model pengatur suhu dan kelembaban …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal mamun...
TRANSCRIPT
MODEL PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN RUANGAN
BUDIDAYA KROTO BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO
Ma’mun Nawawi, Prihastuti Harsani ¹ dan Deden Ardiansyah ²
Program Studi Ilmu Komputer-FMIPA Universitas Pakuan
Jl. Pakuan PO BOX 452, Bogor
Telp/Fax (0251) 8375 547
Email : [email protected]
Abstrak
Perkembangbiakan semut rangrang sangat dipengaruhi oleh suhu ideal
dan kandungan makanannya. Bahwa pada suhu 30C, siklus kehidupan telur
(kroto), larva, pupa dan menjadi semut kecil berkisar 28 hari. Model pengatur ini
merupakan suatu sistem pengontrol untuk mengendalikan suhu yang ada dalam
ruangan dengan menggunakan mikrokontroler arduino dan sensor DHT11
sebagai inputannya serta tampilan informasi suhu dan kelembaban akan
ditampilkan oleh LCD. Program yang digunakan dalam sistem ini menggunakan
bahasa program assembly. Model ini dapat mengendalikan suhu antara 26 ˚C- 32
˚C dan kelembaban 65% - 85% agar suhu dan kelembaban ruangan tetap stabil.
Untuk mengatur suhu dan kelembabannya digunakan alat yaitu kipas, lampu, dan
humidifier.
Kata Kunci : Budidaya Kroto, DHT11, Mikrokontroller Arduino.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangbiakan semut rangrang
sangat dipengaruhi oleh suhu ideal dan
kandungan makanannya. Bahwa pada suhu
30C, siklus kehidupan telur (kroto), larva,
pupa dan menjadi semut kecil berkisar 28
hari. kandungan makanan untuk telur
(kroto), larva dan pupa mempengaruhi
kualitas dan hasilnya. Bukan waktu dan
kuantitasnya. Jika suhu ideal dan
kandungan makanannya tepat atau minimal
mendekati, maka perkembangbiakan semut
rangrang bisa sesuai dengan waktu alami
perkembangbiakannya jika suhu terlalu
panas, telur (kroto), larva dan pupa akan
mengering lalu mati. Jika suhu terlalu
dingin, embrio dalam telur (kroto), larva
dan pupa tidak akan berkembang. Adapun
suhu yang ideal bagi koloni semut adalah
26 - 32 derajat selsius, dengan tingkat
kelembaban 65% - 85 %. (Ross, H. C,.
2010)
Berdasarkan hal tersebut, maka
diusulkan alat ini menggunakan sensor
DHT11 yang berfungsi sebagai inputan
untuk membaca suhu dan kelembaban
ruangan yang mempunyai kisaran
pengukuran dari 20%-90%RH, dan akurasi
absolute 0,5% RH. Sedangkan akurasi
pengukuran suhu 0-50°C kesalahan 2°C.
Mikrokontroler Atmega328 sebagai
pemroses. LCD(Liquid Crystal Display)
sebagai penampil untuk nilai suhu dan nilai
kelembaban pada area sarang kroto. Pada
saat suhu mencapai >=32° Kipas akan
bekerja untuk menurunkan suhu, humidifier
digunakan untuk menaikkan kelembaban,
dan jika suhu <=26° lampu akan menyala
untuk menaikkan tingkat suhu.
DASAR TEORI
Mikrokontroller
Mikrokonktroler digunakan dalam produk
dan alat yang dikendalikan secara
automatis, seperti sistem kontrol mesin,
Remote controls, mesin kantor, peralatan
rumah tangga, alat berat, dan mainan.
Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan
konsumsi tenaga dibandingkan dengan
mendesain menggunakan mikroprosesor
memori, dan alat input output yang terpisah,
kehadiran mikrokontroler membuat kontrol
elektrik untuk berbagai proses menjadi
lebih ekonomis. Dengan penggunaan
mikrokontroler ini maka :
a. Sistem elektronik akan menjadi lebih
ringkas
b. Rancang bangun sistem elektronik akan
lebih cepat karena sebagian besar dari
sistem adalah perangkat lunak yang
mudah dimodifikasi
c. Pencarian gangguan lebih mudah
ditelusuri karena sistemnya yang
kompak
Agar sebuah mikrokontroler dapat
berfungsi, maka mikrokontroler tersebut
memerlukan komponen eksternal yang
kemudian disebut dengan sistem minimum.
Untuk membuat sistem minimal paling
tidak dibutuhkan sistem clock dan reset,
walaupun pada beberapa mikrokontroler
sudah menyediakan sistem clock internal,
sehingga tanpa rangkaian eksternal pun
mikrokontroler sudah beroperasi.
