model pemberian tugas.docx

12
II. KAJIAN TEORI A. Pengertian Metode Pembelajaran Proses pembelajaran harus menciptakan suasana yang dapat membina serta mengembangkan kreativitas, Karen adengan mengembangkan kreativitas berarti menimbulkan perasaan dihargai serta mendorong keberanian menciptakan gagasan kreatif bagi anak (Rusyan, 1996). Untuk menciptakan susana tersebut maka diperlukan suatu cara yang disebut metode. Metode merupakan suatu tata cara untuk melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dan dalam proses pembelajaran berarti menggunakan metode pembelajaran yang tujuannnya erat dengan pelaksanaan proses bealajar mengajar. Secara lebih lanjut, berikut akan dipaparkan beberapa pengertian metode pembelajaran. Menurut Nursid Sumaatmadja (Supriatna, 2007), metode pembelajaran adalah cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut S. Hamid Hasan (Supriatna, 2007), metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa dalam belajar. Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran ialah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran agar siswa dapat belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan optimal. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar, yaitu pengaturan proses belajar mengajar dan pengajaran itu sendiri. Kedua hal itu saling ketergantungan. Keberhasilan pengajaran dalam arti tercapainya tujuan-tujuan sangat bergantung pada pengaturan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang baik dapat menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran. Metode pembelajaran dapat menciptakan siswa belajar dengan baik dalam suasana yang wajar tanpa tekanan, dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Metode pembelajaran yang baik dapat memberikan bantuan dan bimbingan bagi siswa yang mendapat berbagai kesulitan belajar serta memberikan dorongan untuk memahami bahan pengajaran dalam berbagai kegiatan belajar, karena dalam kegiatan belajar siswa memerlukan sesuatu yang memungkinkan siswa berkomunikasi

Upload: zainudin-aboed

Post on 28-Dec-2015

111 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MOdel pemberian Tugas.docx

II. KAJIAN TEORIA. Pengertian Metode Pembelajaran

Proses pembelajaran harus menciptakan suasana yang dapat membina serta mengembangkan kreativitas, Karen adengan mengembangkan kreativitas berarti menimbulkan perasaan dihargai serta mendorong keberanian menciptakan gagasan kreatif bagi anak (Rusyan, 1996).

Untuk menciptakan susana tersebut maka diperlukan suatu cara yang disebut metode. Metode merupakan suatu tata cara untuk melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dan dalam proses pembelajaran berarti menggunakan metode pembelajaran yang tujuannnya erat dengan pelaksanaan proses bealajar mengajar. Secara lebih lanjut, berikut akan dipaparkan beberapa pengertian metode pembelajaran.

Menurut Nursid Sumaatmadja (Supriatna, 2007), metode pembelajaran adalah cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan.

Sedangkan menurut S. Hamid Hasan (Supriatna, 2007), metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa dalam belajar.

Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran ialah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran agar siswa dapat belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan optimal.

Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar, yaitu pengaturan proses belajar mengajar dan pengajaran itu sendiri. Kedua hal itu saling ketergantungan. Keberhasilan pengajaran dalam arti tercapainya tujuan-tujuan sangat bergantung pada pengaturan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang baik dapat menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran.

Metode pembelajaran dapat menciptakan siswa belajar dengan baik dalam suasana yang wajar tanpa tekanan, dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Metode pembelajaran yang baik dapat memberikan bantuan dan bimbingan bagi siswa yang mendapat berbagai kesulitan belajar serta memberikan dorongan untuk memahami bahan pengajaran dalam berbagai kegiatan belajar, karena dalam kegiatan belajar siswa memerlukan sesuatu yang memungkinkan siswa berkomunikasi secara baik dengan guru, dengan teman, maupun dengan lingkungan sekitarnya. Kebutuhan akan bimbingan, bantuan dan perhatian guru bisa dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif.

Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat beragam. Diantaranya metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, eksperimen, demonstrasi, kerja kelompok, proyek, dan sebagainya. Dalam menggunakan metode pembelajaran, guru harus pintar dalam memilih mana yang terbaik. Karena tidak semua metode sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan.

