model pengelolaan desa wisata berbasis pada …repository.ub.ac.id/7331/1/dwi%c2%a0astutik.pdf ·...

176
MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA PELAKSANAAN PROGRAM MINAPOLITAN DAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA PENATARAN KECAMATAN NGLEGOK KABUPATEN BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN Oleh: DWI ASTUTIK NIM. 135080400111021 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA PELAKSANAAN PROGRAM MINAPOLITAN DAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA

PENATARAN KECAMATAN NGLEGOK KABUPATEN BLITAR

SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh: DWI ASTUTIK

NIM. 135080400111021

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 2: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA PELAKSANAAN PROGRAM MINAPOLITAN DAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA

PENATARAN KECAMATAN NGLEGOK KABUPATEN BLITAR

SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh: DWI ASTUTIK

NIM. 135080400111021

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 3: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan
Page 4: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan skripsi yang saya tulis

ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila kemudian hari dapat dibuktikan laporan skripsi ini hasil jiplakan

(plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut, sesuai

hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, 4 Desember 2017

Mahasiswa

DWI ASTUTIK NIM. 1350804001110121

Page 5: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

RINGKASAN

DWI ASTUTIK. Model Pengelolaan Desa Wisata Berbasis Pada Pelaksaan Program Minapolitan dan Kearifan Lokal Masyarakat Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar (dibawah bimbingan Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS dan Wahyu Handayani, S.Pi, MBA., MP)

Pariwisata merupakan salah satu cara pemanfaatan sumber daya yang baik tanpa terlalu banyak merusak sumber daya yang ada agar dapat lebih berkelanjutan. Desa Penataran merupakan desa yang memiliki sumberdaya alam maupun sumberdaya budaya yang cukup baik. Sumberdaya alam dimaksudkan disini adalah potensi perikanan yang cukup besar, sedangkan sumberdaya budaya yang dimaksud adalah situs-situs sejarah yang merupakan peninggalan dari kerajaan majapahit (candi penataran dan beberapa situs sejarah lainnya) yang menjadikan desa ini sebagai desa wisata yang memiliki nilai edukasi. Dengan melihat kedua potensi tersebut maka sangat tepat bila Desa Penataran dijadikan sebagai suatu desa wisata yang memadukan antara potensi perikanan yang berkaitan dengan program minapolitan dan kearifan lokal yang berkaitan dengan kebudayaan masyarakat desa. Oleh karena itu peneliti akan membuat suatu model pengelolaan desa wisata yang memadukan antara program minapolitan dan kearifan lokal masyarakat Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) Mengidentifikasi pelaksanaan program minapolitan berbasis budidaya ikan hias koi di Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar, 2) Mengidentifikasi kearifan lokal masyarakat di Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar dan 3) Menyusun model pengelolaan desa wisata dengan memadukan antara pelaksanaan program minapolitan dengan kearifan lokal masyarakat.

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei – Juni 2017 di Desa Penataran

Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur. Jenis penelitian pada

penelitian ini adalah deskriptif dengan mengunakan motode deskriptif kualitatif.

Objek Penelitian ini adalah proses pelaksanaan program minapolitan, kearifan

lokal masyarakat dan pengelolaan wisata desa penataran, serta agen yang

berperan dalam kegiatan tersebut. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari

hasil observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi, sedangkan data

sekunder diperoleh dari Kantor Desa Penataran, Badan Pusat Statistik Kabupaten

Blitar, Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Blitar, Dinas Pariwisatadan

Kebudayaan Kabupaten Blitar, buku, penelitian terdahulu, dan jurnal ilmiah terkait.

Metode analisis data menggunakan analisis data kualitatif dengan langkah-

langkah yaitu 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) penarikan kesimpulan dan

verifikasi.

Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan 1100 10’ - 1100 40’ Bujur Timur dan berada pada ketinggian 198 mdp. Jumlah penduduk Desa Penataran terdiri dari 2.985 KK (Kepala Keluarga). Mata pencaharian masyarakatnya adalah sebagai petani, jasa/perdagangan, sektor industri, dan lain-lain. Tingkat pendidikan cukup baik yaitu dari SD hingga perguruan tinggi. Perikanan Kabupaten Blitar terdiri dari perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Jumlah perikanan tangkap pada tahun 2016 di Blitar 614.100 Kg/Tahun, sedangkan budidaya di Blitar untuk ikan konsumsi sebesar 16.305 Ton/Tahun dan

Page 6: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

untuk ikan hias sebesar 277.857.000 ekor. Hasil Perikanan budidaya di Kecamatan Nglegok pada 2015 untuk ikan konsumsi sebesar Rp. 22.946.600.000,- dan untuk ikan hias sebesar Rp. 75.191.700.000,-.

Program minapolitan di Desa Penataran telah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kesiapan kondisi infrastruktur, SDA, SDM, dan masyarakat, kelembagaan, dan teknologi pembudidaya di Desa Penataran terhadap pelaksanaan program minapolitan yang cukup baik. Tahapan pengembangan kawasan minapolitan secara umum terbagi menjadi: 1) tahap perencanaan yang diawali dengan perumusan sampai dengan sosialisasi konsep minapolitan kepada masyarakat, 2) tahap pelaksanaan pengembangan program minapolitan berupa pemberian paket-paket pendampingan secara teknis, seperti pelatihan, penyuluhan, dan teknologi, 3) tahap pengawasan dan evaluasi yang dilakukan tiap triwulan sekali dan akan dilanjutkan setiap tahun sekali. 4) tahap pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari tingkat Kabupaten/Kota hingga tingkat pusat.

Program minapolitan cukup memberi pengaruh terhadap kondisi ekonomi, dan sosial budaya. Pengaruh terhadap kondisi ekonomi terlihat dari infrastuktur di Desa Penataran yang cukup baik, volume produksi yang meningkat, teknologi dan informasi menjadi semakin banyak, pendapat pembudidaya yang cukup tinggi, usaha budidaya yang berkelanjutan dan pemasaran produk yang cukup baik. Dari kondisi sosial dapat dilihat dari adanya kelompok perikanan, jaringan pembudidaya yang semakin luas, tersedianya lapangan perkerjaan, pendidikan keluarga pembudidaya dan kesehatan yang baik, konsumsi yang cukup baik dan produktivitas lahan yang terus meningkat. Dari kondisi budaya, program minapolitan meyebabkan pergeseran budaya seperti kepercayaan masyarakat, sistem religi (upacara adat), kebiasaan-kebiasaan pembudidaya tidak terjadi pertentangan dan bahkan saling mendukung satu sama lain.

Kearifan lokal yang terdapat di Desa Penataran antara lain yaitu 1) kebiasaan pembudidaya yang banyak melakukan usaha pembenihan daripada pembesaran, 2) pembagian pemanfaatan air di Dusun Pacuh. 3) pelarangan penebangan pohon di kawasan sumber pacuh, 4) gendurinan untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, 5) metek pari yang dilakukan sebelum proses pemanenan pari, 6) kirap dan upacara tumpeng agung nusantara 7) kepercayaan akan sumber mata air yang membawa berkah di komplek Candi Penataran, dan 8) kepercayaan akan kemujaraban doa dipetilasan syech subakhir. Kearifan lokal tersebut menjadi daya tarik wisata di Desa Penataran. Model Pengelolaan desa wisata yang diusulkan yaitu dalam bentuk pengelolaan

desa wisata yang melibatkan stakeholder dari minapoitan yang terdiri dari DKP,

UPTD dan sub-Raiser sebagai pengelola dan pengawas program minapolitan,

kearifan lokal yang melibatkan masyarakat sekitar, pemangku adat dan tokoh

masyarakat Desa Penataran, maupun pariwisata yang terdiri dari POKDARWIS,

dinas PORBUDPAR, LP2BN, Saka pariwisata dan BPCB sebagai pengelola

wiisata. Konsep pengelolaan dan pengembangan tema Edutourism Package

(Paket Wisata Edukasi) yang merupakan akulturasi dari konsep minawisata itu

sendiri dengan berbagai macam obyek wisata yang sudah ada di Kabupaten Blitar.

Adapun konsep Edutourism Package ini meliputi wisata edukasi perikanan

(education), wisata alam (environment), wisata sejarah (history), wisata budaya

(culture) dan wisata hiburan (recreation). Model pengelolaan desa wisata ini

diharapkan dapat menarik wisatawan lebih banyak lagi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat memberikan saran sebagai berikut Pada pengelola, perlu meningkatkan kerjasama antara POKDARWIS, Masyarakat, Pemerintah serta pihak-pihak yang mengelola wisata

Page 7: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

yang terdapat disekitar Desa Penataran guna memperlancar pengelolaan dan pengembangan desa wisata. Pemerintah Kabupaten Blitar melalui DKP, dan Dinas PORBUDPAR perlu mengadakan penelitian lebih intensif terkairt budidaya ikan dan pelatihan terkait keterampilan menjadi tour guide serta ketrampilan membuat cenderamata/kerajinan. Pihak Peneliti, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait pengelolaan desa wisata, pelaksanaan program minapolitan dan kearifan lokal masyarakat Desa Penataran serta penelitian terkait pembagian kerja di dalam rumah tangga pembudidaya.

.

Page 8: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT, atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW atas terselesaikann Skripsi yang berjudul Model

Pengelolaan Desa Wisata Berbasis pada Pelaksanaan Program Minapolitan Dan

Kearifan Lokal Masyarakat Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan Skripsi ini tidak

lain karena berkat adanya bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak,

sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan dalam

penyusunan Skripsi ini sehingga masih dirasakan banyak kekurangan, oleh karena

itu penulis mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini dapat dapat

bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,

khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Amin.

Malang, 4 Desember 2017

Penulis

Page 9: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan Skripsi ini tidak

lain karena berkat adanya bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak,

sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat terselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Dr.Ir. Agus Tjahyono, MS selaku Dosen Pembimbing I dan Wahyu Handayani,

S.Pi. MBA. MP selaku Dosen Pembimbing II atas segala bentuk bimbingan

dalam proses penyusunan skripsi ini.

2. Kedua orang tua dan Kakak-kakakku serta keluarga yang telah memberikan

dukungan dalam bentuk moral, spiritual dan materiil.

3. Ir. Irianto, MM selaku Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten

Blitar yang telah memperbolehkan saya melakukan penelitian

4. Ir. Sugianto, MSi selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Blitar yang telah memperbolehkan saya melakukan penelitian.

5. Luhur Sejati, S.Pd, M.Pd selaku Kepala Dinas Pemuda Olah Raga

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blitar yang telah memperbolehkan

saya melakukan penelitian.

6. Seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas kelautan dan Perikanan, dan Dinas

Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blitar yang telah

membantu dan memberikan informasi selama melaksanakan penelitian

skripsi.

7. Drs. Makinudin, M.Si selaku Camat Kecamatan Nglegok dan Bapak Kateno

selaku Kepala Desa Penataran yang telah memperbolehkan saya melakukan

penelitian

Page 10: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

8. M. Prasetyo dan sahabat-sahabat saya, Dea, Hanan, Deni, Vikri, Ali, Fatimah,

Ilma, Khuma, Gesti dan Binti, terima kasih atas limpahan kasih sayang, do’a,

dan dukungan yang telah diberikan.

9. Teman-teman anak sholehah Ana, Aprilia, Ariefa, Azizah, Febrika, Iis, Irma,

Sayena, dan Qoriah atas semua dukungan dan bantuannya kepada penulis,

semoga kita semua dimudahkan dalam proses S.Pi nya.

10. Semua sahabat-sahabat kosan yang telah membantu dan memberikan

semangat dalam mengerjakan Skripsi ini (Wiwi, Rahayu, Yuli, Zia, Fetri, Elsa,

Suci, Fitri, dan Risya).

11. Teman-teman seperjuangan program studi Agrobisnis Perikanan angkatan

2013 untuk semua bantuannya.

12. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan sehingga dapat

tersusunnya Skripsi ini.

Malang, 4 Desember 2017

Penulis

(Dwi Astutik)

Page 11: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

DAFTAR ISI

Halaman SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ORISINALITAS

RINGKASAN ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

UCAPAN TERIMAKASIH ......................................................................... v

DAFTAR ISI ............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitan ................................................................................ 7 1.4 Kegunaan Penelitian .......................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 9 2.2 Model dan Pengelolaan ..................................................................... 12 2.3 Desa Wisata ..................................................................................... 13 2.4 Ekowisata ......................................................................................... 15 2.5 Kearifan Lokal .................................................................................... 16

2.5.1 Pengertian Kearifan Lokal ......................................................... 16 2.5.2 Bentuk dan Tipologi Kearifan Lokal .......................................... 17

2.6 Program Minapolitan .......................................................................... 19 2.6.1 Definisi Program Minapolitan ..................................................... 19 2.6.2 Syarat-Syarat Minapolitan ......................................................... 20 2.6.3 Tujuan dan Sasaran Program Minapolitan ................................ 21 2.6.4 Tingkat Kesiapan Pelaksanaan Program Minapolitan ................ 23 2.6.5 Pelaksanaan Program Minapolitan ........................................... 24

2.7 Minapolitan Perikanan Budidaya ......................................................... 25 2.7.1 Indikator Kinerja Program Minapolitan Budidaya ....................... 26 2.7.2 Syarat-Syarat Program Minapolitan Budidaya ........................... 27

2.8 Perikanan Budidaya .................. ......................................................... 27 2.9 Identifikasi Dampak Minapolitan ........................................................... 28 2.10 Konsep osial, ekonomi dan budaya ................................................. 29 2.11 Indikator Kesejahteraan Masyarakat ................................................ 31 2.12 .Kerangka Pemikiran ........................................................................ 35

Page 12: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 42 3.2 Jenis Penelitian .................................................................................. 42 3.3 Objek Penelitian ................................................................................ 43 3.4 Jenis dan Sumber data ..................................................................... 44

3.4.1 Data Primer ............................................................................. 44 3.4.2 Data Sekunder ......................................................................... 45

3.5 Metode pengambilan sampel ............................................................. 46 3.5.1 Populasi dan Sampel ............................................................... 46 3.5.2 Metode Pengambilan Sampel .................................................. 47

3.6 Metode pengumpulan Data ................................................................ 49 3.6.1 Observasi ................................................................................ 49 3.6.2 Wawancara .............................................................................. 49 3.6.3 Kuesioner ............................................................................... 51 3.6.4 Dokumentasi ............................................................................ 51

3.7 Metode Analisa Data .......................................................................... 52

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Desa Penataran ................................................................................. 58 4.2 Letak Geografis dan Keadaan Topografis .......................................... 58 4.3 Keadaan Penduduk ........................................................................... 59

4.3.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ...... 59 4.3.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ............... 60 4.3.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............. 61

4.4 Keadaan Umum Perikanan ................................................................ 62 4.4.1 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Blitar ............ 62 4.4.2 Keadaan Umum Perikanan Budidaya Kabupaten Blitar ........... 63 4.4.3 Keadaan Umum Perikanan Kecamatan Nglegok ..................... 65

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pelaksanaan Program Minapolitan .................................................... 66

5.1.1 Sejarah Program Minapolitan ................................................... 66 5.1.2 Tingkat Kesiapan Progam Minapolitan ..................................... 68 5.1.3 Tahapan Pengembangan Kawasan Minapolian ....................... 70 5.1.4 Kegiatan Pendampingan Terhadap Program Minapolitan ........ 74 5.1.5 Kegiatan Minapolitan yang Telah Dilaksanakan ...................... 74 5.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Program Minapolitan .................... 83

5.2 Pengaruh Program Minapolitan .......................................................... 86 5.2.1 Pengaruh Terhadap Kondisi Ekonomi ...................................... 86 5.2.2 Pengaruh Terhadap Kondisi Sosial .......................................... 91 5.2.3 Pengaruh Terhadap Kondisi Budaya ....................................... 100

5.3 Kearifan Lokal Masyarakat ................................................................. 104 5.3.1 Kearifan Lokal Masyarakat ....................................................... 104

5.4 Model Pengelolaan Desa Wisata ...................................................... 106 5.4.1 Potensi Wisata Desa Penataran .............................................. 106 5.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Desa Wisaata ........ 115 5.4.3 Model Pengololaan Desa Wisata Berbasis Minapolitan dan Kearifan

Lokal ........................................................................................ 118

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 155 5.2 Saran ................................................................................................ 156

Page 13: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 158

Page 14: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Indikator Kesejahteraan Menurut Badan Pusat Statistik 2005 ............ 31 2. Indikator Tahapan Keluarga sejahtera Menurut BKKBN .................... 33 3. Jenis Dan Sumber Data Primer .......................................................... 45 4. Jenis dan Sumber Data Sekunder ...................................................... 46 5. Data penduduk berdasarkan jenis kelamin dan usia .......................... 59 6. Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ................................ 60 7. Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................. 61 8. Produksi Ikan Tangkap Laut Di Kabupaten Blitar ............................... 62 9. Produksi Ikan Konsumsi Di Kabupaten Blitar ..................................... 63 10. Produksi Ikan Hias Di Kabupaten Blitar .............................................. 64 11. Jumlah dan Nilai Produksi Budidaya Ikan di Kecamatan Nglegok ...... 65 12. Paket Kegiatan Minapolitan Pada Tahun 2011 ................................... 76 13. Paket Kegiatan Minapolitan Pada Tahun 2012 ................................... 77 14. Paket Kegiatan Minapolitan Pada Tahun 2013 ................................... 79 15. Paket Kegiatan Minapolitan Pada Tahun 2014 ................................... 81 16. Paket Kegiatan Minapolitan Pada Tahun 2015 ................................... 82 17. Pendapatan Pembudidaya Ikan Di Desa Penataran ........................... 89 18. Pendidikan Pembudidaya Dan Pendidikan Anak Pembudidaya ......... 95 19. Pengeluaran Pangan Dan Non Pangan ............................................. 98 20. Peningkatan Lahan Budidaya Ikan Koi Di Kecamatan Nglegok ........ 100

Page 15: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Kerangka Berfikir Penelitian ......................................................... 41 2. Komponen dalam Analisa Data .................................................... 53 3. lustrasi Reduksi Data, display data dan verifikasi ......................... 56 4. Komplek Candi Penataran ......................................................... 107 5. Candi Brawijaya Penataran ........................................................ 108 6. Candi Naga Penataran ............................................................... 108 7. Candi Induk Penataran ............................................................... 109 8. Petritaan Penataran Dalam ........................................................ 109 9. Museum Penataran .................................................................... 110 10. Amphitheater Penataran ............................................................ 111 11. Kolam Renang Penataran .......................................................... 111 12. Petilasan Syech Subakir ............................................................ 112 13. Sumber Pacuh ........................................................................... 112 14. Purnama Seluring Penataran .................................................... 113 15. Penampilan Peniupan Seribu Seluring ...................................... 114 16. Penampilan Seni Tari Nusantara ................................................ 114 17. Penampilan Budaya dari Luar Negeri pada PSP ........................ 114 18. Kirap dan Upacara Tumpeng Agung Nusantara ......................... 115 19. Struktur Keorganisasian Pengelolaan Desa Wisata ................... 125 20. Konsep awal Wisata Di Kawasan Minapolitan ............................ 147 21. Model Pengelolaan Desa Wisata Penataran .............................. 149

Page 16: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Denah Desa Penataran .............................................................. 161

Page 17: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas 17.502

buah pulau, dan memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km dengan luas wilayah

perikanan di laut sekitar 5,8 juta Km2, dimana terdiri dari perairan kepulauan dan

teritorial seluas 3,1 juta Km2 serta perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia

(ZEEI) seluas 2,7 juta Km2. Potensi tersebut menempatkan Indonesia sebagai

negara yang memiliki potensi sumber daya kelautan yang besar termasuk

kekayaan keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan terbesar. Selain itu

pengperikanan tangkap di perairan umum seluas 54 juta hektar dengan potensi

produksi 0,9 juta ton/tahun. Budidaya laut terdiri dari budidaya ikan, budidaya

moluska, dan budidaya rumput laut, budidaya air payau/tambak sekitar 913.000

ha, dan budidaya air tawar terdiri dari perairan umum (danau, waduk, sungai, dan

rawa), kolam air tawar, dan mina padi di sawah. Besarnya potensi hasil laut dan

perikanan Indonesia mencapai 3000 triliun/tahun, namun hanya dimanfaatkan

sekitar 225 triliun atau sekitar 7,5%. Hal tersebut menunjukan bahwa perlu adanya

suatu cara untuk mengotimalkan pemanfaatan sumberdaya dan potensi yang

dimiliki indonesia.

Sumberdaya dapat dikatakan terkelola secara efektif dan efisien bila

sumber daya tersebut dapat memberikan dampak yang positif dan optimal

kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat sendiri

berkaitan erat dengan kondisi perekonomian di suatu wilayah. Bilamana

perekonomian suatu wilayah tumbuh secara baik, maka kesejahteraan

masyarakat akan semakin baik (Pike, et al., 2006). Dalam upaya mengoptimalakan

pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan untuk meningkatkan

Page 18: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

2

perekonomian suatu wilayah, perlu adanya suatu usaha pengelolaan baik dari

masyarakat maupun dari pemerintah. Beberapa cara dalam pengelolaan sumber

daya alam, perikanan, kelautan maupun sosial budaya antara lain dengan

kegiatan pariwisata maupun program minapolitan.

Pariwisata merupakan salah satu cara pemanfaatan sumber daya yang

baik tanpa terlalu banyak merusak sumber daya tersebut, bahkan pariwisata dapat

menjadi langkah dalam menjaga sumberdaya agar lebih berkelanjutan. Pariwisata

juga menjadi sektor penting dalam pembangunan nasional indonesia. Hal tersebut

dikarenakan sektor pariwisata menjadi sumber devisa negara yang cukup besar

selain migas. Saat ini dan masa yang akan datang pariwisata diharapkan dapat

berkontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Salah

satu langkah dalam meningkatkan potensi sektor yaitu dengan memanfaatkan

potensi pariwisata yang ada saat ini sebaik mungkin dan menggali potensi-potensi

wisata lainnya yang belum termanfaatkan, selain itu juga meningkatan daya saing

pariwisata dengan pelayanan dan fasilitas yang cukup baik agar dapat menarik

wisatawan yang lebih banyak lagi.

Seiring berkembangnya jaman, minat wisatawan terhadap pariwisata telah

berubah, dari wisata konvensional beralih kepada pariwisata yang lebih ramah

lingkungan atau wisata yang menjaga alam, budaya dan wisata memiliki nilai

edukasi. Wisatawan saat ini tak hanya sekedar melihat keindahan alam dan

fasilitas wisata yang ditawarkan, namun juga melihat pada kenyaman pelayanan

yang ditawarkan, keluasaan dan intensitas interaksi wisatawan dengan lingkungan

maupun masyarakat lokal, serta input apa yang didapatkan setelah wisata

tersebut. Hal tersebut mendorong adanya pengelolaan maupun pembangunan

wisata yang lebih ramah lingkungan, menjaga keberlanjutan alam dan menjaga

nilai budaya serta memiliki nilai edukasi seperti ekowisata, agrowisata, wisata

budaya/sejarah, dan wisata edukasi.

Page 19: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

3

Hector Caballos-Lascurain, seorang arsitek dan environmentalis Meksiko

menjelaskan bahwa ekowisata adalah perjalanan wisatawan menuju daerah

alamiah yang relatif belum terganggu atau terkontaminasi. Tujuan utama yakni

mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan alam dan kekayaan hayati

yang dikandungnya, seperti hewan dan tumbuhan, serta budaya lokal yang ada di

sekitar kawasan (Honey 1999, dalam Hakim 2004).

Menurut Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor:

KM.18/HM.001/MKP/2011, desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara

atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur

kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.

Dalam menghilangkan rasa penat dan menenangkan diri sebagian besar

wisatawan dari perkotaan memilih berwisata kedaerah pedesaan yang masih asri

kondisi alam dan lingkungannya dan memiliki ciri khusus budaya yang berbeda

dari tempat lain atau dengan kata lain sering disebut dengan kearifan lokal. Para

wisatawan yang berwisata di desa wisata akan disuguhi ciri khusus desa tersebut,

baik sumber daya alam maupun sosial budaya yang sesuai dengan keinginan

wisatawan dimana mereka dapat menikmati, mengenal, menghayati dan

mempelajari kekhasan desa berserta segala daya tariknya. Berdasarkan hal

tersebut perlu adanya suatu pengelolaan desa wisata yang baik dan optimal, agar

sumber daya yang ada dapat lebih bermanfaat bagi kehidupan masyarakat desa.

Secara umum kearifan lokal merupakan warisan yang diturunkan dari

nenek moyang yang digunakan sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku

dalam berinteraksi terhadap lingkungan dan alam sekitar. Kearifan lokal juga

sering dikonsepsikan sebagai pengetahuan setempat (local knowledge),

kecerdasan setempat (local genius), dan kebijakan setempat (local wisdom). Di

dalam UU RI No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup, kearifan lokal dimaknai sebagai nilai-nilai luhur yang berlaku

Page 20: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

4

dalam tata kehidupan masyarakat yang antara lain dipakai untuk melindungi dan

mengelola lingkungan hidup secara lestari.

Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2010), Program

minapolitan merupakan suatu konsep pembangunanan wilayah dengan basis

perikanaan dan kelautan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya untuk

meningkatkan produksi serta nilai tambah. Dengan demikian konsep minapolitan

tersebut menggunakan pendekatan dan manajemen kawasan dengan prinsip-

prinsip intergrasi, efisiensi, kualitas dan keselerasi tinggi. Tujuan dari minapolitan

adalah untuk; 1) meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas, 2)

meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan dengan adil

dan merata, 3) mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat

pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Berdasarkan tujuan tersebut kebijakan

program minapolitan menjadi suatu terobosan baru yang efektif untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengembangan program minapolitan dilakukan pada beberapa lokasi yang

diharapkan memiliki potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang lebih guna

mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pada dasarnya minapolitan

sendiri terdiri atas 4 sektor yaitu; 1) minapolitan berbasis perikanan tangkap laut,

2) minapolitan berbasis budidaya, 3) minapolitan berbasis produk kelautan dan 4)

minapolitan berbasis perairan umum daratan. Secara keseluruhan kegiatan

perikanan berbasis budidaya di Indonesia memiliki peranan penting yaitu sebagai

ketahanan pangan, sumber pemenuhan protein masyarakat, dan sumber

lapangan perkerjaan serta sumber pendapatan daerah. Selain itu sektor

perikanaan budidaya kini juga dimanfaatkan sebagai ekowisata atau rekreasi.

Oleh karena itu sektor perikanan budidaya dipandang penting dan berpotensi

untuk turut serta dalam meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan

masyarakat.

Page 21: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

5

Berdasarkan Keputusan Menteri Keluatan dan Perikanan Nomor

KEP.32/MEN/2010 dan didukung dengan adanya Keputusan Bupati Blitar Nomor

188/151/409.012/KPTS/2010, menetapkan Kabupaten Blitar sebagai salah satu

daerah yang dijadikan sebagai kawasan minapolitan. Pengembangan kawasan

minapolitan di Kabupaten Blitar diimplementasikan pada Kecamatan Nglegok

yang berfokus pada enam desa, yaitu Desa Kemloko, Desa Penataran, Kelurahan

Nglegok, Desa Bangsri, Desa Jiwut dan Desa Krenceng. Komonditas yang

menjadi unggulan di kawasan minapolitan Kabupaten Blitar adalah ikan hias koi

yang berpusat di tiga desa yaitu Kelurahan Nglegok, Desa Bangsri Dan Desa

Penataran.

Kecamatan Nglegok khususnya Desa Penataran ditunjuk sebagai

kawasan minapolitan tidak terlepas dari potensi perikanannya yang cukup besar.

Desa Penataran ditunjang oleh faktor geografis yang potensial karena terletak di

daerah lereng Gunung Kelud yang memiliki sumber air yang sangat baik untuk

budidaya air tawar, selain faktor tersebut Desa Penataran memiliki faktor sejarah

dan budaya yang menarik wisatawan yaitu, terdapatnya situs candi penataran

yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Hal tersebut juga menjadi

pertimbangan dalam melakukan penelitian di desa tersebut. Desa Penataran

mempunyai potensi hasil perikanan budidaya yang cukup besar diantaranya lele,

nila, gurami, patin dan juga memiliki komonditas unggulan hasil perikanan

budidaya yang menjadi ikon dari Kabupaten Blitar, yaitu komonditas ikan hias koi.

Dari analisis sektor unggulan Kecamatan Nglegok khususnya Desa Penataran

ditetapkan sebagai kawasan minapolitan dilihat dari hasil sektor perikanan yang

berpotensi besar dalam pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Blitar.

Pembangunan kawasan minapolitan di Kabupaten Blitar khususnya Desa

Penataran ini diharapkan dapat menunjang perekonomian daerah dan

Page 22: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

6

kesejahteraan masyarakat khususnya dalam segi kehidupan ekonomi dan sosial

budaya masyarakat.

Desa penataran merupakan desa yang memiliki sumberdaya alam maupun

sumberdaya budaya yang cukup baik. Sumberdaya alam dimaksudkan disini

adalah potensi perikanan yang cukup besar, sedangkan sumberdaya budaya yang

dimaksud adalah situs-situs sejarah yang merupakan peninggalan dari kerajaan

majapahit (candi penataran dan beberapa situs sejarah lainnya) yang menjadikan

desa ini sebagai desa wisata yang memiliki nilai edukasi. Dengan melihat kedua

potensi tersebut maka sangat tepat bila Desa Penataran dijadikan sebagai suatu

desa wisata yang memadukan antara potensi perikanan yang berkaitan dengan

program minapolitan dan keaifan lokal yang berkaitan dengan kebudayan

masyarakan desa. Mengingat tujuan dari pengelolaan desa wisata yaitu dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada di desa untuk dijadikan sektor pariwisata

guna meningkatkan perekonomian masyarakat, hal ini sejalan dengan tujuan

utama dari program minapolitan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat yang berkaitan pada kondisi ekonomi dan sosial budaya masyarakat.

Oleh karena itu peneliti disini akan membuat suatu model atau konsep yang

pengelolaan desa wisata yang memadukan antara pelaksanaan program

minapolitan dan kearifan lokal masyarakat Desa Penataran, Kecamatan Nglegok,

Kabupaten Blitar.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang akan

dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana pelaksanaan program minapolitan di Desa Penataran, Kecamatan

Nglegok, Kabupaten Blitar?

Page 23: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

7

b. Apa saja kearifan lokal masyarakat Desa Penataran, Kecamatan Nglegok,

Kabupaten Blitar?

c. Bagaimana model pengelolaan desa wisata dengan memadukan antara

pelaksanaan program minapolitan dengan kearifan lokal masyarakat?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini,

diantaranya sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi pelaksanaan program minapolitan berbasis budidaya ikan hias

koi di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

b. Mengidentifikasi kearifan lokal masyarakat di Desa Penataran, Kecamatan

Nglegok, Kabupaten Blitar.

c. Menyusun model pengelolaan desa wisata dengan memadukan antara

pelaksanaan program minapolitan dengan kearifan lokal masyarakat.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi :

1. Lembaga Akademis (Perguruan Tinggi dan Mahasiswa)

a. Sebagai sarana informasi dan untuk menambah pengetahuan serta bahan

penelitian selanjutnya.

b. Sabagai bahan informasi mengenai model pengelolaan desa wisata

berbasis pada pelaksanaan program minapolitan dan kearifan lokal

masyarakat serta sebagai reverensi yang dapat digunakaan untuk

penelitian lebih lanjut tentang pengelolaan desa wisata, pelaksanaan

program minapolitan dan kearifan lokal masyarakat.

Page 24: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

8

2. Pemerintah

a. Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan dan

pembangunan yang menyangkut kontinyuitas program minapolitan bagi

pembudidaya di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan dan

pengelolaan potensi pariwisata yang dimiliki Desa Penataran, Kecamatan

Nglegok, Kabupaten Blitar.

3. Masyarakat

a. Sebagai bahan informasi untuk melaksanakan program minapolitan dengan

baik agar lebih berdampak positif bagi pembudidaya.

b. Sebagai bahan informasi untuk pengelolaan desa wisata yang memadukan

antara potensi perikanan, pelaksanaan program minapolitan dan kearifan

lokal berdampak positif lagi bagi masyarakat.

Page 25: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Wardani (2008), menyatakan bahwa hasil penelitian terkait Model

Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembanggarum, Donokerto,

Turi, Sleman, dapat menerik wisatawan domestik maupun wisatawan asing, hal ini

disebabkan model pengelolaannya yang memadukan konsep wisata alam yang

berbasis pengelolaan pendidikan dan nuasa pedesaan yang masih asri. Desa

wisata ini pengelola menarik wisata dengan perkebunan salak pondoh yang

sangat luas dan tertata rapi serta aera permainan outbond yang terbesar di

Yogyakarta, selain itu wisatawan juga dapat melakukan kegiatan memancing ikan

di sungai sempor, maupun memancing ikan di dalam kolam yang telah disediakan.

Dalam pengelolaan desa wisata tidak terlepas dari peran serta masyarakat sekitar

desa dengan halaman rumah-rumah warga yang ditanami tanaman salak yang

menjadi daya tarik tersendiri, selain itu juga masyarakat yang masih menjaga adat-

istiadatnya dengan terdapatnya empat rumah tradisional jaya (2 buah rumah joglo

dan 2 buah rumah limasan), dan kenduri yang merupakan wujud syukur kepada

Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, serta permohonan doa. Adat istiadat

lainya adalah upacara mitoni untuk peringatan tujuh bulan usia kehamilan dan

upacara wiwit yang telah ada dari jaman dahulu yang masih tetap dilestarikan oleh

masyarakat dan dilaksanakan sebelum panen raya. Jumlah kunjungan wisatawan

dari tahun ke tahun semakin bertambah sehingga menyediakan berbagai paket

wisata dan fasilitas seperti home stay, toilet, dan jasa pemandu wisata guna

meningkatkan kenyaman wisatawan.

Hastuti et al., (2013), menyatakan bahwa model pengembangan desa

wisata berbbasis kearifan lokal dapat mengetaskan kemiskinan di pedesaan.

Dalam penelitian ini untuk menyusun model pengembangan desa wisata dilakukan

Page 26: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

10

dengan menganalisis profil kegiatan masyarakat serta menganalisis menganalisis

akses dan kontrol terhadap potensi setempat. Dari ketiga Desa yang diteliti yaitu

Desa Wisata Pentingsari, Srowolan, dan Brayut. Ketiga desa tersebut memiliki

ptensi fisik dan non-fisik yang mendukung pengembangan desa wisata. Potensi

fisik meliputi, keindahan pemandangan alam, keberadaan akses jalan yang

mudah, berbagai obyek yang dimiliki wisata masing-masing desa. Sedangkan

potensi non-fisik berupa karakteristik responden, yang meliputi kelompok umur,

pendidikan,mata pencaharian, pendapatan. Kearifan lokal dan kegiatan wisata

dari ketiga tersebut dikemas dalam paket wisata, seperti bercocok tanam secara

tradisional dan belajar kesenian jawa dan pemanenan buah salak yang diawali

dengan upacara tertentu. Dalam pengembangan desa wisata keramahan dalam

menjamu wisatawan sangat mempengaruhi kepuasaan wisatawan, sehingga

keterlibatan masyarakat desa sangat penting. Dari analisa Berdasarkan potensi

wilayah, kegiatan desa wisata, dan kearifan lokalnya dapat dibuat 3 (tiga) model

pengembangan desa wisata, yaitu: (1) Desa Wisata Pentingsari dijadikan alternatif

model pengembangan desa wisata alam, (2) Desa Wisata Srowolan dijadikan

alternatif model pengembangan desa wisata budaya, dan (3) Desa Wisata Brayut

dijadikan alternatif model pengembangan desa wisata alam dan budaya.

Pengembangan desa wisata ini memberikan dampak yang positif bagi kehidupan

masyarakat.

Zakiyah (2014), menyatakan bahwa Program Minapolitan di Kabupaten

Gresik dilaksanakan oleh Pemerintah guna mengelola budidaya tambak yang

berkelanjutan di bidang ekonomi, sosial-teritorial dan lingkungan. Program ini

diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk dikawasan pesisir. Hasil

yang didapatkan dari penelitian ini didapatkan bahwa program minapolitan yang

dijalankan mengalami kegagalan dan tidak efektif dalam mewujudkan

pengembangan budidya tambak yang berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh tidak

Page 27: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

11

adanya kesinambungan dan keseimbangan tiga aspek pembangunan

berkelanjutan (ekonomi, sosial-teritorial dan lingkungan). Sebuah program dapat

dikatakan berkelanjutan bila ketiga aspek tersebut terpenuhi dan dapat diterapkan

dengan seimbang. Pada penelitian ini berdasarkan hasil kuesioner untuk 137

petani tambak, dihasilkan skor rata-rata dari total indikator adalah 4,18, sehingga

dapat dikatakan bahwa dimensi ekonomi berada pada tingkat keberlanjutan 4, hal

ini berarti dimensi ekonomi mendekati keberlanjutan. Sedangkan dimensi sosial-

teritorial berdasarkan hasil perhitungan berada pada tingkat 3, yang berarti cukup

berkelanjutan, sehingga perlu adanya perbaikan pada program minapolitan yang

terkait dengan kondisi sosial-teritorial. Begitu pula dengan dimensi lingkungan

berada pada tingkat 2, yang berarti jauh dari keberlanjutan, hal ini dikarenakan

sangat sedikitnya program pemerintah yang berusaha untuk memperbaiki

lingkungan. berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa program

minapolitan di Kabupaten Gresik kurang berjalan dengan baik.

