model pembelajaran bermain peran pada mata pelajaran …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. tesis full...

96
MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN PPKn DI SMP 1 MERBAU MATARAM (Tesis) Oleh AGUS RISNASARI PROGRAM PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Upload: others

Post on 16-Jul-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATAPELAJARAN PPKn DI SMP 1

MERBAU MATARAM

(Tesis)

Oleh

AGUS RISNASARI

PROGRAM PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKANFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATAPELAJARAN PPKn DI SMP 1 MERBAU MATARAM

Oleh

AGUS RISNASARI

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh GelarMAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Magister Teknologi PendidikanFakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKANFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2016

Page 3: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

ABSTRACT

MODEL LEARNING TO ROLE PLAY IN THE SUBJECT CIVICS JUNIORHIGH SCHOOL 1 MERBAU MATARAM

By:

AGUS RISNASARI

This study aimed to: 1) design Civics learning, 2) describe the procedures ondesigning Civics learning, 3) analyze the implementation of Civics learning, 4)analyze the assessment in Civics learning and 5) describe the results of studyingCivics using role play models.

This study was a classroom action by using one class of VII grade students for theresearch subjects. Data were collected by questionnaires, observations and tests. Thisstudy was analyzed in quantitative descriptive.

The results of this study: 1) the design of l Civics learning used role play model.Teacher prepared learning tools that would be used and teachers determined whichmedia to use, teacher designed the appropriate media and incorporated into lessonplans, 2) the process of instructional design identified the goals, analyzed theinstructionals, analyzed the characteristics of students and the learning context,formulated the objectives, developed the instruments, developed a strategy,developed and selected the materials, designed and developed the evaluation, revisedand designed developing summative evaluation, 3) the students’ respondse in cycle 1was the lowest on assessment when teacher interacted with students, the highest scorewas obtained when teacher responded the students, cycle 2 was the lowest whenteacher gave guidance and direction, the highest score was obtained when teacherresponded students’ idea, cycle 3 was the lowest when teacher interacted withstudents, the highest score was on teacher’s activity when teacher responded thestudents reading performance result, 4) students’ assessment was conducted well. Incycle 1, the average of students’s assessment wa 63.1, cycle 2 was 72.7, cycle 3 was80.2, and 5) the learning outcomes in cycle 1 was 63.1, cycle 2 was 72.7, cycle 3 was80.21.

keywords: learning outcomes, education, role play model.

Page 4: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN MATA PELAJARAN PPKnDI SMP 1 MERBAU MATARAM

Oleh:

AGUS RISNASARI

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendesain pembelajaran PPKn, 2) mendeskripsikanprosedur mendesain pembelajaran PPKn, 3) menganalisis pelaksanaan pembelajaranPPKn, 4) menganalisis assesmen dalam pembelajaran PPKn dan 5) mendeskripsikanhasil belajar PKN menggunakan model bermain peran.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan subjek penelitian satukelas yaitu siswa kelas VII. Data dikumpulkan dengan angket, observasi dan tes,dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini: 1) desain pembelajaran PPKn menggunakan model pembelajaranbermain peran guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakandan guru menentukan media yang akan digunakan, guru mendesai media yang tepattersebut dan dimasukkan ke dalam rencana pembelajaran, 2) proses desainpembelajaran pemilihan materi, model, media, dan alat evaluasi, 3) respon siswasiklus 1 terendah pada penilaian guru berinteraksi dengan siswa, nilai tertinggi padasaat guru menanggapi siswa, siklus 2 terendah pada saat guru memberikan bimbingandan arahan, nilai tertinggi pada guru menanggapi gagasan siswa, siklus 3 terendahsaat berinteraksi dengan siswa, tertinggi kegiatan guru saat menanggapi siswamembacakan hasil kinerja, 4) asesment siswa dilakukan dengan sangat baik siklus 1rata-rata penilaian siswa 63,1 , siklus 2 rata-rata sebesar 72,7 siklus 3 rata-rata sebesar80,2, dan 5) hasil belajar siklus 1 63,1 , siklus 2 sebesar 72,7 siklus 3 sebesar 80,21.

Kata kunci : hasil belajar, PPKn , model bermain peran

Page 5: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat
Page 6: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

KOSONG

Page 7: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat
Page 8: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan tesis ini kepada:

1. Kedua orangtuaku yang sangat aku cintai dan sayangi. Terimakasih dengan

sangat tulus dan ikhlas kuucapkan atas segala hal terbaik yang telah

diberikan kepadaku yang tidak bisa tergantikan dengan apapun.

2. Suami tercinta Widodo BE senantiasa memberi semangat serta dengan setia

dan sabar mendampingiku melalui berbagai kesulitan.

3. Anakku tercinta mbak Mega Subrina, mbak Mouly dan Dinasti yang

senantiasa memberi memberikan motivasi, dukungan dan doa untuk

keberhasilanku.

4. Sahabatku seangkatan TP 2014 yang telah memberikan waktunya untuk

mendoakan keberhasilan penulis.

5. Segenap rekan kerja dan guru di SMP Negeri 1 Merbau Mataram Lampung

Selatan yang sangat mendukung penulis dalam menyelesaikan pendidikan di

Pascasarjana Teknologi Pendidikan Universitas Lampung

Page 9: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan, karena atas segala kasih dan

karunia-Nya tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis dengan judul " Model Pembelajaran Bermain Peran pada Mata

Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi Magister

Teknologi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lampung. Dalam pelaksanaan dan penulisan tesis ini tidak lepas dari kesulitan

dan rintangan, namun itu semua dapat penulis lalui berkat rahmat dan ridha Allah

SWT serta bantuan dan dorongan semangat dari orang-orang yang hadir

dikehidupan penulis. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih

setulus-tulusnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P, Rektor Universitas Lampung.

2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S. Direktur Program Pascasarjana Universitas

Lampung.

3. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan.

4. Dr. Herpratiwi, M.Pd. selaku Ketua Program Pascasarjana Teknologi

Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.

5. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd, selaku pembimbing 1 yang telah banyak

memberikan masukan dan saran pada penulisan tesis.

6. Dr. Riswandi, M.Pd. sebagai pembimbing 2 yang telah banyak

memberikan masukan dan saran pada penulisan tesis.

7. Dr. Irawan Suntoro, M.S. sebagai pembahas proposal tesis.

Page 10: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

8. Indari Santi, M. Pd selaku Kepala SMP Negeri 1 Merbau Mataram

Lampung Selatan yang telah memberikan izin penelitian.

9. Semua rekan – rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan,

dorongan, serta bantuan dalam penulisan.

10. Ayah, Ibu, Suami, anak – anakku tersayang yang senantiasa mendukung

baik moril maupun materil serta mendoakan setiap saat untuk penyelesaian

pendidikan di Program Magister Teknologi Pendidikan Universitas

Lampung.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan tesis.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan.

Penulis berharap semoga tesis yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, November 2016

Penulis

AGUS RISNASARI

Page 11: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

RIWAYAT HIDUP

Agus Risna Sari lahir di Tanjung Karang tanggal 27 Agustus 1972, anak pertama

dari Bapak Mariman dan Ibu Limsiah. Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 4

Penengahan Bandar Lampung pada tahun 1985, Sekolah Menengah Pertama

(SMP) di MTs Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 1988, Sekolah Menengah

Atas (SMA) di MA Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 1991, dan meraih gelar

Sarjana pada tahun 1995 dari FKIP UNILA Jurusan PPKn . Pada tahun 2014

melanjutkan studi S2 di FKIP Universitas Lampung Jurusan Teknologi

Pendidikan. Menikah dengan Widodo BE dan memiliki empat orang anak yaitu

Mega Andayani, Sabrika Thuse Java Nisa, Mouly Waskita Hanuni dan Dinasty

Putri Widana.

Page 12: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

MOTO

" Kamu bisa memiliki apa pun yang diinginkan jika kamu

mampu menghilangkan keyakinan bahwa tidak mungkin

mendapatkannya "

Page 13: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan tesis

berjudul “ Model Pembelajaran Bermain Peran Pada Mata Pelajaran PPKn

di SMP N 1 Merbau Mataram ”.

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan tesis ini adalah sebagai syarat untuk

menyelesikan jenjang pendidikan Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan. Penulis

telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyusun tesis ini. Hal ini tentunya

tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang ikut membantu tersusunnya tesis

ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

ikut membantu tersusunnya tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Hal ini yang

mengantarkan penulis untuk memohon kritik dan saran demi perbaikan penelitian

ini di masa yang akan datang. Semoga hal-hal yang penulis sampaikan dapat

bermanfaat bagi para pembaca.

Bandar Lampung, November 2016

Penulis

AGUS RISNA SARI

Page 14: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ........................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................... 5

1.3 Pembatasan Masalah .......................................................... 6

1.4 Perumusan Masalah ........................................................... 7

1.5 Tujuan Penelitian ................................................................ 7

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Teori Belajar dan Pembelajaran ........................................ 102.1.1 Teori Belajar ......................................................... 102.1.2 Teori Pembelajaran ............................................... 16

2.2 Konsep Dasar Pembelajaran Pendekatan Saintifikdan Penilaian Autentik Pendekatan Saintifik .................... 19

2.3 Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan di SMP ......... 27

2.4 Hakekat Pelajaran PKn ...................................................... 29

2.5 Hasil Belajar ....................................................................... 31

2.6 Model Pembelajaran Bermain Peran .................................. 352.7 Penelitian yang Relevan ..................................................... 44

2.8 Kerangka Tindakan ........................................................... 46

Page 15: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ................................................................ 49

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 50

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ............................................... 50

3.4 Indikator Keberhasilan ....................................................... 51

3.5 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ................................... 52

3.6 Definisi Konseptual dan Oprasional .................................. 57

3.7 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 60

3.8 Instrumen Penelitian .......................................................... 60

3.9 Teknik Analisis Data ......................................................... 63

3.10 Hasil Uji Instrumen Tes Hasil Belajar PPKn Siswa .......... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 73

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian .................................................... 744.2.1 Siklus 1 .................................................................... 744.2.2 Siklus 2 .................................................................... 864.2.3 Siklus 3 .................................................................... 97

4.3 Pembahasan ......................................................................... 106

4.4 Keterbatasan Penelitian ....................................................... 111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 112

5.2 Saran ..................................................................................... 114

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Tingkat Ketercapaian KKM pada Mata Pelajaran PKnkelas VII Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013-2014 ................. 3

3.1 Kisi-kisi Instrumen Desain Pembelajaran ....................................... 61

3.2 Kisi-kisi Instrumen Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran ......... 62

3.3 Kisi-kisi Instrumen Assesmen Siswa .............................................. 63

3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar PKn .................................... 63

3.5 Koefisien Korelasi ........................................................................... 65

3.7 Validitas dan Reliabilitas Soal Siklus 1 .......................................... 67

3.8 Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal Siklus 1 .................... 68

3.9 Validitas dan Reabilitas Soal Siklus 2 ............................................ 69

3.10 Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal Siklus 2 ............... 70

3.11 Validitas dan Reabilitas Soal Siklus 3 ............................................ 70

3.12 Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal Siklus 3 ............... 71

4.1 Jadwal Penelitian di SMPN 1 Merbau Mataram ............................ 73

4.2 Karakter Pertumbuhan Anak SMP .................................................. 75

Page 17: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ........................................................ 483.1 Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas Supardi

(2006: 74) .......................................................................... 57

Page 18: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 .................... 81

4.2 Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 .................... 92

4.3 Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 3 .................... 103

4.4 Hasil Penilaian Desain Pembelajaran ......................................... 107

4.5 Hasil Belajar Siswa ...................................................................... 109

Page 19: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa komponen yaitu: 1) peserta didik;

sebagai pencari, penerima, dan penyimpan pesan pengetahuan yang telah

disampaikan oleh guru untuk mencapai tujuan. 2) Guru; sebagai pengelola,

fasilitator, motivator dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya

kegiatan belajar mengajar yang efektif. 3) Tujuan; pernyataan tentang perubahan

perilaku peserta didik dalam hubungan dengan sang Pencipta Tuhan YME,

hubungan sosial masyarakat, kemampuan kognitif, afektif, dan skill yang

diinginkan terjadi pada peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. 4)

Isi/konten; segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan

untuk mencapai tujuan. 5) Model; alur guna berjalannya pembelajaran secara

teratur dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapat

informasi. 6) Media; segala bentuk bahan pendukung proses pembelajaran yang

membantu peserta didik memperoleh pengetahuan. 7) Evaluasi; kegiatan yang

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan selama proses.

Pembelajaran di sekolah dasar masih menerapkan teacher oreinted dimana guru

masih menjadi pusat aktivitas pembelajaran sehingga interaksi antara guru dan

Page 20: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

2

peserta didik terjadi hanya satu arah yang mengakibatkan peserta didik menjadi

pasif.

Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19)

adalah seperangkat rencana dan pengeturan mengenai tujuan, isis dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013

merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kopetens yang

telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kopetensi sikap,

pengetahuan dan keterampilan secara terpadu. Di SMP pada saat ini diajarkan

kelompok IPA dan IPS secara parsial sedangkang dalam Kurikulum 2013 IPA dan

IPS menggunakan pola tematik terpadu dan PPKn berdiri sendiri. Kopetensi

lulusan untuk tingkat SMP yaitu adanya penongkatan dan keseimbangan soft

skills dan hard skills yang meliputi aspek kopetensi sikap, keterampilan dan

pengetahuan. Kedudukan mata pelajaran yang semula diturunkan dari mata

pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kopetensi.

