku dibuat secara sepihak oleh penjual dan tidak

melibatkan pembeli. Yang menjadi alasan dipilihnya kontrak baku ini

adalah karena praktis dan efisien. Kekuarangan dari kontrak baku

adalah bahwa kontrak ini tidak dapat dinegosiasikan kembali. Dalam

masalah keabsahaan kontrak baku, masih terdapat perbedaan

pendapat. Pitlo berpendapat bahwa kontrak baku adalah perjanjian

paksa (dwangcontract). Padahal kontrak tidak boleh dibuat atas dasar

keterpaksaan. Hondius berpendapat bahwa kontrak baku mempunyai

kekuatan mengikat berdasarkan kebiasaan yang berlaku di lingkungan

masyarakat dan lalu lintas perdagangan (Abdul Halim

Barkatullah,2009:54)

Selama ini, kontrak yang digunakan dalam perdagangan e-

commerce cenderung kepada bentuk kontrak baku. Sebelum pembeli

mengklik tombol I Agree sebagai persetujuan atas sebuah kontrak,

terdapat sebuah tautan terms and condition yang akan membawa

pembeli kepada kontrak baku yang sudah disiapkan oleh penjual.

Kontrak ini mempunyai prinsip take it or leave it. Artinya bahwa jika

pembeli setuju dengan kontrak tersebut, maka kontrak tersebut bisa

disepakati, namun jika pembeli tidak setuju, maka pembeli tidak perlu

menyetujui dan kontrak tersebut tidak dapat dijalankan. Dalam

kontrak ini tidak dimungkinkan lagi ada pembahasan mengenai

substansi kontrak. Padahal bisa saja pembeli hanya tidak setuju pada

beberapa ketentuan dan menwarkan ketentuan lain. Namun dengan

adanya prinsip take it or leave it, dalam kontrak elektronik jenis ini

tidak bisa dianggap ada paksaan karena penjual tidak memaksa untuk

menyetujui kontrak tersebut, jika memang pembeli tidak setuju

Page 67: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan klausul yang ada di dalamnya, pembeli tidak perlu

menyepakatinya yang artinya juga tidak ada transaksi.

Di dalam kontrak elektronik juga dikenal jenis shrinkwrap contract

dan clickwrap contract. Kontrak ini muncul setelah pembelian produk

karena kontrak ini ada di dalam produk dan kontrak tidak dapat dilihat

pada saat pembeli akan membeli sebuah produk. Kontrak seperti ini

biasanya terdapat pada produk software komputer. Kontrak pada

produk software baru akan muncul ketika software akan diinstal. Di

tengah proses penginstalan, akan muncul license agreement yang

harus disetujui jika akan menginstal software tersebut. Hal tersebut

akan menimbulkan masalah jika ternyata pembeli tidak setuju dengan

klausul yang ada di dalamnya.

a. Shrinkwrap Contract

Shrinkwrap Contract terjadi ketika seseorang yang ingin

membeli sebuah produk software komputer. Produk yang akan

dibeli tersebut terbungkus dalam kemasan kotak karton dan

disegel (shrinkwrap). Pembeli tersebut hanya bisa mendapatkan

informasi mengenai produk tersebut melalui keterangan-

keterangan yang dituliskan pada bagian luar kemasan (M.Arsyad

Sanusi,2005:405). Keterangan yang terdapat pada bagian luar

produk sebagian besar berupa penjelasan singkat tentang produk

dan tidak mendetail. Setelah membeli produk tersebut, pembeli

kemudian melakukan instalasi pada komputernya. Di dalam proses

instalasi, terdapat sebuah kontrak yang harus disepakati oleh

pembeli. Salah satu contoh klausula yang ada di dalam proses

instalasi FLV Player adalah If you accept the terms of agreement,

click I Agree to continue. You must accept the agreement to instal

FLV Player 2.0 (build 25). Kemudian di bawah klausula tersebut

terdapat tombol I Agree yang menyatakan pembeli setuju dengan

kontrak tersebut.

Page 68: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Secara tidak langsung ada paksaan untuk menyetujui

kontrak tersebut karena jika tidak disetujui proses instalasi tidak

dapat dilanjutkan. Kebanyakan pengguna software melakukan

instalasi tanpa membaca kontrak yang ada terlebih dahulu. Hal

tersebut artinya bahwa pembeli sudah melakukan kesepakatan

ketika melakukan pembelian terhadap software tersebut tanpa

melihat terlebih dahulu isi license agreement yang ada di

dalamnya.

Dalam kasus yang berkaitan dengan shrinkwrap contract,

pengadilan Inggris memutuskan bahwa ketentuan-ketentuan baru

tidak boleh ditambahkan di kemudian hari ke dalam ketentuan-

ketentuan semula yang ada pada suatu kontrak. Pembeli juga harus

diberi tahu dan diberi peringatan secukupnya tentang ketentuan-

ketentuan suatu kontrak sebelum atau pada saat pembeli hendak

memasuki kontrak (M.Arsyad Sanusi,2005:406).

Putusan pengadilan di Amerika Serikat pada mulanya lebih

cenderung untuk menolak kontrak-kontrak atau perjanjian-

perjanjian shrinkwrap, namun dalam putusan-putusan terbaru,

pengadilan di Amerika Serikat mulai memberikan pengakuan

terhadap validitas kontrak shrinkwrap. Dalam sebuah kasus di

tahun 1997, Mr. Dan Mrs Hill membeli sebuah komputer dari

perusahaan Gateway. Ternyata mereka merasa kecewa dengan

komputer yang telah dibelinya dan kemudian mengajukan gugatan

atas kerusakan yang terjadi pada komputernya. Perusahaan

Gateway meminta agar kasus tersebut dilimpahkan kepada

lembaga arbitrasi sebagaimana yang dipersyaratkan dalam salah

satu klausul pada dokumen yang disertakan pada produk komputer

yang dibeli. Ketentuan tersebut mengatakan bahwa apabila dalam

waktu tiga puluh hari konsumen tidak mengembalikan komputer

dan perangkat lunak yang dibelinya, maka konsumen dianggap

telah setuju dengan ketentuan dalam kontrak tersebut. Pengadilan

Page 69: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berpendapat bahwa kontrak diantara perusahaan Gateway dan

konsumennya dianggap terbentuk pada akhir hari ke tiga puluh

terhitung sejak tanggal pembelian (lihat dalam M.Arsyad

Sanusi:407).

Jenis shrinkwrap contract sangat berpotensi untuk

merugikan pihak pembeli karena pembeli tidak mengetahui secara

detail kontrak yang ada pada produk yang dibelinya. Pembeli

hanya diberikan keterangan-keterangan yang sangat terbatas yang

terdapat pada kemasan produk. Pembeli akan membeli produk

yang mereka sendiri belum mengetahui bagaimana aturan main

penggunaan produk yang dibelinya. Pembelipun mau tidak mau

akan menyetujui kontrak yang ada karena sudah terlanjur membeli

dan untuk menggunakan produk yang dibeli memang harus

menyetujui kontrak yang terdapat didalam produk. Padahal sebuah

kontrak yang melalui paksaan tidak diperkenankan dan dapat

dibatalkan. Dalam kontrak tersebut tidak terdapat unsur

kesepakatan diantara para pihak karena pembeli tidak mengetahui

isi kontrak yang terdapat di dalam produk yang dibelinya.

b. Clicwrap Contract

Clickwrap contract terjadi ketika pembeli mengklik tombol I

Agree atau I Accept sebagai cara menyatakan persetujuannya

terhadap kontrak elektronik yang telah disediakan oleh penjual.

Agak berbeda dengan shrinkwrap contract, clickwrap contract

memberi kesempatan bagi pembeli untuk membaca terlebih dahulu

kontrak elektronik yang ditawarkan oleh penjual. Jika sekiranya

kontrak yang ditawarkan tidak disetujui oleh pembeli, maka bisa

saja pembeli membatalkan niatnya untuk membeli barang tersebut.

Pada kontrak shrinkwrap contract, pembeli tidak dapat

membatalkan pembelian karena software sudah terlanjur dibeli.

Clickwrap contract biasanya terjadi pada pembelian produk

Page 70: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

melalui website. Penjual menawarkan produk beserta spesifikasi

produk yang dijual. Jika pembeli berminat dengan produk tersebut,

akan terdapat sebuah tautan yang akan membawa pembeli pada

sebuah kontrak elektronik. Pembeli diberi kesempatan untuk

mempelajari kontrak itu sebelum kemudian mengklik tombol I

Accept atau I Agree sebagai tanda bahwa pembeli menyetujui

kontrak yang ditawarkan (M.Arsyad Sanusi,2005:372).

Mengenai permasalahan clickwrap contract, Andy Harris

mengungkapkan bahwa salah satu pengadilan di Amerika telah

memutusakan bahwa ketentuan kontrak lisensi produk perangkat

lunak yang di-download dari internet adalah tidak dapat

ditegakkan, karena dalam situasi tersebut tidak jelas apakah

pengguna perangkat lunak benar-benar telah menyetujui ketentuan

tersebut (lihat dalam M.Arsyad Sanusi,2005:409). Pada praktiknya,

memang tidak ada yang dapat memastikan apakah pengguna telah

membaca kontrak yang dilampirkan oleh perusahaan perangkat

lunak atau belum. Untuk dapat menggunakan sebuah software,

pengguna wajib menyetujui kontrak yang diberikan. Jika tidak

disetujui, software tersebut tidak akan dapat digunakan karena

penyetujuan kontrak merupakan langkah awal instalasi sebuah

software. Akhirnya banyak terjadi pengguna yang menyetujui

kontrak dengan mengklik tombol I Agree tanpa membaca dan

mempertimbangkan isi kontrak yang terdapat di dalam licence

agreement.

Salah satu aspek penting dalam kontrak clickwrap adalah

bahwa pengguna harus melakukan tindakan tertentu secara fisik

untuk menyetujui kontrak (M.Arsyad Sanusi,2005:411). Pengguna

harus mengklik tombol I Accept setelah membaca kontrak. Untuk

memastikan pengguna membaca terlebih dahulu kontrak, beberapa

situs telah menerapkan suatu cara yaitu dengan meletakkan tombol

I Accept pada bagian bawah kontrak sehingga mau tidak mau

Page 71: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengguna harus membaca terlebih dahulu kontrak tersebut.

Kontrak clickwrap telah memberikan kesempatan seluas- luasnya

bagi pengguna untuk mempelajari terlebih dahulu kontrak. Penjual

tidak boleh menambahan bagian-bagian kontrak tanpa

sepengetahuan penggunna misalnya dengan memberikan tautan

pada salah satu bagian kontrak tertentu yang akan membawa

pengguna pada kontrak yang lain.

2. Validitas Kontrak E-Commerce

Perubahan yang telah dibawa oleh perdagangan elektronik

terhadap hukum kontrak membawa pertanyaan-pertanyaan terhadap

keabsahan kontrak elektronik. Keabsahan sebuah kontrak bergantung

pada terpenuhinya syarat-syarat kontrak. Dalam kontrak elektronik

permasalahan akan menjadi lebih rumit karena kontrak elektronik

dibentuk tanpa adanya pertemuan langsung antara para pihak dan

tanpa menggunakan dokumen yang berbasis pada kertas. Validitas

sebuah kontrak elektronik akan dipertanyakan terkait dengan keaslian

dan integritas data yang terdapat didalamnya.

a. Keabsahan Kontrak Elektronik

Keabsahan sebuah kontrak bisa dilihat dari apakah sebuah

kontrak memenuhi syarat-syarat kontrak. Henry Cheeseman

mengungkapkan syarat kontrak sama dengan unsur-unsur kontrak.

