model pembelajaran inkuiri terbimbing …/model... · ... semester 2 sma n i pati tahun pelajaran...

128
MO DEL PEMBELAJA RAN INKUIRI TERBIMB ING MELALUI LAB RIIL DAN VIRTUIL DITINJA U DARI GAYA BELAJAR DAN KEMAMP UAN BERPIKIR ABSTRAK ( Studi Kasus Pembelajaran Fisika pada Topik Suhu dan Kalor Kelas X, Semester 2 SMA Negeri I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009 ) TESIS Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama Fisika Oleh: SUDARMI NIM: S830908146 PRO GRAM PASC A SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: lamthu

Post on 05-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

MO DEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMB ING MELALUI

LAB RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK

( Studi Kasus Pembelajaran Fisika pada Topik Suhu dan Kalor Kelas X,

Semester 2 SMA Negeri I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009 )

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sains

Minat Utama Fisika

Oleh:

SUDARMI

NIM: S830908146

PRO GRAM PASC A SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

ii

MO DEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMB ING MELALUI

LAB RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK

( Studi Kasus Pembelajaran Fisika pada Topik Suhu dan Kalor Kelas X,

Semester 2 SMA Negeri I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009 )

Disusun oleh :

SUDARMI

NIM: S830908146

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing :

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Dra. Suparmi, MA, Ph.D ....................... ...................

NIP. 195209151976032001

Pembimbing II Dr. Sarwanto, M.Si ....................... ...................

NIP. 196909011994031002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd NIP. 195201161980031001

Page 3: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

iii

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI

LAB RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK

( Studi Kasus Pembelajaran Fisika pada Topik S uhu dan Kalor Kelas X, Semester 2 SMA Negeri I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009 )

TESIS

oleh :

SUDARMI

NIM: S830908146

Telah disetujui oleh Tim Penguji Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal Ketua : Prof. Dr. H. Widha Sunarno,M.Pd ........................ ................... NIP 19520116 198003 1001 Sekretaris : Drs. Cari,MA.M .Sc. Ph.D ........................ .................. NIP. 196103061985031002 Anggota Penguji : 1. Dra. Suparmi, MA, Ph.D ....................... ................... NIP. 195209151976032001 2. Dr. Sarwanto,M.Si ....................... ................... NIP. 196909011994031002

Mengetahui Direktur Ketua Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Drs. Suranto, M .Sc, Ph.D. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP 195708201985031004 NIP 195201161980031001

Page 4: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

xv

ABSTRACT Sudarmi, S 830908146. 2009. Guided Inquiry Teaching and Learning Model Through Real and Virtual Lab Viewed from Learning Style and the Ability of Abstract Thinking to the Learning Achievement. ( Physics Case Study on the Topic of Temperature and Calorie for Grade X, Semester 2, SMAN 1 Pati, Academic Year 2008/2009). Thesis: Post-Graduate Program of “Universitas Sebelas Maret” Surakarta. The purposes of the research are to find: 1) the difference of student achievement between guided inquiry teaching and learning models through real and virtual lab, 2) the difference of student achievement between student who has high and low abilities of abstract thinking, 3) the difference of student achievement between student who has kinesthetic and visual learning style, 4) the interaction between guided inquiry teaching and learning model through real and virtual lab with learning style to physics learning achievement, 5) the interaction between guided inquiry teaching and learning model through virtual lab with the ability of abstract thinking to the physics learning achievement, 6) the interaction between guided inquiry teaching and learning model through real lab and the ability of abstract thinking and learning style to physics learning achievement, 7) the interaction between guided inquiry teaching-learning model through virtual lab, learning style and abstract thinking ability to the achievement. The research was carried out from Mart 2009 to December 2009 in SMAN 1 Pati, Year 2008/2009. The number of population classes were chosen for experiment consisted of 9 classes with 339 students. The sample consisted of, 2 classes taken using cluster random sampling technique. The data was collected using test method for student achievement and questioner for student’s ability of abstract thinking and student ‘ learning style. The hypotheses were using ANOVA with 2x2x2 factorial design and continued by Scheffe Tes From data analysis, it is concluded that: 1) there is differences in student achievement between guided inquiry teaching and learning models through real and virtual lab since Fcount = 13,874 with probability (p) = 0.000. Since p < 0.05; 2) there is not differences in student achievement between student who has high level of abstract thinking ability and low level, since P = 0.183 > α = 0.05; 3) there is not differences in student achievement between student who kinesthetic and visual learning styles, since P = 0.835 > α = 0.05; 4) there is no interaction between guided inquiry teaching-learning model through virtual lab with learning style physics learning achievement because P = 0.835 > α = 0.05; 5) there is no interaction between guided inquiry teaching-learning model and abstract thinking ability on physics learning achievement because P = 0.852 > α = 0.05; 6) there is no interaction between guided inquiry teaching-learning model through real lab of abstract thinking ability with learning style on physics learning achievement because P = 0.555 > α = 0.05; 7) there is no interaction between guided inquiry teaching-learning model through virtual lab with learning style and abstract thinking ability on learning achievement because P = 0.447 > α = 0.05.

Page 5: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

xiv

ABSTRAK Sudarmi, S 830908146. 2009. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Melalui Lab Riil dan Virtuil Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kemampuan Berfikir Abstrak terhadap Prestasi Belajar. ( Studi Kasus Pembelajaran Fisika pada Topik Suhu dan Kalor Kelas X, Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009 ).Tesis : Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui 1) perbedaan prestasi siswa antara model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab riil dan lab virtuil, 2) perbedaan prestasi siswa antara kemampuan berfikir abstrak tinggi dan rendah, 3) perbedaan prestasi antara gaya belajar kinestetik dan visual, 4) interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar fisika, 5) interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kemampuan berfikir abstrak terhadap prestasi belajar fisika, 6) interaksi antara kemampuan berfikir abstrak dan gaya belajar terhadap prestasi belajar fisika. 7) interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing, gaya belajar dan kemampuan berfikir abstrak terhadap prestasi belajar fisika. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Desember Tahun Pelajaran 2008/2009, tempat penelitian : di SMA N 1 PATI. Jumlah Populasi 9 kelas terdiri dari 339 siswa diambil 2 kelas eksperimen menggunakan teknik random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen, sebagai variabel bebasnya adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab riil dan virtuil, variabel atributnya adalah kemampuan berfikir abstrak dan gaya belajar, sedang variabel terikatnya prestasi belajar. Data penelitian diambil dari tes untuk kemampuan berfikir abstrak dan prestasi sedangkan gaya belajar dengan mengisi angket. Analisis data dengan menggunakan Analisis Varians (ANOVA) 3 jalan dengan desain faktorial 2x2x2.

Dari analisis data dapat disimpulkan: 1) terdapat perbedaan prestasi siswa antara model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab riil dan lab virtuil, didapat nilai F hitung = 13,874 dengan probabilitas (p) = 0,000. Model pembelajaran lab riil lebih unggul bila dibandingkan model pembelajaran lab virtuil, 2 tidak ada pengaruh kemampuan berfikir abstrak terhadap prestasi belajar fisika, karena P= 0,183 > =0,05, 3) tidak ada perbedaan gaya belajar kinestetik dan visual terhadap prestasi belajar fisika, karena P= 0,835 > =0,05, 4) tidak ada interaksi model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar fisika, karena P= 0,785 > =0,05, 5) tidak ada interaksi model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kemampuan berfikir abstrak terhadap prestasi belajar fisika, karena P= 0,852 > =0,05, 6) tidak ada interaksi antara kemapuan berfikir abstrak dan gaya belajar terhadap prestasi belajar fisika karena P= 0,555 > =0,05, 7) tidak ada interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing, gaya belajar dan kemampuan berfikir abstrak terhadap prestasi. Karena P= 0,447 > =0,05,

Page 6: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Sudarmi

NIM : S830908146

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis saya berjudul Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Melalui Lab Riil dan Virtuil di Tinjau dari

Berpikir Abstrak dan Gaya Belajar. (Studi Kasus Siswa Kelas X SMA Negeri 1

Pati Materi Suhu dan kalor Tahun Pelajaran 2008/2009) adalah benar-benar karya

sendiri. Hal hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi tanda kutipan dan

ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukt i pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh tersebut.

Surakarta, Januari 2010

Yang membuat pernyataan

Sudarmi

Page 7: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul “Model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing Melalui Lab Virtuil dan Riil di Tinjau dari Berpikir Abstrak

dan Gaya Belajar” Studi kasus Pembelajaran Fisika untuk meningkatkan Prestasi

Belajar Materi Suhu dan Kalor pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati. Tesis ini

disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Berhasilnya usaha penyelesaian penulisan tesis ini tidak lepas dari bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D, sebagai direktur Program Pascasarjana UNS

yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam menempuh pendidikan

di Program Studi Pendidikan Sains.

2. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dra. Suparmi, Ph.D selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan arahan sehingga Tesis ini dapat diselesaikan.

4. Dr. Sarwanto, M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

dan arahan sehingga Tesis ini dapat diselesaikan.

Page 8: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

vi

5. Drs. Haryono, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Problematika

Pembelajaran Sains yang juga ikut membimbing dalam penyusunan Tesis

6. Para dosen program studi Pendidikan Sains yang telah memberikan materi

penyusunan Tesis.

7. Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku (Dhina Permatasari dan Tofan

Rizki Anggraita) yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada

penulis untuk menyelesaikan studi di Pascasarjana UNS.

8. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan Tesis ini.

Penulis sangat berhutang budi atas segala kebaikan yang telah Bapak/Ibu

berikan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas budi baik

Bapak/Ibu. Akhirnya penulis sangat mengharap bimbingan dan arahan dari

berbagai pihak, terutama pembimbing agar tesis dapat diselesaikan dengan baik.

Surakarta, Januari 2010

Penulis

Page 9: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ..................................................... iii

PERNYATAAN ......................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

ABSTRAK .................................................................................................... xiv

ABSTRACT ............................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ............................................................... 6

D. Perumusan Masalah ................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ................................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori ............................................................................ 10

Page 10: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

viii

1. Belajar dan Teori-teori belajar ............................................. 10

a. Pengert ian Belajar ........................................................ 10

b. Teori Belajar ................................................................... 12

2. Inkuiri terbimbing ................................................................ 19

3. Metode eksperimen ............................................................ 23

4. Penerapan Laboratorium ...................................................... 25

5. Penalaran abstrak ................................................................. 29

6. Gaya belajar.......................................................................... 30

7. Media ................................................................................. 33

8. Prestasi belajar ................................................................... 37

9. Hakekat Fisika .................................................................... 42

10. Materi Pembelajaran .......................................................... 44

B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 56

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 58

D. Hipotesis .................................................................................... 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel ................................................................. 62

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 62

C. Metode Penelitian ...................................................................... 63

D. Variabel Penelitian .................................................................... 64

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 67

F.Instrumen Penelitian .................................................................... 67

1. Instrumen Penelitian ............................................................ 67

Page 11: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

ix

2. Instrumen Pengambilan Data............................................... 67

3. Uji Coba Instrumen ............................................................. 68

G. Teknik Analisa Data ………………………………………….. 81

1. Uji Prasyarat Analisis ........................................................... 81

a. Uji Normalitas .............................................................. 81

b. Uji Hom ogenitas ............................................................. 81

2. Uji Hipotesis......................................................................... 82

3. Uji Lanjut ………………………………………………. 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.

A. Deskripsi Data .......................................................................... 87

B. Pengujian Prasyarat Analisis........................................................ 92

C. Pengujian Hipotesis Penelitian .................................................... 94

D. Pembahasan Hasil Analisis ...................................................... 97

E. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 106

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................. 107

B. Implikasi Penelitian ................................................................ 108

C. Saran-saran .............................................................................. 109

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 112

LAMIRAN-LAMPIRAN.............................................................................. 117

Page 12: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

x

Page 13: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Skala Termometer ................................................................................ 43

Gambar 2. 2 Perbandingan Skala Termometer ......................................................... 44

Gambar 2.3 Pemuaian Panjang ................................................................................. 45

Gambar 2.4 Pemuaian Gas ........................................................................................ 46

Gambar 2.5 Anomali Air ........................................................................................... 48

Gambar 2. 6 Perubahan W ujud ................................................................................. 49

Gambar 2.7 Perpindahan Kalor Secara Konduksi ..................................................... 50

Gambar 2.8 Perpindahan Kalor Secara Konveksi..................................................... 52

Gambar 2. 9 Kalorimeter ........................................................................................... 55

Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai tes Kelas Lab Riil

(Sebelum Perlakuan) ............................................................................ 87

Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai tes kelas Lab Virtul

(Sebelum Perlakuan) ........................................................................... 87

Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai tes Kelas Lab Rii

(Setelah Per lakuan ) ............................................................................. 89

Gambar 4.4 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai tes Kelas Lab

Riil (Setelah Perlakuan) ....................................................................... 89

Gambar 4.5 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai tes Kelas Lab

Riil (Setelah Perlakuan) ....................................................................... 95

Page 14: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

x

zDAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Fisika Tes Kognitif ................................................................ 2

Tabel 3.1 Jadwal Penel itian .......................................................................... 63

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian ....................................................................64

Tabel 3.3 Rangkuman Hasil uji Validitas Instrumen Penilaian kognitif .....69

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai r11 ............................................................................................................ 71

Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian ko gnitif ...71

Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (IK) ........................................72

Tabel 3.7 Rangkuman Taraf Kesukaran Soal Instrumen Penilaian Kognitif 73

Tabel 3.8 Tabel Nilai Daya Pembeda Soal ...................................................74

Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Instrumen Penilaian

Kognitif ..........................................................................................................74

Tabel 3.10 Rangkuman Hasil uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir

Abstrak ............................................................................................................75

Tabel 3.11 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Berpikir

Abstrak ............................................................................................................75

Tabel 3.12 Rangkuman Taraf Kesukaran Soal Instrumen Kemampuan Berpikir

Abstrak ...........................................................................................................76

Tabel 3.13 Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Instrumen Kemampuan

Berp ikir Abstrak .............................................................................................76

Tabel 3.14 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Gaya Belajar ..........78

Tabel 3.15 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Gaya Belajar ..........79

Page 15: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

xi

Tabel 3.16 Rangkuman Taraf Kesukar an Soal In strumen Gaya Belajar ........80

Tabel 3.17 Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal In strumen Gaya Belajar ..82

Tabel 3.18 Ana lisis Varians (2 x 2 x 2) ..........................................................86

Tabel 4.1 Data tes prestasi Kelas Lab Riil dan Virtuil sebelum perlakuan ....86

Tabel 4.2 Data Prestasi Belajar Fisika Berdasarkan Metode, Gaya Belajar

Dan Kemampuan ............................................................................................88

Tabel 4.3 Data Disrubisi Pristasi Kelas Lab Riil ( Sesudah Perlakuan ) ......88

Tabel 4.4 Data Distribusi Pristasi Kelas Lab Virtuil (Sesudah Perlakuan) ...89

Tabel 4.5 Data Siswa Yang Mempunyai Kemampuan Abstrak Tinggi Dan

Rendah ............................................................................................................90

Tabel 4.6 Data Siswa Yang Mempunyai Gaya Belajar Kinestetik Dan

Visual ..............................................................................................................91

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ......................................................................92

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogen ita .....................................................................93

Tabel 4.9 Tabel Hasil Pengujian ...................................................................93

Page 16: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945. Sebagai perwujudan cita-

cita tersebut telah diterbitkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

1989. Kemudian diperbaruhi dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 pada Bab II Pasal 3 menyebutkan “Pendidikan bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif dan mandiri. Sistem Pendidikan Nasional bertujuan untuk menjadikan

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Jadi pendidikan nasional

tidak saja berusaha menghasilkan manusia Indonesia yang berpengetahuan dan

berketrampilan, tetapi juga mampu memberi manfaat bagi masyarakat dan bangsa.

Menurut Permen Diknas no 20 tahun 2003 ”Salah satu prinsip dalam

melaksanakan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah peserta didik

secara aktif ikut dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan baik sehingga

menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi, untuk dapat melanjutkan ke jenjang

pendidikan tinggi kelak dapat bermanfaat terhadap dirinya sendiri maupun orang

lain”. Siswa yang akan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dipersiapkan

melalui program pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Guru tidak hanya

berpengetahuan luas tentang materi pembelajaran yang dikuasai, guru juga harus

Page 17: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

2

mampu merancang dan mengelola pembelajaran, memilih pendekatan model

pembelajaran, metode, media pembelajaran yang tepat, memahami karakteristik

siswa, memanfaatkan sumber sarana yang ada, memanfaatkan alat dan bahan

praktikum, sehingga pembelajaran akan menyenangkan dipandang dari sudut

siswa.

Prestasi hasil belajar siswa masih rendah, belum sesuai yang diharapkan,

hal ini didukung oleh data prestasi hasil belajar siswa kelas X SMA N I Pati

semester I dan II tahun pelajaran 2007/2008, rata - rata kurang dari 75 %.

Tabel 1.1 Nilai Fisika Tes Kognitif Tes Semester Genap SMA N I Pati Tahun

Pelajaran 2007/2008

Kelas X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

Nilai

Smt I

56,2 65,5 61,2 70,1 55,9 66,2 61,6

Nilai

Smt II

66,5 61,5 65,3 69,2 64,3 59,9 65,3

Sumber: Dokumen SMAN I Pati

Hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu kurangnya motifasi atau minat

siswa dalam belajar Fisika. Fisika dianggap pelajaran yang sulit pelajaran yang

membosankan, atau kurangnya profesionalisme guru dalam memilih metode

mengajar mungkin bisa juga disebabkan dari sistim kurikulum pendidikan. Dari

faktor siswa hal ini disebabkan kurang motivasi atau minat, kurang latihan

sehingga anak merasa sulit bosan, sehingga pelajaran Fisika dianggap pelajaran

yang sulit membosankan dan sekaligus menakutkan.

Page 18: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

3

Dari faktor guru salah satunya adalah disebabkan model pembelajaran

yang kurang variatif dan tidak menarik. Sepert i diketahui selama ini,

kecenderungan guru dalam mengajar menggunakan metode yang konvensional

yaitu ceramah masih tinggi meskipun beberapa metode inovatif sepert i diskusi,

TGT, demonstrasi, eksperiment sudah disosialisasikan. Kemungkinan faktor

kurikulum, yaitu ketersediaan waktu dan materi yang tidak seimbang (padat),

sehingga guru cenderung menggunakan metode konvensional (ceramah) dengan

harapan materi cepat habis dan tuntas. Dan faktor motivasi anak untuk belajar

fisika juga sangat rendah. Dari faktor guru dan siswa yang tidak mengopt imalkan

fasilitas sarana prasana (laboratorium) yang dimiliki.

Hal inilah yang menjadi kendala bagi para guru untuk mengembangkan

metode eksperimen, inkuiri, diskusi informasi, pembelajaran kooperatif kurang

diminati karena menyita waktu cukup banyak. Guru lebih menekankan pada

menjelaskan materi yang jelas anak jelas, materi bisa selesai dan hasil UN dapat

maksimal. Inilah yang menjadi alasan kenapa guru menggunakan metode belajar

konvensional.

Sekarang tampaknya sudah ada perubahan. Sesuai Undang-undang No 20

Tahun 2003 Pasal 1 tentang sistim pendidikan nasional memberikan peluang

diterapkanya kurikulum berbasis kompetensi yaitu KBK. Kurikulum ini menuntut

diterapkanya model pembelajaran yang lebih inovatif yaitu lebih berbasis siswa

aktif (Student centered model) sebagai pengganti model konvensional (ceramah).

Telah disebutkan di atas bahwa penyebab keberhasilan siswa itu sangat

banyak, sangat kompleks dan sulit kalau harus meneliti semua aspek karena

Page 19: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

4

memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit dan hasilnya tidak begitu jelas

(kabur) maka penelitian ini dibatasi pada tiga aspek saja yaitu: 1) metode

pembelajaran; 2) ditinjau dari kemampuan berfikir abstrak; dan 3) gaya belajar

siswa.

Model pembelajaran yang diharapkan para ahli IPA adalah model

pembelajaran yang membuat siswa akt if, mencari, menemukan dan akhirnya

mengambil kesimpulan sendiri. ”Salah satu model yang membuat siswa aktif dan

dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar adalah pembelajaran dengan

metode inkuiri terbimbing” (Moh Amin, 1987: 127) Metode pembelajaran inkuiri

memungkinkan siswa menggunakan proses mentalnya sepert i merumuskan

masalah, merancang eksperimen, melakukan pengumpulan dan menganalisis data

dan menarik kesimpulan, mempunyai sikap obyektif, terbuka dan menemukan

konsep atau prinsip ilmiah. Sesuai teori belajar yang dikemukakan oleh Brunner.