Kreativitas pendidik dalam mengajar menjadi faktor penting agar proses

pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik di dalam kelas. Kreativitas

bukanlah suatu bakat, tetapi bisa dipelajari dan harus dilatih. Telah disadari bahwa

mutu pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan kualitas

pembelajarannya. Berdasarkan hasil observasi di SMPN 1 Merbau Mataram

ditemukan kelemahan dalam pembelajaran diantaranya belum menggunakan

model pembelajaran yang efektif, pembelajaran di dominasi dengan ceramah oleh

Page 21: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

3

guru, sumber belajar menggunakan fotokopian hasil dari pengunduhan di internet

karena belum tersedianya buku teks guru dan peserta didik. Hasil belajar yang

diperoleh peserta didik tidak mencapai KKM yang ditetapkan di buktikan

dengan hasil pembelajaran peserta didik pada materi-materi pembelajaran

tertentu

Tabel 1.1 Tingkat Ketercapaian KKM pada Mata Pelajaran PKn kelas VIISemester Ganjil Tahun Pelajaran 2013-2014

No. Kopetensi Inti Kompetensi Dasar Kelas JumlahSiswa

Ketercapaian KKM(%)

MencapaiKKM

BelumMencapai

KKM1. 3. Memahami

prosesperumusandanmenetapkanPancasilasebagaiDasarNegara

1. MendeskripsikanperumusanPancasila sebagaidasar Negaradalam sidangBPUPKI

2. MendiskripsikanPerumusan DasarNegara dalamsidang PanitiaSembilan

3. Mendiskripsikantentang penetapanPancasila sebagaidasar Negara

4. Menunjukkansemangatkomitmen parapendiri negaradalam danmenetapkanPancasila sebagaiDasar Negara

7 A

7B

7C

7D

32

30

30

30

32 %

29%

20%

15%

68%

71%

80%

85%

Sumber : SMP N 1 Merbau Mataram, Tahun Pelajaran 2013-2014

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada kopetensi inti mendeskripsikan

perumusan Pancasila sebagai dasar Negara dalam sidang BPUPKI hanya 32 % orang

Page 22: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

4

siswa yang mencapai KKM, pada kopetensi dasar mendiskripsikan Perumusan Dasar

Negara dalam sidang Panitia Sembilan 29% orang siswa yang mencapai KKM, pada

kopetensi dasar mendiskripsikan tentang penetapan Pancasila sebagai dasar Negara 20%

orang siswa yang mencapai KKM dan pada kopetensi dasar menunjukkan semangat

komitmen para pendiri negara dalam dan menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara

15% orang siswa yang mencapai KKM. Hasil presentasi siswa yang mengalami

ketuntasan tersebutlah yang membuat guru harus merubah model pembelajaran yang

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah. Guru harus dapat menggunakan

model pembelajaran yang dapat meningkatkan keinginan siswa untuk belajara dan

apabila keinginan siswa untuk belajar telah meningkat makan siswa dapat dengan mudah

mendapatkan materi dari guru.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti diketahui bahwa tingkat ketercapaian KKM

pada mata pelajaran PPKn di SMPN 1 Merbau Mataram rendah karena ditemukan

keragaman masalah sebagai berikut: 1) peserta didik jarang mengajukan

pertanyaan, walaupun guru sering meminta agar peserta didik bertanya jika ada

hal–hal yang belum paham, 2) kemampuan komunikasi peserta didik dalam

pembelajaran sangat rendah, 3) kurangnya kemampuan peserta didik dalam

menguasai materi dan menghubungkan antara materi satu dengan materi yang

lain, 4) rendahnya keberanian peserta didik dalam menjawab pertanyaan.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat belum di desain sesuai

dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik serta belum relevan dengan tema

pembelajaran. Dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 dijelaskan bahwa

setiap guru berkewajiban menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan

Page 23: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

5

lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berperan aktif serta

memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengembangkan bakat dan minat

sesuai dengan perkembangan peserta didik. Kualitas instrumen evaluasi belajar

masih rendah dan belum diterapkan sesuai dengan prosedur, evaluasi belajar juga

tidak menyentuh aspek afektif dan skill sesuai dengan kurikulum 2013. Sehingga

diperlukan perbaikan evaluasi hasil belajar peserta didik yang mencakup KI-1,

KI-2, KI-3 dan KI-4

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

permasalahan yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1.2.1 Guru belum memahami sepenuhnya pembelajaran bermain peran terpadu

sesuai dengan kurikulum 2013.

1.2.2 Alat penunjang pokok pembelajaran seperti buku guru dan buku peserta

didik disekolah belum tersedia.

1.2.3 Interaksi dikegiatan pembelajaran hanya satu arah karena guru yang

dominan, sedangkan peserta didik pasif.

1.2.4 Pembelajaran guru belum menggunakna model pembelajaran yang

inovatif sehingga diperlukan model untuk memperbaiki pembelajaran.

1.2.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang digunakan belum didesain

sesuai dengan kebutuhan, karekteristik peserta didik dan relevan dengan

tema pembelajaran.

1.2.6 Kualitas instrumen evaluasi pembelajaran masih rendah.

Page 24: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

6

1.2.7 Hasil belajar peserta didik pada aspek kognitif, afektif dan skill di

bawah KKM.

1.3 Pembatasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada masalah-masalah yang dibatasi antara lain sebagai

berikut:

1.3.1 RPP yang digunakan belum didesain sesuai dengan kebutuhan dan

karakteristik peserta didik.

1.3.2 Guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif sehingga

diperlukan model untuk memperbaiki proses pembelajaran.

1.3.3 Kualitas evaluasi yang dilakukan masih rendah dan belum menggunakan

instrument yang tepat.

1.3.4 Hasil belajar peserta didik aspek kognitif, afektif dan skill di bawah

kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan, pada tema 1, 2 , 3, 4.

1.3.5 Kondisi dan potensi di SMPN I Merbau Mataram terhadap model

pembelajaran masih perlu dikembangkan.

1.3.6 Efektifitas model bermain peran pembelajaran PPKn di SMPN I Merbau

Mataram sebagai sumber belajar mandiri sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar siswa

1.3.7 Efisiensi model bermain peran sebagai sumber belajar mandiri dapat

meningkatkan motivasi siswa.

Page 25: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

7

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka perumusan masalah yang

diajukan adalah:

1.4.1 Bagaimanakah desain pembelajaran menggunakan model bermain peran

untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran belajar PKn?

1.4.2 Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan

model bermain peran untuk meningkatkan pembelajaran PKn?

1.4.3 Bagaimanakah assesmen dalam pembelajaran PKn yang dapat

meningkatkan hasil pembelajaran PKn?

1.4.4 Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dalam menggunakan model

bermain peran untuk pembelajaran PKn?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses

pembelajaran dengan menganalisis dan menemukan:

1.5.1 Desain pembelajaran menggunakan model bermain peran untuk

meningkatkan efektivitas pembelajaran belajar PPKn.

1.5.2 Pelaksanaan pembelajaran PPKn dengan menggunakan model bermain

peran untuk meningkatkan pembelajaran PPKn.

1.5.3 Assesmen dalam pembelajaran PPKn yang dapat meingkatkan hasil

pembelajaran PPKn.

1.5.4 Peningkatan hasil belajar siswa dalam menggunakan model bermain peran

untuk pembelajaran PPKn.

Page 26: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

8

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Mengembangkan dan menerapkan prosedur teknologi pendidikan pada

kawasan desain dan kawasan penilaian, karena mengkaji tentang proses

pembelajaran melalui model pembelajaran bermain peran dan mengkaji

tentang peningkatan prestasi belajar siswa kelas VII semester ganjil Tahun

Pelajaran 2016/2017 di SMPN I Merbau Mataram Lampung Selatan.

1.6.2 Manfaat Praktis

1.6.2.1 Bagi guru PPKn di SMPN I Merbau Mataram Lampung Selatan ,

model bermain peran yang digunakan sebagai model yang dapat

meningkatkan hasil pembelajaran.

1.6.2.2 Bagi guru, baik guru SMPN I Merbau Mataram atau sekolah lain

dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai salah satu

pelengkap model pembelajaran PKn.

1.6.2.3 Bagi siswa kelas VII di SMPN I Merbau Mataram, hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai model pembelajaranr

pelengkap pada materi sejarah perumusan pancasila.

1.6.2.4 Bagi peniliti, memberikan pengamalan yang sangat bermanfaat

terutama untuk mengembangkan diri membuat produk inovatif

yang dapat membantu proses pembelajaran PKn lebih efektif,

efisien dan menarik pada materi sejarah perumusan pancasila.

Page 27: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

9

1.6.2.5 Bagi kepala SMPN I Merbau Mataram Lampung Selatan, hasil

penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah referensi

perpustakaan sekolah terutama pada materi sejarah perumusan

pancasila

Page 28: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Belajar dan Pembelajaran

Teori belajar merupakan landasan utama dalam desain pembelajaran. Teori belajar

memberikan landasan kuat tehadap kajian bagaimana seorang individu belajar.

Landasan tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk merancang desain

pembelajaran. Pada kawasan Teknologi Pendidikan dapat meliputi kegiatan

analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, implementasi dan

evaluasi baik proses-proses maupun sumber-sumber belajar.

2.1.1 Teori Belajar

Menurut teori Gestalt yang terpenting dalam belajar adalah penyesuaian pertama,

yaitu mendapatkan respon atau tanggapan yang tepat. Belajar yang terpenting

bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh

insight. Dalam teori Gestalt prinsip-prinsip belajar, dirumuskan sebagai berikut:

(1) belajar berdasarkan keseluruhan, (2) belajar adalah suatu proses

perkembangan, (3) anak didik sebagai organisme keseluruhan, (4) terjadi transfer,

(5) belajar adalah reorganisasi pengalaman, (6) belajar harus dengan insight dan,

(7) belajar berlangsung terus menerus. (Djamarah, 2008: 19)

Page 29: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

11

Belajar menurut teori Gagne dalam Djamarah (2008: 22) memberikan dua

definisi, yaitu: (1) belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku dan, (2) belajar adalah

pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi. Sedangkan dalam

buku The Condition of Learning, menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu

situasi stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa sehingga

perbuatannya (performancenya) berubah dari waktu sebelum mengalami situasi

itu ke waktu sesudah mengalami situasi (Purwanto, 2006: 84).

Menurut teori Torndike (dalam Budianto 2010: 102) bahwa dasar dari belajar

tidak lain adalah asosiasi antara kesan panca indra dengan impuls untuk bertindak

Asosiasi ini dinamakan connecting. Thorndike mengemukakan, bahwa dalam

belajar itu dapat dikemukakan adanya beberapa hukum, yaitu : (1) hukum

kesiapan, (2) hukum latihan, dan (3) hukum efek. Menurut huhum ini belajar agar

mencapai hasil yang baik harus ada kesiapan untuk belajar. Disamping itu agar

belajar mencapai hasil yang baik harus ada latihan, makin sering dilatih maka

dapat diprediksikan hasilnya akan semakin baik bila dibandingkan dengan tanpa

adanya latihan. Menurut teori Skinner dalam (dalam Budianto 2010: 115) bahwa

belajar adalah suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responnya menjadi

lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Skinner

membedakan adanya dua macam respon yaitu “(1) respondent response yakni,

respon yang ditimbulkan oleh perangsangperangsang tertentu yang disebut

elicting stimuli, menimbulkan respon-respon relative tetap, (2) operant response,

yakni respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang

Page 30: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

12

tertentu yang disebut reinforcing stimuli”. Dari pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses atau aktivitas siswa secara sadar

dan sengaja, yang dirancang untuk mendapatkan suatu pengetahuan dan

pengalaman yang dapat mengubah sikap dan tingkah laku seseorang.

Sehingga dapat mengembangkan dirinya kearah kemajuan yang lebih baik.

“Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan

sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai

tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri” (Budianto 2010: 102).

Belajar menurut Hilgard dan Bower dalam buku Theories of learning dalam

Purwanto, (2006:84) mengatakan bahwa:

belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadapsesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman berulang-ulangdalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskan atasdasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misal kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).

Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah proses

yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seorang. Perubahan sebagai

hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam beberapa bentuk seperti berubah

pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya,

kecakapannya dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimanya dan lain-

lain aspek yang ada pada individu (Sudjana, 2006:28).

Menurut Morgan (dalam Purwanto 2006: 84) “belajar merupakan perubahan

relative permanen yang terjadi karena hasil dari praktek atau pengalaman. Belajar

adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi

Page 31: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

13

sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Belajar adalah proses

perubahan tingkah laku melalui berbagai pengalaman yang diperolehnya. Tingkah

laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek

kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian,

pemecahan suatu masalah, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.

Dalan hal teori tentang belajar ini Sagala (2007: 39) mengatakan, bahwa:

belajar merupakan proses terbentuknya tingkat laku baru yang disebabkanindividu merespons lingkungannya, melalui pengalaman pribadi ysng tidaktermasuk kematangan, pertumbuhan atau instink. Belajar sebagai prosesakan terarah kepada tercapainya tujuan (goal oriented) dari pihak siswamaupun dari pihak guru. Tujuan itu dapat diidentifikasi dan bahkan dapatdiarahkan sesuai dengan maksud pendidikan. Dapat disebut belajar, makaperubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir.

Dalam hubungannya dengan hal ini Purwanto (2006:85) mengatakan bahawa:

perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin

berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Ini berarti harus

menyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh

motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman atau kepekaan seseorang yang biasanya

hanya berlangsung sementara”. Proses belajar yang baik harus diawali dengan

perencanaan yang baik pula, yang harus pula mempertimbangkan faktor-faktor

yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Di antara berbagai hal yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kondisi individu siswa yang

memegang peranan paling penting. Kondisi individu siswa dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu kondisi fisiologis dan kondisi psikologis.