Vidianti (2015), menyatakan program minapolitan yang dilaksanakan

terjadi perbedaan terhadap perbandingan kondisi sosial ekonomi dan lingkungan

masyarakat pembudidaya pada saat sebelum dan sesudah program dilaksanakan.

Peningkatan terhadap produksi ikan akan berpengaruh terhadap pendapatkan

masyarakat. Meskipun dalam penelitiannya produksi ikan masyarakat berfluktuasi,

namun penurunan produksi tidak serendah sebelum adanya program minapolitan.

Dilihat dari segi sosial setelah adanya program minapolitan semakin terjalin

interaksi dalam lapisan masyarakat. Dari penelitian tersebut juga dapat diketahui

tingkat kesejahteraan masyarakat yaitu kesejahteraan tinggi sebesar 51,51%,

kesejahteraan sedang sebesar 48,49%, dan kesejahteraan rendah sedesar 0%.

Dari persentase tersebut tingkat kesejahteraan narasumber cukup baik setelah

adanya program minapolitan.

Page 28: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

12

Puspaningtyas (2016), menyatakan bahwa pelaksanaan program

minapolitan di Kecamatan Wajak telah berjalan dengan baik meskipun terdapat

beberapa kekurangan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosial yang meliputi

perluasan jaringan pembudidaya yang berkembang, lapangan perkerjaan yang

meningkat, pandangan terhadap pendidikan yang meningkat, pola konsumsi dan

produktivitas lahan juga meningkat. Sedangkan kondisi ekonomi pembudidaya

meliputi peningkatan volume produksi, penguasaan teknologi, perluasan informasi

yang meningkat, dan pendapatan pembudidaya yang meningkat pula serta

keberlanjutan usaha pun turut berkembang meskipun beberapa ada yang berhenti.

Program Minapolitan tersebut memberi dampak positif kepada para pembudidaya

dan masyarakat sekitar. Hal ini di sebabkan oleh adanya kegiatan dalam bidang

ekonomi, sosial dan kegiatan fisik lingkungan yang terlaksana. Berdasarkan

perhitungan kesejahteran rumah tangga pembudidaya dengan mengunakan

indikator BPS, rumah tangga dengan kesejahteraan tinggi sebanyak 7 orang

(87,5%) dan sekejahteraan sedang sebanyak 1 orang (12,5%).

2.2 Model dan Pengelolaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), model merupakan pola,

acuan, dan ragam dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Dengan kata lain

model dapat diartikan sebagai rencana, representasi, atau deskripsi yang

menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa

penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik (maket,

bentuk prototipe), model citra (gambar rancangan, citra komputer), atau

rumusanmatematik.

Adisasmita (2011), menyatakan bahwa pengelolaan memiliki definisi yang

serupa dengan manajemen yaitu menggerakkan, mengorganisasikan, dan

mengarahkan usaha manusia untuk memanfaatkan secara efektif material dan

Page 29: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

13

fasilitas untuk mencapai suatu tujuan. Pengelolaan tidak hanya melaksanakan

suatu kegiatan, akan tetapi merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi fungsi-

fungsi manajemen, seperti fungsi perencanaan, pergerakan, dan pengawasan

dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.

2.3 Desa Wisata

Menurut Yoeti (1996), desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang

memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di

kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih

asli. Selain itu, terdapat beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem

pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Di luar

faktor-faktor tersebut, sumber daya alam dan lingkungan yang masih asli dan

terjaga merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah kawasan tujuan

wisata.

Menurut Hadiwijoyo (2012), dalam menetapkan suatu kawasan sebagai

desa wisata terdapat beberapa persyaratan diantaranya, sebagai berikut:

1. Aksesibilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi wisatawan dengan

menggunakan berbagai jenis alat transportasi,

2. Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda, makanan

lokal, dan sebagainya untuk dikembangkan sebagai obyek wisata,

3. Masyarakat dan aparat desanya meerima dan memerikan dukungan yang

tinggi terhadap desa wisata serta para wisatawan yang datang ke desanya,

4. Keamanan desa wisata terjamin,

5. Tersedia akomondasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang memadai,

6. Iklim desa wisata mendukung (sejuk atau dingin),

7. Berhubungan dengan obyek wisata yang mudah dikenal masyarakat luas.

Page 30: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

14

Hadiwijoyo (2012) juga mengemukakan dua konsep penting yang harus

terdapat didalam desa wisata, antara lain:

1. Akomondasi : sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atas

unit-unit yang berkembang atau konsep tempat tinggal penduduk,

2. Aktraksi : seluruh kehidupan penduduk desa sehari-hari dan setting fisik lokasi

desa yang memungkinkan berintegrasi wisata sebagai partisipasi aktif seperti

kursus tari, bahas, membatik, dan sebagainya yang lebih spesifik.

Hadiwijoyo (2012), menyatakan bahwa dalam penyelenggaraan desa

wisata terdapat beberapa tujuan, antara lain :

1. Mendukung program pemerintah dala pembangunan kepariwisataan dengan

menyediakan obyek wisata alternatif,

2. Menggali potensi desa untuk pembangunan masyarakat sekitar desa wisata,

3. Memperluas lapangan perkerjaan dan lapangan usaha bagi penduduk,

sehingga dapat meningkatkann kualitas dan kesejahteraan kehidupan

masyarakat. Dengan demikian akan terjadi pemerataan pembangunan

ekonomi di daerah,

4. Mendorong orang-orang kota yang secara ekonomi relatif lebih baik, agar

senang pergi ke desa untuk berekreasi (ruralisasi),

5. Menimbulkan rasa bangga bagi penduduk desa untuk menetap di desanya,

sehingga urbanisasi dapat dikurangi,

6. Mempercepat berbaurnya antara orang-orang non pribumi dengan penduduk

pribumi,

7. Memperoleh persatuan bangsa, sehingga bisa mengatasidisintegrasi.

Page 31: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

15

2.4 Ekowisata

Definisi ekowisata berbeda dengan pariwisata lainnya, sebab sifat dari

ekowisata dikondisikan untuk mendukung kegiatan konservasi sumberdaya.

Definisi ekowisata selalu berfokus pada “wisata yang bertanggung jawab terhadap

lingkungan”. Selanjutnya, banyak masukan dari para ahli untuk memperbaiki

definisi tersebut, diantaranya “memberi dampak langsung terhadap konservasi

kawasan”, “berperan dalam usaha-usaha pemberdayaan ekonomi masyarakat

lokal”, dan sebagainya. Sehingga ekowisata dapat didefinisikan sebagai kegiatan

wisata yang bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan, yang memberi

dampak secara langsung terhadap konservasi lingkungan dan berperan dalam

usaha pemberdayaan perekonomian masyarakat lokal (wonder 2000, dalam

Hakim 2004).

Menurut Wearing dan Neil (1999) dalam Hakim (2004), ide-ide ekowisata

berkaitan dengan wisata yang diharapkan dapat mendukung konservasi

lingkungan hidup. Sebab tujuan ekowisata adalah menciptakan sebuah kegiatan

industri wisata yang mampu memberikan peran dalam konsevasi lingkungan

hidup, seringkali ekowisata dirancang sebagai wisata yang berdampak rendah

(Low Impact Tourism). Dalam menjawab maksud tersebut, ekowisata

dikarakterisasikan dengan adanya beberapa hal, sebagai berikut:

1. Adanya manajemen lokal dalam pengelolaan,

2. Adanya produk perjalanan dan wisata yang berkualitas,

3. Adanya penghargaan terhadap budaya,

4. Pentingnya pelatihan-pelatihan

5. Bergantung dan berhubungan dengan sumber daya alam dan budaya,

6. Adanya integrasi pembangunan dan konservasi.

Marta Horney dalam Buku Ecotourism and Sustainable Development: Who

Owns Paradise (1999), memberikan kriteria-kriteria sebuah aktivitas ekowisata.

Page 32: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

16

Dalam aktivitasnya, ekowisata harus menjawab dan menunjukkan parameter

berikut (Hakim, 2004):

1. Perjalanan ke kawasan alamiah,

2. Dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan rendah,

3. Membangun keperdulian terhadap lingkungan,

4. Memberi dampak keuntungan ekonomi secara langsung bagi konservasi,

5. Memberikan dampak keuangan dan pemberdayaan masyarakat,

6. Adanya penghargaan terhadap budaya setempat,

7. Mendukung hak asasi manusia dan gerakan demokrasi.

Dalam penelitian ini konsep pariwisata yang akan diteliti adalah konsep

ekowisata yang berwawasan pendidikan dan budaya masyarakat setempat.

Diharakan melalui penelitian ini ditemukan suatu konsep pengelolaan desa wisata

yang memadukan potensi sumberdaya alam (potensi perikanan) dan

sumberdaya budaya (kearifan lokal yang dimiliki masyarakat). Sehingga

terciptalah suatu model pengelolaan desa wisata berkonsep ekowisata yang

memiliki nilai pendidikan dan budaya.

2.5 Kearifan Lokal

2.5.1 Pengertian Kearifan Lokal

Istilah kearifan (wisdom) secara estimologi berarti kemampuan seseorang

dalam menngunakan akal pikirannya untuk menyikapi suatu kejadian, objek atau

situasi. Sedangkan istilah lokal, disini menunjukan ruang interaksi dimana

peristiwa atau situasi tersebut terjadi. Dari dua istilah tersebut dapat diefinisikan

bahwa kearifan lokal merupakan perilaku positif manusia dalam berhubungan

dengan alam dan lingkungan sekitarnya, yang dapat bersumber dari nilai agama

adat istiadat, petuah nenek moyang atau budaya setempat, yang terbangun

Page 33: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

17

secara alamiah dalam suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi dengan

lingkungan sekitarnya (Wikantiyoso dan Tutuko, 2009).

Secara umum kearifan lokal muncul melalui proses internalisasi yang

panjang dan berlangsung terus-menerus sebagai akibat interaksi anatara

manusia dengan lingkungannya. Proses evolusi yang panjang ini bermuara pada

munculnya sistem nilai yang terkistalisasi dalam bentuk hukum adat,

kepercayaan dan budaya setempat. Secara substansial kearifan lokal merupakan

norma yang berlaku dalam masyarat yang diyakini kebenarannya dan menjadi

acuan dalam bertindak dan berperilaku sehari-hari. Oleh karena itu, sangat

beralasan jika Geertz mengatakan bahwa kearifan lokal merupakan entitas yang

menentukan hartat dan martabar manusia dalam berkomunikasinya (Wikantiyoso

dan Tutuko, 2009).

2.5.2 Bentuk dan Tipologi Kearifan Lokal

Menurut Wikantiyoso dan Tutuko (2009), dalam kenyataanya norma-

norma masyarakat tradisional yang menjadi basis bagi berkembangnya kearifan

dapat ditentukan dalam berbagai bentuk produk budaya seperti nyanyian, kidung,

pepatah, sesanti, petuah, semboyan, serta kitab-kitab kuno seperti primbon atau

catacan yang dijadikan acuhan hukum adat atau pedoman oleh masyarakat

tradisional. Secara subtansi kearifan lokal dapat berupa aturan mengenai 1)

kelembagaan dan sanksi sosial, 2) ketentuan tentang pemanfaatan ruang dan

perkiraan musim untuk bercocok tanam, 3) pelestarian dan perlindungan terhadap

kawasan sensitif, serta 4) bentuk adaptasi dan mitigati tempat tinggal terhadap

iklim, bencana atau ancaman lainnya. Dalam konteks kelembangaan hampir

disetiap daerah mengenal adanya sistem organisasi adat seperti Dalian Natolu di

Sumatera Utara, Negari di Sumantera Barat, Kraton dan Kasunanan di Jawa,

Banjar di Bali dan sebagainya. Sistem kelembagaan ini secara khusus mengatur

menegenai struktur hiraki sosial serta kewenangan ketua adat dalam pengambilan

Page 34: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

18

keputusan yang ada selain itu kelembangaan tersebut juga seringkali mengatur

mengenai sanksi serta denda sosial bagi pelanggar peraturan dan hukum adat

tertentu. Sedangkan dalam konteks pemanfaatan ruang, di beberapa daerah

seperti Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Papua umumnya memiliki

aturan mengenai penggunaan ruang adat termasuk batas teritori wilayah,

penempatan hunian, penyimpanan logistik, aturan pemanfaatan air untuk

persawahan atau pertanian hingga bentuk-bentuk rumah tinggal tradisional.

Di daerah Tasikmalaya – Jawa Barat terdapat sebuah Kampung Budaya,

yaitu Kampung Naga, dimana masyarakatnya sangat teguh memegang tradisi

serta falsafah hidupnya yang mencakup tata wilayah (peraturan pemanfaatan

lahan), tata wayah (pengaturan waktu penamanfaatan), dan tata lampah

(pengaturan perilaku/perbuatan). Untuk kegiatan bercocok tanam dalam rangka

penyediaan sumber pangan, beberapa aturan adat di daerah juga memiliki tentuan

menganai kapan waktu yang tepat untuk bercocok tanam serta sistem

penanggalan tradisional yang dapat memperkirakan kesesuaian musim untuk

berbagi kegiatan pertanian seperti Pranoto Monggo di masyarakat Jawa atau

Subak di Bali. Selain hal tersebut, kearifan lokal juga mengatur konteks konservasi

atau mengatur tentang perlindungan terhadap lingkungan hidup terutama sumber-

sumber air seperti mata air, sungai dan danau/situ. Di Provinsi Sumantera Barat

yang sering juga disebut sebagai Ranah Minang, terdapat beberapa kearifan lokal

yang berkaitan dengan pengelolaan hutan, tanah, dan air seperti Rimbo Larangan,

Banda Larangan, Tabek Larangan, Mamutiah Durian, Parak serta Goro Basamo.

Sedangkan dalam konteks adaptasi dan migigati terhadap iklim tropis, bencana

dan ancaman binatang buas, masyarakat tradisional telah mengembangkan

berbagai bentuk arsitektur rumah tradisional seperti rumah adat batak, rumah

gadang, rumah joglo, rumah panjang, rumah toraja, dan rumah adat lainnya yang

Page 35: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

19

dapat memberikan perlindungan dan ramah terhadap lingkungan (Wikantiyoso

dan Tutuko, 2009).

2.6 Program Minapolitan

2.6.1 Definisi Program Minapolitan

Minapolitan terdiri dari kata mina yang berarti ikan atau perikanan dan

politan yang berarti kawasan atau kota, sehingga minapolitan dapat diartikan

sebagai kota perikanan atau kawasan perikanan. Menurut definisi minapolitan

adalah kawasan perikanan yang tumbuh dan berkembang dengan berjalan sistem

dan usaha perikanan yang mampu melayani dan mendorong kegiatan perikanan

di suatu wilayah. Minapolitan merupakan proses secara dinamis yang melibatkan

peran dari berbagai sektor secara terintegrasi dengan tujuan menjadikan kota kecil

mandiri dalam perekonomian dimana objek penggeraknya dibidang perikanan

secara berkelanjutan. Menurut KEPMEN KP No. 12 Tahun 2010 tentang kebijakan

minapolitan diperlukanan persyaratan untuk menjadi kawasan minapolitan yaitu

kominditas unggulan, masterplan, fasilitas pendukung, letak geografis, komitmen

Pemerintah daerah dan lain-lain. Adanya persyaratan-persyaratan itu untuk

meningkatkan produksi dan nilai tambah produk serta pengembangan kawasan

ekonomi kelautan dan perikanan untuk menggerakkan ekonomi di daerah itu

sendiri (Wiadnya, 2011).

Minapolitan merupakan suatu konsep pengembangan kawasan yang

bertumpu pada keunggulan potensial suatu daerah. Pengembangan minapolitan

disuatu wilayah agar menjadi pusat pertumbuhan perekonomian daerah, regional,

dan nasional, memerlukan harmonisasi antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah. Harmonisasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah berkaitan

dengan: 1) komitmen pembiayaan, personil, dan fasilitas, pemilihan komonditas

unggulan yang bernilai ekonomi tinggi, lokasi strategis yang merujuk kepada

Page 36: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

20

komoditas unggulan, 2) kesesuaian lokasi dengan rencana strategis, rencana tata

ruang wilayah, dan rencana program investasi daerah, 3) ketersediaaan unit

produksi, pengolahan, pemasaran dan unit pendukung lainya, 4) permodalan,

penyuluhan dan pelatihan, serta ketersediaan data informasi potensi. Minapolitan

merupakan revetalisasi sentra produksi perikanan dan kelautan yang merujuk

kepada eksistensi kegiatan hulu-hilir (produksi, pengolahan, pemasaran, jasa,

dan/atau kegiatan lainnya) (Pramoda, 2012).

Pembangunan minapolitan berdasar pada penguatan sinergi antara

pertumbuhan ekonomi dan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta usaha

menemukan teknologi ramah lingkungan agar kelestarian lingkungan tetap

terjaga. Penyebab perkembangan dan pembangunan sumber daya perikanan dan

kelautan belum optimal dan berkelanjutan yaitu belum adanya perencanaan suatu

program yang komprehensif, intergrasi, dan berkelanjutan. Pengembangan

kawasan minapolitan diarahkan pada pemberdayaan masyarakat dengan

memberikan peran optimal kepada masyarakat dengan tujuan meningkatkan

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu program minapolitan

tetap terjaga kelestarian lingkungan sehinggan sumber daya perikanan dapat

dimanfaatkan oleh generasi berikutnya (Sugiarti, 2013).

2.6.2 Syarat-Syarat Pengembangan Minapolitan di Kementerian Kelautan

dan Perikanan

Menurut Purnomo et al., (2011), KKP (Kementerian Kelautan dan Perikan)

telah mengidentifiksi beberapa persyaratan dari program minapolitan. Adapun

persyaratan tersebut antara lain, yaitu:

1. Kesesuaian dengan rencana strategis, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

dan/atau Rencana Zonasi Pengolalaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

(RZWP-3-K) kabupaten/kota, serta Rencana Pengembangan Investasi Jangka

Menengah Daerah (RPIJMD) yang telah ditetapkan,

Page 37: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

21

2. Keberadaan komonditas unggulan di bidang kelautan dan perikanan dengan

nilai ekonomi tinggi,

3. Letak geografi kawasan yang stategis dan secara alami memenuhi

persyaratan untuk pengembangan produk unggulan kelautan dan perikanan,

4. Keberadaan unit produksi, pengolahan dan/atau pemasaran dan jaringan

usaha yang aktif berproduksi, mengolah dan/atau memasarkan yang

terkonsentrasi di suatu lokasi dan mempunyai mata rantai produksi,

pengolahan, dan/atau pemasaran yang saling terkait,

5. Ketersediaan fasilitas pendukung berupa aksesibilitas terhadap pasar,

permodalan, sarana dan prasarana produksi, pengolahan, dan/atau

pemasaran, keberadaan lembaga-lembaga usaha, dan fasilitas penyuluhan

dan pelatihan,

6. Kelayakan lingkungan, yang diukur berdasarkan daya dukung dan daya

tampung lingkungan, potensi dampak negatif, dan potensi terjadinya

kerusakan pada lokasi di masa depan,

7. Adanya komitmen daerah, berupa kontribusi pembiayaan personil dan fasilitas

pengolahan dan pengembangan minapolitan,

8. Keberadaan kelembangaan pemerintah daerah yang bertanggung jawab di

bidang kelautan dan perikanan,

9. Ketersediaan data dan informasi tentang kondisi dan potensi kawasan.

2.6.3 Tujuan dan Sasaran Program Minapolitan

Menurut Purnomo, et al., (2011), program minapolitan memiliki tujuan

dalam pelaksanaannya. Adapun tujuan dari program minapolitan yaitu :

a. Meningkatkan produksi, produktifitas, dan kualitas.

b. Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya, dan pengolah ikan yang

adil dan merata.

Page 38: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

22

c. Mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi

di daerah.

Setiap kebijakan yang diimplementasikan pasti mempunyai beberapa

sasaran yang hendak dicapai. Sasaran program minapolitan telah dicantumkan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor

PER.12/MEN/2010 yaitu :

a. Sasaran pertama: “meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat kelautan

dan perikanan skala kecil”, yang mencakup; 1) penghapusan atau

pengurangan beban biaya produksi, pengeluaran rumah tangga, dan pungutan

liar, 2) mengembangkan sistem produksi kelautan dan perikanan skala mikro

dan kecil, 3) penyediaan dan distribusi sasaran produksi tepat guna dan murah

bagi masyarakat, 4) pemberian bantuan teknis dan permodalan, 5)

pembangunan prasarana untuk mendukung sistem produksi, pengolahan,

dan/atau pemasaran produk kelautan dan perikanan.

b. Sasaran kedua: “meningkatkan jumlah dan kualitas usaha kelautan dan

perikanan skala menengah keatas sehingga berdaya saing tinggi”, yang

mencangkup: 1) deregulasi usaha kelautan dan perikanan, 2) pemberian

jaminan keamanan dan keberlanjutan usaha dan investasi, 3) penyeselesai

hambatan usaha dan perdagangan (tarif dan non-tarif barries), 4)

pengembangan prasarana untuk mendukung sistem produksi, pengolahan,

dan/atau pemasaran, dan 5) pengembangan sistem insentif dan disintensif

ekspor-impor kelautan dan perikanan.

c. Sasaran ketiga: “meningkatkan sektor kelautan dan perikanan menjadi

penggerak ekonomi regional dan nasional”, yang mencangkup 1)

pengembangan sistem ekonomi kelautan dan perikanan berbasis wilayah, 2)

pengembangan kawasan ekonomi kelautan dan perikanan di daerah sebagai

pusat pertumbuhan ekonomi lokal, 3) revitalisasi sentra produksi, pengolahan

Page 39: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

23

dan/atau pemasaran sebagai penggerak ekonomi masyarakat, 4),

pemberdayaan kelompok usaha kelautan dan perikanan di sentral produksi,

pengolahan, dan/atau pemasaran.

2.6.4 Tingkat Kesiapan Pelaksanaan Program Minapolitan

Menurut Aswana (2013), tingkat kesiapan pelaksanaan program

minapolitan mengacu pada kondisi enam pilar pembangunan minapolitan yang

ada di kawasan tersebut. Adapun enam pilar pembangunan minapolitan yaitu :

1. Perkembangan infrastruktur merupakan kondisi sarana dan prasarana baik

fisik maupun non fisik yang mendukung berjalanya program minapolitan di

kawasan tersebut.

2. Kondisi Masyarakat dan bisnis merupakan objek dalam pelaksanaan program

minapolitan, dimana kesejahteraan mereka harus ditingkatkan. Dalam

kawasan minapolitan indentifikasi masyarakat sangat penting, yaitu terkait

bagaimana masyarakat memanfaatkan sumberdaya yangada serta kemajuan

masyarakat dalam hal bisnis.

3. Sumber daya dan tata ruang merupakan modal utama dalam penetapan dan

pengembangan program manapolitan. Penetapan komoditas unggulan dalam

program manapolitan ditentukan berdasarkan sumber daya. Hal ini

dikarenakan komoditas unggulan harus sesuai dengan potensi sumberdaya

yang ada dikawasan tersebut agar memiliki daya saing yang menimbulkan

dampak positif jika dikembangkan dengan skala ekonomi sesuai dengan tata

ruang dan tujuan untuk meningkatkan masyarakat setempat.

4. Kelembagaan merupakan kondisi yang menggambarkan sejauh mana

kelembagaan berperan dalam pelaksanaan program minapolitan. Lembaga

dalam hal ini merupakan lembaga formal maupun lembaga non formal. Fungsi

dari lembaga dalam program minapolitan yaitu untuk penerapan minabisnis

pada kawasan minapolitan baik terkait input, proses, output, maupun lembaga

Page 40: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

24

perilaku utama maupun lembaga penunjang yangberkaitan dengan proses

produksi dan nilai tambah produk.

5. Aspek teknologi merupakan aspek penting dalam mencapai tujuan dari

program minapolitan, penggunaan teknologi bermaksud untuk teknologi

produksi, pasca produksi, dan distribusi hasil perikanan untuk mendorong

efisiensi ekonomi dan daya saing produk perikanan.

6. Aspek kebijakan dan pemerintah yang bermaksud adalah berkaitan dengan

kebijakan pemerintah dan tata kelola tentang program minapolitan agar

berjalan secara kondusif sehingga tercipta kemandirian kawasan tersebut.

Penataan ruang sesuai dengan fungsi keruangan dan keterkaitan fungsional

suatu kawasan minapolitan.

2.6.5 Pelaksanaan Program Minapolitan

Menurut Wisakti (2008), pelaksanaan kebijakan merupakan upaya

transformasi keputusan kedalam bentuk pelaksanaan. Keputusan dalam sebuah

kebijakan setidaknya mengandung 3 hal, yaitu: 1) adanya tujuan yang jelas, 2)

sasaran dari program, dan 3) strategi pencapaian tujuan program tersebut.

Pelaksanaan program tidak hanya dilakukan untuk tujuan tertentu. Pelaksanaan

program merupakan keseluruhan tindakan yang telah diharapkan maupun yang

tidak diharapkan. Dalam pelaksanaan kebijakan/program dipengaruhi oleh

beberapa variabel antara lain:

a. Komunikasi yaitu proses penyampaian informasi mengenai kebijakan dari

pelaksanaan tingkat atas kepada pelaksana tingkat bawah.

b. Struktur birokrasi mencakup struktur pemerintahan, tugas dan fungsi serta

koordinasi yang dilakukan.

c. Sumber daya merupakan sumber daya alam yang ada, sumber daya manusia,

informasi, dan sarana prasarana yang ada dalam suatu kawasan sebagai

tempat pelakasanaan kebijakan.

Page 41: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

25

d. Disposisi merupakan sikap dan komitmen pelaksana kebijakan.

2.7 Minapolitan Perikanan Budidaya

Minapolitan Perikanan Budidaya (MPB) merupakan kawasan yang

dikhususkan untuk pengembangan ekonomi berbasis pada kegiatan perikanan

budidaya. Jenis usaha perikanan budidaya meliputi budidaya kolam, budidaya

keramba, budidaya tambak, dan mina padi. Dalam mengembangkan suatu

kawasan minapolitan perikanan budidaya memiliki beberapa landasan kerja

(Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2009).

Adapun landasan kerja pengembangan perikanan budidaya, antara lain

sebafgai berikut (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2009):

1. UU Penataan Ruang No.26/2007, yang juga mengatur Kawasan Agropolitan,

Bab 1 Ketentuan Umum Nomor 24, pasal 51 ayat 1 dan 2

2. Sembilan Butir Kesepakatan Temu Koordinasi Agropolitan/Minapolitan di

Kaliurang, 14 Desember 2007

3. Penyataan Bersama Sarasehan Nasional Agropolitan/Minapolitan dihadapan

5 Menteri Di Magelang 15 Desember 2007

4. SK Pembentukan Kelompok Kerja Pengembangan Kawasan Agropolitan

Keputusan Mentan Nomor: 467/KPTS/OT.160/8/2008

5. Hasil Audiensi Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Se-Indonesia dengan

Deputi Bidang Koordinasi Pertanian dan Kelautan Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian tentang Kebijakan Pembangunan Infrastruktur

Perikanan di Ruang Rapat Graha Swala Jakarta 19 Maret 2008

6. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.41/MEN/2009 tentang

Penetapan Lokasi Minapolitan

7. Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya No.KEP.45/DJ-PB/2009

tentang Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Minapolitan.

Page 42: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

26

Pengembangan kawasan minapolitan budidaya bertujuan untuk

menjadikan kegiatan perikanan budidaya menjadi sektor dan mendorong

pengembangan kawasan budidaya yang telah tumbuh secara alamiah melalui

dukungan pengembangan kawasan minapolitan. Konsep pengembangan

infrastruktur kawasan minapolitan diutamakan pada daerah-daerah yang telah

terdapat kegiatan usaha budidaya, sehingga infrastruktur yang dibangun akan

dapat menjadi pendorong bagi kegiatan budidaya yang sudah ada.

Pengembangan kawasan ini dilakukan melalui kerjasama dengan berbagai

instansi dalam pengembangan kawasan minapolitan seperti: DJCK-PU. Pemda

Kabupaten/Kota dan sektor terkait lainnya (Direktorat jenderal perikanan

Budidaya, 2009).

2.7.1 Indikator Kinerja Program Minapolitan Budidaya

Menurut KKP, (2010) Program Minapolitan mempunyai indikator kinerja

utama dalam setiap jenis minapolitan. Adapun indikator kinerja utama jenis

minapolitan budidaya yaitu :

a. Peningkatan produksi dan produktivitas komoditas unggulan.

b. Peningkatan multiplier effect kegiatan ekonomi.

c. Peningkatan jumlah dan kualitas sarana produksi dan sistem cara budidaya

ikan yang baik (CBIB).

d. Pengawaian pengembangan sistem budidaya untuk menjamin peningkatan

produksi dan produktivitas.

Page 43: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

27

2.7.2 Syarat-Syarat Program Minapolitan Budidaya

Menurut Purnomo, et al., (2011), Program minapolitan perikanan budidaya

memiliki beberapa persyaratan yang menopang berjalannya budidaya. Adapun

syarat-syarat dalam program minapolitan perikanan budidaya antara lain:

1. Keberadaan sumberdaya lahan dengan agroklimat yang sesuai untuk

pengembangan budidaya perikanan yang komonditasnya mempunyai pasar

dan memungkinkan untuk diversifikasi usaha dari komoditas unggulan,

2. Keberadaan sarana dan prasarana minabisnis yang memadai untuk

mendukung pengembangan sistem dan usaha agribisnis perikanan berbasis

budidaya, misalnya: jaringan irigrasi, balai pengembangan teknologi budidaya,

lembanga keuangan, kelembangaan pembudidaya, dan penyuluh,

3. Keberadaan sarana dan prasarana umum yang memadai yaitu jaringan

transpotasi, jaringan listrik, telekomunikasi, dan air bersih,

4. Keberadaan sarana dan prasarana kesejahteraan sosial yang memadai

seperti pendidikan, kesehatan, dll,

5. Kondisi yang memungkinkan budidaya yang tidak mengganggu kelestarian

lingkungan hidup terjaga dengan baik.

2.8 Perikanan Budidaya

Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004, Perikanan adalah segala

kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan

serta lingkungannya mulai dari pra-produksi, produksi, pengolahan sampai

dengan pemasaran yang dilakukan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Sektor

perikanan terdiri dari beberapa sub-sektor yang meliputi sub-sektor perikanan

tangkap, perikanan budidaya dan pengolahan hasil perikanan.

Budidaya merupakan suatu kegiatan perikanan yang bertujuan untuk

mengembangbiakkan ikan dari benih hingga menjadi indukan yang sudah

Page 44: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

28

dibuatkan tempat tersendiri dengan adanya campur tangan manusia. Budidaya

tidak hanya memelihara ikan di kolam empang, akuarium, sawah dan sebagainya,

namun juga mengusahakan perikanan di danau, sungai, waduk ataupun laut.

Kegiatan perikanan budidaya terbagi menjadi tiga bagian diantaranya

pembenihan, pendederan dan pembesaran (Mutaqin, 2016).

2.9 Identifikasi Dampak Program Minapolitan

Pelaksanaan program minapolitan disuatu kawasan pastinya akan

menimbulkan suatu dampak tersendiri bagi kehidupan masyarakat pembudidaya

maupun masyarakat umum pada kawasan tersebut. Untuk mengetahui dampak

positif dan negatif dari program minapolitan terhadap masyarakat, maka perlu

diketahui definisi dari dampak. Soekarwati (1995), menyatakan bahwa dampak

atau impact merupakan akibat dari suatau kegiatan misalnya kegiatan

pembangunan yang dapat berakibat baik (positif) dan buruk (negatif) yang

keduanya perlu untuk diperhitungkan. Dalam perkiraan dampak perlu memahami

beberapa faktor yang dijadikan acuhan yaitu pendidikan, pendapatan dan

pengeluaran, kependudukan dan tenaga kerja, ketersediaan sumber daya serta

potensi pasar.

Menurut Pramoda dan Wardono (2012), program minapolitan dilaksanakan

untuk menggiatkan perekonomian daerah melalui pembangunan pilar

infrastruktur, masyarakat dan bisnis, sumber daya dan tata ruang, kelembagaan,

teknologi, serta kebijakan dan governance. Keterpaduan pembangunan semua

pilar, dilakukan untuk mengembangakan ekonomi kerakyatan yang bertumpu

kepada mekanisme pasar. Pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya

perikanan, berorientasi untuk mengggali keunggulan kompetitif produk budidaya,

olahan, dan hasil tangkapan besarnya potensi sumber daya perikanan yang

Page 45: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

29

dikelola dan dimanfaatkan, bertujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah dan

kesejahteraan masyarakat perikanan (pembudidaya, nelayan, dan pengelah).

2.10 Konsep Ekonomi dan Sosial Budaya Masyarakat Pembudidaya Ikan

Menurut Rosyidi (2005), istilah ekonomi berasal dari kata yunani yaitu

Oikos Nomos. Dimana “oikos” yang berarti keluarga atau rumah tangga dan

“nomos” yang berarti peraturan, aturan, hukum. Oleh karena itu istilah ekonomi

diterjemahkan sebagai Management Of Household Or Estate (tata laksana rumah

tangga atau pemilikan). Pada saat itu istilah ekonomi tidak mencangkup bidang

luas yang luas, hanya sekadar tata laksana rumah tangga. Mencakupi kebutuhan

rumah tangga itulah yang menjadi masalah ekonomi yang utama. Kondisi ekonomi

masyarakat pembudidaya ikan pada penelitian ini yaitu infaktruktur, volume

produksi pembudidaya, penguasaan teknologi pembudidaya, perluasaan

informasi, pembudidaya, pendapatan pembudidaya, kelanjutan usaha

pembudidaya dan bisnis serta pemasaran.

Menurut Soekarto (2012), Istilah sosial pada ilmu-ilmu sosial mempunyai

arti yang berbeda dengan istilah sosialisme atau istilah sosial pada departemen

sosial. Istilah sosial pada ilmu-ilmu sosial menunjuk pada objeknya, yaitu

masyarakat. Sedangkan sosialisme merupakan suatu ideologi yang berpojok pada

prinsip pemilikan umum (atas alat-alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang

ekonomi). Sementara istilah sosial pada Departemen Sosial menunjukkan pada

kegiatan-kegiatan di lapangan sosial. Artinya kegiatan-kegiatan yang ditujukan

untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam

bidang kesejahteraan, seperti misalnya tuna karya, tuna susila, lansia, yatim piatu

dan lain sebagainya, yang ruang lingkupnya adalah perkerjaan ataupun

kesejahteraan sosial. Kondisi sosial dari masyarakat pembudidaya ikan pada

penelitian ini, yaitu: kelompok sosial pembudidaya, jaringan pembudidaya,

Page 46: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

30

lapangan perkerjaan, pendidikan, kesehatan, pola konsumsi pembudidaya, dan

produktivitas lahan pembudidaya.

Menurut E.B. Tylor (1871) dalam Soekarto (2012), menyatakan bahwa

kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta

kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota

masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan mencangkup semuanya yang

didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang

normatif, yang berarti mencakup segala cara-cara atau pola-pola berfikir,

merasakan, dan bertindak. Kondisi sosial budaya masyarakat pembudidaya ikan

koi pada penelitian ini yaitu: kepercayaan masyarakat, sistem religi (upacara adat)

dan kebiasaan-kebiasaan pembudidaya.

Menurut Koentjaraningrat (2009), masyarakat adalah kesatuan hidup

manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat yang bersifat

kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa indentitas bersama. Masyarakat pada

penelitian ini adalah Masyarakat Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten

Blitar yang melakukan budidaya ikan hias koi.

Menurut BPS (2005), pengertian rumah tangga usaha perikanan adalah

rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola

usaha perikanan dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual.

Dalam penelitian ini rumah tangga perikanan menurut jenis perkerjaan utamanya

yaitu rumah tangga usaha budidaya ikan hias di Desa Penataran Kecamatan

Nglegok Kabupaten Blitar. Peneliti menggunakan alat indikator BPS (2005) untuk

lebih mengetahui tingkat kesejahteraan rumah tangga pembudidaya.

Page 47: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

31

2.11 Indikator Kesejahteraan Masyarakat

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2005), tingkat kesejahteraan

masyarakat dapat diketahui dengan mengunakan 8 indikator, yaitu aspek

pendapatan, konsumsi atau pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal,

fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapat

pelayanan kesehatan, kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan, dan

kemudahan mendapat transportasi. Rincian penilaian kesejahteraan menurut

Badan Pusat Statistik dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Indikator Kesejahteraan Menurut Badan Pusat Statistik 2005

No Indikator Kesejahteraan Kriteria Skor

1 Pendapatan Tinggi (> Rp. 10.000.000,-) Sedang (Rp. 5.000.000. – Rp. 10.000.000) Rendah (< 5.000.000)

3 2 1

2 Konsumsi atau pengeluaran rumah tangga

Tinggi (> Rp. 5.000.000) Sedang (Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000) Rendah (< Rp. 1.000.000)

3 2 1

3 Keadaan tempat tinggal

Atap : genteng (5), asbes (4), seng (3), sirap (2), daun (1)

Dinding : tembok (5), setengah tembok (4), kayu (3), bambu kayu (2), bambu (1).

Status rumah : milik sendiri (3), sewa (2), numpang (1).

Lantai : porselin (5), ubin (4), plaster (3), papan (2), tanah (1).