Teori ini mengemukakan bahwa model pembelajaran penemuan sesuai dengan

hakiki manusia yang mempunyai sifat selalu ingin mencari ilmu pengetahuan,

secara aktif memecahkan masalah dari invormasi yang diperolehnya dan akirnya

mendapat pengetahuan yang lebih bermakna. Teori belajar ini mempunyai

beberapa kelebihan antara lain: 1) pengetahuan yang diperoleh akan lebih lama; 2)

konsep-konsep yang diperoleh melalui penemuan mudah disesuaikan dengan

kondisi baru; 3) meningkatkan penalaran siswa; 4) membekali siswa dengan

prosedur prakt ik dalam memecahkan masalah.

Pada penelitian ini akan dicobakan metode inkuiri terbimbing melalui

laboratorium virtuil dan laboratorium riil ditinjau dari kemampuan berfikir abstrak

Page 20: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

5

dan gaya belajar terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Suhu dan kalor.

Perbedaanya terletak pada teknik dan kadar bimbingan yang diberikan guru saat

proses belajar mengajar. Pada pembelajaran inkuiri ini melalui lima fase sintaks.

Fase 1) identifikasi persoalan; fase ke 2) pengumpulan data untuk verivikasi,

siswa diminta untuk melakukan percobaan (eksperimen) dengan alat dan bahan

yang sudah disediakan dengan bantuan LKS dan dilaksanakan di laboratorium dan

yang lain dengan media animasi komputer atau power point dengan bantuan LKS

dilaksanakan di dalam kelas; fase ke 3) pengumpulan data dan eksperimen; fase 4)

mengolah hasil eksperimen; dan fase 5) m enarik kesimpulan.

Keberhasilan dalam pembelajaran Fisika selain ditentukan metode

pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor lain. Peneliti melihat dari kemampuan

berfikir abstrak dan gaya belajar. Menurut Singgih D. Gunarso ”kemampuan

abstrak dapat memikirkan kemampuan yang abstrak, mengambil kesimpulan dan

menduga apa yang terjadi dari suatu pernyataan”. (Singgih D. Gunarso, 1997:

159).

Bertolak dari latar belakang: 1) cakupan materi yang luas dan alokasi

waktu yang tidak sesuai; 2) SMA Negeri I pati sudah mempunyai fasilitas ICT

lengkap; 3) siswa – siswa Negeri I Pati termasuk anak yang inputnya bagus tetapi

prestasi belajarnya belum sesuai yang diharapkan. Maka penulis terdorong untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Model pembelajaran inkuiri terbimbing

melalui lab virtuil dan lab riil ditinjau dari kemampuan berfikir abstrak dan gaya

belajar siswa“. Inilah alasan pemilihan judul dengan harapan dengan model ini

Page 21: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

6

anak-anak lebih semangat, kreatif termotifasi dan harapanan mampu

meningkatkan prestasi belajar.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas maka dapat diident ifikasikan beberapa masalah

berkaitan dengan prestasi belajar sebagai berikut:

1. Masih relatif rendahnya perolehan nilai atau hasil belajar fisika, hal ini dapat

dilihat dari hasil tes semester 1 tahun 2008/2009

2. Rendahnya motivasi untuk belajar fisika karena guru belum melibatkan

siswa berperan akt if dalam proses belajar mengajar

3. Masih rendahnya pemanfaatan laboratorium sebagai kegiatan belajar

mengajar

4. Masih tingginya guru dalam menyampaikan materi dengan model konven-

sional yaitu metode ceramah

5. Padatnya kurikulum pendidikan nasional sehingga guru hanya mengejar

target kurikulum tidak m emperhatikan ketrampilan prosesnya

6. Masing-masing siswa mempunyai karakteristik dalam belajar namun guru

belum memperhatikan dalam kegiatan belajar mengajar

7. Fisika dianggap materi yang sulit dan tidak menyenangkan karena terkesan

hanya terdapat rumus-rumus tanpa adanya variasi mengajar yang

menyenangka

8. Materi fisika di SMA sangat kom plek baik yang bersifat teoritis dengan

penalaran kognitif maupun empiris memerlukan praktikum.

Page 22: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

7

C . Pembatasan Masalah

Berdasarkan ident ifikasi masalah di muka dan agar penelitian ini lebih

terfokus dan terarah, maka dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:

1. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X semester 2 SMAN I pat i tahun

pelajaran 2008/2009

2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian dibatasi pada

pembelajaran Inkuirí terbimbing dengan menggunakan laboratorium riil dan

virtul yang dibagi menjadi dua kelom pok eksperimen.

3. Gaya belajar siswa dibatasi gaya belajar visual dan kinestetik yang diperoleh

dari hasil angket

4. Kemampuan berfikir abstrak dibatasi pada tinggi dan rendah melalui tes

kognitif

5. Pemahaman konsep dibatasi pada suhu dan kalor.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, ident ifikasi masalah dan pembata

san masalah t ersebut di atas, sehingga dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara penggunaan model

pembelajaran Inkuiri terbimbing melalui laboratorium riil dan virtuil?

2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai gaya

belajar Visual dan Kinestetik ?

3. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai tingkat

kemampuan berfikir abstrak tinggi dan rendah?

Page 23: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

8

4. Apakah ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran inkuiri

terbimbing dan gaya belajar terhadap peningkatan prestasi belajar ?

5. Apakah ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran inkuiri

terbimbing dan kemampuan berfikir abstrak terhadap peningkatan prestasi

belajar?

6. Apakah ada interaksi antara gaya belajar dan tingkat kemampuan berfikir

abstrak terhadap peningkatan prestasi belajar?

7. Apakah terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran inkuiri

terbimbing, gaya belajar dan kemampuan berfikir abstrak terhadap

peningkatan prestasi belajar?

E. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui:

1. Perbedaan prestasi belajar antara penggunaan model pembelajaran Inkuiri

terbimbing melalui laboratorium riil dan virtuil

2. Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai gaya belajar Visual

dan kinestetik

3 Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai tingkat kemampuan

berfikir abstrak tinggi dan rendah

4 Interaksi antara penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan gaya

belajar terhadap prestasi belajar

Page 24: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

9

5 Interaksi antara penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan

kemampuan berfikir abstrak terhadap peningkatan prestasi

6 Interaksi antara gaya belajar dan tingkat kemampuan berfikir abstrak terhadap

peningkatan prestasi

7 Interaksi penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing, gaya belajar dan

kemampuan berfikir abstrak terhadap peningkatan prestasi

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru maupun siswa dalam

pembelajaran. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis:

a. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan dalam

kehidupan sehari-hari dari konsep- konsep atau teori-teori Suhu dan Kalor

b. Sebagai acuan dan bahan pert imbangan untuk penelitian lanjutan

2. Manfaat Prakt is:

a. Memberikan dorongan kepada pengajar untuk menggunakan metode

mengajar yang tepat

b. Sebagai bahan acuan bagi para praktisi pendidikan dan pengelola

pendidikan untuk penelitian metode pembelajaran inkuiri lebih lanjut

c. Sebagai bahan masukan bagi pengelola pendidikan dalam memberikan

dorongan kepada guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar

yang berdasarkan pada pembelajaran Inkuiri.

Page 25: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

10

d. Sebagai bahan acuan bagi para guru dalam mendesain model

pembelajaran yang berorientasi pada guru sebagai fasilitator dalam proses

belajar mengajar.

Page 26: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

10

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PERUMUSAN

HIPO TESIS

A. Kajian Teori

1. Belajar dan Teori-teori Belajar

a. Pengertian Belajar

Pengert ian belajar Menurut Winlkel (1996: 53) dalam bukunya psikologi

pengajaran ”Belajar adalah suatu akt ivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam

interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap”. Perubahan itu bersifat

secara relatif konstan dan berbekas. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar

memiliki pengertian yang luas, bisa berupa keterampilan fisik, verbal, intelektual,

maupun sikap. Menurut Gage (1984) dalam bukunya Ratna Wilis Dahar (1989:

11) ” Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme

berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Sementara itu, pengertian

tentang belajar itu sendiri berbeda-beda menurut teori belajar yang dianut

seseorang.

Menurut pandangan yang tradisional atau pendapat lama, bahwa belajar

adalah menambah atau mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Peserta didik

diibaratkan sebagai botol kosong yang siap diisi hingga penuh dengan berbagai

pengetahuan. Selain itu, peserta didik diberikan bermacam-macam materi

pelajaran dalam rangka memperoleh pengetahuan baru atau menambah

pengetahuan yang telah dimilikinya (Sihotang, 1997). Pendapat yang lebih

Page 27: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

11

modern menganggap bahwa belajar merupakan kegiatan mental seseorang

sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut dapat dilihat ket ika

siswa memperlihatkan tingkah laku baru, yang berbeda dari tingkah laku

sebelumnya. Selain itu, perubahan tingkah laku tersebut dapat dilihat ketika

seseorang memberi respon yang baru pada situasi yang baru (Gledler, 1986).

Menurut Percival dan Ellington (1984 ) yang dikutip Diknas KTSP

(2008:3 ) ” Proses belajar yang berbentuk kotak hitam ( black box ). Masukan

(input) terdiri dari orang, informasi, dan sumber lainya. Keluaran (output) terdiri

orang/peserta didik”. Diantara masukan dan keluaran terdapat Black box yang

berupa proses belajar atau pendidikan”. Proses belajar ada masukan dan keluaran,

misalnya masukan segala informasi ilmu yang baru dan hasilnya berupa

penguasaan ilmu itu sendiri. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Pramana

(2001: 155-156). ”Belajar merupakan proses komunikasi. Dalam proses

kom unikasi tersebut, penyampain pesan tidak selamanya sukses, maka dalam

pembelajaran isi dan cara yang digunakan harus jelas dan bermakna. Untuk

memperkecil miskomunikasi digunakan alat peraga”. .

Belajar mengajar merupakan proses yang rumit karena tidak sekedar

menyerap informasi dari guru, tetapi mellibatkan berbagai kegiatan maupun

tindakan yang harus dilakukan, terutama bila menginginkan hasil yang baik sesuai

dengan tujuan. Dalam belajar akan terjadi perubahan semakin banyak kemampuan

yang diserap semakin banyak pula perubahan yang dialami. Ada tiga macam

kemampuan yang diperoleh dalam belajar yaitu kemampuan kognitif berupa

pengetahuan, kemampuan psikomotor berupa ketrampilan melakukan kegiatan

Page 28: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

12

dan kemampuan afektif berupa sikap dalam perilaku berupa perilaku atau

tindakan. Model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab riil dan virtuil pada materi

suhu dan kalor sesuai, siswa dapat menemukan konsep besarnya kalor yang dilepas

dan diserap, serta dapat menghitung laju hantaran kalor pada konsep konduksi,

konveksi dan radiasi. Siswa dapat menerapkan azas Black dalam kehidupan

sehari-hari.

b. Teori- teori Belajar

1) Teori Belajar Piaget

Teori perkembangan mental Piaget biasa juga disebut teori perkem

bangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar yang dikemu

kakan oleh Piaget tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang

dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa.

Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan

dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik.

Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif yang dialami setiap

individu menjadi 4 tahap yaitu: (1) tahap sensori motor (0 – 2 tahun). Pada

periode ini individu mengatur alam dengan indera-inderanya (sensori) dan

tindakan–tindakanya (motor). Selama periode ini anak anak tidak mempunyai

object permanent misalnya belum bisa menemukan benda yang disembunyikan;

(2) tahap pra –operasional tahap ini umur 2 sampai 7 tahun. Pada tahap ini anak

belum mampu malaksanakan operasi-operasi mental sepert i menambah,

mengurangi dan mengalikan; (3) tahap operasional konkret yaitu tahap antara 7

hingga 11 tahun. Tahap ini merupakan permulaan berfikir rasional yaitu memiliki

Page 29: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

13

operasi-operasi logis yang dapat diterapkan pada masalah–masalah konkret,

belum dapat berurusan dengan materi yang bersifat abstrak; (4) tahap operasional

formal yaitu 11 tahun keatas. Tahap ini anak sudah menggunakan operasi-operasi

konkret untuk membentuk operasi yang lebih komplek atau sudah berfikir abstrak.

Kesimpulan menurut penulis dari kutipan diatas siswa SMA termasuk

tahap operasional Formal (14 -18 tahun). Pada tahap ini anak sudah mampu

berfikir: (1) adolesensi yaitu hipotesis – dedukt if yang berarti dapat merumuskan

banyak alternatif hipotesis dalam menanggapi masalah, mengecek data dan

membuat hipotesis sampai membuat kesimpulan; (2) proporsional atau berfikir

abstrak; (3) kombinatorial yaitu berfikir yang meliputi kombinasi benda-benda,

gagasan-gagasan atau proposisi-proposisi termasuk berfikir abstrak dan konkret.

Berfikir operasional formal memungkinkan siswa untuk mempunyai tingkah laku

discovey–inquary yang betul betul ilmiah, serta memungkinkan siswa untuk

mengajukan hipotesis variabel-variabel tergantung yang mungkin ada. Berfikir

abstrak atau formal operasional ini merupakan cara berfikir yang bertalian dengan

hal-hal yang tidak langsung dapat dilihat. Oleh sebab itu Peserta didik hendaknya

diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang

ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan

dari guru. Model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab riil dan virtuil pada

materi suhu dan kalor sesuai untuk pembelajaran pada anak usia operasional

formal ( SMA ), karena anak sudah dapat berfikir dan bernalar abstrak dengan

baik.

2) Teori Belajar Penemuan Bruner

Page 30: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

14

Teori belajar Bruner menyatakan ”bahwa proses belajar yang paling baik

adalah melalui penemuan. Proses pembelajaran akan melibatkan tiga hal yang

berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses itu adalah: (1) memperoleh

invormasi; (2) Transformasi informasi; (3) menguji relevansi dan ketepatan

pengetahuan” (Bruner, 1973 yang dikutip oleh Ratna W ils Dahar (1989: 101 ).

Inti belajar menurut Bruner adalah ”Bagaimana orang memilih,

mempertahankan dan mentransformasi informasi secara akt if” (Dahar, 1989: 98).

Oleh karena itu Bruner memusatkan perhatiannya pada masalah yang dilakukan

manusia dengan informasi yang diterima dan yang dilakukannya sesudah

memperoleh informasi yang diskret itu untuk mencapai pemahaman.

Dalam pendekatannya, Bruner mengasumsikan bahwa perolehan

pengetahuan merupakan suatu proses interaktif. Orang belajar berinteraksi dengan

lingkungannya secara akt if, perubahan tidak hanya terjadi pada lingkungannya

tetapi juga dalam diri orang itu sendiri. Selain itu. orang akan mengkonstruksi

pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang disimpan dengan yang

diperoleh sebelumnya.

Kesimpulan dari kutipan di atas dapatlah dikatakan bahwa dalam usaha

meningkatkan pendidikan pada umumnya dan pendidikan sains pada khususnya

ada empat tema yang pent ing yaitu struktur, kesiapan, intuisi dan motivasi.

Pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing melalui lab riil dan lab virtuil

pada materi suhu dan kalor sesuai teori belajar tersebut. Dalam pembelajaranya

siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan kognitif, psokomotor, dan afektif.

Siswa akan terlatih belajar penemuan dimulai dari permasalahan yang timbul,

Page 31: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

15

hipotesa, melakukan percobaan ,mengumpulkan data, sampai menyimpulkan

dengan bimbingan guru.

Dalam penelitian ini siswa menentukan konsep hubungan kalor yang

diberikan terhadap perubahan suhu, menetukan kalor jenis kalorimeter dengan

konsep Azas Black baik melalui lab riil maupun lab virtuil. Hal ini sangat

membantu siswa menemukan konsep dengan jelas karena terjadi interakt if, siswa

tidak sekedar membayangkan tetapi akan melakukan praktikum di laboratorium

atau mengamati animasi yang ditampilkan bantuan media flas dengan panduan

Lembar Kerja Siswa.

3) Teori Belajar Ausubel

Menurut Ausubel diklasifikasikan menjadi dua dimensi, yaitu dimensi

pertama berhubungan dengan informasi atau materi saja yang akan disajikan pada

siswa melalui inkuiri/penemuan. Dimensi kedua, berhubungan dengan bagaimana

siswa dapat mengkaitkan informasi dengan struktur kognitif yang telah ada.

Struktur ini berupa fakta, konsep, dan generalisasi yang diterima siswa.

Belajar tidak hanya sebagai proses rote learning/menghafal semata, tetapi

lebih pada memberi manfaat pada siswa. Berlangsung tidaknya belajar bermakna

tergantung pada struktur kognitif yang ada, serta kesiapan dan niat anak didik

untuk belajar bermakna, dan kebermaknaan materi pelajaran secara potensial.

Faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel

adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam

suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu (Dahar Wilis 1989:116).

Penerapan teori Ausubel dalam mengajar: “The most important single factor

Page 32: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

16

influencing learning is what the learner already knows. A certain this and teach

him accordingly” atau faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar

adalah apa yang telah diketahui siswa. Yakinilah ini dan ajarlah ia demikian. Hal

ini sesuai dengan paham teori pendidikan progresif yang menyatakan bahwa anak

merupakan totalitas intelektual, sosial, emosional, fisik dan spiritual (Sunardi,

2003: 3).

Kesimpulan dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan

harus memiliki manfaat bagi anak, sehingga apa yang dipelajari siswa mudah

diingat dan bertahan lama/tidak mudah lupa atau dapat dikatakan bahwa apa yang

dipelajari tersebut bermakna. Agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau

informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam

struktur kognitif siswa.

Teori tersebut cocok dalam pembelajaran Fisika pada materi suhu dan

kalor. Supaya belajar dapat bermakna harus mengkaitkan suatu konsep dengan

konsep yang lain dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Metode inkuiri

melalui lab riil dan lab virtuil pada materi suhu dan kalor sangat sesuai karena terdapat

konsep hubungan antara perubahan suhu karena adaya kalor yang diterima dan

dilepas, sehingga konsep Azas Black lebih bermakna dan m udah untuk diingat.

c. Mengajar

Konsep mengajar menurut Joice, Well dan Showers (1992) yang dikutip

oleh Diknas KTSP (2008: 4) menyatakan bahwa “mengajar (teaching) pada

hakekatnya adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide,

ketrampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan diri, dan cara-cara

Page 33: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

17

belajar”. Hasil yang diperoleh dalam proses mengajar adalah kemampuan peserta

didik untuk belajar lebih mudah dan efektif. Pada hakekatnya mengajar adalah

memberi fasilitas kepada anak didik untuk dapat belajar dengan baik dalam

rangka penguasaan ilmu pengetahuan.

Mengajar merupakan usaha guru untuk membuat siswa dapat belajar

dengan jalan mengakt ipkan suluruh komponen dalam kegiatan belajar sehingga

tercapai tujuan yang dikehendaki. Adapun ciri - ciri pembelajaran tersebut terletak

pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa yaitu motivasi

belajar, bahan pelajaran, alat bantu dan suasana belajar. Menurut Ngalim

Purwanto, (1990).

“Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu dapat diibedakan menjadi dua golongan yaitu: faktor individual dan foktor sosial. Faktor individual merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang meliputi pematangan, pertumbuhan, kecerdasan atau intelegensi, motivasi. Sedang faktor sosial berasal dari luar individu yaitu: keluarga, guru, sarana prasarana lingkungan dan motivasi sosial.”

Kesimpulan dari kutipan diatas, seorang guru Fisika dalam kegiatan belajar

mengajar (KBM) harus bisa memberikan kemudahan-kemudahan pola berfikir

(kognitif), berkarya lewat eksperimen, inkuiri terbimbing melalui lab riil dan

virtuil dapat memberikan ketrampilan (psikomotor), bersikap nilai (afekt if) pada

siswa sesuai dengan karakteristik/gaya belajar yang dimiliki.

Pembelajaran dalam pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya

sistem lingkungan belajar yang baik. Sistim lingkungan yang baik terdiri dari

kom ponen komponen pendukung antara lain, tujuan belajar yang akan dicapai,

bahan pengajaran yang digunakan mencapai tujuan, guru dan siswa, serta jenis

kegiatan dan sarana prasarana yang tersedia.

Page 34: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

18

Pembelajaran sebagai suatu rangkaian events (kejadian, peristiwa, kondisi)

yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi peserta didik (pembelajar),

sehingga proses belajar dapat berlangsung dan mudah. Pembelajaran bukan hanya

terbatas pada peristiwa yang dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup

semua peristiwa yang mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar

manusia.Guru/pendidik harus mampu menyusun perangkat pembelajaran mulai

dari menyusun langkah-langka skenario pembelajaran yang tepat, baik dari segi

materi, mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar mengajar.

2. Inkuiri

Pembelajara inkuiri melatih siswa untuk berpikir, memecahkan masalah

dan menemukan sesuatu bukan merupakan tujuan pendidikan yang baru.

Demikian pula halnya dengan strategi pembelajaran penemuan, inkuiri atau

induktif. Inkuiri pada tingkat paling dasar dapat dipandang sebagai proses

menjawab pertanyaan atau memecahkan permasalahan berdasarkan fakta dan

pengamatan.