Djamarah, Syaiful Bahri (2005:229-231) dalam bukunya Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoretis Prikologis, mengemukakan bahwa dasar pertimbangan pemilihan metode mengajar adalah:1. Berpedoman pada tujuan2. Perbedaan individual anak didik3. Kemampuan guru4. Sifat bahan pelajaran5. Situasi kelas6. Kelengkapan fasilitas7. Kelebihan dan kelemahan metode

Page 2: MOdel pemberian Tugas.docx

Diketahui pula bahwa dalam metode mengajar mempunyai hubungan yang erat dengan keterampilan proses dalam bentuk kemampuan mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan.

Dari empat metode, yaitu pemberian tugas, eksperimen, proyek, dan diskusi dapat dikembangkan tujuh (seluruh) keterampilan proses. Dalam metode karyawisata dapat dikembangkan enam jenis keterampilan proses, kecuali meramalkan tidak termasuk didalamnya. Yang dikembangkan dari Tanya jawab dan demonstrasi adalah lima jenis keterampilan proses, yaitu kemampuan mengamati, menggolongkan, menafsirkan, menerapkan, dan mengkomunikasikan. Lain halnya dengan metode bermain peran/sosiodrama dan bercerita, didalamnya dapat dikembangkan empat jenis ketersmpilan proses yaitu kemempuan mengamati, menafsirkan, menerapkan, dan menkomunikasikan. Dua jenis keterampilan proses lainnya, yaitu mengamati dan mengkomunikasikan dapat dikembangkan dalam metode ceramah. Sedangkan metode latihan dapat dikembangkan tiga macam keterampilan proses, yaitu kemampuan mengamati, menerapkan, dan mengkomunikasikan.

Diketahui bahwa metode pemberian tugas adalah metode yang terbanyak menampilkan segi-segi keterampilan proses. Begitu juga dengan metode diskusi, eksperimen, dan proyek. Keempat metode tersebut sama-sama menampilkan tujuh macam kemampuan dalam keterampilan proses. Sedangkan metode ceramah adalah metode yang paling sedikit menampilkan segi-segi keterampilan proses. Karenanya, metode ceramah yang sering digunakan guru dalam mengajar di kelas perlu dibatasi pemakaiannya.

B. Pengertian Metode Pemberian TugasMetode pemberian tugas dapat diartikan sebagai suatu format interaksi belajar

mengajar yang ditandai dengan adanya satu tugas atau lebih tugas yang diberikan oleh guru, dimana penyelesaian tugas-tugas tersebut dapat dilakukan secara perseorangan atau secara kelompok sesuai dengan perintahnya. (Moedjiono dan Dimyati, 1992/1993)

Sedangkan Supriatna, Nana, dkk (2007:200) mengemukakan bahwa metode penugasan (pemberian tugas) adalah suatu penyajian bahan pembelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan memberikan laporan sebagai hasil dari tugas yang dikerjakannya. Metode ini mengacu pada penerapan unsur-unsur “learning by doing”.

Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pemberian tugas adalah suatu penyajian bahan pembelajaran dengan cara guru memberikan tugas tertentu agar diselesaikan siswa sebagai salah satu bentuk kegiatan belajarnya, baik secara individu atau kelompok dan adanya laporan sebagai hasil dari tugas tersebut tanpa terikat dengan tempat.

Hal-hal yang hendaknya diketahui oleh guru dalam menggunakan metode pemberian tugas adalah sebagai berikut:1. Tugas dapat ditujukan kepada siswa secara perseorangan, kelompok, atau kelas2. Tugas dapat diselesaikan atau dilaksanakan di lingkungan sekolah (dalam kelas atau luar

kelas) dan di luar sekolah3. Tugas dapat berorientasi pada satu bidang studi ataupun berupa integrasi beberapa bidang

studi (unit)4. Tugas dapat ditujukan untuk meninjau kembali pelajaran yang baru, mengingat pelajaran

yang telah diberikan, menyelesaikan latihan-latihan pelajaran, mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan untuk memecahkan masalah serta tujuan yang lain

5. Metode pemberian tugas adalah sebagai komponen pengajaran di kelas jenjang dasar (elementary) atau sekolah dasar (Rosenshine dalam Supriatna, Nana, dkk, 2007:201).