Sebuah kontrak dianggap enforceable bila kontrak tersebut

memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

1) Kesepakatan (agreement)

2) Konsiderasi (consideration)

3) Kecakapan untuk melakukan kontrak (contractual capacity)

4) Objek yang tidak bertentangan dengan hukum (lihat dalam

M.Arsyad Sanusi,2005:425)

Sebuah kontrak akan dianggap sah jika memenuhi

persyaratan-persyaratan di atas. Dalam perdagangan elektronik,

Page 72: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kesepakatan yang dilakukan oleh para pihak dilakukan melalui

media elektonik. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah

kapankah kesepakatan antara para pihak tersebut terjadi? Suatu

kesepakatan biasanya selalu diawali dengan adanya penawaran

oleh suatu pihak dan dilanjutkan dengan adanya tanggapan berupa

penerimaan oleh pihak lain. Pada perdagangan yang tidak

dilakukan secara online, waktu terjadinya kesepakatan mudah

untuk diketahui karena kesepakatan terjadi melalui komunikasi

secara lisan, ataupun tulisan. Tetapi dalam perdagangan elektronik,

kesepakatan dicapai melalui media elektronik (Yahya Ahmad

Zein,2009:56).

Pada dasarnya suatu penawaran dapat disampaikan secara

lisan maupun secara tertulis. Penawaran juga dapat disampaikan

atau dikirim secara elektronik melalui internet. Penawaran melalui

internet dilakukan dengan cara menawarkan barang atau jasa yang

diperdagangkan ke dalam sebuah website yang menarik agar dapat

memperoleh calon pembeli. Calon pembeli akan mendapatkan

informasi mengenai barang atau jasa yang ditawarkan melalui

penawaran yang dilakukan melalui internet.

Calon pembeli yang tertarik dengan barang atau jasa yang

ditawarkan kemudian akan melakukan penerimaan dengan cara

sesuai dengan yang terdapat dalam penawaran tersebut. Penerimaan

berimplikasi pada terbentuknya sebuah kontrak. Penerimaan

dilakukan oleh pembeli dengan cara meng-klik tombol tertentu atau

memasukkan kode-kode tertentu. Tombol yang biasa ditampilkan

dalam sebuah kontrak elektronik biasanya berupa tombol I Accept

atau I Agree atau tanda lain yang menunjukkan penerimaan oleh

pembeli. Diatas tombol tersebut biasanya terdapat kontrak

elektronik yang ditawarkan oleh penjual. Dengan mengklik tombol

I Accept atau I Agree, pembeli dianggap telah sepakat dengan isi

kontrak dan melakukam penerimaan atas penawaran dari penjual.

Page 73: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Di Eropa, negara-negara yang bergabung dalam

Masyarakat Ekonomi Eropa, memberikan garis-garis petunjuk

kepada para anggotanya untuk menerapkan sistem “3klik” yang

meliputi:

1) Setelah calon membeli melihat layar komputer, adanya

penawaran dari calon penjual (klik pertama)

2) Calon pembeli memberikan penerimaan terhadap penawaran

tersebut (klik kedua)

3) Masih disyaratkan adanya peneguhan dan persetujuan dari

calon penjual kepada pembeli perihal diterimanya penerimaan

dari calon pembeli (klik ketiga)

Sementara di Indonesia, menurut Pasal 20 UU Nomor 11 tahun

2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, hanya menganut

sistem 2 klik yaitu meliputi penawaran transaksi yang dikirim

telah diterima (klik pertama) dan persetujuan atas penawaran

transaksi elektronik telah dilakukan dengan pernyataan

penerimaan secara elektronik (Yahya Ahmad Zein, 2009: 56).

Dari uraian di atas dapat terlihat kapankah kesepakatan

dalam perdagangan e-commerce terjadi. Pada sistem 3 klik,

kesepakatan baru ada ketika persetujuan telah diakui dan diterima

oleh penjual, sedangkan pada sistem 2 klik, kesepakatan sudah

terjadi pada saat pembeli telah mengirimkan penerimaan atas

penawaran secara elektronik kepada pembeli tanpa harus ada

pernyataan dari penjual bahwa telah menerima penerimaan

penawaran dari pembeli.

Persyaratan mengenai kesepakatan dalam perdagangan

elektronik dapat dipenuhi dengan cara seperti di atas. Penawaran

dan penerimaan dalam perdagangan elektronik dilakukan dengan

menggunakan media elektronik. Ketika pembeli barang atau jasa

memberikan tindakan penerimaan, saat itulah kesepakatan diantara

para pihak telah terjadi.

Page 74: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Unsur ke dua yang harus dipenuhi oleh sebuah kontrak

adalah adanya konsiderasi. Dalam yurisdiksi yang menganut sistem

common law, suatu kontrak tidak dianggap memiliki kekuatan

yang mengikat apabila tidak terdapat elemen prestasi

(consideration). Definisi prestasi adalah sesuatu yang memiliki

nilai, misalnya janji yang akan diberikan oleh salah satu pihak

untuk menyediakan barang atau jasa kepada pihak lain ataupun

janji untuk membayar barang-barang atau jasa-jasa yang telah

dibeli (M.Arsyad Sanusi, 2005:389). Dengan kata lain konsiderasi

adalah objek kontrak. Di dalam sebuah kontrak tentu harus ada hal

yang disepakati oleh kedua pihak. Perkembangan tekhnologi dan

informasi serta lahirnya perdagangan e-commerce tidak akan

mempengaruhi syarat adanya konsiderasi di dalam sebuah kontrak.

Konsiderasi adalah hal yang mutlak dan harus ada di dalam sebuah

kontrak. Di dalam kontrak elektronik pun pasti diatur mengenai

hal-hal yang disepakati oleh para pihak dan mempunyai nilai

tertentu. Perkembangan tekhnologi tidak akan mempengaruhi

substansi dari sebuah kontrak namun hanya akan berpengaruh pada

cara pembentukan kontrak. Keberadaan konsiderasi dalam sebuah

kontrak tidak pernah akan dapat dihilangkan. Dengan demikian,

kontrak e-commerce memenuhi persyaratan yang kedua.

Persyaratan ketiga adalah mengenai kecakapan para pihak.

Apakah para pihak memenuhi persyaratan untuk dapat dikatakan

cakap untuk melakukan sebuah kontrak. Cakap merupakan syarat

umum untuk dapat melakukan perbuatan hukum secara sah yaitu

harus sudah dewasa, sehat akal pikiran dan tidak dilarang oleh

suatu peraturan perundang-undang untuk melakukan perbuatan-

perbuatan tertentu (Riduan Syahrani, 2006:208)

Cakap atau tidaknya para pihak dapat dilihat dari usia dan

apakah pihak yang melakukan kontrak berada dibawah

pengampuan orang lain atau tidak. Mengenai persyaratan usia,

Page 75: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

setiap negara memiliki pengaturannya tersendiri. Sedangkan orang

yang dibawah pengampuan adalah orang yang dinyatakan oleh

pengadilan dibawah pengampuan atau orang yang mengalami

gangguan kejiwaan.

Untuk mengetahui cakap atau tidaknya para pihak yang

melakukan kontrak elektronik, akan mudah jika setiap negara

sudah mempunyai lembaga Certification Authority (CA) yang akan

memastikan identitas para pihaknya. Untuk medapatkan sertifikat

dari CA seseorang harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan

oleh lembaga CA termasuk juga syarat kecakapan. Namun

kenyataanya belum semua negara mempunyai lembaga CA

termasuk juga Indonesia. Tanpa adanya lembaga CA nampaknya

akan agak sulit untuk menjamin apakah para pihak yang

melakukan kontrak cakap atau tidak. Hal ini dikarenakan para

pihak belum pernah bertemu secara langsung dan hanya

berkomunikasi melalui media elektronik. Namun jika dilihat

dengan sudut pandang KUH Perdata Indonesia, persyaratan

kecakapan dalam sebuah perjanjian adalah syarat subjektif yang

bila dilanggar maka kontrak tersebut dapat dibatalkan. Artinya

bahwa ketika para pihak tidak mempermasalahkan hal tersebut,

maka kontrak tersebut tetap dapat berlaku. Walaupun syarat

kecakapan ini tidak dapat dipenuhi oleh kontrak elektonik, namun

selama para pihak tidak mempermasalahkannya maka kontrak

tersebut akan tetap berlaku.

Persyaratan yang keempat adalah objek kontrak yang tidak

bertentangan dengan hukum. Dalam kontrak elektronik, bisa jadi

para pihak tidak berada di suatu negara yang sama karena sifat e-

commerce tidak mengenal batasan wilayah. Hal tersebut

memungkinkan transaksi e-commerce dilakukan oleh para pihak

yang berada pada negara yang berbeda pengaturan hukumnya. Bisa

jadi sebuah barang dilarang beredar di negara satu, namun tidak

Page 76: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dilarang untuk beredar di negara yang lain. Transaksi semacam ini

sangat mungkin terjadi dalam perdagangan e-commerce. Mengenai

hal ini, pemerintah kedua negara perlu berperan aktif dalam

mengawasi lalu lintas perdagangan di wilayahnya. Harus ada

pemeriksaan sebelum sebuah barang dikirim ke luar negeri maupun

pemeriksaan terhadap setiap barang yang masuk ke dalam sebuah

negara. Persyaratan keempat diatas, bisa jadi perdagangan e-

commerce memenuhi persyaratan tersebut, namun bila sekiranya

terjadi pelanggaran, diperlukan peran aktif pemerintah asal negara

para pihak untuk menanggulanginya.

b. Keaslian dan Integritas Data

Keaslian dan integritas data elektronik serta tanda tangan

elektronik adalah hal yang sangat penting dalam e-commerce

karena kontrak elektronik akan terbentuk berdasarkan data

elektronik yang telah disepakati oleh para pihak. Persyaratan,

ketentuan, substansi kontrak, dan bagian-bagian kontrak lainnya

akan sangat bergantung pada data elektronik yang telah disepakati

oleh para pihak dan berlaku sebagai kontrak diantara mereka.

Permasalahan yang kemudian muncul adalah mengenai

permasalahan keabsahan kontrak, (validity), keamanan (security),

dan kerahasiaan dokumen (privacy/confidentiality). Selain itu

permasalahan lain yang muncul adalah terkait dengan identitas

para pihak. (M.Arsyad Sanusi,2005:205). Para pihak tidak dapat

memastikan secara langsung identitas satu sama lain dalam

perdagangan elektronik. Hal ini dikarenakan para pihak belum

pernah bertemu sebelumnya.

Identitas para pihak dalam sebuah kontrak amatlah penting.

Hal ini terkait siapakah yang harus bertanggung jawab terhadap isi

kontrak tersebut. Dalam kontrak elektronik agaknya sulit untuk

mengetahui identitas para pihak secara pasti karena para pihak

Page 77: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

belum pernah bertemu secara langsung dan mengenal satu sama

lain hanya melalui komunikasi elektronik saja. Teknik selama ini

yang digunakan untuk memastikan keaslian dan integritas data

adalah melalui teknik kriptografi dan tanda tangan elektronik

(M.Arsyad Sanusi, 2005:205).