Permanen (11-15) Semi permanen (6-10) Non permamen (1-5)

3 2 1

4 Fasilitas tempat tinggal

Perkarangan : luas (>100m2), sedang (50-100m2), sempit (<50 m2)

Hiburan : tv (3), tape (2), radio (1)

Pendingin : lemari es (3), kipas angin (2), alam (1)

Sumber penerangan : listrik (3), petromak (2), lampu temple (1)

Bahan bakar : gas (3), minyak tanah (2), kayu (1)

Lengkap (34-44) Cukup (23-33) Kurang (12-22)

3 2 1

Page 48: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

32

Sumber air : PAM (6), sumur bor (5), sumur (4), mata air (3), air hujan (2), sungai (1)

MCK : kamar mandi (4), kamar mandi umum (3), sungai (2), kebun (1)

5 Kesehatan anggota keluarga Bagus (<50%) Cukup (25% - 50%) Kurang (>25%)

3 2 1

6 Kemudahan mendapat pelayanan kesehatan

Jarak rumah sakit terdekat : 0 km (4), 0,01-3 km (3), >3 km (2), jauh (1)

Jarak poliklinik terdekat : 0 km (4), 0,01-3 km (3), > 3 km (2), jauh (1)

Biaya berobat : terjangkau (3), cukup (2), jelek (1)

Penanganan obat : baik (3), cukup (2), jelek (1)

Alat kontrasepsi : mudah (3), cukup (2), sulit (1)

Mudah (16-20) Cukup (11-15) Sulit (6-10)

3 2 1

7 Kemudahan memasukkan anak kejenjang pendidikan

Biaya sekolah : terjangkau (3), cukup (2), sulit (1)

Jarak sekolah : 0 km (4), 0,01-3 km (3), > 3 km (2), jauh (1)

Prosedur penerimaan : mudah (3), cukup (2), sulit (1)

Mudah (7-9) Cukup (5-6) Sulit (3-4)

3 2 1

8 Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi

Ongkos dan biaya : terjangkau (3), cukup (2), sulit (1)

Fasilitas kendaraan : tersedia (3), cukup (2), sulit (1)

Kepemilikan : sendiri (3), sewa (2), ongkos (1)

Mudah (7-9) Cukup (5-6) Sulit (3-4)

3 2 1

Sumber : BPS, 2005

Kriteria untuk masing-masing klasifikasi sebagai berikut :

Tingkat kesejahteraan tinggi : nilai skor 20-24

Tingkat kesejahteraan sedang : nilai skor 14-19

Tingkat kesejahteraan rendah : nilai skor 8-13

Page 49: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

33

Selain mengunakan indikator dari BPS (Badan Pusat Statistika), untuk

mengetahui dan menganalisis tingkat kesejahteraan juga dapat menggunakan

indikator dari BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional). BKKBN

mendefinisikan kemiskinan berdasarkan konsep/pendekatan kesejahteraan

keluarga, yaitu dengan membagi kriteria keluarga ke dalam lima tahapan, yaitu

Keluarga Prasejahtera (KPS), Keluarga Sejahtera I (KS-I), Keluarga Sejartera II

(KS-II), Keluarga Sejahtera III (KS-III), dan Keluarga Sejahtera Plus (KS-Plus).

Dalam BKKBN terdapat beberapa faktor yang menjadi indikator yaitu 1)

pemenuhan kebutuhan dasar, 2) pemenuhan kebutuhan psikologi, 3) kebutuhan

pengembangan, dan 4) kebutuhan aktualisasi diri dalam kontribusi bagi

masyarakat di lingkungannya. Didalam indikator BKKBN kategori penduduk yang

berada dalam taraf kemiskinan adalah KPS dan KS-I. Rincian penilaian

kesejahteraan menurut BKKBN dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera Menurut BKKBN

Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera

Klasifikasi Indikator Keluarga Sejahtera

1. Makan dua kali sehari atau lebih

2. Memiliki pakaian yang tersedia

3. Rumah yang ditempati mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik

4. Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana kesehatan

5. PUS ingin ber-KB ke sarana pelayanan kontrasepsi

6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah

Kebutuhan Dasar (Basic Needs)

Keluarga Sejahtera I

Jika tidak dapat memenuhi satu atau lebih dari 6 indikator KS-I maka termasuk kedalam Keluarga Prasejahtera

7. Melaksanakan ibadah agama dan kepercayaan masing-masing

8. Paling kurang sekali seminggu makan daging/ikan/telur

Kebutuhan Psikologi (Psychological Needs)

Keluarga Sejahtera II

Jika tidak dapat memenuhi satu atau lebih dari 6 indikator KS-II maka termasuk ke dalam

Page 50: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

34

9. Memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun

10. Luas lantai rumah paling kurang 8m2 untuk setiap penghuni rumah

11. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat

12. Ada anggota keluarga yang berkerja untuk memperoleh penghasilan

13. Seluruh anggota keluarga umur 10-16 tahun bisa baca tulisan latin

14. PUS dengan anak 2 atau lebih menggunakan alat kontrasepsi

Keluarga Sejahtera II

15. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama

16. Sebagaian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang maupun barang

17. Makan bersama paling kurang sekali untuk berkomunikasi

18. Mengikuti kegiatan masyarakat

19. Memperoleh informasi dari surat kabar, radio, TV, majalah

Kebutuhan pengembangan (Developmental Needs)

Keluarga Sejahtera III

Jika tidak dapat memebuhi satu atau lebih dari 5 indikator KS-III maka termasuk ke dalam Keluarga Sejahtera III

20. Memberikan sumbangan materil secara teratur

21. Aktif sebagai pengurus Organisasi Kemasyarakat

Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Esteem)

Keluarga Sejahtera III Plus

Jika tidak dapat memenuhi satu atau lebih dari 2 indikator KS-III plus makan termasuk ke dalam KS-III plus

Sumber : BAPERNAS, 2010

Page 51: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

35

2.12 Kerangka Pemikiran

Kabupaten Blitar merupakan kabupaten yang memiliki potensi perikanan

yang cukup besar, baik dari perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.

Untuk memanfaatkan sumberdaya dan potensi yang dimiliki kabupaten blitar guna

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Kementerian Kelautan dan Perikanan

membuat keputusan KEP.32/MEN/2010 dan didukung dengan adanya Keputusan

Bupati Blitar Nomor 188/151/409.012/KPTS/2010, menetapkan Kabupaten Blitar

sebagai salah satu daerah yang dijadikan sebagai kawasan minapolitan. Program

minapolitan yang diterapkan adalah minapolitan budidaya yang berpusat di

Kecamatan Nglegok, salah satunya di Desa Penataran. Hal tersebut dikarenakan

pada Desa Penataran memiliki komonditas unggulan ikan koi dan sumber daya

alam yang melimpah, selain itu desa ini juga memiliki situs sejarah yang menjadi

kekayaan budaya yang mendukung untuk pelaksanaan program minapolitan dan

pengelolaan desa wisata.

Dalam penelitian ini membahas tentang pengaruh program minapolitan

berbasis budidaya ikan koi terhadap kondisi ekonomi dan sosial budaya

masyarakat dan model pengelolaan desa wisata di Desa Penataran. Adapun

rincian kondisi ekonomi masyarakat pembudidaya ikan koi dalam penelitian ini,

meliputi :

1. Infrastruktur

Dengan adanya program minapolitan diharapkan infrastuktur Desa

Penataran dapat dibangun dan memadai sehingga segala kegiatan masyarakat

pembudidaya maupun masyarakat sekitar dapat berjalan dengan lancar. Dengan

berjalan lancarnya seluruh kegiatan masyarakat maka kegiatan perekonomian pun

dapat berjalan dengan baik.

Page 52: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

36

2. Volume Produksi Pembudidaya

Dengan adanya program minapolitan pembudidaya mendapat bantuan

modal baik benih, indukan, maupun pakan dari pemerintah dan juga penambingan,

penyuluhan serta pelatihan budidaya. Hal tersebut diharapkan dapat

meningkatkan produksi pembudidaya dan meningkatkan kualitas ikan hasil

budidaya, karena penambahan bantuan berupa input faktor produksi akan

menambah output atau hasil produksi.

3. Penguasaan Teknologi Pembudidaya

Penguasaan teknologi yang dimaksud adalah penguasaan teknologi yang

berkaitan dengan teknologi yang digunakan dalam sistem input, proses, maupun

output produksi. Dimana dengan adanya teknologi tersebutdapat mempermudah

proses produksi maupun perkerjaan pembudidaya sehingga biaya produksi dapat

diturunkaan dan keuntungan dapat meningkat.

4. Perluasaan Informasi Pembudidaya

Dengan adanya program minapolitan, diharapkan perluasan informasi

pembudidaya baik dalam informasi terkait sistem produksi yang tepat dan benar

maupun informasi pasar juga meningkat. Dikarenakan hubungan interaksi yang

terjalin antara pembudidaya dengan pembudidaya lainya, pembudidaya dengan

pihak input, dan pembudidaya dengan sumber informasi terkait program

minapolitan hal ini menyebabkan informasi yang didapatkan pembudidaya

meningkat.

5. Pendapatan Pembudidaya

Dengan adanya program minapolitan berdampak pada peningkatan

volume produksi dan penurunan biaya produksi mempengaruhi pendapatan

pembudidaya. Hal ini dikarenakan melalui program minapolitan, pemerintah

memberikan bantuan kepada pembudidaya terkait modal, sarana, prasarana dan

pelatihan sehingga pendapatan pembudidaya menjadi meningkat.

Page 53: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

37

6. Kelanjutan Usaha Pembudidaya Dan Bisnis

Dengan adanya program minapolitan yang didampingi oleh raiser ikan koi

Kecamatan Nglegok, diharapkan dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan

masyarakat, sehingga masyarakat dapat hidup mandiri dan tidak bergantung pada

bantuan pemerintah karena usaha budidaya berjalan lancar dan berkelanjutan.

7. Keberlanjutan Sistem Pemasaran

Melalui program minapolitan pemerintah juga memberi bantuan kepada

pembudidaya dengan mempromosikan hasil produksi ikan koi pada web resmi

pemerintah, serta mengadakan sebuah pameran ikan hias yang digunakan

sebagai ajang apresiasi kepada pembudidaya ikan koi dan juga sebagai promosi

hasil produksi ikan koi kepada konsumen atau para pencinta ikan koi, sehingga

pemasaran ikan koi dapat menjadi mudah dan keberlanjutannya dapat terjaga.

Rincian kondisi sosial masyarakat pembudidaya ikan koi dalam penelitian

ini, meliputi :

1. Kelompok Sosial Pembudidaya

Dengan adanya program minapolitan diharapkan masyarakat

pembudidaya memiliki kesadaran bersama untuk saling berinteraksi di dalam

suatu kelompok sosial seperti kelompok pembudidaya, kelompok perikanan

maupun kelompok pengemar ikan hias koi. Sehingga dengan adanya masyarakat

yang saling berinteraksi makan informasi terkait program minapolitan dapat

tersampaikan dan terserap oleh masyarakat dan kehidupan sosial mereka menjadi

lebih baik.

2. Jaringan Pembudidaya

Jaringan yang dimaksud adalah jaringan interaksi yang terjalin antara

pembudidaya dengan pembudidaya lainya, pembudidaya dengan pihak input, dan

pembudidaya dengan sumber informasi terkait program minapolitan seperti raiser

ikan hias koi Kecamatan Nglegok, DKP Kabupaten Blitar dan para penyuluh.

Page 54: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

38

Dengan adanya program minapolitan ini diharapkan hubungan interaksi semua

pihak dapat berkembang menjadi lebih baik.

3. Lapangan Perkerjaan

Dengan adanya pengelolaan desa wisata dengan memadukan kearifan

lokal dan program minapolitan ini diharapkan angka pengangguran di Desa

Penataran dan sekitarnya dapat berkurang, sebab dengan program ini masyarakat

diharapkan dapat berwirausaha sehingga terciptalah lapangan perkerjaan baru

untuk para angkatan kerja.

4. Pendidikan

Dengan adanya program minapolitan diharapkan pandangan orang tua

akan pentingnya pendidikan bagi keluarganya meningkat. Sehingga orang tua

akan menyekolahkan anaknya sampai jenjang yang cukup tinggi dan masalah

finansial terkait biaya pendidikan tidak menjadi permasalahan.

5. Kesehatan

Kesehatan disini dimaksudkan adalah tingkat kesehatan keluarga

pembudidaya. Diharapkan setelah adanya progam minapolitan kesadaran akan

hidup sehat dan kesehatan masyarakat dapat meningkat serta hal yang terkait

biaya kesehatan tidak menjadi permasalahan bagi masyarakat pembudidaya.

6. Pola Konsumsi Pembudidaya

Pola konsumsi dalam suatu masyarakat dipengaruhi oleh keadaan

ekonomi dan lingkuangan. Keadaan ekonomi masyarakat pembudidaya atau

rumah tangga pembudidaya yang meningkat akibat adanya program minapolitan

dapat memingkatkan pola konsumsi pembudidaya. Hal ini sesuai dengan teori

konsumsi dimana bila pendapatan keluarga meningkat maka konsumsi keluarga

juga akan meningkat.

Page 55: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

39

7. Produktivitas Lahan Pembudidaya

Dengan adanya program minapolitan ini, diharapkan masyarakat semakin

memiliki keinginan untuk melakukan budidaya ikan koi, sehingga lahan-lahan

perkarangan rumah yang tidak digunakan dan kebun-kebun sebelumnya kurang

produktif dapat termanfaatkan secara optimal.

Sedangkan rincian kondisi budaya masyarakat pembudidaya ikan koi

dalam penelitian ini, meliputi :

1. Kepercayaan Masyarakat

Dalam suatu masyarakat pastilah memiliki suatu kepercayaan yang telah

dipercayai secara turun menurun dari nenek moyang mereka, kepercayaan ini

tertanam dengan kuat dalam kehidupan masyarakat, sehingga menjadikan

masyarakat lebih tertutup akan adanya hal-hal baru. Kepercayan masyarakat disini

sering berkaitan dengan pengkeramatan sesuatu seperti sumber air atau suatu

kawasan tertentu. Hal tersebut sering menyebabkan masyarakat kurang aktif

terhadap perubahan baru yang coba dilakukan oleh pemerintah. Dalam penelitian

ini diharapkan dengan adanya program minapolitan tidak bertentangan dengan

kepercayaan masyarakat.

2. Sistem Religi

Sistem religi merupakan bagian dari kebudayaan suatu masyarakat, sistem

rerili disini berwujud upacara adat atau upacara agama yang dilakukan oleh

masyarakat. Dengan adanya program minapolitan diharapkan dapat menjaga dan

melestarikan sistem religi yang ada didalam masyarakat. Dalam penelitian ini

diharapkan program yang ada akan mendukung pelestarian adat-istiadat

masyarakat pembudidaya dan program tidak bertentangan dengan sistem religi

yang ada. Sehingga kebudayaan masyarakat dapat berkembang dan kehidupan

masyarakat dapat berjalan dengan baik.

Page 56: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

40

3. Kebiasaan-Kebiasaan Pembudidaya.

Kebiasaan-kebiasaan yang dimaksud disini adalah kebiasaan

pembudidaya yang telah dilakukan secara berulang dan berkelanjutan. Salah satu

kebiasaan masyarakat yang ada setelah pelaksanaan program minapolitan adalah

pameran dan perlombaan ikan koi yang memberi dampak yang positif pada

pembudidaya ikan.

Page 57: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

41

Gambar 1. Kerangka Berfikir Penelitian

KEP.32/MEN/2010 dan Keputusan

Bupati Blitar Nomor

188/151/409.012/KPTS/2010

Potensi Perikanan Blitar

Program Minapolitan

Desa penataran, Kecamatan

Nglegok

Budidaya

Ekonomi

1. Infaktruktur, 2. Volume produksi 3. Penguasaan

teknologi, 4. Perluasaan

informasi, 5. Pendapatan 6. Kelanjutan usaha

dan bisnis 7. Pemasaran.

Sosial

1. Kelompok sosial 2. Jaringan pembudidaya, 3. Lapangan perkerjaan, 4. Pendidikan 5. Kesehatan, 6. Pola konsumsi 7. Produktivitas lahan

Budaya

1. Kepercayaan masyarakat,

2. Sistim religi (upacara adat)

3. Kebiasaan pembudidaya.

Perikanan Budidaya Perikanan Tangkap

Model Pengelolaan Desa

Wisata

Page 58: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

42

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei – Juni 2017. Penelitian ini

dilaksanakan di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar,

Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa

Timur. Penentuan tempat penelitian di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok,

Kabupaten Blitar berdasarkan pada potensi pariwisata di desa ini karena adanya

situs candi peninggalan Kerajaan Majapahit, dan potensi sektor perikanan

budidaya di Blitar yang tergolong potensional, serta keputusan Kementerian

Kelautan dan Perikanan RI yang menyatakan bahwa Kabupaten Blitar merupakan

kawasan percontohan pengembangan kawasan minapolitan di Provinsi Jawa

Timur dan satu-satunya daerah dengan komoditas unggulan ikan hias. Dengan

adanya fakta tersebut diharapkan program minapolitan ini dapat berjalan secara

optimal dan memberi dampak yang positif kepada masyarakat pembudidaya. Oleh

karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang model pengelolaan desa wisata yang

berbasis pada pelaksanaan program minapolitan dan kearifan lokal masyarakat di

Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

deskriptif atau penelitian yang mengunakan metode deskriptif. Menurut Nazir

(2014), penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-

masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat dan

Page 59: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

43

situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-

sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan

pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Penelitian ini mengunakan metode deskriptif dengan tujuan hasil dari

penelitian dapat menggambarkan pelaksanaan program minapolitan yang

terdapat di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, pengaruh

progam minapolitan terhadap kondisi ekonomi dan sosial budaya masyarakat

pembudidaya, faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program minapolitan,

pengelolaan desa wisata dan kearifan masyarakat.

3.3 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang ditelliti yang

berhubungan erat dengan perumusan masalah yang telah ditentukan pada model

pengelolaan desa wisata berbasis pada pelaksanaan program minapolitan dan

kearifan lokal masyarakat Desa Penataran, Kecamatan Nglegok. Dalam penelitian

ini objek yang diteliti adalah proses pelaksanaan program minapolitan, kearifan

lokal masyarakat dan pengelolaan wisata desa penataran, selain itu juga para

agen yang berperan dalam kegiatan tersebut, yaitu: pembudidaya yang tergabung

dalam program minapolitan, Sub-Raiser Ikan Hias Koi Kecamatan Nglegok

sebagai lembaga yang menaungi program minapolitan di Kecamatan Nglegok,

pihak Desa Penataran, pihak Pengelola Pariwisata Desa Penataran, Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Blitar dan juga pihak Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Blitar. Pembahasan tentang sektor wisata dan perikanan di

Kabupaten Blitar memiliki ruang lingkup yang begitu luas. Penelitian ini difokuskan

pada model pengelolaan desa wisata berbasis pelaksanaan program minapolitan

dan kearifan lokal masyarakat Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten

Blitar.

Page 60: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

44

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data

primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi, wawancara,

kuesioner dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder yang digunakan meliputi

data letak geografis dan topografis lokasi, keadaan umum masyarakat, profil

minapolitan, data produksi budidaya, data keadaan pariwisata, data pendukung

terkait program minapolitan dan pariwisata yang didapatkan dari Kantor Desa

Penataran, Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar, Dinas Kelautan Dan Perikanan

Kabupaten Blitar, Dinas Pariwisatadan Kebudayaan Kabupaten Blitar, buku,

penelitian terdahulu, dan jurnal ilmiah terkait. Uraian yang lebih jelas sebagai

berikut :

3.4.1 Data Primer

Indriantono dan Supomo (2009) dalam Purhantara (2010), data primer

adalah data yang diperoleh langsung dari subjek, dalam hal ini memperoleh data

atau informasi langsung dengan menggunakan instrumen yang telah ditetapkan.

Data primer dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya. Data primer merupakan bagian integral yang diperlukan untuk

pengambilan suatu keputusan. Data primer dapat berupa opini subjek, hasil

observasi terhadap suatu kejadian serta hasil pengujian. Data primer dalam

penelitian ini diperoleh observasi, wawancara dan kuesioner.

Page 61: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

45

Tabel 3. Jenis Dan Sumber Data Primer

No. Jenis Data Primer Sumber Data

1 ProgramMinapolitan a. Sejarah program minapolitan b. Proses pelaksanaan program

minapolitan ikan koi c. Faktor pendukung dan faktor

penghambat dalam pelaksanaan program minapolitan

d. Pegaruh program minapolitan

Wawancara dengan pihak Sub-Raiser Ikan Hias Koi dan pihak Dinas Kelautan dan Perikanan serta masyarakat pembudidaya.

2 Pegaruh program minapolitan terhadap : a. Kondisi ekonomi b. Kondisi soaial dan budaya

masyarakat

Kepala Desa Penataran dan Masyarakat Pembudidaya

3 Kearifan Lokal Masyarakat Desa Penataran

Sub-Raiser Ikan Hias Koi, Pengelola pariwisata, Kepala Desa Penataran dan Masyarakat Pembudidaya

4 Keadaan Pariwisatan Desa Penataran a. Potensi pariwisata b. Proses pengelolaan pariwisata c. Faktor yang memepengaruhi

pariwisata

Pengelola pariwisata

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa

data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. Data sekunder pada umumnya di peroleh

dari media-media atau sumber lain yang bukan di peroleh secara langsung di

lokasi penelitian (Azwar,2013). Adapun data sekunder di dalam penelitian ini

bersumber dari bahan studi pustaka, arsip data dari Kantor Desa Penataran,

Publish Online dari Badan Pusat Statistik, arsip data Sub-raiser Ikan Hias Koi dan

Dinas Kelautan dan Perikanan, serta arsip data dari Dinas Pariwisata Kabupaten

Blitar.

Page 62: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

46

Tabel 4. Jenis dan Sumber Data Sekunder

No. Jenis Data Sekunder Sumber Data

1 Peta Lokasi Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar

Kantor Desa Penataran

2 Letak Geografis dan Keadaan Tofografi Kantor Desa Penataran dan BPS

3 Keadaan Umum Masyarakat Kantor Desa Penataran dan BPS

4 Profil Program Minapolitan Sub-Raiser Ikan Hias dan, Dinas Kelautan dan Perikanan

5 Data Produksi Potensi Perikanan Desa Penataran

Sub-Raiser Ikan Hias dan, Dinas Kelautan dan Perikanan

6 Jumlah Produksi Pembudidaya Sub-Raiser Ikan Hias dan, Dinas Kelautan dan Perikanan

7 Data Keadaan Pariwisata Dinas Pariwisatan dan Kebudayaan, Pihak Pengelola Pariwisata Desa Penataran

6 Data Pendukung Terkait Program Minapolitan dan Pariwisata

Sub-Raiser Ikan Hias, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pariwisatan dan Kebudayaan serta Pihak Pengelola Pariwisata Desa Penataran serta literatur.

3.5 Metode pengambilan sampel

3.5.1 Populasi dan sampel

Menurut Sugiyono (2014), dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan

populasi sebab penelitian kualitatif bermula dari kasus tertentu yang ada di situasi

sosial tertentu. Selain itu hasil pembahasanya pun tidak untuk diberlakukan ke

populasi, namun ditransferkan ke tempat lain yang mempunyai kesamaan situasi

sosial dengan kasus yang dipelajari. Sehingga dalam penelitian ini populasi

pembudidaya yang ada ditempat penelitian dijadikan sebagai sempel atau

narasumber. Dalam penelitian kualitatif penentuan sampel atau narasumber

berfungsi untuk mendapatkan informasi yang mendalam terkait bidang yang

Page 63: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

47

diteliti. Oleh sebab itu, narasumber dalam penelitian kualitatif sebaiknya memenuhi

kriteria sebagai berikut:

1. Mereka merupakakan masyarakat Desa Penataran Kecamatan Nglegok.

2. Mereka yang memahami kearifan lokal di Desa Penataran Kecamatan

Nglegok.

3. Mereka menguasai atau memahami keadaan perikanan di Kabupaten Blitar,

khususnya di Desa Penataran Kecamatan Nglegok.

4. Mereka menguasai atau memahami keadaan pariwisata di Desa Penataran

Kecamatan Nglegok.

5. Mereka sedang terlibat dalam program minapolitan yang ada di Desa

Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar.

6. Mereka bersedia dan mempunyai cukup waktu untuk diwawancarai

7. Mereka tidak cenderung menyampaikan informasi menurut sudut pandangnya

sendiri.

3.5.2 Metode Pengambilan Sampel

Menurut sugiyono (2014), teknik pengambilan sampel atau teknik sampling

terdiri dari teknik propability dan teknik non probability sampling. Teknik probability

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan non

probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel.

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel atau teknik sampling

menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling, teknik ini

merupakan bagian dari teknik non propability sampling. Teknik purposive sampling

berarti memilih narasumber yang paham dan benar-benar mengetahui kerkait

pelaksanaan program minapolitan di tempat penelitian. Untuk mengetahui

Page 64: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

48

pelaksanaan program minapolitan narasumber yang dipilih adalah mereka yang

dirasa dapat memberikan informasi yang mendetail terkait pelaksanaan program

minapolitan, kegiatan-kegiatan yang terdapat didalam program minapolitan dan

informasi terkait pengaruh program minapolitan terhadap kondisi sosial, ekonomi

dan budaya masyarakat pembudidaya, serta faktor yang mempengaruhi

pelaksanaan program minapolitan. Pembudidaya yang dilakukan sebagai

narasumber adalah mereka yang telah mengikuti program minapolitan selama > 5

tahun dan mereka yang aktif dalam setiap kegiatan yang terdapat dalam program

minapolitan, selain itu pembudidaya yang telah berkeluarga dan memiliki anak

dijadikan sebagai narasumber dikarenakan peneliti memerlukan informasi yang

terkait kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Sedangkan untuk

mengetahui kearifan lokal dan pengelolaan pariwisata, narasumber yang dipilih

ada kepala desa dan penggelola pariwisata di Desa Penataran. Teknik snowball

sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang awalnya berjumlah

sedikit, tetapi lama kelamaan akan menjadi banyak atau besar. Dalam penelitian

ini awalnya peneliti memperoleh dari Kepala Desa Penataran tentang

pembudidaya yang berpotensi menjadi narasumber, seiring dengan proses

penelitian, peneliti memperoleh informasi dari pembudidaya tentang orang yang

berpotensi menjadi narasumber selanjutnya. Jumlah narasumber atau informan

dalam penelitian ini tidak dibatasi hingga data yang diperoleh telah jenuh, atau

tidak terdapat penambahan informasi lagi. Narasumber yang diambil dalam

penelitian ini terdiri dari pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar,

pihak Dinas PORBUDPAR (Dinas Pemuda Olahraga kebudayaan dan Pariwisata),

pihak Sub-Raiser ikan hias koi Kecamatan Nglegok, Kepala Desa Penataran,

pengelola pariwisata dan para pembudidaya dan pihak-pihak yang bersangkutan

Page 65: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

49

3.6 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode berikut:

3.6.1 Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan pengamatan terhadap obyek yang

dilakukan secara sistematis untuk memperoleh kejelasan data yang lebih akurat

mengenai fenomena-fenomena yang diteliti serta mengetahui hubungan antara

jawaban responden dengan kenyataan yang terjadi dilapang (Marzuki, 1983).

Observasi yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah dengan

melakukan pengamatan pada pelaksanaaan program minapolitan, kondisi

kawasan program minapolitan dan berbagai fasilitas penunjang yang ada pada

kawasan tersebut serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan

minapolitan, melakukan pengamatan terhadap pengaruh program minapolitan

terhadap kondisi ekonomi dan sosial budaya masyarakat, melakukan pengamatan

tentang faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan

program minapolitan, melakukan pengamatan terhadap kearifan lokal masyarakat

dan potensi pariwisata di desa penataran, faktor yang mempengaruhi pengelolaan

desa wisata.

3.6.2 Wawancara

Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk tujuan suatu tugas

tertentu, mencoba mendapatkan keterangan dan pendirian secara lisan dari

seorang responden dengan bercakap-cakap berhadapan muka. Wawancara

digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitian ingin melakukan

studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga

apabila ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono,

2011).

Page 66: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

50

Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini antara lain wawacara

secara langsung kepada informan. Informasi yang ingin diketahui terkait

pelaksanaan program minapolitan di wilayah penelitian, pengaruh program

minapolitan terhadap kondisi ekonomi dan sosial budaya masyarakat

pembudidaya, faktor pendukung dan penghambat program minapolitan, kearifan

lokal masyarakat dan potensi pariwisata di desa penataran, faktor yang

mempengaruhi pengelolaan desa wisata.

Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan langsung kepada

pembudidaya dan kepada ketua kelompok perikanan Desa Penataran. Selain itu

juga melakukan wawancara kepada Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Blitar, ketua Sub-Raiser ikan hias Kecamatan Nglegok dan petugas

PPL sebagai pendamping program minapolitan di Desa Penataran serta guna

mengetahui pelaksanaan program minapolitan serta manfaat program minapolitan

yang dirasakan masyarakat.

Dalam wawancara terkait kearifan lokal masyarakat desa penataran

peneliti melakukan wawancara kepada Kepala Desa Penataran. Namum saat

melakukan wawancara peneliti diarahkan oleh kepala desa untuk melakukan

wawancara kepada Sekertari Desa Penataran. Hal ini dikarenakan sekertaris desa

lebih memahami terkait kearifan lokal yang berada di Desa Penataran.

Sedangkan wawancara guna memperoleh informasi terkait pengelolaan

wisata pengelolaan pariwisata, potensi pariwisata serta faktor yang mempengaruhi

pengelolaan pariwisata di Desa Penataran, peneliti melakukan wawancara kepada

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blitar, dari pihak Dinas

peneliti diarahkan untuk melakukan wawancara kepada Dewan Kesenian

Kabupaten Blitar terkait event ataupun pergelaran seni yang ada di Desa

Penataran dan juga melakukan wawancara kepada ketua LP2BN (Lembaga

Perlindungan dan Pelestari Budaya Nusantara) terkait event kirap dan upacara

Page 67: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

51

tumpeng agung nusantara yang diadakan tiap tahunnya di Desa Penataran. Selain

itu peneliti juga melakukan wawancara kepada pengelola wisata yang ada di Desa

Penataran dan Saka Pariwisata yang merupakan Satuan Karya Pramuka di bidang

pariwisata guna memperoleh informasi lebih banyak.

3.6.3 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukanan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden/narasumber untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan

diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden/narasumber. Selain itu,

kuesioner juga juga cocok digunakan bila jumlah responden/narasumber cukup

besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa

pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden

secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet (Sugiyono, 2015).

Dalam penelitian ini kuesioner yang diajukan adalah pertanyaan yang

diberikan kepada pembudidaya yang mengikuti program minapolitan, agar

pembudidaya atau responden memberi jawaban/informasi yang sesuai dengan

keadaan yang ada. Kuisioner digunakan untuk mengetahui jalannnya pengelolaan

pariwisata yang ada di Desa Penataran, kearifan lokal yang ada pada masyarakat,

program minapolitan, pengaruh program minapolitan terhadap ekonomi dan sosial

budaya masyarakat serta melihat kesejaheraan masyarakat karena program

minapolitan.

3.6.4 Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkapan dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari

observasi dan wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya bila didukung

dengan dokumen-dokumen. Penulis melakukan dokumentasi dengan cara

Page 68: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

52

catatan, recording, foto dan mencari data yang telah terhimpun seperti peta

wilayah, mata pencaharian penduduk dan lain-lain (Sugiyono, 2011). Dalam

penelitian dokumentasi yang dilakukan yaitu memotret segala kegiatan dan

keadaan budidaya yang terdapat di Desa Penataran, potensi wisata yang ada,

event-event yang ada, kearifan lokal masyarakat dan semua hal yang berkaitan

dengan penelitian. selain itu juga merekam wawancara yang dilakukan kepada

narasumber.

3.7 Metode Analisa Data

Analisa data merupakan langkah yang sangat penting dalam sebuah

penelitian. Dalam penelitian analisa data digunakan untuk memecahkan masalah

yang ada guna mencapai tujuan akhir dari sebuah penelitian. Analisis data adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapang dan dokumentasi. Analisis data kualitatif adalah

bersifat induktif, yaitu suatu analisa berdasarkan data yang diperoleh, namun

teknik analisa data ini yang digunakan belum ada pola yang jelas sehingga sering

mengalami kesulitan dalam menganalisis (Sugiyono, 2014).

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang telah

diperoleh dari berbagai sumber, yaitu observasi, wawancara dan dokumen-

dokumen. Berikut adalah langkah-langkah analisis data model Miles dan

Huberman (1984) dalam Sugiyono (2014) yaitu:

Page 69: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

53

Gambar 2. Komponen Dalam Analisis Data

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan yang mengacu pada proses

merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal penting, mencari

tema dan polanya. Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data serta

mencarinya bila diperlakukan (Sugiyono, 2014).

Dalam tahap ini peneliti melakukan reduksi data terhadap hasil observasi

dan hasil wawancara di lapang. Hasil dari observasi yang telah dilakukan

digunakan untuk menambah informasi dan ilmu pengetahuan yang baru dalam

penelitian ini. Pernyataan narasumber dalam hasil wawancara yang berkaitan

dengan kajian penelitian dipisahkan dari informasi yang tidak sesuai dengan

penelitian.

Pada penelitian ini proses reduksi data diawalin dengan pembatasan

permasalahan penelitian dan membatasi pertanyaan-pertanyaan yang akan

ditanyakan dalam penelitian. Penelitian membatasi masalah pada pengelolaan

pariwisata, pelaksanaan program minapolitan dan kearifan lokal masyarakat Desa

Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar.

Data Display Data Collection

Coclusion Drawing Data Reduction

Page 70: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

54

2. Penyajian Data

Menurut Sugiyono (2014) penyajian data dalam sebuah penelitian berisi

sekumpulan informasi tersusun dari narasumber. Melalui penyajian data, data

yang diperoleh dari narasumber akan terorganisasi dan tersusun dalam pola

hubungan, sehingga akan semakin mudah untuk dipahami. Selain itu, dalam

penelitian kualitatif lebih sering menyajikan data dalam bentuk teks yang bersifat

naratif.

Penyajian data dalam penelitian ini terdiri dari berbagai bentuk, yaitu

bentuk teks/narasi, gambar/skema maupun tabel sebagai pendukung narasi yang

disajikan. Dengan penyajian data dapat diketahui apa yang terjadi terhadap objek

yang diteliti dan memungkinkan untuk menganalisis dan mengambil tindakan.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah

yang telah dirumuskan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan

baru yang sebelumnya belum ada. Temuan tersebut berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas setelah diteliti akan

menjadi jelas (Sugiyono, 2014).

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi

tiga, yaiti: 1) model pengelolaan desa wisata, 2) kearifan lokal yang dimiliki

masyarakat, 3) pelaksanaan program minapolitan 4) pengaruh program

minapolitan terhadap kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat berbasis

perikanan budidaya ikan hias koi, 5) faktor pendukung dan penghambat program

minapolitan. Selanjutnya penjabaran dari tahap redusi data, display data dan

verfikasi ditunjukkan pada Gambar 3 sebagai berikut ini.

Page 71: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

55

Catatan Lapangan

1) Kondisi pariwisata di Desa Penataran. 2) Pengelolaan pariwisata Desa Penataraan. 3) Pihak yang terlibat dalam pengelolaan pariwisata. 4) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pengelola dalam mengelola pariwisata. 5) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan pariwisata 6) Kearifan lokal masyarakat desa penatataran. 7) Pendampingan DKP terhadap pembudidaya. 8) Pembudidaya yang hanya berdomisili di Desa Penataran. 9) Pembudidaya memiliki anak yang sedang sekolah/telah menyelesaikan sekolah. 10) Pembudidaya senior atau yang telah berpengalaman ≥5 tahun dan Pembudidaya

junior yang berpengalaman ≤5 tahun 11) Pembudidaya yang tergabung dalam program minapolitan di Kecamatan Nglegok,

khususnya Desa Penataran. 12) Pembudidaya berasal dari Desa Penataran atau pendatang yang telah menetap

selama ≥ 5 tahun. 13) Pembudidaya yang aktif mengikuti program minapolitan di Desa Penataran. 14) Pelaksanaan program minapolitan di Desa Penataran Kecamatan Nglegok. 15) Pengaruh program minapolitan di Desa Penataran terhadap keadaan ekonomi

dan sosial budaya pembudidaya. 16) Faktor-faktor yang mempengaruhi program minapolitan. 17) Pembudidaya berdomisili selain di Desa Penataran Kecamatan Nglegok. 18) Pembudidaya yang belum/tidak memiliki anak. 19) Pembudidaya yang tergabung dalam program minapolitan Desa selain Desa

Penataran. 20) Pembudidaya bukan berasal dari Desa Penataran, pendatang sementara dari

daerah lain ataupun sekedar berkunjung 21) Pembudidaya yang kurang aktif mengikuti program minapolitan 22) Adanya program lain di Desa Penataran yang mempengaruhi keadaan ekonomi

dan sosial budaya pembudidaya.