Yang dimaksud dengan sistem
minimal adalah sebuah rangkaian
mikrokontroler yang sudah dapat digunakan
untuk menjalankan sebuah aplikasi. Sebuah
IC mikrokontroler tidak akan berarti bila
hanya berdiri sendiri. Pada dasarnya sebuah
sistem minimal mikrokontroler AVR
memiliki prinsip yang sama. (Syahrul,
2012).
Penelitian Terdahulu
Dimas Bangkit W ,(2012) : Mikrokontroler
yang digunakan yaitu AT8535 dan Sensor
SHT 11 sebagai inputan.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada pembuatan
“Model Pengatur Suhu dan Kelembaban
Ruangan Budidaya Kroto” ini adalah
dengan menggunakan arduino uno untuk
pemogramannya, dan menggunakan bahasa
assembly. Adapun siklus hidup dan
pengembangannya, atau bisaa disebut
motodelogi hardware programming seperti
gambar 9 :
Project
planning
research Parts testing
Mechanical
design
Electrical
design
Software
design
Fungtional
test
integration
Overall
testing
optimization
success
yes
no
Gambar 9. Motodelogi hardware
programming
4.1 Perencanaan Proyek Penelitian
(Project Planning)
Tahap perencanaan proyek
penelitian adalah kegiatan awal dari suatu
rangkaian kegiatan dalam proses pembuatan
sistem. Di bab ini membahas mengenai
rancangan dan implemetasi sistem pada
penelitian dengan judul “Sistem Notifikasi
Keamanan Sepeda Motor berbasis SMS
Menggunakan ATmega 328”. Berdasarkan
metode penelitian yang digunakan, mulai
dari perancanaan proyek penelitian sampai
dengan integrasi sistem.
4.1.1 Pengetesan Menggunakan
Program
Tahap ini ditentukan pengetesan
komponen-komponen yang akan digunakan
berfungsi dengan baik atau sebaliknya.
Pengetesan komponen dilakukan
menggunakan software arduino.
Pengetesan pada modul
mikrokontroler Arduino dilakukan dengan
merangkai skematik sistem minimum
mikrokontroler. Kemudian dilakukan proses
pembacaan dan penulisan program pada
mikrokontroler dengan port serial to USB
seperti gambar 11:
Gambar 11. Software Arduino
4.1.2 Perancangan Hardware (Alat)
Perancangan hardware secara
umum digambarkan pada blok diagram
seperti terlihat dalam gambar 12.
Gambar 12. Diagram Blok Sistem
Penjelasan dari diagram block
Model Pengatur Suhu dan Kelembaban
Ruangan Budidaya Kroto menggunakan
Mikrokontroler Arduino sebagai berikut:
a. Input
Pada alat ini,yang berfungsi
input adalah Sensor DHT 11
untuk membaca suhu dan
kelembaban di dalam ruangan.
b. Proses
Pada alat ini yang berfungsi
sebagai proses adalah
Mikrokontroler Arduino Uno.
c. Output
Pada alat ini. Yang berfungsi
sebagai output adalah LCD,
Kipas , lampu dan Humidifier.
4.1.3 Perancangan Skematik
Rangkaian
Perancangan rangkaian
menggunakan software Fritzing.
Perancangan rangkaian yang akan dibuat
ada tiga bagian, berikut ini rangkaian
skematik dari masing-masing rangkaian
tersebut :
a) Sistem ATMega328
Rangkaian ini berfungsi sebagai
pengendali dari sebuah sistem
mikrokontroler.
b) Sensor DHT11
Rangkaian ini digunakan untuk
mengukur suhu dan kelembaban
udara di sekitarnya.
c) LCD
Rangkaian modul lcd merupakan
rangkaian keluaran dari
mikrokontroler yang digunakan
sebagai display.
d) Dimmer
Rangkaian ini berfungsi sebagai
saklar yang dikendalikan oleh
mikrokontroler sesuai dengan kondisi
yang telah di tentukan.
e) Lampu
Rangkaian ini digunakan untuk
memanaskan ruangan.
f) Kipas
Kipas digunakan untuk menurunkan
suhu dan stabilkan kelembaban di
dalam ruangan.
g) Humidifier
Humidifier digunakan untuk
menaikkan kelembaban.
Gambar 13. Skematik Rangkaian
4.2 Desain Software (Software Design)
Pembuatan perangkat lunak sistem
harus mengutamakan cara kerja yang
efisien berikut flowchart dari desain
software yang digunakan. Flowchart
program utama terdapat pada gambar 14.
