model oposisi partai politik di indonesia: studi...

163
MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi Respons Gerindra dan PKS terhadap Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Tahun 2014-2017 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Ade Prasetio 1112112000040 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Upload: duongkhuong

Post on 14-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA:

Studi Respons Gerindra dan PKS terhadap Pemerintah

Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Tahun 2014-2017

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Ade Prasetio

1112112000040

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA:

Studi Respons Gerindra dan PKS terhadap Pemerintah

Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Tahun 2014-2017

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Ade Prasetio

1112112000040

Pembimbing

Dr. Chaider S. Bamualim, M.A

NIP: 196605241999031001

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 3: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

i

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

Model Oposisi Partai Politik di Indonesia:

Studi Respons Gerindra dan PKS terhadap Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf

Kalla pada Tahun 2014-2017

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Desember 2017

Ade Prasetio

Page 4: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Ade Prasetio

NIM : 1121112000040

Program Studi : Ilmu Politik

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

Model Oposisi Partai Politik di Indonesia: Studi Respons Gerindra dan PKS

terhadap Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla pada Tahun 2014-2017

Dan telah memenuhi persyaratan telah diujikan.

Jakarta, 12 Desember 2017

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Pembimbing,

Dr. Iding Rasyidin, M.Si Dr. Chaider S. Bamualim, M.A

NIP. 197010132005011003 NIP. 196605241999031001

Page 5: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

Model Oposisi Partai Politik di Indonesia: Studi Respons Gerindra dan PKS

terhadap Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla pada Tahun 2014-2017

Oleh

Ade Prasetio

1121112000040

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 04 Januari 2018

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial

(S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik.

Ketua, Sekretaris,

Dr. Iding Rasyidin, M.Si Suryani, M.Si

NIP. 197010132005011003 NIP. 197704242007102003

Penguji I, Penguji II,

Dr. A. Bakir Ihsan, M. Si Suryani, M.Si

NIP. 197204122003121002 NIP. 197704242007102003

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 04 Januari 2018.

Ketua Program Studi IlmuPolitik

FISIP UIN JAKARTA

Dr. Iding Rasyidin, M.Si

NIP. 197010132005011003

Page 6: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

iv

Abstrak

Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di Indonesia terhadap

pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada tahun 2014-2017. Dalam sistem

presidensial multipartai seperti di Indonesia, partai cenderung untuk melakukan

koalisi. Hal ini memaksa sejumlah partai harus berunding dengan partai-partai

lainnya setiap menentukan arah pilihan politik. Walaupun oposisi tidak terdapatdi

dalam sebuah peraturan yang tertulis di Undang-undang pemilu, tetapi oposisi di

Indonesia ini sudah menjadi fakta politik pada kehidupan demokrasi. Sehingga

pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini adalah bagaimana model oposisi

partai Gerindra dan PKS terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada

tahun 2014-2017?

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui analisa serta

pemahaman yang mendalam. Selain itu teknik pengumpulan data dilakukan

dengan kajian kepustakaan (Library Research) dengan metode deskriptis-analitis,

wawancara (Field Research) dengan pihak-pihak yang terkait, dan melakukan

penelusuran dokumen-dokumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan tipe

oposisi dan pola oposisi (Robert Dahl, 1998). Pembatasan periode masalah

tersebut didasarkan pada konsepsi respon Gerindra dan PKS dalam pembahasan

kebijakan pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Penelitian ini menemukan bahwa model oposisi partai politik yang terjadi

di Indonesia adalah model oposisi spesifik, yang tidak mengharuskan partai

oposisi melakukan perubahan pada tatanan sistem negara itu sendiri, tanpa

menolak rezim, para pemimpin, maupun kebijakan utama yang dikeluarkan

pemerintahan. Melainkan penolakan pada beberapa kebijakan saja. Artinya

oposisi diarahkan untuk mengoreksi kebijakan tertentu yang menjadi perhatian

publik. Dalam model ini dapat dicontohkan pada kasus RUU Pemilu dan Hak

Angket KPK.

Kata Kunci: Model Oposisi, Gerindra, PKS, Joko Widodo - Jusuf Kalla

Page 7: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji serta syukur tiada henti-hentinya penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan kuasanya penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Model Oposisi Partai Politik di Indonesia, Studi Respons

Gerindra dan PKS terhadap Pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla pada Tahun

2014-2017”. Meskipun dalam penulisannya masih jauh dari kata sempurna.

Selama proses penulisan hingga akhirnya terselesaikan skripsi ini, penulis

dipertemukan dengan orang-orang hebat yang berjasa besar selama penyusunan

skripsi ini. Oleh karena itu, atas segalanya penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Zulkifli, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iding R Hasan, M.si selaku Ketua Prodi Ilmu Politik yang telah memberi

saran dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Suryani, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik yang telah

membantu dan melancarkan skripsi ini, serta memberikan motivasi penuh.

4. Dr. Chaider S. Bamualin, M.A Selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan arahan dan motivasi untuk penyelesaian skripsi ini. Terimakasih

atas doa, pengertian, waktu dan ilmunya dalam membimbing dan memotivasi

5. Dr. Bakir Ihsan, M.Si, selaku Dosen Pengajar Proposal Skripsi 2016 Prodi

Ilmu Politik, yang telah memberikan masukan dan ilmunya untuk skripsi ini.

6. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya Prodi Ilmu

Politik yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran

berharganya.

7. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda alm. Suparman dan Ibunda Warsilah.

Keempat kakak penulis, Abdul Rohim, Nur Hasanah, Buchori, Ahmad

Sodikin. Juga kepada adik penulis, Muzzaky Kurniawan dan keponakan-

keponakan penulis Dimas Titan Nugroho, Diah Wulandari, Dea Ainur Putri,

Gibran. Mereka yang tiada henti mendoakan dan memberikan semangat

tenaga dan pikiran kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi

ini.

Page 8: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

vi

8. Mardani Ali Sera anggota DPR Fraksi PKS, Fadli Zon Wakil Ketua DPR RI

Fraksi Gerindra, Dr. Lili Romli, Ferry J. Juliantoro anggota DPR RI Fraksi

Gerindra, Prof. Syamsudin Haris, Dr. Firman Noor, Dr. Djayadi Hanan,

Direktur Eksekutif SMRC, Pipin Sopian, Kepala Departemen Politik PKS,

yang telah meluangkan waktunya untuk menjadi narasumber skripsi ini.

9. Ratna Sarumpaet, yang menjadi teman diskusi yang menyenangkan, meskipun

Kak Ratna seniman dan budayawan tetapi pemahamann mengenai politik

nasional sangat membantu penulis sebagai pencerahan ide.

10. Kawan-kawan seperjuangan di Warung Semut Septian Permana, Agus Barjo,

Hafidz, Putra, Jamal, Gilang Prakoso, Ibnu Kamal Aldin, yang selalu

berdiskusi ketika terdapat kebuntuan pada penelitian.

11. Teman-teman ilmu politik angkatan 2012, Akbar Faqih MN, Renaldy Akbar,

Andre Albar Muharram, Ahmad Syahrul Fadhil, M. Naufal, Andra Remon,

Miftahussurur, Muhammad Fadly, Silmi Fatahila, Dwi Prayogo, Kholisi

Wasakhi, Syarah Annisa, Putri Nurafifah, Fajar Fachrian, Tadzkira, Denayu,

Putri Lala Tanjung, Rizki Ahmad, Abrar, Sambung dan Segenap keluarga

besar TROTOAR yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu yang selama ini

selalu menemani penulis selama di kampus.

12. Sahabat-sahabat PMII KOMFISIP, Imam Fitra Ramadhan, Muhammad

Faruqi, Sulton, Muhammad Rafsan Jani, Fikry Al Fajr, Ahmad Nurcholis,

Fikri Mahir Lubis, Muhammad Sutisna, Hendra, Aprilia Cena, Ronald Adam,

Kholid Syaifullah, Hakim, Khairy Fuadi, Ahmad Bun Yani, Cendy,

Faturahman, Akbar Azmi, Habibi Fahmy Amir, Ical Asnawi, Ical Marbun,

Kholid, Masayu, Sidki, Anisa Nurul Janah, Villarian, Andhika Yusmana,

Mamat, Reza, Cacing, Padlan, Cinko, Kikoy, Rikal, Randi Andita, Chusnul,

Dian, Veriska, Maco, Jaya, Adit Fitra, Ervin, Robit, Faruq, Ilham Gampang,

Bisri, Ican, Muchsin, Adnan, Edi, Firji, Sarah Syafitri, Putri Cahya Arimbi.

13. Sahabat Carman Ansori Latif, senior yang selalu rendah hati, mampu

memberikan semangat, ilmu dan pengalaman untuk adik-adiknya, pengaruh

nya sangat luar biasa untuk kader menjadi lebih baik dan mau belajar, serta

menjadi panutan penulis selama kuliah.

Page 9: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

vii

14. Amalia Pahlawati, yang setia membantu, mendoakan dan yang terpenting

menjadi inspirasi, sehingga mendorong penulis untuk segera menyelesaikan

skripsi ini.

Demikianlah ucapan terimakasih, semoga segala bantuan dan

dukungannya mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT. Maka dengan ini

penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi. Semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat.

Jakarta, 12 Desember 2017

Ade Prasetio

Page 10: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

viii

Daftar Isi

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME……………………………………………….i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI……………………………………………...ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI……………………………………………iii

Abstrak……………………………………………………………………………………iv

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….v

Daftar Isi………………………………………………………………………………...viii

Daftar Tabel……………………………………………………………………………....xi

Daftar Lampiran………………………………………………………………………….xii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

B. Pertanyaan Penelitian .................................................................................... 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 13

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 14

E. Metode Penelitian .......................................................................................... 17

F. Sistematika Penulisan .................................................................................... 18

BAB II KERANGKA TEORETIS…………………………………………....................19

A. Tipe Oposisi .................................................................................................. 19

B. Pola Oposisi ................................................................................................... 23

1. Kepaduan atau Konsentrasi .................................................................... 23

2. Daya Saing ............................................................................................ 24

3. Lokasi ..................................................................................................... 26

4. Ciri Khas ................................................................................................ 27

5. Tujuan .................................................................................................... 28

6. Strategi ................................................................................................... 30

Page 11: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

ix

BAB III SEJARAH OPOSISI DI INDONESIA DAN KONFIGURASI

TERBENTUKNYA PARTAI OPOSISI DALAM PEMERINTAHAN JOKO

WIDODO-JUSUF KALLA………………………............................................34

A. Sejarah Oposisi Partai Politik di Indonesia ................................................... 34

1. Era Orde Lama ....................................................................................... 34

2. Era Orde Baru ........................................................................................ 37

3. Era Reformasi ........................................................................................ 41

B. Konfigurasi Terbentuknya Partai Oposisi ..................................................... 47

C. Sejarah Partai Gerindra .................................................................................. 53

D. Sejarah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ....................................................... 56

BAB IV ANALISIS RESPONS PARTAI GERINDRA DAN PKS TERHADAP

KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO-JUSUF

KALLA TAHUN 2014-2017…………………………………………………..60

A. Tipologi Oposisi ............................................................................................ 60

B. Respons Gerindra dan PKS dalam Perspektif Tipe Oposisi .......................... 63

1. Oposisi Integral ...................................................................................... 63

2. Oposisi Faksional ................................................................................... 64

3. Oposisi Fundamental .............................................................................. 66

4. Oposisi Spesifik ..................................................................................... 67

a. Respons Gerindra dan PKS Terhadap Hak Angket KPK dalam Tipe

Oposisi Spesifik ................................................................................ 67

b. Respons Gerindra dan PKS Terhadap RUU Pemilu dalam Tipe

Oposisi Spesifik ................................................................................ 72

c. Respons Gerindra dan PKS Terhadap RUU Tax Amnesty Tipe

Oposisi Spesifik ................................................................................ 77

C. Respons Gerindra dan PKS dalam Pendekatan Pola Oposisi ........................ 83

1. Kepaduan (Cohesion) atau Konsentrasi (concentration) Oposisi .......... 83

2. Daya Saing Oposisi ................................................................................ 85

Page 12: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

x

3. Lokasi Oposisi ........................................................................................ 87

4. Ciri Khas Oposisi ................................................................................... 89

a. Indikator Oposisi PKS ....................................................................... 90

b. Indikator Oposisi Gerindra ................................................................ 93

5. Tujuan-Tujuan Oposisi........................................................................... 95

6. Strategi-Strategi Oposisi ........................................................................ 97

BAB V PENUTUP………………………………………………………………………99

A. Kesimpulan .................................................................................................... 99

B. Saran ............................................................................................................ 101

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………..102

Lampiran

Page 13: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

xi

Daftar Tabel

Tabel II.B.1 Oposisi di Negara-Negara dengan……………………………………..26

Tabel III.A.1 Perolehan Suara dan Kursi Delapan Besar Dalam Pemilihan Umum

1999.......................................................................................................42

Tabel III.A.2 Formasi Partai Politik Pada Koalisi Pemerintahan dan Oposisi Pasca

Orde Baru………………………………………………. …………….47

Tabel III.B.1 Perolehan Suara Partai Politik yang Memenuhi dan Tidak Memenuhi

Ambang Pada Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Tahun 2014...........................................................................................51

Tabel III.B.2 Gabungan Suara Partai Pendukung untuk Pemilihan Presiden tahun

2014………………………………………………………………….. 52

Tabel III.B.3 Perolehan Suara Pemilihan Umum Presiden 2014...............................53

Tabel IV.B.1 Lima Paket Isu Krusial dalam RUU Pemilu........................................73

Tabel IV.B.2 Dua Paket Pilihan Pada Pembahasan RUU

Pemilu……………..............................................................................74

Tabel IV.C.1 Presentase Perolehan Suara Partai Politik pada Tahun 2009 dan

2014…………………………………………………………………..87

Page 14: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

xii

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Wawancara dengan Mardani Ali Sera anggota DPR Fraksi PKS

Lampiran II Wawancara dengan Fadli Zon Wakil Keua DPR RI Fraksi Gerindra

Lampiran III Wawancara dengan Dr. Lili Romli, Pengamat Politik LIPI

Lampiran IV Wawancara dengan Ferry J. Juliantoro anggota DPR RI Fraksi Gerindra

Lampiran V Wawancara dengan Prof. Syamsudin Haris Pusat Penelitian Politik (LIPI)

Lampiran VI Wawancara dengan Dr. Firman Noor Peneliti Pusat Penelitian Politik

Lampiran VII Wawancara dengan Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif SMRC

Lampiran VIII Wawancara dengan Pipin Sopian, Kepala Departemen Politik PKS

Page 15: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setelah fusi partai politik pada masa Orde Baru (Orba), partai politik di

Indonesia kembali menjadi saluran aspirasi untuk rakyat pada era Reformasi.

Runtuhnya pemerintahan Soeharto mengubah tatanan politik di Indonesia,

termasuk sistem kepartaiannya. Jika pada masa Orba Indonesia dikuasai oleh

pemerintahan otoritarian yang didominasi partai tunggalnya,1 maka pada era

Reformasi demokrasi rakyatlah yang menentukan nasib secara langsung dalam

memilih pemimpinnya.

Sistem multipartai disebut-sebut mampu mencerminkan keanekaragaman

aspirasi politik daripada sistem dwi-partai, apalagi sistem partai tunggal.2 Tetapi

yang perlu digaris bawahi adalah setiap penguasa biasanya berbicara tentang

kepentingan rakyat, kepentingan bangsa dan negara sebagai suatu retorika dan

kampanye politik. Maka, rakyat sebaiknya waspada, bahwa kepentingan pertama

penguasa adalah mempertahankan, memperbesar dan memperkuat kekuasaan

yang sudah dimilikinya.3

Keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemerintah dapat menolong

maupun menyulitkan rakyat, karena itu warga negara perlu memperhatikan dan

1 Muhamadam Labolo dan Teguh Ilham, Partai Politik dan Sistem Pemilihan Umum di

Indonesia: Teori, Konsep dan Isu Strategi (Jakarta: RajaGrafindo, 2015), h. 99 2 Miriam Budiardjo, Pengantar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia, 2008), h. 168.

3 Ignas Kleden , Menulis Politik: Indonesia Sebagai Utopia (Jakarta: Kompas Media

Nusantara, 2001), h. 4

Page 16: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

2

berkepentingan dengan keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemerintahannya.

Tidak jarang dalam menyatakan atau mengartikulasikan kepentingnya, rakyat

sangat berharap pada saluran atau badan-badan politik negara,4 misalnya lembaga

legislatif, partai politik, LSM, Organisasi Politik dan badan-badan politik lainnya.

Untuk memahami dinamika politik seperti itu, partai bisa berjuang di dalam atau

di luar garis pemerintahan sebagai kelompok penekan dan kontrol kepada

penguasa agar tidak lalim dalam menjalankan amanah.

Selain kekuasaan yang berada di bawah kendali negara dalam sistem

demokrasi, terdapat kekuatan lain yang cenderung berbeda pada pandangan

pemerintahan yaitu kekuatan oposisi. Dalam kehidupan politik, kehadiran

kekuatan oposisi telah menjadi dinamika dan tatanan demokrasi yang sangat

penting. Hal ini terjadi di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Australia,

Inggris, bahkan Malaysia dan pada umumnya di negara-negara demokrasi.5

Biasanya hanya kelompok yang memiliki kesadaran politik dan motivasi yang

sangat besar saja yang siap dan mampu menerima resiko untuk bergerak di luar

arena6 (oposisi).

Oposisi juga berguna dalam menjaga persaingan yang sehat diantara para

elit politik untuk berkompetisi membangun negara. Pemerintahan yang berkuasa

akan terjaga dan tentu menyadari ada pihak lain yang mengontrol dan bisa saja

4 Mohctar Mas’oed dan Colin MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik, (Yogyakarta:

Gadjah Mada Uneversity Press), h. 65 5

“Oposisi Anak Sah Sistem Demokrasi,” artikel diakses pada 2 Juli 2017 dari

https://nasional.sindonews.com/read/887439/18/oposisi-anak-sah-sistem-demokrasi-

1406875364/13 6 Guillermo O’Donnell dan Philippe C. Schmitter, Transisi Menuju Demokrasi (Jakarta:

Pustaka LP3ES, 1993),h. 78.

Page 17: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

3

memberikan tawaran kebijakan yang lebih baik.7

Dengan begitu oposisi

berkenaan pada sekelompok orang yang berada di luar pemerintahan yang secara

legal memiliki hak untuk menyatakan kebebasan pendapat dan melakukan

kegiatan-kegiatan, guna memberikan kritik dan kontrol atas sikap, pandangan,

ataupun kebijakan pada pemerintahan berdasarkan kenyataan yang terjadi.

Artinya, menjadi oposisi tidak saja ingin berbeda dalam menempatkan dan

memandang pemerintah secara pesimistis, lemah dan gagal,8 melainkan suatu

kondisi normal dalam sistem demokrasi. Hanya saja format oposisi lazimnya

berbeda-beda pada setiap negara karena sangat bergantung pada sistem

pemerintahan dan sistem kepartaian yang berlaku di negara tersebut.

Oposisi kerap dikaitkan dengan sistem parlementer dan tidak biasa dalam

sistem presidensial. Hal ini dipertegas oleh kebanyakan elit politik yang

menganggap oposisi bukan budaya politik Indonesia. Tak heran jika oposisi di

Indonesia masih mencerminkan watak yang akomodatif dan pragmatis, sehingga

presiden selalu dapat melakukan kompromi dengan DPR.9

Menjadi partai oposisi dalam konteks aplikasi sistem politik atau

demokrasi di Indonesia memang tidak mudah, apalagi bila sering dikatakan bahwa

oposisi tidak punya sejarahnya dalam kamus politik Indonesia.10

Partai oposisi

7 Firman Noor, “Oposisi Dalam Kehidupan Demokrasi: Arti Penting Keberadaan Oposisi

Sebagai Bagian Penguatan Demokrasi di Indonesia,” Masyarakat Indonesia, Vol 42, no. 1, (Juni

2016): h. 5. 8 Damanhuri, “Konsep Partai Oposisi dalam Sistem Pemerintahan Studi Komparatif

Hukum Islam dan Hukum Positif,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam

Negeri Syarifhidayatullah Jakarta, 2009), h. 12. 9 Djayadi Hanan, Menakar Presidensialisme Multipartai di Indonesia (Bandung: Al-

Mizan, 2014), h. 217-218. 10

Siti Zuhroh, “Dilema Oposisi Politik Partai Gerindra” artikel diakses pada 2 Agustus

2016 dari http://www.dpr.go.id/doksetjen/dokumen/minangwan-Seminar-Membedah-Peran-

Fraksi-Gerindra-1457429725.pdf (makalah ini sudah pernah disampaikan oleh pengamat politik

Page 18: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

4

adalah wujud modern dari ide demokrasi, dengan kata lain dalam suatu

masyarakat, oposisi adalah suatu kenyataan di dunia modern.

Pada prinsipnya, demokrasi yang sehat diperlukan adanya check and

balance. Jika suatu kelompok itu tidak diakui, yang terjadi adalah mekanisme

saling curiga dan melihat oposisi sebagai ancaman. Ketika hal itu dibenarkan,

akan terjadi pergolakan politik yang saling menjatuhkan, sehingga mengakibatkan

timbulnya nafsu beroposisi untuk semata-mata menjatuhkan pemerintah.11

Dalam konstitusi Indonesia memang tidak secara tegas diatur tentang

koalisi dan oposisi. Namun peran oposisi dapat dilakukan di DPR, sebagaimana

peran dan fungsi legislatif. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pasca Orde Baru

mengalami perubahan yang cukup signifikan. Amandemen UUD 1945

menghasilkan format baru DPR, dimana peranan dan kewenangan DPR dapat

langsung vis a vis dengan eksekutif. Dengan begitu akan memperkuat mekanisme

pengawasan dalam mengawasi jalannya pemerintahan.12

Pada masa pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Gerindra dan PKS

menjadi partai yang sejauh ini cukup konsisten dalam mengkritisi dan mengontrol

jalannya pemerintahan, setelah diketahui sejumlah partai yang mulanya ikut

tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP), akhirnya mendukung pemerintah,

seperti PPP, PAN dan Golkar. PPP misalnya, partai berlambang Ka’bah ini

memilih bergabung dengan pemerintahan karena sudah tidak dianggap ada oleh

koalisi KMP. Pasalnya dalam pemilihan pimpinan DPR dan MPR, KMP tidak

Siti Zuhroh dalam acara seminar “Membedah Amal Bhakti Sewindu Partai Gerindra” di

Pustakaloka Nusantara IV DPR RI pada 15 Febuari 2016) 11

Nurcholish Madjid, Dialog Keterbukaan (Jakarta: Paramadina, 1998), h. 7. 12

Lili Romli, “Format Baru Dewan Perwakilan Rakyat Pasca Amandemen UUD 1945,”

Politica, V, no. 3-2 (November 2012): h. 195.

Page 19: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

5

sedikitpun memberikan ruang untuk kader PPP menempati posisi sebagai

pimpinan lembaga tinggi tersebut.13

Di sisi lain, keluarnya PAN dari koalisi KMP tentu menjadi pertanyaan

besar bagi publik, sebab PAN merupakan partai yang mengusung Hatta Rajasa

sebagai calon Presiden 2014 yang berpasangan dengan Prabowo. Tetapi Zulkifli

beralasan bahwa perpindahan dukungan PAN kepada pemerintah ini dikarenakan

sadar dengan situasi dan kondisi bangsa saat ini, di mana situasi ekonomi semakin

berat, sehingga pemerintah perlu diperkuat untuk memberikan sinyal kepada

pelaku usaha dan investor bahwa kita kompak, solid dan kuat.14

Sementara itu, pilihan Golkar bergabung bersama pemerintahan

disebabkan karena tidak ada sejarah politik Golkar menjadi partai di luar

pemerintahan. Dengan kata lain Golkar tidak siap menjadi partai oposisi.15

Selain

itu juga karena adanya konflik internal menjelang dan berlangsungnya

Musyawarah Nasional, yakni kubu Munas Bali Abu Rizal Bakrie dengan kubu

Agung Laksono yang ditetapkan sebagai Ketua Umum hasil Munas di Jakarta.16

13

“Ini Alasan PPP Melirik Koalisi Indonesia Hebat,”artikel diakses pada 24 Oktober 2017

dari http://www.suara.com/news/2014/10/11/184659/ini-alasan-ppp-melirik-koalisi-indonesia-

hebat 14

“Bantah Dapat Jabatan, Ini Alasan PAN Dukung Pemerintahan Jokowi,” artikel diakses

pada 24 Oktober 2017 dari http://www.suara.com/news/2015/09/02/171943/bantah-dapat-jabatan-

ini-alasan-pan-dukung-pemerintahan-jokowi 15

“Mengejutkan Ternyata Ini Alasan Golkar Tinggalkan KMP,” artikel diakses pada 24

Oktober 2017 dari http://pojoksatu.id/news/berita-nasional/2016/01/28/mengejutkan-ternyata-ini-

alasan-golkar-tinggalkan-kmp/ 16

Perselisihan kepengurusan di tubuh Golkar memuncak karena perbedaan pendapat

mengenai waktu pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar.Kubu yang

berseberangan dengan Aburizal Bakrie menuding penetapan waktu munas tak demokratis dan

merupakan skenario memenangkan calon tertentu secara aklamasi.Rapat pleno penentuan waktu

Munas IX yang digelar di Kantor DPP Partai Golkar pada 24-25 November 2014 diwarnai

kericuhan.Bahkan, pada 25 November 2014, kericuhan melebar, adu jotos terjadi, dan melibatkan

dua kelompok pemuda yang mengklaim sebagai organisasi sayap Partai Golkar. Golkar pun

terbelah setelah kubu Aburizal Bakrie menyelenggarakan Munas IX di Bali pada 30 November-4

Desember 2014 dan menetapkan Aburizal Bakrie sebagai ketua umum serta Idrus Marham sebagai

Page 20: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

6

Bentuk kekecewaan tersebut menjadi pemicu keretakan hubungan internal

partai dan kondisi KMP itu sendiri, sehingga imbasnya membawa kehancuran

pada koalisi KMP. Praktis KMP hanya menyisakan dua partai, Gerindra dan PKS.

Secara matematis, kekuatan oposisi semakin lemah di legislatif. KMP itu sendiri

merupakan koalisi partai yang berada diluar pemerintahan yang mendeklarasikan

koalisinya sebagai kekuatan peyeimbang dalam pemerintahan yang diamanatkan

kepada Presiden Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla.17

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengatakan

bahwa oposisi yang digalang Koalisi Merah Putih (KMP) tetap berjalan meski

Partai Golkar telah resmi menyatakan keluar dan bergabung dengan

pemerintahan. Menurut Sohibul Iman, oposisi yang dibangunnya merupakan

komitmen bersama para anggota oposisi meski saat ini hanya berisikan Gerindra

dan PKS.18

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyouno mengatakan bahwa

partainya siap menjadi satu-satunya partai di luar pemerintahan, jika partai yang

selama ini tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) memilih mendukung

sekretaris jenderal. Sementara, kubu Agung Laksono menggelar Munas IX pada 6-8 Desember

2014 di Jakarta dan menetapkan Agung Laksono sebagai ketua umum serta Zainuddin Amali

sebagai sekretaris jenderal.Selain itu, Muladi juga menyoroti sempitnya jarak antara waktu suksesi

kepemimpinan Golkar dengan suksesi kepemimpinan nasional dan kondisi yang membuat kader

Golkar tidak siap berada di luar pemerintahan. Lihat http://nasional.kontan.co.id/news/ini-

penyebab-konflik-di-internal-golkar 17

Gia Noor Syah Putra, “Sikap Politik Koalisi Merah Putih Terhadap Kebijakan Politik

Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015) h. 1. 18

“Golkar Gabung ke Pemerintah,” artikel diakses pada 24 Oktober 2017 dari

http://nasional.kompas.com/read/2016/05/17/11214021/Golkar.Gabung.ke.Pemerintah.Presiden.P

KS.Yakin.KMP.Tetap.Efektif

Page 21: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

7

pemerintah. Arief mengatakan jika partainya tidak mempersoalkan tindakan partai

lain yang lebih memilih mendukung dan bergabung dengan pemerintahan.19

Tidak terkecuali PKS, Musyawarah IV Majelis Syuro Partai Keadilan

Sejahtera (PKS) menghasilkan beberapa rekomendasi yang salah satunya adalah

menegaskan sikap partai itu sebagai oposisi atau berada di luar pemerintahan.

PKS menyatakan tetap berada dalam Koalisi Merah Putih (KMP). Dikatakan

bahwa "PKS tetap konsisten berada di luar pemerintahan dan tetap berada di

Koalisi Merah Putih (KMP)." Pengakuan tersebut dijelaskan oleh Sekretaris

Jenderal PKS Mustafa Kamal.20

Adapun kebijakan yang dikeluarkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf

Kalla mendapat respon yang keras oleh Gerindra dan PKS, serta terdapat

perdebatan pro dan kontra ditengah masyarakat. Setidaknya ada dua kebijakan

pemerintah yang dianalisa, yaitu Tax Amnesty dan RUU Pemilu. Khusus untuk

Hak Angket KPK penulis juga memasukannya dalam studi ini, walaupun Hak

Angket KPK merupakan usulan DPR RI, dalam hal ini penulis ingin melihat

respon Gerindra dan PKS sebagai partai oposisi di dalam Parlemen.

Pertama, kebijakan pemerintah untuk menghapuskan pajak atau

pengampunan pajak, atau yang dikenal dengan Tax Amnesty. Dalam pidatonya

saat sosialisasi Amnesti Pajak, Presiden Jokowi menyatakan, jumlah kekayaan

WNI di luar negeri mencapai Rp 11.000 Triliun. Jumlah kekayaan WNI di luar

19

“Gerindra: Kami Siap Jadi Oposisi Tunggal!,” artikel diakses pada 9 April 2015 dari

http://nasional.kompas.com/read/2016/01/08/18192991/Gerindra.Kami.Siap.Jadi.Oposisi.Tunggal 20

“PKS Tegaskan Sikap Oposisi,” artikel diakses 14 Maret 2017 dari

http://www.republika.co.id/berita/koran/politik-koran/16/05/24/o7oh872-pks-tegaskan-sikap-

oposisi

Page 22: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

8

negeri ternyata lebih dari belanja negera pada 2016 yang ditetapkan sekitar Rp

2.095,7 Triliun. Untuk merealisasikan proyek infrastruktur, Indonesia

membutuhkan dana sekitar Rp 4.800 Triliun hingga 2019.

Dengan jumlah tersebut, APBN belum bisa mencukupi. Untuk itu,

pemerintah merancang strategi melalui Undang-undang Tahun 2016 tentang

Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty. Program amnesti pajak ini terbuka untuk

orang pribadi atau badan yang telah terdaftar, terkeculi bagi wajib pajak yang

tengah menjalani proses penyidikan dan berkas penyidikannya telah dinyatakan

oleh kejaksaan dalam proses peradilan atau menjalani hukuman pidana atas tindak

pidana perpajakan.21

Berbagai spekulasi terus mencuat untuk menebak bagaimana hasil akhir

yang diterima, yang saat ini Tax Amnesty sudah diterapkan.22

Hal ini tentu

berkaitan dengan persoalan ekonomi politik, yaitu sebagai suatu unsur atau

elemen yang menjadi alat dari ekonomi dan rasionalisasi kekuatan politik dalam

melaksanakan rencana-rencana aplikasi ekonomi untuk mencapai sasaran yang

dikehendaki.23

Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan pihaknya sangat terganggu

dengan RUU Tax Amnesty, dan berupaya untuk menolaknya. Hal tersebut

dipertegas oleh Wakil Ketua Fraksi PKS Ecky Awal Mucharam mengatakan

21

“Implementasi “Tax Amnesty” untuk Pembangunan Nasional,” Kompas, 16 Agustus

2016, h. 10. 22

“Mengapa Harus Tax Amnesty?,” artikel ini diakses pada 21 Agustus 2016 dari

http://nasional.sindonews.com/read/1105641/18/mengapa-harus-tax-amnesty-1462184213/3 23

Yanuar Ikbar, Ekonomi Politik International – Konsep & Teori (Jilid 1) (Bandung:

Refika Aditama, 2006), h. 25

Page 23: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

9

bahwa Fraksinya keberatan untuk menerima dan menyetujui RUU tersebut jika

masih ada pasal-pasal bermasalah tersebut.24

Selain itu, Heri Gunawan dari komisi XI DPR RI Fraksi Gerindra, dengan

melihat pertumbuhan ekonomi pada kwartal pertama 2016 hanya sebesar 4,29 %.

Artinya kinerja pemerintahan sangat mengkhawatirkan bagi perekonomian

negara. Capaian itu sangat jauh dari target yang ditetapkan pemerintah dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2014-2019 yang

menjajikan pertumbuhan ekonomi mampu mencapai 7% per tahun.25

Dengan

begitu Heri Gunawan mewakili partainya ikut mendukung Tax Amnesty untuk

diundang-undangkan, walaupun dengan beberapa catatan, yakni:

Meminta kepada pemerintah untuk bekerja keras sehingga program

Tax Amnesty yang diperkirakan oleh Pemerintah akan

menghasilkan tambahan penerimaan negara terbukti.

Gerindra meminta agar RUU Tax Amnesty jika disahkan menjadi

UU merupakan yang terakhir bagi bangsa Indonesia, sehingga

dikemudian hari tidak akan ada lagi program Tax Amnesty.26

Kedua, kebijakan mengenai Rancangan Undang-Undang Pemilu atau

RUU Pemilu. Kebijakan ini merupakan isu yang cukup menarik perhatian publik

24

“Mayoritas Fraksi di DPR Menerima, PKS Tak Rubah Sikap Tolak Tax Amnesty,”

artikel ini diakses pada 15 Maret 2017 dari http://publik-news.com/mayoritas-fraksi-di-dpr-

menerima-pks-tak-rubah-sikap-tolak-tax-amnesty/

25Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2-15-2019. 2014. 26

“Setuju Pengesahan, Gerindra Tetap Menganggap Undang-undang Tax Amnesty Akan

Jadi Masalah,” artikel diakses pada 21 Agustus 2016 dari

http://sinarkeadilan.com/2016/06/28/setujui-pengesahan-gerindra-tetap-mengganggap-undang-

undang-tax-amnesty-jadi-masalah/

Page 24: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

10

pada tahun 2017, sebab RUU Pemilu menyangkut hajat hidup warga negara. Hal

ini dibuktikan dengan banyaknya waktu pembahasan yang memakan banyak

waktu karena jadwal yang seringkali mundur, sehingga menyebabkan rapat tidak

mengalami perkembangan. Berikut lima isu krusial dalam RUU Pemilu, yaitu:

Sistem pemilu anggota DPR dan DPRD

Jumlah kursi anggota DPR

Metode konversi suara ke kursi

Ambang batas parlemen

Ambang batas pencalonan Presiden

Di antara kelima isu krusial tersebut, terdapat satu isu yang menjadi

hambatan besar bagi jalannya rapat di Parlemen, yaitu pembahasan ambang batas

pencalonan presiden. Pemerintah bersikeras tidak mau mengubah ambang batas,

yakni 20 persen kursi atau 25 persen suara sah nasional. Sehingga kebuntuan yang

terjadi selama rapat dilakukan melalui lobi-lobi politik oleh seluruh partai.27

Sementara partai oposisi, Gerindra dan PKS, justru mendapatkan

dukungan oleh koalisi partai pemerintahan, semisal PPP, PAN, PKB, dan Hanura

yang menginginkan besaran presidential threshold diturukan kisaran angka 10-15

persen. Muhammad Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer, menganggap

27

”Pembahasan RUU Pemilu Berujung Deadlock,” artikel diakses pada 3 Juli 2017 dari

http://nasional.kompas.com/read/2017/03/30/09054211/pembahasan.5.isu.krusial.di.ruu.yang.beruj

ung.deadlock.?page=all

Page 25: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

11

dinamika ini adalah kewajaran. Baginya, besaran PT sangat mempengaruhi

konstelasi politik dalam pemilu yang akan datang.28

Ketiga, kebijakan mengenai hak angket terhadap KPK. Walaupun ini

bukan kebijakan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, tetapi perdebatan

mengenai hak angket anggota dewan terkait angket KPK sampai saat ini masih

saja menuai kontroversi. Pasalnya Hak Angket oleh sebagian masyarakat tidak

dianggap penting. Justru terkesan politisdan dianggap dapat melemahkan lembaga

anti korupsi tersebut. Pembentukan pansus hak angket KPK dinilai mengancam

independensi institusi KPK.29

Sekalipun Hak Angket merupakan hak Dewan

Perwakilan Rakyat untuk mengadakan penyelidikan sebagaimana tertulis di dalam

undang-undang.30

Menyikapi hal tersebut, partai Gerindra menyatakan dengan tegas menolak

usulan terkait Hak Angket untuk KPK. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai

Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan bahwa instruksi ini sesuai

arahan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.31

Senada dengan Gerindra, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Jazuli

Juwaini, mempunyai pandangan yang sama. Baginya, pengajuan Hak Angket

28

“RUU Pemilu Tersandera Presidential Treshold,” artikel diakses pada 3 Juli 2017 dari

http://nasional.kompas.com/read/2017/06/20/12261531/ruu.pemilu.tersandera.presidential.threshol

d.

29“Pansus Angket Dinilai Kental Nuansa Pelemahan KPK,” artikel diakses pada 31

Oktober 2017 dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170910210650-12-240792/pansus-

angket-dinilai-kental-dengan-nuansa-pelemahan-kpk/ 30

“Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 6 Tahun 1954 Tentang Penetapan Hak

Angket Dewan Perwakilan Rakyat,” kitab Undang-Undang ini diakses pada 3 Juli 2017 dari

ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/In/1954/uu6-1954.pdf 31

“Gerindra Tolak Hak Angket KPK,” artikel diakses pada 3 Juli 2017 dari

m.kontan.co.id/news/gerindra-tolak-hak-angket-kpk

Page 26: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

12

akan mengganggu dan menghambat kinerja KPK dalam penanganan kasus

korupsi. Dengan begitu, Jazuli menyatakan bahwa Fraksi PKS memututuskan

menolak dan tidak ikut menandatangani hak angket, karena dapat mengganggu

KPK dalam meneggakan hukum.32

Dengan demikian, sebagaimana fungsi partai politik, partai oposisi juga

berfungsi untuk mengkritik pemerintah dan mengontrolnya secara konstruktif.

Tanpa oposisi, pemerintah akan cenderung puas dan kesulitan mencari alternatif.33

Pembahasan mengenai oposisi di Indonesia masih cukup minim, maka

berdasarkan uraian diatas penulis melakukan penelitian mengenai: “MODEL

OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Respons Gerindra dan PKS

terhadap Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Tahun 2014-2017”

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pernyataan dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di

atas, berikut adalah pertanyaan penelitian, yaitu:

“Bagaimana model oposisi partai Gerindra dan PKS terhadap

pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada tahun 2014-2017?”

32

“PKS dan Gerindra Tolak Hak Angket Terhadap KPK,” artikel diakses pada 3 Juli

2017 dari https://nasional.tempo.co/read/news/2017/04/28/078870355/pks-dan-gerindra-tolak-hak-

angket-terhadap-kpk

33 Ridho, Imawan Hanafi, ”Koalisi Parpol Oposisi” Kompas, 11 Februari 2016, h. 7.

Page 27: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

13

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menambah dan memperkaya studi oposisi di

Indonesia, khususnya partai Gerindra dan PKS. Namun secara khusus penelitian

ini memiliki beberapa tujaun diantaranya;

Mendeskripsikan dan menganalisis model oposisi partai politik di

Indonesia, sebagaimana yang sudah dijelaskan di dalam pernyataan

penelitian.

Menjelaskan dan menganalisis respons Gerindra dan PKS sebagai

partai oposisi terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla

dalam pembahasan RUU Pemilu dan Hak Angket KPK dan RUU

Tax Amnesty.

Selain itu, dalam setiap penelitian terdapat manfaat yang utama seperti

manfaat teoretis dan manfaat praktis. Tak terkecuali dalam penelitian ini, yaitu:

Manfaat teoretis. Dalam penelitian ini, penulis berusaha menguji

sejauh mana potensi oposisi terjadi pada partai Gerindra dalam

merespon kebijakan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Sehingga penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya perdebatan

tersebut dalam kasus politik di Indoensia. Selain itu studi tentang

oposisi banyak merujuk pada fenomena politik Islam, sehingga

penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengisi kekosongan studi

tentang model oposisi parati politik di Indonesia.

Page 28: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

14

Manfaat Praktis. Dengan penelitian ini penulis berharap, penelitian

ini bisa menjadi rujukan bagi siapapun yang tertarik dengan studi

terkait partai politik pada umumnya dan studi tentang oposisi pada

khususnya.

D. Tinjauan Pustaka

Secara teoretis, kajian mengenai model oposisi partai politik dalam

pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla belum pernah dilakukan. Adapun karya

ilmiah, buku, dan laporan hasil penelitian mengenai oposisi kebanyakan penelitian

terkait oposisi Islam. Namun penelitian tentang model oposisi, terlebih secara

khusus tentang model oposisi partai politik dan respons partai Gerindra dan PKS

terhadap pembahasan Revisi Undang-undang Pemilu, Hak Angket KPK dan

Undang-undang Tax Amnesty tahun 2016 dalam pemerintahan Joko Widodo-

Jusuf Kalla, belum dilakukan. Namun ada beberapa karya tulis ilmiah yang

sengaja penulis jadikan rujukan, agar tidak terjadi kekeliruan dalam penelitian.

Sirojuddin, mahasiswa Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Dalam skripsinya dengan judul “Faktor

Penyebab PDI-P Mengambil Posisi Oposisi Terhadap Pemerintahan SBY-JK”,

membahas tentang PDI-P partai pengusung Megawati yang mencalonkan diri

sebagai presiden dan kalah dalam pemilihan umum presiden. Kekalahan tersebut

menjadikan PDI-P mengambil sikap sebagai partai oposisi. Hal tersebut

dipertegas ketika PDI-P mengadakan kongres ke II di Bali tepatnya 28-31 Maret

2005. Sirojuddin, menjelaskan bahwa oposisi yang dilakukan oleh PDI P terhadap

Presiden SBY karena masalah individu sang tokoh politik. Sementara penulis,

Page 29: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

15

menjelaskan model oposisi partai Gerindra dan PKS terhadap Joko Widodo-Jusuf

Kalla terhadap kebijakan-kebijakannya.