Reduksi Data

Place

9. Kearifan lokal masyarakat. 10. Pengelolaan pariwisata Desa Penataran. 11. Kegiatan pendampingan DKP Kabupaten Blitar. 12. Kegiatan pendampingan Dinas Pariwisata dan kebudayaan. 13. Pelaksanaan program minapolitan di Desa Penataran

Kecamatan Nglegok. 14. Faktor-faktor yang mempengaruhi program minapolitan 15. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan pariwisata

2. Masyarakat Desa Penataran 3. Pihak yang terlibat dalam pengelolaan pariwisata 4. Pembudidaya memiliki anak yang sedang sekolah/telah

menyelesaikan sekolah. 5. Pembudidaya senior yang telah berbudidaya selama ≥ 5 tahun. 6. Pembudidaya yang tergabung dalam program minapolitan 7. Pembudidaya berasal dari Desa Penataran atau pendatang yang

telah menetap selama ≥ 5 tahun. 8. Pembudidaya yang aktif mengikuti program minapolitan

Actor

Activity

1. Desa Penataran

Page 72: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

56

Gambar 3. Ilustrasi reduksi data, display data dan verifikasi.

Adapun cara pengukuran tingkat pendapatan, pengeluaran, kesehatan dan

pendidikan, peneliti menggunakan indikator BPS (Badan Pusat Statistik) tahun

2005 dan indikator dari BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)

tahun 2010. indikator BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2005 dengan pendekatan

delapan indikator keluarga sejahtera yaitu pendapatan, konsumsi atau

pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan

anggota keluarga, kemudahan mendapatkan, pelayanan kesehatan, kemudahan

memasukkan anak ke jenjang pendidikan, dan kemudahan mendapatkan fasilitas

transportasi. Sedangkan indikator dari BPS (Badan Pusat Statistika), dengan lima

tahapan kriteria keluarga sejahtera, yaitu Keluarga Prasejahtera (KPS), Keluarga

Sejahtera I (KS-I), Keluarga Sejartera II (KS-II), Keluarga Sejahtera III (KS-III), dan

Data Display

Activity

Actor

Place

Conclusion/Verification

1. Potensi dan pengelolaan desa wisata

2. Faktor yang mempengaruhi pengelolaan desa wisata

3. Kearifan lokal masyarakat

4. Pelaksanaan program minapolitan.

5. Pengaruh program minapolitan terhadap kondisi sosial, ekonomi dan

budaya masyarakat berbasis perikanan budidaya.

6. Dampak positif dan negarif dari pelaksanaan program minapolitan

7. Faktor pendukung dan penghambat program minapolitan

8. Model pengelolaan Desa wisata berbasi pelaksanaan program minapolitan

dan kearifan lokal masyarakat

Page 73: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

57

Keluarga Sejahtera Plus (KS-Plus). Dalam BKKBN terdapat beberapa faktor yang

menjadi indikator yaitu 1) pemenuhan kebutuhan dasar, 2) pemenuhan kebutuhan

psikologi, 3) kebutuhan pengembangan, dan 4) kebutuhan aktualisasi diri dalam

kontribusi bagi masyarakat di lingkungannya. Didalam indikator BKKBN kategori

penduduk yang berada dalam taraf kemiskinan adalah KPS dan KS-I.

Page 74: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

58

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Desa Penataran

Penelitian ini dilakukan di Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten

Blitar Provinsi Jawa Timur. Nama penataran diilhami oleh adanya situs purbakala

berupa candi, candi tersebut merupakan peninggalan dari kerajaan majapahit,

pada jaman kerajaan majapahit selain digunakan sebagai tempat pemujaan, candi

ini juga digunakan sebagai tempat melatih atau menatar para punggawa kerajaan.

Seiring perkembangan jaman tempat menatar tersebut dinamakan penataran dan

komplek candi tersebut dinamakan candi penataran. Oleh adanya hal tersebut

desa tempat candi ini berdiri dinamakan desa penataran.

Desa Penataran terdiri dari tiga dusun, yaitu Dusun Pacuh, Dusun

Penataran, dan Dusun Sumber Ketek. Dalam rangka meminimalkan pelayanan

masyarakat ketiga dusun tersebut terbagi menjadi 17 Rukun Warga (RW) dan 53

Rukun Tetangga (RT). Desa ini memiliki 5 sumber mata air yaitu sumber pacuh,

sumber selatan candi, sumber glodok, sumber kecek dan sumber asem. Sumber

mata air ini digunakan warga untuk kebutuhan rumah tangga, perternakan,

pertanian dan perikanan.

4.2 Letak Geografis dan Keadaan Topografis

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok,

Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Desa Penataran terdapat di lereng gunung

kelud tepatnya di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar dengan luas wilayah

mencapai 53.536 Ha. Letak geografis Desa Penataran berada pada 070 21’ -

07030’ Lintang Selatan dan 1100 10’ - 1100 40’ Bujur Timur. Desa Penataran

berdasarkan keadaan topograsi berada pada ketinggian 198 mdp, daerah ini

termasuk dataran rendah dengan iklim tropis dengan suhu udara cukup

Page 75: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

59

hangatsekitar 240 - 370 C. Curah hujan pertahunnya rata-rata 2000 mm – 3000

mm, dengan curah hujan terbanyak terjadi pada bulan desember sampai bulan

April mencapai 405,04 mm.

Batas-batas Desa Penataran menurut administrasi adalah sebagai

berikut:

a) Sebelah Utara : Desa Sumber Asri

b) Sebelah Timur : Desa Modangan

c) Sebelah Selatan : Desa Kemloko dan Kelurahan/Kecamatan Nglegok

d) Sebelah Barat : Desa Kedawung

4.3 Keadaan Penduduk

4.3.1 Keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin dan usia

Desa Penataran merupakan daerah pemukiman yang cukup padat,

kawasan pertanian dan kawasan pariwisatan. Berdasarkan data yang diperoleh

Balai Desa Penataran tahun 2017, jumlah penduduk Desa Penataran terdiri dari

2.985 KK (Kepala Keluarga). Berikut ini data jumlah penduduk berdasarkan jenis

kelamin dan usia di Desa Penataran dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 5. Data penduduk berdasarkan jenis kelamin dan usia

No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1 0-4 tahun 274 267 541 5.47

2 5-6 tahun 131 126 257 2.6

3 7-15 tahun 698 664 1362 13.77

4 16-21 tahun 407 392 799 8,08

5 22-59 tahun 2635 2578 5213 52.73

6 859 856 1715 17.35

Jumlah 5004 4883 9887 100%

Sumber : Kantor Desa Penataran, 2017

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa

Penataran didominasi oleh penduduk berusia antara 16-59 tahun dengan

Page 76: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

60

persetasi 60.81%, dimana diusia ini termaksuk kedalam usia produktif. dilihat dari

hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan tenaga kerja di Desa

Penataran cukup besar. Sedangkan sisanya merupaka penduduk yang berusia di

bawah 15 tahun dan diatas 60 tahun dngan persentasi 39.19%.

4.3.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Desa Penataran dalam segi ekonomi termasuk kedalam desa yang cukup

berkembang dan baik. Hal tersebut dikarenakan selain sebagai kawasan

pertanian, desa ini juga termasuk kawasan pariwisata yang cukup besar. Pada

masyarakat Desa Penataran dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sangat

bervariasi, yaitu sebagai petani, jasa/perdagangan, sektor industri, dan lain-lain.

Adapun data jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 6. Data penduduk berdasarkan mata pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa/orang) Persentase (%)

1 Pertanian 2014 49.09

2 Perdagangan 142 3,46

3 Pemerintahan 82 2,00

4 Sopir/Angkutan 93 2,27

5 Jasa ketrampilan 21 0,51

6 Jasa lainnya 88 2,14

7 Sektor Industri 37 0,90

8 Sektor lainnya 1626 39.63

Total 4103 100%

Sumber : Kantor Penataran, 2017

Dari tabel diatas didapatkan bahwa sebagian besar penduduk Desa

Penataran berkerja di sektor pertanian dengan total 2014 jiwa atau sekitar 49.09%

dan pada sektor lain sekitar 1626 atau 39,63%. Sedangkan sektor jasa atau

industri jumlahnya sangat kecil. Hal tersebut dikarenakan mayoritas lahan Desa

penataran dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan kawasan ini juga termasuk

kawasan pertanian yang cukup berkembang di Kecamatan Nglegok sehingga

sektor jasa dan industri lebih kecil dibandingkan sektor pertanian. Dari tabel

Page 77: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

61

tersebut juga dapat dilihat bahwa angka pengangguran di Desa Penataran cukup

rendah. Bilamana dilihat dari data penduduk berdasarkan usia maka jumlah

penduduk usia 22-59 yang belum 589 orang dari jumlah sekitar 5213 orang.

Angka-angka inilah yang menjadi kisaran angka pengangguran di Desa

Penataran.

4.3.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Desa Penataran dalam segi pendidikan termasuk kedalam desa yang

cukup baik. Hal tersebut dikarenakan masyarakat mulai sadar akan pentingnya

pendidikan dan didukung dengan desa ini sebagai salah destinasi wisata di

kabupaten blitar. Keadaan penduduk Desa Penataran pada tingkat pendidikan

juga bervariasi. Berikut ini data jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

pada tabel berikut:

Tabel 7. Data penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa/Orang) Persentase (%)

1 Belum/Tidak sekolah 798 20.18

2 Belum Tamat SD 324 8.19

3 Tamat SD/Sederajat 1333 33.71

4 Tamat SMP/Sederajat 928 23.47

5 Tamat SMA/Sederajat 456 11.53

6 Tamat Perguruan/Akademi

462 4,1

TOTAL 3.954 100%

Sumber : Kantor Desa Penataran, 2017.

Dari hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk didominasi

oleh penduduk yang tingkat pendidikan SD dan SMP/Sederajat sebanyak 2261

orang dengan persentase sebesar 57.18%. Dari data tersebut juga dapat

disimpulkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Penataran ini masih sedikit rendah

yaitu hanya mampu menyelesaikan wajib belajar 9 tahun, sehingga perlu adanya

arternatif maupun solusi untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada

sehingga lebih berkualitas dan dapat bersaing dalam dunia kerja.

Page 78: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

62

4.4 Keadaan Umum Perikanan

4.4.1 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Blitar

Kabupaten Blitar memiliki empat kecamatan yang menjadi wilayah pesisir.

Empat kecamatan ini cukup memberi pengaruh terhadap perikanan tangkap di

Kabupaten Blitar. Meskipun komonditas yang dihasilkan tidak semua bernilai

tinggi, namun potensi sektor ini cukup baik. Berikut ini adalah hasil perikanan

tangkap pada tahun 2016 :

Tabel 8. Produksi Ikan Tangkap laut di Kabupaten Blitar

No Jenis Produksi (Kg) Nilai (Rp)

1 Merah/Bambangan 17.700 452.000.000

2 Tongkol 370.500 2.576.851.000

3 Tenggiri 22.200 662.500.000

4 Pari 2.000 16.000.000

5 Selar 14.500 116.000.000

6 Kerapu 7.400 169.743.000

7 Kembung 18.100 141.550.000

8 Banyar 6.200 51.400.000

9 Layang 22.900 137.710.000

10 Udang Barong/Lobster 7.100 2.360.000.000

11 Lainnya 125.500 2.371.274.000

Jumlah 614.100 9.055.028.000

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar, 2017.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa produksi perikanan tangkap

di kabupaten blitar didominasi oleh ikan tongkol dengan jumlah produksi sebesar

370.500 Kg/Tahun dan nilai produksinya sebesar Rp. 2.576.851.000,-. Jumlah

produksi perikanan tangkap yang terendah adalah ikan pari dengan besar produksi

2000 Kg/Tahun dan nilai produksi sebesar Rp. 16.000.000,-. Hal ini dikarenakan

ikan tongkol merupakan ikan pelagis yang jumlahnya cukup besar diperairan

samudra hindia sehingga nelayan mudah untuk menangkapnya. Sedangkan untuk

ikan pari merupakan ikan jenis dermesal dimana hidupnya lebih banyak berada di

dasar laut, sehingga nelayan lebih sulit untuk menangkapnya.

Page 79: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

63

4.4.2 Keadaan Umum Perikanan Budidaya Kabupaten Blitar

Potensi sektor perikanan budidaya di Kabupaten Blitar sangat menjanjikan.

Potensi perikanan budidaya, meliputi ikan konsumsi maupun ikan hias. Budidaya

ikan konsumsi di dominasi oleh ikan mas, nila, gurami, tawes, lele dan udang

vaname. Daerah pemasaran perikanan budidaya kabupaten blitar cukup luas,

selain pemasaran lokal, juga telah mencapai pemasaran regional dan nasional.

Berikut ini adalah tabel produksi ikan konsumsi di Kabupaten Blitar:

Tabel 9. Produksi ikan konsumsi di Kabupaten Blitar

No Media Jenis Ikan Volume (Ton) Nilai (Rp)

1 Kolam Mas 11,3 135.720.000

Nila 201,7 3.025.500.000

Gurami 6374,9 152.997.600.000

Tawes 2,7 32.400.000

Lele 9181,7 110.180.400.000

2 Sawah (Mina Padi) Nila 5,5 82.500.000

3 Jaring Apung Mas 3,5 41.400

Nila 55,7 835.500

Gurami 5,6 134.400

Tawes 2 24.000

4 Tambak

Udang Vaname

460 16.100.000.000

Jumlah 16.305 282.555.155.300

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah produksi perikanan

budidaya di kabupaten blitar didominasi oleh produksi ikan lele dengan volume

produksi 9181,7 ton dan nilai sebesar Rp. 110.180.400.000,-, jumlah produksi

yang besar ini dikarenakan cara pemeliharaan lele yang lebih mudah dibandingkan

ikan jenis lain sehingga para pembudidaya lebih memilih membudidaya ikan jenis

ini. Jumlah produksi paling kecil adalal ikan tawes dengan produksi 4,7 ton dan

nilai sebesar Rp. 32.424.000,-, rendahnya produksi ikan jenis ini dikarenakan di

Kabupaten Blitar petani kurang menggemari burbudidaya tawes dan

konsumennya kurangn. Namun bila dilihat dari nilai produksi, ikan gurami memiliki

Page 80: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

64

nilai produksi tertinggi dibandingkan dengan ikan lain dengan nilai

Rp.152.997.734.400,-, hal ini dikarenakan gurami termasuk ikan konsumsi yang

memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan ikan lele.

Sedangkan potensi perikanan budidaya ikan hias di Kabupaten Blitar

sangat baik. Produksi ikan hias ini bahkan mengungguli produksi ikan konsumsi.

Ikan hias yang di produksi didominasi oleh ikan koi, akara, barbir/sumantra,

gapi/komet, cupang/sedaker, lalia/sebra, manvis, moli, oskar, plati, rainbow/lowo,

dan ikan hias lainya. Pemasaran ikan hias ini cukup luas, selain menguasai pasar

lokal, regional maupun nasional, juga telah mencapai pasar internasional,

khususnya untuk ikan koi. Berikut ini adalah tabel produksi ikan hias di Kabupaten

Blitar:

Tabel 10. Produksi ikan hias di kabupaten Blitar.

No Jenis Produksi (Ekor) Nilai (Rp)

1 Koi 271.669.000 135.834.500.000,-

2 Akara 285.000 256.500.000,-

3 Barbir/Sumatra 359.000 484.650.000,-

4 Gapi/komet 1.242.000 621.000.000,-

5 Cupang/sedaker 332.000 1.726.400.000,-

6 Lalia/sebra 95.000 209.000.000,-

7 Manvis 99.000 326.700.000,-

8 Moli 189.000 28.350.000,-

9 Koki 62.000 775.000.000,-

10 Oskar 1.091.000 8.509.800.000,-

11 Plati 297.000 356.400.000,-

12 Rainbow/lowo 100.000 250.000.000,-

13 Ikan Hias Lain 2.037.000 6.518.400.000,-

Total 277.857.000 155.896.700.000,-

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa produksi ikan hias yang

paling besar adalah ikan koi dengan jumlah produksi sebesar 271.669.000 ekor

dan nilai produksi sebesar Rp. 135.834.500.000,-. Hal ini dikarenakan kabupaten

blitar merupakan sentral produksi koi di Propinsi Jawa Timur dan pada tahun 2010

Page 81: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

65

telah ditetapkan menjadi kawasan minapolitan ikan hias koi yang bersentral di

Kecamatan Nglegok.

4.4.3 Keadaan Umum Perikanan Kecamatan Nglegok

Kecamatan Nglegok merupakan kawasan minapolitan kabupaten Blitar.

Pada tahun 2010 kawasan ini ditunjuk sebagai kawasan minapolitan ikan hias koi.

Sehingga jumlah pembudidaya ikan cukup banyak di daerah ini. Pembudidaya

biasanya membudidayakan ikan di kolam pekarangan rumah atau pun lahan

persawahan mereka. jumlah produksi ikan hias di kecamatan ini lebih besar

dibandingkan dengan ikan konsumsi. Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi

dan nilai produksi budidaya ikan di Kecamatan Nglegok dari tahun 2011-2015 :

Tabel 11. Jumlah Produksi dan Nilai Produksi Budidaya Ikan di Kecamatan Nglegok tahun 2011-2015.

Uraian Jenis Ikan

Konsumsi Hias

Produksi (Ton)

2011 425,1 74796,3

2012 425,2 91940,3

2013 448,0 110964,0

2014 430,0 122867,6

2015 - -

Nilai Produksi (Juta Rp)

2011 7784,7 367543,8

2012 7892,7 439641,6

2013 6292,1 534032,0

2014 13287,0 72612,5

2015 22946,6 75191,7

Sumber : BPS 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa harga atau nilai produksi ikan

hias mengalami penurunan mulai pada tahun 2014, namun bila dilihat dari volume

produksinya masih tetap tinggi. Dengan adanya penurunan harga ikan hias maka

terjadi kenaikan harga ikan konsumsi, meskipun jumlah produksi ikan konsumsi

menurun.

Page 82: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

66

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pelaksanaan Program Minapolitan

5.1.1 Sejarah Program Minapolitan

Desa Penataran secara tofografi desa ini terletak dilereng gunung kelud

dan sebagian besar potensi lahannya sebagai lahan pertanian atau perkebunan,

sehingga besar penduduk berkerja sebagai petani. Karakteristik lahan desa ini

cenderung basah karena berada dilereng pengunungan yang memiliki sumber air

yang cukup banyak, hal tersebut menjadikan daerah ini cukup cocok untuk sektor

perikanan. Kemudian pada awal tahun 1880-an masyarakat mulai mengenal

usaha perikanan yaitu dengan berbudidaya ikan konsumsi maupun hias

dipekarangan rumah maupun lahan yang mereka miliki. Awalnya kegiatan

budidaya ini hanya sebagai sampingan maupun dikonsumsi sendiri. Kemudian

pada tahun 1990-an usaha budidaya ikan mulai berkembang dan masyarakat lebih

meminatinya. Seiring dengan berjalanya waktu, usaha budidaya di desa ini

semakin berkembang dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih dari

pertanian ke usaha budidaya. Pada akhir tahun 1990 pembudidaya mulai

membentuk kelompok guna mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa;

modal, pelatihan, maupun pembinaan. Dengan adanya kelompok pembudidaya

diharap dapat menjadi wadah dalam mengembangkan pengetahuan dan

ketrampilan dalam berbudidaya.

Kriteria kawasan minapolitan antara lain 1) memiliki sumberdaya lahan

yang sesuai untuk pengembangan komonditas unggulan yang dibudidayakan dan

sudah berjalan, 2) memiliki sarana dan prasarana yang memadai, 3)

memperhitungkan daya dukung lingkungannya, dan 4) komitmen daerah.

Berdasarkan kriteria tersebut dan berdasarkan adanya sumberdaya air yang

cukup melimpah di Kecamatan Nglegok berupa sumber daya lahan, sumber daya

Page 83: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

67

air dan komonditas unggulan yaitu ikan koi. Sehingga tahun 2010, berdasarkan

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI.NO.KEP.32/MEN/2010, tentang

Penetapan Kawasan Minapolitan dan didukung dengan adanya Keputusan Bupati

Blitar Nomor 188/151/409.012/KPTS/2010 kecamatan ini ditetapkan sebagai

kawasan minapolitan ikan hias koi Kabupaten Blitar. Pada tahun 2010 ini,

dimulailah penetapan kawasan minapolitan dan POKJA oleh Pemda

Kabupaten/Kota Blitar, Masterplan, RPIJM (Rencana Program Investasi Jangka

Menengah), proses dan tahapan perencanaan kawasan minapolitan. Kawasan

minapolitan di Kabupaten Blitar, berfokus pada enam desa sentral yaitu Desa

Kemloko, Desa Penataran, Kelurahan Nglegok, Desa Bangsri, Desa Jiwut, dan

Desa Krenceng. Komonditas unggulan kawasan minapolitan ini adalah ikan koi

yang produksinya berpusat pada tiga desa yaitu Desa Kemloko, Desa Penataran,

dan Kelurahan Nglegok. Sedangkan untuk tiga desa lainnya digunakan untuk

budidaya komondita pendukung seperti lele, nila dan gurami.

Pada tahun 2011, dimulailah pemberian paket-paket kegiatan minapolitan,

paket-paket tersebut berupa pembangunan sarana dan prasarana produksi,

pembangunan dan perbaikan jalan produksi, perbangunan dan perbaikan saluran

irigrasi, pembangunan dan perbaikan kolam, pemberian bantuan modal, pameran

ikan koi dan ikan hias, optimalisasi raiser ikan hias dan perbaikan BBI, penyuluhan,

pelatihan dan pendampingan terkait teknis produksi, majagemen dan

kewirausahaan. Menurut Bapak Eko, dengan adanya program minapolitan ini

sangat membantu pembudidaya dan memberi dampak yang cukup positif yaitu

dengan bertambahnya jumlah pembudidaya ikan koi, ikan hias maupun ikan

konsumsi. Selain itu juga lahan pembudidaya di kawasan ini terus meningkat dari

tahun ke tahun. Begitu juga dengan jumlah produksi dan nilai produksi ikan hias

maupun ikan konsumsi. Namun pada tahun 2014, kawasan minapolitan ini

mengalami bencana alam meletusnya gunung keud yang berdampak pada

Page 84: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

68

kematian komonditas perikanan sehingga banyak pembudidaya mengalami gagal

panen dan kerugian yang mencapai miliaran rupiah. Namun pada akhir tahun 2014

petani mulai bangkit dan terus berbudidaya ikan hingga saat ini.

5.1.2 Tingkat Kesiapan Program Minapolitan

Pelaksanaan program minapolitan perlu memperhatikan kesiapan dari

beberapa kondisi. Bilamana tingkat kesiapan dari kondisi tersebut telah baik maka

program minapolitan dapat terlaksana dengan baik. Kondisi yang digunakan

sebagai acuan dalam menentukan kesiapan dari pelaksanan program minapolitan

yaitu :

1. Kondisi Infrastruktur

Infrastruktur merupakan kondisi sarana dan prasarana baik fisik maupun

non fisik yang mendukunng berjalannya program minapolitan di kawasan yang

ditentukan (Aswana, 2013). Tingkap kesiapan pelaksanaan program minapolitan

dari segi infrastruktur dapat dilihat dari kondisi jaringan transportasi yang cukup

baik yaitu hampir semua jalan di desa penataran telah diaspal, sebagian jalan

kecil di cor dan dipaving. Jaringan listrik juga memandai, semua rumah di desa

penataran telah menggunakan listrik baik paket 1 maupun paket 2. Begitu juga

dengan jaringan komunikasi cukup memadai dan jaringan irigrasi pun telah cukup

baik, dengan kondisi sungai yang telah di beton dan parit parit kecil yang telah

diatur dilahan-lahan yang membutuhkanya. Selain itu kondisi kolam pembudidaya

pun cukup baik, dari kolam tanah sampai kolam beton.

2. Sumber Daya Alam

Tingkat kesiapan pelaksanaan program minapolitan dari segi sumberdaya

alam dapat dilihat beberapa hal berikut : 1) komonditas unggulan perikanan, desa

penataran memiliki produksi ikan hias koi cukup besar dibandingkan dengan ikan

hias jenis lainnya sehingga koi menjadi komonditas unggulan, 2) sumberdaya air,

desa penataran berada di kaki gunung kelud sehingga sumber daya air yang

Page 85: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

69

cukup melimpah, baik dari sungai maupun sumber-sumber air. 3) lahan didesa

penataran cukup baik, sebagian besar kondisi lahan di Desa Penataran adalah

lahan basah karena berdekatan dengan sumber air sehingga sangat mendukung

untuk kegiatan budidaya.

3. Sumberdaya Manusia dan Masyarakat

Masyarakat Desa Penataran telah mengenal budidaya ikan sejak tahun

1984. Awalnya pada tahun 1984 pemerintah melakukan pelatihan kepada 2 orang

warga Desa Penataran yaitu Bapak Tungkel dan kawannya. Mulai saat ituah

masyarakat mulai berbudidaya dan saat ini pembudidaya ikan di desa penataran

sangat banyak mulai dari pembudaya ikan konsumsi (lele, gurami, dan nila) hingga

ikan hias yang menjadi komonditas unggulan (koi, manvis, sumantra, oscar,

caroline, zebra pink, comet, balashark, red fin shark, dll). Selain itu masyarakat

juga terbuka akan peranan pemerintah dalam budidaya, sehingga masyarakat

menyambut dengan baik adanya berbagai pelatihan dari dinas perikanan.

4. Kelembagaan

Tingkat kesiapan pelaksanaan program minapolitan dapat dilihat dari

kondisi kelembagaan. Kelembagaan disini dapat berupa lembaga formal maupun

lembaga non formal. Lembaga formal disini berupa dinas perikanan dan kelautan

blitar yang selalu mewadahi para pembudidaya, pihak yang memberikan pelatihan

maupun bantuan kepada pebudidaya dan Lembaga non formal adalah kelompok

perikanan yang berperan sebagai wadah para pembudidya dalam berkumpul,

bertukar informasi, saling sharing terkait teknis maupun teknollogi terbaru dalam

berbudidaya.

5. Teknologi

Para pembudidaya ikan di desa penetaran telah menguasai berbagai

teknologi dalam proses produksi, pasca produksi maupun distribusi produk.

Teknologi yang sering digunakan dalam produksi adalah induced spawning

Page 86: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

70

(penuntikan hormon) dan stripping (pengurutan) untuk pemijahan, inkubator untuk

penetasan telur, pengunaan airator untuk menjaga kadar oksigen di air.

5.1.3 Tahapan Pengembangan Kawasan Minapolitan

Tahapan pelaksanaan pengembangan kawasan minapolitan ikan hias koi

di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar ini diharapkan dapat mengembangkan

kerjasama antar subsektor perikanan, subsistem minapolitan, maupun antara

sektor perikanan dengan sektor pendukung lainnya seperti sektor peternakan,

perdagangan, perindustrian, maupun sektor pariwisata. Pengembangan Kawasan

Minapolitan diharapkan mampu mengembangkan kawasan dengan basis

perikanan budidaya koi, namun pengembangan kawasan perikanan tersebut

diharapkan juga mampu mempengaruhi pengembangan sektor pendukung

lainnya dan sebaliknya.

Pengembangan kawasan minapolitan ikan hias koi di Kecamatan Nglegok

Kabupaten Blitar difokuskan untuk percepatan peningkatan produksi ikan hias koi

sebagai komonditas unggulan dan ikan hias, ikan gurami, ikan lele serta ikan nila

sebagai komonditas pendukung. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat dan pembangunan ekonomi daerah. Secara umum tahapan

pelaksanaan pengembangan kawasan minapolitan mengikuti tahapan:

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan program minapolitan ini diawali dengan perumusan konsep

pengembangan kawasan minapolitan. Tahapan perumusan ini dimulai dengan

mengidentifikasi potensi, pemanfaatan ruang dan masalah pembangunan di

sektor perikanan. Dalam melakukan identifikasi tidak hanya memperhatikan masa

sekarang namun juga potensi dan masalah yang akan terjadi dimasa yang akan

datang. Dalam identifikasi pihak perencana melibatkan masyarakat dalam untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan. Setelah pihak perencana memperoleh

Page 87: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

71

informasi maka selanjutnya dirumuskan dalam sebuah program kerja yang

didalam terdapat konsep pengembangan kabupaten/kota program minapolitan.

Langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan konsep program minapolitan

kepada masyarakat. Sosialisasi ini merupakan salah satu pendekatan guna

menyamakan pesepsi masyarakat dan pemerintah, serta upaya untuk

mendapatkan dukugan dan masukan dalam proses pengembangan kawasan

minapolitan. Stakeholder yang melaksanakan sosialisasi ini dimulai dari tingkat

pusat yang dikoordinir oleh Sekertaris Jenderal Kementerian Kelautan Dan

Perikanan, di tingkat provinsi dlakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi yang berkerjasama dengan BAPPEDA Provinsi, ditingkat dilakukan olae

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota yang berkerjasama dengan

BAPPEDA Kabupaten/Kota.

Kegiatan sosialisasi di tingkat pusat dilakukan dengan melaksanakan

pertemuan kabupaten/kota dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dari

pemerintah kabupaten/kota terkait konsep pengembangan kawasan minapolitan.

Sedangkan di tingkat provinsi sosialisasi yang dilakukan bertujuan untuk

menyamakan persepsi dan pendapat serta mencari dukungan dari sektor lain

dalam pengembangan kawasan minapolitan. Di tingkat kabupaten/kota kegiatan

sosialisasi selain bertujuan untuk menyamakan persepsi terkait konsep

pengembangan minapolitan, juga menetapkan kawasan yang akan dikembangkan

sebagai kawasan minapolitan serta memperoleh sektor lain dalam keiatan

pengembangan kawasan minapolitan.

2. Tahap Pelaksanaan

Menurut pakek pelaksanaan pengembangan program minapolitan

budidaya, pelaksanaan pengembangan kawasan minapolitan dilakukan setelah

adanya kesepakan antara Kementrian Kelautan Dan Perikanan, Kementerian

Perkerja Umum dan daerah kabupaten/kota Blitar. Salah satunya dengan

Page 88: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

72

pertimbangan penyiapan paket-paket pendampingan dan bantuan sesara teknis,

seperti paket pelatihan, penyuluhan, dan teknologi oleh para pihak sesuai dengan

kewenangannya.

Peket-paket pelaksanaan minapolitan minapolitan ikan hias koi di

Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar mulai tahun 2010-2014 sangat beragam.

Paket-paket tersebut antara lain yaitu, pembangunan dan perbaikan jalan,

pembuatan dan perbaikan saluran air, pembangunan dan optimalisasi raiser ikan

hias, pembangunan fasilitas pengembangan produk (pengadaan saranan pasar

dan sarana pemasaran), pembangunan kolam budidaya, pengembanan sarana

dan prasarana pembenihan (BBI) Balai benih ikan, penyediaan benih dan indukan

unggul, pemberian bantuan berupa modal kerja, pakan, dan fasilitas budidaya,

pembinaan, pelatian dan penyuluhan, dan paket lainnya. Sedangkan peket-paket

pelaksanaan minapolitan minapolitan ikan hias koi di Kecamatan Nglegok

Kabupaten Blitar mulai tahun 2010-2014 diantarannya pengembangan kawasan

minapolitan, penyusunan rencana aksi (penyusunan RPIJM (rencana program

Investasi jangka menengah) dan penyusunan DED (Detail Engineering Design),

pengembangan sistem budidaya, pengembangan sistem kesehatan lingkungan

budidaya, penyuluhan, optimalisasi pemasaran, peningkatan saranan dan sarana

perikanan (infrastruktur), pengembangan potensi wisata di kawasan minapolitan.

3. Tahap Pengawasan dan Evaluasi

Pengawasan dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian,

efektivitas, dan efisiensi kegiatan antara perencana dan pelaksanaan, serta

keberhasilan kegiatan dengan indikator masukan, proses, keluaran dan hasil.

Pelaksanaan penawasan dan evaluasi dilakukan setiap triwulan oleh

BAPPEDA. Setelah pengawasan dan evaluasi setiap triwula maka akan dilakukan

penawasan dan evaluasi tahunan. Kegiatan penawasan dan evaluasi ini dilakukan

oleh kelompok kerja yang akan di setiap level baik di tingkat kabupaten (Dinas

Page 89: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

73

Kelautan dan Perikanan, BAPPEDA, Bupati/Walikota) tingkat provinsi (Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi dan BAPPEDA Provinsi) serta tingkat pusat

(Sekertaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan). Berikut ini adalah hal

yang menjadi fokus dalam pengawasan dan evalusi, antara lain:

a. Kegiatan yang telah dilaksanakan maupun rencana kegiatan-kegiatan ynang

mendukung dalam pengembangan minapolitan di Kabupaten/Kota Blitar, baik

kegiatan kontruksi, pembinaan pelatihan, produksi dan sebagainya.

b. Perkembangan kegiatan budidaya baik dari hulu ke hilir (kegiatan produksi,

produksi, kelembagaan, dan pemasaran)

c. Perkembangan pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan peningkatan

kesejahteraan masyarakat pada kawasan minapolitan.

4. Tahapan Pelaporan

Pelaporan dilakukan secara berkala laporan triwulan dan laporan tahunan.

Laporan triwulan akan disampaikan setiap tanggal 5 setiap triwulan berjalan, dan

laporan tahunan akan disampaikan paling lambat tanggal 15 januari tahun

berikutnya. Pelaporan ini dilakukan secara berjenjang dari tingkat Kabupaten/Kota

hingga tingkat Pusat. Pelaporan tingkat kabupaten/kota diawali dengan laporan

yang disampailkan oleh PPL (petugas penyuluh lapang) yang berada di

kecamatan atau kawasan minapolitan, yang melaporkan kegiatan dan hasil

produksi kepada Dinas Kelautan dan Perikanan setiap bulannya. Tujuan

pelaporan tersebut guna mengupayakan pengoptimalan hasil yang diharapkan

sesuai dengan tujuan dan sasaran dibentuknya suatu program minapolitan.

Laporan yang telah disusun oleh Dinas Kelautan Dan Perikanan maka akan

disampaikan kepada BAPPEDA kabupaten/kota. Laporan dari BAPPEDA ini akan

dilaporkan ke Bupati/Walikota dan selanjutnya akan dilaporkan ke Dinas Kelautan

Dan Perikanan Provinsi. Dari provinsi akan dilaporkan kepada pemerintah pusat

Sekertaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Page 90: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

74

5.1.4 Kegiatan Pendampingan Terhadap Program Minapolitan

Kegiatan pemdampingan terhadap program minapolitan dilakukan oleh

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar maupun dari pihak PPL (Petugas

Penyuluh Lapang) Kecamatan Nglegok. Pendampingan POKDAKAN di

Kecamatan Nglegok dilakukan oleh Bapak Nanang sebagai petugas PPL

perikanan yang bertugas mendampingi pembudidaya dan menginformasikan

program minapolitan dari proses pengajuan bantuan ke Dinas sampai nanti proses

penerimaan BLM serta memberikan sosialisasi mengenai pengelolaan paket

bantuan yang telah diterima serta membantu pembudidaya yang mengalami

kesulitan dalam usaha budidayanya.

Tujuan dari kegiatan pendampingan pada POKDAKAN koi dan

pembudidaya adalah untuk melaksanakan bimbingan dan pendampingan teknis

kelompok pembudidaya dan pembenih ikan, maupun pengadaan sarana dan

prasarana budidaya. Selain itu memfasilitasi kegiatan dalam rangka

pengembangan kawasan minapolitan, seperti kegiatan pameran ikan hias dan ikan

koi, serta kegiatan pelatihan. Kegiatan pendampingan ini diarahkan pada

peningkatan produksi budidaya perikanan, baik ikan hias, ikan koi maupun ikan

konsumsi guna meninkatkan kesejahteraan masyarakat perikanan.

5.1.5 Kegiatan Minapolitan yang Telah Dilaksanakan

Minapolitan merupakan suatu konsep pengembangan kawasan yang

bertumpu pada keunggulan potensial suatu daerah. Pengembangan minapolitan

disuatu wilayah agar menjadi pusat pertumbuhan perekonomian daerah, regional,

dan nasional, memerlukan harmonisasi antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah. Harmonisasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah berkaitan

dengan: 1) komitmen pembiayaan, personil, dan fasilitas, pemilihan komonditas

unggulan yang bernilai ekonomi tinggi, lokasi strategis yang merujuk kepada

komoditas unggulan, 2) kesesuaian lokasi dengan rencana strategis, rencana tata

Page 91: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

75

ruang wilayah, dan rencana program investasi daerah, 3) ketersediaaan unit

produksi, pengolahan, pemasaran dan unit pendukung lainya, 4) permodalan,

penyuluhan dan pelatihan, serta ketersediaan data informasi potensi. Minapolitan

merupakan revetalisasi sentra produksi perikanan dan kelautan yang merujuk

kepada eksistensi kegiatan hulu-hilir (produksi, pengolahan, pemasaran, jasa,

dan/atau kegiatan lainnya) (Pramoda, 2012).

Pelaksanaan program minapolitan di suatu daerah tak lepas dari kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah.Kegiatan

minapolitan di Desa penataran atau secara keseluruhan di Kecamatan Nglegok

yang telah dilaksanakan dengan baik. Berikut ini merupakan kegiatan yang telah

dilaksanakanselama 3 tahun sejak ditetapkannya program minapolitan di

Kecamatan Nglegok.

Tahun 2010 merupakan tahun pertama program minapolitan ditetapkan di

Kecamatan Nglegok dengan desa sentral Desa Penataran, Desa Kemloko dan

Kelurahan Nglegok. Program minapolitan di Kecamatan Nglegok ini berpusat pada

budidaya ikan koi yang menjadi komonditas unggulan di kawasan tersebut

maupun di Kabupaten Blitar sendiri. Pada tahun 2011 merupakan tahun pertama

paket-paket kegiatan minapolitan dilaksanakan di Kecamatan Nglegok.

