model pembelajaran

136
KETUNTASAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CARD SORT DENGAN METODE MIND MAPPING PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 17 BANDA ACEH Skripsi diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh ERNI YUNITA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH 2013

Upload: vivi-yunisa

Post on 07-Feb-2016

128 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skripsi

TRANSCRIPT

Page 1: model pembelajaran

KETUNTASAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE

PEMBELAJARAN CARD SORT DENGAN METODE MIND MAPPING PADA

MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP SISWA KELAS VII SMP

NEGERI 17 BANDA ACEH

Skripsi

diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan

memenuhi syarat-syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ERNI YUNITA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2013

Page 2: model pembelajaran

KETUNTASAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE

PEMBELAJARAN CARD SORT DENGAN METODE MIND MAPPING

PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 17 BANDA ACEH

Skripsi

Oleh

Nama : Erni Yunita

NIM : 0806103010068

Program Studi : Pendidikan Biologi

disetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Khairil, M.Si. Dr. M. Ali S, M.Si.

NIP. 195806291986031002 NIP. 195903251986031003

diketahui,

Dekan, Ketua Jurusan/Prodi,

Prof. Dr. H. M. Yusuf Aziz, M.Pd. Dra. Asiah M.D., M.P.

NIP. 195712311984031011 NIP. 196704031991022001

Page 3: model pembelajaran

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi oleh Nama: Erni Yunita ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada

tanggal 13 Maret 2013.

Dewan Penguji:

1. Ketua

Dr. Khairil, M.Si.

NIP. 195806291986031002

2. Anggota

Dr. M. Ali S, M.Si.

NIP. 195903251986031003

3. Anggota

Dr. Djufri, M.Si.

NIP. 196311111989031001

4. Anggota

Dr. Abdullah, M.Si.

NIP. 197402051999031004

Page 4: model pembelajaran

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kesehatan, kesempatan dan kekuatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat berangkai salam senantiasa kita persembahkan

keharibaan Rasulullah SAW sebagai pembawa risalah ilmu pengetahuan, beserta

keluarga dan sahabat beliau. Skripsi yang berjudul “Ketuntasan Hasil Belajar

Menggunakan Metode Pembelajaran Card Sort dengan Metode Mind Mapping

pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelas VII SMP Negeri 17 Banda

Aceh” disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah

Kuala.

Proses penyelesaian skripsi ini dapat terselesaikan dengan adanya bantuan

dari banyak pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ungkapan rasa terimakasih

kepada bapak Dr. Khairil, M.Si, selaku pembimbing I dan bapak Dr. M. Ali S, M.Si,

selaku pembimbing II. Dengan adanya bimbingan dan motivasi dari bapak, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Kemudian rasa terimakasih juga

kepada:

1. Dekan FKIP Universitas Syiah Kuala, Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala, baik secara langsung maupun tidak

langsung yang telah membantu proses pelaksanaan penelitian untuk penulisan

skripsi ini.

Page 5: model pembelajaran

2. Bapak/Ibu staf pengajar Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Syiah

Kuala yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Kepala Sekolah SMP Negeri 17 Banda Aceh yang telah memberi izin pada

saat pengambilan data berserta Ibu Yetti Agoes, S.Pd selaku guru mata

pelajaran Biologi di SMP Negeri 17 Banda Aceh yang telah membantu

penulis ketika proses pengumpulan data berlangsung.

4. Dewan guru beserta siswa-siswi SMP Negeri 17 Banda Aceh kelas VII-1 dan

VII-2 yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini.

5. Teristimewa kepada Ayahanda Abdul Hamid dan Ibunda Dra. Ellidar beserta

keluarga, yang telah banyak membantu baik secara moril maupun materil,

serta do’a yang selalu dipanjatkan demi kesuksesan penulis.

Sesungguhnya penulis tidak sanggup membalas semua kebaikan dan

dorongan semangat yang telah bapak dan ibu berikan. Semoga Allah membalas

semua kebaikan ini.

Segala usaha telah dilakukan untuk penyempurnaan skripsi ini, namun

kesempurnaan hanyalah milik Allah, jika terdapat kesalahan dan kekurangan, penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran guna untuk perbaikan di masa yang akan

datang.

Darussalam, 13 Maret 2013

Penulis

Page 6: model pembelajaran

ABSTRAK

Kata kunci : ketuntasan, card sort, mind mapping, klasifikasi makhluk hidup

Penelitian yang berjudul “Ketuntasan Hasil Belajar Menggunakan Metode

Pembelajaran Card Sort dengan Metode Mind Mapping pada Materi Klasifikasi

Makhluk Hidup Siswa Kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh” telah dilaksanakan

pada tanggal 8 sampai dengan 31 Oktober 2012. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui ketuntasan dan perbedaan hasil belajar menggunakan metode

pembelajaran card sort dengan metode mind mapping pada materi klasifikasi

makhluk hidup siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh. Metode yang digunakan

dalam penelitian adalah metode eksperimen dengan populasi penelitian siswa kelas

VII SMP Negeri 17 Banda Aceh tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 224

siswa dan penentuan sampel dilakukan secara acak. Pengumpulan data dilakukan

dengan teknik tes dan pengolahan data mengggunakan rumus persentase serta uji t.

Hasil analisis data ketuntasan belajar siswa menunjukkan bahwa tercapainya tingkat

ketuntasan hasil belajar siswa lebih tinggi pada kelas yang menggunakan metode

pembelajaran card sort dengan persentase 83,3% dibandingkan kelas yang

menggunakan metode mind mapping dengan persentase 76,6%. Perbedaan hasil

belajar melalui analisis dengan uji t diperoleh thitung = 3,48 > ttabel = 1,67 pada taraf

signifikan 0,05. Dengan demikian, kesimpulan penelitian adalah terdapat ketuntasan

dan perbedaan hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran card sort

dengan metode mind mapping pada materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII

SMP Negeri 17 Banda Aceh.

Page 7: model pembelajaran

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

ABSTRAK .......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………… 4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 4

1.5 Hipotesis Penelitian ………………………………………. 5

1.6 Definisi Istilah ................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORETIS

2.1 Ketuntasan Hasil Belajar ................................................... 7

2.2 Strategi Pembelajaran Aktif ............................................... 8

2.3 Metode Pembelajaran ........................................................ 9

2.3.1 Pengertian Card Sort ................................................ 11

2.3.2 Aplikasi Metode Card Sort ...................................... 12

2.3.3 Pengertian Mind Mapping ......................................... 15

2.3.4 Aplikasi Metode Mind Mapping .............................. 16

2.4 Klasifikasi Makhluk Hidup .............................................. 20

2.4.1 Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup ........................... 21

2.4.2 Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup ............................. 22

2.4.3 Tata Cara Pemberian Nama Ilmiah …………………. 22

2.4.4 Tingkatan Takson …………………………………… 24

2.5. Sistem Klasifikasi Lima Kingdom ………..………………. 25 2.5.1 Kingdom Monera ................................................................ 25

2.5.2 Kingdom Protista ................................................................ 25

2.5.3 Kingdom Fungi ................................................................. 26

2.5.4 Kingdom Plantae ................................................................ 27

2.5.5 Kingdom Animalia ............................................................ 28

2.6 Kunci Determinasi ....................................................................... 29

Page 8: model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................... 31

3.2 Populasi dan Sampel ............................................................ 31

3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................. 31

3.4 Teknik Analisis Data ........................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .................................................................... 34

4.1.1 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Individual ............ 34

4.1.2 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal .............. 36

4.1.3 Analisis Perbedaan Hasil Belajar Siswa ................... 37

4.1.4 Tinjauan Terhadap Hipotesis .................................... 41

4.2 Pembahasan ......................................................................... 42

4.2.1 Ketuntasan Hasil Belajar Individual ......................... 42

4.2.2 Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal ............................ 43

4.2.3 Perbedaan Hasil Belajar Siswa ................................. 44

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ....................................................................... 46

5.2 Saran ............................................................................. 46

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47

LAMPIRAN ......................................................................................................... 49

BIODATA .......................................................................................................... 130

Page 9: model pembelajaran

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perbedaan Metode Pembelajaran Card Sort dengan Metode Mind

Mapping ............................................................................................... 20

4.1 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-1 Menggunakan

Metode Pembelajaran Card Sort sebagai Kelas Eksperimen

Pertama ................................................................................................ 34

4.2 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-2 Menggunakan

Metode Pembelajaran Mind Mapping sebagai Kelas Eksperimen

Kedua .................................................................................................. 35

4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Kelas VII-1

Menggunakan Metode Pembelajaran Card Sort sebagai Kelas

Eksperimen Pertama ............................................................................ 38

4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Kelas VII-2

Menggunakan Metode Pembelajaran Mind Mapping sebagai Kelas

Eksperimen Kedua .............................................................................. 39

Page 10: model pembelajaran

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.4 Contoh Mind Mapping Biologi ............................................................ 17

4.5 Kingdom Monera; (a) Bakteri (Bacillus anthracis) dan (b) Alga Hijau

Biru (Oscilatoria sp) ........................................................................... 25

4.6 Kingdom Protista; Euglena viridis ...................................................... 26

4.7 Kingdom Fungi; Rhizopus sp .............................................................. 27

4.8 Kingdom Plantae; Tumbuhan Asam Jawa (Tamarindus indica) ........ 28

4.9 Kingdom Animalia; (a) Bekicot (Achatina fulica), dan (b) Kodok

(Bufo melanostictus) ........................................................................... 29

Page 11: model pembelajaran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembelajaran ........................................................................... 49

2. RPP Menggunakan Metode Card Sort .................................................. 52

3. RPP Menggunakan Metode Mind Mapping .......................................... 78

4. Soal Post-Test ...................................................................................... 104

5. Lembar Jawaban ................................................................................... 114

6. Kunci Jawaban ..................................................................................... 115

7. Pengolahan Data ................................................................................... 116

8. Tabel Uji Statistik ................................................................................ 123

9. Foto-foto Kegiatan Pembelajaran ....................................................... 124

10. Surat Keputusan Penunjukan Dosen Pembimbing ............................... 126

11. Surat Izin Mengadakan Penelitian dari Dekan ..................................... 127

12. Surat Keterangan Izin Mengumpulkan Data Penelitian dari Dinas

Pendidikan ............................................................................................ 128

13. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelititan dari Kepala Sekolah

SMP Negeri 17 Banda Aceh ................................................................ 129

Page 12: model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kegiatan yang kompleks, meliputi berbagai

komponen yang berkaitan satu sama lain. Jika pendidikan ingin dilaksanakan secara

terencana dan teratur, maka berbagai elemen yang terlibat dalam kegiatan pendidikan

perlu dikenali. Elemen yang saling berkaitan, merupakan satu kesatuan yang

berfungsi mencapai tujuan pendidikan (Fattah, 2001:6).

Pendidikan tidak terlepas dari keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi

di sekolah. Proses pembelajaran ini dipengaruhi oleh beberapa komponen utama

yang saling berkaitan, diantaranya guru, siswa, dan metode pembelajaran. Komponen

tersebut menentukan keberhasilan proses pembelajaran, sehingga akan

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

SMP Negeri 17 Banda Aceh merupakan salah satu sekolah negeri yang

mempunyai fasilitas cukup memadai dan input siswa dengan kemampuan yang

berbeda-beda, mulai dari siswa yang memiliki kemampuan belajar rendah, sedang

dan tinggi. Perbedaan kemampuan belajar siswa dalam menyikapi kegiatan belajar di

kelas juga sangat beragam.

Hasil observasi awal terhadap pembelajaran Biologi di kelas VII SMP

Negeri 17 Banda Aceh yang penulis lakukan melalui tanya jawab dengan guru mata

pelajaran Biologi, diketahui bahwa proses pembelajaran masih didominasi dengan

metode konvensional berupa ceramah dan mencatat. Hal ini mengakibatkan hasil

belajar siswa kurang memuaskan dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, jika

Page 13: model pembelajaran

diperhatikan nilai rata-rata ketuntasan siswa berada di bawah KKM yang ditetapkan

sekolah adalah 72.

Kajian terhadap hasil observasi awal diketahui persentase tingkat ketuntasan

siswa dengan menggunakan metode konvensional berupa ceramah dan mencatat

adalah 45%, dari jumlah siswa yang telah mencapai nilai ≥ 72. Melalui diskusi

dengan guru ditemukan permasalahan yang menjadi penyebab rendahnya hasil

belajar siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh dalam pembelajaran Biologi.

Guru menggunakan metode yang kurang bervariasi dan siswa kurang dilibatkan

secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran ini menyebabkan

siswa menjadi pembelajar yang pasif, karena dalam kegiatan pembelajaran siswa

lebih berperan sebagai penerima informasi pasif yaitu cenderung hanya mendengar

dan mencatat penjelasan dari guru.

Mengetahui kondisi tersebut, pembelajaran yang terjadi belum menunjukkan

suatu aktivitas belajar mengajar yang optimal. Penyajian pembelajaran yang baik

tidak cukup hanya dilakukan dengan penyampaian materi melalui metode

konvensional, namun perlu adanya penyesuaian kebutuhan siswa terhadap materi

dengan mengikutsertakan siswa kedalam sebuah strategi pembelajaran yang

menjadikan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Menyikapi hal ini, maka

diperlukan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dalam kegiatan pembelajaran.

Penyajian materi pelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi

belajar efektif siswa adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif melalui

penerapan metode card sort dan mind mapping. Metode ini dipilih karena menyadari

bahwa di dalam pembelajaran kelas kurang produktif. Penggunaan metode card sort

Page 14: model pembelajaran

dan mind mapping hingga saat ini masih belum pernah dipraktikkan pada materi

klasifikasi makhluk hidup di SMP Negeri 17 Banda Aceh.

Berdasarkan penelusuran dengan judul sejenis, penulis menemukan bahwa

penelitian Ambarini dengan menggunakan pembelajaran aktif card sort disertai mind

mapping dapat meningkatkan minat belajar Biologi siswa kelas VII di SMP Negeri 5

Surakarta tahun pelajaran 2008/2009. Penelitian Fitria melalui pembelajaran dengan

card sort juga dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa kelas VII di SMP

Negeri 2 Dewantara Kabupaten Aceh Utara tahun pelajaran 2010/2011. Oleh sebab

itu, penulis tertarik mengadakan penelitian yang berhubungan dengan penelitian

yang sudah ada sebelumnya dengan berinisiatif mengambil judul “Ketuntasan Hasil

Belajar Menggunakan Metode Pembelajaran Card Sort dengan Metode Mind

Mapping pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelas VII SMP Negeri

17 Banda Aceh”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah ketuntasan hasil belajar secara individual dan klasikal

menggunakan metode pembelajaran card sort dengan metode mind mapping pada

materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar menggunakan metode pembelajaran card

sort dengan metode mind mapping pada materi klasifikasi makhluk hidup siswa

kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh?

Page 15: model pembelajaran

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Ketuntasan hasil belajar secara individual dan klasikal menggunakan metode

pembelajaran card sort dengan metode mind mapping pada materi klasifikasi

makhluk hidup siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh.

2. Perbedaan hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran card sort

dengan metode mind mapping pada materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas

VII SMP Negeri 17 Banda Aceh.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi sekolah

Hasil penelitian diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan

atau alternatif dalam rangka meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar di

sekolah.

2. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran yang positif demi

meningkatkan kreatifitas guru dalam mendidik, membuat pembelajaran menjadi

lebih menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar siswa didikannya pada materi

klasifikasi makhluk hidup.

Page 16: model pembelajaran

3. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar dan

meningkatkan hasil belajar Biologi siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup

dengan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan.

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan keterampilan

peneliti mengenai metode pembelajaran aktif serta menjadi bahan rujukan untuk

penelitian lebih lanjut di masa mendatang.

1.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar

menggunakan metode pembelajaran card sort dengan metode mind mapping pada

materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh.

1.6 Definisi Istilah

1. Ketuntasan adalah ketentuan belajar yang dinyatakan telah terpenuhi jika

seseorang (siswa) telah mencapai taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi

setiap unit bahan yang dipelajarinya.

2. Metode card sort adalah metode mensortir kartu yaitu suatu strategi yang

digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan

konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran.

Page 17: model pembelajaran

3. Metode mind mapping adalah sebuah metode untuk mengelola informasi secara

menyeluruh dengan memetakan pikiran yang diaplikasikan melalui teknik

mencatat kreatif.

4. Klasifikasi makhluk hidup adalah salah satu materi pelajaran yang terdapat dalam

mata pelajaran Biologi untuk SMP kelas VII, mencakup pokok bahasan dasar-

dasar klasifikasi makhluk hidup, tujuan klasifikasi makhluk hidup, tata cara

pemberian nama ilmiah (binomial nomenclature), tingkat takson, sistem

klasifikasi lima kingdom dan kunci determinasi.

Page 18: model pembelajaran

BAB II LANDASAN TEORETIS

2.1 Ketuntasan Hasil Belajar

Belajar tuntas adalah satu filsafat yang mengatakan bahwa dengan sistem

pengajaran yang tepat semua siswa dapat belajar dengan hasil yang baik dari hampir

keseluruhan materi pelajaran yang diajarkan di sekolah. Belajar tuntas ini sebenarnya

sudah ada sejak enam puluh tahun yang lalu tatkala C. Washburn dan H.C Marison

mengembangkan suatu sistem pengajaran sehingga semua siswa diharapkan dapat

menguasai sejumlah tujuan pendidikan (Suryosubroto, 2002:96).

Pendekatan ini mensyaratkan para peserta didik untuk dapat belajar pada

setiap tahapan hingga mencapai tahap pengusaan yang tertinggi. Untuk menentukan

dengan cermat tingkat penguasaan suatu tahap belajar, perlu diterapkan sistem yang

objektif dan tepercaya (Harsanto, 2007:11).

Cara belajar mengajar dengan menggunakan prinsip belajar tuntas, dipandang

dari sudut pendidikan sangat menguntungkan siswa, karena hanya dengan cara

tersebut setiap siswa dapat dikembangkan semaksimal mungkin. Pandangan yang

menyatakan semua siswa dapat belajar dengan hasil yang baik juga akan mempunyai

imbas pada pandangan bahwa semua guru dapat mengajar dengan baik

(Suryosubroto, 2002:97).

Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar, guru terlebih dahulu perlu

menetapkan batas minimal keberhasilan belajar para siswanya. Sebagaimana Syah

(2010:221) mengatakan bahwa menetapkan batas minimal keberhasilan adalah hal

penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap

Page 19: model pembelajaran

berhasil dalam arti luas bukanlah mudah. Keberhasilan dalam arti luas berarti

keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa, dan karsa siswa.

2.2 Strategi Pembelajaran Aktif

Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan hanya dibuat

untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk

membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah

terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan siswa (Isjoni,

2011:11).

Syah (2010:238) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan suatu

kegiatan yang dapat memproses masukan, yakni para siswa yang diharapkan

termotivasi untuk belajar aneka materi yang disajikan oleh guru. Belajar dan

pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai

hasil belajar yang diinginkan.

Pembelajaran aktif (active learning) merupakan dasar pijak yang menuntut

pendidik untuk memberikan peran maksimal kepada siswa agar terwujud

perkembangan kreativitas. Upaya itu membutuhkan suasana pendidikan dan

pembelajaran yang menyenangkan dengan dasar bahwa pendidikan dan

pembelajaran yang menyenangkan akan berakibat pada peningkatan motivasi siswa

(Roqib, 2009:91).

Sapa’at (2012:163) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran active

learning, guru disarankan selalu dapat menghadirkan dua aktivitas utama berupa

dialog dan pengalaman belajar. Dialog terbagi menjadi dua bagian yakni, dialog

Page 20: model pembelajaran

dengan diri sendiri dan dialog dengan orang lain. Sebagai seorang pembelajar yang

berpikir reflektif, siswa harus berlatih untuk dapat menyatakan apa yang mereka

pikirkan atau mereka rasakan tentang topik pelajaran yang sedang dipelajari.

Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan

penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat

mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang

mereka miliki. Selain itu, pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan

untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

2.3 Metode Pembelajaran

Metode (method) secara harfiah berarti cara, sedang dalam pemakaian yang

umum metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau melakukan

pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep sistematis. Metode dalam

dunia Psikologi berarti prosedur sistematis yang biasa digunakan untuk menyelidiki

fenomena kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen dan sebagainya (Syah,

2004:202).

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk

menyampaikan pelajaran kepada siswa yang berlangsung dalam interaksi edukatif.

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru

dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses

pembelajaran. Oleh karena itu, metode pembelajaran merupakan alat untuk

menciptakan kegiatan belajar mengajar.

Page 21: model pembelajaran

Karakteristik metode pembelajaran adalah luwes, terbuka dan partisipatif.

Luwes adalah dapat dimodifikasikan dalam penggunaannya. Terbuka adalah dapat

menerima masukan untuk perubahan dan pengembangan metode. Partisipatif berarti

bahwa siswa diikutsertakan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pembelajaran (Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007:7).

Prasetya (1997:52) mengemukakan bahwa di dalam penggunaan satu atau

beberapa metode, syarat-syarat berikut ini harus selalu diperhatikan.

1. Metode mengajar yang digunakan harus dapat membangkitkan motivasi, minat

atau gairah belajar siswa.

2. Metode mengajar yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan

kepribadian siswa.

3. Metode mengajar yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi

siswa untuk mewujudkan hasil karyanya.

4. Metode mengajar yang digunakan harus dapat merangsang keinginan siswa untuk

belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).

5. Metode mengajar yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik

belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha sendiri.

6. Metode mengajar yang digunakan harus dapat mentiadakan penyajian yang

bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata

dan bertujuan.

7. Metode mengajar yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan

nilai-nilai dan sikap utama yang diharapkan dapat diterapkan dalam kebiasaan

cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Page 22: model pembelajaran

Dengan adanya metode pembelajaran diharapkan tumbuh berbagai kegiatan

belajar siswa sehubungan dengan mengajar yang dilakukan oleh guru, sehingga

terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Guru berperan sebagai

penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang

dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik, jika siswa lebih aktif

dibandingkan dengan gurunya.

Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya demi merealisasikan proses interaksi

sedemikian rupa dan salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyajikan

materi pelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif melalui penerapan metode

pembelajaran card sort dan mind mapping.

2.3.1 Pengertian Card Sort

Zaini (dalam Aminah 2008:9) mengemukakan bahwa card sort (sortir kartu)

merupakan kegiatan kolaboratif yang dapat digunakan untuk mengajarkan konsep,

karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek atau mereview informasi. Gerakan

fisik yang dominan dalam strategi pembelajaran ini dapat membantu mendinamiskan

kelas yang cenderung membosankan.

Selanjutnya, Zaini (dalam Fitria 2011:45) mengatakan bahwa pembelajaran

dengan card sort akan mengaktifkan siswa untuk belajar dengan strategi

pembelajaran aktif yang diharapkan dapat menggugah semangat dan antusias siswa

dalam belajar melalui kerja kelompok memilah kartu, menemukan pasangan,

berdiskusi mengemukakan pendapat dan membuat pertanyaan untuk kelompok lain.

Guru harus berusaha membuat suasana kelas menyenangkan dengan menunjukkan

Page 23: model pembelajaran

ekspresi wajah ceria dan memberikan respons positif terhadap hasil positif yang

dilakukan siswa.

Strategi ini dapat diterapkan apabila guru hendak menyajikan materi atau

topik pembelajaran yang memiliki bagian-bagian atau kategori yang luas.

Pelaksanaan metode card sort dapat divariasikan oleh pihak guru/pendidik agar

kegiatan pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan lebih menarik. Tujuan dari

metode pembelajaran dengan menggunakan memilah dan memilih kartu (card sort)

adalah untuk mengungkapkan daya ingat (recoll) terhadap materi pelajaran yang

dipelajari siswa.

Pada strategi pembelajaran aktif dengan menggunakan metode pembelajaran

card sort pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi

yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi

selesai. Penerapan metode card sort ini, selain dapat mengaktifkan siswa, diharapkan

juga dapat menghilangkan kejenuhan dalam belajar dan mampu meningkatkan hasil

belajar siswa dalam penguasaan konsep atau materi pelajaran.

2.3.2 Aplikasi Metode Card Sort

Belajar bukanlah konsekuensi dari penuangan informasi ke dalam benak

siswa semata. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.

Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang baik

bagi siswa. Pola belajar yang dapat membuahkan hasil belajar yang baik adalah

dengan kegiatan belajar aktif.

Page 24: model pembelajaran

Hamid (2010) mengatakan bahwa aplikasi metode card sort diperkenalkan

oleh Melvin L. Silberman pada tahun 2002 dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Masing-masing siswa diberikan kartu indeks yang berisi materi pelajaran. Kartu

indeks dibuat berpasangan berdasarkan definisi, kategori/kelompok. Semakin

banyak siswa, maka semakin banyak pula pasangan kartunya.

b. Guru menunjuk salah satu siswa yang memegang kartu, sementara siswa yang lain

diminta berpasangan dengan siswa tersebut apabila merasa kartu yang

dipegangnya memiliki kesamaan definisi atau kategori.

c. Guru dapat memberikan hukuman bagi siswa yang melakukan kesalahan, agar

situasi pembelajaran tidak membosankan. Jenis hukuman dapat dibuat atas

kesepakatan bersama.

d. Guru dapat membuat catatan penting di papan tulis pada saat prosesi terjadi.

Strategi belajar dengan memilah dan memilih kartu atau card sort telah

dirumuskan oleh pakar pendidikan lainnya dengan langkah-langkah aplikasi sebagai

berikut.

Langkah-langkah aplikasi metode card sort menurut Yasin (2008:185), yaitu:

a. Guru membagikan kartu yang bertuliskan informasi atau kategori secara acak.

b. Guru dapat menempelkan kertas/kartu kategori utama di papan atau di dinding

kelas.

c. Siswa kemudian diminta untuk mencari temannya yang memiliki kertas/kartu

yang berisi informasi atau kategori yang sama untuk membentuk kelompok dan

mendiskusikannya.

d. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.

Page 25: model pembelajaran

Langkah-langkah aplikasi metode card sort Hartono (2006), sebagai berikut.

a. Guru membagikan selembar kartu kepada setiap siswa dan pada kartu tersebut

telah dituliskan suatu materi. Kartu tersebut terdiri dari kartu judul dan kartu

bahasan dari judul tersebut. Kartu judul dibuat menggunakan huruf kapital dan

kartu-kartu sub judul menggunakan huruf non-kapital.

b. Siswa diminta untuk mencari teman (pemegang kartu judul) yang sesuai dengan

masalah yang ada pada kartunya untuk membentuk satu kelompok.

c. Siswa berkelompok dalam satu pokok bahasan atau masalah masing-masing.

d. Siswa diminta untuk menempelkan di papan tulis bahasan yang ada dalam kartu

tersebut berdasarkan urutan-urutan bahasan yang dipegang kelompoknya.

e. Siswa pemegang kartu judul dari masing-masing kelompok bertugas menjelaskan

dan sekaligus mengecek kebenaran pokok bahasan.

f. Siswa yang salah mencari kelompok sesuai bahasan atau materi pelajaran

tersebut, diberi hukuman dengan mencari judul bahasan atau materi yang sesuai

dengan kartu yang dipegang.

g. Guru memberikan komentar atau penjelasan dari prosesi tersebut.

Zaini (dalam Aminah 2008:16) mengemukakan bahwa, langkah-langkah

dalam aplikasi metode card sort seperti:

a. Guru meminta setiap kelompok melakukan penjelasan tentang kategori yang

siswa selesaikan.

b. Pada awal kegiatan guru membentuk beberapa tim. Tiap tim diberikan satu set

kartu yang sudah diacak, sehingga kategori yang akan siswa sortir tidak tampak.

Kemudian guru dapat meminta setiap tim untuk mensortir kartu-kartu tersebut ke

Page 26: model pembelajaran

dalam kategori-kategori tertentu. Setiap tim memperoleh nilai untuk setiap kartu

yang disortir dengan benar.

Selanjutnya Hamid (2012) mengatakan bahwa kelebihan metode card sort

sebagai berikut.

a. Guru mudah menguasai kelas.

b. Mudah dilaksanakan.

c. Mudah mengorganisir kelas.

d. Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya banyak.

e. Mudah menyiapkannya.

f. Guru mudah menerangkan dengan baik.

2.3.3 Pengertian Mind Mapping.

Putra (2010:38) mengemukakan bahwa mind mapping pada awalnya

merupakan metode pencatatan alternatif dari metode konvensional sebelumnya, yaitu

pencatatan linear atau literal. Pada perkembangannya, mind mapping mulai lebih

dikenal dan disarankan oleh ahli pendidikan untuk diterapkan dalam pembelajaran

dibandingkan metode lama.

Sistem peta pikiran atau mind mapping adalah suatu teknis grafis yang dapat

menyelaraskan proses belajar mengajar dengan cara kerja alami otak. Sistem ini

ditemukan dan dipopulerkan oleh Dr. Tony Buzan di awal tahun 1970 dan

merupakan sistem pembelajaran yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.

Lebih dari 300 juta orang di dunia sudah memakainya dan salah satu pemakaiannya

terdapat pada bidang pendidikan (Windura, 2008:69).

Page 27: model pembelajaran

Mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam

otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind mapping juga sangat

sederhana dan dapat dibandingkan dengan konsep peta jalan. Pusat mind mapping

mewakili ide terpenting, dimana jalan-jalan utama yang menyebar dari pusat

mewakili setiap pikiran. Gambar-gambar atau bentuk-bentuk khusus pada mind

mapping mewakili area yang menarik dari ide tertentu (Buzan, 2008:4).

Michallo (2001:55) mengemukakan bahwa mind mapping (pemetaan pikiran)

dapat membuat siswa lebih mudah mengakses potensi luar biasa dari otak dengan

merepresentasikan pikiran menggunakan kata kunci. Pemetaan pikiran adalah sebuah

metode curah gagasan yang terorganisasi untuk menemukan apa yang diketahui

dengan menuliskan sebuah tema pusat, kemudian melukiskan asosiasi dan pikiran

sebagai cabang-cabang yang tumbuh disegala jurusan tema pusat.

Mind mapping adalah salah satu cara mencatat materi pelajaran yang

memudahkan siswa belajar. Mind mapping dapat juga dikategorikan sebagai teknik

mencatat kreatif. Mind mapping dikategorikan ke dalam teknik kreatif, karena

pembuatannya membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari sipembuat. Siswa yang

kreatif akan lebih mudah membuat mind mapping ini. Begitu pula dengan semakin

seringnya siswa membuat mind mapping, maka siswa akan menjadi semakin kreatif.

2.3.4 Aplikasi Metode Mind Mapping

Mind mapping dapat digunakan secara luas untuk keperluan sekolah.

Penggunaan di sekolah adalah untuk membantu siswa berpikir secara kreatif

sekaligus kritis, mengingat dengan baik materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di

kelas, memahami buku yang dibaca, dan penugasan lain yang diberikan. Selain itu,

Page 28: model pembelajaran

mind mapping dapat membantu siswa mempersiapkan presentasi yang baik dengan

cara mengembangkan ide-ide pemikirannya.

Membuat mind mapping cukup mudah dan sederhana. Santoso (2011)

mengatakan bahwa cara membuat mind mapping, dilakukan dengan mempersiapkan

selembar kertas kosong yang diatur dalam posisi landscape. Topik yang akan dibahas

ditempatkan pada tengah-tengah halaman kertas dengan posisi horizontal. Membuat

mind mapping dapat diacu dengan menggunakan gambar, simbol atau kode dan

pewarnaan. Dengan adanya gambar, simbol atau kode dan pewarnaan yang

digunakan, siswa akan lebih mudah mengingat informasi yang dipelajari. Kombinasi

warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung pada peta pikiran ini juga dapat

merangsang kinerja siswa secara visual daripada metode pencatatan tradisional yang

cenderung linier dan satu warna.

Gambar 2.1 Contoh Mind Mapping Biologi (Sari, 2011)

Page 29: model pembelajaran

Siswa dapat menggunakan kata-kata kunci pada setiap cabang pemikiran

berupa sebuah kata atau kalimat. Setiap garis-garis cabang berhubungan satu sama

lain ke pusat gambar. Penggunaan garis-garis yang dibentuk, dibuat tidak lurus agar

tidak membosankan. Garis-garis cabang sebaiknya juga dibuat untuk menandakan

tingkat kepentingan dari masing-masing garis.

Mind mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada setiap materi

pelajaran. Hal ini disebabkan karena setiap siswa memiliki emosi dan perasaan yang

berbeda. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas

pada saat proses pembelajaran juga akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran.

Dengan demikian, guru diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang

dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind

mapping.

Proses belajar yang dialami seseorang sangat bergantung kepada lingkungan

tempat belajar. Jika lingkungan belajar dapat memberikan sugesti positif, maka akan

baik dampaknya bagi proses dan hasil belajar. Sebaliknya jika lingkungan tersebut

memberikan sugesti negatif maka akan buruk dampaknya bagi proses dan hasil

belajar.

Langkah-langkah aplikasi mind mapping Sari (2011) adalah sebagai berikut.

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa.

c. Guru membentuk kelompok.

d. Tiap kelompok mencatat dalam kegiatan diskusi dengan bentuk mind mapping.

e. Tiap kelompok atau diacak kelompok tertentu membaca hasil diskusinya.

Page 30: model pembelajaran

f. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, siswa diminta membuat kesimpulan

atau guru memberikan bandingan sesuai dengan konsep kesimpulan yang

disediakan guru.

Agustini (2012:15) mengemukakan bahwa manfaat belajar dengan

menggunakan mind mapping ialah:

a) Hemat waktu.

b) Mengembangkan skil.

c) Meningkatkan memori.

Desiree (2006:1) mengatakan bahwa metode mind mapping mempunyai

beberapa kelebihan sebagai berikut.

a) Lebih efisien untuk membuat catatan dan memahami suatu informasi daripada

penulisan tradisional yang memanjang dari tepi kiri ke kanan buku.

b) Mengoptimalkan kerja fungsi otak kiri dan kanan secara penuh.

c) Paling awet menempel di memori otak.

d) Penggunaannya sangat luas.

e) Apapun materinya dapat dituangkan melalui teknik mind mapping.

f) Dapat ditulis tangan atau menggunakan software computer.

Selain itu, ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping

ini, yaitu:

a) Caranya cepat.

b) Mengorganisasikan ide-ide yang kreatif.

c) Diagram yang sudah terbentuk dapat menjadi panduan untuk menulis.

Page 31: model pembelajaran

Perbedaan penggunaan metode pembelajaran card sort dengan metode mind

mapping disajikan pada Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Perbedaan Metode Pembelajaran Card Sort dengan Metode Mind Mapping

No Card Sort Mind Mapping

1. Melibatkan peran siswa secara

menyeluruh.

Tidak melibatkan peran siswa

secara menyeluruh.

2. Mengungkap daya ingat atau

recoll terhadap materi pelajaran

yang dipelajari siswa.

Mempola secara visual dan grafis

materi pelajaran yang dipelajari

siswa.

3. Pengaplikasiannya dalam proses

pembelajaran dilakukan dengan

memilah dan menghubungkan tiap

kartu materi yang dipelajari untuk

kegiatan presentasi kelompok.

Pengaplikasiannya dalam proses

pembelajaran dilakukan dengan

teknik meringkas materi yang

dipelajari untuk kegiatan presentasi

kelompok.

(Sumber: Jurnal Pendidikan Biologi oleh Ambarini, 2010)

2.4 Klasifikasi Makhluk Hidup

Makhluk hidup di muka bumi ini sangat banyak jumlahnya dan sangat

beraneka ragam baik bentuk, corak, ukuran, anatomi, fisiologi, maupun perilakunya.

Untuk memudahkan mempelajari makhluk hidup, para pakar melakukan

penggolongan atau klasifikasi. Pengklasifikasian terlebih dahulu dilakukan dengan

pencandraan atau identifikasi. Identifikasi ini didasarkan pada persamaan atau

perbedaan ciri bentuk luar (morfologi), susunan tubuh (anatomi), faal tubuh

(fisiologi), perilaku dan kromosom (Syamsuri, 2007:32).