Page 3: MOdel pemberian Tugas.docx

Namun demikian untuk menerapkan metode pemberian tugas secara efektif, guru hendaknya mempertimbangkan jumlah siswa, kemampuan siswa, dan jenis-jenis tugas yang diberikan.

Tujuan dari penggunaan metode penugasan adalah untuk merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun kelompok. (Sumantri, 1998/1999)1. Jenis-Jenis Tugas

Davies (Moedjiono dan Dimyati, 1992/1993), mengemukakan bahwa beberapa tugas merupakan kegiatan akademis atau intelektual, sedangkan lainnya terutama berhubungan dengan keterampilan fisik. Selain itu, tugas seringkali merupakan kegiatan akademis/intelektual dan keterampilan fisik sekaligus.

Davies lebih lanjut mengutarakan bahwa untuk dapat mengemukakan tentang apa yang sebenarnya akan diajarkan (melalui sejumlah tugas), maka seorang guru memerlukan analisis tugas yang benar. Analisis tugas dilakukan dengan tujuan:a. Menerangkan tugas yang harus dipelajari siswab. Mengisolasi tingkah laku yang diperlukanc. Mengidentifikasikan kondisi dimana tingkah laku terjadid. Menetapkan suatu criteria untuk tingkah laku atau penampilan yang dapat diterima

Berdasarkan pendapat Davies dan Gage & Berliner, dapat dipisahkan jenis-jenis tugas berikut ini:a. Tugas latihanb. Tugas membaca/mempelajari buku tertentuc. Tugas unit/proyekd. Studi eksperimene. Tugas praktis

Sedangkan Rusyan, A. Tabrani (1996:14) mengemukakan bahwa metode pemberian tugas dapat dilakukan dengan cara:a. Membuat rangkumanb. Membuat makalah/paperc. Menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal tertentud. Mengadakan observasi atau wawancarae. Mengadakan latihanf. Mendemonstrasikan sesuatug. Menyelesaikan pekerjaan tertentu

2. Syarat-Syarat TugasPenerapan metode pemberian tugas akan memberikan hasil optimal jika pada saat

guru memberikan tugas memperhatikan syarat atau prinsip pemberian tugas. Kepedulian terhadap syarat-syarat pemberian tugas juga didasarkan pada adanya perbedaan karakteristik siswa, karakteristik bidang studi, dan karakteristik tujuan. Adapun syarat-syarat pemberian tugas diantaranya sebagai berikut:

a. Kejelasan dan ketegasan tugasb. Penjelasan mengenai kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapic. Diskusi tugas antara guru-siswad. Kesesuaian tugas dengan kemampuan dan minat siswae. Kebermaknaan tugas bagi siswa

C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemberian Tugas1. Kelebihan Metode Pemberian Tugas

Kelebihan dari metode pemberian tugas adalah:a. Relevan dengan prinsip cara belajar siswa aktif (CBSA)

Page 4: MOdel pemberian Tugas.docx

b. Merangsang siswa belajar lebih banyak, baik dekat de4nga guru maupun pada saat jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar sekolah

c. Mengembangkan sifat kemandirian pada diri siswad. Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam,

memperkaya atau memperluas pandangan tentang apa yang dipelajaraie. Membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan

komunikasif. Pengetahuan yang siswa peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih

lamag. Merangsang kegairahan belajar siswa karena dapat dilakukan dengan bervariasih. Membina tanggung jawab dan disiplin siswai. Mengembangkan kreativitas siswa.