Gia Noor Syah Putra, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2015. Ia menulis tentang oposisi

terhadap pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan judul “Sikap Politik

Koalisi Merah Putih Terhadap Kebijakan Politik Pemerintahan Joko Widodo-

Jusuf Kalla”. Dalam skripsi ini dijelaskan bagaimana Koalisi Merah Putih (KMP)

dalam menyikapi kebijakan-kebijakan politik pemerintah Joko Widodo-Jusuf

Kalla sebagai suatu sikap politik koalisi oposisi. Adapun sikap politik KMP dapat

terbagi menjadi dua, yaitu menolak dan mendukung kebijakan pemerintah. KMP

menolak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, penundaan pelantikan

Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri, Perpres Nomer 39 Tahun 2015, dan

pencabutan subsidi bahan bakar minyak yang dianggap tidak berpihak kepada

rakyat dan jauh dari nilai-nilai keadilan. Sementara itu, dukungan KMP terhadap

pemerintah adalah mengenai eksekusi terpidana mati narkoba. Berbeda dari Gia,

penulis akan menganalisis kebijakan Tax Amnesty, Hak Angket KPK dan RUU

Pemilu. Sehingga sudah bukan lagi membahas KMP melainkan, oposisi partai

Gerindra dan PKS.

Firman Noor, pengamat politik sekaligus peneliti LIPI pada tahun 2014,

menulis “Oposisi Dalam Kehidupan Demokrasi: Arti Penting Keberadaan

Oposisi Sebagai Bagian Penguatan Demokrasi di Indonesia”. Dalam Jurnal yang

ditulisnya ini, Firman Noor tidak secara dalam membahas mengenai peran partai

politik sebagai oposisi, tetapi menjelaskan oposisi itu sendiri sebagai bagian

Page 30: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

16

dalam kehidupan proses demokrasi, artinya oposisi pada suatu pemerintahan

dianggap penting sebagai kontrol yang efektik. Baginya, dalam realita politik

pengakuan dan pelaksanaan demokrasi di suatu negara tidak akan banyak berarti

jika pemerintah yang ada berjalan tanpa pengimbang.34

Suryani, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Pasca

Sarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia 2005. Ia menulis “Oposisi di

Indonesia: Studi Tentang Partai Rakyat Demokratik Pada Masa Orde Baru

(1996-1998)”. Dalam tesis ini Suryani menjelaskan fenomena Partai Rakyat

Demokratik pada masa Orde Baru yaitu antara tahun 1996-1998. Penelitian

tersebut menganalisis faktor-faktor yang memberikan stimulus dan kekuatan bagi

gerakan oposisi yang dilakukan oleh PRD.

Penelitian yang terkait lainnya, adalah Djayadi Hanan dalam disertasi

doktoralnya di Departemen Ilmu Politik di The Ohio State University (OSU) yang

berjudul “Menakar Presidensialisme Multipartai di Indonesia”. Studi tersebut

menelaah fenomena relasi eksekutif-legislatif dalam sebuah sistem presidensial

multipartai. Hanan menjelaskan soal presidensial dan koalisi serta oposisi. Dalam

buku tersebut Hanan menjelaskan bahwa keberadaan oposisi dalam sistem

presidensial ini sebagai sebuah keniscayaan karena sistem partai yang

terfragmentasi dan desakan akan hubungan yang lebih seimbang antara lembaga

eksekutif dan legislatif.35

34

Firman Noor, “Oposisi Dalam Kehidupan Demokrasi: Arti Penting Keberadaan Oposisi

Sebagai Bagian Penguatan Demokrasi di Indonesia,” Masyarakat Indonesia, Vol 42, no. 1, (Juni

2016): h. 1. 35

Djayadi Hanan, Menakar Presidensialisme Multipartai di Indonesia, h. 217.

Page 31: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

17

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah

kajian kepustakaan (Library Research) dengan metode deskriptis-analitis, yaitu

dengan mengumpulkan informasi melalui studi kepustakaan, dokumen terkait,

artikel atau majalah dan menverifikasi data-data yang sesuai dengan skripsi ini.

Selain itu penulis juga melakukan wawancara (Field Research) dengan pihak-

pihak yang terkait dengan pembahasan ini.

Data-data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini bersifat primer

dan bersifat sekunder. Data primer meliputi sumber-sumber yang digunakan

sebagai rujukan utama dalam penelitian yang langsung berhubungan dengan objek

penelitian yaitu melalui wawancara dengan praktisi partai baik dari Gerindra

ataupun PKS, wawancara dengan sejumlah pengamat politik, diskusi dengan

tokoh politik yang terkait dengan penelitian, baik di internal partai Gerindra dan

PKS atau di luar partai tersebut, media massa seperti Kompas, Rakyat Merdeka

Online, memoir politik dan internet (website resmi partai Gerindra dan PKS).

Sedangkan data sekunder berupa bahan bacaan dan karya penelitian seperti

buku, jurnal, laporan penelitian, majalah, koran, media elektronik, dan lain

sebagainya. Sementara untuk pedoman penulisan skripsi, mengacu pada pedoman

penulisan proposal, yaitu Buku Panduan Penyusunan Proposal & Penulisan

Skripsi yang diterbitkan oleh FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

Page 32: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

18

F. Sistematika Penulisan

Untuk dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan memudahkan

untuk menelaah skripsi ini, maka penulis membagi skrips ini kedalam beberapa

bab berikut ini:

Bab I Pendahuluan: Terdiri dari pernyataan masalah, pertanyaan

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode

penelitian, sistematika penelitian, dan daftar pustaka.

Bab II Teori Oposisi: Menjelaskan kerangka teoritis, tipe oposisi,

pola oposisi

Bab III Konfigurasi Terbentuknya Partai Oposisi Dalam

Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla: Menjelaskan tentang

sejarah oposisi di Indonesia mulai dari Orde lama, Orde baru,

Reformasi dan sekarang, menjelaskan pembentukan partai

Gerindra dan PKS, peran Gerindra maupun PKS dalam pemilu

2009 dan 2014, dan konfigurasi pencalonan Prabowo sebagai

presiden pada pemilihan umum presiden 2014.

Bab IV Analisis Masalah Penelitian: Pada bagian ini lebih

mengekplorasi dan menganalisa respons Gerindra dan PKS

terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla 2014-2017, selain

itu juga membahas mengenai model oposisi partai politik di

Indonesia.

Bab V Penutup: Kesimpulan dan saran

Page 33: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

19

BAB II

KERANGKA TEORI

Oposisi tidak hanya untuk satu sistem pemerintahan saja, melainkan juga

oposisi dapat berperan di dalam sistem pemerintahan parlementer dan sistem

pemerintahan presidensial. Karenanya dalam bab ini penulis akan menjelaskan

hal-hal yang berhubungan dengan oposisi, sebagaimana teori model-model

oposisi, sehingga memudahkan penulis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian dalam studi ini.

Istilah oposisi telah menjadi bagian dalam wacana politik di Indonesia

sejak dimulainya era presidensialisme multipartai. Tetapi istilah ini tampaknya

dipahami secara beragam. Sebagian pengamat politik sering menghubungkan

oposisi dengan sistem parlementer sehingga menganggapnya asing bagi sistem

presidensial. Adapun secara teori sistem presidensial tidak mengenal oposisi,

tetapi apabila semua berada di dalam pemerintahan, bagaimana bisa berharap ada

check and balance antara pemerintah dan legislatif.36

A. Tipe Oposisi

Pada prosesnya, oposisi dalam kekuatan yang besar seperti partai politik di

dalam sebuah negara tentu memiliki ciri khas. Ciri khas berfungsi untuk

menampilkan identitas partai sebagai representatif pilihan rakyat, terutama untuk

negara yang menganut sistem multi partai. Dalam sistem kepartaian, partai oposisi

36

Djayadi Hanan, Menakar Presidensialisme Multipartai di Indonesia, h. 217-221.

Page 34: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

20

diakui secara eksistensinya dalam dunia politik. Salah satu rumus dasar sistem

politik demokrasi adalah adanya kekuatan oposisi yang berfungsi melakukan

kritik, kontrol, koreksi dan sekaligus sebagai kekuatan penyeimbang bagi

pemerintah yang sedang berkuasa.

Kekosongan kekuatan oposisi dipercaya sebagai salah satu jalan bagi

munculnya pemerintahan otoritarian, yakni pemerintahan yang bekerja atas

kemauannya sendiri, tanpa bisa dikoreksi, meskipun keliru. Artinya, sistem politik

demokrasi yang mengecualikan oposisi justru akan menjadi ancaman bagi

demokrasi itu sendiri.37

Keberadaan partai-partai yang menamakan diri sebagai

oposisi adalah titik harapan baru untuk masa depan demokrasi dan sistem

pembuatan kebijakan di Indonesia.

Walaupun secara internal partai-partai tersebut masih memiliki beberapa

persoalan yang berhubungan dengan posisi mereka dalam oposisi dan koalisi,

tetapi paling tidak hal tersebut sangat positif sebagai pendidikan politik bagi

masyarakat secara umum dan bagi para praktisi politik secara lebih khusus.38

Jadi

bila ditinjau peranan check and balance-nya, oposisi bukanlah sesuatu yang

mengkhawatirkan, oposisi justru dapat berperan untuk menjaga kelanggengan

penyelenggaraan demokrasi. Oposisi kerap diartikan sebagai kekuatan yang

37

“Membangun Oposisi Demokratik,” diakses pada 9 0ktober 2017 dari

http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=7052&coid=3&caid=22&gid=3

38Haniah Hanafi dan Suryani, Politik Indonesia (Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2011), h. 170-175.

Page 35: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

21

menentang setiap kebijakan, padahal mampu berfungsi untuk mengontrol

kebijakan yang dianggap keliru.39

Jika partai Gerindra dan PKS merupakan pihak atau partai oposisi

terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, maka pertanyaan selanjutnya

adalah tipe atau model oposisi apakah yang mereka adopsi? Beberapa ahli telah

melakukan studi mengenai tipe atau model oposisi. Menurut Skilling Gordon, ada

perbedaan yang penting antara rezim komunis dengan rezim demokratis.

Perbedaan itu adalah bahwa di negara dengan rezim komunis tidak dimungkinkan

kehadiran oposisi yang terlembaga yang dijamin oleh kebiasaan politiknya.40

Terhitung mulai masa pemerintahan Soekarno sampai pemerintahan

Jokowi, terdapat beberapa tipe oposisi yang dimaksud oleh Skilling dalam Lenny

Puspadewi, yaitu;

1. Oposisi Integral: dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

integral adalah sesuatu hal mengenai keseluruhannya, artinya

meliputi seluruh bagian yang perlu untuk menjadikan lengkap atau

utuh.41

Dengan demikian oposisi integral adalah oposisi yang

ditujukan kepada sistem (semisal, anti komunis atau khilafah) atau

negara secara keseluruhan.

39

Zaenuddin, HM, Prospek Gerakan Oposisi; Dalam Era Pemerintahan Gus Dur-

Megawati, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 2. 40

Lenny Puspadewi, “Oposisi di Indonesia: Studi Kasus Gerakan Mahasiswa 1998 di

Jakarta,” h. 18. 41

“Arti Kata “Integral” Menurut KBBI,” diakses pada 2 November 2017

darihttp://kbbi.co.id/arti-kata/integral

Page 36: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

22

2. Oposisi Faksional: oposisi yang ditujukan kepada para pemimpin

secara individu bukan rezim atau sistem secara keseluruhan yang

sedang berkuasa.42

Faksional berasal dari kata faksi, yaitu

kelompok di dalam suatu partai politik, yang anggotanya para

politisi yang mencoba menonjolkan diri dengan cara-cara

oportunistis atau dengan cara mendorong perpecahan di dalam

partai politiknya, bahkan di dalam negara secara keseluruhan.43

3. Oposisi Fundamental: oposisi atau kritikan kepada seluruh

rangkaian kebijakan kunci dari rezim yang berkuasa, tetapi tidak

menolak sistem itu sendiri.44

Kebijakan utama dari rezim Joko

Widodo-Jusuf Kalla adalah Nawacita. Implementasi kebijakan

tersebut tertuang dalam sembilan point yang menjadi prioritas

Presiden dalam menjalankan masa jabatannya.45

4. Oposisi Spesifik: oposisi yang ditujukan kepada kebijakan-

kebijakan tertentu (yang merupakan bagian dari kebijakan umum)

tanpa menolak sistem negara, rezim, para pemimpin, maupun

kebijakan umum (besar) yang dikeluarkan pemerintahan.46

42

Lenny Puspadewi, “ Oposisi di Indonesia: Studi Kasus Gerakan Mahasiswa 1998 di

Jakarta,” h. 19. 43

“Arti Kata “Faksi” Menurut KBBI,” diakses pada 2 November 2017 dari

https://kbbi.web.id/faksi 44

Lenny Puspadewi, “ Oposisi di Indonesia: Studi Kasus Gerakan Mahasiswa 1998 di

Jakarta,” h. 19. 45

“Nawacita 9 Program Prioritas,” diakses pada 2 November 2017 dari

http://www.urbanindonesia.com/2014/09/nawa-cita-9-program-prioritas.html 46

Lenny Puspadewi, “ Oposisi di Indonesia: Studi Kasus Gerakan Mahasiswa 1998 di

Jakarta,” h. 19.

Page 37: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

23

Dilihat dari fakta politik yang ada, partai Gerindra dan PKS dapat dikelompokkan

ke dalam kategori tipe Oposisi Spesifik, yakni dengan indikasi ketika Gerindra

dan PKS menolak hingga walkout pada pembahasan RUU Pemilu dan Hak

Angket KPK. Baik Gerindra dan PKS tidak mengadopsi model oposisi yang

dijelaskan oleh Skilling, selain oposisi spesifik, yakni pada kebijakan RUU

Pemilu dan Hak Angket KPK.

B. Pola Oposisi

Seperti diungkapkan oleh Robert Dahl, oposisi memiliki pola yang bisa

dijadikan panduan dalam menggerakan kekuatannya, untuk mencari suatu cara

yang berguna untuk mengklasifikasikan berbagai pola oposisi, sekiranya tertuang

dalam enam hal:

1. Kepaduan (cohesion) atau konsentrasi (concentracion)

2. Daya Saing Oposisi

3. Lokasi Oposisi

4. Ciri Khas Oposisi

5. Tujuan-Tujuan Oposisi

6. Strategi-Strategi Oposisi47

1. Kepaduan atau Konsentrasi

Sering dijumpai dibeberapa negara demokratis, bahwa orang yang secara

aktif beroposisi pernah terkonsentrasi dalam satu wadah yaitu organisasi atau

47

Robert A. Dahl, Berbagai Pola Oposisi, dalam buku Partisipasi dan Partai Politik,

Miriam Budiardjo (penyunting), (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998), h. 122.

Page 38: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

24

partai politik. Sebab, partai politik adalah manifestasi yang paling nyata dan

bentuk oposisi yang paling efektif dalam sebuah negara demokratis. Bentuk

khusus inilah yang kemudian menjadi perhatian utama dalam penelitian ini. Tetapi

sampai ke mana oposisi ini terkonsentrasi tergantung kepada sistem partai yang

terdapat disuatu negara.di beberapa negara-negara demokrasi, sebagian oposisi

berbentuk kelompok dalam partai. Tetapi konsentrasi paling tinggi kadarnya

terdapat pada sistem dwipartai, di mana partai yang tidak berkuasa secara nyata

memonopoli kalangan oposisi.

Dalam sistem oposisi seperti di Indonesia, oposisi tersebar di antara

beberapa partai politik. Dengan demikian, sistem multipartai sebagai cara yang

wajar bagi pemerintah dan oposisi untuk mengatur konflik yang terjadi. Sejauh

suatu oposisi memperhitungkan sistem partai dalam memilih strategi, sistem

partai yang berbeda-beda haruslah dihubungkan dengan strategi yang berbeda-

beda pula.48

2. Daya Saing Oposisi

Sifat bersaing yang dimaksud bukanlah orientasi psikologis para pelaku

politik, melainkan caranya keuntungan dan kerugian para lawan politik dalam

pemilihan umum dan perolehan kursi di Parlemen yang saling dihubungkan satu

sama lain.49

Secara emperis harus dipahami, bahwa kekuasaan eksekutif itu

cenderung berpotensi menjadi birokratis, dan tanpa pengawalan sebuah kekuatan

48

Robert A. Dahl, Berbagai Pola Oposisi, dalam buku Partisipasi dan Partai Politik,

Miriam Budiardjo (penyunting), h. 122-127. 49

Dua partai yang dimaksud oleh Robert Dahl merupakan antara partai penguasa atau

pemerintahan dengan partai oposisi. Analogi ini yang yang kemudian ia gambarkan dalam sebuah

konsep permainan.

Page 39: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

25

oposisi akancenderung menjadi stagnan.50

Tetapi keberadaan partai politik yang

menjadi bagian koalisi di dalam pemerintahan tentuakan memudahkan partai

tersebut memperoleh akses sumber daya politik dan ekonomi sebagai sumber

pembiayaan partai. Sumber daya di sini salah satunya bisa dimaknai berupa akses

terhadap sumber daya politik maupun finansial yang bisa diperoleh dengan

memiliki pengaruh dan peranan dikekuasaan.

Dalam badan legislatif, misalnya pemberian suara mengenai kebijakan

penting biasanya akan bersifat bersaing, antara partai oposisi dengan partai

pemerintahan. Contohnya, rencana undang-undang mengenai masalah pokok,

anggaran belanja, dan sebagainya. Dalam sistem multipartai persaingan ketat,

kecil kemungkinan akan terjadi, pada hakikatnya kecuali dalam keadaan di mana

satu partai sanggup membentuk mayoritas secara sendirian, sesungguhnya tidak

mungkin terjadi persaingan ketat.

Dengan demikian daya saing oposisi dalam pengertian yang dipergunakan

di sini untuk sebagian besarnya, walaupun bukan untuk seluruhnya tergantung

kepada jumlah dan sifat dasar partai yaitu seberapa jauh oposisi itu terkonsentrasi.

Melalui bermacam-macam sistem di mana strategi oposisi bersifat kerja sama dan

bersifat persaingan, sampai kepada sistem di mana partai minoritas yang biasanya

merupakan oposisi bergabung dengan partai mayoritas, baik dalam wilayah

eksekutif maupun legislatif.

50

“Peran Oposisi Dalam Demokrasi ,” artikel diakses pada 3 September 2017 dari

http://www.kabarhukum.com/2016/01/27/peran-oposisi-dalam-demokrasi/

Page 40: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

26

Tabel II.B.1

Oposisi di Negara-Negara dengan

Sistem Dwi Partai dan Multipartai

Sistem Partai Eksekutif Legislatif Contoh

Dwi Partai Selalu bersifat

bersaing

Kerja sama dan bersifat

bersaing

Amerika

Serikat

Multipartai Kerja sama dan

bersifat bersaing

Kerja sama dan bersifat

bersaing

Italia,

Indonesia,

Perancis

Sumber: Diolah dari Robert Dahl, Berbagai Pola Oposisi dalam “Partisipasi dan

Partai Politik”

3. Lokasi

Karena oposisi mencoba mengadakan perubahan dalam tingkah laku

pemerintah, maka ia akan mempergunakan beberapa sumber daya politiknya

untuk mengajak, mendorong, atau memaksa pemerintah untuk mengubah

tindakannya. Situasi atau keadaan di mana oposisi mempergunakan sumber

dayanya untuk mengadakan suatu perubahan dapat dinamakan lokasi pertarungan

antara oposisi dan pemerintah.

Pentingnya masing-masing lokasi pertarungan ini berbeda dari satu sistem

ke sistem yang lain. Pada beberapa sistem, satu lokasi secara relatif dapat

dikatakan amat menentukan. Kemenangan dalam pertarungan di situ cukup

memperbesar kemungkinan mencapai kemenangan di lokasi lainnya. Kalangan

oposisi mungkin memenangkan pertarungan pada suatu lokasi, tetapi kalah dalam

Page 41: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

27

pertarungan di lokasi yang lain.51

Dalam konteks ini misalnya Pilkada DKI

Jakarta yang dimenangkan oleh partai Gerindra dan PKS sebagai pengusung

calon.

4. Ciri Khas

Ciri khas dari suatu oposisi dalam sistem politik pada umumnya adalah

akibat dari tiga faktor sebelumnya, yaitu kepaduan, daya saing, dan pentingnya

lokasi yang berbeda-beda. Lokasi pertarungan yang penting antara oposisi dan

pemerintah adalah parlemen nasional, pemilihan umum untuk parlemen dan

media massa. Karena itu Parlemen sebetulnya mempunyai kedudukan

memonopoli pertarungan-pertarungan resmi dari hari ke hari. Sebagai akibat

semua dari kondisi ini, maka oposisi demikian tajamnya dibedakan sehingga

tanpa ragu-ragu dapat dilihat partai mana yang menjadi oposisi.

Dalam sistem kepartaian suatu negara, merupakan faktor penting yang

menentukan adalahapa yang dikerjakan oleh pemerintahannya terhadap rakyatnya.

Faktor-faktor yang paling menarik bagi kita tentang pemerintahan dan politik

yaitu stabilitas, revolusi, kebebasan, persamaan, keadilan sangat dipengaruhi oleh

partai politik dan sistem yang diterapkan.52

Sistem presidensial mengarahkan

negara untuk menempatkan Presiden sebagai pusat kekuasaan eksekutif sekaligus

pusat kekuasaan negara. Artinya, Presiden adalah kepala pemerintahan dan juga

kepala negara. Selain itu, sistem presidensial dicirikan oleh pemilihan kepala

51

Robert A. Dahl, Berbagai Pola Oposisi, dalam buku Partisipasi dan Partai Politik,

Miriam Budiardjo (penyunting), h. 130-132. 52

Mohctar Mas’oed dan Colin MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik, h. 92

Page 42: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

28

eksekutif secara langsung oleh rakyat, bukan dipilih oleh parlemen seperti dalam

sistem parlementer.53

Dalam sistem presidensial, oposisi merupakan wujud modern dari ide

demokrasi. Jika kelompok itu tidak diakui, yang terjadi adalah mekanisme saling

curiga dan melihat oposisi sebagai ancaman. Jadi yang dimaksud di sini adalah

oposisi loyal. Dengan kata lain beroposisi kepada pemerintah tapi loyal kepada

negara, loyal kepada cita-cita bersama.54

5. Tujuan

Meskipun jelas bahwa oposisi itu amat berbeda-beda dalam hal tujuannya,

akan tetapi terlampau sulit untuk menempatkan perbedaan-perbedaan itu di dalam

suatu skema analitis yang dapat ditangani. Pelaku-pelaku politik, diketahui

mempunyai tujuan-tujuan baik tujuan jangka panjang maupun jangka pendek.

Tujuan jangka pendek itu tidak selalu disimpulkan dari tujuan-tujuan jangka

panjang. Tujuan jangka pendek mungkin mempengaruhi pilihan strategi sehingga

tujuan jangka panjang mereka secara realistis dapat dikatakan tak lain hanya

merupakan akibat tujuan jangka pendek.

Oposisi tidak saja bertugas memperingatkan pemerintah terhadap

kemungkinan salah kebijakaan atau salah tindakan, melainkan juga menunjukan

apa yang harus dilakukannya. Kewajiban oposisi adalah melakukan kualifikasi

apakah sesuatu itu harus dilakukan, tidak harus dilakukan, atau malah tidak

53

Syamsudin Haris, Praktik Parlementer Demokrasi Presidensial Indonesia, (Yogyakarta:

Andi Offset, 2014), h. 28. 54

Nurcholish Madjid, Dialog Keterbukaan (Jakarta: Paramadina, 1998), h. 7.

Page 43: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

29

dilakukan sama sekali. Perlu atau tidaknya oposisi sangat bergantung pada

pandangan dan persepsi tentang kekuasaan. Sudah jelas bahwa adannya partai

oposisi merupakan sebuah jalan formal untuk menjalankan peran tersebut, yang

perlu ditekankan adalah bahwa oposisi dibutuhkan sebagai kritik kepada

kekuasaan dan pengawasan terhadap kekuasaan agar tidak semena-mena.55

Pragmatisme menjadi salah satu penjelasan utama dibalik perilaku elit

politik. Kecenderungan partai politik untuk tidak ideologis membuat elit politik

bisa bermanuver ke segala arah. Arah manuver itu berhubungan dengan hasrat

untuk menjadi bagian dari eksekutif.56

Sejauh ini hanya Gerindra dan PKS saja

secara terbuka menyatakan diri sebagai partai oposisi setelah sejumlah partai

dalam gabungan Koalisi Merah Putih (KMP) merapat ke pemerintah atau Koalisi

Indonesia Hebat (KIH).

Dalam hal oposisi, maka tujuan-tujuan yang menguasai adalah tujuan-

tujuan yang ingin dicapai oleh oposisi dengan jalan mengubah tindakan

pemerintah. Mengenai tujuan, oposisi menetang suatu perubahan yang mungkin

terjadi dalam; (1) personalia pemerintahan; (2) kebijakan-kebijakan tertentu dari

pemerintah; (3) struktur sistem politik; (4) struktur sosial ekonomi. Meskipun

kategori ini sama sekali bukan merupakan hal yang dapat dibedakan dengan jelas,

tetapi untuk kepentingan penyederhanaan ini lebih jelas dapat dibedakan daripada

keadaan yang sesungguhnya.

55

Robert A. Dahl, Berbagai Pola Oposisi, dalam buku Partisipasi dan Partai Politik,

Miriam Budiardjo (penyunting), h. 6-8 56

Djayadi Hanan, Menakar Presidensialisme Multipartai di Indonesia, h. 200.

Page 44: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

30

6. Strategi

Oposisi dibutuhkan bukan hanya untuk mengawasi kekuasaan. Oposisi

juga diperlukan karena yang baik dan benar dalam politik haruslah diperjuangkan

melalui kontes politik serta diuji dalam wacana politik yang terbuka dan di

hadapan publik. Dari sinilah oposisi dibutuhkan, sebagai semacam advocates

diabolic atau devil’s advocate yang memainkan peran sebagai setan yang

menyelamatkan negara demi kebaikan bersama. Dalam peran ini, oposisi

berkewajiban mengemukakan titik-titik kelemahan dari suatu kebijaksanaan.57

Strategi-strategi tertentu yang dipakai kalangan oposisi untuk mengubah

tindakan pemerintah menujukan banyak sekali ragamnya. Karena strategi-strategi

tersebut merupakan hasil dari kemampuan manusia yang luar biasa untuk

mempergunakan daya akalnya, termasuk kelihaian dari orang-orang nya. Berikut

merupakan macam-macam strategi yang dijalankan oleh oposisi:

Strategi I: Oposisi akan memusatkan perhatiannya kepada

persaingan ketat dengan jalan berusaha untuk memperoleh jumlah

suara dalam pemilihan umum, setidaknya untuk memenangkan

kursi di parlemen. Prinsip ini lebih ampuh ketika menerapkan

sistem dwipartai.58

Adapun dari tujuan strategi ini adalah untuk

menjadi kekuatan penyeimbang terhadap kekuatan eksekutif atau

paling tidak menjadi modal politik tersendiri.

57

Ignas Kleden , Menulis Politik: Indonesia Sebagai Utopia, h. 5. 58

Robert A. Dahl, Berbagai Pola Oposisi, dalam buku Partisipasi dan Partai Politik,

Miriam Budiardjo (penyunting), h. 141.

Page 45: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

31

Strategi II: Hampir sama dengan strategi pertama, dalam strategi

kedua ini oposisi berusaha untuk mendapatkan tambahan pemilih

dan memperoleh tambahan kursi dalam pemilihan umum untuk

parlemen, tetapi oposisi ini menganggap bahwa tidak akan dapat

memenangkan mayoritas dalam parlemen, karena itu ia amat

memusatkan perhatiannya pada bagaimana caranya untuk masuk

dalam suatu koalisi yang memerintah dan memperoleh untung

sebanyak mungkin dari tawar menawar dalam koalisi itu. Strategi

ini tumbuh subur dalam sistem yang mempunyai lebih dari dua

partai besar yang masing-masing mempunyai kadar persatuan

partai yang kuat.

Strategi III: Oposisi mempergunakan keseluruhan strategi II,

bahwa banyak keputusan yang penting dibuat dalam tawar-

menawar diantara partai-partai. Kalaupun gagal untuk masuk

dalam kabinet (koalisi) hal itu tidak berarti ia terhalang untuk

mencapai beberapa dari tujuannya melalui tawar-menawar

tersebut. Strategi ini biasa terlihat dalam sistem multipartai, dimana

strategi II sesuai untuk diterapkan, sebab terdapat suatu struktur

korporatisme demokratis yang amat berkembang.

Strategi IV: Setiap lokasi dapat saja bersifat menentukan dalam

suatu kasus tertentu, dan tidak ada satupun yang pada umumnya

bersifat menentukan. Karena itu, oposisi akan menyesuaikan

taktik-taktik tertentu dengan sumber dayanya dan dengan satu atau

Page 46: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

32

berbagai lokasi yang paling mudah diserang. Ia mungkin

memusatkan perhatiannya kepada aktivitas-aktivitas kelompok

penekan, tawar-menawar dalam partai, siasat dalam badan

legislative, keputusan-keputusan hukum yang menguntungkan,

memenangkan pemilihan umum, atau gabungan hal-hal tertentu.

Strategi V: Sesungguhnya seperangkat strategi dipergunakan oleh

oposisi yang mempunyai komitmen menjaga keberlangsungan

masyarakat. Baik kalangan oposisi maupun pemerintahan

berkeyakinan ketika kelangsungan hidup masyarakat terancam oleh

kemelut isu nasional yang hebat, subversi, perang, dan lainnya.

Ancaman politik seperti itu, cenderung mendorong pemerintah

untuk mengajukan tawaran kepada oposisi untuk masuk dalam

kabinetnya. Karena itu, lazimnya semua oposisi yang non

revolusional, terlibat untuk ikut bergabung. Pada umumnya,

oposisi berusaha untuk masuk ke dalam suatu pemerintahan koalisi

atas dasar persayaratan-persyaratan yang paling menguntungkan.

Strategi VI: Strategi ini mempunyai komitemen untuk

menghancurkan masyarakat politik, terutama pada sistem yang

berlaku. Strategi ini mempergunakan sumber daya apa pun juga

yang dimiliki oleh oposisi yang menginginkan revolusioner, tujuan

tentu mengganggu jalannya proses politik, mendiskreditkan sistem,

melemahkan keabsahannya, dan pada umumnya meningkatkan

Page 47: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

33

kelemahan bagi suatu perebutan kekuasaan oleh kalangan oposisi

yang revolusioner.59

Sementara lain, bagian kesimpulan pada tulisan “Political Oppositions In

Western Democracies” dalam Juwono Sudarsono, Dahl mengajukan beberapa

prasyarat berfungsinya suatu sistem pemerintahan yang mencerminkan oposisi

loyal yang sehat dan mantap. Diantaranya, yang paling penting ialah; pers yang

bebas, kebebasan ilmiah yang terjamin, hak golongan minoritas mempertahankan

kelangsungan hidup dan subkulturnya, tegaknya prinsip dan praktek hukum. Dahl

juga mengemukakan, bahwa tiada satupun pemerintahan di dunia ini yang tidak

mengenal oposisi, jika oposisi diartikan sebagai tindakan, sikap dan pendapat

yang berlawanan dengan pemerintah.60

59

Robert A. Dahl, Berbagai Pola Oposisi, dalam buku Partisipasi dan Partai Politik,

Miriam Budiardjo (penyunting), h. 141-144. 60

Dalam Juwono Sudarsono pada “Masalah Pemerintahan, Partisipasi Pembangunan dan

Oposisi”, tulisan tersebut merupakan timbangan buku atas Robert Dahl dalam “Regimes and

Oppositions. New Haven: Yale University Press, 1973. Pernah dimuat dalam kompas, 16 Oktober

1974.Penulis mengakses melalui arsip dokumen di Perpustakaan Nasional pada 16 April 2017.

Page 48: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

34

BAB III

SEJARAH OPOSISI DI INDONESIA DAN KONFIGURASI

TERBENTUKNYA PARTAI OPOSISI DALAM PEMERINTAHAN JOKO

WIDODO-JUSUF KALLA

Dalam bab III ini, penulis menjelaskan sejarah kemunculan oposisi mulai

dari awal-awal kemerdekaan sampai pada saat ini. Di samping itu, penulis juga

memberikan penjelasan pada kemunculan oposisi di pemerintahan Joko Widodo-

Jusuf Kalla, yang mana konfigurasinya dimulai pada saat pemilihan Presiden.

A. Sejarah Oposisi Partai Politik di Indonesia

1. Era Orde Lama

Sejarah Indonesia sebagai negara berdaulat pada awalnya telah berjalan

dijalur yang tepat menuju pembentukan oposisi secara benar.61

Sehubungan

dengan kedaulatan rakyat tersebut, oposisi menemukan tempatnya. Bahwa tidak

jarang pemerintahan yang berdalih atas kedaulatan rakyat pada kenyataannya

justru menjauhi hakikat kedaulatan rakyat itu sendiri. Oleh sebabnya, perlu

kekuatan yang berada di luar garis pemerintahan yang dapat menjaga bahwa

negara berdaulat itu tetap ada dan berfungsi.62

Pada dasarnya oposisi merupakan

kekuatan penggerak perubahan sejarah. Sejak awal, Indonesia mengenal oposisi,

61

Eep Saefulloh Fatah, Membangun Oposisi; Agenda-Agenda Perubahan Politik Masa

Depan, h. xiv 62

Firman Noor, “Oposisi Dalam Kehidupan Demokrasi: Arti Penting Keberadaan Oposisi

Sebagai Bagian Penguatan Demokrasi di Indonesia,” Masyarakat Indonesia, Vol 42, no. 1, (Juni

2016): h. 4.

Page 49: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

35

baik di lingkungan politik, birokrasi, dan masyarakat.63

Di masa awal

kemerdekaan misalnya, setelah Wakil Presiden Mohammad Hatta mengeluarkan

maklumat No. X pada tanggal 3 November 1945 dan merupakan usulan dari

Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) di mana menjadi tonggak sejarah

mengenai mulai berkembangnya partai politik di Indonesia64

.

Pada saat yang hampir bersamaan dimulai pula eksperimen demokrasi

liberal. Sekalipun dalam suasana revolusi kemerdekaan 1945-1949, sistem

multipartai dan percobaan demokrasi liberal yang berjalan dari awal kemerdekaan

hingga pemilu pertama di Indonesia pada September 1955, telah menghasilkan

perangkat sistemik dan kultural yang penting. Pemilu 1955 pun ditandai oleh

kesiapan sistemik yang relatif baik, hal tersebut menjadikan sebuah pemilihan

umum yang elegan.

Disamping itu, tradisi oposisi berkembang secara sehat. Studi-studi

tentang masa itu, selalu menggambarkan betapa suasana kehidupan politik

ditandai oleh pertentangan-pertentangan tajam antar kelompok, antar ideologi,

antar kepentingan, namun dalam suasana saling toleransi tentunya.65

Fakta itulah yang menjadi kekhawatiran dan ketakutan pemerintahan

Soekarno, di mana perkembangan politik begitu sangat luar biasa. Maka tidak

menutup kemungkinan serangan politik yang ditujukan kepada Soekarno menjadi

63

“Oposisi Perspektif Kybernologi: Kybernologi Politik,” artikel diakses pada 2 Juli 2017

darihttp://www.kybernologi.org/Pemikiran_/Oposisi_Dalam_Perspektif_Kybernologi.pdf 64

Sri Lestari Wahyuningroem, dkk., “Laporan Akhir: Tinjauan Peran Partai Politik

Dalam Demokrasi di Indonesia,” (Jakarta: Kementerian PPN/BAPPENAS, 2016), h. 12. 65

Eep Saefulloh Fatah, Membangun Oposisi; Agenda-Agenda Perubahan Politik Masa

Depan, h. xiv-xv.

Page 50: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

36

hambatan progesifitas pemerintahan, yang kontra revolusioner. Masa antara 1957-

1959 kemudian ditandai dengan dihilangkannya sistem demokrasi parlementer,

sekaligus membuka pintu bagi terbangunnya sistem yang lebih sentralistik dan

meminggirkan peran partai politik. Salah satu yang kemudian terbawa bersamaan

dengan itu, adalah berjalannya proses penghancuran perangkat bagi oposisi

politik. Otoriarian perlahan mulai dibangun, atas nama “revolusi yang belum

selesai.”66

Dalam Undang-Undang Dasar Sementara 1950 diberlakukannya sistem

parlementer di mana badan eksekutif yang terdiri atas presiden sebagai kepala

negara konstitusional dan menteri-menterinya mempunyai tanggungjawab politik.

Karena fragmentasi partai-partai politik, setiap kabinet berdasarkan koalisi

berkisar pada satu atau dua partai besar dengan beberapa partai kecil. Di lain

pihak, partai-partai dalam barisan oposisi tidak mampu berperan sebagai oposisi

yang konstruktif yang mempunyai program-program alternatif, tetapi hanya

menonjolkan segi-segi negatif dari tugas oposisi67

Kekhawatiran Soekarno semakin menjadi, terlihat dengan ditetapkannya

Presiden seumur hidup melalui TAP MPR No III/1963 dan pengurangan peranan

partai, lain hal PKI yang justru mendapat kesempatan untuk berkembang. Dalam

rangka menguatkan badan eksekutif dimulailah ikhtiar untuk menyederhanakan

sistem partai dengan mengurangi jumlah partai melalui Penpres No. 7/1959.

Maklumat Pemerintah 3 November 1945 yang menganjurkan pembentukan partai-

66

Eep Saefulloh Fatah, Membangun Oposisi; Agenda-Agenda Perubahan Politik Masa

Depan, h. xv-xvi. 67

Miriam Budiardjo, Pengantar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia, 2008), h. 128.

Page 51: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

37

partai dicabut dan ditetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh partai untuk

diakui oleh pemerintah dan mewadahinya dengan konsep Nasakom di tahun 1960

dan disebut Front Nasional.68

Karakter model kekuasaan Orde Lama era Bung Karno itulah yang

kemudian dicatat sebagai periode politik yang ditandai oleh musim kering

kehidupan oposisi. Karakter Demokrasi Terpimpin yang sentralistik, ekskulusif,

dan anti publik telah menyebabkan potensi-potensi oposisi mengalami proses

pembinasaan sistematis. Meminjam istilah Mochtar Loebis dalam Eep Saefullah

Fatah, mengatakan “musim semi kebebasan yang sangat pendek”.69

2. Era Orde Baru

Sejak periode demokrasi terpimpin di bawah kekuasaan Presiden

Soekarno, partai politik mulai diintegrasikan. Soeharto melanjutkan dengan

memfusikan partai-partai politik pada tahun 1973 ke dalam tiga: Partai Persatuan

Pembangunan (PPP) yang merupakan fusi dari partai-partai Islam, Partai

Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan fusi dari partai nasionalis dan

beraliran Kristen, dan Golongan Karya (Golkar) sebagai partai pemerintah

sekaligus kendaraan politik bagi Soeharto untuk mempertahankan kekuasaannya

selama 32 tahun.70

68

Miriam Budiardjo, Pengantar Ilmu Politik, h. 440-441. 69

Eep Saefulloh Fatah, Membangun Oposisi; Agenda-Agenda Perubahan Politik Masa

Depan, h. xv-xvi. 70

Sri Lestari Wahyuningroem, dkk., “Laporan Akhir: Tinjauan Peran Partai Politik

Dalam Demokrasi di Indonesia,” (Kementerian PPN/BAPPENAS, 2016), h. 16.

Page 52: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

38

Sejarah mencatat bahawa oposisi di masa Orde Baru adalah sejarah yang

kelam. Adapun upaya-upaya untuk membangun oposisi seperti di awal Orde Baru,

di seputar Malari 1974, dalam tahun 1978, dan yang cukup fenomenal adalah

terbentuknya Petisi 50 pada tahun 1980, namun itu semua tidak pernah

diakomodasi secara sistemik. Pasang naik perkembangan oposisi pernah berjalan

dalam akhir tahun 1980-an hingga kejatuhan Soeharto.71

Percobaan pembangunan

kekuatan oposisi selama Orde Baru pada dasarnya tidak pernah surut, namun

selalu menghadapi represi negara yang sangat efektif.

Hal tersebut dapat dilihat dalam buku otobiografinya yang berjudul

“Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya, ketika menanggapi kritik dari

petisi 50, yaitu:

Sesungguhnya saya gembira jika ada oposisi terhadap saya, dengan syarat

ia adalah oposisi yang loyal. Tetapi apa yang dilakukan oleh mereka yang

menamakan dirinya “Petisi 50″ itu, tidak saya sukai. Cara-caranya tidak

saya sukai. Lebih-lebih kalau melihat bahwa mereka adalah juga yang

menyebut dirinya pejuang-pejuang.72

Selama lebih dari 30-an tahun bangsa kita mengalami keadaan yang

seperti itu, terutama dampak dari kekuasaan Orde Baru di bawah kepemimpinan

Soeharto. Rezim Orde Baru telah memelintir dan melakukan penyimpangan

penafsiran terhadap konstitusi demi melanggengkan kekuasaannya. Penafsiran

pemerintah lalu meletakkan oposisi dengan citra negatif, yakni pembuat

kekacauan. Secara apriori keberadaan oposisi ditolak dengan keras, sehingga

71

Eep Saefulloh Fatah, Membangun Oposisi; Agenda-Agenda Perubahan Politik Masa

Depan, h. xx. 72

G Dwipayana dan Ramadhan KH, Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya

(Jakarta: Citra Lamtoro Gung Persada, 1989), h. 346.

Page 53: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

39

dampak dari keadaan seperti itu, siapapun yang berbeda pendapat akan

disingkirkan, dikucilkan, dan paling tragis adalah dipenjara.73

Begitupun kalangan kelompok Islam yang berbeda pendapat dengan

rezim, tidak jarang kelompok Islam juga melakukan perlawan terhadap rezim

Soeharto dengan kekerasan. Bagi pemerintah, kekerasan ini semakin menguatkan

persepsi bahwa Islam adalah kerawanan yang harus diwaspadai, diawasi,

dikendalikan, ditekan, dan dikerdilkan. Bagi kalangan Islam ideologis, hal ini

tentu saja menguatkan anggapan bahwa pemerintah yang ada adalah pemerintahan

yang tidak Islami dan memusuhi Islam.74

Studi Anders Uhlin dalam “Oposisi Berserak” menggambarkan betapa

oposisi sebetulnya telah coba dibangun oleh berbagai kekuatan sosial dari

beragam wacana, namun mengalami keterbatasan efektivitas karena sebab internal

dan eksternal. Secara internal, oposisi dari beragam wacana itu mengalami

perpecahan yang cukup serius, sementara secara eksternal, perkembangan oposisi

terbentur oleh ketat dan kakunya rezimentasi yang dilakukan oleh negara di era

Orde Baru.75

Sehingga apa yang dituliskan oleh Anders Uhlin mengenai oposisi

beserak, ialah gambaran ruang–ruang oposisi yang ada pada masa Orde Baru.