Gambar 14. Flowchart Program Utama
Penjelasan flowchart program utama:
1. Mulai
2. Baca suhu dan kelembaban
3. Tampilan suhu dan kelembaban di
LCD
4. Jika suhu <= 25oC maka kipas mati
dan lampu terang, jika suhu 26˚C -
32˚C maka kipas sedang dan lampu
redup, jika suhu >=33˚C maka kipas
cepat dan lampu mati..
5. Jika kelembaban kering <=64% maka
humidifier Aktif, jika kelembaban
normal 65% - 85% maka humidifier
Tidak Aktif, jika kelembaban basah
>=86% maka humidifier Tidak Aktif.
6. Jika masih ada arus listrik maka akan
kembali membaca suhu dan
kelembaban, jika tidak maka selesai.
a. Tahap Implementasi (Assembling)
Tahap assembling (pembuatan)
merupakan dimana seluruh obyek dibuat,
baik secara hardware (sistem dan rangkaian
pengontrol) serta secara software yang
merupakan compiler.
i.Assembling Hardware
Untuk membuat sistem dan
rangkaian pengontrol digunakan beberapa
perangkat keras seperti bor digunakan
untuk melubangi PCB dan black box atau
rangka agar menjadi lebih kokoh, solder
digunakan untuk memanaskan timah parti
untuk menyambungkan komponen-
komponen elektronik yang terdapat di
dalam sistem, sehingga sesuai dengan jalur
skematik yang sudah dibuat sebelumnya
dan masih banyak lainnya.
ii.Assembling software
Untuk compiler listing model
pengatur suhu dan kelembaban ruangan
budidaya kroto digunakan Arduino IDE
untuk didownload ke mikrokontroler.
Berikut assembling software yang terdapat
pada gambar 15:
Gambar 15. Compiler Program
Gambar 15 adalah proses
mengupload listing program kedalam
mikrokontroler 328 Arduino untuk diproses
dan menjalalankan sistem yang telah dibuat
yaitu sistem.
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Pada tahap sebelumnya telah
dijelaskan proses perancangan hingga
Model Pengatur Suhu Dan Kelembaban
Ruangan Budidaya Kroto menggunakan
Mikrokontroler Arduino. Model pengatur
suhu dan kelembaban ini dirancang dengan
cara sederhana menggunakan bahan akrilik
sebagai chasing dan penempatan komponen
elektronik. Untuk menemukan hasil akhir
yang sesuai dengan yang diinginkan,
meliputi pengujian hardware dan software,
yang digunakan dalam penelitian ini.
5.1.1 Bentuk Sistem
Pada bagian utama sistem terdapat
modul mikrokontroler arduino sebagai
pengendali sistem yang dan sensor DHT11
yang berfungsi sebagai komponen untuk
membaca suhu dan kelembaban.
Gambar 16. Bagian Utama Sistem
5.1.2 Bagian Input Sistem
Pada bagian kontrol sistem terdapat
catu daya, LCD, kipas, Motor servo, modul
mikrokontroler Arduino sebagai pengendali
sistem, sensor DHT11 untuk mendeteksi
adanya suhu dan kelembaban pada ruang
budidaya kroto.
Gambar 17. Bagian Pengendali Sensor
5.1.3 Bagian Catu Daya Sistem
Pada bagian catu daya sistem terdiri
dari catu daya DC dan catu daya AC. Catu
daya DC berfungsi menyuplai arus pada
mikrokontroler dan sensor sebesar 5 VDC
1A. Sedangkan catu daya AC berfungsi
untuk menyuplai arus pada ruang Lampu
sebesar 220VAC
Gambar 18. Bagian Sumber Arus Listrik
5.2 Pembahasan Sistem Pada tahap pembahasan sistem akan
dijelaskan mengenai bagaimana sistem
bekerja, mulai dari tahap awal pemberian
catu daya hingga tahap akhir eksekusi
perintah. Pada tahap awal sistem diberikan
daya ke modul mikrokontroler arduino,
kemudian memberikan inputan pada sensor
DHT11 untuk memproses output ketika
suhu >=33˚C maka kipas cepat dan lampu
mati, ketika suhu 26˚C - 32˚C maka kipas
sedang dan lampu redup, ketika suhu
<=25˚C maka kipas mati dan lampu terang.
Jika kelembaban kering <=64% maka
humidifier Aktif, kelembaban servo 65% -
85% maka humidifier Tidak Aktif, dan jika
kelembaban basah >=86% maka humidifier
Tidak Aktif. Selain output diatas LCD
menjadi indikator untuk menampilkan suhu
dan kelembaban yang terbaca oleh sensor
DHT11.