2. Kekurangan Metode Pemberian TugasKekurangan metode pemberian tugas adalah:a. Sulit mengontrol siswa apakah belajar sendiri atau dikerjakan orang lainb. Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswac. Tugas yang monoton dapat membosankan siswad. Tugas yang banyak dan sering dapat membuat beba dan keluhan siswae. Tugas kelompok dikerjakan oleh orang tertentu atau siswa yang rajin dan pintarf. Kurang adanya balikan bagi guru

D. Prosedur Pemakaian Metode Pemberian TugasBellack dan kawan-kawan (Moedjiono dan Dimyati, 1992/1993), mengemukakan

adanya rangkaian kegiatan yang diulang secara terus menerus dalam pemakaian metode pemberian tugas. Rangkaian kegiatan yang digambarkan oleh Bellack dan kawan-kawan tersebut adalah:1. Guru menggambarkan secara singkat tentang topik atau isu yang didiskusikan, kemudian2. Guru meminta suatu respons atau jawaban dari siswa tentang suatu

pertanyaan/permasalahan, kemudian3. Seorang siswa merespons atau menjawab pertanyaan/permasalahan, dan 4. Guru menanggapi jawaban-jawaban siswa

Langkah-langkah dalam pemakaian metode pemberian tugas adalah sebgaai berikut:1. Fase pemberian tugas(persiapan)

a. Merumuskan masalah (scope and sequenes) dengan jelasb. Mengemukakan tujuan pelaksanaan tugasc. Menentukan jenis tugas (kelompok/individu)d. Memberikan penjelasan atau pengarahan sebelum pengarahan tugase. Memberikan petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa f. Menentukan limit waktu pelaksanaan

2. Fase pelaksanaan tugasa. Mengadakan bimbingan/pengawasan dalam pelaksanaan tugasb. Memberikan motivasi/dorongan sehingga anak mau bekerjac. Memberikan pelayanan kebutuhand. Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lainf. Dianjurkan agar siswa menctat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik

3. Fase pertanggungjawaban tugas

Page 5: MOdel pemberian Tugas.docx

a. Pelaporan secara lisan/tulisan, tindakan/demonstrasib. Melaksanakan penilaian hasil pelaksanaan tugasc. Melaksanakan penilaian proses dan hasil pelaksanaand. Mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang tidak dapat diselesaikan oleh siswa selama

pelaksanaan tugas.

Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.Moedjiono dan Dimyati, M. (1992/1993). Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.Rusyan, A. (1996). Metode Pembelajaran. Jakarta: PT Amanah Duta.Sumantri, M. d. (1998/1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek PGSD.Supriatna, N. d. (2007). Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS.

Metode Pemberian Tugas Dalam Pembelajaran   Label: PembelajaranSalah satu dari beberapa metode dalam pembelajaran, adalah metode pemberian tugas. Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar mengemukakan pengertian metode pemberian tugas sebagai berikut:

Pemberian tugas atau resitasi, berasal dari bahasa Inggris to cite yang artinya mengutip (re=kembali), yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan berlatih hingga sampai siap sebagaimana mestinya. Metode ini populer dengan bentuk PR. Sebetulnya bukan hanya itu/bukan hanya di rumah.

Menurut Zakiah Daradjat, metode pemberian tugas/ penugasan/ resitasi, adalah cara dalam proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.

Metode pemberian tugas tidak sebatas pada pekerjaan rumah, tapi lebih luas dari itu. Tugas bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lainnya. Metode pemberian tugas merangsang peserta didik aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Oleh karena itu, tugas dapat diberikan secara individual dan dapat pula secara kelompok.

Metode pemberian tugas biasanya digunakan dengan tujuan agar peserta didik memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena peserta didik melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman peserta didik dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal itu disebabkan peserta didik mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda ketika menghadapi masalah-masalah baru.

Page 6: MOdel pemberian Tugas.docx

Hampir senada dengan pendapat di atas, Ahmad Sabri mengemukakan bahwa metode pemberian tugas dapat dipergunakan apabila: 1) Guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima peserta didik lebih mantap; 2) Bertujuan mengaktifkan peserta didik mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca dan mengerjakan soal-soal sendiri serta mencobanya sendiri; 3) Bertujuan agar peserta didik lebih rajin dan dapat mengukur kegiatan baik di rumah maupun di sekolah.

Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah mengemukakan bahwa pembelajaran agama termasuk mata pelajaran yang dapat menggunakan metode pemberian tugas untuk berbagai materi yang terkait erat dengan aspek knowledge, aspek afeksi dan psikomotor. Armai Arief menyatakan bahwa dalam pendidikan agama metode pemberian tugas, dapat diterapkan pada mata pelajaran yang bersifat praktis, misalnya menerjemahkan literatur bahasa asing seperti bahasa Arab atau Inggris, membuat kliping, paper, resume dan lain-lain.

Melaksanakan tugas menjadikan peserta didik aktif belajar dan merasa terangsang untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani bertanggung jawab sendiri. Adanya tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik diharapkan mampu menyadarkan mereka untuk selalu memanfaatkan waktu senggang dengan hal-hal yang menunjang pencapaian tujuan belajarnya.

Referensi Makalah®

Kepustakaan:

Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab(Cet. II; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997). Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2008). Ahmad Sabri,Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching (Cet. II; Ciputat: Quantum Teaching, 2007)> Roestiyah NK, Strategi Belajar Mengajar (Cet. V; Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998). Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Cet. I; Bandung: Refika Aditama, 2009). Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta: Ciputat Pers, 2002).

Page 7: MOdel pemberian Tugas.docx

http://jaririndu.blogspot.com/2014/01/makalah-metode-resitasi-pemberian-tugas.html

Makalah: Metode Resitasi (Pemberian Tugas)

A.    Pengertian Metode Resitasi

Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling strategis guna mewujudkan tujuan intruksional yang diembang oleh lembaga tersebut. Dalam rangka pelaksanaan fungsi dan tugas instruksional itu diperlukan tenaga pengelola yang terampil dan profesional, karena di tangan para gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan di sekolah.

Kegiatan belajar mengajar harus selalu ditingkatkan, agar proses itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Mengingat terbatasnya waktuyang tersedia dalam proses belajar mengajar di kelas, sehingga tidak sebanding dengan banyaknya materi yang akan disampaikan sesuai dengan pesan kurikulum. Kaitannya dengan hal tersebut, seorang tenaga pengajar harus berusaha untuk mencari agar apa yang telah dimuat dalam kurikulum dapat tercapai, terutama dalam memberikan pemahaman yang lebih baik, terarah dan berkesinambungan terhadap suatu konsep.

Banyaknya kegiatan di sekolah dalam kaitannya dengan kegiatan pendidikan dan pengajaran, cukup menyita waktu siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tersebut. Untuk mengatasi keadaan ini guru harus memberikan tugas-tugas di luar jam pelajaran, sebab bila hanya menggunakan seluruh jam pelajaran yang ada untuk setiap bidang studi tidak akan mencukupi tuntutan pelajaran yang diharuskan seperti yang tercantum dalam kurikulum. Oleh karena itu, dalam kurikulum 2004 disajikan tugas atau pekerjaan rumah sebagai pasangan atau pelengkap kegiatan tatap muka.

Salah satu usaha untuk meningkatkan pemahaman belajar PKn bagi murid sekolah dasar adalah dengan menggunakan metode yang tepat. Banyak metode yang dianggap tepat dalam penyajian materi pembelajaran terutama pada materi PKn, seperti metode ceramah, diskusi dan metode resitasi. Namun yang menjadi fokus pembicaraan dalam kajian ini, adalah metode pembelajaran resitasi atau metode pemberian tugas, karena metode resitasi ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang menekankan kepada murid agar dapat belajar, menemukan dan merasakan sendiri kegiatan belajar yang dilakukan.

Metode resitasi dalam perspektif Mansyur (1996 : 110) adalah guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, kemudian harus mempertanggungjawabkannya.

Soekartawi (1995: 19) mendefinisikan bahwa :

Metode resitasi adalah suatu cara yang menyajikan bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dipelajari yang kemudian dipertanggungjawabkan di depan kelas. Juga metode resitasi sering disebut dengan metode pemberian tugas yakni metode dimana siswa diberi tugas khusus di luar jam pelajaran.

                    

Defenisi metode resitasi yang dikemukakan di atas, dapat di deskripsikan bahwa metode resitasi atau pemberian tugas merupakan salah satu cara atau metode mengajar yang menuntut agar siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga ia mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan di luar jam  pelajaran.