Kriptografi adalah suatu sistem yang membuat suatu pesan

yang dikirim oleh pengirim dapat disampaikan kepada penerima

dengan aman. Menurut Bruce Schneir, kriptografi adalah seni dan

ilmu yang mempelajari bagaimana membuat suatu pesan yang

dikirim oleh pengirim (originator) dapat disampaikan kepada

penerima (receiver) dengan aman (lihat dalam Abdul Halim

Barkatullah,2005:24). Kriteria aman yang dimaksud antara lain:

1) Confidentiality (kerahasiaan): Suatu pesan tidak boleh dapat

dibaca atau diketahui oleh orang yang tidak berkepentingan.

Jika para pihak menghendaki komunikasi elektronik yang

dilakukan hanya boleh dikathui para pihak saja, maka harus ada

metode kriptografi yang mebuat data elektronik yang

dikirimkan tidak diketahui selain oleh para pihak itu sendiri.

2) Authenticity (otentitas): Penerima pesan harus mengetahui atau

mempunyai kepastian siapa pengirim pesan dan bahwa benar

pesan itu dikirim oleh pengirim. Hal ini terkait dengan identitas

pengirim data. Harus ada proses kriptografi untuk melakukan

verifikasi terhadap pengirim data sehingga penerima data dapat

mengetahui identitas pengirim.

3) Integrity (integritas/keutuhan): Penerima harus merasa yakin

bahwa pesan yang diterimanya tidak pernah diubah sejak pesan

tersebut dikirim sampai diterima, seorang pengacau tidak dapat

mengubah atau menukar isi pesan yang asli dengan yang palsu.

Proses kriptografi harus menjamin data yang diterima akan

tetap sama dengan data yang dikirim tanpa ada perubahan

apapun. Klausula-klausula yang ada di dalam sebuah kontrak

Page 78: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

elektronik akan menjadi dasar bagi para pihak untuk

melaksanakan isi kontrak tersebut. Oleh karena itu integritas

data elektronik amatlah penting. Para pihak harus meyakini dan

mengakui muatan sebuah data elektronik adalah benar dan akan

dilaksanakan.

4) Non Repudiation (tidak dapat disangkal): Pengirim pesan tidak

pernah menyangkal bahwa ia telah mengirim data tersebut.

Para pihak harus mengakui setiap data elektronik yang

dikirimnya. (Abdul Halim Barkatullah, 2005:25)

Data asli dalam proses kriptografi biasa disebut dengan

plaintext. Plaintext bisa berbentuk text file, bitmap, digitized voice

video image dan lainnya. Tahap selanjutnya adalah tahan

encryption yaitu proses transformasi suatu pesan/data menjadi

suatu bentuk yang hampir mustahil untuk dibaca tanpa

pengetahuan mengenai algoritma. Pesan yang telah ditransformasi

tersebut biasa disebut dengan ciphertext. Sedangkan proses

pengembalian (recovery) dari ciphertext ke bentuk semula agar

dapat dibaca disebut dengan proses deskripsi (Abdul Halim

Barkatullah,2005:26). Berikut gambaran secara singkat proses

kriptografi:

Gambar 2. Proses Kriptografi

Teknik lain yang biasa digunakan untuk menjaga keaslian

dan integritas sebuah data adalah tanda tangan elektronik (digital

signature). Tanda tangan digital tidak hanya digunakan untuk

memverifikasi pesan data yang ada di dalam sebuah data

elektronik, namun juga untuk memverivikasi identitas pengirim

pesan data. Andrian Mccullaghi, Peter Little, dan William Caeli

menyebutkan bahwa secara umum tanda tangan berfungsi sebagai:

Plaintex Ciphertext Plaintext Encryption Descryption

Page 79: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Mengidentifikasi penandatangan;

2) Memberikan kepastian tentang keterlibatan seseorang dalam

penandatanganan tersebut;

3) Mengasosiasikan orang tertentu dengan isi dokumen

4) Menyatakan kepemilikan dokumen pada si penandatangan

(lihat dalam M.Arsyad Sanusi,2005:206)

Dari fungsi- fungsi di atas, dapat diketahui arti penting sebuah

tanda tangan. Tanda tangan dalam sebuah dokumen menunjukkan

siapa yang bertanggungjawab dan siapa saja para pihak yang

terlibat dalam kontrak. Tanda tangan digunakan untuk

memverifikasi para pihak yang telah mengikatkan diri pada

kontrak yang telah disepakati.

Sementara di dalam sebuah literatur hukum di

Jerman,disebutkan tanda tangan mempunyai fungsi formal sebagai

berikut:

1) Finality Function. Fungsi final di sini artinya adalah bahwa

sebuah tanda tangan menunjukkan dokumen yang telah

ditandatangani adalah dokumen yang telah lengkap dan dapat

mengikat para pihak. Dokumen yang telah ditandatangani

bukanlah sebuah draft yang masih bisa diperdebatkan oleh para

pihak. Dengan ditandatanganinya sebuah dokumen, maka para

pihak yang menandatanganinya telah menyatakan bersepakat

untuk menjalankan hak dan kewajibannya sebagaimana yang

tertuang dalam dokumen yang telah ditandatangani tersebut.

2) Cautionary Function. Fungsi ini menunjukkan bahwa dengan

ditandatanganinya sebuah dokumen kontrak, para pihak telah

menyadari benar bahwa dirinya telah terikat dalam sebuah

perjanjian. Para pihak telah berjanji akan menjalankah hak dan

kewajibannya dan hal tersebut tentunya mengikat dan dapat

dipaksakan.

Page 80: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Evidentiary function, Artinya bahwa dokumen yang telah

ditandatangani dapat berlaku sebagai alat bukti ketika pada

suatu saat nanti terjadi permasalahan diantara para pihak

mengenai kontrak yang telah mereka sepakati untuk dijalankan

(Christopher Kuner,1999:2)

Tanda tangan digital adalah suatu tanda tangan yang dibuat

secara elektronik yang berfungsi sama dengan tanda tangan biasa

pada dokumen kertas biasa. Sama halnya dengan tanda tangan pada

dokumen biasa, tanda tangan elektronik juga berfungsi menyatakan

bahwa nama yang tertera dalam dokumen setuju dengan apa yang

tercantum dalam dokumen yang ditandatanganinya (Abdul Halim

Barkatullah,2005:31). Secara fungsional memang tanda tangan

digital dapat berfungsi sebagaimana tanda tangan biasa yang

terdapat pada dokumen yang berbasis kertas. Namun jika dilihat

dari karakteristiknya, terdapat beberapa perbedaan diantara

keduanya. Mccullaghi, Little, dan Caeli mengemukakan

karakteristik tanda tangan konvensional adalah sebagai berikut:

1) Dapat dibuat dengan mudah oleh orang yang sama;

2) Dapat dikenali dengan mudah oleh pihak ketiga;

3) Relatif sulit untuk dipalsukan oleh pihak ketiga;

4) Dibubuhkan dan disertakan dalam dokumen sehingga keduanya

menjadi sebuah kesatuan;

5) Melibatkan proses fisik (penulisan tinta ke atas kertas);

6) Sama untuk semua dokumen yang ditandatangani oleh orang

yang sama;

7) Relatif sulit untuk dihapus tanpa adanya bekas (lihat dalam

M.Arsyad Sanusi,2005:207)

Dari persyaratan-persyaratan di atas, terdapat beberapa

perbedaan yang membuat tanda tangan digital dan tanda tangan

konvensional tidak dapat disamakan. Salah satu karakteristik tanda

tangan adalah melibatkan proses fisik. Proses fisik di sini diartikan

Page 81: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebuah perbuatan langsung terhadap dokumen kontrak yaitu

penulisan tanda tangan dengan tinta pada dokumen kertas. Hal ini

tentu tidak dapat diterapkan dalam kontrak elektronik karena

sifatnya yang scriptless. Perbedaan selanjutnya adalah bahwa

sebuah tanda tangan hendaknya relatif sulit untuk dihapus tanpa

adanya bekas. Dalam tanda tangan elektronik sebuah tanda tangan

sangat mudah untuk dihapuskan tanpa bekas. Bentuk tanda tangan

elektronik adalah sebuah data yang sangat mudah untuk dibuat dan

dihapuskan.

Kedua hal di atas membuat adanya pertentangan apakah

tanda tangan digital dapat digunakan untuk memenuhi kriteria

sebagaimana ditentukan dalam tanda tangan konvensional. Ada

sebagian ahli yang menyatakan bahwa yang paling penting adalah

fungsi yang dimiliki keduanya adalah sama. Selama tanda tangan

digital dapat memenuhi fungsi yang ada pada tanda tangan

konvensional, maka tidak ada permasalahan. Namun ada pula

sebagian yang berpendapat bahwa tanda tangan digital tetap tidak

dapat menggantikan tanda tangan konvensional karena tidak

memenuhi persyaratan atau kriteria yang sudah ada (M.Arsyad

Sanusi,2005:207).

Adanya sebuah tanda tangan dalam sebuah kontrak amatlah

penting. Hal ini sangat terkkait dengan keaslian, keutuhan dan

keamanan sebuah dokumen. Dengan ditandatanganinya sebuah

dokumen kontrak, artinya para pihak telah sepakat dengan isinya

dan bersedia menjalankannya. Perkembangan tekhnologi yang

telah melahirkan perdagangan elektronik membutuhkan sesuatu

yang dapat menjamin keaslian dokumen kontrak elektronik. Tanda

tangan elektronik adalah sebuah solusi untuk memastikan bahwa

dokumen kontrak elektronik tersebut adalah asli dan isinya adalah

benar serta dapat dipertanggung jawabkan. Fungsi yang dimiliki

tanda tangan elektronik sama dengan tanda tangan konvensional

Page 82: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

meskipun tanda tangan elektronik tidak memenuhi karakter tanda

tangan. Namun tanda tangan harus dapat diterima sebagai tanda

tangan dengan alasan:

1) Tanda tangan elektronik merupakan tanda-tanda yang bisa

dibubuhkan oleh seseorang atau beberapa orang yang diberi

kuasa oleh orang lain yang berkehendak untuk diikat secara

hukum;

2) Tanda tangan elektronik dapat dibuat atau dibubuhkan dengan

menggunakan peralatan mekanik seperti halnya tanda tangan

tradisional;

3) Tanda tangan elektronik sangat mungkin bersifat lebih aman

atau lebih tidak aman sebagaimana kemungkinan pada tanda

tangan tradisional;

4) Dalam konteks tanda tangan elektronik persyaratan adanya niat

penandatangan, yang merupkan suatu keharusan, juga dapat

terpenuhi sebagaimana halnya dalam kasus tanda tangan

tradisional;

5) Sebagaimana halnya dengan tanda tangan tradisional, tanda

tangan elektronik juga dapat diletakkan di bagian mana saja

dari suatu dokumen, sehingga tidak harus diletakkan di bagian

bawah dokumen, kecuali hal tersebut disyaratkan oleh

mekanisme perundang-undangan (M.Arsyad Sanusi, 2005:208)

Di dalam transaksi e-commerce, dikenal pula institusi yang

bertugas melakukan pengawasan terhadap kepastian/pengesahan

terhadap identitas dari seseorang yang disebut dengan Certification

Authority (CA). Certification Authority berkedudukan sebagai

pihak ketiga yang dipercaya untuk memberikan

kepastian/pengesahan terhadap identitas dari seseorang. Selain itu,

Certification Authority juga mengesahkan pasangan kunci publik

dan kunci privat milik orang tersebut (Yahya Ahmad

Zein,2009:83). Secara umum, tugas Certification Authority adalah:

Page 83: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Membuat kunci publik/privat miliknya sendiri;

2) Melakukan verifikasi terhadap identitas seorang calon

pelanggan yang hendak meminta sertifikat dari certification

authority tersebut. Verifikasi menggunakan standar yang

ditetapkan sebelumnya;

3) Pelanggan kemudian menyerahkan kunci publiknya kepada

certification authority;

4) Certification Authority mencek apakah kunci itu pasangan dari

kunci privat yang dipunyai calon pelanggan tersebut;

5) Apabila semua persyaratan tersebut sudah dipenuhi maka

certification authority akan menerbitkan sebuah sertifikat digital

(digital certificate) atas nama orang tersebut. Digital certificate

tersebut berisi kunci duplikat dari kunci publik pelanggan dan

dan identitas dari pelanggan. Certification authority kemudian

akan menandatangani digital certificate tersebut dengan

menggunakan kunci privat miliknya (Abdul Halim

Barkatullah,2005:36)

Munculnya perdagangan e-commerce telah mebuat

sebagian kalangan meragukan integritas atau keaslian dokumen-

dokumen yang dihasilkan dalam proses perdagangan tersebut.