Page 92: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

76

Adapun paket kegiatan minapolitan yang dilaksanakan pada tahun 2011

sebagai berikut :

Tabel 12. Paket kegiatan minapolitan pada tahun 2011.

No Kegiatan Minapolitan Volume InstansiPenanggungjawab

1 Kegiatan Pengembangan Kawasan Minapolitan

1 paket DKP. Kab. Blitar

2 Fasilitasi Pengembangan Produk Hasil Perikanan Non Konsumsi : - Pengadaan sarana pasar benih

dan ikan hias koi - Pengadaan bak ikan untuk

kontes ikan hias koi - Pengadaan sarana pemasaran

bergerak benih dan ikan hias

1 paket Dirjen P2HP

3 Pameran dan Kontes Ikan Hias 1 paket DKP. Kab. Blitar

4 Optimalisasi Sub Raiser Ikan Hias 1 paket DKP. Kab. Blitar

5 Peningkatan dan pembangunan jalan produksi : - Perbaikan Jalan penghubung

antara Desa Penataran dan Desa Bangsri,

- Pemekaran Jalan penghubung Desa Jiwut dan Desa Krenceng,

- Peningkatan Jalan penghubung Desa Jiwut dan Kelurahan Nglegok

- Peningkatan Jalan penghubung Desa Jiwut dan Desa Penataran

- Peningkatan Jalan penghubung Desa Bangsri, Desa Jiwut dan Desa Penataran

1 paket Dirjen Cipta Karya dan PU Cipta Karya

6 Rehabilitasi saluran di wilayah Desa Kemloko

1 paket Dinas Bina Marga Kab. Blitar

7 Rehabilitasi saluran di wilayah Desa Kemloko

1 paket Dinas Bina Marga Kab. Blitar

8 Rehabilitasi saluran di wilayah Desa Bangsri

1 paket Dinas Bina Marga Kab. Blitar

9 Koordinasi, monitoring dan evaluasi kegiatan minapolitan

1 paket Bappedda

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar 2017

Pemberian paket kegiatan program minapolitan diawali pada 2011 yaitu

dengan pembangunan fasilitas pengembangan produk perikanan ikan hias,

pengadaan pameran dan kontes ikan hias, optimalisasi raiser ikan hias serta

Page 93: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

77

perbaikan saluran irigrasi dan jalan produksi. Pengadaan pameran dan kontes ikan

hias ini diharapkan dapat menjadi ajang promosi kepada konsumen terhadap

produk ikan hias. Sedangkan pembangunan jalan ini dilakukan terhadap jalan

akses menuju kawasan produksi.

Adapun paket kegiatan minapolitan yang dilaksanakan pada tahun 2012

adalah sebagai berikut:

Tabel 13. Paket kegiatan minapolitan pada tahun 2012.

No Kegiatan Minapolitan Volume InstansiPenanggungjawab

1 Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidaya Ikan di Kawasan Minapolitan

1 paket Diirjen Budidaya KKP

2 Pengembangan Sarana dan Prasarana Produk Non Konsumsi Pengembangan Pasar Benih dan Ikan Hias: - Paving Area Pameran,

Kolam Percontohan, Renovasi Lantai Kolam Karantina

- Sarana Promosi Audio Visual Pusat Informasi dan Pemasaran Ikan Hias

- Pengadaan bahan uji lab dan obat-obatan ikan hias

1 paket Dirjen P2HP KKP

3 PUMP Poklahsar (Kelompok Pengolah dan hasil Pemasaran) Ikan - Penguatan modal 15

poklahsar ikan

1 paket Dirjen P2HP KKP

4 Optimalisasi Sub Raiser Ikan Hias

1 paket DKP Kab. Blitar

5 Peningkatan SDM dan Kelembagaan Kelompok: - Bimtek ekspor - Sosialisasi

Pengembangan Kawasan Minapolitan

- Pengiriman Pelatihan Pembudidaya, Nelayan, Pengolah dan Pemasar

1 paket DKP Kab. Blitar

6 Revitalisasi Balai Benih Ikan 1 paket DKP Kab. Blitar

7 Pembangunan Jalan Makadam Desa Penataran,

1 paket Dinas PU Cipta Karya kab. Blitar

Page 94: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

78

Kemloko, Jiwut, Krenceng, Bangsri

8 Pembangunan Jalan Makadam Desa Penataran, Kemloko, Jiwut, Krenceng, Bangsri

1 paket Dinas PU Cipta Karya kab. Blitar

9 Perbaikan dan Pengembangan Saluran Irigasi di Desa Kemloko : - Kuwut Utara - Kuwut Selatan - Kuwut Barat

1 paket Dinas PU Bina Marga Kab. Blitar

10 Pembangunan Jalan di Desa Penataran - Pemeliharaan Jalan

penghubung Desa Kuwut dan Desa Penataran

- Pemeliharaan Jalan penghubung kelurahan Nglegok dan Desa Penataran

- Pemeliharaan Jalan penghubung Desa Penataran dan Desa Ngoran

1 paket Dinas PU Bina Marga Kab. Blitar

11 Perbaikan DAM (Pengatur Air) Babadan Desa Penataran

1 paket Dinas PU Bina Marga Kab. Blitar

12 Perbaikan DAM (Pengatur Air) Krenceng

1 paket Dinas PU Bina Marga Kab. Blitar

13 Koordinasi, monitoring dan evaluasi

1 paket BAPPEDA kab. Blitar

14 Perbaikan DAM (Pengatur Air) Babadan Desa Penataran

1 paket Dinas PU Bina Marga Kab. Blitar

15 Perbaikan DAM (Pengatur Air) Krenceng

1 paket Dinas PU Bina Marga Kab. Blitar

16 Koordinasi, monitoring dan evaluasi

1 paket BAPPEDA kab. Blitar

17 Workshop Pengendalian Penyakit Ikan di Kawasan Minapolitan

1 paket Balai Karantina Ikan Juanda dan DKP kab. Blitar

18 Pemeliharaan Jalan Lingkungan di Kecamatan Nglegok

1 paket PU Cipta Karya

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar 2017

Pemberian paket kegiatan program minapolitan pada 2012 yaitu

penembangan sarana dan prasarana budidaya, pengembangan pemasaran ikan

hias, peningkatan SDM melalui pelatihan, revitalisasi balai benih, pembangunan

jalan dan saluran irigrasi. Selain itu pada tahun 2012 dilakukan workshop

Page 95: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

79

pengendalian penyakit ikan di kawasan minapolitan. Pada tahun ini paket keiatan

minapolitan tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya, namun pada tahun ini lebih

banyak melakukan kegiatan pelatihan pada pembudidaya dan menguatkan modal

mereka dengan pemberian bantuan berupa modal kerja.

Adapun paket kegiatan minapolitan yang dilaksanakan pada tahun 2013

adalah sebagai berikut:

Tabel 14. Paket kegiatan minapolitanpada tahun 2013.

No Kegiatan Minapolitan Volume InstansiPenanggungjawab

1 Pengembangan Budidaya Perikanan - Optimalisasi Balai Benih

Ikan (BBI) - Pendampingan

Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan

- Pengembangan Kawasan Minapolitan

1 paket DKP Kab. Blitar

2 Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP-PB)

14 POKDAKAN

Dirjen Budidaya KKP

3 Revitalisasi BBI (Balai Benih Ikan)

1 paket DKP Kab. Blitar

4 Optimalisasi Sub Raiser Ikan Hias

1 paket DKP Kab. Blitar

5 Pameran dan Kontes Ikan Hias

1 paket DKP Kab. Blitar

6 Pendampingan PUMP (Pengembangan Usaha Mina Pedesaan)

1 paket DKP Kab. Blitar

7 Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP-P2HP)

1 paket Dirjen P2HP KKP

8 Sarana Penjunjang Promosi Ikan Hias

1 paket Dirjen P2HP KKP

9 Pembangunan Kolam Filter di Ornament Fish Look

1 paket Dirjen P2HP KKP

10 P2MKP Kelompok Sumber Harapan dan Akrimna Fish Koi Kegiatan Pelatihan Budidaya Koi

1 paket BPSDMKP-BPP Banyuwangi

11 Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya - Pengembangan Sistem

Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan

1 paket Dirjen Budidaya KKP

Page 96: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

80

- Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan

- Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan (Pembangunan Saluran Tersier dan Sumur Bor)

- Pengembangan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan

- Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Budidaya

12 Pembangunan Perbaikan Jalan dan Jembatan

1 paket Dinas PU Cipta Karya Kab. Blitar

13 Pembangunan dan Perbaikan Drainase

1 paket Dinas Pu Bina Marga Kab. Blitar

14 Pengadaan Sarana dan Prasarana serta Pengembangan Usaha Minapolitan

1 paket BP4K

15 Pengadaan Sarana dan Prasarana serta Pengembangan Usaha Minapolitan

1 paket BP4K

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar 2017

Pemberian paket kegiatan minapolitan pada tahun 2013 pada umumnya

masih melanjutkan paket-paket pada tahun sebelumnya yaitu pembangunan jalan

dan saluran irigrasi, optimalisasi raiser ikan hias, pameran dan kontes ikan hias,

optimalisasi BBI. Namun pada tahun ini lebih menekankan pada pendampingan

dan pengembangan usaha pembudidaya seperti Pengembangan Usaha Mina

Pedesaan (PUMP-PB) dan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP-P2HP)

serta pengembangan sarana dan prasarana usaha. Selain itu pada tahun ini juga

dilakukan kegiatan pelatihan kepada pembudidaya dan pendampingan Sertifikasi

Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan serta pembangunan kolam filter di Ornament

Fish Look.

Page 97: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

81

Adapun paket kegiatan minapolitan yang dilaksanakan pada tahun 2014

adalah sebagai berikut:

Tabel 15. Paket kegiatan minapolitan pada tahun 2014.

No Kegiatan Minapolitan Volume InstansiPenanggungjawab

1 Tugas Pembantuan (TP) Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya

- Rapat Koordinasi dan Perencanaan Pengembangan Kawasan Minapolitan

- Pengembangan Demfarm Budidaya Ikan Koi

1 paket DKP Kab. Blitar

2 Pendampingan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP)

1 paket DKP Kab. Blitar

3 Optimalisasi Sub Raiser Ikan Hias 1 paket DKP Kab. Blitar

4 Pameran dan Kontes Ikan Hias 1 paket DKP Kab. Blitar

5 Optimalisasi Balai Benih Ikan (BBI) 1 paket DKP Kab. Blitar

6 Pendampingan Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan

100 paket DKP Kab. Blitar

7 Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP-PB)

24 paket DKP Kab. Blitar

8 Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP-P2HP)

1 paket DKP Kab. Blitar

9 Fasilitasi Pengembangan Produk Perikanan Non Konsumsi (Pembangunan Kolam Filter)

5 paket DKP Kab. Blitar

10 P2MKP Kelompok Sumber Harapan dan Akrimna Fish Koi Kegiatan Pelatihan Budidaya Koi

1 paket DKP Kab. Blitar

11 Pengembangan Destinasi Wisata Penataran (Pembuatan Patung Koi )

1 paket Dinas Porbudpar Kab. Blitar

12 Pembangunan Jalan Produksi 1 paket DKP Kab. Blitar

13 Revitalisasi Balai Benih Ikan (BBI) 1 paket DKP Kab. Blitar

14 Rehabilitasi, Pemeliharaan dan Peningkatan Saluran Irigasi dan pemeliharaan DAM

36 paket Dinas PU Bina Marga dan Dinas Pengairan Kab. Blitar

15 Pembangunanan dan Pemeliharaan Jalan:

- Pembangunan Saluran Pengaman Badan Jalan

- Pembangunan, Pemeliharaan, Peningkatan dan Rehabilitasi Jalan (Aspal dan Paving)

- Plat Deker

- Pembangunan Talud dan Lapen

60 paket Dinas PU Bina Marga dan Dinas Pengairan Kab. Blitar

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar 2017

Page 98: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

82

Pemberian paket kegiatan minapolitan pada tahun ini hampir sama seperti

tahun sebelumnya yaitu pembangunan dan pemeliharaan jalan maupun saluran

irigrasi serta pendampingan dan pengembangan usaha pembudidaya. Pada tahun

ini pemerintah membuat Tugas Pembantuan (TP) program peningkatan produksi

perikanan dan juga dilakukan pengembangan minapolitan menjadi destinasi

wisata dengan pembangunan patung ikan koi di Desa Penataran.

Adapun paket kegiatan minapolitan yang dilaksanakan pada tahun 2015

adalah sebagai berikut:

Tabel 16. Paket kegiatan minapolitan pada tahun 2015.

No.

Kegiatan Minapolitan Volume Instansi Penanggung

Jawab

1. Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidaya Ikan

1 paket Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Blitar

2. Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan

1 paket Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Blitar

3. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjend Perikanan Budidaya

1 paket Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Blitar

4. Pengembangan Budidaya Perikanan 1 paket Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Blitar

5. Pemasaran Produksi Perikanan 1 paket Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Blitar

6. Pembangunan / perbaikan jalan dan saluran

1 paket PU Bina Marga dan Pengairan

7. Pembangunan / perbaikan drainase 1 paket PU Bina Marga dan Pengairan

8. Pembangunan Jalan Produksi 1 paket Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Blitar

9. Revitalisasi Balai Benih Ikan (BBI) 1 paket Dinas Kelautan dan Perikanan kab. Blitar

10 Pengembangan Destinasi Wisata Penataran

- Pembuatan patung Koi di Penataran

1 paket Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar 2017

Page 99: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

83

Pada tahun 2015 pemberian paket kegiatan minapolitan tidak juah berbeda

dengan tahun 2014. Pada tahun ini hanya ada terdapat kegiatan peningkatan

dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya ditjend perikanan

budidaya yang membedakan dari tahun sebelumnya. Dan sisanya kegiatan yang

dilakukan hampir sama yaitu pembangunan sarana dan prasarana produksi,

perbaikan dan pemeliharaan jalan dan saluran irigrasi, pengembangan pemasaran

dan destinasi wisata penataran.

5.1.6 Faktor Yang Mempengaruhi Program Minapolitan

Dalam pelaksanaan program minapolitan terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi dibagi menjadi dua yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat.

Faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan program

minapolitan antara lain:

1. Faktor Pendukung

Faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan program minapolitan di

DesaPenataran adalah sebagai berikut:

a. Pembudidaya yang cukup banyak di Desa Penataran. Pembudidaya di Desa

penataran cukup banyak sebab sejak awal tahun 80-an masyarakat telah

berbudidaya ikan. Sehingga dari faktor sumber daya manusia daerah ini

sangat mendukung sebagai daerah minapolitan.

b. Tersedianya Komonditas unggulan. Salah satu syarat pengembangan

program minapolitan adalah tersedianya komonditas unggulan dalam bidang

kelautan maupun perikanan dengan nilai ekonomis tinggi. Sejak tahun 80-an

para pembudidaya telah membudidaya ikan, baik ikan konsumsi (nila, gurami

dan lele) maupun ikan hias (ikan cupang, manvis, oscar, koi dan ikan hias

lainnya). Ikan hias ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dibandingkan

ikan konsumsi, terutama ikan koi memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi

Page 100: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

84

dan menjadi ikon Blitar, sehingga ikan ini menjadi komonditas utama dalam

minapolitan.

c. Letak geografis kawasan ini cukup strategi dan secara alami memenuhi

persyaratan program minapolitan. Kawasan ini terletak di lereng gunung kelud

dan banyak terdapat sumber air yang dapat dimanfaatkan dalam budidaya.

Selain itu kawasan ini juga dekat dengan pusat pemerintahan Kota Blitar

sehingga aksesbilitas terhadap pasar, permodalan, dan lembaga-lembaga

pemerintahan ataupun lembaga-lembaga usaha dan fasilitas penyuluh dan

pelatihan.

2. Faktor Penghambat

Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan program minapolitan di

Desa Penataran adalah sebagai berikut :

a. Kurang tersedianya induk unggul dalam jumlah cukup.

Dalam pelaksanaan program minapolitan perlu tersedia bibit unggul, guna

meningkatkan kualitas produksi ikan. Namun sering kali ketersediaan bibit

unggul kurang mencukupi, sehingga kualitas ikan produksi rendah.

b. Penyakit ikan.

Penyakit ikan merupakan salah satu faktor yang menghambat program

minapolitan. Penyakit yang sering menjakit ikan budidaya petani adalah

herpes. Herpes ini sering sekali menyerang ikan koi. Banyak pembudidaya

yang berhenti berbudidaya saat ikan budidaya mereka terkena penyakit.

c. Ketersediaan air.

Meskipun terdapat dikawasan yang memiliki sumber air yang cukup melimpah.

Namun sering kali menemui kesulitan terkait ketersediaan air dan kondisi

saluran air yang kurang baik. Hal tersebut sering menjadi penghambat dalam

berbudidaya ikan yang membutuhkan ketersediaan air secara terus menerus.

Page 101: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

85

d. Daya dukung dan kualitas lingkungan sumber daya mulai menurun.

Daya dukung dan kualitas lingkungan sumber daya untuk budidaya mulai

menurun. Kualitas lingkungan yang digunakan juga dapat menurun bila

digunakan secara terus menerus. Kolam yang digunakan dalam budidaya

merupakan kolam tradisional, semi intensif dan intensif. Dimana bila budidaya

dilakukan di kolam tradisional maupun semi intensif sering terjadi

pendangkalan atau kerusakan pada saluran inlet dan outlet.

Adapun upaya dalam mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi

didalam pelaksanaan program minapolitan adalah sebagai berikut:

a. Mencari induk ikan berkualitas.

Salah satu cara yang dilakukan oleh Balai Penelitian/Pengembangan

Budidaya Air Tawar (KKP) dan Dinas kelautan dan Perikanan dalam mengatasi

hambatan atau permasalah yang ada yaitu dengan mencari indukan ikan yang

berkualitas, memilih calon induk berkualias atau mengimpor indukan, dan

melakukan pembinaan/pelatihan manajemen induk kepada pembudidaya,

serta melakukan sosialisasi/deseminasi teknik pemijahan buatan.

b. Pencegahan, pengobatan dan pemantauan penyakit ikan

Salah satu cara yang dilakuakan oleh Balai Karantina Penyakit Ikan dan Dinas

Kelautan dan Perikanan dalam mengatasi penyakit ikan yang menyerang yaitu

dengan melakukan deseminasi, pencegahan penyakit, pemberian vaksin dan

imunostimulan pada ikan. Selain itu juga melakukan pemantauan terhadap

ikan dari hama dan penyakit ikan.

c. Perbaikan saluran air dan pembuatan sumur artesis

Salah satu cara yang dilakuakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan adalah

berkerjasama dengan Dirjen Cipta Karya dan Kementrian PU dalam

memperbaiki Saluran air, membuat sumur artesis di lokasi kolam dan membuat

jaringan listrik di lokasi budidaya sehingga tersedia sumber energi untuk

Page 102: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

86

sumur, juga memberikan bantuan pompa air dan bantuan dana kepada

pembudidaya.

d. Revitalisasi lahan

Salah satu cara yang dilakuakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan adalah

berkerjasama dengan Dinas PU Bina Marga dan Pengairan dengan

melakukan revitalisasi lahan budidaya dengan pengembangan sytem

pengolahan lahan dengan penataan dan rehabilitasi kontruksi kolam dan

saluran inlet dan outlet pada kolam serta meberikan fasilitas yang memenuhi

CBIB (Cara Budidaya Ikan yang Baik).

5.2 Pengaruh Program Minapolitan

5.2.1 Pengaruh Terhadap Kondisi Ekonomi

Dengan adanya pelaksanaan program minapolitan di Desa Penataran

memberi dampak yang cukup besar dari segi ekonomi. Dalam penelitian ini, yang

dimaksudkan dengan kondisi ekonomi yaitu : kondisi infrastruktur, volume

produksi, perluasaan informasi, pendapatan, kelanjutan usaha, dan pemasaran.

Berbagai pengaruh yang timbul dari program minapolitan yang ditemukan di

lapang antara lain sebagai berikut :

1. Infrastuktur

Dengan adanya program minapolitan di Kecamatan Nglegok, membawa

pengruh yang positif pada Desa Penataran. Salah satu pengaruhnya adalah

infrastruktus Desa Penataran menjadi lebih memadai. Infrastuktur yang mendapat

pengaruh yaitu jalan semakin baik dengan dibangunnya jalan makadam di Desa

Penataran yang menghubungkan dengan Desa Kemloko, Jiwut, Krenceng dan

Bangsri dan perbaikan jalan-jalan yang rusak di Desa Penataran yang

menghubungkan dengan Desa Kuwut, Kelurahan Nglegok, dan Desa Ngoran serta

pembangunan badan pengaman jalan yang awalnya tidak memiliki badan

Page 103: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

87

pengaman jalan, dengan pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan

masyarakat Desa Penataran menjadi lebih mudah dalam aksebilitasnya sehari-

hari. Pembangunan saluran irigrasi dan perbaikan DAM (pengatur air)sehingga

masyarakat juga semakin mudah mendapatkan sumber air untuk budidaya

maupun pertanian mereka. Perbaikan dan perawatan Raiser ikan hias sehingga

fungsinya semakin optimal, serta pembangunan patung koi sebagai destinasi

wisata di Desa Penataran.

2. Volume Produksi Pembudidaya

Dalam pelaksanaan program minapolitan memiliki program kerja seperti

pengembangan sistem prasarana dan sarana produksi ikan, pengembangan

sistem produksi, mengembangkan sistem kesehatan ikan dan lingkungan

budidaya, pengembagan sistem pembenihan dari pembenihan secara alami

menjadi pembenihan secara buatan, dan pelatihan budidaya serta bantuan berupa

modal baik pakan, alat, maupun obat-obatan memberi pengaruh yang positif

kepada pembudidaya, pembudidaya menjadi lebih terampil dalam membudidaya

ikan. Ikan yang diproduksi juga memiliki kualitas yang baik sebab para

pembudidaya menjadi lebih terampil dan paham akan permasalan-permasalan

dalam berbudidaya.

3. Penguasaan Teknologi Budidaya

Adanya program minapolitan memberi dampak yang cukup baik bagi para

pembudidaya. Salah satu pengaruhnya yakni penguasaan teknologi budidaya.

Awalnya para pembudidaya hanya membenihkan ikan secara alami, namun

dengan adanya penyuluhan dari pemerintah terkait teknologi pembenihan

sekarang pembudidaya juga mengetahui pembenihan secara buatan. Selain itu

para pembudidaya juga menguasai teknologi dalam perlakuan benih ikan, hal

tersebut disebabkan adanya bantuan berupa alat-alat dalam pembenihan ikan,

Page 104: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

88

seperti akuarium pembenihan, akuarium pemeliharaan, heater akuarium, airator

maupun alat pendukung lainnya yang digunakan dalam pembenihan ikan hias.

4. Perluasaan Informasi Budidaya

Dengan adanya program minapolitan, diharapkan perluasan informasi

pembudidaya baik dalam informasi terkait sistem produksi yang tepat dan benar

maupun informasi pasar juga meningkat. Dikarenakan hubungan interaksi yang

terjalin antara pembudidaya dengan pembudidaya lainya, pembudidaya dengan

pihak input, dan pembudidaya dengan sumber informasi terkait program

minapolitan, hal ini menyebabkan informasi yang didapatkan pembudidaya

meningkat.

Berdasarkan data yang diperoleh dilapang, informasi terkait sistem

produksi meliputi cara pembenihan, pendederan, pembesaran sampai

pemanenan dan penanganan kualitas air maupun penyakit ikan. Selain informasi

terkait sistem produksi, informasi pasar juga semakin meningkat, pembudidaya

menjadi mengetahui perkembangan harga dipasaran baik harga pakan, obat,

maupun harga jual produksi. Informasi ini diperoleh dari sosialisasi dan pelatihan

oleh petugas penyuluh lapang maupun pihak Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Blitar, Pihak KKP (Kementrian Kelautan dan Perikanan), selain itu juga

tukar pikiran antaran sesama pembudidaya baik didalam forum kelompok

perikanan maupun perkumpulan yang dilakukan diluar forum kelompok perikanan.

Hal ini memberi pengaruh yang baik bagi pembudidaya, informasi yang diperoleh

pembudidaya semakin meningkat dan luas.

5. Pendapatan Pembudidaya

Dengan adanya program minapolitan berdampak pada peningkatan

volume produksi dan penurunan biaya produksi yang disebabkan oleh adanya

bantuan dari program minapolitan melalui bantuan modal, prasarana dan

Page 105: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

89

pelatihan, memberi pengaruh peningkatan pendapatan pembudidaya. Di dalam

penelitian ini pendapatan yang diperoleh pembudidaya sebagai berikut :

Tabel 17. Pendapatan pembudidaya ikan di Desa Penataran.

No Kode Pembudidaya Pendapatan (Rp)

1 P1 2.000.000,-

2 P2 3.000.000,-

3 P3 7.000.000,-

4 P4 5.500.000,-

5 P5 4.000.000,-

6 P6 2.500.000,-

7 P7 3.000.000,-

8 P8 5.000.000,-

9 P9 3.000.000,-

10 P10 7.000.000,-

Sumber : Data Primer, 2017.

Dari tabel diatas dapat diketahui pendapatan pembudidaya diatas diketahui

pendapatan sudah cukup tinggi. Pendapatan yang tertinggi diperoleh

pembudidaya dalam kurung waktu sebulan sebesar Rp. 7.000.000,-, dan

pendapatan terendah pembudidaya sebesar Rp. 2.000.000,-. Dari data di lapang

dengan pendapatan tersebut para pembudidaya telah dapat memenuhi

kebutuhannya sehari-hari, baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya.

Berdasarkan indikator kesejahteraan masyarakat dari BPS tahun 2005, sebagian

besar pendapatan pembudidaya didominasi oleh pendapatan rendah yaitu berada

dibawah Rp. 5.000.000,-.

6. Kelanjutan Usaha Pembudidaya

Adanya program minapolitan di Kecamatan Nglegok, diharapkan dapat

menumbuhkan jiwa kewirausahaan masyarakat Desa Penataran, sehingga

masyarakat dapat hidup mandiri dan tidak bergantung pada bantuan pemerintah

karena usaha budidaya berjalan lancar dan berkelanjutan.

Dalam penelitian ini, dampak program minapolitan dari segi kelanjutan

usaha memberikan pengaruh yang cukup baik. Dari hasil wawancara didapatkan

Page 106: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

90

bahwa semenjak adanya program minapolitan di Kecamatan Nglegok ini, daerah

ini semakin dikenal sebagai kawasan minapolitan dan daerah perikanan, sehingga

banyak sekali konsumen langsung datang ke daerah ini untuk mencari dan

membeli ikan. Hal tersebut berpengaruh pada masyarakat yang awalnya berkerja

disektor lain beralih ke sektor perikanan. Dari hasil wawancara dari 10 orang

terdapat 3 orang yang memulai budidaya setelah adanya program minapolitan ini.

Kelanjutan usaha pembudiaya ini juga didukung dengan adanya bantuan

dari paket-paket program minapolitan yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Blitar. Dengan adanya bantuan baik berupa material

maupun non material diharapkan jiwa kewirausahaan para pemudidaya dapat

tumbuh sehingga usaha mereka dapat berkelanjutan dan masyarakat lama-

kelamaaan dapat mandiri dan tidak ketergantungan terhadap pemerintah. Dari

data yang diperoleh dilapang banyak pembudidaya yang telah mandiri dan

berkembang dalam usaha budidayanya, meskipun dalam budidaya sering ditemui

berbagai pemasalahan seperti turunnya kualitas air, penyakit ikan dan bencana

Alam gunung kelud yang sering menjadi hambatan dalam budidaya namun para

pembudidaya tetap berusaha dengan giat agar budidayanya tetap berjalan

dengan baik dan berkelanjutan.

7. Kelanjutan Pemasaran Produk

Berdasarkan penelitian dilapang dengan adanya program minapolitan,

pemerintah melakukan perbagai upaya untuk memasarkan hasil perikanan

diantarannya yaitu :

a. Pengadaan fasilitas pengembangan produk hasil perikanan non konsumsi

pada tahun 2011 yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Blitar. Fasilitas yang diadakan adalah pengadaan sarana pasar

benih dan ikan koi, pengadaan bak ikan untuk kontes ikan koi, pengadaan

sarana pemasaran bergerak untuk benih dan ikan hias.

Page 107: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

91

b. Pameran dan kontes ikan hias tahun 2011 yang dilakukan oleh Dinas Kelautan

dan Perikanan Kabupaten Blitar. Pameran dan kontes ini sebagai ajang

promosi ian hias yang dilakukan oleh pemerintah guna mempromosikan dan

memperkenalkan ikan hias di Blitar.

c. Optimalisasi sub raiser ikan hias yang berfungsi sebagai balai karantina ikan.

Melalui bantuan berupa pameran dan kontes ikan hias juga berguna

sebagai ajang apresiasi kepada pembudidaya ikan koi dan juga sebagai promosi

hasil produksi ikan koi kepada konsumen atau para pencinta ikan koi, sehingga

pemasaran ikan koi dapat menjadi mudah dan keberlanjutannya dapat terjaga.

Selain itu, daerah ini juga menjadi terkenal sebagai daerah perikanan sehingga

para konsumen ikan menjadikan daerah ini sebagai salah satu daerah produksi

ikan hias maupun ikan konsumsi dengan kualitas baik. Hal tersebut berdampak

pada sistem pemasaran ikan di daerah ini cukup mudah, yakni para pembudidaya

tidak perlu repot-repot memasarkan hasil produksinya keluar daerah kerena para

pedagang dan konsumen datang sendiri ke daerah ini untuk membeli ikan. Selain

itu dengan kualitas ikan yang cukup baik para konsumen dan pedagang menjadi

setia dengan hasil produksi daerah ini dibandingkan daerah lain.

5.2.2 Pengaruh Terhadap Kondisi Sosial

Dengan adanya pelaksanaan program minapolitan di Desa Penataran

memberi dampak yang cukup besar dari segi sosial. Dalam penelitian ini, yang

dimaksudkan dengan kondisi sosial yaitu : kondisi kelompok masyarakat, jaringan

budidaya, lapangan perkerjaan, pendidikan, kesehatan, pola konsumsi,

produktivitas lahan. Berbagai pengaruh yang timbul dari program minapolitan yang

ditemukan di lapang antara lain sebagai berikut :

1. Kelompok Masyarakat

Dengan adanya program minapolitan diharapkan masyarakat

pembudidaya memiliki kesadaran bersama untuk saling berinteraksi di dalam

Page 108: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

92

suatu kelompok sosial seperti kelompok pembudidaya, kelompok perikanan

maupun kelompok pengemar ikan hias. Sehingga dengan adanya masyarakat

yang saling berinteraksi maka informasi terkait program minapolitan dapat

tersampaikan dan terserap oleh masyarakat dan kehidupan sosial mereka menjadi

lebih baik.

Berdasarkan penelitian di lapang di Desa Penataran terdapat 2 kelompok

pembudidaya yaitu kelompok perikanan Mina Brawijaya yang diketuai oleh Bapak

Pamuji, kelompok ini bergerak dalam kegiatan pembenihan dan pembesaran ikan

koi, namun anggotanya juga memelihara ikan lain selain ikan koi dan kelompok

perikanan Mina Hias yang diketuai oleh Bapak Rojik, yang bergerak dalam

kegiatan pembenihan ikan hias, namun juga terdapat anggotanya yang melakukan

pembesaran ikan. Dalam penelitian dilapang terdapat 1 kelompok perikanan yang

masih dalam tahap pengajuan proposal pembentukan kelompok perikanan

kepada Dinas, kelompok ini diketuai oleh Bapak Eko dan bergerak di pembenihan

ikan konsumsi seperti gurami dan lele. Sebelum adanya program minapolitan di

Desa Penataran, desa ini telah menjadi salah satu desa yang terkenal sebagai

daerah perikanan dan pariwisata, sehingga masyarakat desa lebih terbuka dan

tingkat interaksinya cukup tinggi. Intraksi masyarakat Desa Penataran ini tidak

hanya pada kegiatan kelompok perikanan saja, namun juga pada kegiatan

kelompok lain seperti kelompok takmir masjid, tahlilan rutin, kelompok pedangang,

kelompok tukang parkir dan kelompok masyarakat lainnya. Hal tersebut

menunjukkan bahwa sebelum adanya program minapolitan ini interaksi

masyarakat didalam kelompok masyarakat/kelompok sosial cukup tinggi dan

setelah adanya program minapolitan interaksi ini semakin meningkat.

2. Jaringan Budidaya

Jaringan yang dimaksud adalah jaringan interaksi yang terjalin antara

pembudidaya dengan pembudidaya lainya, pembudidaya dengan pihak input, dan

Page 109: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

93

pembudidaya dengan sumber informasi terkait program minapolitan seperti raiser

ikan hias koi Kecamatan Nglegok, dinas kelautan dan perikanan kabupaten blitar

dan para penyuluh. Dengan adanya program minapolitan ini diharapkan hubungan

interaksi semua pihak dapat berkembang menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil penelitian dengan adanya program minapolitan ini

secara gak langsung memberi pengaruh positif kepada masyarakat pembudidaya

dari segi perluasaan informasi. Menurut pembudidaya interaksi sosial yang terjadi

tidak hanya antara anggota kelompok budidaya yang secara rutin melakukan

pertemuan kelompok, namun juga dengan pembudidaya lainnya diluar kelompok

budidaya lain, penyuluh dari dinas, pihak dinas dan KKP. Selain itu pembudidya

juga sering berinteraksi dengan pihak input maupun output, seperti terhadap

penyedia pakan, sarana dan sarana budidaya ikan, juga pembeli atau konsumen

hasil budidaya. Hal ini menunjukan bahwa interaksi dan partisipasi pembudidaya

juga meningkat melalui keterlibatan secara langsung dalam setiap pengambilan

keputusan dan secara gotong royong menjalankan pembangunan yang

dilaksanakan melalui program minapolitan. Meskipun intensitas pertemuan

kelompok dalam sebulan hanya 2 kali namun para pembudidaya sering melakukan

pertemuan diluar kelompok budidaya, bahkan interksi mereka dapat terjadi setiap

hari.

3. Lapangan Perkerjaan

Menurut penelitian dilapang, masyarakat yang dulunya tidak berbudidaya

menjadi berbudidaya ikan. Dari hasil wawancara yang dilakukan terdapat 3 dari 10

pembudidaya yang memulai berbudidaya diatas tahun 2010. Dengan adanya

program minapolitan daerah ini juga menjadi daerah yang terkenal sebagai

penghasil ikan, baik ikan konsumsi maupun ikan hias. Sehingga dengan tingginya

permintaan ikan, maka pembudidaya akan berupaya meningkatkan hasil

produksinya, dalam meningkatkan hasil produksi salah satu faktor yang dapat

Page 110: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

94

ditingkatkan selain modal, bibit, pakan adalah tenaga kerja. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa dengan adanya permintaan ikan yang tinggi maka tenaga kerja

yang terserap pun akan semakin tinggi pula. Namun pada kenyataannya dari 10

pembudiaya yang menjadi informan hanya 1 pembudidaya yang menggunakan

tenaga kerja tambahan selain keluarga, pembudidaya ini adalah Bapak Tungkel

pembudidaya ikan hias yang memiliki 1 tenaga kerja tetap saat musim paceklik,

namun saat musim ikan atau saat permintaan ikan tinggi beliau bisa

memperkerjakan 4-5 tenaga kerja guna melayani permintaan ikan dari konsumen

dan sisanya menggunakan tenaga kerja dari keluarga seperti istri dan anak.

Namun pembudidaya juga membutuhkan tenaga kerja tambahan saat membuat

kolam atau memperbaiki kolam.

4. Pendidikan

Dengan adanya program minapolitan diharapkan pandangan orang tua

akan pentingnya pendidikan bagi keluarganya meningkat. Sehingga orang tua

akan menyekolahkan anaknya sampai jenjang yang cukup tinggi dan masalah

finansial terkait biaya pendidikan tidak menjadi permasalahan.

Berdasarkan hasil penelitian, dari 10 pembudidaya yang menjadi informan

semua anak mereka bersekolah, dan bahkan ada yang menempuh pendidikan di

perguruan tinggi. Menurut mereka pendidikan anak mereka penting meskipun dari

10 pembudidaya hanya terdapat 2 pembudidaya yang pernah menempuh

pendidikan diperguruan tinggi, namun mereka memiliki keinginan agar anak-anak

mereka dapat bersekolah sampai jenjang perguruan tinggi. Para pembudidaya

juga mengajarkan anak-anak mereka untuk berbudidaya secara tidak langsung

dengan cara melibatkan anak mereka dalam kegiatan produksi, meskipun

nantinya anak mereka memiliki keinginan yang sama untuk berbudidaya atau

memiliki perkerjaan dibidang lainnya, mereka tetap mengutamakan pendidikan

formal mereka.

Page 111: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

95

Adapun tingkat pendidikan pembudidaya dan pendidikan anak mereka

dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 18. Pendidikan pembudidaya dan pendidikan anak pembudidaya.