Siklus inkuiri terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya, menyelidiki,

menganalisa dan merumuskan teori, baik secara individu maupun bersama-sama

dengan teman lainnya. Mengembangkan dan sekaligus menggunakan

keterampilan berpikir kritis. (Star, 2001: 1). Menurut Arends, “The overal goal of

inquiry teaching has been, and continues to be, that helping student learn how to

ask question, seek answers or solution to satisfy their curiosity, and building their

own theories and ideas about the world” (Arends, 1994: 386). Pada prinsipnya

tujuan pengajaran inkuiri membantu siswa bagaimana merumuskan pertanyaan,

Page 35: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

19

mencari jawaban atau pemecahan untuk memuaskan keingintahuannya dan untuk

membantu teori dan gagasannya tentang dunia, lebih jauh lagi dikatakan bahwa,

pembelajaran inkuiri bertujuan untuk mengembangkan tingkat berpikir dan juga

keterampilan berpikir kritis.

Dalam pandangan CTL pengajaran dan pembelajaran sains di kelas

haruslah berwujud proses inkuiri, sebuah proses yang ditempuh oleh para

ilmuwan dan terdiri atas unsur-unsur siklus mengamati, mengajukan pertanyaan,

mengajukan penjelasan-penjelasan dan hipotesis-hipotesis, merancang dan

melakukan eksperimen-eksperimen, menganalisis data eksperimen, menarik

kesimpulan eksperimen, dan membangun model atau teori. Proses inkuiri selama

pengajaran dan pembelajaran berdampak konstruktif yang memberi banyak

peluang dan tenaga untuk meningkatkan keefektifan pengajaran dan

pembelajaran.

Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R.E Kaligis” pendekatan belajar

dibagi menjadi dua pendekatan pembelajaran, yaitu pendekatan ekspositori dan

pendekatan inkuiri. Pendekatan ekspositori adalah memberi tahu sedang inkuiri

melalui mencari tahu. Pada ekspository guru sangat dominan dalam proses

pembelajaran sedangkan inkuiri dominasi guru sangat kecil” (Hendro Darmodjo

dan Jenny R.E Kaligis. 1992: 35). Pembelajar penemuan menurut (Kindsvatttesr

R, Williem W dan Margaret Ishler, 1996: 258-259). “Inquiry is a process that

students can learn and experience as they solve problems through reflective

thinking” (inkuiri adalah suatu proses siswa dapat belajar dan mengalami ketika

mereka memecahkan masalah melalui berfikir reflektif). Menurut Noehi Nasution,

Page 36: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

20

(1992:118)” Inkuiri dirumuskan sebagai proses belajar yang memberikan

kesempatan pada anak didik untuk aktif menguji dan menafsirkan problem secara

sainstifik yang memberikan konklusi berdasarkan pembuktian”.

Dari uraian dan pendapat tentang difinisi pembelajaran penemuan maka

kesimpulanya bahwa pembelajaran penemuan guru berperan dalam hal: 1)

menciptakan suasana berfikir bebas sehingga siswa berani bereksplorasi dalam

penemuan dan pemecahan masalah; 2) sebagai fasilitator; 3) pembimbing dalam

pemecahan masalah. Peran siswa yaitu: a) menemukan masalah dan merancang

alternatif pemecahanya; b) Aktif mencari informasi dan sumber-sumber belajar; c)

menyimpulkan dan analisa data.

a. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri

1) Apersepsi, guru mulai pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan,

persoalan-persoalan yang terkait dengan permasalahan; 2) problem statement, peserta

didik diberi kesempatan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan untuk

dipecahkan; 3)mengumpulkan alat, merancang /mendesain alat, 4) melakukan

percobaan, 5) data untuk menjawab pertanyaan, siswa diberi kesempatan untuk

mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati obyek,

membaca dan sebagainya; 6) data semua informasi (hasil pengamatan, bacaan,

wawancara dan sebagainya) tersebut diolah, diklasivikasikan, ditabulasikan dan

dihitung; 7) Verification, berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang

ada baik berupa pertanyaan atau hopotesis dicek apakah terjawab atau tidak; 8)

Generalitation, tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tersebut, siswa menyusun

generalisasi pada konsep IPA secara umum, 9) diaplikasikan dalam kehidupan zaherí-

Page 37: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

21

hari. Untuk lebih jelasnya dituliskan Sintaks Pembelajaran Inkuiri atau tahap pembelajan

inkuiri yaitu : a) Menyajikan pertanyaan atau masalah, diantaranya :guru membimbing

siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis dan guru

membagi siswa dalam kelompok. b) membuat hipotesis diantaranya: guru

memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam dan membentuk

hipotesis.c) guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan

dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas

penyelidikan, diantaranya: merancang percobaan dan memberikan kesempatan

pada siswa untuk menetukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang

akan dilakukan., membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.

d) melakukan percobaan untuk memperoleh informasi diantaranya guru

membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan.,mengumpulkan

dan menganalisis data, memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk

menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul. e)membuat kesimpulan

diantaranya, guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

3. Metode Eksperimen

a. Pengertian Metode Eksperimen

Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru

dengan siswa dalam situasi pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan.

.Demi mencapai tujuan tersebut, seorang guru dituntut untuk mampu

menggunakan berbagai metode mengajar. Metode mengajar merupakan cara-cara

yang dapat ditempuh guru untuk menciptakan suasana pengajaran yang benar-

benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan

Page 38: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

22

tercapainya prestasi belajar yang memuaskan. Salah satu metode mengajar yang

dapat digunakan guru adalah metode eksperimen.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1996), yang dimaksud

metode eksperimen adalah “Cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan

percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajari.”

Sedang menurut Roestiyah N.K (2001) metode eksperimen atau percobaan

diart ikan sebagai “salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan percobaan

tentang sesuatu hal mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,

kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru,”

Berdasarkan beberapa pengertian yang disampaikan, dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan metode eksperimen atau percobaan adalah suatu

teknik mengajar yang menekankan pada pelibatan secara langsung peserta didik

untuk mengalami proses dan membukt ikan sendiri hasil percobaan. Metode ini

merupakan suatu metode mengajar yang termasuk yang paling sesuai untuk

pembelajaran IPA.

1) Tujuan Penggunaan Metode Eksperimen

Penggunaan metode eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar

mempunyai tujuan: (1) mengajarkan cara menarik kesimpulan dari berbagai fakta,

informasi, atau data yang diperoleh melalui pengamatan pada proses eksperimen;

(2) melatih siswa merancang, mempersiapkan, melaksanakan, dan melaporkan

percobaan; (3) Melatih siswa menggunakan logika berpikir induktif untuk

menarik kesimpulan dari fakta, informasi, atau data yang terkumpul melalui

percobaan.

Page 39: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

23

Sesuai dengan teori belajar yang dikemukakan David Ausubel siswa yang

memperoleh pembelajaran melalui metode eksperimen, memperoleh informasi

melalui gambar komponen listrik yang mirip dengan keadaan sebenarnya.

Informasi ini selanjutnya dikaitkan dengan konsep atau pengetahuan yang telah

ada. Konsep yang telah ada pada siswa berupa hasil dan membaca buku paket dan

pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Karena informasi yang diperoleh tidak

bertentangan dengan konsep atau pengetahuan yang telah ada pada siswa, maka

hal ini memperkuat pemahaman siswa dalam belajar fisika materi suhu dan kalor.

4. Penerapan Laboratorium

Laboratorium adalah merupakan tempat untuk melakukan percobaan dan

penelitian, dapat berupa ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka (misalnya

kebun). Dalam pengertian terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup

dimana percobaan dan penelitian dilakukan.

Sekolah yang mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) hendaknya

mempunyai laboratorium. Pada dasarnya IPA mempelajari dan berusaha

memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan-pengamatan. Oleh karena itu

dalam pelajaran IPA, siswa tidak hanya mendengarkan penuturan guru tentang

pelajaran yang diberikan, tetapi ia harus melakukan kegiatan sendiri untuk

mencari dan memperolah informasi lebih lanjut tentang ilmu yang dipelajarinya.

Dalam laboratoriurn diharapkan proses belajar mengajar IPA dapat dilakukan

menurut cara yang sebenarnya namun perlu diingat pula bahwa tidak semua

materi IPA dapat diajarkan dengan laboratorium.

Page 40: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

24

Laboratorium IPA adalah suatu tempat dimana guru dan siswa melakukan

percobaan-percobaan dan penelitian (Udin Winataputra, 1997). Jadi laboratorium

adalah tempat khusus yang dilengkapi dengan alat-alat dan bahan untuk

melaksanakan percobaan/praktikum baik fisika, kimia atau biologi. Di

laboratorium siswa. memperoleh data/informasi yang berasal dan benda yang asli

maupun tiruannya, serta dapat mendudukkan cara mempelajari IPA sebagaimana

seharusnya.

a. Laboratorium Riil

Laboratorium riil adalah laboratorium tempat khusus yang dilengkapi

dengan alat-alat dan bahan-bahan riil untuk melakukan percobaan/praktikum baik

fisika, kimia, atau biologi. Alat laboratorium untuk menguatkan atau memberi

kepastian informasi menentukan hubungan sebab akibat, mempraktekkan sesuatu

yang diketahui, mengembangkan keterampilan mendorong gairah kepada siswa.

Dalam kegiatan praktikum siswa akan mengalami diantaranya: 1) pengenalan alat

laboratorium riil dengan pengenalannya dapat ditunjukkan langsung, atau siswa

untuk memegang secara langsung. Diberi pengertian bahwa dalam memegang alat

siswa harus hat i-hati agar tidak jatuh sehingga rusak atau pecah, sehingga siswa

tidak mengakibatkan kerusakan. Cara merangkai alat siswa banyak tergantung

kepada petunjuk guru, dimungkinkan siswa ada rasa takut menggunakan alat

secara bebas semaunya sendini dalam merangkai yang dapat mengakibatkan

kesalahan dan menyebabkan kerusakan pada alat; 2) pengukuran.adalah

membandingkan sesuatu besaran dengan besaran lain sejenis yang dipakai sebagai

satuan standar. Dengan menggunakan laboratonium riil pengukuran dapat

Page 41: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

25

dilakukan dengan melihat langsung pada alat. Sehingga perlu pemahaman

keterampilan dalam membaca alat; 3) Pengamatan dengan penerapan

laboratorium riil kegiatan siswa memusatkan perhatian terhadap sesuatu obyek

dengan menggunakan alat indera terhadap alat riil yang dihadapinya, melalui

penglihatan; 4) Percobaan Siswa dalam melakukan percobaan dituntun dengan

petunjuk praktikum yang sudah disiapkan sebelumnya sehingga setelah

mendapatkan data siswa mencatat data tersebut pada lembar data pengamatan.

b. Laboratorium Virtual

Laboratorium virtual adalah alat-alat laboratorium dalam program

(software) komputer, dioperasikan dengan komputer. Media komputer adalah

suatu mesin yang dirangsang secara khusus guna memproses informasi, kode-

kode. Mesin elektronik ini dapat melakukan pekerjaan perhitungan dan

operasional mulai dan yang sederhana hingga yang paling komplek, dapat

dikerjakan lebih cepat dan lebih teliti. Satu unit komputer biasanya terdiri dan

empat komponen dasar yaitu input, prosesor, memori dan output. Dalam

perkembangannya komputer dewasa ini, memiliki kemampuan menggabungkan

berbagai peralatan, antara lain CD player, video tape, juga audio tape. Lebih dan

itu komputer dapat merekam, menganalisis dan memberi reaksi terhadap masukan

yang diperoleh dan pemakai. Dan kecanggihan yang ditunjukkan komputer

tersebut yang selanjutnya dikenal dengan Com puter Assisted Instruction (CAI).

Com puter Assisted Instruction adalah suatu bagian/segmen pelajaran disampaikan

dengan suatu komputer. Para siswa diajak untuk memberikan respon, komputer

Page 42: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

26

akan merespon dan memberikan feed back segera pada siswa dalam bentuk

Programm ed instruction.

Menurut Oemar Hamalik (1994) disebutkan bahwa komputer merupakan

satu teknologi canggih yang memiliki peran utama untuk memproses informasi

secara cermat , cepat dan dengan hasil yang akurat. Komputer dapat sebagai

sebuah media pembelajaran yang dapat membangkitkan minat dan kreativitas

serta perhatian siswa terhadap mata pelajaran tertentu.

Dalam menggunakan media komputer sebagai pembelajaran, untuk

direncanakan secara sistematik, agar pembelajaran berjalan efekt if dan

penggunaan komputer sebagai pembelajaran berjalan secara efektif pula.

Pembelajaran menggunakan komputer perlu direncakanan dengan baik agar: 1)

menimbulikan minat peserta didik; 2) menyampaikan materi baru; 3) melibatkan

peserta didik secara akt if; 4) mengevaluasi tingkat pemahaman siswa; 5)

menetapkan tindak lanjut.

5. Penalaran Abstrak

Piaget dalam Paul Suparno (2001: 24-25) berpendapat “Bahwa proses

berpikir manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir

intelektual konkret ke abstrak berurutan melalui empat periode, yaitu: tahap

sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi konkret, dan tahap operasi formal.

Mahasiswa yang memiliki umur lebih dari 11 tahun mestinya berada di tahap

operasi formal dan sudah mampu berpikir abstrak.

Page 43: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

27

Menurut Wadsworth dalam Paul Suparno (2001: 95), pemikiran analogi

dapat juga diklasifikasikan sebagai abstraksi reflektif atau berpikir abstrak. Hal ini

menunjukkan bahwa untuk mengetahui kemampuan penalaran/berpikir abstrak

dapat dilakukan dengan tes analogis. Menurut Dewa Ketut Sukardi (2002: 33-39),

tes Penalaran Abstrak dalam hal tes analogis simbol-simbol dimaksudkan sebagai

suatu instrumen non verbal yang mengungkap kemampuan penalaran. Rangkaian

dalam soal tes ini disajikan dalam masing-masing persoalan yang memerlukan

persepsi pengoperasian prinsip dalam mengubah diagram-diagram.

Tes Penalaran Abstrak dalam hal analogis simbol-simbol dapat

mengungkap kemampuan seseorang dalam memahami ide-ide yang dinyatakan

dengan kata-kata atau angka-angka, dan kemampuan untuk dapat memikirkan

masalah-masalah walaupun tanpa ada petunjuk yang berbentuk kata-kata. Dengan

menggunakan diagram-diagram, tes analogis simbol-simbol mengungkap

bagaimana seseorang dapat menalar dengan mudah dan jelas bila masalah yang

diajukan dengan ukuran, bentuk, potongan, posisi, jumlah atau bentuk-bentuk non

verbal dan non angka lainnya.

Indikator-indikator untuk mengukur taraf penalaran abstrak mahasiswa

dapat dikembangkan dari pendapat beberapa ahli, misalnya: 1) abstraksi yang

diperlukan untuk memperoleh pengetahuan matematis-logis (Paul Suparno, 2001 :

95-99). Abstraksi reflekt if atau abstrak diukur dengan tes analogi simbol-simbol

(Dewa Ketut Sukardi, 2002: 35-36); 2) Dapat memikirkan sesuatu yang abstrak,

mengambil kesimpulan, dan menduga apa yang terjadi dari suatu pertanyaan

(Singgih D. Gunarsa, 1997: 159).

Page 44: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

28

6. Gaya Belajar

Setiap individu adalah unik. Art inya setiap individu memiliki perbedaan

antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut bermacam-macam, mulai

dari perbedaan fisik, pola berpikir dan cara-cara merespon atau mempelajari hal-

hal baru. Dalam hal belajar, masing-masing individu memiliki kelebihan dan

kekurangan dalam menyerap pelajaran yang diberikan.

Oleh karena itu dalam dunia pendidikan dikenal berbagai metode untuk

dapat memenuhi tuntutan perbedaan individu tersebut. Di negara-negara maju

sistem pendidikan bahkan dibuat sedemikian rupa sehingga individu dapat dengan

bebas memilih pola pendidikan yang sesuai dengan karakteristik dirinya .Otak

sebagai pusat belajar Otak manusia adalah kumpulan massa protoplasma yang

paling kom pleks yang ada di alam semesta. Satu-satunya organ yang dapat

mempelajari dirinya sendiri dan jika dirawat dengan baik dalam lingkungan yang

menimbulkan rangsangan yang memadai, otak dapat berfungsi secara aktif dan

reaktif selama lebih dari seratus tahun. Otak inilah yang menjadi pusat belajar

sehingga harus dijaga dengan baik sampai seumur hidup agar terhindar dari

kerusakan.

Berdasarkan kemampuan yang dimiliki otak dalam menyerap, mengelola

dan menyampaikan informasi, maka cara belajar individu dapat dibagi dalam 3

(tiga) kategori. Ketiga kategori tersebut adalah cara belajar visual, auditorial dan

kinestetik yang ditandai dengan ciri-ciri perilaku tertentu.

Pengkategorian ini tidak berart i bahwa individu hanya yang memiliki salah

satu karakteristik cara belajar tertentu sehingga tidak memiliki karakteristik cara

Page 45: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

29

belajar yang lain. Pengkategorian ini hanya merupakan pedom an bahwa individu

memiliki salah satu karakteristik yang paling menonjol sehingga jika ia

mendapatkan rangsangan yang sesuai dalam belajar maka akan memudahkannya

untuk menyerap pelajaran. Dengan kata lain jika sang individu menemukan

metode belajar yang sesuai dengan karakteristik cara belajar dirinya maka akan

cepat ia menjadi pintar sehingga kursus-kursus atau pun les privat secara intensif

mungkin tidak diperlukan lagi.

Adapun ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik cara belajar sepert i

disebutkan diatas, menurut DePorter & Hernacki (2001), adalah sebagai berikut:

Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Visual. Individu yang

memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku

sebagai berikut: 1) rapi dan teratur; 2) berbicara dengan cepat; 3) mampu

membuat rencana jangka pendek dengan baik; 4) teliti dan rinci; 5) mementingkan

penampilan; 6) lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang

didengar; 7) mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual; 8) memiliki

kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik; 9) biasanya tidak mudah

terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang belajar; 10) sulit

menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia minta instruksi secara

tertulis); 11) merupakan pembaca yang cepat dan tekun; 12) lebih suka membaca

daripada dibacakan; 13) dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia

selalu bersikap waspada, membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan

berbagai hal lain yang berkaitan; 14) jika sedang berbicara di telpon ia suka

membuat coretan-coretan tanpa art i selama berbicara; 15) lupa menyampaikan

Page 46: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

30

pesan verbal kepada orang lain; 16) sering menjawab pertanyaan dengan jawaban

singkat ya atau tidak; 17) lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada

berpidato/berceramah; 18) lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar)

daripada musik; 19) seringkali tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai

menuliskan dalam kata-kata.

Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Kinestetik Individu

yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai dengan ciri-ciri

perilaku sebagai berikut: 1) berbicara dengan perlahan; 2) menanggapi perhatian

fisik; 3) menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka; 4) berdiri

dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain; 5) banyak gerak fisik; 6)

memiliki perkembangan otot yang baik; 7) belajar melalui praktek langsung atau

manipulasi; 8) menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung;

9) menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang

membaca; 10) banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal); 11) tidak dapat

duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama; 12) sulit membaca peta

kecuali ia memang pernah ke tempat; 13) menggunakan kata-kata yang

mengandung aksi; 14) pada umumnya tulisannya jelek; 15) menyukai kegiatan

atau permainan yang menyibukkan (secara fisik); 16) ingin melakukan segala

sesuatu.

Dengan mempert imbangkan dan melihat cara belajar apa yang paling

menonjol dari diri seseorang maka peneliti dalam penelitiannya menggunakan

metode pembelajaran menggunakan lab riil dan virtuil ditinjau dari kemampuan

berfikir abstrak mengambil gaya belajar kinestetik dan visual. Karena dengan

Page 47: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

31

kinestetik anak mempunyai banyak aktivitas belajar melalui praktek atau

memanipulasi. Dan dengan gaya belajar visual anak mudah menghafal dan

melihat, video, gambar . (http://www.e-psikologi.com/remaja/260902.htm)

7. Media

Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan

sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan sarana komunikasi dan sumber

informasi. Media merupakan alat bantu yang dapat memudahkan pekerjaan.

Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dibuatnya dapat diselesaikan dengan baik

dan dengan hasil yang memuaskan. Kata media itu sendiri berasal dari bahasa

latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berart i pengantar atau

perantara, dengan demikian dapat diartikan bahwa media merupakan wahana

penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.