5.2.1 Pengujian Struktural
Pada tahap ini dilakukan pengujian
yang bertujuan untuk mengetahui apakah
jalur-jalur rangkaian sudah terhubung
dengan benar sehingga sistem dapat
berjalan berfungsi dengan baik. Pengujian
ini dilakukan dengan mengetes jalur-jalur
rangkaian menggunakan multimeter.
Berikut table hasil pengujian struktural
sistem.
Tabel 3. Pengujian struktural
5.2.2 Pengujian Fungsional
Pada tahap ini dilakukan pengujian
yang bertujuan untuk mengetahui apakah
tegangan yang mengalir di dalam rangkaian
sudah sesuai dengan yang dibutuhkan.
Pengujian ini dilakukan dengan cara
mengetes tegangan output tiap komponen
dengan menggunakan multimeter.
5.2.3 Pengujian Modul Mikrokontroler
ATMega 328
Pada pengujian Modul
Mikrokontroller Arduino dilakukan dengan
cara memberikan tegangan 5VDC 1A pada
modul mikrokontroler ATMega328. Setelah
itu output tegangan dicek pada pin 5V yang
dihubungkan dengan phobe positif dan pin
GND yang dihubungkan dengan prhobe
negative multimeter.
Gambar 19. Modul Mikrokontroler
Arduino
N
o
Komponen
Sistem
Terhubu
ng
Dengan
Ketera
ngan
1 Arduino
DHT
11 Pin 2
Terhub
ung
LCD Pin
Analog 0
dan
Analog 1
Terhub
ung
Servo Pin 9, 10,
11
Terhub
ung
2 Lampu Dimmer Terhubu
ng
3 Kipas Dimmer Terhubu
ng
4 Humidifier Dimmer Terhubu
ng
Tabel 4. Pengujian modul mikrokontroler
Arduino
Tegangan Input Output Tegangan
5V 5 VDC
Dari pengujian tersebut diketahui
output mikrokontroler 5V mendekati
tegangan 5V yang sudah sesuai dengan
dibutuhkan oleh sensor.
5.2.4 Pengujian Sensor DHT11
Pada pengujian sensor DHT11
dilakukan dengan cara memberikan
tegangan 5VDC dari modul mikrokontroler
Arduino. Setelah itu output tegangan dicek
pada pin Vout yang dihubungkan dengan
phobe positif dan pin GND yang
dihubungkan dengan phobe negative
multimeter
Gambar 20. Sensor DHT11
Tabel 5. Pengujian sensor DHT11
Tegangan
Input
Output
Tegangan
Keterangan
5V 3.5 VDC Aktif
0 VDC Tidak Aktif
Dari pengujian tersebut diketahui
output sensor DHT11 akan bernilai LOW
jika output tegangan bernilai 0V sedangkan
output sensor bernilai HIGH jika output
tegangan bernilai 3.5V.
5.2.5 Pengujian Alat
Tabel 6. Hasil pengamatan
Sensor
DHT11
Ser
vo 1
Ser
vo 2
Ser
vo 3
Kipa
s
Lam
pu
Humi
difier
Suhu
<=25 ˚C
Kelemb
aban
>=86%
5˚ 170
˚ 5˚
Tida
k
Aktif
Tera
ng
Tida
k
Aktif
Suhu
>=26 -
<=32 ˚C
Kelemb
aban
<=65 -
>=85%
70˚ 20˚ 5˚ Seda
ng
Redu
p
Tida
k
Aktif
Suhu
>=33 ˚C
Kelemb
aban
<=64%
175
˚ 10˚
175
˚
Cepa
t
Tida
k
Aktif
Aktif
5.3 Pengujian Validasi
Pada tahap ini dilakukan pengujian
yang bertujuan untuk mengetahui apakah
output sistem sudah sesuai dengan
kebutuhan penggunaan sistem. Pengujian
ini dilakukan dengan menganalisa kolerasi
inputan berupa sensor DHT11
5.3.1 Uji Coba Validasi Sensor Rotary
Encoder
Pada tahap uji coba validasi sensor
suhu akan dilakukan pengecekan pada
perubahan suhu ruangan
Tabel 7. Uji Coba Validasi Suhu <=25 ˚C
Kelem
baban
Suhu Kipas Lampu Humidifier
42% <=25 ˚C OFF Terang ON
49% <=25 ˚C OFF Terang ON
52% <=25 ˚C OFF Terang ON
60% <=25 ˚C OFF Terang ON
69% <=25 ˚C OFF Terang OFF
Pada uji coba ini dilakukan ketika
kelembaban 42%,49%,52%,60%, dan 69%
Dengan suhu <=25˚C maka kipas akan mati
dan lampu akan terang ketika suhu dibawah
<=25 ˚C, sedangkan humidifier akan mati
pada saat kelembaban >=65%.