No Kode

Pembudidaya Pendidikan

Pembudidaya Jumlah

Anak Pendidikan Anak

1 P1 S1 2 Lulus SMK,SD

2 P2 S1 2 S1

3 P3 SMP 1 Lulus SMA

4 P4 SD 3 S1, SD, TK

5 P5 SMP 2 D3, SMP

6 P6 SMP 2 SMP, SMA

7 P7 SMA 1 TK

8 P8 SMA 1 TK

9 P9 SMA 2 SMA, SMP

10 P10 SMA 2 SMA, SMP

Sumber : Data Primer, 2017.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa meskipun sebagian para

pembudidaya tidak mengeyam pendidikan di perguruan tinggi namun pendidikan

anak mereka telah cukup baik. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa anak-anak

mereka sebagian besar masih bersekolah, serta sebagian telah lulus dan memilih

untuk berkerja.Terdapat 2 pembudidaya yang anaknya telah berkeluarga dan

berkerja dan sebanyak 1 pembudidaya yang memiliki anak yang kuliah sambil

berkerja. Dan sisanya bersekolah atau kuliah namun tidak berkerja. Semua

pembudidaya menyatakan bahwa biaya pendidikan anak mereka tidak menjadi

permasalahkannya, sebab biaya pendidikan cukup terjangkau. Biaya pendidikan

yang terjangkau sebab anak mereka masih menempuh pendidikan di TK-SMA.

Menurut pembudidaya yang memiliki anak yang berkuliah biaya pendidikan

mereka cukup terjangkau, namun biaya biaya hidup ditempat mereka berkuliah

cukup tinggi.

5. Kesehatan

Menurut Badan Pusat Statistik (2005), indikator kesehatan keluarga

digolongkan menjadi tiga yaitu 1) bagus (skor 3) dari seluruh anggota keluarga

Page 112: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

96

dalam sebulan kurang dari 25% sering sakit, 2) cukup (skor 2) jika anggota

keluarga dalam sebulan antara 25%-50% sering sakit dan 3) kurang (skor 1) jika

dari seluruh anggota keluarga dalam sebulan lebih dari 50 % sering sakit. Dalam

Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia No. 39 Tahun 2016 terdapat 12

Indikator utama penanda kesehatan sebuah keluarga, antara lain sebagai berikut:

a. keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB);

b. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan;

c. bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;

d. bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif;

e. balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan;

f. penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar;

g. penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;

h. penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan;

i. anggota keluarga tidak ada yang merokok;

j. keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);

k. keluarga mempunyai akses sarana air bersih; dan

l. keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kesehatan keluarga pembudidaya,

dari 10 pembudidaya yang menjadi informan dapat diketahui bahwa 8 orang

termasuk kategori bagus dan sebanyak 2 orang termasuk kategori cukup bagus.

Bila dilihat dari indikator utama menurut PERMENKES, hampir semua poin

tersebut telah dipenuhi terutama poin 1-5. Untuk poin ke-6 tidak terdapat informan

yang memiliki tuberkulosis paru. Untuk poin ke-7 terdapat 1 dari 10 pembudidaya

yang memiliki hipertensi dan melakukan pengobatan secara teratur. Untuk poin

ke-8 tidak terdapat anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa. Untuk poin

ke-9 hanya terdapat 4 dari 10 pembudidaya yang tidak merokok dan poin ke-10

hanya 3 dari 10 pembudidaya yang mempunyai JKN atau jaminan kesehatan.

Page 113: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

97

Serta untuk poin ke-11 dan ke-12 keluarga dari 10 pembudidaya mempunyai

akses air bersih dan menggunaan jamban sehat. Berdasarkan 12 indikator

tersebut dapat disimpulkan bahwa kesehatan keluarga pembudidaya telah baik

sebab telah memenuhi lebih dari setengah indikator yang ditetapkan oleh

PERMENKES.

Selain dari data diatas, dalam penelitian juga didapatkan bahwa

pembudidaya memiliki tingkat kesehatan yang cukup bagus, disebabkan karena

dasa penataran cukup dekat dengan pusat pemerintahan kota Blitar dimana

disana terdapat sarana dan prasarana kesehatan yang memadai, keadaan

lingkungan yang bersih serta tingkat kesadaran masyarakat tentang kesehatan

cukup tinggi. Penyakit yang sering diderita oleh keluarga pembudidaya yaitu

demam, pusing, flu, batuk, radang tenggorokan dan maag. Namun terdapat

anggota keluarga yang memiliki hipertensi dan sedang menjalani perawatan yang

intens.

6. Pola Konsumsi.

Konsumsi, didalam ilmu ekonomi diartikan sebagai penggunaan barang

dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi. Tujuan dari konsumsi adalah

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (Rosyidi, 2009). Dalam penelitian ini yan

dimaksudkan konsumsi adalah pengeluaran rumah tangga pembudidaya untuk

memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Kebutuhan sehari-hari pembudidaya pada

penelitian ini terbagi menjadi pengeluaran pangan dan pengeluaran non panggan.

Pengeluaran pangan berupa membeli makanan pokok, sayuran, buah-buahan

dan bumbu-bumbu. Sedangkan pengeluaran non pangan berupa biaya listrik,

bahan bakar, biaya kesehatan, biaya pendidikan anak, biaya transpotasi dan

komuniakasi. Berikut ini pengeluaran pangan pembudidaya dalam sebulan dan

pengeluaran non pangan dalam sebulan.

Page 114: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

98

Tabel 19. Pengeluaran pangan pembudidaya dalam sebulan dan pengeluaran non pangan dalam sebulan.

No

Kode Pembudidaya

Pendapatan Pengeluaran

Pangan Non Pangan Total

1 P1 2.000.000 810.000 600.000 1.410.000

2 P2 3.000.000 560.000 1.620.000 2.180.000

3 P3 7.000.000 935.000 1.680.000 2.615.000

4 P4 5.500.000 1.270.000 1.190.000 2.460.000

5 P5 4.000.000 1.095.000 1.980.000 3.075.000

6 P6 2.500.000 705.000 630.000 1.335.000

7 P7 3.000.000 1.010.000 580.000 1.590.000

8 P8 5.000.000 1.140.000 590.000 1.730.000

9 P9 3.000.000 955.000 1.280.000 2.235.000

10 P10 7.000.000 1.340.000 1.340.000 2.680.000

Sumber : Data Primer, 2017.

Berdasarkan indikator kesejahteraan masyarakat menurut BPS tahun

2005, pengeluaran rumah tangga pembudidaya termasuk kedalam pengeluaran

sedang, yaitu berada di atas Rp. 1.000.000,- dan dibawah Rp. 5.000.000,-. Besar

kecilnya konsumsi rumah tangga pembudidaya ikan di Desa Penataran, baik

pangan maupun non pangan selain dipengaruhi oleh pendapatan dan kebiasaan,

juga dipengaruhi tingkat pendidikan juga jumlah anggota keluarga. Nilai konsumsi

terbesar untuk kebutuhan pangan rumah tangga pembudidaya adalah Rp.

1.340.000,- perbulan dan nilai konsumsi terkecil untuk pangan rumah tangga

pembudidaya adalah Rp. 560.000,- perbulan. Nilai konsumsi terbesar tersebut

dikeluarkan oleh pembudidaya P10 dengan pendapatan Rp. 7.000.000,- perbulan

dan nilai konsumsi pangan terkecil dikeluarkan oleh pembudidaya P2 dengan

pendapatan sebesar Rp. 3.000.000,- perbulan.

Sedangkan konsumsi non pangan terbesar rumah tangga pembudidaya

adalah Rp. 1.980.000,- perbulan dan nilai konsumsi non pangan terkecil adalah

Rp. 580.000,- perbulan. Nilai terbesar ini dikeluarkan oleh pembudidaya P5 yang

memiliki pendapatan Rp. 4.000.000,- perbulan dan nilai konsumsi non pangan

terkecil dikeluarkan oleh pembudidaya P7 yang memiliki pendapatan sebesar Rp.

Page 115: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

99

3.000.000,- perbulan. Besarnya nilai konsumsi non pangan disini dipengaruhi oleh

jumlah anak-anak dan tingkat pendidikan anak-anak mereka. Bila anak mereka

banyak dan menempuh pendidikan di perguruan tinggi makan nilai konsumsi non

pangan mereka akan tinggi hal tersebut dikarenakan biaya pendidikan mereka

yang dikeluarkan dalam sebulan cukup besar.

7. Produktivitas Lahan

Dengan adanya program minapolitan ini, diharapkan masyarakat semakin

memiliki keinginan untuk melakukan budidaya ikan, sehingga lahan-lahan

perkarangan rumah yang tidak digunakan dan kebun-kebun sebelumnya kurang

produktif dapat termanfaatkan secara optimal.

Berdasarkan hasil penelitian dilapang, kondisi lahan di Desa Penataran ini

sebagian besar terdiri dari lahan basah sebab letaknya yang berdekatan dengan

sumber-sumber air, sehingga lahan tersebut cenderung lebih cocok untuk kegiatan

budidaya daripada pertanian. Setelah adanya program minapolitan lahan warga

yang cenderung basah dan kurang cocok untuk pertanian digunakan sebagai

lahan budidaya ikan, baik ikan hias maupun ikan koi. Terdapat 3 pembudidaya

yang memulai memanfaatkan lahannya sebagai lahan untuk berbudidaya dan

terdapat 3 orang pembudidaya yang menambah lahan budidaya dengan membeli

lahan baru dan menyewa lahan. Peningkatan lahan budidaya ikan koi di

Kecamatan Nglegok dapat dilihat pada tabel 19.

Page 116: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

100

Tabel 20. Peningkatan lahan budidaya ikan koi di Kecamatan Nglegok

No Desa, Kecamatan Potensi

Luasan (Ha)

Eksisting

2010 2011 2012 2013

Kecamatan Nglegok

1 Desa Kemloko 11 4 4 8 10

2 Kel. Nglegok 13 5 5 9 8

3 Desa Krenceng 6 1 1 2 4

4 Desa Jiwut 7 1 1 2 4

5 Desa Dayu 8 1 2 4 4

6 Desa Modangan 4 0,5 0,5 1 3

7 Desa Bangsri 3 0,5 0,5 1 2

8 Desa Ngoran 4 0,5 0,5 1 3

9 Desa Penataran 4 0,5 0,5 1 2

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Blitar 2017

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa potensi lahan budidaya koi di blitar

sekitar 4 hektar. Pada tahun 2010 luas lahan budidaya koi sekitar 0,5 hektar dan

padah tahun 2011 masih sekitar 0,5 hektar. Pada tahun 2012 mulai mengalami

peningkatan menjadi 1 hektar dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 2 hektar.

Hal tersebut menunjukan bahwa produktivitas lahan budidaya ikan koi mengalami

peningkatan.

5.2.3 Pengaruh Terhadap Kondisi Budaya

Penelitian ini dilakukan di Desa Penataran, di desa ini terdapat situs

purbakala peninggalan kerajaan majapahit. Sehinga selain sumberdaya Alam

yang cukup banyak desa ini juga memiliki sejarah dan budaya yang menarik.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh program minapolitan dari

kondisi budaya masyarakat. Kondisi budaya yang dimaksud yaitu: kepercayaan

masyarakat, sistem religi (upacara adat), kebiasaan-kebiasaan pembudidaya.

Page 117: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

101

Berikut ini pengaruh yang timbul dari program minapolitan yang ditemukan

di lapang antara lain sebagai berikut :

1. Kepercayaan Masyarakat

Menurut Koentjaraningrat (1994), sistem keyakinan yang mengandung

segala keyakinan serta bayangan manusia tentang sifat-sifat Tuhan, tentang

wujud alam gaib (supernatural), serta seala nilai, norma, dan ajaran dari religi yan

bersangkutan. Kepercayaan masyarakat yang dimaksudkan disini adalah

kepercayaan yang berkaitan dengan pengkeramatan sesuatu seperti sumber air

atau suatu kawasan tertentu. Hal tersebut sering menyebabkan masyarakat

kurang aktif terhadap perubahan baru yang coba dilakukan oleh pemerintah.

Dalam penelitian ini diharapkan dengan adanya program minapolitan tidak

bertentangan dengan kepercayaan masyarakat.

Berdasakan penelitian dilapang, masyarakat penataran memilki berbagai

kepercayaan yang telah dipercayai secara turun-temurun. Salah satu kepercayaan

tersebut adalah kepercayaan akan kemujaraban doa yang dipanjatkan di petilasan

syech subakir sehingga banyak perziarah dari luar daerah menunjungi tempat ini

guna berziarah dan memanjatkan doa. Kepercayaan berikutnya yaitu sumber air

yang terdapat dikomplek candi penataran dapat mendatangkan berkah sebab

sumber air ini merupakan sumber air yang konon digunakan raja hayam wuruk

untuk mandi saat bertandang ke candi penataran, sehingga hingga saat ini sumber

tersebut dijaga oleh masyarakat dan pemerintah, guna melestarikan situs budaya

maupun sumber air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga.

Kepercayaan lain yang terdapat di dalam masyarakat terletak di dusun pacuh, di

dusun tersebut terdapat kepercayaan yaitu larangan untuk menebang pohon yang

terdapat di daerah sumber pacuh, bila ada yang melanggar maka akan

mendatangkan nasib buruk. Dengan adanya kepercayaan kepercayaan tersebut

ternyata membuat masyarakat bertentangan dengan program-program yang

Page 118: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

102

dilakukan oleh pemerintah. Bahkan sebagian kepercayan tersebut mendukung

program pemerintah contohnya larangan menebang pohon didusun pacuh ini

dapat melestarikan sumber pacuh yang menjadi sumber utama perairan Desa

Penataran dan desa lainnya, selain itu kawasan ini pun dijadikan hutan lindung

oleh pemerintah.

2. Sistem Religi (Upacara Adat)

Menurut Koentjaraningrat (1994), religi adalah bagian dari kebudayaan.

Disebutkan bahwa religi merupakan suatu sistem yang terdiri dari empat

komponen, yaitu : 1) emosi keagamaan yang menyebabkan manusia itu bersikap

religius, 2) sistem keyakinan yang mengandung segala keyakinan serta bayangan

manusia tentang sifat-sifat Tuhan, tentang wujud alam gaib (supernatural), serta

seala nilai, norma, dan ajaran dari religi yan bersangkutan. 3) sistem ritus dan

upacara yang merupakan usaha manusia untuk mencari hubungan denan Tuhan,

dewa-dewa, atau mahluk-mahluk halus yang mendiami alam gaib, 4) umat atau

kesatuan sosial yang menganut sistem keyakinan tersebut dan yang

melaksanakan sistem ritus dan upacara.

Berdasarkan penelitian dilapang, terdapat beberapa sistem religi atau

upacara adat yang terdapat di Desa Penataran yaitu Gendurinan merupakan salah

satu acara yang sering dilakukan masyarakat desa dalam memperingati hal-hal

tertentu seperti kematian, lahiran atau acara syukur telah mendapatkan rizki dari

Tuhan. Metek pari merupakan adat yang dilakukan masyarakat desa khususnya

petani sebelum melakukan panen pari, upacara ini biasanya dilakukan dengan

membawa makanan ke sawah yang akan dipanen dan membagikan makanan

tersebut pada tamu yang diundang, acara ini hampir mirip dengan gendurinan

namun yang membedakannya adalah jumlah orang yang mengikuti dan lokasinya.

Berdasarkan penelitian terdapat upacara adat yang baru dilakukan oleh

sebuat LSM yaitu kirap dan upacara tumpeng agung nusantara merupakan

Page 119: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

103

kegiatan yang dilakukan pertama kali pada tahun 2012. Acara ini dilakukan setiap

bulan juni di komplek candi penataran, Upacara budaya ini merupakan “Napak

Tilas” perjalanan spiritual Raja Hayam Wuruk dari kerajaan majapahit. Dimana

dalam kitab negarakertagama diceritakan bahwa sang maharaja selalu melakukan

kunjungan ke candi penataran setiap tahunnya. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai

bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kirab ini akan dimulai dari situs

Upak Bale Kembang yang dipercaya sebagai keraton pesinggahan para raja sejak

jaman kerajaan kediri. Setelah itu tumpeng raksasa dan bberbagai hasil bumi akan

diarak menuju candi penataran. Sesampainya di candi, kegiatan akan dilanjutkan

dengan upacara ritual dan doa kepala Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu dalam

acara ini juga dipentaskan acara berbagai macam kesenian trandisional di Blitar.

Meskipun acara ini baru dilakukan beberapa tahun belakang, namun bila ditengok

dari secara dan latar belakangnya acara ini termasuk dalam hasil kebudayaan

masyarakat penataran sedari jaman Kerajaan Majapahit.

3. Kebiasaan-Kebiasaan Pembudidaya

Kebiasaan-kebiasaan yang dimaksud disini adalah kebiasaan

pembudidaya yang telah dilakukan secara berulang dan berkelanjutan. Dalam

penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari program minapolitan

terhadap kebiasaan pembudidaya. Salah satu hal baru yang menjadi kebiasaan

masyarakat adalah pameran dan kontes koi yang diikuti oleh masyarakat.

Berdasarkan penelitian dilapang, masyarakat pembudidaya di Desa

Penataran memiliki kebiasaan yang berbeda dari desa lainnya. Pembudidaya

disini lebih memilih untuk melakukan usaha pembibitan dari pada pembesaran

ikan. Menurut salah satu pembudidaya, usaha pembenihan lebih sesuai dengan

kondisi lingkungan, daripada usaha pembesaran. Kondisi lingkungan Desa

Penataran yang terletak dilereng gunung kelud memiliki suhu yang sedikit lebih

dingin dibandingkan daerah lainnya, sehingga lebih cocok untuk pembenihan ikan,

Page 120: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

104

daripada pembesaran ikan yang memerlukan suhu yang hangat. Selain

masyarakat pembudidaya lebih memilih untuk pembenihan dari pada pembesaran,

masyarakat juga memilik kebiasaan pembagian wilayah budidaya dan pertanian.

Di Desa Penataran ini terdapat 3 dusun yaitu : Dusun Pacuh, Dusun Penataran

dan Dusun Sumber Kecek. Dari hasil wawancara, masyarakat Dusun Pacuh

jarang melakukan usaha budidaya meskipun disana terdapat sumber air yang

cukup melimpah karena terdapat sumber air pacuh yang besar. Kegiatan usaha

budidaya paling banyak dilakukan di Dusun Penataran dan Sumber Kecek,

meskipun disana sumber air tidak sebanyak di Dusun Pacuh. Hal ini disebabkan

karena Dusun Pacuh terletak di dataran yang lebih tinggi dari dua dusun lainnya,

sehingga suhu udara di dusun tersebut lebih dingin dan kurang sesuai untuk

berbudidaya. Sedangkan pengaruh program minapolitan terhadap kebiasaan

pembudidaya lebih mengarah pada kebiasaan seperti berkumpul di dalam

masyarakat atau kelompok perikanan, mengikuti pameran ikan koi dan ikan hias

yang menjadi agenda tahunan di Blitar.

5.3 Kearifan Lokal Masyarakat

5.3.1 Kearifan Lokal Masyarakat

Istilah kearifan (wisdom) secara estimologi berarti kemampuan seseorang

dalam menngunakan akal pikirannya untuk menyikapi suatu kejadian, objek atau

situasi. Sedangkan istilah lokal, disini menunjukan ruang interaksi dimana

peristiwa atau situasi tersebut terjadi. Dari dua istilah tersebut dapat diefinisikan

bahwa kearifan lokal merupakan perilaku positif manusia dalam berhubungan

dengan alam dan lingkungan sekitarnya, yang dapat bersumber dari nilai agama

adat istiadat, petuah nenek moyang atau budaya setempat, yang terbangun

secara alamiah dalam suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi dengan

lingkungan sekitarnya. subtansi kearifan lokal dapat berupa aturan mengenai 1)

Page 121: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

105

kelembagaan dan sanksi sosial, 2) ketentuan tentang pemanfaatan ruang dan

perkiraan musim untuk bercocock tanam, 3) pelestarian dan perlindungan

terhadap kawasan sensitif, serta 4) bentuk adaptasi dan mitigati tempat tinggal

terhadap iklim, bencarna atau ancaman lainnya (Wikantiyoso dan Tutuko, 2009).

Berdasarkan penelitian di lapang, masyarakat Desa Penataran memiliki

beberapa kearifan lokal, diantarannya sebagi berikut:

a. Kebiasaan budidaya, masyarakat Desa Penataran lebih banyak melakukan

pembenian daripada pembesaran ikan. Hal ini telah terjadi sejak awal terdapat

budidaya ikan di desa ini. Kebiasaan ini terjadi karena lingkungan budidaya

yang lebih menguntungkan untuk usaha pembenihan dari pada pembesaran.

b. Pembagian air di desa sumber krecek, di dusun ini terjadi pembagian atas

pemanfaatan air. Pembagian ini didasarkan atas waktu, dimana ditimur jalan

mendapatkan bagian medapatkan bagian pemanfaatan air pada malam hari

dan pada daerah barat jalan mendapatkan bagian pemanfaatan air pada siang

hari.

c. Pelarangan penebangan pohon disekitar sumber pacuh, masyarakat percaya

bila terdapat masyarakat yang menebang pohon didaerah tersebut maka akan

mendapatkan nasib buruk.

d. Gendurinan merupakan kebiasaan masyarakat sejak jaman dahulu.

Gendurinan dimaksudkan untuk mengucapkan syukur atas riski yang telah

didapat dari Tuhan dan peringatan akan hal-hal tetentu (kelahiran, kematian

dan acara-acara lainnya)

e. Metek pari merupakan acara gendurinan yang dilakukan oleh masyarakat

sebelum melakukan panen, acara ini hampir mirip dengan gendurinan namun

jumlah dan tempatnya terbatas. Biasanya acara metek ini dilakukan disawah

deng jumlah tamu yang cukup sedikit sekitar 7 – 10 orang.

Page 122: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

106

f. Keperacayaan akan sumber mata air yang terdapat di komplek candi

penataran. Masyarakat percaya bahwa air dari mata air ini mendatangkan

berkah. Dan sebagian percaya bahwa air ini dapat menyembuhkan berbagai

penyakit dan dapat membuat awet muda. Menurut sejarahnya mata air ini

dulunya digunakan oleh Maharaja Hayam wuruk untuk mandi saat berkuncung

ke komplek candi penataran. Keberadaan sumber mata air ini yang tidak jauh

dari kawasan candi penataran membuatnya sering dikunjungi oleh wisatawan

yang penasaran dan ingin membuktikan manfaat dari sumber air ini.

g. Kepercayaan akan mujarapnya doa di petilasan syech subakir. Banyak

masyarakat desa maupun masyarakat luar desa yang percaya bila

memanjatkan doadan berziarah di petilasan ini makan doanya kan mudah

terkabut. Sehingga saat ini banyak masyarakat yang mengunjungi petilisan ini

untuk berdoa ataupun sekedar berziarah. Dinas kebudayaan dan pariwisata

pun telah menetapkan petilsan ini sebagai salah satu pariwisata yang terdapat

di Desa Penataran.

5.4 Model Pengelolaan Desa Wisata

5.4.1 Potensi Wisata Desa Penataran

Desa Penataran merupakan salah satu desa yang terletak dilereng gunung

kelud sehingga udara di desa ini cukup bersih jauh dari polusi udara perkotaan.

Selain itu desa ini juga masih asri sehingga cukup nyaman bagi parawisatawan

yang penat akan suasana kota besar. Jarak tempuh Desa Penataran dengan kota

kecamatan nglegok pun cukup dekat sekitar 3 Km, atau sekitar 7 menit waktu

tempuh dan jaraknya juga cukup dekat dengan kota/kabupaten Blitar sekitar 12

Km dengan waktu tempuh kurang lebih sekitar 0,5 jam. Selain itu aksesbilitas

didesa ini juga cukup baik. Dengan demikian desa ini cocok untuk dijadikan tujuan

wisata. Selain didukung dengan hal tersebut desa ini juga memiliki beberapa

Page 123: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

107

potensi wisata yang cukup baik. Berikut ini adalah potensi wisata yang terdapat di

Desa Penataran :

1. Kawasan Komplek Candi Penataran

Kawasan Komplek Candi penataran merupakan kawasan wisatan yang

terdiri dari komplek candi penataran. Kawasan wisata ini sering disebut dengan

candi penataran. Candi penataran merupakan candi hindu terbesar di jawa timur.

Candi ini dibangun selama 257 tahun, mulai jaman Kerajaan Kediri hingga

Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Jayanegara hingga Raja

Wikramawardana. Menurut sejarahnya Nama asli candi Penataran dipercaya

adalah Candi Palah yang disebut dalam prasasti Palah, dan dibangun pada tahun

1194 oleh Raja Çrnga (Syrenggra) yang bergelar Sri Maharaja Sri Sarweqwara

Triwikramawataranindita Çrengalancana Digwijayottungadewa. Raja Çrnga

memerintah Kerajaan Kediri antara tahun 1190 - 1200, sebagai candi gunung

untuk tempat upacara pemujaan agar dapat menetralisasi atau menghindari mara

bahaya yang disebabkan oleh gunung kelud yang sering meletus dan masa

kerajaan majapahit tempat ini dijadikan untuk melatih atau menatar para

punggawa kerajaan. Sehingga seiring perkembangan jaman candi ini dinamakan

penataran atau candi penataran. Komplek candi penataran dapat dilihat pada

gambar berikut ini.

Gambar 4. Komplek candi penataran.

Page 124: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

108

Komplek candi penataran ini terdiri dari beberapa candi, diantaranya

sebagai berikut :

a) Candi Angka Tahun/Candi Brawijaya, candi ini berada di sebelah

tenggara pendopo teras, pada bangunan candi terrdapat konogram yang

menunjukan tahun 1291 saka (1369 M), didalamnya terdapat arca

Ganesha sehingga candi ini juga disebut dengan Candi Ganesha. Saat ini

Candi Brawijaya Atau Angka Tahun diabadikan menjadi Lambang Kodam

V Brawijaya. Candi Brawijaya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5. Candi Brawijaya Penataran

b) Candi Naga, saat ini candi naga hanya tersisa bagian kaki dan badan

candi saja, di candi ini tidak terdapat konogram atau angka tahun, candi

ini memiliki relief yang menunjukkan propesi samudramanthana

(pangkukan samudra) yang berasa dari Kitab Adiparwa dab Tantu

Pagelaran dan menceritakan kisah para dewa yang menarik naga untuk

memunculkan amerta dari samudra. Berikut ini merupakan gambar dari

candi naga :

Gambar 6. Candi Naga Penataran.

Page 125: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

109

c) Candi Induk merupakan candi utama di komplek candi penataran. Candi

ini terdapa di bagian belakang terdiri dari tiga teras tersusun. Pada relief

candi menceritakan cerita ramayana. Pada bagian tangga menuju teras

ke dua diapit oleh 2 arca Mahapala. Saat ini candi ini hanya kaki candi

saja dan bentuknya lebih menyerupai punden berundak. Sebelah barat

candi induk terdapat prasasti palah yang dibuat oleh Raja Srengga berupa

lingga batu. Candi induk dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 7. Candi Induk Penataran

d) Patirtaan Penataran Dalam merupakan kolam yang terdapat dibagian

belakang candi induk dimana letak kolamnya berdekatan dengan aliran

sungai. Pada masa amerta patirtaan ini dikaitkan dengan tujuan akhir

konsep ritual penyatuan jiwa peziarah dengan dewa. Saat ini petirtaan ini

dipercaya membawa keberuntungan. Patirtaan penataran dalam dapat

dilihat pada gambar berikut:

Gambar 8. Patirtaan Penataran Dalam Penataran

Page 126: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

110

Komplek candi ini cukup ramai dikunjungi wisatawan baik wisatawan lokal,

regional, nasional maupun internasional. Selain sebagai tempat wisata candi ini

juga dijadikan sebagai tempat silahturahmi para penganut hindu sehari setelah

hari Raya Nyepi. Komplek candi penataran ini juga sering digunakan sebagai

tempat event-event tertentu yaitu : Purnama Seruling Penataran dan Kirab dan

Upacara Tumpeng Agung Nusantara.

2. Museum Penataran

Museum Penataran merupakan museum daerah yang bercorak arkeologi

dan etnografis. Sehingga selain terdapat benda cagar budaya (BCB) seperti

Agastya (Siwa Mahaguru), Arca Bima, Arca Brama, Arca Dewi Durga, arca

Ganesha, Arca Indra, Arca Harihara, Arca Mahalaka, Arca Nandiswara, Arca

Pancuran,Arca Parwati dan beberapa Prasasti laiinya. Pengunjung juga dapat

menihat peralatan dan benda etnis seperti cikar (kereta barang), lesung (alat

tumbuk), dan sebagainya. Meseum penataran dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 9. Museum Penataran

3. Amphitheater Penataran

Amphitheater penataran merupakan gelanggang terbuka yang terdapat di

Desa Penataran yang letaknya bersebelahan dengan kolam renang penataran.

Tempat ini digunakan sebagai panggung pertunjukan seni budaya dan acara-

acara tertentu. Saat ini tempat ini hanya digunakan sebagai tempat pertunjukan

acara-acara tertentu dan kesenian daerah blitar. Menurut badan kesenian Bitar

untuk kedepannya tempat ini akan digunakan sebagai tempat pertunjukan

Page 127: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

111

Purnama Seruling Penataran yang awalnya dilakukan di komplek candi.

Amphitheater Penataran dapat dlihat dari gambar berikut :

Gambar 10. Amphitheater Penataran.

4. Kolam Renang Penataran

Kolam renang penataran merupakan kolam renang yang terdapat di Desa

Penataran. Kolam renang ini cukup memiliki wahana yang memadai yaitu kolam

renang baik anak maupun dewasa yang telah memenuhi standar internasional,

dan wahana lain seperti danau kecil, kolam arus, dan kolam ombak. Selain itu

kolam renang ini juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya, seperti area

parkir yang luas, toilet yang bersih, area bermain anak yang lengkap dengan

permainanya dan gazebo yang nyaman untuk beristirahat. Kolam renang ini cukup

terjangkau dengan tiket masuk sebesar Rp. 3000,- /orang. Berikut ini gambar

kolam renang penataran:

Gambar 11. Kolam Renang Penataran

5. Petilasan Syech Subakir

Petilasan syech subakir merupakan wisata religi yang terdapat di Desa

Penataran. Syech subakir sendiri adalah tokoh besar ulama islam dari persia yang

ahli dalam rukyah, ekologi, meteorologi, dan geofisika, menyebarkan islam di jawa

Page 128: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

112

sekaligus “numbali” tanah jawa. Petilasan ini sering dikunjungi para peziara untuk

meminta doa. Petilasan syech subakir dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 12. Petilasan Syech Subakir

6. Sumber Pacuh

Sumber pacuh merupakan kawasan hutan lindung yang didalamnya

terdapat sumber mata air. Mata air di sumber ini digunakan oleh masyarakat

sekitar untuk kebutuhan pertanian, perikanan maupun kebutuhan rumah tangga.

Saat ini sumber ini belum menjadi tempat wisata dan dikunjungi wisatawan.

Sebagian besar para pengunjungnya adalah warga sekitar yang ingin menikmati

suasana rindang hutan dan tenangnya mata air, serta warga sekitar yang

menggunakan sumber ini sebagai tempat pemancingan. Diharapkan untuk

kedepannya sumber ini menjadin area ekowisata yang mampun menarik

wisatawan. Sumber pacuh dapat dilihat dari gambar berikut :

Gambar 13. Sumber Pacuh

7. Purnama Seruling Penataran

Purnama seruling penataran (PSP) merupakan event yang rutin

dilaksanakan di kawasan wisata penataran. Event ini pertama kali digagas pada

Page 129: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

113

tahun 2010 oleh Wima Brahmantya dan Ray Sahetapy. Tujuan diadakannya acara

ini diharapkan dapat membangkitkan semangat kejayaan nusantara, sebagai

mana dalam catatan sejarah candi palah (penataran) sebagai candi negara pada

masa kerajaan majapahit yang termahsyur didunia, baik secara militer maupun

ekonomi. Dengan tajuk “Panggung Persaudaraan dan perdamaian Dunia, DKKB

berupaya untuk membawa nuantara kembali sebgai pemersatu bangsa-bangsa di

dunia melalui seni budaya. Sehingga PSP menjadi pentas udaya yang unik karena

merupakan satu-satunya di dunia yang mmadukan seni budaya blitar, nusantara

dan dunia di bawah cahaya bulan purnama. Pergelaran ini dimulai dengan

penampilkan seorang penulis seruling untuk “memanggil” Sang Bulan Purnama.

Konon ceritanya, rembulan akan muncul dari balik awan setiap kali seruling ditiup.

Kemudia, pergelaran ini dilanjutkan dengan pentas kesenian lokal, dan dilanjutkan

dngan penampilan para bintang tamu dari nusantara dan manca negara. Puncak

acara PSP adalah sendratari yang bertemakan kisah-kisah pada relief candi

penataran, seperti kisah Bhubuksah Gagang Aking atau Sri tanjung. Salah satu

hal yang menjadi daya tarik wisatawan adalah dekorasi sekitar candi penataran

yan didesain menyerupai jaman jawa klasik dengan pencahayaan yang berasal

dari obor bambu dan juga bangunan-banguan yang yang terbuat dari bambu, serta

ribuan lilin yang membuat candi pnataran tampak begitu megah di malam hari.

Rangkaian acara purnama seluring penataran dapat dilihat dari gambar 14 - 17

gambar berikut:

Gambar 14. Purnama Seluring Penataran

Page 130: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

114

Gambar 15. Penampilan peniupan seribu seluring.

Gambar 16. Penampilan seni tari nusantara.

Gambar 17. Penampilan budaya dari luar negeri pada PSP

8. Kirap dan Upacara Tumpeng Agung Nusantara

Kirap dan upacara tumpeng agung nusantara merupakan kegiatan yang di

prakarsai oleh Lembaga Pelindungan dan Pelestari Budaya Nusantara (LP2BN).

Kegiatan ini pertama kali diselenggarakan tahun 2012 dan dilaksanakan setahun

sekali pada bulan juni di candi penataran. Upacara budaya ini merupakan “Napak

Tilas” perjalanan spiritual RajaHayam Wuruk dari kerajaan majapahit. Dimana

dalam kitab negarakertagama diceritakan bahwa sang maharaja selalu melakukan

kunjungan ke candi penataran setiap tahunnya. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai

Page 131: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

115

bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kirab ini akan dimulai dari situs

Upak Bale Kembang yang dipercaya sebagai keraton pesinggahan para raja sejak

jaman kerajaan kediri. Setelah itu tumpeng raksasa dan berbagai hasil bumi akan

diarak menuju candi penataran. Sesampainya di candi, kegiatan akan dilanjutkan

dengan upacara ritual dan doa kepala Tuhan Yang Maha Esa. Tentu saja disini

juga dipentaskan berbagai macam kesenian tradisional yang ada di Blitar.

Kegiatan ini setiap tahunnya cukup menyita anemo masyarakat maupun

wisatawan. Dengan rangkaian acara yang cukup menarik kegiatan ini dapat

menjadi event yang berpotensi wisata budaya. Berikut ini gambar acara kirab dan

upacara tumpeng agung nusantara:

Gambar 18. Kirab dan upacara tumpeng agung nusantara.

5.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Desa Wisata

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi wisata di suatu daerah.

Faktor tersebut dibagi menjadi dua yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat.

Dibawah ini merupakan penjabaran dari faktor pendukung dan penghambat yang

mempengaruhi pelaksanaan desa wisata berbasis program minapolitan dan

kearifan masyarakat Desa penataran.

Page 132: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

116

1. Faktor Pendukung

Faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan desa wisata di Desa

Penataran adalah sebagai berikut:

a. Potensi Wisata di Desa Penataran

Dalam sejarahnya nama Desa Penataran diambil dari nama situs candi

peninggalan kerajaan majapahit yaitu komplek candi penataran. Candi ini pada

masanya digunakan sebagai tempat melatih atau menatar para punggawa

Kerajaan Majapahit sehingga candi tersebut diberi nama penataran. Candi

penataran ini merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup menarik

perhatian wisatawan dan menjadi ikon wisata blitar. Selain itu candi ini juga

merupakan situs candi hindu terbesar di Jawa Timur, sehingga kunjungan

wisatawan tiap tahunnya tetap banyak dan semakin meningkat. Selain itu di desa

ini juga memiliki wisata-wisata lain seperti museum, amphiteater, kolam renang,

petilasan syekh subakir, sumber pacuh dan raiser ikan hias. Potensi wisata

tersebut cukup perhatian para wisatawan dan dapat menjadi faktor pendukung

dalam pengelolaan desa wisata.

b. Letak Desa Penataran yang stategis

Keberadaan suatu wisata/pariwisata juga dipengaruhi aksesibilitasnya

yang baik, sehingga pengunjung mudah mengunjunginya dengan berbagai alat

transportasi. Desa Penataran memiliki akses jalan yan cukup baik, jalanan di desa

ini telah diaspal sehingga dapat ditempuh dengan berbagai alat transpotasi. Selain

itu letak desa ini cukup strategis sebab jaraknya yan cukup dekat dengan pusat

kota blitar. Letak desa ini juga sejalur dengan jalur wisata blitar, bila dari alun-alun

kota blitar maka jalur menuju Desa Penataran akan menemukan berbagai

pariwisata yang menjadi ikon Kota Blitar. Wisata yang kita akan temui bila kita

melakukan perjalanan dari Alun-Alun Kota Blitar adalah makam Plokamator RI

(Makan Bung Karno), balai benih ikan koi kemloko, kebun kopi mondangan,

Page 133: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

117

gunung kelud. Sehingga desa ini sering menjadi destinasi dalam paket wisata

blitar.