Beberapa kelompok gerakan rakyat, pemuda dan LSM yang pro demokrasi selalu

73

Zaenuddin HM, Prospek Gerakan Oposisi Dalam Era Pemerintahan Gus Dur-

Megawati (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), h. 4-5. 74

M. Imadudin Rahmat, Ideologi Politik PKS: Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen

(Yogyakarta: LKiS, 2008), h. 5-6. 75

Anders Uhlin, Oposisi Berserak: Arus Demokratisasi Gelombang Ketiga di Indonesia

(Mizan, Bandung, 1998), h. 45.

Page 54: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

40

berteriak untuk menentang pemerintahan Soeharto, di masa Orde Baru, oposisi

juga tidak saja tersebar pada ruang partai, melainkan oposan-oposan seperti

mahasiswa, media, buruh dan lainnya. Adapun elemen dan kekuatan rakyat yang

pada saat itu bertugas sebagai oposisi, salah satunya adalah Solidaritas Indonesia

untuk Amin Rais dan Megawati Soekarnoputri (SIAGA), kelompok ini diketuai

oleh aktivis perempuan Ratna Sarumpaet.76

Pada tingkat massa, ledakan partisipasi politik terjadi dalam bentuk

gerakan massa dan amuk. Dalam konteks ini, tahun1998 dan 1999 pun harus

dicatat sebagai tahun gerakan dan amuk massa. Berbagai kota dilanda oleh

peningkatan intensitas dan frekuensi gerakan massa. Disatu sisi, ledakan

partisipasi politik pada hakikatnya merupakan sebuah konsekuensi sangat logis

dari kekeliruan politik Orde Baru. Kekangan politik yang amat ketat

menyebabkan besarnya kerinduan pada partisipasi politik.

Ledakan partisipasi yang tidak tertahankan ini ditandai oleh terjadinya

politisasi, aliansi-realiansi, oposisi, protes, partai tumbuh bak jamur di musim

hujan, pers mengalami politisasi sekaligus liberalisasi,77

tidak ketinggalan aksi

parlemen jalanan yang dilakukan Mahasiswa. Ledekan partisipasi ini sekaligus

mencatatkan sejarah lengsernya rezim Soeharto dari tampuk kekuasaan selama 32

tahun.

76

Informasi ini diperoleh melalui pengakuan Ratna Sarumpaet ketika sedang berdiskusi

bersama penulis dikediamannya, Kampung Melayu Kecil, Tebet pada 16 April 2017. 77

Eep Saefulloh Fatah, Membangun Oposisi; Agenda-Agenda Perubahan Politik Masa

Depan, h. xxi-xxii.

Page 55: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

41

3. Era Reformasi

Di awal-awal era Reformasi peran politik aliran atau ideologi politik sulit

untuk dikatakan telah lenyap. Beberapa kasus menunjukkan bahwa ideologi

politik memainkan peran yang signifikan dalam menuntun perilaku politik, baik

dalam tingkat internal partai atau dalam hubungannya dengan konstituen.78

Hal ini

terlihat tuntuan untuk mendirikan partai politik pasca kejatuhan Soeharto semakin

banyak.

Atas dasar itu pemerintah yang dikepalai oleh B.J. Habibie dan Parlemen

mengeluarkan UU No. 2/1999 tentang partai politik. Perubahan yang didambakan

paling sederhana adalah mendirikan sebuah sistem partai politik namun juga tidak

mendominasi kehidupan politik secara berlebihan. Hasil pemilihan umum 1999

menujukan bahwa dari 48 partai politik yang mengikuti proses pemilihan umum,

tidak ada partai yang secara tunggal mendominasi pemerintahan dan tidak ada

partai yang memegang posisi mayoritas mutlak.

PDIP misalnya, yang jelas-jelas memperoleh suara dan kursi paling

banyak ternyata tidak mampu menjadikan Megawati Presiden RI yang ke-4.79

Justru Gus Dur lah yang keluar sebagai Presiden setalah B.J. Habibie, sebab Ia

didukung oleh beberapa gabungan partai baru dan poros tengah dengan berisikan

partai Islam sebagai basis kekuatan di DPR, padahal Gus Dur yang berasal dari

PKB hanya berada di posisi keempat setelah Golkar dan PPP.

78

Firman Noor, Perilaku Politik Pragmatis Dalam Kehidupan Politik Kontemporer: Kajian

Atas Menyurutnya Peran Ideologi Politik di Era Reformasi,” Masyarakat Indonesia, Vol 40, no. 1,

(Juni 2014): h. 63. 79

Miriam Budiardjo, Pengantar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia, 2008), h. 449-450.

Page 56: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

42

Tabel III. A.1

Perolehan Suara dan Kursi Delapan Besar

Dalam Pemilihan Umum 1999

No Nama Partai Perolehan Suara Perolehan Kursi

1. PDIP 35.689.073 153

2. Golkar 23.741.749 120

3. PPP 11.329.905 58

4. PKB 13.336.982 51

5. PAN 7.528.956 34

6. PBB 2.049.708 13

7. Partai Keadilan 1.436.565 7

8. PKP 1.065.686 4

Sumber: Diolah dari kpu.go.id

Secara psikologis, terpilihnya Gus Dur-Megawati sebagai duet yang

melegakan dan memuaskan hati rakyat. Di sisi lain, banyak kalangan khawatir

bahwa naiknya Gus Dur dan Megawati sebagai Presiden dan Wakil Presiden,

justru melemahkan dan mematikan oposisi. Bukan karena dilarang atau disumbat

ruang geraknya, melainkan karena kalangan oposisi merasa enggan dan sungkan

beroposisi terhadapnya, sosok Gus Dur yang dianggap sebagai pemersatu bangsa.

Bagaimana tidak, komposisi kabinetnya banyak mengakomodir berbagai kalangan

partai politik, militer, sipil dan professional.80

Disatu sisi ini struktur yang ideal

dan sangat akomodatif, namun di sisi lainnya justru menimbulkan pelemahan atau

bahkan menyebabkan jalannya demokrasi menjadi tertinggal.

80

Zaenuddin HM, Prospek Gerakan Oposisi Dalam Era Pemerintahan Gus Dur-

Megawati, h. 7-9

Page 57: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

43

Kabinet seperti itu justru tidak menguntungkan demokrasi, pasalnya

menutup peluang oposisi sehingga demokrasi terkesan lamban. Bayangkan saja,

jika di parlemen banyak bercokol orang parpol, sementara di tubuh kabinet juga

banyak orang parpol, tentu sulit bagi parlemen melakukan pengawasan terhadap

kebijakan pemerintah. Dengan terbentuknya kabinet kompromi seperti itu maka

ruang oposisi praktis tidak ada. Sehingga secara etika dan moral, partai-partai

harus mendukung kabinet tersebut.81

Padahal Gus Dur merupakan sosok figur yang paling pantas ditempatkan

sebagai simbol oposisi segaligus penyeimbang dan kontrol pemerintahan. Namun,

belakangan pontensi sebagai oposan sedikit demi sediki mengalami penurunan

pada saat Gus Dur memilih jalur politik praktis pada level struktural. Walaupun

terpilinya Gus Dur sebagai presiden, hal tersebut tidak mengakibatkan penilaian

terhadap dirinya degradasi, disaat bersamaan menuai dampak yang luas yang

beraibat lumpuhnya gerakan oposisi kultural, sehingga oposisi menjadi sekedar

gerakan parsial dan sporadis.82

Memasuki tahun 2004 di mana pemilihan umum Presiden diselenggerakan

dengan cukup suskses dan berhasil dimenangkan oleh partai baru, yaitu Demokrat

yang mengusung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden terpilih.

SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla berhasil mengungguli pasangan

Megawati dan Hasyim Muzadi. Yang menarik pada tahun-tahun ini adalah

81

Zaenuddin HM, Prospek Gerakan Oposisi Dalam Era Pemerintahan Gus Dur-

Megawati, h. 10-11. 82

Ed. Irwan Suhanda, Perjalanan Politik Gus Dur (Jakarta: Kompas Media Nusantara,

2010), h. 275-276.

Page 58: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

44

kekalahan Megawati yang disebut-sebut sebagai kekuatan awal oposisi pasca

terjadi kekosongan di era Gus Dur yang cenderung akomodatif semua golongan.

Sikap oposisi tersebut dipertegas ketika PDI-P mengadakan kongres ke II di Bali

tepatnya 28-31 Maret 2005.83

Selama rezim SBY jilid pertama ini (2004-2009), PDIP mengklaim diri

sebagai kekuatan oposisional, tetapi terkesan lebih sebagai reaksi terhadap

kenyataan bahwa kadernya tidak terpilih dalam pemilu 5 tahun yang lalu,

ketimbang sebagai kekuatan oposisional. Hal ini tidak sepenuhnya menjadi

kelemahan mengingat PDIP ber“oposisi” sendirian, melainkan lebih sebagai

keberhasilan transaksi SBY dengan parpol lain membentuk kabinet persatuan,

yang merangkul berbagai aliran.84

Masuk pada masa SBY diperiode selanjutnya, apa-apa yang dianggap

sebagai kekuatan penyeimbang tumbuh dengan sangat nampak dipermukaan,

ketika pasangan SBY memangkan pemilihan umum Presiden untuk kedua

kalinya. Hanya saja kali ini SBY berpasangan dengan Boediono, sementara Jusuf

Kalla yang sebelumnya menjadi Wakil Presiden pada masa SBY, justru menjadi

lawan politiknya dengan mencalonkan diri sebagai Presiden bersama Wiratno.

Sementara lain, alih-alih mau merebut kekuasaan, Megawati yang ketika itu kalah

dalam pertarungan pemilihan Presiden sebelumnya, ditahun 2009 justru harus

kembali menelan kekalahan.

83

Sirojuddin “Faktor Penyebab PDI-P Mengambil Posisi Oposisi Terhadap Pemerintahan

SBY-JK”. (Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2008) 84

“Oposisi Perspektif Kybernologi: Kybernologi Politik,” artikel diakses pada 2 Juli 2017

darihttp://www.kybernologi.org/Pemikiran_/Oposisi_Dalam_Perspektif_Kybernologi.pdf

Page 59: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

45

Hal ini lah yang kemudian, menjadikan megawati dan partainya PDI

Perjuangan harus kembali menempuh jalur politik sebagai oposan atau partai

oposisi yang berada di luar garis pemerintahan. Beberapa kebijakan SBY

diperiode kedua ini yang sangat dikritisi sangat tajam oleh PDIP, salah satunya

adalah isu kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Isu BBM ini banyak sekali

menuai pro dan kontra, tentu saja rakyat menginginkan tidak ada nya kenaikan

harga BBM tersebut, sebab ketika itu naik, maka secara otomatis kebutuhan bahan

pokok dan harga-harga lainnya ikut naik.

Adapun dasar pertimbangan PDIP menjadi partai oposisi memang tidak

semata-mata bersifat rasional, tetapi juga emosional. Dalam pertimbangan

rasional misalnya, yaitu terkait dengan upaya PDIP untuk mendekati konstituen,

karena menurut elite-elite PDIP hanya dengan jalan menjadi partai oposisi,

konstituen akan dapat lebih jelas membedakan kebijakan yang diusulkan

pemerintah dan kebijakan yang disampaikan partai oposisi sebagai bentuk

alternatifnya. Sementara sifat emosionalnya, terkait dengan rasa sakit hati

Megawati terhadap SBY yang telah mengalahkannya pada pemilu 2004.

Persoalan yang sifatnya emosional inilah yang justru memperkuat kecenderungan

untuk mempersoalkan setiap kebijakan yang diusulkan pemerintah ke DPR. Relasi

presiden-DPR menjadi terkesan saling berhadap-hadapan layaknya dalam sebuah

sistem parlementer.85

85

Tuswoyo Admojo, “Oposisi Dalam Sistem Presidensial: Sepenggal Pengalaman Partai

Oposisi PDIP Dalam Pemerintahan SBY-JK,” artikel diakses pada 2 Juli 2017 dari http://doktor-

politik-ui.net/2015/10/oposisi-dalam-sistem-presidensial-sepenggal-pengalaman-partai-oposisi-

pdip-dalam-pemerintahan-sby-jk/#

Page 60: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

46

Namun demikian, mengapa pemerintahan presidensial sekarang

membutuhkan koalisi? Sementara partai yang kalah dalam pemilihan umum

presiden cenderung menjadi oposisi, realitas politiklah yang menghajatkan itu.

Pertama, sistem presidesial kita tidak murni. Pasca amandemen UUD 1945

memang sebagian mengarah pada penguatan sistem presidensial, termasuk ketika

konstitusi memerintahkan pemilihan umum presiden dan wakil presiden.

Kedua, munculnya fenomena split voting. Ada perbedaan pilihan politik

dari para pemilihnya untuk setiap jenis pemilihan. Logika memilih untuk pemilu

legislatif berbeda dengan Pilpres. Dengan demikian, koalisi partai dengan koalisi

kursi di parlemen tidak selalu paralel dengan “koalisi pilihan rakyat”. Karena

itulah koalisi antar partai menjadi sebuah keniscayaan, meskipun sistem

pemerintahan Indonesia presidensial,86

begitupun halnya dengan oposisi yang

bertugas untuk memajukan demokrasi terutama untuk Indonesia. Selain pola

koalisi yang demikian cair, dalam praktiknya garis kebijakan pemerintahan dan

oposisi juga tidak mencerminkan sebuah karakter ideologi yang jelas.87

86

Anas Urbaningrum, Takdir Demokrasi: Politik untuk Kesejahteraan Rakyat (Jakarta:

Teraju, 2009), h. 249-250 87

Firman Noor, Perilaku Politik Pragmatis Dalam Kehidupan Politik Kontemporer: Kajian

Atas Menyurutnya Peran Ideologi Politik di Era Reformasi,”h. 69.

Page 61: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

47

Tabel III. A.2

Formasi Partai Politik Pada Koalisi Pemerintahan dan

Oposisi Pasca Orde Baru

Masa Pemerintahan Koalisi Pemerintahan Oposisi

Abdurahman Wahid

(1999-2001)

PKB, PDI Perjuangan, PPP,

Golkar, PK, PBB, PAN

-

Megawati Soekarno

Putri(2001-2004)

PDI Perjuangan, PBB, PAN,

Golkar, PPP

PKB, PK

SBY-JK

(2004-2009)

PD, Golkar, PKS, PPP,

PAN, PBB, PKPI, PKB

PDI Perjuangan

SBY-Budiono

(2009-2014)

PD, Golkar, PKS, PPP,

PAN, PKB

Gerindra, Hanura,

PDI Perjuangan

Jokowi-JK

(2014-2019)

PDI Perjuangan, PAN,

Golkar, PPP, Hanura,

Nasdem, PKB, PKPI,

Gerindra,PBB,

PKS, Demokrat

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Dari tabel tersebut hanya menyisakan satu partai yakni Demokrat yang tidak

menentukan sikap secara tegas, baik kepada oposisi maupun koalisi pemerintahan.

B. Konfigurasi Terbentuknya Partai Oposisi

Setelah berakhirnya masa kepemimpinan rezim Susilo Bambang

Yudhoyono selama dua periode sejak 2004-20014, pemilu 2014 akhirnya

diselenggarakan. Jika sebelumnya pada tahun 2009 pemilu diikuti oleh 34 partai

politik, maka di tahun 2014 menyisakan 12 partai nasional dengan tambahan tiga

parta lokal di Aceh.88

88

Anggawira, Mesin Pencetak Pemimpi (n) (Jakarta: Inspirator Academy Publisher

House, 2017), h. 95.

Page 62: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

48

Tahun 2014 merupakan tahun politik bagi masyarakat Indonesia untuk

merayakan pesta demokrtasi, yakni Pemilihan Umum Presiden dan Pemilihan

Umum Legislatif. Adapun jadwal Pemilu 2014 dilaksanakan dua kali, yaitu

Pemilu Legislatif pada tanggal 9 April 2014 memilih para anggota dewan

legislatif dan Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli 2014 memilih Presiden dan

Wakil Presiden.89

Hal ini tentu menjadi perhatian disetiap partai politik Indonesia, partai

akan melakukan pembenahan-pembenahan agar tidak kalah dalam persiapan.

Tidak terkecuali Gerindra, setelah sebelumnya gagal terpilih saat mendampingi

Megawati mengikuti pemilu presiden 2009 yang kalah bersaing dengan SBY,

Partai Gerindra merupakan salah satu partai politik baru yang dibentuk, namun

Prabowo Subianto merupakan politisi lama yang pernah berkecimpung di dunia

politik bersama Golkar. Pengalaman gagal dikonvensi calon presiden partai

Golkar pada tahun 2004 tidak menyurutkan niatnya untuk maju kembali sebagai

capres dengan kendaraan partai politik baru bernama partai Gerakan Indonesia

Raya. Prabowo Subianto bersungguh-sungguh dan serius dalam membangun

Negara dan bangsa ini dalam koridor visi Indonesia Raya.90

Sementara itu, pertemuan Cikini yang dilakukan oleh partai-partai Islam

yang dihadiri oleh PPP, PAN, PKS, PKB, dan PBB akhirnya gagal membuat

poros baru. Setelah partai-partai Islam gagal mengusung calon presiden, dan

Partai Demokrat serta Partai Golkar kesulitan membangun koalisi, sehingga

89

“Jadwal Pemilu 2014,” artikel diakses pada 4 Mei 2017 dari

http://www.pemilu.com/jadwal-pemilu-2014/

90 Thamrin dahlan, Prabowo Presidenku, (Sleman, Aryuning Sejahtera, 2013), h. 21

Page 63: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

49

pilihan poros lain untuk membentuk koalisi pun ditentukan oleh calon presiden

yang diusung oleh Partai Gerinda, dengan calon Prabowo Subianto.

Proses yang hampir panjang dilalui oleh masing-masing partai, khususnya

PDIP dan Gerinda yang telah memilki calon presiden. Dua minggu sebelum

proses pembukaan pendaftaran calon presiden-wakil presiden (18-20 Mei 2014),

barulah keduanya menentukan siapa calon presidennya. Jokowi akhirnya

mendekalarasikan pencapresannya bersama Jusuf Kalla pada 17 Mei 2014. Pada

hari yang sama, Prabowo Subianto menetapkan Hatta Rajasa dari (PAN) sebagai

calon presidennya.91

Upaya membangun kelembagaan dan tradisi oposisi tampak kuat pada

masa dan pasca Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014. Terdapat dua

pasang calon yang didukung dua koalisi besar, yaitu Koalisi Indonesia Hebat

(KIH) yang mengusung Jokowi-Kalla dan Koalisi Merah Putih (KMP) yang

mengusung Prabowo-Hatta. Ketika Jokowi-Kalla terpilih, KMP langsung

mendeklarasikan diri ada di luar pemerintahan alias beroposisi.

Konfigurasi yang terjadi antara Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa resmi

dideklarasikan oleh enam partai politik sebagai calon presiden dan wakil presiden.

Keenam partai politik tersebut adalah Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS),

Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai

Bulan Bintang dan Partai Golkar. Deklarasi tersebut disampaikan di Rumah

91

Firman Noor, dkk, “Evaluasi Pemilihan Presiden Wakil Presiden,” riset ini dilakukan

oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) diakses pada 4 Mei 2017 dari 2014

http://www.rumahpemilu.com/public/doc/2015_02_03_08_33_25_EXECUTIVE%20SUMMARY

%20PEMILU%20PRESIDEN%202014.pdf

Page 64: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

50

Polonia, Jalan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur. Prabowo mengatakan Koalisi

enam partai ini terbentuk karena ada kesamaan visi misi yang ingin membangun

dan menyelamatkan bangsa.92

Hatta menyatakan keputusannya mendampingi Prabowo sudah

diperhitungkan dengan matang. Hal tersebut ia ungkapkan pasca pengunduran nya

sebagai Menteri, Hatta mengaku memiliki visi yang sama untuk memajukan

bangsa ini. Kesamaan visi itulah yang mendorong keinginannya bekerja sama

dengan Prabowo dalam pemilihan presiden 2014. Dia juga mengatakan punya

kesamaan platform ekonomi dengan Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan

Pembina Gerindra itu, yaitu keinginan mempercepat pembangunan untuk

mencapai kesejahteraan rakyat.93

Dengan demikian, setelah proses pemilihan umum dilaksanakan hasil

daripada perhitungan suara pun menjadi salah satu perhatian publik yang dinanti.

Pasalnya koalisi yang dibangun baik KMP dan KIH merupakan polarisasi dua

gerbong kekuatan besar. Dua kutub ini lah yang kemudian menjadi basis

pendukung pemilihan Presiden antara pasang nomer urut satu Prabowo Subianto-

Hatta Rajasa dengan pasangan nomor urut dua Joko Widodo-Jusuf Kalla. Berikut

presentase peroleh suara masing-masing partai politik pendukung calon Presiden

2014.

92

“6 Parpol Dukung Pasangan Prabowo-Hatta dalam Pilpres,” artikel diakses pada 4 Mei

2017 dari http://www.voaindonesia.com/a/parpol-dukung-pasangan-prabowo-hatta-dalam-

pilpres/1917769.html 93

“Hatta Rajasa: Saya Satu Visi dengan Prabowo,” artikel diakses pada 4 Mei 2017 dari

https://www.tempo.co/read/news/2014/05/13/270577541/hatta-rajasa-saya-satu-visi-dengan-

prabowo

Page 65: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

51

Table III.B.1

Perolehan Suara Partai Politik yang Memenuhi dan Tidak Memenuhi

Ambang Pada Pemilihan Umum Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Tahun 2014

No Partai Politik Presentase Perolehan

Suara Sah

Status Ambang

Batas

1 Partai Nasdem 6,72% MS

2 PKB 9,04% MS

3 PKS 6,79% MS

4 PDI P 18,95% MS

5 Partai Golkar 14,75% MS

6 Partai Gerindra 11,81% MS

7 Partai Demokrat 10,19% MS

8 PAN 7,59% MS

9 PPP 6,53% MS

10 Partai Hanura 5,26% MS

14 PBB 1,46% TMS

15 PKPI 0,91% TMS

Sumber: Diolah dari kpu.go.id

Tercatat hanya terdapat sepuluh partai politik saja yang memenuhi syarat

(MS) untuk duduk dikursi parlemen. Sebab sesuai Undang-undang Nomor 8

Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD yang salah satunya

mengatur ambang batas 3,5% suara sah nasional.94

Dengan begitu, maka sangatlah

94

Indra Pahlevi, “Hasil Pemilu Anggota DPR RI Tahun 2014 dan Penerapan

Parliamentary Threshold,” Info Singkat Pemerintahan Dalam Negeri, Vol. VI, no. 09, (Mei 2014):

h. 1

Page 66: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

52

jelas bahwa partai yang mendapat perolehan suara sah nasional di bawah ambang

batas dapat dipastikan tidak mendapatkan kursi di Parlemen.

Namun dua partai politik tersebut, yaitu Partai Bulan Bintang dan Partai

Keadilan dan Persatuan Indonesia tetap mempunyai sikap dan pilihan untuk

melakukan dukungan secara institusi partai dalam memilih koalisi terhadap

pemilihan Presiden. Dapat dilihat dalam komposisi gabungan partai koalisi KMP

dan KIH, sebagai berikut:

Tabel III.B.2

Gabungan Suara Partai Pendukung untuk Pemilihan Presiden 2014

Koalisi Merah Putih

(KMP)

Koalisi Indonesia Hebat

(KIH)

Prabowo Subianto – Hatta Rajasa Joko Widodo – Jusuf Kalla

Total: 59,03% Total: 40,86%

Sumber: Diolah dari kpu.go.id

Berdasarkan hasil dukungan tersebut, pada prinsipnya ini menunjukan

bahwa pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa berada diatas angin, sebab

hitung-hitungan angka diparlemen sudah dikuasai dengan total 59,03%, yakni

dengan komposisi dukungan partai dari PAN, PPP, Golkar, PKS, Gerindra, PBB.

Sementara KIH didukung oleh PDI P, Nasdem, Hanura, PKB, PKPI.Namun hal

tersebut tidak linier dengan hasil pemilihan Presiden, sebab dalam sistem

presidensial, pemilihan umum dipilih langsung oleh rakyat. Sehingga, pengaruh

dukungan suara dari Parlemen berdasarkan partai tidak menjamin pasangan calon

terpilih. Berikut adalah hasil perolehan suara pasangan calon Presiden 2014:

Page 67: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

53

Tabel III.B.3

Perolehan Suara Pemilihan Umum Presiden 2014

No Pasangan Capres-Cawapres Total Suara Presentase

1 Prabowo Subianto – Hatta

Rajasa

62.576.444 46,85%

2 Joko Widodo – Jusuf Kalla 70.997.833 53,15%

Sumber: Diolah dari kpu.go.id

Dapat dilihat dalam tabel di atas, pasangan Prabowo-Hatta kalah dalam

pemilihan Presiden 2014. Partai politik pun mulai mengatur siasat kembali,

terbukti satu per satu partai politik di gerbong KMP ini mulai merapat ke

pemerintahan.95

Tetapi hal ini juga tidak mengendurkan semangat Gerindra dan

PKS untuk melakukan kontrol, kedua partai masih berada di luar pemerintahan

sebagai partai oposisi.

C. Sejarah Partai Gerindra

Menurut Roger Soltau dalam Inu Kencana Syafii “Sistem Politik

Indonesia”, ia mengatakan bahwa partai politik merupakan sekelompok warga

negara yang terorganisir yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dengan

memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, bertujuan menguasai pemerintahan

dan melakukan kebijakan mereka sendiri.96

Salah satu fungsi partai politik adalah

melakukan pendidikan politik kepada rakyat. Dalam konteks ini, rakyat harus

95

“Gerindra Siap ditinggal Sendiri Jika Golkar Jadi Merapat ke Jokowi,’’ artikel diakses

pada 30 Juli 2017 dari https://m.detik.com./news/berita/3113025/gerindra-siap-ditinggal-sendiri-

jika-golkar-jadi-merapat-ke-jokowi 96

Inu Kencana Syafiie, Azhari, Sistem Politik Indonesia, (Bandung: Refika Aditama,

2012), h. 78.

Page 68: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

54

memahami dan mempunyai kesadaran politik sehingga mengetahui apa yang akan

diperjuangkan partai politik pilihannya.97

Partai Gerindra lahir untuk mengangkat rakyat dari jerat kemelaratan,

akibat permainan orang-orang yang tidak peduli pada kesejahteraan. Intelektual

muda Fadli Zon dan pengusaha Hashim Djojohadikusumo. Ketika itu November

2007, keduanya membahas politik terkini, yang jauh dari nilai-nilai demokrasi

sesungguhnya. Demokrasi sudah dibajak oleh orang-orang yang tidak

bertanggung jawab dan memiliki kapital besar.

Akibatnya, rakyat hanya jadi alat. Bahkan, siapapun yang tidak memiliki

kekuasaan ekonomi dan politik akan dengan mudah jadi korban. Fadli Zon lalu

mengutip kata-kata politisi Inggris abad kedelapan belas, Edmund Burke, The

only thing necessary for the triumph [of evil] is for good men to do nothing.

Dalam terjemahan bebasnya, “kalau orang baik-baik tidak berbuat apa-apa, maka

para penjahat yang akan bertindak.“ Sementara kondisi yang sedang berjalan,

justru memaksakan demokrasi di tengah himpitan kemiskinan, yang hanya

berujung pada kekacauan.

Pembentukan Partai Gerindra terbilang mendesak. Sebab dideklarasikan

berdekatan dengan waktu pendaftaran dan masa kampanye pemilihan umum,

yakni pada 6 Februari 2008. Dalam deklarasi itu, termaktub visi, misi dan

manifesto perjuangan partai, yakni terwujudnya tatanan masyarakat Indonesia

yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan makmur serta beradab dan

97

Fadli Zon, dkk., Manifesto Perjuangan Partai Gerindra, (Jakarta: t.c, 2008), h. 3.

Page 69: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

55

berketuhanan yang berlandaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam

pembukaan UUD NKRI tahun 1945. Budaya bangsa dan wawasan kebangsaan

harus menjadi modal utama untuk mengeratkan persatuan dan kesatuan.98

Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra adalah partai politik yang

menjagokan Prabowo Subianto sebagai calon presiden Indonesia pada tahun 2014.

Partai Gerindra memiliki enam prinsip dasar partai (Prinsip Disiplin, Prinsip

Kedaulatan, Prinsip Kemandirian, Prinsip Persamaan Hak, Prinsip Kerjasama dan

Gotong Royong dan Prinsip Musyawarah) dan juga 16 pokok-pokok perjuangan

partai Gerindra.99

Pokok-pokok perjuangan yang akan dilaksanakan dan

diperjuangkan dalam berbagai kebijakan nasional secara konstitusional, antara

lain:

Bidang Politik

Bidang Ekonomi

Bidang Kesejahteraan Rakyat

Bidang Pertanian, Perikanan dan Kelautan

Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Bidang Sosial, Budaya dan Pendidikan

Bidang Hukum

Bidang Pertahanan dan Keamanan

Bidang Agama

98

“Sejarah Partai Gerindra,” artikel diakses pada 16 April 2017 dari

http://partaigerindra.or.id/sejarah-partai-gerindra 99

“Partai Gerakan Indonesia Raya,” artikel diakses pada 16 April 2017 dari

https://profil.merdeka.com/indonesia/p/partai-gerakan-indonesia-raya/

Page 70: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

56

Bidang Politik Luar Negeri dan Hubungan Internasional

Bidang Hak Asasi Manusia, Hak-hak Perempuan

Bidang Pemuda

Bidang Perburuhan

Bidang Riset dan Teknologi100

Partai Gerindra adalah partai satu-satunya yang berani mengatakan agar

kita kembali ke Pasal 33 UUD 1945. Tidak heran ketika Prabowo berpesan

kepada setiap kader Gerindra di lembaga legislatif agar membela kepentingan

rakyat kecil dengan tegas dan keras demi kepentingan rakyat kecil dan tidak larut

dalam arus neo-liberalisme yang melanda negara kita.101

D. Sejarah Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Pendirian PKS diawal reformasi diawali dengan wacana di internal

Jama’ah Tarbiyah yang menjadi elemen dasar PKS dalam menyikapi

perkembangan situasi politik pada awal reformasi. Jama’ah Tarbiyah awalnya

menunggu dan memperhatikan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang

membidani lahirnya sebuah partai Islam. Namun karena partai yang diharapkan

tidak sesuai pada ekspetasi, DDII justru melahirkan PBB yang berasaskan

Pancasila.102

100

Fadli Zon, Manifesto Perjuangan Partai Gerindra (Jakarta: t.p, 2008), h. 9-10. 101

Tabloid gema merupakan media cetak yang dimiliki partai Gerindra. Gema Indonesia

Raya, “Empat Tahun Partai Gerindra, Sejarah Akan Membenarkan Perjuangkan Gerindra” edisi

11 maret 2012, h.4 diakses dari https://www.scribd.com/document/89615048/Tabloid-Gema-

Indonesia-Raya-Februari-2012 102

Anggawira, Mesin Pencetak Pemimpi (n) (Jakarta: Inspirator Academy Publisher

House, 2017),h. 135.

Page 71: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

57

PKS lahir melalui gerakan sosial bernama Tarbiyah yang kemudian

bermutasi menjadi partai politik. Basis sosial partai tersebut adalah kelompok

Muslim terdidik, muda dan kelas menengah kota. Tidak seperti partai politik lain,

PKS acapkali mampu mendulang simpati publik dengan memobilisasi kader dan

simpatisannya untuk melakukan kegiatan bakti sosial secara terus-menerus dan

tidak hanya menjelang pemilu.103

Ada tiga fase yang harus dipahami dalam

melihat gerakan PKS yang pada akhirnya menjadi sebuah lembaga politik formal.

Pertama, adalah fase dakwah kampus, kedua adalah pembentukan gerakan

mahasiswa, ketiga adalah gerakan politik.104

Partai Keadilan Sejahtera merupakan partai yang cukup fenomenal

kehadirannya di pentas pemilu Indonesia. Bagaimana tidak, hanya sekitar satu

tahun setelah ia dideklarasikan (Agustus 1998), partai yang semula bernama Partai

Keadilan itu telah berhasil mengikuti Pemilu 1999 dan menjaring sebanyak

1.436.565 suara atau sekitar 1,36 % dari keseluruhan jumlah suara dan

menempatkan 7 wakilnya di DPR. Partai yang dideklarasikan oleh 52 tokoh

gerakan Tarbiyah ini disebut orang sebagai “The Rising Star”. Dalam pemilu

2004, PKS mampu meningkatkan jumlah suara sangat signifikan.

Tercatat PKS mendulang 8.325.020 suara, atau sekitar 7,34% dari total

suara dan berhasil mendudukan 45 orang wakilnya di DPR. Bahkan, mantan

presiden partai ini, Hidayat Nur Wahid, mampu terpilih sebagai ketua MPR.

Selain sukses di tingkat nasional, partai yang tumbuh dari LDK anak-anak muda

103

Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS, Suara dan Syariah (Jakarta: Kepustakaan Populer

Gramedia, 2012), h. 5. 104

Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS, Suara dan Syariah, h. 31.

Page 72: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

58

Tarbiyah ini juga berhasil membangun basis politik di daerah-daerah, termasuk

mendudukan wakil-wakilnya di legislatif maupun di birokrasi. Bahkan, PKS

meraih sukses besar dalam menempatkan kader-kadernya atau kandidat yang

diusungnya menjadi kepala daerah, baik di tingkat provinsi maupun

kabupaten/kota.

Partai ini secara sadar mengamalkan doktrin perjuangan Ikhwanul

Muslimin (IM). IM sering dilihat sebagai organisasi yang ingin mengubah dunia

Islam secara radikal dan sering berbenturan secara frontal dengan pemerintahan di

mana ia berada. Militansi untuk mewujudkan pemerintahan yang Islami dengan

dasar hukum al-Quran dan as-Sunnah secara kaffah. Hal ini mendorong IM

cenderung dengan bentuk-bentuk intoleransi, ekslusif, dan menimbulkan

keterancaman, baik terhadap Muslim sendiri maupun non muslim.

Selain terpengaruh secara kuat oleh Ikhwanul Muslimin, PKS juga

merupakan salah satu hasil dari transformasi Masyumi. Disebut-sebut peran

penting yang dimainkan Mohammad Natsir, telah membuka jalan bagi para tokoh

Masyumi untuk turut serta meletakkan dasar-dasar pemikiran keagamaan dan

ideology politik ke partai dakwah ini. Pada masa Orde Baru, berbagai kelompok

warisan Masyumi ini menempatkan dirinya sebagai kelompok oposisi ideologis

yang paling gigih memperjuangkan ideologi Islam.

Dalam kasus “asas tunggal Pancasila” misalnya, ketika NU,

Muhammadiyah, HMI, PMII serta ormas Islam lainnya menerima asas tunggal

Pancasila, kelompok-kelompok berkultur Masyumi, seperti DDII, PII, GPI, dan

Page 73: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

59

HMI MPO secara kukuh menolaknya. PKS merupakan kontinuitas dari gerakan

ideologis Islam yang diwariskan oleh Masyumi. Pada satu sisi, “Masyumi Muda”

yakni faksi penerus Masyumi yang terwadahi dalam HMI mengembangkan

pendekatan akomodatif dan kompromistis, sementara Masyumi ideologis kukuh

dengan pendekatan oposisional.105

Keterpengaruhan ideologi Islam PKS oleh Ikhwanul Muslimin, merupakan

konsekuensi dari globalisasi di mana interaksi antara kaum intelektual Indonesia

dan Timur Tengah merupakan hal yang tidak terhindarkan.106

Secara teoritis,

transformasi ideologi di kalangan organisasi anak-anak ideologis IM ini akan

terjadi setelah mereka memutuskan menjadi partai politik peserta pemilu. Hasil

penelitian atas organisasi radikal serupa di Timur Tengah menunjukkan bahwa

setelah organisasi semacam itu menjadi partai politik dan aktif dalam sistem

demokrasi konstitusional, maka terjadi pergeseran strategi, paradigma berpikir,

dan metode gerakan. Organisasi yang semula kaku lambat laun menjadi lebih

moderat, adaptif, dan bahkan akomodatif.107

105

M. Imadudin Rahmat, Ideologi Politik PKS: Dari Masjid Kampus ke Gedung

Parlemen (Yogyakarta: LKiS, 2008), h. 1-4. 106

Anggawira, Mesin Pencetak Pemimpi (n) (Jakarta: Inspirator Academy Publisher

House, 2017),h. 140. 107

M. Imadudin Rahmat, Ideologi Politik PKS: Dari Masjid Kampus ke Gedung

Parlemen (Yogyakarta: LKiS, 2008), h. 9.

Page 74: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

60

BAB IV

ANALISIS RESPONS PARTAI GERINDRA DAN PKS TERHADAP

KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO-JUSUF

KALLA TAHUN 2014-2017

Bab ini menganalisis model oposisi partai politik di Indonesia dengan

melihat respons Gerindra dan PKS pada saat pembahasan Undang-Undang di

Parlemen, terkait Tax Amnesty, Hak Angket KPK, dan RUU Pemilu. Pembahasan

ini dianalisis melalui pendekatan tipe oposisi dan pola oposisi. Pendekatan ini

menyesuaikan dengan sistem politik Indonesia yang berkembang, mengingat

presidensialisme yang ada di Indonesia cenderung multipartai.

A. Tipologi Oposisi

Menurut Marbun, dalam Suryani, secara etimologis; Oposisi berasal dari

bahasa Inggris, Opposisition, dan dari bahasa Latin Oppositus, Opponere yang

berarti memperhadapkan, membantah, menyanggah.108

Adapun secara

terminologis, oposisi diartikan sebagai bentuk usaha dan kegiatan yang berjalan

ke arah yang berlawanan atau berada di luar garis pemerintahan, entah dalam

eksistensi yang berlainan atau dalam eksistensi yang sama.109

108

Suryani, “Oposisi di Indonesia: Studi Tentang Partai Rakyat Demokratik Pada Masa

Orde Baru (1996-1998),” h. 24 109

Suryani, “Oposisi di Indonesia: Studi Tentang Partai Rakyat Demokratik Pada Masa

Orde Baru (1996-1998),” h. 24

Page 75: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

61

Menurut Firman Noor, oposisi memiliki arti penting untuk penguatan

kehidupan demokrasi.110

Dalam fakta politik di negara demokrasi, ketiadaan

penyeimbang dan kontrol tidak akan terwujud pemerintahan yang efektif. Dalam

dinamika politik di Indonesia, perilaku partai oposisi sudah mengalami perubahan

yang baik. Hal ini dimaknai dengan beberapa kebijakan-kebijakan Pemerintah

yang direspons oleh partai Gerindra dan PKS. Ini menunjukan bahwa prinsip

oposisi bukan saja sebagai penentang an sich tetapi juga sebagai salah satu

alternatif pilihan politik.

Menurut Eep Saefullah Fatah, Oposisi adalah setiap ucapan atau perbuatan

yang meluruskan kekeliruan tetapi sambil menggaris bawahi dan menyokong

segala sesuatu yang sudah ada dijalan yang benar.111

Dalam hal ini, hakikat

oposisi terletak pada tingkat kejernihan dan ketelitian memandang segala sesuatu

untuk kebenaran.

Berbeda dengan Eep, Ghita Ionescu dan Isabel de Madariaga, sebagaimana

dikutip dalam Lenny, menjelaskan bahwa oposisi tidak saja sikap melawan atau

berbeda pada penguasa dan konfilik biasa, melainkan sesuatu tradisi politik yang

ada dalam parlemen.112

Parlemen yang dimaksud dalam hal ini adalah lembaga

legislatif yang di dalamnya terdapat partai Gerindra dan PKS.

Dalam sistem presidensialisme terdapat keterpisahan antara Legislatif

dengan Eksekutif, sistem presidensialisme membentuk Legslatif sebagai oposisi

110

Firman Noor, “Oposisi Dalam Kehidupan Demokrasi: Arti Penting Keberadaan

Oposisi Sebagai Bagian Penguatan Demokrasi di Indonesia,” Masyarakat Indonesia, Vol 42, no. 1,

(Juni 2016): h. 1. 111

Eep Saefulloh Fatah, Membangun Oposisi; Agenda-Agenda Perubahan Politik Masa

Depan, h. xi-xiii. 112

Lenny Puspadewi, “OPOSISI DI INDONESIA: Studi Kasus Gerakan Mahasiswa 1998

di Jakarta,” h. 9-10.

Page 76: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

62

terhadap Presiden secara sistem. Beda dengan sistem parlementer, dalam sistem

parlementer, Legislatif terbagi menjadi dua, oposisi dan koalisi.113

Oposisi dalam

sistem presidensialisme itu secara substansi ada dua jika oposisi diartikan sebagai

sikap kritis atau sikap berbeda dengan Presiden. Maka, pertama, oposisi yang

berasal dari sistem, artinya oposisi berdasarkan fungsi Legislatif itu sendiri.

Kedua, oposisi dikarenakan ada-nya partai-partai yang tidak secara resmi ikut di

dalam koalisi yang mendukung Presiden. Dalam konteks Indonesia partai politik

yang menyatakan sikap sebagai oposisi adalah mitra kritis Pemerintah, yaitu

Gerindra dan PKS.114

Dengan demikian, tipologi oposisi merupakan kegiatan yang dilakukan

oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang memerintah, di mana kelompok

tersebut berada pada dua tempat yang berbeda, artinya oposisi berada di luar

pemerintahan. Sehingga apapun yang berbeda dengan yang diinginkan oleh

penguasa pemerintahan disebut oposisi, tetapi bukan hanya berbeda dan menjadi

penentang an sich, oposisi yang diharapkan dari demokrasi adalah untuk

memperbaiki kualitas kebijakan dan memang untuk menyuarakan aspirasi yang

tidak terdengar, sehingga lebih aspiratif.

Oposisi dapat bersifat permanen dan bersifat temporari atau kasusistik

tergantung dengan sistem partai yang berlaku di negara tersebut, yang jelas

oposisi berfungsi sebagai kontrol dan penyeimbang sekaligus alternatif kebijakan

yang ditawarkan oleh pemerintah. Tetapi biasanya oposisi yang berasal dari partai

113

Wawancara dengan Dr. Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif SMRC, pada tanggal 18

Agustus 2017, pukul 13.30 WIB 114

Wawancara dengan Dr. Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif SMRC, pada tanggal 18

Agustus 2017, pukul 13.30 WIB

Page 77: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

63

pendukung Presiden atau Pemerintahan tidak akan permanen, Ia hanya oposan

terhadap kebijakan-kebijakan tertentu. Inilah yang kemudian disebut gejala

presidensialisasi partai politik atau presidensialisasi parlemen.115

Maka dari

keterangan Hanan tersebut dapat dilihat bahwa ciri khas oposisi di Indonesia ada

dua, yakni oposisi yang berasal dari sistem, dalam arti oposisi karena fungsi

legislatif, dan oposisi karena adanya partai-partai yang tidak secara resmi

tergabung sebagai partai pendukung pemerintahan.