Kontrak antara para pihak yang dibuat tanpa harus bertatap muka

secara langsung masih diragukan mengingat sebuah kontrak

elektronik berupa data elektronik dan sangat rawan untuk diubah.

Pertanyaan lain apakah kontrak tersebut adalah merupakan

kesepakatan final diantara para pihak juga menjadi permasalahan

tersendiri mengingat kontrak elektronik dibentuk setelah melalui

komunikasi elektronik pula. Namun kekhawatiran tersebut saat ini

sudah mulai dapat teratasi. Tekhnologi telah menjawab keraguan

atas kontrak elektronik yang sering digunakan dalam perdangan e-

commerce. Berkembangnya tekhnik kriptografi, digital siganture,

dan adanya certificate authority dapat menjamin keaslian dan

Page 84: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

integritas data dan identitas para pihak yang telah melakukan

kontrak.

3. Penyelesaian Sengketa E-Commerce

Munculnya perdagangan e-commerce yang tidak mengharuskan

para pihak untuk bertemu secara langsung membuat para pihak sulit

untuk melakukan komplain ketika terjadi permasalahan dalam

transaksi yang dilakukan diantara mereka. Hal tersebut tentu tidak

dapat dilepaskan dari model penyelesaian sengketa yang diatur dalam

kontrak elektronik yang telah disepakati oleh para pihak. Pilihan

hukum para pihak diatur dalam kontrak elektronik tersebut. Selama ini

yang diatur dalam kontrak elektronik yang ada, jika suatu saat terjadi

permasalahan, maka akan diselesaikan menggunakan hukum yang

digunakan oleh pihak penjual. Salah satu contoh yaitu pada license

agreement FLV Player disebutkan “This Software License and the

relationship between you and Yahoo! Is governed by the laws of

England and Wales without regard to its conflict of law provisions.

You and Yahoo!agree to submit to the personal and exclusive

jurisdiction of the courts located within England and Wales. The

United Nations Convention on the International Sale of Goods does

not apply to this Software License”. Menurut klausul kontrak diatas,

hubungan antara pengguna dan yahoo diatur dengan menggunakan

hukum Inggris dan Wales.

Dalam sengketa e-commerce, pembeli tidak dalam posisi dapat

secara bebas menentukan hukum yang berlaku (applicable law) karena

penjual telah menentukan hukum yang berlaku untuk menyelesaikan

sengketa jika suatu saat transaksi tersebut menimbulkan masalah.

Penentuan hukum yang berlaku dalam penyelesaian sengketa e-

commerce ini biasanya terdapat pada kontrak elektronik yang telah

disepakati pada awal proses jual beli elektronik yang biasanya

berbentuk kontrak standar. Pembeli tidak dapat memilih hukum mana

Page 85: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang berlaku ketika terjadi sebuah sengketa karena telah ditentukan

oleh penjual. Dalam hal ini pembeli sangat dirugikan karena hukum

yang dipilih oleh penjual adalah hukum tempat kedudukan penjual

tersebut berada.

Masalah yang terjadi adalah ketika ada disparitas antara nilai

barang yang dibeli dengan biaya yang harus dikeluarkan pembeli

untuk mendapatkan haknya melalui jalur litigasi. Biaya pembuatan

gugatan serta berbagai macam proses yang harus ditempuh pembeli

untuk mendapatkan haknya dirasa tidak sebanding dengan nilai barang

yang dibeli. Belum lagi masalah biaya yang timbul karena pembeli

harus menghadiri persidangan di negara penjual. Belum lagi

permasalahan efektivitas mekanisme penyelesaian sengketa

konvensional yang membutuhkan waktu tertentu. Harus ada model

penyelesaian sengketa yang cepat, efektif, dan murah untuk

menyelesaikan sengekta e-commerce.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, saat ini tengah dirumuskan

sebuah konsep Online Dispute Resolution (ODR). Konsep ini

memungkinkan sebuah sengketa diselesaikan secara elektronik.

Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penyelesaian sengketa

melalui ODR antara lain:

Pertama, Menghemat waktu dan biaya. Jika dibandingkan antara

jalur litigasi dan jalur alternatif penyelesaian sengketa (APS), jalur

APS lebih hemat jika dibandingkan dengan jalur litigasi baik dari segi

waktu maupun biaya. Namun ODR ternyata lebih hemat jika

dibandingkan dengan APS yang Tradisional. ODR lebih menghemat

biaya dan waktu karena para pihak yang bersengketa tidak perlu

bertemu secara langsung. Dengan demikian para pihak tidak perlu

mengeluarkan ongkos untuk menghadiri persidangan. Selain itu ODR

juga menawarkan keuntungan kecepatan dalam menyelesaikan

sengketa. Para pihak tidak perlu ada di waktu yang sama, dan

penyelesaian sengketa dapat berdasarkan pada dokumen saja.

Page 86: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kedua, biasanya, biaya layanan penyelesaian sengketa perdata

adalah akumulasi dari biaya institusi penyelesaian sengketa, fee dan

biaya pihak yang netral (mediator atau arbiter), biaya para pihak,

termasuk juga biaya hukum. Dalam ODR, beberapa biaya dapat

dikurangi secara signifikan sehingga lebih

Ketiga, para pihak menggunakan internet. Dengan demikian, para

pihak akan lebih yakin dengan proses yang tengah dijalaninya sebab

para pihak dapat dengan mudah mengontrol dan merespon apa yang

terjadi di tengah proses penyelesaian sengketa.

Keempat, para pihak dapat menghindari pertemuan dengan

lawannya agar tidak terjadi intimidasi ataupun ancaman apapun

terhadap para pihak (Abdul Halim Barkatullah, 2009:267)

Bentuk-bentuk Online Dispute Resolution yang saat ini tengah

dikembangkan antara lain:

a. Negosiasi Online

Negosiasi online menawarkan keuntungan berupa

kesederhanaan. Kewajiban para pihak untuk dapat melakukan

mediasi online ini hanyalah itikad baik dan koneksi internet. Tidak

perlu perjalanan untuk saling bertatap muka, dan tidak perlu

menyediakan sebuah tempat untuk pertemuan khusus. Negosiasi

online tidak membutuhkan pertemuan secara langsung. Negosiasi

jenis ini memanfaatkan media internet dalam membuat permintaan

atau penawaran. Namun ketidakharusan para pihak untuk bertemu

secara langsung selain membawa keuntungan ternyata juga

merupakan kelemahan dari jenis penyelesaian sengketa jenis ini.

Dalam negosiasi online, tidak ada sarana untuk mendapatkan

sentuhan kemanusiaan. Berbeda dengan negosiasi secara offline

dimana para pihak dapat mengamati gerak-gerik bahasa tubuh dan

bahasa non-verbal dalam perundingan, Negosiasi online tidak

memungkinkan para pihak untuk melihat hal tersebut pada pihak

lawan.

Page 87: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam negosiasi online dikenal dua jenis negosiasi yaitu

Assisted Negotiation, dan Automated Negotiation.

1) Assisted Negotiation

Assisted Negotiation artinya adalah negosiasi yang

difasilitasi oleh tekhnologi. Para pihak mencapai kesepakatan

melalui komunikasi. Komnunikasi yang dilakukan pera pihak

dalam negosiasi online ini dilakukan dengan menggunakan

fasilitas internet dan menggunakan model data elektronik.

Disebut sebagai assisted negotiation karena mereka yang

bersengketa diberi sarana teknologi informasi yang lebih

canggih yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan

mencapai penyelesaian. Komunikasi yang dilakukan oleh para

pihak tidak lagi menggunakan surat elektronik (E-Mail) tetapi

sudah menggunakan tekhnologi berbasis website.

Assisted negotiation berbeda dengan mediasi karena tidak

ada pihak ketiga, namun juga tidak dapat dikatakan sebagai

perundingan biasa karena alat-alatnya menampilkan fungsi

mediator. Dalam perundingan ini proposal biasanya

berdasarkan solusi standar yang diberikan oleh sistem. Solusi

standar ini digunakan untuk membantu para pihak untuk

menilai pilihan mana yang ingin disetujui. Dengan cara yang

sama, sistem lain berfungsi secara otomatis untuk menanyakan

para pihak tentang apa tujuan dan kepentingan mereka. Saat

perundingan berjalan, seringkali mereka menyadari tujuan dan

kepentingan mereka, dan mereka melihat solusi konstruktif

yang baru. Semua dipacu oleh pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan secara sederhana dan berulang-ulang. Seperti halnya

dengan menggunakan mediator, namun pertanyaan-pertanyaan

tersebut disampaikan oleh komputer.

Assisted negotiation terdiri dari alat-alat seperti massage

board system, situs yang aman, sarana penyimpanan, alat

Page 88: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengaturan online meeting, software untuk mengatur

komunikasi, keterlibatan dalam diskusi yang produktif,

mengidentifikasi dan menilai solusi yang potensial dan

mencatat persetujuan.

2) Automated Negotiation

Dalam Automated Negotiation, para pihak menetapkan

tingkat penyelesaian dan kemudian mengajukan penawaran dan

permintaan dalam bentuk tawaran penyelesaian di komputer

melalui bentuk komunikasi berbasis web yang dilindungi oleh

password. Jika tawaran itu disertai presentase atau jumlah uang

tertentu, perundingan diselesaikan melalui komputer untuk

jumlah di tengah-tengah. Jika penawaran untuk menyelesaikan

lebih besar daripada permintaan penyelesaian, maka jumlah

penyelesaian adalah jumlah permintaan.

Disebut sebagai automated negotiation karena

perbandingan antara tawaran dan kesepakatan persetujuan

dijalankan tanpa campur tangan manusia. Jika dalam assisted

negotiation para pihak dibantu oleh komputer untuk mencapai

kesepakatan, dalam automated negotiation yang mengambil

keputusan adalah komputer. Segala penawaran dari para pihak

bersifat rahasia, tidak diperlihatkan kepada pihak lawan sampai

mendekati nilai yang telah ditawarkan dan diminta. Oleh

karena itu konsep ini disebut juga dengan blind-binding

negotiation (Abdul Halim Barkatullah,2010:64).

b. Mediasi Online

Dalam proses mediasi, pihak ketiga yang telah disetujui para

pihak yang bersengketa melakukan intervensi dengan kemampuan

yang terbatas untuk membuat suatu keputusan. Mediator lebih

bersifat fasilitator bagi para pihak untuk menyelesaikan

sengketanya. Ciri ini yang kemudian membedakan mediasi dengan

arbitrase dan jalur litigasi.