Sujiranto (2006:26) menyatakan bahwa klasifikasi adalah pengelompokkan

organisme atau makhluk hidup dalam takson melalui pencarian keseragaman dalam

keanekaragaman. Makhluk hidup yang dapat diklasifikasikan dalam suatu kelompok

atau takson yang berbeda, akan memiliki perbedaan sifat atau ciri-ciri khusus.

Page 32: model pembelajaran

Klasifikasi ialah menempatkan bersama-sama dalam kategori hal-hal yang

mirip satu sama lain. Sementara hal itu tampaknya sederhana, namun dalam

praktiknya dapat menjadi sulit. Klasifikasi yang didasarkan organ-organ homolog

merupakan klasifikasi yang berdasarkan pada kekerabatan (Kimball, 1999:823).

2.4.1 Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup

Pengelompokkan atau klasifikasi dilakukan untuk memudahkan mengenal

organisme yang beraneka ragam. Klasifikasi dilakukan menurut keperluannya.

Makhluk hidup yang memiliki ciri yang sama dikelompokkan ke dalam golongan

yang sama. Makhluk hidup yang memiliki ciri berbeda tidak dikelompokkan ke

dalam golongan yang sama (Syamsuri, 2006:32).

Supriatno (2008:133) mengemukakan bahwa tujuan klasifikasi yang utama

adalah menyederhanakan objek studi, artinya mengingat sedikit mungkin, tetapi

dalam ingatan tersebut mengandung informasi yang banyak. Klasifikasi juga harus

dapat memberikan petunjuk dalam mengenal hewan maupun tumbuhan yang belum

diberi nama untuk diidentifikasi, yaitu dengan membandingkannya dengan kelompok

yang telah diberi nama. Selain itu, klasifikasi juga dapat digunakan sebagai alat

prediksi.

Tujuan klasifikasi yang lain adalah sebagai alat bantu menyimpan informasi

yang setiap saat dapat dipanggil kembali. Sistem klasifikasi yang sifatnya hirarkis

harusnya mengandung informasi yang dapat dimanfaatkan dari berbagai aspek oleh

ahli lain. Dengan demikian, informasi itu harus berfungsi sebagai dasar studi lebih

lanjut (Hasanuddin, 2006:54).

Page 33: model pembelajaran

2.4.2 Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup

Salah satu kegiatan manusia yang sudah pasti selalu dikerjakan setiap hari

adalah mengklasifikasikan segala sesuatu yang ada disekitarnya. Mengenal ciri objek

dan menentukan macamnya atau namanya merupakan dua kegiatan lain yang

dilaksanakan terlebih dahulu dalam klasifikasi. Kenyataan itu merupakan naluri yang

dibawa sejak dilahirkan dan akan terus dimiliki hingga mati (Supriatno, 2008:132).

Hasanuddin (2006:49) mengemukakan bahwa dasar klasifikasi adalah adanya

keanekaragaman. Keanekaragaman merupakan gejala yang dapat diamati dan

kehadirannya tidak mungkin ditolak serta berlaku universal. Keanekaragaman dapat

berupa bentuk, ukuran, fungsi, perawakan, dan tanggapan terhadap faktor

lingkungan.

Keanekaragaman akan selalu bertambah dan faktor yang mendorong

pertambahan itu adalah: genetik (autogami, allogami, geitonogami, dan hibridisasi),

mutasi (perubahan yang bersifat baka), adaptasi, dan kompetisi. Keanekaragaman

berguna untuk keefisienan dan keefektifan pemanfaatan alam dengan kondisi

lingkungannya. Dengan adanya gejala itu, manusia berusaha mencari kesamaannya.

Kesamaan-kesamaan atau keseragaman itulah yang dijadikan dasar dalam

mengadakan klasifikasi.

2.4.3 Tata Cara Pemberian Nama Ilmiah

(Supriatno 2008:131) mengemukakan bahwa nama adalah sesuatu yang

dipakai utuk menunjukkan suatu benda, atau sebagai candra dari suatu benda.

Penyampaian informasi tidak mungkin berlangsung secara baik serta aktifitas

kehidupan akan terhenti tanpa menyebut nama.

Page 34: model pembelajaran

Nama ilmiah merupakan nama yang diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa

memandang dari mana asal kata yang digunakan untuk nama tadi. Nama ilmiah

untuk jenis hewan maupun tumbuhan terdiri dari nama marga dan petunjuk jenis.

Nama ilmiah yang lengkap harus diikuti dengan nama orang yang pertama

mempublikasikan nama tersebut. Beberapa hal aturan pemberian nama hewan tidak

sama dengan peraturan pemberian nama tumbuhan. Nama ilmiah sangat diperlukan

untuk kepastian ilmiah. Dengan demikian, tidak akan ditemukan satu jenis hewan

maupun tumbuhan yang mempunyai nama yang berbeda, atau beberapa jenis hewan

atau tumbuhan mempunyai nama yang sama. Nama ilmiah ini berlaku secara

internasional (Supriatno, 2008:132).

Sujiranto (2006:27) menyatakan bahwa dalam Biologi ada ketentuan dalam

pemberian nama suatu spesies. Carolus Linnaeus (1707-1778) memberi nama species

dengan dua kata yang diambil dari bahasa Latin atau yang dilantinkan dengan istilah

binomial nomenklatur.

Ketentuan penamaan ilmiah adalah sebagai berikut:

1. Nama species terdiri dari 2 kata atau lebih dalam bahasa Latin atau

dilatinkan, misalnya Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu).

2. Nama depan menunjukkan nama genus dengan huruf pertama

menggunakan huruf kapital, misalnya Hibiscus, Carica, dan Oryza.

3. Nama belakang menunjukkan nama spesies atau penunjuk jenis. Huruf

awal ditulis dengan huruf kecil, misalnya sativa, papaya, dan arabica.

4. Nama species dicetak dengan huruf miring atau digarisbawahi, misalnya

Oryza sativa.

Page 35: model pembelajaran

2.4.4 Tingkat Takson

Istilah takson dapat diartikan sebagai kelompok individu yang digolongkan

bersama berdasarkan pada andil sifatnya secara umum. Selanjutnya dalam klasifikasi

takson itu dapat diurutkan menurut tingkatan berdasarkan kesamaan atau

ketidaksamaannya (Hasanuddin 2006:13).

Tingkat takson sangat penting karena tanpa adanya tingkat takson, maka

faedah dari sistem klasifikasi tidak dapat dihasilkan. Tingkat takson itu, mempunyai

fungsi untuk menunjukkan satuan klasifikasi ditempatkan dalam kategori yang

mencerminkan derajat perbedaan dalam sifat dan kedudukan sifatnya (Hasanuddin

2006:50).

Untuk memudahkan pengelompokkan makhluk hidup di muka bumi ini,

maka disusun suatu aturan pengelompokkan. Pengelompokkan dilakukan dari

tingkatan yang paling rendah, yaitu species, ketingkatan yang paling tinggi, yaitu

kingdom (Sujiranto, 2006:26).

Supriatno (2008:133) mengemukakan bahwa kategori dalam klasifikasi dari

yang tinggi hingga ke yang terendah adalah:

1. Kingdom, dalam bahasa Indonesia dinamakan kerajaan.

2. Divisio (Phyllum), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan divisi (Fillum).

3. Classis, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama kelas.

4. Ordo, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama bangsa.

5. Familia, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama famili (suku).

6. Genus, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama marga.

7. Species, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama spesies (jenis).

Page 36: model pembelajaran

2.5 Sistem Klasifikasi Lima Kingdom

Supriatno (2008:136) mengemukakan bahwa Robert H. Whittaker pada tahun

1969 menyusun klasifikasi berdasarkan pada tingkatan organisme, susunan sel, dan

cara pemenuhan makanannya. Oleh karena itu, organisme dibedakan atas lima

kingdom, yaitu: Kingdom Monera, Kingdom Protista, Kingdom Fungi, Kingdom

Plantae dan Kingdom Animalia.

2.5.1 Kingdom Monera

Monera berasal dari kata monares yang berarti tunggal, namun tidak semua

monera bersel tunggal. Mikroorganisme yang tergolong monera adalah bakteri dan

alga hijau biru (Sujiranto, 2006:29).

Fried (2002:313) mengemukakan bahwa kingdom monera terdiri atas

organisme-organisme prokariotik bersel tunggal. Anggota kingdom monera

membelah melalui pembelahan biner.

(a) (b)

Gambar 2.2 Kingdom Monera; (a) Bakteri (Bacillus anthracis), (Anonymous, 2010)

dan (b) Alga Hijau Biru (Oscilatoria sp), (Anonymous, 2010)

Page 37: model pembelajaran

2.5.2 Kingdom Protista

Nama protista secara harfiah berarti yang paling pertama. Meskipun secara

evolusi kekerabatannya sama sekali tidak jelas. Hal ini kemungkinan terjadi karena

sebagian besar dari filum yang dimasukkan ke dalam protista muncul di muka bumi

sebelum tumbuhan maupun sebelum hewan (Kimball, 1999:856).

Sujiranto (2006:30) mengemukakan bahwa protista merupakan kingdom yang

terdiri atas makhluk hidup yang selnya memiliki membran inti (eukariotik) dan tubuh

bersel tunggal. Tergolong dalam kingdom protista adalah protozoa dan semua

ganggang bersel tunggal atau yang multiseluler.

Supriatno (2008:136) mengemukakan bahwa filum yang termasuk protista

adalah filum euglenophyta, filum sarcodina atau rhizopoda (berkaki semu), filum

mastigophora (berflagel), filum ciliophora (bersilia), dan filum sporozoa (berspora).

Salah satu species yang tergolong protista adalah Euglena viridis (Gambar 2.3).

Gambar 2.3 Kingdom Protista; Euglena viridis, (Priya, 2011)

2.5.3 Kingdom Fungi

Fried (2002:327) mengemukakan bahwa fungi ditempatkan dalam sebuah

kingdom tersendiri berdasarkan sejumlah ciri yang berbeda. Semua fungi adalah

Page 38: model pembelajaran

eukariotik, heterotrofik dan multiseluler. Semua fungi tidak memiliki flagella dan

terbatas motilitasnya.

Tubuh fungi ada yang terdiri atas satu sel dan ada pula yang terdiri atas

banyak sel. Fungi yang bersel banyak, tubuhnya tersusun dari hifa. Hifa merupakan

benang-benang halus yang tersusun dari banyak sel. Hifa yang bercabang-cabang

membentuk anyaman disebut miselium. Hifa fungi ada yang bersekat dan ada yang

tidak bersekat (Sujiranto, 2006:31).

Gambar 2.4 Kingdom Fungi; Rhizopus sp, (Mudarwan, 2009)

Supriatno (2008:136) mengemukakan bahwa fungi memiliki sel eukariota,

heterotrof, tidak berklorofil, dinding sel disusun oleh zat khitin. Divisi yang

tergolong ke dalam kingdom fungi adalah: divisi zygomycota, divisi ascomycota,

divisi basidiomycota, dan divisi deuteromycota.

2.5.4 Kingdom Plantae

Hidayat (1995:4) mengemukakan bahwa dunia tumbuhan atau golongan

plantae termasuk tumbuhan yang sangat tua, yakni muncul lebih dari 550.000.000

tahun yang lalu. Selama lebih dari seratus juta tahun tumbuhan hijau hidup di air

Page 39: model pembelajaran

sebagai alga dan barulah 420.000.000 tahun yang lalu muncul sebagai tumbuhan

darat.

Secara umum, dunia tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan berpembuluh atau

tracheophyta (memiliki jaringan pembuluh yang mengangkut air serta nutrisi) dan

thallophyta (tidak memiliki jaringan pembuluh: alga, lumut, dan lumut kerak).

Tumbuhan berpembuluh dibagi menjadi dua kelompok. Pertama yang mempunyai

alat reproduksi tersembunyi sebagaimana paku-pakuan. Kelompok kedua mencakup

tumbuhan berbiji dan sering disebut spermatophyta.

Tumbuhan berbiji dibagi menjadi gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan

angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Angiospermae merupakan tumbuhan yang

paling akhir muncul dan kini menjadi bagian utama dari vegetasi alam dan yang

dibudidayakan di bumi.

Gambar 2.5 Kingdom Plantae; Asam Jawa (Tamarindus indica), (Anynomous, 2010)

Page 40: model pembelajaran

2.5.5 Kingdom Animalia

Fried (2002:343) mengemukakan bahwa animalia adalah organisme-

organisme eukariotik dan multiseluler. Banyak hewan yang memangsa hewan lain

dan dikenal sebagai karnivora. Hewan lainnya yang memakan tumbuh-tumbuhan

diklasifikasikan sebagai herbivora.

Tubuh animalia tersusun atas banyak sel dan telah terspesialisasi membentuk

jaringan. Kingdom animalia bersifat multiseluler, eukariotik, dan heterotrof (tidak

dapat membuat makanan sendiri) (Sujiranto, 2006:43).

Berdasarkan ada atau tidaknya tulang belakang, kingdom animalia (dunia

hewan) dibedakan menjadi avertebrata dan vertebrata. Avertebrata adalah hewan

yang tidak bertulang belakang atau disebut pula hewan tingkat rendah. Vertebrata

adalah kelompok hewan bertulang belakang atau disebut pula hewan tingkat tinggi

(Syamsuri, 2007:88).

(a) (b)

Gambar 2.6 Kingdom Animalia (a) Bekicot (Achatina fulica), (Anynomous, 2010)

dan (b) Kodok (Bufo melanostictus), (Anynomous, 2010)

Page 41: model pembelajaran

2.6 Kunci Determinasi

Supriatno (2008:130) mengemukakan bahwa kunci atau key dalam bahasa

Latin disebut dengan clavis dan digunakan pertama sekali oleh Linnaeus pada tahun

1736. Namun orang pertama yang menggunakan kunci untuk tujuan determinasi

adalah Lamarck, pada tahun 1778.

Topik dalam setiap kunci disusun secara berurutan menurun berdasarkan

urutan pentingnya. Apabila jumlah ciri dari topik yang dipertentangkan cukup

banyak, maka sejumlah kemungkinan yang ada, hanya akan tinggal satu

kemungkinan saja. Kunci juga merupakan daya penganalisis yang berisi ciri-ciri khas

atas apa yang dicakupnya, dimana ciri tadi disusun sedemikian rupa sehingga

selangkah demi selangkah pemakaian kunci akhirnya memperoleh suatu jawaban

berupa identitas yang diinginkan.

Sujiranto (2006:51) mengatakan bahwa kunci determinasi merupakan uraian

keterangan tentang ciri-ciri suatu organisme yang disusun secara berurutan mulai

dari ciri umum hingga ke ciri khusus. Untuk menggunakan kunci determinasi kita

harus mengetahui nama bagian yang diamati. Ciri-ciri tersebut kemudian dicocokkan

dengan ciri-ciri pada kunci determinasi.

Pendeterminasian dengan menggunakan kunci harus dilakukan secara

bertahap, karena setiap kunci mempunyai batas kemampuan masing-masing. Ada

kunci yang hanya memuat sampai ordo, familia, genus, atau bahkan sampai tingkat

species (Supriatno, 2008:131).

Page 42: model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu

penelitian yang menghasilkan data berupa angka-angka dari hasil tes. Jenis penelitian

yang penulis gunakan adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian bentuk

post-test.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda

Aceh dengan jumlah keseluruhan 224 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara

acak dengan sampel dalam penelitian adalah siswa kelas VII-1 berjumlah 30 siswa,

sebagai kelas eksperimen pertama yang pengajarannya menggunakan metode

pembelajaran card sort dan kelas VII-2 berjumlah 30 siswa, sebagai kelas

eksperimen kedua yang pengajarannya menggunakan metode mind mapping.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pelaksanaan penelitian perlu adanya alat pengumpulan data atau instrumen

penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan tidak menyimpang

dari arah yang telah ditetapkan, untuk memperoleh data penelitian mengenai

penerapan metode pembelajaran card sort dan metode mind mapping.

Page 43: model pembelajaran

Berikut ini adalah langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan dalam

penelitian.

1. Tahap persiapan, yaitu mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal post-test dan lembar jawaban

siswa.

2. Tahap pelaksanaan, yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran.

a) Pertemuan pertama sampai pertemuan kedua: siswa kelas VII-1 sebagai kelas

eksperimen pertama diajarkan dengan menggunakan metode card sort sesuai

dengan RPP (Lampiran 2) dan siswa kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen

kedua diajarkan dengan menggunakan metode mind mapping sesuai dengan

RPP (Lampiran 3).

b) Pertemuan ketiga: siswa diberikan post-test berupa soal pilihan ganda yang

berjumlah 50 butir (Lampiran 4).

3.4 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya yaitu melakukan analisis data.

Analisis data dilakukan dalam suatu penelitian agar peneliti dapat merumuskan hasil

penelitiannya. Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa secara individual,

dilakukan perhitungan terhadap jumlah siswa yang mendapat nilai 72. Sedangkan

untuk mengetahui ketuntasan siswa secara klasikal setelah penerapan metode card

sort dan metode mind mapping berlangsung, maka rumus persentase yang digunakan

adalah:

Page 44: model pembelajaran

Pembelajaran dinyatakan tuntas apabila 75% jumlah siswa dari suatu kelas

mendapat 72, sehingga dapat diketahui tuntas atau tidaknya pembelajaran pada

materi klasifikasi makhluk hidup.

Perbedaan hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran card sort

dengan metode mind mapping dianalisis menggunakan rumus uji t (Sudjana, 2005:

239) dengan formulasi, sebagai berikut.

Keterangan : t = Harga t yang dicari

= Nilai rata-rata kelas eksperimen pertama

= Nilai rata-rata kelas eksperimen kedua

S = Simpangan baku

= Jumlah siswa kelas eksperimen pertama

= Jumlah siswa kelas eksperimen kedua

Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikan = 0.05 dan dk = n1 + n2 – 2

a. Jika t-hitung t-tabel maka ha diterima, berarti antara dua variabel yang diteliti

terdapat perbedaan.

b. Jika t-hitung t-tabel maka ha ditolak, berarti antara dua variabel yang diteliti

tidak terdapat perbedaan.