B. Respons Gerindra dan PKS dalam Perspektif Tipe Oposisi

Dalam pendekatan ini, penulis menjelaskan jenis oposisi yang terjadi di

Indonesia dengan melihat respon Gerindra dan PKS terkait Tax Amnesty, Hak

Angket KPK, dan RUU Pemilu. Skilling Gordon membagi ke dalam empat tipe

oposisi, yaitu:

1. Oposisi Integral

Oposisi Integral merupakan oposisi yang ditujukan kepada sistem,

misalnya seperti anti komunis, khilafah atau negara secara keseluruhan dan

sebaliknya.116

Tentu saja pengertian ini menggambarkan bahwa oposisi

menginginkan adanya revolusi. PKS dan Gerindra merupakan partai politik yang

sejauh ini masih memberikan kritik dan pengawasan pada pemerintahan Joko

Widodo-Jusuf Kalla. PKS misalnya, adalah partai yang berasaskan Islam117

yang

115

Wawancara dengan Dr. Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif SMRC, pada tanggal 18

Agustus 2017, pukul 13.30 WIB 116

Lenny Puspadewi, “Oposisi di Indoneisa: Studi Kasus Gerakan Mahasiswa 1998 di

Jakarta,” h. 19. 117

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKS,” h. 2.

Page 78: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

64

mempunyai visi dan misi yakni terwujudnya masyarakat madani yang adil,

sejahtera, dan bermartabat. Lain hal dengan PKS, Gerindra memiliki garis

ideologi yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945.118

Adapun jati diri partai ini

adalah memiliki rasa kebangsaan, kerakyatan, religious dan keadilan sosial.119

Khusus untuk PKS, kendati teridentifikasi sebagai partai Islam, sejauh ini

masih dalam koridor falsafah Pancasila dan UUD 1945. Adapun tudingan bahwa

PKS menolak Pancasila itu merupakan perdebatan yang selalu berkembang dalam

dinamika politik di Indonesia. Sejauh ini tidak ada pergerakan atau

pemberontakan yang dilakukan oleh kader-kader PKS untuk mengubah tatanan

dan sistem negara. Sementara bagi Gerindra, dengan semangat nasionalisme,

pilar-pilar kebangsaan seperti, Pancasila sudah menjadi titik akhir partai ini

sebagaimana termaktub dalam AD/ART partai tersebut. Artinya, baik Gerindra

dan PKS tidak bertentangan dengan sistem negara secara keseluruhan.

2. Oposisi Faksional

Oposisi Faksional adalah oposisi yang ditujukan kepada para pemimpin

secara individu bukan rezim atau sistem secara keseluruhan yang sedang

berkuasa. Menjadi hal umum, karena memang koalisi atau oposisi bukan saja

disebabkan oleh faktor kesamaan program, visi misi, platform, tetapi bisa juga

disebabkan oleh karena personal atau individu. Ini mengingatkan pada oposisi

yang dilakukan oleh PDI P pada masa kekuasaan rezim SBY dua periode lalu.

118

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Gerindra (2014), h. 3. 119

Fadli Zon, dkk., Manifesto Perjuangan Partai Gerindra, (Jakarta: t.c, 2008), h. 15.

Page 79: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

65

Tercatat sejak tahun 2004-2014 PDI P menjadi partai yang paling pertama

menyatakan dirinya sebagai partai oposisi. Hal ini dipertegas dengan sikap PDI-P

ketika mengadakan kongres ke II di Bali tepatnya 28-31 Maret 2005 atas sikap

nya sebagai oposisi.120

Banyak pengamat politik, misalnya Dr. Lili Romli

mengungkapkan bahwa sikap oposisi yang dilakukan oleh Megawati karena

secara pribadi bermusuhan dengan SBY.121

Sama hal nya Prof. Syamsudin Haris

menyebutkan bahwa secara umum tidak ada perbedaan yang mencolok, sejak

pemilu 1999 sampai sekarang. Sebagian oposisi partai bersifat personal (tidak

suka pada tokoh tertentu atau asal beda).122

Prof. Haris tidak saja menilai PDI P,

melainkan hampir semua oposisi partai politik di Indonesia seperti itu.

Sementara oposisi PKS dan Gerindra disebabkan oleh komitmen yang

sudah dibangun semenjak berada di Koalisi Merah Putih (KMP). Menjadi oposisi

bukan berarti tidak melakukan aksi untuk rakyat. Justru oposisi berfungsi

melakukan peran check and balances dalam menjalankan demokrasi guna

menghadirkan lembaga legislatif yang bersih dan produktif sebagai penyambung

suara rakyat.123

Pernyataan ini diungkapkan oleh Presiden PKS Sohibul Iman.

120

Sirojuddin, “Faktor Penyebab PDI-P Mengambil Posisi Oposisi Terhadap

Pemerintahan SBY-JK,”(Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008) 121

Wawancara dengan Dr. Lili Romli, Pengamat Politik LIPI, pada tanggal 4 Juli 2017,

pukul 08.55 WIB 122

Wawancara dengan Prof. Syamsudin Haris, Pemangamat Senior LIPI, pada tanggal 7

Juli 2017, pukul 10.20 WIB

123 “Presiden PKS Tegaskan Komitmen Partainya Tetap di KMP,” artikel diakses pada 2

September2017darihttp://www.google.co.id/amp/m.tribunnews.com/amp/nasional/2016/01/13presi

den-pks-tegaskan-komitmen-partainya-tetap-di-kmp

Page 80: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

66

3. Oposisi Fundamental

Oposisi fundamental yaitu oposisi atau kritikan kepada seluruh rangkaian

kebijakan kunci dari rezim yang berkuasa, tetapi tidak menolak sistem itu sendiri.

Tipe ini menjelaskan bahwa oposisi berpotensi untuk menggagalkan kebijakan

utama yang dianggap penting oleh penguasa. Bisa saja kebijakan yang

dikampanyekan pada saat pemilihan umum atau kebijakan yang ditentukan

melalui Anggaran Pembangunan Belanja Negara (APBN).

Nawa Cita merupakan produk ide unggulan dalam visi dan misi Joko

Widodo-Jusuf Kalla yang tertuang dalam sembilan agenda prioritas. Hal tersebut

berulang kali disampaikan pada masa-masa kampanye dan setelah terpilih menjadi

Presiden dan Wakil Presiden.124

Adapun Gerindra dan PKS dalam merespon

Nawa Cita hanya sebatas mengkritisi dan bukan pada sikap menolak. Sama halnya

dengan APBN, pasca reformasi dimana PDI P telah lebih dahulu memulai oposisi

pada masa kepemimpinan SBY 2 periode, tidak pernah ada yang catatan tiap

tahun untuk menolak APBN. Begitupun dengan Gerindra dan PKS yang juga

cenderung untuk menerima sejak 2014. Realita tersebut mengindikasikan bahwa

fungsi oposisi hanya menjadi critical partner.125

124

“Nawa Cita, 9 Agenda Prioritas Jokowi-JK,” artikel diakses pada 3 September 2017

dari

http://www.google.co.id/amp/amp.kompas.com/nasional/read/2014/05/21/0754454/.Nawa.Cita.9.

Agenda.Prioritas.Jokowi.JK 125

Wawancara dengan Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif SMRC, pada tanggal 18

Agustus 2017, pukul 13.30 WIB

Page 81: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

67

4. Oposisi Spesifik

Oposisi Spesifik merupakan oposisi yang ditujukan kepada kebijakan-

kebijakan tertentu yang merupakan bagian dari kebijakan umum tanpa menolak

rezim, para pemimpin, maupun kebijakan utama yang dikeluarkan

pemerintahan.126

Kebijakan-kebijakan tersebut biasanya sesuatu yang dianggap

isu krusial sebab terdapat untung dan rugi oleh partai politik.

a. Respons Gerindra dan PKS Terhadap Hak Angket KPK Dalam

Tipe Oposisi Spesifik

Hak Angket KPK menuai banyak sekali perdebatan. Isu ini menjadi

penting sebab melibatkan banyak anggota partai politik yang memberikan

tanggapannya di media, baik cetak maupun on line. Perseteruan antara anggota

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

semakin panas, masing-masing pihak merasa bahwa langkah mereka selama ini

tidak pernah salah. Keduanya bersikeras untuk mempertahankan pendapatnya.

Maka, Sidang Paripurna DPR pun akhirnya menyetujui Hak Angket KPK.127

Hak angket sendiri merupakan salah satu hak yang dimiliki DPR dalam

menjalankan tugas dan fungsi-nya sebagai badan pengawasan sebagaimana diatur

dalam Pasal 20A ayat (2) UUD 1945, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat

126

Lenny Puspadewi, “Oposisi di Indonesia: Studi Kasus Gerakan Mahasiswa 1998 di

Jakarta,” h. 19 127

Indonesia Lawyers Club ILC tvone, “DPR Versus KPK Semakin Runcing” [Part 1] ,

11 Juli 2017. Diakses pada 30 Agustus 2017 darihttps://www.youtube.com/watch?v=bxB-

h64u9z8

Page 82: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

68

mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat.128

Tidak

saja dalam UUD 1945, tetapi hal ini ditegaskan dengan wewenang dan tugas DPR

di Pasal 73 ayat (3) dalam UU No 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan

DPRD.129

Jelasnya, hak angket merupakan sebuah hak penyelidikan yang dimiliki

oleh DPR terhadap kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hal penting,

strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, bernegara.

Perjalanan angket KPK bermula dari pencabutan seluruh keterangan di

berita acara pemeriksaan (BAP) Miryam S. Haryani, yang kebetulan merupakan

anggota DPR RI dari Fraksi Hanura, perihal pembagian uang untuk sejumlah

anggota DPR dalam kasus Korupsi e-KTP. Komisi III DPR RI kemudian meminta

KPK untuk membuka bukti rekaman pemeriksaan Miryam. KPK menolak

permintaan Komisi III DPR tersebut sehingga Komisi III pun sepakat untuk

mengusulkan penggunaan hak angket yang merupakan hak konsitusional dari

fungsi pengawasan.130

Maka dengan berbekal 26 tanda tangan usulan Hak Angket DPR akhirnya

disahkan. Dalam sidang Paripurna pada 26 April 2017 lalu, mayoritas Fraksi di

DPR setuju Hak Angket melaju. Sementara dari 10 Fraksi yang ada, hanya tiga

partai yakni Gerindra, PKS dan PKB yang memilih untuk walkout.131

128

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Sekretariat Jenderal

MPR RI 2016, undang-undang ini atas perubahan kedua, h. 36. 129

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah, pasal 73 ayat 3, h. 34. 130

“PKS dan Hak Angket KPK,” diakses pada 30 Agustus 2017 dari

http://pks.id/content/pks-dan-hak-angket-kpk

131 Indonesia Lawyers Club ILC tvone, “KPK Dibidik” [Part 1], 2 Mei 2017, Diakses

pada 30 Agustus 2017 dari https://www.youtube.com/watch?v=xRjApxqvoyA

Page 83: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

69

Gerindra menyatakan menolak keputusan pengajuan hak angket KPK yang

diketok oleh Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, dalam rapat paripurna DPR, pada

28 April lalu. Mereka beralasan, hak angket KPK justru akan berpotensi

melemahkan komisi anti rasuah tersebut. Walau menolak, partai berlambang

garuda dan besutan Prabowo Subianto ini pun, di sisi lain anggota fraksinya ikut

menandatangani pengajuan hak angket tersebut. Wakil Ketua Umum DPP Partai

Gerindra, Fadli Zon menyatakan fraksinya bersedia ikut mengawasi kinerja

Pansus Hak Angket KPK dengan mengirimkan sejumlah nama untuk menjadi

perwakilan di dalam pansus.132

Fadli menyatakan bahwa, walaupun di Paripurna kami menolak, tapi bisa

saja kami mengirimkan perwakilan fraksi karena perlu ada juga pengawasan,

kalau tidak, kami tidak bisa terlibat.133

Senada dengan Fadli Zon, Ferry Juliantono

yang juga Wakil Ketua DPP Partai Gerindra sekaligus anggota DPR ini

berpandangan bahwa, DPR mungkin ada salahnya, begitupun KPK. Artinya hal

ini harus menjadi instropeksi bagi kedua pihak bahwa kekurangan mungkin saja

terjadi.134

Namun begitu, beberapa bulan kemudian Fraksi Partai Gerindra di DPR

memutuskan untuk menarik empat perwakilannya dari Panitia Angket untuk KPK.

Gerindra beranggapan Panitia Angket tidak sah, karena belum semua fraksi

132

“PAN dan Gerindra Berbalik Arah dalam Hak Angket KPK,” artikel diakses pada 28

Agustus 2017 dari https://tirto.id/pan-dan-gerindra-berbalik-arah-dalam-hak-angket-kpk-cp9h

133 Wawancara dengan Fadli Zon Wakil Keua DPR RI Fraksi Gerindra Pada tanggal 5

Juni 2017, pukul 10.00 WIB

134 Wawancara dengan Ferry J. Juliantoro anggota DPR RI Fraksi GerindraPada tanggal 4

Juli 2017, pukul 18. 47 WIB

Page 84: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

70

menyetorkan nama perwakilannya sebagaimana yang diatur dalam tata tertib DPR

serta Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Salah satunya partai PKS

dan PKB.135

Bak gayung bersambut, langkah tersebut langsung ditanggapi oleh

Presiden PKS Sohibul Iman yang mengapresiasi hal tersebut.136

Sikap tegas juga ditunjukkan oleh PKS melalui anggotanya di DPR yakni

Mardani Ali Sera yang dari awal sudah tidak menyetujui adanya hak angket KPK

dan berkomitmen untuk menolaknya. Mardani beranggapan jika momentum

digulirkannya hak angket ini kurang tepat. Ada kekhawatiran pansus dapat

melakukan intervensi hukum terkait kasus megakorupsi e-KTP yang saat ini

ditangani KPK. Seperti diketahui, saat ini KPK sedang menyelidiki megakorupsi

Kartu Identitas atau Elektronik Kartu Tanda Penduduk (E-KTP) yang merugikan

negara hampir Rp 2,3 triliun, sebanyak 49 persen dari total anggaran Rp 5,5 triliun

uang APBN.137

Pernyataan untuk menolak hak angket berikutnya keluar dari Pipin Sopian,

Kepala Departemen Politik PKS. Asumsinya jelas mengingat cara pengambilan

keputusan yang dilakukan oleh pimpinan DPR secara serta merta langsung

mengetuk palu sidang tanpa meminta pendapat pada peserta sidang. Seharusnya

tidak bisa langsung diketuk begitu saja, pasti ada pihak yang tidak setuju dan

135

Panitia Angket KPK Terancam Bubar, tempo edisi 31 Juli-6 Agustus 2017, h. 23. 136

“PKS Apresiasi Gerindra yang Keluar dari Pansus Angket KPK,” artikel diakses pada

28 Agustus 2017 dari https://news.detik.com/berita/d-3573445/pks-apresiasi-gerindra-yang-keluar-

dari-pansus-angket-kpk

137 “PKS dan Hak Angket KPK,” artikel diakses pada 30 Agustus 2017 dari

http://pks.id/content/pks-dan-hak-angket-kpk

Page 85: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

71

menolak bahkan bisa jadi votting. Pipin khawair ada-nya conflict of interest antara

hak angket dengan kasus E-KTP atau semacam ada bargaining politik.138

Baik Gerindra dan PKS sudah memberikan kritik bahkan sikap terhadap

kebijakan tersebut. Melalui penjelasan di atas kedua nya tergolong sama dalam

memandang isu hak angket KPK, yakni dengan melihat beberapa prasyarat-

prasyarat atas terbentuknya wewenang dan tugas DPR mengenai hak angket.

Misalnya dengan merujuk pada Pasal 199 Ayat (3) UU No 17 Tahun 2017 tentang

MPR, DPR, DPD dan DPRD, usul disimpulkan bahwa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) menjadi hak angket DPR apabila mendapat persetujuan dari rapat

paripurna DPR yang dihadiri lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah anggota DPR

dan keputusan diambil dengan persetujuan lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah

anggota DPR yang hadir.

Ditambah Pasal 201 ayat (2) UU No 17 Tahun 2017 tentang MPR, DPR,

DPD dan DPRD pun juga disebutkan bahwa, dalam hal DPR menerima usul hak

angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPR membentuk panitia khusus

yang dinamakan panitia angket yang keanggotaannya terdiri atas semua unsur

fraksi DPR,139

Pada saat pembahasan usulan hak angket saat sidang paripurna

diwarnai walkout beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Fraksi karena

protes sikap pimpinan DPR yang tidak mengakomodasi interupsi mereka.

138

Wawancara dengan Pipin Sopian, Kepala Departemen Politik PKS, pada tanggal 22

Agustus 2017, pukul 18.00 WIB

139Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah, pasal 199 ayat 3, h. 96-98.

Page 86: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

72

b. Respons Gerindra dan PKS Terhadap RUU Pemilu Dalam tipe

Oposisi Spesifik

Rancangan Undang-Undang Pemilu (RUU Pemilu) yang digodok secara

intensif dan disertai dinamika pembahasan yang tinggi akhirnya resmi disahkan

pada Rapat Paripurna DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jumat 21 Juli 2017

dini hari. Lamanya proses pembahasan tak lantas membuat pengesahan berjalan

lacar, lobi berlangsung cukup lama dan alot.140

Banyak hal menarik pada isu Undang-undang Pemilu ini. Koalisi partai di

dalam pemerintahan dengan partai oposisi melakukan proses politik yang cukup

panjang dan menuai perhatian publik. Bagaimana tidak, RUU yang seharusnya

dibahas dan selesai pada tahun 2016 ternyata mundur hingga lebih dari 10 bulan.

Hal ini membebankan panitia penyelenggara pemilu Komisi Pemilihan Umum

(KPU) dan partai politik yang mengikuti kompetisi pemilu hanya memiliki waktu

persiapan yang terbatas. Ditambah pada pemilu 2019 nanti, penyelenggaraan

pemilu dilaksanakan secara serentak, baik pemilihan anggota legislatif maupun

eksekutif.

Oleh sebab itu semua partai mengambil inisiatif dalam menentukan

Undang-undang Pemilu. Sebab, persoalan pilihan paket pada RUU Pemilu ini

akan mempengaruhi konstelasi pertarungan partai politik pada tahun 2019. Belum

140

“Lucunya Drama Rapat Paripurna Pengesahan UU Pemilu,” artikel diakses pada 29

November 2017 dari http://nasional.kompas.com/read/2017/07/22/05400051/lucunya-drama-rapat-

paripurna-pengesahan-uu-pemilu-

Page 87: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

73

lagi syarat-syarat partai politik peserta pemilu yang juga dibahas di dalam RUU

tersebut. Adapun lima paket isu krusial dalam RUU Pemilu itu ialah:

Tabel IV.B.1

Lima Paket Isu Krusial dalam RUU Pemilu

Paket A Paket B Paket C Paket D Paket E

Presidential

Threshold:

20-25 persen

Presidential

Threshold: 0

persen

Presidential

Threshold:

10-15 persen

Presidential

Threshold:

10-15 persen

Presidential

Threshold: 20-

25 persen

Parlementery

Threshold: 4

persen

Parlementery

Threshold: 4

persen

Parlementery

Threshold: 4

persen

Parlementery

Threshold: 5

persen

Parlementery

Threshold: 3,5

persen

Sistem

Pemilu:

Terbuka

Sistem

Pemilu:

Terbuka

Sistem

Pemilu:

Terbuka

Sistem

Pemilu:

Terbuka

Sistem Pemilu:

Terbuka

Dapil

Magnitude

DPR: 3-10

Dapil

Magnitude

DPR: 3-10

Dapil

Magnitude

DPR: 3-10

Dapil

Magnitude

DPR: 3-8

Dapil

Magnitude

DPR: 3-10

Metode

Konversi

Suara: Sainte-

Lague Murni

Metode

Konversi

Suara: Kuota

Hare

Metode

Konversi

Suara: Kuota

Hare

Metode

Konversi

Suara:

Sainte-Lague

Murni

Metode

Konversi

Suara: Kuota

Hare

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Kemunculan opsi ini tentu saja tidak terlepas dari keinginan pemerintah

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan tingginya syarat pencalonan

bertujuan menguatkan sistem presidensial. Ini untuk memastikan presiden terpilih

mendapat dukungan penuh parlemen.141

Dengan begitu tarik ulur dan lobi-lobi

politik pun tak terelakan. Puncaknya ketika pembahasan ambang batas pencalonan

141

“Prabowo-Yudhoyono Lawan Syarat Calon Presiden,” tempo edisi 31 Juli-6 Agustus

2017, h. 22.

Page 88: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

74

presiden. Dari kelima paket isu krusial ini sejumlah partai melakukan proses

lobi142

yang kemudian dipertegas menjadi dua paket, yakni;

Tabel IV.B.2

Dua Paket Pilihan Pada Pembahasan RUU Pemilu

NO Paket A Paket B

1 Presidential Threshold: 20-25

persen

Presidential Threshold: 0 persen

2 Parlementery Threshold: 4 persen Parlementery Threshold: 4 persen

3 Sistem Pemilu: Terbuka Sistem Pemilu: Terbuka

4 Dapil Magnitude DPR: 3-10 Dapil Magnitude DPR: 3-10

5 Metode Konversi Suara: Sainte-

Lague Murni

Metode Konversi Suara: Kuota

Hare

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Alih-alih mencapai kesepakatan mufakat setelah melakukan lobi dua opsi paket A

dan B, sejumlah partai yakni Gerindra, PAN, Demokrat, dan PKS justru

memutuskan walk out dari ruang sidang sewaktu pengambilan keputusan di

paripurna DPR karena tak mau ikut votting RUU Pemilu.143

Gerindra dan PKS yang memang sedari awal berkeinginan untuk memilih

paket B tentu saja memiliki argumentasi yang kuat. Fadli Zon berpandangan

bahwa partainya tidak ingin setiap penyelenggaraan pemilu undang-undangnya

142

“PKS Walk Out, Tapi Fahri Bertahan di Ruang Sidang Karena,” artikel diakses pada

28 Agustus 2017 dari https://nasional.tempo.co/read/news/2017/07/21/078893190/pks-walk-out-

tapi-fahri-bertahan-di-ruang-sidang-karena

143 “Nyanyian Anggota Gerindra Saat Walk Out Paripurna RUU Pemilu,” artikel diakses

pada 28 Agustus 2017 dari https://news.detik.com/berita/d-3568006/nyanyian-anggota-gerindra-

saat-walk-out-paripurna-ruu-pemilu

Page 89: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

75

diganti. Sementara syarat yang dipakai untuk pemilu 2014 sudah usang dan tidak

bisa diberlakukan pada pemilu 2019, karena cacat hukum.

Jadi tidak mungkin dipakai presidential treshold dari pemilu sebelumnya

pada saat Gerindra memperoleh 4,3% suara. Dengan pemilu serentak tidak ada

lagi jeda waktu untuk mengetahui presidential treshold. Maka semua partai

peserta pemilu atau partai yang sudah ada perwakilannya di DPR berhak untuk

mengajukan calon Presiden sendiri.144

Pernyataan keberatan lainnya juga disampaikan oleh pakar Tata Negara

Refli Harun. Pertama, menurutnya hasil pemilu 2019 sesungguhnya sudah

digunakan pada pemilihan presiden 2014 yang menghasilkan dua pasangan calon,

yaitu pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa.

Kedua, pemilu 2019 bukan satu rangkaian dengan pemilu 2014, ini jelas

rangkaian yang berbeda, termasuk jumlah peserta pemilunya. Ketiga, jika hasil

pemilu 2014 ini digunakan sebagai basis, maka nanti akan berlaku yang namanya

unequal treatment atau perlakuan yang tidak sama dengan partai baru yang akan

mengikuti pemilu 2019 ke depan. Dan kalau partai baru itu ditetapkan sebagai

peserta pemilu, maka dia sudah kehilangan hak konstitusionalnya, yaitu untuk

bisa mengajukan pasangan calon presiden dan wakil presiden sebab mereka hanya

bisa mendukung dan bukan mengusulkan.145

Disamping itu, dengan sistem pemilu

144

Wawancara dengan Fadli Zon Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Wakil Ketua DPR

RI Fraksi Gerindra, pada tanggal 5 Juni 2017, pukul 10.00 WIB

145 Indonesia Lawyers Club, “UU Pemilu: DPR Terbelah, Rakyat Bingung” [Part 2],

publikasi pada 25 Juli 2017, diakses pada 31 Agustus 2019 dari

https://www.youtube.com/watch?v=bJ5Wyf3oNFA&index=2&list=PLp-

yAbTkqMbvYWJBxWxDXAasnEYiTgfE3

Page 90: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

76

serentak yang akan dilaksanakan pada 2019 tentu pemilihan presiden akan

bersamaan dengan Pemilihan Legislatif dan itu adalah sesuatu hal yang baru.

Bukan saja Gerindra yang konsisten akan paket B, tetapi juga PKS.

Bahkan Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini mengatakan

akan melakukan konsolidasi internal untuk memutuskan mengajukan uji materi

Undang-Undang Penyelenggara Pemilu.146

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo

Subianto juga, sepakat akan melawan ambang batas pencalonan presiden

Presidential Threshold dalam Undang-undang Penyelenggaraan Pemilihan

Umum. Baginya Presidential Threshold adalah lelucon politik yang menipu

rakyat Indonesia.147

Dengan demikian perdebatan secara politik sudah berakhir, sebab DPR

sudah mengetuk palu dan mengesahkan UU Penyelenggaraan Pemilu. Tetapi

secara konstitusional hal ini masih dalam perdebatan yakni dalam ranah hukum.

Artinya pihak yang mengajukan yudicial review baik oleh partai politik maupun

masyarakat dapat dilakukan secara indvidu ataupun kelompok.

Pada tipe ini partai oposisi menujukan respons yang cukup keras. Ini dapat

dicermati ketika Gerindra dan PKS melakukan penolakan dan bahkan walkout

diikuti oleh partai Demokrat dan PAN ketika masa persidangan sedang

berlangsung. Diantara kebijakannya adalah mengenai Hak Angket KPK dan RUU

146

“PKS Konsolidasi Internal Untuk Uji Materi UU Pemilu,” artikel diakses pada 31

Agustus 2017 dari https://m.cnnindonesia.com/politik/20170721093804-32-229350/pks-

konsolidasi-internal-untuk -uji-materi-uu-pemilu/ 147

“Prabowo-Yudhoyono Lawan Syarat Calon Presiden,” tempo edisi 31 Juli-6 Agustus

2017, h. 22.

Page 91: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

77

Pemilu. Maka apa yang sudah dipraktikkan oleh Gerindra dan PKS tergolong tipe

Oposisi Spesifik.

c. Respons Gerindra dan PKS Terhadap RUU Tax Amnesty Dalam

Tipe Oposisi Spesifik

Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas dalam tipologi oposisi, pada

pembahasan Tax Amnesty partai Gerindra dan PKS mempunyai sikap politik yang

berbeda dengan pembahasan RUU Pemilu dan Hak Angket KPK. Jika pada dua

pembahasan sebelumnya Gerindra dan PKS menolak bahkan samapi dengan sikap

politik yang melakukan walk out, dalam kasus ini kedua partai justru menerima.

Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak adalah sebuah kebijakan

pemerintah yang baru saja disahkan menjadi Undang-undang Nomer 11 Tahun

2016 tentang Pengampunan Pajak. Pengampunan Pajak adalah penghapusan pajak

yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi

pidana dibidang perpajakan, dengan cara mengungkap harta dan membayar uang

tebusan. Tujuannya, mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi

melalui pengalihan harta, mendorong reformasi perpajakan menuju sistem

perpajakan yang lebih berkeadilan, dan meningkatkan penerimaan pajak untuk

pembiayaan pembangunan.148

Dalam pembahasan RUU Tax Amnesty mayoritas anggota legislatif di

dalam Parlemen menyepakati usul pemerintah tentang Tax Amnesty, sehingga

148

Undang-undang Republik Indonesia Nomer 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan

Pajak, Pasal 1 dan 2, h. 2- 4.

Page 92: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

78

dalam pelaksanaannya pun tidak memakan banyak waktu. Hanya saja, Gerindra

dan PKS memberikan catatan penting dalam Rancangan UU tersebut.

Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Mardani Ali Sera, mengatakan bahwa

PKS menerima usulan tersebut tetapi dengan beberapa catatan. Memang

pemerintah tidak punya alternatif lain. Sedangkan jika pemerintah meminjam atau

berhutang lagi maka akan memberatkan APBN untuk ke depannya.149

Pendapat

yang sama disampaikan oleh Ecky Awal Mucharram yang juga anggota DPR RI

dari Fraksi PKS. Menurutnya, Tax Amnesty tidak akan berhasil tanpa perbaikan

sistem perpajakan dan penegakan hukum.

Perkembangan keterbukaan informasi melalui Automatic Exchange of

Information (AEoI)150

pada 2018 akan secara otomatis merepatriasi dana,

sehingga pemerintah tidak perlu terburu-buru. Hingga akhirnya sebelum

pengambilan keputusan ditingkat paripurna, Fraksi PKS memberikan catatan

sebagai berikut:

1. Objek pengampunan pajak PPh, PPN, PnBM151

, itu tidak lazim

dalam Tax Amnesty di negara lain. PKS mengusulkan objek PPh

saja.

149

Wawancara dengan Mardani Ali Sera, Wakil Sekretaris Jenderal PKS, Anggota DPR

RI, pada tanggal 23 Mei 2017, pukul 12.30 WIB

150 AEoI adalah sistem yang mendukung adanya pertukaran informasi rekening wajib

pajak antar negara pada waktu tertentu secara periodik, sistematis, dan berkesinambungan dari

negara sumber penghasilan atau tempat menyimpan kekayaan, kepada negara residen wajib pajak. 151

Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan,

perusahaan atau badan hukum lainnya.Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang

dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke

konsumen. Maksudnya pajak tersebut disetor oleh pihak lain (pedagang) yang bukan penanggung

pajak atau dengan kata lain, penanggung pajak (konsumen akhir) tidak menyetorkan langsung

pajak yang ia tanggung. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) merupakan pajak yang

dikenakan pada barang yang tergolong mewah yang dilakukan oleh produsen (pengusaha) untuk

menghasilkan atau mengimpor barang tersebut dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.

Page 93: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

79

2. Pemerintah mengobral tarif yang sangat murah, sehingga

menciderai rasa keadilan. PKS memperjuangkan agar disesuaikan

dengan UU yang berlaku saat ini yaitu 30% maksimal.

3. Terkait harta yang tidak dideklarasikan, RUU Tax Amnesty

mengatur data yang tidak bisa dijadikan dasar tuntutan. Pasal itu

rawan dan tidak sejalan dengan penegakan hukum.

4. Dana repatriasi harus masuk ke sektor riil dan infrastruktur. Fraksi

PKS mendorong dana Tax Amnesty tidak hanya berbentuk

instrumen pasar uang yang bisa tiba-tiba keluar dan mengganggu

pasar keuangan. Holding periode harusnya minimal 5 tahun.

5. Batas waktu 31 Mar 2017 tidak sejalan dengan beban atau

pendapatan yang harus diakui pada akhir periode pelaporan

APBN152

dan bukan tidak mungkin akan terjadi shortfall.153

Dari penjelasan di atas, PKS keberatan dan belum sependapat terkait

pasal-pasal krusial di atas. Namun demikian, PKS menyetujui dan menyerahkan

sepenuhnya pengesahan RUU Tax Amnesty kepada pembicaraan tingkat II dalam

rapat paripurna.154

152

“RUU Tax Amnesty Lanjut ke Sidang Paripurna DPR,”artikel diakses pada 28

Agustus 2017 dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3243453/ruu-tax-amnesty-

lanjut-ke-sidang-paripurna-dpr 153

Shortfall adalah kondisi ketika realisasi lebih rendah dibandingkan dengan target yang

ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau APBN Perubahan.

Dalam konteks penerimaan pajak, shortfall sering terjadi ketika realisasi penerimaan pajak dalam

satu tahun kurang dari target penerimaan pajak. “Misalnya saja, pada APBN Perubahan 2015

target penerimaan pajak sebesar Rp 1.294 triliun, sedangkan realisasinya sebesar Rp 1.060 triliun.

Maka shortfall yang terjadi adalah Rp 234 triliun (selisih target dan realisasi),” (sumber:

kompas.com) 154

“Sejumlah Partai Dukung RUU Tax Amnesty Disahkan, Netizen Minta Rakyat

Diperhatikan,” artikel diakses pada 28 Agustus 2017 dari http://eveline.co.id/ekonomi/sejumlah-

partai-dukung-ruu-tax-amnesty-disahkan-netizen-minta-rakyat-diperhatikan/

Page 94: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

80

Sementara itu, Partai Gerindra juga menyatakan sikap setuju disahkannya

RUU Tax Amnesty menjadi Undang-Undang, mengingat keadaan Negara saat ini

dalam keadaan “Krisis Pendapatan” maka, Fraksi Gerindra melalui anggota

Komisi XI DPR RI Heri Gunawan menjelaskan, walaupun Gerindra sebagai partai

di luar pemerintah, tetapi sejak awal sangat mengharapkan keberhasilan

pemerintah mencapai target pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana

Pembangunan Jangka menengah (RPJM) tahun 2014-2019.155

Hal senada juga dikatakan oleh Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Gerindra,

Fadli Zon, Fadli mengatakan bahwa “kita awalnya menolak, tetapi karena

pemerintah merasa bahwa ini adalah sebuah kebutuhan dan dari hasil lobi dan lain

sebagainya ya akhirnya kita ikut memahami selama itu untuk kepentingan

bangsa.”156

Namun demikian partai yang dipimpin oleh Prabowo ini tetap

memberikan catatan pada pemerintah, yaitu:

1. Meminta kepada pemerintah untuk bekerja keras sehingga program

Tax Amnesty yang diperkirakan oleh pemerintah akan

menghasilkan tambahan penerimaan negara terbukti.

2. Setelah RUU Tax Amnesty diundangkan, Gerindra meminta

pemerintah mengadakan reformasi pajak sehingga dalam 3 tahun

mendatang pada tahun 2019 Tax Ratio Indonesia dapat mencapai

minimal 16% dari PDB.

155

“Sejumlah Partai Dukung RUU Tax Amnesty Disahkan, Netizen Minta Rakyat

Diperhatikan,” artikel diakses pada 28 Agustus 2017 dari http://eveline.co.id/ekonomi/sejumlah-

partai-dukung-ruu-tax-amnesty-disahkan-netizen-minta-rakyat-diperhatikan/

156Wawancara dengan Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Wakil Ketua DPR

RI Fraksi Gerindra, pada tanggal 5 Juni 2017, pukul 10.00 WIB

Page 95: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

81

3. Gerindra meminta agar RUU Tax Amnesty jika disahkan menjadi

UU merupakan yang terakhir bagi bangsa Indonesia, sehingga

dikemudian hari tidak akan ada lagi program tax amnesty, dan lain-

lainnya.157

berbeda dengan Ferry Juliantono, Wakil Ketua DPP Partai Gerindra yang

juga bertugas sebagai anggota DPR RI menyampaikan kritik yang cukup tajam

pada pemerintah. Menurutnya, “Tax Amnesty ini, sebetulnya sebagai pemerintah

agak bodoh jika dalam rangka untuk menutupi defisit APBN yang ada. Karena

pada saat itu, defisit APBN yang ada hampir mencapai angka 3%. Kita pada saat

itu hampir mencapai angka 3%. Tetapi anehnya, pemerintah Joko Widodo

mengusulkan satu opsi yang namanya Tax Amnesty. Padahal ada beberapa opsi

lain dalam rangka mencegah defisit anggaran yang terjadi. Pertama,

menyampaikan secara jujur kalau kita sedang bangkrut. Kedua, mencari pinjaman

hutang baru. Ketiga, menetapkan Tax Amnesty.

Tetapi yang menarik pemerintah dengan rasa percaya diri yang tinggi

hanya mengusulkan satu opsi yaitu Tax Amnesty. Tax Amnesty yang awalnya itu

akan digunakan oleh pemerintah untuk mengejar wajib pajak orang Indonesia

yang berada diluar negeri, yang konon kabarnya oleh pemerintah berkisar hampir

lima ribu triliun, ternyata Pemerintah melalui Departemen Keuangan dan Kantor

157

“Setuju Pengesahan, Gerindra Tetap Menganggap Undang-undang Tax Amnesty Akan

Jadi Masalah,” artikel diakses pada 21 Agustus 2016 dari

http://sinarkeadilan.com/2016/06/28/setujui-pengesahan-gerindra-tetap-mengganggap-undang-

undang-tax-amnesty-jadi-masalah/

Page 96: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

82

Pajak bukan mengejar wajib pajak Indonesia yang ada diluar negeri seperti diawal

yang mereka sampikan melainkan hanya yang ada di dalam negeri”158

Walaupun kedua nya cenderung menerima kebijakan Pemerintah

mengenai Tax Amnesty, tetapi pada faktanya, apa yang dipraktekkan Gerindra dan

PKS sudah menggambarkan bahwa oposisi memang harus memberikan kritik dan

kontrol atas sikap, pandangan ataupun kebijakan pada pemerintahan berdasarkan

kenyataan yang terjadi.

Selain itu, kritik yang disampaikan Gerindra dan PKS juga berguna

sebagai persaingan dan tantangan yang sehat diantara para elit politik untuk

membantu mencarikan solusi atau setidaknya menawarkan alternatif dalam

membangun keuangan negara. Dengan begitu Pemerintahan yang berkuasa akan

terjaga dan tentu menyadari ada pihak lain yang bisa saja memberikan tawaran

kebijakan yang lebih baik.159

Callange untuk pemerintah akan lebih continue dan

itu mengutungkan sebetulnya dalam beberapa hal.

Pertama, itu akan memperbaiki kualitas kebijakan itu sendiri, yang pada

gilirannya membutuhkan mata telinga dan mulut orang di luar pemerintahan yang

bisa menjadi bisa penyempurna pembuat kebijakan.

Kedua, sebuah kekuatan itu cenderung untuk korup dan akan makin korup

kalau tidak ada check and balance tidak ada yang mengontrol. Rakyat menjadi

korban, karena tidak ada yang bisa menyuarakan alternatif pandangan pemikiran,

158

Wawancara dengan Ferry Juliantono, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, anggota

DPR RI Fraksi Gerindra, pada Pada tanggal 4 Juli 2017, pukul 18. 47 WIB 159

Firman Noor, “Oposisi Dalam Kehidupan Demokrasi: Arti Penting Keberadaan

Oposisi Sebagai Bagian Penguatan Demokrasi di Indonesia,” Masyarakat Indonesia, Vol 42, no. 1,

(Juni 2016): h. 5.

Page 97: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

83

sementara mungkin alternatif itu dibutuhkan,160

yang hingga pada gilirannya

oposisi tidak hanya menjadi alat pemuas bagi sistem demokrasi saja, lebih dari itu

oposisi dapat meningkatkan produktifitas bagi tegak dan kokohnya demokrasi

sejati. Dengan kata lain, menjadi oposisi tentu bukan untuk menjatuhkan Presiden

di tengah jalan, tetapi untuk lebih mudah pertanggungjawaban Presiden kepada

publik.161

C. Respons Gerindra dan PKS dalam Pendekatan Pola Oposisi

Robert Dahl menjelaskan bahwa oposisi yang baik setidaknya memiliki

panduan dalam menggerakkan kekuatannya. Pertama, Kepaduan Oposisi atau

Konsentrasi; kedua, Daya Saing Oposisi; ketiga, Lokasi Oposisi; keempat, Ciri

Khas Oposisi; kelima, Tujuan Oposisi; keenam, Strategi Oposisi.162

1. Kepaduan (Cohesion) atau Konsentrasi (concentration) Oposisi

Sering dijumpai dalam beberapa negara demokratis, bahwa orang atau

kelompok yang secara aktif beroposisi setidaknya akan terkonsentrasi dalam satu

wadah yaitu organisasi atau partai politik. Sebab, partai politik adalah manifestasi

yang paling nyata dan bentuk oposisi yang paling efektif dalam sebuah negara

demokratis. Tetapi sampai ke mana oposisi ini terkonsentrasi tergantung kepada

sistem partai yang terdapat di suatu negara, di beberapa negara-negara demokrasi,

sebagian oposisi berbentuk kelompok dalam partai.

160

Wawancara dengan Dr. Firman Noor, Peneliti Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (P2P LIPI), pada tanggal 27 Juli 2017, pukul 09.30 WIB. 161

Anas Urbaningrum, Melamar Demokrasi; Dinamika Politik Indonesia, (Jakarta:

Penerbit Republika, 2004), h. 46-47. 162

Robert A. Dahl, Berbagai Pola Oposisi, dalam buku Partisipasi dan Partai Politik,

Miriam Budiardjo (penyunting), h. 122.

Page 98: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

84

Dalam sistem oposisi seperti di Indonesia misalnya, oposisi tersebas di

antara beberapa partai. Dengan demikian, sistem multipartai dianggap sebagai

cara yang wajar bagi pemerintah dan oposisi untuk mengatur konflik yang terjadi.

Sejauh suatu oposisi memperhitungkan sistem partai di negaranya dalam memilih

strategi yang akan dipergunakannya, maka sistem partai yang berbeda-beda

haruslah dihubungkan dengan strategi yang berbeda-beda pula.163

PKS dan Gerindra bukan partai yang didasarkan atas kesamaan ideologi,

keduanya merupakan partai yang mempunyai ciri khasnya masing-masing. PKS

adalah partai yang mengedapankan nilai Islam sebagai alat perjuangannya

sementara, Gerindra adalah partai nasionalis yang tentu memiliki platform yang

berbeda dengan PKS.

Dalam konteks ini kepaduan yang dimaksud adalah kesatuan pikiran dan

kebulatan tekad. Walaupun PKS dan Gerindra berbeda ideologi, dalam beberapa

hal justru Probowo dan Sohibul Iman memiliki kesamaan pikiran. Mardani

menyebutkan bahwa ada aspek substansi dan aspek historisnya. Aspek historis-

nya adalah dukungan PKS pada Prabowo sebagai calon Presiden pada Pilpres

2014, disamping komitmen pada koalisi KMP. Menurut Mardani, secara substansi

tentu ketika kita mendukung Prabowo-Hatta kita punya beberapa pertimbangan

yang membuat kami yakin dengan perjuangan Prabowo-Hatta.164

Bahkan setelah

Pilpres selesai pun, Gerindra dan PKS memiliki kesamaan-kesamaan pemikiran

163

Robert A. Dahl, Berbagai Pola Oposisi, dalam buku Partisipasi dan Partai Politik,

Miriam Budiardjo (penyunting),h. 123-127. 164

Wawancara dengan Mardani Ali Sera, Wakil Sekretaris DPP PKS, anggota DPR Fraksi

PKS, pada tanggal 23 Mei 2017, pukul 12.30 WIB

Page 99: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

85

yakni mengenai Pilkada di beberapa daerah, Perppu, UU Pemilu, Tax Amnesty

dan lain sebagainya.