Page 89: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mediasi biasa dijalankan melalui dua tipe yaitu tipe mediasi

fasilitatif (facilitative mediation) dimana mediator tidak

mengungkapkan opini dan tidak merekomendasikan solusi. Dalam

tipe ini mediator hanya sebagai penghubung dalam komunikasi

para pihak. Tipe yang kedua adalah tipe mediasi evaluatif

(evaluative mediation). Dalam tipe ini pihak ketiga yang netral

mencoba untuk menyampaikan opini tentang hukum, fakta-fakta,

dam bukti. Mediator mencoba untuk menawarkan solusi yang

dapat diterima oleh para pihak.

Mediasi online berbeda dengan mediasi tatap muka (face to

face). Mediasi online dilakukan melalui komunikasi secara

elektronik dengan jaringan internet. Sebagian besar provider yang

menyelenggarakan mediasi online menggunakan model mediasi

fasilitatif dibandingkan dengan mediasi evaluatif (Abdul Halim

Barkatullah,2010:66). Model mediasi fasilitatif akan lebih mudah

untuk dijalankan secara online karena mediasi jenis ini tidak

memerlukan opini-opini hukum dari seorang mediator. Mekanisme

komputer dapat menjadi mediator diantara para pihak yang

bersengketa. Para pihak melakukan sendiri komunikasi diantara

mereka dan mencapai kesepakatan mereka setelah melalui proses

komunikasi. Proses komunikasi dalam mediasi online ini akan

menggunakan media internet. Ketika komunikasi diantara para

pihak telah mencapai kesepakatan, maka sengketa akan

terselesaikan. Mediasi dengan model evaluatif agak sulit

diterapkan dalam mediasi online. Harus ada sentuhan manusia

untuk memberikan opini-opini hukum. Berbeda dengan model

fasilitatif yang dapat dilakukan sepenuhnya oleh tekhnologi, tidak

diperlukan seseorang yang berlaku sebagai mediator. Mediator

hanya sebuah sistem komputer yang mempertemukan para pihak.

Mengenai kesepakatan akan ditentukan sendiri oleh para pihak

melalui komunikasi melalui internet.

Page 90: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Arbitrase Online

Arbitrase dianggap sebagai bentuk penyelesaian sengketa yang

utama karena karakternya yang mengikat dan pelaksanaan

putusannya mudah dan mendapat bantuan dari pengadilan dalam

tingkat eksekusinya. Berbeda dengan alternatif penyelesaian

sengketa lain yang pelaksanaan putusannya tergantung kepada para

pihak untuk melaksanakannya atau tidak. Adanya itikad baik dari

para pihak sangat penting untuk menyelesaikan sengketa dalam

proses negosiasi atau mediasi. Pelaksanaan putusan dalam

negosiasi atau mediasi bergantung pada kesadaran para pihak

untuk menyelesaikan perkaranya. Namun tidak demikian dengan

arbitrase. Putusan arbitrase bersifat mengikat dan pelaksanaannya

dapat dibantu oleh pengadilan. Oleh karena itu arbitrase sering kali

disebut sebagai penyelesaian sengketa yang quasi- judicial.

Arbitrase online mempunyai keunggulan yaitu bahwa arbitrase

online tidak melihat teritorialitas arbitrase. Hal ini sesuai dengan

karakter e-commerce yang bersifat global, tidak terpisahkan oleh

teritorial-teritorial yang dimiliki para pihak maupun hukum yang

ditentukan oleh salah satu pihak. Yurisdiksi arbitrase online adalah

yurisdiksi cyber.

Yurisdiksi cyber yang dimkasudkan di sini adalah bahwa

kompetensi arbitrase online adalah setiap perkara yang timbul

karena diakibatkan oleh transaksi yang terjadi melalui proses

perdagangan elektronik. Sering kali penyelesaian sengketa melalui

pengadilan biasa akan memperdebatkan mengenai kompetensi dan

teritorial diantara para pihak yang tentu saja akan menghambat

proses peradilan itu sendiri. Dengan adanya yursdiksi cyber ini,

tidak ada lagi alasan bahwa arbitrase online tidak berwenang untuk

menangani perkara karena yurisdiksi arbitrase online menyangkut

seluruh perkara yang timbul karena transaksi elektronik dimanapun

kedudukan para pihak. Hal ini menjadi sebuah keunggulan

Page 91: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersendiri bagi arbitrase online dibanding dengan penyelesaian

sengketa lain yang dilakukan secara tradisonal. Selain itu di dalam

arbitrase online, terdapat pula pihak ketiga yang akan membantu

para pihak untuk menyelesaikan permasalahan diantara mereka.

Terkadang agak sulit memang menyelesaikan sebuah masalah

tanpa pihak ketiga yang dapat bersikap tegas. Dalam arbitrase

online, peran itu dilakukan oleh arbiter yang dipilih para pihak

secara online. Di sini pula keunggulan arbitrase online jika

dibandingkan dengan penyelesaian sengketa lain. Dalam Mediasi

online atau Negosiasi online misalnya, para pihak harus benar-

benar sepakat akan hasil akhir dari proses penyelesaian sengketa

tersebut. Hal itu tentu akan memakan waktu yang lebih lama jika

dibandingkan adanya pihak ke tiga yang dapat bersikap tegas

seperti yang terdapat pada arbitrase online. Arbtrase online dapat

menyelesaikannya dengan waktu yang lebih singkat sehingga

penyelesaian sengketa dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Arbitrase online tidak berbeda dengan arbitrase konvensional.

Hanya saja, sarana yang digunakan dalam penyelenggaraannya

dilakukan secara online. Pendaftaran perkara, pemilihan arbiter,

penyerahan dokumen, permusyawarahan arbiter, pembuatan

putusan, dan pemberitahuan kepada para pihak akan dilakukan

secara oline.

Sengketa yang timbul karena perdagangan e-commerce lebih

efektif jika diselesaikan secara online pula. Sifat perdagangan e-

commerce yang lintas batas membuat para pihak yang terlibat

didalamnya berasal dari dua negara yang berbeda dan sangat jauh

jaraknya. Akan sangat tidak efektif ketika para pihak harus bertemu

secara langsung untuk menyelesaikan permasalahan diantara mereka.

Bisa jadi biaya yang dikeluarkan oleh para pihak untuk dapat bertemu

secara langsung dengan tujuan menyelesaikan permasalahan diantara

mereka lebih mahal dari nilai barang yang diperjual belikan itu

Page 92: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sendiri. Apa lagi kontrak elektronik yang banyak digunakan saat ini

sudah menetapkan secara sepihak hukum mana yang akan digunakan

untuk menyelesaikan sengketa jika suatu saat terjadi sebuah sengketa.

Hal tersebut tentu sangat merugikan posisi pembeli dalam

perdagangan e-commerce. Online Dispute Resolution menawarkan

penyelesaian sengketa yang cepat, efektif, dan murah bagi sengketa

yang timbul dalam perdagangan e-commerce.

Saat ini, belum ada sebuah forum Online Dispute Resolution resmi

yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sengketa e-commerce.

Sampai sekarang platform Online Dispute Resolution masih

dirumuskan oleh United Nations Commission on International Trade

Law. Konsep Online Dispute Resolution perlu dikembangkan dan

dilembagakan secara internasional mengingat semakin maraknya

perdagangan e-commerce. Semakin banyak perdagangan e-commerce

digunakan, maka semakin banyak pula potensi sengketa yang akan

ditimbulkan. Oleh karena itu pengembangan model penyelesaian

sengketa secara online perlu untuk dilakukan.

B. PENGATURAN HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN

E-COMMERCE INTERNASIONAL

Munculnya teknologi informasi semakin memudahkan

perdagangan internasional. Di era teknologi, batasan yang selama ini

menghambat perdagangan seperti batasan jarak, dan waktu tidak lagi

menjadi penghalang. Perkembangan tekhnologi dan informasi semakin

memudahkan para pedagang untuk bertransaksi di dunia maya tanpa

mengharuskan para pedagang untuk bertemu secara langsung dengan

pembeli. Para pihak melakukan segala transaksi melalui media internet.

Metode ini biasa disebut dengan perdagangan elektronik atau saat ini

dikenal dengan perdagangan e-Commerce.

Perkembangan e-commerce mempengaruhi berbagai aspek

termasuk juga aspek hukum. Salah satu aspek hukum yang mengalami

Page 93: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perubahan signifikan akibat adanya e-commere adalah hukum kontrak.

Kemudahan bertukar informasi dalam dunia maya untuk melakukan

transaksi membuat para pihak tidak perlu bertemu sebelumnya. Kontrak

yang selama ini bersifat tertulis dan membutuhkan tanda tangan kedua

pihak kini dibuat secara elektronik dan bersifat papperless. Hal ini tentu

akan menimbulkan pertanyaan seputar validitas kontrak yang dilakukan

oleh para pihak. Untuk menjamin hal tersebut dan untuk melindungi para

pihak, maka diperlukan suatu pengaturan khusus mengenai e-commerce.

Perdagangan e-commerce mau tidak mau akan menimbulkan suatu hukum

baru mengenai kontrak elektronik diantara para pihak.

Permasalahan akan timbul ketika para pihak yang melakukan

transaksi berasal dari negara yang berbeda terlebih dengan sistem hukum

yang berbeda. Seperti yang kita ketahui bahwa hukum kontrak nasional

adalah salah satu sumber hukum yang penting dalam hukum perdagangan

internasional ketika para pihak ingin melakukan transaksi. Perbedaan

sistem hukum tentu akan menjadi kendala tersendiri bagi kelancaran

transaksi yang akan dilakukan oleh para pihak. Masalah ini sudah disadari

oleh PBB dalam resolusi Majelis Umum PBB(Perserikatan Bangsa-

Bangsa) No 2102 (XX). PBB menyatakan bahwa “conflict and

divergencies arising from the laws of defferent states in matters relating to

international trade constitute an obstacle to the development of world

trade” (Huala Adolf, 2006:29). Dalam resolusi tersebut dengan PBB

menyatakan bahwa konflik dan penyimpangan muncul dari hukum dari

negara yang berbeda dalam keadaan hubungannya dengan perdagangan

internasional yang menjadi halangan untuk mengembangkan perdagangan

dunia.

Untuk menghadapi permasalahan perbedaan hukum di atas,

terdapat tiga pilihan cara yang dapat diterapkan oleh para pihak ketika

melakukan sebuah perdagangan internasional. Cara yang pertama adalah

negara-negara sepakat untuk tidak menerapkan hukum nasionalnya.

Dengan cara ini para pihak memberlakukan hukum perdagangan

Page 94: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

internasional untuk mengatur hubungan-hubungan hukum diantara

mereka. Teori yang mendukung cara ini adalah Teori HPI Internasional.