2. Faktor Penghambat

Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan desa wisata di Desa

Penataran adalah sebagai berikut:

a. Tidak terdapat POKDARWIS

Meskipun Desa Penataran memiliki potensi wisata yang cukup banyak,

namun desa ini tidak memiliki POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata). Menurut

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Desa Penataran belum memiliki

POKDARWIS sehingga desa tersebut belum dapat menjadi desa wisata. Dalam

pembentukan desa wisata perlu terlebih dahulu membentuk POKDARWIS guna

menciptakan partisipasi dan dukungan segenap komponen masyarakat dalam

terwujudnya iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya sektor

pariwisata yang ada. Sehingga bila tidak terdapat POKDARWIS maka partisipasi

masyarakat dalam membangun desa wisata kurang.

b. Sumberdaya manusia yang kurang terampil

Dalam Menurut penelitian di lapang, sumberdaya manusia Desa Penataran

kurang terampil dalam penguasaan bahasa inggris, sehingga mereka jarang sekali

menjadi tour guide/penandu wisata. Pemandu wisata di wisata yang ada di Desa

Penataran kebanyakan dari relawan anggota pramuka saka pariwisata.

Page 134: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

118

5.4.3 Model Pengelolaan Desa Wisata Berbasis Minapolitan dan Kearifan

Lokal

Pengelolaan atau mengelola memiliki definisi yang serupa dengan

manajemen. Manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan. Berikut model pengelolaan desa

wisata yang mengunakan fungsi manajemen :

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan meliputi pemilihan atau penetapan tujuan dari

pengelolaan wisata ini, dan penentuan stategi, kebijakan maupun program yang

dibutuhkan agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Tujuan dari pengelolaan

wisata ini adalah :

a. mengembangkan kawasan minapolitan sebagai kawasan minawisata yang

ada di Blitar

b. menjadikan Desa Penataran sebagai salah satu destinasi wisata di Blitar,

c. menyejahterakan masyarakat Desa Penataran.

Agar mencapai tujuan yang telah direncanakan diatas dibutuhkan

perencanaan yang baik. Dalam pengelolaan desa wisata di Penataran ini, terdapat

beberapa perencanaan, yaitu :

1) Pembentukan POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata)

Desa Penataran merupakan desa yang kaya akan SDA maupun sumber

daya budaya dan kebudayan. Sumber daya budaya dan Kebudayaan yang

dimaksud adalah situs peninggalan Kerajaan Majapahit (Komplek Candi

Penataran) yang di kelola oleh Pemerintah Blitar dan Badan Purbakala sebagai

wisata yang memiliki nilai sejarah dan kebudayaan. Selain itu desa ini juga memiliki

sumber daya alam yang cukup besar yaitu: potensi budidaya ikan koi serta

keberadaan sumber air yang memcukupi untuk kehidupan masyarakatnya.

Dengan adanya hal tersebut, seharusnya dapat menjadikan desa ini sebagai desa

Page 135: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

119

wisata, dimana pengelolaan desa wisata tersebut dilakukan langsung oleh

masyarakat yang berkerjasama dengan pihak pemerintah. Dalam pengelolaan

desa wisata dibutuhkan organisasi atau lembaga yang dapat menghubungkan

antara pemerintah dan masyarakat tersebut. Lembaga yang dapat

menghubungkan pemerintah dan masyarakat adalah POKDARWIS (Kelompok

Sadar Wisata).

Menurut Rahim (2012), kelompok sadar wisata atau yang sering disebut

POKDARWIS, adalah kelembagaan di tingkat masyarakat yang anggotanya terdiri

dari para pelaku kepariwisataan yang memiliki keperdulian dan tanggung jawab

terdahadap pariwisata, serta berperan sebagai penggerak dalam mendukung

terciptanya iklim konduksif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan serta

terwujudnya sapta pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan unsur

kenangan) dalam meningkatkan pembangunan daerah melalui kepariwisataan

dan memanfaatkannya bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. POKDARWIS juga

sering disebut dengan KOMPEPAR (Kelompok Pernggerak Pariwisata). Kelompok

ini juga merupakan kelompok swadaya dan swakarsa masyarakat yang aktif dalam

aktivitas sosialnya yang seperti:

a. meningkatkan pemahaman kepariwisataan,

b. meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

kepariwisataan,

c. meningkatkan nilai manfaat kepariwisataan bagi masyarakat/anggota

POKDARWIS,

d. mensukseskan pembangunan kepariwisataan

Menurut Rahim (2012), POKDARWIS dapat dibentuk melalui 2 (dua)

pendekatan, yaitu inisiatif dari masyarakat lokal dan inisiasi dari instansi terkait di

Page 136: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

120

bidang Kepariwisataan. POKDARWIS dapat dibentuk melalui 2 (dua) pendekatan,

sebagai berikut :

a. inisiatif masyarakat artinya POKDARWIS terbentuk atas dasar kesadaran yang

tumbuh masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar destinasi pariwisata

untuk ikut serta berperan aktif dalam pengembangan potensi pariwisata

setempat.

b. inisiasi dari instansi terkait bidang kepariwisataan di daerah (Dinas Pariwisata

Provinsi/ Dinas Pariwisata Kab/ Kota) pada lokasi-lokasi potensial baik dari sisi

kesiapan aspek kepariwisataan maupun kesiapan masyarakatnya.

Pembentukan POKDARWIS di Desa Penataran merupakan hasil inisiasi

dari Pemerintah Kabupaten Blitar. Pembentukan ini dilakukan oleh pemerintah

untuk membangun dan mengembangkan pariwisata yang terdapat di Desa

Penataran. Berikut ini tahap – tahap pembentukan POKDARWIS:

1. Dinas Pariwisata Kabupaten Blitar berinisiatif membentuk POKDARWIS dan

menggalang inisiatif tersebut kepada masyarakat Desa Penataran untuk

membentuk POKDARWIS.

2. Kepala Desa Penataran memfasilitasi pertemuan warga dengan Dinas

Pariwisata untuk membentuk POKDARWIS.

3. Hasil pembentukan POKDARWIS Desa Penataran selanjutnya dilaporkan ke

Kantor Kecamatan Nglegok, selanjutnya laporan tersebut diteruskan dan

dicatat oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Blitar dan Dinas Provinsi Jawa Timur

untuk mendapatkan pengesahan dan pembinaan lebih lanjut.

4. Selanjutnya pengukuhan POKDARWIS dilakukan oleh Bupati Blitar dan atau

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Blitar.

5. Selanjutnya dilakukan pencatatan dan pendaftaran POKDARWIS oleh Dinas

Pariwisata Blitar untuk dilaporkan ke Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur,

serta dilanjutkan ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Page 137: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

121

Dengan adanya POKDARWIS ini dapat menjadi fasilitas bagi masyarakat

Desa Penataran dalam melakukan pelatihan terkait dalam bidang pariwisata, baik

itu pelatihan menjadi pemandu wisata atau pelatihan dalam membuat

cenderamata. Selain itu POKDARWIS disini juga dapat menjadi wadah dan

jembatan bagi kelompok – kelompok masyarakat seperti sanggar budaya,

perkumpulan tukang parkir, kelompok pedangan, kelompok pengrajin, kelompok

perikanan dan kelompok masyarakat lainnya. Sehingga dengan adanya

POKDARWIS dapat menjadikan kelompok-kelompok tersebut saling

berkerjasama dalam menciptakan desa wisata yang baik.

2) Merencanakan minapolitan dan kearifan lokal masyarakat sebagai wisata

Kawasan minapolitan di Kabupaten Blitar tepatnya di Kecamatan Nglegok

dapat dijadikan sebagai kawasan ekowisata bernilai edukasi bagi para wisatawan.

Seperti yang diketahui bahwa Desa Penataran merupakan salah satu dari 3

daerah sentral produksi ikan hias koi di Kecamatan Nglegok. Dengan produksi koi

yang cukup besar dan didukung dengan adanya Sub Raiser Ikan Hias, desa ini

cukup berpotensi sebagai kawasan ekowisata. Kawasan ekowisata yang

dimaksud disini adalah wisata yang memanfaatkan program minapolitan di Desa

Penataran dan kearifan lokal masyarakat. Ekowisata disini yaitu memanfaatkan

kebiasaan pembudidaya dalam melakukan usaha pembenihan dan potensi

komonditas unggulan yang ada yaitu ikan koi, sebagai wisata berbasis ekowisata

dan bernilai edukasi. Wisata yang dapat memanfaatkan minapolitan dan nilai dari

kearifan lokal masyarakat yaitu menjadikan proses pemijahan ikan pembudidaya

sebagai ekowisata edukasi bagi wisatawan. Wisata ini akan mengajak wisatawan

untuk melakukan pemijahan ikan hias dari proses pemilihan indukan, metode

pemijahan maupun penanganan bibit ikan. Dalam ekowisata ini perlu adanya

dukungan maupun kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat

dengan melakukan penataan terhadap kawasan budidaya ikan hias. Penataran

Page 138: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

122

kawasan budidaya yaitu meliputi penataan terhadap kolam-kolam ikan, perbaikan

saluran air masuk maupun keluar dari kolam budidaya, pembuatan monumen atau

patung-patung ikan yang menjadi lambang kawasan minapolitan, dan perbaikan

fasilitas lainnya yang dapat menunjang terciptanya kawasan ekowisata yang baik.

Selain itu juga memanfaatkan Sub Raiser sebagai Kampung Ikan Hias, baik ikan

koi maupun ikan hias lainnya. Peran Sub Raiser disini tidak hanya sebagai tempat

memasarkan, mempromosikan ikan koi dan tempat karantina ikan, tempat ini juga

dapat menjadi tempat budidaya ikan hias yang dibuka untuk wisata edukasi bagi

masyarakat umum. Dalam hal ini juga perlu adanya campur tangga masyarakat

sekitar dalam menciptakan kesan yang baik terhadap kawasan ekowisata,

masyarakat disini dapat diberdayakan guna menciptakan ekonomi yang kreatif

dengan membuat cindramata dari komonditas unggulan dalam minapolitan di

Desa Penataran ini. Selain itu guna menarik wisatawan perlu diadakan pameran

ikan hias koi secara rutin tiap tahunnya di Sub Raiser ikan hias penataran dan

menyediakan fasilitas yang memadai guna mendukung pameran tersebut.

Desa ini menjadi tujuan wisata karena terdapatnya komplek candi

penataran yang menjadi salah satu icon wisata Blitar. Memasuki desa ini

wisatawan akan disuguhkan dengan beberapa pilihan wisata, diantaranya

kompleks candi penataran, museum penataran, amphitheater penataran, kolam

renang penatran, petilasan syech subakhir, sumber pacuh dan raiser ikan hias.

Desa ini cocok menjadi tujuan wisata, baik untuk wisata keluarga maupun

studi banding. Desa Penataran ini memiliki wisata yang berbasis pada pendidikan,

religi, ekologi/ekowisata, rekreasi, budaya dan sejarah. Dari segi pendidikan,

sejarah dan religi desa ini memiliki kompleks candi penataran, museum penataran

maupun petilasan syech subakhir yang memiliki nilai edukasi terkait sejarah,

budaya dan religi. Dari segi ekologi/ekowisata desa ini memiliki raiser ikan hias

dan sumber pacuh. Dari segi budaya desa ini memiliki event purnama seluring

Page 139: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

123

penataran dan kirap dan upacara tumpeng agung nusantara yang menjadi event

yang selalu diadakan setiap tahunnya, sedangkan dari segi rekreasi desa ini

memiliki daya tarik tersendiri yaitu kolam renang penataran dan berbagai potensi

wisata lainnya yang dapat dijadikan pilihan. Selain digunakan untuk berwisata

desa ini juga sering digunakan untuk penelitian, pemotretan dan event-event

tertentu. Sehingga tidak hanya masyarakat umum atau wisatawan yang

mengunjungi wisata ini, namun juga dikuncungi oleh mahasiswa, murid-murid, dan

karyawan-karyawan dari berbagai intansi serta para peneliti.

3) Pemasaran

Dalam pengelolaan desa wisata ini pemasaran merupakan hal yang paling

penting. Seperti yang diketahui bahwa pemasaran merupakan salah satu cara

pengelola dalam memperkenalkan potensi wisata pada masyarakat. Pemasaran

ini ditujukan semua kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak, pelajar,

mahasisawa, peneliti, masyarakat umum dari dalam negeri maupun luar negeri.

Pemasaran potensi wisata di Desa Penataran dilakukan dengan promosi. Pomosi

merupakan suatu hal penting dalam pemasaran, selain sebagai sarana dalam

mengenalkan produk atau potensi wisata ke wisatawan, promosi juga bertujuan

dalam menarik minat konsumen. Promosi biasanya dilakukan melalui media masa,

baik media cetak maupun media elektronik, namun saat ini promosi juga banyak

dilakukan melakui media sosmed atau internet. Selain itu melakukan promosi,

pemasaran juga dilakukan dengan kerjasama dengan pihak-pihak pengelola

wisata di sekitar Desa Penataran, dengan adanya kerjasama ini diharapkan dapat

membentuk sudatu jarngan pemasaran pariwisata yang saling mengun tungkan

semua pihak yang terlibat. Dengan adanya hal tersebut diharapkan juga dapat

terbentuk suatu paket-paket wisata yang menarik bagi para wisatawan.

Page 140: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

124

4) Pembuatan peraturan dan sanksi

Pembuatan peraturan disini dilakukan oleh pihak pegelola desa wisata

agar dapat menjadi kontrol kepada para wisatawan supaya berwisata dengan bijak

dan menjaga kelestarian wisata. Peraturan disini berupa himbauan di tempat

wisata seperti:

1) Peraturan candi penataran dan museum yaitu terdapat larangan untuk

merusak bangunan candi, larangan corat-coret ataupun larangan masuk ke

candi yang rawan runtuh, larangan membuang sampah di sebarang tempat.

2) Peraturan di kolam budidaya maupun di raiser ikan hias yaitu berupa

himbauan agar tidak memberi makan ikan sembarangan, larangan

membuang sampah pada sebarang tempat, dan larangan masuk ke kolam

budidaya tanpa pendampingan pembudidaya.

3) Peraturan di kolam renang yaitu dilarang buang sampah di sebarang tempat,

larangan bagi anak-anak masuk ke kolam dewasa, dan himbauan untuk

selalu mengawasi anak-anak yang berenang atau bermain air.

4) Peraturan di museum yaitu dilarang memasuki batas garis pembatas, dilarang

memindahkan patung, artefak maupun benda peninggalan lainnya, dan

dilarang buang sampah sembarangan.

5) Peraturan di sumber pacuh yaitu dilarang berenang di sumber, dilarang buang

sampah disembarang tempat, dan larangan bermain-main di tepi sumber.

6) Peraturan di petilasan syech subakir yaitu larangan masuk bagi wanita yang

sedang haid, dan larangan buang sampah disembarang tempat.

Adanya peraturan tersebut tak akan lengkap tanpa adanya sanksi. Sanksi

yang diberikan bagi pelanggar yaitu berupa denda yang harus dibayarkan kepada

pihak pengelola.

Page 141: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

125

2. Pengorganisasian

Berdasarkan penelitian di lapang terdapat beberapa Organisasi dan

Lembaga yang mengatur pengelolaan wisata di Desa Penataran. Pengelolaan

wisata di Desa Penataran ini dikelola lansung oleh Dinas Pemuda, Olah Raga,

Kebudayaan dan Pariwisata (PORBUDPAR) Kabupaten Blitar yang berkerjasama

dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur. Namun terdapat

beberapa organisasi dan lembaga lain yang ikut mengatur pengelolaan wisata

Desa Penataran. Berikut ini merupakan struktur keorganisasian pengelolaan desa

wisata penataran diantaranya sebagai berikut ini:

Gambar 19. Struktur Keorganisasian Pengelolaan Desa Wisata Penataran.

A. Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata (PORBUDPAR).

Dinas Porbudpar merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan

daerah di bidang Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga serta tugas

pembantuan. Dinas ini berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada

POKDARWIS

UPTD/Sub-Raiser

DKP Dinas PORBUDPAR

UPTD/Saka

Pariwisata

BPCB

LP2BN

POKDARWIS

Page 142: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

126

Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dalam melaksanakan tugasnya dinas ini

mempunyai fungsi :

1) merumuskan kebijakan teknis di bidang Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda

dan Olah Raga,

2) memimpin penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga,

3) melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Pariwisata,

Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga,

4) melaksanakan pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas,

5) mengkooordinasikan pelaksanaan urusan tata usaha dinas,

6) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Dalam melaksanakan tugasnya melaksanakan mengelola wisata di

kabupaten Blitar, khususnya Desa Penataran dinas ini memiliki 3 bidang yang

mengelola pariwisata dan budaya yaitu Bidang Pengembangan Destinasi dan

Usaha Pariwisata, Bidang Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta

Bidang Kebudayaan. Adapun tugas dari ketiga bidang tersebut antara lain:

1) Bidang Pengembangan Destinasi dan Usaha Pariwisata. Bidang ini dipimpin

oleh kepala bidang yang bertanggung jawab kepada kepala dinas. Bidang ini

mempunyai tugas menyiapkan perumusan dan koordinasi pelaksanaan

kebijakan di Bidang Pengembangan Daya Tarik Wisata, Pengembangan

Kelembagaan Pariwisata, dan Pengembangan Usaha Pariwisata. Dalam

memastikan tugas dan fungsinya berjalan sebagaimana mestinya, bidang ini

dibagi menjadi beberapa seksi, antara lain:

a. Seksi Pengembangan Daya Tarik Wisata.

Seksi ini memiliki tugas penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, koordinasi

Page 143: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

127

pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi,

serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perancangan

destinasi, amenitas, aksesibilitas dan ekosistem pariwisata dalam rangka

pengembangan daya tarik wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan.

b. Seksi Pengembangan Kelembagaan Pariwisata.

Seksi memiliki tugas penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, koordinasi

pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi,

serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan

hubungan kelembagaan kepariwisataan, penelitian dan pengembangan

kebijakan kepariwisataan, pengembangan sumber daya manusia

kepariwisataan, pengembangan sadar wisata, pengembangan potensi

masyarakat serta pengendalian transformasi.

c. Seksi Pengembangan Usaha Pariwisata.

Seksi ini memiliki tugas penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, koordinasi

pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi,

serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kemitraan usaha

pariwisata, tanda daftar usaha pariwisata, rekomendasi penerbitan ijin

usaha pariwisata, standar usaha pariwisata, sertifikasi usaha pariwisata,

dan investasi usaha pariwisata.

2) Bidang Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Bidang ini dipimpin oleh

kepala bidang yang bertanggung jawab kepada kepala dinas. Bidang

mempunyai tugas menyiapan perumusan dan koordinasi pelaksanaan

kebijakan di bidang Analisis Data, Strategi Pemasaran dan Kerjasama

Pariwisata, Promosi Pariwisata, serta Pengembangan Ekonomi Kreatif. Dalam

Page 144: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

128

memastikan tugas dan fungsinya berjalan sebagaimana mestinya, bidang ini

dibagi menjadi beberapa seksi, antara lain:

a. Seksi Analisis Data, Strategi Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata.

Seksi ini memiliki tugas penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, koordinasi

pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi,

serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang analisis data pasar

pariwisata, profil pasar, target pasar, penyusunan strategi pemasaran

pariwisata, pengembangan kerjasama kemitraan, pertukaran wisatawan,

serta pemantauan dan evaluasi pemasaran pariwisata.

b. Seksi Promosi Pariwisata.

Seksi ini memiliki tugas penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, koordinasi

pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi,

serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan

pameran, festival, promosi investasi, promosi media, publikasi, wisata

pertemuan, konvensi, perjalanan insentif, dan perjalanan wisata

pengenalan pasar.

c. Seksi Pengembangan Ekonomi Kreatif.

Seksi ini memiliki tugas penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, koordinasi

pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi,

serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang periklanan

(advertising), arsitektur, pasar barang seni, kerajinan (craft), desain,

fesyen (fashion), video, film, fotografi, permainan interaktif (game), music,

Page 145: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

129

seni pertunjukan (showbiz), penerbitan, percetakan, layanan computer,

piranti lunak (software), televisi dan radio (broadcasting), dan kuliner.

3) Bidang Kebudayaan, bidang ini dipimpin oleh kepala bidang yang bertanggung

jawab kepada kepala dinas. Bidang ini memiliki tugas penyiapan, perumusan,

koordinasi pelaksanaan kebijakan di Bidang Museum, Kepurbakalaan,

Sejarah, Cagar Budaya dan Nilai Tradisi, Kesenian, Dokumentasi Dan Sarana

Prasarana Seni Budaya. Dalam memastikan tugas dan fungsinya berjalan

sebagaimana mestinya, bidang ini dibagi menjadi beberapa seksi, antara lain:

a. Seksi Museum, Kepurbakalaan, Sejarah, Cagar Budaya dan Nilai Tradisi.

Seksi ini memilki tugas penyusunan, pendataan, perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan Museum, Kepurbakalaan, Sejarah, Cagar Budaya

dan Nilai Tradisi.

b. Seksi Kesenian.

Seksi ini memiliki tugas penyusunan, pendataan, perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan Pelestarian dan Pengembangan Kesenian daerah

c. Seksi Dokumentasi dan Sarana Prasarana Seni Budaya.

Seksi ini memiliki tugas penyusunan, pendataan, perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan Dokumentasi Dan Sarana Prasarana Seni Budaya.

B. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar

Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Kabupaten Blitar merupakan instansi

yang melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan

bertugas pembantu pembantuan dibidang kelautan dan perikanan. Dinas ini

berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris

Daerah. Adapun fungsi dari dinas ini antara lain :

a) Perumusan kebijakan teknis di bidang kelautan dan perikanan,

b) Penyelengaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang kelautan

dan perikanan,

Page 146: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

130

c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kelautan dan perikanan,

d) Pembinaan kepada Unit Pelaksana Teknis Dinas,

e) Pengelolaan urusan tata usaha dinas,

f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Dalam melakukan pengelolaan dan pemanfaatan Kelauatan dan perikanan

di Kabupaten Blitar, Dinas ini memiliki 3 bidang kerja, antara lain:

1. Bidang kelautan

Bidang kelautan merupakan unit kerja yang melaksanakan pengelolaan

dibidang kelautan. Pada bidang ini terdapat beberapa Kepala sub-bidang

yang membantu tugas umum bidang kelautan. Kepala sub-bidang ini antara

lain, 1) Kasubid Sarana Dan Prasarana Kelautan yang memiliki tugas seperti

penerbitan surat-surat kapal, mengatur alat penangkapan dan semua tugas

yang berkaitan dengan sarana dan prasaran kelautan, 2) Kasubid

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir yang memilki tugas memberdayakan

masyarakat pesisir, melakukan penyuluhan kepada msyarakat pesisir,

melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap masyarakat pesisir, dll. 3)

Kasubid Produksi dan Konservasi Sumberdaya Kelautan, yang memiliki tugas

seperti penerbitan surat ijin usaha perikanan, melaksanakan penimbangan

dan pelelangan ikan, memastikan kelanjutan produksi kelautan, serta

melakukan konservasi terhadap wilayah pesisir dan sumberdaya kelautan.

2. Bidang perikanan

Bidang perikanan merupakan unit kerja yang melaksanakan pengelolaan di

bidang perikanan darat. Pada bidang ini terdapat beberapa Kepala sub-

bidang yang membantu tugas umum bidang perikanan darat, diantaranya; 1)

Kasubid Budidaya dan Pembenihan yang memiliki tugas seperti melakukan

pelatihan cara budidaya dan pembenihan ikan yang baik, melakukan

Page 147: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

131

pembinaan kepada pembudidaya, melakukan sosialisai terhadap program-

program yang terkait perikanan dan budidaya, 2) Kasubid Kesehatan Ikan dan

Lingkungan yang memilki tugas melakukan penanganan terhadap penyakit

dan parasit yang terjadi di kegiatan budidaya, melakukan pelatihan dan

pembinaan kepada pembudidaya terkait penanganan dan pencegahan

penyakit ikan, menjaga dan melestarikan lingkungan budidaya, 3) Kasubid

Sarana dan Prasarana Perikanan yang memiliki tugas menyediakan saranan

dan prasarana dalam membudidaya untuk para pembudidaya, menyediakan

sarana dan prasarana budidaya pada unit-unit pelakasanaan teknis daerah.

3. Bidang usaha perikanan.

Bidang usaha perikanan merupakan unit kerja yang melaksanakan tugas

mengelola dan memanajemen usaha di bidang perikanan. Di dalam bidang

ini terdapat 3 kepala sub-bagian, yaitu 1) Kasubid Teknologi Pengelolaan

Hasil, dimana bertugas dalam memberikan pelatihan atau informasi terkait

teknologi pengelolaan hasil perikanan yang baik, memastikan kualitas dari

produk perikanan dll, 2) Kasubid Pemasaran, dimana unit ini memilki tugas

dalam memasarkan hasil produksi perikanan, melakukan pemasaran dan

promosi, melakukan karantina kepada ikan yang akan dikirim ke luar daerah,

membuat ijin pengiriman ikan ke luar daerah, dan melakukan pelayanan jual

beli benih di BBI, 3) Kasubid SDM dan Kelembagaan yang memiliki tugas

seperti melakukan pelatihan kewirausahaan kepada pembudidaya, memberi

perijinan kelompok perikanan, memantau kelompok perikanan, memberikan

bantuan modal kepada pembudidaya dll.

Selain tiga bidang di atas DKP juga memiliki Unit Pelaksana Teknis

Daerah, yaitu UPTD Sub-Raiser, UPTD BBI dan UPTD PPI. UPTD sub-raiser ikan

terdapat di desa penataran, sub raiser ini berfungsi sebagai balai karantina ikan

dan unit usaha budidaya ikan, selain itu keberadaan sub raiser ini juga merupakan

Page 148: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

132

bagian dari program minapolitan ikan hias di kabupaten blitar. UPTD BBI

merupakan unit pelaksan yang bertugas menyediakan benih dan indukan yang

baik untuk jalannya budidaya di Kabupaten Blitar, di Blitar sendiri terdapat 2 unit

BBI yaitu BBI Klemunan dan BBI Babadan, terakhir UPTD PPI, unit ini terdapat di

pantai Tambak Rejo, dimana PPI ini akan berfungsi sebagai pangkalan dan

pendaratan ikan hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Blitar.

Berdasarkan hasil penelitian di lapang Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Blitar bertindak sebagai pembuat masterplan dalam pelaksananan

pengembangan minapolitan sebagai minawisata. Dalam program minapolitan ini

bidang perikanan dan bidang usaha perikanan merupakan unit yang paling

berperan. Dua bidang ini memegang peranan penting dalam berlangsungnya

program minapolitan yang dilaksanakan di Desa Penataran Kecamatan Nglegok.

Selain itu UPTD BBI dan UPTD Sub-Raiser juga memiliki pengaruh dalam

minapolitan ini, dimana BBI berfungsi sebagai penyedia benih yang bagus dan

indukan unggul, sedangkan Sub-raiser bertindak sebagai balai karantinan serta

unit usaha budidaya, selain itu sub-raiser juga sebagai sarana pelatihan bagi

pembudidaya maupun sebagai tempat event-event pameran ikan hias dan ikan

koi.

C. Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur

Balai Pelestarian Cagar Budaya merupakan intansi yang didirikan untuk

menjaga dan melestarikan benda cagar budaya dan situsnya di Jawa Timur.

Dikarenakan peneliti melakukan penelitian di komplek candi penataran yang

merupakan situ peninggalan budaya maka intansi ini merupakan intansi yang

memiliki tugas cukup pentingdalam menjaga dan pelestarian situs budaya. Adapun

tugas intansi ini adalah sebagai berikut :

1. Pemeliharaan, perlindungan, pemugaran, dokumentasi, bimbingan dan

penyuluhan, penyelidikan dan pengamanan terhadap peninggalan purbakala

Page 149: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

133

bergerak maupun tidak bergerak serta situs, termasuk yang berada

dilapangan maupun tersimpan di ruangan.

2. Pelaksanaan dan pemeliharaan, pengelolaan dan pemanfaatan peninggalan

purbakala bergerak maupun tidak serta situs peninggalan arkeolog bawah air.

3. Pelaksanaan dokumentasi dan penetapan peninggalan purbakala bergerak

serta situs termasuk yang berada dilapangan maupun yang tersimpan

diruangan.

4. Pelaksanaan perlindungan, penyidikan dan pengamanan peninggalan

purbakala bergerak maupun tidak bergerak serta situs termasuk yang berada

dilapangan maupun yang tersimpan diruangan.

5. Pelaksanaan pemugaran peninggalan purbakala serta situs termasuk yang

berada dilapangan maupun yang tersimpan diruangan.

6. Pelaksanaan pemberian penyuluhan/bimbingan terhadap masyarakat

tentang peninggalan sejarah dan purbakala.

7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga

Dalam melakukan tugasnya dalam melestarikan situs budaya intansi ini

memiliki beberapa Seksi. Seksi Pelindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan

BPCB Mojokerto adalah Sie yang bertugas untuk melakukan Perlindungan,

Penyidikan, Pemugaran, Konservasi dan Pendokumentasian Cagar Budaya di

wilayah Jawa Timur. Dalam Seksi ini terdapat beberapa kelompok kerja dan

bagian subpokja yang menangani perlindungan, pengembangan dan

pemanfaatan situs budaya di Jawa Timur, termaksuk situs Candi Penataran dan

Museum Penataran. Adapun kelompok kerja dan bagian subpokja antara lain:

a. Korpokja Penyelamatan dan Pengamanan.

Kelompok kerja ini bertugas dalam penyelamatan dan pengamanan benda

cagar budaya dan situs budaya yang ada di Jawa Timur. Dalam

Page 150: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

134

melaksanakan tugasnya kelompok kerja ini di bagi menjadi beberapa sub-

kelompok kerja yaitu :

1) Subpokja Perizinan

2) Subpokja Pengamanan

3) Subpokja Ekskavasi Penyelamatan

b. Korpokja Pemeliharaan

Kelompok kerja pemeliharaan bertugas dalam memelihara dan perawatan

benda cagar budaya dan situs budaya yang ada di Jawa Timur. Dalam

melaksanakan tugasnya kelompok kerja ini di bagi menjadi beberapa sub-

kelompok kerja yaitu :

1) Subpokja Perawatan dan Pertamanan

2) Subpokja Laboratorium dan Pengawetan

c. Korpokja Pemugaran

Kelompok kerja pemugaran merupakan kelompok kerja yang melakukan

pemugaran pada benda cagar budaya dan situs budaya yang ada di Jawa

Timur. Dalam melaksanakan tugasnya kelompok kerja ini di bagi menjadi

beberapa sub-kelompok kerja yaitu :

1) Subpokja Pemetaan dan Penggambaran

2) Subpokja Tekno Arkeologi

d. Korpokja Publikasi dan Dokumentasi

Kelompok kerja ini merupakan kelompok kerja yang bertugas dalam

mempublikasikan benda dan situs budaya yang terdapat di Jawa Timur kepada

masyarakat serta mendokumentasikannya. Dalam melaksanakan tugasnya

kelompok kerja ini di bagi menjadi beberapa sub-kelompok kerja yaitu :

1) Subpokja Informasi dan Pameran

2) Subpokja Perpustakaan

3) Subpokja Verifikasi

Page 151: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

135

4) Subpokja Inventarisasi

e. Korpokja Museum Majapahit

Kelompok kerja ini khusus bertugas dalam mengelola museum majapahit yang

berada di Mojokerto. Dalam melaksanakan tugasnya kelompok kerja ini di bagi

menjadi beberapa sub-kelompok kerja yaitu :

1) Subpokja Pendataan Koleksi

2) Subpokja Penyaji

3) Subpokja Pemandu

4) Subpokja Edukasi dan Konservasi

Meskipun dalam pengelolaan wisata di Desa Penataran ini di kelola oleh

Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata, namun Balai Pelestarian

Cagar Budaya juga memegang peranan penting dalam pelindungan,

pengembangan dan pemanfaatan Komplek Candi Penataran. Balai ini bertugas

dalam memelihara dan merawat situs peninggalan budaya seperti Candi

Penataran dan Museum Penataran di Kabupaten Blitar.

D. Saka Pariwisata

Saka Pariwisata merupakan merupakan bagian dari organisasi Pramuka di

Kabupaten Blitar. Saka Pariwisata merupakan gerakan pramuka di bidang

pariwisata. Organisasi ini dibawah bimbingan langsung Dinas Pemuda, Olah

Raga, Kebudayaan dan Pariwisata. Adapun tugas dari saka pariwisata yaitu:

a. membantu Dinas PORBUDPAR dalam mengelola pariwisata,

b. membantu mensosialisasikan program dinas porbudpar ke masyarakat,

c. menginformasikan kepada masyarakat terkait potensi pariwisata Kabupaten

Blitar,

d. menjadi pemandu wisata dan memberi pelatihan kepada masyarakat terkait

pemandu wisata,

e. mengajak masyarakat untuk berwisata.

Page 152: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

136

E. Lembaga Pelestarian dan Perlindungan Budaya Nusantara

Lembaga Pelestarian dan Perlindungan Budaya Nusantara (LP2BN)

merupakan lembaga yang bergerak dalam melestarikan dan melindungi budaya

nusantara yang ada. Lembaga ini terdapat di Kecamatan Nglegok dan

berkerjasama dengan pihak Dinas PORBUDPAR dalam melakukan tugasnya.

Adapun tugas dari lembaga ini antara lain;

a. melestarikan dan melindungi kebudayaan nusantara,

b. melindungi dan menjaga situs budaya,

c. melaksanakan kegiatan pelestarian dan event budaya,

Pada Desa Penataran, Lembaga ini berperan dalam pelaksanaan kirap

dan upacara tumpeng agung yang diadakan setiap tahun. Rangkaian acara ini

sangat komplek mulai dari kirap dan upacara tumpeng agung, hingga penampilan

seni budaya masyarakat sekitar dan seni budaya Kabupaten Blitar. Dalam

pelaksanan acara ini LP2BN berkerjasama dengan Dinas PORBUDPAR dan

masyarakat sekitar.

F. POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata)

POKDARWIS memiliki struktur organisasi yang sistematis, serta hubungan

dan koordinasi kepengurusannya dilakukan secara intensif, sehingga setiap pihak

dapat mengetahui jabaran tugas dan wewenang masing-masing dengan baik.

Berikut ini fungsi dan tugas dari masing-masing pengurus POKDARWIS:

1. Ketua, adapun fungsi dan tugas dari Ketua POKDARWIS yaitu:

a) memimpin kelompok sadar wisata (POKDARWIS),

b) memberikan pengarahan kepada anggota,

c) mengkoordinir kegiatan-kegiatan serta bertanggung jawab mengenai

keuangan dan pelaksanaan kegiatan,

d) memimpin pertemuan, diskusi kelompok,

e) menandatangani surat-surat keluar,

Page 153: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

137

f) berkoordinasi dan bertanggungjawab kepada kepala dinas yang

membidangi pariwisata,

2) Wakil Ketua, adapun fungsi dan tugas dari Wakil Ketua yaitu:

a. membantu tugas Ketua,

b. mewakili ketua dalam berbagai kegiatan bila Ketua berhalangan,

c. bertanggung jawab kepada Ketua kelompok sadar wisata (POKDARWIS)

3) Sekretaris, adapun fungsi dan tugas dari Sekretaris yaitu:

a) menyusun dan melaksanakan kegiatan administrasi,

b) mempersiapkan bahan-bahan pertemuan kelompok,

c) mengadakan hubungan dan koordinasi dengan instansi atau pihak

luar terkait,

d) menghimpunseluruh laporan dari anggota,

e) mencatat seluruh hasil pertemuan-pertemuan diskusi,

f) bertanggung jawab kepada Ketua kelompok.

4) Bendahara, adapun fungsi dan tugas dari Bendahara antara lain sebegai

berikut:

a. bertanggung jawab atas pendapatan dan pengeluaran uang,

b. mengusahakan dana bantuan dari pihak lain,

c. bertanggung jawabkepada Ketua kelompok.

5) Seksi Keamanan dan Ketertiban, adapun fungsi dan tugas dari seksi ini

antara lain sebagai berikut:

a) membantu upaya penciptaanketertiban dan keamanan di sekitar lokasi

daya tarik wisata/destinasi pariwisata,

b) bekerjasama dengan pihak keamanan,

c) bertanggung jawab kepada Ketua kelompok.

Page 154: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

138

6) Seksi Kebersihan dan Keindahan, adapun fungsi dan tugas seksi antara lain

sebagai berikut:

a) menyelenggarakan kegiatan kebersihan dan keindahan,

b) mengadakan dan menyelenggarakan penghijauan,

c) menyusun program kegiatan kebersihan dan keindahan,

d) bertanggung jawab kepada Ketua kelompok.

7) Seksi Daya Tarik dan Kenangan, adapun fungsi dan tugas seksi antara lain

sebagai berikut:

a) menggali, membina dan mengembangkan berbagai potensi sumber

daya wisata, serta kekhasan/ keunikan lokal sebagai daya tarik dan

unsur kenangan setempat,

b) mempromosikan berbagai daya tarik wisata dan keunikan lokal,

c) bertanggung jawab kepada Ketua kelompok.