Page 45: model pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Individual

Hasil ketuntasan belajar yang diperoleh selama penelitian pada siswa kelas

VII-1 yang menggunakan metode pembelajaran card sort disajikan dalam Tabel 4.1

berikut.

Tabel 4.1 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-1 Menggunakan Metode

Pembelajaran Card Sort sebagai Kelas Eksperimen Pertama

No Nama Siswa Nilai Post-test Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

Abdi Ramadhani Tarigan

Ade Safitri

Adinda Vania Adella

Anjali Safitri

Aulia Ramadhan

Azwar Radmansyah

Clarita Wahyu Nurjannah

Cut Namira Putri

Cut Putri Rania

Dara Mutia

Desi Nadila Anwar

Donny Harriza

Elmira Maulani

Farah Fitriani

Gebrina Riska Nasution

Jupan MT Simalango

Maulizal Ridwan

Muhammad Akmal

Muhammad Arif Furqan

Nadya Nadhita

Nurul Fadhilah

Radita Phonna

Refina Saprilla

Riski Qausari

Reza Darusman

Rismadi Syahputra

Wildan Khairi

Zikri Rahmatullah

78

74

80

80

84

78

78

80

78

78

76

80

68

82

80

80

86

76

58

90

84

76

90

70

70

62

72

76

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tuntas

Page 46: model pembelajaran

Lanjutan Tabel 4.1

No Nama Siswa Nilai Post-test Keterangan

29.

30.

Aviqa Humaira Rizky

Yoanda Maria Fitria

80

78

Tuntas

Tuntas

Rata-rata 77,4 Tuntas

(Sumber: Hasil Penelitian 2012)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 30 siswa terdapat 25 siswa yang tuntas

secara individual, masing-masing siswa tersebut mencapai nilai KKM yang telah

ditetapkan di SMP Negeri 17 Banda Aceh yaitu ≥ 72.

Nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas VII-2 yang menggunakan metode

pembelajaran mind mapping dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-2 Menggunakan Metode

Mind Mapping sebagai Kelas Eksperimen Kedua

No Nama Siswa Nilai Post-test Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

Alfath Rajif

Amira Nadhifa

Andi Hijrah Pita Baru

Aulia Ulfa

Aidul Fitrah

Bukhari Adamy

Chyva Rizka Nanda

Cut Hidayatul Munar

Cut Methia Firda

Fauzul Ihsan

Fitri Wahyuni

Harist Mulia

Muhammad Thayyeb W.

Mahfud

Mirayanti Sardila

Muhammad Reyner F.A

Muhammad Hanin H. B

Muhammad Revaldi K.

Nabila Warhamni

Naqiya Aniqa

Putri Elma Nazirah

Raihan

74

72

80

74

72

74

52

76

56

60

82

60

72

78

62

80

74

78

74

76

72

80

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Page 47: model pembelajaran

Lanjutan Tabel 4.2

No Nama Siswa Nilai Post-test Keterangan

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

Rizka Khairunnisa Herlis

Riski Akbar Nanda

Riski Mardhatillah

Siti Nabila

Sonia

Tasya Liva Maulidia

Wilda Hikmah

Zahratin Nadira

72

72

56

78

72

66

80

72

Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tuntas

Rata-rata 71,5 Tuntas

(Sumber: Hasil Penelitian 2012)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 30 siswa terdapat 23 siswa yang tuntas

secara individual, masing-masing siswa tersebut mencapai nilai KKM yang telah

ditetapkan di SMP Negeri 17 Banda Aceh yaitu ≥ 72.

Hasil penelitian yang diperoleh menyimpulkan bahwa kelas VII-1 yang

menggunakan metode pembelajaran card sort memiliki jumlah siswa dengan

ketuntasan secara individual lebih tinggi yaitu 25 siswa, dibandingkan kelas VII-2

yang menggunakan metode pembelajaran mind mapping yaitu 23 siswa.

4.1.2 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal

Berdasarkan data yang diperoleh dari Tabel 4.1 dapat ditentukan ketuntasan

hasil belajar klasikal siswa kelas VII-1 yang menggunakan metode pembelajaran

card sort adalah sebagai berikut.

Page 48: model pembelajaran

Perhitungan ketuntasan hasil belajar klasikal siswa kelas VII-2 yang

menggunakan metode pembelajaran mind mapping tertera pada Tabel 4.2 sebagai

berikut.

Sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka melalui perhitungan

tersebut ketuntasan secara klasikal telah tercapai. Jadi, dapat dikatakan bahwa

penggunaan metode pembelajaran card sort dan mind mapping, keduanya dapat

mencapai ketuntasan belajar baik secara individual maupun klasikal pada materi

klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh.

4.1.3 Analisis Perbedaan Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 diperoleh nilai rata-rata post-test kedua

kelas eksperimen yaitu, kelas VII-1 yang menggunakan metode pembelajaran card

sort memiliki nilai rata-rata 77,4 dan kelas VII-2 yang menggunakan metode

pembelajaran mind mapping memiliki nilai rata-rata 71,5.

Hasil yang diperoleh dari nilai post-test Tabel 4.1 lalu dianalisis dengan

rumus statistik, sehingga diketahui Rentang (R)=32, banyak kelas interval (K)=6 dan

panjang kelas interval (P)=5. Sedangkan analisis statistik perolehan dari hasil nilai

post-test Tabel 4.2 diketahui Rentang (R)=30, banyak kelas interval (K)=6 dan

panjang kelas interval (P)=5 (dapat dilihat pada Lampiran 7). Setelah data yang

Page 49: model pembelajaran

diperlukan terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mentabulasi data daftar

distribusi frekuensi menurut kelas penelitian sebagai berikut.

Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Kelas VII-1 Menggunakan

Metode Pembelajaran Card Sort sebagai Kelas Eksperimen Pertama

Nilai

Post-test fi xi xi

2 fixi fixi

2

58-63 2 60,5 3660,25 121 7320,5

64-69 1 66,5 4422,25 66,5 4422,25

70-75 4 72,5 5256,25 290 21025

76-81 17 78,5 6162,25 1334,5 104758,25

82-87 4 84,5 7140,25 338 28561

88-93 2 90,5 8190,25 181 16380,5

Jumlah 30 - - fixi = 2331 fixi2=

182467,5

(Sumber: Hasil Penelitian 2012)

Data Tabel 4.3 kemudian dipergunakan untuk menghitung rata-rata ( X 1)

sebagai berikut.

X 1 = fi

fixi

X 1 =

X 1 = 77,7

Setelah rata-rata ( X 1) diketahui, langkah berikutnya adalah menghitung

varians (S12).

S12 =

)1(

)( 22

nn

fixifixin

S12=

S12=

Page 50: model pembelajaran

S12=

S12= 46,51

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh hasil X 1 adalah 77,7 dan S12

adalah 46,51.

Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Kelas VII-2 Menggunakan

Metode Mind Mapping sebagai Kelas Eksperimen Kedua

Nilai

Post-test fi xi xi

2 fixi fixi

2

52-57 3 54,5 2970,25 163,5 8910,75

58-63 2 60,5 3660,25 181,5 10980,75

64-69 1 66,5 4422,25 66,5 4422,25

70-75 13 72,5 5256,25 942,5 68331,25

76-81 10 78,5 6162,25 706,5 55460,25

82-87 1 84,5 7140,25 84,5 7140,25

Jumlah 30 - - fixi = 2145 fixi2=

155245,5

(Sumber: Hasil Penelitian 2012)

Data Tabel 4.4 kemudian dipergunakan untuk menghitung rata-rata ( X 2)

sebagai berikut.

X 2 = i

i

f

fix

X 2 =

X 2 = 71,5

Setelah rata-rata ( X 2) diketahui, langkah berikutnya adalah menghitung

varians (S22).

Page 51: model pembelajaran

S22 =

)1(

)( 22

nn

fixifixin

S22=

S22=

S22=

S22= 64,75

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh X 2 adalah 71,5 dan S22 adalah

64,75. Jadi, melalui analisis data pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 maka nilai rata-rata

dan varians kedua kelas penelitian adalah sebagai berikut:

X 1= 77,7 S12= 46,51

X 2= 71,5 S22= 64,75

Sehingga dapat ditentukan simpangan baku (S2):

S2=

2

)1()1(

21

2

22

2

11 nnnn

SS

S2=

S2=

S2=

S2=

Page 52: model pembelajaran

S2=55,63

S=

S= 7,45

Perbedaan hasil belajar siswa kelas VII-1 menggunakan metode pembelajaran

card sort dan kelas VII-2 menggunakan metode pembelajaran mind mapping

selanjutnya dihitung ke dalam rumus uji t sebagai berikut.

t =

t =

t =

t =

t = 3,48

Untuk memperoleh harga ttabel maka harus dihitung derajat kebebasan (dk),

dengan harga dk sampel, yaitu:

dk= n1 +n2−2

dk= 30+30−2

Page 53: model pembelajaran

dk= 58

4.1.4 Tinjauan Terhadap Hipotesis

Berdasarkan analisis data perbedaan hasil belajar, diperoleh bahwa harga

thitung sebesar 3,48 dan ttabel sebesar 1,67 pada taraf signifikan 0,05. Harga thitung ttabel

(3,48 1,67) maka, hipotesis yang berbunyi terdapat perbedaan hasil belajar

menggunakan metode pembelajaran card sort dengan metode mind mapping pada

materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh

diterima.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Ketuntasan Hasil Belajar Individual

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mencoba menganalisis

ketuntasan hasil belajar menggunakan metode pembelajaran card sort dengan

metode mind mapping pada materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII SMP

Negeri 17 Banda Aceh. Ketuntasan belajar siswa dilihat dari hasil pengolahan data

yang bersumber pada tes yang diberikan di akhir pertemuan (post-test), yakni tes

berbentuk objektif sebanyak 50 butir soal dengan 4 alternatif jawaban.

Syah (2010:221) mengemukakan bahwa dalam sistem belajar tuntas (mastery

learning), seorang siswa baru dapat dinyatakan lulus dalam evaluasi suatu mata

pelajaran apabila ia telah menguasai seluruh materi secara merata dan mendalam

dengan nilai minimal. Oleh karena itu, siswa dapat dikatakan tuntas belajarnya secara

individual jika mencapai nilai rata-rata ≥ 72 sesuai dengan standar Kriteria

Page 54: model pembelajaran

Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Biologi kelas VII di SMP Negeri

17 Banda Aceh.

Melalui data yang ada diketahui siswa kelas VII-1 sebagai kelas eksperimen

pertama yang pembelajarannya menggunakan metode card sort memiliki 25 siswa

yang tuntas secara individual dari jumlah 30 siswa. Sedangkan siswa kelas VII-2

sebagai kelas eksperimen kedua yang pembelajarannya menggunakan metode mind

mapping memiliki 23 siswa yang tuntas secara individual dari jumlah 30 siswa.

4.2.2 Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal

Pengolahan data yang dilakukan menggunakan rumus persentase diperoleh

hasil belajar siswa kelas VII-1 sebagai kelas eksperimen pertama yang

pembelajarannya menggunakan metode card sort pada materi klasifikasi makhluk

hidup telah mencapai ketuntasan secara klasikal, yakni sebesar 83,3% dari jumlah

siswa yang telah mencapai nilai ≥ 72 sesuai dengan ketetapan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) di SMP Negeri 17 Banda Aceh.

Hasil belajar siswa kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen kedua yang

pembelajarannya menggunakan metode mind mapping pada materi yang sama juga

telah mencapai ketuntasan, yakni sebesar 76,6% dari jumlah siswa yang mendapat

nilai ≥ 72, maka jelas bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen pertama dan kelas

eksperimen kedua sama-sama mencapai standar ketuntasan sebagaimana

Suryosubroto (2002:118) mengatakan untuk setiap topik atau pokok bahasan, siswa

harus mencapai taraf penguasaan yang ditetapkan, yaitu minimal 75%.

Kedua metode pembelajaran tersebut berhasil mencapai tingkat ketuntasan

belajar siswa secara klasikal sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan di SMP

Page 55: model pembelajaran

Negeri 17 Banda Aceh. Untuk kelas eskperimen pertama yang menggunakan strategi

pembelajaran aktif melalui penerapan metode card sort memiliki tingkat ketuntasan

yang lebih tinggi, yakni sebesar 83,3% bila dibandingkan dengan kelas eksperimen

kedua yang menggunakan metode mind mapping, yakni sebesar 76,6%.

Ketuntasan hasil belajar siswa ini tidak terlepas dari proses pembelajaran

yang terjadi di dalam kelas, dimana siswa tampak termotivasi dengan adanya metode

pembelajaran card sort maupun mind mapping. Ketika melaksanakan penelitian,

tampak bahwa kelebihan lainnya dari metode pembelajaran card sort dan mind

mapping ini adalah menjadikan siswa lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran,

berhasil membangun sosialisasi yang baik antara siswa dengan siswa dan siswa

dengan guru, serta mampu meminimalisasir metode ceramah yang cenderung

menyebabkan siswa jenuh.

Jadi, secara keseluruhan tercapai ketuntasan hasil belajar yang memuaskan

baik melalui penggunaan metode pembelajaran card sort maupun metode mind

mapping pada materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII SMP Negeri 17

Banda Aceh.

4.2.3 Perbedaan Hasil Belajar Siswa

Hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan statistik

rumus uji t diperoleh harga thitung = 3,48 dan harga ttabel = 1,67 sehingga thitung > ttabel

atau 3,48 > 1,67 pada taraf signifikan 0,05 dan dk = 58, dengan demikian diketahui

bahwa terdapat perbedaan hasil belajar menggunakan metode pembelajaran card sort

dengan metode mind mapping pada materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII

SMP Negeri 17 Banda Aceh. Perolehan ini juga menunjukkan bahwa siswa kelas

Page 56: model pembelajaran

VII-1 sebagai kelas eksperimen pertama mempunyai hasil belajar yang lebih baik,

bila dibandingkan dengan kelas siswa VII-2 sebagai kelas eksperimen kedua.

Rendahnya hasil belajar siswa kelas VII-2 yang penerapan pembelajarannya

menggunakan metode mind mapping dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar seperti kurangnya kesiapan dan kematangan siswa dalam

pembelajaran, sehingga keaktifan siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung

tidak maksimal.

Sebaliknya kelas VII-1 yang penerapan pembelajarannya menggunakan

metode card sort menunjukkan keaktifan siswa yang lebih tinggi. Selain adanya

kesiapan dan kematangan siswa dalam pembelajaran, keaktifan siswa ini dapat

dipengaruhi dari kondisi internal siswa itu sendiri. Siswa yang memiliki kebutuhan

untuk mengetahui dan mengerti; yaitu kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tahu,

mendapatkan pengetahuan, informasi dan untuk mengerti sesuatu dapat

meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran (Slameto, 2010:75).

Meski pembelajaran ini memiliki banyak kelebihan, akan tetapi pada

penerapannya metode card sort dan mind mapping ini juga memiliki kelemahan,

seperti banyak menyita waktu dalam pembelajaran dan kegiatan yang dilakukan

siswa harus senantiasa dikontrol secara langsung demi memelihara kualitas

pembelajaran. Untuk itu guru harus pintar menjadi pengelola pengajaran,

sebagaimana Slameto (2010:98) mengatakan bahwa seorang guru harus mampu

mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-

kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif

dan efisien.

Page 57: model pembelajaran

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data disimpulkan bahwa:

1. Ketuntasan hasil belajar siswa lebih baik pada kelas yang menggunakan metode

pembelajaran card sort dibandingkan kelas yang menggunakan metode mind

mapping pada materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII SMP Negeri 17

Banda Aceh.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran

card sort dengan metode mind mapping pada materi klasifikasi makhluk hidup

siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh.

5.2 Saran

1. Guru diharapkan dapat mempertimbangkan dan memilih pendekatan

pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan kreatif dalam pengajaran

Biologi.

2. Guru diharapkan dapat menyajikan pembelajaran dengan menerapkan metode

pembelajaran card sort maupun mind mapping dengan efisien demi tercapainya

tujuan pembelajaran yang diinginkan.

3. Hendaknya guru dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi

pelajaran, karakter siswa, waktu yang tersedia serta kompetensi yang dimiliki

siswa.

Page 58: model pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, N. 2012. “Perbandingan Penerapan Model Jigsaw dan Mind Mapping

dengan Model Jigsaw Tanpa Mind Mapping pada Materi Sistem Sirkulasi

Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Jaya Lamno Kabupaten Aceh

Jaya”. Skripsi tidak diterbitkan. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Ambarini, N. 2010. Penerapan Pembelajaran Aktif Card Sort Disertai Mind Mapping

untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi Siswa

Kelas VII-E SMP Negeri 5 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi, (Online),

Jilid 1, No. 1, (http://jurnal.fkip.uns.ac.id., diakses 30 Agustus 2012).

Aminah. 2009. Penerapan Strategi Pembelajaran Card Sort dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa Kelas VII-A pada Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs.

Negeri Batu. (pdf). Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Malang, (Online),

(http://lib.uin-malang.ac.id., diakses 30 Agustus 2012).

Buzan, T. 2008. Buku Pintar Mind Mapp. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Desiree. 2006. Mengasah ESQ Anak. Jakarta: PT Kawasan Pustaka.

Fattah, N. 2001. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Fitria. 2011. “Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalui Model Pembelajaran Card

Sort dengan Konsep Klasifikasi Makhluk Hidup pada Siswa Kelas VII SMP

Negeri 2 Dewantara Kabupaten Aceh Utara Tahun Pelajaran 2010/2011”.

Skripsi tidak diterbitkan. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Fried, G.H dan George J. Hademenos. 2002. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Hamid, H. 2012. Metode Card Short, (Online). (http://zaifbio.wordpress.com.,

diakses 10 September 2012).

Harsanto, R. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius.

Hartono. 2006. Strategi Pembelajaran Active Learning (Suatu Strategi Pembelajaran

Berbasis Student Centred), (Online). (http://www.sanaky.com., diakses 12

juli 2012).

Hasanuddin. 2006. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Banda Aceh: Universitas Syiah

Kuala.

Page 59: model pembelajaran

Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB Press.