Menurut teori ini , HPI adalah suatu kesatuan sistem hukum yang dibentuk

untuk menyelesaikan sengketa-sengketa yang timbul akibat fakta bahwa

sebuah sistem hukum lokal ternyata isinya bertentangan dengan sistem

hukum lokal yang lain. Von Savigny berpendapat bahwa perlu dibentuk

sebuah prinsip-prinsip HPI universal untuk dapat dijadikan landasan dalam

sistem hukum HPI dan dapat berlaku di setiap negara (Bayu Seto, 2006:

207). Prinsip-prinsip universal ini tentu akan sangat sulit dirumuskan

karena sistem hukum setiap negara yang berbeda. Selain itu penerapan

prinsip ini akan mengesampingkan hukum nasional para pihak. Asas

kebebasan berkontrak yang dimiliki para pihak termasuk kebebasan para

pihak untuk dapat menentukan hukum yang berlaku dalam kontrak

diantara mereka tidak boleh menyimpangi hukum nasional. Prinsip

kebebasan berkontrak juga dibatasi oleh prinsip pacta privata juri publico

derogara non possunt yang menegaskan bahwa hukum nasional tetap

harus diperhatikan dan tidak boleh disimpangi walaupun disepakati oleh

para pihak. Profesor Yntema membatasi prinsip kebebasan berkontrak

sebagai berikut:

“…the principle of party autonomy in the law of contract is subject to various restriction in the different municipal laws and is not interpreted elsewhere in the same manner; these restrictions are mainly imposed for

reasons of public policy or in the public interest” (lihat dalam Huala Adolf, 2008:23)

Profesor Yntema berpendapat bahwa prinsip kebebasan berkontrak

dapat dibatasi karena adanya perbedaan hukum yang berlaku dan dapat

diinterpretasikan berbeda di setiap negara. Pembatasan diberlakukan

biasanya untuk alasan kebijakan atau kepentingan publik.

Cara kedua yang dapat digunakan adalah memilih hukum nasional

yang akan diterapkan dengan kesepakatan oleh kedua pihak. Penentuan

hukum nasional dilakukan melalui penerapan prinsip choice of laws.

Klausul pilihan hukum yang telah disepakati oleh para pihak dituangkan

Page 95: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam sebuah kontrak internasional yang mereka buat. Dalam prinsip

choice of laws, dikenal beberapa asas dan teori yaitu asas lex loci

contractus yang berpendapat bahwa hukum yang diterapkan adalah hukum

dari tempat pembuatan kontrak, asas lex loci solutionis yang berpedoman

pada hukum tempat pelaksanaan perjanjian, dan asas kebebasan

berkontrak (party autonomy) yang menyerahkan seluruhnya kepada

masing-masing pihak untuk menentukan hukum yang berlaku untuk

mengatur kontrak yang mereka buat (Bayu Seto, 2006: 283)

Cara ketiga yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan

unifikasi dan harmonisasi hukum aturan-aturan substantif hukum

perdagangan internasional. Melalui unifikasi dan harmonisasi, konflik

yang timbul karena perbedaan sistem hukum yang berbeda dapat

dihindarkan (Huala Adolf, 2006: 30). Pentingnya melakukan unifikasi HPI

antara lain yang pertama adalah untuk melenyapkan keraguan para pihak

terhadap jaminan kepastian dan perlindungan hukum, dan yang kedua

untuk melapangkan lintasan hubungan internasional dalam bidang

keperdataan. Dalam perspektif hukum perdata internasional, bentuk

unifikasi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang pertama dengan cara

penyatuan hukum dan penyatuan kaidah-kaidah hukum. Penyatuan hukum

dilakukan dengan cara mengubah sistem hukum perdata internasional

intern negara-negara melalui sebuah konvensi yang diberlakukan diantara

negara-negara sehingga hukum positif yang berlaku diantara negara-

negara tersebut sama, sedangkan penyatuan kaidah-kaidah hukum

dilakukan dengan cara membentuk satu kesatuan kaidah yang akan

digunakan oleh hakim atau pengadilan untuk memutus perkara yang

dihadapinya (Ida Bagus Wyasa Putra, 2000:34)

Salah satu lembaga yang berkepentingan untuk melakukan sebuah

harmonisasi mengenai e-commerce adalah UNCITRAL (United Nations

Commission on International Trade Law). UNCITRAL adalah badan

kelengkapan khusus dari Majelis Umum PBB yang dibentuk pada tahun

1966 didasarkan pada Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 2205 (XXI)

Page 96: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tanggal 17 Desember 1966. Tugas utama UNCITRAL adalah mengurangi

perbedaan hukum diantara negara-negara anggota yang dapat menjadi

rintangan bagi perdagangan internasional. Upaya yang dilakukan

UNCITRAL untuk menjalankan tugasnya adalah dengan melakukan

harmonisasi dan unifikasi hukum perdagangan internasional secara

progresif (Huala Adolf, 2006:44). Perdagangan E-Commerce yang

semakin marak akhir-akhir ini menimbulkan berbagai permasalahan

hukum baik karena perbedaan sistem hukum, maupun adanya disparitas

pengaturan di berbagai negara mengenai e-commerce. Oleh karena itu,

untuk membantu negara-negara melakukan pengaturan di bidang E-

Commerce, UNCITRAL mengeluarkan sebuah Model Law pada tahun

1996 yaitu UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce.

Model Law yang dihasilkan oleh UNCITRAL lebih cenderung

bersifat memfasilitasi negara-negara untuk menghasilkan pengaturan di

bidang e-commerce daripada bersifat mengatur. Aturan dalam Model Law

UNCITRAL tidak mengikat negara. Negara bebas untuk mengikuti

sepenuhnya, mengikuti sebagian, atau menolak seluruh Model Law.

Tujuan dari Model Law ini adalah menggalakkan aturan-aturan hukum

yang seragam dalam penggunaan jaringan komputer guna transaksi-

transaksi komersial (Huala Adolf, 2006: 166). Secara khusus tujuan dari

Model Law ini adalah memberikan aturan-aturan mengenai e-commerce

yang ditujukan kepada badan-badan legislatif nasional atau badan pembuat

UU suatu negara, dan memberikan aturan-aturan yang bersifat lebih pasti

untuk transaksi-transaksi perdagangan secara elektronik (Huala Adolf,

2006:168). Dalam resolusi Nomor 51/162 tahun 1996, disebutkan alasan

utama digunakannya instrumen Model Law yaitu:

“Convinced that the establishment of a model law facilitating the use of electronic commerce that is acceptable to States with different legal,

social and economic system, could contribute significantly to the development of harmonious international economics relations, Noting that the Model Law on Electronic Commerce was adopted by the

Commission at its twenty-ninth session after consideration of the observation of Government and intersted organizations,

Page 97: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Believing that the adoption of the Model Law on Electronic Commerce by

the Commission will assist all States significantly in enhanching their legislation governing the use of alternatives to paper-based mothods of communication and storage of information and in formulating such

legislation where none currently exist” Dari resolusi tersebut dapat disimpulkan bahwa Model Law dalam

penggunaan e-commerce yang dapat diterima oleh semua negara dengan

sistem hukum, ekonomi, dan sosial yang berbeda, dikeluarkan untuk dapat

memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengembangkan hubungan

ekonomi internasional yang harmonis. Model Law UNCITRAL dalam

perdagangan e-commerce dirumuskan atas observasi yang dilakukan

terhadap beberapa negara dan organisasi internasional yang

berkepentingan. Model Law ini diharapkan dapat membantu negara-negara

untuk menyusun legislasi di bidang e-commerce yang belum pernah ada

sebelumnya.

Rekomendasi yang berupa Model Law ini didasarkan pada

peninjauan fungsi yang sebelumnya ada pada bentuk perdagangan

konvensional berupa persyaratan tertulis, adanya tanda tangan, keaslian,

pengiriman, penerimaan, dan bagaimana fungsi tersebut dapat juga

diterapkan pada perdagangan e-commerce (José Angelo Estrela Faria,

2004: 1). Dalam Model Law on Electronic Commerce, terdapat dua prinsip

yaitu Functional Equivalences, dan Technology Neutrality. Prinsip

Functional Equivalences menekankan bahwa dokumen dan transaksi

elektronik diperlakukan oleh hukum sama dengan dengan dokumen kertas.

Prinsip technolgy neutrality menyatakan bahwa hukum tidak membedakan

bentuk dari tekhnologi (Chris Connolly,2006:2).

Model Law terdiri dari 17 pasal yang terbagi ke dalam 2 bagian dan

4 bab. Pada intinya, Model Law ini memuat ketentuan sebagai berikut:

1. Suatu data elektronik seperti halnya dokumen-dokumen hukum

lainnya harus mengikat secara hukum;

2. Suatu data elektronik dapat berisikan informasi yang dapat digunakan

sebagai referensi;

Page 98: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Suatu data elektronik adalah suatu tulisan untuk tujuan hukum, apabila

dapat diakses sebagai referensi di kemudian hari;

4. Suatu data elektronik mencakup suatu tanda tangan, apabila dapat

diidentifikasi orang yang mengirim pesan tersebut dan indikasi bahwa

orang tersebut telah menyetujui informasi dalam data tersebut;

5. Suatu data elektronik merupakan suatu dokumen asli (original) apabila

informasi yang dikandung dapat dipercaya dan dipertahankan bentuk

aslinya;

6. Suatu pertukaran data elektronik dapat menimbulkan suatu penawaran

(offer) dan permintaan (acceptance) dan karenanya membentuk suatu

kontrak yang sah (Huala Adolf, 2006: 171)

Pengaturan lebih lanjut mengenai kontrak dalam perdagangan

elektronik diatur UNCITRAL dalam United Nations Convention on the

Use of Electronic Communications in International Contracts yang

dikeluarkan pada tanggal 23 November 2005 dengan resolusi 60/21 setelah

melalui proses selama kurang lebih tiga tahun. Model Law yang telah ada

sebelumnya hanyalah bersifat rekomendasi bagi negara-negara untuk

menyusun peraturan mengenai perdagangan elektronik. Namun ternyata di

dalam prakteknya, terdapat perbedaan pengaturan di beberapa negara yang

tidak sesuai dengan model law. Pada tahun 1998 kemudian Amerika

serikat merekomendasikan dibuatnya sebuah konvensi internasional yang

didasarkan pada Model Law yang telah ada sebelumnya (Charles H.

Marthin,2005:263). Tujuan dari konvensi adalah untuk menawarkan solusi

praktis untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan komunikasi

dalam kontrak elektronik internasional. Konvensi ini berdasarkan pada

Model Law on Electronic Commerce 1996 yang telah dikeluarkan

sebelumnya. John Gregory berpendapat bahwa Model Law yang dihasilkan

oleh UNCITRAL pada tahun 1996 hanyalah sebuah solusi sementara

untuk mengatur masalah e-commerce (Charles H. Marthin, 2005: 264).

UNCITRAL memandang perlu mengeluarkan konvensi ini karena selama

ini masih ada ketidak pastian hukum dalam proses komunikasi elektronik

Page 99: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pada konteks kontrak internasional yang akan menghambat perdagangan

internasional. Untuk menghindarinya, UNCITRAL berpandangan bahwa

dengan adanya suatu pengaturan yang seragam untuk menghilangkan

hambatan komunikasi elektronik termasuk hambatan yang berasal dari

operasi instrumen perdagangan internasonal, akan menghasilkan suatu

kepastian dan prediksi komersial untuk kontrak internasional dan akan

membantu negara-negara mendapatkan akses pada jalur perdagangan

modern. Konvensi ini bertujuan untuk menawarkan solusi praktis terhadap

isu yang berkaitan dengan penggunaan elektronik dalam artian komunikasi

dalam hubungannya dengan kontrak internasional.