8) Seksi Hubungan Masyarakat dan Pengembangan Sumber Daya, adapun

fungsi dan tugas seksi antara lain sebagai berikut:

a. mengembangkan bentuk-bentuk informasi dan publikasi kepariwisataan

dan kegiatan POKDARWIS,

b. mengembangkan kemitraan untuk kegiatan pelatihan pariwisatabagi

anggota POKDARWIS dan masyarakat, termasuk hospitality (keramah

tamahan), pelayanan prima, dan sebagainya,

c. mengikutsertakan anggota kelompok dalam penataran, ceramah, diskusi

yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi pariwisata,

d. mengadakan lomba ketrampilan pengetahuan kepariwisataan,

e. bertanggungjawab kepada Ketua kelompok.

Page 155: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

139

9) Seksi Pengembangan Usaha, adapun fungsi dan tugas dari seksi ini antara

lain sebagai berikut:

a) menjalin hubungan dan kerjasama/ kemitraan, baik di dalam maupun di

luar berkaitan dengan pengembangan usaha kelompok,

b) membentuk koperasi untuk kepentingan kelompok dan masyarakat pada

umumnya,

c) bertanggung jawab kepada Ketua kelompok.

10) Anggota

Keberadaan anggota merupakan unsur utama dalam organisasi

POKDARWIS, baik secara organisatoris maupun secara operasional di

lapangan, untuk itu perlu dikoordinasikan dan dikelola dengan baik oleh

masing-masing seksi yang ada dalam organisasi POKDARWIS.

3. Pergerakan

Dalam fungsi manajemen terdapat fungsi pergerakan (actuating).

Pergerakan pada pengelolaan desa wisata meliputi kegiatan pemasaran

pariwisata, pengembagan wisata, sosialisasi dan pelatihan, serta motivasi. Berikut

ini merupakan kegiatan dari fungsi pergerakan:

1. Promosi

Dalam pengelolaan desa wisata tak lepas lepas dari promosi. Promosi

merupakan bagian penting dalam memasarkan maupun mengenalkan potensi

wisata yang ada. Berikut ini adalah promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata

dan POKDARWIS:

1) Promosi ke dalam negeri

Dalam melakukan pemasaran produk wisata Desa Penataran dilakukan

promosi ke dalam negeri. Adapaun upaya dalam melakukan promosi antara lain:

a. melakukan kerjasama dengan PIPP (Pusat Informasi Pariwisata dan

Perdagangan) Kota Blitar,

Page 156: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

140

b. membuat buku petunjuk wisatawan,

c. ikut mengembangkan travel agent yang ada,

d. membuat informasi perjalanan dan informasi wisata yang dapat diakses

melalui internet,

2) Promosi ke luar negeri,

Dalam melakukan pemasaran produk wisata Desa Penataran juga

melakukan promosi ke luar negeri. Adapaun upaya dalam melakukan promosi

antara lain:

a. mengorganisasikan travel agent dan majalah wisata (tourism magazine) ke

luar negeri,

b. ikut berpartisipasi ke pasar wisata dunia (member tourism),

c. membuat informasi perjalanan dan informasi wisata yang dapat diakses

melalui internet.

Dalam memperoleh pasar pihak dinas memasarkannya dengan

berkerjasama dengan LSM yang sering melakukan kegiatan di Desa Penataran,

agen travel maupun admin dari sosial media (bloger, youtube, dan sosial media

lainnya), sehingga menjadikan desa ini menjadi tujuan wisata. Selain

berkerjasama dengan pihak-pihak tersebut, pemerintah juga berkerjasama

dengan masyarakat Desa Penataran melalui POKDARWIS agar tidak terjadi

pertentangan. Selain itu berkerjasama dengan pihak-pihak tersebut juga perlu

adanya kerjasama dengan pengelola wisata lain di sekitar Desa Penataran seperti

pemilik wisata kebun kopi mondangan Desa Karangayar dan pihak POKDARWIS

Desa Kemloko guna membentuk membentuk paket wisata yang menarik para

wisatawan dan menbentuk jaringan pemasaran wisata efektif dan efisien.

2. Pengembangan wisata

Pengembangan wisata disini dilakukan dengan mengembangkan kawasan

wisata dengan konsep pengembangan yang terpadu atau keterpaduan. Konsep

Page 157: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

141

pengembangan ini mempertimbangkan keterpaduan vertikal dan keterpaduan

horisontal yang diintergrasi dengan kedekatan lintas wilayah, lintas sektoral, dan

lintas kegiatan dengan mempertimbangkan daya dukung sumber daya dan potensi

wisata di Desa Penataran. Hal ini bertujuan untuk membentuk kegiatan

pengembangan wisata yang secara teknis dapat terlaksana, secara ekonomi

menguntungkan (pendapatan pelaku perikanan, tukang parkir, pedagang,

pembuat souvenir, dan tour guide dapat meningkat), serta secara sosial dapat

diterima oleh masyarakat sehingga tidak berpotensi menimbulkan konflik.

Pengembangan kawasan wisata, terdiri dari :

1. Pengembangan lahan budidaya

Pengembangan lahan perikanan adalah membangun lahan budidaya yang

mendukung untuk proses pembenihan, budidaya serta pemasaran ikan.

Pengembangan ini dilakukan oleh pemerintah yang berkerjasama dengan

pembudidaya. Pembangunan lahan ini dilakukan dengan pembangunan kolam

baru dan perbaikan kolam budidaya agar dapat digunakan sebagai tempat

wisata. Pengembangan yang telah dilakukan antara lain; pembangunan kolam,

perbaikan kolam, pembangunan dan perbaikan saluran air, dan melengkapi

fasilitas penunjang budidaya.

2. Pengembangan sarana penunjang

Pengembangan sarana penunjang wisata sangat diperlukan dalam

mengembangkan kawasan wisata. Pengembangan sarana penunjang berupa

penambahan kuantitas serta kualitas aksesibitas/sistem transportasi kawasan

wisata. Penyediaan prasarana dan sarana transportasi dilakukan dengan

pembangunan dan perbaikan jalan utama maupun jalan penghubung lokasi

dengan pusat kota. Pembangunan yang telah dilakukan menuju lokasi wisata

antara lain 1) peningkatan dan pembangunan jalan makadam Desa Penataran,

Desa Kemloko, Desa Jiwut, Desa Krenceng, Desa Bangsri, 2) pembangunan

Page 158: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

142

dan perbaikan jalan penghubung Desa Penataran dan Desa kawut, Jalan

penghubung Desa Penataran dan Kecamatan Nglegok, serta jalan

penghubung Desa Penataran dan Desa Ngoran, 3) pemeliharaan jalan

lingkungan di Kecamatan Nglegok, serta 4) pembangunan dan perbaikan

jembatan di Desa Penataran.

3. Pembangunan patung koi

Pembangunan patung koi di Desa Penataran oleh DKP yang berkerjasama

dengan Dinas Pariwisata dalam mengembangkan destinasi wisata di tempat

ini. Pembangunan patung koi ini dilakukan pada tahun 2014 sampai tahun

2015 di kolam renang penataran. Dengan adanya patung koi ini sebagai salah

satu ikon di kolam renang penataran menjadikannya sebagai wahana foto bagi

pengunjung. Selain itu dengan adanya wahana ini kolam renang penataran

semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan.

4. Optimalisasi Raiser Ikan Hias

Optimalisasi raiser ikan hias penataran dilakukan oleh DKP pada awal adanya

program minapolitan dan pada setiap tahunnya dilakukan perawatan.

Optimalisasi ini dimaksudkan untuk menjaga fungsi raiser ikan hias sebagai

tempat karantina dan lokasi penangkaran ikan hias, serta digunakan dalam

melakukan pameran dan kontes ikan hias. Selain itu raiser ini juga digunakan

sebagai tempat pelatihan dan sosialisasi dari DKP Kabupaten Blitar dan

tembat memasarkan hasil budidaya ikan hias.

5. Pengadaan event dan upacara budaya

Terdapat beberapa event yang terdapat di desa penataran ini. event ini di

adakan rutin setiap tahunnya. Berikut ini event yang diadakan di Desa

Penataran, yaitu ; kirap dan upacara tumpeng agung nusantara, purnama

seluring penataran, serta pameran dan kontes ikan hias. Event-event tersebut

cukup menyedot anemo masyarakat baik lokal maupun interlokal dan menjadi

Page 159: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

143

event rutiin tiap tahunnya. Saat ini event ini menjadi daya tarik tersendiri bagi

wisatawan.

3. Sosialisasi dan Pelatihan

Sosialisasi dilakukan oleh beberapa pihak mulai dari POKDARWIS, Saka

Pariwisata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Blitar. Sosialisasi ini dilakukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan

berwisata. Sosialisasi ini selain memperkenalkan potensi berwisata yang terdapat

di Desa Penataran juga mengenalkan cara berwisata yang berkelanjutan. Dimana

cara berwisata berkelanjutan adalah berwisata yang ramah terhadap lingkungan,

tidak merusak lingkungan dan potensi wisata itu sendiri. Selain itu dalam

sosialisasi ini juga dilakukan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat

agar mereka dapat menjadi tour guide dan pelatihan dalam membuat cendera

mata yang bertema minapolitan dan komplek candi penataran. Sehingga dengan

adanya sosialisasi dan pelatihan ini diharapkan kualitas SDM Desa Penataran

dapat meningkat. Dalam pelatihan ini juga disematkan motivasi kepada

masyarakat agar berwisata yang baik dan benar, tidak merusak ekosistem

maupun potensi wisata yang ada, selain itu juga diharapkan semua pelaku

pengelolaan dan masyarakat dapat menjaga wisata yang ada.

4. Motivasi

Motivasi dilakukan oleh pihak POKDARWIS dan pemerintah daerah. Pihak

POKDARWIS memberi motivasi dengan cara pendampingan pada saat pelatihan

pembuatan kerajinan dan pelatihan menjadi tour guide, selain itu motivasi yang

diberikan oleh POKDARWIS juga berupa bantuan dalam pemasaran cinderamata.

Motivasi dari pemerintah dilakukan dengan kunjungan Bupati, DPRD, Pihak DKP

atau Dinas pariwisata dan Kebudayaan dengan pemberian semangat dan bantuan

dalam pengelolaan berupa bantuan modal maupun fasilitas yang dibutuhkan.

Selain itu juga motivasi dilakukan dengan mengadakan event dan pameran ikan

Page 160: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

144

hias, cendramata maupun kerajinan tangan masyarakat desa sehingga selain

menjadi motivasi event yang diadakan dapat menarik anemo masyarakat serta

menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan.

4. Pengawasan

Pengawasan pada pengelolaan desa wisata di Penataran ini dilakukan

untuk mengetahui kesesuaian, efektivitas, dan efisiensi kegiatan antara

perencanaan dan pelaksanaan, serta keberhasilan kegiatan dengan indikator

masukan, proses, keluaran dan hasil. Pengawasan ini dilakukan oleh

POKDARWIS yang berkerjasama dengan beberapa pihak seperti DKP, Dinas

Pariwisata dan masyarakat sekitar.

Pengawasan dilakukan oleh pengelolaan desa wisata untuk mengetahui

kesesuaian, efektivitas, dan efisiensi kegiatan antara perencanaan dan

pelaksanaan, serta keberhasilan kegiatan dengan indikator masukan, proses,

keluaran dan hasil. Pengawasan ini dilakukan POKDARWIS dan Pemerintah

Kabupaten Blitar. Adapun pengawasan yang dilakukan antara lain:

a. Pengawasan terhadap jumlah pengunjung

Pengawasan pada pengunjung dilakukan setiap harinya dengan melakukan

perhitungan dan pencatatan pada tiket masuk area wisata, selain itu juga

terdapat pencatatan pada buku tamu di lokasi wisata sebeb tidak semua wisata

menggunakan tiket masuk. Dari hasil pencatatan tersebut kemudian dilakukan

pengawasan dan evaluasi untuk setiap bulannya, setelahnya itu dilakukan

pengawasan dan evaluasi tiap tahunnnya. Pengawasan ini dilakukan oleh

POKDARWIS dan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) yang berada di lapang,

setelah itu dilakukan oleh level yang lebih tinggi seperti DKP, Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan, BAPPEDA, serta Bupati.

Page 161: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

145

b. Pengawasan terhadap jalannya kegiatan.

Pengawasan pada jalannya kegiatan adalah pengawasan yang dilakukan

pada kegiatan atau program kerja yang telah dilaksanakan maupun rencana

kegiatan-kegiatan yang mendukung dalam pelaksanaan pengelolaan desa

wisata, baik pengawasan pada kegiatan kontruksi atau kondisi fasilitas,

pelaksanaan pembinaan atau pelatihan, kegiatan pedagang dan tukang parkir

dan sebagainya.

c. Pengawasan terhadap perkembangan kegiatan wisata

Pengawasan terhadap perkembangan kegiatan wisata disini adalah

pengawasan terhadap semua kegiatan wisata seperti pengawasan terhadap

program minapolitan yang menjadi dasar dari wisata ini, pengawasan terhadap

event dan upacara budaya dan pengawasan terhadap produksi ikan koi,

kegiatan produksi dan pemasaran cendramata, kegiatan kelembagaan serta

kegiatan pemasaran wisata yang telah dilakukan.

d. Pengawasan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Pengawasan ini berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat

pada kawasan desa wisata ini. Dengan adanya desa wisata ini berdampak

adanya lapangan kerja baru hingga peningkatan kualitas SDM melalui

pelatihan selain itu dengan adanya desa wisata ini diharapkan infraktruktur

dapat menjadi lebih baik sehingga akses masyarakat menjadi lebih baik,

dengan demikian dapat dipastikan bahwa ekonomi masyarakat dapat

mengalami peningkatan dan kesejahteraan mereka bisa lebih baik lagi.

Sehingga diperlukan pengawasan agar pengelolaan desa wisata dapat

memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat sekitar.

Dari semua pengawasan yang dilakukan oleh berbagai pihak maka akan

disusun suatu laporan pengelolaan yang akan dibuat oleh POKDARWIS.

Kemudian laporan tersebut akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Blitar

Page 162: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

146

sebagai laporan tahunan pengelolaan desa wisata penataran. Dari laporan ini

dapat dilihat bagaimana jalannya pengelolaan telah sesuai dengan tujuan yang

direncanakan atau tidak sesuai.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di lapang. Peneliti

memdapatkan data model pengelolaan wisata desa yang telah disusun oleh

pemerintah dalam masterplan pengembangan wisata Model pengelolaan wisata

di Desa Penataran telah disusun oleh pemerintah dalam masterplan

pengembangan kawasan minapolitan di Kecamatan Nglegok. Dalam masterplan

tersebut ditetapkanlah konsep “Kampung Koi”. Kampung koi merupakan

pengelolaan wisata yang mengkombinasikan kawasan raiser terpadu yang

dengan aktivitas wisata, dimana daya tariknya berupa penangkaran ikan koi, bursa

ikan koi, bursa aquarium dan aquascape, kontes ikan koi, showroom souvenir dan

pelatihan terkait budidaya ikan koi. Konsep kampung koi ini berfokus pada satu

lokasi yaitu sub raiser ikan koi, dimana lokasi ini merupakan jembatan penghubung

antara pembudidaya ikan koi dengan pembeli. Konsep pengelolaan obyek wisata

didesa ini diwujudkan dengan tema Edutourism Package (Paket Wisata Edukasi)

yang merupakan akulturasi dari konsep minawisata itu sendiri dengan berbagai

macam obyek wisata yang sudah ada di Kabupaten Blitar. Adapun konsep

Edutourism Package ini meliputi wisata edukasi perikanan (education), wisata

alam (environment), wisata sejarah (history), wisata budaya (culture) dan wisata

hiburan (recreation).

Page 163: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

147

Sumber :Dinas Kelautan dan Perikanan, 2017.

Gambar 20. Konsep awal wisata di kawasan minapolitan Kabupaten Blitar

Adapun penjabaran dari tema pengelolaan dan pengembangan wisata

paket wisata edukasi (Edutourism Package) adalah sebagai berikut :

a. Education/ Pendidikan

Pendidikan yang dimaksudkan disini adalah daya tarik wisata berupa berupa

pelatihan, pemberian informasi, simulasi dan sebagainya kepada wisatawan

yang berhubungan dengan budidaya ikan koi. Pemberian informasi mengenai

jenis-jenis unggulan ikan koi dan berdaya jual tinggi, penerapan cara

pembibitan/pemijahan, pelatihan penangkaran ikan koi merupakan beberapa

kegiatan yang dapat dikategorikan dalam segi pendidikan.

b. Environment/ Lingkungan Alam

Lingkungan alam yang dimaksud disini adalah daya tarik wisata berupa

bentangan alam di sekitar wilayah pembudidayaan ikan koi. Lokasi

pembudidayaan ikan koi yang berada di area terbuka dan lingkungan yang

masih alami dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang akan berkunjung.

Saat melakukan kunjungan ke area budidaya ikan koi, pengunjung dapat

melakukan kegiatan menfoto ataupun merekam pemandangan alam dan

lokasi budidaya.

Edutourism Package

Budaya

Lingkungan

Alam Sejarah

Rekreasi

Pendidikan

Page 164: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

148

c. Culture/ Budaya

Budaya yang dimaksukan disini adalah daya tarik berupa adat istiadat/

kebudayaan masyarakat Desa Penataran seperti upacara adat, kesenian,

nyanyian dan sebagainya yang menjadi ciri khas desa tersebut. Daya tarik

budaya ini tidak terlepas dari keberadaan kompleks Candi Penataran dimana

didalamnya terdapat candi dan arca peninggalan kerajaan majapahit. Selain

itu adanya acara kirap dan upacara tumpeng agung nusantara dan pagelaran

seruling purnama secara rutin menjadi daya tarik tersendiri dari segi budaya.

d. Recreation/ Rekreasi atau Hiburan

Hiburanyang dimaksudkan disini daya tarik wisata yang berupa hiburan baik

berupa permainan maupun olah raga ringan yang berfungsi sebagai sarana

refreshing. Di Desa Penataran daya tarik fungsi recreationberupa adanya

waterboom di sekitar kompleks candi penataran. Waterboom/kolam renang ini

telah memiliki fasilitas yang cukup memadai, sehingga ke depan

memungkinkan untuk adanya pengembangan baik dari sarana prasarana

maupun jenis aktivitas wisatawan.

e. History/ Sejarah

Sejarah yang dimaksudkan disini adalah daya tarik wisata berupa obyek

preservasi yaitu candi, arca dan keberadaan museum. Wisatawan dapat

mengenang dan mempelajari sejarah-sejarah nasional Indonesia yang dimulai

dari masa kerajaan melalui keberadaan candi dan museum di kompleks Candi

Penataran.

Page 165: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

149

Dari hasil kajian oleh peneliti didapatkan sebuah model pengelolaan desa

wisata penataran yang baru sebagai berikut:

Gambar 21. Model Pengelolaan Desa Wisata Penataran

Edutourism Package

Pariwisata

Pengorganisasi

an

Pergerakan Pengawasan Perencanaan

Kearifan Lokal Minapolitan

Model Pengelolaan Desa

Wisata Penataran

Desa Wisata Penataran

Lingkungan

Alam

Pendidikan

Sejarah

Budaya Rekreasi

Religi

Page 166: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

150

Model pengelolaan desa wisata ini memanfaatkan potensi minapolitan,

kearifan lokal masyarakat dan potensi wisata yang telah ada sebelumnya sehingga

desa wisata ini dapat menarik wisatawan lebih banyak lagi. Pengelolaan desa

wisata ini juga melibatkan stakeholder dari minapoitan yang terdiri dari DKP, UPTD

dan sub-Raiser sebagai pengelola dan pengawas program minapolitan, kearifan

lokal yang melibatkan masyarakat sekitar, pemangku adat dan tokoh masyarakat

Desa Penataran, maupun pariwisata yang terdiri dari POKDARWIS, dinas

PORBUDPAR, LP2BN, Saka pariwisata dan BPCB sebagai pengelola wiisata.

Dalam model pengelolaan desa wisata ini, pihak pengelola menerapkan fungsi

manajemen. Fungsi manajemen yang dilibatkan antara lain, yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan. Perencanaan, didalam

perencanaan pihak pengelola menyiapkan SDM, pelatihan, pembentukan

POKDARWIS, perencanaan wisata, pemasaran wisata, dan pembentukan

peraturan. Pengorganisasian, dalam hal ini para stekholder saling berkerjasama

dalam mengelola wisata, seperti : 1) pihak DKP yang berkerjasama dengan pihak

Dinas PORBUDPAR dalam mengembangkan minawisata dan pariwisata yang ada

di desa, pengadaan pemeran ikan hias dan membangun destinasi wisata baru, 2)

pihak Dinas PORBUDPAR berkerjasama dengan BPCB dalam mengelola dan

merawat pariwisata yang memiliki nilai sejarah, budaya dan pendidikan seperti

komplek candi penataran, museum penataran dll, 3) pihak Dinas PORBUDPAR

membina Saka Pariwisata dan berkerjasama dengan LP2BN dalam melakukan

sosialisasi, pelatihan serta mengadakan event-event di penataran, 4) pihak UPTD

Dinas dan POKDARWIS berkerjasama dalam menjalankan tugasnya dalam

mengelola desa wisata. Pergerakan, dalam hal ini para stekholder berkerjasama

melakukan pengelolaan dengan melakukan promosi, mengembangkan destinasi

wisata, megadakan pelatihan maupun pembinaan serta motivasi kepada semua

pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan desa wisata. Pengawasan, dalam hal

Page 167: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

151

ini pemerintah dan POKDARWIS saling berkerjasama dalam pengawasan pada

jalannya pengelolaan desa wisata serta dampak pengelolaan desa wisata

terhadap masyarakat sekitar.

Model pengelolaan desa wisata yang baru ini peneliti menyusun model

disesuaikan dengan model yang telah ada dalam masterplan pengembangan

kawasan minapolitan. Dalam model ini peneliti menambahkan konsep religi dalam

konsep edutourism package melengkapi lima konsep yang ada, sehingga

edutourism package menjadi 6 konsep yaitu pendidikan, budaya, lingkungan,

rekreasi, sejarah, dan religi, Berikut ini penjabaran dari enam konsep tersebut:

a) Pendidikan

Pendidikan disini dimaksudkan yaitu memberikan infomasi, pelatihan dan

pengetahuan terkait wisata yang ada. Dalam hal ini wisatawan tidak hanya

disuguhkan wisata untuk kesenangan saja namun juga wisata untuk belajar.

Kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan yaitu 1) mengunjungi tempat

pembudidayaan ikan dan Sub-Raiser yang merupakan tempat penangkaran

dan balai karantina ikan koi sebelum dijual kepada konsumen, selain

melakukan kegiatan budidaya ikan hias disini pengunjung juga dapat membeli

ikan hias sebagai oleh-oleh, 2) mengunjungi komplek candi dan museum

penataran guna mengenal dan mempelajari sejarah nusantara, 3)

mengunjungi petilasan syech subakir guna mempelajari sejarah penyebaran

agama islam di Desa Penataran. Wisata ini juga dapat dimanfaatkan oleh

wisatawan akademik seperti pelajar, mahasiswa, atau pembudidaya dalam

rangka penelitian dan memperoleh pengetahuan terkait pengelolaan

pemeliharaan dan teknologi budidaya ikan, sejarah kerajaan majapahit dan

sejarah penyebaran islam di Desa Penataran.

Page 168: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

152

b) Lingkungan

Lingkungan yang dimaksudkan disini adalah berwisata dengan daya tarik

keindahan alam yang terdapat di Desa Penataran. Kegiatan yang dapat

dilakukan wisatawan yaitu menikmati keindahan alam sumber pacuh dan

keindahan alam di sekitar kawasan budidaya ikan koi berupa hamparan

sawah dan kawasan perdesaan yang masih alami, serta dapat

menjadikannya sebagai obyek fotografi.

c) Rekreasi

Rekreasi disini adalah daya tarik wisata yang berupa hiburan dari tersedianya

sumber pacuh, kolam renang penataran dan amphitheater sebagai wahana

yang menyuguhkan hiburan bagi wisatawan. Kegiatan yang dapat dilakukan

oleh wisatawan adalah menikmati berwisata ke sumber pacuh, pertunjukan

seni di amphitheater, menikmati wahana di kolam renang, menikmati suguhan

kuliner khas di kawasan wisata, berbelanja cinderamata di gerai atau

showroom yang tersedia ataupun membeli ikan hias dari para pembudidaya.

Cinderamata tersebut dapat berupa kerajinan khas lokal maupun kerajinan

berupa ikan hias koi, selain itu juga terdapat oleh-oleh khas berupa makanan

khas desa ataupun makanan khas blitar.

d) Religi

Religi yang dimaksudkan adalaha daya tarik wisata berupa wisata rohani atau

keagamaan. Wisata yang ditawarkan adalah ziarah ke petilasan syech

subakir. Disini wisatawan dapat melakukan ziarah, memanjatkan doa serta

beribadah di masjid yang ada di petilasan ini dan belajar sejarah penyebaran

islam di Desa Penataran. Selain itu untuk umat agama hindu candi penataran

merupakan candi yang masih digunakan dalam acara keagamaan dan

beribadah, acara yang sering dilakukan oleh umat hindu di candi ini yakni

beribadah dan silahturahmi sesama umat hindu pada saat sehari setelah

Page 169: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

153

perayaan hari raya nyepi. Wisatawan juga mendapat nilai keagamaan/religi

saat mengikuti acara kirap dan upacara tumpeng agung nusantara, upacara

ini selain bernilai religi juga mengandung nilai budaya yang kental. Acara kirap

dan upacara tumpeng agung nusantara diadakan untuk mengucapkan puji

syukur kepada Tuhan akan berkah dan rijeki yang selama ini diberikan dan

napak tilas perjalanan spiritual Raja Hayam Wuruk.

e) Budaya

Budaya dimaksudkan adalah daya tarik dari budaya masyarakat, adat istiadat,

dan seni budaya masyarakat Desa Penataran. Kegiatan yang dapat dilakukan

para wisatawan adalah melihat dan menikmati pertunjukan budaya pagelaran

Purnama Seruling Penataran serta Kirap dan Upacara Tumpeng Agung

Nusantara yang diadakan pada secara rutin tiap tahunnya. Dimana pada

kedua pageralan tersebut selalu ditampilkan akan menampilkan berbagai

pertunjukan seni budaya blitar dan seni budaya nusantara seperti wayang

kulit, wayang orang, tari-tarian tradisional dan seni musik tradisional.

f) Sejarah

Sejarah yang dimaksudkan adalah daya tarik wisatawan berupa objek-objek

yang memiliki nilai sejarah, seperti komplek candi penataran, museum, dan

petilasaan syech subakir. Kegiatan yang dapat dilakukan para wisatawan

yaitu mengamati sejarah bangsa Indonesia pada masa kerajaan melalui

peninggalan candi-candi dan arca, serta melalui sarana museum yang

memberikan informasi sejarah secara lengkap dan autentik. Selain itu

wisatawan dapat mengamati penyebaran dan perkembangan islam di Desa

Penataran melalui petilasan syech subakir.

Berdasarkan penjelasan diatas desa wisata ini memanfaatkan potensi

semua potensi yang ada dan mengemasnya menjadi desa wisata yang menarik

para wisatawan, Dengan memadukan potensi wisata, program minapolitan dan

Page 170: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

154

kearifan lokal masyarakat menjadikan desa wisata ini menjadi wisata yang

memiliki nilai edukasi. Dimana pengelolaan desa wisata ini mengkombinasikan

kawasan perikanan terpadu dengan aktivitas wisata, dimana daya tariknya berupa

wisata sejarah dan budaya, wisata religi, rekreasi, dan minawisata seperti

budidaya ikan hias, penangkaran ikan hias, bursa ikan koi, bursa aquarium dan

aquascape, kontes ikan koi, showroom souvenir dan pelatihan terkait budidaya

ikan hias koi serta wisata kuliner khas daerah blitar.

Page 171: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

155

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dibahas di atas, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1) Pelaksanaan program minapolitan di Desa Penataran dapat dilihat dari

beberapa aspek, mulai dari tingkat kesiapan hingga pelaporan. Tingkat

kesiapan kondisi infrastruktur, SDA, SDM, dan masyarakat, kelembagaan, dan

teknologi pembudidaya cukup baik. Tahapan pengembangan kawasan

minapolitan mulai dari perencanaan hingga tahap pelaporan telah berjalan

semestinya. Paket program minapolitan dari pemerintah berupa pembangunan

dan pengembangan infrakstruktur, sarana dan prasarana produksi, penguatan

modal, penyuluhan, pendampingan serta pelatihan kepada pembudidaya.

Jalannya program minapolitan dipengaruhi oleh faktor pendukung (tersedianya

SDM yang cukup banyak, komonditas unggulan, dan letak geografis kawasan

yang cukup strategi sesuai dengan persyaratan program minapolitan) dan juga

faktor penghambat (kurang tersedianya induk unggul dalam jumlah cukup,

penyakit ikan, ketersediaan air, dan daya dukung serta kualitas lingkungan

sumber daya mulai menurun) yang sudah dilakukan upaya untuk

mengatasinya. Program minapolitan cukup memberi pengaruh positif terhadap

kondisi ekonomi, dan sosial budaya masyarakat Desa Penataran.

2) Kearifan lokal masyarakat Desa Penataran antara lain yaitu kebiasaan

pembudidaya yang lebih banyak melakukan usaha pembenihan daripada

pembesaran, aturan pembagian pemanfaatan air di Dusun Pacuh dan

pelarangan penebangan pohon di kawasan sumber pacuh, gendurinan dan

metek pari serta kirap dan upacara tumpeng agung nusantara yang

dimaksudkan untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Page 172: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

156

kepercayaan akan sumber mata air penataran yang membawa berkah dan

kepercayaan akan kemujaraban doa dipetilasan syech subakhir. Kearifan lokal

tersebut dapat menjadi daya tarik wisata di Desa Penataran. Potensi kearifan

lokal masyarakat tersebut dapat dimanfaatkan sebagai wisata yang dapat

menarik wisatawan.

3) Model pengelolaan desa wisata yang berbasis minapolitan dan kearifan lokal

masyarakat telah disusun dalam model manajemen. Dimana dalam model ini

terdapat 4 fungsi managemen (perencanaan, pengorganisasian, pergerakan

dan pengawasan). Model pengelolaan desa wisata ini memanfaatkan potensi

minapolitan, kearifan lokal masyarakat dan potensi wisata yang telah ada

sebelumnya sehingga desa wisata ini dapat menarik wisatawan lebih banyak

lagi. Pengelolaan desa wisata ini juga melibatkan stakeholder dari minapoitan

yang terdiri dari DKP, UPTD dan sub-Raiser sebagai pengelola dan pengawas

program minapolitan, kearifan lokal yang melibatkan masyarakat sekitar,

pemangku adat dan tokoh masyarakat Desa Penataran, maupun pariwisata

yang terdiri dari POKDARWIS, dinas PORBUDPAR, LP2BN, Saka pariwisata

dan BPCB sebagai pengelola wisata. Konsep pengelolaan dan

pengembangan tema Edutourism Package (Paket Wisata Edukasi) yang

merupakan akulturasi dari konsep minawisata itu sendiri dengan berbagai

macam obyek wisata yang sudah ada di Kabupaten Blitar. Adapun konsep

Edutourism Package ini meliputi wisata edukasi perikanan (education), wisata

alam (environment), wisata sejarah (history), wisata budaya (culture) dan

wisata hiburan (recreation) serta wisata religi (religion).

6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Penataran terkait model

pengelolaan desa wisata yang berbasis pada pelaksanaan program minapolitan

Page 173: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

157

dan kearifan lokal masyarakat Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten

Blitar Provinsi Jawa Timur, maka penulis dapat memberikan saran sebagai bahan

pertimbangan untuk keberlanjutan pengelolaan desa wisata yang berbasis pada

pelaksanaan program minapolitan dan kearifan lokal masyarakat yang lebih baik

di waktu mendatang antara lain:

1) Pada pengelola, perlu meningkatkan kerjasama antara POKDARWIS,

Masyarakat, Pemerintah serta pihak-pihak yang mengelola wisata yang

terdapat disekitar Desa Penataran guna memperlancar pengelolaan dan

pengembangan desa wisata.

2) Pemerintah Kabupaten Blitar melalui DKP, dan Dinas PORBUDPAR perlu

mengadakan penelitian lebih intensif terkairt budidaya ikan dan pelatihan

terkait keterampilan menjadi tour guide serta ketrampilan membuat

cenderamata/kerajinan.

3) Pihak Peneliti, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait pengelolaan desa

wisata, pelaksanaan program minapolitan dan kearifan lokal masyarakat

Desa Penataran serta penelitian terkait pembagian kerja di dalam rumah

tangga pembudidaya.

Page 174: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

158

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran daerah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Aswanah, Y. K, dkk. 2013. Evaluasi Terhadap Implementasi Program

Pengembangan Kawasan Minapolitan Perikanan Tangkap Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong Kabupaten Lamongan Jawa Timur. ECSOFIM1 (1): 97-108.

Azwar, Saifudin. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. BPS (Badan Pusat Statistik). 2013. Analisis Termatik ST 2013; Sub-Sektor;

Analisis Kesejahteraan Rumah Tangga Perikanan. Katalog BPS.114hlm. Direktorat Jenderal Budidaya. 2009. Kebijakan Pengembangan Kawasan Minapolitan

Sebagai Langkah DKP Dalam Mendukung Pengembangan Wilayah. Gorontalo.

Hadiwajoyo. Surya S. 2012. Perencanaan Pariwisata Pedesaan Berbasis

Masyarakat (Sebuah Pendekatan Konsep). Yogyakarta : Graha Ilmu. Hakim, Luchman. 2004. Dasar-Dasar Ekowisata. Malang : Bayumedia Publishing. Hastuti, Purwantara. S, Khotimah. N. 2013. Model Pengembangan Desa Wisata

Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Pengetasan Kemiskinan Di Lereng Merapi Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Kementerian Kelautan Dan Perikanan Republik Indonsia. 2010. Putusan Menteri

Kelautan Dan Perikanan Republik Indonsia Nomor KEP.32/MEN/2010. Tentang Penetapan Kawasan Minapolitan. Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonsia. 2016. Peraturan Menteri kesehatan

Republik Indonesia Nomor KEP.39/MEN/2016. Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta

Keputusan Bupati Blitar Nomor 188/151/409.012/KPTS/2010. Pengembangan

Kawasan Minapolitan Di Blitar. Blitar. Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Metalitas Dan Pembangunan. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama. Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropoligi. Jakarta : Renika Cipta Nazir, Moham,ad. 2014. Metode Penelitian. Cetakan ke-9. Bogor : Ghalia

Indonesia. Marzuki. 1986. Metode Riset. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta.

Page 175: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

159

Pike, A. Rodriguez, A.P, Tomaney J. 2006. Local And Regional Development. New York: Routledge.

Pramoda, R. 2010. Identifikasi Faktor Pendukung Dan Prakiraan Dampak

Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur Dalam Mendukung Program Minapolitan. Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan. Jakarta : BALITANG-KP.

Pramoda, R. dan Wardono, B. 2012. Strategi Pengembangan Kawasan Perairan

Umum Waduk Gajah Mungkur Dalam Mendukung Program Minapolitan. Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan. Jakarta : BALITANG-KP

Purhantara, W. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis. Yogyakarta: Graha

Ilmu. Purnamo, A. H, et al., 2011. Minapolitan, Konsep Pengembangan Dan Aplikasinya

Dalamrevitalisasi Perikanan. Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan. Jakarta : BALITANG-KP

Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3.

Jakarta : Balai Pustaka. Rahim. Firmansyah. 2012. Pedoman Kelompok Sadar Wisata. Jakarta: Direktur

Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Rosyidi, S. 2009. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Soekanto, S. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Soekarwati. 1995. Pembangunan Pertanian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiarti, Rara. 2013. Pengembangan Kawasan Minapolitan Sebagai Daya Tarik

Wisata Minat Khusus Di Kabupaten Pacitan. Cakra Wisata. Vol. 13 jilid 1 tahun 2013.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta. Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan.

Dirjen Kementerian Kelautan Dan Perikanan. Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Page 176: MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PADA …repository.ub.ac.id/7331/1/Dwi%C2%A0Astutik.pdf · verifikasi. Desa Penataran terletak pada 070 21’ - 07030’ Lintang Selatan dan

160

Wakantiyoso. R dan Tutuko. P. 2009. Kearifan Lokal dalam Perencanaan dan Perancangan Kota untuk Mewujudkan Arsitektur Kota Yang Berkelanjutan. Grup Konservasi Arsitektur dan kota, Jurusan arsitektur, Universitas Merdeka Malang. Malang.

Wardani. Indria Kusuma. 2008. Model Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan

Salak Pondoh Kembangarum, Donokerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Wiadnya. Raka Dewa G. 2011. Konsep Perencanaan Minapolitan Dalam

Pengembangan Wilayah. Fakultas Perikanan Dan ilmu kelautan. Universitas Brawijaya. Malang. Skripsi.

Wisakti, Daru. 2008. Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa Di Wilayah

Kecamatan Geyer Kabupaten Grobongan. Universitas Diponegoro Semarang. Skripsi.

Yoeti, Oka. A. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta:

PT.Pradnya Paramita. Zakiyah, D. M. 2014. Pengembangan Perikanan Budidaya; Efektifitas Program

Minapolitan Dalam Pengelolaan Perikanan Budidaya Berkelanjutan Di Kabupaten Gresik. Jurnal Pembangunan Wilayah Dan Kota. Biri Penerbit Planologi Universitas Diponogoro. Volume 10 (4: 453-465)