Page 32: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

14

Hasil belajar yang diharapkan dalam diri siswa adalah adanya perubahan

pemahaman siswa terhadap sesuatu hal yang dipelajarinya, bukan pada hafalan

terhadap apa yang dipelajarinya. Namun pemahaman seseorang terhadap suatu

objek akan dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Ernest Hilgard (dalam

Sagala 2007: 50), ada enam ciri dari belajar pemahaman, yaitu:

1. pemahaman dipengaruhi oleh kemampuan dasar, individu yang satu denganyang lain mempunyai kemampuan dasar yang berbeda.

2. pemahaman dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang lalu yang relevan,namun pengalaman masa lalu tersebut menjamin dapat menyelesaikanproblem, sebab pemecahan-pemecahan problem berarti penerapan operationyang telah dipelajari terlebih dahulu.

3. pemahaman tergantung kepada pengaturan situasi, sebab insight itu hanyamungkin terjadi apabila situasi belajar sedemikian rupa sehingga segalaaspek yang perlu dapat diamati.

4. pemahaman didahului oleh usaha coba-coba bukanlah hal yang jatuh darilangit dengan sendirinya, melainkan adalah hal yang harus dicari.

5. belajar dengan pemahaman dapat diulangi, jika sesuatu problem yang telahdipecahkan dengan insight lain kalau diberikan lagi kepada pelajar yangbersangkutan, maka dia akan dengan langsung dapat memecahkan problemitu lagi.

6. suatu pemahaman dapat diaplikasikan atau dipergunakan bagi pemahamansituasi lain.

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat

dibedakan atas dua jenis, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor

internal) dan faktor yang berasal dari luar individu siswa (faktor eksternal).

Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa dapat diklasifikasikan menjadi

dua yaitu faktor biologis dan faktor psikologis yang dapat dikategorikan sebagai

factor biologis antara lain usia, kematangan, dan kesehatan. Sedangkan yang dapat

dikategorikan sebagai faktor psikologis antara lain adalah kelelahan, suasana hati,

motivasi, minat dan kebiasaan belajar. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

Page 33: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

15

1. Kondisi Fisiologis. Pada umumnya kondisi fisiologis sangat berpengaruh

terhadap proses belajar siswa. Siswa yang dalam keadaan segar jasmaninya

akan berbeda dari siswa yang yang dalam keadaan kelelahan. Siswa yang

kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah siswa yang cukup

baik gizinya. Di samping kondisi fisiologis umum itu, faktor yang tidak

kalah pentingnya adalah kondisi panca indera terutama penglihatan dan

pendengaran. Karena pentingnya penglihatan dan pendengaran, maka dalam

lingkungan formal orang melakukan berbagai penelitian untuk menemukan

bentuk dan cara penggunaan alat peraga yang dapat dilihat dan didengarkan

(Audio Visual Aids).

2. Kondisi Psikologis. Semua keadaan dan fungsi psikolog tentu saja

berpengaruh terhadap proses belajar yang bersifat psikologis ini. Beberapa

faktor psikologis tersebut antara lain: motivasi adalah kondisi psikologis

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi untuk

belajar adalah kondisi yang mendorong siswa untuk belajar. Penemuan-

penemuan penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar meningkat jika

motivasi untuk belajar bertambah. Motivasi akan lebih meningkat apabila

kebutuhan yang ada meningkat dan kebutuhan yang paling kuat pada saat

tertentu menggerakan aktivitas. Secara tradisional orang biasa membedakan

adanya dua macam motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik. Movitasi intrinsic adalah dorongan yang timbul dari dalam

individu siswa tanpa rangsangan atau bantuan orang lain. Misalnya siswa

mau belajar agama Islam karena ingin memperoleh pengetahuan agama

Page 34: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

16

Islam. Oleh karena itu, ia rajin belajar tanpa disuruh orang lain tetapi atas

kesadaran sendiri. Motivasi intrinsik lebih efektif, terutama dalam

mendorong siswa untuk giat belajar. Motivasi ekstrensik adalah dorongan

yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu, apakah karena

adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain.

Faktor-faktor yang bersumber dari luar individu siswa dapat diklasifikasikan

menjadi dua yaitu faktor manusia (human) dan faktor non-manusia. Yang dapat

dikategorikan sebagai faktor manusia adalah lingkungan di keluarga, di sekolah

dan lingkungan di masyarakat (pergaulan). Sedangkan yang dapat dikategorikan

sebagai faktor non-manusia seperti alam, benda, hewan dan lingkungan fisik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar adalah: (1) bahan

yang diajarkan; (2) faktor lingkungan; (3) faktor instrumental, dan (4) faktor

individu/siswa.

2.1.2 Teori Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk

hidup belajar. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat

melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Konsep tersebut

adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diamati.

2.1.2.1 Teori Pembelajaran Bermakna Ausubel

Ausubel (dalam Sagala 2007: 75) berpendapat bahwa guru harus dapat

mengembangkan potensi kognitif peserta didik melalui proses belajar yang

Page 35: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

17

bermakna. Sama seperti Bruner dan Gagne, Ausubel beranggapan bahwa aktivitas

belajar peserta didik, terutama mereka yang berada di tingkat pendidikan dasar

akan bermanfaat kalau mereka banyak dilibatkan dalam kegiatan langsung.

Dalam proses pembelajaran guruhendaknya menyajikan pembelajaran yang

bersifat bermakna guna mengembangkan potensi kognitif peserta didik selama

proses pembelajaran. Namun untuk peserta didik pada tingkat pendidikan lebih

tinggi, maka kegiatan langsung akan menyita banyak waktu. Untuk mereka,

menurut Ausubel, lebih efektif kalau guru menggunakan penjelasan, peta konsep,

demonstrasi, diagram, dan ilustrasi. Empat tipe belajar menurut Ausubel (dalam

Sagala 2007: 62) :

1. Belajar dengan penemuan bermakna adalah suatu proses pembelajaran yangdimulai dengan menggali pengetahuan awal peserta didik dan dikaitkandengan materi yang akan dipelajari atau peserta didik mendapatkanpengetahuan baru yang telah dipelajari kemudian dikaitkan denganpengetahuan awal peserta didik.

2. Belajar dengan penemuan tidak bermakna adalah pembelajaran yangdiperoleh peserta didik tanpa mengaitkan dengan pengetahuan awal pesertadidik.

3. Belajar menerima (ekspitori) yang bermakna adalah pembelajaran yangtelah dirancang secara logis kemudian disampaikan kepada peserta didik,dari pembelejaran baru tersebut peserta didik mengkaitakan denganpengetahuan awal yang dimiliki.

4. Belajar menerima tidak bermakna adalah pembelajaran yang telahdirancang secara logis kemudian disampaikan kepada peserta didik tanpaharus dikaitkan dengan pengetahuan awal peserta didik, peserta didik hanyasebatas menghafal

Prasyarat agar pembelajaran menjadi bermakna menurut Ausubel (dalam Sagala

2007: 87) adalah :

1. Belajar bermakna terjadi apabila peserta didik memiliki setrategi belajarbermakna.

Page 36: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

18

2. Tugas-tugas belajar yang diberikan kepada peserta didik harus sesuaidengan tahap perkembangan dan pengetahuan yang dimiliki oleh pesertadidik.

2.1.2.2 Teori Pembelajaran Pemerosesan Informasi Robert Gagne

Robert. M. Gagne (2013: 56), dalam bukunya : " The Conditioning of Learning

mengemukakan bahwa; Learning is a change in human disposition or capacity,

wich persists over a period time, and wich is not simply ascribable to process of

growth ". Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia

setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses

pertumbuhan saja dan Gagne (2013: 57) menyatakan bahwa belajar merupakan

seperangkat proses yang bersifat internal bagi setiap individu sebagai hasil

transformasi rangsangan yang berasal dari peristiwa eksternal di lingkungan

individu yang bersangkutan (kondisi).

Model proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne (2013: 62) didasarkan pada

teori pemrosesan informasi, yaitu sebagai berikut:

1. Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syarafdan diproses sebagai informasi.

2. Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpandalam memori jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangkapanjang.

3. Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya,dan dapat diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.

Seperangkat proses yang bersifat internal yang dimaksud oleh Gagne (2013: 64)

adalah kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk

mencapai hasil belajar dan terjadinya proses kognitif dalam diri individu

Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang

Page 37: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

19

mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Karena itulah Gagne

membuat beberapa rumusan untuk menghubungkan keterkaitan antara faktor

internal dan eksternal dalam pembelajaran dalam rangka memaksimalkan

tercapainya tujuan pembelajaran. Gagne membuat rumusan yang berisi urutan

untuk menimbulkan peristiwa pembelajaran, yaitu :

1. Pembelajaran yang dilakukan dikondisikan untuk menimbulkan minatpeserta didik, dan dikondisikan agar perhatian peserta didik terpusat padapembelajaran sehingga mereka siap untuk menerima pelajaran.

2. Memulai pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran agarpeserta didik mengetahui apa yang diharapkan setelah menerima pelajaran.

3. Guru harus mengingatkan kembali konsep yang telah dipelajarisebelumnya.

4. Guru siap untuk menyampaikan materi pelajaran.5. Dalam pembelajaran guru memberikan bimbingan atau pedoman kepada

peserta didik untuk belajar.6. Guru memberikan motivasi untuk memunculkan respon peserta didik.7. Guru memberikan umpan balik atau penguatan atas respon yang diberikan

peserta didik baik dalam bentuk lisan maupun tulis8. Mengevaluasi hasil belajar9. Memperkuat retensi dan transfer belajar.

2.2 Konsep Dasar Pembelajaran Pendekatan Saintifik dan PenilaianAutentik Pendekatan Saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang

dirancang sedemikianrupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep,

hukum atauprinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi

atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan

hipotesis,mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulandan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

“ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman

kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan

pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak

Page 38: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

20

bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran

yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari

tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan

proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan,

dan menyimpulkan.

Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan.Akan tetapi

bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah

dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa. Teori belajar Bruner (dalam

Aunurrohman 2009: 101) disebutkan bahwa ada empat hal pokok berkaitan

dengan teori belajar. Pertama, individu hanya belajar danmengembangkan

pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, denganmelakukan proses-

proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan

kepuasan intelektual yang merupakan suatau penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-

satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan

penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat,

dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal

di atas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam

pembelajaran menggunakan model saintifik.

Menurut Kemdiknas pembelajaran dengan model saintifik memiliki karakteristik

sebagai berikut:

1. berpusat pada siswa.

Page 39: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

21

2. melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukumatau prinsip.

3. melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsangperkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggisiswa.

4. dapat mengembangkan karakter siswa.

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan

pendekatan tersebut menurut Kemdiknas memiliki beberapa tujuan pembelajaran

dengan pendekatan saintifik adalah:

1. untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikirtingkat tinggi siswa.

2. untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalahsecarasistematik.

3. terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itumerupakan suatu kebutuhan.

4. diperolehnya hasil belajar yang tinggi.5. untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam

menulis artikel ilmiah.6. untuk mengembangkan karakter siswa.

Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran menurut

Kemdiknas adalah sebagai berikut:

1. pembelajaran berpusat pada siswa2. pembelajaran membentuk students‟ self concept3. pembelajaran terhindar dari verbalisme4. pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan

mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip5. pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa6. pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar

guru7. memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam

komunikasi adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsipyang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan

dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan

Page 40: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

22

ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali

informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau

informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis,

menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi,

atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat

diaplikasikan secara prosedural. Padakondisi seperti ini, tentu saja proses

pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan

menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik dalam

pembelajaran disajikan sebagai berikut:

1. Mengamati (observasi)

Model mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran

(meaningfulll learning). Model ini memiliki keunggulan tertentu, seperti

menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang,

dan mudah pelaksanaannya. Model mengamati sangat bermanfaat bagi

pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran

memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam

pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81,

hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta

didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak,

mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk

melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,

membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

Page 41: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

23

Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan,

ketelitian, dan mencari informasi. (Kemdiknas, 2014: 312)

2. Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada

pesertadidik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak,

dibaca atau di lihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat

mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek

yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep,

prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat

faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Darisituasi di

mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih

memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat

di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari

kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya

dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam

bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan

terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebihlanjut dan

beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan

pesertadidik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana

disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah

mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa

yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan

Page 42: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

24

tentangapa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke

pertanyaan yang bersifathipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan

dalam kegiatan ini adalahmengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,

kemampuan merumuskan pertanyaanuntuk membentuk pikiran kritis yang

perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. (Kemdiknas, 2014:

313)

3. Mengumpulkan Informasi

Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari

bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan

informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta

didik dapat membaca buku yang lebih banyak,memperhatikan fenomena

atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukaneksperimen. Dari

kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permen dikbud

Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi

dilakukanmelalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks,

mengamati objek/kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara sumber dan

sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan

sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan

berkomunikasi, menerapkan kemampuanmengumpulkan informasi melalui

berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan

belajar sepanjang hayat (Kemdiknas, 2014: 315).

Page 43: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

25

4. Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Menalar

Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan

pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a

Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik

terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari

kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan

informasi yang dikumpulkan dari yang bersifatmenambah keluasan dan

kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari

solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai

kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan

keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari

keterkaitan informasi tersebut.

5. Menarik kesimpulan

Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik

merupakankelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah

menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari

keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan

kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan. (Kemdiknas, 2014:

319)

6. Mengkomunikasikan

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari.

Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa

Page 44: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

26

yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan

menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru

sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didiktersebut.

Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana

disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah

menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis

secara lisan, tertulis, atau medialainnya. (Kemdiknas, 2014:320). Adapun

kompetensi yang diharapkan dalam kegiatanini adalah mengembangkan

sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,mengungkapkan

pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan

berbahasa yang baik dan benar.Kegiatan pembelajaran meliputi tiga

kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan,kegiatan inti, dan kegiatan

penutup. Kegiatan pendahuluan bertujuan untukmenciptakan suasana awal

pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapatmengikuti

proses pembelajaran dengan baik. Sebagai contoh ketika memulai

pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat dan

gembira(mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa dan

menanyakan ketidakhadiransiswa apabila ada yang tidak hadir.

Dalam model saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan

pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan

dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa. Dalam kegiatan ini

guru harusmengupayakan agar siswa yang belum paham suatu konsep dapat

memahami konsep tersebut, sedangkan siswa yang mengalami kesalahan konsep,

Page 45: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

27

kesalahan tersebut dapat dihilangkan. Pada kegiatan pendahuluan, disarankan

guru menunjukkan fenomena atau kejadian “aneh” atau “ganjil” (discrepant

event) yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada diri siswa. Kegiatan inti

merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau dalam

prosespenguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Kegiatan inti

dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan

kemampuan siswasecara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu

tertentu. Kegiatan inti dalam model saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya

konsep, hukum atau prinsip olehsiswa dengan bantuan dari guru melalaui

langkah-langkah kegiatan yang diberikan dimuka. Kegiatan penutup ditujukan

untuk dua hal pokok. Pertama, validasi terhadapkonsep, hukum atau prinsip yang

telah dikonstruk oleh siswa.

2.3 Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan di SMP

Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang

baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn adalah mampu berpikir

secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu

kewarganegaraan dinegaranya, mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan,

secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam

semua kegiatan, dan bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga

mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta

mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada satuan

pendidikan dasar dan menengah merupakan kelompok mata pelajaran yang

Page 46: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

28

dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan siswa akan status, hak,

dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,

serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan tersebut mencakup wawasan kebangsaan, jiwa dan

patriotisme, bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender,

demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar

pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme (Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 22 tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah). Sejalan dengan

peraturan perundangan di atas, maka standar kompetensi kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian bertujuan membentuk peserta didik menjadi

manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai

melalui muatan dan/atau kegiatan Agama, Akhlak Mulia, Kewarganegaraan,

Bahasa, Seni dan Budaya, dan Pendidikan Jasmani.

Pelaksanaan pembelajaran pada tiap satuan pendidikan, kegiatan kelompok mata

pelajaran ini dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan pembelajaran, baik dalam

kegiatan intrakurikuler melalui mata pelajaran maupun ekstrakurikuler melalui

pengembangan diri. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi lulusan,

penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

dilakukan melalui: (a) pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk

menilai perkembangan afektif dan kepribadian peserta didik; dan (b) ujian,

Page 47: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

29

ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik

(Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan Pasal 64 ayat (3)).

Pada tingkat SMP, menurut KTSP PKn dipandang sangat penting untuk diajarkan

sebagai mata pelajaran tersendiri, Karena :

1. selain memberikan bekal ilmu kepada siswa, mata pelajaran PKn dapat pula

untuk menumbuhkan kemampuan berfikir yang berguna untuk memecahkan

masalah dalam kehidupan sehari-hari.

2. mata pelajaran PKn perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus, yaitu:

1) Pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara, 2)

Perilaku berkepribadian, yaitu berbagai bentuk perilaku sebagai

penerjemahan dimilikinya ciri-ciri kepribadian warga negara Indonesia”.

Pembelajaran PKn, dilakukan dengan cara belajar kelompok salah satunya dengan

menggunakan model pembelajaran bermain peran untuk menumbuhkan

kemampuan berfikir, bekerja sama, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi yang

merupakan aspek penting sebagai kecakapan hidup.

2.4 Hakekat Pelajaran PKn

Tujuan pembelajaran PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik

warga negara yang baik, sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran PPKn

adalah:

Page 48: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

30

1. mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi

persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.

2. mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan

bertanggungjawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua

kegiatan, dan

3. bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup

bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi serta mampu

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

4. pembangunan budaya dan karakter bangsa (cultural and character building)

merupakan komitmen nasional yang telah lama tumbuh dan berkembang

dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Dalam

berbagai dokumen sejarah politik dan ketatanegaraan, telah tercatat bahwa

pembangunan budaya dan karakter bangsa merupakan salah satu kehendak

para pendiri Negara (founding fathers) yang perlu dilaksanakan secara

berkesinambungan, seperti misalnya teks yang terdapat dalam naskah

Sumpah Pemuda, naskah Proklamasi, naskah Pembukaan UUD 1945, serta

yang tercermin dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu-lagu

perjuangan lainnya.

Jadi pembangunan budaya dan karakter bangsa merupakan komitmen bersama

bangsa Indonesia yang harus dilaksanakan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara. Pembangunan budaya dan karakter bangsa akan semakin penting

ketika bangsa Indonesia mulai memasuki era globalisasi yang penuh dengan

tantangan. Pengaruh peradaban bangsa asing yang dibawa oleh arus globalisasi

Page 49: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

31

secara terus menerus mempengaruhi perilaku dan mentalitas bangsa Indonesia.

Ketika menjelang proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, hampir semua

warga/bangsa Indonesia cenderung mengutamakan kepentingan bersama bangsa

Indononesia daripada kepentingan pribadi dan kelompok, golongan, suku, agama,

dan daerah. Semangat nasionalisme membara didada sebagian besar bangsa

Indonesia dengan konsentrasi satu tujuan yaitu merebut dan mempertahankan

kemerdekaan. Hal ini berbeda dengan kondisi terkini, dimana budaya dan karakter

bangsa lain banyak mempengaruhi karakter dan mentalitas bangsa Indonesia,

terutama sebagai dampak dari pengaruh modernisasi dan globalisasi.

2.5 Hasil Belajar

Budianto (2010: 102) menjelaskan kategori pada dimensi proses kognitif

merupakan pengklasifikasian proses kognitif siswa secara komprehensif yang

terdapat dalam tujuan di bidang pendidikan. Kategori kategori tersebut antara lain:

1. C1 (mengingat), yaitu mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang.

Kategori tersebut adalah: Mengenali (mengidentifikasi) yaitu menempatkan

pengetahuan dalam memori jangka panjang sesuai dengan pengetahuan

tersebut, mengingat kembali (mengambil) yaitu mengambil pengetahunan

dari pengalaman belajar.

2. C2 (memahami), yaitu mengkontruksi makna dari materi pembelajaran,

termasuk apa yang diucapkan, ditulis,dan digambar oleh guru. Kategorinya

antara lain: Manafsirkan (mengklarifikasi, memparafrasakan, merepresentasi,

menerjemahkan) yaitu mengubah satu bentuk gambaran menjadi bentuk lain,

mencontohkan (mengilustrasikan, memberi contoh) yaitu menemukan contoh

Page 50: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

32

atau ilustrasi tentang konsep, mengklasifikasi (mengkategorikan,

mengelompokkan) menentukan sesuatu dalam satu kategori.yang relevan dari

memori memori jangka panjang, merangkum (mengabstraksi,

menggeneralisasi) yaitu mengabstraksikan tema umum atau poin-poin pokok,

menyimpulkan (menyarikan, mengekstrapolasi, mpenginterpolasi,

memprediksi) yaitu membuat kesimpulan yang logis dari informasi yang

diterima, membandingkan (mengkontraskan, memetakan, mencocokan) yaitu

menentukan hubungan antara dua ide, dua objek, dan semacamnya,

menjelaskan (membuat model) yaitu membuat model sebab-akibat dalam

sebuah sistem.

3. C3 (mengaplikasikan), yaitu menerapkan atau menggunakan suatu prosedur

dalam keadaan tertentu (Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, 2010:

44). Kategorinya yaitu: mengeksekusi (melaksanakan) yaitu menerapkan

suatu prosedur pada tugas yang familier, mengimplementasikan

(menggunakan) yaitu menerapkan suatu prosedur pada tugas yang tidak

familier.

4. C4 (menganalisis) yaitu memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian

penyusunnya dan menentukan hubungan antara bagian itu dan hubungan

antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan.

Kategorinya adalah membedakan (menyendi rikan, memilih, memfokuskan,

memilih) yaitu membedakan bagian materi pelajaran yang relevan dari yang

tidak relevan, bagian yang penting dari yang tidak penting,

mengorganisasikan (menemukan koherensi, memadukan, membuat garis

Page 51: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

33

besar, mendeskripsikan pesan, menstrukturkan) yaitu menentukan bagaimana

elemen-elemen bekerja atau berfungsi dalam sebuah struktur,

mengatribusikan (mendekonstruksi) yaitu menentukan sudut pandang atau

nilai maupun maksud dibalik materi pelajaran.

5. C5 (mengevaluasi) yaitu mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan atau

standar. Memeriksa (mengoordinasi, mendeteksi, memonitor, menguji) yaitu

menemukan inkonsistensi atau kesalahan dalam suatu proses atau produk dan

menentukan apakah suatu proses atau produk memiliki memori jangka

panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut.

6. C6 (mencipta), yaitu memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu

yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil.

Kategori pengklasifikasian C6 yaitu merumuskan (membuat hipotesis) yaitu

membuat hipotesis-hipotesis berdasarkan kriteria, merencanakan (mendesain)

yaitu merencanakan prosedur untuk menyelesaikan suatu tugas, memproduksi

(mengkonstruksi), yaitu menciptakan suatu produk.

Sedangkan menurut Munandar (2012: 238) hasil belajar kognitif terbagi dalam

dua bagian, yaitu kognitif rendah dan kognitif tinggi. Hasil belajar kognitif rendah

terdiri dari tiga aspek yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan

aplikasi/penerapan(C3), sementara hasil belajar kognitif tinggi terdiri dari tiga

aspek yaitu analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Berdasarkan beberapa

pendapat yang telah diutarakan mengenai pengertian hasil belajar, maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri

seseorang setelah melalui suatu proses belajar, baik dari segi kognitifnya

Page 52: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

34

(pengetahuan), afektifnya (sikap) maupun dari segi psikomotoriknya

(keterampilan). Hasil belajar kognitif terdiri dari kognitif rendah dan tinggi. Pada

penelitian ini hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar kognitif rendah dengan

aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3).

Menurut teori Gestalt (dalam Darmodjo 2009: 56) belajar merupakan suatu proses

perkembangan, yang secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan.

Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari diri siswa

sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar

siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama,

siswa; dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi,

minat dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu

sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar,

model serta dukungan lingkungan, keluarga dan lingkungan. Selanjutnya,

dikemukakan oleh Waslimah (2007: 159) bahwa sekolah merupakan salah satu

faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan

belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil

belajar siswa.

Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru, sebagaimana

dikemukakan oleh Sanjaya (2008: 50), bahwa guru adalah komponen yang sangat

menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Berdasarkan

pendapat ini dapat ditegaskan bahwa salah satu faktor eksternal yang sangat

berperan mempengaruhi hasil belajar siswa adalah guru. Guru menurut Wina

Page 53: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

35

Sanjaya (2008: 50) dalam proses pembelajaran memegang peranan yang sangat

penting. Peran guru, apalagi untuk siswa pada usia sekolah dasar, tak mungkin

dapat digantikan oleh perangkat lain seperti televisi, radio dan komputer. Sebab

siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan bimbingan

dan bantuan orang dewasa.

Hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat

sejumlah faktor yang saling mempengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar

seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Ruseffendi (2011: 7)

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh

macam, yaitu kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat

anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi

guru dan kondisi masyarakat. Penjelasan di atas merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yang didapatkan oleh siswa. Kesepuluh faktor

tersebut yang harus guru perhatikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2.6 Model Pembelajaran Bermain Peran

Model berasal dari Bahasa Yunani yang berarti cara atau jalan yang ditempuh.

Sedangkan istilah model adalah jalan atau cara yang ditempuh untuk mencapai

suatu tujuan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka model menyangkut masalah

cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

bersangkutan. Model pembelajaran yang digunakan guru hampir tidak ada yang

sia-sia, karena model yang digunakan tersebut akan mendatangkan hasil dalam

waktu dekat atau dalam waktu yang relatif lama. Pembelajaran adalah setiap

Page 54: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

36

perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman.

Pembelajaran dalam dunia pendidikan adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan

ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap

dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses

untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Model dalam

rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting,

keberhasilan implementasi model pembelajaran sangat tergantung pada cara guru

menggunakan model pembelajaran (Majid, 2014: 150).

2.6.1 Pengertian Model Pembelajaran Bermain Peran

Pada dasarnya, bermain memiliki dua pengertian yang harus dibedakan. Bermain

menurut pengertian yang pertama dapat bermakna sebagai sebuah aktifitas

bermain yang murni mencari kesenangan tanpa mencari “menang-kalah” (play).

Sedangkan yang kedua disebut sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam

rangka mencari kesenangan dan kepuasan, namun ditandai dengan adanya

pencarian ”menang-kalah” (game). Peran (role) bisa diartikan sebagai cara

seseorang berperilaku dalam posisi dan situasi tertentu (Ginanjar, 2013: 45).