2. Daya Saing Oposisi

Daya saing memungkinkan partai oposisi dapat bekerja secara maksimal

apabila oposisi sudah terkonsentrasi dan kepaduan diantara elemennya sudah

berjalan dengan baik. Dalam hal ini yang dimaksud dengan sifat bersaing,

bukanlah orientasi psikologis para pelaku politik, melainkan cara keuntungan dan

kerugian para lawan politik dalam pemilihan umum dan dalam parlemen yang

dihubungkan satu sama lain.

Secara emperis harus dipahami bahwa kekuasaan eksekutif berpotensi

menjadi birokratis dan tanpa pengawalan sebuah kekuatan oposisi, proses politik

akan cenderung menjadi stagnan.165

Tetapi posisi sebagai bagian koalisi di dalam

pemerintahan memudahkan partai memperoleh akses sumber daya politik dan

ekonomi sebagai sumber pembiayaan partai. Sesuatu di sini salah satunya bisa

dimaknai berupa akses terhadap sumber daya politik maupun finansial yang bisa

diperoleh dengan memiliki pengaruh dan peranan dikekuasaan. Di samping itu

juga mampu untuk membantu meningkatkan dukungan suara partai jika

pemerintahan yang didukungnya berhasil dalam penilaian publik.

Gerindra dan PKS tentu tidak banyak menikmati tambahan akses atau

sumber yang disebutkan tadi. Justru kesulitan akan hal itu bisa saja menjadi

penghambat dalam proses politik lainnya. Tetapi, jika pemerintahan itu sendiri

165

“Peran Oposisi Dalam Demokrasi ,” artikel diakses pada 3 September 2017 dari

http://www.kabarhukum.com/2016/01/27/peran-oposisi-dalam-demokrasi/

Page 100: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

86

gagal dalam mengelola kekuasaannya tentu saja ini menjadi starting point bagi

partai oposisi untuk mendapatkan simpati rakyat. Artinya, jika partai pengusung

atau gabungan partai pemerintahan yang berkuasa tidak berhasil dan gagal, bisa

saja pada pemilu berikutnya akan ada hukuman dari rakyat, yaitu diberikannya

kekuasaan kepada partai oposisi.166

Sebab dukungan rakyat menjadi keuntungan

dalam bentuk insentif electoral.167

Perolehan suara Gerindra pada Pemilu 2009 ke 2014 mengalami hasil

yang positif. Sementara PKS justru mendapatkan hukuman dari pemilih sebab

turun dari pemilu sebelumnya. Salah satu petinggi partainya yakni, Lutfi Hasanah

Bolqiah terjerat kasus korupsi. Ditambah lagi pada masa 2009-2014 PKS

merupakan partai pendukung pemerintahan SBY, di mana Demokrat sendiri

mengalami banyak kasus korupsi yang dilakukan oleh kaderya.168

Begitupun hal

nya dengan PDI P. Partai besutan Megawati, yang semula merupakan partai

oposisi, kini berhasil meraih simpati publik yang begitu besar. Bahkan PDI P

menjadi partai pemenang pertama dalam peroleh suara nasional. Hasil ini menjadi

catatan tersendiri bagi PDI P sebab mengalami kenaikan suara dari pemilu di

tahun 2009.

166

Wawancara dengan Dr. Lili Romli, Pengamat Politik LIPI,pada tanggal 4 Juli 2017,

pukul 08.55 WIB

167Wawancara dengan Prof. Syamsudin Haris, Kepala Pusat Penelitian LIPI, pada tanggal

7 Juli 2017, pukul 10.20 WIB

168“Data Pemilu Legislatif 2009 vs 2014: Fenomena Gerindra dan PKB,” artikel diakses

pada 4 September 2017 dari http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/04/10/data-pemilu-

legislatif-2009-vs-2014-fenomena-gerindra-dan-pkb?page=2

Page 101: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

87

Tabel IV.C.1

Presentase Perolehan Suara Partai Politik pada Tahun 2009 dan 2014

No

Partai Politik

Presentase Suara

Tahun 2009

Presentase Suara

Tahun 2014

1 Partai Nasdem - 6,72%

2 PKB 4,95% 9,04%

3 PKS 7,89% 6,79%

4 PDI Perjuangan 14,01% 18,95%

5 Partai Golkar 14,45% 14,75%

6 Partai Gerindra 4,46% 11,81%

7 Partai Demokrat 20,81% 10,19%

8 PAN 6,03% 7,59%

9 PPP 5,33% 6,53%

10 Partai Hanura 3,77% 5,26%

11 PBB 1,79% 1,46%

12 PKPI 0,90% 0,91%

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

3. Lokasi Oposisi

Karena oposisi mencoba mengadakan perubahan dalam tingkah laku

pemerintah, maka ia akan mempergunakan beberapa sumber daya politiknya

untuk mengajak, mendorong, atau memaksa pemerintah untuk mengubah

tindakannya. Situasi atau keadaan di mana oposisi mempergunakan sumber

Page 102: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

88

dayanya untuk mengadakan suatu perubahan dapat dinamakan lokasi pertarungan

antara oposisi dan pemerintah.169

Dalam pengertian ini tentu saja lokasi yang dimaksud adalah wilayah

lembaga tinggi negara, antara legislatif dan eksekutif. Selain itu pada wilayah

pemilu, yakni pemilihan umum Kepala Daerah seperti DKI Jakarta. Vis a vis yang

dilakukan partai oposisi dengan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla

tergambar jelas pada kebijakan-kebijakan pemerintah. RUU Pemilu misalnya,

dimana perdebatan antara parlemen yang mewakili partai oposisi (Gerindra dan

PKS) sangat bersikap tegas untuk menolak usulan pemerintah dalam lima isu

krusial di dalamnya. Legislatif tidak saja bekerja sebagai pengawas tetapi juga

menyampaikan aspirasi masyarakat

Pada kesempatan itu, Gerindra dan PKS melakukan langkah-langkah kritis

terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Hal tersebut juga terjadi pada

isu Hak Angket KPK, maka pada wilayah ini lah lokasi pertarungan oposisi

dengan penguasa terjadi. Tetapi hal menarik berikutnya, bahwa tidak saja pada

satu lokasi saja di parlemen.

Oposisi juga berjalan pada isu-isu pemilu, tepatnya dalam perebutan kursi

eksekutif pada Pilkada DKI Jakarta. Dalam Pilkada yang dimenangkan oleh

pasangan Anis-Sandi ini adalah pasangan yang di usung oleh Gerindra dan PKS.

Kedua partai oposisi ini, memegang komitmen yang sudah dibangun dari waktu

berdirinya KMP untuk mendorong Prabowo-Hatta. Hasil Pilkada DKI Jakarta

169

Robert A. Dahl, Berbagai Pola Oposisi, dalam buku Partisipasi dan Partai Politik,

Miriam Budiardjo (penyunting), h. 130-132.

Page 103: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

89

menjadi sinyal kuat bahwa koalisi partai oposisi tidak saja mempunyai kesamaan

visi misi dalam jangka pendek tetapi juga untuk jangka panjang. Bisa saja kembali

mendukung Prabowo untuk maju sebagai calon Presiden.

4. Ciri Khas Oposisi

Pada hakikatnya oposisi itu sangat diperlukan dalam kehidupan

demokrasi. Peran partai oposisi akan memberikan warna sendiri dalam

menjalankan proses politik. Indonesia misalnya, sistem presidensil itu sebenernya

didesign supaya ada oposisi, supaya semua nya tidak berada di sekitar eksekutif,

agar parlemen punya kemampuan untuk mengkritisi eksekutif. Memang

tantangannya adalah karna jarak ideologis antar partai di Indoensia itu tidak

berbeda jauh, kemudian kebijakan antar partai baik dibidang politik, sosial,

budaya, ekonomi itu juga tidak terlalu jauh maka kecenderungan partai-partai

untuk ikut ke dalam pemerintahan itu lebih besar.170

Hanya saja memang apakah oposisi ini yang bersifat yang permanen

seperti di Inggris misalnya secara langsung yang kalah memang jadi oposisi,

sementara yang terjadi di Indonesia sifatnya temporer dan kasusistik dia mungkin

bisa loyal terhadap satu kasus tapi tidak sengan kasus yang lain, dia bisa menjadi

orang yang kritis dalam satu kasus tetapi jadi pengikut yang lain. Dalam kasus ini

oposisi yang dilakukan oleh Gerindra dan PKS menggunakan model oposisi

spesifik yakni pada pembahasan RUU Pemilu dan Hak Angket KPK, sementara

pada pembahasan Tax Amnesty Gerindra dan PKS menerima usulan pemerintah.

170

Wawancara dengan Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif SMRC, pada tanggal 18

Agustus 2017, pukul 13.30 WIB

Page 104: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

90

Sehingga kategorinya tergolong oposisi temporer atau kasusistik, yaitu dengan

melihat kebijakan tertentu.

Besarnya koalisi di Indonesia akan selalu berada pada angka 70%,

presentase ini disebabkan karena peraturan atau syarat dalam pencalonan Presiden

mengharuskan untuk partai berkoalisi. Maka dengan jarak ideologis yang tidak

jauh maka kecenderungan partai-partai untuk berada di oposisi itu tidak banyak.

Sistem presidensial multipartai ini menjadi unik karena pada akhirnya oposisi

biasanya dijadikan bargaining politik semata, atau setidaknya oposisi bersifat

loyal.171

Dalam sistem presidensial anggota koalisi yang sama itu dapat menjadi

kritis atau bersebrangan dengan pemerintah, sebagai contoh adalah PAN.

Sebagaimana diketahui PAN merupakan partai pendukung pemerintahan Joko

Widodo-Jusuf Kalla. Artinya dalam segi substansi, oposisi dapat dimaknai

sebagai sikap kritis atau berbeda atau bertentangan dengan Presiden. Oleh sebab

itu sistem presidensial mendesign legislatif sebagai bagian dari oposisi terhadap

eksekutif secara sistem.

a. Indikator Oposisi PKS

Pada kasus Gerindra dan PKS ciri khas ini dilihat secara khusus dan lebih

dalam yakni dengan beberapa indikator atau faktor partai tersebut menjadi oposisi.

PKS misalnya, di samping pilihanya sebagai partai Islam, ini disebabkan karena

beberapa hal, yaitu:

171

Nurcholish Madjid, Dialog Keterbukaan (Jakarta: Paramadina, 1998), h. 16.

Page 105: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

91

Aspek historis, yakni pada saat dukungan PKS terhadap

pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo

Subianto-Hatta Rajasa. Selain itu, PKS juga ingin memberi

kesempatan untuk selalu mmperbaiki diri melalui proses check

and balance system. Jadi kami dengan sadar mengambil posisi

opisisi di luar pemerintahan untuk mengontrol dan menjaga

agar khitah benar-benar bekerja buat rakyat.172

Disamping itu

juga karena PKS ingin menyontohkan penghormatan atas

fatsun atau etika politik. Artinya oposisi tersebut dibangun atas

dasar kesepakatan bersama, bahwa ada sebuah tanda tangan

perwakilan para partai yang sepakat untuk membentuk koalisi

(KMP).173

Musyawarah Nasional Majelis Syuro PKS ke-IV, Majelis

Syuro PKS mengamanatkan bahwa PKS tetap berada di luar

pemerintahan untuk tetap menjadi oposisi dengan tagline

”Berhiktmat untuk Rakyat”. Melayani umat tidak harus berada

di dalam pemerintahan, menjadi oposan atau oposisi yang

sifatnya loyal, yaitu loyal kepada kepentingan masyarakat.

Bahkan PKS ditawarkan posisi di pemerintahan oleh Presiden

tetapi tidak diterima, sebab istiqamah, berhikmat untuk

172

Wawancara dengan Mardani Ali Sera, Wakil Sekretaris DPP PKS, anggota DPR

Fraksi PKS, pada tanggal 23 Mei 2017, pukul 12.30 WIB 173

“Sekjen PKS Sebut Dua Alasan Memilih Jadi Oposisi,” artikel diakses pada 9 Januari

2018 dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150915164929-32-78931/sekjen-pks-sebut-

dua-alasan-memilih-jadi-oposisi

Page 106: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

92

melayani masyarakat dan menyadari betul check and balance

itu penting, karena khawatir pemerintahan bersikap

otoritarianisme dan diktator ketika tidak ada yang

mengawasi.174

Selain itu dalam acara Munas tersebut Sekretaris

Jenderal Mustafa Kamal mengatakan PKS akan bersikap kritis

pada program dan kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak

pada kesejahteraan rakyat, bahwa reklamasi yang terjadi di

beberapa daerah nyata-nyata telah menunjukkan permasalahan

dan dampak serius pada beberapa aspek.175

Visi Misi partai yang ingin menjadikan PKS sebagai partai

dakwah yang kokoh berkhidmat untuk rakyat. Presiden Partai

Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Sohibul Iman meminta

kepada seluruh kadernya untuk mengembalikan PKS sebagai

partai dakwah. Bahkan dengan cara itu PKS bisa mencapai

target menjadi parpol besar dan mendapat dukungan dari

masyarakat. Dia meminta kepada seluruh kader PKS untuk

kembali membaca AD/ART partai untuk bisa

174

Wawancara dengan Pipin Sopian, Kepala Departemen Politik PKS, pada tanggal 22

Agustus 2017, pukul 18.00 WIB 175

“PKS Tetap Konsisten Jadi Oposisi Pemerintah,” artikel diakses pada 9 Januari 2018

pada http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/16/05/22/o7l222336-pks-tetap-

konsisten-jadi-oposisi-pemerintah

Page 107: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

93

mengimplementasikan tujuan PKS untuk bisa menjadi partai

dakwah.176

b. Indikator Oposisi Gerindra

Tidak jauh hal dengan PKS, indikator atau faktor yang mempengaruhi

partai Gerindra tetap mempertahankan sebagai partai oposisi atau di luar

pemerintahan adalah;

Pemilihan umum Presiden 2014, seperti diketahui hasilnya,

meskipun kecewa karena pihak penyelenggara Pemilu kami

anggap melakukan ketidakcermatan dengan membiarkan

kecurangan-kecurangan yang terjadi terstruktur dan juga

terorganisir sistematis. Oleh karenanya dari latar belakang

seperti itu yang menjadi alasan Gerindra berada di luar

pemerintahaan. Bagi Gerindra, berada di luar pemerintahan

sama dengan berada di dalam pemerintahan. Pertama, kami

tidak ingin masyarakaat mempunyai anggapan bahwa kami

haus kekuasaan, kita ingin justru mengawasi jalannya

pemerintahan, dengan begitu akan lebih baik juga untuk

pemerintah. Kalau ada kebijakan-kebijakan yang bagus kita

akan mendukung, kalau ada kebijakan yang kurang bagus kita

kritisi dan koreksi, itu lah yang kami lakukan. Menurut saya

176

“PKS Menjadi Partai Dakwah dan Kekuatan Oposisi,” artikel diakses pada 9 Januari

2018 dari http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2015/09/15/39225/pks-menjadi-partai-

dakwah-dan-kekuatan-oposisi/#sthash.eCLl1Tr5.Zz2OxhZl.dpbs

Page 108: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

94

sendiri sebagai bagian dari partai Gerindra dan tim sukses

Prabowo dan menjadi wakil Wakil Ketua DPR, tentu kita

mempunyai berbagai macam daftar dari janji-janji kampanye

yang saya bukukan, ada 100 janji Jokowi-JK. Dengan begitu

tahu mana janji yang terealisasi dan tidak. Sebagian besar janji

itu adalah janji-janji yang bagus. Tapi sejauh ini belum banyak

terealisasikan.

Platform, Gerindra dan Prabowo sendiri mempunyai platform

yang tidak sama dengan pemerintahan.177

Prabowo

mengemukakan, dasar berpikir atau platform Gerindra memang

dekat dengan cita-cita dan pandangannya mengenai ekonomi

kerakyatan serta kembali ke Pasal 33 UUD 1945 versi 18

Agustus 1945. Rohnya UUD 1945 harus ditegakkan. Kita

kehilangan arah. Kita lebih kapitalis dari negara-negara

kapitalis, para kapitalis di Indonesia tumbuh tidak terkendali.

Pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati segelintir orang borjuis

dan ini yang akan diperbaiki. Gerindra memiliki platform

memihak rakyat kecil secara jelas dan tegas.178

Ideologi, yakni tentang kemandirian, penolakan terhadap

dominasi asing, tentang kebocoran yang terjadi pada keuangan

Negara itu menjadi masalah yang prinsip. Joko Widodo

177

Wawancara dengan Fadli Zon Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Wakil Ketua DPR

RI Fraksi Gerindra, pada tanggal 5 Juni 2017, pukul 10.00 WIB 178

“Anti Korupsi ala Prabowo,” artikel diakses pada 9 Januari 2018 pada

http://partaigerindra.or.id/2008/09/24/anti-korupsi-ala-prabowo.html

Page 109: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

95

dianggap sebagai sosok simbol yang didukung oleh kekuatan-

kekuatan konglomerat Tiongkok, maupun kekuatan politik dan

ekonomi multi national corporation. Dalam bentuknya yang

terbaru disebut kapitalisme Negara.179

5. Tujuan-Tujuan Oposisi

Dalam pandangan Dahl, oposisi bertujuan untuk menetang suatu

perubahan yang mungkin terjadi dalam; pertama, personalia pemerintahan; kedua,

kebijakan-kebijakan tertentu dari pemerintah; ketiga, struktur sistem politik;

keempat, struktur sosial ekonomi. Walaupun kategori ini sama sekali bukan

merupakan hal yang pasti dilakukan oleh oposisi diseluruh negara, tetapi untuk

kepentingan penyederhanaan ini setidaknya memudahkan oposisi untuk mencapai

tujuannya. Pandangan Dahl seperti diatas tidak bisa dijadikan suatu pedoman yang

baku, tetapi tergantung pada realita yang ada.

Pada konteks Indonesia, oposisi tidak dapat dijadikan alat untuk

menjatuhkan suatu pemerintahan, sebab pada masa pemerintahan Presiden sudah

diatur dalam UUD 1945 yaitu lima tahun masa jabatan Presiden dalam satu

periode.180

Adapun keinginan untuk memakzulkan Presiden itu harus ada syarat

yang tentunya melibatkan seluruh partai politik yang ada di Parlemen. Dengan

begitu, tidak mungkin dilakukan oleh Gerindra dan PKS untuk bertujuan

menjatuhkan Presiden.

179

Wawancara dengan Ferry J. Juliantoro anggota DPR RI Fraksi GerindraPada tanggal 4

Juli 2017, pukul 18. 47 WIB 180

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bab III Kekuasaan

Pemerintahan Negara, Pasal 7, h. 6.

Page 110: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

96

Partai oposisi di Indonesia cenderung memiliki tujuan jangka pendek

sebab hitung-hitungannya masih pragmatis. Karenanya, kualitas oposisi dan

kehidupan politik bangsa kita masih pada level dalam pengertian sebagai cara atau

alat bargaining power.181

Tujuan jangka pendek ini biasanya tidak terlihat, tetapi

bisa dalam bentuk investasi untuk pemilu yang akan datang yakni pada tahun

2019.

Hal senada sudah disampaikan oleh Wakil Ketua Umum DPP Partai

Gerindra, Arief Puyono. Arif menegaskan jika kader Gerindra sejak partai itu

berdiri, tujuan hanya satu yaitu mengantarkan Prabowo sebagai presiden dan

hanya menginginkan kader-kadernya di pemerintahan kalau Prabowo menjadi

presiden.182

Sementara lain, hal menarik ditunjukkan oleh PKS kepada

pemerintahan, partai pimpinan Sohibul Iman tersebut enggan disebut sebagai

partai yang benar-benar kontra terhadap pemerintah. Presiden PKS Sohibul Iman

dalam pembukaan Musyawarah Kerja Nasional ke-4 PKS kemarin menegaskan

bahwa mereka tetap loyal terhadap pemerintah. Menurutnya apa yang dianut PKS

pada masa Pemerintahan Indonesia saat ini adalah loyal oposisi.183

Di samping itu

Presiden PKS Sohibul Iman juga meminta kepada seluruh kader PKS untuk

kembali membaca AD/ART partai untuk bisa mengimplementasikan tujuan PKS

181

Wawancara dengan Prof. Syamsudin Haris, Kepala Pusat Penelitian LIPI, pada tanggal

7 Juli 2017, pukul 10.20 WIB 182

“Gerindra Ditawari 4 Posisi Menteri Namun Tetap Memilih Oposisi,” artikel diakses

pada 5 September 2017 dari http://www.muslimbersatu.net/2017/01/gerindra-ditawari-4-posisi-

menteri.html

183“PKS Tegaskan Sikap Loyal Beroposisi,” artikel diakses pada 5 September 2017 dari

https://www.cnnindonesia.com/politik/20151105011928-32-89549/pks-tegaskan-sikap-loyal-

beroposisi/

Page 111: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

97

untuk bisa menjadi partai dakwah, sehingga PKS bisa memperoleh suara sebesar

10 persen perolehan suara. suara.

Tujuan-tujuan bersifat pragmatis lainnya adalah ketika pembahasan di

Parlemen mengenai kebijakan RUU Pemilu, di mana Gerindra dan PKS ditambah

juga dengan PAN dan Demokrat yang memiliki pilihan politik yang sama yaitu

persoalan ambang batas Presiden.

6. Strategi-Strategi Oposisi

Apa yang dimaksudkan Dahl mengenai pola oposisi adalah suatu

rangkaian yang tak terpisahkan antara satu sama lainnya. Pola tersebut akan

membentuk suatu keputusan dan sikap yang pada akhirnya menjadi suatu pilihan

politik oleh partai oposisi. Sehingga pada akhirnya, oposisi memusatkan

perhatiannya kepada persaingan ketat dengan jalan berusaha untuk memperoleh

jumlah suara dalam pemilihan umum, setidaknya untuk memenangkan kursi di

Parlemen.

Dalam kasus di Indonesia hal ini sudah pernah dilakukan dan cukup

berhasil ketika Parlemen dalam pembahasan UU MD3 di mana sempat terjadi

kebuntuan antara pemerintah dengan lembaga legislatif. Oposisi yang masih

dalam satu kesatuan di KMP sangat dominan jumlahnya, ketimbang partai

pendukung pemerintahan saat itu. Tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama

sebab partai koalisi KMP satu persatu lebih memilih bergabung dengan

pemerintahan. Oleh sebabnya, memanfaatkan anggota perwakilan rakyat dari

partai Gerindra dan PKS yang ada di Parlemen adalah suatu upaya yang rasional

Page 112: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

98

mengingat strategi ini adalah langkah yang konstitusional dan rakyat juga akan

menilai bahwa ini adalah hal yang sangat aspiratif.

Selain itu, Kendati mengambil posisi sebagai oposisi di pemerintahan,

Partai Gerindra ternyata tetap disukai oleh masyarakat. Apalagi figur Prabowo

Subianto, yang hanya kalah tipis dari Joko Widodo pada pertarungan Pilpres lalu,

masih dianggap figur yang kuat untuk Gerindra memperoleh dukungan publik.184

Strategi ini oposisi inilah yang menjadi pilihan untuk tetap mendapatkan

keuntungan elektoral pada saat pemilihan umum nanti, khususnya pada Pemilihan

Presiden 2019.

Sehingga apa yang dilakukan oleh Gerindra dan PKS adalah upaya dalam

melakukan sebuah publik opini yakni pendapat kelompok masyarakat yang

diperoleh melalui sebuah diskusi-diskusi ditengan masyarakat, yang tentu saja

menguntungkan bagi Gerindra dan PKS ketika menyangkut masalah

pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

184

“Ini Alasan Mengapa Gerindra Masih disukai Rakyat,” artikel diakses pada 9 Januari

2018 dari http://partaigerindra.or.id/2016/03/31/ini-alasan-mengapa-gerindra-masih-disukai-

rakyat.html

Page 113: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bedasarkan hasil dari analisis data dan temuan penelitian dapat

disimpulkan bahwa model oposisi yang diadopsi Gerindra dan PKS pada

pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Model oposisi yang diadopsi oleh Gerindra dan PKS adalah oposisi

spesifik, yakni oposisi yang bertujuan mengoreksi atau melakukan protes terhadap

kebijakan-kebijakan tertentu tanpa menolak rezim, para pemimpin, maupun

kebijakan utama yang dikeluarkan pemerintahan. Artinya oposisi tidak bermaksud

untuk mengubah tatanan sistem negara, menolak kebijakan utama pemerintahan

ataupun menentang individu Presiden. Melainkan diarahkan untuk inheren di

dalam tugas Legislatif. Dalam model ini dapat dicontohkan pada kasus RUU

Pemilu dan Hak Angket KPK.

Pertama, RUU Pemilu. Sikap oposisi ini dibuktikan dengan walkout nya

Gerindra dan PKS pada saat pembahasaan RUU Pemilu, karena perbedaan

pandangan dalam menentukan lima isu krusial terkait ambang batas Presiden.

Tentu saja sikap Gerindra dan PKS bertolak belakang dari usulan pemerintah yang

menginginkan paket A sebagai Rancangan Undang-Undang Pemilu.

Kedua, pembahasan Hak Angket KPK. Usulan ini tidak diajukan oleh

pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, sebab hak angket ini merupakan hak

Page 114: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

100

anggota DPR dalam menjalankan tugas dan wewenangnya sebagaimana diatur

dalam Pasal 20A ayat (2) UUD 1945, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat yang

mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Walaupun

bukan kebijakan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Gerindra dan PKS,

melalui perwakilannya di DPR RI juga melakukan koreksi dan protes di dalam

Parlemen. Respons Gerindra dan PKS dalam Hak Angket ini ditunjukkan dengan

tidak bersedia menanda-tangani serta tidak mengirimkan nama-nama anggotanya

sebagai bagian dari keanggotaan Hak Angket KPK tersebut. Karenanya, dalam

kasus RUU Pemilu maupun Hak Angket KPK, oposisi Gerindra dan PKS

merupakan model oposisi spesifik.

Sementara pada kasus Tax Amnesty, Gerindra dan PKS sama-sama

menyetujui usulan pemerintah tersebut. Walaupun menerima, Gerindra dan PKS

justru partai yang memberikan tanggapan dan kritik serta catatan pada pemerintah

terkait Tax Amnesty. Dengan demikian, meskipun menerima Tax Amnesty,

Gerindra dan PKS sudah menjalankan prinsip-prinsip oposisi. Artinya tidak saja

menjadi pengkritik atau pembeda, tetapi Gerindra dan PKS menerima usulan Tax

Amnesty, sebab hal tersebut merupakan pilihan terbaik demi kepentingan negara.

Artinya menjadi oposisi tidak saja menjadi penentang an sich, yang asal berbeda

saja dengan pemerintah, melainkan juga berfungsi berfungsi sebagai check and

balance antara pemerintah dengan pihak oposisi.

Page 115: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

101

B. Saran

Sebagai hasil temuan yang menggunakan pendekatan tipe dan pola

oposisi, tentu saja penelitian ini memiliki kritik dari berbagai pihak. Masih banyak

kesulitan dalam penelitian ini, misalnya dalam mengklasifikasikan partai oposisi

dalam bangunan koalisi sebagaimana KMP pada saat pembentukan. Selain itu

kekurangan dalam penelitian ini adalah minimnya kajian perbandingan politik

terkait oposisi. Juga kurangnya data mengenai hasil sidang paripurna pada

pembahasan RUU Pemilu, Hak Angket KPK, dan Tax Amnesty. Ini disebabkan

karena data tersebut belum bisa diakses dari Pejabat Pengelola Informasi dan

Dokumentasi (PPID) Sekretariat Jenderal DPR RI. Kekurangan lainnya juga

terletak pada perilaku aktor dan partai oposisi itu sendiri. Penulis berasumsi

bahwa sebagian aktor memiliki sikap kompromistis, sehingga mempengaruhi

kinerja partai sebagai oposisi, bahkan tidak sesuai antara partai politik dengan

perilaku aktor politiknya. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat dilakukan

dalam rangka mengurangi kelemahan serta kekurangan tersebut, yakni dengan

menambahkan data melalui PPID. Sebab, data yang diperoleh akan memastikan

perilaku partai dan elit politik bahwa perkataannya sesuai atau tidak dengan yang

terjadi dalam memustuskan pilihan yaitu disidang Paripurna.

Page 116: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

102

Daftar Pustaka

Buku dan Disertasi

Anggawira, Mesin Pencetak Pemimpi (n). Jakarta: Inspirator Academy Publisher House,

2017.

AR, Hanta Yuda. Presidensialisme Setengah Hati; dari Dilema ke Kompromi. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2010.

Budiardjo, Miriam. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia, 2008.

Dahl, Robert. Berbagai Pola Oposisi, dalam buku Partisipasi dan Partai Politik, Miriam

Budiardjo (penyunting). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998.

Dahlan, Thamrin. Prabowo Presidenku. Sleman: Aryuning Sejahtera, 2013.

Dwipayana dan KH, Ramadhan. Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya. Jakarta:

Citra Lamtoro Gunung Persada, 1989.

Hanafi, Haniah dan Suryani. Politik Indonesia. Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2011.

Hanan, Djayadi. Menakar Presidensialisme Multipartai di Indonesia. Bandung: Al-

Mizan, 2014.

Haris, Syamsudin. Praktik Parlementer Demokrasi Presidensial Indonesia. Yogyakarta:

Andi Offset, 2014.

HM, Zaenuddin. Prospek Gerakan Oposisi; Dalam Era Pemerintahan Gus Dur-

Megawati. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.

Ikbar, Yanuar. Ekonomi Politik International – Konsep & Teori (Jilid 1). Bandung:

Refika Aditama, 2006.

Kencana Syafiie, Inu dan Azhari. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Refika Aditama,

2012.

Page 117: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

103

Kleden, Ignas. Menulis Politik: Indonesia Sebagai Utopia. Jakarta: Kompas Media

Nusantara, 2001.

Labolo, Muhamadam dan Ilham, Teguh. Partai Politik dan Sistem Pemilihan Umum di

Indonesia: Teori, Konsep dan Isu Strategi. Jakarta: RajaGrafindo, 2015.

Madjid, Nurcholish. Dialog Keterbukaan. Jakarta: Paramadina, 1998.

Mas’oed, Mohctar dan MacAndrews, Colin. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta:

Gadjah Mada Uneversity Press, 1986.

Muhtadi, Burhanuddin. Dilema PKS, Suara dan Syariah. Jakarta: Kepustakaan Populer

Gramedia, 2012.

O’Donnell, Guillermo dan Philippe C. Schmitter. Transisi Menuju Demokrasi. Jakarta:

Pustaka LP3ES, 1993.

Rahmat, Imadudin. Ideologi Politik PKS: Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen.

Yogyakarta: LKiS, 2008.

Saefulloh Fatah, Eep. Membangun Oposisi; Agenda-Agenda Perubahan Politik Masa

Depan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999.

Suhanda, Irwan, ed. Perjalanan Politik Gus Dur. Jakarta: Kompas Media Nusantara,

2010.

Uhlin, Anders. Oposisi Berserak: Arus Demokratisasi Gelombang Ketiga di Indonesia.

Bandung: Mizan, 1998.

Urbaningrum, Anas. Melamar Demokrasi; Dinamika Politik Indonesia. Jakarta: Penerbit

Republika, 2004.

Urbaningrum, Anas. Takdir Demokrasi: Politik untuk Kesejahteraan Rakyat. Jakarta:

Teraju, 2009.

Zon, Fadli. Manifesto Perjuangan Partai Gerindra. Jakarta: t.p, 2008.

Page 118: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

104

Jurnal Ilmiah

Noor, Firman. 2014. ”Perilaku Politik Pragmatis Dalam Kehidupan Politik Kontemporer:

Kajian Atas Menyurutnya Peran Ideologi Politik di Era Reformasi.” Masyarakat

Indonesia 40-1:63.

Noor, Firman. 2016. “Oposisi Dalam Kehidupan Demokrasi: Arti Penting Keberadaan

Oposisi Sebagai Bagian Penguatan Demokrasi di Indonesia.” Masyarakat

Indonesia 42-1: h. 5.

Pahlevi, Indra. 2014. “Hasil Pemilu Anggota DPR RI Tahun 2014 dan Penerapan

Parliamentary Threshold.” Info Singkat Pemerintahan Dalam Negeri 6-9:1.

Romli, Lili. 2012. “Format Baru Dewan Perwakilan Rakyat Pasca Amandemen UUD

1945,” Politica, 3-2:195.

Skripsi, Tesis, Laporan, Paper

Damanhuri. “Konsep Partai Oposisi dalam Sistem Pemerintahan Studi Komparatif

Hukum Islam dan Hukum Positif.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. 2009.

Sirojuddin. “Faktor Penyebab PDI-P Mengambil Posisi Oposisi Terhadap Pemerintahan

SBY-JK”. (Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008)

Syah Putra, Gia Noor. “Sikap Politik Koalisi Merah Putih Terhadap Kebijakan Politik

Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2015.

Puspadewi, Lenny. “Oposisi di Indonesia: Studi Kasus Gerakan Mahasiswa 1998 di

Jakarta.” Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

2002.

Page 119: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

105

Suryani. “Oposisi di Indonesia: Studi tentang Partai Rakyat Demokratik pada Masa Orde

Baru (1996 - 1998).” Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Indonesia. 2005.

Laporan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2-15-2019.

2014.

Laporan Wahyuningroem, Sri Lestari. Dkk. “Laporan Akhir: Tinjauan Peran Partai

Politik Dalam Demokrasi di Indonesia.” Jakarta: Kementerian PPN/BAPPENAS.

2016.

Sudarsono, Juwono. “Masalah Pemerintahan, Partisipasi Pembangunan dan Oposisi”,

tulisan ini merupakan timbangan buku atas Robert Dahl dalam “Regimes and

Oppositions. New Haven: Yale University Press. 1973. arsip dokumen di

Perpustakaan Nasional pada 16 April 2017.

Artikel dari Majalah dan Surat Kabar

Gema Indonesia Raya, “Empat Tahun Partai Gerindra, Sejarah Akan Membenarkan

Perjuangkan Gerindra”. Edisi 11 maret 2012.

Imawan Hanafi, Ridho. ”Koalisi Parpol Oposisi” Kompas. 11 Februari 2016.

Implementasi “Tax Amnesty” untuk Pembangunan Nasional. Kompas. 16 Agustus 2016.

Website dan Media Cetak

“Anti Korupsi ala Prabowo,” artikel diunduh pada 9 Januari 2018 dari

http://partaigerindra.or.id/2008/09/24/anti-korupsi-ala-prabowo.html

“Arti Kata “Integral” Menurut KBBI.” diunduh pada 2 November 2017 dari

http://kbbi.co.id/arti-kata/integral

Page 120: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

106

“Arti Kata “Faksi” Menurut KBBI,” diunduh pada 2 November 2017 dari

https://kbbi.web.id/faksi

“Bantah Dapat Jabatan. Ini Alasan PAN Dukung Pemerintahan Jokowi.” Suara News.

diunduh pada 24 Oktober 2017 dari

http://www.suara.com/news/2015/09/02/171943/bantah-dapat-jabatan-ini-alasan-

pan-dukung-pemerintahan-jokowi

“Gerindra: Kami Siap Jadi Oposisi Tunggal!.” Kompas. diunduh pada 9 April

2015darihttp://nasional.kompas.com/read/2016/01/08/18192991/Gerindra.Kami.

Siap.Jadi.Oposisi.Tunggal

“Gerindra Tolak Hak Angket KPK.” Kontan. diunduh pada 3 Juli 2017 dari

m.kontan.co.id/news/gerindra-tolak-hak-angket-kpk

Golkar Gabung ke Pemerintah,” Kompas. diunduh pada 24 Oktober 2017 dari

http://nasional.kompas.com/read/2016/05/17/11214021/Golkar.Gabung.ke.Pemer

intah.Presiden.PKS.Yakin.KMP.Tetap.Efektif

“Hatta Rajasa: Saya Satu Visi dengan Prabowo,” Tempo. diunduh pada 4 Mei 2017 dari

https://www.tempo.co/read/news/2014/05/13/270577541/hatta-rajasa-saya-satu-

visi-dengan-prabowo

“Ini Alasan PPP Melirik Koalisi Indonesia Hebat,” Suara News. diunduh pada 24

Oktober 2017 dari http://www.suara.com/news/2014/10/11/184659/ini-alasan-

ppp-melirik-koalisi-indonesia-hebat

“Jadwal Pemilu 2014,” diunduh pada 4 Mei 2017 dari http://www.pemilu.com/jadwal-

pemilu-2014/

“Mengapa Harus Tax Amnesty?,” Sindonews. diunduh pada 21 Agustus 2016 dari

http://nasional.sindonews.com/read/1105641/18/mengapa-harus-tax-amnesty-

1462184213/3

Page 121: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

107

“Mayoritas Fraksi di DPR Menerima, PKS Tak Rubah Sikap Tolak Tax Amnesty,”

Publiknews. diunduh pada 15 Maret 2017 dari http://publik-news.com/mayoritas-

fraksi-di-dpr-menerima-pks-tak-rubah-sikap-tolak-tax-amnesty/

“Membangun Oposisi Demokratik,” Unisosdem. diunduh 9 0ktober 2017 dari

http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=7052&coid=3&caid=22&gid=

3

“Mengejutkan Ternyata Ini Alasan Golkar Tinggalkan KMP,” Pojok Satu. diunduh pada

24 Oktober 2017 dari http://pojoksatu.id/news/berita-

nasional/2016/01/28/mengejutkan-ternyata-ini-alasan-golkar-tinggalkan-kmp/

“Nawacita 9 Program Prioritas,” Utban Indonesia. diunduh pada 2 November 2017 dari

http://www.urbanindonesia.com/2014/09/nawa-cita-9-program-prioritas.html

“Oposisi Anak Sah Sistem Demokrasi,” Sindonews. diunduh pada 2 Juli 2017 dari

https://nasional.sindonews.com/read/887439/18/oposisi-anak-sah-sistem-

demokrasi-1406875364/13

“Oposisi Perspektif Kybernologi: Kybernologi Politik,” diunduh pada 2 Juli 2017

darihttp://www.kybernologi.org/Pemikiran_/Oposisi_Dalam_Perspektif_Kyberno

logi.pdf

“Pansus Angket Dinilai Kental Nuansa Pelemahan KPK,” cnn Indonesia. diunduh

31Oktober2017https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170910210650-12-

240792/pansus-angket-dinilai-kental-dengan-nuansa-pelemahan-kpk/

”Pembahasan RUU Pemilu Berujung Deadlock,” Kompas. diunduh 3 Juli 2017

darihttp://nasional.kompas.com/read/2017/03/30/09054211/pembahasan.5.isu.kru

sial.di.ruu.yang.berujung.deadlock.?page=all

“Peran Oposisi Dalam Demokrasi ,” Kabar Hukum. diunduh pada 3 September 2017 dari

http://www.kabarhukum.com/2016/01/27/peran-oposisi-dalam-demokrasi/

Page 122: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

108

“PKS dan Gerindra Tolak Hak Angket Terhadap KPK,” Tempo. diunduh 3 Juli 2017 dari

https://nasional.tempo.co/read/news/2017/04/28/078870355/pks-dan-gerindra-

tolak-hak-angket-terhadap-kpk

“PKS Menjadi Partai Dakwah dan Kekuatan Oposisi,” artikel diunduh pada 9 Januari

2018 dari http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2015/09/15/39225/pks-

menjadi-partai-dakwah-dan-kekuatan-oposisi/#sthash.eCLl1Tr5.Zz2OxhZl.dpbs

“PKS Tetap Konsisten Jadi Oposisi Pemerintah,” artikel diunduh pada 9 Januari 2018

pada http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/16/05/22/o7l222336-

pks-tetap-konsisten-jadi-oposisi-pemerintah

“PKS Tegaskan Sikap Oposisi,” Republika. diunduh 14 Maret 2017 dari

http://www.republika.co.id/berita/koran/politik-koran/16/05/24/o7oh872-pks-

tegaskan-sikap-oposisi

“RUU Pemilu Tersandera Presidential Treshold,” Kompas. diunduh 3 Juli 2017

darihttp://nasional.kompas.com/read/2017/06/20/12261531/ruu.pemilu.tersandera

.presidential.threshold

“Sekjen PKS Sebut Dua Alasan Memilih Jadi Oposisi,” artikel diunduh pada 9 Januari

2018 dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150915164929-32-

78931/sekjen-pks-sebut-dua-alasan-memilih-jadi-oposisi

“Setuju Pengesahan, Gerindra Tetap Menganggap Undang-undang Tax Amnesty Akan

Jadi Masalah,”Sinar keadilan. diunduh pada 21 Agustus 2016 dari

http://sinarkeadilan.com/2016/06/28/setujui-pengesahan-gerindra-tetap-

mengganggap-undang-undang-tax-amnesty-jadi-masalah/

Admojo. Tuswoyo. “Oposisi Dalam Sistem Presidensial: Sepenggal Pengalaman Partai

Oposisi PDIP Dalam Pemerintahan SBY-JK,” diunduh pada 2 Juli 2017 dari

Page 123: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

109

http://doktor-politik-ui.net/2015/10/oposisi-dalam-sistem-presidensial-sepenggal-

pengalaman-partai-oposisi-pdip-dalam-pemerintahan-sby-jk/#

“Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 6 Tahun 1954 Tentang Penetapan Hak

Angket Dewan Perwakilan Rakyat,” Kemenkumham. diunduh pada 3 Juli 2017

dari ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/In/1954/uu6-1954.pdf

“6 Parpol Dukung Pasangan Prabowo-Hatta dalam Pilpres,” Voa Indonesia. diunduh pada

4 Mei 2017 dari http://www.voaindonesia.com/a/parpol-dukung-pasangan-

prabowo-hatta-dalam-pilpres/1917769.html

Noor, Firman. dkk. “Evaluasi Pemilihan Presiden Wakil Presiden,” Rumah Pemilu.

diunduh pada 4 Mei 2017 dari 2014 dari

http://www.rumahpemilu.com/public/doc/2015_02_03_08_33_25_EXECUTIVE

%20SUMMARY%20PEMILU%20PRESIDEN%202014.pdf

Zuhroh, Siti. “Dilema Oposisi Politik Partai Gerindra” diunduh pada 2 Agustus 2016

dari http://www.dpr.go.id/doksetjen/dokumen/minangwan-Seminar-Membedah-

Peran-Fraksi-Gerindra-1457429725.pdf (makalah ini sudah pernah disampaikan

oleh pengamat politik Siti Zuhroh dalam acara seminar “Membedah Amal Bhakti

Sewindu Partai Gerindra.” 2016.