Sama halnya dengan Model Law on Electeronic Commerce,

konvensi ini juga memiliki dua prinsip yaitu Technological Neutrality dan

Functional equivalences. Technological Neutrality diterapkan dengan

tujuan agar konvensi ini dapat menjangkau situasi-situasi faktual

dimanapun informasi dihasilkan, disimpan, atau dipancarkan dalam bentuk

elektronik. Netral di sini artinya bahwa konvensi ini tidak tergantung pada

jenis teknologi tertentu dan konvensi ini dapat diterapkan pada semua jenis

informasi elektronik yang ada. Prinsip ini sangat penting mengingat

perkembangan tekhnologi yang sangat pesat dengan berbagai macam

inovasi yang ada. Prinisp ini dapat memastikan bahwa hukum tetap dapat

diterapkan dan akan tetap mengakomodasi perkembangan tekhnologi di

masa depan dan konvensi ini dapat mengikuti perkembangan tekhnologi

yang sangat pesat. Prinsip yang kedua yaitu prinsip Functional

equivalence yaitu prinsip yang menyatakan bahwa data elektronik

memiliki fungsi yang sama dengan dokumen biasa. Prinsip ini berawal

dari permasalahan bahwa persyaratan penggunaan dokumen tertulis adalah

sebuah hambatan dalam perkembangan perdagangan modern. Dengan

adanya prinsip ini, data elektronik akan memiliki fungsi yang sama dengan

dokumen tertulis yang selama ini digunakan.

Konvensi ini diterapkan dalam penggunaan komunikasi elektronik

pada saat proses pembuatan atau pelaksanaan kontrak diantara para pihak

Page 100: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang terletak di negara yang berbeda. Klausula yang digunakan dalam

konvensi ini adalah komunikasi elektronik agar dapat diterapkan secara

luas dan dapat digunakan pada situasi tertentu. Konvensi ini tidak hanya

berlaku pada kontrak elektronik yang telah disepakati oleh para pihak,

namun juga pada saat proses pembuatan kontrak yaitu pada saat

pengiriman draft, perundingan, atau bentuk komunikasi lain yang

bertujuan pada pembuatan kontrak e-commerce (Chris Connolly, 2006: 2).

Proses pembuatan kontrak dalam perdagangan e-commerce

internasional tentunya membutuhkan waktu yang cukup dan melalui

beberapa komunikasi diantara para pihak. Proses ini juga termasuk dalam

pengaturan United Nations Convention on the Use of Electronic

Communications in International Contracts. Proses pelaksanaan kontrak e-

commerce tersebut setelah disepakati oleh para pihak tentu juga

memerlukan sebuah komunikasi. Oleh karena itu istilah yang digunakan

dalam Article 1 adalah komunikasi elektronik sehingga proses komunikasi

baik sebelum, pada saat atau pun setelah kontrak disepakati untuk tujuan

pelaksanaan dapat juga diakomodasi oleh konvensi ini.

Di dalam hukum kontrak, dikenal asas kebebasan berkontrak atau

yang biasa disebut dengan Party autonomy. United Nation Convention on

the Use of Electronic Communications in International Contracts juga

mengenal asas ini. Article 3 menyebutkan “The parties may exclude the

application of this Convention or derogate from or vary the effect of any of

its provition”. Para pihak dapat tidak menggunakan konvensi ini atau

mengurangi bentuk, atau mengubah pengaturan dalam konvensi tersebut.

UNCITRAL menyadari bahwa asas kebebasan berkontrak sangat vital

dalam negosiasi kontrak. Oleh karena itu UNCITRAL mengadopsi asas ini

di dalam salah satu pasal United Nation Convention on the Use of

Electronic Communications in International Contracts.

Konvensi ini terbuka bagi negara-negara yang ingin meratifikasi

sejak tanggal 16 Januari 2006 hingga 16 Januari 2008. Namun konvensi ini

tidak menutup kemungkinan bagi negara-negara yang ingin meratifikasi

Page 101: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

setelah tanggal yang telah ditentukan. Dalam meratifikasi, konvensi ini

tidak memperbolehkan reservasi.

UNCITRAL mencoba menjawab keraguan atas ketidakpastian

yang ditimbulkan oleh munculnya data elektronik yang digunakan sebagai

dasar melakukan sebuah transaksi melalui Model Law dan dipertegas

dengan United Nations Convention on the Use of Electronic

Communications in International Contracts. Di dalam kedua produk yang

dihasilkan oleh UNCITRAL di atas, terdapat berbagai macam syarat

bagaimanakah sebuah data elektronik dapat berlaku sebagaimana halnya

dokumen-dokumen hukum lain yang sifatnya sama sekali berbeda dengan

data elektronik. Sifat data elektronik yang papperless membuat banyak

kalangan ragu untuk menggunakannya sebagaimana dokumen hukum

konvensional yang bersifat papper-based requirement. Keraguan itu

berkisar pada seputar validitas data elektronik, apakah data elektronik

dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Tentu bukanlah hal yang mudah

meyakini validitas sebuah data elektronik mengingat data elektronik sangat

mudah dan rawan untuk diubah isinya.

UNCITRAL berusaha menjawab isu tersebut dengan menyatakan

bahwa data elektronik dapat berlaku seperti halnya dokumen-dokumen

hukum lain dan dapat mengikat para pihak yang telah melakukan

kesepakatan dengan berbagai syarat. Syarat-syarat tersebut antara lain data

elektronik tersebut dapat digunakan sebagai referensi, dapat diidentifikasi

siapa yang mengirim pesan dan siapa yang menyetujui, dan dapat

dipercaya serta dapat dipertahankan keasliannya. Data elektronik yang

demikian dapat membentuk sebuah kontrak yang sah secara hukum tanpa

mempermasalahkan lagi bentuk dan sifat dari data elektronik yang

scriptless.

Bab II Model Law on Electronic Commerce mengatur mengenai

persyaratan yuridis terhadap suatu data elektronik. Menurut Model Law,

Informasi tidak dapat disangkal atau tidak dapat dikatakan tidak

mempunyai kekuatan hukum, tidak mempunyai validitas, dan tidak dapat

Page 102: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dijalankan hanya karena bentuknya yang berupa data elektronik. Pada

perkembangannya, UNCITRAL menambahkan lagi klausul yang pada

intinya suatu informasi tidak dapat dikatakan tidak berlaku karena

didalamnya tidak terdapat hal-hal umum yang menimbulkan implikasi

hukum. Pasal 5 dan pasal 5 bis yang menjadi dasar pengakuan atas data

elektronik ini menjadi pasal yang paling penting dalam perkembangan

pengaturan mengenai e-commerce selanjutnya. Pengakuan atas data

elektronik telah menyejajarkan data elektronik dengan dokumen hukum

lain yang memiliki kekuatan hukum, dan validitas. Tidak ada alasan lagi

bagi keraguan persoalan mengenai validitas data elektronik. Article 8

United Nations Convention on the Use of Electronic Communications in

International Contracts mempertegas hal tersebut sebagai berikut “A

communication or a contract shall not be denied validity or enforce-ability

on the sole ground that it is in the form of an electronic communication.”

Sebuah komunikasi atau kontrak tidak dapat disangkal validitasnya

ataupun dikatakan tidak dapat dilaksanakan hanya karena didasarkan

bahwa bentuk komunikasinya adalah komunikasi elektronik.

Selanjutnya mengenai pengakuan terhadap komunikasi elektronik,

konvensi ini menentukan bahwa tidak ada dalam konvensi tersebut yang

mengharuskan para pihak untuk menggunakan atau mengakui komunikasi

elektronik. Kesepakatan para pihak dapat disimpulkan dari perilaku para

pihak itu sendiri. Artinya para pihak tidak perlu membuat sebuah klausul

khusus dalam kontrak yang dibuat diantara mereka bahwa para pihak akan

mengakui keberlakuan komunikasi elektronik. Komunikasi elektronik

secara otomatis diakui legalitasnya ketika digunakan oleh para pihak. Para

pihak bebas menentukan cara komunikasi mereka termasuk akan

menggunakan komunikasi elektronik atau tidak. Hal ini ditunjukkan

melalui perilaku para pihak itu sendiri.

Tidak semua data elektronik dapat digunakan sebagai acuan. Harus

ada syarat tertentu yang menunjukkan bahwa data elektronik tersebut asli

dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini mengingat data elektronik

Page 103: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sangaat mudah untuk dibuat dan diubah sedemikian rupa. Tidak seperti

dokumen yang bersifat papper based, setiap perubahan pasti akan

diketahui oleh kedua pihak. Oleh karena itu harus ada syarat tertentu dan

para pihak harus mengakui bahwa dokumen elektronik tersebut adalah asli.

Beberapa persyaratan dapat diberikan terhadap sebuah dokumen

untuk membuktikan bahwa dokumen tersebut adalah asli. Hal ini juga

tentu sangat penting untuk diterapkan pada data elektronik. Beberapa

persyaratan yang biasanya diterapkan pada hukum kontrak yang telah ada

sebelumnya adalah syarat adanya dokumen tertulis, tanda tangan para

pihak yang artinya bahwa para pihak telah setuju untuk menjalankan

kontrak yang telah disepakati, dan keaslian dari dokumen itu sendiri.

Persyaratan ini menurut UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce

dapat diterapkan pula pada dokumen elektronik. Pengaturan mengenai

persyaratan yuridis diatas diatur Model Law dalam Pasal 6 sampai 8. Di

dalam United Nations Convention on the Use of Electronic

Communications in International Contracts, pengakuan data elektronik

untuk digunakan dalam kontrak internasional diatur dalam Chapter III

tentang Use of Electronic Communications in International Contracts.

Persyaratan bahwa sebuah kontrak harus dilakukan secara tertulis

dapat dipenuhi oleh data elektronik bila informasi yang dikandung di

dalamnya dapat diakses setiap saat dan dapat digunakan sebagai bahan

acuan selanjutnya. Pengaturan tersebut berlaku bila terdapat pengaturan

yang memerintahkan bahwa sebuah informasi harus tertulis dan

memberikan akibat konsekuensi tersendiri bagi informasi yang tidak

tertulis. Pasal tersebut mereduksi perbedaan sikap mengenai apakah data

elektronik dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan sebuah kontrak

mengingat sifatnya yang scriptless.. Secara fisik terdapat perbedaan yang

mencolok antara dokumen kontrak konvensional dengan kontrak

elektronik yang biasa digunakan dalam perdaganagan e-commerce.

Dokumen kontrak konvensional bersifat papper based, sedangkan kontrak

elektronik bersifat scriptless dan papperless. Dengan adanya pengaturan

Page 104: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut, kini tidak ada lagi pertentangan mengenai perbedaan yang

mendasar tersebut.