Pengertian peran dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian perasaan, ucapan

dan tindakan, sebagai suatu pola hubungan unik yang ditunjukkan oleh individu

terhadap individu lain (Mulyasa, 2013: 112). Bermain peran pada prinsipnya

merupakan model untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata

Page 55: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

37

ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian

dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap

peran tersebut. Mulyasa (2013: 134) bermain peran adalah suatu model kegiatan

belajar yang menekankan pada kemampuan penampilan warga belajar untuk

memerankan suatu status atau fungsi suatu pihak-pihak lain yang terdapat pada

dunia kehidupan. Sejalan dengan pendapat tersebut model bermain peran adalah

model mengajar yang dalam pelaksanannya peserta didik mendapat tugas dari

guru untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu

problem agar peserta didik dapat memecahkan masalah yang muncul dari situasi

sosial.

Bermain peran merupakan penerapan pembelajaran berdasarkan pengalaman.

Bermain peran memungkinkan para siswa mengidentifikasi situasi-situasi dunia

nyata dan dengan ide-ide orang lain, identifikasi tersebut mungkin cara untuk

mengubah perilaku dan sikap sebagaiman siswa menerima karakter orang lain

(Hamalik, 2008: 214). Alasan diterapkannya model pembelajaran bermain peran

dalam kegiatan belajar mengajar adalah untuk penanaman dan pengembangan

konsep, nilai, moral, serta norma. Hal ini dapat dicapai bila para peserta didik

secara langsung bekerja dan melakukan interaksi satu sama lainnya dan

melakukan pemecahan masalah melalui peragaan. Oleh karena itu, model ini

mampu menghasilkan suatu pengalaman yang berharga bagi para peserta didik.

Menurut Majid (2014: 163) bermain peran adalah model pembelajaran sebagai

bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah,

mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin

Page 56: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

38

muncul pada masa mendatang. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran bermain peran adalah cara yang

digunakan guru dalam proses pembelajaran dengan memberikan suatu

topik/masalah yang dipecahkan oleh peserta didik dengan memainkan peran

dalam hal ini terkait dengan pembelajaran.

2.6.2 Tujuan Penggunaan Model Bermain Peran

Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan model bermain peran menurut

Syaiful (2010: 88) antara lain adalah:

1. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.2. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.3. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok

secara spontan.4. Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.

Kemudian menurut Syaiful (2010: 91) tujuan dari penggunaan model bermain

peran (bermain peran) adalah:

1. Mendorong siswa untuk menciptakan realitas mereka sendiri;2. Mengembangkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain;3. Meningkatkan motivasi belajar siswa;4. Melibatkan para siswa pemalu dalam kegiatan kelas;5. Membuat rasa percaya diri siswa;6. Membantu siswa untuk mengidentifikasi dan kesalahpahaman yang benar;7. Menunjukkan siswa bahwa dunia nyata yang kompleks dan masalah yang

muncul di dunia nyata tidak dapat diselesaikan dengan hanya menghafalinformasi;

8. Menggarisbawahi penggunaan simultan keahlian yang berbeda (yangdiperoleh secara terpisah).

Sistem sosial dari model ini disusun secara sederhana, guru bertanggung jawab

minimal pada tahap pemulaan. Selajutnya guru membimbing para peserta didik

untuk melanjutkan kegiatan sesuai langkah-langkah yang telah ditetapkan.

Page 57: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

39

Intervensi guru perlu dikurangi ketika bermain peran telah memasuki tahap

pemeranan, dalam tahap ini peserta didiklah yang lebih aktif. Pertanyaan dan

komentar guru harus mendorong para peserta didik utnuk mengekspresikan

perasaan dan gagasannya secara bebas dan jujur. Guru juga harus menumbuhkan

saling percaya antara dirinya dengan peserta didik agar peserta didik dapat

melibatkan diri secara aktif dalam pembelajaran.

Sedikitnya terdapat lima prinsip reaksi penting dari model pembelajaran bermain

peran. Pertama, guru selayaknya menerima respon para pesereta didik, terutama

yang berkaitan dengan pendapat dan perasaannya, tanpa penilaian terhadap baik

atau buruk reaksi yang diberikannya. Kedua, guru seyogyanya membantu peserta

didik mengeksplorasi situasi masalah dari berbagai segi, berusaha membantu

mencari titik temu dan perbedaan dari pandangan-pandangan yang dikemukakan

para peserta didik. Ketiga, dengan cara merefleksikan, menganalisis dan

menangkap respons-respons peserta didik, guru berupaya meningkatkan

kesadaran peserta didik akan pandangan-pandangan dan perasaannya sendiri.

Keempat, guru perlu menekankan kepada para peserta didik bahwa terdapat

banyak cara untuk memainkan suatu peran, setiap cara memiliki konsekuensi yang

berbeda dan beraneka ragam. Konsekuensi itulah yang harus dieksplorasi oleh

peserta didik. Kelima, guru perlu menekankan kepada peserta didik bahwa

terdapat berbagai cara untuk memecahkan suatu masalah; tidak ada satu carapun

yang paling tepat. Peserta didik perlu mengkaji hasil dari suatu pemecahan yang

ditawarkan untuk mengetahui tepat atau tidaknya pemecahan masalah yang

dilakukan.

Page 58: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

40

Mulyasa (2008: 57) mengemukakan tahapan pembelajaran bermain peran meliputi

: (1) menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik; (2) memilih peran; (3)

menyusun tahap-tahap peran; (4) menyiapkan pengamat; (5) menyiapkan

pengamat; (6) tahap pemeranan; (7) diskusi dan evaluasi tahap diskusi dan

evaluasi tahap I ; (8) pemeranan ulang; dan (9) diskusi dan evaluasi tahap II; dan

(10) membagi pengalaman dan pengambilan keputusan.

Sistem penunjang dalam pembelajaran bermain peran cukup sederhana tetapi

sangat penting. Hal yang sangat penting dalam bermain peran adalah situasi

masalah, yang biasanya disampaikan secara lisan tetapi dapat juga dikemukakan

dalam bentuk lain misalnya melalui lembaran-lembaran yang dibagikan kepada

peserta didik. Dalam lembaran tersebut dikemukakan perincian langkah-langkah

yang akan diperankan lengkap dengan watak pemeran masing-masing. Menurut

Huda (2014: 208), sintaks strategi bermain peran dapat dilihat dalam tahap-

tahapannya adalah sebagai berikut: 1). Guru menyususn dan menyiapkan

sekenario yang akan ditampilkan, 2). Guru menunjuk beberapa siswa untuk

mempelajari sekenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar, 3). Guru membentuk kelompok siswa masing-masing

beranggotakan 5 orang, 4). Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang

ingin dicapai, 5). Guru memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk

melakonkan sekenario yang sudah dipersiapkan, 6). Masing-masing siswa berada

di kelompoknya sambil mengamati sekenario yang sedang diperagakan, 7).

Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberi lembar kerja untuk

Page 59: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

41

membahas / memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok, 8).

Guru memberikan kesimpulan dan evaluasi secara umum.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang langkah-langkah pembelajaran peneliti

menentukan bahwa langkah bermain peran pada penelitian ini adalah sebagai

berikut: (1) menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik; (2) memilih

peran; (3) menyusun tahap-tahap peran; (4) menyiapkan pengamat; (5) tahap

pemeranan; (6) diskusi dan evaluasi tahap; (9) membagi pengalaman dan

pengambilan keputusan. Tahap ke 7 dan ke 8 tidak digunakan karena melihat

keterbatasan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

2.6.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Bermain Peran(Bermain peran)

Model bermain peran mempunyai beberapa kelebihan dan juga mempunyai

beberapa kekurangan antara lain menurut Syaiful (2010: 418), kelebihan model

bermain peran (bermain peran) antara lain:

1. Siswa melatih dirinya untuk malatih memahami dan mengingat isi bahanyang akan diperankan.

2. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.3. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan

muncul atau tumbuh bibit seni peran di sekolah.4. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-

baiknya.5. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung

jawab dengan sesamanya.6. Bahasa lisan siswa dibina dengan baik agar mudah dipahami orang.

Kemudian menurut Syaiful (2010: 93) model bermain peran memiliki kelebihan

diantaranya:

Page 60: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

42

1. Dapat menjabarkan pengertian (konsep) dalam bentuk praktik dan contoh-contoh yang menyenangkan.

2. Dapat menanamkan semangat peserta didik dalam memecahkan masalahketika memerankan sekenario yang dibuat.

3. Dapat membangkitkan minat peserta didik terhadap materi pelajaran yangdiajarkan.

4. Permainan peran bisa pula memupuk dan mengembangkan suatu rasakebersamaan dan kerjasama antar peserta didik ketika memainkan sebuahperan.

5. Keterlibatan para peserta permainan peran bisa menciptakan baikperlengkapan emosional maupun intelektual pada masalah yang dibahas.

Model bermain peranan memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak.

Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun

murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya kebanyakan siswa yang ditunjuk

sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu. Apabila

pelaksanaan sosio drama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja

dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak

tercapai. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui model ini.

Sebagian besar anak yang tidak ikut drama mereka menjadi kurang aktif.Kelas

lain sering terganggu oleh suara pemain dan penonton yang kadang-kadang

bertepuk tangan.

2.6.4 Penerapan Model Bermain peran dalam pembelajran

Tujuan pendidikan di sekolah harus mampu mendukung kompetensi tamatan

sekolah, yaitu pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan untuk mendekatkan

dirinya dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan kebutuhan daerah. Sementara

itu, kondisi pendidikan di negara kita dewasa ini, lebih diwarnai oleh pendekatan

yang menitik beratkan pada model belajar konvensional seperti ceramah, sehingga

Page 61: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

43

kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar

mengajar. Di sekolah saat ini, ada indikasi bahwa pola pembelajaran bersifat

teacher centered. Kecenderungan pembelajaran demikian, mengakibatkan

lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam pembelajaran sehingga prestasi

belajar yang dicapai tidak optimal. Kesan menonjolnya verbalisme dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas masih terlalu kuat. Salah satu

alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi

tuntutan tersebut adalah model bermain peran. Model ini digunakan apabila

pelajaran dimaksudkan untuk:

1. menerangkan suatu peristiwa yang didalamnya menyangkut orang banyak,

dan berdasarkan pertimbangan didaktik lebih baik didramatisasikan

daripada diceritakan, karena akan lebih jelas dan dapat dihayati oleh anak

2. melatih anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan masalah-masalah

sosial-psikologis; dan

3. melatih anak-anak agar mereka dapat bergaul dan member kemungkinan

bagi pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya. Penggunaan

bermian peran dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan-tujuan afektif.

Pembelajaran dengan model bermain peran dilaksanakan menjadi beberapa tahap,

yaitu sebagai berikut:

1. tahap memotivasi kelompok

2. memilih pemeran

3. menyiapkan pengamat

4. menjelaskan tahap-tahap bermain peran

Page 62: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

44

5. memerankan sesuai naskah

6. diskusi dan evaluasi

7. pemeranan ulang

8. diskusi dan evaluasi kedua

9. membagi pengalaman dan menarik generalisasi.

Berdasarkan kutipan pendapat di atas, aktivitas membuka pelajaran pada

hakikatnya merupakan upaya guru menarik perhatian siswa, menimbulkan

motivasi, member acuan, dan membuat keterkaitan. Menarik perhatian siswa

dapat dilakukan antara lain dengan gaya mengajar, penggunaan alat-bantu

mengajar, dan pola interaksi yang bervariasi. Kemampuan melaksanakan proses

pengajaran menunjuk kepada sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh guru ketika

ia menyajikan bahan pelajaran. Pada tahap ini berlangsung interaksi antara guru

dengan siswa, antarsiswa, dan antara siswa dengan kelompok belajarnya. Jika

dilihat hakekat dasar pembejajaran yang sederhana cakupan pelaksanaan

pengajaran antara lain aspek tujuan pengajaran yang dikehendaki, bahan pelajaran

yang disajikan, siswa yang belajar, model mengajar yang digunakan, guru yang

mengajar, dan alokasi waktu dalam mengajar.

2.7 Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan judul ini antara lain;

1. Suarsana, Wayan Lasmawan (volume 3 tahun 2013) melakukan penelitian

yang berjudul pengaruh model pembelajaran bermain peran berbantuan

asesmen kinerja terhadap hasil belajar IPS dan motivasi berprestasi kelas V

Page 63: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

45

SDN Gugus II Laksamana Jembrana. Penelitian ini bertujuan untuk menguji

pengaruh model bermain peran berbantuan asesmen kinerja terhadap hasil

belajar ips dan motivasi berprestasi kelas V SD. Hasil penelitian menemukan

bahwa : (1) terdapat perbedaan hasil belajar (2) terdapat perbedaan motivasi

berprestasi (3) terdapat perbedaan hasil belajar dan motivasi berprestasi.

2. Kanti Wilujeng (volume 4 tahun 2015) penerapan model pembelajaran

bermain peran pada mata pelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar

siswa Kelas IIIB SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember.

Hasil akhir menunjukkan bahwa pembelajaran IPS dengan model bermain

peran dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas

IIIB SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember.

3. Budhi Utami. (volume 4 tahun 2014), melakukan penelitian yang berjudul

penerapan model bermain peran pada materi sistem pernapasan terhadap

aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Semen Kediri. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPA melalui model bermain peran di kelas VIIIB SMP Negeri 1

Semen, Kediri. Hasil penelitian diperoleh dapat meningkatkan aktivitas siswa

sebesar 71,8 % menjadi 84,6 %, sedangkan hasil belajar dengan nilai rata-rata

77,1 menjadi 79,3 pada siklus.

4. Wantiana (volume 3 tahun 2010), melakukan penelitian yang berjudul

penerapan model pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan hasil

belajar IPS pada siswa kelas III SDN Kedawung 2 Kabupaten Blitar. Tujuna

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran,

Page 64: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

46

penerapan model untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian

mendapatkan bahwa dengan model pembelajaran bermain peran dapat

meningkatkan hasl belajar dan aktivitas belajara siswa.