Wawancara

Wawancara dengan Mardani Ali Sera anggota DPR dari Fraksi PKS. Pada tanggal 23 Mei

2017.

Wawancara dengan Fadli Zon Wakil Keua DPR RI dari Fraksi Gerindra. Pada tanggal 5

Juni 2017.

Wawancara dengan Dr. Lili Romli, Peneliti Utama LIPI. Pada tanggal 4 Juli 2017.

Page 124: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

110

Wawancara dengan Ferry J. Juliantoro anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra. Pada

tanggal 4 Juli 2017.

Wawancara dengan Prof. Syamsudin Haris, Kepala Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI.

Pada tanggal 7 Juli 2017.

Wawancara dengan Dr. Firman Noor, Peneliti Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (P2P LIPI). Pada tanggal

Wawancara dengan Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif SMRC. pada tanggal 18 Agustus

2017.

Wawancara dengan Pipin Sopian, Kepala Departemen Politik PKS pada tanggal 22

Agustus 2017

Page 125: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

Wawancara dengan Mardani Ali Sera anggota DPR Fraksi PKS

Pada tanggal 23 Mei 2017, pukul 12.30 WIB

1. Penulis :

Saya melihat ada potensi yang sebetulnya besar baik itu di Gerindra ataupun PKS. Sebagai politisi

bagaimana bapak melihat potensi tersebut?

Narsum :

Kalau untuk PKS yang pertama, kami sebagai partai tentu sebagai menyiapkan diri menghadapi kompetisi

politik di 2017, 2018 dan puncaknya di 2019. Alhamdulillah dengan kemenangan pilkada DKI kita

berharap PKS mendapatkan PKS yang lebih besar dari masyarakat.

2. Penulis :

Faktor apa saja yang mempengaruhi PKS tetap berada di luar pemerintahan/oposisi?

Narsum:

yang pertama tentu ada aspek substansi dan ada aspek historisnya. Kalau aspek historisnya yang lebih

mudah karena dulu memang kita tidak mendukung Jokowi-JK tetapi kita mendukung pak Prabowo-Hatta,

jadi sikap kita konsisten, dulu kita mendukung Prabowo-Hatta jadi yang menang pak Jokowi-JK monggo

bapak jadi pimpinan kita tidak bergabung bersama. Kalau secara substansi tentu ketika kita mendukung

Prabowo-Hatta kita punya beberapa pertimbangan dan pertimbangan itu membuat kita yakin dengan

perjuangan Prabowo-Hatta. Dan Jokowo dengan nawasita bisa jadi bagus, tapi dalam pandangan kami yang

lain harus ada yang kontrol, kalau semuanya mendukung pemerintah lalu siapa yang menjadi suara rakyat.

3. Penulis :

Artinya sebagai oposisi itu, apa karena harus berbeda saja atau karena memang sebagai check and balance?

Narsum :

Dalam politik apalagi di dalam sistem demokrasi sekarang yang kita tahu demokrasi ini kan sistem yang

tidak sempurna. Tetapi dia memberi kesempatan untuk selalu mmperbaiki diri melalui proses check and

balance system. Jadi kami dengan sadar mengambil posisi opisisi di luar pemerintahan untuk mengontrol

dan menjaga agar khitah benar-benar bekerja buat rakyat.

4. Penulis :

Artinya dalam dua pandangan ini historis dan substansi, titik muaranya lebih kepada pilpres dulu begitu ya

pak?

Narsum:

Pilpres sih tidak menjadi titik muara, titik muaranya check and balance. Tetapi karena kita punya historis

ya kita teruskan, ternyata di koalisi merah putih sepakat kita jaga pemerintah ini dengan di luar melalui

sistem check and balance system tadi.

5. Penulis :

Tapi apakah secara administrasi tidak mengganggu PKS, karena koalisi oposisi ini katakanlah KMP sudah

banyak ditinggali oleh banyak partai-partai pendukung PAN misalkan yang sudah membubarkan KMP

Page 126: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

hanya menyisakan PKS dan Gerindra yang konsisten. Apakah koalisi ini kemudian akan menjadi koalisi

permanen kedepannya mengingat ada pilkada Jabar?

Narsum :

Sampai sekarang bahasa yang digunakan pak Prabowo, bilang PKS itu sekutu yang artinya sekutu lebih

dari sekedar teman. Tapi apakah akan menjadi koalisi permanen tentu kita melihat ke depan karena koalisi

sendiri kalau secara kategori ada tiga, ada koalisi yang permanen, ada koalisi yang pragmatis, ada koalisis

yang strategis. Kami berharap dengan Gerindra tidaklah koalisis pragmatis tapi sudah masuk ke koalisi

yang starategi, kalau yang lebih bagus lagi koalisi permanen kalau memang memungkinkan kenapa tidak.

6. Penulis :

Artinya tidak menutup peluang di pilkada daerah dimanapun begitu pak?

Narsum :

Lebih besar peluangnya dengan partai Gerindra ketimbang partai lain, karena kita sudah punya banyak

kesepahaman

7. Penulis :

Lebih-lebih ada historisnya yang mengikat gitu ya pak?

Narsum :

Betul, kita sama-sama berjuang. Orang itu kalau berjuang kan ada perasaan (jiwa korsa)

8. Penulis :

Oke pak, saya tanya kembali tentang substansi yang disebutkan di awal. Secara substansial alternatif apa

yang ditawarkan PKS sebagai partai oposisi dalam mengawas kebijakan pemerintah Jokowi-JK?

Narsum:

Tentu kami punya plat form pembangunan sendiri, contohnya kemarin ketika tax amnesty pemerintah

mengusulkan besaran 0,3%, saya bilang 0,3% - 1 % lah. yang mau tax amnesty bayarnya hanya segitu, kita

bilang ini semua tidak adil orang yang rajin bayar pajak saja ppn nya 10%, ini yang ngemplang cuma 0,3 –

1 % katakan lah. Kita tidak setuju, walaupun pak Luhut datang kita tidak setuju, kita ingin minimal 10 %,

tapi mentok-mentok 4% lah. Ternyata pemerintah ikut kita, ada yang 2% ada yang 4% dan sebagainya.

Jadi, PKS menyadari diri sebagai partai politik harus punya visi pembangunan dan kita sudah

menuangkannya dalam buku plat form sejak tahun 2017. Jadi kita punya plat form, ini loh plat form

pembangunan PKS, tebal ada 400 halaman ada bidang ekonomi politik, hukum, lingkungan sampai kepada

pendidikan, kesehatan.

9. Penulis :

Mengenai Tax Amnesty tadi pak, PKS dalam paripurna kemarin menerima atau menolak?

Narsum :

Kita menerima tapi dengan catatan 18, kalau secara umum sebetulnya menolak ya. Tetapi memang

pemerintah tidak punya alternatif lain, kalau tidak ada tax amnesty yang 156 shortfall nya kekuranagn

pajaknya tidak ada, pinjam hutang lagi. Kalau pinjam dan hutang lagi akan memberatkan APBN ke

depannya.

Page 127: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

10. Penulis :

Kemudian mengenai RUU Pilkada, apakah PKS senada dengan pemerintah? Ataukah punya gagasan lain?

Narsum:

Kemarin PKS tidak setuju, karena pertimbangannya seseorang tetap punya hak untuk dicalonkan sebagai

jabatan publik apapun tanpa harus mengganggu kondisi eksistingnya tetapi sikap pemerintah yang kekeh

bahwa kalau dia di ASN (Aparatus Sipil Negara), ataupun dia di militer ataupun dia di jabatan publik maka

dia harus mundur, menurut PKS itu melimitasi peluang orang untuk berkontestasi.

11. Penulis :

Kalau untuk RUU pemilu, yang sedang hangat diperbincangkan itu kan mengenai pemilu langsung atau

tidak langsung. Tanggapan PKS sendiri itu seperti apa pak?

Narsum :

Pertama, tentu kita berharap undang-undang pemilu ke depan betul-betul mampu mewujudkan pemilu

yang demokratis, dimana rakyatlah yang memiliki kuasa utama. Yang kedua, tentu pemilu yang

substansial, dimana itu yang terpilih adalah anak bangsa yang terbaik yang itu akan berkaitan dengan

konsep.Ketiga, yaitu pemilu yang murah, sehingga bukan hanya anak bupati yang menjadi bupati, anak

gubernur yang menjadi gubernur, tetapi anak orang miskin pun karena pemilu nya murah dan beberapa opsi

ditanggung oleh pemerintah dia bisa menjadi pemimpin, itu pemilu yang murah. Dan yang keempat, tentu

pemilu yang efektif jangan kelamaan. Maksudnya, pemerintah sekarang sudah mulai tegas, contohnya MK

hanya dapat memproses sengketa pemilu kalau sampai 2 juta itu bedanya 1%, kalau satu persen ke atas

ditolak langsung oleh MK. Kalau 0,9% masih bis diterima oleh MK untuk diproses, kalau 5 juta 2%. Nah

itu menurut saya bagus jadi tidak berlarut-larut. Sekarang juga kan di undang-undang pilkada kan Cuma

satu putaran, itukan lebih efisien. Kita berharap dengan lebih demokratis, lebih substantif, lebih murah,

lebih efisien terpilihlah pemimpin yang punya legitimasi dan punya kapasitas untuk menjalankan amanah

kepemimpinannya.

12. Penulis :

Terakhir untuk RUU Pemilu dan pemilu pak, kalau pemilu nantinya PKS akan menerima atau tidak pak?

Narsum:

Kalau pun menolak, PKS tetap akan kalah di voting. Tapi buat kami penting untuk membuat catatan yang

kuat bahwa ini loh pendpat PKS, kalaupun PKS belum berhasil kami sudah memperjuangkannya publik

harus tau. Seperti sekarang, Presidential Treshold itu kan ada tiga, ada yang 0%, ada yang 3,5%, ada yang

20%. PKS cenderung antara 3,5-20%, tapi 20% lebih baik. Gerindra maunya 0%, Golkar 20%. Menurut

kami tetap ada batasan jangan 0%. Tetapi batasan jangan sampai menyulitkan, makanya diantara 3,5-20%.

13. Penulis :

Apa itu karna adanya partai besar yang kemudian menginginkan pembatasan juga besar?

Narsum :

Rata-rata partai besar ingin pembatasan besar, menurut saya itu hal yang wajar karena banyaknya kandidat

yang maju nanti itu merepotkan . tetapi kalau melihat sistem demokrasi, demokrasi memang repot. Karena

Page 128: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

memberi hak kepada semua orang untuk punya dan menurut saya kalau kita 0% bisa peluang di yudisial

review kan, 20% juga bisa di yudian reviewkan. Berapapun kita tetap punya peluang, tapi kalau alas an ini

kuat saya yakin yudisial reviewakan kandas di MK.

14. Penulis :

Bagaimana respon PKS mengenai kebijakan kereta cepat Jakarta-Bandung?

Narsum:

Kita senderung menolak karena beberapa hal, pertama karena sudah ada banyak alternatif,tol ada, kereta

parahyangan ada, nanti jalur biasa puncak juga ada. Sehingga keberadaan kereta cepat ini kost benefit

analisisnya cenderung tidak urgent, tetapi biayanya besar mayoritas pinjam sehingga menggadaikan 4

BUMN kita, dan kalau kita default gagal bayar 4 BUMN itu sebagian sahamnya akan dimiliki oleh

pemberi modal awal menurut saya terlalu mahal harganya.

15. Penulis :

Apa yang menjadi dugaan PKS dan Pak Mardani pribadi sebagai politisi urgenty kebijakan kereta cepat

Jakarta Bandung?

Narsum:

Kalau PKS tidak terlalu mendalami, kalau saya pribadi saya khawatir saja ada ekonomi rente di sini karena

proyeknya besar dan berjalan cepat, dapat kickback itu bisa digunakan oleh insentif elektoral di 2019. Tapi

itu kan perlu di verivikasi tapi pendapat itu sah-sah saja.

16. Penulis :

Diantara banyak kebijakan yang dikeluargan pemerintahan Jokowi-JK, apa yang menjadi perhatian khusus

PKS dalam mengkritisi kebijakan tersebut?

Narsum :

Beberapa yang utama tentu persepsi publik terhadap kesejahteraan yang masih rendah, bahkan kalau dilihat

bidang pengusaha tidak bnayak berkembang, usaha agak susah, penjualan kendaraan turun, belanja

konsumen tetap tetapi pajak beberapa naik. Menurut saya pemerintah ini harus lebih cerdas dalam pendaan

founding budget bukan dalam cara policy pajak, itu justru membuat usaha jadi tidak berkembang.

17. Penulis :

Dalam menyikapi semua yang ada di Indonesia saat ini teruma untuk politik dan situasional yang

berkembang, apa kedepan yang diharapkan PKS?

Narsum :

Tentu kita memastikan demokrasi itu berujung pada kesejahteraan, karena tujuan utama pemerintahaan kita

kan mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana termaktub dalam

Undang-undang, sehingga terwujudlah masyarajat yang cerdas, sejahtera, maju, beradab, religius. Untuk itu

pemerintah bekerja keras tidak lagi Cuma mengurusi infrastruktur-infrastruktur, tetapi infrastruktur rohani.

Wawancara dengan Fadli Zon Wakil Keua DPR RI Fraksi Gerindra

Page 129: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

Pada tanggal 5 Juni 2017, pukul 10.00 WIB

1. Penulis :

Faktor apa saja yang mempengaruhi PKS tetap berada di luar pemerintahan/oposisi?

Narsum:

Pertama seperti kita ketau saat pemilu presiden 2014, ada duakandidatyaitu Pak Jokowi dan Pak Prabowo.

Dan di dalam pilpres juga terbentuk juga semacam koalisi, koalisi Indonesia Hebat dan juga koalisi Merah

Putih. Kami yang mendukung pak Prabowo berada dalam koalisi Merah Putih. Itu adalah koalisi ketika

mengusung calon presiden. Ketika pemili legislatif tanggal 8 April 2014 belum terbentuk, koalisi itu baru

terbentuk pada tgl 20 Mei 2014 ketika deklarasi di Rumah Polonia. Kemudian ketika deklasrasi itu ada 5

parta politik, Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP yang ada di parlemen, dan PBB di luar parlemen. Jadi

koalisi merah putih ini lah yang menjadi cikal bakal di dalam formulasi pembentukan koalisi juga di

parlemen, pada waktu itu koalisi untuk memenangkan calon presiden. Seperti kita ketahui hasilnya sepeti

itu, meskipun kami kecewa karena pihak penyelenggara pemilu kami anggap melakukan ketidakcermtaan

dengan membiarkan kecurangan-kecurangan yang terjadi terstruktur dan juga terorganisir sistematis,

kemudian kami ajukan ke Mahkamah Konstitusi, walaupun saat di MK kami juga kecewa. Tetapi kami

tetap mengahargai proses konstitusional kita dan akhirnya menerima hasil tersebut. nah latar belakang itu

yang menjadi alasan Gerindra berada di luar pemerintahaan, karena menurut kami berada di luar

pemerintahan sama dengan berada di dalam pemerintahan. Pertama, kami tidk ingin masyarakaat

mempunyai anggapan bahwa kami haus kekuasaan, kita ingin justru mengawasi jalannya pemerintahan,

dengan mengawasi jalannya pemerintahan akan lebih baik juga pemerintahitu terpacu oleh apa yang

menjadi kritik, pandangan-pandangan, atau masukan-masukan dari partai yang berada di luar

pemerintahan. Jadi istilah dari Gerindra adalah berada di luar pemerintahan, mungkin istilah-istilah yang

ada di media masa adalah oposisi. Tapi kami mengatakan dengan resmi mengatakan di luar pemerintah,

dan kita melakukan kritik yang membangun. Kalau ada kebijakan-kebijakan yang bagus kita akan

mendukung, kalau ada kebijakan yang kurang bagus kita kritisi dan koreksi, itu lah yang kami lakukan.

Menurut saya sendiri sebagai bagian dari partai Gerindra dan tim sukses Prabowo dan menjadi wakil Wakil

Ketua DPR, tentu kita mempunyai berbagai macam daftar dari janji-janji kampanye saya bukukan, ada 100

janji Jokowi-JK. Dengan begitu tahu mana janji yang terealisasi dan tidak. Sebagian besar janji itu adalah

janji-janji yang bagus. Tapi sejauh ini belum banyak terealisasikan.

2. Penulis :

Jadi artinya diawal memang harapannya ketika Prabowo kalah di dalam pilpres, langkah berikutnya adalah

memenangi tampuk kekuasaan didaerah legislative yang kemudian KMP solid?

Narsum:

Karena memang Undang-undang yang sudah di putuskan ketika itu, adalah undang-udang yang dikenal UU

MD3 itu mensyaratkan atau menjalakan satu prosedur bahwa di dalam pemilihan pimpinan DPR dan alat

kelengkapan dewan itu berlaku sistem paket. Karena itu lah kemudian kita pada waktu itu tgl 1 dini hari

setelah pelantikan melakukan pemilihan dengan sistem paket itu. Paket yang didukung koalisi merah putih

Page 130: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

plus kemudian ada partai demokrat yang menjadi mayoritas di parlemen di DPR dan kemudian mengisi

pimpinan DPR dan baik komisi ataupun alat kelengkapan dewan yang lain.

3. Penulis :

Secara substansial alaternatif apa yang ditawarkan oleh Gerindra sebagai partai oposisi dalam mengawal

kebijakan pemerintah?

Narsum :

Kami mempunyai platform sendiri ketika pilpres, pak Prabowo juga mempunyai platfrom sendiri. Tetapi

kita kan bukan bagian dari eksekutif yang sedang menjalankan eksekusi terhadap apa yang menjadi

platfrom kami.

4. Penulis :

Misalkan dalam kebijakan tax amnesty, alternatif yang ditawarkan Gerindra?

Narsum :

Kita awalnya menolak, tetapi karena pemerintah merasa bahwa ini adalah sebuah kebutuhan dan dari hasil

lobi dan lain sebagainya ya akhirnya kita ikut memahami selama itu untuk kepentingan bangsa.

5. Penulis :

Untuk respon Gerindra mengenai RUU pilkada menolak atau menerima?

Narsum:

RUU pilkada itu pada waktu awal posisi itu Gerindra ingin pilkada langsung, kemudian karena di dlam

koalisi merka ingin mengsuung sistem perwakilan, kemudoan kita ikutlah kepada apa yang menjadi

mayoritas pandangan kolaisi merah putih dan juga pandangan pemerintah pada waktu itu, ingin pilkada

dipilih oleh anggota DPRD. Jadi kami mulanya adalah ingin pilkada langsung, tapi karena koalisis meminta

kita untuk bersama-sama lalu kita mengubah posisi. Toh ini adalah propopersoalan lain cara dan juga

persoalan substansi. Pemerntah SBY pada waktu itu berposisi adalah pemilihan oleh DPRD. Tapi

kemudian kita ketahui yang menang adalah undang-undang pilkada yang sesuai denganDPRD perwakilan.

Dan wakil pemerintah menteri dalam negeri itu hadir untuk membacakan pidato mewakili presiden. Tapi

tidak lama kemudia pak SBY sendiri langsung melakukan perpu, akhirnya ada kesepakatan dari semua

kembali pada sistem pemilihan langsung. Kita melihat ini adalah dinamika politik, kalau bagi Gerindra mau

langsung ataupun tidak langsung oke. Kalau mau berpegang pada prinsip pancasila dan UUD ’45,

harusnya sisem perwakilan itulah yang harusnya di terapkan.

6. Penulis :

Mengenai kebijakan RUU Pemilu bagaimana respon Gerindra?

Narsum :

Kita tidak ingin setiap mau pemilu ada undang-undang ganti lagi ganti lagi. Tapi kita sekarang dihadapkan

pada satu keharusan karena MK memutuskan pemilu itu serentak, serentak itu artinya bersamaan pada saat

yang sama antara pemilu presiden dan pemilu legislatif. Undang-undnag yang lama tidak bisa

mengakomodasi, oleh karena itu harus ada revisi. Dan revisi ini digabung antara beberapa undnag-undang

menjadi RUU penyelenggaraan pemilu. Jadi saya kira ini belum sampai akhir, mudah-mudahan dalam

Page 131: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

waktu secepatnya kita bisa memutuskan termasuk daerah pemilihan, sistem proporsional terbuka atau

sistem tertutup. Bagi kami harusnya terbuka, karena MK pernah memutuskan itu, sistem proporsional

terbuka juga membuka partisipasi masyarakat lebih luas, demokrasi kita juga lebih luas tidak ditentukan

hanya dengan partai politik. Kemudian kita juga ingin sistem penghitungan suara jangan sampai .ada suara

yang terbuang. Kemudian mengenai Parlementary Tresholdya tentu memang perlu ada itu, tetapi apakah

3,5%, 5% ada yang meminta 7% dan lain sebagainya. Kalau gerindra pada posisi 3,5% atau 5% oke.

7. Penulis :

Kalau misalkan pilkada memang dilakukan serentak atau pemilu serentak, bagaimana dengan

PresidentialTreshold?

Narsum :

Ya tidak perlu ada, secara logika saja PresidentialTreshold yang mana yang mau digunakan. Karena 2014

sudah digunakan, 2014 kami hanya 4,3%, sekarang kami sudah 12%. Jadi tidak mungkin kita memakai

PresidentialTreshold dari pemilu sebelumnya, sementara ketika ada pemilu serentak tidak ada lagi jeda

waktu yang menjadi perantara itu, maka logikanya adalah semua partai peserta pemilu atau partai yang

sudah ada perwakilannya di DPR, berhak untuk mengajukan calon Presiden sendiri.

8. Penulis :

Jadi kalau Gerindra sendiri menolak atau menerima tentang RUU pemilu?

Narsum : tidak ada cerita menolak atau merima, tetapi item peritem. Itu dibahas di dalampansus.

9. Penulis :

Respon parta Gerindra dengan kebijakan hak angket KPK seperti apa?

Narsum : kita kan mendukung KPK kita juga tidak ingin kalau kpk ini di lemahkan, tetapi disatu sisi juga

ada perlu pengawasan. Pengawasan adalah hak dari DPR memalui beberapa instrumen hak bertanya, hak

angket, hak menyatakan pendapat dan lain-lain. Dan di paripurna kami sudah menyatakan sikap menolak

dari rencana untuk angket ini. Tapi mayoritas berpendapat menerima dan tidak mengirimkan nama-nama.

Ya di paripurna kami menolak, tapi bisa saja kami mengirimkan wakil karena perlu ada juga pengawasan,

kalu tidak kami tidak bisa terlibat.

10. Penulis:

Kebijakan pemerintah apa yang paling dikritisi oleh Gerindra?

Narsum : banyak, menurut saya kebijkaan-kebijakan ini tidak fokus untuk meningkatkan daya beli

masyarakat, pendapatan masarakat, income masyaralat, itu ekonomi terutama. Jadi orientasi kepada

infrastruktur bagus-bagus saja, kalau kita punya buang, tapi harusnya orientasi pembangunan infrastruktur

dalam hal ini adalah inftastruktur yang paling banyak dilakukan adalah jalan itu harus ada dampak

ekonominya. Kita melihat di beberapa tempat tidak ada dampak ekonominya, misalnya di Papua

membangun jalan begitu panjang, tapi tidak ada dampak ekonominya dan tidak dirasakan juga oleh

masyarakat dampak ekonominya. Bagusnya kan seperti pembangunan rumah sakit, sekolah atau

membangun pasar. Bagaimana prioritas ini tidak ditempatkan secara tepat.

Page 132: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

Wawancara dengan Dr. Lili Romli, Pengamat Politik LIPI

Pada tanggal 4 Juli 2017, pukul 08.55 WIB

1. Penulis :

Bagaimana model oposisi di Indonesia?

Narsum :

Jadi gini, pertama, memang oposisi itu suatu keniscayaan di dalam demokrasi bagian dari check and

balance, secara teoritis itu. Lalu yang kedua, oposisi hanya sekedar sebagai check and balance dalam sistem

demokrasi bukan dalam konteks untuk menjatuhkan pemerintahan, yang disebutnya kalau tradisi di inggris

itu oposisi loyal jadi semua diserahkan kepada pemerintahan ketika pemerintahan tidak mampu maka

dikembalikan kepada publik untuk menilai. Ketiga, secara faktual memang ada partai-partai yang

bergabung di dalam pemerintahan dan ada partai yang tidak bergabung. Pasca Jokowi kan ada tiga partai

yang tidak bergabung, Demokrat satu jenis sendiri, Gerindra dengan PKS. Lalu kemudian muncul

pertayaan apakah dalam merespon kebijakan-kebijakan Gerindra dan PKS memposisikan sebagai oposisi

ataukah hanya di luar pemerintahan?

2. Penulis:

Hanya sekeder berbeda begitu?

Narsum :

Bukan sekedar berbeda, dia tidak begabung dengan pemerintahan cuma di luar aja di luar pemeritahan.

Tapi di sisi lain ada partia-partai yang bergabung di dalam pemerintahan tapi responnya tidak mendukung

pemerintahan. Kan ada dua definisi. satu sisi partai-partai yang tidak bergabung dengan pemerintahan tapi

seolah-olah dia mendukung pemerintahan, atau dia tidak merespon kebijakan-kebijakan yang ada.

Kemudian, dia bergabung dengan pemerintahan tetapi sikapnya berbeda dengan pemerintahan. Sekarang

ini kan agak membingungkan, contoh kasus hak angket KPK, PKS dengan Demokrat menentang hak

angket, kemudian Gerindra bagian dari yang mendukung hak angket. Sementara partai-partai pemerintah

mendukung hak angket.

3. Penulis:

Yang saya pahami dari hak angket ini, ada intruksi dari pimpinan Gerindra terutama dari dpp itu untuk

menolak atau tidak ikut menanda tangani, tapi belakangan Fadli Zon ketika saya wawancarai kita tetap

akan mengirimkan perwakilannya karena hak angket itu setuju atau tidak setiap Fraksi harus tetap

mengirimkan perwakilan.

Narsum:

Page 133: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

Beda lagi itu kan substansi tentang hak angket, bukan tentang hak angketnya. Saya mencotohkan itu alasan

yang tidak dibuat-buat, alasan bahwa partai itu legal atau tidak legal. Pemerintah itu kan Pak Jokowi itu kan

tidak setuju ada hak angket, di dalam teroi koalisi atau oposisi, yang menentang itu kan harus partai-partai

oposisi kan hak angket dijalankan karena dia berbeda dengan sikap pemerintah, disisi lain ketika Pak

Jokowi bicara seperti itu partai-partai yang mendukung dia menetangnya, hak agket dibatalkan. Tetapi yang

terjadi di Indonesia kebalikannya, itu kan satu model. Bahwa memang pola koalisi di Indonesia tidak

seperti di dalam teori koalisi atau teori oposisi. Kan anda melihat teori Robert dahl, teori koalisi dan oposisi

itu kan menentukan jarak ideology, jadi kalau dia ke kanan maka partai yang tengah itu ke kanan, kalau

jaraknya dekat ke kiri maka ke kiri itu kan kedektan ideologi. Jadi, A B C D, jadi si C akan ke D dan B

akan ke A. Nah, di Indonesia A itu bisa ke D. Saya kasih contoh, PKS, Gerindra dan Demokrat dia oposisi

bukan karena kedekatan dari ideology kan harus dijelaskan. Kan Gerindrasama PKS kan beda jauh. Itu

yang harus anda analisis, Gerindrasama PKS beda. Jadi dia jadi oposisi karena faktor-faktor lain, antara

Demokrat dengan Gerindra sama ngga, oke lah sama partai nasionalis. Kalau partai nasionalis harusnya

Gerindra sama Demokrat harusnya bermesra-mesraan, tetapi yang terjadi bertolak belakang karena sama-

sama partai nasionalis. Apalagi dulu kebijakan SBY mensejahterahkan ekonomi kerakyatan tetapi dia

mengambil sebagai partai oposisi bukan karena memiliki ideologi yang sama, itu anda jelakan bukan

karena ideologi yang sama. Dia menolak angket bukan ideologi yang sama, ya karena ingin berbeda aja

karena faktor personal.

4. Penulis :

Apa itu juga yang menyebabkan koalisi Indonesia tidak secara permanen?

Narsum :

Nah betul itu,karena memang semua koalisi atau oposisi bukan kerana faktor kesamaan program atau

kesamaan visi tetapi bisa jadi personal.

5. Penulis :

Seperti Megawati dengan SBY?

Narsum :

Ya itu dia secara pribadi bermusuhan maka kemudian mengambil sikap oposisi. Begitu juga koalisi bisa

karena personal itu yang pertama dan yang kedua adalah kekuasaan faktor kekuasaan dan personal itu

berpengaruh terhadap bergabungnya pemerintahan. (refrensi dari bukunya Dr. lili)

6. Penulis :

Mengenai oposisi, di Amerika walaupun menggunakan presidensil karena sifat partainya multipartai seperti

di Indoensia. Apakah di Indonesia sebetulnya oposisi akan berjalan? kalau tadi kan bapak mnyebutkan

tidak sesuai denga teori. Nah hari ini yang bapak lihat secara keseluruan denganpresidensial sebetulnya.

Page 134: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

Narsum :

Problem tentang koalisi oposisi memang karena faktor tadi, minimal 2 faktor itu lah. Meskipun juga ada

karena faktor struktural dan lain sebagainya. Terus sistem kepartaian kita tidak kompatibel dengan sistem

pemerintahan. Sistem multipartai dengan praktek yang ada, itu kecenderungannya adalah terganggunya

relasi antara DPR dengan presiden. Kemudian yang dilakukan oleh eksekutfi adalah memaksimalkan

kekuasaan dengan menarik sebanyak-banyaknya partai-partai untuk mendukung kebijakannya itu. Nah di

Indonesia sistem multipartai itu seperti itu. Karena masih ada mainset di kalang DPR itu bahwa sistem

presidensial secara ketatanegaraan itu sistem presidensil tetapi dalam implemetasi dia menerapkan gaya

parlementer, dia ingin kebijakan-kebjkan selalu diganggu selalu dihalang-halangi padahal dengan sistem

presidensil itu otoritas presiden, dikatakan penanggung jawab tunggal kekuasaannya tidak terbagi. Kalau

parlementer kan kekuasaannya terbagi. Dalam mengambil keputusan ada dalam presiden.

7. Penulis :

Mungkin itu jawaban daripada Divided Goverment sehingga pembagian kekuasaan itu menjadi hal yang

wajar dalam koalisi?

Narsum :

Nah iya itu yang kemudian dilakukan oleh partai koalisi, meskipun dalam satu bahtera tetapi beda haluan,

ketika ada kesamaan program baru dia setuju tetapi kalau bebeda kepentingan dia bersebrangan. Contohnya

ada lagi, terlepas substansi setuju atau tidak setuju, pembahasan rancangan udang-undang pemilu. Masing-

masing partai itu bebeda menyelamatkan diri sendiri, melihat peluang. Jadi ada isu-isu yang bisa dikerjakan

bersama sepanjang itu tidak merugikan kalau merugikan partai dia ya dia akan berbeda. Jadi ngga ada

sebenernya ngga koalisi oposisi itu, tergantung isu nya kalau di Indonesia. Itu problemnya, karena memang

partai-partai kita itu tidak punya ideologi partai yang dirumuskan dalam platform yang jelas kebijakan.

Makanya saya bingung diferensiasi antara partai satu dengan lain itu apa.

8. Penulis :

Artinya sebetulnya akar rumpun dari permasalahan ini adalah undang-undang partai politik?

Narsum :

Bukan undang-undang partai politik, tetapi di ideologi partainya sendiri. Jadi jenis binatang-binatang

politik apa. Itu memang dipahami dalam konteks takes all, bukan hanya ingin merangkul semua segmen

masyarakat, tetapi juga match all.

9. Penulis :

Tanggapan anda melihat Gerindra dan PKS yang memilih sebagai oposisi?

Narsum :

Page 135: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

Kalau saya berpikir konsisten dia, ketika dia punya calon sendiri, pandangan sendiri, program-program

sendiri. Ketika dia sudah menang, maka dia berdiri sebagia partai di luar pemerintahan. Tapi kemudian

partai pendukungnya (KMP) tidak konsisten. Mudah-mudahan konsistennya itu karena bedasarkan faktor

tadi program yang berbeda bukan karena malu.

10. Penulis :

Artinya tren pilkada dki ini menjadi positif?

Narsum :

Iya positif, artinya bukan krena persoalan personal saja. Kita kan ngga tau, kalau dia konsisten terus ketika

mengajukan calon kemudian kalah, maka diluar pemerintahan tidak mengiba-iba.

11. Penulis :

Menjadi tren yang positif?

Narsum :

Positif ya harusnya begitu, harusnya ke depannya begitu yang diikuti oleh partai-partai yang lain

12. Penulis :

Artinya memang perlu ada partai yang di luar pemerintahan?

Narsum :

Perlu ada supaya bisa mengontrolcheck and balance. Tapi kan tidak semua partai yang di luar

pemerintahan itu karena faktor ideologi atau karena ingin konsisten, tapi bisa jadi karena malu. Contoh

PKS itu kan ingin merapat ke pemerintahan, tapi ketika dikritik habis-habisan oleh publik, eh ngga jadi

deh. Makanya kontrol publik juga untuk mengingatkan partai-partai agar tidak tergoda dengan kekuasaan

itu. Padahal di Indonesia ketika menjadi partai oposisi bisa mendapat insentif

13. Penulis :

Keuntungannya?

Narsum :

Ya contohnya, PDI P ketika dia oposisi dua periode. Kemudian mendapat insentif dukungan rakyat jadi

insentif electoral. Sebaliknya partai-partai yang tergabung pada pemerintahan malahan disinsentif elektoral,

kecuali dapet jabatan saja. Contohnya PPP, PPPkan selalu mendapat kekuasaan tapi terus menurun. Jadi

ketika menjadi partai oposisi mendapat insentifelektoral, contoh kedua Gerindra sendiri kan terus naik

padahal partai baru. Karena pemilih di Indonesia ini kan melihatnya partai yang memerintah dan partai

oposisi, dua itu aja. Kalau partai yang memerintah tidak berhasil, pemimpin partai yang memerintah, partai

Page 136: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

yang memimpin pemerintahan. Ketika dia gagal maka pemilu memberikan sanksi hukuman, diberikan

kepada partai oposisi. Oposisi utama kan waktu itu kan PDI P (era SBY).

Penulis :

Sebagai pengamat politik, harapan Gerindra dan PKS, di dalam konsistensi itu apa yang harus dilakukan

oleh oposisi

Narsum :

Tugas sebagai partai oposisi itu kan sebagai check and balance, maka chek and balance adalah ketika

pemerintah punya kebijakan maka partai opoisis juga punya pengatur kebijakan, kalau punya program ini

solusi nya apa untuk program ini. Jadi dengan kata lain ketika berbeda bukan hanya berbeda, tetapi juga

punya solusi. Bukan berbeda karena dia berbeda, bukan berbeda karena dia kalah. Ketika setuju ya berikan

dukungan, tidak mesti sebagai oposisi itu ya berbeda terus. Dukung itu dia akan mengawal kebijkana-

kebijakan itu jangan sampai menyimpang. Jadi dukungannya itu dukungan kritis, konstruktif.

14. Penulis :

Apa ini yang disebutkan oleh Nur Cholish Madjid oposisi loyal?

Narsum :

Nah iya betul itu

15. Penulis :

Ketika kebijakan pemerintah itu baik ya katakan baik.

Narsum :

Ya didukung, dan dia harus mengawal ketika ada kekacauan ya harus beri tahu, kita mendukung oposisi

loyal di Indonesia itu, bukan oposisi yang ingin menjatuhkan pemerintahan, kita harus jujur bahwa ada

sebagian kebijakan-kebijakan yang bagus dan ada sebagian kebijakan-kebijakan yang tidak bagus. Yang

tidak bagus bukan memberikan kritik tetapi memberikan solusi, janji-janji pemerintahan diingatkan.

16. Penulis :

Terutama janji-janji kampanye?

Narsum :

Nah iya, janji-janji pemerintah diingatkan. Tapi bukan pengalangan mobilisasi...

17. Penulis :

Apakah itu juga bagian dari elektroral?

Page 137: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

Narsum :

Ya kadang-kadang partai-partai mobilisasi di medsos itukan menyalahi juga karena hoax itu. Harusnya kan

salurannya di Parlemen.

18. Penulis :

Aturan seperti apa kalau memang oposisi harus dipaksakan didalam sistem politik Indonesia?

Narsum :

Itu kan tidak mesti diatur secara rinci peran-peran itu. Malahan kalau di Inggris itu ngga ada aturannya itu,

semuanya kan berdasarkan konsensus tidak tertulis. Jadi bahwa di Indonesia itu ada partai-partai di luar

pemerintahan, yang konteksnya mengkritisi untuk menegakkan check and balance itu, kalau ada aturan

malah jadi kaku malah pelanggaran, karena itu kan fleksibel yang penting tidak menghianati.

19. Penulis :

Atau karena kita multipartai jadi sulit mengaturnya? Kalau kita mau komparatif dengan Amerika misalkan,

artinya memang oposisi mempunyai kekuatan sendiri?

Narsum :

Lah iya, di sana kan otomatis karena berdasarkan konsensus. Ketika dia kalah maka di luar pemerintahan,

tidak menghiba-hiba. Ketika diajak dia punya seperangkat kebijakan, tidak tunduk patuh. Kalau di

Indoensia kan tidak, dia keluar ketika menterinya dipecat. Coba kasus di Perancis partai

pendukungpemerintahan yang terbukti terdapat korupsi, dia akan dipecat atau mengundurkan diri dari

menteri yang bersangkutan dari partai tersebut.

20. Penulis :

Mengenai oposisi, apa gambaran mengenai oposisi di masa mendatang?

Narsum :

Pertama memang baik koalisi atau koalisi oposisi harus konsisten, tidak tergoda tidak dipengaruhi dengan

faktor personal dan kekuasaan tetapi berdasaran faktor partai itu, jadi permanen. Kedua, bahwa setiap

sistem pemerintahan itu diperlukan penyeimbang, baik di dalam sistem parlementer maupun sistem

presidensil. Karena kalau tidak bisa kekuatan itu tidak terkontrol. Ketiga, tradisi oposisi kan sudah lama di

indonesia, maka oposisi ditegakkan dalam koteks untuk mengontrol pemerintahan bukan untuk

menjatuhkan pemerintahan. Jadi kalau dulu oposisi kita ingin menjatuhkan pemerintahan dalam sistem

parlementer, mosi tidak percaya. Di Indonesia ini inginnya kan hak menyatakan pendapat, itu kan

menjatuhkan pemerintahan hak menyatakan pendapat itu, artinya jangan sampai kesitu.Keempat, dengan

kasus sekarang Gerindra, PKS yang konsisten dan ditambah PDI P yang tidak tergoda dengan kekuasaan

dan hubungan-hubungan pribadi, jadi jangan semua partai ingin mendekat pemerintahan,harus menyadari

Page 138: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

jangan sampai mengkhianati rakyat, yang sudah mempunyai pilihan program tadi menjadi buyar. Pemilu

serentak ini saya kira bisa membentuk seperti itu, ya berharap tidak terjadi polarisasi. Yang berkuasa

maupun yang tidak berkuasa secara wilayah itu bukan berarti selalu harus bertentangan, bermusuhan, tapi

dalam konteks berlomba-lomba berbuat kebaikan.

Wawancara dengan Ferry J. Juliantoro anggota DPR RI Fraksi Gerindra Pada tanggal 4 Juli 2017,

pukul 18. 47 WIB

1. Penulis:

Jadi sederhananya adalah saya ingin melihat model oposisi partai politik Indonesia ini, karena oposisi tidak

diatur secara nomenklatuyr atau ketatanegaraan oposisi tidak diatur dalam UU kita dan ini menjadi menarik

sebetulnya. Sebab oposisi jika ditarik dalam sejarah tidak baru-baru ini saja, tetapi sudah dimulai dari era

soekarno, bahkan pada saat Belanda berada di Indonesia kalangan muda sudah mempunyai sikap oposisi

dalam arti penentang an sich. Tetapi dengan tidak nya aturan yang dibuat oleh UU ini, ternyata oposisi

seperti malu-malu, seperti gamang begitu, saya melihat ini modelnya seperti apa, kalau saya mau

membedah melalui teori, misalkan Robert Dahl yang di dalam daya saing, waktu, dan kemudian

kesempatan yang cukup menarik. Dan kalau kita mau ambil teori yang leih dalam lagi semisal, Skiling

Gordon. Skiling Gordon mempunyai empat spesifikasi. Ada oposisi yang memang secara fundamental,

ideology, ada oposisi yang melihat secara kebijakan, ada yang memang oposisi an sich. Sebetulnya apa

yang dikerjakan oleh Gerindra dan PKS?. Nah studi saya ada empat macam yang saya ambil kasus, seperti

RUU Pilkada, Hak angket KPK, RUU Pemilu yang sedang digodok hari ini, sama Tax Amnesty yang saya

kira juga menjadi perdebatan diawal baik Gerindra maupun PKS. Mungkin untuk mempersingkat waktu

Pak Ferry, saya ada beberapa pertanyaan, tp sebelumnya mungkin pak Ferry mau menjelaskan dengan

Gerindra hari ini begitu.

Narsum:

Kalau Gerindra, sebenernya memulai sikap oposisinya itu diawali dari pembentukan poros Koalisi Merah

Putih ketika pemilu langsung presiden 2014, dimana pak Probowo Subianto sebagai simbol calon presiden

yang diusung oleh partai Gerindra dan partai-partai yang akan terukur membentukKoalisi Merah Putih.