Kit Lay Bourne (1985: 82) menyatakan bahwa “penggunaan media tidak

harus membawa bungkusan berita-berita semua, siswa cukup dapat mengawasi

suatu berita”. Dari pendapat tersebut dapat dihubungkan bahwa penyampaian

materi pelajaran dengan cara komunikasi masih dirasakan adanya penyimpangan

pemahaman oleh siswa. Masalahnya adalah bahwa siswa terlalu banyak

menerima sesuatu ilmu dengan verbalisme. Apalagi dalam proses belajar

mengajar yang tidak menggunakan media dimana kondisi siswa tidak siap, akan

memperbesar peluang terjadinya verbalisme.

Media yang difungsikan sebagai sumber belajar bila dilihat dari pengertian

harfiahnya juga terdapat manusia didalamnya, benda, ataupun segala sesuatu yang

memungkinkan untuk anak didik memperoleh informasi dan pengetahuan yang

Page 48: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

32

berguna bagi anak didik dalam pembelajaran, dan bagaimana dengan adanya

media berbasis TIK tersebut, khususnya menggunakan presentasi power point

dimana anak didik mempunyai keinginan untuk maju, dan juga mempunyai

kreatifitas yang tinggi dan memuaskan dalam perkembangan mereka di kehidupan

kelak. Sasaran penggunaan media adalah agar anak didik mampu mencipatakan

sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk

dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam kehidupannya,.

Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan mamahami materi

pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada mereka.

Arief S. Sadiman (1984: 6) mengatakan bahwa media “adalah segala alat

fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar sepert i

film, buku dan kaset“. RE Clark (1996: 62) mengungkapkan bahwa “The of m edia

to encourage student to invest m ore afford in hearing has along history“. Dari

pandangan yang ada di atas dapat dikatakan bahwa media merupakan alat yang

memungkinakn anak muda untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan m udah

dan dapat untuk mengingatnya dalam waktu yang lama dibangdingkan dengan

penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat

bantuan.

Menurut Soeparno (1987: 8) menyebutkan ada beberapa alasan memilih

media dalam proses belajar mengajar, yakni: 1) ada berbagai macam media yang

mempunyai kemungkinan dapat kita pakai di dalam proses belajar mengajar; 2)

ada media yang mempunyai kecocokan untuk menyampaikan informasi tertentu;

Page 49: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

33

3) ada perbedaan karakteristik setiap media; 4) ada perbedaan pemakai media

tersebut; 5) ada perbedaan situasi dan kondisi tempat media dipergunakan.

Bertitik tolak dari pendapat tersebut, jelaslah bahwa memilih media tidak

mudah. Dalam memilih media yang akan digunakan harus memperhatikan

beberapa ketentuan dengan pert imbangan bahwa penggunaan media harus benar-

benar berhasil guna dan berdaya guna untuk meningkatkan dan memperjelas

pemahaman siswa.

Multimedia terdiri dari dua kata ”multi” dan ”media”. Multi berart i banyak

sehingga multimedia berarti gabungan dari berbagai media yang terintegrasi

(Depdiknas, 2008). Menurut ensiklopedia bahasa Indonesia pengertian multimedia

adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara,

gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga

pengguna dapat berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Sedangkan Jamaluddin

dan Zaidatun (2000) menerangkan bahwa multimedia sebagai proses komunikasi

interakt if berasaskan teknologi komputer yang menggabungkan penggunaan

unsur-unsur media dalam persembahan informasi. Lebih lanjut dijelaskan

”Multim edia refers to the sequential or sim ultaneous use of a variety of m edia

formats in a given presentation or self study program ”. Multimedia merupakan

kesatuan atau urutan dari berbagai bentuk media yang diberikan pada presentasi

atau program pembelajaran mandiri.

Kombinasi dari berbagai media dimanfaatkan secara harmonis dan

terintegrasi sehingga menghasilkan program pembelajaran yang sinergi untuk

mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Sistem multimedia dapat terdiri dari

Page 50: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

34

kom binasi media tradisional atau tayangan komputer berupa teks, gambar, grafik,

suara dan video. Today exam ples of multim edia in education and training include

slides with synchronized audiotapes, videotapes, CD-ROMs, DVD, the World

Wide Web, and virtual reality (Molenda, 2005:141). Pemanfaatan multimedia

dalam pendidikan telah berkembang dan digunakan dalam banyak bentuk.

Adapun unsur-unsur dalam multimedia yaitu sebagai sumber pembelajaran,

hiburan dan sumber informasi.

Karakteristik multimedia adalah sebagai berikut: 1) bersifat fleksibel

(memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih materi dan menggunakannya

bagi siswa; 2) bersifat self-pacing (memberikan kesempatan pada siswa untuk

belajar menurut kecepatannya dalam memahami materi); 3) bersifat content-rich

(memberikan informasi yang kaya baik dari isi maupun medianya); 4) bersifat

interakt if (memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan respon dan

mencoba simulasinya).

Tujuan penggunaan multimedia dalam pembelajaran adalah memacu

pembelajar melalui beragam pengalaman untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Multimedia dapat merealisasikan pengalaman menjadi lebih mungkin dan nyata

tanpa harus menghadirkan keadaan sesungguhnya. Beberapa persyaratan yang

harus dipenuhi dalam multimedia yang baik adalah: 1) Pengoperasian yang mudah

dan familiar; 2) Mudah untuk install ke computer yang akan digunakanan; 3)

Media pembelajaran yang interakt if dan kom unikatif; 4) Sistem pembejaran yang

mandiri art inya siswa dapat belajar dengan mandiri baik disekolah maupun

Page 51: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

35

dirumah tanpa bimbingan dari guru; 5) Sedapat mungkin dengan biaya yang

ringan dan terjangkau.

8. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Gagne dalam Bell Gredler (1986: 187) dibedakan

menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi

verbal, sikap, dan ketrampilan. Menurut Winkel (1999: 510) prestasi belajar dapat

dilihat dari perubahan-perubahan dalam pengertian kognitif, pengalaman

ketrampilan, nilai sikap yang bersifat konstan. Perubahan ini dapat berupa sesuatu

yang baru atau penyempurnaan sesuatu hal yang pernah dimiliki atau dipelajari

sebelumnya. Hasil yang dicapai dalam perbuatan dinyatakan dalam bentuk angka

Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1998 : 112) prestasi belajar

dibagi tiga kategori yaitu: kognitif, afektif, psikomotorik. Prestasi belajar

diperoleh setelah seseorang melakukan akt ivitas baik secara individu maupun

kelompok. Dengan kata lain prestasi belajar merupakan hasil dari tingkah laku

akhir pada kegiatan belajar siswa yang dapat diamati atau pencerminan proses

belajar yang telah berlangsung. Menurut Saifudin Azwar (2000: 90) prestasi

belajar adalah hasil dari maksimal seseorang dalam menguasai materi-materi yang

telah diajarkan. Prestasi belajar merupakan fungsi yang pent ing dari suatu

pembelajaran. Kemampuan hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar,

pada proses ini siswa menunjukkan keberhasilan atau kegagalan dalam belajarnya.

Siswa menunjukkan mampu atau tidaknya dalam menyelesaikan tugas-tugas

belajar atau mentransfer materi pelajaran yang ia dapatkan.

Page 52: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

36

Adapun fungsi dari prestasi belajar adalah sebagai: 1) indikator kuant itas

pengetahuan yang telah dikuasai siswa; 2) lambang pemuasan hasrat ingin tahu; 3)

bahan informasi dalam inovasi pendidikan, karena prestasi belajar dapat dijadikan

sebagai pendorong bagi siswa dalam peningkatan kualitas mutu pendidikan; 4)

indikator intern dan ekstern dari suatu instansi pendidikan, karena prestasi belajar

dapat dijadikan sebagai tingkat produkt ivitas dan sebagai kesuksesan siswa; 5)

untuk mengetahui daya serap siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang

diprogramkan kurikulum.

Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah suatu aktivitas yang telah dilakukan dan memperoleh pengetahuan dengan

memenuhi unsur kognitif, psikom otorik, dan afekt if baik individu maupun secara

kelompok pada mata pelajaran t ertentu.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Nana Sudjana (1996: 6) ada dua faktor utama yang

mempengaruhi prestasi belajar, yaitu: faktor dari dalam siswa (internal) dan faktor

dari luar diri siswa (eksternal). Faktor dari dalam diri siswa terutama kemampuan

yang dimiliki siswa, motivasi, minat, kreativitas, perhatian, dan kebebasan belajar.

Faktor yang berasal dari luar individu adalah faktor lingkungan belajar terutama

kualitas pembelajaran.

c. Mengukur Prestasi Belajar

Tujuan pengukuran prestasi belajar selain untuk mengetahui penguasaan

materi suatu bahasan atau konsep juga untuk mengetahui kedudukan siswa dalam

kelompoknya. Dilihat dari tujuan pengukuran prestasi tes prestasi dapat

Page 53: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

37

melakukan fungsi penempatan, fungsi formatif, fungsi diagnostik, dan fungsi

sumatif ( Saifudin Azwar, 2001 : 77).

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar diperlukan

evaluasi. Evaluasi merupakan umpan balik bagi guru, sejauh mana penguasaan

dan pemahaman siswa selama proses pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam

kegiatan belajar, salah satunya dapat dilihat dari nilai-nilai yang dituliskan dalam

bentuk laporan hasil belajar secara periodik.

Hudgins dalam Mey Suyanto (2005) mengemukakan ”evaluasi adalah

suatu proses sistematis dalam menganalisa dan menginterpretasikan informasi

sebagai landasan dalam menentukan tingkat pencapaian hasil belajar”. Evaluasi

mengandung unsur m easurem ent atau mengukur, karena membandingkan sesuatu

dengan ukuran tertentu yang bersifat kuantitatif. Ngalim Purwanto (1997: 5)

mengemukakan ”Tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan data pembuktian

yang akan menunjukkkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan

siswa dalam pencapaian tujuan, mengukur keberhasilan mereka secara individu

maupn kelompok, dan untuk mengetahui perbedaan antara siswa yang satu dengan

lainnya”. Dengan bahasa yang berbeda Sumadi Suryabrata (2001: 303)

mengemukakan tujuan penilaian adalah untuk mendiskripsikan kecakapan belajar

siswa sehingga dapat diketahui posisi kemampuannya dibandingkan dengan siswa

lainnya, mengetahui proses pendidikan dan pembelajaran dalam mengubah

tingkah laku siswa ke arah tujuan yang diharapkan, dan menentukan tindak lanjut

hasil penilaian.

Page 54: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

38

Pada pedoman Pengembangan Penilaian Kurikulum SMA 2004 (Abdul

Ghofur: 19) dijelaskan bahwa untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik telah

memiliki kompetensi dasar perlu dikembangkan suatu sistem penilaian. Sistem

penilaian yang dilakukan harus mencakup seluruh kompetensi dasar dengan

menggunakan indikator yang dikembangkan oleh guru. Sistem penilaian berbasis

kom petensi yang direncanakan adalah sistem penilaian berkelanjutan.

Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasil dianalisis untuk

menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk

mengetahui kesulitan peserta didik.

Informasi Untuk memperoleh data dan sebagai dasar penentuan tingkat

keberhasilan peserta didik dalam penguasaan kompetensi dasar yang diajarkan

diperlukan adanya berbagai jenis tagihan. Jenis tagihan yang dipakai dalam sistem

penilaian berbasis kompetensi meliputi : 1) kuis; 2) pertanyaan lisan di kelas; 3)

ulangan harian; 4) tugas individu; 5) tugas kelom pok; 6) ulangan blok; 7) laporan

praktikum pengamatan dan sebagainya yang disesuaikan dengan karakteristik

mata pelajaran. Adapun bentuk soal atau instrumen tes yang dipakai dalam sistem

penilaian kurikulum 2004 SMA adalah sebagai berikut: 1) pilihan ganda; 2) uraian

objektif; 3) uraian non objekt if; 4) jawaban singkat; 5) menjodohkan; 6)

performansi; dan 7) portofolio.

Tujuan penilaian adalah untuk: 1) mengetahui apakah siswa telah atau

belum mengusai kompetensi dasar tertentu; 2) mengetahui tingkat pencapaian

kom petensi siswa; 3) mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa;

4)mendiagnosis kesulitan belajar siswa; 5) mengetahui hasil belajar; 6)

Page 55: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

39

mengetahui pencapaian kurikulum; 7) mendorong siswa belajar; 8) mendorong

guru agar mengajar dengan lebih baik (Mey Suyanto, 2005).

Hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Informasi ranah kognitif dan psikom otorik diperoleh dari sistem penilaian yang

digunakan untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar,

sedangkan ranah afekt if diperoleh melalui kuesioner, inventori dan, pengamatan

yang sistematik. Hasil penilaian ranah kognitif dapat berupa nilai angka, untuk

SMA nilai dinyatakan dalam rentang nol (0) sampai dengan seratus (100),

sedangkan penilaian ranah afektif dilakukan secara kualitatif dengan huruf,

misalnya A, B, atau C.

9. Hakekat Fisika

Fisika sebagai bagian dari IPA tidak dapat terlepas dari hakekatnya, yaitu

sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah. Produk atau hasil berupa fakta-fakta, konsep-

konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori. Cara untuk memperoleh produk

atau disebut proses IPA. Proses ini sering disebut proses ilmiah atau proses sains, dan

untuk dapat melakukannya akan memerlukannya seperangkat keterampilan yang di

sebut ketrampilan proses. Ketrampilan proses terdiri dari keterampilan mengamati,

mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variable, merumuskan hipotesis,

membuat grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan

eksperimen.

Dalam memecahkan suatu masalah seringkali seorang ilmuan harus mengambil

sikap tertentu dalam rangka memperoleh hasil yang diharapkan. Sikap ini disebut sebagai

sikap ilmiah, Beberapa cirri sikap ilmiah antara lain: obyektif terhadap fakta, tidak

tergesa dalam mengambil kesimpulan, berhati terbuka, tidak mencampuradukkan antara

Page 56: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

40

fakta dengan pendapat, bersifat hati-hati dan ingin menyelidiki. Sikap ilmiah bahkan

tercermin dalam sikap hidup kesehariannya bila seseorang telah benar-benar

memahami hakekat fisika.

Berdasarkan hakekat fisika yang telah dikemukakan, beberapa ahli

mencoba menyusun difinisi mengenai fisika. Tiap difinisi menunjukan segi-segi

Fisika yang sebenarnya, sehingga tidak perlu diperdebatkan melainkan saling

melengkapi.

Beberapa difinisi Fisika yang dikutip oleh Herbert Druxes (1986), yaitu :

Menurut Brockhaus, “Fisika adalah pelajaran tentang kejadian alam hal yang

memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang dapat di ukur,

penyajian secara sistematis dan berdasarkan peraturan-peraturan umum“.

Sedangkan menurut Bradt dan Darmen, “Fisika merupakan suatu uraian tentang

semua kejadian fisikalis yang berdasarkan beberapa hukum“. Adapun menurut

Gerhen, “Fisika adalah suatu teori yang menjelaskan gejala-gejala alam yang

sesederhana-sederhananya dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-

kenyataan. Persyaraan dasar untuk memcahkan persoalan adalah mengamati

kenyataan-kenyataan tersebut“.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikutip maka dapat disimpulkan

bahwa fisika merupakan pengetahuan yang mempelajari kejadian alam yang

bersifat fisik yang dapat dipelajari secara eksperimen maupun dari hasil

pengamatan terhadap kejadian tersebut yang diperjelas dengan rumusan–rumusan

matamatis.

Page 57: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

41

10. Materi pembelajaran

a. Suhu (temperatur)

Suhu didefinisikan sebagai derajad panas dinginnya suatu benda. Suhu

termasuk besaran pokok dalam fisika yang dalam SI dinyatakan dalam stuan

kelvin. Ada beberapa sifat benda yang berubah apabila suatu benda dipanaskan,

antara lain warnanya, volumnya, tekanannya, dan daya hantar listriknya. Sifat-

sifat benda yang berubah karena dipanaskan disebut sifat termometrik.

Gambar. 2. 1 skala

termometer

Untuk menyatakan suhu suatu benda secara kuantitatif digunakan alat ukur

yang disebut termometer. Ada beberapa skala termometer antara lain : Celcius,

Reamur, Fahrenheit dan Kelvin ditunjukkan gambar 2.1. Secara umum hubungan

skala termometer yang satu dengan yang lain adalah sebagai berikut:

C : R : F = 100 : 80 : 180

C : R : F = 5 : 4 : 9

Skala termometer tertentu dapat diubah ke skala termometer yang lainnya. Contoh :

Page 58: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

42

t R = atau tC =

tF = ( 9 tc + 32)0F atau tF = ( 5 tF - 32)

0C

5 9

Hubungan suhu dalam derajat Kelvin (K) dan derajat Celcius (0C) dirumuskan sebagai

berikut :

T = ( tC + 273 ) K

tC = (T – 273 ) 0C

T = suhu dalam kelvin (0K)

t = suhu dalam derajat Celcius (0C)

b. Pemuaian Zat

Pada umumnya apabila suatu benda padat dipanaskan maka benda itu akan

memuai. Pemuaian yang terjadi pada benda meliputi muai panjang, muai luas dan

muai ruang (volume). Besarnya pemuaian benda tergantung pada ukuran benda

semula, kenaikan suhu, jenis benda.

1) Macam-macam pemuaian zat padat

a) Muai Panjang

Bila suatu benda padat mula – mula panjangnya Lo kemudian dipanaskan

maka benda tersebut akan memuai ke segala arah dengan pertambahan panjang

∆L, sehingga panjangnya menjadi lt, ditunjukkan sepert i pada gambar 2.2 .Akan

tetapi dalam hal-hal tertentu kita dapat memperhatikan pemuaian pada arah

( 5 .tR) ) 0C

4

Page 59: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

43

memanjang. Pada jenis batang dinyatakan dengan koefisien muai panjang

(koefisien linear) dinyatakan dengan simbol α.

Gb. 2.2 Pemuaian Panjang

α = ……………………………………………………….. .(2.1)

Panjang setelah m emuai Lt = Lo + ∆L = Lo (1 + α∆T)………………...(2.2)

b)Muai Luas

Apabila benda tipis berbentuk persegi panjang dengan panjang p, lebar l dan luas

mula-mula Ao, dipanaskan maka terjadi pemuaian dalam arah memanjang dan melebar,

ditunjukkan seperti pada gambar 2.3 dibawah.

∆A = Ao β ∆t maka β = ........................................................(2,3)

gambar 2.3. (Pemuaian luas β = ).

Page 60: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

44

Luas setelah pemuaian At = Ao + ∆A = Ao(1 + β∆T) .....................................(2,4)

Muai Volume

Apabila kita mempunyai besi yang berbentuk persegi panjang dengan panjang po lebar

lo dan tinggi to kemudian besi tersebut kita panaskan sehingga temperaturnya berubah

sebesar ∆t, maka akan memuai sisinya sebesar ∆L . Volume besi sebelum dipanaskan

adalah : V0 = po.lo to. seperti ditunjukka n pada gambar 2. dibawah

Setelah dipanaskan sisi – sisinya bertambah sebesar ∆L, Dengan mensubtitusi V0 =

po.lo.to dan γ = 3 α, maka penambahan volume akibat pemuaian adalah :

∆V = V0 γ ∆t , γ = ..........................................................................(2,5)

Vt = Vo + ∆V = Vo(1 + γ∆T)..............................................................................(2.6)

Dengan

Vt = volume akhir (m3)

V0 = volume mula – mula (m3)

γ = koefisien muai volum (/0C atau /K)

∆t = perubahan temperature (0 C atau K)

2) Pemuaian Gas

gambar 2.4. (Pemuaian volumes γ = 3 ).

Page 61: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

45

Seperti hasilnya benda padat, gas juga memuai jika dipanaskan. Hukum

mengenai pemuaian gas dinyatakan oleh Gay Lussac dan Boyle, dan menjadi

hukum Boyle-Gay Lussac. Berikut ini kita akan menyelidiki hubungan tekanan

(P), Volume (V) dan (T). Jika kita menyelidiki hubungan volume dengan suhu,

maka tekanan harus dijaga agar selalu tetap (Hukum Gay Lussac). Demikian juga,

jika kita menyelidiki hubungan tekanan dan suhu, volume harus dijaga agar selalu

tetap.

a) Hukum Boyle

Sejumlah gas yang bermassa dengan keadaan awal P1, V1 dan T1kemudian

ditekan ke bawah dengan suhu tetap sehingga volumenya menjadi V2 dan tekanan

P2 ditunjukkan sepert i pada gambar 2.6. Berlaku bahwa hasil perkalian antara

volume gas dan t ekanannya selalu konstan. Secara matematis dirumuskan :

P1V1 = P2V2 atau PV = C (konstan)………………………………….( 2.7)

b) Hukum Boyle – Gay Lussac

gambar 2.5 (percobaan hukum boyle).

Page 62: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

46

Sejumlah gas yang bermassa dengan keadaan awal P1, V1 dan T1,

kemudian ditekan ke bawah dengan suhu T2 sehingga volumenya menjadi V2 dan

tekanan P2. Berdasarkan kedua tahap perlakuan tersebut, akan didapat persamaan

gas sebagai berikut

…………………………( 2.8 )

3) Pemuaian Zat C air

Zat cair mempunyai sifat selalu mengikuti bentuk sesuai dengan tempat

yang ditempati. Oleh karena itu, zat cair hanya mengalami muai volume saja.