5. Maisaroh, Siti (volume 4 tahun 2013) melakukan penelitian yang berjudul

penerapan model pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan hasil

belajar PKn materi sistem pemerintahan pusat di kelas IV SDN

Candibinangun 1 Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan. Tujuan

penelitaian adalah mendeskripsikan penerapan model pembelajaran,

mendeskripsikan dampak model pembelajaran dan memdeskripsikan

peningkatan hasil belajar PKn siswa. Hasil penelitian diperoleh bahwa model

pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar PPKn siswa.

2.8 Kerangka Tindakan

Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang

baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn adalah mampu berpikir

secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu

kewarganegaraan dinegaranya, mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan,

secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam

semua kegiatan, dan bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga

mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta

mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada satuan

pendidikan dasar dan menengah merupakan kelompok mata pelajaran yang

dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan siswa akan status, hak,

Page 65: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

47

dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,

serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan tersebut mencakup wawasan kebangsaan, jiwa dan

patriotisme, bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender,

demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar

pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme (Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 22 tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah). Sejalan dengan

peraturan perundangan di atas, maka standar kompetensi kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian bertujuan membentuk peserta didik menjadi

manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai

melalui muatan dan/atau kegiatan Agama, Akhlak Mulia, Kewarganegaraan,

Bahasa, Seni dan Budaya, dan Pendidikan Jasmani.

Penelitian ini proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila para siswa dapat

memaknai pesan yang disampaikan oleh guru, melalui model bermain peran yang

telah dipersiapkan askahnya. Guru berharap dengan model bermain peran

pemahaman dan ingatan siswa akan tertanam. Berdasarkan itu semua diharapakan

guru dapat membuat desain pembelajaran PPKn melalui bermain peran,

mengetahui prosedur mendesain model pembelajaran bermain peran, melihat

bagaiman pelaksanaan proses pembelajaran apakah telah sesuai dengan apa yang

diharapkan, asesmen yang diberikan oleh siswa setelah mendapatkan

Page 66: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

48

pembelajaran serta mengetahui hasil belajar siswa yang didapatkan siswa

berdasarkan pembelajaran yang telah diberikan. Gambar kerangka konseptual

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Pembelajaran Menggunakan Model Bermain Perandalam Pembelajaran PPKn SMP

Hasil Belajar

Desain Pembelajaran

Prosedur Mendesain

Pelaksanaan Pembelajaran

Assesmen Siswa

Page 67: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), karena penelitian

dilakukan dengan memberikan tindakan tertentu serta berlangsung pada saat

dilaksanakan proses pembelajaran, untuk mengembangkan model kerja yang

paling efisien, sebagaimana dikatakan oleh Sugiyono (2012: 9) bahwa “Penelitian

tindakan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan model

kerja yang paling efisien”. Sedangkan dari aspek tujuannya, maka penelitian ini

adalah penelitian deskriftif, yaitu “ penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan,

atau menghubungkan antar variabel satu dengan variabel yang lain” (Sugiyono,

2012: 11).

Dari uraian di atas, penelitian ini adalah suatu kajian kritis-reflektif dan sistematis

terhadap pembelajaran melalui tindakan tertentu yang dilakukan secara berulang-

ulang (siklus) sampai ditemukan tindakan yang tepat (ideal) dalam rangka

mencapai tujuan. Tindakan ini dilakukan dalam rangka pembentukan dan

meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif bermain peran dalam proses pembelajaran PPKn agar menjadi lebih

menarik, tidak membosankan, dan materi yang disampaikan mudah dipahami

Page 68: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

50

siswa dalam proses pembelajaran PPKn agar menjadi lebih menarik, tidak

membosankan, dan materi yang disampaikan mudah dipahami siswa.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMPN 1 Merbau Mataram pemilihan lokasi penelitian ini

didasarkan pada pertimbangan waktu, biaya, efisiensi dan efektifitas serta adanya

permasalahan pembelajaran yang terjadi selama ini. Waktu penelitian

dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2016/2017.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VII semester ganjil tahun ajaran pelajaran

2016/2017 yang berjumlah 26 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 16

siswa perempuan. Sedangkan opjek dalam penelitian ini adalah kegiatan belajar

yang lakuikan tentu didasarkan pada tujuan tertentu yang telah ditetapkan dan

untuk mencapai tujuan itu diperlukan sejumlah komponen pembelajaran lainnya.

Guru dan siapa pun yang terlibat dalam proses pembelajaran harus memandang

sesuatu selalu dalam keseluruhan dan dalam kaitan dengan unsur lain. Dengan

demikian objek pengamatan dalam penelitian tindakan kelas tidak harus selalu

ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.

Objek dalam penelitian tindakan kelas pada umumnya mencakup unsur siswa,

unsur guru, unsur materi pelajaran, unsur peralatan dan sarana pendidikan, unsur

model pembelajaran, unsur hasil pembelajaran, unsur lingkungan, dan unsur

pengelolaan. Objek pada penelitian ini terdiri dari:

Page 69: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

51

1. pelaksanaan pembelajaran model bermain peran, yaitu kegiatan penyampaian

materi pelajaran kepada siswa dengan cara siswa melakukan suatu permainan

peran yang scenario permainan peran tersebut dirancang sendiri oleh siswa

dengan mengacu pada materi pelajaran yang akan disajikan guru.

2. hasil belajar, yaitu berupa nilai dalam bentuk angka yang diberikan oleh guru

kepada siswa yang diperoleh dari hasil tes formatif pada akhir siklus.

3.4 Indikator Keberhasilan

Kriteria keberhasilan dikembangkan dari kurikulum berdasarkan kepada

keterkaitan antara materi pokok dengan kompetensi dalam mata pelajaran.

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Desain pembelajaran PPKn dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa

menggunakan model pembelajaran bermain peran disusun dalam RPP.

Desain pembelajaran tersebut dinilai oleh guru kolabortor dengan instrumen

penilain yang telah disediakan dengan skor yang telah ditentukan.

2. Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang guru

lakukan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah guru buat sebelumnya.

Pelaksanaan pembelajaran akan dinilai oleh guru kolaborator menggunakan

instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran yang telah peneliti siapkan.

Hasil dari penilaian tersebut akan menjadi acuan untuk perbaikan

pembelajaran pada siklus berikutnya.

3. Assesmen dalam pembelajaran PPKn yang dinilai adalah asesmen yang

digunakan guru untuk menilai apakah siswa dapat menangkap maksud dari

Page 70: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

52

drama yang ditampilkan oleh temannya melalui beberapa pertannyaan yang

guru berikan.

4. Hasil belajar yang dimaksudkan adalah penilaian pemahaman siswa melalui

lembar kerja siswa yang berisi soal pemahaman siswa terhadap materi yang

telah diberikan. Nilai ketuntasan yang dimaksudkan adalah mencapai KKM ≥

70 atau Kriteria Ketuntasan Ideal (KKI).

3.5 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

3.5.1 Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti merumuskan dan mempersiapkan rencana jadwal

pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi bahan pelajaran dengan

pokok bahasan, lembar tugas siswa, lembar penilaian hasil belajar, instrument

lembar observasi, skenario bermain peran, pembagian kelompok bermain peran,

dan mempersiapkan kelengkapan lain yang diperlukan dalam rangka analisis data.

Kegiatan dalam tahap perencanaan ini meliputi:

1. mempersiapkan silabus

2. membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model

pembelajaran bermain peran

3. mempersiapkan naskah bermain peran dan alat-alat kelengkapan dalam

pembelajaran PPKn

4. membentuk kelompok yang heterogen

5. mempersiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dengan model

pembelajaran bermain peran

Page 71: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

53

6. mempersiapkan lembar observasi guru

7. mempersiap lembar soal tes formatif

3.5.2 Pelaksanaan Tindakan

Pada dasarnya penelitian tindakan disesuaikan dengan setting tindakan yang telah

ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Secara operasional

tindakan dalam proses pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru yang

mengajar mata pelajaran dibantu oleh seorang observer pendamping yang

berperan sebagai penilai. Penilaian terhadap proses belajar siswa dilaksanakan

sejak awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Pelaksanaan tindakan

dilaksanakan dalam 3 siklus (siklus I, siklus II, dan siklus III). Instrument

pengumpulan data yang digunakan sebagai bahan penilaian terhadap proses

belajar dan hasil belajar siswa adalah menggunakan instrumen pengumpulan data

yang telah disiapkan, seperti lembar observasi (pengamatan) tentang kinerja guru,

proses belajar siswa dengan menggunakan model bermain peran, dan tentang

motivasi belajar, Oleh sebab itu teknik penilaian yang dipergunakan disesuaikan

dengan objek yang dinilai dan disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Kegiatan pembelajaran ini melalui bimbingan kelompok maupun individu secara

intensif berdasarkan pada tujuan penelitian. Penilaian dilaksanakan secara terpadu

dengan proses pembelajaran dalam penelitian tindakan. Peneliti bersama

seorangobserver pendamping melakukan penilaian tersebut. Pelaksanaan tindakan

dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran

dilaksanakan melalui tiga tahapan kegiatan yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti dan

Page 72: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

54

kegiatan akhir. Tahap ini merupakan kegiatan melaksanakan tindakan yang telah

direncanakan oleh peneliti bersama kolaborator yaitu proses pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model pembelajaran bermain

peran waktu yang digunakan dalam tiap siklus adalah dua kali pertemuan dan

dilaksanakan dalam tiga siklus. Adapun urutan kegiatannya secara garis besar

adalah sebagai berikut:

1. mempersiapkan rancangan skenario model pembelajaran bermain peran

2. pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran bermain

peran tindakan siklus 1 dengan membagi siswa kedalam enam kelompok,

yang masing-masing kelompok 5 - 6 siswa, dan masing-masing siswa

memiliki peran tersendiri sesuai dengan peran yang akan dimainkan dalam

satu cerita yang dikemas dari materi pelajaran yang disajikan. Pada

pertemuan ke 1 ini tentang nilai-nilai yang terdapat pada isi dari sila-sila

Pancasila.

3. mengatur waktu permainan untuk setiap kelompok siswa yang akan

memainkan satu cerita.

4. memilih situasi bermain peran

5. mempersiapkan kegiatan bermain peran

6. memilih peserta/pemain peran

7. mempersiapkan penonton yang berasal dari kelompok lain

8. memainkan peran (melaksanakan kegiatan bermain peran)

9. mendiskusikan dan mengevaluasi kegiatan bermain peran

10. menyusun format observasi.

Page 73: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

55

3.5.3 Observasi dan Evaluasi

Tahap ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk melakukan

pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa. Observasi (pengamatan) tersebut

dilakukan untuk mengenali, merekan dan mengumpulkan data dari setiap

indikator mengenai unjuk kerja siswa dalam proses kerja kelompok selama

berlangsungnya kegiatan diskusi dengan pendampingan dalam pembelajaran.

Adapun fungsi dilakukannya observasi (pengamatan) tersebut adalah untuk

mengetahui sejauh mana perhatian dan aktivitas siswa dalam proses belajar-

mengajar dan melihat apakah ada peningkatan kualitas belajar siswa setelah

diterapkannya model pembelajaran bermain peran. Adapun instrumen yang

dipakai untuk melakukan observasi (pengamatan) tersebut adalah lembar

penilaian yang telah ditetapkan. Objek dilakukannya observasi (pengamatan) itu

adalah sikap/perilaku siswa dalam proses belajar kelompok selama

berlangsungnya proses pembelajaran sesuai dengan indikator yang sudah

ditetapkan.

Tahap ini adalah kegiatan melakukan pengamatan terhadap tindakan guru dan

perilaku siswa dalam proses pembelajaran PKn siswa kelas VII dengan

menggunakan model pembelajaran bermain peran, sekaligus mengenai dampak

dari hasil pembelajaran yang dilakukan antara siswa dan guru dengan

menggunakan pedoman observasi bagi perilaku motivasi belajar siswa dan alat

penilaian kemampuan kinerja guru (APKG) bagi guru. Hasil observasi digunakan

untuk melakukan refleksi dan rencana revisi terhadap tindakan selanjutnya.

Page 74: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

56

3.5.4 Refleksi dan Rekomendasi

Tahap ini merupakan kegiatan dalam proses pembelajaran yang telah dirancang,

kemudian mengkaji hasil observasi dan penilaian selanjutnya mendiskusikannya

dengan kolaborator, melakukan analisis terhadap data untuk memperbaiki

tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Secara rinci pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah:

1. Guru dan kolaborator menganalisis hasil observasi tentang keterampilan

kooperatif siswa, hasil tugas kelompok dan nilai individual.

2. Guru dan kolaborator mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan

terhadapjalannya proses pembelajaran pada pertemuan yang telah

dilaksanakan.

3. Guru dan kolabolator mencatat hal-hal yang telah tercapai dan hal-hal

yangbelum tercapai pada pertemuan yang telah berjalan.

4. Guru merencanakan proses perbaikan pada siklus kedua. Prosedur penelitian

tindakan ini mengacu pada skema sebagai berikut:

Hasil penilaian desain pembelajaran, hasil penilain keterlaksanaan pembelajaran

dan hasil belajar siswa tersebut yang dijadikan acuan oleh guru untuk melakukan

rekomendasi dan refleksi desai pembelajaran pada siklus berikutnya. Gambar

siklus penelitian adalah sebagai berikut:

Page 75: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

57

Gambar 3.1 Bagan Siklus Penelitian Tindakan KelasSupardi (2006: 74)

3.6 Definisi Konseptual dan Operasional

3.6.1 Definisi Konseptual

Peneliti menjabarkan definisi konseptual yang berkaitan dengan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 76: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

58

1. Desain pembelajaran PPKn adalah langkah awal persiapan mengajar yang

dilakukan oleh guru berisi hal-hal yang perlu atau harus dilakukan oleh guru

dan siswa lakukan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang antara

lain meliputi: pemilihan materi, model,media, dan alat evaluasi. Desain

pembelajaran merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah

ditetapkan dalam silabus dan RPP.