Mengenai tanda tangan, Model Law memiliki persyaratan khusus

yang diterapkan pada data elektronik. Harus ada sebuah metode yang

dapat mengidentifikasikan seseorang dan orang tersebut mengakui

informasi yang terdapat di dalam data elektronik tersebut. Metode tersebut

harus tepat dan dapat dipercaya untuk mengetahui kapankah data

dihasilkan atau dikomunikasikan dalam berbagai situasi termasuk juga

perjanjian yang relevan. Pengaturan tersebut berlaku ketika terdapat

persyaratan keharusan adanya sebuah tanda tangan dan adanya

konsekuensi tersendiri akibat tidak adanya tanda tangan. Adanya sebuah

tanda tangan dalam dokumen kontrak sangat penting untuk

mengidentifikasi siapa pihak-pihak yang telah menyetujui kontrak tersebut

sehingga tidak ada masalah selama kontrak dilaksanakan mengenai

permasalahan siapa yang bertanggung jawab atas kontrak tersebut. Hal ini

harus juga diterapkan pada kontrak elektronik agar tidak terjadi masalah

dikemudian hari mengenai siapa yang harus bertanggung jawab atas

kontrak tersebut. Harus ada metode digital signature yang tepat untuk

dapat mengidentifikasi para pihak yang melakukan kontrak. Konvensi

menambahkan bahwa digital signature tersebut harus dapat

mengidentifikasi para pihak yang bertanggung jawab terhadap muatan

komunikasi elektronik tersebut baik dengan digital signature itu sendiri

maupun bersama dengan bukti yang lain.

Beberapa persyaratan mengharuskan menunjukkan dokumen asli

untuk membuktikan otentik tidaknya suatu dokumen. Model law

merekomendasikan bahwa syarat ini dapat dipenuhi oleh data elektronik

jika ada sebuah jaminan yang dapat dipercaya terhadap integritas dari

informasi dari saat pertama kali didibuat dalam bentuk akhir sebagai data

elektronik atau bentuk lainnya dan saat informasi harus ditunjukkan,

informasi tersebut dapat ditunjukkan kepada orang yang berkepentingan.

Syarat tersebut dapat diberlakukan ketika terdapat aturan yang

Page 105: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengharuskan menunjukkan dokumen asli atau mengandung konsekuensi

tertentu jika para pihak tidak dapat menunjukkan dokumen asli. Intergritas

suatu informasi ditentukan berdasarkan sifat data elektronik tersebut yaitu

tetap dan tidak dapat berubah. Data elektronik yang dapat dikatakan asli

adalah yang tidak dapat dirubah (Huala Adolf, 2006:173). Kalaupun ada

perubahan atas kontrak, harus dapat dibuktikan perubahan tersebut dengan

cara yang sama. Sudah jelas bahwa tidak semua data elektronik dapat

diakui kebenarannya. Dokumen elektronik sangat mudah dan rawan untuk

berubah setiap saat. Namun dengan adanya persyaratan diatas bahwa

sebuah data elektronik harus memiliki integritas dan harus sama dengan

pada saat pertama kali dibuat dalam bentuk akhir, akan memenuhi

persyaratan bahwa dokumen tersebut adalah dokumen asli. Tentu harus

ada pengakuan para pihak jika dokumen elektronik tersebut adalah

dokumen asli. Jika ada salah satu pihak saja tidak mengakui bahwa

dokumen tersebut asli dan pihak tersebut menunjukkan dokumen lain yang

dianggapnya asli, tentu hanya ada satu dokumen asli. Oleh karena itu

jaminan terhadap integritas informasi yang terdapat dalam sebuah

dokumen elektronik harus dapat dipertanggung jawabkan. Mengenai hal

tersebut, konvensi menentukan bahwa kriteria untuk dapat menerima

integritas sebuah komunikasi elektronik adalah dengan melihat apakah

informasi tersebut telah lengkap dan tidak dapat lagi diubah. Hal ini

terlepas pada saat pengesahan dan perubahan yang muncul dalam

komunikasi, penyimpanan, dan saat data tersebut ditunjukkan kembali.

Artinya komunikasi elektronik yang asli adalah bentuk komunikasi

elektronik yang final, telah lengkap, dan tidak diubah lagi terlepas pada

proses komunikasi setelah disepakati, penyimpanan, maupun pada saat

penunjukkan kembali. Semua proses tersebut tidak boleh mengubah

ketentuan yang telah disepakati para pihak. Standar sebuah data dapat

dipercaya harus dilihat dari segala sudut pandang tujuan informasi tersebut

dibuat dan dilihat dari sudut pandang keadaan yang relevan. Integritas

Page 106: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebuah komunikasi elektronik harus dinilai dari tujuan pembuatan

informasi elektronik dan keadaan keadaan lain yang relevan.

Rekomendasi Model Law mengenai validitas data elektronik baik

syarat tertulis, tanda tangan, dan keaslian dapat dijadikan rujukan setiap

negara untuk menyusun perundang-undangan mereka mengenai transaksi

elektronik ataupun segala hal yang menyangkut data elektronik. Dengan

pengaturan yang demikian, keraguan atas penggunaan data elektronik

disebabkan karena perdebatan masalah validitas dapat diselesaikan.

Bahkan dalam pasal 11 Model Law kaitannya dengan hukum kontrak,

suatu penawaran dan penerimaan terhadap suatu data elektronik dapat

membentuk sebuah kontrak yang sah. Kontrak tidak dapat dikatakan tidak

valid atau tidak dapat dilaksanakan dengan hanya dengan alasan bahwa

kontrak tersebut berbentuk data elektronik.

Secara khusus mengenai penggunaan data elektronik dalam kontrak

internasional, diatur UNCITRAL dalam United Nations Convention on the

Use of Electronic Communications in International Contract. Konvensi ini

lebih mengikat kepada negara-negara yang meratifikasinya untuk

menerapkan pengaturan kontrak elektronik yang seragam karena

sebelumnya, negara-negara menginterpretasikan secara berbeda Model

Law yang dihasilkan oleh UNCITRAL. Melalui konvensi ini diharapkan

adanya keseragaman pengaturan mengenai kontrak elektronik sehingga

akan mempermudah proses perdagangan elektronik.

Page 107: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian-uraian pada bab sebelumnya mengenai modifikasi

hukum kontrak dalam perdagangan e-commerce internasional, dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Perdagangan e-commerce ini telah melahirkan kontrak elektronik yang

bersifat papperless dan tidak mengenal batasan wilayah. Hukum kontrak

harus mengalami modifikasi karena kontrak elektronik ini berbeda dengan

kontrak yang sebelumnya. Modifikasi meliputi penggunaan teknik enkripsi

dan penerapan digital signature untuk menjamin validitas kontrak yang

meliputi keabsahan dan keaslian atau integritas kontrak. Dan harus ada model

penyelesaian sengketa baru untuk menyelesaikan sengketa yang timbul

karena transaksi e-commerce melalui media online yang bisa disebut Online

Dispute Resolution (ODR) yang meliputi Negosiasi Online, Mediasi Online,

dan Arbitrase Online.

2. UNCITRAL berusaha untuk membuat sebuah harmonisasi hukum dengan

merumuskan UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce dan United

Nations Convention on the Use of Electronic Communications in

International Contracts. Dalam kedua pengaturan di atas, dapat disimpulkan

bahwa data elektronik dapat berlaku sebagaimana dokumen kertas seperti

biasanya.

B. Saran

Dari seluruh uraian yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya,

penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Harus ada lembaga Certificate Authority (CA) di setiap negara untuk dapat

memberikan sebuah kepastian mengenai identitas dan kecakapan para pihak

dalam kontrak elektronik yang timbul dalam perdagangan e-commerce.

Page 108: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Bagi lembaga yang berwenang melakukan penyelesaian sengketa dalam hal

ini bisa ditujukan kepada UNCITRAL, harus ada rumusan yang jelas dan

kongkrit mengenai Online Dispute Resolution (ODR). ODR adalah salah satu

jalan yang efektif untuk menyelesaikan sengketa yang timbul dari

perdagangan e-commerce karena dapat mengatasi perbedaan jarak yang

sangat jauh diantara para pihak dan dapat menyelesaikan perkara dengan

efektif dan efisien.

Page 109: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Daftar Pustaka

Abdul Halim Barkatullah,dkk. 2005. Bisnis E-Commerce Studi Sistem Keamanan dan Hukum di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_________. 2009. Perlindungan Hukum Bagi Konsumen dalam Transaksi E-

Commerce Lintas Negara di Indonesia. Yogyakarta. Pascasarjana FH UII Press

_________. 2009. Sengketa Transaksi E-Commerce Internasional Pengertian,

Sebab Kemunculan dan Metode Penyelesaian yang Efektif. Banjarmasin. FH Unlam Press

Bayu Seto. 2006. Dasar-Dasar Hukum Perdata Internasional Buku Kesatu. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

Charles . Martin. 2 Fall 2005. “The UNCITRAL Electronic Contracts Convention:

Will it Be Used or Avoided?”. Pace International Law Review. Vol.17. Article 6.

Chris Connolly. 2006. “International eCommerce regulation First UN Convention on eCommerce finalised”. Computer Law & Security Report 22 (2006) 31-38.

Christopher Kuner. Written Signature Requirements and Electronic Authentication : A Comparative Perspective.

http://www.kuner.com/data/articles/signature_perspective.html. [19 Januari 2011 Pukul 18:23]

Dikdik M. Arief Mansur. 2005. Cyber Law Aspek Hukum Teknologi Informasi.

Bandung : PT. Refika Aditama

Huala Adolf. 2005. Hukum Perdagangan Internasional. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada

_________. 2008. Dasar-Dasar Hukum Kontrak Internasional. Bandung. PT Refika Aditama.

Page 110: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ida Bagus Wyasa Putra. 2000. Aspek-Aspek Hukum Perdata Internasional dalam

Transaksi Bisnis Internasional. Bandung: Refika Aditama

Johny Ibrahim. 2006. Teori & Metodologi Penelit ian Hukum Normatif.

Malang : Banyumed ia

José Angelo Estrela Faria. International Harmonization of E-Commerce Law :

The Way Ahead. Resume. Disampaikan pada E-Commerce Conference 26-27 Oktober 2004.

Kapanlagi.com. Perdagangan Online Canada Meningkat Pesat.

http://berita.kapanlagi.com/tekno/perdagangan-online-canada-meningkat-pesat-rajzx14.html >[14 Desember 2010 Pukul 22.25]

Arsyad Sanusi. 2005. Hukum dan Teknologi Informasi. Bandung: Tim KemasBuku

Munawar Kholil.2009.E-Commerce. http://kholil.staff.hukum.uns.ac.id [14

Desember 2010 Pukul 22.30}

Nofie Iman, Mengenal E-commerce www.nofieiman.com [14 Desember 2010

Pukul 22.47]

Peter Mahmud Marzuki. 2010. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana

PPH. 2009. Buku Pedoman Penulisan Hukum Mahasiswa Fakultas Hukum. Surakarta. FH UNS

Ricky Eka. Transaksi Online di Indonesia tembus Rp 35 Triliun http://www.rickyeka.com/transaksi-online-di- indonesia-tembus-rp-35-triliun.html>[14 Desember 2010 Pukul 22.11]

Riduan Syahrani. 2006. Se luk Be luk dan A sas-A sas Hukum Perdata.

Bandung : PT. Alumni

Ridwan Khairandy. 2007. Pengantar Hukum Perdata Internasional. Yogyakarta : FH UII Press

Page 111: MODIFIKASI HUKUM KONTRAK DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...... · langsung dan sifat data elektronik yang mudah diubah. Munculnya sengketa yang disebabkan oleh transaksi elektronik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Siti Purwanti. Electronic Commerce. http://frenlove.blogspot.com/2010/10/

electronic-commerce.html>[17 Desember 2010 Pukul 22.57]

Yahya Ahmad Zein. 2009. Kontrak Elektronik & Penyelesaian Sengketa Bisnis E-Commerce dalam Transaksi Nasional & Internasional. Bandung : Mandar Maju