Besarnya pertambahan volume zat cair akibat pemuaian dirumuskan dengan

persamaan berikut

V1=V0(1+ γ ∆T) ……………………………………………………...( 2.9)

a) Anom ali Air

Cobalah kalian panaskan batu es yang bersuhu dibawah -10oC, maka

Kalian akan m enyaksikan es memuai seperti zat padat lainnya sampai es mencapai

suhu 0oC. Di antara suhu 0oC dan 4oC air menyusut dan mencapai volume

minimum pada suhu 4oC, sewaktu menyusut, massa air tetap . Ini berart i massa

jenis air (p=m/V) mencapai maksimum pada suhu 4oC. Di atas 4oC air akan

memuai jika dipanaskan. Jadi pada suhu di antara 0oC dan 4

oC air menyusut dan

diatas suhu 4oC air memuai. sepert i ditunjukkan gambar 2.6. yaitu hubungan

antara volume dan perubahan suhu.

Page 63: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

47

Sifat pemuaian air yang tidak teratur inilah yang disebut “anomali Air”

(Anomali berart i ketidakteraturan). Zat lain yang mempunyai sifat anomali sepert i

air adalah parafin dan bismuth.

c. Perubahan W ujud Zat

1) Melebur dan Membeku

Melebur adalah perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Ketika

melebur, zat memerlukan kalor sehingga selama melebur tidak terjadi kenaikan

suhu. Suhu pada saat zat melebur disebut titik lebur. Kalor yang diperlukan untuk

mengubah 1 kg zat padat menjadi cair disebut kalor lebur. Membeku adalah

perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Ketika membeku, zat melepaskan

kalor yang disebut kalor beku. Suhu pada saat zat membeku disebut titik beku.

Pada zat yang sama titik lebut = t itik beku dan kalor lebur = kalor beku

Gambar. 2.6 Anomali Air

Page 64: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

48

.

Gb 2.7 menunjukkan perubahan suhu – kalor yang diserap, ketika sejumlah massa

es yang suhunya dibawah -100

C diberi kalor sampai suhunya naik menjadi 00

C,

kemudian melebur dengan suhu tetap, kemudian suhu naik sampai mencapai titik

didih 1000

C. Ketika mendidih suhunya tetap, kalor yang diberikan digunakan

untuk merubah wujud menjadi uap air ( wujudnya gas ). Apabila Q menyatakan

banyak kalor yang digunakan untuk meleburkan zat bermassa m, kalor lebur Lf

zat ditulis dengan persamaan Lf = ........................................................(2.10)

Kalor yang digunakan untuk melebur Q = m Lf ............................................(2.11)

Kalor yang digunakan untuk penguapan Q = m Lv.................................... ..(2.12)

Besarnya kalor untuk menaikkan suhu dituliskan Q = m c ∆ T..................... (2.13)

3) Mengembun

Mengembun adalah perubahan wujud zat dari uap atau gas menjadi cair.

Pada saat mengembun, zat melepaskan kalor yang disebut kalor laten

pengembunan atau kalor embun. Apabila untuk menguapkan zat bermassa m pada

Gambar. 2.7 Perubahan wujud

Page 65: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

49

titik didihnya diperlukan kalor sebesar Q joule, besar kalor uap U dapat ditulis

dengan persamaan :

LU = atau Q = m LU………………………………..... (2.14)

d. Perpindahan kalor

1) Perpindahan kalor konduksi

Apabila sepotong logam salah satu ujungnya dipanasi dengan api dan

ujung yang lain dipegang, maka pada ujung yang dipegang lama-kelamaan akan

menjadi panas. Padahal ujung ini tidak berhubungan langsung dengan api.

Gambar 2. 8 Perpindahan kalor secara konduksi

Dalam hal ini kalor merambat dari ujung yang bersuhu tinggi ke ujung

yang bersuhu rendah, sepert i ditunjukkan gambar 2.8. Perpindahan kalor

semacam ini disebut konduksi. Jadi, konduksi adalah perpindahan kalor yang

tidak disertai dengan perpinda han partikel zat pengantarnya

Perpindahan energi kalor secara konduksi dapat terjadi melalui dua proses

berikut: Kalor dipindahkan melalui tabrakan antar partikel. Pemanasan

mengakibatkan energi kinetik partikel bertambah sehingga bergerak lebih cepat.

Gerakan partikel itu mengakibatkan terjadinya tabrakan antara part ikel-part ikel

Page 66: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

50

yang berdekatan dan sekaligus terjadi perpindahan kalor. Cara ini membutuhkan

waktu lama untuk memindahkan panas dari ujung yang satu ke ujung yang lain.

Kalor dipindahkan melalui elektron-elektron bebas. Pada bagian yang dipanaskan,

energi elektron-elektron bertambah besar. Oleh karena elektron-elektron bergerak

bebas, energi itu dapat dipindahkan secara cepat melalui tumbukan dengan

elektron-elektron di sekitarnya

Laju perpindahan kalor bergantung pada panjang (L), luas penampang (A),

kondukt ivitas termal (K) atau jenis bahan, dan beda suhu (∆T). Oleh karena itu,

banyak kalor yang dapat berpindah selama waktu tertentu ditulis dengan

persamaan berikut :

H = ……………………………………………………(2.15)

Keterangan:

H = = besar kalor yang merambat tiap detik (J/s)

K = kondukt ivitas termal atau koefisien konduksi termal (W /m.K atau

J/s.moC)

A = luas permukaan/penampang (m2)

= gradien suhu (oC/m)

2) Perpindahan kalor secara konveksi

Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi pada zat alir (fluida).

Page 67: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

51

Partikel-partikel air pada dasar gelas menerima kalor dan menjadi panas.

Partikel yang telah panas ini bergerak ke atas, sedangkan air yang dingin turun

mengisi tempat yang ditinggalkan air panas yang naik. Air dingin yang turun akan

menerima kalor dan menjadi panas. Demikian seterusnya terjadi secara alamiah.

Perpindahan kalor dengan cara semacam ini disebut dengan konveksi.Sepert i

ditunjukkan gambar 2.9. Jadi, konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai

perpindahan partikel-part ikel zat. Besarnya laju hantaran kalor sebanding dengan

luas permukaan A yang bersentuan dengan fluida dan perubahan suhu (∆T).

Secara mate matika dituliskan dengan persamaan H = Q/(∆T). = h A (∆T).

3) Perpindahan kalor secara radiasi

Energi yang dipancarkan oleh matahari sampai dibumi berupa

gelombang elektromagnetik. Setiap benda memancarkan energi radiasi, tetapi bila

sudah mencapai suhu keseimbangan dengan suhu lingkungan benda tidak akan

memancarkan radiasi. Seperti ditunjukkan pada gambar 2.10

Gambar 2.9 Perpindahan kalor secara konveksi

Page 68: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

52

Laju pemancaran kalor oleh permukaan hitam, menurut Stefan dinyatakan

sebagai berikut. Energi total yang dipancarkan oleh suatu permukaan hitam

sempurna dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu, tiap satuan luas

permukaan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu. Secara

matematis, laju kalor radiasi ditulis dengan persamaan:

W = e σT4.......................................................................................................................................( 2.16)

Energi yang dipancarkan tiap satuan waktu adalah :

= e σ A T40

..................................................................................(2.17)

= energi yang dipancarkan tiap satuan waktu

σ = tetapan Stefan (5,7 x 10-8W/m2.K4)

e = koefisien.

e. Kalor Sebagai Bentuk Energi

1) Kalor Jenis (c) dan Kapasitas Kalor (C)

Gambar 2.10 Perpindahan kalor secara konveksi

Page 69: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

53

Dari hasil percobaan diperoleh kesimpulan, besarnya kalor yang

diperlukan untuk menaikan suhu suatu zat sebanding dengan massa za. Jika

besarnya kalor yang dibutuhkan suatu zat yang bermassa m untuk kenaikan suhu

∆T sebesar Q, maka :

Q = m c ∆ T.....................................................................................(2.17)

Keterangan :

Jadi, jika kalor yang dibutuhkan sebesar Q untuk menaikan suhu benda sebesar

∆T, maka kapasitas kalor (C) benda tersebut dapat dirumuskan :

C = ………………………………………………(2.18)

Berdasarkan persamaan 7.21, maka kapasitas kalor dapat pula ditulis:

C = m c..................................................................................................(2.19)

Q = kalor yang diserap atau dilepas, dalam satuan joule atau kalori

∆T = perubahan suhu, dalam satuan K atau ºC

C = kapasitas kalor, dalam satuan J/K atau kal/ºC

c = kalor jenis, satuannya J/kg.K atau kal/gºC

M = massa zat, satuannya kg atau g

e. Kalorimeter

Kalorimeter adalah suatu alat untuk mengukur kalor. Kalorimeter

dilengkapi dengan termometer, penutup ( jaket ) serta pengaduk. Ditunjukkan

seperti pada gambar 2.11 Kalorimeter yang menggunakan teknik pencampuran

dua zat di dalam suatu wadah, umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis

suatu zat. Beberapa jenis kalorimeter yang sering dipakai antara lain, kalorimeter

Page 70: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

54

aluminium, kalorimeter elektrik, kalorimeter gas dan kalorimeter bom.

Menentukan kalor jenis suatu zat dengan kalorimeter, kita gunakan hukum

kekekalan energi atau Black. Jika kalor jenis suatu zat diketahui, kalor jenis zat

lain yang dicampur dengan zat tersebut dapat dihitung.

Gambar 2. 11 Kalorimeter

f. Asas Black

Apabila dua benda yang suhunya berbeda dicampurkan, ditunjukkan sepert i pada

Gambar ( 2.12).

..

Gambar 2.12 campuran dua zat

benda menjadi sama Benda yang suhunya tinggi akan memberikan kalor

atau melepaskan kalor kepada benda yang suhunya rendah. Pada akhir

Page 71: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

55

percampuran, suhu kedua

Berdasarkan hal tersebut, jika kalor jenis salah satu zat diketahui, kalor

jenis zat yang lain dapat dihitung dengan menggunakan hukum kekekalan energi.

Qdilepas = Qditerim a

m c ∆ T = m c ∆ T...................................................(2.20)

m c ( 700 - tx ) = m c ( tx - 200)

B. Penelitian Yang Relevan

1. Pengaruh Penerapan laboratorium riil dan virtuil pada pembelajaran siswa

ditinjau kreativitas siswa ( Mujiyono 2005 ). Hasil penelitianya : Terdapat

perbedaan signifikan pada prestasi belajar fisika antara siswa yang

menggunakan lab riil dan virtuil. Persamaanya sama-sama menggunakan lab

riil dan virtuil. Perbedaanya tinjauanya hanya satu yaitu kreativitas. Peneliti

ingin mengetahui bagaimana siswa yang berkemampuan abstrak tinggi dan

rendah terhadap prestasi belajarnya, karena anak usia SMA sudah dapat

berfikir abstrak menurut teori belajar Peaget.

2. Penggunaan Media animasi ditinjau dari motivasi berprestasi (sri

Puryaningsih 2008). Hasil penelitianya : Terdapat perbedaan signifikan pada

prestasi belajar fisika dengan menggunakan animasi. Persamaanya sama-

sama media animasi. Perbedaanya tinjauanya hanya satu yaitu kemampuan

awal. Peneliti ingin membandingkan dengan menggunakaan Lab riil tidak

hanya animasi saja.

3. Penelitian tentang Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing

Page 72: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

56

Melalui Metode Eskperimen dan Demonstrasi ditinjau dari gaya belajar dan

motivasi belajar. (Muhamad Yasin Kholifudin 2009) Hasil penelitiannya: Terdapat

perbedaan signifikan pada prestasi belajar fisika baik antara siswa yang mendapat

pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan

demonstrasi;. Persamaan dengan peneliti adalah terletak pada pendekatan yaitu

inkuiri terbimbing yang hasilnya lebih unggul dan tinjauanya gaya belajar

perbedaannya pada tinjauan yaitu motivasi belajar. Peneliti ingin membandingkan

dengan Lab virtuilnya, tidak hanya Lab riilnya saja.

4. Efektifitas Pembelajaran Fisika dengan menggunakan media komputer, audio

visual dan sistim konvensional terhadap prestasi belajar fisika ditinjau dari

kemampuan abstrak dan konkret . ( Literzet Sobri 2004). Hasil penelitiannya:

Ada Pengaruh pada pembelajaran Fisika melalui media komputer terhadap

kemampuan abstrak dan fisika melalui inkuiri terbimbing. Perbedaanya pada

tinjauanya yaitu kemampuan abstrak dan konkret Persamaanya pada media

melalui lab riil dan virtuil. Peneliti ingin memfokuskan pada penggunaan lab

virtuilnya ( penggunaan kompiuter ) tidak memerlukan audio.

5. Penelitian tentang Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri

Terbimbing Melalui Metode Eskperimen dan Demonstrasi ditinjau dari

kemampuan awal siswa dalam Penggunaan Alat Ukur Terhadap Prestasi

Belajar Siswa (Indah Slamet Budiarti, 2007). Hasil penelitiannya: Terdapat

perbedaan signifikan pada prestasi belajar fisika baik aspek kognitif, aspek

spikomotor maupun aspek afekt if antara siswa yang mendapat pembelajaran

dengan pendekatan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan

demonstrasi;. Persamaan dengan peneliti adalah terletak pada pendekatan

Page 73: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

57

yaitu inkuiri terbimbing dan tinjauan yaitu gaya belajar perbedaannya pada

tinjauan yaitu motivasi belajar, materi yaitu fluida statik.

6. The Effect Of Guided inquiry Method On Pre-Service Teachers’ Science

Teaching Self – Efficacy Beliefs ( Zehra Ozidilek, Nermin Bulunuz). Dr,

Uludag University, Faculty Of Education , Dept Of Primary Education Bursa-

TURKEY. The aim of this study was to exemine effectiveness of a guided

inquiry method for science teaching on elementary pre- service teacher’ self -

efficacy beliefs .The results : A number of other studies found that well-

designed science methodes courses that are generally taught at the third year

in a prorgam can be succsessful at raising levels of science teaching self

efficacy.ht tp://www.t used.org.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas pembelajaran inkuiri

terbimbing, melalui lab riil dan virtuil, ditinjau gaya belajar (visual dan.

kinestetik), dan Tingkat kemampuan berfikir abstrak (t inggi dan rendah) dan

kajian penelitian yang relevan, maka dapat disusun kerangka berfikir sebagai

berikut:

1. Peranan penggunaan pembelajaran fisika dengan inkuiri terbimbing melalui

lab riil dan virtuil terhadap peningkatan prestasi belajar. Pelaksanaan proses

pembelajaran fisika di SMA Negeri I Pati, agar dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa diperlukan metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif, yang

melibatkan siswa secara akt if dan menyenangkan, yaitu dengan metode

Page 74: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

58

Inkuiri terbimbing melalui lab riil dan virtuil pada materi Suhu dan Kalor.

Suhu dan Kalor sangat pent ing untuk diajarkan kepada siswa karena banyak

konsep-konsep yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

pembelajaranya melalui lab riil diduga mempunyai kelebihan dibandingkan

dengan lab virtuil. Karena melalui lab riil dalam pengamatan seksama atau

fokus melakukan sendiri dan langsung dengan obyek pengamatan sehingga

pembelajaranya lebih bermakna dan tidak mudah lupa. Maka diduga prestasi

belajar siswa yang diajar dengan inkuiri terbimbing melalui lab riil lebih baik

dengan lab virtuil.

2. Pengaruh gaya belajar siswa baik visual dan kinestetik terhadap peningkatan,

prestasi belajar.Prestasi belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati yang

mempunyai gaya belajar Visual dan Kinestetik. Untuk mencari data dengan

angket. Siswa yang mempunyai gaya belajar visual bisa terakomodasi dengan

metode inkuiri melalui Lab virtuil sedangkan gaya belajar kinestetik dengan

metode inkuiri melalui lab virtuil. Pembelajaran dengan memperhatikan gaya

belajar siswa dapat diduga anak akan merasakan nyaman dalam belajar. Oleh

karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar

visual dan kinestet ik terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada materi

Suhu dan kalor.

3. Pengaruh tingkat kemampuan berfikir abstrak baik tingkat kemampuan

berfikir abstrak tinggi maupun rendah terhadap peningkatan prestasi belajar.

Kemampuan berfikir siswa kelas X (SMA) termasuk tahap formal operasional,

anak berada pada masa peralihan dari tahap konkret ke tahap operasional formal.

Page 75: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

59

Pada periode ini anak sudah dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya untuk

membentuk operasi-operasi yang lebih kompleks. Kemajuan utama pada anak

selama periode ini adalah bahwa anak sudah dapat berfikir abstrak. harapan prestasi

belajamya meningkat. Untuk mempelajari suhu dan kalor siswa diharapkan

siswa dapat menggunakan kemampuan abstraknya dengan baik. Siswa yang

mempunyai tingkat kemampuan berfikir abstrak tinggi diduga prestasi

belajarnya lebih tinggi di bandingkan siswa yang mempunyai tingkat

kemampuan berfikir abstrak rendah bila diberi pembelajaran lewat lab virtuil.

4. Peranan interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya belajar siswa

terhadap peningkatan prestasi belajar. Penelitian ini untuk mengetahui apakah

ada interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar. Dengan mengoptimalkan gaya belajar, siswa untuk mempela

jari materi suhu dan kalor akan saling mendukung untuk peningkatan prestasi

belajar siswa.

5. Pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat kemampuan

berfikir abstrak terhadap peningkatan prestasi belajar.Penelitian ini untuk

mengetahui ada tidaknya interaksi antara metode pembelajaran dengan

tingkat kemampuan berfikir abstrak terhadap prestasi belajar. Penggunaan

pembe lajaran inkuiri terbimbing melalui lab riil dan virtuil pada materi Suhu

dan Kalor dengan harapan dapat meningkatkan tingkat kemampuan berfikir

abstrak siswa. Diharapkan terdapat pengaruh metode pembelajaran dengan

tingkat kemampuan berfikir abstrak terhadap peningkatan prestasi belajar.

6. Peranan interaksi antara gaya belajar dengan tingkat kemampuan berfikir

Page 76: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

60

abstrak terhadap peningkatan prestasi belajar. Penelitian ini untuk mengetahui

ada tidaknya interaksi antara gaya belajar dengan tingkat kemampuan berfikir

abstrak terhadap prestasi belajar. Siswa yang mempunyai gaya belajar

kinestet ik dan tingkat kemampuan berfikir abstrak tinggi diduga prestasi

belajar fisikanya akan lebih tinggi dari pada gaya belajar visual. Sehingga

gaya belajar dan tingkat kemampuan berfikir abstrak berpengaruh terhadap

peningkatan prestasi belajar.

7. Peranan interaksi antara metode pembelajaran, gaya belajar, dan tingkat

kemampuan berfikir abstrak terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya interaksi antara metode

pembelajaran, gaya belajar, dan tingkat kemampuan berfikir abstrak siswa

terhadap prestasi belajar.

D. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, ident ifikasi masalah dan pembata

san masalah t ersebut di atas, sehingga dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Ada perbedaan prestasi belajar antara penggunaan model pembelajaran

Inkuiri terbimbing melalui laboratorium riil dan virtuil

2. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai gaya belajar

Visual dan Kinestetik

3. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai tingkat

kemampuan berfikir abstrak tinggi dan rendah

Page 77: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

61

4. Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing

dan gaya belajar terhadap peningkatan prestasi

5. Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing

dan kemampuan berfikir abstrak terhadap peningkatan prestasi

6. Terdapat interaksi antara gaya belajar dan tingkat kemampuan berfikir abstrak

terhadap peningkatan prestasi

7. Terdapat interaksi penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing, gaya

belajar dan kemampuan berfikir abstrak terhadap peningkatan prestasi

Page 78: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

62

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), populasi (universe) adalah

jumlah keseluruhan unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Menurut Mukhtar

(2007), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian dan secara umum dalam

sebuah penelitian.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Mukhtar (2007), sampel adalah wakil atau sebagian dari yang

mewakili populasi atau subjek penelitian. Penarikan sampel dalam penelitian ini

ditentukan dengan menggunakan teknik cluster random sam pling secara undian

yaitu undian kelas. Secara random sampling maksudnya dalam menentukan

anggota sampel dilakukan secara acak dan sembarang, dengan cara setiap populasi

diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Bambang Prasetyo,

2005:134).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tem pat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pati, Jalan P Sudirman, alasan

pemilihan lokasi ini adalah di SMA Negeri I Pati karena input siswanya bagus

Page 79: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

63

fasilitasnya sudah memenuhi tetapi prestasi belajar mata pelajaran fisika masih

rendah (rata-rata dibawah 75 %).