Ketika, kemudian hasil pemilu presidennya Joko Widodo yang kemudian memenangkang kompetisi

pemilihan Presiden, koalisi Merah Putih itu tetep berlanjut, sampai kemudian menguasai parlemen. Pada

saat itu proses MD3 yang seharusnya ini tidak bisa dilaksanakan, karena mayoritas parlemen dikuasai oleh

Koalisi Merah Putih. Ada partai Gerindra, PKS, PAN, Golkar, PPP. Disitulah awalnya, oposisi Gerindra

dimulai. Pada saat kita menguasai parlemen itu, kemudian terdapat reaksi dari penguasa, yang kemudian

melalui menteri HAM, berusaha mengecilkan kekuatan koalisi merah putih, yaitu dengan diacak-acaknya

legalitas Golkar dan PPP. Tapi, proses yang penguasaaan parlemen sudah terlanjur, jadi alat-alat

Page 139: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

kelengkapan di DPR RI hampir semuanya, mulai dari pimpinan DPR sampai pimpinan komisi-komisi itu

mayoritas dikuasai oleh koalisi merah putih. Sehingga dengan kekuatan yang mayoritas diparlemen, sikap

kekuatan oposisi ini menjadi signifikan, dan karena signifikan itulah kemudian pemerintah, berusaha

melemahkan kekuatan itu. Proses penguasaan di parlemen pada koalisi oposisi ini, pada perkembangannya

kemudian dibuktikan dengan penolakan terhadap yang sangat esensial ini membedakan dengan oposisi

PDIP yang sebelumnya. Pada periode waktu PDIP mengaku oposisi, itu mungkin hanya beberapa kebijakan

dari pemerintah pak SBY yang dkritisi, misalkan kenaikan harga BBM atau kebijakan yang lain. Tetapi

pada esensinya PDIP sebagai partai yang mengaku oposisi tidak mengotak atik usulan anggran yang

disampaikan pemerintah kepada DPR, seribu persen periode pemerintahan pak SBY disetujui oleh

Parlemen dan oleh PDIP itu sendiri. Pada periode yang sekarang, oposisi yang ditunjukan oleh KMP

berusaha untuk lebih jauh daripada itu. Kita pernah menolak usulan APBN 2015, sebelum keberangkatan

Presiden Jokowidodo ke Amerika. Saya mengikuti sendiri pertemuan KMP, dan hasil pertemuan itu, pak

Prabowo Subianto dan partai-partai yang tergabung koalisi kemudian memutuskan untuk menolak APBN.

Penolakan itu tentu, menjadi yang pertama kali mendapatkan reaksi internal parlemen itu sendiri, yang

kemudian akhirnya oleh pemerintah ini sangat mengganggu dan kemudian ada utusan-utusan pemerintah

pada saat itu berusaha untuk melakukan negosiasi kepada parlemen, jangan menolak sama sekali usulan itu.

Menurut saya penting untuk mendefinisikan oposisi itu sendiri, kalau diluar negeri itu, oposisi biasanya

ditandai dengan yang namanya shadow cabinet atau oposisi yang membentuk kabinet bayangan. Dan yang

kedua, kekuatan oposisi itu biasanya, membangun yang namanya counter budget, jadi APBN versi oposisi.

Koalisi merah putih pada saat itu, sedang berusaha membangun counter budget itu.

2. Penulis :

Waktu pembahasan APBN Gerindra secara institusi, finally, Gerindra pada saat itu menolak?

Narsum:

Menolak, tp kemudian ada utusan dari pemerintah, supaya kita jangan menolak secara keseluruhan tapi

bagian-bagian mana yang ditolak. Oleh karena itu kemudian, salah satunya yang dianggap secara prinsip

oleh kmp menjadi kekuatan oposisi dan khususnya Gerindra, soal kebijakan Penyertaan Modal Negara itu

dihilangkan dari APBN. Karena PNM ini, dikhawatirkan oleh kita itu akan menjadi tempat masuknya

kepentingan asing, baik dalam kepentingan modal untuk kemudian menguasai BUMN ataupun institusi

yang lain.

3. Penulis :

Yang pada akhirnya itu menjadi win-win solution antara pemerintahan dengan Gerindra?

Narsum :

Ya, jadi ada beberapa PNM kita tetep menolak, yang lainnya kemudian menjadi kompromi. Apa yang

terjadi kemudian, pada saat itu memang diinternal partai parlemen itu sendiri, menarik ini untuk dibahas,

usulan yang dilakukan oleh pemerintah melalui departemen-departemen, badan-badan atau institusi

eksekutif kepada DPR melalui komisi-komisi yang ada. Itu sepanjang dikomisi itu tidak menolak dari awal,

tidak mengkritisi dari awal, itu kemudia naik di badan anggaran, dan badan anggaran tinggal mengtok-

Page 140: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

ngetok palu. Jadi harusnya memang, proses pergulatannya, proses perdebatan itu dimulai dari komisi-

komisi. Tapi karena mekanisme nya yang terjadi biasanya di Indonesia setiap usulan-usulan eksekutif

kepada parlemen disetujui oleh komisi-komisi, satu dengan hal pendekatan-pendekatan, kemudian tidak

ada perdebatan disitu. Tetapi akhirnya, apa yang terjadi di badan anggaran, sepanjang semua komisi setuju

badan anggaran setuju. Kalau itu yang terjadi, memang heran di Indonesia itu. PDIP ngaku oposisi tapi

mereka setuju. Tidak menggambarkan oposisi yang sesungguhnya, harusnya oposisi memebuat counter

budget. Nah ini tidak, megawati dengan sby berantem tetapi, disisi yang lain usulan pemerintah disetujui

semua, nah itu yang kemudian membingungkan. Oposisi yang sekarang pad periode ini ingin kita bedakan.

4. Penulis ;

Sebetulnya, faktor apa yang mempengaruhi Gerindra tetap berada di luar pemerintahan atau oposisi?

Narsum :

Pertama, sejak mulai proses pencalonan, proses kampanye, kita memang pencalonan pak Prabowo itu

dilandasi oleh ideology yang ada dipartai Gerindra. Tentang kemandirian, tentang penolakan terhadap

dominasi asing, di Indonesia, tentang kebocoran yang terjadi keuangan Negara itu menjadi masalah prinsip

yang melatar belakangi sikap partai gerindra waktu mau mengusung pak prabowo subianto. Joko Widodo

kita anggap orang, simbol dari calon presiden yang didukung oleh kekuatan-kekuatan, baik kekuatan

konglomerasi tiongkok, maupun kekuatan politik dan ekonomi multi nasional coorpartion, dalam

bentuknya yang terbaru bahkan adalah kapitalisme Negara. Pemerintah Negara tiongkok betul-betul

mendukung Joko Widodo untuk menjadi calon presiden. Dua kutub yang berbeda ini, berimplikasi terhadap

ideologi yang diusung oleh calon presiden ini, dan buat partai Gerindra tidak berkompromi dengan

kekuatan politik yang kemudian dinilai oleh kita sebagai kekuatan yang dibelakangnya adalah itu

(tiongkok).

5. Penulis :

Dengan tax amnesty sendiri, apa respon gerindra pada saat itu?

Narsum :

Tax amnesty ini, sebetulnya sebagai pemerintah agak bodoh kalau pemerintah dalam rangka untuk

menutupi deficit APBN yang ada, karena pada saat itu, deficit APBN yang ada itu hampir mencapai angka

3%. Angka yang ditolerir oleh UU tentang keuangan Negara yang membatasi seminim-minimnya deficit

yang terjadi di Indnoesia itu hanya 3%. Kita pada saat itu hampir mencapai angka 3 %. tetapi anehnya,

pemerintah joko widodo mengusulkan satu opsi yang namanya tax amnesty. Padahal ada beberapa opsi lain

dalam rangka mencegah deficit anggaran yang terjadi yaitu yang pertama, menyampaikan secara jujur

kalau kita sedang bangkrut, kedua mencari pinjaman hutang baru, yang ketiga baru tax amnesty. Kita

sebenernya sudah memberi pertimbangan kepada pemerintah pada saat itu bahwa ada beberapa opsi yang

bisa dibentuk dan diusulkan pada pemerintah kepada parlemen. Tapi yang menarik pemerintah dengan rasa

percaya diri yang tinggi hanya mengusulkan satu opsi yaitu tax amnesty. Kalau hasilnya sekarang bahwa

tax amnesty tidak bisa menambal deficit anggaran. Karena ternyata tax amnesty yang awalnya itu akan

digunakan oleh pemerintah untuk mengejar wajib pajak orang Indonesia yang berada diluar negeri, yang

Page 141: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

konon kabarnya oleh pemerintah berkisar hampir beberapa ribu triliun. Ternyata apa yang terjadi

pemerintah melalui departemen keuangan dan kantor pajak bukan mengejar wajib pajak Indonesia yang ada

diluar negeri seperti diawal yang mereka sampikan ternyata hanya yang ada didalam negeri. Ini juga dalam

prosesnya, melihat bahwa menjadi ukuran-ukuran kegagalan pemerintah.

6. Penulis :

Pada saat itu Gerindra menrima atau menolak?

Narsum :

Tax amnesty kita gak punya pilihan, dan gak bisa nolak karena itu opsi satu-satunya. Meskipun kita oposisi

.sebagai bangsa, kalau kita tolak terus gimana. Kan, kita sudah menyampaikan seharusnya pemerintah pada

saat itu ada opsi yang lain juga, ini Cuma satu-satunya tax amnesty. Gak tau apa karena menteri

keuangannya percaya.

7. Penulis ;

Yang pada akhirnya saya mencatat, Gerindra memberika catatan pada pemerintah melalui Heri Gunawan “

meminta kepada pemerintah untuk bekerja keras sehingga program tax amnesty yang diperkirakan oleh

pemerintah akan menghasilkan tambahan penerimaan Negara.”

Narsum :

Ya karena memang satu-satunya, jadi kita Cuma bisa itu. Kita sudah menyampaikan itu (alternative)

kepada pemerintah dalam rangka menutupi deficit, nah belakangan kita tahu, kenapa pemerintah dalam hal

ini presiden memaksakan diri untuk tax amnesty , karena presiden jokowi ingin mengumpulkan uang

dengan waktu yang cepat melalui loket-loket yang dia bangun. Karena insfrastruktur yang dilakukan

melalui tax amnesty tidak serijid waktu kita rilis and charges kemudian ada bppn, bppn itu institusi yang

bagus. Kalau sekarang tax amnesty sekedar panitia sifatnya. Bukan badan penyehatan perbankan nasional,

ya tax amnesty itu kan longgar keamanannya sangat rentan terhadap penyalagunaan. Dan terbukti, sekarang

adik ipar presiden jokowi terlibat dalam proses penyalahgunaan dengan salah satu kantor pajak yang

sekarang kasusnya di KPK. Ternyata presiden jokowi menumpulkan uang melalui adik iparnya untuk

ngurusin, pengampunan-pengampunan pajak beberapa perusahan-perusahaan yang masuk melalui adik

iparnya.

8. Penulis :

Terkait RUU Pilkada pasca rezim SBY ke Jokowi, gerindra pada saat itu bagaimana responnya?

Narsum :

Kita mengusulkan waktu itu tidak langsung, artinya ditentukan oleh DPR, Karen kita menilai sangat boros ,

kemudian juga akhirnya ada beberapa factor yang sangat negative yang kemudian kita usulkan bahwa itu

pilkada tidak langsung, tapi kemudian jadi langsung. Ya karena memang banyak sekali, money politic,

pemborosan.

9. Penulis :

Kemudian mengenai Hak angket KPK, kalau saya membaca dari beberapa artikel secara institusi bahwa

DPP melalui Hasyim Joyohadikusuma bahwa Gerindra tidak ikut menandatangani ?

Page 142: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

Narsum :

Soal KPK ini ada dua kali, tahun 2015 partai Gerindra satu-satunya yang menolak Revisi Undang-undang

KPK. Ada pembahasan tentang angket revisi undang-undang KPK. Waktu itu Gerindra dan PKS yang

menolak. Untuk yang hari ini (hak angket kpk), proses awalnya adalah bahwa kpk dianggap oleh

masyarakat juga menyimpang, indikasinya adalah pertama beberapa kasus-kasus besar reklamasi, itu

beberapa orang yang semula sudah dianggap dicekal lepas, kemudian ada kemudian yang hilang, kasus

Freeport, kpk kita anggap rentan, terutama juga kasus e-ktp yang bukan hanya melibatkan anggota DPR

tetapi juga anggota KPK. Bahkan oknum tersebut menjadi pimpinan KPK pak Agus Raharjo.

10. Penulis ;

Jadi bukan hanya baru-baru ini ada e-ktp jadi ada hak angket?

Narsum :

Makanya, oleh karena itu ada dasar yang bisa dibenarkan ketika anggota DPR pada saat itu menyetujui hak

angket, ditambah KPK menyebutkan beberapa kasus-kasus yang disampaikan secara public, khsusnya

kasus Miriam, bahwa Miriam mengaku dihadapan KPK , jika ia mendapatkan intimidasi oleh anggota

DPR. Tapi ketika kemudia ditanya bener gak pernyataan saudari Miriam, KPK menyembunyikan. Ini kan

tidak boleh dalam kasus penyelidikan. Nah oleh karena itu, partai Gerindra beranggapan dasar itu bener.

Tapi kemudian partai Gerindra juga tidak ingin pembentukan hak angket ini ditunggangi oleh kepentingan

individual, apakah karena e-ktp.

11. Penulis :

Artinya gerindra melihat ini secara lebih luas?

Narsum :

Iya lebih luas begitu, oleh karenanya biarlah proses hak angket ini berlangsung, pansus nya bergerak,

mengumpulkan data, kekurangan baik yang sifatnya menyangkut prosedur, baik yang menyangkut

kelembagaan itu disempurnakan, karena kita juga tahu bahwa sebenernya harapan masyarakat juga besar

terhadap KPK. Di sisi yang lain kita juga menginginkan bahwa KPK ini bisa tidak tunduk pada kekuasaan,

dalam dua periode ini kpk terlihat menjadi alat kekuasaan, kasus ahok, kasus reklamasi. Sebenernya baik-

baik saja, kalau kemudian hak angket dilaksanakan, menjadi penting juga kpk ini dikontrol.

12. Penulis :

Ada keterkaitan itu dengan century, BLBI?

Narsum :

Makanya, harusnya kpk tidak usah takut hak angket, tapi kalau misalnya sudah ada bukti-bukti yang

memadai, ya sudah misalnya BLBI disebutkan saja, kemudian kasus reklmasi mana, ahok mana, sebutkan

saja. Jangan kemudian ditutupi , kemungkinan jadi tersangkanya. Saya melihat belakangan ini rasanya

KPK versi Luhut Binsar Panjaitan.

13. Penulis :

Tapi artinya secara individu pak Ferry mendukung itu?

Narsum :

Page 143: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

Semula kita tidak setuju, tetapi pada akhirnya kita menerima. Memang KPK ini tetap harus di control,

14. Penulis :

Waktu itu Gerindra menolak?

Narsum :

Awalnya menolak, tapi kemudia setelah kita rapat, bahwa ini diputuskan di sidang paripurna. Dan ketika

sidang paripurna sudah memutuskan seharusnya kita ikut mengirmkan utusan anggota sebagai pansus.

15. Penulis ;

Kalau saya konfirmasi ke pak Fadli Zon, beliau bilang bahwa kita menolak, tetapi tetap memberika

perwakilannya. Kalau tidak salah Moreno.

Narsum :

Menurut saya sih kita menerima, dengan melihat itu.

16. Penulis :

Sebenernya kalau yang saya pahami merima atau menolak, sekalipun sudah diparipurnakan Fraksi tetap

wajib memberikan perwakilannya untuk pansus.

Narsum :

Waktu itu votting sudah diputuskan oleh pimpinan sidang, jadi waktu itu kita keluar (walkout) tapi kan

diujungnya kita menerima, menurut saya ini jadi penting dan harus instropeksi juga. DPR mungkin ada

salahnya, begitupun KPK banyak salahnya juga. Memposisikan ditengah itu adalah melibatkan diri menjadi

anggota pansus untuk kemudian menjaga supaya kerja pansus tidak tercemari atau pansus hak angket ini

ditunggangi kepentingan-kepentingan politik atau e-ktp dan sebagainya.

17. Penulis :

Kasus terakhir, terkait dengan RUU Pemilu yang hari ini sedang digodok, bagaimana sikap Gerindra.

Terumatama mengenai Presiden threshold?

Narsum ;

Kita, partai Gerindra kepengen supaya presidential threshold itu 0 persen. Kenapa 0 persen? Karena system

pemilu serentak yang akan dilaksanakan pada 2019 nanti pemilihan presiden nanti bersamaan dengan pileg.

Itu adalah sesuatu yang originaly new. Karena ini system yang baru, tidak bisa lagi menggunakan

presidential threshold dengan hasil pemilu yang 2014. Karena totally new, ini baru. Pemilu nya saja belum

masa sudah mau pakai hasil pemilu 2014, ini tidak logis lah. Sangat lah kuat dasar dari Gerindra dan partai

yang lain, mendukung presidential threshold itu 0 persen. Yang menjadi masalah adalah kelihatan sekali

kalau kekuasaan penguasa, ketakutan kalau mereka tidak bisa mendaptakan kecukupan dukungan dari

partai partai. Mereka berusaha menjaga angka 20. Prinsip 0 persen itu adalah karena kita mau memulai

system yang baru. Dan saya yakin di votting nanti kita menang, ini kan sekarang memberikan waktu

penundaan kepada pemerintah untuk mengambil keputusan. Nah, mengenai parlementary threshold itu

penting dalam rangka untuk menyederhakan jumlah partai. Parlemnetary threshold ini sebenernya sarana

untuk membatasi presidential threshold itu.

18. Penulis :

Page 144: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

Secara substansial, alternatif apa yang ditawarkan Gerindra sebagai oposisi dalam mengawal kebijakan?

Narsum :

Yang pertama, itu penting soal counter budget, jadi APBN versi oposisi itu apa. Soal ekonomi, baik itu

politik, hokum, social budaya yang lain-lainnya, itu harus sudah punya. Karena counter budget itu

merupakan manifestasi jaminan dari ideology dan cita-cita partai. Memang sekarang menjadi tantangan

bagi kekuatan oposisi di Indonesia untuk memuali tradisi membangun sebuah oposisi. Disitulah sebenarnya

terjadi pertarungan ide dan gagasan oposisi dan pemerintah ketika di parlemen, esensi oposisinya itu

keliatan.

19. Penulis :

Kebijakan apa yang menjadi fokus perhatian Gerindra hari ini?

Narsum :

Menurut saya sih sebenarnya, bersamaan dengan kemajuan yang didapat oleh bangsa kita pasca reformasi

98 transisi proses demokrasi politik seperti sekarang sudah ada kemajuan. Tetapi, demokrasi politik yang

sekarang tidak otomatis dibidang ekonomi ikut maju. Justru kenyataannya sekarang deficit yang kita capai

justru mengalami kesenjangan ekonomi, kaya-miskin, kesenjangan antar wilayah makin lebar. Karena

ekonomi di Indonesia ternayata tidak semakin demokratis, Gerindra mungkin sekrang akan lebih spesifik

akan membangun Indonesia di bidang ekonomi. Ide dan gagasan besar pak Prabowo Subianto, pikiran-

pikiran yang belakangan tergambar pada buku paradox Indonesia itu adalah basis dasar dari partai Gerindra

yang harus diikuti oleh kader, pengurus, simpatisan partai Gerindra untuk memperjuangkan.kemajuan

ekonomi, nanti cerminannya di counter budget, dan perilaku partai gerindra baik yang di parlemen, atau

yang ada dilapangan lainnya.Demokrasi yang baik itu memang ditandai dengan adanya oposisi, disamping

itu demokrasi juga harus bisa terjaga oleh pilar-pilar. Harusnya media juga bisa jadi sarana untuk

melahirkan demokrasi yang baik juga, saying media dijaman demokrasi ini menjadi semprul, karena

pemilik media adalah orang-orang partai politik yang berada pada kepentingan politik.nah, seharusnya

yang menjaga demokrasi agar tetap baik adalah pilar-pilar media. Sekarag yang penting menjadi oposisi

adalah partai poltiik ini, karena tumpuan masyarakat ada pada partai.

Wawancara dengan Prof. Syamsudin Haris

Pada tanggal 7 Juli 2017, pukul 10.20 WIB

1. Penulis :

Sebetulnya system presidensial seperti di Indonesia ini yang cenderung multipartai, apakah oposisi masih

berlaku?

Narsum :

Ya yang namanya system demokrasi pasti ada lah yang namanya oposisi. Di akui atau tidak itu pasti ada,

dan secara factual memang ada. Ya tentu berlaku lah. Kita ini kan studinya akademik, jadi tidak terbatas

Page 145: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

pada klaim-klaim politisi. Makanya kalau ada partai politik pemenang pemilu yang membentuk

pemerintahan, pasti ada yang tidak. Nah yang tidak itu kita klasifikasikan dengan oposisi. Bahwa oposisi

yang dimaksud adalah partai yang tidak masuk di pemerintahan tidak punya ideology yang sungguh-

sungguh berbeda, tidak punya rancangan kegiatan yang sungguh-sungguh berbeda. Tidak punya budget

alternative, itu soal lain lagi. Itu kan tugas anda untuk menganalisisnya kenapa demikian. Bahwa ada

oposisi ya iya. Ini menjadi penting bagi anda perspektif teori yang digunakan seperti apa. Kalau tidak bisa

mencakup atau tidak bisa dipakai untuk kasus Indoneisa, tentu anda bisa bangun perspektif yang lain.

Walaupun ini hanya untuk S1, tapi bagus juga kalau dilakukan hal itu. Sejauh ini sudah ketemu dengan

partai politik?

2. Penulis :

Sudah prof. kalau saya memandang, dari PKS ataupun Gerindra yang saya teliti begitu. Kaya Ferry

Juliantono mengatakan, yang membedakan kita dengan PDI P adalah factor ideology baginya, dia

(Gerindra) menolak APBN , terutama dengan PNM. Baginya itu tidak selasar dengan ideology Gerindra.

Sementara waktu PDI P menjadi oposisi pada pemerintahan SBY, kan hanya secara personal saja Megawati

dengan SBY. Berbeda dengan PKS, PKS lebih spesifikasi pada hal-hal yang memang sedari awal sudah

menolak pemerintahan Jokowi.

Narsum :

Nah, makanya kalau anda mau meneliti dengan benar, jangan didasarkan pada statmen atau klaim-klaim

itu. Anda harus cek klaim itu, pada level apa klaim itu diimplementasikan. Apakah muncul pada dalam

perdebatan mengenai pembahasan UU di dewan atau ditempat lain. Itu musti ada upaya untuk mengecek

itu. Kalau tidak, ya kita hanya mengandalkan pada klaim saja. Klaim bahwa partai A memang berbeda

dengan penguasa, dan seterusnya, tapi tidak implementatif. Perbedaan itu tidak Nampak dalam perilaku.

Anda musti cek, ada gak perubahan perilaku itu. Tentu yang baik melalui risalah persidangan.

3. Penulis ;

Bagaimana anda melihat, oposisi yang terjadi di Indonesia ini pasca reformasi?

Narsum :

Saya kira secara umum, tidak ada perbedaan yang mencolok, sejak pemilu 1999 sampai sekarang. Sebagian

oposisinya bersifat personal (tidak suka pada tokoh tertentu/ asal beda), sebagian bersifat kebijakan, tapi

ada juga yang sungguh-sungguh yang sifatnya mendasar. Misalnya, pembahasan mengenai UU kesehatan,

UU mengenai pertambangan, intinya umumnya mengenai ekonomi dan cukup kenceng, walaupun belum

tentu sungguh-sungguh ideologis, dalam pengertian sesuai dengan visi misi partai politik yang

bersangkutan.

4. Penulis :

Apakah tren oposisi mulai membaik dinegara kita?

Narsum :

Saya kira belum, belum Nampak membaik dalam pengertian masih asal beda. Nah kalau dikatakan

membaik apabila perjuangan oposisi itu orientasinya pada kebijakan. Bagaimna menawarkan kebijakan

Page 146: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

alternative. Misalnya dalam soal pengelolaan SDA, partai politik oposisi punya kualitas tidak? Bagaimana

skema atau model pengelolaan SDA yang lebih mensejahteraan bangsa kita dan lebih adil, dan punya daya

tawar. Dan itu diperjuangkan di masing-masing komisi. Atau melalui pembahasan UU.

5. Penulis :

Bagaimana tanggapan anda mengenai sikap Gerindra dan PKS yang memilih oposisi?

Narsum :

Ya tentu sah-sah saja, siapapun yang memilih sebagai oposisi ya sah saja. Kita patut mengapresiasi,

khususnya kepada Gerindra dan PKS. Sebab, kalau semuanya masuk pemerintahan, demokrasi kita jadi

tidak lucu. Selain itu potensi politik transaksional menjadi tinggi. Artinya pemerintah, bisa jual beli

dukungan, atau sebaliknya partai politik jual beli dukungan. Baik itu menyetujui kebijakan atau melokanya.

Tidak mustahil demikian (keluarnya sejumlah partai dari KMP karena burgaining politik/ politik

transaksional). Level kualitas partai politik kita ya masih pada tingkat itu. Nah itu kan menyangkut kualitas

oposisi. Jadi kualitas oposisi dan kehidupan politik bangsa kita masih pada level dalam pengertian sebagai

cara atau alat bargaining power.

6. Penulis :

Sekalipun secara de jure oposisi tidak disebutkan dalam aturan politik kita, dalam sudut pandang anda

sebagai pengamat politik, keuntungan apa yang didapat Gerindra dan PKS?

Narsum :

Keuntungannya tentu yang pertama, mendapatkan simpati dan dukungan electoral. Kedua, PKS dan

Gerindra mendapat insetif dari lawan-lawan politiknya itu sendiri. Misalnya, akses politik, akses ekonomi,

apapun lah itu sehingga bisa menghimpun kekuatan yang bersaing pada kekuatan pemerintah pada pemilu

selanjutnya. Dan itu yang dinikmatin oleh PDI P pada masa pemerintahan SBY.

7. Penulis ;

Aturan yang seperti apa, jika memang oposisi harus dipaksakan dalam system politik kita?

Narsum :

Penting sekali koalisi oposisi dan koalisi pendukung pemerintahan ada paying hukumnya dalam bentu UU,

supaya partai politik tidak menjadi oportunis, sebagaimana kita melihat fenomena pecahnya KMP itu. Oleh

sebab itu penting sekali melihat kedepan, bagaimana supaya koalisi pendukung pemerintah dan koalisi

oposisi sifatnya permanen, dalam artian permanen itu, jika mendukung ya mendukung, itu kan pilihan.

Kalaupun kecewa dengan kebijakan pemerintah, ya kalau mau menjadi bagian dari pemerintah ya harus

mendukung. (koalisi KMP dan KIH) sebetulnya positif, kalau koalisinya itu bersifat “permanen”. Oleh

sebab itu koalisi politik dalam bangsa kita diikat, melalui semacam MoU, melalui kesempakatan-

kesepakatan minimum. Kelemahan koalisi pada pemerintahan JOkowi adalah karena tidak adanya

kesepakatan minimum itu. Jadi setiap partai politik setiap saat bisa bertentang atau setiap saat bisa cabut.

Kalau yang dimaksud AS itu sangat jelas sebab partainya hanya dua, dilemma kita ini kan multipartai. Nah

jangan lupa system multipartai yang dikombinasikan dengan presidensil berpotensi partai itu menjadi tidak

disiplin dan menjadi oportunis nanti. Makanya penting juga dalam konteks presidensil itu multipartai kit

Page 147: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

disederhanakan. Makanya muncul wacana mengenai penyederhanaan system kepartaian, maksudnya adalah

supaya Cuma partai efektif yang duduk dilegislatif itu jauh lebih sedikit.

8. Penulis ;

Bagaimana anda menggabarkan oposisi dimasa yang akan mendatang?

Narsum :

Saya menduga kedepan, fenomena oposisi kehidupan politik bangsa kita masih akan sama. Masih akan

terjebak pada pola yang masih asal beda, belum menjadi oposisi yang ideologis. Selama partai politik

belum sehat dan juga masih dikuasai oleh individu-individu pemilik modal maka selamanya akan

demikian. Sebab yang mengikat anggota atau simpatisan partainya bukan ideology nya tetapi kecintaan

kepada tokoh partai (SBY, Prabowo, Megawati). Artinya idelogi menjadi lip service saja, plat form nya

hanya untuk memenuhi kewajiban yang diamanahkan oleh UU, bahwa partai politik ketika mendaftar ke

KPU itu musti punya visi misi, ad art, dan tidak lebih hanya pada level itu.

Wawancara dengan Dr. Firman Noor

Pada tanggal 27 Juli 2017, pukul 10.00 WIB

1. Penulis :

Dalam sistem presidensial kita yang cenderung multipartai, sebetulnya oposisi itu masih berlaku atau tidak

kalau dalam ketatanegaraan?

Narsum :

Ya ini tergantung pemahaman kita terhadap oposisi, saya sudah tulis dalam jurnal. Oposisi itu tingkatnya

adalah sesuatu yang berbeda yang oposit, apapun yang tidak sama itu adalah oposisi. Banyak definisi

tentang oposisi, tapi kalau dalam oposisi konteks politik terkait dengan pengaturan negara, kekuasaan,

pemanfaatan kekuasaan, pembuatan undang-undang, kebijakan. Apapun kemudian yang berbeda dengan

yang diinginkan oleh penguasa pemerintah maka itu adalah oposisi. Hanya saja memang apakah oposisi ini

yang bersifat yang permanen seperti di Inggris misalnya secara langsung yang kalah memang jadi oposisi,

yang sifatnya temporari dan kasusistik dia mungkin bisa loyal terhadap satu kasus tapi tidak sengan kasus

yang lain, dia bisa menjadi orang yang kritis dalam satu kasus tetapi jadi pengikut yang lain. Contoh

terbaru misalnya PAN dalam konteks undang-undang pemilu, dia menjadi oposisi, berarti di sini memang

tugas tyo menjelaskan definisi oposisi apa yang dimaksdud dalam skripsi tyo. Dugaan saya adalah oposisi

yang agak permanen karna memang mungkin dengan oposisi yang seperti itu, callange untuk pemerintah

akan lebih continue dan itu mengutungkan sebetulnya dalam beberapa hal. Pertama, itu akan memperbaiki

kualitas kebijkana itu sendiri, bayangkan kalau ada kebijakan yang tidak di callange jadi sudah merasa

benar padahal tidak ada yang sempurna, tidak ada pembuat kebijakan yang bisa mengcover semua tanpa

pertimbangan-pertimbanagn yang tajam yang kritis, meskipun memang bisa berdalih bahwa sebelum

undang-undang itu dibuat dia mengumpulkan pandangan, tapi kan justru itu permainan politinya bisa jadi

untuk menggol kan sebuah rancangan dia akan mengumpulkan orang-orang yang partai itu saja kemudian

Page 148: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

melegitimasi dengan menyatakan kita sudah kok mengajak partai di luar pemerintah untuk merancang

kebijakan ini. Tapi tetap pada akhirnya membutuhkan mata telinga dan mulut orang di luar pemerintahan

yang bisa menjadi bisa penyempurna pembuat kebijakan. Yang kedua adalah sebuah kekuatan itu

cenderung untuk korup dan akan makin korup kalau tidak ada check and balance tidak ada yang

mengkontrol. Rakyat menjadi korban, karena tidak ada yang bisa menyuarakan alternatif pandangan

pemikiran, sementara mungkin alternatif itu dibutuhkan, kenapa karena sekali lagi praktek manusiawi dari

demokrasi itu adalah dia mengganggap pemerintah bukan sesuatu yang sempurna, beda dengan fasis

misalnya Hitler yang sudah merasa pemerintahannya benar, demokrasi tidak, demokrasi pasti ada

kesalahan pada yang memerintah makanya harus ada pemilu 5 tahun, pasti ada kebijakan yang

membutuhkan callange karena ketidaksempurnaan tadi, kepentingan oposisi adalah menuyuarakan yang

tidak sempurna agar rakyat bisa mendapatkan kebijakan yang baik buat seluruhnya.

2. Penulis :

Jadi oposisi bukan sekedar penentang an sich?

Narsum :

Justru kalau oposisi yang dimaksud secara akademis dan dalam kontek demokrasi yang nasional juga yang

modern, itu jelas bukan asal beda. Oposisi lebih dari itu, oposisi yang diharapkan dari demokrasi adalah

lebih dari asal beda. Karena kalau asal beda justru mungkin menentang rasionalitas, rasionalitas sudah

bagus tapi karena asal beda dicari-cari saja perbedaan itu dan ternyata dia menghasilkan alternatif yang

konyol, justru itu tidak sejalan dengan demokrasi. Jadi yang pertama adalah kenapa oposisi itu penting,

untuk memperbaiki kualitas kebijakan, kedua memang untuk menyuarakan aspirasi yang tidak terdengar,

sehingga aspiratif

3. Penulis :

Pasca pilpres ada dua kubu KIH dan KMP, semisal kasus MD3. apakah oposisi sistem multipartai yang

cenderung banyak seperti ini itu tidak menjadi kekhawatiran?

Narsum :

Apakah memang dengan perbedaan itu pemerintah tidak jalan? Saya kira pada akhirnya tetap berjalan, dan

terbukti penelitian ceabob memperlihatkan bahwa deadlock itu akan membuat pemerintahan itu tidak

berjalan, alhasil pemerintahan itu tetep berjalan dan sampai berakir sesuai masa periodenya, jadi meskipun

ada satu perdebatan sampai membuat tandingn waktu itu kan proses saja. Tetapi saya tetap berpandangan

bahwa ketegangan itu tidak membuat pemerintah lumpuh, dia akan membuat dinamika tersendiri, akan

banyak kericuhan, ramai. Mungkin ada proses perlambatan dalam pembuatan kebijakan. Itu tidak akan

membuat pemerintahan berenti.

4. Penulis :

Kalau itu terkait dengan APBN misalnya?

Narsum :

Ya kan akhirnya si oposisi itu juga akan mengeluarkan sebuah statement yang tidak akan mempermalukan

diri merka. Artinya dia sadar betul, bahwa statement-statement mereka akan dihitung oleh masyarakat oleh

Page 149: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

sejarah bahwa mereka akan menjadi kelompok konyol atau tidak, saya kira mereka akan berhitung itu.

kemudian mereka juda sadar kok bahwa mereka tidak mau ditentang rakyat hanya karena mereka, misalnya

hanya bikin lama, bisa jadi juga mereka berpandangan mereka ingin mendapatkan legitimasi dari

masyarakat banyak, untuk bisa mengatakan itu mereka memang harus menghasilkan juga usulan-usulan

atau kebijakan-kebijakan kritis atau pandangan kritis yang memang rasional, masuk akal yang benar. Di

sisi lain dnegan adanya kekuatan dalam parlemen, presiden dan jajarannya tidak main-main kan, diaakan

serius, karena dia sedang diuji. Dan mereka juga sama motivasinya, ingin dikenang sejarah, ingin dianggap

bahwamereka layak sebagai pemerintah. kalau kemudian ada perlambatan atau sebagainya dan kita

khawatir karena itu, ya itu kekhawatiran gaya orde baru, oposisi dianggap sebagai suatu penyakit, oposisi

sebagai suatu hal yang lambat. Tapi memang terjai di Inggris luar biasa, hampir semua politisi berantem

dulu mereka ketika ada perdebatan.

5. Penulis :

Bagaimana mas firman melihat oposisi yang terjadi di Indonesia dari awal reformasi sampai pada saat ini?

Narsum :

Ya saya setuju bahwa sosoknya makin keliatan ketimbang memang dulu yang memang cenderung untuk

merangkul semua dan membuat pemerintahan pelangi, mungkin juga dengan tujuan tidak ada oposisi

mungkin juga. Kita coba untuk berpikir lebih efektif dalam menjalankan pemerintahan, tapi kan kenyataan

juga ngga efektif, sudah ngumpul semua malah tidak efektif juga, ini juga membuktikan tidak ada oposisi

belum tentu efektif. kemudian di era berikutnya SBY, sempat awal-awal ketika JK belum menguasai

Golkar ngga keliatan lagi oposisinya ngga jelas, malah yang lebi diposisi itu kaya metro TV, Hanura dan

Gerindra juga standar lah ya, kalau sekarang kan memang dengan seiring berjalannya waktu, ada sebagian

yang melanjutkan tradisi tidak beroposisi dengan berbagai macam alasan yang terpenting adalah alasan atm

yang harus dijaga. hal positif yang bisa diambil dari gerindra adalah dia tidak menngambil posisi yang

sama dengan golkar, tidak mengambil posisi yang sama dengan partai-partai yang dulu yang mencalonkan

presidenn kemudian gabung dengan pemerintahan. Jadi dalam hal ini ada sisi positif, ada perbaikan ada

penampakan oposisi tanpa sebuah alasan yang, sebenernya orang bisa mikir ngga ada untungnya loh ngga

dapet jabatan di kabinet. Keuntngan pragmatis biasanya tidak terlalu cash, tidak terlihat mungkin dia

investasi untuk 2019. Sebenarnya pola ini pola yang patut dihargai lah, PKS mungkin setengah ideologis

juga ya kenapatidak bergabung. Cuma memang partai yang lain masih sama, dalam pengertian, terutama

PPP mereka memang tidak punya orientasi ketika berada di oposisi, dan menganggap bahwa akan lebih

menguntukan ketika bersama pemerintah.

6. Penulis :

Kira-kira faktor apa yang melatarbelakangi partai memilih jalur oposisi, terlepas dari dia kalah dalam

pemilihan?

Narsum :

Kembali dalam kasus ini ya, pertama apakah ada partai yang ideologis nasionalis itu ada, aku khawatirnya

belum banget ya, belum betul-betul pancasila itu dijadikan sebuah pegangan untuk berpolitik saya kira

Page 150: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

masih sebatas jargon ya. Tapi kalo kita lihat kan motivasti beroposisi kan, ya sebenarnya kan anda sudah

menyebutkan, dia mungkin punya pandangan mendasar, jadi ada level-levelnya, pandagan mendasar itu

pandangan ideologis. Pandangan ideologis ini itu susah diketemukan, seperti dinegara-negara yang

partainya ideologis, di Amerika. Dan sebetulnya Inggris juga, sampai kapanpun buruh dengan konservatif

itu tidak akan bersatu. Jerman yang terakhir agak unik, tapi tidak seperti Inggris yang memang faktor

ideologis nya sudah bercampur pada hal-hal yang sifatnya praktis. Artinya, dasarnya tetep ideologis,bahwa

buruh itu bukan liberal dan mindsetnya berbeda dengan liberal. Tapi memang sudah ideologis dan praktis,

semisal persoalnnya kalau di Indonesia seperti BPJS, dan itusudah sanga praktis. Tapi tetep ada faktor

ideologisnya dan ia tidak betul-betul murni praktis ya tidak. Itulah sebab kenapa buruh menang lagi karena

Corbin dianggap sudah ideologis lagi. Saya faktor itu yang menjadi top nya untuk oposisi. kemudain juga

mungkin berikutnya terkait dengan masalah pilihan-pilihan kebijakan mendasar atau besar. Kalau sistem

saya kira kalau sudah melawan sistem saya kita opisis sudah agak revolusioner mainnya udah ngga di

parlamen kalu sistem, berarti ngga percaya sistem kan, dia mungkin udah lebih setengah rebelion.

7. Penulis :

Kira-kira model-model HTI?

Narsum :

Ya, secara konseptual ya, dia ngga bisa masuk dalam parlemen kalau udah gak percaya itu. kemudian isu-

isu besar misalnya jadi secara ideologis, isu-isu mendasar yang dari isu-isu akan mengarah ke kebijakan

yang berbeda-beda. Beda kalau kita isu besarnya ini pasti nanti turunnya beda, nah ini yang kadang-kadang

membuat orang gak nyambung. Nggak paham grand isunya. Kemudian juga terkait dengan pilihan siapa

pilotnya,karena akan anggapan bila pilotnya ini arah pesawatnya akan begini, arahnya kesana, siapa saja

yang akan terlibat. Bisa jadi patron. Atau leader yang dianggap sebagai sosok yang akan membedakan, itu

kan sangat terasa ketika pilpres kemarin. Prabowo akan dianggap seperti ini, Jokowi akan dianggap seperti

ini. KMP itu sebetulnya koalisi pragmatis, karena koalisi pertama, itu juga terkait erat dengan bagi-bagi

kursi. Apalagi secara kecocokan antara Geindra dan PKS gak nyambung. Kalau kemudian ditanya faktor-

faktor apa yang menyebabkan oposisi masih bertahan. Ya saya kira faktor pemimpin, kepemimpinan yang

susah, Gerindra yang diterapkan di Jokowi, faktor ideologis, banyak juga faktor kebijakan yang banyak

celah sehingga menjadi legitimasi oposisi untuk berbeda dengan pemerintah. Bayangkan bila kebijakan ini

tidak banyak celah, tentu tidak banyak peluang untuk oposisi. Sekali lagi karena oposisi di Indonesia ini

bukan oposisi logis atau grand design yang benar-benar beda, jadi dia juga agak reaksioner. Pemerintah

mengeluarkan kebijakan yang banyak cacatnya, dia akan ada celah untuk dikritisi.

8. Penulis :

Mengenai sikap partai Gerindra dan PKS sebagai oposisi, tanggapan pak Firman sebagai pengamat?

Narsum :

Kalau kita lihat kan aspek normatif dulu ya, mereka kan selalu menganggap sebagai oposisi loyal.

Kemudian ditafsirkan sebagai mendukung tapi akan mengkritisi kalau berbeda. Maksdunya saya kalau

oposisi, oposisi aja lah, gak usah loyal atau tidak loyal, karena kalau tidak loyal mereka sudah rebelian.

Page 151: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

jadi menurut saya memang mereka menarik garis yang berbeda,berdeda tidak akan sama, mau ditawarin

apapun mereka akan berbeda. Memang tadi ya,pengalaman historis, leadership dan itu juga termasuk

respek terhadap leader, kesolidan. Pandangan bahwa seperti ini harus jadi oposisi dan juga faktor investasi

dan juga faktor lemahnya rancangan undang-undang, artinya masih banyak pemerintah sehingga memang

mereka menjadi lebih terlihat dipermukaan. Pemerintahan ini juga terkesan gak profesional banget, tambal

sulam, salah ketik. Artinya oposisi ada memang karena pemerintah sangat layak untuk dikritisi.

Keuntungan lainnya adalah mereka nyaman diposisi oposisi, dan ini pilihan. Keuntungnya mereka tidak

merasa dirugikan, mereka tetap menyampaikan aspirasi, mereka tetep menyuarakan apa yang dikehendaki,

dan berkomunikasi dengan basis massa dengan baik. Dan kalau toh misalnya tidak ada hal yang betul-betul

memang menguntungkan, memang betul demokrasi itu sendiri. Dan keuntungannya bagi demokrasi itu

sendiri, bahwa di Indonesia ada suara yang kritis, dan publik menganggap ada kelompok diluar pemerintah

yang berani menyuarakan pandangan yang berbeda.

9. Penulis :

Nah kedepan apa yang seharusnya dilakukan oleh Gerindra dan PKS menjadi oposisi?

Narsum :

Jelas yang penting mereka jangan asal berbeda dan profesional, elegan, dia harus ingat hitungan sejarah,

dia harus terlihat baik dimata masyarakat, harus membuktikan bahwa dia itu punya otak, hati nurani, itu

harus dilakukan untuk kepentingan-kepnetingan aspirasi masyarakat dan kepentingan demokrasi itu sendiri.

Kalau memang ingin dilihat ada demokrasi beneran.