2. Pelaksanaan pembelajaran PPKn dengan menggunakan model pembelajaran

bermain peran adalah proses pelaksanaan pembelajaran PPKn yang guru

lakukan dengan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa bermain peran.

Pembelajaran dilakukan dengan bermain peran yang diharapkan dapat

memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan siswa.

3. Asesmen dalam penilitian ini adalah penilaian pemahaman siswa terhadap

peran yang sedang siswa perankan dan memahami maksud dari apa yang

diperankan dan seluruh pelaksanaan pembelajaran PPKn dengan

menggunakan model pembelajaran bermain peran.

4. Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari

hasil tes mengenal materi pelajaran PPKn yang guru berikan kepada siswa.

3.6.2 Definisi Operasional

Peneliti menjabarkan definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Desain pembelajaran PPKn merupakan penilaian terhadap proses merancang

pembelajaran mulai dari analisis kebutuhan belajar siswa sampai evaluasi

Page 77: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

59

proses pembelajaran. Penilain tersebut berkaitan dengan perumusan indikator

dan tujuan pembelajaran, penilaian materi ajar, penilaian sumber belajar,

penilaian media belajar dan model pembelajaran, sekenario pembelajaran

serta rancangan penilaian otentik.

2. Pelaksanaan pembelajaran PPKn merupakan penilaian terhadap proses

pembelajaran bermain peran sesuai dengan yang direncanakan dalam RPP.

Pelaksanaan pembelajaran harus sesuai dengan desai pembelajaran yang telah

dibuat oleh peneliti, keterlaksanaan pembelajaran akan dinilai oleh guru

kolaborator apakah telah sesuai dengan desain pembelajaran yang telah dibuat

dengan menggunakan angket penilaian keterlaksanaan pembelajaran. Penilain

tersebut berkaitan dengan sintak pembelajaran, sistem sosial dan prilaku guru.

3. Asesmen yang diharapkan dalam penilitian ini adalah asesmen siswa untuk

menilai apakah siswa memahami peran yang sedang diperankan oleh

temannya dan apakah melalui peran tersebut siswa memahami isi dari dialok

dengan baik sehingga semua materi yang ingin guru sampaikan melalui

proses pembelajaran bermain peran dapat diterima oleh siswa. Assesmen

penilaian pemahaman siswa diperoleh dari soal yang diisi oleh siswa pada

saat mengamati temannya memerankan drama di depan kelas mulai dari

penjiwaan, penghayatan dan mimik wajah temannya tersebut.

4. Hasil belajar yang diharapkan dari penelitian ini merupakan nilai ketuntasan

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar didapatkan dari

siswa setelah mengerjakan tes akhir pada setiap siklus pembelajaran dalam

penelitian ini.

Page 78: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

60

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Langkah-langkah dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan

dalam penelitian ini secara garis besar dapat diukur dengan cara sebagai berikut :

1. Angket lembar penilaian desain pembelajaran yang akan di evaluasi oleh ahli

desain pembelajaran dan guru kolaborator.

2. Angket penilaian pelaksanaan pembelajaran dinilai oleh ahli pelaksanaan

pembelajaran 1 dan 2.

3. Lembar asesmen yang dinilai oleh siswa pada saat bermain peran

4. Tes tertulis untuk menilai hasil belajar siswa siklus 1, 2 dan 3

3.8 Instrumen Penelitian

Untuk kelengkapan pengumpulan data digunakan instrument penelitian berupa :

1. Lembar penilaian desain pembelajaran PPKn yang digunakan untuk

mengukur rencana pembelajaran PPKn dengan menggunakan model

pembelajaran bermain peran. Penilaian tersebut terkait dengan perumusan

indikator dan tujuan pembelajaran, penilaian materi ajar, penilaian sumber

belajar, penilaian media belajar dan model pembelajaran, sekenario

pembelajaran serta rancangan penilaian otentik.

2. Lembar penilaian keterlaksanaan pembelajaran selama pembelajaran

berlangsung yang dilakukan pada setiap siklus. Peterlaksanaan pembelajaran

diamati melalui pengamatan terhadap pelaksanaan RPP. Penilain pada

keterlaksanaan pembelajaran meliputi sintak pembelajaran, sistem sosial dan

prilaku guru dan aktivitas siswa.

Page 79: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

61

3. Assesmen penilaian pemahaman siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman

siswa dengan materi yang sedang diperankan oleh temannya..

4. Hasil belajar siswa pada pembelajaran PPKn menggunakan tes tertulis yang

dilakukan pada setiap siklus

Kisi-kisi instrumen-instrumen penilaian di atas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Desain Pembelajaran

No JenisInstrumen

Indikator Sasaran

1 Formatpenilaian RPP 1. Identitas mata pelajaran

2. Rumusan KI, KD dan Indikator3. Rumusan tujuan pembelajaran4. Pemilihan materi ajar (sesuai

dengan tujuan dan karakteristikpeserta didik)

5. Rumusan model pembelajaran(mengacu pada kegiatanpembelajaran)

6. Rumusan kegiatan pembelajaran(pendahulua, kegiatan inti,penutup)

7. Rumusan media dan sumberbelajar (buku guru dan bukupeserta didik sesuai dengankurikulum 2013)

8. Penilaian hasil belajar (tehnikpenilaian, instrumen, kuncijawaban, penskoran

RPP

Sumber : Penilaian instrumen desain oleh peneliti

Page 80: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

62

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran

No.Aspek

Pengamatan IndikatorIndikator

KeberhasilanA Sintak Penyampaian tujuan dan

pemotivasian siswa Penyampaian materi pembelajaran Pemberian topangan (bantuan)

pada siswa yang memerlukan Pemberian kesempatan bagi siswa

untuk mengaktifkan / membentukmodel mental

Pelaksanaan pemberianabstraksi/visualisasi

Penggunaan representasi eksternal Pelaksanaan kegiatan eksplorasi

dan imajinasi Pemberian latihan individual Pemberian umpan balik dan

memfasilitasi kegiatan latihanimajinasi baik kelompok maupunindividu.

Pemberian tugas rumah

10

B Sistem Sosial Aktivitas guru sebagai fasilitator Aktivitas guru sebagai

mediator/moderator Antar siswa saling berinteraksi Antar siswa saling menghargai

pendapat dan menyampaikangagasannya secara santun

Interaksi siswa dan guru

5

C PerilakuGuru

Perhatian guru terhadap interaksisiswa

Pemberian bimbingan belajar bagisiswa yang membutuhkan

Pemberian arahan kepada siswauntuk membangun model mentalmelalui interkoneksi level-levelfenomena PKn.

Penunjukan siswa atau kelompoksiswa secara random untukmempresentasikan hasil kinerjanya

Pemberian respon terhadappertanyaan siswa

5

Sumber : Penilaian pelaksanaan pembelajaran oleh peneliti

Page 81: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

63

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Assesmen Siswa

No. Aspek Sasaran

1.

2.

3.

4.

Pemahaman tentang watak tokoh yangsedang diperankanMengetahui inti dari apa yang sedangdiperankanMengetahui makna yang terkandung didalam tokoh yang diperankanMengetahui jiwa kebangsaan yangtertanam di dalam watak tokoh yangdiperankan

Siswa

Sumber : Penilaian instrumen assesmen siswa oleh peneliti

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar PPKn

No. Indikator Pencapaian KompetensiTeknik

PenilaianBentuk

Instrumen

1.

2.

3.

4.

Mendeskripsikan perumusan Pancasilasebagai dasar Negara dalam sidangBPUPKIMendiskripsikan Perumusan DasarNegara dalam sidang Panitia SembilanMendiskripsikan tentang penetapanPancasila sebagai dasar NegaraMenunjukkan semangat komitmen parapendiri negara dalam dan menetapkanPancasila sebagai Dasar Negara

TugasIndividu

Pilihanganda

Sumber : Penilaian hasil belajar oleh peneliti

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah teknik deskriptif analisis yaitu

suatu analisis terhadap suatu keadaan atau gejala yang diuraikan menurut apa

adanya mulai dari awal pada saat penelitian dilakukan hingga akhir penelitian.

Kesimpulan atau hasil akhir penelitian juga merupakan hasil kecenderungan atau

konsensus secara triangulasi dari berbagai sumber, bukan kesimpulan hasil

Page 82: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

64

perhitungan statistik. Jadi tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat

penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-

sifat populasi atau kasus daerah tertentu. Data dianlisis secara kualitatif atas

faktor-faktor yang berhubungan dengan pembelajaran, mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi untuk setiap siklus. Data-data

yang dianalisis dengan persentase dan diinterpretasikan guna mendapat gambaran

yang jelas mengenai hasil penelitian.

3.9.1 Validitas

Untuk menguji validitas soal tes hasil belajar PPKn siswa digunakan analisis

item. Analisis dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen

dengan skor total menggunakan rumus korelasi product moment pearson dibantu

dengan program SPSS 17 for windows yang merujuk pada Arikunto, (2006:

72) sebagai berikut:

NN

N

yxxy

rxy

yyxx2222

Keterangan:rxy : koefisien korelasi antara x dan y rxy

N : Jumlah SubyekX : Skor itemY : Skor total∑X : Jumlah skor items∑Y : Jumlah skor total∑X2 : Jumlah kuadrat skor item∑Y2 : Jumlah kuadrat skor total

Page 83: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

65

Tabel 3.5 Koefisien Korelasi

Besarnya Nilai Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 TinggiAntara 0,600 sampai dengan 0,800 CukupAntara 0,400 sampai dengan 0,600 RendahAntara 0,200 sampai dengan 0,400 Agak RendahAntara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah

Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf

signifikasi tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor

kebetulan, tetapi diuji dengan rumus statistik t.

3.9.2 Reliabilitas

Asep Hermawan (2006:126) mendefinisikan: “Reliabilitas berkaitan dengan

konsistensi akurasi dan prediktabilitas suatu alat ukur”. Berdasarkan pendapat

para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas berkaitan dengan akurasi

dan ketepatan suatu alat ukur untuk mengukur karena instrumennya sudah baik.

Perhitungan uji reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha, adapun

rumusnya adalah sebagai berikut:

Rumus :

Keterangan :α = koefisien reliabilitas alphak = jumlah itemSj = varians responden untuk item ISx = jumlah varians skor total

α =

xS

jS

k

k2

2

11

Page 84: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

66

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika koefisien internal seluruh item (r1) ≥ 0,7 maka item pertanyaan

dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi

2. Jika koefisien internal seluruh item (r1) < 0,7 maka item pertanyaan

dikatakan mempunyai reliabilitas yang rendah.

3.9.3 Daya Pembeda

Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk uraian adalah dengan menggunakan

rumus berikut ini :

soalmaksimumSkor

bawahkelompokMeanataskelompokMeanDP

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat menggambarkan

tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar peserta didik yang sudah

memahami materi yang diujikan dengan peserta didik yang belum/tidak

memahami materi yang diujikan. Adapun klasifikasinya adalah seperti berikut ini:

0,40 - 1,00 soal diterima baik

0,30 - 0,39 soal diterima tetapi perlu diperbaiki

0,20 - 0,29 soal diperbaiki

0,19 - 0,00 soal tidak dipakai/dibuang

3.9.4 Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran tiap butir, dihitung dengan Rumus :

n

nBP

Page 85: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

67

Keterangan :P = tingkat kesukaran butir tesnB = banyaknya subyek yang menjawab soal dengan betuln = jumlah subyek (testee) seluruhnya

Kriteria tingkat kesukaran (P) :

0,00 – 0,29 = sukar

0,30 – 0,70 = sedang

0,71 – 1,00 = mudah

3.10 Hasil Uji Instrumen Tes Hasil Belajar PPKn Siswa

3.10.1 Siklus 1

Sebelum soal siklus 1 digunakan untuk mengukur pemahaman siswa, terlebih

dahulu peneliti melakukan uji coba instrumen tes yang berupa 5 soal tes isian

dengan bantuan program SPSS 17 dan hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.7 Validitas dan Reliabilitas Soal Siklus 1

No. SoalPearson

Correlation KesimpulanCronbach's

Alpha if ItemDeleted

Kesimpulan

soal 1 0.887 Valid 0.934 reabilsoal 2 0.675 Valid 0.933 reabilsoal 3 0.673 Valid 0.945 reabilsoal 4 0.468 Valid 0.965 reabilsoal 5 0.679 Valid 0.965 reabil

Dari hasil analisis validitas didapatkan nilai korelasi antara skor item dengan skor

total, setelah itu nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel

dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 26, maka

Page 86: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

68

didapat r tabel sebesar 0,297 (lihat pada lampiran tabel r). Berdasarkan hasil

analisis di dapat nilai korelasi untuk semua item soal nilai lebih dari 0, 297.

Karena koefisien korelasi pada item soal nilai lebih dari 0,297 maka dapat

disimpulkan bahwa item-item tersebut berkorelasi signifikan dengan skor total

sehingga dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut valid.

Dari hasil analisis reliabilitas didapatkan Cronbach's Alpha if Item, inilah nilai

korelasi yang didapat. Nilai korelasi ini kemudian dibandingkan dengan nilai r

tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) =

26, maka didapat r tabel sebesar 0,297. Berdasarkan hasil analisis nilai conbrach’s

alpha masing item di atas lebih dari 0,297 atau secara keseluruhan instrument pun

dinyatakan reliabel.