Tabel 8. Uji Coba Validasi Suhu >=33˚C
Kelem
baban
Suhu Kipas Lamp
u
Humidi
fier
82% >=33 ˚C Cepat Redup OFF
77% >=33 ˚C Cepat Redup OFF
70% >=33 ˚C Cepat Redup OFF
73% >=33 ˚C Cepat Redup OFF
63% >=33 ˚C Cepat Redup ON
Pada uji coba ini dilakukan ketika
kelembaban 82%,77%,75%,73%, dan 70%
dengan suhu >=33˚C maka kipas akan
berputar cepat untuk menurunkan suhu dan
lampu akan redup, sedangkan humidifier
menyala pada saat kelembaban <=64%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari beberapa tahap perancangan,
pembuatan dan pengujian Model Pengatur
Suhu Dan Kelembaban Ruangan Budidaya
Kroto ini dapat disimpulkan bahwa alat ini
menggunakan sensor DHT11 sebagain
input data suhu dan kelembaban yang akan
ditampilkan pada LCD 16x2, sedangkan
outputnya menggunakan kipas, lampu dan
humidifier. Output tersebut terhubung ke
dimmer agar arus yang dihasilkan dapat di
atur menggunakan servo.
Terdapat tiga kondisi ketika suhu <=
25˚ maka kipas mati dan lampu terang, jika
suhu 26˚ – 32˚ maka kipas sedang dan
lampu, dan suhu >= 33˚ maka kipas cepat
dan lampu mati, sedangkan untuk
kelembaban jika kelembaban <= 64% maka
humidifier akan aktif dan jika kelembaban
>= 90% maka humidifier akan mati. Suhu
ruangan untuk pengujian berpengaruh
terhadap suhu yang ada dalam model
tersebut, jadi setiap pengujian dilakukan
suhu dan kelembaban tidak bisa di prediksi
apakah hasilnya sesuai atau sebaliknya.
Saran
Dalam Model Pengatur Suhu Dan
Kelembaban Ruangan Budidaya Kroto ini
masih belum sempurna, sehingga
dibutuhkan penyempurnaan sistem yang
memiliki nilai fungsional kompleks.
Beberapa saran yang dapat dikembangkan
antara lain menggunakan sensor yang lebih
akurat membaca suhu dan kelembabanya,
Pada output dapat dikembangkan
menggunakan alat yang dapat menurunkan
suhu <=28, dan di sarankan menggunakan
metode fuzzy untuk mengatur perhitungan
output pada alat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
D-Robotics. 2010. DHT11 Humadity &
Temperature Sensor.
http://droboticsonline.com 16 Juni
2015.
Dimas Bangkit. 2014. “Rancangan Sistem
Kontrol Suhu Dan Kelembaban Untuk
Proses Fermentasi Tempe Berbasis
Arduino Uno”, Jakarta.
Ebiet Van Heriyanto. 2014. “Rancang
Bangun Alat Pengering Gabah
Dengan Pengendali Suhu Dan
Kelembaban Ruang Berbasis Arduino
Uno R3”. Surabaya.
Febriyanto. 2012. Media Budidaya Semut.
http://krotojogja.com. 13 Maret 2016
Kadir, Abdul. 2012. Panduan Praktis
Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler
dan Pemrogramannya Menggunakan
Arduino. Ed. Ke-1. Andi, Yogyakarta.
Prayoga B. 2015. Kupas Tuntas Budi Daya
Kroto Cara Modern. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Ross, H. C, Philip, S.N., Schluns &
Simon, K.A. 2010. A masterpiece of
evolution – Oecophylla weaver ants
(Hymenoptera: Formicidae).
Myrmecological News 13: 57-71.
Rush. 2014. Kendala Budidaya Semut
Rangrang.
http://bibitkroto99.blogspot.co.id/2014/
08/kendala-budidaya-semut-
rangrang.html. 30 Juli 2016
Saftari,firmansyah. 2014. Proyek Robotik
Keren dengan Arduino. Gramedia :
Jakarta.
Syahrul. 2012. Mikrokontroler AVR
ATmega8535. Informatika Bandung.
Bandung.
Utuy Triana. 2013. Beternak Kroto.
http://mariberternakrangrangkroto.blog
spot.co.id. 13 Maret 2016