10. Penulis :

Saya sempat mengkritik Gerindra mas, melalui Fuad Bawazier. Karena memang beliau posisi nya sebagai

petinggi Gerindra. Saya kira ketika Gerindra menolkan RAPBN, seharusnya Gerindra juga menyiapkan

shadow budgeting. Tapi saya tidak lihat itu, apakah ini salah satu bentuk lemahnya partai oposisi?

Narsum :

Ya itu bukan oposisi ideal. Oposisi itu memang harus menyiapkan alternatif. Kebetulan saya punya

privillage untuk menyaksikan apa yang terjadi di Singapura dan di Inggris waktu itu. Setiap ucapan

pemerintah akan dicatat oleh mereka (oposisi) diingat dan kemudian ketika ada kesalah akan dibalikan ke

mereka. Kedua, setiap ucapan dan perbuatan akan disertai dengan alternatif. Kalau tidak sesuai dengan

pemerintah kita sudah siap dengan usulan kita. Hal itu wajar bisa terjadi memang karena parlemen di

Inggris sudah sangat lama sekali ya umurnya, jadi sudah tau harus ngapain oposisi itu. Harus kasih

alternatif, alternatif yang seperti apa? Ya tentu harus rasional, karena dia berkempentingan dilihat rakyat

dan berkempentingan pada pemilu berikutnya. Dia akan dilirik dan dilihat oleh rakyat, selama tugasnya

sebagai oposisi memberikan kesan bahwa mereka lebih benar daripada pemerintahn, sayangnya ini belum

bisa mengkultur dan belum mengalami pelembagaan, sehingga kadang-kadang oposisi itu asal jeplak, asal

beda dan asal-asalan tanpa ada alternatif. Gak usah lah lebih baik, tapi seimbang dari versi lain lah itu udah

cukup. Budaya oposisi untuk tidak asal beda itu belum kuat, artinya budaya oposisi itu belum menjadi

kepedulian orang, belum menjadi perhatian orang, belum merasa orang untuk respek disitu, belum

Page 152: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

membuat orang merasa nyaman disitu. Kemudian oposisi yang berkualitas, mudah-mudahan kedepan

siapapun pemerintahan harus tetap ada oposisi, itu bagus. Kita tidak ingin menjadi negara yang satu suara

kan.

11. Penulis :

Tetapi memang kalau mau melihat dari sejarah, rasa-rasanya memang oposisi banyak kelemahan, fusi

partai mulai diterapkan. Mulaidari Soekarno, Soeharto, masuk di era reformasi yang sejatinya adalah

membuka keran demokrasi yang seharusnya peran partaidapat terlihat tapi nyatanya biasa-biasa saja, atau

memang budaya kita seperti itu?

Narsum :

Budaya itu kan bisa diciptakan, saya tidak yakin budaya kita seperti itu. Kita tahu pada tahun 1955 kita

punya sebuah pemerintahan yang dikritisi habis-habisan oleh Parlemen. Dan 40 tahun cukup untuk

membuat budaya,mulai dari tahun 1959 lah , membentuk kultur baru sehingga oposisi tidak disebut sebagai

sebuah masalah bukan bagian dari demokrasi. Ini yang kemudian mungkin berimpak pada kondisi

masyarakat, partai elit dalam melihat pemerintah yang baik seperti apa, sayangnya dianggap tanpa oposisi,

karena oposisi dianggap penyakit. Secara empiris, negara yang kaya, negara yang stabil, justru oposisi nya

kuat. Negara yang paling makmur dan paling stabil di dunia memiliki oposisi yang kuat. Negara-negara

seperti Skandinavia punya oposisi yang kuat, dilembagakan, diparlemen punya waktu bicara, punya

dukungan dana yang hebat, punya jaringan tv yang kuat, punya dukungan basis massa yang uar biasa, aman

dan kaya, dan sehat nggak sakit.

12. Penulis :

Jika memang oposisi ini terus dikembangkan, kira-kira ada tidak aturan yang harus diberlakukan atau

memang berjalan seperti ini saja?

Narsum :

Nggaklah, by nature aja, bahwa konsekuensi sebuah pemerinatahan demokrasi, prinsipnya harus punya

alat kontrol check and balances. Siapa yang mengambil peran itu, kalau memang dia seorang demokrat itu

akan dengan sendiri menglompok untuk merayakan demokrasi, menjalankan demokrasi dengan tulus,

dengan benar, dengan niat yang baik, dengan rasional, dan by nature akan tetap ada dan tidak berenti kalau

kita komitmen dengan konstitusi dan demokrasi. Tapi jangan lagi diatur-atur malah menjadi kaku.

13. Penulis :

Bagaimana anda menggambarkan oposisi dimasa yang akan mendatang di Indonesia?

Narsum :

Ya ini memang, kalau kita mau melihat trend nya memang agak sedikit naik ya, tapi apakah trend ini akan

terus naik atau akan fluktuaktif, dan bagi saya sih ada pembelajaran yang bagus ya. Menjadi oposisi itu

bukan sebuah kesalahan, menjadi oposisi itu memang diperlukan dalam sebuah demokrasi. Mudah-

mudahan kesadaran seperti ini, mungkin setidaknya persepsi untuk oposisi menjadi semakin baik, dan

mungkin akan terformalkan, tapi untuk peluang untuk membaik pasti ada.

Page 153: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

Wawancara dengan Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif SMRC

Pada tanggal 18 Agustus 2017, pukul 13.30 WIB

Penulis:

Tapi yang ditolak itu soal APBN?

Narsum:

Ya nolak, tapi kan agenda presiden tetap jalan jadi ngga buntu. Sama di era KMP mungkin buntu kalo

oposisi nya dominan dari segi jumlah oposisi, kaya KMP sebelum bubar kan. Tapi ke sini-sini ngga ada

kebuntuan. Ngga ada kebijakan penting yang tidak bisa lolos dari DPR, yang paling penting biasanya

kebijakan tentang RAPBN kan. KMP ada sejak oktober 2014- 2015, satu tahun. APBN memang lancar,

APBN atau APBNP, kebijakan lain secara umum tidak ada yang signifikan, jadi di Indonesia belum pernah

ada kebuntuan menurut saya, walaupun ada oposisi, walaupun ada oposisi yang dominan kaya KMP,

bahkan kemudian KMP nya pindah kan Golkar, PPP, PAN itu pindah. Demikian juga dulu saat SBY ada

koalisi kerakyataan, koalisi kebangsaan.

Penulis:

Dalam sistem presidensil yang cenderung multi partai, apakah oposisi ini berfungsi?

Narsum:

Ya tergantung apa yang kota maksud dengan oposisi, oposisi itu kan didefinisikan paling mudah adalah

sebagai partai-partai yang berada di luar pemerintahan kan, partai-partai yang tidak ikut pemerintahan.

Fungsi oposisi tentu saja kemudian menjadi lebih kritis dan menjadi alternatif kebijakan yang ditawarkan

oleh pemerintah. Dalam konteks ini bisa, di dalam sistem presidensil kan ada keterpisahan antara parlemen,

legislatif dengan presiden. Legislatif pun bisa jadi oposisi karna fungsi nya mengontrol presiden.

Penulis:

Tapi kalau masing-masing partai mengusung Presiden (partai di Parlemen cenderung pendukung presiden)?

Narsum:

Iya karna itu ada koalisi kan, jadi dalam sistem presidensil itu bahkan anggota koalisi yang sama itu bisa

aja menjadi kritis dengan pesiden atau bersebragan dengan presiden dalam sistem presidensil. Jadi segi

substansi nya kalo oposisi dimaknai sebagai sikap kritis atau berbeda atau bertentangan dengan presiden

atau eksekutif, maka sistem presidensil mendesign legslatif sebagai oposisi terhadap presiden secara sistem.

Beda dengan sistem parlementer, kalo sistem parlementer parlemen terbelah menjadi dua, oposisi dan

koalisi. Kan perdana menteri anggota DPR juga, menteri-menteri amggota parlemen juga. Jadi jelas,

opoisisnya haruslah politisi atau partai yang bersebrangan dengan partai-partai yang menjadi penguasa,

supaya mereka berbentuk koalisi maupun tidak berbentuk koalisi. Tapi dalam sistem presidensil dengan

sendirinya oposisi itu harusnya berfungsi, oposisi dalam sistem presidensi itu secara substansi itu bisa dua,

kalau oposisi diartikan sebagai sikap kritis atau sikap berbeda dengan Presiden, yaitu oposisi yang berasal

dari sistem dalam arti oposisi karna fungsi legislatif. Yang kedua oposisi karna ada nya partai-partai yang

tidak secara resmi ikut di dalam koalisi yang mendukung presiden atau pemerintahan. Contoh yang

pertama, kamu tau Obama Care? Itu yang mengajukan kan obama dari partai demokrat di tahun 2010,

Page 154: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

anngota DPR dari partai demokrat itu kan mayoritas tapi tidak semua anggota DPR dan atau senator dari

partai Demokrat mendukung Obama walaupun partai nya sama. Kenapa? Karena itu tadi sistem presidensil,

anggota parlemen itu bisa karena anggota parlemen bisa karna fungsi sebagai pengontrol ekesekutif bisa

melakukan fungsi-fungsi yang sifatnya kritis, berbeda. Tapi biasanya oposisi yang berasal dari partai nya

presiden atau partai yang berasal dari koalisinya presiden itu biasanya tidak bersifat permanen, dia hanya

oposan terhadap kebijakan-kebijakan tertentu, nah ini yang disebut gejala presidensialisasi partai politik

atau presidensialisasi parlemen. Di Indonesia terjadi tuh, contoh PAN atau PKS pada zaman SBY. PAN

berbeda denga presiden jokowi dalam hal undang-undang pemilu dalam soal ambang batas walaupun dia

anggota koalisinya presiden.

Penulis:

Lebih jauh dari apa yang anda lihat dengan oposisi di Indonesia pak?

Narsum:

PDIP juga gitu walaupun dia partai Jokowi beberapa kali dia oposan terhadap Jokowi, coNtoh mereka bikin

motori pansus Pelindo tujuannya meminta Jokowi untuk tidak setuju dengan Jokowi mempertahankan

Siswandi sebagai anggota, jadi dalam PDIP sendiri ada oposisi terhadap presiden. Jadi, oposisi dalam

sistem presidensi bisa bermakna dua itu, opisisi dalam arti legilatif yang kritits terhadap presiden atau

ekeskutif dalam konteks ini yang oposan bisa dari perati presiden sendiri atau partai yang tidak ikut koalisi.

Yang kedua oposisi dalam arti sikap partai-partai yang berada di luar pemerintaham, itu tadi konteks

Indonesia mereka yang menyebut sebagai mitra kritis pemetintah itu adalah Gerindra dan PKS. Demokrat

tadi mengatakan dia penyeimbang, tapi perdefinisi partai oposisi itu kan partai yang berada di luar

pemerintahan, perdefinis ya baik Gerindra PKS maupun Demokrat itu masuk kategori oposisi. Kalau kita

lihat Gerindra dan PKS, fungsi-fungsi itu jelas mereka jalankan. Dalam arti umunya mereka sangat kritis

terhadap pemerintah, cenderung berbeda dengan pemerintah, bakan dalam beberapa kebijakan jelas

menentang apa yang diusulkan oleh presiden. Tapi oposisi di dalam kontek indoensia bisa juga dalam arti

presidensil secara umum, oposisi tidak 100% berbeda dengan pemerintah. Contohnya partai oposisi tidak

pernah tuh tidak menyetuji APBN setiap tahun, dari PDI jaman SBY sampai ke Gerindra dan PKS dan

demokrat yang searah. Jadi kalau mau liat dari siis itu ya oposisi yang berfungsi di Indoensia, kalau dilihat

dari fungsinya, fungsinya untuk menjadi critical partner.

Penulis:

Apakah patokannya dengan ABPN?

Narsum:

Salah satunya APBN

Penulis:

Kalau dia mengkritisi hak angket dan pemilu misalnya?

Narsum:

Ya itu seperti yang saya bilang tadi, fungsinya dia berfungsi sebagai oposisi kan tapi dia tidak selalu 100%

berbeda dengan pemerintah. Karena dalam kebijakan yang penting seperti APBN, karena APBN itu penting

Page 155: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

banget dalam politik (menurut David Easton), jadi pencerminaan yang penting bahkan paling penting

dalam kebijakan untuk rakyat adalah APBN. APBN itu tidak pernah tidak disetujui oleh partai baik itu

oposisi ataupun koalisi. Makanya Indonesia ngga ada kebuntuan.

Penulis:

Bagaimana tangggapan Dr. Djayadi Hanan terhadap sikap partai Gerindra dan PKS yang memilih sebagai

partai oposisi?

Narsum:

Ya itu satu sikap yang wajar, karena mereka memiliki perbedan politik maupun personal dengan yang

sedang berkuasa. Misalnya, Gerindra kan ketuanya Prabowo, dan Prabowo kan rival utama dari presiden

Jokowi, pertarungannya juga sangat sengit. Jadi disitu wajar saja kalau kemudian dia memilih untuk tidak

bersama. Demikian juga PKS, PKS juga sudah lama dianggap tidak bisa cocok dengan PDIP karena

perbedaan yang macem-macem lah, ideologinya PKS yang berbasis islam itu berbeda dengan ideologi

PDIP yang berbasisi nasional atau nasionalis. Jadi itu sikap yang wajar, dari segi sejarah Gerindra dan PKS

itu belum pernah bersama dalam segi pemerintahan kan. Ketika PKS dijaman SBY, PKS koalisi dengan

SBY bisa jadi itu berbeda. Jadi itu hal yang wajar dan hal yang masuk akal dan itu sesuatu yang baik

menurut saya. Karena kalau semuanya masuk pemerintahan, memang dalam sistem presidensial kita bukan

hanya sistem presidensial kita tapi dibanyak negara itu partai yang tidak mendukung presiden itu bisa saja

menyebrang untuk mendukung presiden, ketika pemilihan presiden itu mereka berbeda, kemudian ketika

menjalakan pemerintahan itu mereka bersamakan kaya Golkar, itu biasa terjadi apalagi berbicara ideologi

antar partai kan tidka terlalu jauh tidak sulit. Jadi menurut saya itu hal yang wajar dan baik, karena kalau

semuanya ikut pemerintahan itu jadi pemerintahan multi partai, tidak ada lagi yang mengkritisi eksekutif.

Kalau begitu kan bisa terjadi tirani bersama ologarki jadinya, itu tidak baik untuk Demokrasi.

Penulis:

Saya sepakat dengan hal itu, karena memang yang say abaca dari Robert Dahl aspek oposisi adalah faktor

penting dalam kehidupan demokrasi, nah kemudian pertanyaannya sekalipun oposisi tidak disebutkan

dalam literatur negara kita, nah apa yang menjadi keuntungan Gerindra dan PKS dalam kacamata anda

sebagai pengamat politik?

Narsum:

Opisis koalisi itu tidak harus disebutkan dalam konstitusi, itu fakta politik aja. Dalam sistem parlementer

juga tidak ada tuh aturan tentang koalisi opisisi. Itu Kenyataan aja, kalau sistemnya mutipartai tidka ada

partai yang dominan yang menang maka untuk pemerintah harus berkoalisi, itu fakta politik, jadi koalisi itu

fungsi dari sistem multi partai, kalau sistemna multri partai, mau siste presedensil atau parlementer kalau

sistem kepartaiannya multi partai dan sistem multipartainya itu pragmatis, tidak ada partai yang dominan

tidak ada partai yang memeperoleh suara 50% lebih, mau tidak mau harus berkoalisi. Tetapi dalam sistem

presidensil bisa tidak terjadi koalisi itu walaupun dia multipartai walaupun tidak ada partai yang dominan

dalam sistem presidensil. Kalao sistem parlementer pasti terjadi tuh koalisi, karena tidak mungkin

membentuk pemerintahan tanpa adanya koalisi kan. Dalam sistem presidensil karena parlemen dengan

Page 156: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

presiden itu terpisah bisa saja walaupu tidakada partai yang menag dalam pemilu hanya kurang dari 50%

itu bisa saja, artinya presiden tetap bisa membentuk pemerintahan tanpa dukungan mayoritas di parlemen.

Tapi secara politik itu problematik, karena kalau prsidennya hanya didukung dengan minimal, minimal

jumlah kursi yang minoritas maka dia akan kesulitan berhadapan dengan parlemen. Kalau terjadi kesulitan

seperti itu, presidennya dari partai minoritas, parlemennya terdiri dari partai-partai yang tidak mendung

presiden, apakah pemerintahan tetap berjalan? Ya pemerintahan tetap berjalan, kalau di parlementer kan

bubar kalau di presidensil tidak bubar. Cuma kemungkinan di sistem presidensil yang presidennya

didukung partai minoritas itu akan terjadi gontok-gontokan, konflik terus menerus antara presiden dengan

legislatif. Nah karna itu maka koalisi juga menjadi niscaya dalam sistem presidensil, karena biasanya

presiden itu tidak mau kebijakannya itu tidak didukung. Dalam konteks Indonesia, lebih perlu lagi koalisi

itu kalau sistemnya multi partai dan tidak ada parati dominan. Kenapa? Karena kalau presiden sama DPR

kuat-kuatan maka dua-duanya tidak bisa kerja. Misalnya, tidak bisa bikin Undang-undang, Undang-undang

tidak akan bisa dibuat kalau presiden dan DPR tidak setuju bersama kan. Jadi sesuatu yang niscaya. Nah

apa keuntungan partai koalisi? Untuk melihat itu, keuntungan yang jelas kita bisa lihat bagaimana PDIP 10

tahun jadi oposisi kan? Dari jaman SBY ya kan, di periode ketika SBY tidak punya kesempatan lagi untuk

maju sebagai presiden di 2014, maka PDIP memperoleh keuntungan elektoral dia menjadi pemenang saat

pemilu atau memperoleh suara yang besar. Jadi ini konfensional aja, orang berharap dengan menjadi perati

oposisi mereka bisa mendapat keuntungan elektoral dalam jangka panjang, itu yang paling kelihatan. Tapi

keuntungan elektoral oposisi bisa diperoleh kalau masyarakat tidak puas dengan incumbent tapi kalau

masyarakat puas dengan incumbent maka oposisi akan sulit untuk memperoleh keuntungan elektoral ketika

incumbent masih ada, maka itu PDIP tetap kalah pas tahun 2009, ketika SBY masih incumbent kita lohat

nanti untuk periodenya Jokowi 2019 akan kita lihat apakah ada keuntungan erektoral yang diperoleh

Gerindra dan PKS atau tidak, itu akan terantung kepada apakah orang puas atau tidak dengan Jokowi nanti

sampai tahun 2019. Tapi secara umum memang oposisi itu membuat partai-partai yang menjadi oposan itu

memiliki kemungkinan untuk memperoleh keuntungan elektoral, ketika pemerintahnya mengalami

kegagalan atau misalnya kinerja nya dianggap tidak baik atau memperoleh persepsi negatif dari

masyarakat. Nah secara normatif secara umum, keuntungan menjadi oposisi itu adalah ideologi nya bisa

dikontraskan dengan ideologi partai pendukung pemerintah. Tapi dalam konteks Indonesia perbedaan

ideologi itu kan tidak begitu nyata, perbedaan ideologi dalam arti yang menjadi dasar dalam kebijakan.

Misalnya secara ekonomi tidak ada perbedaan ideologi antara Gerindra dan PKS dengan PDIP, semuanya

ekonomi kerakyatan tapi instrumennya tetap terbuka dengan modal, tetep tebuka dengan ideologi kapitalis,

tidak ada yang ideologinya sosialis misalnya tidak ada. Memang mengatakan perlu ekonomi kerakyatan

tapi semuanya terbuka dengan modal swata dan sebagainya. Nah tapi dalam konteks persaingan antara

Gerindra dan PKS dengan partai-partai yang mendukung Jokowi, ada kemungkinan semacam perbedaan

ideologi yang membuatnya tajam, yaitu fakta bahwa PKS itu adalah partai yang menggunakan islam,

terutama islam dalam artian islam modernis atau mau dibagi antara dua aliran besar islam modernisme dan

tradisionalisme. PKS itu partai yang berbasis islam modoernis yang memang kontras terutama dengan

Page 157: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

partai-partai yang mendukung Jokowi itu cenderung partai-partai yang cenderung berorientasi islam

tradisional seperti PKB , NU atau islam abangan seperti PDIP, meskipun belakangan ada PAN yang

tampak yang tidak merasa nyaman untuk berada di koalisi Jokowi. Nah perbedaan aliran ini, perbedaan

aliran dalam arti ideologi islam ini bisa membuat PKS memperoleh keuntungan elektoral dengan menjadi

oposan terhadap jokowi partai opisis. Karena kalau kita perhatikan kelompok-kelompok islam modernis

cederung memang tidak dekat dengan Jokowi, kelompok kelompok warga masyumi misalnya, kelompok-

kelompok yang dulu menjadi partai muslim Indonesia, kelompok-kelompok aktivis dakwah kampus dan

sebagainya itu kebanyakan adalah kelompok-kelompok yang minimal tidak begitu bersahabat dengan

Jokowi. Nah, PKS dengan menjadi oposan itu dia bisa menarik suara orang-orang yang anti terhadap

Jokowi, yang jumlahnya hampir 50% ketika birokrat lalu, sekarang mungkin jumlahnya sedikit. Tapi kalau

kita lihat survey SMRC bulan Mei lalu masih ada sekitar 31% orang yang tidak puas terhadap Jokowi, yang

puas ada 67% . 31 % itu umumnya adalah pemilih Prabowo dan orientasi adalah lebih banyak ke PKS dan

Gerindra. Jadi dengan menjadi oposisi, PKS itu bisa memelihara konsituen atau malah menarik konsituen

yang tadinya memang tidak pro Jokowi. Jadi keuntungan elektoral juga dari segi ideologi itu. Gerindra

tampaknya memainkan dua hal, yaitu ketokohan Prabowo yang memang memiliki pengikut, sehingga

orang-orang yang tadinya tidak suka Jokowi tetap akan memilih Prabowo dengan Gerindra menjadu oposan

dan Gerindra juga memainkan strategi politik mendakati kelompok islam yang tadi yang anti Jokowi,

kelompok islam yang cenderung modernis yang cenderung tidak begitu pro kepada pemerintahan ini yang

selama ini lebih banyak dikenal disekitar Prabowo yang cenderung bersebrangan dengan kelompok-

kelompok abangan seperti yang ada di PDIP atau islam tradisional yang ada di PKB. Jadi itu keuntungan

elektoral sebagai partai dengan menjadi oposisi. Jadi apa keuntungannya ya elektoral, kerugiannya ya tidak

punya kekuasaan.

Penulis:

Tapi ini tikak berlaku di daerah-daerah juga ya pak? Dalam arti di daerah pun ada koalisi yang dibangun

dengan Gerindra dengan PDI misalnya, tapi seharusnya ini bisa menjadi garis besar dua kelompok.

Narsum:

Ya tidak bisa, karena oposisi tingkat nasional tidak bisa serta merta tercermin oposisi tingkat lokal. Satu,

berbeda sistem politik di tingkat nasional dengan sistem politik di tingkat lokal, jadi hungan antara presiden

dengan DPR itu tidak sama dengan hubungan antara gubernur atau wali kota bupati dengan DPRD tingkat

1 dan tingakt 2. DPRD tingkat 1 tingkat 2 itu jauh lebih lemah posisinya berhadapan dengan kepala daerah,

kalau diperhatikan struktur pemerintahan kita itu. Jadi tidak persis sama, kalau di nasional itu kan betul-

betul cenderung seimbang antara presiden dengan DPR, kalau di tingkat provinsi dan kabupaten kota

gubernur eksekutif jauh lebih dominan. Definisinya ada kalau kamu perhatikan di undang-undang

pemerintahan daerah DPRD itu adalah bagian dari pemerintahan daerah, kalau DPR kan bukan bagian dari

ekeskutif, dia terpisah. Baru ada atasannya, gubernur itu ada atasannya yaitu menteri dalam negeri kan.

Atasan langsungnya itu sebernya presiden tapi dilaksanakan oleh menteri dalam negeri. Bah menteri dalam

negeri juga secara politik juga atasan DPR, jado bukan DPR pusat yang menjadi atasannya DPRD provinsi.

Page 158: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

Kenapa begitu? Peraturan undang-undang DPR tentang DPRD provinsi itu dibuat oleh menteri dalam

negeri, berapa gaji nya DPRD itu dibut oleh menteri dalam negeri. Kalau ada perda yang tidak disetujui,

kalau ada perda yang tidak pas dengan kondisi nasional dibatalkan oleh menteri dalam negeri. Menteri

dalam negeri adalah atasan langsung dari kepala daerah dalam konteks politik itu. Jadi kalau misalnya

terjadi kebuntuan antara kepala daerah baik gubernur maupun tingkat dua kebuntuan dengan DPRD maka

menteri dalam negeri yang turun dan itu bisa menguntungkan kepala daerah yang bersangkutan atau tidak

menguntungkan kalau kebetulan kepala daerah berbeda partai dengan Presiden. Karena itu oposisi menjadi

tidak begitu penting dalam konteks seperti oposisi di tingkat nasional. Nah,oposisi menjadi peristiwa yang

sifatnya lokal, jadi politik ditingkat provinsi maupum kabupaten kota itu politik yag sifatnya tergantung

pada dinamika di tingkat lokal, dinamika ditingkat lokal itu tidak serta merta menjadikan dinamika

ditingkat nasional, maka misalnya Demokrat dengan PDIP bersekutu dalam pilkada di Aceh, Golkar dan

PDIP bertarung di Banten padahal Golkar kann teman setianya PDIP di pusat. Karena ada perbedaan

dinamika di tingkat lokal, tidak bisa kalau disamakan. Jadi tidak serta merta ada oposisi di tingkat nasional

kemudian menjadi oposisi juga ditingkat lokal. Oposisi ditingkat lokal itu mencerminkan dinamika politik

lokal bukan mencerminkan dinamika politik nasional.

Penulis:

Tapi kalau gambaran misalnya pilkada DKI Jakarta apa itu juga cerminan dari politik nasional kira-kira?

Narsum:

Sejumlah daerah bisa, karena kesamaan dinamika politiknya mirip. Kebetulan kan dalam konteks Jakarta

itu satu, secara geografis sangat dekat dengan tingkat nasional, yang kedua Gubernur Jakarta yang kemarin

Ahok itu kan mantan wakilnya Jokowi. Jokowi itu memang dianggap satu kubu dengan Ahok, sehingga

memungkinkan untuk terjadinya kebelahan seperti ditingkat nasional dalam arti partai-partainya, tapi itu

juga tidak terlalu tercemin diputaran pertama kalau itu betul-betul mencerminkan oposisi tingkat nasional

kan PKB, PPP harusnya kan kemarin dikung Ahok awalnya di putaran pertama, tapi kan ada dinamika

politik yang berbeda juga di Jakarta. Jadi Jakarta pun tidak sepenuhnya mencermintak pertarungan tingkat

lokal, tapi diputaran kedua itu menjadi tertarik karena seolah-olah memang ada kubu Prabowo dan ada

kubu non-Prabowo. Nah kubu non-Prabowo itu Ahok itu dikategorisasikan ke Jokowi dan kebetulan

tampaknya Jokowi ikut bermain meskipun kan secara resmi kan tidak, tapikan partai-partai pendukung

Jokowi umumnya adalah partai pendukungya Ahok tapi hanya di putaran kedua. Dengan kata lain tetap aja

dinamika politik lokal mempengaruhi, tetep saja oposisi koalisi ditingkat lokal itu mencerminkan dinamika

politik lokal karena dinamika politik lokalnya diputaran kedua itu berbeda dengan diputaran pertama maka

koalisi oposisi juga berbeda itu di dalam kebijakan umum tetapi pilkada, tapi dalam pemerintahan kan

beda. Ketika kita bicara koalisi oposisi kita bicara pemerintahan bukan pemilu kan, jadi Jogjakarta itu

dengan dinamika nasional, dinamika nya dinamika pemilunya ada yang sama tapi dinamika

pemerintahannya kan beda. Sekali lagi berarti beda, dinamika politik nasional berbeda dengan dinamika

politik lokal.

Penulis:

Page 159: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

Apa yang seharusnya dilakukan Gerindra dan PKS dalam menyikapi partainya sebagai oposisi? Misalkan

dalam APBN kalaupun dia bersifat oposisi dia menyiapkan alternatif lah kalau memang ada perdebatan di

dalam parlemen sebelum ada pengesahan, kemudian alternatif apa sih yang harus dilakukan oleh Gerindra

dan PKS sebagai oposisi?

Narsum:

Fungsai APBN itu kan diusulkan oleh presiden lalu dimodifikasi dan disetujui oleh DPR, kalau kamu

perhatiakn perdebatannya itu bukan hanya Gerindra yang dengan pemerintah dalam hal penyusun APBN.

Kan ketika penyusunan APBN itu pembahasan itu, membahasnya itu kan mulai dari panitia anggaran lalu

di komisi, dimasing-masing komisi itu ada sikap dari fraksi-fraksi dan juga sikap masing-masing individu

anggota DPR. Jadi dalam pembahasan undang-undang atau APBN seringkali tidak tercermin oposisi

koalisi secara karena ketika membahas satu persatu detail-detailnya itu tergantung sikap fraksi masing-

masing kemudian kepentingan fraksi masing-masing dan kepentingan individu bisa jadi. Hanya dalam isu-

isu tertentu yang besar biasanya ada pembelahan oposisi dengan koalisi dalam proses di DPR itu, misalnya

PKB itu banyak sekali dia cocok dengan Gerindra dan PKS dalam undnag-undang pemilu kemarin,

sebetulnya dalam konteks ambang bataspun sebetulnya PKB lebih cocok dengan Gerindra dan PKS tapi

setelah presidennya melakukan mobilisasi sedemikian kuat sehingga partai-partai pendukung presiden

mencoba untuk berada di barisan presiden. Perbedaan antara PDIP dengan Golkar dengan PKB PAN itu

jelas, apakah akan menggunakan sistem pemilu tertutup atau terbuka. Kalau sistem pemilunya tertutup itu

menguntungkan perolehan besar, PKB PAN kemudian bersatu dengan PKS didukung oleh Gerindra. Jadi

dimana oposisi koalisi? Kan ngga ada disitu, tidak tercermin. Jadi oposisi dan koalisi tidak selalu tercermin

dalam segi partai-partai di luar pemerintahan dengan partai-partai di dalam pemerintahan itu tidak seluruh

tercermin di dalam proses di DPR itu tergantung kepada konteks dan visinya apa tapi biasanya dalam isu-

isu yang besar yang pemerintahannya ngotot maka biasanya terjadi pembelahan yang cukup tajam antara

jadi keliatan yang mana oposisi dan yang mana koalisi. Contohnya yang dianggap besar adalah ambang

batas presiden, atau isu-isu yang menarik perhatian publik yang luas misalnya isu korupsi seperti isu pansus

angket KPK misalnya, itukan agak jelas tuh perbedaan antara koalisi dengan oposisi. Kemudian isu BBM

itu biasanya juga cukup jelas, isu-isu yang menarik perHatian publik. Dan memang disistem politik mana

pun perbeaan yang tajam antara opossi dan koalisi itu biasanya disiu –isu tertetu, isu-isu yang besar yang

biasanya menarik perhatian publik

Penulis:

Padahal idealnya partai oposisi juga harus menyiapkan alternatif shadow budgeting?

Narsum:

Dia ngga perlu begitu, karena ini bukan sistem parlementer. Di sistem parlementer pun juga tidak harus

begitu

Penulis:

Tapi bukankan itu idealnya pak?

Narsum:

Page 160: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

Tidak, ideal sebagai apa?

Penulis:

Ya sebagai oposisi harus menyediakan alternatif?

Narsum:

Ya alternatif, semua orang menyiapkan alaternatif pasti menyiapkan alternatif. Misalnya, dalam sistem

pemilu pemerintah mintanya sistem terbuka terbatas, Gerindra PKS maunya sistem tertutup. Salam sistem

ambang batas pemerintah mintanya 20%, Gerindra PKS sama Demokrat yang oposan mintanya 0%, apa

tidak ada ambang batas, kan alternatif. Demikian juga APBN, misalnya di jaman SBY PDIP tidak setuju

ada bantuan langsung tunai, meskipun tetap ada walaupun jumlahnya dikurangi dlam artian waktu atau

nominalnya dikurangi. Ya itu alternatif yang disiapkan, apakah misalnya Gerindra harus punya APBN

sendiri, ya boleh aja mereka punya tapi untuk apa kalu itu tidak terlaku diperlukan, kan bisa dikuliti satu

persatu disepakati satu persatu, tidak harus begitu. Memang dalam sistem parlementer memag ada seperti

yang kabinet bayangan untuk didalam sistem presidensil ngga dikenal, ya oposisi itu partai-partai yang

berada di luar pemerintahan itu aja.

Penulis:

Mengenai oposisi di Indonesia ini bagaimana anda melihat atau menggambakan tentang oposisi dimasa

depan?

Narsum:

Ya oposisi itu diperlukan, sistem presidensil itu sebenernya didesign supaya ada oposisi, supaya semua

tidak semua nya berada di sekitar eksekutif, supaya parlemen punya kemampuan untuk mengkritisi

eksekutif. Jadi ke depan oposisi adalah suatu hal yang baik yang harus ada. Memang tantangannya adalah

karna jarak ideologis antar partai di Indoensia itu tidak jauh kemudian kebijakan antar partai baik dibidang

politik, sosial, budaya, ekonomi itu tidak terlalu jauh maka kecenderungan partai-partai untuk ikut ke dalam

pemerintahan itu lebih besar. Kita lihatkan besarnya koalisi kan selalu 70% jadi kemungkinan ke depan

koalisi di Indonesia kalau sistem partainya tetap pragmatis seperti sekarang, maka dengan jarak ideologis

yang tidak jauh maka kecenderungan partai-partai untuk berada di oposisi itu tidak banyak. Lebih banyak

yang suka menjadi bagian dari koalisi, walaupun mungkin mereka ketika pilpres berbeda dengan

presidennya. Melihat kecenderungan politik Indonesia sekarang ya kira-kira akan tetap ada satu dua partai

yang tetep mau berada di oposisi ke depan karena tidak semua partai bisa cocok. Itu kan tergantung dengan

presidennya bagaimana, kemudian konfigurasi antar pimpinan partainya, lalu bagaimana sejarah proses

pertarungan politiknya baik yang legislatif maupun eksekutif. Tapi ada kemungkinan juga terjadi

pengentalan defisit ideologi, kemungkinan terutama antara kelompok nasionalis islam dengan kelompok

nasionalis sekuler. Kalau melihat belekangan ini dan kecenderungan global kan ada kecenderungan orang

orang untuk dekat ideologi nya masing-masing misalnya dalam segi agama terutama islam. Jadi di

Indonesia juga begitu, ada kecnderunga sekelompok orang islamnya makin kental dari sisi politiknya. Ada

juga yang tetep menganggap agama bukan bagian dari politik, jadi sekarang itu mulai terliat pembelahan

antara orang yang menanggap islam merupakan bagian dari politik dan yang menganggap islam bukan

Page 161: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

bagian dari politik atau hubungan sekuler antara islam dan politik ada penguatan. Kalau itu yang terjadi

maka ke depan itu erjadi penguatan dari segi ideologi menjadi dua kutub besar, meskipun masih cair

sekarang tapi ada kemungkinan juga ke sana, karena itu oposisi koalisi ke depan bisa juga menjadi

perbedaan antara kelompok nasionalis sekuler dan nasionalis islam. Penggunaan isu-isu identitas itu juga

menjadi pembenaran global.

Wawancara dengan Pipin Sopian, Kepala Departemen Politik PKS

Pada tanggal 22 Agustus 2017, pukul 18.00 WIB

1. Penulis:

Faktor apa saja yang mempengaruhi PKS tetap berada di luar pemerintahan atau oposisi?

Narsum:

Yang pertama, itu adalah hasil Munas, Majelis Syuro PKS mengamanatkan bahwa PKS tetap berada di luar

pemerintahan. Jadi kita kalah dalam Pilpres, lalu kita berkomitmen untuk berada di luar pemerintahan.

Munas Majelis Syuro itu tidak bisa diubah oleh kebijakan Presiden atau DPP PKS, jadi itu harus diubah

dalam Munas dan Majelis Syuro tidak pernah mencabut itu, jadi sampai ini kita oposisi. Ini melihat bahwa

PKS itu kan ingin berkhitmat untuk umat, melayani masyarakat tidak harus di dalam pemerintahan.

Mengawasi menjadi oposan, namanya oposisi loyal. Loyalnya kepada masyarakat, jadi misalnya berpihak

pada kepentingan masyarakat, kebijakan pemerintah yang baik akan kita dukung, tapi kalau tidak kita akan

mengkritik, seperti beberapa kasus semisal tax amnesty dan kita menolak secara tegas di DPR dalam

paripurna bahwa tax amnesty itu melahirkan ketidakadilan bagi masyarakat yang rajin dan tidak. Jadi PKS

melihat oposisi itu tidak harus benar maka kita harus salahkan, jadi kalau pemerintah benar ya harus

didukung. Pertimbangannya matang bahwa oposisi itu bukan perbuatan tercela melainkan pilihan.

2. Penulis:

Di dalam Munas yang anda sebutkan tadi sikap PKS menjadi oposisi apakah tertulis dan ada blue print

nya?

Narsum:

Anda bisa lihat di google terkait dengan Munas, kebijakan hasil Munas PKS sejak 2014. Meskipun ada

godaan, sempat pimpinan ditawarkan posisi untuk masuk di pemerintahan, tetapi tidak kita ambil. Karena

kita istikomah, berkhitmat melayani masyarakat tidak harus di dalam pemerintahan, di luar juga bisa. Kami

menyadari betul check and balance itu penting, karena pemerintah yang didukung oleh partai politik akan

menciptakan otoritarianisme, pemerintah bisa jadi diktator karena tidak ada yang mengawasi. Kalau semua

kebijakan pemerintah dibiarkan begitu saja tanpa ada pengawasan malah bahaya masyarakat.

3. Penulis:

Apakah latar belakang pada saat Munas itu dipengaruhi oleh prinsip ideologi dalam memilih oposisi?

Narsum:

Page 162: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

Jadi sebetulnya historisnya dari Pilpres ya, kita mendukung pasangan Prabowo-Hatta yang kemudian

komitmen tersebut berwadah KMP. Dan sampai saat ini partai yang konsisten menjadi oposan adalah

Gerindra dan PKS, kita tidak terpengaruh dengan yang lain.

4. Penulis:

Secara Substansial, alternatif apa yang ditawarkan PKS sebagai oposisi dalam mengawasi kebijakan

pemerintah?

Narsum:

Yang pertama, kita melihat dari sisi konstitusi dan UU. Kita akan keras, bahwa demokrasi itu dilihat dari

prosedural dan substansial. Nah tolak ukur peraturan ini menjadi ukuran. Kedua, soal substansial kira-kira

ini berpihak pada masyarakat atau tidak berpihak pada keadilan dan kesejahteraan untuk masyarakat atau

tidak. Yang paling kentara kita memperlihatkan partai oposisi ketika menolak Perppu Ormas, itu bertolak

belakang pada konstitusi, seharusnya kalau dia melihat partai politik yang rasional, bahwa produk

pemerintah ini tidak sempurna dan terburu-buru maka seharusnya ditolak. PKS menjadi partai pertama

yang menolak Perppu Ormas tersebut. Bagaimana mungkin UU bertolak belakang dengan konstitusi,

Perppu Ormas ini mengkriminalisasi kelompok yang ingin melakukan perubahan atau amandemen.

5. Penulis:

Terkait RUU Pemilu, apa yang melatarbelakangin PKS menolak (5 isu krusial)?

Narsum:

Pertama, karena pemilu dan pilpres bersamaan, dan dalam UUD disebutkan bahwa pemilu itu dengan

pilpres disatukan, dikuatkan oleh keputusan MK. Jika itu disatukan apa yang menjadi dasar untuk

menentukan presentase, bagaimana dengan partai-partai baru.Kedua, kita ingin masyarakat punya pilihan

yang banyak terkait dengan pilihan Presiden (alternatif calon), alternatif yang banyak itu akan

menguntungkan masyarakat. Jadi masyarakat tidak dikungkung satu dua calon yang secara finansial kuat.

Tapi kita butuh alternatif calon yang memang dia sudah teruji dan tidak terlibat dalam mafia politik.

Sekarang mungkin akan terblok menjadi tiga seperti pilkada DKI, kalau dua ya mungkin kembali Jokowi

Prabowo.

Argumentasi PKS adalah karena terdapat ketidakadilan dengan partai-partai kecil, hal ini menjadi

berbahaya pada masalah konversi, quota hare. Saint league murni itu merugikan partai kecil.

6. Penulis:

Mengenai Hak Angket KPK, bagaimana respon PKS saat itu?

Narsum:

Kita menolak, jadi kita melihat tidak diperlukan hak angket itu karena ada cara lain. Pertama, rapat dengar

pendapat. Kedua, PKS mengkritisi cara pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan DPR secara

serta merta langsung mengetuk hak angket tanpa meminta pendapat pada peserta sidang. Seharusnya tidak

bisa langsung diketuk begitu saja, pasti ada yang tidak setuju dan menolak bahkan bisa jadi votting. Ketiga,

ada konflik kepentingan yang menjerat banyak politisi. Faktor lain misalkan melalui Prof Mahfud MD,

angket tidak bisa digunakan untuk KPK, angket digunakan untuk Presiden. Kita kepengennya bertahap,

Page 163: MODEL OPOSISI PARTAI POLITIK DI INDONESIA: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40920/1/ADE... · Skripsi ini memusatkan analisis oposisi partai politik di

misalnya rapat dengar pendapat dulu, hak bertanya, kita ingin tahapan itu dulu dan ini sudah dikaji oleh

PKS. Kita khawair ada conflict of interest antarahak angket dengan kasus e-ktp, semacam ada bergen

politik antara lembaga DPR dan KPK. Saya secara pribadi menduga, ketika hak angket itu diputuskan, ada

tekanan oligarki di DPR.

7. Penulis:

Mengenai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Jokowi-JK apa yang sangat dikritisi oleh PKS,

dan kedepan fokus apa yang ingin dilakukan PKS?

Narsum:

Pertama, masalah keadilan dan hukum. Kita melihat masih ada tebang pilih kasus hukum, kriminalisasi

ulama, pelindungan khusus pada kasus Ahok. Demo anti Ahok terintimidasi demo dibatasi, sementara pro

Ahok dibiarkan begitu saja sampai malam. Bagi PKS semua orang sama dimata hukum, kalo melanggar ya

tentu harus dihukum. Yang kita lihat adalah seharusnya pemerintah punya sikap yang adil. Kedua, masalah

kesejahteraan, kesenjangan yang begitu kuat dimana pencabutan subsidi listrik, bbm dan lainnya. Jadi

hukum dan ekonomi ini yang menjadi fokus PKS.