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2008 / 2009.

penentuan waktu ini disesuaikan dengan alokasi waktu penyampaian pokok

bahasan Suhu dan Kalor, jadwal ditunjukan pada tabel di bawah dibawah:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Tahap Persiapan √

Pengajuan judul √

Penyusunan proposal √

Seminar proposal √

Permohonan perijinan √

2. Tahap Pelaksanaan √

Penyusunan instrument √

Uji coba instrument √

Pelaksanaan penelitian √

3. Tahap Penyelesaian √ √ √

Pengolahan data √ √

Penyusunan laporan √ √ √

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen yang melibatkan dua kelompok. Dua kelompok tersebut diasumsikan

Page 80: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

64

sama dalam segala segi yang relevan dan hanya berbeda dalam pemberian

perlakuan mengajar. Kelompok eksperimen pertama diberi perlakuan dengan

pembejaran menggunakan Lab virtuil media pembelajaran animasi komputer

kelompok eksperimen kedua diberikan perlakuan melalui pembelajaran

menggunakan media Lab riil (alat-alat praktikum) yang sudah tersedia di

laboratorium.

Untuk kelas eksperimen diberi tes kemampuan penalaran abstrak dan gaya

belajar, kemudian masing-masing dikelompokkan menjadi dua (2) kategori, yaitu

penalaran abstrak tinggi dan penalaran abstrak rendah, serta gaya belajar

kenestetik dan visual. Kelas eksperimen yang telah diberi perlakuan, kemudian

dilakukan tes pemahaman konsep untuk mendapatkan prestasi hasil belajar siswa.

Desain penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.2. Desain Faktorial 2x2x2

B1 B2

C1 C2 C1 C2

A1 ABC111 ABC112 ABC121 ABC122

A2 ABC211 ABC212 ABC221 ABC222

Keterangan:

ABC111 = Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing melaliu lab riil,

Gaya belajar visual, dan tingkat kemampuan abstrak tingkat tinggi

ABC112 = Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing melaliu lab riil, Gaya

belajar visual, dan tingkat kemampuan abstrak tingkat rendah

ABC121 = Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing melaliu lab riil, Gaya

belajar kinestetik, dan tingkat kemampuan abstrak tingkat tinggi

Page 81: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

65

ABC122 = Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing melaliu lab riil, Gaya

belajar kinestetik, dan tingkat kemampuan abstrak tingkat rendah

ABC211 = Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing melaliu lab virtuil,

Gaya belajar visual, dan tingkat kemampuan abstrak tingkat tinggi

ABC212 = Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing melaliu lab virtuil,

Gaya belajar visual, dan tingkat kemampuan abstrak tingkat rendah

ABC221 = Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing melaliu lab virtuil,

Gaya belajar kinestetik, dan tingkat kemampuan abstrak tingkat tinggi

ABC222 = Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing melaliu lab virtuil,

Gaya belajar kinestetik, dan tingkat kemampuan abstrak tingkat rendah

ABC211 = Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing melaliu lab virtuil,

Gaya belajar kinestetik, dan tingkat kemampuan abstrak tingkat tinggi

ABC112 = Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing melaliu lab riil, Gaya

belajar visual, dan Tingkat kemampuan abstrak tingkat rendah

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas yaitu metode pembelajaran,

variabel moderatornya kemampuan berfikir abstrak yang dikategorikan dalam

tinggi rendah, gaya belajar kinestetik dan visual dan variabel terikat penelitian

adalah prestasi belajar.

1. Variabel Bebas

a. Variabel Bebas: Metode Pembelajaran

Page 82: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

66

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam

mengajarkan konsep-konsep pada materi pokok dalam hal ini adalah materi Suhu

dan Kalor. Dalam penelitian ini digunakan metode inkuiri terbimbing, dengan

perbedaan penggunaan lab riil dan virtuil. Metode pembelajaran inkuiri

terbimbing adalah suatu cara menyampaikan materi pelajaran fisika melaliu

penemuan konsep dengan bimbingan guru agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai kompetensinya.

1) Model Pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab riil (A1)

Model Pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab riil adalah suatu cara

penyajian materi pelajaran fisika dimana siswa melakukan kegiatan praktikum

/percobaan untuk menemukan konsep dengan menggunakan alat-alat riil di

laboratorium.

2) Model Pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab Virtuil (A2)

Model Pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab virtuil adalah suatu

cara penyajian materi pelajaran fisika dimana siswa melakukan kegiatan

praktikum /percobaan untuk menemukan konsep dengan menggunakan alat-alat

virtuil dengan bantuan animasi flash yang dilakukan di ruang komputer.

b. Variabel Moderator :

1) Kemampuan Berfikir Abstrak

Kemampuan berfikir abstrak adalah kemampuan untuk memahami ide-ide

yang berupa simbol-simbol atau angka-angka walaupun tanpa petunjuk yang

Page 83: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

67

berbentuk kata-kata. Kemampuan abstrak dibagi menjadi dua yaitu : kemampuan

abstrak tinggi (C1)dan rendah (C2).

2) Gaya Belajar

Gaya belajar adalah tipe atau model siswa dalam melakukan aktivitas

untuk belajar menyerap informasi tertentu untuk kemudian diolah pada otak

menjadi informasi yang utuh dan sesuai dengan apa yang disampaikan.

a) Gaya Belajar Kinestetik (B1)

Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan menggunakan indra

peraba, melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu

belajar, dan paling baik setiap menghafal informasi dengan mengasosiasikan

gerakan dengan setiap fakta.

b) Gaya belajar visual (B2)

Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan mengamati dan

menggambarkan. Ketajaman visual, meskipun lebih menonjol pada sebagian

orang , sangat kuat dalam diri setiap orang. Alasanya bahwa didalam otak terdapat

lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual dari pada indra yang

lain. Siswa dengan gaya belajar visual lebih mudah jika dapat melihat apa yang

sedang dibicarakan oleh penceramah atau sebuah buku.

2. Variabel Terikat: Prestasi Belajar

Prestasi belajar fisika yang dicapai siswa merupakan variabel terikat pada

penelitian ini yaitu pada ranah kognitif. Prestasi belajar adalah perolehan skor

Page 84: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

68

pada pengukuran dengan prestasi belajar yang mencerminkan tingkat penguasaan

siswa terhadap konsep-konsep setelah siswa mengikuti proses belajar mengajar.

E. Teknik Pengumpulan Data

Agar diperoleh data penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan, maka

diperlukan instrument pengumpulan data yang akurat . Pada penelitian ini ada

empat teknik pengumpulan data yaitu : tes, angket, observasi dan dokumentasi.

F. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian terdiri dari instrumen pelaksanaan penelitian dan

instrumen pengambilan data.

1. Instrumen Pelaksanaan Pemelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus.

2. Instrumen Pengambilan Data

a. Pada penelitian ini menggunakan tes prestasi berupa soal-soal pilihan ganda

pada materi Suhu dan kalor.

b. Instrumen Tes prestasi belajar dan kemampuan berfikir abstrak berupa soal-

soal pilihan ganda.

c. Instrumen gaya belajar berupa angket dari Bobbi Deporter dan Sarah Singer –

Nourie, Quantum teaching : (2001:166).

Page 85: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

69

3. Uji Coba Instrumen

a. Instrumen Tes Prestasi Belajar (Kognitif)

Uji coba instrumen, sebelum eksperimen yang sebenarnya dilakukan

terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan tes yang handal.

Uji coba instrument dilaksanakan di SMA Negeri 2 Pati dengan alasan SMA N 2

Pati setara dengan SMA N 1 Pati dalam hal input siswa.Tes prestasi belajar yang

diujicobakan terdiri dari 30 soal pilihan ganda. Skor yang digunakan 1 untuk

jawaban benar dan 0 jawaban yang salah. Tes prestasi belajar dilakukan uji

validitas, uji reliabilitas, uji daya beda dan uji tingkat kesukaran. Hasil uji coba

instrument sebagai berikut:

1) Uji Validitas Soal

Suatu tes dapat dikatakan valid sebagai alat pengukuran apabila tes itu

dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jenis validitas yang digunakan oleh

peneliti adalah validitas isi atau content validity artinya materi tes benar-benar

representative terhadap bahan pelajaran yang diberikan (Sunartana, 1990).

Analisis uji validitas tes prestasi belajar fisika menggunakan teknik

korelasi product m om ent dan dirumuskan (Sutrisno, 1991:23).

Keterangan :

rxy = koefisien validitas

N = jumlah responden

Page 86: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

70

X = skor butir soal

Y = skor total

∑XY = jumlah butir dikalikan skor total

∑X = jumlah total butir

∑Y = jumlah skor total

Keputusan uji:

Jika rxy > rtabel maka butir soal valid

Jika rxy < rtabel maka butir soal invalid/tidak valid

Dalam hal ini rtabe l ditentukan menggunakan nilai-nilai r product m om ent,

N = 34 dengan α = 5 % maka r tabe l = 0.339 (Sugiyono, 1999)

Tabel 3. 3 Rangkuman Hasil uji Validitas Instrumen Penilaian kognitif

Variabel Jumlah Soal Kreteria

Signifikan Tidak Signifikan

Suhu dan Kalor 30 23 7

Pada setiap butir soal setelah diuji validitasnya akan dapat ditentukan dua kriteria

yaitu valid dan tidak valid. Untuk mengantisipasi adanya soal yang tidak valid

dan agar tidak ada indikator yang hilang maka setiap 1 indikator dibuat 2 butir

soal. Hasil Analisis uji validitas butir perhitungan setiap item rhitung

dikonsultasikan dengan tabel harga kritik dari table r nilai product mom ent pada N

= 34 siswa, taraf signifikansi α = 0,05, rtabel adalah 0,339. Jumlah butir soal pada

30 butir soal. Soal-soal yang tidak memenuhi kriteria yaitu tidak signifikan digant i

dengan indikator yang sama. Dari 30 soal yang diuji cobakan ada 7 soal yang

Page 87: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

71

tidak signifikan yaitu nomor 6, 8, , 12, 13, 17, 18, dan yang signifikan ada 23 soal

yaitu no : 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29

dan 30, dan setelah di uji dengan daya pembeda diterima dengan baik 21, diterima

diperbaiki 2 soal direvisi (diperbaiki) 3 soal tidak dipakai 4 soal yaitu no 8, 12, 18

,19 jadi yang digunakan untuk uji tes prestasi hanya 26 soal.

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan tingkat keajekan (keterandalan) soal. Rumus

reliabilitas yang digunakan adalah rumus Alpha untuk variabel motivasi

berprestasi dan rumus KR-20 untuk prestasi belajar fisika.

Rumus Alpha :

(Saifudin Azwar, 2000:185)

Keterangan :

r11 = koefisien reliabilitas Alpha

k = banyaknya butir soal

σb2 = varians butir

σt2 = varians total

Rumus Reliabilitas KR-20 :

(Zabzawi Soejoeti, 1984: 112)

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas Alpha

k = banyaknya butir soal

Page 88: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

72

p = proporsi jumlah siswa yang menjawab benar

σt2 = varians total

Keputusan uji : Jika rhitung > rtabel, maka instrument tersebut dikatakan reliable.

Interpretasi r11 dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai r11

Koefisien r11 Interpretasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat rendah

(Masidjo, 1995:244)

Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian kognitif

Variabel Jumlah soal Reliabilitas Kreteria

Suhu dan Kalor 30 0, 86 Reliabel

Hasil uji Analisis uji reliabilitas butir soal yaitu :korelasi XY= 0,75; simpangan

baku 6,36; dan reliabilitas tes = 0,86 Berdasarkan interpretasi tabel tingkat

reliabilitas / tingkat keajegan tes adalah cukup tinggi

3) Uji Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal

pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.

Indeks tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang

Page 89: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

73

besarnya berkisar 0,00 – 1,00 (Aiken, 1994:66). Tingkat kesukaran soal dapat

ditunjukkan dengan indeks kesukaran, yaitu menunjukkan sukar mudahnya suatu

soal, yang harganya dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

(Nitko, 1996:310)

Keterangan:

IK = Indeks kesukaran soal

B = jumlah jawaban yang diperoleh siswa dari suatu item

N = kelom pok siswa

Skor maksimal = Besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban benar dari suatu

item

N x skor maksimal = jumlah jawaban benar yang seharusnya diperoleh siswa dari

suatu item

Interpretasi indeks kesukaran soal ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (IK)

Nilai IK Interpretasi

0,81 – 1,00 Sangat mudah

0,6 1 – 0,80 Mudah

0,41 – 0,60 Sedang/Cukup

0,21 – 0,40 Sukar

0,00 – 0,20 Sangat sukar

(Masidjo, 1995:191-192)

Page 90: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

74

Tabel 3.7 Rangkuman Taraf Kesukaran Soal Instrumen Penilaian Kognitif

Jumlah Soal

Taraf Kesukaran Soal

Sangat

sukar

sukar Sedang Mudah

30 4 3 18 5

Berdasarkan interpretasi tabel indeks kesukaran, dari 30 soal yang diuji

terdapat 4 soal sangat sukar (soal no 7, 14, 16, dan 17), 3 soal sukar ( soal no: 6,

12, dan 20 ), 5 soal m udah (soal no: 2, 3, 10, 26, dan 27), dan 18 soal sedang (soal

no 1, 4, 5, 8, 9, 11, 13, 15, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 30 ).

4) Uji Taraf Pembeda

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan kemampuan rendah, yang

besarnya ditunjukkan dengan indeks diskriminasi. Indeks diskriminasi adalah

angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda, besarnya antara 0,10 sampai

1,00. Seluruh peserta tes bedanya menjadi dua kelompok, yaitu antara atas dan

bawah. Siswa-siswa yang tergolong kelom pok atas adalah siswa-siswa yang

memiliki skor tinggi, sedangkan siswa-siswa yang tergolong kelompok bawah

adalah siswa-siswa yang memiliki skor rendah.

Untuk menentukan siswa-siswa yang tergolong kelompok atas (NKA) atau

kelompok bawah (NKB), diambil kira-kira 25 % atau 27 % dari jumlah siswa

suatu kelompok (apabila kelompok itu besar = N ≥ 100) atau 50 % (apabila

kelompok kecil = N < 100).

Page 91: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

75

Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah :

ID =

Keterangan :

ID = Indeks Diskriminasi

KA = Jumlah kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

KB = Jumlah kelompok bawah yang menjawab dengan benar

Smax = Skor maksimal

Klasifikasi daya pembeda ditunjukkan pada Tabel 3.8 adalah:

Tabel 3.8. Tabel nilai daya pembeda soal

Indek DP Keterangan

0,04 - 1,00

0,30 - 0,39

0,20 - 0,29

0,00 - 0,19

Diterima Baik

Diterima diperbaiki

Diperbaiki

Soal tidak dipakai

(Marsidjo, 1995 : 196-201)

Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Instrumen Penilaian Kognitif

Jumlah

Soal

Daya Pembeda Soal

Tidak dipakai diperbaiki Diterima

diperbaiki

Diterima Baik

30 4 3 2 21

Daya Pembeda Dari hasil perhitungan pada Lampiran 11 diperoleh daya

beda pada soal nomor 8, 12, 18, dan 19 kurang dari 0,20 maka keempat soal

diganti.

Page 92: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

76

b. Instrumen Kemampuan Kognitif Berfikir Abstrak

1) Uji Validitas

Setelah diuji validitasnya akan dapat ditentukan dua kriteria yaitu valid

dan tidak valid. Hasil Analisis uji validitas butir perhitungan setiap item rhitung

dikonsultasikan dengan tabel harga kritik dari table r nilai product m om ent Dari

10 soal yang valid 9 soal dan yang tidak valid 1 soal, kemudian direvisi. Data

pada tabel 3.10.

Tabel 3.10 Rangkuman Hasil uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir

Abstrak

Variabel Jumlah Soal Kreteria

Valid Tidak Valid

Berpikir Abstrak 10 9 1

2) Uji Reabilitas

Tabel 3.11 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Berpikir

Abstrak

Variabel Jumlah soal Reliabilitas Kreteria

Berpikir Abstrak 10 0,65 Reliabel

Hasil Analisis uji validitas butir perhitungan setiap item rhitung

dikonsultasikan dengan tabel harga kritik dari table r nilai product mom ent pada N

= 34 siswa, taraf signifikansi α = 0,05, rtabel adalah 0,339. Jumlah butir soal pada

10 butir soal. Soal-soal yang tidak memenuhi kriteria yaitu tidak signifikan

Page 93: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

77

diganti/direvisi. Dari 30 soal yang diuji cobakan ada 1 soal yang tidak signifikan

yaitu nomor 1 dan yang signifikan ada 9 soal yaitu no : 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10.

3) Uji Taraf kesukaran

Hasil Analisis taraf kesukaran ditentukan dengan menghitung indeks

kesukaran. Setiap soal ditentukan indeks kesukaran masing-masing untuk

mengetahui soal tersebut tergolong sangat mudah, mudah, sedang, sukar atau

sangat sukar.Berdasarkan interpretasi tabel indeks kesukaran, dari 10 soal yang

diuji terdapat 2 soal sukar (soal no 2 dan 5), 3 soal sedang (soal no 6, 8, dan 9).

dan 5 soal mudah (soal no 1, 3, 4, 7, dan 10. Data pada tabel 3.12

Tabel 3. 12 Rangkuman Taraf Kesukaran Soal Instrumen Kemampuan Berpikir

Abstrak

Jumlah Soal

Taraf Kesukaran Soal

Sangat sukar sukar Sedang Mudah

10 0 2 3 5

4) Uji Daya Pembeda

Tabel 3.13 Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Instrumen

Kemampuan Berpikir Abstrak

Jumlah

Soal

Daya Pembeda Soal

Tidak dipakai diperbaiki Diterima

diperbaiki

Diterima

Baik

10 1 - - 9

Page 94: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

78

c. Instrumen Angket Gaya Belajar

1) Penyusunan kisi-kisi angket

Setelah aspek dan indikator kemudian disusun kisi-kisi angket yang

memuat ruang lingkup variabel bebas sesuai dasar teori. Kisi-kisi angket tersebut

di jadikan pedoman pembuatan pertanyaan dan persyaratan.

2) Penyusunan item angket

Meliputi pembuatan pertanyaan, alternatif jawaban, dan petunjuk pengisian

angket. Soal-soal disesuaikan dengan indikator yang telah dirumuskan. Kriteria

penilaian tiap soal pernyataan adalah sebagai berikut: Untuk angket gaya belajar

dengan skala 1 sampai 4, untuk item yang mengarah jawaban positip, pemberian

skornya sebagai berikut: 4 untuk jawaban paling baik skor 3 untuk jawaban baik ,

skor 2 untuk jawaban sedang, skor 1 untuk jawaban kurang.

Soal yang mengarah pada jawaban negatif, pemberian skornya sebagai

berikut skor 1 untuk jawaban paling baik, skor 2 untuk jawaban baik, skor 3 untuk

jawaban sedang, skor 4 untuk jawaban kurang. Sebelum digunakan untuk

mengambil data penilaian, instrumen penilaian gaya belajar menggunakan alat

ukur di uji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas item angket,

dengan menguji validitas dan reliabilitas.

a) Uji Validitas

Untuk menghitung validitas butir soal angket dicari dengan menghitung

indeks korelasi X dan Y yang dapat dirumuskan korelasi product mom ent dengan

angka kasar sebagai berikut:

Page 95: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

79

Keterangan:

= Koefisien korelasi anatara variable X dan Y, dua variable yang dikorelasi

X = Sekor butir soal nomor tertentu

Y = Sekor total

N = Jumlah subyek

Tabel 3.14 Rangkuman Hasil uji Validitas Instrumen Gaya Belajar

Variabel Jumlah Soal Kreteria

Valid Tidak Valid

Gaya Belajar 25 18 7

Hasil Analisis uji validitas butir perhitungan setiap item rhitung

dikonsultasikan dengan tabel harga kritik dari table r nilai product mom ent pada N

= 34 siswa, taraf signifikansi α = 0,05, rtabel adalah 0,339. Jumlah butir soal pada

25 butir soal. Soal-soal yang tidak memenuhi kriteria yaitu tidak signifikan

diganti/direvisi. Dari 25 soal yang diuji cobakan ada 7 soal yang tidak signifikan

yaitu nomor 4, 6, 9, 10, 11, 19, 20 dan yang signifikan ada 18 soal yaitu no : 1, 2,

3, 5, 7, 8, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 21, 22, 23, 24 dan 25.

b) Uji Raliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus alpha (digunakan untuk

mencari reliabilitas yang sekornya bukan 1 dan 0) yaitu sebagai berikut:

Page 96: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

80

Keterangan:

r 11 = reliabilitas yang dicari

n = banyak butir pertanyaan atau banyak butir soal

= jumlah variasi skor tiap tiap item

=

= variasi total

=

(Suharsani Arikunto, 20006 : 108-112)

Selanjutnya pemberian interprestasi terhadap koefisien reabilitas

digunakan patokan sebagai berikut: 1) reliable, 2) tidak

reliabel.