Tabel 3.8 Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal Siklus 1

ButirSoal

DayaPembeda (%)

TingkatKesukaran

Korelasi Sign. Korelasi

1. 51,25 Sedang 37,50 Sangat signifikan2. 89,38 Sedang 46,88 Sangat signifikan3. 46,00 Sedang 45,00 Sangat signifikan4. 68,75 Sedang 12,50 Sangat signifikan5. 13,00 Sedang 59,38 Sangat signifikan

Tabel di atas menyatakan bahwa seluruh soal akhir siklus 1 mempunyai tingkat

kesukaran sedang dan untuk analisis daya pembeda soal mempunyai daya

pembeda sangat tinggi. Sehingga soal dapat diterima dengan baik dan semua soal

terwakili materi yang akan dicapai sehingga tidak perlu perubahan untuk soal.

Page 87: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

69

3.10.2 Siklus 2

Sebelum soal siklus 2 digunakan untuk mengukur pemahaman siswa, terlebih

dahulu peneliti melakukan uji coba instrumen tes yang berupa 5 soal tes isian

dengan bantuan program SPSS 17 dan hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.9 Validitas dan Reabilitas Soal Siklus 2

No.Soal

PearsonCorrelation Kesimpulan

Cronbach'sAlpha if Item

DeletedKesimpulan

soal 1 0.678 Valid 0.912 reliabelsoal 2 0.672 Valid 0.955 reliabelsoal 3 0.653 Valid 0.909 reliabelsoal 4 0.691 Valid 0.916 reliabelsoal 5 0.650 Valid 0.950 reliabel

Dari hasil analisis validitas didapatkan nilai korelasi antara skor item dengan skor

total, setelah itu nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel

dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 26, maka

didapat r tabel sebesar 0,297 (lihat pada lampiran tabel r). Berdasarkan hasil

analisis di dapat nilai korelasi untuk semua item soal nilai lebih dari 0, 297.

Karena koefisien korelasi pada item soal nilai lebih dari 0,297 maka dapat

disimpulkan bahwa item-item tersebut berkorelasi signifikan dengan skor total

sehingga dapat disimpulkan bahwa butir instrumen pada siklus 2 tersebut valid.

Dari hasil analisis reliabilitas didapatkan Cronbach's Alpha if Item, inilah nilai

korelasi yang didapat. Nilai korelasi ini kemudian dibandingkan dengan nilai r

tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) =

26, maka didapat r tabel sebesar 0,297. Berdasarkan hasil analisis nilai conbrach’s

Page 88: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

70

alpha masing item di atas lebih dari 0,297 atau secara keseluruhan instrument pun

dinyatakan reliabel.

Tabel 3.10 Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal Siklus 2

ButirSoal

DayaPembeda (%)

TingkatKesukaran

Korelasi Sign. Korelasi

1. 61,68 Sedang 61,68 Sangat signifikan2. 74,66 Sedang 74,66 Sangat signifikan3. 79,00 Sedang 79,00 Sangat signifikan4. 69,23 Sedang 69,23 Sangat signifikan5. 63,65 Sedang 63,65 Sangat signifikan

Tabel di atas menyatakan bahwa seluruh soal siklus 2 mempunyai tingkat

kesukaran sedang dan untuk analisis daya pembeda soal mempunyai daya

pembeda sangat tinggi. Sehingga soal dapat diterima dengan baik dan semua soal

terwakili materi yang akan dicapai sehingga tidak perlu perubahan untuk soal.

3.10.3 Siklus 3

Sebelum soal siklus 3 digunakan untuk mengukur pemahaman siswa, terlebih

dahulu peneliti melakukan uji coba instrumen tes yang berupa 5 soal tes isian

dengan bantuan program SPSS 17 dan hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.11 Validitas dan Reabilitas Soal Siklus 3

No.Soal

PearsonCorrelation Kesimpulan

Cronbach'sAlpha if Item

DeletedKesimpulan

soal 1 0.781 Valid 0.923 reliabelsoal 2 0.711 Valid 0.967 reliabelsoal 3 0.702 Valid 0.990 reliabelsoal 4 0.791 Valid 0.924 reliabelsoal 5 0.761 Valid 0.977 reliabel

Page 89: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

71

Dari hasil analisis validitas didapatkan nilai korelasi antara skor item dengan skor

total, setelah itu nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel

dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 26, maka

didapat r tabel sebesar 0,297 (lihat pada lampiran tabel r). Berdasarkan hasil

analisis di dapat nilai korelasi untuk semua item soal nilai lebih dari 0, 297.

Karena koefisien korelasi pada item soal nilai lebih dari 0,297 maka dapat

disimpulkan bahwa item-item tersebut berkorelasi signifikan dengan skor total

sehingga dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut valid.

Dari hasil analisis reliabilitas didapatkan Cronbach's Alpha if Item, inilah nilai

korelasi yang didapat. Nilai korelasi ini kemudian dibandingkan dengan nilai r

tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) =

26, maka didapat r tabel sebesar 0,297. Berdasarkan hasil analisis nilai conbrach’s

alpha masing item di atas lebih dari 0,297 atau secara keseluruhan instrument

pada siklus 3 dinyatakan reliabel.

Tabel 3.11 Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal Siklus 3

ButirSoal

DayaPembeda (%)

TingkatKesukaran

Korelasi Sign. Korelasi

1. 67,45 Sedang 37,45 Sangat signifikan2. 78,88 Sedang 28,89 Sangat signifikan3. 73,89 Sedang 34,22 Sangat signifikan4. 89,45 Sedang 31,56 Sangat signifikan5. 78,45 Sedang 27,39 Sangat signifikan

Tabel di atas menyatakan bahwa seluruh soal akhir siklus 3 mempunyai tingkat

kesukaran sedang dan untuk analisis daya pembeda soal mempunyai daya

Page 90: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

72

pembeda sangat tinggi. Sehingga soal dapat diterima dengan baik dan semua soal

terwakili materi yang akan dicapai sehingga tidak perlu perubahan untuk soal.

Page 91: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

112

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, dapat

disimpulkan bahwa :

1. Desain pembelajaran PPKn menggunakan model pembelajaran bermain peran

adalan guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan

kemudian guru menentukan media yang akan digunakan, guru mendesai

media yang tepat tersebut dan dimasukkan ke dalam rencana pembelajaran.

Langkah kedua adalah pelaksanaan pembelajaran guru meminta bantuan guru

lain untuk menilai keterlaksanaan pembelajaran yang berlagsung berdasarkan

sintak pembelajarannya, sistem sosial dan juga prilaku yang guru lakukan di

dalam proses pembelajaran. Langkah ketiga menilai reaksi yang diperlihatkan

oleh siswa, selain itu guru kolaborator juga menilai aktifitas siswa pada saat

pembelajaran berlangsung. Setelah akhir pembelajaran guru menilai hasil

belajar siswa yang dipengaruhi oleh reaksi siswa dan aktivitas siswa.

Berdasarkan hasil penelitian dalam mendesain model pembelajaran bermain

peran ini guru harus memperhatikan karakteristik siswa yang akan diajarkan

dengan menggunakan model bermain peran.

2. Keterlaksanaan pembelajaran, pada siklus 1 mendapatkan nilai terendah pada

penilaian prilaku siswa pada saat siswa berinteraksi dengan guru serta pada

Page 92: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

113

penilaian prilaku guru saat guru memberikan bimbingan dan arahan,

sedangkan nilai tertinggi pada kegiatan guru saat menanggapi siswa dalam

membacakan hasil kinerja dan pada saat siswa mengutarakan pendapatnya.

Pada siklus 2 mendapatkan nilai terendah pada penilaian prilaku guru pada

saat guru berinteraksi dengan siswa serta penilaian prilaku siswa pada saat

siswa menerima bimbingan dan arahan, sedangkan nilai tertinggi pada

kegiatan guru saat menanggapi gagasan siswa dan penilaian prilaku siswa

pada saat membacakan hasil kinerja dan menyampaikan gagasan. Pada siklus

3 yang mendapatkan nilai terendah penilaian prilaku guru pada saat

berinteraksi dengan siswa, sedangkan nilai tertinggi pada kegiatan siswa saat

mengutarakan gagasan siswa dan guru saat menanggapi siswa dalam

membacakan hasil kinerja. Sehingga berdasarkan hasil penelitian diperoleh

kelemahan penilaian prilaku guru yaitu kurang dapatnya guru berinteraksi

dengan siswa dikarenakan siswa yang memainkan peran, sedangkan penilaian

prilaku siswa pada saat siswa mengutarakan penilaian terhadap temannya

yang sedang memerankan tokoh.

3. Penilaian asesment siswa dilakukan dengan sangat baik pada setiap siklusnya.

Pada siklus pertama rata-rata penilaian siswa adalah 63,1 dengan 4 orang

siswa kurang dari 60, pada siklus 2 mengalami peningkatan sehingga

memperoleh rata-rata sebesar 72,7 dengan tidak ada siswa dibawah 60 dan

pada siklus 3 mengalami peningkatan kembali sehingga memperoleh rata-rata

sebesar 80,2 dengan tidak ada siswa dibawah 60. Melalui model bermain

peran siswa terasah untuk mengamati peran yang diperankan oleh temannya,

mengolah informasi nalar serta mengkomunikasikan dari naskah yang mereka

Page 93: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

114

terima menjadi drama yang dipetanskan tetapi kemampuan siswa untuk

bertanya kurang dapat ditingkatkan.

4. Hasil belajar siswa pada siklus 1 sebesar 60,7 dengan 16 orang siswa

dibawah KKM dan 20 orang siswa diatas KKM, hasil belajar siswa pada

siklus 1 dinilai kurang baik. Hasil belajar siswa pada siklus 2 sebesar 72,7

dengan 4 orang mendapatkan nilai 60, hasil belajar siswa pada siklus 2 dinilai

cukup baik. Hasil belajar siswa pada siklus 3 sebesar 80,1 dengan seluruh

siswa mendapatkan nilai diatas KKM, hasil belajar siswa pada siklus 3 dinilai

sangat baik.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang terurai di atas, peneliti dapat memberikan saran

sebagai berikut:

5.2.1 Dalam desain pembelajaran guru terlebih dahulu melihat karakteristik

siswa SMP yang masih dalam tingkat remaja sehingga pembelajaran yang

akan disampaikan dapat sesuai.

5.2.2 Dalam melaksanakan desain pembelajaran ada beberapa tahapan yang

perlu guru lakukan agar pembelajaran dapat berjalan sesaui dengan yang

diharapkan. Model pembelajaran bermain peran kurang dapat

meningkatkan kemampuan bertanya siswa karena waktu yang dibutuhkan

untuk belajar sempit sehingga pertanyaan yang ingin siswa sampaikan

tidak dapat disampaikan.

5.2.3 Dalam pelaksanaan pembelajaran guru benar-benar harus mengikuti

rencana pembelajaran yang telah dibuat agar pada saat proses

pembelajaran berjalan dengan terstruktur. Pada saat merancang

Page 94: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

115

pembelajaran dengan model bermain peran guru perlu memperkirakan

waktu untuk peran yang akan disampaikan cukup dan siswa dapat

mengeluarkan apa yang ingin siswa sampaikan.

5.2.4 Asesmen siswa harus diperhatikan terus menerus agar siswa melaksanakan

apa yang diinginkan oleh guru sehingga pembelajaran berjalan dengan

baik dan sesuai dengan hasil yang diharapkan.

5.2.5 Peningkatan hasil belajar siswa harus diperhatikan pada setiap

perpertemuan agar guru mengetahui pada tahapan yang mana yang perlu

diperbaiki oleh guru.

Page 95: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin W. Et al. 2010. A Taxonomy for Learning, Teaching andAssessing, A Revison of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives. NewYork: Addison Wesley Logman. Inc.

Aunurrohman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Ausubel, D.P. dan David, R.K. 2010. School Learning: An Instroduction toEducational Psychology, New York: Holt, Rinehart and Winston. Inc.

Bahari Syaiful. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Bloom, S.B. 1982. Taxonomy of Educational Objective The Clasification ofEducational. Handbook 1: Coqnitive domain. (editor: Englehart, Frust, Hill,Krathwohl). New York dan London: Longman

Budianto. 2010. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: PT Asri Maha Satya.

Budhi, Utami. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung:Yayasan Kusuma karya.

Djamarah. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Darmodjo. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Gagne, R. 2013. The Conditions of Learning (Fourth Edition). Holt, Rinehart &Winston, New York.

Ginanjar. 2013. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 2008. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar BaruAlgensindo.

Huda. 2014. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PTRineka Cipta.

Kanti, Wilujeng. 2015. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Rajawali Pres.

Kemendiknas. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud

Munandar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: YayasanKusuma karya.

Page 96: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/25124/3/3. TESIS FULL TANPA BAB... · Pelajaran PPKn di SMP N 1 Merbau Mataram " adalah salah satu syarat

Majid. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana.Jakarta

Mulyasa. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Purwanto. 2006. Metode Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu

Ruseffendi. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D). Jakarta: Alfabeta

Sudjana. 2004. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sagala. 2007. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PTRineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2008. Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak. Yogyakarta:Javalitera.

Syaiful. 2010. Educational Technology. New York: Lawrence ErlbaumAssociates.

Sugiyono. 2012, Teknologi Komunikasi dan Informasi. Perkembangan dandampaknya dalam penelitian.Malang: IPTPI.

Siti , Maisaroh. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Waslimah. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana.Jakarta

Wayan. Lasmawan. 2013.Instuctional implications and applications ofsociohistorical psychology, CAMBRIDGE Univercity Press.

Wantiana. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pres.