B.     Langkah-langkah Metode Resitasi

Menurut Nasution (1988) dikatakan bahwa pekerjaan rumah dapat berupa:

1)   Pekerjaan rumah sebagai belajar sendiri, misalnya mempelajari satu bab dari buku pelajaran, menterjemahkan bahasa asing, membaca, menghafal, dan sebagainya.

Page 8: MOdel pemberian Tugas.docx

2)  Pekerjaan rumah sebagai sarana latihan, misalnya menyelesaikan soal-soal dari materi yang sudah diajarkan mengenai aturan dan prinsip-prinsip cara menyelesaikannya.

3)   Pekerjaan rumah berupa penyimpulan sejumlah bahan yang berhubungan dengan materi yang akan atau yang telah dipelajari.

Sejalan dengan batasan di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi sasaran tugas adalah pekerjaan rumah sebagai sarana latihan dimana siswa dituntut mengerjakan soal-soal dari materi yang diajarkan.

Pemberian tugas merupakan seperangkat soal-soal yang diberikan kepada siswa untuk dikerjakan di luar jam pelajaran, soal-soal tersebut disusun sedemikian rupa dengan mengacu pada tujuan intruksional khusus yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar di kelas, sebagaimana yang dijelaskan oleh Mulyasa (2007 : 113) bahwa agar metode pemberian tugas terstruktur dapat berlangsung secara efektif, guru perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :

1)  Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya.

2)   Tugas yang dberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan lain-lain.

3) Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan di luar kelas.

4)  Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. Jika tugas diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian tugas melalui konsultasi dari peserta didik. Oleh karena itu dalam penugasan yang harus diselesaikan di luar kelas, sebaiknya peserta didik diminta untuk memberikan laporan kemajuan mengenai tugas yang dikerjakan.

5)   Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak hanya menitikberatkan pada produk (ending), tetapi perlu dipertimbangkan pula bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini disamping akan menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik, juga menghindarkan bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang harus diperiksa.

Demikian pentingnya pemberian tugas itu sehingga siswa dapat lebih mendalami dan menghayati bahan yang telah diberikan. Metode pemberian tugas dapat diartikan sebagai suatu format  interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya satu atau lebih tugas yang diberikan oleh guru, dimana penyelesaian tugas tersebut dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok sesuai dengan petunjuk pemberian tugas tersebut.

Dengan memperhatikan batasan metode pemberian tugas sebagaimana dikemukakan diatas, maka hal-hal yang hendaknya diketahui guru adalah sebagai berikut:

1)    Tugas ditujukan kepada para siswa secara perorangan, kelompok atau kelas.

2)   Tugas dapat diselesaikan dan dilaksanakan di lingkungan sekolah (dalam kelas atau luar kelas) dan di luar sekolah (rumah).

3)    Tugas dapat berorientasi pada satu pokok bahasan ataupun integrasi beberapa pokok bahasan.

4)   Tugas dapat ditujukan untuk meninjau kembali pelajaran yang baru, mengingat pelajaran yang telah diberikan, menyelesaikan latihan-latihan pelajaran, mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan untuk memecahkan masalah, serta tujuan-tujuan yang lain.

Pemberian tugas secara terstruktur setiap selesai proses belajar mengajar juga akan memberikan rangsangan yang berarti bagi obyek didik di dalam usaha lebih mendalami dan

Page 9: MOdel pemberian Tugas.docx

menekuni suatu topik/materi pelajaran. Dengan adanya tugas terstruktur obyek didik dirangsang untuk selalu memanfaatkan waktu dengan baik sehingga mengurangi kegiatan di luar kelas (sekolah) yang tidak bermanfaat, yang akhirnya akan menambah pengetahuan bagi obyek didik tersebut. Dengan demikian pemberian tugas secara terstruktur sangat positif dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dan juga memberikan penekanan tentang posisi esensial dari pelaksanaan tugas secara terstruktur, sebagai salah satu komponen yang terkait dalam proses belajar mengajar yang perlu mendapat perhatian secara wajar.