Tabel 3.15 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Gaya Belajar

Variabel Jumlah soal Reliabilitas Kreteria

Gaya Belajar 25 0,731 Reliabel

Hasil uji Analisis uji reliabilitas butir soal yaitu reliabilitas tes = 0, 86

Berdasarkan interpretasi tabel tingkat reliabilitas / tingkat keajegan tes adalah

tinggi

Page 97: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

81

c) Uji Taraf kesukaran

Hasil Analisis taraf kesukaran ditentukan dengan menghitung indeks

kesukaran. Setiap soal ditentukan indeks kesukaran masing-masing untuk

mengetahui soal tersebut tergolong sangat mudah, sedang, sukar atau sangat

sukar. Berdasarkan interpretasi tabel indeks kesukaran, dari 25 soal yang diuji

terdapat 1 soal sukar (soal no 1), 20 soal mudah (soal no 2, 3, 4, 6, 8, 10, 11, 12,

14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,dan 25 .Data dapat di lihat pada tabel

3.16.

Tabel 3. 16 Rangkuman Taraf Kesukaran Soal Instrumen Gaya Belajar

Jumlah Soal Taraf Kesukaran Soal

Sukar sedang Mudah Sangat mudah

25 1 - 20 4

d) Uji Daya Pembeda

Tabel 3.17 Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Instrumen Gaya Belajar

Jumlah Soal

Daya Pembeda Soal

Tidak dipakai diperbaiki Diterima

diperbaiki

Diterima

Baik

25 3 - 8 14

G. Teknik Anal isi s Data

Analisis data penelitian terdiri dari dua bagian yaitu analisis Diskriptif dan

analisis inferensial. Analisis diskriptif dilakukan dengan menyajikan tabel

Page 98: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

82

distribusi frekuensi, histogram. Analisis inferensial digunakan angka untuk

menguji hipotesis. Uji hipotesis dengan uji Anava.Sebagai uji prestasi siswa

analisis Varians dilakukan uji normalitas dan uji hohogenitas terhadap data

penelitian.

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah program

Minitab 15. Prosedur uji normalitas adalah sebagai berikut :

1) Hipotesis :

H1 = Sampel berasal dari populasi normal

H0 = sampel tidak berasal dari populasi normal

2) Taraf signifikansi α = 0,05

3) Statistik Uji : (a). Uji Normalitas Anderson-Darling, (b) Uji Normalitas

Ryan-Joiner (Similar to Shapiro-Wilk), (c) Uji Normalitas Kolmogorov-

Smirnov .

4) Keputusan Uji :

H0 diterima jika p-value > taraf signifikansi α

H0 ditolak jika p-value < taraf signifikansi α.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dengan program Minitab 15 dengan prosedur sebagai

berikut :

1) Hipotesis:

Page 99: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

83

H0 = Semua variansi homogen (sama)

H1 = Tidak semua variansi homogen (tidak sama)

2) Taraf signifikansi α = 0,05

3) Statistik Uji yang digunakan F-Test dan Levene’s Test

4) Keputusan Uji:

H0 diterima jika p-value pada F-test dan Levene’s test > α

H0 diterima jika p-value pada F-test dan Levene’s test < α

2. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini pengujian hipotesis yang diajukan untuk mengolah

data yang berupa angka sehingga dapat ditarik suatu keputusan adalah dengan

analisis varians (ANAVA) tiga jalan. Analisis ini bertujuan untuk menguji

perbedaan efek baris, efek kolom dan kombinasi efek baris dan kolom terhadap

variable terikat.

Tabel 3 18 Tabel Analisis Varians (2 x 2 x 2)

Model Pembelajaran

Gaya belajar Kinestetik (B1) Gaya belajar Visual (B1)

Kemampuan Abstrak

Tinggi (C1)

Kemampaun Abstrak

Rendah (C2)

KemampuanAbstrak

Tinggi (C1)

Kemampuan Abstrak

Rendah (C2)

Lab Riil (A1) ABC111 ABC112 ABC121 ABC122

Lab Virtuil (A2) ABC211 ABC212 ABC221 ABC222

Keterangan:

Page 100: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

84

A1 = Pembelajaran model inkuiri terbimbing melaliu lab riil

A2 = Pembelajaran model inkuiri terbimbing melaliu lab virtuil

B1 = Gaya belajar kinestetik

B2 = Gaya belajar visual

C1 = Tingkat kemampuan abstrak tingkat t inggi

C2 = Tingkat kemampuan abstrak tingkat rendah

3. Uji lanjut Anava

Uji lanjut Anava merupakan tindak lanjut dari analisis variasi, apabila

hasil analisis variasi menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Tujuan dari uji

lanjut anava ini adalah untuk melakukan pengacakan terhadap rerata setiap

pasangan kolom, baris, dan pasangan sel sehingga diketahui pada bagian mana

sajakah terdapat rerata yang berbeda.

Dalam penelitian ini digunakan uji lanjut anava metode Kom paransi

Ganda dengan Uji Scheffe. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi semua pasangan komparansi rataan yang ada. Jika terdapat

perlakuan, maka ada pasangan rataan.

b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparansi tersebut,

Tidak ada perbedaan penggunaan pendekatan lingkungan

belajar Sains-Teknologi-Masyarakat terhadap prestasi belajar siswa.

Ada perbedaan perbedaan penggunaan pendekatan

lingkungan belajar Sains-Teknologi-Masyarak at terhadap sikap ilmiah.

Page 101: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

85

c. Menentukun tingkat signifikansi (pada urnurnnya yang dipilih sama

dengan pada uji analisis variansinya)

d. Mencari statistic uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1) Komparasi rataan antar baris

2) Komparansi rataan antar kolom

3) Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama (sel 11 dan sel 22)

4) Komparansi rataan antar set pada baris yang sama (sel 12 dan sel 21)

e. Menentukan daerah kritik dengan minus sebagai berikut:

1) Komparasi rataan antar baris

=

2) Kumparasi rataan antar kolom

=

3) Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama (Sel ij dan sel kj)

Page 102: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

86

4) Komparasi rataan antar sel pada bans yang sama ( sel ij dan se ik)

dimana:

xi = rerata pada baris ke-i

xj = rerata pada baris ke-j

xi = rerata pada kolom ke-i

x.j = rerata pada kolom ke-j

xij = rerata pada sel ij

xkj = rerata pada sel kj

xik = rerata pada sel ik

ni = cacah observasi pada baris ke-i

nj = cacah observasi pada baris ke-j

n.i = cacah observasi pada kolom ke-i

n.j = cacah observasi pada kolom ke-j

nij = cacah observasi

Page 103: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

87

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Berkaitan dengan hipotesis yang disajikan pada bab II, maka pada bab IV

akan disajikan deskripsi data, keputusan uji hasil penelitian dan pembahasan. Data

yang ditulis adalah hasil tes kemampuan berfikir abstrak, hasil angket gaya belajar

dan hasil tes prestasi kognitif yang diambil dari kelas eksperimen pada pokok

bahasan Suhu dan Kalor dengan berbeda perlakuanya. Data secara terperinci

sebagai berikut:

1. Data nilai prestasi belajar Kelompok Riil Dan Virtuil sebelum perlakuan

Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa disajikan data nilai

dan Histogram frekuensi prestasi belajar kelas Lab Riil dan Lab Virtuil sebelum

perlakuan. Data ini diambil dari tes semester ganjil kelas X5 dan X 6 SMA Negeri

satu Pati tahun pelajaran 2008 - 2009.

Tabel. 4.1 Data tes prestasi Kelas Lab Riil dan Virtuil sebelum perlakuan

No Keterangan Lab Riil Lab Virtuil

1 Jumlah siswa Seluruhnya 34 34

2. Jumlah siswa yang remidi 23 28

3 Jumlah siswa yang tidak remidi 11 6

4 Nilai tert inggi 80 73

5 Nilai terendah 35 40

6 Standart deviasi 12,56 8,053

7 Mean 58,41 61,59

Page 104: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

88

Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai tes Kelas Lab Riil (Sebelum

Perlakuan)

Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai tes kelas Lab Virtuil ( Sebelum Perlakuan)

2. Data nilai Prestasi Kelas Riil Dan Virtuil Setelah Perlakuan2

Data tentang hasil belajar fisika melalui model pembelajaran inkuiri

terbimbing melalui lab riil dan virtuil pada materi suhu dan kalor, melalui tes yang

diberikan setelah proses belajar mengajar selesai. Kemampuan berfikir abstrak

Page 105: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

89

diperoleh melalui tes kognitif pada siswa, dan gaya belajar siswa diberikan dalam

bentuk angket. Instrumen itu diberikan sebelum kegiatan belajar mengajar

dimulai. Untuk memudahkan dalam pembacaan data prestasi belajar, gaya belajar

dan kemampuan berfikir abstrak dapat disajikan tabel 4.2

Tabel 4. 2 Data prestasi belajar Fisika berdasarkan Metode, Gaya Belajar dan Kemampuan Berfikir Abstrak

No

Model Inkuiri

terbimbing

Kemamp Berfikir

Abstrak

Gaya

Belajar

Mean

St Dev

N

1

Lab Virtuil

Rendah Visual 64,00 9.618 5

Kinestetik 60,00 16,432 6

Tinggi Visual 61,11 11,118 9

Kinestetik 58,21 12,951 14

2

Lab Riil

Rendah Visual 75,00 9,045 12

Kinestetik 74,17 18,552 6

Tinggi Visual 75,42 10,188 12

Kinestetik 66,25 6,292 4

Distribusi pristasi dan gambar histogram yang diperoleh dari skor tes

kognitif dengan model inkuiri terbimbing melalui lab riil disajikan pada tabel 4.3

dan model inkuiri terbimbing melalui lab virtuil disajikan pada tabel 4.4

Tabel. 4.3 Data disrubisi pristasi Kelas Lab Riil ( Sesudah perlakuan )

Kelas Interval Batas Kelas Frekuensi

Frekuensi

Reratif

1 44-52 43.5 1 2,95 %

2 53-61 52.5 4 11,8 %

3 62-70 61.5 11 32,4 %

4 71-79 70.5 6 17,6 %

5 80-88 79.5 8 23,5 %

6 89-97 88.5 4 11,8 %

Jumlah 34 100 %

Page 106: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

90

Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai tes Kelas Lab Riil (Setelah

Perlakuan)

Tabel. 4.4 Data distribusi pristasi Kelas Lab Virtuil (Sesudah perlakuan)

Kelas Interval Batas Kelas Frekuensi Persentasi

1 29-37 28.5 2 5,8 %

2 38-46 37.5 3 8,8 %

3 47-55 46.5 9 26,4 %

4 56-64 55.5 7 20,1 %

5 65-73 64.5 7 20,1 %

6 74-82 73.5 6 17,6 %

34 100 %

Gambar 4.4 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai tes Kelas Lab Virtuil (Setelah Perlakuan)

Page 107: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

91

2. Data Kem am puan Berfikir Abstrak

Data penelitian mengenai kemampuan berfikir abstrak diperoleh dari tes

kognitif. Berdasarkan hasil tes siswa kemudian dikelompokkan yaitu dalam dua

kategori tinggi dan rendah. Pengelompokan kategori tinggi dan rendah,. berdasar-

kan hasil rata- rata kelas. Siswa yang mempunyai skor diatas rata- rata atau sama

dikelompokkan kategori tinggi, dan siswa yang mempunyai skor dibawah rata-

rata dikelompokkan kategori rendah. Dengan menggunakan kriteria tersebut dari

kelas Lab Riil dari 34 siswa yang termasuk kategori tinggi ada 16 siswa dan

kategori rendah ada 18 siswa, sedang kelas Lab Virtuil terdiri dari 34 siswa yang

termasuk kategori tinggi ada 23 siswa dan kategori rendah ada 11 siswa. Data

tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. (tabel 4. 5).

Tabel 4.5 Data siswa yang mempunyai kemampuan abstrak tinggi dan rendah

Kemampuan

berfikir

abstrak

Kelas Lab Riil Kelas Lab Virtuil

Frekuensi Persentasi Frekuensi Frekuensi

Relatif

Tinggi 16 47, 05 % 23 67, 64 %

Rendah 18 52, 95 % 11 32, 36 %

Jumlah 34 100,00 % 34 100,00%

3. Data Gaya Be lajar

Data penelitian mengenai gaya belajar diperoleh dari angket siswa.

Berdasarkan hasil angket siswa kemudian dikelom pokkan dalam dua kategori

yaitu siswa yang mempunyai gaya belajar Kinestetik dan gaya belajar Visual.

Pengelompokan kategori gaya belajar Kinestetik dan gaya belajar Visual dengan

Page 108: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

92

cara dipilih, Misalkan skor angket gaya belajar Kinestetik lebih tinggi dari gaya

belajar Visual maka siswa tersubut mempunyai gaya belajar kinestetik dan bila

gaya belajar Kinestetik lebih rendah dari gaya belajar Visual maka siswa tersubut

mempunyai gaya belajar Visual. Dengan menggunakan kriteria tersebut dari kelas

Lab Riil 34 siswa yang termasuk mempunyai gaya belajar Kinestetik ada 10

siswa dan siswa yang mempunyai gaya belajar Visual ada 24 siswa, sedang kelas

Lab Virtuil terdiri dari 34 siswa yang termasuk gaya belajar Kinestetik ada 20

siswa dan siswa yang mempunyai gaya belajar Visual ada 14 siswa. Data tersebut

dapat dilihat pada tabel dibawah ini ( t abel 4.2 )

Tabel 4.6 Data siswa yang mempunyai Gaya Belajar Kinestetik Dan Visual

Gaya

Belajar

Kelas Lab Riil Kelas Lab Virtuil

Frekuensi Persentasi Frekuensi Frekuensi

Relatif i

Kinestetik 10 29, 4 % 20 58, 8 %

Visual 24 70, 6 % 14 41,

Jumlah 34 100, 00 % 34 100,00%

B. Pengujian Prasarat Analisis

1. Uji Normalitas dan Hom ogenitas

Dalam penelitian yang menggunakan analisis statistik diperlukan beberapa

asumsi yang harus dipenuhi, yakni uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data yang digunaka adalah uji normalitas menurut

kreteria Anderson Darling (AD) dengan bantuan sofware miniteb Release

Page 109: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

93

15.Jika uji normalitas terpenuhi maka uji selanjutnya dapat dilanjutkan.

Persyaratan data disebut normal jika probabilitas atau p > 0,05 .

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas

No Data Model P-Value Anderson

Darling (AD)

Distribusi

1 Prestasi Lab Riil 0, 283 0, 45 Normal

2 Prestasi Lab Virtuil 0,205 0, 205 Normal

Berdasarkan hasil uji tersebut maka data prestasi belajar melalui model

pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab riil dan virtuil adalah Normal.,

sehingga uji selanjutnya yaitu Anova dapat dilanjutkan. Hasil uji normalitas

terdapat pada lampiran 4.

b. Homogenitas

Uji homogenitas adalah untuk mengetahui apakah sampel penelitian

berasal dari populasi yang berdistribusi dari variansi homogen atau tidak . Uji

yang digunakan uji F, adapun pendukung keputusan dilakukan uji Levene.

Variabel terikatnya adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab riil

dan virtuil. Sedangkan variabel moderatornya adalah gaya belajar kinestetik dan

visual dan kemampuan berfikir abstrak tinggi dan rendah. Data analisis disajikan

pada lampiran 4.8.

Page 110: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

94

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas

NO

Respon

Variabel

P - Value

F Test Levene’s Test

1 Prestasi Metode 0,234 0,136 Hom ogen

2 Prestasi Gaya Belajar 0,126 0,065 Hom ogen

3 Prestasi Berfikir Abstrak 0,092 0,067 Hom ogen

Persyaratan data disebut homogen jika probabilitas atau p > 0,05. Tabel diatas

terlihat bahwa semua P > 0,05 berart i homogen data prestasi belajar Fisika

terpenuhi sehingga uji selanjutnya dapat dilakukan.

C. Hasil Uji Hipotesis

Hasil temuan data penelitian yang diperoleh dari analisis secara statistik

menyatakan bahwa : Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas:

apabila probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, dan apabila probabilitas < 0,05

maka Ho ditolak.Pada t abel Tests of Between-Subjects Effects

memperlihatkan penyajian ANOVA lebih dari satu keragaman untuk menguji

perbedaan dan pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Kemampuan

Berfikir Abstrak, dan Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar, dengan dasar

pengujian nilai F.

Page 111: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

95

Tabel 4. 9 Tabel Hasil Pengujian

No Sumber

Hasil Uji Anava

( F )

Probabilitas ( P ) Keterangan

1 A 13,874 0,000 Ditolak

2 B 1,811 0,183 Diterima

3 C 0,835 0,364 Diterima

4 A Vs B 0,075 0,785 Diterima

5 A Vs C 0,035 0,852 Diterima

6 C Vs B 0,353 0,55 Diterima

7 AVsBVs C

0,586 0,447 Diterima

Keterangan: A = Model mengajar

B = Gaya Belajar

C = Kemampuan berfikir abstrak.

1. Uji Hipo t esis p ert ama

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing memberikan perbedaan

signifikan terhadap Prestasi Belajar atau ada perbedaan antara Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Laboratorium Riil dengan Laboratorium Virtuil

terhadap Prestasi Belajar .

2. Uji Hipo t esis k edua

Gaya Belajar tidak memberikan perbedaan signifikan terhadap Prestasi

Belajar atau tidak ada perbedaan antara Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

terhadap Prestasi Belajar.

3. Uji Hipo t esis k etiga

Page 112: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

96

Kemampuan Berfikir Abstrak tidak memberikan perbedaan signifikan

terhadap Prestasi Belajar atau tidak ada perbedaan antara Kemampuan Berfikir

Abstrak tingkat Rendah dan tingkat Tinggi terhadap Prestasi Belajar .

4. Uji Hipo t esis k eem pat

Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Gaya Belajar Siswa

tidak m emberikan pengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar.

5. Uji Hipo t esis k elim a

Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Kemampuan Berfikir

Abstrak tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar.

6. Uji Hipo t esis k eenam

Kemampuan Berfikir Abstrak dan Gaya Belajar Siswa tidak memberikan

pengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar.

7. Uji Hipo t esis t ujuh

Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Gaya Belajar Siswa dan

Kemampuan Berfikir Abstrak tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap

Prestasi Belajar.

1. Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi Tiga Jalan

Uji Lanjut Anava atau uji komparasi ganda diperlukan untuk mengetahui

karakteristik pada variabel bebas dan variabel terikat. Pada penelitian ini uji

kom parasi hanya dilakukan pada hipotesa pertama, karena ditolak atau terdapat

pengaruh. Sedangkan hipotesis kedua, tiga, empat , lima, enam dan tujuh diterima.

Page 113: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

97

diterima

Gambar 4.5 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai tes Kelas Lab Riil (Setelah

Perlakuan)

Dari grafik diatas ada yang melewati batas garis merah, berart i dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab Riil dan

Virtuil terdapat pengaruh yang signifikan. Sedangkan model pembelajaran lab Riil

(1) lebih unggul bila dibandingkan model pembelajaran lab Virtuil (2).

D. Pem bahasan Hasil Analisis

1. Hipotesis Pertama

Uji P erbedaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing : P ada t abel

Tests o f Between- Subjects Effects nilai F hitung = 13,874 dengan probabilitas

p= 0,000. Oleh karena p < 0,05; maka Ho ditolak, atau Model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing memberikan perbedaan signifikan terhadap Prestasi Belajar

atau ada perbedaan antara Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Laboratorium

Riil dengan Laboratorium Virtuil terhadap Prestasi Belajar.

Melihat rerata prestasi belajar fisika yang mendapat pembelajaran inkuiri

Page 114: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

98

terbimbing melalui lab riil mempunyai prestasi lebih baik dibandingkan siswa

yang mendapat pembelajaran dengan inkuiri terbimbing melalui lab virtuil, dapat

dilihat rerata melalui lab riil 74,12 std.deviation = 11,246 dan rerata melalui lab

virtuil 60,15 std.deviation = 12,339. Hal ini disebabkan: 1) dalam pembelajaran

inkuiri terbimbing melalui lab riil selama proses memberi keleluasaan pada siswa

untuk melakukan percobaan sendiri secara langsung mulai dari menimbang benda

dengan neraca, mencampurkan, mengukur suhunya dengan thermometer menulis

data yang telah diamati dengan detil, menafsirkan, menganalisis data dan

menyimpulkan konsep dengan panduan LKS dan dibimbing oleh guru. Dari

kegiatan yang dilakukan oleh siswa, maka siswa akan menemukan konsep suhu

dan kalor. 2) dalam menentukan obyek atau tujuan dalam suatu percobaan anak

lebih tertantang untuk belajar karena anak dihadapkan langsung obyek/alat dan

peristiwa yang terjadi. Akibatnya anak merasa senang, dapat meningkatkan

aktifitas, kreatifitas dan kerjasama dengan temanya dalam melakukan percobaan

sehingga pembelajaran lebih bermakna.