Isjoni. 2011. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Kimball, J.W. 1999. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Michallo, M. 2001. Cracking Creativity The Secret of Creative Genius. Yogyakarta:

Andi.

Prasetya, J.T dan Abu Ahmadi. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka

Setia.

Putra, Y.P dan Bayu Issetyadi. Lejitkan Memori 1000%. Jakarta: PT Gramedia.

Roqib, M. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: LKiS.

Santoso, R.E.B. 2011. Mind Mapping, (Online). (http://ras-eko.blogspot.com.,

diakses 01 September 2012).

Sapa’at, A. 2012. Stop Menjadi Guru. Jakarta: Tangga Pustaka.

Sari, A. 2011. Mind Mapp Biologi, (Online). (http://atika-sari.blogspot.com).,

diakses 01 September 2012).

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sujiranto dkk. 2006. Biologi 1 untuk SMP/MTs Kelas VII. Semarang: Aneka Ilmu.

Supriatno dkk. 2008. Biologi Umum. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Syah, M. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Syamsuri, I dkk. 2007. IPA Biologi untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.

Bandung: PT Imperial Bhakti Utama.

Windura, S. 2008. Be An Absolute Genius!. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Yasin, A.F. 2008. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Jakarta: UIN Malang Press.

Page 60: model pembelajaran
Page 61: model pembelajaran

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran

Nama Sekolah : SMP Negeri 17 Banda Aceh

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : VII/I

Standar Kompetensi : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

Kompetensi Dasar

Materi

Pembelajar

an

Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

Karakter siswa

yang

diharapkan

Teknik

Penilaia

n

Bentuk

Instrume

n

Contoh

Instrumen/Soa

l

6.2 Mengklasifikasikan

makhluk hidup

berdasarkan ciri

yang dimiliki.

Klasifikasi

makhluk

hidup

Mendorong siswa untuk

mengetahui klasifikasi

makhluk hidup.

Mengkaji informasi

mengenai klasifikasi

makhluk hidup.

Menarik minat siswa

dengan menggunakan

media pembelajaran

untuk mengetahui

tujuan klasifikasi

makhluk hidup, dasar

kriteria klasifikasi, tata

nama (binomial

Menyebutkan

pentingnya dilakukan

klasifikasi makhluk

hidup.

Mendeskripsikan

urutan takson

pengelompokkan

makhluk hidup.

Membedakan

makhluk hidup yang

satu dengan yang

lainnya berdasarkan

ciri khusus

kehidupan yang

Tes tulis

Tes tulis

Tes uraian

Tes isian

Mengapa makhluk

hidup perlu

diklasifikasikan?

Berikan

pendapatmu!

Tuliskan urutan

takson mulai

takson yang

paling rendah ke

yang paling

tinggi!

Tuliskan masing-

6x40

1. Buku Biologi

1 untuk

SMP/MTs

Kelas VII,

Karangan

Sujiranto dkk,

Penerbit

Aneka Ilmu.

2. Buku IPA

Biologi untuk

SMP Kelas

VII Jilid 1,

Karangan

Istamar

Keagamaan

(religius)

Kedisiplinan

(discipline)

Rasa hormat

dan perhatian

(respect)

Tekun

(diligence)

Tanggung

jawab

(responsibility)

Ketelitian

(carefulness)

Page 62: model pembelajaran

nomenclature), tingkat

takson, sistem

klasifikasi lima

kingdom dan kunci

determinasi.

Melakukan diskusi

mengenai klasifikasi

makhluk hidup dan

sistem klasifikasi lima

kingdom.

Melakukan klasifikasi

makhluk hidup

berdasarkan ciri yang

dimiliki.

Mendengarkan

penjelasan singkat

mengenai sistem

klasifikasi lima

kingdom.

Mengelompokkan

organisme yang

memiliki persamaan

ciri satu kelompok

tertentu.

Melangsungkan proses

presentasi dari diskusi

mengenai materi

pelajaran.

Menjawab pertanyaan

yang terkait materi

pelajaran.

Melakukan kesimpulan.

dimilikinya.

Mengklasifikasikan

beberapa makhluk

hidup di sekitar

berdasar ciri yang

diamati.

Menyebutkan

pembagian

klasifikasi sistem

lima kingdom.

Membedakan ciri-

ciri khusus tiap

kingdom dalam

sistem klasifikasi

lima kingdom.

Menjelaskan tujuan

kunci determinasi.

Tes tulis

Tes tulis

Tes tulis

Tes tulis

Tes tulis

Tes isian

Tes isian

Tes isian

Tes isian

Tes uraian

masing 5 nama

tumbuhan dan 5

nama hewan yang

ada di sekitar

lingkungan

sekolah atau

rumahmu!

Klasifikasikan

tumbuhan dan

hewan tersebut

berdasarkan

fungsinya bagi

manusia ke dalam

tabel!

Sebutkan

pembagian sistem

klasifikasi lima

kingdom?

Tuliskan

perbedaan antara

tiap kingdom

makhluk hidup!

Apakah tujuan

adanya kunci

determinasi?

Syamsuri

dkk, Penerbit

Erlangga.

3. Siswa dan

guru.

Page 63: model pembelajaran

Banda Aceh, Oktober 2012

Guru Mata Pelajaran Guru Peneliti

Yetti Agoes, S.Pd. Erni Yunita

NIP 19721217 200604 2 004 NIM 0806103010068

Page 64: model pembelajaran

Lampiran 2. RPP Menggunakan Metode Card Sort

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP I)

Nama Sekolah : SMP Negeri 17 Banda Aceh

Kelas / Semester : VII (Tujuh) / Ganjil

Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

Alokasi Waktu : 3 x 40’ (1x Pertemuan)

Standar Kompetensi : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

Kompetensi Dasar : 6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-

ciri yang dimiliki.

Indikator

Menyebutkan pentingnya dilakukan klasifikasi makhluk hidup.

Membedakan makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya berdasarkan ciri

khusus kehidupan yang dimilikinya.

Mengklasifikasikan beberapa makhluk hidup di sekitar berdasar ciri yang

diamati.

Mendeskripsikan urutan takson pengelompokkan makhluk hidup.

Page 65: model pembelajaran

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa diharapkan mampu:

1. Mendeskripsikan pentingnya klasifikasi makhluk hidup.

2. Menyebutkan tujuan klasifikasi makhluk hidup.

3. Menjelaskan dasar klasifikasi makhluk hidup.

4. Menuliskan nama ilmiah makhluk hidup.

5. Mengklasifikasikan secara sederhana hewan dan tumbuhan yang berada di

lingkungan sekitar.

Karakter siswa yang diharapkan : Keagamaan (religius)

Kedisiplinan (discipline)

Rasa hormat dan perhatian (respect)

Tekun (diligence)

Tanggung jawab (responsibility)

Ketelitian (carefulness)

B. Materi Pembelajaran*

- Dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup

- Tujuan klasifikasi makhluk hidup

- Tata nama atau Binomial Nomenclature

- Tingkat takson

(terlampir)

Page 66: model pembelajaran

C. Model Pembelajaran

1. Pendekatan : Kolaboratif

2. Metode Pembelajaran : Card sort disertai ceramah, tanya jawab dan

diskusi

3. Strategi Pembelajaran : Active learning

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama

1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

a. Apersepsi

- Guru memberikan gambaran kepada siswa berkaitan dengan materi

klasifikasi makhluk hidup dan mengkaitkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Motivasi

- Guru bersama dengan siswa membahas dan melakukan tanya jawab

manfaat serta pentingnya klasifikasi makhluk hidup.

c. Pengetahuan Prasyarat

Siswa telah memahami ciri-ciri makhluk hidup.

2. Kegiatan Inti (90 Menit)

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Mengajak siswa untuk membaca buku paket tentang pengertian

klasifikasi, dasar kriteria klasifikasi, tujuan klasifikasi makhluk hidup,

Page 67: model pembelajaran

tata nama atau Binomial Nomenclature serta urutan tingkat takson

selama15 menit.

Meminta masing-masing siswa mengambil satu gulungan kartu yang

telah diacak, yang mana kartu tersebut berisikan judul materi.

Mengarahkan siswa yang sudah memiliki kartu untuk bergerak keliling

di dalam kelas kemudian mencari teman yang memiliki kartu dengan

isi yang sama untuk membentuk satu kelompok.

Membagikan tiap kelompok satu karton dan satu set potongan-

potongan card berisikan ringkasan materi berdasarkan kartu awal yang

mereka miliki.

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Mengarahkan siswa untuk bersama-sama mendiskusikan ringkasan

materi dari potongan-potongan kartu yang telah dibagikan. Selama

proses ini berlangsung guru ikut memantau kegiatan yang dilakukan

siswa dari dekat serta memberikan bimbingan terbatas jika diperlukan.

Meminta siswa untuk menempelkan kartu-kartu yang telah

didiskusikan tersebut pada karton yang telah dibagikan sebelumnya.

Membimbing perwakilan siswa dari masing-masing kelompok untuk

melakukan presentasi di depan kelas dengan menempelkan karton yang

sudah ditempelkan kartu di papan tulis terlebih dahulu.

Meminta siswa memberikan informasi, komentar atau penjelasan yang

sebenar-benarnya mengenai hasil diskusi.

Page 68: model pembelajaran

Membuat catatan penting di papan tulis setelah prosesi terjadi.

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang

belum dipahami mengenai materi bersangkutan.

Meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan

penyimpulan.

3. Kegiatan Penutup (20 Menit)

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Bersama dengan siswa membahas hasil pembelajaran mengenai materi

yang telah disajikan.

b. Memberikan tugas yang dikerjakan secara individu.

c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

d. Menganjurkan siswa untuk belajar di rumah dan menutup pelajaran.

E. Media Pembelajaran

1. Alat tulis menulis.

2. Bahan cetak (printed) antara lain handout, kartu, buku, dan lembar kerja

siswa.

F. Sumber Pembelajaran

Buku Biologi 1 untuk SMP/MTs Kelas VII, Karangan Sujiranto dkk, Penerbit

Aneka Ilmu.

Page 69: model pembelajaran

Buku IPA Biologi untuk SMP Kelas VII Jilid 1, Karangan Istamar Syamsuri

dkk, Penerbit Erlangga.

Siswa dan guru.

G. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian meliputi

a. Sikap siswa saat proses pembelajaran (ranah afektif)

b. Hasil belajar, berupa:

- Tugas (ranah psikomotor)

- Performans (ranah psikomotor dan kognitif)

c. Bentuk instrumen:

- Tugas

Banda Aceh, Oktober 2012

Guru Mata Pelajaran Guru Peneliti

Yetti Agoes, S.Pd. Erni Yunita

NIP 19721217 200604 2 004 NIM 0806103010068

Page 70: model pembelajaran

Uraian Materi Pembelajaran*

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Makhluk hidup dipermukaan bumi beraneka ragam bentuk, ukuran, warna,

kelengkapan organ tubuh, kebiasaan hidup, habitat (tempat hidup), dan tingkah laku.

Untuk mempermudah mempelajarinya, dilakukan pengelompokkan makhluk hidup

yang dikenal dengan sistem klasifikasi. Makhluk hidup yang memiliki sifat yang

sama dikelompokkan ke dalam golongan yang sama. Makhluk hidup yang memiliki

sifat berbeda dikelompokkan ke dalam golongan berbeda.

Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara penggolongan atau

pengelompokkan makhluk yang dilakukan secara sistematis dimana

pengelompokkan ini didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri-ciri atau sifat

dari makhluk hidup tersebut. Cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari

klasifikasi makhluk hidup adalah Taksonomi. Dalam klasifikasi, terlebih dahulu

dilakukan pencandraan atau identifikasi. Identifikasi didasarkan pada persamaan atau

perbedaan ciri bentuk luar (morfologi), susunan tubuh (anatomi), faal tubuh

(fisiologi), perilaku dan kromosom.

Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup

Pengelompokkan atau klasifikasi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Memudahkan mengenal organisme yang beraneka ragam.

b. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang

dimiliki.

Page 71: model pembelajaran

c. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya

dengan makhluk hidup dari jenis lain.

d. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup.

e. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau

belum memiliki nama.

Dasar-Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup

Bertambahnya jumlah species makhluk hidup dan perkembangan taksonomi

membawa perubahan terhadap dasar-dasar kriteria yang digunakan dalam

mengadakan klasifikasi. Beberapa dasar dan kriteria klasifikasi antara lain;

(a) Berdasarkan kegunaannya, misalnya tumbuhan yang berguna untuk

sandang, obat-obatan, hiasan, ataupun hewan yang menghasilkan daging

atau susu.

(b) Berdasarkan lingkungan hidup, misalnya tumbuhan air, tumbuhan darat,

tumbuhan dataran tinggi, dan tumbuhan dataran rendah. Kemudian ada

hewan darat dan hewan air.

(c) Berdasarkan tempat hidupnya, misalnya tumbuhan yang hidup pada

sampah (jamur), tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain

(anggrek), atau hewan yang hidup di dalam tanah, air atau di pohon.

(d) Berdasarkan ukuran tubuhnya misalnya hewan besar (kambing, gajah,

sapi, badak) serta hewan kecil (serangga dan cacing).

Page 72: model pembelajaran

Tata Nama (Binomial Nomenclature)

Menurut aturan kode internasional tata nama hewan dan tumbuhan, setiap

jenis makhluk hidup dapat digolongkan pada kelompok tertentu. Setiap jenis

makhluk hidup yang sudah dikenal diberi nama ilmiah yang terdiri dari dua suku

kata. Pemberian nama ini disebut Tata nama binomial atau Binomial nomenclature

yaitu suatu aturan penulisan nama species. Sistem ini pertama kali dikenalkan oleh

Carolus Linnaeus. Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut.

1. Nama species terdiri dari 2 kata atau lebih dalam bahasa latin atau

dilatinkan.

2. Nama depan menunjukkan nama genus dengan huruf pertama

menggunakan huruf kapital.

3. Nama belakang menunjukkan nama spesifik atau penunjuk jenis, dengan

huruf awal ditulis dengan huruf kecil.

4. Nama species dicetak dengan huruf miring atau digarisbawahi.

Contoh penulisan nama ilmiah makhluk hidup yaitu;

a) Oryza sativa (padi)

b) Zea mays (jagung)

c) Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu)

d) Felix domestica (kucing)

e) Rana pipiens (katak)

Page 73: model pembelajaran

Tingkat Takson

Menurut sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu

kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok

kecil. Kelompok-kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang

lebih kecil lagi sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang

beranggotakan hanya satu jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan

ini disebut takson.

Urutan takson antara lain: Tingkatan dalam Bahasa Indonesia:

Kingdom Dunia/Kerajaan

Divisio Divisi/Filum

Clasis Kelas

Ordo Bangsa

Familia Suku

Genus Marga

Species Jenis

1. Kingdom (Kerajaan)

Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan

ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan menjadi

lima kingdom (diusulkan oleh Robert H. Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom

tersebut antara lain: Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

Page 74: model pembelajaran

2. Filum/Divisi

Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama divisio digunakan pada

tumbuhan. Filum atau divisi terdiri atas organisme-organisme yang memiliki satu

atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan

nama divisio umumnya memiliki akhiran khas, antara lain -phyta dan -mycota.

3. Kelas (Classis)

Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau divisio.

4. Ordo (Bangsa)

Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo

umumnya diberi akhiran -ales.

5. Famili (Suku)

Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama famili tumbuhan

biasanya diberi akhiran -aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama -idea.

6. Genus (Marga)

Genus adalah takson yang lebih rendah daripada famili. Nama genus terdiri

atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital dan seluruh huruf dalam

kata itu ditulis dengan huruf miring atau digarisbawahi.

7. Species (Jenis)

Species atau jenis merupakan takson yang paling rendah.

Page 75: model pembelajaran

Evaluasi Pertemuan Pertama

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan jelas!

1. Mengapa makhluk hidup perlu diklasifikasikan? Berikan pendapatmu!

Jawaban:

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

2. Tuliskan urutan takson mulai takson yang paling rendah ke yang paling tinggi!

Jawaban:

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

3. Isilah tabel berikut sesuai dengan pertanyaan di bawah ini:

a. Tuliskan masing-masing 5 nama tumbuhan dan 5 nama hewan yang ada di

sekitar lingkungan sekolah atau rumahmu!

b. Klasifikasikan tumbuhan dan hewan tersebut berdasarkan fungsinya bagi

manusia!

Page 76: model pembelajaran

Tabel pengelompokkan tumbuhan

No

Nama Tumbuhan

(boleh menggunakan nama

daerah)

Kelompok

Tanaman

sayur

Kelompok

tanaman buah

Kelompok

tanaman

bunga

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Mawar

..........................................

..........................................

..........................................

..........................................

..........................................

Tabel pengelompokkan hewan

No

Nama Hewan

(boleh menggunakan nama

daerah)

Kelompok

hewan peliharan

Kelompok

hewan

liar

Kelompok

hewan

ternak

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Singa

..........................................

..........................................

..........................................

..........................................

..........................................

Page 77: model pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP II)

Nama Sekolah : SMP Negeri 17 Banda Aceh

Kelas / Semester : VII (Tujuh) / Ganjil

Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

Alokasi Waktu : 3 x 40’ (1x Pertemuan)

Standar Kompetensi : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

Kompetensi Dasar : 6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-

ciri yang dimiliki.

Indikator

Menyebutkan pembagian klasifikasi sistem lima kingdom.

Membedakan ciri-ciri khusus tiap kingdom dalam sistem klasifikasi lima

kingdom.

Menjelaskan tujuan kunci determinasi.

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa diharapkan mampu:

1. Menyebutkan pembagian sistem klasifikasi lima kingdom.

2. Menjelaskan sistem klasifikasi lima kingdom.

Page 78: model pembelajaran

3. Membandingkan ciri-ciri khusus tiap kingdom dalam sistem klasifikasi lima

kingdom.

4. Menjelaskan tujuan kunci determinasi.

Karakter siswa yang diharapkan : Keagamaan (religius)

Kedisiplinan (discipline)

Rasa hormat dan perhatian (respect)

Tekun (diligence)

Tanggung jawab (responsibility)

Ketelitian (carefulness)

B. Materi Pembelajaran*

- Klasifikasi sistem lima kingdom

- Kunci determinasi

(terlampir)

C. Model Pembelajaran

1. Pendekatan : Kolaboratif

2. Metode Pembelajaran : Card sort disertai ceramah, tanya jawab dan

diskusi

3. Strategi Pembelajaran : Active learning

Page 79: model pembelajaran

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Kedua

1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

a. Apersepsi

- Guru meminta siswa mengingat kembali materi pembelajaran

sebelumnya (pada RPP I).

- menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Motivasi

- Bersama dengan siswa membahas dan melakukan tanya jawab tentang

perkembangan sistem klasifikasi.

c. Pengetahuan Prasyarat

Siswa telah memahami ciri-ciri makhluk hidup.

2. Kegiatan Inti (90 Menit)

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Mengajak siswa untuk membaca buku paket tentang sistem klasifikasi

lima kingdom dan kunci determinasi selama15 menit.

Meminta masing-masing siswa mengambil satu gulungan kartu yang

telah diacak, yang mana kartu tersebut berisikan judul materi.

Mengarahkan siswa yang sudah memiliki kartu untuk bergerak keliling

di dalam kelas kemudian mencari teman yang memiliki kartu dengan

isi yang sama untuk membentuk satu kelompok.

Page 80: model pembelajaran

Membagikan tiap kelompok satu karton dan satu set potongan-

potongan kartu berisikan ringkasan materi berdasarkan kartu awal yang

mereka miliki.

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Mengarahkan siswa untuk bersama-sama mendiskusikan ringkasan

materi dari potongan-potongan kartu yang telah dibagikan. Selama

proses ini berlangsung guru ikut memantau kegiatan yang dilakukan

siswa dari dekat serta memberikan bimbingan terbatas jika diperlukan.

Meminta siswa untuk menempelkan kartu-kartu yang telah

didiskusikan tersebut pada karton yang telah dibagikan sebelumnya.

Membimbing perwakilan siswa dari masing-masing kelompok untuk

melakukan presentasi di depan kelas dengan menempelkan karton yang

sudah ditempelkan kartu di papan tulis terlebih dahulu.

Meminta siswa memberikan informasi, komentar atau penjelasan yang

sebenar-benarnya mengenai hasil diskusi.

Membuat catatan penting di papan tulis setelah prosesi terjadi.

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang

belum dipahami mengenai materi bersangkutan.

Meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan

penyimpulan.

Page 81: model pembelajaran

3. Kegiatan Penutup (20 Menit)

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Bersama dengan siswa membahas hasil pembelajaran mengenai materi

yang telah disajikan.

b. Memberikan tugas yang dikerjakan secara individu.

c. Menganjurkan siswa untuk belajar di rumah dan menutup pelajaran.

E. Media Pembelajaran

1. Alat tulis menulis.

2. Bahan cetak (printed) antara lain handout, kartu, buku, dan lembar kerja

siswa.

F. Sumber Pembelajaran

Buku Biologi 1 untuk SMP/MTs Kelas VII, Karangan Sujiranto dkk, Penerbit

Aneka Ilmu.

Buku IPA Biologi untuk SMP Kelas VII Jilid 1, Karangan Istamar Syamsuri

dkk, Penerbit Erlangga.

Siswa dan guru.

G. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian meliputi

a. Sikap siswa saat proses pembelajaran (ranah afektif)

b. Hasil belajar, berupa:

- Tugas (ranah psikomotor)

- Performans (ranah psikomotor dan kognitif)

Page 82: model pembelajaran

c. Bentuk instrumen:

- Tugas

Banda Aceh, Oktober 2012

Guru Mata Pelajaran Guru Peneliti

Yetti Agoes, S.Pd. Erni Yunita

NIP 19721217 200604 2 004 NIM 0806103010068

Page 83: model pembelajaran

Uraian Materi Pembelajaran*

Klasifikasi Sistem Lima Kingdom

Sejak zaman dahulu manusia sudah mengelompokkan makhluk hidup

menjadi dua kelompok besar, yaitu dunia tumbuhan dan dunia hewan. Namun

ternyata beberapa makhluk hidup tidak dapat dikelompokkan ke dalam hewan

ataupun tumbuhan. Sejalan dengan perkembangan pengetahuan diperkenalkan

pengelompokan makhluk hidup menjadi lima kingdom atau dunia oleh Roberts H.

Whittaker pada tahun 1969, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

1. Monera

Monera merupakan makhluk hidup prokariot. Kingdom monera terdiri atas

bakteri dan ganggang biru hijau. Hampir semua bakteri bersel satu dengan ukuran

yang sangat kecil. Bakteri hanya mampu dilihat dengan mikroskop yang berkekuatan

pembesaran tinggi. Secara umum terdapat 3 bentuk bakteri, yaitu lonjong atau bulat

(kokus), batang atau silinder (basilus), dan spiral atau sekrup (spirilus).

Bakteri ada yang hidup dalam tubuh kita, yaitu ada yang ada di dalam usus,

kulit, mulut, hidung, dan bagian tubuh lainnya. Bakteri juga terdapat di udara, air,

dan tanah. Bakteri ada yang menguntungkan manusia, misalnya bakteri yang hidup

di dalam usus manusia dapat membantu menguraikan sisa-sisa makanan yang sudah

tidak dibutuhkan oleh tubuh. Beberapa jenis bakteri juga dapat membantu dalam

pembuatan makanan, misalnya pembuatan yogurt. Bakteri-bakteri saprofit

menguntungkan karena membantu menguraikan sampah dan sisa-sisa makhluk hidup

Page 84: model pembelajaran

yang telah mati. Tetapi, tidak semua bakteri menguntungkan manusia, ada beberapa

jenis bakteri yang dapat menimbulkan penyakit, misalnya penyakit tuberkulosis,

tetanus, kolera, dan sebagainya.

Ganggang biru hijau lebih menyerupai tumbuhan karena mengandung

klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Ganggang tersebut ditemukan disembarang

tempat yang berkelembapan cukup, misalnya di laut, kolam, selokan, bahkan sumber

air panas. Ganggang tersebut dapat mengotori air minum menyebabkan bau dan

warna sehingga rasanya tidak enak.

2. Protista

Protista merupakan makhluk hidup bersel satu yang sudah mempunyai

membran inti (eukariotik). Makhluk hidup yang termasuk protista adalah protozoa

dan ganggang (kecuali ganggang biru hijau). Anggota kingdom protista ada yang

bergerak dengan rambut getar (cilia). Gerakan dari rambut getar dapat mendorong sel

untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Makhluk hidup yang bergerak

dengan rambut getar disebut Ciliata. Salah satu contoh dari Ciliata adalah

Paramaecium.

Selain rambut getar, ada pula protista yang bergerak dengan flagel (sulur

yang menyerupai cambuk) dan kaki semu. Euglena merupakan contoh protista yang

bergerak dengan flagel. Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan

cahaya matahari seperti tumbuh-tumbuhan karena mempunyai klorofil. Sedangkan

contoh protista yang bergerak dengan kaki semu adalah Amoeba. Gerakan dari kaki

semu tersebut menyebabkan Amoeba mempunyai bentuk yang berbeda-beda.

Page 85: model pembelajaran

3. Fungi

Tubuh jamur ada yang terdiri atas satu sel dan ada pula yang terdiri atas

banyak sel. Jamur tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis

untuk membuat makanannya sendiri. Jamur memperoleh makanan dari

lingkungannya. Jamur banyak hidup di tempat-tempat yang lembap dan terdapat

sumber makanan.

Beberapa jenis jamur bermanfaat bagi manusia, misalnya ragi yang

digunakan dalam pembuatan tempe dan roti serta ada pula Penicillium yang dapat

menghasilkan penisilin (antibiotik). Namun demikian, tidak semua jamur bermanfaat

bagi manusia. Ada pula jamur yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman budi

daya, misalnya penyakit busuk akar dan kutil pada tanaman kentang, bahkan ada

pula jenis jamur yang beracun.

4. Plantae

Lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji merupakan contoh-contoh

makhluk hidup yang termasuk dalam Kingdom Plantae. Tumbuhan berbiji dapat

dibedakan menjadi tumbuhan berbiji terbuka dan tumbuhan berbiji tertutup. Biji

tumbuhan berbiji tertutup terdapat di dalam buah. Beberapa jenis tumbuhan berbiji

terbuka, antara lain pakis haji, pinus, melinjo, dan lain-lain. Tumbuhan berbiji

tertutup disebut pula tumbuhan berbunga karena mempunyai bunga sebagai alat

perkembangbiakannya. Tumbuhan berbiji tertutup dapat dibedakan menjadi dua

kelompok besar, yaitu tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil. Pengelompokan

tersebut dilakukan berdasarkan banyaknya keping biji yang dimiliki. Tumbuhan

Page 86: model pembelajaran

dikotil mempunyai dua keping biji, sedangkan tumbuhan monokotil mempunyai satu

keping biji.

Contoh tumbuhan dikotil adalah kacang panjang, kacang hijau, kacang tanah,

mangga, dan lain-lain. Sedangkan contoh tumbuhan monokotil, antara lain rumput,

jagung, pisang, dan lain-lain.

5. Animalia

Kingdom animalia terdiri atas hewan-hewan. Hewan tidak dapat membuat

makanan sendiri, tetapi mengambil makanan dari tumbuhan atau hewan lain.

Terdapat beraneka ragam hewan yang hidup di dunia ini dengan berbagai bentuk

tubuh, warna tubuh, tempat hidup, dan perbedaan ciri-ciri yang lainnya. Berdasarkan

tulang belakangnya ada dua kelompok hewan, yaitu hewan avertebrata (hewan tidak

bertulang belakang) dan hewan vertebrata (hewan yang bertulang belakang). Kupu-

kupu, belalang, siput, dan cacing adalah contoh hewan-hewan tak bertulang

belakang. Sedangkan ikan, burung, katak, dan sapi adalah contoh-contoh hewan

bertulang belakang.

Kunci Determinasi

Untuk mempermudah menulusuri tahapan klasifikasi suatu organisme, dapat

digunakan kunci determinasi. Kunci determinasi adalah suatu kunci yang digunakan

untuk identifikasi makhluk hidup berupa keterangan tentang ciri-ciri makhluk hidup.

Untuk menggunakan kunci determinasi, mula-mula kita harus mengetahui nama

bagian yang diamati. Ciri-ciri tersebut kemudian dicocokkan dengan ciri-ciri pada

Page 87: model pembelajaran

kunci determinasi. Setiap ciri yang cocok, kemudian dilanjutkan sesuai dengan

nomor yang tertera di akhir pernyataan.

Page 88: model pembelajaran

Evaluasi Pertemuan Kedua

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan jelas!

1. Sebutkan pembagian sistem klasifikasi lima kingdom?

Jawaban:

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

2. Tuliskan perbedaan ciri antara tiap kingdom makhluk hidup ke dalam tabel

berikut!

No Kingdom Ciri-ciri

1.

2.

3.

4.

5.

............................

............................

............................

............................

............................

Page 89: model pembelajaran

3. Apakah tujuan adanya kunci determinasi?

Jawaban:

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

Page 90: model pembelajaran

Lampiran 3. RPP Menggunakan Metode Mind Mapping

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP I)

Nama Sekolah : SMP Negeri 17 Banda Aceh

Kelas / Semester : VII (Tujuh) / Ganjil

Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

Alokasi Waktu : 3 x 40’ (1x Pertemuan)

Standar Kompetensi : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

Kompetensi Dasar : 6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-

ciri yang dimiliki.

Indikator

Menyebutkan pentingnya dilakukan klasifikasi makhluk hidup.

Membedakan makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya berdasarkan ciri

khusus kehidupan yang dimilikinya.

Mengklasifikasikan beberapa makhluk hidup di sekitar berdasar ciri yang

diamati.

Mendeskripsikan urutan takson pengelompokkan makhluk hidup.

Page 91: model pembelajaran

C. Tujuan Pembelajaran :

Siswa diharapkan mampu:

1. Mendeskripsikan pentingnya klasifikasi makhluk hidup.

2. Menyebutkan tujuan klasifikasi makhluk hidup.

3. Menjelaskan dasar klasifikasi makhluk hidup.

4. Menuliskan nama ilmiah makhluk hidup.

5. Mengklasifikasikan secara sederhana hewan dan tumbuhan yang berada di

lingkungan sekitar.

Karakter siswa yang diharapkan : Keagamaan (religius)

Kedisiplinan (discipline)

Rasa hormat dan perhatian (respect)

Tekun (diligence)

Tanggung jawab (responsibility)

Ketelitian (carefulness)

D. Materi Pembelajaran*

- Dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup

- Tujuan klasifikasi makhluk hidup

- Tata nama atau Binomial Nomenclature

- Tingkat takson

(terlampir)

Page 92: model pembelajaran

C. Model Pembelajaran

1. Pendekatan : Kolaboratif

2. Metode Pembelajaran : Mind mapping disertai ceramah, tanya jawab dan

diskusi

3. Strategi Pembelajaran : Active learning

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama

1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

a. Apersepsi

- Guru memberikan gambaran kepada siswa berkaitan dengan materi

klasifikasi makhluk hidup dan mengkaitkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Motivasi

- Guru bersama dengan siswa membahas dan melakukan tanya jawab

manfaat serta pentingnya klasifikasi makhluk hidup.

c. Pengetahuan Prasyarat

Siswa telah memahami ciri-ciri makhluk hidup.

2. Kegiatan Inti (90 Menit)

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Menjelaskan secara garis besar tentang klasifikasi makhluk hidup.

Mengarahkan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi.

Page 93: model pembelajaran

Meminta setiap siswa masing-masing mengambil satu gulungan kertas

yang telah berisi nomor, dimana nomor tersebut akan membentuk

siswa kedalam kelompok yang anggotanya bersifat heterogen.

Membagikan tiap kelompok pokok bahasan yang berbeda, karton dan

spidol warna.

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Mengajak siswa membaca materi sesuai judul pokok bahasan yang

ditugaskan dan membuat ringkasan dengan mind mapping pada

selembar karton yang telah dibagikan. Selama proses ini berlangsung

guru ikut memantau kegiatan yang dilakukan siswa dari dekat serta

memberikan bimbingan terbatas jika diperlukan.

Membimbing perwakilan siswa dari masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan mind mapping yang telah selesai dibuat di depan

kelas dengan menempelkan mind mapping tersebut di papan tulis

terlebih dahulu.

Mengarahkan siswa membuat mind mapping pada karton yang telah

dibagikan dengan mengatur karton dalam posisi landscape, lalu

memulai pembuatan mind mapping dengan menempatkan topik

bahasan yang akan dibahas di tengah-tengah lembaran karton. Selama

proses ini berlangsung guru ikut memantau kegiatan yang dilakukan

siswa dari dekat dan memberikan bimbingan terbatas jika diperlukan.

Page 94: model pembelajaran

Meminta siswa memberikan informasi, komentar atau penjelasan yang

sebenar-benarnya mengenai hasil diskusi.

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang

belum dipahami mengenai materi bersangkutan.

Meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan

penyimpulan.

3. Kegiatan Penutup (20 Menit)

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Bersama dengan siswa membahas hasil pembelajaran mengenai materi

yang telah disajikan.

b. Memberikan tugas yang dikerjakan secara individu.

c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

d. Menganjurkan siswa untuk belajar di rumah dan menutup pelajaran.

E. Media Pembelajaran

1. Alat tulis menulis.

2. Bahan cetak antara lain handout, karton, buku, dan lembar kerja siswa.

F. Sumber Pembelajaran

Buku Biologi 1 untuk SMP/MTs Kelas VII, Karangan Sujiranto dkk, Penerbit

Aneka Ilmu.

Page 95: model pembelajaran

Buku IPA Biologi untuk SMP Kelas VII Jilid 1, Karangan Istamar Syamsuri

dkk, Penerbit Erlangga.

Siswa dan guru.

G. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian meliputi

a. Sikap siswa saat proses pembelajaran (ranah afektif)

b. Hasil belajar, berupa:

- Tugas (ranah psikomotor)

- Performans (ranah psikomotor dan kognitif)

c. Bentuk instrumen:

- Tugas

Banda Aceh, Oktober 2012

Guru Mata Pelajaran Guru Peneliti

Yetti Agoes, S.Pd. Erni Yunita

NIP 19721217 200604 2 004 NIM 0806103010068

Page 96: model pembelajaran

Uraian Materi Pembelajaran*

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Makhluk hidup dipermukaan bumi beraneka ragam bentuk, ukuran, warna,

kelengkapan organ tubuh, kebiasaan hidup, habitat (tempat hidup), dan tingkah laku.

Untuk mempermudah mempelajarinya, dilakukan pengelompokkan makhluk hidup

yang dikenal dengan sistem klasifikasi. Makhluk hidup yang memiliki sifat yang

sama dikelompokkan ke dalam golongan yang sama. Makhluk hidup yang memiliki

sifat berbeda dikelompokkan ke dalam golongan berbeda.

Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara penggolongan atau

pengelompokkan makhluk yang dilakukan secara sistematis dimana

pengelompokkan ini didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri-ciri atau sifat

dari makhluk hidup tersebut. Cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari

klasifikasi makhluk hidup adalah Taksonomi. Dalam klasifikasi, terlebih dahulu

dilakukan pencandraan atau identifikasi. Identifikasi didasarkan pada persamaan atau

perbedaan ciri bentuk luar (morfologi), susunan tubuh (anatomi), faal tubuh

(fisiologi), perilaku dan kromosom.

Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup

Pengelompokkan atau klasifikasi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Memudahkan mengenal organisme yang beraneka ragam.

b. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang

dimiliki.

Page 97: model pembelajaran

c. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya

dengan makhluk hidup dari jenis lain.

d. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup.

e. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau

belum memiliki nama.

Dasar-Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup

Bertambahnya jumlah species makhluk hidup dan perkembangan taksonomi

membawa perubahan terhadap dasar-dasar kriteria yang digunakan dalam

mengadakan klasifikasi. Beberapa dasar dan kriteria klasifikasi antara lain;

(a) Berdasarkan kegunaannya, misalnya tumbuhan yang berguna untuk sandang,

obat-obatan, hiasan, ataupun hewan yang menghasilkan daging atau susu.

(b) Berdasarkan lingkungan hidup, misalnya tumbuhan air, tumbuhan darat,

tumbuhan dataran tinggi, dan tumbuhan dataran rendah. Kemudian ada hewan

darat dan hewan air.

(c) Berdasarkan tempat hidupnya, misalnya tumbuhan yang hidup pada sampah

(jamur), tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain (anggrek), atau hewan

yang hidup di dalam tanah, air atau di pohon.

(d) Berdasarkan ukuran tubuhnya misalnya hewan besar (kambing, gajah, sapi,

badak) serta hewan kecil (serangga dan cacing).

Page 98: model pembelajaran

Tata Nama (Binomial Nomenclature)

Menurut aturan kode internasional tata nama hewan dan tumbuhan, setiap

jenis makhluk hidup dapat digolongkan pada kelompok tertentu. Setiap jenis

makhluk hidup yang sudah dikenal diberi nama ilmiah yang terdiri dari dua suku

kata. Pemberian nama ini disebut Tata nama binomial atau Binomial nomenclature

yaitu suatu aturan penulisan nama species. Sistem ini pertama kali dikenalkan oleh

Carolus Linnaeus. Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut:

1. Nama species terdiri dari 2 kata atau lebih dalam bahasa latin atau dilatinkan.

2. Nama depan menunjukkan nama genus dengan huruf pertama menggunakan huruf

kapital.

3. Nama belakang menunjukkan nama spesifik atau penunjuk jenis, dengan huruf

awal ditulis dengan huruf kecil.

4. Nama species dicetak dengan huruf miring atau digarisbawahi.

Contoh penulisan nama ilmiah makhluk hidup yaitu;

a) Oryza sativa (padi)

b) Zea mays (jagung)

c) Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu)

d) Felix domestica (kucing)

e) Rana pipiens (katak)

Page 99: model pembelajaran

Tingkatan Takson

Menurut sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu

kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok

kecil. Kelompok-kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang

lebih kecil lagi sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok-kelompok kecil yang

beranggotakan hanya satu jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan

ini disebut takson.

Urutan takson antara lain: Tingkatan dalam Bahasa Indonesia:

Kingdom Dunia/Kerajaan

Divisio Divisi/Filum

Clasis Kelas

Ordo Bangsa

Familia Suku

Genus Marga

Species Jenis

8. Kingdom (Kerajaan)

Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan

ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan menjadi

lima kingdom (diusulkan oleh Robert H. Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom

tersebut antara lain: Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

Page 100: model pembelajaran

9. Filum/Divisi

Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama divisio digunakan pada

tumbuhan. Filum atau divisi terdiri atas organisme-organisme yang memiliki satu

atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan

nama divisio umumnya memiliki akhiran khas, antara lain -phyta dan -mycota.

10. Kelas (Classis)

Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau divisio.

11. Ordo (Bangsa)

Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo

umumnya diberi akhiran -ales.

12. Famili (Suku)

Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama famili tumbuhan

biasanya diberi akhiran -aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama -idea.

13. Genus (Marga)

Genus adalah takson yang lebih rendah daripada famili. Nama genus terdiri

atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital dan seluruh huruf dalam

kata itu ditulis dengan huruf miring atau digarisbawahi.

14. Species (Jenis)

Species atau jenis merupakan takson yang paling rendah.

Page 101: model pembelajaran

Evaluasi Pertemuan Pertama

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan jelas!

1. Mengapa makhluk hidup perlu diklasifikasikan? Berikan pendapatmu!

Jawaban:

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

2. Tuliskan urutan takson mulai takson yang paling rendah ke yang paling tinggi!

Jawaban:

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

3. Isilah tabel berikut sesuai dengan pertanyaan di bawah ini:

a. Tuliskan masing-masing 5 nama tumbuhan dan 5 nama hewan yang ada di

sekitar lingkungan sekolah atau rumahmu!

b. Klasifikasikan tumbuhan dan hewan tersebut berdasarkan fungsinya bagi

manusia!

Page 102: model pembelajaran

Tabel pengelompokkan tumbuhan

No

Nama Tumbuhan

(boleh menggunakan nama

daerah)

Kelompok

Tanaman

sayur

Kelompok

tanaman buah

Kelompok

tanaman

bunga

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Mawar

..........................................

..........................................

..........................................

..........................................

..........................................

Tabel pengelompokkan hewan

No

Nama Hewan

(boleh menggunakan nama

daerah)

Kelompok

hewan peliharan

Kelompok

hewan

liar

Kelompok

hewan

ternak

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Singa

..........................................

..........................................

..........................................

..........................................

..........................................

Page 103: model pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP II)

Nama Sekolah : SMP Negeri 17 Banda Aceh

Kelas / Semester : VII (Tujuh) / Ganjil

Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

Alokasi Waktu : 3 x 40’ (1x Pertemuan)

Standar Kompetensi : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

Kompetensi Dasar : 6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-

ciri yang dimiliki.

Indikator

Menyebutkan pembagian klasifikasi sistem lima kingdom.

Membedakan ciri-ciri khusus tiap kingdom dalam sistem klasifikasi lima

kingdom.

Menjelaskan tujuan kunci determinasi.

C. Tujuan Pembelajaran :

Siswa diharapkan mampu:

1. Menyebutkan pembagian sistem klasifikasi lima kingdom.

2. Menjelaskan sistem klasifikasi lima kingdom.

Page 104: model pembelajaran

3. Membandingkan ciri-ciri khusus tiap kingdom dalam sistem klasifikasi lima

kingdom.

4. Menjelaskan tujuan kunci determinasi.

Karakter siswa yang diharapkan : Keagamaan (religius)

Kedisiplinan (discipline)

Rasa hormat dan perhatian (respect)

Tekun (diligence)

Tanggung jawab (responsibility)

Ketelitian (carefulness)

D. Materi Pembelajaran*

- Klasifikasi sistem lima kingdom

- Kunci determinasi

(terlampir)

C. Model Pembelajaran

1. Pendekatan : Kolaboratif

2. Metode Pembelajaran : Mind mapping disertai ceramah, tanya jawab dan

diskusi

3. Strategi Pembelajaran : Active learning

Page 105: model pembelajaran

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Kedua

1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

a. Apersepsi

- Guru meminta siswa mengingat kembali materi pembelajaran

sebelumnya (pada RPP I).

- menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Motivasi

- Bersama dengan siswa membahas dan melakukan tanya jawab tentang

perkembangan sistem klasifikasi.

c. Pengetahuan Prasyarat

Siswa telah memahami ciri-ciri makhluk hidup.

2. Kegiatan Inti (90 Menit)

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Mengarahkan siswa agar dapat mengetahui sistem klasifikasi lima

kingdom secara singkat.

Mengarahkan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi.

Page 106: model pembelajaran

Meminta setiap siswa masing-masing mengambil satu gulungan kertas

yang telah berisi nomor, dimana nomor tersebut akan membentuk

siswa kedalam kelompok yang anggotanya bersifat heterogen.

Membagikan tiap kelompok pokok bahasan yang berbeda, karton dan

spidol warna.

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Mengajak siswa membaca materi sesuai judul pokok bahasan yang

ditugaskan dan membuat ringkasan dengan mind mapping pada

selembar karton yang telah dibagikan. Selama proses ini berlangsung

guru ikut memantau kegiatan yang dilakukan siswa dari dekat serta

memberikan bimbingan terbatas jika diperlukan.

Membimbing perwakilan siswa dari masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan mind mapping yang telah selesai dibuat di depan

kelas dengan menempelkan mind mapping tersebut di papan tulis

terlebih dahulu.

Mengarahkan siswa membuat mind mapping pada karton yang telah

dibagikan dengan mengatur karton dalam posisi landscape, lalu

memulai pembuatan mind mapping dengan menempatkan topik

bahasan yang akan dibahas di tengah-tengah lembaran karton. Selama

proses ini berlangsung guru ikut memantau kegiatan yang dilakukan

siswa dari dekat dan memberikan bimbingan terbatas jika diperlukan.

Page 107: model pembelajaran

Meminta siswa memberikan informasi, komentar atau penjelasan yang

sebenar-benarnya mengenai hasil diskusi.

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang

belum dipahami mengenai materi bersangkutan.

Meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan

penyimpulan.

3. Kegiatan Penutup (20 Menit)

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Bersama dengan siswa membahas hasil pembelajaran mengenai materi

yang telah disajikan.

b. Memberikan tugas yang dikerjakan secara individu.

c. Menganjurkan siswa untuk belajar di rumah dan menutup pelajaran.

E. Media Pembelajaran

1. Alat tulis menulis.

2. Bahan cetak antara lain handout, karton, buku, dan lembar tugas.

F. Sumber Pembelajaran

Buku Biologi 1 untuk SMP/MTs Kelas VII, Karangan Sujiranto dkk, Penerbit

Aneka Ilmu.

Page 108: model pembelajaran

Buku IPA Biologi untuk SMP Kelas VII Jilid 1, Karangan Istamar Syamsuri

dkk, Penerbit Erlangga.

Siswa dan guru.

G. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian meliputi

c. Sikap siswa saat proses pembelajaran (ranah afektif)

d. Hasil belajar, berupa:

- Tugas (ranah psikomotor)

- Performans (ranah psikomotor dan kognitif)

c. Bentuk instrumen:

- Tugas

Banda Aceh, Oktober 2012

Guru Mata Pelajaran Guru Peneliti

Yetti Agoes, S.Pd. Erni Yunita

NIP 19721217 200604 2 004 NIM 0806103010068

Page 109: model pembelajaran

Uraian Materi Pembelajaran*

Klasifikasi Sistem Lima Kingdom

Sejak zaman dahulu manusia sudah mengelompokkan makhluk hidup

menjadi dua kelompok besar, yaitu dunia tumbuhan dan dunia hewan. Namun

ternyata beberapa makhluk hidup tidak dapat dikelompokkan ke dalam hewan

ataupun tumbuhan. Sejalan dengan perkembangan pengetahuan diperkenalkan

pengelompokan makhluk hidup menjadi lima kingdom atau dunia oleh Roberts H.

Whittaker pada tahun 1969, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

6. Monera

Monera merupakan makhluk hidup prokariot. Kingdom monera terdiri atas

bakteri dan ganggang biru hijau. Hampir semua bakteri bersel satu dengan ukuran

yang sangat kecil. Bakteri hanya mampu dilihat dengan mikroskop yang berkekuatan

pembesaran tinggi. Secara umum terdapat 3 bentuk bakteri, yaitu lonjong atau bulat

(kokus), batang atau silinder (basilus), dan spiral atau sekrup (spirilus).

Bakteri ada yang hidup dalam tubuh kita, yaitu ada yang ada di dalam usus,

kulit, mulut, hidung, dan bagian tubuh lainnya. Bakteri juga terdapat di udara, air,

dan tanah. Bakteri ada yang menguntungkan manusia, misalnya bakteri yang hidup

di dalam usus manusia dapat membantu menguraikan sisa-sisa makanan yang sudah

tidak dibutuhkan oleh tubuh. Beberapa jenis bakteri juga dapat membantu dalam

pembuatan makanan, misalnya pembuatan yogurt. Bakteri-bakteri saprofit

menguntungkan karena membantu menguraikan sampah dan sisa-sisa makhluk hidup

yang telah mati. Tetapi, tidak semua bakteri menguntungkan manusia, ada beberapa

Page 110: model pembelajaran

jenis bakteri yang dapat menimbulkan penyakit, misalnya penyakit tuberkulosis,

tetanus, kolera, dan sebagainya.

Ganggang biru hijau lebih menyerupai tumbuhan karena mengandung

klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Ganggang tersebut ditemukan disembarang

tempat yang berkelembapan cukup, misalnya di laut, kolam, selokan, bahkan sumber

air panas. Ganggang tersebut dapat mengotori air minum menyebabkan bau dan

warna sehingga rasanya tidak enak.

7. Protista

Protista merupakan makhluk hidup bersel satu yang sudah mempunyai

membran inti (eukariotik). Makhluk hidup yang termasuk protista adalah protozoa

dan ganggang (kecuali ganggang biru hijau). Anggota kingdom protista ada yang

bergerak dengan rambut getar (cilia). Gerakan dari rambut getar dapat mendorong sel

untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Makhluk hidup yang bergerak

dengan rambut getar disebut Ciliata. Salah satu contoh dari Ciliata adalah

Paramaecium.

Selain rambut getar, ada pula protista yang bergerak dengan flagel (sulur

yang menyerupai cambuk) dan kaki semu. Euglena merupakan contoh protista yang

bergerak dengan flagel. Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan

cahaya matahari seperti tumbuh-tumbuhan karena mempunyai klorofil. Sedangkan

contoh protista yang bergerak dengan kaki semu adalah Amoeba. Gerakan dari kaki

semu tersebut menyebabkan Amoeba mempunyai bentuk yang berbeda-beda.

Page 111: model pembelajaran

8. Fungi

Tubuh jamur ada yang terdiri atas satu sel dan ada pula yang terdiri atas

banyak sel. Jamur tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis

untuk membuat makanannya sendiri. Jamur memperoleh makanan dari

lingkungannya. Jamur banyak hidup di tempat-tempat yang lembap dan terdapat

sumber makanan.

Beberapa jenis jamur bermanfaat bagi manusia, misalnya ragi yang

digunakan dalam pembuatan tempe dan roti serta ada pula Penicillium yang dapat

menghasilkan penisilin (antibiotik). Namun demikian, tidak semua jamur bermanfaat

bagi manusia. Ada pula jamur yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman budi

daya, misalnya penyakit busuk akar dan kutil pada tanaman kentang, bahkan ada

pula jenis jamur yang beracun.

9. Plantae

Lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji merupakan contoh-contoh

makhluk hidup yang termasuk dalam Kingdom Plantae. Tumbuhan berbiji dapat

dibedakan menjadi tumbuhan berbiji terbuka dan tumbuhan berbiji tertutup. Biji

tumbuhan berbiji tertutup terdapat di dalam buah. Beberapa jenis tumbuhan berbiji

terbuka, antara lain pakis haji, pinus, melinjo, dan lain-lain. Tumbuhan berbiji

tertutup disebut pula tumbuhan berbunga karena mempunyai bunga sebagai alat

perkembangbiakannya. Tumbuhan berbiji tertutup dapat dibedakan menjadi dua

kelompok besar, yaitu tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil. Pengelompokan

tersebut dilakukan berdasarkan banyaknya keping biji yang dimiliki. Tumbuhan

Page 112: model pembelajaran

dikotil mempunyai dua keping biji, sedangkan tumbuhan monokotil mempunyai satu

keping biji.

Contoh tumbuhan dikotil adalah kacang panjang, kacang hijau, kacang tanah,

mangga, dan lain-lain. Sedangkan contoh tumbuhan monokotil, antara lain rumput,

jagung, pisang, dan lain-lain.

10. Animalia

Kingdom animalia terdiri atas hewan-hewan. Hewan tidak dapat membuat

makanan sendiri, tetapi mengambil makanan dari tumbuhan atau hewan lain.

Terdapat beraneka ragam hewan yang hidup di dunia ini dengan berbagai bentuk

tubuh, warna tubuh, tempat hidup, dan perbedaan ciri-ciri yang lainnya. Berdasarkan

tulang belakangnya ada dua kelompok hewan, yaitu hewan avertebrata (hewan tidak

bertulang belakang) dan hewan vertebrata (hewan yang bertulang belakang). Kupu-

kupu, belalang, siput, dan cacing adalah contoh hewan-hewan tak bertulang

belakang. Sedangkan ikan, burung, katak, dan sapi adalah contoh-contoh hewan

bertulang belakang.

Kunci Determinasi

Untuk mempermudah menulusuri tahapan klasifikasi suatu organisme, dapat

digunakan kunci determinasi. Kunci determinasi adalah suatu kunci yang digunakan

untuk identifikasi makhluk hidup berupa keterangan tentang ciri-ciri makhluk hidup.

Untuk menggunakan kunci determinasi, mula-mula kita harus mengetahui nama

Page 113: model pembelajaran

bagian yang diamati. Ciri-ciri tersebut kemudian dicocokkan dengan ciri-ciri pada

kunci determinasi. Setiap ciri yang cocok, kemudian dilanjutkan sesuai dengan

nomor yang tertera di akhir pernyataan.

Page 114: model pembelajaran

Evaluasi Pertemuan Kedua

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan jelas!

1. Sebutkan pembagian sistem klasifikasi lima kingdom?

Jawaban:

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

2. Tuliskan perbedaan ciri antara tiap kingdom makhluk hidup ke dalam tabel

berikut!

No Kingdom Ciri-ciri

1.

2.

3.

4.

5.

............................

............................

............................

............................

............................

Page 115: model pembelajaran

3. Apakah tujuan adanya kunci determinasi?

Jawaban:

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

Page 116: model pembelajaran

Lampiran 4. Soal Post-test

Petunjuk Umum :

Tulislah nama dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia!

Bacalah dengan teliti dan kerjakan dengan baik!

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat (a, b, c

atau d)!

Periksalah kembali lembar jawaban sebelum dikumpulkan!