Sedangkan pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab virtual a. anak

melihat tayangan animasi yang berisi suatu kegiatan percobaan yang sudah diatur

sedemikian sehingga langkah-langkahnya sama dengan pada kegiatan lab riil

mulai dari menimbang, mencampurkan, mengukur suhunya sudah tertera dalam

LKS dan tayangan animasi. b.Siswa tidak terlibat langsung dengan alat praktikum,

anak cenderung tidak akt if /statis karena tidak melakukan percobaan sendiri. c.

Dalam mencari data anak tinggal melakukan percobaan sesuai perintah pada LKS

serta mengamati, melihat dan mencatat datanya. c.Siswa mengolah hasil

Page 115: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

99

pengamatanya berupa data untuk mengambil kesimpulan ke dalam teori atau

persamaan dengan bantuan LKS dan bimbingan guru sehingga akan didapatkan

konsep suhu dan kalor.

Dengan demikian pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab virtuil

konsep-konsep tidak akan tertanam lebih kuat dan mudah lupa, Hal ini sesuai

teori belajar Bruner, belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar

penemuan.

Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan bertahan lama dan

mempunyai efek transfer yang lebih baik. Belajar penemuan meningkatkan

penalaran dan kemampuan berfikir secara bebas, dan melatih keterampilan-

keterampilan untuk menemukan dan memecahkan masalah. Hal inilah yang

menjadi alasan bahwa prestasi siswa yang diberi perlakuan atau pembelajaran

dengan lab Riil prestasi belajarnya lebih baik dari pada pembelajaran melalui lab

Virtul. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji lanjut yang dapat digunakan untuk

mengetahui pengaruh atau perbedaan suatu hipotesa.

2. Hipo t esa kedua

Uji Perbedaan Gaya Be lajar : Pada t abe l Tests o f Between-Subjects

Effects nilai F hitung = 1,811 dengan probabilitas (p) = 0,183. Oleh karena p >

0,05; maka Ho diterima, Melihat rerata prestasi belajar fisika menunjukkan

bahwa Gaya Belajar tidak memberikan perbedaan signifikan terhadap Prestasi

Belajar atau tidak ada perbedaan antara Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

terhadap Prestasi Belajar. Setiap manusia mempunyai perbedaan cara berfikir,

Page 116: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

100

cara merespon atau mempelajari hal-hal baru. Dalam hal belajar masing-masing

siswa memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap pelajaran yang

diberikan.

Berdasarkan kemampuan yang dimiliki otak dalam menyerap, mengelola

dan menyampaikan informasi, Menurut Deporter & Hernacki (2001), cara belajar

dibagi tiga kategori yaitu Visual, Kinestetik Dan auditorial yang ditandai dengan

ciri-ciri perilaku tertentu. Pengkategorian ini tidak berart i bahwa individu hanya

memiliki satu karakteristik tertentu tetapi juga mempunyai karakteristuk yang lain

( visual, kinestetik dan auditorial). Pengkategorian ini diambil dari salah satu yang

menonjol walaupun sangat sedikit perbedaan karakteristiknya, sehingga bila

mendapat rangsangan yang sesuai dalam belajar maka akan memudahkan untuk

menyerap pelajaran.

Pada pembelajaran Suhu dan Kalor kegiatan yang diberikan sangat

bervariasi tidak menonjolkan salah satu gaya belajar misalnya hanya melihat saja

atau mendengarkan saja sehingga anak harus menggunakan visualisasi saat

mengamati atau mendengarkan saat guru menjelaskan. Dan ketika anak

melakukan prakt ikum diperlukan gaya belajar visualisasi, kinestetik saat

melakukan percobaan dan mendengarkan . Selain itu materi suhu dan kalor

cenderung mudah diterapkan kedalam kehidupan sehari-hari sehingga mudah

diterima oleh logika siswa baik yang bergaya belajar kinestetik atau visual. Hal

inilah yang membuat gaya belajar kenestetik dan visual tidak berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa karena anak sama-sama akt if dalam kegiatan

Page 117: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

101

belajar mengajar

3. Hipo t esa ke t iga

Uji Perbedaan T ingka t Kemampuan Berfik ir Abst rak : Pada t abel

Tests o f Between- Subjects Effcts nilai F hitung= 0,835 dengan probabilitas (p)=

0,364. Oleh karena p > 0,05, maka Ho diterima, melihat rerata yang diperoleh

menunjukkan bahwa Kemampuan Berfikir Abstrak tidak memberikan perbe

daan signifikan terhadap Prestasi Belajar atau tidak ada perbedaan antara Kemam

puan Berfikir Abstrak tingkat Rendah dan tingkat Tinggi terhadap Prestasi

Belajar.

Menurut Piaget dalam Ratna Wilis Dahar ( 1989 155-16 ) Memba

.gi tahap-tahap perkembangan kognitif yang dialami setiap individu menjadi 4

tahap yaitu: 1) tahap sensori motor (0 – 2 tahun); 2) tahap pra – operasional tahap

ini umur 2 sampai 7 tahun. Pada tahap ini anak belum mampu malaksanakan

operasi-operasi mental sepert i menambah, mengurangi dan mengalikan; 3) tahap

operasional konkret yaitu tahap antara 7 hingga 11 tahun. Tahap ini merupakan

permulaan berfikir rasional yaitu memiliki operasi-operasi logis yang dapat

diterapkan pada masalah–masalah konkret, belum dapat berurusan dengan materi

yang bersifat abstrak; 4) tahap operasional formal yaitu 11 tahun keatas. Tahap ini

anak sudah menggunakan operasi-operasi konkret untuk membentuk operasi yang

lebih komplek atau sudah berfikir abstrak.

Siswa kelas X termasuk tahap operasional formal anak berada pada masa

peralihan dari tahap konkret ke tahap abstrak. Pada periode ini anak sudah dapat

menggunakan operasi-operasi konkretnya untuk membentuk operasi-operasi yang

Page 118: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

102

lebih kompleks. Kemajuan utama pada anak selama periode ini adalah bahwa

anak sudah dapat berfikir abstrak walaupun tanpa dengan pertolongan benda-

benda, gambar atau peristiwa peristiwa konkret.

Dalam pembelajaran Suhu dan Kalor melalui inkuiri terbimbing, materi

yang diberikan mudah dipahami, jelas dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari hari. Dalam pembelajaranya Anak dapat menerima materi pembelajaran

yang diberikan oleh guru tanpa menggunakan gambar-gambar atau simbol-simbol

yang jelas. Batas kemampuan abstrak tinggi dan rendah anak kelas X masih relatif

sangat sedikitl karena masih dalam taraf masa peralihan. Hal inilah yang

menyebabkan tidak ada perbedaan siswa yang mempunyai kemampuan abstrak

tinggi atau rendah terhadap prestas belajar Fisika.

4. Hipo t eses k e empat

Uji P engaruh perbedaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan

Gaya Belajar siswa: Pada t abe l Tests o f Between- Subjects Effects nilai F

hitung = 0,075 dengan probabilitas (p)= 0,785. Oleh karena p > 0,05 maka Ho

diterima, atau Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Gaya Belajar

Siswa tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar.

Menurut Deporter & Hernacki (2001), cara belajar dibagi tiga kategori

yaitu Visual, Kinestetik Dan auditorial yang ditandai dengan ciri-ciri perilaku

tertentu. Pengkategorian ini tidak berarti bahwa individu hanya memiliki satu

karakteristik tertentu tetapi juga mempunyai karakteristuk yang lain ( visual,

kinestetik dan auditorial). Pengkategorian ini diambil dari salah satu yang

menonjol walaupun sangat sedikit perbedaan karakteristinya, sehingga bila

Page 119: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

103

mendapat rangsangan yang sesuai dalam belajar maka akan memudahkan untuk

menyerap pelajaran.

Selain itu dalam melakukan kegiatan pembelajaran pada materi suhu dan

kalor waktu yang diberikan terbatas, setiap kelompok harus melakukan percobaan,

mencari data, menganalisa dan mengambil kesimpulan. Hal inilah yang membuat

anak kenestetik tidak punya kesempatan untuk menggunakan gerakan-gerakan

atau akt ivitas yang lebih karena dituntut untuk bergerak cepat dan mengamati

dengan cermat sehingga akan menyelesaiakan dengan tepat.

Sedang siswa bergaya visual juga harus dituntut cepat bekerja dan cermat

dalam mengambil data untuk mengambil kesimpulan kemudian dipresentasikan

ke depan kelas.Jadi baik anak bergaya visual atau kinestetik sama-sama aktif

untuk melakukan kegiatanya. Hal inilah yang menyebabkan anak yang

mempunyai gaya belajar kinestetik dan visual bila diberi pelajaran dengan model

inkuiri terbimbing melalui lab riil maupun virtuil tidak ada pengaruhnya ( tidak

ada perbedaanya )

5. Hipo t esis k elim a

Uji P engaruh perbedaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan

Kemampuan Berfikir Abstrak : Pada t abel Tests o f Between-Subjects Effects

nilai F hitung = 0,035 dengan probabilitas (p)= 0,852. Oleh karena p > 0,05

maka Ho diterima, atau Perbedaan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

dengan Kemampuan Berfikir Abstrak tidak memberikan pengaruh signifikan

terhadap Prestasi Belajar.

Dalam pembelajaran Suhu dan Kalor melalui lab virtual materinya sudah

Page 120: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

104

diatur sedemikian jelas urut dan terperinci melalui animasi.Siswa melihat

tayanganya yang seolah- olah seperti kenyataanya atau melakukan percobaan.

Hasil tayangan animasi ditulis di LKS kemudian didiskusikan bersama. Setiap

anak bekerja sama dengan baik ada yang mencatat data, mengamati, menghitung

maupun mengambil kesimpulan. Hal inilah yang menyebabkan anak yang

mempunyai kemampuan berfikir abstrak tingkat rendah dan tingkat tinggi bila

diberi pelajaran dengan model inkuiri terbimbing melalui lab riil maupun virtuil

tidak ada pengaruhnya.

6. Hipotesis keenam

Dar i hasil ana lisis t idakada interaksi tingkat Kemampuan Berfikir

Abstrak dengan tipe Gaya Belajar: P ada tabel Tests of Between-Subjects

Effects nilai F hitung= 0,353 dengan probabilitas (p)= 0,555. Oleh karena p >

0,05; maka Ho diterima, atau Interaksi Kemampuan Berfikir Abstrak dan Gaya

Belajar Siswa tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar.

Gaya belajar adalah kemampuan seseorang untuk menyerap informasi tertentu

untuk kemudian diolah pada otak menjadi informasi yang utuh dan sesuai dengan

apa yang disampaikan Bahwa setiap individu tidak hanya memiliki satu

karakteristik tertentu saja tetapi juga mempunyai karakteristuk yang lain (visual,

kinestetik dan auditorial). Pengkategorian ini diambil dari salah satu yang

menonjol walaupun sangat sedikit perbedaan karakteristinya. Sedangkan

Kemampuan abstrak anak usia SMA masih taraf peraliahan dari konkret ke

abstrak.tingkat kemampuan abstrak dan gaya belajar siswa berasal dari dalam diri

siswa, sehingga tidak mudah untuk dipengaruhi dari luar, misalkan pembelajaran.

Page 121: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

105

Hal inilah yang mengakibatkan gaya belajar dan tingkat kemampuan abstrak tidak

ada interaksi.

7. Hipo t esis k et ujuh

Uji P engaruh Interaksi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Gaya Belajar

dan tingkat Kemampuan Berfikir Abstrak : P ada t abel Test s of Between-

Subjects Effects nilai F hitung= 0,586 dengan probabilitas (p)= 0,447. Oleh

karena p > 0,05 maka Ho diterima, atau Interaksi Metode Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing, Gaya Belajar Siswa dan Kemampuan Berfikir Abstrak tidak

memberikan pengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar.

Dalam melakukan kegiatan pembelajaran pada materi suhu dan kalor,

dengan lab vertuil maupun riil yang pertama guru akt if mendampingi siswa dan

memberi motivasi. Setiap kelompok harus menuliskan hasil prakt ikum di tempat

yang sudah disediakan papan tulis kecil. Bila semua kelompok sudah selesai

selanjutnya kesimpulan tiap-t iap kelompok dibahas bersama. Sehingga kelompok

mana yang baik dan yang kurang baik langsung bisa diketahui, kelompok yang

terbaik diberi hadiah dalam bentuk pujian. Kegiatan belajar mengajar berjalan

aktif dan lancar dan menyenangkan. Hal inilah mengakibatkan anak yang

berkemampuan abstrak tinggi atau rendah maupun gaya belajar kinestetik atau

visual bila diberi pembelajaran inkuiri terbembing melalui lab riil maupun virtuil

tidak ada pengaruhnya karena sama-sama akt if.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam Penelitian peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin, akan

tetapi masih banyak kekurangannya dan belum sesuai dengan yang diharapkan.

Page 122: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

106

Hal ini terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi atau membatasi hasil

penelitian ini. Faktor tersebut antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan hanya 5 kali pertemuan sebenarnya dirasa sangat

kurang, sehingga ada kemungkinan pengaruh perlakuan belum tampak jelas.

Ada keinginan untuk menambah jumlah jam tetapi karena alokasi waktu tiap

kompetensi dasar yang sudah ditentukan

2. Miskonsepsi yang terjadi pada anak tidak dilacak penyebabnya

3. Konsentrasi anak masih tertuju pada peralatan yang ada

4. Efektifitas kerja kelompok masih rendah, sehingga hanya sebagian anak yang

bekerja melakukan pembelajaran masih diketemukan anak yang tidak bekerja

opt imal. Dalam melakukan percobaan masih ada anak yang dalam

penggunaan alat ukur masih rendah dan kurang teliti. Hal ini akan

mempengaruhi hasil percobaan.

5. Dalam pembelajaran inkuiri penilaian psikomotor tidak diuji, hal ini

disebabkan karena keterbatasan waktu dan tenaga.

Page 123: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

107

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKAS1 DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, hipotesis

pengujian hipotesis, dan hasil analisis data pada BAB IV, maka hasil penelitian

dengan judul Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Melalui Lab Riil dan Lab

Virtuil Ditinjau dari Kemampuan Berfikir Abstrak dan Gaya Belajar dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan perbedaan signifikan terhadap

prestasi belajar. melihat rerata yang diperoleh siswa pembelajaran inkuiri

melalui lab riil lebih unggul dibandingkan dengan lab virtuil. Hal ini

disebabkan 1) Dalam pembelajaran melalui lab riil anak terlibat langsung

melakukan kegiatan praktikum sehingga pembelajaran lebih bermakna 2)

Anak lebih leluasa dalam mengekspresikan pikiranya. Sedangkan virtuil anak

hanya terkesan melihat tayangan animasi, atau tidak melakukan sendiri

percobaan sehingga kurang bermakna, mudah lupa .

2. Tidak ada pengaruh antara gaya belajar kinestetik dan visual terhadap

prestasi. Karena setiap manusia tidak hanya mempunyai satu karakteristik

saja tetapi mempunyai tiga karakteristik yaitu visual, kinestetik dan auditorial.

Pengkategorian ini diambil dari salah satu yang menonjol walaupun

perbedaanya sangat sedikit. 2. Semua anak dalam melakukan kegiatan baik

anak kinestetik maupun visual tampak aktif semua.

Page 124: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

108

3. Kemampuan Berpikir Abstrak tidak memberikan perbedaan signifikan

terhadap Prestasi Belajar atau tidak ada perbedaan antara Kemampuan

Berpikir Abstrak tingkat Rendah dan tingkat Tinggi terhadap Prestasi

Belajar. Hal ini disebabkan 1.Usia anak SMA termasuk peralihan dari konkret

ke abstrak, jadi perbedaan antara konkret ke abstrak relatip kecil. 2.Materi

suhu dan kalor tidak memerlukan kemampuan berfikir abstrak yang tinggi .

4. Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Gaya Belajar Siswa tidak

memberikan pengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar, karena 1.Materi

mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 2.Anak dalam melakukan

percobaan cenderung aktif semua karena waktunya terbatas dan harus

menyelesaikan percobaan dan m engambil kesimpulan

5. Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Kemampuan Berpikir

Abstrak tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap Prestasi

Belajar.1)Dalam pembelajaran Suhu dan Kalor melalui lab virtuil materinya

disajikan di LKS yang sudah disusun dengan jelas, urut dan terperinci

melalui animasi. 2) Materinya tidak memerlukan kemampuan abstrak yang

tinggi, karena mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

6. Kemampuan Berpikir Abstrak dan Gaya Belajar Siswa tidak memberikan

pengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar. Karena gaya belajar dan

Kemampuan Berfikir Abstrak berasal dari dalam individu dan sulit untuk

dipengaruhi dari luar.

7. Tidak ada interaksi antara model pembelajaran, gaya belajar dan tingkat

kemampuan berfikir abstrak terhadap prestasi belajar, karena: 1) materi

Page 125: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

109

mudah dipahami; 2) pembelajaran laboratorium virtuil didesain sama sepert i

dengan menggunakan laboratorium riil melalui animasi; 3) dipandu dengan

LKS dan dibimbing oleh guru dalam menemukan konsep.

B. Implikasi Penelitian

1. Implikasi Teoritis

Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, melalui Lab Riil

dan Laboratorium Virtuil Ditinjau dari Kemampuan Berfikir Abstrak dan Gaya

Belajar terahadap Prestasi Belajar kelas X SMA Negeri 1 Pati tahun pelajaran

2008/2009 mempunyai perbedaan signifikan terhadap prestasi belajar pada materi

suhu dan kalor. Ternyata melalui uji lanjut pembelajaran inkuiri terbimbing

melalui lab riil lebih unggul dari pada melalui lab virtuil.

2. Implikasi Praktis

a. Penelitian yang dilaksanakan ini memberikan implikasi prakt is bahwa Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, melalui Lab Riil dan Lab Virtuil

merupakan alternatif pembelajaran fisika yang menyenangkan, dan dapat

meningkatkan prestasi belajar.

b. Seorang pengajar fisika harus mampu memilih media yang tepat sesuai

kondisi dan karakteristik siswa agar penggunaan media tersebut benar-benar

bermanfaat dalam peningkatan mutu pembelajaran fisika yang pada akhirnya

akan memberikan prestasi belajar yang tinggi.

C. Saran-saran

Page 126: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

110

Di dalam proses belajar mengajar di SMA, Guru harus memiliki strategi

dalam memilih metode yang tepat agar siswa dapat belajar dengan efekt if. Salah

satu langkah yang harus ditempuh adalah guru harus menguasai teknik-teknik

penyajian (metode mengajar). Metode yang paling efekt if untuk mengaktifkan

siswa adalah metode inkuiri terbimbing melalui lab riil dan virtuil. Berdasarkan

kesimpulan dan implikasi dari penelitian maka penulis mengajukan saran-saran

sebagai berikut:

1. Kepada Guru

a. Mengingat adanya pengaruh penggunaan antara pembelajaran dengan metode

inkuiri terbimbing melalui lab riil dan virtuil maka dalam pembelajaran

hendaknya guru dapat mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran

metode inkuiri terbimbing. Melalui lab riil maupun lab virtual.

b. Agar pelaksanaan inkuiri terbimbing berjalan dengan efekt if dan efisien perlu

dibuat lembar kerja siswa (LKS) yang memuat tentang pertanyaan-pertanyaan

yang terarah dan diberikan siswa sebelum prakt ikum, sehingga berguna untuk

membimbing siswa dalam menemukan konsep

c. Sebelum percobaan dimulai alat yang aakan digunakan dicek sebelumnya

supaya memporoleh hasil yang baik

d. Kepada Guru pengampu mata pelajaran Fisika diharapkan dalam kegiatan

belajar mengajar menggunakan percobaan atau eksperimen untuk menjelaskan

suatu konsep agar siswa lebih menguasai konsep Fisika dan pembelajaran

lebih bermakna.

e.

Page 127: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar

111

2. Kepada peneliti

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang

sejenis dengan materi/konsep yang lain seperti opt ik, momentum, suhu dan

kalor, listrik.

b. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambah variabel moderator

yang lainnya, sepert i kemampuan berfikir abstrak, minat, motivasi dan

aktivitas.

3. Kepada Dinas Pendidikan

Kegiatan eksperimen di laboratorium merupakan sarana untuk melatih

siswa dalam melakukan penemuan suatu konsep, oleh karena itu sekolah perlu

meningkatkan fasilitas laboratorium khususnya yang berhubungan dengan alat

ukur dan komponen-komponen elekt ronika khususnya pada mata Pelajaran IPA .

Page 128: MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …/Model... · ... Semester 2 SMA N I Pati Tahun Pelajaran 2008/2009) ... Sunarno, S.Pd, suami tercinta dan anak-anaku ... DAFTAR GAMBAR Gambar