1. Di bawah ini yang sesuai dengan pengertian klasifikasi makhluk hidup adalah ....

a. mengenali dan menetapkan identitas suatu makhluk hidup agar dapat

dimasukkan kedalam kelompok tertentu

b. suatu cara memilah-milah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi

golongan-golongan atau unit-unit tertentu

c. setiap tingkatan pengelompokkan

d. petunjuk yang dapat digunakan untuk menentukan jenis hewan dan

tumbuhan yang ada di lingkungan tertentu

2. Berikut yang bukan merupakan tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah ....

a. mengetahui hubungan kekerabatan antar organisme

b. menyederhanakan makhluk hidup yang beraneka ragam

c. mengumpulkan makhluk hidup untuk diketahui

d. mengenal berbagai makhluk hidup yang bermacam-macam

3. Cabang biologi yang khusus mempelajari klasifikasi makhluk hidup adalah ....

a. zoologi c. taksonomi

b. botani d. geologi

4. Tingkatan-tingkatan dalam klasifikasi disebut ....

a. takson c. species

b. kingdom d. determinasi

Page 117: model pembelajaran

5. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam kegiatan klasifikasi makhluk

hidup adalah ....

a. pencocokkan kelompok ke dalam suatu hirarki formal (pengelompokkan)

b. pencandraan atau identifikasi

c. pemberian nama untuk berbagai kelompok (penamaan)

d. penggantian nama kelompok

6. Pemberian tata nama ganda diatur dalam Kode Internasional yang disebut

dengan ....

a. binomial nomenklature c. klasifikasi

b. kunci determinasi d. identifikasi

7. Pernyataan di bawah ini yang benar adalah ....

a. semakin sedikit persamaan ciri, semakin dekat kekerabatannya

b. semakin banyak persamaan ciri, semakin dekat kekerabatannya

c. semakin sedikit perbedaan ciri, semakin jauh kekerabatannya

d. semakin banyak perbedaan ciri, semakin jauh kekerabatannya

8. Berikut adalah dasar yang digunakan dalam melakukan klasifikasi kecuali ....

a. ciri morfologinya c. manfaatnya

b. habitatnya d. kerugiannya

9. Berdasarkan tata cara pemberian nama ilmiah, penulisan yang benar untuk nama

jenis jagung adalah ....

a. Zea mays c. ZEA MAYS

b. Zea Mays d. zea mays

Page 118: model pembelajaran

10. Pernyataan berikut yang benar mengenai Mimosa pudica (putri malu) dan

Mimosa invisa (putri malu berduri) adalah ....

a. marga sama, suku berbeda c. suku berbeda, jenis sama

b. jenis sama, marga sama d. marga sama, jenis berbeda

11. Nama ilmiah dari suatu species hewan maupun tumbuhan setiap makhluk hidup

terdiri dari dua suku kata. Kata pertama dari nama tersebut menunjukkan ....

a. genus c. ordo

b. kingdom d. familia

12. Makhluk hidup dikelompokkan (diklasifikasikan) berdasarkan ....

a. persamaan dan perbedaan sifat atau ciri

b. persamaan dan perbedaan alat gerak

c. persamaan dan perbedaan kulit

d. semua benar

13. Berikut adalah nama ilmiah beberapa makhluk hidup yang terdapat di sekitar

kita.

1) Oryza sativa 3) Musa paradisiaca

2) Musa texstilis 4) Felix domestica

Berdasarkan nama ilmiahya, manakah yang paling dekat kekerabatannya....

a. 2) dan 3) c. 1) dan 3)

b. 1) dan 2) d. 3) dan 4)

14. Penulisan nama ilmiah sesuai aturan Binomial Nomenklatur dari tanaman

kembang sepatu adalah ....

a. hibiscus Rosa-sinensis c. Hibiscus Rosa-Sinensis

b. Hibiscus rosa-sinensis d. hibiscus-rosa sinensis

Page 119: model pembelajaran

15. Ilmuwan yang mengembangkan sistem klasifikasi lima kingdom ialah ....

a. Charles Darwin c. Carolus Linnaeus

b. Aristoteles d. Robert H Whittaker

16. Tingkatan terendah dari klasifikasi tumbuhan dan hewan adalah ....

a. kingdom c. familia

b. species d. genus

17. Urutan takson dari tingkat terendah ketingkat tertinggi pada tumbuhan adalah ....

a. jenis-marga-bangsa-suku-kelas-divisi

b. jenis-bangsa-marga-suku-kelas-divisi

c. marga-jenis-bangsa-suku-kelas-divisi

d. jenis-marga-suku-bangsa-kelas-divisi

18. Pada awal perkembangan klasifikasi mula-mula makhluk hidup hanya dibedakan

dalam dua kingdom saja, yaitu ....

a. Plantae dan Animalia c. Monera dan Animalia

b. Monera dan Plantae d. Animalia dan Fungi

19. Menurut sistem klasifikasi lima kingdom, makhluk hidup dikelompokkan

menjadi ....

a. Virus, Monera, Protista, Plantae, Animalia

b. Virus, Monera, Fungi, Plantae, Animalia

c. Monera, Fungi, Protozoa, Plantae, Animalia

d. Monera, Protista, Fungi, Plantae, Animalia

Page 120: model pembelajaran

20. Seorang siswa mengamati makhluk hidup dengan mikroskop, diperoleh ciri

sebagai berikut: tubuh tersusun dari benang-benang halus disebut hifa dan

memiliki spora. Makhluk hidup ini termasuk kingdom ....

a. Protista c. Fungi

b. Alga d. Plantae

21. Dalam klasifikasi lima kingdom, bakteri dimasukkan ke dalam kingdom ....

a. Protista c. Monera

b. Fungi d. Animalia

22. Salah satu ciri khas yang membedakan ganggang dan jamur adalah ....

a. ganggang tak berklorofil c. jamur berklorofil

b. jamur tak berklorofil d. ganggang bersel satu

23. Benang-benang halus berwarna putih yang terdapat pada jamur adalah ....

a. spora c. sporangium

b. rhizoid d. hifa

24. Jamur tidak dimasukkan dalam kategori tumbuhan atau hewan karena ....

a. berkembangbiak dengan spora

b. hidup sebagai parasit

c. tidak berbunga

d. tidak berkloroplas, berdinding sel dari kitin

25. Monera merupakan makhluk hidup prokariotik, arti dari pada prokarotik adalah

....

a. tidak mempunyai membran inti

b. mempunyai membran inti

c. mempunyai satu sel

d. mempuyai banyak sel

Page 121: model pembelajaran

26. Manakah yang bukan merupakan ciri dari monera ....

a. berkembangbiak dengan membelah diri

b. tidak memiliki membran inti

c. berukuran sangat kecil

d. hidup secara parasit

27. Berikut yang merupakan kelompok protista adalah ....

a. Fungi c. Plantae

b. Protozoa d. Euphorbia

28. Berdasarkan sistem klasifikasi lima kingdom, bakteri dan ganggang biru

termasuk ke dalam dunia ....

a. Fungi c. Monera

b. Protista d. Plantae

29. Jamur yang dapat dipergunakan dalam pembuatan tempe adalah ....

a. Aspergillus c. Spirogyra

b. Rhizopus d. Saccharomyces

30. Berdasarkan cara memeroleh makanannya, jamur (Fungi) dikategorikan

sebagai....

a. autotrof c. saprofit

b. heterotrof d. parasit

31. Perhatikan data-data berikut ini!

(1) Tubuh berongga

(2) Permukaan tubuh berpori

(3) Permukaan tubuh terdapat banyak duri

(4) Memiliki tentakel

Page 122: model pembelajaran

Yang termasuk ciri Porifera adalah ....

a. (1) dan (2) c. (2) dan (3)

b. (1) dan (3) d. (3) dan (4)

32. Berikut ini yang bukan ciri-ciri tumbuhan monokotil adalah ....

a. berakar serabut

b. ruas-ruas batangnya tampak jelas

c. tulang daunnya sejajar

d. bagian-bagian bunganya berjumlah lima

33. Pohon jambu merupakan pohon yang berklorofil dan dapat membuat

makanannya sendiri, sehingga dikatakan hidup secara ....

a. kemoautotrof c. autotrof

b. saprofit d. heterotrof

34. Tumbuhan di bawah ini bermanfaat sebagai bahan makanan, kecuali ....

a. kentang c. kacang tanah

b. kina d. pepaya

35. Tumbuhan yang hidup di lingkungan kering disebut ....

a. hidrofit c. xerofit

b. higrofit d. heterofit

36. Berikut ini adalah beberapa tanaman yang ditemukan di kebun sekolah:

1) Mangga 4) Jagung

2) Kembang sepatu 5) Jeruk

3) Padi

Page 123: model pembelajaran

Tanaman yang dapat dikelompokkan dalam kelompok yang sama karena berakar

tunggang adalah ....

a. 1), 2) dan 3) c. 2), 3) dan 5)

b. 1), 2) dan 5) d. 2), 4) dan 5)

37. Perhatikan daftar nama tumbuhan berikut!

1) Padi 4) Jagung

2) Bayam 5) Asam Jawa

3) Kangkung 6) Kelapa

Kelompok tumbuhan yang berakar serabut meliputi nomor....

a. 1), 3) dan 4) c. 2), 3) dan 5)

b. 1), 4) dan 6) d. 3), 5) dan 6)

38. Kaktus digolongkan tumbuhan xerofit, sedangkan talas digolongkan tumbuhan

higrofit. Pengelompokkan tersebut berdasarkan pada ....

a. bentuk daunnya c. tempat hidupnya

b. sistem perakaran d. pemanfaatannya

39. Tumbuhan yang memiliki bagian seperti akar, batang, dan daun yang berwarna

hijau. Kedalam kelompok manakah tumbuhan itu digolongkan ....

a. jamur c. lumut

b. alga d. tumbuhan paku

40. Contoh hewan tidak bertulang belakang adalah ....

a. cacing dan siput c. katak dan buaya

b. burung dan ikan d. ikan dan katak

Page 124: model pembelajaran

41. Kucing dan harimau dimasukkan dalam kelompok yang sama karena

mempunyai persamaan ciri bentuk luar yang sama. Identifikasi yang dilakukan

adalah identifikasi berdasarkan persamaan ....

a. morfologi c. anatomi

b. fisiologi d. tingkah laku

42. Oryza sativa merupakan nama ilmiah dari tumbuhan ….

a. padi c. bawang merah

b. kacang tanah d. jahe

43. Bebek, sapi dan kerbau dikelompokkan ke dalam hewan ternak. Dasar

klasifikasi dari hewan-hewan tersebut adalah ....

a. semua hewan tersebut dapat dibiarkan

b. semua hewan tersebut dapat diliarkan

c. semua hewan tersebut dapat diternakkan

d. semua salah

44. Hewan yang tidak tergolong serangga adalah ....

a. kupu-kupu c. nyamuk

b. laba-laba d. lalat

45. Kupu-kupu, burung dan ayam dapat dimasukkan menjadi satu kelompok

berdasarkan ....

a. jenis makanan c. jumlah kaki

b. adanya sayap d. tempat hidupnya

46. Kelompok hewan yang tubuhnya ditutupi oleh sisik adalah ....

a. mamalia c. amfibi

b. aves d. pisces

Page 125: model pembelajaran

47. Di antara hewan berikut yang rangkanya berupa rangka dalam adalah ....

a. belalang dan kupu-kupu c. lebah dan laba-laba

b. katak dan kadal d. kumbang dan kalajengking

48. Pasangan yang memiliki kekerabatan paling dekat ....

a. rubah dan serigala c. serigala dan anjing

b. rubah dan berang-berang d. serigala dan beruang

49. Pernyataan berikut yang salah adalah ....

a. semua organisme dikelompokkan kedalam golongan yang sama

b. organisme yang memiliki persamaan ciri dikelompokkan kedalam takson atau

unit

c. organisme yang memiliki sedikit persamaan ciri dikelompokkan kedalam

tingkatan takson yang tinggi

d. organisme yang memiliki banyak persamaan ciri dikelompokkan dalam

tingkatan takson yang rendah

50. Kegunaan kunci determinasi adalah ....

a. menentukan nama makhluk hidup disuatu lingkungan

b. menentukan jenis makhluk hidup disuatu lingkungan

c. menentukan marga makhluk hidup disuatu lingkungan

d. menentukan perbedaan-perbedaan makhluk hidup disuatu lingkungan

Page 126: model pembelajaran

Lampiran 5. Lembar Jawaban

Nama Siswa : ................................................

Kelas : ................................................

1. a b c d 26. a b c d

2. a b c d 27. a b c d

3. a b c d 28. a b c d

4. a b c d 29. a b c d

5. a b c d 30. a b c d

6. a b c d 31. a b c d

7. a b c d 32. a b c d

8. a b c d 33. a b c d

9. a b c d 34. a b c d

10. a b c d 35. a b c d

11. a b c d 36. a b c d

12. a b c d 37. a b c d

13. a b c d 38. a b c d

14. a b c d 39. a b c d

15. a b c d 40. a b c d

16. a b c d 41. a b c d

17. a b c d 42. a b c d

18. a b c d 43. a b c d

19. a b c d 44. a b c d

20. a b c d 45. a b c d

21. a b c d 46. a b c d

22. a b c d 47. a b c d

23. a b c d 48. a b c d

24. a b c d 49. a b c d

25. a b c d 50. a b c d

Page 127: model pembelajaran

Lampiran 6. Kunci Jawaban

1. b

2. c

3. c

4. a

5. b

6. a

7. b

8. d

9. a

10. d

41. a

42. a

43. c

44. a

45. b

46. d

47. b

48. a

49. a

50. b

31. a

32. d

33. c

34. b

35. c

36. b

37. a

38. c

39. d

40. a

11. a

12. a

13. a

14. b

15. d

16. b

17. d

18. a

19. d

20. c

21. c

22. b

23. d

24. d

25. a

26. a

27. b

28. c

29. b

30. b

Page 128: model pembelajaran

Lampiran 7. Pengolahan Data

Statistik lain yang diperlukan sehubungan dengan penggunaan uji t adalah:

1. Membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas sama. Sudjana

(2005:47) menyatakan beberapa langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut:

a. Menentukan rentang (R) ialah data terbesar dikurangi data terkecil.

b. Menentukan banyak kelas interval (K) yang diperlukan dengan menggunakan

aturan Sturges, yaitu:

banyak kelas = 1 + (3,3) log n

c. Menentukan panjang kelas interval (P), yaitu dengan aturan:

P =

2. Menghitung rata-rata X menurut Sudjana (2005:70) dapat dipergunakan rumus:

X = i

i

f

fix

3. Menghitung varians (S2), Sudjana (2005:95) menyatakan dapat dipergunakan

rumus:

S2 =

)1(

)( 22

nn

fixifixin

4. Untuk menghitung varians gabungan, Sudjana (2005:239) menyatakan dapat

menggunakan rumus:

S2 =

2

)1()1(

21

2

22

2

11 nnnn

SS

Page 129: model pembelajaran

Berdasarkan data yang diperoleh, maka distribusi frekuensi untuk data siswa kelas

VII-1 sebagai kelas eksperimen pertama sebagai berikut:

Rentang (R) = data terbesar – data terkecil

= 90 – 58

= 32

Banyak kelas interval (K) = 1 + (3,3) log n

= 1 + (3,3) log 30

= 1 + (3,3) 1,47

= 5,85 (diambil 6)

Panjang kelas interval (P) =

=

= 5,33 (diambil 5)

Menentukan ( X 1), (S2

1), dan (S1):

X 1 = i

i

f

fix

X 1 =

X 1 = 77,7

S12 =

)1(

)( 22

nn

fixifixin

Page 130: model pembelajaran

S12=

S12=

S12=

S12= 46,51

Berdasarkan data yang diperoleh, maka distribusi frekuensi untuk data siswa kelas

VII-2 sebagai kelas eksperimen kedua sebagai berikut:

Rentang (R) = data terbesar – data terkecil

= 82 – 52

= 30

Banyak kelas interval (K) = 1 + (3,3) log n

= 1 + (3,3) log 30

= 1 + (3,3) 1,47

= 5,85 (diambil 6)

Panjang kelas interval (P) =

=

= 5 (diambil 5)

Page 131: model pembelajaran

Menentukan ( X 2), (S2

2), dan (S2):

X 2 = i

i

f

fix

X 2 =

X 2 = 71,5

S22 =

)1(

)( 22

nn

fixifixin

S22=

S22=

S22=

S22= 64,75

Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai rata-rata varians dan simpangan baku,

sebagai berikut:

X 1= 77,7 S12= 46,51

X 2= 71,5 S22= 64,75

Sehingga dapat ditentukan:

S2=

2

)1()1(

21

2

22

2

11 nnnn

SS

Page 132: model pembelajaran

S2=

S2=

S2=

S2=

S2=55,63

S=

S= 7,45

Diperoleh nilai S= 7,45, jadi nilai t adalah:

t =

t =

t =

t =

t = 3,48

Page 133: model pembelajaran

Lampiran 8. Tabel Uji Statistik

Page 134: model pembelajaran

Lampiran 9. Foto-foto Kegiatan Pembelajaran

a. Kelas VII-1 yang Menggunakan Metode Pembelajaran Card Sort

Foto 1: Siswa mencari pasangan kelompoknya Foto 2: Siswa melakukan diskusi

Foto 3: Siswa menempelkan kartu yang Foto 4: Siswa melakukan presentasi di depan

berisikan ringkasan materi pelajaran kelas

Foto 5: Guru membimbing siswa memberikan Foto 6: Siswa mengerjakan post-test

pendapat mengenai diskusi

Page 135: model pembelajaran

b. Kelas VII-2 yang Menggunakan Metode Pembelajaran Mind Mapping

Foto 1: Guru menjelaskan materi pelajaran Foto 2: Guru meminta siswa mengambil

secara singkat nomor untuk membentuk kelompok

Foto 3: Siswa berdiskusi dan membuat mind mapping Foto 4: Guru melakukan bimbingan

dalam menyelesaikan mind mapping

Foto 5: Siswa melakukan presentasi di depan Foto 6: Siswa mengerjakan post-test

kelas

Page 136: model pembelajaran

BIODATA

1. Nama Lengkap : Erni Yunita

2. Tempat/Tgl. Lahir : Banda Aceh,

5 Juni 1990

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Kebangsaan : Indonesia

6. Status : Belum Kawin

7. Alamat : Jl. Kampus Unida

Gampong Lamteumen Timur, Kecamatan Jaya Baru,

Banda Aceh.

8. Pekerjaan : Mahasiswi

9. Nama Orang Tua,

a. Ayah : Abdul Hamid

b. Ibu : Dra. Ellidar

c. Pekerjaan Ayah : Wiraswasta

d. Pekerjaan Ibu : Pegawai Negeri Sipil (PNS)

e. Alamat : Jl. Kampus Unida

Gampong Lamteumen Timur, Kecamatan Jaya Baru,

Banda Aceh.

10. Riwayat Pendidikan,

a. SD Negeri 93 Banda Aceh, tamat tahun 2002

b. SMP Negeri 7 Banda Aceh, tamat tahun 2005

c. SMA Negeri 1 Darul Imarah, tamat tahun 2008

d. FKIP Unsyiah, Jurusan/Prodi Pendidikan Biologi,

masuk tahun 2008.

Banda Aceh, 13 Maret 2013

Penulis,

Erni Yunita